pengaruh kualitas fasilitas perpustakaan dan …eprints.unisnu.ac.id/1432/9/tesis.pdf · untuk...
TRANSCRIPT
PENGARUH KUALITAS FASILITAS PERPUSTAKAAN
DAN KUALITAS MEDIA PEMBELAJARAN
TERHADAP PRESTASI BELAJAR FIQH SISWA
MTs DARU’L HIKAM KOTA CIREBON
TESIS
Dibuat guna memenuhi salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam
Oleh
HASAN HUSEN AL JUFRI
NIM 142610000151
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSISTAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU)
JEPARA
2017
i
PENGARUH KUALITAS FASILITAS PERPUSTAKAAN
DAN KUALITAS MEDIA PEMBELAJARAN
TERHADAP PRESTASI BELAJAR FIQH SISWA
MTs DARU’L HIKAM KOTA CIREBON
TESIS
Dibuat guna memenuhi salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam
Oleh
HASAN HUSEN AL JUFRI
NIM 142610000151
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSISTAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU)
JEPARA
2017
ii
PENGESAHAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tesis mahasiswa :
Nama : HASAN HUSEN AL JUFRI
NIM/NIRM : 142610000151
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam
Kosentrasi :
Judul : Pengaruh Kualitas Fasilitas Perpustakaan dan Kualitas Media
Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Fiqh Siswa MTs Daru’l
Hikam Kota Cirebon
Telah diujikan dan dinyatakan LULUS dalam ujian tesis Program Magister.
Nama Tanggal Tanda Tangan
.
......................................
Ketua Penguji
...........................
....................................
......................................
Sekertaris Penguji
...........................
....................................
........................................
Pembimbing Penguji
...........................
....................................
.......................................
Penguji
...........................
....................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan telah menyutujui proposal tesis
mahasiswa:
Nama : HASAN HUSEN ALJUFRI
NIM/NIRM : 142610000151
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam
Kosentrasi :
Judul : Pengaruh Kualitas Fasilitas Perpustakaan dan Kualitas Media
Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Fiqh Siswa MTs Daru’l
Hikam Kota Cirebon
Untuk diujikan dalam Ujian Proposal Tesis Program Magister.
NAMA
Dr.Sa'dullah Assa'idi,M.Ag
Tanggal
.........................
Tanda Tangan
..............................
Dr.H.Masyhudi,M.Ag,
.........................
.............................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, saya HASAN HUSEN AL JUFRI,
NIM : 14261000151, menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini :
1. Seluruhnya merupakan karya sendiri dan belum pernah diterbitkan dalam
bentuk dan untuk keperluan apapun.
2. Tidak berisi material yang pernah ditulis oleh orang lain kecuai informasi
yang terdapat dalam referensi yang dijadikan rujukan dalam penulisan
karya tulis ini.
Saya bersedia menerima sanksi dari Program Pascasarjana UNISNU Jepara,
apabila di kemudian hari ditemukan ketidakbenaran dari pernyataan saya ini.
Cirebon, 01 April 2017
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh: (1) kualitas fasilitas
perpustakaan (2) kualitas media pembelajaran terhadap prestasi belajar fiqh siswa
MTs Daru’l Hikam kota Cirebon. (3) Kualitas Fasilitas Perpustakaan dan kualitas
media pembelajaran terhadap prestasi belajar fiqh siswa kelas IX MTs Daru’l
Hikam kota Cirebon.
Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto dengan pendekatan kuantitatif.
Responden dalam penelitian ini adalah siswa MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon
tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 50 siswa. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Uji coba instrumen penelitian
dilakukan pada siswa MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon yang berjumlah 34 siswa.
Uji validitas instrumen menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment
dan uji reliabilitas instrumen menggunakan Cronbach Alpha. Uji prasyarat
analisis menggunakan uji linieritas dan uji multikolinieritas. Teknik analisis data
yang digunakan yaitu analisis regresi sederhana dan analisis regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara: (1) Fasilitas perpustakaan terhadap prestasi belajar Korespondensi sebesar
50,4% ditunjukkan dengan harga koefisien determinasi (r2x1y) sebesar 0,504; (2)
kualiatas media pembelajaran terhadap prestasi belajar Korespondensi sebesar
45,4% ditunjukkan dengan harga koefisien determinasi (r2x2y) sebesar 0,454; dan
(3) Fasilitas perpustakaan dan perpustakaan secara bersama-sama terhadap
prestasi belajar Korespondensi sebesar 56,6% ditunjukkan dengan harga koefisien
determinasi r2y(1,2) sebesar 0,566 .
Kata Kunci: Fasilitas perpustakaan, kualiatas media pembelajaran, prestasi
belajar
v
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of: (1) the quality of library facilities (2)
the quality of learning media on learning achievements fiqh students MTs Daru'l
Hikam Cirebon city. (3) The Quality of Library Facilities and the quality of
instructional media on the learning achievement of fiqh students of class IX MTs
Daru'l Hikam Cirebon city.
This research is an ex post facto research with quantitative approach.
Respondents in this study were students of MTs Daru'l Hikam City Cirebon
academic year 2016/2017 which amounted to 50 students. Data collection
techniques used are questionnaires and documentation. The experiment was
conducted on the students of MTs Daru'l Hikam Kota Cirebon, which amounted to
34 students. Instrument validity test using Product Moment correlation analysis
technique and instrument reliability test using Cronbach Alpha. Test prerequisite
analysis using linearity test and multicollinearity test. Data analysis techniques
used are simple regression analysis and multiple regression analysis.
The results showed that there is a positive and significant influence between: (1)
Library facilities on learning achievement Correspondence of 50.4% indicated by
the coefficient of determination (r2x1y) of 0,504; (2) kualiatas learning media to
learning achievement Correspondence of 45.4% indicated by the coefficient of
determination (r2x2y) of 0.454; And (3) Library and library facilities together to
the learning achievement Correspondence of 56.6% is shown by the coefficient of
determination r2y (1,2) of 0,566.
Keywords: Library facilities, learning media quality, learning achievement
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah wassholatu wasalamu ‘ala rosulilllah Sayyidina Muhammad ibni
Abdillah wa’ala alihi washohbihi waman waalah wala haula wala quwwata illa
billah,. Ammaba’du
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat
yang telah Allah limpahkan kepada kita semua, baik nikmat sehat, jasmani dan
rohani juga kenikmatan yang sangat agung yang harus selalu kita pelihara dan
jaga adalah nikmat iman, islam dan dijadikannya kita semua sebagai umatnya
Nabi Muhammad SAW.
Manusia diciptakan dalam kondisi lemah tak berdaya, tidak memiliki
pengetahuan, kemampuan sedikitpun juga, kemudian Allah SWT. berikan
kekuatan untuk menopang raganya agar dapat berdiri tegak, memberikannya akal
untuk mencerna ilmu pengetahuan juga yang tak kalah penting Allah
memberikannya hati nurani dengan keimanan yang benar agar dapat hidup
bermasyarakat dengan baik dan mengabdi kepada umat juga memperjuangkan
hak-haknya, sesuai dengan tuntunanNya yang telah disampaikan melalui
Rosulnya Nabi Muhammad SAW. Agar kita dapat selamat dari segala bentuk
pendangkalan aqidah yang dihembuskan oleh musuh-musuh Islam, Alhamdulillah
dengan ridho Allah SWT penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.
Kemudian penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Habib Abdullah Muhammad Baharun, MA rector Universitas Al-
Ahgaff Yaman, guru Penulis yang telah mendidik membimbing dan
mengarahkan dengan penuh kasih sayang.
2. Bapak Dr. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag. selaku rector UNISNU Jepara.
3. Bapak Dr. H. Barowi, M.Ag. selaku direktur pascasarjana UNISNU Jepara
4. Bapak Dr. H. Subaidi, M.Pd. selaku kaprodi Manajemen Pendidikan Islam
pascasarjana UNISNU Jepara.
vii
5. Bapak Dr. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag selaku pembimbing yang telah
mengarahkan dan membimbing dalam penulisan tesis ini
6. Bapak Dr. H. Masyhudi, M.Ag. selaku pembimbing yang selalu
mengarahkan dan memotivasi dalam menyelesaikan tesis ini.
7. Istri tercinta yang selalu mendukung dan mendorong untuk menyelesaikan
studi pasca dan selalu memotivasi dalam penulisan karya ilmiyah ini.
8. Segenap family dan sahabat-sahabat tercinta yang tidak bisa penulis sebut
satu persatu yang telah banyak mensupport dan mendorong penulis untuk
menyelesaikan karya ilmiyah ini, sehingga bisa terselesaikan dengan baik.
Kendatipun demikian peneliti menyadari bahwa penelitian tesis ini sangat jauh
dari sempurna. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang
konstruktif dari para pembaca yang budiman. Akhirnya, peneliti berharap agar
tesis ini mendatangkan manfaat dunia akhirat. Amin.
Cirebon, 01 April 2017
Penulis
viii
PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukur kepada Allah SWT, atas segala kenikmatan yang tak terhingga hamdalah penulis ucapkan, dan penulis persembahkan karya berupa tesis ini untuk:
Putra-putri ku
(Ya Allah jadikanlah mereka sebagai sebab dari segala
kebaikan dimuka bumi ini, jadikanlah mereka muslim yang taat dan tunduk kepada syariat Agama, jadikanlah mereka sebagai para penjaga risalah yang mulia ini, jadikanlah mereka orang-orang yang dapat membahagiakan Nabi
Muhammad SAW, hambalah saksi ketulusan mereka, maka lindungi dan sayangilah mereka di dunia hingga akhirat
kelak karena hanya Engkau ya Allah yang maha Penyayang dan hanya kepada Engkaulah kami meminta
( HASAN HUSEN AL JUFRI )
ix
MOTTO
“ Dunia adalah perlintasan, dimana setiap orang singgah untuk
berlomba-lomba mendepositokan amal sholehnya.
Harta benda, jabatan, keluarga adalah amanat yang berharga
yang harus kita jaga dan perhatikan.
Jangan sampai ia rusak atau merusak tujuan kita dalam
perlintasan kehidupan ini.”
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL/JUDUL ........................................................... i
PERSETUJUAN/PENGESAHAN........................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .......................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................. .... viii
MOTTO ................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ..................................................................................... .... x
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 13
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 13
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI............................................................... 15
A. Kualitas Fasilitas Perpustakaan ...................................... .... 15
1. Pengertian Fasilitas ....................................................... 15
2. Pengertian Perpustakaan ............................................... 17
3. Fungsi Perpustakaan Sekolah ....................................... 21
4. Tujuan Perpustakaan Sekolah ....................................... 24
B. Kualitas Media Pembelajaran.............................................. 26
1. Pengertian Kualitas ....................................................... 26
2. Indikator kualitas ........................................................... 28
3. Prinsip-prinsip Kualitas ................................................. 31
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas ................... 34
C. Prestasi Belajar Siswa ......................................................... 37
1. Pengertian Prestasi Belajar ............................................. 37
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................. 39
3. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar ........................... 44
D. Penelitian Terkait ............................................................... 46
E. Kerangka Berfikir .............................................................. 48
F. Hipotesis ............................................................................ 50
BAB III TEKNIK PENELITIAN....................................................... 51
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................ 51
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel........... 51
1. Populasi ......................................................................... 51
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ..................... 53
C. Variabel dan Indikator Penelitian ....................................... 55
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 56
1. Teknik Angket ............................................................... 56
2. Teknik Dokumentasi ...................................................... 57
E. Uji Kualitas Angket Penelitian ........................................... 58
1. Uji Validitas ................................................................... 59
2. Uji Reliabilitas................................................................. 61
F. Teknik Analisis Data ........................................................... 62
xi
1. Teknik Analisis Deskripsi Persentase............................. 62
2. Uji Asumsi Klasik.......................................................... 64
3. Analisis Regresi Berganda............................................. 66
4. Uji Hipotesis Penelitian.................................................. 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA................... 69
A. Analisis Deskripsi Variabel Penelitian ............................... 69
1. Deskripsi objek penelitian ............................................. 69
a. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Darul Hikam ......... 69
b. Struktur Organisasi MTs Daru’l Hikam..................... 72
c. Data Tenaga Kependidikan........................................ 72
d. Sarana dan Prasarana.................................................. 73
B. Analisis Deskripsi Variabel Penelitian ............................... 79
1. Fasilitas perpustakaan..................................................... 80
2. Kualiatas media pembelajaran........................................ 84
3. Prestasi Belajar Korespondensi...................................... 88
C. Uji Prasyarat Analisis.......................................................... 92
1. Uji Linearitas.................................................................. 92
2. Uji Multikolinieritas........................................................ 93
D. Uji Hipotesis........................................................................ 94
1. Uji Hipotesis Pertama..................................................... 94
2. Uji Hipotesis Kedua....................................................... 96
3. Uji Hipotesis Ketiga....................................................... 98
E. Pembahasan Hasil Penelitian............................................... 102
1. Pengaruh Fasilitas perpustakaan terhadap Prestasi Belajar
Korespondensi................................................................ 102
2. Pengaruh Kualiatas media pembelajaran terhadap Prestasi
Belajar Korespondensi................................................... 105
3. Pengaruh Fasilitas perpustakaan dan Perpustakaan secara
bersamasama terhadap Prestasi Belajar Korespondensi.. 109
F. Keterbatasan Penelitian........................................................ 110
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................ 112
A. Kesimpulan........................................................................... 112
B. Implikasi............................................................................... 113
C. Saran..................................................................................... 114
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan sarat perkembangan. Hal tersebut terjadi sejalan dengan
perubahan kebudayaan kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan
telah lama diupayakan di Indonesia. Dalam setiap GBHN (garis besar haluan
Negara), selalu tercantum bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan salah
satu prioritas pembangunan dibidang pendidikan yang dilakukan secara
berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan tantangan
perkembangan jaman yang mengarah pada persaingan dunia yang tajam.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor, 20 Tahun 2003 tentang
sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 dinyatakan bahwa:
“Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaraan agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara”1.
Berdasarkan pandangan hidup atau falsafah hidupnya suatu Negara
menentukan dasar dan tujuan pendidikannya, sedangkan dasar dan tujuan
pendidikan tersebut akan menentukan corak dan isi pendidikan suatu negara. Isi
pendidikan tersebut dijabarkan dalam kurikulum, dan melalui kurikulum inilah
1 Undang-undang Republik Indonesia nomor, 20 tahun 2003 tentang, Sistem pendidikan
Nasional, (Jakarta: CV. Eka Jaya, 2003), Cet 1, h. 4
1
2
pendidik berusaha membawa peserta didik pada tujuan pendidikan. Dalam
Undang-Undang Sikdiknas juga disebutkan fungsi pendidikan nasional sebagai
berikut:
“Pedidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab”2.
Dengan demikian, kebahagiaan menjadi tujuan dalam pendidikan, namun
tujuan tersebut tidak hanya didunia tetapi juga kebahagiaan di akhirat. Untuk
memperoleh kebahagiaan ini kuncinya adalah ilmu. Hal ini sebagaimana yang
disabdakan oleh Rasulullah saw:
وْن َم ا َما ا الُّد ا َم َم اَم هْن ًِابِ اْنِعلْنِما َم لَم ْن ٌُمَم افَمعَم ا َم َم اَم هْن ََم َم ًِابِ اْنِعلْنِما لَم ْن ةَمافَمعَم َمِخرَم ا ْلْن ا َم َم اَم هْن ََم َم ًِابِ اِعلْنِما لَم ْن (ا َ يا ابخ ِاَا سلم)عَم
Barangsiapa yang menghendaki kebaikan didunia maka dengan ilmu,
barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan di akhirat maka dengan ilmu,
barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu. (HR.Bukhori-
muslim)3.
سُلاهللاا:ااحلاثى ا حمُاابهاغ الان،ا خبرو ا بُا س ت،اعها ْلعمشاعها بّاص احاعها بّاٌريرةاق ل
" اجىتا هاسلكاطريق ايلتمساف ًاعلم اسٍلاهللاااًاطريق ا اّ : صلّاهللااعل ًاَاسلم
“Kami diberi berita oleh Mahmud bin Ghailan, kami diberi berita oleh Abu
Usamah dari A’masy dari Abi Shahih, dari Abu Hurairah, beliau
2 Zuhairini& Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Malang: UM Press,
2004), hal. 1 3 Hasbiyallah & Moh.Sulhan, 2015, Hadist Tarbawi, Bandung: Remaja Rosdakarya
, Hlm. 12.
3
bersabda:“Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa yang menempuh jalan untuk
mencari ilmu maka Allah akan memudahkan jalan baginya ke surga”.
Telah dikatakan didepan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha dan
kegiatan yang sarat dengan tujuan. Kedudukan tujuan dalam pendidikan cukup
menentukan, karena selain memberikan panduan tentang karakteristik manusia
yang ingin dihasilkan pendidikan, sekaligus pula memberikan arah dan langkah-
langkah dalam melakukan seluruh kegiatan pendidikan. Tujuan ialah apa yang
dicanangkan manusia. Letaknya sebagai pusat perhatian, dan demi
merealisasikannyalah dia menata tingkah lakunya dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan.
Berbicara tentang tujuan pendidikan, tidak dapat melepaskan dari tujuan
hidup, yaitu tujuan hidup manusia. Sebab pendidikan hanyalah suatu alat yang
digunakan oleh manusia untuk memelihara kelanjutan hidupnya, baik sebagai
individu maupun sebagai makhluk sosial4.
Salah satu prioritas pembangunan dibidang pendidikan dengan
pemanfaatan perpustakaan siswa secara berkelanjutan sangat erat kaitannya
dengan proses pembelajaraan yang diselenggarakan oleh instansi pendidikan
sekolah. Upaya penyelengaraan perpustakaan sekolah merupakan upaya untuk
memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar proses
belajar mengajar5.
4 Falah, Ahmad, 2009, Hadits Tarbawi, Kudus: Stain Kudus, hlm. 26 5 Dian Sinaga, Mengelola Perpustakaan Sekolah, (Bandung: Bejana, 2009), Cet IV, h. 15
4
Hal ini karena pola pengajaran yang disebut sebagai keterbukaan informasi
untuk memperoleh sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan hanya akan terlaksana
jika siswa dapat memanfaatkan perpustakaan, guru memberikan pelajaran-
pelajaran hanya garis besarnya saja, sedangkan untuk mendetailnya siswa diminta
untuk mengolah buku-buku yang ada di perpustakaan dan kemudian mata
pelajaran itu didiskusikan.
Dengan sistem ini, siswa harus memanfaatkan untuk mencari dan menelaah
buku-buku yang ada di perpustakaan dalam proses belajarnya. Namun ada juga
dikalangan siswa yang tidak memanfaatkan perpustakaan dalam proses belajarnya
karena merasa bahwa bahan pelajaran yang diberikan oleh guru sudah mencukupi.
Selain itu, kurangnya tugas pengembangan bahan pelajaraan dan tugas mandiri dari
guru menyebabkan siswa tidak termotivasi untuk pergi menelaah dan mencari bahan
ke perpustakaan.
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan
dan menyimpan bahan pustaka, tetapi dengan adanya perpustakaan sekolah
diharapkan siswa secara lambat laun memiliki kesenangan membaca yang merupakan
alat fundamental untuk belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah6.
Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang
kegiatan belajar siswa memegang peran yang sangat penting dalam memacu
tercapainya tujuan pendidikan di sekolah7. Menurut Abdul hakim Sudarnoto untuk
memanfaatan perpustakaan dalam kegiatan belajar mengajar akan mendapatkan
6Ibrahim Bafadal, Pengolahan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),Cet V, h.
189
7Darmono, Perpustakaan Sekolah Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja,
(Jakarta: PT.Grasindo, 2007), Cet 1, h. 1
5
prestasi akademik yang baik atau dengan kata lain keberhasilan prestasi akademiknya
sangat dipengaruhi oleh pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber primer yang dapat
memenuhi kebutuhan informasi belajarnya8.
Pada era globalisasi ini informasi berperan penting dalam kehidupan. Salah
satu pusat informasi yang mempunyai peran penting dalam proses penyebaran
informasi adalah perpustakan. Hal ini karena perpustakaan mencakup berbagai aspek
ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Selain itu perpustakaan juga sebagai pusat
dokumentasi, informasi dan pelestarian budaya bangsa. Dengan ini dapat dikatakan
bahwa perpustakaan merupakan jantung dari pendidikan9.
Perpustakaan sebagai wadah dan gudang ilmu pengetahuan, agar selayaknya
dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Maka perpustakaan harus berusaha dan bisa
menyediakan buku-buku yang dapat menunjang pelajaran sekolah maupun buku-
buku bacaan yang bersifat umum agar siswa dapat mengakses berbagai macam
informasi dengan memanfaatkan media pustaka di sekolah. Karena perpustakaan para
siswa dapat memperoleh berbagai keterangan dan informasi dari semua bidang ilmu
pengetahuan.
Perpustakaan memuat koleksi yang terdiri dari bahan-bahan tulis, atau grafis
lainnya seperti film, slide, piringan hitam dalam ruangan atau gudang yang diatur dan
diorganisasikan dengan system tertentu agar dapat digunakan untuk studi penelitian,
ruang baca, dan tempat pengembangan ilmu pengetahuan10
.
8Abdul Hakim Sudarnoto, Perpustakaan dan Pendidikan Pemetaan Peran Serta
Perpustakaan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UINJakarta
, 2007), h. 3. 9 M. Habib Masturi Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Terhadap Prestasi
Belajar Skripsi, UIN, 2011, hlm. 3 10 Sumardji, Perpustakaan, Organisasi dan Tata Kerjanya, (yogyakarta: Kanisius, 1991),
6
Perpustakaan mempunyai fungsi sebagai pelayanan yang diharapkan mampu
menyediakan bahan pustaka atau refrensi yang memadai sesuai dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan pemakai
perpustakaan, baik jumlah maupun ragam disiplin keilmuannya.
Menurut supriyadi, tujuan perpustakaan secara umum adalah menyimpan,
mengelola, melestarikan dan menyebarkan informasi kepada pemakai perpustakaan.
Sedangkan tujuan perpustakaan sekolah adalah menimbulkan kecintaan terhadap
membaca dan menanamkan kebiasaan membaca, membimbing dan mempercepat
penguasaan tehnik membaca sehingga perhatian siswa dalam membaca lebih
ditekankan pada penangkapan isi arti bacaan11
.
"Prestasi adalah apa yang telah diciptakan hasil pekerjaan yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan" (Qohar dalam Djamarah).
Sementara Harahap dan kawan-kawan memberikan batasan, bahwa prestasi adalah
penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan
penguasaan bahan siswa yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat
dalam kurikulum12
.
Adapun permasalahan yang muncul berdasarkan studi pendahuluan di
MTs Daru’l Hikam kota Cirebon pada tanggal 24 Januari 2017 dan pengamatan
saat observasi penulis melihat kualitas fasilitas perpustakaan sudah bagus dari
ruangan sejuk yang dilengkapi AC, tertata rapi, bersih, dan sekolahan sudah
memasang Wifi sebagai bentuk lain untuk mengakses ilmu pengetahuan lewat
11 Supriyadi, Modul Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Malang: IKIP,1998), hal. 9 12 Syaiful Bhari Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), hlm.21
7
jaringan internet. Namun, yang menjadi keganjalan dari fasilitas disana salah
satunya mengenai penataan ruangan yang kurang sesuai, pencahayaan yang
kurang, dan ruangan yang belum dilengkapi dengan ruang audiovisual.
Penulis mendapatkan data dari wawancara dengan salah satu pegawai
perpustakaan MTs Daru’l Hikam kota Cirebon yaitu Bapak Bahauddin, SHI
Beliau mengatakan bahwa rata-rata siswa memiliki prestasi belajar yang rendah.
Jumlah koleksi buku yang terbatas dan hanya beberapa penambahan jumlah
koleksi buku saja membuat siswa kurang tertarik keperpustakaan untuk sekedar
meminjam atau membaca buku. Siswa lebih memilih menggunakan komputer di
perpustakaan untuk mencari referensi pengetahuan tersendiri dibadingkan
membaca buku. Hal ini tidak sebanding, karena jumlah komputer yang ada di
perpustakaan MTs Daru’l Hikam kota Cirebon dan biasa di gunakan untuk
mengakses ilmu pengetahuan lewat jaringan internet hanya terdapat 20 buah
komputer dengan daya siswa 40 orang Sesuai dengan observasi awal, peneliti
menemukan data-data mengenai pengelolaan bahan pustaka di perpustakaan MTs
Daru’l Hikam kota Cirebon. Data-data tersebut yaitu koleksi buku di perpustakaan
sekolah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Data Jumlah Buku di Perpustakaan
MTs Daru’l Hikam kota Cirebon Tahun 2017
No Bahan Pustaka Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1 Buku paket
pelajaran 322 322 322 322 322 322 322 322 322 322 322 322
2 Buku penunjang
pel 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000
3 Buku pegangan 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
8
guru
4 Buku klasifikasi 800 800 800 800 800 800 800 800 800 800 800 800
5 Buku fiksi 650 650 650 650 650 650 650 650 650 650 650 650
Jumlah 2817 2817 2817 2817 2817 2817 2817 2817 2817 2817 2817 2817
Sumber: Arsip perpustakaan MTs Daru’l Hikam kota Cirebon tahun 2017
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa bahan pustaka yang tersedia di
perpustakaan MTs Daru’l Hikam kota Cirebon pada bulan Juli jumlah dari buku
paket pelajaran, buku penunjang pelajaran, buku pegangan guru, buku klasifikasi
dan buku fiksi adalah 2817. Pada bulan juni 2017 dari semua koleksi mendapati
jumlah sebesar 2817. Total keseluruhan yaitu sejumlah 2817 koleksi. Selanjutnya
peneliti menemukan data mengenai ruang perpustakaan MTs Daru’l Hikam kota
Cirebon. Luas ruang perpustakaan MTs Daru’l Hikam kota Cirebon yaitu 96 m2.
Di dalam ruang perpustakaan terdapat beberapa perabot dan perlengkapan sebagai
berikut:
Tabel 1.2
Data Perlengkapan Perpustakaan
MTs Daru’l Hikam kota Cirebon Tahun 2017
NO NAMA PERLENGKAPAN KETERANGAN
1 Rak Buku 3 Buah 2 Rak Majalah 1 Buah
3 Rak Surat Kabar 2 Buah
4 Almari Katalog 1 Buah
5 Almari Elite 1 Buah
6 Meja Baca Besar 2 Buah
7 Meja Kerja 3 Buah
8 Tata Tertib Perpustakaan 1 Buah
9 Struktur Organisasi Perpustakaan 1 Buah
10 Jam Dinding 1 Buah
11 Kipas Angin 2 Buah
12 Lampu Penerang 4 Buah
13 Gambar Presiden dan Wakil Presiden 1 Pasang
9
14 Grafik Pengunjung dan Peminjaman 3 Buah
15 Kata-kata Mutiara 3 Buah
16 Gambar Pahlawan Revolusi 7 Buah
17 Gambar Tentang Lingkungan Hidup 3 Buah
18 Kaca Hias 1 Buah
19 Printer 1 Buah
20 Komputer 3 Buah
21 LCD 1 Buah
22 Alat Pemotong Kertas 1 Buah
23 Kursi Baca 18 Buah
24 Korden 9 Buah
25 Peta Sekolah kota Cirebon 1 Buah
Sumber: Arsip perpustakaan MTs Daru’l Hikam kota Cirebon tahun 2017
Berdasarkan tabel 1.2 di atas, diketahui bahwa perlengkapan di ruang
perpustakaan MTs Daru’l Hikam kota Cirebon sudah cukup lengkap dan
memadai. Namun, pencahayaan yang kurang yang mana terdapat 4 buah lampu
penerang di ruangan perpustakaan. Terdapat pula beberapa perlengkapan
perpustakaan yang kurang tertata dengan rapi, seperti meja dan kursi baca.
Selanjutnya, berdasarkan wawancara dan observasi awal peneliti
menemukan permasalahan pada siswa MTs Daru’l Hikam kota Cirebon. Masalah
tersebut adalah kurangnya minat baca pada siswa. lain yang penulis dapatkan dari
hasil wawancara dengan bapak Muarifin Darsono, Lc selaku koordinator
pendidikan Yayasan Daru’l Hikam bahwa pada mata pelajaran tertentu salah
satunya adalah mata pelajaran Fiqih. Ketika ada ulangan harian berlangsung, guru
mengarahkan kepada sebagian siswa yang belum ulangan untuk ke perpustakaan.
Hal ini mendorong untuk meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut ke
perpustakaan. Akan tetapi, hanya ada beberapa siswa saja yang memanfaatkan hal
tersebut dan rata-rata siswa lainya lebih memilih untuk ke kantin dan bergurau
dengan temannya. Tempat perpustakaan yang berada di atas Koperasi dan jalan
10
menuju kantin merupakan tempat strategis dan sering di lalui siswa saat istirahat.
Namun, siswa tidak memanfaatkan keadaan tersebut sehingga mengakibatkan
prestasi belajar siswa ke perpustakaan rendah bahkan mengalami penurunan. Dari
data wawancara awal, diperoleh data pengunjung perpustakaan sebagai berikut:
Tabel 1.3.
Data Pengunjung Perpustakaan
MTs Daru’l Hikam kota Cirebon Selama 3 Tahun
Berturut-Turut
B
ulan 2014/2015 2015/2016 2016/2017
Juli 76 60
Agustus 67 131
September 150 116
Oktober 132 112
Nopember 144 143
Desember 153 162
Januari 120 123 112
Februari 128 125 118
Maret 127 118
April 136 145 113
Mei 190 110
Juni 187 87
Jumlah 1610 1432 343
Jumlah
Siswa 233 233 233
Rata-rata
per bulan 134 119 114
Rata-rata
per hari 6 5 4
Presentase 2,6 % 2,2 % 1,7 %
Sumber: Arsip pengunjung perpustakaan MTs Daru’l Hikam kota Cirebon tahun
ajaran 2014/2015-2016/2017
11
Berdasarkan tabel 1.3, menunjukan bahwa terjadi penurunan jumlah
pengunjung perpustakaan pada tahun ajaran 2014/2015-2016/2017. Rata-rata
pengunjung perpustakaan perhari pada tahun ajaran 2014/2015 sebesar 6 siswa
tahun ajaran 2015/2016 sebesar 5 siswa, dan tahun ajaran 2016/2017 sebesar 4
siswa. Jika diambil persentasenya, maka persentase pengunjung perpustakaan
pada tahun ajaran 2014/2015 sebesar 2,6% dari 233 siswa dalam sehari, tahun
ajaran 2015/2016 sebesar 2,2% dari 233 siswa perhari, tahun ajaran 2016/2017
sebesar 1,7% dari 233 siswa perhari, dan hal ini menunjukan rendahnya
kunjungan siswa di perpustakaan. Rendahnya kunjungan siswa di perpustakaan
mengindikasikan salah satu bahwa prestasi belajar siswa di perpustakaan MTs
Daru’l Hikam kota Cirebon masih tergolong rendah.
Rendahnya prestasi belajar siswa di MTs Daru’l Hikam kota Cirebon
diduga karena kurang berfungsinya perpustakaan sekolah sebagaimana mestinya.
Kurang berfungsinya sebuah perpustakaan sekolah disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain kurangnya perhatian pihak-pihak yang berwenang terhadap
perkembangan perpustakaan sekolah. Baik pihak sekolah maupun pengelola
perpustakaan sendiri.
Keterbatasan jumlah dan koleksi literatur di perpustakaan yang kurang
memadai juga membuat siswa enggan membaca dan meminjam buku di
perpustakaan karena buku yang siswa butuhkan itu tidak terpenuhi. Tata ruang di
perpustakaan juga dapat mempengaruhi pengunjung perpustakaan seperti yang di
ungkapkan Utami dan Bakhtaruddin (2012) dalam jurnalnya bahwa “Tata ruang
perpustakaan yang memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi pengunjung
12
dengan memperhatikan kenyamanan suara, warna, udara dan cahaya”. Ruangan
yang kurang kondusif dan jauh dari ketenangan juga akan membuat siswa kurang
nyaman untuk berkunjung ke perpustakaan.
Pelayanan diperpustakaan MTs Daru’l Hikam kota Cirebon sudah baik,
salah satunya pelayanan sirkulasi dan administrasi pembukuan mengenai
peminjaman dan pengembalian buku. Selain pelayanan sirkulasi ada pelayanan
informasi yang kurang maksimal, yaitu mengenai menginformasian koleksi buku
baru. Hal ini berdasarkan wawancara dengan petugas perpustakaan yang
memberikan jawaban bahwa: “ya paling saya beritahukan saat siswa ke
perpustakaan pak, diberitahukan saja siswa jarang membaca bukunya kok. Ya
kadang saya membiarkan saja tergantung kalau siswa nanya sama saya pak”.
Pegawai perpustakaan akan memberikan informasi saat siswa berkunjung
keperpustakaan saja dan kurang memberikan informasi lewat mading maupun
papan informasi lain.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti kembali
tentang minat baca siswa dengan menambahkan satu variabel yaitu pemanfaatan
perpustakaan sekolah. Antara pemanfaatan perpustakaan sekolah dan minat baca ini
saling berkaitan, sebagaimana yang dikatakan Sukarman bahwa “Peningkatan
prestasi belajar siswa bisa dipengaruhi oleh minat baca yang tinggi oleh siswa
tersebut dan dengan memanfaatkan perpustakaan secara optimal, maka prestasi
belajar siswa akan meningkat. ” Dari pemaparan tersebut maka peneliti mengambil
judul “pengaruh kualitas fasilitas perpustakaan dan kualitas media pembelajaran
terhadap prestasi belajar Fiqh siswa MTs Daru’l Hikam kota Cirebon).”
13
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh kualitas fasilitas perpustakaan terhadap prestasi
belajar fiqh siswa MTs Daru’l Hikam kota Cirebon?
2. Bagaimana pengaruh kualitas media pembelajaran terhadap prestasi
belajar fiqh siswa MTs Daru’l Hikam kota Cirebon?
3. Bagaimana pengaruh kualitas fasilitas perpustakaan dan kualitas media
pembelajaran terhadap prestasi belajar fiqh siswa MTs Daru’l Hikam kota
Cirebon?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan dari
penelitian yaitu :
1. Untuk mengetahui kondisi kualitas fasilitas perpustakaan dan kualitas
media pembelajaran terhadap prestasi belajar fiqh siswa MTs Daru’l
Hikam kota Cirebon.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas fasilitas perpustakaan
dan kualitas media pembelajaran terhadap prestasi belajar fiqh siswa MTs
Daru’l Hikam kota Cirebon.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh fasilitas terhadap prestasi
belajar fiqh siswa MTs Daru’l Hikam kota Cirebon.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas media pembelajaran
terhadap prestasi belajar fiqh siswa MTs Daru’l Hikam kota Cirebon.
14
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi
pembaca.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan
mengenai karya ilmiah.
b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk
lebih mengetahui prestasi belajar siswa dan dapat memotivasi siswa untuk
lebih gemar membaca dengan adanya fasilitas di perpustakaan.
c. Bagi pustakawan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
koreksi memenejemen perpustakaan ke arah yang lebih baik.
d. Bagi sekolah, penelitian ini diharapan dapat digunakan sebagai bahan
untuk mengembangkan prestasi belajar siswa ke perpustakaan dan
pengelolaan perpustakaan sekolah dengan baik.
e. Bagi Siswa, diharapkan siswa mempunyai prestasi belajar di perpustakaan
sekolah yang tinggi agar menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kualitas Fasilitas Perpustakaan
1. Pengertian Fasilitas
Untuk mengemukakan pengertian tentang fasilitas, penulis dapat sajikan
beberapa batasan dari para ahli. Menurut Zakiah Daradjat “fasilitas adalah segala
sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam rangka
mencapai suatu tujuan.
Sedangkan menurut Suryo Subroto “ fasilitas adalah segala sesuatu yang
dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha dapat berupa
benda-benda maupun uang.
Lebih luas lagi tentang pengertian failitas Suhairsimi irikonto berpendapat,
“fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan
memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha. Adapun yang dapat
memudahkan dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda-benda maupun uang,
jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana yang ada di sekolah13
.
Secara umum fasilitas merupakan alat atau segala sesuatu yang
dipergunakan untuk mempermudah dan memperlancar suatu usaha atau pekerjaan.
Fasilitas disekolah memiliki peran yang sangat penting dalam membantu siswa
memahami materi pelajaran. Oleh sebab itu hendaknya pihak sekolah tidak
mengabaikan peranan fasilitas belajar disekolah yang sangat penting artinya bagi
siswa, dengan begitu pihak sekolah yang memegang peranan utama dalam
13
-fasilitas
, diunduh bulan Februari 2017
15
16
pengadaan fasilitas belajar di sekolah telah membantu siswa dalam meningkatkan
prestasi belajar yang baik, karena secara langsung keberadaan fasilitas merupakan
salah satu cara mempermudah siswa memahami pelajaran dengan baik.
Menurut The Liang Gie (2006:22) Fasilitas adalah segenap kebutuhan
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dalam suatu usaha
kerja sama manusia.
Lebih lanjut Suyanto (2008) menyatakan bahwa, Fasilitas adalah segala
sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha
dapat berupa benda-benda maupun uang.
Selain itu Mulyarto dalam artikelnya menjelaskan bahwa dengan adanya
perlengkapan yang memadai pasti akan membantu kelancaran belajar dan
sekaligus akan mendorong siswa agar lebih rajin dan lebih bersungguh-sungguh
belajar.14
Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan
pelaksanaan suatu usaha. Sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan suatu
usaha tersebut biasanya berupa benda – benda atau uang.
Fasilitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu fasilitas fisik dan fasilitas
uang.
Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat
dibendakan, yang mempunyai peranan dapat memudahkan dan
melancarkan suatu usaha. Fasilitas fisik dapat disebut juga dengan fasilitas
materiil. Karena fasilitas ini dapat memberi kemudahan dan kelancaran
14
(http://sobatbaru.blogspot.com/2008/10/pengertian-fasilitas-belajar.html).
17
bagi suatu usaha dan biasanya diperlukan sebelum suatu kegiatan
berlangsung maka dapat pula disebut sebagai saran materiil. Apabila
dikaitkan dengan pendidikan maka fasilitas materiil meliputi: perabot
ruang kelas, perabot kantor TU, perabot laboratorium, perpustakaan dan
ruang praktek, alat pelajaran, media pendidikan, dll.
Fasilitas uang adalah segala sesuatu yang dapat memberi kemudahan suatu
kegiatan sebagai akibat dari “nilai uang’. Fasilitas uang akan dibicarakan
dalam bab tersendiri yaitu manajemen keuangan atau manajemen sumber
dana.
Dari beberapa pendapat yang dirumuskan oleh para ahli mengenai
pengertian fasilitas dapat dirumuskan bahwa fasilitas berarti segala sesuatu yang
bersifat fisik maupun material, yang dapat memudahkan terselenggaranya dalam
proses belajar mengajar, misalnya dengan tersedianya tempat perlengkapan
belajar di kelas, alat-alat peraga pengajaran, buku pelajaran, perpustakaan,
berbagai perlengkapan pratikum loboratorium dan segala sesuatu yang menunjang
terlaksananya proses belajar mengajar.
1.1. Pengertian Perpustakaan
Pengertian perpustakaan Sekolah Perpustakaan berasal dari kata dasar
“Pustaka” yang berarti buku atau kitab. Perpustakaan berarti segala sesuatu yang
berhubungan atau berkaitan dengan pustaka, atau lembaga yang pekerjaannya
menghimpun pustaka dan menyediakan sarana agar orang dapat memanfaatkan
pustaka yang dihimpunnya15
.
15 Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Bandung: Yrama Widya, 2001), hal. 467
18
Sebenarnya pengertian perpustakaan itu sudah ada sejak lama, hanya saja
pengertian perpustakaan yang dulu tidak sama dengan pengertian perpustakaan
zaman sekarang. Kalau dulu perpustakaan hanya sebagai kumpulan buku semata.
Pengertian perpustakaan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia
sendiri. Menurut Supriyadi, pengertian perpustakaan sesuai dengan perkembangan
masa kini adalah unit kerja berupa tempat mengumpulkan, menyimpan dan
memelihara koleksi bahan pustaka yang dikelola dan diatur secara sistematis
dengan cara tertentu, untuk digunakan secara kontinyu oleh pemakainya sebagai
sumber informasi16
.
Perpustakaan memuat koleksi yang terdiri dari bahan-bahan tulis, atau
grafis lainnya seperti film, slide, piringan hitam dalam ruangan atau gudang yang
diatur dan diorganisasikan dengan system tertentu agar dapat digunakan untuk
studi penelitian, ruang baca, dan tempat pengembangan ilmu pengetahuan17
.
Pengertian lain mengenai perpustakaan diungkapkan oleh Basuki,
menjelaskan perpustakaan sebagai sebuah ruang, bagian sebuah gedung, ataupun
gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya
yang biasanya yang disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan
pembaca, bukan untuk dijual. Dalam pengertian buku dan terbitan lainnya,
termasuk didalamnya semua bahan cetak, buku, majalah, laporan, pamphlet,
manuskrip (naskah), lembaran musik, berbagai karya audio visual serta film, slide,
kaset piringan hitam, bentuk mikro seperti mikro film18
.
16 Supriyadi, Modul Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Malang: IKIP, 1998), hal. 3 17 Sumardji, Perpustakaan Organisasi dan Tata Kerjanya, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), hal. 3 18 Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 1991), hal. 3
19
Lebih jauh, menurut Basuki, secara umum definisi perpustakaan selalu
mencakup unsure koleksi, menyimpan dan memakai. Perpustakaan yang efektif
adalah suatu lembaga yang mendukung pendidikan dan secara implisit ataupun
eksplisit memiliki tujuan budaya, seperti minat baca19
.
Paparan di atas adalah pengertian perpustakaan secara umum, sedangkan
pengertian perpustakaan sekolah menurut Supriyadi, adalah perpustakaan yang
diselenggarakan di sekolah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dilembaga
formal dari tingkat sekolah dasar, tingkat lanjutan pertama, lanjutan atas, baik
umum maupun kejuruan20
. Sedangkan Carter (dalam Bafadal), menjelaskan
bahwa perpustakaan sekolah merupakan koleksi yang diorganisasikan di dalam
suatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru. didalam
penyelenggaraannya, perpustakaan sekolah tersebut diperlukan seorang
pustakawan yang bisa diambil dari salah seorang guru21
.
Perpustakaan sekolah menyediakan informasi dan ide-ide agar siswa bisa
eksis di dalam masyarakat yang berbasis informasi dan teknologi, seperti yang
terjadi sekarang ini. Perpustakaan sekolah membekali siswa dengan keterampilan
belajar seumur hidup (life long learning) dan membangun imajinasi,
mempersiapkan siswa agar bisa menjadi warga Negara yang bertanggung jawab22
.
Perpustakaan sebagai pusat informasi,. Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqoroh ayat 2
juga menegaskan hal tersebut:
19
Dewi, Hanifah Dwi Ratna, Coursepack on School/Teacher Librarieanship, (Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijogo, 2006), hal. 58 20 Supriyadi, Modul Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Malang: IKIP, 1998), hal. 5 21 Bafadal, Ibrahim, Pengelolaan Perpustakaan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal. 4 22 Dewi, Hanifah Dwi Ratna, Coursepack on School/Teacher Librarieanship, (Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijogo, 2006), hal. 9
20
ا اااااا ا اااا
Artinya: “Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa23
.”
Dan dalam surat Al-Qoshos ayat 43 yang berbunyi:
ا اا اا ا ا ا اا ا ا ا
ا ا اااا
Artinya: “Dan Sesungguhnya Telah kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat)
sesudah kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi Pelita
bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat24
.”
Dari ayat-ayat tersebut dijelaskan bahwa kitab adalah sebagai petunjuk
bagi si pembaca, dari membaca tersebut maka seseorang akan mengetahui apa-apa
yang tidak diketahuinya. Dikaitkan dengan adanya perpustakaan sebagai pusat
informasi, karena di perpustakaan terdapat berbagai macam buku, kitab, majalah
dan lain sebagainya, yang dapat diakses bagi si pengguna.
Definisi menurut International Association of School (IAS) bahwa
“Perpustakaan sekolah adalah hal utama untuk memenuhi tujuan pembelajaran
dan tujuan sekolah. Dan perpustakaan sekolah mencapai tujuan ini dengan
program terencana untuk mengadakan dan mengelola teknologi informasi dan
persebaran informasi untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi
23 Depag, Al Qur’an dan Tarjamah, (Bandung: CV. Penerbit J-ART, 2005), hal. 2 24 Ibid hal. 39
21
siswa. Program pembelajaran yang melibatkan guru kelas dan pendidik lain
merupakan bagian penting program perpustakaan sekolah. Perpustakaan
menyediakan berbagai sumber, baik cetak maupun non cetak, termasuk media
elektronik dan akses terhadap data yang memungkinkan siswa bisa memahami
kebudayaan lain25
.”
1.2. Fungsi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan mempunyai fungsi sebagai pelayanan yang diharapkan
mampu menyediakan bahan pustaka atau referensi yang memadai sesuai dengan
tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan pemakai
perpustakaan, baik jumlah maupun ragam disiplin keilmuannya. Dalam kamus
umum bahasa indonesia fungsi berarti kegunaan atau manfaat26
. Menurut
Soatminah (dalam Suryobroto) bahwa fungsi pelayanan informasi perpustakaan
menghasilkan empat macam manfaat, yaitu:
a) Sebagai sumber belajar
Perpustakaan menyediakan tempat untuk belajar dan membaca bahan
pustaka. Dengan menggunakan perpustakaan secara tepat guna siswa
dapat memperdalam pemilikan dan penghayatan pengetahuan yang
telah disampaikan.
b) Sebagai sumber informasi
lewat perpustakaan, siswa maupun guru dapat memperoleh tambahan
ilmu pengetahuan dan keterampilan dari bahan pustaka yang tersedia.
25 Dewi, Hanifah Dwi Ratna, Coursepack on School/Teacher Librarieanship, (Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijogo, 2006) hal. 40 26 Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Bandung: Yrama Widya, 2001), hal. 142
22
c) Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan
lewat perpustakaan, siswa maupun guru dapat memperoleh tambahan
ilmu pengetahuan dan keterampilan dari bahan pustaka yang tersedia.
d) Sumber Rekreasi
Hal ini nampak dalam fungsinya memberikan koleksi ringan dan segar,
sehingga memberikan keselarasan, keserasian dan keseimbangan
perkembangan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap hidup baik
guru maupun siswa27
.
Pemaparan Soeatminah juga termanifestasikan dalam fungsi perpustakaan
menurut Supriyadi, yang meliputi 3 hal, yaitu:
a) Fungsi Edukatif.
Fungsi ini merupakan gabungan antara fungsi sebagai pusat belajar dan
pusat ilmu pengetahuan karena perpustakaan merupakan fungsi edukatif
bila mampu menyediakan koleksi yang sesuai dengan ruang lingkup
kurikulum, mampu mengembangkan interes, dan apresiasi siswa.
Memberikan bimbingan cara menggunakan dan memelihara koleksi secara
efektif dan menyediakan ruang baca dengan cukup.
b) Fungsi Informatif.
Fungsi ini tampak dalam kemampuan mengadakan koleksi secara cukup
memadai, berkualitas, menarik, serta penempatan koleksi secara terbuka
mudah ditemukan kembali untuk digunakakan siswa dan guru.
c) Fungsi administrative.
27 Suryosubroto, Proses Belajar-Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal
23
d) Fungsi ini tampak dalam tugas sehari-hari dari perpustakaan dengan
kegiatan pencatatan dan penyelesaian koleksi serta penyelenggaraan tata
laksana pengembalian buku kepada siswa maupun guru28
.
Perpustakaan sekolah tak terpisahkan dengan proses pendidikan. Hal-hal
berikut ini penting untuk mengembangkan keberaksaraan (baca dan tulis29
),
information literacy, pembelajaran, dan budaya yang merupakan inti dari layanan
perpustakaan sekolah, seperti:
a) Meningkatkan dan mendukung tercapainya tujuan pendidikan, seperti
disebutkan dalam misi kurikulum sekolah.
b) Menanamkan dan mengembangkan dalam diri anak-anak kebiasaan dan
kesenangan membaca dan belajar, dan menggunakan perpustakaan
sepanjang hayat.
c) Memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman dalam
menciptakan dan menggunakan informasi dalam segala bentuk, format
atau media, termasuk kepekaan terhadap perkembangan komunikasi di
dalam masyarakat.
d) Menyediakan akses kepada sumber-sumber informasi dunia, nasional,
regional, maupun lokal, dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk
bisa mengekspresikan ide, pengalaman, dan opini yang berbeda.
e) Mengadakan kegiatan yang membangkitkan kesadaran dan kepekaan
sosial dan budaya.
28 Supriyadi. Pengantar Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Malang: IKIP,
1985), hal. 7 29 Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Bandung: Yrama Widya, 2001), hal. 8
24
f) Bekerjasama dengan para siswa, guru, staf administrasi dan orang tua
siswa untuk mencapai misi sekolah.
g) Memperkenalkan konsep kebebasan intelektual dan akses ke informasi
yang penting untuk mempersiapkan warga negara yang bertanggung jawab
dan partisipasi dalam demokrasi.
h) Mempromosikan budaya membaca, bahan pustaka dan layanan
perpustakaan sekolah kepada anggota sekolah dan masyarakat30
.
Perpustakaan sekolah menjalankan fungsi tersebut diatas dengan membuat
kebijakan dan memberikan layanan, menyeleksi dan mengadakan bahan pustaka,
menyediakan akses secara fisik maupun intelektual kesumber-sumber informasi
yang tepat, menyediakan fasilitas pengajaran, dan mempekerjakan staf yang
terlatih. Untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi tersebut perpustakaan
menyediakan, memelihara, mengelola, memberi pelayanan dan pendayagunaan
bahan pustaka atau referensi. Selain itu juga melaksanakan urusan tata usaha
perpustakaan.
1.3. Tujuan Perpustakaan Sekolah
Siswa mempunyai banyak kesempatan untuk aktif berusaha
mengembangkan daya fikir dan kreasinya, mengembangkan semua jenis bakat
yang ada dan membiasakan siswa memperkaya pengetahuan serta memperluas
informasi secara mandiri dengan memanfaatkan alternative sumber belajar yang
tersedia. Menurut Supriyadi, tujuan perpustakaan secara umum adalah untuk
30
Dewi, Hanifah Dwi Ratna, Coursepack on School/Teacher Librarieanship, (Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijogo, 2006), hal. 10-11
25
menyimpan, mengelola, melestarikan, dan menyebarkan informasi kepada
pemakai perpustakaan31
. Sedangkan tujuan perpustakaan sekolah adalah:
a) menimbulkan kecintaan terhadap membaca dan menanamkan kebiasaan
membaca.
b) membimbing dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca
sehingga perhatian siswa dalam membaca lebih ditekankan pada
penangkapan isi arti bacaan. Hal tersebut secara berangsur-angsur akan
merubah kebiasaan dari “learning to read” menjadi “reading to learn”.
c) memperluas, memperdalam dan memperkaya pengalaman belajar siswa.
d) membantu mengembangkan kecakapan bahasa, daya fikir siswa
e) membimbing siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan
pustaka secara efektif dan efisien.
f) memberikan dasar-dasar kemampuan penelusuran informasi. memberikan
dasar-dasar studi mandiri32
.
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan
dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan
perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu murid-murid dan guru.
Disamping itu, perpustakaan juga bertujuan untuk memenuhi kegiatan kurikuler
dan ekstrakurikuler, merangsang keinginan dan membangkitkan minat, serta
kebiasaan membaca guna memperkaya ilmu pengetahuan dan membantu
mengembangkan bakat. Perpustakaan sekolah dinegara berkembang memiliki
31 Ibid 78 32 Ibid. Hal. 9
26
berbagai tujuan, yaitu menggalakkan keberaksaraan, mendukung kurikulum,
pendidikan secara umum dan pengembangan minat baca33
.
Dari berbagai pendapat diatas ditegaskan bahwa perpustakaan memiliki
tujuan untuk menyimpan, mengelola, melestarikan dan meningkatkan kebiasaan
membaca untuk pengembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
B. Kualitas Media Pembelajaran
1. Pengertian Kualitas
Menurut istilah, kata kualitas berarti mutu, yaitu tingkat baik buruknya
sesuatu34
. Akan tetapi banyak pakar dan organisasi yang mencoba mendefinisikan
kualitas (mutu) berdasarkan sudut pandangnya masing-masing seperti yang terurai
di bawah ini:
a) Menurut Joseph Juran, kualitas adalah kesesuaian untuk penggunaan
(fitness for use), ini berarti bahwa suatu produk atau jasa hendaklah sesuai
dengan apa yang diperlukan atau diharapkan oleh pengguna.
b) Menurut Edward Deming, suatu tingkat yang dapat diprediksi dari
keseragaman dan kebergantungan pada biaya rendah dan sesuai dengan
pasar35
.
c) Welch Jr mengatakan bahwa kualitas adalah jaminan kesetiaan pelanggan,
pertahanan terbaik melawan saingan dari luar, dan satu- satunya jalan
menuju pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng.
33 Dewi, Hanifah Dwi Ratna, Coursepack on School/Teacher Librarieanship, (Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijogo, 2006), hal. 15 2
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2002), 603 35 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2010), 226-227
27
d) Menurut ISO 2000, kualitas adalah totalitas kerakteristik suatu produk
(barang dan jasa) yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang dispesifikan atau ditetapkan.
e) Menurut Soewarso Hardjosudarmo, bahwa yang dimaksud kualitas adalah
penilaian subyektif daripada “costumer” penentuan ini ditentukan oleh
persepsi “costumer” terhadap produk dan jasa.
Dari beberapa pendapat tokoh di atas, terdapat beberapa kesamaan yaitu
dalam elemen-elemen sebagai berikut:
1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
2. Kualitas menyangkut produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang
dianggap kualitas saat ini, mungkin dianggap kurang berkualitas pada
masa mendatang).
Akan tetapi Menurut Permadi, mutu jasa pendidikan bersifat relative
(sesuai dengan kebutuhan pelanggan), dan bukan bersifat absolute. Dengan kata
lain, mutu pendidikan akan baik dan memuaskan jika sesuai atau melebihi
kebutuhan para pelanggan yang bersangkutan. Dalam pendidikan, yang dimaksud
dengan pelanggan atau klien (client) dibagi menjadi dua, yakni pelanggan internal
dan pelanggan eksternal.
a. Pelanggan internal (internal custeomer) adalah orang-orang yang berada
dalam organisasi sekolah, yaitu guru, staf tata usaha, pesuruh (office boys)
cleaning service, pelayan teknis dan komponen lainnya.
28
b. Pelanggan eksternal (eksternal costumer) adalah orang-orang yang berada
di luar organisasi sekolah yang memperoleh layanan dari sekolah.
Pelayanan eksternal dibagi menjadi dua macam, yakni:
1) Pelanggan primer (primary costumer) adalah pelanggan utama, yakni
orang-orang yang langsung bersentuhan dengan jasa-jasa pendidikan yang
diberikan oleh sekolah, seperti peserta didik.
2) Pelanggan sekunder (secondary costumer) adalah pihak-pihak lain yang
secara tidak langsung terimbas dari layanan pendidikan yang diberikan
oleh sekolah, yaitu orang tua siswa, masyarakat, pemerintah dan dunia
usaha dan industri sebagai pengguna tenaga kerja36
.
2. Indikator kualitas
Seperti jelaskan di atas, bahwa para pakar telah mendefinisikan kualitas
secara beragam menurut pendapatnya masing-masing, begitu juga dengan
indikator kualitas. David A Gavin mengemukakan delapan dimensi atau ketegori
kritis dari kualitas, yaitu:
a) Performance (kinerja). Karakteristik kenerja utama produk.
b) Feature (profil). Aspek sekunder dari kinerja, atau kinerja tambahan dari
suatu produk.
c) Reliability (dapat dipercaya). Kemungkinan produk malfungsi atau tidak
berfungsi dengan baik, dengan konteks ini produk atau jasa dapat
dipercaya dalam menjalankan fungsinya.
36
Nanang Hanafiah Dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Rafia
Aditama, 2009), 81-83
29
d) Conformance (kesesuaian). Kesesuaian atau cocok dengan keinginan atau
kebutuhan konsumen.
e) Durability (daya tahan). Daya tahan produk atau masa hidup produk, baik
secara ekonomis maupun teknis.
f) Serviceability (kepelayanan). Kecepatan, kesopanan, kompetensi, mudah
diperbaiki.
g) Aesthetics (keindahan). Keindahan produk dalam desain, rasa, suara atau
bau dari produk, dan ini bersifat subyektif.
h) Perceived quality (kualitas yang dipersepsi). Kualitas dalalm pandangan
pelangan atau konsumen37
.
Menurut Nanang Hanifah dan Cucu Suhana dalam bukunya konsep
strategi pembelajaran, bahwa indikator dalam suatu pendidikan adalah mencakup
input, proses dan output pendidikan. Input pendidikan adalah segala sesuatu yang
harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang
dimaksud berupa sumber daya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai
pemandu bagi berlangsungnya proses. Seperti terurai berikut ini:
1) Input sumber daya, meliputi sumber daya manusia (kepala sekolah, guru
termasuk guru BP, karyawan, siswa) dan sumber daya lainnya (peralatan,
perlengkapan, uang dan bahan).
2) Input perangkat lunak, meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan
perundang-undagan, deskripsi tugas, rencana dan program.
37 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan., 228
30
3) Input harapan-harapan, berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran-saran yang
ingin dicapai oleh sekolah.
Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan
baik. Oleh karena itu tinggi rendahnya suatu input dapat diukur dari tingkat
kesiapan. Proses dapat dikatakan bermutu tinggi jika pengkoordinasian dan
penyerasian serta pemaduan input sekolah (guru, siswa, kurikulum, uang dan
peralatan) dilakukan secara harmonis sehingga mampu menciptakan situasi
pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong
motivasi dan minat belajar dan benar-benar mampu memberdayakan peserta
didik.
Evaluasi pun harus menjadi proses yang berkelanjutan dan tidak boleh
ditinggal sampai akhir studi. Hasilnya harus dibicarakan dengan murid dengan
tujuan untuk melengkapi hasil evaluasi. Sifat melibatkan seluruh elemen akan
sangat membantu dalam membangun kecakapan analitis para pelajar. Kualitas
dalam kontek pendidikan adalah mengacu pada prestasi yang dicapai oleh anak
didik atau sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. Prestasi yang dicapai atau
hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil tes kemampuan
akademis, (misalnya ulangan umum, UAS, EBTA dan UNAS). Dapat pula
prestasi dibidang lain, seperti prestasi disuatu cabang olahraga, seni atau
ketrampilan tanbahan tertentu38
.
Sedangkan menurut PP No. 19 tahun 2005 disebutkan bahwa pendidikan
di Indonesia mengunakan delapan standar yang menjadi acuan dalam membangun
38 Nanang Hanifah Dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran..., 83-86
31
dan meningkatkan kualitas pendidikan. Standar Nasional Pendidikan merupakan
kriteria minimal setelah sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia, adapun delapan standar yang menjadi kriteria
minimal tersebut yaiut:
a. Standar isi,
b. Standar proses,
c. Standar kompetensi lulusan,
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan,
e. Standar sarana prasarana,
f. Standar pengelolaan,
g. Standar pembiayaan,
h. Standar penilaian pendidikan.
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin kualitas pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP 19/2005 Pasal 4)39
.
3. Prinsip-prinsip Kualitas
Pinsip kualitas adalah sejumlah asumsi yang dinilai dan diyakini memiliki
kekuatan untuk mewujudkan mutu. Akan hal ini, beberapa ahli dan organisasi
mencoba merumuskan prinsip-prinsip yang paling tepat untuk mewujudkan
kualitas dalam organisasi atau kelembagaan.
Menurut Deming ada empat belas prinsip kualitas yang harus dilakukan jika
menghendaki tercapainya suatu kualitas, yaitu:
39 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan..., 232-233
32
a) Menciptakan konsistensi tujuan untuk pengembangan produk dan jasa
dengan adanya tujuan suasana bisnis yang kompetentif.
b) Adopsi filosofi baru.
c) Menghentikan ketergantungan pada adanya dengan upaya pencapaian
kualitas.
d) Menghentikan anggapan bahwa penghargaan dalam bisnis adalah terletak
pada harga.
e) Peningkatan sistem produksi dan layanan secara terus menerus guna
peningkatan kualitas dan produktivitas.
f) Pelatihan dalam pekerjaan.
g) Kepemimpinan kelembagaan.
h) Menghilangkan rasa takut
i) Menghilangkan penghalang antar departemen.
j) Mengurangi slogan peringatan-peringatan dan terget, dan menganti dengan
pemantapan metode-metode yang dapat meningkatkan kualitas kerja.
k) Kurangi standar kerja yang menentukan kuota berdasarkan jumlah.
l) Hilangkan penghambat yang dapat menghilangkan hak asasi manusia
untuk merasa bangga terhadap kecakapan kerjanya.
m) Lembagakan suatu program pendidikan dan peningkatan diri yang penuh
semangat.
n) Setiap orang dalam perusahaan bekerja sama dalam mendukung proses
transformasi.
33
Josep Juran berpendapat bahwa ada 10 prisip dalam suatu kualitas, yaitu:
1) Build awarenes of opportunites to improve (membangun kepedulian untuk
perbaikan atau peningkatan).
2) Set goals for improvement (menentukan tujuan-tujuan untuk peningkatan).
3) Organizw to reach goals (mengorganisasi untuk pencapaian tujuan).
4) Provide training (menyelengarakan pelatihan).
5) Carry out projects to solve problems (mendorong pembangunan
pemecahan masalah)
6) Report progress (melaporkan perkembangan)
7) Give recognition (memberikan pengakuan)
8) Communicate result (mengkonsumsikan hasil-hasilnya)
9) Keep score
10) Maintain momentum by making improvement part of the regular systems
and processes of the company (menjaga momentum dengan membuat
peningkatan tahunan sebagai bagian dari sistem dan proses regular
perusahaan).
Sedangkan menurut philip crosby, ada empat prinsip kualitas, yaitu:
a. Kesesuaian dengan tuntutan
b. Pencegahan terhadap mutu rendah dengan pengawasan, bukan penilaian
atau koreksi.
c. Standar performa adalah tidak ada kesalahan, bukan “hal itu hamper
mendekati”
d. Pengukuran kualitas
34
Akan tetapi menurut versi ISO,terdapat delapan prisip kualitas yaitu:
1) Costumer focused organisation (orientasi pelanggan).
2) Leadership (kepemimpinan),
3) Involvement of people (keterlibatan orang-orang),
4) Process aproach (pendekatan proses),
5) System aproach to management (penggunaan pendekatan sistem pada
manajemen),
6) Continual improvement (perbaikan secara berkelanjutan),
7) Factual Aproach to decision making (pendekatan faktual dalam
pembuatan keputusan).
8) Matually beneficial supplier relationship (hubungan yang saling
menguntungkan dengan supplier)40
.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
Kualitas yang dicapai oleh siswa atau suatu pendidikan dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang datang dari dalam maupun dari luar, faktor-faktor tersebut
antara lain:
a) Sumber daya; sekolah harus mempunyai fleksibilitas dalam mengatur
semua sumber daya sesuai dengan kebutuhan setempat. Selain pembiayaan
operasional atau administrasi, pengelelolaan keuangan harus ditujukan
untuk:
40 Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), 296-302
35
1. Memperkuat sekolah dalam menentukan dan mengisolasikan dana
sesuai dengan skala prioritas yang telah ditetapkan untuk proses
peningkatan kualitas.
2. Pemisahan antara biaya yang bersifat akademis dari proses
pengadaannya.
3. Pengurangan kebutuhan birokrasi pusat.
b) Pertanggung jawaban (accuantability); sekolah dituntut memiliki
akuntabilitas baik kepada masyarakat maupun pemerintah. Hal ini
merupakan perpaduan antara komitmen terhadap standar keberhasilan dan
harapan atau tuntutan orang tua atau masyarakat. Pertanggung jawaban ini
bertujuan untuk meyakinkan bahwa dana masyarakat digunakan sesuai
dengan kebijakan yang telah ditentukan dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan dan jika mungkin untuk menyajikan informasi
mengenai apa yang sudah dikerjakan. Untuk itu setiap sekolah harus
memberikan laporan pertanggung jawaban dan mengomunikasikannya
dengan orang tua atau masyarakat dan pemerintah, dan melaksanakan kaji
ulang secara komprehensif terhadap pelaksanaan program prioritas sekolah
dalam proses peningkatan kualitas pendidikan.
c) Kurikulum; berdasarkan standar kurikulum yang telah ditentukan secara
nasional, sekolah bertanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum
baik dari standar materi (content) dan proses penyampaiannya. Melalui
penjelasan bahwa materi tersebut ada manfaat dan relevansinya terhadap
siswa, sekolah harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan
36
melibatkan semua indra dan lapisan otak serta menciptakan tantangan agar
siswa tumbuh dan berkembang secara intelektual dengan menguasai ilmu
pengetahuan, ketrampilan, memiliki sikap arif dan bijaksana, karakter dan
memiliki kematangan emosional. Ada tiga yang harus diperhatikan dalam
hal ini yaitu:
1. Pengembangan kurikulum tersebut harus memenuhi kebutuhan siswa.
2. Bagaimana mengembangkan ketrampilan pengelolaan untuk
menyajikan kurikulum tersebut kepada siswa sedapat mungkin secara
efektif dan efisien dengan memperhatikan sumber daya yang ada.
3. Mengembangkan berbagai pendekatan yang mampu mengatur
perubahan sebagai fenomena alamiah di sekolah.
c. Personil sekolah; sekolah bertanggung jawab dan terlibat dalam proses
perekrutan (dalam arti menentukan jenis guru yang diperlukan) dan
pembinaan struktural staf sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
guru dan staf lainnya). Sementara itu pembinaan profesional dalam rangka
pembangunan kapasitas atau kemampuan kepala sekolah dan pembinaan
ketrampilan guru dalam pengimplementasian kurikulum termasuk staf
kependidikan lainnya dilakukan secara terus menerus atas inisiatif sekolah.
Untuk itu birokrasi diluar sekolah berperan untuk menyediakan wadah dan
instrumen pendukung. Dalam konteks ini pengembangan profesional harus
menunjang peningkatan mutu dan penghargaan terhadap prestasi perlu
dikembangkan41
.
41 Ibid., 306-307
37
C. Prestasi Belajar Siswa
1. Pengertian Prestasi
Dalam pengertian yang umum atau lebih popular, belajar adalah
mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari
seseorang yang lebih tahu atau sekarang ini dikenal dengan guru, dalam belajar
pengetahuan tersebut dikumpulkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya menjadi
banyak. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang
banyak belajar, sementara orang yang sedikit pengetahuannya diidentifikasi
sebagai orang yang sedikit belajar, dan orang yang tidak berpengetahuan
dipandang sebagai orang yang tidak belajar.
Adapun tujuan inti dalam proses belajar mengajar adalah untuk
mengetahui sejauh mana kemajuan peserta didik. Oleh karena itu, evaluasi sangat
penting. Evaluasi dapat diartikan “penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”42
. Jadi fungsi dari
evaluasi adalah agar guru dapat mengetahui sampai sejauh mana kemampuan para
siswa dan siswi dalam menerima ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh guru.
Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, proses kegiatan belajar dan
mengajar merupakan suatu kegiatan yang paling pokok, karena berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar mengajar yang
dialami oleh siswa. Oleh karena itu, prestasi erat kaitannya dengan belajar.
Pada dasarnya belajar merupakan proses yang mengakibatkan perubahan-
perubahan. Proses tersebut dilakukan baik secara formal maupun informal. Secara
42 Muhibbin Syam, Pisikologi Pendidikan dengan Pendekataan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet 15, h. 139
38
formal, berarti seseorang melalui tahapan belajar pada suatu lembaga tertentu
yang secara resmi dikelola oleh manusia tertentu dan mengikuti suatu model
pembelajaran tertentu pula.
Menurut S. Nasution prestasi belajar adalah suatu perubahan individu yang
belajar, perubahan tidak hanya mengenai pengetahuan juga membentuk
kecakapan, kebiasaan diri pribadi individu yang belajar43
.
Dari beberapa pengertian diatas dapatlah disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah suatu hasil yang diperoleh setelah proses belajar berlangsung, yaitu dengan
cara penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dibuktikan dalam tes belajar
dan hasil akhirnya dalam bentuk nilai.
Adapun pengertian belajar adalah yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan. sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi atau materi pelajaran. Menurut beberapa ahli mendefinisikan belajar
ialah:
Alisuf Sabri mengemukakan bahwa, belajar adalah “Proses perubahan
tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan”44
.
M. Dalyono, berpendapat belajar adalah “perubahan-perubahan lahir dan
batin, tidak hanya perubahan-perubahan yang tidak dapat diamati, perubahan yang
positif, yaitu perubahan yang menuju ke arah kemajuan atau kearah perbaikan45
.”
43 S. Nasution, Didaktik Dasar-dasar Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1995), h. 25. 44 M. Alisuf Sabri, Pisikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet II, h. 55
39
Menurut Syaiful Bahri Djamarah belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kongnitif,
afektif, dan pisikomotorik46
.
Menurut Ngalimi Purwanto belajar merupakan suatu perubahan dalam
tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang
lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih
buruk47
.
Menurut Chalidjah Hasan belajar ialah suatu aktivitas mental/psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan
perubahan dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan48
.
Sedangkan menurut Zikri Neni Iska belajar adalah proses perubahan dari belum
mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu49
.
Jadi dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baik secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri maupun dalam interaksi dengan
lingkungan.
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (factor internal)
45 M. Dalyono, Pisikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet IV, h. 210. 46 Syaiful Bahri Djamarah, Pisikologi Belajar, edisi II, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.13 47 Ngalimi Purwanto, Pisikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet 23, h. 85 48 Chalidjah Hasan, Pisikologi Pendidikan, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1994), Cet 1, h. 84. 49 Zikri Neni Iska, Pisikologi:Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi
Brother’s, 2008), Cet II, h. 82
40
maupun dari luar individu (faktor eksternal). Pengenalan terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka
membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
Prestasi belajar merupakan suatu hasil dari proses belajar mengajar,
dimana didalamnya terdapat beberapa faktor yang saling mempengaruhi.
selajutnya tinggi rendahnya, besar kecilnya prestasi belajar dipengaruhi oleh
faktor-faktor tersebut.
Faktor yang mempengaruhi belajar menurut H.M.Alisuf Sabri mengatakan
“bahwa ada berbagai faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang secara
garis besar dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal”.
a. Faktor Internal Siswa (yang berasal dari dalam diri)
1) Faktor fisikologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran fisik,
serta kondisi panca indranya terutama penglihatan dan pendengaran.
2) Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi, dan
kemampuan-kemapuan kognitif seperti kemampuan kemampuan
kognitif seperti kemampuan pengetahuan (bahan apersepasi) yang
dimiliki siswa.
b. Faktor Eksternal Siswa (yang berasal dari luar diri)
Faktor lingkungan siswa, Faktor ini terbagi dua, yaitu pertama factor
lingkungan alam atau non sosial seperti keadaan suhu, kelembaban udara,
waktu, letak sekolah, dan sebagainya. kedua faktor lingkungan sosial
seperti, manusia dan budayanya50
.
50 M. Alisuf Sabri, Pisikologi Pendidikan, h. 59-60
41
Untuk melengkapi rumusan di atas tentang faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa, disini penulis mengutip rumusan dari
Sumandi Suryabrata dalam bukunya “Psikologi Pendidikan”, dan Muhibbin Syam
dalam bukunya “Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru”.
1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri siswa) Faktor internal adalah
faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar mencakup faktor
fisikologis dan psikologis.
a. Faktor fisikologis yang terdiri dari kondisi jasmani pada umumnya
terutama fungsi-fungsi panca indra.
1) Jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi
aktifitas belajar; keadaan jasmani yang segar akan lain
pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar. Jika
fisiknya tidak sehat maka belajarnyapun akan terganggu karena
tidak konsentrasi.
2) Panca indra adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi untuk
menerima rangsangan sesuai dengan modalitas masing-masing.
Jika panca indranya terdapat kekurangan maka itu akan
mempengaruhi dirinya dalam belajar karena akan mengalami
kesulitan51
.
51 Sumandi Suryabrata, Pisikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Garafindo, 1998), Cet IX, h. 235-
236
42
b. Faktor psikologis menurut muhibbin syam, yang terdiri dari
kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi
siswa.
1) Kecerdasan atau intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang
melibatkan proses berfikir secara rasional, oleh karena itu
kecerdasan tidak dapat di amati secara langsung melainkan harus
disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan
menifestasi dari proses berfikir rasional.
2) Sikap siswa adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecendrungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang
relative tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik
secara positif maupun negative.
3) Bakat adalah kemampuan yang spesifik yang diberikan pada
individu pada suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya
pengetahuan, kecakapan atau keterampilan tertentu melalui suatu
latihan.
4) Minat adalah keinginan atau kegairahan yang tinggi terhadap
sesuatu, faktor ini muncul biasanya dari sesuatu yang digemari atau
disukai.
5) Motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang
mendorong prilaku kerah tujuan. Oleh karena itu motivasi
mempunyai dua aspek yaitu: (1) motivasi intristik ialah hal dan
keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat
43
mendorongnya melakukan tindakan belajar , (2) motivasi ekstrinsik
ialah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang
juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Contohnya
pujian dan hadiah52
.
2. Faktor Eksternal Siswa (yang berasal dari luar diri siswa). Seperti faktor
internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni:
faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
a. Lingkungan yang terdiri dari alam dan social
1) Lingkungan alam
Maksudnya adalah keadaan cuaca yang mempengaruhi minat
belajar anak misalnya pada musim hujan anak-anak malas untuk
pergi ke sekolah karena jalan menuju sekolah mereka banjir.
2) Lingkungan nonsosial
3) Muhibbin Syah merumuskan bahwa yang dimaksud factor
lingkungan non sosial terdiri dari tiga, yaitu: lingkungan sekolah,
masyarakat, dan lingkungan keluarga.
Lingkungan masyarakat dan teman-teman sepermainan disekitar tempat
tinggal siswa. kondisi gedung sekolah, dan letaknya, rumah tempat tinggal
keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar
siswa yang digunakan siswa. Menurut syam Faktor-faktor ini turut menentukan
tingkat keberhasilan belajar siswa. Lingkungan yang sangat mempengaruhi
kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga-keluarga siswa itu sendiri, sifat-
52
Muhibbin Syam, Pisikologi Pendidikan dengan Pendekataan Baru, h. 132-136
44
sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan letak
demograsi keluarga (letak rumah) semua akan memberikan dampak baik atau
buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa53
.
Secara singkat penulis dapat menyimpulkan bahwa factor yang
mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor diri sendiri dan faktor yang berasal
dari lingkungan.
3. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa merupakan kelanjutan dari pembahasan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Karena keberhasilan
belajar siswa sangat tergantung pada bagaimana keadaan atau kondisi faktor-
faktor itu meliputi dirinya. Apakah faktor-faktor itu berada pada kondisi yang
positif (cukup, baik atau tepat) ataukah dalam kondisi yang negatif. Menurut
mulyana dalam upaya meningkatkan prestasi belajar, “keadaan jasmani, keadaan
sosial emosional, lingkungan, memulai pelajaran, membagi pekerjaan, control,
sikap optimis, mengunakan waktu, cara mempelajari buku, dan mempertinggi
kecepatan membaca peserta didik”54
.
Kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang baik,
diperlukan jasmani yang sehat, dalam keadaan jasmani yang sehat apabila jasmani
dalam keadaan sakit, kurang gizi, kurang istirahat maka tidak dapat belajar dengan
efektif. Keadaan sosial emosional, peserta didik yang mengalami kegoncangan
emosi yang kuat, atau mendapat tekanan jiwa, demikian pula anak yang tidak
53
Muhibbin Syam, Pisikologi Pendidikan dengan Pendekataan Baru, h. 135. 54
Mulyasa, Implemntasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), Cet IV, h. 195
45
disuka temannya tidak dapat belajar secara efektif, karena kondisi ini sangat
mempengaruhi konsentrasi pikiran, kemauan dan perasaan.
Kondisi positif, baik faktor internal, eksternal maupun faktor pendekatan
belajar maka seorang siswa dapat dipastikan akan memperoleh keberhasilan
dalam belajarnya dan menjadi siswa yang berprestasi tinggi. Sebaliknya jika
faktor-faktor tersebut dalam kondisi yang negatif didapati oleh siswa maka dapat
dipastikan siswa tersebut akan menemui banyak masalah dalam belajarnya dan
tidak akan memperoleh keberhasilan yang baik dalam belajarnya.
Kondisi dimana faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
dalam kondisi negatif sehingga menyebabkan siswa tersebut mengalami
kegagalan dalam belajar disebut kesulitan belajar. Kesulitan belajar bukan berarti
bermasalahnya seluruh faktor yang mempengaruhi belajar pada siswa, tetapi bisa
jadi yang bermasalah hanya satu atau beberapa faktor saja, misalnya anak yang
memiliki intelegensi yang tinggi bisa menjadi anak yang tidak berprestasi
dibidang akademiknya jika lingkungannya tidak mendukung.
Fenomena kesulitan belajar siswa biasanya nampak jelas dari menurunnya
kinerja akademik atau prestasi belajarnya, namun kesulitan belajar juga dapat
dibuktikan dengan munculnya kelainan prilaku siswa seperti berteriak-teriak
didalam kelas, mengusik teman, sering tidak masuk sekolah55
.
Banyak langkah-langkah yang dapat ditempuh guru, antara lain agar kesulitan
belajar siswa dapat ditanggulangi maka seorang pendidik atau orang tua perlu
melakukan beberapa hal yang baik dan menggembirakan antara lain:
55 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h . 170.
46
a. Kasih sayang yang ikhlas.
b. Perhatian dan pengertian yang besar.
c. Bimbingan arahan yang kontinyu.
d. Bijaksana dalam menghadapi kesukaran belajar.
Berdasarkan uraian diatas, penulis berkesimpulan bahwa hal yang
mendorong prestasi belajar itu dipengaruhi oleh faktor-faktor yang datang dari
dalam dirinya sendiri. dan faktor dari luar diri sendiri. kedua faktor tersebut akan
selalu berinteraksi, sehingga secara langsung ataupun tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi belajarnya.
D. Penelitian Terkait
Untuk memperkuat latar belakang dan landasan teori yang telah
dipaparkan sebelumnya, maka terdapat penelitian yang relevan sebagai berikut:
1. Enny Nurbiyanti (2008) Pengaruh Fasilitas Perpustakaan dan Kinerja
Pustakawan terhadap Minat Baca Siswa SMK Negeri 2 Blora.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kualitas fasilitas perpustakaan
mempunyai pengaruh lebih besar terhadap minat baca siswa. Hasil uji
parsial nilai variabel kualitas fasilitas perpustakaan 4,091 dengan sig.
0,000 ~ 0,05.
Variabel bebas Penelitian terdahulu: fasilitas perpustakaan dan kinerja
pustakawan. Penelitian ini: kualitas fasilitas perpustakaan dan kualitas
media pembelajaran. Sama-sama menggunakan regresi linier berganda
dan teknik pengambilan sampel dengan proportional random
sampling.
47
2. Pri Utami, Bakhtaruddin (2012), Peranan Perpustakaan Sekolah dalam
Meningkatkan Minat Baca SDIT IQRA’ Kota Solok. Penelitian ini
termasuk penelitian kualitatif menyimpulkan bahwa kendala yang ada
di sekolah tersebut antaranya terbatasnya koleksi perpustakaan, tenaga
profesional yang belum tetap, dan ruang perpustakan yang jauh dari
gambaran dari perpustakaan yang ideal. Jenis penelitian, Penelitian
terdahulu termasuk penelitian kualitatif. Penelitian ini termasuk
penelitian kuantititif. Sama-sama terbatasnya koleksi/buku di
perpustakaan, tenaga profesional, dan ruangan yang masih jauh dari
gambaran perpustakaan yang ideal.
3. Warsito Adi Nugroho (2011), Pengaruh Fasilitas Perpustakaan dan
Kinerja Pustakawan terhadap Minat Baca Siswa SMA Negeri 2 Pati.
Hasil penelitian ini menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan
mengenai kualitas fasilitas perpustakaan, kinerja pustakawan terhadap
minat baca siswa SMA Negeri 2 Pati. Minat membaca mempunyai
tingkat signifikansi dan korelasi yang kuat dan variabel fasilitas
memiliki pengaruh lebih besar terhadap minat baca dengan perhitungan
sebesar 57,2%. Variabel bebas Penelitian terdahulu: fasilitas
perpustakaan dan kinerja pustakawan. Penelitian ini: kualitas fasilitas
perpustakaan dan kualitas media pembelajaran. Hasil regresi Penelitian
terdahulu: variabel fasilitas perpustakaan yang memiliki pengaruh lebih
besar yaitu 57,2%. Penelitian ini: variabel pelayanan memiliki pengaruh
lebih besar 28,73%.
48
4. Rudi Irianto (2017), Pengaruh Fasilitas Perpustakaan dan Kinerja
Pustakawan terhadap Minat Baca Siswa SMK N 9 Semarang 20
14/2017. Hasil penelitian menunjukan di peroleh uji Fhitung 188,745
dengan probabilitas sebesar 0,000<0,05. Besarnya pengaruh secara
simultan antara kualitas fasilitas perpustakaan dan kinerja pustakawan
terhadap minat baca yaitu 58% yang menunjukan bahwa kualitas
fasilitas perpustakaan dan kinerja pustakawan berpengaruh secara
simultan terhadap minat baca siswa SMK Negeri 9 Semarang. Variabel
bebas Penelitian terdahulu: fasilitas perpustakaan dan kinerja
pustakawan. Penelitian ini: kualitas fasilitas perpustakaan dan kualitas
media pembelajaran. Sama-sama menggunakan regresi linier berganda.
Besarnya pengaruh simultan Penelitian terdahulu: 58%. Penelitian ini
55,1%.
E. Kerangka Berfikir
Pendidikan dapat berlangsung di sekolah dan diluar sekolah. Pada
umumnya lembaga sekolah adalah tempat yang memungkinkan seseorang untuk
meningkatkan pengetahuan melalui proses belajar mengajar. Dalam proses
belajar, siswa tidak harus selalu bergantung pada guru, tetapi harus berusaha
mencari sendiri pengetahuan yang lebih luas diantaranya dengan cara banyak
membaca buku.
Buku merupakan salah satu sumber untuk memperkaya pengetahuan. Di
lembaga pendidikan, koleksi buku biasanya disimpan ditempat khusus atau
dikenal dengan perpustakaan, keduanya mempunyai misi yang sama yaitu
49
mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberadaan perpustakaan pada suatu sekolah
menduduki posisi yang sangan penting. Kehadiran perpustakaan sangat besar
peranannya dalam usaha pelestarian budaya, pengembangan kecerdasan bangsa
dan ilmu pengetahuan.
Keberhasilan perpustakaan dalam menunjang proses belajar mengajar
siswa dapat diukur berdasarkan tinggi rendahnya kemampuan perpustakaan dalam
melaksanakan fungsinya sebagai pusat kegiatan belajar, pusat pelayanaan
informasi, penelitian dan rekreasi.
Prestasi belajar adalah hasil perubahan dari proses interaksi berbagai
macam faktor didalam aktifitas belajar yang dilakukan melalui pengukuran dan
penilaian dalam hal pengetahuan dan kecakapan serta keterampilan terhadap mata
pelajaran yang biasanya dapat diamati dan diukur dengan nilai test dan angka.
Walaupun prestasi belajar secara umum mewakili segi kognitif namun bukan
berarti hanya mentransfer pengetahuan melainkan lebih dari itu, yakni
mengandung unsur normatif didalamnya terdapat nilai sehingga siswa tidak hanya
mendapatkan kemajuan dari bidang ilmu pengetehuan saja tetapi juga kecakapan
dan keterampilan. Keberhasilan siswa dalam belajar tidak terlepas dari peran guru
dan perpustakaan sekolah.
Dengan demikian peneliti membuat sementara bahwa, untuk menghasilkan
prestasi siswa yang tinggi maka perlu kiranya memanfaatkan perpustakaan
sekolah dengan menanamkan kepada siswa sifat gemar membaca, karena dengan
membaca akan memperluas wawasan dan cakrawala berfikir siswa.
50
F. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap suatu permasalahan
sampai terbukti melalui data yang terkumpul56
. Berdasarkan landasan teori dan
kerangka berfikir di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Ada pengaruh kualitas fasilitas perpustakaan dan kualitas media
pembelajaran terhadap prestasi belajar fiqh siswa MTs Daru’l Hikam Kota
Cirebon.
H2 : Ada pengaruh kualitas fasilitas perpustakaan terhadap prestasi belajar fiqh
siswa MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon.
H3 : Ada pengaruh kualitas media pembelajaran terhadap prestasi belajar fiqh
siswa MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon.
56 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi VI, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, h. 71
51
BAB III
TEKNIK PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono
(2012:15) “Teknik ini disebut teknik kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik”. Data dalam penelitian ini akan
diolah dan hasilnya berupa angka dan analisis deskriptif persentase, alat untuk
mengolah menggunakan SPSS. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012:156). Data yang digunakan adalah
data cross section, karena data dikumpulkan dari periode waktu observasi dan
dalam suatu periode waktu tertentu yang relatif lebih pendek.
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Menurut Sugiyono
(2012:90) bahwa “Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh kualitas fasilitas perpustakaan
dan kualitas media pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa ke perpustakaan.
Peneliti hanya mengambil populasi dari keseluruhan siswa semua kelas dengan
jumlah 233 siswa. Data tersebut diambil karena siswa kelas IX
51
52
sudah pernah beradaptasi di sekolah sebelumnya selama satu tahun dan paham
bagaimana iklim dan keadaan di sekolah. Alasan peneliti mengambil populasi
hanya dari siswa kelas IX. Hal ini karena tergolong populasi seluruh MTs Daru’l
Hikam Kota Cirebon tersebut homogen dan ada kesamaan dalam sifat dan
karakteristik responden. Wawancara dengan pustakawan yaitu Bapak Bahauddin,
SH.I menyebutkan bahwa bukan hanya kelas-kelas tertentu saja yang prestasi
belajar ke perpustakaan rendah tetapi rata-rata seluruh siswa memiliki prestasi
belajar rendah. Oleh sebab itu, dari jumlah siswa semua kelas sebanyak 233 akan
menjadi populasi dan mewakili seluruh siswa MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon.
Data diperoleh sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Data Populasi Siswa Semua Kelas MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon Tahun
Ajaran 2016/2017.
BULAN : Januari 2017 Tahun Pelajaran : 2016/2017
REKAPITULASI ROMBEL Kls
JUMLAH
PESERTA DIDIK Wali Kelas
Kls Rombel Keterangan L P Jumlah
VII 3
Lk 41 VII A 14 10 24 Sofi Alif Fadillah, S.Pd.I.
Pr 29 VII B 14 9 23 Agus Setiawan
Jumlah 70 VII C 13 10 23 Khoirul Ummah, S.Pd.
VIII 3
Lk 42 VIII A 14 12 26 Moh. Dhohir, S.Sos.I.
Pr 34 VIII B 14 11 25 Suparno, S.Ag.
Jumlah 76 VIII C 14 11 25 Ginanjar, S.Pd.I.
IX 3
Lk 45 IX A 16 14 30 Dra. Suhaenah
Pr 42 IX B 15 14 29 Slamet Riyadi, S.Pd.
Jumlah 87 IX C 14 14 28 Inayah Ali, S.Pd.I.
9 128 105 233
Sumber: Tata usaha MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon.
53
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Suharsimi,
2010:174). Sampel harus mewakili populasi atau representatif, artinya mampu
menggambarkan secara maksimal keadaan populasi tersebut agar kesimpulan
yang diambil benar. Adapun pengambilan sampel penelitian ini dengan
menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
Keterangan:
n: Ukuran sampel
N : Ukuran populasi
e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih ditaksir atau diinginkan sebesar 10%
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang dapat diambil
adalah sebagai berikut:
n= dibulatkan menjadi 80
Jadi sampel yang digunakan sebanyak 80 responden.
233
233
n = N
1 + N (e)²
1 + N
(e)²
4,7
233
1+ 50 (10 % )²
54
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
Proportional Random Sampling. Berdasarkan jumlah populasi tersebut yaitu,
semua siswa seluruh bidang keahlian sebesar 233 diambil sampel sebanyak 80
responden untuk mewakili seluruh siswa MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon.
Sampel penelitian kemudian disebar secara acak (random) pada seluruh kelas
yang ada di MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon berdasarkan hitungan. Penentuanya
dilakukan menggunakan undian. Melalui teknik ini maka masing-masing siswa
akan terwakili, sehingga pengambilan sampel setiap kelas dapat terbagi secara
merata. Proporsi sampel dari tiap-tiap kelompok populasi dihitung dengan cara:
Tabel 3.2.
Jumlah Sampel Masing-Masing Kelas
No Kelas Jumlah
Siswa Proporsi Sampel Sampel
1 VII A 24 (24/233) x 50 = 5,15 5
2 VII B 23 (23/233) x 50 = 4,93 5
3 VII C 23 (23/233) x 50 = 4,93 5
4 VIII A 26 (26/233) x 50 = 5,57 6
5 VIII B 25 (25/233) x 50 = 5,36 5
6 VIII C 25 (25/233) x 50 = 5,36 6
7 IX A 30 (30/233) x 50 = 6,43 6
8 IX B 29 (29/233) x 50 = 6,22 6
9 IX C 28 (28/233) x 50 = 6,00 6
Jumlah 233 50
Sumber : Tata usaha MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon Tahun Ajaran 2016/2017
(diolah)
Berdasarkan tabel 3.2, menunjukan besarnya proporsi sampel dari masing-
masing kelompok sampel yang dipilih dari keseluruhan populasi melalui sebuah
55
hitungan supaya hasilnya merata tiap kelompok sampel. Sampel yang sudah
diolah kemudian di tentukan berdasarkan undian. Menurut Suharsimi (2010:180)
bahwa “Jenis pengambilan sampel berdasarkan undian (untung-untungan)
tekniknya menggunakan kertas kecil dituliskan nomor subyek, satu nomor untuk
setiap kertas”. Simulasi pada penelitian ini misalkan saja semua kelas yang
berjumlah 25 dituliskan angka pada kertas dengan no 1-25 dan satu nomor tiap
kertas. Di lakukan 7 kali pengundian, kemudian nomor yang keluar dijadikan
responden penelitian berdasarkan no urut absen. Begitu seterusnya.
C. Variabel dan Indikator Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:38) “Variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya”. Maksudnya adalah variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini sudah ditetapkan oleh peneliti, dan masalah-masalah yang dibahas
dibatasi sesuai dengan variabelnya. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
variabel dependen (Y) dan variabel independen (X).
Sugiyono (2012:39-40) membagi variabel penelitian menjadi dua, yaitu:
a. Variabel independen : merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel bebas disini ada kualitas fasilitas perpustakaan dan kualitas media
pembelajaran.
56
b. Variabel dependen : merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Adapun variabel terikat
dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa. Prestasi belajar adalah
suatu rasa lebih suka dan ketertarikan pada kegiatan yang bermakna
terhadap bahasa tulis (membaca) ditunjukan dengan keinginan dan adanya
usaha-usaha untuk melakukan kegiatan tersebut.
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga
macam data, yakni: data mengenai kualitas fasilitas perpustakaan, kualitas media
pembelajaran serta prestasi belajar siswa ke perpustakaan. Teknik pengumpulan
data yang akan digunakan dalam penelitian ini, adalah:
1. Teknik Angket
Angket (kuesioner) merupakan suatu teknik pengumpulan data secara
tidak langsung, dimana alat pengumpulan datanya berisi sejumlah pertanyaan atau
pernyataan yang harus dijawab oleh responden.
Sugiyono (2012:162) menyatakan bahwa “Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat
diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau
internet”.
Pengukuran variabel penelitian ini menggunakan skala likert karena lebih
ke penilaian sikap ataupun pendapat. Hal ini sependapat dengan Riduwan
(2007:12) bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
57
persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial”.
Menggunakan skala likert, fenomena yang akan diukur (variabel) akan dijabarkan
dalam indikator variabel, kemudian akan menjadi dasar dalam merumuskan butir-
butir pertanyaan atau pernyataan.
Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala empat, jadi
di tiap pernyataan akan terdapat empat opsi yang akan diberikan kepada
responden. Oleh karena itu angket berupa data kualitatif sehingga data diubah
menjadi data kuantitatif dengan simbol angka. Item pertanyaan diberi skor antara
satu sampai empat. Skala untuk item pertanyaan diberi skor antara satu sampai
empat. Mengantisipasi jawaban yang hanya memilih kata aman atau tengah-
tengah saja. Oleh sebab itu, jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuisioner berskala alternatif jawaban telah disediakan dan responden
tinggal mengisi opsi jawaban dari a-d. Adapun tingkat preferensi alternatif
jawaban dengan pilihan sebagai berikut:
1. Skor 4 jika responden menjawab opsi A
2. Skor 3 jika responden menjawab opsi B
3. Skor 2 jika responden menjawab opsi C
4. Skor 1 jika responden menjawab opsi D
2. Teknik Dokumentasi
Nilai prestasi dalam penelitian ini, digunakan untuk memperoleh data
tentang fasilitas dan kegiatan pelayanan pustakawan terhadap penggunjung
58
perpustakaan serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan prestasi belajar
siswa ke perpustakaan di lingkup MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon.
Suharsimi (2010:274) menjelaskan bahwa: “teknik dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
Menggunakan teknik dokumentasi ini peneliti memegang chek-list untuk
mencari variabel yang sudah ditentukan”.
Dokumen perlu diambil karena sebagai bukti dan bahan yang dijadikan
pendukung dalam penelitian ini, dokumen tersebut meliputi: data fasilitas yang
ada dalam ruang perpustakaan sekolah, koleksi di perpustakaan tersebut, data
siswa semua kelas semua bidang keahlian, dan profil sekolah.
E. Uji Kualitas Angket Penelitian
Angket yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian tentu perlu
dilakukan uji coba terlebih dahulu agar dapat diketahui pernyataan-pernyataan
mana yang relevan dengan pemahaman dan kondisi responden, kemudian
pernyataan yang tidak relevan akan dihilangkan, hal ini dimaksudkan agar angket
dapat dievaluasi untuk dijadikan instrumen penelitian. Angket penelitian yang
disebarkan akan diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan SPSS For
Windoes Release 19, dengan demikian akan diketahui layak atau tidak angket
tersebut dijadikan pengambilan data dalam penelitian. Angket yang akan diuji
cobakan berkaitan dengan kualitas fasilitas perpustakaan, kualitas media
pembelajaran, dan prestasi belajar siswa ke perpustakaan. Penelitian ini termasuk
penelitian sampel, yang jadi obyek penelitian adalah semua kelas dan responden
59
yang dijadikan uji coba adalah sebanyak 50 responden yang sama-sama pengguna
kualitas fasilitas perpustakaan di MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan-tingkatan
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi, 2010:2 1 1). Suatu instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara cepat. Tinggi rendahnya
validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul dan tidak
menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Jadi, validitas
sebagai ukuran untuk mengetahui apakah instrumen yang akan diajukan mudah
dipahami atau menimbulkan kerancauan bagi responden. Semakin valid instrumen
yang diajukan maka semakin mudah responden menjawabnya, sebaliknya jika
instrumen kurang valid tentu responden akan bingung karena kurang paham
dengan maksud pertanyaan yang diajukan.
Ghozali (2011: 53) menyatakan bahwa untuk mengetahui apakah
kuesioner yang digunakan valid atau tidak, maka dapat dilakukan dengan cara
membandingkan antara nilai r hitung dan r tabel dengan taraf signifikansi yang
digunakan yaitu 5%. Apabila r hitung > r tabel maka instrumen dikatakan valid,
dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka instrumen dikatakan tidak valid.
Perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui reliabilitas menggunakan bantuan
program SPSS For Windows Release 19. Hasil uji validitas dari uji coba
instrumen sebagai berikut:
60
Tabel 3.3.
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel Indikator No.
Item
r hitung r tabel Keterangan
Fasilitas Ruang
Perpustakaan
1 0,63 1 0,361 Valid
Perpustak
aan
2 0,478 0,361 Valid (X1) 3 0,660 0,361 Valid
4 0,429 0,361 Valid Peralatan dan 5 0,718 0,361 Valid Perlengkapan 6 0,546 0,361 Valid Perpustakaan 7 0,187 0,361 Tidak Valid 8 0,678 0,361 Valid Koleksi Buku 9 0,702 0,361 Valid Bacaan 10 0,679 0,361 Valid 11 0,678 0,361 Valid 12 0,665 0,361 Valid Media Pelayanan
Sirkulasi
13 0,495 0,361 Valid Pembelaja
rrran
14 0,73 1 0,361 Valid (X2) 15 0,820 0,361 Valid
16 0,876 0,361 Valid Pelayanan 17 0,876 0,361 Valid Informasi 18 0,391 0,361 Valid 19 0,794 0,361 Valid 20 0,535 0,361 Valid Pelayanan 21 0,648 0,361 Valid Bimbingan
Belajar
22 0,835 0,361 Valid 23 0,344 0,36 1 Tidak Valid 24 0,924 0,361 Valid prestasi Perasaan Senang 25 0,667 0,361 Valid
belajar 26 0,609 0,361 Valid Siswa (Y) 27 0,650 0,361 Valid
28 0,807 0,361 Valid Pemusatan 29 0,395 0,361 Valid Perhatian 30 0,688 0,361 Valid 31 0,300 0,361 Tidak Valid 32 0,632 0,361 Valid 33 0,300 0,361 Tidak Valid Motivasi
terhadap
34 0,468 0,361 Valid belajar 35 0,663 0,36 1 Valid 36 0,641 0,361 Valid 37 0,612 0,361 Valid Usaha untuk 38 0,689 0,361 Valid berprestasi 39 0,078 0,361 Tidak Valid 40 0,462 0,361 Valid
Sumber: Data diolah pada tahun 2017
61
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa terdapat 5 item pernyataan
yang dinyatakan tidak valid karena r hitung < r tabel, kemudian terdapat 35 item
pernyataan yang dinyatakan valid karena r hitung > r tabel. Item pernyataan yang
tidak valid dihilangkan karena sudah ada pernyataan yang mewakili tiap indikator,
sedangkan 35 item pernyataan yang dinyatakan valid kemudian digunakan sebagai
angket penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Ghozali (2011:47) mengungkapkan bahwa, “Reliabilitas _ adalah alat untuk
mengukur suatu koesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk”.
Maksudnya adalah, instrumen penelitian dikatakan reliabel bila akan
menghasilkan data yang baik, dan instrumen yang baik tentu akan dapat
digunakan sebagai alat pengumpul data yang baik .
Ghozali (2011:48) menyatakan bahwa “Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,70. Jika nilai
Cronbach’s > 0,70 maka kuesioner yang diuji coba terbukti reliabel”. Hasil uji
reliabilitas dari uji coba instrumen sebagai berikut:
Tabel 3.4.
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Cronbach’s
Alpha
Kriteria
Cronbach’s Alpha
Keterangan
Fasilitas
Perpustakaan
0,8 12 0,700 Reliabel
Media pembelajaran 0,897 0,700 Reliabel
Prestasi belajar
Siswa
0,843 0,700 Reliabel
Sumber: Data diolah pada 2017
62
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa cronbach’s alpha tiap
variabel mempunyai nilai di atas kriteria (0,700) sehingga dapat dinyatakan bahwa
instrumen ini reliabel untuk dilakukan uji penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk mengolah data yang didapat
menguji hipotesis dalam menarik kesimpulan. Adapun teknik analisis data yang
digunakan untuk mengolah hasil penelitian ini yaitu:
1. Teknik Analisis Deskriptif Persentase
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
kualitas fasilitas perpustakaan, kualitas media pembelajaran berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi.
Ali (2013:201) berpendapat bahwa langkah-langkah yang ditempuh dalam
penggunaan teknik analisis ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
n : Nilai yang diperoleh
N : Jumlah seluruh nilai
Panjang kelas interval p ditentukan oleh aturan:
63
Dimana, rentang= skor tertinggi – skor terendah (Sudjana, 2005 :47)
Penentuan tabel kategori sebagai berikut:
a. Skor tertinggi = 4 (sangat baik)
b. Skor terendah = 1 (tidak baik)
c. Jumlah kelas = 4 (sangat baik sampai tidak baik)
d. Jarak interval = (4-1)/4 = 0,75
Tabel deskriptif persentase untuk masing-masing variabel kualitas
fasilitas perpustakaan dan kualitas media pembelajaran berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 3.5.
Kriteria Deskriptif Persentase
No Interval Skor Kriteria
1 >3,25 s/d 4 Sangat Baik
2 >2,50 s/d 3,25 Baik
3 >1,75 s/d 2,50 Kurang Baik
4 1 s/d 1,75 Tidak Baik
64
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan sebagai alat presiksi. Uji asumsi klasik
meliputi:
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal
(Ghozali, 2011:160).
Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data
sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data normal. Menurut Ghozali
(2011:163), dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah:
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukan distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Penghitungan uji normalitas data bisa juga menggunakan one sample
Kolmogorov-Smirnov test melalui program SPSS For Windows versi 19. Jika nilai
signifikansi >0,05 maka distribusi dikatakan normal, sebaliknya jika nilai
signifikansi < 0,05 maka distribusi dikatakan tidak normal.
65
b. Uji Linieritas
Menurut Ghozali (2011:115), “Uji linieritas digunakan untuk melihat
apakah spesifik model yang digunakan sudah benar atau tidak. Dengan uji
linieritas akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linear,
kuadrat, atau kubik”. Jika nilai signifikansi pada tabel ANOVA < 0,05 maka
model sebaiknya berbentuk linear. Jika data berbentuk linear maka penggunaaan
analisis regresi pada pengujian hipotesis dapat dipertanggungjawabkan, namun
jika tidak linear maka harus digunakan analisis non linear.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah antar variabel
bebas yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna. Salah satu
ciri adalah adanya gejala multikolinieritas adalah model mempunyai koefesien
determinasi (R2) yang tinggi. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinieritas dilakukan dengan mengkorelasikan variabel dan apabila
korelasinya signifikan maka antar variabel bebas tersebut terjadi mulitkolinieritas.
Pengujian multikolinieritas dapat dilihat dari nilai toleransi dan nilai variance
inflatio factor (VIF) melalui program SPSS For Windows Release 19. Menurut
Ghozali (2011:106) antara variabel bebas dikatakan terjadi multikolinieritas
apabila nilai toleransi <0,10 dan nilai VIF >10, sebaliknya jika antara variabel
bebas dikatakan tidak terjadi multikolinieritas apabila nilai toleransi >0,10 dan
VIF <10.
d. Uji Heteroskesdastisitas
66
Menurut pendapat Ghozali (2011:139) “Uji heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
residual atau pengamatan ke pengamatan yang lain”. Cara mendeteksinya adalah
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID
dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah sumbu yang telah diprediksi, dan sumbu X
adalah residual (Y prediksi- Y sesungguhnya) yang telah di-standardized. Model
regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Adapun dasar
pengambilan keputusan untuk uji heteroskedastisitas menurut Ghozali (2011:140)
adalah:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu teratur
(bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka mengidikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedastisitas.
3. Analisis Regresi Berganda
Menurut Ghozali (2011:96) analisis regresi ganda adalah alat untuk
mengukur kekuatan dan arah hubungan dua variabel bebas atau lebih terhadap
satu variabel terikat. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh kualitas fasilitas perpustakaan, kualitas media pembelajaran terhadap
prestasi belajar siswa. Adapun tahapan analisis regresi ganda yaitu mencari
persamaan regresi ganda. Rumus persamaan regresi berganda sebagai berikut:
67
4. Uji Hipotesis Penelitian
a. Uji Simultan (uji F)
“Uji simultan menunjukan apakah semua variabel bebas (independen)
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat
(dependen)” (Ghozali 2011:98). Keputusan untuk menentukan variabel bebas
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat adalah sebagai
berikut:
a. Jika Fhitung signifikan pada taraf < 5% maka Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya secara simultan kualitas fasilitas perpustakaan dan kualitas media
pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar.
b. Jika Fhitung signifikan pada taraf > 5% maka Ho diterima dan Ha ditolak,
artinya kualitas fasilitas perpustakaan dan kualitas media pembelajaran
tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar.
b. Uji Parsial (uji t)
68
Uji t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variable
penjelas/independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen.
Kaidah pengambilan keputusannya adalah:
a. Jika nilai signifikansi t < α (0,05) atau koefesien thitung perpustakaan dan
kualitas media pembelajaran tidak mempengaruhi prestasi belajar siswa.
3.6.4.3. Koefesien Determinasi
a. Koefesien Determinasi Simultan (R2)
Koefesien determinasi simultan (R2) digunakan untuk mengetahui
besarnya pengaruh kualitas fasilitas perpustakaan dan kualitas media
pembelajaran terhadap prestasi belajar dari hasil penelitian. Jika R2 yang
diperoleh mendekati 1, maka dapat dikatakan semakin kuat model
tersebut dalam menerangkan variasi variabel bebas terhadap variabel
terikat, sebaliknya jika R2 mendekati nol, maka semakin lemah variasi
bebas menerangkan variabel terikat.
b. Koefesien Determinasi Parsial (r2)
Koefesien determinasi parsial (r2) digunakan untuk mengetahui sejauh
mana sumbangan dari masing-masing variabel bebas, jika variabel lainnya
konstant terhadap variabel terikat, maka semakin besar sumbangannya terhadap
variabel terikat. Untuk membantu proses pengolahan data secara tepat dan cepat,
maka pengolahan data dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS 19
(Statistical Product and Service Solution) dengan menggunakan program SPSS.
69
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Deskripsi Variabel Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
a. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Daru’l Hikam
Sebagaimana diketahui bahwa situasi pendidikan pada masa penjajahan di
Indonesia tidak begitu menggembirakan. Lembaga pendidikan pemerintah pada
waktu itu tidak memberi kesempatan terbuka bagi putra-putri pribumi secara
merata, karena hanya putra bangsawan yang dapat diterima sebagai siswanya.
Disamping tentu saja penjajah yang datang dari Eropa dengan latar
belakang Agama Nasrani (Katholik dan Protestan), tidak mustahil turut mewarnai
suasana pendidikan yang diselenggarakannya, sehingga bangsa Indonesia yang
mayoritas ummat Islam sejak saat itu merasakan betapa pentingnya suatu
Lembaga Pendidikan yang dapat menampung aspirasi ummat dan bangsanya.
Maka bemunculanlah organisasi-organisasi maupun Lembaga Pendidikan
Islam pada saat itu untuk secara konfrontatif mengimbangi lajunya pendidikan
Barat yang diselenggarakan oleh penjajah.
Terlepas dari itu semua, pada tanggal 10 Muharrom 1327 H / 15 Januari
1910 M berdirilah sebuah Lembaga Pendidikan Islam formal yang tertua di Kota
Cirebon, yang bernama : “Djam’iyyatut Ta’lim Al Auladi Al Islamiyyah
(DTA)” Djam’iyyatut Ta’lim didirikan atas prakarsa Sayid Hasan bin Ali Al
Jufri dan Syekh Ali Az Zubaedy, memiliki ciri khas tersendiri dimana
pengajaran Bahasa Arab sebagai bahasa Al Quran sangat diperioritaskan,
69
70
disamping pendidikan agama Islam secara mendalam dan pengetahuan lainnya
sesuai kebutuhan dan tuntutan zaman.
Sejalan dengan situasi perkembangan penjajahan, pada masa penjajahan
Jepang semua bentuk partai, organisasi dan perkumpulan apapun dilarang di
seluruh Indonesia. Oleh karena itu pada tahun 1944 Djam’iyyatut Ta’lim
berubah menjadi Madrasah Daru’l Hikam, yang berarti Sumber Hikmah
(Sekolah Sumber Pengetahuan yang manfaat) yang dipelopori oleh Ustadz
Ahmad Bakar bin Diab.
Setelah merdeka berubah menjadi Yayasan Daru’l Hikam dengan
bentuk Badan Hukum dengan akte Notaris tanggal 16 Maret 1960, nomor 38 oleh
Mr. Djoko Mardedjo, Notaris Cirebon.
Sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan pentingnya pendidikan, maka
Madrasah Daru’l Hikam berkembang dengan berdirinya Madrasah Mu’allimin
pada tahun 1955 yang dipimpin oleh Ust. Mas’oed, yang kemudian berubah
menjadi PGA Daru’l Hikam.
Berdasarkan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia, selaras dengan
tuntutan peningkatan kwalitas yang seimbang antara pengetahuan Umum dan
Agama, maka berdasarkan SK Tiga Mentri (Menteri Agama, Menteri P & K dan
Menteri Dalam Negeri) No. 6 tahun 1975; No. 037/U/1975; No. 36 tahun 1975
serta peraturan Menteri Agama No. 3 tahun 1979, maka sejak tahun 1979 PGA
Daru’l Hikam berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Daru’l Hikam,
71
sesuai dengan kebijaksanaan pembaharuan pendidikan dilingkungan Departemen
Agama.
Para Ketua Pengurus Yayasan Daru’l Hikam tempo dulu antara lain :
1. Ustadz Muhammad Assegaf.
2. Ustadz Ahmad Bakar.
3. Ustadz H. Mas’oed.
4. Ustadz H. Saleh Assegaf.
5. Ustadz H. Drs. Abdullah Fauzi.
6. H. Hamid Hasan Alkaff.
7. H. Luthfi Al Jufri
8. Ustadz Machmud Yahya (Pengurus Sekarang).
Sekolah-sekolah yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Islam Daru’l
Hikam Cirebon antara lain :
1. Taman Kanak-Kanak (TK Daru’l Hikam)
Jl. Pekawatan No. 7, Berdiri pada tahun 1981
2. Sekolah Dasar - MI Daru’l Hikam
Jl. Kolektoran No. 20, Berdiri pada tahun 1910
3. Madrasah Mu’allimin (1955) / PGA 4 tahun (1950) / MTs (1979)
Jl. Kolektoran No. 20 Kota Cirebon
4. SMP Daru’l Hikam (Tahun 1962 – 2012)
Jl. Kolektoran No. 20 Kota Cirebon
5. SMA Daru’l Hikam (Tahun 1984 - 1993)
Jl. Kolektoran No. 20 Kota Cirebon
72
b. Struktur Organisasi MTs Daru’l Hikam
Tahun Pelajaran 2016-2017
Sumber: Dokument MTs Daru’l Hikam, Tahun 2017
Sumber: Dokumentasi MTs Daru’l Hikam 2017
c. Data Tenaga Kependidikan
Table 4.1 Jumlah Guru Dan Pegawai
PNS DPK KONTRAK GTT/GTY
GURU 3 3 - 12
PEGAWAI - - - 4
Sumber: Dokument MTs Daru’l Hikam, Tahun 2017
73
d. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sekolah merupakan salah satu factor penunjang
dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar disekolah. Tentunya hal
tersebut dapat dicapai apabila ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai
disertai dengan pengelolaan dan pemanfaatan secara optimal. Untuk mewujudkan
dasar tersebut diperlukan adanya inventarisasi barang yang meliputi, ruang kelas,
kepala Madrasah, kantor Guru, TU dll, agar dapat ditata lebih tertib dan lebih
rapih, berikut daftar enventaris barang di MTs Daru’l Hilam:
Data Tentang Ruang Sekolah
Tabel; Ruang Menurut Jenis, Jumlah dan Kondisi
No Jenis Ruang Jumlah Kondisi
1 Kelas 9 Baik
2 Lab. Komputer 1 Baik
3 Perpustakaan 1 Baik
4 Serba Guna 1 Baik
5 UKS 1 Baik
6 Koperasi/Toko 1 Baik
7 BP/BK 1 Baik
8 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
9 Ruang Guru 1 Baik
10 Ruang Osis 1 Baik
11 KM/WC Guru 3 Baik
12 KM/WC Siswa 12 Baik
13 Gudang 1 Baik
14 Mushola/Tempat Ibadah 1 Baik Data Tentang Perlengkapan Sekolah
NO JENIS ALAT JUMLAH KETERANGAN
1 Mesin Ketik 1 Cukup
2 Filling Cabinet 2 Baik
3 Komputer 7 Baik
4 Foto Copy 1 Baik
5 Printer 1 Baik
74
6 Brankas 1 Baik
7 Rak Buku 2 Baik
10 Meja siswa 400 Baik
11 Kursi Siswa 400 Baik
1. Kelas 7 a
No Nama Barang Volume Kondisi
1 Meja siswa 16 Sedang
2 Kursi siswa 26 Sedang
3 Meja guru 1 Sedang
4 Kursi guru 1 Sedang
5 Lemari buku 1 Sedang
6 Kipas angin 3 Sedang
7 Jam dinding 1 Sedang
8 Whiteboard 1 Sedang
9 Lampu 4 Sedang
10 Horden 1 Sedang
11 Papan data adm kelas 1 Sedang
12 Komoceng 1 Sedang
13 Penggaris 1 Sedang
14 Serok 1 Sedang
15 Sapu kelas 1 Sedang
16 Penghapus 1 Sedang
17 Blackboard 1 Sedang
18 Papan billingual 1 Sedang
19 Keranjang Besi 1 Baik
2. Kelas 7 b
No Nama Barang Volume Kondisi
1 Meja siswa 24 Sedang
2 Kursi siswa 24 Sedang
3 Meja guru 1 Sedang
4 Kursi guru 1 Sedang
5 Lemari buku 1 Sedang
6 Kipas angin 3 Sedang
7 Jam dinding 1 Sedang
8 Whiteboard 1 Sedang
9 Lampu 4 Sedang
10 Horden 1set Sedang
12 garuda 1 sedang
13 Taplak meja 1 Sedang
14 Serok Sedang
15 Sapu kelas 1 Sedang
16 Penghapus 1 Sedang
17 Blackboard 1 Sedang
18 Papan billingual 1 Sedang
75
3. Kelas 7 c
No Nama Barang Volume Kondisi
1 Meja siswa 24 Sedang
2 Kursi siswa 24 Sedang
3 Meja guru 1 Sedang
4 Kursi guru 1 Sedang
5 Lemari buku 1 Sedang
6 Kipas angin 4 Sedang
7 Jam dinding 1 Sedang
8 Whiteboard 1 Sedang
9 Lampu 3 Sedang
10 Horden 1set Sedang
11 Papan data adm kelas 1 Sedang
12 Meja qur’an 1 Sedang
13 Tong sampah 1 Sedang
14 Serok Sedang
15 Sapu kelas Sedang
16 Penghapus Sedang
17 Blackboard Sedang
18 Papan billingual Sedang
4. Kelas 8 a
No Nama Barang Volume Kondisi
1 Meja siswa 26 Sedang
2 Kursi siswa 26 Sedang
3 Meja guru 1 Sedang
4 Kursi guru 1 Sedang
5 Lemari buku 1 Sedang
6 Kipas angin 2 Sedang
7 Jam dinding 1 Sedang
8 Whiteboard 1 Sedang
9 Lampu 4 Sedang
10 Horden 1set Sedang
11 Photo Presiden 1 Sedang
12 Photo Wakil Preseden 1 Sedang
13 Serok Sedang
14 Sapu kelas 1 Sedang
15 Penghapus 1 Sedang
16 Photo pahlawan 5 Sedang
17 AC 1 Sedang
5. Kelas 8 b
No Nama Barang Volume Kondisi
1 Meja siswa 26 Sedang
2 Kursi siswa 28 Sedang
3 Meja guru 1 Sedang
76
4 Kursi guru 1 Sedang
5 Lemari buku 1 Sedang
6 Kipas angin 2 Sedang
7 Jam dinding 1 Sedang
8 Whiteboard 1 Sedang
9 Lampu 5 Sedang
10 Horden 1set Sedang
11 Papan data adm kelas 1 Sedang
12 Komoceng 2 Sedang
13 Pot bunga 1 Sedang
14 Hiasan dinding 2 Sedang
15 Sapu kelas 4 Sedang
16 Blower 1 Sedang
17 Kabinet dan Burung
Garuda
1set Sedang
18 Tong sampah 1 Sedang
6. Kelas 8 c
No Nama Barang Volume Kondisi
1 Meja siswa 28 Sedang
2 Kursi siswa 28 Sedang
3 Meja guru 1 Sedang
4 Kursi guru 1 Sedang
5 Lemari buku 1 Sedang
6 Kipas angin 2 Sedang
7 Jam dinding 1 Sedang
8 Whiteboard 1 Sedang
9 Lampu 5 Sedang
10 Horden 1set Sedang
11 Papan data adm kelas 1 Sedang
12 Komoceng 2 Sedang
13 Pot bunga 1 Sedang
14 Hiasan dinding 2 Sedang
15 Sapu kelas 4 Sedang
16 Blower 1 Sedang
17 Kabinet dan Burung
Garuda
1set Sedang
18 Tong sampah 1 Sedang
7. Kelas 9 a
No Nama Barang Volume Kondisi
1 Meja siswa 30 Sedang
2 Kursi siswa 30 Sedang
3 Meja guru 1 Sedang
4 Kursi guru 1 Sedang
5 Lemari buku 1 Sedang
6 Kipas angin 1 Sedang
7 Jam dinding 1 Sedang
77
8 Whiteboard 1 Sedang
9 Lampu 4 Sedang
10 Horden 1set Sedang
11 Papan data adm kelas 1 Sedang
12 Komoceng 1 Sedang
13 Penggaris 1 Sedang
14 Serok 1 Sedang
15 Sapu kelas 3 Sedang
16 Penghapus 1 Sedang
17 Blackboard 1 Sedang
18 Gunting kelas 1 Sedang
8. Kelas 9 b
No Nama Barang Volume Kondisi
1 Meja siswa 30 Sedang
2 Kursi siswa 30 Sedang
3 Meja guru 1 Sedang
4 Kursi guru 1 Sedang
5 Lemari buku 1 Sedang
6 Kipas angin 2 Sedang
7 Jam dinding 1 Sedang
8 Whiteboard 1 Sedang
9 Lampu 4 Sedang
10 Horden 1 Sedang
11 Papan data adm kelas 1 Sedang
12 Komoceng 1 Sedang
13 Penggaris 1 Sedang
14 Photo Presiden dan Wakil
Presiden
1 Sedang
15 Sapu kelas 1 Sedang
16 Penghapus 1 Sedang
17 Blackboard 1 Sedang
18 Serokan sampah 1 Sedang
19 Papan Kalighrafie 1 Sedang
20 Burung garuda 1 Sedang
21 Taplak meja 1 Sedang
9. Kelas 9 c
No Nama Barang Volume Kondisi
1 Meja siswa 30 Sedang
2 Kursi siswa 30 Sedang
3 Meja guru 1 Sedang
4 Kursi guru 1 Sedang
5 Lemari buku 1 Sedang
6 Kipas angin 2 Sedang
7 Jam dinding 1 Sedang
8 Whiteboard 1 Sedang
9 Lampu 4 Sedang
78
10 Horden 1 Sedang
11 Papan data adm kelas 1 Sedang
12 Komoceng 1 Sedang
13 Penggaris 1 Sedang
14 Photo Presiden dan Wakil
Presiden
1 Sedang
15 Sapu kelas 1 Sedang
16 Penghapus 1 Sedang
17 Blackboard 1 Sedang
18 Serokan sampah 1 Sedang
19 Papan Kalighrafie 1 Sedang
20 Burung garuda 1 Sedang
21 Taplak meja 1 Sedang
10. Ruang TU
No Nama Barang Volume Kondisi
1 Lemari Panjang 1 Sedang
2 Lemari Sedang 1 Sedang
3 Lemari T4 Alat2 Pramuka 1 Sedang
4 Lemari Kecil 3 Sedang
5 AC 1 Sedang
6 Kipas angin Besar 1 Sedang
7 Jam dinding 1 Sedang
8 Whiteboard Kecil 1 Sedang
9 Lampu 2 Sedang
10 Papan Data 2 Sedang
11 Komputer 2 Sedang
12 Printer 2 Sedang
13 Meja komputer 2 Sedang
14 Map arsip Guuru 16 Sedang
15 Map Arsip data Sekolah 7 Sedang
11. Ruang Kepala Madrasah
No Nama Barang Volume Kondisi
1 Lemari 1 Sedang
2 Lemari atalase 1 Sedang
3 Meja Besar 1 Sedang
4 Kursi Putar 1 Sedang
5 AC 1 Sedang
6 Kipas angin 1 Sedang
7 Jam dinding 2 Sedang
8 Whiteboard Kecil 1 Sedang
9 Lampu 4 Sedang
10 Papan Data 3 Sedang
11 Komputer 1 Sedang
12 Printer 1 Sedang
13 Meja komputer 1 Sedang
14 Meja Tamu 1 set Sedang
79
15 Piala 150 Sedang
16 Sekat rotan 1 Sedang
17 Papan Organigram 1 Sedang
18 Pigura 5 Sedang
19 Fhoto Presiden dan Wakil
Presiden
1 Sedang
20 Garuda 1 Sedang
21 Meja Kecil 1 Sedang
22 Gorden 1 Sedang
23 Torso (alat peraga PIB) 1 Baik
24 Laptop 1 Sedang
25 Cermin 1 Sedang
26 Pegeras suara 1 Baik
Data Tentang Buku Pelajaran
No Mata Pelajaran Jumlah Judul Jumlah Eksemplar
1 PPKN 3 233
2 B. Indonesia 3 233
3 B. Inggris 3 233
4 Matematika 3 233
5 IPA 3 233
6 IPS 3 233
7 SBK 3 233
8 Penjas 3 233
9 TIK 3 233
10 Fiqih 3 233
11 Aqidah Ahlak 3 233
12 Qurdis 3 233
13 B. Arab 3 233
14 SKI 3 233
15 B. Cirebon 3 233
B. Analisis Deskripsi Variabel Penelitian
Pengujian terhadap variabel bebas terhadap variabel terikat perlu
dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari keduanya, oleh sebab itu akan
disajikan deskripsi data dari masing-masing variabel berdasarkan data yang
diperoleh di lapangan.. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 50 siswa
80
kelas IX MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon. Data yang diperoleh di lapangan
masing-masing akan dianalisis baik variabel bebas maupun variabel terikat.
Analisis data yang dimaksud meliputi penyajian Mean (M), Median (Me), Modus
(Mo) dan Standar Deviasi (SD). Selain itu, disajikan pula tabel distribusi frekuensi,
histogram distribusi frekuensi setiap variabel dan dilanjutkan dengan penentuan
kecenderungan variabel yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram lingkaran
(pie chart).
1. Fasilitas perpustakaan
Data mengenai variabel Fasilitas perpustakaan diperoleh dari lembar
angket yang terdiri dari 15 butir pernyataan dengan menggunakan skala Likert,
terdiri dari empat alternatif jawaban. Berdasarkan 15 butir pernyataan yang ada
dengan jumlah responden 50 siswa, menunjukkan bahwa variabel Fasilitas
perpustakaan memperoleh skor tertinggi 82 dan skor terendah 45. Hasil analisis
dengan menggunakan program SPSS Statistics 20.0 for Windows menunjukkan
Mean (M) sebesar 67,95; Median (Me) sebesar 68; Modus (Mo) sebesar 67; dan
Standar Deviasi (SD) sebesar 7,97.
Berikut merupakan langkah-langkah menyusun distribusi frekuensi
yaitu:
1) Menentukan Jumlah Kelas Interval
= 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 50
= 1 + 3,3 (1,80)
= 1 + 5,96
= 6,96 (dibulatkan menjadi 7)
81
2) Menentukan Rentang Kelas (Range)
Rentang Kelas = (skor maksimum – skor minimum) =
82 – 45
= 37
3) Menentukan Panjang Kelas Interval
Panjang Kelas = rentang kelas
jumlah kelas interval
= 37/7
= 5,29 (dibulatkan menjadi 6)
Distribusi frekuensi variabel Fasilitas perpustakaan dapat dilihat pada tabel
10 berikut:
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Variabel Fasilitas perpustakaan
No Kelas Interval Frekuensi (f) Persen (%)
1 45 – 50 3 4,68
2 51 – 56 0 0
3 57 – 62 11 17,19
4 63 – 68 22 34,37
5 69 – 74 13 20,31
6 75 – 80 14 21,88
7 81 – 86 1 1,57
Jumlah 50 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 10, distribusi frekuensi variabel Fasilitas perpustakaan
terdiri dari 7 kelas rentang interval, dengan setiap kelas memiliki 6 rentang skor.
Kelas interval 45 – 50 sebanyak 3 siswa (4,68%), kelas interval 51 – 56 sebanyak
0 siswa (0%), kelas interval 57 – 62 sebanyak 11 siswa (17,19%), kelas interval
63 – 68 sebanyak 22 siswa (34,37%), kelas interval 69 – 74 sebanyak 13 siswa
82
(20,31%), kelas interval 75 – 80 sebanyak 14 siswa (21,88%), kelas interval 81 –
86 sebanyak 1 siswa (1,57%).
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi variabel Fasilitas perpustakaan maka
dapat disajikan dalam histogram pada gambar 3 berikut:
Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Fasilitas perpustakaan
Data variabel penelitian digolongkan ke dalam kategori kecenderungan
Fasilitas perpustakaan yang dapat diketahui menggunakan skor ideal. Skor ideal
tersebut dapat dibagi menjadi tiga kategori kecenderungan, yaitu:
Kelompok tinggi : Mi + 1.SDi ~ X
Kelompok sedang : Mi – 1.SDi ~ X < Mi + 1.SDi
Kelompok rendah : X < Mi – 1. SDi
(Saifudin Azwar, 2001: 108)
Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi) diperoleh
berdasarkan rumus sebagai berikut:
Mean ideal = ½ (skor tertinggi + skor terendah)
Pemanfaatan Internet
45- 50 51-56 57-62 63-68 69-74 75-80 81-86 Kelas Interval
83
= ½ (92 + 23)
= ½ (115) = 57,5
Standar Deviasi ideal = 1/6 (skor tertinggi - skor terendah)
= 1/6 (92 – 23)
= 1/6 (69) = 11,5
Kelompok tinggi = Mi + 1.SDi ~ X
= 57,5 + 11,5 ~ X
= 69 ~ X
Kelompok sedang = Mi – 1.SDi ~ X < Mi + 1.SDi
= 57,4 – 11,5 ~ X < 57,5 + 11,5
= 46 ~ X < 69
Kelompok rendah = X < Mi – 1. SDi
= X < 57,5 – 11,5
= X < 46
Berdasarkan perhitungan di atas, berikut merupakan tabel distribusi
frekuensi kecenderungan Fasilitas perpustakaan yang disajikan dalam tabel 11,
yaitu:
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Kecenderungan Fasilitas perpustakaan
No Rentang Skor (X) Frekuensi (f) Persen (%) Kategori
1 69 - 82 28 43,75 Tinggi
2 46 - 68 33 51,56 Sedang
3 45 3 4,69 Rendah
Jumlah 50 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 11, frekuensi kecenderungan variabel Fasilitas
perpustakaan menunjukkan bahwa yang berada pada rentang skor lebih dari atau
84
sama dengan 69 masuk pada kategori tinggi sebanyak 23 siswa (43,75%), rentang
skor antara 46 sampai 69 masuk pada kategori sedang sebanyak 27 siswa (5
1,56%), dan rentang skor kurang dari 46 masuk kategori rendah sebanyak 3 siswa
(4,69%).
Kecenderungan variabel Fasilitas perpustakaan disajikan dalam diagram
pie (Pie Chart) pada gambar 4 berikut:
Gambar 4. Pie Chart Kecenderungan Fasilitas perpustakaan
2. Kualiatas media pembelajaran
Data kualiatas media pembelajaran diperoleh dari lembar angket yang
terdiri dari 20 butir pernyataan dengan menggunakan skala Likert yang terdiri
dari empat alternatif jawaban. Berdasarkan 20 butir pernyataan tersebut
dengan jumlah responden 50 menunjukkan bahwa variabel kualiatas media
pembelajaran memperoleh skor tertinggi sebesar 79 dari skor tertinggi yang
mungkin dicapai yaitu sebesar (4 x 20) = 80 dan skor terendah sebesar 39 dari
skor terendah yang mungkin dicapai (1 x 20) = 20. Hasil analisis dengan
menggunkan program SPSS Statistics 20.0 for Windows menunjukkan Mean
85
(M) sebesar 62,48; Median (Me) sebesar 59; Modus (Mo) sebesar 59; dan
Standar Deviasi (SD) sebesar 8,812.
Distribusi frekuensi variabel kualiatas media pembelajaran dihasilkan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan Jumlah Kelas Interval
= 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 50
= 1 + 3,3 (1,80)
= 1 + 5,96
= 6,96 (dibulatkan menjadi 7)
2) Menentukan Rentang Kelas (Range)
Rentang Kelas = (skor maksimal – skor minimum)
= 79 – 39
= 40
3) Menentukan Panjang Kelas Interval
Panjang Kelas = rentang kelas
Jumlah kelas interval
= 40/7
= 5,71 (dibulatkan menjadi 6)
Distribusi frekuensi variabel kualiatas media pembelajaran dapat dilihat
pada tabel 12 berikut:
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Variabel Kualiatas media pembelajaran
No Kelas Interval Frekuensi (f) Persen (%)
1 39 – 44 2 3,12
2 45 – 50 2 3,12
3 51 – 56 8 12,5
86
4 57 – 62 24 37,5
5 63 – 68 9 14,07
6 69 – 74 15 23,44
7 75 – 80 4 6,25
Jumlah 50 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 12, distribusi frekuensi kualiatas media pembelajaran
terdiri dari 7 kelas interval yang masing-masing memiliki 5 rentang skor. Kelas
interval 39 – 44 sebanyal 2 siswa (3,12%), kelas interval 45 – 50 sebanyak 2 siswa
(3,12%), kelas interval 51-56 sebanyak 8 siswa (12,5%), kelas interval 57 – 62
sebanyak 24 siswa (37,5%), kelas interval 63 – 68 sebanyak 9 siswa (14,07%),
kelas interval 69 – 74 sebanyak 15 siswa (23,44%), dan kelas interval 75 – 80
sebanyak 4 siswa (6,25%).
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi variabel kualiatas media
pembelajaran tersebut, dapat disajikan dalam histogram pada gambar 5 berikut:
Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Kualiatas media pembelajaran
Data variabel penelitian kemudian digolongkan ke dalam kategori
kecenderungan variabel kualiatas media pembelajaran . Skor ideal tersebu dapat
dibagi menjadi tiga kategori kecenderungan, yaitu:
Kulaitas media pembelajaran
3 0
25
20
15
10 5
0
24
87
Kelompok tinggi : Mi + 1.SDi ~ X
Kelompok sedang : Mi – 1.SDi ~ X < Mi + 1.SDi
Kelompok rendah : X < Mi – 1. SDi
(Saifudin Azwar, 2001: 108)
Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi) diperoleh berdasarkan rumus
berikut:
Mean ideal = ½ (skor tertinggi + skor terendah)
= ½ (80 + 20)
= ½ (100) = 50
Standar Deviasi ideal = 1/6 (skor tertinggi – skor terendah )
= 1/6 (80 – 20)
= 1/6 (60) = 10
Kelompok tinggi = Mi + 1.SDi ~ X = 50
+ 10 ~ X = 60 ~ X
Kelompok sedang = Mi – 1.SDi ~ X < Mi + 1.SDi
= 50 – 10 ~ X < 50 + 10
= 40 ~ X < 60
Kelompok rendah = X < Mi – 1. SDi
= X < 50 – 10
= X < 40
Berdasarkan perhitungan di atas, distribusi frekuensi kecenderungan
kualiatas media pembelajaran yang dirangkum dalam tabel 13 sebagai berikut:
88
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Kecenderungan Kualiatas media
pembelajaran
No Rentang Skor (X) Frekuensi (f) Persen (%) Kategori
1 60 – 79 28 43,75 Tinggi
2 40 – 59 34 53,13 Sedang
3 39 2 3,12 Rendah
Jumlah 50 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 13, frekuensi kecenderungan variabel kualiatas media
pembelajaran menunjukkan bahwa yang berada pad rentang skor lebih dari atau
sama dengan 60 masuk kategori tinggi sebanyak 28 siswa (43,75%), rentang skor
diantara 40 sampai 60 masuk kategori sedang sebanyak 34 siswa (53,13%), dan
rentang skor di bawah 40 masuk kategori rendah sebanyak 2 siswa (3,12%).
Kecenderungan variabel kualiatas media pembelajaran selanjutnya
disajikan dalam diagram pie (Pie Chart) pada gambar 6 berikut:
Gambar 6. Pie Chart Kecenderungan Kualiatas media pembelajaran
3. Prestasi Belajar Korespondensi
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pada variabel prestasi belajar
Korespondensi (Y), berdasarkan jumlah responden berjumlah 50 siswa,
89
diketahui bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 91 dan skor
terendah adalah 62. Analisis menggunakan program SPSS Statistics 20.0 for
Windows diperoleh Mean (M) sebesar 77,38; Median (Me) sebesar 78; Modus
(Mo) sebesar 71; dan Standar Deviasi (SD) sebesar 7,208.
Distribusi frekuensi prestasi belajar Korespondensi diperoleh
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menentukan Jumlah Kelas Interval
= 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 50
= 1 + 3,3 (1,80)
= 1 + 5,96
= 6,96 (dibulatkan menjadi 7)
2) Menentukan Rentang Kelas (Range)
Rentang Kelas = (skor maksimal – skor minimum) = 91 – 62
= 29
3) Menentukan Panjang Kelas Interval
Panjang Kelas = rentang kelas
Jumlah kelas interval
= 29/7
= 4,13 (dibulatkan menjadi 5)
Distribusi frekuensi nilai prestasi belajar Korespondensi dapat dilihat pada
tabel 14 berikut:
90
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi Belajar
Korespondensi
No Kelas Interval Frekuensi (f) Persen (%)
1 62 – 66 6 9,38
2 67 – 71 10 15,62
3 72 – 76 12 18,75
4 77 – 81 18 28,13
5 82 – 86 9 14,06
6 87 – 91 9 14,06
7 92 – 96 0 0
Jumlah 50 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 14, distribusi frekuensi variabel prestasi belajar
Korespondensi terdiri dari 6 kelas interval dengan masing-masing kelas memiliki
6 rentang skor. Kelas interval 62 – 66 sebanyak 6 siswa (9,38%), sebanyak 12
siswa (18,75%), kelas interval 77 – 81 sebanyak 18 siswa (28,13%), kelas interval
82 - 86 sebanyak 9 (14,06%), kelas interval 87 – 91 sebanyak 9 siswa (14,06%),
dan kelas interval 91 – 96 tidak ada.
Adapun distribusi frekuensi prestasi belajar Korespondensi disajikan dalam
histogram pada gambar 7 berikut:
Prestasi Belajar Korespondensi
6 2 - 6 6 6 7 - 7 1 7 2 - 7 6 7 7 - 8 1 8 2 - 8 6 8 7 - 9 1 92 -9 6 1
91
Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar
Korespondensi
Berdasarkan gambar 7 di atas, dapat diketahui pengkategorian nilai siswa yang
menggunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada UAS semester
gasal. Siswa yang memperoleh nilai ~75 maka dikatakan tuntas dalam belajarnya,
sedangkan siswa yang memperoleh nilai <75 maka dikatakan belum tuntas
belajarnya.
Berdasarkan data tersebut maka dapat dilihat pada tabel 15 distribusi
frekuensi kecenderungan prestasi belajar Korespondensi sebagai berikut:
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Kecenderungan Prestasi Belajar
Korespondensi
No Rentang Skor Frekuensi (f) Persen (%) Kategori
1 62 - 74 22 34,37 Belum Tuntas
2 75 - 91 42 65,63 Tuntas
Jumlah 50 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 15, frekuensi kecenderungan variabel prestasi belajar
Korespondensi dengan nilai KKM kurang dari 75 masuk pada kategori belum
tuntas sebanyak 22 siswa atau sebesar 34,37% dan nilai KKM lebih dari 75 masuk
kategori tuntas sebanyak 42 siswa atau sebesar 65,63%. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Korespondensi masih belum optimal.
92
Kecenderungan variabel prestasi belajar korespondensi disajikan dalam
diagram pie (Pie Chart) pada gambar 8 berikut:
Gambar 8. Pie Chart Kecenderungan Prestasi Belajar Korespondensi
C. Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui linear atau tidaknya
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji linearitas
dapat diketahui dengan menggunakan uji F. Variabel bebas dan variabel
terikat dapat dikatakan liner apabila harga Fhitung ~ Ftabel pada taraf
signifikansi 5%. Hasil uji linearitas dengan bantuan program SPSS
Statistics 20.0 for Windows menunjukkan bahwa koefisien Fhitung ~
Ftabel pada variabel X1 dengan Y adal ah 1,178 ~ 1,81 dan untuk
variabel X2 dengan Y adalah 0,930 ~ 1,85.
Berdasarkan hasil tersebut maka hubungan masing-masing variabel
bebas dengan variabel terikat menunjukkan hasil yang linear yang berarti
analisis regresi dapat dilanjutkan. Berikut merupakan tabel 16 mengenai
hasil uji linearitas yaitu:
Prestasi Belajar Korespondensi
93
Tabel 16. Ringkasan Hasil Uji Linearitas
No. Variabel Df Fhitung Ftabel Kesimpul
an Bebas Terikat
1. X1 Y 22 : 40 1,178 1,81 Linear
2. X2 Y 19 : 43 0,930 1,85 Linear
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil uji linearitas data Fasilitas perpustakaan (X1) terhadap
prestasi belajar Korespondensi (Y) menunjukkan bahwa koefisien Fhitung
sebesar 1,178 lebih kecil dari Ftabel sebesar 1,81. Hal tersebut
menunjukkan bahwa data kualitas media (X2) mempunyai hubungan
linear dengan prestasi belajar Korespondensi (Y).
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya korelasi yang tinggi antar variabel bebas dalam model
regresi. Asumsi multikolinearitas menyatakan bahwa variabel bebas
harus terbebas dari korelasi yang tinggi antar variabel bebas. Jika ada
korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebasnya, maka
hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi
terganggu sehingga model regresi yang diperoleh tidak valid.
Hasil pengujian menggunakan bantuan program SPSS Statistics
20.0 for Windows diketahui bahwa hasil rx1x2= 0,699, dengan demikian
tidak terjadi multikolinieritas karena interkorelasi antar variabe bebas
kurang dari 0,800. Berdasarkan hal tersebut, analisis regresi dapat
dilanjutkan. Ringkasan hasil uji multikolinieritas disajikan dalam tabel
17 berikut:
94
Tabel 17. Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel X1 X2 Kesimpulan
X1 1 0,699 Tidak terjadi
multikolinearitas X2 0,69 9 1
Sumber: Data Primer yang diolah
D. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
regresi sederhana dengan satu prediktor untuk menguji hipotesis pertama dan
kedua, serta teknik regresi ganda dengan dua prediktor untuk menguji
hipotesis ketiga. Analisis menggunakan bantuan program SPSS Statistics 20.0
for Windows. Analisis tersebut menguraikan mengenai pengaruh
masing-masing variabel bebas yaitu Fasilitas perpustakaan (X1) dan kualiatas
media pembelajaran (X2) terhadap prestasi belajar Korespondensi (Y), yang
disajikan pada uraian berikut:
1. Uji Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan Fasilitas perpustakaan terhadap prestasi belajar Korespondensi
siswa MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon. Pengujian hipotesis pertama
menggunakan analisis regresi sederhana yang diperoleh dengan bantuan
program SPSS Statistics 20.0 for Windows yang dapat dilihat pada tabel
18 berikut:
Tabel 18. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana X1 –
Variabel ( )
Harga r
Harga t Koef. Konst. Ket.
rhitu
ng
rtabel thitu
ng
ttabel
X1 – Y 0,710 0,2461 0,504 7,934 1,998 0,500 33,895 Positif dan
signifikan Sumber: Data Primer yang diolah
95
a. Koefisien Korelasi (r)
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan program SPSS
Statistics 20.0 for Windows, menunjukkan bahwa koefisien korelasi
X1 terhadap Y (rx1y) sebesar 0,710. Koefisien korelasi rx1y tersebut
bernilai positif, maka variabel Fasilitas perpustakaan berpengaruh
positif terhadap prestasi belajar Korespondensi. Berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Fasilitas
perpustakaan maka prestasi belajar Korespondensi juga semakin
tinggi.
b. Koefisien Determinasi (r2)
Koefisien determinasi (r2x1y) sebesar 0,504 mempunyai arti Fasilitas
perpustakaan mampu mempengaruhi 50,4% perubahan prestasi belajar
Korespondensi. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih ada 49,6% prestasi
belajar yang dipengaruhi oleh variabel lain.
c. Pengujian Signifikansi dengan Uji t
Pengujian signifikansi bertujuan untuk mengetahui signifikansi Fasilitas
perpustakaan (X1) terhadap prestasi belajar Korespondensi (Y). Berdasarkan
uji t diperoleh thitung sebesar 7,934 dan ttabel sebesar 1,998 pada taraf signifikansi
5%, maka thitung lebih besar dari ttabel yang artinya terdapat pengaruh yang
signifikan Fasilitas perpustakaan terhadap prestasi belajar Korespondensi.
d. Persamaan Garis Regresi
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh besarnya harga koefisien
Fasilitas perpustakaan (X1) sebesar 0,500 dan bilangan konstanta sebesar
96
33,895 yang disusun dalam persamaan garis regresi satu prediktor sebagai
berikut:
Y = 0,500 X1 + 33,895
Persamaan tersebut menunjukkan nilai koefisien X1 sebesar 0,500 yang
artinya apabila Fasilitas perpustakaan (X1) meningkat 1 poin maka prestasi
belajar Korespondensi (Y) akan meningkat sebesar 0,500.
Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui rhitung sebesar 0,7 10 lebih
besar dari rtabel sebesar 0,246 1 yang berarti hipotesis pertama diterima.
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan
Fasilitas perpustakaan terhadap prestasi belajar Korespondensi siswa MTs
Daru’l Hikam Kota Cirebon.
2. Uji Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan kualiatas media pembelajaran terhadap prestasi belajar
Korespondensi siswa MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon. Pengujian
hipotesis ini menggunakan bantuan program SPSS Statistics 20.0 for
Windows dengan teknik analisis regresi sederhana. Hasil uji coba
hipotesis kedua ini dapat dilihat pada tabel 19 berikut ini:
Tabel 19. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana (X2 – Y)
Variabel Harg
a
r Harga t Koef. Konst. Ket.
rhitu
ng
rtabe
l
r2 thitu
ng
ttabel
X2 – Y 0,674 0,2461 0,454 7,176 1,998 0,551 42,947 Positif dan
signifikan Sumber: Data Primer yang diolah
97
a. Koefisien Korelasi (r)
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan
program SPSS Statistics 20.0 for Windows, menunjukkan bahwa
koefisien korelasi X2 terhadap Y (rx2y) sebesar 0,674. Koefisien
korelasi rx2y tersebut bernilai positif, maka variabel kualiatas media
pembelajaran berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
Korespondensi. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi kualiatas media pembelajaran maka prestasi belajar Korespondensi
juga semakin tinggi.
b. Koefisien Determinasi (r2)
Koefisien determinasi (r2x2y ) sebesar 0,454 mempunyai arti kualiatas
media pembelajaran mampu mempengaruhi 45,4% perubahan prestasi belajar
Korespondensi. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih ada 54,6% faktor atau
variabel lain yang mempengaruhi prestasi belajar Korespondensi selain
adanya kualiatas media pembelajaran .
c. Pengujian Signifikansi dengan Uji t
Pengujian signifikansi bertujuan untuk mengetahui signifikansi kualiatas
media pembelajaran (X2) terhadap prestasi belajar Korespondensi (Y).
Berdasarkan uji t diperoleh thitung sebesar 7,176 dan ttabel sebesar 1,998 pada
taraf signifikansi 5%, maka thitung lebih besar dari ttabel yang artinya terdapat
pengaruh yang signifikan kualiatas media pembelajaran terhadap prestasi
belajar Korespondensi.
d. Persamaan Garis Regresi
98
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh besarnya harga koefisien
kualiatas media pembelajaran (X2) sebesar 0,55 1 dan bilangan konstanta
sebesar 42,947 yang disusun dalam persamaan garis regresi satu prediktor
sebagai berikut:
Y = 0,551 X2 + 42,947
Persamaan tersebut menunjukkan nilai koefisien X1 sebesar 0,55 1 yang
artinya apabila kualiatas media pembelajaran (X2) meningkat 1 poin maka
prestasi belajar Korespondensi (Y) akan meningkat sebesar 0,55 1.
Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui rhitung sebesar 0,674 lebih
besar dari rtabel sebesar 0,246 1 yang berarti hipotesis kedua diterima.
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara kualiatas media pembelajaran terhadap prestasi belajar Korespondensi
siswa MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon.
3. Uji Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan terdapat pengaruh positif dan signifikan
Fasilitas perpustakaan dan perpustakaan secara bersama-sama terhadap
prestasi belajar Korespondensi siswa MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon.
Pengujian menggunakan analisis regresi ganda.
Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 20 berikut ini: Tabel
20. Ringkasan Hasil Analisis Re
gresi Ganda
Variabel Koef. Konst. Harga
R dan
Harga F Keterangan
Ry(1,
2)
Rtabel y(1,2)
Fhitung
Ftabel
X1 0,421 31,001 0,752 0,2461 0,566 39,714 3,15 Positif dan
signifikan X2 0,284 Sumber: Data Primer yang diolah
99
a. Koefisien Korelasi (R)
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan
program SPSS Statistics 20.0 for Windows, menunjukkan bahwa
koefisien korelasi antara X1 dan X2 terhadap Y (Ry(1,2)) sebesar 0,752.
Koefisien korelasi Ry(1,2) tersebut bernilai positif, maka Fasilitas
perpustakaan dan kualiatas media pembelajaran secara bersama-sama
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar Korespondensi.
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu apabila terdapat peningkatan
Fasilitas perpustakaan dan kualiatas media pembelajaran secara
bersama-sama, maka prestasi belajar korespondensi akan meningkat
pula.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2y(1,2)) sebesar 0,566, mempunyai arti
Fasilitas perpustakaan dan kualiatas media pembelajaran mampu
mempengaruhi 56,6% perubahan prestasi belajar Korespondensi. Hal
tersebut menunjukkan masih ada 45,4% faktor atau variabel lain yang
mempengaruhi prestasi belajar Korespondensi selain adanya Fasilitas
perpustakaan dan kualiatas media pembelajaran .
c. Pengujian Signifikansi dengan Uji F
Langkah selanjutnya yaitu mengetahui sigifikansi pengaruh
menggunakan uji F. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh Fhitung sebesar
39,714 dan Ftabel sebesar 3,15 pada taraf signifikansi 5%, maka Fhitung lebih
besar dari Ftabel. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
signifikansi Fasilitas perpustakaan dan kualiatas media pembelajaran secara
100
bersama-sama terhadap prestasi belajar Korespondensi siswa MTs Daru’l
Hikam Kota Cirebon.
d. Persamaan Garis Regresi
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga koefisien Fasilitas
perpustakaan (X1) sebesar 0,42 1 dan kualiatas media pembelajaran (X2)
sebesar 0,284. Berdasarkan angka-angka tersebut, dapat disusun persamaan
garis regresi dua prediktor sebagai berikut:
Y = 0,421 X1 + 0,284 X2 + 31,001
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa jika:
1) Nilai koefisien X1 sebesar 0,42 1 artinya apabila Fasilitas perpustakaan
(X1) meningkat 1 poin, nilai kualiatas media pembelajaran (X2) tetap
maka prestasi belajar Korespondensi (Y) akan meningkat sebesar 0,42 1
poin.
2) Nilai koefisien X2 sebesar 0,284 artinya pemanfaatan perpustakaan (X2)
meningkat 1 poin, nilai Fasilitas perpustakaan (X1) tetap maka prestasi
belajar Korespondensi (Y) akan meningkat sebesar 0,2 84 poin.
Berdasarkan perhitungan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan Fasilitas perpustakaan dan kualiatas media
pembelajaran secara bersama-sama terhadap prestasi belajar Korespondensi
siswa MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon.
e. Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE)
Berdasarkan hasil analisis regresi ganda dapat diketahui besarnya
Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE) masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat disajikan dalam tabel 21 sebagai berikut:
101
Tabel 21. Sumbangan Relatif dan Sumban
gan Efektif
No Nama Variabel Sumbangan
Relatif Efektif
1 Fasilitas perpustakaan (X1) 58,42% 33,06%
2 Kualiatas media pembelajaran (X2) 41,58% 23,52%
Total 100% 56,58%
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 21, maka diketahui bahwa secara
bersama-sama variabel Fasilitas perpustakaan dan kualiatas media
pembelajaran memberikan Sumbangan Efektif sebesar 56,58% terhadap
prestasi belajar Korespondensi dan sebesar 43,42% berasal dari faktor atau
variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Hasil penelitian mengenai pengaruh Fasilitas perpustakaan dan kualiatas
media pembelajaran terhadap prestasi belajar Korespondensi siswa MTs
Daru’l Hikam Kota Cirebon yang dapat dilihat pada gambar 9 berikut ini:
Gambar 9. Hasil Penelitian
Keterangan :
X1 Fasilitas Perpustakaan
X2 Kualitas Media Pembelajaran
102
Y Prestasi Belajar Korespondensi
Pengaruh Fasilitas Perpustakaan (X1) terhadap prestasi
belajar Korespondensi (Y)
Pengaruh Kualitas Media Pembelajaran (X2) terhadap
prestasi belajar Korespondensi (Y)
Pengaruh Fasilitas Perpustakaan (X1) Kualitas Media
Pembelajaran (X2) secara bersama-sama terhadap prestasi belajar
Korespondensi (Y)
E. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Fasilitas perpustakaan terhadap Prestasi Belajar
Korespondensi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara Fasilitas perpustakaan (XI) terhadap prestasi belajar
Korespondensi (Y). Hasil analisis dengan menggunakan regresi sederhana
diperoleh harga koefisien korelasi (rx1y) sebesar 0,7 10 dan harga koefisien
determinasi (r2x1y) sebesar 0,504. Uji t dilakukan dan diperoleh harga thitung sebesar
7,934 dan ttabel sebesar 1,998 pada taraf signifikansi 5% yang berarti thitung lebih
besar dari ttabel dan pengaruh Fasilitas perpustakaan terhadap prestasi belajar
adalah signifikan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah Fasilitas perpustakaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar Korespondensi.
Hasil penelitian ini didukung teori yang dikemukakan oleh Aji
Supriyanto (2005: 338), bahwa “Sebagai pusat pembelajaran dan pendidikan,
internet sangat kaya akan informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan
informasi lainnya yang menjadikan internet sangat terkenal pula sebagai
103
perpustakaan digital (digital library)”. Pendapat di atas dapat mendukung
penelitian ini yang membuktikan bahwa Fasilitas perpustakaan mampu
berpengaruh sebesar 5 0,4% terhadap prestasi belajar Korespondensi siswa MTs
Daru’l Hikam Kota Cirebon. Fasilitas perpustakaan yang dilakukan siswa dalam
pembelajaran Korespondensi apabila dilakukan dengan maksimal maka dapat
meningkatkan prestasi belajar mereka.
Berdasarkan Pie Chart kecenderungan variabel Fasilitas perpustakaan,
ditunjukkan bahwa siswa yang memanfaatkan internet pada kategori tinggi
sebanyak 28 siswa (43,75%), pada kategori sedang sebanyak 33 siswa (5 1,56%)
dan kategori rendah sebanyak 3 siswa (4,69%). Hasil kecenderungan variabel
Fasilitas perpustakaan menunjukkan bahwa siswa yang memanfaatkan internet
pada kategori sedang dan rendah apabila dijumlahkan skornya lebih besar dari
pada jumlah kategori tinggi. Hal tersebut berarti Fasilitas perpustakaan siswa
MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon masih belum optimal.
Hal lain yang dapat menunjukkan belum optimalnya Fasilitas
perpustakaan oleh siswa yaitu pada indikator waktu Fasilitas perpustakaan, salah
satunya di sekolah. Butir soal kedua menyatakan bahwa saya memanfaatkan
internet pada saat diskusi kelompok Korespondensi di kelas memiliki jawaban
yang disajikan pada tabel 22 berikut:
Tabel 22. Jawaban Siswa untuk Butir Soal Kedua
No Jawaban responden Frekuensi Persen
(%) 1 Selalu 8 12,5
2 Sering 16 25
3 Kadang-kadang 35 54,69
4 Tidak Pernah 5 7,81
Jumlah 50 100
Sumber: Data Primer Hasil Pengisian Angket
104
Berdasarkan tabel 22 di atas diketahui bahwa siswa yang selalu
memanfaatkan internet pada pembelajaran Korespondensi di kelas sebanyak
12,5% dan siswa yang sering memanfaatkan internet sebanyak 25%. Adapun
siswa yang kadang-kadang memanfaatkan internet sebanyak 54,69% bahkan tidak
pernah memanfaatkan sebanyak 7,81%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui
bahwa masih banyak siswa yang tidak memaksimalkan fasilitas wifi yang ada
untuk dimanfaatkan sebagai penunjang pembelajaran korespondensi. Kesimpulan
yang dapat diambil yaitu Fasilitas perpustakaan oleh siswa belum optimal.
Salah satu langkah untuk mengoptimalkan Fasilitas perpustakaan oleh
siswa yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk sering berdiskusi
mencari materi yang dibutuhkan. Diskusi tersebut dapat berlanjut dengan
pembahasan oleh guru masing-masing. Adanya kegiatan diskusi diharapkan
mampu meningkatkan Fasilitas perpustakaan oleh siswa khususnya pada mata
pelajaran Korespondensi.
Penelitian yang sejalan dengan penelitian ini yaitu yang dilakukan oleh
Riyanto dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Fasilitas perpustakaan dan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X (studi kasus pada
Kompetensi Keahlian Elektronika Industri di SMK Muda Patria Kalasan”. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan
antara Fasilitas perpustakaan dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa
kelas X Elektronika Industrai di SMK Muda Patria Kalasan sebesar 75, 60% yang
dilihat dari Fhitung sebesar 63,491 (>Ftabel = 3,220) pada signifikansi 5%.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Riyanto diperoleh nilai
pengaruh Fasilitas perpustakaan dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
105
sebesar 75,60%, yang semakin menguatkan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu Fasilitas perpustakaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap prestasi belajar Korespondensi siswa kelas IX MTs
Daru’l Hikam Kota Cirebon. Semakin tinggi Fasilitas perpustakaan makan akan
semakin tinggi prestasi belajar Korespondensi yang dilakukan oleh siswa.
2. Pengaruh Kualiatas media pembelajaran terhadap Prestasi Belajar
Korespondensi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan kualiatas media pembelajaran terhadap prestasi belajar Korespondensi.
Hasil analisis menggunakan regresi sederhana diperoleh harga koefisien korelasi
(rx2y) sebesar 0,674 dan harga koefisien determinasi (r2 x2y) sebesar 0,454. Setelah
dilakukan uji t diperoleh harga thitung sebesar 7,176 dan ttabel 1,998 pada taraf
signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa thitung lebih besar dibanding ttabel yang
artinya pengaruh kualiatas media pembelajaran terhadap prestasi belajar
Korespondensi adalah signifikan.
Hasil penelitian ini didukung teori yang dikemukakan oleh Ibrahim
Bafadal (2003 : 14) yang menyatakan bahwa, “ Perpustakaan sekolah merupakan
salah satu sarana pendidikan dalam mengembangkan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap murid”. Pengetahuan dan ketrampilan dapat berkembang dengan sering
mengunjungi perpustakaan sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh Purwono
(2011: 15), “Fungsi perpustakaan sekolah sebagai sumber kegiatan belajar
mengajar”. Perpustakaan sekolah berfungsi membantu program pendidikan dan
pengajaran sesuai dengan tujuan yang terdapat di dalam kurikulum.
106
Intensitas kunjungan ke perpustakaan dapat membantu siswa dalam
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan mereka. Teori di atas mendukung
penelitian ini yang membuktikan bahwa kualiatas media pembelajaran mampu
berpengaruh sebesar 45,4% terhadap prestasi belajar Korespondensi siswa MTs
Daru’l Hikam Kota Cirebon.
Kualiatas media pembelajaran yang baik oleh siswa dapat dilihat dari
intensitas kunjungan siswa ke perpustakaan baik untuk membaca buku ataupun
untuk meminjamnya. Adanya perpustakaan sekolah apabila dimanfaatkan dengan
baik akan meningkatkan prestasi belajar mereka. Salah satu langkah untuk
meningkatkan prestasi yang dilakukan dengan memanfaatkan perpustakaan
sekolah yaitu rajin berkunjung untuk membaca maupun meminjam buku sebagai
kebutuhan pokok pembelajaran bukan hanya sebagai pendukung apabila memiliki
tugas sekolah.
Berdasarkan Pie Chart kecenderungan variabel kualiatas media
pembelajaran , ditunjukkan bahwa siswa yang memanfaatkan perpustakaan pada
kategori tinggi sebanyak 22 siswa (43,75%), kategori sedang sebanyak 27 siswa
(53,13%) dan kategori rendah sebanyak 1 orang (3,12%). Hasil kecenderungan
variabel kualiatas media pembelajaran menunjukkan bahwa siswa yang
memanfaatkan internet pada kategori sedang dan rendah apabila dijumlahkan
skornya lebih besar dari pada siswa MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon masih
belum optimal.
Hal lain yang dapat menunjukkan belum optimalnya kualiatas media
pembelajaran oleh siswa yaitu pada indikator fungsi perpustakaan sekolah
sebagai sumber kegiatan belajar siswa. Indikator tersebut tertuang pada salah satu
107
butir soal yang pertama yang menyatakan saya mengunjungi perpustakaan sebagai
penunjang pembelajaran Korespondensi, jawaban siswa disajikan pada tabel 23
sebagai berikut:
Tabel 23. Jawaban Siswa untuk Butir Soal Pertama
No Tingkat kunjungan siswa ke
Perpustakaan
Frekuensi Persen
(%) 1 Selalu 10 15,62
2 Sering 11 17,18
3 Kadang-kadang 33 5 1,58
4 Tidak Pernah 10 15,62
Jumlah 50 100
Sumber: Data Primer Hasil Pengisian Angket
Berdasarkan tabel 23 diketahui bahwa siswa yang selalu mengunjungi
perpustakaan sebagai penunjang pembelajaran Korespondensi sebanyak 15,62%,
siswa yang sering mengunjungi perpustakaan sebagai penunjang pembelajaran
Korespondensi sebanyak 17,18%. Siswa yang kadang-kadang mengunjungi
perpustakaan sebagai penunjang pembelajaran Korespondensi sebanyak 51,58%,
dan bahkan tidak pernah mengunjungi perpustakaan sebagai penunjang
pembelajaran dikarenakan masih banyak siswa yang tidak memenuhi salah satu
Korespondensi sebanyak 15,62%. Berdasarkan data tersebut dapat
diketahui bahwa kualiatas media pembelajaran siswa masih belum optimal
indikator kualiatas media pembelajaran yaitu pada indikator fungsi perpustakaan
sebagai sumber kegiatan belajar siswa.
Cara yang dapat dilakukan oleh siswa untuk meningkatkan kualiatas media
pembelajaran yaitu membiasakan diri untuk membaca buku dan meluangkan
waktu untuk datang ke perpustakaan sekolah. Selain itu, memaksimalkan jam
istirahat atau jam kosong untuk berkunjung ke perpustakaan sebagai penunjang
108
pembelajaran. Kualiatas media pembelajaran yang baik dan rutin akan
meningkatkankan prestasi belajar siswa.
Penelitian yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Aris Sugiyarto (2013) dengan judul ”Pengaruh Fasilitas
perpustakaan dan Perpustakaan terhadap Prestasi belajar Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Angkatan 2010”. Hasil penelitian
tersebut yaitu terdapat pengaruh positif Fasilitas perpustakaan dan perpustakaan
terhadap prestasi belajar Mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran yang
ditunjukkan dengan Fhitung sebesar 89,197 dan jika dibandingkan dengan nilai F
tabel sebesar 3,44 pada taraf signifikasn 5%, maka Fhitung > Ftabel. Artinya
secara bersama-sama Fasilitas perpustakaan dan kualiatas media pembelajaran
berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar pada mahasiswa
Pendidikan Administrasi Perkantoran Angkatan 2010. Besarnya pengaruh
Fasilitas perpustakaan dan kualiatas media pembelajaran terhadap prestasi belajar
sebesar 67,2 %, ini menunjukkan variable Fasilitas perpustakaan dan perpustakaan
terhadap prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran 2010
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap prestasi belajar.
Berdasarkan penelitian Aris Sugiyarto, diperoleh nilai pengaruh kualiatas
media pembelajaran terhadap prestasi belajar sebesar 67,2%, sehingga semakin
menguatkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Jadi dapat disimpulkan
bahwa kualiatas media pembelajaran berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
Korespondensi siswa MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon. Hal ini menunjukkan
bahwa apabila siswa memanfaatan perpustakaan dengan optimal maka prestasi
belajar siswa akan meningkat.
109
3. Pengaruh Fasilitas perpustakaan dan Perpustakaan secara bersama-sama
terhadap Prestasi Belajar Korespondensi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan Fasilitas perpustakaan dan perpustakaan secara bersamasama terhadap
prestasi belajar Korespondensi. Hasil analisis dengan menggunakan regresi ganda
diperoleh harga koefisien korelasi Ry(1,2) sebesar 0,752 dan koefisiensi
determinasi R2y(1,2) sebesar 0,566. Selanjutnya uji F diperoleh harga Fhitung sebesar
39,714 dan Ftabel sebesar 3,15. Hal ini menunjukkan bahwa Fhitung lebih besar dari
Ftabel , sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan Fasilitas perpustakaan dan perpustakaan secara bersama-sama terhadap
prestasi belajar Korespondensi.
Besarnya sumbangan pemanfaatan dan perpustakaan secara bersama-sama
terhadap prestasi belajar Korespondensi ditunjukkan dengan hasil analisis regresi
ganda, besarnya sumbangan efektif sebesar 56,58%, sedangkan 43,42% berasal
dari variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Fasilitas perpustakaan
yang tinggi, efisien dan efektif pada siswa mampu berpengaruh terhadap prestasi
belajar. Kualiatas media pembelajaran yang tinggi, teratur dan disiplin juga akan
membantu siswa meningkatkan prestasi belajar. Jadi, apabila siswa melakukan hal
tersebut dengan baik maka dapat membantu meningkatkan prestasi mereka agar
lebih optimal.
Penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Slameto (2003:
54-72) bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
diantaranya faktor intern dan ekstern. Fasilitas perpustakaan dan perpustakaan
merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari faktor
110
ekstern. Berjalannya pembelajaran dalam kelas harus diimbangi dengan faktor-
faktor yang dapat mendukung prestasi belajar siswa. Apabila siswa dapat
menyeimbangkan faktor-faktor tersebut secara baik tanpa gangguan maka hasil
yang akan dicapai dapat maksimal.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat factor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu Fasilitas perpustakaan dan
perpustakaan. Hal tersebut dibuktikan dengan besarnya pengaruh Fasilitas
perpustakaan terhadap prestasi belajar Korespondensi sebesar 50,4% dan besarnya
pengaruh kualiatas media pembelajaran terhadap prestasi belajar Korespondensi
sebesar 45,4%. Kedua faktor tersebut harus diperhatikan oleh siswa, agar prestasi
belajara yang diperoleh akan meningkat dan maksimal.
Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa Fasilitas perpustakaan dan
perpustakaan memiliki pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama
terhadap prestasi belajar Korespondensi siswa MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon.
Fasilitas perpustakaan dan perpustakaan secara bersamasama perlu diperhatikan
oleh siswa, agar semakin tinggi pemanfaatan yang dilakukan dapat meningkatkan
prestasi belajar yang diperoleh.
F. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini terbatas pada dua faktor yaitu Fasilitas perpustakaan dan
kualiatas media pembelajaran , padahal faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar lebih dari dua faktor di atas. Penelitian ini hanya dapat
memberikan informasi seberapa besar pengaruh dari kedua faktor di atas
terhadap prestasi belajar tanpa meneliti faktor-faktor lain yang tidak dapat
diketahui secara rinci.
111
2. Acuan nilai prestasi belajar Korespondensi dalam penelitian ini hanya
menggunakan nilai ranah kognitif yang berasal dari nilai Ulangan Akhir
Semester (UAS) semester gasal. Nilai UAS tersebut belum dapat
sepenuhnya mencerminkan prestasi belajar Korespondensi siswa yang
sesungguhnya.
3. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket dan dokumentasi. Teknik angket belum sepenuhnya dapat
memberikan gambaran kondisi siswa, karena jawaban yang diberikan
siswa hanya disesuaikan pada kondisi selama pengisian angket
berlangsung.
Walaupun dalam hasil penelitian menunjukkan positif dan signifikan antara
Fasilitas perpustakaan dan perpustakaan terhadap prestasi belajar Korespondensi,
namun capaian belajar siswa belum optimal karena KKM belum mencapai 75%
dari jumlah siswa, sehingga gambaran signifikansi tersebut hanya menunjukkan
prestasi yang ada
112
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis, maka kesimpulan yang
dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan Fasilitas perpustakaan terhadap prestasi
belajar Korespondensi siswa Mts Daru’l Hikam Kota Cirebon yaitu
sebesar 50,4%. (Sisanya dipengaruhi oleh variable yang lain). Hal ini
ditunjukkan dengan harga koefisien determinasi (r2x1y) sebesar 0,504.
Setelah dilakukan uji t diperoleh harga thitung > ttabel pada taraf
signifikansi 5%, yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan Fasilitas
perpustakaan terhadap prestasi belajar Korespondensi. Berdasarkan
distribusi frekuensi kecenderungan variabel Fasilitas perpustakaan
ditunjukkan bahwa Fasilitas perpustakaan yang dilakukan siswa Mts
Daru’l Hikam Kota Cirebon masuk dalam kategori sedang.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan kualiatas media pembelajaran terhadap
prestasi belajar Korespondensi siswa Mts Daru’l Hikam Kota Cirebon
yaitu sebesar 45,4%. (sisanya 54,4%). Hal ini ditunjukkan dengan harga
koefisien determinasi (r2 x2y) sebesar 0,454. Setelah dilakukan uji t
diperoleh thitung > ttabel pada taraf signifikansi 5%, yang artinya terdapat
pengaruh yang signifikan kualiatas media pembelajaran terhadap prestasi
belajar Korespondensi. Berdasarkan distribusi frekuensi kecenderungan
variabel kualiatas media pembelajaran , ditunjukkan bahwa Fasilitas
112
113
perpustakaan yang dilakukan siswa Mts Daru’l Hikam Kota Cirebon
masuk dalam kategori sedang.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan Fasilitas perpustakaan dan media
pembelajaran secara bersama-sama terhadap prestasi belajar
Korespondensi siswa Mts Daru’l Hikam Kota Cirebon sebesar 56,6%. Hal
ini ditunjukkan dengan harga koefisien determinasi r2y(1,2) sebesar 0,566.
(sisanya 43,4 dipengaruhi oleh variable lain) Uji F diperoleh harga Fhitung
> Ftabel pada taraf signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan Fasilitas perpustakaan dan perpustakaan secara
bersama-sama terhadap prestasi belajar Korespondensi. Besarnya
pengaruh Fasilitas perpustakaan terhadap prestasi belajar Korespondensi
tersebut sebesar 50,4% dan pengaruh kualiatas media pembelajaran
terhadap prestasi belajar Korespondensi sebanyak 45,4%, sedangkan
sumbangan efektif Fasilitas perpustakaan dan kualiatas media
pembelajaran secara bersama-sama terhadap prestasi belajar
Korespondensi sebesar 56,58%.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan yang diambil
dalam penelitian ini maka dapat disajikan implikasi sebagai berikut:
1. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
Fasilitas perpustakaan terhadap prestasi belajar Korespondensi siswa Mts
Daru’l Hikam Kota Cirebon. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
Fasilitas perpustakaan maka prestasi belajar Korespondensi juga tinggi,
114
sebaliknya semakin rendah Fasilitas perpustakaan maka prestasi belajar
Korespondensi juga semakin rendah.
2. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
kualiatas media pembelajaran terhadap prestasi belajar Korespondensi
siswa Mts Daru’l Hikam Kota Cirebon. Hal ini menunjukkan bahwa jika
kualiatas media pembelajaran semakin tinggi maka prestasi belajar
Korespondensi juga semakin tinggi, sebaliknya jika kualiatas media
pembelajaran rendah maka prestasi belajar Korespondensi juga akan
rendah.
3. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
Fasilitas perpustakaan dan perpustakaan secara bersama-sama terhadap
prestasi belajar Korespondensi siswa Mts Daru’l Hikam Kota Cirebon.
Hal ini menunjukkan bahwa Fasilitas perpustakaan dan perpustakaan dapat
mempengaruhi prestasi belajar Korespondensi yang diperoleh siswa. Jika
semakin tinggi Fasilitas perpustakaan dan perpustakaan maka prestasi
belajar Korespondensi siswa juga akan meningkat, sebaliknya jika
Fasilitas perpustakaan dan perpustakaan menurun maka prestasi belajar
Korespondensi akan semakin menurun.
C. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada siswa, guru dan peneliti lain
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
115
a. Siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran Korespondensi,
memaksimalkan jam layanan akses wifi yang ada di kelas maupun di
laboratorium komputer Administrasi Perkantoran.
b. Siswa lebih aktif dalam memanfaatkan layanan internet untuk mencari
materi mengenai mata pelajaran Korespondensi.
c. Siswa lebih aktif mengunjungi perpustakaan sebagai penunjang
pembelajaran Korespondensi.
d. Siswa memaksimalkan jam kunjung perpustakaan baik pada saat
disuruh guru maupun pada jam luang dan jam kosong pelajaran.
2. Bagi Guru
a. Guru diharapkan mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencari materi di internet, berdiskusi dan membahasnya secara
bersama-sama yang kemudian menghasilkan sebuah kesimpulan baru.
b. Guru diharapkan mampu mengontrol Fasilitas perpustakaan oleh siswa
melalui materi yang dihasilkan. Materi yang dihasilkan siswa
diharapkan mencantumkan sumber (alamat website) yang dapat
dipertanggungjawabkan.
c. Guru diharapkan mampu memberikan contoh yang baik dalam
memanfaatkan perpustakaan sekolah dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar mandiri di perpustakaan.
d. Apabila terpaksa terdapat jam kosong dalam pembelajaran
Korespondensi, diharapkan siswa diberikan tugas ataupun diberikan
kesempatan untuk mencari materi tambahan baik melalui layanan
internet maupun perpustakaan sekolah.
116
e. Guru diharapkan mampu memberikan motivasi belajar bagi siswa
khususnya dalam pembelajaran Korespondensi.
f. Guru mampu memberikan contoh Fasilitas perpustakaan dan
perpustakaan dengan baik kepada siswa agar pemanfaatan tersebut
mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini memberikan informasi bahwa faktor Fasilitas perpustakaan
dan perpustakaan secara bersama-sama mampu berpengaruh terhadap
prestasi belajar Korespondensi siswa Mts Daru’l Hikam Kota Cirebon.
Sumbangan efektif yang diberikan sebesar 36,58%.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar Korespondensi tidak
hanya dipengaruhi oleh dua variabel di atas yaitu Fasilitas perpustakaan
dan kualiatas media pembelajaran , melainkan masih terdapat variabel lain
yang dapat mempengaruhinya. Berdasarkan hal tersebut, maka
dimungkinkan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian mengenai
prestasi belajar yang dipengaruhi oleh variabel selain pemanfaatan internet
dan perpustakaan tersebut.
117
DAFTAR PUSTAKA
Sudarnoto, Abdul Hakim, 2007, Perpustakaan dan Pendidikan Pemetaan Peran Serta
Perpustakaan dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Jakarta
Falah, Ahmad, 2009, Hadits Tarbawi, Kudus: Stain Kudus
Bafadal, Ibrahim, 1991, Pengelolaan Perpustakaan, Jakarta: Bumi Aksara
Basuki, 1991, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Hasan, Chalidjah, 1994, Pisikologi Pendidikan, Surabaya: Al-Ikhlas, Cet 1
Darmono, 2007, Perpustakaan Sekolah Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja,
Jakarta: PT.Grasind, Cet 1
Dewi, Hanifah Dwi Ratna, 2006, Coursepack on School/Teacher Librarieanship,
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijogo
Depag, 2005, Al Qur’an dan Tarjamah, Bandung: CV. Penerbit J-ART
Departemen Pendidikan Nasional, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka
Sinaga, Dian, 2009, Mengelola Perpustakaan Sekolah, Bandung: Bejana, Cet IV
Hasbiyallah & Moh.Sulhan, 2015, Hadist Tarbawi, Bandung: Remaja Rosdakarya
-fasilitas
, diunduh bulan Februari 2017
Bafadal, Ibrahim, 2006, Pengolahan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, Cet V
Masturi, M. Habib, 2011, Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Terhadap
Prestasi Belajar Skripsi, Jakarta: UIN
Syam,Muhibbin, 2010, Pisikologi Pendidikan dengan Pendekataan Baru, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, Cet 15
Sabri,M. Alisuf, 1996, Pisikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya , Cet II
M. Dalyono, 2007, Pisikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, Cet IV
Mulyasa, 2006, Implemntasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, Cet IV
Nanang Hanafiah & Cucu Suhana, 2009, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: Rafia
Aditama
118
Purwanto, Ngalimi, 2007, Pisikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet
23
Djamarah, 2008, Syaiful Bahri, Pisikologi Belajar, edisi II, Jakarta: Rineka Cipta
Suryabrata, Sumandi, 1998, Pisikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Garafindo, Cet IX
Sumardji, 1991, Perpustakaan, Organisasi dan Tata Kerjanya, Yogyakarta: Kanisius
Supriyadi, 1998, Modul Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Malang: IKIP
Djamarah, Syaiful Bhari, 1994, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha
Nasional
Surayin, 2001, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bandung: Yrama Widya
Suryosubroto, 1997, Proses Belajar-Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta
Supriyadi, 1985, Pengantar Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Malang:
IKIP
S. Nasution, 1995, Didaktik Dasar-dasar Mengajar, Bandung: Jemmars
UPI, Tim Dosen Administrasi Pendidikan, 2009, Manajemen Pendidikan, Bandung:
Alfabeta
Suharsaputra, Uhar, 2010, Administrasi Pendidikan, Bandung: Refika Aditama
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20, 2003, Tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Jakarta: CV. Eka Jaya
UNISNU Jepara, 2016, Pedoman Akademik Program Pascasarjana 2016-2017, Jepara:
Unisnu Press
Iska,Zikri Neni, 2008, Pisikologi:Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta:
Kizi Brother’s, Cet II
Zuhairini& Abdul Ghofir, 2004, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Malang: UM
Press
119
RIWAYAT HIDUP
Hasan Husen Al Jufri, dilahirkan pada tanggal 18 April 1973,
di Subang Jawa Barat, saat ini penulis berdomisili di kota
Cirebon Jawa barat sejak menikah pada tahun 1999. Penulis
lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga yang agamis
dengan pemahaman Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah, yang
dapat bergaul dan membaur di masyarakat dengan harmonis
dan toleran kepada sesama tanpa membedakan ras, suku,
golongan, dan agama, tetap berpedoman kepada norma-norma
Islam yang diajarkan oleh para pendalunya juga batasan-
batasan yang telah dicontohkan baginda Nabi Muhammad
SAW. Kepada umatnya. Mengawali pendidikan formalnya pada tahun 1980
hingga 1986 di SDN Angkasa 1 Kalijati Subang, dan pada tahun 1986 hingga
1993 melanjutkan studi di MTs dan Aliyah Ponpes Darullughah Wadda’wah
Bangil Pasuruan, selanjutnya pada tahun 1996-1998 menjadi salah satu
Mahasiswa Indonesia pertama yang mendapatkan beasiswa yang diutus oleh guru
yang mulia Habib Hasan Baharun Pengasuh Ponpes Darullughah Wadda’wah
Bangil Pasuruan untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Al-Ahgaff Yaman,
kemudian menuntaskan jenjang strata satu (S1)-nya di STAISA Jakarta pada
tahun 2009.
Pada tahun 2001 hingga saat ini penulis ditunjuk dan ditugaskan resmi sebagai
direktur Universitas Al-Ahgaff Yaman Office Of Indonesia/ kantor perwakilan
Universitas Al-Ahgaff di Indonesia yang bergerak dibidang pendidikan dan
dakwah, untuk menyeleksi dan menerima mahasiswa baru di seluruh Indonesia,
penulis juga hingga saat ini aktif di beberapa lembaga dan organisasi Islam
diantaranya:
1. Directur Universitas Al-Ahgaff Yaman Office Of Indonesia/ Direktur
Kantor Universitas Al-Ahgaff di Indonesia (2001 hingga saat ini)
2. Ketua Penasehat Pengurus Besar Indonesia Berdzikir (PBIB) yang
berkantor pusat di Kota Palu Sulawesi Tengah (2009 hingga saat ini)
3. Pembina Yayasan AL-Ahgaff (2005 hingga saat ini)
4. Pembina Yayasan Daru’l Hikam Cirebon (2012 hingga saat ini)
5. Pembina Yayasan Masjid Wakaf Bu’Alamah (2016 hingga saat ini)
6. Wakil Ketua Umum Rabithah Alawiyah Cabang Cirebon (2015 hingga
saat ini).
120
121
122
123
124
125