disusunoleh - repository.utu.ac.id
TRANSCRIPT
STUDI PENGARUH OVERSIZE PISTON TERHADAP
VOLUME LANGKAH DAN LAJU KONSUMSI BAHAN BAKAR
Tugas Akhir
Untuk Memenuhi Sebagian syarat-syarat
Yang Diperlukan untuk Memperoleh
Ijazah Sarjana Teknik
DisusunOleh :
JAFAR MURNI
NIM :06C10202001
Bidang : Teknik Konversi Energi
Jurusan : Teknik Mesin
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH – ACEH BARAT
TAHUN 2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Modifikasi bidang otomotif akhir-akhir ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat dan beragam, hampir semua sistem
dalam teknologi otomotif baik sepeda motor maupun mobil mengalami
sentuhan modifikasi. Modifikasi bidang otomotif yang dilakukan
bertujuan untuk mendapatkan unjuk kerja yang lebih baik dari sebuah
sistem kerja otomotif. Dilakukan dengan sistem kerja yang standar,
merubah spesifikasi komponen ataupun dengan cara memberi komponen
tambahan. Modifikasi bidang otomotif merupakan peluang bisnis yang
sangat menjanjikan sekaligus penuh tantangan, maka terjun kedalam
bidang modifikasi otomotif dibutuhkan pengetahuan dasar tentang sistem
kerja yang mendalam dan kreatifitas yang tinggi.
Salah satu komponen mesin yang mengalami modifikasi yang
trend saat ini adalah volume silinder (cc). Modifikasi volume silinder (cc)
bertujuan untuk meningkatkan performance mesin sepeda motor. Mesin
sepeda motor bebek standar di Indonesia produksi tahun 2000an yang rata
– rata berkapasitas 110 cc sampai 125 cc. Bagi pemilik sepeda motor
produki dibawah tahun 2000an yang rata – rata memiliki kapasitas mesin
100 cc merasa motornya kurang bertenaga terutama untuk kaum muda.
Bisa diambil alternative memodifikasi kapasitas mesinnya dengan
mengganti komponen milik motor bebek lainnya atau saling subtitusi.
Untuk menaikan volume silinder biasanya dilakukan ubahan pada
diameter piston dan langkah piston.
Dari uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian terhadap
analisis pengaruh oversize piston terhadap kinerja motor dan
membandingkan dengan laju konsumsi bahan bakar.
2
1.2. Rumusan masalah
Dalam permasalahan kali ini akan dibahas tentang sepeda motor
Suzuki Smash yang akan diperbesar diameter pistonnya (0.25, 0.50,
0.75).
Permasalahan yang timbul adalah bagaimana mengetahui peforma
sepeda motor dan laju konsumsi bahan bakar dengan dilakukan
modifikasi oversize terhadap piston tersebut.
1.3. Batasan masalah
Batasan masalah pada modifikasi diameter piston terhadap laju
konsumsi bahan bakar, tanpa membahas material piston serta tanpa
mengubah sudut sequis kepala silinder standar.
1.4. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan diameter piston
terhadap momen torsi, daya poros, laju konsumsi bahan bakar spesifik
dan efisiensi bahan bakar.
1.5. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari hasil modifikasi adalah sebagai berikut :
1. sebagai bahan acuan dalam perkembangan teknologi otomotif
khususnya dalam hal modifikasi.
2. mengetahui seberapa besar pengaruh menggunakan komponen
standar dengan komponen modifikasi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Mesin bensin
Mesin bensin adalah salah satu jenis motor pembakaran dalam yang
banyak digunakan untuk menggerakan atau sebagai sumber tenaga pada
kendaraan. Motor bensin menghasilkan tenaga pembakaran bahan bakar dan udara
(Oksigen) yang ada dalam silinder dan dalam pembakaran ini akan menimbulkan
panas sekaligus akan mempengaruhi gas yang ada dalam silinder untuk
mengembang.
Gambar 2.1 motor bensin 4 langkah
(Pedoman Reparasi sepeda motor: 4-0)
Gas tersebut dibatasi oleh dinding silinder kepada silinder dan piston,
maka ketika piston berada pada TMA (titik mati atas) temperatur dan tekanan
akan naik. Naiknya temperatur dan tekanan didalam silinder tersebut kemudian
4
meledak akibat lompatan bunga api dari busi, yang kemudian mendorong piston
yang ada dalam silinder untuk bergerak translasi didalam silinder. Sedang pada
piston tersebut dihubungkan dengan Con-rod yang menghubungkan piston dengan
Crankshaft (poros engkol) yang kemudian mengubah gerakan translasi piston
menjadi gerak rotasi. Dari gerakan rotasi inilah yang kemudian akan menggerakan
system kopling dan transmisi sehingga dapat menggerakan kendaraan.
2.2. Piston
Piston atau Torak serta ada pula yang menyebutnya „Seher‟, adalah
komponen mesin yang mengubah atau mentransfer tekanan pembakaran yang
menjadi gerak lurus (sliding) yang selanjutnya dengan perantara pena torak,
batang torak, dan poros engkol gerak lurus dari torak tersebut diubah menjadi
gerak putar. Oleh karena itu, toak harus tahan terhadap tekanan yang tinggi, panas
yang tinggi, dan mampu bekerja dengan kecepatan yang tinggi yaitu 24.000 kali
pada putaran mesin 12.000 rpm, atau 400 kali gerak naik turun perdetik.
Sebagian besar piston dibuat dari bahan paduan alumunium, walaupun
pada kondisi tertentu digunakan juga piston dari besi tuang dan keramik. Bahan
alumunium mempunyai keunggulan ringan cepat mentransfer panas. Karena
ringan maka mesin dapat bekerja pada putaran yang lebih tinggi. Keuntungan
lainnya dari alumunium adalah memungkinkan mesin bekerja dengan suhu mesin
yang lebih rendah dari pada dengan piston dari besi tuang sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya penumpukan kerak karbon dibawah permukaan piston
(karena kerusakan minyak pelumas serta panas) atau pada ring pistonnya.
Kelemahan utama piston yang terbuat dari paduan alumunium adalah pemuainnya
cukup besar yang menyebabkan piston berubah bentuk. Meskipun begitu banyak
usaha dilakukan untuk mengatasi kelemahan ini dengan membuat bagian atas
piston lebih kecil dari pada bagian bawahnya agar saat piston telah mencapai suhu
kerja, maka bagian yang lebih kecil akan memuai sehingga bagian atas serta
bawah piston akan sama.
5
2.3. Stroke / langkah
Stroke atau sering diterjemahkan menjadi langkah piston adalah panjang
gerakan piston bolak – balik dari bagian atas silinder atau titik mati atas (TMA)
menuju bagian bawah silinder atau titik mati bawah (TMB), maupun sebaliknya.
Satu langkah torak adalh sama dengan setengah putaran kruk as atau poros
engkol. Panjang langkah torak ditentukan oleh putaran poros engkol (crankshaft).
Atau sama dengan panjang antara titik pusat poros engkol dengan tempat batang
piston dipasang. Diameter dan langkah ini menentukan volume atau kapasitas
mesin.
2.4. Mekanisme Kerja Motor Bensin
Motor bensin 4 langkah adalah motor yang setiap empat langkah
torak/piston (dua putaran engkol) sempurna menghasilkan satu tenaga kerja (satu
langkah kerja).
1. Langkah pemasukan, yang dimulai dengan piston pada titik mati atas (TMA)
dan berakhir ketika piston mencapai titik mati bawah (TMB). Untuk
menaikkan massa yang terhisap, katup masuk terbuka saat langkah ini dan
menutup setelah langkah ini berakhir.
2. Langkah kompresi, ketika kedua katup tertutup dan campuran di dalam silinder
terkompresi ke bagian kecil dari volume awalnya.
3. Langkah kerja, atau langkah ekspansi dimulai saat piston pada TMA dan
berakhir dan berakhir sekitar 45° sebelum TMB. Gas bertekanan tinggi
menekan piston turun dan memaksa engkol berputar. Ketika piston mencapai
45° sebelum TMB, katup buang terbuka untuk memulai proses pembuangan
dan menurunkan tekanan silinder hingga mendekati tekanan pembuangan.
4. Langkah pembuangan, dimulai ketika piston mencapai TMB. Ketika katup
buang membuka, piston menyapu keluar sisa gas pembakaran hingga piston
mencapai TMA, katup masuk membuka, katup buang tertutup, dan siklus
dimulai lagi (Pudjanarsa, Nursuhud, 2006).
Urutan keempat langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2
6
Gambar. 2.2. Prinsip Kerja Motor 4 Langkah
2.5. Dasar-Dasar Perhitungan Volume Silinder
1. Kapasitas mesin
Volume yang terbentuk akibat pergerakan piston dari titik mati bawah
munuju titik mati atas (dan sebaliknya). Volume langkah ini dapat
dihitung dengan menggunakan rumus volume tabung dengan satuan cc.
Vs : volume langkah (cc)
d : diameter silinder (mm)
l : panjang langkah (mm)
n : jumlah silinder
Rumus diatas juga dikenal sebagai volume perpindahan piston karena piston
bergerak dari posisi TMB (titik mati bawah) ke TMA (titik mati atas). Persamaan
ini memperlihatkan mengapa volume perpindahan piston bertambah besar bila
silinder diperbesar disbanding memperbesar langkah. Hal ini karena diameter
7
dikuadratkan, sementara langkah tidak. Artinya, dengan memperbesar diameter,
maka perbandingan kompresi akan menjadi lebih tinggi.
2. Perbandingan kompresi
Perbandingan kompresi adalah perbandingan volume silinder dan ruang
antara awal langkah kompresi (katup masuk mulai tertutup) dan setelah akhir
langkah kompresi saat piston berada pada titik mati atas (TMA) :
Rc : perbandingan kompresi
Vef : volume efektif (cc)
Vc : volume sisa / volume ruang bakar (cc)
2.6. Metode Perhitungan Performa/Prestasi Mesin
Pada umumnya kinerja suatu mesin bisa diketahui dari membaca dan
menganalisa parameter yang ditulis dalam sebuah laporan atau media lain.
Biasanya kita akan mengetahui daya, torsi dan konsumsi bahan bakar spesifik dari
mesin tersebut. Parameter itulah yang menjadi pedoman praktis prestasi sebuah
mesin. Secara umum daya berbanding lurus dengan luas piston sedang torsi
berbanding lurus dengan volume langkah. Parameter tersebut relative penting
digunakan pada mesin yang berkemampuan kerja dengan variasi kecepatan
operasi dan tingkat pembebanan. Daya maksimum didefinisikan sebagai
kemampuan maksimum yang dihasilkan oleh suatu mesin.
1. Torsi dan daya poros
Torsi
Torsi merupakan harga yang ditunjukkan oleh momen motor pada
out put poros engkol (crank shaft). Torsi merupakan perkalian
8
antara gaya yang dihasilkan dari tekanan hasil pembakaran pada
torak dikalikan dengan jari-jari lingkar poros engkol. Semakin
sempurna pembakaran suatu motor, maka torsi yang terbangkit akan
semakin maksimal. Bila radius tenaga yang bekerja adalah “r”
(m) dan tenaga yang diberikan adalah “F” (kgf)maka momennya
adalah:
T = F x b
F = m x g
Dimana :
T : torsi (Nm)
F : gaya penyeimbang yang diberikan (N)
m : beban terukur (kg)
g : gaya grafitasi (9.81 m/s2)
b : jarak lengan torsi (mm)
Daya poros
Untuk mengangkat suatu benda dengan ketinggian atau jarak tertentu
membutuhkan kerja yang sama tanpa memperhatikan kerja tersebut
dilakukan dalam 1 detik, 1 jam, maupun 1 tahun.
Laju kerja yang dilakukan dalam satuan waktu disebut daya. Daya
motor diukur dari berapa besarnya kerja yang dilakukan oleh motor
tersebut pada waktu tertentu, umumnya daya dihitung dalam 1 detik
75 m-kg (1 Horse Power).
Dimana :
T : Torsi (Nm)
N : putaran kerja (rev/s)
9
2. Tekanan efektif rata – rata
Tekanan efektif rata – rata (bmep) diperoleh dari pembagian kerja per
siklus dengan volume silinder per siklus (Heywood, 1988;50)
dimana :
bmep : tekanan efektif rata – rata (Kpa)
Pb : daya poros (KW)
nR : jumlah putaran poros engkol untuk setiap langkah
kerja (2 siklus untuk 4 langkah)
Vd : volume langkah (mm3)
N : putaran kerja (rev/s)
3. Konsumsi bahan bakar spesifik dan laju konsumsi bahan bakar
Konsumsi bahan bakar spesifik / Specific Fuel Comsumsion (Sfc)
adalah banyaknya bahan bakar yang dipakai setiap detik untuk
menghasilkan satu satuan daya dan waktu pemakaian sebanyak 10
ml (Heywood, 1988;51)
dimana :
mf : laju konsumsi bahan bakar (g/s)
P : daya poros (KW)
Laju konsumsi bahan bakar dapat diperoleh dengan persamaan
(Ariends & Berenschot, 1988;13)
10
Dimana :
t : waktu konsumsi bahan bakar setiap 1 ml (s)
ρ : massa jenis bahan bakar (gr/cm3)
ρprem : 0,73 gr/cm3 untuk premium (pertamina)
4. Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan antara daya yang dihasilkan per siklus
terhadap jumlah energy yang disuplai per siklus yang dapat dilepaskan
selama pembakaran. (Heywood, 1988;52)
dimana :
QHV : nilai kalor rendah bahan bakar (KJ/Kg)
: 45000 KJ/Kg untuk premium
Sfc : konsumsi bahan bakar spesifik (mg/J)
11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Penelitian ini dilakSanakan selama 6 (enam) bulan untuk mencapai target
yang diinginkan. Pekerjaan persiapan dan pengujian serta segala sesuatu yang
menyangkut pekerjaan kesekretariatan akan dilakukan di Laboratorium Teknik
Mesin Universitas Teuku Umar
3.2. PERALATAN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan objek ukur dan alat ukur sebagai berikut :
1. Sepeda motor Suzuki Smash
Tipe : 4 Langkah
Kapsitas silinder : 110 cc
Jumlah silinder : 1
Daya Maksimum : 7,7 PS / 700 rpm
Torsi maksimum : 0.81 Kg.m / 5500 rpm
2. Piston sepeda motor Suzuki Smash
Jumlah : 4 buah
Ukuran : standar, oversize 1 (0.25), oversize 2 (0.50) dan
oversize 3(0.75)
4. Jangka Sorong
Merk : Mitutoyo
Tipe : 530 - 104
Maks Ukuran : 150 mm
12
3.3. PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian dilakukan secara berurutan sesuai dengan prosedur penelitian
yang telah direncanakan yaitu :
1. Mengukur diameter piston standar dan oversize, piston oversize yang
dipilih adalah ukuran 0.25, 0.50 dan 0.75.
2. Mengukur panjang langkah piston sepeda motor Suzuki Smash.
3. Perhitungan volume langkah dari mesin tersebut, asumsi jika dilakukan
pergantian terhadap komponen piston Suzuki Smash dengan piston
oversize
4. Perhitungan terhadap konsumsi bahan bakar yang di konsumsi oleh Suzuki
Smash jika dilakukan pergantian piston oversize.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Literatur Spesifikasi Sepeda Motor Suzuki Smash
Spesifikasi sepeda motor Suzuki Smash untuk pemasaran produsen memberikan
informasi data tentang mesin (spesifikasi mesin) sepeda motor. Informasi
datamengenai spesifikasi mesin sepeda motor yang biasa diberikan produsen
dalam memasarkan produk mereka dapat kita lihat pada tabel. 4.1
Tabel 4.1. Spesifikasi mesin sepeda motor Suzuki Smash 110cc
Spesifikasi mesin Contoh data
yang diberikan Keterangan
Jenis mesin Empat langkah Jenis yanng lain adalah mesin dua
langkah
SOHC Pilihan lainnya DOHC, OHC, SV, dll
Pendinginan udara Yang lainnya berpendingin air
Jumlah silinder 1
isi silinder 109cc Volume silinder adlah jumlah total
dari volume langkah dtambah
denngan volume ruanng bakar.
Volume ruang bakar adalah volume
ruangan yang terbentuk antara kepala
silinder dan kepala piston mencapai
TMA. Volume lanngkah adalah
volume yang terbentuk pada saat
piston bergerak keatas dari TMB ke
TMA, dimana volume lanngkah yaitu
volume yang dipindahkan saat piston
bergerak. Dihitung denga suatu rumus
dengan satuan cc atau cm3 atau
liter/M3.
Langkah piston 48,8 mm Langkah adalah gerak tunggal piston
yang diukur dengan satuan mm
Diameter silinder 53,5 mm Diameter silinder adalah diameter
bagian dalam dqarisilinder, diukur
dengan satuan mm
14
Perbandingan
kompresi
9,6:1 Perbandingan kompresi adalah
perbandingan antara volume silinder
dengan volume ruang bakar.batasan-
batasnnya adalah :
- Mesin dua langkah : 6-8 :1
- Mesin empat langkah : 8-10:1
Daya maksimum 7,7 PS/700 rpm PS (prerd stark in jerman) adalah
tenaga untuk menggerakkan obyek
seberat 75 Kg sejauh 1 m dalam 1
secon (makin besar tenaga makin
besar jumlah kerja persatuan waktu)
1 Ps=75 Kg m/sec
Torsi maksimum 0,81 Kg-m/5500 Ketika sepeda motor bekerja pada
torsi maksimum, gaya gerak roda
belakang juga maximum. Dengan kata
lain daya dorong roda belakang paling
besar ketike torsi mesin juga
maksimal daya dorong roda belakang
sama dengan gaya tarik menarik roda
belakang motor dapat maju kedepan
dengan adanya gaya tarik ini yang
melawan gaya tahanan pada saat
berjalan.
Sistim bahan
bakar
Karburator
Sistim Bahan
bakar elemen
kertas
Elemen kertas
Sistim starter Listrik dan engkol
Sistim pelumasan perendan an oli
Sumber : Jalius Jama, dkk, 2008
4.2. Pengukuran Diameter Piston
Pengukuran diameter piston dilakukan terhadap piston standar dan oversize
yang dijual dipasaran kota Meulaboh dan ukuran piston tersebut di rekapitulasi
pada tabel 4.2.
15
Tabel 4.1. Ukuran piston sepeda motor Suzuki Smash
No Ukuran Piston Diameter Piston
(mm)
Diameter Silinder
(mm)
1 Standar 52,00 53,50
2 Oversize 1 (0.25) 52,70 54,30
3 Oversize 2 (0.50) 54,60 56,10
4 Oversize 3 (0.75) 55,30 56,80
Proses pengukuran diameter piston sepeda motor Suzuki Smash seperti
terlihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Proses pengukuran diameter piston sepeda motor Suzuki Smash
Proses pengukuran diameter silinder sepeda motor Suzuki Smash seperti
terlihat pada Gambar 4.2.
16
Gambar 4.2. Proses pengukuran diameter silinder sepeda motor Suzuki Smash
4.3. Pengukuran panjang Langkah Piston
Pengukuran panjang langkah piston sepeda motor Suzuki Smash dilakukan
pengukuran dilapangan dengan hasil ukuran 48.8 mm, proses pengukuran seperti
terlihat pada Gambar 4.3.
17
Gambar 4.3. Pengukuran panjang langkah piston sepeda motor Suzuki Smash
4.4. Perhitungan Volume Langkah Piston
Dari data yang didapatkan pada literatur dan pengukuran langsung
dilapangan dapat dihitung volume langkah piston dengan menggunakan
persamaan berikut :
Dimana :
Vs : volume langkah (cc)
d : diameter silinder (mm)
l : panjang langkah (mm)
n : jumlah silinder
18
Hasil perhitungan volume langkah piston ditunjukkan dalam tabel 4.2
Untuk diameter silinder standar 53,50 mm dan panjang langkah 48,8 mm,
maka :
Vs = [(3,14) x (53,50mm)2 x (48,8mm) x (1) ] / 4000
Vs = 438588,292 mm3 / 4000
Vs = 109,647 mm3
Vs = 109,647 cc
Untuk diameter silinder oversize piston 0,25 maka diameter silinder 54,30
mm dan panjang langkah 48,8 mm, maka :
Vs = [(3,14) x (54,30 mm)2 x (48,8mm) x (1) ] / 4000
Vs = 451803,02 mm3 / 4000
Vs = 112,95 mm3
Vs = 112,95 cc
Untuk diameter silinder oversize piston 0,50 maka diameter silinder 56,10
mm dan panjang langkah 48,8 mm, maka :
Vs = [(3,14) x (56,10 mm)2 x (48,8mm) x (1) ] / 4000
Vs = 482253,283 mm3 / 4000
Vs = 120,56 mm3
Vs = 120,56 cc
Untuk diameter silinder oversize piston 0,75 maka diameter silinder 56,80
mm dan panjang langkah 48,8 mm, maka :
Vs = [(3,14) x (56,80 mm)2 x (48,8mm) x (1) ] / 4000
Vs = 494363,208 mm3 / 4000
Vs = 123,59 mm3
Vs = 123.59 cc
19
Tabel 4.2. Hasil perhitungan volume langkah piston
No Ukuran Piston Diameter Silinder
(mm)
Volume langkah
(cc)
1 Standar 53,50 109,647
2 Oversize 1 (0.25) 54,30 112,95
3 Oversize 2 (0.50) 56,10 120,56
4 Oversize 3 (0.75) 56,80 123,59
4.5. Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar
Asumsi literatur (Ferdywanto.P ,2012) Persneling-1 Kecepatan Rencana 10
km/jam. pada penelitian sejenis menggunak
an sepeda motor Suzuki Smash 110cc,
didapatkan hasil pengamatan adalah 100 ml
a.) Putaran Motor : 3725 (rpm)
b.) Waktu Tempuh Untuk 1,4 km : 08:16 (menit/detik)
c.) Konsumsi Bahan Bakar : 100 (ml)
a. Kecepatan Aktual :
v = 1,4 km x (3600/496)
v = 10,16 km/jam
b. Konsumsi Bahan Bakar
20
Contoh perhitungan :
fc = 100 ml x (3600/496)
fc = 725,8 ml/jam
c. Laju Konsumsi Bahan Bakar
mf = fc x ρf
Diambil data uji berat jenis bahan bakar :
ρf = 0,744 kg/liter
Untuk data persneling-1 pada kecepatan 10 km/jam
mf = fc x ρf
mf = 725,8 ml/jam x 0,744 kg/liter
= 539,9 gr/jam
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari studi lapangan dan studi literatur yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. untuk sepeda motor Suzuki Smash jika dilakukan oversize pada piston
akan terjadi penambahan volume langkah, hasil studi piston standar
dengan volume langkah 109,647 cc, piston oversize 0,25 volume langkah
112,95 cc, piston oversize 0,50 volume langkah 120,56 cc, piston oversize
0,75 volume langkah 123,59 cc.
2. Studi literatur menggunakan sepeda motor Suzuki Smash 110cc,
didapatkan hasil pengamatan adalah 100 ml, Putaran Motor 3725 (rpm),
Waktu Tempuh Untuk 1,4 km : 08:16 (menit/detik) dihasilkan laju
konsumsi bahan bakar 539,9 gr/jam
5.2. Saran
1. Untuk tahapan penelitian berikutnya dapat dilakukan pengujian eksperimen
untuk menvalidkan data yang telah ada.
22
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Amien, 2005, Ensiklopedi Otomotif, cetakan pertama, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Rocky Fernando Laki. Dkk, 2013, Analisis Konsumsi Bahan Bakar Motor Bensin
Yang Terpasang Pada Sepeda Motor Suzuki Smash 110cc Yang
Digunakan Pada Jalan Menanjak, Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam
Ratulangi
Julius Jama. Dkk, 2008, Teknik Sepeda Motor Jilid 1, Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional
Julius Jama. Dkk, 2008, Teknik Sepeda Motor Jilid 2, Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional
Ivan Surya Kartika. Dkk, 2013, Konversi Penggunaan Bahan Bakar Bensin Ke
Bahan Bakar Ethanol Pada Motor Bakar 4 Langkah Untuk Sepeda Motor ,
Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra
Asep Syarif Hidayatullah, 2013, Analisa Pengaruh Proses Oversize Piston
Terhadap Kinerja Motor dan Pengujian Ketahanan Mekanik Piston
dengan Menggunakan perangkat lunak Catia V5R14, Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma.