pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

Upload: dewa-gumay

Post on 02-Jun-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    1/127

    PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECERMATAN

    PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK

    TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADAINSPEKTORAT PROVINSI

    SUMATERA UTARA

    T E S I S

    Oleh

    HASLINDA LUBIS

    077017014/Akt

    SE

    K O L AH

    PASCASARJ

    AN

    A

    SEKOLAH PASCASARJANA

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    M E D A N

    2009

    Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode EtikTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009USU Repository 2008

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    2/127

    PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECERMATAN

    PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK

    TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADAINSPEKTORAT PROVINSI

    SUMATERA UTARA

    T E S I S

    Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu

    Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

    Oleh

    HASLINDA LUBIS

    077017014/Akt

    SEKOLAH PASCASARJANA

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2009

    Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode EtikTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009USU Repository 2008

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    3/127

    Judul Tesis : PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI,

    KECAKAPAN PROFESIONAL, DAN KEPATUHAN

    PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITASAUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI

    SUMATERA UTARA

    Nama Mahasiswa : Haslinda Lubis

    Nomor Pokok : 077 017 014

    Program Studi : Akuntansi

    Menyetujui

    Komisi Pembimbing

    (Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak)

    Ketua Anggota

    Ketua Program Studi, Direktur

    (Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B,MSc)

    Tanggal lulus : 30 Maret 2009

    Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode EtikTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009USU Repository 2008

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    4/127

    Telah diuji pada

    Tanggal : 30 Maret 2009

    PANITIA PENGUJI TESIS

    Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak.

    Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak.

    2. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak.

    3. Drs. Rasdianto, MA, Ak.

    4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak.

    Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode EtikTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009USU Repository 2008

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    5/127

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :

    Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecakapan Profesional dan Kepatuhan pada Kode Etik

    terhadap Kualitas Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.

    Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun

    sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara

    benar dan jelas.

    Medan, April 2009

    Yang Membuat Pernyataan :

    (Haslinda Lubis)

    Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode EtikTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009USU Repository 2008

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    6/127

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan mendapatkan

    bukti empiris tentang pengaruh keahlian, independensi, kecermatan profesional dankepatuhan pada kode etik terhadap kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi

    Sumatera Utara. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan

    secara berjenjang mulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi sampai dengan tingkatPusat.

    Variabel independen dalam penelitian ini adalah keahlian, independensi,

    kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik. Untuk variabel dependendalam penelitian ini adalah kualitas auditor. Data dalam penelitian ini merupakan data

    primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner secara langsung kepada seluruhauditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.

    Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linierberganda, analisis ini didasarkan pada data dari 73 responden yang penelitiannya

    melalui kuesioner.

    Hasil penelitian ini menunjukkan keahlian, independensi, kecermatanprofesional dan kepatuhan pada kode etik secara simultan berpengaruh signifikan

    terhadap kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Secara parsial

    keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etikberpengaruh secara signifikan terhadap kualitas auditor, tetapi yang memiliki

    pengaruh terbesar terhadap kualitas auditor adalah independensi.

    Kata Kunci : Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional dan Kepatuhan

    pada Kode Etik, dan Kualitas Auditor.

    Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode EtikTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009USU Repository 2008

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    7/127

    ABSTRACT

    This research is aimed to identify, analyze, and obtain the empirical data in

    relation to the effect of proficiency, independency, due professional care, and act

    upon code of ethics for the auditors quality in the Inspectorate of North Sumatera

    Province. The supervising of local government implementation is performed

    gradually initiate from regency/city, Province until to the center levels.

    The independent variables in this research are proficiency, independency, due

    professional care, and act upon code of ethics. The dependent variable, on the other

    hand, in this research is the auditors quality. Data of this research is primer data

    obtained from questionnaires circulated to all auditors in Inspectorate of North

    Sumatera Province directly.Analysis model that used is multiple linear regression, these analysis based on

    valid questionnaires taken from 73 respondents.

    These research outcomes represent the proficiency, independency, due

    professional care, and act upon code of ethics that have significant impacts to the

    quality of auditors in Inspectorate of North Sumatera Province simultaneously.

    Partially, the proficiency, independency, due professional care, and act upon code of

    ethics are have significant impacts to the quality of auditors in Inspectorate of North

    Sumatera Province ; however, the independency has the bigger impact to the

    auditors quality than others.

    Keywords : Proficiency, Independency, Due Professional Care, Act Upon Code of

    Ethics and Auditors quality.

    Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode EtikTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009USU Repository 2008

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    8/127

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahi Rabbil Alamin

    Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan

    limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat merampungkan

    studi dan menyelesaikan tesis ini dengan judul Pengaruh Keahlian,

    Independensi, Kecakapan Profesional dan Kepatuhan pada Kode Etik terhadap

    Kualitas Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu

    persyaratan menyelesaikan studi pada Sekolah Pascasarjana Program Studi

    Ilmu Akuntansi pada Universitas Sumatera Utara.

    Dalam menyelesaikan penulisan ini, segala upaya maksimal telah

    penulis berikan untuk mendapatkan hasil yang terbaik agar kelak dapat

    bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukan. Oleh sebab itu dalam

    kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya

    kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, usaha, bimbingan,

    serta dorongan moral serta spiritual, sehingga tesis ini dapat diselesaikan

    dengan baik dan tepat waktu kepada :

    1. Bapak Prof. Chairuddin, P. Lubis, DTM&H, Sp. A(K), selaku Rektor

    Universitas Sumatera Utara.

    2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur Sekolah

    Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

    3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program

    Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

    sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak membantu

    dan mengarahkan, membimbing serta memberikan saran kepada penulis

    dalam penyusunan tesis ini.

    Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode EtikTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009USU Repository 2008

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    9/127

    4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing

    Kedua yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran secara sabar dan

    penuh kasih sayang untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan

    saran-saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.

    5. Bapak Hasan Sakti Siregar, Msi, Ak, Bapak Drs. Rasdianto MA, Ak, dan

    Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding yang

    telah banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan tesis ini.

    6. Seluruh dosen yang telah menyumbangkan ilmunya yang tidak mungkin

    penulis sebutkan satu persatu selama penulis mengikuti perkuliahan.

    7. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Ayahanda Hasanuddin Lubis dan

    Ibunda Rosma Nasution, yang telah memberikan dukungan, doa, cinta, dan

    kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis.

    8. Suamiku tercinta Khozali Mari Manurung S.Ag, yang juga telah

    memberikan dukungan, doa, cinta, dan kasih sayang yang tiada hentinya

    kepada penulis.

    9. Yang tersayang anak-anakku (Sayid Hafiz Parlindungan Manurung,

    Muqaffi Arrazy Manurung dan Faatih Mundzir Aulia Manurung) yang

    telah memberikan semangat dan pengertiannya, semoga menjadi anak-anak

    yang sholeh, dan rajin belajar agar tercapai cita-citanya.

    10.Saudaraku, Abangda Drs. Herizal Lubis, dan Adinda Irwansyah Lubis yang

    selalu memberikan dukungan moral dan spiritual sehingga penulis dapat

    menyelesaikan program Pascasarjana ini.

    11.Kepada uak dan tanteku, Asmah Nasution, Dra, Hj. Deliana Nasution dan

    Masnun Nasution, yang telah memberikan perhatiannya selama ini kepada

    penulis.

    12.Bapak H. Nurdin Lubis, SH, MM, selaku Inspektur Provinsi Sumatera

    Utara yang telah banyak mensupport dan memberikan izin untuk

    melaksanakan tugas belajar di Sekolah Pascasarjana USU.

    Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode EtikTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009USU Repository 2008

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    10/127

    13.Rekan-rekan kerja di Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang telah

    mendukung penulis dan bersedia memberikan waktunya untuk pengisian

    kuesioner dalam penelitian ini.

    14.Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan dan saran-saran

    yang berarti bagi penulis.

    Akhirnya semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan hidayah-

    NYA, serta memberikan kemudahan bagi kita semua dalam melaksanakan

    kebaikan dan amal sholeh. Amin.

    Medan, April 2009

    Penulis,

    Haslinda Lubis

    Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode EtikTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009USU Repository 2008

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    11/127

    RIWAYAT HIDUP

    1. Nama : Haslinda Lubis

    2. Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 22 September 1972

    3. Agama : Islam

    4. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

    5. Suami : Khozali Mari Manurung, S.Ag

    6. Anak-anak : 1. Sayid Hafiz Parlindungan Manurung

    2. Muqaffi Arrazy Manurung

    3. Faatih Mundzir Aulia Manurung

    7. Orang Tua

    a. Ayah : Hasanuddin Lubis

    b. Ibu : Rosma Nasution

    8. Alamat : Jl. Puyuh XI No. 219 Perumnas Mandala Medan

    9. Pendidikan

    a. SD : SD Inpres Medan, Lulus Tahun 1985

    b. SMP : SMP Negeri 25 Medan, Lulus Tahun 1988

    c. SMA : SMA Swasta Tunas Kartika-1 Medan,

    Lulus Tahun 1991

    d. S1 : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMSU-

    Jurusan Administrasi Negara, Lulus Tahun 2001.

    Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode EtikTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009USU Repository 2008

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    12/127

    DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK ................................................................................................. i

    ABSTRACT ............................................................................................... ii

    KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

    RIWAYAT HIDUP ................................................................................... vi

    DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

    DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xii

    DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xiii

    BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang Penelitian .............................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 9

    1.3 Tujuan Penelitian ........................................................... 10

    1.4 Manfaat Penelitian ......................................................... 10

    1.5 Originalitas Penelitian.................................................... 11

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 12

    2.1 Landasan Teori............................................................... 12

    2.1.1 Kualitas Auditor ................................................... 12

    2.1.2 Keahlian ............................................................... 14

    2.1.3 Independensi ........................................................ 17

    2.1.4 Kecermatan Profesional ........................................ 19

    2.1.5 Kepatuhan pada Kode Etik .................................. 20

    2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ...................................... 21

    Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode EtikTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009USU Repository 2008

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    13/127

    BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ........................... 26

    3.1 Kerangka Konseptual .................................................... 26

    3.2 Hipotesis Penelitian ....................................................... 28

    BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................ 29

    4.1 Jenis Penelitian .............................................................. 29

    4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................... 29

    4.3 Populasi dan Sampel ........................................................ 30

    4.4 Metode Pengumpulan Data ............................................ 31

    4.5 Instrumen Penelitian......................................................... 32

    4.6 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel... 32

    4.7 Model dan Teknik Analisis Data ....................................... 36

    4.7.1 Model Analisis Data ................................................ 36

    4.7.2 Teknik Analisis Data ............................................... 37

    4.7.3 Uji Kualitas Data .................................................... 38

    4.7.4 Uji Asumsi Klasik .................................................. 39

    4.7.5 Statistik Deskriptif .................................................. 41

    4.7.6 Uji Hipotesis ........................................................... 42

    BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................. 45

    5.1 Deskripsi Data ............................................................... 45

    5.1.1 Deskripsi Lokasi .................................................. 45

    5.1.2 Karakteristik Responden ..................................... 46

    5.2 Hasil Analisis Data ........................................................ 48

    5.2.1 Uji Kualitas Data .................................................. 48

    5.2.1.1 Uji Validitas ............................................. 48

    5.2.1.2 Uji Reliabilitas .......................................... 51

    5.2.2 Uji Asumsi Klasik ................................................ 52

    5.2.2.1 Uji Normalitas Data ................................. 52

    5.2.2.2 Uji Multikolinearitas ................................ 54

    5.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ............................ 55

    Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode EtikTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009USU Repository 2008

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    14/127

    5.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian................. 56

    5.2.3.1 Variabel Keahlian (X1) .............................. 56

    5.2.3.2 Variabel Independensi (X2) ....................... 58

    5.2.3.3 Variabel Kecermatan Profesional (X3) ...... 59

    5.2.3.4 Variabel Kepatuhan Pada Kode Etik (X4) . 60

    5.2.3.5 Variabel Kualitas Auditor (Y) ................... 61

    5.3. Pengujian Hipotesis........................................................ 62

    5.3.1 Pengujian Hipotesis dengan Uji F......................... 62

    5.3.2 Pengujian Hipotesis dengan Uji t.......................... 63

    5.4. Hasil Persamaan Regresi................................................ 65

    5.4.1 Analisis Koefisien Determinasi (R2) .................... 66

    5.5 Pembahasan Hasil Penelitian ......................................... 67

    5.5.1 Pengaruh Keahlian Terhadap Kualitas Auditor .... 69

    5.5.2 Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas

    Auditor .................................................................. 69

    5.5.3 Pengaruh Kecermatan Profesional Terhadap

    Kualitas Auditor .................................................... 70

    5.5.4 Pengaruh Kepatuhan Kode Etik pada Kualitas

    Auditor .................................................................. 70

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 72

    6.1 Kesimpulan ....................................................................... 72

    6.2 Keterbatasan Penelitian..................................................... 73

    6.3 S a r a n ............................................................................ 73

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 75

    Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode EtikTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009USU Repository 2008

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    15/127

    DAFTAR TABEL

    Nomor Judul Halaman

    2.1. Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu ................................................ 24

    4.1. Defenisi Operasional Variabel ........................................................ 35

    5.1. Pengumpulan Data ........................................................................... 45

    5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 46

    5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja.......................... 46

    5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur................................... 47

    5.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan............. 47

    5.6. Uji Validitas Variabel Penelitian ..................................................... 49

    5.7. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian.................................................. 51

    5.8. Uji Multikolinieritas......................................................................... 54

    5.9. Deskripsi Variabel Keahlian (X1)..................................................... 56

    5.10. Deskripsi Variabel Independensi (X2).............................................. 58

    5.11. Deskripsi Variabel Kecermatan Profesional (X3)............................. 59

    5.12. Deskripsi Variabel Kepatuhan pada Kode Etik (X4) ........................ 60

    5.13. Deskripsi Variabel Kualitas Auditor (Y) .......................................... 61

    5.14. Hasil Uji F........................................................................................ 62

    5.15. Nilaithitung .................................................................................... 64

    5.16. Hasil Analisis Koefisien Determinasi ............................................. 67

    Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode EtikTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009USU Repository 2008

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    16/127

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Judul Halaman

    3.1. Kerangka Konseptual ....................................................................... 26

    5.1. Grafik Uji Normalitas ...................................................................... 53

    5.2. Grafik Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 55

    Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode EtikTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009USU Repository 2008

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    17/127

    DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Judul Halaman

    I Kuesioner Penelitian ....................................................................... 78

    II Data Hasil Penelitian Pada Inpektorat Provinsi Sumatera Utara ..... 82

    III Frekuensi Jawaban Responden ........................................................ 88

    IV Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen ......................................... 97

    V Regression ........................................................................................ 105

    VI Waktu Penelitian .............................................................................. 111

    VII Tabel t dan r Product Moment dengan signifikan 5%...................... 112

    Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode EtikTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009USU Repository 2008

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    18/127

    Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode EtikTerhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009USU Repository 2008

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penelitian

    Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.

    Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat

    Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagaimana yang tercantum dalam diktum

    kedua menegaskan bahwa standar audit APIP wajib dipergunakan sebagai acuan bagi

    seluruh APIP untuk melaksanakan audit sesuai dengan mandat audit masing-masing,

    dalam rangka peningkatan kualitas auditor pada saat melakukan pemeriksaan.

    Menurut peraturan Menpan tersebut kualitas auditor dipengaruhi oleh :

    1. Keahlian, menyatakan bahwa auditor harus mempunyai pengetahuan,

    keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan

    tanggungjawabnya dengan kriterianya auditor harus mempunyai tingkat

    pendidikann formal minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara, memiliki

    kompetensi teknis dibidang auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan

    komunikasi dan telah mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA)

    dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing

    professional education).

    2. Independensi, menyatakan bahwa auditor APIP harus objektif dalam pelaksanaan

    tugasnya dengan kriterianya auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak

    bias serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    19/127

    3. dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya, jika independensi atau objektifitas

    terganggu, baik secara faktual maupun penampilan, maka gangguan tersebut

    harus dilaporkan kepada pimpinan APIP.

    4. Kecermatan profesional, menyatakan bahwa auditor harus menggunakan

    keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care) dan

    seecara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan, dengan kriterianya

    menentukan formulasi tujuan audit (KKP), penentuan ruang lingkup audit,

    termasuk evaluasi resiko audit, pemilihan pengujian dan hasilnya, pemilihan

    jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan audit, dan

    lain-lain.

    5. Kepatuhan pada kode etik, menyatakan bahwa auditor wajib mematuhi kode etik

    yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit APIP, dengan

    kriterianya kode etik pejabat pengawas pemerintah/auditor dengan rekan

    sekerjanya, auditor dengan atasannya, auditor dengan objek pemeriksanya, dan

    auditor dengan masyarakat.

    DeAngelo (1981) mendefinisikan kualitas auditor sebagai probabilitas bahwa

    auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien

    (dalam Deis dan Giroux, 1992). Deis dan Giroux (1992) menjelaskan bahwa

    probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada independensi auditor.

    Penelitian mereka bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

    auditor, yaitu dari faktor kemampuan teknis atau keahlian (expertise) dan faktor

    independensi auditor.

    12

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    20/127

    13

    Kualitas auditor menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

    Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 adalah auditor yang

    melaksanakan tupoksi dengan efektif, dengan cara mempersiapkan kertas kerja

    pemeriksaan, melaksanakan perencanaan, koordinasi dan penilaian efektifitas tindak

    lanjut audit, serta konsistensi laporan audit. Hogan (1997) menunjukkan bahwa

    kantor akuntan besar dapat memberikan kualitas auditor yang baik yaitu dengan

    mengurangi terjadinya underpricing pada saat perusahaan melakukan penawaran

    perdana (initial public stock offering, IPO). Hal ini disebabkan atestesi yang

    dilakukan auditor yang berkualitas baik akan mengurangi asimetri informasi yang

    semakin besar dibandingkan auditor yang berkualitas rendah.

    Dopuch dan Simunic (1980) dan DeAngelo (1981) dalam Komalasari (2003)

    berargumentasi bahwa ukuran auditor berhubungan positif dengan kualitas auditor.

    Economies of scale KAP yang besar akan memberikan insentif yang kuat untuk

    mematuhi aturan SEC sebagai cara pengembangan dan pemasaran keahlian KAP

    tersebut. KAP diklasifikasikan menjadi dua yaitu kantor akuntan publik yang

    berafiliasi dengan KAP Big Five, dan kantor akuntan publik lainnya. Auditor

    beroperasi dalam lingkungan yang berubah, ketika biaya keagenan tinggi, manajemen

    mungkin berkeinginan pada kualitas audit yang lebih tinggi untuk menambah

    kredibilitas laporan, hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya pemonitoran.

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    21/127

    14

    Sarundajang (2004) mengatakan kondisi Sumber Daya Manusia (SDM)

    pengawasan saat ini masih memprihatinkan. Khususnya pada Bawasda kabupaten dan

    kota. Pada masa lalu (Itwil Prop/Kab/Kota) merupakan tempat pembinaan aparat-

    aparat yang bermasalah. Berdasarkan hasil survey ADB tahun 2003 bahwa tenaga

    auditor yang berlatar belakang pendidikan akuntansi di Bawasda sedikit sekali

    (kurang dari 1 %). Sementara Bawasda juga melakukan pemeriksaan terhadap

    laporan keuangan di daerah dan hasilnya belum memenuhi prinsip akuntansi. Untuk

    mengatasi hal ini tentu ada program peningkatan sumber daya manusia dibidang

    akuntansi dan diperlukan rekrutmen tenaga baru untuk dijadikan auditor.

    Independensi auditor dalam melakukan pemeriksaan akan mempengaruhi

    kualitas hasil pemeriksaan. Menurut Harahap (1991), auditor harus bebas dari

    kepentingan terhadap perusahaan dan laporan keuangan yang dibuatnya. Sejalan

    dengan peraturan Menpan tersebut, berdasarkan peraturan BPK No. 1 tahun 2007

    tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara diatur mengenai standar umum

    pemeriksaan yaitu :

    1. Persyaratan kemampuan/keahlian

    2. Independensi

    3. Penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan seksama.

    Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang

    dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit,

    untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektifitas, efisiensi, dan

    keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah. Sedangkan

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    22/127

    15

    auditor adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mempunyai jabatan fungsional

    auditor dan/atau pihak lain yang diberi tugas, wewenang, tanggung jawab dan hak

    secara penuh oleh pejabat yang berwenang melaksanakan pengawasan pada instansi

    pemerintah untuk dan atas nama Aparat Pengawasan Internal Pemerintah.

    Menurut Elim (2006) peran auditor internal adalah :

    1. Terlibat dalam pengelolaan risiko membantu manajemen

    2. Berperan sebagai pihak yang melaksanakan control self assessment atas

    pengendalian manajemen.

    3. Melakukan audit berbasis resiko.

    Penelitian mengenai pengalaman/keahlian telah dilakukan Abdomohammadi

    (1991) yang menyatakan pengalaman mungkin penting bagi keputusan yang

    kompleks, tetapi tidak untuk keputusan yang sifatnya rutin dan terstruktur.

    Penelitian yang dilakukan oleh Alia (2001) menyatakan ternyata pengalaman

    tidak berpengaruh terhadap keahlian auditor, sehingga pengalaman tidak berpengaruh

    pula terhadap kualitas auditor. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

    Hendro dan Aida (2006) yang menyatakan profesionalisme yang tinggi akan

    membuat kebebasan auditor semakin terjamin. Choo dan Trotman (1991) menyatakan

    auditor yang berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum

    (atypical) dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman. Sejalan dengan

    paradigma pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di era otonomi

    daerah, telah mengalami perubahan yang sangat signifikan terutama di era UU No. 22

    tahun 1999 telah menimbulkan kondisi yang stagnan dalam pelaksanaan fungsi

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    23/127

    16

    pengawasan secara berjenjang dengan adanya pemahanan otonomi pada

    Kabupaten/Kota yang beragam sehingga berdampak pada lahirnya pemahaman

    bahwa pengawasan juga berotonomi. Kondisi ini mengakibatkan sulitnya informasi

    hasil pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah khususnya dilingkungan

    internal pemerintah, sehingga kebijakan nasional yang ditetapkan kurang mendapat

    masukan dari aspek pengawasan.

    Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 800/1060/2004

    tanggal 31 Maret 2004, Inspektorat Provinsi Sumatera Utara telah mengangkat para

    auditor untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan perannya dibawah

    pembinaan BPKP melalui beberapa pelatihan dan pendidikan yang

    berkesinambungan secara terus-menerus, berdasarkan kecakapan dan kompetensinya

    untuk melaksanakan tugas rutin pemeriksaan secara komprehensif pada seluruh

    Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada pada Provinsi, Kabupaten dan

    Kota.

    Independensi dalam fakta yang diperoleh (independence in fact) adalah

    independensi nyata yang diperoleh dan dipertahankan oleh auditor dalam seluruh

    rangkaian kegiatan audit, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai tahap

    pelaporan. Independensi dalam kenyataan akan ada apabila pada kenyataannya

    auditor mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan

    auditnya.

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    24/127

    17

    Independensi dalam penampilan (independence in appearance) atau

    independensi profesi adalah independensi yang ditinjau menurut citra (image) auditor

    dari pandangan publik atau masyarakat umum terhadap auditor yang bertugas.

    Independensi ini adalah hasil interpretasi dari pihak lain mengenai independensi.

    Penelitian mengenai independensi telah banyak dilakukan, diantaranya oleh

    Fogarty (1996), Pany dan Reckers (1980), Supriyono (1988). Banyaknya penelitian

    mengenai independensi menunjukkan bahwa faktor independensi merupakan faktor

    penting dalam menghasilkan kualitas hasil pemeriksaan yang baik. Penelitian tersebut

    dilakukan terutama untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

    independensi auditor.

    Berdasarkan Perda No. 4 Tahun 2001 tanggal 21 Mei 2001 tentang Tugas

    Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah, Inspektorat Provinsi Sumatera Utara

    merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintah daerah yang mempunyai

    tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah

    Provinsi, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

    kabupaten/kota dan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota.

    Inspektorat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud menyelenggarakan

    fungsi :

    a. Perencanaan program pengawasan

    b. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan dan

    c. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan.

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    25/127

    18

    Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggungjawab langsung kepada

    Gubernur dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris

    Daerah.

    Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, faktor pengalaman yang

    merupakan indikator dari variabel kecakapan profesional berpengaruh terhadap

    kinerja auditor (Ashton, 1991; Choo dan Trotman, 1991; dan Tubbs, 1992). Peneliti

    lain memberikan bukti bahwa pengalaman auditor mempunyai dampak yang

    signifikan terhadap kinerja, walaupun hubungannya tidak langsung. Hubungan antara

    pengalaman auditor dengan kinerja melalui variabel intervening efek pengetahuan

    mengenai pekerjaan (job knowledge) (Bonner dan Lewis, 1990 dan Schmidt et al.,

    1986), terutama pengetahuan tentang tugas secara spesifik (bonner, 1990).

    Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2007 tanggal 30 Mei 2007

    tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah dalam

    ketentuan umum pasal 1 point 2 menyebutkan kode etik pejabat pengawas pemerintah

    adalah seperangkat prinsip moral atau nilai yang dipergunakan oleh pejabat pengawas

    pemerintah sebagai pedoman tingkah laku dalam melaksanakan tugas pengawasan.

    Auditor dalam melaksanakan tugas mentaati peraturan perundang-undangan

    dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab dengan cara wajib bersikap

    dan berperilaku sesuai dengan kode etik. Kode etik sebagaimana yang dimaksud

    meliputi :

    a. Pejabat pengawas pemerintah dengan organisasi intern

    b. Pejabat pengawas pemerintah dengan pejabat pengawas

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    26/127

    19

    c. Pejabat pengawas pemerintah dengan pemeriksa/auditor

    d. Pejabat pengawas pemerintah dengan penyidik

    e. Pejabat pengawas pemerintah dengan yang diawasi dan

    f. Pejabat pengawas pemerintah dengan masyarakat

    Pemahaman kode etik akan mengarah adanya perubahan positif terhadap pola

    pikir, sikap, perilaku para pejabat pengawas agar martabat pengawas di masyarakat

    mendapat tempat yang terhormat dan mampu memberikan outcome/hasil pengawasan

    yang diharapkan.

    Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

    No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat

    Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan fenomena yang terjadi pada Inspektorat

    Provinsi Sumatera Utara dimana auditor yang memiliki kompetensi teknis sangat

    sedikit, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :

    Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional dan Kepatuhan pada

    Kode Etik terhadap Kualitas Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah dan penelitian-penelitian sebelumnya,

    peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah keahlian,

    independensi, kecermatan profesional, dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh

    secara simultan dan parsial terhadap kualitas audior pada Inspektorat Provinsi

    Sumatera Utara?

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    27/127

    20

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian untuk

    mengetahui, menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh keahlian,

    independensi, kecermatan profesional, dan kepatuhan pada kode etik secara simultan

    dan parsial terhadap kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :

    1. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengalaman, pemahaman,

    kemampuan intelektual tentang pengaruh keahlian, independensi, kecermatan

    profesional, kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas auditor.

    2. Bagi Inspektorat Provinsi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

    sumbangan pemikiran tentang kualitas auditor, pelatihan, tuntutan kecakapan

    profesional yang dibutuhkan yang dapat meningkatkan kinerja auditor

    Inspektorat Provinsi di masa yang akan datang.

    3. Bagi pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota, khususnya Provinsi Sumatera

    Utara penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dalam

    memahami fungsi, peran, tanggungjawab dan tugas Inspektorat Prop/Kab/Kota.

    4. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan memperkaya hasil penelitian dan

    sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti hal yang sama.

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    28/127

    21

    1.5 Originalitas Penelitian

    Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Rizal Iskandar Batubara

    tahun 2008 dengan judul Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan

    Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap

    Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Bawasko Medan), namun peneliti

    menambah satu variabel penelitian yaitu kepatuhan pada kode etik berdasarkan

    Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan

    Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah, serta berdasarkan Peraturan Menteri Negara

    Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008

    tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    29/127

    22

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Landasan Teori

    2.1.1. Kualitas Auditor

    Beberapa penulis memberikan pengertian mengenai auditing antara lain

    sebagai berikut :

    Menurut Committee of Auditing Concepts (2005) auditing adalah suatu

    proses sistemik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif

    mengenai suatu pernyataan tentang kegiatan atau kejadian ekonomis untuk

    menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah

    ditentukan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang

    berkepentingan.

    Menurut Arrens and Loebbecke (2005) auditing adalah suatu kegiatan

    pengumpulan dan penilaian bukti-bukti yang menjadi pendukung informasi

    kuantitatif suatu entitas untuk menentukan dan melaporkan sejauhmana kesesuaian

    antara informasi kuantitatif tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit

    harus dilakukan oleh institusi atau orang yang kompeten dan independen.

    Menurut Leo Hebert (2005) auditing adalah suatu proses kegiatan selain

    bertujuan untuk mendeteksi kecurangan atau penyelewengan dan memberikan

    simpulan atas kewajaran penyajian akuntabilitas, juga menjamin ketaatan terhadap

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    30/127

    hukum, kebijaksanaan dan peraturan melalui pengujian apakah aktivitas organisasi

    dan program dikelola secara ekonomis, efisien dan efektif.

    Hasil penelitian Deis dan Giroux (1992) menunjukkan bahwa Kantor Akuntan

    Publik (KAP) yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih

    besar dibandingkan dengan KAP yang kecil. Mereka melakukan penelitian tentang

    empat hal dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu

    auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin

    lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit

    yang dihasilkan akan semakin rendah, (2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien

    maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang

    banyak akan berusaha menjaga reputasinya, (3) Kesehatan keuangan klien, semakin

    sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk

    menekan auditor agar tidak mengikuti standar, dan (4) review oleh pihak ketiga,

    kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil

    pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga.

    Widagdo (2002) melakukan penelitian tentang atribut-atribut kualitas auditor

    oleh kantor akuntan publik yang mempunyai pengaruh terhadap kepuasan klien.

    Terdapat 12 (dua belas) atribut yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1)

    pengalaman melakukan audit, 2) memahami industri klien, 3) responsiff atas

    kebutuhan klien, 4) taat pada standar umum, 5) independensi, 6) sikap hati-hati, 7)

    komitmen terhadap kualitas audit, 8) keterlibatan pimpinan KAP, 9) melakukan

    26

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    31/127

    27

    pekerjaan lapangan dengan tepat, 10) keterlibatan komite audit, 11) standar etika

    yang tinggi, dan 12) tidak mudah percaya.

    Hasil penelitian Widagdo (2002) menunjukkan bahwa ada 7 atribut kualitas

    auditor yang berpengaruh terhadap kepuasan klien, antara lain pengalaman

    melakukan audit, memahami industri klien, responsif atas kebutuhan klien, taat pada

    standar umum, komitmen terhadap kualitas audit dan keterlibatan komite audit.

    Sedangkan 5 atribut lainnya yaitu independensi, sikap hati-hati, melakukan pekerjaan

    lapangan dengan tepat, standar etika yang tinggi dan tidak mudah percaya, tidak

    berpengaruh terhadap kepuasan klien.

    2.1.2. Keahlian

    Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.

    Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 menyatakan Auditor harus mempunyai

    pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk

    melaksanakan tanggung jawabnya.

    Pimpinan APIP harus yakin bahwa latar belakang pendidikan dan kompetensi teknis

    auditor memadai untuk pekerjaan audit yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu,

    pimpinan APIP wajib menciptakan kriteria yang memadai tentang pendidikan dan

    pengalaman dalam mengisi posisi auditor di lingkungan APIP.

    Auditor APIP harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata

    Satu (S-1) atau yang setara. Agar tercipta kinerja audit yang baik maka APIP harus

    mempunyai kriteria tertentu dari auditor yang diperlukan untuk merencanakan audit,

    mengidentifikasi kebutuhan profesional auditor dan untuk mengembangkan teknik

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    32/127

    28

    dan metodologi audit agar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang

    dilayani oleh APIP. Untuk itu APIP juga harus mengidentifikasi keahlian yang belum

    tersedia dan mengusulkannya sebagai bagian dari proses rekrutmen. Aturan tentang

    tingkatan pendidikan formal minimal dan pelatihan yang diperlukan harus dievaluasi

    secara periodik guna menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit

    yang dilayani oleh APIP.

    Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh auditor adalah auditing,

    akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi. Di samping wajib memiliki

    keahlian tentang standar audit, kebijakan, prosedur dan praktik-praktik audit, auditor

    harus memiliki keahlian yang memadai tentang lingkungan pemerintahan sesuai

    dengan tugas pokok dan fungsi unit yang dilayani oleh APIP. Dalam hal auditor

    melakukan audit terhadap sistem keuangan, catatan akuntansi dan laporan keuangan,

    maka auditor wajib mempunyai keahlian atau mendapatkan pelatihan di bidang

    akuntansi sektor publik dan ilmu-ilmu lainnya yang terkait dengan akuntabilitas

    auditi. APIP pada dasarnya berfungsi melakukan audit di bidang pemerintahan,

    sehingga auditor harus memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan administrasi

    pemerintahan.

    Auditor juga harus memiliki pengetahuan yang memadai di bidang hukum

    dan pengetahuan lain yang diperlukan untuk mengidentifikasi indikasi adanya

    kecurangan (fraud). Pimpinan APIP dan auditor wajib memiliki keterampilan dalam

    berhubungan dengan orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif, terutama

    dengan auditi. Mereka wajib memiliki kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    33/127

    29

    dan tulisan, sehingga mereka dapat dengan jelas dan efektif menyampaikan hal-hal

    seperti tujuan kegiatan, kesimpulan, rekomendasi dan lain sebagainya.

    Auditor harus mempunyai sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan

    mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing

    professional education) sesuai dengan jenjangnya. Pimpinan APIP wajib

    memfasilitasi auditor untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan serta ujian sertifikasi

    sesuai dengan ketentuan. Dalam pengusulan auditor untuk mengikuti pendidikan dan

    pelatihan sesuai dengan jenjangnya, pimpinan APIP mendasarkan keputusannya pada

    formasi yang dibutuhkan dan persyaratan administrasi lainnya seperti kepangkatan

    dan pengumpulan angka kredit yang dimilikinya.

    Auditor wajib memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual dalam

    standar, metodologi, prosedur, dan teknik audit. Pendidikan profesional berkelanjutan

    dapat diperoleh melalui keanggotaan dan partisipasi dalam asosiasi profesi,

    pendidikan sertifikasi jabatan fungsional auditor, konferensi, seminar, kursus-kursus,

    program pelatihan di kantor sendiri, dan partisipasi dalam proyek penelitian yang

    memiliki substansi di bidang audit.

    APIP dapat menggunakan tenaga ahli apabila APIP tidak mempunyai

    keahlian yang diharapkan untuk melaksanakan penugasan.

    Pimpinan APIP harus menggunakan advis dan bantuan dari pihak yang berkompeten

    dalam hal auditor tidak memiliki pengetahuan, keterampilan, dan lain-lain

    kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan seluruh atau sebagian penugasan.

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    34/127

    30

    Tenaga ahli yang dimaksud dapat merupakan aktuaris, penilai (appraiser),pengacara,

    insinyur, konsultan lingkungan, profesi medis, ahli statistik maupun geologi. Tenaga

    ahli tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar organisasi. Dalam hal

    penggunaan tenaga ahli, auditor harus menilai kualifikasi profesional, kompetensi dan

    pengalaman yang relevan, independensi dan proses pengendalian kualitas dari tenaga

    ahli tersebut, sebelum menerima penugasan audit.

    2.1.3 Independensi

    Dalam semua hal yang berkaitan dengan audit, APIP harus independen dan

    para auditornya harus obyektif dalam pelaksanaan tugasnya.

    Independensi APIP serta obyektifitas auditor diperlukan agar kredibilitas hasil

    pekerjaan APIP meningkat.

    Penilaian independensi dan obyektifitas mencakup dua komponen berikut :

    1. Status APIP dalam organisasi

    2. Kebijakan untuk menjaga obyektifitas auditor terhadap obyek audit.

    Pimpinan APIP bertanggung jawab kepada pimpinan tertinggi organisasi agar

    tanggung jawab pelaksanaan audit dapat terpenuhi.

    Posisi APIP ditempatkan secara tepat sehingga bebas dari intervensi, dan

    memperoleh dukungan yang memadai dari pimpinan tertinggi organisasi sehingga

    dapat bekerjasama dengan auditi dan melaksanakan pekerjaan dengan leluasa.

    Meskipun demikian, APIP harus membina hubungan kerja yang baik dengan auditi

    terutama dalam saling memahami diantara peranan masing-masing lembaga.

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    35/127

    31

    Auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari

    konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pekerjaan

    yang dilakukannya. Auditor harus obyektif dalam melaksanakan audit. Prinsip

    obyektifitas mensyaratkan agar auditor melaksanakan audit dengan jujur dan tidak

    mengkompromikan kualitas. Pimpinan APIP tidak diperkenankan menempatkan

    auditor dalam situasi yang membuat auditor tidak mampu mengambil keputusan

    berdasarkan pertimbangan profesionalnya.

    Jika independensi atau obyektifitas terganggu, baik secara faktual maupun

    penampilan, maka gangguan tersebut harus dilaporkan kepada pimpinan APIP.

    Auditor harus melaporkan kepada pimpinan APIP mengenai situasi adanya dan atau

    interpretasi adanya konflik kepentingan, ketidakindependenan atau bias. Pimpinan

    APIP harus menggantikan auditor yang menyampaikan situasinya dengan auditor

    lainnya yang bebas dari situasi tersebut.

    Auditor yang mempunyai hubungan yang dekat dengan auditi seperti

    hubungan sosial, kekeluargaan atau hubungan lainnya yang dapat mengurangi

    obyektifitasnya, harus tidak ditugaskan untuk melakukan audit terhadap entitas

    tersebut.

    Dalam hal auditor bertugas menetap untuk beberapa lama di kantor auditi

    guna membantu mereviu kegiatan, program atau aktivitas auditi, maka auditor tidak

    boleh terlibat dalam pengambilan keputusan atau menyetujui hal-hal yang merupakan

    tanggung jawab auditi.

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    36/127

    32

    Independensi pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara sangat berbeda

    dengan independensi yang dimiliki oleh BPK, BPKP, atau Akuntan Publik.

    Inspektorat Provinsi merupakan bagian dari SKPD pada Pemerintah Provinsi. Hasil

    pemeriksaan yang dilaksanakan Inspektorat Provinsi hanya dapat memberikan saran

    kepada Kepala Daerah melalui laporan hasil pemeriksaan untuk memberikan sanksi

    dari temuan penyalahgunaan wewenang pada SKPD-SKPD di Pemerintah Provinsi.

    Tindakan yang dilakukan merupakan hak mutlak Kepala Daerah. Berbeda dengan

    pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK atau BPKP, kedua lembaga ini berhak

    melakukan ekspose kepada pusat atas hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

    Perbedaan ini menyebabkan masih kurangnya independensi auditor di Inspektorat

    Provinsi.

    2.1.4 Kecermatan Profesional

    Auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan

    seksama (due professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap

    penugasan. Due professional care dapat diterapkan dalam pertimbangan profesional

    (professional judgement), meskipun dapat saja terjadi penarikan kesimpulan yang

    tidak tepat ketika audit sudah dilakukan dengan seksama.

    Due professional care dilakukan pada berbagai aspek audit, diantaranya :

    a. formulasi tujuan audit;

    b. penentuan ruang lingkup audit, termasuk evaluasi risiko audit;

    c. pemilihan pengujian dan hasilnya;

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    37/127

    33

    d. pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan

    audit;

    e. penentuan signifikan tidaknya risiko yang diidentifikasi dalam audit dan

    efek/dampaknya;

    f. pengumpulan bukti audit;

    g. penentuan kompetensi, integritas dan kesimpulan yang diambil pihak lain

    yang berkaitan dengan penugasan audit.

    2.1.5 Kepatuhan pada Kode Etik

    Auditor harus mematuhi Kode Etik yang ditetapkan. Pelaksanaan audit harus

    mengacu kepada Standar Audit ini, dan auditor wajib mematuhi kode etik yang

    merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit.

    Kode etik ini dibuat bertujuan untuk mengatur hubungan antara :

    1. Auditor dengan rekan sekerjanya

    2. Auditor dengan atasannya

    3. Auditor dengan objek pemeriksanya

    4. Auditor dengan masyarakat.

    Pengertian Etika menurut Firdaus (2005: 37) adalah perangkat prinsip moral

    atau nilai. Masing-masing orang memiliki perangkat nilai, sekalipun tidak dapat

    diungkapkan secara eksplisit.

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    38/127

    34

    Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan karakteristik nilai-nilai sebagian

    besar dihubungkan dengan perilaku etis yaitu kejujuran, integritas, mematuhi janji,

    loyalitas, keadilan, kepedulian kepada orang lain, menghargai orang lain, menjadi

    warga yang bertanggungjawab, mencapai yang terbaik, dan ketanggunggugatan

    (Firdaus, 2005, 38).

    Sejumlah besar nilai etika dalam masyarakat tidak dapat dimasukkan dalam

    undang-undang karena sifat nilai tertentu yang memerlukan pertimbangan. Sebagian

    besar orang mendefinisikan perilaku tidak beretika sebagai perilaku yang berbeda

    dari sesuatu yang seharusnya dilakukan. Masing-masing orang menentukan apa yang

    dianggap tidak beretika, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Penting untuk

    memahami mengapa orang bertindak tidak beretika menurut kita.

    Terdapat penyebab orang tidak beretika atau standar etika seseorang berbeda

    dari masyarakat secara keseluruhan atau seseorang memutuskan untuk bertindak

    semaunya yaitu : standar etika seseorang berbeda dari masyarakat umum, dan

    seseorang memilih bertindak semaunya.

    2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

    Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil penelitian

    yang telah dilakukan antara lain yaitu :

    Dopuch dan Simunic (1980) dan DeAngelo (1981) dalam Komalasari (2003)

    berargumentasi bahwa ukuran auditor berhubungan positif dengan kualitas auditor.

    Economies of scale KAP yang besar akan memberikan insentif yang kuat untuk

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    39/127

    35

    mematuhi aturan SEC sebagai cara pengembangan dan pemasaran keahlian KAP

    tersebut. KAP diklasifikasikan menjadi dua yaitu kantor akuntan publik yang

    berafiliasi dengan KAP Big Five, dan kantor akuntan publik lainnya. Auditor

    beroperasi dalam lingkungan yang berubah, ketika biaya keagenan tinggi, manajemen

    mungkin berkeinginan pada kualitas audit yang lebih tinggi untuk menambah

    kredibilitas laporan, hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya pemonitoran.

    Alim (2007) penelitiannya berjudul pengaruh kompetensi dan independensi

    terhadap kualitas auditor dengan etika editor sebagai variabel moderasi. Penelitian ini

    berhasil membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas

    auditor. Sementara itu, interaksi kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh

    signifikan terhadap kualitas auditor. Penelitian ini juga menemukan bukti empiris

    bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor.

    Hogan (1997) menunjukkan bahwa kantor akuntan besar dapat memberikan

    kualitas auditor yang baik yaitu dengan mengurangi terjadinya underpricingpada saat

    perusahaan melakukan penawaran perdana (initial public stock offering, IPO). Hal ini

    disebabkan atestesi yang dilakukan auditor yang berkualitas baik akan mengurangi

    asimetri informasi yang semakin besar dibandingkan auditor yang berkualitas rendah .

    Alia (2001) juga melakukan penelitian mengenai persepsi auditor terhadap

    kualitas audit mengungkapkan bahwa hanya pengetahuan saja yang berpengaruh

    terhadap kualitas auditor, pengalaman auditor ternyata tidak banyak memberikan

    kontribusi untuk meningkatkan keahlian auditor, berarti pengalaman tidak pula

    berpengaruh terhadap kualitas auditor. Hasil penelitiannya juga menunjukkan

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    40/127

    36

    pengalaman tidak berpengaruh terhadap keahlian auditor, sehingga pengalaman tidak

    berpengaruh pula terhadap kualitas auditor, jumlah klien yang banyak dan jenis

    perusahaan (go publik atau belum go publik) tidak dapat memperbaiki atau

    meningkatkan kualitas audit yang dilakukan auditor.

    Sososutikno (2003) melakukan penelitian tentang hubungan tekanan anggaran

    waktu dengan perilaku disfungsional serta pengaruhnya terhadap kualitas auditor.

    Penelitian yang dilakukan di Jokjakarta ini menyatakan tekanan anggaran waktu

    memungkinkan munculnya perilaku disfungsional yang tercermin dari perilaku

    premature sign-off, under reporting of time, dan audit quality reduction behavior

    namun perilaku disfungsional ini tidak berepengaruh terhadap kualitas auditor.

    Begitupun tekanan anggaran waktu secara langsung tidak memiliki hubungan negatif

    terhadap kualitas auditor.

    Sedangkan Batubara (2008) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh

    latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan

    independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan (studi empiris pada

    Bawasko Medan). Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

    1. Latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan,

    dan independensi pemeriksa secara simultan berpengaruh signifikan

    terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.

    2. Secara parsial hanya latar belakang pendidikan yang tidak berpengaruh secara

    signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    41/127

    37

    Meier dan Fuglister (1992) melakukan penelitian tentang How to improve

    audit quality perception of auditors and clients, dalam penelitian tersebut

    mengungkapkan bahwa pengalaman dalam melakukan audit mempunyai dampak

    yang signifikan terhadap kualitas auditor. Hasil wawancara yang dilakukan Meier dan

    Fuglister (1992) terhadap auditor dan klien menunjukkan bahwa klien dan auditor

    setuju bahwa pelatihan dan supervisi akan meningkatkan kualitas auditor.

    Tabel 2.1 Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu

    Peneliti

    TerdahuluJudul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

    Alim

    (2007)

    Pengaruh

    kompetensi danindependensi

    terhadap kualitas

    auditor dengan etikaeditor sebagai

    variabel moderasi

    Kompetensi dan

    independensi sebagaivariabel independen.

    Kualitas auditor

    sebagai variabeldependen, dan etika

    auditor sebagai

    variabel moderasi

    Kompetensi

    berpengaruh signifkanterhadap kualitas

    auditor. Interaksi

    kompetensi dan etikaauditor tidak

    berpengaruh signifikan

    terhadap kualitas

    auditor.Sososutikno

    (2003)

    Hubungan Tekanan

    Anggaran WaktuDengan Perilaku

    Disfungsional Serta

    Pengaruhnya

    Terhadap KualitasAuditor

    Variabel Independen:

    Tekanan AnggaranWaktu

    Variabel Dependen:

    Kualitas Auditor

    Tekanan anggaran

    waktu secara langsungtidak memiliki

    hubungan negatif

    terhadap kualitas

    auditor.

    Meier dan

    Fuglister

    (1992)

    How to improve

    audit quality:

    perception ofauditors and clients

    Perception of

    auditors, perceptions

    of clients, auditquality

    Pengalaman dalam

    melakukan audit

    mempunyai dampakyang signifikan

    terhadap kualitas audit.

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    42/127

    38

    Lanjutan Tabel 2.1

    AliaAriesanti

    (2001)

    Persepsi auditorterhadap kualitas

    auditor

    variabel independen :Pengalaman

    Variabel Dependen :Kualitas Auditor

    Variabel InterveningKeahlian auditor

    Pengalaman tidakberpengaruh terhadap

    keahlian auditor,sehingga pengalamantidak berpengaruh pula

    terhadap kualitas

    audior.

    Batubara

    (2008)

    Analisis Pengaruh

    Latar BelakangPendidikan,

    Kecakapan

    Profesional,

    PendidikanBerkelanjutan, Dan

    IndependensiPemeriksa Terhadap

    Kualitas Hasil

    Pemeriksaan (Studi

    Empiris PadaBawasko Medan).

    Variabel Independen:

    Latar BelakangPendidikan,

    Kecakapan

    Profesional,

    PendidikanBerkelanjutan,

    IndependensiPemeriksa.

    Variabel Dependen :

    Kualitas HasilPemeriksaan.

    Latar belakang

    pendidikan, kecakapanprofesional,

    pendidikan

    berkelanjutan, dan

    independensipemeriksa secara

    simultan berpengaruhsignifikan terhadap

    kualitas hasil

    pemeriksaan pada

    BawaskoMedan.Secara parsial

    hanya latar belakang

    pendidikan yang tidakberpengaruh secara

    signifikan terhadapkualitas hasilpemeriksaan pada

    Bawasko Medan.

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    43/127

    39

    BAB III

    KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

    3.1 Kerangka Konseptual

    Variabel Independen Variabel Dependen

    Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

    Kerangka Konseptual sebagaimana yang tergambar di atas, untuk variabel

    Keahlian (X1), Independensi (X2), Kecermatan Profesional (X3), dan Kualitas Auditor

    (Y) berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.

    Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008, menyatakan ada empat faktor yang

    dapat mempengaruhi kualitas auditor yaitu keahlian, independensi, kecermatan

    profesional, sedangkan Kepatuhan pada Kode Etik (X4) berdasarkan Permendagri

    Kualitas Auditor (Y)

    Keahlian

    (X1)

    Independensi

    (X2)

    Kecermatan

    Profesional (X3)

    Kepatuhan pada

    Kode Etik (X4)

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    44/127

    No. 28 Tahun 2007 tanggal 30 Mei 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode

    Etik Pejabat Pengawas Pemerintah.

    Jika auditor memiliki keahlian akan melaksanakan tupoksi dengan efektif,

    mempersiapkan KKP, melaksanakan perencanaan dan koordinasi audit sehingga akan

    berpengaruh terhadap kualitas auditor.

    Auditor yang memiliki independensi memiliki tingkat pendidikan formal strata

    satu (S1), mengikuti pelatihan dibidang auditing, akuntansi sektor publik, keuangan

    daerah, serta telah mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) sehingga

    akan berpengaruh terhadap kualitas auditor.

    Bahwa auditor bila memiliki kecermatan profesional akan menggunakan

    keahlian secara cermat dan seksama, hati-hati dan menerapkan pertimbangan

    profesional dalam mengambil kesimpulan sehingga akan berpengaruh terhadap

    kualitas auditor.

    Apabila auditor memiliki kepatuhan pada kode etik akan mentaati peraturan

    perundang-undangan yang berlaku secara bertanggungjawab, berperilaku sesuai

    dengan kode etik organisasi, baik terhadap auditi maupun masyarakat sehingga akan

    berpengaruh terhadap kualitas auditor.

    29

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    45/127

    30

    3.2 Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian

    dan teori serta kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka hipotesis

    penelitian ini adalah bahwa keahlian, independensi, kecermatan profesional dan

    kepatuhan pada kode etik secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap kualitas

    auditor.

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    46/127

    31

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1 Jenis Penelitian

    Penelitian ini adalah penelitian kausal, Umar (2008) menyebutkan disain kausal

    berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain,

    dan juga berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen dimana variabel

    independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya

    pada variabel dependennya secara langsung.

    Peneliti menggunakan disain penelitian ini untuk memberikan bukti empiris dan

    menganalisis keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada

    kode etik sebagai variabel independen dan kualitas auditor sebagai variabel dependen

    pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.

    4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Lokasi penelitian ini adalah Kantor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang

    beralamat di Jalan K.H. Wahid Hasyim No. 8 Medan. Jangka waktu penelitian dari

    bulan November 2008 sampai dengan bulan Pebruari 2009.

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    47/127

    4.3 Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor Inspektorat Provinsi

    Sumatera Utara yang berjumlah 73 (tujuh puluh tiga) orang berdasarkan Keputusan

    Gubernur Sumatera Utara nomor 800/1060/2004 tanggal 31 Maret 2004 terdiri dari :

    No. Jurusan Jumlah

    1 Ekonomi Akuntansi 4 orang

    2 Ekonomi Manajemen 18 orang

    3 Tehnik Sipil 2 orang

    4 Pertanian 12 orang

    5 Hukum 14 orang6 Sosial Politik 19 orang

    7 Kedokteran Hewan 1orang8 Sarjana Muda (D-III) 1 orang

    9 S L T A 2 orang

    Jumlah ......................................... 73 orang

    Jenis penelitian ini adalah sensus, menurut Erlina dan Mulyani (2007) jika

    peneliti menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian maka disebut

    sensus. Sensus digunakan jika elemen populasi relatif sedikit dan bersifat heterogen.

    Metode yang digunakan adalah metode survey, menurut Ghozali dan Ikhsan (2006)

    yaitu merupakan pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari

    sumber asli.

    45

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    48/127

    46

    4.4 Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan

    kuesioner, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (1999), kuesioner merupakan

    teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

    pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam

    penelitian ini yang akan diberikan kuesioner adalah seluruh Auditor

    Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 73 (tujuh puluh tiga) orang.

    Tahapan dalam penyebaran dan pengumpulan kuesioner dibagi dalam dua

    tahap, yaitu tahap pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh

    auditor Inspektorat Provinsi, kemudian menunggu pengisian kuesioner tersebut.

    Tahap yang kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh auditor

    Inspektorat Provinsi Sumatera Utara untuk dilakukan pengolahan data.

    Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari jawaban

    respoden atas kuesioner yang dikirim, sedangkan sumber data berasal dari jawaban

    para auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.

    Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dirancang sendiri oleh

    Peneliti, kuesioner ini mengacu pada variabel dan indikator penelitian yang peneliti

    ambil berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.

    Per/05/M.Pan/ 03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Pemeriksaan Aparat

    Pengawasan Intern Pemerintah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun

    2007 tanggal 30 Mei 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat

    Pengawas Pemerintah.

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    49/127

    47

    Sebelum kuesioner disebar ke responden terlebih dahulu dilakukan uji pratest

    (uji coba sebelum penelitian yang sebenarnya dilakukan). Menurut Kuncoro (2003)

    setelah instrumen disusun dalam bentuk draft maka uji pratest sebaiknya dilakukan

    pada sejumlah responden yang sama dengan responden penelitian yang sebenarnya.

    4.5. Instrumen Penelitian

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner yang dirancang

    sendiri berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.

    Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat

    Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28

    Tahun 2007 tanggal 30 Mei 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat

    Pengawas Pemerintah.

    4.6 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

    Penelitian ini menggunakan empat variabel independen yaitu Keahlian (X1),

    Independensi (X2), Kecermatan Profesional (X3) dan Kepatuhan pada Kode Etik (X4)

    yang merupakan faktor-faktor dari kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi

    Sumatera Utara dan satu variabel dependen yaitu Kualitas Auditor (Y). Keahlian

    (X1) dalam penelitian ini adalah auditor yang mempunyai tingkat pendidikan formal

    minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara, serta memiliki pengetahuan, keterampilan,

    dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya,

    dengan indikatornya memiliki kompetensi teknis di bidang auditing, akuntansi,

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    50/127

    48

    administrasi pemerintahan dan komunikasi dan telah mempunyai sertifikasi jabatan

    fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional

    berkelanjutan (continuing professional education). Pengukuran variabel dalam

    penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval, seperti yang

    dikemukakan Erlina dan Mulyani (2007 : 53) skala interval adalah skala pengukuran

    yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak konstruk yang diukur tetapi tidak

    menggunakan angka nol sebagai titik awal perhitungan dan bukan angka awal

    absolut.

    Independensi (X2) dalam penelitian ini adalah Auditor harus memiliki sikap

    yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam

    merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya. Auditor

    harus obyektif dalam melaksanakan audit. Prinsip obyektifitas mensyaratkan agar

    auditor melaksanakan audit dengan jujur dan tidak mengkompromikan kualitas.

    Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran

    interval. Kecermatan Profesional (X3) dalam penelitian ini adalah auditor harus

    menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional

    care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan. Due professional care

    dapat diterapkan dalam pertimbangan profesional (professional judgement), yang

    dilakukan pada berbagai aspek audit, diantaranya :

    1. formulasi tujuan audit;

    2. penentuan ruang lingkup audit, termasuk evaluasi risiko audit;

    3. pemilihan pengujian dan hasilnya;

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    51/127

    49

    4. pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan

    audit;

    5. penentuan signifikan tidaknya risiko yang diidentifikasi dalam audit dan

    efek/dampaknya;

    6. pengumpulan bukti audit;

    7. penentuan kompetensi, integritas dan kesimpulan yang diambil pihak lain

    yang berkaitan dengan penugasan audit. Pengukuran variabel dalam penelitian

    ini dengan menggunakan skala pengukuran interval.

    Kepatuhan pada Kode Etik (X4) dalam penelitian ini adalah auditor harus

    mematuhi kode etik yang ditetapkan. Pelaksanaan audit harus mengacu kepada

    standar audit, dan auditor wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang

    tidak terpisahkan dari standar audit.

    Kode etik ini dibuat bertujuan untuk mengatur hubungan antara :

    1. Auditor dengan rekan sekerjanya

    2. Auditor dengan atasannya

    3. Auditor dengan objek pemeriksanya

    4. Auditor dengan masyarakat.

    Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran

    interval.

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    52/127

    50

    Kualitas Auditor (Y) dalam penelitian ini adalah auditor yang melakukan tupoksi

    dengan efektif, dengan cara mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan, melaksanakan

    perencanaan, koordinasi dan penilaian efektifitas tindak lanjut pemeriksaan, serta

    konsistensi laporan audit (Menpan 2008).

    Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel

    Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

    Variabel Dependen

    Kualitas

    Auditor(Y)

    adalah auditor yang

    melaksanakan tupoksidengan efektif, dengan cara

    mempersiapkan kertas kerja

    pemeriksaan, melaksanakan

    perencanaan, koordinasi danpenilaian efektifitas tindak

    lanjut audit, serta konsistensi

    laporan audit

    1. Melaksanakan tupoksi

    dengan efektif2. Mempersiapkan KKP3. Melaksanakan

    perencanaan dan

    koordinasi audit4. Menilai efektifitas tindak

    lanjut hasil audit

    5. Konsistensi penyajianlaporan hasil audit

    Interval

    Variabel Independen

    Keahlian.

    (X1)

    Auditor harus mem- punyai

    pengetahuan, keterampilan,dan kompetensi lainnya yangdiperlukan untuk

    melaksanakan tanggung

    jawabnya

    1. Latar belakang

    pendidikan2. Memiliki kompetensiteknis

    3. Memiliki sertifikasi JFA

    dan mengikutipendidikandan

    pelatihan berkelanjutan

    Interval

    Indepedensi(X2)

    Auditor harus memiliki sikapyang netral dan tidak bias

    serta menghindari konflik

    kepentingan dalam

    merencanakan,melaksanakan dan

    melaporkan pekerjaan yang

    dilakukannya

    1. Memiliki objektifitas2. Memiliki kejujuran

    3. Tidak

    mengkompromikan

    kualitas

    Interval

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    53/127

    51

    Lanjutan Tabel 4.1

    KecermatanProfesional

    (X3)

    Auditor harus meng-gunakan keahlian

    profesionalnya dengancermat dan seksama (dueprofessional care) dan secara

    hati-hati (prudent) dalam

    setiap penugasan.

    1. Formulasi tujuan audit2. Penentuan ruang lingkup

    audit, termasuk evaluasirisiko audit;3. Pemilihan pengujian dan

    hasilnya

    4. Pemilihan jenis dantingkat sumber daya

    yang tersedia untuk

    mencapai tujuan audit

    5. Penentuan signifikantidaknya risiko yang

    diidentifikasi dalam audit

    dan efek/dampaknya6. Pengumpulan bukti audit7. Penentuan kompetensi,

    integritas dankesimpulan yang diambil

    pihak lain yang berkaitan

    dengan penugasan audit.

    Interval

    Kepatuhanpada Kode

    Etik

    (X4)

    Auditor harus mematuhiKode Etik yang ditetapkan.

    Pelaksanaan audit harus

    mengacu kepada Standar

    Audit dan wajib mematuhikode etik yang merupakan

    bagian yang tidakterpisahkan dari standar

    audit.

    1. Auditor dengan rekansekerjanya

    2. Auditor denganatasannya

    3. Auditor dengan objekpemeriksanya4. Auditor dengan

    masyarakat.

    Interval

    4.7. Model dan Teknik Analisis Data

    4.7.1. Model Analisis Data

    Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi

    linier berganda (Multiple Regression Analysis). Menurut Sugiyanto (2004) analisis

    regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh lebih dari satu

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    54/127

    52

    variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi linier berganda

    adalah sebagai berikut :

    1 1 2 2 3 3 4 4Y X X X X e = + + + + +

    Keterangan :

    Y : Kualitas Auditor

    X1 : Keahlian

    X2 : Independensi

    X3 : Kecermatan Profesional

    X4 : Kepatuhan terhadap Kode Etik

    : Konstanta.

    : Koefisien Regresi.

    e : Eror.

    4.7.2. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan model

    regresi. Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis

    regresi cukup sering dalam mencocokan model prediksi ke dalam sebuah model yang

    dimasukkan ke dalam serangkaian data. Penelitian diuji dengan beberapa uji statistik

    yang terdiri dari uji kualitas data, pengujian asumsi klasik, statistik deskriptif, dan uji

    statistik untuk pengujian hipotesis.

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    55/127

    53

    4.7.3. Uji Kualitas Data

    Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) ada dua konsep mengukur kualitas

    data yaitu reliabilitas dan validitas. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan

    instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian

    tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang

    dikumpulkan dari penggunaan instrumen.

    1. Uji Reliabilitas

    Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban responden

    atas seluruh butir pertanyaan atau pernyataan yang digunakan. Pengujian

    reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini

    kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden

    yang sama (Umar, 2000). Teknik statistik yang digunakan untuk pengujian

    tersebut dengan koefisien cronbachs alpha dengan bantuan software SPSS.

    Cronbachs Alpha merupakan uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih

    dari dua. Menurut Supramono dan Utami (2004) secara umum suatu

    instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien cronbachs alpha > 0,6.

    2. Uji Validitas

    Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian yang

    telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang

    seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang diteliti). Menurut Umar (2000)

    uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan

    kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Validitas

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    56/127

    54

    dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan

    kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek pengujian berbeda

    (Ghozali dan Ikhsan, 2006). Uji validitas dihitung dengan menggunakan

    korelasi person dan setelah dilakukan pengukuran dengan SPSS akan dilihat

    tingkat signifikan atas semua pertanyaan. Pengujian validitas instrumen

    dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom

    Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih

    besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka instrumen tersebut

    dikatakan valid.

    4.7.4. Uji Asumsi Klasik

    Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi

    klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan

    bermanfaat. Menurut Lubis (2007) dalam membuat uji asumsi klasik harus

    menggunakan data yang akan digunakan dalam uji regresi. Uji Asumsi klasik

    meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokesdastisitas.

    Adapun uji asumsi klasik yang dipakai yaitu uji Normalitas, uji Multikolinearitas, uji

    Heteroskedastisitas sedangkan uji Autokorelasi tidak digunakan karena data

    penelitian merupakan data primer dalam bentuk kuesioner dan tidak berhubungan

    dengan model data yang memakai rentang waktu.

    1. Uji Normalitas

    Menurut Umar (2000) uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel

    dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    57/127

    55

    atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan 2 metode pengujian yaitu

    Normal p_plot dan diagram histogram.

    Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, analisis non parametrik termasuk

    model-model regresi dapat digunakan. Mendeteksi apakah data berdistribusi

    normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data

    melalui sebuah grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan

    mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi

    normalitas. Sebagaimana dikemukakan oleh Lubis (2007) data dalam keadaan

    normal apabila distribusi data menyebar disekitar garis diagonal.

    Kenormalan data juga dapat dilihat dengan melihat diagram histogram dimana

    keputusan/pengambilan kesimpulan yaitu jika grafik histogram tidak condong

    ke kiri dan ke kanan maka data penelitian berdistribusi normal dan sebaliknya.

    2. Uji Multikolinieritas

    Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi

    yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel independen. Jika

    terjadi korelasi kuat, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi.

    Menurut Singgih Santoso (2000) model regresi yang baik seharusnya tidak

    terjadi korelasi antar variabel independen. Ketentuan untuk mendeteksi ada

    tidaknya multikolinieritas yaitu :

    Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10, dan nilai

    Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    58/127

    56

    multikolinieritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 1/10 atau

    0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.

    3. Uji Heteroskedastisitas

    Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah

    model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke

    pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan

    lain tetap disebut homokedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda

    disebut heterokedastisitas. Menurut Umar (2000) model regresi yang baik

    adalah model yang heterokedastisitas. Cara memprediksinya adalah :

    a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0.

    b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

    c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

    melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

    d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola (Lubis, 2007).

    4.7.5. Statistik Deskriptif

    Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses

    transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan

    diinterprestasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data

    dalam bentuk tabel numerik. Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk

    memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang paling utama

    dan data demografi responden. (Ghazali dan Ikhsan, 2006).

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    59/127

    57

    4.7.6. Uji Hipotesis

    Untuk menguji hipotesis yang diajukan dilakukan dengan melihat rata-rata

    nilai variabel yang dipakai. Kuesioner diarahkan untuk jawaban positif atau negatif.

    Interval jawaban terdiri dari 1 sampai dengan 5, dan jawaban point 4 dan point 5

    merupakan jawaban positif karena jawaban point 4 adalah setuju dan point 5 adalah

    sangat setuju. Untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh keahlian, independensi,

    kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik secara simultan dan parsial

    terhadap kualitas auditor digunakan pengujian hipotesis secara simultan dengan uji F,

    dan secara parsial dengan uji t.

    1. Uji F

    Uji Fmenguji pengaruh simultan antara variabel independen terhadap variabel

    dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F

    adalah sebagai berikut :

    Ho : = 0, Keahlian, Independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan

    kode etik tidak berpengaruh secara simultan terhadap kualitas auditor.

    Ha : 0, Keahlian, Independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan

    pada kode etik berpengaruh secara simultan terhadap kualitas auditor.

    Pada tabel ANOVA didapat uji Fyang menguji semua sub variabel bebas yang

    akan mempengaruhi persamaan regresi. Dengan menggunakan derajat

    keyakinan 95 % atau taraf nyata 5 % serta derajat kebebasan df1dan df2untuk

  • 8/11/2019 pengaruh keahlian dll thd kualitas auditor.pdf

    60/127

    58

    mencari nilai Ftabel. Nilai Ftabel dapat dilihat dengan menggunakan Ftabel.

    Dasar pengambilan keputusan adalah :

    a. Jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

    b. Jika F hitung < F tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

    Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan

    berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan :

    a. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

    b. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

    2. Uji t

    Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t, yaitu menguji

    pengaruh parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen,

    dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Adapun langkah-langkah

    dalam pengambilan keputusan untuk uji tadalah sebagai berikut :

    Ho : = 0, Keahlian, independensi, kecermatan profesional, dan kepatuhan

    pada kode etik tidak berpengaruh secara parsial terhadap kualitas auditor.

    Ha : 0,