pengaruh labelisasi halal dan harga terhadap …repository.uinjambi.ac.id/4289/1/skripsi dwi...

129
PENGARUH LABELISASI HALAL DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MAKANAN IMPOR DALAM KEMASAN (STUDI KASUS MAHASISWA FEBI UIN STS JAMBI) SKRIPSI DWI SINTA ANGGRAINI EES. 160357 PEMBIMBING: Prof. Dr.Subhan, M.Ag Efni Anita, M.E.Sy PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 1441 H/2020 M

Upload: others

Post on 19-Feb-2021

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH LABELISASI HALAL DAN HARGA

    TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MAKANAN

    IMPOR DALAM KEMASAN

    (STUDI KASUS MAHASISWA FEBI UIN STS JAMBI)

    SKRIPSI

    DWI SINTA ANGGRAINI

    EES. 160357

    PEMBIMBING:

    Prof. Dr.Subhan, M.Ag

    Efni Anita, M.E.Sy

    PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

    JAMBI

    1441 H/2020 M

  • ii

    PERNYATAAN ORSINILITAS TUGAS AKHIR

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Dwi SintaAnggraini

    NIM :EES160357

    Jurusan : EkonomiSyariah

    Fakultas : Ekonorni dan BisnisIslam

    Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh

    Labelisasi Halal dan harga terhadap Keputusan Pembelian Produk Makarian

    Impor dalam Kemasan (Studi Kasus Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi) adalah

    hasil karya pribadi

    yangtidakmengandungplagiarismedantidakberisimateriyangdipublikasikanatau

    ditulis orang lain, kecuali kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai

    dengan ketentuan yang dibenarkan secarailmiah.

    Apabilapemyataaninitidakbenar,makapenelitisiapmempertanggungjawabkannya

    sesuai hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    termasuk Pencabutan gelar yang sayaperoleh.

    Jambi, April 2020

    YangMenyatakan

    Dwi Sinta Anggraini

    EES160357

  • iii

    Pembimbing 1 : Prof. Dr. Subhan. M.Ag

    Pembimbing II : Efni Anita, M.E.Sy

    Alamat : Jln. Arif Rahman Hakim No. 1 Telanaipura Jambi 36122

    Telp/Fax : (0741) 65600

    Jambi, Februari 2020

    Kepada Yth,

    Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi

    Di-

    Jambi

    NOTA DINAS

    Assalamualaikum.wr.wb

    Setelah membaca dan melakukan perbaikan seperlunya, maka skripsi

    saudari Dwi Sinta Anggraini yang berjudul “Pengaruh Labelisasi Halal dan Harga

    terhadap Keputusan Pembelian Produk Makanan Impor dalam Kemasan (Studi

    Kasus Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi)” telah disetujui dan dapat diajukan

    untuk dimunaqasyahkan guna melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana

    (S.1) dalam ilmu Ekonomi Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

    Demikianlah Kami ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat bagi

    kepentingan agama, nusa dan bangsa.

    Pembimbing I Pembimbing II

    Prof. Dr. Subhan, M.Ag Efni Anita, M.E.Sy

    NIP. 1964092719931001 NIP. 198607172015032004

  • iv

    PENGESAHAN SKRIPSI Nomor : B- 27/D.V/PP.00.9/06/2020

    Skripsi dengan judul “Pengaruh Labelisasi Halal dan Harga terhadap Keputusan

    Pembelian Produk Makanan Impor dalam Kemasan (Studi Kasus Mahasiswa FEBI UIN STS

    Jambi)” yang dipersiapkan dan disusun oleh :

    Nama : Dwi Sinta Anggraini

    NIM : EES160357

    Tanggal Ujian Skripsi : 28 April 2020

    Nilai Munaqasyah : 85,3 (A)

    Dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam/Sarjana Strata Satu (S.1)

    UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    Tim Munaqasyah/Tim Penguji

    KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    Jl. Arif Rahman Hakim No. 1 Telanaipura Jambi 36122 Telp./fax: (0741) 65600 website:febi-iainjambi.ac.id

    KetuaSidang

    Dr. Rafidah, SE., M.EI

    NIP. 19710515199103 2 001

    SekretarisSidang,

    Mellya Embun Baining, SE., M.EI

    NIP. 19840517 201101 2 012

    Penguji I

    Dr. Novi Mubyarto, ME

    NIP. 19790309200312 1 001

    Pembimbing II

    Efni Anita, M.E.Sy

    NIP. 19860717 201503 2 004

    Pembimbing I

    Prof. Dr. Subhan, M.Ag

    NIP. 196409271993021001

    Penguji II

    M. Yunus, M.Si

    NIP. 19920717 201801 1 002

    Jambi, 28April 2020

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    UIN SulthanThahaSaifuddin Jambi

    Dekan

    Dr. A.A. Miftah, M.Ag

    NIP: 19731125 199603 1 001

  • v

    MOTTO

    نُ ْحَسَٰ ِن إَِّلا ٱْْلِ ْحَسَٰ َهْل َجَزآُء ٱْْلِ

    Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)

    (QS. Ar-Rahman: 60)1

    1 Ar-Rahman (55): 60.

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Bismillahirrahmannirrahim

    Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang Mu telah

    memberiku kekuaan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta.

    Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini

    dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah

    Muhammad SAW

    Kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang tuaku yang sangat ku hormati, kasihi, dan

    sayangi Ibundaku (Misnah) dan Ayahandaku (Sucipto). Sebagai tanda bakti, hormat, dan

    tanda terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada ibu dan ayah

    yang telah memberi kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga

    yang tidak mungkin aku balas hanya dengan selembar kertas bertuliskan kata cinta dan

    persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ibu dan ayah bahagia karna

    ku sadar, selama ini belum bisa berbuat lebih. Untuk Ibu dan Ayah yang selalu membuatku

    termotivasi dan selalu menyiramiku kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku

    menjadi lebih baik.

    Terimakasih untuk keluarga besarku dan kakak tersayang (Selvia Meriyanti, AMKL)

    yang selalu memberi semangat, motivasi dan memberikan dorongan yang besar serta menjadi

    contoh baik bagiku dalam menyelesaikan skripsi ini

    Untuk Dosen pembimbing yang selalu memberikan bantuan dan bimbingan yang tiada

    batasnya diberikan oleh Bapak Prof. Dr. Subhan, M.Ag selaku pembimbing I dan

    Ibu Efni Anita, M.E.Sy Selaku Pembimbing II, terimakasih atas

    bimbingannya selama ini.

    Untuk teman-teman seperjuanganku khususnya lokal C, ekonomi syariah 2016

    terimakasih untuk berbagi keceriaan, suka dan duka dalam menimba ilmu. Tiada hari yang

    indah tanpa kalian semua

  • vii

    vii

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh labelisasi halal dan harga

    terhadap keputusan pembelian produk makanan impor dalam kemasan (studi kasus

    mahasiswa FEBI UIN STS Jambi). Sebagai tujuan di antaranya untuk mengetahui

    pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk makanan impor dalam

    kemasan, dan untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian produk

    makanan impor dalam kemasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

    deskriptif dengan metode pengumpulan data angket (kuesioner), wawancara, dan

    dokumentasi. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa FEBI UIN STS Jambi dan

    sampel sebagai responden penelitian akan diambil menggunakan teknik non probability

    sampling dengan rumus slovin yaitu 100 mahasiswa yang ditemui pada saat penelitian.

    Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisa menggunakan analisis regresi linier

    berganda dengan program SPSS 21.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 31,724 lebih besar

    dari F tabel 3,09, yang berarti secara simultan terdapat pengaruh pada labelisasi halal (X1)

    dan harga (X2) terhadap keputusan pembelian produk makanan impor dalam kemasan.

    Secara parsial terlihat bahwa semua variabel bebas berpengaruh terhadap keputusan

    pembelian, yaitu variabel labelisasi halal (X1) sebesar 7,554 lebih besar dari t tabel sebesar

    1,984 dan harga (X2) sebesar 2,074 lebih besar dari nilai t tabael 1,984.

    Berdasarkan hasil yang dillihat dari koefisien beta, variabel yang paling

    berpengaruh terhadap variabel Keputusan Pembelian ialah variabel Labelisasi Halal yang

    memiliki koefisien beta sebesar 0,597 lebih besar dari koefisien beta variabel harga yang

    hanya sebesar 0,164.

    Kata Kunci : Labelisasi Halal, Harga dan Keputusan Pembelian

  • viii

    viii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirobbil’alamin Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

    SWT. yang mana dalam menyelesaikan skripsi ini penulis selalu di berikan kesehatan

    dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Disamping itu,

    tidak lupa pula shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan nabi besar

    muhammadsaw.

    Skripsi ini diberi judul “Pengaruh Labelisasi Halal dan Harga Terhadap

    Keputusan Pembelian Produk Makanan Impor dalam Kemasan (Studi Kasus

    Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi“.

    Kemudian dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis akui tidak sedikit hambatan

    dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data maupun dalam

    penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan

    dan bimbingan yang di berikan oleh dosen pembimbing yaitu : Bapak Prof. Dr.

    Subhan, M.Ag dan Ibu Efni Anita, M.E.Sy selaku pembimbing I dan II. Maka skripsi

    ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan

    adalah kata terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan

    skripsi ini, terutama sekali kepada yangterhormat:

    1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy'ari, MA., Ph.D, Selaku Rektor UIN STSjambi.

    2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.AgSelaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    UIN STS Jambi

    3. Ibu Dr. Rafidah, SE, M.EI, Selaku Wakil Dekan I Bidang Bidang Akedemik

    Fakultas Ekonomi Dan BisnisIslam.

    4. Bapak Dr. Novi Mubiarto, SE, ME, Selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi

    Umum Dan Perencanaan Keuangan Fakultas Ekonomi Dan BisnisIslam.

    5. Ibu Dr. Sucipto, MASelaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Dan Kerja

    Sama Luar Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN STSJambi.

    6. Bapak Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si Dan Bapak M. Yunus, M.Si, Selaku Ketua

    Dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN STSJambi.

    7. Bapak Dan Ibu Dosen, Asisten Dosen Dan Seluruh Karyawan / Karyawati

    Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN STSJambi.

    8. Semua Pihak Yang Terlibat Dalam Penyusunan Skripsi Ini, Baik Langsung

    Maupun Tidak Langsung.

  • ix

    ix

    Disamping itu, Disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

    Oleh Karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat memberikan

    kontribusi pemikiran demi memperbaiki skripsi ini. Kepada Allah swt. kita

    memohon ampunan-nya dan kepada manusia kita memohon kemanfaatanya.

    Semoga amal kebajikan kita seimbang oleh Allah SWT.

    Jambi, 6 Februari 2020

    Penulis

    Dwi Sinta Anggraini

    EES 160357

  • x

    x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL. ............................................................................................. i

    SURAT PENYATAAN ORSINALISASI SKRIPSI ............................................ ii

    NOTA DINAS. ..................................................................................................... iii

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................................... iv

    MOTTO ................................................................................................................ v

    PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi

    ABSTRAK .......................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

    DAFTAR ISI......................................................................................................... x

    DAFTAR TEBEL DAN GAMBAR. .................................................................. xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah. ............................................................ 1

    B. Rumusan Masalah. ................................................................... 12

    C. Tujuan Penelitian. ..................................................................... 12

    D. Manfaat Penelitian. ................................................................... 13

    E. Batasan Masalah. ...................................................................... 14

    F. Kerangka Teori. ........................................................................ 14

    G. Tinjauan Pustaka. ..................................................................... 46

    H. Kerangka Pemikiran. ................................................................ 48

    BAB II METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian ............................................................... 51

    B. Jenis dan Sumber Data.............................................................. 51

    C. Instrumen Pengumpulan Data. .................................................. 52

    D. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel. ................................... 54

    E. Operasional Variabel. ............................................................... 56

    F. Uji Coba Statistik. .................................................................... 58

    G. Teknik Analisa Data. ................................................................ 61

    H. Sistem Penulisan. ..................................................................... 63

    BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Profil Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. ............................... 65

  • xi

    xi

    B. Latar Belakang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. ................. 65

    C. Visi dan Misi. ........................................................................... 67

    D. Tujuan. ..................................................................................... 68

    E. Sasaran. .................................................................................... 68

    F. Strategi Pencapaian. ................................................................. 69

    G. Tahapan Strategi. ...................................................................... 72

    H. Jurusan dan Gelar. .................................................................... 73

    I. Kompetensi Jurusan. ................................................................. 74

    J. Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. .......... 75

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Karakteristik Responden. .................................................... 76

    2. Uji Coba Statistik................................................................ 79

    3. Uji Asumsi Klasik. ............................................................. 83

    B. Pembahasan

    1. Labelisasi Halal Berpengaruh Terhadap Keputusan

    Pembelian. .......................................................................... 92

    2. Harga Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian. .......... 92

    3. Labelisasi Halal dan Harga Berpengaruh Terhadap

    Keputusan Pembelian. ........................................................ 93

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan. ............................................................................. 94

    B. Saran. ....................................................................................... 95

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    CURICULUM VITAE

  • xii

    xii

    DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

    A. Daftar Tabel

    Tabel 1 : Perkembangan Impor Berbagai Makanan Olahan

    Tabel 2 : Produk Makanan Impor yang Dikonsumsi oleh Mahasiswa FEBI UIN

    STS JAMBI

    Tabel 3 : Daftar Produk Makanan Impor dalam Kemasan yang Memiliki Label

    Halal

    Tabel 4 : Daftar Produk Makanan Impor dalam Kemasan yang tidak memiliki

    Label Halal

    Tabel 5 : Daftar Badan Seritikasi Halal Aset yang Diakui MUI

    Tabel 6 : Tinjauan Pustaka

    Tabel 7 : Operasional Variabel

    Tabel 8 : Jurusan dan Gelar

    Tabel 9 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

    Tabel 10 : Karakteristik Responden Berdaarkan Usia

    Tabel 11 : Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Angkatan

    Tabel 12 : Hasil Pengujian Uji Validitas Variabel Labelisasi Halal (X1)

    Tabel 13 : Hasil Pengujian Uji Validitas Variabel Harga (X2)

    Tabel 14 : Hasil Pengujian Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y)

    Tabel 15 : Hasil Pengujian Uji Reliabilitas Variabel Labelisasi Halal (X1)

    Tabel 16 : Hasil Pengujian Uji Reliabilitas Variabel Harga (X2)

    Tabel 17 : Hasil Pengujian Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian (Y)

    Tabel 18 : Hasil Pengujian Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov

    Tabel 19 : Hasil Pengujian Uji Multikolineritas

    Tabel 20 : Hasil Pengujian Persamaan Regresi Linier Berganda

    Tabel 21 : Hasil Pengujian Uji t

    Tabel 22 : Hasil Pengujian Uji F

    Tabel 23 : Hasil Pengujian Uji R Square

    B. Gambar

    Gambar 1 : Logo Halal

    Gambar 2 : Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    Gambar 3 : Hasil Pengujian Uji Normalitas dengan Probability Plot

    Gambar 4 : Hasil Pengujian Uji Heterokedastisita

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Seiring dengan pesatnya perkembangan media saat ini, arus informasi

    yang diperoleh konsumen akan semakin banyak. Perkembangan zaman yang

    semakin modern berdampak terhadap kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh

    masyarakat. Perkembangan zaman tersebut membuat semakin beragamnya

    kebutuhan yang harus dipenuhinya.Bahkan tak jarang masyarakat membeli

    barang-barang yang tidak mereka butuhkan atau hanya mengikuti trend walaupun

    harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit.2

    Pergeseran pola hidup seperti itu biasaya terjadi pada generasi millenial,

    yaitu mereka yang memasuki tahap usia dewasa muda (18-35 tahun) pada dekade

    diatas 2000-an. Mereka adalah konsumen dengan gaya hidup kelas menengah ke

    atas. Biasanya, mereka tidak segan mengucurkan banyak uang untuk belanja

    produk fashion atau kosmetik terbaru, gadget berteknologi termutakhir, otomotif

    teranyar, sewa jasa transportasi premium online, atau makan di cafe dan

    mengkonsumsi makanan kekinian. Mereka beranggapan dengan terus mengikuti

    gaya hidup kekinian, hal tersebut akan menunjang karier mereka dan membuka

    peluang networking yang lebih baik.3

    2 Tengku Putri Lindung Bulan, “Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan

    Pembelian Sosis di Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang” Jurnal Manajemen Dan Keuangan,

    Vol.5, No.1, (Mei 2016), hlm.430. 3Tri Puji Astuti, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi

    Mahasiswa (Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ips Fitk Uin Syarif Hidayatullah

    Jakarta)”, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, (2018), Hlm.2.

    1

  • Generasi milenial atau generasi digital native, yaitu generasi yang tumbuh

    dalam lingkungan yang serba digital. Menurut Hilman Fajrian millenial bersifat

    optimis, goal oriented, independen, penuh harapan, terobsesi pada kesuksesan,

    percaya diri, mementingkan gaya hidup dan tergantung pada teknologi 58%

    millenial suka berbelanja, 65% suka kuliner dan 20%, gemar traveling.4

    Dengan Digitalisasi sekarang cukup mengubah karakter dan perilaku

    konsumen yang besar dan lahir di era ini. Generasi baru yang punya selera dan

    perilaku yang berbeda dalam pembelian produk, dan cara mereka mengkonsumsi.

    Generasi milenial sangat konsumtif sehingga mereka menjadi sasaran yang sangat

    potensial. Mengenai knowledgeableproduk, milenial punya segudang info

    sebelum membeliSearching costsebuah produk menjadi sangat mudah. Untuk

    membandingkan sebuah produk, generasi milenial tidak perlu lagi datang dari satu

    toko ke toko lain, atau dari menghubungi satu penyedia jasa ke yang lainnya.

    Mereka hanya tinggal buka internet, mencari di mesin pencari, maka semua

    informasi lengkap mulai dari harga hingga review dari pengalaman konsumen

    sebelumnya. Generasi milenial lebih mementingkan pengalaman dalam

    mengkonsumsi, dan cerita dibalik sebuah produk. Mereka menghargai

    pengalaman unik, yang ditawarkan oleh sebuah barang atau jasa.5

    Pesatnya perkembangan informasi di era globalisasi ini, menyebabkan

    minat konsumen untuk membeli produk impor semakin tinggi. Akibat dari

    4 Lucky Radi Rinandiyana dkk, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan

    Pembelian Oleh Generasi Milenial Pada Industri Kuliner Di Kota Tasikmalaya”, Jurnal Ekonomi

    Manajemen, Vol. 3, No.1 (Mei 2017), hlm.18. 5Rasyid Sarwono, “Memahami 10 Perilaku Konsumen Milenial”

    https://sarwono.my.id/lifestyle/memahami-10-perilaku-konsumen-milenial, akses 23 November

    2019

    https://sarwono.my.id/lifestyle/memahami-10-perilaku-konsumen-milenial

  • tingginya minat terhadap produk impor, kini produk-produk impor mulai

    membanjiri pasar tanah air. Kemasan yang menarik, citra produk impor yang

    dianggap unggul, harga yang bersaing dengan produk lokal serta strategi promosi

    pemasaran yang baik mengakibatkan kebutuhan konsumen terhadap produk-

    produk impor semakin tinggi.

    Tabel 1

    Perkembangan Impor Berbagai Makanan Olahan

    Periode: 2014-2018 (Nilai : Juta US$)

    No Tahun Impor

    1 2014 2.755.089.342,00

    2 2015 2.343.425.634,00

    3 2016 3.016.346.042,00

    4 2017 2.829.600.615,00

    5 2018 4.188.697.359,00

    Sumber:BPS, diolah Pusat Data dan Sistem Informasi,

    Kementerian Perdagangan

    Mahasiswa merupakan generasi milenial, karena memasuki tahap usia

    dewasa muda (18-35 tahun) pada dekade diatas 2000-an.6 Mahasiswa kerap kali

    membeli produk-produk impor dikarenakan desakan kebutuhan atau hanya untuk

    gaya hidup semata. Berdasarkan hasil pra survei melalui wawancara dengan

    beberapa orang mahasiswa FEBI UIN STS Jambi, mereka tertarik untuk membeli

    produk makanan impor karena melihat berbagai review di sosial media dan tergiur

    untuk membeli dan mencoba, ada juga yang melakukan pembelian produk

    makanan impor karena sekedar ingin coba karena sedang trend. Lalu beberapa

    6Tri Puji Astuti, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi

    Mahasiswa (Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ips Fitk Uin Syarif Hidayatullah

    Jakarta)”, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, (2018), Hlm.2.

  • orang mengatakan jika produk makanan impor berkualitas baik dan memiliki cita

    rasa yang nikmat dengan harga yang bersahabat. Ada juga mahasiswa yang

    tertarik untuk membeli karena produk buatan luar negeri, namun tetap memiliki

    label halal.7

    Tabel 2

    Beberapa Produk Makanan Impor yang Dikonsumsi

    oleh Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi

    No Nama Produk Gambar

    Produk No Nama Produk

    Gambar

    Produk

    1 Samyang

    Green

    Samyang

    Ramen Spicy

    6 Glico Pocky

    2 Samyang

    Green Hot

    Chicken

    Ramen Cheese

    Flavor

    7 Naraya Oat

    Choco

    3 Cadbury Dairy

    Milk (Milk

    Chocolate)

    8 Day Day

    Bidr’s Nest

    4 Nestle Kit Kat

    (Finger)

    9 Appolo Bolu

    Pandan

    5 Lotte Choco

    Pie

    10 Nestle Milo

    Sumber : Wawancara Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi

    Sebagai konsumen yang cerdas, masyarakat muslim haruslah meneliti

    barang yang akan dikonsumsi sebelum membelinya, karena setiap individu

    memiliki hak pribadi secara perorangan untuk memutuskan membeli atau tidak

    membeli suatu barang. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan

    7 Wawancara, Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi, 18 November 2019.

  • individu yang secara langsung terlibat dalam pembelian dan penggunaan barang

    yang ditawarkan. Menurut Kotler dan Amstrong mengemukakan bahwa

    keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan dimana konsumen secara

    aktual melakukan pembelian produk.8

    Produk impor sering kali diyakini oleh sebagian besar masyarakat sebagai

    produk yang mempunyai kualitas unggul, karena disertai dengan persyaratan-

    persyaratan yang sudah standar mengenai proses produksi, packaging, maupun

    pemasarannya. Realitanya, ada beberapa produk impor yang tidak memenuhi

    standar persyaratan, sehingga produk impor yang dibeli konsumen berkualitas

    rendah, bahkan membahayakan keselamatan konsumen. Bagi umat muslim

    kesalahan dalam memilih produk makanan yang dikonsumsi dapat menyebabkan

    kerugian lahir dan batin, secara lahir mengkonsumsi produk yang mengandung

    bahan berbahaya dapat mengganggu kesehatan, sedangkan secara batin

    mengkonsumsi produk yang tidak halal dapat menimbulkan dosa. Keharusan

    seorang muslim untuk mengkonsumsi sesuatu yang halal dijelaskan dalam al-

    Qur’an diantaranya dalam surah al-Baqarah ayat 168

    ا فِي اْْلَْرِض َحََلَّلا َطي ِباا َوََّل تَتابِعُوا ُخُطَواِت يَا أَيَُّها النااُس ُكلُوا ِمما

    ْم َعدُوٌّ ُمبِين الشاْيَطاِن ۚ إِناهُ لَكُ

    8Usman Efendi, Psikologi Konsumen, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016),

    hlm.248.

  • Artinya: “Hai sekalian manusia! Makanlah yang halal lagi baik dari apa

    yang terdapat dibumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-lankah syaitan;

    karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagimu”.9

    Hal tersebut mengharuskan masyarakat muslim mencari informasi tentang

    produk yang akan dikonsumsi tersebut, salah satunya cara adalah dengan melihat

    labelisasi halal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh konsumen sebelum

    mengkonsumsi suatu produk adalah memahami bahasa/tulisan, nomor

    pendaftaran, nama produk, produsen dan alamat produksi dan label halal.10

    Label merupakan ciri lain dari produk yang perlu diperhatikan. Label

    adalah bagian dari sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang

    produk atau tentang penjualannya. Label bisa merupakan bagian sebuah kemasan,

    atau merupakan etiket-lepas yang ditempelkan pada produk. Sewajarnya jika

    antara kemasan, label, dan merek terjalin suatau hubungan yang erat sekali.11

    Sedangkan label halal merupakan salah satu informasi yang dicantumkan

    pada produksi makanan oleh produsen untuk mengetahui apakah produk yang

    dihasilkannya benar kehalalannya atau keharamannya. Aturan umum yang sudah

    berlaku mengenai pencantuman label halal pada produk makanan haruslah melalui

    pemeriksaan dan sertifikasi halal terlebih dahulu oleh pihak yang berwenang

    9 Al-Baqarah (2): 168. 10 Wiku Adisasmito, “Analisis Kebijakan Nasional MUI dan BPOM dalam Labeling Obat

    dan Makanan” Naskah Publikasi Universitas Indonesia (2008), hlm.6. 11 Yohanes Lamarto, Fundemental of Marketing, (Jakarta: Erlangga, 1984), Hlm.282.

  • agardiketahui kehalalan komposisi dan asal usul serta cara memproduksi makanan

    yang di produksinya.12

    Tabel 3

    Daftar Produk Makanan Impor dalam Kemasan

    yang Memiliki Label Halal

    No Nama Produk No. Sertifikasi

    Halal

    Asal Negara

    Impor

    Status

    1 Samyang Green

    Buldak Noodle

    00090084950917 Korea Berlabel Halal

    2 Samyang Green Hot

    Chicken Ramen

    Cheese Flavor

    00090084950917 Korea Berlabel Halal

    3 Nongshim Farmer’s

    Heart Kimchi

    Ramyun/Noodle

    00090089380618 Korea Berlabel Halal

    4 Cadbury Dairy Milk

    (Milk Chocolate)

    00110068180214 Malaysia Berlabel Halal

    5 Cadbury Black Forest 00110068180214 Malaysia Berlabel Halal

    6 Cadbury Dairy Milk

    Caramello

    00110068180214 Malaysia Berlabel Halal

    7 Cadburry Dairy Milk

    Cashew & Cookies

    00110068180214 Malaysia Berlabel Halal

    8 Cadbury Dairy Milk

    Panned Almond Nuts

    00110068180214 Malaysia Berlabel Halal

    9 Apollo 1766 Cheker

    Milk Bar/Wafer Isis

    dan Salut Krim Susu

    00100067830114 Malaysia Berlabel Halal

    10 Apollo 1047 Pandan

    Stick Wafer/Wafer

    Stick Rasa Pandan

    00100067830114 Malaysia Berlabel Halal

    11 Apollo 1075 Roka

    Koko/Wafer Bentuk

    Bola Berlapis

    00100067830114 Malaysia Berlabel Halal

    12 Apollo 1010 Milk

    Wafer Cream/Wafer

    Salut

    00100067830114 Malaysia Berlabel Halal

    13 Nestle Honey Star 00190019790402 Philipines Berlabel Halal

    14 Nestle Kit Kat

    (Finger)

    00110020380502 Malaysia Berlabel Halal

    12M. Erick Fernando Anosa, “Penerbitan Label Halal Pada Produk Makanan Kemasan

    Berdasarkan Prinsip Hukum Islam Di Bandar Lampung” Skripsi Universitas Lampung (2018),

    hlm. 15-16

  • 15 Nestle Kit Kat Bites

    Green tea

    00110020380502 Malaysia Berlabel Halal

    16 Nestle Kit Kat Tablet

    Hazelnut

    00110020380502 Malaysia Berlabel Halal

    17 Oran C Calamansi

    Can

    00120090650918 Korea Berlabel Halal

    18 Oran C Orange Can 00120090650918 Korea Berlabel Halal

    19 Oran C Pinapple Can 00120090650918 Korea Berlabel Halal

    20 Ollate Apple Can 00120090650918 Korea Berlabel Halal

    21 Ollate Peach Can 00120090650918 Korea Berlabel Halal

    22 Ollate Pear (original)

    Can

    00120090650918 Korea Berlabel Halal

    23 Pringles Bites

    American Style Sour

    Cream & Union

    00100097280719 Malaysia Berlabel Halal

    24 Pringles Bites British

    Style Cheesy Cheese

    00100097280719 Malaysia Berlabel Halal

    25 Pringles Potato Crips

    Hot And Spicy

    00100097280719 Malaysia Berlabel Halal

    26 Lotte Choco Pie Keik

    Mashmellow

    0020006779014 Korea Berlabel Halal

    27 Glico Pocky

    Chocolate

    00100078150816 Thailand Berlabel Halal

    28 Glico Pocky Cookie

    & Cream

    00100078150816 Thailand Berlabel Halal

    29 Glico Pocky Double

    Choco

    00100078150816 Thailand Berlabel Halal

    30 Glico Pocky Matcha 00100078150816 Thailand Berlabel Halal

    31 Glico Pocky

    Strawberry

    00100078150816 Thailand Berlabel Halal

    32 Ovaltine Choco Malt

    Drink

    00120048951105 Thailand Berlabel Halal

    33 Ovaltine Flake 00120048951105 Thailand Berlabel Halal

    34 Ovaltine Fen For

    UHT

    00120048951105 Thailand Berlabel Halal

    35 Naraya Bird's Nest

    Flavoured Drink with

    Jelly Bits

    00120067960114 Malaysia Berlabel Halal

    36 Naraya Oat Choco

    Chocolate

    00110080291216 Malaysia Berlabel Halal

    40 Nestle Milo 00040030590704 Singapore Berlabel Halal

    41 Starway Soya

    Chocolate

    00120084450817 Malaysia Berlabel Halal

    Sumber: Survei Pra-riset

  • Tabel 4

    Daftar Produk Makanan Impor dalam Kemasan

    yang Tidak Memiliki Label Halal

    No Nama Produk Asal Negara

    Impor

    Status

    1 Samyang U-dong Korea Tidak Ada Label Halal

    2 Samyang Ramen Kimchi Korea Tidak Ada Label Halal

    3 Nongshim Shim Ramyun

    Black

    Korea Tidak Ada Label Halal

    4 Sinar Cookie Sbb Home Style Malaysia Tidak Ada Label Halal

    5 Kracks Potato Chips Original Singapore Tidak Ada Label Halal

    6 Kracks Potato Chips Paprika Singapore Tidak Ada Label Halal

    7 Omypop Popcorn SKS Food

    Honey Cheese Flavor

    Malaysia Tidak Ada Label Halal

    8 Omypop Popcorn SKS Food

    Signature Caramel

    Malaysia Tidak Ada Label Halal

    9 Lotte Pepero Almond &

    Chocolate

    Korea Tidak Ada Label Halal

    10 Lotte Pepero Stick Biskuit &

    Chocolate

    Korea Tidak Ada Label Halal

    11 Paldo Bulnak Spicy Octopus

    Ramen

    Korea Tidak Ada Label Halal

    12 Paldo Volcano Chicken

    Noodle

    Korea Tidak Ada Label Halal

    13 Master Kim Hot & Spicy

    Mini Potato Stick

    Malaysia Tidak Ada Label Halal

    14 Whole Kernel Corn Global

    Brand

    Thailand Tidak Ada Label Halal

    15 Chern-Chim BBQ Crispy

    Fish

    Thailand Tidak Ada Label Halal

    16 Fu-Chung Beancurd China Tidak Ada Label Halal

    17 Lobo Tom Yum Pate Thailand Tidak Ada Label Halal

    18 Elvan Today Croissant Turkey Tidak Ada Label Halal

    19 CV Mallow Masrhmallow

    Assorted

    Malaysia Tidak Ada Label Halal

    20 Appel Cider Vinegar USA Tidak Ada Label Halal

    Sumber: Survei Pra-Riset

  • Pemerintah mewajibkan seluruh produk yang beredar di Indonesia harus

    bersertifikasi halal, memiliki label halal dan memang terbukti dalam proses

    perolehannya, produk tersebut mengikuti produksi halal.13

    Ketentuan UU Nomer 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (UU

    JPH), pada pasal 4 berbunyi: “Produk yang masuk, beredar, dan

    diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikasi halal.” Ketetapan itu

    berimplikasi bahwa semua atau setiap produk (makanan, minuman, obat-obatan

    dan kosmetika) yang masuk dan beredar, dan diperdagangkan di wilayah

    Indonesia wajib bersertifikasi halal.14

    Dan dalam pasal 10 ayat (1) Peraturan Pemerintah nomor 69 Tahun 1999

    tentang Label dan Iklan Pangan menyatakan bahwa: “Setiap orang yang

    memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah

    Indonesia untuk diperdagangkan dan menyatakan bahwa pangan tersebut halal

    bagi umat Islam, bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan tersebut dan

    wajib mencantumkan keterangan atau tulisan halal pada label.”15

    Norma yang terdapat pada beberapa ketentuan tersebut menunjukkan

    bahwa pelaku usaha seharusnya tahu bahwa dilarang memperdagangkan barang

    yang tidak mengikuti syariat Islam dan harus bertanggung jawab atas

    semua/setiap yang diperdagangkann. Tetapi pada kenyataanya masih

    ditemukan adanya produk dan makanan yang tidak memiliki sertifikat/label

    halal. Produk berlabel halal dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan dan

    13Farid Wajdi, Jaminan Produk Halal Di Indonesia Urgensi Sertifikasi dan Labelisasi

    Halal (Depok: Rajawali Pers, 2019), hlm. 18. 14 Undang Undang RI Nomor 33 Tahun 2014 tentang jaminan produk halal, Pasal 4 15Peraturan Pemerintah RI Nomor 69 Tahun 1999 tentang label dan iklan pangan, Pasal

    10 Ayat (1)

  • keamanan bagi setiap konsumen yang menggunkan atau mengonsumsi produk

    makanan.16

    Selain label halal halal, salah satu persoalan konsumen dalam memilih

    produk adalah harga dari produk itu sendiri. Harga juga merupakan salah satu

    faktor konsumen untuk menentukan keputusan pembelian pada produk. Dimana

    harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau

    jumlah nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau

    menggunakan produk atau jasa tersebut. Pengaruh harga terhadap keputusan

    pembelian sangatlah penting, karena dengan tingkat harga yang ditetapkan oleh

    perusahaan dapat menjadikan tolak ukur akan permintaan suatu produk.

    Penetapan harga yang salah atas suatu produk dapat mengakibatkan jumlah

    penjualan pada suatu produk tidak dapat maksimal yang mengakibatkan penjualan

    menurun dan pangsa pasarnya berkurang. Oleh sebab itu, dalam penetapan harga

    perusahaan harus dapat menentukan harga penjualan sesuai dengan pangsa pasar

    yang dituju agar penjualan produk dan pangsa pasar semakin meningkat.17

    Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas

    serta disertai bukti ilmiah yang konkrit mengenai bagaimana pengaruh labelisasi

    halal dan harga terhadap keputusan pembelian konsumen (kategori masyarakat

    muslim) terhadap suatu produk impor. UIN STS Jambi merupakan institusi

    pendidikan yang keseluruhan mahasiswa dan dosennya beragama Islam,

    menjadikan UIN tepat untuk dijadikan sebagai objek penelitian, sedangkan

    16Wajdi, Jaminan Produk Halal Di Indonesia Urgensi Sertifikasi dan Labelisasi Halal,

    hlm. 18. 17Tri Widodo, “Pengaruh Labelisasi Halal Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian

    Konsumen Pada Produk Indomie (Studi Kasus Mahasiswa universitas Muhammadiyah

    Surakarta)” Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta (2015), hlm.3.

  • populasi yang diambil adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN

    STS JAMBI. Dari latar belakang tersebut maka penulis teratarik untuk melakukan

    penelitian dengan judul “Pengaruh Labelisasi Halal dan Harga Terhadap

    Keputusan Pembelian Produk Makanan Impor Dalam Kemasan (Studi

    Kasus Mahasiswa FEBI UIN STS Jambi)”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan dalam

    penelitian ini sebagai berikut:

    1. Bagaimana pengaruh labelisasi halal dan harga secara pasrsial terhadap

    keputusan pembelian produk makanan impor dalam kemasan pada

    mahasiswa FEBI UIN STS Jambi ?

    2. Bagaimana pengaruh labelisasi halal dan harga secara simulatan terhadap

    keputusan pembelian produk makanan impor dalam kemasan pada

    mahasiswa FEBI UIN STS Jambi ?

    3. Variabel mana yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian

    produk makanan impor dalam kemasan pada mahasiswa FEBI UIN STS

    Jambi ?

    C. Tujuan Peneliatian

    Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

    1. Untuk mengetahui pengaruh labelisasi halal dan harga secara parsial

    terhadap keputusan pembelian produk makanan impor dalam kemasan

    pada mahasiswa FEBI UIN STS Jambi.

  • 2. Untuk mengetahui pengaruh labelisasi halal dan harga secara simultan

    terhadap keputusan pembelian produk makanan impor dalam kemasan

    pada mahasiswa FEBI UIN STS Jambi.

    3. Untuk mengetahu variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan

    pembelian produk makanan impor dalam kemasan pada mahasiswa FEBI

    UIN STS Jambi.

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ganda, yaitu manfaat

    teoritis/akademis maupun manfaat praktis.

    1. Manfaat teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi

    pengembangan ilmu ekonomi sebagai sumber referensi yang dapat

    memberikan informasi teoritis dan empiris pada pihak-pihak yang akan

    melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini dan

    menambah sumber pustaka yang telah ada.

    2. Manfaat praktis

    a. Bagi perusahaan dengan adanya penelitian ini diharapkan perusahaan

    dapat mengetahui pengaruh labelisasi halal dan harga produk terhadap

    keputusan pembelian konsumen. Informasi ini sebagai bahan masukan

    bagi pimpinan perusahaan untuk memberi label halal dan harga

    produk.

  • b. Bagi para akademis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

    pengetahuan dan informasi guna menciptakan kemampuan

    pemahaman mengenai labelisasi halal, harga dan keputusan pembelian.

    c. Bagi penulis penelitian ini berguna sebagai syarat akademis untuk

    menyelesaikan strata 1 jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi

    dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.

    E. Batasan Masalah

    Agar pembahasan ini lebih terarah, dan tidak ada perluasan yang tidak

    fokus pada rumusan masalah, maka penulis merasa perlu untuk memberikan

    batasan masalah sebagai berikut:

    1. Penelitian ini difokuskan pada variabel-variabel yang berpengaruh

    terhadap keputusan mahasiswa dalam keputusan pembelian produk impor

    dalam kemasan.

    2. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS

    Jambi.

    F. Kerangka Teori

    1. Teori Labelisasi Halal

    a. Pengertian Label

    Label merupakan ciri lain dari produk yang perlu diperhatikan. Label

    adalah bagian dari sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang

    produk atau tentang penjualannya. Label bisa merupakan bagian sebuah kemasan,

  • atau merupakan etiket-lepas yang ditempelkan pada produk. Sewajarnya jika

    antara kemasan, label, dan merek terjalin suatau hubungan yang erat sekali.18

    Label adalah bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi

    mengenai produk dan penjual. Sebuah label biasa merupakan bagian dari

    kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantelkan pada

    produk.19

    Label yaitu bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata)

    tentang barang tersebut atau penjualnya. Jadi, sebuah label itu mungkin

    merupakan bagian daripembungkusnya, atau mungkin merupakan suatu etiket

    yang tertempel secara langsung pada suatu barang.20

    Label juga bisa berupa gantungan sederhana yang ditempelkan pada

    produk atau gambar yang dirancang secara rumit dan menjadi bagian dari

    kemasan. Label bisa membawa nama merek saja, atau sebagian besar dari

    informasi mengenai sebuah produk. Bahkan jika penjual memilih label sederhana,

    hukum mungkin mensyaratkan lebih banyak. Label juga melaksanakan beberapa

    fungsi yaitu:21

    1) Label mengidentifikasi produk atau merek- misalnya, nama sunkist yang

    diletakan pada jeruk.

    2) Label juga dapat memperingkat produk, buah peach kalengan diberi

    peringkat A, B, dan C.

    18Yohanes Lamarto, Fundemental of Marketing, (Erlangga, Jakarta, 1984), Hlm. 282. 19 Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran, Edisi 2, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 1997), hlm.

    107. 20 Basu Swastha, Azas-Azas Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 1984), hlm. 141. 21Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran (Jakarta: Erlangga,

    2008), hlm. 276.

  • 3) Label dapat menggambarkan produk, siapa yang membuatnya, dimana

    produk itu dibuat, kapan produk itu dibuat, apa isinya, bagaimana cara

    penggunaannya, dan bagaimana menggunakannya dengan aman.

    4) Label dapat mempromosikan produk melalui grafis yang menarik.

    Teknologi baru memungkinkan label dibungkus-susutkan 360 derajat

    untuk membungkus wadah dengan grafis yang terang dan mengakomodasi

    informasi produk yang lebih banyak pada kemasan, mengganti label kertas

    yang diletakan pada kaleng dan botol.

    Ada beberapa macam label yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan,

    yaitu:22

    1) Grade label.Grade label ialah keterangan yang mencantumkan ciri barang

    secara garis besar.

    2) Descriptive label. Descriptive label ialah penempatan

    keteranganketerangan secara rinci seperti unsur kimia, ukuran, warna,

    presentase campuran, penggunaan produk dan sebagainya, yang sering

    dijumpai pada bungkus obat.

    3) Informative label.Informative label sama dengan deskriptive labeling

    hanya memuat keterangan yang lebih lengkap.

    Setiap produk memiliki label pada kemasannya. Seperti pengemasan,

    pelabelan dapat membantu memasarkan produknya, pertama label

    mengidentifikasi produk atau merek. Label juga mempromosikan produk dengan

    menarik perhatian konsumen seperti warna dan grafik yang menarik memberikan

    22 Buchari Alma, Dasar-dasar Bisnis dan Pemasaran, (Bandung: Alfabeta, 1992,

    Hal.172.

  • petunjuk visual bagi produk yang sesungguhnya mungkin tidak terlalu

    diperhatikan di rak. Akhirnya, label juga menggambarkan produk yang

    memberikan informasi tentang kandungan nutrisi, petunjuk penggunaan, cara

    membuat yang tepat dan keamanan.23

    b. Pengertian Halal

    Kata halal (halāl, halaal) adalah istilah bahasa Arab dalam agama Islam

    yang berarti "diizinkan" atau "boleh". Secara etimologi, halal berarti hal-hal yang

    boleh dan dapat dilakukan karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuan-

    ketentuan yang melarangnya.24

    Kata halal berasal dari bahasa Arab yang berarti “melepaskan” dan “tidak

    terikat”, secara etimolgis halâl berarti halhal yang boleh dan dapat dilakukan

    karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuanketentuan yang melarangnya.

    Atau diartikan segala sesuatu yang bebas dari bahaya duniawi dan ukhrawi.25

    Halal menurut departemen agama yang dimuat dalam KEPMENEG RI

    No. 518 Tahun 2001 tentang pemeriksaan dan penetapan pangan halal adalah:

    Halal adalah produk pangan, obat, kosmetika dan produk lain yang tidak

    mengandung unsure atau bahan yang haram atau dilarang untuk konsumsi oleh

    23 Ricky W, Graffin dan Ronald J. Ebert, Bisnis Edisi Ke-8, (Jakarta: Erlangga, 2007),

    hlm. 318. 24 Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, (Surakarta: Era Intermedia, 2007),

    hlm.5. 25 Panji Adam Agus Putra, “Kedudukan Sertifikasi Halal Dalam Sistem Hukum Nasional

    Sebagai Upaya Perlindungan Konsumen Dalam Hukum Islam”, Jurnal Ekonomi dan Keuangan

    Syariah Vol.1 No. 1, (Januari 2017), hlm. 150.

  • umat Islam, dan pengolahannya atau proses produksinya tidak bertentangan

    dengan syariat Islam.26

    Adapun yang dimaksud dengan produk halal adalah produk yang

    memenuhi kehalalan sesuai dengan syariat islam. Dalam Al-Qur’an, Allah

    memerintahkan agar manusia mengkonsumsi makanan dan minuman yang

    sifatnya halalan thayiban.27

    Produk halal adalah produk yang tidak mengandung unsur atau barang

    haram dalam proses pembuatannya, serta dilarang untuk dikonsumsi umat muslim

    baik yang menyangkut bahan baku, bahan tambahan, bahan pembantu lainnya

    termasuk bahan produksi yang diolah melalui proses rekayasa genetika dan

    iradiasi yang pengolahannya dilakukan sesuai dengan syariat Islam serta dapat

    memberikan manfaat yang lebih dari pada madharat (efeknya).

    Proses pembuatan atau proses produksi suatu perusahaan yang sudah

    menggunakan label halal hendaknya harus tetap menjaga hal-hal sebagai

    berikut:28

    1) Binatang yang hendak dibersihkan, binatang yang sudah mati karena

    disembelih.

    2) Bahan campuran yang digunakan dalam proses produksi tidak terbuat dari

    barang-barang atau bahan yang haram dan turunannya.

    26Eri Agustina H, “Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian

    Konsumen Studi Kasus Pada Produk Wall’s Conello”, Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan Vol. 1

    No. 2, (2013). Hlm. 171 27 Apriyanto, Anto, Panduan Belanja dan Konsumsi Halal, (Jakarta: Khairul Bayan,

    2003), hlm. 98. 28Eri Agustina H, “Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian

    Konsumen Studi Kasus Pada Produk Wall’s Conello”, Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan Vol. 1

    No. 2, (2013). Hlm. 172

  • 3) Air yang digunakan untuk membersihkan bahan hendaklah air mutlak atau

    bersih dan mengalir.

    4) Dalam proses produksi tidak tercampur atau berdekatan dengan barang

    atau bahan yang najis atau haram.

    Bahan baku produk adalah bahan utama yang digunakan dalam kegiatan

    proses produksi, baik berupa bahan baku, bahan setengah jadi, maupun bahan

    jadi. Sedangkan bahan tambahan produk adalah bahan yang tidak digunakan

    sebagai bahan utama yang ditambahkan dalam proses teknologi produksi. Bahan

    pembantu atau bahan penolong adalah bahan yang tidak termasuk dalam kategori

    bahan baku ataupun bahan tambahan yang berfungsi untuk membantu

    mempercepat atau memperlambat proses produksi termasuk proses rekayasa.

    Barang yang halal tidak boleh terlepas dari tujuan syariat Islam yaitu: mengambil

    maslahah dan menolak madarat atau bahaya. Jika menurut kesehatan suatu jenis

    produk dapat membahayakan jiwa, maka produk tersebut haram digunakan.29

    c. Pengertian Labelisasi Halal

    Gaya hidup halal dapat dimulai dengan menekankan pentingnya

    memastikan produk makanan halal dijamin dengan melihat ada tidaknya label

    halal yang ditunjukkan. Label halal pada suatu produk makanan dapat digunakan

    sebagai panduan bagi konsumen muslim untuk memilih atau membeli produk

    makanan atau minuman.30

    29Rif’atul Faridah, “Pengaruh Ekuitas Merek dan Labelisasi Halal Terhadap Loyalitas

    Konsumen Roti Han’s di kota Kudus”, (2014), Hlm. 25-26. 30 Farid Wajdi, Jamninan Produk Halal di Indonesia Urgensi Sertifikasi dan Labelisasi

    Halal, (Depok: Rajawali Pers, 2019), hlm.31.

  • Secara faktual, logo halal biasanya dicetak dalam kemasan, baik iu di

    dalam kemasan (inner packaging) maupun di luar kemasan (outer packaging)

    seperti karton box/kardus. Logo halal memang merupakan jaminan bagi

    konsumen bahwa produk yang dalam kemasannya terdapat cetakan logo halal

    berarti produk makanan tersebut hukumnya “halal”.

    Label halal dikeluarkan oleh lembaga yang mempunyai otoritas yakni

    BPOM (kini Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal/BPJPH). Menurut

    Mohd Khan Ayob fungsi label halal adalah untuk menghindari keraguan

    konsumen.

    Ahmad Redzuman Mohd Yunus mengatakan bahwa konsumen muslim

    perlu memastikan label halal yang ada pada barang yang akan dimakannya yaitu

    dengan mengidentifikasi label halal yang resmi. Pentingnya label halal yang resmi

    supaya tidak bimbang lagi dengan adanya label halal yang digunakan pihak tidak

    bertanggung jawab untuk membuat laris produknya.

    RA. Laksmi Priti M menekankan agar terhindar dari label halal palsu,

    konsumen muslim penting untuk mengidentifikasi suatu produk makanan. Halal

    atau tidaknya makanan/barang dijamin dengan melihat ada tidaknya logo halal

    yang tercantum pada produk makanan dan barang itu. Logo halal pada suatu

    produk makanan dapat digunakan sebagai panduan bagi konsumen muslim untuk

    memilih/membeli produk tertentu.31

    31Farid Wajdi, Jamninan Produk Halal di Indonesia Urgensi Sertifikasi dan Labelisasi

    Halal, (Depok: Rajawali Pers, 2019), hlm. 43.

  • Tak kalah penting adanya produk-produk pangan impor ilegal lainnya

    biasanya tak dilengkapi dengan keterangan bahasa Indonesia. Menyangkut produk

    tanpa izin edar di Indonesia sampai saat ini masih banyak.

    Persoalan kehalalan harus dipahami bukanlah masalah privat masyarakat

    saja. Tetapi label halal berada di ranah publik, dan pemerintah terlibat di

    dalamnya. Sertifikasi halal mencegah manipulasi atas nama apa pun adalah tindak

    kejahatan.32

    Gambar 1

    Logo Halal

    Tabel 5

    Daftar Badan Sertifikasi Halal Aset yang Diakui MUI

    No Name of Halal

    Certification

    Bodies

    Country Status Logo

    Asia

    1 Majelis Ugama

    Islam Singapore

    (MUIS)

    Singapore Expired

    2020/06/08

    2 Jabatan Kemajuan

    Islam Malaysia

    (JAKIM)

    Malaysia Expired

    2020/06/08

    3 Bahagian Kawalan

    Makanan Halal

    Jabatan Hal Ehwah

    Syariah

    Brunei

    Darussalam

    Expired

    2020/06/08

    32Farid Wajdi, Jamninan Produk Halal di Indonesia Urgensi Sertifikasi dan Labelisasi

    Halal, (Depok: Rajawali Pers, 2019), hlm. 43.

  • 4 Muslim

    Professional Japan

    Association

    (MPJA)

    Japan Expired

    2021/10/16

    5 The Japan Moslem

    Association (JMA)

    Japan Expired

    2020/09/29

    6 Taiwan Halal

    Integrity

    Development

    Association

    (THIDA)

    Taiwan Expired

    2020/09/27

    7 Jamiat Ulama Halal

    Foundation

    India Expired

    2020/06/08

    8 Jamiat Ulama I-

    Hind Halal Trust

    India Expired

    2020/06/08

    9 Asia Pacifik Halal

    Council Co Ltd

    (APHC)

    Hongkong Expired

    2019/10/02

    10 The Central Islamic

    Council of Thailand

    (CICOT)

    Thailand Expired

    2020/09/27

    11 Halal Development

    Insitute of the

    Philipines (HDPI)

    Philippines Expired

    2021/10/16

    12 Halal Certification

    Agency (HCA)

    Vietnam Expired

    2021/10/16

    13 Halal Accreditation

    Council (Guarantee)

    Limited

    Sri Lanka Expired

    2019/05/26

    14 NPO Japan Halal

    Associati

    Japan Expired

    2021/10/16

    Australia & New Zealand

    15 The Islamic

    Coordinating

    Council of Victoria

    (ICCV)

    Australia Expired

    2020/06/08

    16 Supreme Islamic

    Council of Halal

    Meat in Australia

    Inc. (SICHMA)

    Australia Expired

    2020/09/27

  • 17 Ustralian Halal

    Development &

    Accreditation

    (AHDAA)

    Australia Expired

    2019/08/31

    18 Global Halal Trade

    Center Pty Ltd

    (GHTC Pty.Ltd)

    Australia Expired

    2020/08/07

    19 Westren Australian

    Halal Authority

    (WAHA)

    Austraalia Expired

    2020/08/08

    20 Australian Halal

    Authority &

    Advisers (AHAA)

    Australia Expired

    1010/09/12

    21 Global Autralian

    Halal Certification

    (GAHC)

    Australia Expired

    2020/09/18

    22 Asia Pasifik Halal

    Services-New

    Zealand, Pty 2011

    Limited (APHS-

    NZ-Pty 2011 ltd)

    New

    Zealand

    Expired

    2020/06/08

    23 New Zealand

    Islamic

    Development Trust

    (NZIDT)

    New

    Zealand

    Expired

    2020/09/27

    24 The Federation of

    Islamic Association

    of New Zealand Inc

    (FIANZ)

    New

    Zealand

    Expired

    2019/10/02

    Europe

    25 Halal Food Council

    of Europe (HFCE)

    Belgium Expired

    2020/09/28

    26 The Muslim

    Religious Union of

    Poland (MRU)

    Poland Expired

    2020/06/08

    27 Halal Quality

    Control (HQC)

    -Netherland

    -Germany

    -Denmark

    -Austria

    Expired

    2020/06/08

    28 Instituto Halal De

    Junta Islamica

    (Halal Institute of

    Spain)

    Spain Expired

    2020/09/28

  • 29 World Halal

    Authority (WHA)

    Italy Expired

    2021/10/16

    30 Total Quality Halal

    Correct

    Certification

    (TQHCC)

    -Netherland

    -Germany

    Expired

    2021/10/16

    31 Halal Certification

    Europe (HCE)

    England Expired

    2020/09/27

    32 Halal food

    Authority (HFA)-

    UK

    UK Expired

    2021/10/16

    33 Halal Feed and

    Food Inspection

    Authority (HFFIA)

    Netherland Expired

    2021/03/28

    34 Halal Certification

    Services (HCS)

    -

    Switzerland

    -Germany

    -Spain

    Expired

    2020/09/27

    35 Eurisa Halal

    Services Center

    Turkey Expired

    2019/10/02

    36 HAFSA Halal

    Certification and

    Food Imp&Exp Ltd

    Turkey Expired

    2021/10/16

    37 Islamic Foundation

    of Ireland (IFI)

    Ireland Expired

    2020/09/11

    America

    38 Islamic Services of

    America (ISA)

    USA Expired

    2020/09/27

    39 Halal Transaction

    of Omaha

    USA Expired

    2020/06/08

    40 The Islamic Food

    and Nutrition

    Council of America

    (IFANCA)

    USA Expired

    2020/06/08

    41 Halal Food Council

    USA (HFC USA)

    USA Expired

    2020/09/27

  • 42 American Halal

    Foundation (AHF)

    USA Expired

    2020/09/27

    43 Federation of

    Muslims

    Association in

    Brazil (FAMBRAS)

    Brazil Expired

    2020/09/12

    44 Islamic

    Dissemination

    Centre for Latin

    America (CDIAL)

    Brazil

    Brazil Expired

    2020/09/27

    South Africa

    45 National

    Independent Halal

    Trust (NIHT)

    South

    Africa

    Expired

    2019/05/26

    Sumber: Lembaga Pengkajian Pangan Obat obatan dan Kosmetika Majelis

    Ulama Indonesia (LPPOM MUI)

    Label halal adalah label yang memuat keterangan halal dengan standar

    halal menurut agama Islam.33 Berdasarkan peraturan pemerintah Indonesia

    Nomor 69 Tahun 1999 tentang label dan iklan pangan menyebutkan, label adalah

    setiap keterangan mengenai suatu produk yang berbentuk gambar, tulisan,

    kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada produk, dimasukkan

    ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan produk34:

    1) Gambar, merupakan hasil dari tiruan berupa bentuk atau pola (hewan,

    orang, tumbuhan dsb.) dibuat dengan coretan alat tulis.

    2) Tulisan, merupakan hasil dari menulis yang diharapkan bisa untuk dibaca.

    3) Kombinasi gambar dan tulisan, merupakan gabungan antara hasil gambar

    dan hasil tulisan yang dijadikan menjadi satu bagian.

    4) Menempel pada kemasan, dapat diartikan sebagai sesuatu yang melekat

    33 Nurlaili, Evi Ekawati, Any Eliza, Program Sosialisasi Label Halal/Sertifikat Halal Pada

    Produk Makanan Siap Saji, (Lampung: LP2M Raden Intan Lampung, 2014), hlm. 18. 34 Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan, Pasal 1

    ayat 3

  • (dengan sengaja atau tidak sengaja) pada kemasan (pelindung suat

    produk).

    d. Dasar Hukum Halal dalam Al-Qur’an dan Hadist

    Firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 168:

    ا فِي اْْلَْرِض َحََلَّلا َطي ِباا َوََّل تَتابِعُوا ُخُطَواِت يَا أَيَُّها النااُس ُكلُوا ِمما

    َعدُوٌّ ُمبِين الشاْيَطاِن ۚ إِناهُ لَُكْم

    Artinya: “Hai sekalian manusia! Makanlah yang halal lagi baik dari apa

    yang terdapat dibumi dan janganlah kamu mngikuti langkah-lankah syaitan;

    karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh nyata bagimu”.35

    Dalam surat An-Nahl ayat 114 yang berbunyi:

    اشْ ُ َحٰلًلا َطي ِباۖا وَّ ا َرَزقَُكُم ّٰللاه ِ اِْن ُكْنتُْمِايَّافَُكلُْوا ِممَّ هُ تَْعبُُدْونَ ُكُرْوا نِْعَمَت ّٰللاه

    Artinya: “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah

    diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya

    menyembah kepada-Nya.”36

    Halal adalah sesuatu yang diperbolehkan menurut ajaran islam, seperti

    yang telah terkandung dalam firman Allah surah Al-Maidah ayat 88:

    َلا َطي ِباا ۚ َوٱتاقُ ُ َحلََٰ ا َرَزقَكُُم ٱَّللا َ َوُكلُو۟ا ِمما ٱلاِذٓى أَنتُم بِهِۦ ُمْؤِمنُونَ و۟ا ٱَّللا

    Artinya: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang

    Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu

    beriman kepada-Nya”37

    Di antara ayat yang menyebutkan makanan atau hewan yang diharamkan

    adalah firman Allah dalam surah Al-Maidah ayat 3:

    ِ بِِه َواْلُمْنَخنِقَةُ َواْلمَ َمْت َعلَْيُكُم اْلَمْيتَةُ َوالداُم َولَْحُم اْلِخْنِزيِر َوَما أُِهلا ِلغَْيِر َّللاا ْوقُوذَةُ ُحر ِ

    يَةُ َوالناِطيَحةُ َوَما أََكَل السابُُع إَِّلا َما ذَكاْيتُْم َوَما ذُبَِح َعلَى النُُّصبِ َوا ْلُمتََرد ِ

    35 Al-Baqarah (2): 168. 36An-Nahl (16): 114.

    37 Al-Maidah (5): 88.

  • Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,

    (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang

    terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang

    sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk

    berhala.”.38

    Adapun Hadist yang membahas tentang halal yaitu hadist dari

    AbuAbdullah An Nu’man bin Basyir ‘Anhuma, dia berkata “Aku mendengar

    Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda39:

    َعِن أَبِْي َعْبِد هللاِ النُّْعَماِن ْبِن بَِشْيٍر َرِضَي هللاُ َعْنُهَما قَاَل: َسِمْعُت َرُسوَل هللاِ

    ، َوبَْينَُهَما أُُمْور َصلاى هللاُ َعلَْيِه َوَسلاَم يَقُوُل: )) إِنا اْلَحَلََل بَ يِ ن َوإِنا اْلَحَراَم بَيِ ن

    ، َّلَ يَْعلَُمُهنا َكِثير ِمَن النااِس، فََمِن اتاقَى الشُّبَُهاِت فَقَِد اْستَْبَرأَ ِلِدينِِه ُمْشتَبَِهات

    اِعي يَْرَعى حَ ْوَل اْلِحَمى َوِعْرِضِه، َوَمْن َوقََع فِي الشُّبَُهاِت َوقََع فِي اْلَحَراِم َكالرا

    ى، أََّلَ َوإِنا ِحَمى هللاِ َمَحاِرُمهُ، أََّلَ َوإِنا يُوِشُك أَْن يَْرتََع فِيِه، أََّلَ َوإِنا ِلُكِل َمِلٍك ِحما

    فِي اْلَجَسِد ُمْضغَةا إِذَا َصلََحْت َصلََح اْلَجَسدُ ُكلُّهُ، َوإِذَا فََسدَْت فََسدَ اْلَجَسدُ ُكلُّهُ أََّلَ

    .َوِهَي اْلقَ ْلُب ((. رواه البخاري ومسلم، وهذا لفظ مسلم

    Artinya: “Dari Abu ‘Abdillah Nu’man bin Basyir Radhiyallahu anhuma

    berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

    bersabda: “Sesungguhnya yang halal itu telah jelas dan yang haram pun telah

    jelas pula. Sedangkan di antaranya ada perkara syubhat (samar-samar) yang

    kebanyakan manusia tidak mengetahui (hukum)-Nya. Barangsiapa yang

    menghindari perkara syubhat (samar-samar), maka ia telah membersihkan

    agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang jatuh ke dalam perkara yang

    samar-samar, maka ia telah jatuh ke dalam perkara yang haram. Seperti

    penggembala yang berada di dekat pagar larangan (milik orang) dan

    dikhawatirkan ia akan masuk ke dalamnya. Ketahuilah, bahwa setiap raja

    memiliki larangan (undangundang). Ingatlah bahwa larangan Allah adalah apa

    38 Al-Maidah(5): 3. 39Al Minhah Ar Robbaniyah fii Syarh Al Arba’in An Nawawiyah, Syaikh Dr. Sholih bin

    Fauzan bin ‘Abdullah Al Fauzan, terbitan Darul ‘Ashimah, cetakan pertama, tahun 1429 H.

  • yang diharamkan-Nya. Ketahuilah, bahwa di dalam jasad manusia terdapat

    segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasadnya; dan jika ia

    rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah, bahwa segumpal daging itu

    adalah hati. (Diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim).

    Hadist tersebut menyebutkan bahwa hukum ada tiga macam yaitu40:

    1) Yang jelas Halal, seperti minum air putih, makan buah-buahan, memakai

    pakaian yang pantas dan tertutup aurat, berbaur baik, berkata yang baik

    dan lainnya.

    2) Yang haram itu jelas, seperti zina, judi, mencuri makan riba, babi,

    minuman khamar, membunuh jiwa tanpa hak, durhaka kepada orang tua,

    sumpah palsu dan lainnya.

    3) Yang masih samar (syubhat) statusnya, yang terjadi karena dalilnya ada

    tetapi multi tafsir, atau jelas maknanya namun lemah riwayatnya, atau kuat

    riwayatnya tapi tidak jelas dan tegas maksudnya.

    e. Pengaruh Label Halal dalam Menumbuhkan Minat Beli

    Pencantuman label halal produk dilakukan untuk memberikan

    perlindungan kepada konsumen muslim, dikarenakan banyaknya permasalahan

    labelisasi halal pada produk-produk yang mengandung bahan-bahan yang haram

    untuk dikonsumsi. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dalam proses produksi

    diperlukannya ketentuan-ketentuan syariat kehalalan suatu produk secara syara.

    Dengan adanya label halal yang tercantum pada kemasan produk, maka

    secara langsung akan memberikan pengaruh bagi konsumen khususnya

    masyarakat muslim untuk menggunakan produk tersebut munculnya rasa aman

    40 Al-Qardhawi Yusuf, Halal dan Haram dalam Islam, (Bandung: PTSPublising House,

    2016), Hlm. 56.

  • dan nyaman untuk mengonsumsi produk tersebut akan meningkatkan kepercayaan

    serta minat membeli.41

    2. Teori Harga

    a. Definisi Harga

    Dalam arti paling sempit, harga (price) adalah jumlah uang yang

    dibebankan atas suatu produk atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah dari

    seluruh nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat memiliki atau

    menggunakan produk atau jasa tersebut. Di masa lalu, harga telah menjadi faktor

    penting yang mempengaruhi pilihan pembeli. Hal ini masih berlaku dalm negara-

    negara miskin, di antara orang-orang miskin dan pada produk-produk

    komoditas.42

    Harga adalah satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran yang

    menghasilkan pendapatan, semua elemen lainnya hanya mewakili harga. Bila

    suatu produk mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang lebih besar

    dibandingkan manfaat yang diterima, maka yang terjadi adalah bahwa produk

    tersebut memiliki nilai negative. Konsumen mungkin akan menganggap sebagai

    nilai yang buruk kemudian akan mengurangi konsumsi terhadap produk tersebut.

    Bila manfaat yang diterima lebih besar, maka yang terjadi adalah produk tersebut

    memiliki nilai positif. Harga memiliki dua peranan utama dalam pengambilan

    keputusan yaitu43:

    41 Burhanuddin Susanto, Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan Sertifikat Halal,

    (Malang: UIN-Maliki Pres, 2011), hlm. 111. 42 Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm.439. 43 Danang Sunyanto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: CAPS, 2012),

    hlm. 131.

  • 1) Peranan alokasi harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli

    untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang

    diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga

    dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan

    daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli

    membandingkan harga dari berbagai alternativeyang tersedia, kemudian

    memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

    2) Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam memberi tahu

    konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti, kualitas. Hal ini

    terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalalami kesulitan

    untuk menilai faktor-faktor atau manfaat secara objektif.

    b. Fungsi Harga

    Secara umum, harga dapat berfungsi sebagai berikut44:

    1) Sumberp pendapatan atau keuntungan perusahaan untuk mencapai tujuan

    produsen.

    2) Pengendali tingkat permintaan dan penawaran.

    3) Mempengaruhi program pemasaran dan fungsi bisnis lainnya bagi

    perusahaan.

    c. Faktor Penentu Harga

    Penentuan harga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.45 Faktor

    internal meliputi:

    1) Tujuan pemasaran (biaya, penguasaan pasar, dan usaha)

    44Danang Sunyanto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: CAPS, 2012),

    hlm. 130. 45Danang Sunyonto, Ekonomi Manajerial, (Yogyakarta: CAPS, 2013), hlm. 182.

  • 2) Strategi marketing-mix (aspek harga dan non harga)

    3) Organisasi (struktur, skala dan tipe)

    Sedangkan faktor eksternal meliputi:

    1) Elastisitas permintaan dan kondisi persaingan pasar.

    2) Harga pesaing dan reaksi pesaing terhadap perubahan harga.

    3) Lingkungan eksternal lain, yaitu lingkungan makro (pemasok, penyalur,

    asosiasi, masyarakat dan lingkungan makro (pemerintah, cadangan sumber

    daya dan keadaan sosial).

    d. Strategi Harga

    1) Strategi Harga berorientasi pada Biaya

    Strategi harga yang berorientasi pada biaya didasarkan pada

    perhitungan biaya (tetap dan variabel) dan penentuan target keuntungan

    yang diinginkan (target pengembalian investasi) untuk dapat menetapkan

    harga. Penentuan harga dilakukan berdasarkan hal-hal berikut46:

    a) Harga ditentukan menurut perhitungan biaya target keuntungan yang

    diharapkan.

    b) Besarnya keuntungan merupakan presentase dari biaya (cost-plus),

    harga perolehan (mark-up), atau harga jualnya.

    c) Melalui perilaku biaya (tetap ataupun variabel) dapat diperhitungkan

    tingkat atau volume penjualan impas (break event point).

    46Danang Sunyanto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: CAPS, 2012),

    hlm. 182.

  • Teori ekonomi menyatakan bahwa tingkat keuntungan maksimum

    dicapai pada keadaan marginal pendapatan sama dengan marginal biaya.

    Metode yang digunakan untuk mencapai target tersebut adalah dengan:47

    a) Clos Plus Pricin, yaitu penetapan harga dengan menambahkan

    sejumlah (presentase) tertentu dari harga jual atau biaya sebagaia

    keuntungannya.

    b) Mark-up Pricing, yaitu penetapan harga dengan menambahkan

    sejumlah (presentase) tertentu dari harga jual atau harga perolehan

    barang dagangannya.

    c) Break Event Analys, yaitu penetapan harga dengan mempertimbangkan

    tingkat kuantitas penjualan perusahaan, yaitu penerimaan sama dengan

    pengeluaran biayanya (biaya tetap variabel).

    d) Maksimum Profit, yaitu penetapan harga bertujuan mencari

    keuntungan maksimal, keuntungan maksimal dicapai pada tingkat

    marginal pendapatan (MR) sama dengan marginal biaya (MC).

    2) Strategi Harga Berorientasi pada Permintaan

    Penetapan harga yang berorientasi pada permintaan akan

    mempertimbangkan kondisi permintaan pasar. Harga akan diserap apabila

    ada permintaan, dengan kata lain harga dapat ditetapkan sesuai menurut

    tingkat permintaannya. Dengan demikian perusahaan perlu memahami

    tingkat permintaan terhadap barang yang terbentuk.

    47Danang Sunyanto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: CAPS, 2012),

    hlm. 183.

  • Dengan mempertimbangkan permintaan pasar, strategi harga dapat

    diarahkan untuk mencapai tingkat atau penumbuhan penjualan (market-

    share) mencakup:

    a) Diskriminasi harga

    b) Perceived value pricing

    3) Strategi Harga Berorientasi pada Persaingan

    Harga dapat bertahan di pasar apabila produsen memperhatikan harga-

    harga pesaingnya (price competition), terutama leadernya. Produsen dapat

    menentukan harga yang sama, di atas atau di bawah harga pesaingnya

    (going rate pricing). Adapun pada penawaran pekerjaan secara lelang,

    harga ditetapkan dengan memperkirakan harga pesaingnya.48

    e. Penetapan Harga Menurut Islam

    Setelah perpindahan (hijrah) Rasulullah SAW ke Madinah, maka beliau

    menjadi pengawas pasar (muhtasib). Pada saat itu, mekanisme pasar sangat

    dihargai, salah satu buktinya yaitu Rasulullah SAW menolak untuk memberikan

    kebijakan dalam penetapan harga, pada saat itu harga sedang naik karena

    dorongan permintaan dan penawaran yang dialami.49

    Dalam hadist tersebut diriwayatkan sebagai berikut: Manusia berkata saat

    itu, “Wahai Rasulullah harga (saat itu) naik, maka tentukanlah harga untuk kami

    ‘Rasulullah SAW bersabda : ‘Sesungguhnya Allah adalah penentu harga, ia

    adalah penahan, pencurah serta pemberi rezeki. Sesungguhnya aku mengharapkan

    48Danang Sunyanto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: CAPS, 2012),

    hlm. 182. 49 Siti Nur Fatoni, Pengantar Ilmu Ekonomi (Dilengkapi Dasar Ekonomi Islam),

    (Bandung: Pustaka Setia, 2014), hlm. 61.

  • dapat menemui Tuhanku di mana salah seorang diantara kalian kalian tidak

    menuntutku karena kezaliman dalam hal darah dan harta.50

    Mekanisme penentuan harga dalam Islam sesuai dengan Maqashid al-

    Syariah, yaitu merealisasikan kemaslahatan dan menghindari kerusakan di antara

    manusia. Seandainya Rasulullah saat itu langsung menetapkan harga maka akan

    kontradiktif dengan mekanisme pasar.51

    Inilah teori ekonomi islam mengenai harga. Rasulullah SAW dalam hadist

    tersebut tidak menentukan harga. Ini menunjukkan bahwa ketentuan harga itu

    diserahkan kepada mekanisme pasar yang alamiah dan impersonal. Rasulullah

    menolak tawaran itu dan mengatakan bahwa harga di pasar tidak boleh ditetapkan.

    f. Indikator Harga

    Menurut Kotler dan Amstrong, terdapat emapt indikator yang mencirikan

    harga, yaitu:

    1) Keterjangkauan harga, yaitu konsumen bisa menjangkau harga yang telah

    ditetapkan perusahaan. Produk biasanya ada beberapa jenis dala satu

    merek dan harganya juga berbeda dari termurah sampai termahal.

    2) Harga sesuai kemampuan atau daya saing harga, yaitu konsumen sering

    membandingkan harga suatu produk dengan produk lainnya. Dalam hal ini

    mahal murahnya harga suatu produk sangat dipertimbangkan oleh

    konsumen pada saat akan membeli produk tersebut.

    50 Ahmad Mustaq, Etika Bisnis dala Islam, Terjemahan Zainal Arifin, (Jakarta: Gema

    Insani Pers, 2013), hlm.110. 51Ahmad Mustaq, Etika Bisnis dala Islam, Terjemahan Zainal Arifin, (Jakarta: Gema

    Insani Pers, 2013), hlm.89.

  • 3) Kesesuaian harga dengan kualitas produk, yaitu aspek penetapan harga

    yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan kualitas produk

    yang dapat diperoleh konsumen.

    4) Kesesuaian harga dengan manfaat produk, yaitu aspek penetapan harga

    yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan manfaat yang

    diperoleh konsumen dari produk yang dibeli.52

    3. Teori Keputusan Pembelian

    a. Pengertian Keputusan Pembelian

    Keputusan pembelian adalah suatu tahap dimana konsumen telah memiliki

    pilihan dan siap untuk melakukan pembelian atau pertukaran antara uang dan janji

    untuk membayar dengan hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau

    jasa.53 Pengambilan keputusan konsumen adalah proses perintegrasian yang

    mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku

    alternatif dan memilih salah satu diantaranya.54

    Keputusan pembelian adalah megidentifikasi semua pilihan yang mungkin

    untuk memecahkan persoalan itu dan memilih pilihan-pilihan secara sistematis

    dan obyektif serta sasaran-sasarannya yang menentukan keuntungan serta

    kerugiannya masing-masing.55

    52 Riyono dan Gigih Erik Budiharja, “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi Dan

    Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Produk Aqua Di Kota Pati”, Jurnal STIE Semarang,

    Vol 8 No 2, (Juni 2016), hlm 101. 53 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia,

    2002), hlm.202 54 Dimas Prasetio, “Pengaruh Persepsi Harga, Fitur Produk, Dan Word Of Mounth

    Terhadap Keputusan Pembelian Smarthphone Android (Studi mahasiswa Ekonomi Universitas

    Negri Yogyakarta)”, Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, (2016), hlm. 31 55 Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert Bisnis edisi ke-8, hlm. 31.

  • Menurut Kotler keputusan membeli yaitu beberapa tahapanyangdilakukan

    oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk.56

    Menurut Munandar pengambilan keputusan membeli adalah proses pengenalan

    masalah(problem recognition), pencarian informasi, evaluasi (penilaian) dan

    seleksidari alternatif produk, seleksi saluran distribusi dan pelaksanaan

    keputusanterhadap produk yang akan digunakan atau dibeli oleh konsumen.

    b. Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian

    Dalam proses pengambilan keputusan atau proses pembelian yang spesifik

    terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah, kebutuhan, pencarian

    informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca

    pembelian.57

    Proses Pengambilan Keputusan

    Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap

    dan pengaruh apa yang bekerja dalam tahap-tahap tersebut. Pendirian orang lain,

    faktor situasi tidak diantisipasi, dan risiko yang dirasakan dapat mempengaruhi

    keputusan pembelian, demikian pula tingkat kepuasan pasca pembelian konsumen

    dan tindakan pasca pembelian di pihak perusahaan. Pelanggan yang puas akan

    56 Kotler dan Amstrong, “Dasar-Dasar Pemasaran” , (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

    Utama, 1996), hlm., 36. 57 Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen Konsep dan Aplikasi untuk strategi dan

    penelitian pemasaran, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm.16.

    Pencarian Informasi

    Evaluasi Alternatif

    Keputusan Pembelian

    Perilaku Pasca Pembelian

    Mengenali Kebutuhan

  • terus melakukan pembelian, pelanggan yang tidak puas akan menghentikan

    pembelian produk yang bersangkutan dan kemungkinan akan menyebarkan berita

    tersebut pada teman-teman mereka. Karena itu, perusahaan harus berusaha

    memastikan kepuasan konsumen pada semua tingkat dalam proses pembelian.

    Gambar di atas, menyiratkan bahwa konsumen melewati kelima tahap

    seluruhnya pada setiap pembelian. Namun dalam pembelian yang lebih rutin,

    konsumen sering kali melompati atau membalik beberapa tahap ini. Seorang

    wanita yang membeli pasta gigi merek yang sudah biasa akan mengenali

    kebutuhan dan langsung ke keputusan pembelian, melompati tahap pencarian

    informasi dan evaluasi. Model tersebut menunjukkan semua pertimbangan untuk

    muncul ketika konsumen menghadapi situasi membeli yang kompleks dan baru.

    Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:58

    1) Pengenalan masalah. Proses membeli diawali saat pembeli menyadari

    adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara

    kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkan. Kebutuhan ini

    dapat disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari

    kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar, dahaga, atau seks meningkat

    hingga suatu tingkat tertentu dan berubah menjadi dorongan. Atu suatu

    kebutuhan dapat timbul karena disebabkan rangsangan eksternal seseorang

    yang melewati sebuah toko roti dan melihat roti yang baru dibakar dapat

    merangsang rasa lapar.

    58Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen Konsep dan Aplikasi untuk strategi dan

    penelitian pemasaran, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm.16.

  • 2) Pencarian Informasi. Seorang konsumen yang timbul minatnya akan

    terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membedakan

    dua tingkat yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang

    saja yang disebut perhatian yang meningkat. Proses mencari informasi

    secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelpon teman-

    temannya, dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari

    yang lain. Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan

    meningkat bersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecah

    masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstensif.

    Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber

    informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh

    relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan-keputusan

    membeli. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan

    menjadi empat kelompok :59

    a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.

    b. Sumber komersil: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan

    pameran

    c. Sumber umum: media massa, organisasi konsumen

    d. Sumber pengalaman: pernah mengalami, menguji, menggunakan

    produk.

    Secara umum konsumen menerima informasi terbanyak dari suatu

    produk dari sumber-sumber komersial, yaitu sumber-sumber yang

    59Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen Konsep dan Aplikasi untuk strategi dan

    penelitian pemasaran, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm.17.

  • didominasi oleh pemasar. Pada sisi lain, informasi yang paling efektif

    justru berasal dari sumber-sumber pribadi. Setiap sumber informasi

    melaksanakan suatu fungsi yang agak berbeda dalam mempengaruhi

    keputusan membeli. Informasi komersial umumnya melaksanakan fungsi

    memberitahu, sedangkan sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi

    atau evaluasi.60

    3) Evaluasi Alternatif. Bagaimana konsumen memperoleh informasi tentang

    pilihan merek untuk membuat putusan akhir ? Ternyata tidak ada proses

    evaluasi yang sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau

    bahkan oleh satu konsumen pada seluruh situasi membeli. Ada beberapa

    proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi

    konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen

    sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada

    pertimbangan yang sadar dan rasional.

    Konsumen mungkin mengembangkan seperangkat kepercayaan merek

    tentang dimana setiap merek berada pada ciri masing-masing, kepercayaan

    merek menimbulkan citra merek.

    4) Keputusan membeli. Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk

    preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan.

    Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang

    paling disukai. Walaupun demikian, dua faktor dapat mempengaruhi

    tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang pertama adalah sikap

    60 Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen Konsep dan Aplikasi untuk strategi dan

    penelitian pemasaran, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm.17-18.

  • orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mempengaruhi alternatif

    pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal: (1) Intensitas sikap

    negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen dan (2)

    Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut.61

    Semakin tinggi intensitas sikap negatif orang lain tersebut akan semakin

    dekat hubungan orang lain tersebut dengan konsumen, maka semakin

    besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya.

    Tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor keadaan yang

    tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan

    faktor-faktor seperti: pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang

    diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen

    ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul

    dan mengubah tujuan membeli.

    5) Perilaku sesudah pembelian. Sesudah pembelian produk yang dilakukan

    konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

    Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesuadah

    pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pasar.

    Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli,

    tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian.

    c. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

    Keputusan pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

    penting. Faktor-faktor ini sangat penting untuk diketahui bagi pemasar agar dapat

    61Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen Konsep dan Aplikasi untuk strategi dan

    penelitian pemasaran, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm.18.

  • menentukkan strategi yang akan ditetapkan. Seperti yang telah dikemukakan oleh

    Philip Kotler bahwa perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor

    budaya, sosial, pribadi, dan psikologi. Tujuan konsumen adalah mencapai

    kepuasan yang optimal. Sedangkan tujuan perusahaan adalah memperoleh

    keuntungan yang optimal. Kepuasan yang optimal bagi konsumen dicapai dengan

    proses yang benar.62

    1) Faktor Budaya

    Faktor budaya memiliki pengaruh yang sanagt luas dan mendalam

    terhadap perilaku konsumen, mencakup budaya, sub budaya, kelas

    sosial konsumen. Budaya adalah suatu nilai-nilai dasar, persepsi,

    keinginan, dan tingkah laku dari keluarga dan instansi lainnya. Setiap

    perilaku konsumen dipengaruhi oleh berbagai sistem nilai dan norma

    budaya yang berlaku pada suatu daerah tertentu.

    2) Faktor Sosial

    Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-

    faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status

    sosial konsumen. Kelompok acuan adalah kelompok yang memiliki

    pengaruhi langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau tungkah

    laku seseorang. Seperti teman, saudara, tetangga dan kerja.

    3) Faktor Pribadi

    Keputusan seseorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik

    pribadi seperti usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan