penerapan model pembelajaran kooperatif...

165
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD/MI (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta Barat) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: DENI IRAWAN NIM. 109018300097 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M

Upload: tranhuong

Post on 06-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD/MI

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta Barat)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

DENI IRAWAN

NIM. 109018300097

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar

Matematika Siswa SD/MI”, disusun oleh Deni Irawan NIM. 109018300097,

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui

bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan

pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 21 Februari 2014

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Skripsi,

Otong Suhyanto, M.Si

NIP. 19681104 199903 1 001

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

iii

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN MONAQOSAH

Skripsi berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar

Matematika Siswa SD/MI” disusun oleh Deni Irawan, NIM. 109018300097,

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan LULUS dalam Ujian

Munaqosah pada tanggal 11 Maret 2014 dihadapan Dewan Penguji. Karena itu,

penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

Panitia Ujian Munaqosah

1. Ketua Panitia (Ketua Jurusan PGMI)

Dr. Fauzan, MA

NIP. 19761107 200701 1 013

2. Penguji I

Maifalinda Fatra, M.Pd

NIP. 19700528 199603 2 002

3. Penguji II

Dr. Gelar Dwi Rahayu, M.Pd

NIP. 19720419 199903 2 002

Tanggal

...........................

...........................

...........................

Tanda Tangan

...........................

...........................

...........................

Jakarta, April 2014

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Dekan,

Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D

NIP. 19591020 198603 2 001

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Deni Irawan

NIM : 109018300097

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar Matematika Siswa SD/MI

Menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan sepanjang

pengetahuan saya tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain

atau telah digunakan sebagai persyaratan studi di perguruan tinggi lain kecuali pada

bagian-bagian tertentu saya ambil sebagai acuan. Apabila ternyata terbukti bahwa

pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 21 Februari 2014

DENI IRAWAN

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

v

PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Deni Irawan

NIM : 109018300097

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jenis Penelitian : Skripsi

Judul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar Matematika Siswa SD/MI

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UIN Syarif Hidayatuallah

Jakarta atas penulisan karya ilmiah saya, demi mengembangkan ilmu

pengetahuan.

2. Memberikan hak penyimpanan, mengalih mediakan/mengalih formatkan.

3. Mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), mendistribusikannya, serta

menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada

perpustakaan UIN Syarif Hidayatuallah Jakarta, tanpa perlu meminta ijin dari

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

4. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan

perpustakaan UIN Syarif Hidayatuallah Jakarta, dari segala bentuk tuntutan

hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 21 Februari 2014

Yang Menyatakan,

Deni Irawan

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

vi

ABSTRAK

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement

Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa

SD/MI (PTK di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi-Jakarta Barat)

Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, STAD, dan Motivasi Belajar

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar Matematika

siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Divisions (STAD) pada siswa kelas IV SDN Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta

Barat. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dengan melalui empat tahapan; perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang terdiri dari empat kali pertemuan pada

setiap siklusnya. Data penelitian berupa motivasi belajar siswa diperoleh melalui

instrumen angket yang diberikan kepada setiap siswa pada setiap akhir siklus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Student Teams Achievement

Divisions (STAD) dapat meningkatkan motivasi belajar Matematika siswa pada

siklus I sebesar 77,62% dengan kategori “Sedang”. Pada siklus II meningkat

menjadi 95,08% dengan kategori “Tinggi”. Peningkatan motivasi belajar

Matematika siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 17,46%. Dari paparan di atas

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan motivasi belajar Matematika

siswa kelas IV SDN Cengkareng Timur 01 Pagi-Jakarta Barat.

Pada penelitian tindakan ini, motivasi belajar matematika siswa dapat

meningkat dengan diterapkannya langkah-langkah yang terdapat pada model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

diantaranya dengan memberi angka atau nilai atas kegiatan dan hasil belajar

siswa, penghargaan dan pemberian hadiah, pujian guru, persaingan antar

kelompok, dan keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa juga termotivasi dengan

adanya metode-metode belajar yang menarik, aktif, dan kreatif, serta tujuan

belajar yang akan dicapai siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

DENI IRAWAN (PGMI)

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

vii

ABSTRACT

Application of Cooperative Learning Model Type of Student Teams

Achievement Divisions (STAD) to Enhance Learning Mathematics Student

Motivation SD/MI (CAR in SDN 01 East Cengkareng-West Jakarta)

Keywords: Cooperative Learning, STAD, and Learning Motivation

This study aims to improve students' motivation to learn mathematics

through cooperative learning model Student Teams Achievement Divisions

(STAD) in the fourth grade students of SDN 01 Morning East Cengkareng-West

Jakarta. The design of this study was Classroom Action Research (CAR) through

four stages; planning, implementation, observation, and reflection. The study

consisted of two cycles consisting of four meetings in each cycle. The research

data in the form of student motivation is obtained through a questionnaire

instrument given to each student at the end of each cycle.

The results showed that Student Teams Achievement Divisions (STAD)

can increase students' motivation to learn mathematics in the first cycle of 77.62%

to the category of "Moderate". In the second cycle increased to 95.08% in the

category of "High". Increasing students' motivation to learn mathematics from the

first cycle to the second cycle of 17.46%. From the above description it can be

concluded that the cooperative learning model Student Teams Achievement

Divisions (STAD) may increase the motivation to learn mathematics fourth grade

students of SDN 01 Morning East Cengkareng-West Jakarta.

In this action research, students' motivation to learn mathematics can be

increased with the implementation of the measures contained in the cooperative

learning model Student Teams Achievement Divisions (STAD) gave them the

number or value of the activity and student learning outcomes, awards and gifts,

teacher praise, competition between groups, and student involvement in learning.

Students are also motivated by the presence of learning methods are interesting,

active, and creative, as well as the learning objectives to be achieved by students

during the learning process takes place.

DENI IRAWAN (PGMI)

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

viii

MOTTO

Masa depan adalah milik mereka yang percaya tentang keindahan mimpi-mimpi mereka.

(Eleanor Roosevelt)

Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu

kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan

kemajuan selangkah pun.

(Soekarno)

Hidup seekor lebah lebih bernilai daripada binatang lain bukan lantaran ia pekerja giat, tapi

karena ia lebih suka bekerja (menghasilkan madu) untuk kenikmatan pihak lain.

(Anonim)

Tak ada yang dapat menghentikan orang yang bersikap mental benar dari upayanya meraih

cita-cita, dan tidak ada satu pun yang dapat menolong orang bersikap mental keliru.

(Thomas Jefferson)

Kita menikmati kehangatan karena kita pernah kedinginan. Kita menghargai cahaya karena

kita pernah dalam kegelapan. Maka begitu pula, kita dapat bergembira karena kita pernah

merasakan kesedihan.

(David L. Weatherford)

Dari semua hal, pengetahuan adalah yang paling baik, karena tidak kena tanggung jawab

maupun tidak dapat dicuri, karena tidak dapat dibeli, dan tidak dapat dihancurkan.

(Hitopadesa)

Do’a memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi

percaya, dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.

(Irawan D. Radino)

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

ix

PERSEMBAHAN

For all those time you stood by me

For all the truth that you made me see

For all the joy you brought to my life

For all the wrong that you made right

For every dream you made come true

For all the love i found in you

I’ll be forever thankful

You’re the one who held me up, never let me fall

You’re the one who saw me through it all

You were my strength when i was weak

You were my voice when i couldn’t speak

You were my eyes when i couldn’t see

You saw the best there was in me

Lifted me up when i couldn’t reach

You gave me wings and made me fly

You touch my hand i could touch the sky

I lost my faith you gave it back to me

You said no star was out of reach

Kupersembahkan karya ini untuk:

o Ayah dan Bunda tersayang, yang sangat kusayangi dan segalanya bagiku, love you.

o Adik-adikku yang selalu memberikan dukungan dengan kasih sayang dan perhatiannya,

Rohman Azi Saputra dan Faozan Nur Amanulloh.

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

x

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah selain memanjatkan puji kepada Yang Maha

Suci, memuja kepada Yang Maha Kuasa, dan bersyukur kepada Yang Maha

Ghofur. Dia-lah Allah SWT Yang Maha Esa, Maha Agung dan Maha Bijaksana.

Berkat inayah, taufiq, dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelasaikan skripsi

ini dengan baik dan lancar.

Rasa hormat, ta’zim, dan kerinduan kepada Baginda Rasulullah Nabi

Muhammad SAW yang memberikan pencerahan kepada seluruh umat manusia,

semoga sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada beliau, keluarga,

sahabat, para pewarisnya, dan kepada kita selaku umat akhir jaman semoga

menjadi umat yang selalu mengikuti akan ajarannya, Amin.

Sebuah karya ilmiah ini tentunya masih sangat banyak kekurangan dan

kelemahan dalam penulisan dan penyusunannya. Hal ini dikarenakan keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman penulis, namun berkat dorongan dan bantuan dari

berbagai pihak maka dapat diselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril

dan materil, sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis

sampaikan kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Fauzan MA., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang selalu mengingatkan untuk terus menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si., Dosen Penasehat Akademik Program Studi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan

bimbingan dan arahan.

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

xi

4. Bapak Otong Suhyanto, M.Si., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak meluangkan waktunnya, bimbingan, dan arahan sehingga penulis

bisa menyelasaikan skripsi ini.

5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan ilmu kepada penulis, semoga dapat dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya.

6. Teristimewa Keluarga Besar penulis, Ayahanda Radino dan Ibunda

Suminem, atas ketulusan dan kesabaran beliau dalam membesarkan,

merawat, mendidik, dan menolong penulis agar senantiasa menjadi orang

yang sabar, tidak mudah putus asa, tawakal, bermanfaat bagi orang lain,

serta do’a beliau yang selalu menyertai hidup penulis. Teriring do’a

semoga Allah mengampuni dosa dan kekhilafan beliau dan menyayangi

beliau seperti keduanya menyayangi penulis, amin. Dan kepada adik

Rohman Azi Saputra dan Faozan Nur Amanullah, yang selalu mendukung

penulis dengan perhatian dan kasih sayang.

7. Untuk yang tersayang, my lovely Rahesya Fara Aulia yang selalu

memberikan semangat dan senyuman kasih sayang, cinta, perhatian, dan

motivasinya.

8. Sahabat-sahabat seperjuangan dari awal perkuliahan satu kelas dan satu

angkatan (Imam Hanafi, Abdul Aziz, Ramdan Suwarman, Rudy Purbianto,

Agi Nurahmadana, Herey Purwanto, Syifa Kumala, Mailina Hidayati,

Fathi Maulawi, Ahmad Maulana, Akbar Gunawan, Muhammad Sukroni,

Heri Dermawan, Angga Pranata, Rizky Pradana, Wahyu Samadyo, Nayla

Rizkiyah, Ryan Syahrini, Anggi Restiana, Sita Jayanti, Annisa Nurul Aini,

Ina Isfarina, Yuni Anggraeni, Yanita Puspitasari, Shinta Anggraeni,

Khumaira Ziya, dan Rafika Nurhidayati) yang tidak henti-hentinya

memberikan bantuan, motivasi, dan kehangatan serta kebersamaan dalam

ikatan persahabatan yang seperti dalam satu keluarga.

9. Kawan-kawan TQN Sirrul Asrar (Hufaz Fazari, Syahidain, Faizal Bahren,

Sahari, Andre Gunawan, Hendi, Aris, Imam Baihaqi, dan Ahmad Ghozali)

yang memberikan pengalaman hidup yang penuh makna dan nilai.

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

xii

10. Risnufa dan Al-Farisi (Toif Mustofa, Sulistiyo Feri, Ishak Mardia, Zardari

Alzamendy, Ambar Primandaru, Popy Meisela, Hifzhy Zulfikar, dan

Harun Ayi) bersama kawan-kawan yang terus bersemangat dan

membangun untuk lebih baik, kreatif, dan mandiri.

Semua pihak yang ikut terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu-persatu. Semoga Allah Subhanahuwata’ala membalas

segala kebaikan saudara-saudari semuanya dengan yang lebih baik. Semoga Allah

Subhanahu wata’ala dapat menerima sebagai amal kebaikan atas jasa baik yang

diberikan kepada penulis, Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis,

pembaca, dan kaum muslimin, serta semoga Allah Subhanahu wata’ala

membimbing, menolong, dan memberikan taufik, rahmat serta hidayah-Nya

kepada kita semua. Semoga shalawat dan salam serta barakah senantiasa Allah

Subhanahu wata’ala limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi

wasallam, keluarganya, para sahabatnya, serta para pewaris dan pengikutnya.

Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamiin.

Jakarta, 27 Rabi’ul Awal 1435 H

29 Januari 2014 M

Penulis

Deni Irawan

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................

HALAMAN PERNYATAAN................................................................................

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.........................

ABSTRAK...............................................................................................................

ABSTRACT............................................................................................................

MOTTO...................................................................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

DAFTAR TABEL...................................................................................................

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

x

xiii

xvii

xviii

xix

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian........................................................

C. Pembatasan Fokus Penelitian.......................................................................

D. Perumusan Masalah Penelitian.....................................................................

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian....................................................

1

6

7

7

8

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

xiv

BAB II: DESKRIPSI TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Deskripsi Teoritik.........................................................................................

1. Pembelajaran Kooperatif.........................................................................

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif................................................

b. Prinsip dan Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif................................

c. Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif...............................................

d. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif...................................

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement

Divisions (STAD) ..................................................................................

a. Pengertian STAD.............................................................................

b. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD................

c. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tipe STAD..................

3. Motivasi Belajar......................................................................................

a. Pengertian Motivasi.........................................................................

b. Fungsi Motivasi................................................................................

c. Macam-Macam Motivasi.................................................................

d. Jenis-Jenis Motivasi.........................................................................

e. Motivasi Belajar...............................................................................

f. Tujuan Motivasi Belajar...................................................................

g. Ciri-Ciri Orang Memiliki Motivasi..................................................

h. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar......................

i. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar...........................................

4. Pembelajaran Matematika di SD/MI.......................................................

a. Pengertian Matematika.....................................................................

b. Pembelajaran Matematika di SD/MI................................................

B. Hasil Penelitian yang Relevan.....................................................................

C. Kerangka Berpikir........................................................................................

9

9

9

10

12

14

15

15

16

18

19

19

21

22

24

25

26

27

28

29

32

32

33

36

37

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

xv

D. Hipotesis Penelitian Tindakan...................................................................... 37

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian...................................

C. Subjek Penelitian..........................................................................................

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian..................................................

E. Tahapan Intervensi Tindakan.......................................................................

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan................................................

G. Data dan Sumber Data.................................................................................

H. Instrumen Pengumpulan Data......................................................................

I. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data.................................................

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan...........................................................

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan........................................................

38

38

41

41

41

44

44

44

47

49

49

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data..............................................................................................

1. Penelitian Pendahuluan..........................................................................

2. Penelitian Siklus I...................................................................................

a) Perencanaan......................................................................................

b) Pelaksanaan......................................................................................

c) Observasi..........................................................................................

d) Refleksi.............................................................................................

3. Penelitian Siklus II.................................................................................

a) Perencanaan......................................................................................

b) Pelaksanaan......................................................................................

c) Observasi..........................................................................................

d) Refleksi.............................................................................................

50

50

51

51

51

62

68

70

70

70

81

86

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

xvi

B. Analisis Data................................................................................................

C. Pembahasan..................................................................................................

88

91

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...................................................................................................

B. Saran.............................................................................................................

94

95

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

LEMBAR UJI REFERENSI.................................................................................

LAMPIRAN............................................................................................................

96

98

100

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

DAFTAR TABEL

xvii

Tabel 2.1

Tabel 2.2

Tabel 2.3

Tabel 3.1

Tabel 3.2

Tabel 3.3

Tabel 3.4

Tabel 4.1

Tabel 4.2

Tabel 4.3

Tabel 4.4

Tabel 4.5

Tabel 4.6

Tabel 4.7

Tabel 4.8

Tabel 4.9

Tabel 4.10

Tabel 4.11

Tabel 4.12

Tabel 4.13

Tabel 4.14

Tabel 4.15

Tabel 4.16

Tabel 4.17

Tabel 4.18

Tabel 4.19

Tabel 4.20

Tabel 4.21

Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif……………….............

Penghitungan Perkembangan Skor Individu.....................................

Penghitungan Perkembangan Skor Kelompok..................................

Tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas..……………….............

Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Matematika..............

Kriteria Penilaian Angket Motivasi Siswa…………………............

Kategori Nilai Angket Motivasi Belajar...........................................

Skor Perkembangan Individu 1.........................................................

Skor Perkembangan Individu 2.........................................................

Skor Perkembangan Individu 3.........................................................

Hasil Pengamatan Catatan Lapangan Siklus I…………...................

Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus I…………...................

Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus I……..........................

Hasil Wawancara Siswa pada Siklus I……………..........................

Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar pada Siklus I.....................

Perhitungan Rata-Rata Skor Angket Siklus I………………............

Tindakan Perbaikan pada Siklus I…………………….....................

Skor Perkembangan Individu 4.........................................................

Skor Perkembangan Individu 5.........................................................

Skor Perkembangan Individu 6.........................................................

Skor Perkembangan Individu 7.........................................................

Skor Perkembangan Individu 8.........................................................

Hasil Pengamatan Catatan Lapangan Siklus II.................................

Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus II……………..............

Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus II…………….............

Hasil Wawancara Siswa pada Siklus II..................................................

Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar pada Siklus II……............

Perhitungan Rata-Rata Skor Angket Siklus II………………...........

14

17

18

42

46

47

48

56

59

61

63

64

65

66

67

68

69

72

75

77

79

80

81

82

83

84

85

86

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Gambar 3.1

Gambar 4.1

Gambar 4.2

Gambar 4.3

Proses Motivasi Dasar................................................................

Alur Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kurt Lewin………...

Diagram Persentase Aktifitas Mengajar Guru Siklus I dan II....

Diagram Persentase Aktifitas Belajar Siswa Siklus I dan II......

Diagram Persentase Angket Motivasi Belajar Siklus I dan II....

20

40

88

89

90

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Lampiran 9

Lampiran 10

Lampiran 11

Lampiran 12

Lampiran 13

Lampiran 14

Lampiran 15

Lampiran 16

Lampiran 17

Lampiran 18

Lampiran 19

Lampiran 20

Lampiran 21

Lampiran 22

Lampiran 23

Lampiran 24

Lampiran 25

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.......................

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II......................

Posisi Duduk Kelompok Belajar.....................................................

Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I.........................................

Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II........................................

Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I........................................

Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II.......................................

Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar Matematika Siklus I.......

Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar Matematika Siklus II......

Hasil Wawancara Guru Pra Penelitian............................................

Hasil Wawancara Guru Setelah Penelitian Siklus I........................

Hasil Wawancara Guru Setelah Penelitian Siklus II......................

Hasil Wawancara Siswa Setelah Penelitian Siklus I......................

Hasil Wawancara Siswa Setelah Penelitian Siklus II.....................

Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktifitas Belajar Siswa ………....

Rubrik Penilaian Observasi Aktifitas Belajar Kelompok…….…..

Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa.............……….........

Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa……….........

Perhitungan Rata-Rata Angket Motivasi Belajar Siklus I…..........

Perhitungan Rata-Rata Angket Motivasi Belajar Siklus II….........

Lembar Kerja Siswa Siklus I…......................................................

Lembar Kerja Siswa Siklus II.........................................................

Hasil Observasi Aktifitas Belajar Kelompok..................................

Gambar (Reward) Penghargaan…..................................................

Foto Kegiatan Pembelajaran...........................................................

100

105

110

111

112

113

114

115

119

123

125

127

128

129

130

131

133

134

135

136

137

139

141

144

145

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan

hidup suatu negara dan bangsa, dan untuk mengembangkan kualitas sumber daya

manusia. Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab

pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang

makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri,

dan profesional pada bidangnya masing-masing.

Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum

dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pada Bab II

Pasal 3, menerangkan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.”1

Tujuan pendidikan nasional dapat dicapai dengan upaya

menyelenggarakan pendidikan bagi bangsa Indonesia. Karena melalui pendidikan,

satu persatu tujuan pendidikan nasional tersebut dapat diupayakan. Maka dari itu

pemerintah wajib memberikan kesempatan kepada warga negaranya untuk

memperoleh pendidikan, karena memperoleh pendidikan merupakan hak bagi

setiap warga suatu negara itu sendiri, dan setiap negara harus menjamin

keberlangsungan jalannya sebuah proses pendidikan bagi warga negaranya. Selain

itu belajar juga merupakan kewajiban bagi setiap individu agar memperoleh ilmu

pengetahuan guna meningkatkan derajat kehidupan manusia. Oleh karena itu,

kualitas pendidikan harus ditingkatkan secara terus menerus agar sesuai dengan

tujuan yang dirancang.

1 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: DEPAG RI, 2006), h. 3.

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

2

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut maka perlu dilakukan

beberapa rencana dan proses, salah satunya adalah dengan proses pembelajaran.

Pada hakikatnya proses pembelajaran merupakan kegiatan yang terpadu dan

menyeluruh antara siswa dengan guru dalam suasana yang bersifat pengajaran.

Dalam hal proses pembelajaran seyogyanya para guru mengacu kepada

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan, Bab IV Pasal 19 tentang Standar Proses yang berbunyi:

"Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi, aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik".2

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan

manusia yang berkualitas. Pendidikan juga dipandang sebagai sarana untuk

melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab,

produktif, dan berbudi pekerti luhur.

Keadaan di atas menjadi tantangan bagi para pendidik untuk memperbaiki

dan meningkatkan kualitas pendidikan. Perubahan sistem pendidikan, program

kurikulum, strategi belajar mengajar, serta sarana dan prasarana pendidikan

mempengaruhi perkembangan siswa dalam bidang akademis, sosial, maupun

pribadi. Karena pendidikan merupakan sebuah usaha terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif

dapat mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, dan kecerdasan.

Kemampuan guru dalam menentukan metode yang sesuai dengan tujuan

dan materi pelajaran juga merupakan kunci keberhasilan dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa. Tuntutan tersebut harus dimiliki oleh seorang guru ketika

melakukan proses pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika. Hal

tersebut sejalan dengan tuntutan kurikulum saat ini yang sangat memperhatikan

metode pembelajaran yang akan digunakan oleh guru.

2 Ibid., h. 12.

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

3

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki

peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran

sekolah lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Pelajaran matematika diberikan

kepada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan

tinggi.

Peserta didik pada masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak

yang berlangsung dari usia 6 tahun hingga 12 tahun. Menurut para ahli psikologi,

yang juga harus diperhatikan dalam pendidikan adalah menyelesaikan tugas

perkembangan pada tahap yang sedang berlangsung. Salah satu tugas

perkembangan anak usia sekolah dasar adalah belajar, bergaul dan bersahabat

dengan anak-anak sebayanya, dan bekerja dalam kelompok. Tahap perkembangan

ini harus bisa dimiliki anak usia SD agar perkembangan tahap berikutnya tidak

mengalami gangguan yang mengakibatkan perkembangan sosial yang

menyimpang.

Akan tetapi, pada kenyataannya banyak dijumpai pembelajaran di SD/MI

masih jauh dari harapan. Pembelajaran di SD/MI masih banyak menggunakan

pembelajaran konvensional yang hanya terpusat pada guru semata (teacher

centered). Pembelajaran ini masih sering diterapkan oleh guru dengan alasan

pembelajaran ini adalah yang paling praktis dan tidak menyita waktu yang banyak

sehingga menyebabkan sedikit tuntutan aktifitas belajar dari siswa. Dalam proses

pembelajaran masih sering dijumpai adanya kecenderungan peserta didik yang

menyerah meskipun mereka sebenarnya masih bingung tentang materi yang

disampaikan. Ditambah lagi dalam praktik belajar, kepribadian (kecerdasan

emosional) terabaikan hanya mengutamakan aspek akademik (kecerdasan

intelektual) semata yang dipentingkan.

Proses pembelajaran seperti yang diungkapkan tersebut sangat tidak

diharapkan. Konsep-konsep matematika lebih banyak langsung diberikan kepada

siswa tanpa adanya proses yang bermakna yang melibatkan siswa untuk

pengalaman dalam belajar yang nantinya akan berdampak pada hasil akademik

yang rendah maupun kepribadian yang kurang baik. Untuk mencapai tujuan

pembelajaran, diperlukan strategi, pendekatan, metode, serta teknik tertentu.

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

4

Dengan kata lain, keberhasilan proses pembelajaran juga bergantung pada

bagaimana suatu bahan ajar disampaikan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa adalah

pembelajaran kooperatif. Terdapat beberapa tipe dalam pembelajaran kooperatif,

salah satunya adalah tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). STAD

merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan

merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling baik untuk permulaan

bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.3 Pada tipe ini

terdapat beberapa tahap yang harus dilalui selama proses pembelajaran. Tahap

awal, siswa belajar dalam suatu kelompok dan diberikan suatu materi yang

dirancang sebelumnya oleh guru. Setelah itu siswa bersaing dalam turnamen

untuk mendapatkan penghargaan kelompok. Selain itu terdapat kompetisi antar

kelompok yang dikemas dalam suatu permainan agar pembelajaran tidak

membosankan. Pembelajaran kooperatif tipe STAD juga dapat membuat siswa

aktif dan termotivasi mencari penyelesaian masalah dan mengkomunikasikan

pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa yang lain, sehingga masing-masing

siswa lebih menguasai materi. Dalam pembelajaran tipe STAD, guru berkeliling

untuk membimbing siswa saat belajar kelompok. Hal ini memungkinkan siswa

untuk berinteraksi dengan guru dan diharapkan tidak ada ketakutan bagi siswa

untuk bertanya atau berpendapat kepada guru.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti terhadap guru

matematika kelas IV SDN Cengkareng Timur 01 Pagi Jakarta Barat, didapat

informasi bahwa metode pengajaran didominasi oleh aktifitas guru sehingga

pembelajaran masih bersifat teoritis dan jauh dari pengalaman belajar yang

berdampak pada keaktifan dan keterlibatan siswa. Guru masih ragu menggunakan

metode diskusi kelompok dengan asumsi bahwa siswa lebih sulit dikondisikan

jika dibentuk dalam kelompok karena siswa hanya bercanda dengan temannya dan

hanya menyita waktu belajar. Hal tersebut terlihat ketika guru menjelaskan

konsep Matematika lebih menekankan pada pemberian materi secara langsung.

3 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, (Bandung: Nusa Media,

2009), Cet. Ke- IV, h. 143.

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

5

Selain itu, berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap siswa

didapat beberapa informasi yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa

yaitu: 1) beberapa siswa kurang bersemangat saat mengikuti pembelajaran

matematika, 2) siswa masih membutuhkan dorongan dari guru dalam mengajukan

pertanyaan atau mengungkapkan pendapat, 3) masih ada siswa yang tidak

mengerjakan tugas atau PR, 4) siswa merasa sudah puas dan paham tentang

materi yang diajarkan namun ketika diajukan pertanyaan siswa terlihat

kebingungan, 5) siswa kurang berminat dalam memecahkan soal matematika yang

bersifat menantang, 6) beberapa siswa terlihat masih mengobrol dengan temannya

pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, 7) masih ada siswa yang datang

terlambat, dan 8) beberapa siswa masih terlihat bermain-main di luar kelas ketika

guru telah memasuki ruang kelas.

Menyikapi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran matematika di

sekolah tersebut, maka perlu adanya upaya untuk mengatasi permasalahan

tersebut. Dengan pertimbangan salah satu ciri masa anak usia SD/MI adalah

senang bergaul dan bekerja dalam kelompok sebayanya, maka untuk memenuhi

tugas perkembangan anak pada usia tersebut digunakanlah kegiatan belajar yang

salah satunya adalah melalui pembelajaran kooperatif atau pembelajaran

kelompok. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa peserta didik akan

lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling

berdiskusi dengan temannya. Apalagi pembelajaran kelompok sangat baik untuk

pendidikan di Indonesia yang merupakan negara majemuk untuk segala aspeknya

dan sejalan dengan ajaran Islam, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran bahwa

Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:

( ٢ المائدة: من اآلية ْقَوى َواَل تَ َعاَونُوْا َعَلى اإِلْثمِ ... ( َواْلُعْدَوانِ َوتَ َعاَونُوْا َعَلى اْلبرِّ َوالت َّ

“Dan tolong-menolonglah kalian dalam mengerjakan kebaikan dan takwa,

dan janganlah kalian tolong-menolong dalam berbuat dosa dan kejahatan”

(QS. Al-Maaidah: 2)

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

6

Berdasarkan dari uraian di atas peneliti ingin melakukan suatu penelitian

tindakan kelas guna meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran

matematika pada pokok bahasan menggunakan pengukuran sudut, panjang, dan

berat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas IV SDN Cengkareng Timur 01

Pagi, jalan Daan Mogot KM. 14, Cengkareng-Jakarta Barat. Adapun judul

penelitian ini yaitu “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar

Matematika Siswa SD/MI”.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Siswa kurang mendapatkan pengalaman langsung dalam belajar dikarenakan

metode pembelajaran yang digunakan lebih didominasi oleh guru.

2. Keterlibatan siswa dalam belajar masih kurang sehingga menyebabkan

rendahnya hasrat dan minat siswa dalam belajar.

3. Kurangnya interaksi belajar siswa sesama teman sebayanya, bergaul bersama,

dan bekerja bersama teman sebayanya.

Penelitian ini difokuskan untuk meneliti pada aspek motivasi belajar siswa

terhadap pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

7

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Dari identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah pada

motivasi belajar siswa.

1. Motivasi belajar.

Motivasi yang dimaksud dalam kegiatan belajar adalah adanya dorongan

internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan

perubahan tingkah laku pada umumnya, meliputi adanya hasrat dan keinginan

berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan

cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan

yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif

sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik.

2. Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Salah satu ciri

perkembangan masa anak usia SD/MI adalah senang bergaul dan bekerja

dalam kelompok sebayanya, maka untuk memenuhi tugas perkembangan

anak pada usia tersebut digunakan kegiatan belajar yang salah satunya adalah

melalui pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari

konsep bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami

konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan teman sebayanya.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Divisions (STAD) dapat meningkatan motivasi belajar siswa pada

pembelajaran Matematika?

2. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

pada pembelajaran Matematika?

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

8

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar matematika

siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD).

Manfaat dari hasil penelitian ini terbagi menjadi 2, yaitu manfaat teoritis

dan manfaat praktis:

1) Manfaat Teoritis

Untuk menambah khazanah hasil penelitian tentang upaya peningkatan

motivasi belajar matematika siswa dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan membuka kemungkinan

dilakukan penelitian tindakan lebih lanjut tentang permasalahan sejenis.

2) Manfaat Praktis

a) Bagi guru, dapat mengetahui pola dan strategi pembelajaran yang

tepat dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas

pembelajaran.

b) Bagi siswa, menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam kegiatan

pembelajaran, berani dalam mengungkapkan pendapat, mengajukan

pertanyaan, sehingga siswa mendapatkan pengalaman dalam

belajarnya.

c) Bagi sekolah, dapat mengadakan perbaikan pembelajaran dan

peningkatan mutu pendidikan, khususnya mata pelajaran

Matematika.

d) Bagi peneliti, mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam

meningkatkan motivasi belajar matematika siswa, sehingga hasil

penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pengembangan mata kuliah

Strategi Pembelajaran.

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

9

BAB II

DESKRIPSI TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Deskripsi Teoretik

1. Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil

penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang

berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada

tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai

pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan

memberikan petunjuk kepada guru di kelas.

Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam kelas

untuk mempermudah proses belajar siswa. Di antara model pembelajaran

yang dapat digunakan guru dalam mengajar di kelas adalah pembelajaran

kooperatif.

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan

pembelajaran yang dapat mengembangkan interaksi antarsiswa untuk

menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat

menimbulkan permusuhan. Menurut Slavin, pembelajaran konstruktivis

dalam pengajaran menerapkan metode pembelajaran kooperatif secara

ekstensif, atas dasar teori bahwa siswa akan menjadi lebih mudah untuk

menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka

saling mendiskusikan konsep-konsep tersebut secara bersama-sama.1

Lebih lanjut Sanjaya menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif

adalah pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim

kecil yang bersifat heterogen, yaitu antara 4-6 orang degan latar belakang

1 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, (Bandung: Nusa

Media, 2009), Cet. Ke- IV, h. 35-36.

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

10

kemampuan akademik berbeda yang harus saling membantu anggota tim

untuk mencapai tujuan pembelajaran, jenis kelamin, dan ras yang

berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat saling

memberikan pengalaman, saling memberi dan menerima, sehingga

diharapkan setiap anggota dapat memberikan kontribusi terhadap

keberhasilan kelompok2

Riyanto menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah

model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan

akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill),

dan termasuk interpersonal skill.3

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah model yang digunakan untuk

mewujudkan kegiatan belajar yang berpusat pada siswa terutama

untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam

mengaktifkan siswa dengan cara membelajarkan kecakapan akademik

sekaligus keterampilan sosial yang menggunakan pengelompokan kecil

yang bersifat heterogen untuk mencapai tujuan yaitu mencapai

ketuntasan belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar, serta dapat

meningkatkan kepekaan sosial dan empati di antara siswa.

b. Prinsip dan Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif

Ada yang membedakan model pembelajaran kooperatif dengan

model pembelajaran yang lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat dari

prinsip dan cirinya. Unsur yang mendasari pembelajaran kooperatif

sebagaimana yang dijelaskan oleh Riyanto yaitu:4

2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2011), h. 244-245. 3 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: PT. Kencana, 2009), h. 271. 4 Ibid., h. 270.

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

11

1) Positive independence, artinya adanya saling ketergantungan

positif yaitu anggota kelompok menyadari pentingnya kerjasama

dalam pencampaian tujuan.

2) Face to face interaction, artinya antar anggota berinteraksi dengan

saling berhadapan.

3) Individual accountability, artinya setiap anggota kelompok harus

belajar dan aktif memberikan kontribusi untuk mencapai

keberhasilan kelompok.

4) Use of collaborative/social skill, artinya harus menggunakan

keterampilan bekerja sama dan bersosialisasi. Agar siswa mampu

berkolaborasi perlu adanya bimbingan guru.

5) Group processing, artinya siswa perlu menilai bagaimana mereka

bekerja secara efektif.

Jadi, dalam menggunakan pembelajaran kooperatif harus

menerapkan lima prinsip tersebut agar mencapai hasil yang maksimal

dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif.

Sedangkan ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai

berikut:

1) Kelompok dibentuk secara heterogen dengan komposisi siswa

kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, serta pria dan wanita

berdasarkan etnik dan ras yang berbeda.

2) Siswa dalam kelompok sehidup semati.

3) Siswa melihat semua anggota mempunyai tujuan yang sama.

4) Membagi tugas dan tanggung jawab yang sama.

5) Akan dievaluasi untuk semua.

6) Berbagi kepemimpinan dan keterampilan untuk bekerja bersama.

7) Diminta mempertanggungjawabkan individual materi yang

ditangani.

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

12

c. Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif banyak sekali model-model

pembelajaran yang diperkenalkan, antara tipe pembelajaran yang satu

dengan yang lainnya memiliki masing-masing perbedaan, baik pada

keunggulan, cara pembelajaran, maupun kekurangannya. Tipe

pembelajaran kooperatif yang sudah diterapkan di antaranya yaitu:

STAD (Student Teams Achievement Division), TAI (Team Assisted

Individualization), TGT (Teams Games Tournament), Jigsaw, dan

Penelitian Kelompok (Group Investigation);5

1) STAD (Student Teams Achievement Division)

Dalam STAD siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok

dengan beranggotakan 4-5 siswa, dalam kelompok tersebut harus

berbagai macam siswa, seperti tingkatan dalam prestasi, jenis

kelamin, rasa atau suku dan agama. Selanjutnya guru memberikan

materi kepada tiap kelompok, setiap siswa dalam kelompok

tersebut harus mengerjakan tugas secara sendiri-sendiri. Dalam

penilaiannya guru memeberikan skor kepada masing- masing siswa

sesuai kesepakatan bersama.

2) TAI (Team Accelerated Instruction)

TAI atau pembelajaran individual dibantu tim pada

dasamya hampir sama dengan STAD, dalam penggunaan tim

belajar empat anggota berkemampuan campur dan penghargaan

untuk tim berkinerja tinggi, bedanya bila STAD menggunakan satu

langkah pengajaran di kelas, TAI menggabungkan pembelajaran

kooperatif dengan pembelajaran individu.

3) TGT (Teams Games Tournament)

TGT atau pertandingan-pertandingan tim merupakan

pengembangan dari STAD. Setelah siswa belajar dalam

kelompoknya, masing-masing anggota kelompok akan mengadakan

5 Slavin, op. cit., h. 11-16.

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

13

lomba dengan anggota kelompok lain, sesuai dengan tingkat

kemampuannya. Penilaian kelompok didasarkan pada jumlah nilai

yang diperoleh dari masing masing anggota kelompok.

4) Jigsaw

Dalam penerapan jigsaw, siswa dibagi dalam kelompok-

kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri atas empat sampai lima

orang yang berbeda tingkat kemampuan, ras, atau jenis

kelaminnya. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas

untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan.

Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya.

Setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang

menjadi ahli pada topik yang sama, Mereka mendiskusikan topik

yang menjadi bagiannya. Pada tahap ini setiap siswa diperbolehkan

bertanya, mengungkapkan pendapat, berdiskusi untuk menguasai

bahan pelajaran. Pada akhir kegiatan setiap anggota mengerjakan

tes untuk semua sub topik dan topik yang dipelajari. Skor hasil tes

tiap kelompok dihitung dan diumumkan secara terbuka.

5) GI (Group Investigation)

Group Investigation adalah strategi pembelajaran yang

dirancang agar siswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan

masalah dan mengembangkan keterampilan meneliti. Di dalam

teknik ini siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

menggunakan inkuiri kooperatif, diskusi kelompok, dan

perencanaan serta proyek kooperatif. Tiap kelompok diberi

tanggung jawab untuk memilih topik yang diminati, membagi

tugas-tugas menjadi sub-sub topiknya tersebut. Mereka juga

mengintegrasikan materi sub-sub topiknya untuk menyusun laporan

kelompok. Laporan hasil kerja kelompok dilaporkan kesemua

anggota kelompok.

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

14

d. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif berbeda dengan model

pembelajaran yang lain. Terdapat enam langkah utama atau tahapan di

dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Dalam

menjalankannya harus sistematis dan saling terkait. Langkah-langkah

model pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1: Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif6

Fase Tingkah laku guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan

dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pelajaran

yang akan dicapai pada pelajaran dan

menekankan pentingnya materi ajar

tersebut serta memotivasi siswa belajar.

Fase-2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa

melalui demonstrasi atau bahan bacaan.

Fase-3

Mengorganisasikan

siswa ke dalam

kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa tata cara

membentuk kelompok-kelompok belajar

dan membimbing setiap kelompok agar

melakukan transisi secara efesien.

Fase-4

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan

tugas belajar mereka.

Fase-5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau masing-

masing kelompok mempresentasikan

hasil kerjanya.

Fase-6

Memberikan

penghargaan

Guru memberikan penghargaan terhadap

hasil belajar siswa baik secara individu

maupun kelompok.

6 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Ed. 2, Cet. Ke-V, h. 211.

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

15

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

a. Pengertian STAD

Model STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-

kawannya di Universitas John Hopkin. Model STAD (Student Teams

Achievement Divisions) ini merupakan variasi pembelajaran kooperatif

yang paling banyak diteliti dan juga sangat mudah diadaptasi.7

Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu

tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan

dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran

menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan

suatu pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan

bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhimya,

seluruh siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut,

dengan catatan pada saat kuis berlangsung mereka tidak boleh saling

membantu.

Lebih jauh Slavin memaparkan bahwa: “Gagasan utama di

belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan

membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan

guru”.8 Jika siswa menginginkan timnya memperoleh hadiah, mereka

harus saling membantu teman sekelompoknya dalam memahami

pelajaran. Mereka harus saling mendorong dan memotivasi teman

sekelompoknya untuk melakukan yang terbaik, menunjukkan bahwa

belajar itu sangat penting, berharga, dan menyenangkan.

7 Ibid., h. 213. 8 Ibid., h. 214.

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

16

b. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Dalam menerapkan model pembelajaran tipe STAD ini guru

harus memperhatikan gambaran secara baik tentang langkah-langkah

model pembelajaran kooperatif tipe STAD, agar tujuan yang dinginkan

dapat tercapai. Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe

STAD adalah sebagai berikut:9

1) Penyampaian tujuan dan motivasi

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada

pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

2) Pembagian kelompok

Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap

kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan

heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik,

gender/jenis kelamin, dan rasa atau etnik.

3) Presentasi dari guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih

dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada

pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut

dipelajari. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media,

demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari. Dijelaskan pula tentang keterampilan dan

kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan

yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.

4) Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru

menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok,

sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing

memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan

pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan, dan bantuan bila

diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.

9 Ibid., h. 215-217.

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

17

5) Kuis (evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis

tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian

terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa

diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja

sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individual

bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan

ajar tersebut.

6) Penghargaan prestasi tim

Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan

diberikan angka dengan rentang 0–100. Selanjutnya pemberian

penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru

dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a) Menghitung skor individu

Menurut Slavin, untuk menghitung perkembangan skor

individu dihitung sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 2.2: Penghitungan Perkembangan Skor Individu

Nilai Tes Skor

Lebih dari 10 Poin dibawah skor awal 0 Poin

10-1 poin di bawah skor awal 10 Poin

Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal 20 Poin

Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30 Poin

b) Menghitung skor kelompok

Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor

perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan

semua perkembangan indvidu anggota kelompok dan membagi

sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata skor

perkembangan kelompok, diperoleh skor kelompok sebagaimana

pada tabel berikut:

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

18

Tabel 2.3:Penghitungan Perkembangan Skor Kelompok

Rata-Rata Skor Kualifikasi

0 N 6 Tim yang Sangat Kurang Baik

7 N 12 Tim yang Kurang Baik

13 N 18 Tim yang Cukup Baik

19 N 24 Tim yang Baik

25 N 30 Tim yang Sangat Baik

c) Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok

Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh

predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada

masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya (kriteria

tertentu yang ditetapkan guru).

c. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Keunggulan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah

sebagai berikut:10

1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dan

saling membantu sesama siswa yang lain.

2) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan.

3) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif.

4) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.

5) Meningkatkan kecakapan individu.

6) Meningkatkan kecakapan kelompok.

7) Meningkatkan komitmen.

8) Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya.

9) Tidak bersifat kompetitif, dan

10) Tidak memiliki rasa dendam.

10 Sanjaya, op. cit., h. 249-251.

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

19

Sedangkan kekurangan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD

adalah sebagai berikut:

1) Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami dan

melakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2) Siswa cenderung tidak mau apabila disatukan dengan temannya

yang kurang pandai apabila ia sendiri yang pandai, dan yang

kurang pandai pun merasa minder apabila dikelompokkan dengan

temannya yang lebih pandai meskipun lama-kelamaan perasaan itu

akan hilang dengan sendirinya.

3) Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang, dan

4) Penghargaan terhadap kelompok berdasarkan skor peningkatan

individu yang diperoleh masing-masing kelompok. Dengan

demikian, skor kelompok sangat tergantung dari sumbangan skor

individu.

3. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya sebagai daya

upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.11

Menurut

Mc. Donald, “Motivation is an energy change within the person

characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”, yang

diartikan, bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri

(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi

untuk mencapai tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc.

Donald, bahwa motivasi juga mengandung tiga elemen penting, yaitu:12

11 Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2004), Cet. 11, h. 73. 12 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Cet.

Ke-9, h. 106.

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

20

1) Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.

2) Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan (affective arousal).

Mula-mula berupa ketegangan psikologis, lalu berupa suasana

emosi. Suasana emosi ini menimbulkan tingkah laku yang

bermotif.

3) Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi

yang bermotivasi memberikan respons-respons ke arah suatu tujuan

tertentu.

Menurut Sartain, dalam bukunya Psychology Understanding of

Human Behavior, mengemukakan bahwa “…pada umumnya suatu

motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam

suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan

(goal) atau perangsang (incentive). Tujuan (goal) adalah yang

menentukan/membatasi tingkah laku organisme itu”.13

Dengan demikian motivasi merupakan kekuatan yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Seperti

proses yang digambarkan menurut Irwanto, dkk. sebagai berikut:

Gambar 2.1: Proses Motivasi Dasar14

13 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), h. 65. 14 Zikri Neni Iska, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2011), h. 79.

KEBUTUHAN TUJUAN

TEGANG PERILAKU

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

21

Dari beberapa pengertian tentang motivasi tersebut dapat

disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul dari

dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan secara maksimal dengan

cara meningkatkan kemampuannya.

b. Fungsi Motivasi

Dalam proses belajar mengajar, motivasi sangat diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan pada diri seseorang, sebab seseorang yang tidak

mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan

aktivitas belajar.

Sehubungan hal tersebut Sardiman menjelaskan ada tiga fungsi

motivasi, antara lain:15

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan

motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan;

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikin motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya;

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi

tujuan tersebut.

Hamzah B. Uno menjelaskan bahwa fungsi motivasi dalam

belajar adalah sebagai berikut: (1) Mendorong manusia untuk melakukan

suatu aktivitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan; (2)

Menentukan arah tujuan yang hendak dicapai; (3) Menentukan perbuatan

yang harus dilakukan.16

15 Sardiman, op. cit., h. 85. 16 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011),

Cet. VII, h. 9.

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

22

Selanjutnya, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha

dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan

menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya

usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi, maka seseorang yang

belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

fungsi motivasi belajar merupakan suatu dorongan untuk memenuhi

kebutuhan pada diri seseorang dengan tujuan agar seseorang yang belajar

dapat melahirkan prestasi yang lebih baik. Dengan hal tersebut seseorang

akan melakukan suatu usaha yang sungguh-sungguh karena adanya

motivasi yang baik.

c. Macam-Macam Motivasi

Macam atau jenis motivasi dapat ditinjau dari; Dasar

Pembentukkannya, menurut pendapat Frandsen, menurut pembagian dari

Woodworth dan Marquis, motivasi Jasmaniah dan Rohaniah, motivasi

Intrinsik dan Ekstrinsik, sebagaimana dikutip dalam buku Sardiman

sebagai berikut:17

1) Motivasi dilihat dari Dasar Pembentukkannya terdiri dari:

a) Motif bawaan, adalah motif yang dibawa sejak lahir dan tanpa

dipelajari. Misalnya: dorongan untuk makan, dorongan untuk

minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat, dan

sebagainya.

b) Motif yang dipelajari, adalah dorongan yang timbul karena

dipelajari. Misalkan: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu

pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam

masyarakat. Motif ini seringkali disebut dengan motif-motif

yang diisyaratkan secara sosial karena manusia hidup dalam

17 Iska, op. cit., h. 77-79.

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

23

lingkungan sosial dengan sesama manusia lain sehingga

motivasi itu terbentuk.

2) Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis terdiri

dari:

a) Motif atau kebutuhan orgamis, misalnya: kebutuhan untuk

minum, makan, bernapas, dan kebutuhan untuk beristirahat.

b) Motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain:

dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk

membalas, untuk berusaha. Motivasi ini timbul karena

rangsangan dari luar.

c) Motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk

melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, dan untuk

menaruh minat. Motif ini muncul karena dorongan untuk dapat

menghadapi dunia luar secara efektif.

3) Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Yang termasuk motivasi jasmaniah adalah seperti, refleksi, insting

otomatis, dan nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah

adalah kemauan.

4) Motivasi instrinsik dan ekstrinsik

a) Motivasi instrinsik, adalah motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam

diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan

sesuatu. Misalnya, seseorang yang senang membaca, tidak

disuruh atau didorong oleh orang lain.

b) Motivasi ekstrinsik, adalah motif-motif yang aktif dan

berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Misalnya,

seseorang berperilaku menolong jika dipuji oleh orang lain.

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

24

d. Jenis-Jenis Motivasi

Para ahli mengadakan pembagian jenis-jenis motivasi menurut

teorinya masing-masing. Dari keseluruhan teori motivasi, dapat diajukan

tiga pendekatan untuk menentukan jenis-jenis motivasi, yakni:18

1) Pendekatan Kebutuhan

Abaraham H. Maslow melihat motivasi dari segi kebutuhan

manusia. Kebutuhan manusia sifatnya bertingkat-tingkat.

Pemuasan terhadap tingkat kebutuhan tertentu dapat dilakukan jika

tingkat kebutuhan sebelumnya telah mendapat pemuasan.

Kebutuhan-kebutuhan itu ialah:

a) Kebutuhan fisiologi, yakni kebutuhan primer yang harus

dipuaskan lebih dahulu, yang terdiri dari kebutuhan pangan,

sandang, dan tempat berlindung.

b) Kebutuhan keamanan, baik keamanan batin maupun

keamanan barang atau benda.

c) Kebutuhan sosial, yang terdiri dari kebutuhan perasaan

untuk diterima oleh orang lain, perasaan dihormati,

kebutuhan untuk berprestasi dan kebutuhan perasaan

berpartisipasi.

d) Kebutuhan berprestasi, yakni kebutuhan yang erat

hubungannya dengan status seseorang.

2) Pendekatan Fungsional. Pendekatan ini berdasarkan pada konsep

motivasi, yakni:

a) Penggerak, yang memberi tenaga tetapi tidak membimbing,

bagaikan mesin tetapi tidak mengemudikan kegiatan.

b) Harapan, keyakinan sementara bahwa suatu hasil akan

diperoleh setelah dilakukannya suatu tindakan tertentu.

c) Insentif, objek tujuan yang aktual. Ganjaran (reward) dapat

diberikan dalam bentuk konkrit atau simbolik.

18 Hamalik, op. cit., h. 109-112.

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

25

3) Pendekatan Deskriptif

Masalah motivasi ditinjau dari pengertian-pengertian

deskriptif yang menunjuk pada kejadian-kejadian yang dapat

diamati dan hubungan-hubungan pelajaran.

e. Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif

permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau

penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan

keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-

cita. Faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar

yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Kedua faktor tersebut

disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan

untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.

Uno, berdasarkan sumbernya motivasi juga dapat dibagi menjadi

dua, yaitu ”motivasi intrinsik timbulnya tidak dari luar karena karena

memang ada dalam diri individu tersebut, dan motivasi ekstrinsik timbul

karena adanya rangsangan dari luar individu.”19

Di mana untuk proses

belajar mengajar, motivasi intrinsik lebih menguntungkan karena

biasanya dapat bertahan lama. Untuk motivasi ekstrinsik dapat diberikan

oleh guru dengan jalan mengatur kondisi dan situasi belajar menjadi

kondusif. Dengan jalan memberi penguatan-penguatan maka motivasi

yang mulanya bersifat ekstrinsik diharapkan akan berubah menjadi

motivasi intrinsik.

19 Uno, op. cit., h. 4.

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

26

Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motivasi

ekstrinsik:

a) Pendidik memerlukan anak didiknya sebagai manusia yang

berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaanya,

maupun keyakinannya.

b) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan

kegiatan pendidikannya.

c) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan

kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan,

baik secara pribadi maupun akademis.

d) Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan

bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya.

e) Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada

profesinya sebagai pendidik.

Sedangkan motivasi belajar adalah dorongan internal dan

eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan

tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang

mendukung. Indikator motivasi belajar dapat di klasifikasikan sebagai

berikut: 1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2) Adanya dorongan

dan kebutuhan dalam belajar, 3) Adanya harapan dan cita-cita masa

depan, 4) Adanya penghargaan dalam belajar, 5) Adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar, 6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif,

sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. 20

f. Tujuan Motivasi Belajar

Secara umum, dapat dikatakan bahwa “tujuan motivasi adalah

menggerakkan atau mengunggah seseorang agar timbul keinginan dan

kemampuannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh

hasil atau mencapai tujuan tertentu”. Bagi seorang guru, “tujuan motivasi

20 Ibid., h. 23.

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

27

adalah untuk mennggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul

keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya

sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang digarapkan

dalam kurikulum sekolah”.21

Makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai,

makin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan

memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari

oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang

dimotivasi.

g. Ciri-Ciri Orang Memiliki Motivasi

Menurut Sardiman, motivasi yang ada pada diri setiap orang

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:22

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam

waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2) Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa). Tidak

memerlukan dorongan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik

mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.

4) Lebih senang bekerja mandiri.

5) Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin (hal yang bersifat mekanis,

berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).

7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

21 Iska, op. cit., h.76. 22 Sardiman, op. cit., h. 83.

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

28

Motivasi belajar dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut: a)

Minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran; b) Semangat belajar

siswa dalam melaksanakan tugas-tugas belajar; c) Tanggung jawab siswa

dalam mengerjakan tugas-tugas belajar; d) Reaksi yang ditunjukkan

terhadap stimulus yang diberikan oleh guru; e) Rasa senang dan puas

dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang

memiliki motivasi tinggi dapat dilihat dari beberapa ciri-ciri, di antaranya

siswa tekun menghadapi tugas, siswa ulet menghadapi kesulitan belajar,

siswa senang terhadap mata pelajaran, siswa memperhatikan saat guru

menerangkan materi pelajaran, siswa rajin mengikuti proses

pembelajaran, siswa tidak cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, siswa

memiliki keinginan berhasil yang tinggi, siswa berani mempertahankan

pendapat selagi merasa benar dan yakin, siswa tidak mudah menyerah

mengerjakan soal-soal latihan yang dianggap sulit, siswa percaya diri

bertanya tentang materi yang belum dikuasai. Apabila terdapat ciri-ciri

tersebut pada diri pribadi siswa, maka dapat dikatakan bahwa siswa telah

memiliki motivasi belajar tinggi.

h. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Agar motivasi belajar matematika siswa dapat meningkat, guru

hendaknya memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

belajar, diantaranya :23

1) Tingkat kesadaran diri siswa atas kebutuhan yang mendorong

tingkah lakunya untuk tujuan belajar yang hendak dicapainya.

2) Sikap guru terhadap kelas, artinya guru yang selalu merangsang

siswa berbuat kearah tujuan yang jelas dan bermakna akan

menumbuhkan motivasi belajar siswa.

23 Hamalik, op. cit., h. 113.

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

29

3) Pengaruh kelompok siswa. Bila pengaruh kelompok terlalu kuat

maka motivasi yang timbul cenderung ke arah ekstrinsik.

4) Suasana kelas. Kelas dengan suasana kebebasan yang bertanggung

jawab akan lebih merangsang munculnya motivasi dibandingkan

dengan suasana penuh tekanan dan paksaan.

Berdasarkan uraian tersebut hendaknya guru memperhatikan

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, karena

keberhasilan siswa dalam belajar salah satunya ditentukan oleh unsur

motivasi belajar.

i. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan

menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang

belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan

pembelajaran, antara lain dalam (a) menentukan hal-hal yang dapat

dijadikan penguat belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang hendak

dicapai, (c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d)

menentukan ketekunan belajar.24

Motivasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi

keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa

ingin melakukan kegiatan belajar. Jika seseorang tidak memiliki motivasi

untuk belajar, maka akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau

belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru

atau pendidik lainnya perlu membangkitkan motivasi siswa agar tertarik

terhadap materi pelajaran yang akan dipelajarinya.

Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik

intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan, mengingat pentingnya

motivasi bagi siswa dalam belajar, maka guru diharapkan dapat

membangkitkan motivasi belajar siswa-siswanya. Menciptakan kondisi-

24 Uno, op. cit., h. 27.

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

30

kondisi tertentu dapat meningkatkan motivasi belajar. Ada beberapa cara

untuk meningkatkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu

sebagai berikut:25

1) Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan

belajarnya. Banyak siswa yang belajar, yang utama untuk mencapai

nilai yang baik. Biasanya siswa mengejar nilai ulangan atau nilai

raport yang baik. Angka atau nilai yang baik bagi siswa merupakan

motivasi yang sangat kuat.

2) Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak

selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin

tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak

berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.

3) Persaingan atau kompetisi

Persaingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat

motivasi untuk mendorong belajar siswa. Baik persaingan

individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.

4) Keterlibatan diri

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga

bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai

salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan

berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik

dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas-tugas dengan

baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk

siswa. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga

dirinya.

25 Iska, op. cit., h. 82.

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

31

5) Memberi ulangan

Siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada

ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan

sarana motivasi.

6) Mengetahui hasil

Dengan mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka

ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan harapan

hasilnya akan terus meningkat.

7) Pujian

Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan

merupakan motivasi yang baik. Supaya pujian merupakan motivasi,

pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan

memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah

belajar.

8) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau

diberikan secara tepat bisa menjadi alat motivasi.

9) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada

maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan

segala sesuatu tanpa maksud. Pada diri anak didik memang ada

motivasi untuk belajar, sehingga hasilnya akan lebih baik. Cara

menumbuhkan hasrat untuk belajar adalah guru memberi tugas,

sehingga ada maksud untuk siswa mau belajar dan guru

memberikan informasi kepada siswa bahwa belajar dapat

memberikan ilmu dan pengetahuan.

10) Minat

Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga

dengan minat. Sehingga minat merupakan alat motivasi. Minat

dapat dibangkitkan dengan cara sebagai berikut:

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

32

a) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

b) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau

c) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik

d) Menggunakan berbagai macam metode mengajar

11) Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diterima oleh siswa, merupakan alat

motivasi yang sangat penting. Dengan memahami tujuan yang

harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa,

seorang guru bukan hanya berfungsi sebagai pengajar yang hanya

mentransfer ilmu saja, tetapi juga memperhatikan siswanya apakah dia

dapat menerima pembelajaran dengan baik atau tidak. Guru harus

mengetahui bagaimana cara membangkitkan motivasi dalam kegiatan

belajar siswa di sekolah.

Pada penelitian tindakan ini, pengukuran motivasi belajar

matematika siswa tercapai dengan dilakukannya pemberian angka atau

nilai atas kegiatan dan hasil belajar siswa, penghargaan dan pemberian

hadiah, pujian guru, persaingan antar kelompok, dan keterlibatan siswa

dalam belajar. Siswa juga termotivasi dengan adanya metode-metode

belajar yang menarik, aktif, dan kreatif, serta tujuan belajar yang akan

dicapai siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

4. Pembelajaran Matematika di SD/MI

a. Pengertian Matematika

Secara umum, istilah Matematika sudah tak asing lagi bagi

sebagian orang, sebab kegiatan-kegiatan yang ada dalam kehidupan

sehari-hari merupakan aplikasi dari konsep Matematika.

Paling, mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara

untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia;

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

33

suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang

bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan

yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri

dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. Berdasarkan

pendapat Paling tersebutdapat disimpulkan bahwa untuk menemukan

jawaban atas tiap masalah yang dihadapinya, manusia akan

menggunakan (1) informasi yang berkaitan dengan masalah yang

dihadapi, (2) pengetahuan tentang bilangan, bentuk, dan ukuran, (3)

kemampuan untuk menghitung, dan (4) kemampuan untuk mengingat

dan menggunakan hubungan-hubungan.26

Selanjutnya Uno dan Masri, menjelaskan bahwa matematika

adalah suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat

untuk memecahkan berbagai persoalan praktis yang unsur-unsurnya

logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalisasi dan individualitas,

dan mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri,

dan analisis.27

Dari penjelasan tersebut berarti matematika jika dipelajari

menjadi lebih terfokus sesuai dengan bagian-bagian yang sesuai dengan

tema materinya.

b. Pembelajaran Matematika di SD/MI

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di

SD/MI. Seorang guru SD/MI yang akan mengajarkan matematika kepada

peserta didiknya, hendaklah mengetahui dan memahami objek materi

yang akan diajarkannya. Guru hendaknya dapat menyajikan

pembelajaran yang efektif dan efesien sesuai dengan pola pikir peserta

didik, sehingga pelajaran matematika di SD/MI dapat disesuaikan dengan

perkembangan anak usia SD/MI.

26 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1999), Cet. Ke-I, h. 252. 27 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. 1, Cet. Ke-II, h. 109.

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

34

Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun,

sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase

operasional konkrit. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah

logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkrit.

Peserta didik yang berada pada tahap operasional konkrit belum

dapat berpikir formal, sehingga perlu disesuaikan dalam pembelajaran

matematika di SD/MI yang memiliki karakteristik yang khusus. Di antara

ciri-ciri pembelajaran matematika di SD/MI adalah:

1) Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral.

2) Pembelajaran matematika bertahap.

3) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif.

4) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna.

Banyak cara yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan

pembelajaran matematika di SD/MI. Di samping itu, guru dalam

mengajarkan matematika juga harus memahami bahwa kemampuan

peserta didik berbeda-beda, tidak semua siswa menyenangi mata

pelajaran matematika, sehingga guru juga harus dapat menumbuhkan

motivasi peserta didik dalam belajar matematika.

Untuk menumbuhkan motivasi belajar matematika peserta didik,

Suwangsih dan Tiurlina mengungkapkan beberapa hal yang harus

dilakukan guru yaitu:

a) Menyesuaikan bahan pelajaran yang diajarkan dengan dunia anak.

b) Pembelajaran dapat dilakukan dari yang mudah ke yang sulit atau

dari konkrit ke abstrak.

c) Penggunaan alat-alat peraga.

d) Pembelajaran hendaknya membangkitkan aktifitas anak.

e) Semua kegiatan belajar harus kontras.

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

35

Semua hal tersebut harus dijalankan secara bersama dan

maksimal agar peserta didik senang dan menikmati dalam belajar

matematika. Belajar tidak hanya fokus pada hasil belajar semata, akan

tetapi prosesnya pun perlu diperhatikan agar tahap perkembangan peserta

didik juga mendapatkan perhatian.

Salah satu tugas perkembangan anak usia sekolah dasar adalah

belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebayanya dan bekerja

dalam kelompok.28

Dalam upaya mencapai tugas perkembangan itu guru

dituntut untuk memberikan bantuan berupa melaksanakan pembelajaran

yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan

bekerja dengan teman sebaya sehingga kepribadian sosialnya

berkembang. Oleh karena itu, mengajarkan matematika di SD/MI juga

harus memperhatikan perkembangan peserta didik baik itu kognitif,

sosial, emosi, bahasa, dan yang lainnya.

Jadi, pembelajaran matematika di SD/MI adalah pembelajaran

yang di dalamnya mengaktifkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

peserta didik dalam belajar materi matematika baik itu aritmatika,

geometri, dan yang lainya yang telah mengikuti dan menyesuaikan

dengan perkembangan anak usia SD/MI.

28 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 1993), Cet. Ke-I, h. 170.

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

36

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dilaksanakan oleh Agung Muzaky Khoir,

mahasiswa jurusan Pendidikan IPS dalam skripsinya yang berjudul: “Perbedaan

Hasil Belajar melalui Metode Student Teams Achievement Division (STAD)

dengan Teams Game Tournament (TGT) pada Pelajaran Sejarah”. Adapun hasil

penelitiannya adalah bahwa dengan metode STAD lebih baik digunakan pada

mata pelajaran sejarah dibandingkan dengan metode TGT.

Penelitian yang dilakukan Perdy Karuru dengan judul “Penerapan

Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP”. Hasil penelitian

didapatkan bahwa: (1) Guru dalam mengelola pengajaran cukup baik dan dapat

meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran, (2) Guru mampu

melatih keterampilan proses dengan baik, (3) Mengubah pembelajaran dari

teacher centerd menjadi student centered, (4) Hasil pembelajaran yang diajar

dengan pendekatan keterampilan proses dalam setting pembelajaran kooperatif

tipe STAD lebih baik dibanding pembelajaran yang tidak menggunakan

pembelajaran kooperatif.

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Tisnawati dengan judul “Penerapan

Model Cooperative Learning Tipe STAD dalam Pembelajaran Biologi untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X MAN Model Palu”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah

penerapan model Cooperative Learning tipe STAD lebih besar dari pada nilai

sebelumnya.

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

37

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi siswa dengan pendidik

dan sumber belajar dalam rangka memahami materi dengan metode

pembelajaran tertentu. Pembelajaran yang kreatif dan inovatif memberikan

kemudahan kepada siswa dalam memahami materi. Pembelajaran matematika

adalah ilmu pasti, dalam arti bahwa matematika merupakan perhitungan yang

memberi hasil yang pasti dan tunggal.

Motivasi belajar merupakan kekuatan yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan setelah mengikuti proses latihan

secara terus menerus secara maksimal dengan cara meningkatkan

kemampuannya.

Pembelajaran dan motivasi belajar memiliki korelasi yang sangat erat. Di

mana model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa yang

secara otomatis mempengaruhi keaktifan belajar siswa. Penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa, mengingat STAD adalah salah satu metode pembelajaran

kooperatif yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dengan melibatkan

kompetisi antar kelompok dalam pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dalam

rangka mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap motivasi

belajar siswa pada pembelajaran matematika.

D. Hipotesis Penelitian Tindakan

Berdasarkan kajian teoritik dan penyusunan kerangka berpikir, maka

dapat disimpulkan hipotesis penelitian tindakan ini yaitu dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD) diduga dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa

khususnya pada materi pokok pengukuran sudut, panjang, dan berat dalam

pemecahan masalah.

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi yang

berlokasi di jalan Daan Mogot KM. 14, Cengkareng-Jakarta Barat. Adapun waktu

penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 (ganjil) tahun pelajaran 2013/2014.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Dalam skripsi ini, jenis penelitian yang digunakan penulis adalah

Classroom Action Research (CAR) yang sering disebut dengan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini lebih menekankan kepada proses atau

tindakan penelitian, oleh karena itu berhasil atau tidaknya penelitian dapat dilihat

dari proses tindakan penelitian. Peneliti harus mempersiapkan segala sesuatu yang

menjadi pendukung sebuah proses agar dapat berjalan dengan lancar sehingga

penelitian dapat dikatakan berhasil.

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersamaan.1 Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau

dengan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Penelitian tindakan

kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus pertama menggunakan sub konsep

menentukan besar sudut dengan satuan baku dan satuan derajat serta hubungan

antar satuan waktu, panjang, dan berat, sedangkan pada siklus kedua

menggunakan sub konsep penyelesaian masalah yang berkaitan dengan satuan

waktu, panjang, dan berat.

Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi menjelaskan PTK melalui paparan

gabungan definisi dari ketiga kata “penelitian + tindakan + kelas”2 dengan

paparan sebagai berikut:

1 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009),

Cet. Ke-9, h. 3. 2 Ibid., h. 2-3.

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

39

1. Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu obyek yang diteliti dengan

menggunakan cara dan aturan metodoligi tertentu untuk memdapatkan data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah sesuatu proses kegiatan yang dilakukan secara sengaja

dengan tujuan tertentu, yang kegiatan penelitiannya berupa rangkaian siklus

kegiatan untuk siswa.

3. Kelas adalah sekumpulan siswa yang dalam waktu dan tempat yang sama

menerima pelajaran dari seorang guru yang sama pula.

Berdasarkan pemahaman dari gabungan kata-kata di atas dapat diartikan

bahwa PTK adalah suatu upaya untuk mengamati proses kegiatan belajar

sekumpulan siswa dengan menggunakan metodologi penelitian tertentu dan

diberikan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan oleh peneliti dengan tujuan

untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Adapun tahapan dalam penelitian tindakan adalah perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sedangkan kerangka dari setiap aspek

pokok yang akan menjadi gambaran dari proses penelitian ini meliputi:

1) Perencanaan

Dalam kegiatan perencanaan ini, peneliti melakukan hal-hal sebagai

berikut: (a) Mengidentifikasi masalah tentang motivasi belajar matematika

siswa. (b) Melakukan wawancara terhadap guru kelas yang mengajar

matematika. (c) Data yang telah diidentifikasi, dianalisis berdasarkan hasil

wawancara kemudian disimpulkan. (d) Merencanakan tindakan berdasarkan

penyebabnya, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

instrumen penelitian, pedoman observasi aktifitas guru dan aktifitas siswa.

2) Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan kolaborasi dengan

guru kelas yang mengajar matematika. Pelaku tindakan adalah peneliti,

sedangkan observer adalah guru kelas IV yang sekaligus mengajar pelajaran

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

40

matematika. Pada tahap ini digunakan rancangan strategi dan RPP yang

sudah disusun pada tahap perencanaan.

3) Pengamatan dan analisis

Pada tahap ini peneliti dan guru observer melakukan pengamatan

terhadap proses tindakan kelas, situasi kelas, aktifitas mengajar guru, dan

aktifitas belajar siswa di kelas dengan menggunakan pedoman observasi yang

telah direncanakan. Selain itu peneliti juga mencatat hal-hal yang penting dan

diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Data-data pada saat

observasi dikumpulkan dan dianalisis secara menyeluruh.

4) Refleksi

Di tahap refleksi, data yang telah dianalisis dilakukan evaluasi dan

refleksi dengan tujuan untuk menyempurnakan tindakan berikutnya dan

memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya.

Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, jika diketahui pada

siklus I indikator keberhasilan belum tercapai, maka akan dilanjutkan pada siklus

II, hasil refleksi siklus I sebagai acuannya. Jika hasil pembelajaran pada siklus II

telah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai maka penelitian

dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka

dilanjutkan pada siklus berikutnya, seperti digambarkan pada gambar berikut:

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 3.1: Alur Penelitian Tindakan Kelas menurut Kurt Lewin

Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi

Perencanaan Refleksi

Pelaksanaan

Pengamatan

?

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

41

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas

IV SDN Cengkareng Timur 01 Pagi, Cengkareng-Jakarta Barat semester 1 tahun

ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 30 siswa dengan komposisi 16 siswa laki-laki

dan 14 siswa perempuan.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perancang dan pelaksana

kegiatan (guru peneliti). Peneliti merencanakan kegiatan, melaksanakan tindakan,

melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta melaporkan

hasil penelitian. Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, peneliti dibantu oleh

kolaborator yaitu seorang wali kelas sekaligus pengajar mata pelajaran

Matematika kelas IV yang bertindak sebagai observer (guru pengamat).

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahapan penelitian tindakan kelas ini merupakan suatu siklus yang

meliputi kegiatan: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)

refleksi. Tindakan kelas yang dilaksanakan berupa pengajaran di kelas secara

sistematis dengan tindakan pengelolaan kelas melalui strategi, pendekatan,

metode pengajaran yang tepat dengan perencanaan tindakan yang telah tersusun

sebelumnya. Dalam setiap siklus, peneliti dan kolaborator akan mengamati

kegiatan siswa dalam setiap aktifitas pengajaran yang dilakukan dalam kelas, serta

melakukan pengamatan terhadap motivasi belajar siswa. Dalam sekali tindakan

biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat

perhatian, sehingga siklus tersebut harus berulang sampai diperoleh data yang

dapat dikumpulkan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian.

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

42

Berikut adalah gambaran tentang langkah-langkah yang akan dilakukan

dalam penelitian tindakan kelas ini:

1. Persiapan Pra Penelitian, yaitu:

Kegiatan Pendahuluan

a) Observasi di sekolah yang akan menjadi tempat pelaksanaan

penelitian

b) Pembuatan surat izin penelitian

c) Pembuatan instrumen penelitian

d) Menghubungi kepala sekolah dan wali kelas yang akan menjadi

kolaborator

e) Mengobservasi proses belajar mengajar matematika di kelas

f) Menentukan kelas subjek yang akan dikenai tindakan

g) Wawancara guru tentang motivasi belajar matematika siswa

h) Melakukan diagnosa mengenai timbulnya permasalahan dalam kelas

i) Mensosialisasikan hasil observasi kepada wali kelas

2. Siklus I, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut:

Tahap Perencanaan

a) Merencanakan pembelajaran dengan membuat RPP menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD

b) Menyusun lembar kerja siswa (LKS)

c) Menyiapkan media pembelajaran

d) Membuat lembar observasi aktifitas mengajar guru

e) Membuat lembar observasi aktifitas belajar siswa

f) Menyiapkan dokumentasi kegiatan pembelajaran

Tahap Pelaksanaan

a) Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran

b) Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat dengan

menggunakan metode STAD

c) Mencatat hal-hal penting yang terjadi selama proses pembelajaran di

dalam kelas

Tahap Pengamatan

a) Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama pembelajaran

siklus I berlangsung, pengamatan dilakukan oleh peneliti dan

dibantu oleh kolaborator (guru kelas)

b) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktifitas belajar

siswa di kelas

Tahap Refleksi

a) Peneliti bersama kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan atau

merefleksikan untuk menentukan keberhasilan serta dilakukan

perbaikan-perbaikan dari tindakan tersebut

b) Merencanakan tindakan pada siklus II, berdasarkan hasil evaluasi

pada siklus I

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

43

3. Siklus II, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut:

Tahap Perencanaan

a) Merencanakan pembelajaran dengan membuat RPP menggunakan

metode kooperatif tipe STAD yang telah diperbaiki berdasarkan pada

siklus I

b) Menyusun lembar kerja siswa (LKS)

c) Menyiapkan media pembelajaran

d) Membuat lembar observasi aktifitas mengajar guru

e) Membuat lembar observasi aktifitas belajar siswa

Tahap Pelaksanaan

a) Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran

b) Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat dengan

menggunakan metode STAD

c) Mencatat hal-hal penting yang terjadi selama proses pembelajaran di

dalam kelas

Tahap Pengamatan

a) Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama pembelajaran

siklus II berlangsung, pengamatan dilakukan oleh peneliti dan

dibantu oleh kolaborator (guru kelas)

b) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktifitas belajar

matematika siswa di kelas

Tahap Refleksi

a) Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan

untuk dilakukan perbaikan-perbaikan dari tindakan tersebut

b) Setelah proses analisis dan evaluasi, peneliti dan guru membuat

kesimpulan dari hasil penelitian

Tabel 3.1: Tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

44

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Penelitian tindakan ini dilakukan berdasarkan hipotesis bahwa motivasi

belajar matematika siswa akan meningkat setelah diterapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pembelajaran

matematika pada konsep pengukuran sudut, panjang, dan berat dalam pemecahan

masalah.

Penelitian ini diharapkan dapat memenuhi indikator ketercapaian yang

telah ditentukan berdasarkan:

1. Hasil pengamatan melalui lembar observasi aktifitas belajar siswa dan

aktifitas mengajar guru pada akhir siklus menunjukkan kriteria “Baik” dengan

skor 75% - 84% atau lebih.

2. Hasil pengukuran motivasi belajar matematika melalui angket motivasi pada

akhir siklus menunjukkan rata-rata nilai 80% - 100%.

3. Hasil wawancara dengan guru dan siswa menunjukkan bahwa sebagian siswa

memiliki motivasi belajar yang baik dalam belajar matematika.

G. Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan

data kuantitatif.

1. Data kualitatif, diperoleh dari hasil observasi catatan lapangan, hasil

wawancara dengan guru dan siswa, dan hasil dokumentasi jalannya proses

pembelajaran.

2. Data kuantitatif, diperoleh dari hasil rata-rata observasi aktifitas belajar siswa

dan angket motivasi belajar matematika siswa pada setiap akhir siklus.

Sumber data penelitian ini diperoleh dari peneliti, siswa kelas IV, dan guru

mata pelajaran yang sekaligus sebagai observer.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data agar

pengamatan lebih tepat dan hasilnya lebih baik sehingga mudah untuk diolah.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian mengenai motivasi

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

45

belajar siswa pada mata pelajaran Matematika di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi

adalah sebagai berikut:

1. Lembar observasi

Pedoman observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan

untuk melihat proses pembelajaran guru dan melihat aktifitas belajar siswa

sehingga dapat diketahui gambaran pembelajaran yang terjadi. Observasi

proses pembelajaran guru dilihat dari setiap tahap pembelajaran yaitu

menjelaskan tujuan pembelajaran, membentuk kelompok belajar,

memperhatikan dan membimbing siswa dalam kelompok, memberikan kuis,

penghargaan kelompok, menyimpulkan materi, serta mengarahkan siswa

untuk bertanya jawab. Sedangkan observasi aktifitas belajar siswa dilihat dari

proses pembelajaran yang meliputi siswa memperhatikan penjelasan guru,

mengerjakan LKS, siswa terlibat dalam diskusi kelompok, siswa

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas, siswa

mengerjakan tugas yang diberikan guru, siswa bertanya jawab dan mencari

informasi terkait materi atau tugas.

2. Catatan lapangan

Catatan lapangan dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator,

digunakan untuk mencatat semua kejadian yang tidak sempat terangkum

dalam lembar observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Bentuk

kejadian ini berupa aktifitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama

proses pembelajaran berlangsung.

3. Pedoman wawancara

Wawancara diajukan kepada guru mata pelajaran matematika pada

kegiatan pra penelitian untuk mengetahui metode belajar yang digunakan

guru dalam mengajar matematika, keaktifan belajar siswa, dan motivasi

belajar matematika siswa. Wawancara juga dilakukan kepada siswa sebelum

dilaksanakannya penelitian dan sesudah akhir setiap siklus.

4. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mendokumentasikan aktifitas belajar

siswa selama proses pembelajaran matematika berlangsung.

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

46

5. Angket atau kuesioner

Angket yang digunakan terdiri dari 25 butir pertanyaan yang

dibagikan kepada 30 orang siswa. Angket ini dibagikan pada setiap akhir

pembelajaran siklus selesai.

Menurut Sardiman, motivasi belajar dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai

berikut :3

1. Minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran.

2. Semangat belajar siswa dalam melaksanakan tugas-tugas belajar.

3. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar.

4. Reaksi yang ditunjukkan terhadap stimulus yang diberikan oleh guru.

5. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

Tabel 3.2: Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Matematika

Dimensi Elemen

Nomor

Pernyataan Jumlah

Positif Negatif

1. Minat dan perhatian

siswa terhadap

pelajaran

a. Senang belajar matematika. 1 9 2

b. Memperhatikan guru mengajar 12 23 2

c. Rajin membaca buku 7, 15, 20 11, 17 5

2. Semangat siswa untuk

melaksanakan tugas-

tugas belajar

a. Tekun menghadapi tugas 25 6 2

b. Ulet dalam menghadapi

kesulitan 16 2 2

3. Tanggung jawab

siswa dalam

mengerjakan tugas-

tugas belajar

a. Tidak membuang waktu 21 8 2

b. Tidak bergantung pada orang

lain 13, 22 14 3

4. Reaksi yang

ditunjukkan terhadap

stimulus yang

diberikan guru

a. Bertanya serta menjawab

pertanyaan 3, 18 10 3

b. Berusaha unggul 4 24 2

5. Rasa senang dalam

mengerjakan tugas

yang diberikan

a. Senang mencari serta

memecahkan masalah 5 19 2

Jumlah 25

3 Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2004), Cet. 11, h. 83.

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

47

I. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Teknik pengolahan data

Untuk mengelola data dalam penelitian ini, peneliti melakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

a) Editing, yaitu memeriksa kembali jawaban daftar pernyataan atau angket

yang diserahkan oleh responden. Kemudian angket tersebut diperiksa satu

persatu, tujuannya untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada

pada daftar pernyataan yang telah diselesaikan. Jika ada jawaban yang

diragukan atau tidak dijawab, maka penulis menghubungi responden yang

bersangkutan untuk menyempurnakan jawabannya.

b) Scoring, yaitu merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir

pernyataan yang terdapat dalam angket. Setiap pernyataan dalam angket

terdapat 4 butir jawaban yaitu: Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan

Sangat Tidak Setuju, yang harus dipilih oleh responden. Maka penulis

melakukan perhitungan skor rata-rata sebagai berikut:

Tabel 3.3: Kriteria Penilaian Angket Motivasi Siswa

Alternatif Jawaban Nilai Pernyataan

Positif Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

c) Tabulating, yaitu setelah diketahui setiap indikatornya, maka seluruh data

tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui

perhitungannya.

2. Teknik analisis data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis secara

kuantitatif yang dinamakan deskripsi analisis, yaitu menggambarkan apa

adanya. Langkah pertama adalah membuat tabel frekuensi dan kemudian

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

48

dilengkapi dengan persentase. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus

sebagai berikut:

P =

x 100%

Keterangan:

P = Persentase

F = Frekuensi/jumlah yang mengisi

N = Jumlah responden

Untuk menentukan persentase, digunakan rumus perhitungan sederhana

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menentukan Nilai Harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan

mengalikan jumlah item pernyataan dengan skor tertinggi.

b) Menghitung Nilai Skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata

sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.

c) Menentukan kategorinya yaitu dengan menggunakan rumus:

P =

Keterangan:

P = Presentasi

NS = Nilai Skor

NH = Nilai Harapan

Kemudian penulis menentukan kategori penilaian angket motivasi

belajar tersebut, di antaranya:

Tabel 3.4: Kategori Nilai Angket Motivasi Belajar

Posisi Persentase Kategori

I 80 % – 100% Tinggi

II 50 % – 79% Sedang

III < 50% Rendah

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

49

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Untuk memperoleh data yang valid, dalam penelitian ini peneliti

menggunakan beberapa teknik yaitu:

1. Member check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi wawancara dari

narasumber yang relevan dengan PTK, apakah keterangan atau informasi

tersebut sifatnya tetap atau berubah sehingga dapat dipastikan

ketepatannya dan dapat diperiksa kebenarannya. Triangulasi, yaitu

memeriksa kebenaran analisis dari si peneliti dengan membandingkan

hasil dari mitra peneliti. Menggali dari data sumber yang sama dengan

menggunakan cara yang berbeda. Saturasi, yaitu situasi pada waktu data

sudah jenuh, atau tidak ada lagi data lain yang berhasil dikumpulkan atau

tidak ada lagi data yang dikumpulkan.4

2. Memeriksa kembali data-data yang terkumpul, baik mengenai

kejanggalan, keaslian, maupun kelengkapannya.

3. Mengulang pengolahan data dan analisis data yang sudah terkumpul.

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilaksanakan dan diketahui

hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria ketercapaian yaitu peningkatan

motivasi belajar matematika siswa, maka akan ditindaklanjuti dengan melakukan

tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Siklus ini terdiri

dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan

refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator

keberhasilan belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II.

Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah

berhasil menguji penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.

4 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi

Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), Ed. 1, h. 108.

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Cengkareng Timur 01

Pagi, Cengkareng-Jakarta Barat. Sebelum melakukan penelitian, peneliti

melakukan kegiatan pra penelitian dengan melakukan observasi langsung ke

sekolah tempat meneliti. Kegiatan ini merupakan langkah awal yang

dilakukan peneliti sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas. Dalam

kegiatan pra penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas

yang juga sebagai pengajar mata pelajaran matematika, melakukan

pengamatan aktifitas belajar mengajar di kelas, dan mendiskusikan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

yang akan digunakan dalam penelitian dengan guru, serta melakukan

persiapan-persiapan yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian tindakan

kelas.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara tersebut, diperoleh

informasi bahwa model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar

matematika di kelas adalah dengan menggunakan metode ceramah dan tanya

jawab saja. Guru merasa kesulitan untuk menggunakan metode lain

dikarenakan kebanyakan siswa hanya bercanda dan mengobrol dengan

temannya. Selain itu siswa juga sulit jika diminta guru untuk mengerjakan

soal di papan tulis.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas yang juga sebagai

pengajar mata pelajaran matematika, ditentukan kelas IV sebagai kelas yang

cocok untuk dilakukan penelitian tindakan kelas, terkait dengan motivasi

belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika yang dianggap masih

rendah.

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

51

2. Penelitian Siklus I

a) Perencanaan

1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan disampaikan kepada

siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3) Membuat Lembar Kerja Siswa.

4) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK. Instrumen

yang digunakan meliputi angket motivasi belajar matematika siswa

pada setiap akhir siklus I dan II, dan menyusun lembar observasi

aktifitas mengjar guru dan aktifitas belajar siswa yang digunakan

pada setiap proses pembelajaran.

b) Pelaksanaan

Proses pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam 4

pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD, yaitu:

1) Pertemuan ke-1

(a) Pendahuluan

Pada pertemuan pertama, semua siswa sudah duduk dengan

tertib, namun posisi tempat duduk belum disiapkan membentuk

kelompok. Kemudian guru membagi kelas ke dalam 6 kelompok

yang masing-masing beranggotakan 5 orang siswa. Dalam

penentuan anggota kelompok dilakukan secara heterogen pada

masing-masing kelompok berdasarkan jenis kelamin dan nilai

hasil ulangan siswa. Kemudian guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan disampaikan serta menjelaskan tahap-

tahap pembelajaran yang akan dilakukan siswa. Guru

menyampaikan kepada siswa bahwa pembelajaran akan

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

52

dilaksanakan dengan diskusi kelompok dan presentasi kelas, dan

juga akan diberikan kuis pada akhir pembelajaran serta

pemberian penghargaan kepada kelompok-kelompok yang

berprestasi. Guru kelas berperan sebagai observer yang bertugas

mengamati aktifitas mengajar guru dan memasukkannya ke

dalam lembar observasi aktifitas guru.

(b) Kegiatan Inti

(i) Kerja Kelompok

Sebelum menyampaikan materi pelajaran, guru

menegaskan kepada siswa agar tertib selama mengikuti

proses pembelajaran berlangsung dan tertib saat berdiskusi

kelompok. Lalu dilanjutkan dengan memotivasi siswa dengan

menyuarakan yel-yel yang dibimbing oleh guru. Materi

pelajaran yang disampaikan pada pertemuan ini adalah

menentukan sudut lancip, sudut tumpul, dan sudut siku-siku

dari bangun datar dan bangun sekitar, mengukur besar sudut,

dan membandingkan besar dua sudut. Sebelum siswa

melakukan diskusi kelompok, guru terlebih dahulu

menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai serta menjelaskan secara garis besar isi dari materi

yang akan dicapai siswa di papan tulis. Kemudian guru

membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk

dikerjakan secara berdiskusi dengan kelompoknya masing-

masing.

Pada pertemuan pertama ini masih banyak siswa yang

terlihat kebingungan dalam mengerjakan LKS. Ada beberapa

kelompok yang terlihat kurang kompak dengan anggotanya

masing-masing dalam mengerjakan LKS. Bahkan ada

kelompok yang mengerjakan tugasnya sendiri-sendiri, ketika

guru mendekati kelompok tersebut mereka hanya saling

menyalahkan teman sekelompoknya yang tidak mau bekerja

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

53

sama. Ada juga dalam satu kelompok yang mengerjakan LKS

hanya dua orang, yang lain hanya diam, bercanda, dan

mengobrol dengan temannya.

(ii) Presentasi Kelas

Setelah waktu yang diberikan untuk mengerjakan LKS

selesai, guru meminta salah satu anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di papan tulis.

Pada saat mempresentasikan hasil kerja kelompok, siswa

yang terpilih untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya masih malu dan enggan untuk maju ke depan

kelas. Kondisi kelas menjadi kurang kondusif karena ada

beberapa siswa yang bercanda dan tidak memperhatikan

temannya yang sedang presentasi, justru malah mengolok

temannya. Kemudian dari hasil kerja semua kelompok

dibahas secara bersama oleh guru dan siswa, siswa yang

lainnya boleh menanggapi hasil kerja kelompok lain.

(iii)Kuis 1

Kuis dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Pada saat

mengerjakan kuis terkihat siswa saling bekerja sama dengan

temannya, guru berkeliling kelas mengamati dan menegur

siswa agar tidak bekerja sama dalam mengerjakan kuis.

(iv) Perkembangan Skor Individu

Pada pertemuan ini belum ditentukan skor

perkembangan individu karena belum diketahui skor

peningkatan belajar siswa.

(v) Penghargaan Kelompok

Penghargaan kelompok diberikan kepada kelompok

yang terbaik dalam bekerja sama mengerjakan tugasnya dan

yang jawabannya paling benar. Kemudian guru

menyimpulkan kembali materi yang telah dipelajari bersama

siswa dengan melihat hasil kerja kelompoknya masing-

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

54

masing, dan ternyata masih banyak kelompok yang

menjawab soal dengan asal-asalan, sehingga guru

mengumumkan bahwa kekompakan dalam berdiskusi

kelompok masih kurang.

(c) Kegiatan Akhir

Sebelum menutup pelajaran, guru memberikan latihan soal

guna menentukan nilai skor individu. Karena terbatasnya waktu

maka latihan soal yang belum selesai dilanjutkan sebagai

pekerjaan rumah dan dikumpulkan kembali di pertemuan

berikutnya. Guru menutup pelajaran dengan memotivasi siswa

agar lebih rajin lagi belajarnya, dan mengingatkan siswa untuk

mempelajari materi yang akan diajarkan di pertemuan berikutnya

yaitu mengenal sudut siku-siku dengan menggunakan empat arah

mata angin dan menentukan besar sudut satu putaran, sudut

setengah putaran, dan sudut seperempat putaran dalam satuan

derajat.

2) Pertemuan ke-2

(a) Pendahuluan

Pada pertemuan kedua, sama halnya dengan pertemuan

pertama, guru kelas berperan sebagai observer. Materi yang

diajarkan pada pertemuan ini adalah tentang mengenal sudut

siku-siku dengan menggunakan empat arah mata angin dan

menentukan besar sudut satu putaran, sudut setengah putaran,

dan sudut seperempat putaran dalam satuan derajat.

Sebelum guru memulai pelajaran, guru menanyakan tugas

PR pada pertemuan sebelumnya untuk dibahas bersama dan

hasilnya dikumpulkan ke guru. Selanjutnya guru menyampaikan

indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa dan

kemudian menjelaskannya di papan tulis. Pada saat guru

menjelaskan materi, ada beberapa siswa yang mengobrol dengan

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

55

teman sekelompoknya, kemudian guru menegurnya dengan

memberi peringatan agar tidak mengganggu teman yang lainnya.

(b) Kegiatan Inti

(i) Kerja Kelompok

Dalam menjelaskan materi, guru menggunakan media

berupa jam dinding berbentuk lingkaran dan membuat empat

arah mata angin di papan tulis secara jelas, guna

mempermudah siswa dalam memahami pelajaran. Setelah

menyampaikan materi, guru meminta agar semua siswa

duduk dengan tertib di kelompoknya masing-masing tanpa

membuat kegaduhan. kemudian guru membagikan LKS

kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan secara

berdiskusi bersama kelompoknya. Pada saat seluruh

kelompok mengerjakan tugasnya, guru berkeliling kelas

mengamati masing-masing kelompok dan memberikan

arahan bagi kelompok yang kesulitan dalam mengerjakan

tugasnya. Pada pertemuan kali ini, sudah ada beberapa siswa

yang mengajukan pertanyaan kepada guru terkait materi yang

belum dipahaminya, meskipun kekompakan pada masing-

masing kelompok masih kurang.

(ii) Presentasi Kelas

Kemudian pada saat presentasi dilaksanakan, siswa

yang terpilih giliran mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya juga masih terlihat malu-malu dan enggan

untuk maju ke depan kelas, hal ini diakibatkan karena teman-

teman yang lainnya mengolok dan merendahkannya. Dan

pada saat presentasi kelas berlangsung, masih banyak siswa

yang mengobrol dan tidak memperhatikan temannya yang

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

56

(iii)Kuis 2

Setelah kegiatan diskusi kelompok dan presentasi kelas,

masing-masing siswa diberikan kuis individu. Guru

mengingatkan siswa agar tidak mengerjakan tugas dengan

mencontek temannya, dan memberi hukuman jika ada yang

berbuat curang dalam mengerjakan kuis maka tidak akan

memperoleh nilai.

(iv) Perkembangan Skor Individu

Perkembangan skor individu diketahui dengan

membandingkan pada hasil perkembangan skor individu

sebelumnya, yaitu skor kuis 1 dengan skor kuis 2.

Tabel 4.1: Skor Perkembangan Individu 1

Kelompok Poin Perkembangan Rata-

Rata

Kriteria

0 10 20 30

I 2 2 1 8 Kurang

II 2 2 1 8 Kurang

III 1 2 2 12 Kurang

IV 1 3 1 10 Kurang

V 2 1 1 1 12 Kurang

VI 2 1 2 10 Kurang

(v) Penghargaan Kelompok

Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan

ulasan singkat terkait materi yang sudah diajarkan dan

memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik

dalam mengerjakan tugasnya dan kompak dalam berdiskusi

kelompok. Latihan soal diberikan kepada masing-masing

siswa untuk mengetahui perkembangan belajar siswa dalam

menerima pelajaran.

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

57

(c) Kegiatan Akhir

Kemudian guru menutup pelajaran dengan memberikan

motivasi kepada siswa agar ditingkatkan lagi semangat

belajarnya, serta mengingatkan siswa untuk mempelajari di

rumah terlebih dahulu materi ajar yang akan diajarkan pada

pertemuan berikutnya.

3) Pertemuan ke-3

(a) Pendahuluan

Pada pertemuan ketiga, pada saat guru sudah memasuki

kelas, terlihat ada beberapa siswa yang masih jalan-jalan di

dalam kelas dan ada siswa yang tidak duduk pada tempat

duduknya dalam kelompoknya masing-masing, dikarenakan ada

siswa yang bertengkar dalam kelompok sebelum guru memasuki

kelas. Setelah suasana kelas kondusif, barulah guru membuka

pelajaran dengan menanyakan kabar siswa dan mengabsen

kehadiran siswa, ternyata ada satu orang siswa yang tidak masuk

sekolah dengan alasan sakit.

Kegiatan belajar mengajar dilakukan sebagaimana pada

pertemuan-pertemuan sebelumnya dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru kelas berperan sebagai

observer mengamati aktifitas mengajar guru dan mengamati

perkembangan proses belajar mengajar. Guru menyampaikan

indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa

pada pertemuan kali ini, materi yang akan diajarkan adalah

mempelajari tentang satuan panjang baku dan tidak baku serta

perhitungan pada satuan ukuran panjang.

(b) Kegiatan Inti

Sebelum menjelaskan materi ajar, guru menanyakan tugas

PR siswa lalu membahasnya sejenak dan mengumpulkan kepada

guru. Selanjutnya guru menyampaikan materi ajar dengan alat

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

58

bantu berupa penggaris meteran dan membuat diagram tangga

tingkatan satuan panjang di papan tulis.

(i) Kerja Kelompok

Pada pertemuan kali ini masih ada beberapa siswa yang

tidak memperhatikan penjelasan guru saat menyampaikan

materi terutama siswa yang duduk di bagian belakang.

Setelah menyampaikan materi, seperti biasa guru

membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk

dikerjakan secara bersama dan berdiskusi dalam kelompok.

Guru menekankan kepada seluruh kelompok untuk saling

menghargai pendapat teman sekelompoknya dan bekerja

secara kompak dalam kelompok.

Pada saat siswa bekerja dalam kelompoknya, guru

memantau kegiatan siswa dan membantu kelompok yang

kesulitan. Pada pertemuan kali ini sudah terlihat ketertiban

dari beberapa kelompok, dan dari beberapa kelompok sudah

ada siswa yang memberanikan diri bertanya kepada guru

mewakili kelompok diskusinya. Setelah waktu untuk

berdiskusi kelompok dalam menyelesaikan tugas selesai,

maka dilanjutkan dengan presentasi kelas oleh siswa yang

lainnya dari kelompok yang berbeda dari pertemuan

sebelumnya.

(ii) Presentasi Kelas

Pada saat melakukan presentasi kelas, siswa yang

terpilih untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya

sudah tidak merasa malu dan ragu lagi, meskipun masih ada

beberapa siswa dari kelompok lain yang mengoloknya. Saat

presentasi berlangsung masih terlihat beberapa siswa tidak

memperhatikan temannya yang sedang melakukan presentasi,

kemudian guru menegurnya dan akan memberikan hukuman

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

59

bagi yang tidak memperhatikan presentasi hasil kerja

temannya.

(iii)Kuis 3

Selanjutnya guru memberikan latihan soal kepada

masing-masing siswa guna mengetahui skor individual siswa.

(iv) Perkembangan Skor Individu

Perkembangan skor individu diketahui dengan

membandingkan pada hasil perkembangan skor individu

sebelumnya, yaitu skor kuis 2 dengan skor kuis 3.

Tabel 4.2: Skor Perkembangan Individu 2

Kelompok Poin Perkembangan Rata-

Rata

Kriteria

0 10 20 30

I 1 2 2 12 Kurang

II 2 1 2 10 Kurang

III 1 2 1 1 14 Cukup

IV 1 2 2 12 Kurang

V 1 1 3 14 Cukup

VI 1 2 2 12 Kurang

(v) Penghargaan Kelompok

Setelah melakukan presentasi hasil kerja kelompok,

guru mengumumkan hasil kerja kelompok yang terbaik dan

kompak dalam berdiskusi, lalu memberikan penghargaan

kepada kelompok tersebut.

(c) Kegiatan Akhir

Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan arahan

dan motivasi kepada siswa untuk selalu belajar lebih giat lagi

agar memperoleh peringkat dan hasil belajar yang memuaskan

bagi diri siswa sendiri dan orang tua masing-masing, serta

mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang akan

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

60

disampaikan pada pertemuan berikutnya yaitu mengenai satuan

berat dan satuan ukuran kuantitas.

4) Pertemuan ke-4

(a) Pendahuluan

Pada pertemuan kali ini materi yang akan diajarkan adalah

mempelajari tentang satuan berat dan satuan ukuran kuantitas.

Sebelum guru memasuki kelas, kondisi kelas sudah terlihat lebih

rapi dan tertib dari pertemuan-pertemuan sebelumnya meskipun

ada beberapa siswa yang masih berjalan kesana-kemari, beberapa

kelompok terlihat sudah siap menerima dan mengikuti pelajaran

yang akan disampaikan guru. Seperti biasanya, guru membuka

pelajaran dengan berdoa bersama disusul dengan ucapan salam

dari siswa kepada guru dan sebaliknya. Guru menanyakan kabar

siswa dan melakukan absensi kehadiran siswa, pada pertemuan

kali ini semua siswa dapat hadir mengikuti kegiatan belajar

mengajar.

Sebelum menyampaikan materi, guru menyampaikan

indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa pada

pertemuan kali ini. Guru memotivasi siswa dengan memberikan

yel-yel agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti dan

menerima pelajaran yang akan disampaikan.

(b) Kegiatan Inti

(i) Kerja Kelompok

Guru menyampaikan materi secara garis besar dengan

mengaitkannya ke dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Selanjutnya guru meminta siswa untuk duduk lebih merapat

ke dalam kelompoknya lalu memberikan LKS kepada

masing-masing kelompok untuk dikerjakan secara berdiskusi

kelompok. Guru membimbing setiap kelompok untuk bekerja

sama, terutama yang kerja kelompoknya masih rendah agar

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

61

terdorong untuk saling membantu temannya dalam satu

kelompok demi kemajuan kelompok.

(ii) Presentasi Kelas

Setelah waktu untuk diskusi kelompok selesai, masing-

masing kelompok menunjukkan hasil kerja kelompoknya di

papan tulis yang ditulis oleh perwakilan masing-masing

kelompok yang dipilih secara acak oleh guru kemudian

dibahas bersama oleh guru dan siswa.

(iii)Kuis 4

Selanjutnya guru memberikan latihan soal kepada

masing-masing siswa guna mengetahui skor individual siswa.

(iv) Skor Perkembangan Individu

Perkembangan skor individu diketahui dengan

membandingkan pada hasil perkembangan skor individu

sebelumnya, yaitu skor kuis 3 dengan skor kuis 4.

Tabel 4.3: Skor Perkembangan Individu 3

Kelompok Poin Perkembangan Rata-

Rata

Kriteria

0 10 20 30

I 3 2 14 Cukup

II 1 2 2 12 Kurang

III 1 1 2 1 16 Cukup

IV 3 1 1 16 Cukup

V 2 2 1 18 Cukup

VI 2 3 16 Cukup

(v) Penghargaan Kelompok

Selanjutnya guru memberikan penghargaan kepada

kelompok yang paling tepat jawabannya dan kompak dalam

kerjasamanya. Kemudian guru mengingatkan siswa untuk

mempelajari materi tentang peyelesaian masalah perhitungan

yang berkaitan dengan satuan panjang.

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

62

(c) Kegiatan Akhir

Di akhir pelajaran sebelum menutup pelajaran guru

menjelaskan secara singkat mengenai lembar angket motivasi

belajar matematika siswa bahwa angket tersebut tidak akan

mempengaruhi nilai rapor siswa, kemudian membagikannya

kepada masing-masing siswa dan meminta siswa untuk

menjawab lembar angket tersebut sesuai dengan kepribadian

siswa. Peneliti dan guru kelas mengamati siswa saat menjawab

lembar angket yang diberikan, memastikan tidak ada pertanyaan-

pertanyaan yang belum diisi oleh siswa, kemudian hasilnya

dikumpulkan langsung pada akhir pertemuan ini pula kepada

guru.

c) Observasi

Tahap observasi ini dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya

tahap pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti dan

guru kelas yang mencatat seluruh kegiatan siswa berkaitan dengan

aktifitas belajar matematika siswa dan hal-hal lainnya yang terjadi selama

proses pembelajaran.

Hasil pengamatan ini dibuat dalam bentuk catatan lapangan.

Catatan lapangan tersebut mencatat semua kondisi siswa dan kejadian

selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berdasarkan pengamatan selama

proses pembelajaran berlangsung diperoleh catatan mengenai kondisi

siswa sebagai berikut:

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

63

Tabel 4.4: Hasil Pengamatan Catatan Lapangan Siklus I

No. Tindakan Kondisi Siswa

1. Penyampaian

materi ajar

- Siswa terlihat kurang perhatian terhadap

penjelasan materi yang disampaikan, terutama

bagi kelompok siswa yang posisi duduknya di

belakang.

2. Pembelajaran

berkelompok

- Belum terbiasa belajar berkelompok

- Masih ada beberapa siswa yang bercanda dan

mengobrol

3. Pengerjaan

LKS

- Tidak membaca perintah pada LKS

- Bingung cara mengerjakannya

- Pengerjaan LKS tidak dilakukan secara bersama

4. Diskusi atau

tanya jawab

- Didominasi siswa yang lebih pandai

- Beberapa siswa hanya mengandalkan temannya

- Malu dalam berpendapat

- Siswa yang pasif hanya mengikuti pendapat

temannya yang lebih aktif

- Masih ragu dalam menyampaikan jawaban

5. Refleksi - Pemahaman siswa terhadap materi masih terlihat

kurang maksimal

Hasil observasi aktifitas guru dan observasi aktifitas siswa

melalui lembar observasi pada siklus I dapat dilihat pada tabel-tabel

sebagai berikut:

1) Lembar observasi aktifitas guru

Pengamatan ini dilakukan oleh observer (guru kelas/mata

pelajaran) yang mencatat seluruh aktifitas guru selama proses

pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

64

Tabel 4.5: Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus I

No Aspek yang

Diamati

Pertemuan Ke- (∑) (%)

I II III IV

1 Menjelaskan tujuan

pembelajaran

2 3 3 3 11 68,75

2 Membentuk

kelompok belajar

3 3 3 3 12 75

3 Memperhatikan dan

membimbing siswa

dalam kelompok

3 3 3 4 13 81,25

4 Memberikan kuis

kepada siswa

3 3 2 3 11 68,75

5 Memberikan

penghargaan kepada

kelompok belajar

3 3 3 3 12 75

6 Menyimpulkan

materi yang telah

diajarkan

2 2 3 3 10 62,5

7 Mengarahkan siswa

untuk mengajukan

pertanyaan terkait

materi

3 3 3 3 12 75

Jumlah (∑) 19 20 20 22 72,31 %

Persentasi (%) 67,85 71,42 71,42 78,57

Rata-Rata 72,31 %

Keterangan Cukup Baik

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

65

Berdasarkan tabel di atas terkait dengan kegiatan aktifitas

mengajar guru, guru mengikuti setiap aspek yang diamati dalam

lembar observasi dan melakukan langkah-langkah yang tersusun di

dalam RPP. Sesuai dengan data yang diperoleh terjadi peningkatan

hasil observasi aktifitas guru yang dilakukan selama siklus I dengan

persentasi nilai 67,85 % - 78,57 %, sehingga dapat diketahui hasil

rata-rata aktifitas mengajar guru pada siklus I adalah 72,31 % dengan

keterangan “Cukup Baik”.

2) Lembar observasi aktifitas siswa

Tabel 4.6: Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus I

No Aspek yang

Diamati

Pertemuan Ke- (∑) (%)

I II III IV

1 Memperhatikan

penjelasan guru

3 3 3 3 12 75

2 Mengerjakan LKS 2 2 3 3 10 62,5

3 Berdiskusi kelompok 2 2 3 3 10 62,5

4 Mempresentasikan

hasil kerja kelompok

2 2 3 3 10 62,5

5 Memperhatikan

pendapat temannya

2 3 2 3 10 62,5

6 Mengerjakan

soal/kuis

3 3 3 3 12 75

7 Berani bertanya 2 2 3 2 9 56,25

8 Menjawab

pertanyaan guru

2 3 3 3 11 68,75

Jumlah (∑) 18 20 23 23 65,62 %

Persentase (%) 56,25 62,5 71,87 71,87

Rata-Rata 65,62 %

Keterangan Kurang Baik

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

66

3) Wawancara

Wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran pada

siklus I selesai. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui respon

siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Wawancara dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tingkat kemampuan

siswa dalam belajar matematika yang dipilih secara acak.

Tabel 4.7: Hasil Wawancara Siswa pada Siklus I

No Pertanyaan Tingkat Kemampuan Siswa

Tinggi Sedang Rendah

1 Bagaimana menurut

kamu mengenai

pelajaran

matematika?

Menyenangkan

dan seru

Cukup sulit Susah

dipahami

2 Apakah belajar

matematika secara

berkelompok

menyenangkan?

Iya, sangat

menyenangkan

Iya, tentu Iya, karena

ramai-ramai

3 Apakah soal yang

diberikan terlalu

sulit?

Tidak, soalnya

mudah

dipahami

Ada yang

sulit dan ada

yang mudah

Sangat sulit

4 Apa kesan kalian

setelah belajar

matematika dengan

cara berkelompok?

Ingin setiap

hari belajar

matematika

berkelompok

Ada teman

yang tidak

mau bantu

belajar

Belajarnya

bisa santai

5 Apakah dengan

belajar berkelompok

membuat kalian

lebih aktif dan ingin

terus belajar?

Ya, saya jadi

bersemangat

belajar karena

bisa belajar

bareng teman

Iya, bisa

belajar

bareng

teman-teman

Iya, jadi aku

tidak diam

saja

Dari hasil wawancara pada siklus I, diketahui beberapa siswa

merespon biasa saja, hal tersebut menandakan bahwa motivasi siswa

masih kurang dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

67

4) Angket/kuesioner

Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui

motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang

berlangsung selama siklus I.

Tabel 4.8: Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar

Matematika Siswa pada Siklus I

Butir Soal SS S TS STS Kategori

1 17 6 7 0 +

2 1 1 14 14 -

3 10 13 5 2 +

4 10 14 2 4 +

5 4 7 13 6 +

6 1 0 19 10 -

7 12 9 6 3 +

8 8 10 7 5 -

9 0 3 21 6 -

10 13 5 4 8 -

11 4 6 15 5 -

12 11 12 7 0 +

13 13 9 5 3 +

14 7 10 8 5 -

15 9 12 5 4 +

16 26 3 1 0 +

17 8 9 7 6 -

18 12 14 3 1 +

19 9 12 4 5 -

20 16 9 3 2 +

21 13 12 4 1 +

22 18 6 5 1 +

23 3 7 12 8 -

24 6 7 14 3 -

25 23 7 0 0 +

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil jawaban angket

siswa, maka ditentukan perhitungan rata-rata skor pada angket

tersebut seperti dijelaskan dalam tabel berikut:

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

68

Tabel 4.9: Perhitungan Rata-Rata Skor Angket Siklus I

No. Dimensi P =

X 100 %

1. Minat dan perhatian siswa terhadap

pelajaran

x 100 % = 73,98 %

2. Semangat siswa untuk

melaksanakan tugas-tugas belajar

x 100 % = 41,43 %

3. Tanggung jawab siswa dalam

mengerjakan tugas-tugas belajar

x 100 % = 71,65 %

4. Reaksi yang ditunjukkan terhadap

stimulus yang diberikan guru

x 100 % = 69,8 %

5. Rasa senang dan puas dalam

mengerjakan tugas yang diberikan

x 100 % = 53,75 %

Rata-Rata Nilai

= 77,62 %

Kategori Nilai Sedang

d) Refleksi

Pada siklus I, proses pembelajaran matematika pada konsep

menentukan besar sudut dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD diperoleh hasil observasi aktifitas guru dan

observasi aktifitas siswa yang dirasa masih kurang. Dan juga berdasarkan

hasil angket motivasi belajar matematika siswa menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD terlihat masih belum mencapai

kriteria ketuntasan penelitian yang telah ditentukan yaitu sebesar 80 %.

Oleh karena itu, motivasi belajar matematika siswa perlu ditingkatkan

lagi melalui perbaikan-perbaikan tindakan yang telah dilaksanakan untuk

diterapkan pada siklus II. Adapun perbaikan-perbaikan yang harus

dilakukan adalah sebagai berikut:

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

69

Tabel 4.10: Tindakan Perbaikan pada Siklus I

No. Dimensi Perbaikan

1. Minat dan perhatian siswa

terhadap pelajaran.

- Memberikan motivasi serta mengaitkan

materi pelajaran dengan kehidupan

sehari-hari siswa.

2. Semangat siswa untuk

melaksanakan tugas-tugas

belajar.

- Berinteraksi lebih dekat lagi dan

memotivasi siswa dalam mengerjakan

tugas-tugas belajar yang diberikan.

3. Tanggung jawab siswa

dalam mengerjakan tugas-

tugas belajar.

- Membimbing siswa agar bersungguh-

sungguh dalam mengerjakan tugas-

tugas belajar.

4. Reaksi yang ditunjukkan

terhadap stimulus yang

diberikan guru.

- Membangkitkan motivasi siswa dengan

melakukan tanya jawab kepada siswa

terkait materi yang telah diajarkan.

5. Rasa senang dan puas

dalam mengerjakan tugas

yang diberikan.

- Memberikan penghargaan yang sesuai

dengan hasil belajar siswa, serta

menjelaskan tentang rasa menghargai

hasil usahanya sendiri kepada siswa.

Berdasarkan refleksi dan perbaikan tindakan pembelajaran

pada siklus I diketahui bahwa motivasi belajar matematika siswa

dilihat masih kurang. Hal tersebut dapat ditunjukkan pula berdasarkan

data hasil observasi aktifitas belajar matematika siswa dengan

persentase 65,62 % dengan kategori “Cukup Baik”, dan pada

perhitungan skor persentase rata-rata jawaban angket motivasi belajar

matematika siswa sebesar 77,62 % dengan kategori “Sedang”.

Berdasarkan data tersebut, dapat menjelaskan dan menunjukkan

bahwa penelitian tindakan kelas yang dilakukan belum mencapai

kriteria ketercapaian yang telah ditentukan yaitu skor persentase rata-

rata angket motivasi belajar matematika siswa minimal sebesar 80 %

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

70

dengan kategori “Baik”, maka perlu dilanjutkan tindakan

pembelajaran pada siklus berikutnya dengan hasil refleksi siklus I

digunakan sebagai acuan perbaikan.

3. Penelitian Siklus II

a) Perencanaan

Berdasarkan refleksi dari siklus I mengenai proses belajar,

aktifitas siswa, dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran

matematika, maka dilakukan perbaikan untuk pelaksanaan pembelajaran

pada siklus II ini. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini

adalah menyusun dan mempersiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Selain itu, peneliti juga menyiapkan instrumen-

instrumen penelitian berupa lembar observasi aktifitas guru dan lembar

observasi aktifitas siswa, catatan lapangan, serta membuat LKS pada tiap

pertemuan dan angket motivasi belajar matematika siswa yang digunakan

pada akhir siklus II.

Pada siklus II ini target yang diharapkan adalah meningkatnya

motivasi belajar matematika siswa dengan menunjukkan rata-rata

presentase angket motivasi belajar siswa mencapai 80 % atau lebih.

b) Pelaksanaan

1) Pertemuan ke-5

(a) Pendahuluan

Pada pertemuan ini, materi yang akan diajarkan adalah

tentang penggunaan kesetaraan satuan dalam perhitungan.

Sebagaimana pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, seperti

biasa guru kelas berperan sebagai observer mengamati aktifitas

guru dan siswa kemudian mencatatnya ke dalam lembar obervasi

yang sudah disediakan.

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

71

Pada saat guru memasuki kelas masih ada beberapa siswa

yang terlihat bermain dan jalan-jalan di dalam kelas. Kemudian

guru mengkondisikan suasana kelas dilanjutkan dengan

membaca doa bersama dan mengabsebnsi kehadiran siswa, pada

pertemuan ini ada dua orang siswa yang tidak hadir karena sakit.

Setelah mengabsen siswa guru mulai menyampaikan tujuan

pembelajaran dan materi yang akan dipelajari siswa dengan

membahas sedikit tentang materi ajar yang telah diajarkan

sebelumnya.

(b) Kegiatan Inti

(i) Kerja Kelompok

Setelah menyampaikan secara garis besar tentang

materi ajar guru mulai membagikan LKS kepada tiap-tiap

kelompok yang seluruh siswa sudah siap dan duduk pada

kelompoknya masing-masing. Guru meminta kepada seluruh

kelompok agar mengerjakan LKS secara kerja sama dan

diskusi kelompok dengan teman kelompoknya. Guru

berkeliling kelas sekaligus mengamati aktifitas belajar siswa

serta memotivasi siswa dan membimbing siswa yang

kesulitan dalam mengerjakan LKS.

Pada siklus ke-II ini guru menginformasikan kepada

seluruh kelompok tentang kinerja dan hasil yang telah

diraihnya selama siklus I, dan mengumumkan akan diberikan

penghargaan yang lebih bagi kelompok yang paling baik

dalam bekerja serta penghargaan bagi setiap siswa yang

paling benar dan tepat dalam mengerjakan soal-soal yang

diberikan guru. Hal tersebut dilakukan untuk menumbuhkan

motivasi dan semangat belajar siswa dalam pembelajaran

matematika.

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

72

(ii) Presentasi Kelas

Setelah waktu untuk mengerjakan LKS telah selesai,

guru membahas LKS bersama siswa dengan meminta

perwakilan satu orang dari tiap-tiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di papan tulis,

siswa yang lainnya memperhatikan temannya yang sedang

presentasi. Pada kegiatan ini terlihat seluruh siswa antuisias

memperhatikan presentasi dari temannya, meskipun masih

ada siswa yang bercanda dengan teman dalam satu

kelompoknya.

(iii)Kuis 5

Kuis dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Pada saat

mengerjakan kuis terkihat siswa saling bekerja sama dengan

temannya, guru berkeliling kelas mengamati dan menegur

siswa agar tidak bekerja sama dalam mengerjakan kuis.

(iv) Skor Perkembangan Individu

Perkembangan skor individu diketahui dengan

membandingkan pada hasil perkembangan skor individu

sebelumnya, yaitu skor kuis 4 dengan skor kuis 5.

Tabel 4.11: Skor Perkembangan Individu 4

Kelompok Poin Perkembangan Rata-

Rata

Kriteria

0 10 20 30

I 2 3 16 Cukup

II 3 2 14 Cukup

III 2 2 1 18 Cukup

IV 2 2 1 18 Cukup

V 1 3 1 20 Baik

VI 2 2 1 18 Cukup

Page 92: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

73

(v) Penghargaan Kelompok

Selanjutnya guru memberikan penghargaan kepada

kelompok yang paling tepat jawabannya dan kompak dalam

kerjasamanya. Kemudian guru mengingatkan siswa untuk

mempelajari materi tentang peyelesaian masalah perhitungan

yang berkaitan dengan satuan panjang.

(c) Kegiatan Akhir

Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan soal-soal

kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan di rumah dan

dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

2) Pertemuan ke-6

(a) Pendahuluan

Pada pertemuan ini, materi yang akan diajarkan sama

dengan pertemuan sebelumnya yaitu tentang penggunaan

kesetaraan satuan dalam perhitungan. Seperti biasa guru kelas

berperan sebagai observer mengamati aktifitas mengajar guru

dalam kelas, dan peneliti berperan sebagai guru sekaligus

mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.

Pada saat guru memasuki kelas suasana kelas terlihat tertib

dan rapi, namun ada beberapa siswa siswa yang masih belum

duduk pada kelompoknya dikarenakan sedang asik mengobrol

dengan temannya yang berbeda kelompok, kemudian guru

mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran dengan

tertib. Guru membaca doa bersama siswa dilanjutan dengan

absensi kehadiran siswa. Pada pertemuan ini seluruh siswa hadir

mengikuti pelajaran pada hari ini.

(b) Kegiatan Inti

Sebelum guru memulai pelajaran, guru memberikan

motivasi kepada siswa mengenai belajar dan bersungguh-

Page 93: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

74

sungguh dalam meraih cita-cita. Pada saat guru menyampaikan

motivasi, seluruh siswa terlihat antusias dan perhatian terhadap

penyampaian guru. Guru juga menyampaikan agar siswa harus

bekerja sama dalam belajar berkelompok serta bersungguh-

sungguh dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan guru agar

mendapatkan hasil yang baik bagi siswa sendiri.

Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai oleh siswa. Sebelum melanjutkan materi dari

pertemuan sebelumnya, guru menanyakan tugas soal yang telah

diberikan guru pada pertemuan berikutnya, bersama siswa

membahas soal-soal tersebut kemudian meminta siswa untuk

mengumpulkannya ke meja guru. Dilanjutkan dengan

penyampaian materi oleh guru dengan mengaitkan materi ke

dalam kehidupan sehai-hari siswa terlebih dahulu. Pada saat guru

menyampaikan materi, suasana kelas menjadi tenang dan seluruh

siswa terlihat memperhatikan penjelasan materi yang disamaikan

guru.

(i) Kerja Kelompok

Setelah guru menyampaikan materi pelajaran, guru

membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk

dikerjakan secara berdiskusi dengan teman sekelompoknya.

Guru berkeliling kelas memantau dan mengamati kerja siswa,

serta membimbing siswa atau kelompok yang kesulitan

mengerjakan LKS. Pada saat kegiatan diskusi kelompok,

suasana kelas tertib dan tiseluruh siswa terlihat aktif

berdiskusi. Siswa yang sebelumnya hanya beranda pun secara

perlahan ikut berpartisipasi membantu teman kelompoknya

menyelesaikan LKS secara bersama-sama. Banyak siswa

yang sudah berani mengajukan pertanyaan terkait soal yang

belum dipahaminya. Masing-masing kelompok terlihat aktif

dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal pada LKS.

Page 94: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

75

(ii) Presentasi Kelas

Setelah waktu untuk mengerjakan LKS selesai, guru

bersama siswa membahas LKS dengan melakukan

preesentasi kelas seperti biasanya. Masing-masing kelompok

diminta untuk menunjuk salah seorang anggotanya untuk

mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.

(iii)Kuis 6

Selanjutnya guru memberikan latihan soal kepada

masing-masing siswa guna mengetahui skor individual siswa.

(iv) Skor Perkembangan Individu

Perkembangan skor individu diketahui dengan

membandingkan pada hasil perkembangan skor individu

sebelumnya, yaitu skor kuis 5 dengan skor kuis 6.

Tabel 4.12: Skor Perkembangan Individu 5

Kelompok Poin Perkembangan Rata-

Rata

Kriteria

0 10 20 30

I 2 2 1 18 Cukup

II 2 3 16 Cukup

III 1 3 1 20 Baik

IV 2 2 1 18 Cukup

V 4 1 22 Baik

VI 1 3 1 20 Baik

(v) Penghargaan Kelompok

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang

menjawab dengan tepat serta yang kerja kelompoknya paling

kompak.

(c) Kegiatan Akhir

Sebelum kegiatan penutup, guru memberikan evaluasi soal

kepada siswa untuk dikerjakan sebagai tugas rumah dan

dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Guru juga memberikan

Page 95: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

76

penghargaan kepada seluruh kelompok karena sudah mulai

mengerti belajar secara berkelompok dan menghargai pendapat

sesama teman kelompoknya.

3) Pertemuan ke-7

(a) Pendahuluan

Pada pertemuan kali ini materi yang akan diajarkan adalah

menentukan kesetaraan antar satuan kuantitas. Seperti biasanya,

guru kelas IV berperan sebagai observer mengamati aktifitas

guru dan peneliti sebagai guru sekaligus mengamati aktifitas

belajar siswa. Guru mengawali pelajaran dengan membaca doa

bersama siswa yang dipimpin oleh ketua kelas IV dilanjutkan

dengan absensi kehadiran siswa. Pada pertemuan ini seluruh

siswa hadir mengikuti pelajaran.

(b) Kegiatan Inti

Sebelum guru menyampaikan materi pelajaran, guru

melakukan apersepsi dengan memberikan motivasi kepada siswa

dan juga membangkitkan semangat belajar siswa dengan

menyuarakan yel-yel kepada siswa. Setelah memberikan

motivasi dan semua siswa terlihat siap menerima pelajaran, guru

menanyakan tugas PR yang diberikan pada pertemuan berikutnya

dan membahas bersama siswa. Kemudian menyampaiakan

pokok-pokok penting dalam materi yang dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari siswa.

(i) Kerja Kelompok

Guru membagikan LKS kepada masing-masing

kelompok dan menugaskan siswa untuk mengerjakan secara

disiplin dan bekerja sama, serta meminta kepada tiap

kelompok untuk saling mengajarkan kepada teman dalam

kelompoknya yang dirasa kurang begitu mengerti agar setiap

Page 96: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

77

anggota kelompoknya sama-sama saling paham dan mengerti

materi yang diajarkan. Guru berkeliling kelas mengamati

aktifitas siswa sekaligus memberikan bimbingan kepada

kelompok yang masi belum mengerti.

(ii) Presentasi Kelas

Pembahasan LKS dilakukan dengan meminta

perwakilan masing-masing kelompok untuk maju

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di papan tulis.

(iii)Kuis 7

Kuis dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Pada saat

mengerjakan kuis terkihat siswa saling bekerja sama dengan

temannya, guru berkeliling kelas mengamati dan menegur

siswa agar tidak bekerja sama dalam mengerjakan kuis.

(iv) Skor Perkembangan Individu

Perkembangan skor individu diketahui dengan

membandingkan pada hasil perkembangan skor individu

sebelumnya, yaitu skor kuis 6 dengan skor kuis 7.

Tabel 4.13: Skor Perkembangan Individu 6

Kelompok Poin Perkembangan Rata-

Rata

Kriteria

0 10 20 30

I 1 3 1 20 Baik

II 2 2 1 18 Cukup

III 1 2 2 22 Baik

IV 1 3 1 20 Baik

V 3 2 24 Baik

VI 1 2 2 22 Baik

(v) Penghargaan Kelompok

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang

kinerjanya paling baik, kompak, dan bekerja sama, serta yang

memberikan jawaban paling tepat.

Page 97: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

78

(c) Kegiatan Akhir

Untuk kegiatan penutup, guru memberikan evaluasi soal

individu untuk dikerjakan oleh masing-masing siswa. Guru juga

memberikan pujian kepada semua kelompok karena sudah

menunjukkan kerja sama yang baik dalam berdiskusi kelompok,

serta memberikan pujian kepada siswa yang telah membantu

temannya yang kurang mengerti untuk diajarkan bersama.

Kemudian guru meminta kepada siswa untuk mempelajari materi

yang akan dajarkan pada pertemuan berikutnya yaitu tentang

kesetaraan satuan kuantitas dalam perhitungan.

4) Pertemuan ke-8

(a) Pendahuluan

Pada pertemuan ini, saat guru memasuki ruang kelas

suasana kelas terlihat tertib dan seluruh siswa sudah menempati

tempat duduk dalam kelompoknya masing-masing. Guru

mengawali pelajaran dengan membaca doa bersama siswa dan

dilanjutkan dengan mengabsensi kehadiran siswa. Serta

memberikan motivasi kepada siswa dan menyuarakan yel-yel.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan

secara garis besar materi yang diajarkan kepada siswa. Materi

yang diajarkan pada pertemuan kali ini adalah tentang kesetaraan

satuan kuantitas dalam perhitungan.

(b) Kegiatan Inti

(i) Kerja Kelompok

Setelah guru menyampaikan materi pelajaran kepada

siswa, guru membagikan LKS kepada masing-masing

kelompok dan meminta untuk mengerjakan secara bersama

saling membantu dan menghargai temannya. Guru berkeliling

kelas mengamati kerja kelompok siswa, membimbing dan

mengarahkan kepada siswa serta terus memotivasi siswa agar

Page 98: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

79

mengerjakan dan menjawab LKS dengan tepat dan benar.

Pada kegiatan ini seluruh siswa terlihat aktif berdiskusi

dengan teman kelompoknya, seluruh siswa terlihat antusias

dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan LKS.

(ii) Presentasi Kelas

Pembahasan LKS dilakukan oleh siswa bersama guru

dengan perwakilan satu orang dari masing-masing kelompok

untuk mempresentasikannya di depan kelas.

(iii)Kuis 8

Kemudian guru memberikan evaluasi soal kepada

masing-masing individu siswa untuk dikerjakan pada

pertemuan ini juga karena masih ada waktu tersisa.

(iv) Skor Perkembangan Individu

Perkembangan skor individu diketahui dengan

membandingkan pada hasil perkembangan skor individu

sebelumnya, yaitu skor kuis 7 dengan skor kuis 8.

Tabel 4.14: Skor Perkembangan Individu 7

Kelompok Poin Perkembangan Rata-

Rata

Kriteria

0 10 20 30

I 1 2 2 22 Baik

II 1 3 1 20 Baik

III 3 2 24 Baik

IV 1 2 2 22 Baik

V 2 3 26 Sangat Baik

VI 3 2 24 Baik

Page 99: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

80

Tabel 4.15: Skor Perkembangan Individu 8

Kelompok Poin Perkembangan Rata-

Rata

Kriteria

0 10 20 30

I 3 2 24 Baik

II 1 2 2 22 Baik

III 2 3 26 Sangat Baik

IV 4 1 22 Baik

V 1 4 28 Sangat Baik

VI 3 2 24 Baik

(v) Penghargaan Kelompok

Penghargaan diberikan kepada kelompok yang kerja

kelomponya paling baik dan yang jawabannya tepat dan

benar.

(c) Kegiatan Akhir

Sebelum mengkahiri pelajaran guru memberikan angket

kepada siswa mengenai motivasi belajar matematika siswa,

menginformasikan kepada siswa bahwa angket tersebut sama

sekali tidak mempengaruhi hasil nilai rapor siswa, dan meminta

siswa untuk memahami langkah-langkah menjawab angket

terlebih dahulu sebelum menjawabnya. Kemudian angket

tersebut dikumpulkan kepada guru dilanjutkan dengan menutup

pelajaran dengan memberikan motivasi kepada siswa agar belajar

lebih giat dan menghargai sesama orang lain serta harus berani

bertanggung jawab dalam segala hal. Guru memberikan pujian

kepada seluruh siswa yang telah belajar dengan baik dan tertib,

dan mengucapkan terima kasih atas kesediaannya membantu

peneliti dengan menjawab angket yang diberikan dilanjutkan

menutup pelajaran dengan memberi salam kepada siswa.

Page 100: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

81

c) Observasi

Tahap observasi ini dilakukan bersamaan pada saat

berlangsungnya tahap pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan

oleh peneliti dan guru kelas IV dengan mencatat seluruh kegiatan siswa

yang berkaitan dengan aktifitas belajar matematika siswa dan hal-hal

lainnya yang terjadi selama proses pembelajaran siklus II berlangsung

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung

diperoleh catatan mengenai kondisi siswa sebagai berikut:

Tabel 4.8: Hasil Pengamatan Catatan Lapangan Siklus II

No. Tindakan Kondisi Siswa

1. Penyampaian

materi ajar

- Siswa terlihat antusias memperhatikan penjelasan

guru dengan penuh perhatian, cermat, dan tekun.

2. Pembelajaran

berkelompok

- Berkelompok dengan baik.

- Siap menerima pelajaran dari guru.

- Mulai terbiasa belajar berkelompok dan menghargai

pendapat sesama teman kelompoknya.

3. Pengerjaan

LKS

- Mengerjakan LKS secara bersama dengan teman

kelompoknya.

4. Diskusi atau

tanya jawab

- Berani mengajukan pertanyaan

- Berani mengemukakan jawaban dengan baik.

- Menghargai dan menyimak temannya yang sedang

menyampaikan pendapat.

5. Refleksi - Memberikan kesimpulan dengan baik.

- Bersemangat dalam memberikan kesimpulan

bersama guru.

Hasil observasi aktifitas guru dan observasi aktifitas siswa

melalui lembar observasi pada siklus II dapat dilihat pada tabel-tabel

sebagai berikut:

Page 101: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

82

1) Lembar observasi aktifitas guru

Pengamatan ini dilakukan oleh observer/guru kelas IV yang

mencatat seluruh aktifitas guru selama proses pembelajaran, dapat

dilihat sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 4.17: Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus II

No Aspek yang

Diamati

Pertemuan Ke- (∑) (%)

V VI VII VIII

1 Menjelaskan tujuan

pembelajaran

3 3 3 4 13 81,25

2 Membentuk

kelompok belajar

3 4 3 4 14 87,5

3 Memperhatikan dan

membimbing siswa

dalam kelompok

3 4 4 4 15 93,75

4 Memberikan kuis

kepada siswa

3 4 4 3 14 87,5

5 Memberikan

penghargaan kepada

kelompok belajar

3 3 3 4 13 81,25

6 Menyimpulkan

materi yang telah

diajarkan

3 3 3 3 12 75

7 Mengarahkan siswa

untuk mengajukan

pertanyaan terkait

materi

4 3 4 4 15 93,75

Jumlah (∑) 22 24 24 26 85,71 %

Persentasi (%) 78,57 85,71 85,71 92,85

Rata-Rata 85,71 %

Keterangan Sangat Baik

Page 102: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

83

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi aktifitas

guru selama siklus II, terjadi peningkatan pada aktifitas guru yang

dilakukan selama pembelajaran siklus II berlangsung dengan

persentasi nilai 78,57 % - 92,85 %, sehingga diketahui nilai rata-rata

aktifitas mengajar guru pada siklus II adalah sebesar 85,71 % dengan

kriteria “Sangat Baik”.

2) Lembar observasi aktifitas siswa

Tabel 4.18: Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus II

No Aspek yang

Diamati

Pertemuan Ke- (∑) (%)

V VI VII VIII

1 Memperhatikan

penjelasan guru

4 3 3 4 14 87,5

2 Mengerjakan LKS 3 3 3 3 12 75

3 Berdiskusi kelompok 3 4 3 4 14 87,5

4 Mempresentasikan

hasil kerja kelompok

3 3 3 3 12 75

5 Memperhatikan

pendapat temannya

3 3 3 3 12 75

6 Mengerjakan

soal/kuis

3 3 4 3 13 81,25

7 Berani bertanya 2 3 4 4 13 81,25

8 Menjawab

pertanyaan guru

3 3 3 4 13 81,25

Jumlah (∑) 24 25 26 28 80,46 %

Persentase (%) 75 78,12 81,25 87,5

Rata-Rata 80,46 %

Keterangan Sangat Baik

Page 103: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

84

3) Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran

siklus II selesai. Wawancara dilakukan untuk mengetahui respon

siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Wawancara dilakukan

dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa

berdasarkan tingkat kemampuan yang berbeda dalam belajar

matematika, siswa-siswa yang diwawancarai tersebut sama dengan

yang diwawancarai pada siklus I. Hasil wawancara sebagaimana

dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.19: Hasil Wawancara Siswa pada Siklus II

No Pertanyaan Tingkat Kemampuan Siswa

Tinggi Sedang Rendah

1 Bagaimana

menurut kamu

mengenai pelajaran

matematika?

Sangat

menyenangkan

Menyenang-

kan, asik juga

Lumayan sulit,

tapi seru

2 Apakah belajar

matematika secara

berkelompok

menyenangkan?

Iya, sangat

menyenangkan

Iya, jadi tau

yang belum

paham

Iya, karena

belajarnya

bareng-bareng

3 Apakah soal yang

diberikan terlalu

sulit?

Tidak, soalnya

mudah

dimengerti

Tidak, biasa

aja

Ada yang sulit,

ada yang

mudah

4 Apa kesan kalian

setelah belajar

matematika dengan

cara berkelompok?

Senang, ingin

terus belajar

kelompok

Jadi lebih

paham karena

belajarnya

bareng teman

Belajarnya

asik karena

sama teman

5 Apakah dengan

belajar

berkelompok

membuat kalian

lebih aktif dan

ingin terus belajar?

Iya, saya jadi

ingin terus

belajar supaya

dapat

peringkat yang

bagus

Iya, ingin

terus belajar

kelompok

dan belajar

bareng teman

di rumah

Iya, saingan

sama

kelompok

yang lain

Dari hasil wawancara pada siklus II, diketahui bahwa

beberapa siswa lebih bersemangat belajar ketika berkelompok, hal

tersebut menandakan bahwa motivasi siswa meningkat pada

Page 104: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

85

pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

4) Angket/kuesioner

Angket atau kuesioner digunakan untuk mengetahui motivasi

belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang berlangsung selama

siklus II. Angket ini dibagikan kepada setiap siswa pada akhir

pembelajaran siklus II. Berikut adalah data hasil jawaban siswa pada

angket motivasi belajar matematika pada siklus II:

Tabel 4.20: Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar

Matematika Siswa pada Siklus II

Butir Soal SS S TS STS Kategori

1 21 9 0 0 +

2 0 1 19 10 -

3 21 9 0 0 +

4 20 9 1 0 +

5 11 15 13 1 +

6 0 2 15 13 -

7 17 13 0 0 +

8 5 3 14 8 -

9 1 0 15 14 -

10 4 5 16 5 -

11 4 1 18 7 -

12 19 11 0 0 +

13 18 8 3 1 +

14 3 7 14 6 -

15 21 7 1 1 +

16 19 9 1 1 +

17 6 3 11 10 -

18 19 11 0 0 +

19 5 5 17 3 -

20 12 16 2 0 +

21 20 7 3 0 +

22 22 4 4 0 +

23 2 1 16 11 -

24 14 5 10 1 -

25 24 6 0 0 +

Page 105: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

86

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil jawaban angket

siswa, maka ditentukan perhitungan rata-rata skor pada angket

tersebut seperti dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 4.21: Perhitungan Rata-Rata Skor Angket Siklus II

No. Dimensi P =

X 100 %

1. Minat dan perhatian siswa

terhadap pelajaran

x 100 % = 83,88 %

2. Semangat siswa untuk

melaksanakan tugas-tugas belajar

x 100 % = 64,79 %

3. Tanggung jawab siswa dalam

mengerjakan tugas-tugas belajar

x 100 % = 81 %

4. Reaksi yang ditunjukkan terhadap

stimulus yang diberikan guru

x 100 % = 78,16 %

5. Rasa senang dan puas dalam

mengerjakan tugas yang diberikan

x 100 % = 72,5 %

Rata-Rata Nilai

= 95,08 %

Kategori Nilai Tinggi

d) Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan guru kelas melakukan refleksi atas

hasil analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus II.

Adapun hasil refleksi tersebut sebagai berikut:

1) Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD selama siklus II memperlihatkan antusias

siswa semakin baik dari siklus sebelumnya.

2) Siswa sudah terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika

dengan menggunakan media pembelajaran yang kontekstual.

Page 106: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

87

3) Diskusi dan kerja sama kelompok menunjukkan adanya peningkatan

yang baik. Persaingan antar kelompok untuk mendapatkan

penghargaan sebagai kelompok terbaik dari guru terlihat

menimbulkan motivasi siswa untuk bersaing dengan kelompok

lainnya.

4) Posisi tempat duduk yang diatur guru berdampak positif terhadap

rasa perhatian siswa selama mengikuti pembelajaran berlangsung.

Perbaikan pada siklus II menunjukkan adanaya hasil yang sesuai

dengan yang diharapkan. Pada tiap pertemuannya menunjukkan adanya

peningkatan motivasi belajar matematika siswa. Berdasarkan hasil

observasi siklus II diperoleh persentase aktifitas belajar matematika

siswa mencapai 80,46 % dan berdasarkan angket motivasi belajar

matematika siswa mencapai 95,08 %. Hal ini menunjukkan bahwa rata-

rata persentase aktifitas belajar matematika siswa dan motivasi belajar

matematika siswa pada siklus II telah mencapai indikator ketercapaian

penelitian yang ditentukan.

Peningkatan motivasi belajar matematika siswa dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan target

yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini. Berdasarkan hasil

refleksi pada siklus II, yaitu apabila indikator ketercapaian telah tercapai

maka penelitian tindakan kelas ini dihentikan sampai siklus II. Adapun

hasil wawancara guru dan siswa memberikan informasi bahwa siswa

merespon sangat baik pada penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD, dan guru kelas beranggapan bahwa penerapan model

pembelajaran koopertif tipe STAD telah dilaksanakan dengan baik. Hal

ini diperlihatkan dengan catatan lapangan yang menunjukkan adanya

peningkatan aktifitas belajar matematika siswa yang semakin baik

sehingga mempengaruhi interaksi siswa pada siklus II lebih baik

dibandingkan pada siklus I.

Page 107: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

88

B. Analisis Data

Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada, yang

diperoleh dari berbagai sumber. Di antaranya sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

a) Lembar Observasi Aktifitas Mengajar Guru

Aktifitas mengajar guru dianalisis berdasarkan lembar hasil

observasi guru yang bertujuan untuk mengetahui persentase aktivitas

mengajar guru. Lembar observasi ini juga digunakan untuk menganalisis

dan merefleksi setiap tindakan pada akhir siklus. Lembar observasi guru

diberikan kepada guru setiap pertemuan pada setiap siklusnya, siklus I

dan siklus II. Berikut ini adalah dapat divisiulisasikan ke dalam sebuah

diagram sebagai berikut:

Gambar 4.1:

Diagram Persentase Aktivitas Mengajar Guru Siklus I dan II

Pada diagram 4.1 menunjukkan adanya peningkatan aktifitas

mengajar guru dari siklus I sampai siklus II. Jika dilihat dari diagram

tersebut, pada siklus I persentase aktifitas mengajar guru sebesar 72,31 %

dengan kategori “Cukup Baik”, sedangkan persentase aktifitas mengajar

guru pada siklus II meningkat menjadi 85,71 % dengan kategori “Sangat

Baik”.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

SIKLUS 1 SIKLUS 2

SIKLUS 2

SIKLUS 1

Page 108: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

89

b) Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa

Aktifitas belajar matematika siswa dianalisa berdasarkan lembar

hasil observasi aktivitas belajar matematika siswa, yang bertujuan untuk

mengetahui persentase aktifitas belajar matematika siswa. Lembar

observasi ini juga digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap

tindakan pada akhir siklus. Adapun hasil observasi aktivitas belajar

matematika siswa dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.2:

Diagram Persentase Aktifitas Belajar Siswa pada Siklus I dan II

Berdasarkan hasil analisis data dari lembar observasi aktifitas

belajar matematika siswa, jumlah persentase rata-rata untuk siklus I yaitu

65,62 % dengan kategori “Kurang Baik”, sedangkan pada siklus II

jumlah persentase rata-rata aktifitas belajar matematika siswa meningkat

menjadi 80,46 % dengan kategori “Sangat Baik”. Hal tersebut

membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar matematika.

Peningkatan rata-rata aktifitas belajar matematika siswa sebesar 14 %.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

SIKLUS 1 SIKLUS 2

SIKLUS 2

SIKLUS 1

Page 109: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

90

c) Lembar angket/kuesioner

Lembar angket diberikan kepada masing-masing siswa pada

setiap akhir siklus guna mengetahui peningkatan motivasi belajar

matematika siswa. Pada hasil angket dari siklus I mencapai rata-rata

persentase sebesar 77,62 %, sedangkan hasil angket pada siklus II terjadi

peningkatan nilai dengan rata-rata persentase mencapai 95,08 %. Adapun

hasil angket pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram

berikut:

Gambar 4.3:

Diagram Persentase Angket Motivasi Belajar Matematika pada

Siswa Siklus I dan II

d) Wawancara

Selain data yang diperoleh dari lembar observasi dan lembar

angket/kuesioner, penelitian ini juga diperkuat dengan hasil wawancara

yang dilakukan peneliti kepada guru dan siswa. Wawancara ini dilakukan

sebelum dan setelah tindakan penelitian.

Wawancara yang dilakukan pada guru sebelum tindakan (pra

penelitian) diperoleh beberapa informasi di antaranya jarang sekali siswa

aktif dalam belajar matematika dan kurangnya semangat ketika belajar

matematika. Keterangan yang sama diperoleh melalui wawancara kepada

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

SIKLUS 1 SIKLUS 2

SIKLUS 2

SIKLUS 1

Page 110: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

91

siswa. Berdasarkan hasil wawancara kepada guru dan siswa setelah

tindakan penelitian yaitu setelah siklus I dan siklus II selesai, diperoleh

informasi bahwa siswa senang belajar matematika setelah diterapkannya

model pembelejaran kooperatif tipe STAD. Dengan senangnya siswa

maka semakin termotivasi dalam belajar sehingga siswa menjadi lebih

aktif dalam proses belajar. Semakin termotivasi dalam belajar secara

kooperatif, ini ditandai dengan hasil wawancara yang menunjukkan

bahwa dengan belajar secara kooperatif mereka senang dan

semakin aktif dalam proses belajar mempelajari serta menerima

mate ri maupun dalam mengerjakan soal.

C. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Ahievement Division (STAD) untuk

meningkatkan motivasi belajar matematika siswa. Penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa

karena pada dasarnya dalam belajar kelompok akan menimbulkan keaktifan siswa

baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang akan menumbuhkan kerjasama,

saling memberi dan menerima baik dari perkataan maupun perbuatan, tumbuhnya

semangat dan keberanian sehingga siswa termotivasi untuk terus belajar dan

berusaha.

Dalam pelaksanannya, selama proses pembelajaran guru membentuk kelas

ke dalam enam kelompok yang masing-masing beranggotakan lima orang siswa,

anggota kelompok ditentukan secara homogen. Guru memberikan tugas kepada

masing-masing kelompok berupa LKS yang harus dikerjakan oleh tiap kelimpok

secara berdiskusi dan kerja sama. Guru meminta seorang siswa mewakili

kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.

Dalam presentasi kelas, setiap anggota kelompok mendapat gilirannya masing-

masing untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya secara bergantian pada

tiap pertemuan pelajaran. Upaya tersebut melibatkan semua siswa dan merupakan

upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam

Page 111: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

92

diskusi kelompok. Hal ini juga mengajarkan kepada siswa agar dapat bekerja

sama dan selalu siap untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang

diberikan oleh guru, sehingga mempengaruhi kesiapan setiap siswa akan rasa

tanggung jawab dalam belajar karena mau tidak mau akan mendapat giliran

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya yang harus dipahaminya sekaligus

harus dipahami oleh setiap masing-masing anggota kelompok dan siswa lainnya.

Dari hal tersebut akibatnya semua siswa harus berusaha dengan sungguh-

sungguh untuk mengetahui dan memahami apa yang dipelajari, dengan demikian

dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar serta memotivasi siswa untuk

lebih paham dan mengerti materi belajar. Selain itu, pemberian penghargaan bagi

kelompok yang terbaik juga dapat mendorong siswa menjadi lebih termotivasi

untuk kerja sama dalam belajar dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran

matematika. Siswa juga saling berkompetisi antar kelompok maupun antar

individu untuk menjadi yang terbaik.

Hal lain yang muncul dapat dilihat dari aktifitas siswa yang terjadi di

kelas. Ketika ada teman dalam satu kelompoknya yang tidak rukun, teman lainnya

membantu merukunkan. Selain itu, meningkatnya aktifitas belajar matematika

siswa dapat terlihat dari hasil wawancara dengan guru dan siswa serta hasil

observasi aktifitas belajar matematika siswa. Hasil observasi aktifitas belajar

matematika siswa menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktifitas belajar

matematika siswa pada siklus I sebesar 65,62 % dan meningkat pada siklus II

menjadi 80,46 %.

Dalam proses diskusi dan kerja kelompok, guru hanya berfungsi

sebagai fasilitator dan interaksi antara siswa dengan guru maupun antara siswa

dengan siswa, sehingga membuat proses berpikir siswa lebih optimal serta

menumbuhkan motivasi siswa karena merasa senang dan mengalami sendiri

belajar mengajar dengan teman-teman sebayanya. Peningkatan motivasi belajar

matematika siswa terlihat dari hasil angket pada siklus I dan siklus II yang nilai

rata-ratanya meningkat, yaitu dari 77,62 % pada siklus I menjadi 95,08 % pada

siklus II.

Page 112: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

93

Kegiatan diskusi kelompok dan presentasi kelas menunjukkan timbulnya

sikap berani dan bertanggung jawab pada saat siswa menyampaikan pendapat dan

pada saat mempertanggungjawabkan pendapat tersebut, siswa perlahan-lahan

mulai terbiasa berinteraksi dengan teman sebayanya dan mulai berani mengajukan

pertanyaan baik kepada guru maupun teman kelompoknya. Peningkatan skor

individual siswa diduga dapat menumbuhkan hasrat dan kemauan belajar siswa,

hal tersebut merupakan suatu dorongan atau penggerak yang mengarahkan

tingkah laku siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan ke arah tujuan yang

harus dikerjakan secara serasi guna mencapai tujuan dan manfaat bagi tujuan

tersebut. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan

aktifitas belajar matematika siswa diikuti pula dengan meningkatnya motivasi

belajar matematika siswa. Hal tersebut terlihat dari keterlibatan siswa pada saat

diskusi kelompok, siswa terlihat aktif dan ikut berperan kerja, berdiskusi, dan

saling membantu temannya dalam menyelesaikan masalah atau tugas kelompok

yang diberikan guru. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk menghentikan

penelitian tindakan kelas ini sampai pada siklus II, karena pada siklus tersebut

motivasi belajar matematika siswa telah memenuhi indikator ketercapaian

penelitian.

Page 113: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

94

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, penelitian

tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa:

Motivasi belajar matematika siswa pada konsep pengukuran sudut,

panjang, dan berat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Divisions (STAD) pada siklus I menunjukkan rata-rata skor

motivasi belajar matematika siswa sebesar 77,62 % dengan kategori

“Sedang”, sedangkan pada siklus II menunjukkan rata -rata skor

motivasi belajar matematika siswa sebesar 95 ,08 % dengan

kategori “Tinggi”.

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa penelitian tindakan

kelas ini telah tercapai dan telah memenuhi indikator ketercapaian penelitian. Hal

tersebut terlihat dari meningkatnya motivasi belajar matematika siswa yang

diteliti menggunakan angket/kuesioner dalam penelitian ini. Maka dengan

tercapainya penelitian ini, penelitian tindakan kelas dihentikan pada Siklus II dan

dianggap telah selesai dan memenuhi indikator ketercapaian yang telah ditentukan

yaitu skor motivasi belajar matematika siswa minimal sebesar 80 %. Peningkatan

skor motivasi belajar matematika siswa yang terjadi dari siklus I ke siklus II

adalah sebesar 17,46 %.

Pada penelitian tindakan ini, motivasi belajar matematika siswa dapat

meningkat dengan diterapkannya langkah-langkah yang terdapat pada model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

diantaranya dengan memberi angka atau nilai atas kegiatan dan hasil belajar

siswa, penghargaan dan pemberian hadiah, pujian guru, persaingan antar

kelompok, dan keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa juga termotivasi dengan

adanya metode-metode belajar yang menarik, aktif, dan kreatif, serta tujuan

belajar yang akan dicapai siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Page 114: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

95

B. Saran

1. Berdasarkan penelitian tindakan kelas ini, hendaknya guru, khususnya guru

yang mengajar matematika di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi dapat

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) sebagai salah satu alternatif model

pembelajaran yang dapat diterapkan dalam mengajar, karena model ini

terbukti dapat meningkatkan aktifitas belajar dan motivasi belajar

matematika siswa, sehingga model pembelajaran yang digunakan tidak

hanya terbatas pada penjelasan guru dan buku paket saja, akan tetapi

pembelajaran juga dipusatkan pada keaktifan siswa.

2. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD), guru hendaknya lebih intensif dalam

membimbing siswa untuk saling terbuka dan kerjasama dalam belajar

kelompok. Membimbing di sini terkait dengan siswa yang sudah bisa agar

dengan sukarela membantu temannya yang belum bisa, dan siswa yang

belum bisa agar jangan malu atau sungkan untuk meminta bantuan

temannya yang sudah bisa untuk mengajarinya, karena masing-masing

siswa nantinya akan bertanggung jawab pada hasil belajar yang didapat dari

belajar kelompok.

3. Dalam proses pembelajaran di kelas perlu diciptakan suasana kompetitif

atau bersaing antar kelompok agar dapat memberikan semangat belajar yang

lebih tinggi dan dapat meningkatkan suasana kelas yang mendorong siswa

untuk berlomba-lomba dalam menyelesaikan tugas yang terbaik.

4. Kepada para peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian

tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) yang diterapkan pada konsep yang lain atau

mata pelajaran yang lain.

Page 115: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

96

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. (Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 1999).

A.M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2004).

Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2009).

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Undang-Undang dan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Tentang Pendidikan. (Jakarta: DEPAG RI,

2006).

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2009).

http://www.slideshare.net/nuruana/1-lembarobservasiptk

Ibrohim, dkk. Pembelajaran Kooperatif. (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya,

2001).

Iska, Zikri Neni. Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: Kizi Brother’s, 2011).

Iskandar. Psikologi Pendidikan. (Ciputat: Gaung Persada Press, 2009).

Jumrah. “Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa SMAN 5 Palu melalui

Pendekatan Keterampilan Proses Model Kooperatif Tipe STAD pada

Pembelajaran Asam-Basa”. (Jurnal Media Eksakta Vol. 2, 2 Juli 2006).

Karuru, Perdy. “Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas

Belajar IPA Siswa SLTP”. (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 45,

Tahun ke-9, November 2003).

Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan

Profesi Guru. (Jakarta: Rajawali Pers, 2009).

Lie, Anita. Cooperative Learning Mempraktekan Cooperative Learning di Ruang-

Ruang Kelas. (Jakarta: Grasindo, 2002).

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2006).

Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. (Jakarta: PT. Kencana, 2009).

Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.

(Jakarta: Rajawali Pers, 2012).

Page 116: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

97

Sabri, Alisuf. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. (Jakarta: Pedoman

Ilmu Jaya, 1993).

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

(Jakarta: Kencana, 2011).

Silberman, Melvin L. Active Learning; 101 Cara Belajar Siswa Aktif. (Bandung:

Nusa Media, 2011)

Siregar, Evelina. Teori Belajar dan Pembelajaran. (Bogor: Ghalia Indonesia,

2010).

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010).

Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. (Bandung:

Nusa Media, 2009).

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2002)

Suwangsih, Erna dan Tiurlina. Model Pembelajaran Matematika. (Bandung: UPI

PRESS, 2006).

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rajawali Pers, 2012).

Tisnawati, Dewi. “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STAD dalam

Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X

MAN Model Palu”. (Jurnal Derap Pendidikan Vol. 2, No. 3, 2008).

Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukurannya. (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2011).

Uno, Hamzah B. dan Masri Kuadrat. Mengelola Kecerdasan dalam

Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009).

Page 117: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

98

LEMBAR UJI REFERENSI PENELITIAN

Nama : Deni Irawan

NIM : 109018300097

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi

Belajar Matematika Siswa SD/MI”

No Referensi Paraf

BAB I

1 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Undang-Undang dan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Pendidikan,

(Jakarta: DEPAG RI, 2006), h. 3.

2 Ibid., h. 12.

3 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan

Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2009), Cet. Ke- IV, h. 143.

BAB II

4 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan

Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2009), Cet. Ke- IV, h. 35-36.

5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar

Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 244-245.

6 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: PT.

Kencana, 2009), Cet. Ke-I, h. 271.

7 Ibid., h. 270.

8 Slavin, op. oit, h. 11-16.

9 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan

Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Ed. 2,

Cet. Ke-V, h. 211.

10 Ibid., h. 213.

11 Ibid., h. 214.

12 Ibid., h. 215-217.

13 Sanjaya, op. cit., h. 249-251.

14 Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 11, h. 73.

15 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2009), Cet. 9, h. 106.

16 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, 2006), h. 65.

17 Zikri Neni Iska, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Kizi

Brother’s, 2011), h. 79.

Page 118: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

99

18 Sardiman, op. cit., h. 85.

19 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2011), Cet. VII, h. 9.

20 Iska, op. cit., h. 77-79.

21 Hamalik, op. cit., h. 109-112.

22 Uno, op. cit., h. 4.

23 Ibid., h. 23.

24 Iska, op. cit., h.76.

25 Sardiman, op. cit., h. 83.

26 Hamalik, op. cit., h. 113.

27 Uno, op. cit., h. 27.

28 Iska, op. cit., h. 82.

29 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan

Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet. Ke-I, h. 252.

30 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan

dalam Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. 1, Cet.

Ke-II, h. 109.

31 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan,

(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), Cet. 4, h. 170.

BAB III

32 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-9, h. 3.

33 Ibid., h. 2-3.

34 Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 11, h. 83.

35 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai

Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),

Ed. 1 h. 108.

Jakarta, 27 Januari 2014

Yang mengesahkan,

Dosen Pembimbing Skripsi

Otong Suhyanto, M.Si

NIP. 19681104 199903 1 001

Page 119: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

100

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Sekolah : SDN Cengkareng Timur 01 Pagi

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)

Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit (2 Pertemuan)

A. Standar Kompetensi:

Menggunakan pengukuran sudut, panjang, dan berat dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar:

Menentukan besar sudut dengan satuan tidak baku dan satuan derajat.

C. Indikator Pembelajaran:

- Menentukan sudut lancip, tumpul, dan siku-siku dari bangun datar dan sekitar.

- Mengukur besar sudut.

- Membandingkan besar dua sudut.

- Mengenal sudut siku-siku dengan menggunakan empat arah mata angin.

- Menentukan besar sudut satu putaran, setengah putaran, dan seperempat

putaran dalam satuan derajat.

D. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik diharapkan mampu:

- Menentukan sudut lancip, tumpul, dan siku-siku dari bangun datar dan sekitar.

- Mengukur besar sudut.

- Membandingkan besar dua sudut.

- Mengenal sudut siku-siku dengan menggunakan empat arah mata angin.

- Menentukan besar sudut satu putaran, setengah putaran, dan seperempat

putaran dalam satuan derajat.

E. Materi Ajar:

Menentukan besar sudut (mengenal sudut, mengukur sudut, mengidentifikasi

sudut siku-siku bangun datar, sudut pada empat arah mata angin).

F. Metode Pembelajaran:

Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions).

Page 120: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

101

G. Langkah-Langkah Pembelajaran:

(Pertemuan ke-1)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

Pendahuluan

Berdoa lalu memberi salam.

Memberikan ulasan singkat mengenai

tujuan pembelajaran.

Membangkitkan motivasi dan apersepsi

siswa dengan menanyakan apakah

siswa mengetahui tentang sudut lancip,

tumpul, dan siku-siku.

Membenarkan jawaban siswa dan

menjelaskan secara garis besar tentang

sudut lancip, tumpul, dan siku-siku dari

bangun datar dan lingkungan sekitar.

Berdoa lalu menjawab salam.

Mendengarkan penjelasan guru.

Menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru.

Mendengarkan dan menyimak

penjelasan dari guru.

5 menit

Kegiatan Inti

Eksplorasi

Menjelaskan secara konkrit tentang

sudut lancip, tumpul, dan siku-siku dari

bangun datar dan lingkungan sekitar.

Membentuk siswa menjadi beberapa

kelompok heterogen yang terdiri dari

4-5 siswa.

Menjelaskan aturan-aturan dalam

pembelajaran Koopertaif Tipe STAD.

Memberikan poin awal kepada siswa

dan menjelaskan sumber poin awal.

Membagikan LKS kepada setiap

kelompok.

Memperhatikan penjelasan guru.

Membentuk kelompok belajar

dengan arahan dari guru.

Mendengarkan dan menyimak

penjelasan dari guru.

Melihat dan menyimak poin awal

siswa.

Menerima, mempelajari, dan

mengerjakan LKS dari guru.

55 menit

Page 121: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

102

Mengamati dan membimbing setiap

kelompok untuk bisa bekerjasama

dalam kelompoknya.

Elaborasi

Memberikan kesempatan kepada salah

satu siswa untuk mempresentasikan

hasil kerja kelompoknya.

Memberikan kuis kepada setiap siswa

dalam tiap kelompok.

Memberikan penghargaan kepada

setiap kelompok.

Konfirmasi

Mengapresiasi presentasi siswa terkait

materi yang telah diajarkan dan

meluruskan jawaban yang kurang tepat.

Bekerja dalam tim dan

memastikan teman sekelompoknya

menguasai materi.

Salah satu anggota kelompok

mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya.

Menjawab kuis yang diberikan

oleh guru.

Menerima pengharagaan yang

diberikan guru.

Mendengarakan penjelasan guru

tentang materi yang telah

diajarkan.

Kegiatan Penutup

Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menyimpulkan materi.

Mengulang kembali materi ajar.

Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya.

Memberikan pertanyaan untuk

menguatkan materi yang diajarkan.

Menyimpulkan materi yang telah

diajarkan oleh guru.

Memperhatikan penjelasan guru.

Menanyakan materi yang belum

paham.

Menjawab pertanyaan dari guru.

10 menit

Page 122: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

103

(Pertemuan ke-2)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa waktu

Pendahuluan

Memberi salam.

Memberikan ulasan singkat mengenai

tujuan pembelajaran.

Membangkitkan motivasi dan apersepsi

dengan menanyakan materi yang telah

diajarkan pada pertemuan sebelumnya.

Membenarkan jawaban siswa dan

meluruskan jawaban yang kurang tepat.

Menjawab salam.

Mendengarkan penjelasan guru.

Menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru.

Mendengarkan dan menyimak

penjelasan dari guru.

5 menit

Kegitan Inti

Ekplorasi

Menjelaskan sudut siku-siku dengan

arah mata angin serta menentukan

besar sudut satu putaran dan setengah

putaran dalam satuan derajat.

Membentuk kelompok heterogen yang

terdiri dari 4-5 siswa.

Menjelaskan aturan-aturan dalam

Pembelajaran Koopertaif Tipe STAD.

Memberikan poin awal kepada siswa

dan menjelaskan sumber poin awal.

Membagikan LKS kepada setiap

kelompok.

Elaborasi

Mengamati dan membimbing setiap

kelompok untuk bisa bekerjasama

dalam kelompoknya.

Memperhatikan penjelasan guru.

Membentuk kelompok belajar

dengan arahan dari guru.

Mendengarkan dan menyimak

penjelasan dari guru.

Melihat dan menyimak poin awal

siswa.

Menerima, mempelajari, dan

mengerjakan LKS.

Bekerja dalam tim dan

memastikan teman sekompoknya

menguasai materi.

55 menit

Page 123: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

104

Memberikan kesempatan kepada salah

satu siswa untuk mempresentasikan

hasil kerja kelompoknya.

Memberikan kuis kepada setiap siswa

dalam tiap kelompok.

Memperlihatkan dan menghitung

skor kemajuan individu siswa.

Memberikan penghargaan kepada

setiap kelompok.

Konfirmasi

Mengapresiasi presentasi siswa terkait

materi yang telah diajarkan.

Meluruskan jawaban siswa terkait

materi yang telah diajarkan

Salah satu anggota kelompok

mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya.

Menjawab kuis yang diberikan

oleh guru.

Memperhatikan dan menghitung

skor bersama guru.

Menerima pengharagaan yang

diberikan guru.

Mendengarkan penjelasan guru

tentang materi yang telah diajarkan

Mendengarakan penjelasan guru

tentang materi yang telah diajarkan

Kegiatan Penutup

Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menyimpulkan materi.

Mengulang kembali materi ajar.

Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya.

Memberikan pertanyaan untuk

menguatkan materi yang diajarkan.

Menyimpulkan materi yang telah

diajarkan oleh guru.

Memperhatikan penjelasan guru.

Bertanya materi yang belum

paham.

Menjawab pertanyaan dari guru.

10 menit

Mengetahui,

Wali Kelas IV/Guru Matematika

Ida Darsawati

NIP. 19650413 198503 2 003

Jakarta, 22 Oktober 2013

Peneliti

Deni Irawan

NIM. 109018300097

Page 124: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

105

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Sekolah : SDN Cengkareng Timur 01 Pagi

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)

Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit (2 Pertemuan)

A. Standar Kompetensi:

Menggunakan pengukuran sudut, panjang, dan berat dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar:

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang, dan berat.

C. Indikator:

- Membaca, menulis, dan menggambar jam.

- Mempelajari contoh hubungan hari, minggu, bulan, tahun, windu, dan abad.

- Mempelajari satuan panjang baku dan tidak baku.

- Mempelajari contoh perhitungan pada satuan ukuran panjang.

D. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik diharapkan mampu:

- Membaca, menulis, dan menggambar jam.

- Mempelajari contoh hubungan hari, minggu, bulan, tahun, windu, dan abad.

- Mempelajari satuan panjang baku dan tidak baku.

- Mempelajari contoh perhitungan pada satuan ukuran panjang.

E. Materi Ajar:

Hubungan antar satuan waktu dan antar satuan panjang.

F. Metode Pembelajaran:

Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions).

Page 125: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

106

G. Langkah-Langkah Pembelajaran:

(Pertemuan ke-1)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

Pendahuluan

Berdoa lalu memberi salam.

Memberikan ulasan singkat mengenai

tujuan pembelajaran.

Membangkitkan motivasi dan apersepsi

siswa dengan menanyakan apakah

siswa mengetahui tentang hubungan

satuan waktu.

Membenarkan jawaban siswa dan

menjelaskan secara garis besar tentang

hubungan satuan waktu.

Berdoa lalu menjawab salam.

Mendengarkan penjelasan guru.

Menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru.

Mendengarkan dan menyimak

penjelasan dari guru.

5 menit

Kegiatan Inti

Eksplorasi

Menjelaskan secara konkrit tentang

hubungan hari, minggu, bulan, tahun,

windu, dan abad.

Membentuk siswa menjadi beberapa

kelompok heterogen yang terdiri dari 4-

5 siswa.

Menjelaskan aturan-aturan dalam

pembelajaran Koopertaif Tipe STAD.

Membagikan LKS kepada setiap

kelompok.

Mengamati dan membimbing setiap

kelompok untuk bisa bekerjasama

dalam kelompoknya.

Memperhatikan penjelasan guru.

Membentuk kelompok belajar

dengan arahan dari guru.

Mendengarkan dan menyimak

penjelasan dari guru.

Menerima, mempelajari, dan

mengerjakan LKS dari guru.

Bekerja dalam tim dan memastikan

teman sekelompoknya menguasai

materi.

55 menit

Page 126: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

107

Elaborasi

Memberikan kesempatan kepada salah

satu siswa untuk mempresentasikan

hasil kerja kelompoknya.

Memberikan kuis kepada setiap siswa

dalam tiap kelompok.

Memperlihatkan dan menghitung

skor kemajuan individu siswa.

Memberikan penghargaan kepada

setiap kelompok.

Konfirmasi

Mengapresiasi presentasi siswa terkait

materi yang telah diajarkan dan

meluruskan jawaban yang kurang tepat.

Salah satu anggota kelompok

mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya.

Menjawab kuis yang diberikan

oleh guru.

Memperhatikan dan menghitung

skor bersama guru.

Menerima pengharagaan yang

diberikan guru.

Mendengarakan penjelasan guru

tentang materi yang telah

diajarkan.

Kegiatan Penutup

Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menyimpulkan materi.

Mengulang kembali materi ajar.

Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya.

Memberikan pertanyaan untuk

menguatkan materi yang diajarkan.

Menyimpulkan materi yang telah

diajarkan oleh guru.

Memperhatikan penjelasan guru.

Menanyakan materi yang belum

paham.

Menjawab pertanyaan dari guru.

10 menit

Page 127: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

108

(Pertemuan ke-2)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa waktu

Pendahuluan

Memberi salam.

Memberikan ulasan singkat mengenai

tujuan pembelajaran.

Membangkitkan motivasi dan apersepsi

dengan menanyakan materi yang telah

diajarkan pada pertemuan sebelumnya.

Membenarkan jawaban siswa dan

meluruskan jawaban yang kurang tepat.

Menjawab salam.

Mendengarkan penjelasan guru.

Menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru.

Mendengarkan dan menyimak

penjelasan dari guru.

5 menit

Kegiatan Inti

Ekplorasi

Menjelaskan satuan panjang baku dan

tidak baku, dan contoh perhitungan

pada satuan ukuran panjang.

Membentuk kelompok heterogen yang

terdiri dari 4-5 siswa.

Menjelaskan aturan-aturan dalam

Pembelajaran Koopertaif Tipe STAD.

Membagikan LKS kepada setiap

kelompok.

Elaborasi

Mengamati dan membimbing setiap

kelompok untuk bisa bekerjasama

dalam kelompoknya.

Memberikan kesempatan kepada salah

satu siswa untuk mempresentasikan

hasil kerja kelompoknya.

Memperhatikan penjelasan guru.

Membentuk kelompok belajar

dengan arahan dari guru.

Mendengarkan dan menyimak

penjelasan dari guru.

Menerima, mempelajari, dan

mengerjakan LKS.

Bekerja dalam tim dan memastikan

teman sekompoknya menguasai

materi.

Salah satu anggota kelompok

mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya.

55 menit

Page 128: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

109

Memberikan kuis kepada setiap siswa

dalam tiap kelompok.

Memperlihatkan dan menghitung

skor kemajuan individu siswa.

Memberikan penghargaan kepada

setiap kelompok.

Konfirmasi

Mengapresiasi presentasi siswa terkait

materi yang telah diajarkan.

Meluruskan jawaban siswa terkait

materi yang telah diajarkan

Menjawab kuis yang diberikan

oleh guru.

Memperhatikan dan menghitung

skor bersama guru.

Menerima pengharagaan yang

diberikan guru.

Mendengarkan penjelasan guru

tentang materi yang telah diajarkan

Mendengarakan penjelasan guru

tentang materi yang telah diajarkan

Kegiatan Penutup

Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menyimpulkan materi.

Mengulang kembali materi ajar.

Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya.

Memberikan pertanyaan untuk

menguatkan materi yang diajarkan.

Menyimpulkan materi yang telah

diajarkan oleh guru.

Memperhatikan penjelasan guru.

Bertanya materi yang belum

paham.

Menjawab pertanyaan dari guru.

10 menit

Mengetahui,

Wali Kelas IV/Guru Matematika

Ida Darsawati

NIP. 19650413 198503 2 003

Jakarta, 29 Oktober 2013

Peneliti

Deni Irawan

NIM. 109018300097

Page 129: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

110

Lampiran 3

POSISI DUDUK KELOMPOK BELAJAR STAD

PAPAN TULIS

1

5

6

4

2

3

GURU

OBSERVER

PINTU

Page 130: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

111

Lampiran 4

Hasil Observasi Aktifitas Mengajar Guru pada Siklus 1

N

o

Aspek yang

Diamati

Kriteria Nilai

Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3 Pert. 4 (∑) (%)

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Menjelaskan

tujuan

pembelajaran

√ √ √ √ 11 68,75%

2 Membentuk

kelompok

belajar

√ √ √ √ 12 75%

3 Memperhati-

kan dan

membimbing

siswa dalam

kelompok

√ √ √ √ 13 81,25%

4 Memberikan

kuis kepada

siswa

√ √ √ √ 11 68,75%

5 Memberikan

penghargaan

kepada

kelompok

belajar

√ √ √ √ 12 75%

6 Menyimpulka

n materi yang

telah

diajarkan

√ √ √ √ 10 62,5%

7 Mengarahkan

siswa untuk

mengajukan

pertanyaan

terkait materi

√ √ √ √ 12 75%

Jumlah (∑) 19 20 20 22 72,31%

Persentasi (%) 67,85% 71,42% 71,42% 78,57%

Rata-Rata 72,31%

Keterangan Cukup Baik

Keterangan: Kurang Baik : < 65%

Cukup Baik : 65% - 74%

Baik : 7 % - 84%

Sangat Baik : 85% - 100%

Page 131: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

112

Lampiran 5

Hasil Observasi Aktifitas Mengajar Guru Siklus 2

N

o

Aspek yang

Diamati

Kriteria Nilai

Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3 Pert. 4 (∑) (%)

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Menjelaskan

tujuan

pembelajaran

√ √ √ √ 13 81,25%

2 Membentuk

kelompok

belajar

√ √ √ √ 14 87,5%

3 Memperhati-

kan dan

membimbing

siswa dalam

kelompok

√ √ √ √ 15 93,75%

4 Memberikan

kuis kepada

siswa

√ √ √ √ 14 87,5%

5 Memberikan

penghargaan

kepada

kelompok

belajar

√ √ √ √ 13 81,25%

6 Menyimpulka

n materi yang

telah

diajarkan

√ √ √ √ 12 75%

7 Mengarahkan

siswa untuk

mengajukan

pertanyaan

terkait materi

√ √ √ √ 15 93,75%

Jumlah (∑) 22 24 24 26 85,71%

Persentasi (%) 78,57% 85,71% 85,71% 92,85%

Rata-Rata 85,71%

Keterangan Baik

Keterangan: Kurang Baik : < 65%

Cukup Baik : 65% - 74%

Baik : 75% - 84%

Sangat Baik : 85% - 100%

Page 132: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

113

Lampiran 6

Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa pada Siklus 1

N

o

Aspek yang

Diamati

Pertemuan (∑) (%)

Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3 Pert. 4

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Memperhatikan

penjelasan guru

√ √ √ √ 12 75%

2 Mengerjakan

LKS

√ √ √ √ 10 62,5%

3 Berdiskusi

kelompok

√ √ √ √ 10 62,5%

4 Mempresentasi

kan hasil kerja

kelompok

√ √ √ √ 10 62,5%

5 Memperhatikan

pendapat

temannya

√ √ √ √ 10 62,5%

6 Mengerjakan

soal/kuis

√ √ √ √ 12 75%

7 Berani bertanya √ √ √ √ 9 56,25%

8 Menjawab

pertanyaan

guru

√ √ √ √ 11 68,75%

Jumlah (∑) 18 20 23 23 65,62%

Persentase (%) 56,25% 62,5% 71,87% 71,87%

Rata-Rata 65,62%

Keterangan Cukup Baik

Keterangan: Kurang Baik : < 65%

Cukup Baik : 65% - 74%

Baik : 75% - 84%

Sangat Baik : 85% - 100%

Page 133: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

114

Lampiran 7

Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus 2

N

o

Aspek yang

Diamati

Pertemuan (∑) (%)

Pert. 5 Pert. 6 Pert. 7 Pert. 8

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Memperhatikan

penjelasan guru

√ √ √ √ 14 87,5%

2 Mengerjakan

LKS

√ √ √ √ 12 75%

3 Berdiskusi

kelompok

√ √ √ √ 14 87,5%

4 Mempresentasi

kan hasil kerja

kelompok

√ √ √ √ 12 75%

5 Memperhatikan

pendapat

temannya

√ √ √ √ 12 75%

6 Mengerjakan

soal/kuis

√ √ √ √ 13 81,25%

7 Berani bertanya √ √ √ √ 13 81,25%

8 Menjawab

pertanyaan

guru

√ √ √ √ 14 81,25%

Jumlah (∑) 24 25 26 28 80,46%

Persentase (%) 75% 78,12% 81,25% 87,5%

Rata-Rata 80,46%

Keterangan Baik

Keterangan: Kurang Baik : < 65%

Cukup Baik : 65% - 74%

Baik : 75% - 84%

Sangat Baik : 85% - 100%

Page 134: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

115

Lampiran 8

Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa pada Siklus 1

No. Butir Soal SS S TS STS Kategori

1 17 6 7 0 +

2 1 1 14 14 -

3 10 13 5 2 +

4 10 14 2 4 +

5 4 7 13 6 +

6 1 0 19 10 -

7 12 9 6 3 +

8 8 10 7 5 -

9 0 3 21 6 -

10 13 5 4 8 -

11 4 6 15 5 -

12 11 12 7 0 +

13 13 9 5 3 +

14 7 10 8 5 -

15 9 12 5 4 +

16 26 3 1 0 +

17 8 9 7 6 -

18 12 14 3 1 +

19 9 12 4 5 -

20 16 9 3 2 +

21 13 12 4 1 +

22 18 6 5 1 +

23 3 7 12 8 -

24 6 7 14 3 -

25 23 7 0 0 +

Page 135: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

116

Analisis Data Hasil Jawaban Angket Siswa pada Siklus I

*Dimensi 1: Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran

Butir Soal

(+)

Skor Angket Jumlah

4 3 2 1

1. 17 x 4 = 68 6 x 3 = 18 7 x 2 = 14 0 x 1 = 0 100

7. 12 x 4 = 48 9 x 3 = 27 6 x 2 = 12 3 x 1 = 3 90

12. 11 x 4 = 44 12 x 3 = 36 7 x 2 = 14 0 x 1 = 0 94

15. 9 x 4 = 36 12 x 3 = 36 5 x 2 = 10 4 x 1 = 4 86

20. 16 x 4 = 64 9 x 3 = 27 3 x 2 = 6 2 x 1 = 2 99

Jumlah Skor (F) Frekuensi 469

Butir Soal

(-)

Skor Angket Jumlah

1 2 3 4

9. 0 x 1 = 0 3 x 2 = 6 21 x 3 = 63 6 x 4 = 24 93

11. 4 x 1 = 4 6 x 2 = 12 15 x 3 = 45 5 x 4 = 20 81

17. 8 x 1 = 8 9 x 2 = 18 7 x 3 = 21 6 x 4 = 24 71

23 3 x 1 = 3 7 x 2 = 14 12 x 3 = 36 8 x 4 =32 85

Jumlah Skor (F) Frekuensi 330

Skor (F) : 469 + 330 = 799 P

=

x 100%

=

X 100%

= 73,98%

NH

: Jumlah Soal x Skor Angket

: 9 x 4 = 36

NS :

=

= 26,63

*Dimensi 2: Semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajar

Butir Soal

(+)

Skor Angket Jumlah

4 3 2 1

16. 26 x 4 =

104

3 x 3 = 9 1 x 2 = 2 0 x 1 = 0 115

25. 23 x 4 = 92 7 x 3 = 21 0 x 2 = 0 0 x 1 = 0 113

Jumlah Skor (F) Frekuensi 228

Butir Soal

(-)

Skor Angket Jumlah

1 2 3 4

2. 1 x 1 = 1 1 x 2 = 2 14 x 3 = 42 14 x 4 = 56 101

6. 1 x 1 = 1 0 x 2 = 0 19 x 3 = 57 10 x 4 = 40 98

Jumlah Skor (F) Frekuensi 199

Skor (F) : 101 + 98 = 199 P

=

x 100%

=

X 100%

= 41,43%

NH

: Jumlah Soal x Skor Angket

: 4 x 4 = 16

NS :

=

= 6,63

Page 136: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

117

*Dimensi 3: Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar

Butir Soal

(+)

Skor Angket Jumlah

4 3 2 1

13. 13 x 4 = 52 9 x 3 = 27 5 x 2 = 10 3 x 1 = 3 92

21. 13 x 4 = 52 12 x 3 = 36 4 x 2 = 8 1 x 1 = 1 97

22. 18 x 4 = 72 6 x 3 = 18 5 x 2 = 10 1 x 1 = 1 101

Jumlah Skor (F) Frekuensi 290

Butir Soal

(-)

Skor Angket Jumlah

1 2 3 4

8. 8 x 1 = 8 10 x 2 = 20 7 x 3 = 21 5 x 4 = 20 69

14. 7 x 1 = 7 10 x 2 = 20 8 x 3 = 24 5 x 4 = 20 71

Jumlah Skor (F) Frekuensi 140

Skor (F) : 290 + 140 = 430 P

=

x 100%

=

X 100%

= 71,65%

NH

: Jumlah Soal x Skor Angket

: 5 x 4 = 20

NS :

=

= 14,33

*Dimensi 4: Reaksi yang ditunjukkan terhadap stimulus yang diberikan guru

Butir Soal

(+)

Skor Angket Jumlah

4 3 2 1

3. 10 x 4 = 40 13 x 3 = 39 5 x 2 = 10 2 x 1 = 2 91

4. 10 x 4 = 40 14 x 3 = 42 2 x 2 = 4 4 x 1 = 4 90

18. 12 x 4 = 48 14 x 3 = 42 3 x 2 = 6 1 x 1 = 1 97

Jumlah Skor (F) Frekuensi 278

Butir Soal

(-)

Skor Angket Jumlah

1 2 3 4

10. 13 x 1 = 13 5 x 2 = 10 4 x 3 = 12 8 x 4 = 32 67

24. 6 x 1 = 6 7 x 2 = 14 14 x 3 = 42 3 x 4 = 12 74

Jumlah Skor (F) Frekuensi 141

Skor (F) : 278 + 141 = 419 P

=

x 100%

=

X 100%

= 69,80%

NH

: Jumlah Soal x Skor Angket

: 5 x 4 = 20

NS :

=

= 13,96

Page 137: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

118

*Dimensi 5: Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan

Butir Soal

(+)

Skor Angket Jumlah

4 3 2 1

5. 4 x 4 = 16 7 x 3 = 21 13 x 2 = 26 6 x 1 = 6 64

Jumlah Skor (F) Frekuensi 64

Butir Soal

(-)

Skor Angket Jumlah

1 2 3 4

19. 9 x 1 = 9 12 x 2 = 24 4 x 3 = 12 5 x 4 = 20 65

Jumlah Skor (F) Frekuensi 65

Skor (F) : 64 + 65 = 129 P

=

x 100%

=

X 100%

= 53,75%

NH

: Jumlah Soal x Skor Angket

: 2 x 4 = 8

NS :

=

= 4,3

Rata-Rata Nilai =

=

=

= 77,62%

Page 138: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

119

Lampiran 9

Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa pada Siklus 2

No. Butir Soal SS S TS STS Kategori

1 21 9 0 0 +

2 0 1 19 10 -

3 21 9 0 0 +

4 20 9 1 0 +

5 11 15 3 1 +

6 0 2 15 13 -

7 17 13 0 0 +

8 5 3 14 8 -

9 1 0 15 14 -

10 4 5 16 5 -

11 4 1 18 7 -

12 19 11 0 0 +

13 18 8 3 1 +

14 3 7 14 6 -

15 21 7 1 1 +

16 19 9 1 1 +

17 6 3 11 10 -

18 19 11 0 0 +

19 5 5 17 3 -

20 12 16 2 0 +

21 20 7 3 0 +

22 22 4 4 0 +

23 2 1 16 11 -

24 14 5 10 1 -

25 24 6 0 0 +

Page 139: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

120

Lampiran

Analisis Data Hasil Jawaban Angket Siswa pada Siklus II

*Dimensi 1: Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran

Butir Soal

(+)

Skor Angket Jumlah

4 3 2 1

1. 21 x 4 = 84 9 x 3 = 27 0 x 2 = 0 0 x 1 = 0 111

7. 17 x 4 = 68 13 x 3 = 39 0 x 2 = 0 0 x 1 = 0 107

12. 19 x 4 = 76 11 x 3 = 33 0 x 2 = 0 0 x 1 = 0 109

15. 21 x 4 = 84 7 x 3 = 21 1 x 2 = 2 1 x 1 = 1 108

20. 12 x 4 = 48 16 x 3 = 48 2 x 2 = 4 0 x 1 = 0 100

Jumlah Skor (F) Frekuensi 535

Butir Soal

(-)

Skor Angket Jumlah

1 2 3 4

9. 1 x 1 = 1 0 x 2 = 0 15 x 3 = 45 14 x 4 = 56 102

11. 4 x 1 = 4 1 x 2 = 2 18 x 3 = 54 7 x 4 = 28 88

17. 6 x 1 = 6 3 x 2 = 6 11 x 3 = 33 10 x 4 = 40 85

23 2 x 1 = 2 1 x 2 = 2 16 x 3 = 48 11 x 4 = 44 96

Jumlah Skor (F) Frekuensi 371

Skor (F) : 535 + 371 = 906 P

=

x 100%

=

X 100%

= 83,88%

NH

: Jumlah Soal x Skor Angket

: 9 x 4 = 36

NS :

=

= 30,2

*Dimensi 2: Semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajar

Butir Soal

(+)

Skor Angket Jumlah

4 3 2 1

16. 19 x 4 = 76 9 x 3 = 27 1 x 2 = 2 1 x 1 = 1 106

25. 24 x 4 = 96 6 x 3 = 18 0 x 2 = 0 0 x 1 = 0 105

Jumlah Skor (F) Frekuensi 111

Butir Soal

(-)

Skor Angket Jumlah

1 2 3 4

2. 0 x 1 = 0 1 x 2 = 2 19 x 3 = 57 10 x 4 = 40 99

6. 0 x 1 = 0 2 x 2 = 4 15 x 3 = 45 13 x 4 = 52 101

Jumlah Skor (F) Frekuensi 200

Skor (F) : 111 + 200 = 311 P

=

x 100%

=

X 100%

= 64,79%

NH

: Jumlah Soal x Skor Angket

: 4 x 4 = 16

NS :

=

= 10,36

Page 140: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

121

*Dimensi 3: Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar

Butir Soal

(+)

Skor Angket Jumlah

4 3 2 1

13. 18 x 4 = 72 8 x 3 = 24 3 x 2 = 6 1 x 1 = 1 103

21. 20 x 4 = 80 7 x 3 = 21 3 x 2 = 6 0 x 1 = 0 107

22. 22 x 4 = 72 4 x 3 = 12 4 x 2 = 8 0 x 1 = 0 108

Jumlah Skor (F) Frekuensi 318

Butir Soal

(-)

Skor Angket Jumlah

1 2 3 4

8. 5 x 1 = 5 3 x 2 = 6 14 x 3 = 42 8 x 4 = 32 85

14. 3 x 1 = 3 7 x 2 = 14 14 x 3 = 42 6 x 4 = 24 73

Jumlah Skor (F) Frekuensi 168

Skor (F) : 318 + 168 = 486 P

=

x 100%

=

X 100%

= 81%

NH

: Jumlah Soal x Skor Angket

: 5 x 4 = 20

NS :

=

= 16,2

*Dimensi 4: Reaksi yang ditunjukkan terhadap stimulus yang diberikan guru

Butir Soal

(+)

Skor Angket Jumlah

4 3 2 1

3. 21 x 4 = 84 9 x 3 = 27 0 x 2 = 0 0 x 1 = 0 111

4. 20 x 4 = 80 9 x 3 = 27 1 x 2 = 2 0 x 1 = 0 109

18. 19 x 4 = 76 11 x 3 = 33 0 x 2 = 0 0 x 1 = 0 109

Jumlah Skor (F) Frekuensi 329

Butir Soal

(-)

Skor Angket Jumlah

1 2 3 4

10. 4 x 1 = 4 5 x 2 = 10 16 x 3 = 48 5 x 4 = 20 82

24. 14 x 1 = 14 5 x 2 = 10 10 x 3 = 30 1 x 4 = 4 58

Jumlah Skor (F) Frekuensi 140

Skor (F) : 329 + 140 = 469 P

=

x 100%

=

X 100%

= 78,16%

NH

: Jumlah Soal x Skor Angket

: 5 x 4 = 20

NS :

=

= 15,63

Page 141: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

122

*Dimensi 5: Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan

Butir Soal

(+)

Skor Angket Jumlah

4 3 2 1

5. 11 x 4 = 44 15 x 3 = 45 3 x 2 = 6 1 x 1 = 1 96

Jumlah Skor (F) Frekuensi 96

Butir Soal

(-)

Skor Angket Jumlah

1 2 3 4

19. 5 x 1 = 5 5 x 2 = 10 17 x 3 = 51 3 x 4 = 12 78

Jumlah Skor (F) Frekuensi 78

Skor (F) : 96 + 78 = 174 P

=

x 100%

=

X 100%

= 72,5%

NH

: Jumlah Soal x Skor Angket

: 2 x 4 = 8

NS :

=

= 5,8

Rata-Rata Nilai =

=

=

= 95,08%

Page 142: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

123

Lampiran 10

HASIL WAWANCARA GURU PRA PENELITIAN

Hari/Tanggal : Senin/14 Oktober 2013

Tempat : SDN Cengkareng Timur 01 Pagi

Tujuan wawancara : Mengidentifikasi kondisi awal proses pembelajaran

matematika pada kelas yang akan diteliti

Daftar Pertanyaan Wawancara Guru Pra Penelitian

1. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas IV pada saat proses pembelajaran

matematika berlangsung?

Termasuk banyak siswa yang terlihat kurang semangat mengikuti pelajaran dan

jarang yang bertanya terkait materi yang belum dipahami.

2. Bagaimana usaha yang Ibu lakukan untuk meningkatkan motivasi belajar

matematika siswa?

Saya kaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga

mereka bisa dengan mudah memahaminya.

3. Bagaimana keaktifan siswa kelas IV dalam belajar matematika?

Sebagian besar siswa sulit diatur, masih ada yang tidak memperhatikan saat

materi diberikan bahkan mengobrol dengan temannya.

4. Bagaimana hasil belajar matematika kelas IV?

Masih banyak nilai siswa yang rendah.

5. Apakah Ibu pernah melakukan pembelajaran berkelompok?

Pernah mencobanya, tetapi menyita banyak waktu jadi jarang saya terapkan dan

kebanyakan siswa malah bermain-main dengan temannya.

6. Bagaimana tanggapan siswa dengan pembelajaran matematika secara kelompok?

Mereka sebenarnya senang mungkin hanya perlu bimbingan dan pengarahan.

7. Apakah motivasi belajar matematika siswa dapat meningkat jika diterapkan

pembelajaran secara berkelompok?

Saya rasa bisa.

Page 143: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

124

8. Apakah dengan pembelajaran secara berkelompok juga dapat meningkatkan

aspek-aspek lainnya misalnya seperti aktifitas belajar atau hasil belajarnya?

Saya rasa jika motivasi belajarnya baik dapat berdampak baik pula pada hal

lainnya seperti aktifitas belajar dan bahkan hasil belajar siswa.

9. Model apa saja yang Ibu gunakan pada pembelajaran matematika?

Model secara ceramah, tanya jawab, latihan soal, dan pemberian tugas.

Mengetahui,

Wali Kelas IV/Guru Matematika

Ida Darsawati

NIP. 19650413 198503 2 003

Page 144: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

125

Lampiran 11

HASIL WAWANCARA GURU SETELAH PENELITIAN SIKLUS I

Hari/Tanggal : Senin/28 Oktober 2013

Tempat : SDN Cengkareng Timur 01 Pagi

Tujuan wawancara : Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada

pada tindakan kelas dalam meningkatkan motivasi belajar

matematika siswa

Daftar Wawancara Guru Setelah Penelitian Siklus I

1. Berdasarkan pengamatan Ibu selama penelitian ini, apakah terdapat peningkatan

motivasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran STAD?

Saya rasa ada peningkatan walaupun belum maksimal.

2. Apa saja motivasi belajar siswa yang meningkat selama ibu melakukan

pengamatan?

Siswa sudah mulai berani bertanya meskipun masih terlihat ragu-ragu, siswa

berpikir bersama untuk mengerjakan soal yang diberikan.

3. Berdasarkan pengamatan Ibu selama siklus ini, bagaimana aktifitas belajar

matematika siswa?

Siswa mulai menyukai pelajaran secara perlahan-lahan terlihat dari sikap siswa

yang perhatian dan ingin tahu tentang materi pelajaran.

4. Menurut Ibu, adakah pengaruh lainnya bagi siswa yang terlihat selama proses

pembelajaran matematika dengan model STAD berlangsung?

Ada, misalnya seperti siswa belajar menghargai teman, saling membantu siswa

yang belum bisa, dan saling bekerjasama.

5. Apakah siswa terlihat menyukai model ini?

Sebagian besar terlihat menyukai kegiatan pembelajaran ini

6. Menurut ibu, apakah kekurangan dalam penerapan model STAD selama

penelitian siklus I ini?

Page 145: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

126

Menurut saya, kekurangannya yaitu alat peraga hanya berupa gambar di papan

tulis, penataan tempat duduk kelas yang kurang leluasa, setiap kelompok hanya

diberikan satu LKS sehingga hanya mengandalkan teman yang mampu

mengerjakan saja, dan penghargaan kelompok yang unggul terlihat masih kurang

ada pengaruhnya bagi kelompok lainnya.

7. Apa solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada siklus I?

Alat peraga menggunakan alat yang konkrit, penataan tempat duduk kelompok

lebih diatur lagi. Pembagian LKS diberikan kepada setiap siswa dan LKS

disisipi kata-kata mutiara terkait dalam hal persaudaraan, persahabatan dalam

Islam, maupun penyemangat belajar siswa. Setiap kelompok yang mendapatkan

penghargaan dikumpulkan poin penghargaannya, kelompok yang terbanyak

penghargaan akan mendapatkan hadiah setelah materi selesai dipelajari.

Mengetahui,

Wali Kelas IV/Guru Matematika

Ida Darsawati

NIP. 19650413 198503 2 003

Page 146: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

127

Lampiran 12

HASIL WAWANCARA GURU SETELAH PENELITIAN SIKLUS II

Hari/Tanggal : Rabu/6 Oktober 2013

Tempat : SDN Cengkareng Timur 01 Pagi

Tujuan wawancara : Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada

pada tindakan kelas dalam meningkatkan motivasi belajar

matematika siswa

Daftar Wawancara Guru Setelah Penelitian Siklus II

1. Berdasarkan pengamatan Ibu selama siklus ini, apakah terdapat peningkatan

motivasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran STAD?

Setelah dilakukan pembelajaran dengan maksimal oleh guru, motivasi belajar

matematika siswa meningkat lebih baik dari siklus sebelumnya.

2. Apa saja motivasi belajar matematika siswa yang meningkat selama ibu

melakukan pengamatan?

Semua siswa lebih perhatian dan antusias dalam belajarnya sehingga terlihat

peningkatan motivasi belajar yang lebih baik dari siklus sebelumnya.

3. Menurut Ibu, adakah pengaruh lainnya bagi siswa yang terlihat selama proses

pembelajaran matematika dengan model STAD berlangsung pada siklus ini?

Ada, seperti saling memaafkan, membantu temannya, berani bertanya dan

mengajukan pendapatnya, dan terlihat lebih percaya diri.

4. Apakah siswa terlihat menyukai model ini?

Semua siswa terlihat menyukai pembelajaran ini.

5. Menurut ibu, apakah kekurangan dan solusi pada siklus ini?

Saya rasa sudah lebih baik dari siklus sebelumnya jadi tidak perlu solusi.

Page 147: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

128

Lampiran 13

HASIL WAWANCARA SISWA SETELAH PENELITIAN SIKLUS I

No. Pertanyaan Kemampuan Siswa

Tinggi Sedang Rendah

1. Bagaimana menurut

kamu mengenai pelajaran

matematika?

Menyenangkan

dan seru

Cukup sulit Susah

dipahami

2. Apakah belajar

matematika secara

berkelompok

menyenangkan?

Iya, sangat

menyenangkan

Iya, tentu Iya, karena

ramai-ramai

3. Apakah soal yang

diberikan terlalu sulit?

Tidak, soalnya

mudah

dipahami

Ada yang sulit

dan ada yang

mudah

Sangat sulit

4. Apa kesan kalian setelah

belajar matematika

dengan cara

berkelompok?

Ingin setiap

hari belajar

matematika

berkelompok

Ada teman

yang tidak

mau bantu

belajar

Belajarnya

bisa santai

5. Apakah dengan belajar

berkelompok membuat

kalian lebih aktif dan

ingin terus belajar?

Ya, saya jadi

bersemangat

belajar karena

bisa belajar

bareng teman

Iya, bisa

belajar bareng

teman-teman

Iya, jadi aku

tidak diam

saja

Page 148: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

129

Lampiran 14

HASIL WAWANCARA SISWA SETELAH PENELITIAN SIKLUS II

No. Pertanyaan Kemampuan Siswa

Tinggi Sedang Rendah

1. Bagaimana menurut kamu

mengenai pelajaran

matematika?

Sangat

menyenangkan

Menyenang-

kan, asik juga

Lumayan

sulit, tapi

seru

2. Apakah belajar

matematika secara

berkelompok

menyenangkan?

Iya, sangat

menyenangkan

Iya, jadi tau

yang belum

paham

Iya, karena

belajarnya

bareng-

bareng

3. Apakah soal yang

diberikan terlalu sulit?

Tidak, soalnya

mudah

dimengerti

Tidak, biasa aja Ada yang

sulit, ada

yang mudah

4. Apa kesan kalian setelah

belajar matematika

dengan cara

berkelompok?

Senang, ingin

terus belajar

kelompok

Jadi lebih

paham karena

belajarnya

bareng teman

Belajarnya

asik karena

sama teman

5. Apakah dengan belajar

berkelompok membuat

kalian lebih aktif dan

ingin terus belajar?

Iya, saya jadi

ingin terus

belajar supaya

dapat

peringkat yang

bagus

Iya, ingin terus

belajar

kelompok dan

belajar bareng

teman di rumah

Iya, saingan

sama

kelompok

yang lain

Page 149: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

130

Lampiran 15

KISI-KISI INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI

AKTIFITAS BELAJAR SISWA

NO. INDIKATOR NO ITEM

1. Memperhatikan penjelasan guru 1

2. Melakukan kegiatan sesuai dengan LKS 2

3. Bekerja sama dalam kelompok 3

4. Mempresentasikan hasil kerja kelompok 4

5. Memperhatikan pendapat orang lain 5

6. Mengerjakan latihan soal/kuis 6

7. Berani bertanya 7

8. Berani menjawab pertanyaan dari guru 8

Page 150: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

131

RUBRIK PENILAIAN OBSERVASI AKTIFITAS BELAJAR KELOMPOK

NO ASPEK KRITERIA PENILAIAN

1. Memperhatikan

penjelasan guru

Skor 4 Jika semua siswa setiap kelompok mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru.

Skor 3 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mendengarkan/memperhatikan

penjelasan guru adalah 4 orang.

Skor 2 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mendengarkan/memperhatikan

penjelasan guru adalah 3 orang.

Skor 1 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mendengarkan/memperhatikan

penjelasan guru adalah 2 orang.

2. Bertanya atau

mencari

informasi

terkait

materi/tugas

Skor 4 Jika semua siswa setiap kelompok mengajukan pertanyaan kepada guru saat

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam LKS

Skor 3 Jika jumlah siswa setiap kelompok yang mengajukan pertanyaan kepada guru saat

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam LKS adalah 4 orang

Skor 2 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mengajukan pertanyaan kepada guru

saat mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam LKS adalah 3 orang

Skor 1 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mengajukan pertanyaan kepada guru

saat mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam LKS adalah 2 orang

3. Terlibat dalam

berdiskusi

Skor 4 Jika semua siswa dalam satu kelompok berdiskusi dengan teman kelompoknya dalam

menyelesaikan LKS

Skor 3 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang berdiskusi dengan teman kelompoknya

dalam menyelesaikan LKS adalah 4 orang

Skor 2 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang berdiskusi dengan teman kelompoknya

dalam menyelesaikan LKS adalah 3 orang

Skor 1 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang berdiskusi dengan teman kelompoknya

dalam menyelesaikan LKS adalah 2 orang

Page 151: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

132

4.

Mengerjakan

tugas yang

diberikan guru

Skor 4 Jika semua siswa dalam satu kelompok mengerjakan dengan jelas,rapi dalam

menyelesaikan LKS

Skor 3 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mengerjakan dengan jelas,rapi dalam

menyelesaikan LKS adalah 4 orang

Skor 2 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mengerjakan dengan jelas,rapi dalam

menyelesaikan LKS adalah 3 orang

Skor 1 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mengerjakan dengan jelas,rapi dalam

menyelesaikan LKS adalah 2 orang

5. Mempresentasi

kan hasil kerja

kelompok

Skor 4 Siswa yang terpilih mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan jawaban benar,

cara tepat, dan berani

Skor 3 Siswa yang terpilih mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan jawaban salah,

cara tepat, dan berani

Skor 2 Siswa yang terpilih mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan jawaban salah,

cara tidak tepat, dan berani

Skor 1 Siswa yang terpilih mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan jawaban salah,

cara tidak tepat, dan tidak berani

Page 152: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

133

Lampiran 17

Angket Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Matematika

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya senang mengikuti pelajaran matematika

2. Saya mudah putus asa jika ada soal matematika yang

tidak dapat saya kerjakan

3. Saya berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan

oleh guru matematika

4. Saya akan belajar sungguh-sungguh agar prestasi belajar

matematika saya lebih baik dari teman-teman

5. Saya mengerjakan soal-soal matematika tidak hanya

dari buku paket dan LKS

6. Saya merasa bosan dengan tugas-tugas matematika

7. Saya membaca buku matematika terlebih dahulu

sebelum guru matematika memberikan pelajaran

8. Saya mengabaikan tugas-tugas matematika yang

diberikan oleh guru sebelum ada yang menegur

9. Setiap pelajaran matematika saya selalu keluar masuk

kelas berpura-pura izin ke toilet/wc

10. Saya takut jika guru mulai memberikan pertanyaan

matematika kepada saya

11. Saya kurang suka membaca buku matematika

12. Saya selalu memperhatikan penjelasan guru matematika

13. Saya lebih senang menyelesaikan tugas matematika

sendiri dari pada dibantu orang lain

14. Saya hanya akan mngerjakan tugas matematika bila

dibantu teman

15. Apabila ada waktu luang saya mencari buku bacaan

matematika untuk dibaca

16. Seberat apapun soal-soal matematika yang diberikan

saya akan kerjakan dengan sungguh-sungguh

17. Saya membaca buku matematika hanya pada saat akan

diadakan ulangan/tes

18. Saya senang jika dapat menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru matematika

19. Saya kurang senang jika guru meminta siswa untuk

menyelesaikan masalah dalam materi matematika

20. Saya tertarik untuk mempelajari buku-buku yang

berkaitan dengan matematika

21. Saya berusaha menyerahkan tugas matematika tepat

waktu

22. Saya yakin dapat menyelesaikan tugas matematika

dengan kemampuan sendiri

23. Saya mengobrol ketika guru sedang menjelaskan

pelajaran matematika

24. Saya tidak ingin bersaing untuk meraih prestasi ketika

belajar matematika

25. Saya selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan

oleh guru matematika

Page 153: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

134

Lampiran 18

KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET MOTIVASI BELAJAR

Dimensi Elemen

Nomor

Pernyataan Jumlah

Positif Negatif

1. Minat dan perhatian

siswa terhadap

pelajaran

a. Senang belajar matematika. 1 9 2

b. Memperhatikan guru mengajar 12 23 2

c. Rajin membaca buku 7, 15, 20 11, 17 5

2. Semangat siswa untuk

melaksanakan tugas-

tugas belajar

a. Tekun menghadapi tugas 25 6 2

b. Ulet dalam menghadapi

kesulitan 16 2 2

3. Tanggung jawab

siswa dalam

mengerjakan tugas-

tugas belajar

a. Tidak membuang waktu 21 8 2

b. Tidak bergantung pada orang

lain 13, 22 14 3

4. Reaksi yang

ditunjukkan terhadap

stimulus yang

diberikan guru

a. Bertanya serta menjawab

pertanyaan 3, 18 10 3

b. Berusaha unggul 4 24 2

5. Rasa senang dalam

mengerjakan tugas

yang diberikan

a. Senang mencari serta

memecahkan masalah 5 19 2

Jumlah 25

Page 154: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

135

Lampiran 19

Perhitungan Rata-Rata Penelitian Angket Motivasi Belajar pada Siklus I

No. Dimensi Skor Nilai Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

X 100 %

1. Minat dan perhatian siswa

terhadap pelajaran

799 9 x 4 = 36

= 26,63

x 100 % = 73,98 %

2. Semangat siswa untuk

melaksanakan tugas-tugas

belajar

199

4 x 4 = 16

= 6,63

x 100 % = 41,43 %

3. Tanggung jawab siswa

dalam mengerjakan tugas-

tugas belajar

432

5 x 4 = 20

= 14,33

x 100 % = 71,65 %

4. Reaksi yang ditunjukkan

terhadap stimulus yang

diberikan guru

419

5 x 4 = 20

= 13,96

x 100 % = 69,8 %

5. Rasa senang dan puas dalam

mengerjakan tugas yang

diberikan

129

2 x 4 = 8

= 4,3

x 100 % = 53,75 %

Rata-Rata Nilai

= 77,62 %

Kategori Nilai Sedang

Keterangan:

I. Tinggi = 80 % - 100 %

II. Sedang = 50 % - 79 %

III. Rendah = < 50 %

Page 155: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

136

Lampiran 20

Perhitungan Rata-Rata Penelitian Angket Motivasi Belajar pada Siklus II

No. Dimensi Skor Nilai Harapan

(NH)

Nilai Skor

(NS)

x 100 %

1. Minat dan perhatian siswa

terhadap pelajaran

906 9 x 4 = 36

= 30,2

x 100 % = 83,88 %

2. Semangat siswa untuk

melaksanakan tugas-tugas

belajar

311

4 x 4 = 16

= 10,36

x 100 % = 64,79 %

3. Tanggung jawab siswa

dalam mengerjakan tugas-

tugas belajar

486

5 x 4 = 20

= 16,2

x 100 % = 81 %

4. Reaksi yang ditunjukkan

terhadap stimulus yang

diberikan guru

469

5 x 4 = 20

= 15,63

x 100 % = 78,16 %

5. Rasa senang dan puas

dalam mengerjakan tugas

yang diberikan

144

2 x 4 = 8

= 5,8

x 100 % = 72,5 %

Rata-Rata Nilai

= 95,08 %

Kategori Nilai Tinggi

Keterangan:

I. Tinggi = 80 % - 100 %

II. Sedang = 50 % - 79 %

III. Rendah = < 50 %

Page 156: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

137

**Jika ingin orang tua bahagia, jadilah anak shaleh dan shalehah**

Lampiran 21

Lembar Kerja Siswa

( L K S )

Judul : Menentukan besar sudut

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV/1

Tujuan

Siswa dapat:

Mengenal sudut siku-siku dengan menggunakan empat arah mata angin

Menentukan besar sudut satu putaran, setengah putaran, dan seperempat putaran

dalam satuan derajat

Materi

Mengidentifikasi sudut siku-siku bangun datar dan sudut pada empat arah mata angin

Untuk memahami materi hari ini, mari ikutilah kegiatan berikut ini!

Tes 1 Sudut setengah putaran (180o) adalah ....

Tes 2 Sudut seperempat putaran (90o) adalah ....

Setelah memahami materi di atas, ayo kerjakanlah soal di bawah ini!

NO. SOAL JAWABAN

1. Besar sudut di samping

adalah...

2. Soni berjalan ke arah Utara kemudian

berbelok ke arah kanan 90o, sekarang Soni

berjalan ke arah mana?

3. Berapakah besar sudut dari arah:

a. Barat ke Timur?

b. Timur ke Selatan?

c. Selatan ke Utara?

1. Sudut ABC = . . .o

6. Sudut EDA = . . .o

2. Sudut ABF = . . .o 7. Sudut EDF = . . .

o

3. Sudut BFH = . . .o 8. Sudut HFG = . . .

o

4. Sudut BAD = . . .o 9. Sudut GFD = . . .

o

5. Sudut CBF = . . .o 10. Sudut GFH = . . .

o

Page 157: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

138

LEMBAR JAWABAN

LEMBAR KERJA SISWA

Tes 1: Sudut Lurus

Tes 2: Sudut Siku-Siku

1. Besar sudut tersebut adalah 270o

2. Sekarang Soni berjalan ke arah Timur

3. Besar sudut dari arah:

a. Barat ke Timur = 180o

b. Timur ke Selatan = 90o

c. Selatan ke Utara = 180o

1. Sudut ABC = 180o

2. Sudut ABF = 90o

3. Sudut BFH = 180o

4. Sudut BAD = 90o

5. Sudut CBF = 90o

6. Sudut EDA = 180o

7. Sudut EDF = 90o

8. Sudut HFG = 90o

9. Sudut GFD = 180o

10. Sudut GFH = 90o

Page 158: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

139

“Anak baik adalah anak yang suka membantu teman-temannya”

Lampiran 22 Lembar Kerja Siswa

( L K S )

Judul : Menentukan hubungan antar satuan waktu

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV/1

Tujuan

Siswa dapat: Mempelajari contoh hubungan hari, minggu, bulan, tahun, windu, dan abad Membaca, menulis, dan menggambar jam

Materi

Hubungan antar satuan waktu Contoh: 1 menit = 60 detik

1 jam = 60 menit

1 hari = 24 jam

1 minggu = 7 hari

1 bulan = 4 minggu

1 bulan = 30 hari

1 tahun = 12 bulan

1 tahun = 52 minggu

1 tahun = 365 hari

1 abad = 100 tahun

1 windu = 8 tahun

1 dasawarsa = 10 tahun

Untuk memahami materi hari ini, mari ikutilah kegiatan berikut ini!

Tes 1 3 menit = ... detik 1 menit = 60 detik, 3 menit = 3 x 60 detik = ... detik

Tes 2 2 windu = ... bulan 1 windu = 8 tahun, 2 windu = 2 x 8 tahun = 16 tahun

1 tahun = 12 bulan, 16 tahun = 16 x 12 bulan = ... bulan

Setelah memahami materi di atas, ayo kerjakanlah soal di bawah ini!

No. SOAL JAWABAN No. SOAL JAWABAN

1. 3 jam = ... menit ... 6. 2,5 jam = ... menit ...

2. 2 jam = ... detik ... 7. 15 menit = ... detik ...

3. 120 menit = ... jam ... 8. 300 detik = ... menit ...

4. 720 menit = ... jam ... 9. 360 detik = ... menit ...

5. 420 menit = ... detik ... 10. 1,5 menit = ... detik ...

Selesaikan masalah-masalah berikut!

1. Pada tahun 2012 Ibu Mirna berusia 5 windu. Tahun berapakah Ibu Mirna lahir?

Jawab: .............................................................................................................................

2. Umur Maya 40 hari lebih tua daripada umur Winda. Maya dilahirkan pada tanggal 12

Juni 1997. Tanggal berapakah Winda lahir?

Jawab: .............................................................................................................................

3. Pak Suko akan mengecat 17 kursi. Untuk mengecat sebuah kursi, Pak Suko

membutuhkan waktu 20 menit. Jika Pak Suko mulai mengecat pada pukul 08:20,

pukul berapakah Pak Suko selesai mengecat?

Jawab: .............................................................................................................................

Page 159: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

140

LEMBAR JAWABAN

LEMBAR KERJA SISWA

Tes 1: 3 menit = ... detik

1 menit = 60 detik

3 menit = 3 x 60 detik = 180 detik

Tes 2: 2 windu = ... bulan

1 windu = 8 tahun

2 windu = 2 x 8 tahun = 16 tahun 1 tahun = 12 bulan

16 tahun = 16 x 12 bulan = 192 bulan

1. 3 jam = 180 menit

2. 2 jam = 7200 detik 3. 120 menit = 2 jam

4. 720 menit = 12 jam 5. 420 menit = 25200 detik

6. 2,5 jam = 150 menit

7. 15 menit = 900 detik 8. 300 detik = 5 menit

9. 360 detik = 6 menit 10. 1,5 menit = 90 detik

1. Tahun 2012 Ibu Mirna berusia 5 windu.

1 windu = 8 tahun, 5 x 8 tahun = 40 tahun. 2012 – 40 tahun = 1972. Jadi, Ibu Mirna lahir pada tahun 1972.

2. Maya lahir tanggal 12 Juni 1997, lebih tua 40 hari dari Winda.

Bulan Juni tahun 1997 ada 30 hari. 12 Juni 1997 dikurangi 40 hari sebelumnya adalah 3 Mei 1997. Jadi, Winda lahir pada tanggal 3 Mei 1997.

3. Pak Suko akan mengecat 17 kursi.

Setiap kursi membutuhkan waktu 20 menit. Pak Suko mulai mengecat pukul 08:20. 1 kursi = 20 menit, 17 x 20 menit = 340 menit.

340 menit = 5 jam lebih 40 menit. 08: 20 + 5 jam 40 menit = 14:00.

Jadi, Pak Suko selesai mengecat 17 kursi pada pukul 14:00.

Page 160: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

141

Hasil Observasi Aktifitas Belajar Kelompok Siswa

*Pertemuan 1

N

o

Aspek yang Diamati Kelompok (∑) (%)

I II III IV V VI

1 Memperhatikan penjelasan guru 6 6 9 7,5 9 7,5 45 7,5%

2 Mengerjakan LKS 4 4 6 5 6 5 30 5%

3 Berdiskusi kelompok 4 4 6 5 6 5 30 5%

4 Mempresentasikan hasil kerja kelompok 4 4 6 5 6 5 30 5%

5 Memperhatikan pendapat temannya 4 4 6 5 6 5 30 5%

6 Mengerjakan soal/kuis 6 6 9 7,5 9 7,5 45 7,5%

7 Berani bertanya 4 4 6 5 6 5 30 5%

8 Menjawab pertanyaan guru 4 4 6 5 6 5 30 5%

Jumlah 36 36 54 45 54 45 45%

Persentase (%) 4,5% 4,5% 6,7% 5,6% 6,7% 5,6% 5,6%

Rata-Rata 33,6% (5,6%)

Keterangan Sebagian Kecil (Sangat Rendah)

*Pertemuan 2

No

Aspek yang Diamati Kelompok (∑) (%)

I II III IV V VI

1 Memperhatikan penjelasan guru 9 7,5 10,5 9 7,5 9 52 8,6%

2 Mengerjakan LKS 6 5 7 6 7 6 37 6,1%

3 Berdiskusi kelompok 6 5 7 6 7 6 37 6,1%

4 Mempresentasikan hasil kerja kelompok 6 5 7 6 7 6 37 6,1%

5 Memperhatikan pendapat temannya 9 7,5 10,5 9 7,5 9 52 8,6%

6 Mengerjakan soal/kuis 9 7,5 10,5 9 7,5 9 52 8,6%

7 Berani bertanya 6 5 7 6 7 6 37 6,1%

8 Menjawab pertanyaan guru 9 7,5 10,5 9 7,5 9 52 8,6%

Jumlah 60 50 70 60 50 60 58,8%

Persentase (%) 7,5% 6,2% 8,7% 7,5% 6,2% 7,5% 7,3%

Rata-Rata 43,6% (7,2%)

Keterangan Hampir Setengahnya (Rendah)

*Pertemuan 3

N

o

Aspek yang Diamati Kelompok (∑) (%)

I II III IV V VI

1 Memperhatikan penjelasan guru 10,5 9 12 12 13,5 12 69 11,5%

2 Mengerjakan LKS 10,5 9 12 12 13,5 12 69 11,5%

3 Berdiskusi kelompok 10,5 9 12 12 13,5 12 69 11,5%

4 Mempresentasikan hasil kerja kelompok 10,5 9 12 12 13,5 12 69 11,5%

5 Memperhatikan pendapat temannya 7 6 8 8 9 8 46 7,6%

6 Mengerjakan soal/kuis 10,5 9 12 12 13,5 12 69 11,5%

7 Berani bertanya 10,5 9 12 12 13,5 12 69 11,5%

8 Menjawab pertanyaan guru 10,5 9 12 12 13,5 12 69 11,5%

Jumlah 80 69 92 92 103 92 88,1%

Persentase (%) 10% 8,6% 11% 11% 13% 11% 11%

Rata-Rata 64,6% (10,7%)

Keterangan Sebagian Besar (Rendah)

Page 161: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

142

*Pertemuan 4

N

o

Aspek yang Diamati Kelompok (∑) (%)

I II III IV V VI

1 Memperhatikan penjelasan guru 12 10,5 13,5 13,5 15 13,5 78 13%

2 Mengerjakan LKS 12 10,5 13,5 13,5 15 13,5 78 13%

3 Berdiskusi kelompok 12 10,5 13,5 13,5 15 13,5 78 13%

4 Mempresentasikan hasil kerja kelompok 12 10,5 13,5 13,5 15 13,5 78 13%

5 Memperhatikan pendapat temannya 12 10,5 13,5 13,5 15 13,5 78 13%

6 Mengerjakan soal/kuis 12 10,5 13,5 13,5 15 13,5 78 13%

7 Berani bertanya 8 7 9 9 10 9 52 8,6%

8 Menjawab pertanyaan guru 12 10,5 13,5 13,5 15 13,5 78 13%

Jumlah 92 80 103 103 115 103 99,6%

Persentase (%) 11% 10% 12% 12% 14% 12% 12,4%

Rata-Rata 71% (11,8%)

Keterangan Sebagian Besar (Rendah)

*Pertemuan 5

No

Aspek yang Diamati Kelompok (∑) (%)

I II III IV V VI

1 Memperhatikan penjelasan guru 18 16 20 18 22 20 114 19%

2 Mengerjakan LKS 13,5 12 15 13,5 16,5 15 85 14%

3 Berdiskusi kelompok 13,5 12 15 13,5 16,5 15 85 14%

4 Mempresentasikan hasil kerja kelompok 13,5 12 15 13,5 16,5 15 85 14%

5 Memperhatikan pendapat temannya 13,5 12 15 13,5 16,5 15 85 14%

6 Mengerjakan soal/kuis 13,5 12 15 13,5 16,5 15 85 14%

7 Berani bertanya 9 8 10 9 11 10 57 9,5%

8 Menjawab pertanyaan guru 13,5 12 15 13,5 16,5 15 85 14%

Jumlah 108 96 120 108 132 120 112,5%

Persentase (%) 13% 12% 15% 13% 16% 15% 14%

Rata-Rata 84% (14%)

Keterangan Sebagian Besar (Sedang)

*Pertemuan 6

N

o

Aspek yang Diamati Kelompok (∑) (%)

I II III IV V VI

1 Memperhatikan penjelasan guru 15 13,5 16,5 15 18 16,5 94 15,6%

2 Mengerjakan LKS 15 13,5 16,5 15 18 16,5 94 15,6%

3 Berdiskusi kelompok 20 18 22 20 24 22 126 21%

4 Mempresentasikan hasil kerja kelompok 15 13,5 16,5 15 18 16,5 94 15,6%

5 Memperhatikan pendapat temannya 15 13,5 16,5 15 18 16,5 94 15,6%

6 Mengerjakan soal/kuis 15 13,5 16,5 15 18 16,5 94 15,6%

7 Berani bertanya 15 13,5 16,5 15 18 16,5 94 15,6%

8 Menjawab pertanyaan guru 15 13,5 16,5 15 18 16,5 94 15,6%

Jumlah 125 106 137 125 150 137 130,2%

Persentase (%) 15% 13% 17% 15% 18% 17% 16,2%

Rata-Rata 95% (15,8%)

Keterangan Hampir Seluruhnya (Sedang)

Page 162: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

143

*Pertemuan 7

N

o

Aspek yang Diamati Kelompok (∑) (%)

I II III IV V VI

1 Memperhatikan penjelasan guru 16,5 15 18 16,5 19,5 18 103 17,1%

2 Mengerjakan LKS 16,5 15 18 16,5 19,5 18 103 17,1%

3 Berdiskusi kelompok 16,5 15 18 16,5 19,5 18 103 17,1%

4 Mempresentasikan hasil kerja kelompok 16,5 15 18 16,5 19,5 18 103 17,1%

5 Memperhatikan pendapat temannya 16,5 15 18 16,5 19,5 18 103 17,1%

6 Mengerjakan soal/kuis 22 20 24 22 26 24 138 23%

7 Berani bertanya 22 20 24 22 26 24 138 23%

8 Menjawab pertanyaan guru 16,5 15 18 16,5 19,5 18 103 17,1%

Jumlah 143 130 156 143 169 156 148,6%

Persentase (%) 17% 16% 19% 17% 21% 19% 18,5%

Rata-Rata 109% (18,1%)

Keterangan Seluruhnya (Sedang)

*Pertemuan 8

N

o

Aspek yang Diamati Kelompok (∑) (%)

I II III IV V VI

1 Memperhatikan penjelasan guru 24 22 26 22 28 24 146 24,3%

2 Mengerjakan LKS 18 16,5 19,5 16,5 21 18 109 18,1%

3 Berdiskusi kelompok 24 22 26 22 28 24 146 24,3%

4 Mempresentasikan hasil kerja kelompok 18 16,5 19,5 16,5 21 18 109 18,1%

5 Memperhatikan pendapat temannya 18 16,5 19,5 16,5 21 18 109 18,1%

6 Mengerjakan soal/kuis 18 16,5 19,5 16,5 21 18 109 18,1%

7 Berani bertanya 24 22 26 22 28 24 146 24,3%

8 Menjawab pertanyaan guru 24 22 26 22 28 24 146 24,3%

Jumlah 168 154 182 154 196 168 169,6%

Persentase (%) 21% 19% 22% 19% 24% 21% 21,2%

Rata-Rata 126% (21%)

Keterangan Seluruhnya (Tinggi)

No. Persentase Penafsiran 1. 100% Seluruhnya

2. 90% - 99% Hampir seluruhnya 3. 60% - 89% Sebagian besar

4. 51% - 59% Lebih dari setengahnya 5. 50% Setengahnya

6. 40% - 49% Hampir setengahnya 7. 20% - 39% Sebagian kecil

8. 10% - 19% Sedikit 9. 0,1% - 9% Sedikit sekali

10. 0% Tidak ada sama sekali Kategori Motivasi: Sangat Tinggi : 25% - 30%

Tinggi : 19% - 24% Sedang : 13% - 18% Rendah : 7% - 12% Sangat Rendah : 0% - 6%

Page 163: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement
Page 164: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

FOTO-FOTO DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN

Page 165: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24805/1/Deni... · penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

SURAT KETERANGAN

Nomor: ..............................................

Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cengkareng Timur 01 Pagi Cengkareng-Jakarta Barat,

dengan ini menerangkan bahwa:

Nama Mahasiswa : Deni Irawan

NIM : 109018300097

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Universitas : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Judul Skripsi : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar Matematika Siswa SD/MI”

Benar mahasiswa tersebut telah melaksanakan penelitian di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi

Cengkareng-Jakarta Barat pada tanggal 21 Oktober 2013 s.d 7 November 2013, dalam rangka

pengumpulan data untuk penyusunan skripsi.

Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Cengkareng, 11 November 2013 Kepala SDN Cengkareng 01 Pagi

Joko Sarwono, S.Pd

NIP. 19590630 198409 1 002