pengaruh karakteristik perusahaan dan corporate … · 2018. 2. 11. · sumber daya finansialnya....

15
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE (GC) TERHADAP PRAKTIK PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT(SR) (STUDI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA 2012-2014) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: AGNES MAULIDYA ISWARI B 200 120 382 PROGRAM JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Upload: others

Post on 19-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE

    GOVERNANCE (GC) TERHADAP PRAKTIK PENGUNGKAPAN

    SUSTAINABILITY REPORT(SR)

    (STUDI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

    TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA 2012-2014)

    NASKAH PUBLIKASI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

    Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Oleh:

    AGNES MAULIDYA ISWARI

    B 200 120 382

    PROGRAM JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    2016

  • ii

    HALAMAN PERSETUJUAN

    PENGARUH KARAKTERISITK PERUSAHAAN DAN CORPORATE

    GOVERNANCE (GC) TERHADAP PRAKTIK PENGUNGKAPAN

    SUSTAINABILITY REPORT (SR)

    (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI

    BURSA EFEK INDONESIA 2012-2014)

    oleh:

    AGNES MAULIDYA ISWARI

    B 200 120 382

    Telah diperiksa dan disetujui oleh:

    Dosen Pembimbing

    Dr. Fatchan Achyani, S.E, M.Si

    NIK : 657/0612056501

    NASKAH PUBLIKASI

  • iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    PENGARUH KARAKTERISITK PERUSAHAAN DAN CORPORATE

    GOVERNANCE (GC) TERHADAP PRAKTIK PENGUNGKAPAN

    SUSTAINABILITY REPORT (SR)

    (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI

    BURSA EFEK INDONESIA 2012-2014)

    Yang ditulis oleh:

    AGNES MAULIDYA ISWARI

    B 200 120 382

    Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Pada hari Sabtu, 23 April 2016

    Dan dinyatakan telah memenuhi syarat,

    Dewan Penguji:

    1. Dr. Fatchan Achyani, S.E, M.Si ( )

    (Ketua Dewan Penguji)

    2. Drs. Suyatmin, S.E, M.Si ( )

    (Anggota 1 Dewan Penguji)

    3. Drs. Yuli Tri Cahyono, MM, Akt, CA ( )

    (Anggota 2 Dewan Penguji)

    Mengatahui,

    Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Dr. Triyono, S.E, M.Si

    NIK : 195803091957031643

  • iv

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

    pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang

    pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

    orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan

    saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

    Surakarta, 30 April 2016

    Penulis

    Agnes Maulidya Iswari

    B 200 120 382

  • 1

    PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE

    GOVERNANCE (GC) TERHADAP PRAKTIK PENGUNGKAPAN

    SUSTAINABILITY REPORT(SR)

    (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia 2012-

    2014)

    AGNES MAULIDYA ISWARI

    B 200 120 382

    Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Email:

    [email protected]

    Abstract

    The purpose of this study is to analyzed the effect of the characteristic of the company and corporate governance disclosure to sustainability report. Characteristic of the company used in research is profitability ROA, company size, and company activity. For corporate governance used in research is audit committee, board of directors, governance committee, and independent commisaris. Population of this study were taken from manufacture company listed on indonesia stock exchangeobservation period of 2012-2014. This study uses purposive sampling method and collected 37 samples. Data analysis whit test clasic assumption and hypoteses test method used multiple regression. The result show characteristic of the company that company size significantinfluence to the disclosure of sustainability report. In corporate governance that governance committee significan influence to the disclosure of sustainability report. Keywords: sustainability report, profitabillity ROA, company activity, company size, audit committee, board of directors, governance committee, independent commisaris.

    Abstraksi

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor karakteristik perusahaan dan corporate governance terhadap praktik pengungkapan sustainability report. Karakteristik perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas ROA, ukuran perusahaan dan aktivitas perusahaan. sedangkan untuk corporate governance yang digunakan adalah komite audit, dewan direksi, governance committee dan komisaris independen.

    Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014. Total sampel penelitian adalah 37 perusahaan yang ditentukan dengan purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan metode regresi linear berganda.

    Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor karakteristik perusahaan yaitu ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap praktik pengungkapaan sustainabilityreport, sedangkan profitabilitas ROA dan aktivitas perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik pengungkapan sustainability report. Dalam mekanisme corporate governance yaitu governance commitee berpengaruh signifikan terhadap praktik pengungkapan sustainability report, sedangkan komite audit, dewan direksi, dan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik pengungkapan sustainability report.

    Kata kunci: sustainability report, profitabilitas ROA, aktivitas perusahaan, ukuran perusahaan, komite audit, dewan direksi, governance committee, komisaris independen.

    mailto:[email protected]

  • A. PENDAHULUAN

    Isu mengenai sustainability report semakin berkembang pesat seiring dengan banyaknya

    perusahaan yang menerbitkan sustainability report. Sustainability report mulai diterapkan di perusahaan-

    perusahaan, terutama perusahaan yang go public untuk dapat mengukur, mengungkapkan, dan menjadi

    perusahaan yang akuntabel. Pengungkapan sustainability report di kebanyakan negara, termasuk

    Indonesia masih bersifat voluntary, artinya tidak ada aturan yang mewajibkan seperti halnya pada

    penerbitan financial reporting (Utama dalam Suryono dan Prastiwi, 2011).

    Pada awal kemunculannya sustainability report hanya memfokuskan pada kerusakan masalah

    sumber lingkungan dan sumber daya alam yang diakibatkan oleh pertumbuhan industri yang semakin

    pesat. Tetapi hal ini mendapat kritikan karena hanya berfokus pada pengembangan lingkungan dan

    mengabaikan pertumbuhan kesejahteraan dan ekonomi. Saat ini perusahaan dituntut oleh stakeholder,

    investor, karyawan, pemerintah bahkan masyarakat agar lebih transparan dan akuntabilitas dalam

    menerapkan sustainability report. Ada lima faktor yang membuat konsep keberlanjutan menjadi sesuatu

    yang penting, yaitu ketersediaan dana, misi lingkungan, tanggung jawab sosial, implementasi dalam

    kebijakan, dan mempunyai nilai manfaat. Menurut GlobalReporting Iniative (GRI)sustainability report adalah

    praktik pengukuran, pengungkapan, dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai

    tujuan pembangunan berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun

    eksternal.

    Mekanisme pelaporan sustainability report mempunyai berbagai fungsi, bagi perusahaan, laporan

    ini dapat menjadi alat ukur bagi pencapaian kerja dalam isu triple bottom line. Bagi investor, laporan ini

    berfungsi sebagai alat kontrol pencapaian kerja dan pertimbangan investor dalam mengalokasikan

    sumber daya finansialnya. Dan bagi pemangku kepentingan lainnya seperti pemerintah, media,

    konsumen, akademis menjadi tolak ukur apakah perusahaan benar-benar melakukan tanggung jawab

    sosialnya terhadap masyarakat dan lingkungan.

    Isi dari sustainability report juga termasuk mengenai bagaimana praktik corporate social responsbility

    yang telah dirancang sebelumnya. Corporate social responsbility mampu memberikan nilai tambah bagi

    perusahaan dengan keunggulan-keunggulan yang ditawarkan, nilai perusahaan

    ditimbulkan dari berbagai aktivitas perusahaan terhadap lingkungan sosial dan

    media. Pengungkapan sustainability report tidak bisa terlepas dari pelaksanaan corporate governance karena

    tujuan utama penerapan corporate governance adalah untuk mendorong timbulnya kesadaran dan

    tanggung jawab sosial perusahaan pada masyarakat dan lingkungan. Karekteristik yang mempengaruhi

    pengungkapan sustainability report adalah komite audit, dewan direksi, governance commite, dan komisaris

    independen.

    B. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

    Praktik sustainability report dilandasi teori stakeholders dan legitimasi. Menurut teori stakeholders

    asumsi teori stakeholder dibangun atas dasar pernyataan bahwa perusahaan berkembang menjadi sangat

    besar dan menyebabkan masyarakat menjadi sangat terkait dan memperhatikan perusahaan, sehingga

    perusahaan perlu menunjukan akuntabilitas dan responsbilitas secara lebih luas dan tidak terbatas

    hanya kepada pemegang saham. Perusahaan akan berusaha untuk mengungkapkan informasi yang

    bersifat wajib maupun sukarela, agar para stakeholder tetap menaruh kepercayaan terhadap perusahaan.

    Pengungkapan informasi yang bersifat wajib adalah laporan keuangan. Sedangkan pengungkapan yang

    bersifat sukarela seperti sustainability report, dibutuhkan oleh stakeholder yang berpengaruh maupun tidak

    berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi perusahaan melalui pengungkapan sustainability report.

    (Ghozali dan Chariri, 2007).

  • 2

    Menurut Teori legitimasi menjadi landasan bagi perusahaan untuk memperhatikan apa yang

    menjadi harapan masyarakat dan mampu menyelaraskan nilai-nilai perusahaannya dengan norma-

    norma sosial yang berlaku di perusahaan tersebut melangsungkan kegiatan. Kemudian dalam teori

    legitimasi dijelaskan bahwa ketika terjadi fenomena “legitimacy gap”, perusahaan perlu mengevaluasi nilai

    sosialnya dan menyesuaikannya dengan nilai-nilai sosial yang ada atau persepsi terhadap perusahaan

    sebagai taktik legitimasi. Oleh karena itu, pengungkapan informasi yang menyangkut dengan organisasi

    sosial, komunitas masyarakat dan lingkungan sangat diperlukan. Perusahaan dapat mengungkapkan

    informasi tersebut dalam sustainability report sebagai wujud akuntabilitas perusahaan kepada publik.

    Tujuannya untuk mendapatkan legitimasi masyarakat dan menjelaskan bagaimana dampak sosial dan

    lingkungan yang ditimbulkan perusahaan Chariri dalam Sari dan Marsono (2013).

    1. PENGEMBANGAN HIPOTESIS

    Hubungan antara Profitabilitas ROA dengan pengungkapan sustainability report

    Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

    laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham (Mamduh dan Abdul Halim dalam Almalia,

    2007). Perusahaan yang memiliki kemampuan kinerja keuangan yang baik, akan memiliki kepercayaan

    yang tinggi untuk menginformasikan kepada stakeholders-nya, karena perusahaan yang memiliki tingkat

    profitabilitas yang tinggi cenderung akan melakukan pengungkapan sustainability report, karena

    profitabilitas merupakan indikator kinerja perusahaan yang harus diungkapkan dalamsustainability report.

    Suryono dan Prastiwi (2011) menyatakan bahwa pelaporan sustainability report memiliki hubungan

    positif secara signifikan dengan profit margin dan pertumbuhaan jangka panjang. Dengan demikian

    hipotesis yang diajukan:

    H1=Tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.

    Hubungan antara Rasio Analisis Aktivitas dengan Pengungkapan sustainability report

    Tingginya rasio aktivitas perusahaan mencerminkan kemampuan dana yang tertanam dalam

    perputaran seluruh aktivanya pada suatu periode tertentu (Setiawan, 2005: 19). Semakin tinggi rasio

    aktivitas perusahaan berarti mencerminkan semakin baik manajemen mengelola aktivanya yang berarti

    semakin efektif dalam mengelola total aktiva. Dilling dalam Suryono dan Prastiwi (2011) menjelaskan

    bahwa dari tujuh puluh persen penelitian menunjukkan hubungan positif antara kinerja perusahaan

    dengan pengungkapan CSR. Dengan demikian hipotesis yang diajukan:

    H2=Tingkat aktivitas perusahaan berpengaruh positif pengungkapan sustainability report.

    Hubungan antara Ukuran Perusahaan dengan pengungkapan sustainability report

    Semakin besar perusahaan akan semakin banyak disoroti oleh stakeholders. Dalam kondisi

    demikian perusahaan berusaha untuk mendapatkan legitimasi stakeholders dalam rangka melaksanakan

    nilai-nilai sosial dan kegiatan yang ada di dalam masyarakat. Penelitian Arum dan Ayu dalam Pratama

    dan Yulianto (2015) menemukan bahwa size perusahaan berpengaruh terhadap kenaikan Indeks

    Financial Sustainability Report (IFSR) yang berfungsi untuk mengukur pengungkapan sukarela yang

    dilakukan oleh perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan:

    H3= Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.

    Hubungan antara Komite Audit dengan Pengungkapan sustainability report

    Komite audit merupakan komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara

    dewan direksi dan audit ekternal, internal auditor serta anggota independen, yang memiliki tugas untuk

    memberikan pengawasan auditor. Memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat

    terhadap hukum dan regulasi (Jati, 2009). Nasir dan Abdulllah (2004) menyatakan bahwa keberadaan

    Komite Audit membantu menjamin pengungkapan dan sistem pengendalian akan berjalan dengan

    baik. Penelitian yang dilakukan oleh Suryono dan Prastiwi (2011) membuktikan bahwa komite audit

    yang diukur melalui jumlah rapat yang dilakukan komite audit memiliki pengaruh terhadap

    pengungkapan sustainability report. Dengan demikan hipotesis yang diajukan:

    H4= Komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.

  • 3

    Hubungan antara Dewan Direksi dengan pengungkapan sustainability report

    Kinerja dewan direksi yang baik akan mampu mewujudkan corporate governance bagi perusahaan

    dalam penerapannya, pelaksanaan corporate governance sangat bergantung pada dewan direksi yang

    dipercayai sebagai pihak yang mengurus perusahaan. Suryono dan Prastiwi (2011) menyatakan bahwa

    semakin tinggi frekuensi rapat yang dilakukan dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya

    komunikasi dan koordinasi antar anggota sehingga lebih mempermudah untuk mewujudkan good

    corporate governance. Dengan demikian hipotesis yang diajukan:

    H5= Dewan direksi berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.

    Hubungan antara Governance Committee dengan Pengungkapan sustainability report

    Berdasarkan code of corporate governance yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan

    Governance (2006) menyatakan komite kebijakan governance committee bertugas membantu dewan

    komisaris dalam mengkaji kebijakan GCG secara menyeluruh yang disusun oleh direksi serta menilai

    konsistensi penerapannya,termasuk yang berhubungan dengan etika bisnis dan tanggung jawab sosial

    perusahaan. Tujuan dari tanggung jawab perusahaan terhadap aktivitas sosial dan lingkungan yang

    dilakukan perusahaan adalah untuk mendapatkan legitimasi publik agar tercapai kesinambungan usaha

    dalam jangka panjang. Penelitian yang dilakukan oleh Idah dalam Aniktia dan Khafid (2015) dan Nasir

    dkk. (2014) menunjukkan bahwa governance committee memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan

    sustainability report. Dengan demikian hipotesis yang diajukan:

    H6= Governance Committee berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report

    Hubungan antara Proporsi Komisaris Independen dengan pengungkapan sustainability

    report

    Baysinger dan Butler dalam Aziz (2014) menemukan bahwa dengan adanya dewan komisaris

    independen, pengelolaan perusahaan lebih efektif dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. apabila

    jumlah komisaris independen semakin besar atau dominan, hal ini dapat memberikan power kepada

    dewan komisaris untuk menekan manajemen untuk meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan

    Haniffa dan Cooke dalam waryanto (2010). Penelitian Sari dan Marsono (2013) menunjukkan bahwa

    dewan komisaris independen berpengaruh terhadap sustainability report. Dengan demikian hipotesis

    yang diajukan:

    H7= Proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report

    C. METODE

    Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek

    Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014. Jumlah perusahaan yang mempengaruhi kriteria untuk

    menjadi sampel dalam penelitian ini yang ditentukan dengan metode purposivesampling adalah 37

    perusahaan. Data yang digunakan berupa laporan tahunan, laporan berkelanjutan, dan informasi yang

    terkait dengan penelitian.

    1. Variabel dependen

    Sustainability report merupakan laporan yang berisi praktik dalam mengukur dan mengungkapkan

    aktivitas sosial dan lingkungan perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal dan

    eksternal mengenai kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (GRI,

    2006).

    Apabila item informasi yang ditentukan diungkapkan secara lengkap dalam Laporan

    Keberlanjutan maka diberi skor 4, jika informasi yang ditentukan ada diungkapkan tetapi kurang

    lengkap dalam Laporan Keberlanjutan maka diberi skor 2, dan jika ada item informasi tidak

    diungkapkan maka diberi skor 0.Perhitungan Indeks Kualitas Pengungkapan Sustainability ReportIniative

    (SRI) dirumuskan sebagai berikut:

    jumlah item yang diungkapkan

    SRIt = 78

  • 4

    2. Variabel independen

    Profitabilitas ROA

    Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam upaya

    meningkatkan nilai pemegang saham Mamduh dan Abdul Halim dalam Almilia (2007). Pengukuran

    variabelnya menggunakan ROA. Dengan menggunakan rumus:

    Laba bersih setelah pajak

    ROA= total aktiva

    Aktivitas

    Menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan (sales) dengan aset yang

    dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi-operasi perusahaan (Hadiningsih, 2007). Rasio

    Aktivitas dalam penelitian ini diukur melalui inventory turnover. Pengukuran variabelnya menggunakan

    inventory turnover. Dengan menggunakan rumus:

    Penjualan

    Inventory turnover = persediaan

    Ukuran perusahaan

    Menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah

    penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva (Ferry dan Jones dalam Andriyanti, 2007).

    Ukuran perusahaan dirumuskan sebagai berikut:

    ASSET= log (nilai total aset)

    Komite audit

    Komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit

    ekternal, internal auditor serta anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan

    pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat terhadap hukum

    dan regulasi (Jati, 2009). Dengan menggunakan rumus: ∑ rapat komite audit

    Dewan direksi

    Bagian perseroan yang bertanggung jawab penuh terhadap kepengurusan perseroan. Untuk

    kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan,

    sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 pasal 1 ayat 4. Dengan menggunakan rumus:

    ∑ rapat selama periode 1 tahun

    Governance Committee

    Sebuah komite yang terdiri dari beberapa anggota dewan direksi, yang memiliki tugas untuk

    mengembangkan dan merekomendasi kepada dewan direksi, pedoman dalam pelaksanaan dan etika

    corporate governance (Willey, 2009). Nilai 1 untuk perusahaan yang sudah membentuk governance committee

    dan 0 untuk perusahaan yang belum membentuk governance committee.

    Komisaris Independen

    Komisaris independen merupakan anggota dewan komisaris yang bukan berasal dari pihak

    yang terafiliasi. Variabel dewan komisaris independen diukur dengan jumlah anggota dewan komisaris

    dibagi dengan jumlah anggota komisaris independen. Dengan menggunakan rumus:

    ∑ dewan komisaris independen

    KOMDEN: ∑ dewan komisaris

  • 5

    3. Metode Analisis Data

    Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan

    data sekunder pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun

    2012-2014. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, uji asumsi

    klasik, dan menggunakan metode regresi linear berganda dengan persamaan sebagai berikut:

    SRIi= α + β1(ROA) + β2(IT) + β3(ASSET) + β4(TKA) + β5(TDD) +

    β6(GOV) + β7(KOMDEN) + ɛ

    Keterangan:

    SRIt = indeks pengungkapan SR

    α = konstanta

    ROA = profitabilitas

    IT = aktivitas perusahaan

    ASSET = ukuran perusahaan

    TKA = komite audit

    TDD = dewan direksi

    GOV = governance committee

    KOMDEN = komisaris independen

    ɛ = error

    D. HASIL PENELITIAN

    Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa nilai rata-rata variabel profitabilitas adalah 10,1652,

    hal ini berarti bahwa tingkat profitabilitas perusahaan sebesar 10,1652%. Variabel aktivitas perusahaan

    memiliki nilai rata-rata 11,6675, hal ini berarti rata-rata perputaran persediaan perusahaan sebesar

    11,6675%. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai rata-rata 10,0758, hal ini berarti rata-rata ukuran

    perusahaan sebesar 10,0758%. Variabel komite audit memiliki nilai rata-rata 8,2432, hal ini berarti

    komite audit menyelenggarakan rapat 8 kali dalam setahun. Variabel dewan direksi memiliki nilai rata-

    rata 16,4144, hal ini berarti dewan direksi menyelenggarakan rapat 16 kali dalam setahun. Variabel

    governance committee memiliki nilai rata-rata 0,31, hal ini berarti pada tahun 2012-2014 melalui variabel

    dummy 0 dan 1, perusahaan manufaktur dengan indikator angka 0 sebanyak 77 perusahaan dan sisanya sebanyak 34 perusahaan dengan indikator angka 1. Variabel komisaris independen memiliki nilai rata-

    rata 0,3642, hal ini berarti jumlah rata-rata komisaris independen dalam perusahaan 36% dari jumlah

    total dewan komisaris. Variabel sustainability report memiliki nilai rata-rata 0,6301 atau 63%, hal ini

    berarti pada tahun 2012-2014 rata-rata perusahaan manufaktur mengungkapkan tanggung jawab sosial

    adalah 49 sampai 50 item dari total 78 item yang diharapkan diungkapkan. Dan sisanya 37% atau sekitar

    28 sampai 29 item, tidak diungkapkan.

  • 6

    Tabel 1 Hasil analisis regresi linear berganda

    Variabel Unstandarized

    Coefficients B

    Sig.

    ROA .005 .124 IT .000 .743 ASSET -.061 .000 TKA .005 .129 TDD .004 .059

    GOV .205 .002 KOMDEN .110 .701

    Adjusted R2 F Statistik Sig-F

    0,366 10,073 0,000

    Sumber: data sekunder diolah, 2016

    Tabel regresi linear berganda di atas menunjukkan hasil pengujian sebagai berikut:

    Hasil output SPSS menunjukkan variabel profitabilitas (ROA) memiliki signifikansi sebesar

    0,124 angka ini lebih besar dari taraf signifikansi 5% (0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka H0

    diterima dan Ha ditolakyang menunjukkan bahwa proftabiltas tidak berpengaruh signifikan terhadap

    pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

    sebelumnya oleh Adhipradana dan Daljono (2014), Aniktia dan Khafid (2015) yang menyatakan

    bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap praktik pengungkapan

    sustainability report.

    Hasil output SPSS menujukkan variabel aktivitas perusahaan (IT) memiliki signifikansi sebesar

    0,743 angka ini lebih besar dari taraf signifikansi 5% (0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka H0

    diterima dan Ha ditolakyang menunjukkan bahwa aktivitas perusahaan tidak berpengaruh signifikan

    terhadap pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

    sebelumnya oleh Nasir dan Utara (2014), Sari dan Marsono (2013) serta Suryono dan Prastiwi (2011)

    dimana inventory turnover berpengaruh tidak signifikan terhadap praktik pengungkapan sustainability report

    Hasil output SPSS menunjukkan varibel ukuran perusahaan (asset) memiliki signifikansi sebesar

    0,000 angka ini lebih kecil dari taraf signifikansi 5% (0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka H0 ditolak

    dan Ha diterimayang Menujukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap

    pengungkapan sustanability report. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

    sebelumnya oleh Suyono dan Prastiwi (2011), Pratama dan Yulianto (2015)yang menyatakan bahwa

    ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap praktik pengungkapan sustainability report.

    Hasil output SPSS menunjukkan variabel komite audit (TKA) memiliki taraf signifikansi sebesar

    0,000 angka ini lebih kecil dari taraf signifikansi 5% (0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka H0

    diterima dan Ha ditolak yang menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap

    pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

    sebelumnya oleh Adhipradana dan Daljono (2014), Aziz (2014), Pratama dan Yulianto (2015) serta

    Nasir dan Utara (2014) dimana variabel komite audit berpengaruh tidak signifikan terhadap praktik

    pengungkapan sustainability report.

    Hasil output SPSS menunjukkan variabel dewan direksi (TDD) memiliki signifikansi 0,059.

    Angka ini lebih besar dari taraf signifikansi 5% (0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka H0 diterima

    dan Ha ditolak yang menunjukkan bahwa dewan direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap

    pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

    sebelumnya oleh Sari dan Marsono (2013), Nasir dan Utara (2014) dimana variabel dewan direksi

    berpengaruh tidak signifikan terhadappraktik pengungkapan sustainability report.

  • 7

    Hasil output SPSS menunjukkan variabel governance committee (GOV) memiliki signifikansi 0,002.

    Angka ini lebih kecil dari taraf signifikansi 5% (0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka H0 ditolak dan

    Ha diterima yang menunjukkan bahwa governance committee berpengaruh secara signifikan terhadap

    pengungkapan sustainability report. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh

    Adhipradana dan Daljono (2014), Nasir dan Utara (2014) serta Aniktia dan Khafid (2015) dimana

    variabel governance committee berpengaruh secara signifikan terhadap praktik pengungkapan sustainability

    report.

    Hasil output SPSS menunjukkan variabel komisaris independen (KOMDEN) memiliki

    signifikansi 0,701 angka ini lebih besar dari taraf signifikansi 5% (0,05). Berdasarkan hasil tersebut,

    maka H0 diterima dan Ha ditolak yang menunjukkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh

    signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

    dilakukan sebelumnya oleh Aziz (2014), Aniktia dan Khafid (2015) dimana variabel komisaris

    independen berpengaruh tidak signifikan terhadap sustainability report.

    E. DISKUSI

    Pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap pengungkapan sustainability report

    Penelitianini menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

    sustainability report, karena profitabilitas bukan menjadi hal yang penting untuk perusahaan dalam

    pengungkapan sustainability report atau terdapat kemungkinan bahwa perusahaan dalam menghasilkan

    laba mengalami penurunan. Dengan tingkat profitabilitas yang menurun perusahaan akan mengurangi

    kegiatan sosial dan memfokuskan untuk meningkatkan laba. Sehingga menyebabkan semakin sedikit

    informasi sosial dan lingkungan yang diungkapkan, hal ini menyebabkan profitabilitas tidak

    berpengaruh terhadap sustainability report.

    Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Adhipradana dan

    Daljono (2014), Aniktia dan Khafid (2015) yang menyatakan bahwa variabel profitabilitas tidak

    berpengaruh secara signifikan terhadap praktik pengungkapan sustainability report.

    Pengaruh aktivitas (IT) terhadap pengungkapan sustainability report

    Penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

    sustainability report, karena pengungkapan sustainability report lebih dipengaruhi oleh dorongan manajer

    untuk mengungkapkan informasi secara lebih luas, terutama yang menyangkut isu sosial dan

    lingkungan. Sedangkan rasio perputaran persediaan lebih dipengaruhi oleh ketepatan manajer dalam

    memilih metode persediaaan, agar mendapatkan laba yang tinggi (Suryono dan Prastiwi, 2011).

    Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Nasir dan Utara

    (2014), Sari dan Marsono (2013) serta Suryono dan Prastiwi (2011) dimana inventory turnover

    berpengaruh tidak signifikan terhadap praktik pengungkapan sustainability report.

    Pengaruh ukuran perusahaan (ASSET) terhadap pengungkapan sustainability report

    Penelitian ini menujukkan bahwa ukuran perusahaan perpengaruh signifikan terhadap

    pengungkapan sustainability report, karena perusahaan besar biasanya menahan informasi yang

    mengandung nilai relevan untuk menghindari tekanan biaya politik dalam hukum dan kenaikan pajak,

    serta tuntutan hukum untuk melakasanakan tanggung jawab sosialnya. Karena alasan itu

    dimungkinkan manajemen hanya mengungkapkan informasi yang dianggap penting saja.

    Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Suryono dan Prastiwi

    (2011), Pratama dan Yulianto (2015) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan (ASSET)

    berpengaruh signifikan terhadap praktik pengungkapan sustainability report.

    Pengaruh komite audit (TKA) terhadap pengungkapan sustainability report

    Penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

    sustainability report karena dimungkinkan rapat yng dilakukan tidak membahas tentang aspek sosial dan

    lingkungan. Atau hasil ini bisa disebabkan karena kurang efektifnya rapat yang dilakukan oleh komite

  • 8

    audit. Karena komite audit lebih mementingkan urusan pribadi dan kelompoknya dibanding

    kepentingan perusahaan.

    Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan sebelumnnya oleh Adhipradana dan

    Daljono (2014), Aziz (2014), Pratama dan Yulianto (2015) serta Nasir dan Utara (2014) dimana

    variabel komite audit berpengaruh tidak signifikan terhadap praktik pengungkapan sustainability report.

    Pengaruh dewan direksi (TDD) terhadap pengungkapan sustainability report

    Penelitian ini menunjukka bahwa dewan direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap

    pengungkapan sustainability report, menurut Wijayanti dalam Sari dan Marsono (2013) tidak ditemukan

    hubungan antara dewan direksi dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, dikarenakan

    adanya hubungan agensi yang memotivasi setiap individu untuk memperoleh sasaran yang harmonis

    dan menjaga kepentingan masing-masing agent dan principal. Hal ini memungkinkan pihak manajemen (direksi) lebih mementingkan pemegang saham daripada tujuan perusahaan yang berdampak tidak

    maksimalnya pelaksanaan tanggung jawab sosial.

    Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Sari dan Marsono

    (2013), Nasir dan Utara (2014) dimana variabel dewan direksi berpengaruh tidak signifikan terhadap

    praktik pengungkapan sustainability report.

    Pengaruh governance committee(GOV) terhadap pengungkapan sustainability report

    Penelitian ini menunjukkan bahwa governance committee berpengaruh signifikan terhadap

    pengungkapan sustainability report, karena dengan adanya governance committee maka penerapan GCG

    dapat dicapai, sehingga menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih efisien dan efektif. Dengan adanya

    governance comittee dapat mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan sustainability report

    untuk terciptanya transparansi.

    Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Adhipradana dan

    Daljono (2014), Nasir dan Utara (2014) serta Aniktia dan Khafid (2015) dimana variabel governance

    committee berpengaruh signifikan terhadap praktik pengungkapan sustainability report.

    Pengaruh komisaris independen (KOMDEN) terhadap pengungkapan sustainability report

    Penelitian ini menujukkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

    pengungkapan sustainability report, karena kurang maksimalnya tugas yang dilakukakan oleh komisaris

    independen, tidak semua anggota komisaris independen menujukkan independensinya sehingga

    pengawasan tidak berjalan dengan baik dan berdampak pada kurangnya dorongan terhadap

    manajemen untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

    Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Aziz (2014), Aniktia

    dan Khafid (2015) dimana variabel komisaris independen berpengaruh tidak signifikan terhadap

    praktik pengungkapan sustainabilty report.

    F. KESIMPULAN

    Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

    tingkat pengungkapan sustainability report di Indonesia masih relatif rendah. variabel independen yaitu

    ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan dan governance committeeberpengaruhpositif signifikan

    terhadap praktik pengungkapan sustainability report. Sedangkan variabel profitabillitas, aktivitas

    perusahaan, komite audit, dewan direksi dan komisaris independen tidak terbukti berpengaruh secara

    signifikan terhadap praktik pengungkapan sustainability report. Dengan demikian dapat disimpulkan

    bahwa karakteristik perusahaan dan mekanisme corporate govenrnance belum sepenuhnya mendorong

    manajemen sebagai bahan pertimbangan untuk perusahaan dalam praktik pengungkapan sustainability

    report.

    Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, hanya memfokuskan pada sektor

    manufaktur saja. Kedua, penelitian ini memiliki sampel yang kecil karena masih sedikit perusahaan

    manufaktur yang menerbitkan sustainability report.Ketiga, Hanya menggunakan variabel profitabilitas,

    ukuran perusahaan dan aktivitas perusahaan sebagai karakteristik perusahaan

  • 9

    Berdasarkan beberapa keterbatasan yang telah disampaikan , maka penulis memberikan saran

    kepada peneliti yang akan datang untuk mengembangkan variabel-variabel yang diteliti dan

    memperluas sampel penelitian tidak hanya perusahaan manufaktur saja.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdullah, Nasir. 2004. “Accrual Management And The Independence Of The Boards Of Directors And Audit Committees”. Jurnal Ekonomi dan Manajemen. Vol. 12, No. 1.

    Adhipradana, Daljono. 2014. ”pengaruh kinerja keuangan, ukuran perusahaan dan corporate governanceterhadap pengungkapan sustainability report”. 3(1): 1-12.

    Almilia, Luciana Spica dan Ikka Retrianasari. 2007. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap

    Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ.”

    dalam Proceeding Seminar Nasional. Inovasi dalam Menghadapi Perubahan lingkungan bisnis.

    Jakarta.

    Andriyanti. 2007. “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan Operating Leverage terhadap Struktur

    Modal PadaPerusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”. Skripsi

    Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

    Aniktia, Khafid. 2015. ”Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance dan Kinerja Keuangan Terhadap

    Pengungkapan Sustainability Report”. Dalam jurnal akuntansi.

    Aziz. 2014. “Analisis Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kualitas Pengungkapan

    Sustainability Report”. 3( 2): 65-84.

    Global Reporting Initiative 2000-2006. 2006. “Pedoman Laporan Keberlanjutan.”,

    http://www.globalreporting.org.

    Ghozali, Imam. dan A, Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas

    Diponegoro.

    Hadiningsih, Murni. 2007. “Analisis Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Keuangan

    Perusahaan Pengakuisisi dan Perusahaan Diakuisisi di BEJ”. Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas

    Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

    Jati, Framudyo. 2009. “Pengaruh Struktur Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang

    Terdaftar di BEI”.

    Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good Corporate

    Governance di Indonesia. Jakarta.

    Nasir, Utara. 2014. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan corporate governance terhadap pengungkapan

    sustainability report pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI”. 22(1).

    Pratama, Yulianto. 2015. “faktor keuangan dan corporate governance sebagai penentu pengungkapan sustainability

    report”. Dalam jurnal Akuntansi.

    Sari, Marsono. 2013. “pengaruh knerja keuangan, ukuran perusahaan dan corporate governance terhadap

    pengungkapan sustainability report”. 2( 3): 1-10.

    Setiawan, Maman. 2005. ”Pengaruh Struktur Kepemilikan, Karakteristik Perusahaan, dan Karakteristik Tata

    Kelola Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan”. dalam Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian

    Universitas Padjajaran.

    Suryono, Prastiwi. 2011. “pengaruh karakteristik perusahaan dan corporate governance terhadap praktik

    pengungkapan sustainability report”. dalam Proceeding Simposium Nasional Akuntansi XIV. 2011.

    Waryanto. 2010. “pengaruh karakteristik good corporate governance (GCG) terhadap luas pengungkapan corporate

    social responsibility (CSR) di Indonesia”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

    Semarang.

    www.idx.co.id

    http://www.globalreporting.org/http://www.idx.co.id/

  • 10

    SURAT PERNYATAAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH

    Bismillahirrahmanirrohim

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

    Nama : Agnes Maulidya Iswari

    NIM : B200120382

    Jenis : Skripsi

    Judul : PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE

    GOVERNANCE (GC) TERHADAP PRAKTIK PENGUNGKAPAN

    SUSTAINABILITY REPORT (SR) (PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

    TERCATAT DI BEI 20120-2014)

    Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

    1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi

    pengembangan ilmu pengetahuan.

    2. Memberikan hak menyimpan, mengalihmediakan/ mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk

    softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta izin dari

    saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

    3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan

    UMS, dan semua bentuk tuntutan hukim yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya

    ilmiah ini.

    Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan

    sebagaimana mestinya.

    Surakarta, 30 April 2016

    Yang Menyatakan

    Agnes Maulidya Iswari