pengaruh konflik peran ganda dan kecerdasan...

123
i PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA PADA IBU BEKERJA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Hana Rofifah Hidayat 11150700000087 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2019 M

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

i

PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN

SPIRITUAL TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA

PADA IBU BEKERJA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Hana Rofifah Hidayat

11150700000087

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H / 2019 M

Page 2: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Page 3: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Page 4: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

iv

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Page 5: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

v

MOTTO DAN PEMBAHASAN

Kebahagiaan adalah membahagiakan.

Skripsi ini dipersembahkan untuk kedua

orangtua, keluarga, dan

sahabat penulis.

Page 6: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Oktober 2019

C) Hana Rofifah Hidayat

D) Pengaruh Konflik Peran Ganda dan Kecerdasan Spiritual terhadap

Keharmonisan Keluarga Ibu Bekerja

E) vii + 81 + lampiran

F) Penelitian ini dilakukan untuk mengukur pengaruh konflik peran ganda dan

kecerdasan spiritual terhadap keharmonisan keluarga ibu bekerja. Subjek

penelitian ini adalah 210 guru wanita yang terdiri dari 18 sekolah di wilayah

Pandeglang, Tangerang, dan Serang. Penelitian ini termasuk penelitian

kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik

nonprobability sampling, yaitu purposive sampling. Untuk menguji validitas

alat ukur menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan Multiple

Regression Analysis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel konflik peran ganda dan kecerdasan spiritual terhadap keharmonisan

keluarga ibu bekerja. Hasil pengujian hipotesis minor terhadap keharmonisan

keluarga dari tujuh dimensi yang diukur terdapat tiga koefisen regresi yang

signifikan, yakni time-based conflict, pemikiran eksistensial kritis, dan

kesadaran transendental.Hasil penelitian ini menunjukkan proporsi varians dari

keharmonisan keluarga yang dijelaskan semua variabel independen sebesar

22.3% dan 87.7% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Penulis berharap implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikembangkan pada

penelitian selanjutnya. Misalnya dengan menguji dimensi lain terkait dengan

keharmonisan keluarga.

G) Bahan bacaan: 60; 16 buku; + 31 jurnal; + 4 artikel; + 1 web; + 2 tesis; + 4

skripsi; + 1 encyclopedia.

Page 7: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology Jakarta Islamic State University

B) October 2019

C) Hana Rofifah Hidayat

D) Effect of Dual Role Conflict and Spiritual Intelligence towards family

Harmony of the Working Mothers

E) vii + 81 + attachments

F) This research was conducted to measure the effect of dual role conflict and

spiritual intelligence towards family harmony of the working mothers. The

subjects of this study were 210 female teachers consisting of 18 schools in the

Pandeglang, Tangerang and Serang regions. This research is a quantitative

research. The sampling technique used nonprobability sampling technique,

namely Purposive Sampling. To test the validity of measuring instruments

used Confirmatory Factor Analysis (CFA) and Multiple Regression Analysis

which used to test the research hypothesis.

The result of this study indicated that there is a significant influence of the dual

role conflict variables and spiritual intelligence towards family harmony of the

working mothers. The results of testing the minor hypothesis towards family

harmony of the seven dimensions measured there are three significant

regression coefficients, namely time-based conflict, critical existential thinking,

and transcendental awareness. The results of this study indicate the proportion

of variance from family harmony that explained by all independent variables

by 22.3% and the remaining 87.7% is influenced by other variables outside this

study.

The author hopes the implications of the results in this study can be developed

in future studies. For example, by testing other dimensions related to family

harmony.

G) Reading material: 60; 16 books; + 31 journals; + 4 articles; + 1 web; + 2

theses; + 4 thesis; + 1 encyclopedia.

Page 8: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pengaruh Konflik Peran Ganda dan Kecerdasan

Spiritual terhadap Keharmonisan Keluarga Pada Ibu Bekerja”. Sholawat

serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta

sahabat, keluarga, serta pengikutnya hingga akhir zaman kelak.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,

dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta beseta jajarannya, serta selaku dosen pembimbing

akademik yang telah memberikan arahan selama proses perkuliahan.

2. Ibu Dr. Diana Mutiah, M.Si., selaku dosen pembimbing skrispsi yang telah

memberikan waktu, saran, kritik, dan dukungan kepada penulis selama ini.

3. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah memberikan ilmu dan membantu selama proses

perkuliahan.

4. Seluruh responden penelitian yang bersedia meluangkan waktunya untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini.

5. Orang tua penulis, Abi Hidayat Mustafid, Umi Tati Rodiah yang tidak pernah

putus memberikan dukungan, memberikan perhatian, cinta dan kasih sayang

yang tak terhitung jumlahnya, juga atas doa yang tidak pernah terhenti.

Semoga Allah SWT menganugerahkan Surga sebagai sebaik-baik balasan.

Page 9: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

ix

Juga kepada adik-adik, Naya, Aqila, dan Izzi yang memberikan semangat

kepada penulis, semoga kita semua selalu bersemangat dalam menuntut ilmu.

6. Fahira, Mala, Choi, Vini, Icha, Tirta, Mbak Sharah , Liana, Nisa, Suhfi, Yosi,

Hani, Kak Pudji dan Dyah yang telah memberikan dukungan kepada penulis

dalam perkuliahan dan penyusunan skripsi ini. Semoga Allah memudahkan

segala urusan dan melimpahkan selalu kebaikan.

7. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas

dukungan, bantuan, doa, dan semangat yang telah diberikan untuk membantu

penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan, maka

penulis menerima kritik dan saran yang membangun sebagai perbaikan. Semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Ciputat, Oktober 2019

Penulis

Page 10: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ iv

MOTTO DAN PEMBAHASAN .......................................................................... v ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1-12

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

1.2 Pembatasan Masalah ......................................................................................... 9

1.3 Perumusan Masalah ........................................................................................ 11

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 12

1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 12

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 13-34

2.1 Keharmonisan Keluarga ................................................................................... 13

2.1.1 Definisi keharmonisan keluarga ............................................................ 13

2.1.2 Dimensi keharmonisan keluarga ............................................................ 14

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga ............................. 18

2.1.4 Alat ukur keharmonisan keluarga .......................................................... 21

2.2 Konflik Peran Ganda ........................................................................................ 21

2.2.1 Definisi konfik peran ganda .................................................................. 21

2.2.2 Dimensi konflik peran ganda................................................................. 22

2.2.3 Pengukuran konflik peran ganda ........................................................... 24

2.3 Kecerdasan Spiritual ....................................................................................... 25

2.3.1 Definisi kecerdasan spiritual ................................................................. 25

2.3.2 Dimensi kecerdasan spiritual ................................................................. 26

2.3.3 Pengukuran kecerdasan spiritual ........................................................... 28

2.4 Kerangka Berpikir ........................................................................................... 28

2.5 Hipotesis ......................................................................................................... 33

2.5.1 Hipotesis Mayor..................................................................................... 33

2.5.2 Hipotesis Minor ..................................................................................... 34

Page 11: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

xi

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 35-53

3.1 Populasi, Sample, dan Teknik Pengambilan Sampel ....................................... 35

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ................................... 36

3.2.1 Variabel penelitian ................................................................................. 36

3.2.2 Definisi operasional ............................................................................... 37

3.3 Instrumen Pengambilan Data ........................................................................... 39

3.3.1 Skala keharmonisan keluarga ................................................................ 39

3.3.2 Skala konflik peran ganda ..................................................................... 40

3.3.3 Skala kecerdasan spiritual ...................................................................... 41

3.4 Uji Validitas Konstruk ..................................................................................... 42

3.4.1 Uji validitas konstruk keharmonisan keluarga ...................................... 45

3.4.2 Uji validitas konstruk konflik peran ganda ............................................ 46

3.4.3 Uji validitas konstruk kecerdasan spiritual ............................................ 49

3.5 Metode Analisis Data ....................................................................................... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 56-61

4.1 Gambaran Subjek Penelitian ........................................................................... 56

4.2 Analisis Deskriptif .......................................................................................... 58

4.3 Hasil Uji Hipotesis .......................................................................................... 61

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ..................................... 69-76

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 69

5.2 Diskusi ............................................................................................................. 69

5.3 Saran.................................................................................................................75

5.3.1 Saran Teoritis ......................................................................................... 75

5.3.2 Saran Praktis .......................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 78

LAMPIRAN

Page 12: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print skala Keharmonisan Keluarga ...................................... 38

Tabel 3.2 Blue Print skala konflik peran ganda ............................................. 39

Tabel 3.3 Blue Print Skala kecerdasan spiritual ............................................ 40

Tabel 3.4 Muatan Faktor Item Konstruk Keharmonisan keluarga ................. 44

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Konstruk time-based conflict ........................ 45

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Konstruk strain-based conflict ...................... 46

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Konstruk behavior-based conflict ce ............ 47

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Konstruk Pemikiran eksistensial ................... 48

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Konstruk pemaknaan diri .............................. 49

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Konstruk kesadaran transendental ................. 50

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Konstruk perluasan area kesadaran ............... 51

Tabel 4.1 Deskriptif Sampel Penelitian Berdasarkan Data Demografis ........ 55

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ......................................................................... 56

Tabel 4.3 Norma Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ............................... 56

Tabel 4.4 Persentasi Kategorisasi Skor Tiap Variabel ................................... 57

Tabel 4.5 R Square ......................................................................................... 60

Tabel 4.6 Anova Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV ............................. 61

Tabel 4.7 Koefisien Regresi ........................................................................... 62

Tabel 4.8 Proporsi Varians Masing-masing Independent Variable ............... 65

Page 13: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................. 32

Page 14: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Kuesioner

Lampiran B Hasil Uji Validitas

Lampiran C Hasil Analisis Data

Page 15: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan bagian inti dari sistem ekologi yang paling mempengaruhi

perkembangan karakter manusia, penentu individu menjadi pribadi yang tangguh

atau pribadi yang rapuh (Afiatin, 2018). Untuk mencetak pribadi tangguh, sebuah

keluarga perlu memiliki elemen-elemen untuk menciptakan keluarga yang

bahagia. Salah satu elemen kebahagiaan didalam keluarga adalah dengan adanya

keharmonisan (Leung, Lam, Mcdowell, Johnston, dan Sophia, 2012). Ini berarti,

adanya keharmonisan menjadi penting didalam sebuah keluarga karena dapat

menentukan kebahagiaan setiap anggotanya.

Harmonis menurut Merriam-Webster Dictionary berarti keadaan ketika

memiliki setiap bagian-bagian yang saling terkait dengan cara yang

menyenangkan dan tidak mengalami perselisihan atau pertikaian. Keharmonisan

secara terminologi berasal dari kata harmonis yang berarti serasi dan selaras

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012).

Keluarga harmonis digambarkan sebagai keluarga yang memiliki

komunikasi yang baik, saling menghormati, memiliki waktu luang untuk

menghabiskan waktu bersama keluarga, serta dapat mengurangi konflik (Leung,

Lam, Mcdowell, Johnston, dan Sophia, 2012). Keluarga yang harmonis tidak

berarti bebas dari konflik atau bahkan menghindari konflik. Namun, keluarga

Page 16: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

2

harmonis mampu menghadapi konflik dengan bijaksana dan memaknai konflik

sebagai sarana untuk semakin merekatkan hubungan anggota anggota keluarga

(Stinnet dan Defrain, 2003).

Apabila keharmonisan dapat terwujud, maka salah satu dampaknya ialah

dapat meminimalisir perceraian. Sebab faktanya, di Indonesia angka perceraian

semakin meningkat. Tingginya angka perceraian di Indonesia terbukti dari data

yang dihimpun Dirjen Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung pada periode

2014-2016 menyatakan bahwa perceraian di Indonesia semakin meningkat. Rata-

rata angka perceraian naik 3% per-tahun (Badan Pusat Statistik, 2017). Dirjen

Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI, di tahun 2010 mencatat masalah

keharmonisan keluarga berada di urutan pertama dengan mencapai 91.841 perkara

sebagai aspek pemicu munculnya perceraian.

Untuk mencegah dan mengatasi permasalahan, sebuah keluarga

diharuskan untuk terus berupaya membangun keharmonisan didalamnya. Sebab

keharmonisan itu tidak datang begitu saja, melainkan perlu diperjuangkan. Salah

satu upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan keharmonisan ialah dengan

menjalanan fungsi-fungsi didalam keluarga. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

dari journal of family sciences yang menemukan bahwa keharmonisan keluarga

dapat terwujud apabila fungsi-fungsi didalam keluarga dapat dijalankan dengan

baik, serta adanya keseimbangan didalam keluarga (Sari dan Herien, 2017).

Keberfungsian ini ditandai dengan adanya pembagian peran yang berjalan sesuai

dengan fungsi dan tanggung jawabnya.

Page 17: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

3

Setiap anggota keluarga tentu memiliki peran masing-masing didalam

keluarga, terutama peran ayah dan ibu. Ayah dianggap bertanggung jawab

mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, selain itu peran ayah juga

diharapkan dapat terlibat secara psikologis dengan setiap anggota keluarga

(Behson, 2015). Masyarakat umum, mengasosiasikan peran ibu sebagai pemberi

perawatan dan pemeliharaan kepada keluarga (Goodwin, Garret, Galal, 2005).

Peran perempuan sebagai ibu dan istri adalah titik pusat rumah tangga dan

keluarga (Elisabeth, 2015). Ibu juga merupakan sosok yang paling dekat dengan

seluruh anggota keluarga (Cohen dan Volkmar, 1997).

Disamping memiliki peran yang kompleks, seorang ibu juga dituntut untuk

penuh kasih sayang, secara sukarela dan secara teratur menghabiskan waktu

bersama anak-anak. Memberikan anak-anak perhatian, stimulasi, mendisiplinkan,

dan memberikan bimbingan yang tepat. Seorang ibu juga dituntut untuk menjadi

pendengar dan komunikator yang baik, dan dianggap harus memahami dan peka

terhadap kebutuhan keluarga (Elisabeth, 2015). Melihat seberapa kompleks peran

ibu didalam keluarga, hal ini dapat mengindikasikan pentingnya peran ibu dalam

upaya mewujudkan keharmonisan keluarga. Sebab, keberadaan ibu didalam

keluarga dapat menjadi unsur utama dalam menjaga keharmonisan.

Peran ibu tidaklah mudah dalam mengurus pekerjaan rumah dan merawat

anggota keluarga, apalagi jika ditambah dengan memiliki peran lain diluar

perannya didalam keluarga (Cinamon & Rich, 2005), misalnya peran sebagai

pekerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik mengenai keadaan

ketenagakerjaan Indonesia pada februari 2018, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Page 18: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

4

(TPAK) perempuan sebesar 55,44%. Dibandingkan dengan kondisi pada tahun

2017, TPAK perempuan meningkat 0,40% poin sedangkan TPAK laki-laki

menurun 0,04% poin. Ini berarti bahwa pekerja wanita semakin meningkat setiap

tahunnya.

Mengenai alasan ibu bekerja, penulis telah melakukan studi pendahuluan

melalui wawancara pada tujuh subjek ibu bekerja yang memiliki peran ganda di

wilayah Pandeglang. Dalam wawancara tersebut penulis menemukan bahwa

alasan ibu bekerja yakni karena memiliki keinginan untuk membantu

perekonomian keluarga. Lebih dari itu, seorang ibu bekerja juga berharap dapat

memanfaatkan ilmu yang dimilikinya dengan bekerja. Hal serupa juga dijelaskan

Santrock (2007) bahwa salah satu tujuan ibu bekerja adalah suatu bentuk

aktualisasi diri guna menerapkan ilmu yang telah dimiliki dan menjalin hubungan

sosial dengan orang lain dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya.

Beberapa penelitian membuktikan terdapat perbedaan keharmonisan

keluarga antara ibu bekerja dan ibu tidak bekerja. Pada penelitian yang dilakukan

oleh Centre for Work and Life di Universitas Australia Selatan menemukan fakta

bahwa ibu yang bekerja adalah orang yang paling jarang merasa bahagia. Hal ini

terjadi, disebabkan banyaknya tekanan pekerjaan yang harus ditanggung. Mulai

dari masalah kantor, pekerjaan rumah, serta merawat anak dan suami (Natalie,

2014). Lain halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahmudah

(2015) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan keharmonisan keluarga yang

signifikan antara ibu bekerja dan ibu tidak bekerja, yaitu ibu bekerja memiliki

keharmonisan keluarga yang lebih tinggi dibandingkan ibu yang tidak bekerja.

Page 19: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

5

Hal ini dikarenakan jika dilihat dari segi ekonomi, ibu bekerja dapat membantu

meringankan beban keluarga. Sedangkan ibu yang tidak bekerja hanya

mengandalkan suami untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga secara finansial

maupun dalam pengambilan keputusan (Mahmudah, 2015).

Tentu saja tidak semua ibu yang bekerja mengalami ketidakharmonisan

didalam keluarganya. Semua tergantung pada kemampuan mengelola tekanan

dalam bekerja dengan kegiatan keluarga. Namun, apabila tidak mampu

menjalankannya dengan baik, maka hal ini tentu dapat menjadi penyebab

ketidakharmonisan keluarga (Mihelic & Tekavcic, 2014). Kondisi ketika individu

merasakan ketegangan dalam peran pekerjaan dan keluarga disebut dengan

konflik peran ganda (Carlson, Kacmar dan Williams, 2000). Menurut Greenhaus

& Beutell (1985) konflik peran ganda adalah bentuk konflik antar peran (interrole

conflict) yang mana peran pekerjaan dan keluarga membutuhkan perhatian yang

sama. Konflik muncul ketika ibu yang bekerja tidak mampu menyeimbangkan

kewajiban dan tanggung jawab antar peran sehingga kesulitan menentukan skala

prioritas pada peran-peran yang dimilikinya.

Jenis pekerjaan yang membutuhkan waktu penuh (kerja full-time) lebih

cenderung mengalami konflik peran (Buchler dan O’Brien, 2011). Pada

kenyataannya, konflik peran ganda dapat terjadi di semua profesi. Begitupun

dengan profesi guru yang tidak bisa dianggap remeh. Pandangan masyarakat pada

umumnya beranggapan bahwa guru sebagai profesi yang cocok untuk wanita.

Guru dianggap tidak memiliki beban kerja yang tinggi dan komitmen karir yang

rendah, sehingga dimungkinkan memiliki banyak waktu untuk keluarga (Cinamon

Page 20: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

6

& Rich, 2005). Ironisnya, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

guru perempuan tidak dapat memisahkan peran di keluarga dan peran professional

pekerjaan mereka secara efektif, ibu bekerja cenderung merasa tidak bahagia dan

terpaksa ketika menjalani tiga pekerjaan sekaligus yaitu mengajar, mengurus

pekerjaan rumah, dan merawat anak-anak (Cinamon & Rich, 2005).

Dalam beberapa penelitian menyatakan bahwa profesi guru telah diakui

secara internasional sebagai salah satu profesi yang memiliki tingkat stres

tertinggi (Hakanen, Bakker, Schaufeli, 2006; Prieto, Soria, Martinez & Schaufeli,

2008). Hal ini menurut Peeters & Rutte (2005) dapat disebabkan karena guru tidak

hanya bertanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan siswa tetapi juga

bertanggung jawab untuk perkembangan sosial dan emosional siswa, sehingga

meningkatkan tanggung jawab profesi guru.

Peran guru penting didalam proses pendidikan, guru dituntut bersikap

profesional untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Profesionalitas guru

tidak hanya diharuskan pada penguasaan materi, tetapi juga disiplin didalam

melaksanakan tugasnya. Berdasarkan UUD Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru

dan dosen, menyatakan bahwa terdapat empat kompetensi dasar yang harus

dimiliki guru yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, dan kompetensi profesional. Di kalangan masyarakat Indonesia, guru

dianggap sebagai "orang tua kedua" setelah orang tua dalam proses pendidikan

global (Churiyah, 2011). Oleh karena itu, guru memiliki tanggung jawab

pendidikan dan sosial.

Page 21: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

7

Penelitian terdahulu dari Temuan dari Thanacoody, Bartram, Jacobs, dan

Barker (2006) juga menjelaskan bahwa wanita karir yang bekerja sebagai

akademisi di negara Australia dan Mauritania mempunyai dampak pada keluarga,

dimana para wanita yang bekerja sebagai akademisi seringkali harus

mengorbankan saat penting untuk keluarga seperti mendatangi kegiatan anak di

sekolah ataupun harus mengorbankan kehidupan sosial mereka untuk belajar dan

mengerjakan pekerjaan.

Sebuah penelitian di Kanada oleh Senecal, Vallerand, dan Guay (2001)

menemukan bahwa pekerjaan dan keluarga memiliki korelasi yang signifikan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tratiska (2010) menyimpulkan bahwa

peningkatan tingkat konflik peran ganda yang dihadapi wanita akan menyebabkan

penurunan tingkat keharmonisan keluarga. Penelitian yang dilakukan Erma,

Sukma, dan Emma (2016) yang meneliti hubungan konflik peran ganda ibu

bekerja dengan keharmonisan keluarga yang memiliki anak penyandang autis.

Hasil penelitiannya menunjukkan, semakin tinggi konflik peran ganda maka

semakin rendah keharmonisan keluarga dan begitu pula sebaliknya.

Selanjutnya, keluarga juga merupakan komunitas spiritual utama bagi

manusia (Hawari, 1999). Jadi keluarga adalah tempat pertama dan penting bagi

perkembangan spiritual dan orang tua adalah pembina utama (Jacob dan

Rajeswari, 2013). Dalam kehidupan keluarga tindakan bijaksana dalam mengatasi

masalah adalah faktor yang dapat menjaga keharmonisan. Kemampuan untuk

bersikap bijaksana, bersikap kritis, memaknai tujuan dan makna kehidupan,

disebut juga sebagai kecerdasan spiritual (King, 2008).

Page 22: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

8

Kecerdasan spiritual memiliki aplikasi terbesar dan relevansi paling

mendalam pada kegiatan sehari-hari. Mengoptimalkan kecerdasn spiritual akan

membantu individu untuk melihatnya dengan lebih jelas dan meningkatkan

hubungan intra/interpersonal. Penerapan kecerdasan spiritual menciptakan

pilihan-pilihan moral, yang akan meningkatkan kualitas hubungan dengan diri

sendiri, satu sama lain serta dengan dunia sekitar (Jacob dan Rajeswari, 2013).

Penelitian terkait kecerdasan spiritual dalam mempengaruhi keluarga telah

dikaji sebelumnya oleh Jacob dan Rajeswari (2013). Hasilnya menunjukkan

bahwa peningkatan kecerdasan spiritual akan mengakibatkan penurunan disfungsi

dalam keluarga dan sebaliknya. Studi ini menemukan apabila dalam sebuah

keluarga kurang menumbuhkan kecerdasan spiritual sehingga terjadi

ketidakberfungsian didalam keluarga, maka hal itu dapat mempengaruhi kondisi

baik buruknya sebuah keluarganya. Oleh sebab itu kecerdasan spiritual adalah

prediktor terbaik untuk kebahagiaan, ketenangan, harga diri, serta hubungan yang

harmonis dan penuh cinta (Jacob dan Rajeswari, 2013).

Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual menurut Vaughan (2002)

akan dapat membantu memperbaiki hubungan dalam keluarga, teman dan kolega.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Putranto (2012) mendapatkan hasil

bahwa kecerdasan spiritual mempengaruhi keharmonisan keluarga sakinah

sebesar 17,9%. Hasil penelitian yang dilakukan Banerjee, Pathak, dan Yadav

(2018) menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan

spiritual dan hubungan keluarga.

Page 23: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

9

Meski telah dilakukan beberapan penelitian yang membuktikan adanya

peran kecerdasan spiritual pada keharmonisan keluarga. Ironisnya, masyarakat

masih memfokuskan diri bahwa kecerdasan itu adalah pintar secara intelektual.

Padahal apabila kecerdasan intelektual diseimbangkan dengan kecerdasan emosi,

serta dikuatkan dengan kecerdasan spiritual yang mana merupakan puncak dari

kecerdasan tertinggi yaitu kecerdasan spiritual (King, 2008). Maka seseorang

dapat mengembangkan potensi kecerdasannya dengan optimal.

Spiritualitas memiliki peran penting dalam melihat keharmonisan dalam

keluarga. Dalam spiritualitas terdapat nilai-nilai moral atau etika kehidupan yang

akan menjadi landasan bersikap dan bertidak dalam kehidupan. Kehidupan

beragama atau spiritualitas selalu melandaskan kasih sayang dalam memandang

kehidupan terutama keluarga (Hawari, 1999).

Berdasarkan fenomena-fenomena yang ditemukan dan penelitian-

penelitian sebelumnya yang telah diuraikan, maka hal tersebut mendorong penulis

untuk menguji pengaruh konflik peran ganda dan kecerdasan spiritual terhadap

keharmonisan keluarga pada ibu bekerja, dengan judul penelitian “pengaruh

konflik peran ganda dan kecerdasan spiritual terhadap keharmonisan keluarga

pada ibu bekerja”.

1.2 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, peneliti membatasi penelitian ini pada konflik

peran ganda, kecedasan spiritual, dan pengaruhnya terhadap keharmonisan

keluarga yang didefinisikan sebagai berikut:

Page 24: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

10

1. Keharmonisan keluarga adalah orientasi terhadap kehidupan keluarga yang

positif dan optimis, berdasarkan karakteristik keluarga yang menunjukkan

kesejahteraan spiritual, waktu bersama yang menyenangkan, komunikasi

positif, apresiasi dan kasih sayang, komitmen, dan menyelesaikan konflik

(Stinnett dan Defrain, 2003).

2. Konflik peran ganda adalah kondisi yang dirasakan individu karena salah

satu peran mengganggu peran yang lain dan merasakan suatu ketegangan

dalam peran pekerjaan dan keluarga. Dalam penelitian ini menggunakan

dimensi konflik peran dari Carlson, Kacmar dan Williams (2000) yaitu : (1)

time-based conflict, (2) strain-based conflict dan, (3) behavior-based

conflict

3. Kecerdasan spiritual adalah seperangkat kapasitas mental yang

berkontribusi pada kesadaran, integrasi, dan penerapan adaptif dari aspek

non material dan transenden dari keberadaan seseorang, yang mengarah

pada pemikiran eksistensial yang kritis, pemaknaan pribadi, kesadaran

transendental, dan perluasan area kesadaran. Dalam penelitian ini

menggunakan dimensi dari King (2008) yaitu: (1) pemikiran eksistensial

kritis, (2) pemaknaan diri, (3) kesadaran transendental, (4) perluasan area

kesadaran.

4. Subjek penelitian berfokus pada wanita yang sudah menikah, memiliki

anak, dan bekerja sebagai guru. Karakteristik guru yang dijadikan subjek

penelitian diharuskan memiliki jumlah waktu mengajar 8 jam sehari dan 5

Page 25: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

11

hari kerja dalam seminggu. Subjek penelitian berada di provinsi Banten

terutama wilayah Pandeglang, Tangerang, dan Serang.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, berikut ini perumusan masalah dalam

penelitian adalah:

1. Apakah konflik peran ganda dan kecerdasan spiritual berpengaruh

signifikan terhadap keharmonisan keluarga pada ibu bekerja?

2. Apakah ada pengaruh time-based conflict dari variabel konflik peran ganda

terhadap keharmonisan keluarga pada ibu bekerja?

3. Apakah ada pengaruh strain-based conflict dari variabel konflik peran

ganda terhadap keharmonisan keluarga pada ibu bekerja?

4. Apakah ada pengaruh behavior-based conflict dari variabel konflik peran

ganda terhadap keharmonisan keluarga pada ibu bekerja?

5. Apakah ada pengaruh pemikiran eksistensial kritis dari variabel kecerdasan

spiritual terhadap keharmonisan keluarga pada ibu bekerja?

6. Apakah ada pengaruh pemaknaan diri dari variabel kecerdasan spiritual

terhadap keharmonisan keluarga pada ibu bekerja?

7. Apakah ada pengaruh kesadaran transendental dari variabel kecerdasan

spiritual terhadap keharmonisan keluarga pada ibu bekerja?

8. Apakah ada pengaruh perluasan area kesadaran dari variabel kecerdasan

spiritual terhadap keharmonisan keluarga pada ibu bekerja?

Page 26: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

12

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh konflik peran ganda

dan kecerdasan spiritual terhadap keharmonisan keluarga pada ibu bekerja.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan mengembangkan

pengetahuan mengenai konflik peran ganda dan kecerdasan spiritual serta

pengaruhnya terhadap keharmonisan keluarga dalam kajian psikologi, khususnya

dalam psikologi keluarga. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau

masukan bagi penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai

pengaruh konflik peran ganda dan kecerdasan spiritual terhadap keharmonisan

keluarga.

2. Manfaat praktis

Pada manfaat praktis, penelitian ini diharapkan menjadi sarana informasi dan

wawasan bagi para ibu yang bekerja, untuk dapat memahami perannya sebagai

ibu rumah tangga dan sebagai pekerja yang profesional. Hal ini berguna untuk

meningkatkan keharmonisan keluarga pada ibu bekerja yang profesional.

Page 27: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

13

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Keharmonisan Keluarga

2.1.1 Definisi keharmonisan keluarga

Selama bertahun-tahun para peneliti telah menggunakan banyak istilah berbeda

untuk menggambarkan keluarga yang hidup bersama dengan baik: keluarga kuat,

keluarga sehat secara emosional, keluarga seimbang, keluarga bahagia, keluarga

yang sukses, keluarga yang berfungsi optimal, keluarga baik, keluarga tangguh,

keluarga harmonis, dan lainnya. Meskipun terminologi yang digunakan mungkin

berbeda, namun menurut Stinnett dan Defrain (2003) gagasan dasarnya sama

yakni menjelaskan keluarga yang berfungsi dengan baik dan setiap anggota

keluarga puas akan hubungan satu sama lain.

Keharmonisan keluarga adalah orientasi terhadap kehidupan keluarga yang

positif dan optimis berdasarkan karakteristik keluarga yang menunjukkan

kesejahteraan spiritual, waktu bersama yang menyenangkan, komunikasi positif,

apresiasi dan kasih sayang, komitmen, serta kemampuan untuk mengelola stres

dan krisis secara efektif (Stinnett dan DeFrain, 2003). Keharmonisan keluarga

didefinisikan oleh Carlock (2010) sebagai kemampuan untuk mempercayai,

mendukung dan mengkomunikasikan perbedaan secara konstruktif. Hal ini

diartikan sebagai usaha untuk terus menerus secara konsisten menjaga hubungan

yang sehat dengan keluarga.

Page 28: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

14

Hal-hal yang termasuk dalam keharmonisan keluarga menurut penelitian

yang dilakukan oleh Adendorff et al Boshoff (2008) adalah keluarga yang saling

menghormati dan menghargai satu sama lain, berkontribusi mengambil keputusan,

menyelesaikan konflik, saling mendukung, dan peduli terhadap kesejahteraan satu

sama lain.

Penelitian ini mengacu pada definisi keharmonisan keluarga yang

dijelaskan oleh Stinnett dan Defrain (2003) bahwa keharmonisan keluarga adalah

orientasi terhadap kehidupan keluarga yang positif dan optimis berdasarkan

karakteristik keluarga yang menunjukkan kesejahteraan spiritual, waktu bersama

yang menyenangkan, komunikasi positif, apresiasi dan kasih sayang, komitmen,

dan kemampuan untuk mengelola stres dan krisis secara efektif.

2.1.2 Dimensi keharmonisan keluarga

Adapun dimensi keharmonisan keluarga menurut Nick Stinnet dan John Defrain

(2003) dalam studinya mengemukakan 6 dimensi keharmonisan keluarga, yaitu:

1. Kesejahteraan spiritual (spiritual well-being)

Kualitas spiritual menentukan kesejahteraan dalam keluarga. Hal ini dikarenakan

spiritual dipercaya dapat menumbukan cinta dan kasih sayang. Kesejahteraan

spiritual menggambarkan konsep untuk menunjukkan bahwa adanya nilai-nilai

agama yang terorganisir didalam keluarga (Defrain, 1999). Anggota keluarga

yang harmonis menggambarkan konsep ini dalam berbagai cara, seperti berbicara

tentang iman kepada Tuhan, harapan, atau rasa optimisme dalam hidup.

Kesejahteraan spiritual juga menggambarkan cinta yang mereka rasakan satusama

lain dengan penuh hormat (Stinnett dan Defrain, 2003).

Page 29: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

15

2. Waktu bersama (time together)

Salah satu alasan penting keluarga menjadi harmonis adalah karena setiap anggota

keluarga terlibat dalam melakukan hal-hal yang menyenangkan secara bersama.

Bukan memiliki agenda khusus untuk dibicarakan atau tujuan yang ingin dicapai

dalam waktu yang dihabiskan bersama. Anggota keluarga hanya saling menyukai

dan menunjukkannya dengan kehadiran mereka untuk berkumpul bersama.

Keluarga yang bahagia adalah keluarga yang melakukan hal-hal bersama dan

yang benar-benar menikmati waktu bersama anggota keluarga lain (Stinnett dan

Defrain, 2003).

3. Komunikasi positif (positive communication)

Kualitas keharmonisan suatu keluarga tidak akan lengkap tanpa komunikasi

positif. Semakin harmonis suatu keluarga, semakin besar kemungkinannya untuk

mempertahankan pandangan positif tentang kehidupan, hiburan, mengurangi

ketegangan, mengekspresikan kehangatan, mengurangi kecemasan, dan

membantu mengatasi situasi yang sulit (Defrain dan Asay, 2007).

Komunikasi tidak selalu menghasilkan kesepakatan, bahkan dalam

keluarga yang harmonis sekalipun. Anggota keluarga memiliki perbedaan dan

konflik, tetapi mereka berbicara secara langsung dan jujur tentang permasalahan

yang dihadapi tanpa menyalahkan atau mengutuk satu sama lain, mencoba

menyelesaikan perbedaan. Komunikasi yang positif terjalin dalam keluarga

ditandai dengan setiap anggota keluarga berusaha menjadi pendengar yang baik,

mengajukan pertanyaan sebelum menghakimi karena menyadari bahwa

Page 30: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

16

pandangan orang berubah seiring waktu, dan menggunakan humor untuk

memperkuat keharmonisan dalam keluarga.

Keluarga yang harmonis seringkali berorientasi pada tugas dalam

komunikasi mereka, mengidentifikasi masalah dan mendiskusikan bagaimana

menyelesaikannya bersama. Lebih penting dari itu, keluarga-keluarga yang

harmonis menghabiskan waktu berbicara dan mendengarkan satu sama lain hanya

untuk tetap terhubung.

4. Apresiasi dan kasih sayang (appreciation and affection)

Keluarga yang harmonis akan peduli satu sama lain. Dalam beberapa budaya

mengungkapkan penghargaan dan kasih sayang secara terbuka terkadang relatif

tidak biasa. Perasaan-perasaan ini dikomunikasikan secara tidak langsung.

Kuncinya adalah anggota keluarga sadar akan emosi positif yang dirasakan orang

lain. Setiap anggota keluarga saling memperhatikan satu sama lain dan tidak takut

untuk mengekspresikan cinta (Defrain dan Asay 2007).

5. Komitmen (commitment)

Keluarga harmonis berdedikasi untuk kesejahteraan satu sama lain,

menginvestasikan waktu dan energi dalam kegiatan keluarga dan tidak

membiarkan pekerjaan mereka atau prioritas lain mengambil terlalu banyak waktu

dari interaksi keluarga (Stinnett dan Defrain, 2003). Meski begitu, bukan berarti

setiap anggota keluarga saling melumpuhkan kegiatan masing-masing tapi

membatasi kegiatan sehingga tidak mengancam waktu bersama. Bagian yang

paling penting adalah kesetiaan. Responden dalam penelitian Stinnet dan Defrain

(Defrain, 1999) mempercayai bahwa perselingkuhan memicu krisis dalam

Page 31: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

17

keluarga. Namun beberapa keluarga merasakan komitmen munurun oleh pengaruh

yang lebih halus yaitu karena padatnya pekerjaan, dan tuntutannya akan waktu,

perhatian, dan energi.

Hubungan yang erat antar anggota keluarga dapat diwujudkan dengan

adanya kebersamaan, komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan saling

menghargai. Apabila dalam sebuah keluarga tidak memiliki hubungan yang erat

antar anggota keluarga maka akan mengurangi rasa saling memiliki dan

berkurangnya rasa kebersamaan.

6. Menyelesaikan konflik (ability to cope with stress and crisis)

Keluarga harmonis bukan berarti kebal terhadap stres dan krisis, tetapi memiliki

kemampuan untuk mengelola stresor sehari-hari. Keluarga harmonis tahu

bagaimana mencegah masalah sebelum itu terjadi dan bagaimana bekerja bersama

untuk memenuhi tantangan yang tak terhindarkan ketika hal itu terjadi.

Pemicu stres dalam kehidupan tidak dapat dielakkan. Hal terbaik yang bisa

dilakukan oleh keluarga adalah dengan menghadapi tantangan seefektif dan

seefisien mungkin, serta meminimalkan kerusakan. Keluarga harmonis dalam

menghadapi krisis akan mencari bantuan jika mereka tidak dapat menyelesaikan

masalah itu sendiri. Mendapatkan konseling dapat menjadi langkah yang lebih

baik dalam mengatasi krisis. Keluarga yang benar-benar bermasalah seringkali

tidak dapat mengakui bahwa mereka memiliki masalah dan enggan mencari

nasihat.

Page 32: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

18

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga

Perempuan menikah yang bekerja berjam-jam lebih lama dapat

mengurangi waktu yang dikhususkan untuk peran keluarga. Harapan keluarga dan

gangguan sering digabungkan dengan tuntutan pekerjaan untuk memberi tekanan

pada para ibu yang bekerja. Banyak dari ibu bekerja merasa dibebani dengan

pilihan sulit baik melanjutkan pekerjaan atau meninggalkan pekerjaan. Jika

dilanjutkan, tak jarang ibu bekerja merasa kehilangan banyak waktu bersama

keluarga. Namun, hilangnya tambahan pendapatan keluarga akan menambah

tekanan jika memilih untuk berhenti dari pekerjaan, namun hal ini juga

mempertaruhkan keharmonisan keluarga (Ugwu, 2017).

Hawari (1999) menjelaskan, untuk menuju hubungan yang harmonis

terdapat beberapa hal yang mempengaruhi dalam menjaga keharmonisan

keluarga, diantaranya yaitu:

1. Menyediakan waktu bersama keluarga, dengan kata lain waktu luang sangatlah

penting artinya bagi keluarga. Akan tetapi tak jarang, anggota keluarga lebih di

sibukkan dengan kegiatan lain diluar keluarga, misal urusan pekerjaan.

Sehingga mengganggu intensitas waktu bersama keluarga.

2. Melakukan interaksi segitiga, yaitu dengan cara menciptakan interaksi

(hubungan) yang baik antar anggota keluarga, baik dengan bertatap muka

ataupun dengan cara mencoba untuk berkomunikasi.

3. Saling menghargai dan berinteraksi. Suami istri tidak lepas dari pekerjaan

masing-masing, maka apa yang telah dikerjakan seharusnya menjadikan

keduanya saling menghargai.

Page 33: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

19

4. Keluarga sebagai prioritas utama, yaitu apabila dalam keluarga mengalami

krisis, maka yang akan diprioritaskan terlebih dahulu adalah keutuhan

keluarga.

Hurlock (1978) juga menjelaskan terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi keharmonisan keluarga, yakni:

1. Sikap orang tua

Sikap orangtua sangat menentukan hubungan keluarga. Ayah dan ibu akan

menjadi contoh bagi anak-anaknya. Jika sikap orangtua positif, tidak akan ada

masalah. Tetapi jika sikap ini merugikan, tentu sangat membawa dampak buruk

bagi anggota keluarga lainnya terutama anak.

2. Ukuran keluarga

Ukuran keluarga bukan satu-satunya faktor yang menentukkan kualitas hubungan

yang berkembang di antara anggota keluarga. Selain karena jumlah besaran

keluarga, dalam ukuran keluarga juga terdapat faktor susunan keluarga yang

mempengaruhi hubungan keluarga menuju keharmonisan atau ketidakharmonisan.

Apabila keluarga terdiri atas lebih bayak wanita daripada pria, perselisihan

cenderung lebih besar. Wanita lebih sering dirumah daripada pria dan akibatnya

lebih banyak memiliki kontak yang erat dan berkesinambungan satu dengan yang

lain.

3. Keadaan rumah tangga

Hubungan dengan anggota keluarga sangat dipengaruhi keadaan rumah tangga.

Dalam mengatur rumah tangga, hubungan suami istri dalam konsep peran

orangtua, anak, dan keluarga.

Page 34: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

20

Selanjutnya, Hawari (1999) juga menjelaskan betapa pentingnya

kehidupan spiritualitas dalam melihat keharmonisan keluarga. Disampaikan oleh

Hawari (1999) dalam bukunya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

ketidakharmonisan keluarga antara lain:

1. Keluarga tidak utuh

2. Kesibukan orang tua

3. Tidak bersamanya orang tua dan anak di rumah

4. Hubungan interpersonal antar anggota keluarga yang tidak berjalan baik

5. Ungkapan kasih sayang orang tua kepada anak tidak berjalan lancar

6. Tidak ditumbuhkannya spiritualitas didalam keluarga

Dalam spiritualitas terdapat nilai-nilai moral atau etika kehidupan yang

akan menjadi landasan bersikap dan bertidak dalam kehidupan. Kehidupan

beragama atau spiritualitas selalu melandaskan kasih sayang dalam memandang

kehidupan terutama keluarga. Faktor kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap

keharmonisan karena kecerdasan tersebut akan membimbing individu dalam

bertindak berdasarkan prinsip yang benar. Manifestasinya akan keluar dalam

tindakan, sikap dan ucapan yang akan membawa keluarga pada keharmonisan

(Putranto, 2012).

Daradjat (2005) menjelaskan bahwa pada waktu seseorang batinnya

tenang, maka individu bisa menentramkan batin orang lain, dan membuat orang

disekitarnya merasa nyaman. Pasangan yang damai hatinya akan membuat

nyaman keluarganya. Peran spiritualitas sangat menentukan, karena pada waktu

berpusat pada prinsip Ilahi maka akan merasa tenang dan batin akan menjadi

Page 35: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

21

tentram. Oleh sebab itu, orang yang tentram batinnya akan menyenangkan dan

menarik bagi orang, termasuk pasangannya (Daradjat, 2005).

2.1.4 Alat ukur keharmonisan keluarga

Lee, McDowell, Fielding, Chan, Stewart, Nan, Chan, Michael, Lam, dan Leung

(2013) telah membuat konsep skala keharmonisan keluarga yang khusus disusun

menyesuaikan dengan budaya Cina. Skala instrumen ini dikembangkan dengan

terdiri dari 24 item yang masing-masing menggambarkan keluarga harmonis

secara holistik.

Alat ukur keharmonisan keluarga juga dikembangkan oleh Kavikondala

(2016). Sebuah skala keharmonisan keluarga yang terdiri dari 24 item. Instrumen

pengukuran ini terkait dengan psikopatologi atau berhubungan antara gejala

depresi dengan keharmonisan keluarga.

Pada penelitian ini, penulis menyusunan alat ukur keharmonisan keluarga

berdasarkan aspek keharmonisan keluarga menurut Nick Stinnet dan John Defrain

(2003) yaitu kehidupan beragama, waktu bersama, komunikasi positif, apresiasi

dan kasih sayang, komitmen, dan menyelesaikan konflik.

2.2 Konflik Peran Ganda

2.2.1 Definisi konfik peran ganda

Carlson, Kacmar dan Williams (2000) menjelaskan bahwa konflik peran ganda

adalah kondisi yang dirasakan individu karena salah satu peran mengganggu

peran yang lain sehingga tanggung jawab pada suatu peran membuat individu

Page 36: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

22

mengalami gangguan pada peran yang lain dan merasakan suatu ketegangan

dalam peran pekerjaan dan keluarga.

Konflik peran ganda adalah salah satu bentuk interrole conflict seperti

yang dijelaskan oleh Greenhaus & Beutell (1985) yaitu tekanan atau

ketidakseimbangan peran, yaitu antara peran dipekerjakan dengan peran didalam

keluarga. Frone (2002) menjelaskan definisi konflik peran ganda adalah beban

kerja yang berat dan jam kerja yang panjang dapat meningkatkan terjadinya

konflik antar peran pada individu. Istilah peran ganda adalah dua peran atau lebih

yang dijalankan dalam waktu yang bersamaan. Dalam hal ini peran yang

dimaksud adalah peran seorang perempuan sebagai istri dan ibu bagi anak-

anaknya dan peran sebagai perempuan yang memiliki karir di luar rumah.

Dalam penelitian ini, definisi konflik peran ganda dari Carlson, Kacmar

dan Williams (2000) menjadi dasar penelitian yaitu kondisi yang dirasakan

individu karena salah satu peran mengganggu peran yang lain dan merasakan

suatu ketegangan dalam peran pekerjaan dan keluarga.

2.2.2 Dimensi konflik peran ganda

Penelitian ini menggunakan dimensi konflik peran ganda dari Carlson, Kacmar,

dan Williams (2000) yang menjelaskan 3 komponen sentral pada konflik peran

ganda, yaitu:

1. Time-based conflict

Time-based conflict adalah konflik yang terjadi karena waktu yang dibutuhkan

suatu peran dapat mengganggu individu berpartisipasi pada peran yang lain,

Page 37: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

23

sehingga pada waktu yang bersamaan individu tidak dapat melakukan dua peran

atau lebih sekaligus.

Waktu yang dihabiskan untuk kegiatan dalam satu peran umumnya tidak

dapat digunakan untuk kegiatan dalam peran lain. Time-based conflict terdapat

dua bentuk: (1) tekanan waktu yang terkait pada satu peran memungkinkan secara

fisik tidak mampu memenuhi harapan pada peran lain; (2) tekanan juga dapat

membuat seseorang menjadi sangat menikmati dengan satu peran bahkan ketika

sedang memenuhi peran lain, sebab berbagai emosi pada satu peran dapat

mempengaruhi peran lainnya baik berpengaruh positif maupun negatif (Bartolome

& Evans, 1979).

2. Strain-based conflict

Strain-based conflict adalah konflik yang terjadi akibat dari ketegangan satu peran

dapat mengganggu aktivitas peran lainnya. Strain-based conflict melibatkan

ketegangan yang dihasilkan oleh peran. Ada banyak bukti bahwa stresor kerja

dapat menghasilkan gejala seperti ketegangan, kecemasan, kelelahan, depresi,

apatis, dan mudah marah. Strain-based conflict ada ketika ketegangan dalam satu

peran mempengaruhi kinerja seseorang dalam peran lain. Peran tidak sesuai dalam

arti bahwa tekanan yang diciptakan oleh seseorang membuatnya sulit untuk

memenuhi tuntutan orang lain (Greenhaus dan Beutell, 1985).

3. Behavior-based conflict

Behavior-based conflict adalah konflik yang terjadi ketika perilaku tertentu yang

diperlukan dalam satu peran bertentangan dengan perilaku yang diharapkan dari

peran lain. Pola spesifik perilaku dalam peran mungkin tidak sesuai dengan

Page 38: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

24

harapan mengenai perilaku dalam peran lain. Anggota keluarga, di sisi lain,

mungkin mengharapkan seseorang menjadi hangat, penyayang, emosional, dan

intens dalam interaksinya dengan keluarga. Jika seseorang tidak dapat

menyesuaikan perilaku untuk memenuhi harapan peran yang berbeda,

memungkinkan akan mengalami konflik di antara peran tersebut (Greenhaus &

Beutell, 1985).

2.2.3 Pengukuran konflik peran ganda

Carlson, Kacmar, dan Williams (2000) mengembangkan alat ukur skala

multidimensional. Alat ukur ini terdiri dari 18 item pernyataan dimana item

tersebut dibedakan menjadi tiga dimensi, yaitu time-based conflict, strain-based

conflict, behavior-based conflict.

Hennessy & Lent (2008) mengembangkan alat ukur konflik peran ganda

yang disebut dengan The Self-Eficacy for Work Family Conflict (SE-WFC). Alat

ukur ini dirancang untuk mengukur kepercayaan mengenai kemampuan seseorang

untuk mengelola konflik antara pekerjaan dan peran keluarga.

Vallone & Donaldson (2001) mengembangkan skala Work Family Conflict

Scale (WFCS) yang terdiri atas 8 item untuk mengetes karyawan di Los Angeles

dengan menggunakan aspek utama tekanan yang dirasakan serta kepuasan dalam

pekerjaan yang rendah untuk mengukur konflik peran ganda.

Dalam penelitian ini, alat ukur yang digunakan memodifikasi dari skala

multidimensional yang dikembangkan oleh Carlson, Kacmar, dan Williams

(2000) karena sesuai dengan definisi yang digunakan.

Page 39: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

25

2.3 Kecerdasan Spiritual

2.3.1 Definisi kecerdasan spiritual

Menurut King (2008), Kecerdasan spiritual adalah seperangkat kapasitas mental

yang berkontribusi pada kesadaran, integrasi, dan penerapan adaptif dari aspek

non material dan transenden dari keberadaan seseorang, yang mengarah pada

pemikiran eksistensial yang kritis, pemaknaan diri, kesadaran transendental, dan

perluasan area kesadaran. Vaughan (2002) menyatakan bahwa kecerdasan

spiritual ada sebagai potensi dan kemampuan bawaan manusia yang dapat

dikembangkan dengan pelatihan dan pengalaman.

Zohar dan Marshall (2001) mendefinisikan kecerdasan spiritual lebih

variatif, yakni kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan untuk menempatkan

perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya untuk

menemukan solusi ketika menghadapi persoalan makna dan nilai, serta

kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih

bermakna dibanding dengan yang lain. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan

untuk memecahkan persoalan makna dan nilai. Kecerdasan spiritual dianggap

sebagai inti dan puncak tertinggi dari kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan

emosi (EQ) karena kecerdasan spiritual merupakan landasan dan sumber dari

kecerdasan lainnya (Zohar dan Marshall, 2001).

Dalam penelitian ini menggunakan definisi dari King (2008) yang

menyatakan bahwa kecerdasan spiritual adalah seperangkat kapasitas mental yang

berkontribusi pada kesadaran, integrasi, dan penerapan adaptif dari aspek

nonmaterial dan transenden dari keberadaan seseorang, yang mengarah pada

Page 40: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

26

pemikiran eksistensial yang kritis, pemaknaan diri, kesadaran transendental, dan

perluasan area kesadaran.

2.3.2 Dimensi kecerdasan spiritual

Sesuai dengan definisi yang digunakan, pada penelitian ini menggunakan 4

dimensi kecerdasan spiritual dari King (2008), yaitu :

1. Pemikiran eksistensial yang kritis (Critical Existing Thinking)

Kemampuan seseorang untuk berpikir kritis atau merenungi mengenai hal-hal

yang terkait eksistensi, realitas, alam semesta, waktu, kematian, dan hal-hal yang

berkaitan dengan keberadaan. Proses berpikir kritis menurut Scriven & Paul

(dalam King, 2008) merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa

kemampuan dan intelegensi seseorang. Proses tersebut diantaranya terdiri dari

kemampuan membuat konsep (conceptualizing), melakukan tindakan (applying),

menganalisis (analyzing), menyimpulkan (synthesizing), dan mengevaluasi

informasi yang didapat dari observasi, pengalaman, refleksi, pencarian alasan

maupun komunikasi. Berdasarkan definisi tersebut, jelaslah bahwa berpikir kritis

melibatkan jauh lebih banyak kemampuan atau keterampilan daripada sekadar

berpikir.

Menurut Wolman (dalam Saha, 2017) pemikiran eksistensial kritis

merupakan kemampuan yang dimiliki setiap manusia untuk mengajukan

pertanyaan pamungkas tentang pentingnya kehidupan. Ini menyiratkan bahwa

pemikiran eksistensial mencakup proses dimana individu menentukan hubungan

pribadi dengan membuat makna dari masalah eksistensial sehari-hari.

2. Pemaknaan diri (Personal Meaning Production)

Page 41: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

27

Kemampuan untuk membangun makna dan tujuan pribadi berdasarkan

pengalaman fisik dan mental yang dimiliki, termasuk kapasitas untuk

menciptakan dan memahami tujuan dari hidup . Seseorang dapat menemukan

tujuan hidupnya melalui pengalaman-pengalaman yang dialaminya dalam

kehidupan sehari-hari. Kemampuan seseorang dalam menangkap makna hidup

pribadi bergantung pada tingkat kognitif, afektif dan perilaku yang dimiliki oleh

setiap orang.

Menurut Krause (dalam King, 2008), makna hidup seseorang meliputi nilai-

nilai yang melekat, ras, tujuan, dan juga refleksi di masa lalu. Ada beberapa faktor

yang mempengaruhi seseorang memperoleh makna hidup, yakni peran sosial yang

diasumsikan oleh individu, hubungan interpersonal, pemenuhan kebutuhan dasar,

pertumbuhan dan pencapaian pribadi, kegiatan rekreasi, kenangan nostalgia,

komitmen, pekerjaan, dan waktu luang (King, 2008).

3. Kesadaran transendental (Transcendental Awareness)

Kemampuan untuk mengidentifikasi dimensi transenden baik itu dengan diri

sendiri ketika berhubungan dengan orang lain maupun ketika berinteraksi dengan

dunia fisik. King (2008) menyatakan bahwa spiritualitas berkaitan dengan

perasaan seseorang terhadap hubungan antara kekuatan yang dimiliki alam dengan

kekuatan Tuhan dalam melihat konteks realita yang terjadi saat ini.

4. Perluasan area kesadaran (Conscious State Expansion)

Kemampuan seseorang untuk memasuki tingkat kesadaran yang lebih tinggi,

misalnya ketika berdoa. Perluasan area kesadaran merupakan sistem dari struktur

psikologis yang unik. Kondisi tersebut sering dideskripsikan dalam berbagai

Page 42: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

28

bentuk level kesadaran (kesadaran diri, lingkungan, spiritual, atau kombinasi dari

berbagai kesadaran lainnya). Kesadaran tertinggi merupakan akar dari kecerdasan

spiritual dan religiusitas.

2.3.3 Pengukuran kecerdasan spiritual

Untuk mengukur kecerdasan spiritual, Kumar &Mehta (2011) telah

mengembangkan sebuah skala yang disebut dengan Scale for Spiritual

Intelligence (SSI). Terdiri dari 20 item dan merupakan self-report untuk

mengukur kecerdasan spiritual pada remaja. SSI dikembangkan untuk menilai

konsep kecerdasan spiritual dalam budaya kelompok yang terikat dengan filsafat

timur.

Wigglesworth (2012) juga telah mengembangkan The 21 Skills of Spiritual

Intelligence atau dikenal juga dengan SQ21. Merupakan alat ukur kecerdasan

spiritual untuk self-assessment yang telah teruji digunakan untuk mengukur dalam

pengaturan perusahaan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat ukur kecerdasan spiritual

yang telah dikembangkan oleh King (2008) yaitu Spiritual Intelligence Self-

Report Inventory (SISRI) dengan memiliki 4 skala dimensi dari kecerdasan

spiritual, yaitu: pemikiram eksistensial, pemaknaan diri, kesadaran transendental

dan perluasan area kesadaran.

2.4 Kerangka Berpikir

Suami dan istri memiliki peran besar dalam membentuk sebuah keluarga yang

harmonis. Keharmonisan keluarga akan terwujud apabila masing-masing anggota

keluarga terutama suami dan istri dapat membagi peran dengan baik dalam

Page 43: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

29

keluarga. Ayah sebagai kepala rumah tangga dan ibu yang bertanggung jawab

dalam mengurus dan merawat kebutuhan anggota keluarga.

Saat ini banyak ibu yang juga bekerja untuk membantu perekonomian

keluarga atau untuk mengaktualisasikan diri. Keputusan ibu untuk bekerja

membuatnya harus bertanggung jawab menjalankan kewajiban, baik di rumah

maupun tanggung jawab dipekerjaan.

Setiap pekerjaan memiliki beban kerja dan tanggung jawab yang berbeda,

sehingga tidak dapat disama ratakan profesi mana yang lebih mudah atau lebih

sulit. Begitupun dengan profesi guru yang tidak bisa dianggap remeh. Pandangan

masyarakat pada umumnya beranggapan bahwa guru sebagai profesi yang cocok

untuk wanita. Dikarenakan guru dianggap tidak memiliki beban kerja yang tinggi

dan komitmen karir yang rendah, sehingga dimungkinkan memiliki banyak waktu

untuk keluarga (Cinamon & Rich, 2005). Ironisnya, sejumlah penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar guru perempuan tidak dapat memisahkan

peran di keluarga dan peran professional pekerjaan mereka secara efektif, ibu

bekerja cenderung merasa tidak bahagia dan terpaksa ketika menjalani tiga

pekerjaan sekaligus yaitu mengajar, mengurus pekerjaan rumah, dan merawat

anak-anak (Cinamon & Rich, 2005).

Dalam beberapa penelitian menyatakan bahwa profesi guru telah diakui

secara internasional sebagai salah satu profesi yang memiliki tingkat stres

tertinggi (Hakanen, Bakker, Schaufeli, 2006; Prieto, Soria, Martinez & Schaufeli,

2008). Hal ini menurut Peeters & Rutte (2005) dapat disebabkan karena guru tidak

hanya bertanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan siswa tetapi juga

Page 44: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

30

bertanggung jawab untuk perkembangan sosial dan emosional siswa, sehingga

meningkatkan tanggung jawab profesi guru.

2.4.1 Dinamika konflik peran ganda terhadap keharmonisan keluarga

Dilema terjadi ketika ibu bekerja yang dituntut professional, seperti guru,

tidak mampu menyeimbangkan perannya sebagai ibu rumah tangga dan seorang

pekerja profesional. Apabila ibu tidak dapat bersikap adil diantara kedua

perannya, maka tentu akan ada satu peran yang dikorbankan akibat dari tanggung

jawab pada peran lainnya. Ibu bekerja akan sangat sibuk menjalani kedua

rutinitasnya sebagai ibu tumah tangga dan pekerja profesional. Kondisi yang

dialami ibu bekerja ini disebut sebagai konflik peran ganda.

Konflik peran ganda terbagi dalam tiga dimensi yaitu time-based conflict,

strain-based conflict, dan behavior-based conflict diketahui berpengaruh pada

keharmonisan keluarga ibu bekerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Trastika (2010) diketahui dari ketiga variabel konflik peran ganda yang diujikan

yaitu time-based conflict, strain-based conflict, dan behavior-based conflict yang

mana kesemuanya berpengaruh signifikan pada keharmonisan keluarga pada ibu

ibu bekerja. Dalam penelitian ini, penulis menduga bahwa pada ibu yang bekerja

sebagai guru juga konflik peran ganda dapat berpengaruh dengan keharmonisan

keluarga.

Penulis menduga jika time-based conflict dapat berpengaruh dengan

keharmonisan keluarga. Seperti yang dijelaskan oleh Carlson, Kacmar, dan

Williams (2000) bahwa konflik yang terjadi karena waktu yang dibutuhkan suatu

peran dapat mengganggu individu untuk berpartisipasi pada peran yang lain,

Page 45: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

31

sehingga pada waktu yang bersamaan individu tidak dapat melakukan dua peran

atau lebih sekaligus. Sehingga peran sebagai pekerja professional tidak maksimal

dan peran sebagai ibu tidak optimal.

Strain-based conflict adalah konflik yang terjadi akibat dari ketegangan

satu peran dapat mengganggu aktivitas peran lainnya. Kondisi ketika individu

menerima tuntutan ditempat kerja secara terus menerus hingga mengakibatkan

kelelahan, tentu mempengaruhi peran lainnya, dalam hal ini peran sebagai ibu.

Maka dalam penelitian ini penulis menduga bahwa strain-based conflict dapat

mempengaruhi keharmonisan keluarga pada ibu bekerja.

Variabel behavior-based conflict diduga dapat berpengaruh terhadap

keharmonisan keluarga, karena sejalan dengan peneltian terdahulu yang

menyatakan bahwa behavior-based conflict dapat terjadi ketika tuntutan yang

diperlukan perilaku kerja mengganggu kinerja peran dalam domain keluarga

(Edwards & Rothbard, 2000). Hal ini berarti, akan terjadi konflik ketika perilaku

tertentu yang diperlukan dalam peran pekerjaan bertentangan dengan perilaku

yang diharapkan dari peran sebagai ibu.

2.4.2 Dinamika kecerdasan spiritual terhadap keharmonisan keluarga

Dari kecerdasan spiritual, variabel pemikiran eksistensial yang kritis

dianggap memberikan pengaruh terhadap keharmonisan ibu bekerja. Pada

penelitian ini subjek penelitian adalah ibu yang bekerja sebagai guru. Untuk

menjadi seorang guru, tentu harus memenuhi kriteria dan kualifikasi yang

ditentukan. Tenaga pendidik memiliki kemampuan berpikir kritis yang tinggi

tentang keberadaan dirinya (Allan & Shearer, 2012). Sebab berpikir kritis

Page 46: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

32

diperlukan untuk merenungi keberadaan diri mengenai isu-isu seperti memahami

makna, tujuan, eksistensi, dan kematian.

Pemaknaan diri dianggap dapat mempengaruhi keharmonisan keluarga ibu

bekerja dikarenakan, apabila seseorang memiliki kemampuan untuk melakukan

makna dan tujuan pribadi dalam semua pengalaman materi dan fisik, termasuk

kemampuan untuk menciptakan tujuan dalam kehidupan. Puncak dari memahami

sebuah makna adalah kedamaian dan ketentraman hati. Tentu hal ini akan

berdampak pada aspek kehidupan lainnya, terutama bagi keluarga.

Pada variabel kesadaran transedental, dianggap apabila kesadaran

transendental meningkat maka mengakibatkan peningkatan pula pada

keharmonisan keluarganya, begitupun sebaliknya. Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian dari Covey (1997) yang menyatakan bahwa dengan memiliki

kecerdasan spiritual yang tinggi (yang didalamnya termasuk kesadaran

transendental) akan memiliki pribadi yang utuh dan berpusat pada prinsip yang

benar, sehingga tindakan, ucapan, dan sikapnya menjadi bijaksana dan penuh

kebaikan. Hal ini tentu akan tergambar pula dari cara ibu menjaga keharmonisan

didalam keluarga meskipun diharuskan juga memenuhi tanggung jawabnya

sebagai seorang profesional guru.

Variabel terakhir, perluasan area kesadaran adalah kemampuan untuk

memasuki tingkat spiritualitas yang paling tinggi. Puncak dari tingkatan

kecerdasan adalah pada kecerdasan spiritualnya, termasuk perluasan area

kesadaran didalamnya (King, 2008). Seseorang dikatakan memiliki kecerdasan

Page 47: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

33

GANDA

KONFLIK PERAN

Behavior-based Conflict

KECERDASAN

SPIRITUAL

KEHARMONISA

N KELUARGA

Strain-based Conflict

Perluasan Area Kesadaran

Kesadaran Transedental

Pemaknaan Diri

Pemikiran Eksistensial

Time-based Conflict

spiritual apabila tergambar dari kemampuan untuk memasuki tingkat spiritualitas

yang tinggi, dilihat dari sikap-sikap yang ditampakkan sehari-hari.

Berikut ini merupakan gambaran rangkuman kerangka berpikir yang

digunakan dalam penelitian ini:

Gambar 2.1 Kerangka berpikir

2.5 Hipotesis

2.5.1 Hipotesis Mayor

H1: Terdapat pengaruh secara signifikan konflik peran ganda dan kecerdasan

spiritual terhadap keharmonisan keluarga pada ibu bekerja.

Page 48: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

34

2.5.2 Hipotesis Minor

Hipotesis minor yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2: Terdapat pengaruh yang signifikan time-based conflict terhadap keharmonisan

keluarga pada ibu bekerja.

H3: Terdapat pengaruh yang signifikan strain-based conflict terhadap

keharmonisan keluarga pada ibu bekerja.

H4: Terdapat pengaruh yang signifikan behavior-based conflict terhadap

keharmonisan keluarga pada ibu bekerja.

H5: Terdapat pengaruh yang signifikan pemikiran eksistensial terhadap

keharmonisan keluarga pada ibu bekerja.

H6: Terdapat pengaruh yang signifikan pemaknaan diri terhadap keharmonisan

keluarga pada ibu bekerja.

H7: Terdapat pengaruh yang signifikan kesadaran transendental terhadap

keharmonisan keluarga pada ibu bekerja.

H8: Terdapat pengaruh yang signifikan perluasan area kesadaran terhadap

keharmonisan keluarga pada ibu bekerja.

Page 49: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

35

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai populasi dan sampel, variabel penelitian

dan definisi operasional, instrumen penelitian, teknik analisa data, dan uji

hipotesis.

3.1 Populasi, Sample, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang bekerja sebagai guru di wilayah

Pandeglang, Tangerang, dan Serang. Sampel yang digunakan berjumlah 210

responden. Penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dimana

anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi subjek

penelitian. Teknik yang digunakan adalah purposive sampling yang memiliki.

Pengambilan sampel dipilih atas pertimbangan untuk memperoleh satuan

sampling yang memiliki karakteristik yang dikehendaki oleh peneliti. Adapun

karakteristik dari populasi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini

adalah:

1. Wanita bekerja yang sudah menikah dan memiliki anak

2. Jenis pekerjaan yang dimiliki seorang guru

3. Memiliki jumlah waktu mengajar 8 jam sehari dan 5 hari kerja dalam

seminggu.

4. Tinggal bersama keluarga

5. Beragama Islam

Page 50: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

36

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah keharmonisan

keluarga pada ibu yang bekerja sebagai guru di wilayah Pandeglang, Tangerang,

dan Serang. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah

konflik peran ganda dan kecerdasan spiritual.

3.2.1 Variabel penelitian

Berikut adalah variabel-variabel dalam penelitian ini:

Variabel terikat (dependent variable) :

Keharmonisan keluarga, yang mencakup dimensi-dimensi berikut:

1. Kesejahteraan spitual

2. Waktu bersama

3. Komunikasi positif

4. Apresiasi dan kasih sayang

5. Komitmen

6. Menyelesaikan konflik

Variabel bebas (independent variable) :

1. Konflik peran ganda, yang mencakup dimensi-dimensi konflik peran ganda

sebagai berikut:

(X1) Variabel Time-based conflict

(X2) Variabel Strain-based conflict

(X3) Variabel Behavior-based conflict

2. Kecerdasan spiritual, mencakup dimensi-dimensi berikut ini:

(X4) Variabel pemikiran eksistensial yang kritis

Page 51: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

37

(X5) Variabel pemaknaan pribadi

(X6) Variabel kesadaran transendental

(X7) Variabel perluasan area kesadaran

3.2.2 Definisi operasional

Setelah menentukan variabel terikat dan variabel bebas, maka adapun definisi

operasional dari variabel penelitian ini adalah:

Variabel terikat (dependent variable) :

Keharmonisan keluarga adalah orientasi terhadap kehidupan keluarga yang

positif dan optimis berdasarkan karakteristik keluarga yang menunjukkan

kesejahteraan spiritual, waktu bersama yang menyenangkan, komunikasi positif,

apresiasi dan kasih sayang, komitmen, dan menyelesaikan konflik (Stinnett dan

Defrain, 2003).

Variabel bebas (independent variable) :

1. Konflik peran ganda adalah kondisi yang dirasakan individu karena salah satu

peran mengganggu peran yang lain sehingga tanggung jawab pada suatu

peran membuat individu mengalami gangguan pada peran yang lain dan

merasakan suatu ketegangan dalam peran pekerjaan dan keluarga (Carlson,

Kacmar dan Williams, 2000).

− Time-based conflict adalah konflik yang terjadi karena waktu yang

dibutuhkan suatu peran dapat mengganggu individu berpartisipasi pada

peran yang lain (Carlson, Kacmar, dan Williams, 2000).

− Strain-based conflict adalah ketegangan dalam satu peran mempengaruhi

kinerja seseorang dalam peran lain (Greenhaus and Beutell, 1985).

Page 52: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

38

− Behavior-based conflict adalah konflik yang terjadi ketika perilaku tertentu

yang diperlukan dalam satu peran bertentangan dengan perilaku yang

diharapkan dari peran lain (Carlson, Kacmar, dan Williams, 2000).

2. Kecerdasan spiritual adalah seperangkat kapasitas mental yang mengarah

pada pemikiran eksistensial yang kritis, pemaknaan pribadi, kesadaran

transendental, dan perluasan area kesadaran (King, 2008).

− Pemikiran eksistensial yang kritis (Critical Existing Thinking) adalah

kemampuan seseorang untuk berpikir kritis atau merenungi mengenai hal-

hal yang terkait eksistensi, realitas, alam semesta, waktu, kematian, dan

hal-hal yang berkaitan dengan keberadaan (King, 2008).

− Pemaknaan diri (Personal Meaning Production) adalah kemampuan untuk

membangun makna dan tujuan pribadi berdasarkan pengalaman fisik dan

mental yang dimiliki, termasuk kapasitas untuk menciptakan dan

memahami tujuan hidup (King, 2008).

− Kesadaran transendental (Transcendental Awareness) adalah kemampuan

untuk mengidentifikasi dimensi transenden dengan diri sendiri ketika

berhubungan dengan orang lain, maupun ketika berinteraksi dengan dunia

fisik (King, 2008).

− Perluasan area kesadaran (Conscious State Expansion) adalah kemampuan

seseorang untuk memasuki tingkat kesadaran yang lebih tinggi (King,

2008).

Page 53: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

39

3.3 Instrumen Pengambilan Data

Motode pengambilan data yang digunakan adalah kuesioner. Dalam penelitian ini

menggunakan tiga skala berbentuk model skala likert yaitu, skala keharmonisan

keluarga, skala konflik peran ganda, dan skala kecerdasan spiritual. Skala-skala

ini disusun menggunakan empat pilihan jawaban yaitu, sangat setuju (SS), setuju

(S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).

3.3.1 Skala keharmonisan keluarga

Skala keharmonisan yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan aspek

keharmonisan keluarga menurut Nick Stinnet dan John Defrain (2003) yaitu

kesejahteraan spiritual, waktu bersama, komunikasi positif, apresiasi dan kasih

sayang, komitmen, dan menyelesaikan konflik.

Tabel 3.1

Blueprint skala keharmonisan keluarga

No Dimensi Indikator No item Jumlah Item

1 Kesejahteraan

spitual Menanamkan etika dan

moral

1, 2, 3

Melakukan ibadah

dengan rutin

4, 5 7

Memberikan nilai-nilai

keimanan

6, 7

2 Waktu

bersama Mengisi waktu luang

bersama keluarga

8

Mengisi waktu dengan berlibur bersama keluarga

9

4

Melewati banyak waktu

berkualitas bersama keluarga

10

Memiliki perasaan

saling berbagi waktu

11

Page 54: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

40

yang menyenangkan

3

Komunikasi bersama keluarga

Mampuber bagi

12, 13 positif perasaan 3 Memberikan pujian 14

4 Apresiasi dan

kasih sayang Mampu bersikap adil

Memiliki perasaan

15

16

saling menghargai

Merawat satu sama lain 5

17, 18

Menghormati satu sama 19

5

Komitmen lain

Membangun keakraban

20, 21

satu sama lain

Mampu bersikap jujur

22 5

Mengedepankan 23

6

Menyelesaikan kesetiaan

Mengutamakan

24, 25, 26

konflik keutuhan keluarga

Mampu meredam 27 4

emosi

Menganggap krisis

28 sebagai tantangan dan

peluang

Total 28

3.3.2 Skala konflik peran ganda

Konflik peran ganda di ukur menggunakan alat ukur yang didaptasi dari skala

multidimensional yang dikembangkan oleh Carlson, Kacmar, dan Williams

(2000). Alat ukur ini terdiri dari 16 item pernyataan dimana item tersebut

mencakup tiga dimensi, yaitu time-based conflict, strain-based conflict, behavior-

based conflict

Page 55: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

41

Tabel 3.2

Blueprint skala konflik peran ganda

No. Dimensi Indikator No. Item Jumlah Item

1. Time-besed

conflict Mengurangi waktu untuk

menjalanan masing-masing peran

4,16, 9

3

2. Strain-based

conflict Merasa kelelahan fisik dalam

menjalankan satu peran karena peran lainnya

3, 2, 6

Merasa aktivitas pada salah

satu peran terganggu akibat

peran yang lain

5, 13

7

Merasakan ketidakstabilan

emosi yang dirasaan pada

satu peran karena peran lainnya

14, 11

3. Behavior-

based

conflict

Merasakan ketidaksesuaian

dalam pemecahan masalah

12, 7

Merasakan ketidaksesuaian pola perilaku pada masing- masing peran

10, 1, 15, 8

6

Total 16

3.3.3 Skala kecerdasan spiritual

Dalam penelitian ini menggunakan alat ukur kecerdasan spiritual yang telah

dikembangkan oleh King (2008) yaitu Spiritual Intelligence Self-Report Inventory

(SISRI) dengan memiliki 4 skala dimensi dari kecerdasan spiritual, yaitu:

pemikiran eksistensial, pemaknaan diri, kesadaran transendental, dan perluasan

area kesadaran.

Tabel 3.3

Blueprint skala kecerdasan spiritual

No Dimensi Indikator No. Item Jumlah Item

1. Pemikiran

eksistensial Merenungkan eksistensi

kehidupan

3, 1

7 Memakna Peristiwa 9, 13

Memaknai kehidupan setelah 5

Page 56: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

42

kematian

Menjalin hubungan manusia

dan alam sesmesta

16

Berkaitan dengan Tuhan 20

2. Pemaknaan

diri Mampu adaptasi dari makna

dan tujuan hidup

7

Mengetahui alasan hidup 11

Mengambil keputusan sesuai

dengan tujuan hidup

18

5

Mengetahui makna dan

tujuan kejadian sehari-hari

22

Mengenali aspek non-fisik

dan non-materi

17

3. Kesadaran

transendental Mampu merasakan non-fisik

dan non-materi

2

memahami hubungan antar

manusia

6

Mendefinisikan non-fisik

(ruh)

14 7

Mengenali kualitas

kepribadian/emosi

19

Mampu memusatkan diri 21

Memasuki area kesadaran 4

Mengontrol area kesadaran 8

4. Perluasan

area

kesadaran

bergerak dalam area

kesadaran

12

Melihat masalah dalam area

kesadaran

15 3

Mengembangkan teknik

untuk area kesadaran

23

Total 23

3.4 Uji Validitas Konstruk

Untuk menguji validitas kontruk alat ukur yang digunakan, penulis menggunakan

teknik Confimatori Factor Analysist (CFA). Maksud dari CFA adalah bagian dari

analisis faktor yang digunakan untuk menguji sejauh mana masing-masing item

valid di dalam mengukur apa yang ingin diukur. Adapun logika dari CFA dari

Umar (dalam Alawiyah, 2015) yaitu :

Page 57: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

43

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan

secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk

mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap

faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya.

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitu juga tiap subtes

hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun subtes bersifat

unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia, dapat diestimasi matriks korelasi antar item yang

seharusnya diperoleh jika memang unidimensional. Matriks korelasi ini disebut

sigma (Σ), kemudian dibandingkan dengan matriks dari data empiris, yang

disebut matriks S. Jika teori tersebut benar (unidimensional) maka tentunya

tidak ada perbedaan antara matrik Σ – matriks S atau bisa juga dinyatakan

dengan Σ- S = 0. 4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil (Ho) yang

kemudian diuji dengan chi square dengan signifikan p > 0.05 (disebut model

fit), maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil yang menyatakan : “tidak

ada perbedaan antara matriks S dan Σ” tidak ditolak (diterima). Artinya teori

unidimensional tersebut dapat diterima, bahwa item ataupun subtes instrument

hanya mengukur satu faktor saja.

4. Jika teori diterima (model fit), maka selanjutnya adalah menguji hipotesis

tentang signifikan tidaknya masing-masing dalam mengukur apa yang

hendakdiukur. Uji hiotesis ini dilakukan dengan mengukur apa yang hendak

diukur. Uji hipotesis ini dilakukan dengan t-test. Jika nilai t signifikan (t

>1,96), berarti item yang bersangkutan adalah signifikan dalam mengukur apa

Page 58: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

44

T Score= (10 x faktor skor) + 50

yang hendak diukur. Dengan cara seperti ini, dapat dinilai butir item mana

yang valid dan yang tidak valid dalam konteks validitas kontruk.

5. Setelah itu dilihat apakah ada item yang muatan faktornya negatif, maka item

tersebut harus didrop. Sebab hal ini tidak sesuai dengan sifat item, yang

bersifat positif (favorable). Namun perlu dilihat apakah item yang berkoefisien

negatif itu merupakan pernyataan yang unfavorable. Untuk item seperti ini,

skornya harus dibalik (reversed) terlebih dahulu sebelum dianalisis dengan

CFA.

6. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran pada sebuah item berkorelasi terlalu

banyak dengan kesalahan pengukuran pada item lainya, maka item tersebut

juga perlu didrop. Sebab, item yang demikian selain mengukur apa yang

hendak diukur, ia juga mengukur hal lain.

Langkah terakhir, semua item yang tidak didrop dihitung faktor

skornya.Faktor skor dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan

pengukuran. Jadi, perhitungan faktor skor ini tidak menjumlahkan item-item

variabel seperti pada umumnya, tetapi dihitung true skor pada tiap skala. Skor

yang akan dianalisis yang di transformasikan menjadi T skor, adapun rumus T

skor yaitu :

Setelah didapat skor faktor yang diubah menjadi T score, nilai baku inilah

yang akan dianalis dalam uji hipotes korelasi dan regresi. Perlu diketahui bahwa

Page 59: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

45

hal yang sama juga berlaku untuk semua variabel pada penelitian ini. Adapun

pengujian CFA menggunakan software LISREL 8.7.

3.4.1 Uji validitas konstruk keharmonisan keluarga

Pada uji validitas keharmonisan keluarga penulis mengguji 28 item dari konstruk

keharmonisan keluarga. Hasil awal validitas konstruk keharmonisan keluarga

didapat model satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-Square = 406.28, df= 350, P-

value = 0.02029, dan RMSEA= 0.028. Karena hasil awal yang didapat model satu

faktor tidak fit, maka penulis melakukan modifikasi, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkolerasi satu sama lain. Setelah

dilakukan modifikasi satu kali, didapat model satu faktor yang fit karena nilai P-

value > 0.05, yang berarti model dapat diterima, dengan Chi-Square = 380.90, df=

349, P-value = 0.11554, dan RMSEA = 0.021.

Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya adalah

melihat T-value dan koefisien muatan faktor setiap item, jika T-value> 1.96 dan

koefisien semua muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan untuk

dimasukan kedalam analisis data berikutnya, nilai T-value dan koefisien muatan

faktor item keharmonisan keluarga dapat dilihat pada tabel

Tabel 3.4

Muatan faktor item keharmonisan keluarga

No. item Koefisien Standar Eror T-value Signifikan

1 0.53 0.10 5.27

2 0.45 0.10 4.41

3 0.65 0.10 6.67

4 0.69 0.10 7.16

5 0.40 0.10 3.96

6 0.61 0.10 6.15

7 0.65 0.10 6.60

8 0.58 0.10 5.84

Page 60: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

46

9 0.54 0.10 5.38

10 0.65 0.10 6.68

11 0.55 0.10 5.52

12 0.74 0.10 7.72

13 0.76 0.10 7.94

14 0.53 0.10 5.28

15 0.76 0.10 7.95

16 0.79 0.09 8.36

17 0.76 0.10 7.98

18 0.67 0.10 6.85

19 0.28 0.10 2.76

20 0.84 0.09 9.00

21 0.62 0.10 6.26

22 0.42 0.10 4.12

23 0.71 0.10 7.79

24 0.75 0.10 7.84

25 0.67 0.10 6.86

26 0.77 0.10 8.05

27 0.80 0.09 8.44

28 0.53 0.10 5.33

Keterangan : tanda () = (t > 1.96), tanda (X) = tidak signifikan

Berdasarkan pada tabel 3.4 semua item memiliki muatan koefisisen yang

signifikan dengan T-value > 1.96 sehingga semua item dari keharmonisan

keluarga bisa diikut sertakan pada analisis berikutnya.

3.4.2 Uji validitas konstruk konflik peran ganda

3.4.2.1 Uji validitas konstruk item time-based conflict

Pada uji validitas konstruk time-based conflict penulis menguji 3 item dari

konstruk time-based conflict. Hasil uji validitas konstruk time-based conflict

didapat model satu faktor yang fit karena nilai P-value > 0.05, yang berarti model

dapat diterima, dengan Chi-Square = 0.00, df= 0, P-value = 1.00000, dan RMSEA

= 0.000.

Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya adalah

melihat T-value dan koefisien muatan faktor setiap item, jika T-value > 1.96 dan

Page 61: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

47

koefisien semua muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan untuk

dimasukan kedalam analisis data berikutnya, nilai T-value dan koefisien muatan

faktor item time-based conflictdapat dilihat pada tabel 3.5

Tabel 3.5

Muatan faktor item time-based conflict

No. item Koefisien Standar Eror T-value Signifikan

1 0.59 0.07 8.49

2 0.77 0.07 11.00

3 0.85 0.07 12.13

Keterangan : tanda () = (t > 1.96), tanda (X) = tidak signifikan

Berdasarkan pada tabel 3.5, semua item memiliki muatan koefisisen yang

signifikan dengan T-value > 1.96 sehingga semua item dari time-based conflict

bisa diikut sertakan pada analisis berikutnya.

3.4.2.2 Uji validitas konstruk item strain-based conflict

Pada uji validitas konstruk strain-based conflict penulis menguji 7 item dari

konstruk strain-based conflict. Hasil uji validitas konstruk strain-based conflict

didapat model satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-Square =76.02, df =14, P-

value= 0.00000, RMSEA = 0,146. Karena hasil awal yang didapat model satu

faktor tidak fit, maka penulis melakukan modifikasi, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkolerasi satu sama lain. Setelah

dilakukan modifikasi sebanyak lima kali, didapat model satu faktor yang fit

karena nilai P-value > 0.05, yang berarti model dapat diterima, dengan Chi-

Square = 9.10, df = 9, P-value = 0.42765, dan RMSEA = 0.007.

Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya adalah

melihat T-value dan koefisien muatan faktor setiap item, jika T-value> 1.96 dan

koefisien semua muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan untuk

Page 62: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

48

dimasukan kedalam analisis data berikutnya, nilai T-value dan koefisien muatan

faktor item strain-based conflict dapat dilihat pada tabel 3.6

Tabel 3.6

Muatan faktor item strain-based conflict

No. item Koefisien Standar Eror T-value Signifikan

1 0.78 0.06 12.29

2 0.69 0.06 11.00

3 0.73 0.06 11.96

4 0.91 0.06 16.18

5 0.80 0.06 13.51

6 0.72 0.06 11.51

7 0.64 0.06 9.82

Keterangan : tanda () = (t > 1.96), tanda (X) = tidak signifikan

Berdasarkan pada tabel 3.6, semua item memiliki muatan koefisisen yang

signifikan dengan T-value > 1.96 sehingga semua item dari strain-based conflict

bisa diikut sertakan pada analisis berikutnya.

3.4.2.3 Uji validitas konstruk item behavior-based conflict

Pada uji validitas konstruk behavior-based conflict penulis menguji 6 item dari

konstruk behavior-based conflict. Hasil uji validitas konstruk behavior-based

conflict didapat model satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-Square= 44.02, df =

9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0,136. Karena hasil awal yang didapat model satu

faktor tidak fit, maka penulis melakukan modifikasi, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkolerasi satu sama lain. Setelah

dilakukan modifikasi sebanyak 4 kali, didapat model satu faktor yang fit karena

nilai P-value > 0.05, yang berarti model dapat diterima, dengan Chi-Square =

4.64, df = 5, P-value = 0.46119, dan RMSEA = 0.000.

Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya adalah

melihat T-value dan koefisien muatan faktor setiap item, jika T-value> 1.96 dan

Page 63: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

49

koefisien semua muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan untuk

dimasukan kedalam analisis data berikutnya, nilai T-value dan koefisien muatan

faktor item behavior-basedconflict dapat dilihat padatabel 3.7

Tabel 3.7

Muatan faktor item behavior-based conflict

No. item Koefisien Standar Eror T-value Signifikan

1 0.83 0.06 12.83

2 0.65 0.07 9.76

3 0.67 0.07 9.75

4 0.72 0.07 10.50

5 0.76 0.06 12.11

6 0.58 0.07 8.59

Keterangan : tanda () = (t > 1.96), tanda (X) = tidak signifikan

Berdasarkan pada tabel 3.7, semua item memiliki muatan koefisisen yang

signifikan dengan T-value > 1.96 sehingga semua item dari behavior-based

conflictbisa diikut sertakan pada analisis berikutnya.

3.4.3 Uji validitas konstruk kecerdasan spiritual

3.4.3.1 Pemikiran eksistensial (Critical Existing Thinking)

Pada uji validitas konstruk pemikiran eksistensial penulis menguji 7 item dari

konruk pemikiran eksistensial. Hasil uji validitas konstruk pemikiran eksistensial

didapat model satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-Square = 72,54, df = 14, P-

value = 0.00000, RMSEA = 0,141. Karena hasil awal yang didapat model satu

faktor tidak fit, maka penulis melakukan modifikasi, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkolerasi satu sama lain. Setelah

dilakukan modifikasi, didapat model satu faktor yang fit karena nilai P-value >

0.05, yang berarti model dapat diterima, dengan Chi-Square = 14.60, df= 10, P-

value = 0.14718, dan RMSEA = 0.047.

Page 64: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

50

Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya adalah

melihat T-value dan koefisien muatan faktor setiap item, jika T-value> 1.96 dan

koefisien semua muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan untuk

dimasukan kedalam analisis data berikutnya, nilai T-value dan koefisien muatan

faktor item pemikiran eksistensial dapat dilihat pada tabel 3.8

Tabel 3.8

Muatan faktor item pemikiran eksistensial

No. item Koefisien Standar Eror T-value Signifikan

1 0.64 0.06 9.84

2 0.53 0.07 7.88

3 0.78 0.06 12.86

4 0.77 0.06 12.68

5 0.81 0.06 13.09

6 0.76 0.07 11.67

7 0.58 0.07 8.46

Keterangan : tanda () = (t > 1.96), tanda (X) = tidak signifikan

Berdasarkan pada tabel 3.8, semua item memiliki muatan koefisien yang

signifikan dengan T-value > 1.96 sehingga semua item dari pemikiran eksistensial

bisa diikut sertakan pada analisis berikutnya.

3.4.3.2 Pemaknaan diri (Personal Meaning Production)

Pada uji validitas konstruk pemaknaan diri penulis menguji 5 item dari konruk

pemaknaan diri. Hasil uji validitas konstruk pemaknaan diri didapat model satu

faktor yang tidak fit, dengan Chi-Square= 80.02, df = 5, P-value = 0.00000,

RMSEA = 0.268. Karena hasil awal yang didapat model satu faktor tidak fit, maka

penulis melakukan modifikasi, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkolerasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi, didapat

model satu faktor yang fit karena nilai P-value > 0.05, yang berarti model dapat

Page 65: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

51

diterima, dengan Chi-Square = 0.91, df= 2, P-value = 0.63420, dan RMSEA =

0.000.

Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya adalah

melihat T-value dan koefisien muatan faktor setiap item, jika T-value> 1.96 dan

koefisien semua muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan untuk

dimasukan kedalam analisis data berikutnya, nilai T-value dan koefisien muatan

faktor item pemaknaan diri dapat dilihat padatabel 3.10

Tabel 3.9

Muatan faktor item pemaknaan diri

No. item Koefisien Standar Eror T-value Signifikan

1 0.95 0.08 12.18

2 0.57 0.07 8.21

3 0.51 0.07 7.13

4 0.90 0.09 9.71

5 0.64 0.07 8.80

Keterangan : tanda () = (t > 1.96), tanda (X) = tidak signifikan

Berdasarkan pada tabel 3.9, semua item memiliki muatan koefisisen yang

signifikan dengan T-value > 1.96 sehingga semua item dari pemaknaan diri bisa

diikut sertakan pada analisis berikutnya.

3.4.3.3 Kesadaran transendental (Transcendental Awareness)

Pada uji validitas konstruk kesadaran transendental penulis menguji 8 item dari

konruk kesadaran transendental. Hasil uji validitas konstruk kesadaran

transendental didapat model satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-Square =

252.37, df = 20, P-value = 0.00000, RMSEA = 0,236. Karena hasil awal yang

didapat model satu faktor tidak fit, maka penulis melakukan modifikasi, dimana

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkolerasi satu sama lain.

Setelah dilakukan modifikasi, didapat model satu faktor yang fit karena nilai P-

Page 66: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

52

value > 0.05, yang berarti model dapat diterima, dengan Chi-Square = 0.9.51, df=

7, P-value = 0.21833, dan RMSEA = 0.041.

Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya adalah

melihat T-value dan koefisien muatan faktor setiap item, jika T-value> 1.96 dan

koefisien semua muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan untuk

dimasukan kedalam analisis data berikutnya, nilai T-value dan koefisien muatan

faktor item kesadaran transendental dapat dilihat padatabel 3.10

Tabel 3.10

Muatan faktor item kesadaran transendental

No. item Koefisien Standar Eror T-value Signifikan

1 0.34 0.07 4.63

2 0.72 0.06 11.15

3 0.80 0.08 10.04

4 0.93 0.06 15.46

5 0.43 0.08 5.18

6 0.68 0.06 10.96

7 0.62 0.06 9.81

8 0.55 0.06 8.84

Keterangan : tanda () = (t > 1.96), tanda (X) = tidak signifikan

Berdasarkan pada tabel 3.10, semua item memiliki muatan koefisisen yang

signifikan dengan T-value>1.96 sehingga semua item dari kesadaran

transendental bisa diikut sertakan pada analisis berikutnya.

3.4.3.4 Perluasan area kesadaran (consious state expansion)

Pada uji validitas konstruk perluasan area kesadaran penulis menguji 3 item dari

konstruk perluasan area kesadaran. Hasil uji validitas konstruk perluasan area

kesadaran didapat model satu faktor yang fit karena nilai P-value > 0.05, yang

berarti model dapat diterima, dengan Chi-Square = 0.00, df= 0, P-value =

1.00000, dan RMSEA = 0.000.

Page 67: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

53

Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5+ b6 X6 +b7 X7 +e

Setelah didapatkan model satu faktor yang fit, langkah selanjutnya adalah

melihat T-value dan koefisien muatan faktor setiap item, jika T-value> 1.96 dan

koefisien semua muatan faktor positif maka item dapat dilanjutkan untuk

dimasukan kedalam analisis data berikutnya, nilai T-value dan koefisien muatan

faktor item perluasan area kesadaran dapat dilihat pada tabel 3.11

Tabel 3.11

Muatan faktor item perluasan area kesadaran

No. item Koefisien Standar Eror T-value Signifikan

1 0.90 0.06 14.45

2 0.60 0.07 9.12

3 0.88 0.06 14.03

Keterangan : tanda () = (t > 1.96), tanda (X) = tidak signifikan

Berdasarkan pada tabel 3.11, semua item memiliki muatan koefisisen yang

signifikan dengan T-value > 1.96 sehingga semua item dari perluasan area

kesadaran bisa diikut sertakan pada analisis berikutnya.

3.5 Metode Analisis Data

Data yang digunakan akan diolah menggunakan teknik statistic Multiple

Regression Analysis (analisis regresi berganda), dibantu dengan softwere SPSS

versi 22.0.

Untuk penggujian hipotesis menggunakan rumus persamaan regresi

sebagai berikut:

Jika dituliskan variabelnya maka :

Y = nilai prediksi Y (keharmonisan keluarga)

a = intercept (konstanta)

Page 68: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

54

b = koofisien regresi utuk masing-masing X

X1 = time-based conflict dari konflik peran ganda

X2 = strain-based conflict dari konflik peran ganda

X3 = behavior-based conflict dari konflik peran ganda

X4 = pemikiran eksistensial dari kecerdasan spiritual

X5 = pemaknaan diri dari kecerdasan spiritual

X6 = kesadaran transcendental dari kecerdasan spiritual

X7 = perluasan area kesadaran dari kecerdasan spiritual

e = residual

Dari analisis multiple regression ini dapat diperoleh beberapa informasi,

diantaranya :

1. R2, yang menunjukan proporsi varian (presentase varian) dari dependen

variable (DV) yang bisa diterangkan oleh independen variabel (IV)

2. Uji hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya masing-masing koefisien

regresi. Koefisien yang signifikan menunjukan dampak yang signifikan dari

independen variabel (IV) yang bersangkutan

3. Persamaan regresi yang ditemukan bisa digunakan untuk membuat

prediksitentang berapa harga Y jika nilai setiap independen variabel (IV)

diketahui.

Kemudian untuk membuktikan apakah regresi Y pada X signifikan, maka

digunakan uji F. Dan hasil dari uji F yang dilakukan nantinya dapat dilihat apakah

variabel-variabel independen yang diuji memiliki pengaruh terhadap dependen

variabel dengan rumus sebagai berikut :

Page 69: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

55

𝑅2/𝑘 F =

(1 − 𝑅2)/(𝑛 = 𝑁 − 𝑘 − 1)

Keterangan :

k = jumlah independen variabel

N = jumlah sampel

Sedangkan untuk menganalisa hipotesis akan dilakukan uji t sesuai

denganvariabel yang dianalisis. Uji t yang dilakukan adalah menggunakan rumus

sebagai

berikut:

Keterangan :

b = koefisien regresi

sb = standar error dari b

𝑡 =

𝑏

sb

Page 70: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 210 responden yakni ibu yang bekerja dari

18 sekolah negeri dan swasta yang berada di wilayah Pandeglang, Tangerang, dan

Serang.

Tabel 4.1

Gambaran Umum Subjek Penelitian

Gambaran Umum Subjek N (%)

Usia

18-28 tahun 25 11.9%

29-38 tahun 93 44.3%

38-48 tahun 65 31.0%

>48 tahun 27 12.9%

Durasi Pernikahan

< 5 tahun 36 17.1%

6-10 tahun 52 24.8%

11-15 tahun 55 26.2%

> 16 tahun 67 31.9%

Persebaran Wilayah

Pandeglang 172 81.9%

Tangerang 13 6.2%

Serang 25 11.9%

Jumlah Anak

1-2 143 68.1%

3-4 62 29.5%

5-7 5 2.4%

Masa Bekerja

< 6 tahun 35 16.7%

6-12 tahun 75 35.7%

13-18 Tahun 67 31.9%

>18 tahun 33 15.7%

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui mengenai gambaran usia subjek

penelitian, bahwa mayoritas responden berada pada usia antara 29-38 tahun

dengan responden berjumlah 93 (44.3%). Kemudian antara usia 38-48 tahun

Page 71: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

57

sejumlah 65 responden (31.0%). Responden yang berusia lebih dari 48 tahun

sejumlah 27 orang (12.9%), dan sejumlah 25 responden (11.9%) berusia 18-28

tahun.

Dari tabel 4.1 diketahui mengenai gambaran durasi pernikahan subjek

penelitian, bahwa mayoritas responden menjalani pernikahan lebih dari 16 tahun

sejumlah 67 orang (31.9%). Kemudian durasi pernikahan antara 11-15 tahun

sejumlah 55 orang (26.2%). Responden yang menjalani pernikahan antara 6-10

tahun sejumlah 52 orang (24.8%), dan sejumlah 36 orang (17.1%) menjalani

pernikahan selama kurang dari 5 tahun.

Berdasarkan tabel 4.1 juga diketahui mengenai persebaran subjek

penelitian disetiap wilayah, bahwa mayoritas responden sejumlah 172 orang

berasal dari Pandeglang (81.9%). Kemudian sebanyak 13 orang (6.2%) dari

wilayah Tangerang, dan responden yang berasal dari wilayah Serang sebanyak 25

orang (11.9%).

Dari tabel 4.1 diketahui jumlah anak dari subjek penelitian, bahwa

mayoritas responden memiliki sebanyak 1-2 anak berjumlah 143 orang (68.1%).

Kemudian responden yang memiliki anak sebanyak 3-4 anak berjumlah 62 orang

(29.5%). Terakhir, responden memiliki sebanyak 1-2 anak berjumlah 5 orang

(2.4%).

Selanjutnya, dari tabel 4.1 diketahui mengenai gambaran masa kerja subjek

penelitian, bahwa mayoritas responden menjalani masa kerja 6-12 tahun sejumlah

75 orang (35.7%). Kemudian masa bekerja antara 11-18 tahun sejumla 67 orang

(31.9%). Responden yang menjalani pernikahan kurang dari 6 tahun sejumlah 35

Page 72: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

58

orang (16.7%), dan sejumlah 33 orang (15.7%) menjalani masa bekerja lebih dari

18 tahun.

4.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian merupakan hasil statistik deskriptif yang

meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, mean (rata-rata), dan

standar deviasi dari masing-masing variabel. Selanjutnya nilai mean akan

digunakan untuk menentukan kategorisasi skor variabel penelitian. Deskriptif data

penelitian disajikan dalam tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif

N Minimu

m

Maximu

m

Mean SD

Keharmonisan keluarga 21 0

22.90 65.42 50.0000 9.62515

Time-based conflict 21 0

30.75 75.07 50.0000 8.70621

Strain-based conflict 21 0

28.00 77.29 50.0000 9.34837

Behavior-based conflict 21 0

25.74 73.53 50.0000 8.99586

Pemikiran eksistensial 21 0

13.94 72.13 50.0000 8.99621

Pemaknaan diri 21 0

13.91 71.02 50.0000 8.68284

Kesadaran transcendental

21 0

25.24 72.00 50.0000 8.98280

Perluasan area kesadaran

21 0

17.87 68.87 50.0000 8.86253

Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat bahwa jumlah subjek penelitian

sebanyak 210 orang, dengan skor keharmonisan keluarga terendah 22.90 dan

tertinggi 65.42. Time-based conflict dengan skor terendah 30.75 dan tertinggi

75.07. Strain-based conflict dengan skor terendah 28.00 dan tertinggi 77.29.

Page 73: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

59

Behavior-based conflict dengan skor terendah 25.74 dan tertinggi 73.53.

Pemikiran eksistensial dengan skor terendah 13.94 dan tertinggi 72.13.

Pemaknaan diri dengan skor terendah 13.91 dan tertinggi 71.02. Kesadaran

transendental dengan skor terendah 25.24 dan tertinggi 72.00. Perluasan area

kesadaran dengan skor terendah 17.87 dan tertinggi 68.87.

Setelah diketahui deskripsi statistik variabel penelitian, maka dapat

dilakukan kategorisasi skor variabel penelitian, dari kategorisasi skor variabel

penelitian dapat diketahui seberapa banyak responden yang terdapat pada kategori

skor rendah dan tinggi untuk setiap variabelnya. Untuk kategorisasi ditetapkan

sesuai norma yang terdapat pada tabel 4.3

Tabel 4.3

Norma kategorisasi

Norma Kategorisasi

X ≤ Mean Rendah

X > Mean Tinggi

Berdasarkan norma kategorisasi skor yang telah ditentukan, maka dapat

dilakukan kategorisasi skor variabel penelitian. Kategorisasi skor variabel

penelitian terdapat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Kategorisasi skor variabel penelitian

Variabel Kategori Skor dan Frekuensi

Rendah % Tinggi %

Keharmonisan keluarga 103 49.0% 107 51.0%

Time-based conflict 115 54.8% 95 45.2%

Strain-behavior conflict 112 53.3% 98 46.7%

Behavior-based conflict 105 50.0% 105 50.0%

Pemikiran eksistensial 116 55.2% 94 44.8%

Pemaknaan diri 134 63.8% 76 36.2%

Kesadaran transendental 104 49.5% 106 50.5%

Perluasan area kesadaran 72 34.3% 138 65.7%

Page 74: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

60

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa variabel keharmonisan keluarga

sebanyak 103 responden (49.0%) masuk kategori rendah, dan 107 responden

(51.0%) masuk kategorisasi tinggi. Artinya keharmonisan keluarga disominasi

oleh kategori tinggi.

Variabel time-based conflict sebanyak 115 responden (54.8%) masuk

kategorisasi rendah, dan 95 responden (45.2%) masuk kategorisasi tinggi. Dengan

demikian, dapat disimpulkan hasil kategorisasi skor variabel time-based conflict

didominasi oleh kateori rendah.

Variabel strain-based conflict sebanyak 112 responden (53.3%) masuk

kategorisasi rendah, dan 98 responden (46.7%) masuk kategorisasi tinggi, dapat

disimpulkan variabel strain-based conflict didominasi oleh kategori rendah.

behavior-based conflict sebanyak 105 responden (50.0%) masuk kategorisasi

rendah, dan 105 responden (50.0%) masuk kategori tinggi, dapat disimpulkan

variabel behavior-based conflict memiliki jumlah kategoritsasi yang sama besar.

Variabel pemikiran eksistensial sebanyak 116 responden (55.2%) masuk

kategori rendah, dan 94 responden (44.8%) masuk kategorisasi tinggi, dapat

disimpulkan variabel kebebasan didominasi oleh kategori rendah. Variabel

pemaknaan diri sebanyak 134 responden (63.8%) masuk kategorisasi rendah, dan

76 responden (36.2%) masuk kategori tinggi, dapat disimpulkan variabel

pemaknaan diri didominasi oleh kategori rendah.

Variabel kesadaran transendental sebanyak 104 responden (49.5%) masuk

kategori rendah, dan 106 responden (50.5%) masuk dalam kategori tinggi, dapat

disimpulkan variabel kesadaran transendental didominasi oleh kategori tinggi.

Page 75: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

61

Variabel perluasan area kesadaran sebanyak 72 responden (34.3%) masuk

kategori rendah, dan 138 responden (65.7%) masuk kategori tinggi, dapat

disimpulkan bahwa variabel perluasan area kesadaran didominasi oleh kategori

tinggi.

4.3 Hasil Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan teknik analisis berganda, seperti

yang sudah dijelaskan pada bab tiga teknik analisis data, dalam regresi ada tiga

hal yang dilihat. Pertama, melihat R square untuk mengetahui variasi variabel

dependen yang disebabkan oleh variasi independen. Kedua, melihat hasil uji F,

yaitu untuk mengatahui apakah R square yang sudah didapatkan signifikan atau

tidak. Ketiga, melihat uji T, yaitu mengetahui koefisien regresi masing-masing

independen berserta signifikansinya.

Menjawab hipotesis, pertama dapat dilihat dari R square yang didapatkan.

R square yang didapatkan akan diketahui berapa persentase variasi variabel

dependen pada penelitian ini adalah keharmonisan keluarga yang disebebkan oleh

keseluruhan variabel independen pada penelitian ini adalah time-based conflict,

strain-based conflict, behavior-based conflict, pemikiran eksistensial kritis,

pemaknaan diri, kesadaran transendental, dan perluasan area kesadaran. R square

dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5

R Square

Model R R Square Adjusted R Square Std. error of the estimate

1 .497a .223 .196 8.63251

Page 76: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

62

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui perolehan R square sebesar 0.223 atau

22.3% artinya sebesar 22.3% variasi dari keharmonisan keluarga dapat dijelaskan

oleh time-based conflict, strain-based conflict, behavior-based conflict, pemikiran

eksistensial kritis, pemaknaan diri, kesadaran transendental, dan perluasan area

kesadaran. Sedangkan 87.7% sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar

penelitian ini.

R square sudah didapatkan, selanjutnya penulis melakukan uji F untuk

menganilisa dampak dari seluruh variabel independen yang diteliti terhadap

variabel dependen yaitu keharmonisan keluarga. Hasil uji F terdapat dalam tabel

4.6

Tabel 4.6

Hasil uji F

Model Sum of Squares

df Mean Square

F

Sig.

1 Regression 4309.412 7 615.630 8.261 .000b

Residual 15053.092 202 74.520

Total 19362.504 209

a. Dependent Variable: Keharmonisan_Keluarga

b. Predictors: (Constant), Perluasan_Area_Kesadaran, Behavior_Based_Conflict,

Pemikiran_Eksistensial_kritis, Time_based_Conflict, Pemaknaan_Diri,

Strain_Based_Conflict, Kesadaran_Transendental

Berdasarkan pada tabel 4.6 diketahui nilai signifikan yaitu 0.000, maka

hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh signifikan seluruh variabel

independen terhadap dependen ditolak. Artinya, ada pengaruh time-based conflict,

strain-based conflict, behavior-based conflict, pemikiran eksistensial, pemaknaan

Page 77: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

63

diri, kesadaran transendental, dan perluasan area kesadaran terhadap

keharmonisan keluarga.

Setelah melihat R square dan signifikansinya, kemudian hal terakhir yang

dilihat dari analisis regresi berganda adalah melihat koefisien regresi dari setiap

variabel independen. Koefisien regresi setiap variabel independen didapat hasil uji

T, koefisien regresi setiap variabel independen ditampilkan di tabel 4.7

Tabel 4.7

Koefisien regresi

Unstandardize

d

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

Model B Std.

Error

1 (Constant)

Beta T Sig.

6.91

38.682 5.594 .000 4

Time_Based_Conflict .001 .116 .001 .010 .992

Strain_Based_Conflict

-.272

.115

- .019

-.264 2.35

*

5

Behaviour_Based_conflict .015 .098 .014 .154 .878

Pemikiran_Eksistensial .213 .102 2.08 .038

.199 3 *

Pemaknaan_Diri

.158

.113

1.39 .142 .164

8

Kesadaran_Transendental

.250

.121

2.07 .040 .233

0 *

Perluasan_Area_Kesadara

n -.138 .107 -.128

a. Dependent Variable: Keharmonisan_Keluarga

b. (*) signifikan

-

1.28

9

.199

Berdasarkan tabel 4.7 telah diketahui koefisien regresi setiap variabel

independen, dan dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut :

Page 78: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

64

Keharmonisan keluarga = 38.682 + 0.001 time-based conflict – 0.272

strain-based conflict + 0.015 behavior-based conflict + 0.213 pemikiran

eksistensial + 0.158 pemaknaan diri + 0.250 kesadaran transendental – 0.138

perluasan area kesadaran.

Mengetahui koefisien regresi yang signifikan bisa dilihat pada kolom nilai

signifikan. Jika sig < 0.05 maka koefisien regresi memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen keharmonisan keluarga dan sebaliknya.

Berikut adalah penjelasan koefisien regresi setiap variabel independen :

1. Besar koefisien regresi variabel time-based conflict sebesar dengan sig =

0.992 dengan demikian, hipotesis nihil yang berbunyi tidak ada pengaruh

yang signifikan time-based conflict terhadap keharmonisan keluarga diterima.

Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan time-based conflict terhadap

keharmonisan keluarga.

2. Besar koefisien regresi variabel strain-based conflict sebesar dengan sig =

0.019 dengan demikian, hipotesis nihil yang berbunyi tidak ada pengaruh

yang signifikan strain-based conflict terhadap keharmonisan keluarga ditolak.

Artinya ada pengaruh yang signifikan strain-based conflict terhadap

keharmonisan keluarga. Arah koefisien negatif menjelaskan bahwa semakin

tinggi strain-based conflict maka akan semakin rendah keharmonisan

keluarga, begitu pula sebaliknya.

3. Besar koefisien regresi variabel behavior-based conflict sebesar dengan sig =

0.878 dengan demikian, hipotesis nihil yang berbunyi tidak ada pengaruh

yang signifikan behavior-based conflict terhadap keharmonisan keluarga

Page 79: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

65

diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan behavior-based conflict

terhadap keharmonisan keluarga.

4. Besar koefisien regresi variabel pemikiran eksistensial kritis sebesar dengan

sig = 0.038 dengan demikian, hipotesis nihil yang berbunyi tidak ada

pengaruh yang signifikan pemikiran eksistensiasl terhadap keharmonisan

keluarga ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan pemikiran

eksistensian kritis terhadap keharmonisan keluarga. Arah koefisien positif

menjelaskan bahwa semakin tinggi pemikiran eksistensial semakin tinggi

pula keharmonisan keluarga, begitu juga sebaliknya.

5. Besar koefisien regresi variabel pemaknaan diri sebesar dengan sig = 0.164

dengan demikian, hipotesis nihil yang berbunyi tidak ada pengaruh yang

signifikan pemaknaan diri terhadap keharmonisan keluarga diterima. Artinya

tidak ada pengaruh yang signifikan pemaknaan diri terhadap keharmonisan

keluarga.

6. Besar koefisien regresi variabel kesadaran transendental sebesar dengan sig =

0.040 dengan demikian, hipotesis nihil yang berbunyi tidak ada pengaruh

yang signifikan kesadaran transendental terhadap keharmonisan keluarga

ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan kesadaran transendental

terhadap keharmonisan keluarga. Arah koefisien positif menjelaskan bahwa

semakin kesadaran transendental semakin tinggi pula keharmonisan keluarga,

begitu pula sebaliknya.

7. Besar koefisien regresi variabel perluasan area kesadaran sebesar dengan sig

= 0.199 dengan demikian, hipotesis nihil yang berbunyi tidak ada pengaruh

Page 80: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

66

yang signifikan perluasan area kesadaran terhadap keharmonisan keluarga

diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan pemaknaan diri

terhadap keharmonisan keluarga.

Berdasarkan tabel 4.7 dan penjelasan yang telah dijabarkan diketahui

bahwa tiga variabel berpengaruh secara signifikan terhadap keharmonisan

keluarga, yaitu variabel strain-based conflict, pemikiran eksistensial, dan

kesadaran transendental. Untuk mengetahui variabel independen mana yang

memberikan pengaruh paling besar dapat dilihat dari nilai beta yang merupakan

nilai baku yang sudah berada pada satuan yang sama sehingga dapat digunakan

untuk membandingkan data. Berdasarkan nilai beta yang terdapat pada tabel 4.7

diketahui bahwa variabel strain-based conflict memberikan pengaruh paling besar

terhadap keharmonisan keluarga daripada variabel independen lainnya dengan

nilai beta sebesar 0.272.

4.3.1 Proporsi varian

Untuk mengetahui seberapa besar proporsi varian setiap variabel independen atau

sumbangan dari setiap variabel independen terhadap keharmonisan keluarga maka

dilakukan analisis variabel independen satu-persatu. Besarnya proporsi varian

dapat dilihat pada tabel 4.8

Page 81: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

67

Tabel 4.8

Proporsi varian

Change Statistics

Model R Square

R Square Change

F Change

df1 df2 Sig. F Change

Time-based conflict .048 .048 10.375 1 208 .001

Strain-based conflict .051 .003 .739 1 207 .391

Behavior-based conflict

.055 .004 .906 1

206 .342

Pemikiran Eksistensial kritis

.188 .133 33.589 1

205 .000

Pemaknaan diri .206 .018 4.546 1 204 .034

Kesadaran transendental

.216 .010 2.691 1

203 .102

Perluasan area kesadaran

.223 .006 1.661 1

202 .199

(*) signifikan

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui besaran sumbangan variabel

independen dan signifikansinya terhadap penambahan varian dari keharmonisan

keluarga. Penjelasan proporsi varian masing-masing variabel adalah sebagai

berikut :

1. Time-based conflict memberikan sumbangan sebesar 4.8% terhadap varian

keharmonisan keluarga. Sumbangan tersebut signifikan dengan signifikan F

change 0.001 (sig.<0.05).

2. Strain-based conflict memberikan sumbangan sebesar 0.3% terhadap varian

keharmonisan keluarga. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan signifikan

F change 0.391 (sig.> 0.05).

3. Based-based conflict memberikan sumbangan sebesar 0.4% terhadap varian

keharmonisan keluarga. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan signifikan

F change 0.342 (sig.> 0.05).

Page 82: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

68

4. Pemikiran Eksistensial memberikan sumbangan sebesar 13.3% terhadap varian

keharmonisan keluarga. Sumbangan tersebut signifikan dengan signifikan F

change 0.000 (sig.< 0.05).

5. Pemaknaan Diri memberikan sumbangan sebesar 1,8% terhadap varian

keharmonisan keluarga. Sumbangan tersebut signifikan dengan signifikan F

change 0.034 (sig.< 0.05).

6. Kesadaran transendental memberikan sumbangan sebesar 1.0% terhadap varian

keharmonisan keluarga. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan signifikan

F change 0.102 (sig.> 0.05).

7. Perluasan area kesadaran memberikan sumbangan sebesar 0.6% terhadap

varian keharmonisan keluarga. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan

signifikan F change 0.199 (sig.> 0.05).

Page 83: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

69

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji statistik, diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

konflik peran ganda dan kecerdasan spiritual terhadap keharmonisan keluarga.

Terdapat pengaruh yang signifikan dari strain-based conflict dengan sig = 0.019,

pemikiran eksistensial dengan sig = 0.038, dan kesadaran transendental dengan

sig = 0.040 terhadap keharmonisan keluarga.

Sedangkan, variabel lain yang pengaruhnya tidak signifikan, yaitu time-

based conflict dengan sig = 0.992, behavior-based conflict dengan sig = 0.878,

pemaknaan diri dengan sig = 0.164, dan perluasan area kesadaran dengan sig =

0.199 terhadap keharmonisan keluarga.

Berdasarkan proporsi varian masing-masing variabel independen, dapat

disimpulkan bahwa terdapat tiga variabel yang memberikan sumbangan secara

signifikan, yaitu strain-based conflict, pemikiran eksistensial, kesadaran

transendental.

5.2 Diskusi

Berdasarkan kesimpulan penulis, dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat pengaruh

secara signifikan antara konflik peran ganda dengan dimensi time-based conflict,

strain-based conflict, behavior-based conflict dan kecerdasan spiritual dengan

dimensi pemikiran eksistensial, pemaknaan diri, kesadaran transendental,

perluasan area kesadaran terhadap keharmonisan keluarga. Berdasarkan koefisien

regresi dan signifikansi hasil dari uji hipotesis, dari tujuh variabel independen

Page 84: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

70

yang diujikan terdapat tiga variabel yang signifikan berpengaruh terhadap

keharmonisan keluarga.

Konflik peran ganda menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

terciptanya keharmonisan keluarga. Hal ini sejalan dengan penelitian Trastika

(2010) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh dari konflik peran ganda yang

terdiri dari tiga dimensi yakni time-based conflict, strain-based conflict, dan

behavior-based conflict terhadap keharmonisan keluarga. Uniknya, dalam

penelitian yang penulis lakukan hanya satu dari tiga dimensi yang memiliki

pengaruh signifikan terhadap keharmonisan keluarga, yaitu strain-based conflict.

Sedangkan time-based conflict dan behavior-based conflict tidak mememiliki

pengaruh signifikan terhadap keharmonisan keluarga.

Variabel time-based conflict tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap keharmonisan keluarga. Time-base conflict mencakup konflik yang

terjadi karena waktu yang dibutuhkan pada suatu peran mengganggu partisipasi

pada peran lain (Carlson, Kacmar, dan Williams, 2000). Tidak berpengaruhnya

time-based conflict terhadap keharmonisan keluarga bisa dikarenakan subjek

penelitian yakni ibu yang berprofesi sebagai guru, memiliki kemampuan

multitasking sehingga dapat mengatur dan mengendalikan waktu ketika

menjalankan tanggung jawab dari kedua peran. Sebab hal ini penulis temui

langsung ketika melakukan penelitian di sekola-sekolah. Beberapa guru

perempuan lebih memilih membawa anaknya ke sekolah dikarenakan tidak ada

yang menjaga di rumah. Sehingga waktu untuk menjalankan peran sebagai ibu

Page 85: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

71

tidak berkurang, sebab dapat dilakukan secara bersamaan ditempat kerja. Keadaan

ini dapat menjadi alasan pendorong hasil pada penelitian ini.

Hasil penelitian ini menemukan variabel strain-based conflict memiliki

pengaruh yang signifikan dengan arah koefisien negatif terhadap keharmonisan

keluarga. Artinya, semakin tinggi strain-based conflict yang dialami ibu bekerja

maka semakin rendah keharmonisan keluarganya, begitu pun sebaliknya. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meijmen

dan Mulder (1998) yang dikenal dengan teori model E-R. Menurut model E-R,

ketika individu terus-menerus memiliki tuntutan di tempat kerja, hal ini dapat

mengakibatkan reaksi beban negatif, seperti kelelahan, yang mana akan

mempengaruhi peran lainnya. Pendapat serupa dijelaskan oleh Brough dan

O'Driscoll (2005) menyatakan bahwa strain-based conflict terjadi ketika limpahan

emosi negatif dari satu peran ke peran lain. Jika keadaan ini terus berlanjut, tugas

dan tanggung jawab ditempat kerja dapat menyebabkan ketegangan sehingga

mengganggu aktivitas dalam domain keluarga (Ioannidi, Nikolatou, Sioula,

Galanakis, Chrousos, dan Darviri, 2016).

Variabel behavior-based conflict dalam penelitian ini tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap keharmonisan keluarga. Sebelumnya telah

dijelaskan bahwa behavior-based conflict dapat terjadi ketika tuntutan yang

diperlukan perilaku kerja mengganggu kinerja peran dalam domain keluarga.

Dierdorff dan Ellington (2008) mengatakan bahwa perbedaan perilaku

pekerjaan ditentukan oleh tempat di mana seseorang bekerja. Begitu pula dengan

tugas peran seorang guru. Cinamon dan Rich (2005) mengungkapkan bahwa

Page 86: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

72

profesi guru memiliki karakteristik beban kerja yang hampir mirip dengan tugas

peran dalam keluarga yaitu diharuskan untuk membimbing, maka dengan kata lain

pola perilaku profesi guru hampir sama dengan pola perilaku dalam peran

keluarga (Nurmayanti, Thoyib, Noermijati dan Dodi Irawanto, 2014). Sehingga

hal ini bisa menjadi penyebab tidak signifikannya variabel behavior-based conflict

terhadap keharmonisan keluarga.

Pemikiran eksistensial kritis berdasarkan penelitian ini memiliki pengaruh

yang signifikan dengan arah koefisien positif terhadap keharmonisan keluarga.

Subjek penelitian dalam hal ini guru sebagai tenaga pendidik yang berhubungan

langsung dengan peserta didik harus memiliki keahlian dan kualifikasi khusus di

bidang akademik. Temuan penilitian yang dilakukan Parveen dan feroz (dalam

Allan & Shearer, 2012) menemukan bahwa tenaga pendidik memiliki kemampuan

berpikir kritis yang tinggi tentang keberadaan dirinya. Subjek penelitian yang

berfokus pada guru dapat menjadi pendorong adanya pengaruh pemikiran

eksistensial kritis terhadap keharmonisan keluarga.

Variabel berikutnya dari kecerdasan spiritual yakni pemaknaan diri, yang

dalam penelitian ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

keharmonisan keluarga. Tidak signifikannya pemaknaan diri terhadap

keharmonisan keluarga dapat dimungkinkan karena item pertanyaan dalam

variabel pemaknaan diri belum mengukur/mengarah secara khusus pada

keharmonisan keluarga, namun masih berbentuk gambaran pemaknaan diri secara

lebih umum. Selain itu, variabel pemaknaan diri yang tidak signifikan

dikarenakan koefisien regresi nilai sig > 0.05 yaitu sebesar 0.164. Hal ini memberi

Page 87: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

73

arti bahwa item-item dalam penelitian ini belum dapat mengukur variabel

pemaknaan diri dalam pengaruhnya terhadap keharmonisan keluarga.

Selanjutnya, variabel kesadaran transendental memiliki pengaruh yang

signifikan dengan arah koefisien positif terhadap keharmonisan keluarga.

Hubungan positif menyiratkan bahwa peningkatan kesadaran transendental

mengakibatkan peningkatan pula pada keharmonisan keluarga dan begitupun

sebaliknya. Jika dilihat dari norma kategorisasi skor variabel penelitian, diketahui

bahwa variabel kesadaran transendental didominasi oleh responden dengan

tingkat kesadaran transendental yang tinggi. Hal ini sejalan dengan varibel

keharmonisan keluarga yang didominasi oleh responden dengan kategori

keharmonisan keluarga tinggi. Covey (1997) menyatakan bahwa

dengan memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi (yang didalamnya termsuk

kesadaran transendental) akan memiliki pribadi yang utuh dan berpusat pada

prinsip yang benar, sehingga tindakan, ucapan, dan sikapnya menjadi bijaksana

dan penuh kebaikan. Ketika hal tersebut menjadi karakter dan terus dilakukan

maka taraf kepercayaanpun akan meningkat, sehingga keharmonisan rumah

tangga akan terjalin.

Variabel terakhir yaitu, perluasan area kesadaran dalam penelitian ini tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keharmonisan keluarga. Tidak

signifikannya perluasan area kesadaran terhadap keharmonisan keluarga dapat

dimungkinkan karena item pertanyaan dalam variabel perluasan area kesadaran

belum mengukur/mengarah secara khusus pada keharmonisan keluarga, namun

masih berbentuk gambaran perluasan area kesadaran secara lebih umum. Selain

Page 88: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

74

itu, perluasan area kesadaran yang tidak signifikan dikarenakan rendahnya R2

change yaitu sebesar 0.6% . Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 99.4%

dipengaruhi oleh variabel lain. Hal ini memberi arti bahwa dalam menjaga

keharmonisan keluarga tidak cukup jika hanya menggunakan perluasan area

kesadaran saja, namun dibutuhkan faktor lain untuk tetap menjaga keharmonisan

didalam keluarga.

Penjelasan lebih lanjut, variabel perluasan area kesadaran yang tidak

signifikan juga memberi arti bahwa responden dalam penelitian ini sebenarnya

sudah memiliki keharmonisan keluarga yang baik. Hal ini terbukti dari norma

kategorisasi skor yang menunjukkan bahwa sebanyak 51.0% responden masuk

dalam kategorisasi tinggi, yang berarti dalam keseharian responden sudah

menjalani keluarga yang harmonis. sehingga perluasan area kesadaran menjadi

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keharmonisan keluarga.

Secara keseluruhan, penulis menemukan adanya perbedaan hasil penelitian

ini dengan penelitiain terdahulu disebabkan adanya perbedaan sampel baik

jumlah, latar belakang, budaya ataupun tempat penelitian yang digunakan

sehingga menjadi pengaruh penyebab dari perbedaan hasil penelitian. Terdapat

beberapa keterbatasan yang harus dipertimbangkan dalam penelitian ini.

Keterbatasan sampel penelitian yang hanya berjumlah 210 orang menjadikan hasil

penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk menggambarkan seluruh ibu

bekerja yang ada di Pandeglang, Tangerang, dan Serang. Penulis menyadari

kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini, sehingga dibutuhkan penelitian

lebih lanjut untuk melengkapi kekurangan dan keterbatasan penelitian ini.

Page 89: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

75

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyadari bahwa masih

terdapat banyak kekurangan di dalam penelitian ini. Untuk itu, penulis

memberikan beberapa saran untuk menjadi bahan pertimbangan sebagai

penyempurnaan penelitian selanjutnya, yakni berupa saran teoritis dan saran

praktis.

5.3.1 Saran Teoritis

1. Pada penelitian ini ditemukan bahwa proporsi varians dari keharmonisan

keluarga yang dijelaskan oleh semua independent variable (time-based

conflict, strain-based conflict, behavior-based conflict, pemikiran eksistensial

kritis, pemaknaan diri, kesadaran transendental, dan perluasan area kesadaran)

adalah sebesar 22.3% sedangkan 77.7% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain

diluar penelitian ini. Oleh karena itu, penulis menyarankan untuk penelitian

selanjutnya agar meneliti dan menganalisis pengaruh dari variabel lain yang

juga memiliki pengaruh terhadap keharmonisan keluarga. Adapun faktor-faktor

lain diluar penelitian ini yang mungkin memiliki hubungan dengan

keharmonisan keluarga meliputi komunikasi interpersonal, empati, pengalaman

hidup, adat istiadat, tujuan keluarga, ukuran keluarga dan lain sebagaimanya.

2. Dalam penelitian ini penulis membuat alat ukur sendiri yang mungkin masih

belum dapat memetakan variabel keharmonisan keluarga dan variabel konflik

peran ganda dengan sesuai. Sedangkan untuk alat ukur variabel kecerdasan

spiritual yang penulis terjemahkan, dimungkinkan masih terdapat beberapa

yang belum dapat dipahami dengan mudah oleh subjek penelitian. Maka

Page 90: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

76

diharapkan untuk penelitian selanjutnya untuk meninjau dan memastikan

kembali penggunakaan alat ukur yang sesuai dan menggunakan alat ukur yang

telah teruji validitas dan reabilitasnya.

3. Penelitian ini belum dapat menjelaskan perbedaan antara ibu bekerja yang

memiliki anak balita dan anak yang telah memasuki usai remaja. Maka dari itu,

diharapkan penelitian selanjutnya dapat menganalisis perbedaan tersebut.

4. Penelitian ini hanya terbatas pada jumlah subjek penelitian sebanyak 210

orang. Penelitian tambahan perlu dilakukan kepada sampel yang lebih luas.

Sampel bisa diberikan kepada bidang pekerjaan selain guru seperti bidan,

manager, karyawan bank, kepala dinas, dan atau lain sebagainya.

5.3.2 Saran Praktis

a. Saran individu

Melihat hasil data uji F mengenai hipotesis variabel yang memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap keharmonisan keluarga, penting bagi para ibu bekerja untuk:

1. Menurunkan konflik peran ganda, terutama dalam basis waktu.ibu bekerja

membuat jadwal pembagian waktu agar lebih terorganisir. Sehingga suatu

peran tidak mempengaruhi atau menyita waktu dari peran lainnya.

2. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dengan merenungi keberadaan

diri dan memaknai peristiwa kehidupan sehari-hari,

3. Meningkatkan kesadaran transendental dapat dilakukan dengan berusaha

untuk selalu dekat dengan Allah, usaha semacam ini bermula dari

menyadari bahwa manusia berasal dari Allah dan akan kembali kepada-

Nya.

Page 91: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

77

b. Saran lembaga

1. Lembaga sekolah sebaiknya menyediakan fasilitas daycare di Sekolah agar

para guru terutama guru wanita dapat menitipkan anaknya tanpa merasa

khawatir karena berada pada satu lingkungan.

2. Memberikan cuti melahirkan sesuai dengan Pasal 82 UU No.13 Tahun 2003

tanpa ada pemotongan gaji.

c. Saran pemerintah

Mendukung adanya cuti melahirkan dan menyusui dengan mensosialisasikan pada

pihak terkait yakni guru, sekolah, dan masyarakat.

Page 92: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

78

DAFTAR PUSTAKA

Afianti. (2018). Psikologi Perkawinan dan Keluarga : Penguat keluarga di era

digital berbasis kearifan lokal. Yogyakarta : PT Kanisius.

Adendorff C. Venter E. Boshoff C. (2008). The Impact Of Family Harmony On

Governance Practices In South African Greek Family Business.

Management Dynamics: Journal Of The Southern African Institute For

Management Scientists, 17(3):28-44.

Allan, Blake A., & Branton Shearer. (2012). The Scale For Existential Thinking.

International Journal Of Transpersonal Studies. California Institute Of

Integral Studies.

Apperson Et Al. (2002). Women Managers And The Experience Of Work-Family

Conflict. American Journal Undergraduate Research. Vol.1. No.3

Badan Pusat Statistik. (2017). 06 Juni. Badan Pusat Statistik Tabel Dinamis.

Diambil kembali dari Badan Pusat Statistik:

https://www.bps.go.id/site/resultTab

Badan Pusat Statistik. (2018). 07 Mei. Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia

Februari 2018 No.42/05/Th. XXI

Banerjee, Richa., Ravindra Pathak, Yadav Yadav. (2018). Family Relationship

and Spiritual Intelligence: With Reference to Students of Professional

Courses

Bartolome, Fernando., Paul Evans. (1984). The Changing Pictures Of The

Relationship Between Career And Family. Journal Of Occupational

Behaviour, Vol. 5, 9-2. Y John Wiley & Sons

Behson, S. J. (2015). The Working Dad’s Survival Guide: How to Succeed at

Work and at Home. Motivational Press.

Brough, P., & O'driscoll, M. (2005). Work-Family Conflict And Stress.. Research

Companion To Organizational Health Psychology (Pp. 346-365).

Northampton, Ma, Us: Edward Elgar Publishing.

Buchler, Cheryl., Marion O’Brien. (2011). Mothers’ Part-Time Employment:

Assocotion With Mother and Family Well-being. Joumal of Family

Psychology. Vol. 25, No. 6. 895-906. American Psychological Association

Page 93: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

79

Carlock, Randel S. And Ward, John L. (2010). When Family Businesses Are

Best: The Parallel Planning Process For Family Harmony And Business

Success. New York, Ny: Palgrave Macmillan. 32-53

Carlson, D.S., Kacmar, K.M & Williams Lj. (2000). Constraction And Initial

Validation Of A Multidimentional Measure Of Work-Family Conflict.

Journal Of Vocational Behavior 56, 249-276

Churiyah, M. (2011). Pengaruh Konflik Peran, Kelelahan Emosional terhadap

Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi. Jurnal Ekonomi Bisnis, 16(2),

145-154.

Cinamon, R. G., & Rich, Y. (2005). Work-Family Conflict Among Female

Teachers. Teaching And Teacher Education 21, 365–378

Cohen, D.J. & Volkmar, F.R. (1997). Handbook Of Autism And Pervasive

Development Disorder. New York: John Wiley & Sons Inc.

Covey, R, Stephen. (1997). The 7 Habit Of Highly Effective People. Jakarta:

Binapura Aksara.

Daradjat, Zakiah. (2005). Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah.

Jakarta: Ruhama.

Defrain, John. (1999). Strong Families Around The World. Family Matters No.53.

Australian Institute Of Family Studies

Defrain, John., Sylvia M. Asay. (2007). Strong Families Around The World:

Strengths-Based Research and Perspectives has been co-published

simultaneously as Marriage & Family Review, Volume 41

Departemen Pendidikan Nasional, (2005). Undang-Undang Nomor 14 Tahun

2005, Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka Utama.

Dierdorff, E. C., & Ellington, J. K. (2008). It's The Nature Of The Work:

Examining Behavior-Based Sources Of Work-Family Conflict Across

Occupations. Journal Of Applied Psychology, 93(4), 883-892.

Edwards, J. R., & Rothbard, N. P. (2000). Mechanisms Linking Work And

Family: Clarifying The Relationship Between Work And Family

Constructs. The Academy Of Management Review, 25(1), 178-199.

Page 94: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

80

Elisabeth, Dewi. (2015). Changing Perceptions of “Good” Mothering and Family

Roles Among Indonesian Female Domestic Workers. Journal Of The

Motherhood Initiative. Vol. 2, No. 2

Erma, Sukma, Dan Emma. (2016). Hubungan Konflik Peran Ganda Ibu Bekerja

Dengan Keharmonisan Keluarga Yang Memiliki Anak Penyandang Autis.

Lampung: Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung Barat

Frone, M. R. (2000). Work-Family Conflict And Employee Psychiatric Disorder:

The National Comorbidity Survey. Journal Of Applied Psychology. 85(6),

888-895.

Gardner, H. (1999). Intelligence Reframed: Multiple Intelligences For The New

Millennium. Newyork: Basic Books.

Goodwin, P., Garret, D. & Galal, O. (2005). Woman and Family health: the role

of mother in prmoting family and child health. International Journal of

Global Health & Health Disparities, 4 (1), 30-42.

Greenhaus, J.H. & Beutell, N.J. (1985). Sources Of Conflict Between Work And

Family Roles. Academy Of Management Review

Hakanen, J., Bakker, A.B. & Schaufeli, W.B. (2006). Burnout and work

engagement among teachers. Journal of School Psychology, 43, 495513.

Hawari, D. (1999). Al Qur’an : Ilmu Kedokteran Jiwa Dan Kesehatan Jiwa.

Yogyakarta : Pt. Dana Bhakti Prima Yasa

Hennessy, K.D. & Lent, R.W. (2008). Self-Efficacy for Managing Work-Family

Conflict: Validating the English Language Version of a Hebrew Scale.

Journal of Career Assessment. In press.

Hurlock, E.B. (1992). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Edisi Kelima (Terjemahan Oleh Istiwidayanti). Jakarta:

Erlangga.

Hurlock, E.B. (1978). Perkembangan Anak Jilid 2. Edisi Keenam. Penerbit

Erlangga: Jakarta

Ioannidi, D., Nikolatou, I. , Sioula, E. , Galanakis, M. , Chrousos, G. And Darviri,

C. (2016). The Implications Of The Conflict Between Work And Family In

Strain Levels: A Review Paper. Psychology, 7, 1138-1145.

Jacob, Jessy. V. Rajeswari. (2013). Role Of Spiritual Intelligence in families: A

Study Among Spouses. International Journal Of Behavioral Socical And

Movement Sciences. Vol.02,Nov.2013,Issue04.

Page 95: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

81

Kavikondala, S., Stewart, S. M., Ni, M. Y., Chan, B. H. Y., Lee, P. H., Li, K.-K.,

Leung, G. M. (2016). Structure and validity of Family Harmony Scale: An

instrument for measuring harmony. Psychological Assessment, 28(3), 307-

318

King, D.B. (2008). Rethinking Claims Of Spiritual Intelligence: A Definition,

Model, And Measure. Unpublished. Master Thesis. Ontorio Canada: Trent

University.

Kumar, V.V., M. Mehta. (2011). Scale for Spiritual Intelligence [Electronic Database]. Retrieved from PsycTESTS.

Lee, PH., McDowell, I., et al. (2013). Validating the Family Harmony Scale in

Hong Kong Chinese: Jockey Club Family Project. The 48th Annual Meeting

of the Society for Epidemiologic Research. Boston, MA., 18-21 June 2013.

In American Journal of Epidemiology, 2013, v. 177 suppl. 11, p. S84,

abstract no. 335

Leung, G.M Dan T. H. Lam. (2012). Perspectives On Family Health, Happiness

And Harmony (3h) Among Hong Kong Chinese People: A Qualitative

Study. Health Education Research

Mahmudah, Siti. (2015). Perbedaan Keharmonisan Keluarga Antara Wanita

Menikah Yang Bekerja Dan Wanita Menikah Yang Tidak Bekerja. Skripsi.

Uin Maulana Malik Ibrahim Malang

Meijman, T. F., & Mulder, G. (1998). Psychological Aspects Of Workload. In P.

J. D. Drenth, H. Thierry, & C. J. De Wolff (Eds.), Handbook Of Work And

Organizational Psychology (2nd Ed.). Handbook Of Work And

Organizational: Work Psychology (Pp. 5-33). Hove, England: Psychology

Press/Erlbaum (Uk) Taylor & Francis.

Mihelic, K. K., & Tekavcic, M. (2013). Work-Family Conflict: A Review Of

Antecedents And Outcomes. International Journal Of Management &

Information Systems (Ijmis), 18(1), 15-26.

Natalie, Skinner Dan Barbara Pocock. (2014). The Persistent Challenge: Living,

Working And Caring In Australia In 2014. The Australian Work And Life

Index. Australia : University Of South Australia

Offer, S., & Schneider, B. (2011). The Gender Gap In Timeuse Patterns: Parents’

Multitasking And Well-Being. American Sociological Review, 76(6), 809–

833.

Page 96: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

82

Peeters, M.A.G. and Rutte, C.G. (2005). Time Management Behavior as a

Moderator for the job Demand Control Interaction. Journal of Occupational

Health Psychology, Vol. 10, pp. 64-75

Prieto, L. L., Soria, M. S., Martínez, I. M., & Schaufeli, W. (2008). Extension of

The Job Demands-Resources Model in The Prediction of Burnout and

Engagement among Teachers Over Time. Psicothema , 354-360.

Putranto, Hendri Tri. (2012). Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual Dengan

Keharmonisan Keluarga Sakinah. Skripsi. Surakarta: Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Saha, A., & Ahuja, S. (2017). Critical Existential Thinking, Search For Meaning

And Life Satisfaction. Journal Of Psychosocial Research, 12(1), 187-195.

Santrock, J.W. (2007). Life-Span Developments Perkembangan Masa Hidup.

Jakarta: Erlangga

Sari, Dwi Puspita., & Herien Puspitawati. (2017). Family Conflict And Harmony

Of Farmers Family. Journal Of Family Sciences. Vol. 02, No.1, 28-41.

Senécal Caroline, Robert J. Vallerand, Frédéric Guay. (2001). Antecedents And

Outcomes Of Work-Family Conflict: Toward A Motivational Model.

Society For Personality And Social Psychology Vol. 27 No. 2, 176-186.

Stinnett, Nick & Defrain, John. (2003). Family Strengths. International

Encyclopedia Of Marriage And Family. Encyclopedia.Com. 5 Nov 2019

http://www.encyclopedia.com

Thanacoody, P. Rani., Timothy Bartram., Michelle Barker., Kerry Jacobs. (2006).

Career progression among female academics A comparative study of

Australia and Mauritius. Women in Management Review. Vol. 21 No. 7,

2006 pp. 536-553. Emerald Group Publishing Limited

Trastika, S. A. H. (2010). Hubungan Antara Konflik Peran Ganda Dengan

Keharmonisan Keluarga Pada Wanita Karir. Skripsi. Surakarta: Fakultas

Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Triaryati, Nyoman. (2003). Pengaruh Adaptasi Mengenai Kebijakan Work Family

Issue Terhadap Absen Dan Turnover. Manajemen & Kewirausahaan Vol. 5,

No. 1, 85 – 96

Ugwu, Chinelo Joy. (2017). Relationship Of Work-Family Conflict, Family-Work

Conflict And Psychological Distress Among Female Bank Employees In

Port Harcourt Metropolis, Rivers State, Nigeria. European Journal of

Psychological Research. Vol. 4 No. 1

Page 97: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

83

Vallone, E., & Donaldson, S. (2001). Consequences Of Work-Family Conflict On

Employee Well-Being Over Time. Journal Of Work & Stress, 15(3), 214-

226.

Vaughan, F. (2002). What Is Spiritual Intellegence?. Journal Of Humanistic

Psychology., Vol Vol 42, No. 2. 16-33

Wigglesworth, Cindy. (2012). SQ21: The 21 Skills of Spiritual Intelligence. New York: SelectBooks, , p.189

Zohar, Danah., I.N. Marshall. (2001). Spiritual Intelligence: The Ultimate

Intelligence. Bloomsbury Paperbacks Series. Bloomsbury Publishing,

https://www.merriam-webster.com/dictionary/harmony diakses 15 Juni 2019.

Page 98: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

84

LAMPIRAN

LAMPIRAN C: Kuesioner

Kuesioner Penelitian

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera saya ucapkan, semoga Anda selalu mendapatkan berkah serta

perlindungan dari Allah Ta’ala sehingga dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Perkenalkan saya Hana Rofifah Hidayat mahasiswi Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang saat ini melakukan penelitian dalam

rangka menyelesaikan skripsi.Sehubungan dengan rencana tersebut, saya

mengharapkan kesediaan Anda untuk dapat berpartisipasi dalam penelitian ini

dengan mengisi kuesioner sebagimana terlampir.

Jawaban yang Anda berikan tidak ada yang salah, tidak berpengaruh terhadap

prestasi akademik di sekolah dan hasilnya hanya digunakan untuk kepentingan

penelitian serta dijaga kerahasiaannya.Oleh karena itu Anda diminta untuk

memberikan respon atau jawaban secara objektif.Atas kesediaan dan partisipasi

Anda, peneliti mengucapkan banyak terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Hormat saya,

Hana Rofifah Hidayat

I. DATA RESPONDEN

Nama/inisial :

Jenis Kelamin :

Usia :

Usia pernikahan :

Jumlah Anak :

Telah bekerja selama :

Tinggal bersama (sebutkan) :

Page 99: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

85

Instansi tempat kerja :

II. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Kuesioner ini terdiri dari sejumlah pernyataan.Anda diminta untuk membaca dan

memahami setiap pernyataan.Anda diminta untuk mengemukakan keseuaian

pernyataan tersebut dengan keadaan sebenarnya.Berilah tanda silang (X) pada

salah satu dari empat pilihan yang tersedia, pada kolom sebelah kanan.

Tidak ada jawaban benar atau salah dalam setiap pernyataan.Jawaban hanya

merupakan penilaian dari masing-masing responden.Silahkan jawab sesuai

dengan keadaan diri anda saat ini.Teliti kembali jawaban anda dalam mengisi

kuesioner ini, sehingg tidak ada pernyataan yang terlewati.

Pilihan jawaban yang tersedia:

SANGAT TIDAK SETUJU (STS)

TIDAK SETUJU (TS)

SETUJU (S)

SANGAT SETUJU (SS)

III. CONTOH PENGISIAN

Jika pernyataan dibawah ini menurut anda sesuai dengan diri anda, maka beri

tanda silang (X) pada kolom Setuju (S).

Pernyataan STS TS S SS

Saya menukai warna hijau X

Artinya: Anda setuju dengan pernyataan “saya menyukai warna hijau”.

SKALA I

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya mengingatkan anak untuk menjalankan perintah agama

2 Saya mengajarkan anak untuk memberi sedekah kepada pengemis

3 Untuk menyelesaikan setiap permasalahan di rumah, saya menjadikan ajaran agama

sebagai sumber penyelesaian

4 Saya mengajarkan anak untuk shalat sejak kecil

5 Saya melakukan sholat berjamaah bersama keluarga dimalam hari

6 Saya mengajarkan ketauhidan kepada anak-

Page 100: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

86

anak saya sejak kecil

7 Saya mengajarkan anak-anak saya mengenai keimanan kepada Allah

8 Saya mengobrol bersama keluarga saat malam hari

9 Setiap ada waktu luang, saya dan suami mengajak anak-anak untuk liburan bersama

10 Saya menyempatkan diri untuk berkumpul bersama keluarga

11 Saya menghabiskan akhir pekan yang

menyenangkan bersama keluarga sekalipun hanya dirumah

12 Saya berbagi cerita dengan anak dan suami tanpa merasa segan

13 Saya saling memberikan kekuatan/menyemangati dengan anak dan

saumi

14 Saya dan anggota keluarga lain akan

memberikan senyuman dan kata-kata pujian

ketika anggota keluarga lain melakukan

kebaikan

15 Saya bersikap adil, terutama dalam perhatian dan kasih sayang kepada anak-anaknya

16 Saya menghargai saran yang diberikan oleh

suami dan anak-anak saya meskipun mereka masih kecil

17 Setiap anggota keluarga sakit maka yang lainnya akan merawatnya

18 Pengasuhan anak menjadi tanggung jawab bersama bukan ibu semata

19 Saya memiliki privasi untuk diri saya sendiri dirumah

20 Saya dan suami berusaha menjadi sosok yang

menyenangkan agar anak dapat akrab dengan kami

21 Saya mengangggap anggota keluarga saya tidak menutupi masalah dan selalu

menceritakan kesulitan yang dihadapi

22 Saya tidak bisa menyembunyikan masalah yang saya hadapi pada anak dan suami

23 Saya selalu mengusahakan untuk menepati janji pada anak dan suami

24 Jika ada masalah, biasanya kami

mendiskusikannya dengan keluarga untuk mencari solusi

Page 101: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

87

25 Kami menghindari berselisih paham hanya karena masalah kecil

26 Saya dan keluarga berdiskusi untuk menyelesaikan masalah

27 Saya berusaha tenang dalam menyikapi masalah dalam keluarga

28 Saya merasa masalah dihadapi keluarga

adalah peluang untuk mempererat hubungan keluarga kembali

SKALA II

No Pernyataan STS TS S SS

1 Perilaku yang efektif dan penting bagi saya di rumah tidak berlaku saat bekerja

2 Perasaan gagal dan emosional menghampiri

setiap kali saya pulang ke rumah, sehingga

kondisi ini dapat mengganggu aktivitas saya bersama keluarga

3 Karena tekanan dari pekerjaan, terkadang saya terlalu lelah untuk mengerjakan hal-hal

yang saya sukai dirumah

4 Waktu yang harus saya luangkan untuk

pekerjaan membuat saya tidak bisa

mengikuti aktivitas dari tanggung jawab rumah tangga

5 Tekanan dan kecemasan dari kehidupan

keluarga sering melemahkan kemampuan saya dalam bekerja

6 Ketika saya pulang dari bekerja, membuat

saya merasa kelelahan untuk mengerjakan kegiatan/ tanggung jawab keluarga

7 Pemecahan masalah yang saya lakukan di rumah tidak efektif jika digunakan di kantor

8 Perilaku efektif saya di kantor tidak

membantu saya menjadi orangtua dan pasangan yang baik

9 Waktu yang saya habiskan untuk

pengembangan karir menyebabkan saya

tidak bisa menghabiskan lebih banyak waktu

dengan keluarga

10 Perilaku yang biasa dilakukan di rumah tidak efektif dilakukan di kantor

11 Karena saya merasa tertekan karena urusan pekerjaan, saya jadi sulit berkonsentrasi

Page 102: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

88

mengerjakan pekerjaan saya di rumah

12 Kemampuan dalam memecahkan masalalah

yang digunakan dirumah dalam pekerjaan

saya tidak efektif dalam memecahkan masalah di rumah

13 Pekerjaan saya menjauhkan saya dari kegiatan keluarga

14 Akibat tekanan dikantor, seringkali saya memikirkan masalah pekerjaan di rumah

15 Perilaku yang efektif dan dibutuhkan dikantor bisa menjadi tidak berlaku di rumah

16 Waktu yang harus saya habiskan untuk melakukan tanggung jawab pekerjaan

mengganggu tanggung jawab keluarga saya

SKALA III

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya mempertanyakan atau merenungkan

tentang makna dari setiap hal yang ada disekitar saya

2 Saya dapat mengenali aspek yang lebih

bermakna dan mendalam daripada tubuh fisik saya

3 Saya merenungkan tujuan dan alasan atas keberadaan saya di dunia

4 Saya dapat memasuki keadaan kesadaran yang lebih tinggi dari tingkat kesadaran

(memasuki area kesadaran)

5 Saya mampu merenungkan secara mendalam apa yang terjadi setelah kematian

6 Saya merasakan energi selain fisik dan materi (sesuatu yang tidak berwujud)

7 Saya mampu untuk menemukan makna dan

tujuan hidup sehingga membantu saya beradaptasi dengan situasi yang tertekan

8 Saya bisa mengendalikan/mengontrol area kesadaran saya

9 Saya memikirkan tentang makna dari

kehidupan yang saya jalanin, kematian yang akan saya alami, dan alasan keberadaan saya

10 Saya sadar akan hubungan yang lebih dalam antara diri sendiri dan orang lain

11 Saya mampu menentukan tujuan atau alasan mengapa saya hidup

Page 103: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

89

12 Saya bisa bergerak bebas pada tingkat kesadaran yang lebih dalam

13 Saya merenungkan makna dari setiap peristiwa dalam hidup saya

14 Saya mampu mengartikan diri saya secara mendalam

15 Saya sering melihat masalah dan pilihan lebih jelas selama saya ikhlas

16 Saya merenungkan hubungan antara manusia dan alam semesta

17 Saya menyadari aspek nonmateri (hal-hal ghaib) didalam kehidupan

18 Saya mampu membuat keputusan sesuai dengan tujuan hidup saya

19 Saya mengakui kualitas pada seseorang tidak hanya terletak pada fisik saja tapi bisa juga

dilihat dari kepribadian atau emosi mereka

20 Saya sangat merenungkan tentang alasan saya beriman kepada Allah

21 Saya menyadari aspek nonmateri kehidupan sehingga membantu saya merasa terpusat

22 Saya dapat menemukan makna dan tujuan dalam peristiwa sehari-hari yang saya alami

23 Saya telah mengembangkan teknik saya

sendiri untuk memasuki area kesadaran yang lebih dalam

Page 104: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

90

LAMPIRAN B : Hasil Uji Validitas

Hasil uji validitas Keharmonisan Keluarga

UJI VALIDITAS KONSTRUK KEHARMONISAN KELUARGA

DA NI=28 NO=210 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20

X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28

PM SY FI=KEHARMONISANKELUARGA.COR

MO NX=28 NK=1 LX=FR TD=SY PH=ST

LK

KEHARMONISANKELUARGA

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 LX 11 1 LX 12 1 LX 13

1 LX 14 1 LX 15 1 LX 16 1 LX 17 1 LX 18 1 LX 19 1 LX 20 1 LX 21 1 LX 22 1 LX 23 1 LX 24

1 LX 25 1 LX 26 1 LX 27 1 LX 28 1

FR TD 7 6

PD

OU SS TV MI

Page 105: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

91

Hasil uji validitas dimensi time-based conflict

UJI VALIDITAS KONSTRUK TIME BASED CONFLICT

DA NI=3 NO=210 MA=PM

LA

X1 X2 X3

PM SY FI=TIMEBASEDCONFLICT.COR

MO NX=3 NK=1 LX=FR TD=SY PH=ST

LK

TIMEBASEDCONFLICT

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1

PD

OU SS TV MI

Page 106: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

92

Hasil uji validitas dimensi strain-based conflict

UJI VALIDITAS KONSTRUK STRAIN BASED CONFLICT

DA NI=7 NO=210 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

PM SY FI=STRAINBASEDCONFLICT.COR

MO NX=7 NK=1 LX=FR TD=SY PH=ST

LK

STRAINBASEDCONFLICT

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1

FR TD 4 1 TD 3 2 TD 7 6 TD 7 1 TD 6 1

PD

OU SS TV MI

Page 107: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

93

Hasil uji validitas dimensi behavior-based conflict

UJI VALIDITAS KONSTRUK BEHAVIOR BASED CONFLICT

DA NI=6 NO=210 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6

PM SY FI=BEHAVIORBASEDCONFLICT.COR

MO NX=6 NK=1 LX=FR TD=SY PH=ST

LK

BEHAVIORBASEDCONFLICT

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1

FR TD 6 3 TD 4 1 TD 3 1 TD 4 2

PD

OU SS TV MI

Page 108: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

94

Hasil uji validitas dimensi pemikiran eksistensial

UJI VALIDITAS KONSTRUK PEMIKIRAN EKSISTENSIAL

DA NI=7 NO=210 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

PM SY FI=PEMIKIRANEKSISTENSIAL.COR

MO NX=7 NK=1 LX=FR TD=SY PH=ST

LK

PEMIKIRANEKSISTENSIAL

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1

FR TD 2 1 TD 4 1 TD 6 5 TD 7 6

PD

OU SS TV MI

Page 109: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

95

Hasil uji validitas dimensi pemaknaan diri

UJI VALIDITAS KONSTRUK PEMAKNAAN DIRI

DA NI=5 NO=210 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5

PM SY FI=PEMAKNAANDIRI.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY PH=ST

LK

PEMAKNAANDIRI

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1

FR TD 5 3 TD 5 4 TD 4 1

PD

OU SS TV MI

Page 110: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

96

Hasil uji validitas dimensi kesadaran transendental

UJI VALIDITAS KONSTRUK KESADARAN TRANSENDENTAL

DA NI=8 NO=210 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8

PM SY FI=KESADARANTRANSENDENTAL.COR

MO NX=8 NK=1 LX=FR TD=SY PH=ST

LK

KESADARANTRANSENDENTAL

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 7 1 TD 5 4 TD 7 3 TD 4 3 TD 8 2 TD 6 1 TD 5 3 TD 5 1 TD 8 1 TD 7 6

TD 5 2 TD 3 2 TD 4 1

PD

OU SS TV MI

Page 111: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

97

Hasil uji validitas dimensi perluasan area kesadaran

UJI VALIDITAS KONSTRUK PERLUASAN AREA KESADARAN

DA NI=3 NO=210 MA=PM

LA

X1 X2 X3

PM SY FI=PERLUASANAREAKESADARAN.COR

MO NX=3 NK=1 LX=FR TD=SY PH=ST

LK

PERLUASANAREAKESADARAN

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1

PD

OU SS TV MI

Page 112: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

98

LAMPIRAN C: Hasil Analisis Data

Deskriptif Statistik

N

Minimu m

Maximum Mean SD

Keharmonisan keluarga 210 22.90 65.42 50.0000 9.62515

Time-based conflict 210 30.75 75.07 50.0000 8.70621

Strain-based conflict 210 28.00 77.29 50.0000 9.34837

Behavior-based conflict 210 25.74 73.53 50.0000 8.99586

Pemikiran eksistensial 210 13.94 72.13 50.0000 8.99621

Pemaknaan diri 210 13.91 71.02 50.0000 8.68284

Kesadaran transendental 210 25.24 72.00 50.0000 8.98280

Perluasan area kesadaran

210

17.87

68.87

50.0000

8.86253

Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Variabel Frekuensi (100%) Rendah Tinggi

Keharmonisan keluarga 49.0% 51.0%

Time-based conflict 54.8% 45.2%

Strain-based conflict 53.3% 46.7%

Behavior-based conflict 50.0% 50.0%

Pemikiran eksistensial 55.2% 44.8%

Pemaknaan diri 63.8% 36.2%

Kesadaran transendental 49.5% 50.5%

Perluasan area kesadaran 34.3% 65.7%

Regresi Bersama

Variables Entered/Removeda

Model

Variables Entered

Variables

Removed

Method

Page 113: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

99

1 Perluasan_Area_Kesadaran,

Behavior_Based_Conflict,

Pemikiran_Eksistensial_Kritis_Conflict,

Time_Based_Conflict

Pemaknaan_Diri,

Strain_Based_Conflict,

Kesadaran_Transendental b

.

Enter

a. Dependent Variable: KEHARMONISAN_KELUARGA

b. All requested variables entered.

Model Summary

Mod

el

R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1

df2

Sig. F

Change

1 .472a .223 .196 8.63251 .223 8.261 7 202 .000

a. Predictors: (Constant), Perluasan_Area_Kesadaran, Behavior_Based_Conflict,

Pemikiran_Eksistensial_Kritis, Time_Based_Conflict, Pemaknaan_Diri, Strain_Based_Conflict,

Kesadaran_Transendental

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4309.412 7 615.630 8.261 .000b

Residual 15053.092 202 74.520

Total 19362.504 209

a. Dependent Variable: Keharmonisan_keluarga

b. Predictors: (Constant), Perluasan_Area_Kesadaran, Behavior_Based_Conflict, Pemikiran_Eksistensial,

Time_based_Conflict, Pemaknaan_Diri, Strain_Based_Conflict, Kesadaran_Transendental

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B

Std. Error

Beta T Sig.

1 (Constant) 38.682 5.594

6.914 .000

Time_Based_Conflict .001 .116 .001 .010 .992

Page 114: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

100

Strain_Based_Conflict

-.272

.115

-.264

-

2.355

.019

Behaviour_Based_conflict .015 .098 .014 .154 .878

Pemikiran_Eksistensial .213 .102 .199 2.083 .038

Pemaknaan_Diri .158 .113 .142 1.398 .164

Kesadaran_Transendental .250 .121 .233 2.070 .040

Perluasan_Area_Kesadaran

-.138

.107

-.128 -

1.289

.199

Dependent Variable: KEHARMONISAN_KELUARGA

Page 115: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

101

Model Summary

Mod

el

R

R Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F Change

df1

df2

Sig. F

Change

1 .218a .048 .043 9.41629 .048 10.375 1 208 .001*

2 .226b .051 .042 9.42221 .003 .739 1 207 .391

3 .235c .055 .041 9.42435 .004 .906 1 206 .342

4 .434d .188 .172 8.75709 .133 33.589 1 205 .000*

5 .454e .206 .186 8.68231 .018 4.546 1 204 .034*

6 .465f .216 .193 8.64655 .010 2.691 1 203 .102

7 .472g .223 .196 8.63251 .006 1.661 1 202 .199

a. Predictors: (Constant), Time_Based_Conflict

b. Predictors: (Constant), Time_Based_Conflict, Strain_Based_Conflict

c. Predictors: (Constant), Time_Based_Conflict , Strain_Based_Conflict, Behavior_Based_Conflict

d. Predictors: (Constant), Time_Based_Conflict , Strain_Based_Conflict , Behavior_Based_Conflict ,

Pemikiran_Eksistensial

e. Predictors: (Constant), Time_Based_Conflict , Strain_Based_Conflict , Behavior_Based_Conflict ,

Pemikiran_Eksistensial , Pemaknaan_Diri

f. Predictors: (Constant), Time_Based_Conflict , Strain_Based_Conflict , Behavior_Based_Conflict ,

Pemikiran_Eksistensial , Pemaknaan_Diri , Kesadaran_Transendental

g. Predictors: (Constant), Time_Based_Conflict , Strain_Based_Conflict , Behavior_Based_Conflict ,

Pemikiran_Eksistensial , Pemaknaan_Diri , Kesadaran_Transendental, Perluasan_Area_Kesadaran

Page 116: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

102

Page 117: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

103

Page 118: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

104

Page 119: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

105

Page 120: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

106

Page 121: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

107

Page 122: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

108

Page 123: PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN KECERDASAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52116/1/HANA R… · A) Fakultas Psikologi B) Oktober 2019 C) Hana Rofifah Hidayat

109