pengaruh inflasi, jumlah uang beredar, dan imbal...

100
PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL HASIL SBIS TERHADAP TOTAL NILAI EMISI SUKUK KORPORASI (PERIODE 2012-2015) Oleh Rizky Malvin NIM: 1112084000012 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M  

Upload: trinhdan

Post on 09-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL HASIL SBIS

TERHADAP TOTAL NILAI EMISI SUKUK KORPORASI

(PERIODE 2012-2015)

Oleh

Rizky Malvin

NIM: 1112084000012

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

 

Page 2: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

 

Page 3: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

 

Page 4: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

 

Page 5: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

 

 

Page 6: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

i  

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

a. Nama Lengkap : Rizky Malvin

b. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 11 Oktober 1994

c. Alamat : Jalan Raden Fatah RT 01/06

Sudimara Barat, Ciledug, Tangerang

15151

d. Telepon : 081318821447

e. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

a. 2000-2006 : SDN Sudimara 3 Ciledug

b. 2006-2009 : SMP PGRI 2 Ciledug

c. 2009-2012 : SMAN 13 Tangerang

d. 2012-Sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI

a. 2009-2010 : Anggota OSIS SMA Negeri 13

Tangerang

b. 2012-2013 : Divisi Humas & Media Himpunan

Mahasiswa Jurusan IESP

c. 2013-2015 : Sekbid III (Humas Media & Internal

Eksternal) HMJ IESP

IV. SEMINAR DAN WORKSHOP

a. Seminar Ekonomi Syariah UNIVERSAL 2013 diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).

b. Kuliah Umum “Sosialisasi Hemat Energi”, UIN Syarif Hidayatullah c. Seminar Nasional “Penyiapan SDM Berbasis Kompetensi Syariah Dalam

Pengembangan Perbankan Syariah Era MEA 2015” Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI)

d. Seminar Social Trust Fund “Mewujudkan Lembaga Keuangan Mikro Yang Berdaya Saing Dalam Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015”, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e. Seminar Internasional Ekonomi Islam “Building Strategic Alliance In Islamic Economic, Finance, and Business policies”, Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI)

f. Sekolah “Pasar Modal Syariah” Bursa Efek Indonesia

Page 7: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

ii  

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

a. Ayah : Dedy Fredrik

b. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Februari 1965

c. Ibu : Yuyun Nuryanti

d. Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 14 Oktober 1972

f. Alamat : Jalan Raden Fatah RT 01/06

Sudimara Barat, Ciledug, Tangerang

15151

e. Anak ke : 1 dari 3 bersaudara 

Page 8: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

iii  

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of inflation, money supply, and SBIS yields on the total value of corporate sukuk emissions. The method of analysis used in this study is multiple linear regression test. Data used in this study data from 2012-2015.

Study results obtained are: a) From t test, it is found that partially variable of inflation and money supply have significant influence to total sukuk emission value of corporation, while SBIS yield variable has no significant influence to total sukuk emission value of corporation; b) From F test, it is found that simultaneously variable of inflation, money supply, and SBIS yield have significant influence to total sukuk emission value of corporation; c) From t test, it is found that the most dominant variable of its effect on total sukuk emission value is the variable of money supply; d) Adjusted R2 test shows that the inflation, money supply, and SBIS yields have an effect of 93.6844% to the total value of corporate sukuk emission.

Keywords: corporate sukuk, sukuk emissions, inflation, money supply, yield SBIS.

Page 9: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

iv  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel inflasi, jumlah uang beredar, dan imbal hasil SBIS terhadap total nilai emisi sukuk korporasi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linier berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari tahun 2012-2015.

Hasil penelitian yang didapatkan adalah: a) Dari uji t didapatkan hasil bahwa secara parsial variabel inflasi dan jumlah uang beredar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap total nilai emisi sukuk korporasi, sedangkan variabel imbal hasil SBIS tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap total nilai emisi sukuk korporasi; b) Dari uji F didapatkan hasil bahwa secara simultan variabel inflasi, jumlah uang beredar, dan imbal hasil SBIS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap total nilai emisi sukuk korporasi; c) Dari uji t didapatkan hasil bahwa variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap total nilai emisi sukuk korporasi adalah variabel jumlah uang beredar; d) Dari uji Adjusted R2 didapatkan hasil bahwa variabel inflasi, jumlah uang beredar, dan imbal hasil SBIS memiliki pengaruh sebesar 93.6844 % terhadap total nilai emisi sukuk korporasi.

Kata kunci: sukuk korporasi, emisi sukuk, inflasi, jumlah uang beredar, imbal hasil SBIS.

Page 10: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

v  

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan banyak

sekali nikmat yang tidak terhitung jumlahnya. Salah satunya Allah SWT telah

melimpahkan karunia-Nya dan kasih sayang-Nya kepada penulis sehingga sampai

saat ini penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dengan harapan dapat

memberikan manfaat yang luas bagi banyak pihak. Shalawat serta salam tidak lupa

untuk selalu diserukan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah

menjadi suri tauladan terbaik di dunia ini, sehingga kita sebagai umatnya patut

bersyukur dan bershalawat kepadanya. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dalam pembuatan skripsi ini tentu terdapat dukungan,

bimbingan, dan bantuan serta semangat dan doa dari semua orang disekeliling

penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Oleh karenanya izinkanlah penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Kedua Orang Tua, Mama dan Papa tercinta yang selalu mendoakan dan

tidak pernah berhenti memberi dukungan, semangat di dalam hidup serta

di perkuliahan, serta pengorbanan yang selalu mengiringi setiap langkah

penulis. Dan tidak lupa kepada adik-adik saya tercinta jasmine dan fikry

atas gangguannya karena selalu menggunakan laptop penulis untuk

bermain game.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga selama

perkuliahan.

3. Bapak Dr. Suhenda Wiranata, ME selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan waktunya untuk penulis dan juga memberi kemudahan bagi

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 11: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

vi  

4. Ibu RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah

meluangkan waktu memberikan ilmunya dan juga memberikan motivasi

kepada penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

5. Bapak Arief Fitrijanto M.Si selaku ketua jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan yang telah memberikan bimbingan serta motivasi kepada

para mahasiswa untuk segera menyelesaikan skripsi.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan banyak sekali ilmu yang bermanfaat dan kepada penulis.

7. Teman-teman BATIK (Barisan Anak Tigabelas Ipa Koplak) yang telah

menyindir saya dan teman-teman yang belum wisuda.

8. Teman-teman KKN Smile 2015 yang telah berjuang bersama menghadapi

30 hari hidup dipelosok desa untuk belajar mengenai kehidupan bersama

masyarakat.

9. Angga, Derry, Adul, Irfan, Hayu dan semua teman-teman IESP 2012 yang

telah memberikan ilmu dan waktunya untuk membantu penulis

menyelesaikan skripsi ini.

10. Untuk Waldi, Fahmi, Adul, Wiwi, Sandra, Hilda, Puty. Makasih atas

supportnya. Semoga persahabatan kita ga putus sampai disini.

11. Untuk Shofi terimakasih atas semua bantuan waktu, pikiran, dan tenaga

serta doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang turut serta dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama penulis dan semoga Allah SWT

meridhoi usaha penulis untuk mencapai hasil yang diharapkan. Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, Oktober 2016

Rizky Malvin

Page 12: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

vii  

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................................... iii

ABSTRAK ....................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ................................................................. 1 B. Pembatasan Masalah ......................................................................... 8 C. Rumusan Masalah ............................................................................. 9 D. Tujuan Penelitian............................................................................... 9 E. Manfaat Penelitian............................................................................. 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Landasan Teori ................................................................................ 12 1. Sukuk ........................................................................................... 12 2. Inflasi ........................................................................................... 19 3. Jumlah Uang Beredar .................................................................... 27 4. Sertifikat Bank Indonesia Syariah ................................................. 33

B. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 34 C. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 42 D. Hipotesis ........................................................................................... 43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 44 B. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 44 C. Metode Analisis Data ........................................................................ 46 D. Operasional Variabel Penelitian........................................................ 52

Page 13: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

viii  

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian...................................... 55 1. Perkembangan Sukuk Korporasi ................................................. 55 2. Perkembangan Inflasi .................................................................. 57 3. Perkembangan Jumlah Uang Beredar ........................................ 58 4. Perkembangan Imbal Hasil SBIS ................................................ 59

B. Analisis dan Pembahasan .................................................................. 60 1. Uji Normalitas ............................................................................. 60 2. Uji Multikolinearitas ................................................................... 62 3. Uji Heterokedastisitas ................................................................ 63 4. Uji Autokorelasi .......................................................................... 64 5. Uji Regresi Linier Berganda ....................................................... 65 6. Uji t ……….. .............................................................................. 67 7. Uji F …………………………………………………………… 69 8. Uji Adjusted R2 ………………………………………………… 70

C. Analisis Ekonomi .............................................................................. 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................................... 74 B. Saran ................................................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 76

LAMPIRAN ................................................................................................... 80

 

Page 14: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

ix  

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1.1 Perkembangan Total Nilai Emisi Sukuk Korporasi 4

4.1 Perkembangan Emisi Sukuk Korporasi 55

4.2 Perkembangan Inflasi 57

4.3 Perkembangan Jumlah Uang Beredar 58

4.4 Perkembangan Imbal Hasil SBIS 59

4.5 Uji Multikolinearitas 62

4.6 Uji Heterokedastisitas 63

4.7 Uji Autokorelasi 64

4.8 Uji Regresi Linier Berganda 65

4.9 Uji t 67

4.10 Uji F 69

4.11 Uji Adjusted R2 70

Page 15: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

x  

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

4.1 Uji Normalitas 61

 

   

Page 16: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

xi  

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Data Penelitian 76

2 Transformasi data rupiah ke dalam Logaritma Natural 77

3 Uji Normalitas 78

4 Uji Multikolinearitas 79

5 Uji Heterokedastisitas 79

6 Uji Autokorelasi, Regresi Linier Berganda, t, F, dan Adj R2 80

Page 17: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Fenomena bangkitnya minat yang besar terhadap industri keuangan

syariah pada tahun-tahun belakangan ini, salah satunya ditunjukkan

dengan muncul dan tumbuhnya sukuk (obligasi syariah). Sukuk menjadi

salah satu alternatif bagi perusahaaan (emiten) untuk memperoleh dana

investasi dari masyarakat. Dimana perusahaan (emiten) dapat menerbitkan

sukuk dengan nilai dan dalam jangka waktu tertentu.

Di Indonesia sukuk berkembang begitu pesat. Dimulai oleh PT

Indosat Tbk. yang menerbitkan sukuk pertama kali pada tahun 2002

dengan akad Ijarah dan dari penerbitan tersebut, PT Indosat Tbk

memperoleh dana Rp. 175 Milyar. Setelah itu, penerbitan sukuk juga

diikuti oleh perusahaan lain seperti PT Adhi Karya, PLN, dan perusahaan

lainnya. Sehingga sampai dengan tahun 2007 perusahaan yang

menerbitkan sukuk mencapai 21 perusahaan. Pada 31 Maret 2013

penerbitan sukuk mencapai 64 kali penerbitan sukuk korporasi dan 35

sukuk masih beredar (Novitasari, 2013).

Perkembangan sukuk yang pesat ini dikarenakan investor yang

tertarik berinvestasi pada sukuk tidak hanya investor muslim, tetapi

investor non muslimpun juga tertarik untuk berinvestasi pada alternatif

investasi ini. Selain itu, seperti dalam artikel yang ditulis Siswantoro

Page 18: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

2  

(2012), sukuk adalah salah satu instrumen keuangan yang tetap stabil

ketika terjadi krisis pada tahun 2008. Karenanya banyak investor yang

tertarik untuk menginvestasikan dananya pada salah satu produk pasar

modal syariah ini (sukuk).

Sukuk (obligasi syariah) berbeda dengan obligasi konvensional.

Sejak adanya konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka

instrumen-instrumen yang memiliki komponen bunga (interest-bearing

instrument) ini keluar dari daftar investasi halal. Oleh karena itu,

dimunculkan alternatif yang dinamakan obligasi syariah.

Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat berharga

sebagai instrumen investasi yang diterbitkan berdasarkan atas suatu

transaksi atau akad syariah yang melandasinya (underlying transaction),

yang dapat berupa ijarah (sewa), mudharabah (bagi hasil), musyarakah,

atau yang lain. Sukuk yang sekarang sudah banyak diterbitkan adalah

berdasar akad sewa (sukuk al-ijarah), dimana hasil investasi berasal dan

dikaitkan dengan arus pembayaran sewa aset tersebut. Meskipun

demikian, sukuk dapat pula diterbitkan berdasar akad syariah lain.

Penerbitan instrumen investasi ini dapat dipandang sebagai inovasi baru

dalam keuangan syariah. Sukuk bukan instrumen utang piutang dengan

bunga (riba), seperti obligasi yang dikenal dalam keuangan konvensional,

tetapi sebagai instrumen investasi. Sukuk diterbitkan dengan suatu

underlying asset dengan prinsip syariah yang jelas.

Page 19: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

3  

Sejauh ini, sukuk atau obligasi syariah diatur dalam Fatwa DSN-

MUI antara lain Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang

Obligasi Syariah, Fatwa DSN-MUI No. 33/DSN-MUI/IX/2002 Tentang

Obligasi Syariah Mudharabah, Fatwa DSN-MUI No. 40/DSN-

MUI/X/2003 Tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan

Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal, Fatwa DSN-MUI No.41/DSN-

MUI/III/2004 Tentang Obligasi Syariah Ijarah dan Fatwa DSN-MUI

No.59/DSN-MUI/V/2007 Tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi

(Andri Soemitra,2009).

Adapun dalil yang melandasi Fatwa DSN mengenai sukuk

(obligasi syariah) berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW,

antara lain yaitu:

1. (Q.S Al-Baqarah (2):275)

“Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan

lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang

demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),

sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Orang yang telah

sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti

(dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah

diambilnya dahulu (sebelum dating larangan): dan urusannya

(terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil

Page 20: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

4  

riba), maka orang itu adalah penghuni- penghuni neraka;

mereka kekal didalamnya”.

2. Hadist Riwayat Imam al-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf al-

Muzani

“Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali

perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan

yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat

mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau

menghalalkan yang haram”.

Tabel 1.1

Perkembangan Total Nilai Emisi Sukuk Korporasi (2002-2015)

Tahun Total Nilai Emisi

Sukuk (milyar rupiah)

Jumlah Emisi

Sukuk

2002 175 1

2003 740 6

2004 1.424,00 13

2005 2.009,00 16

2006 2.282,00 17

2007 3.174,00 21

2008 5.498,00 29

2009 7.015,00 43

2010 7.815,00 47

Page 21: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

5  

2011 7.915,40 48

2012 9.790,40 54

2013 11.994,40 64

2014 12.956,40 71

November 2015 15.983,40 84

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (diolah)

Berdasarkan data pada tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa dari

awal diterbitkannya, sukuk korporasi mengalami perkembangan yang

cukup signifikan. Diawali pada tahun 2002 dengan nilai emisi sebesar 175

milyar rupiah, total nilai emisi sukuk terus mengalami peningkatan yang

signifikan dari tahun ke tahun. Tahun 2003 nilainya menjadi 740 milyar

rupiah, di tahun berikutnya total nilainya sudah mencapai 1,424 trilyun

rupiah. Tahun 2005, 2006, dan 2007 pun mengalami peningkatan yaitu

menjadi sebesar 2,009 trilyun, 2,282 trilyun, dan 3,174 trilyun rupiah.

Pada tahun 2008 dan 2009 dimana saat itu terjadi krisis ekonomi global,

nilai emisi sukuk korporasi tetap mengalami peningkatan yaitu menjadi

sebesar 5,498 dan 7,015 trilyun rupiah. Begitu pula pada tahun-tahun

berikutnya total nilai emisi sukuk korporasi terus mengalami peningkatan

hingga akhir November 2015 dimana total nilai emisi adalah sebesar

15,9834 trilyun rupiah dengan jumlah emisi sebanyak 84 emisi.

Sukuk sebagai produk pasar modal syariah dalam perkembanganya

tidak terlepas dari pengaruh variabel-variabel lain baik itu variabel internal

maupun variabel eksternal. Variabel internal yang mempengaruhi emisi

Page 22: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

6  

sukuk korporasi salah satunya adalah minat emiten pada sukuk yang masih

rendah serta masih cenderungnya investor dengan saham yang bisa dijual

sewaktu-waktu ketika investor membutuhkan dananya kembali serta masih

tingginya unsur spekulatif. Selain pengaruh dari variabel internal dari

sukuk itu sendiri, emisi sukuk korporasi juga tidak dapat terlepas dari

pengaruh variabel eskternal yaitu variabel makro dalam perekonomian,

seperti inflasi, jumlah uang beredar, dan imbal hasil SBIS.

Dalam penelitian Melyana Gita Astika (2014) mengenai analisis

pengaruh tingkat suku bunga SBI dan inflasi terhadap nilai emisi obligasi,

dan penelitian Nuhbatul Basyariah (2014) mengenai analisis interaksi

antara nilai emisi sukuk dengan nilai emisi obligasi, nilai emisi saham, BI

rate, IHSG, dan inflasi di Indonesia ditemukan hasil bahwa terdapat

pengaruh positif yang signifikan antara variabel inflasi dengan variabel

nilai emisi obligasi. Sedangkan dalam penelitian lainnya yang dilakukan

oleh Nurfauziah dan Setyarini (2005) ditemukan hasil bahwa perubahan

laju inflasi yang sangat fluktuatif berdampak pada investasi surat-surat

berharga karena dengan inflasi yang meningkat berarti berinvestasi pada

surat berharga seperti saham dan obligasi akan semakin beresiko karena

terjadi kenaikan harga secara keseluruhan.

Dalam penelitian Mustika Rini (2012) ditemukan hasil bahwa

variabel jumlah uang beredar berpengaruh positif secara signifikan

terhadap penerbitan sukuk. Hal ini sesuai dengan teori dimana dengan

meningkatnya jumlah uang beredar maka berdampak pada kegiatan

Page 23: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

7  

investasi yang semakin meluas. Begitupun dengan sukuk korporasi,

terjadinya guncangan jumlah uang beredar dimana uang beredar

meningkat maka akan berdampak positif pada pertumbuhan sukuk

korporasi. Hal ini dapat dijelaskan jika jumlah uang beredar meningkat,

keinginan masyarakat untuk menukarkan uangnya dengan barang dan jasa

yang dapat memberikan nilai yang lebih menjadi tinggi. Dengan naiknya

permintaan pada barang dan jasa mendorong perusahaan-perusahaan untuk

meningkatkan produksi dan investasi. Sukuk yang merupakan salah satu

instrument investasi dapat diterbitkan sebagai sumber pendanaan yang

menarik bagi perusahaan.

Selanjutnya pada penelitian Melyana Gita Astika (2014) ditemukan

hasil bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara tingkat suku

bunga SBI terhadap nilai emisi obligasi. Hal ini terjadi karena ketika

terjadi penurunan bonus SBI maka para emiten korporasi maupun

pemerintah akan memanfaatkan hal ini untuk menerbitkan obligasi. Hal ini

dikarenakan dengan turunnya bonus SBI maka dana yang dikeluarkan

untuk membayar return obligasi akan lebih rendah sehingga obligasi yang

diterbitkan menjadi bertambah. Sedangkan dalam penelitian lain yang

dilakukan oleh Mustika Rini (2012) ditemukan hasil bahwa variabel bonus

atau imbal hasil SBIS dalam jangka pendek tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penerbitan sukuk. Pengaruh variabel bonus atau imbal

hasil SBIS baru akan direspon oleh penerbitan sukuk dalam jangka

panjang.

Page 24: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

8  

Berdasarkan latar belakang dari penelitian – penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar, dan Imbal

Hasil SBIS terhadap Total Nilai Emisi Sukuk Korporasi (Periode

2012-2015).”

B. Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan arah pembahasan yang lebih baik sehingga

tujuan penulisan ilmiah bisa dicapai, maka penulis akan membatasi ruang

lingkup permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut :

1. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inflasi,

Jumlah Uang Beredar, dan Imbal Hasil SBIS.

2. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Nilai

Emisi Sukuk Korporasi Indonesia.

3. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari tahun 2012-

2015.

4. Data yang diperoleh bersumber dari data sekunder yang diambil dari

website resmi OJK (www.ojk.go.id), BI (www.bi.go.id), dan

Kementerian Perdagangan (www.kemendag.go.id).

Page 25: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

9  

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, ditemukan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh variabel inflasi, jumlah uang beredar, dan

imbal hasil SBIS terhadap total nilai emisi sukuk korporasi secara

parsial?

2. Bagaimanakah pengaruh variabel inflasi, jumlah uang beredar, dan

imbal hasil SBIS terhadap total nilai emisi sukuk korporasi secara

simultan?

3. Faktor apakah yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap total

emisi sukuk korporasi?

4. Berapa besar pengaruh variabel inflasi, jumlah uang beredar, dan

imbal hasil SBIS terhadap total nilai emisi sukuk korporasi?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian yang

ingin diperoleh peneliti adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh variabel inflasi, jumlah uang beredar,

dan imbal hasil SBIS terhadap total nilai emisi sukuk korporasi secara

parsial.

2. Untuk menganalisis pengaruh variabel inflasi, jumlah uang beredar,

dan imbal hasil SBIS terhadap total nilai emisi sukuk korporasi secara

simultan.

Page 26: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

10  

3. Untuk mengetahui faktor yang memiliki pengaruh paling dominan

terhadap total nilai emisi sukuk.

4. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh variabel inflasi, jumlah

uang beredar, dan imbal hasil SBIS terhadap total nilai emisi sukuk

korporasi.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

semua pihak yang berminat untuk melanjutkan penelitian ini dan juga

untuk menambah wawasan khususnya mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi sukuk korporasi.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya emisi sukuk

korporasi, dan juga sebagai syarat kelulusan pendidikan strata 1 peneliti di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bagi Pengusaha

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan acuan dalam

membaca pada kondisi apa dan bagaimana saja pengusaha bisa

menerbitkan sukuk korporasi. Dan dapat dilakukan evaluasi secara

berkelanjutan.

Page 27: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

11  

4. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan atau referensi

bacaan bermanfaat bagi masyarakat. Dengan adanya penelitian ini

diharapkan masyarakat lebih mengenal sukuk, dan akan menginvestasikan

dananya pada sukuk.

Page 28: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

12  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Obligasi Syariah (Sukuk)

a. Definisi sukuk

Merujuk kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/DSN-

MUI/IX/2002, Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka

panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten untuk

membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi

hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh

tempo. Menurut Iqbal dan Mirakhor (2007:177) sukuk adalah representasi

kepemilikan yang proporsional dari aset untuk jangka waktu tertentu

dengan risiko serta imbalan yang dikaitkan dengan cash flow melalui

underlying aset yang berada di tangan investor.

Sedangkan definisi sukuk menurut Keputusan Ketua Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-130/BL/2006

Tanggal 23 Nopember 2006 tentang penerbitan efek syariah, sukuk adalah

efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama

dan memiliki bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi

atas: (1) kepemilikan aset berwujud tertentu, (2) nilai manfaat dan jasa atas

proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu, atau (3) kepemilikan atas

aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.

Page 29: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

13  

b. Landasan Syariah tentang Sukuk

Berdasarkan hasil keputusan Dewan Syariah Nasional dan Majelis

Ulama Indonesia terdapat beberapa landasan syariah tentang obligasi

syariah beserta penjelasannya yang terdapat dalam Fatwa Dewan Syariah

Nasional No. 32/DSN- MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah antara lain:

1. Al Qur’an (Firman Allah Ta’ala)

Artinya:

“Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan

lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang

demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),

sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Orang yang telah

sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti

(dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah

diambilnya dahulu (sebelum dating larangan): dan urusannya

(terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil

riba), maka orang itu adalah penghuni- penghuni neraka;

mereka kekal didalamnya”. (Q.S Al-Baqarah (2) : 275)

Page 30: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

14  

2. Hadits Rasulullah SAW

a) “Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali

perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang

haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka

kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan

yang haram”. (Hadist Nabi Riwayat Imam al-Tirmidzi dari ‘Amr

bin ‘Auf al-Muzani)

b) “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula

membahayakan orang lain”. (Hadist Nabi Riwayat Imam Ibnu

Majah, al-Daruquthni, dan yang lain, dari Abu Sa’id al-Khudri.)

c) Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Ada tiga kelompok yang

Aku menjadi musuh mereka pada hari kiamat nanti. Pertama, orang

yang bersumpah atas nama-Ku lalu ia mengkhianatinya. Kedua,

orang yang menjual orang merdeka (bukan budak), lalu ia

memakan (mengambil) keuntungannya. Ketiga, orang yang

mempekerjakan seseorang, lalu pekerja itu memenuhi

kewajibannya, sedangkan orang itu tidak membayarkan upahnya.

(Hadist Qudsi Riwayat Muslim dari Abu Hurairah).

c. Jenis-jenis Sukuk

Accounting and Auditing Organization of Islamic Financial

Institutions (AAOFI) atau Organisasi Akuntan dan Auditing Institusi

Keuangan Islam mengakui beberapa tipe sukuk yang berbeda berikut ini :

1) Sertifikat kepemilikan asset yang disewakan (ijarah sukuk);

Page 31: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

15  

2) Sertifikat kepemilikan hak guna: (i) asset yang ada, (ii) asset masa

depan yangtelah dideskripsikan, (iii) layanan pihak tertentu, dan

(iv) layanan di masa depanyang telah dideskripsikan.

3) Sertifikat salam;

4) Sertifikat istisna;

5) Sertifikat murabahah;

6) Sertifikat musharakah;

7) Sertifikat mudarabah;

8) Sertifikat muzaraah (bagi hasil panen);

9) Sertifikat musaqah (irigasi); dan

10) Sertifikat mugharasa (pertanian).

Dari beberapa jenis sukuk yang dijelaskan di atas, di Indonesia

baru hanya menggunakan dua tipe atau jenis sukuk saja. Yaitu sukuk

mudharabah dan sukuk ijarah yang sesuai dengan keputusan Dewan

Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia dalam Fatwa No. 33/DSN-

MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah dan Fatwa No.

41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah.

d. Karakteristik Sukuk

Menurut Fatah (2011:291) terdapat beberapa karakteristik sukuk, yaitu:

1) Merupakan bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau hak manfaat

(beneficial title);

2) Pendapatan berupa imbalan (kupon), marjin, dan bagi hasil, sesuai

dengan jenis akad yang digunakan;

Page 32: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

16  

3) Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir;

4) Penerbitan melalui special purpose vehicle (SPV);

5) Memerlukan Underlying asset;

6) Penggunaan proceeds harus sesuai dengan prinsip syariah.

Tujuan diterbitkannya sukuk adalah untuk memperluas basis

sumber pembiayaan anggaran negara atau perusahaan, mendorong

pengembangan pasar keuangan syariah, menciptakan brenchmark di pasar

keuangan syariah, diversifikasi basis investor, mengembangkan alternatif

instrumen investasi, mengoptimalkan pemanfaatan, dan memanfaatkan

dana-dana masyarakat yang berlum terjaring oleh sistemn obligasi dan

perbankan konvensional.

Sedangkan menurut Adam (2006:63), sukuk memiliki sifat-sifat

umum yang membuatnya memiliki kualitas yang sama dengan produk

keuangan konvensional lainnya, yaitu:

1) Dapat diperdagangkan (Tradable)

Sukuk mewakili pihak pemilik aktual dari aset yang jelas,

manfaat aset, atau kegiatan bisnis, dan dapat diperdagangkan

menurut harga pasar.

2) Dapat diperingkat (Rateable)

Sukuk dapat diperingkat oleh agen pemberi peringkat, baik

regional maupun internasional.

Page 33: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

17  

3) Dapat ditambah (Enhanceable)

Sebagai tambahan terhadap aset yang mewadahinya

(underlying asset) atau aktivitas bisnis, sukuk dapat dijamin

dengan jaminan lain berdasarkan prinsip syariah.

4) Fleksibilitas Hukum (Legal Flexibility)

Sukuk dapat distruktur dan ditawarkan secara nasional dan

global dengan perlakuan pajak yang berbeda.

5) Dapat ditebus (Reedamable)

Struktur pada sukuk memungkinkan untuk dapat ditebus.

e. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Penerbitan Sukuk

Dalam Sunarsih (2008:38) terdapat beberapa pihak yang saling

terkait pasti akan terlibat dalam penerbitan sukuk, pihak-pihak tersebut

antara lain:

1) Obligor adalah pihak yang bertanggung jawab atas pembayaran

imbalan dan nilai nominal sukuk yang diterbitkan sampai dengan

sukuk/obligasi syariah jatuh tempo. Dalam hal sovereign sukuk,

obligor-nya adalah pemerintah.

2) Investor adalah pemegang sukuk yang memiliki hak atas imbalan,

marjin, dan nilai nominal sukuk sesuai partisipasi masing-masing.

Investor yang dimaksud disini bisa islamic investor ataupun investor

konvensional.

3) Special Purpose Vehicle (SPV) adalah badan hukum yang didirikan

khusus untuk penerbitan sukuk. Special Purpose Vehicle (SPV)

Page 34: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

18  

berfungsi: (i) sebagai penerbit sukuk, (ii) menjadi counterpart

pemerintah atau corporate dalam transaksi pengalihan aset, (iii)

bertindak sebagai wali amanat(trustee) untuk mewakili kepentingan

investor.

4) Trustee mewakili kepentingan pembeli obligasi, trustee melakukan

semacam penilaian terhadap perusahaan yangakan menerbitkan

obligasi, untuk meminimalkan resiko yang akan ditanggung obligor.

5) Appraiser adalah perusahaan yang melakukan penelaian terhadap

aktiva tetap perusahaan yang akan melakukan emisi, untuk

memperoleh nilai yang dipandang wajar.

6) Custody menyelenggarakan kegiatan penitipan, bertanggung jawab

untuk menyimpan efek milik pemegang rekening dan memenuhi

kewajiban lain sesuai dengan kontrak antara kustodian dan pemegang

rekening. Kustodian bisa berupa Lembaga Penyimpanan dan

Penyelesaiaan, Perusahaan Efek, dan Bank Umum yang telah

memperoleh persetujuaan Bapepam.

7) Shariah Advisor. Penerbitan sukuk (obligasi syariah) harus terlebih

dahulu mendapatkan pernyataan kesesuaian prinsip syariah (syariah

complianceendorsement) untuk meyakinkan investor bahwa sukuk

(obligasi syariah) telah distruktur sesuai syariah.

8) Arranger atau manajer investasi. Manajer investasi merupakan pihak

yang mengelola dana yang dititipkan investor untuk diinvestasikan di

pasar modal.

Page 35: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

19  

2. Inflasi

Salah satu peristiwa modern yang sangat penting dan yang selalu

dijumpai dihampir semua negara di dunia adalah inflasi. Definisi singkat

dari inflasi adalah kecenderungan harga – harga untuk menaik secara

umum dan terus menerus. Ini tidak berarti bahwa harga – harga berbagai

macam barang itu naik dengan presentase yang sama. Mungkin kenaikan

tersebut dapat terjadi tidak bersamaan, yang penting terdapat kenaikan

harga umum barang secara terus menerus selama satu periode tertentu.

Kenaikan yang terjadi sekali saja meskipun dalam presentase yang besar,

bukanlah merupakan inflasi (Mankiw, 2006: 145).

Sedangkan menurut Pohan (2008:59) inflasi didefinisikan sebagai

kenaikan harga yang terjadi secara terus menerus dan kenaikan harga

terjadi pada seluruh kelompok barang dan jasa.

a. Jenis – Jenis Inflasi

Berdasarkan sumber atau penyebab kenaikan harga – harga yang

berlaku, inflasi dibedakan dalam dua spesifikasi yaitu dilihat dari sebab

awal inflasi dan ditinjau dari asal inflasi, yang dijabarkan sebagai berikut

(Sukirno, 1994: 333-336):

1) Inflasi dilihat dari sebab awalnya :

a) Demand-Pull Inflation

Demand-pull Inflation disebabkan oleh permintaan

masyarakat akan barang – barang (agregate demand)

Page 36: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

20  

bertambah. Inflasi ini biasanya terjadi pada masa

perekonomian yang berkembang dengan pesat. Kesempatan

kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang

tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang

melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan

jasa. Pengeluaran yang berlebihan ini akan menimbulkan

inflasi. Selain pada masa perekonomian berkembang pesat,

Demand–pull Inflation juga dapat berlaku pada masa

perang atau ketidakstabilan politik yang terus menerus.

Dalam masa seperti ini pemerintah berbelanja jauh

melebihi pajak yang dipungutnya. Untuk membiayai

kelebihan pengeluaran tersebut pemerintah terpaksa

mencetak uang atau meminjam dari bank sentral.

Pengeluaran pemerintah yang berlebihan tersebut

menyebabkan permintaan agregat akan melebihi

kemampuan ekonomi tersebut menyediakan barang dan

jasa. Maka keadaan ini akan mewujudkan inflasi.

b) Cost Push Inflation

Inflasi jenis Cost – Push inflation terjadi karena

kenaikan biaya produksi, yang disebabkan oleh

terdepresiasinya nilai tukar, dampak inflasi luar negeri

terutama negara- negara partner dagang, peningkatan harga

– harga komoditi yang diatur pemerintah ( administered

Page 37: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

21  

price) , dan terjadi negative supply shocks akibat bencana

alam dan tergangggunya distribusi. Inflasi ini terutama

berlaku dalam masa perekonomian berkembang pesat

ketika tingkat pengangguran sangat rendah. Apabila

perusahaan – perusahaan masih menghadapi permintaan

yang bertambah, mereka akan berusaha menaikkan

produksi dengan cara memberikan gaji atau upah yang

lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerja baru

dengan tawaran pembayaran yang lebih tinggi ini. Langkah

ini mengakibatkan biaya produksi meningkat, yang

akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga – harga

berbagai barang.

2) Inflasi ditinjau dari asal inflasi :

a) Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation)

Dimana inflasi ini terjadi akibat terjadinya defisit

anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang

baru serta gagalnya pasar yang berakibat harga bahan

makanan menjadi mahal.

b) Inflasi dari luar negeri (imported inflaction)

Inflasi ini timbul karena kenaikan harga – harga di

luar negeri atau di negara – negara mitra dagang kita.

Inflasi juga dapat bersumber dari barang – barang yang

diimpor. Inflasi ini akan terwujud apabila barang – barang

Page 38: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

22  

impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan

yang penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan –

perusahaan. Kenaikan harga barang impor akan menaikkan

biaya produksi, dan kenaikan biaya produksi

mengakibatkan kenaikan harga –harga.

Sedangkan Silvanita (2009:78) dalam bukunya yang berjudul

“Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya” mendefinisikan jenis-jenis inflasi

berdasarkan tingkat keparahannya yaitu sebagai berikut:

a) Inflasi ringan, inflasi yang masih belum begitu mengganggu

keadaan ekonomi, dan belum menimbulkan krisis di bidang

ekonomi. Inflasi ringan berada kurang dari 10% per tahun.

b) Inflasi sedang, inflasi yang belum membahayakan kegiatan

ekonomi, tetapi inflasi ini sudah menurunkan tingkat

kesejahteraan orang-orang yang berpenghasilan tetap. Inflasi

ini berada antara 10%-30% per tahun.

c) Inflasi berat, inflasi ini sudah mengacaukan kegiatan

perekonomian. Pada inflasi ini orang-orang cenderung untuk

menyimpan barang dan umumnya orang-orang enggan

menabung karena bunga tabungan lebih rendah dari laju inflasi.

Inflasi ini berada antara 30%-100% per tahun.

d) Hyperinflation, inflasi ini sudah mengacaukan kondisi

perekonomian dan susah untuk dikendalikan walaupun dengan

Page 39: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

23  

kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Inflasi ini berada pada

kisaran lebih dari 100% per tahun.

b. Metode Perhitungan Tingkat Inflasi

Tingkat inflasi digunakan untuk menggambarkan perubahan –

perubahan harga – harga yang berlaku dari satu periode ke periode

lainnya. Untuk menentukannya perlu diperhatikan data indeks harga

konsumen dari satu periode tertentu dan seterusnya dibandingkan dengan

indeks harga pada periode sebelumnya. Rumus yang dipakai untuk

menentukan laju inflasi adalah sebagai berikut (Suharyadi dan Purwanto,

2003: 152):

Dimana :

: Laju inflasi

IHKt : Indeks harga konsumen periode ke t

IHKt-1 : Indeks harga konsumen periode ke t-1 (periode

lalu)

c. Teori – teori Inflasi

1) Teori Kuantitas

Teori kuantitas merupakan teori yang paling tua mengenai inflasi,

namun teori ini masih sangat berguna untuk menerangkan proses inflasi di

jaman yang modern ini, terutama di negara – negara yang sedang

Page 40: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

24  

berkembang. Teori kuantitas ini menyoroti peranan dalam inflasi dari

(Boediono, 1998: 167-169):

a) Jumlah uang yang beredar

Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume

uang yang beredar, tanpa ada kenaikan jumlah uang yang beredar.

Kejadian seperti ini misalnya, kegagalan panen, hanya akan

menaikkan harga – harga untuk sementara waktu saja. Bila jumlah

uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti dengan sendirinya,

apapun sebab-musababnya awal dari kenaikan harga – harga

tersebut.

b) Psikologi (expectations) masyarakat mengenai harga – harga

Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang

yang beredar dan oleh psikologi (harapan) masyarakat mengenai

harga-harga di masa mendatang. Ada 3 kemungkinan keadaan,

keadaan yang pertama adalah bila masyarakat tidak (atau belum)

mengharapkan harga – harga untuk naik pada bulan – bulan

mendatang. Kedua adalah dimana masyarakat (atas dasar

pengalaman di bulan – bulan sebelumnya) mulai sadar bahwa ada

inflasi. Dan yang ketiga terjadi pada tahap inflasi yang lebih parah

yaitu tahap hiperinflasi, pada tahap ini orang – orang sudah

kehilangan kepercayaan terhadap nilai mata uang. Hiperinflasi ini

pernah terjadi di Indonesia selama periode 1961 – 1966.

Page 41: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

25  

2) Teori Keynes

Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan atas teori makronya, dan

menyoroti aspek lain dari inflasi (Boediono, 1998: 170-171). Menurut

teori ini, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup diluar batas

kemampuan ekonominya. Proses inflasi, menurut pandangan ini, tidak lain

adalah proses perebutan bagian rejeki diantara kelompok – kelompok

sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada yang bisa

disediakan oleh masyarakat tersebut. Proses perebutan ini akhirnya

diterjemahkan menjadi keadaan dimana permintaan masyarakat akan

barang – barang selalu melebihi jumlah barang – barang yang tersedia

(timbulnya apa yang disebut inflationary gap). Inflationary gap timbul

karena adanya golongan – golongan masyarakat tersebut berhasil

menerjemahkan aspirasi mereka menjadi permintaan yang efektif akan

barang – barang. Dengan kata lain, mereka berhasil memperoleh dana

untuk mengubah aspirasinya menjadi rencana pembelian barang – barang

yang didukung dengan dana. Golongan masyarakat seperti ini mungkin

adalah pemerintah sendiri, yang berusaha memperoleh bagian yang lebih

besar dari output masyarakat dengan jalan menjalankan defisit dalam

anggaran belanjanya yang dibiayai dengan mencetak uang baru. Golongan

tersebut mugkin juga pengusaha – pengusaha swasta yang menginginkan

untuk investasi – investasi baru dan memperoleh dana pembiayaannya dari

kredit dari bank. Golongan tersebut biasa pula serikat buruh yang berusaha

Page 42: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

26  

memperoleh kenaikan gaji bagi anggota – anggotanya melebihi kenaikan

produktifitas buruh.

3) Teori Strukturalis

Teori mengenai inflasi yang didasarkan atas pengalaman di negara

- negara Amerika latin. Teori ini memberikan tekanan pada ketegaran

(rigdities) dari struktur perekonomian negara – negara sedang

berkembang. Menurut Boediono (1998: 159) , karena inflasi dikaitkan

dengan faktor – faktor struktural dari perekonomian (yang menurut

definisi, faktor – faktor ini hanya bisa berubah secara gradual dan dalam

jangka panjang) maka teori ini bisa disebut teori inflasi jangka panjang.

Mengenai teori strukturalis ini ada 3 hal yang perlu ditekankan :

a) Teori ini menerangkan proses inflasi jangka panjang

negara – negara yang sedang berkembang.

b) Ada asumsi bahwa jumlah uang beredar bertambah dan

secara pasif mengikuti dan menampung kenaikan harga

– harga tersebut. Dengan kata lain, proses inflasi

tersebut bisa berlangsung terus hanya apabila jumlah

uang beredar juga bertambah terus. Tanpa kenaikan

jumlah uang proses tersebut akan berhenti dengan

sendirinya.

Faktor – faktor struktural yang dikatakan sebagai sebab musabab

yang paling dasar dari proses inflasi tersebut bukan 100 % struktural.

Page 43: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

27  

Sering dijumpai bahwa keterangan – keterangan tersebut disebabkan oleh

kebijakan harga atau moneter pemerintah sendiri.

3. Jumlah Uang Beredar

a. Definisi Uang Beredar

Uang adalah persediaan aset yang dapat dengan segera digunakan

untuk melakukan transaksi (Mankiw, 2006:76). Uang beredar (M2)

meliputi mata uang dalam peredaran, uang giral, uang kuasi. Uang kuasi

terdiri dari deposito berjangka, tabungan, dan rekening/tabungan valas

milik swasta domestik (Sukirno, 2015:125).

Boediono (1998:182-184) membedakan jumlah uang beredar atau

money supply menjadi tiga pengertian yaitu dalam arti sempit, dalam arti

luas, dan dalam arti yang lebih luas.

1) Uang Beredar Dalam Arti Sempit (M1)

Uang beredar dalam arti sempit (M1) didefinisikan sebagai uang

kartal ditambah dengan uang giral (currency plus demand deposits).

M1 = C + DD

Dimana:

M1 = Jumlah uang beredar dalam arti sempit

C = Currency (uang cartal)

DD = Demand Deposits (uang giral)

Uang giral (DD) di sini hanya mencakup saldo rekening koran/

giro milik masyarakat umum yang disimpan di bank. Sedangkan saldo

rekening koran milik bank pada bank lain atau bank sentral (Bank

Page 44: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

28  

Indonesia) ataupun saldo rekening koran milik pemerintah pada bank atau

bank sentral tidak dimasukan dalam definisi DD. Satu hal lagi yang

penting untuk dicatat mengenai DD ini adalah bahwa yang dimaksud

disini adalah saldo atau uang milik masyarakat yang masih ada di bank

dan belum digunakan pemiliknya untuk membayar/ berbelanja.

Pengertian jumlah uang beredar dalam arti sempit (M1) bahwa

uang beredar adalah daya beli yang langsung bisa digunakan untuk

pembayaran, bisa diperluas dan mencakup alat-alat pembayaran yang

“mendekati” uang, misalnya deposito berjangka (time deposits) dan

simpanan tabungan (saving deposits) pada bank-bank. Uang yang

disimpan dalam bentuk deposito berjangka dan tabungan ini sebenarnya

adalah juga adalah daya beli potensial bagi pemiliknya, meskipun tidak

semudah uang tunai atau cek untuk menggunakannya.

2) Uang Beredar Dalam Arti Luas (M2).

Berdasarkan sistem moneter Indonesia, uang beredar M2 sering

disebut juga dengan likuiditas perekonomian. M2 diartikan sebagai M1

plus deposito berjangka dan saldo tabungan milik masyarakat pada bank-

bank, karena perkembangan M2 ini juga bisa mempengaruhi

perkembangan harga, produksi dan keadaan ekonomi pada umumnya.

M2 = M1 + TD + SD

Dimana:

TD = time deposits (deposito berjangka)

SD = savings deposits (saldo tabungan)

Page 45: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

29  

Definisi M2 yang berlaku umum untuk semua negara tidak ada,

karena hal-hal khas masing-masing negara perlu dipertimbangkan. Di

Indonesia, M2 besarnya mencakup semua deposito berjangka dan saldo

tabungan dalam rupiah pada bank-bank dengan tidak tergantung besar

kecilnya simpanan tetapi tidak mencakup deposito berjangka dan saldo

tabungan dalam mata uang asing.

3) Uang Beredar Dalam Arti Lebih Luas (M3).

Definisi uang beredar dalam arti lebih luas adalah M3, yang

mencakup semua deposito berjangka (TD) dan saldo tabungan (SD), besar

kecil, rupiah atau mata uang asing milik penduduk pada bank oleh

lembaga keuangan non bank. Seluruh TD dan SD ini disebut uang kuasi

atau quasi money.

M3 = M2 + QM

Dimana :

QM = quasi money

Di negara yang menganut sistem devisa bebas (artinya setiap orang

boleh memiliki dan memperjualbelikan devisa secara bebas), seperti

Indonesia, memang sedikit sekali perbedaan antara TD dan SD dalam

rupiah dan TD dan SD dalam dollar. Setiap kali membutuhkan rupiah

dollar bisa langsung menjualnya ke bank, atau sebaliknya. Dalam hal ini

perbedaan antara M2 dan M3 menjadi tidak jelas. TD dan SD dollar milik

bukan penduduk tidak termasuk dalam definisi uang kuasi.

Page 46: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

30  

b. Teori-Teori Uang Beredar

1) Teori Kuantitas mengenai Uang (Quantity Teory of Money)

Teori ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan sekaligus

penawaran akan uang, beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori

tersebut adalah hubungan antara penawaran uang (jumlah uang beredar)

dengan nilai uang (tingkat harga). Hubungan antara kedua variabel

tersebut dijabarkan lewat konsepsi (teori) mereka mengenai permintaan

akan uang. Perubahan jumlah uang beredar atau penawaran uang

berinteraksi dengan permintaan akan uang dan selanjutnya menentukan

nilai uang (A. Winarto 2009:32).

2) Teori Cambridge (Marshall-Pigou)

Teori Cambridge, berpokok pada fungsi uang sebagai alat tukar

umum (mean of exchange). Karena itu, teori-teori Klasik melihat

kebutuhan uang (permintaan akan uang) dari masyarakat sebagai

kebutuhan akan alat likuid untuk tujuan transaksi.

Teori Cambridge mengatakan bahwa kegunaan dari pemegangan

kekayaan dalam bentuk uang adalah karena uang (berbeda dengan bentuk

kekayaan lain) mempunyai sifat likuid sehingga dengan mudah bisa

ditukarkan dengan barang lain. Uang dipegang atau diminta oleh

seseorang karena sangat mempermudah transaksi atau kegiatan-kegiatan

ekonomi lain dari orang tersebut (sering disebut sebagai faktor

“convenience’).

Page 47: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

31  

Teori Cambridge lebih menekankan faktor-faktor perilaku

(pertimbangan untung rugi) yang menghubungkan antara permintaan akan

uang seseorang dengan volume transaksi yang direncanakannnya. Teoritisi

Cambridge mengatakan bahwa permintaan selain dipengaruhi oleh volume

transaksi dan faktor-faktor kelembagaan, juga dipengaruhi oleh tingkat

bunga, besar kekayaan warga masyarakat, dan ramalan/harapan

(expectations) dari para warga masyarakat mengenai masa mendatang.

Faktor-faktor lain ini mempengaruhi permintaan akan uang seseorang, dan

demikian juga mempengaruhi permintaan akan uang dari masyarakat

secara keseluruhan (A. Winarto, 2009:33-34).

3) Teori Keynes

Teori uang Keynes (A. Winarto, 2009:35-37) adalah teori yang

bersumber pada teori Cambridge, tetapi Keynes memang mengemukakan

sesuatu yang betul-betul berbeda dengan teori moneter tradisi Klasik. Pada

hakekatnya perbedaan ini terletak pada penekanan oleh Keynes pada

fungsi uang yang lain, yaitu sebagai store of value dan bukan hanya

sebagai means of exchange. Teori ini kemudian terkenal dengan nama

teori Liquidity Preference.

Menurut Keynes, ada tiga tujuan masyarakat memegang uang,

yaitu:

a) Tujuan transaksi

Keynes tetap menerima pendapat golongan Cambridge,

bahwa orang memegang uang guna memenuhi dan melancarkan

Page 48: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

32  

transaksi-transaksi yang dilakukan, dan permintaan akan uang dari

masyarakat untuk tujuan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan

nasional dan tingkat bunga. Semakin besar tingkat pendapatan

nasional smakin besar volume transaksi dan semakin besar pula

kebutuhan uang untuk memnuhi tujuan transaksi. Demikian pula

Keynes berpendapat bahwa permintaan akan uang untuk tujuan

transaksi inipun tidak merupakan sutu proporsi yang konstan,

tetapi dipengaruhi pula oleh tinggi rendahnya tingkat bunga.

b) Tujuan berjaga-jaga

Keynes juga membedakan permintaan akan uang untuk

tujuan melakukan pembayaran-pembayaran yang tidak reguler atau

yang diluar rencana transaksi normal, misalnya untuk pembayaran

keadaan-keadaan darurat seperti kecelakaan, sakit, dan pembayaran

yang tak terduga lain. Permintaan uang seperti ini disebut dengan

permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga (precautionary motive).

Menurut Keynes permintaan akan uang untuk tujuan berjaga-jaga

ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama dengan faktor yang

mempengaruhi permintaan akan uang untuk transaksi, yaitu

terutama dipengaruhi oleh tingkat penghasilan dan tingkat bunga.

c) Tujuan spekulasi

Motif dari pemegangan uang untuk tujuan spekulasi adalah

terutama bertujuan untuk memperoleh “keuntungan” yang bisa

Page 49: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

33  

diperoleh dari seandainya si pemegang uang tersebut meramal apa

yang akan terjadi dengan betul.

4. SBIS

Definisi SBIS dalam (Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/11/PBI tahun

2008) adalah instrumen BI yang sesuai dengan syariat Islam yang digunakan

dalam operasi pasar terbuka syariah. Selain itu, SBIS juga dapat digunakan oleh

bank-bank syariah yang mempunyai kelebihan likuiditas sebagai sarana penitipan

dana jangka pendek. SBIS yang diterbitkan oleh Bank Indonesia menggunakan

akad ju’alah dan memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Satuan unit sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah)

b. Berjangka waktu paling kurang 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua

belas) bulan.

c. Diterbitkan tanpa warkat (scripless).

d. Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia

e. Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder

Perhitungan besaran tingkat imbalan yang diberikan pada Sertifikat Bank

Indonesia Syariah mengacu pada tingkat diskonto hasil lelang Sertifikat Bank

Indonesia (SBI) berjangka waktu sama yang diterbitkan bersamaan dengan

penerbitan SBIS, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Dalam hal lelang SBI menggunakan metode fixed rate tender, maka

imbalan SBIS ditetapkan sama dengan tingkat diskonto hasil lelang

SBI.

Page 50: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

34  

b. Dalam hal lelang SBI menggunakan metode variable rate tender, maka

imbalan hasil SBIS ditetapkan sama dengan rata-rata tertimbang tingkat

diskonto hasil lelang SBI.

Perhitungan imbalan SBIS dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:

Nilai Imbalan SBIS =Nilai Nominal SBIS x (Jangka Waktu SBIS/360)

x Tingkat Imbalan SBIS

B. Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Alat

Analisis

Perbedaan Hasil Penelitian

1 Melyana

Gita

Astika

(2014)

Analisis

Pengaruh

Tingkat Suku

Bunga SBI dan

Inflasi Terhadap

Nilai Emisi

Obligasi di

Bursa Efek

Indonesia

Periode 2009-

2013.

Regresi

Linier

Berganda

Terdapat perbedaan pada

variabel dependen dan

independen yang

digunakan. Dimana pada

penelitian Melyana

menggunakan nilai emisi

obligasi sementara pada

penelitian ini

menggunakan nilai emisi

sukuk. Sedangkan variabel

independen yang

digunakan adalah Suku

bunga SBI dan inflasi,

sementara pada penelitian

(1) Terdapat pengaruh

negatif dan signifikan

antara tingkat suku bunga

SBI terhadap nilai emisi

obligasi, (2) terdapat

pengaruh positif dan

signifikan antara inflasi

terhadap nilai emisi

obligasi (3) terdapat

pengaruh secara simultan

antara tingkat suku bunga

SBI dan inflasi terhadap

nilai emisi obligasi.

Page 51: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

35  

ini digunakan variabel

inflasi, jumlah uang

beredar, dan imbal hasil

SBIS.

2 Ghemari

Abd

Elkarim

(2012)

Factors

Influence Sukuk

and

Conventional

Bonds in

Malaysia.

Regresi

Linier

Berganda

Terdapat perbedaan

dimana pada penelitian

Ghemari digunakan dua

variabel dependen yaitu

sukuk, dan saham

konvensional. Sementara

pada penelitian ini

menggunakan sukuk saja.

Variabel independen yang

digunakan dalam penelitian

Ghemari adalah variabel

GDP, inflasi, dan suku

bunga. Sementara pada

penelitian ini variabel

independen yang

digunakan yaitu inflasi,

jumlah uang beredah, dan

imbal hasil SBIS.

Dari analisis regresi yang

telah dilakukan ditemukan

hasil bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan

dan negatif antara variabel

GDP, inflasi, dan tingkat

suku bunga terhadap

sukuk. Sementara untuk

saham konvensional,

hanya variabel GDP yang

memiliki pengaruh

signifikan dimana

pengaruhnya bernilai

negatif.

3 Wahida Sustainability of Regresi Perbedaan terdapat pada Dari analisis regresi yang

Page 52: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

36  

Ahmad

dan

Rafisah

Mat

Radzi

(2011)

Sukuk and

Conventional

Bonds during

Financial

Crisis:

Malaysian

Capital Market.

Linier

Berganda

variabel dependen yang

digunakan, dimana pada

penelitian Wahida dan

Rafisah variabel dependen

yang digunakan adalah

sukuk dan saham

konvensional, sementara

dalam penelitian ini hanya

menggunakan sukuk saja.

Variabel independen yang

digunakan pada penelitian

Wahida dan Rafisah adalah

GDP, tingkat suku bunga,

dan likuiditas pasar.

Sementara dalam

penelitian ini

menggunakan variabel

inflasi, jumlah uang

beredah, dan imbal hasil

SBIS.

telah dilakukan

didapatkan hasil bahwa

sukuk secara signifikan

dipengaruhi oleh variabel

GDP, tingkat suku bunga,

dan likuiditas pasar,

dimana pengaruhnya

bernilai positif. Sedangkan

untuk variabel saham

konvensional hanya

dipengaruhi oleh variabel

tingkat suku bunga saja,

dimana pengaruhnya

bernilai positif.

4 Inneke

Selvianty

(2015)

Analisa

Indikator Makro

Ekonomi

Error

Correction

Model

Perbedaan terletak pada

variabel dependen yang

digunakan, dimana variabel

Dalam jangka pendek,

hanya PDB yang memiliki

pengaruh secara signifikan

Page 53: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

37  

Terhadap

Pertumbuhan

Sukuk di

Indonesia:

Sebuah Analisa

Dengan Metode

Error

Correction

Model (ECM).

(ECM) yang digunakan dalam

penelitian Inneke adalah

pertumbuhan sukuk secara

umum sementara pada

penelitian ini adalah total

nilai emisi sukuk

korporasi. Serta terdapat

perbedaan alat analisis

yang digunakan dimana

pada penelitian Inneke

metode yang digunakan

adalah metode ECM,

sementara pada penelitian

ini digunakan metode

regresi linier berganda.

positif sebesar 0,858677.

Sedangkan inflasi, kurs,

dan jumlah uang beredar

tidak memiliki pengaruh

terhadap pertumbuhan

sukuk korporasi di

Indonesia dalam jangka

pendek. Sedangkan dalam

jangka panjang indikator

makroekonomi yang

memiliki pengaruh

hubungan jangka panjang

dengan pertumbuhan

sukuk korporasi adalah: i)

PDB yang memiliki

pengaruh positif dan

signifikan sebesar

1,363675, ii) Inflasi

memiliki pengaruh negatif

dan signifikan terhadap

pertumbuhan sukuk

sebesar -0,170991, iii)

Jumlah uang beredar

Page 54: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

38  

memiliki pengaruh positif

dan signifikan sebesar

1,414610.

5 Ina

Listya

Widianti

(2015)

Pengaruh

Faktor

Makroekonomi

Terhadap

Pertumbuhan

Sukuk

Korporasi di

Indonesia

(Periode 2011-

2015)

Vector

Error

Correction

Model

(VECM)

Perbedaan terdapat pada

variabel independen yaitu

faktor makroekonomi yang

digunakan. Dimana pada

penelitian Ina Listya

menggunakan BI rate, dan

bagi hasil deposito

mudharabah. Sementara

pada penelitian ini

menggunakan variabel lain

sebagai variabel

independen yaitu imbal

hasil SBIS.

Respon pertumbuhan

sukuk korporasi terhadap

guncangan yang terjadi

pada jumlah uang beredar,

inflasi, dan BI rate ialah

positif. Sedangkan

guncangan yang terjadi

pada nilai tukar dan bagi

hasil deposito mudharabah

direspon negatif oleh

pertumbuhan sukuk

korporasi. Ditemukan juga

hasil bahwa bagi hasil

deposito mudharabah

merupakan variabel yang

memiliki pengaruh paling

besar terhadap

pertumbuhan sukuk yaitu

sebesar 12,14%, diikuti

oleh nilai tukar rupiah

Page 55: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

39  

sebesar 8,53%, inflasi

sebesar 0,59%, jumlah

uang beredar sebesar

0,29%, dan terakhir BI

rate sebesar 0,27%.

6 Mustika

Rini

(2012)

Obligasi

Syariah (Sukuk)

dan Indikator

Makroekonomi

Indonesia:

Sebuah Analisis

Vector Error

Correction

Model (VECM).

Vector

Error

Correction

Model

(VECM)

Perbedaan terletak pada

variabel dependen yang

digunakan, dimana variabel

yang digunakan dalam

penelitian Mustika Rini

adalah penerbitan sukuk

secara umum sementara

pada penelitian ini adalah

total nilai emisi sukuk

korporasi.

Dalam jangka pendek

penerbitan sukuk dan

indikator makroekonomi

Indonesia yaitu

pertumbuhan ekonomi,

jumlah uang beredar,

inflasi, pengangguran

terbuka, dan bonus SBIS

tidak saling memengaruhi.

Sedangkan dalam jangka

panjang penerbitan sukuk

dipengaruhi secara positif

oleh pertumbuhan

ekonomi dan jumlah uang

beredar. Penerbitan sukuk

juga dipengaruhi secara

negatif oleh inflasi,

pengangguran terbuka,

Page 56: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

40  

dan bonus SBIS.

Berdasarkan uji FEDV,

penerbitan sukuk juga

mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi,

jumlah uang beredar,

inflasi, dan pengangguran

terbuka dengan porsi

kontribusi antara 5 persen

sampai 26 persen.

Kontribusi terbesar sukuk

terdapat pada jumlah uang

beredar.

7 Nuhbatul

Basyariah

(2014)

Analisis

Interaksi Antara

Nilai Emisi

Sukuk dengan

Nilai Emisi

Obligasi, Nilai

Emisi Saham,

BI Rate, IHSG,

dan Inflasi di

Indonesia 2010-

Vector

Error

Correction

Model

(VECM)

Terdapat perbedaan

dimana penelitian

Nuhbatul bertujuan untuk

mengetahui interaksi nilai

emisi sukuk, nilai emisi

obligasi, nilai emisi saham,

BI rate, IHSG, dan Inflasi.

Sementara penelitian ini

betujuan untuk mengetahui

pengaruh variabel

Terdapat pengaruh jangka

pendek dan jangka

panjang antara nilai emisi

sukuk dengan nilai emisi

saham, IHSG, BI rate, dan

inflasi. Dari analisis

Impulse Response

Function yang dilakukan

didapatkan bahwa nilai

emisi saham, nilai emisi

Page 57: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

41  

2013. makroekonomi terhadap

total nilai emisi sukuk

korporasi.

obligasi, dan inflasi

memberikan dampak

positif terhadap nilai emisi

sukuk. Sementara IHSG

dan BI Rate memberikan

dampak yang negatif. Dari

Uji Variabel

Decomposition yang

dilakukan didapatkan

bahwa variabel yang

memiliki pengaruh paling

dominan terhadap variabel

nilai emisi sukuk sesuai

dengan urutan pengaruh

terbesar adalah nilai emisi

sukuk itu sendiri, inflasi,

nilai emisi obligasi, IHSG,

BI Rate, dan nilai emisi

saham.

Page 58: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

42  

C.  Kerangka Pemikiran

Jumlah Uang Beredar

Imbal Hasil SBIS

Emisi Sukuk Korporasi

Analisis Regresi Linier Berganda

Interpretasi Hasil dan Kesimpulan

Uji Asumsi Klasik:

1. Uji Normalitas

2. Uji Multikolinearitas

3. Uji Heterokedastisitas

4. Uji Autokorelasi

Inflasi

Uji Hipotesis:

1. Uji t (parsial)

2. Uji F (simultan)

3. Uji Adj R2

Page 59: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

43  

D. Hipotesis

Hipotesis dapat didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan

secara logis di antara dua atau lebih dari variabel yang diungkapkan dalam

bentuk pernyataan yang dapat diuji (Uma Sekaran, 2007: 135). Hubungan-

hubungan yang di perkirakan antar variabel tersebut bisa diambil dari

penjelasan-penjelasan yang terdapat dalam teori. Dan perumusan hipotesis

ini biasanya harus sesuai dengan perumusan masalah yang ada.

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

1. Ho: Tidak terdapat pengaruh antara variabel Inflasi, Jumlah

Uang Beredar, Imbal Hasil SBIS terhadap Total Nilai Emisi

Sukuk Korporasi secara parsial.

H1: Terdapat pengaruh antara variabel Inflasi, Jumlah Uang

Beredar, Imbal Hasil SBIS terhadap Total Nilai Emisi Sukuk

Korporasi secara parsial.

2. Ho: Tidak terdapat pengaruh antara variabel Inflasi, Jumlah

Uang Beredar, Imbal Hasil SBIS terhadap Total Nilai Emisi

Sukuk Korporasi secara simultan.

H1: Terdapat pengaruh antara variabel Inflasi, Jumlah Uang

Beredar, Imbal Hasil SBIS terhadap Total Nilai Emisi Sukuk

Korporasi secara simultan.

Page 60: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

44  

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh

Inflasi, Jumlah Uang Beredar, dan Imbal Hasil SBIS terhadap Total Nilai

Emisi Sukuk Korporasi di Indonesia. Dimana variabel independen

difokuskan pada Inflasi, Jumlah Uang Beredar, dan Imbal Hasil SBIS, dan

variabel dependen difokuskan pada Total Nilai Emisi Sukuk Korporasi di

Indonesia.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

data runtun waktu (time series). Dimana penelitian kuantitatif merupakan

pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta

penampilan hasilnya (Arikunto 2006: 12). Dalam penelitian ini data yang

digunakan adalah data bulanan dari bulan januari tahun 2012 sampai

dengan bulan november tahun 2015.

B. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau

melalui sumber lain, misalkan melalui catatan atau arsip perusahaan,

publikasi pemerintah, atau yang disediakan media massa (Zulganef,

Page 61: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

45  

2008:303). Adapun yang menjadi sumber peneliti dalam memperoleh data

penelitian ini adalah data yang berasal dari situs Bank Indonesia, BPS,

Kementerian Perdagangan, dan Otoritas Jasa Keuangan. Selain data dari

website tersebut, peneliti juga melakukan memperoleh data dari jurnal-

jurnal, buku-buku, maupun sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan

penelitian.

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data bulanan dari

bulan januari tahun 2012 sampai dengan bulan November tahun 2015.

Dimana data-data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Data Nilai Emisi Sukuk Korporasi dalam bentuk bulanan

(Monthly) selama periode 2012 sampai dengan 2015. Data

diperoleh dari website resmi Otoritas Jasa Keuangan.

(www.ojk.go.id)

2) Data Inflasi dalam bentuk bulanan (Monthly) selama periode 2012

sampai dengan 2015. Data diperoleh dari website resmi Bank

Indonesia. (www.bi.go.id)

3) Data Jumlah Uang Beredar dalam bentuk bulanan (Monthly)

selama periode 2012 sampai dengan 2015. Data diperoleh dari

website resmi Kementerian Perdagangan. (www.kemendag.go.id)

Page 62: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

46  

4) Data Imbal Hasil SBIS dalam bentuk bulanan (Monthly) selama

periode 2012 sampai dengan 2015. Data diperoleh dari website

resmi Bank Indonesia. (www.bi.go.id)

C. Metode Analisis Data

Analisis data mempunyai tujuan untuk menyampaikan dan

membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi data yang teratur serta

tersusun dan lebih berarti. Analisis data yang dilakukan adalah analisis

kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka dan perhitungannya

menggunakan bantuan software Eviews 7.0.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linear berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk

menganalisis pengaruh variabel independen penelitian yaitu inflasi, jumlah

uang beredar, dan imbal hasil SBIS terhadap variabel dependen penelitian

yaitu emisi sukuk korporasi.

1. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas

Menurut Imam Ghozali (2013: 110) uji normalitas bertujuan untuk

mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau

tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan pengujian-

pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik

menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak dapat digunakan.

Page 63: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

47  

Salah satu metode yang digunakan untuk menguji normalitas pada

program EViews adalah dengan uji jarque-bera. Dimana jika pada hasil uji

jarque-bera didapatkan nilai chi square lebih kecil dari α = 5% atau 0.05,

data pada model tidak berdisribusi normal. Sedangkan jika pada hasil uji

jarque-bera didapatkan nilai chi square lebih besar dari α = 5% atau 0.05,

data pada model berdistribusi normal.

b) Uji Multikolineritas

Menurut Imam Ghozali (2013: 91) uji ini bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel-

variabel bebas. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel bebas / variabel independen. Jika variabel bebas

saling berkorelasi, maka variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal

adalah variabel bebas yang nilai korelasi antara variabel bebasnya sama

dengan nol.

Terdapat berbagai cara untuk menganalisis ada tidaknya

multikolinearitas pada model. Dalam penelitian ini untuk mengetahui ada

tidaknya multikolinearitas dalam model dilakukan uji VIF. Adapun

ketentuannya adalah apabila nilai VIF > 10 maka terdapat

multikolinearitas dalam model. Sedangkan apabila nilai VIF < 10 maka

tingkat kolinieritasnya masih dapat di toleransi atau tidak terdapat

multikolinearitas.

Page 64: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

48  

c) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2013: 105) uji heteroskedastisitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain,

jika varians dari residual satu pengamatan kepengamatan lain berbeda

maka disebut heteroskedastisitas.

Terdapat berbagai cara untuk menganalisis ada tidaknya

heterokedastisitas pada model, salah satunya adalah uji white. Dimana

apabila nilai chi square lebih kecil dari α = 5% atau 0.05, maka hipotesis

nol diterima yang berarti terdapat heterokedastisitas dalam model.

Sedangkan apabila nilai chi square lebih besar dari α = 5% atau 0.05, maka

hipotesis nol ditolak yang berarti tidak terjadi heterokedastisitas dalam

model.

d) Uji Autokorelasi

Menurut Singgih Santoso (2012:241) tujuan uji autokorelasi adalah

untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi

antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode

t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan autokorelasi.

Autokorelasi pada sebagian kasus ditemukan pada regresi yang datanya

adalah time series, atau berdasarkan waktu berkala, seperti bulanan,

tahunan, dan seterusnya, karena itu ciri khusus uji ini adalah waktu

(Santoso, 2012:241). Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat

menggunakan uji Durbin – Watson (D-W). Pengambilan ada tidaknya

Page 65: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

49  

keputusan korelasi dapat dilihat dari beberapa ketentuan berikut (Santoso,

2012:242) :

Bila nilai D-W terletak dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

Bila nilai D-W terletak diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada

autokorelasi.

Bila nilai D-W terletak diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

2. Uji Regresi Linear Berganda

Menurut Sarwono (2006:79) analisis regresi linear berganda

mengestimasikan besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan oleh yang

bersifat linear yang melibatkan dua variabel bebas atau lebih untuk

digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel tergantung.

Analisis regresi berganda merupakan analisis data kuantitatif yang

digunakan untuk mencari besar hubungan secara linear antara dua atau

lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y).

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1,

X2….Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen (Y).

Page 66: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

50  

Persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:

Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn

Keterangan:

Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)

X1 dan X2 = Variabel independen

A = Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn = 0)

B = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun

penurunan)

Apabila variabel penelitian dimasukan ke dalam fungsi, maka

persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

Emisi Sukuk = a + b1 x Inflasi + b2 x Jumlah Uang Beredar + b3 x

Imbal Hasil SBIS

Sebelum menggunakan analisis regresi ganda, kita perlu

melakukan kontrol terhadap beberapa kondisi yang berkaitan dengan data

yang dimiliki. Disamping itu juga harus mengambil ancang-ancang dalam

melakukan deskripsi. Hal ini disebabkan karena analisis regresi ganda

menuntut adanya beberapa syarat serta karena analisis regresi ganda

mengandung keterbatasan dalam analisisnya.

Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam regresi ganda adalah

(Sufren, 2014) :

a) Tidak mengalami multikolinearitas, Multikolinearitas adalah kondisi

terdapatnya hubungan linier atau korelasi yang tinggi antara masing-

masing variabel independen.

Page 67: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

51  

b) Tidak mengalami autokorelasi, autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi

antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada

model regresi.

c) Tidak mengalami heteroskedastisitas, heteroskedastisitas adalah

adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan

pada model regresi.

3. Pengujian Hipotesis

a) Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing

variabel independen yang digunakan terhadap variabel dependen dengan

menganggap variabel lain bernilai konstan (Nachrowi, 2006:17). Adapun

kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut:

1) Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t tabel atau nilai

signifikansi > 0,05. Artinya variabel bebas tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat.

2) Ho ditolak dan Ha diterima apabila t hitung > t tabel atau nilai

signifikansi < 0,05. Artinya variabel bebas berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat.

b) Uji statistik F

Uji statistik F digunakan untuk menguji pengaruh variabel

independen secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel

dependen yang digunakan (Nachrowi, 2006:16). Adapun kriteria

pengujian yang digunakan sebagai berikut:

Page 68: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

52  

1) Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung < F tabel atau nilai

signifikansi > 0,05. Artinya variabel bebas tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat.

2) Ho ditolak dan Ha diterima apabila F hitung > F tabel nilai

signifikansi < 0,05. Artinya variabel bebas berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat.

c) Uji Koefisien Determinasi (Adj R2)

Menurut Ajija (2011:34) uji koefisien determinasi (R²) pada

intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol

sampai satu (0 < R² < 1). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen.

D. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel Independen identik dengan variabel bebas, penjelas,

explanatory variable. Variabel ini biasanya dianggap sebagai “variabel

prediktor atau penyebab karena memprediksi atau menyebabkan variabel

dependen (Kuncoro, 2009:50). Variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 69: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

53  

a) Inflasi

Definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan harga –

harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Ini tidak

berarti bahwa harga – harga berbagai macam barang itu naik

dengan presentase yang sama. Mungkin kenaikan tersebut dapat

terjadi tidak bersamaan, yang penting terdapat kenaikan harga

umum barang secara terus menerus selama satu periode tertentu

(Mankiw, 2006: 145).

b) Jumlah Uang Beredar

Berdasarkan sistem moneter Indonesia, uang beredar M2

sering disebut juga dengan likuiditas perekonomian. M2 diartikan

sebagai M1 plus deposito berjangka dan saldo tabungan milik

masyarakat pada bank-bank, karena perkembangan M2 ini juga

bisa mempengaruhi perkembangan harga, produksi dan keadaan

ekonomi pada umumnya. Definisi M2 yang berlaku umum untuk

semua negara tidak ada, karena hal-hal khas masing-masing negara

perlu dipertimbangkan. Di Indonesia, M2 besarnya mencakup

semua deposito berjangka dan saldo tabungan dalam rupiah pada

bank-bank dengan tidak tergantung besar kecilnya simpanan tetapi

tidak mencakup deposito berjangka dan saldo tabungan dalam mata

uang asing (Boediono 1998:183).

Page 70: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

54  

c) SBIS

SBIS adalah instrumen BI yang sesuai dengan syariah

Islam yang digunakan dalam operasi pasar terbuka syariah. Selain

itu, SBIS juga dapat digunakan oleh bank-bank syariah yang

mempunyai kelebihan likuiditas sebagai sarana penitipan dana

jangka pendek (Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/11/PBI tahun

2008).

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilai-nilainya tergantung atau

terikat oleh nilai-nilai variabel lain atau yang tergantung kepada variabel

lain (Zulganef, 2008: 297). Variabel terikat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah total emisi sukuk korporasi. Dimana total emisi sukuk

korporasi merupakan jumlah nilai atau besaran nilai sukuk yang

diterbitkan oleh para emiten dalam hal ini perusahaan.

Page 71: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

55  

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Perkembangan Sukuk Korporasi di Indonesia

Perkembangan sukuk di Indonesia diawali dengan adanya

kebangkitan industri keuangan berbasis syariah. Perkembangan sukuk di

Indonesia secara umum terus mengalami pertumbuhan sejak awal

kemunculannya. Berikut ini merupakan data perkembangan total emisi

sukuk korporasi di Indonesia dari tahun 2012-2015.

Tabel 4.1

Perkembangan Emisi Sukuk Korporasi Indonesia 2012-2015

Sumber: OJK (diolah)

Emisi Sukuk (Milyar) Tahun Bulan 2012 2013 2014 2015

Jan 7915.4 9790.4 11994.4 12956.4

Feb 7915.4 10169.4 11994.4 12956.4 Mar 7915.4 11294.4 11994.4 12956.4 Apr 7915.4 11294.4 11994.4 13517.4

May 8165.4 11294.4 11994.4 13579.4 Jun 9265.4 11415.4 12294.4 14483.4

Jul 9390.4 11415.4 12294.4 14483.4

Aug 9390.4 11415.4 12294.4 14483.4 Sep 9390.4 11415.4 12294.4 14483.4

Oct 9390.4 11415.4 12594.4 14483.4

Nov 9590.4 11415.4 12727.4 15983.4 Dec 9790.4 11994.4 12917.4 -

Page 72: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

56  

Dari data pada Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa total nilai

emisi sukuk korporasi Indonesia dari januari 2012 sampai november 2015

secara umum mengalami peningkatan. Dimulai dari januari 2012, total

nilai emisi sukuk korporasi sebesar 7.915,4 milyar rupiah. Pada bulan mei

mengalami peningkatan menjadi 8.165,4 milyar rupiah. Pada bulan

berikutnya mengalami peningkatan kembali menjadi sebesar 9.265,5

milyar rupiah. Pada juli 2012 pun meningkat menjadi 9.390,4 milyar

rupiah. Pada bulan november 2012 kembali meningkat menjadi 9.590,4

milyar rupiah, dan pada desember 2012 kembali meningkat menjadi

9.790,4 milyar rupiah.

Pada tahun-tahun berikutnya total nilai emisi sukuk korporasi terus

mengalami peningkatan. Sampai pada november 2015 total nilai emisi

sukuk korporasi sudah mencapai 15.983,4 milyar rupiah. Dengan total

nilai emisi sukuk yang terus menerus mengalami peningkatan

menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan (emiten) semakin berminat

untuk mendapatkan penyaluran investasi dari masyarakat melalui sukuk.

Page 73: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

57  

2. Perkembangan Inflasi

Inflasi merupakan salah satu indikator penting dalam

perekonomian. Dimana besaran inflasi itu sendiri dapat mempengaruhi

kondisi perekonomian suatu negara. Berikut ini merupakan data

perkembangan inflasi Indonesia dari tahun 2012-2015.

Tabel 4.2

Perkembangan Inflasi Indonesia Tahun 2012-2015

Inflasi (%) Tahun

Bulan 2012 2013 2014 2015

Jan 3.65 4.57 8.22 6.96

Feb 3.56 5.31 7.75 6.29

Mar 3.97 5.9 7.32 6.38

Apr 4.5 5.57 7.25 6.79

May 4.45 5.47 7.32 7.15

Jun 4.53 5.9 6.7 7.26

Jul 4.56 8.61 4.53 7.26

Aug 4.58 8.79 3.99 7.18

Sep 4.31 8.4 4.53 6.83

Oct 4.61 8.32 4.83 6.25

Nov 4.32 8.37 6.23 4.89

Dec 4.3 8.38 8.36 - Sumber: Bank Indonesia (diolah)

Dari data pada Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa nilai inflasi

dari januari 2012 sampai november 2015 mengalami fluktuasi. Pada

januari 2012 nilai inflasi adalah sebesar 3,65%. Pada bulan februari

mengalami penurunan menjadi sebesar 3,56%. Pada bulan berikutnya

yaitu Maret, dan april mengalami kenaikan menjadi 3,96%, dan 4,5%.

Nilai inflasi terus menerus mengalami fluktuasi pada kisaran 4 - 5%.

Page 74: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

58  

Perubahan paling ekstrim yaitu pada bulan juni-juli 2013 yaitu dari sebesar

5,9% menjadi sebesar 8,6%. Fluktuasi pun terus terjadi sampai pada

november 2015 dimana inflasi adalah sebesar 4,89%.

3. Perkembangan Jumlah Uang Beredar

Perkembangan jumlah uang beredar di Indonesia sama dengan

negara-negara lain yaitu diatur oleh bank sentral. Bank Indonesia selaku

bank sentral di Indonesia memiliki peran yang sangat penting untuk

merespon kondisi perekonomian dengan menambah atau mengurangi

jumlah uang beredar, tentu saja sesuai dengan kebijakan yang diambil oleh

pemerintah. Berikut ini merupakan perkembangan jumlah uang beredar

dari tahun 2012-2015.

Tabel 4.3

Perkembangan Jumlah Uang Beredar (M2) Tahun 2012-2015

JUB (Milyar) Tahun

Bulan 2012 2013 2014 2015

Jan 2857126.9 3268789.2 3652349.3 4174825.9

Feb 2852004.9 3280420.3 3643059.5 4218122.8

Mar 2914194.5 3322529 3660606 4246361.2

Apr 2929610.4 3360928.1 3730376.5 4275711.1

May 2994474.4 3426304.9 3789278.6 4288369.3

Jun 3052786.1 3413378.7 3865890.6 4358801.5

Jul 3057335.8 3506573.6 3895981.2 4373208.1

Aug 3091568.5 3502419.8 3895374.4 4404085

Sep 3128179.3 3584080.5 4010146.7 4508603.2

Oct 3164443.2 3576869.4 4024488.9 4443078.1

Nov 3207908.3 3615973 4076669.9 4452324.7

Dec 3307507.6 3730197 4173326.5 - Sumber: Kemendag (diolah)

Page 75: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

59  

Dari data pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa jumlah uang beredar

berfluktuasi meskipun secara umum jumlah uang beredar mengalami

peningkatan. Pada januari 2012 jumlah uang beredar yaitu sebesar Rp.

2.857.126,9 milyar. Pada februari 2012 mengalami penurunan yaitu

menjadi Rp. 2.852.004,9 milyar. Namun pada bulan maret 2012 sampai

mei 2013 jumlah uang beredar terus mengalami peningkatan yaitu dari

sebesar Rp. 2.914.194,5 milyar sampai menjadi sebesar Rp. 3.426.304,9

milyar. Setelah itu jumlah uang beredar mengalami fluktuasi sampai pada

november 2015 menjadi sebesar Rp. 4.452.324,7 milyar.

4. Perkembangan Imbal Hasil SBIS

SBIS merupakan instrumen BI yang sesuai dengan syariah Islam

yang digunakan dalam operasi pasar terbuka syariah. Selain itu, SBIS

juga dapat digunakan oleh bank-bank syariah yang mempunyai kelebihan

likuiditas sebagai sarana penitipan dana jangka pendek (Surat Edaran

Bank Indonesia No. 10/16/DPM tahun 2008). Berikut ini merupakan

perkembangan imbal hasil SBIS dari tahun 2012-2015.

Tabel 4.4

Perkembangan Imbal Hasil SBIS Tahun 2012-2015

Imbal Hasil SBIS (%) Tahun

Bulan 2012 2013 2014 2015 Jan 4.88323 4.84021 7.23217 6.93347 Feb 3.8229 4.86119 7.17434 6.67129 Mar 3.82637 4.8695 7.12591 6.65157 Apr 3.9257 4.89075 7.13529 6.65972 May 4.32785 5.02275 7.14912 6.66058

Page 76: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

60  

Jun 4.32005 5.27558 7.13715 6.66592 Jul 4.45727 5.52051 7.09418 6.68538

Aug 4.54005 5.85743 6.97263 6.8 Sep 4.67165 6.95555 6.88248 7.15 Oct 4.74612 6.97042 6.84809 7.15 Nov 4.77039 7.22435 6.86651 7.15 Dec 4.80274 7.21695 6.90129 -

Sumber: Bank Indonesia (diolah)

Dari data pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa imbal hasil SBIS

mengalami fluktuasi. Pada januari 2012 imbal hasil SBIS yaitu sebesar

4,88323 %. Lalu pada februari 2012 mengalami penurunan menjadi

3,8229 %. Pada maret, april, dan mei 2012 mengalami peningkatan

menjadi sebesar 3,82637 %, 3,9257 %, dan 4,32785 %. Pada juni 2012

mengalami penurunan menjadi 4,32005 %, lalu meningkat pada juli 2012

menjadi 4,45727 %. Pada bulan-bulan berikutnya imbal hasil SBIS

mengalami kenaikan sampai bulan november 2013 yaitu menjadi sebesar

7.22435%. Namun pada bulan berikutnya yaitu bulan desember 2013,

imbal hasil SBIS menurun menjadi 7.21695%. Imbal hasil SBIS pada

bulan-bulan selanjutnya mengalami fluktuasi sampai pada november 2015

yaitu menjadi sebesar 7,15 %.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas

Menurut Imam Ghozali (2013: 110) uji normalitas bertujuan untuk

mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau

tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan pengujian-

Page 77: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

61  

pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik

menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak dapat digunakan.

Adapun ketentuannya adalah jika pada hasil uji jarque-bera didapatkan

nilai chi square lebih kecil dari α = 5% atau 0.05, data pada model tidak

berdisribusi normal. Sedangkan jika pada hasil uji jarque-bera didapatkan

nilai chi square lebih besar dari α = 5% atau 0.05, data pada model

berdistribusi normal.

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas

Sumber: Lampiran 3

Dari hasil uji normalitas yang telah dilakukan didapatkan hasil

pada gambar 4.1. Dari data pada gambar 4.1 di atas dapat diketahui bahwa

nilai chi square yang didapat adalah 0.225910. Maka nilai chi square yang

didapat lebih besar dari α = 5% atau 0.05 yang berarti bahwa data pada

model terdistribusi normal.

0

2

4

6

8

10

-0.05 0.00 0.05 0.10

Series: ResidualsSample 2012M01 2015M11Observations 47

Mean 8.35e-15Median -0.002576Maximum 0.113248Minimum -0.082928Std. Dev. 0.044043Skewness 0.557367Kurtosis 3.525963

Jarque-Bera 2.975239Probability 0.225910

Page 78: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

62  

b) Uji Multikolinearitas

Menurut Imam Ghozali (2013: 91) uji ini bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel-

variabel bebas. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel bebas / variabel independen. Adapun

ketentuannya adalah apabila nilai VIF > 10 maka terdapat

multikolinearitas dalam model. Sedangkan apabila nilai VIF < 10 maka

tingkat kolinieritasnya masih dapat di toleransi atau tidak terdapat

multikolinearitas.

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinearitas

Variance Inflation Factors Date: 10/12/17 Time: 03:49 Sample: 2012M01 2015M11 Included observations: 47

Coefficient Uncentered Centered Variable Variance VIF VIF

INFLASI 3.24E-05 28.85628 1.802999 JUB 0.009008 261904.1 3.772599 SBIS 0.000159 134.5550 4.934671

C 11.18733 253384.6 NA

Sumber: Lampiran 4

Dari hasil uji multikolinearitas yang telah dilakukan didapatkan

hasil pada tabel 4.5. Dari data pada tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa

nilai VIF yang didapat pada model lebih kecil dari 10 yang berarti tingkat

kolinearitas dalam model dapat ditoleransi. Jadi dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat multikolinearitas dalam model.

Page 79: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

63  

c) Uji Heterokedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2013: 105) uji heteroskedastisitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain,

jika varians dari residual satu pengamatan kepengamatan lain berbeda

maka disebut heteroskedastisitas. Adapun ketentuannya adalah apabila

nilai chi square lebih kecil dari α = 5% atau 0.05, maka hipotesis nol

diterima yang berarti terdapat heterokedastisitas dalam model. Sedangkan

apabila nilai chi square lebih besar dari α = 5% atau 0.05, maka hipotesis

nol ditolak yang berarti tidak terjadi heterokedastisitas dalam model.

Tabel 4.6

Hasil Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.996487 Prob. F(3,43) 0.1287

Obs*R-squared 5.746230 Prob. Chi-Square(3) 0.1246

Scaled explained SS 6.074650 Prob. Chi-Square(3) 0.1080

Sumber: Lampiran 5

Dari hasil uji heterokedastisitas yang telah dilakukan didapatkan

hasil pada tabel 4.6. Dari data pada tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa

nilai chi square yang didapat pada model adalah 0.1080, lebih besar dari α

= 5% atau 0.05 yang berarti bahwa tidak terdapat heterokedastisitas dalam

model.

Page 80: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

64  

d) Uji Autokorelasi

Menurut Singgih Santoso (2012:241) tujuan uji autokorelasi adalah

untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi

antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode

t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan autokorelasi.

Adapun ketentuannya (Santoso, 2012:242) adalah:

1) Bila nilai D-W terletak dibawah -2 berarti ada autokorelasi

positif.

2) Bila nilai D-W terletak diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada

autokorelasi.

3) Bila nilai D-W terletak diatas +2 berarti ada autokorelasi

negatif.

Tabel 4.7

Hasil Uji Autokorelasi

S.E. of regression 0.045554 Akaike info criterion -3.258592Sum squared resid 0.089230 Schwarz criterion -3.101132Log likelihood 80.57690 Hannan-Quinn criter. -3.199339F-statistic 228.4517 Durbin-Watson stat 0.557791Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Lampiran 6

Dari hasil uji autokorelasi yang telah dilakukan didapatkan hasil

pada tabel 4.7. Dari data pada tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa nilai

durbin watson yang didapat pada model adalah 0.557791. Yang berarti

nilai durbin watson yang didapat berada diantara -2 sampai 2. Maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model.

Page 81: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

65  

2. Analisis Regresi Berganda

Menurut Sarwono (2006:104) analisis regresi linear berganda

mengestimasikan besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan oleh yang

bersifat linear yang melibatkan dua variabel bebas atau lebih untuk

digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel tergantung.

Analisis regresi berganda merupakan analisis data kuantitatif yang

digunakan untuk mencari besar hubungan secara linear antara dua atau

lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y).

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

(X1,X2….Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen (Y).

Tabel 4.8

Hasil Uji Regresi Berganda

Dependent Variable: EMISI Method: Least Squares Date: 10/12/17 Time: 03:44 Sample: 2012M01 2015M11 Included observations: 47

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

INFLASI 0.012689 0.005695 2.227983 0.0312 JUB 1.191654 0.094910 12.55568 0.0000 SBIS 0.000881 0.012595 0.069935 0.9446

C -12.71695 3.344747 -3.802068 0.0004

R-squared 0.940963 Mean dependent var 30.06078 Adjusted R-squared 0.936844 S.D. dependent var 0.181265 S.E. of regression 0.045554 Akaike info criterion -3.258592 Sum squared resid 0.089230 Schwarz criterion -3.101132 Log likelihood 80.57690 Hannan-Quinn criter. -3.199339 F-statistic 228.4517 Durbin-Watson stat 0.557791 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Lampiran 6

Page 82: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

66  

Dari hasil uji regresi berganda yang telah dilakukan didapatkan

hasil pada tabel 4.8. Dari data pada tabel 4.8 di atas didapatkan persamaan

regresi sebagai berikut:

Emisi Sukuk = -12.71695 + 0.012689 x Inflasi + 1.191654 x Jumlah

Uang Beredar + 0.000881 x Imbal Hasil SBIS

Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui bahwa nilai

koefisien yang didapat dalam model adalah -12.71695. Yang artinya

apabila variabel inflasi, jumlah uang beredar, dan imbal hasil SBIS

dianggap konstan atau bernilai 0, maka emisi sukuk akan menurun sebesar

12.71695 satuan.

Pada persamaan di atas dapat dilihat bahwa untuk variabel inflasi

didapatkan nilai 0.012689. Yang artinya apabila terjadi kenaikan sebesar 1

persen pada inflasi akan meningkatkan emisi sukuk sebesar 0.012689

satuan apabila variabel lainnya dianggap konstan.

Pada persamaan di atas dapat dilihat bahwa untuk variabel jumlah

uang beredar didapatkan nilai 1.191654. Yang artinya apabila terjadi

kenaikan sebesar 1 satuan pada jumlah uang beredar akan meningkatkan

emisi sukuk sebesar 1.191654 satuan apabila variabel lainnya dianggap

konstan.

Pada persamaan di atas dapat dilihat bahwa untuk variabel imbal

hasil SBIS didapatkan nilai 0.000881. Yang artinya apabila terjadi

kenaikan sebesar 1 persen pada imbal hasil SBIS akan meningkatkan emisi

Page 83: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

67  

sukuk sebesar 0.0000881 satuan apabila variabel lainnya dianggap

konstan.

3. Uji Hipotesis

a) Uji t

Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing

variabel independen yang digunakan terhadap variabel dependen dengan

menganggap variabel lain bernilai konstan (Nachrowi, 2006:17). Adapun

kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut:

1) Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t tabel atau nilai

signifikansi > 0,05. Artinya variabel bebas tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel terikat.

2) Ho ditolak dan Ha diterima apabila t hitung > t tabel atau nilai

signifikansi < 0,05. Artinya variabel bebas berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat.

Tabel 4.9

Hasil Uji t

Dependent Variable: EMISI Method: Least Squares Date: 10/12/17 Time: 03:44 Sample: 2012M01 2015M11 Included observations: 47

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

INFLASI 0.012689 0.005695 2.227983 0.0312 JUB 1.191654 0.094910 12.55568 0.0000 SBIS 0.000881 0.012595 0.069935 0.9446

C -12.71695 3.344747 -3.802068 0.0004

Sumber: Lampiran 6

Page 84: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

68  

Dari hasil uji t yang dilakukan didapatkan hasil pada tabel 4.9.

Dimana pada tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa variabel inflasi memiliki

pengaruh yang signifikan secara positif terhadap variabel emisi sukuk. Hal

ini dapat dilihat dari nilai probabilitas atau signifikansi yang didapat yaitu

sebesar 0.0312 atau lebih kecil dari 0.05, dan nilai koefisien variabel

inflasi yang didapat yaitu sebesar 0.012689.

Dari tabel 4.9 di atas dapat dilihat juga bahwa variabel jumlah uang

beredar memiliki pengaruh yang signifikan secara positif terhadap variabel

emisi sukuk. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas atau signifikansi

yang didapat yaitu sebesar 0.0000 atau lebih kecil dari 0.05, dan nilai

koefisien variabel jumlah uang beredar yang didapat yaitu sebesar

1.191654.

Dari tabel 4.9 di atas dapat dilihat juga bahwa variabel imbal hasil

SBIS tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara positif terhadap

variabel emisi sukuk. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas atau

signifikansi yang didapat yaitu sebesar 0.9446 atau lebih besar dari 0.05,

dan nilai koefisien variabel jumlah uang beredar yang didapat yaitu

sebesar 0.000881.

Jadi dapat disimpulkan dari hasil uji t yang dilakukan bahwa

variabel inflasi dan jumlah uang beredar memiliki pengaruh yang

signifikan secara positif terhadap variabel emisi sukuk. Sedangkan

variabel imbal hasil SBIS tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel emisi sukuk.

Page 85: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

69  

b) Uji F

Uji statistik F digunakan untuk menguji pengaruh variabel

independen secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel

dependen yang digunakan (Nachrowi, 2006:16). Adapun kriteria

pengujian yang digunakan sebagai berikut:

1) Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t tabel atau nilai

signifikansi > 0,05. Artinya variabel bebas tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel terikat.

2) Ho ditolak dan Ha diterima apabila t hitung > t tabel atau nilai

signifikansi < 0,05. Artinya variabel bebas berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat.

Tabel 4.10

Hasil Uji F

R-squared 0.940963 Mean dependent var 30.06078Adjusted R-squared 0.936844 S.D. dependent var 0.181265S.E. of regression 0.045554 Akaike info criterion -3.258592Sum squared resid 0.089230 Schwarz criterion -3.101132Log likelihood 80.57690 Hannan-Quinn criter. -3.199339F-statistic 228.4517 Durbin-Watson stat 0.557791Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Lampiran 6

Dari hasil uji F yang telah dilakukan didapatkan hasil pada tabel

4.10. Dapat dilihat dari tabel 4.10 di atas bahwa nilai probabilitas atau

signifikansi yang didapat adalah sebesar 0.000000 atau lebih kecil dari

0.05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel inflasi, jumlah uang beredar,

Page 86: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

70  

dan imbal hasil SBIS secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel emisi sukuk.

c) Uji Adj R2

Menurut Ajija (2011:34) uji koefisien determinasi (R²) pada

intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol

sampai satu (0 < R² < 1). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen.

Tabel 4.11

Hasil Uji Adj R2

R-squared 0.940963 Mean dependent var 30.06078 Adjusted R-squared 0.936844 S.D. dependent var 0.181265 S.E. of regression 0.045554 Akaike info criterion -3.258592 Sum squared resid 0.089230 Schwarz criterion -3.101132 Log likelihood 80.57690 Hannan-Quinn criter. -3.199339 F-statistic 228.4517 Durbin-Watson stat 0.557791 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Lampiran 6

Dari hasil uji Adj R² yang telah dilakukan didapatkan hasil pada

tabel 4.11. Dapat dilihat dari tabel 4.11 di atas bahwa nilai Adjusted R²

yang didapat adalah sebesar 0.936844. Yang artinya adalah variabel

independen dalam model yaitu, inflasi, jumlah uang beredar, dan imbal

Page 87: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

71  

hasil SBIS memiliki pengaruh sebesar 93.6844 % terhadap variabel

dependen yaitu emisi sukuk. Sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain

di luar model.

C. Analisis Ekonomi

Perkembangan emisi sukuk korporasi dipengaruhi oleh banyak

faktor. Selain dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan/emiten itu

sendiri, perkembangan total nilai emisi sukuk korporasi syariah juga

dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu variabel-variabel makro ekonomi

seperti inflasi, jumlah uang beredar, dan imbal hasil SBIS.

Berdasarkan uji t yang dilakukan dalam penelitian ini didapatkan

hasil bahwa secara parsial variabel inflasi memiliki pengaruh yang

signifikan secara positif terhadap total emisi sukuk korporasi. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Melyana Gita

Astika (2014) mengenai analisis pengaruh tingkat suku bunga SBI dan

inflasi terhadap nilai emisi obligasi, dan penelitian Nuhbatul Basyariah

(2014) mengenai analisis interaksi antara nilai emisi sukuk dengan nilai

emisi obligasi, nilai emisi saham, BI rate, IHSG, dan inflasi di Indonesia.

Diamana pada kedua penelitian tersebut ditemukan hasil bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan secara positif variabel inflasi dengan variabel

nilai emisi obligasi. Hal ini terjadi karena ketika inflasi mengalami

kenaikan maka perusahaan membutuhkan modal yang lebih untuk

melakukan produksi. Sehingga perusahaan akan menerbitkan sukuk untuk

mendapatkan investasi dari masyarakat.

Page 88: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

72  

Berdasarkan uji t yang dilakukan dalam penelitian ini didapatkan

hasil bahwa secara parsial variabel jumlah uang beredar memiliki

pengaruh yang signifikan secara positif terhadap total emisi sukuk

korporasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Mustika Rini (2012) dimana ditemukan hasil bahwa variabel jumlah

uang beredar berpengaruh positif secara signifikan terhadap penerbitan

sukuk. Hal ini sesuai dengan teori dimana dengan meningkatnya jumlah

uang beredar maka berdampak pada kegiatan investasi yang semakin

meluas. Begitupun dengan sukuk korporasi, terjadinya guncangan jumlah

uang beredar dimana uang beredar meningkat maka akan berdampak

positif pada pertumbuhan sukuk korporasi. Hal ini dapat dijelaskan jika

jumlah uang beredar meningkat, keinginan masyarakat untuk menukarkan

uangnya dengan barang dan jasa yang dapat memberikan nilai yang lebih

menjadi tinggi. Dengan naiknya permintaan pada barang dan jasa

mendorong perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan produksi dan

investasi. Sukuk yang merupakan salah satu instrument investasi dapat

diterbitkan sebagai sumber pendanaan yang menarik bagi perusahaan.

Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan dalam penelitian ini

didapatkan hasil bahwa imbal hasil SBIS memiliki pengaruh yang tidak

signifikan terhadap total emisi sukuk korporasi. Hasil penelitian ini tidak

sesuai atau menolak penelitian yang dilakukan oleh Melyana Gita Astika

(2014) yang menemukan hasil bahwa terdapat pengaruh negatif dan

signifikan antara tingkat suku bunga SBI terhadap nilai emisi obligasi.

Page 89: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

73  

Namun hasil penelitian ini didukung oleh Mustika Rini (2012) dimana

ditemukan hasil bahwa variabel bonus atau imbal hasil SBIS dalam jangka

pendek tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerbitan

sukuk. Hal ini terjadi karena saat ini sukuk korporasi sendiri belum

menjadi instrumen syariah utama bagi para korporasi untuk mendapatkan

modal dari pihak ketiga. Sehingga perubahan pada imbal hasil SBIS tidak

langsung mempengaruhi total emisi sukuk korporasi.

Page 90: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

74  

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Dari hasil uji t statistik yang dilakukan didapatkan hasil bahwa secara

parsial variabel inflasi, dan jumlah uang beredar memiliki pengaruh

yang signifikan secara positif terhadap total nilai emisi sukuk

korporasi. Dimana nilai probabilitas atau signifikansi yang didapat

masing-masing adalah sebesar 0.0312 dan 0.0000 (lebih kecil dari

0.05). Sedangkan variabel imbal hasil SBIS tidak memiliki pengaruh

yang signifikan secara positif terhadap total nilai emisi sukuk

korporasi. Dimana nilai probabilitas atau signifikansi yang didapat

adalah sebesar 0.9446, lebih besar dari 0.05.

2. Dari hasil uji F statistik yang dilakukan didapatkan hasil bahwa secara

bersama-sama atau simultan variabel inflasi, jumlah uang beredar, dan

imbal hasil SBIS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap total

nilai emisi sukuk korporasi. Dimana nilai probabilitas atau signifikansi

yang didapat adalah 0.0000 atau lebih kecil dari 0.05.

3. Dari hasil uji t statistik yang dilakukan didapatkan hasil bahwa faktor

atau variabel yang paling dominan mempengaruhi total nilai emisi

sukuk korporasi adalah variabel jumlah uang beredar. Dimana variabel

jumlah uang beredar memiliki nilai t hitung terbesar yaitu sebesar

12.55568.

Page 91: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

75  

4. Dari hasil uji Adjusted R2 yang dilakukan didapatkan hasil bahwa nilai

Adj R2 (koefisien determinasi) yang didapat adalah sebesar 0.936844.

Yang berarti variabel independen dalam model yaitu, inflasi, jumlah

uang beredar, dan imbal hasil SBIS memiliki pengaruh sebesar

93.6844 % terhadap variabel dependen yaitu total nilai emisi sukuk

korporasi. Sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain di luar model.

B. SARAN

1. Pertumbuhan total nilai emisi sukuk korporasi yang mengalami

peningkatan sejak awal diterbitkan dapat menjadi bukti bahwa

penerbitan sukuk korporasi mulai diminati oleh para

perusahaan/emiten sebagai salah satu instrumen untuk mendapatkan

modal dari masyarakat. Perlunya peran lebih dari pemerintah untuk

memberikan pemahaman kepada para perusahaan/emiten mengenai

keuntungan-keuntungan yang didapat dengan menerbitkan sukuk.

2. Perlunya peran lebih dari semua pihak, khususnya bagi pemerintah

untuk memberikan pemahaman yang lebih luas bagi masyarakat

mengenai sukuk. Sehingga diharapkan sukuk akan menjadi alternatif

utama masyarakat untuk berinvestasi.

Page 92: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

76  

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Wahida dan Rafisah Mat Radzi. 2011. Sustainability of Sukuk and

Conventional Bond during Financial Crisis: Malaysia’s Capital Market.

Global Economy and Financial Journal, Vol. 4. No. 2. Pp.33-45.

Ajija, Shochrul, dkk. 2011. Cara Cerdas Menguasai EViews. Jakarta: Salemba.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:

Rineka Cipta.

Astika, Melyana Gita. 2014. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI dan

Inflasi Terhadap Nilai Emisi Obligasi di Bursa Efek Indonesia Periode

2009-2013. Malang: Universitas Negeri Malang.

Basyariah, N. 2014. Analisis Interaksi Antara Nilai Emisi Sukuk dengan Nilai

Emisi Obligasi, Nilai Emisi Saham, BI-Rate, IHSG, dan Inflasi di

Indonesia 2010:01 – 2013:03. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Boediono. 1998. Ekonomi Makro. Seri Sinopsis BPFE. Yogyakarta : UGM.

Elkarim, Ghemari Abd. 2012. Factor Influence Sukuk and Conventional Bonds in

Malaysia. Paper. Universiti Utara Malaysia.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21.

Edisi7,” Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 2013.

Iqbal, Zamir dan Abbas Mirakhor. 2007. An Introduction to Islamic Finance:

Theory and Practice. Jhon Wiley & Son (Asia) Pte Ltd.

Page 93: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

77  

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta:

Erlangga.

Mankiw, Gregory. 2006. Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Ketiga, Jakarta :

Salemba Empat.

Mardani. 2013. Hukum Bisnis Syariah. Jakarta: Kencana.

Nachrowi, Djalal Nachrowi dan Hardiaus Usman. 2006. Pendekatan Populer dan

Praktis untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: UI.

Novitasari. 2013. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Rating Sukuk di

Pasar Modal (Studi Kasus pada Tahun 2010-2013). Yogyakarta: UGM.

Nurfauziah dan Setyarini. 2005. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi

Yield Obligasi Perusahaan (Studi Kasus pada Industri Perbankan dan

Industri Finansial), Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 2, No. 9, h. 241-256.

Pohan, Aulia. 2008. Kerangka Kebijakan Moneter dan Implikasinya di Indonesia.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rini, Mustika. 2012. Obligasi Syariah (Sukuk) dan Indikator Makroekonomi

Indonesia: Sebuah Analisis Vector Error Correction Model (VECM).

Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Santoso, Singgih. 2012. Analisis SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex

Media Komputindo.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sekaran, Uma. 2007. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi 4. Buku 2. Jakarta:

Salemba Empat.

Page 94: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

78  

Selvianti, Inneke. 2015. Analisa Indikator Makro Ekonomi Terhadap Pertumbuhan

Sukuk di Indonesia: Sebuah Analisa Dengan Metode Error Correction

Model (ECM). Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.

Setiawan, Agus. 2007. Tax Audit dan Tax Review. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Silvanita, Ktut. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Erlangga.

Soemitra, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta : Kencana.

Sufren & Natanael, Y. “Belajar Otodidak SPSS Pasti Bisa”. PT.Elek Media

Komputindo: Jakarta. 2014.

Suharyadi dan Purwanto S.K. 2003. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan

Modern. Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.

Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada.

Sukirno, Sadono. 2015. Pengantar Teori Ekonomi, Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada.

Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya, Edisi Ketiga.

Yogyakarta : Ekonesia.

Widiyanti, Ina Listia. 2015. Pengaruh Faktor Makroekonomi Terhadap

Pertumbuhan Sukuk Korporasi di Indonesia (Periode 2011-2015). Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah.

Winarto, Andi. 2009. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Uang di

Indonesia. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Page 95: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

79  

Zulganef. 2008. Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

www.bi.go.id

www.kemendag.go.id

www.ojk.go.id

Page 96: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

80 

 

LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Penelitian

Tahun Bulan Emisi (Rupiah) Inflasi (%) JUB (Rupiah) Imbal Hasil SBIS

(%) 2012 Jan 7915400000000 3.65 2857126930000000 4.88323

Feb 7915400000000 3.56 2852004940000000 3.8229 Mar 7915400000000 3.97 2914194470000000 3.82637 Apr 7915400000000 4.5 2929610370000000 3.9257 May 8165400000000 4.45 2994474390000000 4.32785 Jun 9265400000000 4.53 3052786100000000 4.32005 Jul 9390400000000 4.56 3057335750000000 4.45727 Aug 9390400000000 4.58 3091568490000000 4.54005 Sep 9390400000000 4.31 3128179270000000 4.67165 Oct 9390400000000 4.61 3164443150000000 4.74612 Nov 9590400000000 4.32 3207908290000000 4.77039 Dec 9790400000000 4.3 3307507550000000 4.80274

2013 Jan 9790400000000 4.57 3268789150000000 4.84021 Feb 10169400000000 5.31 3280420250000000 4.86119 Mar 11294400000000 5.9 3322528960000000 4.8695 Apr 11294400000000 5.57 3360928070000000 4.89075 May 11294400000000 5.47 3426304920000000 5.02275 Jun 11415400000000 5.9 3413378660000000 5.27558 Jul 11415400000000 8.61 3506573600000000 5.52051 Aug 11415400000000 8.79 3502419800000000 5.85743 Sep 11415400000000 8.4 3584080540000000 6.95555 Oct 11415400000000 8.32 3576869350000000 6.97042 Nov 11415400000000 8.37 3615972960000000 7.22435 Dec 11994400000000 8.38 3730197020000000 7.21695

2014 Jan 11994400000000 8.22 3652349280000000 7.23217 Feb 11994400000000 7.75 3643059460000000 7.17434 Mar 11994400000000 7.32 3660605980000000 7.12591 Apr 11994400000000 7.25 3730376450000000 7.13529 May 11994400000000 7.32 3789278640000000 7.14912 Jun 12294400000000 6.7 3865890610000000 7.13715 Jul 12294400000000 4.53 3895981200000000 7.09418 Aug 12294400000000 3.99 3895374360000000 6.97263 Sep 12294400000000 4.53 4010146660000000 6.88248 Oct 12594400000000 4.83 4024488870000000 6.84809 Nov 12727400000000 6.23 4076669880000000 6.86651

Page 97: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

81 

 

Dec 12917400000000 8.36 4173326500000000 6.90129 2015 Jan 12956400000000 6.96 4174825910000000 6.93347

Feb 12956400000000 6.29 4218122760000000 6.67129 Mar 12956400000000 6.38 4246361190000000 6.65157 Apr 13517400000000 6.79 4275711110000000 6.65972 May 13579400000000 7.15 4288369260000000 6.66058 Jun 14483400000000 7.26 4358801510000000 6.66592 Jul 14483400000000 7.26 4373208100000000 6.68538 Aug 14483400000000 7.18 4404085030000000 6.8 Sep 14483400000000 6.83 4508603170000000 7.15 Oct 14483400000000 6.25 4443078080000000 7.15 Nov 15983400000000 4.89 4452324650000000 7.15

 

Lampiran 2: Transformasi data rupiah ke dalam Logaritma Natural

Tahun Bulan LN(Emisi) Inflasi LN (JUB) SBIS

2012 Jan 29.69983134 3.65  35.58859294 4.88323

Feb 29.69983134 3.56  35.58679863 3.8229

Mar 29.69983134 3.97  35.60836984 3.82637

Apr 29.69983134 4.5  35.61364583 3.9257

May 29.73092683 4.45  35.63554512 4.32785

Jun 29.85730815 4.53  35.65483104 4.32005

Jul 29.87070901 4.56  35.65632026 4.45727

Aug 29.87070901 4.58  35.66745496 4.54005

Sep 29.87070901 4.31  35.67922753 4.67165

Oct 29.87070901 4.61  35.6907535 4.74612

Nov 29.89178371 4.32  35.7043955 4.77039

Dec 29.91242343 4.3  35.73497129 4.80274

2013 Jan 29.91242343 4.57  35.72319602 4.84021

Feb 29.95040433 5.31  35.72674793 4.86119

Mar 30.05532814 5.9  35.73950262 4.8695

Apr 30.05532814 5.57  35.75099354 4.89075

May 30.05532814 5.47  35.77025879 5.02275

Jun 30.06598444 5.9  35.76647901 5.27558

Jul 30.06598444 8.61  35.79341577 5.52051

Aug 30.06598444 8.79  35.7922305 5.85743

Sep 30.06598444 8.4  35.81527836 6.95555

Oct 30.06598444 8.32  35.81326433 6.97042

Nov 30.06598444 8.37  35.82413736 7.22435

Page 98: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

82 

 

Dec 30.11546099 8.38  35.85523745 7.21695

2014 Jan 30.11546099 8.22  35.83414699 7.23217

Feb 30.11546099 7.75  35.83160023 7.17434

Mar 30.11546099 7.32  35.8364051 7.12591

Apr 30.11546099 7.25  35.85528555 7.13529

May 30.11546099 7.32  35.87095206 7.14912

Jun 30.14016499 6.7  35.89096848 7.13715

Jul 30.14016499 4.53  35.89872196 7.09418

Aug 30.14016499 3.99  35.89856618 6.97263

Sep 30.14016499 4.53  35.92760421 6.88248

Oct 30.16427339 4.83  35.93117431 6.84809

Nov 30.17477827 6.23  35.94405684 6.86651

Dec 30.18959636 8.36  35.96748983 6.90129

2015 Jan 30.19261099 6.96  35.96784905 6.93347

Feb 30.19261099 6.29  35.97816658 6.67129

Mar 30.19261099 6.38  35.98483882 6.65157

Apr 30.23499886 6.79  35.99172682 6.65972

May 30.23957505 7.15  35.99468293 6.66058

Jun 30.30402428 7.26  36.01097353 6.66592

Jul 30.30402428 7.26  36.01427325 6.68538

Aug 30.30402428 7.18  36.02130892 6.8

Sep 30.30402428 6.83  36.04476378 7.15

Oct 30.30402428 6.25  36.03012379 7.15

Nov 30.4025718 4.89  36.03220275 7.15

Lampiran 3: Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

-0.05 0.00 0.05 0.10

Series: ResidualsSample 2012M01 2015M11Observations 47

Mean 8.35e-15Median -0.002576Maximum 0.113248Minimum -0.082928Std. Dev. 0.044043Skewness 0.557367Kurtosis 3.525963

Jarque-Bera 2.975239Probability 0.225910

Page 99: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

83 

 

Lampiran 4: Uji Multikolinearitas

Variance Inflation Factors Date: 10/12/17 Time: 03:49 Sample: 2012M01 2015M11 Included observations: 47

Coefficient Uncentered Centered Variable Variance VIF VIF

INFLASI 3.24E-05 28.85628 1.802999 JUB 0.009008 261904.1 3.772599 SBIS 0.000159 134.5550 4.934671

C 11.18733 253384.6 NA

Lampiran 5: Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.996487 Prob. F(3,43) 0.1287 Obs*R-squared 5.746230 Prob. Chi-Square(3) 0.1246 Scaled explained SS 6.074650 Prob. Chi-Square(3) 0.1080

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 10/12/17 Time: 04:01 Sample: 2012M01 2015M11 Included observations: 47

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.139114 0.104881 -1.326401 0.1917 INFLASI^2 -1.15E-05 2.87E-05 -0.399219 0.6917 LN_JUB^2 0.000114 8.32E-05 1.367637 0.1785

SBIS^2 -0.000121 6.85E-05 -1.765300 0.0846

R-squared 0.122260 Mean dependent var 0.001899 Adjusted R-squared 0.061023 S.D. dependent var 0.003050 S.E. of regression 0.002955 Akaike info criterion -8.729056 Sum squared resid 0.000376 Schwarz criterion -8.571596 Log likelihood 209.1328 Hannan-Quinn criter. -8.669803 F-statistic 1.996487 Durbin-Watson stat 1.090535 Prob(F-statistic) 0.128745

Page 100: PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN IMBAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37669/3/RIZKY... · Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat

84 

 

Lampiran 6: Uji Autokorelasi, Uji Regresi Linier Berganda, Uji t, Uji F, dan Uji Adj R2

Dependent Variable: EMISI Method: Least Squares Date: 10/12/17 Time: 03:44 Sample: 2012M01 2015M11 Included observations: 47

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

INFLASI 0.012689 0.005695 2.227983 0.0312 JUB 1.191654 0.094910 12.55568 0.0000 SBIS 0.000881 0.012595 0.069935 0.9446

C -12.71695 3.344747 -3.802068 0.0004

R-squared 0.940963 Mean dependent var 30.06078 Adjusted R-squared 0.936844 S.D. dependent var 0.181265 S.E. of regression 0.045554 Akaike info criterion -3.258592 Sum squared resid 0.089230 Schwarz criterion -3.101132 Log likelihood 80.57690 Hannan-Quinn criter. -3.199339 F-statistic 228.4517 Durbin-Watson stat 0.557791 Prob(F-statistic) 0.000000