pengaruh inovasi produk, social media marketing …

15
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375 Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X 73 PENGARUH INOVASI PRODUK, SOCIAL MEDIA MARKETING DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BERKUNJUNG WISATAWAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP IMPULSIVE BUYING PADA SEKTOR UMKM KERAJINAN TANAH LIAT DI DESA WISATA GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA Oleh: 1 Mariah, 2 Siti Ruhana Dara Manajemen, Fakultas Bisnis, Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis Jalan Pulomas Selatan Kav. 22, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia 13210 Email : 1 [email protected], 2 [email protected] ABSTRACT This study aims to analyze the effect of product innovation, social media marketing and brand image on the interest of tourist visits and its impact on impulsive buying in the clay craft UMKM sector in the village of Kerabah Kasongan, Yogyakarta. This research has a type of quantitative research with 100 respondents who are consumers. clay crafts. The sampling method was purposive sampling. This study uses quantitative research methods by conducting surveys, the results of validity and reliability tests using SPSS v 20.0, and hypothesis testing is carried out using multiple linear regression methods. The results showed that product innovation had no effect on visiting interest, social media marketing had an effect on visiting interest, brand image had an effect on visiting interest and visiting interest had an effect on impulsive buying. Keywords: product innovation, social media marketing, brand image, impulsive buying, interest in visiting. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Inovasi Produk, Sosial Media Marketing dan Citra Merek terhadap Minat Kunjungan Wisatawan dan dampaknya terhadap Impulsive Buying pada sector UMKM Kerajinan Tanah Liat di Desa Gerabah Kasongan Yogyakarta.Penelitian ini memiliki jenis penelitian kuantitatif dengan responden sejumlah 100 orang yang merupakan konsumen kerajinanx tanah liat. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan melakukan survey, Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas mengunakan SPSS v 20.0, danl uji hipotesis dilakukan dengan metode regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa inovasi produk tidak berpengaruh terhadap minat berkunjung, sosial media marketing berpengaruh terhadap minat berkunjung, citra merek berpengaruh terhadap minat berkunjung dan minat berkunjung berpengaruh terhadap impulsive buying. Kata kunci : inovasi produk, sosial media marketing, citra merek, impulsive buying, minat kunjungan PENDAHULUAN Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata di kawasan Asia Pasifik yang banyak diminati oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Sehingga sangat potensial untuk dikembangkan karena keindahan alam dan adat istiadat yang dimilikinya. Hal ini terbukti dengan

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH INOVASI PRODUK, SOCIAL MEDIA MARKETING …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375

Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

73

PENGARUH INOVASI PRODUK, SOCIAL MEDIA MARKETING DAN

CITRA MEREK TERHADAP MINAT BERKUNJUNG WISATAWAN

DAN DAMPAKNYA TERHADAP IMPULSIVE BUYING PADA

SEKTOR UMKM KERAJINAN TANAH LIAT DI DESA WISATA

GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA

Oleh: 1Mariah,

2Siti Ruhana Dara

Manajemen, Fakultas Bisnis, Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis

Jalan Pulomas Selatan Kav. 22, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia 13210

Email : [email protected],

[email protected]

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of product innovation, social media marketing and

brand image on the interest of tourist visits and its impact on impulsive buying in the clay

craft UMKM sector in the village of Kerabah Kasongan, Yogyakarta. This research has a

type of quantitative research with 100 respondents who are consumers. clay crafts. The

sampling method was purposive sampling. This study uses quantitative research methods

by conducting surveys, the results of validity and reliability tests using SPSS v 20.0, and

hypothesis testing is carried out using multiple linear regression methods. The results

showed that product innovation had no effect on visiting interest, social media marketing

had an effect on visiting interest, brand image had an effect on visiting interest and visiting

interest had an effect on impulsive buying.

Keywords: product innovation, social media marketing, brand image, impulsive buying, interest in visiting.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Inovasi Produk, Sosial Media

Marketing dan Citra Merek terhadap Minat Kunjungan Wisatawan dan dampaknya

terhadap Impulsive Buying pada sector UMKM Kerajinan Tanah Liat di Desa Gerabah

Kasongan Yogyakarta.Penelitian ini memiliki jenis penelitian kuantitatif dengan responden

sejumlah 100 orang yang merupakan konsumen kerajinanx tanah liat. Metode pengambilan

sampel adalah purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

kuantitatif dengan melakukan survey, Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas mengunakan

SPSS v 20.0, danl uji hipotesis dilakukan dengan metode regresi linear berganda. Hasil

penelitian menunjukan bahwa inovasi produk tidak berpengaruh terhadap minat

berkunjung, sosial media marketing berpengaruh terhadap minat berkunjung, citra merek

berpengaruh terhadap minat berkunjung dan minat berkunjung berpengaruh terhadap

impulsive buying.

Kata kunci : inovasi produk, sosial media marketing, citra merek, impulsive buying, minat kunjungan

PENDAHULUAN

Yogyakarta merupakan salah satu

daerah tujuan wisata di kawasan Asia

Pasifik yang banyak diminati oleh

wisatawan mancanegara maupun

wisatawan nusantara. Sehingga sangat

potensial untuk dikembangkan karena

keindahan alam dan adat istiadat yang

dimilikinya. Hal ini terbukti dengan

Page 2: PENGARUH INOVASI PRODUK, SOCIAL MEDIA MARKETING …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375

Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

74

makin bertambahnya arus wisatawan

mancanegara dan wisatawan nusantara

yang datang ke Yogyakarta dari tahun ke

tahunnya. Perkembangan ini ternyata

membuka peluang bagi industri kerajinan

(craft) untuk lebih berkembang dan

menjadi produk andalan yang diharapkan

mampu menyediakan lapangan pekerjaan

dan menyerap tenaga kerja serta mampu

mendatangkan devisa bagi negara.

Sebagai bentuk peran aktif dari

pemerintah dan masyarakat bahwa dalam

perkembangan kepariwisataan terutama

untuk menghadapi arus wisatawan baik

mancanegara maupun wisatawan

nusantara yang terus bertambah, maka

pemerintah dan masyarakat telah

membangun atau menyediakan prasarana

dan sarana pariwisata.

Kabupaten Bantul memiliki banyak

industri kerajinan yang dapat ditawarkan

menjadi objek wisata alternative meliputi

bermacam wisata alam, budaya,

pendidikan dan lainnya. Kerajinan

Gerabah di Kasongan merupakan salah

satu objek wisata unggulan di Kabupaten

Bantul yang menawarkan keindahan

bentuk kerajinan yang terbuat dari tanah

liat. Kasongan adalah nama daerah

tujuan wisata di wilayah Kabupaten

Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

yang terkenal dengan hasil kerajinan

gerabahnya (tanah liat). Tempat ini

tepatnya terletak di daerah Padukuhan

Kajen, Desa Bangunjiwo, Kecamatan

Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa

Yogyakarta, sekitar 6 km dari Alun-alun

Utara Yogyakarta ke arah Selatan.

Kasongan, Bantul, Provinsi DIY terkenal

akan hasil kerajinan masyarakatnya

berupa gerabah, dan patung dari tanah

liat. Sedangkan Kasongan sebagai desa

wisata belum memiliki museum seni

gerabah sebagai wadah/sarana para

seniman guna memamerkan hasil

karyanya kepada masyarakat umum

ataupun sebagai penyimpan karya para

seniman-seniman yang ada di Kasongan

sendiri.

Potensi masyarakatnya yang terus

maju dan kreatif untuk menciptakan

inovasi terhadap seni gerabah tentunya

membuat daya tarik tersendiri dan

potensi lingkungannya yang saling terkait

dan melengkapi membuat sebuah sinergi

yang baik dan tak dapat terpisahkan.

Potensi sebuah desa wisata untuk

berkembang tergantung dari

masyarakatnya sendiri dan dalam hal ini

Kasongan Bantul bisa maju dan menjadi

daya tarik tersediri bagi wisatawan baik

asing maupun lokal. Wisata Gerabah

Kasongan mulai dikenal awalnya karena

semua penduduk di daerah tersebut

membuat kerajinan tanah liat (gerabah)

berupa perlengkapan rumah tangga mulai

dari kuali, kendi, celengan dan

sebagainya. Awalnya desa tersebut

banyak sekali dikunjungi oleh para

pendataang atau wisatawaan, akan tetapi

3 tahun terakhir ini sudah mulai sepi

dikunjungi dan banyak penduduk desa

tersebut yang sudah beralih profesi lain

mengingat menurunya penjualan pada

kerajaninan tanah liat.

KAJIAN PUSTAKA

Mengingat perubahan selera yang

cepat dalam teknologi dan persaingan,

perusahaan tidak bisa hanya

mengandalkan produk yang ada untuk

mempertahankan pertumbuhan atau

untuk mempertahankan laba . Perusahaan

yang memiliki harapan untuk

mempertahankan pasar dan laba kinerja

bisa dengan melakukan inovasi produk

yang berkelanjutan. Inovasi produk

meliputi berbagai kegiatan

pengembangan produk - perbaikan

produk, pengembangan yang seluruhnya

baru, dan perluasan yang meningkatkan

jangkauan atau jumlah lini produk yang

dapat ditawarkan perusahaan. Inovasi

produk tidak dapat disamakan dengan

penemuan. Sebuah inovasi didefinisikan

sebagai suatu ide, produk atau bagian

dari teknologi yang telah dikembangkan

dan dipasarkan untuk pelanggan yang

Page 3: PENGARUH INOVASI PRODUK, SOCIAL MEDIA MARKETING …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375

Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

75

dirasa sebagai sesuatu yang baru. Kita

mungkin menyebutnya sebagai proses

identifikasi, menciptakan dan

memberikan nilai-produk baru atau

manfaat yang tidak ditawarkan

sebelumnya di pasar. Dengan produk

baru atau yang dimaksud dengan produk

asli, perbaikan produk, memodifikasi

produk dan merek baru dari perusahaan

yang berkembang melalui penelitian

sendiri dan upaya pengembangan. (Kotler

dan Amstrong, 2008 : 603-604).

Citra merek dapat didefinisikan

sebagai suatu persepsi yang muncul di

benak konsumen ketika mengingat suatu

merek dari produk tertentu.Terdapat

beberapa definisi tentang citra merek,

berikut ini beberapa definisi citra merek

menurut para ahli. Menurut American

Marketing Associationdalam Kotler dan

Keller (2008:258) mendefinisikan merek

sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau

rancangan, atau kombinasinya, yang

dimaksudkan untuk

mengidentifikasikanbarang atau jasadari

salah satu penjual atau kelompok penjual

dan mendiferesiasikan dari barang atau

jasa pesaing. Menurut Kotler dan

Armstrong(2008:275) Citra merek

adalah persepsi masyarakat terhadap

perusahaan atau produknya, citra merek

dipengaruhi oleh banyak faktor yang

diluar control perusahaan. Faktor-faktor

Pembentuk Citra Merek , ada beberapa

faktor pembentuk citra merek yaitu :

1. Kualitas dan mutu, berkaitan

dengan kualitas produk barang

yang ditawarkan oleh produsen

dengan merek tertentu.

2. Dapat dipercaya atau diandalkan,

berkaitan dengan pendapat atau

kesepakatan yang dibentuk oleh

masyarakat tentang suatu produk

yang dikonsumsi.

3. Kegunaan atau manfaat, yang

terkait dengan fungsi dari suatu

produk yang bisa dimanfaatkan

oleh konsumen.

4. Pelayanan,yang terkait dengan

tugas produsen dalam melayani

konsumennya.

5. Resiko, terkait dengan besar

kecilnya akibat untung dan rugi

yang mungkin dialami oleh

konsumen.

6. Harga, yang dalam hal ini berkaitan

dengan tinggi rendahnya atau

banyak sedikitnyajumlah uang

yang dikeluarkan oleh konsumen

untuk mempengaruhi suatu produk,

juga dapat mempengaruhi citra

jangka panjang.

7. Citra yang dimiliki oleh merek itu

sendiri, yaitu berupa pandangan,

kesepakatan, dan informasi yang

berkaitan dengan suatu merek dari

produk tertentu

Menurut Zarella (2010,dalam

Irfan,2014:13), sosial media adalah

paradigma media baru dalam konteks

industri pemasaran. Weber (2009,dalam

Bambang dkk,2011:35) juga menyatakan

hal yang sama bahwa media tradisional

seperti TV, radio dan koran memfasilitasi

komunikasi satu arah sementara media

sosial komunikasinya dua arah dengan

mengijinkan setiap orang dapat

mempublikasikan dan berkontribusi

lewat percakapan online. Menurut Neti

(2011,dalam Sigit,2014:1380) pemasaran

media sosial adalah upaya untuk

menggunakan media sosial guna

membujuk konsumen kepada satu

perusahaan, produk atau jasa yang

berharga. Pemasaran media sosial adalah

pemasaran menggunakan jaringan sosial,

blog pemasaran dan banyak lagi .Hal

senada juga dipaparkan oleh Wikipedia

yaitu “Social media marketing is

commercial promotion conducted

through social media websites. Many

companies promote their products by

posting frequent updates and providing

special offers through their social media

profiles

Pembelian impulsive biasaanya

terjadi dikarenakan adanya

Page 4: PENGARUH INOVASI PRODUK, SOCIAL MEDIA MARKETING …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375

Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

76

ketertarikankonsumen terhadap suatu

produk pada saat pertama kali konsumen

melihatnya. Menurut Utami (2010:51)

Pembelian impulsif ( Impulse buying )

adalah pembelian yang terjadi ketika

konsumen melihat produk atau merek

tertentu, kemudian konsumen menjadi

tertarik untuk mendapatkannya, biasanya

karena adanya ransangan yang menarik

dari toko tersebut. Menurut Verplanken

(2009:1), pembelian impulsif adalah

Impulsive buying has been described as

an unplanned purchase behaviour

characterized by the sudden, powerful

and often persistent, urge to purchase

that is initiated spontaneously upon

confrontation with a particular item, and

accompanied by feelings of pleasure and

excitemen.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas

dapat disimpulkan bahwa pembelian

impulsif (impulsive buying)atau

pembelian tidak terencana merupakan

pembelian yang tidak rasional dan terjadi

secara spontan karena munculnya

dorongan yang kuat untuk membeli

dengan segera pada saat itu juga dan

adanya perasaan positif yang kuat

mengenai suatu benda, sehingga

pembelian berdasar impuls tersebut

cenderung terjadi dengan adanya

perhatian dan mengabaikan konsekuensi

negatif. Dalam hal ini minat berkunjung

merupakan bentuk atau wujud dari minat

berperilaku, sedangkan definisi minat

berperilaku menurut Simamora

(2002:153) secara teoritis minat perilaku

dibedakan dari sikap dimana diartikan

sebagai suatu kecenderungan potensial

untuk mengadakan reaksi jadi dapat

diterangkan bahwa sikap mendahului

perilaku. Model ini merupakan model

sikap yang berkaitan antara sikap, norma

subyektif, minat berperilaku dan

perilaku. Model ini di dasarkan

pendekatan yang menyatakan bahwa

peramalan perilaku atau pilihan

konsumen dimasa akan datang dapat

dilakukan berdasar apa yang telah

mereka katakan tentang minat mereka

untuk membeli atau mengambil

keputusan. Minat berkunjung dilakukan

berdasar apa yang telah mereka katakan

tentang minat mereka untuk mengambil

keputusan. Adapun proses dalam

pengambilan keputusan meliputi:

1. Pemrakarsa (initiator)

2. Pemberi pengaruh (influencer)

3. Pengambil keputusan (decider)

4. Pembeli (buyer)

5. Pemakai (user)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam

penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif

adalah penelitian yang bersifat

menanyakan hubungan antara dua

variabel atau lebih, dan dalam hal ini

hubungan tersebut bersifat kausal dimana

variabel bebas mempengaruhi variabel

terikat (Sugiyono, 2012: 11). Melalui

penelitian ini dapat diketahui pengaruh

inovasi produk, sosial media marketing

dan citra merek terhadap minat minat

berkenjung dan dampkanya terhadap

impulsive buying, dimana inovasi

produk, sosial media marketing citra

merek dan minat berkunjung merupakan

variabel independen (bebas) dan

impulsive buying merupakan variabel

dependen (terikat). Penelitian ini

menggunakan kuesioner untuk

memperoleh datanya. Kuesioner adalah

teknik pengumpulan data yang di lakukan

dengan cara memberikan seperangkat

pertanyaan atau pernyataan kepada orang

lain yang dijadikan sebagai responden.

Page 5: PENGARUH INOVASI PRODUK, SOCIAL MEDIA MARKETING …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375

Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

77

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2016: 215)

populasi diartikan sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek

atau subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh orang

yang berada di daerah Jakarta, yang

mengetahui marketplace Blibli.com

2. Sampel

Sampel merupakan sub kelompok

elemen populasi yang terpilih untuk

berpartisipasi dalam studi (Malhotra,

2009:364). Sampel dalam penelitian

ini adalah pembeli yang dipilih secara

acak berjumlah 100 orang yang

merupakan konsumen produk Zara

Untuk memperoleh data serta

keterangan yang diperlukan dalam

penelitian ini, maka peneliti melakukan

beberapa cara untuk mengumpulkan data,

yaitu sebagai berikut:

1. Studi Lapangan

Studi lapangan yang dilakukan oleh

peneliti yaitu dengan menyebarkan

kuesioner secara langsung kepada

subjek penelitian. Menurut Sugiyono

(2016: 142) kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Instrumen yang

digunakan dalam kuesioner penelitian

ini adalah instrument skala likert.

Menurut Sugiyono (2016: 93) skala

likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan oleh

peneliti untuk mendapatkan data

sekunder dengan sumber data yang

diperoleh dari penelitian terdahulu,

buku, dan jurnal.

Menurut Sugiyono (2016: 121)

instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data

(mengukur) itu valid. Valid berarti

instrument tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur. Menurut Priyanto (2016: 51)

untuk menentukan suatu item layak

digunakan atau tidak, yaitu dengan

melakukan uji signifikansi koefisien

korelasi pada taraf signifikansi 0,05,

artinya suatu item dianggap valid jika

berkorelasi signifikan terhadap skor total

item. Dalam penelitian ini peneliti

melakukan uji validitas item dengan

metode korelasi Pearson dan Corrected

Item-Total Correlation.

Menurut Sugiyono (2016: 121)

instrumen yang reliable adalah instrumen

yang bila digunakan beberapa kali untuk

mengukur obyek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama. Menurut

Priyatno (2016: 60) uji reliabilitas

digunakan untuk mengetahui konsistensi

alat ukur, apakah alat pengukur yang

digunakan dapat diandalkan dan tetap

konsisten jika pengukuran tersebut

diulang. Untuk penentuan apakah

instrument reliable atau tidak, bisa

digunakan batasan tertentu seperti:

reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang

baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan

diatas 0,8 adalah baik. Menurut Priyatno

(2016: 109) uji normalitas residual

digunakan untuk mapakah nilai residual

yang dihasilkan dari model regresi

terdistribusi secara normal atau tidak.

Dalam penelitian ini menggunakan

uji normalitas dengan metode Uji

Kolmogorov-Smirnov, yang dimana

apabila signifikansi lebih dari 0,05 maka

residual terdistribusi secara normal, dan

jika signifikansi kurang dari 0,05 maka

tidak normal. Menurut Priyatno (2016:

116) uji multikolinearitas digunakan

untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi yang tinggi

antar variabel independen. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi

Page 6: PENGARUH INOVASI PRODUK, SOCIAL MEDIA MARKETING …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375

Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

78

korelasi yang tinggi di antara variabel

bebas. Metode pengujian yang biasa

digunakan yaitu dengan melihat nilai

Inflation Factor (VIF) dan Tolerance

pada model regresi. Jika nilai VIF kurang

dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1

maka model regresi bebas dari

multikolinearitas.

Menurut Priyanto (2016: 117) uji

heteroskedastisitas digunakan untuk

menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual

pada satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Dalam penelitian ini, peneliti

akan menggunakan uji heterosdisitas

dengan metode uji statistik glejser.

Kriteria dari uji heterosdisitas yaitu:

1. Jika nilai signifikansi antara

variabel bebas dengan absolut

residual > 0,05, maka “tidak terjadi

heterosdisitas”.

2. Jika nilai signifikansi antara

variabel bebas dengan absolut

residual < 0,05, maka “terjadi

heterosdisitas”.

Menurut Sugiyono (2012: 277)

analisis regresi linier ganda digunakan

apabila peneliti bermaksud meramalkan

bagaimana keadaan (naik turunnya)

variabel dependen (kriterium), bila dua

atau lebih variabel independen sebagai

factor predictor dimanipulasi (dinaik

turunkan nilainya). Menurut Priyatno

(2016: 92) uji analisis linier berganda

digunakan untuk mengetahui pengaruh

antara dua atau lebih variabel independen

dengan satu variabel dependen yang

ditampilkan dalam bentuk persamaan

regresi. Dalam penelitian ini antara

Persepsi Online Store (X1) , Persepsi

Offline Store (X2), Persepsi Nilai (Y)

dan Minat Beli (Z) dalam bentuk

persamaan regresi. Rumus persamaan

regresi linier berganda yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + €

Keterangan:

Y = Variabel terikat

X1, X2 = Variabel bebas

a = Nilai Konstanta

b1, b2 = Koefisien regresi

Menurut Sugiyono (2012: 212)

Koefisien Determinasi digunakan untuk

mengetahui presentase pengaruh variabel

bebas secara serentak terhadap variabel

terikat. Koefisien ini menunjukkan

seberapa besar presentase variasi-variasi

terikat. Dibawah ini menunjukkan hasil

uji koefisien determinasi (R2), berikut

kriteria pengujiannya:

1. Nilai R2 mendekati nol, berarti

variabel bebas (X1 dan X2) secara

keseluruhan tidak menjelaskan

variabel terikat (Y).

2. Nilai R2 mendekati satu, artinya

variabel bebas (X1 dan X2) secara

keseluruhan menjelaskan variabel

terikat (Y).

3. Menurut Priyatno (2016: 67) uji T

digunakan untuk mengetahui

pengaruh variabel independen

secara parsial terhadap variabel

dependen. Dalam penelitian ini

uji T dilakukan untuk mengetahui

apakah ada pengaruh signifikan

antara atau tidak antara variabel

independen iklan (X1) dan citra

merek (X2) terhadap variabel

dependen minat beli (Y). T tabel

dapat dihitung pada tabel statistik

pada signifikan 0,05 dengan df =

n- k- 1. Jika : thitung < ttabel jadi Ho

dan Ha tidak diterima sehingga

artinya tidak pengaruh variabel

independen secara parsial

terhadap variabel dependen dan

sebaliknya apabila, thitung > tkritis

jadi Ho ditolak dan Ha diterima

sehingga artinya ada pengaruh

variabel independen secara parsial

terhadap variabel dependen.

Menurut Priyatno (2016: 107) uji F

digunakan untuk mengetahui apakah

variabel independen secara bersama-

sama berpengaruh terhadap variabel

dependen. Kriteria pengujian:

Page 7: PENGARUH INOVASI PRODUK, SOCIAL MEDIA MARKETING …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375

Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

79

1. H0 diterima bila F hitung ≤ F

tabel.

2. H0 ditolak bila F hitung > F tabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1

Hasil Uji Validitas Variabel Inovasi Produk Dimensi Item

Pernyataan

Total

Pearson

Correlation

Nilai

r

Tabel

Ketera

ngan

Inovasi

Produk

IP1 0,693 0,214 Valid

IP2 0,714 0,214 Valid

IP3 0.661 0,214 Valid

IP4 0.686 0,214 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2020

Dari hasil analisis yang didapat

kemudian dibandingkan dengan nilai r

table, r tabel dicari pada signifikan 0.05

dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 60

maka didapat r tabel 0.214. Pada tabel 1

menunjukan bahwa semua indikator

Inovasi Produk dikatakan valid, karena

nilai Corrected Item – Total Correlation

lebih besar dari pada nilai r tabel yaitu

0.214

Tabel 2

Hasil Uji Validitas Variabel Sosial Media

Marketing Dimensi Item

Pernyataan

Total

Pearson

Correlation

Nilai

r

Tabel

Keteran

gan

Sosial

Media

Marketin

g

SMM1 0.704 0,214 Valid

SMM2 0.790 0,214 Valid

SMM3 0.835 0,214 Valid

SMM4 0.811 0,214 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2020

Dari hasil analisis yang didapat

kemudian dibandingkan dengan nilai r

table, r tabel dicari pada signifikan 0.05

dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 60

maka didapat r tabel 0.214 Pada tabel 2

menunjukan bahwa semua indikator

Sosial Media Marketing dikatakan valid,

karena nilai Total Correlation lebih besar

dari pada nilai r tabel yaitu 0.361

Tabel 3

Hasil Uji Validitas Variabel Citra Merek Dimensi Item

Pernyataan

Total

Pearson

Correlation

Nilai

r

Tabel

Keterangan

Citra

Merek

CM1 0.755 0,214 Valid

CM2 0.862 0,214 Valid

CM3 0.718 0,214 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2020

Dari hasil analisis yang didapat

kemudian dibandingkan dengan nilai r

table, r tabel dicari pada signifikan 0.05

dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 60

maka didapat r tabel 0.214 Pada tabel 3

menunjukan bahwa semua indikator Citra

Merek dikatakan valid, karena nilai

Corrected Item – Total Correlation lebih

besar dari pada nilai r tabel yaitu 0.214.

Tabel 4

Hasil Uji Validitas Variabel Minat Berkunjung

Dimensi Item Pernyataan

Total Pearson

Correlation

Nilai r

Tabel

Keterangan

Minat Beli

MB1 0.760 0,214 Valid

MB2 0.780 0,214 Valid

MB3 0.720 0,214 Valid

MB4 0.809 0,214 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2020

Dari hasil analisis yang didapat

kemudian dibandingkan dengan nilai r

table, r tabel dicari pada signifikan 0.05

dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 60

maka didapat r tabel 0.214. Pada tabel 4

menunjukan bahwa semua indikator

Minat Berkunjung dikatakan valid,

karena nilai Corrected Item – Total

Correlation lebih besar dari pada nilai r

tabel yaitu 0.214

Tabel 5

Hasil Uji Validitas Variabel Impulsive Buying Dimensi Item

Pernyataan Total

Pearson Correlation

Nilai r

Tabel

Keterangan

Impulsive

Buying

IB1 0.724 0,214 Valid

IB2 0.721 0,214 Valid

IB3 0.774 0,214 Valid

IB4 0.772 0,214 Valid

IB5 0.828 0,214 Valid

IB6 0.711 0,214 Valid

Page 8: PENGARUH INOVASI PRODUK, SOCIAL MEDIA MARKETING …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375

Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

80

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2020

Dari hasil analisis yang didapat

kemudian dibandingkan dengan nilai r

table, r tabel dicari pada signifikan 0.05

dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 60

maka didapat r tabel 0.214. Pada tabel 5

menunjukan bahwa semua indikator

Impulsive Buying dikatakan valid,

karena nilai Corrected Item – Total

Correlation lebih besar dari pada nilai r

tabel yaitu 0.214.

Tabel 6

Hasil Uji Reliabilitas Dimensi Nilai Cronbach

Alpha

Jumlah

Indikator

Inovasi Produk

Sosial MM

Citra Merek

Minat B

Impulsive B

0.739 6

0.788 4

0.658 3

0,741 4

0,849 6

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2020

Pada tabel 6 menunjukan bahwa

indikator Inovasi Produk, Sosial Media

Marketing, Citra Merek, Minat Beli dan

Impulsive Buying dinyatakan reliabel

karena mempunyai cronbach Alpha>0,6.

Tabel 7 Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-

Smirnova

Stat

istic df Sig.

Unstandardi

zed Residual .046 60

.200*

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2019

Dari tabel 7 terlihat bahwa semua

indikator variabel indikator Inovasi

Produk, Sosial Media Marketing, Citra

Merek, Minat Berkunjung dan Impulsive

Buying sudah terdistribusi normal

dimana nilai Sig nya diatas >0,05

Tabel 8 Uji Multikolinearitas Model t Sig Tolerance VIF

1 (Constant) -526 601

X1 1.667 .099 .491

2,036

X2 2.757 .008 .630

1,586

X3 3.948 .000 .524

1,907

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2020

Tabel 8 menunjukan hasil uji

multikolinearitas, dari hasil uji tersebut

diperoleh nilai Inflation Factor (VIF)

sebesar 2.036 pada variabel Inovasi

Produk (X1), Sosial Media Marketing(X2)

sebesar 1.586 dan variabel Citra Merek

(X3) sebesar 1.907 dan nilai Tolerance

sebesar 0.491 Inovasi Produk (X1), Sosial

Media Marketing (X2) sebesar 0.630 dan

variabel Citra Merek (X3) sebesar 0.624 .

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa model regresi tidak

terjadi masalah multikolinearitas karena

nilai Inflation Factor (VIF) kurang dari

10 dan Tolerance lebih dari 0,1.

Tabel 9

Uji Heteroskedasitas Model t Sig Tolerance VIF

1 (Constant) 1.229 .199

IP -379 .706 .491 2.036

SMM .265 .792 .630 1.586

CM -1.545 .128 .524 1.907

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2020

Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa

hasil uji heteroskedasitas menggunakan

metode uji Glesjer memperoleh nilai

signifikasi (Sig) untuk setiap variabel.

Inovasi Produk memperoleh nilai

signifikasi sebesar 0.491, Sosial Media

Marketing memperoleh nilai signifikasi

sebesar 0,630 dan Citra merek

Page 9: PENGARUH INOVASI PRODUK, SOCIAL MEDIA MARKETING …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375

Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

81

memperoleh nilai signifikasi sebesar

0,524. Karena nilai signifikasi ketiga

variabel tersebut lebih dari 0,05, maka

sesuai dengan uji Glesjer dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala

heteroskedasitas.

Tabel 10

Hasil Uji Regresi Linear Berganda (X1, X2, X3

terhadap Y) Model B Std.Error Beta

1 (Constant) -1.113 2.118

X1 .235 .140 .195

X2 .417 .106 .444

X3 .467 .169 .283

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2019

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Y = - 1.113 + 0,235 (X1) + 0.417 (X2)

+0.467 (X3) +e

Keterangan:

Y = Variabel terikat

X1, X2, X3 = Variabel bebas

a = Nilai Konstanta

b1, b2 = Koefisien regresi

Tabel 10 menunjukan hasil uji

regresi linier berganda, penjelasan

persamaan regresi tersebut sebagai

berikut:

1. Konstanta sebesar -1.113, artinya

artinya jika Persepsi Online Store

dan Persepsi Offline Store 0,

maka Persepsi Nilainya sebesar -

1.113

2. Koefisien regresi variabel Inovasi

Produk sebesar 0.235, artinya

jika Inovasi Produk mengalami

kenaikan satu satuan, maka

Inovasi Produk akan mengalami

peningkatan sebesar 0.235 satuan

dengan asumsi variabel

independen lainnya tetap.

3. Koefisien regresi variabel Sosial

Media Marketing sebesar 0.417,

artinya jika Sosial Media

Marketing mengalami kenaikan

satu satuan, maka Sosial Media

Marketing akan mengalami

peningkatan sebesar 0.417 satuan

dengan asumsi variabel

independen lainnya tetap

4. Koefisien regresi variabel Citra

Merek sebesar 0.467, artinya

jika Citra Merek mengalami

kenaikan satu satuan, maka Citra

Merek akan mengalami

peningkatan sebesar 0.467 satuan

dengan asumsi variabel

independen lainnya tetap

Tabel 11

Hasil Uji Determinasi (X1, X2 dan X3 Terhadap Y)

Model Summary

Mode

l R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

1 .792a .628 .608 1.882

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2020

Tabel 11 menunjukan nilai

Adjusted R Square adalah sebesar 0.608

(60.8%). Hal ini menunjukan persentase

pengaruh variabel independen Inovasi

Produk, Sosial Media Marketing dan

Citra Merek terhadap variabel dependen

Minat Berkunjug sebesar 60.8%

sedangkan 39.2 % dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan

dalam penelitian ini.

Tabel 12

Hasil Uji T (X1, X2 dan X3 Terhadap Y) Model t Sig Tolerance VIF

1 (Constant) -.526 .601

X1 1.667 .099 .491

2.036

X2 3.948 .088 .630

1.586

X3 2.757 .000 .524

1.907

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2019

Page 10: PENGARUH INOVASI PRODUK, SOCIAL MEDIA MARKETING …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375

Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

82

1. Pada variabel Inovasi Produk (X1)

menunjukan nilai Sig 0.099 >

0,05. Hasil ini menyatakan bahwa

variabel Inovasi Produk (X1) tidak

berpengaruh signifikan terhadap

variabel Minat Berkunjung (Y).

2. Pada variabel Sosial Media

Marketing (X2) menunjukan nilai

Sig 0.008 < 0,05. Hasil ini

menyatakan bahwa variabel

Sosial Media Marketing (X2)

berpengaruh signifikan terhadap

variabel Minat Berkunjung (Y).

3. Pada variabel Citra Merek (X3)

menunjukan nilai Sig 0.000 <

0,05. Hasil ini menyatakan bahwa

variabel Sosial Media Marketing

(X2) berpengaruh signifikan

terhadap variabel Minat

Berkunjung (Y).

Tabel 13

Hasil Uji Determinasi (Y TerhadapZ)

Model Summary

Mode

l R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .758a .574 .567 2.955

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2020

Tabel 13 menunjukan nilai

Adjusted R Square adalah sebesar 0.567

(56.7%). Hal ini menunjukan persentase

pengaruh variabel Minat Berkunjung

terhadap Variabel Impulsive Buying

sebesar 56.7% sedangkan 43.3 %

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitian ini.

Tabel 14

Hasil Uji Regresi Linear Berganda (Y Terhadap

Z) Model t Sig Tolerance VIF

1 (Constant) 2.006 .050

Y 8.847 .000 1.000 1.000

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2020

Tabel 14 menunjukan bahwa variabel

Minat Berkunjung (Y) menunjukan nilai

Sig 0.000 < 0,05. Hasil ini menyatakan

bahwa variabel Minat Berkunjung (Y)

berpengaruh signifikan terhadap variabel

Impulsive Buying (Z).

Tabel 15

Hasil Mean Variabel Inovasi Produk

No Pernyataan Nilai Mean

1.

Produk kerajinan

tanah liat di desa

gerabah kasongan

saat ini sudah

memiliki banyak

inovasi sehingga

konsumen

memililki banyak

pilihan

4,33

2.

Inovasi pada

produk kerajinan

tanah liat di Desa

Gerabah

Kasongan saat ini

sudah sesuai

dengan keinginan

kosumen

4,05

3.

Inovasi produk

kerajinan tanah

liat di Desa

Gerabah

Kasongan dapat

diperkenalkan

secara cepat

kepada konsumen

4,00

4.

Konsumen merasa

bahwa inovasi

pada produk

kerajinan tanah

liat di Desa

Gerabah

Kasongan sangat

terlihat

perbedaannya

dibandingkan

3,95

Page 11: PENGARUH INOVASI PRODUK, SOCIAL MEDIA MARKETING …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375

Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

83

Tabel 16

Hasil Mean Variabel Sosial Media Marketing

No Pernyataan Nilai Mean

1.

Content pemasaran

media social dari

produk kerajinan

tanah liat Gerabah

Kasongan sangat

menarik

3,93

2.

Content sharing

produk kerajinan

tanah liat kasongan

membuat saya

melakukan

pembelian

3,65

3.

Saya mengetahui

produk kerajinan

tanah liat dari

gerabah kasongan

karena banyaknya

hastag produk

tersebut

3,63

4.

Saya memiliki

komunitas khsusus

untuk kolektor

produk kerajinan

tanah liat dari Desa

Gerabah Kasongan

dibandingkan

sebelun inovasi

3,17

Tabel 17

Hasil Mean Variabel Citra Merek

No Pernyataan Nilai Mean

1.

Produk kerajinanan

tanah liat dari Desa

Gerabah Kasongan

sangat dikenal, oleh

banyak orang.

3.85

2.

Produk kerajinan

tanah liat dari desa

Gerabah Kasongan

memiliki kualitas

dan ciri khas yang

berbeda dengan

produk kerajinan

tanah liat lainnya.

3.97

3.

Produk kerajinan

tanah liat di Desa

Gerabah Kasongan

memiliki

penampilan dan nilai

estetika yang

menarik.

4,15

Tabel 18

Hasil Mean Variabel Impulsive Buying

No Pernyataan Nilai Mean

1.

Saya membeli produk

kerajinan tanah liat di

Desa Gerabah

Kasongan karena

adanya kebutuhan

produk kerajinan

tanah liat secara

mendadak

3,48

2.

Saya merasa antusias

sewaktu berbelanja

produk kerajinan

tanah liat di Desa

Gerabah Kasongan

3,9

3.

Setelah melihat

produk kerajinan

tanah liat di Gerabah

Kasongan saya

langsung melakukan

pembelian, padahal

tidak termasuk dalam

daftar belanja saya

3,6

4.

Saya hanya

berkunjung sesekali

ke Desa Gerabah

Kasongan, jadi setiap

saya kesana pasti

membeli produk

kerajinan tanah liat

3,7

5.

Saya langsung

melakukan pembelian

produk kerajinan

tanah liat di Desa

Gerabah Kasongan

karena memiliki

simpanan uang yang

dapat saya

belanjakan.

3,47

6.

Perhatian saya

sebagian besar tertuju

pada item-item yang

saya rencanakan

untuk dibeli selama

saya berbelanja di

Desa Gerabah

Kasongan.

3,73

Tabel 19

Hasil Mean Variabel Minat Berkunjung

No Pernyataan Nilai Mean

1.

Saya sangat menyukai

produk kerajinan tanah

liat terutama yang

berasal dari Desa

Gerabah Kasongan,

4,08

Page 12: PENGARUH INOVASI PRODUK, SOCIAL MEDIA MARKETING …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375

Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

84

karena memiliki ciri

khas yang berbeda.

2.

Saya

menginformasikan

kepada kerabat

terdekat untuk

membeli produk

kerajinan tanah liat

dari Desa Gerabah

Kasongan.

3,95

3.

Saya tidak pernah

membeli produk

kerajinan tanah liat

selain dari Desa

Gerabah Kasongan

3,28

4.

Sebelum saya

membeli produk

kerajinan tanah liat di

Desa Gerabah

Kasongan, saya

mencari informasi

mengenai keunggulan

produk tanah liat nya.

3,89

PENUTUP

Simpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Inovasi Produk tidak berpengaruh

terhadap Minat Berkunjung

2. Sosial Media Marketing berpengaruh

terhadap Minat Berkunjung

3. Citra Merek berpengaruh terhadap

Minat Berkunjung

4. Minat Berkunjung berpengaruh

terhadap Impulsive Buying

Implikasi Manajerial Inovasi Produk

Berdasarkan hasil analisis

menggunakan SPSS 20 menunjukan nilai

mean terendah dari variabel Inovasi

Produk (X1) yaitu 3.95 terdapat pada

indikator no 4 yaitu “Konsumen merasa

bahwa inovasi pada produk kerajinan

tanah liat di Desa Gerabah Kasongan

sangat terlihat perbedaannya

dibandingkan dengan sebelum adanya

inovasi”, dalam hal ini baiknya para

pelaku usaha kerajinan tanah liat di Desa

Gerabah Kasongan dapat meingkatkan

inovasi produk agar memiliki perbedaan

dengan kerajinan tanah liat yang berada

di daerah lainnya, sejauh ini inovasi

produk yang di buat seperti celengan

karakter dan asbak karakter kurang

begitu diminati dan baiknya inovasi

produk yang dibuat lebih kepada nuansa

kerajinan tanah liat khas dari Gerabah

Kasongan misal wastafel atau pot yang di

desain dalam bentuk minimalis sehingga

cocok untuk konsep hunian saat ini

ataupun dengan meningkatkan nilai

estetika pada kerajinan tanah liat agar

menarik perhatian para kolektor yang

menyukai produk kerajinan tanah liat.

Sedangkan untuk nilai mean tertinggi

terdapat pada indikator no 1 dengan nilai

4,33 yaitu “Produk kerajinan tanah liat

di desa gerabah kasongan saat ini sudah

memiliki banyak inovasi sehingga

konsumen memililki banyak pilihan”,

dalam hal ini baiknya inovasi yang

dilakukan dapat dipertahankan dan

ditingkatkan sehingga konsumen puas

dengan kerajinan tanah liat dan bentuk

inovasi dapat terus disesuaikan dengan

selera konsumen.

Implikasi Manajerial Sosial Media

Marketing

Berdasarkan hasil analisis dengan

menggunakan SPSS 20 menunjukan nilai

mean terendah dari variabel Sosial

Media Marketing (X2) yaitu 3.17

terdapat pada indikator no 4 yaitu “Saya

memiliki komunitas khsusus untuk kolektor

produk kerajinan tanah liat dari Desa

Gerabah Kasongan.”, dalam hal ini

baiknya para pelaku usaha kerajinan

tanah liat di Desa Gerabah Kasongan

dapat membangun komunitas para

Page 13: PENGARUH INOVASI PRODUK, SOCIAL MEDIA MARKETING …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375

Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

85

kolektor ataupun pemakai produk

kerajinan tanah liat melalui Sosial Media

Marketing dengan membuat group untuk

saling bertukar informasi, kemudian

selalu memakai hastag pada saat upload

di Sosial Media Marketing dan aktif di

group-group yang ada di sosial media

lainnya agar komunitas yang dibangun

lebih banyak dikenal oleh konsumen dan

menjaring lebig banyak kolektor-kolektor

produk kerajinan tanah liat. Sedangkan

untuk nilai mean tertinggi terdapat pada

indikator no 1 dengan nilai 3.93 yaitu

“Content pemasaran media social dari

produk kerajinan tanah liat Gerabah

Kasongan sangat menarik” . Dalam hal ini

para pelaku usaha kerajinan tanah liat di

Desa Gerabah Kasongan dapat

mempertahankan dengan tetap membuat

content yang menarik agar konsumen

tertarik dan melakukan pelmbelian.

Implikasi Manajerial Citra Merek

Berdasarkan hasil analisis dengan

menggunakan SPSS 20 menunjukan

nilai mean terendah dari variabel Citra

Merek (X3) yaitu 3.85 terdapat pada

indikator no 1 yaitu “Produk kerajinanan

tanah liat dari Desa Gerabah Kasongan

sangat dikenal, oleh banyak orang.”,

dalam hal ini baiknya para pelaku usaha

kerajinan tanah liat di Desa Gerabah

Kasongan dapat meningkatkan

penggunaan Sosial Media Marketing,

bukannya hanya untuk menjual saja,

namun juga digunakan sebagai media

promosi dengan terus mengupdate

informasi, membuat content menarik

contoh proses pembuatan kerajinan tanah

liat dan juga menggunakan instagram

advertising agar dapat dilihat oleh lebih

banyak orang dan menjangkau seluruh

pasar yang ada di Indonesia. Selain itu

juga perlu menjalin engagement dengan

para pengikut sosial media marketing

dengan cara membuat sesi tanya jawab

via story ataupun dengan membuat

program promosi seperti giveaway dan

lainnya. Sedangkan untuk nilai mean

tertinggi terdapat pada indikator no 3

dengan nilai 4.15 yaitu “Produk kerajinan

tanah liat di Desa Gerabah Kasongan

memiliki penampilan dan nilai estetika

yang menarik.dalam hal ini dapat

dipertahankan dan ditingkatkan lagy

dengan membuat produk kerajinan tanah

liat yang di minati dan mengikuti selera

konsumen.

Implikasi Manajerial Impulsive Buying

Berdasarkan hasil analisis dengan

menggunakan SPSS 20 menunjukan nilai

mean terendah dari variabel Impulsive

Buying (Z) yaitu 3.47 terdapat pada

indikator no 5 yaitu “Saya langsung

melakukan pembelian produk kerajinan

tanah liat di Desa Gerabah Kasongan

karena memiliki simpanan uang yang

dapat saya belanjakan.”, dalam hal ini

baiknya para pelaku usaha kerajinan

tanah liat di Desa Gerabah Kasongan

dapat membuat beberapa jenis kerajinan

dengan variasi harga yang berbeda, mulai

harga murah sampai dengan harga tinggi

yang disesuaikan dengan kualitas

produknya, sehingga konsumen yang

memiliki uang terbatas dapat membeli

produk kerajinan tanah liat sesuai dengan

kondisi keuangannya agar pelaku usaha

tidak kehilangan kesempatan untuk

mendapatkan pembeli. Sedangkan untuk

nilai mean tertinggi terdapat pada

indikator no 2 dengan nilai 3,9 yaitu

“Saya merasa antusias sewaktu

berbelanja produk kerajinan tanah liat di

Desa Gerabah Kasongan” dalam hal ini

dapat dipertahankan dan ditingkatkan

lagy dengan membuat produk kerajinan

tanah liat yang di minati dan mengikuti

selera konsumen dan mendisplay produk

yang dijual dengan semarik mungkin.

Implikasi Manajerial Minat

Berkunjung

Berdasarkan hasil analisis dengan

menggunakan SPSS 20 menunjukan nilai

mean terendah dari variabel Minat

Berkunjung (Y) yaitu 3,28 terdapat pada

indikator no 3 yaitu “Saya tidak pernah

membeli produk kerajinan tanah liat selain

Page 14: PENGARUH INOVASI PRODUK, SOCIAL MEDIA MARKETING …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375

Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

86

dari Desa Gerabah Kasongan”, dalam hal

ini baiknya para pelaku usaha kerajinan

tanah liat di Desa Gerabah Kasongan

dapat terus mempromosikan produk

kerajinan tanah liat baik dengan

menggunakan sosial media marketing

ataupun dengan group-group UMKM dan

Paguyuban di setiap daerah yang di bantu

oleh pemerintah agar produk kerajinan

tanah liat khas Gerabah Kasongan dapat

dikenal luas oleh masyarakat. Selain itu

juga, baiknya para pelaku usaha

Kerajinan Tanah Liat juga aktif dalam

kegiata pameran baik tingkat lokas dan

nasional. Sedangkan untuk nilai mean

tertinggi terdapat pada indikator no 1

dengan nilai 4,08 yaitu “Saya sangat

menyukai produk kerajinan tanah liat

terutama yang berasal dari Desa Gerabah

Kasongan, karena memiliki ciri khas yang

berbeda.” dalam hal ini dapat

dipertahankan dan ditingkatkan lagy

dengan membuat produk kerajinan tanah

liat yang di minati dan mengikuti selera

konsumen serta dapat terus

meningkatkan nilai estetika pada produk

kerajinan tanah liat.

DAFTAR PUSTAKA

Alfani P dkk. (2018). Analisis faktor –

faktor yang menyebabkan

terjadinya pembelian impulsif

produk fashion di outlet cardinal

Mega Mall Manado. Jurnal Riset

Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan

Akuntasi. Vol 6. No 4.

Alma, B. (2013). Manajemen Pemasaran

dan Pemasaran Jasa. Bandung :

Alfabeta.

Assauri, S. (2013). Manajemen

Pemasaran . Jakarta : Rajawali

Pers.

Eko, P. dkk. (2016). Analysis Pengaruh

Citra Merek, Strategi Promosi,

Atribut Produk, Harga Terhadap

Minat Berkunjung Serta

Pengaruhnya Terhadap Minat Beli

(Studi Empiris pada Pameran

Computer di Javamall Semarang).

Journal of Management. ISSN :

2502-7689 Vol. 2. No. 2

Ginting, H dan Nembah, F. (2011).

Manajemen Pemasaran. Bandung :

CV Yrama Widya

Giri, M.F dan Heppy, M. (2015). Pengaruh

Social Media Marketing Melalui

Instagram Terhadap Minat Beli

Konsumen Sugar Tribe. eProceedings

of Management. Vol. 2, No.3

Hasibuan, M. S.P. (2016). Manajemen

Sumber Daya Manusia. Edisi

Revisi. Jakarta : PT Bumi Aksara

Kotler, P dan Amstrong, G. (2008).

Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi

12. Jakarta : Erlangga

Kotler, P dan Amstrong, G. (2014).

Principle Of Marketing. 15 th

Edition. New Jersey : Pearson

Pretice Hall.

Kotler, P dan Kevin, L.K. (2016).

Marketing Management. 15 th

Edition. New Jersey : Pearson

Pretice Hall.

Lupiyoadi, R. (2004). Manajemen

Pemasaran Jasa Teori dan

Parktek. Jakarta : Salemba Empat.

Malhotra, N.K. (2009). Riset Pemasaran

Pendekatan Terapan Jilid 1.

Jakarta:PT Index.

Nayyar. E.V. (2012). Packaging-An

Innovativesource of Impulsive and

Abrupt Buying Action. International

Journal of Management &

Information Technology. Vol. 1,

No.1.

Priyatno, D. (2016). Belajar Alat Analisis

Data Dan Cara Pengolahnnya

Page 15: PENGARUH INOVASI PRODUK, SOCIAL MEDIA MARKETING …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i2.375

Volume 9 No 2, November 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

87

Dengan SPSS Praktis dan Mudah

Dipahami untuk Tinkat Pemula dan

Menengah. Yogyakarta: Gava

Media

Simamora, B. (2002). Panduan Riset

Perilaku Konsumen. Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Sopa, M. Ramdan, P dan Adimulya.

(2013). Strategi Inovasi Produk

Wisata Dalam Upaya

Meningkatkan Minat Berkunjung

Wisatawan Ke Grama Tirta

Jatiluhur Purwakarta. Jurnal

Pariwisata dan Budaya Universitas

Bina Sarana Informatika, Fakultas

Ekonomi dan bisnis.Vol 4. No 2.

Sugiyono. (2012). Metodelogi Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.

Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2016). Metodelogi Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.

Bandung : Alfabeta

Tjiptono, Fandy dan Diana, A. (2012).

Brand Management dan Strategy.

Yogyakarta : Andi

Utami, W.C. (2010). Manajemen Ritel :

Strategi dan Implementasi Ritel

Modern. Jakarta : Salemba Empat.

Wijayanto, Dian. (2009). Pengantar

Manajemen. Jakarta : Erlangga