kajian akademis potensi dan penatausahaan pajak …
TRANSCRIPT
KAJIAN AKADEMIS POTENSI DAN
PENATAUSAHAAN PAJAK PARKIR
DI KOTA DENPASAR
KERJASAMA ANTARA
PEMERINTAH KOTA DENPASAR DENGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
UDAYANA TAHUN 2015
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 1
BAB
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Kajian
1.3 Metode Kajian
1.4 Organisasi Tim Pengkaji
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 2
Sejak tahun 2001 seluruh kabupaten/kota di Indonesia melaksanakan
otonomi daerah atau desentralisasi. Tujuan dilaksanakan otonomi daerah adalah
secara politis untuk memposisikan pemerintah daerah sebagai instrumen
pendidikan politik di tingkat lokal yang secara agregat akan menyumbangkan
pendidikan politik secara nasional sebagai dasar menciptakan kesatuan dan
persatuan berbangsa dan bernegara. Tujuan administratif adalah agar pemerintah
daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berusaha mencapai efisien dan
efektif dan lebih bertanggung jawab (Suwandi, 2000).
Harapan dilaksanakannya otonomi daerah atau desentralisasi, pemerintah
daerah akan lebih fleksibel dalam mengatur strategi pembangunannya, karena
dengan desentralisasi pemerintah akan lebih dekat dengan masyarakatnya,
sehingga makin banyak keinginan masyarakat dapat dipenuhi oleh pemerintah.
Dengan desentralisasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat dan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia pada masa yang akan
datang. Dengan makin dekatnya hubungan antara pemerintah dengan masyarakat,
diharapkan penyelenggaraan pemerintahan di daerah dilakukan dengan lebih
efektif, efisien, dan bertanggung jawab (accountable).
Di samping itu, pemberian otonomi kepada daerah sangat perlu untuk
memperbesar partisipasi masyarakat di seluruh Indonesia dalam memberikan
keputusan yang berdampak langsung kepada daerahnya, sebab sangat tidak
realistik apabila Pemerintah Pusat membuat keputusan mengenai pelayanan
masyarakat untuk seluruh wilayah negara. Demikian juga diyakini bahwa
masyarakat lokal melalui Kabupaten/Kota memiliki pengetahuan yang lebih
tentang kebutuhan, kondisi, dan hal yang diprioritaskan. Mobilisasi sumberdaya
lebih dimungkinkan untuk dilakukan oleh masyarakat yang dekat dengan
pengambil keputusan di tingkat lokal (Simanjuntak, 2000). Yustika (2007)
mengatakan bahwa dengan otonomi daerah, anggaran daerah menjadi pintu
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 3
penting yang paling mungkin bagi setiap daerah untuk mendinamisir kegiatan
pembangunan melalui alokasi yang tepat dalam rangka membuat strategi untuk
menciptakan kebijakan yang lebih tepat sesuai situasi masing-masing daerah.
Salah satu konsekuensi pelaksanaan otonomi daerah adalah adanya
sumber-sumber keuangan daerah yang memadai untuk membiayai
penyelenggaraan otonomi. Kapasitas keuangan Pemerintah Daerah (Pemda) akan
menentukan kemampuan Pemda dalam menjalankan fungsi-fungsi seperti
melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat (public service function),
melaksanakan fungsi pembangunan (development function) dan melaksanakan
fungsi perlindungan masyarakat (protective function). Oleh karena itu,
pelaksanaan desentralisasi di Indonesia yang diimplementasikan di dalam
Undang-Undang Nomor 22 dan Nomor 25 Tahun 1999 dan sekarang telah direvisi
menjadi Undang-Undang Nomor 32 dan
Nomor 33 Tahun 2004 mempunyai
konsekuensi pelimpahan keuangan dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah,
yang mana pemerintah daerah
memperoleh perimbangan keuangan
untuk menjalankan fungsi-fungsinya.
Selanjutnya suatu daerah otonom selain
memperoleh bantuan dari pemerintah pusat, juga memperoleh kewenangan untuk
menentukan kebijakan pemerintah dan pembangunan secara mandiri, termasuk
pengelolaan keuangan dan sumber daya alam yang ada.
Dalam rangka meningkatkan kinerja keuangan daerah, upaya peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terus dilakukan. Secara substantif pada satu sisi,
pemerintah daerah mengemban tanggung jawab untuk selalu meningkatkan
pelayanan terhadap masyarakat, sehingga pada sisi lain, pemerintah daerah harus
berusaha meningkatkan pendapatan asli daerahnya untuk membiayai pengeluaran
daerah yang cenderung meningkat. Meningkatnya tuntutan pelayanan masyarakat
tersebut di samping diakibatkan meningkatnya pendapatan masyarakat karena
meningkatnya kegiatan masyarakat, juga oleh meningkatnya pendidikan serta
pengetahuan masyarakat karena perkembangan teknologi dan informasi. Untuk
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 4
meningkatkan kemandirian daerah, usaha-usaha untuk meningkatkan penerimaan
daerah semestinya terus dilakukan secara kontinyu.
Untuk memperbesar penerimaan daerah, Abdul Halim (2001) mengatakan
bahwa perlu dilakukan intensifikasi. Intensifikasi suatu sumber penerimaan daerah
adalah suatu tindakan atau usaha dengan cara melakukan pungutan dengan lebih
giat, lebih ketat, dan lebih teliti melalui perbaikan organisasi pengelolaan, aspek
ketatalaksanaan dan aspek personalianya melalui:
a. Memperbaiki aspek kelembagaan serta orientasi fungsi-fungsi organisasi,
sehingga dapat memberikan informasi yang lebih cepat dan akurat, adanya
kordinasi antar intansi terkait yang lebih terarah, sistem pengawasan yang
lebih baik, sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah.
b. Memperbaiki aspek ketatalaksanaan, baik administrasi maupun operasional,
yang meliputi penyempurnaan administrasi pungutan, penyesuaian tarif, dan
penyesuaian sistem pelaksanaan pungutan.
c. Peningkatan pengawasan dan pengendalian, meliputi pengawasan dan
pengendalian yuridis, pengawasan dan pengendalian teknis serta pengawasan
dan pengendalian penatausahaan.
d. Peningkatan sumberdaya manusia pengelola PAD, melalui kursus-kursus dan
program-program serta latihan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan
daerah.
e. Meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat, untuk menumbuhkan
kesadaran masyarakat membayar pajak atau retribusi.
Sumber penerimaan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah sesuai
dengan UU No. 25 Tahun 1999 yang direvisi dengan UU No. 34 tahun 2004
adalah: 1) Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana Perimbangan; 3) Pinjaman Daerah;
dan 4) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Pendapatan Asli Daerah
(PAD) terdiri atas Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Bagian Laba Usaha Daerah,
dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah. Dana Perimbangan terdiri atas Bagi Hasil
Pajak dan Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus
(DAK), dan Lain-lain Pendapatan yang Sah.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 5
Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber
pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan
daerah. Menurut Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi
Daerah, pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Retribusi daerah
adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu
yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau badan.
Sama halnya dengan kabupaten/kota lainnya di Indonesia, sebagai bagian
dari wilayah Republik Indonesia, Kota Denpasar sejak tahun 2001 juga
melaksanakan otonomi daerah. Sesuai dengan
Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang
Pajak dan Retribusi Daerah, pemerintah
kabupaten/kota diberi kewenangan untuk
memungut jenis pajak daerah antara lain sebagai
berikut: a) pajak hotel, b) pajak restoran, c)
pajak hiburan, d) pajak reklame, e) pajak
penerangan jalan, f) pajak mineral bukan logam dan batuan, g) pajak parkir, h)
pajak air tanah, i) pajak sarang burung walet, j) pajak bumi dan bangunan
perdesaan dan perkotaan, dan k) bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.
Untuk retribusi, jenis retribusi yang dipungut oleh pemerintah kabupaten/kota
meliputi retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perijinan tertentu.
Untuk parkir, kabupaten/kota diberi kewenangan memungut retribusi pelayanan
jasa parkir di tepi jalan umum yang masuk dalam jenis retribusi jasa umum.
Kegiatan ekonomi di Kota Denpasar didominasi oleh sektor jasa, sehingga
tempat parkir atau tempat penitipan kendaraan bermotor sangat dibutuhkan oleh
masyarakat dalam melakukan kegiatan untuk berbelanja, berekreasi atau
melakukan transaksi lainnya, baik secara individu maupun bersama-sama. Oleh
karena itu, perparkiran merupakan salah satu sumber penerimaan asli daerah yang
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 6
sangat potensial, khususnya di wilayah perkotaan. Demikian juga halnya untuk di
Kota Denpasar.
Dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah serta dengan
bertambahnya jumlah kendaraan sejalan dengan semakin meningkatnya
kemampuan perekonomian masyarakat dan dalam rangka menciptakan ketertiban
lalu lintas, keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan
di bidang perparkiran, maka dipandang perlu untuk mengatur sistem
penyelenggaraan perparkiran di Kota Denpasar. Sistem penyelanggaraan parkir di
Kota Denpasar diatur dalam Peraturan Daerah
Nomor 5 Tahun 2003.
Berdasarkan Peraturan daerah Nomor
5 Tahun 2003, untuk perparkiran di Kota
Denpasar dikelola oleh Perusahaan Daerah
(PD) Parkir Kota Denpasar. Pendapatan
utama PD Parkir Kota Denpasar bersumber
dari tempat parkir di tepi jalan umum dan tempat parkir khusus. Tempat parkir
tepi jalan umum adalah suatu tempat yang berada di tepi jalan umum yang telah
diterapkan sebagai tempat parkir kendaraan bermotor. Tempat parkir tepi jalan
umum mempunyai tanda-tanda yang jelas atau marka jalan sebagaimana diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tempat parkir khusus adalah suatu tempat yang tidak menggunakan badan
jalan sebagai tempat parkir yaitu dapat berupa taman parkir, pelataran, gedung
parkir, baik diusahakan sebagai kegiatan tersendiri maupun disediakan untuk
menunjang kegiatan usaha seperti swalayan, supermarket atau kompleks
pertokoan, pusat perkantoran, pasar, sekolah, tempat rekreasi/objek wisata,
hotel/penginapan, restoran/rumah makan, rumah sakit atau kegiatan lainnya yang
menyangkut kepentingan masyarakat yang menyediakan tempat parkir. Tempat
parkir khusus dapat dikelola oleh PD Parkir, badan hukum, perorangan, desa
pekraman atau dapat dikelola bersama-sama berdasarkan kesepakatan.
Dalam kegiatan operasionalnya, PD Parkir mengklasifikasikan pendapatan
utama pengelolaan parkirnya menjadi : 1). retribusi penerimaan parkir tepi jalan
umum (penerimaan parkir badan jalan), 2). penerimaan parkir pelataran/swalayan,
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 7
dan 3) penerimaan parkir insidentil. Pendapatan utama PD Parkir tersebut
dipungut berupa retribusi. Sistem pemungutan retribusi parkir di Kota Denpasar
dilakukan dengan pemberian karcis oleh petugas parkir. Untuk pelaksanaan
pemungutan retribusi parkir, petugas parkir dapat dikelompokkan menjadi dua
jenis yaitu petugas parkir di area gedung/pelataran dan petugas parkir tepi badan
jalan umum.
Berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 2009, untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah, pemerintahan daerah diberi kewenangan untuk memungut
pajak parkir. Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar
badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang
disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan
bermotor. Objek pajak parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir di luar badan
jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang
disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan
bermotor. Tidak termasuk objek pajak antara lain: (a) penyelenggaraan tempat
parkir oleh pemerintah dan pemerintah daerah; (b) penyelenggaraan tempat parkir
oleh perkantoran yang hanya digunakan untuk karyawannya sendiri; (c)
penyelenggaraan tempat parkir oleh kedutaan, konsulat, dan perwakilan negara
asing dengan asas timbal balik; dan (d) penyelenggaraan tempat parkir lainnya
yang diatur dengan peraturan daerah. Subjek pajak parkir adalah orang pribadi
atau badan yang melakukan parkir kendaraan bermotor. Wajib pajak parkir adalah
orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan tempat parkir. Dasar pengenaan
pajak parkir adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada
penyelenggara tempat parkir.
Perbedaan mendasar antara pajak dan retribusi adalah terletak pada timbal
balik langsung. Untuk pajak, tidak ada timbal balik langsung kepada para
pembayar pajak, sedangkan untuk retribusi ada timbal balik langsung dari
penerima retribusi kepada penerima retribusi. Pajak merupakan pungutan yang
bersifat memaksa berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, sedangkan
retribusi lebih spesifik kepada orang-orang tertentu yang mendapatkan pelayanan
tertentu.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 8
Oleh karena sifatnya yang dapat dipaksakan dan tanpa balas jasa yang
langsung dari pemerintah daerah kepada wajib pajak, maka dari segi kelembagaan
penanganan pajak parkir berbeda dengan retribusi parkir. Dari segi
pemungutannya, seluruh proses kegiatan pajak parkir tidak dapat diserahkan
kepada pihak ketiga. Walaupun demikian kegiatan yang dimungkinkan antara lain
pencetakan formulir perpajakan, pengiriman suratnya kepada wajib pajak atau
penghimpunan data objek dan subjek pajak. Kegiatan yang tidak dapat
dikerjasamakan dengan pihak ketiga adalah kegiatan perhitungan besarnya pajak
yang terutang, pengawasan penyetoran pajak, dan penagihan pajak.
Berdasarkan Undang-undang No 28 Tahun 2009, untuk perparkiran dapat
dikelola dengan pemungutan pajak maupun retribusi. Pajak parkir dapat
dikenakan kepada pemilik usaha yang memiliki lahan parkir di luar parkir tepi
jalan umum, sedangkan retribusi parkir dikenakan kepada kendaraan yang parkir
di tepi jalan umum. Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk optimalisasi
penerimaan asli daerah maka kajian ini mengkhusus pada analisis potensi
perparkiran di Kota Denpasar berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun
2003.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka kajian akademis ini bertujuan untuk
melakukan kajian mengenai potensi perparkiran di Kota Denpasar berdasarkan
Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2003.
1) Data Kajian
Kajian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
langsung dari beberapa narasumber, baik berupa informasi dan pendapat yang
dituangkan dalam daftar pertanyaan (kuesioner) serta data sekunder terkait
dengan kajian ini. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen yang
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 9
dipublikasi maupun tidak, yaitu berupa peraturan-peraturan, buku-buku, atau
dokumen-dokumen lainnya.
2) Narasumber
Narasumber dalam kajian ini merupakan pihak-pihak yang terkait antara lain
juru parkir, masyarakat umum serta pihak-pihak yang turut menunjang
penyediaan data yaitu berasal dari berbagai dinas/instansi antara lain Dinas
Perhubungan Kota Denpasar, Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar, Bagian
Keuangan Sekretariat Daerah Kota Denpasar, dan PD Parkir Kota Denpasar.
3) Pengumpulan Data
a. Studi dokumentasi, yaitu dengan mempelajari dokumen perundang-
undangan yang terkait dengan pengelolaan parkir.
b. Wawancara dengan narasumber dengan bantuan instrumen berupa
kuesioner.
c. Observasi di lapangan.
4) Teknik Analisis
Data/informasi yang terkumpul dianalisis secara statistik dan dilakukan
pembahasan dalam bentuk kajian dengan menggunakan metode deskriptif.
Kajian ini dilakukan atas kerjasama Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana dengan Pemerintah Kota Denpasar, dengan susunan
organisasi terdiri atas Tim Gabungan Pemerintah Kota Denpasar serta Dosen/staf
Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana. Susunan tim pengkaji:
1. Prof. Dr. Suyana Utama, SE., MS
2. A.A. Ketut Ayuningsasi, SE., M.Si
3. Putu Desy Apriliani, SE., M.Si
4. Luh Gede Meydianawathi, SE., M.Si
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 10
BAB
GAMBARAN UMUM
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pajak Daerah
2.1.2 Retribusi Daerah
2.1.3 Prinsip Pajak dan Retribusi
Daerah
2.2 Tinjuan Filosofis
2.3 Pendekatan Sosiologis
2.4 Dasar Hukum
2.5 Gambaran Umum PD
Parkir Kota Denpasar 2.5.1 Sejarah Singkat PD Parkir
Kota Denpasar
2.5.2 Organisasi PD Parkir Kota
Denpasar
2.5.3 Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
PD Parkir Kota Denpasar
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 11
2..1.1 Pajak Daerah
Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah (Waluyo, 2002 : 11). Menurut
Marihot (2005:10), pajak daerah adalah iuran yang dilakukan oleh orang pribadi
atau badan kepala daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan
pembangunan daerah. Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada
daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Jadi, dapat disimpulkan pajak daerah adalah iuran/kontribusi wajib yang
dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa adanya imbalan
secara langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan
daerah. Jenis-jenis pajak daerah antara lain:
1) Pajak Provinsi, meliputi antara lain sebagai berikut.
a. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB)
d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
(PPPABT dan AP)
2) Pajak Kabupaten/Kota, meliputi antara lain sebagai berikut.
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 12
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C
g. Pajak Parkir
2.1.2 Retribusi Daerah
Pengertian umum dari pada retribusi adalah suatu pungutan atas pemberian
jasa/ perijinan tertentu kepada orang pribadi atau badan yang memperoleh jasa
tersebut, sedangkan retribusi daerah adalah pungutan yang dilakukan oleh
pemerintah daerah sebagai pembayaran atas jasa atau perijinan tertentu kepada
orang pribadi atau badan yang memperoleh manfaat. Dalam Undang-undang
Nomor 34 Tahun 2000 dan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 disebutkan
bahwa yang dimaksud dengan retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan atau
diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Munawir (1998:8) mengemukakan bahwa retribusi daerah merupakan
iuran kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dan jasa balik secara langsung
dapat ditunjuk. Paksaan ini bersifat ekonomis, karena siapapun yang tidak
merasakan jasa balik dari pemerintah, dia tidak dikenakan iuran tersebut. Jadi,
pemerintah daerah dapat memungut retribusi apabila telah memberikan suatu
pelayanan/ jasa kepada orang pribadi atau badan dan sebaliknya bagi orang
pribadi atau badan yang telah memperoleh pelayanan dari pemerintah mempunyai
kewajiban untuk memenuhi pembayaran retribusi tersebut.
Pungutan retribusi merupakan salah satu sumber bagi PAD. Pungutan
retribusi dilakukan oleh beberapa instansi yang berkaitan dengan pemberian jasa
retribusi bersangkutan. Retribusi daerah, meliputi antara lain sebagai berikut.
1) Retribusi Jasa Umum
Objek retribusi ini berupa pelayanan yang disediakan atau diberikan
oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Subyek retribusi jasa umum
adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan atau menikmati pelayanan
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 13
jasa umum yang bersangkutan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.66
Tahun 2001 tentang Retribusi daerah, jenis-jenis retribusi jasa umum adalah:
a. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akte
Catatan Sipil
b. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Penguburan Mayat
c. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
d. Retribusi Pelayanan Pasar
e. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
f. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
g. Retibusi Penggantian Biaya Cetak Peta
h. Retribusi Pengujian Kapal Perikanan
2) Retribusi Jasa Usaha
Objek retribusi ini berupa pelayanan yang disediakan oleh pemerintah
daerah dengan menganut prinsip komersial karena pelayanan tersebut belum
cukup disediakan oleh swasta. Subjek retribusi jasa usaha adalah orang pribadi
atau badan yang menggunakan atau menikmati pelayanan jasa usaha yang
bersangkutan. Jenis-jenis retribusi jasa usaha adalah sebagai berikut.
a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan
c. Retribusi Tempat Pelelangan
d. Retribusi Terminal
e. Retribusi Tempat Khusus Parkir
f. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa
g. Retribusi Penyedotan Kakus
h. Retribusi Rumah Potong Hewan
i. Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal
j. Retribusi Tempat Rekreasai dan Olah Raga
k. Retribusi Penyeberangan di Atas Air
l. Retribusi Pengolahan Limbah Cair
m. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 14
3) Retribusi Perijinan Tertentu
Objek retribusi ini berupa kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam
rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan
untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atau kegiatan,
pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana
atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga
kelestarian lingkungan. Subyek retribusi perijinan tertentu adalah orang pribadi
atau badan yang diberikan izin yang bersangkutan. Jenis-jenis reribusi perijinan
tertentu :
a. Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan
b. Retribusi Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
c. Retribusi Ijin Gangguan
d. Retribusi Ijin Trayek.
2.1.3 Prinsip Pajak dan Retribusi Daerah
Prinsip pengaturan pajak daerah dan retibusi daerah dalam Undang-
undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan retribusi Daerah, antara lain:
a. Pemberian kewenangan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah tidak
terlalu membebani rakyat dan relatif netral terhadap fiskal nasional.
b. Jenis pajak dan retribusi yang dapat dipungut oleh daerah hanya yang
ditetapkan secara limitatif dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.
c. Pemberian kewenangan kepada daerah untuk menetapkan tarif pajak daerah
dalam batas tarif minimum dan maksimum yang ditetapkan dalam Undang-
Undang.
d. Pemerintah daerah dapat tidak memungut jenis pajak dan retribusi yang
tercantum dalam Undang-Undang sesuai kebijakan Pemerintahan Daerah.
Sama halnya dengan prinsip pajak, retribusi yang baik ditetapkan dengan
mempertimbangkan secara seimbang berbagai prinsip pemungutan.
Sepanjang tidak menyimpang dari undang-undang dan peraturan yang
berlaku, kajian ini dibuat dengan menerapkan prinsip-prinsip retribusi yang
terdiri atas (1) prinsip keadilan vertikal, (2) prinsip keadilan horizontal, (3)
prinsip kesetaraan, dan (4) prinsip transparansi.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 15
Sistem pemerintahan di Indonesia pada dasarnya dibentuk berdasarkan
nilai-nilai filosofis pandangan hidup bangsa Indonesia dalam berbangsa dan
bernegara yaitu Pancasila. Penjabaran nilai-nilai Pancasila di dalam hukum
mencerminkan suatu keadilan, ketertiban, dan kesejahteraan yang diinginkan
oleh masyarakat Indonesia.
Pelaksanaan otonomi daerah atau desentralisasi berimplikasi agar
pemerintah daerah semakin meningkatkan kualitas pelayanannya kepada
masyarakat, dan di lain pihak semakin luasnya kewenangan daerah untuk
mengatur dan mengelola pendapatan daerah. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka secara bertahap daerah dituntut untuk mengupayakan kemandirian
pendapatannya dengan mengoptimalkan seluruh potensi pendapatan yang
dimilikinya. Upaya meningkatkan kemandirian daerah dengan menggali sumber-
sumber pendapatan asli daerah, juga diharapkan dapat terlaksana tanpa
menurunkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada
masyarakat.
Pendekatan sosiologis yaitu pendekatan analisis terhadap tujuan dari
pemungutan pajak maupun retribusi parkir berdasarkan atas kondisi sosiologis
masyarakat Indonesia secara umum dan masyarakat Kota Denpasar khususnya. Di
dalam masyarakat terdapat suatu kondisi nyata tentang tingkat penerimaan
(acceptance) atau tingkat penolakan (resistance) terhadap suatu kebijakan publik.
Penetapan kebijakan publik seperti pemungutan retribusi maupun pengenaan
pajak parkir juga dapat menimbulkan penerimaan (acceptance) ataupun penolakan
(resistance) dalam masyarakat.
Untuk itu, perlu dianalisis aspek sosiologis masyarakat sebagai faktor
penyeimbang dalam proses pembuatan produk hukum dalam rangka membangun
akseptan dan sekaligus mereduksi serendah mungkin tingkat
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 16
resistensinya, sehingga akan menjadi produk peraturan daerah yang efektif dan
ideal. Pendekatan secara sosiologis yang digunakan berdasarkan atas:
a) Fungsi kognitif: menghasilkan keputusan yang rasional mempertimbangkan
kajian akademis, masukan, kritik kelompok terkait dan alokasi sumber daya.
b) Fungsi instrumental: alat mempertemukan berbagai kepentingan dalam
pengambilan keputusan.
c) Fungsi politik: mengurangi resistensi terhadap keputusan yang diambil karena
berdasarkan keputusan bersama, legitimasi publik.
d) Fungsi sosial: mengidentifikasi kebutuhan riil di masyarakat dan
menyelesaikan problem utama.
Dasar hukum yang berkaitan dengan kajian ini yaitu Permendagri No. 33
tahun 2008 Tentang Pedoman Hubungan Kerja Organisasi Perangkat Daerah
dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Secara khusus pengelolaan
perparkiran di Kota Denpasar didasari atas :
1) Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003 tentang Perusahaan Daerah Parkir
Kota Denpasar tertanggal 11 Nopember 2003.
2) Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2005 tentang Sistem Penyelenggaraan
Perparkiran tertanggal 12 Oktober 2006.
3) Peraturan Walikota Denpasar Nomor 30 Tahun 2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 11 Tahun 2005
tentang Sistem Penyelenggaraan Perparkiran tertanggal 12 Oktober 2006.
4) Peraturan Walikota Denpasar Nomor 3 Tahun 2009 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Badan Pengawas, Direksi, dan Kepegawaian Perusahaan
Daerah Parkir Kota Denpasar tertanggal 26 Juni 2009.
5) Peraturan Walikota Denpasar Nomor 38 Tahun 2006 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar
tertanggal 19 Desember 2006.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 17
6) Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 19 Tahun 2011 tentang Retribusi
Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum tanggal 29 Desember 2011.
7) Keputusan Walikota Denpasar Nomor 16 Tahun 2004 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Parkir Kota Denpasar tertanggal 5
Pebruari 2004.
8) Surat Perintah Tugas Nomor 893/1593/Org (Surat Perintah Tugas untuk
Pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan pada Perusahaan Daerah Parkir Kota
Denpasar) tertanggal 1 Juli 2004.
9) Keputusan Walikota Denpasar Nomor 246 Tahun 2004 tentang
Pengangkatan Badan Pengawas Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar
Periode 2004 – 2007 tertanggal 19 Juli 2004.
10) Keputusan Walikota Denpasar Nomor 261 Tahun 2004 tentang
Pengangkatan Anggota Direksi Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar
2004 – 2008 tertanggal 13 Agustus 2004.
11) Surat Perintah Tugas Nomor 539/1906/EK (Surat Perintah Tugas untuk
Direksi) dengan efektif pelaksanaan tugas terhitung sejak 16 Agustus 2004
tertanggal 13 Agustus 2004.
12) Keputusan Walikota Denpasar Nomor 296 tentang Pengelolaan Perparkiran
di Kota Denpasar (Pengelolaan Perparkiran di Kota Denpasar dilaksanakan
oleh Perusahaan Daerah Pakir Kota Denpasar efektif per 1 Oktober 2004)
tertanggal 1 Oktober 2004.
13) Keputusan Direksi Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar Nomor 62
Tahun 2004 tentang Pengelolaan Tempat Parkir Khusus di Kota Denpasar,
sebagaimana telah dirubah menjadi Keputusan Direksi Perusahaan Daerah
Parkir Kota Denpasar Nomor 173 Tahun 2005 Tanggal 23 Maret 2005
tertanggal 12 Oktober 2004.
14) Perjanjian kerjasama antara Walikota Denpasar dengan Perusahaan Daerah
Parkir Kota Denpasar Nomor 551.1/449/PD. Parkir tentang Pengelolaan
Tempat Parkir Tepi Jalan Umum di wilayah Kota Denpasar.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 18
2.5.1 Sejarah Singkat PD Parkir Kota Denpasar
Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar
merupakan perusahaan daerah satu-satunya di Bali yang
mengelola perparkiran. Perusahaan ini didirikan pada
tanggal 11 Nopember 2003 berdasarkan Peraturan Daerah Kota Denpasar No. 5
Tahun 2003 (Lembaran Daerah Kota Denpasar No. 5 Tahun 2003). Dari tahapan
perjalanannya terhitung sejak terbitnya Peraturan Daerah Parkir Kota Denpasar
sampai dengan terbitnya Surat Perintah Tugas No.539/190/EK membutuhkan
kurun waktu kurang dari 9 (sembilan) bulan. Dengan terbitnya Surat Perintah
Tugas Nomor 539/1906/EK tertanggal 13 Agustus 2004 yang efektif berlaku sejak
16 Agustus 2004, perangkat hukum penyelenggaraan perparkiran melalui
Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar telah dipenuhi. Berdasarkan Keputusan
Walikota Nomor 296 Tahun 2004, tentang Pelaksanaan Perparkiran di Kota
Denpasar, tertanggal 4 Oktober 2004, pasal 1 dengan tegas menyebutkan bahwa
pelaksanaan pengelolaan perparkiran di Kota Denpasar secara efektif
dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar per 1 Oktober 2004. Pengelolaan perparkiran di Kota Denpasar dalam perjalanannya, melalui
tahapan-tahapan pengelolaan yang panjang. Pada awalnya, perusahaan ini dikelola
di bawah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Perhubungan Kota Denpasar
dengan SIPARTA, dan akhirnya di bawah pengelolaan Perusahaan Daerah Parkir
Kota Denpasar. Menurut Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003, fungsi
Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar yaitu:
1) merencanakan, membangun, memelihara sarana dan prasarana parkir.
2) melakukan pengelolaan parkir beserta sarana perlengkapannya
3) melakukan pembinaan dalam rangka terwujudnya ketertiban, keamanan, dan
kenyamanan parkir.
4) membantu kelancaran arus lalu-lintas di jalan raya.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 19
Adapun maksud dan tujuan pendirian Perusahaan Daerah (PD) Parkir Kota
Denpasar menurut Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003 adalah sebagai berikut.
1) turut serta melaksanakan pembangunan daerah
2) turut serta mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada
masyarakat di bidang sarana perparkiran
3) membantu dan melancarkan arus lalu lintas, serta
4) sebagai sumber pendapatan asli daerah.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 5 Tahun 2003, tugas
pokok dari perusahaan ini adalah membina, mengelola, mengembangkan, dan
menyelenggarakan kegiatan di bidang perparkiran yang diarahkan pada pelayanan
masyarakat guna terciptanya ketertiban, keamanan, dan kenyamanan. Untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut, maka PD. Parkir mempunyai fungsi:
1) merencanakan, membangun, memelihara sarana dan prasarana prkir
2) melakukan pengelolaan parkir beserta sarana perlengkapannya
3) melakukan pembinaan dalam rangka terwujudnya ketertiban, keamanan, dan
kenyamanan parkir
4) membantu kelancaran arus lalu lintas di jalan raya.
2.5.2 Organisasi PD Parkir Kota Denpasar
Pengelolaan Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar selalu berpedoman
pada peraturan perundang-undangan tentang Perusahaan Daerah. Menurut
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003, pengurus PD Parkir terdiri dari direksi
dan badan pengawas. Direksi mendapatkan pengawasan dari Badan Pengawas
yang merupakan perpanjangan tangan dari Walikota. Direksi diangkat oleh
walikota yang diutamakan dari swasta atas usul Badan Pengawas. Apabila calon
direksi bukan berasal dari swasta, maka yang bersangkutan harus melepaskan
terlebih dahulu status kepegawaiannya. Jumlah anggota direksi paling banyak tiga
orang dan seorang diantaranya diangkat sebagai direktur utama. Direksi dalam
mengelola perusahaan daerah mempunyai tugas sebagai berikut:
1) memimpin dan mengendalikan semua kegiatan perusahaan daerah
2) menyampaikan rencana kerja lima tahunan dan rencana kerja anggaran
perusahaan daerah tahunan kepada badan pengawas untuk dapat pengesahan
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 20
3) melakukan perubahan terhadap program kerja setelah mendapat persetujuan
badan pengawas
4) membina pegawai
5) mengurus dan mengelola kekayaan perusahaan daerah
6) menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan
7) mewakili perusahaan daerah, baik di dalam dan di luar peradilan
8) menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan termasuk neraca
dan perhitungan laba/rugi kepada badan pengawas.
Seperti halnya direksi, badan pengawas juga diangkat oleh Walikota.
Badan pengawas berasal dari orang profesional sesuai dengan bidang usaha pada
perusahaan daerah. Badan pengawas mempunyai tugas sebagai berikut:
1) mengawasi kegiatan operasional perusahaan daerah
2) memberikan pendapat dan saran kepada walikota terhadap pengangkatan dan
pemberhentian direksi
3) memberikan pendapat dan saran kepada walikota terhadap program kerja
yang diajukan direksi
4) memberikan pendapat dan saran kepada walikota terhadap laporan neraca dan
perhitungan laba/rugi beserta penjelasannya
5) memberikan pendapat dan saran atas laporan kinerja perusahaan daerah.
Dalam tahapan persiapan pengalihan pengelolaan perparkiran dari
pengelolaan melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Perhubungan Kota
Denpasar dilaksanakan secara simultan dengan tahapan-tahapan yang jelas,
terencana dan berkelanjutan, dengan diterbitkan Surat Perintah Tugas Walikota
Denpasar No. 893/1593/Org, tertanggal 1 Juli 2004 menugaskan sementara
tenaga-tenaga teknis dari Dinas Perhubungan Kota Denpasar untuk membantu
pelaksanaan operasional sebagaimana dimaksud pada Keputusan Walikota No. 16
Tahun 2004. Pada tahapan ini struktur organisasi belum terisi secara penuh
sebagaimana perusahaan yang beroperasi secara normal. Selanjutnya melalui
Keputusan Walikota No. 261 Tahun 2004 tertanggal 13 Agustus 2004 tentang
Pengangkatan Direksi Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar Periode 2004-
2008, diangkat Nyoman Gde Sudiantara, SH selaku Direktur Utama dan I
Nyoman Putrawan, ST selaku Direktur. Sejak tanggal 16 Agustus 2004,
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 21
berdasarkan Surat Perintah Tugas Nomor 539/1906/EK, direksi ini efektif mulai
bertugas mengemban tugas dan amanat sebagaimana termaktub dalam Peraturan
Daerah.
Berdasarkan Keputusan Walikota Nomor 38 Tahun 2006 tanggal 19
Desember 2006, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah
Parkir Kota Denpasar, secara garis besar susunan organisasi PD Parkir terdiri dari
badan pengawas, direksi, bagian-bagian, dan seksi-seksi. Struktur organisasi
Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar secara lengkap disajikan pada Gambar
2.1.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PD Parkir Kota Denpasar
Sumber : PD Parkir Kota Denpasar, 2012
Susunan pengurus PD Parkir Kota Denpasar tahun buku 2008 hingga saat
ini adalah sebagai berikut.
1) Direktur Utama : Nyoman Gde Sudiantara, SH
2) Direktur : I Nyoman Putrawan
3) Kabag Tata Usaha : Ni Nyoman Sunihati, SE. Ak
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 22
4) Kabag Operasional : A.A. Gde Agustina, SE
5) Kasi Perencanaan : I Made Budhi Antara, ST
6) Kasi Umum dan Kepegawaian : I Gede Ngurah Ardana, SE
7) Kasi Keuangan : I D.G.P. Luhur Wiradnyana, SE
8) Kasi Pengelolaan Parkir Badan Jalan : Drs. Ec. N.G. Wiratma Diputra
9) Kasi Pengelolaan Parkir Pelataran : Drs. I.B. Agung Pidada
10) Kasi Pengamanan Parkir : I Made Ardana, SH
11) Kasi Data dan Analisa : I Ketut Nurjana, S.Sos
12) Kasi Pelaporan dan Pengaduan : A.A. Kt. Ngurah Adnyana, SH
Terkait dengan dikeluarkannya Keputusan Direksi Perusahaan Daerah
Parkir Kota Denpasar No. 705 Tahun 2007 tentang Penetapan Tenaga
Pendamping Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar tertanggal 1 Agustus 2007,
susunan tenaga pendamping adalah sebagai berikut.
1) Ketua : I Ketut Wisada, SE
2) Sekretaris : Ir. I Gn. Eddy Mulya, SE, M.Si
3) Anggota : I Putu Sandika, SE
I G. P. Krisna Atmaja Karang, SE., M.Si
Masa jabatan tenaga pendamping berakhir Juli 2008 dengan dikeluarkannya
Keputusan Walikota Denpasar No.108 Tahun 2008 tentang Pengangkatan Badan
Pengawas Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar tertanggal 6 Agustus 2008.
Susunan Badan Pengawas PD. Parkir Kota Denpasar tahun 2008 adalah sebagai
berikut.
1) Ketua : Drs. Ketut Natha Wibawa, MH
2) Sekretaris : I Gede Astika, SH
Dalam rangka kelancaran tugas-tugas administrasi Badan Pengawas
Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar, dibentuk sekretariat dan staf Badan
Pengawas Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar dengan dikeluarkannya
Keputusan Ketua Badan Pengawas Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar
Nomor 02 Tahun 2008 tentang Pembentukan Sekretariat dan Staf Badan
Pengawas Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar dengan keanggotaan staf
sekretariat yaitu I Putu Sandika, SE dan I G. P. Krisna Atmaja Karang, SE., M.Si.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 23
2.5.3 Ikhtisar Kebijakan Akuntansi PD Parkir Kota Denpasar
Kondisi keuangan PD Parkir Kota Denpasar tercermin dari pelaporan
keuangannya. Setiap akhir tahun buku, Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar
wajib diaudit oleh Akuntan Publik atau Akuntan Independen (Bagian Ketiga Pasal
16 Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003) tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar ditetapkan melalui Keputusan
Walikota Nomor 16 Tahun 2004 tertanggal 5 Februari 2004. Pelaporan dan
kebijakan akuntansi yang dianut PD Parkir disusun berdasarkan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia. Kebijakan akuntansi penting yang diterapkan
secara konsisten dalam laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember. Beberapa ikhtisar kebijakan akuntansi penting dalam pelaporan
keuangan PD Parkir Kota Denpasar antara lain sebagai berikut.
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya historis. Laporan arus kas
menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang
diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, dengan
metode tidak langsung.
b. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa didefinisikan sebagai: (1)
perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries),
mengendalikan, atau dikendalikan oleh atau berada di bawah pengendalian
bersama, dengan perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries, dan
fellow subsidiaries); (2) perusahaan asosiasi (associated company); (3)
perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu
kepentingan hak suara di perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan
anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut; (4) karyawan kunci yaitu
orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk
merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan perusahaan yang
meliputi anggota dewan komisaris, direksi, dan manajer dari perusahaan serta
anggotakeluarga dekat orang-orang tersebut; (5) perusahaan dimana suatu
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 24
kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki secara langsung maupun
tidak langsung oleh setiap orang dalam (3) dan (4) atau setiap orang tersebut
mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut.
c. Kas dan Setara Kas
Perusahaan membukukan kas untuk kas yang ada dalam perusahaan (cash on
hand) dana kas yang ada di bank (cash in bank) dalam satu akun yaitu akun kas
dan setara kas.
d. Piutang dan Cadangan Kerugian Piutang
Piutang disajikan dalam jumlah bruto. Perusahaan tidak membentuk cadangan
kerugian piutang/penyisihan kerugian piutang atas kemungkinan tidak
tertagihnya piutang. Piutang yang tidak tertagih dihapus dan dibebankan ke
rugi atau laba saat terjadi.
e. Aset Tetap
Aset tetap dinyatakan berdasarkan harga perolehan dikurangi dengan
akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung berdasarkan taksiran masa manfaat
ekonomis aset tetap dengan metode penyusutan: (1) bangunan permanen 5%
dari harga perolehan, (2) bangunan tidak permanen 10% dari nilai perolehan,
(3) peralatan dengan masa manfaat sampai dengan 4 tahun, dengan metode
saldo menurun ganda (double declining method) dengan tarif sebesar 50%, (4)
peralatan dengan masa manfaat 4 tahun sampai dengan 8 tahun dengan metode
saldo menurun ganda (double declining method) dengan tarif sebesar 25%, (5)
peralatan dengan masa manfaat di atas 8 tahun dengan metode saldo menurun
ganda (double declining method) dengan tarif sebesar 12,5%.
f. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dan beban diakui berdasarkan basis akrual. Pendapatan diakui pada
saat jasa diserahkan kepada pelanggan atau pengguna area parkir. Beban diakui
pada saat perusahaan telah memperoleh manfaat atas jasa ataupun barang telah
diterima. Beban digolongkan menjadi tiga yaitu beban pokok pendapatan,
beban usaha, dan beban lain-lain. Beban pokok pendapatan meliputi beban
jaminan kehilangan kendaraan, beban cetak parkir, dan upah langsung juru
parkir tepi jalan umum. Beban usaha adalah beban pegawai, beban kantor,
beban umum, beban pemeliharaan, beban penyusutan dan beban sewa gedung.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 25
Beban lain-lain berupa biaya administrasi bank, biaya kerugian piutang tak
tertagih, PPh 21 karyawan, PPh 21 final (pajak penghasilan atas hadiah), dan
PPh 23 jasa konsultan yang ditanggung perusahaan.
g. Perpajakan
Perusahaan menerapkan PSAK No.46 mengenai “Akuntansi Pajak
Penghasilan” yang mensyaratkan pengakuan aset dan kewajiban pajak
tangguhan atas pengaruh pajak di masa datang yang berasal dari perbedaan
temporer antara pajak dan pelaporan komersial dan aset dan kewajiban. Beban
pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun
berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas beda temporer antara
aset dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan pada
setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa yang akan datang diakui
sebesar kemungkinan realisasi manfaat pihak tersebut. Aset dan kewajiban
pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada
saat realisasi aset atau penyelesaian kewajiban, berdasarkan tarif pajak dan
peraturan perpajakan yang berlaku. Perubahan terhadap kewajiban perpajakan
diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau jika perusahaan
mengajukan permohonan keberatan, maka pada saat keputusan tersebut telah
ditetapkan.
h. Laba
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 5 Tahun 2003 tentang
Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar Bab IX pasal 35 mengenai Penetapan
dan Penggunaan Laba, laba bersih setelah pajak digunakan untuk:
1) Dana Pembangunan Daerah dengan persentase sebesar 35%
2) Anggaran Perusahaan Daerah dengan persentase sebesar 25%
3) Cadangan Umum dengan persentase sebesar 10%
4) Jasa Produksi dengan persentase sebesar 10%
5) Dana Sosial dan Pendidikan dengan persentase sebesar 10%
6) Sumbangan Dana Pensiun dan Pesangon dengan persentase sebesar 10%.
i. Imbalan Kerja Karyawan
Penyediaan imbalan pasca kerja oleh perusahaan tidak didanai tetapi melalui
Peraturan Daerah Kota Denpasar No. 5 tanggal 12 Nopember 2003 yang
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 26
disahkan oleh Walikota Denpasar tanggal 11 Nopember 2003, perusahaan
diharuskan untuk menyisihkan 10% dari laba bersih setiap tahunnya untuk
suatu sumbangan dana pensiun dan pesangon. Dana tersebut oleh perusahaan
dicatat sebagai kewajiban sumbangan dana pensiun dan pesangon.
j. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk mebuat estimasi dan
asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Adanya ketidakpastian yang melekat dalam penetapan estimasi, maka jumlah
yang sesungguhnya yang akan dilaporkan di masa mendatang berbeda dari
jumlah yang diestimasi.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 27
BAB
Analisis Potensi Perpakiran
3.1 Pengelolaan Parkir oleh PD. Parkir Kota Denpasar
3.1.1 Produk Layanan PD. Parkir
3.1.2 Pengelolaan Keuangan PD. Parkir
3.2 Mekanisme Penyelenggaraan Perpakiran
3.3 Analisis Potensi Parkir
3.2.1 Analisis SDM 3.2.2 Analisis Objek Perparkiran 3.2.3 Analisis Penerimaan 3.2.4 Aspek Sosiologis 3.2.5 Aspek Hukum
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 28
Pengelolaan parkir di Kota Denpasar
dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Parkir
Kota Denpasar dengan dikeluarkannya
Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 5
Tahun 2003. Bertambahnya jumlah
kendaraan sejalan dengan semakin
meningkatnya perkembangan kemampuan perekonomian masyarakat di Kota
Denpasar serta dalam upaya pelayanan perparkiran yang lebih optimal, maka
dituntut pengelolaan parkir yang lebih profesional dan transparan, sehingga
dipandang perlu untuk membentuk Perusahaan Daerah Parkir di Kota Denpasar.
3.1.1 Produk Layanan PD. Parkir Kota Denpasar
Seperti yang telah disebutkan pada pasal 5 Peraturan Daerah Kota Denpasar
Nomor 5 Tahun 2003, maksud dan tujuan pendirian Perusahaan Daerah (PD)
Parkir Kota Denpasar adalah turut serta melaksanakan pembangunan daerah, turut
serta mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat di
bidang sarana perparkiran, membantu dan melancarkan arus lalu lintas, serta
sebagai sumber pendapatan asli daerah. Ini berarti didirikannya perusahaan ini
tidak semata-mata untuk tujuan meningkatkan pendapatan asli daerah, namun juga
memberikan pelayanan kepada masyarakat Kota Denpasar di bidang perparkiran.
Jenis pelayanan umum yang diberikan oleh PD Parkir Kota Denpasar terkait
dengan perparkiran di Kota Denpasar diantaranya:
1) Pengadaan dan penyelenggaraan tempat parkir
2) Pengamanan tempat parkir dan penunjang kelancaran lalu lintas
3) Asuransi/jaminan ganti rugi kehilangan kendaraan
4) Undian karcis parkir berhadiah.
Berbagai pelayanan dalam bidang perparkiran yang diberikan oleh PD
Parkir Kota Denpasar bersifat ekonomis, dalam artian dipungut pembayaran untuk
pelayanan tersebut. Pungutan yang dibayarkan oleh masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan-pelayanan tersebut relatif sangat murah, yaitu hanya
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 29
Rp.1.000,00 untuk kendaraan roda dua dan Rp.2.000,00 untuk kendaraan roda
empat (sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 19 Tahun 2011
tentang Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum). Dengan nominal
tersebut, masyarakat dapat menikmati berbagai pelayanan dari PD. Parkir Kota
Denpasar, tidak hanya berupa hak untuk menempatkan atau memberhentikan
sementara kendaraan bermotor di tempat parkir yang telah disediakan, namun juga
mendapatkan jaminan keamanan kendaraan selama ditinggalkan. PD Parkir Kota
Denpasar juga memberikan jaminan ganti rugi atau asuransi atas kehilangan
kendaraan bermotor. Hal ini diatur pada pasal 11 Peraturan Daerah Kota Denpasar
Nomor 11 Tahun 2005 yang menyebutkan bahwa dalam rangka memberikan
jaminan keamanan, maka dalam hal wajib parkir kehilangan kendaraan bermotor
pada waktu parkir di tempat-tempat parkir yang ditentukan, perusahaan daerah
parkir memberikan santunan sebagai ganti rugi atas kehilangan kendaraan
bermotor tersebut. Selain itu, adanya undian berhadiah yang dilakukan setiap
periode juga memberikan benefit kepada masyarakat, selain untuk mencegah
kecurangan yang dilakukan oleh oknum juru parkir.
Pungutan parkir yang dikenakan oleh PD. Parkir Kota Denpasar merupakan
pungutan berbentuk retribusi, yaitu iuran kepada pemerintah yang dapat
dipaksakan dan jasa balik dari pembayaran iuran tersebut secara langsung dapat
dirasakan oleh masyarakat. Pembayaran iuran parkir ini merupakan suatu paksaan
yang bersifat ekonomis, karena iuran ini tidak dapat dikenakan apabila masyarakat
tidak merasakan jasa balik atas pelayanan parkir. Berikut akan diuraikan jenis-
jenis produk layanan yang diberikan oleh PD Parkir Kota Denpasar.
1) Pengadaan dan penyelenggaraan tempat parkir
Produk layanan ini diberikan oleh PD. Parkir Kota Denpasar untuk
melaksanakan fungsinya sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003
yaitu merencanakan, membangun, memelihara sarana dan prasarana parkir serta
melakukan pengelolaan parkir beserta sarana perlengkapannya. Penyelenggaraan
perparkiran di Kota Denpasar terdiri dari penyelenggaraan parkir di tempat parkir
tepi jalan umum dan tempat khusus. Penyediaan lahan parkir di tepi jalan umum
ditetapkan dengan peraturan walikota yang disesuaikan dengan ruas jalan primer
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 30
dan sekunder yang ada di Kota Denpasar, sedangkan untuk penyediaan lahan
parkir di pelataran dilakukan oleh pemilik lahan dan untuk pemungutan
pembayarannya diadakan kerjasama dengan pemilik lahan sebagai pihak ketiga.
Fungsi layanan pengadaan dan penyelenggaraan tempat parkir menjadi
sangat penting mengingat jumlah kendaraan bermotor di Kota Denpasar semakin
meningkat. Gambar 3.1 menunjukkan terjadi tren peningkatan jumlah kendaraan
bermotor di Kota Denpasar sejak tahun 1995 hingga 2011 dengan rata-rata
peningkatan 9,28 persen. Peningkatan ini menyebabkan semakin meningkatnya
kebutuhan parkir masyarakat di Kota Denpasar, sehingga sudah menjadi
kewajiban pemerintah Kota Denpasar melalui PD Parkir Kota Denpasar untuk
menyediakan lahan parkir yang memadai.
Gambar 3.1
Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor di Kota Denpasar
Sumber: Dinas Perhubungan Kota Denpasar, 2012
Menurut Peraturan Walikota Nomor 30 Tahun 2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 11 Tahun 2005, di Kota
Denpasar terdapat 9 areal parkir yang disediakan di tepi jalan primer, 464 areal
parkir yang disediakan di sepanjang jalan sekunder, dan 82 lokasi untuk tempat
parkir khusus. Pada tahun 2010, pemerintah Kota Denpasar menetapkan larangan
parkir di Jalan Gajah Mada, Jalan Sulawesi, Jalan Thamrin, dan Jalan Kartini,
sehingga lahan parkir di jalan primer yang tergolong padat kendaraan hingga saat
ini berkurang menjadi hanya 5 ruas jalan. Untuk di jalan sekunder, tidak ada
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 31
perubahan lahan yang disediakan sebagai tempat parkir. Untuk tempat parkir
khusus menurut Peraturan Walikota Nomor 30 Tahun 2006 ditetapkan sebanyak
82 spot, namun tidak semua tempat khusus tersebut memungut parkir kepada
konsumennya. Pada tahun 2006, hanya 26 pemilik lahan yang berhasil diajak
kerjasama untuk melaksanakan pemungutan parkir khusus. Jumlah ini mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun dan saat ini meningkat menjadi 94 spot dan sudah
dilakukan kerjasama dengan pihak pemilik lahan untuk pemungutan retribusinya.
2) Pengamanan tempat parkir dan penunjang kelancaran lalu lintas
Fungsi ini merupakan layanan yang dapat diberikan oleh PD Parkir Kota
Denpasar sebagai konsekuensi dari penempatan dan penugasan juru parkir di
lokasi-lokasi layanan parkir. Selain membantu dalam penyelenggaraan dan
pengaturan perparkiran, juru parkir juga turut membantu kelancaran lalu lintas di
jalan raya. Upaya yang dilakukan oleh juru parkir terkait dengan hal ini yaitu
selain mengatur penyediaan parkir bagi kendaraan bermotor yang parkir, juga
menata dan menjaga ketertiban kendaraan yang parkir. Selain itu, juru parkir juga
membantu pemilik kendaraan bermotor yang mengalami kesulitan mengeluarkan
atau memasukkan kendaraannya di lokasi parkir dan juga membantu dalam
menyeberang jalan sebagai wujud upaya pelayanan optimal.
Penempatan juru parkir pada setiap lokasi yang menyediakan tempat
parkir di Kota Denpasar secara tidak langsung juga menjamin keamanan
kendaraan bermotor di tempat parkir karena adanya pengawasan yang dilakukan
oleh juru parkir. Pengaturan jarak wilayah antara juru parkir yang satu dengan
yang lainnya sangat membantu optimalisasi pengawasan kendaraan bermotor di
tempat parkir. Untuk saat ini, pengaturan yang dilakukan oleh PD Parkir Kota
Denpasar menyangkut ruang yang bisa dilayani efektif oleh juru parkir
diperhitungkan dari jumlah kendaraan yang mampu dilayani. Jumlah juru parkir
yang ditempatkan di jalan-jalan utama berbeda dengan juru parkir di jalan
sekunder, demikian juga dengan juru parkir di pelataran. Jumlah juru parkir yang
ditempatkan di pelataran toko baru berbeda dengan juru parkir yang ditempatkan
di toko yang sudah berkembang mengingat toko yang baru dibuka pada umumnya
tidak seramai toko yang yang sudah lama berkembang.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 32
Tabel 3.1
Perhitungan Satuan Ruang Pengawasan Parkir oleh Juru Parkir
Item Perhitungan Minimal Maksimal
Penghasilan per hari (rupiah) 70.000 200.000
Tarif parkir (rupiah) 2.000 1.000 2.000 1.000
Rata-rata jumlah kendaraan per hari (unit) 35 70 100 200
Rata-rata jumlah kendaraan yang diawasi per periode (unit) 4* 9* 13* 25*
Rata-rata jarak pandang dalam pengawasan (meter) 20** 4,5** 65** 12,5**
Keterangan:
* asumsi rata-rata lama parkir adalah 1 jam (1 periode pengawasan = 1 jam)
** asumsi setiap kendaraan roda dua memerlukan ruang untuk parkir sepanjang 0,5 meter dan
kendaraan roda empat sepanjang 5 meter
Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012 (data diolah)
Untuk saat ini, PD Parkir Kota Denpasar menentukan satuan ruang yang
efektif dijaga oleh seorang juru parkir berdasarkan jumlah kendaraan yang mampu
dilayani efektif oleh yang bersangkutan. Ini diperhitungkan dari jumlah
pendapatan yang ditargetkan dari pemungutan karcis parkir oleh seorang juru
parkir. Target pendapatan seorang juru parkir adalah minimal menghasilkan
Rp.70.000,00 sampai dengan maksimal Rp.200.000,00 per hari (asumsi 8 jam
kerja). Berdasarkan target pendapatan tersebut, apabila diasumsikan rata-rata lama
waktu yang dibutuhkan untuk sebuah kendaraan bermotor yang parkir adalah 1
jam, maka rata-rata kendaraan yang dapat diawasi oleh seorang juru parkir adalah
minimal sebanyak 4 kendaraan roda empat atau 9 kendaraan roda dua dan
maksimal sebanyak 13 kendaraan roda empat atau 25 kendaraan roda dua. Dengan
asumsi jumlah kendaraan yang bisa ditampung pada lahan parkir seluas 1 meter
adalah sebanyak 2 kendaraan roda dua dan untuk setiap kendaraan roda empat
membutuhkan rata-rata lahan parkir sepanjang 5 meter, maka ini berarti setiap
juru parkir minimal mengawasi kendaraan roda empat pada jarak pandang
sepanjang 20 meter atau hanya 4,5 meter untuk kendaraan roda dua dan maksimal
mengawasi kendaraan roda empat pada jarak pandang 65 meter atau 12,5 meter
untuk kendaraan roda dua. Kebijakan yang ditetapkan oleh PD Parkir Kota
Denpasar adalah apabila dalam pelaksanaan tugas oleh seorang juru parkir sudah
melebihi angka-angka tersebut, maka satuan ruang tersebut dibagi dengan juru
parkir yang lain agar efektifitas pelayanan dapat dipertahankan.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 33
Untuk meningkatkan profesionalitas para juru parkir, PD Parkir Kota
Denpasar bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk mengadakan pelatihan atau
workshop terkait upaya pengamanan di tempat parkir. Beberapa pelatihan yang
pernah diberikan diantaranya adalah deteksi dini mengenai ciri-ciri atau gelagat
orang-orang yang mencurigakan, upaya pengawasan di tempat parkir, serta
berbagai tindakan preventif, antisipatif, serta represif terhadap tindakan kejahatan
di jalan.
Dengan sistem pengaturan dan kebijakan-kebijakan seperti demikian yang
diterapkan oleh PD Parkir Kota Denpasar saat ini, keamanan kendaraan bermotor
di tempat parkir lebih terjamin. Hal ini terbukti dari menurunnya jumlah kasus
kendaraan bermotor yang dilaporkan hilang di lokasi parkir oleh masyarakat Kota
Denpasar sepanjang tahun 2004 hingga 2011. Penurunan ini digambarkan oleh
grafik berikut.
Gambar 3.2
Perkembangan Jumlah Kasus Kehilangan Kendaraan Bermotor
Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012
3) Asuransi/Jaminan ganti rugi kehilangan kendaraan bermotor
Pada pasal 11 Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 11 Tahun 2005
tentang Sistem Penyelenggaraan Perparkiran, disebutkan bahwa dalam rangka
memberikan jaminan keamanan, maka dalam hal wajib parkir kehilangan
kendaraan bermotor pada waktu parkir di tempat-tempat parkir yang ditentukan,
Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar memberikan santunan sebagai ganti rugi
atas kehilangan kendaraan bermotor tersebut. Sampai tahun 2006, PD Parkir
bekerjasama dengan Jasa Raharja Putra untuk memberikan layanan asuransi atas
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 34
kehilangan kendaraan bermotor di tempat parkir, namun sejak tahun 2007 untuk
ganti rugi kehilangan kendaraan bermotor kerjasama dialihkan kepada Koperasi
Jaya Langgeng Rahayu PD Parkir.
Peraturan Walikota Denpasar Nomor 30 Tahun 2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 11 Tahun 2005 mengatur
mengenai persyaratan klaim ganti rugi atas kehilangan kendaraan bermotor di
tempat parkir adalah sebagai berikut:
1) berita acara kejadian dari Perusahaan Daerah Parkir
2) surat keterangan hilang dari kepolisian setempat
3) surat blokir kendaraan bermotor dari Ditlantas Polda
4) BPKB dan STNK asli
5) bukti karcis parkir yang asli
6) fotokopi KTP pemohon
Pada pasal 6 ayat (3) peraturan tersebut disebutkan bahwa klaim ganti rugi
atas kehilangan kendaraan bermotor tersebut dibayar dalam waktu selambat-
lambatnya tujuh hari kerja sejak berkas pengajuan klaim diterima secara lengkap
dan benar oleh Perusahaan Daerah Parkir. Permohonan ganti rugi kehilangan
kendaraan bermotor tidak akan diproses apabila pelaporan lebih dari 3 x 24 jam
hari kerja setelah hari kejadian (diatur dalam pasal 7).
Pasal 7 peraturan tersebut mengatur besaran klaim ganti rugi atas
kehilangan kendaraan bermotor adalah berdasarkan harga pasar yang berlaku dari
kendaraan yang hilang. Harga pasar sebagaimana yang dimaksud diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Direksi Perusahaan Daerah Parkir. Besaran klaim ganti
rugi maksimum atas kehilangan kendaraan bermotor adalah sebagai berikut.
1) Kendaraan roda empat (mobil) sebesar Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta
rupiah)
2) Kendaraan roda dua (sepeda motor) sebesar Rp. 6.000.000,00 (enam juta
rupiah).
Lebih lanjut menurut Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 11 Tahun
2005, apabila kendaraan hilang dan ditemukan kembali, maka pemilik kendaraan
wajib mengembalikan ganti rugi yang telah diterima sebesar 50% (lima puluh
persen) kepada Perusahaan Daerah Parkir.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 35
Tabel 3.2
Data Pembayaran Klaim Ganti Rugi PD. Parkir Kota Denpasar
Tahun 2004-2011
No. Tahun
Jumlah Kendaraan (Unit) Jumlah Ganti Rugi
(Rupiah) Sepeda Motor Mobil
1 2004 2 0 10.000.000
2 2005 11 0 52.000.000
3 2006 12 0 54.500.000
4 2007 13 0 42.000.000
5 2008 7 0 28.000.000
6 2009 4 0 16.500.000
7 2010 2 0 4.500.000
8 2011 0 0 0
Total 51 0 207.500.000
Sumber: PD. Parkir Kota Denpasar, 2012
Tabel 3.2 menunjukkan data pembayaran klaim ganti rugi PD Parkir Kota
Denpasar dari tahun 2004 hingga 2011. Sejak beroperasi dari tahun 2004 hingga
tahun 2011, sudah sebanyak 51 kasus kehilangan kendaraan bermotor yang
ditangani dan dilakukan pembayaran klaim oleh PD Parkir Kota Denpasar.
Seluruh kasus tersebut adalah klaim kehilangan dari masyarakat untuk sepeda
motor dengan jumlah ganti rugi total mencapai Rp.207.500.000,00.
Mayoritas kasus kehilangan kendaraan bermotor yang dilaporkan ke PD
Parkir Kota Denpasar untuk memperoleh pembayaran klaim ganti rugi adalah
kendaraan bermotor yang parkir di daerah pelataran. Beberapa wilayah yang
dilaporkan sebagai tempat kejadian kehilangan kendaraan bermotor di Kota
Denpasar meliputi Pasar Sanglah, Pasar Ketapian, Pasar Badung, Pasar
Kumbasari, Mall Ramayana, Pasar Kreneng, RSUP Sanglah, RSUP Wangaya, RS
Puri Raharja, GOR Ngurah Rai, Matahari Duta Plaza, Tiara Grosir, Hardy’s
Sesetan, Tiara Dewata, Alfa/Carrefour Imam Bonjol, lapangan Renon, lapangan
Lumintang, dan lapangan Kapten Japa. Untuk areal parkir di pinggir jalan umum,
beberapa ruas jalan yang dilaporkan sering terjadi kasus kehilangan kendaraan
bermotor adalah Jalan Sulawesi, Jalan Gajah Mada, Jalan Surapati, dan Jalan
Kepundung.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 36
4) Undian karcis parkir berhadiah
Sejak awal pengelolaan dan penyelenggaraan parkir di Kota Denpasar oleh
PD Parkir Kota Denpasar, selain sebagai bukti pembayaran retribusi, karcis
retribusi yang dibagikan kepada konsumen juga dapat digunakan dalam
pengundian berhadiah. Selain sebagai salah satu bentuk customer service
responsibility (CSR) oleh PD Parkir Kota Denpasar, tujuan utama adanya layanan
ini pada awalnya adalah untuk mencegah kecurangan yang dilakukan oleh oknum
juru parkir yang tidak menyerahkan karcis parkir kepada konsumen, sehingga
berdampak pada tidak optimalnya penerimaan retribusi parkir Kota Denpasar.
Namun dalam perkembangannya, pengundian karcis parkir yang dilaksanakan
oleh PD Parkir Kota Denpasar mampu meningkatkan antusiasme masyarakat
untuk turut berpartisipasi dalam pengawasan pelaksanaan pemungutan parkir,
selain dengan harapan memperoleh hadiah undian.
Hadiah undian yang disediakan cukup menarik minat masyarakat karena
hadiah yang disediakan cukup besar dengan jenis yang beragam. Hadiah utama
berupa mobil, hadiah pertama berupa sepeda motor, dan hadiah hiburan berupa
televisi, lemari es/kulkas, DVD, HP, dan sepeda. Biaya yang dikeluarkan oleh PD
Parkir Kota Denpasar untuk undian berhadiah ini pun mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun.
Gambar 3.3
Biaya Hadiah Undian Tahun 2005-2011
Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 37
Penarikan pengundian karcis berhadiah pertama kali dilaksanakan oleh PD
Parkir Kota Denpasar pada tanggal 30 Desember 2004. Pada tahun-tahun
berikutnya waktu pelaksanaannya dibagi menjadi beberapa kali periode penarikan
undian, namun sejak tahun 2008 pengundiannya ditetapkan untuk dilaksanakan
sekali setahun, yaitu setiap tanggal 16 Agustus dan diselenggarakan di Lapangan
Puputan Badung. Acara pengundian ini dihadiri oleh Walikota Denpasar, Ketua
DPRD Kota Denpasar, serta disaksikan oleh Biro Kesra Provinsi Bali, Dinas
Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali, Kepolisian Poltabes Denpasar, dan Korwas
PNNS Dit. Reskrim Polda Bali.
Mekanisme pengundian karcis parkir ini tidak banyak mengalami
perubahan sejak awal penyelenggaraannya. Pada awalnya dipergunakan potongan
karcis yang disimpan oleh konsumen dengan nomor seri sebagai identitas atau
bukti, kemudian karena dianggap kurang efektif maka diubah dengan sistem short
message service (SMS). Namun dalam perkembangannya, sistem ini juga tidak
efektif karena sebagian besar konsumen tidak menyimpan nomor yang telah
dikirimkan via SMS, maka untuk saat ini sistem potongan karcis yang langsung
berisi identitas dan nomor telephone konsumen dianggap paling efektif dan
mudah untuk diterapkan.
Berikut adalah ketentuan umum cara pengundian karcis berhadiah yang
dilaksanakan oleh PD Parkir Kota Denpasar.
1) Peserta yang berhak ikut undian karcis parkir berhadiah adalah mereka yang
telah membayar bea parkir kendaraan bermotornya kepada petugas juru parkir
di setiap tempat parkir dalam wilayah Kota Denpasar dan telah mendapatkan
bukti karcis tanda parkir dari petugas juru parkir.
2) Bukti karcis tanda parkir tersebut telah diisi identitas pengguna jasa parkir.
Identitas yang diisi adalah nama, alamat lengkap, nomor telepon/handphone,
nomor KTP/identitas diri lain yang masih berlaku.
3) Pengguna jasa parkir kemudian mengirimkan karcis-karcis tersebut ke alamat
yang telah ditentukan atau memasukkan karcis tersebut ke dalam loket-loket
yang telah disediakan oleh PD Parkir Kota Denpasar yaitu berupa kotak
transparan.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 38
4) Potongan karcis parkir yang dapat ikut diundi ialah yang memenuhi syarat-
syarat dan yang telah diterima oleh penyelenggara selambat-lambatnya
sebelum penyegelan pada penarikan undian.
5) Penyegelan potongan karcis parkir dan kelengkapan undian gratis berhadiah
serta pemeriksaan fisik hadiah dilakukan sebelum penarikan undian oleh
Pejabat Dinas Sosial Provinsi Bali yang ditunjuk sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
6) Penarikan undian berhadiah ini dilaksanakan di Denpasar, bersifat terbuka,
dilakukan di hadapan Notaris dengan disaksikan oleh Pejabat Dinas Sosial
Provinsi Bali yang ditunjuk sesuai dengan tugas dan fungsinya serta Kepolisian
setempat.
7) Pada waktu acara pengundian, karcis-karcis parkir yang berada di dalam kotak
ini kemudian diaduk-aduk dan diambil satu per satu bergantian oleh peserta
undangan yang hadir dengan cara mata ditutup dengan kain yang tidak tembus
pandang.
8) Pemenang diumumkan secara langsung pada saat pengundian dan
disebarluaskan melalui media massa.
3.1.2 Pengelolaan Keuangan PD. Parkir Kota Denpasar
Dengan menilai pengelolaan keuangan oleh PD Parkir Kota Denpasar,
akan diperoleh gambaran mengenai kinerja PD Parkir Kota Denpasar dalam
mengelola dan menyelenggarakan perparkiran di Kota Denpasar. Berikut adalah
perkembangan kondisi keuangan PD Parkir Kota Denpasar sejak awal beroperasi.
1) Neraca
Secara garis besar, komponen neraca terdiri atas aktiva dan pasiva.
Aktiva dibagi menjadi dua yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Perkembangan
aktiva PD Parkir ditunjukkan pada Tabel 3.3 dan Gambar 3.4. Dari Tabel 3.3
terlihat aktiva tetap PD Parkir Kota Denpasar menunjukkan perkembangan yang
sangat pesat, terutama pada tahun 2010 yaitu terjadi peningkatan sebesar
Rp.4.866.814.008,00 atau mencapai 812,27 persen dari sebelumnya. Di lain sisi,
aktiva lancar mengalami penurunan sebesar 62,52 persen yang disebabkan oleh
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 39
menurunnya jumlah kas di Bank Pembangunan Daerah Bali. Penggunaan kas
yang sangat besar ini adalah untuk keperluan pembangunan gedung kantor baru di
Jalan Raya Puputan Renon, sehingga terjadi penambahan yang sangat signifikan
untuk aktiva tetap yaitu berupa aset untuk bangunan maupun inventaris kantor.
Tabel 3.3 dan Gambar 3.4
Perkembangan Aktiva PD Parkir Kota Denpasar Tahun 2005-2011
Komponen pasiva terdiri atas kewajiban dan ekuitas. Untuk kewajiban
lancar terdiri atas hutang usaha, hutang lainnya, hutang jaminan ganti rugi
kehilangan kendaraan, beban yang masih harus dibayar, dan hutang pajak. Untuk
kewajiban jangka panjang terdiri atas hutang bank dan kewajiban imbalan kerja.
Sejak tahun 2009, PD Parkir Kota Denpasar mengambil pinjaman untuk
keperluan pembangunan gedung baru, sehingga muncul kewajiban jangka
panjang.
Tabel 3.4
Perkembangan Pasiva PD Parkir Kota Denpasar Tahun 2005-2011
Tahun
Kewajiban Ekuitas
Kewajiban Lancar
(Rupiah)
Kewajiban Jangka
Panjang (Rupiah)
Modal Sumbangan
Pemerintah (Rupiah)
Saldo Laba
(Rupiah)
2005 2.387.690.967,03 0,00 137.421.000,00 873.327.443,23
2006 1.395.977.055,14 0,00 137.421.000,00 1.270.027.782,35
2007 1.841.892.651,87 0,00 137.421.000,00 1.749.938.135,06
2008 1.464.742.596,18 0,00 137.421.000,00 2.031.407.456,81
2009 1.584.422.100,00 2.142.483.280,00 137.421.000,00 2.457.380.174,00
2010 1.000.812.683,00 3.721.341.416,00 137.421.000,00 2.551.820.395,00
2011 959.377.992,00 2.766.756.248,00 137.421.000,00 2.626.884.857,00
Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012
Tahun
Aktiva Lancar
(Rupiah)
Aktiva Tetap
(Rupiah)
2005 3.210.081.423,80 188.356.986,47
2006 2.067.060.212,48 676.365.625,00
2007 3.201.253.153,48 527.998.633,44
2008 3.158.998.296,82 474.572.756,17
2009 6.293.762.888,00 601.620.666,00
2010 2.358.610.821,00 5.488.434.674,00
2011 1.951.965.228,00 4.974.124.869,00
Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 40
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Denpasar No. 5 Tahun 2003,
Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar bersifat otonom, dimana modal
perusahaan daerah adalah kekayaan daerah yang dipisahkan yang besarnya
ditetapkan dengan Keputusan Walikota, dan modal tersebut dapat ditambah atau
dan dikurangi dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Pada Tabel 3.4 terlihat bahwa untuk ekuitas, tidak terdapat perubahan pada modal
sumbangan pemerintah, sedangkan saldo laba PD Parkir mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Ini menunjukkan tanpa adanya tambahan modal dari
pemerintah, PD Parkir Kota Denpasar mampu meningkatkan ekuitasnya dengan
adanya tambahan laba yang dihasilkan dari tahun ke tahun.
Gambar 3.5
Perkembangan Saldo Laba PD Parkir Kota Denpasar Tahun 2005-2011
Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012
2) Laporan Laba Rugi
Dalam Laporan Laba Rugi terdapat dua komponen utama yaitu
pendapatan dan beban. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 11
Tahun 2005 pasal 3 ayat (2), pendapatan utama PD Parkir Kota Denpasar
bersumber dari tempat parkir di tepi jalan umum dan tempat parkir khusus. Untuk
beban dapat digolongkan menjadi tiga yaitu beban pokok pendapatan, beban
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 41
usaha, dan beban lain-lain. Beban pokok pendapatan PD Parkir Kota Denpasar
meliputi beban jaminan kehilangan kendaraan, beban cetak parkir, dan upah
langsung juru parkir tepi jalan umum. Beban usaha adalah beban pegawai, beban
kantor, beban umum, beban pemeliharaan, beban penyusutan, dan beban sewa
gedung. Beban lain-lain berupa biaya administrasi bank, biaya kerugian piutang
tak tertagih, PPh 21 karyawan, PPh 21 final (pajak penghasilan atas hadiah), dan
PPh 23 jasa konsultan yang ditanggung perusahaan.
Ketika parkir dikelola oleh Dinas Perhubungan Kota Denpasar melalui
Unit Pelaksana Teknis, seluruh pendapatan retribusi parkir bruto dimasukkan
dalam PAD (Pendapatan Asli Daerah). Dalam pengelolaan parkir oleh Perusahaan
Daerah Parkir Kota Denpasar, seluruh pendapatan jasa parkir bruto dikurangi
dengan seluruh pengeluaran atau seluruh biaya operasional perusahaan, sehingga
diperoleh laba bersih perusahaan setelah pajak penghasilan yang disetorkan ke kas
daerah, sehingga pendapatan yang disetor ke PAD (Pendapatan Asli Daerah)
adalah pendapatan netto sebesar 35% yang merupakan pos bagian laba Badan
Usaha Milik Daerah (sesuai Bab IX Pasal 35 Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun
2003). Dalam perkembangannya selanjutnya, berdasarkan perjanjian kerjasama
antara Walikota Denpasar dengan Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar
Nomor : 551.1/449/PD.Parkir tentang Pengelolaan Tempat Parkir Tepi Jalan
Umum di Wilayah Kota Denpasar, pendapatan bruto retribusi parkir tepi jalan
umum (On Street Parking) disetorkan keseluruhannya yaitu sebesar 100% ke Kas
Daerah sebagai penerimaan daerah yang selanjutnya dikembalikan sebesar 85%
untuk membiayai kegiatan operasional Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar.
Hasil pungutan yang bersumber dari parkir di luar badan jalan (Off Street
Parking) seperti Parkir Pelataran dan Parkir Insidentil masih seperti sebelumnya.
Gambar 3.6 menunjukkan perkembangan pendapatan usaha, beban pokok
pendapatan, dan beban usaha PD Parkir Kota Denpasar. Dari gambar terlihat
bahwa pendapatan usaha PD Parkir Kota Denpasar cenderung meningkat dari
tahun ke tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2010 dimana peningkatan
ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah kerjasama dengan perusahaan/pemilik
lahan, sehingga terjadi peningkatan penerimaan parkir pelataran dari
Rp.5.919.277.926,00 menjadi Rp.7.665.808.507,00. Pada tahun 2011 terjadi
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 42
penurunan pendapatan usaha PD Parkir Kota Denpasar yang disebabkan oleh
menurunnya pendapatan parkir tepi jalan umum dari Rp.5.389.895.900,00
menjadi Rp.4.442.449.350,00. Penurunan pendapatan yang signifikan ini
merupakan dampak dari pelarangan parkir di sepanjang ruas jalan Jalan Gajah
Mada, Jalan Kartini, Jalan Thamrin, dan Jalan Sulawesi sebagai konsekuensi dari
penataan kota pada tahun 2010.
Gambar 3.6
Perkembangan Komponen Laporan Laba Rugi PD Parkir Kota Denpasar
Tahun 2005-2011
Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012
Dari Gambar 3.6 tampak bahwa beban pokok pendapatan PD Parkir Kota
Denpasar relatif mengalami penurunan selama 7 tahun terakhir. Dari empat
komponen pembentuk beban pokok pendapatan, penurunan yang signifikan dari
beban pokok pendapatan merupakan dampak dari perubahan mitra kerjasama
untuk asuransi atau beban ganti rugi kehilangan kendaraan bermotor. Untuk
kerjasama dengan Jasa Raharja Putra, ditetapkan premi asuransi kehilangan
kendaraan dihitung dari 10% pendapatan parkir tepi jalan dikurangi upah
langsung juru parkir tepi jalan umum ditambah dengan pendapatan parkir
insidentil dan pendapatan parkir kerjasama pelataran, namun setelah dilakukan
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 43
kerjasama dengan Koperasi Jaya Langgeng Rahayu PD Parkir maka beban
kerugian kehilangan kendaraan bermotor dihitung dari 5% pendapatan parkir tepi
jalan dikurangi upah langsung juru parkir tepi jalan umum ditambah dengan
pendapatan parkir insidentil dan pendapatan parkir kerjasama pelataran. Untuk
beban cetak parkir dan upah langsung juru parkir tepi jalan umum cenderung
mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan pendapatan usaha PD
Parkir Kota Denpasar.
Beban usaha PD Parkir Kota Denpasar cenderung mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini seiring dengan perkembangan usaha PD
Parkir sejak awal beroperasi. Dari Gambar 3.6 terlihat terjadi peningkatan tajam
untuk beban usaha pada tahun 2006. Peningkatan yang signifikan ini disebabkan
oleh meningkatnya beban pegawai sebagai dampak dari diangkatnya pegawai
kontrak menjadi pegawai tetap untuk pertama kalinya. Selain itu,
membengkaknya beban pegawai juga disebabkan oleh meningkatnya gaji juru
parkir pelataran/swalayan, dimana pada tahun 2006 dilakukan perekrutan juru
parkir pelataran/swalayan untuk memenuhi kecukupan jumlah juru parkir yang
melayani tempat parkir khusus (pelataran dan insidentil) akibat dari bertambahnya
perjanjian kerjasama antara PD Parkir Kota Denpasar dengan pemilik lahan pada
tahun 2005.
Pada tahun 2010 juga
terjadi peningkatan yang signifikan
untuk beban usaha PD Parkir Kota
Denpasar. Peningkatan tajam ini
merupakan konsekuensi dari
peningkatan aset berupa gedung
baru dan inventaris kantor akibat
dari adanya bangunan baru di Jalan
Puputan Renon, sehingga beban
penyusutan membengkak dari
Rp.199.742.090,00 menjadi
Rp.1.002.105.860,00.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 44
Gambar 3.7
Perkembangan Laba PD Parkir Kota Denpasar Tahun 2005-2011
Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012
Gambar 3.7 menunjukkan perkembangan laba kotor dan laba bersih PD
Parkir Kota Denpasar. Laba kotor menunjukkan tren yang semakin meningkat,
sedangkan laba bersih cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh semakin
meningkatnya beban usaha dan beban lain-lain, yaitu beban penyusutan bangunan
dan inventaris kantor serta meningkatnya beban bunga dan beban pokok
pengembalian pinjaman yang digunakan untuk pembangunan gedung baru.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 45
Tempat-tempat parkir di Kota
Denpasar dibedakan menjadi dua,
yaitu tempat parkir di tepi jalan
umum dan tempat parkir khusus.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Denpasar Nomor 11 Tahun 2005 tentang Sistem Penyelenggaraan Perparkiran,
tempat parkir di tepi jalan umum harus mempunyai tanda-tanda yang jelas seperti
rambu-rambu dan atau marka jalan sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka pengawasan, pengendalian, dan
ketertiban perparkiran di tepi jalan umum dipungut retribusi parkir sesuai dengan
tarif yang telah ditentukan. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 19 Tahun
2011 tentang Retribusi Pelayanan Parkir di tepi Jalan Umum menetapkan
besarnya retribusi pelayanan parkir yang diberikan kepada orang pribadi atau
badan untuk sekali parkir adalah sebagai berikut.
1) Truk/kontainer yaitu sebesar Rp.15.000,00
2) Bus/truk besar yaitu sebesar Rp.10.000,00
3) Bus/truk sedang yaitu sebesar Rp.5.000,00
4) Sedan, jeep, minibus, pick up dan sejenisnya yaitu sebesar Rp.2.000,00
5) Sepeda motor yaitu sebesar Rp.1.000,00.
Lebih lanjut menurut perda tersebut, tempat parkir khusus dapat dikelola
oleh PD Parkir, badan hukum, perorangan, desa pekraman atau dapat dikelola
secara bersama-sama berdasarkan kesepakatan. Menurut Peraturan Daerah Kota
Denpasar Nomor 11 Tahun 2005 pada pasal 5 ayat 3 disebutkan bahwa setiap
swalayan, supermarket, atau komplek pertokoan, pusat perkantoran, pasar,
sekolah, tempat rekreasi/objek wisata, hotel penginapan, restaurant/rumah makan,
rumah sakit atau lembaga lainnya yang melaksanakan kegiatan menyangkut
kepentingan masyarakat harus menyediakan tempat parkir khusus (dimaksudkan
untuk membedakan dengan tempat parkir di tepi jalan umum). Pada pasal 7 perda
tersebut disebutkan bahwa sistem pengelolaan parkir khusus dan ketentuan-
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 46
ketentuan lainnya ditetapkan lebih lanjut berdasarkan kesepakatan antara unit
satuan kerja yang ditunjuk sebagai pelaksana penyelenggara perparkiran dengan
pihak ketiga.
Mengenai mekanisme penyelenggaran parkir di Kota Denpasar, dibagi
menjadi dua bagian pokok, yaitu penyelenggaraan parkir tepi jalan dan
penyelenggaraan tempat parkir khusus (parkir pelataran). Penyelenggaraan parkir
di tepi jalan umum pengelolaannya bekerja sama dengan Walikota, sedangkan
penyelenggaraan parkir di tempat parkir khusus pengelolaannya dapat bekerja
sama dengan pihak ketiga. Adapun perbedaan mekanisme penyelenggaraan parkir
di tepi jalan umum dengan tempat khusus secara umum dapat dilihat dalam Tabel
3.5.
Tabel 3.5 Mekanisme Penyelenggaraan Parkir di Kota Denpasar
Pembeda Parkir Tepi Jalan Parkir Pelataran
Dasar hukum Perda No. 19 tahun 2011
tentang retribusi parkir tepi
jalan.
Perda No. 11 Tahun 2007 tentang
penyelenggaraan parkir di Kota
Denpasar.
Yang dipungut
jasa parkir
Tepi jalan yang telah ditetapkan
sebagai tempat parkir oleh
Dinas Perhubungan, baik tepi
jalan primer maupun sekunder.
Penyelenggaraan parkir yang
dilakukan berdasarkan kerja sama
antara pihak PD Parkir Kota
Denpasar dengan pemilik lahan.
Pelaksana Pelaksanaan parkir dilakukan
oleh juru parkir (jukir) dengan
metode bagi hasil sebesar 35%
untuk jasa jukir dan 65% untuk
PD Parkir Kota Denpasar.
Pelaksanaan parkir dilakukan oleh
petugas parkir dengan sistem gaji
bulanan.
Mekanisme
setoran
Penetapan besaran target
dilakukan survey oleh petugas
PD Parkir Kota Denpasar,
setoran jukir dilakukan paling
lambat tiga (3) hari sekali dan
pemberian karcis parkir
diberikan sesuai dengan jumlah
target yang ditetapkan.
Mengenai potensi pendapatan
dilakukan oleh petugas PD Parkir.
Setoran dilakukan berdasarkan
banyaknya karcis laku, yang
dilakukan paling lambat tiga (3)
hari sekali.
Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012
Berdasarkan mekanisme penyelenggaraan parkir seperti yang diuraikan
pada Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara parkir tepi jalan
dengan pelataran. Parkir tepi jalan yang dimaksud adalah kegiatan parkir yang
dilakukan di tepi jalan yang tidak melarang kendaraan untuk berhenti. Parkir
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 47
biasanya dilakukan secara parkir paralel atau serong yang biasanya penting untuk
kegiatan bisnis yang berada di pinggir jalan seperti apotek, toko 24 jam, kantor
kecil, atau kegiatan lainnya yang ada di pusat kota. Untuk di wilayah Kota
Denpasar, penyelanggaraan parkir tepi jalan ini dilakukan berdasarkan wilayah
yang ditetapkan oleh Dinas Perhubungan Kota Denpasar yaitu dengan membagi
wilayah parkir menjadi empat (4) wilayah yaitu :
1) wilayah timur diberi kode B,
2) wilayah barat diberi kode A,
3) wilayah selatan diberi kode C,
4) wilayah utara diberi kode D.
Parkir pelataran yang dimaksud adalah daerah, kawasan terbuka yang
digunakan untuk memarkir kendaraan, yang disebut juga taman parkir. Parkir
pelataran ini biasanya terdapat di pusat perdagangan, perkantoran, stadion olah
raga, pasar, sekolah, dimana sementara pemilik kendaraan tersebut melakukan
kegiatan belanja, bekerja, ataupun kegiatan lainnya. Untuk di wilayah Kota
Denpasar, sampai saat ini PD Parkir Kota Denpasar sudah berhasil menjalin
kerjasama dengan 94 pemilik lahan untuk menyelenggarakan parkir pelataran.
Perkembangan jumlah area parkir pelataran di Kota Denpasar diitunjukkan dari
Gambar 3.8.
Gambar 3.8
Perkembangan Jumlah Area Parkir Pelataran dari Tahun 2003-2012
Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 48
Dalam pelaksanaan
kerjasama dengan pemilik lahan,
PD Parkir Kota Denpasar
melakukan kesepakatan mengenai
prosentase bagian pendapatan yang
diterima oleh masing-masing
pihak. Besaran prosentase yang
disepakati berbeda-beda antara
pemilik lahan yang satu dengan yang lainnya. Rata-rata prosentase yang diterima
oleh PD Parkir Kota Denpasar adalah sebesar 35 persen, sedangkan pemilik lahan
memperoleh prosentase yang lebih besar, bahkan beberapa pemilik lahan meminta
prosentase yang lebih besar yaitu mencapai 80 persen, sehingga prosentase yang
diterima oleh PD Parkir Kota Denpasar relatif lebih kecil. Kerjasama PD Parkir
Kota Denpasar dengan beberapa BUMD menyepakati prosentase yang lebih besar
untuk PD Parkir Kota Denpasar yaitu mencapai 70 persen.
Tabel 3.6
Prosentase Pembagian Perolehan
Parkir Pelataran
Perolehan
Parkir
Pelataran
Prosentase
PD Parkir
Pemilik
Lahan
Rata-rata 35% 65%
Minimum 20% 80%
Maksimum 70% 30%
Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 49
Berkaitan dengan potensi
pengelolaan parkir di wilayah Kota
Denpasar oleh PD Parkir Kota
Denpasar terlebih dahulu harus dilihat
kondisi di dalam perusahaan terkait
dengan jumlah tenaga kerja, luas areal parkir, besarnya pemasukan dan
pengeluaran karcis setiap tahunnya, serta dihubungkan dengan pemanfaatan
potensi-potensi area parkir lainnya yang belum dikelola oleh PD Parkir Kota
Denpasar. Untuk melihat potensi perparkiran yang dikelola oleh PD Parkir Kota
Denpasar dapat ditinjau dari bebarapa aspek yaitu aspek Sumber Daya Manusia,
aspek objek perparkiran, aspek penerimaan parkir, aspek sosiologis, dan aspek
hukum. Aspek-aspek tersebut dijelaskan sebagai berikut.
3.2.1 Analisis Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek penting dalam
perusahaan. SDM adalah sebagai perencana, pengelola, sekaligus pengendali
berbagai macam kegiatan perusahaan. Tanpa ada SDM di dalamnya, maka
operasionalisasi perusahaan tidak akan dapat dijalankan. Jumlah direksi
perusahaan sejak awal tidak mengalami perubahan yaitu 2 orang yang terdiri atas
Direktur Utama dan Direktur. PD Parkir Kota Denpasar memiliki jumlah pegawai
cukup banyak yaitu mencapai 165 orang di tahun 2011, di luar petugas parkir.
Petugas parkir ada dua jenis yaitu petugas parkir di area gedung/pelataran dan
petugas parkir tepi badan jalan umum. Pada tahun 2011, jumlahnya mencapai 185
orang untuk petugas parkir pelataran dan 308 petugas parkir tepi jalan. Dengan
banyaknya jumlah pegawai PD Parkir Kota Denpasar tentu membutuhkan biaya
yang cukup tinggi untuk mengelolanya.
Dari segi belanja, berdasarkan data tahun 2011 diketahui bahwa jumlah
biaya pegawai PD Parkir mencapai 7 milyar rupiah, lebih tepatnya Rp
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 50
7.795.707.174,23,00. Jumlah ini digunakan untuk membayar gaji, upah,
tunjangan, serta biaya penggantian pakaian/seragam. Biaya terbesar yang
dikeluarkan adalah membayar upah juru parkir tepi jalan umum yang mencapai
1,8 milyar rupiah atau lebih tepatnya Rp 1.829.243.850,00 dan gaji petugas parkir
pelataran yang mencapai 1,1 milyar rupiah atau lebih tepatnya Rp.
1.174.600.000,00. Hal ini wajar dikarenakan jumlah petugas parkir (jukir) tepi
jalan umum yang sangat banyak mencapai ± 300 orang dan jumlah petugas parkir
pelataran yang mencapai ± 180 orang. Pengeluaran biaya pegawai yang cukup
besar lainnya adalah biaya gaji/upah pegawai tetap perusahaan yang mencapai Rp
2.654.311.960,00.
Untuk mengukur potensi perpakiran di Kota Denpasar salah satunya dapat
dilihat dari rasio atau perbandingan jumlah tenaga kerja, khususnya juru parkir
(jukir) antara jukir tepi badan jalan dengan jukir pelataran. Berikut ini disajikan
rasio jumlah juru parkir di Kota Denpasar tahun 2009 – 2011.
Tabel 3.7
Rasio Jumlah Petugas Parkir Kota Denpasar Tahun 2009 – 2011
Tahun
Jumlah Petugas
Parkir Jumlah
Rasio Jumlah Petugas
Pelataran Tepi
jalan Pelataran
Tepi
jalan
2009 174 381 555 1 : 2,19
2010 183 376 559 1 : 2,05
2011 185 308 493 1 : 1,66
Sumber: PD Parkir Kota Denpasar, 2012
Tabel 3.7 menunjukkan bahwa secara absolut jumlah petugas parkir tepi
jalan umum lebih banyak dibandingkan dengan petugas parkir pelataran. Jumlah
petugas parkir pelataran cenderung meningkat dari tahun ke tahun, sedangkan
petugas parkir tepi jalan umum mengalami penurunan. Dari Tabel 3.7 juga dapat
dilihat bahwa rasio petugas parkir tepi jalan dan pelataran setiap tahunnya
mengalami penurunan, dimana hal ini menandakan hampir terjadi keseimbangan
jumlah petugas antara jukir tepi jalan dan pelataran.
Analisis dari segi SDM juga meliputi kajian terkait dengan tingkat
kesejahteraan SDM. Mayoritas SDM PD Parkir Kota Denpasar adalah juru parkir,
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 51
baik juru parkir di tepi jalan umum maupun juru parkir pelataran. Untuk menilai
tingkat kesejahteraan SDM pada PD Parkir Kota Denpasar, dilakukan wawancara
kepada 50 orang responden juru parkir yang menjadi sampel pada kajian ini.
Survei dilakukan terhadap juru parkir untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
kesejahteraan sejak awal bekerja hingga saat ini. Berikut ini ditampilkan
karakteristik juru parkir yang dijadikan responden yaitu meliputi karakter umur,
jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan terakhir, dan lama bekerja sebagai
juru parkir.
Berdasarkan tabel
di samping dapat dilihat
bahwa sebagian besar
responden yang bekerja
sebagai juru parkir berada
pada umur produktif untuk
bekerja yaitu kisaran 30
sampai dengan 60 tahun.
Sebagian besar responden
berjenis kelamin laki-laki
dan sudah menikah.
Hampir 40 persen
responden juru parkir
(jukir) berpendidikan SD,
karena untuk menjadi jukir
tidak membutuhkan
keahlian khusus dan tingkat
pendidikan yang tinggi.
Dari tabel tersebut juga
terlihat bahwa rata-rata responden sudah bekerja cukup lama menjadi jukir yaitu
antara 11 – 30 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa PD Parkir Kota Denpasar
menjadi tumpuan bagi mereka sebagai tempat untuk mencari penghasilan.
Keberadaan PD Parkir Kota Denpasar dapat dipandang sebagai salah satu
upaya untuk mengurangi pengangguran di Kota Denpasar, karena PD Parkir Kota
Tabel 3.8
Karakteristik Individu Responden Juru Parkir
No Karakteristik Keterangan Jumlah
(orang)
1 Umur a. 30 – 40 tahun
b. 41 – 50 tahun
c. 51 – 60 tahun
d. > 60 tahun
13
17
15
5
Jumlah 50
2 Jenis kelamin a. Laki-laki
b. Perempuan
49
1
Jumlah 50
3 Status
perkawinan
a. Kawin
b. Belum kawin
47
3
Jumlah 50
4 Pendidikan
terakhir
a. Tidak pernah
sekolah
b. Tidak tamat SD
c. SD
d. SMP
e. SMA
1
7
20
8
14
Jumlah 50
5 Lama bekerja a. 0 – 10 tahun
b. 11 – 20 tahun
c. 21 – 30 tahun
d. > 30 tahun
7
28
14
1
Jumlah 50
Sumber: Hasil Kuesioner, 2012
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 52
Denpasar mampu menampung angkatan kerja yang tingkat pendidikannya rendah,
yaitu sebagai juru parkir. Hal ini dikarenakan menjadi jukir tidak membutuhkan
tingkat pendidikan yang tinggi dan keterampilan khusus/tertentu. Hal ini akan
berdampak pada meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena banyaknya
angkatan kerja yang bekerja (tidak menganggur).
Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menilai tingkat
kesejahteraan, yaitu kondisi rumah, fasilitas yang dimiliki, pendapatan,
kepemilikan lahan, dan kepemilikan kendaraan. Berikut ini akan dideskripsikan
kondisi jukir pada awal mulai bekerja dibandingkan dengan kondisi jukir saat ini.
(1) Kondisi Rumah
Indikator ini ditinjau dari beberapa aspek yaitu kondisi atap, kondisi dinding,
kondisi lantai, dan keberadaan kamar mandi/WC. Berikut ini disajikan data
perbandingan kondisi rumah responden awal mulai bekerja dibandingkan
dengan kondisi rumahnya saat ini.
Berdasarkan data di
samping dapat dilihat
bahwa mayoritas responden
mengalami perubahan
kondisi rumah ke kondisi
yang lebih baik. Dilihat dari
kondisi atap, sebelumnya
rata-rata kondisi atap rumah
responden yaitu sekitar 14
persen menggunakan seng
bekas dan kini hanya 2
persen yang menggunakan
seng bekas dan sisanya (98
persen) sudah menggunakan
genteng. Begitu juga
dengan kondisi dinding
dapat dilihat bahwa
Tabel 3.9
Penilaian Kondisi Rumah Responden
Indikator Kondisi pada
Awal Bekerja
(orang)
Kondisi
Saat Ini
(orang)
Kondisi atap :
a. Seng bekas
b. Seng/asbes
c. Genteng
7
22
21
1
16
33
Kondisi dinding :
a. Papan
kayu/bambu
b. Batu/batako/bata
belum disemen
c. Batu/batako/bata
disemen
19
23
8
3
20
27
Kondisi lantai :
a. Tanah
b. Papan/semen
c. Tegel/keramik
14
30
6
1
26
23
Keberadaan WC/
kamar mandi :
a. Tidak ada
b. Ada
12
38
1
49
Sumber: Hasil Kuesioner, 2012
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 53
sebagian besar dinding para responden sudah menggunakan batu/batako/bata
disemen. Kondisi lantai juga berubah yaitu kini sebagian responden sudah
menggunakan tegel/keramik untuk lantainya, dimana sebelumnya rata-rata
responden masih menggunakan papan/semen. Selain itu, peningkatan
kesejahteraan juga ditinjau dari kondisi rumah khususnya berkaitan dengan
keberadaan WC/kamar mandi. Dari hasil survei dapat disimpulkan bahwa kini
rata-rata responden sudah memiliki kamar sendiri di rumahnya.
(2) Fasilitas yang Dimiliki
Indikator ini dilihat dari beberapa aspek yaitu kepemilikan TV, radio tape,
telepon, dan listrik. Berikut ini disajikan data perbandingan fasilitas yang
dimiliki oleh responden pada awal menjadi jukir dibandingkan dengan saat
ini.
Berdasarkan tabel di
samping, dapat dilihat
bahwa terjadi peningkatan
terhadap fasilitas yang
dimiliki oleh responden.
Sebagian besar responden
kini sudah memiliki TV
berwarna dengan ukuran
lebih dari 14 inchi,
demikian pula dengan
kepemilikan radio tape
sudah berganti menjadi
radio tape listrik (MP3
Player). Sebelumnya, rata-
rata responden tidak
memiliki telepon, baik itu
telepon rumah/HP,
sedangkan kini dapat
dilihat bahwa sebagian
Tabel 3.10
Penilaian Fasilitas yang Dimiliki Responden
Indikator
Kondisi
pada Awal
Bekerja
(orang)
Kondisi
Saat Ini
(orang)
Kepemilikan TV :
a. Tidak punya TV
b. TV hitam
putih/berwarna (ukuran
kurang dari 14 inchi)
c. TV berwarna (ukuran
lebih dari 14 inchi)
16
29
5
1
19
30
Kepemilikan radio tape :
a. Tidak punya
b. Radio tape baterai
c. Radio tape listrik (MP 3
Player)
22
17
11
6
9
35
Telepon yang dimiliki :
a. Tidak punya
b. Telepon rumah/HP (1
unit)
c. Telepon rumah/HP
(lebih dari 1 unit)
43
5
2
9
32
9
Listrik :
a. Tidak ada
b. Berdaya kurang dari 450
VA
c. Berdaya lebih dari 900
VA
19
30
1
1
33
16
Sumber: Hasil Kuesioner, 2012
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 54
besar responden sudah memiliki telepon/HP minimal 1 unit dan bahkan
beberapa responden mampu memiliki telepon rumah/HP lebih dari 1 unit.
Selain itu, kini sudah ada peningkatan yang signifikan untuk listrik dari
kondisi sebelumnya. Sebagian besar rumah responden sudah teraliri listrik,
baik yang berdaya 450 VA ataupun 900 VA.
(3) Pendapatan
Indikator selanjutnya yang dijadikan patokan ada atau tidaknya peningkatan
kesejahteraan para jukir sejak awal bekerja hingga kini dapat dilihat dari
perubahan tingkat pendapatannya. Berikut disajikan data mengenai gambaran
pendapatan responden pada awal bekerja dibandingkan dengan kondisinya
saat ini.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa ada peningkatan pendapatan
responden. Sebelumnya rata-rata pendapatan responden kurang dari tiga ratus
ribu sampai dengan 1 juta rupiah dan hanya 1 orang yang berpenghasilan
lebih dari 1 juta, kini sebagian besar responden memiliki pendapatan lebih
dari 1 juta rupiah. Ini menunjukkan terjadi peningkatan kesejahteraan bagi
mayoritas responden.
(4) Kepemilikan lahan
Indikator untuk menilai tingkat kesejahteraan lainnya adalah kepemilikan
lahan. Indikator ini ditinjau dari beberapa aspek yaitu status kepemilikan
lahan dan luas lahan yang dimiliki (rumah dan lainnya). Berikut ini disajikan
data perbandingan kondisi kepemilikan lahan responden pada awal bekerja
sebagai jukir dengan kondisinya saat ini.
Tabel 3.11
Penilaian Tingkat Pendapatan Responden
Indikator Kondisi pada Awal
Bekerja (orang)
Kondisi Saat Ini
(orang)
< Rp. 300.000,00 25 1
Rp 300.000 – 1.000.000,00 24 24
>Rp 1.000.000,00 1 25
Sumber: Hasil Kuesioner, 2012
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 55
Berdasarkan data di
samping, dapat
dijelaskan bahwa
saat awal bekerja
sebagai jukir, status
kepemilikan lahan
responden hampir
merata, beberapa
tidak memiliki
lahan, beberapa menumpang, dan beberapa memiliki lahan milik sendiri.
Untuk saat ini, terjadi peningkatan status kepemilikan lahan, dimana rata-rata
responden sudah memiliki lahan sendiri. Begitu pula dengan luas lahan yang
dimiliki, sudah ada peningkatan luas lahan yang dimiliki dimana sebagian
besar responden memiliki luas lahan antara 0,5 sampai dengan 3 are, bahkan
ada beberapa responden yang memiliki luas lahan lebih dari 3 are. Hal ini
menandakan bahwa ada perbaikan tingkat kesejahteraan jukir ke arah yang
lebih baik.
(5) Kepemilikan
Kendaraan
Indikator terakhir
yang dapat
digunakan untuk
melihat adanya
peningkatan
kesejahteraan juru
parkir adalah
kepemilikan
kendaraan.
Indikator ini
dilihat dari
banyaknya
Tabel 3.12
Penilaian Kepemilikan Lahan Responden
Indikator
Kondisi pada
Awal Bekerja
(orang)
Kondisi
Saat Ini
(orang)
Status kepemilikan lahan :
a. Tidak ada
b. Menumpang
c. Milik sendiri
16
15
19
7
14
29
Luas lahan yang dimiliki :
a. < 0,5 are
b. 0,5 – 3 are
c. 3 are
14
28
8
2
33
15
Sumber: Hasil Kuesioner, 2012
Tabel 3.13
Penilaian Kepemilikan Kendaraan Responden
Indikator
Kondisi pada
Awal Bekerja
(orang)
Kondisi
Saat Ini
(orang)
Jenis kendaraan yang dimiliki :
Sepeda
a. Tidak punya
b. 1 – 2 unit
c. > 2 unit
Sepeda motor
a. Tidak punya
b. 1 – 2 unit
c. > 2 unit
Mobil
a. Tidak punya
b. 1 – 2 unit
c. > 2 unit
15
34
1
33
17
1
50
0
0
15
33
2
6
42
2
49
1
0
Jenis kendaraan yang digunakan
sehari-hari :
a. Jalan kaki/kendaraan umum/
sepeda
b. Sepeda motor
c. Mobil
25
25
0
4
46
0
Sumber: Hasil Kuesioner, 2012
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 56
kendaraan yang dimiliki dan jenis kendaraan yang digunakan sehari-hari.
Tabel 3.13 menyajikan data mengenai hal tersebut.
Berdasarkan sajian data di atas dapat dilihat bahwa secara umum
terjadi peningkatan kepemilikan kendaraan. Sebelumnya, rata-rata responden
tidak memiliki kendaraan sepeda motor (lebih dari 50 persen), namun kini
rata-rata sudah memiliki sepeda motor antara 1 sampai dengan 2 unit. Dilihat
dari jenis kendaraan yang digunakan sehari-hari pun secara merata kini
mayoritas (90 persen) responden sudah menggunakan sepeda motor dalam
aktivitas sehari-harinya.
Jadi berdasarkan hasil survei terhadap para juru parkir, maka secara umum
dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan kesejahteraan jukir ditinjau dari
kondisi rumah, kepemilikan fasilitas-fasilitas, pendapatan, kepemilikan lahan, dan
kepemilikan kendaraan. Ini menandakan adanya peningkatan kesejahteraan juru
parkir setelah pengelolaan parkir diambil alih oleh PD Parkir Kota Denpasar.
3.2.2 Analisis Objek Perparkiran
Objek perparkiran di Kota Denpasar dipilah menjadi objek parkir tepi
jalan umum dan objek parkir di pelataran. Berikut ini adalah analisis untuk kedua
jenis objek parkir tersebut.
1) Potensi Objek Parkir Tepi Jalan Umum
Untuk mengetahui potensi parkir tepi jalan umum di Kota Denpasar, perlu
diketahui jumlah kendaraan yang potensial parkir di tepi jalan umum. Berikut
adalah tahapan perhitungan potensi parkir tepi jalan umum di Kota Denpasar.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 57
Berdasarkan data pada Tabel 3.14 terlihat jumlah kendaraan bermotor di
Kota Denpasar cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan
tingkat pertumbuhan rata-rata mencapai 9 persen per tahun. Pertumbuhan jumlah
sepeda motor mencapai 10 persen per tahun melebihi pertumbuhan jumlah mobil.
Tabel tersebut juga menunjukkan perbandingan jumlah kendaraan sepeda motor
dan mobil di Kota Denpasar dengan rata-rata adalah 78 : 22. Ini berarti dari 100
kendaraan bermotor yang ada di Kota Denpasar, jumlah sepeda motor adalah 78
persen dari total dan sisanya yaitu sebanyak 22 persen merupakan mobil.
Dari data tersebut, maka dapat dilakukan perhitungan proyeksi untuk
memprediksikan jumlah kendaraan di Kota Denpasar beberapa tahun ke depan,
baik untuk sepeda motor maupun mobil. Berikut adalah perhitungannya.
Tabel 3.14
Jumlah Kendaraan di Kota Denpasar Tahun 1995-2011
Tahun
Jumlah Kendaraan Sepeda Motor Mobil
Unit
Pertumbuhan
(%) Unit
Proporsi
(%)
Pertumbuhan
(%) Unit
Proporsi
(%)
Pertumbuhan
(%)
1995 277.004 - 207.252 75 - 69.752 25 -
1996 310.318 12 235.128 76 13 75.190 24 8
1997 351.786 13 267.234 76 14 84.552 24 12
1998 369.847 5 282.877 76 6 86.970 24 3
1999 374.898 1 287.841 77 2 87.057 23 0
2000 449.904 20 341.445 76 19 108.459 24 25
2001 568.326 26 438.457 77 28 129.869 23 20
2002 554.906 -2 432.448 78 -1 122.458 22 -6
2003 345.332 -38 263.055 76 -39 82.277 24 -33
2004 391.157 13 303.920 78 16 87.237 22 6
2005 438.202 12 343.707 78 13 94.495 22 8
2006 455.601 4 361.024 79 5 94.577 21 0
2007 549.668 21 445.710 81 23 103.958 19 10
2008 505.626 -8 402.795 80 -10 102.831 20 -1
2009 572.971 13 457.772 80 14 115.199 20 12
2010 615.978 8 492.285 80 8 123.693 20 7
2011 909.139 48 749.802 82 52 159.337 18 29
Rata-rata 9 78 10 22 6
Sumber: Dinas Perhubungan Kota Denpasar, 2012 (data diolah)
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 58
Berdasarkan perhitungan
proyeksi di samping,
dapat diprediksikan
jumlah kendaraan
bermotor di Kota
Denpasar selama 5 tahun
ke depan. Untuk sepeda
motor, hingga tahun
2016 diprediksikan
jumlahnya mencapai
angka 1 juta ke atas,
sedangkan untuk mobil
mencapai 300 ribuan.
Untuk mendapatkan
potensi jumlah kendaraan
bermotor yang parkir di
Kota Denpasar,
sebelumnya dilakukan
perhitungan untuk
mendapatkan prosentase
kendaraan yang parkir di
Kota Denpasar setiap
tahunnya. Berdasarkan perhitungan pada Tabel 3.16 diperoleh prosentase
kendaraan yang parkir di Kota Denpasar mencapai 74,68 persen dari total jumlah
kendaraan bermotor setiap tahunnya.
Dari perhitungan di atas, maka dapat diketahui potensi objek parkir tepi
jalan umum di Kota Denpasar. Seperti yang terlihat dari Tabel 3.17, jumlah
kendaraan yang parkir di tepi jalan umum diprediksikan cenderung meningkat
dari tahun ke tahun. Hingga tahun 2016, jumlah kendaraan bermotor yang parkir
di tepi jalan umum Kota Denpasar diprediksikan mencapai angka di atas 1 juta
Tabel 3.15
Perhitungan Proyeksi Jumlah Kendaraan
Bermotor di Kota Denpasar
Tahun
Proyeksi
Jumlah
Kendaraan
(unit)*
Proyeksi
Jumlah
Sepeda Motor
(unit)**
Proyeksi
Jumlah
Mobil
(unit)***
2012 990.962 772.950 218.012
2013 1.080.148 842.515 237.633
2014 1.177.361 918.342 259.020
2015 1.283.324 1.000.993 282.331
2016 1.398.823 1.091.082 307.741
* Asumsi pertumbuhan jumlah kendaraan 9% dari
tahun sebelumnya
** Asumsi jumlah kendaraan sepeda motor adalah
78% dari total kendaraan
*** Asumsi jumlah kendaraan mobil adalah 22% dari
total kendaraan
Sumber: Dinas Perhubungan Kota Denpasar, 2012
(data diolah)
Tabel 3.16
Perhitungan Prosentase Jumlah Kendaraan
Bermotor yang Parkir di Kota Denpasar
Tahun
Jumlah
Kendaraan
Parkir (unit)
Jumlah
Kendaraan
Bermotor
Prosentase
Kendaraan
Parkir (%)
2009 472.510 572.971 82,47
2010 537.000 615.978 87,18
2011 494.600 909.139 54,40
Rata-rata 74,68
Sumber: PD Parkir dan Dinas Perhubungan Kota
Denpasar, 2012 (data diolah)
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 59
setiap tahunnya, dimana hampir 80 persen darinya merupakan jenis kendaraan
roda dua.
Tabel 3.17
Proyeksi Jumlah Kendaraan Bermotor Parkir di Kota Denpasar
Tahun
Proyeksi
Jumlah
Kendaraan
(unit)
Proyeksi
Jumlah
Kendaraan
Parkir (unit)*
Proyeksi
Jumlah Sepeda
Motor Parkir
(unit)
Proyeksi
Jumlah Mobil
Parkir (unit)
2012 990.962 740.077 577.260 162.817
2013 1.080.148 806.684 629.214 177.471
2014 1.177.361 879.286 685.843 193.443
2015 1.283.324 958.421 747.569 210.853
2016 1.398.823 1.044.679 814.850 229.829
Keterangan:
* Asumsi prosentase kendaraan yang parkir di Kota Denpasar mencapai 74,68% dari total
jumlah kendaraan bermotor
Sumber: PD Parkir dan Dinas Perhubungan Kota Denpasar, 2012 (data diolah)
Selain ditentukan oleh jumlah kendaraan yang parkir, untuk mengetahui
potensi parkir di tepi jalan umum juga ditentukan oleh ada tidaknya perubahan
ruas jalan di Kota Denpasar. Perkembangan panjang jalan di Kota Denpasar
ditunjukkan pada Gambar 3.9. Dari gambar tersebut terlihat bahwa sejak tahun
2007 hingga 2009 terjadi penambahan ruas jalan di Kota Denpasar, namun pada
tahun 2010 tidak terdapat
perubahan, dan sedikit
meningkat pada tahun
2011. Dengan asumsi tidak
ada penambahan ruas jalan
pada tahun berikutnya,
sehingga panjang jalan
tidak mengalami
perubahan dari tahun
sebelumnya dan tidak ada
ruas jalan yang
diberlakukan larangan
Gambar 3.9
Perkembangan Panjang Jalan di Kota Denpasar
Tahun 2007-2011
Sumber: Dinas PU Kota Denpasar, 2012
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 60
parkir, maka perhitungan di atas dapat digunakan untuk menghitung potensi objek
pajak parkir di tepi jalan umum di Kota Denpasar.
2) Potensi Objek Parkir Pelataran
Perkembangan perekonomian Kota Denpasar yang sangat pesat
berdampak pada meningkatnya jumlah tempat-tempat usaha. Jenis usaha yang
berkembang pesat di Kota Denpasar dewasa ini adalah usaha rumah makan,
restoran, dan bar. Dengan mengambil contoh salah satu jenis usaha ini, maka
dapat dilihat bahwa perekonomian Kota Denpasar secara umum menunjukkan
perkembangan yang positif.
Pertumbuhan positif
perekonomian Kota Denpasar
seperti yang ditunjukkan oleh
perkembangan usaha kuliner di
Kota Denpasar merupakan potensi
yang sangat besar untuk
dikembangkan dalam
penyelenggaraan parkir di areal
pelataran. Hal ini memerlukan
usaha dari PD Parkir Kota
Denpasar untuk melakukan
penjajakan dengan pihak terkait
dalam mengupayakan adanya
kerja sama dalam hal
penyelenggaraan parkir.
Terkait dengan hal ini, PD
Parkir Kota Denpasar sudah melihat ada beberapa potensi tempat parkir pelataran
yang belum ada ikatan kerjasama, yang sekiranya dapat menambah penerimaan
bagi Kota Denpasar. Adapun tempat-tempat tersebut adalah sebagai berikut.
1) Penyelenggaraan parkir di sepanjang wilayah Desa Sanur yang dikelola oleh
Yayasan Pembangunan Desa Sanur.
Tabel 3.18
Perkembangan Usaha Kuliner di
Kota Denpasar Tahun 2000-2010
Tahun
Jumlah
Usaha
Pertumbuhan
(%)
2000 230 -
2001 251 9,13
2002 254 1,20
2003 282 11,02
2004 339 20,21
2005 424 25,07
2006 327 -22,88
2007 385 17,74
2008 383 -0,52
2009 464 21,15
2010 538 15,95
Rata-rata 9,81
Sumber: www.denpasar.go.id , 2012
(data diolah)
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 61
2) Penyelenggaraan parkir di area parkir Matahari Terbit yang dikelola oleh
Desa Adat setempat.
3) Penyelenggaraan parkir di area Pasar Pemedilan Tambangan Badung yang
dikelola oleh LPM setempat.
4) Penyelenggaraan parkir di area Pasar Agung Peninjoan yang dikelola oleh
desa adat setempat.
5) Penyelanggaraan parkir di area Pasar Burung Satria yang dikelola oleh
pihak puri setempat.
6) Penyelenggaraan parkir di area Pasar Renon yang dikelola oleh desa adat
setempat.
7) Penyelenggaraan parkir di area Pasar Burung Sanglah yang dikelola oleh
Desa Adat Sesetan.
8) Penyelenggaraan parkir di area Pasar Sudha Merta Sidakarya yang dikelola
oleh Desa Adat Sidakarya.
9) Penyelenggaraan parkir di area Pasar Pedungan yang dikelola oleh desa adat
setempat.
10) Penyelenggaraan parkir di area Pasar Batan Kendal Suwung Kelod yang
dikelola oleh desa adat setempat.
11) Penyelenggaraan parkir di beberapa area parkir seperti Mc Donald, KFC,
Circle K di seluruh Kota Denpasar yang belum dikelola oleh PD Parkir.
3.2.3 Analisis Penerimaan Parkir
Besarnya biaya yang dikeluarkan per tahunnya oleh PD Parkir Kota
Denpasar serta jumlah pegawai yang sangat banyak, tentu harus diimbangi dengan
jumlah pemasukan karcis tiap tahunnya. Tabel 3.19 menyajikan data mengenai
jumlah karcis yang masuk dan dikeluarkan oleh PD Parkir Kota Denpasar selama
3 tahun terakhir. Berdasarkan Tabel 3.19 serta Gambar 3.10 dan 3.11 dapat
dilihat bahwa banyaknya karcis masuk ke PD Parkir Kota Denpasar berfluktuasi
setiap bulannya sepanjang tahun 2009 – 2011. Fluktuasi ini tergantung dari
jumlah kendaraan (roda dua dan roda empat) yang parkir, baik itu di pelataran
maupun di tepi jalan. Banyaknya karcis masuk di tahun 2009 cukup merata di tiap
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 62
bulannya, dimana rata-rata
pemasukan 39.000 karcis
dan jumlah per tahun 2009
mencapai 472.510 karcis.
Tahun 2010 terjadi
peningkatan karcis masuk
yang cukup banyak yaitu
mencapai 537.000 dengan
rata-rata pemasukan tiap
bulannya 44.750 karcis.
Penurunan terjadi di tahun
2011, dimana jumlah
karcis masuk sebanyak
494.600 karcis dengan
rata-rata tiap bulannya
41.216 karcis yang masuk
ke PD Parkir Kota Denpasar. Jika disajikan dalam bentuk grafik akan terlihat
seperti gambar berikut ini.
Tabel 3.19
Data Karcis Masuk PD Parkir Kota Denpasar
Tahun 2009 – 2011
(dalam ribuan lembar)
Bulan Tahun
2009 2010 2011
Januari 40 52,1 52,1
Pebruari 39 46 38,7
Maret 38 45,2 45,8
April 36,32 49,6 34,8
Mei 42,95 47,3 34,8
Juni 38,3 40,4 37,8
Juli 39,7 41,7 38,6
Agustus 39,7 45,6 39,9
September 42,3 45,4 48,1
Oktober 39,4 47,3 41,8
Nopember 39 36,2 42
Desember 37,84 40,2 40,2
Jumlah 472,51 537 494,6
Rata-rata 39,38 44,75 41,22
Sumber : PD Parkir Kota Denpasar, 2012
Gambar 3.10
Jumlah Karcis Masuk Per Bulan
Tahun 2009-2011
Sumber: PD Parkir Kota Denpasar,
2012 (data diolah)
Gambar 3.11
Jumlah Karcis Masuk Tahun
2009-2011
Sumber: PD Parkir Kota Denpasar,
2012 (data diolah)
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 63
Tabel 3.20
Rasio Pendapatan Usaha PD Parkir Kota Denpasar Tahun 2003-2011
Tepi Jalan Pelataran Tepi jalan Pelataran
2003 3.188.566.100 0 3.188.566.100 1 : -
2004 2.181.525.900 0 2.181.525.900 1 : -
2005 5.673.008.000 3.457.098.680 9.130.106.680 1 : 0,61
2006 6.300.000.000 3.952.818.700 10.252.818.700 1 : 0,63
2007 5.382.104.800 4.217.557.690 9.599.662.490 1 : 0,78
2008 5.369.498.875 4.427.644.668 9.797.143.543 1 : 0,82
2009 5.377.098.725 6.008.382.626 11.385.481.351 1 : 1,12
2010 5.389.895.900 7.710.970.757 13.100.866.657 1 : 1,43
2011 4.442.449.350 7.820.350.649 12.262.799.999 1 : 1,76
TahunPendapatan (Rp)
Jumlah (Rp)Rasio Pendapatan
Sumber: PD Parkir dan Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kota Denpasar
Gambar 3.12
Perkembangan Penerimaan Parkir Tepi Jalan, Penerimaan Parkir
Pelataran, dan Penerimaan Total PD Parkir Kota Denpasar
Sumber: PD Parkir dan Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kota Denpasar,
2012
Berdasarkan Tabel 3.20 dan Gambar 3.12 dapat diketahui perkembangan
penerimaan parkir di Kota Denpasar. Sampai dengan tahun 2004, PD Parkir Kota
Denpasar hanya memungut parkir di tepi jalan, baru kemudian mulai tahun 2005
PD Parkir bekerja sama dengan beberapa pihak untuk memungut parkir di
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 64
pelataran. Tetapi yang terjadi selanjutnya adalah penerimaan parkir di tepi jalan
mengalami penurunan sampai dengan tahun 2011, sedangkan penerimaan parkir
di pelataran mengalami peningkatan setiap tahunnya. Penurunan penerimaan
parkir dari tepi jalan diakibatkan karena adanya pelarangan parkir di empat (4)
ruas jalan utama di Kota Denpasar, yaitu Jalan Gajah Mada, Jalan Kartini, Jalan
Thamrin, dan Jalan Sulawesi. Selain karena adanya upaya dari PD Parkir Kota
Denpasar untuk melakukan pendekatan kepada pemilik lahan untuk
menyelenggarakan pemungutan parkir, peningkatan penerimaan parkir di
pelataran juga dikarenakan oleh bertambahnya spot-spot parkir pelataran yang
bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti pelataran parkir Lokitasari di Jalan
Thamrin dan pelataran parkir baru di Pasar Badung.
Kenaikan penerimaan parkir di pelataran juga tidak terlepas dari
kemajuan ekonomi di Bali pada umumnya yang disertai dengan pergeseran
perilaku masyarakat yang lebih suka berbelanja ke pasar-pasar modern. Secara
keseluruhan, penerimaan parkir yang dikelola oleh PD Parkir Kota Denpasar
mengalami rata-rata trend yang meningkat setiap tahunnya. Hal ini menandakan
bahwa PD Parkir Kota Denpasar senantiasa mengupayakan penambahan spot-spot
parkir yang nantinya akan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota
Denpasar.
Tabel 3.21 menunjukkan
proyeksi pendapatan PD
Parkir Kota Denpasar untuk 5
tahun ke depan. Dengan
memperhatikan trend kedua
jenis pendapatan parkir
tersebut, secara absolut nilai
pendapatan parkir di
pelataran lebih tinggi
dibandingkan dengan parkir
di tepi jalan. Namun, apabila
memperhatikan nilai
Tabel 3.21
Proyeksi Pendapatan PD Parkir Kota
Denpasar
Tahun Proyeksi Pendapatan (Rp)
Tepi Jalan* Pelataran**
2012 5.904.765.572 9.176.511.702
2013 6.123.404.294 10.176.373.514
2014 6.342.043.016 11.176.235.326
2015 6.560.681.738 12.176.097.138
2016 6.779.320.460 13.175.958.950 Keterangan:
* Persamaan trend:
Y = 4.811.571.961,11 + 218.638.722,08X
** Persamaan trend:
Y = 4.177.202.641,11 + 999.861.812,12X
Sumber: PD Parkir dan Bagian Keuangan
Sekretariat Daerah Kota Denpasar,
2012 (data diolah)
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 65
konstanta kedua persamaan tersebut maka terlihat bahwa pendapatan di tepi jalan
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan di pelataran. Ini berarti
apabila terjadi kondisi-kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk
melakukan pemungutan parkir pada kedua jenis pungutan parkir tersebut, maka
pendapatan parkir di tepi jalan lebih stabil nilainya dibandingkan dengan parkir
tepi jalan. Apabila dibandingkan kecenderungan peningkatannya, maka
pendapatan di pelataran cenderung meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan
pendapatan parkir di tepi jalan (dengan asumsi ceteris paribus). Hal ini wajar
mengingat perkembangan perekonomian di Kota Denpasar yang sangat pesat,
sedangkan untuk ruas jalan sangat kecil kemungkinannya untuk bertambah. Selain
itu, permasalahan parkir dan kemacetan di Kota Denpasar untuk saat ini semakin
menyulitkan untuk melakukan parkir di pinggir jalan, sehingga ke depan parkir
pelataran yang memang akan lebih berkembang.
Dari segi proporsinya,
secara rata-rata
pendapatan parkir di
pelataran memiliki
kontribusi yang lebih
rendah dibandingkan
dengan parkir di tepi
jalan, dengan
perbandingan 38 : 62
persen. Perbandingan
proporsi pendapatan
parkir di pelataran dan
di tepi jalan sebenarnya
tidak banyak berubah
sejak PD Parkir Kota
Denpasar didirikan. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar mini market seperti
Cirkle K yang ada di Kota Denpasar memiliki areal parkir yang sangat terbatas
dan lebih banyak menggunakan parkir tepi jalan. Namun, apabila melihat tingkat
Tabel 3.22
Proporsi dan Pertumbuhan Pendapatan PD Parkir
Kota Denpasar
Tahun
Proporsi Pendapatan
(%)
Pertumbuhan
Pendapatan (%)
Tepi Jalan Pelataran Tepi Jalan Pelataran
2003 100 0 - -
2004 100 0 -31,58 -
2005 62 38 160,05 -
2006 61 39 11,05 14,34
2007 56 44 -14,57 6,70
2008 55 45 -0,23 4,98
2009 47 53 0,14 35,70
2010 41 59 0,24 28,34
2011 36 64 -17,58 1,42
Rata-
rata 62 38 13 15
Sumber: PD Parkir dan Bagian Keuangan
Sekretariat Daerah Kota Denpasar, 2012
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 66
pertumbuhannya memang terlihat bahwa pendapatan parkir di tepi jalan lebih
rendah dibandingkan dengan pendapatan di pelataran.
Untuk melihat apakah suatu sumber pendapatan daerah potensial ataukah
tidak, dua indikator tersebut yaitu pertumbuhan dan proporsi digunakan. Dengan
menggunakan kedua indikator tersebut, dari segi potensi sebagai sumber
pendapatan daerah, maka kedua jenis pendapatan parkir tersebut sama-sama
potensial untuk dilakukan pemungutan.
3.2.4 Analisis Sosiologis dan Filosofis
Analisis dengan pendekatan sosiologis pada kajian ini dimaksudkan untuk
menganalisis tujuan dari pemungutan pajak maupun retribusi parkir berdasarkan
atas kondisi sosiologis masyarakat Kota Denpasar, sedangkan analisis pendekatan
filosofis bertujuan menganalisis aspek pelayanan dari pemungutan pajak parkir di
Kota Denpasar. Untuk itu, dilakukan proses wawancara dengan instrumen berupa
kuesioner kepada 100 orang responden masyarakat yang dijadikan sampel dalam
kajian ini. Survey ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai pendapat
pihak eksternal yaitu masyarakat luas yang memanfaatkan fasilitas parkir
mengenai kemungkinan dilaksanakan pemungutan pajak parkir di Kota Denpasar.
Beberapa indikator yang digunakan adalah pandangan masyarakat
terhadap keberatan penetapan tarif parkir, pelayanan tambahan yang diberikan
oleh PD Parkir Kota Denpasar, pelayanan PD Parkir Kota Denpasar yang paling
bermanfaat, kemungkinan pengenaan tarif berbeda, dan kemungkinan pelayanan
tambahan dihilangkan. Penjelasan mengenai indikator-indikator tersebut disajikan
sebagai berikut.
Tabel 3.23
Pandangan Masyarakat terhadap Penetapan Tarif dan Adanya
Pelayanan Lebih dari PD Parkir Kota Denpasar
Pertanyaan yang diajukan
Jawaban Responden
Ya
(orang)
Persentase
(%)
Tidak
(orang)
Persentase
(%)
Apakah Bapak/Ibu/Saudara keberatan
dengan tarif parkir yang ditetapkan di Kota
Denpasar saat ini?
4 4 96 96
Apakah Bapak/Ibu/Saudara mendapatkan
pelayanan lebih dari pemungutan parkir di
Kota Denpasar?
87 87 13 13
Sumber: Hasil Kuesioner, 2012
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 67
Berdasarkan data pada Tabel 3.23
dan Gambar 3.13 dapat dilihat bahwa
sebagian besar responden (96 persen) tidak
keberatan dengan tarif parkir yang
ditetapkan oleh di Kota Denpasar saat ini
yaitu 2000 rupiah untuk mobil dan 1000
rupiah untuk kendaraan sepeda motor.
Sebesar 87 persen masyarakat merasa
bahwa mereka mendapatkan pelayanan
lebih dari pemungutan parkir di Kota
Denpasar.
Gambar 3.14 menunjukkan bahwa
mayoritas responden yaitu sebanyak 88
persen menyatakan pelayanan lebih yang
paling dirasakan adalah pelayanan
pengamanan kendaraan bermotor di tempat
parkir. Ini disebabkan jukir di Kota Denpasar mempunyai kewajiban untuk turut
menjaga keamanan kendaraan-kendaraan yang parkir di sekitar area yang
dijaganya agar tidak terjadi kehilangan. Pelayanan lebih lainnya yang dapat
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat adalah adanya asuransi/jaminan ganti rugi
kehilangan kendaraan dan undian berhadiah yaitu masing-masing sebanyak 6
persen responden
merasakan manfaat
adanya asuransi/jaminan
ganti rugi kehilangan
kendaraan dan undian
karcis parkir berhadiah.
Ini berarti
pengelolaan parkir di
Kota Denpasar oleh PD
Parkir Kota Denpasar
Gambar 3.13
Pandangan Masyarakat terhadap
Penetapan Tarif dan Adanya
Pelayanan Lebih dari PD Parkir
Kota Denpasar
Sumber: Hasil Kuesioner, 2012
Gambar 3.14
Pandangan Masyarakat mengenai Pelayanan PD Parkir
Kota Denpasar yang Paling Bermanfaat
Sumber: Hasil Kuesioner, 2012
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 68
mampu memberikan manfaat lebih kepada masyarakat pengguna jasa layanan
parkir di Kota Denpasar. Adanya kompensasi/balas jasa kepada masyarakat luas
menunjukkan bahwa pengelolaan parkir di Kota Denpasar tidak hanya menjadi
objek pendapatan semata, namun juga dapat memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Berdasarkan mekanismenya, hanya pemungutan parkir berupa
retribusi yang dimungkinkan untuk memberikan pelayanan ini. Hal ini sesuai
dengan hakikat retribusi yang mana merupakan pungutan yang memberikan
timbal balik langsung kepada penerima retribusi, sehingga pemungutan retribusi
dapat lebih spesifik kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan tertentu.
Hal ini berarti dari pendekatan filosofis, pemungutan parkir berupa retribusi lebih
baik dibandingkan pajak.
Selain itu, penilaian masyarakat terhadap pemungutan parkir berupa pajak
atau retribusi dapat dilihat dari pandangan responden terhadap adanya
kemungkinan penentuan tarif yang berbeda-beda di setiap tempat yang memiliki
lahan parkir akibat dari penerapan pajak parkir. Terkait dengan hal ini, dalam
kajian ini responden juga melakukan penilaian mengenai adanya kemungkinan
dihilangkannya beberapa jenis pelayanan yang sudah dirasakan manfaatnya saat
ini. Hal ini dimungkinkan apabila pemilik lahan diberikan kebebasan dalam
mengelola parkir di pelataran. Berdasarkan hasil survei, dari 100 orang responden
menyatakan tidak setuju apabila setiap tempat yang memiliki lahan parkir di Kota
Denpasar memungut parkir dengan tarif yang berbeda-beda. Demikian juga
dengan adanya kemungkinan salah satu dari pelayanan yang sudah diberikan oleh
PD Parkir Kota Denpasar saat ini dihilangkan akibat dari adanya kebebasan
pengelolaan parkir oleh setiap tempat yang memiliki lahan parkir. Hal ini
menunjukkan adanya suatu kondisi nyata di dalam masyarakat tentang tingkat
penolakan (resistance) terhadap rencana pemungutan pajak parkir di Kota
Denpasar.
Hasil survei ini menandakan bahwa sebagian besar masyarakat menilai
keberadaan PD Parkir Kota Denpasar dapat memberikan nilai positif bagi
pengelolaan parkir di Kota Denpasar. Masyarakat merasakan adanya nilai tambah
(value added) yang diberikan oleh PD Parkir Kota Denpasar.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 69
3.2.5 Analisis dari Aspek Hukum
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan daerah sebagaimana telah mengalami perubahan beberapa kali dan
perubahan terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-
Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat
dan Daerah, maka penyelenggaraan Pemerintah Daerah dilakukan dengan
memberikan kewenangan yang seluas-luasnya disertai dengan pemberian hak-hak
dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara.
Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber yang
sangat potensial bagi daerah untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan
daerah, dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi daerah khususnya
dan pembangunan ekonomi nasional pada umumnya, serta meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat (public service) dan kemanfaatan umum (public
utility) serta kemandirian daerah, maka perlu dilakukan perluasan, pengembangan
dan penataan objek pajak daerah dan retribusi daerah. Kebijakan pajak daerah dan
retribusi daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip demokrasi, pemerataan,
keadilan, peran serta masyarakat serta akuntabilitas dengan memperhatikan
keberadaan potensi daerah.
Penyelenggaraan, penataan, pengembangan serta pengelolaan perparkiran
di Kota Denpasar diselenggarakan oleh Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar
sebagaimana diatur berdasarkan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 5 Tahun
2003 tentang Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar. Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah Pasal 2 menyebutkan bahwa Perusahaan
Daerah adalah semua perusahaan yang didirikan berdasarkan undang-undang ini
yang modalnya untuk keseluruhan atau untuk sebagian merupakan kekayaan
daerah yang dipisahkan, kecuali ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang-
undang. Perusahaan Daerah tidak semata-mata mencari keuntungan namun lebih
mengutamakan kemanfaatan umum atau pelayanan umum, sehingga dapat
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 70
dikatakan bahwa perusahaan daerah mempunyai fungsi ganda yaitu bersifat public
service dan profit oriented.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 1 angka (31) menentukan pajak atas
penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan
dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk
penyediaan tempat penitipan kendaraan sepeda motor. Pasal 1 angka (32)
menentukan parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak
bersifat sementara. Pasal 1 angka (64) menyebutkan bahwa Retribusi Daerah yang
selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan/atau yang diberikan
oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Pasal 62
ayat (1) objek Pajak Parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir di luar badan
jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang
disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan
bermotor. Pasal 62 ayat (2) tidak termasuk objek pajak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah:
a. Penyelenggaraan tempat parkir oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah,
b. Penyelenggaraan tempat parkir oleh perkantoran yang hanya digunakan untuk
karyawan sendiri,
c. Penyelenggaraan tempat parkir oleh kedutaan, konsulat, dan perwakilan negara
asing dengan asas timbal balik,
d. Penyelenggaraan tempat parkir lainnya yang diatur dengan Peraturan Daerah.
Apabila dikaji ketentuan Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah nampak sudah jelas
bahwa yang menjadi objek pajak parkir adalah yang berada di luar badan jalan,
baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan
sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.
Namun demikian apabila dikaitkan dengan ketentuan Pasal 6 ayat (2) huruf d
yang tidak termasuk objek pajak parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir
lainnya yang diatur dengan peraturan daerah. Ini berarti bahwa tempat parkir di
luar badan jalan yang merupakan usaha pengembangan dari PD Parkir sebagai
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 71
upaya untuk meningkatkan pendapatan dari PD Parkir yang sekaligus
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dalam rangka pembangunan ekonomi
daerah khususnya dan ekonomi nasional pada umumnya, baik dilakukan
berdasarkan perjanjian kerja sama antara PD Parkir dengan pihak pelaku usaha
yang didasarkan pada Peraturan Daerah yang mengatur tentang perparkiran, maka
sudah seharusnya PD Parkir tetap mempunyai kewenangan untuk mengatur dan
menyelenggarakan perparkiran tersebut.
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah
yang dimaksud dengan Perusahaan Daerah adalah semua perusahaan yang
didirikan berdasarkan undang-undang yang modalnya untuk seluruhnya atau
sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan
lain dengan atau undang-undang. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1962 menentukan Perusahaan Daerah didirikan dengan Peraturan Daerah
atas kuasa undang-undang ini. Ayat (2) menentukan Perusahaan Daerah yang
termaksud dalam ayat (1) adalah badan hukum yang kedudukannya sebagai badan
hukum diperoleh dengan berlakunya peraturan daerah tersebut. Ayat (3)
menentukan peraturan daerah termaksud pada ayat (1) mulai berlaku setelah
mendapat pengesahan dari instansi atasan. Instansi atasan sebagaimana diatur
dalam Pasal 5 ayat (1) menentukan Perusahaan Daerah adalah satu kesatuan
produksi yang bersifat memberi jasa, menyelenggarakan kemanfaatan umum dan
memupuk keuntungan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 5 Tahun 2003
tentang Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar, pasal 5 menyatakan Perusahaan
Daerah mempunyai maksud dan tujuan :
a. Turut serta melaksanakan pembangunan daerah
b. Turut serta mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada
masyarakat di bidang sarana perpakiran
c. Membantu dan melancarkan arus lalu lintas di jalan raya
d. Sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah.
Pasal 6 disebutkan bahwa untuk melaksanakan maksud dan tujuan
sebagaimana dimaksud pada pasal 5, Peraturan Daerah mempunyai tugas pokok
membina, mengelola, mengembangkan, dan menyelenggarakan kegiatan di
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 72
bidang perparkiran yang diarahkan kepada pelayanan masyarakat guna terciptanya
ketertiban, keamanan, dan kenyamanan.
Pasal 7 menyebutkan bahwa untuk melaksanakan tugas pokok
sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 peraturan daerah ini, Perusahaan Daerah
mempunyai fungsi :
a. Merencanakan, membangun, memelihara sarana dan prasarana parkir
b. Melakukan pengelolaan parkir beserta sarana kelengkapannya
c. Melakukan pembinaan dalam rangka terwujudnya ketertiban, keamanan, dan
kenyamanan parkir
d. Membantu lalu lintas di jalan raya.
Keberadaan Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar sebagai salah satu
perusahaan daerah yang menyelenggarakan kegiatan perparkiran di Kota
Denpasar apabila dikaji dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang
Perusahaan Daerah, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan
Daerah, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi
Daerah, Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003 tentang Perusahaan Daerah Parkir
Kota Denpasar serta peraturan-peraturan daerah lainnya yang berkaitan dengan
penyelenggaraan perparkiran di Kota Denpasar, bahwa Perusahaan Daerah Parkir
Kota Denpasar memiliki kedudukan, peran dan fungsi yang sangat strategis
sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah dalam menunjang pembangunan
ekonomi daerah khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya.
Mengingat berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Perusahaan Daerah
Parkir Kota Denpasar dalam rangka mengembangkan, meningkatkan serta
mengoptimalkan potensi perparkiran yang ada di Kota Denpasar berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku maupun perjanjian kerjasama antara
Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar dengan pihak-pihak pelaku usaha sesuai
dengan maksud dan tujuan, tugas pokok dan fungsi Perusahaan Daerah Parkir
Kota Denpasar terutama dalam rangka mengoptimalkan potensi-potensi yang ada
di Kota Denpasar dalam rangka penyelenggaraan perparkiran. Sehubungan
dengan hal tersebut, Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar masih sangat
relevan serta tetap memiliki kewenangan untuk mengelola, mengatur
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 73
penyelenggaraan kegiatan perparkiran di Kota Denpasar. Hal ini dimaksudkan
agar terwujudnya keamanan, ketertiban, serta kenyamanan kegiatan
penyelenggaraan perparkiran. Mengingat Perusahaan Daerah mempunyai fungsi
ganda sebagai public service maupun profit oriented, maka Perusahaan Daerah
Parkir Kota Denpasar sebagai pihak yang mempunyai kewenangan dalam
melakukan kegiatan perparkiran dapat mewujudkan pengelolaan yang profesional,
transparan, dan bertanggung jawab dari aspek pelayanan maupun aspek
manajemen perusahaan.
Salah satu prinsip pengaturan pajak daerah dan retribusi daerah yang
diatur dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan retribusi
Daerah yaitu pada pasal 2 ayat (4) disebutkan bahwa “jenis pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat tidak dipungut apabila potensinya
kurang memadai dan/atau disesuaikan dengan kebijakan Daerah yang ditetapkan
dengan Peraturan Daerah”. Ini berarti bahwa pemerintah daerah dapat tidak
memungut jenis pajak dan retribusi yang tercantum dalam Undang-Undang sesuai
kebijakan Pemerintahan Daerah. Berdasarkan prinsip tersebut, maka pengelolaan
dan pemungutan parkir di Kota Denpasar dapat untuk tidak dilakukan
pemungutan pajak parkir. Dikeluarkannya Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003
tentang Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar dan Peraturan Daerah Nomor 11
Tahun 2005 tentang Sistem Penyelenggaraan Perparkiran merupakan salah satu
bentuk kebijakan pemerintah daerah terkait dengan pengelolaan parkir di Kota
Denpasar.
Potensi perparkiran di Kota Denpasar seperti yang sudah diuraikan
sebelumnya, untuk pengelolaannya sudah diatur secara rinci pada beberapa aturan
yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Denpasar yaitu sebagai berikut.
1) Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003 tentang Perusahaan Daerah Parkir
Kota Denpasar.
2) Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2005 tentang Sistem Penyelenggaraan
Perparkiran.
3) Peraturan Walikota Denpasar Nomor 30 Tahun 2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Sistem Penyelenggaraan Perparkiran.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 74
4) Peraturan Walikota Denpasar Nomor 3 Tahun 2009 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Badan Pengawas, Direksi, dan Kepegawaian Perusahaan
Daerah Parkir Kota Denpasar.
5) Peraturan Walikota Denpasar Nomor 38 Tahun 2006 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar.
6) Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 19 Tahun 2011 tentang Retribusi
Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum.
7) Keputusan Walikota Denpasar Nomor 16 Tahun 2004 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Parkir Kota Denpasar.
8) Surat Perintah Tugas Nomor 893/1593/Org (Surat Perintah Tugas untuk
Pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan pada Perusahaan Daerah Parkir Kota
Denpasar).
9) Keputusan Walikota Denpasar Nomor 246 Tahun 2004 tentang Pengangkatan
Badan Pengawas Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar Periode 2004 –
2007.
10) Keputusan Walikota Denpasar Nomor 261 Tahun 2004 tentang Pengangkatan
Anggota Direksi Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar 2004 – 2008.
11) Surat Perintah Tugas Nomor 539/1906/EK (Surat Perintah Tugas untuk
Direksi).
12) Keputusan Walikota Denpasar Nomor 296 tentang Pengelolaan Perparkiran
di Kota Denpasar (Pengelolaan Perparkiran di Kota Denpasar dilaksanakan
oleh Perusahaan Daerah Pakir Kota Denpasar efektif per 1 Oktober 2004).
13) Keputusan Direksi Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar Nomor 62
Tahun 2004 tentang Pengelolaan Tempat Parkir Khusus di Kota Denpasar,
sebagaimana telah dirubah menjadi Keputusan Direksi Perusahaan Daerah
Parkir Kota Denpasar Nomor 173 Tahun 2005.
14) Perjanjian kerjasama antara Walikota Denpasar dengan Perusahaan Daerah
Parkir Kota Denpasar Nomor 551.1/449/PD. Parkir tentang Pengelolaan
Tempat Parkir Tepi Jalan Umum di wilayah Kota Denpasar.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 75
BAB
Simpulan dan Rekomendasi
4.1 Simpulan
4.2 Rekomendasi
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 76
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil kajian yang sudah diuraikan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1) Kondisi perparkiran di Kota Denpasar, baik di tepi jalan atau pelataran
sampai saat ini memiliki potensi yang memadai.
2) Berdasarkan analisis filosofis disimpulkan bahwa penataan parkir saat ini
yang dilaksanakan oleh PD Parkir Kota Denpasar sudah memenuhi secara
filosofis pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang menuntut agar
pemerintah daerah semakin meningkatkan kualitas pelayanannya kepada
masyarakat, dan di lain pihak dapat mengoptimalkan potensinya sehingga
dapat semakin meningkatkan pendapatan daerah.
3) Berdasarkan analisis sosiologis disimpulkan bahwa masyarakat menerima
kondisi perparkiran saat ini yang dikelola oleh PD Parkir Kota Denpasar dan
masyarakat dapat merasakan manfaat dari pengelolaan parkir oleh PD Parkir
Kota Denpasar. Selain itu,masyarakat juga menunjukkan penolakan terhadap
rencana pemungutan pajak parkir di Kota Denpasar mengingat adanya
kemungkinan kehilangan pelayanan-pelayanan yang telah diberikan oleh PD
Parkir saat ini.
4) Dari aspek hukum (yuridis) disimpulkan bahwa pengelolaan dan pemungutan
parkir di Kota Denpasar dapat untuk tidak dilakukan pemungutan pajak parkir
sesuai dengan prinsip yang diatur dalam pasal 2 ayat (4) Undang-undang
Nomor 28 Tahun 2009.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 77
4.2 Rekomendasi
Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat diberikan rekomendasi sebagai
berikut.
1) Berdasarkan hasil kajian, pemerintah daerah dapat mengembangkan potensi
yang dimiliki berkaitan dengan perparkiran sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pengelolaan parkir oleh PD Parkir Kota
Denpasar masih sangat dibutuhkan mengingat jumlah tenaga kerja yang
dilibatkan sangat banyak. PD Parkir Kota Denpasar mampu menampung
angkatan kerja dengan tingkat pendidikan yang rendah.
2) PD Parkir Kota Denpasar selaku pengelola perparkiran di Kota Denpasar
diharapkan dapat semakin mengembangkan potensi parkir di pelataran
dengan melakukan penjajagan pada pemilik lahan agar dapat dilaksanakan
kerjasama untuk pemungutannya.
3) PD Parkir Kota Denpasar diharapkan semakin meningkatkan pengawasan
untuk meningkatkan pemasukan parkir di tepi jalan umum, sehingga jumlah
karcis yang masuk yang disetorkan oleh juru parkir dapat dioptimalkan.
4) Untuk penyelenggaraan pemungutan parkir di Kota Denpasar sebaiknya tetap
dipungut retribusi, bukan pajak parkir mengingat aspek pelayanan yang
dihilangkan dari pemungutan pajak.
5) Penyelenggaraan parkir di Kota Denpasar tetap berpedoman pada peraturan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kota Denpasar.
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 78
Lampiran 1
Kuesioner Untuk Juru Parkir
Kuesioner I
Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan
Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2003
No. Kuesioner : …………………………..
Nama Pewawancara : …………………………..
Lokasi : …………………………..
Tanggal Wawancara : …………………………..
Editor : …………………………..
I. Identitas Responden
1) Nama Responden : ……………………………………..
2) Umur : ………… tahun
3) Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
4) Status Kawin : 1. Belum Kawin 2. Kawin 3. Janda/duda
5) Pendidikan terakhir yang ditamatkan
1. Tidak Pernah Sekolah 5. SLTA
2. Tidak Tamat SD 6. Akademi/DII/DIII
3. SD 7. Perguruan Tinggi
4. SLTP
6) Lama bekerja sebagai juru parkir..........................tahun
II. Pertanyaan
Lingkari pilihan jawaban a, b, atau c untuk pertanyaan-pertanyaan pada dua
kondisi berikut yaitu pada awal Anda menjadi juru parkir dan kondisi pada saat
ini.
No. Indikator Kondisi pada awal bekerja
sebagai juru parkir
Kondisi pada saat ini
1 Kondisi
rumah
1.1 Atap terbuat dari:
a. Seng bekas
b. Seng/asbes
c. Genteng
1.2 Dinding terbuat dari:
a. Papan kayu/bambu
b. Batu/batako/bata belum
disemen
c. Batu/batako/bata sudah
disemen
1.3 Lantai terbuat dari:
a. Tanah
b. Papan/semen
1.1 Atap terbuat dari:
a. Seng bekas
b. Seng/asbes
c. Genteng
1.2 Dinding terbuat dari:
a. Papan kayu/bambu
b. Batu/batako/bata belum
disemen
c. Batu/batako/bata sudah
disemen
1.3 Lantai terbuat dari:
a. Tanah
b. Papan/semen
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 79
c. Tegel/keramik
1.4 Keberadaan WC/Kamar
mandi
a. Tidak ada
b. Ada
c. Tegel/keramik
1.4 Keberadaan WC/Kamar
mandi
a. Tidak ada
b. Ada
2 Fasilitas 2.1 TV yang dimiliki:
a. Tidak punya TV
b. TV hitam putih /
berwarna (ukuran
kurang dari 14 inchi)
c. TV berwarna (ukuran
lebih dari 14 inchi)
2.2 Radio Tape yang dimiliki:
a. Tidak punya
b. Radio tape baterai
c. Radio tape listrik (MP3
Player)
2.3 Telepon yang dimiliki:
a. Tidak punya
b. Telepon rumah/HP (1
unit)
c. Telepon rumah/HP (lebih
dari 1)
2.4 Listrik yang ada di rumah:
a. Tidak ada
b. Berdaya kurang dari 450
VA
c. Berdaya lebih dari 900
VA
2.1 TV yang dimiliki:
a. Tidak punya TV
b. TV hitam putih /
berwarna (ukuran
kurang dari 14 inchi)
c. TV berwarna (ukuran
lebih dari 14 inchi)
2.2 Radio Tape yang dimiliki:
a. Tidak punya
b. Radio tape baterai
c. Radio tape listrik (MP3
Player)
2.3 Telepon yang dimiliki:
a. Tidak punya
b. Telepon rumah/HP (1
unit)
c. Telepon rumah/HP (lebih
dari 1)
2.4 Listrik yang ada di rumah:
a. Tidak ada
b. Berdaya kurang dari 450
VA
c. Berdaya lebih dari 900
VA
3 Pendapatan Besarnya pendapatan kotor per
bulan:
a. Kurang dari Rp.300.000,00
b. Rp.300.000,00 –
Rp.1.000.000,00
c. Lebih dari Rp.1.000.000,00
Besarnya pendapatan kotor per
bulan:
a. Kurang dari Rp.300.000,00
b. Rp.300.000,00 –
Rp.1.000.000,00
c. Lebih dari Rp.1.000.000,00
4 Kepemilikan
lahan
4.1 Status kepemilikan lahan
(rumah dan lainnya):
a. Tidak ada
b. Menumpang
c. Milik sendiri
4.2 Luas lahan yang dimiliki
(rumah dan lainnya):
a. Kurang dari 0,5 are
b. 0,5 are – 3 are
c. Lebih dari 3 are
4.1 Status kepemilikan lahan
(rumah dan lainnya):
a. Tidak ada
b. Menumpang
c. Milik sendiri
4.2 Luas lahan yang dimiliki
(rumah dan lainnya):
a. Kurang dari 0,5 are
b. 0,5 are – 3 are
c. Lebih dari 3 are
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 80
5 Kepemilikan
kendaraan
5.1 Banyak kendaraan yang
dimiliki:
a. Sepeda
sebanyak..............unit
b. Motor sebanyak..............unit
c. Mobil sebanyak..............unit
5.2 Jenis kendaraan yang
digunakan sehari-hari:
a. Jalan kaki / kendaraan
umum/sepeda
b. Motor
c. Mobil
5.1 Banyak kendaraan yang
dimiliki:
a. Sepeda
sebanyak..............unit
b. Motor
sebanyak..............unit
c. Mobil sebanyak..............unit
5.2 Jenis kendaraan yang
digunakan sehari-hari:
a. Jalan kaki / kendaraan
umum/sepeda
b. Motor
c. Mobil
TERIMA KASIH
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 81
Lampiran 2
Kuesioner Untuk Masyarakat
Kuesioner II
Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan
Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2003
No. Kuesioner : …………………………..
Nama Pewawancara : …………………………..
Lokasi : …………………………..
Tanggal Wawancara : …………………………..
Editor : …………………………..
I. Identitas Responden
1) Nama Responden : ……………………………………..
2) Umur : ………… tahun
3) Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
4) Status Kawin : 1. Belum Kawin 2. Kawin 3. Janda/duda
5) Pendidikan
1. Tidak Pernah Sekolah 5. SLTA
2. Tidak Tamat SD 6. Akademi/DII/DIII
3. SD 7. Perguruan Tinggi
4. SLTP 8. Lainnya ……………..............................................
II. Pertanyaan
1. Apakah Bapak/Ibu/Saudara keberatan dengan tarif parkir yang ditetapkan
di Kota Denpasar saat ini?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mendapatkan pelayanan lebih dari
pemungutan parkir di Kota Denpasar?
a. Ya b. Tidak
3. Selain pengadaan dan penyelenggaraan tempat parkir, menurut
Bapak/Ibu/Saudara, manakah dari pelayanan berikut yang paling besar
manfaatnya?
a. Pengamanan tempat parkir
b. Asuransi/jaminan ganti rugi kehilangan kendaraan
c. Undian karcis parkir berhadiah
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 82
4. Setujukah Bapak/Ibu/Saudara apabila setiap tempat yang memiliki lahan
parkir di Kota Denpasar memungut parkir dengan tarif yang berbeda-
beda?
a. Ya b. Tidak
5. Setujukah Bapak/Ibu/Saudara apabila salah satu dari ketiga pelayanan
tersebut dihilangkan apabila setiap tempat yang memiliki lahan parkir di
Kota Denpasar diberikan kebebasan untuk mengelola parkirnya?
a. Ya b. Tidak
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 83
Lampiran 3
Tabulasi Kuesioner : Identitas Responden
Responden Umur
Jenis
Kelamin Status Kawin
Pendidikan
Terakhir
Lama
Bekerja
(Tahun)
1 39 Laki-laki Belum Kawin SD 22
2 55 Laki-laki Kawin SLTP 25
3 41 Laki-laki Belum Kawin SLTP 25
4 50 Laki-laki Kawin SD 11
5 63 Laki-laki Kawin SD 22
6 55 Laki-laki Belum Kawin Tidak Tamat SD 20
7 40 Laki-laki Kawin SLTA 16
8 65 Laki-laki Kawin SLTP 13
9 47 Laki-laki Kawin SLTA 16
10 38 Laki-laki Kawin SLTA 8
11 44 Laki-laki Kawin SLTA 12
12 30 Laki-laki Kawin SLTP 10
13 41 Laki-laki Kawin SLTA 20
14 38 Laki-laki Kawin SLTA 18
15 43 Laki-laki Kawin SD 25
16 40 Laki-laki Kawin SD 10
17 65 Laki-laki Kawin Tidak Tamat SD 22
18 38 Laki-laki Kawin SLTA 13
19 55 Laki-laki Kawin SD 20
20 57 Laki-laki Kawin SLTP 20
21 39 Laki-laki Kawin SD 19
22 57 Laki-laki Kawin SLTA 20
23 33 Laki-laki Kawin SD 12
24 36 Laki-laki Kawin SLTA 17
25 44 Laki-laki Kawin SLTA 15
26 42 Laki-laki Kawin Tidak Tamat SD 21
27 63 Laki-laki Kawin SD 20
28 33 Laki-laki Kawin SD 13
29 40 Laki-laki Kawin SD 19
30 44 Laki-laki Kawin SLTP 12
31 47 Laki-laki Kawin SLTA 27
32 47 Perempuan Kawin Tidak Tamat SD 10
33 57 Laki-laki Kawin Tidak Tamat SD 25
34 53 Laki-laki Kawin SLTA 20
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 84
Responden Umur
Jenis
Kelamin Status Kawin
Pendidikan
Terakhir
Lama
Bekerja
(Tahun)
35 37 Laki-laki Kawin SD 22
36 63 Laki-laki Kawin SD 20
37 51 Laki-laki Kawin SD 18
38 60 Laki-laki Kawin SD 35
39 42 Laki-laki Kawin SD 22
40 41 Laki-laki Kawin SD 21
41 47 Laki-laki Kawin
Tidak Pernah
Sekolah 10
42 43 Laki-laki Kawin SLTA 12
43 45 Laki-laki Kawin SD 10
44 57 Laki-laki Kawin Tidak Tamat SD 28
45 53 Laki-laki Kawin SLTP 10
46 51 Laki-laki Kawin SD 11
47 55 Laki-laki Kawin SD 13
48 51 Laki-laki Kawin SLTP 15
49 45 Laki-laki Kawin SLTA 20
50 55 Laki-laki Kawin Tidak Tamat SD 22
Sumber: Hasil Kuesioner I, 2012
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 85
Lampiran 4
Tabulasi Kuesioner I : Kondisi Rumah Responden
Responden
Kondisi Rumah
Atap* Dinding* Lantai* WC/Kamar Mandi*
Awal Sekarang Awal Sekarang Awal Sekarang Awal Sekarang
1 2 2 2 2 1 1 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 1 2 1 2 1 2 1 2
4 3 3 3 3 2 2 2 2
5 3 3 2 3 3 3 2 2
6 3 3 2 2 3 3 2 2
7 2 3 2 2 2 2 2 2
8 3 3 1 3 1 3 2 2
9 2 3 2 3 2 3 1 2
10 2 3 1 3 1 3 2 2
11 2 2 2 2 2 2 2 2
12 2 3 2 2 2 2 1 2
13 3 3 1 2 2 3 1 2
14 2 2 1 2 2 2 2 2
15 1 1 2 3 1 3 1 2
16 1 3 2 3 2 3 2 2
17 2 2 1 2 2 2 2 2
18 1 2 2 3 2 2 2 2
19 1 2 1 3 2 2 2 2
20 2 2 2 2 2 2 2 2
21 2 2 2 2 2 2 2 2
22 3 3 3 2 3 3 2 2
23 2 3 1 3 2 2 2 2
24 2 3 1 2 1 2 2 2
25 2 3 3 3 2 3 1 2
26 3 3 2 3 2 3 2 2
27 2 3 1 3 1 3 2 2
28 3 3 3 3 3 3 2 2
29 2 2 2 3 2 2 2 2
30 1 2 1 3 2 3 2 2
31 2 3 1 3 1 3 1 2
32 3 3 3 3 2 2 2 2
33 2 3 1 3 1 3 1 2
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 86
Responden
Kondisi Rumah
Atap* Dinding* Lantai* WC/Kamar Mandi*
Awal Sekarang Awal Sekarang Awal Sekarang Awal Sekarang
34 2 2 2 2 2 2 2 2
35 1 2 2 2 2 2 2 2
36 2 2 1 3 2 3 1 2
37 3 3 2 2 1 2 2 2
38 3 3 2 3 1 2 1 2
39 3 3 1 1 2 2 2 2
40 2 3 1 1 1 2 2 2
41 3 3 3 3 3 3 2 2
42 3 3 3 3 2 3 2 2
43 3 3 2 2 2 2 1 1
44 3 3 2 2 3 3 2 2
45 3 3 1 3 2 3 2 2
46 3 3 1 1 1 2 2 2
47 3 3 3 3 2 2 2 2
48 3 3 1 3 1 3 2 2
49 3 3 2 3 2 3 1 2
50 2 2 2 2 2 2 2 2
Keterangan:
* pilihan jawaban responden
1 = jawaban a
2 = jawaban b
3 = jawaban c
Sumber: Hasil Kuesioner I, 2012
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 87
Lampiran 5
Tabulasi Kuesioner I : Fasilitas yang Dimiliki oleh Responden
Responden
Fasilitas
TV* Radio Tape* Telepon* Listrik*
Awal Sekarang Awal Sekarang Awal Sekarang Awal Sekarang
1 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 3 1 3 2 2 2 2
3 1 3 1 3 1 2 1 2
4 2 2 1 3 1 1 2 3
5 2 3 2 3 1 2 2 3
6 3 3 3 3 1 2 2 3
7 2 3 1 3 1 3 2 3
8 1 3 1 3 1 2 1 2
9 1 3 1 3 1 2 1 2
10 1 3 3 3 2 2 2 2
11 2 2 2 1 1 1 2 2
12 2 3 2 3 1 2 2 2
13 2 3 2 3 1 2 2 3
14 2 2 3 3 1 2 2 2
15 1 3 2 3 1 2 1 2
16 2 3 1 3 1 2 1 2
17 1 2 3 3 1 2 2 2
18 2 3 3 3 1 2 2 2
19 1 3 1 3 1 2 1 3
20 2 2 3 3 2 2 3 3
21 2 2 2 2 3 3 2 2
22 2 2 2 2 2 2 2 2
23 1 2 1 1 1 2 1 2
24 1 3 1 2 1 2 2 3
25 2 2 1 3 1 2 1 2
26 3 3 2 3 1 3 1 2
27 1 3 2 3 1 3 1 2
28 3 3 3 3 1 2 1 3
29 2 3 3 3 1 2 2 3
30 1 2 2 3 1 3 2 3
31 1 3 1 3 1 3 1 3
32 1 2 1 1 1 1 2 2
33 1 3 2 3 1 2 1 2
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 88
Responden
Fasilitas
TV* Radio Tape* Telepon* Listrik*
Awal Sekarang Awal Sekarang Awal Sekarang Awal Sekarang
34 2 2 1 1 1 1 1 1
35 3 3 3 3 1 2 2 2
36 2 3 2 3 1 3 1 3
37 2 3 2 1 1 1 2 3
38 2 3 2 3 1 3 1 2
39 3 3 2 3 1 2 2 2
40 1 3 1 1 1 1 2 2
41 2 2 3 3 3 3 2 3
42 2 2 2 2 1 2 2 2
43 2 2 1 2 1 2 1 2
44 1 1 3 3 1 1 2 2
45 2 3 1 3 1 2 2 3
46 2 3 1 3 1 2 2 2
47 2 3 1 3 1 1 2 2
48 2 2 1 2 1 1 1 2
49 2 2 1 2 1 2 1 2
50 2 2 1 2 1 2 2 2
Keterangan:
* pilihan jawaban responden
1 = jawaban a
2 = jawaban b
3 = jawaban c
Sumber: Hasil Kuesioner I, 2012
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 89
Lampiran 6
Tabulasi Kuesioner I : Pendapatan Responden dan Kepemilikan Lahan
Responden
Pendapatan*
Kepemilikan Lahan
Status* Luas*
Awal Sekarang Awal Sekarang Awal Sekarang
1 2 2 2 2 1 1
2 1 2 3 3 2 2
3 1 2 1 2 1 2
4 2 2 3 3 3 3
5 2 2 3 3 2 2
6 1 3 3 3 3 3
7 2 3 3 3 2 2
8 1 2 1 3 1 2
9 1 3 1 1 1 2
10 2 2 2 2 2 2
11 2 1 1 1 1 1
12 1 2 2 2 1 2
13 1 2 1 3 1 2
14 2 3 1 1 1 2
15 2 2 2 2 2 2
16 2 3 1 1 1 2
17 2 3 3 3 2 2
18 1 3 2 2 1 2
19 1 3 2 3 2 2
20 2 2 2 2 2 2
21 2 2 2 2 1 2
22 1 3 3 3 3 3
23 1 2 3 3 2 2
24 1 2 2 2 2 2
25 2 3 3 3 2 2
26 2 3 3 3 2 2
27 2 3 2 3 2 2
28 2 3 1 3 2 2
29 2 3 1 3 2 2
30 1 3 1 2 2 3
31 2 3 1 2 2 2
32 2 3 3 3 2 3
33 1 2 2 3 1 2
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 90
Responden
Pendapatan*
Kepemilikan Lahan
Status* Luas*
Awal Sekarang Awal Sekarang Awal Sekarang
34 1 2 2 2 2 3
35 2 3 1 1 2 3
36 1 3 2 3 1 2
37 1 2 2 3 2 2
38 1 3 3 3 3 3
39 2 3 1 1 2 3
40 1 3 1 2 2 3
41 2 3 3 3 2 2
42 1 2 3 3 3 3
43 1 2 1 3 1 2
44 3 3 3 3 3 3
45 1 2 3 3 3 3
46 2 3 2 2 2 2
47 2 2 3 3 2 2
48 1 2 3 3 2 2
49 1 2 3 3 3 3
50 1 2 1 1 2 3
Keterangan:
* pilihan jawaban responden
1 = jawaban a
2 = jawaban b
3 = jawaban c
Sumber: Hasil Kuesioner I, 2012
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 91
Lampiran 7
Tabulasi Kuesioner I : Kepemilikan Kendaraan
Responden
Kepemilikan Kendaraan
Banyak Kendaraan**
Jenis Kendaraan* Sepeda Motor Mobil
Awal Sekarang Awal Sekarang Awal Sekarang Awal Sekarang
1 1 1 0 0 0 0 2 2
2 1 1 0 0 0 0 1 1
3 1 1 0 1 0 0 2 2
4 0 0 1 2 0 0 2 2
5 0 0 1 1 0 0 2 2
6 1 1 0 1 0 0 2 2
7 1 1 0 2 0 0 1 2
8 1 1 0 0 0 1 1 2
9 0 0 0 2 0 0 2 2
10 1 1 0 1 0 0 1 2
11 1 1 1 1 0 0 2 2
12 0 0 1 2 0 0 2 2
13 0 3 0 3 0 0 1 2
14 1 2 1 2 0 0 2 2
15 0 2 0 2 0 0 1 2
16 1 1 0 1 0 0 1 2
17 1 1 0 2 0 0 1 2
18 1 1 0 2 0 0 1 2
19 1 1 0 2 0 0 1 2
20 0 0 1 1 0 0 2 2
21 1 1 1 1 0 0 2 2
22 1 1 1 1 0 0 2 2
23 1 1 0 1 0 0 2 2
24 1 1 0 0 0 0 1 2
25 1 2 0 2 0 0 2 2
26 0 1 1 2 0 0 1 2
27 1 1 0 2 0 0 1 2
28 1 1 1 1 0 0 1 2
29 1 1 0 2 0 0 1 2
30 1 2 0 1 0 0 1 2
31 1 2 0 1 0 0 1 2
32 0 0 1 1 0 0 1 1
33 1 2 0 0 0 0 1 2
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 92
Responden
Kepemilikan Kendaraan
Banyak Kendaraan**
Jenis Kendaraan* Sepeda Motor Mobil
Awal Sekarang Awal Sekarang Awal Sekarang Awal Sekarang
34 0 0 1 1 0 0 2 2
35 0 0 1 2 0 0 2 2
36 1 1 0 3 0 0 1 1
37 1 0 0 1 0 0 2 2
38 1 0 0 1 0 0 1 2
39 0 0 1 2 0 0 2 2
40 0 1 0 1 0 0 1 2
41 3 3 2 2 0 0 2 2
42 1 0 0 2 0 0 2 2
43 1 1 0 1 0 0 2 2
44 0 0 1 1 0 0 2 2
45 1 1 1 1 0 0 2 2
46 1 0 0 1 0 0 1 2
47 0 0 0 1 0 0 2 2
48 1 1 0 1 0 0 1 2
49 1 1 0 1 0 0 2 2
50 1 1 0 0 0 0 1 1
Keterangan:
* pilihan jawaban responden
1 = jawaban a
2 = jawaban b
3 = jawaban c
** jumlah (unit)
Sumber: Hasil Kuesioner I, 2012
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 93
Lampiran 8
Tabulasi Kuesioner II : Identitas Responden
Responden
Jenis
Kelamin Umur
Status
Kawin
Daerah
Asal
Status dalam
Rumah Tangga
Pendidikan
Terakhir
1 Laki-laki 36 Kawin Denpasar
Kepala
Keluarga
Akademi/DI
I/DIII
2 Perempuan 20 Kawin Luar Bali Istri/Suami SLTP
3 Perempuan 35 Kawin Luar Bali Istri/Suami SLTP
4 Perempuan 19
Belum
Kawin Denpasar Anak SLTP
5 Laki-laki 22 Kawin Denpasar
Kepala
Keluarga SLTA
6 Laki-laki 36 Kawin Denpasar
Kepala
Keluarga
Akademi/DI
I/DIII
7 Laki-laki 20
Belum
Kawin Denpasar Anak SLTP
8 Laki-laki 28 Kawin
Kabupaten
Lain di Bali
Kepala
Keluarga SLTA
9 Perempuan 29 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTA
10 Perempuan 36 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTA
11 Perempuan 61 Kawin Denpasar Istri/Suami
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
12 Perempuan 45 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTA
13 Perempuan 33 Kawin Denpasar Istri/Suami
Akademi/DI
I/DIII
14 Perempuan 27 Kawin
Kabupaten
Lain di Bali Istri/Suami SLTA
15 Perempuan 35 Kawin
Kabupaten
Lain di Bali Istri/Suami SLTA
16 Perempuan 43 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTA
17 Perempuan 24 Kawin Denpasar Istri/Suami SD
18 Perempuan 31 Kawin Luar Bali Istri/Suami SLTA
19 Perempuan 38 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTP
20 Laki-laki 20
Belum
Kawin Denpasar Anak SLTA
21 Perempuan 40 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTA
22 Perempuan 29 Kawin Luar Bali Istri/Suami SLTA
23 Perempuan 45 Kawin Luar Bali Istri/Suami SLTA
24 Perempuan 35 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTA
25 Perempuan 15
Belum
Kawin Luar Bali Anak SLTP
26 Laki-laki 30 Kawin Luar Bali
Kepala
Keluarga SLTA
27 Perempuan 40 Kawin
Kabupaten
Lain di Bali Istri/Suami SLTP
28 Perempuan 47 Kawin
Kabupaten
Lain di Bali Istri/Suami SLTA
29 Perempuan 32 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTA
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 94
Responden
Jenis
Kelamin Umur
Status
Kawin
Daerah
Asal
Status dalam
Rumah Tangga
Pendidikan
Terakhir
30 Perempuan 18
Belum
Kawin
Kabupaten
Lain di Bali Anak SLTA
31 Laki-laki 54 Kawin Denpasar
Kepala
Keluarga SLTP
32 Perempuan 33 Kawin
Kabupaten
Lain di Bali Istri/Suami SLTA
33 Perempuan 24 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTP
34 Laki-laki 19
Belum
Kawin
Kabupaten
Lain di Bali Anak SLTA
35 Perempuan 32 Kawin Denpasar Istri/Suami
Tidak
Pernah
Sekolah
36 Perempuan 42 Kawin
Kabupaten
Lain di Bali Istri/Suami SLTA
37 Perempuan 35 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTA
38 Perempuan 48 Kawin Denpasar Istri/Suami SD
39 Perempuan 45 Kawin Denpasar Istri/Suami SD
40 Perempuan 59 Kawin Denpasar Istri/Suami SD
41 Perempuan 29
Belum
Kawin
Kabupaten
Lain di Bali
Kepala
Keluarga SLTA
42 Perempuan 38 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTA
43 Laki-laki 35 Kawin Denpasar
Kepala
Keluarga SLTA
44 Perempuan 43 Kawin Denpasar
Kepala
Keluarga
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
45 Perempuan 25 Kawin Luar Bali Istri/Suami SLTA
46 Perempuan 49 Kawin Denpasar Istri/Suami
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
47 Perempuan 28 Kawin .
Kepala
Keluarga
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
48 Perempuan 40 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTA
49 Perempuan 47 Kawin Denpasar Istri/Suami
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
50 Perempuan 55 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTA
51 Perempuan 32 Kawin Denpasar Istri/Suami
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
52 Perempuan 41 Kawin Denpasar Istri/Suami
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
53 Perempuan 42 Kawin Denpasar Istri/Suami
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
54 Laki-laki 48 Kawin Denpasar
Kepala
Keluarga
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 95
Responden
Jenis
Kelamin Umur
Status
Kawin
Daerah
Asal
Status dalam
Rumah Tangga
Pendidikan
Terakhir
55 Perempuan 40 Kawin Denpasar Istri/Suami
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
56 Perempuan 49 Kawin Denpasar Istri/Suami
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
57 Perempuan 73 Kawin Denpasar Istri/Suami SD
58 Perempuan 42 Kawin Denpasar Istri/Suami
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
59 Laki-laki 39 Kawin Denpasar
Kepala
Keluarga
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
60 Perempuan 21 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTA
61 Perempuan 43 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTA
62 Perempuan 36 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTA
63 Perempuan 42 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTP
64 Laki-laki 39 Kawin Denpasar
Kepala
Keluarga SLTA
65 Perempuan 23
Belum
Kawin Denpasar Anak
Akademi/DI
I/DIII
66 Perempuan 32 Kawin Denpasar Istri/Suami
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
67 Perempuan 25
Belum
Kawin Denpasar Anak
Akademi/DI
I/DIII
68 Laki-laki 36 Kawin Denpasar
Kepala
Keluarga SLTA
69 Perempuan 40 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTA
70 Perempuan 36 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTA
71 Perempuan 43 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTP
72 Perempuan 22
Belum
Kawin Denpasar Anak
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
73 Perempuan 21
Belum
Kawin Denpasar Anak SLTA
74 Perempuan 56 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTP
75 Laki-laki 18
Belum
Kawin Denpasar Anak SLTA
76 Perempuan 27 Kawin Denpasar Istri/Suami
Akademi/DI
I/DIII
77 Perempuan 21
Belum
Kawin Denpasar Anak
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
78 Perempuan 48 Kawin
Kabupaten
Lain di Bali Istri/Suami SLTA
79 Perempuan 38 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTA
80 Perempuan 12
Belum
Kawin
Kabupaten
Lain di Bali Anak SD
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 96
Responden
Jenis
Kelamin Umur
Status
Kawin
Daerah
Asal
Status dalam
Rumah Tangga
Pendidikan
Terakhir
81 Perempuan 38 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTA
82 Laki-laki 39 Kawin Denpasar
Kepala
Keluarga
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
83 Perempuan 28
Belum
Kawin Denpasar Istri/Suami SLTA
84 Perempuan 42 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTP
85 Perempuan 31 Kawin Denpasar Istri/Suami
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
86 Laki-laki 27 Kawin
Kabupaten
Lain di Bali
Kepala
Keluarga SLTA
87 Perempuan 33 Kawin Denpasar Istri/Suami SLTP
88 Perempuan 42
Belum
Kawin Denpasar Istri/Suami
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
89 Perempuan 25
Belum
Kawin
Kabupaten
Lain di Bali Anak
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
90 Perempuan 28
Belum
Kawin
Kabupaten
Lain di Bali Anak
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
91 Perempuan 56 Janda/Duda
Kabupaten
Lain di Bali
Kepala
Keluarga SLTA
92 Laki-laki 34 Kawin
Kabupaten
Lain di Bali
Kepala
Keluarga
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
93 Perempuan 34 Kawin Denpasar Istri/Suami
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
94 Laki-laki 30
Belum
Kawin Denpasar
Kepala
Keluarga
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
95 Perempuan 32 Kawin Denpasar Istri/Suami
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
96 Laki-laki 32 Kawin Denpasar
Kepala
Keluarga
Akademi/DI
I/DIII
97 Perempuan 64 Janda/Duda
Kabupaten
Lain di Bali
Kepala
Keluarga SD
98 Laki-laki 27
Belum
Kawin
Kabupaten
Lain di Bali
Kepala
Keluarga
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
99 Perempuan 30
Belum
Kawin Denpasar Anak
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
100 Perempuan 31
Belum
Kawin Denpasar Anak
Perguruan
Tinggi (S1,
S2, S3)
Sumber: Hasil Kuesioner II, 2012
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 97
Lampiran 9
Tabulasi Kuesioner II : Jawaban Responden
Responden
Jawaban Atas Pertanyaan*
1 2 3 4 5
1 2 1 1 2 2
2 2 1 1 2 2
3 2 1 1 2 2
4 2 1 1 2 2
5 2 1 1 2 2
6 2 1 1 2 2
7 1 1 1 2 2
8 2 1 1 2 2
9 2 1 1 2 2
10 2 1 1 2 2
11 2 1 1 2 2
12 2 1 1 2 2
13 2 1 1 2 2
14 2 1 1 2 2
15 2 1 1 2 2
16 2 1 1 2 2
17 1 2 1 2 2
18 2 2 1 2 2
19 2 2 1 2 2
20 2 2 1 2 2
21 2 2 1 2 2
22 2 2 1 2 2
23 2 2 1 2 2
24 2 2 1 2 2
25 2 2 1 2 2
26 2 1 1 2 2
27 2 1 1 2 2
28 2 1 1 2 2
29 2 1 1 2 2
30 2 1 1 2 2
31 2 1 1 2 2
32 2 1 1 2 2
33 2 1 1 2 2
34 2 1 1 2 2
35 1 1 1 2 2
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 98
Responden
Jawaban Atas Pertanyaan*
1 2 3 4 5
36 2 1 1 2 2
37 2 1 1 2 2
38 2 1 1 2 2
39 2 1 1 2 2
40 1 1 1 2 2
41 2 2 1 2 2
42 2 1 1 2 2
43 2 1 1 2 2
44 2 1 1 2 2
45 2 1 1 2 2
46 2 1 1 2 2
47 2 1 1 2 2
48 2 1 1 2 2
49 2 1 1 2 2
50 2 1 1 2 2
51 2 2 1 2 2
52 2 1 1 2 2
53 2 1 1 2 2
54 2 1 1 2 2
55 2 1 1 2 2
56 2 1 1 2 2
57 2 1 1 2 2
58 2 1 1 2 2
59 2 1 1 2 2
60 2 1 1 2 2
61 2 1 1 2 2
62 2 1 1 2 2
63 2 1 1 2 2
64 2 1 1 2 2
65 2 1 1 2 2
66 2 1 1 2 2
67 2 1 1 2 2
68 2 1 1 2 2
69 2 1 1 2 2
70 2 1 1 2 2
71 2 1 1 2 2
72 2 1 1 2 2
73 2 1 1 2 2
Laporan Kajian Akademis Potensi Perparkiran di Kota Denpasar Berdasarkan Perda No.5 Tahun 2003 99
Responden
Jawaban Atas Pertanyaan*
1 2 3 4 5
74 2 1 1 2 2
75 2 1 1 2 2
76 2 1 1 2 2
77 2 1 1 2 2
78 2 1 1 2 2
79 2 1 1 2 2
80 2 1 1 2 2
81 2 1 1 2 2
82 2 1 1 2 2
83 2 1 1 2 2
84 2 2 1 2 2
85 2 2 1 2 2
86 2 1 1 2 2
87 2 1 1 2 2
88 2 1 1 2 2
89 2 1 2 2 2
90 2 1 2 2 2
91 2 1 2 2 2
92 2 1 3 2 2
93 2 1 3 2 2
94 2 1 3 2 2
95 2 1 3 2 2
96 2 1 3 2 2
97 2 1 3 2 2
98 2 1 2 2 2
99 2 1 2 2 2
100 2 1 2 2 2
Keterangan:
* pilihan jawaban responden
1 = jawaban a
2 = jawaban b
3 = jawaban c
Sumber: Hasil Kuesioner II, 2012