165253599 osteoarthritis genu hana baru

46
BAB I PENDAHULUAN Osteoartritis adalah penyakit kronis yang belum diketahui secara pasti penyebabnya, ditandai dengan kehilangan tulang rawan sendi secara bertingkat.2 Terdapat 2 kelompok OA, yaitu OA primer dan OA sekunder. Osteoartritis primer disebabkan faktor genetik, yaitu adanya abnormalitas kolagen. Sedangkan OA sekunder adalah OA yang berdasarkan adanya kelainan endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan, mikro dan makro trauma, imobilitas yang terlalu lama dan lain-lain. Gambaran patologi kedua kelompok OA tersebut tidak menunjukkan adanya perbedaan. Kelainan utama pada OA adalah kerusakan rawan sendi, dapat diikuti dengan penebalan tulang subkondral, pertumbuhan osteofit, kerusakan ligamen dan peradangan ringan sinovium, sehingga sendi bersangkutan membentuk efusi. Di Inggris dan Wales, sekitar 1,3 hingga 1,75 juta orang mengalami simtom OA. Di Amerika, 1 dari 7 penduduk menderita OA. Osteoartritis menempati urutan kedua setelah penyakit kardiovaskuler sebagai penyebab ketidakmampuan fisik (seperti berjalan dan menaiki tangga) di dunia barat. Secara keseluruhan, sekitar 10 – 15% orang dewasa lebih dari 60 tahun menderita OA. Di Australia pada tahun 2002, diperkirakan biaya nasional untuk OA sebesar 1% dari GNP, yaitu mencapai $Aus 2.700/orang/tahun.5Dapat dibayangkan begitu besarnya dampak 1

Upload: ihsan-haidar

Post on 05-Sep-2015

292 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

165253599 Osteoarthritis GENU Hana Baru

TRANSCRIPT

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

Osteoartritis adalah penyakit kronis yang belum diketahui secara pasti penyebabnya, ditandai dengan kehilangan tulang rawan sendi secara bertingkat.2 Terdapat 2 kelompok OA, yaitu OA primer dan OA sekunder. Osteoartritis primer disebabkan faktor genetik, yaitu adanya abnormalitas kolagen. Sedangkan OA sekunder adalah OA yang berdasarkan adanya kelainan endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan, mikro dan makro trauma, imobilitas yang terlalu lama dan lain-lain. Gambaran patologi kedua kelompok OA tersebut tidak menunjukkan adanya perbedaan.Kelainan utama pada OA adalah kerusakan rawan sendi, dapat diikuti dengan penebalan tulang subkondral, pertumbuhan osteofit, kerusakan ligamen dan peradangan ringan sinovium, sehingga sendi bersangkutan membentuk efusi.Di Inggris dan Wales, sekitar 1,3 hingga 1,75 juta orang mengalami simtom OA. Di Amerika, 1 dari 7 penduduk menderita OA. Osteoartritis menempati urutan kedua setelah penyakit kardiovaskuler sebagai penyebab ketidakmampuan fisik (seperti berjalan dan menaiki tangga) di dunia barat. Secara keseluruhan, sekitar 10 15% orang dewasa lebih dari 60 tahun menderita OA.Di Australia pada tahun 2002, diperkirakan biaya nasional untuk OA sebesar 1% dari GNP, yaitu mencapai $Aus 2.700/orang/tahun.5Dapat dibayangkan begitu besarnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh penyakit tulang dan sendi termasuk OA, sehingga seluruh dunia harus mewaspadainya. Bahkan sejak tahun 2001 hingga 2010 dicanangkan sebagai dekade penyakit tulang dan sendi di seluruh dunia.7

Di Indonesia, OA merupakan penyakit reumatik yang paling banyak ditemui dibandingkan kasus penyakit reumatik lainnya. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO),penduduk yang mengalami gangguan OA di Indonesia tercatat 8,1% dari total penduduk. Sebanyak29% di antaranya melakukan pemeriksaan dokter, dan sisanya atau 71% mengonsumsi obat bebas pereda nyeri.Di Kabupaten Malang dan Kota Malang ditemukan prevalensi OA sebesar 10% dan 13,5%. Di Jawa Tengah, kejadian penyakit OA sebesar 5,1% dari semua penduduk.7 Osteoartritis umumnya menyerang penderita berusia lanjut pada sendi-sendi penopang berat badan, terutama sendi lutut, panggul (koksa), lumbal dan servikal. Pada OA primer / generalisata yang pada umumnya bersifat familial, dapat pula menyerang sendi-sendi tangan, terutama sendi interfalang distal (DIP) dan interfalang proksimal (PIP).4

Klinis osteoartritis disertai adanya nyeri sendi yang kronik. Banyak pasien dengan osteoartritis juga mengalami keterbatasan gerakan, krepitasi dengan gerakan, dan efusi sendi. Pada kondisi yang berat dapat terjadi deformitas tulang dan subluksasi. Sebagian besar pasien dengan osteoartritis datang dengan keluhan nyeri sendi. Pasien sering menggambarkan nyeri yang dalam, ketidaknyamanan yang sukar dilokalisasikan, yang telah dirasakan selama bertahun-tahun. Nyeri yang berhubungan dengan aktivitas biasanya terasa segera setelah penggunaan sendi dan nyeri dapat menetap selama berjam-jam setelah aktivitas.1Lutut merupakan sendi yang paling sering dijumpai terserang OA dari sekian banyak sendi yang dapat terserang OA. Osteoartritis lutut merupakan penyebab utama rasa sakit dan ketidakmampuan dibandingkan OA pada bagian sendi lainnya.8 Sedangkan berdasarkan data WHO, 40% penduduk dunia yang berusia lebih dari 70 tahun mengalami OA lutut. Data Arthritis Research Campaign tahun 2000 menunjukkan bahwa 2 juta penderita OA lutut berobat ke dokter praktik umum maupun rumah sakit, sedangkan 550 ribu di antaranya menderita OA lutut yang parah (grade IV). Pada tahun 2000 di Inggris, dilaporkan tindakan operasi replacementsendi lutut pada lebih dari 80 ribu penderita dengan biaya operasi sebesar 405 juta.9

Osteoartritis terjadi akibat kondrosit (sel pembentuk proteoglikan dan kolagen pada rawan sendi) gagal dalam memelihara keseimbangan antara degradasi dan sintesis matriks ekstraseluler, sehingga terjad perubahan diameter dan orientasi serat kolagen yang mengubah biomekanik dari tulang rawan, yang menjadikan tulang rawan sendi kehilangan sifat kompresibilitasnya yang unik.2-4 Mengingat besarnya kerugian yang dapat ditimbulkan akibat OA lutut, maka perlu dilakukan upaya pencegahan terjadinya OA lutut. BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Anatomi Lutut

Persendian atau artikulasio adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang dihubungkan melalui pembungkus jaringan ikat pada bagian luar dan pada bagian dalam terdapat rongga sendi dengan permukaan tulang yang dilapisi oleh tulang rawan.6

Fungsi dari sendi secara umum adalah untuk melakukan gerakan pada tubuh Sendi lutut merupakan bagian dari extremitas inferior yang menghubungkan tungkai atas (paha) dengan tungkai bawah. Fungsi dari sendi lutut ini adalah untuk mengatur pergerakan dari kaki. Dan untuk menggerakkan kaki ini juga diperlukan antara lain :

- Otot- otot yang membantu menggerakkan sendi - Capsul sendi yang berfungsi untuk melindungi bagian tulang yang bersendi supaya jangan lepas bila bergerak - Adanya permukaan tulang yang dengan bentuk tertentu yang mengatur luasnya gerakan. - Adanya cairan dalam rongga sendi yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara tulang pada permukaan sendi. - Ligamentum-ligamentum yang ada di sekitar sendi lutut yang merupakan penghubung kedua buah tulang yang bersendi sehingga tulang menjadi kuat untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh. Sendi lutut ini termasuk dalam jenis sendi engsel , yaitu pergerakan dua condylus femoris diatas condylus tibiae. Gerakan yang dapat dilakukan oleh sendi ini yaitu gerakan fleksi , ekstensi dan sedikit rotatio. Jika terjadi gerakan yang melebihi kapasitas sendi maka akan dapat menimbulkan cedera yang antara lain terjadi robekan pada capsul dan ligamentum di sekitar sendi.6

Gambar 2.1 Anatomi Sendi Lutut

Sendi lutut terdiri dari tiga tulang dan berbagai ligamen. Lutut dibentuk oleh os femur (tulang paha), tibia (tulang kering), dan patela (tempurung lutut). Beberapa otot-otot dan ligamen mengontrol gerakan lutut dan melindunginya dari kerusakan pada saat yang sama. Dua ligamen di kedua sisi lutut, yang disebut ligamen kolateral medial dan lateral, menstabilkan lutut dari sisi satu ke sisi lainnya . Terdapat ligamentum pada sendi lutut yang terbagi menjadi ligamentum extracapsular dan ligamentum intracapsular.a. ligamentum extracapsular 1. Ligamentum Patellae

Melekat (diatas) pada tepi bawah patella dan pada bagian bawah melekat pada tuberositas tibiae.62. Ligamentum Collaterale Fibulare

Ligamentum ini menyerupai tali dan melekat di bagian atas pada condylus lateralis dan dibagian bawah melekat pada capitulum fibulae. Ligamentum ini dipisahkan dari capsul sendi melalui jaringan lemak dan tendon m. popliteus. Dan juga dipisahkan dari meniscus lateralis melalui bursa m. poplitei. 3. Ligamentum Collaterale Tibiae

Ligamentum ini berbentuk seperti pita pipih yang melebar dan melekat dibagian atas pada condylus medialis femoris dan pada bagian bawah melekat pada margo infraglenoidalis tibiae. Ligamentum ini menembus dinding capsul sendi dan sebagian melekat pada meniscus medialis. Di bagian bawah pada margo infraglenoidalis, ligamentum ini menutupi tendon m. semimembranosus dan a. inferior medialis genu.4. Ligamentum Popliteum Obliquum

Merupakan ligamentum yang kuat, terletak pada bagian posterior dari sendi lutut, letaknya membentang secara oblique ke medial dan bawah. Sebagian dari ligamentum ini berjalan menurun pada dinding capsul dan fascia m. popliteus dan sebagian lagi membelok ke atas menutupi tendon m. semimembranosus. 5. Ligamentum Transversum Genu

Ligamentum ini terletak membentang paling depan pada dua meniscus , terdiri dari jaringan connective, kadang- kadang ligamentum ini tertinggal dalam perkembangannya , sehingga sering tidak dijumpai pada sebagian orang. b. ligamentum intra capsular

Ligamentum cruciata adalah dua ligamentum intra capsular yang sangat kuat, saling menyilang didalam rongga sendi. Ligamentum ini terdiri dari dua bagian yaitu posterior dan anterior sesuai dengan perlekatannya pada tibiae. Ligamentum ini penting karena merupakan pengikat utama antara femur dan tibiae.51. Ligamentum Cruciata Anterior

Ligamentum ini melekat pada area intercondylaris anterior tibiae dan berjalan kearah atas, kebelakang dan lateral untuk melekat pada bagian posterior permukaan medial condylus lateralis femoris. Ligamentum ini akan mengendur bila lutut ditekuk dan akan menegang bila lutut diluruskan sempurna. 2. Ligamentum Cruciatum Posterior

Ligamentum cruciatum posterior melekat pada area intercondylaris posterior dan berjalan kearah atas , depan dan medial, untuk dilekatkan pada bagian anterior permukaan lateral condylus medialis femoris. Serat-serat anterior akan mengendur bila lutut sedang ekstensi, namun akan menjadi tegang bila sendi lutut dalam keadaan fleksi anterior cruciate ligament (ACL) adalah salah satu dari sepasang ligament pada anatomi lutut dari tengah sendi lutut menyilang, dan ini adalah tempat "cruciatum" berasal. Terdapat juga anterior cruciate ligament (ACL) dan posterior cruciate ligament (PCL). Kedua ligamen berfungsi untuk menstabilkan lutut dari depan selama kegiatan normal dan atletis. Ligamen lutut memastikan bahwa berat badan yang ditularkan melalui sendi lutut ini berpusat di dalam sendi meminimalkan jumlah keausan pada tulang rawan di dalam lutut.3

Gambar 2.2 Ligamentum Sendi LututPenahan beban permukaan lutut ditutupi oleh lapisan tulang rawan ("kartilago artikular"). Ada juga peredam kejut kedua lutut di kedua sisi sendi antara permukaan tulang rawan femur dan tibia. Kedua struktur ini disebut meniskus medial dan meniskus lateral. Meniscus adalah peredam kejut berbentuk tapal kuda yang membantu untuk pusat kedua sendi lutut selama aktivitas dan untuk meminimalkan jumlah stres pada tulang rawan artikular. Kombinasi dari meniscus dan tulang rawan pada permukaan lutut menghasilkan permukaan yang mulus hampir tanpa gesekan Cartilago semilunaris adalah lamella fibrocartilago berbentuk C , yang pada potongan melintang berbentuk segitiga. Batas perifernya tebal dan cembung, melekat pada bursa. Batas dalamnya cekung dan membentuk tepian bebas. Permukaan atasnya cekung dan berhubungan langsung dengan condylus femoris.6Fungsi meniscus ini adalah memperdalam fascies articularis condylus tibialis untuk menerima condylus femoris yang cekung.1. Cartilago Semilunaris Medialis Bentuknya hampir semi sirkular dan bagian belakang jauh lebih lebar daripada bagian depannya. Cornu anterior melekat pada area intercondylaris anterior tibiae dan berhubungan dengan cartilago semilunaris lateralis melalui beberapa serat yang disebut ligamentum transversum. Cornu posterior melekat pada area intercondylaris posterior tibiae. Batas bagian perifernya melekat pada simpai dan ligamentum collaterale sendi. Dan karena perlekatan inilah cartilago semilunaris relatif tetap.62. Cartilago Semilunaris Lateralis

Bentuknya hampir sirkular dan melebar secara merata. Cornu anterior melekat pada area intercondylaris anterior, tepat di depan eminentia intercondylaris. Cornu posterior melekat pada area intercondylaris posterior, tepat di belakang eminentia intercondylaris. Seberkas jaringan fibrosa biasanya keluar dari cornu posterior dan mengikuti ligamentum cruciatum posterior ke condylus medialis femoris. Batas perifer cartilago dipisahkan dari ligamentum collaterale laterale oleh tendon m. popliteus, sebagian kecil dari tendon melekat pada cartilage ini. Akibat susunan yang demikian ini cartilago semilunaris lateralis kurang terfiksasi pada tempatnya bila di bandingkan dengan cartilago semilunaris medialis.6CAPSULA ARTICULARIS

Capsula articularis terletak pada permukaan posterior dari tendon m. quadriceps femoris dan didepan menutupi patella menuju permukan anterior darifemur diatas tubrositas sendi. Selanjutnya capsula articularis ini menutupi kedua ligamentun cruciatum pada sendi lutut sebagai suatu lembaran dan melintasi tepi posterior ligamentum cruciatum posterior. Dari tepi medial dan lateral dari fascies articularis membentuk dua tonjolan , lipatan synovial, plica alares yang terkumpul pada bagian bawah. Kesemuanya hal ini membentuk suatu synovial villi.6

Plica synovialis patellaris, membentang pada bagian belakang yang mengarah pada bidang sagital menuju cavum sendi dan melekat pada bagian paling bawah dari tepi fossa intercondyloidea femoris. Plica ini merupakan lipatan sagital yang lebar pada synovial membran.8Lipatan ini membagi cavum sendi menjadi dua bagian , berhubungan dengan dua pasang condylus femoris dan tibiae. Lipatan capsul sendi pada bagian samping berjalan dekat pinggir tulang rawan. Sehingga regio epicondylus tetap bebas. Kapsul sendi kemudian menutupi permukaan cartilago , dan bagian permukaan anterior dari femur tidak ditutupi oleh cartilago. Pada tibia capsul sendi ini melekat mengelilingi margo infraglenoidalis, sedikit bagian bawah dari permukaan cartilago, selanjutnya berjalan kebawah tepi dari masing-masing meniscus.

Gambar 2.3 Fleksi lutut

Pergerakan sendi lutut

Otot-otot utama yang menggerakkan sendi lutut adalah quadricep dan otot hamstring. Paha depan menempel pada patela, dan tendon patela menghubungkan otot ini ke bagian depan tibia. Ketika otot quadricep kontraksi lutut meluas. Sebaliknya, ketika otot hamstring kontraksi, mereka menarik lutut ke fleksi.

Gambar 2.4 Sendi Lutut Ekstensi

Gambar 2.5 Sendi Lutut Fleksi

2.6 Gambar normal dan osteoatritis genu2.2 Definisi

Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif dengan etiologi dan patogenesis yang belum jelas serta mengenai populasi luas. Pada umumnya penderita OA berusia di atas 40 tahun dan populasi bertambah berdasarkan peningkatan usia.

Osteoartritis merupakan gangguan yang disebabkan oleh multifaktorial antara lain usia, mekanik, genetik, humoral dan faktor kebudayaan. Osteoartritis merupakan suatu penyakit dengan perkembangan slow progressive, ditandai adanya perubahan metabolik, biokimia, struktur rawan sendi serta jaringan sekitarnya, sehingga menyebabkan gangguan fungsi sendi.1 Kelainan utama pada OA adalah kerusakan rawan sendi yang dapat diikuti dengan penebalan tulang subkondral, pertumbuhan osteofit, kerusakan ligamen dan peradangan ringan pada sinovium, sehingga sendi yang bersangkutan membentuk efusi.12.3 Epidemiologi Osteoartritis LututDari sekian banyak sendi yang dapat terserang OA, lutut merupakan sendi yang paling sering dijumpai terserang OA. Osteoartritis lutut merupakan penyebab utama rasa sakit dan ketidakmampuan dibandingkan OA pada bagian sendi lainnya.8 Data Arthritis Research Campaign menunjukkan bahwa lebih dari 550 ribu orang di Inggris menderita OA lutut yang parah dan 2 juta orang mengunjungi dokter praktek umum maupun rumah sakit karena OA lutut. Lebih dari 80 ribu operasi replacement sendi lutut dilakukan di Inggris pada tahun 2000 dengan biaya 405 juta Poundsterling.82.4 PATOGENESATerjadinya OA tidak lepas dari banyak persendian yang ada didalam tubuh manusia. Sebanyak 230 sendi menghubungkan 206 tulang yang memungkinkan terjadinya gesekan. Untuk melindungi tulang dari gesekan, di dalam tubuh ada tulang rawan. Namun karena berbagai faktor risiko yang ada, maka terjadi erosi pada tulang rawan dan berkurangnya cairan pada sendi.1Tulang rawan sendiri berfungsi untuk meredam getar antar tulang. Tulang rawan terdiri atas jaringan lunak kolagen yang berfungsi untuk menguatkan sendi, proteoglikan yang membuat jaringan tersebut elastis dan air (70% bagian) yang

menjadi bantalan, pelumas dan pemberi nutrisi.1,7.Kondrosit adalah sel yang tugasnya membentuk proteoglikan dan kolagen pada rawan sendi. Osteoartritis terjadi akibat kondrosit gagal mensintesis matriks yang berkualitas dan memelihara keseimbangan antara degradasi dan sintesis matriks ekstraseluler, termasuk produksi kolagen tipe I, III, VI dan X yang berlebihan dan sintesis proteoglikan yang pendek. Hal tersebut menyebabkan terjadi perubahan pada diameter dan orientasi dari serat kolagen yang mengubah biomekanik dari tulang rawan, sehingga tulang rawan sendi kehilangan sifat kompresibilitasnya yang unik.Selain kondrosit, sinoviosit juga berperan pada patogenesis OA, terutama setelah terjadi sinovitis, yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak nyaman. Sinoviosit yang mengalami peradangan akan menghasilkan Matrix Metalloproteinases (MMPs) dan berbagai sitokin yang akan dilepaskan ke dalamrongga sendi dan merusak matriks rawan sendi serta mengaktifkan kondrosit. Pada akhirnya tulang subkondral juga akan ikut berperan, dimana osteoblas akan terangsang dan menghasilkan enzim proteolitik .1Perubahan yg paling mencolok pd Osteoarthritis biasanya dijumpai didaerah tulang rawan yg mendpat beban pada stadium awal, tulang rawan lebih tebal daripada normal, tetapi seiring dengan perkembangan OA permukaan sendi menipis, tulang rawan melunak, integritas permukaan terputus dan terbentuk celah vertical (Fibrilasi).1Dapat terbentuk ulkus kartilago dalam yang meluas ke tulang. Dapat timbul daerah perbaikan Fibrokartilaginosa, tetapi mutu jaringan perbaikan ini lebih rendah daripada kartilago sendi hialin asli, dalam kemampuannya menahan stres mekanis.

Pertumbuhan kartilago dan tulang di tepi sendi menyebabkan terbentuknya osteofit (spur), yang mengubah kontur sendi dan mungkin membatasi gerakan. Perubahan jaringan lunak terdiri dari sinovitis kronik dan penebalan kapsul sendi, yang membatasi gerakan lebih lanjut. Sering juga terjadi pengecilan otot periartikularis.2.5 Klasifikasi OA

Osteoartritis diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu OA primer dan OA sekunder. Osteoartritis primer disebut idiopatik, disebabkan faktor genetik, yaitu adanya abnormalitas kolagen sehingga mudah rusak. Sedangkan OA sekunder adalah OA yang didasari kelainan endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan, mikro dan makro trauma, imobilitas yang terlalu lama serta faktor risiko lainnya, seperti obesitas dan sebagainya.5

Ada lebih dari satu klasifikasi artritis. Dua dari yang umum adalah sistem Kellgren - Lawrence Grading dan Outerbridge. Sistem Kellgren dan Lawrence didasarkan pada xrays dan terdiri dari Normal, Grade I, Grade II, Grade III dan Grade IV.Sclerosis yang berarti 'pengerasan' dan merupakan tanda osteoarthritis, yang terlihat sebagai peningkatan daerah putih di tulang pada persendian

Grade I : penyempitan ruang sendi, tidak terdapat osteophytes

Grade II: terlihat ada osteophytes yang kecil ,bisa terdapat penyempitan

Grade III: osteophyte berukuran sedang dan multiple, penyempitan ruang sendi, beberapa sclerotic area, bisa terdapat deformasi tulang

Grade IV: osteophyte luas dan multiple, penyempitan ruang sendi yang parah, sclerosis dan terjadi deformitas

The Outerbridge Classification juga menilai dari Grade 0-IV. Namun lebih mengacu pada kondisi yang terlihat melalui athroskopi daripada dari rontgen Grade 0 : Normal

Grade I : pelunakan dan pembengkakan dari persendian kartilago

Grade II : penebalan dari sebagian fissura sendi

Grade III: penebalan seluruhya dari fissura sendi

Grade IV: erosi keseluruhan kartilago sendi

2.6. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis dari OA biasanya terjadi secara perlahan-lahan. Awalnya persendian akan terasa nyeri di persendian, kemudian nyeri tersebut akan menjadi persisten atau menetap, kemudian diikuti dengan kekakuan sendi terutama saat pagi hari atau pada posisi tertentu pada waktu yang lama.7

Tanda kardinal dari OA adalah kekakuan dari persendian setelah bangun dari tidur atau duduk dalam waktu yang lama, swelling (bengkak) pada satu atau lebih persendian, terdengar bunyi atau gesekan (krepitasi) ketika persendian digerakkan.8

memperhatikan gejala-gejala dan tanda-tanda sebagai berikut :

a. Hambatan pergerakan sendi

Hambatan pergerakan sendi ini bersifat progresif lambat, bertambah berat secara perlahan sejalan dengan bertambahnya nyeri pada sendi

b.Nyeri Sendi

Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu menimbulkan rasa sakit yang berlebih dibanding gerakan lain. Nyeri juga dapat menjalar (radikulopati) misalnya pada osteoarthritis servikal dan lumbal. Claudicatio intermitten merupakan nyeri menjalar ke arah betis pada osteoartritis lumbal yang telah mengalami stenosis spinal. Asal nyeri dapat dibedakan, yaitu :

- Peradangan

Nyeri yang berasal dari peradangan biasanya bertambah pada pagi hari ( morning stiffness ) atau setelah istirahat beberapa saat dan berkurang setelah bergerak. Hal ini karena sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi yang menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi. Semua ini menimbulkan rasa nyeri.

- Mekanik

Nyeri akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya terlokalisasi hanya pada sendi yang terkena, tetapi dapat juga menjalar.c. Krepitasi

Rasa gemeretak (seringkali sampai terdengar) yang terjadi pada sendi yang sakit.

d. Perubahan bentuk sendi

Sendi yang mengalami osteoarthritis biasanya mengalami perubahan berupa perubahan bentuk dan penyempitan pada celah sendi

e.Kaku Sendinyeri dan kaku sendi dapat timbul setelah istirahat beberapa saat misalnya sehabis duduk lama atau bangun tidur. Berlawanan dengan penyakit inflamasi sendi seperti artritis rheumatoid, dimana pada artritis rheumatoid kekakuan sendi pada pagi hari berlangsung lebih dari 1 jam,maka pada osteoartritis kekakuan sendi jarang melebihi 30 menit.

f. Pembengkakan Sendi

Merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam ruang sendi. Biasanya teraba panas tanpa adanya kemerahan. Pada sendi yang terkena akan terlihat deformitas yang disebabkan terbentuknya osteofit. Tanda-tanda adanya reaksi peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan) mungkin dijumpai pada osteoartritis karena adanya sinovitis.

g. Perubahan Gaya Jalan

Hampir pada semua pasien osteoartritis, pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggulnya berkembang menjadi pincang.2.7 Definisi Osteoartritis Lutut

Progresifitas OA lutut membutuhkan waktu bertahun-tahun, sebab sekali terjadi, sendi dapat berada pada kondisi yang tetap selama beberapa tahun. Suatu studi epidemiologi menemukan bahwa pada kohort dari 63 pasien OA lutut, gambaran radiografi yang lebih buruk pada waktu-waktu berikutnya terjadi pada 1/3 kohort.35 Pada studi lainnya, 31 pasien dengan OA lutut diikuti selama 8 tahun, 20 pasien menjadi lebih buruk dan 7 pasien tetap pada kondisi yang sama. Perubahan simtom, ketidakmampuan dan radiografik tidak berhubungan dengan OA lutut.2.8 Faktor ResikoSecara garis besar, terdapat dua pembagian faktor risiko OA lutut yaitu factor predisposisi dan faktor biomekanis. Faktor predisposisi merupakan faktor yang memudahkan seseorang untuk terserang OA lutut. Sedangkan faktor biomekanik lebih cenderung kepada faktor mekanis / gerak tubuh yang memberikan beban atau tekanan pada sendi lutut sebagai alat gerak tubuh, sehingga meningkatkan risiko terhadinya OA lutut.a. Faktor Predisposisi1. Faktor Demografi

- UsiaProses penuaan dianggap sebagai penyebab peningkatan kelemahan di sekitar sendi, penurunan kelenturan sendi, kalsifikasi tulang rawan dan menurunkan fungsi kondrosit, yang semuanya mendukung terjadinya OA. - Jenis kelamin

Prevalensi OA pada laki-laki sebelum usia 50 tahun lebih tinggi dibandingkan perempuan, tetapi setelah usia lebih dari 50 tahun prevalensi perempuan lebih tinggi menderita OA dibandingkan laki laki. - Ras / Etnissuatu penelitian membuktikan bahwa ras Afrika Amerika memiliki risiko menderita OA lutut 2 kali lebih besar dibandingkan ras Kaukasia. Penduduk Asia juga memiliki risiko menderita OA lutut lebih tinggi dibandingkan Kaukasia.2. Faktor GenetikFaktor genetik diduga juga berperan pada kejadian OA lutut, hal tersebut berhubungan dengan abnormalitas kode genetic untuk sintesis kolagen yang bersifat diturunkan 3. Faktor Gaya Hidup- Kebiasaan Merokok

Banyak penelitian telah membuktikan bahwa ada hubungan positif antara merokok dengan OA lutut. Merokok meningkatkan kandungan racun dalam darah dan mematikan jaringan akibat kekurangan oksigen, yang memungkinkan terjadinya kerusakan tulang rawan. Rokok juga dapat merusakkan sel tulang rawan sendi.

4. Faktor Metabolik- Obesitas

Obesitas merupakan faktor risiko terkuat yang dapat dimodifikasi. Selama berjalan, setengah berat badan bertumpu pada sendi lutut. Peningkatan berat badan akan melipatgandakan beban sendi lutut saat berjalan. - Osteoporosis

Hubungan antara OA lutut dan osteoporosis mendukung teori bahwa gerakan mekanis yang abnormal tulang akan mempercepat kerusakan tulang rawan sendi. Suatu studi menunjukkan bahwa terdapat kasus OA lutut tinggi pada penderita osteoporosis .b. Faktor Biomekanis

1. Riwayat Trauma LututTrauma lutut yang akut termasuk robekan pada ligamentum krusiatum dan meniskus merupakan faktor risiko timbulnya OA lutut.

2. Kelainan AnatomisFaktor risiko timbulnya OA lutut antara lain kelainan lokal pada sendi lutut seperti genu varum, genu valgus, Legg Calve Perthes disease dan displasia asetabulum. Kelemahan otot kuadrisep dan laksiti ligamentum pada sendi lutut

termasuk kelainan lokal yang juga menjadi faktor risiko OA lutut.3. Pekerjaan

Osteoartritis banyak ditemukan pada pekerja fisik berat, terutama yang banyak menggunakan kekuatan yang bertumpu pada lutut. Prevalensi lebih tinggi menderita OA lutut ditemukan pada kuli pelabuhan, petani dan penamban dibandingkan pada pekerja yang tidak banyak menggunakan kekuatan lutut seperti pekerja administrasi.

4. Aktivitas fisikAktivitas fisik berat seperti berdiri lama (2 jam atau lebih setiap hari), berjalan jarak jauh (2 jam atau lebih setiap hari), mengangkat barang berat (10 kg 50 kg selama 10 kali atau lebih setiap minggu), mendorong objek yang berat (10 kg 50 kg selama 10 kali atau lebih setiap minggu), naik turun tangga setiap hari merupakan faktor risiko OA lutut.

5. Kebiasaan olah ragaAtlit olah raga benturan keras dan membebani lutut seperti sepak bola, lari maraton dan kung fu memiliki risiko meningkat untuk menderita OA lutut. 2.9 Pemeriksaan RadiologiRadiologis

Pemeriksaan radiologis membantu diagnosis osteoartritis, tetapi adanya kelainan radiologis tidak terlalu berarti bahwa ini sebagai penyebab satu-satunya keluhan penderita. Kriteria radiologis osteoartritis adalah sebagai berikut :

Osteofit pada tepi sendi atau tempat melekatnya ligamen

Adanya periartikuler ossikel terutama pada DIP dan PIP

Penyempitan celah sendi disertai sklerosis jaringan tulang subkondrial

Adanya kista dengan dinding yang sklerotik pada daerah subkondrial

Perubahan bentuk tulang, misal pada caput femur.

Kriteria diagnosis radiologis, yaitu :

1. Meragukan : bila ditemukan 1 dari 5 kriteria diatas

2. Osteoartritis ringan : bila ditemukan 2 dari 5 kriteria diatas

3. Osteoartritis moderate : bila ditemukan 3 dari 5 kriteria diatas

4. Osteoartritis berat : bila ditemukan 4 dari 5 kriteria diatas

2.9 POSISI PEMERIKSAAN RADIOLOGI GENU

Dalam melakukan pemeriksaan radiografi knee joint memerlukan beberapa proyeksi yaitu Proyeksi Antero Posterior (Proyeksi AP), Proyeksi Postero Anterior (Proyeksi PA), Proyeksi Lateral (Proyeksi Mediolateral), Proyeksi Antero Posterior Weight Bearing, Proyeksi Postero Anterior Weight Bearing. (Ballinger, 2007)Teknik radiografi knee joint ada berbagai macam proyeksi yaitu :

1. PROYEKSI ANTERO POSTERIOR (PROYEKSI AP)

Gambar 1 Posisi Knee untuk Proyeksi Antero Posterior (CLARK, 2005)

Gambar Radiograf Antero Posterior Knee Joint Normal (CLARK, 2005)2. PROYEKSI POSTERO ANTERIOR (PROYEKSI PA)

Gambar Posisi Knee untuk Proyeksi Postero Anterior (Ballinger, 2007)

Gambaran Radiograf Knee Joint Normal pada Proyeksi Postero Anterior (Ballinger, 2007)

3. PROYEKSI LATERAL (MEDIOLATERAL)

Gambar Posisi Knee untuk Proyeksi Lateral (Mediolateral) (CLARK,2005)

Gambaran Radiograf Knee Joint pada Proyeksi Lateral (Mediolateral) Normal (CLARK, 2005)

Gambaran Radiograf Knee Joint Osteoarthritis pada Proyeksi Lateral (Mediolateral) (Ballinger, 2007)6. PROYEKSI ANTERO POSTERIOR WEIGHT BEARING Berdiri

Gambar Posisi Knee untuk Proyeksi Antero Posterior Weight Bearing (Ballinger, 2007)Leach, Gregg, dan siber merekomendasikan bahwa proyeksi weight bearing Antero Posterior bilateral akan lebih sering digunakan di pemeriksaan radiografi pada arthtritic knees. Mereka menemukan bahwa weight bearing mempelajari tentang pembatasan ruang sendi yang terlihat normal dalam pembelajaran non weight bearing

Gambaran Radiograf Knee Joint Normal dan Knee Joint dengan pen pada Proyeksi Antero Posterior Weight Bearing (Ballinger, 2007)

7. PROYEKSI POSTERO ANTERIOR WEIGHT BEARING (ROSENBERG METHOD)Berdiri Fleksi

Gambar Posisi Knee untuk Proyeksi Postero Anterior Weight Bearing (Rosenberg Method) (Ballinger, 2007)

Gambaran Radiograf Knee Joint Normal pada Proyeksi Postero Anterior Weight Bearing (Rosenberg Method) (Ballinger, 2007)

Gambaran 2.12. Foro X Ray Lutut

terdapat gambaran Osteofit dan penyempitan celah sendi

Bila dilakukan analisis cairan sendi juga didapatkan gambaran cairan sendi yang normal. Bila didapatkan peninggian jumlah leukosit, perlu dipikirkan kemungkinan artropati kristal atau artritis inflamasi atau artritis septic.1Kriteria diagnosis OA lutut menggunakan kriteria klasifikasi American College of Rheumatology seperti tercantum pada tabel berikut ini.Tabel 2.1Kreteria Diagnosis OA American College of Rheumatology

Tabel 2.2 Grade Radiologi

Gambar Radiologi OA Genu

Gambaran radiologi OA Genu Gambaran Radiologi Osteoatritis Genu Grade I-IV

Gambar Radiografi osteoarthritis genu Kelas 1: penyempitan Diragukan ruang sendi dan lipping osteophytic mungkin.

Gambar Radiografi osteoarthritis genuGrade 2: osteophytes Tertentu dan penyempitan kemungkinan ruang bersama.

Gambar Radiografi osteoarthritis Genu.

Grade 3: osteophytes beberapa Sedang, penyempitan pasti ruang sendi dan sclerosis tertentu, dan deformitas kemungkinan ujung tulang.

Gambar Radiografi osteoarthritis Genu.

Kelas 4: osteophytes besar, penyempitan ruang sendi ditandai, sclerosis parah, dan deformitas pasti ujung tulangBAB III

KESIMPULAN

Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif dengan etiologi dan patogenesis yang belum jelas serta mengenai populasi luas.Kelainan utama pada OA adalah kerusakan rawan sendi yang dapat diikuti dengan penebalan tulang subkondral, pertumbuhan osteofit, kerusakan ligamen dan peradangan ringan pada sinovium, sehingga sendi yang bersangkutan membentuk efusi.1Dari sekian banyak sendi yang dapat terserang OA, lutut merupakan sendi yang paling sering dijumpai terserang OA. Osteoartritis lutut merupakan penyebab utama rasa sakit dan ketidakmampuan dibandingkan OA pada bagian sendi lainnyaAda lebih dari satu klasifikasi artritis. Dua dari yang umum adalah sistem Kellgren - Lawrence Grading dan Outerbridge. Sistem Kellgren dan Lawrence didasarkan pada xrays dan terdiri dari Normal, Grade I, Grade II, Grade III dan Grade IV.Sclerosis yang berarti 'pengerasan' dan merupakan tanda osteoarthritis, yang terlihat sebagai peningkatan daerah putih di tulang pada persendian

Grade I : penyempitan ruang sendi, tidak terdapat osteophytes

Grade II: terlihat ada osteophytes yang kecil ,bisa terdapat penyempitan

Grade III: osteophyte berukuran sedang dan multiple, penyempitan ruang sendi, beberapa sclerotic area, bisa terdapat deformasi tulang

Grade IV: osteophyte luas dan multiple, penyempitan ruang sendi yang parah, sclerosis dan terjadi deformitas

The Outerbridge Classification juga menilai dari Grade 0-IV. Namun lebih mengacu pada kondisi yang terlihat melalui athroskopi dari pada dari rontgen Grade 0 : Normal

Grade I : pelunakan dan pembengkakan dari persendian kartilago

Grade II : penebalan dari sebagian fissura sendi

Grade III: penebalan seluruhya dari fissura sendi

Grade IV: erosi keseluruhan kartilago sendiDAFTAR PUSTAKA

1. Wiken. 2009. Osteoartritis. http://www.health&medicine.com/share. Diakses tanggal 16 Januari 2012.

2. Lozada, Carlos J. 2009. Osteoarthritis. http://emedicine.medscape.com. Diakses tanggal 16 Januari 2012.

3. Dharmawirya, Mitzy. 2000. Efek Akupunktur pada Osteoartritis Lutut. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/16EfekAkupunkturpadaOsteoartritisLutut129.pdf/16EfekAkupunkturpadaOsteoartritisLutut129.html, diakses tanggal 16 Januari 2012.4. Ariani, F. 2009.Osteoarthritis Sebabkan Lutut Keropos. Disajikan dalam Seminar Kesehatan by Fajar Public Makassar 8 Agustus 2009.5. Tjokroprawiro, Askandar, 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya: Airlangga University Press.

6. Setyohadi B, 2000. Panduan Diagnosis dan Penatalaksanaan Osteoartritis. www. technorati favorites.com. Diakses tanggal 16 Januari 20127. Adam, W. 2006.Osteoarthritis and How Is It. http://arthritis.about.com/od/oa/a/osteoarthritis.htm, diakses tanggal 16 Januari 2012.8. Subagjo, Harry. 2000. Struktur rawan sendi dan perunbahannya. Sub bagian Reumatologi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran No. 129. Jakarta.

9. Hoaglund, FT. 2001. Primary Osteoarthritis of the Hip: Etiology and Epidemiology. Journal of The American Academy of Orthopedic Surgeon 9:320-327.

10. Kasmir, Yoga. 2009. Penatalaksanaan Osteoartritis. Sub-bagian Reumatologi, Bagian Ilmu Penyakit DalamFKUI / RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Keterangan : gambar di atas menunjukkan penyempitan ruang superolateral sendi, sklerosis, kista subkondral, dan pembentukan osteofit (panah).

PAGE 1