akt,romi s putri
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
1/59
SKRIPSI
ANALISIS AKUNTANSI LEASING DITINJAU DARI SUDUT
LESSOR ( STUDI KASUS PADA PT HD FINANCE )
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MemperolehGelar Sarjana Lengkap Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Riau Pekanbaru
Oleh :
ROMI SONANDA PUTRINIM : 055310162
JURUSAN : AKUNTANSI/S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM RIAUPEKANBARU
2009
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
2/59
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ............................................................................ ........ i
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................1
B. Perumusan Masalah....................................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 8
D. Sistematika Penulisan ................................................................... 9
BAB II. TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Telaah Pustaka ............................................................................ 10
1. Pengertian Leasing.................................................................. 10
2. Klasifikasi Leasing.................................................................. 16
3. Jenis Leasing........................................................................... 25
4. Jenis Perusahaan Leasing........................................................ 30
5. Keuntungan dan Kerugian Leasing......................................... 33
6. Perbedaan Antara Financial Lease dan Operating Lease........ 35
7. Perlakuan Akuntansi Leasing ................................................. 38
8. Pelaporan dan Transaksi Sewa Guna Usaha........................... 40
B. Hipotesis..................................................................................... 42
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
3/59
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian......................................................................... 43
B. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 43
C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 44
D. Analisa Data................................................................................ 44
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan ........................................................ 45
B. Struktur Organisasi Perusahaan .................................................. 46
C. Aktifitas Perusahaan.................................................................... 50
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Perlakuan Akuntansi Leasing
PT. HD Finance Pekanbaru.......................................................... 51
B. Pelaporan Aktiva Leasing dan Penyusunan
dalam Laporan Keuangan ............................................................. 59
BAB VI. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 61
B. Saran............................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
4/59
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Leasing adalah suatu bentuk perjanjian penyediaan barang modal yang digunakan
untuk suatu jangka waktu tertentu. Leasing juga didefinisikan sebagai suatu perjanjian
dimana lessor menyediakan barang dengan hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan
pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu. Pengertian lain menyatakan leasing
adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal untuk digunakan
oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
Penggolongan akuntansi sewa guna usaha ditinjau dari sudut lessee antara lain
adalah Capital lease atau Financial lease dan Operating lease. Suatu lease digolongkan
sebagai Capital Lease apabila lease tersebut memenuhi satu atau lebih kriteria berikut :
1) Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa. 2) Lessee
mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai
wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat
dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan. 3) Masa sewa adalah untuk sebagian
besar umur ekonomis aset meskipun hak milik tidak dialihkan. 4) Pada awal sewa, nilai
kini dari jumlah pembayaran sewa minimun secara substansial mendekati nilai wajar aset
sewaan. 5) Aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lessee yang dapat
menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.1)
1)
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan No 30. Salemba
Empat, Jakarta, 2007, hal 30.4.
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
5/59
Operating lease sama sifatnya dengan sewa menyewa biasa. Semua jenis lease
yang tidak memenuhi kriteria capital lease digolongkan sebagai operating lease. Disini
lessor lebih berkepentingan dengan perdagangan aktiva dari pada menyediakan dana
untuk pembiayaan. Lessor menerima keuntungan dan resiko kepemilikan.
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi perjanjian lease akan menentukan
klasifikasinya dalam pembukuan lessor . Jika perjanjian lease memenuhi salah satu dari
empat kriteria yang telah ditentukan di dalam Capital Lease yang berlaku untuk lessee
dan dua kriteria sebagai lease penjualan (Sales Type Lease). Lease pembelanjaan
langsung ( Direct Finacial Lease), atau lease leverage ( Leveraged Lease) tergantung
pada kondisi yang ada pada saat permulaan lease.
Suatu lease digolongkan sebagai Sales Type Lease apabila lessor mengakui
keuntungan atau kerugian atas transaksi lease tersebut. Untuk keperluan ini, nilai wajar
( fair value) aktiva leasing harus berbeda nilai bukunya dengan carrying value nya.
Makna ekonomis transaksi ini adalah penjualan. Sedangkan Direct Financing Lease
berbeda dari Sales Type Lease karena dalam transaksi ini tidak merealisasikan suatu
keuntungan atau kerugian. Dalam direct financing lease, nilai wajar barang yang
disewagunakan permulaan lease adalah sewa dengan harga perolehannya atau nilai
bukunya. Jenis transaksi lease ini lebih banyak melibatkan perusahaan dalam kegiatan
pembelanjaan. Lessor biasanya suatu bank atau lembaga keuangan lainnya. Perusahaan
leasing biasanya mempunyai lease pembiayaan langsung, dan bukan lease jenis
penjualan, karena mereka membeli properti untuk dileasekan dan bukan untuk dijual
kembali. Tujuan laba lessor adalah menetapkan besarnya uang sewa lease pada suatu
tingkat yang cukup tinggi guna menghasilkan tingkat pengembalian (implisit) yang
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
6/59
ditargetkan. Leverage Lease memenuhi semua kriteria yang berlaku bagi Direct
Financing Lease, tetapi berbeda dengan direct financing lease karena transaksi leveraged
lease menyangkut setidak-tidaknya tiga pihak yaitu : Lessee, kreditur pemberi pinjaman
jangka panjang dan lessor .2)
Ada dua kriteria tambahan untuk lessor adalah : 1) Kolektibilitas pembayaran
lease minimum dapat ditaksir secara wajar. 2) Tidak terdapat ketidak-pastian
(uncertainties) yang besar yang mempengaruhi jumlah unreisbursable cost yang harus
dibayar oleh lessor sehubungan dengan lease yang bersangkutan.
Bila suatu transaksi lease tidak bisa memenuhi kriteria klasifikasi sebagai lease
penjualan (Sales Type Lease), Direct Financial lease atau Leverage lease sebagaimana
syarat yang telah diuraikan diatas maka dalam pembukuan lessor , lease tersebut harus
dicatat sebagaimana operating lease atau leverage lease. Proses klasifikasi harus
dipelajari dan ditelaah serta diputuskan sebelum penerapan akuntansi lease, agar sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Lessor tidak mengharapkan profit semata-mata dari transaksi operating lease
tersebut tetapi mengharapkan adanya recovery dari hasil penjualan atau dengan
menyewakan kembali aktiva tersebut kepada pihak yang berikutnya.
Ada beberapa informasi yang diperlukan untuk mencatat sewa guna usaha
pembiayaan, yaitu : 1) investasi bruto (gross investement ), 2) pendapatan sewa guna
usaha yang belum diakui (unearned interest revenue) dan 3) investasi neto (net
investement ) dan item-item yang lain. PSAK No. 30 memberikan definisi sebagai item
diatas, sebagai berikut :1) Invesmen neto dalam aktiva SGU harus diperlakukan dan
2) http://library.usu.ac.id/ 20 Feb 2010 (15.32 WIB)
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
7/59
dicatat sebagai investasi neto SGU. Item ini terdiri dari piutang SGU ditambah nilai sisa
yang akan diterima oleh perusahaan SGU ( Lessor ) pada akhir masa SGU dikurangi
dengan pendapatan SGU yang belum diakui (unearned revenue) dan simpanan jaminan
(security deposit ). 2) Pendapatan SGU yang belum diakui adalah selisih antara piutang
SGU (gross investement ) ditambah nilai sisa (nilai opsi) dengan kos aktiva SGU. 3)
Pendapatan SGU yang belum diakui harus dialokasikan secara konsisten sebagai
pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian berkala ( periodic rate
of return) atas investasi neto perusahaan SGU. 4)Apabila perusahaan SGU menjual
barang modal kepada penyewa guna usaha sebelum berakhirnya masa SGU , maka
perbedaan antara harga jual dengan investasi neto SGU saat penjualan harus diakui
sebagai keuntungan atau kerugian periode berjalan. 5) Pendapatan lain yang diterima
sehubungan dengan transaksi SGU harus diakui dan dicatat sebagai pendapatan periode
berjalan.3)
Pencatatan untuk transaksi sewa guna usaha dan timbulnya piutang serta
pendapatan yang belum diakui dibuat jurnal dengan mendebetkan Piutang Lease dan
mengkreditkan Aktiva dan Pendapatan Bunga yang Ditangguhkan.
Sedangkan pada saat pembayaran pertama Lessor mencatat dengan mendebetkan
Kas dan mengkreditkan Piutang Lease.
Dan pada saat akhir tahun untuk mengakui bunga yang diperoleh dibuat jurnal
penyesuaian dengan mendebetkan Pendapatan Bunga Diterima Dimuka dan
mengkreditkan Pendapatan Bunga.
3) Ikatan Akuntan Indonesia, Op.Cit., hal 30.3.
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
8/59
Dalam akuntansi, penjualan barang secara leasing memiliki perlakuan tersendiri.
Di Indonesia, perlakuan akuntansi leasing ini diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan
PSAK No 30 tentang Akuntansi Sewa Guna Usaha.
PT HD Finance merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
pembiayaan sepeda motor. Dalam kegiatan sewa guna usaha ini PT HD Finance
bertindak sebagai lessor . Dimana PT HD Finance merupakan penengah antara dealer
dengan konsumen / lessee.
Secara umum dalam pelaksanaannya PT HD Finance menerapkan Direct
Financial Lease, Hal tersebut dapat dilihat bahwa PT. HD Finance tidak mengakui
adanya hak opsi dan bahwa nilai wajar barang yang disewagunausahakan pada permulaan
lease adalah sewa dengan harga perolehannya atau nilai bukunya. Pencatatan yang
dilakukan oleh PT. HD Finance adalah dengan menggunakan metode bersih (net
method ).
Sebelum melakukan transaksi sewa guna usaha, PT HD Finance melakukan
perjanjian kerja sama dengan pihak-pihak yang akan menyediakan leased property dan
perjanjian pembiayaan dengan konsumen. Dalam kegiatannya PT HD Finance
mendapatkan dana pembiayaan dari bank sebagai lembaga keuangan. Namun dalam hal
ini lembaga keuangan atau debt participant tidak menanggung resiko untuk ketidak
tertagihan aktiva lease.
Isi kontrak sewa guna usaha sangat bervariasi, sesuai dengan kesepakatan lessor
dam lessee. Namun secara umum, ketentuan sewa guna usaha mencakup beberapa hal,
yaitu : a) jangka waktu SGU, b) jumlah bayaran periodik, c) kewajiban pajak,asuransi
dan pemeliharaan, d) batasan, e) ketentuan tidak dapat dibatalkan atau dibatalkan
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
9/59
sebelum jangka waktu SGU berakhir, dan f) alternatif bagi lessee untuk membeli atau
memperpanjang jangka waktu SGU.
Pencatatan yang dilakukan oleh PT HD Finance sebagai lessor menggunakan net
method (metode bersih). Sebagai perinciannnya berikut akan diberikan contoh kasus
perjanjian leasing yang dilakukan oleh PT HD Finance.
Pada tanggal 1 Juli 2009 PT HD Finance Pekanbaru mengadakan perjanjian
leasing dengan Basri M. Dalam perjanjian tersebut dinyatakan bahwa PT HD Finance
akan membiayai sebuah Sepeda Motor untuk Basri M . Masa leasing 28 bulan, dan tanpa
nilai residu. Total prinsipal Basri Rp. 11.139.000, dan total interest Rp. 7.363.368.
Pada saat aktiva lease diserahkan kepada lessee, PT HD Finance akan mencatat
dengan mendebet Piutang Pembiayaan Konsumen dan mengkredit Kas sebesar Rp.
11.139.000. Pada saat pembayaran cicilan oleh konsumen PT HD Finance akan mendebet
Kas sebesar Rp. 661.000 dan mengkredit Piutang Pembiayaan Konsumen sebesar Rp.
226.378 dan Pendapatan Pembiayaan Konsumen sebesar Rp. 434.421.
Penyajian dalam laporan keuangan yang dilakukan oleh PT HD Finance adalah :
Piutang pembiayaan konsumen dicatat di Neraca sebagai Aktiva (assets), dan Pendapatan
Pembiayaan Konsumen dalam Laporan Laba Rugi.
Tapi dalam periode berjalan sejak pembayaran pertama, Basri M tidak dapat
memenuhi kewajibannya, maka aktiva lease ditarik oleh Lessor dan akan mengakui
kerugian piutang dengan mendebet Beban Penyisihan Piutang Ragu-ragu dan
mengkreditkan Piutang Pembiayaan Konsumen sebesar Rp. 18.502.368.
PT HD Finance selain melakukan aktifitas financial lease juga melakukan
aktifitas operating lease. Hal ini dapat dilihat dari Neraca PT HD Finance dimana
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
10/59
terdapat akun Aktiva Disewagunausahakan dan pada Pasiva terdapat akun Jaminan
Aktiva Disewagunausahakan yang merupakan jaminan yang diberikan oleh Lessee jika
melakukan perjanjian dalam bentuk operating lease. Pada Laporan Laba Rugi terdapat
akun Pendapatan Sewa Guna Usaha yang merupakan pencatatan untuk mengakui
pendapatan yang didapat dari aktifitas operating lease.
Berdasarkan perjanjian pembiayaan konsumen pengakuan perpindahan hak terjadi
diawal periode leasing, dan di angsur dalam periode tertentu dimana tiap angsurannya
terdapat persentase keuntungan yang diharapkan, sehingga tidak adanya hak opsi bagi
lessee. Aktifitas ini di golongkan sebagai Direct Financing Lease.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dengan judul : ANALISIS AKUNTANSI LEASING DITINJAU
DARI SUDUT LESSOR (STUDI KASUS PADA PT HD FINANCE).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka dapat dibuat perumusan masalah
sebagai berikut : “Apakah akuntansi leasing yang diterapkan PT. HD Finance telah sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum”.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi leasing yang diterapkan oleh PT.
HD Finance telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum.
2. Manfaat Penelitian
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
11/59
a. Sebagai wahana untuk menambah wawasan penulis mengenai penerapan
akuntansi leasing apakah telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berterima umum.
b. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan mengenai penerapan akuntansi leasing.
c. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lainnya yang ingin membahas
permasalahan yang sama.
D. Sistematika Penulisan
Penulisan ini dibagi dalam enam pokok bahasan dengan sistematika sebagai
berikut:
BAB I : Merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
BAB II : Berisikan landasan teori yang menguraikan secara detail mengenai
akuntansi leasing, klasifikasi leasing, jenis leasing, jenis perusahaan
leasing, keuntungan dan kerugian leasing, dan perlakuan akuntansi
leasing.
BAB III : Berisikan metode penelitian yang menguraikan lokasi penelitian, jenis
dan sumber data, teknik pengumpulan data dan analisa data.
BAB IV : Merupakan gambaran umum perusahaan, tentang sejarah berdiri
perusahaan, struktur organisasi dan aktifitas perusahaan.
BAB V : Berisikan pembahasan penelitian yang dilakukan pada perusahaan leasing
serta prosedur-prosedur leasing.
BAB VI : Merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran untuk
perbaikan pada perusahaan leasing tersebut
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
12/59
BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Telaah Pustaka
1. Pengertian dan Klasifikasi Leasing
Dalam menjalankan operasinya perusahaan membutuhkan aktiva tetap dan untuk
memperolehnya perusahaan dapat menggunakan cara yang berbeda-beda. Salah satu yang
paling mudah adalah dengan cara membelinya. Memperoleh aktiva dengan cara
pembelian menimbulkan berbagai keuntungan dan kerugian bagi perusahaan dan
memerlukan berbagai pertimbangan. Perusahaan perlu memikirkan apakah dana yang ada
mencukupi atau diperlukan suatu pinjaman, dan resiko lain seperti ketinggalan zaman
sehingga tidak ekonomis lagi bila dipakai ataupun ada resiko kegagalan memakai serta
kemungkinan biaya pemeliharaan yang terlalu tinggi.
Cara lain dalam memperoleh aktiva yang dapat diterapkan adalah dengan cara
leasing. Leasing berasal dari kata Lease yang berarti sewa atau lebih umum diartikan
sewa menyewa yaitu pembiayaan peralatan atau barang modal untuk digunakan pada
proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.4)
Industri leasing menciptakan konsep baru untuk mendapatkan barang modal serta
menggunakannya sebaik mungkin tanpa harus membeli atau memiliki barang tersebut.
Ditinjau dari sudut ekonomi, leasing dapat pula dikatakan sebagai salah satu cara untuk
menghimpun dana yang terdapat didalam masyarakat dan menginvestasikannya kembali
4) Amin Widjaja Tunggal, Akuntansi Leasing, Rineka Cipta, Jakarta, 1994, hal 1.
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
13/59
dalam sektor-sektor ekonomi tertentu yang dianggap produktif. Karena itu, sarana leasing
merupakan alternatif yang baik bagi perusahaan yang kurang modal atau hendak
menghemat pemakaian tanpa harus kehilangan kesempatan untuk melakukan investasi
kembali dalam sektor-sektor ekonomi tertentu yang dianggap produktif. Untuk lebih
jelasnya, ada beberapa definisi leasing yaitu sebagai berikut :
Pemerintah Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Bersama Menteri
Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia,
mendefinisikan leasing sebagai berikut :
Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan suatu perusahaan untuk jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang
bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nialai sisa
yang disepakati bersama.5)
Definisi ini tampaknya hanya menampung satu jenis sewa guna usaha yang lazim
disebut finance lease atau sewa guna usaha pembiayaan, diartikan sebagai suatu kegiatan
pembiayaan dalam penyediaan barang-barang modal atau aktiva yang disusutkan lainnya
(depreciable assets) dan tidak selalu berakhir dengan pemilikan barang oleh si penyewa
(hak pilih/opsi) dan adanya pembayaran secara berkala. Namun demikian dengan
ditetapkannya keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.O13/1988 tanggal 20
Desember 1988, jenis kegiatan sewa guna usaha telah diperluas sebagai mana tersirat
dalam pasal 1 keputusan tersebut yang menampung definisi-definisi sebagai berikut :
a.
Perusahaan sewa guna usaha ( Leasing Company) adalah badan usaha yangmelakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal
secara financial lease maupun operating lease untuk digunakan oleh penyewa
5) SKB Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan RI
No. Kep-122MKIV/2/2004; No. 32/M/SK/2/2004, tanggal 7 Februari 2004, Perizinan
Usaha Leasing Pasal 1.
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
14/59
guna usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
berkala. b. Financial lease pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli
objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.
c. Operating lease adalah kegiatan sewa guna usaha, dimana penyewa guna
usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.d. Penyewa guna usaha (lessee) adalah perusahaan ataupun perorangan yang
menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari pihak perusahaan sewa
guna usaha.6)
Menurut Kieso dan Weygandt di dalam Intermediate Accounting:
Lease adalah perjanjian kontraktual antara lessor dan lessee yang memberikan
hak kepada lessee untuk menggunakan property tertentu yang dimiliki oleh
lessor , selama periode waktu tertentu dengan membayar sejumlah uang (sewa)
yang sudah ditentukan, yang umumnya dilakukan secara periodik.7)
Lanny G. Chateen, Richard E. Flaherty, Melvin C. O’Conner, mengemukakan
bahwa:
A Lease is an arrangement whereby and the called the lessor, transfers property
and the right as to us it to another party, called the lessee, in return for cash lease
payments that extent over a given time period.8)
Menurut Jay M. Smith dan K. Fred Skousen mendefinisikan leasing:
6)
Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1251/KMK.013/1998 tanggal 20Desember 1988, Tentang Sewa Guna Usaha, pasal 1.
7)Donald E. Kieso, Jerry J. Weygand dan Terry D. Wasfield, Akuntansi
Intermediate, Jilid Tiga, Edisi Kesepuluh, Penerjemah Herman Wibowo, Erlangga,Jakarta, 2002, hal 232.
8)Lanny G. Chasteen, Richard E. Flaherty and Melvin C. O’Conner, Intermediate
Accounting, Fourth Edition, New York, 1992, page 765.
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
15/59
A Lease is a contract specifying the terms under which the owner of property, the
lessor, transfers the right to use property to a lessee.9)
Menurut Sophar Lumbantoruan mendefinisikan sewa guna usaha sebagai berikut:
Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi ( finance lease) maupun sewa
guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama
jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.10
Selanjutnya dengan ditetapkan Keputusan menteri Keuangan No.
125/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988. Jenis kegiatan leasing telah diperluas
sebagai mana tersirat dalam pasal 1 keputusan tersebut yang berisi definisi-definisi
berikut:
a. Perusahaan Sewa Guna Usaha (leasing company) adalah badan usaha yangmelakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaaan barang modal
baik secara financial lease maupun operating lease untuk digunakan oleh
penyewa guna usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran
secara berkala. b. Finacial lease adalah kegiatan sewa guna usaha, dimana penyewa guna usaha
pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa
guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.c. Operating lease adalah kegiatan sewa guna usaha, dimana penyewa guna
usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.
d. Penyewa Guna Usaha ( Lessee) adalah perusahaan atau perorangan yangmenggunakan barang modal dengan pembiayaan dari pihak perusahaan sewa
guna usaha ( Lessor ).11)
9)Jay M. Smith and K. Fred Skousen, Intermediate Accounting, Comprehensive
Volume, Ninth Edition, by Shouth Western Publishing Co, Cincinnati, 1990, page 915.
10)Sophar Lumbantoruan, Akuntansi Pajak, Edisi Revisi, penerbit PT.
GramediaWidiasarana Indonesia, Jakarta, 2005, hal 505. 11)
Amin Widjaja Tunggal, Op.Cit., hal 107.
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
16/59
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka pada prinsipnya pengertian sewa
guna usaha adalah sama dengan Leasing. Unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam
kontrak perjanjian sewa guna usaha terdiri dari:
- Pihak yang menyediakan/memiliki barang modal (lessor )
- Pihak yang menerima/memakai barang modal (lessee).
- Pembiayaan perusahaan.
- Penyediaan barang modal.
- Jangka waktu sewa guna usaha.
- Pembayaran berkala.
- Hak pilih (opsi)
Pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian sewa guna usaha adalah:
1. Lessor , yaitu perusahaan pembiayaan atau perusahaan sewa guna usaha yang
telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dan merupakan pihak
yang menyediakan barang modal. Lessor dapat terdiri dari satu atau beberapa
perusahaan.
2. Lessee, yaitu perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal
dengan pembiayaan dari lessor dengan membayar hak opsi.
3. Kreditur, yaitu sebagai Holders atau Loan Participate dalam transaksi sewa
guna usaha. Mereka ini umumnya terdiri dari bank, perusahaan asuransi,
yayasan, dan lain-lain.
4. Supplier , adalah pemasok barang modal yang akan disewakan kepada lessee.
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
17/59
Sedangkan pada perjanjian-perjanjian sewa beli dan jual beli dengan angsuran
terdapat hal-hal sebagai berikut:
1. Harga pembelian barang sebagian kadang-kadang dibayar oleh pembeli, jadi
penjual tidak membiayai seluruh harga barang yang bersangkutan.2. Jangka waktu dalam perjanjian sewa beli dan jual beli dengan angsuran tidak
memperhatikan baik pada perkiraan umur barang maupun pembeli
mengangsur harga barang.3. Pada akhir masa perjanjian sewa beli dan jual beli dengan angsuran, hak milik
atas barang dengan sendirinya beralih dari penjual kepada pembeli pada saat
barangnya diserahkan oleh penjual ke pembeli.12)
Dalam perjanjian sewa guna usaha dipergunakan istilah-istilah yang diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Lease Payment adalah jumlah uang yang harus dibayarkan secara berkala oleh lessee
kepada lessor selama jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama sebagai
imbalan penggunaan barang modal berdasarkan perjanjian sewa guna usaha.
2. Security Deposite adalah jumlah uang yang diterima lessor dari lessee pada permulaan
masa lease sebagai jaminan untuk kelancaran pembayaran lease.
3. Lease Term adalah jangka waktu yang dimulai sejak diterimanya barang modal yang
dileasekan oleh lessor sampai dengan perjanjian lease terakhir.
4. Opsi adalah hak lessee untuk membeli barang modal yang disewa guna usahakan atau
memperpanjang jangka waktu lease.
2. Klasifikasi Leasing
Secara garis besar Finacial Accounting Standart Board membagi leasing atas dua
jenis yaitu Capital Lease dan Operating Lease. Sedangkan International Accounting
12) Ibid., hal 9.
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
18/59
Standard Committee membagi leasing atas dua jenis juga tetapi dengan istilah berbeda
yaitu Financial Lease dan Operating Lease, perbedaannya hanya pada istilah saja.
Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Statement No. 13 pada
“ Accounting for Leases” membagi lease dalam dua grup yaitu :
Dari Sudut Lessee :
a. Capital Lease
Financial Lease/Capital Lease menurut pendapat Drs. Charles Dulles Marpauang
Ak, seperti dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal adalah :
Suatu perjanjian kontrak yang salah satu sifatnya adalan non cancelable bagi pihak lessee. Perjanjian kontrak tersebut menyatakan bahwa lessee bersedia untuk
melakukan serangkaian pembayaran uang atas penggunaan suatu asset yang
menjadi obyek lease. Lessee berhak untuk memperoleh manfaat ekonomis denganmempergunakan barang tersebut, sedangkan hak kepemilikan tetap dipeganglessor .
13
Kriteria-kriteria umum yang harus dipenuhi berkaitan dengan transaksi leasing
adalah :
a. Lease term : Jangka waktu yang tetap dan tidak dapat dibatalkan termasuk :
1. Periode yang mencakup hak opsi untuk memperbaharui kontrak lease;
2. Periode yang mencakup digunakannya hak opsi untuk membeli aktiva yang dilease;
3. Periode yaitu lessor mempunyai hak untuk memperbaharui atau memperpanjang
masa lease;
4.
Periode yaitu denda dikenakan bagi lessee atas kegagalannya untuk memperbaharui
lease dan jumlah denda tersebut dijamin pada permulaan lease;
13) Ibid., hal 19.
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
19/59
5. Periode yang mencakup hak opsi pembaharuan yang biasa yaitu diberikan jaminan
oleh lessee atas hutang lessor yang mungkin terjadi.
b. Bargain Purchase Option :
Hak opsi yang diberikan kepada lessee untuk membeli atau menolak “lease asset ”
setelah habis masa kontrak, yang biasanya dinilai sebesar residu.
c. Excecutory Cost :
Biaya yang terjadi pada lessor selama masa lease, misalnya biaya pemeliharaan,
biaya asuransi dan pajak. Umumnya excecutory cost ini ditanggung lessee dibayar
kepada lessor secara periodik bersamaan dengan pembayaran berkala, merupakan
“Periode Coset ”
d. Bargain Renewal Option :
Hak pilih (opsi) yang diberikan kepada lessee untuk memperbaharui lease dengan
pembayaran sewa yang lebih rendah daripada sewa wajar yang ditaksir untuk biaya
yang bersangkutan pada saat hak pilih tersebut digunakan dan penggunaan hak pilih
tersebut dijamin secara layak permulaan masa lease.
e. Estimated Residual Value of Leased Property :
Taksiran nilai wajar aktiva yang dapat dijual atas dasar transaksi yang normal
diantara pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa (arms length transaction).
f. Fair Value of Lease Property :
Taksiran umur ekonomis dari barang yang dapat digunakan oleh satu atau lebih
pemakai (user ) dengan pemeliharaan/perbaikan dan dengan tujuan penggunaan
sebagai mana ditentukan pada tanggal penandatanganan kontrak leasing.
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
20/59
b. Operating Lease
Adalah seni transaksi sewa menyewa biasa dan jangka waktu sewanya lebih pendek
dari pada umur ekonomis propertinya. Lessee biasanya tidak mempunyai hak
membeli pada waktu kontrak lease berakhir sehingga tidak terjadi perpindahan hak
milik barang. Kontrak sewa ini bersifat cancelable yaitu dapat diputuskan pihak
lessee sewaktu-waktu atau sebelum masa kontrak berakhir.
Untuk lebih jelas, apabila jenis lease yang tidak dapat memenuhi salah satu kriteria
yang tersebut diatas pada financial lease digolongkan sebagai operating lease.
Dari Sudut Lessor :
Terdapat beberapa jenis leasing yang disesuaikan dengan kebutuhan dan luas
bidang lease, yang antara lain adalah :
1.
Sales Type Leases
Sales type leases merupakan financial lease, tetapi dalam hal ini leased property pada
saat permulaan lease mempunyai nilai yang berbeda dengan cost yang ditanggung
lessor . Lessor dalam hal ini bisa merupakan suatu pabrikan atau dealer yang memakai
metode leasing sebagai salah satu jalur pemasarannya.
2. Direct Financing Leases
Direct financing leases adalah salah satu bentuk financial leasing yang dibiayai
langsung oleh lessor . Ditinjau mengenai tarifnya, tiap pembayaran lease terdiri dari
bagian pengembalian investasi lessor dalam lease terdiri dari bagian pengambilan
investasi lessor dalam leased property tersebut ditambah dengan komponen income
(keuntungan) yang diharapkan. Metode ini sering disebut full payout leasing, yaitu
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
21/59
menunjukkan bahwa lessor membiayai sepenuhnya (100%) dari lease property yang
bersangkutan.
Baik Sales Type maupun Direct Financial Lease harus memenuhi syarat yang
tersebut pada persyaratan-persyaratan capital lease, ditambah dengan kedua syarat yang
tercantum dibawah ini,
a. Collectibilitias pembayaran lease yang minimum dapat diramalkan secara wajar
(reasonable)
b. Tidak ada faktor uncertainties besar yang mempengaruhi jumlah unreimbursable
cost , yang harus dibayar oleh lessor sehubungan dengan lease yang bersangkutan.
3. Leveraged Lease
Leveraged lease adalah financial lease dalam bentuk yang lebih kompleks sebab
melibatkan sekurangnya tiga pihak yang berdiri sendiri. Jadi disamping lessor dan
lessee ada pula credit provider atau debt participant yang membiayai sebagian besar
leased property. Dalam hal leveraged lease, lessee mempunyai equipment dan
melakukan penawaran harga sama halnya dengan non leveraged lease. Tetapi dalam
hal ini lessor hanya menanggung sebagian kecil saja dari pembiayaan leased
property, sekitar 20% - 40% sedangkan sisanya ditanggung oleh pihak ketiga (debt
participant ). Biasanya metode ini dipergunakan untuk pembelian, pembiayaan barang
modal yang nilainya sangat besar, sehingga tidak mungkin dipikul sendiri oleh lessor .
4. Operating Lease
Operating lease adalah suatu kontrak dimana barang leasenya tidak diamortisir
sampai habis selama primary leade period dan lessor tidak mengharapkan profit
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
22/59
semata-mata dari rental lease tersebut tetapi mengharapkan adanya recovery dari
hasil penjualan barang atau dengan menyewakan kembali barang itu kepada pihak
berikutnya.14)
Untuk memahami klasifikasi lease, berikut ini disajikan klasifikasi flow chart dari
segi lessee dan dari segi lessor .
Flow chart klasifikasi lease oleh lessee
Sumber : Zaki Badriwan, Akuntansi Keuangan Intermediate, BPFE,
Yogyakarta, 1984, hal 4.
Perjanjian
Flow chart klasifikasi lease oleh lessor
14) Djoko Prakoso, Leasing dan Permasalahannya, Cetakan Keempat, Dahara
Prize, Semarang, 2000, hal. 7
Lease
Ada Transfer
Hak Milik
Ada
kemungkinan
untuk membeliaktiva yang
disewa
YA
YA
tidak
YA
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
23/59
Perjanjian
Sewa
Memenuhi
salah satu dari
empat kriteria
Sumber : Zaki Badriwan, Akuntansi Keuangan Intermediate, BPFE, Yogyakarta, 1984,
hal 4.Selain klasifikasi lease yang diuraikan sebelumnya masih ada lagi jenis lease
lainnya yang perlu diketahui yaitu :
a. Penjualan dan Lease Kembali (Sales and Leasebask )
Ada kepastian
pembayaran
sewa minimum
Ada lessor sudahmelaksanakan
sebagian besar
kewajibannya
Harga pasar
aktiva samadengan nilai
bukunya
TIDAK
DIRECT
FINANCIAL
LEASE
YA
YA
YA
YA
TIDAK
TIDAK
Operating
Lease
Sales TypeLeaseTIDAK
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
24/59
Sesuai dengan namanya, dalam transaksi ini lessee menjual barang yang dimilikinya
kepada lessor . Atas barang yang sama ini kemudian dilakukan suatu kontrak antara
lessee dan lessor . Transaksi ini biasanya timbul karena lessee membutuhkan kas
untuk modal kerja atau keperluan lainnya.
b. Sub Leases
Sub Leases adalah sewa guna usaha dimana aktiva yang disewa oleh lessee disewakan
kembali kepada pihak ketiga. Transaksi sub lease ada dua macam yaitu :
1. Aktiva yang disewa oleh lessee pertama disewakan kepada lessee yang baru
dimana perjanjian leasing antara lessee pertama dengan lessor masih tetap
berlaku.
2. Lessee yang baru menggantikan kedudukan lessee yang pertama dalam perjanjian
leasing. Lessee yang baru menjadi penanggung jawab pertama dalam perjanjian
leasing dan lessee yang lama bisa menjadi penanggung jawab kedua atau tidak
bertanggung jawab sama sekali.
c.
Cross Border Leasing
Jenis ini leasing merupakan lease yang dilakukan antar negara. Adanya suatu
transaksi cross border murni untuk Indonesia saat ini belum diperbolehkan. Dengan
melakukan international leasing maka dapat memberikan tambahan keuntungan bagi
negara dalam rangka memungkinkan investor lokal untuk melakukan investasi dalam
peralatan milik asing untuk memproduksi barang dalam kualitas yang lebih tinggi
untuk memenuhi permintaan lokal maupun ekspor. Biasanya suatu perusahaan leasing
melakukan transaksi leasing di luar negaranya melalui perusahaan yang dimiliki oleh
suatu group yang sama.
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
25/59
d. Sewa Guna Usaha Sindikasi (Syndicated Lease)
Jenis leasing ini melibatkan beberapa perusahaan sewa guna usaha secara bersamaan
melakukan transaksi sewa guna usaha dengan satu penyewa guna usaha, biasanya
dilakukan karena nilai transaksi yang terlampau besar atau karena faktor lain. Salah
satu perusahaan sewa guna usaha ditunjuk sebagai koordinator sehingga penyewa
guna usaha cukup berkomunikasi dengan perusahaan ini, untuk melaksanakan segala
sesuatu yang menyangkut transaksi sewa guna usaha. Pelaksanaan transaksi ini dapat
dilakukan baik melalui sewa guna usaha langsung maupun penyewaan dan penjualan
kembali.
3. Jenis Leasing
Secara garis besar leasing terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Operating Lease.
Operating lease adalah transaksi leasing tanpa adanya opsi dari pihak lessee
untuk membeli obyek leasing setelah masa kontrak leasing berakhir. Dalam prakteknya,
pihak lessor sengaja membeli barang modal kepada supplier dan selanjutnya disewakan
kepada pihak lessee. Lessee kemudian membayar sewa secara berkala yang jumlahnya
tidak meliputi keseluruhan biaya perolehan dan bunga (non pull pay on lease). Lessor
menanggung segala resiko ekonomis dan pemeliharaan atas barang-barang yang
dileasingkan. Pada akhir masa kontrak, lessee berkewajiban mengembalikan objek
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
26/59
leasing pada pihak lessor . Dalam operating lease, lessee biasanya dapat membatalkan
perjanjian kontrak leasing sewaktu-waktu.15)
2. Finance Lease.
Finance Lease adalah perjanjian leasing dimana pihak lessee pada akhir masa
kontrak memiliki hak opsi untuk membeli obyek leasing berdasarkan nilai sisa yang
disepakati. Dalam prakteknya kontrak antara lessee dan lessor adalah sebagai berikut:
- Lessor sebagai pemilik objek leasing yang memiliki umur maksimal sama
dengan ekonomis barang
- Lessee wajib membayar secara berkala atas harga objek leasing dengan jangka
waktu tertentu (lease payment : biaya perolehan + tingkat keuntungan yang
diinginkan lessor )- Lessor tidak dapat sepihak mengakhiri kontrak
- Biaya dan pemeliharaan dan lain-lain ditanggung oleh lessee - Pada akhir masa kontrak, lessee meminta hak opsi untuk membeli objek
leasing sesuai dengan nilai sisa dengan syarat-syarat yang telah disepakati.16)
Finance Lease sendiri dapat dibagi kedalam beberapa jenis diantaranya :17)
a. Direct Finance Lease, adalah transaksi leasing dimana lessor membeli suatu barang atas permintaan pihak lessee dan sekaligus menyewagunakan barang
tersebut kepada lessee. Dalam finance lease, lessee sebelumnya tidak memiliki barang modal, dan pembelian barang oleh lessor semata-mata atas kebutuhanlessee dengan penentuan spesifikasi harga dan supplier dilakukan oleh lessee. Jadi
tujuan utama lessee adalah semata-mata untuk mendapatkan pendanaan bagi
proses produksi dan meningkatkan kapasitas produksi.
15) D. Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kelima, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006, hal. 211.
16) Ibid., hal 213.
17) Subagyo dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Kedua. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi, Yogjakarta, 2005.
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
27/59
Gambar
Direct Finance Lease
Sumber : Subagyo dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Kedua. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi, Yogjakarta, 2005
b. Sale and Lease Back adalah transaksi leasing, dimana pihak lessee sengaja
menjual barang modalnya pada lessor untuk dilakukan kontrak leasing atas barang tersebut. Transaksi pada sale and lease back dapat digambarkan sebagai
berikut.
Gambar
Sales and Lease Back
Sumber : Subagyo dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Kedua. SekolahTinggi Ilmu Ekonomi, Yogjakarta, 2005
Lessor
Supplier
Lessee
( 5 ) P e m b a y a r a n s e w
a
b u l a n a n
(1)
Kontrak leasingdan pembayaran
pertama
(4) pembayaran jual
beli
(2) pemesanan barang modal
(3) pengiriman barang modal
Lessee
Supplier
Lessor
( 3 ) k o n t r a k l e a s i n g d a n
p e m b a y a r a n p e r t a m a
( 1 ) J u a l b a r a n g m o d a l
( 2 ) p e m b a y a r a n
( 4 ) p e m b a y a r a n s e w a
b u l a n a n
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
28/59
c. Leveraged Lease, merupakan bagian dari finance lease yang disampingmelibatkan lessor dan lessee juga melibatkan kreditor jangka panjang dalam
membiayai leasing. Pembiayaan yang dilakukan oleh lessor relatif sedikit,
sedangkan sisanya yang merupakan pembiayaan terbesar dilakukan oleh kreditor
tersebut. Lessor bertanggung jawab langsung pada kreditor sesuai dengan jumlah pembiayaannya.
Gambar
Leverage Lease
Sumber : Subagyo dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Kedua. SekolahTinggi Ilmu Ekonomi, Yogjakarta, 2005
d. Syndicated Lease, adalah pembiayaan leasing yang dilakukan oleh lebih dari satulessor atas suatu objek leasing. Syndicated lease biasanya dilakukan karena besarnya objek leasing sehingga dengan alasan menyebarkan resiko, maka
beberapa lessor secara bersama-sama membiayai barang modal tersebut.
e.
Cross Border Lease, adalah transaksi leasing yang dilakukan diluar batas suatunegara. Leasing jenis ini sering disebut dengan leasing internasional karena lessor
dan lessee masing-masing berdomisili di negara yang berbeda.
NEGARA X NEGARA Y
Gambar
Cross Border Lease
Lessee
Supplier
KreditorPengikatan Jaminan
LessorPembelian Barang
Penyerahan BarangKontrak dan Pembayaran
Penagihan (without recourse)
Lessor Lessee
Supplier
pesanan
Repatriasi Pembayaran Sewa
Kontrak Leasing
Pengiriman Barang
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
29/59
Sumber : Subagyo dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Kedua. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi, Yogjakarta, 2005
f.
Vendor Lease, adalah model leasing dimana dealer memberikan fasilitas leasingkepada pembeli barang (yang berperan sebagai lessee) untuk kemudian
pembayaran atas barang tersebut dilakukan oleh lessor kepada vendor/dealer. Lessee dapat melakukan pembayaran kepada pihak lessor langsung atau melaluivendor.
(2) DokumenVendor Lessor
Gambar
Vendor Lease
Sumber : Subagyo dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Kedua. SekolahTinggi Ilmu Ekonomi, Yogjakarta, 2005
4. Jenis Perusahaan Leasing
Dalam melakukan pembiayaan leasing, terdapat tiga jenis perusahaan yang
menerapkan sistem leasing dalam opearsinya :18)
a. Independent Leasing Company
18) Ibid., hal. 216
Lessee
(4) Pelunasan Barang
(1)
penentuan
jenis barang
(3)
penyerahan
barang (5) pembayaran sewa
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
30/59
Independent leasing company adalah perusahaan leasing yang berdiri sendiri tidak
memiliki hubungan struktural dengan suppliernya. Ia bisa membeli barang dari
berbagai supplier untuk kemudian di lease kan kepada pihak pemakai (lessee).
Independent Supplier(2) pembelian barang tunai
Lessor
(1)
kontrak
leasing
(3) Angsuran
Lessee
GambarIndependent Leasing Company
Sumber : Subagyo dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Kedua. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi, Yogjakarta, 2005
b.
Captive Lessor
Dalam captive lessor , antara lessor dan supplier memiliki hubungan struktural.
Biasanya supplier sengaja mendirikan perusahaan leasing untuk membiayai produk-
produknya demi meningkatkan penjualan barang modalnya.
Supplier
(Perusahaan Induk)
(2) pembelian barang tunaiIndependent
Lessor
(1)
kontrak
leasing
(3) Angsuran
Lessee
Gambar
Captive Lessor
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
31/59
Sumber : Subagyo dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Kedua. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi, Yogjakarta, 2005
c.
Lease Broker
Broker leasing adalah perusahaan yang berusaha mempertemukan pihak-pihak
berkepentingan dalam transaksi leasing. Broker leasing tidak memiliki barang
maupun peralatan sendiri dalam operasi leasing yang mengatasnamakan dirinya.
Lessee
Lease
GambarLease Broker
Sumber : Subagyo dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Kedua. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi, Yogjakarta, 2005Perbedaan Leasing Dengan Metode Pembiayaan Lainnya
Metode PembiayaanKriteria
Leasing Sewa Beli Sewa-
menyewa
Kredit Bank
Jenis
Barang
Barang
bergerak &
tidak bergerak
Barang
bergerak
Barang
bergerak
perlu
pemeliharaan
Semua jenis investasi
Penyewa/
Pembeli
Perusahaan /
perorangan
Perusahaa
n / peroranga
n
Perusahaan /
perorangan
Perusahaan / perorangan
Bank/
Perusahaan
Badan hukum Supplier Supplier Bank
Pemilik
Barang
Perusahaanleasing
Pemilik barang
Pemilik barang
Debitur
Barang LessorBroker
Pendanaan
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
32/59
Jangka
Waktu
Menegah Pendek Menengah / pendek
Pendek/menengah/panjang
Besarnya
Pembiayaa
n
100% 80% Lebih rendah 80%
Biayabunga
Bunga+margin Tinggi Bunga+margin
Interbank rate+sprread
Akhir
Kontrak
-Menggunakan
hak opsi untuk
membeliseharga nilai
sisa.
Barangmenjadi
milik
penyewa
Barangkembali pada
pemilik
-Kredit Lunas.-Jaminan kembali ke
debitur.
Sumber : Subagyo dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Kedua. SekolahTinggi Ilmu Ekonomi, Yogjakarta, 2005
5. Keuntungan dan Kerugian Leasing
Situasi dari masing-masing perusahaan yang berbeda-beda menyebabkan faktor-
faktor yang menunjang pada suatu kasus tidaklah dapat diterapkan pada kasus lain. Salah
satu keuntungan berikut ini mungkin akan menjelaskan lebih lanjut sehingga
menyebabkan kontrak lease akan menjadi alternatif yang menarik untuk penyediaan
modal/biaya ( financing) pada situasi tertentu. Diantara keuntungan tersebut adalah :
1. Penghematan modal, yaitu tidak perlu menyediakan dana yang besar, maksimum
hanya untuk “down payment ” yang jumlahnya biasanya tidak besar. Hal ini
merupakan penghematan modal bagi lessee, sehingga lessee dapat menggunakanmodal yang tersedia untuk keperluan lainnya, karena leasing umumnya membiayai
100% barang modal yang dibutuhkan.2. Sangat Fleksibel, yaitu bersifat sangat luas yang merupakan ciri utama bagi
kelebihan leasing dibanding dengan kredit dari bank. Fleksibelitas meliputi strukturkontraknya, besarnya pembayaran renta, jangka waktu pembayaran serta nilaisisanya.
3. Sebagai Sumber Dana, Leasing merupakan salah satu sumber dana bagi
perusahaan-perusahaan industri maupun perusahaan komersil lainnya. Mekanismeuntuk memperoleh dana yaitu dengan melalui sales dan leaseback atas aset yang
sudah dimiliki oleh lessee. Sementara itu credit line atau fasilitas kredit yang sudah
ada dari bank masih tetap tidak terganggu dan siap digunakan setiap saat.
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
33/59
4. On atau Off Balance Sheet , Leasing sesuai dengan kebutuhannya bisa dibukukan
dengan menggunakan on atau off balance sheet . Di Indonesia, untuk keperluan perhitungan pajak digunakan off balance sheet .
5. Menguntungkan cash flow Fleksibelitas dari penentuan besarnya rental sangat
menguntungkan cash flow. Untuk suatu investasi dimana pendapatan penjualan
diperoleh secara musiman atau juga dimana keuntungan baru bisa diperoleh padamasa-masa akhir investasi maka besarnya rental juga bisa disesuaikan dengan
kemampuan cash flow yang ada. Pengaturan seperti ini bisa mencegah timbulnya
gejolak-gejolak kekosongan dana di dalam kas perusahaan. Dilain pihak jikakeadaan keuangan cukup longgar maka besarnya rental bisa diperbesar untuk
mempercepat amortisasi principalnya. Ini semua bisa diatur dengan menyusun
struktur rental yang baik disesuaikan dengan proyeksi cash flownya.6. Menahan pengaruh inflasi, dalam keadaan inflasi lessee mengeluarkan biaya rental
yang sama. Dengan demikian nilai riil dari rental tersebut telah berkurang. Atau
bisa dikatakan bahwa lessee membayar hari ini dengan perhitungan nilai mata uang
kemaren.
7.
Sarana Kredit Jangka Menengah dan Jangka Panjang, terutama sekali di Indonesiasaat ini dirasakan sangat sulit sekali untuk mendapatkan dana pinjaman rupiah
untuk jangka menengah dan jangka panjang. Untuk mengatasi hal tersebut, leasingmerupakan salah satu alternatif yang bisa memenuhi kebutuhan ini. Melalui sales
and lease back maka lessee akan bisa mendapatkan dana yang diperlukan dengan
masa pengembalian jangka menengah atau jangka panjang. Bahkan leasing juga bisa melakukan bullet repayment seperti pada longterm bank loan dimana rental
yang dilakukan tiap bulan hanyalah merupakan pembayaran interest saja.
8. Dokumentasinya sangat sederhana, biasanya sudah standar sehingga lebih simpel bagi lessee untuk memperpanjang transaksi leasing daripada merundingkan
perjanjian baru dengan pihak bank. Selanjutnya pengelompokkan berbagai biayadalam satu paket kemudian bisa digabungkan menjadi satu dengan harga barang
untuk kemudian diamortisasikan sepanjang masa leasing.19)
Tentunya disamping keuntungan-keuntungan tersebut diatas, leasing juga
mempunyai kerugian/kelemahan antara lain sebagai berikut :
1. Pembiayaan secara leasing merupakan sumber pembiayaan yang relatif mahal biladibandingkan dengan kredit investasi dari bank. Hal ini terjadi karena sumber danalessor pada umumnya dari bank atau lembaga keuangan bukan bank.
2. Barang modal yang dilease tidak dapat dicantumkan sebagai unsur aktiva lessee untuk tujuan “Collateral Credit ” dari Bank, yaitu “Trade Creditor ” mungkin akan
menilai perusahaan tersebut memiliki posisi keuangan yang lemah.
3.
Bagi para perusahaan tertentu kadang-kadang timbul masalah prestise antaramemiliki barang modal sendiri atau lease.
4. Resiko yang lebih besar pada lessor , artinya adanya tanggung jawab yang menuntut
pihak ketiga jika terjadi kecelakaan atau kerusakan pada barang orang lain yang
disebabkan oleh “lease proprty” tersebut, dan juga lessor belum tentu yakin bahwa
19) Amin Widjaja Tunggal, Op.Cit., hal 11-14.
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
34/59
barang lease tersebut bebas dari berbagai ikatan seperti “liens” (gadai)
“ preferences”, “ priorities”, “charges” atau kepentingan-kepentingan lainnya.20)
6. Perbedaan Antara Financial Lease dan Operating Lease
Dalam membedakan financial lease dengan operating lease dapat diketahui
dengan memperlihatkan proses timbulnya transaksi itu dalam praktek. Pada financial
lease, perusahaan leae atau lessor bertindak sebagai lembaga keuangan untuk barang
modal yang ditentukan oleh lessee baik mengenai jenis maupun spesifikasinya, kemudian
mengadakan negosiasi dengan supplier mengenai harga, syarat-syarat perawatan dan
lain-lain yang mempunyai hubungan langsung dengan pengoperasian barang-barang
modal.
Lessor akan membayar barang tersebut pada supplier dan selanjutnya barang akan
diserahkan pada lessee. Dalam penyerahan barang ini hak milik secara hukum masih
tetap pada lessor . Dengan pemakaian barang yang dileasekan ini lessee membayar
sejumlah uang kepada lessor secara berkala untuk suatu jangka waktu tertentu. Jumlah
pembayaran ini secara keseluruhan akan merupakan harga barang yang dibayar oleh
lessor dan ditambah dengann bunga serta keuntungan bagi pihak lessor .
Pada akhir periode lease, lessee memiliki hak opsi untuk membeli barang tersebut
sebesar nilai sisanya, mengembalikan barang tersebut kepada lessor , atau mengadakan
perjanjian tahap berikutnya. Sifat-sifat utama dari financial lease adalah sebagai berikut :
- Barang modal yang akan dibeli, dipilih dan ditentukan sendiri oleh lessee yang
bersangkutan, jadi bukan oleh lessor . Lessor hanya menyediakan dananya saja.
- Setelah dibeli, hak kepemilikan ada ditangan lessor .
20) Ibid., hal 14-15.
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
35/59
- Dengan memenuhi segala persyaratan yang disebutkan dalam perjanjiannya, lessee
berhak menggunakan barang modal selama seluruh periode lease.
- Selama periode lease, perjanjian tidak dapat dibatalkan secara sepihak (non-
cancelable).
Dalam operating lease, lessor membeli barang kemudian menyewakannya pada
lessee dengan jangka waktu tertentu. Jumlah pembayaran secara keseluruhan tidak akan
melebihi harga barang dan biaya yang dikeluarkan. Hal ini diakibatkan oleh periode lease
yang pendek dan apabila periode lease berakhir maka lessor akan memperpanjang
perjanjian lease dengan lessee yang sama atau membuat perjanjian baru dengan lessee
yang lain. Disamping itu lessor juga mengharapkan adanya keuntungan penjualan barang
yang dilakukan pada akhir masa lease. Pada operating lease, lessor bertanggung jawab
atas perawatan barang yang disewakan.
Disini secara jelas tidak ditentukan adanya nilai sisa serta hak opsi bagi lessee.
Barang modal yang sering digunakan dalam operating lease ini terutama barang-barang
modal yang mempunyai nilai tinggi seperti alat-alat berat, traktor, mesin-mesin dan
sebagainya.
Menurut FASB No. 13 yaitu :
……. Suatu lease yang memindahkan semua manfaat resiko pada kepemilikan
harta milik harus dipertanggungjawabkan sebagai perolehan aktiva dan terjadinya
hutang/kewajiban oleh lessee dan sebagai penjualan untuk pembiayaan oleh
lessor .21)
21)
Ruchyat Kosasih, Untaian Standar Akuntansi Keuangan, Ananda, Yogyakarta,
2002, hal. 203
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
36/59
Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu lease yang mengalihkan
manfaat dan resiko kepemilikan barang modal harus dikapitalisasi oleh lessee, dimana
lease dicatat di neraca sebagai aktiva (assets) disertai kewajiban untuk membayar sewa
lease. Aktiva yang dicatat ini disusutkan menurut metode akuntansi seperti aktiva-aktiva
lease yang lain dan kewajiban akan berkurang akibat pembayaran-pembayaran selama
periode lease, sedangkan bagi lessor kapitalisasi lease adalah untuk menentukan apakah
lease dapat digolongkan sebagai sales type lease, direct financing lease atau sebagai
operating lease.
7. Perlakuan Akuntansi Leasing
a. Perlakuan Akuntansi oleh Penyewa Guna Usaha ( Lessee)
Kejadian-kejadian yang terjadi di perusahaan setelah diindentifikasi barulah
dilakukan pencatatan. Berikut ini akan dijelaskan cara memperlakukan transaksi yang
terjadi menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 30). Perlakuan akuntansi
berbeda-beda pada tiap transaksi pada setiap jenis lease.
1.1 Pada Capital Lease a) Transaksi sewa guna usaha diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva tetap
dan kewajiban pada awal masa sewa guna usaha sebesar nilai tunai dari
seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi)yang harus dibayar oleh penyewa guna usaha pada akhir masa sewa usaha.
Selama masa sewa guna usaha setiap pembayaran sewa guna usaha
dialokasikan dan dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa gunausaha dan beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan
terhadap sisa kewajiban penyewa guna usaha.
b) Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai tunai dari pembayaran sewa guna usaha adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh
perusahaan sewa guna usaha atau tingkat bunga yang berlaku pada awal
sewa guna usaha.
c) Aktiva yang disewaguna usahakan harus diamortisasi dalam jumlah yangwajar berdasarkan taksiran masa manfaatnya.
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
37/59
d) Kalau aktiva yang disewa guna usaha dibeli sebelum berakhirnya masa
sewa guna usaha, maka perbedaan antara pembayaran yang dilakukandengan sisa kewajiban dibebankan atau dikreditkan pada tahun berjalan.
e) Kewajiban sewa guna usaha harus disajikan sebagai kewajiban lancar dan
jangka panjang sesuai praktek yang lazim untuk jenis usaha penyewa guna
usaha.f) Dalam hal melakukan penjualan dan penyewaan kembali (sales and
leaseback ) maka transaksi tersebut baru dilakukan sebagai dua transaksi
terpisah, yaitu ttransaksi penjualan dan transaksi sewa guna usaha. Selisihantara harga jual dan nilai buku aktiva yang dijual harus diakui dan dicatat
sebagai keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan. Amortisasi atas
keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan harus dilakukan secara proporsional dengan biaya amortisasi aktiva yang disewa guna usaha
apabila leaseback merupakan capital lease atau secara proporsional
dengan biaya sewa apabila leaseback merupakan operating lease.
1.2 Pada Sewa Menyewa Biasa (Operating Lease)a. Pembayaran sewa guna usaha selama tahun berjalan merupakan biaya sewa
yang diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus selama masa sewaguna usaha, meskipun pembayaran sewa guna usaha dilakukan dalam
jumlah yang tidak sama pada setiap periode.22)
b. Perlakuan Akuntansi oleh Perusahaan Sewa Guna Usaha (Lessor)
Berbeda dengan pihak lessee, lessor memperlakukan transaksi sebagai berikut:
2.1.
Pada Finance Lease
a) Penanaman netto dalam aktiva yang disewaguna usahakan harus
diperlakukan dan dicatat sebagai penanaman netto sewa guna usaha.Jumlah penanaman nettto terdiri dari jumlah piutang sewa guna usaha
ditambah nilai sisa (harga opsi) yang akan diterima oleh perusahaan sewa
guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dikurangi dengan pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unearned lease income),
dan simpanan jaminan (security income).
b) Selisih antara piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi)dengan perolehan aktiva yang disewaguna usahakan diperlukan sebagai
pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unearned lease income).
c)
Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui harus dialokasikan secarakonsisten sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan tingkat
pengembalian berkala ( periode rate of return) atas penanaman netto
perusahaan sewa guna usaha.
22) Ikatan Akuntan Indonesia, Op-Cit., hal. 30. 10-30. 12
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
38/59
d) Apabila perusahaan sewa guna usaha menjual barang modal kepada
penyewa guna usaha sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha maka perbedaan antara harga jual dengan penanaman netto dalam sewa guna
usaha pada saat penjualan dilakukan harus diakui dan dicatat sebagai
keuntungan atau kerugian periode berjalan.
e)
Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi sewa gunausaha harus diakui dan dicatat sebagai pendapatan periode berjalan.
2.2 Pada Operating Lease
a) Barang modal yang disewaguna usahakan harus diperlakukan dan dicatatsebagai aktiva sewa guna usaha berdasarkan harga perolehan.
b) Pembayaran sewa guna usaha (lease payment ) selama tahun berjalan yang
diperoleh dari penyewa guna usaha diakui dan dicatat sebagai pendapatansewa. Pendapatan sewa harus diakui dan dicatat berdasarkan metode garis
lurus sepanjang masa sewa guna usaha, meskipun pembayaran sewa guna
usaha mungkin dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periode.
c) Penyusutan aktiva yang disewaguna usahakan harus dilakukan dalam
jumlah yang layak berdasarkan taksiran masa manfaatnya.d) Kalau aktiva yang disewaguna usahakan dijual maka perbedaan antara
nilai buku dan harga jual harus diakui dan dicatat sebagai kerugian ataukeuntungan tahun berjalan.
23)
8. Pelaporan dan Transaksi Sewa Guna Usaha
a. Oleh Penyewa Guna Usaha ( Lessee)
1.1 Pada Capital Lease a. Aktiva yang disewa guna usaha dilaporkan sebagai bagian aktiva tetap
dalam kelompok tersendiri. Kewajian sewa guna usaha yang harus
disajikan terpisah dari kewajiban lainnya.
b. Pengungkapan yang layak harus tercantum dalam catatan atas laporankeuangan mengenai hal-hal sebagai berikut :
- Jumlah pembayaran sewa guna usaha yang harus dibayar paling tidak
untuk dua tahun berikutnya.- Penyusutan aktiva yang disewa guna usaha yang dibebankan dalam
tahun berjalan.
- Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha.- Keuntungan dan kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya
sehubungan dengan transaksi sales and leaseback .
- Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa gunausaha (major convents).
1.2 Pada Operating Lease
23) Ibid., hal 30. 14
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
39/59
Pengungkapan yang layak harus dicantumkan atas laporan keuangan mengenai
hal-hal sebagai berikut :- Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama tahun berjalan yang
dibebankan sebagai biaya sewa.
- Jumlah pembayaran sewa guna usaha yang harus dilakukan paling tidak
untuk dua tahun berikutnya.- Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha.
- Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya
sehubungna dengan transaksi sales and leaeback .- Ikatan-ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa guna
usaha (major convenants).24)
b.Oleh Perusahaan Sewa Guna Usaha ( Lessor)
2.1 Pada Finance Lease
a. Aktiva dilaporkan berdasarkan urutan likuiditasnya, kewajiban dilaporkan
berdasarkan urutan jatuh temponya tanpa mengelompokkan kedalam unsurlancar dan tidak lancar (Uncelassified balance sheet )
b. Penanaman netto dalam aktiva yang disewaguna usahakan harus dilaporkandalam neraca sebagai berikut :
Piutang sewa guna usaha Rp. xxx
Nilai sisa yang terjamin xxxPendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (xxx)
Simpanan jaminan (xxx)
Penanaman netto sewa guna usaha xxxPenyisihan piutang sewa guna usaha yang diragukan (xxx)
Jumlah penanaman netto xxxc. Laporan laba rugi disajikan sedemikian rupa sehingga pendapatan dilaporkan
dalam kelompok yang terpisah dari kelompok biaya (single step). Pendapatan
sewa guna usaha harus dilaporkan sebagai komponen utama dalam kelompok
pendapatan.d. Jumlah penanaman netto dan pendapatan sewa guna usaha dalam sewa guna
usaha sindikasi dan leveraged leases harus dilaporkan masing-masing pihak
secara proporsional sesuai penyertaannya.e. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan
keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut :
- Kebijakan akuntansi penting yang digunakan sehubungan dengantransaksi sewa guna usaha.
- Jumlah pembayaran sewa guna usaha paling tidak untuk dua tahun
berikutnya.- Sifat dari simpanan jaminan yang merupakan kewajiban perusahaan sewa
guna usaha kepada penyewa guna usaha.
- Piutang sewa guna usaha yang dijaminkan kepada pihak ketiga.
24) Ibid., hal. 30.9-30.10
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
40/59
- Sewa guna usaha sindikasi dan leveraged leases.
2.2 Pada Operating Lease
a. Barang modal yang disewagunausahakan dilaporkan berdasarkan harga
perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
b. Aktiva yang disewaguna usahakan dilaporkan secara terpisah dari aktiva tetapyang tidak disewagunausahakan.
c. Perhitungan laba rugi harus disusun sedemikian rupa sehingga seluruh
pendapatan dilaporkan dalam kelompok terpisah dari kelompok biaya (singlestep). Pendapatan sewa guna usaha harus dilaporkan sebagai komponen utama
dalam kelompok pendapatan.
d. Penyusutan aktiva yang disewa guna usaha akan dilaporkan secara terpisahdari penyusutan aktiva yang tidak disewaguna usahakan.
e. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan
keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut :
- Kebijakan akuntansi penting yang digunakan sehubungan dengan
transaksi sewa guna usaha.- Jumlah pembayaran sewa guna usaha paling tidak untuk dua tahun
berikutnya.- Sifat dari simpanan jaminan (jika ada)
- Aktiva yang disewagunausahakan yang dijaminkan kepada pihak
ketiga.25)
B. Hipotesis
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan telaah pustaka maka dapat
dibuat hipotesis sebagai berikut :
”Diduga akuntansi leasing yang diterapkan oleh PT HD Finance Pekanbaru belum
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum”.
25) Ibid., hal. 30.14-30.15
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
41/59
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang diambil oleh penulis adalah pada PT. HD Finance
Pekanbaru yang beralamat di Jalan Tuanku Tambusai No 1, Pekanbaru yang bertindak
sebagai lessor .
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dan dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Data Primer
yaitu data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan berupa jawaban-
jawaban atau lisan secara tertulis tentang kebijakan akuntansi leasing yang
diterapkan oleh perusahaan yang diperoleh dari bagian akuntansi.
b. Data Sekunder
yaitu data yang sudah jadi (olahan), yang terdiri dari : Neraca dan Laporan Laba
Rugi periode 2007 dan periode 2008, serta dokumen lainnya dari bagian
akuntansi, sejarah perusahaan, struktur organisasi dari bagian personalia.
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
42/59
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang diperlukan sebagai landasan dalam penyusunan
skripsi ini, maka penulis melakukan penelitian lapangan dengan menggunakan metode:
a. Wawancaea (interview), yaitu tanya jawab secara langsung dengan Kepala Bagian
Keuangan serta Pimpinan PT. HD Finance Pekanbaru tentang kebijakan
perusahaan yang berhubungan dengan akuntansi leasing.
b. Dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen yang
dimiliki perusahaan sehubungan dengan akuntansi leasing.
D. Teknik Analisis Data
Setelah data berhasil penulis kumpulkan, kemudian dianalisis secara deskriptif,
yaitu dengan membandingkan penerapan akuntansi leasing di perusahaan yang
bersangkutan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum dan teori
pendukung lainnya guna menjawab perumusan masalah yang telah ditetapkan
sebelumnya untuk kemudian disajikan dalam bentuk hasil penelitian.
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
43/59
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. HD Finance merupakan bagian dari Orang Tua Group yang berada dibawah
naungan Djojonegoro Family. OT Group terdiri atas Consumer Goods Division and
Consumer Financing Division. PT. HD Finance merupakan bagian dari Consumer
Financing Division. Djojonegoro Family merintis usaha sejak Tahun 1976 dimulai
dengan perusahaan UPA yang bergerak di bidang industri gas.
Background PT. HD Finance adalah:
1. Peningkatan pertumbuhan industri Multi Finance terutama dimotori oleh
pembiayaan konsumen.
2. Dari sisi margin (spread tingkat bunga),pembiayaan konsumen sepeda motor
menjanjikan margin yang lebih tinggi dibandingkan dengan mobil.
3. Dari sisi kolektibilitas, pembiayaan konsumen merupakan sektor yang paling
kecil mengalami kredit bermasalah yaitu 1.2%, kartu kredit 2.2%, leasing 8.6%
dan factoring 56.9%
4. Dengan berpedoman pada strategi diversifikasi usaha yang terfokus, OT Group
melihat core competence yang dimiliki pada fast moving consumer goods
industry dapat di aplikasikan pada bisnis pembiayaan konsumen, sehingga
pada awal tahun 2005 OT Group memutuskan untuk masuk ke dalam industri
pembiayaan
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
44/59
5. Sebagai implementasi dari keputusan strategis tersebut, Orang Tua Group pada
bulan April 2005 mengakuisisi PT. Niaga Indovest Finance yang selanjutnya
diganti namanya menjadi PT HD Finance
Melihat perkembangan yang pesat dalam bidang pembiayaaan dan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen, maka dibukalah cabang PT. HD Finance Pekanbaru
sejak bulan Agustus 2007, yang beralamat di Jalan Tuanku Tambusai no 1.
Visi perusahaan adalah ”the premier company delivering first-choice brands and
innovative solutions to costumers in Asia Pasific”. ”Values is in god we trust integrity
Relationship winning spirit innovation”.
B. Struktur Organisasi
Secara teoritis sebuah organisasi baik yang berskala besar, sedang, maupun kecil
harus mempunyai struktur organisasi yang memungkinkan terdapatnya koordinasi dan
kerja sama yang baik diantara semua unit-unit yang ada dalam pencapaian tujuan
organisasi secara keseluruhan.
Sebagaimana layaknya sebuah organisasi, untuk menjalankan kegiatan harus
digariskan dalam suatu tugas dan wewenang. Untuk menggambarkan tugas dan
wewenang serta untuk mengefektifkan kegiatan operasional diperlukan struktur
organisasi. Struktur organisasi dapat dibuat sesuai dengan manajemen perusahaan.
PT. HD Finance sebagai sebuah organisasi yang dikategorikan ke dalam
kelompok organisasi besar, mempunyai struktur organisasi yang komplek pula. Dilihat
dari struktur organisasi. PT. HD Finance dapat diketahui bahwa struktur organisasinya
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
45/59
berbentuk Line atau garus lurus. Berikut ini merupakan susunan Komisaris dan Direktur
PT. HD Finance secara keseluruhan adalah :
COMMISSIONERS :
1. Bp. Hamid Djojonegoro
2. Bp. Soeharto Djojonegoro
3. Bp. Soebroto Djojonegoro
4. Bp. Armanto Susanto
5. Bp. Steven Sang
DIRECTORS :
1. Bp. Alexander K.C.
2. Bp. Hariono
3. Bp. Leonardi Suryajaya
4. Ibu Abigail Djojonegoro
PT. HD Finance cabang Pekanbaru juga memiliki struktur organisasi untuk
mempermudah pelaksanaan kegiatan agar setiap tujuan atau kepentingan bersama dapat
tercapai. Adapun struktur organisasi PT HD Finance Pekanbaru adalah sebagai berikut:
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
46/59
Berdasarkan struktur organisasi yang disajikan perusahaan, maka dapat diketahui
tugas dan tanggung jawab pada tiap bagian yang ada sebagai berikut:
1. Branch Manager
Branch Manager diangkat oleh Direktur. Tugas-tugas, wewenang dan tanggung-
jawab Branch Manager meliputi:
a. Memimpin kantor cabang dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan yang
dijalankan.
b. Menjalankan kebijakan serta mengambil keputusan dalam rangka
menjalankan kegiatan usaha periusahaan.
c. Merekrut karyawan yang akan bergabung dalam perusahaan.
d. Mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan operasi perusahaan.
e. Memberikan pengarahan, motivasi serta saran kepada setiap personil yang
terlibat dalam kegiatan usaha perusahaan.
f. Membuat laporan tahunan atas kegiatan usaha perusahaan dan
mempertanggungjawabkan dihadapan Direktur kantor pusat.
2. Marketing Head
Bertugas mengawasi setiap kegiatan yang berhubungan dengan operasional
lapangan. Dalam menjalankan aktivitasnya, Marketing Head dibantu oleh Key Account
Head dan Key Account Executive.
3. Administrasi Head
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
47/59
Tugas pokok dari Administrator adalah mengelola seluruh kegiatan operasional,
baik yang berhubungan dengan administrasi lapangan maupun keuangan. Dalam
menjalankan tugasnya, Administrator dibantu oleh Supervisor Kasir dan supervisor
Administrasi.
4. Collection Head
Tugas utama dari Collection Head adalah mengontrol pembayaran konsumen.
Memastikan tanggal jatuh tempo, mengeluarkan surat pemberitahuan, dan penarikan
motor. Collection Head membawahi Coordinator Collection dan Collector.
C. Aktivitas Perusahaan
Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh manfaat
ekonomi yang layak dan menguntungkan. Dalam hal ini usaha yang dipilih harus benar-
benar memiliki peluang untuk dikembangkan dan memberikan keuntungan perusahaan.
Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa dalam hal ini PT. HD Finance
Pekanbaru bergerak dibidang pembiayaan konsumen.
Adapun jenis pendapatan utama pada PT. HD Finance adalah berupa pendapatan
usaha dari pembiayaan konsumen dan pendapatan sewa guna usaha. Sedangkan yang
menjadi pendapatan lain-lain adalah pendapatan jasa giro, laba atas penjualan aktiva tetap
dan deposito berjangka.
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
48/59
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab sebelumnya telah diuraikan tentang teoritis yang mendukung dalam
penerapan akuntansi leasing (sewa guna usaha). Berdasarkan uraian teoritis tersebut,
maka penulis akan menjelaskan hasil penelitian mengenai kebijaksanaan PT. HD
Finance.
A. Perlakuan Akuntansi Leasing PT. HD Finance Pekanbaru
PT. HD Finance adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembiayaan yang
bertindak sebagai lessor . Lessor mengklasifikasikan lease modal sebagai lease
pembiayaan langsung jika tidak ada “laba atau rugi pabrikan penyalur”. Dalam hal ini,
harga perolehan lessor untuk aktiva yang dilease itu sama dengan nilai pasar aktiva pada
tanggal dimulainya lease, dan lessor menggunakan nilai ini untuk menghitunguang sewa
lease. Perusahaan leasing biasanya merupakan lease pembiayaan langsung, dan bukan
lease jenis penjualan, karena mereka membeli properti untuk dileasekan dan bukan untuk
dijual kembali. Tujuan laba lessor adalah menetapkan besarnya uang sewa lease pada
suatu tingkat yang cukup tinggi guna menghasilkan tingkat pengembalian yang
diinginkan.
Seperti yang diterangkan sebelumnya, bahwa dalam melakukan proses leasing
harus melalui beberapa tahapan terlebih dahulu. Setiap tahapan dilakukan secara
berurutan dan seksama untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mengandung risiko
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
49/59
yang minimal. Hal itu dikarenakan tiap tahapan dalam proses leasing mempunyai
hubungan yang saling terkait satu sama lain.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses leasing oleh PT. HD Finance
terhadap Lessee antara lain sebagai berikut :
1. Setelah calon Lessee mendatangi Dealer untuk melakukan lease tehadap
aktiva / sepeda motor yang bersangkutan, Dealer akan menghubungi Key
Account Executive (KAE) untuk melakukan survey terhadap calon Lessee.
2. Kemudian KAE akan meminta calon Lessee melampirkan beberapa
persyaratan untuk proses leasing, antara lain :
a. Lessee Perorangan berupa :
- fotokopi Kartu Keluarga,
- fotokopi KTP,
- fotokopi tagihan listrik tiga bulan terakhir.
b. Lessee Badan / Perusahaan
-
fotokopi KTP Komisaris / Direktur,
- fotokopi SIUP, SITU, dan TDP,
- Rekening koran tiga bulan terakhir,
- Fotokopi NPWP,
- Fotokopi Akte Pendirian Perusahaan.
3. Apabila semua syarat-syarat di atas telah dilengkapi oleh calon Lessee
maka KAE akan melakukan survey. Survey yang dilakukan antara lain
adalah survey kelayakan, yang melingkupi penghasilan dan status rumah
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
50/59
tinggal. Dan melakukan survey lingkungan terhadap sekitar tempat tinggal
calon Lessee.
4. Jika survey kelayakan telah memenuhi kriteria, maka KAE akan melapor
kepada Branch Operating Support (BOS) untuk melakukan pengecekan
apakah calon Lessee pernah menjadi konsumen di PT. HD Finance.
Setelah melewati tahap ini, maka BOS akan mengeluarkan purchasing
order dan akan di laporkan kepada Key Account Head (KAH). Kemudian
KAH akan melaporkan kepada Branch Manager (BM) untuk di setujui.
5.
Setelah disetujui oleh BM, maka KAE akan memberitahu pihak Dealer
bahwa pembiayaan telah disetujui. Kemudian pihak Dealer akan membuat
sales order dan membuat tagihan sisa pembayaran yang akan dibayarkan
oleh Lessor kepada Dealer .
6. Setelah semua tahap ini, maka aktiva lease akan diserahkan Dealer kepada
Lessee, dan kemudian Lessee akan membayar angsuran kepada Lessor
sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak.
Isi kontrak sewa guna usaha antara Lessor dan Lessee sangat bervariasi, sesuai
dengan perjanjian kedua belah pihak. Namun secara umum, ketentuan sewa guna usaha
mencakupi beberapa hal, yaitu :
a. jangka waktu sewa guna usaha,
b. jumlah bayaran periodik,
c. kewajiban pajak, asuransi, dan pemeliharaan,
d. batasan,
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
51/59
e. ketentuan tidak dapat dibatalkan atau dibatalkan sebelum jangka
waktu sewa guna usaha berakhir.
Jika Lessee tidak / belum memenuhi kewajibannya selama periode leasing maka
Lessor akan melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :
a. Mengeluarkan Surat Peringatan (SP) satu, untuk keterlambatan dua minggu.
b. Mengeluarkan SP dua, untuk keterlambatan lima hari setelah SP satu
dikeluarkan.
c. Mengeluarkan SP tiga, setelah keterlambatan selama 20 hari, dan melakukan
penarikan aktiva lease oleh pihak Lessor . Lessee diberi waktu selama satu
minggu untuk menebus / membayar tunggakan angsuran kepada pihak Lessor .
d. Namun jika dalam satu minggu Lessee tidak melakukan pembayaran, maka
Lessor berhak menjual aktiva lease tersebut dengan cara lelang. Keuntungan
atau kerugian atas penjualan atas aktiva lease tersebut akan dijadikan
pendapatan atau beban tahun berjalan.
PT. HD Finance merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembiayaan
konsumen. Adapun jenis kegiatan utama PT. HD Finance Pekanbaru adalah berupa jasa
pembiayaan kendaraan roda dua. Adapun yang menjadi aktiva yang disewagunausahakan
adalah sepeda motor. Jenis sewa guna usaha adalah berupa Direct Financial Lease.
Jangka waktu sewa guna usaha tergantung kepada perjanjian dengan konsumen, minimal
perjanjian ini adalah 1 tahun.
Seperti yang dijelaskan pada Bab I, bahwa PT. HD Finance menggunakan Direct
Financial Lease. Hal tersebut dapat dilihat bahwa PT. HD Finance tidak mengakui
adanya hak opsi dan bahwa nilai wajar barang yang disewagunausahakan pada permulaan
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
52/59
lease adalah sewa dengan harga perolehannya atau nilai bukunya. Pencatatan yang
dilakukan oleh PT. HD Finance adalah dengan menggunakan metode bersih (net
method ).
Contoh kasus, Pada tanggal 1 Juli 2009 PT HD Finance Pekanbaru mengadakan
perjanjian leasing dengan Basri M. Dalam perjanjian tersebut dinyatakan bahwa PT. HD
Finance akan membiayai sebuah Sepeda Motor yang dibeli oleh Basri M dari Dealer
Yamaha dengan harga Rp. 13.193.975. Basri M telah membayar uang muka untuk
Sepeda Motor tersebut sebesar Rp. 2.000.000, sedangkan sisanya sebesar Rp. 11.139.000
Basri M menggunakan jasa PT. HD Finance. Masa leasing 28 bulan, dan dilihat dari
Installment Info bahwa total piutang Basri M menjadi Rp. 18.508.000, dengan demikian
dapat dihitung bahwa PT. HD Finance menetapkan Interest /bunga sebesar Rp. 7.363.368.
Basri M membayar cicilan perbulan sebesar Rp. 661.000. PT HD Finance seperti
perusahaan pembiayaan pada umumnya, dalam proses leasingnya menjadikan BPKB
sebagai jaminan atas aktiva lease yang disewagunausahakan.
Pada saat Dealer menyerahkan Surat Tagihan sisa piutang konsumen kepada
lessor , dan PT HD Finance mencatat dengan membuat jurnal sebagai berikut :
1 Juni 2009 : Piutang Pembiayaan Konsumen Rp. 11.139.000
Kas Rp. 11.139.000
Dari Jurnal diatas jelaslah bahwa PT. HDF memperlakukan transaksi ini seperti
Direct Financial Lease (sewa pembiayaan langsung). Berdasarkan pencatatan diatas
jelaslah bahwa perusahaan mencatat aktiva leasenya dengan menggunakan metode bersih
(net method ). Pada metode ini, pendapatan bunga pada awal masa lease belum diakui,
berbeda dengan perusahaan leasing yang menggunakan metode kotor (gross method ).
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
53/59
Pencatatan yang dilakukan oleh PT. HDF pada awal transaksi lease telah sesuai dengan
Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)
Pada saat pembayaran cicilan oleh konsumen PT HD Finance mencatat dengan
membuat jurnal sebagai berikut :
1 Juli 2009: Kas Rp. 661.000
Piutang Pembiayaan Konsumen Rp. 226.378
Pendapatan Pembiayaan Konsumen Rp. 434.421.
Karena perusahaan tidak mengakui pendapatan bunga pada saat awal terjadinya
transaksi leasing, maka perusahaan mengakui pendapatan bunga pada saat pembayaran
cicilan dilakukan oleh konsumen.
Perusahaan tidak membuat jurnal penyesuaian pada akhir periode, untuk bunga
yang seharusnya telah diakui sebagai pendapatan, namun belum diterima. Ini akan
berpengaruh terhadap pengakuan pendapatan periode berjalan. Akibat bunga yang tidak
diakui ini, pendapatan akan dinilai terlalu rendah. Dan akan berpengaruh kepada laba
periode berjalan.
Seharusnya PT. HDF membuat jurnal sebagai berikut:
31 Desember 2009: Piutang Bunga Rp. 158.640
Pendapatan Bunga Rp. 158.640
Jurnal ini dibuat agar ada titik pisah batas (cut off) antar periode. Sehingga tidak
berpengaruh terhadap tinggi/rendahnya pendapatan periode berjalan.
Namun, dalam periode berjalan sejak cicilan pertama Basri M tidak dapat
melunasi kewajibannya, maka aktiva lease ditarik oleh Lessor. Pada saat dilakukan
-
8/19/2019 Akt,Romi s Putri
54/59
penarikan PT HD Finance menilai Sepeda Motor tersebut seharga Rp. 12.311.212,
berdasarkan harga pasar yang berlaku saat itu.
PT. HD Finance melakukan penghapusan langsung terhadap sisa piutang
konsumen. PT. HD Finance mengakui sisa tarikan sebesar sisa piutang yaitu Rp.
10.912.622 (Rp. 11.139.000 - Rp. 226.378) dengan membuat jurnal sebagai berikut:
Aktiva Lain-lain Rp. 10.912.622
Piutang Pembiayaan Konsumen Rp. 10.912.622
Sepeda motor yang ditarik oleh PT. HDF akan diakui sebagai Aktiva lain-lain.
Beban penghapusan piutang konsumen akan diakui pada saat Aktiva Lain-lain tersebut
telah dijual. Selisih antara harga pasar dan harga jual tersebut bisa diakui sebagai Beban
Penyisihan Piutang, jika harga jual rendah atau sebagai pemulih Beban Penyisihan
Piutang Konsumen, jika harga jual tinggi.
Sepeda motor / aktiva lease tersebut dijual oleh PT. HD Finance dengan proses
lelang. Harga dari Sepeda Motor tersebut tergantung dari kondisi aktiva saat dilakukan
penjualan. Jika harga jual sepeda motor lebih tinggi dari harga pasar maka, keuntungan
dari penjualan tersebut akan diakui sebagai Pendapatan Usaha Lain-lain. Namun, jika
harga jual sepeda motor tersebut lebih rendah dibandingkan harga pasar maka, kerugian
tersebut akan diakui sebagai beban dalam periode berjalan.
Pada saat penjualan sepeda motor PT HD Finance melakukan penc