pengaruh investasi terhadap penyerapan tenaga …repository.utu.ac.id/23/1/romi pradana.pdfbarat....

63
PENGARUH INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI DI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI OLEH ROMI PRADANA NIM: 06C20101049 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2014

Upload: others

Post on 26-Feb-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH INVESTASI TERHADAP PENYERAPANTENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI

DI KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH

ROMI PRADANA

NIM: 06C20101049

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH, ACEH BARAT

2014

PENGARUH INVESTASI TERHADAP PENYERAPANTENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI

DI KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

Oleh:

ROMI PRADANA

NIM: 06C20101049

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomipada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar Meulaboh

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH, ACEH BARAT

2014

LEMBAR PENGESAHAN

JudulSkripsi : PENGARUH INVESTASI TERHADAP PENYERAPANTENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRIDIKABUPATEN ACEH BARAT

NamaMahasiswa : ROMI PRADANANIM : 06C20101049Program Studi : EKP (Ekonomi Pembangunan)Fakultas : EKONOMI

Menyetujui,KomisiPembimbing

Ketua

DRS. H.T. RAZALI RASYID

Anggota

MUZAKIR, SE, MM

Mengetahui :

DekanFakultas Ekonomi

Zulbaidi, MM

Ketua Program StudiEkonomi Pembangunan

Yayuk EW, SE, M.Si

Tanggal Lulus : 14 September 2014

v

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi/Tugas Akhir dengan judul :

PENGARUH INVESTASI TERHADAP PENYERAPANTENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI

DI KABUPATEN ACEH BARAT

Yang disusun oleh :

NamaMahasiswa : ROMI PRADANANIM : 06C20101049Program Studi : EKP (Ekonomi Pembangunan)Fakultas : EKONOMI

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 16 September2014 dandinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

SUSUNAN DEWAN PENGUJI1. Abd. Jamal, SE,M.Si

...............................................

(Ketua Penguji)

2. Drs. H. T. Razali Rasyid...............................................

(Anggota Penguji I)

3. T. Adilan, SE...........................................

.... (Anggota Penguji II )

4. Said Hayuzar, SE,MM...........................................

...(AnggotaPenguji III)

Alue Peunyareng, 16 September 2014Ketua Program Studi

Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Yayuk EW, SE, M. Si

vi

ABSTRAK

ROMI PRADANA. Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan TenagaKerja pada Sektor Industri di Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbinganH.T. Razali Rasyid dan Muzakir

Masalah tenaga kerja hingga saat ini masih merupakan satumasalah nasional yang cukup berat dan komplek dengan diwarnaiberbagai isu dan produktivitas tenaga kerja. Gejolak ketenagakerjaanberupa unjuk rasa dan mogok kerja. Rendahnya tingkat pendidikan danlemahnya perlindungan atau kesejahteraan akan mempengaruhi kualitastenaga kerja. Sedangkan proyek investasi merupakan suatu rencana untukmenginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa maupunproyek kecil untuk memperoleh manfaat yang akan datang.

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Perindustrian Kabupaten AcehBarat. Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalahPengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada SektorIndustri di Kabupaten Aceh Barat dalam kurun waktu 9 tahun.

Berdasarkanhasil interpretasi regresi linear berganda, dapatdiketahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat,antara lain investasi sebesar 824.900.000.000, Sehingga dapatdisimpulkan bahwa investasi (X) berpengaruh positif terhadappenyerapantenagakerja. Dengan kata lain, apabila investasi meningkatmaka akan diikuti peningkatan penyerapantenagakerja. Berdasarkananalisis nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,936, nilai korelasi inimenunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas yaitu investasidengan variabel penyerapan tenaga kerja termasuk kategori sangat kuatkarena berada pada selang 0,8 – 1. Selain itu didapatkan hasilbahwasanya 85,9 persen variabel investasi mempengaruhi penyerapantenaga kerja di Kabupaten Aceh Barat dan sebesar 19,1 persenpenyerapan tenaga kerja di Kabupaten Aceh Barat di pengaruhi oleh faktorlainnya.Secara Uji t antara X (investasi) dengan Y (Penyerapan TenagaKerja) menunjukkan t hitung = 7,060 dengan signifikansi 0,000. Sedangkan ttabel (a = 0.05 ; db residual = 7) adalah sebesar 2,365. Karena t hitung> t tabel

yaitu 7,060< 2,365 maka pengaruh X adalah berpengaruh signifikan padatingkat kesalahan a = 5%. Hal ini berarti H0 di tolak dan H1 diterima,sehingga dapat disimpulkan bahwa penyerapan tenaga kerja dapatdipengaruhi secara signifikan oleh variabel investasi dengan kata lain lainbahwa investasi merupakan faktor

yang dapat menentukan penyerapan tenaga kerja secara nyata.Selain itu karena harga signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05

vii

maka parsial investasiberpengaruh terhadap tenagakerja di KabupatenAceh Barat.

Kata Kunci: Investasi, Penyerapan Tenaga Kerja, Doble Log

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyusun skripsi ini hingga selesai,

tak lupa pula Salawat beriring salam kami sanjungkan kepangkuan Nabi Besar

Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam jahiliyah kepada alam yang

penuh ilmu pengetahuan seperti saat ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Investasi

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri di Kabupaten

Aceh Barat”.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena

itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada Kedua Orangtua, Kakak, Adik-adik yang sangat penulis cintai, yang telah

memberikan do`anya untuk penulis sehingga berhasil dalam meraih cita-cita

dibangku perguruan tinggi. Selanjutnya ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Drs. H.T. Razali Rasyadiselaku dosen Pembimbing Ketua dan Bapak

Muzakir, SE.MM selaku dosen Pembimbing Anggota yang telah banyak

viii

membimbing dan membantu penulis hingga terselesaikannya penulisan akhir

ini.

2. Ibu Yayuk EW, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan Universitas Teuku Umar.

3. Bapak Zulbaidi, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar

4. Bapak Dewan Peguji yang terdiri dari Bapak Abd. Jamal, SE,M.Si, Bapak T.

Adilan, SE, Bapak Said Hayuzar, SE,MM yang telah banyak memberikan

masukan dan saran kepada penulis hingga terselesaikannya penulisan akhir ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar serta Civitis Akademik Fakultas Ekonomi

Pembangunan Universitas Teuku Umar Meulaboh yang telah memberikan

dorongan serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Djasman. J Ma`ruf, SE.,MBA. Selaku Rektor Universitas

Teuku Umar

7. Kepala beserta seluruh karyawan kantor Perindustrian Kabupaten Aceh Barat

yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan informasi dan data

yang dibutuhkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis menyadari masih banyak kekurangan dan masih jauh dari

kesempurnaan baik karena keterbatasan buku maupun kemampuan penulis sendiri

dalam mencari dan mengolah data yang ada, maka dari itu penulis menerima

kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini

kedepannya. Atas segala bantuan, bimbingan, danpengarahan yang telah diberikan

kepada penulis sekali lagi penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Semoga Allah SWT dapat membalas semua kebaikan ini, AMIN.

ix

Alue Peunyareng, 16 September 2014

Romi Pradana

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL............................................................................... iHALAMAN JUDUL.................................................................................. iiABSTRAK................................................................................................ iiiLEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.............................................. ivLEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...................................................... vDAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................... viMOTTO / PERUNTUKAN........................................................................ viiKATA PENGANTAR............................................................................... viiiDAFTAR ISI............................................................................................. xDAFTAR TABEL..................................................................................... xiiDAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xiii

I. PENDAHULUAN1.1.Latar Belakang Masalah....................................................... 11.2.Rumusan Masalah................................................................ 21.3.Tujuan Penelitian ................................................................. 21.4.Manfaat Penelitian ............................................................... 21.5.Sistematika Penulisan.......................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengertian Sumberdaya Manusia....................................... 52.2. Pengertian Tenaga Kerja.....................................................

..........................................................................................52.3. Penyedian Tenaga Kerja.....................................................

..........................................................................................72.3.1 Perencanaan Tenaga Kerja......................................

82.3.2 Kebijakan Ketenagakerjaan di Indonesia..................

92.4. Dinamika Pasar Tenaga Kerja.............................................

........................................................................................10

x

2.5. Analisa Pekerjaan dan Pengembangan Karyawan.....................................................................................................11

2.6. Pengembangan Karyawan...........................................................................................................................................11

2.7. Penduduk dan Tenagakerja.........................................................................................................................................11

2.7.1HukumKetenagakerjaan.......................................................................................................................................12......................................................................................................................................................................................122.7.2HubunganKerja.....................................................................................................................................................15

2.8. Kebijakan Peningkatan Kualitas Kerja.........................................................................................................................18

2.9. Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja............................................................................................................................20

2.9.1 Perubahan tingkat upah........................................................................................................................................212.9.2 Permintaan tenaga kerja.......................................................................................................................................212.9.3 Penawaran tenaga kerja.......................................................................................................................................212.9.4 Perencanaan tenaga kerja....................................................................................................................................222.9.5 Perencanaan tenaga kerja sebagai dasarpengembangan

manajemen sumberdaya manusia................................................................................................................23

2.9.6 Analisa pekerjaan dan pengembangan karyawan................................................................................................242.9.7 Pengembangan karyawan.....................................................................................................................................252.9.8 Manajemen kinerja................................................................................................................................................25

2.10. Investasi.............................................................................25

2.11. Perumusanhipotesis..........................................................31

III. METODE PENELITIAN3.1. Populasi dan Sampel...........................................................

..........................................................................................323.2. Data Penelitian.....................................................................

..........................................................................................32

3.2.1 Jenis dan Sumber Data.........................................................................................................................................32

xi

3.2.2 Tekhnik Pengumpulan Data..................................................................................................................................32

3.3. Model Analisa Data........................................................................................................................................................333.3.1 Analisa Regresi Linear Sederhana Double log....................................................................................................33 3.3.2 Analisis Korelasi....................................................................................................................................................343.3.3 Koefesien Determinasi..........................................................................................................................................343.3.4 Analisis Uji t...........................................................................................................................................................35

3.4.Defenisi Operasional Variabel........................................................................................................................................35

3.5. Pengujian Hipotesis.......................................................................................................................................................35

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian.....................................

....................................................................................374.2.Jumlah Investasi pada Sektor Industri .................................

...................................................................................384.3.Jumlah Tenaga Kerja pada Sektor Industri..........................

...................................................................................394.4. Analisis Data........................................................................

....................................................................................404.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda...............................

....................................................................................404.4.2 Analisis Korelasi..........................................................

....................................................................................414.4.3 Pengujian Hipotesis.....................................................

....................................................................................424.4.3.1 Uji t.....................................................................

42

V. SIMPULAN DAN SARAN5.1. Simpulan..............................................................................

..........................................................................................445.2. Saran....................................................................................

..........................................................................................45

.............................................................................................\

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................................................................................46

LAMPIRAN.......................................................................................................................................................................................................47

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Jumlah Investasi pada Sektor Industri di Kabupaten Aceh Barat Periode tahun 2005 hingga 2013

.................................................................... 31

2. Jumlah Tenaga Kerja pada Sektor Industri di Kabupaten Aceh Barat Periode tahun 2005 hingga 2013

.................................................................... 32

3. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda........................................................ 33

4. Hasil Uji Analisis Korelasi............................................................................. 34

5. Hasil Pengujan Uji t....................................................................................... 35

6. Hasil Pengujian Uji F..................................................................................... 36

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Jumlah Tenaga Kerja dan Investasi pada Sektor Industri di Kabupaten Aceh Barat tahun 2005 hingga 2013........................ 47

2. Data Mentah Untuk SPSS............................................................... 48

3. Data SPSS...................................................................................... 49

4. Hasil SPSS...................................................................................... 49

5. t Tabel.............................................................................................. 50

xiv

MOTTO/PERUNTUKAN

“Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna)kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

Barang siapa yang mendapat hikmah ituSesungguhnya ia telah mendapat kebajikan yang banyak.

Dan tiadalah yang menerima peringatanmelainkan orang- orang yang berakal”.

(Q.S. Al-Baqarah: 269)

Ungkapan hati sebagai rasa Terima KasihkuAlhamdulllahirabbil’alamin….

Akhirnya aku sampai ke tiik ini,sepercik keberhasilan yang Engkau hadiahkan padaku

ya RabbTak henti-hentinya aku mengucap syukur pada_Mu ya Rabb

Serta shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW dan para sahabatyangmulia

Semoga sebuah karya mungil ini menjadi amal shaleh bagiku dan menjadikebanggaanbagi keluargaku tercinta

KepadaAyahandatercinta, danIbundaku tersayangyang telah memberikan segalanya untukku

Kepada semua saudaraku terima kasih tiada tara atas segala support yangtelah diberikan selama ini.

Kepada teman-teman seperjuangan khususnya rekan-rekan Fakul-tasEkonomi yang tak bisa tersebutkan namanya satu persatu terima kasihyang tiada tara ku ucapakanTerima kasih atas supportnya baik itu moril &

materilAkhir kata, semoga skripsi ini membawa kebermanfaatan. Jika

hidup bisa kuceritakan di atas kertas, entah berapa banyak yangdibutuhkan hanya untuk kuucapkan terima kasih...

by: ROMI PRADANA

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang

bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal ini

dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong kegiatan

ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan selanjutmya peningkatan output, penghematan

devisa atau bahkan peningkatan devisa.

Proyek investasi merupakan suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-

sumber daya, baik proyek raksasa ataupun proyek kecil untukmemperoleh manfaat

pada masa yang akan~datang. Manfaat ini dalam bentuk nilai uang, bisa saja berbentuk

bukan uang (misalnya tanah, mesin, bangunan dan lain-lain). Dilihat dari

pengeluaran, investasi ataupun manfaat yang diperoleh, semua harus dikonversikan

dalam nilai uang. Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara seksama. Analisis

rencana investasi pada dasarmya merupakan penelitian tentang dapat tidaknya suatu

proyek (baik besar atau kecil) dapat dilaksanakan dengan berhasil, atau suatu

metode penjajakan dari suatu gagasan usaha/bisnis tentang kemungkinan layak atau

tidaknya gagasan usaha/bisnis tersebut dilaksanakan.

Masalah tenaga kerja hingga saat ini masih merupakan salah satu masalah

nasional yang cukup berat dan komplek dengan diwarnai berbagai isu dan

produktifitas tenaga kerja, gejolak ketenagakerjaan berupa unjuk rasa dan mogok

kerja. Rendahnya tingkat pendidikan dan lemahnya perlindungan atau

kesejahteraan akan mempengaruhi kualitas tenaga kerja.

2

Disisi lain masalahnya cukup strategis karena tenaga kerja merupakan

faktor dominan dan mempunyai korelasi yang cukup kuat terhadap pembangunan dan

pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional. Tenaga kerja yang berkualitas

merupakan modal yang sangat berharga bagi pertumbuhan ekonomi Pendidikan

diakui secara luas sebagai unsur yang mendasar dari pertumbuhan ekonomi.

Berpendapat kemajuan suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan

pendidikan sumber daya manusianya. Semakin tinggi tingkat pendidikan para

tenaga kerja maka diharapkan akan menghasilkan peningkatan kinerja yang ada dan

semakin baik kondisi sosialnya.

Dari uraian di atas maka penulis ingin meneliti dengan judul " Pengaruh

Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri di

Kabupaten Aceh Barat".

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah ditemukan di atas, maka penulis

mengidentifikasikan permasalahan adalah Bagaimana Pengaruh Investasi

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Aceh Barat?

1.3. Tujuan penelitian

Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh Investasi

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Aceh Barat.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberi manfaat:

3

1. Manfaat yang bersifat Teoritis

Penelitian ini di harapkan dapat memperluas wawasan dan memberikan

sumbangan bagi Mahasiswa Ekonomi sehingga dapat memperkaya dan

mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Ilmu Ekonomi

Pembangunan.

2. Manfaat yang bersifat Praktis:

a) Bagi angkatan kerja selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat

mengetahui seberapa besar pengaruh investasi terhadap penyerapan

tenaga kerja.

b) Bagi Peneliti selanjutnya, di harapkan penelitian ini dapat memberi

masukan dan acuan sehingga dapat menjadi dorongan atau dukungan

dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.5. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Bagian pertama Pendahuluan yang berisi tentang pokok-pokok pembahasan

mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika pembahasan.

Bagian kedua tinjauan pustaka yang meliputi pengertian tenaga kerja,

pengertian investasi, perencanaan tenaga kerja serta perumusan hipotesis.

Bagian ketiga Metodelogi Penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel,

data penelitian, tehnik pengumpulan data, model analisis data, deflnisi operasional

variabel, dan pengujian hipotesis.

4

Bagian keempat hasil dan pembahasan yang terdiri dari jumlah tenaga

kerja dan jumlah investasi.

Bagian kelima simpulan dan saran pada bab ini penulis menyimpulkan dari

hasil pembahasan pada bab sebelumnya dan memberikan saran-saran kepada para

tenaga kerja.

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan suatu usaha kerja atau jasa yang dapat di

berikan dalam proses industri. Dalam hal ini sumber daya manusia mencerminkan

kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk

menghasilkan barang dan jasa (Sumarsono, 2003. h. 4).

2.2. Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga Kerja (manpower) adalah seluruh penduduk dalam usia kerja

(berusia 15-64 tahun) sedangkan tenaga kerja potensial adalah 0-14 tahun menurut ILO

yang dapat memproduksi barang dan jasa. Disini lain tenaga kerja juga di

defnisikan sebagai tenaga kerja yang bekerja (employed) minimal 36 jam

seminggu, biasanya makin sejahtera suatu bangsa, jam kerjanya semakin pendek,

pengertian tenaga kerja diteruskan oleh Sumarsono (2003, h. 120-129) adalah

tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah bekerja, sedang mencari pekerjaan dan

melakukan pekerjaan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Di

Indonesia yang dimaksud tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 10 tahun/

lebih, Indonesia tidak mengenal batasan umur maksimum alasannya Indonesia

masih belum mempunyai jaminan sosial sebagian kecil penduduk Indonesia yang

menerima tunjangan dihari tua, yaitu pegawai negeri dan pegawai swasta.

Pendapat yang mereka terima tidak mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari.

Oleh sebab itu mereka yang telah mencapai usia pensiun biasanya tetap harusbekerja.

Dengan kata lain sebagian besar dalam usia pensiun masih aktif dalam kegiatan

ekonomi dan oleh sebab itu mereka tetap digolongkan sebagai tenaga kerja.

v

6

Tiap Negara menentukan tiap batasan minimum dan maksimum yang

berbeda untuk mendefinisikan tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja, sebab

situasi tenaga kerja dimasing-masing Negara berbeda.

Batas umum minimum pada Negara berkembang lebih rendah dari Negara-

negara maju sebab pada Negara berkembang tingkat kesejahteraannya masih

rendah. Anak-anak pada umur 10 tahun sampai 16 tahun yang seharusnya berada

disekolah terpaksa harus mencari kerja untuk memenuhi kebutuhan sosialnya.

Cholil (2002, h. 120) mengemukakan bahwa tenaga kerja juga merupakan

subjek dan objek pembangunan, sebagai subjek pembangunan tenaga kerja adalah

pelaku aktif dalam mencapai sasaran pembangunan yaitu tumbuhnya sikap

kemandirian dalam diri manusia dan masyarakat melalui peningkatan serta

efesiensi dan produktivitas dalam rangka meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan

kesejahteraan, karena inti pokok pembangunan pada manusia maka objek

sasarannya diserahkan juga pada pembangunan Indonesia.

Selain itu menurut Undang-Undang 13 Tahun 2003 tenaga kerja adalah

setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang/dan atau

jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Selanjutnya ketenagakerjaan juga merupakan segala hal yang berhubungan dengan

tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.

Menurut Widjaja (2000, h.87) mendefinisikan tenaga kerja adalah semua

golongan yang bekerja atau dengan istilah sekarang golongan karyawan baik yang

bekerja pada pemerintah maupun yang bekerja pada swasta.

7

Kemudian menurut Sukirno (2006, h.29) menyatakan tenaga kerja bukan saja

berarti jumlah penduduk yang dapat digunakan dalam proses produksi, tetapi termasuk

kemahiran-kemahiran yang mereka miliki.

Selanjutnya Sondang (2006, h, 15) yang dimaksud dengan tenaga kerja

adalah tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang

sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan yang lain seperti

bersekolah atau mengurus rumah tangga walau pun sedang tidak bekerja, mereka

dianggap secara fisik mampu dan pada sewaktu-waktu mampu bekerja.

Proses penyediaan tenaga kerja adalah merupakan upaya untuk

mendapatkan dan menghimpun, serta menyediakan tenaga kerja yang mempunyai

kualitas dan dapat bekerja secara efisien (Fathom, 2006. h.91).

2.3. Penyediaan Tenaga Kerja

Penawaran terhadap pekerja adalah hubungan antara tingkat upah satuan

pekerjaan yang disetujui oleh penyuplai untuk ditawarkan (Sumarsono, 2003. h. 18)..

Peningkatan hidup masyarakat tanpa memperhatikan pemerataan

kesejahteraan merupakan tanggung jawab pemerintah agar dapat membuat

keputusan dasar yang tepat. Dalam hal ini harus dapat diputuskan apa dan

seberapa banyak untuk memproduksi barang dan jasa serta bagaimana menyalurkan

hasil produksinya. Keputusan tersebut memerlukan pemikiran yang terbaik apa yang

di inginkan oleh para konsumen dan penggunaan teknologi produksi. Untuk itu

perlu di ketahui keterampilan dan kelebihan yang dimiliki oleh para pekerja agar

dapat dengan mudah memutuskan proses produksi yang efisien (mengkoordinasi

dari semua keputusan tersebut). Proses dari pengorganisasian ini termasuk penciptaan

8

intensif. Penggunaan tenaga kerja yang tetap dan modal harus di kerjakan pada tempat

dan waktu yang tetap.

2.3.1 Perencanaan Tenaga Kerja

Perencanaan tenaga kerja pada dasarnya merupakan suatu proses

pengembangan sumber daya manusia, gagasan perencanaan tenaga kerja

dimaksudkan untuk menjamin kebutuhan tenaga kerja, terutama tenaga kerja

terdidik yang diperlukan dalam pembangunan. Perencanaan tenaga kerja

berhubungan erat dengan pendayagunaan sumber daya manusia dengan

mengusahakan supaya setiap orang yang ingin dan mampu bekerja memperoleh

kesempatan kerja. Dengan demikian orang tersebut akan mempunyai kesempatan

meningkatkan produktivitas kerjanya dan memperoleh penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Perencanaan ketenagakerjaan yang terpadu dan menyeluruh terus

ditingkatkan untuk dapat menjamin terciptanya perluasan kesempatan kerja

sebanyak mungkin, Selain itu perencanaan tenaga kerja diperlukan untuk

memeratakan kesempatan kerja yang sifatnya menyeiuruh diseluruh sektor.

Mendesaknya keperluan akan adanya perencanaan tenaga kerja terlihat dari

terdapatnya ketimpangan pasar kerja dimana penawaran tenaga kerja yang

dinyatakan dengan pendaftaran sangat tidak seimbang dengan permintaan tenaga

kerja yang ada. Apabila tujuan utama dari perencanaan tenaga kerja selain untuk

menjamin penyediaan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan dalam usaha

pembangunan dana untuk menjamin tersedianya kesempatan kerja bagi setiap

orang yang ingin dan mampu untuk bekerja, juga dimaksudkan sebagai

pendayagunaan potensi secara optimal dan untuk menanggulangi masalah

9

pengangguran maka penciptaan lapangan kerja sebanyak-banyaknya baik secara

sektoral maupun regional harus terus diusahakan sesuai dengan tuntutan

pembangunan dan untuk menjaga momentum pembangunan itu sendiri.

2.3.2. Kebijakan Ketenagakerjaan Di Indonesia

Pengertian kebijakan adalah semua langkah dan program yang ditujukan

untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dengan jalan mempengaruhi

variabel-variabelnya. Kebijakan ketenagakerjaan diarahkan kepada perluasan

kesempatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan pemerataan pendapat yang

sifatnya menyeluruh disemua sektor. Disamping adanya peningkatan produksi juga

dapat dicapai pemerataan hasil pembangunan, karena adanya perluasan partisipasi

masyarakat secara aktif dalam pembangunan.

Kebijakan tenaga kerja juga diarahkan kepada penyaluran, penyebaran dan

pemanfaatan tenaga kerja lebih baik melalui perbaikan informasi serta pembinaan

dan peningkatan keterampilan.

Pendekatan yang digunakan adalah menyeluruh dalam rangka

mengembangkan dan melaksanakan perencanaan tenaga kerja secara nasional dan

komprehensif. Sumarsono (2003, h. 296) ada empat jenis hubungan kebijaksanaan

dalam pendekatan ketenagakerjaan di Indonesia yaitu :

Kebijaksanaan umum yang ditujukan untuk menciptakan iklim, suasana, serta

kerangka pengambilan keputusan secara menyeluruh sehingga kegiatan

pembangunan yang bersifat intensif tenaga kerja dapat lebih mudah terwujud.

Kebijakan sektor, tujuannya adalah agar pilihan produk dan pilihan cara

produksi masing-masing sektor bersifat padat karya langsung maupun tidak

langsung.

10

Kebijakan khusus, yaitu kebijakan yang merupakan langkah-langkah yang

khusus dilaksanakan daiam rangka perluasan lapangan kerja, pengurangan

pengangguran baik yang terbuka maupun yang tersembunyi dan usaha meningkatkan

mutu tenaga kerja.Kebijaksanaan orientasi output dan produksi. Dengan adanya

teknologi perlu dipikirkan kemungkinan adanya perubahan pola konsumsi

masyarakat dan pemerintah barang-barang yang lebih padat karya dan dihasilkan dalam

negeri.

2.4. Dinamika Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja adalah keseluruhan aktivitas dari pelaku-pelaku yang

mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja (Sumarsono, 2003. h. 103).

pelaku-pelaku ini terdiri dari : (1) pengusaha yang memerlukan tenaga kerja; (2)

pencari kerja ; (3) perantara atau pihak ketiga yang memberikan kemudahan bagi

pengusaha dan pencari kerja untuk saling berhubungan.

Permintaan akan tenaga kerja juga merupakan fungsi tingkat upah.

Semakin tinggi tingkat upah semakin kecil permintaan pengusaha akan tenaga

kerja. Tiap perusahaan mempunyai jumlah dan fungsi permintaan yang berlaku

sesuai dengan besar dan kecilnya perusahaan atau produksi, jenis usaha,

penggunaan teknologi, kemampuan teknoigi serta kemampuan manajemen dari

pengusaha yang bersangkutan. Fungsi penawaran untuk suatu daerah tertentu pada

dasarnya mengikuti pola : (1) permintaan akan tenaga kerja merupakan fungsi

tingkat upah ; (2) kurva permintaan menurun dari kiri ke kanan berarti semakin

tinggi tingkat upah, semakin sedikit permintaan tenaga kerja.

11

2.5. Analisa pekerjaan dan pengembagan karyawan

Suatu organisasi akan tetap bertahan dan berkembang menyesuaikan

lingkungan manakala di dukung oleh kemampuan manusianya. (Fathoni, 2006, h,81).

Untuk mewujudkan kemampuan manusia dalam organisasi, analisis

pekerjaan merupakan syarat mutlak yang harus dilaksanakan. Analisis pekerjaan

merupakan suatu penelaahan secara mendalam dan sistematis terhadap suatu

pekerjaan. Untuk harus dapat memberikan keterangan tentang tugas, tanggung

jawab, serta jabatannya untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik.

Promosi pekerjaan atau jabatan merupakan perkembangan yang positif

dari seorang pekerja karena tugasnya dinilai baik. Oleh karena itu, pemberian

tanggung jawab dan kewenagan yang lebih tinggi patut di berikan kepada mereka

yang berprestasi.

2.6. Pengembangan karyawan

Dimensi pengembangan karyawan merupakan pengembangan diri (self

defelopment) salah satu dimensinya melalui pendidikan dan pelatihan, sehingga

pengembangan sangat ditentukan oleh dirinya secara individu. (Fathoni, 2006, h,85).

2.7 Penduduk dan Tenaga Kerja

Menurut Cholil (2002, h.120) Sumber utama penawaran kerja adalah

penduduk. Jumlah penduduk biasanya diketahui dari Publikasi Biro Pusat Statistik

(sensus Penduduk), SUPAS (survei penduduk antar sensus) lima tahun,

SAKERNAS (survei Angkatan Kerja Nasional) yang diusahakan seeara regular.

Tidak semua penduduk menawarkan tenaga kerja dipasar tenaga kerja.

Pertimbangan utama disini adalah kelayakan bekerja menurut umur. Penduduk

12

yang layak bekerja ditinjau menurut umur tersebut sebagai penduduk tersebut

sebagai penduduk usia kerja. Jumlah ini yang pantas untuk disebut sebagai tenagakerja

yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan memproduksi.

Batas umur tenaga kerja di Indonesia adalah 10 tahun menurut (BPS)

namun di Negara lain batas umur tenaga kerja 15-64 tahun berdasaran (ILO).

2.7.1 Hukum Ketenagakerjaan

Pembinaan hubungan industrial sebagai bagian dari pembangunan

ketenagakerjaan harus diarahkan untuk terus mewujudkan hubungan industrial

yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan. Untuk itu, pengakuan dan penghargaan

terhadap hak asasi manusia sebagaimana yang dituangkan dalam TAP MPR

Nomor XVII/MPR/1998 harus diwujudkan. Dalam bidang ketenagakerjaan,

Ketetapan MPR ini merupakan tonggak utama dalam menegakkan demokrasi di

tempat kerja. Penegakkan demokrasi di tempat kerja diharapkan dapat mendorong

partisipasi yang optimal dari seluruh tenaga kerja dan pekerja/buruh Indonesia

untuk membangun negara Indonesia yang dicita-citakan. Beberapa peraturan

perundang-undangan tentang ketenagakerjaan yang berlaku selama ini, termasuk

sebagian yang merupakan produk kolonial, menempatkan pekerja pada posisi

yang kurang menguntungkan dalam pelayanan penempatan tenaga kerja dan

sistem hubungan industrial yang menonjolkan perbedaan kedudukan dan

kepentingan sehingga dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa

kini dan tuntutan masa yang akan datang.

Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan, yang dimaksud dengan ketenagakerjaan itu sendiri adalah segala

hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan

13

sesudah masa kerja. Jadi hukum ketenagakerjaan dapat diartikan sebagai

peraturan-peraturan yang mengatur tenaga kerja pada waktu sebelum selama dan

sesudah masa kerja. Sedangkan Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Menurut Profesor Mochtar kusumaatmadja, fungsi hukum itu adalah

sebagai sarana pembaharuan masyarakat. Dalam rangka pembangunan, yang

dimaksud dengan sara pembaharuan itu adalah sebagai penyalur arah kegiatan

manusia ke arah yang diharapkan oleh pembangunan. Sebagaimana halnya

dengan hukum yang lain, hukum ketenagakerjaan mempunyai fungsi sebagai

sarana pembaharuan masyarakat yang mnyalurkan arah kegiatan manusia ke arah

yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pembangunan ketenagakerjaan.

Pembangunan ketenagakerjaan sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan

pembangunan nasional diarahkan untuk mengatur, membina dan mengawasi

segala kegiatan yang berhubungan dengan tenaga kerja sehingga dapat terpelihara

adanya ketertiban untuk mencapai keadilan. Pengaturan, pembinaan, dan

pengawasan yang dilakukan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku di

bidang ketenagakerjaan itu harus memadai dan sesuai dengan laju perkembangan

pembangunan yang semakin pesat sehingga dapat mengantisipasi tuntutan

perencanaan tenaga kerja, pembinaan hubungan industrial dan peningkatan

perlindungan tenaga kerja.

Masalah kontemporer ketenagakerjaan Indonesia itu sendiri tidak terlepas

dari banyaknya jumlah angkatan kerja yang pengangguran. Masalah tersebut

menghadirkan implikasi buruk dalam pembangunan hukum di Indonesia dan bila

14

ditelusuri lebih jauh bahwa akar dari semua masalah itu adalah karena

ketidakjelasan politik ketenagakerjaan nasional. Sekalipun dasar-dasar konstitusi

UUD 1945 khususnya pasal 27 dan pasal 34 telah memberikan amanat yang

cukup jelas bagaimana seharusnya negara memberikan perlindungan terhadap

buruh/pekerja. Mengandalkan terus-menerus industri ke sektor padat karya

manufaktur, akan hanya membuat buruh Indonesia seperti hidup seperti dalam

ancaman bom waktu. Rentannya hubungan kerja akibat buruknya kondisi kerja,

upah rendah. Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK) semena-mena dan perlindungan

hukum yang tidak memadai, sebenarnya adalah sebuah awal munculnya rasa

ketidakadilan dan potensi munculnya kekerasan. Usaha keras dan pembenahan

radikal harus dilakukan untuk menambah percepatan investor baru.

Minimnya perlindungan hukum dan rendahnya upah merupakan salah

satu masalah dalam ketenagakerjaan kita. Melalui undang-undang

ketenagakerjaan seharusnya para pekerja akan terlindungi secara hukum, mulai

dari jaminan negara memberikan pekerjaan yang layak, melindunginya di tempat

kerja (kesehatan dan keselamatan kerja dan upah layak) sampai dengan pemberian

jaminan sosial setelah pensiun. Selain itu pekerja dapat juga mendirikan Serikat

Buruh. Sekalipun undang-undang ketenagakerjaan bagus, tetapi buruh tetap

memerlukan kehadiran serikat buruh untuk pembuatan Perjanjian Kerja Bersama

(PKB ). PKB adalah sebuah dokumen perjanjian bersama antara majikan dan

buruh yang berisi hak dan kewajiban masing-masing pihak. Hanya melalui serikat

buruhlah bukan melalui LSM ataupun partai politik bisa berunding untuk

mendapatkan hak-hak tambahan (di luar ketentuan UU) untuk menambah

kesejahteraan mereka. Pemerintah harus merubah sistem jaminan sosial

15

ketenagakerjaan, sehingga buruh korban PHK danburuh pensiunan akan mendapat

tunjangan layak dari Jamsostek. Pemerintah dilarang mengambil keuntungan

apapun dari Jamsostek, bahkan sebaliknya. Pemerintah yang bertanggungjawab,

harus memberikan kontribusi setiap tahun, sehingga buruh bisa hidup layak.

Dengan sistem Jaminan sosial ketenagakerjaan yang baik akan mengurangi

kriminalitas sosial.

2.7.2Hubungan Kerja

Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha

dan pekerja/buruh. Perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan. Perjanjian

kerja yang dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan sesuai dengan peraturan

perundang undangan yang berlaku. Perjanjian kerja dibuat atas dasar :

a. kesepakatan kedua belah pihak;

b. kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum;

c. adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan

d. pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum,

kesusilaan, dan peraturan perundang undangan yang berlaku.

Perjanjian kerja yang dibuat oleh para pihak yang bertentangan dengan

ketentuan dapat dibatalkan. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk

memperoleh perlindungan atas :

a. keselamatan dan kesehatan kerja;

b. moral dan kesusilaan; dan

c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai

agama.

16

Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan

produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan

kesehatan kerja. Perlindungan sebagaimana dimaksud dilaksanakan sesuai dengan

peraturan perundang- undangan yang berlaku. Setiap perusahaan wajib

menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi

dengan sistem manajemen perusahaan. Ketentuan mengenai penerapan sistem

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Untuk mewujudkan penghasilan yang

memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan maka pemerintah

menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh. Kebijakan

pengupahan yang melindungi pekerja/buruh tersebut meliputi :

a. upah minimum;

b. upah kerja lembur;

c.upah tidak masuk kerja karena berhalangan;

d.upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya;

e. upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya;

f. bentuk dan cara pembayaran upah;

g. denda dan potongan upah;

h. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah;

i. struktur dan skala pengupahan yang proporsional;

j. upah untuk pembayaran pesangon; dan

k. upah untuk perhitungan pajak penghasilan.

17

Karena upaya perluasan kesempatan kerja mencakup lintas sektoral,

maka harus disusun kebijakan nasional di semua sektor yang dapat menyerap

tenaga kerja secara optimal. Agar kebijakan nasional tersebut dapat dilaksanakan

dengan baik, maka pemerintah dan masyarakat bersama-sama mengawasinya

secara terkoordinasi.Hak-hak pekerja yaitu:

1. Hak untuk mendapatkan upah

2. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

3. Hak untuk bebas memilih dan pindah pekerjaan sesuai dengan bakat dan

kemampuannya.

4. Hak atas pembinaan keahlian, kejuruan, untuk memperoleh serta menambah

keahlian dan ketrampilan.

5. Hak untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja

serta perlakukan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.

6. Hak atas istirahat (cuti) serta hak atas upah penuh selama menjalani istirahat.

7. Hak untuk mendirikan dan menjadi anggota serikat pekerja.

8. Hak untuk mendapat jaminan sosialKewajiban pekerja:

Melakukan pekerjaan bagi majikan/pengusaha dan perusahaan tempat

bekerja.

Mematuhi peraturan pemerintah.

Mematuhi peraturan perjanjian kerja.

Mematuhi peraturan Kesepakatan Bersama (SKB) perjanjian perburuhan.

Mematuhi peraturan-peraturan majikan.

Menjaga rahasia perusahaan.

Memakai perlengkapan bagi keselamatan kerja.

18

Bagi buruh putusanya hubungan kerja berarti permulaan masa

pengangguran dengan segala akibatnya, sehingga untuk menjamin kepastian dan

ketentraman hidup kaum buruh seharusnya pemutusan hubungan kerja ini tidak

terjadi. Karena itulah pemerintah mengundangkan Undang-Undang Nomor 12

tahun 1964 yang dalam pasal 1 ayat (1) secara tegas menyatakan bahwa:

“ Pengusha harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja

jika setelah usaha dilakukan pemutusan hubungan kerja tetap tidak dapat

dihindarkan, majikan harus merundingkan maksudnya untuk memutuskan

hubungan kerja dengan organisasi buruh yang bersangkutan atau dengan

buruhnya sendiri jika buruh itu tidak menjadi anggota salah satu organisai buruh”

2.8. Kebijakan Peningkatan Kualitas Kerja

Menurut Cholil (2002, h.121) kebijakan umum meningatkan kualitas

tenaga kerja, terkait dengan pernyataan GBHN.

a) Pembangunan manusia seutuhnya.

b) Penduduk yang besar sebagai sumber daya manusia yang pontensial bagi

pembangunan.

c) Kualitas tenaga kerja dan peguasaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi) memperkuat pembangunan.

d) Tumbuhnya sikap kemandirian.

e) Peningkatan produkifitas dan etos kerja.

f) Pendukung penciptaan dan perluasan lapangan kerja.

g) Memajukan nilai kemanusiaan.

Pembinaan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kualitas

tenaga kerja sangat diperlukan, hal ini karena rendahnya mutu tanaga kerja yang

19

mengakibatkan produktifitas tenaga kerja, tetapi juga menyulitkan pengelolaan

sumber daya alam melimpah. Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada

sumberdaya alam (SDA) dan jumlah tenaga kerja, sebab itu mutu tenaga kerja

perlu ditingkatkan supaya potensi tenaga kerja yang benar-benar menjadi kekuatan

efektif dalam memacu pembangunan. Pembinaan sumber daya manusia diperlukan

untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dalam langkah pendapatan.

Ditinjau dari segi ketenagakerjaan, kebijakan pembangunan sumber daya

manusia adalah proses pembangunan potensi manusia menjadi kekuatan yang

efektif dalam pembangunan nasional. Mutu tenaga kerja dapat ditingkatkan

melalui tiga jalur utama yaitu :

1. Jalur pendidikan adalah pendidikan formal ditunjukkan kepada

pembangunan pribadi bakat dan sikap mental, pengetahuan dan kecerdasan

analisa dan kreatifitas sebagai fondasi manusia karya.

2. Jalur latihan kerja merupakan suplemen dan komplemen yang menjembatani

dunia kerja.

3. Jalur pengembangan daerah pematangan pengalaman dan peningkatan

keterampilan yang telah dimilki didunia kerja.

Oleh karena itu kebijaksanaan peningkatan kualitas tenga kerja melalui

jalur latihan kerja perlu memperhatikan 3 (tiga) jalur yang dikermakakan oleh Cholil

(2002, h.121) yaitu:

a. Latihan kerja disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan kesempatan kerja.

b. Latihan kerja dapat mengikuti perkembangan kemajuan IPTEK.

c. Keterpaduan dalam proses dan pelaksanaannya.

20

2.9. Program Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja

Selain dari program pendidikan formal, program latihan kerja sesuai dengan

sistem latihan kerja nasional dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) bidang menurut

pendapat Cholil (2002, h.122) yaitu :

1) Bidang keterampilan teknis

2) Latihan manajerial dan

3) Latihan kewirausahaan.

Masing-masing bidang terdiri dari 3 (tiga) jenjang latihan yaitu latihan

dasar, latihan menengah dan latihan atas.

Latihan pada dasarnya dimaksudkan untuk mengisi kesenjangan antara

persyaratan jabatan dengan kualitas tenaga kerja. Kurikulum dengan latihan

disusun berdasarkan sasaran yang akan dicapai dan asumsi mengenai kualifikasi

peserta latihan. Dengan demikian untuk setiap bidang dan jenjang latihan

mempunyai pedoman penyusunan standar kurikulum dan silabus, standar

penyelenggaraan dan akreditas, sistem uji keterampilan dan sertifikasi.

Dalam rangka jaminan mutu hasil latihan kerja perlu didukung dengan

penyediaan fasilitas termasuk ruang belajar, peralatan latihan laboratorium dan

tempat praktek, instruktur, tenaga administrasi, manajemen. Penyelenggaraan

latihan serta uji keterampilan untuk membuktikan bahwa seseorang terus memiliki

kualifikasi tertentu yang diperlukan untuk mengisi kualifikasi tertentu yang

diperlukan untuk pengisian jabatan.

Keterbatasan kesempatan kerja dapat diatasi melaui program pembinaan

kewirausahaan untuk mempersiapkan tenaga kerja mampu berwirausaha dan

mandiri. Kemampuan menemukan dan mencari alternatif peluang usaha,

21

mengumpulkan dan mengasah sumber daya, memiliki sikap percaya diri, optimis,

berorientasi pada prestasi dan sasaran serta kerja keras harus sesuai dengan

program pendidikan dan latihan dukungan kemudahan sistem perbankan dan

keuangan.

2.9.1 Perubahan tingkat upah

Perubahan tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya

produksi. Apabila di gunakan asumsi bahwa tingkat upah naik, maka akan terjadi hal-

hal sebagai terikut:

a. Naik tingkat upah dan meningkatnya biaya produksi, yang selanjutnya

akan meningkatkan harga per unit barang.

b. Apabila upah naik, maka pengusaha akan menggunakan teknologi

padatmodal untuk proses produksinya. (Bodie et al, 2007)

2.9.2 Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga yang di butuhkan

oleh perusahaan atau instansi tertentu. Biasanya permintaan akan tenaga kerja di

pengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi

permintaan tenaga kerja (Sumarsono, 2006. h. 105).

2.9.3 Penawaran Tenaga Kerja

Penawaran tenaga kerja merupakan fungsi dari upah, sehingga jumlah

tenaga kerja yang di tawarkan akan di pengaruhi oleh tingkat upah (Sumarsono,

2006. h.407).

Penawaran tenaga kerja di pengaruhi oleh keputusan seseorang. Apabila di

kaitkan dengan tingkat upah, maka kebutuhan untuk bekerja seseorang di

pengaruhi pula oleh tinggi rendahnya tingkat upah.

22

2.9.4 Perencanaan tenaga kerja

Perencanaan adalah aktifitas mengembangkan sesuatu yang akan datang

yang harus di laksanakan dan bagaimana mengerjakannya (Fathoni, 2006. h. 72).

Perencanaan tenaga kerja berarti proses rencana kerja yang bisa di

formulasikan dan juga bisa tidak.

Berdasarkan corak dan isinya, tenaga kerja dapat di bedakan atas :

a. Jangka waktu (jangka pendek, menengah dan panjang)

b. Luas lingkungannya.

c. Subtitusi bidang kerja atau cakupannya (bidang industrialisasi,

kesehatan,pendidikan, pertanian, dan lain-lain)

Sedangkan yang di maksud dengan perencanaan kerja yaitu segala hak

yang akan di laksanakan pada jangka waktu tertentu, rencana kerja dapat di

lakukan secara berkala.

Dalam hubungannya dengan perencanaan tenaga kerja untuk masa yang

akan datang mempunyai peranan yang sangat penting dengan perencanaan yang

matang persyaratan tenaga kerja untuk menduduki jabatan yang sering berubah

karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat

Perubahanteknologi ini berakibat juga pengenalan akan persyaratan dan perlengkapan

yang dibutuhkan, dan proses-proses baru yang dapat mengakibatkan perubahan jabatan

yang telah ada.

Melalui proses perencanaan tenaga kerja, peran manajemen terhadap

sumber daya manusia dibutuhkan, karena program dibutuhkan klasifikasi keterampilan

bagi tenaga kerjanya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga membuat

23

instrument persyaratan bagi calon tenaga kerja harus selalu menyesuaikan, kalau

tidak akan ketinggalan.

Tiga dimensi pokok dalam perencanaan sumber daya manusia, yaitu :

a. Kebutuhan karena pengaruh globalisasi dan lingkungan setempat.

b. Rencana kebutuhan organisasi tentamg manajemen sumber daya manusia.

c. Aktifitas yang di lakukan untuk memenuhi persyaratan kebutuhanorganisasi.

Setiap individu pada dasarnya mempunyairencana untuk dapatmeningkat-

kan taraf hidupnya melalui pendidikan, keterampilan dan disiplin yang tinggi. Bagi

kepentingan organisasi, perencanaan sumber daya manusia untuk meningkatkan

efektifitas dan efisiensi kerja. Upaya yang dilakukan biasanya melalui proses

promosi terhadap tenaga kerja yang berprestasi merupakan penghargaan dan upaya

agar kerjanya dapat diberikan oleh pimpinan terhadap tenaga kerja yang berprestasi.

2.9.5 Perencanaan tenaga kerja sebagai dasar pengembangan manajemen

sumber daya manusia

Dengan perencanaan tenaga kerja yang baik diharapkan dapat menentukan

upaya yang harus di lakukan untuk mengembangkan manajemen sumber daya

manusia (Fathoni, 2006. h .74).

Pemanfaatan perencanaan adalah memperhitungkan tingkat efesiensi dalam

mengembangkan manajemen sumber daya manusia,

Hal-hal yang harus di perhatikan dalam perencanaan tenaga kerja :

a) Mendapatkan dan mempertahankan kuantitas maupun kualitas sumber

dayamanusia yang di butuhkan.

b) Mampu mengantisipasi masalah yang timbul dari keadaan potensi yang

dimiliki.

24

c) Memperhitungkan akibat situasi dan kondisi lingkungan.

Proses pengembangan manajemen sumber daya manusia manusia sebagai

dasarnya di mulai dari perencanaan strategi tenaga kerja. Strategi ini di arahkan

kepada tenaga kerja yang tujuannya untuk membantu dan memastikan bahwa

organisasi tersebut mempunyai tenaga yang terampil, ahli, dan berpengetahuan

yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

Manajemen personalia cakupannya lebih sempit dari manajemen sumber

daya manusia, karena manajemen personalia meliputi kegiatan yang dilakukan oleh

seorang manajer yang dibantu oleh staf manajernya. Dipersiapkan juga agar para

tenaga kerja yang sudah memiliki jabatan lebih dipercaya lagi untuk menduduki

jabatan yang lebih besar di masa yang akan datang. Dengan demikian, manajemen

sumber daya manusia yang mengelola cakupan tenaga kerja di bandingkan

manajemen personalia.

2.9.6 Analisa pekerjaan dan pengembagan karyawan

Suatu organisasi akan tetap bertahan dan berkembang menyesuaikan

lingkungan manakala di dukung oleh kemampuan manusianya (Fathoni, 2006. h. 81).

Untuk mewujudkan kemampuan manusia dalam organisasi, analisis pekerjaan

merupakan syarat mutlak yang harus dilaksanakan. Analisis pekerjaan merupakan suatu

penelaahan secara mendalam dan sistematis terhadap suatu pekerjaan. Untuk harus

dapat memberikan keterangan tentang tugas, tanggung jawab, serta jabatannya untuk

dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik.

Promosi pekerjaan atau jabatan merupakan perkembangan yang positif dari

seorang pekerja karena tugasnya dinilai baik. Oleh karena itu, pemberian tanggung

jawab dan kewenangan yang lebih tinggi patut diberikan kepada mereka yang berprestasi.

25

2.9.7 Pengembangan karyawan

Dimensi pengembangan karyawan merupakan pengembangan diri (self

development) salah satu dimensinya melalui pendidikan dan pelatihan, sehingga

pengembangan sangat ditentukan oleh dirinya secara individu (Fathoni, 2006. h.85).

2.9.8 Manajemen Kinerja

Manajemen kinerja adalah manajemen tentang menciptakan hubungan

komunikasi yang efektif. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai

hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan

memberikan kontribusi pada ekonomi (Baron, 2002. h.15)

2.10 Investasi

Investasi adalah kegiatan mengalokasikan atau menanamkan sumber daya saat

ini (sekarang, present) dengan harapan mendapatkan manfaat (di kemudian hari,

future) (Faisal, 2007. h. 432).

Investasi juga dapat di defmisikan sebagai menanamkan uang sekarang

(present) guna mendapatkan manfaat atau keuntungan di kemudian hari (future),

menanamkan uang sekarang berarti uang tersebut yang seharusnya di konsumsi,

namun karena kegiatan investasi, dialihkan untuk ditanamkan bagi keuntungan

masa datang. Artinya investasi juga dapat didefinisikan dengan mengorbankan

peluang konsumsi saat ini dengan mengharapkan dapat keuntungan kedepan.

2.10.1 Manfaat Investasi

Di lihat dari manfaat yang di timbulkan, investasi dapat di

kelompokkansebagai berikut:

26

a. Investasi yang bermanfaat untuk umum (Publik)

Investasi yang bermanfaat untuk umum adalah investasi yang bermanfaat

untuk masyarakat luas (Public). Misalnya investasi dibidang kesehatan,

investasi di bidang pendidikan dan sumber daya manusia, investasi di bidang

infrastruktur (jalan, jembatan, pelabuhan, pasar dan sebagainya), serta

investasi dibidang lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat luas,

b. Investasi yang bermanfaat untuk kelompok tertentu.

Investasi yang bermanfaat untuk kelompok tertentu adalah investasi yang

bermanfaat untuk kelompok masyarakat tertentu dan lingkungan tertentu.

Investasi jenis ini misalnya, dibidang keagamaan membangun sarana ibadah,

investasi pada lembaga pendidikan dan sumber daya manusia, serta investasi

di bidang lainnya yang bermanfaat bagi kelompok tertentu. c Investasi yang

bermanfaat untuk pribadi atau rumah tangga.

Investasi yang bermanfaat untuk pribadi atau rumah tangga adalah investasi

yang mendatangkan manfaat bagi pribadi atau rumah tangga dalam rangka

memenuhi kebutuhan dan keinginannya dimasa datang. Investasi inimisalnya, untuk

perumahan pribadi maupun keluarga, investasi untuk pendidikan pribadi maupun

keluarga, investasi untuk usaha, serta investasi lainnya yang bermanfaat bagi pribadi

maupun keluarga.

2.10.2 Kelayakan Investasi

Uraian tentang kelayakan investasi adalah sebagai berikut:

1. Konsep dan Pengertian Investasi

Kelayakan investasi adalah kelayakan investasi yang dilakukan oleh swasta

(Prvate Invesment) maupun oleh Negara (Public Invesment). Investasi yang layak

27

adalah investasi yang menguntungkan dalam praktis bisnis sehari-hari tidak semua

investasi yang dilakukan berakhir dengan iaba atau manfaat lebih atau mendapatkan

keuntungan (Faisal, 2007. h. 214).

2. Pengertian Kajian Kelayakan dan Resiko Investasi

Kelayakan dan resiko investasi adalah suatu usaha pengkajian atau analisis

yang menyeluruh, sistematis atas proyek investasi dari berbagai aspek. Studi

kelayakan investasi meliputi, skala usaha, lingkungan usaha, dan teknologi yang

akan di gunakan.

3. Resiko Investasi

Pertimbangan investor dalam berinvestasi selain pertimbangan dari sisi

besarnya tingkat pengembalian yang akan diterima, investor juga

mempertimbangkan resiko yang mereka hadapi. Resiko adalah ketidakpastian

mengenai tingkat pengembalian di masa yang akan datang. Resiko yang dihadapi

investor erat kaitannya dengan fluktuasi harga dari suatu saham. Resiko yang

mungkin dihadapi investor antara lain:

1) Resiko bisnis dan investasi (business risk)

Resiko investasi adalah resiko yang terjadi karena menurunnya kemampuan

memperoleh laba sehingga akan mengurangi kemampuan investor

membayar bunga dan dividen, sehingga dapat memicu menurunnya harga

saham.

2) Resiko tingkat bunga (interest risk)

Naiknya tingkat suku bunga akan menekan harga surat-surat berharga di

pasar modal termasuk saham dan investor akan lebih memilih untuk

menanamkan dananya pada deposito atau tabungan.

28

Resiko investasi dapat dibagi juga menjadi dua, yaitu resiko sistematis

(systematic risk) dan resiko tidak sistematis (unsytemaatic risk). Resiko sistematis

merupakan resiko yang dihadapi oleh semua pelaku ekonomi.

Resiko sistematis ini dipengaruhi oleh faktor makro yang mempengaruhi

semua perusahaan. Sedangkan resiko tidak sitematis merupakan resiko yang

dihadapi oleh sebagian kecil perusahaan atau kelompok perusahaan tertentu saja.

Resiko tidak sistematis dipengaruhi oleh faktor mikro yang terdapat pada

perusahaan atau industri tertentu seperti adanya perubahan struktur modal,

perubahan struktur aktiva, penurunan penjualan, sehingga resiko ini hanya

mempengaruhi perusahaan itu saja. Resiko tidak sistematis ini bisa diminimumkan

dengan melakukan diversifikasi.

2.10.3 Teori Investasi

Tentang perkembangan investasi swasta, ada 2 (dua) teori yaitu sebagai

berikut:

1. Perekonomian dalam pengerjaan penuh (Full Employment) dan

modaldigunakan secara penuh.

2. Perekonomian terdiri dari 2 sektor, rumah tangga dan perusahaan

2.10.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Investasi

Sebagai sebuah keputusan yang rasional, investasi sangat ditentukan oleh dua

faktor utama, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan dan biaya investasi yang

diharapkan sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan.

Menurut Manudala (2004, h. 58 ) Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi

adalah:

1. Kondisi internal perusahaan

29

Kondisi internal adalah iaktor-faktor yang berada dibawah kontrol

perusahaan, misalnya tingkat eflsiensi, kualitas SDM, dan teknologi yang

digunakan. Ketiga aspek tersebut berhubungan positif dengan tingkat

pengembalian yang diharapkan.

2. Kondisi eksternal perusahaan

Kondisi eksternal perusahaan yang perlu dipertimbangkan dalam

pengambilan keputusan akan investasi terutama adalah perkiraan tentang tingkat

produksi dan pertumbuhan ekonomi domestik maupun internasional.

Satu alasan yang bisa meningkatkan permintaan investasi adalah inovasi

teknologi. Misalnya seseorang menemukan teknologi baru seperti jalan tol atau

komputer. Sebelum menikmati manfaat inovasi ini, perusahaan dan rumah tangga

harus membayar barang-barang investasi, Penemuan jalan tol tidak bernilai

sampai mobil-mobil diproduksi dan jalur jalan dibuat.

Permintaan investasi juga bisa berubah karena pemerintah mendorong atau

membatasi investasi melalui undang-undang pajak. Perusahaan-perusahaan swasta

melakukan investasi dalam jenis-jenis modal tradisional, seperti pabrik buldoser

dan baja, dan jenis modal-modal baru.

Pemerintah melakukan investasi dalam berbagai bentuk modal masyarakat,

disebut infrastruktur seperti jalan raya, jembatan. Bagian terbesar dari pengeluaran

investasi yaitu kira-kira tiga perempat dari totalnya, adalah investasi tetap bisnis

istilah bisnis berarti barang-barang. Investasi ini dibeli oleh perusahaan untuk

digunakan dalam produksi masa depan.

Pemerintah juga melakukan investasi, berbeda dengan investasi perusahaan

yang mendasarkan investasi untuk tujuan mencari untung, investasi pemerintah

30

didasarkan kepada pertimbangan lain, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Oleh sebab itu investasi pemerintah selalu dinamakan juga sebagai

investasi sosial karena kebanyakan dari perbelanjaan investasinya digunakan untuk

menciptakan modal tetap sosial. Investasi-investasi seperti itu meliputi pembuatan

jalan raya.

Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus

meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkakan pendapatan

nasional dan peningkatkan taraf kemakmuran masyarakat peranannya ini bersumber

dari tiga fungsi penting kegiatan investasi dalam perekonomian.

Pertama, investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran

agregat. Maka kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat dan

pendapatan nasional. Peningkatan seperti ini akan selalu diikuti oleh pertambahan

dalam kesempatan kerja.

Kedua, pertambahan barang modal sebagai akibat investasi

akanmenambahkan kapasitas memproduksi dimasa depan.

Ketiga, investasi selaiu diikuti oleh perkembangan teknologi.

2.10.5 Faktor-faktor yang menghambat investasi swasta

Ada juga faktor yang menghambat investasi swasta di Negara sedang

berkembang yaitu faktor ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Faktor-faktor

tersebut antara lain adalah :

a. Kecilnya pasar domestik yang menyebabkan rate of return pada faktor

modal rendah

b. Kekurangan fasilitas seperti transformasi, tenaga dan keperluan umum

lainnya, sistem perbankan dan kredit serta buruh terampil.

31

c. Pembatasan pada pembayaran laba dan repratisasi modal,

d. Ancaman modal, nasionalisasi atau pemilikan oleh Negara.

e. Pengaturan perusahaan asing secara ketat untuk tujuan nasional

denganmenetapkan penghasilan, diskriminasi pajak, laba dan

mewajibkan perusahaan asing untuk meiatih dan memperkerjakan

sejumlah buruh tertentu.

f. Pengendalian devisa yang sangat ketat, khususnya keruwetan

danketerlambatan administrasi yang berkaitan dengan pengendalian alat tukar.

g. Kekhawatiran diskriminasi pada pengendalian lokal karena perbedaan

konsep hukum.

2.11. Perumusan Hipotesis

Adapun Hipotesis dalam penelitian ini diduga adalah tingkat penyerapan

tenaga kerja berpengaruh positif terhadap investasi pada sektor industri di

Kabupaten Aceh Barat di sebabkan oleh dengan adanya investasi maka lapangan

pekerjaan khusunya pada sektor industri semakin terbuka sehingga membutuhkan tenaga

kerja yang besar.

32

III. METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel

Penetapan di daerah penelitian merupakan suatu hal yang penting dalam

melaksanakan penelitian. Karena suatu daerah akan memberikan kesimpulan dari

keadaan keseluruhan pada daerah tertentu.

Sesuai dengan judul skripsi ini, maka penelitian dilaksanakan di Kabupaten

Aceh Barat dan yang akan di teliti dalam proposal ini adalah pengaruh investasi

terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri di Kabupaten Aceh Barat

kurun waktu tahun 2005-2013.

3.2. Data Penelitian

3.2.1. Jenis dan Sumber Data

Untuk keperluan analisis, maka dalam penelitian digunakan data sekunder.

Sumber data yang berbentuk dalam rangkaian waktu ini bersumber dari berbagai

instansi pemerintahan, Badan Pusat Statistik dan Perpustakaan Daerah dan

perpustakaan Universitas Teuku Umar.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Studi Pustaka (Library Research)

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan

dengancara membaca buku-buku dan literatur lainnya baik yang diwajibkan

maupunyang dianjurkan serta berhubungan dan ada kaitannya dengan

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.

33

b. Penelitian lapangan (Field Research)

Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari instansi-instansi

terkait yang dapat memberikan ketrerangan yang berhubungan dengan

masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini.

3.3. Model Analisa Data

Metode yang di gunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini

yaitudengan menggunakan analisa regresi Linier sederhana, analisa korelasi, koefisien

determinasi dan uji t yang akan diolah dengan menggunakan perangkat komputer.

3.3.1. Analisa Regresi Linear SederhanaDouble Log

Untuk mengetahui pengaruh dari berbagai variabel yang diteliti(X)

terhadap (Y) yang diperoleh pada sektor industri di Kabupatn Aceh Barat. Adapun

model analisis regresi yang dipakai adalah model regresi double logatau yang

biasa dikenal dalam analisis ekonomi dengan nama model log linear. Pemilihan

model ini didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai dari proses analisis ini yakni

untuk mengetahui besarnya persentase perubahan Y variabel terikat akibat adanya

persentase perubahanX Variabel bebas. Karena salah satu kegunaan dari model

double log adalah untuk mengetahu koefisien elastisitas Y akibat perubahan X

(DamodarGujarati, 2010 : 208)

Y = aXb

Ln Y = Ln (aXb)

Ln Y = Ln a + Ln X (dan dapat disederhanakan menjadi)

Y = a + bX

Ln Y = βa + βb Ln (X1) + Ln (X2)

34

Dimana:

Ln Y = Variabel terikat (jumlah tenaga kerja)

Ln X = Variabel bebas (investasi sektor publik)

a = Intersep

b = Koefisien Regresi (slope)

3.3.2. Analisis Korelasi (r)

Koefisien korelasi adalah suatu analisa untuk mengetahui seberapa

besarhubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Koefesien korelasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Rumus koefisien korelasi menurut Nacrowi (2006, h. 133)

r =

Y 1∑¿¿

n∑Y 1−¿

√n∑X1−¿¿

n∑ X1Y 1− (∑X1 ) (∑Y 1 )¿

Dimana :

r = Koefisien Korelasi

n = Jumlah tahun

x = Investasi sektor Publik

y = Jumlah tenaga kerja

3.3.3. Koefesien Determinasi (r 2)

Analisa ini digunakan untuk menyatakan besar kecilnya

sumbanganvariabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Koefisien determinasi

(r2) merupakan kuadrat dari nilai koefisien korelasi.

35

Rumus koefisien determinasi menurut Ridwan (2000) dalam Arafah

(2008, h. 11).

KP= r2 x 100%

Dimana:

Kp = Besarnya Koefisien penentu (determinasi)

r = Koefisien Korelasi

3.3.4. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis suatu parameter bila

sampelberukuran kecil (n < 30) dan ragam populasi tidak diketahui Menurut Ruslan

(2006, h. 189).

t = t√n−r

2

√1−r2

Keterangan:

n = Jumlah sampel

r = Koeflsien korelasi

3.4. Definisi Operasional Variabel

1. Investasi (X) adalah sejumlah investasi yang dikeluarkan oleh pemerintahdaerah

maupun pihak swasta yang diukur dalam satuan rupiah (Rp) (2005-2013).

2. Jumlah tenaga kerja (Y) adalah banyaknya jumlah tanaga kerja di

Kabupaten Aceh Barat yang diukur dalam satuan jumlah jiwa (orang) (2005-2013).

3.5. Pengujian Hipotesis

Hipotesa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

H0; β = 0, Faktor-Faktor yang diteliti secara partial tidak berpengaruhsecara signifikan

dalam jumlah tenaga kerja di KabupatenAceh Barat.

36

HI; 8 ≠ 0, Faktor-Faktor yang diteliti secara partial berpengaruh secarasignifikan dalam

jumlah tenaga kerja di Kabupaten AcehBarat.

Kriteria uji hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :

a. Apabila th> tt, maka H0 ditolak HI diterima, artinya terdapat pengaruhyang

signifikan antara Investasi terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja di Kabupaten

Aceh Barat.

37

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Aceh Barat adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh,

Indonesia yang beribu kota di Kota Meulaboh. letak geografis Kabupaten Aceh

Barat secara astronomi terletak pada 04°61'-04°47' Lintang Utara dan 95°00'-

86°30' Bujur Timur dengan luas wilayah 2.442,00 km².

Batasa-batas wilayah Kabupaten Aceh Barat adalah:

Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Jaya, dan Kabupaten Pidie

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia dan Kabupaten Nagan Raya

Sebelah Barat : Samudera Indonesia

Sebelah Timur : Kabupaten Aceh Tenggara dan Kabupaten Nagan Raya

Kantor Industri Kabupaten Aceh merupakan suatu lembaga pemerintahan

yang bergerak dalam bidang investor dan pendataan usaha-usaha yang ada di

Kabupaten Aceh Barat, serta pendataan penyerapan jumlah tenaga kerja yang

digunakan dalam usaha-usaha atau industri-industri yang ada di Kabupaten Aceh

Barat.

Penyarapan tenaga kerja yang ada sesuai dengan jumlah industri dan

kebutuhan dilapangan. Perkembangan industri di Kabupaten Aceh barat memicu

investor untuk menanamkan modal investasinya di Kabupaten Aceh Barat. Hal ini

38

akan menguntubgkan perkembangan ekonomi di Kabupaten Aceh Barat. Semakin

tinggi investasi yang dikucurkan terhadap sektor industri di Kabupaten Aceh

Barat akan semakin tinggi pula penyerapan tenaga kerja yang dibutuhkan, hal ini

di karenakan dengan adanya investasi yang besar maka semakin besar pula

lapangan pekerjaan seperti industri di Kabupaten Aceh barat. Dengan semakin

banyaknya lapangan pekerjaan maka semakin besar kebutuhan penyerapan tenaga

kerja.

IV.2 Jumlah Investasi pada Sektor Industri di Kabupaten Aceh Barat

Jumlah investasi pada sektor industri di Kabupaten Aceh Barat dari Tahun

2005 hingga tahun 2013 dapat dlihat pada tabel 1 berkut dibawah ini:

Tabel 1.Jumlah Investasi pada Sektor Industri Di Kabupaten Aceh Barat

Periode 2005 – 2013No

Tahun Target Anggaran (Rupiah)

1 2005 14.193.640.0002 2006 13.387.720.0003 2007 12.905.040.5004 2008 34.835.470.0005 2009 17.399.810.0006 2010 30.268.918.0007 2011 33.708.410.0008 2012 37.839.912.0009 2013 32.078.605.000

Sumber: Kantor Indiustri Kabupaten Aceh Barat ( Januari 2014).

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah investasi terbesar

dalam sektor industri pada tahun 2012 dengan total investasi sebesar Rp.

37.839.912.000,- kemudian disusul pada tahun 2008 dengan jumlah investasi

sebesar Rp. 34.835.470.000,- selanjutnya pada tahun 2011 dengan jumlah

investasi pada sektor industri mencapai Rp. 33.708.410.000,- kemudian jumlah

investasi pada tahun 2013 sebesar Rp. 32.078.605.000,- selanjutnya pada tahun

39

2010 dengan jumlah investasi sebesar Rp. 30.268.918.000, selanjutnya jumlah

investasi pada tahun 2009 mencapai Rp. 17.399.810.000, kemudian jumlah

investasi pada tahun 2005 mencapai Rp. 14.193.640.000,- selanjunta pada tahun

2006 jumlah investasi pada sektor industri sebesar Rp. 13.387.720.000 dan

terakhir pada tahun 2007 jumlah investasi dari sektir industri mencapai Rp.

12.905.040.500,-.

IV.3 Jumlah Tenaga Kerja pada Sektor Industri di Kabupaten Aceh Barat

Untuk melihat Jumlah Tenaga Kerja pada Sektor Industri di Kabupaten

Aceh Barat periode 2005 hingga 2013 dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2.Jumlah Tenaga Kerja pada Sektor Industri di Kabupaten Aceh Barat

Periode 2005 - 2013

No

TahunJumlah Tenaga Kerja

(Org)

1 2005 2.1932 2006 2.6423 2007 1.8934 2008 3.8285 2009 3.2366 2010 3.6217 2011 4.3428 2012 4.4639 2013 3.840

Sumber: Kantor Indiustri Kabupaten Aceh Barat ( Januari 2014).

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penyerapan tenaga

kerja pada sektor industri yang terbanyak berada pada tahun 2012 yaitu sebanyak

4.463 orang, kemudian disusul pad tahun 2011 yaitu sebanyak 4.342 orang tenaga

kerja, kemudian penyerapan tenaga kerja terbanyak di susul pada tahun 2013 yaitu

sebanyak 3.840 orang, selanjutnya jumlah tenaga kerja pada tahun 2008 sebanyak

3.828 orang, kemudian jumlah tenaga kerja pada tahun 2009 jumlah tenaga kerja

40

mencapai 3.236 orang, pada tahun 2006 jumlah penyerapan tenaga kerja mencapai

2.642 orang, dan terakhir pada jumlah penyerapan tenaga kerja pada tahun 2005

mencapai 2.193 orang.

IV.4 Analisa Data

4.4.1 Analisis Regres Linear Berganda

Untuk mengetahui pengaruh dari berbagai jenis pajak daerah terhadap

pendapatan asli daerah yang diperoleh Kota Gorontalo selama periode 2007-2011

digunakan analisis regresi berganda. Adapun model analisis regresi yang dipakai

adalah model regresi double logatau yang biasa dikenal dalam analisis ekonomi

dengan nama model log linear. Pemilihan model ini didasarkan pada tujuan yang

ingin dicapai dari proses analisis ini yakni untuk mengetahui besarnya persentase

perubahan PAD akibat adanya persentase perubahanX. Karena salah satu

kegunaan dari model double log adalah untuk mengetahu koefisien elastisitas Y

akibat perubahan X (Gujarati, 2010 : 208)

Dengan demikian, model analisis yang akan dibangun dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut;

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program SPSS for

windows versi 17.0 maka di peroleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

41

Coefficientsa

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 1261.787 315.908 3.994 .005

INVESTASI 8.249E8 .000 .936 7.060 .000

a. Dependent Variable: TENAGA KERJASumber: Data diolah tahun 2014.

Y = 1261.787+ 824.900.000.000 X1

Dari persamaan diatas dapat interprestasikan sebagai berikut: Penyerapan

Tenaga Kerja akan bertambah sebesar 824.900.000.000 orang untuk setiap

tambahan satu rupiah X (investasi) dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

Jadi apabila investasi mengalami peningkatan 1 rupiah, maka penyerapan tenaga

kerja akan meningkat sebesar 824.900.000.000 orang.

Berdasarkan interpretasi di atas, dapat diketahui besarnya kontribusi

variabel bebas terhadap variabel terikat, antara lain investasi sebesar

824.900.000.000, Sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi (X) berpengaruh

positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Dengan kata lain, apabila investasi

meningkat maka akan diikuti peningkatan penyerapan tenaga kerja.

Koefisien beta merupakan nilai dari koefisien regresi yang telah

distandarisasi dan berguna untuk membandingkan variabel bebas (investasi)

terhadap penyerapan tenaga kerja, dimana nilai koefisien beta X (investasi) adalah

0,936. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (investasi) dalam

penelitian ini berpengaruh dominan pada beta 0,936 terhadap penyerapan tenaga

kerja.

4.4.2 Analisis Korelasi

42

Analisis Korelasi adalah suatu analisis untuk mengetahui tingkat

hubungan antara dua variabel atau lebih yaitu x variable bebas dan y variabel

terikat.

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program SPSS for

windows versi 17.0 maka di peroleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.Hasil Uji Analisis Korelasi

Model Summary

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate

1 .936a .877 .859 344.321

a. Predictors: (Constant), INVESTASIb. Dependent Variable: TENAGA KERJASumber: Data diolah tahun 2014.

Berdasarkan Tabel 4, didapatkan hasilkoefisien korelasi yang

menunjukkan besarnya hubungan antara variabel bebas yaitu investasi dengan

variabel penyerapan tenaga kerja, nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,936, nilai

korelasi ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas yaitu investasi

dengan variabel penyerapan tenaga kerja termasuk kategori sangat kuat karena

berada pada selang 0,8 – 1. Selain itu didapatkan hasil bahwasanya 85,9 persen

variabel investasi mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Aceh

Barat dan sebesar 19,1 persen penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Aceh Barat

di pengaruhi oleh faktor lainnya.

4.4.3 Pengujian Hipotesis

4.4.3.1 Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas

secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Dapat juga dikatakan jika t hitung > t tabel atau -t hitung < -t tabel maka hasilnya

43

signifikan dan berarti H0ditolak dan H1 diterima. Sedangkanjika t hitung < t tabel

atau -t hitung> -t tabel maka hasilnya tidak signifikan dan berarti H0terima dan

H1 ditolak.Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program SPSS for

windows versi 17.0 maka di peroleh hasil sebagai berikut:

Tabel 5.Hasil Pengujian Hipotesis Uji t

Coefficientsa

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

T Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 1261.787 315.908 3.994 .005

INVESTASI 8.249E8 .000 .936 7.060 .000

a. Dependent Variable: TENAGA KERJASumber: Data diolah tahun 2014.

Berdasarkan Tabel 5 diperoleh hasil Uji t antara X (investasi) dengan Y

(Penyerapan Tenaga Kerja) menunjukkan t hitung = 7,060 dengan signifikansi 0,000.

Sedangkan t tabel (a = 0.05 ; db residual = 7) adalah sebesar 2,365. Karena t hitung> t

tabel yaitu 7,060< 2,365 maka pengaruh X adalah berpengaruh signifikan pada

tingkat kesalahan a = 5%. Hal ini berarti H0 di tolak dan H1 diterima, sehingga

dapat disimpulkan bahwa penyerapan tenaga kerja dapat dipengaruhi secara

signifikan oleh variabel investasi dengan kata lain lain bahwa investasi merupakan

faktor yang dapat menentukan penyerapan tenaga kerja secara nyata. Selain itu

karena harga signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 maka parsial

investasi berpengaruh terhadap tenaga kerja di Kabupaten Aceh Barat.

44

Untuk mengetahui pengaruh dari berbagai jenis pajak daerah terhadap

pendapatan asli daerah yang diperoleh Kota Gorontalo selama periode 2007-2011

digunakan analisis regresi berganda. Adapun model analisis regresi yang dipakai

adalah model regresi double logatau yang biasa dikenal dalam analisis ekonomi

dengan nama model log linear. Pemilihan model ini didasarkan pada tujuan yang

ingin dicapai dari proses analisis ini yakni untuk mengetahui besarnya persentase

perubahan PAD akibat adanya persentase perubahanX. Karena salah satu

kegunaan dari model double log adalah untuk mengetahu koefisien elastisitas Y

akibat perubahan X (Gujarati, 2010 : 208)

4.4.3.2 Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh semua variabel independent

yaitu Penyerapan Tenaga Kerja (X) terhadap variabel dependent yaitu Investasi

(Y).Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program SPSS for windows

versi 17.0 maka di peroleh hasil sebagai berikut:

Tabel 6.Hasil Pengujian Hipotesis Uji F

ANOVAb

ModelSum ofSquares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 5909776.681 1 5909776.681 49.848 .000a

Residual 829898.875 7 118556.982

Total 6739675.556 8

a. Predictors: (Constant), INVESTASI

b. Dependent Variable: TENAGA KERJASumber: Data diolah tahun 2014.

Hasil F hitung = 49.848 dengan signifikansi 000 menunjukkan bahwa nila F

hitung yang diperoleh tersebut signifikan. Artinya investasi secara simultan

mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Aceh Barat. Sedangkan F

45

tabel (a = 0.05 ; db residual = 7) adalah 3,79. Karena F hitung< F tabel yaitu

49,848>3,79 berpengaruh signifikan pada tingkat kesalahan a = 5%. Hal ini

berarti H0 di tolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi

berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Aceh Barat.

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Investasi terhadap Penyerapan

Tenaga Kerja pada Sektor Industri di Kabupaten Aceh Barat maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Investasi merupakan faktor penggerak untuk menunjang kelangsungan suatu

usaha, dimana peran investasi sangat berpengaruh terhadap penyerapan

tenaga kerja.

2. Berdasarkan hasil interpretasi regresi linear berganda, dapat diketahui

besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat, antara lain

investasi sebesar 824.900.000.000, Sehingga dapat disimpulkan bahwa

investasi (X) berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Dengan

kata lain, apabila investasi meningkat maka akan diikuti peningkatan

penyerapan tenaga kerja.

3. Berdasarkan analisis nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,936, nilai korelasi

ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas yaitu investasi

dengan variabel penyerapan tenaga kerja termasuk kategori sangat kuat

karena berada pada selang 0,8 – 1. Selain itu didapatkan hasil bahwasanya

85,9 persen variabel investasi mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di

46

Kabupaten Aceh Barat dan sebesar 19,1 persen penyerapan tenaga kerja di

Kabupaten Aceh Barat di pengaruhi oleh faktor lainnya.

4. Secara Uji t antara X (investasi) dengan Y (Penyerapan Tenaga Kerja)

menunjukkan t hitung = 7,060 dengan signifikansi 0,000. Sedangkan t tabel (a =

0.05 ; db residual = 7) adalah sebesar 2,365. Karena t hitung> t tabel yaitu

7,060< 2,365 maka pengaruh X adalah berpengaruh signifikan pada tingkat

kesalahan a = 5%. Hal ini berarti H0 di tolak dan H1 diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa penyerapan tenaga kerja dapat dipengaruhi secara

signifikan oleh variabel investasi dengan kata lain lain bahwa investasi

merupakan faktor yang dapat menentukan penyerapan tenaga kerja secara

nyata. Selain itu karena harga signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari

0,05 maka parsial investasi berpengaruh terhadap tenaga kerja di Kabupaten

Aceh Barat.

5. Berdasarkan Hasil F hitung = 49.848 dengan signifikansi 000 menunjukkan

bahwa nila F hitung yang diperoleh tersebut signifikan. Artinya investasi

secara simultan mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Aceh

Barat. Sedangkan F tabel (a = 0.05 ; db residual = 7) adalah 3,79. Karena F

hitung< F tabel yaitu 49,848>3,79 berpengaruh signifikan pada tingkat kesalahan

a = 5%. Hal ini berarti H0 di tolak dan H1 diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa investasi berpengaruh secara bersama-sama terhadap

penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Aceh Barat.

5.2 Saran

1. Penyerapan tenaga kerja dapat terus ditingkatkan dengan meningkatkan

jumlah investasi dari sektor industri baik dari sektor industri yang sudah ada

maupun pengembangan sektor industri baru.

47

2. Penelitian ini belum mencakup aspek-aspek lain yang mungkin merupakan

faktor penting, misalnya modal para pengusaha, nilai produksi industri dan

lain-lain. untuk itu disarankan bagi peneliti selanjutnya bisa memperluas

area penelitian pada tataran praktis.

DAFTAR PUSTAKA

Arafah, 2008. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhiPenerimaan Pegawai diPT. BPR Syariah Amanah Umah Luwuliyang Bogor

Cholil, Abdullah. 2002. Konferensi Kependudukan Indonesia : Penduduk SebagaiPelaku Utama dan Sasaran Pembangunan, Kantor MenteriKependudukan/ BKKBN. Jakarta

Faisal, Noor, Hendry, 2007. Ekonomi Manajerial. PT. Raja Grafindo Persada,Jakarta

Fathoni, Abdurrahmat, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT.RinekaCipta. Jakarta

Hasan, Iqbal, 2002. Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya.PT. Ghalia Indonesia. Bogor

Nacrowi, Djalal, 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika, FakultasEkonomi Universitas Indonesia. Jakarta

Manudala, 2004. Penagntar Ekonomi. Erlangga. Jakarta

Ruslan, Rosadi, 2006. Publik Relation dan Komunikasi. PT. Raja Grafindo

Sondang, Teguh, 2006, Strategi Peningkatan Produktivitas Kerja. PT. RinekaCipta. Jakarta

Sukirno, Sadono, 2006. Makro Ekonomi “Teori Pengantar” PT. Raja GrafindoPersada. Jakarta

Sumarsono, 2003. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia danKetenagakerjaan. Graha Ilmu. Yogyakarta

48

Wibowo, 2007. Manajemen Kinerja. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Lampiran 1. Jumlah Tenaga Kerja dan Investasi pada Industri Sektor Industri

No Tahun

1 2005 2,193 14,293,640,000 2 2006 2,642 13,387,720,000 3 2007 1,893 12,905,040,500 4 2008 3,828 34,835,470,000 5 2009 3,236 17,399,810,000 6 2010 3,621 30,268,918,000 7 2011 4,342 33,708,410,000 8 2012 4,463 37,839,912,000 9 2013 3,840 32,078,605,000

Lampiran 1. di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2005 - 2013

Tenaga Kerja (Orang)

Investasi (Rp)

Lampiran 1. Jumlah Tenaga Kerja dan Investasi pada Industri Sektor Industri