pengaruh lama fermentasi pupuk organik cair …repository.usd.ac.id/34710/2/151434089_full.pdf ·...
TRANSCRIPT
PENGARUH LAMA FERMENTASI PUPUK ORGANIK CAIR
KOMBINASI KIPAHIT, DAUN KELOR DAN JERAMI PADI TERHADAP
KANDUNGAN NITROGEN DAN KALIUM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Asrina Naibaho
NIM : 151434089
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Janganlah Hendaknya Kamu Kuatir Tentang Apa Pun Juga, Tetapi
Nyatakanlah Dalam Segala Hal Keinginanmu Kepada ALLAH Dalam Doa
dan Permohonan Dengan Ucapan Syukur ( Filipi 4:6)”
Karya ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai setiap langkah perjalanan hidupku
Kedua orangtuaku, bapak Tilhang Naibaho dan Ibu Tiurmauli br Siahaan
Kedua kakakku, kedua abangku, dan adikku Romual Naibaho
Sahabat Kristian Laoli yang selalu memberikan motivasi/ dukungan, semangat
dan doa
Seluruh keluarga besar Pendidikan Biologi angkatan 2015
Alamamterku Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesrmgguhnya bahwa skripsi yang saya tuliskan id tidak
meinuat karya atau bagiam karya o,ranglain, kecuali yang telah disebutkan datam
kutipan dan daftar pustakq sebagaimana layalnya karyailmiah.
Yogyakarta, 13 Mei 2019
Penulis
GY^&(AsrinaNaibaho)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERI\YATAAT\ PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta:
Nama
NIM
: AsrinaNaibaho
: 151434089
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma katya ilmiah saya yang berjudul:
"Pengaruh Lama Fermentasi Pupuk Organik Cair Kombinasi Kipahit,
DaunKelor dan Jerami Padi Terhadap Kandungan Nitrogen dan Kalium".
Dengan dernikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media
lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun mernberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 13 Mei 2019
Yang menyatakan,
vt
(AsrinaNaibaho)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya,
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Lama Fermentasi
Pupuk Organik Cair Kombinasi Kipahit, Daun Kelor dan Jerami Padi Terhadap
Kandungan Nitrogen dan Kalium”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada program studi Pendidikan Biologi
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan
dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih berlimpah kepada :
1. Drs. Antonius Tri Priantoro M.For. Sc. Selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi dan selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing
penulis dengan penuh kesabaran, memberikan masukan, solusi, serta
perbaikan-perbaikan dalam penyusunan karya ilmiah ini..
2. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
yang penuh dedikasi mendidik, membimbing, mengarahkan membagi ilmu
pengetahuan dan memberi bantuan kepada penulis dari awal perkuliahan
sampai selesai.
3. Pak Agus selaku laboran di Laboratorium Pendidikan Biologi.
4. Kedua Orang tuaku Tilhang Naibaho dan Tiurmauli Siahaan yang telah
memberikan semangat, kasih sayang, doa serta memberikan dukungan berupa
moril dan meteril sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
Pengaruh Lama Fermentasi Pupuk Organik Cair Kombinasi Kipahit, Daun
Kelor dan Jerami Padi Terhadap Kandungan Nitrogen dan Kalium
Asrina Naibaho
151434089
Universitas Sanata Dharma
Pupuk merupakan komponen utama yang dibutuhkan petani sebagai
sumber nutrisi bagi tumbuhan untuk meningkatkan produksi pertanian. Hasil
pasca panen menyisakan limbah organik yaitu jerami padi yang biasanya dibakar.
Pembakaran jerami padi dapat melepaskan CO2 ke udara dalam jumlah besar
sehingga merugikan ekosistem. Limbah organik ini dapat diolah dan
dikembalikan ke lahan sebagai bahan pupuk cair dengan penambahan bahan
organik lainnya seperti kipahit dan daun kelor yang belum dimanfaatkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur hara Nitrogen dan
Kalium total pupuk organik cair setelah difermentasi selama 4, 8 dan 12 hari serta
mengetahui lama fermentasi yang optimal untuk mendapatkan kandungan N dan
K total tertinggi.
Rancangan percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan lama fermentasi ( 4, 8, dan 12
hari) dan 3 pengulangan. Analisa nitrogen menggunakan metode Kjeldahl,
sedangkan kalium menggunakan Spektrofotometer UV-AAS. Data dianalisis
dengan menggunakan uji statistik Analisis of Variance (ANOVA) one way.
Berdasarkan hasil penelitian kandungan N-total dan K-total didapatkan
hasil 0,1086%, 0,1438%, dan 0,1509% untuk N-total dan 0,0741%, 0,0868% dan
0,0945% untuk K-total. Hasil kontrol yaitu 0,0717% untuk N-total dan 0,078%
untuk K-total. Kandungan N-total dan K-total pupuk cair yang dihasilkan belum
sesuai dengan standar mutu pupuk cair yaitu 3-6%. Berdasarkan hasil uji Anova
One Way menunjukkan bahwa lama fermentasi 4, 8 dan 12 hari terhadap
kandungan nitrogen dan kalium total berbeda secara signifikan. Lama fermentasi
dengan kandungan unsur hara N-total dan K-total tertinggi yaitu pada fermentasi
12 hari.
Kata kunci : kipahit, daun kelor, jerami padi, nitrogen, kalium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
The Effect of Fermentation Duration of Liquid Organic Fertilizers in the
Combination of Kipahit Leaves, Moringa Leaves and Rice Straw toward
Nitrogen and Potassium Content
Asrina Naibaho
151434089
Sanata Dharma University
Fertilizers are the main component needed by farmers as a source of
nutrition for plants to increase agricultural production. Post-harvest results
separate organic waste like rice straw which is usually burnt. Burning rice straw
can release large amounts of CO2 into the air, which is detrimental to the
ecosystem. This organic waste can be processed and returned to the land as a
liquid fertilizer material by adding other organic materials such as untapped
kipahit and Moringa leaves. This study aims to determine the nutrient content of
total Nitrogen and Potassium of liquid organic fertilizer after being fermented for
4, 8 and 12 days and to determine the optimal fermentation time to obtain the
highest total Nitrogen and Potassium content.
The experimental design carried out in this study was Completely
Randomized Design (CRD) with long fermentation treatment (4, 8, and 12 days)
and 3 repetitions. The Nitrogen was analyzed by using the Kjeldahl method, while
Potassium by using UV-AAS spectrophotometer. The data were analyzed by using
one-way Analysis of Variance (ANOVA) statistical tests.
The result showed that total Nitrogen obtained was 0.1086%, 0.1438%,
and 0.1509%, while total Potassium was 0.0741%, 0.0868% and 0.0945%. The
control results were 0.0717% for total Nitrogen and 0.078% for total Potassium.
The total Nitrogen and Potassium of produced liquid fertilizer are not in
accordance with the quality standards of liquid fertilizer, which is 3-6%. Based on
the results of the one-way ANOVA test, the fermentation times of 4, 8 and 12 days
for the total Nitrogen and Potassium content differed significantly. The duration
of fermentation with the highest nutrient content of total Nitrogen and total
Potassium is 12 days of fermentation.
Keywords: kipahit, moringa leaves, rice straw, nitrogen, potassium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... viii
ABSTRAK ......................................................................................................................... ix
ABSTRACK ...................................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 8
A. Jerami Padi ................................................................................................................... 8
B. Kipahit ........................................................................................................................... 10
C. Daun kelor .................................................................................................................... 12
D. Fermentasi .................................................................................................................... 15
E. Faktor faktor yang Mempengaruhi Fermentasi ........................................................ 16
1. Suhu .......................................................................................................................... 16
2. pH (derajat keasaman) ............................................................................................... 17
3. Tetes Tebu ................................................................................................................ 17
4. Effective Microorganisms 4 (EM4) ........................................................................... 18
5. Lama fermentasi ........................................................................................................ 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
6. Nitrifikasi dan Denitrifikasi ...................................................................................... 22
F. Standar Pupuk Cair ..................................................................................................... 24
G. Unsur Hara Tanaman Nitrogen ................................................................................. 25
H. Unsur Hara Tanaman Kalium ................................................................................... 27
I. Penelitian yang Relevan ............................................................................................... 28
J. Kerangka Berpikir ...................................................................................................... 30
K. Hipotesis ........................................................................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................. 33
A. Jenis Penelitian ............................................................................................................. 33
B. Batasan Masalah ........................................................................................................... 33
C. Alat dan bahan .............................................................................................................. 34
1. Alat ........................................................................................................................... 34
2. Bahan ......................................................................................................................... 34
D. Cara Kerja .................................................................................................................... 35
1. Tahap persiapan ......................................................................................................... 35
2. Tahap pengujian ........................................................................................................ 38
E. Metode Analisa Data .................................................................................................... 40
F. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran ........................... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 41
A. Hasil .............................................................................................................................. 41
1. Deskripsi Pupuk Cair yang Dihasilkan ...................................................................... 41
2. Kandungan Nitrogen Total ....................................................................................... 42
3. Kandungan Kalium Total .......................................................................................... 45
B. Pembahasan .................................................................................................................. 49
1. Pengaruh Lama Fermentasi Pupuk Organik Cair Kombinasi Kipahit, Daun
Kelor dan Jerami Padi Terhadap Kandungan Nitrogen Total ................................... 49
2. Pengaruh Lama Fermentasi Pupuk Organik Cair Kombinasi Kipahit, Daun
Kelor dan Jerami Padi Terhadap Kandungan Kalium Total. .................................... 52
3. Perubahan suhu dan derajat keasaman (pH) .............................................................. 54
4. Keterbatasan dalam penelitian ................................................................................... 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK
PEMBELAJARAN ........................................................................................................... 59
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................... 62
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 62
B. Saran .............................................................................................................................. 62
C. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fungsi mikroorganisme dalam EM4 ................................................................... 20
Tabel 2.2 Standar Kualitas Mutu Organik .......................................................................... 24
Tabel 4.1 Hasil Rerata Kandungan Nitrogen pada Pupuk Organik Cair
Komersial dan Pupuk Hasil Fermentasi .............................................................. 43
Tabel 4.2 Hasil Uji One Way Anova Nitrogen .................................................................. 44
Tabel 4.3 Perbedaan Antar Perlakuan Kandungan Nitrogen Total .................................... 45
Tabel 4.4 Hasil Rerata Kandungan Kalium pada Pupuk Organik Cair
Komersial dan Pupuk Hasil Fermentasi .............................................................. 44
Tabel 4.5 Hasil Uji One Way Anova Kalium ..................................................................... 48
Tabel 4.6 Perbedaan Antar Perlakuan Kandungan Kalium Total ....................................... 48
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Suhu Dalam Toples ............................................................... 54
Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Derajat Keasaman (pH) ......................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jerami padi ...................................................................................................... 8
Gambar 2.2 Daun Kipahit ................................................................................................... 11
Gambar 2.3 Daun Kelor ...................................................................................................... 14
Gambar 2.4 Kurva Pertumbuhan Mikroba .......................................................................... 21
Gambar 2.5 Siklus Nitrogen ................................................................................................ 23
Gambar 2.6 Literatur map .................................................................................................. 28
Gambar 2.7 Diagram Alir Kerangka Berpikir..................................................................... 31
Gambar 3.1 Pencacahan Setiap Bahan Dasar ..................................................................... 36
Gambar 3.2 Pembagian Bahan Dasar.................................................................................. 36
Gambar 3.3 Pembuatan Larutan Untuk Proses Fermentasi ................................................ 37
Gambar 3.4 Proses Fermentasi ........................................................................................... 38
Gambar 4.1 Pupuk Cair yang Dihasilkan ............................................................................ 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Pengukuran Kandungan N dan K Total ................................................ 69
Lampiran 2. Hasil Pengukuran Suhu dan pH ...................................................................... 73
Lampiran 3. Uji Normalitas ................................................................................................ 74
Lampiran 4. Silabus ............................................................................................................ 78
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................................... 85
Lampiran 6. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ............................................................. 93
Lampiran 7. Instrumen Penilaian ........................................................................................ 95
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian (Pembuatan Pupuk Cair) ......................................... 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pupuk merupakan salah satu komponen utama yang dibutuhkan petani
sebagai sumber nutrisi yang diberikan pada tumbuhan untuk meningkatkan
produksi pertanian. Hal ini merupakan upaya dalam pemenuhan kebutuhan
pangan yang semakin meningkat. Hasil panen pertanian diharapkan dapat
menutup semua permintaan kebutuhan pangan dan disisi yang berbeda, hasil
produksi pertanian juga menyisakan limbah organik hasil pasca panen yaitu
jerami padi. Sampai saat ini banyak petani yang belum memanfaatkan sisa panen
padi sebagai sumber bahan organik dilahan sawah, akan tetapi memilih
membakarnya atau dijadikan sebagai pakan ternak. Pembakaran bagian tanaman
sisa panen yang dilakukan oleh petani tidak hanya dapat menurunkan kandungan
bahan organik tanah, tetapi juga menyebabkan hilangnya unsur CO2, CO, dan
NO2 serta merugikan kesehatan manusia dan ekosistem. Kandungan karbon (C)
yang terdapat pada jerami padi tergolong tinggi, maka dapat diperkirakan bahwa
pembakaran jerami padi dapat melepaskan CO2 secara langsung ke udara dalam
jumlah besar bila dibandingkan dengan mengembalikannya ke lahan sebagai
sumber karbon (C) serta energi yang diperlukan untuk pertumbuhan populasi dan
aktivitas jasad renik tanah (Setyanto, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Ada beberapa alternatif yang dapat dikembangkan, yaitu pembuatan pupuk
organik cair sebagai pengganti pupuk anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk
yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan atau limbah organik lainnya
yang telah melalui proses rekayasa. Pupuk organik berbentuk padat atau cair
digunakan untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah serta
memperbaiki sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi tanah. Penggunaan pupuk
organik juga dapat menyediakan unsur hara makro, meningkatkan hasil produksi
pertanian dan unsur hara, menyuburkan tanah dan memacu pertumbuhan tanaman
mikroorganisme dalam tanah serta menjaga kelestarian lingkungan
(Simanungkalit, 2006). Dengan demikian diperlukan inovasi produksi pupuk
organik dalam proses pembuatannya dan konsentrasinya agar dapat
memanfaatkan bahan organik yang belum dimanfaatkan secara maksimal
sehingga dapat mengurangi resiko pencemaran lingkungan.
Salah satu alternatif sumber bahan baku yang digunakan sebagai pupuk
organik cair yaitu berbahan dasar bahan-bahan organik atau alami yang
mengandung unsur nitrogen dan kalium. Nitrogen adalah salah satu unsur hara
yang dibutuhkan seluruh tanaman untuk pertumbuhan dan produksi yang optimal.
Fungsi unsur nitrogen sangat penting karena berperan dalam penyusunan protein
untuk pembentukan jaringan dalam makhluk hidup dan di dalam tanah unsur N
sangat menentukan pertumbuhan tanaman (Sutanto, 2002). Begitu juga dengan
unsur kalium, kalium merupakan unsur hara makro kedua terbanyak setelah
nitrogen dalam tanah. Unsur K berperan dalam mengendalikan aktivitas lebih dari
60 enzim yang umumnya mempunyai peranan penting dalam proses metabolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Dengan demikian unsur nitrogen dan kalium sangat dibutuhkan tanaman dalam
proses pertumbuhan dan perkembangannya. Beberapa bahan organik yang
mengandung unsur nitrogen dan kalium adalah jerami padi, kipahit dan daun
kelor.
Jerami padi sangat mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari khususnya
pada musim panen padi. Jerami padi memiliki potensi untuk menambah unsur
hara dan memperbaiki sifat-sifat tanah. Pengembalian sisa panen (jerami) atau
kompos dan bahan organik lainnya merupakan sumber karbon (C) serta energi
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan populasi aktivitas jasad renik tanah (
Ansari, 2014). Menurut Dobemann dan Fairhurst (2007) dalam penelitiannya,
limbah organik yaitu jerami padi mengandung berat 0,5-0,8% N; 0,16-0,27% P;
1,4-2,0% K, dan 0,05-0,10% S dalam berat kering. Kandungan unsur hara yang
tinggi dalam jerami padi memiliki potensi untuk dijadikan pupuk sebagai sumber
nutrisi bagi tanaman.
Pembuatan pupuk organik cair dapat diberi tambahan bahan organik lainnya
yaitu daun kipahit untuk meningkatkan kandungan nitrogen dan kalium pupuk
organik cair. Menurut hasil penelitian Hartatik (2007), daun kipahit dapat
digunakan sebagai bahan pupuk organik cair karena mengandung unsur hara yang
terdapat pada daun kipahit kering yaitu 3,50-4,00% N; 0,35-0,38% P; 3,50-4,10%
K ; 0,5% Ca; dan 0,27% Mg. Selain jerami padi dan daun kipahit, tumbuhan
kelor juga memiliki potensi yang sama untuk digunakan sebagai bahan pembuatan
pupuk organik cair. Tanaman kelor mengandung banyak senyawa yang dapat
dimanfaatkan untuk merangsang pertumbuhan tanaman. Tanaman kelor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mengandung hormon tumbuh yaitu sitokinin dan zeatin. Sitokinin merupakan
hormon pertumbuhan pada tanaman yang dapat menginduksi pembelahan sel,
pertumbuhan sel, serta menunda penuaan sel. Zeatin merupakan anti oksidan kuat
dengan sifat anti penuaan. Menurut Fuglie (2001), selain mengandung hormon
pertumbuhan, daun kelor per 100 gram juga mengandung unsur hara makro yaitu
440 mg Ca, 259 mg K, 70 P. Kandungan unsur hara dan hormon pertumbuhan
yang terdapat dalam daun kelor menunjukkan bahwa memiliki potensi untuk
dimanfaatkan sebagai pupuk cair ( Krisnadi, 2015).
Berdasarkan uraian diatas maka, perlu dilakukan pengolahan limbah organik
jerami padi, kipahit dan daun kelor sebagai pupuk organik cair. Pupuk organik
cair yang telah dibuat akan digunakan sebagai alternative untuk mempercepat
pemulihan kualitas lahan dan diaplikasikan sebagai pembenah tanah. Penggunaan
pembenah tanah merupakan cara yang dapat ditempuh untuk mempercepat proses
pemulihan kualitas lahan dan meningkatkan seluruh fungsi tanah baik secara fisik,
kimia dan biologi. Tujuan akhir dari penggunaan pembenah tanah adalah untuk
menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman,
perkembangan biota tanah, serta meningkatkan ketahanan tanah terhadap erosi
(Sutono, dkk 2015).
Pemanfaatan kembali jerami padi, kipahit dan daun kelor menjadi pupuk
organik cair perlu ditambahkan EM4 sebagai bioaktivator sehingga dapat
menghasilkan pupuk dengan kualitas baik dalam proses fermentasi. Efektif
Mikroorganisms (EM4) merupakan larutan yang mengandung mikroorganisme
baik atau menguntungkan yang berperan dalam mempercepat dekomposisi bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
organik (Hadisuwito, 2012). Kandungan unsur hara diharapkan dapat tersedia
sesuai standar kualitas mutu pupuk organik cair dan untuk mendapatkan unsur
hara yang tertinggi berdasarkan lama fermentasi. Lama fermentasi merupakan
salah satu faktor yang penting dalam proses fermentasi karena berkaitan dengan
fase pertumbuhan mikroba yang akan berkembang dari waktu ke waktu sehingga
pada akhirnya dapat mempengaruhi kandungan produk yang dihasilkan.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui pengaruh lama
fermentasi kombinasi jerami padi, kipahit dan daun kelor dengan penambahan
bioaktivator EM4 sebagai pupuk organik cair terhadap Kandungan Nitrogen dan
Kalium total.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, dapat dibuat suatu
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Berapa kandungan Nitrogen (N) dan Kalium (K) total yang terdapat dalam
pupuk organik cair kombinasi kipahit, daun kelor dan jerami padi dengan
lama fermentasi yang berbeda ?
2. Berapa lama waktu fermentasi yang tertinggi untuk mendapatkan
kandungan Nitrogen (N) dan Kalium (K) tertinggi pada pupuk organik cair
kombinasi kipahit, daun kelor dan jerami padi .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka dapat ditentukan tujuan penelitian
sebagai berikut :
1. Mengetahui kandungan Nitrogen (N) dan Kalium (K) total yang terdapat
dalam pupuk organik cair kombinasi kipahit, daun kelor dan jerami padi
dengan lama fermentasi yang berbeda.
2. Mengetahui lama fermentasi yang optimal untuk mendapatkan kandungan
Nitrogen (N) dan Kalium (K) total tertinggi dalam pupuk organik cair
kombinasi kipahit, daun kelor dan jerami padi.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
a) Mengembangkan pengetahuan di bidang pertanian terutama mengenai
kandungan hara nitrogen dan kalium total yang terkandung dalam
kipahit, daun kelor dan jerami padi.
b) Melakukan inovasi baru untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan
memanfaatkan bahan organik sebagai bahan pupuk organik cair dalam
bidang pertanian.
2. Bagi Dunia Pendidikan
a) Dapat memberikan pengetahuan baru bagi siswa-siswi mengenai
kandungan hara yang terdapat pada kipahit, daun kelor dan jerami padi
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk organik
cair.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Bagi Masyarakat
a) Memberikan alternatif bagi petani meningkatkan produktivitas hasil
pertanian dengan pemupukan yang ramah lingkungan mudah dan
murah untuk didapatkan.
b) Menambah pengetahuan masyarakat mengenai manfaat dan
kandungan daun kelor, daun kipahit dan jerami padi sebagai bahan
pupuk organik cair.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Jerami Padi
Jerami padi adalah sumber bahan organik yang tersedia setelah panen padi
dengan jumlah yang cukup besar, akan tetapi pemanfaatan jerami padi selama ini
belum dimaksimalkan oleh petani. Jerami padi terdiri atas daun, pelepah dan ruas
atau buku.
Jerami padi memiliki potensi untuk menambah unsur hara dan
memperbaiki sifat-sifat tanah. Pengembalian sisa panen (jerami) atau kompos dan
bahan organik lainnya merupakan sumber karbon (C) serta energi yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan populasi aktivitas jasad renik tanah ( Ansari, 2014). Hal
ini disebabkan karena kompos jerami padi mengandung humus (asam humat)
yang berperan langsung dalam meningkatkan C-organik tanah, sehingga secara
tidak langsung dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme (Soepardi, 1983).
Gambar 2.1 Jerami Padi
Sumber : Koleksi pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Jerami padi merupakan salah satu bahan organik sebagai sumber K yang
mudah tersedia di lahan sawah, pengembalian jerami ke tanah dapat memenuhi
sebagian hara K yang dibutuhkan tanaman (Hartatik, 2009). Menurut Dobemann
dan Fairhurst (2007), kandungan hara pada jerami padi dalam berat kering yaitu
0,5-0,8% N; 0,16-0,27% P; 1,4-2,0% K, dan 0,05-0,10% S, sehingga jerami padi
yang mengandung unsur hara tesebut memiliki potensi sebagai bahan pembuatan
pupuk organik cair, pupuk organik cair dipilih karena unsur hara esensial dalam
pupuk organik cair yang tersedia bagi tanaman, sebagian langsung dapat diserap
oleh tanaman dan sebagian lagi dapat terurai dengan cepat sehingga penyerapan
oleh tanaman lebih mudah dan cepat. Pupuk organik cair merupakan pupuk yang
diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair daun yang
mengandung hara makro dan mikro esensial. Menurut Huda (2013), pupuk
organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya sebagai berikut:
a) Dapat mendorong dan meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman
menjadi kokoh dan kuat
b) Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan
c) Merangsang pertumbuhan cabang produksi
d) Meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah
e) Mengurangi gugurnya bunga, dan bakal buah.
Kandungan dalam pupuk organik cair meliputi 16 unsur hara yang dibutuhkan
oleh tumbuhan. Keenambelas unsur hara tersebut terbagi menjadi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
a) Unsur hara mikro primer, terdiri dari Karbon (C), Oksigen (O), Hidrogen (H),
Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium (K)
b) Unsur hara mikro sekunder, terdiri dari Kalsium (Ca), Sulfur (S), dan
Magnesium (Mg)
c) Unsur hara mikro, terdiri dari Boron (B), Klor (Cl), Tembaga (Cu), Besi (Fe),
Mangan (Mn), Zeng (Zn), dan Molibden (Mo)
Dari semua jenis unsur hara tersebut, yang paling utama dibutuhkan oleh
tanah sebagai media tumbuh tanaman adalah Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium
(K). Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis
yang diaplikasikan terhadap tanaman. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan
maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi,
begitu pula dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang
dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin tinggi
sehingga akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman (Parman,
2007). Unsur hara yang terdapat dalam jerami padi jika dijadikan sebagai pupuk
organik cair belum dapat memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman, sehingga
perlu penambahan tumbuhan kipahit yang dapat meningkatkan kandungan
nitrogen pada pupuk organik cair.
B. Kipahit
Tumbuhan kipahit/paitan atau kembang bulan, atau bunga matahari
Mexico diperkirakan berasal dari Mexico dan menyebar ke negara-negara tropika
basah dan subtropika di Amerika Selatan, Asia, dan Afrika (Sonke,1997). Kipahit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
merupakan tumbuhan yang masuk dalam family Asteraceae, dapat tumbuh baik
pada tenah yang kurang subur, lereng-lereng tebing atau sebagai gulma di sekitar
lahan pertanian (Jama et al. 2000). Klasifikasi tumbuhan kipahit dapat dijabarkan
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Tithonia
Spesies : Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray
Tanaman kipahit merupakan tumbuhan perdu dengan tinggi mencapai 5 m.
Morfologi tanaman kipahit yaitu batang tegak, bulat berkayu dan berwarna hijau.
Daun tunggal berseling dengan panjang 26-32 cm dan lebar 15-25cm, ujung dan
pangkal runcing, pertulangan menyirip, dan berwarna hijau.
Gambar 2.2 Tumbuhan Kipahit
Sumber : koleksi pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Bunga kipahit merupakan bunga majemuk yang muncul di ujung ranting,
tangkai bulat, kelopak berbentuk tabung, berbulu halus, putik melengkung, dan
berwarna kuning. Sedangkan buah berbentuk kotak, bulat, buah muda berwarna
hijau dan buah tua berwarna cokelat. Serta memiliki sistem perakaran tunggang
dan berwarna putih kotor (Hutapea, 1994).
Kipahit adalah gulma tahunan yang layak dimanfaatkan sebagai sumber
hara bagi tanaman (Opala et al. 2009). Unsur hara yang terdapat pada daun kipahit
kering adalah 3,50-4,00% N; 0,35-0,38% P; 3,50-4,10% K ; 0,5% Ca; dan 0,27%
Mg (Hartatik 2007). Berdasarkan penelitian Bintoro et al. (2008) menunjukkan
hasil kipahit memiliki kandungan hara 3,59% N, 0,34% P, dan 2,29% K.
Bagian tanaman kipahit yang dapat digunakan sebagai pupuk hijau adalah
batang dan daunnya. Pemanfaatan kipahit sebagai sumber hara yaitu dimanfaatkan
dalam bentuk pupuk hijau segar, pupuk hijau cair, atau kompos (Muhsanati et al.
2008). Keuntungan menggunakan kipahit sebagai bahan organik untuk perbaikan
tanah adalah kelimpahan produksi biomassa, adaptasinya luas, dan mampu
tumbuh pada lahan sisa atau pada lahan marginal. Kipahit mengandung senyawa
larut air (gula, asam amino, dan beberapa pati), bahan kurang larut (pektin, protein
dan pati kompleks), serta senyawa tidak larut (selulosa dan lignin) (Purwani,
2011).
C. Daun kelor
Taman kelor dikenal sebagai sahabat tani karena berguna bagi petani
mulai dari pucuk hingga keakarnya. Penambahan daun kelor dalam pembuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
pupuk organik cair karena daun kelor kaya akan zeatin, sitokinin, askorbat, fenolik
dan mineral seperti Ca, K dan Fe yang dapat mendorong pertumbuhan tanaman.
Mengingat kandungan nutrisinya, ekstrak daun kelor merupakan pupuk yang
paling baik untuk digunakan bagi semua jenis tanaman (Krisnadi, 2015).
Hasil penelitian Foidle et al (2001) menunjukkan bahwa, pupuk organik
cair kelor yang disemprotkan pada tanaman, memiliki banyak efek yang
menguntungkan pada tanaman. Pemberian pupuk cair dengan disemprotkan
menunjukkan percepatan pertumbuhan tanaman muda, tanaman yang lebih kokoh,
lebih tahan terhadap hama dan penyakit, memperpanjang masa hidup,
meningkatkan berat akar, batang dan daun, menghasilkan buah lebih banyak, dan
peningkatan hasil panen. Oleh karena itu, daun kelor perlu ditambahkan dalam
bahan pupuk organik cair ini agar menghasilkan unsur hara yang lengkap
sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian.
Di Indonesia tanaman kelor dikenal dengan nama yang berbeda di setiap
daerah, diantaranya kelor (Jawa, Sunda, Bali, Lampung), maronggih (Madura),
molting (Flores), atau barunggai (Sumatera). Kelor atau yang dikenal dengan
nama Drumstick yang merupakan tanaman asli kaki gunung Himalaya bagian
barat laut India, Afrika, Arab, Asia Tenggara, Amerika Selatan.
Tanaman Kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu jenis tanaman jenis
tanaman tropis yang mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia dan daerah
subtropis pada semua jenis tanah serta tahan terhadap musim kering dengan
toleransi terhadap kekeringan sampai 6 bulan. Tanaman kelor merupakan tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
perdu dengan ketinggian 7-11 meter dan tumbuh subur mulai dari dataran rendah
sampai ketinggian 700 di atas permukaan laut. Berikut ini adalah klasifikasi
tanaman Moringa oleifera:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Capparales
Family : Moringaceae
Spesies : Moringa oleifera
(Nurcahyati, 2014)
Tanaman kelor merupakan tanaman berbunga sepanjang tahun. Morfologi
tanaman kelor yaitu memiliki beberapa jenis warna bunga, ada yang berwarna
putih, krem atau merah tergantung jenis atau spesiesnya. Tudung pelepahnya
bunganya berwarna hijau dan mengeluarkan aroma bau semerbak. Umumnya
kelor di Indonesia berwarna putih kekuning-kuningan (krem) (Palupi et al., 2007).
Daun kelor berbentuk bulat telur dengan tepi daun rata dan ukuran yang kecil
Gambar 2.3 Daun Kelor
Sumber : koleksi pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
tersusun majemuk dalam satu tangkai (Tilong, 2012). Daun kelor muda berwarna
hijau muda dan berubah menjadi hijau tua pada daun yang sudah tua. Daun muda
teksturnya lembut dan lemas sedangkan daun tua lebih kaku dan keras (Hariana,
2008).
Kelor dikenal di seluruh dunia sebagai tanaman bergizi dan WHO telah
memperkenalkan kelor sebagai salah satu pangan alternatif untuk mengatasi
masalah gizi (Broin, 2010). Tidak hanya alternatif mengatasi masalah gizi, daun
kelor juga merupakan sahabat pagi petani untuk membantu meningkatkan hasil
panen tanaman. Kandungan unsur hara yang terdapat dalam kelor tergolong
tinggi, hal ini didukung dalam buku Krisnadi (2005) yang berjudul Kelor, Super
Nutrisi, unsur kalium yang terdapat dalam daun kelor adalah 1.324 mg
kalium/100 gr daun kering, dan 259 mg/100 gr daun segarnya. Kandungan kalium
dalam kelor 15 kali lebih banyak dibanding pisang, dan 3,5 kali lebih banyak
dibanding susu, dan 9 kali lebih banyak dari telur. Sedangkan kandungan fosfor
terdapat 204 mg/100 gr daun kering. Selain itu, daun kelor juga kaya akan nutrisi,
diantaranya kalsium, besi, protein, vitamin A, vitamin B dan vitamin C (Misra
2014). Sehingga daun kelor dapat dimanfaatkan khususnya dalam usaha
pembuatan pupuk cair pertanian.
D. Fermentasi
Kombinasi jerami padi, kipahit dan daun kelor dapat digunakan sebagai
pupuk organik cair harus melalui proses fermentasi. Fermentasi merupakan
aktivitas mikroorganisme baik aerob maupun anaerob yang mampu mengubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
atau mentransformasikan senyawa kimia ke substrat organik. Fermentasi dapat
terjadi karena ada aktivitas mikroorganisme penyebab fermentasi pada substrat
organik yang sesuai, proses ini dapat menyebabkan perubahan sifat bahan tersebut
(Jajo, 2013).
Dalam penelitian ini proses fermentasi yang dilakukan adalah fermentasi
anaerob. Fermentasi anaerob sebagai proses pemecahan karbohidrat dan asam
amino secara anaerobik, yaitu tanpa memerlukan oksigen. Senyawa yang dapat
dipecah dalam proses fermentasi terutama karbohidrat, sedangkan asam amino
hanya dapat difermentasi oleh beberapa jenis bakteri tertentu. Fermentasi dengan
suatu proses dimana komponen-komponen kimiawi dihasilkan sebagai akibat
adanya pertumbuhan maupun metabolisme mikroba. Pengertian ini mencakup
fermentasi aerob dan anaerob (Fardiaz dan Srikandi, 1992).
E. Faktor yang Mempengaruhi Fermentasi
Dalam proses fermentasi pembuatan pupuk organik cair, terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan agar proses fermentasi dapat berjalan dengan baik,
yaitu suhu, pH awal fermentasi, lama fermentasi, inokulum, substrat dan
kandungan nutrisi medium (Hidayat dan Suhartini, 2013)
1. Suhu
Proses pembutan pupuk organik cair secara anaerob akan berjalan dengan
baik jika bahan pembuatan pupuk memiliki suhu yang sesuai untuk pertumbuhan
mikroorganisme pengurai bahan atau substrat. Suhu yang baik untuk fermentasi
pupuk organik cair sekitar 30-500
C. Apabila suhu tinggi mikroorganisme akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mati namun apabila suhu relative rendah maka mikroorganisme masih dalam
keadaan normal (Indriani,2003).
2. pH (Derajat Keasaman)
Derajat keasaman suatu media pengomposan merupakan salah satu faktor
penting yang mempengaruhi aktivitas mikroorganisme pada saat proses
pengomposan karena setiap mikroorganisme mempunyai kisaran pH optimal
terhadap lingkungan hidupnya. Menurut Sutanto (2002), bahwa pada proses
pengomposan pH yang optimum untuk proses penguraian bahan organik adalah
5,0 - 8,0.
Keasaman atau pH dalam media fermentasi juga mempengaruhi aktivitas
mikroorganisme. Derajat keasaman pada awal proses pengomposan akan
mengalami penurunan karena sejumlah mikroorganisme yang terlibat dalam
pengomposan mengubah bahan organik menjadi asam organik. Pada proses
selanjutnya, mikroorganisme dari jenis lain akan mengkonversikan asam organik
yang telah terbentuk sehingga bahan memiliki derajat keasaman yang rendah dan
mendekati pH normal (Djuarnani dkk, 2005).
3. Tetes Tebu
Tetes tebu merupakan hasil samping industri gula yang mengandung
senyawa nitrogen, unsur pertumbuhan, dan kandungan gula yang cukup tinggi.
Tetes tebu kaya akan biotin, asam pantotenat, tiamin, fosfor dan sulfur. Selain itu
juga mengandung gula yang terdiri dari sukrosa 30-40%, glukosa 4-9%, dan
fruktosa 5-12% (Hidayat et al. 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Tetes tebu digunakan secara luas sebagai sumber karbon untuk
denitrifikasi, fermentasi anaerobik, pengolahan limbah erobik, dan diaplikasikan
pada budidaya perairan. Karbohidrat yang terdapat dalam tetes tebu sudah siap
digunakan untuk fermentasi tanpa perlakuan pendahuluan karena sudah berbentuk
gula. (Hidayat dkk, 2006).
Prinsip fermentasi adalah proses pemecahan senyawa organik menjadi
senyawa sederhana yang melibatkan mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut
berperan untuk menjaga keseimbangan karbon (C) dan nitrogen (N) yang
merupakan faktor penentu keberhasilan dalam proses fermentasi. Karbon (C)
berfungsi sebagai sumber energi bagi mikroorganisme peromabak bahan organik
dan nitrogen digunakan oleh mikroorganisme untuk pembentukan protein dalam
tubuhnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan tambahan material tetes tebu yang
mengandung komponen nitrogen yang diperlukan untuk menambah kandungan
unsur hara agar proses fermentasi berjalan dengan sempurna. Selain itu, tetes tebu
yang mengandung karbohidrat dalam bentuk gula yang tinggi (64%) serta disertai
berbagai nutrient yang diperlukan mikroorganisme juga dapat meningkatkan
kecepatan proses fermentasi menjadi pupuk dalam waktu yang relative singkat
(Wijaya, 2008).
4. Effective Microorganisms 4 (EM4)
Larutan effective microorganisms 4 atau yang sering disebut EM 4
ditemukan pertama kali oleh Terou Higa dari Universitas Ryukyus, Jepang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Dalam larutan EM4 terkandung kurang lebih 80 genus mikroorganisme. Dari
sekian banyak mikroorganisme tersebut, ada lima golongan utama penyusun EM4
yaitu bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp., Streptomyces sp., ragi, dan
Actinomycetes. Mikroorganisme tersebut akan membantu memperbaiki kondisi
biologis tanah serta membantu tanaman dalam penyerapan unsur hara (Indriani,
1999).
EM4 merupakan campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan.
Efek pemberian EM4 bagi tanaman tidak terjadi secara langsung. EM4 akan
mempercepat fermentasi bahan organik sehingga unsur hara yang terkandung
akan terserap dan tersedia bagi tanaman (Hadisuwito, 2012). Selain berfungsi
dalam proses fermentasi dan dekomposisi bahan organik, EM juga mempunyai
manfaat antara lain :
a) Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologis tanah
b) Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman
c) Menyehatkan tanaman, meningkatkan produksi tanaman, dan menjaga
kestabilan produksi
d) Menambah unsur hara tanah dengan cara disiram ke tanah, tanaman, atau
disemprotkan ke daun tanaman
e) Mempercepat pembuatan kompos dari sampah organik atau kotoran hewan
EM4 merupakan larutan yang berwarna kuning kecoklatan dengan tingkat
keasaman (pH) kurang dari 3,5. Apabila tingkat keasaman (pH) melebihi 4,0
maka cairan ini tidak dapat digunakan lagi. Dalam EM4 terdapat campuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
berbagai mikroorganisme yang bermanfaat terutama bakteri fotosintesis, bakteri
asam laktat, ragi, Actinomycetes, dan jamur peragian) yang dapat digunakan
sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman mikroba tanah dan dapat
memperbaiki kualitas tanah. Berikut ini adalah fungsi dari masing-masing
mikroorganisme dalam larutan EM4:
Tabel 2.1 Fungsi mikroorganisme dalam EM4
Nama Fungsi
Bakteri fotosintesis a. Membentuk zat-zat yang bermanfaat bagi
sekresi akar tumbuhan, bahan organik, dan gas
berbahaya dengan bantuan sinar matahari dan
bumi sebagai sumber energy. Zat-zat
bermanfaat itu antara lain asam amino, asam
nukleik, zat-zat bioaktif, dan gula
b. Meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme
lainnya
Bakteri asam laktat a. Menghasilkan asam laktat dari gula
b. Menekan pertumbuhan mikroorganisme yang
merugikan
c. Meningkatkan percepatan perombakan bahan-
bahan organik
d. Dapat menghancurkan bahan-bahan prganik
seperti lignin dan selulosa, serta
memfermentasikanya tanpa menimbulkan
pengaruh-pengarh merugikan yang diakibatkan
oleh bahan-bahan organik yang tidak terurai
Ragi a. Membentuk zat anti bakteri dan bermanfaat
bagi pertumbuhan tanaman dari asam amino
dan gula yang dikeluarkan oeh bakteri
fotosintesis
b. Meningkatkan jumlah sel aktif dan
perkembangan akar
Actinomycetes a. Menekan pertumbuhan jamur dan bakteri
Jamur
Peragian/fermentasi
a. Menguraikan bahan organic secara cepat untuk
mengahasilkan alkohol, ester, dan zat-zat
antimikroba
b. Menghilangkan bau serta mencegah serbuan
serangga dan ulat yang merugikan
Yuwono (2005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
5. Lama fermentasi
Lama fermentasi merupakan faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini.
Lama fermentasi berkaitan dengan fase pertumbuhan mikroba yang akan terus
berubah dari waktu ke waktu selama proses fermentasi berlangsung sehingga
dapat mempengaruhi kadar unsur hara yang dihasilkan. Lama fermentasi yang
singkat dapat mengakibatkan terbatasnya kesempatan mikroba untuk terus tumbuh
dan berkembang sehingga komponen substrat yang dapat diubah menjadi sedikit.
Sebaliknya semakin lama waktu kesetimbangan yakni jumlah organisme akan
mencapai kesetimbangan artinya jumlah mikoorganisme yang dihasilkan sama
dengan jumlah yang mati, hal ini disebabkan karena kurangnya makanan atau
nutrisi bagi mikroorganisme. Begitu juga sebaliknya, apabila nutrisi dalam media
fermentasi masih tersedia, maka mikroorganisme dapat menggunakan nutrisi
untuk memperbanyak diri sehingga fase pertumbuhan semakin cepat (Suprihatin,
2010). Kurva pertumbuhan bakteri dalam suatu kultur dapat dilihat pada gambar
2.4 dibawah ini.
Gambar 2.4 Kurva pertumbuhan mikroba menunjukkan empat fase pertumbuhan: a:
fase lag; b: fase eksponensial; c: fase stasioner ; d: fase kematian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Fase Lag : Setelah inokulasi, terjadi peningkatan ukuran sel, mulai pada waktu sel
tidak atau sedikit mengalami pembelahan. Fase ini, ditandai dengan peningkatan
komponen makromolekul, aktivitas metabolik, dan kerentanan terhadap zat kimia
dan faktor fisik. Fase lag merupakan suatu periode penyesuaian yang sangat
penting untuk penambahan metabolit pada kelompok sel, menuju tingkat yang
setaraf dengan sintesis sel maksimum.
Fase eksponensial : Pada fase eksponensial atau logaritmik, sel berada dalam
keadaan pertumbuhan yang seimbang. Selama fase ini, masa dan volume sel
meningkat oleh faktor yang sama dalam arti rata-rata komposisi sel dan
konsentrasi relatif metabolit tetap konstan. Selama periode ini pertumbuhan
seimbang, kecepatan peningkatan dapat diekspresikan dengan fungsi eksponensial
alami. Sel membelah dengan kecepatan konstan yang ditentukan oleh sifat
intrinsik bakteri dan kondisi lingkungan.
Fase stasioner : Pada saat digunakan kondisi biakan rutin, akumulasi produk
limbah, kekurangan nutrien, perubahan pH, dan faktor lain yang tidak diketahui
akan mendesak dan mengganggu biakan, mengakibatkan penurunan kecepatan
pertumbuhan. Selama fase ini, jumlah sel yang hidup tetap konstan untuk periode
yang berbeda, bergantung pada bakteri, tetapi akhirnya menuju periode penurunan
populasi.
Fase kematian : Pada saat medium kehabisan nutrien maka populasi bakteri akan
menurun jumlahnya, Pada saat ini jumlah sel yang mati lebih banyak daripada sel
yang hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
6. Nitrifikasi dan Denitrifikasi
Nitrifikasi merupakan pengubahan ammonia menjadi nitrit dan nitrat.
Nitrifikasi melibatkan bakteri antara lain Nitrosomonas, Nitrospira, Nitrosogloea,
Nitrococcus, dan Nitrobacter (Ardhana). Dalam bentuk NO3-, nitrogen mudah
keluar dari daerah perakaran. Nitrogen dalam bentuk NO3- juga dapat tereduksi
secara mikrobiologis menjadi NO, N2O, atau N2 yang menguap atau disebut
dalam proses denitrifikasi. Nitrogen lainnya yang bisa hilang melalui penguapan
yaitu NH3. Senyawa gas ini dihasilkan dari NH4+ dalam sebuuah proses yang
disebut volatilisasi.
Nitrogen
atmosfir
Nitrat Protein nabati
dan hewani
Amoniak Nitrit
(7) Bakteri
(2) Perusakan
(6) Bakteri
(1) Bakteri
(3) Tanaman
(5) Bakteri
(4) Loncatan
listrik
Gambar 2.5 Siklus Nitrogen
Keterangan :
1) Bakteri tertentu yang tinggal pada bintil akar tumbuhan legume melakukan
fiksasi nitrogen atmosfir secara langsung untuk diubah menjadi protein nabati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2) Perusakan protein nabati dan hewani mengakibatkan pembentukan amoniak dan
aksi bakteri
3) Berturut-turut mengubah amoniak menjadi nitrit dan nitrat
4) Nitrogen terfiksasi yang paling banyak diperlukan oleh tanaman adalah nitrat
5) Bakteri denitrifikasi tertentu mampu menguraikan nitrat menjadi unsur nitrogen
yang kembali ke atmosfer
6) Sebagai hasil loncatan listrik dalam kilat, sederet reaksi kimia mengakibatkan
produksi yang kembali sebagai asam nitrat (HNO3)
7) Hasil loncatan listrik dalam kilat sederet reaksi kimia mengakibatkan produksi
langsung nitrat sebagai asam nitrat
F. Standar Pupuk Organik Cair
Pada pembuatan pupuk cair juga perlu memperhatikan persyaratan atau
standar kadar-kadar bahan kimia serta pH yang terkandung di dalam pupuk
organik tersebut. Berikut adalah persyaratan teknis minimal pupuk organik
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.70/Permentan/SR.140/2011 dapat
dilihat sebagi berikut :
Tabel 2.2 Standar Kualitas Mutu Pupuk Organik
Parameter Satuan Standar
C-Organik % Min 6
Ph - 4-9
N, P, K % 3-6
Mn, Cu, Zn Ppm 250-5000
Fe Total Ppm 90-900
Fe tersedia Ppm 5-50
Co Ppm 5-2-
Mo Ppm 2-10
(Permentan No.70 Tahun 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Parameter yang terdapat dalam standar kualitas mutu pupuk organik diatas
tidak semua diuji dalam penelitian ini. Parameter yang akan diuji adalah
kandungan unsur hara nitrogen total dan kandungan unsur hara kalium total yang
terdapat dalam pupuk hasil fermentasi 4 hari, 8 hari dan 12 hari. Kedua parameter
tersebut dipilih karena nitrogen dan kalium merupakan unsur hara yang paling
banyak dibutuhkan oleh tanaman. Sehingga perlu dilakukan pengujian hasil
pengujian kadar unsur hara disesuaikan dengan standar mutu kualitas pupuk
organik cair.
G. Nitrogen
Unsur nitrogen merupakan salah satu unsur hara yang dibutuhkan seluruh
tanaman untuk pertumbuhan dan produksi yang optimal. Unsur tersebut berfungsi
sebagai penyusun protein untuk pembentuk jaringan dalam makhluk hidup, dan di
dalam tanah unsur N sangat menentukan pertumbuhan tanaman (Sutanto, 2002).
Sumber utama Nitrogen (N2) adalah udara, sedangkan organisme hidup
memperoleh nitrogen dalam bentuk nitrat kemudian diasimilasikan pada
sitoplasma dalam bentuk protein sebagai cadangan pangan. Keberadaan nitrogen
di alam terdapat dalam tiga sumber nitrogen yaitu udara, senyawa anorganik
(nitrat, nitrit, dan moniak), senyawa organik (protein, urine). Unsur ini
mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan semua
jaringan hidup (Brady dkk, 2002).
Nitrogen pada umumnya diserap tanaman dalam bentuk NH4+ atau NO3
yang dipengaruhi oleh sifat tanah, jenis tanaman dan tahapan dalam pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
tanaman. Pengikatan nitrogen secara biologi dapat dilakukan oleh bakteri
nonsimbiotik, dan ganggang hijau biru. Bakteri simbiotik yang berperan dalam
pengikatan nitrogen secara biologi adalah genus Rhizobium misalnya Rhizobium
trifolii, Rhizobium leguminosarium. Bakteri pengikat nitrogen tersebut hidup
bersimbiosis dengan akar tumbuhan polong-polongan membentuk bintil akar.
Pengubahan nitrogen dari nitrogen bebas di udara menjadi nitrat dapat
berlangsung baik secara biologi maupun secara kimia dan proses itu disebut
pengikatan (fiksasi) nitrogen. Nitrogen organik hasil fiksasi yang dibenamkan ke
dalam tanah merupakan N organik tanah yang bentuk kimianya belum dapat
diserap oleh tanaman begitu saja sehingga perlu mengalami mineralisasi nitrogen
terdahulu yang terdiri dari proses aminisasi ( protein menjadi R-NH2), amonifikasi
(R-NH2 menjadi NH4+), dan nitrifikasi (NH4
+ menjadi NO3
-) (Indranada, 1985).
Nitrat (NO3-) yang telah diabsorpsi oleh akar tanaman, maka selanjutnya
nitrogen akan disintesis menjadi protein tanaman, kemudian herbivora yang
makan tumbuhan akan mengubah protein tersebut menjadi protein hewani.
Tumbuhan dan hewani yang telah mati akan terdekomposisi sehingga protein
hewani dan protein nabati diuraikan menjadi ammonia dan asam amino.
Penguraian protein bahan organik yang terdekomposisi menjadi asam
amino dan ammonia disebut amonifikasi. Organisme yang berperan dalam proses
amonifikasi pada umumnya adalah golongan cendawan pelapuk dan bakteri yaitu
Bacillus subtilis dan Bacillus mesenterilius (Ardhana, 2012). Peranan nitrogen
lainnya yaitu merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya
batang, cabang dan daun (Lindawati, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Nitrogen penting dalam hal pembentukan hijau daun yang sangat berguna
dalam proses fotosintesis karena mampu meningkatkan pertumbuhan vegetative,
sehingga daun tanaman menjadi lebih lebar, berwarna lebih hijau dan lebih
berkualitas (Wahyudi, 2010). Warna daun dapat dijadikan sebagai indikator status
nitrogen tanaman yang berkaitan erat dengan tingkat fotosintesis daun dan
produksi tanaman. Bila N diberikan cukup pada tanaman, kebutuhan akan hara
lain seperti fosfor (P) meningkat untuk mengimbangi laju pertumbuhan tanaman
yang cepat (Faihurst et.al., 2007).
Tanaman menyerap N dalam bentuk ion nitrat atau ammonium yang
keduanya merupakan ion yang larut dalam air. Tanaman mengambil N dari tanah
secara berkelanjutan dalam daur hidupnya dan kebutuhan N biasanya meningkat
dengan bertambahnya ukuran tanaman.
Kekurangan unsur N akan terlihat pada perubahan warna daun yaitu
menjadi hijau kekuning-kuningan atau menguning seluruhnya. Kemudian terjadi
peristiwa pengeringan daun tersebut yang dimulai dari bawah terus ke bagian atas
(Fanindi, 2009).
H. Kalium
Kalium merupakan unsur hara makro kedua terbanyak setelah nitrogen
dalam tanaman. Kadar kalium 4-6 kali lebih besar dibandingkan dengan unsur P,
Ca, Mg, dan S. Kalium diserap dalam bentuk kation K monovalensi dan tidak
terjadi transformasi K dalam tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Unsur hara K mengendalikan aktivitas lebih dari 60 enzim yang umunya
mempunyai peran penting dalam proses metabolik (Marschner, 2011). Hubungan
hara khususnya K dengan enzim fotosintesis bersifat resiprokal. Selain itu, unsur
K juga mempengaruhi status dan aktivitas beberapa enzim pengendali tekanan
osmotik, transportasi asimilat, sintesis protein dan pati, perkembangan sel dan
pergerakan stomata (Stryer, 1988).
I. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang relevan dengan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
No. Peneliti Judul/permasalahan Hasil
1. Qomaryah,
2017
Uji Kandungan N
dan P Pupuk
Organik Cair
Kombinasi Jerami
Padi dan Daun Kelor
dengan Penambahan
Kotoran Burung
Puyuh Sebagai
Bioaktivator
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada pengaruh
kandungan ekstrak jerami padi,
ekstrak daun kelor, dan kotoran
burung puyuh terhadap
kandungan N dan P POC.
2. Supriyanti,
2017
Kandungan Nitrogen
dan Kalium Pupuk
Organik Cair
Kombinasi Kulit
Nanas dan Daun
Lamtoro dengan
Variasi Penambah
Jerami Padi
Terdapat perbedaan kandungan
nitrogen dan kalium dengan
dua faktor dan 6 perlakuan
yaitu 1 perbandingan bahan (K)
kulit nanas: daun lamtoro
(K1=100ml:200ml,
K2=150ml;150ml,
K3=200ml:100ml) dan faktor 2
yaitu konsentrasi jerami padi
(D) (D1=30ml dan D2=45ml).
Kandungan N tertingggi pada
perlakuan K3D2 yaitu 0,11%
dan kandungan K tertinggi
pada perlakuan K3D2 yaitu
0,14%
3. Lestari, Pemanfaatan Paitan Tumbuhan paitan dinilai layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2016 (Tithonia
diversifolia) sebagai
Pupuk Organik pada
Tanaman Kedelai
dijadikan sebagai sumber
pupuk organik karena
mengandung hara NPK yang
relative tinggi. Aplikasi 3-4
t/ha paitan basah mengurangi
penggunaan pupuk anorganik
dan bermanfaat bagi perbaikan
lingkungan tumbuh, sehingga
diperoleh hasil kedelai hingga
1,94 t/ha.
4. Makiah,
2015
Analisis kadar NPK
Pupuk Cair Limbah
Tahu dengan
Penambahan
Tanaman Tithonia
diversifolia
Penelitian dilakukan dengan
waktu fermentasi 4, 8 dan 12
hari. Hasil penelitian
menunjukkan kadar P tertinggi
pada fermentasi 4 hari yaitu
0,084%, kadar K tertinggi pada
fermentasi 4 hari yaitu 0,719%
Kebaharuan Penelitian :
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama
fermentasi pupuk cair kombinasi kipahit, daun kelor dan jerami
padi dengan penambahan bioaktivator EM4 dan tetes tebu
terhadap kandungan N- total dan K- total.
Penelitian ini menggunakan lama fermentasi 4 hari, 8 hari dan 12
hari karena pada waktu lama fermentasi tersebut masih optimal
untuk pertumbuhan mikroba dalam proses fermentasi.
Kandungan N- total dianalisis menggunakan metode Kjedhal dan
kandungan K- total dianalisis menggunakan metode
Spektofotometri-AAS.
Komposisi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 222 gr
Gambar 2.6 Literatur Map
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
J. Kerangka Berpikir
Pembakaran jerami padi pasca panen dalam sektor pertanian yang
dilakukan secara berkepanjangan dapat menimbulkan masalah lingkungan seperti
merusak sifat fisik, sifat kimia tanah dan ketersediaan unsur hara di dalam tanah
serta dapat meningkatkan gas CO2 di udara sehingga merugikan ekosistem dan
lingkungan. Menanggulangi permasalahan tersebut, diupayakan pemanfaatan
limbah organik yang dihasilkan pasca panen padi dengan penambahan beberapa
bahan organik lainnya sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair yang ramah
lingkungan dan dapat memperbaiki kondisi tanah. Penggunaan pupuk yang ramah
lingkungan dan berbahan dasar organik masih banyak dan mudah ditemukan di
lingkungan sekitar misalnya pupuk cair dengan kombinasi daun kelor, kipahit dan
jerami padi yang dapat dijadikan sebagai bahan penambah sumber unsur hara
dalam tanah.
Dalam pembuatan pupuk organik cair membutuhkan waktu fermentasi untuk
proses fermentasi. Proses fermentasi tersebut berfungsi untuk menguraikan unsur-
unsur organik yang ada di dalam pupuk organik cair sehingga dapat diserap oleh
tanaman. Lama fermentasi menjadi salah satu faktor yang penting dalam proses
fermentasi karena berkaitan dengan fase pertumbuhan mikroba selama proses
fermentasi sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi kandungan unsur hara
produk yang dihasilkan.
Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan pupuk organik cair
merupakan bahan organik yaitu tumbuhan yang tersedia di lingkungan sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
unsur-unsur penyusun bahan organik tersebut juga bervariasi. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kandungan dari pupuk organik cair
sehingga akan diketahui manfaat spesifik setiap unsur hara dan dapat
menggantikan pupuk anorganik dalam pertanian.
Gambar 2.7 Diagram Alir Kerangka Berpikir.
Pembakaran jerami padi dapat
meningkatkan kandungan CO2
di udara dan mengakibatkan
pencemaran udara.
Lama Fermentasi 4, 8, dan 12 hari
hhari
Penggunaan pupuk
anorganik berdampak pada
kerusakan fisik dan kimia
tanah serta ketersediaan
unsur hara dalam tanah.
Pembenahan lahan kritis dapat dilakukan berbagai cara salah
satunya dengan penambahan pupuk organik. Pupuk organik adalah
pupuk yang berasal dari hewan ataupun tumbuhan yang telah
melewati proses fermentasi.
Kipahit, daun kelor dan
jerami padi memiliki
kandungan nitrogen dan
kalium yang tinggi.
Kandungan nitrogen dan kalium
yang tinggi pada
kipahit, daun kelor dan jerami
padi dapat dimanfaatkan sebagai
unsur hara didalam tanah.
Pembuatan Pupuk Oganik Cair dengan Penambahan Bioaktivator EM4
dan Tetes Tebu
Kandungan N-total
tertinggi
Kandungan K-total
tertinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
K. Hipotesis
1. Terdapat perbedaan rerata kandungan unsur hara nitrogen total dan kalium
total hasil fermentasi pupuk cair kipahit, kelor, dan jerami padi selama 4
hari, 8 hari, dan 12 hari.
2. Lama fermentasi 12 hari menghasilkan kandungan nitrogen dan kalium
total tertinggi pada pupuk cair kipahit, kelor, dan jerami padi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analisis kuantitatif dengan model
rancangan penelitian eksperimen. Eksperimen dapat didefinisikan sebagai
kegiatan terperinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab
masalah atau menguji suatu hipotesa.
Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan satu faktorial. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri
atas variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah lama fermentasi (4 hari, 8 hari, dan 12 hari), suhu, pH serta
kandungan N dan K pupuk organik cair komersial sebagai kontrol positip. Pupuk
organik cair komersial yang digunakan adalah POC NASA, yang merupakan salah
satu produk pupuk organik cair PT. Natural Nusantara NASA yang diproses
dengan formula khusus dan bahan dasar alami (organik). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kandungan nitrogen (N) dan Kalium (K) total dalam pupuk
cair kipahit, kelor yang sudah ditambahkan EM4. Variabel kontrol dalam
penelitian ini adalah berat bahan dasar pembuatan pupuk, tetes tebu, EM4.
B. Batasan Masalah
1. Subjek dalam penelitian ini adalah pupuk cair kipahit, kelor dengan
penambahan bioaktivator EM4. Bagian kipahit yang digunakan yaitu daun
dan batang, kelor yang digunakan adalah daun saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2. Objek dalam penelitian ini adalah kandungan nitrogen dan kalium total
3. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu lama fermentasi
selama 4 hari, 8 hari, 12 hari
4. Penelitian dibuat dengan 3 kali ulangan
5. Kandungan N dan K total pupuk cair komersial dalam kemasan digunakan
sebagai kontrol positif
6. Pembuatan pupuk cair dengan bioaktivator EM4 dan tetes tebu dengan
fermentasi anaerob
C. Alat dan bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk cair organik ini yaitu gelas
beker 1 L, gelas ukur 50 ml, pH meter digital, hygrometer, thermometer,
timbangan, ember, pisau, talenan, saringan. Alat yang digunakan dalam uji
kandungan N dan K yaitu unit destilation/Labu Kjeldhal dan spektrofotometer
AAS, titrator/buret, Erlenmeyer, pipes tetes, labu ukur, corong gelas dan
timbangan.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk cair organik ini yaitu air,
kipahit, kelor, jerami padi, EM4 dan tetes tebu (molasses). Bahan yang digunakan
dalam pengujian kandungan N- total adalah 25 gram H2SO4, 5 gram CuSO4, 0,7
gram TiO2, 4 ml H2SO4, aquades, larutan standar HCL 0.02 N. Sedangkan bahan
untuk uji K adalah larutan standar K 100 ppm, akuades, kertas label.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
D. Cara Kerja
Penelitian dilakukan selama bulan Januari. Pembuatan pupuk dilakukan di
kebun percobaan Pendidikan Biologi, Tajem dan analisa kandungan K total
dilakukan di Laboratorium Chem-Mix Pratama, Bantul. Tahap awal dari
penelitian ini adalah pembuatan sampel pupuk organik cair yang akan
difermentasi.
1. Tahap persiapan
Bahan-bahan yang digunakan adalah tumbuhan kipahit, kelor dan jerami
padi. Tumbuhan kipahit didapatkan dari sekitar pinggir jalan daerah Babarsari
sedangkan daun kelor didapatkan dari kebun percobaan Pendidikan Biologi,
Tajem. Adapun proses pembuatan pupuk cair dalam penelitian ini meliputi tahap-
tahap berikut :
a. Pencacahan setiap bahan dasar
Setiap bahan dasar terdiri dari kipahit, daun kelor dan jerami padi masing-
masing sebanyak 2 kg dengan perbandingan 1:1:1. Total berat bahan dasar yang
digunakan sebanyak 6 kg. Kemudian setiap bahan dicacah hingga berukuran lebih
kecil/lebih halus yang bertujuan untuk memudahkan proses dekomposisi bahan
organik dari bahan baku dan mempercepat penguraian selama masa fermentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Keterangan Gambar 3.1 : Pencacahan setiap bahan dasar pupuk
1. Daun kelor yang sudah dicacah
2. Kipahit yang sudah dicacah
3. Jerami padi yang sudah dicacah
b. Pembagian bahan dasar
Setelah bahan sudah dicampur dan diaduk dengan rata maka tahap
selanjutnya adalah pembagian bahan dasar ke dalam 9 toples plastik dengan
masing-masing berat isi toples adalah 666,6 gr. Bahan yang telah dicacah
kemudian dicampur dan diaduk rata dalam toples . Tujuannya adalah agar semua
bahan tercampur merata.
Keterangan Gambar 3.2. Penimbangan Bahan Dasar
1. Penimbangan daun kelor
2. Penimbangan jerami padi
3. Penimbangan kipahit
1 2 3
1 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
c. Pembuatan larutan untuk proses fermentasi
Pembutan pupuk organik cair berdasarkan petunjuk pada kemasan botol
kemasan EM4 ketentuannya adalah 1 L EM4 + 1 L tetes tebu + 50 L air kemudian
dicampur rata dengan 20 kg bahan pupuk cair. Pada penelitian ini hanya membuat
dalam skala kecil dan dilakukan pra-penelitian. Pembuatan larutan yang dibuat
yaitu dengan perbandingan 1:1:48 (90 ml EM4, 90 ml tetes tebu, dan air 4320 ml)
kemudian diaduk rata di dalam ember dan masing-masing toples diberi volume
500 ml kemudian dikocok dan ditutup rapat.
Keterangan Gambar 3.3 Pembuatan larutan untuk proses fermentasi
1. Larutan fermentasi
2. Pencampuran larutan fermentasi dan bahan
2. Tahap fermentasi
Setiap sampel siap difermentasi dengan lama fermentasi yang berbeda yaitu
4 hari, 8 hari, dan 12 hari dengan kondisi anaerob. Lama fermentasi ini sesuai
dengan penelitian Makiah (2015) yang berjudul Analisis Kadar NPK Pupuk Cair
Limbah Tahu dengan Penambahan Tanaman Tithonia diversifolia. Kondisi
fermentasi anaerob diartikan sebagai proses dekomposisi bahan organik tanpa
1 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
menggunakan oksigen. Setiap dua hari sekali dilakukan pengadukan bahan dalam
toples dengan cara menggoyang-goyangkan toples. Kemudian hasil fermentasi
disaring untuk memisahkan cairan dengan bahan organiknya dan hasil cairan
tersebut digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya. Parameter utama yang
diamati adalah unsur hara Nitrogen dan Kalium yang mengacu pada metode
Spectrophotometry. Nitrogen dengan menggunakan Kjeldahl sedangkan kalium
dengan menggunakan Spektrofotometer UV-AAS.
Gambar 3.4 Proses Fermentasi
3. Tahap pengujian
a. Kadar Nitrogen
Sampel hasil fermentasi diambil sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam
labu Kjeldahl, dan ditambahkan dengan 0.7 gram katalis N (250 gr NaSO4 + 5
gram CuSO4, 0.7 gr TiO2), lalu ditambahkan 4 ml H2SO4 pekat Selanjutnya
didestruksi (dipanaskan) hingga mendidih sampai larutan menjadi jernih. Setelah
didestruksi larutan dibiarkan beberapa saat sampai dingin lalu ditambahkan 10 ml
aquadest. Kemudian larutan jernih yang telah didestruksi di destilasi dengan
menambahkan 20 ml NaOH. Jalankan destilasi hingga volume destilat mencapai
60 ml, setelah volume mencapai 60 ml hentikan destilasi lalu destilat di titrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
menggunakan larutan standar HCL 0.02 N sampai titik akhir titrasi. Catat volume
titrasi yang diperoleh kemudian hitung kadar nitrogen (Departemen Pertanian,
2005) dengan menggunakan :
Perhitungan :
b. Kadar Kalium
Hasil saringan dipipet 0,2 ml dan dimasukkan kedalam labu kjeldahl 25 ml
lalu diencerkan dengan aquades hingga sampai tanda pembatas kemudian diaduk
hingga homogen. Larutan standar baku K dibuat dengan konsentrasi 0; 1; 2; 3; 4;
5 ppm dalam labu kjeldahl 25 ml. kemudian diperiksa intensitasnya dengan alat
ukur spektrofotometer AAS dengan panjang gelombang 766,5 nm (Departemen
Pertanian,2005)
Perhitungan :
Keterangan : X = Konsentrasi larutan
Fp = faktor pengenceran
Kadar N Total %
=Volume titrasi x Normalitas HCL 0.02 N x Berat Atom Nitrogen 14.008
Berat sampel
Kadar K Total =X. fP
10.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
E. Metode Analisa Data
Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisa kandungan N dan K
total yang diperoleh adalah dengan pengujian statistik menggunakan Analisis of
Variance (ANOVA) one way dengan aplikasi SPSS versi 20 . ANOVA adalah
teknik analisis yang dapat memberi jawaban atas ada tidaknya perbedaan skor
pada masing-masing kelompok (Irianto,2004). Nilai F kritikal untuk = 0 0 .
Bila Fhitung > Ftabel maka significant dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey.
F. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam materi pelajaran di Sekolah
Menengah Atas (SMA) kelas XII pada semester ganjil dalam materi Pertumbuhan
dan Perkembangan pada Tumbuhan pada bagian sub bab materi yaitu Unsur Hara
Tumbuhan dengan Kompetensi Dasar sebagai berikut :
KD 3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup
berdasarkan hasil percobaan.
KD 4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor
luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, dan melaporkan secara tertulis dengan
menggunakan tatacara penulisan ilmiah yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berikut merupakan hasil rerata pengukuran kandungan nitrogen (N) dan
Kalium (K) total pada pupuk cair organik komersial (kontrol positip) dan hasil
fermentasi kipahit, daun kelor dan jerami padi (dalam %) dengan lama fermentasi
yang berbeda-beda.
1. Deskripsi pupuk organik cair yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil pengamatan, pupuk cair yang telah dihasilkan mengalami
perubahan warna dari awal pembuatan hingga akhir lama fermentasi. Kualitas
kematangan pupuk secara fisik dapat dilihat dari perubahan warna. Pada awal
pembuatan pupuk dengan penambahan larutan fermentasi (EM4 + tetes tebu + air)
menghasilkan warna coklat, dan setelah melalui proses fermentasi berubah warna
menjadi coklat kehitaman. Selain warna, bau yang dihasilkan dalam pupuk juga
dapat digunakan sebagai indikator dalam uji kualitas pupuk. Pada awal fermentasi
tidak terlalu bau tetapi pada lama fermentasi 8 hari sudah menghasilkan bau yang
berbeda dengan fermentasi 4 hari dan pada akhir proses fermentasi 12 hari bau
pada pupuk semakin meningkat. Bau yang sangat menyengat diduga merupakan
bau amoniak yang dihasilkan dari bahan-bahan organik yang terlalu banyak
mengandung nitrogen. Selain itu, pupuk yang dihasilkan juga mengeluarkan aroma
alkoholik akibat karbohidrat yang berubah menjadi unit-unit glukosa dengan
bantuan enzim amylase dan enzim glukosidase, dengan adanya kedua enzim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
tersebut maka pati akan segera terdegradasi menjadi glukosa, kemudian glukosa
tersebut diubah oleh khamir menjadi alkohol (Affandi, 2008). Berdasarkan
karakteristik fisik pupuk yang dihasilkan diketahui bahwa pupuk belum
matang/belum jadi. Menurut Sutanto (2002) dalam bukunya yang berjudul
Penerapaan Pertanian Organik, warna terbaik pada pupuk dengan proses
dekomposisi secara anaerob adalah berwarna kehijauan. Bau kompos yang baik
harus berbau seperti humus, apabila kompos berbau busuk maka menandakan
proses dekomposisi belum selesai dan proses penguraian masih berlangsung.
2. Kandungan Nitrogen Total
Berdasarkan hasil uji analisa yang dilakukan di Laboratorium Chem-Mix
Pratama, Bantul terhadap kandungan nitrogen total pada pupuk organik cair
komersial dan hasil fermentasi dapat dilihat pada tabel 4.1.
Gambar 4.1 Pupuk cair yang dihasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 4.1. Rerata Pengukuran Kandungan Unsur Hara Nitrogen pada Pupuk
Kontrol dan Pupuk Hasil Fermentasi
No. Pengulangan Perlakuan Lama Fermentasi
K 4 hari 8 hari 12 hari
1. Ulangan 1 0.0827 % 0.1070 % 0.1435 % 0.1503 %
2. Ulangan 2 0.0702 % 0.1114 % 0.1446% 0.1501 %
3. Ulangan 3 0.0624 % 0.1074 % 0.1435 % 0.1523 %
Rata – rata 0.0717 % 0.1086 % 0.1438 % 0.1509 %
Keterangan:
K : Kontrol (POC Komersial)
U1 : Pengulangan 1
U2 : Pengulangan 2
U3 : Pengulangan 3
Data yang diperoleh dari setiap perlakuan lama fermentasi didapat rerata
kandungan nitrogen total yang berbeda. Kandungan nitrogen dengan lama
fermentasi 4 hari (dalam %) yaitu 0,1070; 0,1114; 0,1074. Kandungan nitrogen
dengan lama fermentasi 8 hari (dalam %) yaitu 0,1435; 0,1446; 0,1435.
Kandungan nitrogen dengan lama fermentasi 12 hari (dalam %) yaitu 0,1503;
0,1501; 0,1523. Rerata kandungan nitrogen dengan lama fermentasi 4 hari, 8 hari,
12 hari (dalam %) yaitu 0.1086; 0.1438; 0.1509. Berdasarkan tabel 4.1 diketahui
bahwa kandungan N pupuk cair hasil fermentasi kipahit, daun kelor dan jerami
padi yang tertinggi terdapat pada perlakuan lama fermentasi 12 hari sebesar 1.509
ppm (0,1509%) sedangkan kandungan nitrogen terendah pada lama fermentasi 4
hari sebesar 1.086 ppm (0,1086%).
Berdasarkan pengujian yang dilakukan diperoleh rerata kandungan nitrogen
pada pupuk kontrol positip sebesar 0.017 %. Jika hasil uji pupuk kontrol ini
dibandingkan dengan kandungan nitrogen pupuk fermentasi, maka kandungan
nitrogen pupuk fermentasi di semua perlakuan lama fermentasi lebih besar dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
rerata kandungan pupuk kontrol yang dihasilkan. Unsur hara nitrogen yang
terdapat dalam pupuk kontrol positip seharusnya lebih tinggi dan sudah sesuai
dengan standar mutu pupuk cair karena pupuk kontrol positip digunakan sebagai
pembanding terhadap pupuk fermentasi.
Berdasarkan uji normalitas SPSS versi 20 yang dilakukan menunjukkan hasil
nilai uji Kolmogorov-Smirnov 0, 339 > 0,05, maka Ho diterima (dapat dilihat pada
lampiran 3). Hal ini menunjukkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Pengujian data dilanjutkan dengan uji homogenitas varians
yang dihasilkan yaitu dengan nilai levene statistic 4,562 sig 0.038 < 0,05, pada
level probabilitas yang artinya lama fermentasi yang berbeda-beda terhadap
kandungan unsur hara nitrogen pada pupuk cair organik memiliki variasi yang
tidak sama (tidak homogen). Pengujian selanjutnya dilakukan dengan uji Anova
One Way dengan nilai probabilitas adalah sig 0,000 < 0,05 hal ini menunjukkan
bahwa lama fermentasi 4, 8, dan 12 hari terhadap kandungan nitrogen pada
sampel berbeda secara signifikan, maka dilanjutkan dengan uji lanjut yaitu post
hoc; uji Tukey HSD untuk mengetahui perlakuan mana yang sungguh berbeda
(Suparno, 2011). Berikut dibawah ini tabel hasil analisa data menggunakan uji
anova pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Uji One Way ANOVA Nitrogen
Hasil Uji One Way ANOVA NITROGEN
Sum of Squares df Mean Square F Sig
Between
Groups 0.012 3 0.004 141.121 0.000
Within Groups 0.000 8 0.000
Total 0.012 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 4.3 Perbedaan Antar Perlakuan Kandungan Nitrogen Total
Kode K P1 P2 P3
K - S S S
P1 S - S S
P2 S S - NS
P3 S S NS -
Keterangan :
K : Kontrol
P1 : Lama fermentasi 4 hari
P2 : Lama fermentasi 8 hari
P3 : Lama fermentasi 12 hari
S : Signifikan
NS : Tidak signifikan
Dari hasil uji Tukey HSD (dapat dilihat lampiran 3) diketahui bahwa hasil
pengujian kontrol signifikan atau berbeda nyata dengan hasil semua perlakuan
lama fermentasi 4 hari, 8 hari dan 12 hari. Begitu juga dengan hasil fermentasi 4
hari memiliki hasil yang berbeda dan signifikan terhadap semua hasil yaitu
kontrol, hasil lama fermentasi 8 hari dan 12 hari. Berbeda dengan perlakuan 8
hari memiliki jumlah kandungan hara nitrogen tidak signifikan dengan hasil
fermentasi 12 hari, tetapi signifikan dengan hasil fermentasi 4 hari dan kontrol.
Sementara itu, perlakuan lama fermentasi 12 hari menunjukkan hasil yang
signifikan terhadap hasil fermentasi 4 hari dan kontrol tetapi tidak berbeda nyata
atau tidak signifikan dengan hasil fermentasi 8 hari.
3. Kandungan Kalium Total
Berdasarkan hasil analisa di Laboratorium Chem-Mix Pratama, Bantul
mengenai kandungan unsur hara kalium data yang diperoleh dari setiap perlakuan
lama fermentasi juga berbeda atau bervariasi. Rerata pengukuran kandungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
unsur hara kalium pada pupuk cair komersial, pupuk cair hasil fermentasi kipahit,
daun kelor dan jerami padi dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 4.4 Rerata Pengukuran Kandungan Unsur Hara Kalium pada Pupuk
Kontrol dan Pupuk Hasil Fermentasi.
No. Pengulangan Perlakuan Lama Fermentasi
K 4 hari 8 hari 12 hari
1. Ulangan 1 0.0750 % 0.0635 % 0.0864 % 0.0988 %
2. Ulangan 2 0.0710 % 0.0514 % 0.0935 % 0.0963 %
3. Ulangan 3 0.0880 % 0.1074 % 0.0805 % 0.0884 %
Rata-rata 0.078 % 0.0741 % 0.0868 % 0.0945 %
Keterangan:
K : Kontrol (POC Komersial)
U1 : Pengulangan 1
U2 : Pengulangan 2
U3 : Pengulangan 3
Berdasarkan hasil uji analisa yang dilakukan di Laboratorium Chem-Mix
Pratama, Bantul terhadap kandungan kalium total pada pupuk organik cair hasil
fermentasi kipahit, daun kelor dan jerami padi dapat dilihat pada tabel 4.4.
Kandungan kalium total dengan lama fermentasi 4 hari (dalam %) yaitu 0.0635;
0.0514; 0.1074. Kandungan kalium total dengan lama fermentasi 8 hari (dalam %)
yaitu 0.0864; 0.0935; 0.0805. Kandungan kalium total dengan lama fermentasi 12
hari (dalam %) yaitu 0.0988; 0.0963; 0.0884. Rerata kandungan kalium total
dengan lama fermentasi 4 hari, 8 hari, dan 12 hari (dalam %) yaitu 0.0741;
0.0868; 0.0945.
Dari data tabel diatas diketahui bahwa kalium total pupuk organik cair
hasil fermentasi kipahit, daun kelor dan jerami padi yang tertinggi yaitu pada lama
fermentasi 12 hari sebesar 945 ppm (0,0945), sedangkan kandungan kalium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
kalium total terendah terdapat pada pupuk organik cair dengan lama fermentasi 4
hari yaitu sebesar 741 ppm (0,0741).
Berbeda dengan hasil yang diperoleh pada kandungan kalium total pada
pupuk kontrol positip. Rerata kandungan kalium yang diperoleh yaitu 0.078 %.
Jika hasil uji pupuk kontrol dibandingkan dengan kandungan kalium total hasil
fermentasi pupuk cair kombinasi kipahit, daun kelor dan jerami padi, maka
kandungan kalium total hasil fermentasi 12 hari lebih besar dari rerata kandungan
pupuk kontrol. Unsur hara kalium yang terdapat dalam pupuk kontrol positip
seharusnya lebih tinggi dan sudah sesuai dengan standar mutu pupuk cair karena
pupuk kontrol positip digunakan sebagai pembanding terhadap pupuk fermentasi.
Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 20
yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai uji Komogorov-Smirnov 0,826 > 0,05 ,
maka Ho diterima (lampiran 3). Hal ini menunjukkan bahwa data sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Selanjutnya pengujian data dilakukan
dengan uji homogenitas varians yang dihasilkan yaitu dengan nilai levene statistic
0,477 sig 0,707 > 0,05, pada level probabilitas yang artinya lama fermentasi yang
berbeda-beda terhadap kandungan unsur hara kalium total pada pupuk organik
cair memiliki variasi yang sama (homogen). Pengujian dilanjutkan dengan uji
Anova One Way, dengan nilai probabilitas adalah sig 0,001 < 0,05, hal ini
menunjukkan bahwa lama fermentasi 4 hari, 8 hari dan 12 hari terhadap
kandungan kalium total pada sampel berbeda secara signifikan (lampiran 3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Karena nilai probabilitas kandungan kalium total adalah 0,001 < 0,05 yang
berarti memiliki nilai signifikan maka dilanjutkan uji lanjut yaitu post hoc; uji
Tukey HSD untuk mengetahui perlakuan yang sungguh berbeda. Berikut dibawah
ini tabel hasil analisa data menggunakan uji anova pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji One Way ANOVA Kalium
Hasil Uji One Way ANOVA KALIUM
Sum of Squares Df Mean Square F Sig
Between
Groups 0.003 3 0.001 16.927 0.001
Within Groups 0.000 8 0.000
Total 0.003 11
Tabel 4.6 Perbedaan Antar Perlakuan Kandungan Kalium Total
Kode K P1 P2 P3
K - S NS NS
P1 S - S S
P2 NS S - NS
P3 NS S NS -
Keterangan :
K : Kontrol
P1 : Lama fermentasi 4 hari
P2 : Lama fermentasi 8 hari
P3 : Lama fermentasi 12 hari
S : Signifikan
NS : Tidak Signifikan
Dari hasil uji Tukey HSD (lampiran 3) diketahui bahwa hasil pengujian
kontrol signifikan dengan atau ada beda nyata dengan kandungan kalium total ada
perlakuan fermentasi 4 hari, tetapi tidak signifikan dengan lama fermentasi 8 hari
dan 12 hari. Pada perlakuan lama fermentasi 4 hari menunjukkan hasil yang
signifikan atau terdapat perbedaan kandungan kalium total pada setiap perlakuan
baik kontrol, fermentasi 8 dan 12 hari. Berbeda dengan perlakuan lama fermentasi
8 hari menunjukkan bahwa hanya pada memiliki hasi yang berbeda dan signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dengan lama fermentasi 8 dan 12 hari. Pada perlakuan fermentasi 8 hari yang
hanya signifikan dengan perlakuan lama fermentasi 4 hari. Begitu juga dengan
perlakuan 12 hari memiliki kandungan yang signifikan hanya dengan lama
fermentasi 4 hari. Perlakuan lama fermentasi 12 hari juga menunjukkan hasil yang
signifikan dengan lama fermentasi 4 hari.
A. Pembahasan
1. Pengaruh Lama Fermentasi Pupuk Organik Cair Kombinasi Kipahit, Daun
Kelor dan Jerami Padi Terhadap Kandungan Nitrogen Total.
Berdasarkan hasil analisa variansi kandungan nitrogen total didapatkan
bahwa lama fermentasi mempengaruhi kandungan nitrogen total secara signifikan
atau terdapat perbedaan yang nyata diantara lama waktu fermentasi. Pengukuran
kandungan nitrogen total hasil fermentasi kombinasi kipahit, daun kelor, jerami
padi serta penambahan bioaktivator EM4 dan tetes tebu terhadap kandungan
nitrogen total selama 4 hari, 8 hari dan 12 hari diperoleh hasil yang berbeda-beda.
Fermentasi pada pupuk organik cair kombinasi kipahit, jerami padi dan daun kelor
berfungsi untuk menguraikan unsur-unsur organik yang ada pada bahan sehingga
dapat dengan mudah diserap oleh tanaman. Melalui proses fermentasi,
mikroorganisme memiliki peranan yang sangat penting dalam proses fermentasi
yaitu untuk meningkatkan kecepatan perombakan bahan organik dan
menghancurkan bahan organik.
Berdasarkan hasil pengujian nitrogen total pada perlakuan lama
fermentasi 12 hari menunjukkan kadar kandungan nitrogen total lebih tinggi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
lama fermentasi 4 hari dan 8 hari, dan kadar nitrogen total mengalami peningkatan
pada semua perlakuan lama fermentasi yaitu lama fermentasi 4 hari, 8 hari dan 12
hari. Kandungan nitrogen total tertinggi yang dihasilkan pada lama fermentasi 12
hari adalah 0.1509% dan kandungan nitrogen total terendah pada lama fermentasi
4 hari yaitu 0.1086%. Rendahnya kandungan nitrogen total pada lama fermentasi
4 hari diduga karena mikroba dalam media fermentasi masih menyesuaikan diri
dengan kondisi lingkungannya dan aktivitasnya hanya meningkatkan ukuran sel,
sehingga perombakan belum terjadi secara sempurna. Selama fase awal ini massa
sel dapat berubah tanpa adanya perubahan jumlah sel yang signifikan.
Kandungan nitrogen total yang dihasilkan pada lama fermentasi 8 hari
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata, peningkatan kandungan nitrogen pada
lama fermentasi 8 hari dan 12 hari sangat sedikit, namun lama fermentasi 12 hari
cenderung menghasilkan jumlah kandungan nitrogen total lebih tinggi.
Peningkatan nitrogen total terjadi disebabkan karena mikroba yang sudah
melakukan perombakan bahan organik dalam proses dekomposisi oleh
mikroorganisme sehingga menghasilkan ammonia dan nitrogen. Hal ini didukung
dengan pendapat Siburian (2009), yang mengatakan bahwa waktu optimum dalam
proses pengomposan yaitu pada minggu kedua, hal ini diduga karena pada fase
awal mikroba masih menyesusaikan diri dan melakukan metabolisme sehingga
aktivitasnya hanya meningkatkan ukuran sel.
Dalam pembuatan pupuk organik cair ini menggunakan tiga bahan dasar
utama yaitu kipahit, daun kelor dan jerami padi. Dari ketiga bahan tersebut yang
memiliki kandungan nitrogen tertinggi adalah kipahit yaitu sekitar 3.59%. Akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
tetapi, hasil pengujian kadar nitrogen dalam penelitian ini mengalami penurunan.
Penurunan kadar nitrogen dalam penelitan ini diduga karena nitrogen yang sudah
dihasilkan lepas ke udara dalam bentuk gas NH3. Perubahan kadar nitrogen
menjadi gas ammonia (NH3) terjadi pada saat proses fermentasi. Selama proses
pembuatan dan tutup toples tempat fermentasi dibuka 4 hari sekali pada saat
pengambilan sampel untuk pengujian. Hal ini didukung Wulandari (2015) dalam
penelitiannya yang mengatakan bahwa, faktor yang dapat menyebabkan
penurunan kandungan nitrogen dikarenakan nitrogen hilang diudara bebas dalam
bentuk ammonia hasil dari dekomposisi bahan organik pada saat pengadukan atau
pembalikan, sehingga ammonia tidak dapat diubah lagi dalam bentuk nitrat dan
selanjutnya hilang dalam bentuk gas NH3. Upaya yang bisa dilakukan untuk
mengatasi hal ini yaitu cukup menggoyangkan toples dan tidak perlu membuka
tutup toples.
Hasil kadar nitrogen tertinggi pada lama fermentasi 12 hari yang
didapatkan jika dibandingkan dengan standar mutu pupuk organik cair belum
memenuhi persyaratan SNI pupuk organik cair. Menurut Peraturan Menteri
Pertanian No.70 Tahun 2011, standar mutu kandungan nitrogen adalah 3-6 %.
Peningkatan kadar nitrogen total yang didapatkan dalam penelitian ini belum
memenuhi standar mutu pupuk organik cair. Faktor yang menyebabkan kadar
nitrogen tidak mencapai standar mutu diduga karena unsur nitrogen dalam bahan
organik belum terurai dengan maksimal oleh mikroorganisme karena ukuran
bahan yang digunakan dalam penelitian belum sesuai dengan ukuran bahan yang
dianjurkan yaitu bahan kurang halus sehingga mikroorganisme sulit untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
merombak bahan organik selama proses fermentasi. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Yuwono (2006) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa, ukuran
bahan pada pengomposan anaerobik sangat dianjurkan untuk mengahancurkan
bahan hingga menyerupai serbuk . Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses
penguraian oleh bakteri dan mempermudah pencampuran bahan. Berbeda dengan
pupuk organik cair (POC) yang sudah memenuhi standar Permentan kemungkinan
sudah dengan pembuatan dan campuran beberapa bahan yang digunakan lebih
dari penelitian ini, sehingga hasil dari penelitian ini belum memenuhi standar
mutu yang telah ditentukan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini
adalah menggunakan bahan yang sudah menyerupai bubur dan menambah waktu
fermentasi.
2. Pengaruh Lama Fermentasi Pupuk Organik Cair Kombinasi Kipahit, Daun
Kelor dan Jerami Padi Terhadap Kandungan Kalium Total.
Kalium merupakan unsur hara makro kedua terbanyak setelah nitrogen
dalam tanaman. Kalium (K) berperan dalam pembentukan protein dan karbohidrat
pengerasan bagian kayu dari tanaman. Proses fermentasi yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu 4 hari, 8 hari, dan 12 hari yang bertujuan untuk menguraikan
unsur-unsur organik yang ada di dalam bahan organik sehingga dapat diserap oleh
tanaman dalam waktu yang cepat.
Berdasarkan hasil analisa variansi kandungan kalium total didapatkan
bahwa lama fermentasi memengaruhi kandungan kalium total secara signifikan
atau terdapat perbedaan nyata diantara perlakuan fermentasi. Oleh karena itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
perbedaan nilai kandungan kalium total pada setiap perlakuan lama fermentasi
terlihat. Hasil analisa kadar kalium diketahui bahwa kadar kalium tertinggi
diperoleh pada perlakuan lama fermetasi 12 hari yaitu 0.0945%. Sedangkan kadar
kalium terendah diperoleh pada perlakuan lama fermentasi 4 hari yaitu 0.0741%.
Kalium yang terkandung dalam bahan organik pupuk organik cair
penelitian ini dapat larut dalam air setelah direndam atau difermentasi, sehingga
akan menghasilkan air fermentasi yang mengandung unsur kalium. Peningkatan
kadar kalium pada hasil fermentasi diduga selama proses fermentasi kalium
digunakan oleh mikroorganisme sebagai katalisator bagi mikroorganisme untuk
mempercepat proses fermentasi yaitu dalam penyusun dan pemecahan
karbohidrat, terutama pengubahan protein dan asam amino. Mikroorganisme akan
membantu meningkatkan kandungan kalium melalui proses dekomposisi dengan
melepaskan ion K+ melalui proses pertukaran kation dan ketika mikroorganisme
mati unsur hara tersebut akan dilepaskan ke lingkungan melalui proses pelapukan
mikroorganisme yang sudah mati. Kalium diikat dan disimpan dalam sel oleh
bakteri dan jamur, jika didegradasi kembali oleh mikroorganisme yang masih
hidup maka kalium akan menjadi tersedia kembali. Hasil kadar kalium tertinggi
pada lama fermentasi 12 hari yang didapatkan jika dibandingkan dengan standar
mutu pupuk organik cair belum memenuhi persyaratan SNI pupuk organik cair.
Menurut Peraturan Menteri Pertanian No.70 Tahun 2011, standar mutu
kandungan kalium adalah 3-6 %. Faktor yang diduga menyebabkan kandungan
kalium belum mencapai standar mutu karena proses perombakan bahan organik
yang dilakukan oleh mikroorganisme belum maksimal. Ukuran bahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
kurang halus dalam pembuatan pupuk cair ini kemungkinan sulit untuk
didegradasi oleh mikroorganisme. Ukuran bahan dalam pengomposan anaerobic
sangat dianjurkan untuk menggunakan bahan dengan ukuran yang sangat halus
hingga menyerupai bubur. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses
penguraian oleh bakteri.
3. Perubahan Suhu dan Derajat Keasaman (pH)
Parameter pendukung dalam fermentasi adalah suhu dan pH. Penelitian
pembuatan pupuk organik cair dilaksanakan di kebun percobaan Pendidikan
Biologi, Tajem. Kondisi lingkungan di kebun percobaan cukup mendukung
pembuatan pupuk organik cair. Pengukuran suhu dilakukan pada hari pertama
pembuatan pupuk cair dan setiap pengambilan data di hari ke-4, hari ke-8 dan hari
ke-12. Hasil pengukuran suhu dalam toples selama proses fermentasi bervariasi
yaitu berkisar 250C-27
0C. Hasil pengukuran suhu pupuk dalam toples dapat
dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Suhu Pupuk Organik Cair Dalam Toples
No. Perlakuan Hasil pengukuran suhu (
0C)
U1 U2 U3 Rerata
1. Fermentasi 4 hari 27 26 27 26,6
2. Fermentasi 8 hari 27 26 27 26,6
3. Fermentasi 12 hari 25 25 25 25.0
Berdasarkan pengukuran suhu pupuk cair yang dilakukan, perlakukan
fermentasi 4 dan 8 hari merupakan suhu tertinggi yaitu 26.60C, sedangkan pada
perlakuan 12 hari merupakan suhu terendah yaitu 25 0C. Suhu yang tinggi pada
lama fermentasi 4 dan 8 hari dimungkinkan mikroorganisme melakukan aktifitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
memperbanyak diri secara cepat dan melakukan perombakan bahan organik. Pada
saat bahan organik dirombak oleh mikroorganisme maka dibebaskan sejumlah
energi panas yang mengakibatkan suhu menjadi tinggi. Aktivitas mikroorganisme
tersebut mempengaruhi peningkatan kadar nitrogen dan kalium pada setiap lama
fermentasi. Sementara itu, pada perlakuan lama fermentasi 8 hari ke 12 hari, suhu
mengalami penurunan dari 26.60C menjadi 25
0C, penurunan suhu ini
menunjukkan proses fermentasi mulai berjalan lambat dan aktivitas mikroba yang
menurun karena bahan yang dirombak sudah memiliki kandungan karbon dan
nitrogen yang mulai terbatas sebagai sumber energi bagi mikroba. Suhu yang
dihasilkan dalam pupuk cair berkisar antara 250C-26.6
0C, suhu ini belum
merupakan suhu yang baik atau optimum untuk proses fermentasi anaerob pupuk
organik cair. Suhu yang baik untuk fermentasi organik cair adalah 300C-50
0C.
Suhu tersebut adalah suhu optimum mikroorganisme dapat bekerja secara optimal
untuk merombak bahan-bahan organik (Ginting, 2007). Derajat keasaman (pH)
dalam suatu media pengomposan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi aktivitas mikroorganisme pada saat pengomposan. Nilai pH
menunjukkan banyaknya konsentrasi ion (H+) didalam media pengomposan.
Kadar ion hidrogen yang semakin tinggi didalam media, maka pupuk organik
yang dihasilkan akan semakin asam. Demikian sebaliknya, apabila kadar ion
hidrogen rendah, maka pupuk organik yang dihasilkan akan bersifat alkali/basa.
Pada proses dekomposisi bahan organik yang terjadi aktivitas mikroorganisme
yang meningkat sehingga senyawa asam meningkat (Raihan, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Pengukuran pH pada penelitian pupuk organik cair pengambilan data yaitu
pada hari ke 4, hari ke-8 dan hari ke-12. Derajat keasaman pupuk organik cair
kombinasi kipahit, daun kelor, dan jerami padi pada penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 4.8 berikut ini :
Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Derajat Keasaman (pH)
No. Perlakuan
Hasil Perlakuan
pH awal Rerata
Hasil Perlakuan
pH akhir Rerata
U1 U2 U3 U1 U2 U3
1. Fermentasi 4
hari 6,0 5,8 6,1 5,96 4,3 4,3 4,1 4,23
2. Fermentasi 8
hari 5,9 6,1 5,9 5,96 4,3 4,7 4,6 4,53
3. Fermentasi
12 hari 5,9 5,9 5,9 5,90 5,4 5,0 5,5 5,30
Derajat keasaman (pH) optimum untuk proses penguraian bahan organik
menurut Sutanto (2002) adalah antara 5-8. Derajat keasaman pupuk cair organik
pada penelitian ini yaitu pada kisaran pH 4.23 – 5.30, sehingga nilai pH pada lama
fermentasi 4 dan 8 hari belum memenuhi nilai pH optimum untuk proses
fermentasi, berbeda dengan lama fermentasi 12 sudah memiliki nilai pH optimum
untuk proses fermentasi. Pada lama fermentasi 4 hari pH yang dihasilkan adalah
4.23, kemudian pada lama fermentasi 8 hari menjadi 4.53, dan pada lama
fermentasi 12 hari menjadi 5.30 yang mulai menuju netral. Penurunan pH yang
terjadi pada perlakuan lama fermentasi 4 hari diduga terjadi karena pada awal
proses penguraian bahan organik terjadi aktivitas bakteri seperti bakteri asam
laktat yang menghasilkan asam organik seperti asam laktat, asam asetat. Asam-
asam tersebut merupakan hasil penguraian dari karbohidrat, protein dan lemak
dalam substrat. Hal ini didukung Djarmani (2005) dalam penelitiannya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
mengatakan bahwa, pada awal fermentasi terjadi pembentukan ammonia dari
senyawa yang mengandung nitrogen. Hal ini memberikan pengaruh terhadap
kandungan nitrogen yang dihasilkan yang terus meningkat pada setiap perlakuan
(dapat dilihat pada tabel 4.1). Pada lama fermentasi 8 hari kandungan nitrogen
tetap meningkat tetapi pH yang dihasilkan menurun yaitu 4,53 karena produksi
asam yang meningkat. Hal ini diduga karena pH yang dihasilkan sudah mulai
mendekati pH optimum yaitu 5-8 bagi mikroorganisme untuk melakukan
aktivitasnya. Begitu juga pada lama fermentasi 12 hari terjadi peningkatan
kandungan nitrogen tertinggi tetapi pH mengalami penurunan yaitu 5,30.
Kandungan nitrogen tetap meningkat diduga karena mikroorganisme dapat
melakukan aktivitasnya dengan baik karena sudah dalam kondisi yang optimum
untuk proses fermentasi.
Berdasarkan kadar nitrogen total yang dihasilkan, diketahui bahwa dari
lama fermentasi 4 hari ke lama fermentasi 8 dan 12 hari jumlah kadar nitrogen
dalam pupuk meningkat yaitu 0.1086%, 0.1438% dan 0.1509%. Apabila nilai pH
dikaitkan dengan tingginya kadar nitrogen dan kalium yang dihasilkan di lama
fermentasi 12 hari dibandingkan dengan perlakuan lain, disebabkan karena nilai
pH pada lama fermentasi 12 hari adalah nilai pH yang baik atau optimum untuk
pertumbuhan mikroorganisme dan penguraian bahan organik. Bila dilihat nilai pH
dalam penelitian ini adalah cenderung asam. Hal ini dapat disesuaikan dengan
menambahkan kapur dolomit yang dihaluskan yakni Mg-Ca karbonat (Sutanto,
(2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4. Keterbatasan dalam Penelitian.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan daun kipahit yang
belum dikeringkan menyebabkan kandungan N-total dan Kalium-total
pada pupuk cair organik yang dihasilkan masih rendah. Menurut Hartatik
(2007), unsur hara yang terdapat pada daun kipahit kering adalah 3,50-
4,00% N; 0,35-0,38% P; 3,50-4,10% K; 0,5 Ca; dan 0,27% Mg.
b. Pembuatan pupuk organik cair kombinasi kipahit, daun kelor dan jerami
padi dalam penelitian ini masih dengan ukuran bahan 1-1.5 cm. Untuk
mempermudah proses penguraian bahan organik sebaiknya bahan yang
digunakan sudah menyerupai bubur untuk membantu mikroorganisme
dalam proses fermentasi.
c. Lama fermentasi yang digunakan dalam penelitian ini belum menghasilkan
kadar nitrogen dan kalium total yang sesuai dengan standar mutu organik
cair. upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini yaitu menambah
waktu lama fermentasi pupuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Hasil analisa kandungan nitrogen dan kalium total pada pupuk organik cair
hasil fermentasi kipahit, daun kelor dan jerami padi yang dihasilkan dalam
penelitian ini dapat menambah pengetahuan peserta didik tentang unsur hara yang
terkandung dalam bahan organik sehingga dapat mendukung proses belajar
mengajar di sekolah. Peserta didik akan diajak untuk merancang suatu percobaan
sederhana sesuai prosedur ilmiah tentang faktor-faktor luar/eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan serta melaksanakan
percobaan yang telah dirancang sesuai dengan prosedur ilmiah. Peserta didik akan
dibagi ke dalam kelompok dan setiap kelompok memilih satu faktor luar/eksternal
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sehingga
tidak ada rencana percobaan yang sama. Melalui percobaan sederhana yang telah
di rancang dan dilaksanakan, peserta didik dapat memperluas pengetahuannya
tentang faktor-faktor luar/eksternal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Sekolah
Menengah Atas (SMA) kelas XII semester ganjil yakni pada materi Pertumbuhan
dan Perkembangan pada Tumbuhan dengan sub bab Unsur Hara Tanaman. Peserta
didik dapat mengembangkan sikap ilmiah, keterampilan berproses secara ilmiah
dengan merancang dan melakukan suatu percobaan atau penelitian biologi
sederhana secara mandiri. Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan Lembar Pengamatan Penilaian dapat
dilihat pada lampiran 4.5, 6 dan 7.
Acuan kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran terkait dengan
penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013.
1. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif , dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menemptkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
2. Kompetensi Dasar
KD 3.1 : Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal
dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk
hidup berdasarkan hasil percobaan.
KD 4.1 : Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor
luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, dan melaporkan secara tertulis dengan menggunakan
tatacara penulisan ilmiah yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kandungan nitrogen total dalam pupuk cair hasil fermentasi kipahit, daun
kelor dan jerami padi dengan penambahan EM4 setelah difermentasi
selama 4 hari ,8 hari dan 12 hari yaitu 0,1086%, 0,1438%, dan 0,1509%.
Kandungan kalium total dalam pupuk cair hasil fermentasi kipahit, daun
kelor dan jerami padi dengan penambahan EM4 setelah difermentasi
selama 4,8 dan 12 hari yaitu 0,0741%, 0,0868% dan 0,0945%. Sedangkan
untuk kontrol kandungan N-total adalah 0,0717% dan K-total adalah
0,078%.
2. Lama fermentasi dengan kandungan unsur hara nitrogen dan kalium total
tertinggi yaitu pada lama fermentasi 12 hari.
B. Saran
Saran yang penulis dapat sampaikan adalah:
1. Perlu diperhatikan pH saat proses fermentasi berlangsung. Jika pH pada
saat fermentasi terlalu asam dapat disesuaikan dengan menambahkan
kapur Mg-Ca karbonat.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan pembuatan pupuk organik cair
kombinasi kipahit, daun kelor, dan jerami padi dengan ukuran bahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
lebih kecil/halus untuk mempercepat proses fermentasi sehingga mampu
mendapatkan kandungan N-total dan K-total sesuai Standar Kualitas Mutu
POC Permentan Nomor 70 tahun 2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
DAFTAR PUSTAKA
Ansari, Hanafi, Jamilah dan Mukhlis 2014. Pengaruh Dosis Pupuk dan Jerami
Padi Terhadap Kandungan Unsur Hara Tanah Serta Produksi Padi Sawah
Pada Sistem Tanaman Sri (System of Rice Intensification). Jurnal Online
Agroteknologi Vol. 2, No.3.
Ardhana, G.P. 2012. Ekologi Tumbuhan. Udayana University Press. Bali.
Balai Penelitian Tanah. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah,
Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah, Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.
Bintoro, H.M.H., Rasti, S, Dyah, M. 2008. Pestisida Organik pada Tanaman
Lada. Laporan Akhir Kerjasama Kemitraan Penelitian Pertanian antara
Perguruan Tinggi dan Badan Litbang Pertanian (KKP3T).
Brady, N.C and Ray, R. W. 2002, The Nature and Properties of Soils. 13'*
Edition. Upper Saddle River, New Jersey. USA.
Broin.2010. Growing and Processing Moringa Leaves. Imprimerie
Horizon. France
Chotimah, S. C. 2009. Peranan Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus
bulgaricus dalam proses pembuatan yogurt. . Ilmu Peternakan 4 (2) :
47
Djuarnani, N., Kristian B. S., Setiawan. 2005. Cara Tepat Membuat Kompos.
Agromedia Pustaka. Jakarta
Dobermann, Fairhurst, T., C. Witt, R. B, & A.. 2007. Padi, Panduan Praktis
Pengelolaan Hara. Diterjemahkan oleh A. Widjono, IRRI.
Fanindi, A. Yohaeni S. Sutedi E. dan Oyo. 2009. Produksi Hijauan dan Biji
Legiuminosa Arachis pintoi Pada Berbagai Dosis Pemupukan. Balai
Penelitian Tanah. Bogor.
Fardiaz dan Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Foidle, N.,Makkar H.P.S and Becker. 2001. The Potential of Moringa Oleifera
for Agriculture and Industrial Uses. Mesir.
Fuglie, L. 2001. The Miracle Tree: The Multiple Attributes of Moringa. Dakar
Gaur, A. C. 1983. A manual of Rural Composting. Food and Agriculture
Organization of The United Nation. Rome.
Ginting dan Nurzainah. 2007. Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan.
Fakultas Peternakan. USU. Medan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair, Cetakan ketiga,
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair, Jakarta: PT Agromedia
Pustaka.
Hariana A. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 2. Penebar. Depok.
Hartatik, W. 2007. Tithonia diversifolia sumber pupuk hijau.Warta Penelitian
dan Pengembangan Pertanian 29(5):3-5.
Hartatik, W. 2009. Jerami Dapat Mensubstitusi Pupuk KCL. Warta Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Vol. 31 No. 1. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Hidayat, N., Padaga, M. C., dan Suhartini, S. 2013. Mikrobiologi Industri. Andi
Offset. Yogyakarta.
Huda, 2013. Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Urin Sapi dengan Aditif
Tetes Tebu (Molasses) Metode Fermentasi”. Skripsi. Universitas Negeri
Semarang.
Hutapea, J.R. 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Badan Peneliti dan
Pengembangan Kesehatan RI. Jakarta.
Indranada, K.H. 1985. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Penerbit Bumi Aksara.
Jakarta
Indriani Y.H. 1999. Membuat Kompos Secara Singkat. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Indriani,Y.H. 2004. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Indriani. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta
Irianto, A. 2004. Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Prenada Media
Group. Jakarta
Isra, V. N. 2016. Karakteristik Dan Analisis Keuntungan Kompos Feses Sapi
Bali yang di Produksi Menggunakan Jenis Mikroorganisme Lokal
(MOL) dan level Jerami Berbeda. Skripsi. Universitas Hasanuddin
Makasar.
Jajo, M. 2013. Fermentasi. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2018.
Jama, B., C.A., Palm., R.J. Buresh, A. Niang. 2000. Tithonia deversifolia as a
green manure for soil fertility improvement in western. Journal of
Agroforestry System. Kenya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Krisnadi, D.A. 2015. Kelor Super Nutrisi. Edisi Revisi. Pusat Informasi dan
Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia. Lembaga Swadaya
Masyarakat Media Lingkungan. Kunduran
Leiwakabessy, F.M.A dan Sutandi, 2004. Pupuk dan Pemupukan. Diktat
Kuliah. Departemen Tanah Fakultas Pertanian IPB. Bogor .
Lestari, D. 2016. Pemanfaatan Paitan (Tithonia diversifolia) sebagai Pupuk
Organik pada Tanaman Kedelai. Balai Penelitian Tanaman Aneka
Kacang dan Umbi. Malang
Lindawati, N., Izhar, dan Syafira, H., 2000, Pengaruh Pemupukan Nitrogen
dan Interval Pemotongan Terhadap Produktivitas dan Kualitas Rumput
Lokal Kumpai pada Tanah Podzolik Merah Kuning, JPPTP 2(2):130
133.
Lingga, P. D., dan Marsono.2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk.Penebar
Swadaya. Jakarta.
Makiah, M,. Sunarto. W. 2015.Analisis Kadar Pupuk Cair Limbah Tahu
dengan Penambahan Tanaman Tithonia diversifolia. Journal of
Chemical Science.Universitas Negeri Semarang. Semarang
Maschner, P. 2011. Mineral Nutrition of Higher Plants. Third Edition.
Academic Press Inc.,San Diego, CA.
Mazaya, M., Susatyo, E. B. & Prasetya, A. T. 2013. Pemanfaatan Tulang Ikan
Kakap untuk Meningkatkan Kadar Fosfor Pupuk Cair Limbah Tempe.
Indonesian Journal of Chemical Science, 2(1), 7-11.
Misra, A,. Srivastava, S. 2014. Evaluation of anti diarrheal Potential of
Moringa oleifera Leaves. Journal of Phamacognosy and
Phytochemistry.
Muhsanati, Auzar. S, dan Sri. R. 2008. Pengaruh Beberapa Takaran Kompos
Tithonia Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea
mays Saccharata). Jerami 1:87-91.
Nurcahyati, D.E. 2014. Khasiat Dahsyat Daun Kelor. Jendela Sehat. Jakarta.
Opala, P.A., C.O. Othieno, J.R. Okalebo, and P.O. Kisinyo.2009. Effects of
combining organic materials with inorganic phosphorus source on
maize yield and financial benefits in western Kenya. Exp. Agric. 46:23
34.
Palupi N, Zakaria F, Prangdimurti E. 2007. Pengaruh Pengolahan Terhadap
Nilai Gizi Pangan. ENBP Me-L, editor: Departemen Ilmu & Teknologi
Pangan Fateta-IPB. Bogor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Peraturan Menteri Pertanian. 2011. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
70/Permentan/SR.140/10/2011 tentang Pupuk Organik. Pupuk Hayati
dan Pembedah Tanah. Kementerian Pertanian Republik
Indonesia. Jakarta.
Purwani, J. 2011. Pemanfaatan Tithonia diversifolia (Hamsley) A. Gray untuk
Perbaikan Tanah. Balai Penelitian Tanah. 253-263.
Qomariyah, N. 2017. Uji Kandungan Nitrogen dan Phosfor Pupuk Organik
Cair Kombinasi Jerami Padi dan Daun Kelor dengan Penambahan
Kotoran Burung Puyuh Sebagai Bioaktivator. Skripsi. Universitas
Muhammadyah .Surakarta.
Raihan, S. 2002. Suplemen Bahan Organik terhadap Pupuk Anorganik dalam
Meningkatkan Hasil Jagung di Lahan Lebak. Prosedur Nasional
Pertanian Organik. Jakarta.
Parman, S. 2007. „Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Kentang (Solanum tuberosum L.)‟, Buletin
Anatomi dan Fisiologi,vol. XV, no. 2, hlm. 21-31.
Setyanto, P. 2008. Perlu Inovasi Teknologi Mengurangi Emisi Gas Rumah
Kaca dar Lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Departemen
Pertanian.
Sastro,Y. 2008. Pupuk dan Pemupukan Tanaman Belimbing. BPPT. Jakarta
Siburian, R. 2008. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Inkubasi EM4 terhadap
Kualitas Kimia Kompos. Jurnal Bumi Lestari.
Simanungkalit, R.D.M, Didi, A.S, Rati. S, Diah, S, dan Wiwik, H .2006. Pupuk
Organik dan Pupuk Hayati.Bogor . Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu Tanah. Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor
Sonke, D. 1997. Tithonia Weed: A Potential Green Manure Crop. Echo
Development Notes 57:5.
Stryer L. 1988. Biochemistry. Third Edition. W.H. Freeman and Co., New York.
Suparno, P. 2010. Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi.
Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Suprihatin.2010. Teknologi Fermentasi. UNESA University Press. Surabaya
Supriyanti, A. 2017. Kandungan Nitrogen dan Kalium Pupuk Organik Cair
Kombinasi Kulit Nanas dan Daun Lamtoro dengan Variasi Penambahan
Jerami Padi. Skripsi. Universitas Muhammadyah Surakarta. Surakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Sutanto, R.2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogkarta.
Susila, Shofiatin. 2016. Pengaruh Penggunaan Pupuk Cair Daun Kelor Dengan
Penambahan Kulit Buah Pisang Terhadap Pertumbuhan Anaman Jagung.
Program Studi Pendidikan Biologi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sutanto, R. 2002. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Kanisius. Jakarta
Sutono, S.D, Nurida. L.N., dan Hartatik. 2015. Pembenah Tanah untuk
Meningkatkan Produktivitas Lahan Pertanian. Balai Penelitian Tanah.
Bogor.
Tamtomo, S. Rahayu dan A. Suyanto. 2015. Pengaruh Aplikasi Kompos Jerami
dan Abu Sekam Padi Terhadap Produksi Dan Kadar Pati Ubi Jalar.
Jurnal Agrosains. Vol 12. No 2. ISSN: 1693-5225
Tilong, A.D. 2012. Ternyata, Kelor Penakluk Diabetes. DIVA Press.
Yogyakarta.
Wahyudi. 2010. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Wijaya, K.A. 2008. Nutrisi Tanaman Sebagai Penentu Kualitas Hasil dan
Resistensi Alami Tanaman. Prestasi Pustaka. Jakarta
Wulandari, dkk. 2015.Pengaruh Aerasi dan Silika dengan Pemeraman yang
Berbeda terhadap Kandungan N,P,K Pupuk Cair Unit Gas Bio. Skripsi.
Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang
Yameogo, W. C., Bengaly, D. M., Savadogo, A., Nikièma, P. A., Traoré, S. A.
2011.Determination of Chemical Composition and Nutritionalvalues of
Moringa oleifera Leaves. Journal Of Nutrion Vol (3): 264-268.
Pakistan
Yuniwati, M, Frendy Iskarima dan Adiningsih Padulemba. 2012. “Optimalisasi
Kondisi Proses Pembuatan Kompos Dari Sampah Organik dengan Cara
Fermentasi Menggunakan EM4”. Jurnal Teknologi. Volume 5. No. 2.
Hal. 172-181.
Yuwono, D. 2005. Pupuk Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.
Yuwono, D. 2006. Kompos dengan Cara Aerob maupun Anaerob untuk
Menghasilkan Kompos yang Berkualitas. Penebar Swadaya. Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 1. Hasil Pengukuran Kandungan N dan K Pupuk Organik Cair
Kombinasi Kipahit, Daun Kelor dan Jerami Padi
a. Hasil Pengukuran Kandungan N dan K Pupuk Organik Cair Komersial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Hasil Pengukuran Kandungan N dan K Pupuk Organik Cair Kombinasi
Kipahit, Daun Kelor dan Jerami Padi Fermentasi 4 Hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
b. Hasil Pengukuran Kandungan N dan K Pupuk Organik Cair Kombinasi
Kipahit, Daun Kelor dan Jerami Padi Fermentasi 8 Hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
c. Hasil Pengukuran Kandungan N dan K Pupuk Organik Cair Kombinasi
Kipahit, Daun Kelor dan Jerami Padi Fermentasi 12 Hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 2. Hasil Pengukuran Suhu dan pH
a. Hasil Pengukuran Suhu dalam Toples
No. Perlakuan Hasil pengukuran (
0C)
Suhu awal U1 U2 U3 Rerata
1. Fermentasi 4 hari 29 27 26 27 26,6
2. Fermentasi 8 hari 29 27 26 27 26,6
3. Fermentasi 12 hari 29 25 25 25 25
b. Hasil Pengukuran Suhu Ruang
No. Perlakuan Hasil pengukuran
Suhu ruang (0C)
1. Fermentasi 4 hari 28,4
2. Fermentasi 8 hari 30,1
3. Fermentasi 12 hari 28,3
c. Hasil Pengukuran pH
No Perlakuan
Hasil Perlakuan
pH awal Rerata
Hasil
Perlakuan pH
akhir Rerata
U1 U2 U3 U1 U2 U3
1. Fermentasi
4 hari 6,0 5,8 6,1 5,96 4,3 4,3 4,1 4,23
2. Fermentasi
8 hari 5,9 6,1 5,9 5,96 4,3 4,7 4,6 4,53
3. Fermentasi
12 hari 5,9 5,9 5,9 5,90 5,4 5,0 5,5 5,30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 3. Uji Normalitas
1. Hasil Perhitungan Statistika Kandungan Unsur Hara Nitrogen
a. Uji Normalitas Nitrogen
b. Uji Homogenitas Nitrogen
c. Uji ANNOVA Nitrogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
d. Uji Post Hoc Tukey Nitrogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
2. Hasil Perhitungan Statistika Kandungan Unsur Hara Kalium
a. Uji Normalitas Kalium
b. Uji Homogenitas Kalium
c. Uji ANOVA Kalium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
d. Uji Post Hoc Tukey Kalium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 4. Silabus
SILABUS PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN BIOLOGI
Kelas : XII SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Semester : I (Ganjil)
Materi : Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif , dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menemptkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
KOMPETENSI
DASAR
MATERI POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI
WAKTU
MEDIA, ALAT,
BAHAN
3.1 Menganalisis
hubungan antara
faktor internal dan
eksternal dengan
proses
pertumbuhan dan
perkembangan
pada makhluk
hidup berdasarkan
hasil percobaan.
1. Pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan
a. Pengertian
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan
b. Proses pertumbuhan
dan perkembangan
pada tumbuhan
c. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan
- Faktor internal
- Faktor eksternal
d. Menyusun rencana
penelitian
Problem Statement
/Orientation
Peserta didik
mengamati
pertumbuhan dan
perkembangan
tumbuhan yang
terjadi pada
tumbuhan
Peserta didik
membaca literature
tentang
pertumbuhan dan
perkembangan
tumbuhan
Hipthesis Generation
Peserta didik
dituntun untuk
merumuskan
pertanyaan tentang
konsep
pertumbuhan
tumbuhan dan
faktor-faktor yang
mempengaruhi
Observasi
Sikap ilmiah
saat mengamati,
melaporkan
secara lisan dan
saat diskusi
bersama teman
kelompok.
Portofolio
laporan tertulis
tentang
pengaruh faktor
luar terhadap
pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan
Tes
Tes tertulis
tentang
pertumbuhan
dan
4 JP
1. Video tentang
pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan
2. Buku paket
Biologi kelas
XII semester
ganjil.
3. LKPD
4. Gambar
5. PPT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
pertumbuhan.
Hipothesis Testing
Menggali
informasi tentang
pengaruh faktor
eksternal dan
internal terhadap
pertumbuhan
tumbuhan melalui
tayangan video
tumbuhan.
Critical thinking
Menganalisis
hubungan antara
faktor internal dan
eksternal terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan
tumbuhan.
perkembangan
tumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Collaboration
Peserta didik
diskusi dalam
kelompok untuk
mengerjakan
LKPD
Conclution
Menarik
kesimpulan tentang
pertumbuhan dan
perkembangan
tumbuhan serta
faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Communicative
Peserta didik
mempresentasikan
hasil diskusi
kelompok di depan
kelas.
Peserta didik
lainnya
menanggapi hasil
diskusi kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
presenter.
4.1 Merencanakan
dan melaksanakan
percobaan tentang
faktor luar yang
memengaruhi
proses
pertumbuhan dan
perkembangan
tanaman, dan
melaporkan secara
tertulis dengan
menggunakan
tatacara penulisan
ilmiah yang benar.
2. Merencanakan dan
melaksanakan
percobaan.
a. Pengamatan
pengaruh faktor
eksternal
terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan
tumbuhan
Problem Statement
/Orientation
Peserta didik
mengkaji jurnal
ilmiah atau
karya ilmiah
tentang
pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan
(study literature)
Critical thinking
Menuntun
peserta didik
untuk berpikir
kritis mengenai
peranan setiap
faktor internal
dan eksternal
terhadap
pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Hipothesis Generation
Peserta didik
mengkaji dan
mendiskusikan
jurnal ilmiah
atau karya
ilmiah tentang
pengaruh faktor
luar terhadap
pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan.
Peserta didik
merancang
percobaan
sederhana
tentang faktor
luar yang
mempengaruhi
pertumbuhan
pada tumbuhan.
Collaboration
Peserta didik
melaksanakan
percobaan
sederhana sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
dengan
rancangan
percobaan
kelompok.
Peserta didik
melakukan
pengamatan
hasil percobaan.
Hipothesis Testing
Peserta didik
mengolah data
hasil percobaan.
Menarik
kesimpulan
hasil percobaan.
Peserta didik
mengumpulkan
hasil percobaan
secara tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. IDENTITAS SEKOLAH
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran : IPA BIOLOGI
Kelas/Semester : XII/Ganjil
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
B. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif , dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menemptkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
C. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
1. 3.1 Menganalisis
hubungan antara faktor
internal dan eksternal
dengan proses
pertumbuhan dan
perkembangan pada
makhluk hidup
berdasarkan hasil
percobaan.
3.1.1 Menjelaskan pengaruh faktor
internal dan faktor eksternal terhadap
pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
3.1.2 Mengaitkan hubungan antara
faktor internal dan faktor eksternal
terhadap proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
2.
4.1 Merencanakan dan
melaksanakan percobaan
tentang faktor luar yang
memengaruhi proses
pertumbuhan dan
perkembangan tanaman,
dan melaporkan secara
tertulis dengan
menggunakan tatacara
penulisan ilmiah yang
benar.
4.1.1 Membuat rancangan percobaan
tentang faktor luar yang
mempengaruhi proses pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan .
4.1.2 Mempresentasikan hasil
rancangan percobaan kelompok
didepan kelas.
4.1.3 Melaksanakan percobaan
tentang faktor luar yang
mempengaruhi proses pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan
4.1.4 Membuat laporan hasil
percobaan secara tertulis dengan
menggunakan penulisan ilmiah yang
benar.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan scientific,
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), dengan metode
diskusi peserta didik mampu menjelaskan pengaruh faktor internal dan
faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan,
menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal terhadap
proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, membuat rancangan
percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan, mempresentasikan hasil rancangan
percobaan kelompok didepan kelas, melaksanakan percobaan tentang
faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan, membuat laporan hasil percobaan secara tertulis dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
menggunakan penulisan ilmiah yang benar, serta menunjukkan sikap kerja
sama, teliti dan jujur selama proses pembelajaran.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Faktual : Proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Konseptual :Pertumbuhan primer dan sekunder, faktor ekternal
pertumbuhan, faktor internal pertumbuhan
Prosedural : Langkah kerja percobaan sederhana
F. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Model : Problem Based Learning (PBL)
Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab, pengamatan, presentasi
G. MEDIA, ALAT PEMBELAJARAN
Media : Power point, white board
Alat/ bahan : Laptop, Viewer, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
H. SUMBER BELAJAR
Pujiyanto, Sri. 2015. Biologi. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Priadi, Arif. 2010. Biologi SMA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Yudhistira
I. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke-1 (2 x 45 menit )
Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu
Pendahuluan
a. Apersepsi
- Guru memberikan salam
- Berdoa bersama
- Guru menanyakan kesiapan peserta
didik dalam mengikuti proses
pembelajaran.
- Guru mengecek kehadiran.
- Guru bertanya kepada peserta didik
“ coba perhatikan tumbuhan di
sekitar pekarangan sekolah kita,
ada yang tumbuh besar dan
tumbuh kecil. Apakah tumbuhan
tersebut langsung tumbuh besar
seperti yang kamu lihat ?
- Peserta didik mengamati gambar
5 menit
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
b. Motivasi
c. Orientasi
d. Mengorga
nisasi
tumbuhan, kemudian diajukan
pertanyaan :“Dari kedua gambar
tersebut mengapa ukuran tubuh
tumbuhan berbeda-beda, meskipun
jenis tumbuhan tersebut sama ?”
- Guru menayangkan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai.
- Peserta didik diminta untuk
membentuk kelompok yang terdiri
dari 4-5 orang
10 menit
Kegiatan Inti
Problem Statement/Orientation
- Peserta didik diminta mengamati
video pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
- Peserta didik dituntun untuk
merumuskan pertanyaan.
(Critical thinking)
- Peserta didik lain diberikan
kesempatan untuk menjawab
kemudian dibantu oleh guru.
Hipothesis Generation
Peserta didik diberi kesempatan
untuk berdiskusi dan memperoleh
jawaban dari pertanyaan:
“Bagaimana hubungan antara
faktor eksternal dan faktor internal
terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan ?”
(Sesuai LKPD)
Hipothesis Testing
- Peserta didik diberikan kesempatan
untuk berdisuksi dalam kelompok
dan menjawab sebuah
permasalahan bersama anggota
kelompoknya
(Collaboration)
Conclution
- Setelah mendapatkan jawaban
kemudian membuat kesimpulan,
salah satu perwakilan kelompok
10 menit
30 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
diminta untuk mempresentasikan di
depan kelas (Comunicative)
- Diberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk menanggapi
hasil kelompok presentasi
(Communicative)
- Guru mengklarifikasi apabila ada
jawaban yang belum tepat dan
memberikan penguatan kepada
peserta didik.
- Peserta didik diberi kesempatan
untuk bertanya jika belum
memahami materi yang dipelajari.
10 menit
Tahap
Penutup
a.Merangkum
b.Evaluasi
c.Refleksi
d.Arahan/
tindak lanjut
- Peserta didik diminta untuk
merangkum dan menyimpulkan
materi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan yang
telag dipelajari
(Critical thinking, Creative)
Regulation
- Untuk mengukur pemahaman
peserta didik, diberikan pertanyaan
terkait materi yang dipelajari.
- Peserta didik diminta untuk
menceritakan manfaat dari
mempelajari materi pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan
- peserta didik diminta untuk
melakukan percobaan yang ada
dibuku paket Biologi tentang
faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan pada
tumbuhan.
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Pertemuan ke-2 (2 x 45 menit )
Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu
Pendahuluan
a.Apersepsi
b.Motivasi
c.Orientasi
d.Mengorgani
sasi
- Guru memberikan salam
- Berdoa bersama
- Guru menanyakan kesiapan peserta
didik dalam mengikuti proses
pembelajaran.
- Guru mengecek kehadiran.
- Guru bertanya kepada peserta didik
“Apakah kalian pernah
melakukan/melihat pemupukan
terhadap tanaman? Apa fungsi
pupuk bagi tanaman?
- Peserta didik mengamati gambar
tumbuhan, kemudian diajukan
pertanyaan :“Dari beberapa
gambar ini terdapat beberapa ciri-
ciri : daun menguning, berukuran
kerdil dan daunnya sedikit. Dari
ciri tersebut hal apa yang
menyebabkan tanaman menjadi
seperti itu ?”
- Guru menayangkan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai.
- Peserta didik diminta untuk
membentuk kelompok yang terdiri
dari 4-5 orang
5 menit
5 menit
5 menit
Kegiatan Inti
Problem Statement/Orientation
- Peserta didik diminta untuk
mencari dan mengkaji jurnal
ilmiah/karya ilmiah mengenai
pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
- Peserta didik dituntun untuk
berpikir kritis mengenai pengaruh
faktor luar yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
(Critical thinking)
Hipothesis Generation
Peserta didik diberi kesempatan
untuk berdiskusi dan merancang
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
sebuah percobaan sederhana
tentang faktor luar yang
mempengaruhi pertumbuhan pada
tumbuhan.
(Collaboration)
Conclution
- Setelah mendapatkan jawaban
kemudian membuat kesimpulan,
setiap kelompok diminta untuk
mempresentasikan di depan kelas
(Comunicative)
- Diberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk menanggapi
hasil kelompok presentasi
(Communicative)
- Guru mengklarifikasi apabila ada
jawaban yang belum tepat dan
memberikan penguatan kepada
peserta didik.
- Peserta didik diberi kesempatan
untuk bertanya jika belum
memahami materi yang dipelajari.
30 menit
10 menit
Tahap
Penutup
a.Merangkum
b. Evaluasi
c.Refleksi
d.Arahan/
tindak lanjut
- Peserta didik diminta untuk
merangkum dan menyimpulkan
materi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan yang
telah dipelajari.
(Critical thinking, Creative)
Regulation
- Untuk mengukur pemahaman
peserta didik, diberikan pertanyaan
terkait materi yang dipelajari.
- Peserta didik diminta untuk
menceritakan manfaat dari
mempelajari materi hari ini.
- Peserta didik diminta untuk
melakukan percobaan yang ada
dibuku paket Biologi tentang
faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan pada
tumbuhan.
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
J. PENILAIAN HASIL BELAJAR
No Aspek Teknik Instrument
1. Sikap Observasi Lembar observasi
Penilaian sesama teman Daftar cek
2. Pengetahuan Tes
Tes obyektif pilihan
berganda
3. Keterampilan Penilaian diri Daftar cek
K. Lampiran 1. Lembar Kerja Peserta Didik
2. Handout/Bahan Ajar
3. Instrumen Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 6. Lembar Kerja Peserta Didik
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) I
A. Judul : Pertumbuhan dan perkembangan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi tanaman
B. Tujuan :1.Menjelaskan pengaruh faktor internal dan faktor
eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
2. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor
eksternal terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
C. Langkah kerja :
1. Bentuklah kelompok diskusi, terdiri dari 4-5 orang.
2. Diskusikan dengan teman kelompok mengenai faktor internal dan
faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
3. Presentasikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas.
D. Pertanyaan diskusi :
1. Jelaskan 3 masing-masing perbedaan pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan!
2. Jelaskan 3 masing-masing faktor eksternal dan faktor internal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan!
3. Jelaskan bagaimana hubungan antara faktor eksternal dan faktor
internal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) II
A. Judul : Pengamatan tentang faktor luar yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
B. Tujuan :
1. Peserta didik mampu membuat rancangan pengamatan tentang faktor
eksternal/luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
2. Peserta didik mampu melaksanakan pengamatan sesuai rancangan percobaan
tentang faktor eksternal/luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
3. Peserta didik mampu membuat laporan ilmiah berdasarkan hasil percobaan.
C. Langkah kerja :
1. Bagilah kelas anda menjadi tiga kelompok.
2. Berdasarkan literatur yang kalian baca susunlah rancangan pengamatan tentang
faktor eksternal (faktor nutrisi, suhu dan pH) pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
3. Setiap kelompok mengamati salah satu faktor eksternal pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
4. Hasil pengamatan tiap kelompok dapat saling bertukar untuk menjawab
pertanyaan diskusi.
5. Hasil pengamatan kelompok disusun dalam bentuk laporan.
D. Pertanyaan untuk setiap kelompok :
1. Bagaimana pengaruh faktor nutrisi terhadap pertumbuhan tanaman dalam
pengamatan ini ?
2. Bagaimana pengaruh faktor suhu terhadap pertumbuhan tanaman dalam
pengamatan ini ?
3. Bagaimana pengaruh faktor pH terhadap pertumbuhan tanaman dalam
pengamatan ini ?
4. Bagaimana pengaruh ketiga faktor eksternal terhadap pertumbuhan tanaman
dalam pengamatan ini ?
E. Kesimpulan :
.
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 7. Instrumen Penilaian
A. Penilaian Sikap Ilmiah dan Sosial
Indikator :
2.1.1 Menunjukkan perilaku teliti dalam melakukan pengamatan
2.1.2 Menunjukkan perilaku jujur dalam melaporkan hasil pengamatan
2.1.3 Menunjukkan perilaku kerjasama saat mengerjakan tugas
Teknik Penilaian : Observasi kinerja dan Penilaian sesama teman
Instrumen Penilaian : Lembar observasi/Daftar cek
a. Instrumen Penilaian Sikap Teliti dan Jujur:
Rubrik Penilaian :
Sikap 3
(Baik)
2
(Cukup)
1
(Kurang)
JUJUR
Mencatat
langsung data
pengamatan apa
adanya dan
melaporkan data
sesuai hasil
pengamatan
kelompok/tidak
menyalin hasil
pengamatan
kelompok lain.
Tidak
mencatat
langsung hasil
pengamatan
tetapi bertanya
dulu pada
kelompok lain,
melaporkan
data sesuai
hasil
pengamatan
Mencatat /
melaporkan
data tidak
sesuai dengan
hasil
pengamatan
Nama Jujur Teliti
3 2 1 3 2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
TELITI
Semua hasil
percobaan benar/
tepat dan lengkap
Ada hasil yang
kurang
tepat/lengkap
Lebih dari
separuh data
kurang
tepat/lengkap
b. Instrumen Penilaian Sesama Teman untuk Sikap Kerjasama
Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai untuk menilai kerjasama masing-
masing teman dalam kelompokmu dengan panduan seperti rubrik di bawahnya :
Nama teman dalam
kelompok
Kerjasama
Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)
Sikap Baik (3) Cukup (2) Kurang (2)
Kerjasama :
1. Setiap anggota
memiliki tugas
masing-masing yang
harus dikerjakan
2. Memberi
kesempatan pada
teman untuk
menyampaikan
pendapat/ide
3. Mau membantu
teman yang
membutuhkan
Memenuhi
ke 3 aspek
yang
ditentukan
Memenuhi
2 aspek dari
3 aspek
yang
ditentukan
Memenuhi 1
aspek dari 3
aspek yang
ditentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
B. Penilaian Pengetahuan
Indikator :
3.1.1 Menjelaskan pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
3.1.2 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal
terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Teknik Penilaian : Test Tertulis
Instrumen Penilaian : Lembar Test Tertulis
Kisi-kisi Soal Test Tertulis
No. Indikator Nomor
soal
Ranah Kognitif
(C1-C6)
Kunci
jawaban
1.
Menjelaskan pengaruh faktor
internal dan faktor eksternal
terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
1
Mengingat (C1)
D
4 Memahami (C2) A
7 Mengingat (C1) C
8 Memahami (C2) D
9 Memahami (C2) C
10 Mengingat (C1)
A
2.
Menganalisis hubungan antara
faktor internal dan faktor
eksternal terhadap proses
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
2 Menganalisis
(C4) A
3 Memahami (C2) B
5 Menganalisis
(C4) C
6 Menganalisis
(C4) A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
SOAL TEST :
A. Pilihan Berganda
Petunjuk Soal : Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan cara
memberi tanda silang (x) pada huruf a,b,c atau d !
1. Dari beberapa macam nutrient dibawah ini, nutrient yang dibutuhkan
oleh tumbuhan dalam pertumbuhan dan perkembangannya dalam
jumlah kecil adalah…
a. Fosfor
b. Karbon
c. Oksigen
d. Besi
2. Unsur hara merupakan salah satu faktor luar yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Bila pertumbuhan suatu
tanaman terdapat gejala daun menguning atau pucat, nutrisi yang
paling terkait dengan kondisi tersebut adalah kekurangan unsur…
a. Nitrogen dan Fosfor
b. Mangan dan nitrogen
c. Magnesium dan mangan
d. Kalium dan mangan
3. Pada proses fotosintesis tumbuhan sangat memerlukan sinar matahari.
Jika sinar matahari yang diterima sangat sedikit maka dapat
menimbulkan….
a. Batang tumbuh panjang dan tegak
b. Batang tumbuh panjang tetapi lemah dan tumbuhan tampak
berwarna pucat
c. Daun menjadi lebar dan tetap hijau
d. Organ akar hanya sebagian
4. Berikut ini faktor luar yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan
adalah….
a. Cahaya, air dan kelembaban
b. Gen, nutrisi, dan hormone
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
c. Suhu, kelembaban, dan hormone
d. Air, cahaya dan gen
5. Suatu percobaan menggunakan tga botol yang diisi dengan biji
kecambah. Botol A, biji diletakkan di atas kapas basah dan kemudian
ditutup rapat. Botol B biji direndam dalama air dan botol dibiarkan
terbuka. Sedangkan botol C, biji diletakkan di atas kapas basah dan
botol terbuka. Dari ketiga percobaan diatas, manakah yang akan
menghasilkan kecambah paling baik….
a. Botol A saja
b. Botol B saja
c. Botol C saja
d. Botol A dan B
6. Perhatikan hasil percobaan dibawah ini :
1) Dua tanaman berkecambah berumur 1 minggu ditanam pada media
tanah
2) Tanaman pot A ditempatkan dilokasi yang terkena sinar matahari
3) Tanaman pot B ditempatkan dilokasi yang gelap
Hasil pengamatan selama dua minggu tanaman pada pot A hijau
segar dan batang kukuh, sedangkan pada pot B tanaman tampak
pucat, daun berwarna kuning kehijauan, batang tampak pucat dan
lebih tinggi daripada batang tanaman di pot A. Pada percobaan
tesebut diketahui bahwa…
a. Cahaya merusak hormone auksin
b. Cahaya tidak mempengaruhi
c. Cahaya mempercepat proses fotosintesis pada kecambah
d. Cahaya yang diterima kecambah terlalu banyak.
7. Peran unsur hara pada proses pertumbuhan adalah…
a. Sebagai zat pengatur tubuh
b. Membantu proses fotosintesis
c. Penyedia nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan
d. Mempercepat diferensiasi sel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
8. Faktor dari dalam yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman adalah…
a. Suhu, unsur hara dan air
b. Kelembaban, cahaya matahari dan hormone
c. Gen, hormone dan pupuk
d. Hormone, dan gen
9. Klorosis pada tumbuhan dapat dicegah dengan cara memberikan
pupuk yang mengandung…
a. N, Mg dan Fe
b. C, H, O dan N
c. N, P dan K
d. Urea
10. pH tanah mempunyai peranan dalam mengatur penyerapan akar
tanaman terhadap unsur hara. Sebagian besar tumbuhan dapat tumbuh
dan berkembang dengan optimal apabila pH tanah..
a. 5-7
b. Lebih dari 8
c. Kurang dari 4
d. 2-4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
a. Rubrik Penilaian Pengetahuan:
Skor Keterangan
2 Jika menjawab benar
0 Jika menjawab salah
b. Penskoran Soal Pilihan Berganda:
Rentang Skor :
Rentang skor Nilai
2 10
4 20
6 30
8 40
10 50
12 60
14 70
16 80
18 90
20 100
Kriteria penilaian
Nilai Kriteria
X > 80 % A = Baik Sekali
66 % < X < 79 % B = Baik
56 % < X < 65 % C = Cukup
50 % < X < 55 % D = Kurang
X < 50% E = Kurang sekali
C. Penilaian Keterampilan
Indikator :
4.1.1 Membuat rancangan percobaan tentang faktor luar yang
mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan .
Nilai Siswa = Skor yang diperoleh X 100%
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
4.1.2 Mempresentasikan hasil rancangan percobaan kelompok didepan
kelas.
4.1.3 Melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi
proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
4.1.4 Membuat laporan hasil percobaan secara tertulis dengan
menggunakan penulisan ilmiah yang benar.
Teknik Penilaian : Observasi, Penilaian Diri
Instrumen Penilaian : Lembar Observasi/Daftar cek
1. Lembar Observasi :
No. Nama siswa
INDIKATOR Jumlah
skor Nilai Kerja
sama Disiplin
Percaya
diri
1.
2.
3.
dst
Rubrik Penilaian Lembar Observasi
INDIKATOR Skor Keterangan
Kerja sama
3
Mampu berdinamika dalam kelompok,
menghargai pendapat teman, menyelesaikan
tugas kelompok bersama
2 Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek yang
ditentukan
1 Memenuhi 1 aspek dari 3 aspek yang
ditentukan
Disiplin
3
Masuk kelas tepat waktu,
mengerjakan/mengumpulkan tugas tepat
waktu, menaati peraturan sekolah
2 Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek yang
ditentukan
1 Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek yang
ditentukan
Percaya diri
3
Berani menyampaikan pendapat, mampu
mempresentasikan haasil diskusi dengan
suara dan intonasi yang jelas, berani
mempertahankan pendapat
2 Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek yang
ditentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
1 Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek yang
ditentukan
2. Penilaian Diri
Petunjuk: Berilah tanda (√) pada kolom yang kosong sesuai dengan
kenyataan yang anda rasakan tentang keterampilan melakukan
percobaan!
No Pernyataan Skor
4 3 2 1
1. Melakukan percobaan sesuai dengan urutan
langkah kerja
2. Menyampaikan hasil diskusi dengan kalimat yang
runtut dan mudah dipahami saat presentasi
3. Menjelaskan dengan suara dan intonasi yang jelas
4. Membuat hasil percobaan dengan sungguh-
sungguh
5. Membuat hasil percobaan dengan penulisan ilmiah
yang benar
Skor Total
Rata-Rata Skor
Nilai Ketrampilan = 2 X skor Observasi + Skor Penilaian Diri
3
Nilai angka selanjutnya dikonversi ke nilai huruf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian (Pembuatan Pupuk Cair)
Bahan baku yang dicacah dalam pembuatan bahan pupuk
organik cair.
A. Daun Kelor, B. Jerami Padi, C. Kipahit
Bahan baku yang telah
dicacah dimasukkan
dalam toples.
Dibut larutan fermentasi,
campuran air, EM4 dan
tetes tebu.
Bahan baku siap
difermentasi
Pupuk organik cair hasil
fermentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Dokumentasi pengujian Nitrogen dengan metode Kjeldahl
Timbangan digital
Bahan EM4
Bahan Tetes Tebu
Pengkuran suhu dalam toples
Pengkuran pHdalam toples
Hygrometer digital
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Dokumentasi pengujian Kalium dengan metode Spektrofotometer AAS
Alat penimbang sampel
Titrasi sampel
Destruksi sampel
Alat Spektrofotometer AAS Pengukuran kalium dengan
Spektrofotometer AAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI