pengaruh inovasi produk, social media marketing …
TRANSCRIPT
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375
Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
73
PENGARUH INOVASI PRODUK, SOCIAL MEDIA MARKETING DAN
CITRA MEREK TERHADAP MINAT BERKUNJUNG WISATAWAN
DAN DAMPAKNYA TERHADAP IMPULSIVE BUYING PADA
SEKTOR UMKM KERAJINAN TANAH LIAT DI DESA WISATA
GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA
Oleh: 1Mariah,
2Siti Ruhana Dara
Manajemen, Fakultas Bisnis, Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis
Jalan Pulomas Selatan Kav. 22, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia 13210
Email : [email protected],
ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of product innovation, social media marketing and
brand image on the interest of tourist visits and its impact on impulsive buying in the clay
craft UMKM sector in the village of Kerabah Kasongan, Yogyakarta. This research has a
type of quantitative research with 100 respondents who are consumers. clay crafts. The
sampling method was purposive sampling. This study uses quantitative research methods
by conducting surveys, the results of validity and reliability tests using SPSS v 20.0, and
hypothesis testing is carried out using multiple linear regression methods. The results
showed that product innovation had no effect on visiting interest, social media marketing
had an effect on visiting interest, brand image had an effect on visiting interest and visiting
interest had an effect on impulsive buying.
Keywords: product innovation, social media marketing, brand image, impulsive buying, interest in visiting.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Inovasi Produk, Sosial Media
Marketing dan Citra Merek terhadap Minat Kunjungan Wisatawan dan dampaknya
terhadap Impulsive Buying pada sector UMKM Kerajinan Tanah Liat di Desa Gerabah
Kasongan Yogyakarta.Penelitian ini memiliki jenis penelitian kuantitatif dengan responden
sejumlah 100 orang yang merupakan konsumen kerajinanx tanah liat. Metode pengambilan
sampel adalah purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kuantitatif dengan melakukan survey, Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas mengunakan
SPSS v 20.0, danl uji hipotesis dilakukan dengan metode regresi linear berganda. Hasil
penelitian menunjukan bahwa inovasi produk tidak berpengaruh terhadap minat
berkunjung, sosial media marketing berpengaruh terhadap minat berkunjung, citra merek
berpengaruh terhadap minat berkunjung dan minat berkunjung berpengaruh terhadap
impulsive buying.
Kata kunci : inovasi produk, sosial media marketing, citra merek, impulsive buying, minat kunjungan
PENDAHULUAN
Yogyakarta merupakan salah satu
daerah tujuan wisata di kawasan Asia
Pasifik yang banyak diminati oleh
wisatawan mancanegara maupun
wisatawan nusantara. Sehingga sangat
potensial untuk dikembangkan karena
keindahan alam dan adat istiadat yang
dimilikinya. Hal ini terbukti dengan
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375
Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
74
makin bertambahnya arus wisatawan
mancanegara dan wisatawan nusantara
yang datang ke Yogyakarta dari tahun ke
tahunnya. Perkembangan ini ternyata
membuka peluang bagi industri kerajinan
(craft) untuk lebih berkembang dan
menjadi produk andalan yang diharapkan
mampu menyediakan lapangan pekerjaan
dan menyerap tenaga kerja serta mampu
mendatangkan devisa bagi negara.
Sebagai bentuk peran aktif dari
pemerintah dan masyarakat bahwa dalam
perkembangan kepariwisataan terutama
untuk menghadapi arus wisatawan baik
mancanegara maupun wisatawan
nusantara yang terus bertambah, maka
pemerintah dan masyarakat telah
membangun atau menyediakan prasarana
dan sarana pariwisata.
Kabupaten Bantul memiliki banyak
industri kerajinan yang dapat ditawarkan
menjadi objek wisata alternative meliputi
bermacam wisata alam, budaya,
pendidikan dan lainnya. Kerajinan
Gerabah di Kasongan merupakan salah
satu objek wisata unggulan di Kabupaten
Bantul yang menawarkan keindahan
bentuk kerajinan yang terbuat dari tanah
liat. Kasongan adalah nama daerah
tujuan wisata di wilayah Kabupaten
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
yang terkenal dengan hasil kerajinan
gerabahnya (tanah liat). Tempat ini
tepatnya terletak di daerah Padukuhan
Kajen, Desa Bangunjiwo, Kecamatan
Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta, sekitar 6 km dari Alun-alun
Utara Yogyakarta ke arah Selatan.
Kasongan, Bantul, Provinsi DIY terkenal
akan hasil kerajinan masyarakatnya
berupa gerabah, dan patung dari tanah
liat. Sedangkan Kasongan sebagai desa
wisata belum memiliki museum seni
gerabah sebagai wadah/sarana para
seniman guna memamerkan hasil
karyanya kepada masyarakat umum
ataupun sebagai penyimpan karya para
seniman-seniman yang ada di Kasongan
sendiri.
Potensi masyarakatnya yang terus
maju dan kreatif untuk menciptakan
inovasi terhadap seni gerabah tentunya
membuat daya tarik tersendiri dan
potensi lingkungannya yang saling terkait
dan melengkapi membuat sebuah sinergi
yang baik dan tak dapat terpisahkan.
Potensi sebuah desa wisata untuk
berkembang tergantung dari
masyarakatnya sendiri dan dalam hal ini
Kasongan Bantul bisa maju dan menjadi
daya tarik tersediri bagi wisatawan baik
asing maupun lokal. Wisata Gerabah
Kasongan mulai dikenal awalnya karena
semua penduduk di daerah tersebut
membuat kerajinan tanah liat (gerabah)
berupa perlengkapan rumah tangga mulai
dari kuali, kendi, celengan dan
sebagainya. Awalnya desa tersebut
banyak sekali dikunjungi oleh para
pendataang atau wisatawaan, akan tetapi
3 tahun terakhir ini sudah mulai sepi
dikunjungi dan banyak penduduk desa
tersebut yang sudah beralih profesi lain
mengingat menurunya penjualan pada
kerajaninan tanah liat.
KAJIAN PUSTAKA
Mengingat perubahan selera yang
cepat dalam teknologi dan persaingan,
perusahaan tidak bisa hanya
mengandalkan produk yang ada untuk
mempertahankan pertumbuhan atau
untuk mempertahankan laba . Perusahaan
yang memiliki harapan untuk
mempertahankan pasar dan laba kinerja
bisa dengan melakukan inovasi produk
yang berkelanjutan. Inovasi produk
meliputi berbagai kegiatan
pengembangan produk - perbaikan
produk, pengembangan yang seluruhnya
baru, dan perluasan yang meningkatkan
jangkauan atau jumlah lini produk yang
dapat ditawarkan perusahaan. Inovasi
produk tidak dapat disamakan dengan
penemuan. Sebuah inovasi didefinisikan
sebagai suatu ide, produk atau bagian
dari teknologi yang telah dikembangkan
dan dipasarkan untuk pelanggan yang
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375
Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
75
dirasa sebagai sesuatu yang baru. Kita
mungkin menyebutnya sebagai proses
identifikasi, menciptakan dan
memberikan nilai-produk baru atau
manfaat yang tidak ditawarkan
sebelumnya di pasar. Dengan produk
baru atau yang dimaksud dengan produk
asli, perbaikan produk, memodifikasi
produk dan merek baru dari perusahaan
yang berkembang melalui penelitian
sendiri dan upaya pengembangan. (Kotler
dan Amstrong, 2008 : 603-604).
Citra merek dapat didefinisikan
sebagai suatu persepsi yang muncul di
benak konsumen ketika mengingat suatu
merek dari produk tertentu.Terdapat
beberapa definisi tentang citra merek,
berikut ini beberapa definisi citra merek
menurut para ahli. Menurut American
Marketing Associationdalam Kotler dan
Keller (2008:258) mendefinisikan merek
sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau
rancangan, atau kombinasinya, yang
dimaksudkan untuk
mengidentifikasikanbarang atau jasadari
salah satu penjual atau kelompok penjual
dan mendiferesiasikan dari barang atau
jasa pesaing. Menurut Kotler dan
Armstrong(2008:275) Citra merek
adalah persepsi masyarakat terhadap
perusahaan atau produknya, citra merek
dipengaruhi oleh banyak faktor yang
diluar control perusahaan. Faktor-faktor
Pembentuk Citra Merek , ada beberapa
faktor pembentuk citra merek yaitu :
1. Kualitas dan mutu, berkaitan
dengan kualitas produk barang
yang ditawarkan oleh produsen
dengan merek tertentu.
2. Dapat dipercaya atau diandalkan,
berkaitan dengan pendapat atau
kesepakatan yang dibentuk oleh
masyarakat tentang suatu produk
yang dikonsumsi.
3. Kegunaan atau manfaat, yang
terkait dengan fungsi dari suatu
produk yang bisa dimanfaatkan
oleh konsumen.
4. Pelayanan,yang terkait dengan
tugas produsen dalam melayani
konsumennya.
5. Resiko, terkait dengan besar
kecilnya akibat untung dan rugi
yang mungkin dialami oleh
konsumen.
6. Harga, yang dalam hal ini berkaitan
dengan tinggi rendahnya atau
banyak sedikitnyajumlah uang
yang dikeluarkan oleh konsumen
untuk mempengaruhi suatu produk,
juga dapat mempengaruhi citra
jangka panjang.
7. Citra yang dimiliki oleh merek itu
sendiri, yaitu berupa pandangan,
kesepakatan, dan informasi yang
berkaitan dengan suatu merek dari
produk tertentu
Menurut Zarella (2010,dalam
Irfan,2014:13), sosial media adalah
paradigma media baru dalam konteks
industri pemasaran. Weber (2009,dalam
Bambang dkk,2011:35) juga menyatakan
hal yang sama bahwa media tradisional
seperti TV, radio dan koran memfasilitasi
komunikasi satu arah sementara media
sosial komunikasinya dua arah dengan
mengijinkan setiap orang dapat
mempublikasikan dan berkontribusi
lewat percakapan online. Menurut Neti
(2011,dalam Sigit,2014:1380) pemasaran
media sosial adalah upaya untuk
menggunakan media sosial guna
membujuk konsumen kepada satu
perusahaan, produk atau jasa yang
berharga. Pemasaran media sosial adalah
pemasaran menggunakan jaringan sosial,
blog pemasaran dan banyak lagi .Hal
senada juga dipaparkan oleh Wikipedia
yaitu “Social media marketing is
commercial promotion conducted
through social media websites. Many
companies promote their products by
posting frequent updates and providing
special offers through their social media
profiles
Pembelian impulsive biasaanya
terjadi dikarenakan adanya
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375
Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
76
ketertarikankonsumen terhadap suatu
produk pada saat pertama kali konsumen
melihatnya. Menurut Utami (2010:51)
Pembelian impulsif ( Impulse buying )
adalah pembelian yang terjadi ketika
konsumen melihat produk atau merek
tertentu, kemudian konsumen menjadi
tertarik untuk mendapatkannya, biasanya
karena adanya ransangan yang menarik
dari toko tersebut. Menurut Verplanken
(2009:1), pembelian impulsif adalah
Impulsive buying has been described as
an unplanned purchase behaviour
characterized by the sudden, powerful
and often persistent, urge to purchase
that is initiated spontaneously upon
confrontation with a particular item, and
accompanied by feelings of pleasure and
excitemen.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa pembelian
impulsif (impulsive buying)atau
pembelian tidak terencana merupakan
pembelian yang tidak rasional dan terjadi
secara spontan karena munculnya
dorongan yang kuat untuk membeli
dengan segera pada saat itu juga dan
adanya perasaan positif yang kuat
mengenai suatu benda, sehingga
pembelian berdasar impuls tersebut
cenderung terjadi dengan adanya
perhatian dan mengabaikan konsekuensi
negatif. Dalam hal ini minat berkunjung
merupakan bentuk atau wujud dari minat
berperilaku, sedangkan definisi minat
berperilaku menurut Simamora
(2002:153) secara teoritis minat perilaku
dibedakan dari sikap dimana diartikan
sebagai suatu kecenderungan potensial
untuk mengadakan reaksi jadi dapat
diterangkan bahwa sikap mendahului
perilaku. Model ini merupakan model
sikap yang berkaitan antara sikap, norma
subyektif, minat berperilaku dan
perilaku. Model ini di dasarkan
pendekatan yang menyatakan bahwa
peramalan perilaku atau pilihan
konsumen dimasa akan datang dapat
dilakukan berdasar apa yang telah
mereka katakan tentang minat mereka
untuk membeli atau mengambil
keputusan. Minat berkunjung dilakukan
berdasar apa yang telah mereka katakan
tentang minat mereka untuk mengambil
keputusan. Adapun proses dalam
pengambilan keputusan meliputi:
1. Pemrakarsa (initiator)
2. Pemberi pengaruh (influencer)
3. Pengambil keputusan (decider)
4. Pembeli (buyer)
5. Pemakai (user)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk dalam
penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif
adalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua
variabel atau lebih, dan dalam hal ini
hubungan tersebut bersifat kausal dimana
variabel bebas mempengaruhi variabel
terikat (Sugiyono, 2012: 11). Melalui
penelitian ini dapat diketahui pengaruh
inovasi produk, sosial media marketing
dan citra merek terhadap minat minat
berkenjung dan dampkanya terhadap
impulsive buying, dimana inovasi
produk, sosial media marketing citra
merek dan minat berkunjung merupakan
variabel independen (bebas) dan
impulsive buying merupakan variabel
dependen (terikat). Penelitian ini
menggunakan kuesioner untuk
memperoleh datanya. Kuesioner adalah
teknik pengumpulan data yang di lakukan
dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pernyataan kepada orang
lain yang dijadikan sebagai responden.
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375
Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
77
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2016: 215)
populasi diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh orang
yang berada di daerah Jakarta, yang
mengetahui marketplace Blibli.com
2. Sampel
Sampel merupakan sub kelompok
elemen populasi yang terpilih untuk
berpartisipasi dalam studi (Malhotra,
2009:364). Sampel dalam penelitian
ini adalah pembeli yang dipilih secara
acak berjumlah 100 orang yang
merupakan konsumen produk Zara
Untuk memperoleh data serta
keterangan yang diperlukan dalam
penelitian ini, maka peneliti melakukan
beberapa cara untuk mengumpulkan data,
yaitu sebagai berikut:
1. Studi Lapangan
Studi lapangan yang dilakukan oleh
peneliti yaitu dengan menyebarkan
kuesioner secara langsung kepada
subjek penelitian. Menurut Sugiyono
(2016: 142) kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Instrumen yang
digunakan dalam kuesioner penelitian
ini adalah instrument skala likert.
Menurut Sugiyono (2016: 93) skala
likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial.
2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan oleh
peneliti untuk mendapatkan data
sekunder dengan sumber data yang
diperoleh dari penelitian terdahulu,
buku, dan jurnal.
Menurut Sugiyono (2016: 121)
instrumen yang valid berarti alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti
instrument tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur. Menurut Priyanto (2016: 51)
untuk menentukan suatu item layak
digunakan atau tidak, yaitu dengan
melakukan uji signifikansi koefisien
korelasi pada taraf signifikansi 0,05,
artinya suatu item dianggap valid jika
berkorelasi signifikan terhadap skor total
item. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan uji validitas item dengan
metode korelasi Pearson dan Corrected
Item-Total Correlation.
Menurut Sugiyono (2016: 121)
instrumen yang reliable adalah instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Menurut
Priyatno (2016: 60) uji reliabilitas
digunakan untuk mengetahui konsistensi
alat ukur, apakah alat pengukur yang
digunakan dapat diandalkan dan tetap
konsisten jika pengukuran tersebut
diulang. Untuk penentuan apakah
instrument reliable atau tidak, bisa
digunakan batasan tertentu seperti:
reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang
baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan
diatas 0,8 adalah baik. Menurut Priyatno
(2016: 109) uji normalitas residual
digunakan untuk mapakah nilai residual
yang dihasilkan dari model regresi
terdistribusi secara normal atau tidak.
Dalam penelitian ini menggunakan
uji normalitas dengan metode Uji
Kolmogorov-Smirnov, yang dimana
apabila signifikansi lebih dari 0,05 maka
residual terdistribusi secara normal, dan
jika signifikansi kurang dari 0,05 maka
tidak normal. Menurut Priyatno (2016:
116) uji multikolinearitas digunakan
untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi yang tinggi
antar variabel independen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375
Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
78
korelasi yang tinggi di antara variabel
bebas. Metode pengujian yang biasa
digunakan yaitu dengan melihat nilai
Inflation Factor (VIF) dan Tolerance
pada model regresi. Jika nilai VIF kurang
dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1
maka model regresi bebas dari
multikolinearitas.
Menurut Priyanto (2016: 117) uji
heteroskedastisitas digunakan untuk
menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual
pada satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Dalam penelitian ini, peneliti
akan menggunakan uji heterosdisitas
dengan metode uji statistik glejser.
Kriteria dari uji heterosdisitas yaitu:
1. Jika nilai signifikansi antara
variabel bebas dengan absolut
residual > 0,05, maka “tidak terjadi
heterosdisitas”.
2. Jika nilai signifikansi antara
variabel bebas dengan absolut
residual < 0,05, maka “terjadi
heterosdisitas”.
Menurut Sugiyono (2012: 277)
analisis regresi linier ganda digunakan
apabila peneliti bermaksud meramalkan
bagaimana keadaan (naik turunnya)
variabel dependen (kriterium), bila dua
atau lebih variabel independen sebagai
factor predictor dimanipulasi (dinaik
turunkan nilainya). Menurut Priyatno
(2016: 92) uji analisis linier berganda
digunakan untuk mengetahui pengaruh
antara dua atau lebih variabel independen
dengan satu variabel dependen yang
ditampilkan dalam bentuk persamaan
regresi. Dalam penelitian ini antara
Persepsi Online Store (X1) , Persepsi
Offline Store (X2), Persepsi Nilai (Y)
dan Minat Beli (Z) dalam bentuk
persamaan regresi. Rumus persamaan
regresi linier berganda yaitu:
Y = a + b1X1 + b2X2 + €
Keterangan:
Y = Variabel terikat
X1, X2 = Variabel bebas
a = Nilai Konstanta
b1, b2 = Koefisien regresi
Menurut Sugiyono (2012: 212)
Koefisien Determinasi digunakan untuk
mengetahui presentase pengaruh variabel
bebas secara serentak terhadap variabel
terikat. Koefisien ini menunjukkan
seberapa besar presentase variasi-variasi
terikat. Dibawah ini menunjukkan hasil
uji koefisien determinasi (R2), berikut
kriteria pengujiannya:
1. Nilai R2 mendekati nol, berarti
variabel bebas (X1 dan X2) secara
keseluruhan tidak menjelaskan
variabel terikat (Y).
2. Nilai R2 mendekati satu, artinya
variabel bebas (X1 dan X2) secara
keseluruhan menjelaskan variabel
terikat (Y).
3. Menurut Priyatno (2016: 67) uji T
digunakan untuk mengetahui
pengaruh variabel independen
secara parsial terhadap variabel
dependen. Dalam penelitian ini
uji T dilakukan untuk mengetahui
apakah ada pengaruh signifikan
antara atau tidak antara variabel
independen iklan (X1) dan citra
merek (X2) terhadap variabel
dependen minat beli (Y). T tabel
dapat dihitung pada tabel statistik
pada signifikan 0,05 dengan df =
n- k- 1. Jika : thitung < ttabel jadi Ho
dan Ha tidak diterima sehingga
artinya tidak pengaruh variabel
independen secara parsial
terhadap variabel dependen dan
sebaliknya apabila, thitung > tkritis
jadi Ho ditolak dan Ha diterima
sehingga artinya ada pengaruh
variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen.
Menurut Priyatno (2016: 107) uji F
digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh terhadap variabel
dependen. Kriteria pengujian:
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375
Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
79
1. H0 diterima bila F hitung ≤ F
tabel.
2. H0 ditolak bila F hitung > F tabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1
Hasil Uji Validitas Variabel Inovasi Produk Dimensi Item
Pernyataan
Total
Pearson
Correlation
Nilai
r
Tabel
Ketera
ngan
Inovasi
Produk
IP1 0,693 0,214 Valid
IP2 0,714 0,214 Valid
IP3 0.661 0,214 Valid
IP4 0.686 0,214 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2020
Dari hasil analisis yang didapat
kemudian dibandingkan dengan nilai r
table, r tabel dicari pada signifikan 0.05
dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 60
maka didapat r tabel 0.214. Pada tabel 1
menunjukan bahwa semua indikator
Inovasi Produk dikatakan valid, karena
nilai Corrected Item – Total Correlation
lebih besar dari pada nilai r tabel yaitu
0.214
Tabel 2
Hasil Uji Validitas Variabel Sosial Media
Marketing Dimensi Item
Pernyataan
Total
Pearson
Correlation
Nilai
r
Tabel
Keteran
gan
Sosial
Media
Marketin
g
SMM1 0.704 0,214 Valid
SMM2 0.790 0,214 Valid
SMM3 0.835 0,214 Valid
SMM4 0.811 0,214 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2020
Dari hasil analisis yang didapat
kemudian dibandingkan dengan nilai r
table, r tabel dicari pada signifikan 0.05
dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 60
maka didapat r tabel 0.214 Pada tabel 2
menunjukan bahwa semua indikator
Sosial Media Marketing dikatakan valid,
karena nilai Total Correlation lebih besar
dari pada nilai r tabel yaitu 0.361
Tabel 3
Hasil Uji Validitas Variabel Citra Merek Dimensi Item
Pernyataan
Total
Pearson
Correlation
Nilai
r
Tabel
Keterangan
Citra
Merek
CM1 0.755 0,214 Valid
CM2 0.862 0,214 Valid
CM3 0.718 0,214 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2020
Dari hasil analisis yang didapat
kemudian dibandingkan dengan nilai r
table, r tabel dicari pada signifikan 0.05
dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 60
maka didapat r tabel 0.214 Pada tabel 3
menunjukan bahwa semua indikator Citra
Merek dikatakan valid, karena nilai
Corrected Item – Total Correlation lebih
besar dari pada nilai r tabel yaitu 0.214.
Tabel 4
Hasil Uji Validitas Variabel Minat Berkunjung
Dimensi Item Pernyataan
Total Pearson
Correlation
Nilai r
Tabel
Keterangan
Minat Beli
MB1 0.760 0,214 Valid
MB2 0.780 0,214 Valid
MB3 0.720 0,214 Valid
MB4 0.809 0,214 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2020
Dari hasil analisis yang didapat
kemudian dibandingkan dengan nilai r
table, r tabel dicari pada signifikan 0.05
dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 60
maka didapat r tabel 0.214. Pada tabel 4
menunjukan bahwa semua indikator
Minat Berkunjung dikatakan valid,
karena nilai Corrected Item – Total
Correlation lebih besar dari pada nilai r
tabel yaitu 0.214
Tabel 5
Hasil Uji Validitas Variabel Impulsive Buying Dimensi Item
Pernyataan Total
Pearson Correlation
Nilai r
Tabel
Keterangan
Impulsive
Buying
IB1 0.724 0,214 Valid
IB2 0.721 0,214 Valid
IB3 0.774 0,214 Valid
IB4 0.772 0,214 Valid
IB5 0.828 0,214 Valid
IB6 0.711 0,214 Valid
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375
Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
80
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2020
Dari hasil analisis yang didapat
kemudian dibandingkan dengan nilai r
table, r tabel dicari pada signifikan 0.05
dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 60
maka didapat r tabel 0.214. Pada tabel 5
menunjukan bahwa semua indikator
Impulsive Buying dikatakan valid,
karena nilai Corrected Item – Total
Correlation lebih besar dari pada nilai r
tabel yaitu 0.214.
Tabel 6
Hasil Uji Reliabilitas Dimensi Nilai Cronbach
Alpha
Jumlah
Indikator
Inovasi Produk
Sosial MM
Citra Merek
Minat B
Impulsive B
0.739 6
0.788 4
0.658 3
0,741 4
0,849 6
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2020
Pada tabel 6 menunjukan bahwa
indikator Inovasi Produk, Sosial Media
Marketing, Citra Merek, Minat Beli dan
Impulsive Buying dinyatakan reliabel
karena mempunyai cronbach Alpha>0,6.
Tabel 7 Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-
Smirnova
Stat
istic df Sig.
Unstandardi
zed Residual .046 60
.200*
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2019
Dari tabel 7 terlihat bahwa semua
indikator variabel indikator Inovasi
Produk, Sosial Media Marketing, Citra
Merek, Minat Berkunjung dan Impulsive
Buying sudah terdistribusi normal
dimana nilai Sig nya diatas >0,05
Tabel 8 Uji Multikolinearitas Model t Sig Tolerance VIF
1 (Constant) -526 601
X1 1.667 .099 .491
2,036
X2 2.757 .008 .630
1,586
X3 3.948 .000 .524
1,907
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2020
Tabel 8 menunjukan hasil uji
multikolinearitas, dari hasil uji tersebut
diperoleh nilai Inflation Factor (VIF)
sebesar 2.036 pada variabel Inovasi
Produk (X1), Sosial Media Marketing(X2)
sebesar 1.586 dan variabel Citra Merek
(X3) sebesar 1.907 dan nilai Tolerance
sebesar 0.491 Inovasi Produk (X1), Sosial
Media Marketing (X2) sebesar 0.630 dan
variabel Citra Merek (X3) sebesar 0.624 .
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak
terjadi masalah multikolinearitas karena
nilai Inflation Factor (VIF) kurang dari
10 dan Tolerance lebih dari 0,1.
Tabel 9
Uji Heteroskedasitas Model t Sig Tolerance VIF
1 (Constant) 1.229 .199
IP -379 .706 .491 2.036
SMM .265 .792 .630 1.586
CM -1.545 .128 .524 1.907
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2020
Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa
hasil uji heteroskedasitas menggunakan
metode uji Glesjer memperoleh nilai
signifikasi (Sig) untuk setiap variabel.
Inovasi Produk memperoleh nilai
signifikasi sebesar 0.491, Sosial Media
Marketing memperoleh nilai signifikasi
sebesar 0,630 dan Citra merek
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375
Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
81
memperoleh nilai signifikasi sebesar
0,524. Karena nilai signifikasi ketiga
variabel tersebut lebih dari 0,05, maka
sesuai dengan uji Glesjer dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
heteroskedasitas.
Tabel 10
Hasil Uji Regresi Linear Berganda (X1, X2, X3
terhadap Y) Model B Std.Error Beta
1 (Constant) -1.113 2.118
X1 .235 .140 .195
X2 .417 .106 .444
X3 .467 .169 .283
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2019
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y = - 1.113 + 0,235 (X1) + 0.417 (X2)
+0.467 (X3) +e
Keterangan:
Y = Variabel terikat
X1, X2, X3 = Variabel bebas
a = Nilai Konstanta
b1, b2 = Koefisien regresi
Tabel 10 menunjukan hasil uji
regresi linier berganda, penjelasan
persamaan regresi tersebut sebagai
berikut:
1. Konstanta sebesar -1.113, artinya
artinya jika Persepsi Online Store
dan Persepsi Offline Store 0,
maka Persepsi Nilainya sebesar -
1.113
2. Koefisien regresi variabel Inovasi
Produk sebesar 0.235, artinya
jika Inovasi Produk mengalami
kenaikan satu satuan, maka
Inovasi Produk akan mengalami
peningkatan sebesar 0.235 satuan
dengan asumsi variabel
independen lainnya tetap.
3. Koefisien regresi variabel Sosial
Media Marketing sebesar 0.417,
artinya jika Sosial Media
Marketing mengalami kenaikan
satu satuan, maka Sosial Media
Marketing akan mengalami
peningkatan sebesar 0.417 satuan
dengan asumsi variabel
independen lainnya tetap
4. Koefisien regresi variabel Citra
Merek sebesar 0.467, artinya
jika Citra Merek mengalami
kenaikan satu satuan, maka Citra
Merek akan mengalami
peningkatan sebesar 0.467 satuan
dengan asumsi variabel
independen lainnya tetap
Tabel 11
Hasil Uji Determinasi (X1, X2 dan X3 Terhadap Y)
Model Summary
Mode
l R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
1 .792a .628 .608 1.882
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2020
Tabel 11 menunjukan nilai
Adjusted R Square adalah sebesar 0.608
(60.8%). Hal ini menunjukan persentase
pengaruh variabel independen Inovasi
Produk, Sosial Media Marketing dan
Citra Merek terhadap variabel dependen
Minat Berkunjug sebesar 60.8%
sedangkan 39.2 % dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam penelitian ini.
Tabel 12
Hasil Uji T (X1, X2 dan X3 Terhadap Y) Model t Sig Tolerance VIF
1 (Constant) -.526 .601
X1 1.667 .099 .491
2.036
X2 3.948 .088 .630
1.586
X3 2.757 .000 .524
1.907
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2019
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375
Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
82
1. Pada variabel Inovasi Produk (X1)
menunjukan nilai Sig 0.099 >
0,05. Hasil ini menyatakan bahwa
variabel Inovasi Produk (X1) tidak
berpengaruh signifikan terhadap
variabel Minat Berkunjung (Y).
2. Pada variabel Sosial Media
Marketing (X2) menunjukan nilai
Sig 0.008 < 0,05. Hasil ini
menyatakan bahwa variabel
Sosial Media Marketing (X2)
berpengaruh signifikan terhadap
variabel Minat Berkunjung (Y).
3. Pada variabel Citra Merek (X3)
menunjukan nilai Sig 0.000 <
0,05. Hasil ini menyatakan bahwa
variabel Sosial Media Marketing
(X2) berpengaruh signifikan
terhadap variabel Minat
Berkunjung (Y).
Tabel 13
Hasil Uji Determinasi (Y TerhadapZ)
Model Summary
Mode
l R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .758a .574 .567 2.955
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2020
Tabel 13 menunjukan nilai
Adjusted R Square adalah sebesar 0.567
(56.7%). Hal ini menunjukan persentase
pengaruh variabel Minat Berkunjung
terhadap Variabel Impulsive Buying
sebesar 56.7% sedangkan 43.3 %
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
Tabel 14
Hasil Uji Regresi Linear Berganda (Y Terhadap
Z) Model t Sig Tolerance VIF
1 (Constant) 2.006 .050
Y 8.847 .000 1.000 1.000
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2020
Tabel 14 menunjukan bahwa variabel
Minat Berkunjung (Y) menunjukan nilai
Sig 0.000 < 0,05. Hasil ini menyatakan
bahwa variabel Minat Berkunjung (Y)
berpengaruh signifikan terhadap variabel
Impulsive Buying (Z).
Tabel 15
Hasil Mean Variabel Inovasi Produk
No Pernyataan Nilai Mean
1.
Produk kerajinan
tanah liat di desa
gerabah kasongan
saat ini sudah
memiliki banyak
inovasi sehingga
konsumen
memililki banyak
pilihan
4,33
2.
Inovasi pada
produk kerajinan
tanah liat di Desa
Gerabah
Kasongan saat ini
sudah sesuai
dengan keinginan
kosumen
4,05
3.
Inovasi produk
kerajinan tanah
liat di Desa
Gerabah
Kasongan dapat
diperkenalkan
secara cepat
kepada konsumen
4,00
4.
Konsumen merasa
bahwa inovasi
pada produk
kerajinan tanah
liat di Desa
Gerabah
Kasongan sangat
terlihat
perbedaannya
dibandingkan
3,95
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375
Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
83
Tabel 16
Hasil Mean Variabel Sosial Media Marketing
No Pernyataan Nilai Mean
1.
Content pemasaran
media social dari
produk kerajinan
tanah liat Gerabah
Kasongan sangat
menarik
3,93
2.
Content sharing
produk kerajinan
tanah liat kasongan
membuat saya
melakukan
pembelian
3,65
3.
Saya mengetahui
produk kerajinan
tanah liat dari
gerabah kasongan
karena banyaknya
hastag produk
tersebut
3,63
4.
Saya memiliki
komunitas khsusus
untuk kolektor
produk kerajinan
tanah liat dari Desa
Gerabah Kasongan
dibandingkan
sebelun inovasi
3,17
Tabel 17
Hasil Mean Variabel Citra Merek
No Pernyataan Nilai Mean
1.
Produk kerajinanan
tanah liat dari Desa
Gerabah Kasongan
sangat dikenal, oleh
banyak orang.
3.85
2.
Produk kerajinan
tanah liat dari desa
Gerabah Kasongan
memiliki kualitas
dan ciri khas yang
berbeda dengan
produk kerajinan
tanah liat lainnya.
3.97
3.
Produk kerajinan
tanah liat di Desa
Gerabah Kasongan
memiliki
penampilan dan nilai
estetika yang
menarik.
4,15
Tabel 18
Hasil Mean Variabel Impulsive Buying
No Pernyataan Nilai Mean
1.
Saya membeli produk
kerajinan tanah liat di
Desa Gerabah
Kasongan karena
adanya kebutuhan
produk kerajinan
tanah liat secara
mendadak
3,48
2.
Saya merasa antusias
sewaktu berbelanja
produk kerajinan
tanah liat di Desa
Gerabah Kasongan
3,9
3.
Setelah melihat
produk kerajinan
tanah liat di Gerabah
Kasongan saya
langsung melakukan
pembelian, padahal
tidak termasuk dalam
daftar belanja saya
3,6
4.
Saya hanya
berkunjung sesekali
ke Desa Gerabah
Kasongan, jadi setiap
saya kesana pasti
membeli produk
kerajinan tanah liat
3,7
5.
Saya langsung
melakukan pembelian
produk kerajinan
tanah liat di Desa
Gerabah Kasongan
karena memiliki
simpanan uang yang
dapat saya
belanjakan.
3,47
6.
Perhatian saya
sebagian besar tertuju
pada item-item yang
saya rencanakan
untuk dibeli selama
saya berbelanja di
Desa Gerabah
Kasongan.
3,73
Tabel 19
Hasil Mean Variabel Minat Berkunjung
No Pernyataan Nilai Mean
1.
Saya sangat menyukai
produk kerajinan tanah
liat terutama yang
berasal dari Desa
Gerabah Kasongan,
4,08
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375
Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
84
karena memiliki ciri
khas yang berbeda.
2.
Saya
menginformasikan
kepada kerabat
terdekat untuk
membeli produk
kerajinan tanah liat
dari Desa Gerabah
Kasongan.
3,95
3.
Saya tidak pernah
membeli produk
kerajinan tanah liat
selain dari Desa
Gerabah Kasongan
3,28
4.
Sebelum saya
membeli produk
kerajinan tanah liat di
Desa Gerabah
Kasongan, saya
mencari informasi
mengenai keunggulan
produk tanah liat nya.
3,89
PENUTUP
Simpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Inovasi Produk tidak berpengaruh
terhadap Minat Berkunjung
2. Sosial Media Marketing berpengaruh
terhadap Minat Berkunjung
3. Citra Merek berpengaruh terhadap
Minat Berkunjung
4. Minat Berkunjung berpengaruh
terhadap Impulsive Buying
Implikasi Manajerial Inovasi Produk
Berdasarkan hasil analisis
menggunakan SPSS 20 menunjukan nilai
mean terendah dari variabel Inovasi
Produk (X1) yaitu 3.95 terdapat pada
indikator no 4 yaitu “Konsumen merasa
bahwa inovasi pada produk kerajinan
tanah liat di Desa Gerabah Kasongan
sangat terlihat perbedaannya
dibandingkan dengan sebelum adanya
inovasi”, dalam hal ini baiknya para
pelaku usaha kerajinan tanah liat di Desa
Gerabah Kasongan dapat meingkatkan
inovasi produk agar memiliki perbedaan
dengan kerajinan tanah liat yang berada
di daerah lainnya, sejauh ini inovasi
produk yang di buat seperti celengan
karakter dan asbak karakter kurang
begitu diminati dan baiknya inovasi
produk yang dibuat lebih kepada nuansa
kerajinan tanah liat khas dari Gerabah
Kasongan misal wastafel atau pot yang di
desain dalam bentuk minimalis sehingga
cocok untuk konsep hunian saat ini
ataupun dengan meningkatkan nilai
estetika pada kerajinan tanah liat agar
menarik perhatian para kolektor yang
menyukai produk kerajinan tanah liat.
Sedangkan untuk nilai mean tertinggi
terdapat pada indikator no 1 dengan nilai
4,33 yaitu “Produk kerajinan tanah liat
di desa gerabah kasongan saat ini sudah
memiliki banyak inovasi sehingga
konsumen memililki banyak pilihan”,
dalam hal ini baiknya inovasi yang
dilakukan dapat dipertahankan dan
ditingkatkan sehingga konsumen puas
dengan kerajinan tanah liat dan bentuk
inovasi dapat terus disesuaikan dengan
selera konsumen.
Implikasi Manajerial Sosial Media
Marketing
Berdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan SPSS 20 menunjukan nilai
mean terendah dari variabel Sosial
Media Marketing (X2) yaitu 3.17
terdapat pada indikator no 4 yaitu “Saya
memiliki komunitas khsusus untuk kolektor
produk kerajinan tanah liat dari Desa
Gerabah Kasongan.”, dalam hal ini
baiknya para pelaku usaha kerajinan
tanah liat di Desa Gerabah Kasongan
dapat membangun komunitas para
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375
Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
85
kolektor ataupun pemakai produk
kerajinan tanah liat melalui Sosial Media
Marketing dengan membuat group untuk
saling bertukar informasi, kemudian
selalu memakai hastag pada saat upload
di Sosial Media Marketing dan aktif di
group-group yang ada di sosial media
lainnya agar komunitas yang dibangun
lebih banyak dikenal oleh konsumen dan
menjaring lebig banyak kolektor-kolektor
produk kerajinan tanah liat. Sedangkan
untuk nilai mean tertinggi terdapat pada
indikator no 1 dengan nilai 3.93 yaitu
“Content pemasaran media social dari
produk kerajinan tanah liat Gerabah
Kasongan sangat menarik” . Dalam hal ini
para pelaku usaha kerajinan tanah liat di
Desa Gerabah Kasongan dapat
mempertahankan dengan tetap membuat
content yang menarik agar konsumen
tertarik dan melakukan pelmbelian.
Implikasi Manajerial Citra Merek
Berdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan SPSS 20 menunjukan
nilai mean terendah dari variabel Citra
Merek (X3) yaitu 3.85 terdapat pada
indikator no 1 yaitu “Produk kerajinanan
tanah liat dari Desa Gerabah Kasongan
sangat dikenal, oleh banyak orang.”,
dalam hal ini baiknya para pelaku usaha
kerajinan tanah liat di Desa Gerabah
Kasongan dapat meningkatkan
penggunaan Sosial Media Marketing,
bukannya hanya untuk menjual saja,
namun juga digunakan sebagai media
promosi dengan terus mengupdate
informasi, membuat content menarik
contoh proses pembuatan kerajinan tanah
liat dan juga menggunakan instagram
advertising agar dapat dilihat oleh lebih
banyak orang dan menjangkau seluruh
pasar yang ada di Indonesia. Selain itu
juga perlu menjalin engagement dengan
para pengikut sosial media marketing
dengan cara membuat sesi tanya jawab
via story ataupun dengan membuat
program promosi seperti giveaway dan
lainnya. Sedangkan untuk nilai mean
tertinggi terdapat pada indikator no 3
dengan nilai 4.15 yaitu “Produk kerajinan
tanah liat di Desa Gerabah Kasongan
memiliki penampilan dan nilai estetika
yang menarik.dalam hal ini dapat
dipertahankan dan ditingkatkan lagy
dengan membuat produk kerajinan tanah
liat yang di minati dan mengikuti selera
konsumen.
Implikasi Manajerial Impulsive Buying
Berdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan SPSS 20 menunjukan nilai
mean terendah dari variabel Impulsive
Buying (Z) yaitu 3.47 terdapat pada
indikator no 5 yaitu “Saya langsung
melakukan pembelian produk kerajinan
tanah liat di Desa Gerabah Kasongan
karena memiliki simpanan uang yang
dapat saya belanjakan.”, dalam hal ini
baiknya para pelaku usaha kerajinan
tanah liat di Desa Gerabah Kasongan
dapat membuat beberapa jenis kerajinan
dengan variasi harga yang berbeda, mulai
harga murah sampai dengan harga tinggi
yang disesuaikan dengan kualitas
produknya, sehingga konsumen yang
memiliki uang terbatas dapat membeli
produk kerajinan tanah liat sesuai dengan
kondisi keuangannya agar pelaku usaha
tidak kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan pembeli. Sedangkan untuk
nilai mean tertinggi terdapat pada
indikator no 2 dengan nilai 3,9 yaitu
“Saya merasa antusias sewaktu
berbelanja produk kerajinan tanah liat di
Desa Gerabah Kasongan” dalam hal ini
dapat dipertahankan dan ditingkatkan
lagy dengan membuat produk kerajinan
tanah liat yang di minati dan mengikuti
selera konsumen dan mendisplay produk
yang dijual dengan semarik mungkin.
Implikasi Manajerial Minat
Berkunjung
Berdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan SPSS 20 menunjukan nilai
mean terendah dari variabel Minat
Berkunjung (Y) yaitu 3,28 terdapat pada
indikator no 3 yaitu “Saya tidak pernah
membeli produk kerajinan tanah liat selain
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375
Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
86
dari Desa Gerabah Kasongan”, dalam hal
ini baiknya para pelaku usaha kerajinan
tanah liat di Desa Gerabah Kasongan
dapat terus mempromosikan produk
kerajinan tanah liat baik dengan
menggunakan sosial media marketing
ataupun dengan group-group UMKM dan
Paguyuban di setiap daerah yang di bantu
oleh pemerintah agar produk kerajinan
tanah liat khas Gerabah Kasongan dapat
dikenal luas oleh masyarakat. Selain itu
juga, baiknya para pelaku usaha
Kerajinan Tanah Liat juga aktif dalam
kegiata pameran baik tingkat lokas dan
nasional. Sedangkan untuk nilai mean
tertinggi terdapat pada indikator no 1
dengan nilai 4,08 yaitu “Saya sangat
menyukai produk kerajinan tanah liat
terutama yang berasal dari Desa Gerabah
Kasongan, karena memiliki ciri khas yang
berbeda.” dalam hal ini dapat
dipertahankan dan ditingkatkan lagy
dengan membuat produk kerajinan tanah
liat yang di minati dan mengikuti selera
konsumen serta dapat terus
meningkatkan nilai estetika pada produk
kerajinan tanah liat.
DAFTAR PUSTAKA
Alfani P dkk. (2018). Analisis faktor –
faktor yang menyebabkan
terjadinya pembelian impulsif
produk fashion di outlet cardinal
Mega Mall Manado. Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntasi. Vol 6. No 4.
Alma, B. (2013). Manajemen Pemasaran
dan Pemasaran Jasa. Bandung :
Alfabeta.
Assauri, S. (2013). Manajemen
Pemasaran . Jakarta : Rajawali
Pers.
Eko, P. dkk. (2016). Analysis Pengaruh
Citra Merek, Strategi Promosi,
Atribut Produk, Harga Terhadap
Minat Berkunjung Serta
Pengaruhnya Terhadap Minat Beli
(Studi Empiris pada Pameran
Computer di Javamall Semarang).
Journal of Management. ISSN :
2502-7689 Vol. 2. No. 2
Ginting, H dan Nembah, F. (2011).
Manajemen Pemasaran. Bandung :
CV Yrama Widya
Giri, M.F dan Heppy, M. (2015). Pengaruh
Social Media Marketing Melalui
Instagram Terhadap Minat Beli
Konsumen Sugar Tribe. eProceedings
of Management. Vol. 2, No.3
Hasibuan, M. S.P. (2016). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi
Revisi. Jakarta : PT Bumi Aksara
Kotler, P dan Amstrong, G. (2008).
Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi
12. Jakarta : Erlangga
Kotler, P dan Amstrong, G. (2014).
Principle Of Marketing. 15 th
Edition. New Jersey : Pearson
Pretice Hall.
Kotler, P dan Kevin, L.K. (2016).
Marketing Management. 15 th
Edition. New Jersey : Pearson
Pretice Hall.
Lupiyoadi, R. (2004). Manajemen
Pemasaran Jasa Teori dan
Parktek. Jakarta : Salemba Empat.
Malhotra, N.K. (2009). Riset Pemasaran
Pendekatan Terapan Jilid 1.
Jakarta:PT Index.
Nayyar. E.V. (2012). Packaging-An
Innovativesource of Impulsive and
Abrupt Buying Action. International
Journal of Management &
Information Technology. Vol. 1,
No.1.
Priyatno, D. (2016). Belajar Alat Analisis
Data Dan Cara Pengolahnnya
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375
Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
87
Dengan SPSS Praktis dan Mudah
Dipahami untuk Tinkat Pemula dan
Menengah. Yogyakarta: Gava
Media
Simamora, B. (2002). Panduan Riset
Perilaku Konsumen. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Sopa, M. Ramdan, P dan Adimulya.
(2013). Strategi Inovasi Produk
Wisata Dalam Upaya
Meningkatkan Minat Berkunjung
Wisatawan Ke Grama Tirta
Jatiluhur Purwakarta. Jurnal
Pariwisata dan Budaya Universitas
Bina Sarana Informatika, Fakultas
Ekonomi dan bisnis.Vol 4. No 2.
Sugiyono. (2012). Metodelogi Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung : Alfabeta
Sugiyono. (2016). Metodelogi Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung : Alfabeta
Tjiptono, Fandy dan Diana, A. (2012).
Brand Management dan Strategy.
Yogyakarta : Andi
Utami, W.C. (2010). Manajemen Ritel :
Strategi dan Implementasi Ritel
Modern. Jakarta : Salemba Empat.
Wijayanto, Dian. (2009). Pengantar
Manajemen. Jakarta : Erlangga