pengaruh herding behavior dan experienced regret …

107
PENGARUH HERDING BEHAVIOR DAN EXPERIENCED REGRET TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI DI LAMPUNG SKRIPSI Disusun Oleh : SEPTIYANI NPM.1512110007 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAMPUNG
SKRIPSI
BANDAR LAMPUNG
LAMPUNG
SKRIPSI
SARJANA EKONOMI
BANDAR LAMPUNG
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi yang
saya ajukan ini adalah hasil karya saya sendiri, tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi atau karya yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka. Karya ini adalah milik saya dan pertanggungjawaban berada
dipundak saya.
Septiyani
NPM.1512110007
vi
Will Rogers
memperbaiki segala sesuatunya untuk kita.”
Dr. Bilal Phillips
“Bekerja keras dan bersikap baiklah. Hal luar biasa akan terjadi.”
Conan O’Brien
“Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah
berbuat baik terhadap diri sendiri.”
Benyamin Franklin
“Setiap kehidupan pasti ada jalan menuju kehidupan yang lebih baik.
jangan dengarkan orang lain, percayalah dengan jalanmu, jangan
menyerah, ikuti hati nuranimu, dan yakin lah kepada yang maha kuasa,
kamu akan tau jawaban untuk kehidupanmu yang lebih baik”
Septiyani
iv
1996, sebagai anak pertama dari 2 bersaudara yang dilahirkan dari
pasangan Bapak Prayitno dan Ibu Komariyah.
Riwayat Pendidikan Penulis
Kanak-kanak di TK Dwi Tunggal Bandar Lampung
b. Pada Tahun 2008 menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di
SDN 1 Beringin Jaya Bandar Lampung
c. Pada Tahun 2011 menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah
Pertama di SMPN 14 Bandar Lampung
d. Pada Tahun 2014 menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah
Atas di SMAN 7 Bandar Lampung
Pada Tahun 2015 terdaftar sebagai mahasiswa program studi
Manajemen pada jenjang Strata 1 (S1) di Institut Informatika dan Bisnis
Darmajaya Bandar Lampung
Kupersembahkan skripsi ini dengan setulus hatiku:
kepada Allah SWT yang selalu memberikan segalanya yang terbaik dalam hidupku
hingga aku bisa berdiri tegar sampai saat ini, tak luput kupersembahkan skripsiku ini
sebagai bentuk tanggung jawab, bhakti, dan ungkapan terimakasihku.
Untuk Bapak dan Ibu ku, dan seluruh keluarga besar ku, dimana skripsi ini
kupersembahkan sebagai jawaban atas kepercayaan yang telah diberikan serta
perwujudan baktiku kepadamu. Terimakasih untuk setiap doa yang senantiasa bapak
dan ibu panjatkan kepada Allah SWT untuk diriku, dan untuk kesabaran yang tiada
habisnya, beribu nasihat, dan dukungan dari aku kecil hingga sampai sekarang ini.
Untuk adikku Novi Sadiyah yang selalu menjadi penghibur dan sekaligus menjadi
semangat diriku dalam menyelesaikan kuliah.
Pembimbingku Bapak Edi Pranyoto,S.E.,M.M yang saya cintai dan saya hormati,
yang senantiasa selalu membimbing dan memotivasi hingga skripsi ini selesai.
Guru-guruku dan para dosen dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, yang
telah memberikan ilmunya dan membimbingku sehingga dapat menyelesaikan
sekolahku.
Untuk Sahabatku semasa SD hingga sekarang, Intan Iriani Savitri yang selalu
memberi motivasi, dukungan, dan selalu memberi semangat.
Untuk teman-temanku satu bimbingan, Arif, Romi, Elis, Syafira, Swasti, Intan,
Jeni, Naila, Irania, dan semua yang berjuang bersama. Terimakasih atas bantuan,
semangat, dan dukungannya.
Untuk teman-temanku yang selalu membantu dan mendukungku, Sheena Intan
Anggriani, Irmalia Salsha Billa, Kadek Carita, Ghibah Squad, dan semua teman-
teman seperjuangan di Jurusan Manajemen Angkatan 2015 yang tidak bisa aku
sebutkan namanya satu per satu, terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
Alamaterku IIB Darmajaya, yang telah memberikan banyak wawasan dan
kenangan.
ix
PRAKATA
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
dan karunia-Nya, khususnya bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi dengan judul “PENGARUH HERDING BEHAVIOR
DAN EXPERIENCED REGRET TERHADAP KEPUTUSAN
INVESTASI DI LAMPUNG”.
studi pada program S1 Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomi di
perguruan tinggi IIB Darmajaya Bandar Lampung. Penulis menyadari
tentunya dalam penulisan skripsi ini tidak lepas bantuan dan arahan dari
semua pihak, dengan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Firmansyah Yuni Alpian, MBA., M.Sc. selaku Rektor IIB
Darmajaya Bandar Lampung
Bisnis dan Ekonomi IIB Darmajaya Bandar Lampung
3. Ibu Aswin, S.E., M.M. selaku Ketua Program Studi Manajemen IIB
Darmajaya Bandar Lampung
4. Bapak Edi Pranyoto, S.E., M.M. selaku Pembimbing Skripsi yang
telah memberikan waktu dan tenaganya untuk membimbing saya
menyelesaikan penelitian ini.
5. Para Dosen dan Staff Jurusan Manajemen IIB Darmajaya Bandar
Lampung.
6. Ayah, Ibu, Adik beserta keluarga besar yang selalu memberikan
cinta kasih, doa dan dukungannya selama ini.
7. Para kawan seperjuangan Arif Hidayat, Romi Jefrico, Syafira
Febriyanti, Sheena Intan Anggriani, Swasti Nadia Vinakesti, Elis
Purnama Sari, Intan Kartika dan Melianel Saputri Terimakasih atas
bantuan, dukungan dan semangat dalam mengerjakan skripsi ini.
x
8. Rekan- rekan angkatan 2015 dan semua teman-teman yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuan dan
dorongannya.
Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan sehingga masih jauh dari kesempurnaan. Semua ini
tidak luput dari keterbatasan penulis. Adanya kekurangan tersebut tidak
menutup kemungkinan timbulnya kritik serta saran dari berbagai pihak
dan hal ini memang sangat penulis harapkan sehingga akan lebih
memberikan pengetahuan kepada penulis yang lebih jauh dan lebih
baik untuk kesempurnaan tulisan di masa mendatang.
Bandar Lampung, 5 Maret 2019
Penyusun
SEPTIYANI
NPM.1512110007
vii
ABSTRAK
TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI DI LAMPUNG
Oleh:
SEPTIYANI
1512110007
penelitian ini munggunakan kuesioner dengan memilihan sampel menggunakan
tehnik snowball sampling, dengan jumlah sampel 64 investor pemula yang ada di
Lampung. Untuk menjawab masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan uji regresi linear berganda. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa Herding Behavior tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan investasi, sedangkan Experienced Regret berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan investasi. Hal ini berati bahwa investor cenderung
menerima informasi serta melakukan analisis dengan baik untuk memilih saham.
nvestor cenderung rasional karena tidak terpengaruh oleh investor lain dan tidak
mengikuti noise yang terjadi di pasar, sedangkan semakin tinggi tingkat
experienced regret seseorang, maka dalam pengambilan keputusan investasi akan
cenderung lebih berani dalam memilih jenis investasi yang memiliki risiko lebih
tinggi dikarenakan seseorang yang telah memiliki experienced regret telah
mempunyai pengalaman yang cukup dalam pengambilan keputusan investasi.
Kata kunci: Herding Behavior, Experienced Regret, Keputusan
Investasi.
viii
ABSTRACT
INVESTMENT DECISION IN LAMPUNG
By:
SEPTIYANI
1512110007
The objective of this research was determining the effect of the herding behavior and the
experienced regret on the investment decision in Lampung. The type of this research was
the quantitative research. The data collecting technique used in this research was
distributing questionnaires. The sampling technique used in this research was the
snowball sampling technique. The number of samples used in this research was 64
respondents (the beginner investors). The data analyzing technique used in this research
was the multiple linear regression analysis. The result of this research showed that the
herding behavior had no significant effects on the investment decision; moreover, the
experienced regret had a positive and significant effect on the investment decision. It
meant that the investors rationally received and analyzed information well in choosing the
stocks because they were not affected by the other investors and did not follow the market
situation. In addition, the experienced level of investor regret was considered higher on
condition that the investment decision was also higher because they had enough
experience in making the investment decision.
Keywords: Herding Behavior, Experienced Regret, Investment Decision.
xi
1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8
1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8
1.6. Sistematika Penulisan ..................................................................... 9
2.2. Keputusan Investasi .................................................................... 12
2.3. Herding Behavior ........................................................................ 13
2.4. Experienced Regret ..................................................................... 15
2.5. Penelitian Terdahulu ................................................................... 17
2.6. Pengembangan hipotesis ............................................................. 21
2.7. Kerangka pemikiran .................................................................... 23
3.4.1. Populasi ....................................................................................... 27
3.4.2. Sampel ......................................................................................... 27
3.7.1. Uji Validitas ................................................................................ 32
3.7.2. Uji Reliabilitas ............................................................................ 32
3.8.1. Uji Normalitas ............................................................................. 33
3.8.2. Uji Linearitas ............................................................................... 33
3.8.3. Uji Multikolinearitas ................................................................... 33
3.8.4. Uji Heterokedastisitas ................................................................. 33
3.10. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 35
4.1. Deskripsi Data ............................................................................. 37
4.2. Hasil Uji Persyaratan Instrument ................................................ 48
4.2.1. Hasil Uji Validitas ....................................................................... 48
4.2.2. Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 49
4.3. Hasil Uji Persyaratan Data .......................................................... 50
4.3.1. Normalitas ................................................................................... 50
4.3.2. Linearitas ..................................................................................... 51
4.3.3. Multikolinearitas ......................................................................... 51
4.3.4. Heterokedastisitas ....................................................................... 52
4.5.1. Koefisien Determinasi ................................................................. 54
4.5.2. Uji T ............................................................................................ 54
5.1. Kesimpulan ................................................................................. 59
5.2. Saran ............................................................................................ 59
3.2. Tabel Interpretasi Variabel Instrument ..................................................... 32
4.1. Analisis jawaban Responden Variabel Herding Behavior (X1) ...... 43
4.2. Analisis jawaban Responden Variabel Experienced Regret (X2) ... 45
4.3. Analisis jawaban Responden Variabel Keputusan Investasi (Y) ..... 47
4.4. Analisis Uji Validitas ...................................................................... 49
4.5. Analisis Uji Reliabitas ..................................................................... 50
4.6. Analisis Uji Normalitas ................................................................... 50
4.7. Analisis Uji Linearitas ..................................................................... 51
4.8. Analisis Uji Multikolinearitas ......................................................... 52
4.9. Analisis Uji Heterokedastisitas ....................................................... 52
4.10. Analisis Uji Regresi Linier Berganda ............................................ 53
xv
2.1. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 23
4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ..................................... 38
4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ........................... 39
4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status ................................... 40
4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Domisili ............................... 41
4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Investasi ...................... 42
xvi
7. Hasil Uji Validitas
8. Hasil Uji Reliabilitas
9. Hasil Uji Normalitas
10. Hasil Uji Linearitas
11. Hasil Uji Multikolinearitas
12. Hasil Uji Heterokdastisitas
14. Tabel F
15. Tabel T
memiliki tujuan hidup yang hendak dicapai, sehingga terkadang manusia
memiliki rasa tidak puas akan hasil yang telah didapat. Sebagian besar
manusia ingin hidupnya bahagia, bahagia dalam hal ini bisa diartikan
ketika seseorang telah sukses mencapai apa yang menjadi tujuannya dan
mendapatkan hasil yang memuaskan. Menurut Putri dan Rahyuda (2017),
Tanda-tanda kesuksesan seseorang biasanya diukur dari berbagai hal
misalnya jenjang karir yang dicapai, tingkat pendidikan yang telah
dilalui, harta yang telah dikumpulkan, dan kontribusi terhadap kehidupan
lainnya khusus dibidang keuangan seseorang dikatakan sukses dapat
mencapai kebahagiaannya jika sudah mencapai suatu kebebasan finansial
(financial freedom), maksudnya adalah uang itu sudah tidak lagi
dijadikan sebagai tujuan kehidupannya. Semua aktivitas dan keputusan
kehidupan sudah tidak lagi hanya ditujukan untuk uang, namun uang
dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang hakiki. Uang tidak
lagi mengendalikan suatu kehidupan seseorang, namun seseorang lah
yang mengendalikan uang tersebut.
di alokasikan. Menurut Masassya (2006), kebanyakan pengalokasian
dana ditujukan pada beberapa hal yaitu, investasi, tabungan dan
2
memberikan manfaat dimasa depan yaitu investasi.
Menurut Lutfi (2010) Investasi dapat diartikan sebagai komitmen atas
dana langsung atau tidak langsung yang ditanamkan pada satu atau lebih
aset dengan harapan untuk meningkatkan kesejahteraan di masa depan.
Investasi merupakan faktor penggerak pembangunan ekonomi suatu
Negara. Salah satu bentuk investasi yang sering digunakan adalah
investasi di pasar modal. Semenjak dibukanya Bursa Efek Indonesia,
jenis investasi ini merupakan salah satu alternatif investasi yang mudah
diakses oleh masyarakat luas. Dengan investasi, terutama di pasar modal,
pelaku usaha dapat membuka lapangan usaha sehingga mengurangi
pengangguran, menambah pemasukan pajak bagi negara dan mendorong
daya saing.
Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku pengelola penjualan efek di Indonesia
terus melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan jumlah investor
domestik masyarakat. Bursa Efek Indonesia memulai sebuah gerakan
bernama “Yuk Nabung Saham” semenjak 12 November 2015.
pengenalan “Yuk Nabung Saham” ini merupakan sebuah kampanye yang
mengajak masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di pasar modal
melalui sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Hanya dengan
berbekal mulai Rp.100.000,- setiap bulannya, mahasiswa dan masyarakat
dapat membeli saham melalui perusahaan sekuritas. Dengan adanya
kempanye “Yuk Nabung Saham” bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat pada umumnya, untuk berinvestasi di pasar modal
dengan membeli saham sacara rutin dan berkala. Walaupun masih asing
didengar namun banyak masyarakat yang antusias terutama mahasiswa
dengan program ini. Antusias masyarakat dan mahasiswa membuat Bursa
Efek Indonesia membuka galeri investasi di beberapa perguruan tinggi di
lampung serta membuka galeri investasi desa nabung saham.
3
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Lampung
pada tahun 2018 jumlah investor terus menerus mengalami peningkatan.
Pada tahun 2014 jumlah investor di Lampung sebesar 2524 hingga tahun
2018 jumlah investor di Lampung sebesar 8125. Adapun grafik
peningkatan jumlah investor sejak tahun 2014 sampai tahun 2018 yaitu
sebagai berikut:
Sumber: Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Lampung
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Lampung
pada Desember (2018) menyatakan bahwa Provinsi Lampung menempati
urutan ke-17 sebagai Investor terbanyak dari 34 provinsi di Indonesia,
dan di Provinsi Lampung dengan jumlah investor mencapai 8.125
investor.
investor harus memahami konsep dasar investasi yang menjadi dasar
pedoman pembuatan keputusan. Hal yang mendasar tersebut adalah
pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan risk suatu
investasi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan
keputusan investasi, yaitu mengenai risiko (risk) dan tingkat
4
pengembalian yang diharapkan, maka semakin tinggi pula risiko yang
akan dihadapi, karena kedua hal tersebut bersifat searah (linier).
Sehingga, kecil kemungkinan bagi para investor untuk mendapatkan
tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang rendah.
Berdasarkan prinsip ekonomi, “Dengan biaya yang minimal untuk
mendapatkan hasil tertentu. Dengan biaya tertentu untuk mendapatkan
hasil yang maksimal”, investor harus bisa bersikap rasional dalam
berinvestasi. Akan tetapi pada kenyataannya, seringkali kita temukan
bahwa individu berperilaku tidak rasional dan membuat kesalahan
sistematis atas peramalan yang mereka lakukan.
Pada saat investor menghadapi situasi berisiko, ada beberapa
objektivitas, emosi, dan faktor psikologis lain yang biasanya
mempengaruhi pengambilan keputusan mereka. Hermalin dan Isen
(2000) menyatakan bahwa setiap proses pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh seorang investor pasti akan melibatkan emosinya.
Keterlibatan emosi dalam proses pengambilan keputusan dapat
menyebabkan seorang investor menjadi kurang rasional. Oleh sebab itu,
dalam pengambilan keputusan investor, seorang investor dituntut tepat
dalam keputusannya karena investasi mempunyai keuntungan dan resiko
jangka panjang.
akan mengalami kerugian. Pengertian yang salah dalam menanggapi
informasi akan mempengaruhi hasil investasi yang pada akhirnya
mempengaruhi kekayaan yang dimiliki investor (Kartini dan Nuris,
2015). Ketidakrasionalan investor dalam pasar modal membuat pasar
menjadi panik dan berpotensi mengacaukan pasar, sehingga pergerakan
pasar menjadi tidak normal. Perilaku investor yang dipengaruhi faktor
5
yang hanya didasarkan pada pertimbangan yang tidak rasional akan
menghasilkan hasil yang tidak rasional pula (Dewi, 2014). Kejadian
tersebut dikenal dengan Financial Behavior.
Bentuk-bentuk investor yang irasional itu dinyatakan dalam bias
perilaku. Menurut Setiawan, dkk (2018) bias perilaku merupakan
kecenderungan kesalahan prediksi. Bias perilaku terdiri dari faktor
kognitif dan emosi dari masing-masing individu yang dapat
mempengaruhi keputusan investasi. bias yang diakibatkan faktor
psikologis menghambat kemampuan seseorang dalam membuat
keputusan keuangan yang baik dan membuat orang salah dalam
memperhitungkan risiko yang dapat terjadi. Dalam pengambilan
keputusan, terkadang investor sering mengikuti tindakan investor lain
dalam pengambilan keputusan, Kejadian tesebut dikenal dengan Herding
Behavior. Menurut Luong & Thi Thu Ha (2011), Herding behavior
diidentifikasi sebagai kecenderungan perilaku investor untuk mengikuti
tindakan orang lain. Perilaku ini adalah kesalahan yang paling umum di
mana investor cenderung mengikuti keputusan investasi yang diambil
oleh mayoritas. Alasan utama herding adalah tekanan atau pengaruh oleh
rekan-rekan atau orang-orang sekitar. Herding dapat membuat seseorang
tiba-tiba merubah keputusannya karena herding sangat terpengaruh
dengan pilihan investasi orang lain. Herding termasuk perilaku yang
kurang independent. Walaupun pilihan masyarakat mungkin saja buruk.
Investor akan tetap mengikuti apa yang dipilih oleh pasar.
Hasil penelitian Luong & Thi Thu Ha, (2011) mengungkapkan bahwa
faktor Herding memiliki pengaruh positif terhadap keputusan investasi.
Sedangkan, Penelitian Gozalie dan Anastasia (2015) dan Setiawan, dkk.
(2018) mengungkapkan bahwa herding tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan investasi. Dan Hasil Penelitian Vijaya (2016)
6
menerima informasi serta melakukan analisis dengan baik untuk memilih
saham. Investor cenderung rasional karena tidak terpengaruh oleh inves-
tor lain dan tidak mengikuti noise yang terjadi di pasar.
Selain faktor Herding Behavior, ada faktor prilaku lain yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan investasi, yaitu Experienced
Regret. Menurut Wulandari dan Iramani (2014) Experienced regret
merupakan penyesalan yang ditimbulkan akibat kesalahan di masa lalu
yang berakibat akan mempengaruhi keputusan di masa yang akan datang.
Penelitian yang dilakukan oleh Wulandari dan Iramani (2014)
menyatakan bahwa Experienced Regret secara simultan berpengaruh
tidak signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Putra (2015) menyatakan bahwa Variabel
experienced regret berpengaruh positif signifikan dalam pengambilan
keputusan investasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin seseorang
memiliki pengalaman berinvestasi, maka seseorang tersebut juga akan
pernah mengalami kerugian dalam berinvestasi. Seperti halnya pada
pembahasan deskriptif bahwa sebagian besar responden dalam penelitian
yang dilakukan I Putu Santika Putra memiliki pengalaman berinvestasi
yang cukup lama, sehingga responden pernah merasakan suatu kerugian
dan cenderung telah mengetahui risiko dan keuntungan jenis-jenis
alternatif investasi. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa orang yang
memiliki experienced regret tinggi, akan memilih jenis investasi yang
memiliki risiko lebih tinggi. Penelitian yang dilakukan Widyastutik
(2018) menghasilkan variabel experienced regret berpengaruh signifikan
terhadap pengambilan keputusan investasi saham di Surabaya.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Wardani (2016) menghasilkan
Experienced Regret tidak berpengaruh negatif terhadap keputusan
investasi keluarga masyarakat di Bali tahun 2016. Hal ini berarti bahwa
7
Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu di atas, penulis
tertarik melakukan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Herding
Behavior dan experienced regret Terhadap Keputusan Investasi di
Lampung”.
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
investasi di Lampung?
investasi di Lampung?
experienced regret Terhadap Keputusan Investasi di Lampung.
1.3.1 Ruang Lingkup Subjek
dan experienced regret.
1.3.2 Ruang Lingkup Objek
Ruang lingkup objek pada penelitian ini yaitu investor yang ada di
Lampung.
oktober 2018 sampai dengan selesai.
1.3.4 Ruang Lingkup Tempat
8
Manajemen Keuangan, Manajemen Investasi, dan Prilaku
keuangan.
keputusan investasi di Lampung.
terhadap keputusan investasi di Lampung.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
investasi.
2. Manfaat Praktis bagi Masyarakat/Investor
Sebagai sumbangan pemikiran agar dapat digunakan atau diambil
manfaatnya dan dijadikan bahan untuk pertimbangan masyarakat
atau investor dalam pengambilan keputusan investasi.
3. Bagi Peneliti
perkuliahan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi di
lapangan dan pengembangan mengenai keputusan investasi.
9
Hal ini sistematika penulisan diuraikan dalam 3 bab secara terpisah,
yaitu:
penulisan.
dilakukan oleh peneliti dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti.
waktu dan tempat penelitian, dan prosedur analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menerangkan tentang hasil dan pembahasan mengenai
Pengaruh Herding Behavior dan Experienced Regret Terhadap
Keputusan Investasi di Lampung”.
Berdasarkan penjelasan hasil analisis data pada Bab IV maka akan
dirumuskan kesimpulan. Di samping itu juga akan diutarakan saran-saran
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi instansi terkait serta keterbatasan
dalam penelitian ini.
Menurut Bodie, Kane, dan Marcus (dalam Pradikasari dan Yuyun, 2018),
Perilaku keuangan (behavioral finance) adalah teori keuangan tentang
sikap orang-orang mengabaikan segala hal dalam pengambilan keputusan
dan sengaja membuat perbedaan. Ross, et al. (dalam Wiryaningtyas,
2016) berpendapat bahwa Behavioral finance merupakan penelitian
dibidang keuangan yang merupakan cabang dari psikologi kognitif, yang
mempelajari bagaimana seseorang (termasuk manajer keuangan) berfikir,
mempertimbangkan, dan membuat keputusan. Christanti dan Mahastanti
(2011) menyatakan Perilaku keuangan sangat berperan dalam pengambilan
keputusan investasi. Pengambil keputusan investasi tidak selalu
berperilaku dengan cara yang konsisten dengan asumsi yang dibuat sesuai
dengan persepsi dan pemahaman atas informasi yang diterima.
Statman (2014) berpendapat bahwa behavioral finance tidak lebih dari
kumpulan- kumpulan cerita tentang investor yang terpengaruh oleh
kesalahan kognitif dan emosi yang menyesatkan (dalam arti yang tidak
memiliki struktur keuangan standar yang solid). Namun, standar keuangan
saat ini tidak lagi solid, karena celah lebar telah dibuka antara teori dan
buktinya. perilaku keuangan mengungkapkan beberapa fenomena
keuangan yang dapat dipahami menggunakan model, di mana ada
beberapa investor sepenuhnya rasional apabila keputusan investasi mereka
buat sesuai dengan pertimbangan risiko dan imbalan. Tetapi tidak semua
investor melakukan pertimbangan tersebut (Alquraan, et al., 2016).
Luong dan Thi Thu Ha (2011) menyatakan behavioral finance adalah
teori-teori yang berdasarkan pada sisi psikologi investor. teori ini berusaha
memahami bagaimana emosi dan kesalahan kognitif yang dapat
mempengaruhi perilaku investor. Dalam jurnal yang diteliti oleh Luong
12
dan Thi Thu Ha telah membagi beberapa teori behavioral finance
diantaranya adalah heuristic theory dan herding behavior.
2.2. Keputusan Investasi
menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang. Menurut Dewi dan
Iramani (2014), Keputusan investasi adalah suatu keputusan atau
kebijakan yang diambil untuk menanamkan modal pada satu atau lebih
aset untuk menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang.
Keputusan investasi Menurut Tandelilin (2010) adalah sejumlah dana atau
sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Di dalam pengambilan
keputusan investasi ada dua sikap investor, yaitu sikap rasional dan
irasional. Sedangkan sutrisno (dalam lutfi, 2010) mengungkapkan bahwa
keputusan investasi sebagai masalah bagaimana manajer keuangan harus
mengalokasikan dana ke bentuk- bentuk investasi yang akan dapat menda-
tangkan keuntungan di masa yang akan datang.
Sikap rasional adalah sikap seseorang yang berfikir berdasarkan akal sehat,
sedangkan sikap irasional adalah sikap seseorang yang berfikir tidak
didasari dengan akal sehat. Seorang investor dengan sikap rasional akan
mengambil sebuah keputusan dengan didasari literasi keuangan.
Contohnya saat seseorang akan menginvestasikan dananya pada jenis
investasi tertentu, dia akan menggunakan informasi yang ada, seperti
keuntungan dan resiko yang ada pada jenis investasi tersebut. Adapun
seorang investor dengan sikap irasional keputusannya akan didasari
dengan beberapa faktor, yaitu psikologis dan demografi.
Lutfi (2010) telah mengelompokkan jenis investasi sesuai dengan tingkat
resikonya, yaitu : akun bank, pasar modal, dan aset riil. Akun bank adalah
investasi pada pasar uang adalah investasi yang dilakukan pad aktiva yang
13
termasuk dalam produk-produk perbankan seperti, tabungan, deposito, dan
giro. Pasar modal adalah investasi pada pasar modal adalah investasi yang
dilakukan pada aktiva seperti saham. Aset riil adalah investasi pada aset
tetap adalah investasi yang dilakukan pada aset yang bisa terlihat dan
dapat diukur dengan jelas seperti rumah, tanah, emas, dan sebagainya.
Menurut Tandelilin (2010) ada beberapa hal yang mendasari seseorang
dalam mengambil keputusan investasi. Pertama adalah return yang
merupakan alasan utama yang membuat seseorang berinvestasi. Kedua
risk atau resiko, semakin besar return yang diharapkan dari sebuah jenis
investasi maka akan semakin tinggi pula resikonya. Ketiga adalah
hubungan antara return dan tingkat return diharapkan linier atau searah.
Menurut Wulandari dan Iramani (2014), Indikator yang digunakan dalam
pengambilan keputusan investasi adalah sebagai berikut:
1 penggunaan pendapatan untuk investasi yang berisiko
2 investasi tanpa pertimbangan
3 investasi tanpa jaminan
4 investasi berdasarkan intuisi/perasaan
2.3. Herding Behavior
Penelitian tentang herding telah dimulai sejak tahun 1970 pada institusi di
pasar AS. Nofsinger dan Sias (1999) mengartikan herding sebagai
penggiringan suatu kelompok investor pada arah yang sama dan dalam
periode waktu yang sama. Salah satu sumber terjadinya herding ketika
investor tertarik dengan beberapa sekuritas dengan karakteristik
perusahaan seperti return, ukuran perusahaan dan mekanisme corporate
governance (Sias, 2004). Menurut Fityani (2015), Herding merupakan
perilaku investor yang cenderung mengikuti investor lainnya dalam
berinvestasi tanpa melakukan suatu analisis fundamental terlebih dahulu
sehingga pasar yang terbentuk menjadi tidak efisien. Herding mengacu
pada situasi dimana orang-orang rasional mulai berperilaku irasional
dengan meniru penilaian orang lain saat membuat keputusan.
14
perilaku yang cenderung meniru perbuatan yang dilakukan oleh orang lain
daripada mengikuti keyakinannya ataupun informasi yang dimiliki.
Herding terdiri dari intentional herding dan unintentional herding.
Intentional herding terjadi ketika investor dengan sengaja mengikuti
tindakan investor lain dan mengabaikan informasi pribadinya. Intentional
herding terjadi ketika hanya sedikit informasi yang bisa diandalkan di
pasar. Keputusan investor mengikuti investor lainnya, bukan merupakan
reaksi dari diri sendiri yang berdasarkan informasi yang tersedia.
Unintentional herding terjadi ketika sekelompok investor berada dalam
satu kondisi yang sama dengan infomasi yang sama sehingga mereka
mengambil keputusan yang sama. Pada unintentional herding, investor
mengakui bahwa informasi yang ada dapat diandalkan. Sehingga, banyak
investor mengambil keputusan yang sama. Kedua tipe tersebut
menghubungkan ketidakpastian dan ketersediaan informasi.
Menurut Virigineni & Bhaskara (2017) Seorang investor yang tergolong
perilaku herding tidak mendasarkan keputusan investasinya pada informasi
yang tersedia ataupun nilai fundamental perusahaan melainkan
berdasarkan pada tindakan investor yang lainnya atau berdasarkan noise
yang terjadi didalam pasar. Investor melakukan herding karena tidak
tersedianya suatu informasi secara jelas sehingga mendorong investor
untuk mengikuti perilaku investor lainnya atau konsensus yang telah
terbentuk sebelumnya. Investor yang tergolong kedalam perilaku Herding
memiliki maksud yang jelas untuk mengabaikan informasi pribadi mereka
dan meniru perilaku investor lain yang mengarahkan mereka untuk
melakukan trading ke arah yang sama, dengan demikian pergerakan masuk
dan keluar dari pasar investor tersebut sebagai kelompok. Luong & Thi
Thu Ha (2011) menyatakan dalam hal ini, herding dapat berkontribusi
pada evaluasi kinerja profesional karena kemampuan rendah yang dapat
15
mengembangkan reputasi profesional mereka.
Behavior yaitu:
pada keputusan berinvestasi.
2 Keputusan investor lain untuk membeli dan menjual instrumen saham
berdampak pada keputusan berinvestasi.
investor lain dan mengikuti reaksi mereka terhadap pasar saham.
2.4. Experienced Regret
Pompian (dalam Yohnson, 2008) membagi bias menjadi dua kategori yaitu
pertama, cognitive bias dan emotional bias. Beberapa contoh dari
emotional bias antara lain loss aversion bias, regret aversion bias dan
status quo bias. Penelitian ini lebih menitikberatkan pada regret aversion
bias sebagai faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan investasi.
Regret aversion bias terdiri dari experienced regret dan anticipated regret.
Experienced regret merupakan penyesalan yang ditimbulkan akibat
kesalahan di masa lalu yang berakibat akan mempengaruhi keputusan di
masa yang akan datang sedangkan anticipated regret timbul apabila
rencana investasi yang dilakukan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut Wulandari dan Iramani (2014), Experienced regret dimiliki
apabila seseorang tetap melakukan investasi selama bertahun-tahun namun
hasil investasinya ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Seseorang yang yang pernah mengalami kerugian bisa diartikan memiliki
pengalaman buruk dalam berinvestasi. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin seseorang memiliki pengalaman berinvestasi, maka seseorang
tersebut juga akan pernah mengalami kerugian dalam berinvestasi (Putra
2015).
16
melakukan investasi pada jenis investasi yang memiliki risiko lebih tinggi,
serta akan menghitung risiko-risiko yang akan muncul ketika orang
tersebut akan mengambil suatu keputusan investasi. Sehingga dapat
dikatakan bahwa orang dengan experienced regret tinggi akan cenderung
memilih jenis investasi yang memiliki risiko lebih tinggi, dikarenakan
seseorang yang telah memiliki experienced regret telah mempunyai
pengalaman yang cukup dalam pengambilan keputusan investasi (Yohson,
2008). Loomes dan Sugden (1982) yang dalam teorinya menyatakan
bahwa dengan adanya experienced regret seseorang berharap untuk
melakukan antisipasi ketika mengambil keputusan pada kondisi
ketidakpastian
Regret yaitu:
berani berinvestasi kembali.
4 Pengalaman mengalami kerugian yang cukup besar dalam berinvestasi.
17
2.5. Penelitian Terdahulu
No Penulis Dan Tahun Judul Penelitian Variabel Yang Digunakan Dan Pengukurannya
Metode Yang Digunakan Hasil
STUDI EXPERIENCED REGRET, RISK TOLERANCE, OVERCONFIDANCE DAN RISK PERCEPTION PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DOSEN EKONOMI
Variabel: Variabel Dependen yaitu Keputusan Investasi Variabel Independen yaitu Experienced Regret, Risk Tolerance, Overconfidance Dan Risk Perception . Pengukuran:
Pengukuran variabel untuk Experienced Regret, Risk Perception, dan Overconfidence menggunakan skala interval range sangat tidak setuju (skor 1) sampai dengan sangat setuju (skor 5).
Pengukuran variabel yang digunakan untuk Risk Perception adalah menggunakan skala
analisis deskriptif dan analisis regresi berganda
experienced regret dan overconfidence secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi.
risk tolerance dan risk perception secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi.
18
interval range sangat tidak berisiko (skor 1) sampai dengan sangat berisiko (skor 5).
2 Astri Kusuma Wardani, (Tahun 2016)
PENGARUH LITERASI KEUANGAN, EXPERIENCED REGRET, RISK TOLERANCE, DAN MOTIVASI PADA KEPUTUSAN INVESTASI KELUARGA DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT BALI
Variabel: Variabel Dependen: Keputusan Investasi Variabel Independen: Literasi Keuangan, Experienced Regret, Risk Tolerance, Dan Motivasi Pengukuran:
Pengukuran variabel menggunakan skala Likert seperti variabel Experienced Regret, Risk Tolerance, dan Motivasi. Untuk variabel Literasi keuangan menggunakan skor nilai sebagai pengukuran variabel.
metode convenience sampling
Risk Tolerance tidak berpengaruh positif terhadap keputusan investasi keluarga masyarakat di Bali tahun 2016.
Motivasi berpengaruh positif terhadap keputusan investasi keluarga masyarakat di Bali tahun 2016
3 Stephanie Gozalie dan Njo Anastasia,(Tahun 2015)
PENGARUH PERILAKU HEURISTICS DAN HERDING TERHADAP PENGAMBILAN
Variabel: Variabel Dependen: Keputusan Investasi Variabel Independen:
Metode simple random sampling.
19
Variabel di dalam
perilaku overconfidence dan herding tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. .
4 I Putu Santika Putra, Herliana Ananingtiyas, Dea Rachmalita Sari, Aninda Sandra Dewi, Mellyza Silvy, (Tahun 2016)
PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN, EXPERIENCED REGRET, DAN RISK TOLERANCE PADA PEMILIHAN JENIS INVESTASI
Variabel: Variabel Dependen: pengambilan keputusan investasi Variabel Independen: literasi keuangan, experienced regret, dan risk tolerance Pengukuran: Pengukuran variabel menggunakan skala Likert
metode Multiple analyze regression
COGNITIVE DISSONANCE BIAS,
Variabel: Variabel Dependen:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
OVERCONFIDENCE BIAS DAN HERDING BIAS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM
Pengambilan Keputusan Investasi Variabel Independen: cognitive dissonance bias, overconfidence bias, herding bias
Cognitive Dissonance bias tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa overconfidence berpengaruh terhadap terhadap keputusan investasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa herding tidak berpengaruh terhadap keputusan invetasi.
21
Menurut Vieira & Valente (2015), Hubungan herding behavior terhadap
pengambilan keputusan investasi yaitu dapat menyebabkan para investor
mempunyai dua pendekatan, yaitu yang pertama dalam pengambilan
keputusan, investor bersifat tidak rasional yang disebabkan oleh naluri
herding atau meniru beberapa kelompok atau investor lain. Sedangkan,
pendekatan kedua dimana pengalihan dapat sepenuhnya rasional dan ada
niat yang disengaja para investor untuk meniru satu sama lain. Hal ini
bahwa ada hubungan yang penting antara rasionalitas dan emosi dalam
proses pengambilan keputusan dan bahwa faktor psikologis mungkin
sesuai dengan optimisasi perilaku investor.
Ramadhan dan Mahfud (2016), memberikan empat alasan mengapa
investor institusi bertransaksi pada arah yang sama. Pertama, mereka
mengolah informasi yang sama. Seperti yang terjadi pada pasar emerging
market yang memiliki keterbatasan informasi mikro dan lebih fokus pada
informasi makro. Kedua, mereka cenderung memilih saham dengan ciri-
ciri yang umum yaitu "prudent", "liquid" atau"better-known". Ketiga, para
manager cenderung mengikuti langkah transaksi yang dilakukan manager
yang lain guna menjaga reputasinya. Keempat, para manager mengikuti
valuasi harga saham dari manager lainnya. Hal ini menguatkan dugaan
kemungkinan perilaku herding oleh investor institusi cenderung terjadi
karena adanya tekanan peer pressure antar sesama manager keuangan.
Bikchandani & Sharma (2001) mengungkapkan bahwa ketika memiliki
keterbatasan informasi, investor cenderung akan mengikuti gerakan
investor lain dalam mengambil keputusan berinvestasi yang pada akhirnya
akan mengabaikan signal miliknya dan mengikuti keputusan mayoritas
(perilaku herding) dan membentuk suatu "information cascade". Ada
beberapa elemen yang memengaruhi perilaku herding investor, misalnya:
terlalu percaya diri, volume investasi, dan sebagainya. Semakin percaya
22
tampaknya kurang tertarik pada perilaku herding. Ketika investor
memasukkan sejumlah besar modal ke dalam investasinya, mereka
cenderung mengikuti tindakan pihak lain untuk mengurangi risiko. Selain
itu, preferensi herding juga tergantung pada jenis investor, misalnya,
investor individu memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang banyak
dalam membuat keputusan investasi lebih dari investor institusional
(Ngoc, 2014).
Dalam berinvestasi, investor harus siap terhadap penyesalan yang terjadi
apabila harapan yang kita inginkan tidak sesuai dengan kenyataan dalam
pengambilan keputusan investasi saham. Mayoritas seorang wanita dalam
mengambil keputusan lebih berhati-hati dibandingkan dengan pria yang
mengesampingkan risiko yang ditimbulkan. Experienced regret adalah
pengalaman yang dialami seseorang yang menyebabkan orang tersebut
menyesal atau kecewa dalam pengambilan keputusan investasi atau
bahkan menerima risiko hasil dari pengambilan keputusan investasi
terdahulu (Yohson 2008). Hal tersebut akan membuat seseorang lebih
berani untuk melakukan investasi pada jenis investasi yang memiliki risiko
lebih tinggi, serta akan menghitung risiko-risiko yang akan muncul ketika
orang tersebut akan mengambil suatu keputusan investasi. Sehingga dapat
dikatakan bahwa orang dengan experienced regret tinggi akan cenderung
memilih jenis investasi yang memiliki risiko lebih tinggi, dikarenakan
seseorang yang telah memiliki experienced regret telah mempunyai
pengalaman yang cukup dalam pengambilan keputusan investasi.
23
penelitian, maka kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Investasi di Lampung, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
keputusan investasi.
keputusan investasi.
ilmiah mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam bisnis.
Menurut Sugiyono (2014) Metode penelitian terdiri dari 2 jenis yaitu:
1. Metode Penelitian Kualitatif
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasinya.
2. Metode Penelitian Kuantitatif
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan
(2014) yaitu Suatu rumusan masalah yang bersifat menanyakan hubungan
antara dua variabel atau lebih.
26
Data yang dihasilkan oleh peneliti merupakan hasil akhir dari proses
pengolahan selama berlangsungnya penelitian. Data pada dasarnya
berawal dari bahan mentah yang disebut data mentah. Jenis data yang
digunakan dalam proses penelitian adalah :
1 Data Primer
Data primer adalah sumber data yang lansung memberikan data kepada
pengumpul data. (Sugiyono, 2014).
seperti: Laporan Keuangan, Buku, Jurnal dll.
Penelitian ini menggunakan data primer karena penelitian ini di peroleh
secara langsung dari sumber asli yang digunakan untuk meperoleh
jawaban dari penelitian.
Menurut sugiyono (2014), Ada 3 metode dalam pengumpulan data yaitu
1. Interview (Wawancara)
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
3. Observasi
data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan metode
yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Jika wawancara dan
kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak
terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Dalam hal ini, metode pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner online yang disebar kepada responden yang
sesuai dengan kriteria. Kuesioner yang disebar berisi pernyataan-
pernyataan seputar Herding Behavior, Experienced Regret dan keputusan
investasi. Pengukuran variabel ini menggunakan skala Likert. Menurut
Sugiyono (2014) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
3.4. Populasi dan Sampel
tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi yang di ambil dalam
penelitian ini adalah Investor yang ada di Lampung sebanyak 8125
investor.
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014). Pemilihan sampel
menggunakan Tehnik Snowball Sampling dan purposive sampling,
28
menentukan informan pertama, kemudian melalui informan pertama,
peneliti mendapatkan nama-nama informan lain yang dijadikan
informan berikutnya. Sedangkan, Purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (sugiyono, 2014).
Karena jumlah populasi tidak diketahui, maka dalam penentuan
sampel di gunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut:
Rumus Slovin
8125 dan persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan
sebesar 12,5% (wulandari, 2015), adalah sebagai berikut:
29
dalam penelitian ini adalah 64 responden. Adapun kriteria atau
prasyarat investor yang bisa dijadikan sebagai sampel penelitian
dalam penelitian ini yaitu investor yang berdomisili di lampung,
investor pemula yang memiliki pengalaman berinvestasi minimal < 1
tahun dibidang investasi dan pernah melakukan trading.
3.5. Variabel Penelitian
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya.
Dependen. Jadi Variabel Independen (variabel bebas) adalah
variabel yang mempengaruhi Variabel Dependen (Sugiyono,2014).
Variabel Independen pada penelitian ini terdiri dari Herding
Behavior (X1) dan Experienced Regret (X2).
3.5.2. Variabel Dependen
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah
keputusan investasi (Y).
Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran Skala
Herding Behavior
investasi berdampak pada keputusan berinvestasi.
Keputusan investor lain untuk membeli dan
menjual instrumen saham berdampak pada
keputusan berinvestasi.
perubahan keputusan investor lain dan mengikuti
reaksi mereka terhadap pasar saham.
Likert
Experienced
Regret
(X2)
Pengalaman tertipu saat berinvestasi
Likert
31
berisiko
item dalam mengukur apa yang ingin diukur. Sebuah item
pertanyaan dikatakan valid jika nilai korelasinya lebih besar dari
nilai korelasi dengan skor totalnya (Priyatno, 2018). Ketentuan
valid atau tidaknya dapat ditentukan dengan kriteria sebagai
berikut:
a. Jika sig 2-tailed > 0,05 maka pertanyaan tersebut di anggap tidak
valid.
b. Jika sig 2-tailed < 0,05 maka pertanyaan tersebut di anggap
valid.
pengukuran diulang kembali (Priyatno, 2018). Teknik pengujian
reliabilitas adalah dengan menggunakan nilai cronbach alpha. Jika
nilai alpha > 0,6 artinya alat ukur yang digunakan reliabel atau
mencukupi (sufficient reliability).
Besarnya Nilai Cronbach Alpha Interpretasi
0,80 - 1,00 Tinggi
0,60 - 0,80 Cukup
dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak.model
regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang
terdistribusi secara normal. Beberapa metode uji normalitas, yaitu
dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik
normal dengan uji one sample kolomogorov smirnov (Priyatno,
2018).
model yang kita gunakan sudah tepat atau lebih baik dalam
spesifikasi model. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat
dalam analisisi korelasi atau regresi linier (Priyatno, 2018).
Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity
dengan melihat nilai F hitung. Dua variabel dikatakan mempunyai
hubungan linear bila F hitung kurang dari F tabel.
3.8.3. Uji Multikolinieritas
adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna
antarvariabel independen.model regresi yang baik sekarusnya tidak
terjadi korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna di antara
variabel bebas (Priyatno, 2018). Salah satu cara untuk mengetahui
bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas adalah dengan
melihat nilai VIF (variance inflaying factor). Jika nilai VIF < 10 ,
maka tingkat kolinieritas dapat ditoleransi.
3.8.4. Uji Heteroskedasititas
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik
34
heterokedastisitas, yaitu Uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan
cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut
residualnya. Jika nilai signifikasi antara variabel independen
dengan absolut residual lebih dari 0,05, tidak terjadi masalah
heterokedastisitas (Priyatno, 2018).
tidaknya pengaruh yang signifikan secara parsial atau simultan antara dua
atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen.selain itu
untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya (positif dan negatif) dan
seberapa besar pengaruhnya serta untuk memprediksi nilai variabel
dependen dengan menggunakan variabel independen (Priyatno, 2018).
Model regresi linier berganda ditunjukan oleh persamaan berikut:
Y= α + β1X1+β2X2 + ε
Keterangan:
besarnya kontribusi variabel bebas (variabel independen) terhadap
variabel terikatnya (variabel dependen). Uji ini bertujuan untuk
menentukan proporsi atau persentase total variasi dalam variabel
terikat yang diterangkan oleh variabel bebas. Nilai koefisien
determinasi adalah antara 0 – 1, jika R 2
mendekati angka satu, maka
memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel dependen. Dari hasil perhitungan R 2
dapat diketahui berapa
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model
penelitian.
variabel independen secara parsial berpengaruh secara signifikan
atau tidak terhadap variabel dependen (Priyatno, 2018). Dasar
pengambilan keputusan dalam uji t yaitu:
1) Jika thitung > ttabel berarti hipotesis tidak terbukti. Ha ditolak dan Ho
diterima, artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
2) Jika thitung < ttabel berarti hipotesis terbukti. Ha diterima dan Ho
ditolak, artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen.
36
37
pasar modal yang ada di lampung. Pengumpulan data dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner secara online melalui media sosial kepada
investor yang berinvestasi pada pasar modal yang ada di lampung.
Kriteria sampel pada penelitian ini yaitu investor yang berdomisili di
lampung, investor pemula yang berinvestasi selama < 1 Tahun dan
pernah melakukan trading. Jumlah responden yang mengisi kuesioner
sebanyak 104 responden. Karena sampel yang sesuai dengan kriteria
sampel dan sesuai perhitungan sampel sebanyak 64 responden, maka
sempel yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah 64 responden.
4.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden
experience regret dan keputusan investasi, responden terlebih
dahulu mengisi beberapa pertanyaan yang berupa data pribadi
seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, status, domisili, dan jenis
investasi. Data pribadi tersebut dipilih dengan menyesuaikan
dengan latar belakang karakteristik demografi investor yang ada di
lampung. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 64
investor yang ada di lampung. Data responden disajikan sebagai
berikut:
38
Gambar 4.1
Berdasarkan pada Gambar 4.1, dari data diatas dapat dilihat bahwa
investor di Lampung terdiri dari laki-laki berjumlah 41 orang dan
perempuan berjumlah 23 orang dengan presentase laki-laki 64%
dan perempuan berjumlah 36%. Hal ini berarti bahwa investor di
Lampung mayoritas adalah laki-laki.
Gambar 4.2
Berdasarkan pada Gambar 4.2, dari data diatas dapat dilihat bahwa
responden yang berpatisipasi berusia 17 – 22 tahun berjumlah 29
orang, responden yang berusia 23 – 28 tahun berjumlah 24 orang,
responden yang berusia 29 – 35 tahun berjumlah 7 orang dan
responden yang berusia > 36 tahun berjumlah 4 orang dengan
presentase usia 17 – 22 tahun berjumlah 45%, usia 23 – 28 tahun
berjumlah 38%, usia 29 – 35 tahun berjumlah 11%, dan usia > 36
tahun berjumlah 6%. Hal ini berarti bahwa responden mayoritas
berumur 17 – 22.
Gambar 4.3
Berdasarkan pada Gambar 4.3, dari data diatas dapat dilihat bahwa
responden yang berpatisipasi berpendidikan SMA/ Sederajat
berjumlah 21 orang, responden yang berpendidikan Diploma
berjumlah 7 orang, responden yang berpendidikan Strata 1 (S1)
berjumlah 32 orang dan responden yang berpendidikan Strata 2
(S2) berjumlah 4 orang dengan presentase pendidikan SMA/
Sederajat berjumlah 33%, pendidikan Diploma berjumlah 11%,
40
pendidikan Strata 1 (S1) berjumlah 50%, dan pendidikan Strata 2
(S2) berjumlah 6%. Hal ini berarti bahwa responden mayoritas
berpendidikan Strata 1 (S1).
Gambar 4.4
Berdasarkan pada Gambar 4.4, dari data diatas dapat dilihat bahwa
responden yang berpatisipasi memiliki status belum menikah
berjumlah 49 orang, dan responden yang memiliki status menikah
berjumlah 15 orang dengan presentase status belum menikah
berjumlah 77%, dan status menikah berjumlah 23%. Hal ini berarti
bahwa responden mayoritas memiliki status belum menikah.
41
Gambar 4.5
Berdasarkan pada Gambar 4.5, dari data diatas dapat dilihat bahwa
responden yang berpatisipasi berdomisili di Bandar Lampung
berjumlah 27 orang, responden yang berdomisili di Lampung
Timur berjumlah 4 orang, responden yang berdomisili di Lampung
Selatan berjumlah 16 orang, responden yang berdomisili di Metro
berjumlah 7 orang dan responden yang berdomisili di lain tempat
berjumlah 10 orang dengan presentase domisili di Bandar Lampung
berjumlah 42%, domisili di Lampung Timur berjumlah 6%,
domisili di Lampung Selatan berjumlah 25%, domisili di Metro
berjumlah 11% dan domisili di lain tempat berjumlah 16%. Hal ini
berarti bahwa responden mayoritas berdomisili di Bandar
Lampung.
42
Gambar 4.6
Berdasarkan pada Gambar 4.6, dari data diatas dapat dilihat bahwa
responden yang berpatisipasi di jenis investasi saham berjumlah 48
orang, dan responden yang berpatisipasi di jenis investasi yang
lainnya berjumlah 16 orang dengan presentase jenis investasi
saham berjumlah 75%, dan jenis investasi yang lainnya berjumlah
25%. Hal ini berarti bahwa responden mayoritas berpatisipasi di
jenis investasi saham.
kepada 100 responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Jawaban Std.
(5) %
S
(4) %
N
(3) %
TS
(2) %
STS
(1) %
Mean
H 1 2 3 19 29,7 16 25 24 37,5 3 4,7 2,89 0,994
H 2 3 4,7 29 45,3 18 28,1 14 21,9 0 0 3,33 0,874
H 3 3 4,7 27 42,2 20 31,3 14 21,9 0 0 3,30 0,867
H 4 1 1,6 19 29,7 21 32,8 19 29,7 4 6,3 2,91 0,955
Rata-rata Mean 3,11
1. Pernyataan 1 dengan pernyataan “Keputusan investor lain
tentang pemilihan jenis investasi berdampak pada keputusan
berinvestasi saya.” dengan jumlah responden yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 2 responden (3%), setuju
19 responden (29,7%), Netral 16 responden (25%), tidak
setuju sebanyak 24 responden (37,5%), dan yang menjawab
sangat tidak setuju sebanyak 3 responden atau (4,7%) dengan
rata-rata jawaban sebesar 2,89 atau 3. Artinya dapat
dikatakan bahwa sebagian besar responden ragu-ragu atau
netral terhadap Keputusan investor lain tentang pemilihan
jenis investasi berdampak pada keputusan berinvestasi saya.
2. Pernyataan 2 dengan pernyataan “Keputusan investor lain
untuk membeli instrumen saham berdampak pada keputusan
berinvestasi saya.” dengan jumlah responden yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 3 responden (4,7%),
44
dengan rata-rata jawaban sebesar 3,33 atau 3. Artinya dapat
dikatakan bahwa sebagian besar responden Ragu-ragu
terhadap keputusan investor lain untuk membeli instrument
saham berdampak pada keputusan investasi responden.
3. Pernyataan 3, dengan pernyataan “Keputusan investor lain
untuk menjual instrumen saham berdampak pada keputusan
berinvestasi saya.” dengan jumlah responden yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 3 responden (4,7%),
setuju 27 responden (42,2%), Netral 20 responden (31,3%),
tidak setuju sebanyak 14 responden (21,9%), dan yang
menjawab sangat tidak setuju sebanyak 0 responden (0%)
dengan rata- rata jawaban sebesar 3,30 atau 3. Artinya dapat
dikatakan bahwa sebagian besar responden ragu-ragu atau
netral terhadap keputusan investor lain untuk menjual
instrument saham berdampak pada keputusan berinvestasi
responden.
cepat terhadap perubahan keputusan investor lain dan
mengikuti reaksi mereka terhadap pasar saham.” dengan
jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 1
responden (1,6%), setuju 19 responden (29,7%), Netral 21
responden (32,8%), tidak setuju sebanyak 19 responden atau
(29,7%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4
responden atau (6,3%) dengan rata- rata jawaban sebesar 2,91
atau 3. Artinya dapat dikatakan bahwa sebagian besar
responden biasanya ragu-ragu atau netral dalam bereaksi
cepat terhadap perubahan keputusan investor lain dan
mengikuti reaksi mereka terhadap pasar saham.
45
Jawaban Std.
(5) %
S
(4) %
N
(3) %
TS
(2) %
STS
(1) %
Mean
E 1 0 0 5 7,8 8 12,5 37 57,8 14 21,9 2,06 0,814
E 2 1 1 6 9,4 6 9,4 44 68,8 7 10,9 2,22 0,826
E 3 0 0 3 4,7 12 18,8 36 56,3 13 20,3 2,08 0,762
E 4 2 3,1 39 60,9 14 21,9 8 12,5 1 1,6 3,52 0,816
Rata-rata Mean 2,47
1. Pernyataan 1 dengan pernyataan “Pengalaman buruk ketika
berinvestasi membuat saya tidak berani berinvestasi
kembali.” dengan jumlah responden yang menyatakan sangat
setuju sebanyak 0 responden (0%), setuju 5 responden
(7,8%), Netral 8 responden (12,5%), tidak setuju sebanyak 37
responden atau (57,8%), dan yang menjawab sangat tidak
setuju sebanyak 14 responden atau (21,9%) dengan rata-rata
jawaban sebesar 2,06 atau 2. Artinya dapat dikatakan bahwa
sebagian besar responden tidak setuju akan Responden
biasanya bereaksi cepat terhadap perubahan keputusan
investor lain dan mengikuti reaksi mereka terhadap pasar
saham.
responden (1,6%), setuju 6 responden (9,4%), Netral 6
responden (9,4%), tidak setuju sebanyak 44 responden atau
(68,8%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak
46
2,22 atau 2. Artinya dapat dikatakan bahwa sebagian besar
responden tidak mempunyai pengalaman tertipu pada saat
berinvestasi.
perasaan menyesal telah melakukan investasi.” dengan
jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
0 responden (0%), setuju 3 responden (4,7%), Netral 12
responden (18,8%), tidak setuju sebanyak 36 responden
atau (56,3%), dan yang menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 13 responden atau (20,3%) dengan rata-rata
jawaban sebesar 2,08 atau 2. Artinya dapat dikatakan
bahwa sebagian besar responden tidak pernah mengalami
perasaan menyesal telah melakukan investasi.
4. Pernyataan 4, dengan pernyataan “Saya mempunyai
pengalaman mengalami kerugian pada saat berinvestasi.”
dengan jumlah responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 2 responden (3,1%), setuju 39 responden
(60,9%), Netral 14 responden (21,9%), tidak setuju
sebanyak 8 responden atau (12,5%), dan yang menjawab
sangat tidak setuju sebanyak 1 responden atau (1,6%)
dengan rata-rata jawaban sebesar 3,52 atau 4. Artinya dapat
dikatakan bahwa sebagian besar responden mempunyai
pengalaman mengalami kerugian pada saat berinvestasi.
47
Jawaban Std.
(5) %
S
(4) %
N
(3) %
TS
(2) %
STS
(1) %
Mean
KI 1 1 1,6 27 42,2 10 15,6 23 35,9 3 4,7 3,00 1,024
KI 2 0 0 3 4,7 3 4,7 38 59,4 20 31,3 1,83 0,725
KI 3 1 1,6 3 4,7 11 17,2 41 64,1 8 12,5 2,19 0,774
KI 4 0 0 10 15,6 7 10,9 34 53,1 13 20,3 2,22 0,951
Rata-rata Mean 2,31
1. Pernyataan 1, dengan pernyataan “Dalam berinvestasi, saya
menggunakan pendapatan untuk investasi yang berisiko.”
dengan jumlah responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 1 responden (1,6%), setuju 27 responden (42,2%),
Netral 10 responden (15,6%), tidak setuju sebanyak 23
responden atau (35,9%), dan yang menjawab sangat tidak
setuju sebanyak 3 responden atau (4,7%) dengan rata-rata
jawaban sebesar 3,00 atau 3. Artinya dapat dikatakan bahwa
sebagian besar responden ragu-ragu atau netral menggunakan
pendapatan untuk investasi yang berisiko.
2. Pernyataan 2 dengan pernyataan “Dalam menentukan jenis
investasi, saya mengambil keputusan berinvestasi tanpa
sebuah pertimbangan.” dengan jumlah responden yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 0 responden (0%), setuju
3 responden (4,7%), Netral 3 responden (4,7%), tidak setuju
sebanyak 38 responden atau (59,4%), dan yang menjawab
sangat tidak setuju sebanyak 20 responden atau (31,3%)
dengan rata-rata jawaban sebesar 1,83 atau 2. Artinya dapat
48
mengambil keputusan berinvestasi tanpa sebuah
pertimbangan.
berinvestasi, saya akan berinvestasi tanpa adanya jaminan.”
dengan jumlah responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 1 responden (1,6%), setuju 3 responden (4,7%),
Netral 11 responden (17,2%), tidak setuju sebanyak 41
responden atau (64,1%), dan yang menjawab sangat tidak
setuju sebanyak 8 responden atau (12,5%) dengan rata-rata
jawaban sebesar 2,19 atau 2. Artinya dapat dikatakan bahwa
sebagian besar responden tidak setuju dalam memutuskan
untuk berinvestasi, responden akan berinvestasi tanpa adanya
jaminan.
berinvestasi berdasarkan pengaruh intuisi/perasaan” dengan
jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 0
responden (0%), setuju 10 responden (15,6%), Netral 7
responden (10,9%), tidak setuju sebanyak 34 responden atau
(53,1%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 13
responden atau (20,3%) dengan rata-rata jawaban sebesar
2,22 atau 2. Artinya dapat dikatakan bahwa sebagian besar
responden tidak setuju cenderung berinvestasi berdasarkan
pengaruh intuisi/perasaan
4.2.1. Hasil Uji Validitas
apa yang diukur dan mengetahui apakah kuesioner yang diukur
benar-benar valid. Berikut ini merupakan hasil uji validitas
instrumen kuesioner:
Keputusan Investasi
Dari Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa hasil uji validitas
pertanyaan variabel Keputusan Investasi, Herding Behavior dan
Experienced Regret dinyatakan valid karena pernyataan dari
nomor KI 1 sampai dengan nomor E 4 menghasilkan Sig. (2-tailed)
< 0,05
dipercaya atau diandalkan Berikut ini merupakan hasil uji
reliabilitas instrumen kuesioner:
Sumber: Data diolah 2019
Investasi, Herding behavior dan Experienced Regret dinyatakan
Reliabel karena nilai crombach alpha > 0,6
4.3. Hasil Uji Persyaratan Data
4.3.1. Uji Normalitas
dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Data yang
berdistribusi normal artinya memiliki sebaran yang merata
sehingga benar-benar mewakili populasi dan dapat dikatakan
sebagai data yang baik. Berikut ini adalah hasil uji normalitas:
Tabel 4.6
parametric Kolmogorov-Smirnov (K-S). Nilai Kolmogorov-
Smirnov apabila lebih besar dari (α) = 0,05 maka data normal
(Priyatno, 2018). Hasil hitung nilai Kolmogorov-Smirnov pada
penelitian ini mendapatkan nilai signifikansi sebesar 0,200 > 0,05
(5%), maka data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
51
dua variabel yang bersifat linier. Berikut ini adalah hasil uji
Linearitas:
Herding Behavior (X1)
Sumber: Data diolah 2019
1. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai F hitung
Variabel Herding Behavior (X1) terhadap keputusan Investasi
(Y) sebesar 0,509 < dari nilai F hitung sebesar 2,02 maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara dua variabel yang
bersifat linear
2. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai F hitung
Variabel Experienced Regret (X1) terhadap keputusan Investasi
(Y) sebesar 0,755 < dari nilai F hitung sebesar 2,06 maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara dua variabel yang
bersifat linear
korelasi antara variabel independen dalam model regresi. Model
regresi baik jika terjadi korelasi antar variabel independen atau
tidak terjadi multikolinearitas. Berikut ini adalah hasil uji
multikolinieritas:
52
Herding Behavior 1,025 10 Tidak memiliki gejala
multikolinearitas
multikolinearitas
yang terdiri dari herding behavior memiliki nilai sebesar 1,025, dan
experienced regret memiliki nilai sebesar 1,025. Seluruh variabel
diatas memiliki nilai VIF (variance inflaying factor) < 10 sehingga
dapat di simpulkan bahwa variabel dependen pada penelitian ini
tidak memiliki gejala multikolinearitas.
regresi linier terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut
ini adalah hasil uji heteroskedastisitas:
Tabel 4.9
Herding Behavior 0,813 0,05 Tidak memiliki gejala
heterokedastisitas
heterokedastisitas
yang terdiri dari herding behavior memiliki nilai sebesar 0,813, dan
experienced regret memiliki nilai sebesar 0,564. Seluruh variabel
diatas memiliki nilai Signifikasi (Sig) > 0,05 sehingga dapat di
simpulkan bahwa variabel dependen pada penelitian ini tidak memiliki
gejala heteroskedastisitas.
yaitu penentuan persamaan regresi, perhitungan koefisien determinan,
pengujian signifikan variabel independen, berdasarkan hasil perhitungan
dengan menggunakan SPSS V.22.
Constanta 3,745 1,510
R 0,462
persamaan regresi sebagai berikut:
Y= α + β1X1+β2X2
Y= 3,745 + 0,092X1+0,424X2
54
juga naik, dengan asumsi variabel yang lain bernilai konstan.
2. Hubungan Variabel experienced regret (X2) dengan variabel
keputusan investasi (Y) dilihat dari koefisien regresi adalah
bernilai positif signifikan. Jadi setiap kenaikan variabel
experienced regret maka akan menyebabkan variabel keputusan
investasi juga naik, dengan asumsi variabel yang lain bernilai
konstan.
Koefisien Determinasi (R2) ini digunakan untuk mengetahui
besarnya kontribusi variabel bebas (variabel independen) terhadap
variabel terikatnya (variabel dependen). Uji ini bertujuan untuk
menentukan proporsi atau persentase total variasi dalam variabel
terikat yang diterangkan oleh variabel bebas. Nilai Rsquare yang
digunakan dapat dilihat dalam tabel 4.10 Nilai R square pada tabel
4.10 model 1 yaitu sebesar 0,213 sehingga dapat diartikan bahwa
21,3% keputusan investasi dapat dijelaskan oleh variabel Herding
Behavior dan Experience Regret. Sedangkan sisanya sebesar 78,7%
di jelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model
penelitian.
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel
independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Pengujian parsial regresi dimaksudkan untuk
mengetahui apakah variabel bebas secara individual mempunyai
pengaruh terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel yang
lain itu konstan. Jika nilai thitung > ttabel maka variabel dependen (X)
berpengaruh terhadap variabel Independen (Y). Jika nilai thitung <
55
variael independen (Y). Dalam penelitian ini ttabel sebesar 1,999.
Berdasarkan pada tabel 4.10 maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Herding Behavior terhadap Keputusan Investasi
Berdasarkan tabel 4.10, thitung variabel herding behavior (X1)
sebesar 1,017 lebih kecil dari ttabel sebesar 1,999. Maka dapat
disimpulkan bahwa herding behavior tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan investasi.
Berdasarkan tabel 4.10, thitung variabel experienced regret (X2)
sebesar 3,733 lebih besar dari ttabel sebesar 1,999. Maka dapat
disimpulkan bahwa experienced regret berpengaruh positif
signifikan terhadap keputusan investasi.
Investasi
takun memiliki thitung sebesar 1,017 dimana nilai ini lebih kecil
dari ttabel yaitu 1,999 sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 di
tolak yang berarti variabel herding behavior tidak berpengaruh
positif signifikan terhadap keputusan investasi. Hasil ini
menunjukkan bahwa investor cenderung menerima informasi
serta melakukan analisis dengan baik untuk memilih saham.
Investor cenderung rasional karena tidak terpengaruh oleh
investor lain dan tidak mengikuti noise yang terjadi di pasar.
Responden yang diteliti dalam penelitian ini yaitu investor yang
berpatisipasi di investasi selama < 1 tahun, dalam hal ini
kemunginan Perilaku para investor pemula cenderung tidak
56
ini menunjukkan bahwa para investor dalam mengambil
keputusan investasi lebih cenderung memperhatikan informasi
fundamental terlebih dahulu dalam mengambil keputusannya.
Perilaku investor ini dapat terjadi karena ketersediaan suatu
informasi yang dirasa oleh investor cukup sebagai dasar untuk
mengambil keputusan investasinya. Sehingga perlaku investor
cenderung tidak hanya sekedar ikut-ikutan. Status investor
pemula yang mayoritas berlatar belakang pendidikan S1
memungkinkan mereka untuk dapat menggali informasi yang
banyak dan valid sebagai dasar untuk melakukan suatu keputusan
investasi. Ditambah lagi dengan ketersediaan infromasi yang
cukup memadai. Penelitian ini Konsisten dengan penelitian yang
dilakukan Gonzalie dan Anastasia (2015) dan Setiawan, dkk
(2018).
Investasi
variabel experienced regret investor yang berpartisipasi selama <
1 tahun memiliki thitung sebesar 3,733 dimana nilai ini lebih besar
dari ttabel sebesar 1,999 sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 di
terima yang berarti variabel experienced regret berpengaruh
positif signifikan terhadap keputusan investasi. Artinya, semakin
tinggi tingkat experienced regret seseorang, maka dalam
pengambilan keputusan investasi akan cenderung lebih berani
dalam memilih jenis investasi yang memiliki risiko lebih tinggi.
Hasil yang signifikan ini dimungkinkan karena jawaban
responden dalam penelitian ini untuk variabel experienced regret
pada item pernyataan responden mempunyai pengalaman
mengalami kerugian dalam berinvestasi. Sebagian besar
57
seseorang memiliki pengalaman dalam berinvestasi, maka
seseorang tersebut juga akan pernah mengalami kerugian dalam
berinvestasi. Seperti halnya pada pembahasan deskriptif bahwa
sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki
pengalaman berinvestasi yang cukup lama, sehingga responden
dalam penelitian pernah merasakan suatu kerugian dan cenderung
telah mengetahui risiko dan keuntungan jenis-jenis alternatif
investasi. (Putra, 2015)
yang mempunyai karakteristik risiko yang tinggi sehingga
dampak dari regret yang dialami juga akan tinggi. Perilaku
experienced regret akan membuat seseorang lebih berani dalam
melakukan investasi pada jenis investasi yang memiliki risiko
lebih tinggi, serta akan menghitung risiko-risiko yang akan
muncul ketika orang tersebut akan mengambil suatu keputusan
investasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa seseorang dengan
experienced regret yang tinggi akan cenderung memilih jenis
investasi yang memiliki risiko lebih tinggi, dikarenakan seseorang
yang telah memiliki experienced regret telah mempunyai
pengalaman yang cukup dalam pengambilan keputusan investasi
(Yohson, 2008). Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh putra, dkk (2015).
58
59
maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah:
1. Herding Behavior tidak berpengaruh terhadap Keputusan Investasi
pada investor di Lampung.
pada investor di Lampung.
Regret aversion bias terdiri dari experienced regret dan anticipated
regret. Dalam penelitian ini hanya variabel experienced regret
yang dijadikan variabel penelitian, diharapkan dalam penelitian
selanjutnya peneliti dapat menambah variabel lain untuk dijadikan
variabel penelitian yaitu anticipated regret.
2. Bagi Investor
selalu mencari informasi serta melakukan analisis fundamental
dengan baik untuk memilih saham. Diharapkan Investor juga selalu
mempunyai pendirian dan jangan terpengaruh oleh investor lain
dan selalu mengikuti noise yang terjadi di pasar, dengan begitu
investor dapat menghindari perilaku herding. Selain itu dengan
memiliki pengalaman kerugian di dalam berinvestasi, diharapkan
investor dapat lebih berani dalam memilih jenis investasi yang
lebih beresiko. Sehingga, dengan investor memiliki sebuah
pengalaman buruk maka diharapkan kedepannya investor dapat
mengambil pengalaman tersebut untuk dijadikan motivasi dan
mendapatkan capital gain yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Alquraan, T., Alqisie, A. & Alshorafa, A., (2016). Do Behavioral Finance Factors
Influence Stock Investment Decisions of Individual Investors? (Evidences
from Saudi Stock Market). American International Journal of
Contemporary Research, 6(3), pp. 159-169.
Anisa, N., (2012). Hubungan Faktor Demografi dengan Bias Pemikiran Investor
dipasar Modal. Journal of business and banking, 2(2), pp. 123-138.
Ariadi, Riyan, Malelak, Mariana Ing & Astuti, Dewi. (2015). Analisa Hubungan
Financial Literacy Dan Demografi Dengan Investasi, Saving Dan
Konsumsi. FINESTA, Vol. 3, No. 1, 7-12 – 96.
Bikchandani,S., & Sharma. S (2001). Herd Behavior In Financial Market. Imf
Staff Paper Vol.47 , No.3. 279-310.
Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Lampung
Christanti, Natalia., Ariany Mahastanti, Linda. (2011). “Faktor-Faktor Yang
Dipertimbangkan Investor Dalam Melakukan Investasi”. Jurnal
Manajemen Teori dan Terapan | Tahun 4, No. 3. Salatiga.
Dewi, S. K., (2014). Pengaruh Availability Bias, Loss Aversion Bias, dan
Representativeness Bias Terhadap Pengambilan Keputusan Investasi,
Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Fityani, I., (2015). Analisis investor herding behavior dengan multinomial logit
regression pada BEI: Studi Kasus pada Saham LQ 45 Periode 2009-2014.
Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia. (Tidak
Dipublikasikan).
Gozalie, S. & Anastasia, N., (2015). Pengaruh Perilaku Heuristics dan Herding
terhadap Pengambilan Keputusan Investasi Properti Hunian. Finesta, 3(2),
pp. 28-32.
Hermalin, B. E. & Isen, A. M., (2000). The Effect of Affect on Economic and
Strategic Decision Making, Los Angeles: University of Southern
California Law School. Johnson Graduate School of Management, Cornell
University. 359 Sage Hall. Ithaca, NY 14853-6201.
Hirshleifer D. & Teoh, S. H. (2003). Herd Behavior and Cascading in Capital
Markets: A Review and Synthesis. European Financial Management Vol.
9, No. 1 (March 2003): pp. 25-66.
Kartini & Nuris, F. N., (2015). Pengaruh Illusions of control, Overconfidence dan
Emotion terhadap Pengambilan Keputusan Investasi pada Investor di
Yogyakarta. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, 4(2), pp. 115-123.
Loomes, G & Sugden, R (1982), „Regret Theory: An alternative theory of rational
choice under uncertainty, Economic Journal, 92, 805-824.
Luong, L. P. & Thi Thu Ha, D., (2011). Behavioral Individual Investors' Decision
Making and Performance a Survey at The Ho Chi Minh Stock Exchange,
China: Umeå Univesity.
Ventura, Vol. 13, No. 3, Pages 213 – 224
Masassya, E. G. (2006). Arsitektur Keuangan Pekerja Profesi. Kompas, Edisi 7
Agustus.
Ngoc, L. T. B., (2014). Behavior Pattern of Individual Investors in Stock Market.
International Journal of Business and Management, 9(1), pp. 1-16.
Nofsinger, J. R., & Sias, R. W. (1999). Herding and feedback trading by
institutional and indi-vidual investors. The Journal of Finance: The Journal
of The American Finance Association.
Pradikasari, Ellen, Yuyun Isbanah (2018), Pengaruh Financial Literacy, Illusion
Of Control, Overconfidence, Risk Tolerance, Dan Risk Perception
Terhadap Keputusan Investasi Pada Mahasiswa Di Kota Surabaya, Jurnal
Ilmu Manajemen Volume 6 Nomor 4 – Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Surabaya
Pratiwi, Ni Putu Astri Indah. (2016). Pengaruh Literasi Keuangan, Percaya Diri
Berlebih, Dan Toleransi Risiko Pada Pengambilan Keputusan Investasi
Masyarakat Sidoarjo. Artikel Ilmiah dan skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Perbanas Surabaya. (Skripsi Tidak Dipublikasikan).
Prayoga, Andi (2018). Pemerintah melalui Bursa Efek Indonesia (BEI)
mencanangkan program Yuk Nabung Saham (YNS).
http://wartakota.tribunnews.com/2018/10/07/pemerintah-melalui-bursa-
WIB, 25 maret 2019
Priyatno, Duwi. (2018) SPSS, Panduan mudah olah data bagi mahasiswa dan
umum. Yogyakarta: Penerbit Andi
Tolerance Terhadap Pengambilan Keputusan Investasi Saham Pada
Investor Di Surabaya. Artikel Ilmiah dan skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Perbanas Surabaya. (Skripsi Tidak Dipublikasikan).
Putra, I Putu Santika .(2015). Pengaruh Tingkat Literasi Keuangan, Experienced
Regret, Dan Risk Tolerance Terhadap Keputusan Investasi. Artikel Ilmiah
dan skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.(Skripsi
Tidak Dipublikasikan).
Pengaruh Tingkat Literasi Keuangan, Experienced Regret,dan Risk
Tolerance pada Pemilihan Jenis Investasi.Journal of Business & Banking.
Vol.5, No.2, hal 271-282
Putri, Ni Made D.R., dan Rahyuda, Henny. (2017). Pengaruh Tingkat Financial
Literacy dan Faktor Sosiodemografi Terhadap Perilaku Keputusan
3407-3434 3407
Herding Pada Pasar Saham Indonesia & Singapura Tahun 2011 – 2015.
Diponegoro Journal Of Management Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016,
Halaman 1-9 Issn (Online): 2337-3792
Setiawan, Yehezkiel Chris, Apriani Dorkas Rambu Atahau, dan Robiyanto.
(2018). Cognitive Dissonance Bias, Overconfidence Bias dan Herding
Bias dalam Pengambilan Keputusan Investasi Saham. Accounting and
Financial Review, 1(1): 17-25, 2018
Sias, R. W., (2004). Institutional herding, Review of Financial Studies, 17(1):
165-206.
Statman, M., (2014). Behavioral Finance: Finance with Normal People. Borsa
_Istanbul Review, Volume 14, pp. 65-73.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta
Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi. Kanisius, Yogyakarta
Vieira, E. & Valente, M. S., (2015). Herding Behaviour and Sentiment: Evidence
in a Small European Market. Spanish Accounting Review, 18(1), pp. 78-
86.
Vijaya, E., (2016). An Empirical Analysis on Behavioural Pattern of Indian Retail
Equity Investors. Journal of Resources Development and Management,
Volume 16, pp. 103-112.
7(1), pp. 448-459.
Regret, Risk Tolerance, Dan Motivasi Pada Keputusan Investasi Keluarga
Dalam Perspektif Masyarakat Bali. Artikel Ilmiah dan Skripsi, Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya. (Skripsi Tidak Dipublikasikan).
Widyastutik, Putri .(2018). Pengaruh Experienced Regret, Risk Tolerance Dan
Jenis Pekerjaan Terhadap Pengambilan Keputusan Investasi Saham Di
Surabaya Artikel Ilmiah dan Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Perbanas Surabaya.(Skripsi Tidak Dipublikasikan).
Keputusan. Prosiding Seminar Nasional Prodi Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember, Dinamika Global : Rebranding
Keunggulan Kompetitif Berbasis Kearifan Lokal ISBN 978-602-60569-2-
4
Wulandari, Dewi Ayu & Rr Iramani, (2014), „Studi experienced regret, risk
tolerance, overconfidence dan risk perception pada pengambi-lan
keputusan dosen ekonomi, Journal of Business & Banking, Vol. 4, No. 1,
hal. 55–66.
Yohnson. (2008). „Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor Muda
Jakarta dan Surabaya, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.
Vol.10,no.2. September : 163-168.
Investasi di Lampung"
EXPERIENCED REGRET TERHADAP KEPUTUSAN
INVESTASI DI LAMPUNG.”
Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu cara untuk memperoleh data
adalah dengan menyebar kuesioner kepada responden. Maka, kami
mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berkenan mengisi kuesioner
yang kami ajukan. Demikian permohonan ini kami sampaikan. Atas
kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner kami ucapkan
terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Hormat kami,
TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI DI LAMPUNG
Nama:
o Usia > 36 Tahun
2. Keterangan Pilihan:
2 TS : Tidak Setuju
1. Dalam berinvestasi, saya menggunakan
pendapatan untuk investasi yang berisiko.
2. Dalam menentukan jenis investasi, saya
mengambil keputusan berinvestasi tanpa
jaminan.
pengaruh intuisi/perasaan
1. Keputusan investor lain tentang pemilihan
jenis investasi berdampak pada keputusan
berinvestasi saya.
instrumen saham berdampak pada
instrumen saham berdampak pada
perubahan keputusan investor lain dan
mengikuti reaksi mereka terhadap pasar
saham.
1. Pengalaman buruk ketika berinvestasi
membuat saya tidak berani berinvestasi
kembali.
saat berinvestasi.
melakukan investasi.
kerugian pada saat berinvestasi.
LAMPIRAN 2
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Jenis Investasi Yang Dipilih
Berapa Lama Berinvestasi
1 Abu Haris Husain Laki-laki Usia 17 - 22 Tahun Strata 1 (S1) Belum Menikah Bandar Lampung Saham < 1 Tahun
2 Khoirul anwar Laki-laki Usia 17 - 22 Tahun Strata 1 (S1) Belum Menikah Bandar Lampung Saham < 1 Tahun
3 Muhammad Arijal A. Laki-laki Usia 17 - 22 Tahun SMA / Sederajat Belum Menikah Dan Lainnya Saham < 1 Tahun
4 Amallia Perempuan Usia 17 - 22 Tahun Strata 1 (S1) Belum Menikah Bandar Lampung Saham < 1 Tahun
5 Muhammad Imran S. Laki-laki Usia 17 - 22 Tahun Strata 1 (S1) Belum Menikah Bandar Lampung Saham < 1 Tahun
6 Jovi Laki-laki Usia 17 - 22 Tahun Strata 1 (S1) Belum Menikah Bandar Lampung Saham < 1 Tahun
7 Prima Destriana Perempuan Usia 17 - 22 Tahun SMA / Sederajat Belum Menikah Bandar Lampung Saham < 1 Tahun
8 Yogi Kurnia Laki-laki Usia 23 - 28 Tahun Strata 2 (S2) Belum Menikah Bandar Lampung Saham < 1 Tahun
9 Heru aditiya Laki-laki Usia 23 - 28 Tahun Strata 1 (S1) Belum Menikah Metro Saham < 1 Tahun
10 adit herawan Laki-laki Usia 23 - 28 Tahun Strata 1 (S1) Belum Menikah Metro Saham < 1 Tahun
11 Darwati Perempuan Usia 17 - 22 Tahun Strata 1 (S1) Belum Menikah Lampung Selatan Saham < 1 Tahun
12 Robi Tumewa Laki-laki Usia 23 - 28 Tahun Diploma Belum Menikah Bandar Lampung Saham < 1 Tahun
13 Yusar ali Laki-laki Usia 17 - 22 Tahun Strata 1 (S1) Belum Menikah Dan Lainnya Saham < 1 Tahun
14 Fernando Halim Laki-laki Usia 17 - 22 Tahun Strata 1 (S1) Belum Menikah Bandar Lampung Dan Lain- Lain < 1 Tahun
15 Feby yusman Laki-laki Usia 17 - 22 Tahun SMA / Sederajat Belum Menikah Lampung Selatan Saham < 1 Tahun
16 Rudy Santosa Laki-laki Usia 23 - 28 Tahun SMA / Sederajat Belum Menikah Metro Saham < 1 Tahun
17 Aris Ariyanto Laki-laki Usia 23 - 28 Tahun SMA / Sederajat Belum Menikah Lampung Timur Saham < 1 Tahun
18 Yogie Setiawan Laki-laki Usia 17 - 22 Tahun SMA / Sederajat Belum Menikah Bandar Lampung Saham < 1 Tahun
19 Ira Apriani Perempuan Usia 23 - 28 Tahun Strata 1 (S1) Belum Menikah Bandar Lampung Dan Lain- Lain < 1 Tahun
20 Ady Setyawan Laki-laki Usia 23 - 28 Tahun Diploma Belum Menikah Dan Lainnya Saham < 1 Tahun
21 Ranti Perempuan Usia 17 - 22 Tahun SMA / Sederajat Belum Menikah Bandar Lampung Saham < 1 Tahun
22 Perempuan Usia 17 - 22 Tahun SMA / Sederajat Belum Menikah Bandar Lampung Saham < 1 Tahun
23 Perempuan Usia 23 - 28 Tahun SMA / Sederajat Nikah Dan Lainnya Saham < 1 Tahun
24 Marsudiyati Perempuan Usia 17 - 22 Tahun Strata 1 (S1) Belum Menikah Bandar Lampung Dan Lain- Lain < 1 Tahun
25 Intan Iriani Savitri Perempuan Usia 17 - 22 Tahun Strata 1 (S1) Belum Menikah Bandar Lampung Dan Lain- Lain < 1 Tahun
26 Fajar Binardo Laki-laki Usia 23 - 28 Tahun Strata 1 (S1) Belum Menikah Dan Lainnya Dan Lain- Lain < 1 Tahun
27 Reno Wayka Laki-laki Usia 17 - 22 Tahun SMA / Sederajat Belum Menikah Dan Lainnya Saham < 1 Tahun
28 Umar Khairul Laki-laki Usia 17 - 22 Tahun SMA / Sederajat Belum Menikah Dan Lainnya Saham < 1 Tahun
29 Novita Yazar Perempuan Usia 17 - 22 Tahun Strata 1 (S1) Belum Menikah Dan Lainnya Saham < 1 Tahun
30 Anggi Syafita Perempuan Usia 17 - 22 Tahun Diploma Belum Menikah Bandar Lampung Saham < 1 Tahun
31 Jonathan Laki-laki Usia 23 - 28 Tahun Strata 1 (S1) Belum Menikah Bandar