pengaruh kepemimpinan transformasional dan kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan (studi...

Upload: studentelfira

Post on 09-Oct-2015

112 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Gaya Kepemimpinan

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    1/38

    PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DANKECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA

    KARYAWAN(STUDI PADA PROYEK KONVERSI ENERGI BATUBARA

    PT PETROKIMIA GRESIK)

    TESIS

    Untuk Meenu!" Pe#$%&t&nMen'&&tk&n Ge M&*"$te#

    Oe! +C&t"n& D%&n S

    ,-.,.,/0.,

    PROGRAM MAGISTER MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    2/38

    .,0,

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    3/38

    ABSTRAK

    Catarina Dyan S. Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, 1 November 2010. Pengaruh

    Kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Karyawan (Studi

    Pada Proyek Konversi Energi Batubara PT Petrokimia Gresik). Komisi Pembimbing, Ketua : DR.

    Noermijati, SE., MTM Anggota : Drs. Soemarsono, MM.

    Sumberdaya manusia yang berkualitas dapat dilihat dari hasil kerjanya, sebagaimana seorang

    karyawan mampu memperlihatkan perilaku kerja yang mengarah pada tercapainya maksud dantujuan organisasi. Sumberdaya manusia bisa menjadi persoalan bagi organisasi ketika potensi

    mereka tidak dikembangkan secara optimal. Sebaliknya sumberdaya manusia bisa menjadi pusat

    keberhasilan perusahaan manakala potensi mereka dikembangkan secara optimal. Kinerja

    karyawan bergantung kepada pemimpin dan salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah

    kepemimpinan dan kecerdasan emosi pemimpin.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional

    dan kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan Proyek Konversi Energi Batu Bara PT

    Petrokimia Gresik. Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

    metode penelitian eksplanatoris yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel

    kepemimpinan tranformasional dan kecerdasan emosi serta pengaruhnya terhadap kinerja

    karyawan. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Proyek Konversi Energi Batubara PTPetrokimia Gresik yang berjumlah 63 orang. Sedangkan teknik pengambilan sampel dilakukan

    dengan cara total sampling sehingga seluruh populasi dalam penelitian ini merupakan sampel

    penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis

    regresi linear berganda.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan kepemimpinan tranformasional dan

    kecerdasan emosional berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan di PT Petrokimia

    Gresik dengan nilai Fhitungsebesar 18,974 dan Ftabelsebesar 3.15. Hal ini membuktikan bahwa

    hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan

    antara dua variabel kepemimpinan tranformasional dan kecerdasan emosi terhadap variabel

    karyawan dapat diterima. Secara parsial terdapat pengaruh kepemimpinan tranformasional

    terhadap kinerja karyawan di PT Petrokimia Gresik dengan nilai ttabelsebesar3,953 dan nilai thitungsebesar 2,00. Demikian halnya dengan kecerdasan emosional juga memiliki pengaruh yang

    signifikan terhadap kinerja karyawan dengan nilai thitungsebesar 3,449. Hal ini membuktikan bahwa

    secara parsial kepemimpinan tranformasional dan kecerdasan emosional berpengaruh secara

    signifikan terhadap Kinerja karyawan atau hipotesis yang kedua diterima. Variabel Bebas yang

    memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja adalah kepemimpinan tranformasional dengan

    demikian hal ini membuktikan bahwa hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima.

    Kata Kunci : Kepemimpinan Tranformasional, Kecerdasan Emosi, Kinerja Karyawan

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    4/38

    ABSTRACT

    Catarina Dyan S. Postgraduate Scholar Program of Brawijaya University. November 1st2010. The

    Influence of Transformational Leadership and Emotional Intelligence to Employee Performance

    (Studies at Coal Energy Conversion Project PT Petrokimia Gresik.) Advisor: DR. Noermijati, SE.,

    MTM Anggota : Drs. Noermijati, SE., MTM. Co-advisor: Drs. Soemarsono, MM.

    Qualified human resources can be seen from the results of the work, as well the employee can

    show the work behavior as the goal of the organization. Human resources can be a problem fororganizations when their potential is not developed optimally. On contrary, human resources can

    become the center of the company's success when they developed an optimal potential. Employee's

    performance depends on the leader and one of the determining factors are the leadership and

    emotional intelligence of leaders.

    This study aims to analyze the influence of transformational leadership and emotional intelligence

    on the performance of employees, the studies at Coal Energy Conversion Project PT Petrokimia

    Gresik. To achieve these objectives the research was conducted the method of explanatory that is

    explain the causal relationship between variables transformational leadership and emotional

    intelligence and its influence on employee performance. The population in this study were 63

    employees of Coal Energy Conversion Project PT Petrokimia Gresik. While the sampling technique

    was done by total sampling so that the entire population in this study is the research sample. Thetechniques of data analysis in the study was conducted using multiple linear regression.

    The results showed that simultaneously transformational leadership and emotional intelligence

    significantly influence to the performance of employees at PT Petrokimia Gresik where the value of

    Fhitungwas 18.974 and the value of Ftablewas 3.15. It showed that the first hypothesis was acceptable

    which stated that simultaneously, there was a significant influence between the two variables,

    transformational leadership and emotional intelligence. Partially there was the influence of

    transformational leadership on employee performance in PT Petrokimia Gresik where the value of

    ttable953 and the value of thitung2.00. Moreover, the emotional intelligence had a significant influence

    on the performance of employees where value the value of thitung3.449. In result, it proved partially,

    both of transformational leadership and emotional intelligence significantly affect the performance

    of employees otherwise the second hypothesis was acceptable. Independent variables that had adominant influence on performance was transformational leadership thus it proved that the third

    hypothesis in this study was also acceptable.

    Keywords: Transformational Leadership, Emotional Intelligence, Employee Performance.

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    5/38

    BAB IPENDAHULUAN

    0101 L&t Be&k&n*

    Organisasi merupakan suatu kesatuan

    komplek yang mengalokasikan sumber daya

    manusia untuk mencapai tujuan. Apabila suatu

    organisasi mampu mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan maka dapat dikatakan bahwa

    organisasi tersebut efektif di mana salah satu

    tujuan organisasi adalah peningkatan kinerja

    karyawan guna menunjang performa

    organisasi. Menurut Mangkuprawira, 2007,

    kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

    kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan

    dalam melaksanakan tugasnya.

    Dalam mencapai kinerja karyawan, dapat

    dikatakan faktor sumber daya manusia

    memiliki pengaruh yang dominan.

    Sumberdaya manusia yang berkualitas dapat

    dilihat dari hasil kerjanya, sebagaimana

    seorang karyawan mampu memperlihatkan

    perilaku kerja yang mengarah pada tercapainya

    maksud dan tujuan organisasi. Sumber daya

    manusia bisa menjadi persoalan bagi organisasi

    ketika potensi mereka tidak dikembangkan

    secara optimal. Sebaliknya sumberdaya

    manusia bisa menjadi pusat keberhasilan

    perusahaan manakala potensi mereka

    dikembangkan secara optimal. Mengingat

    keberadaan sumber daya manusia dalam

    organisasi / perusahaan sangat penting, maka

    setiap perusahaan banyak berlomba-lomba

    memberdayakan potensi karyawannya guna

    mencapai kinerja yang optimal. Apabila kinerja

    karyawan yang dihasilkan telah optimal maka

    akan menghasilkan kontribusi yang besar pula

    terhadap kinerja perusahaan.

    Tingkat keberhasilan suatu perusahaan dapat

    dilihat dari kinerja perusahaan dalam

    mengelola sumberdaya yang dimiliki.Perusahaan dengan kinerja yang baik,

    mempunyai efektifitas dalam menangani

    produksi, menangani sumber daya

    manusianya, menentukan sasaran yang harus

    dicapai baik secara individual maupun

    organisasional (Mangkuprawira, 2007). Salah

    satu faktor yang dianggap penting bagi

    peningkatan kinerja karyawan yaitu

    kecerdasan emosional yang merupakan sisi

    lain dari kecerdasan yang dimiliki manusia dan

    dianggap berperan penting dalam menentukan

    tingkat kesuksesan hidup. Pada paradigma

    lama, anggapan bahwa kecerdasan intelektual

    sebagai satu-satunya tolok ukur kecerdasan

    sering dijadikan parameter keberhasilan dan

    kesuksesan kinerja seseorang namun lambatlaun paradigma tersebut berubah karena

    dalam kenyataan tidak semua persoalan dapat

    dipecahkan dengan hanya mengandalkan

    kecerdasan intelektual saja. Ketrampilan lain

    yang perlu dimiliki manusia adalah

    pengetahuan tentang temperamen, mengatur

    suasana hati, mengenali perasaan orang lain,

    mengontrol emosi dan sebagainya. Oleh karena

    itu diperlukan kecerdasan lain yang terutama

    menekankan pada bagaimana mengelola emosi

    dengan baik dan dapat digunakan secaraselaras dengan nalar.

    Secara sederhana, kecerdasan emosional

    Goleman (2000) adalah suatu kecerdasan yang

    merujuk kepada kemampuan mengenali

    perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain,

    kemampuan memotivasi diri sendiri dan

    kemampuan mengelola emosi dengan baik

    pada diri sendiri dan dalam

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    6/38

    hubungannya dengan orang lain. Adapun,

    dengan mengaplikasikan Kecerdasan

    Emosional dengan baik, dapat diperoleh

    manfaat yang merupakan faktor penentu

    sukses dalam bekerja (Cooper dan Sawaf, 2002

    dalam Hayward, 2005).

    Faktor lain yang mempengaruhi kinerjakaryawan adalah kepemimpinan karena

    pemimpin suatu organisasi dapat menentukan

    berhasil tidaknya tujuan organisasi secara

    keseluruhan. Oleh karena itu dalam upaya

    meningkatkan peran karyawan, maka

    pelaksanaan prinsip-prinsip komunikasi perlu

    lebih ditingkatkan dan gaya kepemimpinan

    perlu diperhatikan. Hubungan yang harmonis

    antara karyawan dan pimpinan merupakan

    suatu masalah yang perlu diperhatikan. Agar

    hubungan antara karyawan dan pimpinantersebut dapat berjalan dengan baik maka

    keefektifan peran pemimpin sangatlah

    diperlukan. Kepemimpinan transformasional

    merupakan salah satu diantara sekian model

    kepemimpinan yang oleh Bass dan Aviolo

    dalam Hickman (1998) mengistilahkan

    kepemimpinan transformasional sebagaiFour

    Isyang meliputiPengaruh Ideal (Idealised

    Influence), Rangsangan Intelektual (Intelectual

    Stimulation), Pertimbangan Individu

    (Individualised Consideration),dan MotivasiInspirasi (Inspirational Motivation). Pendekatan

    kepemimpinan transformasional secara

    essensial menekankan untuk menjunjung

    tinggi atau menghargai tujuan individu

    bawahan sehingga nantinya para bawahan itu

    akan memiliki keyakinan bahwa kinerja aktual

    akan melampaui harapan kinerja mereka.

    PT Petrokimia Gresik merupakan salah satu

    perusahaan BUMN yang ada di Indonesia yang

    memiliki karyawan 3286 orang. Perusahaan

    penghasil pupuk yang berlokasi di Jawa Timur

    ini secara struktural memiliki berbagai divisi

    (kompartemen) di mana setiap kompartemen

    dikepalai satu pemimpin (dalam hal ini,

    pemimpin kompartemen dinamai Kepala

    Kompartemen dan umumnya membawahilebih dari satu Kepala Biro / Departemen.

    Kepala Kompartemen di PT Petrokimia Gresik

    setara dengan General Manager dan mereka

    bertanggung jawab secara langsung ke

    Direktur terkait sedangkan Kepala Biro /

    Departemen bertanggung jawab ke Kepala

    Kompartemen masing masing).

    Sebagai gambaran, model kepemimpinan yang

    dimiliki seorang manager di perusahaan

    BUMN akan berbeda dengan model

    kepemimpinan manager di perusahaan perusahaan swasta. Bila di perusahaan

    birokrasi memerlukan waktu bertahun tahun

    untuk mencapai jabatan tersebut maka

    umumnya tidak demikian dengan manager di

    perusahaan swasta di mana pada perusahaan

    swasta seseorang dapat secara langsung

    melamar pada posisi manager secara langsung.

    Di samping itu, karyawan tetap yang

    umumnya telah bekerja lebih dari 10 tahun di

    perusahaan BUMN akan menerima secara

    positif siapapun pimpinan mereka dibandingkaryawan di perusahaan swasta (Banai dan

    Weisberg, 2005).

    PT Petrokimia Gresik selain memiliki

    Kompartemen juga memiliki berbagai macam

    proyek. Pada umumnya, proyek proyek di PT

    Petrokimia Gresik bersifatAd Hocyang mana

    proyek ini bersifat sementara dan

    menggunakan sumber daya yang efektif untuk

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    7/38

    menyelesaikan proyek secara efsien dantepat waktu dengan lamaberlangsungnya proyek minimal 2,5tahun. Suatu proyek bukanlah sebuahproses yang berkelanjutan, namun perluditetapkan kapan proyek harus segeradimulai dan kapan proyek tersebut harusdiselesaikan agar pada saat akandigunakan sudah siap dan dipastikanakan berjalan sesuai yang diharapkan

    (Schwalbe, 2002). Salah satu proyekAd

    Hocyang terdapat di PT Petrokimia Gresik

    adalah Proyek Konversi Energi Batubara

    (KEBB). Adapun tujuan dari pendirian Proyek

    KEBB yang terbentuk pada Mei 2008 ini

    adalah untuk mengantisipasi kebutuhan tenaga

    listrik terhadap pengembangan pabrik pabrik

    baru dengan meningkatkan efisiensi biaya

    operasional karena biaya per KWH proyek ini

    jauh lebih murah dibandingkan dengan biayaPLN.

    Sebagai perusahaan yang memiliki karyawan

    dalam jumlah yang banyak dan dilihat dari

    sudut padang Sumberdaya Manusia, tentu

    tidak mudah untuk mengelola ribuan

    karyawan tersebut terlebih pada karyawan

    yang ditempatkan di bagian bagian proyek.

    Seperti yang diketahui, karyawan proyek

    memiliki beban kerja yang lebih tinggi

    dibanding karyawan non-proyek karena

    mereka harus bekerja berdasarkan tenggatwaktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan

    dan dengan load atau beban kerja yang cukup

    berat. Dalam hal ini, diperlukan suatu

    manajemen yang baik dari atasan / pimpinan

    dalam mengelola hubungan dengan karyawan

    terlebih pada bawahannya. Dengan demikian,

    sebagai bawahan tentu akan bekerja lebih baik

    apabila dipimpin dan dimotivasi oleh

    pemimpin yang efektif.

    Pada proyek yang bersifatAdHoc,

    permasalahan kepemimpinan merupakantantangan tersendiri yang dihadapi Kepala

    Proyek di mana Kepala Proyek dituntut untuk

    memimpin, mengatur serta mengarahkan

    bawahannya selama proyek berlangsung.

    Secara struktural, pembentukan personil

    proyek mulai dari kepala proyek hingga staff

    merupakan orang orang pilihan yang

    dianggap mampu untuk bekerja dalam

    tekanan, juga mereka dituntut untuk mencapai

    hasil yang telah ditargetkan. Karenanya

    keberhasilan suatu proyek bukan hanya

    keberhasilan seorang kepala proyek saja namun

    juga keberhasilan seluruhteamproyek.

    Kemampuan kepala proyek dalam

    meningkatkan kinerja karyawan merupakan

    proses menuju keberhasilan proyek. Gunamenunjang peningkatan kinerja karyawan,

    kepala proyek harus dapat menunjukkan aspek

    kepemimpinan tertentu seperti perilaku

    karismatik untuk mendapatkan rasa hormat

    dan dapat di-percaya. Kepala proyek dapat

    mendelegasikan tugas tugas kepada

    bawahannya dengan tujuan merangsang atau

    mendorong proses pembelajaran bagi

    bawahannya. Di samping itu, dengan tingginya

    beban kerja yang dihadapi, kepala proyek

    dituntut untuk dapat memberikan perhatiansecara personal pada semua individu. Secara

    eksternal, guna mengatasi tantangan terhadap

    tingginya persaingan, pertumbuhan yang

    sangat cepat baik dari segi teknologi dan

    regulasi, kepala proyek dituntut untuk

    bersikap kreatif dalam mengembangkan ide

    ide yang inovatif sehingga hal tersebut dapat

    menginspirasi bawahannya untuk berbuat

    serupa.

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    8/38

    Pemimpin di aparat pemerintahan biasanya

    menunjukkan perilaku yang bersifat rutinitas,

    terkait dengan pelaksanaan administrasi dan

    membuat laporan sesuai dengan keinginan

    atasan dan hanya menjalankan tugas sesuai

    dengan tugas pokok dan fungsinya (tupokosi)

    dan kadangkala tidak sesuai dengan apa yangada di tupokosi dalam hal pembagian tugas /

    pendelegasian wewenang kepada bawahan,

    diberikan hanya kepada yang dapat dipercaya

    tanpa menilai staf mana yang mampu

    menangani suatu tugas. Dengan demikian ada

    kesan pemimpin suatu organisasi sebagai

    faktor penghalang dalam perubahan yang

    pada akhirnya membawa pengaruh negatif

    terhadap kinerja karyawan. Padahal

    kemampuan seorang pemimpin organisasi

    yang khususnya di bidang pemerintahan harusmampu menjalin hubungan antara sesama

    pejabat dan staf tanpa memandang posisi.

    Di sisi lain, faktor lain yang dapat

    mempengaruhi kinerja karyawan di proyek

    adalah kecerdasan emosional pimpinan di

    mana kecerdasan emosional tersebut dapat

    dikatakan melekat pada aspek kepemimpinan

    seseorang. Hal ini didasarkan pada keyakinan

    bahwa kemampuan kepala proyek dalam

    memahami dan mengelola emosinya dan juga

    emosi bawahannya maupun orang lainmerupakan kunci kerberhasilan kinerja

    bisnisnya dalam memimpin suatu institusi

    (Goleman, 2000).

    Penelitian ini merupakan pengembangan dari

    penelitian yang dilakukan oleh Hayward (2005)

    yang berjudulRelationship between Employee

    Performance, Leadership and Emotional Intelligence

    in a South African Parastatal Organisastion. Obyek

    penelitian yang dilakukan oleh Hayward

    adalah semua organisasi pemerintah yang ada

    di Afrika Selatan dan variabel kepemimpinanyang digunakan adalah transformasional dan

    transaksional. Sedangkan perbedaannya

    dengan penelitian ini terletak pada obyek

    penelitian yang dikhususkan pada 1 divisi saja

    dalam perusahaan BUMN yaitu Proyek KEBB

    dan pada variabel bebas hanya menggunakan

    kepemimpinan transformasional. Adapun

    alasan penekanan pada variabel

    kepemimpinan transformasional karena sesuai

    dengan fenomena yang ada pada perusahaan

    PT Petrokimia Gresik yang diduga pemimpin

    Proyek KEBB mengaplikasikanFour Is,(Bass

    dan Avolio dalam Hickam, 1998) di mana

    pemimpin mampu memperluas dan

    meningkatkan perhatian terhadap karyawan,

    membangkitkan kesadaran terhadap tujuanatau misi kelompok serta mampu mengajak

    karyawan melihat jauh ke depan melebihi

    kepentingan pribadi demi kebaikan kelompok.

    Dengan melihat fenomena berdasar latar

    belakang di atas, maka penelitian ini dilakukan

    dengan mengambil judul Pengaruh

    Kepemimpinan Transformasional dan

    Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja

    Karyawan (Studi pada Proyek Konversi

    Batubara PT Petrokimia Gresik).

    1.2 Perumusan masalah

    Berdasar latar belakang di atas, untuk

    memberikan kejelasan apa yang akan diangkat

    dalam penelitian ini, maka dikemukakan

    perumusan masalah sebagai berikut :

    1.Apakah kepemimpinan transformasional

    dan kecerdasan emosional secara simultan

    berpengaruh

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    9/38

    terhadap kinerja karyawan Proyek Konversi

    Energi Batu Bara PT Petrokimia Gresik?

    2.Apakah kepemimpinan transformasional

    dan kecerdasan emosional secara parsial

    berpengaruh terhadap kinerja karyawan

    Proyek Konversi Energi Batu Bara PTPetrokimia Gresik?

    3.Di antara kedua variabel, kepemimpinan

    transformasional dan kecerdasan emosional,

    variabel manakah yang berpengaruh dominan

    terhadap kinerja karyawan Proyek Konversi

    Energi Batu Bara PT Petrokimia Gresik?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian sebagai berikut :

    1.Menganalisis pengaruh secara simultan

    kepemimpinan transformasional dankecerdasan emosional terhadap kinerja

    karyawan Proyek Konversi Energi Batu Bara PT

    Petrokimia Gresik.

    2.Menganalisis pengaruh secara parsial

    kepemimpinan transformasional dan

    kecerdasan emosional terhadap kinerja

    karyawan Proyek Konversi Energi Batu Bara PT

    Petrokimia Gresik.

    3.Menganalisis variabel yang berpengaruh

    dominan terhadap kinerja karyawan Proyek

    Konversi Energi Batu Bara PT PetrokimiaGresik.

    1.4 Manfaat Penelitian

    1. Bagi Akademisi

    Diharapkan penelitian ini sebagai referensi

    bahan sumber serta bahan pembanding bagi

    peneliti lain yang ingin mengkaji tentang gaya

    kepemimpinan dan kecerdasan emosional

    terhadap kinerja karyawan.

    2. Bagi Perusahaan

    Hasil penelitian ini diharapkan dapatdigunakan sebagai sumbangan pemikiran bagi

    perusahaan PT Petrokimia Gresik mengenai

    seberapa besar pengaruh kepemimpinan

    transformasional dan kecerdasan emosional

    terhadap kinerja karyawan.

    3. Bagi Peneliti

    Akan memperoleh wawasan yang nyata dalam

    mengimpelementasikan ilmu pengetahuan

    yang diperoleh dengan fenomena yang ada.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Penelitian Terdahulu

    1. Hayward (2005)

    Hayward (2005) meneliti Hubungan antaraKinerja Karyawan, Gaya Kepemimpinan dan

    Kecerdasan Emosional pada Organisasi

    Organisasi Pemerintah di Afrika Selatan. Hasil

    dari penelitian ini menunjukkan ada hubungan

    signifikan antara kinerja karyawan dengan

    kecerdasan emosional dan kepemimpinan

    transaksional, tidak adanya hubungan

    signifikan antara kinerja karyawan dengan

    kecerdasan emosional dan kepemimpinan

    transformasional, ada hubungan sigifikan

    antara kecerdasan emosional dankepemimpinan transaksional, adanya

    hubungan yang signifikan antara kecerdasan

    emosional dan kepemimpinan

    transfromasional.

    2.Ct dan Christopher T. H. Miners (2006)

    Ct dan Miners (2006) dalam penelitiannya

    yang berjudulEmotional Intelligence, Cognitive

    Intelligence, and Job Performance. Adapun tujuan

    dari penelitian ini untuk mengetahui

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    10/38

    hubungan antara kecerdasan emosional dan

    kecerdasan kognitif terhadap kinerja. Penelitian

    yang menggunakan faktor analisis ini

    mengambil sampel sebanyak 175 staff rata

    rata berumur 41 tahun dan telah bekerja

    selama kurang lebih 10 tahun. Hasil penelitian

    menunjukkan adanya pengaruh yangsignifikan antara kecerdasan emosional dan

    kecerdasan kognitif terhadap kinerja.

    3.Ngah, dkk (2009)

    Ngah, dkk melakukan penelitian yang berjudul

    Emotional Intelligence of Malaysian Academia

    towards Work Performance. Kecerdasan

    emosional , menunjukkan hasil bahwa

    kecerdasan emosional yang merupakan bagian

    dariskillmanajerial memiliki korelasi yang

    positif terhadap sikap kerja karyawan. Dalampenelitian yang dilakukan di Universitas

    Teknologi Mara (UiTM Johor ) Malaysia ini,

    menunjukkan dengan menggunakan

    emosional yang baik penting bagi seorang

    pemimpin dalam berpikir dan merencanakan

    strategi serta memotivasi orang.

    4.Komardi (2009)

    Komardi (2009) dalam penelitiannya yang

    berjudul Pengaruh Kepemimpinan

    Transformasional dan Transaksional serta

    Motivasi Kerja terhadap Kinerja dan Kepuasan

    Individual Karyawan dalam Organisasi

    Perusahaan Industri TeIekomunikasi. Hasil

    penelitian yang menggunakan alat analisis

    SEM menunjukkan kepemiminan

    transformasional berpengaruh secara

    signifikan terhadap motivasi, kepemimpinan

    transformasional berpengaruh secara

    signifikan terhadap kinerja melalui variabel

    interveningmotivasi, kepemimpinan

    transaksional melalui variabelintervening

    motivasi berpengaruh terhadap kepuasan

    karyawan, motivasi kerja berpengaruh

    terhadap kepuasan kerja dan adanya hubungan

    yang signifikan dan positif antara kinerja

    karyawan dan kepuasan kerja.

    5.Nowack (2000)

    Penelitian yang berjudulLeadership, Emotional

    Intelligence and Employee Engagement: Creating a

    Psychologically Healthy Workplacedan ditulis

    oleh Nowack menyatakan bahwa adanya

    hubungan antara kepemimpinan, kecerdasan

    emosional dan komitmen karyawan di mana

    ketiga komponen tersebut akan menghasilkan

    lingkungan kerja yang kondusif.

    6.Andria dan Budiarto Subroto (2001)

    Penelitian yang dilakukan Andria dan Subroto

    berjudul Pengaruh Perilaku Kepemimpinan

    Transformasional dan Transaksional terhadap

    Kinerja Karyawan Lini Depan Perusahaan Jasa.

    Hasil penelitian menunjukkan jenis

    kepemimpinan transformasional membuat

    karyawan merasa menjadi bagian perusahaan

    dan merasa dihargai karena diberi kesempatan

    untuk terlibat dan berpartisipasi dalam

    pengambilan keputusan. Sedangkan jenis

    kepemimpinan transaksional tidak tepatditerapkan untuk menghasilkan untuk kerja

    yang diinginkan pada karyawan lini depan jasa

    karena jenis kepemimpinan ini lebih bersifat

    statis, sehingga menyebabkan bawahan bekerja

    dengan cara-cara yang telah berlaku selama ini

    tanpa punya keinginan untuk melakukan

    perbaikan.

    7.Riggio dan Lee (2007)

    Riggio dan Lee (2007) melakukan penelitian

    deskriptif kualitatif dengan mereview

    penelitian penelitian

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    11/38

    terdahulu berjudulEmotional and Interpersonal

    Competencies and Leader Development. Kedua

    peneliti ini mengambil kesimpulan bahwa

    pengembangan kecerdasan interpersonal dan

    emosional merupakan hal yang baik serta

    mengindikasikan bahwa kesuksesan para

    pemimpin akan lebih efektif terlebih dalam halskill bila menerapkan serta mengembagkan

    kecerdasan interpersonal dan emosional

    mereka. Di samping itu, diperlukan program

    program pengembangan kepemimpinan yang

    berbasis kecerdasan interpersonal dan

    emosional untuk menunjang kesuksesan para

    pemimpin.

    2.2Landasan Teori

    2.2.1 Kepemimpinan Transformasional

    Kepemimpinan transformasional menurut Bassdan Avolio dalam Hickman (1998 : 136)

    merupakan model kepemimpinan di mana

    pemimpin memotivasi anggotanya dan muncul

    ketika pemimpin mampu memperluas dan

    meningkatkan perhatian terhadap karyawan,

    membangkitkan kesadaran terhadap tujuan

    atau misi kelompok serta mampu mengajak

    karyawan melihat jauh ke depan melebihi

    kepentingan pribadi demi kebaikan kelompok.

    Pemimpin yang mengaplikasikan model

    kepemimpinan transformasional dapat

    dikatakan pemimpin yang mempu untuk

    memotivasi karyawan dalam mencapai tujuan

    (Hater dan Bass, 1998 dalam Aarons, 2006).

    Pemimpin transformasional akan mengarahkan

    pengikutnya ke nilai moral yang baik, dapat

    mengarahkan pengikutnya untuk dapat

    berkomitmen pada nilai nilai organisasi,

    dapat menghargai pengikutnya, mendorong

    pengikutnya bersikap kreatif dan

    menginspirasi pengikutnya untuk mencapai

    tujuan (Politis, 2004). Karenanya, seorang

    pemimpin harus dapat meramalkan masa

    depan suatu organisasi, mengarahkan

    karyawan untuk dapat berkomitmen dan

    mencapai tujuan organisasi (Barbuto, 1997

    dalam Aarons, 2006).

    Beberapa teori kepemimpinan

    transformasional menyatakan bahwa sikap

    pemimpin transformasional berhubungan

    dengan emosi di mana emosi pemimpin

    tersebut dapat memotivasi pengikutnya. Di

    samping itu, para pengikutnya akan memiliki

    rasa kepercayaan dan rasa hormat yang tinggi

    terhadap pemimpin transformasional (Barbuto,

    1997 dalam Aarons, 2006).

    Ada 4 dimensi dalam kepemimpinan

    transformasional yang dikenal dengan Four Is, sebagai berikut:

    1.Idealised Influence

    Pada dimensi ini, pemimpin pun

    mengorbankan kepentingan pribadi untuk

    kepentingan kelompok.

    2.Intellectual Stimulation

    Secara tidak langsung pemimpin memotivasi

    dan menjadi inspirasi orang orang di

    sekitarnya dan menunjukkan antusias danoptimis dalam bekerja.

    3.Individualised Consideration

    Pemimpin berusaha membangkitkan semangat

    pengikutnya untuk lebih kreatif dan inovasi.

    4.Inspirational Motivation

    Pemimpin memberikan perhatian pada

    pengikutnya dengan bertindak sebagai seorang

    mentor.

    Berdasar pemaparan teori teori

    kepemimpinan di atas, terdapat banyak teori

    yang dapat diaplikasikan oleh pemimpin.

    Dalam hal ini, tidak ada teori yang tepat dan

    benar karena semua teori dapat digunakan

    sesuai dengan kondisi

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    12/38

    dan situasi yang ada. Dapat disimpulkan

    bahwa kepemimpinan merupakan faktor

    penting yang berhubungan dengan suatu

    organisasi dan kinerja karyawan di mana

    dalam kepemimpinan transformasional

    dianggap sebagai model yang dapat

    meningkatkan kapasitas kinerja karyawandengan memberikan pengarahan dan motivasi

    (Bass dkk, 2003).

    Selanjutnya yang disebut kepemimpinan

    dalam penelitian ini adalah kepemimpinan

    transformasional yaitu kepemimpinan di mana

    pemimpin memotivasi anggotanya dan muncul

    ketika pemimpin mampu memperluas dan

    meningkatkan perhatian terhadap karyawan,

    membangkitkan kesadaran terhadap tujuan

    atau misi kelompok serta mampu mengajak

    karyawan melihat jauh ke depan melebihikepentingan pribadi demi kebaikan kelompok

    (Bass dan Avolio dalam Hickman, 1998).

    Indikator kepemimpinan transformasional

    yang digunakan dalam penelitian ini merujuk

    pada 4 dimensi dalam kepemimpinan

    transformasional yang dikenal dengan Four Is

    yaitu Pengaruh Ideal Kharisma, Rangsangan

    Intelektual, Pertimbangan Individu, dan

    Inspirasi Motivasi (Bass dan Avolio dalam

    Hickman, 1998).

    2.2.2Kecerdasan Emosional

    Seiring dengan perkembangan ilmu

    pengetahuan, diduga bahwa kesuksesan

    seseorang tidak hanya bergantung pada

    kecerdasan intelektual saja namun kecerdasan

    emosional serta peran intrapersonal seseorang

    turut mempengaruhinya.

    Kecerdasan emosi dewasa ini dipandang

    sebagai hal yang mendasar untuk bertahan di

    lingkungan kerja dan merupakan kemampuan

    utama dalam kepemimpinan dan manajerial.

    Sebagai seorang pemimpin paling tidak pada

    tingkat / level manager membutuhkan seorang

    pemimpin yang tidak hanya memiliki

    kecerdasan intelektual yang tinggi saja namun

    disertakan kecerdasan emosional.

    Kecerdasan emosional merupakan suatu

    kecerdasan yang merujuk kepada kemampuan

    mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan

    orang lain, kemampuan memotivasi diri

    sendiri dan kemampuan mengelola emosi

    dengan baik pada diri sendiri dan dalam

    hubungannya dengan orang lain (Goleman,

    2000). Sedangkan menurut Salovey dan Mayer

    dalam Butler dan Chinowsky (2006)

    mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai

    kemampuan memantau dan mengendalikanperasaan diri sendiri dan orang lain serta

    menggunakan perasaan itu untuk memandu

    pikiran dan tindakan.

    Goleman dalam Elliot (2001) membagi 5

    kelompok kecerdasan emosional dengan

    kecakapan, yaitu :

    1.Kesadaran Diri(Self Awareness): merupakan

    kesadaran akan perasaaan yang timbu dalam

    individu dengan mengenali perasaan yang

    timbul dalam individu dengan mengenali

    perasaan yang disertai dengan berpikirkemudian melakukan tindakan dalam

    mengambil keputusan.

    2.Pengaturan Diri (Self Regulation) :

    kemampuan untuk mengedalikan emosi oleh

    diri sendiri tetapi tidak hanya berarti meredam

    rasa tertekan atau menahan gejolak emosi.

    3.Motivasi Diri(Self Motivation):dorongan

    untuk meningkatkan atau memenuhi standar

    keunggulan, setia kepada visi dan sasaran

    perusahaan atau kelompok, menggerakkan

    orang untuk menerima

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    13/38

    kegagalan dan rintangan sebagai awal

    keberhasilan.

    4.Kesadaran Sosial(Social Awareness):

    kemampuan individu dalam menyadari

    dirinya untuk berhubungan dengan orang lain

    (bersosialisasi) atau memahami persaaan oranglain.

    5.Ketrampilan Sosial(Social Skill):ketrampilan

    sosial, makna intinya adalah seni menangani

    emosi orang lain.

    Berikut merupakan model kecerdasan

    emosional beserta beberapa kriteria yang

    termasuk di dalamnya berdasarkan pendapat

    ahli Geno dalam Sawyer dan Palmer (2008) :

    Gambar 2.1 ModelEmotional Intelligencemenurut Geno

    (Sumber : Sawyer,D.J dan Palmer, B., 2008)

    Berdasar teori kecerdasan emosional yang

    dikemukakan banyak ahli di atas, yang disebut

    kecerdasan emosional dalam penelitian ini

    dipengaruhi oleh 5 faktor yang seyogyanya

    wajib dimiliki oleh seorang pemimpin

    (Goleman dalam Elliot 2001), yaitu Kesadaran

    Diri(Self Awareness),Pengaturan Diri (Self

    Regulation), Motivasi Diri(Self Motivation),

    Kesadaran Sosial(Social Awareness),danKeterampilan Sosial(Social Skill).

    2.2.3Kinerja

    Suatu organisasi didirikan karena mempunyai

    tugas yang ingin dan harus dicapai, begitu juga

    dengan organisasi karena orang ingin

    memperoleh keuntungan usaha. Dalam

    mencapai tujuan organisasi sangat dipengaruhi

    perilaku organisasi (organization behavior), yang

    merupakan pencerminan dari perilaku

    (behavior) dan sikap (attitude) para pelaku yangterdapat dalam organisasi. Oleh karena itu

    keberhasilan dalam mencapai tujuan dari suatu

    organisasi perusahaan banyak bergantung

    kepada perilaku dan sikap orang-orang yang

    mensinergikan berbagai sumber, termasuk

    sumberdaya manusia, sumberdaya alam, ilmu

    pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain,

    keberhasilan dalam mencapai tujuan

    tergantung kepada kemampuan pimpinan dan

    segenap karyawan yang mengoperasikan unit-

    unit kerja yang terdapat dalam organisasi

    perusahaan yang bersangkutan.

    Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan

    seseorang secara keseluruhan selama periode

    tertentu di dalam melaksanakan tugas

    dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,seperti standar hasil kerja, target atau sasaran

    atau kriteria yang telah ditentukan terlebih

    dahulu dan telah disepakati bersama

    (Mangkuprawira : 2007).

    Kinerja organisasi merupakan kumulatif dari

    kinerja individu atau karyawan keseluruhan di

    mana kinerja individu diharapkan dapat

    memenuhi tujuan organisasi.

    2.2.3.1 Standard Kinerja

    Kinerja karyawan sangat mempengaruhi

    tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.Oleh karena itu, setiap perusahaan perlu

    melakukan penilaian atau evaluasi kerja

    karyawannya. Menurut Dharma (1985) untuk

    dapat

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    14/38

    mengevaluasi para pegawai secara obyektif dan

    akurat diperlukan pengukuran tingkat prestasi

    kerja mereka. Untuk itu diperlukan standar

    dalam mengukur tingkat prestasi karyawan.

    Menurut Bernardin dan Russel (1995)

    mengajukan 6 kriteria primer yang dapat

    digunakan untuk mengukur kinerja1.Quality

    Merupakan tingkat sejauh mana proses atau

    hasil pelaksanaan kegiatan mendekati

    kesempuranaan atau mendekati tujuan yang

    diharapkan.

    2.Quantity

    Merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya

    dalam jutaan rupiah, jumlah unit, jumah siklus

    kegiatan yang diselesaikan.

    3.

    Timeliness

    Adalah tingkat sejauh mana kegiatan

    diselesaikan pada waktu yang dikehendaki,

    dengan memperhatikan koordinasi output lain

    serta waktu yang tersedia untuk kegiatan lain.

    4.Cost-effectiveness

    Adalah tingkat sejauh mana penggunaan daya

    organisasi (manusia, keuangan, teknologi,

    material) dimaksimalkan untuk mencapai hasil

    tertinggi atau pengurangan kerugian darisetiap unit penggunaan sumber daya.

    5.Need for Supervision

    Merupakan tingkat sejauh mana seorang

    pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi

    pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan

    seorang supervisor untuk mencegah tindakan

    yang kurang diinginkan.

    6.Interpersonal impact

    Merupakan tingkat sejauh mana karyawan /

    pegawai memelihara harga diri, nama baik dan

    kerjasama di antara rekan kerja dan bawahan.

    Kinerja suatu organisasi dapat dipengaruhi

    oleh kinerja karyawan, sedangkan untuk

    meningkatkan kinerja karyawan sangat erat

    kaitannya dengan motivasi dari karyawan itu

    sendiri.Kinerja karyawan merupakan tolok ukur

    kinerja organisasi karena dengan semangat dan

    hasil yang dibuat karyawan merupakan

    suksesnya suatu organisasi. Selanjutnya yang

    disebut kinerja dalam penelitian ini

    dipengaruhi oleh 2 faktor di mana indicatornya

    adalah 1) Hasil Kerja dan 2) Kemampuan

    (Bernardin dan Russel, 1995).

    2.3Hubungan antara Kepemimpinan

    Transformasional, Kecerdasan Emosional dan

    Kinerja Karyawan

    Dalam pembentukan sebuah proyek di PT

    Petrokimia Gresik di mana penunjukkan

    personil proyek pada umumnya karyawan

    karyawan yang mampu bekerja di bawah

    tekanan, mampu menghadapi perubahan dan

    dituntut untuk dapat berinovasi. Apabila

    karyawan karyawan tersebut mampu

    bertahan bekerja dalam suatu proyek dapat

    dikatakan karyawan tersebut mampu pula

    untuk meningkatkan kinerja mereka. Guna

    meningkatkan kinerja karyawan, dibutuhkan

    seorang pemimpin proyek yang mampu

    menginspirasi dan memotivasi karyawan

    sehingga dapat dicapai keberhasilan yang telah

    ditargetkan.

    George dalam Hayward (2005) menyatakan

    pemimpin dengan kecerdasan emosional yang

    tinggi menggambarkan sebuah perubahan

    yang besar bagi sebuah organisasi. Di samping

    itu, Goleman dalam Hayward (2005) yang

    menyatakan bahwa seorang pemimpin

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    15/38

    yang memiliki kecerdasan emosionaltinggi mencerminkan seorangpemimpin yang eekti. !etikaseorang pemimpin menggunakankecerdasan emosionalnya dalammenjalankan tugas kesehariannya,dapat meningkatkan ino"asi danprodukti"itas di antara parakaryawan. #engan meningkatnyaino"asi dan produkti"itas tersebutmenandakan meningkatnya kinerjakaryawan pula dan hal inimemberikan keuntungan tersendiribagi perusahaan.

    BAB III

    KERANGKA KONSEP PENELITIAN

    1.1Kerangka Konsep Penelitian

    Fenomena

    1.Dibentuknya Proyek Baru di PT Petrokimia

    Gresik yaitu Proyek Koversi Energi Batu Bara

    (KEBB).

    2.Tantangan bagi kepala proyek untuk

    meningkatkan kinerja karyawan pada proyek yang

    bersifat AdHoc.Dengan penerapan model kepemimpinan yang

    tepat ditunjang kecerdasan emosional menjadikan faktor penting

    untuk meningkatkan kinerja karyawan.

    Research Gap

    1.Penelitian sejenis telah dilakukan oleh Hayward (2005) yang

    meneliti hubungan kinerja, kepemimpinan dan kecerdasan

    emosional pada organisai organisasi pemerintah di Negara

    Afrika Selatan bagian selatan di mana model kepemimpinan dan

    konsep kecerdasan emosioanl yang digunakan berbeda denganpenelitian ini.

    2.Penelitian kedua dilakukan oleh Andria dan Subroto yang

    meneliti pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja di mana

    perbedaan dengan penelitian ini memasukkan unsur kecerdasan

    emosional sebagai salah satu vaiabel bebas.

    Kajian Empiris

    Kajian Teoritis

    Kepemimpinan Transformasional!ecerdasan $mosioal

    Kinerja Karyawan

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    16/38

    Pengujian Hipotesa

    Analisis Data

    Analisis Linier Berganda dengan Uji Asumsi Klasik

    Interpretasi Hasil

    Kesimpulan dan Saran

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    17/38

    Berdasarkan kerangka konsep yang telah

    diuraikan di atas, maka dapat ditarik

    suatu hipotesis penelitian yang kemudian

    diuji kebenarannya dengan menggunakan

    fakta fakta yang diperoleh dari

    penelitian. Hipotesis ini masih

    merupakan dugaan sementara yangkebenarannya masih diuji lebih lanjut.

    Model kepemimpinan transformasional

    seperti charisma, pengaruh idealis,

    motivasi inspirasional, rangsangan

    intelektual dan pertimbangan individu

    mempunyai pengaruh yang signifikan

    terhadap kinerja karyawan karena pada

    saat bekerja juga kadangkala terpengaruh

    oleh gaya kepemimpinan

    transformasional yang ada di perusahaan

    (Udiati, 2005).Sedangkan penelitian tentang hubungan

    kecerdasan emosional telah banyak

    dilakukan di mana kecerdasan emosional

    merupakan kecerdasan non kognitif yang

    harus dimiliki seseorang untuk

    menunjang keberhasilan dan kesuksesan

    dalam bekerja di samping kecerdasan

    intelektual. Konsep kecerdasan emosional

    mengacu pada konsep yang

    dikemukakan oleh Goleman (2000) yang

    menyatakan terdapat 5 dimensi yangberkaitan dengan kecerdasan emosional

    yaitu : 1) Kesadaran Diri (Self Awareness),

    2) Pengaturan Diri (Self Regulation), 3)

    Motivasi Diri (Self Motivation), 4)

    Kesadaran Sosial (Social Awareness)dan 5)

    Ketrampilan Sosial (Social Skill)

    Hal ini sejalan dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Ngah (2009), Ct dan

    Miners (2006) dan Cooper dan Sawaf

    dalam Hayward (2005) yang menyatakan

    kecerdasan emosional berpengaruh terhadap kinerja.

    Maka hipotesis yang diajukan dapat dirumuskan

    sebagai berikut :

    H1 Terdapat pengaruh signifikan antara

    kepemimpinan transformasional (X1) dan

    kecerdasan emosional (X2) secara simultan te rhadap

    kinerja karyawan Proyek Konversi Energi BatubaraPT Petrokimia Gresik.

    H2 - Terdapat pengaruh signifikan antara

    kepemimpinan transformasional (X1) dan

    kecerdasan emosional (X2) secara parsial terhadap

    kinerja karyawan Proyek Konversi Energi Batubara

    PT Petrokimia Gresik.

    Secara umum jenis kepemimpinan transformasional

    mampu membangun kinerja. Hal ini disebabkan

    karena jenis kepemimpinan transformasional

    membuat karyawan merasa menjadi bagian

    perusahaan dan merasa dihargai karena diberikesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam

    pengambilan keputusan. Pada teori kepemimpinan

    transformasional yang dikemukakan oleh Bass dan

    Avolio dalam Hickman (1998) menyatakan 4

    indikator yang mempengaruhi kepemimpnan

    transformasional di mana penelitian Andria dan

    Subroto berpendapat bahwa ke empat indicator

    tersebut memberikan pengaruh yang dominan

    terhadap kinerja.

    H3 Terdapat pengaruh dominan dari variabel

    kepemimpinan transformasional (X1) terhadapkinerja karyawan Proyek Konversi Energi Batubara

    PT Petrokimia Gresik.

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    18/38

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    2.4Pendekatan Penelitian

    2.4.2Jenis Penelitian

    Berdasar jenisnya, penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian eksplanatoris yaitu

    menjelaskan hubungan kausal antara variabel

    varibael baik yang diperoleh dari dasar teoitis

    dan empiris maupun hasil eksplorasi melalui

    sebuah pengujian hipotesis (Singarimbun, dkk,

    1995).

    4.1.2 Sifat Penelitian

    Dilihat dari segi sifatnya, penelitian ini tidak

    semata - semata melakukan replikasi atas

    penelitian Andria dan Subroto dan Hayward

    (2005) tetapi merupakan pengembangan

    penelitian terhadap peneltian yang sejenis. Hal

    ini didasarkan pada beberapa hal yang

    melandasi penelitian ini di mana konsep

    kepemimpinan transformasional didasarkan

    pendapat Andria dan Subroto yang mengacu

    pada Bass dan Avolio. Perbedaan penelitian ini

    dengan penelitian sebelumnya adalah pada

    variable yang digunakan. Bila variabel bebas

    pada penelitian Andria dan Subroto

    hanya menggunakan variabel kepemimpinan

    tarnsformasional dan transaksional maka pada

    penelitian ini menggunakan variabel bebas

    kepemimpinan transformasional dan

    kecerdasan emosional..

    4.2 Lokasi Penelitian

    Adapun penelitian ini dilaksanakan pada PT

    Petrokimia Gresik dan lebih ditekankan pada

    salah satu proyek AdHoc yang ada yaitu pada

    Proyek Konversi Energi Batubara.

    4.3Populasi dan Sample Penelitian

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang

    terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai

    kualitas dan karakteristik tertentu yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

    kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 1999).

    Penelitian terhadap populasi diharapkan dapat

    menggambarkan kondisi yang sesugguhnyaterjadi di dalam populasi. Dalam penelitian ini,

    informasi atau data yang dibutuhkan,

    dikumpulkan dengan memberikan kuesioner

    pada karyawan Proyek Konversi Energi

    Batubara PT Petrokimia Gresik.

    Menurut Arikunto (1995) apabila subyek

    kurang dari 100 lebih baik diambil semua

    sehingga penelitian merupakan penelitian

    populasi atau penelitian sensus. Selanjutnya

    teknik pengambilan sampel yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah teknik samplingjenuh. Menurut Sugiyono (1999) teknik

    sampling jenuh / sensus adalah teknik

    penentuan sample bila semua anggota

    populasi digunakan sebagai sampel. Sehingga

    sampel yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah keseluruhan dari jumlah popluasi yaitu

    sebanyak 63 karyawan .

    4.4Definisi Operasional Variabel

    1.Kepemimpinan Transformasional

    a.Pengaruh Ideal / charisma(Idealised

    Influence)

    Idealised Influenceadalah pemimpin

    mendahulukan kepentingan perusahaan dan

    kepentingan orang lain dari kepentingan

    sendiri. Sebagai pemimpin perusahaan,

    bersedia memberikan pengorbanan untuk

    perusahaan. Dia dapat menimbulkan kesan

    pada bawahannya bahwa dia memiliki

    keahlian untuk melakukan tugas pekerjaannya

    sehingga patut dihargai.

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    19/38

    #i samping itu dia dapat memberikanwawasan serta kesadaran akan misi,membangkitkan kebanggaan sertamenumbuhkan sikap hormat dankepercayaan pada para bawahannya.

    b.Rangsangan Intelektual(Intellectual

    Stimulation)

    Pemimpin mampu menumbuhkan ide ide

    baru, memberikan solusi yang kreatif dan

    memberikan motivasi pada bawahan untuk

    mencari pendekatan pendekatan baru dalam

    melaksanakan tugas organisasi.

    c.Pertimbangan Individu(Individualised

    Consideration)

    Pemimpin bersedia mendengarkan dengan

    penuh perhatian masukan masukan bawahan

    serta secara khusus mau memperhatikankebutuhan kebutuhan bawahan akan

    pengembangan karir. Di samping itu,

    pemimpin memberikan perhatian, membina,

    membimbing dan melatih tiap orang secara

    khusus dan pribadi.

    d.Motivasi Inspirasi(Inspirational Motivation)

    Pemimpin mampu menimbulkan inspirasi

    pada bawahannya seperti menentukan standar

    standar tinggi dan memberikan keyakinan

    bahwa tujuan dapat dicapai. Bawahan merasamampu melaksanakan tugasnya dan mampu

    memberikan berbagai macam gagasan. Secara

    tidak langsung mereka merasa terinspirasi

    motivasinya oleh pemimpin.

    2.Kecerdasan Emosional

    Pengukuran variabel kecerdasan emosional

    dalam penelitian ini sesuai dengan Goleman

    (2000) sebagai berikut :

    a.Pengaturan Diri(Self Regulation)

    Kemampuan pemimpin untuk menangani

    emosi sehingga berdampak positif pada

    pelakanaan tugas.

    b.Motivasi Diri (Self Motivation)

    Pemimpin mampu untuk menggerakkan dan

    menuntun karyawan menuju sasaran,

    membantu mengambil inisiatif dan bertindak

    sangat efektif serta mampu untuk bertahan

    menghadapi kegagalan dan frustasi.

    c.Kesadaran Sosial / Empati(Social Awareness)

    Pemimpin mampu untuk mengetahui

    bagaimana perasaan karyawannya, mampu

    memahami persepektif mereka, menumbuhkan

    hubungan saling percaya dan menyelaraskandiri dengan bermacam-macam orang.

    d.Ketrampilan Sosial(Social Skills)

    Kemampuan pemimpin untuk berkomunikasi

    dan berhubungan dengan bawahannya serta

    dapat bekerja sama.

    3.Kinerja Karyawan

    Pengukuran variabel kinerja karyawan dalam

    penelitian ini sesuai Russel dan Benardin (1995)

    sebagai berikut :a.Hasil Kerja

    Merupakan hasil kerja senyata nyatanya yang

    diperoleh karyawan dan merupakan hasil kerja

    yang optimal yang bisa diraih dari standart dan

    waktu yang ditentukan

    b.Kemampuan

    Mencakup kecakapan dan ketrampilan dalam

    menyelesaikan tugas

    4.5 Jenis Data

    Sumber data yang digunaka dalam penelitian

    ini dibedakan dalam dua jenis yaitu :

    1.Data Primer

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    20/38

    Data ini diperoleh melaui kuesioner dan

    wawancara terhadap Karyawan Proyek

    Konversi Energi Batu Bara PT Petrokimia

    Gresik berkenaan dengan gaya kepemimpinan,

    kecerdasan emosional dan kinerja karyawan.

    2.Data Sekunder

    Data sekunder dalam penelitian ini bersifat

    menunjang seperti literature, hasil penelitian

    terdahulu, dokumentasi atau file yang

    diperoleh dari pihak pihak terkait.

    4.6Teknik Pengukuran Instrument

    Teknik pengukuran instrument yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah skala

    likert 1 sampai 5. Dengan skala likert variabel

    yang diukur dijabarkan menjadi indicator

    variabel, kemudian indicator variabel tersebut

    dijabarkan menjadi komponen komponenyang dapat diukur lalu menjadi tolak ukur

    untuk menyusun item instrument berupa

    pertanyaan yang kemudian dijawab oleh

    responden.

    4.7 Instrument Penelitian

    Pada penelitian ini digunakan teknik penelitian

    lapangan yaitu upaya penelitian yang

    dilakukan secara langsung pada obyek yang

    diteliti untuk mendapatkan data dari

    perusahaan. Adapun instrument penelitian

    yang digunakan untuk mengumpulkan data

    dalam penelitian ini adalah :

    a.Angket (queationnaire)

    b.Observasi

    c.Wawancara

    d.Studi Literature

    4.8 Identifikasi dan Klasifikasi Variabel

    1.Variabel Bebas (independent variables)

    Variabel bebas adalah variabel yang tidak

    tergantung sehingga keberadaan variabel iniakan mempengaruhi variabel lain. Dalam

    penelitian ini yang menjadi variabel bebas

    adalah : (1) Gaya Kepemimpinan

    Transformasional dan (2) Kecerdasan

    Emosional.

    2.Variabel Tidak Bebas (dependent variables).

    Dalam penelitian ini variabel tidak bebas

    adalah Kinerja Karyawan dengan indicator (1)

    Hasil Kerja dan (2) Kemampuan.

    4.9Uji Instrumen Penelitian

    1.Uji Validitas

    Uji validitas data menunjukkan tingkat

    kemampuan suatu instrument untukmengungkapkan sesuatu yang menjadi oyek

    pengukuran yang dilakukan dengan

    instrument penelitian tersebut. Jika suatu item

    pernyataan dinyatakan tidak valid, maka item

    pernyataan itu tidak dapat digunakan dalam

    uji selanjutnya, pendekatan yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah validitas konstruk

    yaitu dengan mengkorelasikan skor tiap item

    dengan skor total. Hasil uji korelasi tersebut

    bisa dikatakan valid apabila tingkat

    probabilitasnya lebih kecil dari 0,05.2.Uji Reliabilitas

    Pengujian reliabilitas dianalisis dengan

    menggunakan teknik dariCronbachyaitu

    Cronbachs Alphayang terdapat pada program

    computerSPPS for Window.Sekaran (2000)

    menyatakan besarnya nilai alpha yang

    dihasilkan dibandingkan dengan indeks >0,800

    : tinggi; 0,600 0,799 : sedang;

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    21/38

    deskripsi yang didasarkan pada hasil analisis

    angka angka dengan menggunakan alat

    analisis statistic.

    1.Uji Asumsi Klasik

    Model pengujian regresi berganda yang

    digunakan dalam penelitian ini harus

    memenuhi asumsi klasik agar menghasilkannilai parameter yang sahih.

    a.Normalitas Residual Data

    Uji ini untuk mengetahui apakah residual data

    telah berdistribusi secara normal.

    b.Linieritas

    Pengujian linieritas data dimaksudkan untuk

    menguji apakah hubungan variabel

    independen bisa digunakan untuk menjelaskan

    perubahn variabel dependen.c.Heteroskedastisitas

    Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah

    terdapat interkorelasi yang sempurna di antara

    variabel bebas yang digunakan dalam model

    regresi.

    d.Multikolenearitas

    Merupakan suatu keadaan di mana kesalahan

    pengganggu dari setiap variabel bebas

    semuanya mempunyai varians yang tidaksama.

    2.Analisis Regresi Linier Berganda

    Model analisa regresi linier berganda adalah

    untuk mengetahui pengaruh antara variabel

    independentterhadap variabeldependent.

    Variabelindependentdalam penelitian ini yaitu :

    kepemimpinan transformasional dan

    kecerdasan emosional sedangkan variabel

    dependentyaitu kinerja karyawan.

    Menurut Umar (2005) menentukan regresi

    dilakukan dengan pemakaian grafik dalamsuatuscatter diagramatau dengan cara

    matematis.Scatter diagramtersebut dapat

    digunakan untuk melihat data apakah berada

    pada suatu garis lurus (linier) atau tidak lurus

    (non linier). Cara matematis yang digunakan

    adalah Metode Kuadrat Terkecil (Least Square).

    Model persamaan dari analisis regresi linier

    berganda yang digunakan sebagai berikut :

    Y = 0+ 1X1+2X2+e

    Y : Variabel Kinerja Karya

    X1 : Variabel Gaya Kepemimpinan

    Transformasional

    X2 : Variabel Kecerdasan Emosional

    0: Konstanta

    0 n: Koefisien Regresi

    e : Unsur pengganggu (error)

    Korelasi variabeldependentdanindependent

    diukur dengan menggunakan koefisien

    korelasi (R). R merupakan sebuah nilai untuk

    mengukur keeratan hubungan variabel respons

    (Y) dengan semua variabel penjelas (X1, X2,

    X3), yang merupakan akar dari koefisien

    determinasi (R2), di mana R2sendiri

    merupakan ukuran ketepatan/kecocokan garis

    regresi yang diperoleh dari hasil pendugaan

    terhadap data hasil observasi. Sedangkananalisa statistik yang berusaha mengoreksi R2

    guna mendekati ketepatan model dalam

    populasi digunakanAdjusted R Squareatau R2

    yang disesuaikan (Suliyanto, 2005).

    4.11 Uji Hipotesis

    Kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian

    ini menggunakan :

    1.Uji Hipotesis 1

    Untuk menguji hipotesis 1 yaitu pengaruh

    variabelindependentsecara simultan terhadapvariabeldependentdigunakan Uji F.

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    22/38

    Hiportesis dalam penelitian ini dapat

    dirumuskan sebagai berikut:

    H0= Secara Simultan tidak terdapat pengaruh

    yang signifikan kepemimpinan tranformasional

    dan kecerdasan emosional terhadap kinerja

    karyawan

    H1= Secara Simultan terdapat pengaruh yangsignifikan kepemimpinan tranformasional dan

    kecerdasan emosional terhadap kinerja

    karyawan

    2.Uji hipotesis 2

    Untuk mengetahui pengaruh masing masing

    variabelindependentsecara parsial terhadap

    variabeldependentdigunakan uji t.

    H0= Tidak terdapat pengaruh yang signifikan

    kepemimpinan tranformasional terhadap

    kinerja karyawanH1= Terdapat pengaruh yang signifikan

    kepemimpinan tranformasional terhadap

    kinerja karyawan

    3.Uji Hipotesis 3

    Untuk melihat dominasi variabelindependent

    terhadap variabeldependentdapat dilihat dari

    Koefisien Beta terstandarisasi dengan nilai

    terbesar (Sritua, 1993:12). Penelitian ini melihat

    dominasi kepemimpinan transformasional atau

    kecerdasan emosional yang berpengaruhdominan terhadap kinerja karyawan.

    BAB V

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    5.1 Gambaran Umum Kantor PT Petrokimia

    Gresik

    PT Petrokimia Gresik merupakan pabrikpupuk terlengkap di Indonesia yang pada

    awalnya berdirinya disebut Proyek Petrokimia

    Surabaya di mana kontrak pembangunan

    ditandatangani pada tanggal 10 Agustus 1964

    dan mulai berlaku pada tanggal 8 Desember

    1964. Proyek yang diresmikan Presiden RI

    pada tanggal 10 Juli 1972 ini kemudian

    diabadikan sebagai hari jadi PT Petrokimia

    Gresik.

    5.1.1 Visi dan Misi Perusahaan

    A. VisiMenjadi produsen pupuk dan produk kimia

    lainnya yang berdaya saing tinggi dan

    produknya paling diminati konsumen.

    B. Misi

    1.Mendukung penyediaan pupuk nasional

    untuk tercapainya program swasembada

    pangan.

    2.Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang

    kelancaran kegiatan operasional dan

    pengembangan usaha perusahaan.

    3.Mengembangkan potensi usaha untukmendukung industri kimia nasional dan

    berperan aktif dalam community development.

    5.2 Analisis Statistik Deskriptif

    Analisis statistik deskriptif menggambarkan

    distribusi frekuensi jawaban responden

    berdasarkan tanggapan atas pernyataan

    pernyataan dalam kuesioner. Item item

    pernyataan variabel variabel dalam

    implementasi kepemimpinan transformasinal,

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    23/38

    kecerdasan emosional dan kinerja karyawan tersebut secara keseluruhandigambarkan dalam bentuk tabel deskripsi rekuensi, di mana terdapat dasarinterpretasi skor indikator dalam tiap "ariabel penelitian. #asar interpretasi nilairata % rata yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada interpretasi skoryang telah digunakan &oermijati (200') sebagai berikut Tabel 5.6 Dasar Interpretasi Skor Indikator dalam Variabel Peneitian

    Sumber : Noermijati, 2008

    5.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

    Salah satu syarat untuk bisa menggunakan persamaan regresi berganda adalah terpenuhinya

    asumsi klasik. Untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak bias dan efisien (Best Linear

    Unbias Estimator/BLUE) dari suatu persamaan regresi berganda dengan metode kuadrat

    terkecil (Least Squares) perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui model regresi yang

    dihasilkan memenuhi persyaratan asumsi klasik yaitu (Dajan, 1996):

    1.Berdistribusi Normal

    2.Uji Lineritas

    3.Non-multikolinearitas4.Homoskedastisitas

    5.3.1 Hasil Uji Normalitas

    Gambar 5.1 Normal P-Plot Regression

    bser"ed *um +rob.00.'0.-0.0.20.0$/pected *um+rob.00.'0.-0.0.20.0&ormal ++ +lot o 1egression Standardied1esidual#ependent 3ariable !inerja !aryawan

    Terlihat pada gambar bahwa titik titik data menyebar di sekitar garis diagonal dan

    penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data daam

    penelitian ini terdistribusi secara normal atau membentuk garis normal padaNormal P-P Plot

    regression.

    5.3.2 Uji Linieritas

    Dalam penelitian ini, uji linearitas digunakan untuk memastikan apakah fungsi model

    empiris pengaruh kepemimpinan transformasional dan kecerdasan emosional terhadap

    kinerja karyawan sebaiknya linear, kuadrat atau kubik. Linearitas terpenuhi jika nilai deviasi

    linearitas signifikan lebih besar dari 0,05.

    Tabel 5.13 Hasil Uji Linearitas

    Berdasarkan pada Tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh variabel distribusinya

    si

    g

    ni

    fi

    k

    a

    nle

    bi

    h

    d

    ar

    i

    0,

    0

    5.

    D

    en

    g

    a

    n

    d

    e

    m

    ik

    ia

    n

    dist

    ri

    b

    u

    si

    se

    b

    ar

    a

    n

    dat

    a

    a

    n

    ta

    ra

    v

    ar

    ia

    NO NILAI / SKOR INTERPRETASI

    1. 1 1.8 Jelek / Rendah

    2. >1.8 2.6 Kurang3. >2.6 3.4 Cukup

    4. >3.4 4.2 Baik / Tinggi

    5. >4.2 5.0 Sangat Baik /

    Sangat Tinggi

    Defiasi

    Linearitas

    Variabel

    Nilai F Signifikansi Keterangan

    Kinerja

    karyawandengan

    kepemimpina

    n

    tranformasion

    al

    0,627 0.890 Linear

    Kinerja

    karyawan

    dengan

    kecerdasan

    emosional

    1,182 0,316 Linear

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    24/38

    ble independent dan dependen dapat disimpulkan berdistribusi linear sehingga layak

    dilakukan analisis regresi linear.

    5.3.3 Hasil Uji Mutikolinieritas

    Untuk mendeteksi adanya mutikolinieritas dapat diketahui dari nilaiVariance Inflation Faktor

    (VIF). Apabila nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas. Sebaliknya apabila nilai VIF < 10

    maka tidak terjadi multikolinieritas (Aliman, 2002). Terlihat pada Tabel 5.19 bahwa nilai VIF

    semua variabel yang ada lebih kecil dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa modelregresi tidak terdapat multikolinieritas.Tabel 5.14 Uji Multikolinieritas Variance Inflation Faktor (VIF)

    5.5.4 Hasil Uji Homokedastisitas

    1egression Standardied +redicted 3alue20241egression Studentied1esidual42024Scatterplot#ependent 3ariable !inerja !aryawan

    Dari grafik di atas terlihat titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun

    di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

    regresi.Dengan demikian model regresi layak dipakai untuk memprediksi nilai Y

    berdasarkan masukan. dari nilai X.

    5.6 Analisis Regresi Linier Berganda

    Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi liniear berganda dilakukan beberapatahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

    melalui hubungan variabel Kepemimpinan Transformasional (X1), Kecerdasan Emosional

    (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y). Hasil regresi dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :Tabel 5.15 Hasil Analisis Regresi

    Sumber : Data Primer yang Diolah (2010)

    VARIABEL NILAI VIFKETERANGA

    N

    Kepemimpinan

    Transformasion

    al

    1,103 Tidak ada

    indikasi

    kolinieritas

    antar variabel

    penjelas

    Kecerdasan

    Emosional

    1,083 Tidak ada

    indikasi

    kolinieritas

    antar variabel

    penjelas

    Var

    Staandardi

    zed

    Coeficient

    (Beta)

    t hitung Sig. Ket

    3,167 0.002 Signifikan

    (X1) 0,416 3,953 0,000 Signifikan

    l (X2) 0,363 3,449 0,001 Signifikan

    R = 0,622

    Adjusted R Square = 0,367F hitung = 18,974

    F table = 3,15

    Sign. F = 0,001

    t tabel = 2,00

    = 0,05

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    25/38

    Keterangan : - Jumlah Data (observasi) = 63

    -Dependent variabel Y

    - Signifikan pada level 5%

    Setelah dilakukan pegujian model, maka langkah selanjutnya adalah dilakukan perhitungan

    korelasi untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam menjelaskan variasi nilai variabel

    independen. Hasil analisis korelasi yang diperoleh dari output regresi (lampiran)

    mengkorelasi tingkat keeratan hubungan antara variabel Kepemimpinan Transformasional

    (X1) dan Kecerdasan Emosional (X2) dengan Kinerja Karyawan (Y) yang diperoleh R sebesar

    0,622 artinya korelasi hubungan antara variabel Kepemimpinan Transformasional (X1) dan

    Kecerdasan Emosional (X2) dengan Kinerja Karyawan (Y) . Sedangkan nilai Adjusted R2=

    0,367. Angka ini menunjukkan besarnya kontribusi pengaruh varibel Kepemimpinan

    Transformasional (X1) dan Kecerdasan Emosional (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y)

    adalah sebesar 36,7% sedangkan sisanya yaitu 63,3% dijelaskan oleh variabel lain di luar

    persamaan model.

    Dengan memperhatikan angka angka pada Tabel di atas maka dapat disusun suatu

    persamaan regresi berganda sebagai berikut :

    Y = 0,416X1 + 0,363X2

    Di mana :

    X1 : Kepemimpinan Transformasional

    X2 : Kecerdasan Emosional

    Y : Kinerja Karyawan

    Berdasarkan persamaan tersebut dapat diinterpretasikan bahwa perubahan Kinerja

    Karyawan dipengaruhi oleh Kepememimpinan Transformasional dan Kecerdasan

    Emosional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika Kepemimpinan Transformasional (X1)

    meningkat maka Kinerja Karyawan (Y) juga meningkat dan jika Kecerdasan Emosional (X2)

    meningkat maka Kinerja Karyawan (Y) akan meningkat pula.

    5.7 Hasil Pengujian Hipotesis

    5.7.1 Pengujian Hipotesis Pertama

    Tabel 5.16 Pengujian Hipotesis Pertama

    Sumber : Data Primer yang Diolah (2010)

    Berdasarkan Tabel di atas untuk melihat pengaruh secara serentak dilakukan dengan Uji F di

    mana pada pengujian ini Haditerima dengan ditunjukkan besarnya Fhitungsebesar 18,974.

    Nilai Fhitungini lebih besar dari nilai Ftabel(18,974 > 3.15) atau signifikansi F ttabel(3,953 > 2,00) dan signifkan 0,000 < 0,05 maka dapat diambil keputusan

    u

    n

    t

    u

    k

    m

    en

    ol

    a

    k

    H

    0

    d

    a

    n

    m

    en

    er

    i

    m

    a

    H

    a

    at

    a

    u

    da

    p

    at

    di

    si

    m

    p

    ul

    k

    a

    nb

    a

    h

    w

    a

    k

    e

    p

    e

    berpengaruh

    secara

    signifikan

    terhadap

    KinerjaKaryawan

    =0,000

    ttabel =2,00

    2. Variabel

    Kecerdasan

    Emosional

    berpengaruh

    secara

    t =3,449

    Sig t =0,001

    ttabel =2,00

    Ho ditolak

    No

    Hipotesis

    Alternatif

    (Ha)

    Nilai Keterangan

    1. Variabel

    Kepemimpin

    an

    t =3,953

    Sig t

    Ho ditolak

    No Hipotesis

    Alternatif

    (Ha)

    Nilai Keterangan

    1. Terdapat

    pengaruh

    yang

    signifikan

    secara

    simultan

    antara

    Variabel

    Kepemimpi

    nan

    Transformas

    ional (X1)

    dan

    Kecerdasan

    Emosional

    F =

    18,974

    Sig F =

    0.000

    Ftabel =

    3,15

    Ho ditolak

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    26/38

    mimpinan tranformasional secara signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.

    b.Variabel Kecerdasan Emosional (X2)

    Variabel Kecerdasan Emosional memiliki nilai thitungsebesar 3,449 dengan signifikan 0,001

    sedangkan nilai ttabelpada taraf nyata 5% untuk df:62 adalah 2,00. Karena nilai thitung> ttabel

    (3,449 > 2,00) dan signifkan 0,001 < 0,05 maka dapat diambil keputusan untuk menolak H0

    dan menerima Ha

    atau dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional secara signifikanberpengaruh terhadap Kinerja Karyawan

    Kesimpulan yang dapat diambil berasarkan hasil pengujian hipotesis di atas adalah bahwa

    kepemimpinan transformasional dan kecerdasan emosional berpengaruh secara parsial

    terhadap kinerja karyawan dan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa hipotesis kedua

    diterima.

    5.7.3Pengujian Hipotesis Ketiga

    Uji hipotesa ketiga dilakukan untuk mengetahui variabel yang berpengaruh secara dominan.

    Nilai koefisien beta standardized paling besar menunjukkan variabel bebas yang

    berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan. Dari tabel 5.22 Koefsien Standardized

    Beta dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh dominan adalah kepemimpinan

    transformasional yang ditunjukkan dengan nilai koefisien beta terbesar yaitu 0.416 sehingga

    dapat disimpulkan bahwaa hipotesis ketiga diterima.

    5.8Pembahasan Hasil Penelitian

    5.8.1 Pengaruh Secara Simultan Variabel Kepemimpinan Tranformasional (X1) dan

    Kecerdasan Emosional (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y)

    Hasil penelitian di Proyek KEBB PT Petrokimia Gresik menunjukkan bahwa variabel

    kepemimpinan transformasional dan kecerdasan emosional secara simultan mempunyai

    pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan yang ditunjukkan dengan Fhitungsebesar

    18.974. Nilai Fhitunglebih besar dari Ftabel(18.974 > 3.15) atau Signifikansi F < 5% (0.000 < 0.05).

    Artinya apabila kepemimpinan transformasional dan kecerdasan emosional secara bersama

    sama meningkat akan meningkatkan kinerja karyawan pula. Sebaliknya, apabilakepemimpinan transformasional dan kecerdasan emosional secara bersama sama menurun

    akan menurun pula kinerja karyawan.

    Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian Bass dan Aviolo dalam Hickman (1998)

    dan kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Goleman (2000) yang menyatakan bahwa

    model kepemimpinan dan kecerdasan emosional secara empiric dan teoritis telah

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    27/38

    m

    e

    n

    u

    nj

    u

    kk

    a

    n

    b

    u

    kt

    i

    m

    e

    n

    du

    k

    u

    n

    g

    p

    e

    n

    c

    a

    pai

    a

    n

    ki

    n

    er

    ja

    k

    a

    r

    ya

    w

    a

    n

    se

    c

    ar

    a

    o

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    28/38

    ptimal.

    Hal tersebut membuktikan bahwa sebagai pemimpin selain memiliki kecerdasan intelektual

    diharapkan memiliki kecerdasan lain guna menunjang keberhasilan yaitu kecerdasan

    emosional. Adapun hubungan antara kepemimpinan (terlebih pada kepemimpinan

    transformasional) dengan kecerdasan emosional memiliki keterkaitan satu dengan yang lain.

    Dalam kepemimpinan transformasional oleh Bass dan Avolio dalam Hickman (1998)

    terdapat 4 dimensi yang dikenal denganFour Is(Idealised Influence, Intellectual Stimulation,Individualised Consideration,danInspirational Motivation) dan keempat dimensi tersebut

    merupakan gambaran emosi seseorang (Sivanathan dan Fekken, 2001). Hal ini didukung

    oleh penelitian yang dilakukan oleh Barling dkk, 2000 dalam Sivanathan dan Fekken, 2001 di

    mana dalam penelitiannya dikatakan bahwa para manager pabrik yang memiliki kecerdasan

    emosional yang tinggi menunjukkanidealized influence(pengaruh ideal), inspirational

    motivation(motivasi inspirasi) danindividualized consideration(pertimbangan individu) yang

    baik terhadap karyawan. Penelitian lain oleh Palmer dkk, 2001 dalam Sivanathan dan

    Fekken, 2001 menyatakan seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional yang baik

    memiliki motivasi inspirasi dan pertimbangan individu yang baik pula terhadap karyawan.

    Goleman dalam Hayward (2005) yang menyatakan bahwa seorang pemimpin yang memiliki

    kecerdasan emosional tinggi mencerminkan seorang pemimpin yang efektif. Ketika seorangpemimpin menggunakan kecerdasan emosionalnya dalam menjalankan tugas kesehariannya,

    dapat meningkatkan inovasi dan produktivitas di antara para karyawan. Dengan

    meningkatnya inovasi dan produktivitas tersebut menandakan meningkatnya kinerja

    karyawan pula dan hal ini memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan.

    Pada Proyek KEBB PT Petrokimia Gresik, permasalahan kepemimpinan merupakan

    tantangan tersendiri yang dihadapi Kepala Proyek di mana Kepala Proyek dituntut untuk

    memimpin, mengatur serta mengarahkan bawahannya selama proyek berlangsung. Secara

    struktural, pembentukan personil proyek mulai dari kepala proyek hingga staff merupakan

    orang orang pilihan yang dianggap mampu untuk bekerja dalam tekanan, juga mereka

    dituntut untuk mencapai hasil yang telah ditargetkan. Karenanya keberhasilan suatu proyek

    bukan hanya keberhasilan seorang kepala proyek saja namun juga keberhasilan seluruhteamproyek. Dalam hal ini, peran karakteristik responden berdasar masa kerja ikut

    mempengaruhi pula di mana sebagian besar karyawan memiliki masa kerja lebih dari 20

    tahun sehingga memudahkan bagi karyawan untuk mengenal pimpinan dengan baik.

    Karyawan dapat memahami apa yang diinginkan oleh pimpinan sebaliknya pimpinan dapat

    pula mengetahui kemampuan karyawannya. Apabila karyawan dan pimpinan telah

    mengena cukup lama maka mereka akan saling mengetahui banyak karakter dan pribadi

    masing masing sehingga akan tercipta kesolidan dalam team proyek tersebut.

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    29/38

    Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa aspek kepemimpinan kepala Proyek KEBB PT

    Petrokimia Gresik yang mewujud dalamFour Isdalam memahami dan mengelola emosinya

    dan juga emosi bawahannya merupakan kunci kerberhasilan kinerja seluruhteam work.

    Kemampuan kepala Proyek KEBB PT Petrokimia Gresik dalam meningkatkan kinerja

    karyawan merupakan proses menuju keberhasilan proyek. Dalam peningkatan kinerja

    karyawan, kepala proyek dapat menunjukkan aspek kepemimpinan seperti perilaku

    karismatik dengan demikian karyawan memiliki rasa hormat dan merasa percaya terhadapkepala proyek. Selain itu cara-cara kepala proyek mendelegasikan tugas tugas kepada

    bawahannya dengan tujuan merangsang atau mendorong proses pembelajaran bagi

    bawahannya. Bagi karyawan dengan tingginya beban kerja yang dihadapi, kemampuan

    kepala proyek memberikan perhatian secara personal pada semua individu dapat

    meningkatkan kinerja karyawan. Secara eksternal, guna mengatasi tantangan terhadap

    tingginya persaingan, pertumbuhan yang sangat cepat baik dari segi teknologi dan regulasi,

    kepala proyek dituntut untuk bersikap kreatif dalam mengembangkan ide ide yang inovatif

    sehingga hal tersebut dapat menginspirasi karyawannya untuk berbuat serupa juga

    merupakan penunjang peningkatan kinerja karyawan. Dalam budaya paternalistik ada

    kecenderungan karyawan akan meniru pola prilaku pemimpinya. Apabila kepala proyek

    memiliki kepemimpinan yang baik serta kecerdasan emosi yang baik maka karyawan akanmengikuti dan meniru pola prilaku pimpinan dalam bekerja dan akan berperilaku dengan

    baik pula. Dengan demikian maka kinerja karyawan akan meningkat pula.

    5.8.2 Pengaruh Secara Parsial Variabel Kepemimpinan Tranformasional (X1) dan

    Kecerdasan Emosional (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y)

    Indikator kepemimpinan transformasional yang digunakan dalam penelitian ini merujuk

    pada 4 dimensi dalam kepemimpinan transformasional yang dikenal dengan Four Isyaitu

    Pengaruh Ideal / Kharisma, Rangsangan Intelektual, Pertimbangan Individu, dan Inspirasi

    Motivasi (Bass dan Avolio dalam Hickman, 1998). Berdasarkan hasil penelitian terhadap

    kepemimpinan transformasional terdapat nilai rata rata terbesar yang ditunjukkan oleh

    indikator pengaruh ideal / kharisma. Hal ini berarti bahwa responden yang merupakankaryawan tetap Proyek KEBB PT Petrokimia Gresik sangat terinspirasi dan termotivasi

    dengan pimpinan mereka yang memiliki karisma tersendiri. Dalam hal ini, pemimpin

    mampu memberikan kesan pada karyawan selaku bawahannya bahwa ia mampu

    mengemban tugas dengan baik serta menumbuhkan sikap hormat dan kepercayaan pada

    para bawahannya. Hal ini didukung oleh jawaban responden dalam kuesioner bahwa

    mereka setuju dengan pemimpin mereka yang memiliki keahlian dalam menjalankan tugas.

    Di sisi lain, nilai rata rata terkecil dalam variabel kepemimpinan tranformasional

    ditunjukkan oleh indikator pertimbangan individu. Namun demikian, hal tersebut bukan

    b

    er

    ar

    ti

    p

    e

    mi

    m

    pi

    n

    ti

    d

    a

    k

    m

    e

    mb

    er

    ik

    a

    n

    p

    er

    h

    at

    ia

    n

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    30/38

    secara khusus terhadap karyawan tetapisecara umum pemimpin lebihmengutamakan kepentingan perusahaan.asil penelitian menunjukan bahwa"ariabel !epemimpinan 6ransormasionalmemiliki nilai thitung sebesar 4,754 dengansignifkan 0,000 sedangkan nilai ttabelpadatara nyata 58 untuk d-2 adalah 2,00.!arena nilai thitung9 ttabel (4,754 9 2,00)dan signikan 0,000 : 0,05 maka dapatdiambil keputusan untuk menolak 0danmenerima atau dapat disimpulkanbahwa kepemimpinan tranormasionalsecara signifkan berpengaruh terhadapkinerja karyawan. al ini menunjukanbahwa kepemimpinan transormasional dimana pemimpin memoti"asi anggotanyadan muncul ketika pemimpin mampumemperluas dan meningkatkan perhatianterhadap karyawan, membangkitkankesadaran terhadap tujuan atau misikelompok serta mampu mengajakkaryawan melihat jauh ke depan melebihikepentingan pribadi demi kebaikankelompok.asil dari penelitian ini membutikanbahwa dimensidimensi pemimpin yangmengaplikasikan model kepemimpinantransormasional dapat memoti"asikaryawan dalam mencapai tujuan.+emimpin transormasional mengarahkanpengikutnya ke nilai moral yang baik,dapat mengarahkan pengikutnya untukdapat berkomitmen pada nilai % nilaiorganisasi, dapat menghargaipengikutnya, mendorong pengikutnyabersikap kreati dan menginspirasipengikutnya untuk mencapai tujuan.!arenanya, seorang pemimpin harusdapat meramalkan masa depan suatuorganisasi, mengarahkan karyawan untukdapat berkomitmen dan mencapai tujuanorganisasi.*o"ey (2005) berpendapat bahwaseorang pemimpin harus mempunyaiprinsipprinsip yang dianggap benardalam menentukan arah

    kepemimpinannya. #alam bukunya 'abits o ighly $;ecti"e +eople,dijabarkan megenai ' kebiasaanpembangun kemenangan merupakanesensi perwujudan dari upaya seseoranguntuk menjadi seseorang yang seimbang,utuh, dan kuat, serta menciptakansebuah tim yang saling melengkapiberdasarkan rasa saling menghormati.al ini merupakan prinsipprinsip darikarakter pribadi. +ada karakter ke'

    memberi pola pikir dan perangkatkeahlian untuk secara terus menerusmenggali potensi yang ada di dalam dirimanusia melalui semua peran dalam +eran !epemimpinan, salah satunyaadalah keteladanan atau panutan.

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    31/38

    6idak dapat dipungkiri bahwa salah satuaktor yang mempengaruhi kinerjakaryawan adalah kepemimpinan karenapemimpin suatu organisasi dapatmenentukan berhasil tidaknya tujuanorganisasi secara keseluruhan. +ada+royek !$== +6 +etrokimia >resik dalamupaya meningkatkan peran karyawan,maka pelaksanaan prinsipprinsipkomunikasi perlu lebih ditingkatkan dangaya kepemimpinan diperhatikan.ubungan yang harmonis antarakaryawan dan pimpinan merupakan suatumasalah yang perlu diperhatikan. ?garhubungan antara karyawan dan pimpinantersebut dapat berjalan dengan baikmaka keeektian peran pemimpinsangatlah diperlukan. !epemimpinankepala +royek !$== +6 +etrokimia >resikyang bersiat !epemimpinantransormasional merupakan salah satudiantara sekian model kepemimpinanyang oleh =ass dan ?"iolo dalamickman (77') mengistilahkankepemimpinan transormasional sebagai

    Four Isyang meliputiPengaruh Ideal (Idealised

    Influence), Rangsangan Intelektual (Intelectual

    Stimulation), Pertimbangan Individu

    (Individualised Consideration),dan Motivasi

    Inspirasi (Inspirational Motivation). Pendekatan

    kepemimpinan kepala proyek secara essensial

    menekankan untuk menjunjung tinggi atau

    menghargai tujuan individu bawahanberpengaruh pada kinerja karyawannya.

    Selain itu hasil penelitian ini juga sependapat

    dengan yang dikemukakan oleh Dimma (1989)

    menyatakan bahwa tidak dapat dipungkiri

    kepemimpinan merupakan faktor penentu

    keberhasilan kinerja karyawan di mana dengan

    meningkatnya kinerja karyawan dapat

    menunjang kinerja perusahaan yang berlomba

    lomba bersaing dengan perusahaan lain. Hal

    ini dapat dikatakan bahwa faktor yang

    mempengaruhi kinerja karyawan dalam suatuorganisasi adalah penerapan kepemimpinan

    yang digunakan oleh seorang pemimpin.

    Kecerdasan emosi dewasa ini dipandang

    sebagai hal yang mendasar untuk bertahan di

    lingkungan kerja dan merupakan kemampuan

    utama dalam kepemimpinan dan manajerial.

    Hasil dari penelitian menunjukan bahwa

    sebagai seorang pemimpin paling tidak pada

    tingkat / level manager membutuhkan seorang

    pemimpin yang tidak hanya memiliki

    kecerdasan intelektual yang tinggi saja namun

    disertakan kecerdasan emosional.

    Hasil dari penelitian untuk variabel

    kecerdasan Emosional memiliki nilai thitung

    sebesar 3,449 dengan signifikan 0,001

    sedangkan nilai ttabelpada taraf nyata 5% untukdf:62 adalah 2,00. Karena nilai thitung> ttabel

    (3,449 > 2,00) dan signifkan 0,001 < 0,05 maka

    dapat diambil keputusan untuk menolak H0

    dan menerima H1atau dapat disimpulkan

    bahwa kecerdasan emosional secara signifikan

    berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.

    Model Kecerdasan Emosional dalam penelitian

    ini dinyatakan adanya 5 indikator yang

    mempengaruhi kecerdasan emosional yaitu :

    Kesadaran Diri(Self Awareness), Pengaturan

    Diri(Self Regulation),Motivasi Diri(SelfMotivation),Kesadaran Sosial(Social

    Awareness), danKetrampilan Sosial(Social

    Skill).

    Hasil dari penelitian ini sejalan dengan

    pendapat George dalam Hayward (2005)

    menyatakan bahwa kecerdasan emosional

    memegang peran yang penting dalam

    kepemimpinan yang efektif dan bertujuan

  • 5/19/2018 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Proyek Konversi Energi Batu

    32/38

    untuk memahami serta memanagemooddan

    emosi seseorang dan orang lain. Ketika

    kecerdasan emosional muncul diharapkan akan

    meningkatkan kerjasama yang baik dengan

    karyawan, motivasi, produktivitas dan

    keuntungan.

    Salah satu faktor yang penting bagipeningkatan kinerja karyawan KEBB PT

    Petrokimia Gresik yaitu kecerdasan emosional

    pimpinan. Dilihat dari posisinya, semakin

    senior posisi seorang pimpinan semakin

    membutuhkan kecerdasan emosionalnya. Hal

    ini wajar karena salah satu tugas penting

    seorang pimpinan adalah mengkoordinasi

    orang atau bawahan dalam mencapai visi dan

    tujuan bisnis tertentu. Pada paradigma lama,

    anggapan bahwa kecerdasan intelektual

    sebagai satu-satunya tolok ukur kecerdasansering dijadikan parameter keberhasilan dan

    kesuksesan kinerja seseorang namun lambat

    laun paradigma tersebut berubah karena dalam

    kenyataan tidak semua persoalan dapat

    dipecahkan dengan hanya mengandalkan

    kecerdasan intelektual saja. Kecerdasan

    emosional pimpinan proyek yang yang

    berwujud pengetahuan tentang temperamen,

    mengatur suasana hati, mengenali perasaan

    orang lain, mengontrol emosi dan sebagainya

    sangat berpengaruh terhadap kinerja. Dalamhal ini dapat terlihat dari karakteristik

    responden berdasarkan usia di mana sebagian

    besar karyawan berusia di atas 51 tahun yang

    menunjukkan kematangan dan kestabilan

    karyawan. Namun demikian perlu mendapat

    perhatian khusus dari seorang pemimpin

    bahwa menghadapi karyawan dengan usia

    tersebut serta jenjang pendidikan yang sebagia

    besar hanya pada tingkat SLTA bukanlah

    mudah karena dengan kondisi demikian

    terkadang membuat mudah tersinggungseseorang karenanya kemampuan pemimpin

    dalam mengelola dan mengontrol emosi baik

    diri sendiri maupun karyawan sangatlah

    diperlukan.

    Secara sederhana, kecerdasan emosional

    pimpinan proyek berbentuk kemampuan

    memproses informasi dan memecahkan

    masalah. Selain itu kecerdasan emosi kepala

    proyek juga merujuk kepada kemampuan

    mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan

    orang lain, kemampuan memotivasi diri

    sendiri dan kemampuan mengelola emosi

    dengan baik pada diri sendiri dan dalam

    hubungannya dengan orang lain. Kemapuan

    kepala proyek yang baik dalam mengelola

    emosinya berpengaruh terhadap tingkatkeberhasilan kinerja karyawanya. Adapun,

    bentuk aplikasi kecerdasan emosional dalam

    bekerja yaitu : pembuatan keputusan,

    kepemimpinan, terobosan teknis dan strategis,

    komunikasi yang