pengaruh metode pembelajaran quantum …repository.radenintan.ac.id/4216/1/skripsi aina...
TRANSCRIPT
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN QUANTUM
LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS
VII MTs BAHRUL ULUM REBANG TANGKAS
WAY KANAN TAHUN 2017/2018
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Dalam Ilmu Matematika
Oleh
AINA NATASYA AZWA
NPM : 1311050113
Jurusan : Pendidikan Matematika
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN INTAN LAMPUNG
1439 / 2018
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN QUANTUM
LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS
VII MTs BAHRUL ULUM REBANG TANGKAS
WAY KANAN TAHUN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh
AINA NATASYA AZWA
NPM : 1311050113
Jurusan : Pendidikan Matematika
Pembimbing 1 : Dr. Nanang Supriadi, M.Si.
Pembimbing II : Siska Andriani, S.Si.,M.Pd.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN INTAN LAMPUNG
1439 / 2018
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN QUANTUM
LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS PESERTA DIDIK MTs
BAHRUL ULUM WAY KANAN LAMPUNG
Oleh :
Aina Natasya Azwa
NPM 1311050113
ABSTRAK
Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis dikelas VII
MTs Bahrul Ulum Way Kanan, menunjukan bahwa terdapat peserta didik yang tidak
mencapai nilai KKM. Hal ini disebabkan oleh kemampuan pemecahan masalah
matematis peserta didik dalam memahami soal yang masih rendah. Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah terdapat pengaruh metode
pembelajaran Quantum Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematis pada peserta didik kelas VII MTs Bahrul Ulum Way Kanan Lampung.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis Quasy Eksperimentan
Design. Subyek pada penelitian ini adalah peserta didik kelas VII di MTs Bahrul
Ulum dengan jumlah populasi 90 Peserta didik. Sampel dalam penelitian ini yaitu
kelas VII A dan kelas VII B. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan
uji normalitas dengan uji Liliefors dan uji homogenitas dengan uji Barlett.
Dilanjutkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t sampel tak berkorelasi didapat
Fhitung = 5,585 > Ftabel = 2,002 maka H0 ditolak dengan kata lain H1 diterima. Jika H0
ditolak berarti ada pengaruh yang signifikan metode pembelajaran Quantum Learning
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis Peserta didik, sedangkan jika H0
diterima berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari metode pembelajaran itu
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik. Berdasarkan
analisis dan pembahasan di atas disimpulkan bahwa metode pembelajaran Quantum
Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis lebih baik dibanding
model pembelajaran Konvensional peserta didik kelas VII MTs Bahrul Ulum Way
kanan Lampung.
Kata Kunci : Quantum, Quantum Learning, Kemampuan Pemecahan masalah
Matematis.
MOTTO
Artinya :
Mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di
antaranya. Mereka Itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka
itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat. (Q.S. Az-Zumar : 18)1
1 Kementrian Agama RI. Al-Quran dan Terjemahnya (CV Penerbit Diponegoro 2010), h.460.
PERSEMBAHAN
Kepada sang maha pencipta keindahan diseluruh alam ini Allah Rabbku raja dari segala raja terima kasih telah memberiku kemudahan dari semua kesulitan ,memberiku kekuatan sehingga dapat terselesainya karya kecil yang membanggakan ini. Banyak harapku semoga amanah dalam menerapkannya dalam kehidupanku kelak.
dengan ketulusan dan kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Rustam Nawawi S.Pd.I dan Ibunda Ida
Royani S.Pd.I terimakasih untuk cinta, kasih sayang, pengorbanan, dukungan,
serta nasihat dan doa yang tiada henti- hentinya untuk keberhasilan dalam
perjuangan ku.
2. Adik-adikku tercinta Ardhan Nata Kusuma dan Alisa Hayatina, terimakasih
telah menjadi adik adikku yang baik dengan canda dan tawa serta kasih sayang,
yang selama ini kalian berikan, semoga kita semua bisa menjadi orang yang
membanggakan bagi orang tua ataupun agama dan negara nantinya.
3. Almamater UIN Raden Intan Lampung.
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama Aina Natasya Azwa lahir di Desa Sinar Banten
Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu pada tanggal 28 April 1995 anak
pertama dari tiga bersaudara, buah cinta kasih dari Bapak Rustam Nawawi S.Pd.I dan
Ibu Ida Royani S.Pd.I. Pendidikan penulis bermula di SDN 02 Tanjung Kurung
Kecamatan Rebang Tangkas Kabupaten Way kanan dan selesai pada tahun 2007,
setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di MTs N 1 Pringsewu hanya terhitung
satu semester dan menyelesaikanya di MTs Raudhatul Muta’ alimin Kasui Way
Kanan sampai tahun 2010, selanjutnya penulis menempuh pendidikan di MA AL-
IMAN Way Jepara Lampung Timur dan selesai tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis
melanjutkan Pendidikan di Universitas islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung
pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Matematika.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita. Sholawat dan salam senantiasa selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Berkat petunjuk dari Allah jualah akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna
memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis
merasa perlu menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya
kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Raden Intan Lampung beserta jajarannya.
2. Bapak Dr. Nanang Supriadi, M.Sc selaku Pembimbing 1 dan Ibu Siska Andriani,
M.Pd selaku pembimbing 2 yang telah sabar memberikan bimbingan dan arahan.
3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan pendidikan berupa
Ilmu Pengetahuan kepada penulis selama menuntut Ilmu di Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
4. Kepada orang tua dan adik-adikku yang telah memberikan do’a , dorongan dan
semangat yang tidak ternilai harganya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi
ini
5. Sahabat-sahabatku Elma Agustiana, Fitriana, Yunita Sari dan Rahmat Diyanto FDK
yang telah memberikan canda tawanya kepada penulis pada saat pengerjaan skripsi,
yang selalu memberi dukungan semangat dan memotivasi, sayang dan cinta
menemani dalam keadaan apapun yang tak bisa terungkapkan semoga kita semua
sukses dengan apapun nantinya.
6. Seseorang yang penulis semogakan hatinya dimiliki atas ridhonya
7. Seseorang yang tak bisa penulis lupakan bantuannya dalam penulisan skripsi
Djuanda Kusuma Agung yang telah memberikan banyak sekali bantuannya.
8. Kepala Sekolah, Guru dan Staf TU MTs Bahrul Ulum yang telah memberikan
bantuan hingga terselesaikannya skripsi ini.
9. Teman-teman Fakultas Tarbiyah Khususnya jurusan Pendidkan Matematika
angkatan ’13 kelas A, B, C, D, E, F yang telah memberi motivasi dan memberikan
warna dalam sejarah hidupku selama perjalanan menjadi mahasiswa UIN Raden
Intan Lampung.
10. Teman- teman KKN Way Seputih, dan PPl MAN 02 Bandar Lampung yang semoga
selalu dalam lindungannya
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah
membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari penelitian ini masih banyak kekurangan dalam penulisan ini, hal ini
disebabkkan masih terbatasnya ilmu dan teori penelitian yang penulis kuasai. Oleh
karenanya kepada para pembaca, dapat memberikan masukan dan saran saran yang sifatnya
membangun. Akhirnya, dengan inringan ucapan terima kasih penulis memanjatkan do’a
kehadirat Allah, semoga jerih payah dan amal Bapak-bapak dan Ibu-ibu serta Teman-teman
sekalian akan mendapatkan balasan yang sebaik-baiknya dari Allah SWT dan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada
umumnya. Amin.
Bandara lampung, April 2018
Aina Natasya Azwa
NPM : 1311050113
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i
ABSTRAK.. .......................................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN.. ......................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN.. .............................................................................................. iv
MOTTO. ............................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN… ........................................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.. .............................................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN…................................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................... 6
C. Batasan Masalah ...................................................................................................... ..7
D. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................................. 8
F. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................................... 10
G. Definisi Operasional ................................................................................................ 11
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................................. 13
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................................................... 13
1. Metode Pembelajaran Quantum Learning
a. Pengertian Metode Pembelajaran………………………………………… 13
b. Metode Pembelajaran Quantum……………………………………………….. 13
c. Metode Pembelajaran Quantum Learning……………………………………. 19
2
2. Pemecahan Masalah Matematis............................................................................... 25
a. Pengertian Pemecahan Masalah Matematis ................................................ 25
b. Langkah-langkah Pemecahan Masalah Matematis ...................................... 27
c. Indikator Pemecahan Matematis ................................................................. 28
B. Penelitian Yang Relavan ………….………………………………………………30
C. Kerangka Penelitian………………………………………………………………..31
Hipotesis Penelitian………………………………………………………………………...33
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………………....34
A. Metode Penelitian .................................................................................................... 34
B. Desain Penelitian ......................... …………………………………………………35
C. Variabel Penelitian ................................. ………………………………………….36
D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling.………………………………………….. 37
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 39
F. Instrument Penelitian……………………………………………………………… 40
G. Uji Instrument .......................................................................................................... 43
a. Uji Validitas……………………………………………………………………43
b. Tingkat Kesukaran……………………………………………………………..44
c. Daya Beda……………………………………………………………………...45
d. Uji Reliabilitas………………………………………………………………… 47
H. Teknik Analisis Data……………………………………………………………… 48
1. Uji Prasyarat…………………………………………………………………... 48
a. Uji Normalitas………………………………………………………………… 48
b. Uji Homogenitas……………………………………………………………… 49
2. Uji Hipotesis………………………………………………………………….. 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………………… ….53
A. Analisis Data dan Hipotesis………………………………………………. ........ ..53
1. Uji Validitas…………………………………………………………………....53
3
2. Uji Tingkat Kesukaran……………………………………………………… .. 55
3. Uji Daya Pembeda……………………………………………………………..56
4. Uji Reliabilitas………………………………………………………………....57
B. Deskripsi Data Amatan…………………………………………………………… .59
C. Uji Normalitas…………………………………………………………………… .. 61
D. Uji Homogenitas……………………………………………………………………62
E. Pengujian Hipotesis………………………………………………………………...62
F. Pembahasan……………………………………………………………………… . 64
BAB V PENUTUP………………………………………………………………… ......... 67
A. KESIMPULAN………………………………………………………………… . ...67
B. SARAN…………………………………………………………………………… 67
C. PENUTUP…………………………………………………………………………. 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Profil Sekolah .............................................................................................. 70
Lampiran 2 Nama Peserta Didik Uji Coba Instrumen .................................................... 75
Lampiran 3 Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen ..................................................... 76
Lampiran 4 Nama Peserta Didik Kelas Kontrol ............................................................. 77
Lampiran 5 Hasil Wawancara Guru ............................................................................... 78
Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...... 79
Lampiran 7 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis..................... 80
Lampiran 8 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis ...................................................................................... 83
Lampiran 9 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ............... 89
Lampiran 10 Perhitungan Analisis Uji Validitas Instrumen Tes ...................................... 92
Lampiran 11 Analisis Uji Validitas Instrumen Tes.. ........................................................ 94
Lampiran 12 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes.. .................................................... 96
Lampiran 13 Analisis Reliabilitas Instrumen Tes.. .......................................................... 98
Lampiran 14 Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen Tes.. ...................................... 100
Lampiran 15 Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Tes.. ........................................... 101
Lampiran 16 Analisis Daya Beda Instrumen Tes.. ......................................................... 103
Lampiran 17 Silabus.. ..................................................................................................... 106
2
Lampiran 18 RPP Kelas Eksperimen .. .......................................................................... 110
Lampiran 19 RPP Kelas Kontrol.. .................................................................................. 123
Lampiran 20 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis.. .. 137
Lampiran 21 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis................... 138
Lampiran 22 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis.. .................................................................................. 141
Lampiran 23 Daftar Nilai Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol.. ................................ 146
Lampiran 24 Deskripsi Data Amatan.. ........................................................................... 149
Lampiran 25 Analisis Uji Normalitas Kelas Eksperimen .. ........................................... 150
Lampiran 26 Perhitungan Analisis Uji Normalitas Kelas Eksperimen .. ....................... 151
Lampiran 27 Analisis Uji Normalitas Kelas Kontrol.. ................................................... 153
Lampiran 28 Perhitungan Analisis Uji Normalitas Kelas Kontrol.. ............................... 154
Lampiran 29 Analisis Uji Homogenitas.. ....................................................................... 176
Lampiran 30 Perhitungan Analisis Uji Homogenitas.. ................................................... 178
Lampiran 31 Analisis Uji t.. ........................................................................................... 181
Lampiran 32 Perhitungan Uji t.. ..................................................................................... 182
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan
kualitas sumber daya manusia. Oleh karna itu pemerintah Indonesia telah
merencanakan program wajib belajar 9 tahun disetiap sekolah. Menurut Undang-
undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar yang
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memenuhi
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan dan ahlak mulia,
serta keterampilan dirinya dan masyarakat.1 Pentingnya pendidikan ini
sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Mujadalah ayat 11:
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan”.
1
Departemen Agama RI, “ Al-Qur’an dan terjemahannya” (Bandung : CV. Penerbit J-
ART,2005).h.544
2
Surat Al-Mujadalah ayat 11 tersebut menjelaskan bahwa Allah akan
meninggikan beberapa derajat orang yang beriman dan berilmu dibandingkan
orang yang tidak beriman dan berilmu. Orang yang beriman dan memiliki ilmu
pengetahuan yang luas akan diberi kepercayaan untuk mengendalikan atau
mengelola apa saja yang terjadi dalam kehidupan ini, serta Ilmu itupun
didapatkan melalui pendidikan. Pendidikan yang baik tentu akan menciptakan
mutu kualitas pendidikan maupun mutu peserta didik yang sangat baik.
Pendidikan harus diselenggarakan dengan berdasarkan rencana yang matang.
Pendidikan tidak dapat diselenggarakan secara tidak sengaja dan seenaknya,
karena pendidikan perlu disiapkan dari dalam diri.
Menuntut ilmu adalah salah satu cara mencapai kependidikan yang
berkualitas, menuntut ilmu yang dimaksud adalah ilmu yang bermanfaat bagi
dirinya, bagi orang lain dan tidak merugikan orang lain, salah satu ilmu tersebut
adalah ilmu matematika. Matematika adalah suatu cara untuk menemukan
jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan
informasi, pengetahuan tentang menghitung dan yang paling penting adalah
memikirkan dalam diri manusia itu sendiri guna melihat kehidupan sehari-hari.
Banyak aktifitas yang dilakukan manusia yang berhubungan dengan matematika,
oleh karena itu matematika merupakan sarana untuk menumbuh kembangkan cara
berpikir logis, cermat dan kreatif. Mengingat peranan matematika yang sangat
besar dalam perkembangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) tidaklah
3
mengherankan jika metematika dalam perkembangannya banyak mendapat
perhatian, salah satunya adalah pemahaman hakekat matematika. Dengan
memahami hakekat matematika memungkinkan adanya korelasi antara
mempelajari matematika dengan tujuan yang akan tercapai setelah mempelajari
matematika.
Sebelum melakukan penelitian peneliti terlebih dahulu melakukan pra
penelitian di MTs Bahrul Ulum sebagai berikut: beberapa peserta didik yang telah
diwawacarai mengatakan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang
tidak disukai, matematika dianggap pelajaran yang sangat sulit dan paling
menakutkan, kurang memahami materi yang diberikan oleh guru sehingga peserta
didik belum bisa mendapatkan nilai yang baik. Kemudian berdasarkan hasil
wawancara dengan ibu Ida Royani S.Pd selaku guru matematika pada tanggal 30
Januari 2017, bahwa di MTs Bahrul Ulum ini ternyata peserta didik tidak tertarik
untuk belajar matematika, kejenuhan mempelajari materi matematika dianggap
terlalu sulit dan menakutkan, begitu pula dengan guru, guru masih belum
maksimal mendapatkan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan metode
terbaru pembelajaran saat ini untuk menarik minat belajar peserta didik, peserta
didik sendiri belum mandiri masih terpaku dengan mendengarkan dan hanya
mencatat apa yang diberikan oleh guru, serta peserta didik belum melibatkan
kemampuan mereka dalam menyelesaikan suatu masalah.
4
Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah satu tindakan untuk
menyelesaikan masalah atau proses yang menggunakan kekuatan dan manfaat
matematika dalam menyelesaikan masalah. Secara umum pembelajaran
matematika masih terdiri atas rangkaian kegiatan berikut: awal pembelajaran
dimulai dengan sajian masalah oleh guru, selanjutnya dilakukan demonstrasi
penyelesaian masalah tersebut, dan terakhir guru meminta siswa untuk melakukan
latihan penyelesaian soal.2 Menurut Killen, pemecahan masalah sebagai strategi
pembelajaran suatu teknik dimana masalah digunakan secara langsung sebagai
alat untuk membantu peserta didik memahami materi pelajaran yang sedang
mereka pelajari.3 Hal ini sangat berpengaruh terhadap maksimalnya penyelesaian
masalah yang diperoleh peserta didik. Kemampuan untuk memecahkan suatu
masalah adalah jantung dari matematika. Berikut adalah hasil yang diperoleh dari
pra penelitian yang dilakukan di sekolah MTs Bahrul Ulum seperti dibawah ini:
2 Nanang Supriadi, “Mengembangkan Kemampuan Koneksi Matematis Melalui Buku Ajar
Elektronik Interaktif ”(BAEI) yang Terintegrasi Nilai-Nilai Keislaman (Bandar Lampung : IAIN
Raden Intan, Jurnal Aljabar Vol. 6, No. 1, 2015). hal 63 - 73
3 Ahmad Susanto, “Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah Dasar” (Jakarta:
Kencana,2012),hal.197.
5
Tabel 1.1
Hasil Tes Pemecahan Masalah Matematika Peserta Didik kelas VII
MTs Bahrul Ulum Rebang Tangkas Way Kanan Lampung
B
e
Berdasarkan tabel di atas, dari pengamatan yang di lakukan oleh peneliti pada
tanggal 8 Februari 2017, kenyataannya bahwa nilai dari Tes pemecahan
masalah matematika peserta didik banyak yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu tujuh puluh dipelajaran matematika, dengan
itu mengidentifikasikan adanya sesuatu yang belum optimal pada penyelesaian
masalah dalam pembelajaran di sekolah. Aktifitas belajar mengajar di MTs
Bahrul Ulum berpusat pada guru dalam menyampaikan materi melalui ceramah
sehingga peserta didik menjadi pasif, kegiatan pembelajaran yang monoton
seperti ini dapat menyebabkan peserta didik menjadi malas belajar matematika,
sehingga untuk mengatasi masalah tersebut penulis memilih metode Quantum
Learning terhadap pemecahan masalah matematis, karena metode ini adalah
metode dengan Prinsip-prinsip dasar yaitu segalanya berbicara dan bertujuan,
dalam prinsip Quantum Learning adalah segala sesuatu dimulai dari
lingkungan, penampilan guru, bahasa tubuh, alat bantu mengajar, serta
N0
Kelas
Nilai (x) Jumlah Peserta
Didik x ≤ 60 60 < x ≤ 70 70 < x ≤ 80 x > 80
1 VII A 21 7 2 - 30
2 VII B 28 4 - - 30
3 VII C 30 - - - 30
Jumlah 79 11 2 0 90
6
rancangan pembelajaran semuanya berisikan tentang belajar dan memiliki
tujuan dan Pengalaman dalam menyelesaikan suatu permasalahan.4 Semoga
metode ini mampu mempengaruhi pembelajaran matematika yang diharapkan
dapat terjadinya peningkatan terhadap hasil belajar nantinya.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah uraikan maka peneliti
ingin melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Metode Quantum
Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik
Kelas VII di MTs Bahrul Ulum Way Kanan Tahun 2017/2018”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan antara lain:
1. Metode pembelajaran yang digunakan cenderung monoton dan kurang
mendukung keaktifan peserta didik.
2. Kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang masih rendah.
3. Sebagian siswa beranggapan bahwa pelajaran matematika adalah
pelajaran yang sulit dan membosankan
4 Hanifatul rahmi,”Peran Quantum Learning dalam Kecemasan Belajar Matematika
Siswa”,(Jurnal Pendidikan ISSN Vol.1 No.1 Oktober 2015),h.1
7
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan agar penelitian ini lebih
terarah, berfokus dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian,
sehingga ruang lingkup yang diuji menjadi lebih spesifik dan menghasilkan
penelitian yang lebih efektif. Oleh karena itu, penulis memfokuskan kepada
pembahasan atas masalah-masalah antara lain:
1. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode Quantum
Learning
2. Penelitian ini dilakukan di sekolah MTs Bahrul Ulum Way kanan
Lampung.
3. Kemampuan kognitif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kemampuan pemecahan masalah matematis.
4. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi bangun
datar
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas,
permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran Quantum Learning terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematis pada peserta didik kelas VII MTs
Bahrul Ulum Way kanan?
8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Suatu penelitian umumnya bertujuan untuk menemukan atau
mengembangkan dan mengkaji kebenaran dari suatu pengetahuan.
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran Quantum
Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis pada
peserta didik kelas VII MTs Bahrul Ulum Way kanan Lampung.
2. Manfaat Penelitian
a. Teoritis
secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana dalam
menemukan dan menghadapi suatu permasalahan dalam proses
pembelajaran matematika serta mendapatkan pengalaman dari
penelitian yang dilakukan.
b. Praktis
Secara praktis peneliti ini dapat dijadikan suatu alternatif untuk lebih
kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik dalam
pembelajaran matematika.
1. Bagi Guru
9
Hasil penelitian metode pembelajaran Quantum Learning dapat
dijadikan sebagai alternatif metode pembelajaran untuk diterapkan
dalam pembelajaran matematika, serta dengan dilakukannya penelitian
sehingga menimbulkan variasi baru dalam proses belajar mengajar.
2. Bagi Siswa
Memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum
Learning diharapkan peserta didik lebih tertarik pada pembelajaran
matematika dan mampu menyelesaikan masalah dalam soal yang telah
diberikan.
3. Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu
pembelajaran matematika di sekolah. Sekolah juga dapat
menggunakan metode pembelajaran Quantum Learning ketika
pembelajaran matematika di sekolah dengan penerapan metode
pembelajaran Quantum Learning.
4. Bagi Peneliti Lain
Sebagai referensi bagi peneliti-peneliti lain untuk mengadakan
penelitian yang serupa.
10
F. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah
peserta didik yang ada dikelas VII MTs Bahrul Ulum Rebang Tangkas
Way Kanan.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
pengaruh metode pembelajaran Quantum Learning terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematis peserta didik kelas VII MTs Bahrul Ulum
Rebang Tangkas Way Kanan.
3. Materi Penelitian
Materi penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah materi bangun
datar.
4. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di MTs Bahrul Ulum Rebang Tangkas Way Kanan
5. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018.
11
G. Definisi Operasional
Untuk menggambarkan secara lebih operasional variabel dalam
penelitian ini, berikut dikemukakan definisi operasional masing-masing
variabel tersebut:
1. Metode Quantum Learning
Metode pembelajaran Quantum Learning adalah sistem pengajaran yang
bertumpu pada prinsip-prinsip dan teknik-teknik pembelajaran di dalam
kelas untuk mencetak peserta didik yang tak hanya memiliki keterampilan
akademis, tetapi juga memiliki keterampilan hidup (life skill) yang
penggunaannya tidak dibatasi oleh dinding-dinding ruangan kelas,
melainkan oleh langit, udara, laut dan bumi.5
2. Pemecahan Masalah Matematis
Pemecahan masalah matematika menurut Polya yaitu memahami masalah,
merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan
masalah dan memeriksa kembali. Pemecahan masalah merupakan upaya
memperoleh solusi dari permasalahan dengan melibatkan peserta didik
berpikir dan bernalar. Masalah dalam matematika adalah soal-soal yang
belum diketahui prosedur pemecahannya oleh peserta didik yang
diberikan soal lalu peserta didik tersebut dapat menyelesaikan soal
5
Bobbi Deporter, Mark Reardon, Sarah Singer-Nourir, “Quantum Teaching Memperaktikkan
Quantum Learning Di Ruang-ruang Kelas” (Bandung : Kaifa, 2000),h.5
12
tersebut dengan cepat dan benar, maka soal tersebut tidak bisa dikatakan
dengan masalah, karena masalah sesungguhnya adalah ketika peserta
didik menemukan soal yang harus di pecahkan masalahnya. Peserta didik
tersebut harus merumuskan terlebih dahulu masalah hingga akhirnya
menarik kesimpulan.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Metode Pembelajaran Quantum Learning
a. Pengertian metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu serta data yang diperoleh itu
harus empiris dan valid.6 Jadi, metode pembelajaran yaitu cara yang
dilakukan seorang pendidik dengan baik dan jelas dalam mengajar
serta tidak menjenuhkan.7
b. Metode Pembelajaran Quantum
1. Pengertian Quantum
Quantum berarti lompatan. Quantum is an interaction change
energy into light yang berarti interaksi yang berubah energi menjadi
cahaya. Maksud dari “energi menjadi cahaya” adalah mengubah
semua hambatan-hambatan belajar yang selama ini dipaksakan
untuk terus dilakukan menjadi sebuah manfaat bagi peserta didik itu
sendiri dan bagi orang lain, dengan memaksimalkan kemampuan
6
Sugiono, “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D”(Bandung:
Alfabeta,2012), h.2
7 Nuryani, Y.R, “Strategi Belajar Mengajar Biologi” (Bandung: Alfabeta,2012), h.2
14
dan bakat alamiah peserta didik.8 Quantum juga banyak digunakan
dalam dunia pembelajaran seperti Quantum Teaching, Quantum
Learning, Quantum English, Quantum Multi Cerdas, Instruktur
Quantum, dan Quantum Mental Aritmatika.9
Tokoh utama dibalik pembelajaran Quantum adalah Bobbi De
porter, seorang ibu rumah tangga yang kemudian terjun di bidang
bisnis, properti dan keuangan, dan setelah bisnisnya bangkrut,
akhirnya menggeluti dunia pembelajaran. Semenjak tahun1982, De
Porter mematangkan dan mengembangkan gagasan pembelajaran
Quantum di Super Camp, sebuah lembaga pembelajaran yang
terlatak di Kirwood Meadows, negara bagian California, Amerika
Serikat. De Porter secara terprogram dan berancana menguju
cobakan gagasan-gagasan pengajaran Quantum kepada para remaja
di Super Camp selama bertahun-tahun.
Pada tahap awal perkembangannya, pembelajaran Quantum
dimaksudkan untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup
dan karier para remaja di rumah. Tidak dimaksudkan sebagai
metode dan strategi pembelajaran untuk mencapai keberhasilan
lebih tinggi di sekolah. Namun, lambat laun banyak orang tua yang
8
Bobbi Deporter, Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie, “Quantum Teaching, Mempraktikan
Quantum Learning di Ruang-ruang kelas” (Bandung: Kaifa, 2000),h.7
9 Agus Nggermanto, “Quantum Quotient (Kecerdasan Quantum)” (bandung:
Nuansa,2002),h.10
15
meminta De Porter untuk mengadakan dan mengembangkan lebih
jauh metode tersebut.10
Quantum Learning juga dapat diartikan pula
metode belajar yang efektif untuk semua tipe orang dan segala usia
yang menghasilkan semacam kemampuan atau kompetensi yang
berlipat ganda. Filosofi dari quantum learning adalah agar
pembelajaran menjadi efektif, sehingga kondisi belajarnya harus
menyenangkan (the condition should be fun). Dengan kondisi yang
menyenangkan siswa dapat melakukan aktivitas belajarnya dengan
baik.11
2. Karakteristik umum pembelajaran Quantum
Pembelajaran Quantum memiliki karakteristik umum yang
dapat memantapkan dan menguatkan sosialnya. Walaupun memiliki
akar dan landasan bermacam-macam sebagai mana dikemukakan di
atas pembelajaran Quantum pembelajran quantum memiliki karakter
umum yang dapat memantapkan dan menguatkan metode tersebut.
Beberapa karakteristik umum yang tanpak membentuk suatu
pembelajaran Quantum sebagai berikut:
a) Pembelajaran Quantum berpangkal pada psikologi kognitif.
10
Jumanta Handayani S.Pd,.M.Si, “Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter”(Bogor: Ghalia Indonesia, 2014),h.71
11
Fitriana Sinaga S.Pd, “pengaruh Discovering Ability dengan Model Quantum Learning
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas X MAN Kuala
Simpang”(Fakultas Keguruan IAIN Zawiah COT Kala Langsa,2015),h.9
16
b) Pembelajaran Quantum berupaya memadukan
(mengintegrasikan) menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor
potensi-diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik
dan mental) sebagai konteks pembelajaran.
c) Pembelajaran Quantum memusatkan perhatian pada interaksi
yang bermutu dan bermakna.
d) Pembelajaran Quantum sangat menekankan pada pemercepatan
pembelajaran dengan taraf keberhasilan yang tinggi.
e) Pembelajaran Quantum sangat menekankan kealamiahan dan
kewajaran proses pembelajaran.
f) Pembelajaran Quantum sangat menekankan kebermaknaan dan
kebermutuan proses pembelajaran.
g) Pembelajaran Quantum memusatkan perhatian pada
pembentukan keterampilan akademis.
h) Pembelajaran Quantum menempatkan nilai dan keyakinan
sebagai bagian penting proses pembelajaran.
i) Pembelajaran Quantum mengutamakan keberagaman dan
kebebasan.
j) Pembelajaran Quantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan
fikiran dalam proses pembelajaran.12
3. Prinsip utama pembelajaran Quantum
12
Ibid, h.75
17
Ada tiga macam prinsip utama yang membangun suatu
pembelajaran Quantum:
a) Prinsip utama pembelajaran Quantum berbunyi: Bawalah dunia
mereka (pembelajar) kedalam dunia kita (pengajar) dan
antarkan dunia kita (pengajar) kedalam dunia mereka
(pembelajar).
b) Dalam pembelajaran Quantum juga berlaku prinsip bahwa
pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni. Prinsip-
prinsip dasar ini ada lima macam berikut ini:
1) Ketahuilah bahwa segalanya berbicara.
2) Ketahuilah bahwa segalanya bertujuan.
3) Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan.
4) Akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran.
5) Sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula
dirayakan.
c). Dalam pembelajaran Quantum juga berlaku prinsip bahwa
pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan.
Delapan kunci keunggulan sebagai berikut:
1) Berbicaralah dengan baik
2) Terapkanlah hidup dalam integritas
3) Tegaskanlah komitmen
18
4) Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan
5) Tetaplah lentur
6) Jadilah pemilik
7) Pertahankan keseimbangan13
TANDUR sebagai kerangka perencanaan pembelajaran model
Quantum. TANDUR yang merupakan akronim dari : Tumbuhkan, Alami,
Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Kerangka perancangan
pembelajaran Quantum TANDUR adalah sebagai berikut:
(1) Tumbuhkan
Sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan keingintahuan mereka,
buatlah mereka tertarik atau penasaran tentang meteri yang kita ajarkan.
(2) Alami
Berikan mereka pengalaman belajar tumbuhkan “kebutuhan untuk
mengetahui”.
(3) Namai
Berikan “data” tepat saat minat memuncak mengenakan konsep-konsep
pokok dari materi pelajaran.
(4) Demontrasi
13
Ibid,h.76
19
Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan
data baru, sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagai
pengalaman pribadi.
(5) Ulangi
Rekatkan kembali keseluruhan.
(6) Rayakan
Ingat, jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.
c. Metode Pembelajaran QuantumLearning.
1. Pengertian Metode Pembelajaran Quantum Learning.
Quantum Learning berasal dari pemisahan dua kata yaitu
Quantum artinya lompatan sedangkan Learning artinya pembelajaran.
Menurut De Porter dan Hernacki memberikan pengertian Quantum
Learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti
efektif di sekolah dan bisnis untuk semua tipe orang dan segala usia.14
Dengan kata lain pengertian dari metode pembelajaran Quantum
Learning adalah sistem pengajaran yang menggairahkan dan bertumpu
pada prinsip-prinsip dan teknik-teknik pembelajaran di kelas untuk
mencetak peserta didik yang tak hanya memiliki keterampilan
akademis tetapi juga memiliki keterampilan hidup (life skill) yang
14
Agus Nggermanto, “Quantum Quotient (Kecerdasan Quantum)”(bandung:
Nuansa,2002),h.23
20
penggunaannya tidak dibatasi oleh dinding-dinding ruangan kelas
melainkan oleh langit, udara, laut, dan bumi.15
2. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Quantum Learning
Langkah-langkah metode pembelajaran Quantum Learning adalah
sebagai berikut:
a. Kekuatan AMBAK (apa manfaat bagiku)
Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental
antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan. Motivasi sangat
diperlukan dalam belajar karena adanya motivasi maka
keinginannya untuk belajar akan selalu ada.
b. Penataan lingkungan belajar
Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan
lingkungan yang dapat membuat peserta didik merasa aman dan
nyaman, dengan penataan lingkungan belajar yang tepat juga
mencegah kebosanan dalam diri peserta didik.
c. Memupuk sikap juara
Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam
belajar peserta didik, seorang pendidik hendaknya jangan segan-
segan untuk memberikan pujian atau hadiah pada peserta didik
yang telah berhasil dalam belajarnya, tetapi jangan pula
15 Bobbi Deporter.Op.cit,h.5
21
mencemooh peserta didik yang belum mampu menguasai materi.
Dengan sikap juara ini peserta didik akan lebih merasa dihargai.
d. Membiasakan mencatat
Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktifitas kreasi ketika
peserta didik tidak hanya bisa menerima, minimal bisa
mengungkapkan kembali apa yang didapatkan menggunakan
bahasa hidup dengan cara di ungkapkan sesuai gaya belajar peserta
didik itu sendiri.
e. Membiasakan membaca
salah satu aktifitas yang cukup penting adalah membaca karena
dengan membaca akan menambah perbendaharaan kata,
pemahaman, menambah wawasan dan daya ingat akan bertambah.
Seorang pendidik hendaknya membiasakan peserta didiknya untuk
membaca, baik buku pelajaran maupun buku-buku yang lain.
f. Bebaskan gaya belajarnya
Ada berbagai macam gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik,
dalam Quantum Learning ini pendidik hendaknya memberikan
kebebasan kepada peserta didiknya untuk menggunakan gaya
belajar visual, auditori, atau kinestik.
22
g. Jadikan peserta didik lebih kreatif
Peserta didik yang kreatif adalah peserta didik yang ingin tahu, suka
mencoba dan senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik
peserta didik akan mampu menghasilkan ide-ide agar segar dalam
belajarnya.
h. Melatih kekuatan memori
Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar peserta didik, sehingga
peserta didik perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang
baik.16
Menurut Himarani langkah langkah yang lain dari metode pembelajaran
Quantum Learning terdiri dari:
1) Segalanya berbicara: lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan
pelajaran menyampaikan pesan tentang belajar.
2) Segala bertujuan: peserta didik diberi tahu apa tujuan mereka
mempelajari materi yang diajarkan.
3) Pengalaman sebelum pemberian nama: pengalaman pendidik dan
peserta didik di peroleh banyak konsep.
4) Akui setiap usaha : menghargai usaha peserta didik sekecil apapun.
5) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan : pendidik harus
memberikan pada peserta didik yang terlibat aktif pada proses
16
Jurnal Munir.M.T,” Penerapan Metode Pembelajaran Quantum Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK)”.
23
pembelajaran, misalnya dengan memberi tepuk tangan dan berkata
bagus dan baik.17
3. Kelebihan dan Kekurangan Quantum Learning
Metode pembelajaran Quantum Learning juga memiliki kelebihan dan
kekurangan dalam pelaksanaanya. Berikut ini adalah kelebihan dan
kelemahan Quantum Learning.
a. Kelebihan metode pembelajaran Quantum Learning
1) Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Quantum
Learning dapat membuat peserta didik merasa nyaman dan
gembira dalam belajar, karena metode ini menuntut peserta didik
untuk aktif adalam proses belajar.
2) Penggunaan metode pembelajaran Quantum Learning dalam
proses pembelajaran dapat memberikan motivasi pada peserta
didik untuk ambil bagian dalam kegiatan belajar mengajar (KBM)
yang berlangsung.
3) Kesempatan bagi peserta didik untuk dapat menunjukan
kemampunnya akan memudahkan pendidik dalam mengontrol
sejauh mana pemerolehan peserta didik dalam belajar.
4) Proses belajar peserta didik lebih terarah pada meteri yang sedang
dipelajari karena sedang dikaitkan dengan pengalaman-
17
Jurnal, Himarani, “Model Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Metode
Quantum Learning Di Kelas V SDN Ciparan”
24
pengalaman seputar kehidupan peserta didik akan lebih
berkembang.
5) Penggunaan metode pembelajaran Quantum Learning yang
bersandar pada konsep “bawalah dunia mereka ke dunia kita dan
antarkan dunia kita kedunia mereka”, dapat merombak pola pikir
peserta didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh
dalam memandang, dan memecahkan masalah yang dihadapi
dalam kehidupan.
6) Penggunaan metode pembelajaran Quantum Learning dapat
meningkatkan keaktifan dan kemandirian peserta didik dalam
proses pembelajaran.
7) Menciptakan lingkungan yang kreatif dan inovatif sehingga tidak
menimbulkan rasa kebosanan dalam proses pembelajaran.
8) Meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik dalam proses
pembelajaran.
9) Meningkatkan mental peserta didik dalam mempresentasikan hasil
belajar di muka umum.
b. Kelemahan metode pembelajaran Quantum Learning
1) Metode pembelajaran Quantum Learning menuntut
profesionalisme yang tinggi dari seorang pendidik.
25
2) Banyaknya media dan fasilitas sehungga metode ini dinilai kurang
ekonomis.
3) Metode pembelajaran Quantum Learning mudah sekali terjadi
kegaduhan yang membuat proses pembelajaran tidak kondusif.
4) Peserta didik yang pemalu lebih cenderung ketinggalan daripada
peserta didik yang aktif.
2. Pemecahan Masalah Matematis
a. Pengertian Pemecahan Masalah Matematis
Menurut Lencher, memecahkan masalah matematis adalah
proses menerapkan pengetahuan matematika yang telah diperoleh
sebelumnya kedalam situasi baru yang belum dikenal. Menurut Holmes,
terdapat dua kelompok masalah dalam pembelajaran matematika di
SMP yaitu masalah rutin dan masalah non rutin. Masalah rutin dapat
dipecahkan dengan metode yang sudah ada. Masalah rutin sering disebut
sebagai masalah penerjemahan karena deskripsi situasi dapat
diterjemahkan dari kata–kata menjadi simbol–simbol. Masalah non rutin
kadang kala dapat memiliki lebih dari satu pemecahan masalah
matematisnya. Banyak faktor yang mempengaruhi individu untuk
memecahkan masalah matematika. Salah satunya adalah gaya kognitif,
gaya kognitif merupakan cara seseorang melakukan berbagai aktivitas
mental (berpikir, mengingat, memecahkan masalah, membuat
26
keputusan, mengorganisasikan dan memproses informasi dan
seterusnya) yang bersifat konsisten dan berlangsung lama.18
Mempelajari matematika tidak hanya memahami konsepnya
saja atau prosedurnya saja, akan tetapi banyak hal yang dapat muncul
dari hasil proses pembelajaran matematika. Kebermaknaan dalam
belajar matematika ditandai dengan kesadaran apa yang dilakukan, apa
yang dipahami dan apa yang tidak dipahami oleh peserta didik tentang
fakta, konsep, relasi, dan prosedur matematika. Cara dalam
menyelesaikan masalah yang diperoleh peserta didik adalah hasil dari
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki peserta didik terkait dengan
masalah yang ingin dicari penyelesaiannya.19
Pemecahan masalah matematis bukan perbuatan yang
sederhana, akan tetapi lebih kompleks daripada yang diduga. Pemecahan
masalah matematis memerlukan keterampilan berpikir yang banyak
ragamnya termasuk mengamati, melaporkan, mendeskripsikan,
menganalisis, mengkasifikasi menafsirkan, mengkritik, meramalkan,
menarik kesimpulan dan membuat generalisasi berdasarkan informasi
18 Nurul Zannah, SiskaAndriani,”karakteristik intuisi siswa dalam memecahkan masalah
matematika ditinjau dari gaya kognitif dan perbedaan gender,” Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika UIN Raden Intan Lampung 2017.
19 Mawaddah & Anisah, “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik Pada
Pelajaran Matematika Dengan Menggunakan Pembelajaran Generatif (Generatif Learning) Di
SMP,”(EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika ,Vol.3,No.2 ), h.1
27
yang dikumpulkan dan diolah. Memecahkan masalah adalah mengambil
keputusan secara rasional20
b. Langkah–langkah Pemecahan Masalah Matematis
Langkah–langkah pemecahan masalah yang paling terkenal
adalah langkah langkah yang dikemukakan oleh Dewey, yaitu :
1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
2) Mengemukakan hipotesis
3) Mengumpulkan data
4) Menguji hipotesis
5) Mengambil kesimpulan.21
Menurut Polya, solusi soal pemecahan masalah matematis
memuat empat langkah fase penyelesaian, yaitu memahami masalah,
merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan
melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah
dikerjakan. fase pertama adalah memahami masalah. Tanpa adanya
pemahaman terhadap masalah yang diberikan, peserta didik tidak
mungkin mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan benar,
selanjutnya mereka harus mampu menyusun rencana penyelesaian
masalah. Kemampuan melakukan fase kedua ini sangat tergantung pada
20
S. Nasution,” Kurikulum dan Pengajaran,” (Bandung : Bumi Aksara, 2006), h.117 21 Ibid, h.121
28
pengalaman peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Selanjutnya
dilakukan penyelesaian masalah- masalah sesuai dengan rencana yang
dianggap paling tepat. Dan langkah terahir menurut Polya adalah
melakukan pengecekan atas apa yang telah dilakukan mulai dari fase
pertama sampai fase penyelesaian ketiga.22
seorang tenaga pengajar atau
pendidik dituntut untuk mampu membantu peserta didik dalam
memberikan kebermaknaan dalam belajar matematika. Kebermaknaan
dalam proses pembelajaran merupakan salah satu cara agar peserta didik
memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis yang baik.23
c. Indikator Pemecahan Masalah Matematis
Menurut Jhon Dewey, indikator pemecahan masalah matematis
adalah sebagai berikut :
1) Membangun pengetahuan matematika melalui pemecahan masalah
matematisnya.
2) Menyelesaikan soal yang muncul dalam matematika.
3) Menerapkan dan menyesuaikan berbagai macam strategi yang cocok
untuk memecahkan soal.
4) Mengamati dan mengembangkan proses pemecahan masalah
matematika.
22
Erman Suherman, dkk, “Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,”(Bandung : Jica
2003), h.91
23 Fredy Ganda Putra, “Ekperimentasi Pendekatan Konstektual Berbantuan Hands On
Activity (HoA) Terhadap Pemecahan Masalah Matematis ,”Al Jabar : Jurnal Pendidikan UIN Raden
Intan Lampung,Vol.8 N0.1 2017”,h.73
29
Selain pendapat dari Jhon, Sumarno juga mengemukakan indikator
pemecahan masalah matematis. Indikator pemecahan masalah menurut
Sumarno adalah sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi unsur yang diketahui, ditanyakan dan kecukupan
unsur.
2) Membuat model matematika.
3) Menerapkan strategi penyelesaian masalah dalam atau diluar
matematika.
4) Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil.
5) Menggunakan matematika secara bermakna.
Berdasarkan indikator pemecahan masalah matematis di atas, maka
peneliti menyimpulkan bahwa untuk mengetahui indikator dari
pemecahan masalah matematis adalah :
1) mengidentifikasi suatu masalah.
2) membangunn pengetahuan pemecahan masalah matematis.
3) membuat model matematika yang tepat untuk suatu pemecahan
masalah.
4) menerapkan strategi pemecahan masalah matematis.
5) menjelaskan hasil dari pemecahan masalah.
30
B. Penelitian yang Relevan
Agus Susanto (2011), dalam jurnal yang berjudul “penggunaan
metode Quantum Learning untuk meningkatkan pemahaman materi
perjuangan kemerdekaan Indonesia pada mata pelajaran IPS siswa kelas V
Ngoresan Surakarta TA 2010/2011” dari hasil penelitiannya bahwa dapat
disimpulkan bahwasanya penggunaan metode Quantum Learning dapat
meningkatkan pemahaman materi persiapan kemerdekaan Indonesia kelas V
Ngoresan Surakarta. Persamaannya dengan penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan metode pembelajaran Quantum Learning, sedangkan
perbedaannya terdapat materi yang digunakan.24
Megita Dwi Pamungkas (2013), dalam jurnal yang berjudul
“peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan kreatifitas belajar dengan
pemanfaatan software core math tools (CTM) peserta didik XI teknik mesin
SMK Muhammadiah 1 Surakarta Semester 2 TA 2012/2013”. Hasil penelitian
bahwa terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah dengan
pemanfaatan software core math tools (CTM). Persamaannya dengan
24
Agus Susanto, “Penggunaan Metode Quantum Learning untuk Meningkatkan Pemahaman
Materi Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Pada Mata Pelajaran IPS Siswa kelas V Ngoresaan
Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,” (Surakarta: 2011).
31
penelitian ini adalah pemecahan masalahnya sedangkan perbedaannya yaitu
pada metode yang di gunakan .25
C. Kerangka Penelitian
Menurut Uma Sekaran dalam bukunya Busines Research
mengemukakan bahwa, kerangka penelitian merupakan model konseptual
tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.26
Kerangka penelitian
menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang diteliti. Maka, secara
teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel Independent dan Dependent.
Seorang peneliti harus menguasai teori teori ilmiah sebagai dasar bagi
argumentasi dalam menyusun kerangka penelitian yang nantinya akan
membuahkan hipotesis. Kerangka penelitian merupakan penjelasan sementara
terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan.
25
Megita Dwi Pamungkas, “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kreatifitas
Belajar Dengan Pemanfaatan Software Core Math Tools (CTM) Peserta Didik XI Teknik Mesin SMK
Muhammadiah 1 Surakarta Semester 2 TA 2012/2013,”Seminar Nasional Pendidikan
Matematika,(Surakarta: 2013).
26
Sugiono, “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,”
(Bandung: Alfabeta Bandung, 2013), h.91
32
Bagan 1. Alur Penelitian
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Penelitian
Bagan :. Menunjukkan proses penelitian dimulai dari melakukan prasurvey
ke MTs Bahrul Ulum untuk memperoleh data awal, dilanjutkan dengan
penelitian bertemu dengan guru wali kelas VII MTs Bahrul Ulum yaitu
dengan melakukan proses penelitian mengumpulkan data nilai matematika,
menganalisa, menguji hipotesis dan menyimpulkan hasil penelitian.
MTs Bahrul Ulum Way
Kanan Lampung
Peserta didik
kelas VII
Guru matematika
kelas VII
Pengumpulan data metode
Quantum Learning peserta didik
kelas VII
Pengumpulan data kelas
kontrol peserta didik kelas VII
Pengolahan dan analisis data Pengolahan dan analisis data
Pengujian Hipotesis Pengujian Hipotesis
Kesimpulan: Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran
Quantum Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematis peserta didik kelas VII MTs Bahrul Ulum
33
D. Hipotesis
Menurut Suharsimi hipotesis dapat diartikan “suatu jawaban yang bersifat
sementara dalam suatu permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
terkumpul” sedangkan menurut Sudjana hipotesis adalah “asumsi atau dugaan
mengenai suatu hal yang dibuat untuk menyelesaikan hal itu sering di tuntut
untuk melakukan pengecekan.27
1. Hipotesis Penelitian
Terdapat pengaruh metode Quantum Learning terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematis pada peserta didik kelas VII MTs Bahrul
Ulum Way Kanan.
2. Hipotesis Statistik
H0 : (tidak terdapat pengaruh metode pembelajaran
Quantum Learning) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis
pada peserta didik kelas VII MTs Bahrul Ulum Way Kanan dengan
menggunakan metode pembelajaran konvensional).
H1 : (terdapat pengaruh metode pembelajaran Quantum
Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik
kelas VII MTs Bahrul Ulum Way Kanan).
27
Budiyono, “Statistik Untuk Penelitian,” (Surakarta : Sebelas Maret University Press, Cet
ke-1, 2004), h.143
34
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan metode
penelitian yang paling produktif karena jika penelitian tersebut
dilakukan dengan baik maka dapat menjawab hipotesis yang utamanya
berkaitan dengan sebab dan akibat.
Menurut Jackie Watson sebagaimana yang dikutip oleh
Masganti Sitorus mendefinisikan penelitian eksperimen adalah
pengujian hipotesis yang ketat dengan menentukan hubungan sebab
akibat antara dua atau lebih variabel. Menurut Sugiyono, penelitian
eksperimen dapat diartikan sebagai metode-metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang
lain dalam kondisi yang terkendalikan28
. Sedangkan menurut Wiersma
sebagaimana yang dikutip Emzir mendefinisikan eksperimen sebagai
suatu situasi penelitian yang sekurang-kurangnya memiliki satu
variabel bebas29
.
28
Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan RAD,”( Bandung: Alpabeta, 2012), hlm.
63
29
Emzir, “metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif,”(Jakarta: Raja Grafindo Perkasa,
2009 ),hlm .63
35
Definisi lain diungkapkan oleh M. Kasiran bahwa eksperimen
merupakan suatu model penelitian dimana peneliti memanipulasi suatu
kondisi tertentu pada objek yang dikenali kondisi tersebut30
. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan penelitian eksperimen dengan
bentuk Quasi-Exsperimental Design yaitu desain yang memiliki
kelompok kontrol tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk untuk
mengontrol Variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen31
.
Penelitian ini mengelompokkan responden menjadi dua kelompok.
Kelompok yang pertama adalah kelompok eksperimen yaitu kelompok
yang mendapat perlakuan pembelajaran metode Quantum Learning
sedangkan kelompok yang kedua yaitu kelompok yang mendapatkan
perlakuan pembelajaran konvensional.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan ialah posttest-only control
design yang mana digunakan untuk mengetahui pengaruh metode
pembelajaran Quantum Learning terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematis. Pada penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas
dan satu variabel terikat. Adapun untuk variabel bebas ialah metode
pembelajaran Quantum Learning, sedangkan variabel terikatnya ialah
30 Moh. Kasiram, “Metodologi Penelitian Refleksi Pengembangan Pemahaman Dan
Penguasaan Metodologi Penelitian,”( Malang: Press, 2008),hlm. 201
31
Sugiyono, Op.cit hlm 114
36
kemampuan pemecahan masalah matematisnya. Bentuk dari
rancangan penelitian posttest-only design ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Rancangan Penelitian Eksperimental
Perlakuan Tes akhir
Kelas Eksperimen X1 T1
Kelas Kontrol X2 T2
Keterangan
X1 = perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran
Quantum Learning
X2 = perlakuan dengan menggunakan metode langsung
T1 = tes akhir soal kemampuan pemecahan masalah matematis.
T2 = tes akhir soal kemampuan pemecahan masalah matematis.
C. Variabel Penelitian
Kata “Variabel” berasal dari bahasa inggris Variable dengan arti
“Ubahan”, “Faktor tak tetap” atau gejala yang dapat di ubah-ubah” Kerlinger
menyatakan bahwa variabel adalah (Contructs) atau sifat yang akan dipelajari.
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang membentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut kemudian di tarik kesimpulannya32
. Menurut hubungan antar satu
32
Sugiyono, “Statistik Untuk Penelitian,”( Bandung: Alpabeta, 2012 ),hlm .2
37
variabel dengan variabel yang lainnya terdapat beberapa macam variabel
dalam penelitian ini yang akan digunakan.
Adapun Variabel yang akan diteliti adalah:
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah sejumlah unsur atau faktor yang mempengaruhi
munculnya faktor lain yang pada gilirannya faktor lain tersebut disebut
variabel terikat. Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini
adalah metode pembelajaran Quantum Learning.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah sejumlah unsur atau faktor yang muncul di
pengaruhi oleh adanya variabel bebas. Dengan demikian variabel terikat
dalam penelitian ini kemampuan pemecahan masalah matematis (Y).
D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1) Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya33
. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII Bahrul Ulum
Way kanan sejumlah 90 peserta didik yang tersebar dalam 3 kelas.
33 Ibid, hlm 61
38
Tabel 3.1
Jumlah Peserta Didik Kelas VII Mts Bahrul Ulum
2) Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi34
. Pada penelitian ini peneliti mengambil 2 kelas sebagai
perwakilan dari populasi yang ada kelas pertama (kelas VII A) sebagai
kelas eksperimen sedangkan kelas kedua (VII B) sebagai kelas kontrol.
3) Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
cluster random sampling. Teknik ini memilih sebuah sampel dari
kelompok-kelompok unit yang kecil. Setelah melakukan teknik cluster
random sampling, didapatlah dua kelas yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini yaitu kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII
B sebagai kelas kontrol.
34
Ibid , hlm 62
No Kelas
Jumlah
peserta
didik
1 VII A 30
2 VII B 30
3 VII C 30
Jumlah 90
39
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang di perlukan, penulis menggunakan atau
menempuh cara sebagai berikut:
1. Tes
Tes adalah sekumpulan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes digunakan untuk
mengetahui kemampuan peserta didik terhadap materi ajar. Tes dalam
penelitian ini merupakan tes tertulis berupa soal uraian (essay). Penilaian
tes berpedoman pada hasil tertulis peserta didik terhadap indikator-
indikator kemampuan pemecahan masalah.
2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik yang digunakan oleh peneliti untuk
menentukan permasalahan yang harus diteliti dan untuk mengetahui hal-
hal dari responden yang lebih mendalam. Mode pengumpulan data ini
berdasarkan dari pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau
setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi35
. Teknik
ini dilakukan untuk mendapatkan data awal dan permasalahan yang ada
pada sekolah tersebut
35
Ibid, hlm 194
40
3. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan
pengamatan terhadap objek penelitian36
. Observasi sebagai alat
pengumpulan data banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku
individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Observasi
dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data pengelolaan
pembelajaran Metode Quantum Learning oleh guru dan aktivitas peserta
didik selama pembelajaran berlangsung, yang dapat memperkuat data
hasil penelitian.
4. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengambil
data dari dokumen-dokumen yang telah ada. Dalam penelitian ini
dokumentasi digunakan untuk mengetahui nilai peserta didik dan jumlah
peserta didik.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengukuran
dalam hal ini alat untuk mengumpulkan data pada suatu penelitian. Dalam
penelitian ini instrumen yang akan digunakan adalah berupa tes kemampuan
pemecahan masalah. Tes kemampuan pemecahan masalah matematis dalam 36
Sugiyanto, Op.Cit hlm 203
41
penelitian ini digunakan untuk memperoleh data kuantitatif berupa kemampuan
peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematika.
Tes yang digunakan berupa soal uraian. Penyusunan tes kemampuan pemecahan
masalah matematis ini dilakukan melalui berapa tahapan sebagai berikut:
a. membuat kisi-kisi soal yang sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi
dasar indikator yang dikembangkan sesuai dengan silabus, dan indikator
pemecahan masalah matematika.
Tabel 3.2
Kisi- Kisi Uji Coba Tes Untuk Mengetahui Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis
NO Indikator Materi bangun
datar
Indikator Pemecahan
Masalah
Nomor Soal
1 Menyelesaikan masalah
kehidupan sehari-hari dan
menyajikan anggota
bangun datar
Memahami masalah
Merencanakan
penyelesaian
masalah
Menyelesaikan masalah
Melakukan pengecekkan
kembali
terhadapsemua
langkah yang telah
dikerjakan
1 dan 2
2 Memperhatikan jawaban
serta digambarkan dalam
kehuidupan sehari-hari
3, dan 5
3 Memahami bangun datar
dalam permasalahan
sehari-hari yang berkaitan
dengan contohnya
6 dan
4 Merencankan percobaan
untuk bangun datar 7 dan 8
b. Menyusun soal pemecahan masalah matematika berdasarkan kisi-kisi
tersebut dan membuat contoh kunci jawaban.
42
c. Melakukan uji coba tes pemecahan masalah matematis yang dilanjutkan
dengan menghitung validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan
reabilitas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah soal yang digunakan
dalam penelitian ini telah memenuhi syarat.
d. Pedoman penskoran tes kemampuan pemecahan masalah matematis
disajikan pada tabel 3.237
Tabel 3.3
Penskoran untuk tes kemampuan pemecahan masalah matematis
No Indikator
pemecahan masalah
Respon peserta didik terhadap soal Skor
1 Memahami masalah
(menuliskan yang
diketahui dan
ditanyakan dari
soal)
Tidak memberikan jawaban 0
Tidak memahami masalah atau salah
interpretasi
1
Memahami sebagian masalah/
interpretasi soal kurang lengkap
2
Memahami masalah dalam soal
dengan lengkap
3
2 Menyusun rencana
pemecahan masalah
Tidak memberikan jawaban 0
Tidak ada rencana penyelesaian/
rencana yang dibuat salah
1
Kurang tepat menuliskan sketsa
ataupun gambar bangun datar
2
Rencana benar berdasarkan sebagian
masalah yang diinterpretasikan
dengan benar
3
Rencana lengkap dan benar
mengarah kepada penyelesaian yang
benar
4
3 Melaksanakan
rencana pemecahan
masalah
Tidak memberikan jawaban 0
Jawaban salah berdasarkan rencana
yang tidak tepat
1
37
Novita Yuanari, “Penerapan Strategi TTW (Think-Talk-Write) Sebagai Upaya
0Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Desposisi Matematika Siswa Kelas VIII Di
S1MP Negeri 5 Wates Kulon Progo,” (Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika UNY,
Yogyakarta 2011), h.5
43
Jika sistematis dalam menuliskan
penyelesaian masalah dari soal tetapi
benar solusinya
2
Melaksanakan prosedur benar tapi
ada sebagian yang salah
3
Melaksanakan prosedur benar
dengan jawaban yang benar
4
4 Melakukan review
atas pelaksanaan
rencana pemecahan
masalah
Tidak memberikan jawaban 0
Tidak ada pengecekan terhadap hasil
atau pemeriksaan salah
1
Pengecekan kebenaran hasil tidak
lengkap
2
Pengecekan kebenaran hasil secara
lengkap
3
Sebelum di ujikan di kelas sampel, soal-soal di ujicobakan di luar kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Uji coba tersebut dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat kesukaran, daya beda dan reabilitas butir soal tes.
G. Uji Instrumen
Instrumen yang baik dapat dipercaya adalah instrumen yang memiliki tingkat
validitas (mengukur ketepatan) dan reabilitas (mengukur keajegan) yang
tinggi. Sebelum instrumen ini digunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba
pada siswa yang telah mendapatkan materi yang sama sebelumnya dengan
kelas yang akan di uji. Uji coba tersebut bertujuan untuk mengukur validitas,
indeks kesukaran daya beda dan reabilitas.
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuai instrumen. Suatu instrumen yang valid
44
atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang
kurang valid berarti memiliki validitas rendah.38
Ada dua hal yang harus
diukur untuk mengetahuikevalidan suatu instrumen yaitu tingkat kesukaran
soal dan daya beda soal. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi
Product Moment sebagai berikut:
rxy = ∑ ∑ ∑
√ ∑ (∑
) ∑ ∑
Dimana:
rxy = indeks konsistensi internal untuk butir ke-i
n = banyaknya subyek yang dikenal tes (instrument)
X = skor butir ke-I (dari uji coba)
Y = skor total (dari subyek uji coba)
Butir soal dikatakan
1) baik jika
2) tidak baik jika
b. Uji Tingkat Kesukaran
Sudijono mengatakan bermutu atau tidaknya butir-butir tes hasil
belajar diketahui dari derajat kesukaran yang dimiliki oleh masing-masing
butir item tersebut.39
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan
38
Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,” (Jakarta : Rineka
Cipta,2010),h.211
39 Anas Sudjiono, “Pengantar Evaluasi Pendidikan,”(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Cet
Ke-8,2003),h.179
45
tidak terlalu sukar. Untuk mencari taraf kesukaran menggunakan rumus
sebagai berikut:
P =∑
Keterangan:
P : tingkat kesukaran
∑ : banyaknya peserta tes yang menjawab benar
Sm : skor maksimum
N : jumlah peserta tes
Untuk menentukan kriteria dari taraf kesukaran soal maka dilihat dari nilai
klasifikasi dari soal tersebut. Penafsiran atas tingkat kesukaran butir tes
digunakan kriteria menurut Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen dalam
Anas Sudjono sebagai berikut:40
Tabel 3.3
Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Tes
Besar P Interpretasi
P < 0,3 Sukar
0,3 P 7 Cukup (Sedang)
P > 0,7 Mudah
Lebih lanjut Anas Sudjiono menyatakan butir soal dikatagorikan baik jika
derajat kesukaran butur cukup (sedang).41
c. Uji Daya Pembeda
40
Ibid, h. 372
41
Ibid, h. 373
46
Daya pembeda dari setiap butir soal menyatakan seberapa jauh
kemampuan butir soal tersebut untuk membedakan antara siswa yang
menjawab dengan benar dengan siswa yang tidak menjawab dengan benar,
rumus yang digunakan untukmenghitung daya beda tes dalam penelitian ini
adalah rumus korelasi Karl Pearson dalam Arikunto, sebagai berikut:42
Keterangan :
DP = Daya beda suatu butir soal
JA = Jumlah peserta didik kelompok atas
JB = Jumlah peserta didik kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
BB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = Proporsi Peserta kolompok atas yang menjawab dengan benar.
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
Jumlah kelompok atas diambil 50 % dan jumlah kelompok bawah
diambil 50 % dari sampel uji coba.43
Daya pembeda yang diperoleh
diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi daya pembeda sebagai
berikut:
42 Suharsimi Arikunto, “Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,”( PT.Rineka Cipta, Edisi Revisi,
2009), hlm .226
43 Sugiono. Op.Cit. hlm 180
47
Tabel 3.4
Klasifikasi Daya Pembeda
DP Klasifikasi
0,00 Sangat Jelek
0,00< DP Jelek
0,20< DP Cukup
0,40< DP Baik
DP Sangat baik
d. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu tingkatan yang mengukur konsistensi hasil
jika dilakukan pengukuran berulang pada suatu karakteristik.Suatu alat
ukur disebut reabil jika hasil pengukuran suatu alat evaluasi itu sama atau
relatif sama, tidak terpengaruh oleh subjeknya maupun situasi dan
kondisinya. Pengujian reabilitas untuk tes menggunakan soal uraian atau
essay yaitu dengan Alfa Cronbach, maka rumus untuk menghitung
reabilitas soalnya yaitu44
:
r11 =
) ( 1-
∑
)
Dimana:
= koefesien reabilitas tes
n = banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
1 = bilangan konstanta
∑ = jumblah varians skor dari tiap-tiap butir item
= varian total.
45
44
Sugiyono, Op.Cit, hlm 365
45
Anas Sudjono, opcit.h.208
48
Dengan penelitian ini hasil perhitungan yang diperoleh di bandingkan dengan
kriteria empiris yang 0,7 maka Instrumen yang digunakan penulis
dalam penelitian ini dikatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi, begitu
pula sebaliknya apabila 0,7 maka instrument yang digunakan
belum memiliki reliabilitas yang tinggi.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat
Sebelum teknik ini digunakan agar kesimpulan yang didapat
memenuhi kriteria benar, maka perlu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu
uji normalitas dan uji homogenitas. Teknik analisis data Kemampuan
pemecahan masalah matematis ini diuji dengan menggunakan uji statistik.
Sebelum menguji hipotesis terlebih dahulu melakukan uji prasyarat yaitu
sebagai berikut:
b. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan peneliti adalah uji
liliefors. Rumus uji lilieforsadalah sebagai berikut:
Lhitung = max |f(Z1) - S(Z1)|, Ltabel = L(a,n)
Dimana:
f(Z) = Probabilitas komulatif normal
S(Z)= Probabilitas komulatif empiris
49
Dengan hipotesis:
H0 : data mengikuti sebaran normal
H1 : data tidak mengikuti sebaran normal
Kesimpulan: jika Lhitung Ltabel , maka H0 diterima.
Langkah-langkah uji liliefors
1) Mengurutkan data
2) Menentukan frekuensi masing-masing data
3) Menentukan frekuensi komulatif
4) Menentukan nilai Z dimana Z1=
, dengan
∑
, S= √
5) Menentukan nilai f(z), dengan menggunakan tabel z
6) Menentukan S(zi) =
7) Menentukan nilai L = |f(Z1) – S(Zi)|
8) Menentukan nilai Lhitung= max|f(Z1) – S(Zi)|
9) Menentukan nilai Ltabel =L(a,n), terdapat dilampiran
10) Membandingkan Lhitung dan Ltabel, serta membuat kesimpulan. jika
Lhitung Ltabel, maka H0 diterima.46
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya
variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas yang akan
46
Novalia dan Syajali, “Olah Data Penelitian Pendidikan,” (Bandar Lampung:
Aura,2014),h.49
50
digunakan peneliti adalah uji Barlett, uji Barlett dapat digunakan untuk
menguji homogenitas dari dua kelompok data atau lebih. Rumus uji Barlett
sebagai berikut:
∑
Hipotesis dari uji Barlett adalah sebagai berikut:
1) H0: data homogen
2) H1: data tidak homogen
kriteria penarikan kesimpulan untuk uji Barlett sebagai berikut.
maka H0 diterima.
Langkah-langkah Uji Barlet
1) Tentukan varians masing-masing kelompok data. Rumus varians
∑
2) Tentukan varians gabungan dengan rumus S2 gab =
∑
∑ , dimana dk =
n-1
3) Tentukan nilai Barlett dengan rumus
B = (∑
4) Tentukan nilai chi kuadrat dengan rumus
∑
5) Tentukan nilai
51
6) Bandingkan nilai
, kemudian buatlah kesimpulan.
Jika
maka H0 diterima.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menghitung korelasi antara variabel X
dan Y. Uji hipotesis merupakan prodesur yang berisi kesimpulan aturan yang
menuju kepada suatu keputusan apakah akan menerima atau menolak
hipotesis. Dalam hal ini uji-t merupakan salah satu uji statistika parametik
sehingga mempunyai asumsi yang harus dipenuhi yaitu normalitas dan
homogenitas. Jika kedua asumsi tidak terpenuhi, maka uji yang digunakan
adalah uji non parametrik .
Hipotesis statistika dalam penelitian ini adalah :
H0 : = (Tidak terdapat pengaruh metode Quantum Learning terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematis pada peserta didik
kelas VII MTs Bahrul Ulum dengan menggunakan model
konvensional).
H1 : (Terdapat pengaruh metode Quantum Learning terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematis pada peserta
didik kelas VII MTs Bahrul Ulum dengan menggunakan
model konvensional).
Rumus uji-t yang digunakan untuk menguji hipotesis perbandingan dua
sampel tidak berkolerasi adalah sebagai berikut:
52
Keterangan :
1 : rata-rata sampel Quantum Learning
1 : rata-rata sampel kelas kontrol
: banyak sampel Quantum Learning
: banyak sampel kelas kontrol
: simpangan baku sampel Quantum Learning
: simpangan baku kelas kontrol.47
Kesimpulan : jika maka H0 diterima
47
Novalia dan Syajali, “Olah Data Penelitian Pendidikan,Lembaga Pusat Statistik
Nusantara,” (Bandar Lampung: Lembaga Pusat Statistik Nusantara,2013),h.35
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Pengujian Hipotesis
1. Uji Validitas
Validitas instrument tes kemampuan pemecahan masalah matematis
pada penelitian ini digunakan validitas isi dan validitas konstruk. Uji validitas
isi merupakan suatu penilaian terhadap kesesuaian tes dengan tujuan
instruksional khusus dari suatu materi pelajaran (kisi-kisi tes). Uji coba
instrumen telah dilakukan di MTs Bahrul Ulum, Kabupaten Way Kanan,
tahun pelajaran 2017/2018. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes
kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Sebelum instrumen disajikan
terlebih dahulu dilakukan penelaahan dan analisis hasil uji coba instrumen.
Data hasil instrumen kemampuan pemecahan masalah matematika
diperoleh dengan melakukan uji coba tes kemampuan pemecahan masalah
yang terdiri dari 8 butir soal tentang materi bangun datar pada peserta didik di
luar populasi penelitian, yang telah memperoleh materi pembelajaran tersebut.
Uji coba dilakukan pada 30 peserta didik kelas VII B MTs Bahrul Ulum Way
Kanan Lampung tahun pelajaran 2017/2018. Berikut adalah hasil uji validitas
yang diujikan pada peserta didik kelas VII B MTs Bahrul Ulum Way Kanan
Lampung.
54
Tabel 4.1
Uji Validitas Soal
No. Butir
Soal rxy rtabel Keterangan Keputusan
1 0,446 0,374 Valid Dipakai
2 0,401 0,374 Valid Dipakai
3 0,515 0,374 Valid Dipakai
4 0,179 0,374 TV Dibuang
5 0,569 0,374 Valid Dipakai
6 0,537 0,374 Valid Dipakai
7 0,551 0,374 Valid Dipakai
8 0. 197 0,374 TV Dibuang
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, diketahui bahwa dari 8 butir soal uraian
menunjukan bahwa terdapat butir soal yang termasuk dalam kriteria tidak valid
karena diperoleh rxy kurang dari rtabel (rxy < 0,374) yaitu butir soal nomor 4 dan 8.
Hal ini menunjukan bahwa butir soal nomor 4 dan 8 tidak digunakan sebagai soal
tes untuk mengambil data pada sampel penelitian, karena soal yang tidak valid
tidak memiliki fungsi sebagai alat ukur yang baik dalam mengukur kemampuan
menyelesaikan masalah matematika. Butir soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, dan 7
tergolong soal yang valid karena rxy lebih besar atau sama dengan rtabel (rxy
0,374), sehingga dapat digunakan dalam pengambilan data kemampuan
pemecahan masalah matematika pada penelitian. Hasil perhitungan validitas butir
uji coba tes kemampuan pemecahan masalah matematika selengkapnya dapat
dilihat di lampiran 10.
55
2. Analisis Tingkat Kesukaran
Adapun hasil analisis tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.2
Tingkat Kesukaran Item Soal Tes
No. Butir
Soal
Tingkat
Kesukaran Keterangan
1 0,616 Sedang
2 0,661 Sedang
3 0,701 Mudah
4 0,299 Sukar
5 0,629 Sedang
6 0,629 Sedang
7 0,229 Sukar
8 0,723 Mudah
Sumber: Pengolahan Data (Perhitungan di lampiran 14)
Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal tes kemampuan
pemecahan masalah yang diuji cobakan, menunjukan terdapat dua butir tes
yang tergolong mudah (tingkat mudah > 0,70) yaitu butir soal nomor 3dan
8 kemudian terdapat pula dua butir soal yang tergolong sukar (tingkat sukar
< 0,30) yaitu soal nomor 4 dan 7 selebihnya tergolong sedang dengan
kisaran tingkat kesukaran 0,616. Berdasarkan kriteria tingkat kesukaran
butir tes (0,30 0,70) akan digunakan untuk mengambil data. Maka butir
nomor 3 dan 8 tersebut dapat dengan mudah diselesaikan oleh peserta didik
yang mampu ataupun kurang mampu sehingga tidak dapat dijadikan alat
ukur dalam pengambilan data. Ditinjau dari rancangan kisi-kisi tes, dengan
56
butir tersebut nampak bahwa tes yang diperoleh masih memenuhi konstruk
tes yang digunakan untuk mengambil data.
3. Daya Beda Butir Soal
Butir Soal kemampuan pemecahan masalah yang telah diuji cobakan
selanjutnya diuji daya bedanya. Adapun hasil analisis daya beda butir soal
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.3
Daya Beda Item Soal Tes
No. Butir
Soal
Daya
Pembeda Keterangan
1 0,253 Cukup
2 0,378 Cukup
3 0,316 Cukup
4 0,003 Jelek
5 0,503 Cukup
6 0,604 Cukup
7 0,285 Cukup
8 0,156 jelek
Sumber : Pengolahan Data (Perhitungan di lampiran 16)
Hasil perhitungan daya beda tes (Lampiran 16) menunjukan bahwa
ada dua butir soal tes yang daya bedanya kurang dari 0,20 yaitu butir soal
nomor 4 dan 8 maka butir soal tersebut harus dibuang karena tidak dapat
digunakan sebagai alat ukur untuk membedakan peserta didik yang mampu
ataupun kurang mampu dalam mengerjakan tes kemampuan pemecahan
masalah matematisnya. Sementara butir-butir soal yang lainnya memiliki
daya beda lebih dari 0,2 yaitu berkisar dari 0,253 sampai dengan 0,604
Berdasarkan kriteria butir tes yang akan digunakan untuk mengambil data
57
maka butir tes uji coba memenuhi kriteria sebagai butir yang layak
digunakan untuk mengambil data.
Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran dan daya beda
dari 8 soal yang diujikan terdapat dua soal Yang tidak valid, yaitu soal yang
tidak memenuhi syarat validitas yakni nomor 4 dan 8 artinya bahwa butir-
butir soal tersebut tidak dapat mengukur apa yang hendak diukur. Hal ini
menunjukan bahwa soal-soal yang valid seluruhnya berjumlah enam soal
yang berarti butir-butir soal tersebut telah memiliki tingkat kesukaran
sedang dan daya pembeda yang kriteria baik. Sehingga diharapkan butir-
butir soal yang digunakan pada tes nanti dapat mencerminkan kemampuan
peserta didik sesungguhnya.
4. Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas, item-item yang valid kemudian diuji
reliabilitasnya. Perhitungan indeks reliabilitas tes dilakukan terhadap butir
tes yang valid yang terdiri dari 8 butir yang akan digunakan untuk
mengambil data. Menurut Anas Sudijono, suatu tes dikatakan baik jika
memiliki reliabilitas lebih dari 0,07. Dari hasil perhitungan (Lampiran 12)
menunjukan bahwa tes tersebut memiliki indeks reliabilitas sebesar 0,438
sehingga butir-butir tes bersifat reliabil yang artinya butir-butir soal tersebut
dapat menghasilkan data relatif sama walaupun digunakan pada waktu yang
58
berbeda, dengan demikian tes tersebut memiliki kriteria tes yang layak
digunakan untuk mengambil data.
Pembahasan di atas bahwa dari uji coba tes diperoleh indeks
reliabilitas 0,438 memiliki tingkat kesukaran butir antara 0,616 Sampai
dengan 0,723 dan memiliki daya beda butir soal antara 0,253 sampai
dengan 0,604 Yang berarti butir-butir soal tersebut memiliki reliabilitas
yang baik, tingkat kesukaran soal yang sedang dan daya beda yang kriteria
baik. Butir tes tersebut terdiri dari 8 butir soal yang telah memenuhi kriteria
tes yaitu kriteria valid dan reliabil artinya butir-butir soal tersebut akan
menghasilkan hasil penelitian atau data juga valid dan reliabil yang
selanjutnya butir item tes tersebut dapat dipakai sebagai alat ukur pada
pengambilan data sebagai mana pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Uji Validitas, Tingkat Kesukaran, Daya Beda, dan Reliabilitas
No. Butir
Soal Validitas
Tingkat
Kesukaran
Daya
Pembeda Reliabilitas Keterangan
1 Valid Sedang Cukup
Reliabil
Dipakai
2 Valid Sedang Cukup Dipakai
3 Valid Mudah Cukup Dipakai
4 TV Sukar Jelek Dibuang
5 Valid Sedang Baik Dipakai
6 Valid Sedang Baik Dipakai
7 Valid Sukar Baik Dipakai
8 TV Mudah Jelek Dibuang
Berasarkan hasil analisis uji coba validitas, tingkat kesukaran, daya beda
dan reliabilitas instrumen. Dari 8 soal yang telah diuji cobakan diperoleh 6
59
soal yang valid dan 2 soal yang tidak valid, untuk tingkat kesukaran terdapat 2
kriteria mudah, 2 kriteria sukar dan 4 kriteria yang sedang, pada daya beda
diperoleh 2 soal dengan kriteria jelek, 6 soal dengan kriteria cukup , dan
analisis reliabilitas instrumen diperoleh dengan koefisien reliabilitasnya 0,438
yang berarti lebih dari 0,349 sehingga sesuai dengan ketentuan
koefisien reliabilitasnya. Jadi soal yang dapat digunakan pada penelitian ini
yaitu soal nomor 1, 2, 3, 5, 6 dan 7 sedangkan soal nomor 4 dan 8 tidak dapat
digunakan.
B. Deskripsi Data Amatan
Pengambilan data dilakukan setelah proses pembelajaran pada materi
bangun datar. Perangkat pembelajaran dapat dilihat di Lampiran 24 Setelah
data dari setiap variabel terkumpul selanjutnya digunakan untuk menguji
hipotesis.
Data tentang kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada materi
bangun datar yang sudah diperoleh, selanjutnya dapat dicari nilai tertinggi
(Xmaks) dan nilai terendah (Xmin) pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen.
Kemudian dicari ukuran tendensi rataan ( ) median ( Me ), modus (Mo), dan
ukuran variansi kelompok meliputi jangkauan (J) dan simpangan baku (S) yang
dapat dirangkum dalam tabel berikut ini :
60
Tabel 4.5
Deskripsi Data Skor Kemampuan Pemecahan Masalah
Eksperimen dan Kontrol
Kelompok Xmaks Xmin
Ukuran Tendensi
Sentral
Ukuran Variansi
Kelompok
Mo Me J S
Eksperimen 93 55 77,400 69 77 38 9,68
Kontrol 80 45 62,200 45 63 35 14,05
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas hal tersebut menggambarkan bahwa dari
30 siswa pada kelas eksperimen ( menggunakan model pembelajaran Quantum
Learning) diperoleh nilai rata-rata untuk kelas eksperimen( ) 77,400, median
(Me) 77, modus (Mo) 69, rentang 38, simpangan baku 9,68, nilai tertinggi 93
(Xmaks) dan nilai terendah (Xmin) 55. Begitupun dengan kelas kontrolnya ( )
62,200, median (Me) 63, modus (Mo) 45, rentang 35, simpangan baku 14,05,
nilai tertinggi 80 (Xmaks) dan nilai terendah (Xmin) 45. Berdasarkan penjelasan di
atas bahwa terdapat hasil nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah
matematis peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol disimpulkan kelas
eksperimen memiliki rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis lebih
timggi dari kelas kontrol. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 24
C. Uji Normalitas Data
Untuk mengetahui apakah kedua sampel tersebut berdistribusi normal
atau tidak maka dilakukan uji normalitas data amatan dengan menggunakan
metode liliefors. Uji normalitas dilakukan pada data variabel terikat yaitu
61
kemampuan pemecahan masalah materi bangun datar. Uji normalitas data
kemampuan pemecahan masalah materi bilangan bulat peserta didik dilakukan
pada masing-masing kelompok data yaitu eksperimen (X1), kelompok kontrol
(X2) .
Perhitungan uji normalitas data kemampuan pemecahan masalah
matematika peserta didik pada masing-masing kelas selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 25,26,27, dan 28. rangkuman hasil uji normalitas kelompok
data tersebut disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Rangkuman Hasil Uji Normalitas
Data Kemampuan Penalaran matematis
No Kelas Keputusan Uji
1 Eksperimen 1 (X1) H0 diterima
3 Kontrol (X2) H0 diterima
Sumber: Pengolahan Data (perhitungan pada Lampiran 25,26, 27, dan 28)
Berdasarkan hasil uji normalitas data hasil kemampuan pemecahan
matematis peserta didik yang terangkum dalam tabel di atas, tampak bahwa
pada taraf signifikansi 5% nilai untuk setiap kelas kurang dari ,
sehingga hipotesis nol untuk setiap kelas diterima. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa data pada setiap kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
D. Uji Homogenitas Data Amatan
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel
memiliki karakter yang sama atau tidak. Uji homogenitas variansi dilakukan
pada data variabel terikat yaitu kemampuan pemecahan masalah materi
62
bilangan bulat. Uji varians data penelitian ini menggunakan uji Bartlett. Hasil
pengujian uji homogenitas dengan taraf signifikansi (α) 5% telah tercantum
pada rangkuman tabel berikut ini:
Tabel 4. 7
Uji Homogenitas
No Kelompok
Keputusan Uji
1 dan H0 diterima
Sumber: Pengolahan Data (perhitungan pada Lampiran 29)
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa harga masing-masing
kelompok tidak melebihi harga kritiknya,
. Dari hasil
perhitungan antar kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh
dengan sehingga H0 diterima. Dengan demikian dapat
diambil kesimpulan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen.
E. Pengujian Hipotesis
Setelah diketahui berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan
berasal dari populasi yang homogen maka data selanjutnya akan dilakukan
analisis uji hipotesis. Perhitungan uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh dalam model pembelajaran yang digunakan terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
63
Tabel 4. 7
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Hipotesis
Kelas Jumlah
Sampel Mean thitung ttabel Kesimpulan
Quantum
Learning
30 77,400
5,585 2,002 Terima H1
Kontrol 30 62,200
Sumber: Pengolahan Data (perhitungan pada Lampiran 32).
Menguji hipotesis persamaan dua rataan antara kelompok eksperimen,
dan kontrol digunakan uji t dua sampel tidak berkorelasi. Berdasarkan hasil
perhitungan nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis antara
kelompok eksperimen, dan kontrol diperoleh thitung = 5, 585 dengan α 0,05
dan ttabel = 2,002. Ini berarti ttabel thitung = 2,002 5, 585 (Lampiran 32)
maka tolak H0 dengan kata lain H1 diterima. Dapat didimpulkan bahwa hal ini
terdapat pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran Quantum
Learning terhadap kamampuan pemecahan maalah matematis dengan metode
konvensional.
F. Pembahasan
Keadaan belajar yang baik juga akan menghasilkan perubahan sebagai
hasil belajar yang baik, ada beberapa faktor yang akan menentukan baik atau
tidaknya hasil belajar tersebut. Penelitian ini mengkaji perbedaan atas
pelaksanaan cara dalam menyampaikan materi belajar untuk mengakibatkan
pencapaian hasil belajar yang baik yang mana disini akan dinilai kemampuan
pemecahan masalah matematisnya, dengan membandingkan sebuah metode
64
pembelajaran Quantum Learning terhadap cara belajar model pembelajaran
konvensional dengan masing-masing sampel kelas VII A (Eksperimen) dan
kelas VII B (kontrol) 30 orang
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa yang menggunakan metode pembelajaran Quantum
Learning dapat diartikan penerapan metode pembelajaran Quantum Learning
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa .
Menggunakan metode pembelajaran Quantum Learning siswa dituntut
untuk belajar berpikir, dimana siswa dituntut memahami lembar kerja siswa
yang berupa persegi dan persegi panjang yang terdapat pada materi bangun
datar yang berkaitan dengan kehidupan yang mereka alami, sesuai dengan salah
satu yang terdapat dalam metode pembelajaran Quantum Learning yaitu
dengan cara memberikan kekuatan AMBAK (apa manfaat bagiku), karena
sesuatu harus menjanjikan manfaat pribadi bagi siswa atau siswa tidak
mempunyai motivasi untuk belajar.
Peningkatan hasil belajar khususnya pada ranah kognitif juga disebabkan
karena keaktifan bertanya dan menanggapi materi yang disampaikan guru dan
temannya serta keaktifan proses penyampaian materi perwakilan masing masing
kelompok untuk diskusi dan membagikan materinya dengan kelompok lain,
istilah bertukar materi dan pemahaman pemikiran siswa tentang materi yang
65
diajarkan guru, sehingga meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang
materi bangun datar.
Peningkatan hasil belajar ini Karena pada metode pembelajaran Quantum
Learning salah satu keunggulannya yaitu, pembelajaran sangat menekankan
kebermaknaan dan kebermutuan proses belajar mengajar, dimana siswa
diharapkan untuk turut aktif dalam mengikuti tahapan-tahapan yang harus
dilalui. Tahapan pertama yaitu tahap memahami gambar yang telah diberikan
guru dengan membaginya dengan kelompok lain untuk tukar materi dan
pemahaman. Melalui tahapan ini harus melalui proses keaktifan siswa yang
terdiri atas menyatakan pendapat, keberanian siswa untuk bertanya pada siswa
yang lain untuk menjawab pertanyaan diutarakan pada masin masin kelompok
dan untuk tahapan yang kedua yaitu tahap permainan pada materi bangun datar
dengan menghitung siapa yang terdahulu menyelesaikan pertanyaan yang
terlambat untuk mengumpul dari yang lain akan diberikan hukuman. Permainan
ini menuntut siswa untuk memahami dan menyimak karena jika tidak bisa
menjawab pertanyaan maka akan mendapat hukuman tersebut sehingga pada
ranah kognitif mendapat nilai yang bagus.
66
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap data
penelitian yang dilakukan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan
hingga tahap analisis data dan uji hipotesis maka penulis simpulkan
bahwa:
1. Terdapat pengaruh metode pembelajaran Quantum Learning terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik kelas VII
tahun ajaran 2017/2018.
2. Berdasarkan hasil penelitian lebih baik menggunakan metode
pembelajaran Quantum Learning terhadap Kemampuan pemecahan
masalah matematis dari pada menggunakan metode konvensional
dalam pembelajaran matematika.
B. SARAN
Setelah penulis mengambil kesimpulan dari hasil penelitian, maka
penulis akan menyampaikan sedikit saran, yakni sebagai berikut :
67
1. Metode pembelajaran Quantum Learning dapat dikembangkan pada
materi pokok lainnya karena adanya variasi pembelajaran dalam
metode tersebut dapat membuat siswa tidak jenuh dan merasa nyaman
dalam mengikuti pelajaran matematika sehingga materi matematika
yang disampaikan dapat diserap dengan baik dan kemampuuan
pemecahan masalah matematis juga dapat lebih baik.
2. Metode pembelajaran Quantum Learning diharapkan dapat di
sosialisasikan sebagai alternatif dalam meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematis.
3. Semoga penelitian ini dapat yang memberikan manfaat dan
sumbangan pemikiran bagi guru pada umumnya dan penulis pada
khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anisa, Mawaddah Dan. "Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik
Pada Pelajaran Matematika Dengan Menggunakan Pembelajaran Generatif
(Generatif Learning) Di SMP." EDU Matematika, 2015: Vol.3 No.2
Arikunto, Suharsimi. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jogjakarta: P.T Rineka
Cipta, 2009.
Bobbi Deporter, Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie. Quantum Teaching
Memperaktikkan Quantum Learning Di Ruang-ruang kelas. Bandung :
Kaifa, 2000.
Budiyono. Statistik Untuk Penelitian . Surakarta: Sebelas Maret University Press Cet
Ke- 1, 2004.
Desti Wahyuni, Nyanyu Mashitoh Ariani, Ali Syakban. "Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis dan Bilief Siswa pada Model Pembelajaran Open
Ended dan Konvensional." Edu Matematika, 2013: Vol.3 No.1.
Diar Veni Rahayu, Eka Andilla Apriansyah. "Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Melalui Model Pembelajaran Pelangi Matematika."
Jurnal Pendidikan Matematika, 2015: Vol.5 No.1.
Dkk, Herman Suherman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
Jica, 2003.
Emzir. Metodologi Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif . Jakarta: Raja Grafindo
Perkasa, 2009.
Handayani, Jumanta. Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter.
Bogor: Ghalia Indonesia, 2014.
Kasiram, Muhammad. Metodologi Penelitian Refleksi Pengembangan Pemahaman
dan Penguasaan Metodologi Penelitian . Malang: Press, 2008.
Nasution, S. Kurikulum dan Pengajaran . Bandung: Bumi Aksara, 2006.
Nggermanto, Agus. Quantum Quotient (Kecerdasan Quantum). Bandung: Nuansa,
2002.
Nurul Jannah, Siska Andriani. "Karakteristik Intuisi Siswa Dalam Memecahkan
Masalah Matematika Ditinjau dari Gaya Kognitif dan Perbedaan Gender."
Seminar Nasional Matematika Pendidikan Matematika UIN Raden
Intan Lampung, 2017.
Nuryani, Y.R. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Alfa Beta, 2012.
Putra, Fredy Ganda. "Eksperimentasi Pendekatan Konstektual Berbantuan Hand On
Activity (HOA) Terhadap Pemecahan Masalah Matematis ." Jurnal AlJabar,
2017: Vol.8 No.1.
Rahmi, Hanifatul. "Peran Quantum Learning Dalam Kecemasan Belajar Matematika
Siswa." Jurnal Pendidikan , 2015: ISSN Vol.1 No.1.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: P.T Raja Grafindo
Persada, 2003.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfa Beta, 2013.
—. Statistik Untuk Penelitian . Bandung: Alfa Beta, 2012.
Supriadi, Nanang. "Mengembangkan Kemampuan Koneksi Matematis Melalui
Buku Ajar Elektronik Interaktif BAEL Yang Terintegrasi Nilai-nilai
Keislaman ." Jurnal AlJabar, 2015: Vol.6 No.1.
Susanto, Agus. Penggunaan Metode Quantum Learning Untuk Meningkatkan
Pemahaman Materi Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Pada Mata
Pelajaran IPS Siswa Kelas V Ngoresan Surakarta . Surakarta : Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret , 2011.
Syajali, Novalia Dan. Olah Data Penelitian Pendidikan Lembaga Pusat Statistik
Nusantara. Bandar Lampung: Lembaga Pusat Statistik Nusantara, 2013.
Syazali, Novalia Dan. Olah Data Penelitian Pendidikan . Bandar Lampung : AURA,
2014.
Lampiran 1
PROFIL SEKOLAH
A. Profil MTs Bahrul Ulum
1. Lokasi Madrasah
MTs Bahrul Ulum Way Kanan berdiri pada tahun 1980, yang memiliki luas tanah
10.000 M2 atau 1,5 hektar dan luas bangunan 524 M
2. Mts Bahrul Ulum Way Kanan
beralamat di Jalan Ak Gani Gunung Sari, Kecamatan Rebang Tangkas, Kabupaten Way
Kanan, dan sudah terakreditasi B sejak tahun 2012.
Adapun batas-batas daerah yang ada disekitar Mts Bahrul Ulum adalah:
a. Sebelah barat berbatasan dengan Lebak Peniangan
b. Sebelah timur berbatasan dengan Beringin Jaya
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Beringin Jaya
d. Sebelah utara berbatasan dengan Madang Jaya
Sedangkan batas-batas yang bersinggungan langsung dengan Mts Bahrul Ulum
adalah sebagai berikut:
a. Sebelah barat berbatasan dengan rumah Bp. Zainal Arifin
b. Sebelah timur berbatasan dengan Sungai Tahmi Lumut
c. Sebelah selatan berbatasan dengan rumah Bp. Badri Tamam
d. Sebelah utara berbatasan dengan rumah Bp. Nur Cholis Mahmud
2. Pendiri Mts Bahrul Ulum
Pendiri pertama Mts Bahrul Ulum adalah Bp. Ky. Mahmud dari tahun 1980 –
1989. Kemudian dari tahun 1989 – 2009 kepala Madrasahnya adalah Bp. Ky. Nur Cholis
Mahmud. Dan tahun 2009 – 2014 kepala Madrasahnya yaitu Ibu Hajar Yatin, S.Pd.I. dari
tahun 2014 – sekarang kepala madrsahnya adalah Bp. Moh. Imron Hamzah, M.Pd.I. 1
3. Visi, Misi dan Tujuan MTs Bahrul Ulum
Visi
Pembentukan kader umat yang unggul dalam prestasi ilmu pengetahuan teknologi dalam
bingkai religi dan kebersamaan.
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan untuk menyiapkan generasi muda berkualitas,
berprestasi, beriman dan bertakwa;
2. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan sesuai perkembangan dunia pendidikan;
3. Mewujudkan MTs Bahrul Ulum sebagai Madrasah yang unggul dalam bidang
keislaman dan aspek umum.
Tujuan
1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui optimalisasi dan efektivitas pembelajaran.
2) Meningkatkan peran serta dan tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan.
3) Merangsang animo masyarakat untuk tetap menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi teruma di madrasah.
1 Dokumentasi MTs Bahrul Ulum Tahun Pelajaran 2017/2018.
4. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Mts Bahrul Ulum
Ketua Yayasan
Nur Cholis M.
Ketua Madrasah
Moh.Imron Hamzah,M.Pd.I
Ketua Komite
Masduki, S.Pd.I
Bendahara
Hajar Yatin, S.Pd.I Staf TU
Umi Barokah
Waka. Kurikulum
Fuad Mustofa, S.Pd
Waka. Kesiswaan
Sulistiyowati
Ka. Perpustakaan Jayanti Eka Sari, A.Md
Pem. Pramuka
Andi Setiawan
S.Pd
Pem. Osis
Budiyanto
Pkm. BK
Nur Cholis M.
Pem. UKS
Nia Neliana
S.Pd
Guru Kelas
Guru Bidang Studi
Peserta Didik
5. Guru dan Tenaga Kependidikan
Pada tahun 2017/2018, guru dan tenaga kependidikan di MTs Bahrul Ulum Way Kanan
berjumlah 18 orang yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.1
Guru Mts Bahrul Ulum Way Kanan Tahun 2016/20172
No Nama Mata Pelajaran
yang diampu
Pendidikan
Terakhir
1 Moh. Imron Hamzah, M.Pd.I Akidah ahlak S2
2 Hajar Yatin, S.Pd.I Fikih S1
3 Masduki, S.Pd.I Qur’an Hadits S1
4 Mustaniroh, S.Pd.I Bahasa Arab S1
5 Budiyanto, S.Pd.I SKI & PKN. S1
6 Nur Cholis M BK Ulya
8 Sulistiyowati SBK S1
9 Jayanti Eka Sari, A.Md Bahasa Inggris S1
10 Andi Setiawan, S.Pd Bahasa Indonesia S1
11 Nurholis Hafid, S.Pd MTK S1
12 Nia Neliana, S.Pd IPA S1
13 Muhar Agustin, S.Pd Penjaskes S1
14 Fuad Mustofa, S.Pd IPS S1
15 Ida Royani S.Pd.I Bahasa Lampung S1
16 Wahyu Stiawan S.Pd MTK S1
17 Lia Saputri S.Pd Bahasa Inggris S1
18 Umi Barokah TU SMA
6. Jumlah Peserta didik
Jumlah peserta didik di Mts Bahrul Ulum Way Kanan untuk tahun ajaran 2016/2017
berjumlah 278, yang terdiri dari 87 laki-laki dan 191 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel barikut:
2 Dokumentasi MTs Bahrul Ulum Tahun Pelajaran 2017/2018.
Tabel 4.2
Keadaan Peserta Didik Mts Bahrul Ulum Way Kanan Tahun 2017/2018
No Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 VII 57 33 90
2 VIII 85 38 123
3 IX 49 16 65
Jumlah 191 87 278
7. Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang ada di Mts Bahrul Ulum yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.3
Keadaan Sarana dan Prasarana Mts Bahrul Ulum Way Kanan
Tahun 201672018
No Jenis Sarana Prasarana
Jml
Ruan
g
Kategori Ruangan
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak
Berat
1. Ruang Kelas 9 3
2. Perpustakaan 1 1
3. R. Lab. Komputer 1 1
4. R. Kepala Madrasah/Wakamad 1 1
5. R. Guru 1 1
6. R. Tata Usaha 1 1
7. R. Bimbingan Konseling 1 1
8. R. Tempat Ibadah 1 1
9. R. UKS 1 1
10. Toilet Peserta didik dan Guru 2 2
11. Gudang 1 1
12. R. Sirkulasi -
13. Tempat Olahraga 1 1
14. R. OSIS 1
15. R. Kegiatan Peserta didik -
16. R. Pramuka 1 1
Lampiran 2
NAMA RESPONDEN UNTUK UJI INSTRUMEN (VIII B)
No Nama No Nama
1 Adinda Lia Safitri 17 Lailatunnisa
2 Angga Anggara 18 Nandini Lintang
3 Ana Asma Wati 19 Rika Paramita
4 Anisa Sunarto 20 Riko Febriansyah
5 Alya Tri Susanti 21 Rina Sulistia
6 Adirra Natasya 22 Reni Andriani
7 Ardiansyah 23 Robbi Putra Helmi
8 Aldi Prianto Lefi 24 Safitra Alimul Mukmin
9 Amara Fauziah 25 Sintiara Lutfia
10 Desi Asmara 26 Sugeng Riadi
11 Een Santika 27 Sunarti Dwi Sari
12 Indah Putriani 28 Sumarmi Fitri
13 Joko Modo Suroso 29 Suparman
14 Kandri Agung Prajaya 30 Tia Saputri
15 Kumala Dewi 31 Tina Aprianti
16 Kurnia Anggita Citra 32 Priatno Gunawan
Lampiran 3
DAFTAR NAMA SAMPEL KELAS EKSPERIMEN KELAS VII A
NO NAMA PESERTA DIDIK L / P
1 Ahmad Fikri Prianto L
2 Ahmad Ihwanuddin L
3 Ahmad Muttaqin L
4 Ahmad Romadhon L
5 Anita Agustin P
6 Alya Nabila P
7 Arian Wijaya L
8 Ari Mufadhil L
9 Bambang Eko Admojo L
10 Eli Hasanah P
11 Eliza Aprianti P
12 Eva Nurmasari P
13 Fahri Mufadhil L
14 Fitri Nur Fadilah P
15 Heri Susanto L
16 Khasanah P
17 Muhammad Ali Mahfudz L
18 Nikmatul Jannah P
19 Rian Valsento L
20 Riki Prianto L
21 Rohma Yanti P
22 Ropiana P
23 Ropiansyah L
24 Sayyid Nur Abid L
25 Sukirno L
26 Tania Widia Sari P
27 Turimin Hadi L
28 Umi Ayu Latifah P
29 Umi Septiani P
30 Wulan Istiani P
Lampiran 4
DAFTAR NAMA SAMPEL KELAS KONTROL KELAS VII B
NO NAMA PESERTA DIDIK L / P
1 Ahmad Nur Hasanah L
2 Alif Wira Yodo L
3 Ani Asmi Arti P
4 Arsyidiq L
5 Arya Susan L
6 Billy Agustin L
7 Endah Pratiwi P
8 Eni Rosma Santi P
9 Evi Nurmasari P
10 Gino Wiroso L
11 Gilang Agung Pratama L
12 Imam Taufik L
13 Istiqomah P
14 Irna Nafizatul Hasanah P
15 Muhammad Imam Prayogi L
16 Muhammad Mukhlisin L
17 Muhammad mutoher L
18 Nafizatul Mudawamah P
19 Rian Agung Pratama L
20 Ririn Tri Utami P
21 Sinta Ayu Dewi P
22 Siti Nur Khasanah P
23 Siti Widya Wati P
24 Sudarto L
25 Supriani P
26 Tega Endar Wati P
27 Tutut Prastiwi P
28 Winarti P
29 Wiwin Kurnaisih P
30 Wira Hakim Sakti L
Lampiran 6
Kisi- Kisi Uji Coba Tes Untuk Mengetahui Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis
Sekolah : MTs Bahrul Ulum Way Kanan Lampung
Kelas : VII
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : II (dua)
Kompetensi dasar : Mengidentifikas sifat-sifat bangun datar dan menggunakan
untuk menentukan keliling dan luas.
NO Indikator Materi bangun
datar
Indikator Pemecahan
Masalah
Nomor Soal
1 Menyelesaikan masalah
kehidupan sehari-hari dan
menyajikan anggota
bangun datar
Memahami masalah
Merencanakan penyelesaian
masalah
Menyelesaikan masalah
Melakukan
pengecekkan
kembali
terhadapsemua
langkah yang telah
dikerjakan
1 dan 2
2 Memperhatikan jawaban
serta digambarkan dalam
kehuidupan sehari-hari
3, dan4
3 Memahami bangun datar
dalam permasalahan
sehari-hari yang berkaitan
dengan contohnya
6
4 Merencankan percobaan
untuk bangun datar 7 dan 8
Lampiran 6
Kisi- Kisi Uji Coba Tes Untuk Mengetahui Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis
Sekolah : MTs Bahrul Ulum Way Kanan Lampung
Kelas : VII
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : II (dua)
Kompetensi dasar : Mengidentifikas sifat-sifat bangun datar dan menggunakan
untuk menentukan keliling dan luas.
NO Indikator Materi bangun
datar
Indikator Pemecahan
Masalah
Nomor Soal
1 Menyelesaikan masalah
kehidupan sehari-hari dan
menyajikan anggota
bangun datar
Memahami masalah
Merencanakan penyelesaian
masalah
Menyelesaikan masalah
Melakukan
pengecekkan
kembali
terhadapsemua
langkah yang telah
dikerjakan
1 dan 2
2 Memperhatikan jawaban
serta digambarkan dalam
kehuidupan sehari-hari
3, dan4
3 Memahami bangun datar
dalam permasalahan
sehari-hari yang berkaitan
dengan contohnya
6
4 Merencankan percobaan
untuk bangun datar 7 dan 8
Lampiran 7
Nama:
Kelas:
Petunjuk Tes Pemecahan Masalah Matematis
Memahami Masalah
Merencanakan Penyelesaian
Menyelesaikan Masalah
Memeriksa Kembali
SOAL PEMECAHAN MASALAH
1. Indah memiliki suatu kebun bunga, berbagai jenis bunga ditanam di dalamnya kemudian
kebun itu terbagi beberapa petak. Petak I berbentuk daerah persegi, ditanami bunga putih
seluas 625 m2. Petak II berbentuk daerah persegi panjang ditanami bunga merah, panjang
petak 50 m dan luasnya
luas petak I, lalu Berapa panjang petak I? Berapa lebar dan
luas petak ? Berapa hektar luas kebun bunga Indah seluruhnya?
2. Seorang nelayan ingin mengganti layar perahunya dengan jenis kain yang lebih tebal agar
mampu menahan angin. Bahan kain yang tersedia berbentuk persegi dengan ukuran
panjang 10 m. Sesuai ukuran kayu penyangga kain layar perahu sebelumnya, nelayan
tersebut harus memotong bahan kain layar dari mulai titik tengah salah satu sisi kain
menuju dua titik sudut permukaan kain tersebut. Tentukan Berapa luas permukaan layar
perahu tersebut? berapa luas kain yang tersisa?
3. Diberikan 4 jenis segitiga (sebarang, siku-siku, samakaki, samasisi) yang memiliki
keliling yang sama panjang, yaitu 24 cm. Tentukanlah jenis segitiga yang memiliki luas
yang lebih besar?
4. Diberikan beberapa batang korek api yang akan digunakan untuk membentuk segitiga
samasisi. Susunan batang korek api membentuk segitiga samasisi tidak melebihi 2 (dua)
tingkat. Banyak batang korek api yang disediakan dan banyak maksimum segitiga dengan
panjang sisi satu satuan korek api disajikan pada tabel berikut.
N 3 5 7 9 11 13 15 17 18 …….
S 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ……
Sajikan data pada tabel dalam gambar segitiga sama sisi kemudian temukan pola
hubungan banyak batang korek api yang tersedia dan banyak segitiga sama sisi yang
dapat dibentuk?
5. Sebuah model kerangka perahu dibuat dari seng berbentuk persegipanjang .yang ditarik
menjadi bentuk trapesium siku-siku seperti gambar berikut:
A O D
2M
B pM C
Jika panjang OB = 1 m, panjang AB = 2 m dan panjang BC = p m. Berapakah luas
persegipanjang sebelum dijadikan model perahu?
6. Seorang penjual kue memiliki jenis kue berbentuk daerah persegi panjang dengan luas
daerah permukaannya 96 cm2. Sebelum kue tersebut dijual, terlebih dahulu dipotong-
potong dalam potongan kecil berbentuk daerah jajar genjang dengan panjang sisinya 3
cm dan 5 cm. Setelah dipotong, banyak kue berbentuk daerah jajar genjang sebanyak 6
kue. Ternyata dari hasil potongan ada sisa kue yang tidak berbentuk daerah jajar genjang.
Berapa luas daerah permukaan kue yang tidak berbentuk daerah jajar genjang?
7. Seorang pedagang akan bepergian ke empat kota yang berbeda, yaitu Kota A,B,C, dan D.
Kota A dan B dihubungkan oleh sebuah jalan yang lurus dengan jarak 16 km. Tepat
ditengahnya ada sebuah kota transit yang bernama Kota O. Kota O berada tepat di tengah
Kota C dan D. Kedua kota ini dihubungkan oleh jalan yang lurus, Kota C berada tegak
lurus terhadap jalan yang menghubungkan Kota A dan Kota B, jarak kota C dan D lebih
pendek 4 km dari jarak Kota A dan B. Kemudian Kota A juga terhubung oleh jalan yang
lurus ke Kota C dan D, begitu juga Kota B terhubung oleh jalan yang lurus ke C dan D.
Jika rute perjalanan pedagang adalah, A ke C, C ke O, O ke D, D Ke B, B ke O dan
terkahir dari O kembali lagi ke A. Maka berapakah total jarak tempuh dari pedagang
tersebut?
8. Misalkan ABCD sebuah belahketupat dengan luas 24 cm2. Panjang OC = x cm dan OD =
y cm, dan nilai x + y = 7. Hitunglah keliling belah ketupat ABCD ?
Lampiran 8
KUNCI JAWABAN UJI COBA
TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
NO Kunci Jawaban Soal Uji Coba Tes
1 Diketahui:
Kebun bunga Indah terdiri dari beberapa petak. Petak I berbentuk persegi
dengan luas 625 m2. Petak II berbentuk persegipanjang dengan panjang 50 m
dan luasnya =
dari luas petak I.
Ditanya:
Berapa panjang petak I? berapa lebar dan luas petak II? berapa hektar kebun
bunga Indah seluruhnya?
Dapat dicari dengan apa yang sudah diketahui yaitu Petak I berbentuk persegi
dengan luas 625 m2. Petak II berbentuk persegipanjang dengan panjang 50 m
dan luasnya =
dari luas petak I. Kemudian menghitung Berapa panjang petak
I? berapa lebar dan luas petak II? berapa hektar kebun bunga Indah seluruhnya?
Dengan ketentuan sebagai berikut
Ingat kembali materi pelajaran pengukuran yang sudah kamu pelajari di Sekolah
Dasar. Kita ketahui 1 m2 adalah luas daerah persegi dengan ukuran sisi 1 m.
Petak I berbentuk persegi berarti panjang dan lebarnya sama panjang.
Luas petak I = 625 m2
Luas I = sisi × sisi
625 m2 = S
2
S = √
S = 25
Jadi panjang petak I adalah 25 m,
Petak II berbentuk persegipanjang
Panjang petak II = 50 m
Luas petak II =
dari luas petak I
=
× 625
= 125 m2
Jadi luas petak II yang ditanami bunga merah adalah 125 m2
Karena petak II berbentuk persegipanjang, berdasarkan rumus luas
persegipanjang
Luas = panjang × lebar
125 = 50 × lebar
lebar =
= 2,5
Luas kebun bunga seluruhnya = Luas petak I + luas petak II
= 625 + 125
= 750 m2
Jadi panjang petak I adalah 25 m, Jadi luas petak II yang ditanami bunga merah
adalah 125 m2, Luas kebun bunga seluruhnya = Luas petak I + luas petak II
= 625 + 125
= 750 m2
2 Diketahui:
Bahan kain layar perahu yang tersedia berbentuk persegi dengan ukuran panjang
10 m. Penggunaan kain layar tersebut sesuai ukuran kayu peyangga layar.
Karena bentuk bahan kain penyangga adalah berbentuk persegi maka panjang
AB = BC = EF = 10 m.
Ditanya:
Berapa luas permukaan layar perahu tersebut? berapa luas kain yang tersisa?
Dapat kita cari dengan melihat pertanyaan yang ada pada soal yaitu luas
permukaan layar perahu dan berapa luas kain yang tersisa,sehingga kita dapar
mencarinya dengan ketentuan sebagai berikut:
Akan ditentukan luas permukaan layar perahu
Bentuk layar perahu berbentuk segitiga. Dalam menentukan luas permukaan
layar perahu sesuai dengan gambar di atas, ingat kembali tentang materi
pengukuran terkait penentuan luas segitiga yang telah kamu pelajari di Sekolah
Dasar.
Luas layar perahu = luas segitiga ABE.
x alas x tinggi
=
x AB x EF
=
x 10 x10
= 50
Jadi luas permukaan layar perahu adalah 50 m2.
Akan ditentukan luas kain yang tersisa
Permukaan bahan kain layar perahu yang tersedia berbentuk persegi dengan
ukuran 10 m. Luas permukaan kain tersebut adalah 100 m2. Sementara luas kain
yang digunakan untuk layar perahu adalah 50 m2. Dengan demikian luas kain
yang tersisa adalah 50 m2.
3 Diketahui:
empat jenis segitiga ABC dengan panjang sisi a, b, dan c adan panjang
kelilingnya 24 cm.
Ditanya:
Tentukanlah jenis segitiga yang memiliki luas yang lebih besar?
Misalkan S =
K=
x (24) = 12
Jika sebuah segitiga ABC dengan panjang sisi-sisinya adalah a, b, dan c, maka luasnya dapat ditentukan dengan menggunakan rumus setengah keliling (S)
berikut.
L =√ ( )( )( )
Luas segitiga sembarang ABC = L =√ ( )( )( )
L =√ ( )( )( )
L =√ ( )( )( )
L = √
Luas segitiga samasisi ABC = L √ ( )( )( )
= √ ( )( )( )
= √ ( )( )( )
= √
Luas segitiga samakaki ABC = L √ ( )( )( )
= √ ( )( )( )
= √ ( )( )( )
= √
Luas segitiga siku-siku ABC = L √ ( )( )( )
= √ ( )( )( )
= √ ( )( )( )
= √
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat dinyatakan bahwa luas daerah
terbesar dari keempat jenis segitiga tersebut adalah luas segitiga samasisi =
√
4 Diketahui: beberapa batang korek api yang akan digunakan untuk membentuk
segitiga sama sisi. Susunan batang korek api berbentuk segitiga sama sisi tidak
melebihi 2 (dua) tingkat. Banyak batang korek api yang disediakan dan banyak
maksimum segitiga dengan panjang sisi satu satuan korek api
Ditanya:
Tentukan pola hubungan banyak batang korek api yang tersedia dan banyak
segitiga sama sisi yang dapat dibentuk?
Mari kita temukan pola hubungan banyak batang korek api yang tersedia dan
banyak segitiga sama sisi yang dapat dibentuk. Misalkan KA adalah banyak
batang korek api dan S adalah banyak segitiga yang dapat dibentuk.
Misal n adalah banyak batang korek api dan S adalah banyak segitiga sama sisi.
Hubungan banyak korek api yang tersedia dan banyak segitiga sama sisi yang
dapat dibentuk dinyatakan dengan S=
bilangan ganjil
Berapa banyak segitiga sama sisi dengan panjang sisi satu satuan korek api yang
dapat dibentuk jika banyak batang korek api yang disediakan adalah 45 batang?
Jika banyak korek api adalah n=45 batang, maka banyak segitiga sama sisi yang
dapat dibentuk adalah =
5 Diketahui:
Panjang OB = 1 m, panjang AB = 2 m dan panjang BC = p m.
Ditanya :
Berapakah luas persegipanjang sebelum dijadikan model perahu?
Dapat dicari dengan melihat pertanyaan dan mencari jawabannya sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
Dengan memanfaatkan dalil Pythagoras diperoleh:
AB2 = AO
2 + OB
2
22 = AO
2 + 1
2
4 = AO2 + 1
AO2= √
AO = √ m
AD = AO + OD. Karena OD = BC, maka AD = AO + BC. Sehingga diperoleh
AD =( √ + p). Dengan demikian luas persegipanjang mula-mula sebelum dibuat model
kapal adalah (p + √ )
6 Diketahui:
Kue berbentuk persegipanjang. Luas permukaan kue adalah 96 cm2.
Potongan kue berbentuk jajargenjang dengan ukuran sisinya 3 cm dan 5 cm
sebanyak 6 potong. Ada sisa kue hasil potongan yang tidak berbentuk
jajargenjang
Ditanya:
Berapa luas kue yang tidak berbentuk jajargenjang?
Panjang AD = 5 cm dan AB = CD = 3 cm. Dengan demikian panjang BD dapat
ditentukan dengan memanfaatkan dalil Phytagoras.
B2 = a
2 + d
2 ⇒ a
2 = b
2 – d
2
⇒ a2 = 52 - 32
⇒ a2 = 25 - 9 = 16
⇒a2 = 16
⇒ a = 4 atau -4
Jadi luas daerah jajargenjang ABCD adalah 3 × 4 = 12 cm2, sehingga luas
permukaan satu potongan kue yang berbentuk daerah jajargenjang adalah 12
cm2. Karena ada enam potongan kue yang berbentuk daerah jajargenjang, maka
luas permukaan kue yang berbentuk jajargenjang adalah 12 × 6 = 72 cm2.
Apabila luas seluruh permukaan kue adalah 96 cm2, maka luas permukaan kue
yang tidak berbentuk daerah jajargenjang adalah: L = 96 – 72 = 24 cm2.
7 Diketahui :
AB = 16 km, maka AO = OB = 8 km,
CD lebih pendek 4 km dari AB sehingga CD = AB – 4 = 12 km
maka CO = DO = 6 km.
Ditanya :
Maka berapakah total jarak tempuh dari pedagang tersebut?
Dapat dicari dengan melihat pertanyaan dan merencanakan penyelesaiannya
dengan ketentuan sebagai berikut
CO tegak lurus terhadap AO, dan CA terhubung dengan jalan lurus, maka
berlaku dalil Phytagoras untuk segitiga siku-siku COA yaitu:
CA2 = CO
2 + DO
2
CA2 = 6
2 + 8
2
CA = √ = √ =10
Dengan cara yang sama didapat hasil untuk jarak BC, AB dan AD yaitu 10 km.
Jika rute perjalanan A C, C O, O D, D B, B O, O A. Maka
pedagang memiliki jarak tempuh = 10 + 6 + 6 + 10 + 8 + 8 = 48 km
8 Diketahui :
OC = x cm , diperoleh AC=2x cm dan OD= y cm, diperoleh BD=2y cm.
Ditanya:
Hitunglah keliling belah ketupat ABCD
Dapat dicari dengan menyelesaikan pertanyaan dengan ketentuan sebagai
berikut
Luas ABCD =
( ) ( )
= 24=
Karena xy=12 dan x+y=7 maka x dan y yang memenuhi adalah x=3 dan y=4.
Untuk segitiga COD berlaku
CD2=OC
2 + OD
2
= x2 +y
2
= 32+4
2
= 9+16
= 25 CD
=√ = 5 cm
Karena setiap sisi belah ketupat sama panjang dan CD = 5 cm, maka keliling
ABCD = 4x5 = 20 cm.
Lampiran 9
Kode
Butir soal
Skor Y2
1 2 3 4 5 6 7 8
A-1 10 8 12 8 8 8 10 8 72 5184
A-2 8 10 10 8 10 8 10 4 68 4624
A-3 8 8 0 10 4 8 10 10 58 3364
A-4 8 4 10 10 8 8 10 10 68 4624
A-5 10 10 8 12 0 10 8 4 62 3844
A-6 8 10 10 10 10 10 4 8 70 4900
A-7 10 10 10 10 10 0 8 10 68 4624
A-8 8 8 12 12 8 8 8 12 76 5776
A-9 4 8 10 8 8 10 4 12 64 4096
A-10 10 10 10 10 10 12 8 10 80 6400
A-11 4 8 8 12 8 8 10 10 68 4624
A-12 8 8 12 8 8 10 8 12 74 5476
A-13 8 10 8 0 10 12 8 8 64 4096
A-14 4 10 10 12 10 8 10 12 76 5776
A-15 10 10 12 8 10 10 4 10 74 5476
A-16 8 8 10 8 8 10 10 8 70 4900
A-17 8 10 8 10 12 12 10 8 78 6084
A-18 8 10 10 10 10 12 0 10 70 4900
A-19 8 10 8 8 12 12 8 12 78 6084
A-20 8 10 10 12 10 12 4 12 78 6084
A-21 8 4 8 8 4 10 8 10 60 3600
A-22 4 10 10 10 8 0 0 12 54 2916
A-23 10 8 10 12 10 8 8 10 76 5776
A-24 10 8 8 8 10 12 12
10
78 6084
A-25 10 10 12 8 12 12 12 12 88 7744
Lampiran 9
A-26 12 10 0 12 10 0 0 12 56 3136
A-27 12 12 10 12 12 12 12 10
92 8464
A-28 12 10 10 10 12 10 10 8 82 6724
A-29 12 12 12 12 10 12 12 12 94 8836
A-30 10 10 8 10 8 10 10 12 78 6084
A-31 10 10 8 12 4 8 8 10 70 4900
A-32 8 12 12 12 8 0 8 12 72 5184
∑ 276 296 296 312 282 282 252 320 2316 170384
Lampiran 10
UJI VALIDITAS SOAL
Kode
Butir Soal
Skor Y2
1 2 3 4 5 6 7 8
A-1 10 8 12 8 8 8 10 8 72 5184
A-2 8 10 10 8 10 8 10 4 68 4624
A-3 8 8 0 10 4 8 10 10 58 3364
A-4 8 4 10 10 8 8 10 10 68 4624
A-5 10 10 8 12 0 10 8 4 62 3844
A-6 8 10 10 10 10 10 4 8 70 4900
A-7 10 10 10 10 10 0 8 10 68 4624
A-8 8 8 12 12 8 8 8 12 76 5776
A-9 4 8 10 8 8 10 4 12 64 4096
A-10 10 10 10 10 10 12 8 10 80 6400
A-11 4 8 8 12 8 8 10 10 68 4624
A-12 8 8 12 8 8 10 8 12 74 5476
A-13 8 10 8 0 10 12 8 8 64 4096
A-14 4 10 10 12 10 8 10 12 76 5776
A-15 10 10 12 8 10 10 4 10 74 5476
A-16 8 8 10 8 8 10 10 8 70 4900
A-17 8 10 8 10 12 12 10 8 78 6084
A-18 8 10 10 10 10 12 0 10 70 4900
A-19 8 10 8 8 12 12 8 12 78 6084
A-20 8 10 10 12 10 12 4 12 78 6084
A-21 8 4 8 8 4 10 8 10 60 3600
A-22 4 10 10 10 8 0 0 12 54 2916
A-23 10 8 10 12 10 8 8 10 76 5776
A-24 10 8 8 8 10 12 12 10 78 6084
A-25 10 10 12 8 12 12 12 12 88 7744
A-26 12 10 0 12 10 0 0 12 56 3136
A-27 12 12 10 12 12 12 12 10 92 8464
A-28 12 10 10 10 12 10 10 8 82 6724
A-29 12 12 12 12 10 12 12 12 94 8836
A-30 10 10 8 10 8 10 10 12 78 6084
A-31 10 10 8 12 4 8 8 10 70 4900
A-32 8 12 12 12 8 0 8 12 72 5184
∑ 2316 170384
∑ X 276 296 296 312 282 282 252 320
∑ X2 2536 2840 2984 3224 2708 2916 2344 3344
∑ XY 20268 21636 21848 22708 20856 20996 18788 23284
rXY 0,446 0,401 0,515 0,179 0,569 0,537 0,551 0,197
rx(y-1)
rtabel 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374
Kesimpulan Valid Valid Valid TV Valid Valid Valid TV
Lampiran 11
Perhitungan Uji Validitas Tiap Butir Soal
Rumus yang digunakan :
∑ (∑ )(∑ )
√ ∑ (∑ ) ∑ (∑ )
Berikut ini perhitungan validitas untuk butir soal nomor 1
No Nama Responden X X2 Y Y
2 XY
1 Adinda Lia Safitri 10 100 72 5184 720
2 Angga Anggara 8 64 68 4624 544
3 Ana Asma Wati 8 64 58 3364 464
4 Anisa Sunarto 8 64 68 4624 544
5 Alya Tri Susanti 10 100 62 3844 620
6 Adirra Natasya 8 64 70 4900 560
7 Ardiansyah 10 100 68 4624 680
8 Aldi Prianto Lefi 8 64 76 5776 608
9 Amara Fauziah 4 16 64 4096 256
10 Desi Asmara 10 100 80 6400 800
11 Een Santika 4 16 68 4624 272
12 Indah Putriani 8 64 74 5476 592
13 Joko Modo Suroso 8 64 64 4096 512
14 Kandri Agung Prajaya 4 16 76 5776 304
15 Kumala Dewi 10 100 74 5476 740
16 Kurnia Anggita Citra 8 64 70 4900 560
17 Lailatunnisa 8 64 78 6084 624
18 Nandini Lintang 8 64 70 4900 560
19 Rika Paramita 8 64 78 6084 624
20 Riko Febriansyah 8 64 78 6084 624
21 Rina Sulistia 8 64 60 3600 480
22 Reni Andriani 4 16 54 2916 216
23 Robbi Putra Helmi 10 100 76 5776 760
24 Safitra Alimul Mukmin 10 100 78 6084 780
25 Sintiara Lutfia 10 100 88 7744 880
26 Sugeng Riadi 12 144 56 3136 672
27 Sunarti Dwi Sari 12 144 92 8464 1104
28 Sumarmi Fitri 12 144 82 6724 984
29 Suparman 12 144 94 8836 1128
30 Tia Saputri 10 100 78 6084 780
31 Tina Aprianti 10 100 70 4900 700
32 Priatno Gunawan 8 64 72 5184 576
Jumlah
276
2536 2316 170384 20268
Perhitungan
∑ (∑ )(∑ )
√ ∑ (∑ ) ∑ (∑ )
= ( ) ( )( )
√ ( ) ( ) )( ( ) ( ) )
=
( )( )
=
=
= 0,446
Telah ditetapkan butir soal dikatakan valid jika rxy rtabel. Dengan melihat tabel product moment
dan N – 2 = 32 – 2= 30 dengan taraf signifikan 0,05, maka didapat rtabel = 0,374.
Lampiran 12
UJI RELIABILITAS SOAL
Responden Butir Soal
Skor
1 2 3 4 5 6 7 8
A-1 10 8 12 8 8 8 10 8 72
A-2 8 10 10 8 10 8 10 4 68
A-3 8 8 0 10 4 8 10 10 58
A-4 8 4 10 10 8 8 10 10 68
A-5 10 10 8 12 0 10 8 4 62
A-6 8 10 10 10 10 10 4 8 70
A-7 10 10 10 10 10 0 8 10 68
A-8 8 8 12 12 8 8 8 12 76
A-9 4 8 10 8 8 10 4 12 64
A-10 10 10 10 10 10 12 8 10 80
A-11 4 8 8 12 8 8 10 10 68
A-12 8 8 12 8 8 10 8 12 74
A-13 8 10 8 0 10 12 8 8 64
A-14 4 10 10 12 10 8 10 12 76
A-15 10 10 12 8 10 10 4 10 74
A-16 8 8 10 8 8 10 10 8 70
A-17 8 10 8 10 12 12 10 8 78
A-18 8 10 10 10 10 12 0 10 70
A-19 8 10 8 8 12 12 8 12 78
A-20 8 10 10 12 10 12 4 12 78
A-21 8 4 8 8 4 10 8 10 60
A-22 4 10 10 10 8 0 0 12 54
A-23 10 8 10 12 10 8 8 10 76
A-24 10 8 8 8 10 12 12 10
78
A-25 10 10 12 8 12 12 12 12 88
A-26 12 10 0 12 10 0 0 12 56
A-27 12 12 10 12 12 12 12 10
92
A-28 12 10 10 10 12 10 10 8 82
A-29 12 12 12 12 10 12 12 12 94
A-30 10 10 8 10 8 10 10 12 78
A-31 10 10 8 12 4 8 8 10 70
A-32 8 12 12 12 8 0 8 12 72
∑ X 276 296 296 312 282 282 252 320 2316
Si2 5,283 3,223 8,166 5,903 6,828 12,051 12,395 4,823
∑Si2 58,671
St2 95,085
k 8
k-1 7
r11 0,438
Kesimpulan Reliabel
Lampiran 13
PERHITUNGAN MANUAL RELIABILITAS INSTRUMEN TES
Rumus yang digunakan :
Rumus Alpha :
r1i = (
) (
∑
)
Dimana :
r1i = Reliabilitas instrumen / koefesien Alfa
k = Banyaknya item / butir soal
∑ = Jumlah seluruh Variansi masing-masing soal
= Varians total
Rumus untuk Mencari varian butir ke-I : Rumus untuk mencari variansi total
S2
= ∑
(∑ )
S
2 = ∑
(∑ )
Keterangan :
Jumlah kuadrat butir soal ke-i
Xi = Jumlah butir soal ke-I kuadrat
Jumlah total kuadrat
Xt = Jumlah kuadrat total
N = Jumlah sampel
Kriteria pengujian reliabilitas soal tes dikonsultasikan dengan harga r product
moment pada tabel, jika r11 < rtabel maka item tes yang diuji cobakan tidak reliable.
Perhitungan :
K = 8 , ∑ = 58, 671
95,085
r1i = (
) (
∑
)
= (
) (
)
= (
) ( )
= (1,14) (0,383)
= 0,436
Pada α = 5 % dengan k = 8 diperoleh rtabel = 0,349. Karena r1 > rtabel, maka soal
yang ada reliabil.
Lampiran 14
UJI TINGKAT KESUKARAN SOAL
Responden Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8
A-1 10 8 8 4 8 8 6 10
A-2 8 10 8 4 10 8 8 6
A-3 8 8 10 4 4 8 0 12
A-4 8 4 10 0 8 8 6 10
A-5 10 10 12 4 0 10 8 4
A-6 8 10 10 4 10 10 6 8
A-7 10 10 10 8 10 0 0 10
A-8 8 8 12 0 8 8 6 12
A-9 4 8 8 4 8 10 0 10
A-10 10 10 10 4 10 12 8 10
A-11 4 8 12 4 8 8 8 10
A-12 8 8 8 6 8 10 4 12
A-13 8 10 0 6 10 12 8 8
A-14 4 10 12 6 10 8 4 12
A-15 10 10 8 4 10 10 8 10
A-16 8 8 8 8 8 10 4 8
A-17 8 10 10 0 12 12 4 8
A-18 8 10 10 0 10 12 4 10
A-19 8 10 8 0 12 12 0 12
A-20 8 10 12 4 10 12 0 12
A-21 8 4 8 8 4 10 8 10
A-22 4 10 10 6 8 0 0 12
A-23 10 8 12 10 10 8 n 10
8
A-24 10 8 10 4 10 12 4 10
A-25 10 10 8 4 12 12 0 12
A-26 12 10 12 0 10 0 0 12
A-27 12 12 12 6 12 12 4 8
A-28 12 10 10 4 12 10 0 8
A-29 12 12 12 6 10 12 4 12
A-30 10 10 10 0 8 10 8 12
A-31 10 10 12 8 4 8 8 12
A-32 8 12 12 4 8 0 0 12
∑ X 276 296 314 134 282 282 128 324
Smi 14 14 14 14 14 14 14 14
n 32 32 32 32 32 32 32 32
Smi x n 448 448 448 448 448 448 448 448
Pi 0,616 0,661 0,701 0,299 0,629 0,629 0,286 0,723
Kesimpulan sedang sedang mudah sukar sedang sedang sukar mudah
Lampiran 15
PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN TIAP BUTIR SOAL
P =
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
= Rerata skor butir soal
= Skor maksimum untuk butir soal tersebut.
Item Butir
Soal Rata-rata
Angka Indeks
Kesukaran interpretasi
1 276/32 = 8.625 8.625/14 = 0.616 Sedang
2 296/32 = 9.25 9.25/14= 0.661 Sedang
3 314/32= 9.8125 9.8125/14= 0.701 Mudah
4 134/32= 4.1875 4.1875/14= 0.299 Sukar
5 282/32=8.8125 8.8125/14 = 0.629 Sedang
6 282/32=8.8125 8.8125/14 = 0.629 Sedang
7 128/32= 4 4/14 = 0.285 Sukar
8 324/32= 10.125 10.125/14 = 0,723 mudah
Lampiran 16
UJI DAYA PEMBEDA SOAL
responden
Butir Soal
Skor
1 2 3 4 5 6 7 8
A-1 10 8 12 8 8 8 10 8 72
A-2 8 10 10 8 10 8 10 4 68
A-3 8 8 0 10 4 8 10 10 58
A-4 8 4 10 10 8 8 10 10 68
A-5 10 10 8 12 0 10 8 4 62
A-6 8 10 10 10 10 10 4 8 70
A-7 10 10 10 10 10 0 8 10 68
A-8 8 8 12 12 8 8 8 12 76
A-9 4 8 10 8 8 10 4 12 64
A-10 10 10 10 10 10 12 8 10 80
A-11 4 8 8 12 8 8 10 10 68
A-12 8 8 12 8 8 10 8 12 74
A-13 8 10 8 0 10 12 8 8 64
A-14 4 10 10 12 10 8 10 12 76
A-15 10 10 12 8 10 10 4 10 74
A-16 8 8 10 8 8 10 10 8 70
A-17 8 10 8 10 12 12 10 8 78
A-18 8 10 10 10 10 12 0 10 70
A-19 8 10 8 8 12 12 8 12 78
A-20 8 10 10 12 10 12 4 12 78
A-21 8 4 8 8 4 10 8 10 60
A-22 4 10 10 10 8 0 0 12 54
A-23 10 8 10 12 10 8 8 10 76
A-24 10 8 8 8 10 12 12 10
78
A-25 10 10 12 8 12 12 12 12 88
A-26 12 10 0 12 10 0 0 12 56
A-27 12 12 10 12 12 12 12 10
92
A-28 12 10 10 10 12 10 10 8 82
A-29 12 12 12 12 10 12 12 12 94
A-30 10 10 8 10 8 10 10 12 78
A-31 10 10 8 12 4 8 8 10 70
A-32 8 12 12 12 8 0 8 12 72
Kelompok Atas
Responden Butir Soal
Skor
1 2 3 4 5 6 7 8
A-1 10 8 12 8
8
8 10 8 72 5184
A-32 8 12 12 12 8 0 8 12 72 5184
A-12 8 8 12 8 8 10 8 12
74
5476
A-8 8 8 12 12 8 8 8 12 76 5776
A-14 4 10 10 12 10 8 10 12
76
5776
A-23 10 8 10 12
10
8 8 10 76 5776
A-17 8 10 8 10 12 12 10 8 78 6084
A-19 8 10 8 8 12 12 8 12
78
6084
A-20 8 10 10 12 10 12 4 12 78 6084
A-24 10 8 8 8 10 12 12 10 78 6084
A-10 10 10 10 10 10 12 8 10 80 6400
A-28 12 10 10 10 12 10 10 8 82 6724
A-25 10 10 12 8 12 12 12 12 88 7744
PA 114 122 134 130
130
124 116 138 1008 78376
JA 64 64 64 64 64 64 64 64 PT 1,78125 1,90625 2,09375 2,03125 2,03125 1,9375 1,8125 2,15625
Kelompok bawah
Responden Butir Soal Skor
1 2 3 4
5
6 7 8
A-22
8
0 10 10 8 4 0 12 52
A-26 10 0 0 10 10 8 0 12 50
A-3 4 10 0 10 4 4 10 8
50
A-21 4 8 8 8 4 8 8 8 56
A-5 0 8 8 10
0
0 8 12 46
A-13
4
10 10 0 4 6 10 8 52
A-9 8 4 8 8 8 8 4 8 56
A-2 10 10 10 8 10 4 10 8
70
A-7 10 8 10 10 10 10 8 4 70
A-11 8 10 8 12 8 4 10 8 68
A-4 8 10 10 10 8 4 10 8 68
A-18 10 0 10 10 10 10 0 10 60
A-15 4 10 8 10 4 4 10 12 62
A-31 4 8 8 12 4 4 8 8 56
A-16 8 10 10 8
8
8 10 8 70
A-6
10
4 10 10 10 10 4 10 68
PB 110 110 128 146 110 96 110 144
JB 72 72 72 72 72 72 72 72
PR 1,528 1,528 1,778 2,028 1,528 1,333 1,528 2,000
DB 0,253 0,378 0,316 0,003 0,503 0,604 0,285 0,156
Kesimpulan Cukup Cukup Cukup Jelek Baik Baik Cukup Jelek
Lampiran 20
Kisi- Kisi Uji Coba Tes Untuk Mengetahui Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis
Sekolah : MTs Bahrul Ulum Way Kanan Lampung
Kelas : VII
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : II (dua)
Kompetensi dasar : Mengidentifikas sifat-sifat bangun datar dan menggunakan
untuk menentukan keliling dan luas.
NO Indikator Materi Bangun
Datar
Indikator Pemecahan
Masalah
Nomor Soal
1 Menyelesaikan masalah
kehidupan sehari-hari dan
dapat menggambar bangun
datar
Memahami masalah
Merencanakan
penyelesaian
masalah
Menyelesaikan masalah
Melakukan pengecekkan
kembali
terhadapsemua
langkah yang telah
dikerjakan
1
2 Memperhatikan gambar
dan jawaban serta
digambarkan dalam
kehuidupan sehari-hari
2 dan 5
3 Memahami materi dalam
permasalahan sehari-hari
yang berkaitan dengan
bangun datar
3 dan 6
4 Merencankan percobaan
untuk bangun datar 4
Lampiran 21
Nama:
Petunjuk Tes Pemecahan Masalah Matematis
Memahami Masalah
Merencanakan Penyelesaian
Menyelesaikan Masalah
Memeriksa Kembali
SOAL PEMECAHAN MASALAH
1. Indah memiliki sebidang kebun bunga, berbagai jenis bunga ditanam di dalamnya
kemudian kebun itu terbagi beberapa petak. Petak I berbentuk daerah persegi, ditanami
bunga putih seluas 625 m2 kemudian petak II berbentuk daerah persegi panjang ditanami
bunga merah, panjang petak 50 m dan luasnya
luas petak I, lalu hitunglah berapa
panjang petak I, berapa lebar dan luas petak II , dan berapa hektar luas kebun bunga
Indah seluruhnya?
2. Seorang nelayan ingin mengganti layar perahunya dengan jenis kain yang lebih tebal agar
mampu menahan angin. Bahan kain yang tersedia berbentuk persegi dengan ukuran
panjang 10 m, sesuai ukuran kayu penyangga kain layar perahu sebelumnya, nelayan
tersebut harus memotong bahan kain layar dari mulai titik tengah salah satu sisi kain
menuju dua titik sudut permukaan kain tersebut. Tentukan berapa luas permukaan layar
perahu tersebut kemudian hitunglah berapa luas kain yang tersisa?
3. Diberikan 4 jenis segitiga (sebarang, siku-siku, samakaki, samasisi) yang memiliki
keliling yang sama panjang, yaitu 24 cm. Tentukanlah jenis segitiga yang memiliki luas
yang lebih besar?
4. Sebuah model kerangka perahu dibuat dari seng berbentuk persegipanjang .yang ditarik
menjadi bentuk trapesium siku-siku seperti gambar berikut:
A O D
2M
B pM C
Jika panjang OB = 1 m, panjang AB = 2 m dan panjang BC = p m. Berapakah luas
persegipanjang sebelum dijadikan model perahu?
5. Seorang penjual kue memiliki jenis kue berbentuk daerah persegi panjang dengan luas
daerah permukaannya 96 cm2. Sebelum kue tersebut dijual, terlebih dahulu dipotong-
potong dalam potongan kecil berbentuk daerah jajar genjang dengan panjang sisinya 3
cm dan 5 cm. Setelah dipotong, banyak kue berbentuk daerah jajar genjang sebanyak 6
kue. Ternyata dari hasil potongan ada sisa kue yang tidak berbentuk daerah jajar genjang.
Berapa luas daerah permukaan kue yang tidak berbentuk daerah jajar genjang?
6. Seorang pedagang akan bepergian keempat kota yang berbeda, yaitu kota A,B,C, dan D.
Kota A dan B dihubungkan oleh sebuah jalan yang lurus dengan jarak 16 km. Tepat
ditengahnya ada sebuah kota transit yang bernama kota O. Kota O berada tepat di tengah
kota C dan D. Kedua kota ini dihubungkan oleh jalan yang lurus, kota C berada tegak
lurus terhadap jalan yang menghubungkan kota A dan kota B, jarak kota C dan D lebih
pendek 4 km dari jarak kota A dan B. Kemudian kota A juga terhubung oleh jalan yang
lurus ke kota C dan D, begitu juga kota B terhubung oleh jalan yang lurus ke C dan D.
Jika rute perjalanan pedagang adalah, A ke C, C ke O, O ke D, D ke B, B ke O dan
terkahir dari O kembali lagi ke A. Maka tentukan berapakah total jarak tempuh dari
pedagang tersebut?
Lampiran 22
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA
NO Kunci Jawaban Soal Uji Coba Tes
1 Diketahui:
Kebun bunga Indah terdiri dari beberapa petak. Petak I berbentuk persegi dengan luas
625 m2. Petak II berbentuk persegipanjang dengan panjang 50 m dan luasnya =
dari
luas petak I.
Ditanya:
Berapa panjang petak I? berapa lebar dan luas petak II? berapa hektar kebun bunga
Indah seluruhnya?
Dapat dicari dengan apa yang sudah diketahui yaitu Petak I berbentuk persegi dengan
luas 625 m2. Petak II berbentuk persegipanjang dengan panjang 50 m dan luasnya =
dari luas petak I. Kemudian menghitung Berapa panjang petak I? berapa lebar dan luas
petak II? berapa hektar kebun bunga Indah seluruhnya? Dengan ketentuan sebagai
berikut
Ingat kembali materi pelajaran pengukuran yang sudah kamu pelajari di Sekolah Dasar.
Kita ketahui 1 m2 adalah luas daerah persegi dengan ukuran sisi 1 m.
Petak I berbentuk persegi berarti panjang dan lebarnya sama panjang.
Luas petak I = 625 m2
Luas I = sisi × sisi
625 m2 = S
2
S = √
S = 25
Jadi panjang petak I adalah 25 m,
Petak II berbentuk persegipanjang
Panjang petak II = 50 m
Luas petak II =
dari luas petak I
=
× 625
= 125 m2
Jadi luas petak II yang ditanami bunga merah adalah 125 m2
Karena petak II berbentuk persegipanjang, berdasarkan rumus luas persegipanjang
Luas = panjang × lebar
125 = 50 × lebar
lebar =
= 2,5
Luas kebun bunga seluruhnya = Luas petak I + luas petak II
= 625 + 125
= 750 m2
Jadi panjang petak I adalah 25 m, Jadi luas petak II yang ditanami bunga merah adalah
125 m2, Luas kebun bunga seluruhnya = Luas petak I + luas petak II
= 625 + 125
= 750 m2
2 Diketahui:
Bahan kain layar perahu yang tersedia berbentuk persegi dengan ukuran panjang 10 m.
Penggunaan kain layar tersebut sesuai ukuran kayu peyangga layar.
Karena bentuk bahan kain penyangga adalah berbentuk persegi maka panjang AB = BC
= EF = 10 m.
Ditanya:
Berapa luas permukaan layar perahu tersebut? berapa luas kain yang tersisa?
Dapat kita cari dengan melihat pertanyaan yang ada pada soal yaitu luas permukaan
layar perahu dan berapa luas kain yang tersisa,sehingga kita dapar mencarinya dengan
ketentuan sebagai berikut:
Akan ditentukan luas permukaan layar perahu
Bentuk layar perahu berbentuk segitiga. Dalam menentukan luas permukaan layar
perahu sesuai dengan gambar di atas, ingat kembali tentang materi pengukuran terkait
penentuan luas segitiga yang telah kamu pelajari di Sekolah Dasar.
Luas layar perahu = luas segitiga ABE.
x alas x tinggi
=
x AB x EF
=
x 10 x10
= 50
Jadi luas permukaan layar perahu adalah 50 m2.
Akan ditentukan luas kain yang tersisa
Permukaan bahan kain layar perahu yang tersedia berbentuk persegi dengan ukuran 10
m. Luas permukaan kain tersebut adalah 100 m2. Sementara luas kain yang digunakan
untuk layar perahu adalah 50 m2. Dengan demikian luas kain yang tersisa adalah 50 m
2.
3 Diketahui:
empat jenis segitiga ABC dengan panjang sisi a, b, dan c adan panjang kelilingnya 24
cm.
Ditanya:
Tentukanlah jenis segitiga yang memiliki luas yang lebih besar?
Misalkan S =
K=
x (24) = 12
Jika sebuah segitiga ABC dengan panjang sisi-sisinya adalah a, b, dan c, maka luasnya
dapat ditentukan dengan menggunakan rumus setengah keliling (S) berikut.
L =√ ( )( )( )
Luas segitiga sembarang ABC = L =√ ( )( )( )
L =√ ( )( )( )
L =√ ( )( )( )
L = √
Luas segitiga samasisi ABC = L √ ( )( )( )
= √ ( )( )( )
= √ ( )( )( )
= √
Luas segitiga samakaki ABC = L √ ( )( )( )
= √ ( )( )( )
= √ ( )( )( )
= √
Luas segitiga siku-siku ABC = L √ ( )( )( )
= √ ( )( )( )
= √ ( )( )( )
= √
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat dinyatakan bahwa luas daerah terbesar dari
keempat jenis segitiga tersebut adalah luas segitiga samasisi = √
4 Diketahui:
Panjang OB = 1 m, panjang AB = 2 m dan panjang BC = p m.
Ditanya :
Berapakah luas persegipanjang sebelum dijadikan model perahu?
Dapat dicari dengan melihat pertanyaan dan mencari jawabannya sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
Dengan memanfaatkan dalil Pythagoras diperoleh:
AB2 = AO
2 + OB
2
22 = AO
2 + 1
2
4 = AO2 + 1
AO2= √
AO = √ m
AD = AO + OD. Karena OD = BC, maka AD = AO + BC. Sehingga diperoleh
AD =( √ + p). Dengan demikian luas persegipanjang mula-mula sebelum dibuat
model kapal adalah (p + √ )
5 Diketahui:
Kue berbentuk persegipanjang. Luas permukaan kue adalah 96 cm2.
Potongan kue berbentuk jajargenjang dengan ukuran sisinya 3 cm dan 5 cm sebanyak 6
potong. Ada sisa kue hasil potongan yang tidak berbentuk jajargenjang
Ditanya:
Berapa luas kue yang tidak berbentuk jajargenjang?
Panjang AD = 5 cm dan AB = CD = 3 cm. Dengan demikian panjang BD dapat
ditentukan dengan memanfaatkan dalil Phytagoras.
B2 = a
2 + d
2 ⇒ a
2 = b
2 – d
2
⇒ a2 = 52 - 32
⇒ a2 = 25 - 9 = 16
⇒a2 = 16
⇒ a = 4 atau -4
Jadi luas daerah jajargenjang ABCD adalah 3 × 4 = 12 cm2, sehingga luas permukaan
satu potongan kue yang berbentuk daerah jajargenjang adalah 12 cm2. Karena ada
enam potongan kue yang berbentuk daerah jajargenjang, maka luas permukaan kue
yang berbentuk jajargenjang adalah 12 × 6 = 72 cm2.
Apabila luas seluruh permukaan kue adalah 96 cm2, maka luas permukaan kue yang
tidak berbentuk daerah jajargenjang adalah: L = 96 – 72 = 24 cm2.
6 Diketahui :
AB = 16 km, maka AO = OB = 8 km,
CD lebih pendek 4 km dari AB sehingga CD = AB – 4 = 12 km
maka CO = DO = 6 km.
Ditanya :
Maka berapakah total jarak tempuh dari pedagang tersebut?
Dapat dicari dengan melihat pertanyaan dan merencanakan penyelesaiannya dengan
ketentuan sebagai berikut
CO tegak lurus terhadap AO, dan CA terhubung dengan jalan lurus, maka berlaku dalil
Phytagoras untuk segitiga siku-siku COA yaitu:
CA2 = CO
2 + DO
2
CA2 = 6
2 + 8
2
CA = √ = √ =10
Dengan cara yang sama didapat hasil untuk jarak BC, AB dan AD yaitu 10 km. Jika rute
perjalanan A C, C O, O D, D B, B O, O A. Maka pedagang memiliki jarak
tempuh = 10 + 6 + 6 + 10 + 8 + 8 = 48 km
Lampiran 23
DAFTAR NILAI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
KELAS EKSPERIMEN
No Kode Butir Soal
Jumlah Skor
Nilai
Total 1 2 3 4 5 6
1 B-22 14 14 0 14 0 4 46 55
2 B-23 14 0 14 0 4 14 46 55
3 B-06 14 14 8 0 14 8 58 69
4 B-10 12 14 4 14 14 0 58 69
5 B-19 12 14 6 12 14 0 58 69
6 B-25 12 14 7 11 14 0 58 69
7 B-24 14 14 10 10 10 0 58 69
8 B-17 14 14 7 14 7 2 58 69
9 B-7 14 14 8 14 7 1 58 69
10 B-28 14 14 7 14 14 0 63 75
11 B-8 14 14 7 12 14 2 63 75
12 B-20 14 14 7 14 14 0 63 75
13 B-27 14 14 7 14 14 0 63 75
14 B-4 14 14 7 14 7 9 65 77
15 B-21 14 14 8 12 14 3 65 77
16 B-3 14 14 7 14 10 6 65 77
17 B-5 14 14 9 14 14 2 67 80
18 B-15 14 14 9 14 10 6 67 80
19 B-26 14 14 7 14 14 7 70 83
20 B-12 14 14 9 14 12 7 70 83
21 B-16 14 14 7 14 14 7 70 83
22 B-29 14 14 7 14 14 7 70 83
23 B-2 14 14 9 14 11 8 70 83
24 B-18 14 14 9 14 12 9 72 86
25 B-13 14 14 9 14 14 7 72 86
26 B-14 14 14 9 14 14 7 72 86
27 B-1 14 14 7 14 14 9 72 86
28 B-30 14 14 10 14 14 12 78 93
29 B-9 14 14 12 14 14 10 78 93
30 B-11 14 14 14 14 14 8 78 93
77
DAFTAR NILAI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
KELAS KONTROL
No Kode Butir Soal
Jumlah Skor Nilai Total 1 2 3 4 5 6
1 C-29 14 14 0 0 10 0 38 45
2 C-19 14 0 10 7 7 0 38 45
3 C-20 10 7 0 4 10 7 38 45
4 C-22 11 10 11 6 0 0 38 45
5 C-3 14 12 0 12 0 0 38 45
6 C-11 12 10 8 0 14 0 44 52
7 C-12 9 9 4 9 7 6 44 52
8 C-23 14 14 0 7 9 0 44 52
9 C-27 14 14 0 0 9 9 46 55
10 C-2 14 14 4 14 0 0 46 55
11 C-17 14 14 8 14 0 0 50 60
12 C-04 14 14 12 7 3 0 50 60
13 C-14 14 9 9 0 9 9 50 60
14 C-25 14 9 7 14 6 0 50 60
15 C-8 14 14 9 8 8 0 53 63
16 C-10 14 14 9 9 7 0 53 63
17 C-1 12 14 8 12 7 0 53 63
18 C-21 14 14 11 14 0 0 53 63
19 C-28 14 13 10 10 7 3 57 68
20 C-30 14 12 9 14 8 0 57 68
21 C-24 14 14 8 7 7 7 57 68
22 C-5 14 14 6 12 7 4 57 68
23 C-06 14 14 7 10 9 7 61 73
24 C-15 14 12 7 14 7 7 61 73
25 C-7 14 14 7 14 7 7 63 75
26 C-18 14 14 7 14 14 0 63 75
27 C-13 14 14 12 12 7 4 63 75
28 C-16 14 14 11 14 14 0 67 80
29 C-09 14 14 7 14 9 9 67 80
30 C-26 14 14 7 14 9 9 67 80
Lampiran 24
DESKRIPSI DATA AMATAN TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS KELAS EKSPERIMEN DAN KNTROL
NO X F FX X2 FX
2 NO X F FX X
2 FX
2
1 55 2 110 3025 6050 1 45 5 225 2025 10125
2 69 7 483 4761 33327 2 52 3 156 2704 8112
3 75 4 300 5625 22500 3 55 2 110 3025 6050
4 77 3 231 5929 17787 4 60 4 240 3600 14400
5 80 2 160 6400 12800 5 63 4 252 3969 15876
6 83 5 415 6889 34445 6 68 4 272 4624 18496
7 86 4 344 7396 29584 7 73 2 146 5329 10658
8 93 3 279 8649 25947 8 75 3 225 5625 18875
9 80 3 240 6400 19200
SIGMA 618 30 2322 48674 182440 SIGMA 571 30 1866 37301 121792
Bersasarkan tabel diatas maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Kelas eksperimen
= ∑
∑ =
= 77,4 Mo = 69 J = Xmax - Xmin
Median (me) = nilai tengah Xmax = 93 = 93 – 55
Me =
= 77 Xmin = 55 = 38
S2 =
∑ ∑
=
=
=
= √ = 9.68
Kelas Kontrol
= ∑
∑ =
= 62,2 Mo = 45 J = Xmax - Xmin
Median (me) = nilai tengah Xmax = 80 = 80 - 45
Me = 61,5 Xmin = 45 = 35
S2 =
∑ ∑
=
=
=
= √ = 14.05
Lampiran 25
UJI NORMALITAS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS KELAS EKSPERIMEN
Uji Normalitas Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Eksperimen
xi f fkum zi F(zi) S(zi) F(zi) - S(zi) |F(zi) - S(zi)|
55 2 2 -2,314 0,010 0,067 -0,056 0,056
69 7 9 -0,868 0,193 0,300 -0,107 0,107
75 4 13 -0,248 0,402 0,433 -0,031 0,031
77 3 16 -0,041 0,484 0,533 -0,050 0,050
80 2 18 0,269 0,606 0,600 0,006 0,006
83 5 23 0,579 0,719 0,767 -0,048 0,048
86 4 27 0,888 0,813 0,900 -0,087 0,087
93 3 30 1,612 0,946 1,000 -0,054 0,054
∑x 2322
X bar 77,400
S 9,680
Ltabel 0,159
Lhitung 0,107
Kesimpulan Karena Lhitung ≤ Ltabel maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal.
Lampiran 26
HASIL PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH KELAS EKSPERIMEN 1
Uji normalitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah uji Liliefors.
Rumus uji Liliefors sebagai berikut :
1. Hipotesis
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. Taraf signifikansi (α) = 0,05
3. Statistik uji
L = Maks |( ) ( )| ; zi =
Dengan :
= ∑
=
= 77.4
s = 9, 680
= skor responden
=
= ( )
= -2,314 =
( )
= -0,868 =
( )
= - 0,248
Selanjutnya dilakukan perhitungan yang sama sampai z8.
4. Menentukan F (zi) menggunakan tabel z positif dan tabel z negatif.
5. Menentukan nilai S(zi) =
S(zi) =
=
S(zi) =
= 0,3
S(zi) =
Selanjutnya dilakukan perhitungan yang sama sampai z8.
6. Menentukan Lhitung berdasarkan L = max | ( ) ( )|
Nilai Lhitung = 0, 107
7. Menentukan Ltabel dengan rumus :
Ltabel =
√ =
= 0,159
8. Daerah kritik (DK) = {L | L > Lα,n } ; n adalah ukuran sampel.
9. DK = { L | Lhitung > Lα,n} = {L | Lhitung > 0,159 } ; Lhitung = 0, 107 bukan bagian dari DK
10. Kesimpulan
Lhitung = 0, 107 Ltabel = 0, 159 sehingga Lhitung = 0, 107 bukan bagian dari DK.
Berdasarkan hal tersebut maka H0 diterima, artinya sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal
Lampiran 27
UJI NORMALITAS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS KELAS KONTROL
Uji Normalitas Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika kontrol
xi f fkum zi F(zi) S(zi) F(zi) - S(zi) |F(zi) - S(zi)|
45 5 5 -1,517 0,065 0,167 -0,102 0,102
52 3 8 -0,900 0,184 0,267 -0,083 0,083
55 2 10 -0,635 0,263 0,333 -0,071 0,071
60 4 14 -0,194 0,423 0,467 -0,044 0,044
63 4 18 0,071 0,528 0,600 -0,072 0,072
68 4 22 0,512 0,696 0,733 -0,038 0,038
73 2 24 0,953 0,830 0,800 0,030 0,030
75 3 27 1,129 0,871 0,900 -0,029 0,029
80 3 30 1,570 0,942 1,000 -0,058 0,058
∑x 1866
X bar 62,2
S 11,3362
Ltabel 0,159
Lhitung 0,102
Kesimpulan
Karena Lhitung ≤ Ltabel maka H0 diterima, artinya data berdistribusi
normal.
Lampiran 39
UJI HOMOGENITAS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAHMATEMATIS
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
No Eksperimen (x1) Kontrol (x3) X12 x3
1 55 45 3025 2025
2 55 45 3025 2025
3 69 45 4761 2025
4 69 45 4761 2025
5 69 45 4761 2025
6 69 52 4761 2704
7 69 52 4761 2704
8 69 52 4761 2704
9 69 55 4761 3025
10 75 55 5625 3025
11 75 60 5625 3600
12 75 60 5625 3600
13 75 60 5625 3600
14 77 60 5929 3600
15 77 63 5929 3969
16 77 63 5929 3969
17 80 63 6400 3969
18 80 63 6400 3969
19 83 68 6889 4624
20 83 68 6889 4624
21 83 68 6889 4624
22 83 68 6889 4624
23 83 73 6889 5329
24 86 73 7396 5329
25 86 75 7396 5625
26 86 75 7396 5625
27 86 75 7396 5625
28 93 80 8649 6400
29 93 80 8649 6400
30 93 80 8649 6400
Jumlah 2322 1866 182440 119792
Rangkuman Uji Homogenitas Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika
Kelas nj fj 1/fj SSj Sj2
Log
Sj2
fj Log
Sj2
Eksperimen
1 30 29 0,034 2717,200 93,697 1,972 57,180
Kontrol 30 29 0,034 4761,000 164,172 2,215 64,244
Jumlah 60 58 0,069 7478,200 257,869 4,187 121,424
k 2
N 60
f 58 Daerah Kritik : X20,05;1 =
3,481
RKG 128,934483 DK = {X2| X2
> 3,481} ; X2 hitung = 2,136 ∈ D
Log RKG 2,110 Keputusan uji : Ho diterima
f Log RKG 122,401
Kesimpulan : Variansi dari kedua populasi tersebut sama
(homogen)
1/f 0,017
c 1,009
X2hitung 2,136
X2tabel 3, 841
Lampiran 39
UJI HOMOGENITAS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAHMATEMATIS
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
No Eksperimen (x1) Kontrol (x3) X12 x3
1 55 45 3025 2025
2 55 45 3025 2025
3 69 45 4761 2025
4 69 45 4761 2025
5 69 45 4761 2025
6 69 52 4761 2704
7 69 52 4761 2704
8 69 52 4761 2704
9 69 55 4761 3025
10 75 55 5625 3025
11 75 60 5625 3600
12 75 60 5625 3600
13 75 60 5625 3600
14 77 60 5929 3600
15 77 63 5929 3969
16 77 63 5929 3969
17 80 63 6400 3969
18 80 63 6400 3969
19 83 68 6889 4624
20 83 68 6889 4624
21 83 68 6889 4624
22 83 68 6889 4624
23 83 73 6889 5329
24 86 73 7396 5329
25 86 75 7396 5625
26 86 75 7396 5625
27 86 75 7396 5625
28 93 80 8649 6400
29 93 80 8649 6400
30 93 80 8649 6400
Jumlah 2322 1866 182440 119792
Rangkuman Uji Homogenitas Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika
Kelas nj fj 1/fj SSj Sj2
Log
Sj2
fj Log
Sj2
Eksperimen
1 30 29 0,034 2717,200 93,697 1,972 57,180
Kontrol 30 29 0,034 4761,000 164,172 2,215 64,244
Jumlah 60 58 0,069 7478,200 257,869 4,187 121,424
k 2
N 60
f 58 Daerah Kritik : X20,05;1 =
3,481
RKG 128,934483 DK = {X2| X2
> 3,481} ; X2 hitung = 2,136 ∈ D
Log RKG 2,110 Keputusan uji : Ho diterima
f Log RKG 122,401
Kesimpulan : Variansi dari kedua populasi tersebut sama
(homogen)
1/f 0,017
c 1,009
X2hitung 2,136
X2tabel 3, 841
Lampiran 31
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS UJI t
No Self Efficacy
Eksperimen
Self Efficacy
Kontrol
1 55 45
2 55 45
3 69 45
4 69 45
5 69 45
6 69 52
7 69 52
8 69 52
9 69 55
10 75 55
11 75 60
12 75 60
13 75 60
14 77 60
15 77 63
16 77 63
17 80 63
18 80 63
19 83 68
20 83 68
21 83 68
22 83 68
23 83 73
24 86 73
25 86 75
26 86 75
27 86 75
28 93 80
29 93 80
30 93 80
X bar 77,400 62,200
si2 93,697 128,510
n1 30
n2 30
1/n1 0,033
1/n2 0,033
sp2 111,103
sp 10,541
thitung 5,585
ttabel 2,002
Kesimpulan : thitung > ttabel, maka H0
ditolak
Lampiran 31
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS UJI t
No Self Efficacy
Eksperimen
Self Efficacy
Kontrol
1 55 45
2 55 45
3 69 45
4 69 45
5 69 45
6 69 52
7 69 52
8 69 52
9 69 55
10 75 55
11 75 60
12 75 60
13 75 60
14 77 60
15 77 63
16 77 63
17 80 63
18 80 63
19 83 68
20 83 68
21 83 68
22 83 68
23 83 73
24 86 73
25 86 75
26 86 75
27 86 75
28 93 80
29 93 80
30 93 80
X bar 77,400 62,200
si2 93,697 128,510
n1 30
n2 30
1/n1 0,033
1/n2 0,033
sp2 111,103
sp 10,541
thitung 5,585
ttabel 2,002
Kesimpulan : thitung > ttabel, maka H0
ditolak
Lampiran 32
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS UJI t
Diketahui :
= 77,400 = 93,697
= 62,200 =128,510
thitung =
√
(
)
thitung =
√
=
√
=
√
=
√
=
√
=
= 5,585
1. Menghitung ttabel dengan =0,05 dk = n1+ n2-2= 58 . ttabel = 0,05(58)
Dengan melihat tabel t dilampiran didapat ttabel = 2,002
2. Kriteria uji jika thitung ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak
3. Ternyata thitung > ttabel maka tolak H0 dengan kata lain H1 diterima sehingga
kesimpulannya bahwa terdapat pengruh model pembelajaran Quantum Learning
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik kelas VII MTs
Bahrul Ulum Way Kanan Lampung.
DOKUMENTASI
Pendidik memperkenalkan diri serta gaya belajar Quantum Learning
Kelompok belajar Quantum Learning
Pendidik menjelaskan materi pada peserta didik
Pendidik memperhatikan peserta didik dengan metode quantum learning