komorbiditas pasien geriatri dengan osteoarthritis genu di rumah sakit doktor saiful anwar malang
TRANSCRIPT
KOMORBIDITAS PASIEN GERIATRIDENGAN OSTEOARTHRITIS GENU DI RUMAH
SAKIT DR. SAIFUL ANWAR MALANG
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Umum
Oleh :
Muhammad Miftahul FirdausNIM : 071 071 3003
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUMFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG2011
i
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
KOMORBIDITAS PASIEN GERIATRIDENGAN OSTEOARTHRITIS GENU DI RUMAH SAKIT
DR. SAIFUL ANWAR MALANG
Oleh :
Muhammad Miftahul Firdaus
NIM: 0710713003
Telah diuji pada
hari : Senin
tanggal : 14 Maret 2011
dan dinyatakan lulus oleh :
Penguji I
dr. Nur Samsu, SpPD-KGH
NIP. 196808132003121001
Penguji II Penguji III
dr. Sri Sunarti, SpPD dr. Mochamad Ridwan, SpKFR
NIP.197411262009122001 NIP. 195606011986111001
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah SAW., keluarga, sahabat
dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Dengan terselesaikannya penulisan Tugas Akhir berjudul "Komorbiditas
Pasien Geriatri dengan Osteoarthritis Genu di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar
Malang” penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua, dr. Ilham Trikorantono, MARS dan dr. Tutut
Sriwilujeng, Sp.THT, adikku, Muhammad Rasyad Daffa Hanif, dan
seluruh anggota keluargaku atas segala cinta, kasih, dan sayang
yang diberikan untuk putra dan kakaknya.
2. Dr. dr. Karyono Mintaroem, Sp.PA selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya.
3. dr. Sri Sunarti, Sp.PD, dr. Mochamad Ridwan, Sp.KFR, dan dr. Nur
Samsu, Sp.PD-KGH selaku dosen pembimbing yang bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan dukungan, bantuan dan
nasehat yang konstruktif serta bimbingan dengan kesabaran.
4. Segenap anggota Tim Pengelola Proposal Penelitian Tugas Akhir
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, dengan penanggung
jawab Dr. Dra. Sri Winarsih, Apt. MSi atas segala bantuannya.
5. dr. Singgih, Sp.PD , dr. Putra Sp.PD , dr. Frenita, dr. Hendarto, dr.
Hendrik, Bu Zumairah, dan Bu Wati atas bimbingannya di Poli
Rematologi.
6. Bu eni, bu lilik, dan pak wi atas bantuannya di instalasi rehabilitasi
medik.
7. Rachmi Mirna Putrianti, terima kasih telah sangat banyak membantu
dalam proses pembuatan tugas akhir ini.
8. Sahabat-sahabatku Dimas, Cva, Ode, Cheddar, Irvan, Ienag, Rizal,
Mita, Lanang, Moel, Eko, Ficky, Dede, dan Ervan Kapit atas
dukungannya.
iii
9. Semua teman-teman Pendidikan Dokter 2007 dan teman-teman
penulis yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan proposal tugas
akhir selama ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan sehingga
Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, penulis mohon maaf atas segala
kesalahan dan mohon saran serta kritik yang membangun untuk Tugas Akhir ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Malang, 17 Maret 2011
Penulis
iv
ABSTRAK
Miftahul, M F. Komorbiditas Pasien Geriatri dengan Osteoarthritis Genu di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang. Tugas Akhir. Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya. Pembimbing : (1) dr. Sri Sunarti, Sp.PD (2) Mochamad Ridwan, Sp.KFR.
Penurunan fungsi tubuh secara alamiah terjadi sejalan dengan bertambahnya usia, hal tersebut merupakan suatu peristiwa alamiah yang tidak dapat dihindari. Perkembangan fisik dan fungsi organ tubuh mulai mengalami penurunan, sehingga mengakibatkan golongan lansia mudah terkena penyakit degeneratif. Osteoartritis (OA) adalah penyakit degeneratif menyerang sendi yang sering ditemukan pada usia lanjut. Sebelumnya belum pernah ada penelitian yang mencari kondisi-kondisi apa saja yang ada pada golongan lansia dengan OA lutut khususnya di rumah sakit Dr. Saiful Anwar, Malang. Penelitian ini bertujuan mengetahui komorbiditas pasien geriatri dengan OA lutut di rumah sakit Dr. Saiful Anwar, Malang. Subjek adalah geriatri dengan umur ≥60 tahun yang terdiagnosis dengan OA lutut di rumah sakit Dr. Saiful Anwar, Malang. Data diambil dari rekam medis dan pasien langsung, meliputi, status antropometri, tanda-tanda vital, hasil laboratorium, dan foto roentgen. Dalam penelitian ini ditemukan pasien dengan tanpa komorbiditas sebanyak 11%, dengan 1 komorbiditas 35%, dan ≥2 komorbiditas sebanyak 54% (n=100). Komorbiditas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah obesitas, diabetes, dislipidemia, dan hipertensi. Dari data yang diperoleh, diambil data komorbiditas dengan umur kemudian dianalisis untuk mengetahui hubungan dari 2 kelompok tersebut. Analisis data dengan menggunakan one-way ANOVA menunjukkan tidak terdapat perbedaan umur yang bermakna antar kelompok (p>0,05). Lebih lanjut, pada uji korelasi Spearman didapatkan hasil adanya korelasi negatif yang lemah (r=-0,011) antara jumlah komorbiditas dengan umur pasien. Kesimpulan penelitian ini adalah prevalensi komorbiditas pasien geriatri dengan OA lutut di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar, Malang adalah tinggi. Hal ini didasarkan dari 100 objek penelitian yang kami ambil memiliki komorbiditas lebih dari sama dengan 2 adalah 54%.
Kata kunci: Komorbiditas, Geriatri, Osteoarthritis lutut, IMT
v
ABSTRACT
Miftahul, MF. Co morbidity of Geriatric Patients with Osteoarthritis Genu in Dr. Saiful Anwar Hospital, Malang. Final Assignment. Faculty of Medicine, Brawijaya University. Supervisor : (1) dr. Sri Sunarti, Sp.PD (2) Mochamad Ridwan, Sp.KFR.
Decrease in the human body’s functions naturally starts with the increase of the human’s age itself, that is natural condition human couldn’t avoid. Physical conditions and the body’s organs start to decrease their functions, so that can make the elderly more prone to degenerative diseases. Osteoarthritis (OA) is a degenerative disease that attack joints and mostly found in the elderly. There is none found of research that seeks conditions in the elderly with knee OA in Dr. Saiful Anwar hospital, Malang. In this research we aimed to know the co morbidities of geriatric patients with knee OA in Dr. Saiful Anwar hospital, malang. The subject was geriatric patients with ≥60 years old diagnosed with knee OA in Dr. Saiful Anwar hospital, Malang. The data’s we took from patient’s medical record and direct to the patient him/herself. We found that 11% patients was without having any co morbidities, 35% patients with 1 co morbidity, and 54% patients with ≥2 co morbidities (n=100). These co morbidities referred to obesity, diabetes, dislipidemy, and hypertension. From the data we had, we took co morbidity with patient’s age then we analyzed it to know the relation between those 2 groups. Using one-way ANOVA showed that there weren’t significant differences in the age groups (p>0.05). Moreover, using Spearman correlation test showed that there was a weak negative correlation (r=-.011) between the number of co morbidity and the number of patient’s age. In this research, we concluded that co morbidity of geriatric patients with knee OA in Dr. Saiful Anwar Hospital, malang is high. Based on 100 patients, showed that 54% were having ≥2 co morbidities.
Key words: Co morbidity, Geriatric, Knee Osteoarthritis, BMI
vi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... i
Halaman Persetujuan ......................................................................................... ii
Kata Pengantar .................................................................................................. iii
Abstrak ................................................................................................................ V
Abstact ............................................................................................................... vi
Daftar Isi ............................................................................................................ . vii
Daftar Gambar .................................................................................................. . ix
Daftar Tabel ...................................................................................................... . x
Daftar Singkatan ................................................................................................ xi
Daftar Lampiran ................................................................................................. xii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 3
1.3 Tujuan
Penelitian ..................................................................
3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 3
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Komorbiditas
.........................................................................
4
2.1.1 Definisi Komorbiditas ......................................................
2.1.2 Klasifikasi Komorbiditas .................................................
2.1.2.1 Komorbiditas Diagnostik .................................
2.1.2.2 Komorbiditas Prognostik .................................
2.1.2.3 Cogent ............................................................
2.1.2.4 Non-Cogent ....................................................
4
55
55
52.2 Geriatri ................................................................................. 5
2.2.1 Definisi Geriatri .............................................................. 5
2.3 Osteoartritis ........................................................................... 6
2.3.1 Definisi Osteoartritis ...................................................... 6
2.3.2 Faktor Resiko Osteoartritis ........................................... 6
2.3.2.1 Umur ................................................................ 6
vii
2.3.2.2 Gender ............................................................ 7
2.3.2.3 Obesitas ........................................................... 7
2.3.2.4 Faktor Lain ....................................................... 8
2.3.3 Klasifikasi Osteoartritis .................................................... 8
2.3.4 Patogenesis Osteoartritis ................................................ 10
2.3.5 Gambaran Klinis Osteoartritis ......................................... 11
2.3.5.1 Nyeri Sendi ........................................................ 11
2.3.5.2 Penurunan Fungsi Sendi .................................. 12
2.3.5.3 Kaku Pagi .......................................................... 12
2.3.5.4 Krepitasi ............................................................ 12
2.3.6 Gambaran Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi
Osteoartritis ....................................................................13
2.3.7 Penatalaksanaan Osteoartritis ....................................... 13
Bab III Kerangka Konsep
3.1 Kerangka Konsep ................................................................. 15
Bab IV Metode Penelitian
4.1 Desain Penelitian .................................................................. 16
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 16
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................... 16
4.4 Teknik dan Alat Pengumpul Data ........................................ 16
4.5 Pengolahan Data .................................................................. 17
4.6 Definisi Operasional .............................................................. 17
4.7 Variabel Penelitian ................................................................ 18
4.8 Kerangka Operasional .......................................................... 20
Bab V Hasil Penelitian dan Analisa Data
5.1 Komorbiditas Pasien ............................................................ 22
5.2 Karakteristik Data Pasien ....................................................
5.3 Analisis Data .........................................................................
24
26
Bab VI Pembahasan
6.1 Komorbiditas Pasien ..............................................................
6.2 Distribusi Umur Pasien ..........................................................
6.3 Karakteristik Jenis Kelamin Pasien .......................................
6.4 Data IMT Pasien ....................................................................
29
30
30
31
viii
6.5 Tekanan Darah Pasien ..........................................................
6.6 Kadar Gula Darah Pasien ......................................................
6.7 Kadar Lemak Darah Pasien ..................................................
31
33
34
Bab VII Kesimpulan dan Saran
7.1 Kesimpulan ............................................................................ 36
7.2 Saran ..................................................................................... 36
Daftar Pustaka ................................................................................................... 37
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Klasifikasi Osteoartritis ...................................................................
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ...........................................................................
Gamabr 4.1 Kerangka Operasional ...................................................................
9
15
20
Gambar 5.1 Pasien OA Geriatri dengan 1 Komorbiditas .................................... 23
Gambar 5.2 Pasien OA Geriatri dengan ≥2 Komorbiditas .................................. 23
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Komorbiditas Pasien Geriatri dengan Osteoartritis lutut di Poli
Rematologi dan Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Saiful Anwar Malang pada
periode Agustus 2010 – Februari 2011 .............................................................. 22
Tabel 5.2 Data Jenis Kelamin Pasien Geriatri dengan Osteoartritis Lutut di Poli
Rematologi dan Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Saiful Anwar Malang pada
periode Agustus 2010 – Februari 2011 ..............................................................
Tabel 5.3 Data Distribusi Umur Pasien Geriatri dengan Osteoartritis Lutut di
Poli Rematologi dan Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Saiful Anwar Malang
pada periode Agustus 2010 – Februari 2011 .....................................................
24
25
Tabel 5.4 Data IMT Pasien Geriatri dengan Osteoartritis Lutut di Poli
Rematologi dan Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Saiful Anwar Malang pada
periode Agustus 2010 – Februari 2011 .............................................................. 25
Tabel 5.5 Data Tekanan Darah Pasien Geriatri dengan Osteoartritis Lutut di
Poli Rematologi dan Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Saiful Anwar Malang
pada periode Agustus 2010 – Februari 2011 ..................................................... 25
Tabel 5.6 Data Kadar Gula Darah Pasien Geriatri dengan Osteoartritis Lutut di
Poli Rematologi dan Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Saiful Anwar Malang
pada periode Agustus 2010 – Februari 2011 ..................................................... 26
Tabel 5.7 Data Kadar Lemak Darah Pasien Geriatri dengan Osteoartritis Lutut
di Poli Rematologi dan Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Saiful Anwar Malang
pada periode Agustus 2010 – Februari 2011 .................................................... 26
x
DAFTAR SINGKATAN
ANOVA : Analysis Of Variances
BMI : Body Mass Index
IMT : Index Masa Tubuh
JNC VII : The Seventh Report of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
Lansia : Lanjut Usia
OA : Osteoartritis
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data SPSS .................................................................................. .... 42
Form Pasien .......................................................................................................
45
Pernyataan Keaslian Tulisan ............................................................................... 46
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Penurunan fungsi tubuh secara alamiah terjadi sejalan
dengan bertambahnya usia. Proses menua pada manusia
merupakan suatu peristiwa alamiah yang tidak dapat dihindari,
perkembangan fisik dan fungsi organ tubuh mulai mengalami
penurunan. Hal tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada
kesehatan yang dikenal dengan penyakit degeneratif, selain itu
juga akan berdampak pada mudahnya terkena infeksi karena
sistem kekebalan tubuh yang mulai menurun dan kondisi-kondisi
kesehatan yang lain.
Dengan kondisi yang demikian, golongan lansia memiliki
banyak masalah kesehatan yang dihadapi. Kane, Ouslander, dan
Abrass pada tahun 2004 dalam buku Essentials of Clinical
Geriatrics menyebutkan terdapat 14 masalah kesehatan pada
lansia umunya, terangkum dengan 14I’s yaitu yaitu immobility
(kurang bergerak), instability (berdiri dan berjalan tidak stabil atau
mudah jatuh), incontinence (beser buang air kecil dan atau buang
air besar), intellectual impairment (gangguan intelektual/dementia),
infection (infeksi), impairment of vision and hearing (gangguan
xiii
pancaindera), impaction (sulit buang air besar), isolation (depresi),
inanition (kurang gizi), impecunity (tidak punya uang), iatrogenesis
(menderita penyakit akibat obat-obatan), insomnia (gangguan
tidur), immune deficiency (daya tahan tubuh yang menurun),
impotence (impotensi).
OA merupakan salah satu penyakit degeneratif yang sering
ditemukan pada kelompok usia lanjut. OA lutut merupakan tipe OA
yang paling sering terjadi. Pada usia lanjut, OA lutut adalah
penyebab disabilitas kronik di negara-negara berkembang.
Penatalaksanaan OA hanya bertujuan untuk mengurangi rasa sakit,
menjaga kemampuan gerak, dan meminimalisasikan disabilitas.
Sehingga tidak sedikit para penderita OA mengalami berbagai
masalah yang mengganggu kehidupan sehari-hari (Kenneth D.
Brandt, 2005). Menurut penelitian yang dilakukan Roseman et al
pada tahun 2006, komorbiditas yang dimiliki oleh pasien dengan
OA memberi dampak menurunnya kualitas hidup dari pasien.
Pada tahun 2008, data puskesmas tentang jumlah penduduk
lansia di Kota Malang mencapai 68.000 orang lebih. Atau sekitar 11
persen dari total penduduk Kota Malang yang mencapai 807.136
jiwa (Kompas, 2008). Masih banyak golongan lansia yang belum di
tangani kesehatannya. Tidak sedikit dari mereka yang menderita
penyakit-penyakit degeneratif dan kondisi-kondisi lainnya.
sebelumnya tidak ada data atau penelitian tentang komorbiditas
xiv
yang di alami oleh golongan lansia di Malang, dan di rumah sakit
Dr. Saiful Anwar khususnya.
Dalam uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan
penelitian untuk melihat komorbiditas pada penderita OA lutut di
rumah sakit Dr. Saiful Anwar, Malang.
1.2Rumusan Masalah
Apa saja komorbiditas yang sering dialami oleh pasien
geriatri dengan OA lutut di rumah sakit Dr. Saiful Anwar, Malang?
1.3Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui komorbiditas pasien geriatri dengan OA
lutut di rumah sakit Dr. Saiful Anwar, Malang.
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1 Dapat menambah pengetahuan tentang macam-macam dan
pola komorbiditas pasien dengan OA lutut di rumah sakit Dr.
Saiful Anwar, Malang.
1.4.2 Dapat digunakan sebagai data awal bagi peneliti yang akan
melakukan penelitian yang sejenis.
xv
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Komorbiditas
2.1.1 Definisi Komorbiditas
Terdapat berbagai macam definisi tentang
komorbiditas berdasarkan satu konsep yang mendasar:
adanya lebih dari 1 kondisi yang dialami pada individual
tersebut. Kondisi atau kejadian tambahan yang muncul pada
seorang pasien. Tidak seperti komplikasi yang merupakan
sekuel dari diagnosis utama atau terapinya, komorbiditas
disebabkan oleh hal lain diluar diagnosis utama (Nitz NM,
1997). Jenis, jumlah, dan tingkat keparahan dari
komorbiditas yang bersangkutan berpengaruh kepada
penatalaksanaan yang diterima pasien (Yancik et al, 1998).
2.1.2 Klasifikasi Komorbiditas
Meskipun kadang bukan merupakan penyakit utama,
komorbiditas adalah kondisi penting bagian dari status
kesehatan pasien. Adanya kondisi lain dan tingkat
keparahan dari komorbiditas yang menyertai selain penyakit
utama sendiri dapat mempengaruhi peluang bertahan hidup
xvi
dan penatalaksanaan untuk pasien. Kaplan et al, 1974
membagi komorbiditas ada 4 kelompok; (1) komorbiditas
diagnostik, (2) komorbiditas prognostik, (3) cogent, (4) non-
cogent
2.1.2.1 Komorbiditas Diagnostik
Adalah kondisi dimana manifestasinya dapat
mempengaruhi dari indeks penyakitnya (contoh, pneumoni
dan infark pulmonari).
2.1.2.2 Komorbiditas Prognostik
Kondisi yang yang dinilai menurut dampaknya pada
terapi dan harapan hidup pasien.
2.1.2.3 cogent
Kondisi yang diduga berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup jangka panjang dari pasien (contoh,
stroke berat yang baru terjadi).
2.1.2.4 non-cogent
Kondisi yang lain selain penyakit utama.
2.2Geriatri
2.2.1 Definisi Geriatri
Pengertian geriatri atau lansia adalah periode
dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran
xvii
dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan
dengan waktu. Ada beberapa pendapat mengenai “usia
kemunduran” yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65
tahun dan 70 tahun. Menurut PBB (Badan kesehatan dunia
WHO, 2009) menetapkan 60 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata
dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak
menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu
penanganan segera dan terintegrasi. Proses menua adalah
kondisi biologis yang memiliki dinamika nya tersendiri dan
diluar batasan control manusia. Lansia atau orang tua lanjut
usia adalah orang dengan batasan umur diatas 60 tahun,
Orang tua dengan batasan umur 60 – 74 tahun termasuk
golongan umur lanjut, umur 75 – 90 tahun termasuk
golongan umur tua, dan umur diatas 90 tahun termasuk
golongan umur sangat tua (WHO, 2009).
2.3Osteoartritis
2.3.1 Definisi Osteoartritis
Osteoartritis (OA) adalah penyakit degenerative yang
menyerang sendi, terutama terjadi pada orang tua lanjut usia
(lansia), yang mempunyai ciri-ciri erosi pada kartilago
artikuler, pembentukan osteophyte, sklerosis subkondral,
dan berbagai perubahan biokimia dan morfologi dari
xviii
membrana synovial dan kapsula sendi, (Kelley, 2008). OA
menunjukkan kegagalan dari sendi diarthrodial (bergerak,
synovial-lined), (Kenneth D. Brandt, 2005).
2.3.2 Faktor Resiko Osteoartritis
2.3.2.1 Umur
Dari semua faktor risiko timbulnya Osteoartritis, faktor
ketuaan adalah yang terpenting. Prevalensi dan beratnya
penyakit osteoartritis semakin meningkat dengan
bertambahnya umur, (Evans J, 2000). Perubahan-
perubahan pada kartilago artikuler seperti pelunakan,
penipisan, penghalusan, dan hilangnya kekuatan dan
kekakuan jaringan matrix. Semua hal tersebut erat kaitannya
dengan berkurangnya kemampuan sel-sel kondrosit dalam
menjaga keseimbangannya, yang makin memburuk seiring
bertambah tuanya umur penderita, (Kelley, 2008).
Dalam survey radiografi wanita berumur 45 tahun,
hanya 2% nya yang menderita OA, antara umur 45 – 64
tahun terdapat 30% wanita yang menderita OA, dan untuk
mereka yang berumur 65 tahun keatas, 68% diantara nya
menderita OA. Pada pria, didapatkan hasil yang mirip
dengan survey pada wanita, tapi untuk golongan umur lebih
tua, presentasenya lebih kecil daripada wanita yang
menderita OA, (Kenneth D. Brandt, 2005).
xix
2.3.2.2 Gender
Wanita hampir dua kali lebih banyak daripada pria
untuk mengalami OA, meskipun sebelum umur 50 tahun
prevalensi pria yang mengalami OA sedikit lebih banyak,
(Kelley, 2008). Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal.
2.3.2.3 Obesitas
Obesitas atau biasa disebut kegemukan merupakan
salah satu faktor penting yang tidak bisa dianggap sepele.
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan
meningkatnya risiko untuk timbul OA pada wanita maupun
pria. Peningkatan gaya mekanik pada sendi-sendi penumpu
berat badan dipercaya sebagai faktor utama penyebab
degenerasi sendi, (Kelley, 2008). Dengan hanya
menurunkan 5 kg dari berat badan dapat menurunkan 50%
resiko terkena OA, (Kenneth D. Brandt, 2005).
2.3.2.4 Faktor Lain
Kembar dan keturunan dari penderita OA,
meningkatkan resiko terkena OA hingga 50% – 60%. Mutasi
dari Arg519 Cys di exon 31 dalam pengkode an cDNA
untuk kolagen tipe II didapatkan di kartilago artikuler pada
penderita spondyloepiphyseal dysplasia dan poliarticular OA,
(Kelley, 2008).
xx
Posisi sendi juga ikut andil dalam OA, sendi-sendi
penyangga tubuh lebih sering terkena; seperti sendi lutut
dan panggul, (Kelley, 2008).
Trauma yang berulang ataupun overuse juga
merupakan salah satu faktor dalam pembentukan OA,
(Evans J, 2000).
2.3.3 Klasifikasi Osteoartritis
Pada primer OA (idiopathic), yang merupakan bentuk
penyakit tersering, tidak ada faktor-faktor predisposisi yang
terlihat. OA sekunder berasal dari proses pathologis dan
memiliki penyebab dasarnya (Kenneth D. Brandt, 2005).
(diambil dari Harrison’s Principle of Internal Medicine,
16th Edition)
xxi
Gambar 2.1 Klasifikasi Osteoartritis
2.3.4 Patogenesis Osteoartritis
OA adalah penyakit degeneratif yang utamanya
menyerang kartilago sendi. Perubahan pertama yang terjadi
adalah peningkatan jumlah air dan penurunan jumlah dari
proteoglikan di matriks kartilago. Pengulangan tahanan berat
pada kondisi kartilago semacam itu menyebabkan fibrilasi.
xxii
Kartilago menjadi terluka karena proses pergesekan
sedemikan rupa antara kartilago, hingga pada akhirnya
tulang dibawah kartilago tersebut menjadi terpapar. Dengan
kondisi seperti itu yang terus menerus, tulang subkondral
menjadi keras dan mengkilat hingga pada akhirnya akan
menyebabkan deformitas sendi sehingga sendi tersebut
tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, (Mehta
Orthopedics, 2005).
Meskipun ciri pathologi utama OA adalah
berkurangnya kartilago artikular yang progresif. OA bukan
penyakit yang hanya pada jaringan kartilago, tapi OA adalah
penyakit yang menyerang organ secara keseluruhan, sendi
synovial, diamana semua jaringannya terkena: subchondral
bone, synovium, meniscus, ligament, dan apparatus
neuromuscular, (Kenneth D. Brandt, 2005).
Kartilago artikular memberikan dua fungsi pada sendi.
Pertama, kartilago artikular menyediakan permukaan yang
halus, sehingga antara tulang dapat bergesekan secara
efisien saat terjadi pergerakan sendi. Dengan cairan synovial
sebagai pelumas, koefisien antar kartilago, meskipun dalam
kondisi menahan beban fisiologis, 15 kali lebih kecil daripada
dua buah balok es yang saling bergesekan. Kedua, kartilago
artikuler membantu mencegah tulang agar tidak
xxiii
berhamburan saat tulang menerima beban, (Kenneth D.
Brandt, 2005).
Pembentukan Osteophyte – proliferasi tulang pada
lesi kartilago, berperan dalam penyebab rasa sakit dan
gangguan pergerakan dalam OA. Osteophyte terbentuk
karena akibat dari penetrasi pembuluh darah kedalam
lapisan basalis dari kartilago yang degenerasi atau sebagai
akibat penyembuhan abnormal karena fraktur tekanan di
subkondral trabeculae dekat batas pinggir sendi, (Kelley,
2008).
2.3.5 Gambaran Klinis Osteoartritis
2.3.5.1 Nyeri Sendi
Gejala klinik yang paling menonjol adalah nyeri. Ada
tiga tempat yang dapat menjadi sumber nyeri, yaitu
sinovium, jaringan lunak sendi dan tulang. Nyeri sinovium
dapat terjadi akibat reaksi radang yang timbul akibat adanya
debris dan kristal dalam cairan sendi. Selain itu juga dapat
terjadi akibat kontak dengan rawan sendi pada waktu sendi
bergerak. Kerusakan pada jaringan lunak sendi dapat
menimbulkan nyeri, misalnya robekan ligamen dan kapsul
sendi, peradangan pada bursa atau kerusakan meniskus.
Nyeri yang berasal dari tulang biasanya akibat rangsangan
xxiv
pada periosteum karena periosteum kaya akan serabut-
serabut penerima nyeri, (Evans J, 2000).
Selain itu rasa nyeri dipengaruhi oleh keadaan
psikologik pasien, sehingga dianjurkan untuk melakukan
evaluasi psikologik dalam penatalaksanaan penderita OA.
Nyeri pada OA, biasanya mempunyai irama diurnal, nyeri
akan menghebat pada waktu bangun tidur dan sore hari.
Selain itu, nyeri juga dapat timbul bila banyak berjalan, naik
dan turun tangga atau bergerak tiba-tiba. Nyeri yang belum
lanjut biasanya akan hilang dengan istirahat, tetapi pada
keadaan lanjut, nyeri akan menetap walaupun penderita
sudah istirahat, (Evans J, 2000).
2.3.5.2 Penurunan Fungsi Sendi
Penurunan fungsi sendi dapat terjadi karena berbagai
hal seperti perubahan bentuk normal tulang, perubahan dan
pembengkakan jaringan lunak, dan alterasi dari struktur
normal tulang, (Evans J, 2000).
2.3.5.3 Kaku Pagi
Kaku pagi atau morning stiffness, merupakan gejala
yang sering ditemukan, tetapi biasanya tidak lebih dari 30
menit. Kaku sendi biasanya muncul pada pagi hari atau
setelah imobilitas seperti duduk di kursi atau mobil dalam
xxv
waktu cukup lama atau bahkan setelah bangun tidur, (Kelley,
2008).
2.3.5.4 Krepitasi
Krepitasi atau krepitus berupa rasa gemeretak
kadang-kadang dapat terdengar. Krepitasi dapat ditemukan
tanpa disertai rasa nyeri, tapi biasanya berhubungan dengan
nyeri yang tumpul. Gejala ini mungkin timbul karena gesekan
kedua permukaan tulang sendi pada saat sendi digerakkan
atau secara pasif dimanipulasi, (Kelley, 2008).
2.3.6 Gambaran Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi
Osteoartritis
Pemeriksaan darah lengkap untuk OA biasanya
normal. Hitung leukosit tidak menunjukan tanda-tanda
leukositosis. Diagnosis untuk OA biasanya berdasar dari
gambaran klinik dan radiografi. Pada tahap awal, hasil
radiografi biasanya menunjukan normal, tapi penyempitan
ruang sendi akan nampak jelas seiring hilangnya jaringan
artilago artikuler. Gambaran radiografi lainnya seperti
sklerosis tulang subkondral, subkondral cyst, dan
osteophytosis, (Kenneth D. Brandt, 2005).
2.3.7 Penatalaksanaan Osteoartritis
xxvi
Tujuan utama rehabilitasi pasien OA adalah
mengurangi dan mengurangi nyeri, memperbaiki fungsi
sendi, dan meningkatkan kualitas hidup (Brauner, 2003).
Penatalaksanaannya dibagi jadi tiga; non-
farmakologis, farmakologis, dan pembedahaan (Evans J,
2000).
Edukasi terhadap pasien dan keluarganya, temannya,
sangat perlu untuk dilakukan karena berhasil tidaknya
pengobatan tergantung dari pemahaman pengobatan
tersebut (Evans J, 2000).
Obat-obat analgesic biasa dipakai untuk mengurangi
rasa nyeri yang diderita pasien, seperti paracetamol dan
codeine (Evans J, 2000).
xxvii
BAB 3
KERANGKA KONSEP
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
xxviii
Pasien Geriatri
Komorbiditas Kardiovaskuler
Komorbiditas Metabolik
Hipertensi
Dislipidemia
Obesitas
Diabetes Mellitus
Osteoartritis Lutut
Disabilitas
Mortalitas
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan deskriptif observasional
dengan menggunakan data rekam medis dan observasional
langsung terhadap pasien untuk mengetahui komorbiditas
dari pasien geriatri dengan Osteoartritis (OA) lutut di rumah
sakit Dr. Saiful Anwar, Malang.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat pengambilan data dari ruang Poli Rematologi
dan Rehabilitasi Medik pada bulan Agustus 2010 hingga
Februari 2011.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien geriatri
dengan OA lutut di rumah sakit Dr. Saiful Anwar, Malang.
4.4 Teknik dan Alat Pengumpul Data
Data dari penelitian ini merupakan data primer dan
sekunder yang diambil dari penelusuran poli, rekam medik,
dan kepada pasien langsung.
xxix
4.5 Pengolahan Data
Data yang terkumpul akan ditabulasikan dan
didistribusikan berdasarkan kelompok pembagiannya,
kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
4.6 Definisi Operasional
4.6.1 Geriatri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
orang tua dengan kelompok umur ≥60 tahun.
4.6.2 Komorbiditas adalah penyakit atau kondisi sekunder
yang muncul bersamaan mengikuti penyakit primer, dalam
penelitian ini kondisi sekunder yang dimaksud adalah
osteoartritis, obesitas, diabetes, dislipidemia, dan hipertensi.
4.6.3 OA ditandai dengan nyeri dan 3 dari kondisi berikut;
umur lebih dari 50 tahun, kekakuan sendi pada pagi hari
kurang dari 30 menit, krepitasi pada pergerakan aktif,
bengkak dan atau deformitas sendi.
4.6.4 Obesitas ditandai dengan nilai IMT ≥ 30. Metode yang
digunakan untuk menghitung IMT, yaitu BB/TB2 dimana BB
adalah berat badan dalam kilogram dan TB adalah tinggi
badan dalam meter (Caballero B., 2005).
xxx
4.6.5 Diabetes melitus ditandai dengan kadar glukosa
darah acak ≥ 200mg/dL, dan atau kadar gula darah puasa
(tidak mengkonsumsi kalori kurang lebih 8 jam) ≥ 126 mg/dL,
dan atau kadar gula darah 2 jam setelah mengkonsumsi 75g
glukosa ≥ 200 mg/dL (Soegondo, S., 2004) dan atau dalam
terapi antihiperglikemik.
4.6.6 Kadar kolesterol total ≥ 200 mg/dL, dan atau kadar
trigliserid ≥ 150 mg/dL, dan atau kadar kolesterol-LDL ≥ 130
mg/dL, dan atau kadar kolesterol-HDL ≤ 40 mg/dL (Grundy
SM, 2005) dan atau dalam terapi pengobatan.
4.6.7 Hipertensi ditentukan dengan tekanan darah sistolik
≥140 mmHg dan tekanan diastolik ≥90 mmHg (Kaplan N.M. ,
2006).
4.7 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan variabel profil
penderita delirium sebagai berikut :
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Hasil tekanan darah
4. Nadi
5. Respiration rate
xxxi
6. IMT
7. Hasil laboratorium =
- Kadar Gula Darah Acak/Sewaktu
- Kadar Gula Darah Puasa
- Kadar Gula Darah 2 jam PP
- Kolesterol Total
- Kadar Trigliserid
- Kadar Kolesterol-LDL
- Kadar Kolesterol-HDL
xxxii
4.8 Kerangka Operasional
Gambar 4.1 Kerangka Operasional
Penjelasan Kerangka Operasional
Tahap 1
a. Calon subjek berumur ≥60 tahun datang di poli rematologi dan
rehabilitasi medik rumah sakit Dr. Saiful Anwar, Malang.
xxxiii
Pasien geriatri berusia ≥60 tahun dengan
Osteoartritis lutut yang datang ke poli
Rematologi dan Rehabilitasi Medik
RSSA Malang
Dilihat usianya dan diberi penjelasan tentang
penelitian ini. Menandatangani surat
persetujuan menjadi subyek penelitian
Dilihat status Antropometri pasien, Tanda-tanda vital, & rekam medis pasien
Dilihat hasil laboratorium,
hasil roentgen, & tes lain nya
Data ditabulasi Deskripsi
b. Memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan dari
penelitian.
c. Meminta Subjek untuk menandatangani persetujuan untuk menjadi
Subjek penelitian.
d. Mengukur dan mencatat berat badan, tinggi badan, tanda-tanda
vital, mengidentifikasi hasil laboratorium, dan melihat foto roentgen
lutut bila ada.
Tahap 2
Berdasarkan hasil dari tahap 1 dibuat tabel dan diagram,
serta dikelompokkan berdasarkan karakteristik jenis kelamin, IMT, tanda-
tanda vital, dan hasil laboratorium.
Tahap 3
Berdasarkan hasil dari tahap 2 dapat dibuat suatu analisis
yang berisi tentang komorbiditas pasien geriatric dengan OA lutut di
rumah sakit Dr. Saiful Anwar, Malang.
xxxiv
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA
5.1 Komorbiditas Pasien
Setelah mendapatkan data karakteristik dari pasien, selanjutnya
dikelompokkan menurut berapa banyak kondisi yang di derita oleh setiap
pasien. Didapatkan bahwa 54 pasien memiliki kondisi yang menyertai
lebih dari 1, 35 pasien memiliki 1 kondisi penyerta, dan hanya 11 pasien
yang tidak memiliki kondisi penyerta atau hanya ditemukan osteoarthritis
lutut saja. Data tersebut apabila disajikan dalam tabel, maka akan terlihat
sebagai berikut
Tabel 5.1 Komorbiditas Pasien Geriatri dengan Osteoartritis lutut di Poli Rematologi dan
Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Saiful Anwar Malang pada periode Agustus 2010 – Februari
2011
Komorbiditas Jumlah
0 11 (11%)
1 35 (35%)
≥2 54 (54%)
Terlihat dari tabel 5.1 bahwa lebih dari setengah, 54% pasien
geriatri dengan OA memiliki 2 atau lebih kondisi lain yang menyertai nya,
xxxv
dalam hal ini obesitas, hipertensi, diabetes, dan dislipidemia. Apabila lebih
dijabarkan dan dibuat dalam diagram nya akan terlihat sebagai berikut
Gambar 5.1 Pasien OA Geriatri dengan 1 Komorbiditas
Gambar 5.2 Pasien OA Geriatri dengan ≥2 Komorbiditas
5.2 Karakteristik Data Pasien
xxxvi
≈35
Setelah melakukan pengumpulan data dari pasien geriatri dengan
Osteoartritis lutut di poli Rematologi dan Rehabilitasi Medik RSSA Malang
pada bulan Agustus 2010 – Februari 2011, didapat responden yang
berjumlah 100 orang. Dari jumlah tersebut, 21% nya adalah laki-laki dan
79% nya adalah perempuan. 32% nya berumur 60-64 tahun, 42% 65-69
tahun, dan dengan umur 70 tahun ke atas sebanyak 26%. Ditemukan 78
pasien mengalami dislipidemia, 52 pasien dengan hipertensi, 20 pasien
dengan diabetes melitus, dan hanya 12 pasien mengalami obesitas. Data-
data tersebut apabila ditampilkan dalam tabel, maka akan terlihat sebagai
berikut
Tabel 5.2 Data Jenis Kelamin Pasien Geriatri dengan Osteoartritis Lutut di Poli Rematologi
dan Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Saiful Anwar Malang pada periode Agustus 2010 –
Februari 2011
Jenis Kelamin Jumlah (n)
Laki-laki 21
Perempuan 79
Tabel 5.3 Data Distribusi Umur Pasien Geriatri dengan Osteoartritis Lutut di Poli Rematologi
dan Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Saiful Anwar Malang pada periode Agustus 2010 –
Februari 2011
xxxvii
Umur Jumlah (n)60-64 tahun 3265-69 tahun 42≥70 tahun 26
Tabel 5.4 Data IMT Pasien Geriatri dengan Osteoartritis Lutut di Poli Rematologi dan
Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Saiful Anwar Malang pada periode Agustus
2010 – Februari 2011
IMT Jumlah (n)
Non-Obese (<30.0) 88
Obese (≥30.0) 12
Tabel 5.5 Data Tekanan Darah Pasien Geriatri dengan Osteoartritis Lutut di Poli Rematologi
dan Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Saiful Anwar Malang pada periode Agustus 2010 –
Februari 2011
Tekanan Darah Jumlah (n)
Normo-Tensi (<140/<90) 48
Hipertensi (≥140/≥90) 52
Tabel 5.6 Data Kadar Gula Darah Pasien Geriatri dengan Osteoartritis Lutut di Poli
Rematologi dan Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Saiful Anwar Malang pada periode Agustus
2010 – Februari 2011
Kadar Gula Darah Jumlah (n)
Non-DM 80
DM 20
xxxviii
Tabel 5.7 Data Kadar Lemak Darah Pasien Geriatri dengan Osteoartritis Lutut di Poli
Rematologi dan Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Saiful Anwar Malang pada periode Agustus
2010 – Februari 2011
Kadar Lemak Darah Jumlah (n)
Non-Dislipidemia 22
Dislipidemia 78
5.3 Analisis Data
Setelah data ditampilkan dalam tabel-tabel diatas, kemmudian di
ambil data tentang komorbiditas dan umur pasien, kemudian akan
dianalisa menggunakan One-way ANNOVA.
Sebelum data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji statistik
One-way ANOVA dilakukan uji One sample Kolmogorov Smirnov untuk
mengetahui distribusi data dan uji Homogeneity of Variances untuk
mengetahui tingkat keseragaman.
Berdasarkan analisis uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov
didapatkan taraf signifikansi untuk nilai umur pada pasien geriatri dengan
OA di RSSA Malang pada periode Agustus 2010 – Februari 2011
didapatkan angka 0,263, sehingga disimpulkan p>0,05 yang berarti data
hasil penelitian terdistribusi normal.
Berdasarkan analisis uji Homogeneity of Variances didapatkan taraf
signifikansi untuk nilai umur pada pasien geriatri dengan OA di RSSA
Malang pada periode Agustus 2010 – Februari 2011 didapatkan angka
xxxix
0,735, sehingga disimpulkan p>0,05 yang berarti data hasil penelitian
homogen.
Data penelitian terdistribusi normal dan homogen, berarti
memenuhi syarat penggunaan metode One-way ANOVA sebagai alat
analisa. Berdasarkan analisis menggunakan metode One-way ANOVA
didapatkan taraf signifikansi untuk nilai IMT pada pasien geriatri dengan
OA di RSSA Malang pada periode Agustus 2010 – Februari 2011
didapatkan angka 0,905, sehingga disimpulkan p>0,05 yang berarti
terdapat perbedaan umur yang tidak bermakna antar kelompok.
Hasil analisis metode One-way ANOVA tersebut dilanjutkan
dengan uji Post Hoc Test (HSD) agar dapat diketahui kelompok mana saja
yang memiliki perbedaan bermakna.
Dari data yang sudah di analisis terlihat bahwa secara statistik
antara kelompok tanpa komorbiditas dengan kelompok 1 Komorbiditas, 2
Komorbiditas, dan 3 Komorbiditas masing-masing memiliki taraf
signifikansi 1.000, 0.981, dan 1.000 (p>0,05) yang berarti bahwa taraf
signifikansinya tidak bermakna. Jadi dapat disimpulkan bahwa,
komorbiditas tidak berpengaruh terhadap umur pasien atau dapat
dikatakan bahwa umur pasien dengan komorbiditasnya relatif sama.
Kemudian dilakukan uji korelasi menggunakan Spearman
Correlation Test untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan
antara komorbiditas pada pasien terhadap umur. Dari hasil uji korelasi
menggunakan Spearman Correlation Test didapat data sebagai berikut:
xl
1. Nilai p = 0,457 : artinya korelasi antara komorbiditas pasien
terhadap umur tidak signifikan. Bermakna bahwa komorbiditas
tidak memiliki hubungan terhadap umur.
2. Kekuatan korelasi = -0,011 ; artinya korelasi antara komorbiditas
pasien terhadap umur lemah (0,25<r<0,5).
xli
BAB 6
PEMBAHASAN
Pembahasan dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian,
sehingga hasil dari analisis ini diharapkan dapat berguna untuk menyusun
informasi tentang komorbiditas pasien geriatri dengan Osteoartritis (OA) di
poli Rheumatologi dan Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Saiful Anwar
Malang.
6.1 Komorbiditas Pasien
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab 5.2, pada penelitian ini
ditemukan bahwa lebih dari setengahnya, 54% pasien geriatri dengan OA
memiliki 2 atau lebih kondisi lain yang menyertai nya, dalam hal ini
obesitas, hipertensi, diabetes, dan dislipidemia.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Umesh T. Kadam et al,
2007, menjelaskan dari 9439 sampel yang diteliti, 19% memiliki 1
komorbiditas, 36% memiliki komorbiditas yang rendah yaitu 2-3, sekitar
22% memiliki komorbiditas sedang 4-5, dan 23% memiliki komorbiditas
diatas 6. Demikian halnya dengan penelitian R. Rozzini et al, 2002, dari
493 pasien yang diteliti, yang memiliki 0-2 komorbiditas sekitar 5.7%,
komorbiditas 3-4 terdapat 31.6%, dan dengan komorbiditas ≥5 terdapat
62.7% pasien.
xlii
6.2 Distribusi Umur Pasien
Dari data pada tabel 5.3 terlihat bahwa dari 100 pasien, 32 pasien
berada pada kelompok umur 60-64 tahun, hampir setengahnya atau 42%
pasien berumur 65-69 tahun, dan sebanyak 26 pasien memiliki umur 70
tahun ke atas. Dari data yang sudah di analisis terlihat bahwa secara
statistik antara kelompok tanpa komorbiditas dengan kelompok 1
Komorbiditas, 2 Komorbiditas, dan 3 Komorbiditas masing-masing
memiliki taraf signifikansi 1,000; 0,981; dan 1,000 (p>0,05) yang berarti
bahwa taraf signifikansinya tidak bermakna dan nilai r = -0,011 artinya
korelasi antara komorbiditas dengan umur pasien lemah.
Menurut Schellevis et al pada tahun 1993 satu dari lima pasien
yang lebih tua dari umur 65 tahun, memiliki 1 kondisi yang sudah
menahun, dan satu dari tujuh orang memiliki lebih dari satu kondisi yang
menyertai.
6.3 Karakteristik Jenis Kelamin Pasien
Dari data yang diperoleh, jumlah pasien perempuan yang terekam
lebih banyak dari pada pasien laki-laki, hampir sekitar 8:1. Menurut studi
yang dilakukan oleh Evans J, et al pada tahun 2000, rasio jenis kelamin
untuk pasien yang terkena OA perempuan dibanding dengan laki-laki
adalah1.5:1 hingga 4:1. Perempuan memiliki faktor resiko terkena OA
karena berhubungan dengan menopause, dan perempuan yang menjalani
histerektomi juga memiliki faktor resiko mendapat OA.
xliii
6.4 Data IMT pasien
Obesitas merupakan salah satu metabolic syndrome. Yang ditandai
dengan IMT berlebih. Obesitas erat hubungannya dengan peningkatan
resiko sejumlah komplikasi yang dapat terjadi sendiri-sendiri atau secara
bersamaan, salah satu nya adalah OA. Menurut Coggon D, et al pada
tahun 2001, terdapat 33.7% pasien obesitas dengan OA dari 729 kasus.
Pada penelitian ini yang dilakukan di poli Rematologi dan
Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Saiful Anwar Malang ditemukan bahwa
pasien OA dengan obesitas sebanyak 12 (12%) pasien dari total 100
pasien. Pada penelitian Framingham MA tahun 1991 didapatkan
hubungan yang kuat antara obesitas dan OA pada perempuan. Pada
penelitian Cushnagan tahun 1991 ternyata sebagian besar pasien OA
mempunyai berat rata-rata di atas normal. Pada penelitian Health and
Nutrition Examination Survey (HANES) I, ternyata didapatkan pula
hubungan yang erat antara berat badan dengan OA lutut (Isbagio,1995).
Pengaruh dari kondisi mekanik dalam hal ini adalah tinggi nya IMT,
menjadi salah satu faktor resiko untuk terbentuknya OA lutut. Dalam
penelitian Breedveld FC, 2004, menghitung dan menyimpulkan bahwa
mengurangi 2 kg/m2 saja dapat menurunkan faktor resiko terbentuknya
OA lutut sebesar 20% hingga 30%.
6.5 Tekanan Darah Pasien
xliv
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara
alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang
jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh
aktivitas fisik, di mana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan
lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam 1 hari juga
berbeda; paling tinggi pada waktu pagi hari dan paling rendah pada saat
tidur malam hari.
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada
pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh
anggota tubuh manusia. Menurut kriteria JNC VII pada tahun 2003
hipertensi adalah kondisi dimana sistole < 120 mmHg dan atau diastole <
80 mmHg termasuk normal, sistole 120 – 139 mmHg dan atau diastole 80
– 89 mmHg adalah pre-hipertensi, sistole 140 – 159 mmHg dan atau
diastole 90 – 99 mmHg adalah hipertensi stage 1, dan sistole ≥ 160
mmHg dan atau diastole ≥ 100 mmHg termasuk dalam hipertensi stage 2.
Pada penelitian ini, terdapat 52% pasien mengalami kondisi
hipertensi, dengan tensi sistole ≥140 mmHg dan atau diastole ≥90 mmHg.
Diantara pasien tersebut terdapat pasien yang rutin mengobati kondisi
hipertensi nya. Terdapat juga pasien yang tidak mengobati hipertensi nya.
Hal ini mirip dengan penelitian yang dilakukan Rosemann et al,
pada tahun 2007. Dalam penelitian nya dengan sampel sebanyak 1021
pasien, terdapat 55.2% pasien OA dengan hipertensi. 52.1% nya adalah
pasien laki-laki dan sisanya sebanyak 56.9% adalah perempuan. Jerome
xlv
L. Fleg, et al dalam buku Cardiovascular Disease in the Elderly
menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara peningkatan umur dengan
perubahan tekanan darah. Seiring dengan peningkatan umur, kelenturan
dari pembuluh darah akan berkurang sehingga berpengaruh terhadap
tekanan darah. Hipertensi sistolik adalah hipertensi tersering yang
menyerang pada usia diatas 50 tahun.
6.6 Kadar Gula Darah Pasien
Diabetes adalah sebuah sindroma yang dikarakteristikan sebagai
hiperglikemi kronis dan gangguan dari metabolisme karbohidrat lemak dan
protein, berhubungan dengan defisiensi pada sekresi insulin dan atau
kerja insulin.
Pada penelitian ini, dari data yang diambil di poli Rematologi dan
Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Saiful Anwar Malang, terdapat 20 (20%)
pasien geriatri memiliki tingkat gula darah yang tidak normal. 20% nya
adalah pasien laki-laki dan 80% sisanya adalah pasien perempuan. Hal ini
didukung oleh Gupta V pada tahun 2002 melalui penelitian nya di India,
mendapati bahwa 11% orang geriatri menderita diabetes.
Sama hal nya dengan penelitian yang dilakukan oleh Marshall
McBean et al, 2001, menemukan bahwa dari 1000 pasien orang asia
dengan usia lanjut, sebanyak 243 pasien atau 24.3% nya mengalami
diabetes. Pada orang kulit hitam dengan usia lanjut, ditemukan sebanyak
296 (29.6%) pasien dari 1000 pasien demikian juga pada orang kulit putih
dengan usia lanjut, dari 1000 pasien 184 (18.4%) pasien mengalami
xlvi
diabetes. Hal serupa dikemukakan Rosemann et al, 2007, pada 1021
sampel yang diteliti, 17.3% atau 177 pasien nya mengalami diabetes.
Dalam buku Geriatric Diabetes tahun 2007, Walston JD dan Silver
KD menulis bahwa di Amerika Serikat saja terdapat 25% dari seluruh
populasi dengan umur lebih dari 65 tahun menderita diabetes. Prevalensi
dari diabetes meningkat seiring dengan peningkatan umur. Gregoratos
dan Leung dalam buku Cardiovascular Disease in the Elderly,
menjelaskan hubungan antara peningkatan usia dengan diabetes.
Diabetes mellitus tipe 2 adalah penyakit diabetes tersering yang
menyerang pada penderita obesitas dan yang memiliki umur diatas 40
tahun. Ini berhubungan dengan defisiensi dan resistensi insulin yang
disebabkan kinerja sel beta pankreas yang menurun seiring
bertambahnya usia, hal ini dipeparah dengan gaya hidup tak sehat, yang
meningkatkan resistensi kerja insulin.
6.7 Kadar Lemak Darah Pasien
Penyakit kardiovaskuler telah menjadi penyebab kematian utama di
Indonesia dan prevalensi yang tinggi didapatkan pada kelompok lanjut
usia. Dislipidemia adalah salah satunya, dislipidemia merupakan
kelaianan metabolisme lipid yang ditandai oleh kelainan (peningkatan atau
penurunan) Fraksi lipid dalam plasma, kelaianan fraksi lipid yang utama
adalah kenaikan kadar kolesterol total ≥ 200 mg/dL, dan atau kenaikan
kadar trigliserid ≥ 150 mg/dL, dan atau kadar kolesterol-LDL ≥ 130 mg/dL,
dan atau kadar kolesterol-HDL ≤ 40 mg/dL, Grundy SM, 2005.
xlvii
Dari pengambilan data penelitian ini, terdapat 78 (78%) pasien
termasuk laki-laki dan perempuan dari total 100 pasien yang mengalami
dislipidemia. Angka ini sangat tinggi, karena lebih dari setengah pasien
mengalami dislipidemia.
Seperti dalam penelitian yang dilakukan pada tahun 2002 oleh
Kamso S et al, dari 205 responden lanjut usia, lebih dari 50% nya
mengalami dislipidemia, 56.1% untuk hiperkolesterolemia dan sebanyak
64.6% untuk kolesterol-LDL yang tinggi.
Berbeda dari penelitian yang dilakukan Rosemann et al, 2007,
dengan 1021 sampel, menyebutkan terdapat 36.1% saja pasien geriatri
dengan OA yang mengalami ketidak normalan tingkat kolesterolnya.
Dari studi cross-sectional didapatkan bahwa tekanan darah, dalam
hal ini tekanan darah sistol, meningkat dengan peningkatan dari usia.
National Health and Nutrition Examination Surveys juga mengemukakan
bahwa prevalensi hipertensi pada usia diatas dari 65 tahun sekitar 50%-
70%, perbedaan jenis kelamin tidak mempengaruhi prevalensi dari
hipertensi pada pasien geriatri (Supiano MA, 2003). Gregoratos dan
Leung menjelaskan dalam Diabetes Mellitus and Cardiovascular Disease
in the elderly, bahwa gaya hidup yang tak sehat dapat mempengaruhi
tingkat dari lemak darah. Tingkat lemak darah yang tidak normal, erat
hubungannya dengan penyakit jantung seperti jantung koroner, infark
miokard, dan gagal jantung.
xlviii
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Poliklinik
Rematologi dan Rehabilitasi Medik RSSA Malang dapat disimpulkan
bahwa :
1. Komorbiditas pasien geriatri dengan Osteoartritis lutut yang
memiliki komorbiditas lebih dari sama dengan 2 adalah 54%, 1
komorbiditas sebanyak 35%, dan pasien dengan tanpa
komorbiditas atau dengan OA lutut saja sebanyak 11%.
Dislipidemia sebanyak 78% sebagai komorbiditas penyakit
tertinggi pada pasien OA, diikuti dengan hipertensi dengan
52%, diabetes sebesar 20%, obesitas sebanyak 12%, dan
korelasi antara komorbiditas dengan umur pasien lemah (r=-
0,011), hal tersebut sesuai dengan analisis data yang telah
dilakukan.
7.2 Saran
Dari penelitian ini dapat memberi opini dan saran :
1. Pengetahuan tentang lemak darah perlu ditingkatkan terhadap
pasien geriatri dengan OA mengingat tingginya pasien yang
mengalami dislipidemia.
xlix
2. Penelitian berikutnya sebaiknya dilakukan untuk dapat
mengetahui komorbiditas lain yang lebih dimiliki oleh pasien
geriatri dengan OA dan dengan waktu dan sampel yang cukup.
l
DAFTAR PUSTAKA
Boerma Ties, AbouZahr Carla, Ho Jessica, et al. 2009. World
Health Statistic 2009. (Online). (www.who.int/statistic ,
diakses 20 November 2009)
Brauner J. Daniel, 2003. Rematologic Diseases. Geriatric
Medicine an Evidence – Based Approach, 4th Edition.
Springer. USA.
Breedveld FC et al. 2004. Slowing of Bone Loss in Patient with
Rheumatoid Arthritis by long-term high-Intensity exercise: results
of Randomized,controlled trial.Arthritis Rheum 2004;50;1066-1076
Caballero B. 2005.Nutrition Paradox-underweight and obesity in
developing countries. N Engl. J. Med. 352 : 1514-1516.
Coggon D et al. 2001. Knee Osteoathritis and Obesity. (Online).
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11360143, diakses 14
Maret 2011)
Evans J. Grimley, 2000. Osteoartritis. Oxford Textbook of Geriatric
Medicine, 2nd Edition. Oxford University Press. UK.
li
Evans SR et al. Bone mineral density and risk of incident and
progressive radiographic knee osteoarthritis in women: the
Framingham Study. J Rheumatol 2000; 27(4):1032-
1037. (PubMed ID Number: 10782833: Abstract)Jose M.
Valderas, et al. 2009. Defining Comorbidity: Implications for
Understanding Health and Health Services. (Online).
(http://www.annfammed.org/cgi/content/abstract/7/4/357 ,
diakses 14 Maret 2011)
Gregoratos G, Leung G.2004. Diabetes Mellitus and
Cardiovaskular disease in the elderly Chapter 7 Page 163
Grundy SM et al. 2005. Diabetes and Cardiovascular Disease : A
Statement for Healthcare Professionals from the American Heart
association. Circulation 1999.100:1134-46
Gupta V. Practical Geriatri Oncology : Treatment of elderly patient
with acute lymphoblastic leukimia 2005;29:1381-1386.
Isbagio H et l. 1995. Masalah dan Penanganan Osteoatritis Sendi
Lutut. (Online). (
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/06MasalahdanPenganan1
04.pdf/06MasalahdanPenganan104.html, diakses 14 Maret
2011)
Jerome L.Fleg. Cardiovascular Disease in the Elderly. Normal
Aging of the Cardiovascular System. Introduction 1-2.
lii
Jose M. Valderas, et al. 2009. Defining Comorbidity: Implications for
Understanding Health and Health Service. (Online).
(http://www.annfammed.org/cgi/reprint/7/4/357, diakses 14
Maret 2011)
Kaplan MH, Feinstein AR. The importance of classifying initial co-
morbidity in evaluating the outcome of diabetes mellitus. J
Chronic Dis 1974; 27: 387–404.
Kamso S et al. 2002. Dislipidemia pada Lanjut Usia di Kota
Padang. (Online).
(http://journal.ui.ac.id/v2/index.php/health/article/viewArticle/
52, diakses 14 Maret 2011 )
Kaplan N.M. 2006. Primary Hypertensiom: Pathogenesis, Mechanism Of
Hypertension with Obesity in: Kaplan’s Clinical Hypertention ninth
edition. Philadelphia, USA: Lippincott W.
Kenneth D. Brandt, 2005. DISORDERS OF THE IMMUNE SYSTEM,
CONNECTIVE TISSUE, AND JOINTS. Harrison’s Principle of
Internal Medicine, 16th Edition. McGraw-Hill, Inc. USA.
Marshall McBean et al. 2001. Differences in Diabetes Prevalence,
Incidence, and Mortality Among the Elderly of Four Racial/Ethnic
Groups: Whites, Blacks, Hispanics, and Asians. (online).
(http://care.diabetesjournals.org/content/27/10/2317.abstract,
diakses 14 Maret 2011)
liii
Rosemann T et al. 2007. Osteoarthritis: quality of life, comorbidities,
medication and health service utilization assessed in a large
sample of primary care patients. (Online).
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17603902, diakses 14
Maret 2011)
Nitz NM. Comorbidity. In: RLKane, ed. Understanding Health Care
Outcomes Research. Gaithersburg: Aspen; 1997: 153–174.
Schellevis, F. G.; van der Velden, J.; van de Lisdonk, E.; van Eijk,
J. T.; and van Weel, C.: Comorbidity of chronic diseases in
general practice. J. Clin. Epidemiol., 46: 469-473, 1993.
Rosemann et al, 2006. Journal of Orthopaedic Surgery and
Research. Osteoartritis: quality of life, comorbidities,
medication and health service utilization assessed in a large
sample of primary care patients. Heidelberg, Germany.
(Online). (www.josr-online.com, diakses 20 November 2009)
Soegondo S et al. 2006. Konsensus pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2006.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.
Supiano MA. 2003. Hypertension.Geriatry Medicine Chapter 40
Page 545.
Umesh T. Kadam et al. 2007. Clinical comorbidity in osteoarthritis:
associations with physical function in older patients in family
practice. (Online).
liv
(http://www.jrheum.org/content/34/9/1899.abstract, diakses 14
Maret 2011)
Walston J et al. Time of Onset of non-insulin-dependent diabetes
mellitus and genetic variation in the beta3-adrenergic
reseptor gene. N Engl J Med 1995, 333:342-347.
Warren Wick, O’Hara Brandon, Goding Ann, et al. 2009. Disease
Insidence, prevalency, and disability. (Online).
(www.who.int/healthinfo , diakses 20 November 2009).
Yancik R, Wesley MN, Ries LAG, et al. Comorbidity and age as
predictors of risk for early mortality of male and female colon
carcinoma patients. Cancer 1998; 82: 2123–2134.
lv
Lampiran 1
Data SPSS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
komorbiditas BMI
N 100 100
Normal Parameters(a,b)Mean 1.6100 24.8110
Std. Deviation .90893 4.03840
Most Extreme
Differences
Absolute .209 .053
Positive .209 .053
Negative -.206 -.046
Kolmogorov-Smirnov Z 2.089 .529
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .942
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Test of Homogeneity of Variances
BMI
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.594 3 96 .621
ANOVA
BMI
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
lvi
Between Groups 304.638 3 101.546 7.442 .000
Within Groups 1309.919 96 13.645
Total 1614.557 99
Descriptives
BMI
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
Lower
Bound
Upper
Bound
Lower
Bound
Upper
Bound
Lower
Bound
Upper
Bound
0komor
biditas11
22.08
643.20629 .96673 19.9324 24.2405 15.62 27.03
1komor
biditas35
23.40
823.52074 .59511 22.1987 24.6176 16.77 29.33
2komor
biditas36
25.67
963.82013 .63669 24.3871 26.9722 18.34 34.93
3komor
biditas18
27.46
664.02125 .94782 25.4669 29.4663 20.31 34.13
Total100
24.81
104.03840 .40384 24.0097 25.6123 15.62 34.93
lvii
ANOVA
BMI
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 304.638 3 101.546 7.442 .000
Within Groups 1309.919 96 13.645
Total 1614.557 99
lviii
Multiple Comparisons
Dependent Variable: BMI
Tukey HSD
(I) komorbiditas (J) komorbiditas
Mean
Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Lower
Bound
Upper
Bound
Lower
Bound
0komorbiditas 1komorbiditas -1.32172 1.27684 .729 -4.6601 2.0167
2komorbiditas -3.59321(*) 1.27259 .029 -6.9205 -.2659
3komorbiditas -5.38016(*) 1.41369 .001 -9.0764 -1.6839
1komorbiditas 0komorbiditas 1.32172 1.27684 .729 -2.0167 4.6601
2komorbiditas -2.27149 .87686 .053 -4.5641 .0212
3komorbiditas -4.05844(*) 1.07141 .001 -6.8597 -1.2571
2komorbiditas 0komorbiditas 3.59321(*) 1.27259 .029 .2659 6.9205
1komorbiditas 2.27149 .87686 .053 -.0212 4.5641
3komorbiditas -1.78695 1.06634 .342 -4.5750 1.0011
3komorbiditas 0komorbiditas 5.38016(*) 1.41369 .001 1.6839 9.0764
1komorbiditas 4.05844(*) 1.07141 .001 1.2571 6.8597
2komorbiditas 1.78695 1.06634 .342 -1.0011 4.5750
* The mean difference is significant at the .05 level.
lix
BMI
Tukey HSD
komorbiditasN
Subset for alpha = .05
1 2 3 1
0komorbiditas 11 22.0864
1komorbiditas 35 23.4082 23.4082
2komorbiditas 36 25.6796 25.6796
3komorbiditas 18 27.4666
Sig. .676 .222 .430
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 19.723.
b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels
are not guaranteed.
Correlations
Komorbiditas UmurSpearman's rho Komorbiditas Correlation Coefficient 1.000 -.011
Sig. (1-tailed) . .457
N 100 100
Umur Correlation Coefficient -.011 1.000
Sig. (1-tailed) .457 .
N 100 100
lx
Form Pasien
Nama :Umur, sex :Alamat / Tlp :Rekam Medik / Nomor Billing :Tanggal Periksa
BB
TB
LA
Vital Signs
BP
HR
BR
Daerah Nyeri Osteoartritis
selain Genu
Hasil Lab
Hasil Foto Rx
Obat2 an
Komorbidita
s /
Diagnosa
lain
Obesitas
DM
Dislipidemia
HT
lxi
a. NSAID c. Muscle relaxant e. Lain2...b. Analgesik d. Neurotropik/multivitamin
a. Hip c. Ankleb. Pip / Dip d. Lain2.............
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muhammad Miftahul Firdaus
NIM : 0710713003
Program Studi : Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran
saya sendiri. Apabila di kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas
Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.
Malang, 15 Maret 2011
Yang membuat pernyataan
Muhammad Miftahul
Firdaus
0710713003
lxii