pengaruh hope perceived social support syukur dan...

106
PENGARUH HOPE, PERCEIVED SOCIAL SUPPORT, SYUKUR DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF NELAYAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Akhlis Istiqlal NIM : 11140700000140 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H /2018 M

Upload: vutu

Post on 21-Aug-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

PENGARUH HOPE, PERCEIVED SOCIAL SUPPORT,

SYUKUR DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF NELAYAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Akhlis Istiqlal

NIM : 11140700000140

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H /2018 M

Page 2: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR
Page 3: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR
Page 4: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 6 Juli 2018

Akhlis Istiqlal

NIM: 11140700000140

Page 5: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Betapa bodohnya manusia, Dia menghancurkan masa kini sambil

mengkhawatirkan masa depan, tapi menangis di masa depan dengan

mengingat masa lalunya.

(Ali bin Abi Thalib)

Persembahan

Skripsi ini aku persembahkan untuk Bapak , Almarhumah mamah Fauziah, adik-

adik juga orang terkasih.

Page 6: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Juli 2018

C) Akhlis Istiqlal

D) Pengaruh Hope, Perceived Social Support, Syukur dan Faktor Demografi

terhadap Kesejahteraan Subjektif Nelayan

E) xiv + 97 halaman + lampiran

F) Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh hope, perceived social

support, syukur dan faktor demografi terhadap kesejahteraan subjektif

nelayan dan untuk melihat apakah terdapat pengaruh yang signifikan hope,

perceived social support, syukur dan faktor demografi terhadap kesejahteraan

subjektif nelayan.

Populasi penelitian yaitu nelayan di Palabuhanratu yang tidak diketahui

jumlahnya secara pasti. Adapun sampel dari penelitian ini berjumlah 240

orang. Metode dalam pengambilan sampel dengan menggunakan teknik non-

probability sampling yaitu teknik accidental sampling. Adapun alat ukur

yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan subjektif mengadaptasi

Flourishing Scale (Diener, et, al., 2009) dan Scale of Positive and Negative

Experience (Diener, et al., 2009). Alat ukur hope mengadaptasi State Hope

Scale (Synder, 1996). Alat ukur perceived social support mengadaptasi

Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Dahlem, Zimet &

Walker, 1991). Alat ukur syukur mengadaptasi Grattitude Resentment and

Appreciation Test (Watkins, Woodward, Stone & Kolts, 2003). Uji validitas

alat ukur menggunakan Confirmatory Factor Analalysis (CFA) dengan

software Lisrel 87. Sedangkan untuk menguji hipotesis menggunakan teknik

analisis regresi berganda dengan software SPSS 17.0.

Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

hope, perceived social support, syukur dan faktor demografi terhadap

kesejahteraan subjektif nelayan dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 (sig >

0,005). Dengan demikian, hipotesis alternative (Ha) diterima. Artinya,

terdapat pengaruh yang signifikan variabel hope, perceived social support,

syukur dan faktor demografi terhadap kesejahteraan subjektif nelayan. Hasil

uji hipotesis minor membuktikan variabel yang pengaruhnya signifikan

terhadap kesejahteraan subjektif yaitu keluarga, atasan, syukur dan faktor

demografi (status pernikahan dan pendapatan). Adapun hasil uji proporsi

varian memberikan pengaruh secara signifikan sebanyak 38.8% dan 51.2%

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian.

Terdapat banyak faktor-faktor menarik lainnya yang dapat dijadikan

independent variabel untuk melihat pengaruhnya terhadap kesejahteraan

subjektif seperti harga diri, pernikahan, kepribadian dan optimisme. Hal ini

diperlukan untuk mengetahui sisa 51.2% lagi yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan subjektif selain hope, perceived social support dan syukur

G) Bahan bacaan: 3; buku: 9 + jurnal: 37 + artikel: 3

Page 7: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) July 2018

C) Istiqlal Award

D) Effect of Hope, Perceived Social Support, Gratitude and Demographic Factors

on Fisherman's Subjective Welfare

E) xiv + 100 pages + 8 attachments

F) This study aims to prove the effect of hope, perceived social support, gratitude

and demographic factors on the subjective well-being of fishermen and to see

whether there is a significant influence of hope, perceived social support,

gratitude and demographic factors on the subjective well-being of fishermen.

The research population is fishermen in Palabuhanratu whose numbers

are uncertain. The sample from this study amounted to 240 people. The

method in sampling using non-probability sampling technique is accidental

sampling technique. The measurement tool used to measure subjective well-

being adapts Flourishing Scale (Diener, et, al., 2009) and Scale of Positive

and Negative Experience (Diener, et al., 2009). The hope gauge adapts the

State Hope Scale (Synder, 1996). Perceived Social Support is a perceived

social support measuring instrument that adapts the Multidimensional Scale

(Dahlem, Zimet & Walker, 1991). The gratitude measuring instrument adapts

the Grattitude Resentment and Appreciation Test (Watkins, Woodward,

Stone & Kolts, 2003). Test the validity of the measuring instrument using

Confirmatory Factor Analalysis (CFA) with Lisrel 87 software. While to test

the hypothesis using multiple regression analysis techniques with SPSS 17.0

software.

The results showed that there was a significant influence of hope,

perceived social support, gratitude and demographic factors on the subjective

well-being of fishermen with a significance level of 0,000 (sig> 0.005). Thus,

the alternative hypothesis (Ha) is accepted. That is, there is a significant

influence of hope variables, perceived social support, gratitude and

demographic factors on the subjective well-being of fishermen. The results of

the minor hypothesis test prove that variables have a significant effect on

subjective well-being, namely family, boss, gratitude and demographic

factors (marital status and income). The results of the test of variant

proportions have a significant effect as much as 38.8% and 51.2% are

influenced by other variables outside the study.

There are many other interesting factors that can be used as independent

variables to see their effects on subjective well-being such as self-esteem,

marriage, personality and optimism. This is needed to find out the remaining

51.2% that can affect subjective well-being in addition to hope, perceived

social support and gratitude

G) Reading material: 3; books: 9 + journals: 37 + articles: 3

Page 8: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan izin Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul

“Pengaruh Hope, Perceived Social Support, Syukur daan Faktor Demografi

terhadap Kesejahteraan Subjektif Nelayan”. Tidak lupa shalawat serta salam

penulis selalu curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, berikut

para keluarga dan sahabat.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Abd. Mujib M.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.

2. Bapak Dr. Abd. Rahman Shaleh, M.Si selaku dosen pembimbing, terimakasih

telah meluangkan waktu selama proses bimbingan skripsi, memberikan

motivasi serta doa. Banyak sekali ilmu yang penulis dapatkan selama proses

3. Nelayan Palabuanratu selaku responden yang telah bersedia membantu dalam

penelitian ini, memberikan ilmu dan pemahaman selama penulis

melaksanakan penelitian

4. Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak

memberikan ilmu dan pemahaman kepada penulis baik dalam bidang

akademis maupun dalam menjalani kehidupan.

Page 9: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

ix

5. Karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu penulis dalam memberikan informasi yang sangat bermanfaat bagi

penulis selama kuliah.

6. Kepada Bapak Burhanuddin dan Almarhumah Mamah Fauziah yang selalu

memberikan dukungan baik moril maupun materi. Motivasi yang menjadi

acuan penulis untuk tetap semangat dalam menjalani perkuliahan. Doa yang

tidak pernah terhenti dalam sujudnya sehingga penulis bisa menyelesaikan

skripsi. Kepada adikku Mawaddah Rahmatika dan M. Fuadi Syafiuddin juga

adik Yayasan Al-Mizan yang selalu memberikan doa terbaik kepada penulis.

7. Bapak Wawan Setiawan serta Ibu Esih Sukaesih yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi. Memberikan support dan doa,

menyediakan tempat penelitian serta dengan senang hati menyediakan

makanan setelah penulis menyebarkan kuisioner penelitian.

8. Kepada sahabat-sahabat yaitu Fitri Anisa, Umi Latifah, Widya Putri

Pangestie, Nurul Noverri, Muhammad Khoirul dan Elik Maulana yang sudah

banyak membantu dalam penelitian ini serta tidak lelah dalam memberikan

motivasi, semangat dan masukan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, kritik

dan saran membangun sangat diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan

datang. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya.

Jakarta, 6 Juli 2018

Penulis

Page 10: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1-11

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Pembatasan Masalah ................................................................... 7

1.3 Rumusan masalah ........................................................................ 9

1.4 Tujuan penelitian ......................................................................... 10

1.5 Manfaat penelitian ....................................................................... 10

1.5.1 Manfaat teoritis ................................................................. 10

1.5.2 Manfaat praktis ................................................................. 11

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 12-39

2.1 Kesejahteraan subjektif ............................................................... 12

2.1.1 Pengertian kesejahteraan subjektif ................................... 12

2.1.2 Dimensi kesejahteraan subjektif ....................................... 13

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan

subjektif ............................................................................ 16

2.1.4 Pengukuran kesejahteraan subjektif ................................. 19

2.2 Hope ............................................................................................ 20

2.2.1 Pengertian hope ................................................................ 20

2.2.2 Dimensi hope .................................................................... 21

2.2.3 Pengukuran hope .............................................................. 23

2.3 Perceived social support ............................................................ 24

2.3.1 Pengertian Perceived social support ................................ 24

2.3.2 Dimensi Perceived social support .................................... 26

2.3.3 Pengukuran Perceived social support .............................. 29

2.4 Syukur ......................................................................................... 29

2.4.1 Pengertian Syukur............................................................. 29

2.4.2 Dimensi Syukur ................................................................ 30

2.4.3 Pengukuran Syukur ........................................................... 32

2.5 Faktor Demografi........................................................................ 32

2.5.1 Usia .................................................................................. 33

2.5.2 Pendapatan Dan Pengeluaran ........................................... 33

Page 11: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

xi

2.5.3 Status Pernikahan ............................................................. 33

2.5.4 Pengukuran Faktor Demografi ......................................... 34

2.6 Kerangka Berpikir ...................................................................... 34

2.7 Hipotesis Penelitian .................................................................... 30

2.7.1 Hipotesis Mayor ............................................................... 30

2.7.2 Hipotesis Minor ................................................................ 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 40-58

3.1 Populasi, Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 40

3.2 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

........................................................................................................... 40

3.3 Instrumen Pengumpulan Data..................................................... 44

3.3.1 Skala Kesejahteraan Subjektif .......................................... 44

3.3.2 Skala Hope ........................................................................ 45

3.3.3 Skala Perceived Social Support ........................................ 46

3.3.4 Skala Syukur ..................................................................... 46

3.4 Uji Validitas ................................................................................ 47

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Kesejahteraan Subjektif .............. 49

3.4.2 Uji Validitas Konstuk Hope ............................................. 50

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Perceived Social Support ............ 52

3.4.4 Uji Validitas Konstruk Syukur ......................................... 53

3.4.4.1 Dimensi Sense Of Abudance........................................... 53

3.4.4.2 Dimensi Simple Apreciation ........................................... 54

3.4.4.3 Dimensi Apreciation For Other ..................................... 55

3.5 Metode Analisis Data ................................................................. 56

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 59-69

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian .......................................... 59

4.2 Hasil Analisis Deskriptif ............................................................ 60

4.2.1 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian .............................. 61

4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ..................................................... 62

4.3.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian ................................ 64

4.3.2 Pengujian Proporsi Varian Independen Variabel ............ 68

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ..................................... 70-79

5.1 Kesimpulan ................................................................................. 70

5.2 Diskusi ........................................................................................ 75

5.3 Saran .......................................................................................... 75

5.3.1 Saran Metodologis ............................................................ 75

5.3.2 Saran Praktis ..................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 78-83

LAMPIRAN ................................................................................................... 84-91

Page 12: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penilaian Pernyataan Favorable Dan Unfavorable ............................ 44

Tabel 3.2 Blue Print Skala Kesejahteraan Subjektif ........................................... 45

Tabel 3.3 Blue Print Skala Hope ........................................................................ 44

Tabel 3.4 Blue Print Skala Perceived Social Support ........................................ 45

Tabel 3.5 Blue Print Skala Sykur ....................................................................... 45

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Kesejahteraan Subjektif ..................................... 50

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Hope ................................................................... 52

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Perceived Social Support ................................... 52

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Sense Of Abundance .......................................... 53

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Simple Apreciation ........................................... 54

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Appreciation For Other ................................... 55

Tabel 4.1 Rentang Usia ....................................................................................... 59

Tabel 4.2 Status Pernikahan ................................................................................ 59

Tabel 4.3 Pendapatan .......................................................................................... 59

Tabel 4.4 Pengeluaran ........................................................................................ 59

Tabel 4.5 Analisis Deskriptif .............................................................................. 60

Tabel 4.6 Norma Skor Variabel .......................................................................... 61

Tabel 4.7 Kategorisasi Skor Variabel ................................................................. 61

Tabel 4.8 R Square .............................................................................................. 62

Tabel 4.9 Anova .................................................................................................. 63

Tabel 4.10 Koefisien Regresi .............................................................................. 64

Tabel 4.11 Proporsi Varians Untuk Masing-Masing Independent Variable ...... 68

Page 13: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Data Jumlah Nelayan di Palabuhanratu .......................................... 3

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir ................................................................ 38

Page 14: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Path Diagram Kesejahteraan Subjektif ........................................... 85

Lampiran 1 Path Diagram Hope ......................................................................... 86

Lampiran 1 Path Diagram Perceived Social Support ......................................... 86

Lampiran 1 Path Diagram Syukur ...................................................................... 87

Lampiran 2 Kuisioner Penelitian ........................................................................ 88

Page 15: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ada sebuah pribahasa yang mengatakan bahwa “Nenekku seorang pelaut”.

Pribahasa yang menggambarkan luasnya laut Nusantara serta profesi utama yang

digeluti oleh pendahulu yang menjadi dasar bahwa sumber kemakmuran itu

harusnya datang dari laut. Hampir 60% penduduk Indonesia bertempat tinggal di

daerah pesisir dan pedesaan. Data statistik tahun 2011 menunjukkan bahwa

terdapat 8000 desa pesisir yang tersebar pada 300 Kabupaten/Kota. Selanjutnya

dari 234 juta jiwa 64 juta bekerja dibidang informal dan 30% diantaranya adalah

nelayan (Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2015).

Daerah Palabuhanratu merupakan salah satu daerah yang berada di selatan

Indonesia dan mayoritas penduduk bekerja sebagai nelayan. Berdasarkan UU No.

45/2009-perikanan, nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan

penangkapan ikan. Dalam amanat UU Republik Indonesia no 11 tahun 2009

tentang kesejahteraan sosial, individu (nelayan) selayaknya mendapatkan

kesejahteraan serta kepuasan dalam kehidupan. Faktanya, luas laut mencapai

64.97% dari total luas wilayah Indonesia, belum menjamin kesejahteraan nelayan

yang hidup didaerah pesisir dan sekitarnya. Masih minimnya pendayagunaan

sumber daya laut yang menyebabkan nelayan masih berada di bawah garis

kesejahteraan khususnya nelayan di Palabuhanratu.

Selama proses mencari ikan, nelayan tidak luput dari ancaman ombak besar

yang datang dari laut lepas samudra dan resiko keselamatan jiwa sangat

Page 16: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

2

mengancam nelayan. Crona, Nystroms, Folke dan Jiddawi (2010)

mengungkapkan bahwa resiko yang sering dialami nelayan yaitu ketidakpastian

produksi, fluktuasi lingkungan, risiko kerugian bahkan mempertaruhkan nyawa

dari kondisi laut. Tidak jarang terjadi persaingan tidak sehat berupa saling

“santet” antara sesama nelayan (Setiawan, 2018). Dari segi kepuasan hidup,

nelayan kerap kali merasa tak berdaya dan merasa kurang puas dengan hidupnya

serta menyesali masa lalu.

Hasil dari melaut dapat menjadikan nelayan sangat senang ataupun merasa

sangat malang. Nelayan merasa sangat senang pada musim yang memungkinkan

nelayan mendapatkan tangkapan banyak karena nelayan bisa mendapatkan ikan

bahkan sampai 2 ton selama 6 jam pelayaran. Berbeda ketika musim barat,

nelayan kerap terlihat murung karena hasil yang didapatkan kurang mampu

menutupi biaya produksi untuk melaut yang mencapai 600 ribu setiap harinya

(Setiawan, 2018). Ketika kondisi cuaca kurang baik, nelayan bahkan tidak

mendapatkan ikan sama sekali dalam jangka satu bulan penuh (Setiawan, 2018).

Permasalahan yang sering dihadapi oleh nelayan termasuk di Palabuhanratu

yaitu perubahan cuaca yang menyebabkan sulit mencari ikan sehingga nelayan

mendapatkan tekanan lebih dalam kehidupan. Menurut pengakuan salah seorang

nelayan saat diwawancarai, hal ini biasa terjadi pada bulan barat yaitu bulan

November dan Desember. Usaha yang dilakukan nelayan adalah mencari

pekerjaan lain di darat agar tekanan yang dialami berkurang dan hal tersebut

berdampak pada fluktuasi jumlah nelayan di Palabuhanratu. Terihat dari data di

bawah ini yang dikemukakan oleh Pusat Data dan Informasi Pelabuhan

Page 17: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

3

Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP) mengenai fluktuasi data nelayan

setiap tahunnya pada gambar 1.1. Maka apakah dengan fenomena diatas nelayan

mendapatkan kesejahteraan? Tentu hanya nelayan yang bisa menilainya.

Gambar 1.1 Fluktuasi Jumlah Nelayan

Sumber: Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP), 2014

Dengan berbagai permasalahan yang dihadapi individu dalam memenuhi

kebutuhannya, maka kesejahteraan nelayan sangat perlu diperhatikan. Mengingat

jumlah nelayan yang mencapai 19.200.000 orang, maka dirasa sangat perlu

memperhatikan kesejahteraan (Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan

RI, 2015). Dalam perspektif psikologi terdapat dua jenis kesejahteraan yaitu

kesejahteraan objektif dan subjektif (Myers & Diener, 1995). Dalam penelitian

ini, penulis memfokuskan kepada kesejahteraan subjektif. Penelitian mengenai

kesejahteraan subjektif penting diteliti dikarenakan apabila kesejahteraan nelayan

kurang diperhatikan khususnya kesejahteraan subjektif maka akan terjadi

penurunan dari kesejahteraan subjektif tersebut.

Kesejahteraan subjektif merupakan penilaian individu mengenai

kehidupannya yang meliputi penilaian kognitif terhadap kepuasan hidup dan

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014

Jumlah Nelayan Palabuhanratu

Page 18: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

4

penilaian afektif terhadap mood dan emosi (Myers & Diener, 1995). Dalam

sebuah penilaian subjektif yang mencakup kognitif dan afektif, individu

mengukur kesejahteraan subjektif dengan cara yang berbeda (Kim-Prieto, Diener,

Tamir, Scollon, & Diener, 2005). Misalnya, individu dapat mengevaluasi

kepuasan dengan kehidupan secara keseluruhan, tetapi individu juga dapat

menilai kepuasan dengan domain kehidupan tertentu, termasuk pernikahan

(Lucas, Clark, Georgellis, & Diener, 2003). Individu yang menerima dirinya

sendiri dengan cara yag lebih positif akan lebih mudah tampil di hadapan

individu lainnya dengan tingkat kepercayaan diri dan rasa optimis. Kondisi

demikian akan membantu terciptanya reaksi positif individu lainya yang

berdampak terhadap meningkatnya kembali harga diri individu (Maniez, 2009)

Pada dasarnya, setiap individu memiliki bayangan akan kesejahteraan dalam

pikirannya, namun terhalangi oleh adanya perasaan yang muncul dari yang

dihadapinya. Individu yang memiliki penilaian yang lebih tinggi tentang

kebahagiaan dan kepuasan hidup cenderung bersikap lebih bahagia dan lebih

puas. Seperti sebuah ungkapan “Well-being cannot exist just in your own head.

Well-being is a combination of feeling good as well as actually having meaning,

good relationships and accomplishment.” (Martin Seligman). Ungkapan tersebut

sejalan dengan hasil penelitian Keyes dan Moe (2003) yang mengungkapkan

bahwa kesejahteraan subjektif merupakan sarana untuk kehidupan lebih baik dan

lebih produktif.

Beberapa faktor menjadi penyebab dari kesejahteraan subjektif. Faktor harga

diri (Eddington & Shuman, 2008), kepribadian (Diener, Lucas, & Smith, 1999),

Page 19: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

5

optimisme (Diener, Lucas, & Smith, 1999), perceived social support (Diener &

Seligman, 2002), hope (Snyder, 2003) dan syukur. Adapun faktor lain yang dapat

mempengaruhi kesejahteraan subjektif yaitu faktor demografi seperti usia

(Durayappah & Adore, 2010), pendapatan (Davies, 2010) dan faktor psikologis

(Davies, 2010). Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada faktor hope,

perceived social support, syukur dan faktor demografi.

Kesejahteraan subjektif dianggap sebagai hasil utama dari strategi

terapeutik, dan hope dianggap sebagai faktor penting terkait dengan

kesejahteraan (Slade, 2009). Menurut Snyder (1994) hope merupakan hasil

penjumlahan dari mental willpower dan waypower yang dimilki individu untuk

mencapai tujuan. Snyder (2001) menekankan bahwa individu berpikir dan

menginterpretasi lingkungannya merupakan kunci dalam memahami harapan.

Hope merupakan bentuk kepercayaan bahwa sesuatu yang diinginkan akan

mampu dicapai, atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan dimasa yang akan

datang. Pada dasarnya nelayan yang mencari nafkah selalu menemukan

permasalahan seperti musim ikan yang tidak selalu stabil. Dengan adanya

perubahan cuaca yang dihadapi, maka individu memiliki menaruh harapan (hope)

untuk bisa mendapatkan rezeki didarat. Harapan ini berguna untuk mengolah

informasi dalam mencapai tujuan (Folkman & Susan, 2010).

Pavot, Diener dan Sandvik (1991) mengatakan bahwa persepsi adanya

dukungan sosial merupakan salah satu faktor dari kesejahteraan subjekif (Linley

& Joseph, 2004). Dukungan yang diterima telah mendapat perhatian yang

signifikan dalam hubungannya dengan kesejahteraan subjektif (Matsuda, Tsud,

Page 20: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

6

Kim, & Deng, 2014). Cohen (2000) mengatakan bahwa beberapa penelitian

terakhir telah menemukan bahwa efek positif dari dukungan sosial yang

dirasakan pada fungsi emosional dan fisik.

Dukungan sosial terbagi dari dua jenis yaitu received social support dan

perceived social support (Sarafino & Smith, 2011). Pada penelitian ini, penulis

menggunakan perceived social support karena persepsi dari dukungan sosial

yang tersedia lebih penting dari jumlah dukungan sosial yang sebenarnya.

Perceived social support mengacu pada persepsi individu pada tingkat dan

kualitas dukungan sosial yang tersedia. Dukungan yang berasal dari individu

dalam jaringan atau kelompok dapat meningkatkan kemampuan individu dalam

menghadapi kesulitan yang dihadapi. Individu yang kurang melihat bantuan

sebagai bentuk dukungan, maka kecil kemungkinan individu dapat mengurangi

stress (Sarafino & Smith, 2011).

Dukungan sosial yang tersedia lebih penting dari jumlah dukungan sosial

yang sebenarnya. Dukungan sosial yang dirasakan mengacu pada persepsi

individu pada tingkat dan kualitas dukungan sosial yang tersedia. Gallagher dan

Vella (2008) mengatakan bahwa perceived social suport merupakan faktor yang

dominan karena dapat menunjukkan pola individu berpikir mengenai dukungan

yang tersedia. Selain itu, perceived social suport dapat dengan segera didapatkan

saat individu membutuhkannya (Matsuda, Tsud, Kim, & Deng, 2014).

Kesejahteraan subjektif juga dipengaruhi oleh rasa syukur. Perasaan

bersyukur merupakan mata rantai yang memiliki hubungan dengan kesehatan

mental dan kepuasan hidup individu. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa

Page 21: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

7

individu yang bersyukur dapat mengalami tingkat kesejahteraan subjektif yang

lebih tinggi. Rasa syukur dapat meningkatkan pemikiran positif, memberikan

cara yang efektif untuk mengatasi peristiwa negatif dan menggagalkan keadaan

negatif seperti depresi (Watkins, Woodward, Stone, & Kolts, 2003). Rasa syukur

dapat diapreasiasikan dalam ungkapan “terima kasih” baik kepada sesama

manusia.

Secara umum, Diener (2005) menjelaskan bahwa efek faktor demografis

seperti pendapatan, status pernikahan, umur, pendidikan dan ada tidaknya anak

biasanya berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif. Andrews dan Withey

(1976) mengungkapkan bahwa faktor demografi seperti usia, jenis kelamin dan

pendapatan menyumbang 8% dari kesejahteraan subjektif (dalam Durayappah

& ́e, 2010). Akan tetapi, peningkatan pendapatan memiliki dampak paling lemah

pada individu yang relatif kaya, tinggal di negara makmur dengan ekonomi yang

sedang berkembang (Davies, 2010). Oleh karena itu, faktor demografi dapat

membedakan antara individu yang merasakan tingkat kesejahteraan subjektif

sedang dan individu yang sangat tingkat kesejahteraan subjektif tinggi.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

“Pengaruh Hope, Perceived Social Support, Syukur dan Faktor demografi

terhadap Kesejahteraan Subjektif Nelayan”.

1.2 Pembatasan Masalah

Fokus dalam penelitian ini adalah kesejahteraan subjektif nelayan. Faktor yang

mempengaruhi yaitu hope, perceived social support, syukur dan faktor

Page 22: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

8

demografi. Adapun pengertian konsep dari masing-masing variabel dalam

penelitian ini adalah:

1. Kesejahteraan subjektif adalah gambaran tingkat pengalaman individu

berdasarkan evaluasi subjektif mengenai kehidupan. Evaluasi subjektif ini

berupa penilaian terhadap emosi positif maupun emosi negatif. Penilaian

tersebut dapat berupa penilaian mengenai perasaan tentang kepuasan hidup

(Diener, et al., 2009).

2. Hope adalah sekumpulan proses kognitif berdasarkan pada hubungan timbal

balik antara kemauan (agency) dan jalan (pathways) untuk mencapai tujuan.

Dalam konsep ini, hope mengacu pada tujuan dan memperluas pandangan

sebelumnya untuk memperjelas proses kognitif mengenai harapan. Tujuan

hope ini merupakan target yang diinginkan dari satu pemikiran hope (Snyder,

1996).

3. Perceived Social Support adalah dukungan yang diterima individu dari orang

orang terdekat. Dukungan yang diterima meliputi dukungan keluarga,

dukungan pertemanan dan dukungan dari orang penting lainnya disekitar

individu (Zimzet, Gregory, Dahlem, Zimzet, & Farley, 1988). Berdasarkan

sumbernya dukungan sosial ini akan dibagi menjadi 3 yaitu keluarga, teman,

dan significant others.

4. Syukur adalah perasaan mengenai apresiasi atas kebaikan yang diterima,

kurang merasa kekurangan, mengetahui kontribusi dari orang lain dan

mengapresiasi kesenangan sederhana. Bersyukur memiliki korelasi dengan

Page 23: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

9

kesejahteraan subjektif. Individu yang bersyukur akan menunjukan mood yang

positif (Watkins, Woodward, Stone, & Kolts, 2003).

5. Faktor demografi adalah ilmu yang memberikan gambaran spesifik tentang

penduduk (Hanum, 1997). Diener (2005) menjelaskan bahwa efek faktor

demografi seperti pendapatan dan pengeluaran, status pernikahan, umur

biasanya berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif. Faktor demografi

membedakan antara individu yang memiliki tingkat kesejahteraan subjektif

sedang dan individu yang memiliki tingkat kesejahteraan subjektif tinggi

(Diener, 2005).

6. Responden dalam penelitian ini adalah nelayan di Palabuhanratu berdasarkan

UU No. 45/2009-perikanan artinya orang yang mata pencahariannya

melakukan penangkapan ikan.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dikembangkan dalam penelitian ini, sebagai berikut

1. Apakah terdapat pengaruh yang significant hope, perceived social support,

syukur dan faktor demografi terhadap kesejahteraan subjektif nelayan?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan variabel hope terhadap

kesejahteraan subjektif nelayan?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dimensi family pada variabel

perceived social support terhadap kesejahteraan subjektif?

4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dimensi friends pada variabel

perceived social support terhadap kesejahteraan subjektif nelayan?

Page 24: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

10

5. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dimensi significant others pada

variabel perceived social support terhadap kesejahteraan subjektif nelayan?

6. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan variabel syukur terhadap

kesejahteraan subjektif nelayan?

7. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pendapatan pada variabel faktor

demografi terhadap kesejahteraan subjektif nelayan?

8. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pengeluaran pada variabel faktor

demografi terhadap kesejahteraan subjektif nelayan?

9. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan status pernikahan pada variabel

faktor demografi terhadap kesejahteraan subjektif nelayan?

10. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan usia pada variabel faktor

demografi terhadap kesejahteraan subjektif nelayan?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh variabel hope, perceived

social support, syukur dan faktor demografi terhadap kesejahteraan subjektif

nelayan.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat yaitu

manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan ilmu

pengetahuan psikologi khususnya dalam ranah individu yang tinggal di pesisir.

Page 25: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

11

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan bagi pihak

yang bertanggung jawab dalam kesejahteraan nelayan dalam meningkatkan

kesejahteraan subjektif pada nelayan. Agar memiliki kinerja serta maksimal serta

mendatangkan keuntungan bagi negara.

Page 26: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kesejahteraan Subjektif

2.1.1 Pengertian Kesejahteraan Subjektif

Kesejahteraan subjektif adalah penilaian individu terhadap kehidupannya yang

meliputi penilaian kognitif mengenai kepuasan hidup dan penilaian afektif

mengenai mood dan emosi. Respon emosional individu, kepuasan domain dan

penilaian menyeluruh terhadap kepuasan hidup. Gagasan spesifik yang perlu

dimengerti oleh setiap individu (Diener, Lucas, & Smith, 1999).

Menurut Diener (2009) kesejahteraan subjektif adalah gambaran tingkat

pengalaman individu yang sehat berdasarkan evaluasi subjektif. Sebuah

pernyataan subjektif yang merupakan bagian dari keinginana kehidupan yang

berkualitas. Sebuah penilaian secara menyeluruh yang merujuk pada berbagai

macam kriteria.Gambaran mengenai kehidupan baik emosi positif maupun emosi

negatif termasuk penilaian dan perasaan tentang kepuasan hidup. Konsep dari

adanya perasaan positif ataupun negatif yang dinilai melalui evaluai subjektif.

Kesejahteraan subjektif merupakan konsep yang mencakup tingginya

kepuasan hidup, rendahnya perasaan negatif dan tingginya perasaan positif

(Diener & Chan, 2011). Perasaan positif menjadikan individu yang memiliki

kesejahteraan subjektif tinggi mampu mengatur emosi dan menghadapi peristiwa

dalam kehidupan dengan baik. Perasaan negatif menjadikan individu memiliki

keseajhteraan subjektif rendah yang akan berdampak terhadap penilaian peristiwa

yang terjadi dan menimbulkan emosi yang kurang menyenangkan.

Page 27: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

13

Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa kesejahteraan

subjektif adalah evaluasi atau penilaian individu yang bersifat subjektif pada

kehidupannya, meliputi penilaian terhadap kepuasan hidup dan emosinya. Pada

penelitian ini, penulis menggunakan pengertian dari Diener (2009) yaitu

gambaran tingkat pengalaman individu berdasarkan evaluasi subjektif mengenai

kehidupan. Hal ini baik emosi positif maupun emosi negatif termasuk penilaian

dan perasaan tentang kepuasan hidup. Alasan dalam memilih pengertian ini

adalah karena lebih menggambarkan komponen yang akan digunakan pada

penelitian ini.

2.1.2 Dimensi Kesejahteraan Subjektif

Kesejahteraan subjektif dapat dibagi menjadi dua dimensi yaitu penilaian kognitif

dan afektif. Adapun pengertian dari penilaian kognitif adalah penilaian individu

terhadap kepuasan hidupnya. Penilaian afektif adalah penilaian individu terhadap

mood dan emosi yang sering dirasakan dalam hidupnya (Diener, Lucas, & Smith,

1999). Berikut ini penjelasan lebih lanjut dari dimensi diatas:

1. Dimensi kognitif

Dimensi kognitif adalah evaluasi atau penilaian terhadap kepuasan individu.

Evaluasi dimensi kognitif dapat dikategorikan menjadi evaluasi secara global dan

evaluasi secara khusus atau domain (Diener, Lucas, & Smith, 1999). Evaluasi

kepuasan hidup secara global adalah evaluasi atau penilaian individu terhadap

kehidupan yang merefleksikan kepuasan hidup individu. Kepuasan individu

secara umum dimaksudkan untuk merepresentasikan penilaian individu secara

umum. Kepuasan hidup secara umum didasarkan pada proses penilaian individu

Page 28: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

14

saat mengukur kualitas hidupnya dengan didasarkan pada kriteria yang unik yang

di tentukan sendiri (Diener, 2012). Lebih spesifik, kepuasan hidup secara umum

melibatkan persepsi individu terhadap penilian hidupnya berdasar pada keunikan

individu itu sendiri.

Evaluasi kepuasan hidup secara khusus yaitu penilaian yang dilakukan

individu dalam mengevaluasi dimensi tertentu dalam hidupnya, seperti kehidupan

dengan pasangan dan keluarga (Diener & Chan, 2011). Evaluasi umum dan

evaluasi khusus memiliki keterikatan satu sama lain. Dalam melakukan penilaian

terhadap kepuasan hidupnya secara umum, individu akan menggunakan

informasi mengenai kepuasan pada salah satu dimensi hidup yang dianggap

paling penting (Diener, 1984). Evaluasi kepuasan hidup secara umum merupakan

refleksi dari persepsi individu terhadap hal yang ada didalam hidupnya, serta

dipengaruhi oleh kultur dan pandangan individu mengenai hidup positif.

2. Dimensi Afektif

Menurut Diener (1999), dimensi afektif merefleksikan peristiwa yang terjadi

dalam hidup individu dengan meneliti tipe reaksi afektif yang ada. Peneliti dapat

memahami cara individu dalam mengevaluasi kondisi dan peristiwa didalam

hidupnya. Secara umum dimensi afektif dapat dikategorikan menjadi evaluasi

terhadap keberadaan afek positif dan penilaian terhadap afek negatif.

Larsen dan Diener (1992) dan Averil (dalam Carr, 2004) menjelaskan afek

positif adalah kombinasi hal yang sifatnya membangkitkan (arousal) dan hal

yang sifatnya menyenangkan (pleasantness). Adanya emosi termasuk

didalamnya antara lain aktif, siap sedia dan senang. Afek negatif adalah

Page 29: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

15

kombinasi dari keduanya yaitu yang sifatnya membangkitkan (arousal) dan hal

yang sifatnya tidak menyenangkan (unpleasantness). Di dalam afek negatif

terdapat emosi seperti cemas, sedih, dan takut.

Carr (2004) menjelaskan afek positif sebagai dimensi mengenai perasaan

nyaman dengan intensitas yang beragam, menggambarkan emosi yang bersifat

menyenangkan, seperti cinta dan kasih sayang. Afek positif merupakan bagian

dari kesejahteraan subjektif karena merefleksikan reaksi individu terhadap

sejumlah peristiwa dalam hidup yang menunjukkan bahwa hidup berjalan sesuai

dengan yang diinginkan (2011). Larsen dan Diener (dalam Carr, 2004)

menyatakan bahwa afek positif adalah kombinasi dari hal yang sifatnya

membangkitkan dan hal yang bersifat menyenangkan. Afek positif yang tinggi

terjadi ketika individu merasakan energi yang tinggi, konsentrasi penuh, serta

keterlibatan yang menyenangkan. Sementara itu, afek positif yang rendah terjadi

ketika individu mengalami kesedihan dan kelelahan (David Watson, 1988).

Afek negatif menggambarkan mood dan emosi yang kurang menyenangkan,

merefleksikan respon negatif yang dialami sebagai reaksi terhadap kehidupan,

kesehatan, keadaan dan peristiwa yang di alami. Afek negatif merupakan

kombinasi dari hal yang bersifat membangkitkan dan hal yang bersifat tidak

menyenangkan. Afek negatif yang tinggi akan muncul ketika individu merasakan

kemarahan, kebencian, jijik, rasa bersalah, ketakutan dan kegelisahan (David

Watson, 1988).

Afek negatif dibutuhkan dan seharusnya terjadi agar hidup berfungsi secara

optimal. Salah satu fungsi dari afek negatif adalah mengarahkan individu kepada

Page 30: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

16

perilaku menghindar untuk menjauhkan individu dari situasi berbahaya. Namun,

afek negatif yang terlalu sering terjadi secara berkepanjangan merupakan indikasi

bahwa indiividu memiliki penilaian buruk terhadap kehidupannya. Pengalaman

merasakan afek negatif secara berkepanjangan akan menghambat individu untuk

bertingkah laku secara efektif dalam kehidupan sehari hari. Individu yang

memiliki kesejahteraan subjektif yang tinggi ketika dapat menilai kepuasan hidup

tinggi dan merasakan afek positif lebih sering daripada afek negatif (Diener,

Lucas, & Smith, 1999).

2.1.3 Faktor – Faktor Kesejahteraan Subjektif

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesejahteraan subjektif yang

terbagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal.

2.1.3.1 Faktor Internal

1. Harga Diri

Menurut Eddington dan Shuman (2005), harga diri berhubungan kuat dengan

budaya barat. Harga diri (self esteem) yang tinggi akan menjadikan individu

memiliki beberapa kelebihan, termasuk pemahaman mengenai arti dan nilai

hidup. Hubungan yang kuat antara harga diri (self esteem) dengan kesejahteraan

subjektif tidak ditemukan secara konsisten di beberapa negara, terutama di negara

penganut sistem kolektif seperti Cina. Di negara penganut sistem kolektif,

otonomi dan tuntutan pribadi dianggap tidak lebih penting daripada kesatuan

keluarga dan sosial. Sehingga, harga diri (self esteem) menjadi predictor

kesejahteraan subjektif yang kurang penting (Eddington & Shuman, 2005).

Page 31: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

17

2. Kepribadian

Dua trait kepribadian yang ditemukan yang memiliki hubungan yang besar

dengan kesejahteraan subjektif adalah extraversion dan neuroticism (Diener,

Lucas, & Smith, 1999). Extraversion mempengaruhi afek positif sedangkan

neuroticism mempengaruhi afek negatif. Para peneliti berpendapat bahwa

extraversion dan neuroticism paling berhubungan dengan kesejahteraan subjektif

karena kedua trait tersebut mencerminkan tempramen individu. Hasil penelitian

menemukan bahwa tipe kepribadian extraversion merupakan salah satu prediktor

kesejahteraan subjektif yang paling signifikan (Diener, Lucas, & Smith, 1999).

Menurut Watson dan Clark (dalam Diener, 1999), trait lain dalam model

kepribadian “The Big Five Trait Faktors” yaitu agreeableness,

conscientiousness, dan openness to experience menunjukkan hubungan yang

lemah dengan kesejahteraan subjektif .

3. Optimisme

Individu yang memiliki optimisme terhadap masa depan cenderung merasa lebih

bahagia dan lebih puas dengan kehidupannya (Diener, Lucas, & Smith, 1999).

Diener (1996) menyatakan optimisme berkorelasi dengan pengukuran

kesejahteraan subjektif seperti kepuasan hidup, afek menyenangkan dan afek

tidak menyenangkan. Penelitian Diener (1996) sejalan dengan penelitian

(Nuzulia & Nursanti, (2012) mengungkapkan bahwa optimisme menjadi salah

satu faktor yang berhubungan dengan kesejahteraan subjektif.

4. Hope

Harapan membantu untuk memulai dan mempertahankan tindakan menuju tujuan

jangka panjang, termasuk manajemen yang fleksibel terhadap hambatan yang

Page 32: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

18

mungkin mengganggu pencapaian.Snyder (2002) mengemukakan bahwa hope

merupakan faktor penting untuk meningkatkan kesehatan dan berhubungan

positif dengan kesejahteraan psikologis, dan kesehatan fisik. Temuan dari

penelitian terbaru juga mengungkapkan bahwa hope merupakan prediktor

signifikan dari kepuasan hidup, dampak positif, pengaruh negatif dan

berkembang (Demirli, Türkmen, & Arık, 2015)

5. Syukur

Rasa syukur merupakan mata rantai yang memiliki hubungan dengan kesehatan

mental dan kepuasan hidup individu. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa

individu yang bersyukur dapat mengalami tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi.

Rasa syukur dapat meningkatkan pemikiran positif, memberikan cara yang

efektif untuk mengatasi peristiwa negatif dan menggagalkan keadaan negatif

seperti depresi (Watkins, Woodward, Stone, & Kolts, 2003).

2.1.3.2 Faktor Eksternal

1. Perceived Social Support

Menurut Diener dan Seligman (2002), dukungan sosial merupakan prediktor dari

kesejahteraan subjektif. Individu yang memperoleh dukungan sosial yang

memuaskan melaporkan bahwa mereka lebih sering merasa bahagia dan lebih

sedikit merasa sedih. Didalam dukungan sosial terdapat perceived sosial support.

2. Faktor Demografi

Faktor demografi seperti usia, pendapatan, pengeluaran juga status pernikahan

merupakan salah satu faktor dari kesejahteraan subjektif. Individu yang masih

muda cenderung merasakan emosi yang lebih dalam daripada orang yang lebih

Page 33: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

19

tua, tetapi orang tua cenderung lebih puas dengan hidupnya. Menurut Diener

(2005) umur dan jenis kelamin memiliki hubungan terhadap kesejahteraan

subjektif, namun pengaruhnya bergantung dari strategi sudut komponen

kesejahteraan subjektif yang akan diukur. Amanto dan Dush (2005) memaparkan

bahwa salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kesejahteraan

subjektif individu ialah pernikahan (Dush & Amato, 2005).

Pada penelitian kesejatehraan subjektif, penulis berfokus kepada empat

faktor yaitu hope, perceived social support, syukur dan faktor demografi berupa

usia, status pernikahan, pendapatan dan pengeluaran.

2.1.4 Pengukuran Kesejahteraan Subjektif

Sebagian besar alat ukur yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan subjektif

mengasumsikan bahwa kebahagiaan dan kepuasan hidup dapat disusun dalam

skala kontinum mulai dari “sangat bahagia” sampai “ sangat tidak bahagia”.

Salah satu yang memiliki nilai reliabilitas tinggi dan paling sering digunakan

adalah Satisfaction With Life Scale (Diener, Emmons, Larsen dan Griffin, 1985)

untuk mengukur nilai individu mengenai kepuasan hidupnya dan Positive

Negative Affect schedule (David Watson, 1988) untuk mengukur tingkat afek

positif dan afek negatif individu pada satu waktu.

Dalam penelitian ini, penulis mengadaptasi Flourishing Scale (Diener, et

al., 2009) dan Scale of Positive and Negative Experience (Diener, et al., 2009).

Flourishing Scale (Diener, et al., 2009) digunakan untuk mengukur kepuasan

hidup yang berjumlah 8 item serta memberikan skor kesejahteraan psikologis

Page 34: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

20

tunggal. Adapun indikator dari Flourishing Scale yaitu merasa puas dengan

kehidupan secara umum dan merasa puas dengan kehidupan secara khusus.

Scale of Positive and Negative Experience (Diener, et al., 2009) digunakan

untuk mengukur domain afeksi yang berjumlah 12 item. Enam item digunakan

untuk mengukur afek positif dan 6 item untuk mengukur afek negatif. Adapun

indikator dari afek positif yaitu memiliki perasaan bahagia, merasa bersemangat,

dan fokus terhadap perhatian. Indikator dari afek negatif yaitu merasa sedih,

cemas, dan mudah tersinggung.

2.2 Hope

2.2.1 Pengertian Hope

Menurut Snyder (1996) hope adalah sekumpulan proses kognitif berdasarkan

pada hubungan timbal balik antara kemauan dan jalan untuk mencapai tujuan.

Dalam konsep ini, harapan mengacu pada goals dan memperluan pandangan

sebelumnya yang berguna untuk memperjelas proses kognitif mengenai harapan.

Goals ini merupakan target yang diinginkan dari satu pemikiran harapan

Lueck (2007) mendefinisikan hope mencakup lebih dari keinginan sederhana

untuk mencapai hasil tertentu, yaitu keinginan yang tidak terlepas dari adanya

upaya. Memiliki dasar kognifit yang berisi informasi dan tujuan yang

menghasilkan energi, yang dinamakan sebagai kehendak. Memiliki motivasi

yang berkualitas dan nada emosional negatif dan positif terhadap kemungkinan

bahwa yang diharapkan tidak mungkin terjadi (Folkman, 2010),

Schrank, Woppmann, Sibitz dan Lauber (2010) bahwa hope adalah variabel

positif yang mempengaruhi berbagai hasil kesehatan dan merupakan 20 aktor

penting dalam psikiatri maupun psikoterapi. Individu yang memiliki harapan

Page 35: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

21

baik, maka akan menimbulkan perasaan positif yang berdampak terhadap emosi

dan kesehatannya. Hope juga merupakan ekspektasi yang berorientasi masa

depan.

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis menggunakan teori hope menurut

Snyder (1996) yaitu sekumpulan proses kognitif berdasarkan pada hubungan

timbal balik antara kemauan (Agency) dan jalan (pathways) untuk mencapai

tujuan.

2.2.2 Dimensi Hope

Salah satu konsep yang cukup dikenal ialah sebagaimana yang dikemukakan oleh

Snyder (1996). Dalam konsep ini harapan mengacu padala goals (tujuan) dan

memperluas pandangan sebelumnya yang berguna memperjelas proses kognitif

tentang harapan. Goals merupakan target yang diinginkan dari satu pemikiran

harapan. Dalam meraih goals diperluakan dua hal penting yaitu:

1. Pathway menjelaskan tentang cara individu untuk mencapai tujuan. Individu

harus memandang diri sebagai sosok yang mampu menghasilkan suatu

penerapan jalur atau rencana untuk mencapai tujuan (Curry, Snyder, & Rehm,

1997). Menyusun beberapa rencana alternatif sangat penting ketika

menghadapi hambatan. Individu dengan harapan yang tinggi merupakan

individu yang secara efektif membuat perencanaan dan dapat menyususn

berbagai rencana alternatif dengan baik (Snyder, Lopez, Shorey, Rand, &

Feldman, 2003). Indikator dari pathway yaitu perencanaan untuk mencapai

tujuan.

Page 36: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

22

2. Agency mencerminkan tentang kemampuan yang dirasakan untuk memulai

serta untuk melanjutkan pergerakan disepanjang jalur yang dipilih dalam

mancapai tujuan. Menurut Snyder (2003) agency dibutuhkan ketika individu

menghadapi hambatan dikarenakan dapat membantu individu untuk

memunculkan motivasi agar menemukan jalan lain sebagai alternatif terbaik.

Indikator dari agency yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan konsep hope yang dikemukakan oleh Snyder (1996), maka dapat

dipahami bahwa pathway diilustrasikan sebagai ungkapan individu dalam dirinya

seperti “pasti ada jalan lain agar aku berhasil melakukannya”, serta dapat

diketahui bahwa Snyder menekankan jika agency merupakan sumber energy

mental untuk mencapai sebuah tujuan. Konsep berbeda disampaikan oleh

Schrank (2010) yang dalam penelitian mencoba mengembangkan skala baru

untuk mengukur hope, hasil penelitian tersebut mengemukakan bahwa hope

terdiri dari empat dimensi yaitu:

1. Trust and confidence yaitu cerminan pengalaman dimasa lalu, karakteristik

individu, spiritualitas dan kepercayaan, serta dimensi motivasi untuk mampu

mencapai tujuan.

2. Lack of perspective adalah cerminan kurang adanya harapan dan dimensi

penyusunnya, serta menggambarkan individu tidak ingin terpengaruhi oleh

situasi, kurang memiliki kekuatan dalam diri, serta kurangnya orientasi

individu terhadap masa depan maupun lingkungan.

3. Social relations and personal value adalah cerminan perasaan dihargai dan

dicintai oleh orang lain. Selain itu, sosial relations and personal value

Page 37: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

23

merupakan sebuah dorongan yang positif bagi keteguhan individu untuk terus

berjuang lalu memperoleh apa yang diinginkan atau diharapkan.

4. Positive future orientation adalah cerminan kemampuan dalam

menginternalisasi dan mengantisipasi kemungkinan kemungkinan yang akan

muncul dimasa yang akan datang. Menariknya, dimensi ini juga terkait

dengan penetapan tujuan tujuan dimasa yang akan datang.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dimensi hope dari Snyder (1996).

yang terdiri dari dua dimensi yaitu pathways dan agency. Dalam konsep ini hope

mengacu pada goals (tujuan) dan memperluas pandangan sebelumnya guna

memperjelas proses kognitif tentang harapan. Dalam meraih goals diperlukan

dua hal penting yaitu pathway dan agency.

2.2.3 Pengukuran Hope

1. The Herth Hope Index (HHI) dibuat oleh Herth. skala ini terdiri dari 12 item

dan 3 dimensi. Adapun dimensi dari HHI yaitu temporality and future,

positive readiness and expectancy, dan interconnectedness.

2. State Hope Scale (SHS) dikembangkan oleh Snyder (1996). Alat ukur SHS

terdiri dari 8 item dan 2 dimensi. Adapun dimensi dari SHS yaitu pathway

dan agency dengan nilai alpha Cronbach .76-.90.

3. Integrative Hope Scale (IHS) dikembangkan oleh Schrank (2010). Skala ini

menggabungkan 3 skala hope sebelumnya yaitu MHS,HHI, dan SHS. IHS

terdiri dari 23 item yang mengukur empat dimensi hope yaitu: trust and

confidance, positive future orientation, social relations and personal value

dan lack of perpective.

Page 38: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

24

Pada penelitian ini, penulis mengadaptasi alat ukur State Hope Scale (SHS)

dikembangkan oleh Snyder (1996) yang terdiri dari 8 item dan 2 dimensi.

Dimensi dari SHS yaitu pathway dan agency denga nilai alpha Cronbach .76-.90.

Adapun indikator dari SHS yaitu Adapun indikator dari pathways dan agency

yaitu perencanaan dan kemampuan untuk mencapai tujuan.

2.3 Perceived Social Support

2.3.1 Pengertian Perceived Social Support

Shumker dan Brownel (1984) mendefenisikan social support dengan “an

exchange of resources between two individuals perceived by provider or the

recipient tobe intended to enhance the well being of the recipient”. Dari defenisi

dari Shumker dan Brownnel (1984) menekankan pada proses pertukaran sumber

daya yang melibatkan dua orang atau lebih yang saling menguntungkan.

Pertukaran sumber daya ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan.

Menurut Stokes (1985) dukungan sosial adalah sumber pendukung saat

dibutuhkan dan dapat diidentifikasi secara subjektif. Perspektif kualitatif diukur

dan juga dilaporkan bahwa dukungan sosial yang dirasakan lebih determinatif

daripada dukungan sosial yang diperoleh pada kesehatan mental. Perbedaan

individu dapat mempengaruhi kemampuan dalam persepsi situasi, individu akan

berbeda dalam tingkat merasa kurang didukung, kurang diperhatikan, dalam

menanggapi keadaan sosial tertentu

Cobb (1974) (dalam Cohen, Underwood, & Gottlieb, 2000) menyatakan

bahwa, fungsi dukungan dapat membantu individu mengatasi permasalahan dan

perubahan. Selain itu, individu juga menyatakan bahwa efek dari dukungan

Page 39: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

25

tersebut timbul dari informasi yang membuat individu percaya diperhatikan,

dicintai, dihargai, dinilai, dan dianggap sebagai bagian dari sebuah jaringan

komunikasi. Jenis dukungan seperti ini dianggap mampu membantu individu

dalam menghadapi stres, dan memungkinkan individu untuk menghadapi

permasalahan hidup lainnya. Adanya persepsi dukungan ini terbukti memiliki

signifikansi yang tinggi dalam kesehatan.

Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988) menggambarkan perceived social

support sebagai dukungan yang diterima individu yang didapakan dari orang

terdekat. Dukungan yang dapat berasal dari keluarga, teman dan dukungan dari

individu penting lainnya yang ada di sekitar individu. Dukungan ini dapat

meningkatkan kemampuan individu dalam menghadapi kesulitan yang

dihadapinya.

Aksüllü, Tan dan Karabulut (2004:2005) perceived social support

didefinisikan sebagai dukungan yang diambil dari keluarga, teman, tetangga dan

institusi. Dukungan sosial ini dapat meningkatkan dinamika psikologis, dan

membantu individu dalam dimensi kontribusi afektif, fisik, kognitif. Secara

umum, dukungan sosial dalam pandangan bantuan fisik dan psikologis kepada

individu secara khusus, menyediakan kebutuhan sosial dasar individu seperti

cinta dan kesetiaan.

Dalam penelitian ini, penulis mengambil teori Zimet, Dahlem, Zimet dan

Farley (1988) perceived social support adalah dukungan yang diterima individu

yang didapakan dari orang orang terdekat individu. Dukungan tersebut meliputi

dukungan keluarga, dukungan dari teman dan dukungan dari orang penting

Page 40: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

26

lainnya yang ada di sekitar individu. Dukungan ini dapat meningkatkan

kemampuan individu dalam menghadapi kesulitan yang dihadapinya.

2.3.2 Dimensi Perceived Sosial Support

Menurut Cutrona dan Russel (1987) social support terdiri dari 6 dimensi, yaitu:

1. Attachment yaitu dukungan yang memungkinkan individu memperoleh

kedekatan secara emosional. Kedekatan ini dapat menimbulkan rasa aman

bagi yang menerima.

2. Social integration yaitu dukungan ini memungkinkan individu dukungan

jenis ini memiliki perasaan terhadap suatu kelompok. Perasaan yang

memungkinkan bagi individu untuk berbagi minat, perhatian, serta

melakukan kegiatan yang bersifat rekreatif bersama. Hubungan tersebut dapat

memberikan keamanan kenyamanan dan kesenangan.

3. Reassurance of worth yaitu dukungan ini bebentuk adanya pengakuan dalam

bentuk dukungan dan penghargaan dari kemampuan atau keahliannya yang

datang dari orang lain. Sumber dukungan ini datang dari keluarga atau tempat

individu bekerja

4. Reliable alliance yaitu dukungan berupa jaminan bahwa ada individu yang

dapat diandalkan bantuannya ketika individu membutuhkan bantuan.

Dukungan ini pada umunya bersumber atau diberikan oleh keluarga.

5. Guidance yaitu dukungan yang memungkinkan individu mendapatkan

informasi, saran dan nasihat yang dibutuhkan individu untuk menghadapi

masalahnya. Sumber dari dukungan ini pada umumnya datang dari guru,

mentor dan orang tua

Page 41: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

27

6. Opportunity for nurturance yaitu dukungan ini berbentuk perasaan bahwa

individu merasa dibutuhkan oleh orang lain.

Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988) menggambarkan perceived social

support sebagai diterimanya dukungan yang diberikan oleh orang orang terdekat

individu yaitu:

1. Dukungan keluarga yaitu bantuan yang diberikan oleh keluarga kepada

indiuvidu. Dukungan yang dimaksud seperti membantu dalam membuat

keputusan maupun kebutuhan secara emosional. Indikator dari dukungan

keluarga yaitu merasa nyaman bersama keluarga, bantuan dari keluarga dan

perasaan bernilai bagi keluarga.

2. Dukungan teman yaitu bantuan yang diberikan oleh teman seperti membantu

dalam kegiatan sehari hari ataupun bantuan dalam bentuk lainnya. Indikator

dari dukungan teman yaitu perasaan nyaman bersama teman, mendapat

bantuan ketika kesulitan, perasaan bernilai bagi teman.

3. Signifinat others dalam hal ini adalah atasan yaitu bantuan yang diberikan

atasan yang memiliki nilai kerartian bagi individu seperti menjadikan indivdu

merasa nyaman dan dihargai. indikator dari significant others yaitu perasaan

nyaman bersama atasan, saran dari atasan, bantuan dari atasan, perasaan

bernilai bagi atasan.

Sarafino dan Smith (2011) membagi bentuk dukungan social menjadi empat

bentuk:

Page 42: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

28

1. Dukungan emosional, mengacu pada bantuan berbentuk empati, kepedulian

dan perhatian. Dukungan emosional memberikan kenyamanan dan kepastian

yang akan menimbulkan rasa memiliki dan dicintai.

2. Dukungan instrumental, dukungan ini dalam bentuk penyediaan barang dan

jasa yang dapat digunakan individu untuk memcahkan masalahnya secara

praktis. Contohnya: peminjaman perahu untuk mencari nafkah

3. Dukungan informasi, dukungan ini berbentuk pemberian informasi yang

dapat berupa nasihat, saran atau cara cara untuk memecahkan masalah.

4. Dukungan kelompok sosial, berbentuk dukungan positif dari lingkungan

sekitar, yang menjadikan individu merasa memiliki teman yang merasakan

apa yang individu rasakan dalam sebuah kelompok yang memiliki kesamaan

minat atau aktivitas sosial.

Disisi lain Malecky dan Demaray (2002) menekankan dimensi social support

yang berasal dari sumber sumber dukungan social itu sendiri yaitu family

(keluarga), friends (teman) dan significant others (dukungan orang penting

lainnya).

Dalam penelitian penulis menggunakan dimensi dari Zimet, Dahlem, Zimet

dan Farley (1988) terdiri dari tiga dimensi yaitu dukungan keluarga, teman dan

significant others. Dimensi ini digunakan karena menggambarkan subjek

penelitian. Dimensi dari perceived social support ini dimiliki oleh nelayan yang

penulis jadikan subjek penelitian.

Page 43: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

29

2.3.3 Pengukuran Perceived Social Support

Untuk mengukur variabel perceived social support, penulis mengadaptasi alat

ukur MSPSS (Multidimensional Scale of Perceived Social Support) dari Dahlem,

Zimet dan Walker (1991). Alat ukur ini digunakan karena sesuai dengan sumber-

sumber yang akan peneliti teliti yaitu keluarga, teman and significant others

(Zimzet, Gregory, Dahlem, Zimzet, & Farley, 1988). MSPSS terdiri dari tiga

dimensi dan 12 item. Selanjutnya penulis mengadaptasi kedalam bahasa

Indonesia serta akan ada penyesuaian norma yang berlaku dilokasi setempat.

Adapun indikator dari dukungan keluarga yaitu merasa nyaman bersama

keluarga dan bantuan dari keluarga. Indikator dari dukungan teman yaitu

perasaan nyaman bersama teman, mendapat bantuan ketika kesulitan, mendapat

bantuan dari teman. indikator dari significant others yaitu perasaan nyaman

bersama atasan, saran dari atasan, dan bantuan dari atasan.

2.4 Syukur

2.4.1 Pengertian Syukur

Syukur atau kebersyukuran dalam ilmu psikologi seringkali disebut dengan

istilah gratitude. The Oxford English Dictionary (1989) mendefinisikan gratitude

sebagai suatu kualitas atau kondisi merasa berterima kasih, atau apresiasi yang

berarah pada pengembalian kebaikan (dalam Emmons, 2004). Kata gratitude

diambil dari bahasa Latin ‘gratia’ yang berarti menyukai, serta ‘gratus’ yang

berarti memuji. Turunan dari berbagai istilah latin ini mengarah kepada

pengertian tentang sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh kebaikan,

kemurahan hati, keindahan dari memberi dan menerima, atau mendapatkan

sesuatu dari yang tidak ada apa-apa (Emmons & Mccullough, 2004).

Page 44: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

30

Syukur adalah perasaan mengenai apresiasi atas kebaikan yang diterima,

tidak merasa kekurangan, mengetahui kontribusi dari orang lain dan

mengapresiasi kesenangan sederhana (Watkins, Woodward, Stone, & Kolts,

2003). Bersyukur memiliki korelasi dengan kebahagiaan subjektif (subjective

well-being). Individu yang bersyukur akan menunjukkan peningkatan mood yang

positif. Menurut Wood et al., (2009), menyatakan kebersyukuran adalah bentuk

ciri pribadi yang berpikir positif, mempresentasikan hidup menjadi lebih positif.

Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang mengajarkan individu untuk selalu

berfikir positif. Dalam Q.s Luqman: 12 Allah SWT berfirman “Dan barangsiapa

yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya

sendiri, dan barang siapa tidak bersyukur, sesungguhnya Allah Maha kaya lagi

Maha Terpuji” (QS. Luqman: 12).

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori syukur dari Watkins,

Woodward, Stone dan Kolts (2003). Syukur adalah perasaan mengenai apresiasi

atas kebaikan yang diterima, tidak merasa kekurangan, mengetahui kontribusi

dari orang lain dan mengapresiasi kesenangan sederhana. Bersyukur memiliki

korelasi dengan kebahagiaan subjektif (subjective well-being). Individu yang

bersyukur akan menunjukkan peningkatan mood yang positif.

2.4.2 Dimensi Syukur

McCullough, Emmons dan Tsang (2002) menjelaskan terdapat empat dimensi

syukur yaitu intensity (intensitas), frequency (kekerapan), span (rentang), dan

density (ketumpatan).

Page 45: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

31

Watkins, Woodward, Stone dan Kolts (2003) menjelaskan tiga dimensi

syukur yaitu sense of abudance, simple appreciation dan appreciation for others.

1. Sense of Abundance

Individu yang memiliki kecenderungan bersyukur tinggi akan merasa puas

dengan yang dimiliki dalam hidup. Individu tidak merasa kekurangan sesuatu,

merasa apa yang dimiliki sudah cukup dan berguna. Indikator dari dimensi sense

of abundance yaitu merasa cukup dan memiliki perasaan positif.

2. Simple Appreciation

Individu yang memiliki kecenderungan bersyukur yang tinggi menikmati dan

menghargai sesuatu yang sudah sering atau mudah dimiliki oleh kebanyakan

orang. Contoh dari menikmati hal yang simpel adalah makanan, teknologi,

tempat tinggal, dan sebagainya. Indikator dari dimensi simple appreciation yaitu

menghargai sesuatu yang kecl.

3. Appreciation for others

Individu yang cenderung bersyukur menghargai pemberian dan bantuan yang

diberikan orang lain dalam hidupnya. Hal tersebut didukung oleh McCullough

(dalam Watkins, 2003) yang menekankan bahwa perasaan bersyukur muncul

salah satunya dikarenakan kontribusi orang lain terhadap individu. Indikator dari

dimensi appreciation of others yaitu menghargai pemberian dan bantuan orang

lain.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan dimensi syukur yang diungkapkan

oleh Watkins, Woodward, Stone dan Kolts (2003) yang terdiri dari 3 dimensi

yaitu sense of abudance, simple appreciation dan appreciation for others.

Page 46: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

32

2.4.3 Pengukuran Syukur

1. The Gratitude Questionnaire-Six Item Form (GQ-6) oleh McCullough,

Emmons, dan Tsang (2002). Penyataan pada kuesioner tersebut terdiri dari

empat item dan empat dimensi rasa syukur. Adapun dimensi dari GQ-6 yaitu

intensity (intensitas), frequency (kekerapan), span (rentang), dan density

(ketumpatan).

2. The Gratitude Resentment and Appreciation Test (GRAT) dari Watkins,

Woodward, Stone dan Kolts (2003) yang terdiri 44 item dan tiga dimensi

yaitu sense of abudance, simple appreciation dan appreciation for others.

GRAT yang direvisi telah terbukti memiliki konsistensi internal yang baik,

validitas faktorial, validitas konstruk, dan stabilitas temporal (Watkins,

Woodward, Stone, & Kolts, 2003).

Pada penelitian ini, penulis mengadaptasi alat ukur GRAT (Watkins,

Woodward, Stone, & Kolts, 2003) yang terdiri dari 44 item dan tiga dimensi

yaitu sense of abudance, simple appreciation dan appreciation for others. Dari

44 item penulis hanya menggunakan 18 item yang disesuaikan dengan responden

yang digunakan dalam penelitian.

2.5 Faktor Demografi

Demografi merupakan istilah yang berasal dari dua kata Yunani, yaitu demos

yang berarti rakyat atau penduduk dan graphein yang berarti menggambar atau

menulis. Oleh karena itu, variabel demografi dapat diartikan sebagai tulisan atau

gambaran tentang penduduk/sampel, terutama tentang pendapatan, perkawinan,

kematian dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah,

Page 47: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

33

persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor-faktor ini

berubah dari waktu kewaktu (Archille, 1855).

Demografi adalah ilmu yang memberikan gambaran secara statistik tentang

penduduk. Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi tinggi rendahnya

statistik data penduduk, yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi (Hanum, 1997).

Adapun faktor demografi yang dibahas dalam penelitian ini yaitu usia,

pendapatan dan pengeluaran serta status pernikahan.

2.5.1 Usia

Usia adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun. Individu yang

terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Usia dapat menjadi

salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan subjektif nelayan secara

langsung atau tidak langsung bersama variabel lain. Menurut Diener et al., (2005)

umur dan jenis kelamin memiliki hubungan terhadap kesejahteraan subjektif

(subjective wellbeing), namun pengaruhnya bergantung kepada dari strategi sudut

komponen dari kesejahteraan subjektif yang akan diukur.

2.5.2 Pendapatan dan Pengeluaran

Diener (2005) menjelaskan bahwa efek faktor demografis seperti: pendapatan,

pengangguran, pengeluaran, status pernikahan, umur, jenis kelamin, pendidikan

dan ada tidaknya anak biasanya berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif.

Faktor demografis membedakan antara individu yang merasakan tingkat

kesejahteraan subjektif sedang tingkat kesejahteraan subjektif tinggi. Shimeles

(2005) mengatakan tiga cara untuk mengukur status sosio-ekonomi yaitu dengan

mengukur penghasilan dan pengeluaran. Pengukuran melalui pengeluaran akan

Page 48: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

34

akurat jika ditanyakan secara rinci pengeluaran untuk berbagai keperluan spesifik

pada jangka waktu tertentu (Ariawan, 2006).

2.5.3 Status Pernikahan

Pernikahan adalah satu bentuk interaksi antara manusia. Menikah juga

didefinisikan sebagai hubungan pria dan wanita yang diakui dalam masyarakat

yang melibatkan hubungan seksual, adanya penguasaan dan hak mengasuh anak.

Saling mengetahui tugas masing-masing sebagai suami dan istri dan sebagai

upacara pengakuan dan pernyataan menerima kewajiban baru dalam tata susunan

masyarakat (Hanum, 1997).

2.5.4 Pengukuran Faktor Demografi

Dalam mengukur faktor demografi (usia, pendapatan, pengeluaran) penulis

menanyakan secara detail dan langsung dicantumkan pada kuisioner. Sudarsono

(1990) pendapatan ditanyakan secara langsung dalam jumlah uang atau upah

yang dibawa pulang serta bentuk lain sebagai hasil kerja. Shimeles (2005)

mengatakan tiga cara untuk mengukur status sosio-ekonomi yaitu dengan

mengukur penghasilan dan pengeluaran. Pengukuran melalui pengeluaran akan

akurat jika ditanyakan secara rinci pengeluaran untuk berbagai keperluan spesifik

pada jangka waktu tertentu (Ariawan, 2006).

2.6 Kerangka berpikir

Nelayan merupakan salah satu profesi mulia yang sudah ada dari zaman dahulu,

sejak manusia berhasil menciptakan beragam alat untuk menangkap ikan.

Sayangnya, masih banyak nelayan dan anggota keluarganya belum sejahtera di

berbagai daerah terutama Palabuhanratu karena mereka termarjinalkan dalam

dimensi finansial atau perbankan modern. Pelukis abad ke-19 asal Belanda

Page 49: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

35

Vincent Van Gogh (1880) pernah menyatakan bahwa nelayan adalah orang yang

mengetahui bahaya badai lautan, tetapi tidak pernah menganggap badai sebagai

alasan untuk tetap berada di tepi pantai

Kesejahteraan subjektif pada nelayan sangat erat kaitannya dengan faktor

yang dapat mempengaruhinya seperti perceived social support, hope dan syukur.

Menurut Diener et al., (1999) kesejahteraan subjektif adalah evaluasi inidividu

tentang kehidupan termasuk penilaian kognitif terhadap kepuasan hidupnya serta

penilaian afektif terhadap emosi yang dirasakannya. Individu menilai kehidupan

dalam penilaian kognitif dan afektif yang dirasakan. Dalam kehidupan nelayan,

individu memberi penilaian terhadap kehidupannya sepanjang perjalanan

hidupnya.

Dalam menunjang terciptanya individu dengan kesejahteraan subjektif, maka

yang diperlukan bukan hasil dari kehidupannya melainkan proses yang

mengantarkan individu pada tujuannya, sehingga individu merasa puas terhadap

sesuatu yang telah dicapainya. Dalam kehidupan nelayan proses ini digunakan

dalam mencari nafkah. Proses yang dimaksud adalah karakter yang dimiliki

individu dalam menjalankan kehidupannya dalam hal ini adalah hope.

Hope adalah bentuk kepercayaan bahwa sesuatu yang diinginkan akan

mampu dicapai, atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan dimasa yang akan

datang. Dalam mencari nafkah tidak jarang nelayan menemukan permasalahan

seperti musim ikan yang tidak selalu stabil. Akan tetapi dengan adanya hope ini

menjadikan nelayan tetap bergerak atau melaut demi memenuhi kebutuhan

hidupnya pada hari itu. Fokus dalam hope ini adalah keyakinan yang dimiliki

Page 50: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

36

nelayan bahwa hari ini pasti membawa hasil berupa uang untuk dibawa pulang ke

rumah. Dengan pemaparan diatas maka terpenuhilah dimensi hope yang penulis

gunakan dalam penelitian ini yaitu agency dan pathways

Dalam proses memenuhi kebutuhannya, tentu individu membutuhkan social

support. Menerima dukungan atau bantuan dari orang lain terkadang membuat

penerima bantuan dianggap kurang mampu mengatasi masalahnya sendiri, yang

dapat mengakibatkan self-esteem yang rendah (Sarafino & Smith, 2011).

Konsekuensi negatif inilah yang menjadi alasan bahwa manfaat kesehatan yang

diterima dari persepsi individu menjadi prediktor yang lebih baik daripada

dukungan yang benar-benar diterima (Sarafino & Smith, 2011).

Hipkins, Whitworth, Tarrier, dan Jayson (2004) mengemukakan bahwa

individu lebih rentan terhadap gangguan mood seperti depresi dan kecemasan

ketika tidak merasakan perceived social support. Banyak studi psikologis

menunjukkan bahwa bahkan persepsi dukungan sosial kita, ketika pada tingkat

tinggi, dapat menjadi faktor pelindung penting penyakit jiwa (Kleiman &

Riskind, 2012). Studi terbaru menunjukkan bahwa perceived social support

melindungi individu dari bunuh diri, impulsif, dan juga mengurangi stres selama

peristiwa kehidupan penting (You, Orden, & Conner, 2012). Dalam MSPSS

perceived social support difokuskan kedalam tiga dimensi menurut Zimet et al.,

(1988) yang diadaptasi dari teori Malecky dan Demaray (2002; 2006) yaitu

family, friends dan significant others.

Dalam sebuah penelitian terhadap 1.245 orang Amerika Latin, Eropa, dan

Asia, Campos et al., (2014) menemukan bahwa tingkat dukungan sosial keluarga

Page 51: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

37

yang lebih tinggi berkaitan dengan kesehatan mental yang lebih baik. Para periset

menyarankan bahwa ketika orang menghargai keluarga dan hubungan erat yang

terkait, kesehatan psikologis mereka diuntungkan oleh proses ini. Selanjutnya,

Sivrikaya, Kaya, dan Ozmutlu (2013) mengemukakan bahwa persahabatan dan

hubungan dengan orang lain juga berperan dalam meningkatkan kesehatan

mental. Individu dengan tingkat perceived social support tinggi dalam

persahabatan memecahkan masalah dengan lebih mudah, dan karena itu berisiko

lebih rendah untuk penyakit jiwa.

Individu yang bersyukur tidak sekedar mengucapkan terima kasih kepada

Tuhan namun juga merasakan nikmat yang luar biasa ketika mengucapkannya.

Syukur dalam penelitian ini lebih mengarah ke syukur secara horizontal yang

artinya, syukur yang diwujudkan kepada sesama manusia. Bersyukur juga

membuat individu pasrah dalam menjalani hidup namun tetap berusaha sebaik

mungkin dalam menjalani kehidupannya (Listiyandin, Nathania, Syahniar, Sonia,

& Nadya, 2015). Bersyukur membuat individu akan memiliki pandangan yang

lebih positif dan perspektif secara lebih luas mengenai kehidupan, yaitu

pandangan bahwa hidup adalah suatu anugerah (Peterson dan Seligman, 2004).

Menurut Watkins (2003) syukur terbagi menjadi tiga yaitu sense of abudance,

simple apreciation dan apreciation for others.

Akankah uang mendatangkan kebahagiaan? Pertanyaan ini telah menarik

perhatian dari para ekonom dalam beberapa tahun terakhir, tetapi jawaban pasti

tetap sulit dipahami. Studi yang menganalisis data cross-sectional pada tingkat

individu secara konsisten menemukan bahwa kepuasan hidup atau kebahagiaan

Page 52: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

38

(kesejahteraan subjektif) meningkat secara signifikan dengan pendapatan dan

pengeluaran, bahkan setelah mengendalikan faktor-faktor lain (clark et al., 2005).

Adapun faktor lainnya juga menyumbang pengaruh seperti pendapatan dan

pengeluaran, status pernikahan dan usia.

Individu yang telah menikah memiliki tingkat kesejahteraan subjektif yang lebih

tinggi dibandingkan dengan individu yang belum menikah (Diener, Gohm, Suh,

& Oishi, 2000). Pernikahan menjadikan individu memiliki dukungan sosial,

moral, serta finansial yang dapat membantu individu dalam menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi. selain itu, individu yang menikah memiliki

intergrasi sosial berupa penerimaan sosial yang lebih tinggi daripada individu

yang belum menikah (Amanto & Dush, 2005). Akan tetapi, Diner dan Lukas

menjelaskan bahwa kesejahteraan subjektif individu yang menikah akan menurun

ketika individu bercerai dan kurang memiliki penghasilan yang baik (Biswas-

Diener, 2008)

Page 53: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

39

2.7 Hipotesis Penelitian

2.7.1 Hipotesis Mayor

Ha1: Terdapat pengaruh yang signifikan dimensi hope, perceived social support

(keluarga, teman, significant other), syukur dan faktor demografi

(pendapatan, pengeluaran, status pernikahan, usia) terhadap kesejahteraan

subjektif nelayan.

2.7.2 Hipotesis Minor

Ha1: Terdapat pengaruh yang signifikan hope terhadap kesejahteraan subjektif

nelayan.

Ha2: Terdapat pengaruh yang signifikan dimensi family pada variabel perceived

social support terhadap kesejahteraan subjektif nelayan.

Ha3: Terdapat pengaruh yang signifikan dimensi friends variabel pada perceived

social support terhadap kesejahteraan subjektif nelayan.

Ha4: Terdapat pengaruh yang signifikan dimensi significant others (atasan) pada

variabel perceived social support terhadap kesejahteraan subjektif nelayan.

Ha5: Terdapat pengaruh yang signifikan variabel syukur terhadap kesejahteraan

subjektif nelayan.

Ha6: Terdapat pengaruh yang signifikan pendapatan pada variabel faktor

demografi terhadap kesejahteraan subjektif nelayan.

Ha7: Terdapat pengaruh yang signifikan pengeluaran pada variabel faktor

demografi terhadap kesejahteraan subjektif nelayan.

Ha8: Terdapat pengaruh yang signifikan status pernikahan pada variabel faktor

demografi terhadap kesejahteraan subjektif nelayan.

Ha9: Terdapat pengaruh yang signifikan usia pada variabel faktor demografi

terhadap kesejahteraan subjektif nelayan

Page 54: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah nelayan yang berada di Palabuhanratu

Kabupaten Sukabumi. Jumlah populasi nelayan di Palabuhanratu tidak

teridentifikasi jumlahnya secara pasti. Karakteristik populasi pada penelitian ini

yaitu individu yang berprofesi sebagai nelayan. Sampel penelitian yang penulis

gunakan yaitu 240 sampel. Menggunakan teknik non probability sampling

artinya anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama

untuk dijadikan sampel. Teknik non probability sampling yang penulis gunakan

yaitu accidental sampling. Teknik accidental sampling adalah teknik sampling

yang menentukan pengambilan sampel dengan cara memilih langsung responden

dilapangan yang sesuai dengan kriteria dan tujuan penelitian.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Adapun variabel penelitian yang penulis gunakan terdiri dari variabel dependen

dan variabel independen.

Variabel Dependent (Y) : Kesejahteraan Subjektif

Variabel Independent(X1) : Hope

Variabel Independent (X2) : Keluarga pada Perceived Social Support

Variabel Independent (X3) : Teman pada Perceived Social Support

Variabel Independent (X4) : Significant Other pada Perceived Social Support

Variabel Independent (X5) : Syukur

Variabel Independent (X6) : Pendapatan pada Faktor Demografi

Variabel Independent (X7) : Pengeluaran pada Faktor Demografi

Page 55: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

41

Variabel Independent (X8) : Status Pernikahan pada Faktor Demografi

Variabel Independent (X9) : Usia pada Faktor Demografi

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Kesejahteraan subjektif adalah gambaran tingkat pengalaman individu

berdasarkan evaluasi subjektif tentang kehidupan mereka baik emosi positif

dan negatif, termasuk penilaian dan perasaan tentang kepuasan hidup (Diener,

2009). Alat ukur kesejahteraan subjektif penulis mengadaptasi skala

Flourishing Scale (Diener, et al., 2009) yang terdiri dari delapan item serta

memberikan skor kesejahteraan psikologis tunggal. Selain itu, penulis

mengadaptasi skala Scale of Positive and Negative Experience (Diener, et al.,

2009) untuk mengukur domain afeksi yang berjumlah 12 item. Enam item

untuk mengukur afek positif meliputi perasaan bahagia, semangat dan fokus

terhadap perhatian. Adapun enam item mengukur afek negatif yang meliputi

kesedihan, kecemasan dan mudah tersinggung

2. Hope menurut Snyder (1996) adalah sekumpulan proses kognitif berdasarkan

pada hubungan timbal balik antara kemauan (agency) dan jalan (pathways)

untuk mencapai tujuan. Dalam penelitian ini, penulis mengadaptasi alat ukur

State Hope Scale (SHS) dikembangkan oleh Snyder (1996) yang terdiri dari 8

item dan 2 dimensi. Adapun dimensi pertama yaitu pathway yang meliputi

perencanaan untuk mencapai tujuan. Dimensi kedua yaitu agency meliputi

kemampuan untuk mencapai tujuan. State Hope Scale (SHS) memiliki nilai

alpha Cronbach .76-.90

Page 56: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

42

3. Perceived Social Support adalah dukungan yang diterima individu yang

didapatkan dari orang orang terdekat individu meliputi dukungan keluarga,

dukungan dari teman dan dukungan dari orang penting lain (Zimzet, Gregory,

Dahlem, Zimzet, & Farley, 1988). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

alat ukur alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support

(MSPSS) dari Dahlem, Zimet dan Walker (1991). MPSS terdiri dari tiga

dimensi dan 12 item.

Adapun dimensi MPSS, pertama keluarga dengan indikator perasaan

nyaman bersama keluarga, bantuan dari keluarga dan perasaan bernilai bagi

keluarga. Kedua yaitu teman denga indikator perasaan nyaman bersama teman

, bantuan dari teman dan perasaan bernilai bagi teman. Ketiga yaitu significant

others (atasan) dengan indikator perasaan nyaman bersama atasan, saran dari

atasan, bantuan dari atasan dan perasaan bernilai bagi atasan.

4. Syukur adalah perasaan mengenai apresiasi atas kebaikan yang diterima, tidak

merasa kekurangan, mengetahui kontribusi dari orang lain dan mengapresiasi

kesenangan sederhana (Watkins, Woodward, Stone, & Kolts, 2003). Dalam

penelitian ini, penulis mengadaptasi skala The Gratitude Resentment and

Appreciation Test (GRAT) dari Watkins, Woodward, Stone dan Kolts, (2003).

GRAT terdiri dari 18 item dan tiga dimensi.

Adapun dimensi GRAT yaitu sense of abudance dengan indikator merasa

cukup dan perasaan positif. Simple appreciation dengan indikator menghargai

hal yang sederhana. Appreciation for others dengan indikator menghargai

pemberian dan bantuan orang lain.

Page 57: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

43

5. Faktor demografi adalah ilmu yang memberikan gambaran spesifik tentang

penduduk (Hanum, 1997). Diener (2005) menjelaskan bahwa efek faktor

demografi seperti pendapatan dan pengeluaran, status pernikahan, umur

biasanya berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif. Faktor demografi

membedakan antara individu yang memiliki tingkat kesejahteraan subjektif

sedang dan individu yang memiliki tingkat kesejahteraan subjektif tinggi

(Diener, 2005).

Dalam penelitian ini penulis membagi tingkatan pendapatan dan pengeluaran

menjadi tiga yaitu:

a. Pedapatan rendah (0 - 2 juta) dan Pengeluaran rendah (0-3 juta)

b. Pendapatan sedang (2,1- 5 juta) dan Pengeluaran sedang (3,1-5 juta)

c. Pendapatan tinggi (5,1 – 20 juta) dan pengeluaran tinggi (5,1-10 juta)

Dalam penelitian ini penulis membagi status pernikahan menjadi dua yaitu:

a. Menikah

b. Belum menikah

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrument yang digunakan dalm penelitian ini adalah instrument baku yang telah

dikembangkan oleh peneliti lain. Instrumen yang diadaptasi adalah Flourishing

scale (FS), SPANE (Scale of Positive and Negative Experience), State Hope

Scale (SHS), Multidimensional scale of perceived social support (MSPSS) dan

The Gratitude Resentment and Appreciation Test (GRAT). Penulis kemudian

menerjemahkan item dalam instrument tersebut kedalam bahasa Indonesia.

Untuk mengukur variabel penelitian ini, penulis menggunakan skala model likert

Page 58: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

44

yang telah dimodifikasi, yaitu dengan dihilangkannya jawaban netral agar

mendorong responden untuk memilih dan memutuskan respon negatif ataupun

positif sehingga terlihat central tendency dari jawaban responden. Pada penelitian

ini terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable

Tabel 3.1 Penilaian

Pernyataan Favorable dan Unfavorable

Kategori Responden STS TS S SS

Favorable 1 2 3 4

Unfavorable 4 3 2 1

Dalam penelitian ini, responden akan diberikan skala yang terdiri dari bagian

pengantar. Bagian kedua dan bagian ketiga.

1. Bagian pengantar terdiri dari nama penulis, tujuan penelitian, kerahasiaan

jawaban dan ucapan terimakasih.

2. Bagian kedua yang terdiri dari identitas responden yaitu inisial, nama, usia,

jumlah anak/tanggungan, status, suku, pendidikan, pendapatan dan

pengeluaran.

3. Bagian ketiga yaitu bagian inti yang berisi alat ukur skala kesejahteraan

subjektif, skala hope, perceived social support, dan skala syukur.

3.3.1 Skala Kesejahteraan Subjektif

Pada penelitian kesejahteraan subjektif, penulis mengadaptasi Flourishing Scale

(Diener, et al., 2009) terdiri dari 8 item untuk mengukur komponen kognitif dan

SPANE (Scale of Positive and Negative Experience) yang terdiri dari 12 item

untuk mengukur komponen afektif positif 6 item dan negatif terdiri dari 6 item

yang dimodifikasi oleh Diener dan Robert Biswas (2009). Adapun dimensi dari

skala kesejahtreaan subjektif yaitu dimensi kognitif dan dimensi afektif.

Page 59: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

45

Tabel 3.2 Blueprint Skala Kesejahteraan Subjektif

No Dimensi Indikator Item Jumlah

1 Kognitif - Merasa puas dengan kehidupan

secara umum

- Merasa puas dengan kehidupan

secara khusus

1,2,3,4

5,6,7,8

4

4

2

Afek

Positif

- Memiliki perasaan bahagia

- Bersemangat melakuan sesuatu

- Perasaan positif

13, 15

18,20

9, 11

2

2

2

Afek

Negatif

- Merasakan kesedihan

- Kecemasan

- Mudah tersinggung

12, 16

10, 14

17,19

2

2

2

Jml 20 20

3.3.2 Skala Hope

Pada penelitian ini, penulis mengadaptasi dan memodifikasi State Hope Scale

(SHS) dikembangkan oleh Snyder (1996) yang terdiri dari 8 item asli dan 2

dimensi yaitu pathway dan agency denga nilai alpha Cronbach .7 6-.90.

Tabel 3.3 Tabel Blueprint Skala Hope

No Dimensi Indikator Item Jumlah

1. Pathways - Perencanaan untuk

mencapai tujuan.

8,14,16,18 4

2. Agency - Kemampuan untuk

mencapai tujuan.

11,13,15,17 4

Jumlah 8 8

3.3.3 Skala Perceived Social Support

Pada penelitian ini, penulis mengadaptasi MSPSS (Multidimensional Scale of

Perceived Social Support) dari Dahlem, Zimet dan Walker (1991). Alat ukur ini

digunakan karena sesuai dengan sumber-sumber yang akan penulis gunakan

Page 60: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

46

dalam penelitian yaitu families, friends and significant others (Zimzet, Gregory,

Dahlem, Zimzet, & Farley, 1988) yang terdiri dari 12 item.

Tabel 3.4 Tabel Blueprint Skala Perceived Social Support

No Dimensi Indikator Item Jumlah

1 Keluarga - Perasaan nyaman bersama

keluarga

- Kebersamaan bersama keluarga

- Bantuan dari keluarga

- Perasaan bernilai bagi keluarga

1

2

3

4

1

1

1

1

2 Teman - Perasaan nyaman bersama

atasan

- Bantuan dari teman

- Perasaan bernilai bagi teman

- Perhatian positif dari teman

5

6

7

8

1

1

1

1

3 Atasan - Perasaan nyaman bersama

atasan

- Saran dari atasan

- Bantuan dari atasan

- Perasaan bernilai bagi atasan

9

10

11

12

1

1

1

1

Jumlah 12 12

3.3.4 Skala Syukur

Pada penelitian ini, penulis mengadaptasi alat ukur The Gratitude Resentment

and Appreciation Test (GRAT) (Watkins, Woodward, Stone, & Kolts, 2003)

yang terdiri dari 44 item dan tiga dimensi yaitu sense of abudance, simple

appreciation dan appreciation of others. Dari 44 item penulis hanya

Page 61: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

47

menggunakan 18 item yang disesuaikan dengan responden yang digunakan

dalam penelitian.

Tabel 3.5 Tabel Blueprint Skala Syukur

No Dimensi Indikator Item Jumlah

1. Sense of

Abundance

- Merasa cukup

- Memiliki perasaan

3,11,12,14,

16, 18

6

2. Simple

Apreciation

- Mengapresiasi hal

sederhana

1,2,10,13, 15,17 6

3. Appreciation for

other

- Menghargai pemberian

- Menghargai bantuan

orang lain

4,6,7

8,95

3

3

Jumlah 18 18

3.4 Uji Validitas

Untuk menguji alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian, penulis

menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Adapun langka-langkah

untuk mendapatkan kriteria item yang baik dalam CFA menurut Umar (dalam

Alawiyah, 2010):

1. Lakukan uji CFA dengan model satu faktor, lihat nilai P-value yang

dihasilkan. Jika P-value tidak signifikan (P > 0.05), maka item hanya

mengukur satu faktor saja, tetapi jika P-value yang dihasilkan signifikan (P <

0.05), maka perlu dilakukan uji sesuai langkah berikutnya.

2. Jika P-value signifikan (P < 0.05) maka dilakukan modifikasi model

pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan

pengukuran. Hal ini terjadi saat suatu item selain mengukur konstruk ingin

diukur, tetapi item ini juga mengukur lebih dari satu konstruk atau

multidimensional. Setelah beberapa kesalahan pengukuran dibebaskan untuk

saling berkorelasi maka akan diperoleh model yang fit, maka model yang

terakhir inilah yang digunakan pada langkah selanjutnya.

Page 62: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

48

3. Jika telah diperoleh model yang fit, maka analisis item dilanjutkan dengan

melihat muatan faktor setiap item signifikan dan mempunyai koefisien yang

positif. Untuk melihat signifikan atau tidaknya setiap item dalam pengukuran

faktor ini, yaitu dengan cara melihat nilai dari t-value dan koefisien muatan

faktor tersebut. Jika t-value > 1.96 maka item signifikan dan tidak akan di-

drop dan begitu pula sebaliknya.

4. Selain itu juga perlu dilihat apakah ada item yang muatan faktornya negatif.

Dalam hal ini jika ada item pernyataan yang negatif, maka saat penskoran

pada item arah skornya diubah menjadi positif. Jika setelah diubah arah

skornya masih terdapat item dengan muatan faktor negatif, maka item akan di-

drop.

5. Selanjutya, melihat kesalahan pengukuran yang berkorelasi. Apabila

menemukan item dengan banyak kesalahan pengukuran yang berkorelasi

dengan banyak item lain, maka hal ini berarti item tersebut selain mengukur

satu hal, juga mengukur hal lainnya, sehingga item seperti ini juga dapat di-

drop karena bersifat multidimensional yang sangat kompleks.

6. Setelah melakukan modifikasi terhadap model, maka dilakukan olah data

untuk mendapatkan faktor skornya. Olah data dilakukan dengan menggunakan

SPSS dengan ketentuan tidak mengikut sertakan skor mentah dari item yang

sudah di drop.

7. Setelah proses mendapatkan faktor skor dilakukan, kemudian ditransform

dalam skala t-score (true score) dengan menggunakan formula berikut:

(10*Factor Score) + 50

Page 63: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

49

Faktor skor yang masih mengandung angka negatif harus di transform

menjadi true score dengan mean = 50 dan standard deviation (SD) = 10

8. Setelah diperoleh true score (T-score) dari masing-masing variabel, maka

dilakukan analisis regresi. Dalam penulisan ini menggunakan analisis regresi

berganda (multiple regression analysis).

Dalam penelitian ini data yang akan dianalisis adalah hasil pengukuran dalam

bentuk skor faktor seperti yang diperoleh pada langkah keempat dalam

melakukan uji validitas CFA di atas, kecuali untuk variabel usia, tingkat

pendidikan, status perkawinan. Adapun uji validitas alat ukur akan dipaparkan

pada sub bab berikut ini:

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Kesejahteraan Subjektif

Penulis menguji apakah 20 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur kesejahteraan subjektif. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor ternyata tidak fit, dengan chi-square = 1646.00, df =

170, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.202. oleh sebab itu peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya maka, diperoleh model fit.

Dari gambar diatas nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan) yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima, bahwa seluruh aitem mengukur satu faktor saja yaitu kesejahteraan

subjektif. Selanjutnya penulis melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau diterima. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil dengan tentang

Page 64: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

50

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor seperti terlihat pada tabel 3.6 berikut ini:

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Kesejahteraan Subjektif

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

1 0.14 0.07 2.00 √

2. 0.41 0.04 9.63 √

3. 0.63 0.04 15.05 √

4. 0.47 0.05 10.06 √

5 0.48 0.04 12.16 √

6 0.84 0.05 17.80 √

7 0.62 0.05 13.00 √

8 0.47 0.04 11.50 √

9 0.19 0.03 6.12 √

10 0.70 0.03 24.25 √

11 0.44 0.03 13.14 √

12 0.84 0.03 29.26 √

13 0.29 0.03 9.35 √

14 0.75 0.03 25.49 √

15 0.16 0.04 4.39 √

16 0.66 0.03 24.43 √

17 0.71 0.03 22.61 √

18 0.42 0.04 10.65 √

19 0.74 0.03 24.71 √

20 0.04 0.03 1.15 X

Keterangan tanda √ =signifikan (t >1.96) ; X= tidak signifikan

Dari tabel 3.6 terlihat bahwa item signifikan berjumlah 19 item dan semua

koefisien bermuatan positif. Dari tabel diatas, terlihat bahwa korelasi kesalahan

dari kesalahan dari faktor kesejahteraan subjektif. Item yang tidak bagus yaitu

item no 20 artinya item item tersebut bersifat multidimensional. Berdasarkan

hasil tersebut, maka item item tersebut akan di drop.

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Hope

Penulis menguji apakah delapan item yang ada berfifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur hope . Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-square = 185.20, df = 19, P-

value = 0.00000, RMSEA = 0.191. oleh sebeb itu peneliti melakkan modifikasi

terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebas korelasikan

Page 65: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

51

dengan yang lainnya. Maka diperoleh model fit dengan Chi-square = 13.25, df =

9, P-value = 0.15163, RMSEA = 0.044. nilai Chi-square menghasilkan P-value >

0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional)

bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu hope.

Langkah selanjutnya penulis melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item

tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil

tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel dibawah ini:

3.7 Tabel Muatan Faktor Item Hope

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

1 0.58 0.06 9.63 √

2 0.64 0.06 10.49 √

3 0.47 0.06 7.85 √

4 0.62 0.06 10.11 √

5 0.59 0.06 9.50 √

6 0.78 0.06 12.09 √

7 0.72 0.06 12.32 √

8 0.46 0.07 6.64 √

Keterangan tanda √ =signifikan (t >1.96) ; X= tidak signifikan

Dari tabel 3.7 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan semua

koefisien bermuatan positif. Dengan demikian, pada tahapan ini tidak ada item

yang di drop. Namun pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran

item yang saling berkorelasi, artinya item tersebut bersifat multidimensional pada

dirinya masing masing dan tidak hanya mengukur apa yang hendak diukur saja.

Pada pengujian ini, didapatkan bahwa korelasi kesalahan item dari faktor hope

tidak banyak. Dengan demikian secara keseluruhan tidak ada item yang di drop,

dengan kata lain semua item akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

Page 66: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

52

3.4.3 Uji validitas Konstruk Perceived Social Support

Penulis menguji apakah empat item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur perceived social support. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square =

143.91, df = 51, P- value = 0.00000, RMSEA = 0.087. Penulis melakukan

modifikasi terhadap model. Kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebas

korelasikan dengan yang lainnya. Maka diperoleh model fit dengan Chi-square =

51.48, df = 39, P-value = 0.08698, RMSEA = 0.037. Nilai Chi-square

menghasilkan P-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu

perceived social support.

Selanjutnya penulis melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop

atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Dimensi Perceived Social Support

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

Keluarga

1 0.86 - - (Anchor)

2 0.79 0.13 5.89 √

3 0.89 0.13 6.62 √

4 0.96 0.15 6.32 √

Teman

5 0.41 - - (Anchor)

6 0.66 0.19 3.41 √

7 0.63 0.20 3.09 √

8 0.35 0.13 2.66 √

Atasan

9 0.89 - - (Anchor)

10 0.84 0.16 5.17 √

11 0.48 0.12 3.99 √

12 0.93 0.17 5.54 √

Page 67: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

53

Dari tabel 3.8 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan semua koefisien

bermuatan positif. Dengan demikian, pada tahapan ini tidak ada item yang di

drop. Namun pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item

yang saling berkorelasi, artinya item tersebut bersifat multidimensional pada

dirinya masing masing dan tidak hanya mengukur apa yang hendak diukur saja.

Pada pengujian ini, didapatkan bahwa korelasi kesalahan item dari faktor

perceived social support tidaklah banyak. Dengan demikian secara keseluruhan

tidak ada item yang di drop, dengan kata lain semua item akan dianalisis dalam

perhitungan skor faktor.

3.4.4 Uji Validitas Syukur

3.4.4.1 Dimensi Sense of Abudance

Penulis menguji apakah 6 item yang bersifat unidimensional, artinya item-

tersebut benar hanya mengukur sense of abundance. Dari hasil awal analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata fit dengan Chi-Square =

57.13, df = 9, P-value = 0.00000 dan RMSEA = 0.150. Namun setelah dilakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran di beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square = 6.66, df = 5, P-value = 0.24714 dan RMSEA = 0.037. Artinya model

satu faktor dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja

yaitu sense of abundance.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi

Page 68: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

54

setiap muatan faktor, jika nilai t >1,96, maka item tersebut signifikan dan begitu

juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item sense of abundace dapat

dilihat pada tabel 3.9

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Sense Of Abundance

Keterangan: √= signifikan (t > 1.96); X= tidak signifikan (t < 1.96)

Berdasarkan tabel 3.9 terlihat bahwa seluruh item yang mengukur lack sense

of deprivation signifikan, 6 item yang signifikan dengan t > 1.96 dan bertanda

positif. Artinya, berdasarkan hasil pengujian ini tidak ada item yang di drop.

Sehingga ke 6 item tersebut akan diikutkan ke analisis selanjutnya.

3.4.4.2 Dimensi Simple Apreciation

Penulis menguji apakah 6 item bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur simple apreciation. Dari hasil awal analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-

Square = 104.14, df = 9, P-value = 0.00000 dan RMSEA = 0.210. Namun setelah

dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran di beberapa

item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan

Chi-Square = 7.91, df = 5, P-value = 0.16121 dan RMSEA = 0.049. Artinya

model satu faktor dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu

faktor saja yaitu simple apreciation.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

No Item Faktor Loading Std. Error T-Value Sig

3

11

12

14

16

18

0.41

0.40

1.00

0.73

0.37

0.38

0.07

0.07

0.09

0.13

0.07

0.07

6.03

5.84

11.70

5.85

5.59

5.82

Page 69: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

55

perlu di drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi

setiap muatan faktor, jika nilai t > 1.96, maka item tersebut signifikan dan begitu

juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item simple apreciation dapat

dilihat pada tabel 3.10.

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Simple Apreciation

Keterangan: √ = signifikan (t > 1.96); X= tidak signifikan (t < 1.96)

Berdasarkan tabel 3.10 terlihat bahwa seluruh item yang mengukur simple

apreciation signifikan, 6 item yang signifikan dengan t >1.96 dan bertanda

positif. Artinya, berdasarkan hasil pengujian ini tidak ada item yang di drop.

Sehingga seluruh item dari dimensi simple appreciation akan diikutkan ke

analisis selanjutnya.

3.4.4.3 Dimensi Appreciation for Others

Penulis menguji apakah 6 item yang bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur kecemasan kognitif. Dari hasil awal

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan

Chi-Square = 239.25, df = 9, P-value = 0.00000 dan RMSEA = 0.327. Namun,

setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran di

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model

fit dengan Chi-Square = 1.61, df = 3, P-value = 0.65775 dan RMSEA = 0.000.

Artinya model satu faktor dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur

satu faktor saja yaitu appreciation of others.

No Item Faktor Loading Std. Error T-Value Sig

1

2

10

13

15

17

0.55

0.26

0.79

0.40

0.80

0.94

0.06

0.07

0.07

0.06

0.06

0.06

8.69

3.97

11.96

6.28

12.90

15.17

Page 70: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

56

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi

setiap muatan faktor, jika nilai t > 1,96, maka item tersebut signifikan dan begitu

juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item appreciation for others

dapat dilihat pada tabel 3.11

Table 3.11 Muatan Faktor Item Appreciaton for Others

Keterangan: √ = signifikan (t > 1.96); X= tidak signifikan (t < 1.96)

Berdasarkan tabel 3.11 terlihat bahwa 5 item yang mengukur appreciation for

others signifikan, 5 item yang signifikan dengan t >1.96 dan bertanda positif.

Selanjutnya terlihat bahwa ada 1 item yang tidak signifikan dengan t < 1.96 dan

bertanda negatif. Artinya, berdasarkan hasil pengujian ini ada 1 item yang di

drop, yaitu item nomor 5. Sehingga item tersebut tidak akan diikut sertakan ke

analisis selanjutnya.

3.5 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, berdasarkan hipotesis yang hendak diukur, penulis

menggunakan teknik analisis multiple regression atau analisis regresi berganda

untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh hope, perceived social

support, syukur dan faktor demografi terhadap kesejahteraan subjektif nelayan.

Adapun persamaan analisis regresi pada penelitian ini adalah

No Item Faktor Loading Std. Error T-Value Sig

4

5

6

7

8

9

0.65

-0.49

1.00

0.86

0.63

0.78

0.06

0.07

0.05

0.05

0.06

0.06

10.36

-6.99

19.98

16.04

10.54

14.13

X

Page 71: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

57

Y=a+ b1X1 + b2 X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 + e

Jika dituliskan variabelnya, maka:

Y: Dependent Variabel (DV) yaitu kesejahteraan subjektif

a: Konstanta

b: Koefisien regresi untuk masing-masing X

X1: Hope

X2: keluarga

X3: Teman

X4: Significant others (atasan atau payang)

X5: Syukur

X6: pendapatan

X7: pengeluaran

X8: status pernikahan

X9: usia

e: Residual

Sebelum melakukan analisis regresi berganda, penulis melakukan korelasi

product moment seluruh variable penelitan. Sebab, dalam regresi idealnya

independent variabel tidak berkorelasi dengan independent variabel lainnya,

namun justru independent variabel sebaiknya berkorelasi dengan dependent

variabel. Selanjutnya analisis regresi, dimulai secara simultan, kemudian dari

satu per satu independent variabel. Sehingga nilai R2 yang dihasilkan dapat

dilihat secara murni. Fungsi R2 ini adalah untuk melihat proporsi varians dari

adiksi game online yang dipengaruhi independent variabel yang ada. Melihat

jumlah R2 X (dikalikan) 100%. Maka dihasilkan proporsi varians atau

determinant. R2 sendiri didapatkan dengan rumus:

Selanjutnya R2 dapat diuji signifikansinya seperti uji signifikan pada F test

biasa. Selain itu juga uji signifikan bisa juga dilakukan dengan tujuan melihat

Page 72: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

58

apakah pengaruh dari independent variabel terhadap dependent variabel

signifikan atau tidak. Pembagi disini adalah R2 itu sendiri dengan df nya

(dilambangkan k), yaitu sejumlah independent variabel yang dianalisis,

sedangkan penyebutnya (1 – R2) dibagi dengan df nya N – k – 1 dimana N adalah

total sampel. Untuk df dari pembagi sebagai numerator sedangkan df penyebut

sebagai denumerator. Jika digambarkan maka:

Dapat menggunakan cara yang berbeda namun hasil yang sama, pembagi

adalah Ssreg dibagi dengan df nya (k) didapat mean square regresi, kemudian

penyebutnya Ssres dibagi dengan df nya (N – k – 1) didapat mean square residu.

Sehingga hasil bagi Msreg dengan Msres didapatkan hasil F. Numerator dan

denumerator juga dari df pembagi dan df penyebut.

Kemudian selanjutnya penulis melakukan uji koefisien regresi dari setiap

independent variabel yang dianalisis. Maksud uji koefisien regresi adalah melihat

apakah signifikan dampak dari tiap independent variabel terhadap dependent

variabel, oleh karenanya sebelum didapat nilai t dari tiap independent variabel

harus didapat dahulu nilai standard error estimate dari b (koefisien regresi) yang

didapatkan melalui akar Msres dibagi dengan SSx. Setelah didapat nilai Sb barulah

bisa dilakukan uji t, yaitu hasil bagi dari b (koefisien regresi) dengan Sb itu

sendiri. Jika ditulis dengan rumus maka:

Page 73: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah 240 nelayan yang berada di Palabuhanratu.

Subjek diteliti semunya berjenis kelamin laki laki. Selanjutnya akan dijelaskan

gambaran subjek berdasarkan usia:

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Data Demografi

Sampel Penelitian N Persentase

Rentang Usia

Remaja akhir (18 tahun – 20 tahun ) 2 0.8%

Dewasa eawal (21 tahun – 40 tahun ) 113 47.1%

Dewasa madya (41 tahun – 60 tahun ) 115 47.9%

Dewasa akhir ( 60 tahun keatas ) 9 3.8%

Status Pernikahan

Belum menikah 28 11.7%

Menikah 212 88.3%

Pendapatan

0 - 2 JT (Rendah) 152 63.3%

2,1- 5 JT (Sedang) 73 30.4%

5,1 - 20 JT (Tinggi) 15 6.3%

Pengeluaran

0-3 JT (Rendah) 209 87.1%

3,1-5 JT (Sedang) 27 11.3%

5,1-10 JT (Tinggi) 4 1.7%

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah usia terbanyak adalah pada masa

perkembangan dewasa madya dengan rentang umur 40 – 50 tahun dengan

persentase 47.9% lalu diikuti oleh dewasa awal dengan persentase sebesar 47.1%,

Page 74: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

60

lalu dewasa akhir sebesar 3.8% dan remaja akhir sebesar 0.8%. Jumlah total dari

subjek adalah 240 orang nelayan.

Mayoritas dari subjek status adalah menikah dengan jumlah subjek yang telah

menikah sebesar 212 orang dengan persentase 88.3% dari total jumlah subjek,

lalu diikuti oleh nalayan dengan status belum menikah berjumlah 28 orang

dengan jumlah persentase sebesar 11.7% dari total 240 subjek.

Mayoritas dari subjek memiliki pendapatan sebesar 0-2 juta dengan jumlah

subjek sebesar 152 orang dengan persentase 63.3% dari total jumlah subjek, lalu

diikuti oleh nalayan dengan pendapatan berkisar 2.1-5 juta dengan jumlah

persentase sebesar 30.4% dan yang paling terandah adalah dengan jumlah

pendapatan 5.1-20 juta dengan persentase sebesar 6.3% dari total 240 subjek.

Mayoritas dari subjek memiliki pendapatan adalah sebesar 0-3 juta dengan

jumlah subjek sebesar 209 orang dengan persentase 87.1% dari total jumlah

subjek, lalu diikuti oleh nalayan dengan pendapatan berkisar 3.1-5 juta dengan

jumlah persentase sebesar 11.3% dan yang terandah adalah dengan jumlah

pendapatan 5.1-10 juta dengan persentase sebesar 1.7% dari total 240 subjek.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Dalam hasil analisis deskriptif ini akan disajikan nilai maksimum, minimum,

mean, standar deviasi serta kategorisasi tinggi rendah skor variabel penelitian:

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kesejahteraan Subjektif 240 31,65 77,89 50,0000 9,29214

Hope 240 17,32 73,81 50,0000 8,68666

Keluarga 240 35,58 68,89 50,0000 9,12804

Teman 240 6,73 77,95 50,0000 7,31240

Atasan 240 25,64 74,80 50,0000 8,96355

Syukur 240 29,77 78,07 50,0000 9,15579

Page 75: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

61

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel teman memiliki

nilai minimum terendah dibandingkan dengan variabel lainnya. Selanjutnya dapat

diketahui juga bahwa variabel syukur memiliki nilai maksimum tertinggi

dibandingkan dengan variabel lainnya.

4.2.1 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Kategorisasi bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok yang

terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang

diukur. Kontinum jenjang ini ada lah dari rendah ke tinggi yang akan digunakan

peneliti dalam kategorisasi variabel penelitian. Sebelum mengkategorisasikan

skor kesejahteraan subjektif berdasarkan tigkat tinggi atau rendah, penulis

terlebih dahulu menetapkan norma dari skor kesejahteraan subjektif dengan

menggunakan nilai mean dari pada tabel sebelumnya. Norma skor kesejahteraan

subjektif digambarkan seperti tertera pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Norma skor variabel

Kategorisasi Rumus

Rendah X < Mean

Tinggi X ≥ Mean

Setelah norma kategorisasi tersebut didapatkan, selanjutnya akan dijelaskan

perolehan nilai persentase kategorisasi untuk variabel kesejahteraan subjektif,

hope, atasan, keluarga, teman dan syukur.

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel

Variabel frekuensi Persentase

Rendah Tinggi Rendah Tinggi

Kesejahteraan subjektif 116 124 48.3% 51.7%

Hope 149 91 62.1% 37.9%

Keluarga 166 74 69.2% 30.8%

Teman 167 73 69.6% 30.4%

Atasan 47 193 19.6% 80.4%

Syukur 151 89 62.5% 37.1%

Page 76: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

62

Dari tabel 4.4 variabel yang memiliki skor terendah paling banyak adalah

skor variabel teman. Sedangkan variabel yang memiliki skor tertinggi terbanyak

adalah variabel adalah atasan.

4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

4.3.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian

Pada tahapan ini penulis menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

berganda menggunakan sofware spss 22.0. seperti yang sudah disebutkan pada

bab III, dalam regresi ada 3 hal yang akan dilihat, yaitu melihat besaran Rsquare

untuk mengatahui berapa persen (%) varians dependent variabel yang dijelaskan

oleh independent variabel, ke dua apakah secara keseluruhan independent

variabel berpengaruh secara signifikan terhadap dependent variabel, kemudian

terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisian regresi dari masing masing

independent variabel.

Langkah pertama adalah penulis melihat besaran Rsquare untuk mengetahui

berapa persen (%) varians dependent variabel yang dijelaskan oleh independent

variabel. Selanjutnya untuk tabel Rsquare, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,623a ,388 ,359 7,43995

Dari tabel 4.6 dapat kita lihat bahwa perolehan R square sebesar 0,388.

Artinya proporsi varians dari kesejahteraan subjektif yang dijelaskan oleh hope,

perceived social support, syukur dan faktor demografi adalah sebesar 38,8%

Page 77: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

63

sedangkan sisanya 51,2% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Langkah kedua penulis menganalisis dampak dari seluruh independen variabel

terhadap kesejahteraan subjektif. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabe

berikut.

4.6 Tabel Anova

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

Regression 8015,414 11 728,674 13,164 ,000b

Residual 12620,460 228 55,353

Total 20635,874 239

Dari tabel anova, diperoleh F hitung sebesar 13.164 dengan signifikansi

sebesar 0.000 atau lebih kecil dari alfa 5% (0.000 < 0.05), maka hipotesis mayor

yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara independent variabel

terhadap dependent variabel diterima. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan

dari variabel hope, perceived social support (keluarga, teman dan atasan), syukur

dan faktor demografi (usia, status pernikahan, pengeluaran dan pendapatan)

terhadap kesejahteraan subjektif nelayan.

Langkah terakhir adalah apakah dari 9 independent variabel (minor)

berpengaruh secara positif maupun negatif dan signifikan terhadap dependent

variabel adapun penyajiannya pada tabel berikut:

Page 78: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

64

4.7 Tabel Cofficients

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 27,828 6,107 4,556 ,000

Hope -,118 ,093 -,111 -1,278 ,203

Keluarga ,406 ,063 ,398 6,458 ,000*

Teman -,039 ,075 -,031 -,521 ,603

Atasan -,187 ,064 -,181 -2,915 ,004*

Syukur ,417 ,098 ,391 4,236 ,000*

Pendapatan Rendah -9,391 2,612 -,482 -3,595 ,000*

Pendapatan Sedang -8,417 2,650 -,418 -3,176 ,002*

Pengeluaran Rendah 6,282 3,977 ,230 1,580 ,116

Pengeluaran Sedang 1,251 4,168 ,043 ,300 ,764

Status Pernikahan 4.196 1.653 ,145 2.538 ,012*

Usia ,352 ,941 ,022 ,375 ,708

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel diatas dapat disampaikan persamaan

regresi sebagai berikut: Kesejahteraan subjektif = 27.828 – 1.18 hope + .406

keluarga*– 0.39 teman – 187 atasan* + 417 syukur* – 9.391 pendapatan rendah*

- 8.417 pendapatan sedang* + 6.282 pengeluaran rendah + 1.251 pengeluaran

sedang + 4.196 status pernikahan* + 352 usia

Dari tabel diatas, untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi

yang dihasilkan, kita cukup melihat nilai sig pada kolom paling kanan (kolom ke

6), jika P < 0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya

terhadap kesejahteraan subjektif dan sebaliknya. Pada tabel 4.7 variabel yang

berpengaruh secara signifikan yaitu variabel keluarga, atasan, syukur, lajang,

Page 79: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

65

pendapatan rendah, pendapatan sedang. Sedangkan variabel lainnya berpengaruh

tetapi tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa dari 9 hipotesis minor hanya

terdapat 3 independent variabel yang berpengaruh secara signifikan dan 3 faktor

demografis yaitu pendapatan rendah, pendapatan sedang dan status pernikahan

(lajang) berpengaruh secara signifikan. Penjelasan dari nilai koefisiean regeresi

yang diperoleh pada masing masing independent variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel hope diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.118 dan

signifikansi sebesar 0.203 (p > 0.05). Dengan demikian hipotesis nihil (H0)

yang berbunyi tidak terdapat pengaruh yang signifikan hope terhadap

kesejahteraan subjektif nelyan diterima. Artinya, tidak ada pengaruh yang

signifikan hope terhadap kesejahteraan subjektif.

2. Variabel perceived social support terkait keluarga diperoleh koefisien regresi

sebesar 0.406 dan signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.05). Dengan demikian

hipotesis nihil (H0) yang berbunyi tidak terdapat pengaruh yang signifikan

perceived social support terkait keluarga terhadap kesejahteraan subjektif

ditolak. Hal ini berarti keluarga berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap kesejahteraan subjektif nelayan. Artinya semakin tinggi dukungan

keluarga semakin tinggi kesejahteraan subjektif nelayan.

3. Variabel perceived social support terkait teman diperoleh koefisien regresi

sebesar -0.039 dan signifikansi sebesar 0.603 (p > 0.05). Dengan demikian

hipotesis nihil (H0) yang berbunyi tidak terdapat pengaruh yang signifikan

perceived social support terkait teman terhadap kesejahteraan subjektif

Page 80: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

66

nelyan diterima. Artinya, tidak ada pengaruh yang signifikan perceived social

support terkait teman terhadap kesejahteraan subjektif.

4. Variabel perceived social support terkait significant other (atasan) diperoleh

koefisien regresi sebesar -0.187 dan signifikansi sebesar 0.004 (p < 0.05).

Dengan demikian hipotesis nihil (H0) yang berbunyi tidak terdapat pengaruh

yang signifikan perceived social support terkait significant other (atasan)

terhadap kesejahteraan subjektif ditolak. Hal ini berarti significant other

(atasan) berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap kesejahteraan

subjektif nelayan. Artinya, semakin rendah dukungan atasan, semakin tinggi

kesejahteraan subjektif nelayan.

5. Variabel syukur diperoleh koefisien regresi sebesar 0.417 dan signifikansi

sebesar 0.000 (p < 0.05). Dengan demikian hipotesis nihil (H0) yang berbunyi

tidak terdapat pengaruh yang signifikan syukur terhadap kesejahteraan

subjektif ditolak. Hal ini berarti syukur berpengaruh signifikan secara positif

terhadap kesejahteraan subjektif nelayan. Artinya, semakin tinggi syukur

semakin tinggi kesejahteraan subjektif nelayan.

6. Variabel pendapatan rendah diperoleh koefisien regresi sebesar -9.391 dan

signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.05). Variabel pendapatan sedang diperoleh

koefisien regresi sebesar -8.417 dan signifikansi sebesar 0.002 (p < 0.05) dan

pendapatan tinggi dijakdikan control. Dengan demikian hipotesis nihil (H0)

yang berbunyi tidak terdapat pengaruh yang signifikan pendapatan terhadap

kesejahteraan subjektif ditolak. Hal ini berarti pendapatan berpengaruh

signifikan secara negatif terhadap kesejahteraan subjektif nelayan. Artinya

Page 81: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

67

ada perbedaan tingkat kesejahteraan subjektif dari masing masing kelompok

tingakat pendapatan.

7. Variabel pengeluaran rendah diperoleh koefisien regresi sebesar 6.2852 dan

signifikasni sebesar 0.116 (p > 0.05). Variabel pengeluaran sedang diperoleh

koefisien regresi sebesar 1.251 dan signifikansi sebesar 0.764 (p > 0.05) dan

pengeluaran tinggi dijadikan sebagai control. Dengan demikian hipotesis

nihil (H0) yang berbunyi tidak terdapat pengaruh yang signifikan pengeluaran

terhadap kesejahteraan subjektif diterima. Artinya, tidak ada pengaruh yang

signifikan pengeluaran terhadap kesejahteraan subjektif.

8. Variabel status pernikahan (belum menikah) diperoleh koefisien regresi

sebesar 4.196 dan signifikansi sebesar 0.012 (p < 0.05). Dengan demikian

hipotesis nihil (H0) yang berbunyi tidak terdapat pengaruh yang signifikan

status pernikahan terhadap kesejahteraan subjektif ditolak. Hal ini berarti

status pernikahan berpengaruh signifikan secara positif terhadap

kesejahteraan subjektif nelayan. Artinya, terdapat perbedaan tingkat

kesejahteraan subjektif antara kelompok menikah dan belum menikah.

9. Variabel usia diperoleh koefisien regresi sebesar 0.352 dan signifikansi

sebesar 0.708 (p > 0.05). Dengan demikian hipotesis nihil (H0) yang berbunyi

tidak terdapat pengaruh yang signifikan usia terhadap kesejahteraan subjektif

ditolak. Artinya, tidak ada pengaruh yang signifkan usia terhadap

kesejahteraan subjektif.

Page 82: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

68

4.3.2 Pengujian Proporsi Varian Masing-Masing Independen Variabel

Penulis ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi varians dari masing

masing independen variabel terhadap kesejahteraan subjektif.

4.8 Tabel Model Summary

Model R R

Square

Std. Error Of

The Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

Df1 Df2 Sig. F

Change

1 ,284a ,081 8,92857 ,081 20,856 1 238 ,000*

2 ,501b ,251 8,07811 ,170 53,751 1 237 ,000*

3 ,501c ,251 8,09212 ,001 ,180 1 236 ,672

4 ,514d ,264 8,03699 ,013 4,249 1 235 ,040*

5 ,560e ,314 7,77835 ,050 16,888 1 234 ,000*

6 ,577f ,333 7,70526 ,019 3,230 2 232 ,041*

7 ,608g ,370 7,51798 ,038 6,851 2 230 ,001*

8 ,623h ,388 7,42597 ,018 6,735 1 229 ,010*

9 ,623i ,388 7,43995 ,000 ,140 1 228 ,708

Predictors: (Constant), Hope, Keluarga, Teman, Atasan, Syukur, Pendapatan Rendah,

Pengeluaran Sedang, Pengeluaran Rendah, Status Pernikahan, Usia

Dari tabel di atas didapatkan informasi sebagai berikut:

1. Variabel hope memberikan sumbangan sebesar 0.081 atau 8.1% dengan sig.

F.Change = 0.000. Sumbangan tersebut signifikan

2. Variabel perceived social support terkait keluarga memberikan sumbangan

0.170 atau 17% dengan sig. F.Change = 0.000. Sumbangan tersebut

signifikan

3. Variabel perceived social support terkait teman memberikan sumbangan

0.001 atau 0.1% dengan sig. F.Change = 0.672. Sumbangan tersebut tidak

signifikan

4. Variabel perceived social support terkait atasan memberikan sumbangan

0.013 atau 1.3% dengan sig. F.Change = 0.040. Sumbangan tersebut

signifikan

Page 83: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

69

5. Variabel syukur memberikan sumbangan 0.050 atau 5% dengan sig.

F.Change = 0.000. Sumbangan tersebut signifikan

6. Variabel faktor demografi terkait pendapatan memberikan sumbangan 0.019

atau 1.9% dengan sig. F.Change = 0.041. Sumbangan tersebut signifikan

7. Vartiabel faktor demografi terkait pengeluaran memberikan sumbangan 0.038

atau 3.8% dengan sig. F.Change = 0.001. Sumbangan tersebut signifikan

8. Variabel faktor demografi terkait status pernikahan memberikan sumbangan

0.018 atau 1.8% dengan sig. F.Change = 0.010. Sumbangan tersebut

signifikan

9. Variabel faktor demografi terkait usia memberikan sumbangan 0.000 atau 0%

dengan sig. F.Change = 0.708. Sumbangan tersebut tidak signifikan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hanya ada 4 independent

variabel yaitu hope, keluarga, atasan dan syukur dari hipotesis minor dan 3 faktor

demografi yaitu pendapatan, pengeluaran dan status pernikahan yang

sumbangannya signifikan terhadap kesejahteraan subjektif. Sedangkan, sisanya 2

independent variabel yaitu teman dan faktor demografi (usia) tidak signifikan.

Page 84: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

70

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian maka kesimpulan yang dapat diambil

adalah; “terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama sama hope, perceived

social support (keluarga, teman, significant other (atasan)), syukur dan faktor

demografi (pendapatan, pengeluaran, status pernikahan, usia) terhadap

kesejahteraan subjektif nelayan”. Terdapat lima independent variable yang

signifikan pengaruhnya terhadap kesejahteraan subjektif yaitu, perceived social

support terkait keluarga, perceived social support terkait significant other

(atasan), syukur, faktor demografi terkait pendapatan, dan faktor demografi

terkait status pernikahan. Sementara empat independent variable lainnya tidak

signifikan pengaruhnya dengan penelitian ini yakni, hope, perceived social

support terkait teman, faktor demografi terkait pengeluaran, dan faktor demografi

terkait usia

5.2. Diskusi

Dari hasil penelitian menunjukkan antara variabel hope berpengaruh tetapi tidak

signifikan terhadap kesejahteraan subjektif. Penulis menyetujui temuan ini

dikarenakan berdasarkan hasil pantauan dan wawancara yang dilakukan

sebelumnya, para nelayan memiliki kemauan besar dan yakin mampu untuk

mendapatkan rezeki di hari itu juga. Namun dalam melaut nelayan hanya

mengikuti arahan dari kapten kapal (pemegang mesin). Nelayan akan ikut

Page 85: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

71

kemanapun kapten membawanya, sehingga tidak terlintas dibenak nelayan dalam

merencanakan penangkapan ikan yang akan dilakukan

Hasil penelitian mengenai hope ini tidak sejalan dengan penelitian

sebelumnya. Ciarocci dan Deneke (2006) menjelaskan bahwa hope secara

signifikan berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif (Ciarocci & Deneke,

2006). Hasil penelitian Ciarocci dan Deneke (2006) sejalan dengan hasil

penelitian Parker, et al., (2014) menjelakan bahwa Pemodelan persamaan

struktural multilevel menunjukkan bahwa harapan kelompok pertemanan secara

signifikan terkait dengan kesejahteraan psikologis dan sosial.

Pada variabel perceived social support terdapat dua dimensi yang berpengaruh

signifikan yaitu keluarga dan atasan. Dimensi keluarga memiliki pengaruh secara

positif, sedangkan atasan berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap

kesejahteraan subjektif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dialla

Ammar (2013) yang mengatakan bahwa keluarga dan orang penting lainnya

(signifiacant other) berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif. Dalam

penelitian lainnya yang dilakukan oleh Fikret Gulacti (2010) ditemukan bahwa

keluarga merupakan dimensi paling berpengaruh terhadap kesejahteraan

subjektif. Dalam penelitian Matsuda (2014) mengatakan bahwa signifikan others

memiliki pengaruh yang yang positif berbeda dengan hasil penelitian penulis

yaitu signifikan others (atasan) berpengaruh secara negatif terhadap kesejahteraan

subjektif. Dari hasil wawancara yang penulis lakukan sebelumnya ada

ketimpangan yang terjadi antara atasan dengan nelayan, banyak nelayan yang

sinis dengan pemilik perahu (atasan).

Page 86: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

72

Dalam variabel perceived social support terdapat satu dimensi yang

berpengaruh tetapi tidak signifikan yaitu dimensi teman. Dalam penelitian ini

teman berpengaruh secara positif akan tetapi tidak signifikan secara statistik.

Hasil pengaruh ini bisa disebabkan karena nelayan hanya menerima sedikit

dukungan sosial dari teman dan kurang berfungsi secara maksimal. Hal ini

dikarenakan, tidak ada individu lain yang memberi bantuan ketik menghadapi

tekanan atau membutuhkan informasi sehingga sulit bagi mereka untuk

menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi. Selain itu, ketika individu tersebut

menyadari bahwa tidak ada orang lain yang membantu atau memberikan

dukungan kepadanya ketika dalam keadaan sulit, ia akan merasa terluka

(Setiawan, 2018).

Hasil penelitian mengenai teman ini, tidak sejalan dengan hasil penelitian

Matsuda (2014) dan Major, Zubek, Cooper, Cozarelli, dan Richard (1997).

Matsuda (2014) mengatakan bahwa keluarga, teman dan signifikan others

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan subjektif. Berdasarkan

pernyataan Major, Zubek, Cooper, Cozarelli, dan Richard (1997) bahwa persepsi

individu mengenai dukungan positif yang berasal dari orang-orang terdekat

seperti teman berkaitan dengan kesejahteraan (well-being) yang lebih baik (dalam

Delamater, 2011).

Pada variabel syukur memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kesejahteraan subjektif. Hal ini sejalan dengan penelitian di Hongkong oleh Chan

(2013) mengenai syukur menunjukan adanya korelasi positif terhadap

kesejahteraan subjektif. Park, Peterson dan Seligman (2004) melakukan survey

Page 87: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

73

terhadap 5229 individu dewasa dan menemukan bahwa karakter individual

seperti syukur secara konsisten dan kuat berhubungan dengan kesejahteraan

hidup dan afek positif. Individu yang memiliki kemampuan bersyukur rendah

cenderung kurang perhatian terhadap individu lainnya (McCullough, Emmons, &

Tsang, 2002), lebih merasa tidak dihargai dan dicintai oleh orang lain

(McCullough, Emmons, & Tsang, 2002).

Studi yang dilakukan oleh Algoe (2008) juga menghasilkan kesimpulan bahwa

individu yang berusaha mensyukuri pemberian akan lebih positif dan terdorong

untuk mengembangkan dan merawat hubungan yang baik. Orang yang terbiasa

bersyukur juga cenderung lebih mudah untuk merasa diterima dan dicintai oleh

orang lain (McCullough, Emmons, & Tsang, 2002). Individu yang memiliki

kemampuan bersyukur rendah cenderung kurang perhatian terhadap orang lain

(McCullough, Emmons, & Tsang, 2002). Individu lebih enggan untuk

berinteraksi dengan orang lain daripada orang yang memiliki kemampuan

bersyukur yang tinggi. Mereka lebih merasa tidak dihargai dan dicintai oleh

orang lain (McCullough, Emmons, & Tsang, 2002). Individu dengan kemampuan

bersyukur yang rendah kesusahan untuk memiliki relasi yang memuaskan dan

mengalami kesepian.

Faktor demografi usia, pengeluaran berpengaruh tetapi tidak signifikan

terhadap kesejahteraan subjektif sedangkan status pernikahan dan pendaatan

berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan subjektif. Hal ini bisa

disebabkan karena strategi sudut komponen dari kesejahteraan subjektif yang

akan diukur berbeda. Hasil penelitian ini bertentang dengan penelitian dari

Page 88: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

74

Diener et al., (2005) yang menjelaskan umur dan jenis kelamin memiliki

hubungan terhadap kesejahteraan subjektif. Pernikahan dan kesejahteraan ini

berkorelasi secara signifikan bahkan ketika variabel usia dan pendapatan juga

dikontrol (Glenn & Weaver, 1979). Dalam studi yang melibatkan 40 bangsa,

Diener menemukan bahwa orang-orang yang menikah lebih bahagia

dibandingkan individu yang bercerai, berpisah atau orang-orang single yang

hidup sendiri (Diener, 1999).

Dalam penelitian ini juga, didapatkan hasil bahwa baik pendapatan rendah

maupun pendapatan tinggi berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap

kesejahteraan subjektif. Hal ini bisa disebabkan karena, budaya kolektif nelayan

yang masih berkembang.. Budaya konsumsi nelayan yang tinggi membuat

nelayan menghabiskan pendapatan pada hari itu juga Konsumsi yang tinggi ini

lebih didominasi oleh biaya melaut yang besar dan membayar hutan sedangkan

hasil yang didapat tidak dapat diprediksi. Selain itu, tidak jarang nelayan

menggunakan sebagian pendapatan untuk belanja keperluan sendiri misalnya

untuk minum-minuman atau makan diwarung bersama teman sesama nelayan,

sehingga pendapatan yang dapat dibelanjakan untuk keperluan keluarga menjadi

berkurang (Widyaningsih & Muflikhati, 2015).

Pada penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner baku yang telah

dimodifikasi akan tetapi penulis menyadari bahwa responden pada penelitian

tingkat pendidikan masih minim, karena rata-rata tingkat pendidikan subjek

berada di tingkat SD dan SMP. Dan banyak dari responden yang tidak bisa

membaca, sehingga penulis harus membacakan satu-persatu kuesioner kepada

Page 89: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

75

subjek. Penelitian ini populasi hanya fokus pada nelayan di Palabuhanratu saja,

diharapkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan populasi yang lebih luas,

karena daerah pesisir di Sukabumi tidak hanya mencakup Palabuhanratu.

Pada penelitian ini, adaptasi dari alat ukur sebaiknya disesuaikan dengan

keadaan sampel dalam hal ini adalah bahasa. Alat ukur yang digunakan penulis

menggunakan Bahasa Indonesia akan tetapi responden hanya memahami bahasa

sunda. Dalam prosesnya penulis meminta bantuan pada masyarakat sekitar untuk

membantu penulis dalam menerjemahkan pernyataan dari kuisioner penelitian.

5.3 Saran

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu,

penulis membagi saran menjadi 2, yaitu saran metodologis dan saran praktis.

Saran tersebut dapat dijadikan pertimbangan bagi penelitian lain yang akan

meneliti variabel yang sama.

5.3.1 Saran Metodologis

Bagi penulis yang tertarik dan berminat pada permasalahan yang sama,

disarankan untuk:

1. Penulis juga menyadari adanya perbedaan bahasa pada kuesioner dengan

bahasa yang digunakan subjek pada kehidupan sehari-hari. Sehingga pada

saat membacakan kuesioner kepada sampel harus diterjemahkan ke dalam

dua bahasa yang berbeda. Ada beberapa subjek yang tidak bisa menggunakan

bahasa Indonesia, sehingga pada saat pembacaan kuesioner subjek rentan

merasa kebingungan dengan maksud yang disampaikan penulis.

2. Penulis selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel dengan jumlah

yang lebih banyak dan cara pengambilan sampel yang lebih ketat/rinci terkait

Page 90: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

76

sampel yang akan diambil agar lebih menggambarkan populasi penelitian dan

dapat melihat bagian mana yang perlu diperbaiki dan juga perlu dijadikan

contoh.

3. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan mampu mengembangkan secara baik

setiap alat ukur yang digunakan, terlebih lagi jika alat ukur tersebut

merupakan adaptasi yang berasal dari penelitian negara lain yang berbeda

bahasa dan budaya. Oleh karena itu, telitilah dalam menerjemahkan dan

mengadaptasi setiap item dalam alat ukur tersebut.

4. Pada penelitian selanjutnya, masih banyak faktor-faktor menarik lainnya yang

dapat dijadikan independen variabel untuk melihat pengaruhnya terhadap

kesejahteraan subjektif seperti harga diri, kepribadian dan optimisme. Hal ini

diperlukan untuk mengetahui sisa 41.2% lagi yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan subjektif selain hope, perceived social support, syukur dan

faktor demografi, misalnya: character strength lainnya, religiusitas,

kepribadian, dan variabel lainnya yang menjadi faktor kesejahteraan

subjektif.

5.3.2 Saran Praktis

1. Dari penelitian ini didapatkan bahwa dukungan keluarga berpengaruh secara

positif terhadap kesejahteraan subjektif. Dalam praktinya diharapkan

keluarga dalam hal ini adalah istri dari nelayan memberikan dukungan

kepada suaminya. Kesadaran ini dapat dibangun dengan diadakannya couple

training di kalangan keluarga nelayan.

Page 91: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

77

2. Dari hasil penelitian ini atasan (dalam hal ini disebut Payang) berpengaruh

secara negatif terhadap kesejahteraan subjektif. Disarankan kepada atasan

memberikan perhatian terhadap kesejahteraan nelayannya. Dalam

memberikan saran kepada nelayan diharapkan atasan (payang) menggunakan

bahasa yang santun dan membangun. Hal ini juga dapat diatasi dengan

diadakannya acara syukuran bulanan di rumah atasan (payang) apabila

mendapat hasil yang baik.

3. Temuan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh status pernikahan

terhadap kesejahteraan subjektif nelayan. Akan tetapi nelayan yang berstatus

lajang memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi dibandingkan

dengan nelayan yang telah menikah. Hal ini menjadi masukan untuk para

pemilik kapal agar dalam memilih awak kapal, direkomendasikan memilih

yang belum menikah. Untuk nelayan yang telah menikah sebainya

diperhatikan kesejahteraannya.

4. Temuan dari penelitian ini didapatkan bahwa pendapatan berpengaruh secara

negatif terhadap kesejahteraan subjektif nelayan. Disarankan kepada subjek

untuk lebih mengatur keuangan. Hasil tangkapan sebaiknya digunakan

secara bijak agar keuangan selalu tersedia saat dibutuhkan, dan subjek tdak

meminjam uang. Diadakannya pelatihan menejemen keuangan agar

keuangan nelayan lebih teratur lagi.

Page 92: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

78

DAFTAR PUSTAKA

Al Ghazali Imam. (2008). Membangkitkan energi qolbu. Surabaya: Mitrapress.

Algoe, S. B., Haidt, J., & Gable, S. L. (2008). Beyond reciprocity: gratitude and

relationships in everyday life. National Institutes of Health, 8(3), 425–

429.

Ammar, D., Nauffal, D., & Sbeity, R. (2013). The role of perceived social

support in predicting subjective wellbeing in Lebanese college students.

The Journal of Happiness & Well-Being, 1(2), 121-134.

Ariawan, I. (2006). Indeks sosio-ekonomi menggunakan principal component

analysis. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 1(2), 84.

Biswas-Diener, E. D. (2008). Happiness: unlocking the mysteries of

psychological wealth. Malden: Blackwell Publishing Ltd.

Bradburn, & Norman, M. (1969). The structure of psychological well-being.

Chicago: Aldine Publishing Company.

Carr, A. (2004). Positive Psychology: The science of happiness and human

strengths. New York: Brunner Routledge.

Chan, D. W. (2013). Subjective well-being of hong kong chinese teachers: the

contribution of gratitude, forgiveness, and the orientations to happiness.

Teaching and Teacher Education, 32, 22-30.

Ciarocci, J. W., & Deneke, E. (2006). Hope, optimism, pessimism, and

spirituality as predictors of well-being controlling for personality.

Research in the Social Scientific Study of Religion, 16, 162-183.

Crona, B., Nystroms, M., Folke, C., & Jiddawi, N. (2010). Middlemen acritical

social ecological link in coastal communities of kenya and zanzibar.

Maribe Policy, 34, 761-771.

Curry, L. A., Snyder, C. R., & Rehm, D. L. (1997). Role of hope in academic and

sport achievement. Journal of Personality and Social Psychology, 73(6),

1257-1267.

Dahlem, N. W., Zimet, G. D., & Walker, R. R. (1991). The multidimensional

scale of perceived social support: a confirmation study. Clinical

Psychology, 47(6), 756-761.

David Watson, L. A. (1988). Development and validation of brief measures of

positive and negative affect: the PANAS scales. Journal of Personality

and Social Psychology, 54(6), 63-70.

Page 93: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

79

Davies, W. (2010, 2 16). The contribution of income to our subjective well-being.

Retrieved 11 30, 2017, from positive psichology.org.uk:

http://positivepsychology.org.uk/the-contribution-of-income-to-our-

subjective-well-being/

Demaray, Malecki, C. K., & Kilpatrick, M. (2002). Measuring perceived social

support: development of the child and adolescent social support scale

(Casss). Psychology in the Schools, 39(1), 1-18.

Demaray, Malecky, C. K., & Kilptarick, M. (2006). Social support as a buffer in

relationship between socioeconomic status and academic performance.

School Psychology Quarterly, 921(4), 375-395.

Diener. (1984). Subjective well being. psychological bulletin, 95(3): 542-575.

Diener. (2012). New findings and future directions for direction for subjective

well being. American Psychologist, 67(8), 590-7.

Diener, & Chan, M. Y. (2011). Happy people live longer: subjective well-being.

Applied Psychology: Health And Well-Being, 3(1), 1-43.

Diener, & Seligman, M. E. (2002). Very happy people. Psychological Science,

13(1), 81-84.

Diener, E. M., Lucas, R. E., & Smith, H. L. (1999). Subjective well being: three

decades of progress. Psychological Bulletin, 125(2), 276-302.

Diener, E., Gohm, C. L., Suh, E., & Oishi, S. (2000). Similarity of the relations

between marital status and subjective well-being across cultures. Journal

Of Cross-Cultural Psychology, 31(4), 419-436.

Diener, E., Wirtz, D., Tov, W., Kim-Prieto, C., D, C., Oishi, S., & Biswas-

Diener, R. (2009). New measures of well-being: flourishing and positive

and negative feelings. Social Indicators Research, 39, 681-716.

Durayappah, & Adore, ́. (2010). The 3P model: a general theory of subjective. J

Happiness Stud, 12(4), 681-716.

Dush, C. M., & Amato, P. R. (2005). Consequences of relationship status and

quality for subjective well-being. Journal of Social and Personal

Relationships, 22, 607-627.

Eddington, N., & Shuman, R. (2005). Subjective well-being (happiness).

Continuing Psychology Education, 1-18.

Edward P. Sarafino, T. W. (2011). Helath psychology: biopsychosocial

interaction. United States of America: Jay O’Callaghan.

Page 94: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

80

Emmons, R. A., & Mccullough, M. E. (2004). The psychology of gratitude. New

York: Oxford University Press, Inc.

Folkman, & Susan. (2010). Stress, coping, and hope. Psycho-oncology, 19(9),

901-908.

Froh, J. J., Kashdan, T. B., Ozimkowski, K. M., & Miller, N. (2009). Who

benefits the most from a gratitude intervention in children and

adolescents? Examining positive affect as a moderator. The Journal of

Positive Psychology, 4( 5), 408–422.

Gallagher, Emma, N., Brodrick, V., & Dianne, A. (2008). Social support and

emotional intelligence as predictors of subjective well-being. Personality

and Individual Differences, 44(7), 1551–1561.

Glenn, N. D., & Weaver, C. N. (1979). A note on family situation and global

happiness. Oxford Journals, 57(3), 960-967.

Hanum, S. H. (1997). Perkawinan usia belia. Yogyakarta: Kerjasama Pusat

Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada dengan Ford

Foundation Yogyakarta Universitas Gadjah Mada.

Hipkins, J., Whitworth, M., Tarrier, N., & Jayson, G. (2004). Social support,

anxiety and depression after chemotherapy for ovarian cancer: a

prospective study. British Journal of Health Psychology, 9, 569-581.

John D. Delamater, D. J. (2011). Social psychology. Wadsworth: Cengage

Learning.

Katherine, R., & Diener. (2009). Subjective well-being: a general overview.

Psychological Society of South Africa, 39(4), 391-406.

Kim-Prieto, C., Diener, Tamir, M., Scollon, C., & Diener, M. (2005). Integrating

the diverse definitions of happiness: a time-sequential framework of

subjective well-being. Integrating the Diverse Definitions of Happiness,

6(3), 261-300.

Kleiman, E. M., & Riskind, J. H. (2012). Utilized social support and self-

esteemmediate the relationship between perceived social support and

suicide ideation: a test of amultiple mediator model. Hogrefe Publishing,

34(1), 42-49.

Linley, P. A., & Joseph, S. (2004). Positive change following trauma and

adversity: a review. Journal of Traumatic Stress,, 17(1), 11-21.

Listiyandin, R. A., Nathania, A., Syahniar, D., Sonia, L., & Nadya, R. (2015).

Mengukur rasa syukur: pengembangan model awal skala bersyukur versi

indonesia. Jurnal Psikologi Ulayat, 2(2), 473-496.

Page 95: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

81

Lucas, Clark, Georgellis, & Diener. (2003). Re-examining adaptation and the set-

point model of happiness: reaction to changes in marital status. Journal of

Personality and Social Psychology, 84(3), 527-539.

Maniez. (2009). Maniezsweety.wordpress.com. Retrieved from

Maniezsweety.wordpress.com:

https://maniezsweety.wordpress.com/2009/10/08/kesejahteraan-subjektif/

Matsuda, T., Tsud, A., Kim, E., & Deng, K. (2014). Assotiation between

persieved social support and subjective well-being among japanase,

chinese, and korean collage student. Sciatific Research, 5(6), 491-499.

Mc Cullough, M. E., Emmons, R. A., & Tsang, J.-A. (2002). The grateful

disposition: a conceptual and empirical topography. Journal of

Personality and Social Psychology, 82(1), 112-127.

Mc Dermott, R. C., Cheng, H.-L., Wright, C., Browning, B. R., Upton, A. W., &

Sevig, T. D. (2015). Adult attachment dimensions and college student

distress: the mediating role of hope. The Counseling Psychologist, 43(6),

822-852.

Myers, D. G. (2000). The funds, friends, and faith of happy people. American

Psychologist.

Myers, D. G., & Diener, E. (1995). Who is happy? Psychlogical science, 6(1),

10-19.

Nuzulia, S., & Nursanti, H. D. (2012). Hubungan optimisme dengan subjektive

well being pada karyawan outsourcing PT Bank Indonesia cabang Cilacap

. /journal.unnes.ac.id/nju/index.php/INTUISI, 4.

P.Sarafino, E., & W.Smith, T. (2011). Health psychology; biopsychological

interaction. New Jersey: John Willey;Sons.

Park, N., Peterson, C., & Seligman, M. E. (2004). Strengths of character and

well–being. Journal of Social and Clinical Psychology, 23(5), 603-619.

Parker, P. D., Ciarrochi, J., Heaven, P., Marshall, S., Sahdra, B., & Kiuru, N.

(2014). Hope, friends, and subjective well-being: a social network

approach to peer group contextual effects. Child Development, Volume

00, Number 0, 1.

Pavot, W. G., Diener, E. C., & Sandvik, E. (1991). Further validation of the

Satisfaction with Life Scale: evidence for the cross-method convergence

of well-being measures. Journal of Personality Assessment, 57, 149-161.,

1.

Page 96: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

82

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2015). Situasi kesehatan

kerja. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Schrank, B., Stanghellini, G., & Slade, M. (2008). Hope in psychiatry: a review

of the literature. Acta Psichiatrica Scandinavica, 118, 421–433.

Setiawan, W. (2018, 11 3). Pola kehidupan nelayan. (A. Istiqlal, Interviewer)

Shin, D. C., & Johnson, D. M. (1978). Avowed happiness as an overall

assessment of the quality of life. Social Indicators Research, 5(1–4), 475-

492.

Slade, M. (2009). Personal recovery and mental illness. A guide for mental

health profesionals. New York: Cambridge University Press.

Snyder, C. R., Lopez, S. J., Shorey, H. S., Rand, K. L., & Feldman, D. B. (2003).

Hope theory, measurements, and applications to school psychology.

School Psychology Quarterly, 18(2), 122-139.

Snyder, Sympson, S. C., Ybasco, F. C., Borders, T. F., Babyak, M. A., &

Higgins, R. L. (1996). Development and validation of the state hope

scale. Journal of Personality and Social Psychology, 70(2), 321-335.

Steno, D., Bartlett, M. Y., & David. (2006). Helping when it costs you. Gratitude

and Prosocial Behavior, 17(4), 319-25.

Sudarsono, F. (1990). Pengukuran status sosial ekonomi dan permasalahannya.

Populasi, 1(2), 21-27.

Tong, K. K., & Wang, Y. Y. (2017). Validation of the flourishing scale and scale

of positive and negative experience in a chinese comunity sample. Plos

One, 12(8), 1-10.

Umar, J. (2015). Bahan ajar uji validitas konstruk dengan analisis faktor

konfirmatorik. (J. Umar, Performer) Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Jakarta, Ciputat, Tanggerang Selatan, Indonesia.

Watkins, P. C., Woodward, K., Stone, T., & Kolts, R. L. (2003). Grattitude and

happiness; development of a measure of grattitude , and relationship with

subjective well being. Social Behaviour and Personalty, 31(5), 431-452.

Widyaningsih, E., & Muflikhati, I. (2015). Alokasi pengeluaran dan

kesejahteraan keluarga pada keluarga nelayan bagan. Jurnal Ilmu

Keluarga dan Konsumen, 8(3), 182-192.

Yıldızl, A. D., Türkmen, M., & Serkan, R. (2015). Investigation of dispositional

and state hope levels’ relations with student subjective well-being.

Springer, 120, 601–613.

Page 97: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

83

You, S., Orden, K. A., & Conner, K. R. (2012). Social connections and suicidal

thoughts and behavior. Psychology of Addictive Behaviors, 25(1), 10-4.

Zimzet, Gregory, D., Dahlem, N. W., Zimzet, S. G., & Farley, G. K. (1988). The

multidimensional scale of percieved social support. Journal of

Personality Assessment, 52(1), 30-41.

Zou, Xueting, Zhu, Hong, Zhang, B., Cai, & Taisheng. (2013). Perceived social

support as moderator of perfectionism, depression, and anxiety in college

students. Social behavior and Personality, 41(7), 1141-1152.

Page 98: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

84

LAMPIRAN

Page 99: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

85

Lampiran 1: Path Diagram

Kesejahteraan subjektif UJI VALIDITAS KONSTRUK KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF

DA NI=20 NO=240 MA=PM

LA

KOG1 KOG2 KOG3 KOG4 KOG5 KOG6 KOG7 KOG8 AF9 AF10 AF11 AF12 AF13 AF14

AF15 AF16 AF17 AF18 AF19 AF20

KM SY FI=KS2.COR

MO NX=20 NK=2 PH=ST TD=SY ME=UL

LK

KOG AF

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 2 LX 10 2 LX 11 2 LX 12

2 LX 13 2 LX 14 2 LX 15 2 LX 16 2 LX 17 2 LX 18 2 LX 19 2 LX 20 2

PD

FR TD 20 15 TD 11 2 TD 8 2 TD 4 1 TD 3 1 TD 9 2 TD 13 9 TD 17 1 TD 11 1 TD 11 7 TD 8 4

TD 20 1 TD 15 1 TD 18 13 TD 15 4 TD 15 8

FR TD 15 9 TD 13 6 TD 13 2 TD 12 11 TD 13 11 TD 18 5 TD 20 7 TD 15 14 TD 7 6 TD 19 7

TD 9 4 TD 4 3 TD 7 5 TD 19 17 TD 20 9 TD 3 2

FR TD 2 1 TD 8 1 TD 20 11 TD 15 11 TD 13 4 TD 18 4 TD 15 13 TD 13 7 TD 20 18 TD 20 8

TD 20 13 TD 15 2 TD 15 5 TD 7 1 TD 18 9 TD 20 4 TD 18 15

FR TD 5 4 TD 19 3 TD 16 10 TD 14 2 TD 14 3 TD 18 14 TD 20 17 TD 10 TD 18 10 TD 17 3

TD 15 7 TD 6 1 TD 16 8 TD 16 3 TD 11 6 TD 11 8

FR TD 15 3 TD 13 8 TD 19 18 TD 18 2 TD 11 4 TD 17 4 TD 13 1 TD 11 9 TD 9 7

OU SS TV MI AD=OFF

Page 100: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

86

Hope

Perceived Social Suport UJI VALIDITAS KONSTRUK PERCEIVED SOCIAL SUPPORT

DA NI=12 NO=240 MA=PM

LA

KEL1 KEL2 KEL3 KEL4 TEM5 TEM6 TEM7 TEM8 ATA9 ATA10 ATA11 ATA12

PM SY FI=PSS.COR

MO NY=12 NE=3 NK=1 TE=SY

LE

KEL TEM ATA

LK

PSS

FR LY 1 1 LY 2 1 LY 3 1 LY 4 1 LY 5 2 LY 6 2 LY 7 2 LY 8 2 LY 9 3 LY 10 3 LY 11 3 LY 12

3

FR TE 11 10 TE 6 2 TE 1 3 TE 12 8 TE 8 5 TE 5 3 TE 11 4 TE 6 5 TE 12 10 TE 11 2 TE 10 2

TE 5 1

PD

OU SS TV MI

Page 101: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

87

Syukur UJI VALIDITAS KONSTRUK GRATITUDE

DA NI=17 NO=240 MA=PM

LA

SOA1 SOA2 SOA3 SOA4 SOA5 SOA6 SA7 SA8 SA9 SA10 SA11 SA12 AFO13 AFO14

AFO15 AFO16 AFO17

KM SY FI=SYUKUR.COR

MO NX=17 NK=3 PH=ST TD=SY

LK

SOA SA AFO

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 2 LX 8 2 LX 9 2 LX 10 2 LX 11 2 LX 12

2

FR LX 13 3 LX 14 3 LX 15 3 LX 16 3 LX 17 3

PD

FR TD 12 6 TD 12 11 TD 9 2 TD 16 8 TD 16 2 TD 9 8 TD 14 2

OU SS TV MI

Page 102: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

88

Lampiran 2 Kuisiner Penelitian

Kuesioner Penelitian

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Selamat Pagi/ Siang/ Sore.

Salam sejahtera, semoga Anda selalu berada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Saya Akhlis Istiqlal, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada saat ini sedang melakukan penelitian skripsi mengenai

Kesejahteraan Su bjektif pada Nelayan

Bersama dengan hal ini, saya mohon bantuan Anda untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini. Penelitian ini berisikan sekumpulan pernyataan yang harus dijawab sesuai

dengan apa yang Anda rasakan atau Anda alami. Tidak ada jawaban benar maupun salah

dalam setiap pernyataan. Data yang Anda berikan dijamin kerahasiaannya karena

kuesioner ini bersifat anonim dan akan dipergunakan hanya untuk kepentingan

penelitian.

Atas bantuan Anda menjadi partisipan penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.

Hormat saya,

Akhlis Istiqlal

DATA RESONDEN

Nama/Inisial :

Usia :

Jenis Kelamin :

Jumlah Anak/Tanggungan :

Status Pernikahan :

Jumlah pendapatan :

Suku/etnik :

Tingkat pendidikan :

Pengeluaran per bulan :

Page 103: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

89

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda checklist () pada kolom pilihan jawaban yang sesuai dengan pengalaman

terhadap pernyataan berdasarkan situasi dan kondisi keseharian Bapak/Ibu/Sdr, dengan

pilihan jawaban sebagai berikut :

1. Sangat Tidak Sesuai (STS) jika sangat tidak sesuai dengan situasi dan kondisi

keseharian Bapak/Ibu

2. Tidak Sesuai (TS) jika tidak sesuaidengan situasi dan kondisi keseharian

Bapak/Ibu

3. Sesuai (S) jika sesuai dengan situasi dan kondisi keseharian Bapak/Ibu

4. Sangat Sesuai (SS) jika sangat sesuai dengan situasi dan kondisi keseharian

Bapak/Ibu

NO PERNYATAAN STS TS S SS

1. Saya semangat pergi bekerja. √

Dengan pengisian seperti contoh tersebut, artinya Anda setuju bahwa

Bapak/Ibu semangat pergi bekerja.

Skala 1

No Pernyataan STS TS S SS

1. Saya menjalani hidup dengan terarah dan

bermakna.

2. Hubungan sosial saya mendukung dan

bermanfaat.

3. Saya terlibat dan tertarik pada kegiatan sehari-

hari saya.

4. Saya aktif berkontribusi pada kebahagiaan dan

kesejahteraan orang lain.

5.

Saya memiliki kompetensi dan kemampuan

dalam menjalani kegiatan yang penting bagi

saya.

6. Saya orang yang baik dan menjalani kehidupan

yang baik.

7. Saya optimis tentang masa depan saya.

8. Orang menghormati saya.

9. Saya merasa hal-hal positif terjadi di hidup

saya.

10. Saya dipenuhi dengan pikiran-pikiran negatif.

11. Saya mengharapkan hal baik akan terjadi

dalam hidup saya.

12. Saya sering merasa hal buruk terjadi pada

hidup saya.

13. Saya merasa nyaman dengan hidup saya saat

ini.

14. Selama sebulan terakhir, saya merasa tidak

nyaman dengan diri saya.

15. Saya menjalani hidup dengan senang.

Page 104: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

90

16. Kondisi kehidupan saya menyedihkan.

17. Saya takut menghadapi masa depan.

18. Saya menjalani hari dengan riang setiap

harinya.

19. Saya mudah tersinggung.

20. Saya merasa puas dengan kehidupan saya saat

ini.

Skala 2

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya dapat menjadi diri sendiri ketika harus

menyampaikan pendapat di tempat saya bekerja

2 Saya selalu melihat pada sisi positif dari

pekerjaan saya.

3 Saya bersemangat menggapai tujuan dan

keinginan saya

4 Saya dapat membagi pikiran saya dalam

melakukan

5 Masa lalu saya telah membuat saya kuat

menghadapi masalah

6 Saya dapat mencapai harapan dan cita-cita saya

7 Saya merasa hidup saya sangat bermakna

8 Setiap kali berhadapan dengan masalah, saya

selalu menemukan jalan keluarnya

Skala 3

No Pernyataan STS TS S SS

1

Saya sering takjub dengan keindahan alam

disekitar saya

2

Setiap musim hujan, saya sangat menikmati

jatuhnya butiran hujan

3

Banyak hal buruk yang terjadi pada diri saya

dibanding hal baik

4

Saya tidak dapat seperti sekarang tanpa

bantuan dari orang lain

5

Apa yang terjadi di hidup saya sekarang

dikarenakan usaha saya sendiri, bukan dari

bantuan orang lain.

6

Saya sangat menghargai apa yang telah orang

lain lakukan untuk saya

7

Meskipun tidak dapat membantu, namun saya

tetap memikirkan orang-orang yang telah

mendukung dan menolong saya selama ini

8

Saya tidak dapat seperti sekarang tanpa

bantuan dari orang lain

9

Saya sangat menghargai apa yang telah orang

lain lakukan untuk saya

10 Ketika melihat dunia, saya menyadari banyak

Page 105: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

91

hal yang bias di syukuri.

11 Kehidupan itu baik bagi saya.

12

Rezeki sekecil apapun saya terima dengan

senang hati.

13

Sebagai tanda terima kasih pada Tuhan, saya

selalu berdoa

14

Saya mengatakan bahwa apapun yang saya

dapatkan pasti sesuai dengan kebutuhan saya.

15 Saya berterima kasih pada Tuhan setiap waktu

16

Saya menyisihkan uang saya untuk berbagi

sdengan orang lain

17

Saya berterima kasih pada Tuhan dengan

menjaga kejujuran dan bekerja dengan giat

18

Saya tidak menggunakan hasil pekerjaan saya

untuk berfoya foya

Skala 4

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya merasa nyaman saat bersama dengan

keluarga

2 Kabar tentang keluarga menyenangkan hati Saya

3 Keluarga saya membantu saat sedang

menghadapi kemalangan

4 Saya merasa bernilai bagi keluarga

5 Saya merasa nyaman saat bersama dengan

teman

6 Cerita dari teman menyenangkan hati Saya

7 Teman saya memberi bantuan saat Saya sedang

menghadapi kemalangan

8 Saya merasa bernilai bagi teman-teman

9 Saya merasa nyaman saat bersama dengan

atasan

10 Masukan atasan menyenangkan hati Saya

11 Atasan saya memberi bantuan saat Saya sedang

menghadapi kemalangan

12 Saya merasa bernilai bagi atasan

Page 106: PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44779/1/AKHLIS...PENGARUH HOPE PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SYUKUR DAN FAKTOR

92

LEMBAR PENGAKUAN

Penelitian yang berjudul “PENGARUH HOPE, PERCEIVED SOCIAL

SUPPORT, SYUKUR DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF” merupakan bagian dari penelitian paying

kesejahteraan subjektif masyarakat Indonesia dengan subjek nelayan di

Palabuhanratu. Penelitian ini dilaksanakan dengan serentak bersama dengan

mahasiswa lain yang tercantum sebagaimana dibawah ini:

1. Kresna Widyasti 11140700000006

2. Umi Latifah 11140700000018

3. Hany Rahmawati A. Z 11140700000036

4. Dwika Albiyanti Lestari 11140700000061

5. Abdul Hadi 11140700000072

6. Akhlis Istiqlal 11140700000140

7. Arin Husnayain 11140700000148

Penelitian tersebut dilaksanakan dibawah bimbingan Bapak Dr. Abdul Rahman

Shaleh M.si. Demikian pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Jakarta, 24 Juli 2018