pengaruh dan experienced director busy director dan …repository.ppns.ac.id/2198/1/1115040032 -...

159
1 TUGAS AKHIR (614415A) PENGARUH BUSY DIRECTOR DAN EXPERIENCED DIRECTOR TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN Bagus Estusaputra NRP. 1115040032 DOSEN PEMBIBING : R.A. NORROMADANI YUNIATI, S.Pd., S.E., M.SM. RISTANTI AKSEPTORI, S.S., M.M. PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2019 TUGAS AKHIR (614415A) PENGARUH BUSY DIRECTOR DAN EXPERIENCED DIRECTOR TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN Bagus Estusaputra NRP. 1115040032 DOSEN PEMBIMBING : R.A NORROMADANI YUNIATI, Spd., S.E., M.SM. RISTANTI AKSEPTORI, S.S., M.M. PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA SURABAYA 2019

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    TUGAS AKHIR (614415A)

    PENGARUH BUSY DIRECTOR DAN EXPERIENCED DIRECTOR TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN

    Bagus Estusaputra NRP. 1115040032 DOSEN PEMBIBING : R.A. NORROMADANI YUNIATI, S.Pd., S.E., M.SM. RISTANTI AKSEPTORI, S.S., M.M.

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2019

    TUGAS AKHIR (614415A)

    PENGARUH BUSY DIRECTOR DAN EXPERIENCED DIRECTOR TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN

    Bagus Estusaputra NRP. 1115040032

    DOSEN PEMBIMBING : R.A NORROMADANI YUNIATI, Spd., S.E., M.SM. RISTANTI AKSEPTORI, S.S., M.M.

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA SURABAYA 2019

  • 2

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • i

    TUGAS AKHIR (614415A)

    PENGARUH BUSY DIRECTOR DAN EXPERIENCED DIRECTOR TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN

    Bagus Estusaputra NRP. 1115040032

    DOSEN PEMBIMBING : R.A NORROMADANI YUNIATI, Spd., SE., M.SM. RISTANTI AKSEPTORI, S.S., M.M.

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA SURABAYA 2019

  • ii

  • iii

    LEMBAR PENGESAHAN

  • iv

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • v

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

  • vi

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan

    karunia-Nya. Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan

    selesai tepat pada waktunya. Penulisan tugas akhir ini dilakukan untuk

    memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana

    program studi Manajemen Bisnis, Jurusan Teknik Bangunan Kapal, Politeknik

    Perkapalan Negeri Surabaya.

    Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini sangat sulit terwujud

    sebagaimana yang diterapkan, tanpa bimbingan dan bantuan serta tersedianya

    fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam

    kesempatan ini penulis sampaikan rasa terimakasih dan rasa hormat kepada :

    1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, kelancaran kepada

    penulis, sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik dan

    tepat pada waktunya.

    2. Kedua orang tua saya yakni Bapak Iswanto dan Ibu Susrini terimakasih

    atas doa, dukungan, perhatian serta pengertiannya selama pengerjaan

    Tugas Akhir ini.

    3. Bapak Ir. Eko Julianto, M.Sc FRINA selaku Direktur Politeknik

    Perkapalan Negeri Surabaya.

    4. Bapak Rudianto, S.T., M.T selaku ketua jurusan Teknik Bangunan

    Kapal.

    5. Ibu Yugowati Praharsi, S.Si.,M.Sc.,Ph.D. selaku Ketua Program

    Studi Manajemen Bisnis, yang selalu memberikan motivasi dalam

    menyelesaikan tugas akhir ini.

  • viii

    6. Ibu R.A Norromadani Yuniati, S.Pd., S.E., M.SM dan Ibu Ristanti

    Akseptori, S.S., M.M. selaku Dosen Pembimbing I & II yang telah

    bersedia untuk meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing

    serta memberi masukan dan motivasi dalam penyusunan tugas akhir

    ini hingga dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya.

    Terimakasih banyak atas waktu, ilmu, bimbingan serta perhatiannya

    yang telah diberikan.

    7. Bapak dan Ibu Dosen Penguji Tugas Akhir atas kritik dan saran yang

    membangun dan menyempurnakan Tugas Akhir ini.

    8. Seluruh jajaran staf Dosen Prodi Manajemen Bisnis Jurusan Teknik

    Bangunan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya yang tidak

    bisa disebutkan satu per satu, namun setiap ilmu yang diberikan

    sungguh sangat berharga dan bermanfaat bagi penulis sebagai bekal

    dalam penulisan Tugas Akhir ini.

    9. Teman-teman seangkatan khususnya Manajemen Bisnis 2015 A & B

    yang telah memberikan warna dalam masa perkuliahan, semangat,

    serta pelajaran selama penulis menjalani studi.

    10. Sahabat-sahabat “Fixed Bird” Alfian, Bahrul, Toni, Padhmanaba,

    Buri, Wahyu, Ulum, Khairil, Vedy, Lala, Elly, Chikita, Yola, yang

    selalu menjadi keluarga serta pendengar yang baik dalam setiap keluh

    kesah penulis dan menjadi penyemangat dalam mengerjakan tugas

    akhir. Semoga kita bisa terus menjaga persahabatan dan mewujudkan

    impian kita di masa depan.

  • ix

    11. Mirza Safitri, Fastin Yaniar, Novia Nur, Yayan, Friska Henindha,

    Regina, Herfian, dan Puguh yang telah memberikan semangat dan

    motivasi serta pemikiran dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini.

    12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang

    membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini, sehingga Tugas Akhir ini

    dapat selesai tepat waktu.

    Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

    pengerjaan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, penulis mohon maaf sebesar-

    besarnya. Dan penulis menerima segala kritikan dan masukan yang dapat

    membangun dan menyempurnakan Tugas Akhir ini. Penulis mengharapkan

    Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak di masa depan.

    Surabaya, 29 Agustus 2019

    Penulis

  • x

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • xi

    PENGARUH BUSY DIRECTOR DAN EXPERIENCED DIRECTOR

    TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN

    Bagus Estusaputra

    ABSTRAK

    Tujuan sebuah perusahaan adalah untuk mencapai atau memperoleh laba

    maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan, dan untuk menjaga

    kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Laba memiliki keterkaitan erat

    dengan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diukur melalui

    profitabilitas. Profitabilitas merupakan kemampuan yang dicerminkan oleh

    perusahaan dalam menghasilkan laba. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa

    bagaimana pengaruh Busy Director dan Experienced Director terhadap

    profitabillitas perusahaan melalui ROA (Return On Asset), ROE (Return On

    Equity), dan NPM (Net Profit Margin) pada perusahaan sektor transportasi,

    utilitas, infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode

    2013-2017. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.

    Populasi yang terdapat pada penelitian ini berjumlah 360 populasi observasi

    perusahaan dimana 181 observasi perusahaan sebagai sampel penelitian yang

    dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Alat uji yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan regresi linier berganda. Hasil

    penelitian secara parsial mengungkapkan bahwa busy director berpengaruh pada

    ROA (Return On Asset) dan ROE (Return On Equity). Sedangkan busy director

    tidak berpengaruh pada NPM (Net Profit Margin). Namun, variabel experienced

    director tidak berpengaruh pada ROA, ROE dan NPM. Penelitian ini juga

    memasukkan variabel kontrol untuk menjelaskan hubungan antara busy director

    dan experienced director dengan profitabilitas perusahaan dengan (Firm Size),

    (Firm Age), dan Leverage.

    Kata Kunci : Busy Director, Experienced Director, ROA (Return On

    Asset), ROE (Return On Equity), NPM (Net Profit

    Margin)

  • xii

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • xiii

    THE INFLUENCE OF BUSY DIRECTOR AND EXPERIENCED DIRECTOR

    ON COMPANY PROFITABILITY

    Bagus Estusaputra

    ABSTRACT

    The purpose of a company is to achieve or obtain maximum profit for

    the prosperity of the owner company, and to maintain the survival of the company

    (going concern). Profit has a close relationship with company performance.

    Company performance can be measured through profitability. Profitability is an

    ability that is reflected by the company in generating profits. This study aims to

    analyze how the influence of Busy Director and Experienced Director on the

    profitability of the company through ROA (Return on Assets), ROE (Return On

    Equity), and NPM (Net Profit Margin) in transportation sector companies,

    utilities, infrastructure listed on the Stock Exchange Indonesia (BEI) in the period

    2013-2017. The research method used is a quantitative approach. The population

    contained in this study amounted to 360 population companies where 181

    companies as research samples were selected using the purposive sampling

    method. The test tool used in this study is using multiple linear regression. The

    results of the study partially reveal that the busy director has an effect on ROA

    (Return On Asset) and on ROE (Return On Equity). While the busy director has

    no effect on NPM (Net Profit Margin). However, the variable experienced

    director does not affect ROA, ROE and NPM. This study also includes control

    variables to explain the relationship between the busy director and experienced

    director with the profitability of the company with (Firm Size), (Firm Age), and

    Leverage.

    Keyword : Busy Director, Experienced Director, ROA (Return On

    Asset), ROE (Return On Equity), NPM (Net Profit

    Margin)

  • xiv

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • xv

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..................................................................... v

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

    ABSTRAK ............................................................................................................. xi

    ABSTRACT ........................................................................................................... xiii

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xv

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xix

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xxi

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

    1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4

    1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5

    1.5 Batasan Masalah ............................................................................................ 5

    BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 7

    2.1 Teori Upper Echelon ..................................................................................... 7

    2.2 Teori Stewardship ......................................................................................... 8

    2.3 Laporan Keuangan ........................................................................................ 9

    2.4 Profitabilitas Perusahaan ............................................................................. 10

    2.4.1 Rasio Profitabilitas................................................................................. 10

    2.4.2 Busy Director ......................................................................................... 11

    2.4.3 Experienced Director............................................................................. 13

    2.5 Bloomberg ................................................................................................... 16

    2.6 Variabel Kontrol .......................................................................................... 16

    2.7 PenelitianTerdahulu .................................................................................... 19

  • xvi

    2.8 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 22

    2.9 Hipotesis ...................................................................................................... 24

    2.9.1 Pengaruh Busy Director terhadap (ROA), (ROE), (NPM) bagi

    Perusahaan. ..................................................................................................... 24

    2.9.2 Pengaruh Experienced Director terhadap (ROA), (ROE), (NPM) bagi

    Perusahaan. ..................................................................................................... 25

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 27

    3.1 Diagram AlurPenelitian ............................................................................... 27

    3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ............................. 28

    3.2.1 Variabel Penelitian ................................................................................ 28

    3.2.2 Variabel Operasional ............................................................................. 29

    3.3 Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 30

    3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................... 30

    3.5 Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 33

    3.6 Metode Analisis Data ................................................................................... 33

    3.6.1 Statistik Deskriptif ................................................................................. 33

    3.6.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 34

    3.7 Analisis Linear Berganda ............................................................................. 35

    3.8 Pengujian Hipotesis ..................................................................................... 36

    3.8.1 Signifikansi Parameter Individual (Uji t) .............................................. 36

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 39

    4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ............................................................ 39

    4.2 Hasil Uji Deskripsi Variabel Penelitian ....................................................... 45

    4.3 Hasil Pengujian Statistik .............................................................................. 50

    4.3.1 Hasil Pengujian Uji Asumsi Klasik ....................................................... 50

    4.4 Hasil Pengujian Regresi ............................................................................... 53

    4.5 Hasil analisis dan Pembahasan .................................................................... 62

  • xvii

    4.5.1 Pengaruh Busy Director Terhadap ROA (Return On Assets) bagi

    Perusahaan. ..................................................................................................... 62

    4.5.2 Pengaruh Busy Director Terhadap ROE (Return On Equity) bagi

    perusahaan. ..................................................................................................... 67

    4.5.3 Pengaruh Busy Director Terhadap NPM (Net Profit Margin) Bagi

    Perusahaan. ..................................................................................................... 70

    4.5.4 Pengaruh Experienced Director Terhadap ROA (Return On Assets)

    Bagi Perusahaan.............................................................................................. 73

    4.5.5 Pengaruh Experienced Director Terhadap (Return On Equity) Bagi

    Perusahaan. ..................................................................................................... 76

    4.5.6 Pengaruh Experienced Director Terhadap NPM (Net Profit Margin)

    Bagi Perusahaan.............................................................................................. 77

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 79

    5.1 KESIMPULAN ........................................................................................... 79

    5.2 SARAN ....................................................................................................... 81

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 87

  • xviii

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • xix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 19

    Tabel 3. 1 Variabel Operasional .......................................................................... 29

    Tabel 3. 2 Sampel Perusahaan .............................................................................. 32

    Tabel 3. 3 Jadwal Penelitian ................................................................................. 37

    Tabel 4. 1 Sampel Perusahaan .............................................................................. 39

    Tabel 4. 2 Hasil Uji Deskriptif .............................................................................. 45

    Tabel 4. 3 Hasil Uji Frekuensi Deskriptif ............................................................. 47

    Tabel 4. 4 Hasil Analisis Regresi Berganda Model 1 ........................................... 53

    Tabel 4. 5 Hasil Analisis Regresi Berganda Model 2 ........................................... 55

    Tabel 4. 6 Hasil Analisis Regresi Berganda Model 3 ........................................... 57

    Tabel 4. 7 Tabel Koefisien Determinasi Model 1 ................................................. 61

    Tabel 4. 8 Tabel Koefisien Determinasi Model 2 ................................................. 61

    Tabel 4. 9 Tabel Koefisien Determinasi Model 3 ................................................. 61

    Tabel 4. 10 Hasil Uji Pengaruh Busy Director Terhadap ROA ............................ 62

    Tabel 4. 11 Hasil Uji Pengaruh Busy Director Terhadap ROE ............................ 67

    Tabel 4. 12 Hasil Uji Pengaruh Busy Director Terhadap NPM ........................... 70

    Tabel 4. 13 Hasil Uji Pengaruh Experienced Director Terhadap ROA ................ 73

    Tabel 4. 14 Hasil Uji Pengaruh Experienced Director Terhadap ROE ................ 76

    Tabel 4. 15 Hasil Uji Pengaruh Experienced Director Terhadap NPM ................ 77

  • xx

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • xxi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2. 1 Struktur Two-Tier Board.................................................................. 13

    Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir ............................................................................ 23

    Gambar 3. 1 Flow Chart Alur Penelitian .............................................................. 27

    Gambar 4. 1 Grafik Laba (Rugi) Bersih 2012-2017……………………………. 72

    Gambar 4. 2 Grafik Penjualan 2012 – 2017 ......................................................... 72

    Gambar 4. 3 Grafik Experienced Director 2017 ................................................... 75

  • xxii

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pada dasarnya tujuan sebuah perusahaan adalah untuk mencapai atau

    memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan, menjaga

    kelangsungan hidup perusahaan (going concern), dan mencapai kesejahteraan

    masyarakat sebagai tanggung jawab social perusahaan (Agus & Martono, 2008).

    Keuntungan atau laba memiliki keterkaitan erat dengan kinerja perusahaan (firm

    performance). Kinerja perusahaan dapat diukur melalui rasio profitabilitas.

    Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu

    perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa menilainya.

    Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan

    menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal

    atau penjualan perusahaan (Sudana, 2015). Profitabilitas dapat diketahui dengan

    menghitung ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity), dan NPM (Net

    Profit Margin). Untuk memperoleh sebuah keuntungan yang tinggi, maka kinerja

    sebuah perusahaan juga harus ditingkatkan. Profitabilitas perusahaan yang baik,

    tidak lepas dari campur tangan seorang pemimpin tertingi dalam sebuah

    perusahaan, yaitu Direktur perusahaan.

    Direktur perusahaan merupakan kepala dari sebuah bisnis, karena setiap

    tindakan dan pengambilan keputusan yang diambil oleh seorang direktur, akan

    berdampak pada strategi, kebijakan, dan kinerja perusahaan di masa yang akan

    datang (Ishak, Ismail, & Abdullah, 2012). Di Indonesia, undang-undang mengenai

    perseroan diberlakukan pada tahun 1995 menyatakan bahwa perusahaan-

    perusahaan harus menganut Two-Tier Board pada struktur organisasi, dimana

    terdapat dewan direksi sebagai management board (pengelola) dan dewan

    komisaris sebagai supervisory board (pengawas dewan direksi). (Putri & Deviesa,

    2017) bahwa di Indonesia menganut system two-tier board yang mengharuskan

    adanya dewan direksi sebagai pengelola dan dewan komisaris sebagai pengawas

    dewan direksi. Kedua dewan tersebut memiliki tanggung jawab bersama untuk

    memelihara kesinambungan perusahaan dalam jangka panjang. Dari dua dewan

  • 2

    tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Dewan komisaris lebih pada fungsi

    pengawasan sedangkan dewan direksi lebih mengarah pada fungsi manajerial.

    Berdasarkan pada fungsi tersebut maka Dewan direksi yang lebih banyak

    membuat keputusan. Diantara pembuat keputusan tersebut maka yang paling

    bertanggung jawab adalah Direktur Utama atau CEO.

    Direktur atau biasa disebut CEO (Chief Executtive Officer) merupakan

    tingkat manajemen tertinggi dalam perusahaan, yang bertanggung jawab atas

    keseluruhan organisasi. Direktur bertanggung jawab untuk menentukan tujuan

    organisasi, membuat strategi, memonitor dan menafsirkan lingkungan eksternal

    serta mengambil keputusan yang dapat mempengaruhi organisasi (Daft, 2010).

    Berkaitan dengan pengambilan keputusan tersebut maka kondisi direktur utama

    menentukan arah organisasi atau perusahaan. Salah satu kondisi yang bisa

    berdampak menurut James, Wang, Xie (2018) adalah kesibukan atau busyness

    dari Direktur.

    Direktur yang sibuk adalah seorang individu yang memiliki banyak jabatan di

    Perusahaan atau organisasi lain (James, Wang, & Xie, 2018). Beberapa penelitian

    menetapkan batas tertentu bagi seorang direktur yang sibuk. Dalam penelitian ini

    menetapkan bahwa direktur yang sibuk adalah mereka yang memegang dua atau

    lebih jabatan dalam perusahaan atau organisasi lain. Menurut (James, Wang, &

    Xie, 2018) mengatakan bahwa terdapat dua argumen yang terdapat dalam

    penelitian mereka, yaitu Reputation Hypothesis dan Busyness Hypothesis.

    Reputation Hypothesis menyatakan bahwa akumulasi direktur mencerminkan

    kualitas tinggi seorang direktur, dan direktur yang sibuk memiliki kemampuan

    unggul untuk memproses informasi, dan menunjukkan efek positif. Sedangkan

    Busyness Hypothesis menyatakan bahwa akumulasi direktur dapat membahayakan

    kualitas layanan direktur, karena mereka hanya berfokus pada kendala waktu, dan

    energi, sehingga akan membawa dampak negatif terhadap profitabilitas

    perusahaan. Direktur yang sibuk memiliki jaringan kontak yang lebih luas, lebih

    banyak pengalaman, dan akan membawa keuntungan bagi perusahaan (Field,

    Lowry, & Mkrtchyan, 2013).

    Seorang direktur memiliki peran penting terhadap penentuan keberhasilan

    suatu perusahaan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mempertahankan

  • 3

    eksistensi perusahaan dimulai dari usaha manusia itu sendiri dalam meningkatkan

    kinerja secara maksimal. CEO atau Direktur menentukan peningkatan

    pengetahuan, pengalaman dan keterampilan (Priansa, 2018). Seorang direktur

    yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang bagus dapat

    berpotensi untuk memegang banyak jabatan. Karena direktur tersebut dipercaya

    mampu mengelola perusahaan dengan baik untuk memperoleh laba yang tinggi.

    Namun ketika seorang direktur terlalu banyak memegang jabatan, mereka akan

    menjadi lebih sibuk dan tidak fokus pada pekerjaan utamanya. Seperti yang di

    jelaskan dalam penelitian (James, Wang, Xie, 2018).

    Selain kesibukan, profitabilitas perusahaan ditentukan oleh pengalaman

    direktur. Menurut (Hamori & Koyunu, 2014) Pengalaman dapat menjadi

    pertimbangan dalam mengukur pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.

    Menurut Handoko (2014:24) dalam (Putra, Hamid, & Prasetya, 2017) Pengalaman

    kerja adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai seseorang

    yang diukur dari lama masa kerja, tingkat pengetahuan, dan keterampilan yang

    dimiliki. Dalam penelitian ini, mengasumsikan bahwa pengalaman kerja dapat

    diukur dari lama waktu atau masa kerja sebagai indikator experienced director.

    Apabila seorang Direktur telah menjabat lima (5) tahun atau lebih, dapat

    dikatakan bahwa direktur tersebut telah memiliki pengalaman yang baik.

    Jadi, (Busyness) dan (Experienced) Direktur merupakan karakteristik dari

    Dewan Direktur (Direksi) yang perlu diperhatikan, karena kedua karakteristik

    tersebut dapat mempengaruhi sikap dari kemampuan Direktur dalam mengelola

    perusahaan. Oleh karena itu, dengan adanya beberapa penelitian yang telah

    menyebutkan bahwa direktur sibuk, dan direktur berpengalaman akan membawa

    dampak positif ataupun negatif bagi profitabilitas perusahaan, sehingga dalam

    penelitian ini, menjadikan hal ini menarik untuk diteliti lebih lanjut. Oleh karena

    latar belakang tersebut, sehingga akan dilakukan penelitian mengenai

    “PENGARUH BUSY DIRECTOR DAN EXPERIENCED DIRECTOR

    TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN”

  • 4

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut dan untuk memberikan

    penjelasan lebih lanjut terhadap permasalahan yang akan dibahas, maka

    perumusan masalah ditetapkan sebagai berikut :

    1. Bagaimana kesibukan (Busyness) direktur berpengaruh terhadap ROA

    (Return On Assets) bagi perusahaan.

    2. Bagaimana kesibukan (Busyness) direktur berpengaruh terhadap ROE

    (Return On Equity) bagi perusahaan.

    3. Bagaimana kesibukan (Busyness) direktur berpengaruh terhadap NPM

    (Net Profit Margin) bagi perusahaan.

    4. Bagaimana Experienced Director berpengaruh terhadap ROA (Return On

    Assets) bagi perusahaan.

    5. Bagaimana Experienced Director berpengaruh terhadap ROE (Return On

    Equity) bagi perusahaan.

    6. Bagaimana Experienced Director berpengaruh terhadap NPM (Net Profit

    Margin) bagi perusahaan.

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Untuk menguji bagaimana kesibukan (Busyness) direktur berpengaruh

    terhadap ROA (Return On Assets) bagi perusahaan.

    2. Untuk menguji bagaimana kesibukan (Busyness) direktur berpengaruh

    terhadap ROE (Return On Equity) bagi perusahaan.

    3. Untuk menguji bagaimana kesibukan (Busyness) direktur berpengaruh

    terhadap NPM (Net Profit Margin) bagi perusahaan.

    4. Untuk menguji bagaimana Experienced Director berpengaruh terhadap

    ROA (Return On Assets) bagi perusahaan.

    5. Untuk menguji bagaimana Experienced Director berpengaruh terhadap

    ROE (Return On Equity) bagi perusahaan.

    6. Untuk menguji bagaimana Experienced Director berpengaruh terhadap

    NPM (Net Profit Margin) bagi perusahaan.

  • 5

    1.4 Manfaat Penelitian

    Manfaat dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah :

    1. Bagi perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

    atau saran yang berguna sebagai pertimbangan dalam pemilihan direktur

    serta dalam pembagian peran dan tanggung jawab direktur.

    2. Bagi mahasiswa. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

    ilmu pengetahuan dan referensi untuk pengembangan penelitan yang

    berkaitan dengan kesibukan (busyness) dan pengalaman (experienced)

    direktur terhadap profitabilitas perusahaan.

    1.5 Batasan Masalah

    Batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

    1. Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan data sekunder.

    2. Profitabilitas Perusahaan diukur dengan menggunakan ROA (Return On

    Assets), ROE (Return On Equity), NPM (Net Profit Margin).

    3. Objek penelitian adalah Perusahaan yang berada pada sektor Infrastruktur,

    Utilitas dan Transportasi.

    4. Periode pengamatan dalam penelitian ini dilakukan dari tahun 2013-2017

    dengan data laporan keuangan.

    5. Pengukuran kesibukan (busyness) direktur, adalah mereka yang

    memegang dua (2) atau lebih jabatan dalam perusahaan atau organisasi

    lain dengan menggunakan variabel dummy.

    6. Pengukuran direktur yang berpengalaman (experienced) direktur, diukur

    dari indikator lama waktu atau masa kerja (5 tahun / lebih)

    7. Perusahan yang melampirkan laporan keuangan dari tahun 2013-2017.

  • 6

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • 7

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Teori Upper Echelon

    Teori Upper Echelon menjelaskan bahwa karakteristik latar belakang

    manajerial menjelaskan pilihan stratejik, dan konsekuensinya, berpengaruh

    terhadap profitabilitas suatu perusahaan (Lindrianasari, 2011). Teori ini

    menjelaskan bahwa eksekutif puncak mempengaruhi luaran organisasi mereka.

    Pengalaman para eksekutif, nilai-nilai dan personality berpengaruh besar terhadap

    interpretasi mereka pada situasi yang dihadapi serta mempengaruhi pilihan

    mereka. Teori ini juga menjelaskan bahwa karakteristik pimpinan puncak (Upper

    Echelon) sangat mewarnai arah atau pilihan strategi (Strategic Choice) mereka,

    yang pada akhirnya menentukan profitabilitas suatu perusahaan. Teori ini

    menekankan bahwa usia, pengalaman, pendidikan, latar belakang sosial, kondisi

    ekonomi, dan karakteristik kelompok dimana pimpinan berada, merupakan sebuah

    filter pada saat mereka mencerna, menganalisis, dan mencoba memahami anatomi

    permasalahan.

    Berdasarkan Teori Upper Echelon (Lindrianasari, 2011) karakteristik dan

    kondisi pimpinan puncak atau direktur dapat mempengaruhi profitabilitas

    perusahaan melalui keputusan stratejik yang diambil. Karakteristik dan kondisi

    tersebut dapat meliputi pengalaman yang dimilikinya. Seorang Direktur yang

    memiliki pengalaman lebih lama belum tentu lebih paham mengenai strategi apa

    yang harus digunakan ketika menghadapi suatu permasalahan. Begitu pula dengan

    sebaliknya. Teori ini menjelaskan bahwa penting untuk mempelajari karakteristik

    dewan komisaris dan direksi karena profitabilitas perusahaan adalah refleksi dari

    manajer puncak.

  • 8

    2.2 Teori Stewardship

    Teori Stewardship (Anton, 2010) merupakan teori yang menggambarkan

    situasi dimana para eksekutif tidaklah termotivasi oleh tujuan-tujuan individu

    melainkan lebih ditujukan pada sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan

    organisasai, sehingga teori ini mempunyai dasar psikologi dan sosiologi yang

    telah dirancang dimana para eksekutif sebagai steward termotivasi untuk

    bertindak sesuai keinginan prinsipal, selain itu perilaku steward tidak akan

    meninggalkan organisasinya, karena steward berusaha mencapai tujuan

    organisasinya. Pada teori stewardship didasarkan pada pelayan yang memiliki

    perilaku dimana dia dapat dibentuk agar selalu dapat diajak bekerjasama dalam

    organisasi atau perusahaan.

    Sebelumnya para penganut teori stewardship menitik beratkan pada suatu

    struktur yang memungkinkan untuk manajer-manajer pada tingkat yang lebih

    tinggi, karena Direktur atau CEO yang bertindak sebagai steward akan

    mempunyai sikap pro-organisasional pada saat struktur manajemen perusahaan

    memberikan otoritas dan keleluasaan yang tinggi. Dilihat dari penjelasan tersebut

    teori stewardship akan memaksimalkan utilitas steward untuk mencapai tujuan

    organisasional dibandingkan dengan tujuan untuk kepentingan sendiri. Teori

    stewardship diperkenalkan sebagai teori yang berdasarkan tingkah laku, perilaku

    manusia (behavior), pola manusia (model of a man), mekanisme psikologis

    (motivasi, identifikasi, dan kekuasaan) dalam sebuah organisasi yang

    mempraktikkan kepemimpinan sebagai aspek yang memainkan peranan penting

    atau sebagai pengambilan keputusan bagi sebuah pencapaian tujuan perusahaan

    (Anton, 2010).

    Teori Stewardship mengasumsikan hubungan yang kuat antara kesuksesan

    organisasi dengan profitabilitas suatu perusahaan, sehingga fungsi utilitas akan

    maksimal. Dilihat dari teori stewardship ini, Dewan Direksi atau Direktur yang

    sibuk memberikan benefits bagi perusahaan, karena bersangkutan lebih memiliki

    pemahaman dan pengetahuan yang baik mengenai operasi dan lingkungan

    perusahaan. Struktur kepemimpinan ganda tersebut mengarah pada organisasi

    atau perusahaan dengan kepemimpinan yang kuat dan arah yang jelas. Dan teori

    ini sangat berhubungan dan berkesinambungan dengan undang-undang mengenai

  • 9

    perseroan yang diberlakukan pada tahun 1995 yang menyatakan bahwa

    perusahaan-perusahaan khususnya di Indonesia harus menganut system two-tier

    board pada struktur organisasi, dimana terdapat dewan direksi sebagai pengelola

    dan dewan komisaris sebagai pengawas dewan Direksi, sehingga Teori

    Stewardship mendukung peran ganda direktur dan menekankan bahwa direktur

    sibuk (Busy Director) memberikan efek positif terhadap perusahaan. Teori ini

    meyakini bahwa pihak pemimpin perusahaan termotivasi untuk menjalankan

    perusahaan, dimana direktur merupakan pengelola terpercaya yang menghendaki

    pembuatan keputusan yang cenderung lebih bermanfaat bagi seluruh organisasi

    dari pada kepentingan pribadi (Putri & Deviesa, 2017).

    Theory Stewardship terfokus pada kemungkinan struktur pada manajer yang

    lebih tinggi. Situasi ini dicapai lebih riil jika kursi direktur pada dewan direksi.

    Stewards memaksimumkan utilitasnya sebagaimana mereka mencapai tujuan

    organisasi daripada tujuan self servingnya. Kursi direktur adalah tanggung jawab

    mendua atau peran ganda bagi perusahaan dan memiliki kekuatan untuk

    menentukan strategi tanpa ketakutan membatalkan dengan kursi diluar dewan.

    Demikian theory stewardship terfokus pada struktur yang memfasilitasi dan

    memberdayakan daripada memonitor dan mengkontrol.

    2.3 Laporan Keuangan

    Laporan Keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada

    suatu periode akutansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja

    perusahaan. Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan

    keuangan yang bersangkutan, yang terdiri dari Neraca, Laporan laba rugi dan

    laporan keuangan lainnya (Riswan & Kesuma, 2014). Menurut Sutrisno dalam

    (Riswan & Kesuma, 2014) laporan keuangan merupakan hasil dari proses akutansi

    yang meliputi dua laporan utama yakni Neraca dan Laporan Laba Rugi. Setiap

    perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan informasi

    yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu

    perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan

    dalam pengambilan keputusan secara ekonomi.

  • 10

    2.4 Profitabilitas Perusahaan

    Profitabilitas suatu perusahaan adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

    menghasilkan laba. Pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan bertujuan

    untuk mengukur kinerja dan manajemen untuk mencapai tujuan atau sasaran

    perusahaan. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting

    bagi organisasi atau perusahaan, Karena merupakan proses mengukur sejauh

    mana suatu perusahaan melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuannya.

    Informasi mengenai kinerja perusahaan berguna dalam mempertimbangkan

    kinerja suatu perusahaan dalam memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki.

    2.4.1 Rasio Profitabilitas

    Rasio profitabilitas (Fahmi, 2014) merupakan rasio yang digunakan untuk

    mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar

    kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan

    penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik

    menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan.

    Terdapat beberapa proksi rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini,

    yang berguna untuk mengukur besar kecilnya profitabilitas perusahaan :

    1. ROA (Return On Assets)

    ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan

    seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak.

    Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi efektivitas

    dan efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva

    perusahaan. Semakin besar ROA, berarti semakin efisien penggunaan

    aktiva perusahaan atau dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan

    laba yang lebih besar, dan sebaliknya.

    ROA =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥

    Total Assets

  • 11

    2. ROE (Return On Equity)

    ROE menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

    setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki

    perusahaan. Rasio ini penting bagi pihak pemegang saham, untuk

    mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang

    dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Semakin tinggi rasio ini

    berarti semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh

    pihak manajemen perusahaan.

    3. Net Profit Margin

    Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

    bersih dari penjualan yang dilakukan perusahaan. Rasio ini

    mencerminkan efisiensi seluruh bagian, yaitu produksi, personalia,

    pemasaran, dan keuangan yang ada dalam perusahaan.

    2.4.2 Busy Director

    Direktur perusahaan merupakan kepala dari sebuah bisnis, karena setiap

    tindakan dan pengambilan keputusan yang diambil oleh seorang Direktur, akan

    berdampak pada strategi, kebijakan dan profitabilitas perusahaan di masa yang

    akan datang (Ishak, Ismail, & Abdullah, 2012). Direktur atau biasa di sebut CEO

    (Chief Executtive Officer) merupakan tingkat manajemen tertinggi dalam

    perusahaan, yang bertanggung jawab atas keseluruhan organisasi. Direktur

    bertanggung jawab untuk menentukan tujuan organisasi, membuat strategi,

    memonitor dan menafsirkan lingkungan eksternal serta mengambil keputusan

    yang dapat mempengaruhi organisasi (Daft, 2010). Direktur memiliki tanggung

    jawab dalam mengelola perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh

    karena itu karakteristik Direktur sangat berperan dalam menentukan keberhasilan

    ROE =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥

    Total Equity

    NPM =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥

    𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

  • 12

    suatu perusahaan. Karakteristik direktur yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah busy director dan experienced director.

    Dalam penelitian ini menetapkan bahwa direktur yang sibuk dapat diukur

    dari mereka yang memegang dua atau lebih jabatan dalam perusahaan atau

    organisasi lain. Hal ini di buktikan dari teori stewardship dan penelitian terdahulu

    yang menyebutkan bahwa struktur kepemimpinan ganda tersebut mengarah pada

    organisasi atau perusahaan dengan kepemimpinan yang kuat dan arah yang jelas.

    Selain itu, Dilihat dari teori stewardship ini, Dewan Direksi atau Direktur yang

    sibuk memberikan benefits bagi perusahaan, karena yang bersangkutan lebih

    memiliki pemahaman dan pengetahuan yang baik mengenai operasi dan

    lingkungan perusahaan. Namun seorang Direktur yang sibuk, belum tentu

    membawa dampak positif ataupun negatif terhadap profitabilitas perusahaan.

    Menurut James, Wang, & Xie, (2018) mengatakan bahwa terdapat dua argumen

    yang terdapat dalam penelitian mereka, yaitu Reputation Hypothesis dan Busyness

    Hypothesis. Reputation Hypothesis menyatakan bahwa akumulai Direktur

    mencerminkan kualitas tinggi seorang Direktur, dan Direktur yang sibuk memiliki

    kemampuan unggul untuk memproses informasi, dan menunjukkan efek positif.

    Sedangkan Busyness Hypothesis menyatakan bahwa akumulasi Direktur dapat

    membahayakan kualitas layanan Direktur, karena mereka hanya berfokus pada

    kendala waktu, dan energi, sehingga akan membawa dampak negatif terhadap

    profitabilitas perusahaan.

    Disisi lain, banyaknya jabatan yang dimiliki seorang Direktur dapat

    meningkatkan beban kerja yang ditampung, sehingga dapat membuat Direktur

    mengabaikan tanggung jawabnya dan kewajiban utamanya. Dan hal ini sering kali

    dikaitkan dengan rendahnya profitabilitas perusahaan. Dalam menjalankan

    tugasnya, kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki Direktur diawasi oleh

    Dewan Komisaris. Karena mengingat bahwa Indonesia merupakan Negara

    yang menganut Two-Tier Board, dijelaskan pada undang-undang mengenai

    perseroan pada tahun 1995, dimana perusahaan mempunyai dua badan

    terpisah, yaitu Dewan Pengawas (Komisaris) dan Dewan Manajemen (Dewan

    Direksi). Dewan Direksi mengelola dan mewakili perusahaan di bawah

    pengarahan dan pengawasan Dewan Komisaris. Dalam sistem ini, anggota

  • 13

    Dewan Direksi diangkat dan setiap waktu dapat diganti oleh badan pengawas

    (Komisaris). Dalam organisasi, struktur kekuasaan tertinggi berada di Rapat

    Umum Pemegang Saham (RUPS). RUPS merupakan organ perusahaan yang

    memiliki kewenangan eksklusif yang tidak dimiliki oleh Dewan Direksi dan

    Komisaris. Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diganti dalam Rapat

    Umum Pemegang Saham (RUPS).

    Gambar 2. 1 Struktur Two-Tier Board

    Direktur sibuk (Busy Director) menggunakan Teori Stewardship karena

    Teori Stewardship mengasumsikan hubungan yang kuat antara kesuksesan

    organisasi dengan profitabilitas perusahaan, sehingga fungsi utilitas akan

    maksimal. Dilihat dari teori stewardship ini, dewan direksi atau direktur yang

    sibuk memberikan benefits bagi perusahaan, karena yang bersangkutan lebih

    memiliki pemahaman dan pengetahuan yang baik mengenai operasi dan

    lingkungan perusahaan. Struktur kepemimpinan ganda tersebut mengarah pada

    organisasi atau perusahaan dengan kepemimpinan yang kuat dan arah yang jelas.

    Dan juga didukung penelitian yang menyebutkan bahwa direktur sibuk (Busy

    Director) didefinisikan sebagai mereka yang memiliki dua atau lebih direktur

    luar, sebagai proksi untuk kesibukan direktur.

    2.4.3 Experienced Director

    Pengalaman kerja merupakan sebuah pengalaman kerja seseorang untuk

    melakukan pekerjaan tertentu, pengalaman pekerjaan ini dinyatakan dalam

    pekerjaan yang harus dilakukan dan lamanya pekerjaan itu sendiri (Riyadi, 2015).

    Pengalaman kerja merupakan penguasaan pengetahuan dan keterampilan

    Rapat Umum Pemegang Saham

    (RUPS)

    Dewan Direksi

    Dewan Komisaris

    Supervisi/ Pengawasan

  • 14

    karyawan yang diukur dari lama masa kerja, tingkat pengetahuan, dan

    keterampilan yang dimiliki seseorang (Handoko, 2014). Pengalaman kerja dapat

    diukur dari lama waktu atau masa kerja, variasi pekerjaan, penguasaan terhadap

    pekerjaan serta jenis pekerjaan (Foster & Seeker, 2001). Menurut Rivai (2004)

    memberikan pandangan spesifik mengenai pengalaman kerja yang diidentikkan

    dengan masa kerja. Masa kerja yang dimaksud yaitu lama waktu seseorang

    menduduki jabatan pekerjaannya. Semakin luas pengalaman kerja seseorang,

    semakin terampil seseorang dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan, sehingga pengalaman kerja yang baik akan memberikan keahlian dan

    keterampilan kerja berdasarkan pada jangka waktu dalam menjalani pekerjaan

    tersebut.

    Dalam penelitian ini, mengasumsikan bahwa pengalaman kerja dari direktur

    yang berpengalaman dapat diukur dari lama waktu atau masa kerja sebagai

    indikator pengalaman Direktur. Apabila seorang Direktur telah menjabat lebih

    lima (5) tahun atau lebih, dapat dikatakan bahwa Direktur tersebut telah memiliki

    pengalaman yang baik. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh Direktur

    dilihat dari masa kerjanya, maka semakin tinggi pengetahuan dan keahliannya,

    sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Namun tidak

    selamanya Direktur yang berpengalaman mampu meningkatkan profitabilitas

    perusahaan. Ada beberapa pandangan negatif yang menjelaskan bahwa Direktur

    yang berpengalaman cenderung kurang open-minded. Karena pengalaman dalam

    posisi CEO atau Direktur berhubungan negatif dengan profitabilitas perusahaan,

    dan mereka yang memiliki pengalaman kerja di industri yang sama akan

    menghasilkan profitabilitas perusahaan yang jauh lebih rendah dibandingkan

    dengan mereka yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya (Hamori &

    Koyuncu, 2014), sehingga dalam penelitian Hamori & Koyuncu (2014)

    menyatakan bahwa hal yang dilihat dari pengalaman seorang Direktur adalah

    karakteristik pengalaman spesifik pekerjaan sebelumnya, yang mencakup industri

    tempat mereka memperoleh pengalaman. Selain itu, untuk pengumpulan data atau

    informasi mengenai direktur adalah dengan cara mengumpulkan data pada tanggal

    awal dan akhir setiap pengalaman Direktur, serta nama perusahaan. Hamori &

    Koyuncu (2014) memperoleh data atau informasi dari beberapa sumber, termasuk

  • 15

    Hoover”s International, Marquis’s who who, dan sumber online yang tersedia,

    seperti website perusahaan, bloomberg,. Ketika tidak ada sumber – sumber ini

    yang menyebutkan pengalaman Direktur sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa

    direktur tidak memiliki pengalaman sebelumnya dan informasi atau data yang

    dikumpulkan hanya mengumpulkan informasi keuangan, dan industri tentang

    perusahaan tempat direktur memegang atau menjabat, sehingga dalam penelitian

    ini, dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan sebuah data atau informasi

    mengenai experienced director, dapat diukur melalui masa kerja direktur dan

    pengalaman direktur sebelumnya, dan untuk mendapatkan sumber informasi atau

    data tersebut, dapat di dapatkan melalui website perusahaan dan Bloomberg dan

    laporan tahunan perusahaan.

    Berdasarkan Teori Upper Echelon, karakteristik dan kondisi pemimpinan

    puncak atau Direktur dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan melalui

    keputusan stratejik yang diambil. Karakteristik dan kondisi tersebut dapat meliputi

    pengalaman yang dimilikinya. Seorang Direktur yang memiliki pengalaman lebih

    lama belum tentu lebih paham mengenai strategi apa yang harus digunakan ketika

    menghadapi suatu permasalahan. Begitu pula dengan sebaliknya. Teori ini

    menjelaskan bahwa penting untuk mempelajari karakteristik Dewan Komisari dan

    Dewan Direksi karena kinerja perusahaan adalah refleksi dari manajer puncak,

    sehingga Teori Upper Echelon menjadi bahan acuan untuk menetukan seorang

    Direktur berpengalaman atau tidak, dilihat dari indikator-indikator pengukuran,

    yang juga didukung dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

    2.4.3.1 Indikator Experienced Director

    Selain itu, ada beberapa indikator yang mempengaruhi Pengalaman

    kerja.Menurut (Foster & Seeker, 2001) faktor-faktor yang mempengaruhi

    pengalaman kerja adalah :

    1. Lama Waktu/ Masa Kerja: Ukuran tentang lama waktu atau masa kerja

    yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu

    pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik.

    2. Tingkat Pengetahuan & Keterampilan : Pengetahuan merujuk pada

    konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi lain yang

  • 16

    dibutuhkan, pengetahuan juga mencakup kemampuan untuk

    memahami dan menerapkan informasi pada tanggung jawab pekerjaan.

    3. Penguasaan terhadap pekerjaan : Tingkat penguasaan seseorang dalam

    pelaksanakan aspek-aspek pekerjaan.

    2.5 Bloomberg

    Bloomberg adalah sebuah perusahaan telekomunikasi yang memiliki fokus

    pada bidang bisnis dan financial. Banyak para pengusaha dan investor

    menggunakan Bloomberg untuk mengetahui berita terbaru di bidang bisnis dan

    financial. Tujuannya adalah mencari informasi di Bloomberg untuk mendapatkan

    referensi mengenai rencana investasi maupun meningkatkan laba perusahaan. Dan

    Bloomberg menghubungkan Decision Makers atau pembuat keputusan kejaringan

    informasi, dan Bloomberg dengan cepat dan akurat memberikan informasi bisnis,

    keuangan, berita, dan wawasan di seluruh dunia. Salah satu produk dari

    Bloomberg, yaitu Bloomberg professional service yang berfokus pada layanan

    data perusahaan yang menyediakan real time data, dan berita terkini mengenai

    bisnis dan financial dunia.

    2.6 Variabel Kontrol

    Variabel kontrol (Sugiyono, 2017) merupakan variabel yang dikendalikan

    atau dibuat konstan, sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen

    tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Dalam penelitian ini variabel

    kontrol yang digunakan antara lain sebagai berikut :

    1. Ukuran Perusahaan (FIRM SIZE), : Ukuran perusahaan atau (Firm Size)

    (Barus & Leliani, 2013) menunjukkan bahwa dengan semakin besarnya

    ukuran dari sebuah perusahaan, maka akan mencerminkan semakin

    besarnya sumber daya yang tersedia untuk memenuhi permintaan produk.

    Disamping itu dengan semakin besarnya ukuran perusahaan, maka

    perusahaan memiliki kesempatan untuk menjangkau pangsa pasar yang

    lebih luas untuk melakukan pemasaran produknya, sehingga akan

    membuka peluang diperolehnya laba yang semakin tinggi. Karena dalam

    penelitian ini variabel kontrol ukuran perusahaan atau (firm size) di

  • 17

    proksikan dengan Log natural total asset, menunjukan besar kecilnya

    suatu perusahaan.

    Menurut (Kusuma, 2005), ada 3 teori yang secara emplisit menjelaskan

    hubungan antara ukuran perusahaan dan tingkat keuntungan, antara lain :

    a. Teori Teknologi : Menekankan pada modal fisik, economies

    of scale, dan lingkup sebagai faktor-faktor yang menentukan

    besarnya ukuran perusahaan yang optimal serta pengaruhnya

    terhadap profitabilitas.

    b. Teori Organisasi : Menjelaskan hubungan profitabilitas

    dengan ukuran perusahaan yang dikaitkan dengan biaya transaksi

    organisasi. Di dalam teori organisasi, juga dimasukkan yang namanya

    teori organisasi critical resources. Yang maksudnya adalah teori

    critical resources menekankan pada pengendalian oleh pemilik

    perusahaan seperti asset, technology, dan intellectual property seperti

    faktor-faktor yang menentukan firm size. Oleh karena itu, teori

    critical resource mengindikasikan bahwa semakin besar skala

    perusahaan maka profitabilitas juga akan meningkat, namun pada

    titik atau jumlah tertentu ukuran perusahaan (firm size) akhirnya akan

    menurunkan laba atau profit dari sebuah perusahaan.

    c. Teori Institusional : Mengaitkan ukuran perusahaan dengan

    faktor-faktor seperti system perundang-undangan, peraturan anti-trust

    , perlindungan paten, ukuran pasar dan perkembangan dari pasar

    keuangan.

    2. Umur Perusahaan (FIRM AGE) : Umur Perusahaan (Firm Age)

    menyatakan bahwa lamanya perusahaan berdiri. Menurut (Hariyanto &

    Juniarti, 2014) bahwa dengan perusahaan yang telah lama berdiri, maka

    seorang investor sebagai penanam modal lebih percaya dibandingkan

    dengan perusahaan yang baru berdiri karena perusahaan yang telah lama

    berdiri diasumsikan akan menghasilkan laba yang lebih tinggi

    dibandingkan dengan perusahaan yang baru. Umur perusahaan (Firm

    Age) diukur menggunakan logaritma natural dari sejak tahun perusahaan

    didirikan.

  • 18

    3. Total Hutang (LEVERAGE). : Rasio leverage (Fahmi, 2014)

    adalah mengukur seberapa besar sebuah perusahaan dibiayai dengan

    hutang. Penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan membahayakan

    perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme

    leverage (hutang ekstrim) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat hutang

    yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban hutang tersebut. Karena itu

    perusahaan harus menyeimbangkan berapa hutang yang layak untuk

    diambil dari mana sumber-sumber yang dipakai untuk membayar hutang.

    Sedangkan Leverage menurut (Sudana, 2011) adalah proporsi dana yang

    bersumber dari hutang untuk membiayai aktiva perusahaan. Ataupun

    hutang yang dibiayakan oleh perusahaan untuk membiayai asetnya dalam

    rangka menjalankan aktivitas operasionalnya. Semakin besar rasio ini

    menunjukkan porsi penggunaan hutang dalam membiayai investasi pada

    aktiva semakin besar, yang berarti pula risiko keuangan perusahaan

    meningkat dan sebaliknya. Hal ini juga berkaitan dengan Pecking Order

    Theory yaitu mengenai struktur modal mencerminkan perbandingan

    hutang dengan total asset. Pecking order theory menjelaskan mengapa

    perusahaan-perusahaan yang profitable umumnya meminjam dalam

    jumlah sedikit. Hal ini karena perusahaan tersebut cenderung

    memerlukan external financing yang sedikit. Dan sebaliknya perusahaan

    yang kurang profitable akan lebih mempunyai hutang yang lebih besar

    karena dana internal tidak cukup dan hutang merupakan sumber yang

    lebih diharapkan, sehingga secara teoritis apabila hutang semakin besar

    maka perusahaan akan menanggung biaya yang semakin tinggi, sehingga

    akan menimbulkan potensi penurunan laba.

  • 19

    2.7 PenelitianTerdahulu

    Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

    No Judul Peneliti &

    Tahun

    Variabel &

    Objek Hasil Penelitian

    1. Busy Director

    and Firm

    Performance

    1. Hui Liang

    James

    2. Hongxia Wang

    3. YaminXie

    (2018)

    1.Independen

    : Busy

    Director

    2. Dependen

    :Tobins’Q,

    ROA,

    3. Kontrol :

    R&D, Firm

    Size, Board

    Size, Firm

    Age,

    Leverage

    1. Perusahaan Metro/ Besar diuntungkan dengan memiliki

    direksi dengan banyak jabatan .

    2. Estimasi koefisienkesi bukan dewan berpengaruh positif dan signifikan

    pada perusahaan Metro

    2. Pengaruh CEO

    duality terhadap

    financial

    performance

    dengan

    earnings

    management

    sebagai variabel

    intervening

    1. Livia Lemuela

    Putri

    2. Devi Deviesa

    (2017)

    1. Independen

    : CEO duality

    2. Dependen :

    Financial

    Performance

    3. Intervening

    : Earning

    Management

    1. CEO Duality berpengaruh negative signifikan terhadap earning

    management.

    2. Earning management berpengaruh positif signifikan terhadap financial

    performance

    3. CEO Duality berpengaruh negative signifikan terhadap financial

    performance.

    3. Does

    Experience

    matter ? CEO

    succession by

    former CEOs

    1. Eahab Elsaid

    2. Xiaxin Wang

    3. Wallace N.

    Davidson

    (2011)

    1. Independen

    : Firm Value (

    Tobins’Q)

    2. Dependen :

    Current Firm

    Performance,

    Previous

    Firm

    Performance

    1. Perusahaan yang mempekerjakan

    CEO dengan pengalaman, memiliki

    rasio Debt lebih tinggi, dan peluang

    yang lebih tinggi untuk

    kebangkrutan dari pada mereka

    yang mempekerjakan non-exCEO

    2. Pasar saham bereaksi positif

    terhadap Succesion announcement

    ketika penerus memiliki

    pengalaman CEO sebelumnya tetapi

    tidak ketika penerus luar tidak

    memiliki pengalaman ini

    3. Tidak ada hasil yang konsisten yang

    mendukung perbedaan yang

    signifikan dalam kompensasi, baik

    dalam jumlah maupun instruktur.

  • 20

    No Judul Peneliti &

    Tahun

    Variabel &

    Objek Hasil Penelitian

    4. Are Busy Board

    Effective

    Monitors ?

    1. Eliezer M. Fich

    2. Anil Shivdasa

    ni

    (2006)

    1. Independen

    : the

    percentage of

    the firm’s

    common,

    natural log of

    meetings, the

    number of

    boards

    committees.

    2 Dependen :

    Market-to-

    book-ratio

    3.Kontrol

    R&D, The

    earnings-to-

    price ratio,

    the variance

    of common

    stock return

    1. Perusahaan dengan mayoritas Direktur sibuk menampilkan rasio

    pasar terhadap buku jauh lebih

    rendah.

    2. Perusahaan dengan Direktur sibuk menampilkan ROA yang lebih

    rendah dan labaoperasi yang lebih

    rendah pada penjualan

    4. The

    Relationship

    Between busy

    directors and

    financial

    performance of

    commercial

    bank in Kenya

    Daniel

    Otieno

    Okelloh,

    2011

    1.Independen

    : busy board,

    average

    directorship,

    percentage

    busy directors

    2. Dependen :

    ROA

    3. Kontrol :

    firm age,

    board

    composition,

    log board

    size, firm

    size,

    operational

    margin,

    leverage

    Ada hubungan positif dan signifikan

    secara statistik antara direktur yang

    sibuk dan kinerja keuangan bank

    komersial di Kenya. Direktur yang

    sibuk adalah penatalayan yang baik dan

    aset berharga bagi bank-bank komersial

    karena keahlian, reputasi, dan hubungan

    bisnis mereka yang bisa dibilang

    menjadikan mereka penasihat hebat

    yang mengarah pada pemaksimalan

    nilai pemegang saham.

    5. Experience

    Matters ? The

    impact of Prior

    CEO

    Experience on

    Firm

    Performance

    1. Monika Hamori

    2. Burak Koyuncu

    (2014)

    1.Independen

    : Experience

    in the

    Director

    Position

    2. Dependen :

    Financial

    Performance

    1. Pengalaman pada posisi Direktur berhubungan negative dengan

    kinerja perusahaan.

    2. Direktur yang memiliki pengalaman kerja di industri terkait berhubungan

    signifikan dengan kinerja

    perusahaan.

  • 21

    Sumber : Data diolah, 2019

    No Judul Peneliti &

    Tahun

    Variabel &

    Objek Hasil Penelitian

    6 Analisis Faktor-

    faktor yang

    mempengaruhi

    profitabilitas

    perusahaan

    pada

    perusahaan

    manufaktur

    yang terdapat di

    Bursa Efek

    Indonesia

    1. Andreani

    Caroline

    Barus &

    Leliani.

    2013

    1.Independen

    : CR, TATO,

    DER, DR,

    Pertumbuhan

    Penjualan,

    Ukuran

    Perusahaan.

    2. Dependen :

    Profitabilitas

    1. Secara simultan diketahui bahwa CR, TATO, DER, DR,

    Pertumbuhan penjualan dan Ukuran

    Perusahaan berpengaruh signifikan

    terhadap profitabilitas perusahaan.

    2. Secara parsial diketahui bahwa hanya TATO, DR, dan Ukuran

    Perusahaan berpengaruh secara

    signifikan terhadap profitabilitas

    perusahaan.

    7 Evaluasi faktor-

    faktor yang

    mempengaruhi

    profitabilitas

    (ROE) Pada

    Perusahaan

    Manufaktur

    yang Terdaftar

    di BEI

    Rina

    Dwiarti.

    2013

    1.Independen

    : CR, DER,

    PER,

    Inventory

    Turnover,

    TATO

    2. Dependen :

    ROE

    1. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 terbukti bahwa CR,

    DER, Inventory Turnover, dan PER

    secara parsial tidak berpengaruh

    secara signifikan terhadap ROE

    2. Adapun variabel TATO menunjukkan memiliki pengaruh

    signifikan terhadap ROE

    3. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 terbukti bahwa secara

    parsial hanya variabel TATO

    berpengaruh secara signifikan

    4. Adapun variabel CR, DER, Inventory Turnover, dan PER tidak

    berpengaruh terhadap ROE

    8 Analisis faktor-

    faktor yang

    mempengaruhi

    Net Profit

    Margin

    Perusahaan

    Manufaktur

    yang Terdaftar

    Pada Bursa

    Efek Indonesia

    Heri

    Kurniansyah

    . 2018

    1.Independen

    : CR, WCT,

    DR

    2. Dependen :

    NPM

    1. Tidak ada hubungan secara signifikan CR dan DR terhadap

    NPM

    2. WCT (Working Capital Ratio) berhubungan positif terhadap NPM

  • 22

    2.8 Kerangka Berpikir

    Busy Director

    X1

    Variabel Kontrol :

    Leverage

    Firm Size

    Firm Age

    ROA (Y1) H1

    Busy Director

    X1

    Variabel Kontrol :

    Leverage

    Firm Size

    Firm Age

    ROE (Y2) H2

    Busy Director

    X1

    Variabel Kontrol :

    Leverage

    Firm Size

    Firm Age

    NPM (Y3) H3

  • 23

    Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir

    Experienced

    Director

    X2

    Variabel Kontrol :

    Leverage

    Firm Size

    Firm Age

    ROA (Y1) H4

    Experienced

    Director

    X2

    Variabel Kontrol :

    Leverage

    Firm Size

    Firm Age

    ROE (Y2) H5

    Experienced

    Director

    X2

    Variabel Kontrol :

    Leverage

    Firm Size

    Firm Age

    NPM (Y3) H6

  • 24

    2.9 Hipotesis

    2.9.1 Pengaruh Busy Director terhadap (ROA), (ROE), (NPM) bagi

    Perusahaan.

    Teori Stewardship mengasumsikan hubungan yang kuat antara kesuksesan

    organisasi dengan kinerja perusahaan khususnya untuk mengukur profitabilitas

    perusahaan, sehingga fungsi utilitas akan maksimal. Dilihat dari teori stewardship

    ini, dewan direksi atau direktur yang sibuk memberikan benefits bagi perusahaan,

    karena yang bersangkutan lebih memiliki pemahaman dan pengetahuan yang baik

    mengenai operasi dan lingkungan perusahaan (Anton, 2010). Struktur

    kepemimpinan ganda tersebut mengarah pada organisasi atau perusahaan dengan

    kepemimpinan yang kuat dan arah yang jelas, sehingga Teori Stewardship

    mendukung peran ganda direktur dan menekankan bahwa Direktur Sibuk (Busy

    Director) memberikan efek positif terhadap perusahaan.

    Teori Stewardship didukung oleh Beberapa penelitian yang telah dilakukan

    untuk mengukur indikator seorang Direktur dikatakan Busy Director atau tidak,

    dilihat dari berapa banyak jabatan yang Direktur menjabat baik dalam perusahaan

    itu sendiri atau organisasi lain. Direktur yang sibuk adalah seorang individu yang

    memiliki banyak jabatan di perusahaan atau organisasi lain (James, Wang, & Xie,

    2018). Direktur yang sibuk diukur dari jumlah jabatan yang dipegang Direktur di

    luar perusahaan (Jiraporn, Davidson, Dadalt, & Ning, 2009).

    H1 : Perusahaan dengan direktur yang sibuk (Busy Director) berpengaruh

    terhadap ROA (Return On Assets) bagi perusahaan.

    H2 : Perusahaan dengan direktur yang sibuk (Busy Director) berpengaruh

    terhadap ROE (Return On Equity) bagi perusahaan.

    H3 : Perusahaan dengan direktur yang sibuk (Busy Director) berpengaruh

    terhadap NPM (Net Profit Margin) bagi perusahaan.

  • 25

    2.9.2 Pengaruh Experienced Director terhadap (ROA), (ROE), (NPM) bagi

    Perusahaan.

    Berdasarkan teori upper echelon, karakteristik dan kondisi pimpinan

    puncak atau Direktur dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan melalui

    keputusan stratejik yang diambil. Karakteristik dan kondisi tersebut dapat meliputi

    pengalaman yang dimilikinya. Seorang Direktur yang memiliki pengalaman lebih

    lama belum tentu lebih paham mengenai strategi apa yang harus digunakan ketika

    menghadapi suatu permasalahan. Begitu pula dengan sebaliknya. Teori ini

    menjelaskan bahwa penting untuk mempelajari karakteristik dewan komisaris dan

    direksi karena profitabilitas perusahaan adalah refleksi dari manajer puncak

    (Lindrianasari, 2011)

    Semakin luas pengalaman kerja seseorang, semakin terampil seseorang

    dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga

    pengalaman kerja yang baik akan memberikan keahlian dan keterampilan kerja

    berdasarkan pada jangka waktu dalam menjalani pekerjaan tersebut. Semakin

    banyak pengalaman yang dimiliki oleh Direktur dilihat dari masa kerjanya, maka

    semakin tinggi pengetahuan dan keahliannya, sehingga diharapkan dapat

    meningkatkan profitabilitas perusahaan. Namun tidak selamanya Direktur yang

    berpengalaman mampu meningkatkan profitabilitas perusahaan. Ada pandangan

    negatif yang menjelaskan bahwa Direktur yang berpengalaman cenderung kurang

    open-minded, sehingga dalam penelitian Hamori & Koyuncu (2014) menyatakan

    bahwa hal yang dilihat dari pengalaman seorang Direktur adalah karakteristik

    pengalaman spesifik pekerjaan sebelumnya, yang mencakup industri tempat

    mereka memperoleh pengalaman.

    H4 : Perusahaan dengan Experienced Director berpengaruh terhadap ROA

    (Return On Assets) bagi perusahaan.

    H5 : Perusahaan dengan Experienced Director berpengaruh terhadap ROE

    (Return On Equity) bagi perusahaan.

    H6 : Perusahaan dengan Experienced Director berpengaruh terhadap NPM (Net

    Profit Margin) bagi perusahaan.

  • 26

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • 27

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Diagram AlurPenelitian

    Gambar 3 1 Flow Chart Alur Penelitian

    Hasil Penelitian

    Analisis dan Pembahasan

    End

    Perhitungan Setiap Variabel

    Pengujian Statistik Deskriptif

    Uji Asumsi Klasik

    Analisis Linier Berganda

    1. Variabel

    Independen

    2. Variabel

    Dependen

    3. Variabel Kontrol

    Mulai

    RumusanMasalah

    Hipotesis

    Pengumpulan Data

  • 28

    3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian

    3.2.1 Variabel Penelitian

    Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel

    independen, variabel dependen dan variabel kontrol.

    1. Variabel Independen / Bebas

    Variabel Independen / Bebas (Sugiyono, 2017) adalah variabel yang

    mempengaruhi atau variabel yang menjadi sebab perubahannya atau

    timbulnya variabel dependen / terikat. Dalam penelitian ini variabel

    independen yang digunakan adalah busy director dan experienced

    director.

    2. Variabel Dependen / Terikat

    Variabel Dependen / Terikat (Sugiyono, 2017) adalah variabel yang

    dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel independen / bebas.

    Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah

    profitabilitas perusahaan yang diukur dengan menggunakan rasio Return

    On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM).

    3. Variabel Kontrol / Kendali

    Variabel Kontrol / Kendali (Sugiyono, 2017) adalah variabel yang

    dikendalikan atau dibuat konstan, sehingga hubungan variabel independen

    terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.

    Dalam penelitian ini variabel kontrol yang digunakan antara lain ukuran

    perusahaan (FIRM SIZE), umur perusahaan (FIRM AGE), dan total hutang

    (LEVERAGE).

  • 29

    3.2.2 Variabel Operasional Tabel 3. 1 Variabel Operasional

    No. Rasio Definisi Operasional Indikator Skala

    Ukur

    Sumber

    Data

    Variabel Dependen

    1. Return on

    Assets (ROA)

    ROA menunjukkan

    kemampuan perusahaan

    dengan menggunakan

    seluruh aktiva yang dimiliki

    untuk menghasilkan laba

    setelah pajak.

    EAT,

    Total Aset Rasio

    Laporan

    Keuangan

    2. Return on

    Equity (ROE)

    ROE menunjukkan

    kemampuan perusahaan

    untuk menghasilkan laba

    setelah pajak dengan

    menggunakan modal sendiri

    yang dimiliki perusahaan.

    EAT,

    Total Equity Rasio

    Laporan

    Keuangan

    3. Net Profit

    Margin (NPM)

    Rasio ini mengukur

    kemampuan perusahaan

    untuk menghasilkan laba

    bersih dari penjualan yang

    dilakukan perusahaan.

    EAT, Sales Rasio Laporan

    Keuangan

    Variabel Independen

    6. Busy Director

    Direktur yang sibuk dapat

    diukur dari mereka yang

    memegang dua atau lebih

    jabatan dalam perusahaan

    atau organisasi lain. Karena

    menurut James, Wang, Xie,

    (2018) Direktur yang

    sibukadalahseorangindividu

    yang memilikibanyakjabatan

    di

    perusahaanatauorganisasilai

    n.

    JadiseorangDirekturdikatego

    rikansibukketikamemegangd

    uajabatanataulebih.

    Model

    Probit

    dengan

    menggunaka

    n Variabel

    dummy,

    diberi nilai

    1untuk

    Direktur

    yang

    memegang

    dua atau

    lebih jabatan

    (sibuk) dan

    nilai 0 untuk

    Direktur

    yang

    memegang

    kurang dari

    dua jabatan

    (tidak sibuk)

    Nomi

    nal

    Bloomberg&

    Laporan

    Keuangan

  • 30

    No. Rasio Definisi Operasional Indikator Skala

    Ukur

    Sumber

    Data

    7. Experience

    Director

    Pengalaman kerja

    merupakan penguasaan

    pengetahuan dan

    keterampilan seseorang yang

    diukur dari lama masa kerja,

    tingkat pengetahuan, dan

    keterampilan yang dimiliki

    seseorang (Handoko, 2014).

    Apabila seorang Direktur

    telah menjabat lebih dari

    lima (5) tahun, dan memiliki

    pengalaman kerja

    sebelumnya yang bagus

    maka dapat dikatakan bahwa

    Direktur tersebut telah

    memiliki pengalaman yang

    baik.

    Direktur yang

    telah menjabat

    selama 5 tahun

    atau lebih

    Rasio Laporan

    Keuangan

    Variabel Kontrol

    7. Ukuran

    Perusahaan Firm Size

    Logaritma natural

    dari total asset Rasio

    Laporan

    Keuangan

    8. Umur

    Perusahaan Firm Age

    Logaritma

    Natural dari sejak

    tahun perusahaan

    didirikan

    Rasio Laporan

    Keuangan

    9. Total Hutang Leverage

    Total Hutang

    dibagi dengan

    total asset

    Rasio Laporan

    Keuangan

    Sumber :Diolah sendiri

    3.3 Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumulan data pada penelitian ini adalah dengan cara

    mendokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data dari data yang sudah ada.

    Pengumpulan data ini adalah untuk mencatat, melakukan perhitungan data dan

    menganalisis laporan keuangan pada perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan

    transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013-2017.

    3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

    Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek

    yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

    untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya

    orang, namun juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan

  • 31

    sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi

    seluruh karakteristik / sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti

    (Sugiyono, 2017).

    Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

    oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

    yang ada pada populasi, sehingga sampel yang diambil dari populasi harus

    representative (mewakili) (Sugiyono, 2017). Sampel yang digunakan sebagai

    objek dalam penelitian adalah perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan

    transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017. Penentuan

    sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive sampling.

    Teknik purposive sampling (Sugiyono, 2017) yang dimaksud yaitu teknik

    penentuan sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dengan kriteria

    sebagai berikut :

    1. Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan data sekunder.

    2. Profitabilitas Perusahaan diukur dengan menggunakan ROA (Return On

    Assets), ROE (Return On Equity), NPM (Net Profit Margin).

    3. Objek penelitian adalah Perusahaan yang berada pada sektor Infrastruktur,

    Utilitas dan Transportasi.

    4. Periode pengamatan dalam penelitian ini dilakukan dari tahun 2013-2017

    dengan data laporan keuangan.

    5. Pengukuran kesibukan (busyness) direktur, adalah mereka yang

    memegang dua (2) atau lebih jabatan dalam perusahaan atau organisasi

    lain dengan menggunakan variabel dummy.

    6. Pengukuran direktur yang berpengalaman (experienced) direktur, diukur

    dari indikator lama waktu atau masa kerja selama 5 tahun atau lebih.

    7. Perusahan yang melampirkan laporan keuangan dari tahun 2013-2017.

  • 32

    Tabel Sampel Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi

    Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017

    Tabel 3. 2 Sampel Perusahaan

    NO KODE NAMA PERUSAHAAN IPO SUBSEKTOR

    1 BLTA BERLIAN LAJU TANKER 1990 Transportasi

    2 BTEL BAKRIE TELECOM 2006 Telekomunikasi

    3 BULL BUANA LISTYA TAMA 2011 Transportasi

    4 CASS CARDIG AERO SERVICES 2011 Transportasi

    5 CMNP CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA 1995 Jalan Tol, Bandara, Pelabuhan

    6 HITS HUMPUSS INTERMODA TRANSPORTASI 1997 Transportasi

    7 IATA

    INDONESIA AIR TRANSPORT &

    INFRASTRUKTUR 2006 Transportasi

    8 ISAT INDONESIAN SATELITE CORPORATION 1994 Telekomunikasi

    9 LEAD LOGINDO SAMUDERAMAKMUR 2013 Transportasi

    10 MIRA MITRA INTERNATIONAL RESOURCES 1997 Transportasi

    11 RAJA RUKUN RAHARJA 2006 Energi

    12 SMDR SAMUDERA INDONESIA 1999 Transportasi

    13 SUPR SOLUSI TUNAS PRATAMA 2011 Konstruksi Non Bangunan

    14 TAXI EXXRESS TRANSINDO UTAMA 2012 Transportasi

    15 TBIG TOWER BERSAMA INFRASTRUCTURE 2010 Konstruksi Non Bangunan

    16 TLKM TELEKOMUNIKASI INDONESIA 1995 Telekomunikasi

    17 TMAS PELAYARAN TEMPURAN EMAS 2003 Transportasi

    18 TOWR SARANA MENARA NUSANTARA 2010 Konstruksi Non Bangunan

    19 TRAM TRADA MARITIME 2008 Transportasi

    20 WINS WINTERMAR OFFSHORE MARINE 2010 Transportasi

    21 EXCL XL AXIATA 2005 Telekomunikasi

    22 CMPP AIRASIA INDONESIA 1994 Transportasi

    23 PTIS INDO STRAITS 2011 Transportasi

    24 APOL ARPENI PRATAMA OCEAN LINE 2005 Transportasi

    25 LAPD LAPINDO PACKAGING 2001 Energi

    26 KARW ICTSI JASA PRIMA 2001 Transportasi

    27 PGAS PERUSAHAAN GAS NEGARA 2003 Energi

    28 GIAA GARUDA INDONESIA 2011 Transportasi

    29 TPMA TRANS POWER MARINE 2013 Transportasi

    30 NELY PELAYARAN NELY DWI PUTRI 2012 Transportasi

    31 AKSI MAJAPAHIT INTI CORPORA 2001 Transportasi

    32 ASSA ADI SARANA ARMADA 2012 Transportasi

    33 BBRM

    PELAYARAN NASIONAL BINA BUANA

    RAYA 2013 Transportasi

    34 CENT

    CENTRATAMA TELEKOMUNIKASI

    INDONESIA 2001 Konstruksi Non Bangunan

    35 FREN SMARTFREN TELECOM 2006 Telekomunikasi

  • 33

    NO KODE NAMA PERUSAHAAN IPO SUBSEKTOR

    36 GOLD VISI TELEKOMUNIKASI INFRASTRUKTUR 2010 Konstruksi Non Bangunan

    37 IBST INTI BANGUN SEJAHTERA 2012 Konstruksi Non Bangunan

    38 JSMR JASA MARGA 2007 Jalan Tol, Bandara, Pelabuhan

    39 MBSS MITRA BAHTERA SEGARA SEJATI 2011 Transportasi

    40 META NUSANTARA INFRASTRUKTUR 2001 Jalan Tol, Bandara, Pelabuhan

    41 RIGS RIG TENDERS INDONESIA 1990 Transportasi

    42 SDMU SIDOMULYA SELARAS 2011 Transportasi

    43 TRUB

    TRUBA ALAM MANUNGGAL

    ENGINEERING 2006 Konstruksi Non Bangunan

    44 WEHA WEHA TRANSPORTASI INDONESIA 2007 Transportasi

    Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2019

    3.5 Jenis dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan data panel, yang

    merupakan gabungan dari data time series dan cross section. Sumber data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui

    website resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id . Data yang digunakan dalam

    penelitian ini berupa laporan keuangan perusahaan sektor infrastruktur, utilitas

    dan transportasi tahun 2013-2017. Untuk data mengenai biografi Direktur, yang

    meliputi jumlah jabatan dan lamanya masa jabatan Direktur, diperoleh melalui

    website www.bloomberg.com dan laporan tahunan perusahaan.

    3.6 Metode Analisis Data

    3.6.1 Statistik Deskriptif

    Statistik deskriptif merupakan statistik yang berfungsi untuk

    mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui

    data sampel atau populasi, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan

    yang berlaku untuk umum. Statistik deskriptif seperti (mean, median, modus,

    presentil, desil, quartile, dalam bentuk analisis angka maupun gambar / diagram)

    (Sugiyono, 2017).

    http://www.idx.co.id/http://www.bloomberg.com/

  • 34

    3.6.2 Uji Asumsi Klasik

    Menurut Wiyono D. G (2011) terdapat beberapa uji dalam uji asumsi klasik.

    Sebagai berikut :

    1. Uji Normalitas

    Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah populasi data

    berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya dilakukan untuk

    mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Dalam

    pembahasan persoalan normalitas ini akan digunakan uji one sample

    kolmogorof–smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data

    dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05

    atau 5% (Wiyono D. G., 2011).

    2. Uji Autokorelasi

    Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

    penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi

    antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada

    model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah Uji

    Durbin-Watson (Uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut :

    1. DU < DW < 4 - DU maka H0 dierima, artinya tidak terjadi

    autokorelasi.

    2. DW < DL atau DW > 4 - DL maka H0 ditolak, artinya terjadi

    autokorelasi.

    3. DL < DW < DU atau 4 – DU < DW < 4 –DL, artinya tidak ada

    kepastian atau kesimpulan yang pasti. (Sujarweni, 2015)

    3. Uji Multikolinearitas

    Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel

    independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam

    suatu model. Kemiripan antar variabel independen akan mengakibatkan

    korelasi yang sangat kuat. Selain itu untuk uji ini juga untuk

    menghindari kebiasan dalam proses pengambilan keputusan mengenai

    pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap

    variabel dependen. Pada penelitian ini uji multikolinieritas dengan

    melihat nilai tolerance dan inflation factor (VIF) pada model regresi.

  • 35

    Apabila varian inflation factor (VIF) diantara 1-10 dan Tolerance lebih

    dari 0,1 maka data tidak terjadi multikolinieritas. (Sujarweni, 2015)

    4. Uji Heterokedastisitas

    Uji Heterokedastisitas adalah untuk menguji terjadinya perbedaan

    variance residual suatu periode pengamatan keperiode pengamatan yang

    lain. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heterokedastisitas. Pada

    penelitian ini digunakan Scatterplot. Jika titik-titik menyebar dan tidak

    membentuk pola yang khas maka uji regresi tidak terkena asumsi

    heteroskedastisitas, begitu sebaliknya. (Sujarweni, 2015)

    3.7 Analisis Linear Berganda

    Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh

    antara dua variabel atau lebih antara variabel bebas terhadap satu variabel terikat.

    Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis ini dirumuskan sebagai

    berikut :

    ROAit = α + β1Bit + β2Eit + β3Levit + β4Ageit + β5FSit + 𝜀

    ROEit = α + β1Bit + β2Eit + β3Levit + β4Ageit + β5FSit + 𝜀

    NPMit = α + β1Bit + β2Eit + β3Levit + β4Ageit + β5FSit + 𝜀

    Keterangan

    ROAit : Profitabilitas perusahaan pada perusahaan i tahun t

    ROEit : Profitabilitas perusahaan pada perusahaanitahun t

    NPMit : Profitabilitas perusahaan pada perusahaan i tahun t

    𝛼 : Konstanta

    𝛽 : Koefisien Regresi

    𝐵𝑖𝑡 : Busy pada perusahaanitahun t

    𝐸𝑖𝑡 : Experienced pada perusahaan tahun t

    Lev : Leverage

    Age : Firm Age

    FS : Firm Size

    𝜀 : Eror

  • 36

    3.8 Pengujian Hipotesis

    Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel

    independen terhadap variabel dependen dan juga menguji hipotesis dari variabel

    yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel indpenden

    terhadap dependen. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini akan

    menggunakan uji t.

    3.8.1 Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

    Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara individu / parsial

    variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t ini menggunakan nilai

    probabilitas atau tingkat signifikansi 0,05 (α = 5% ). Dalam pengambilan

    keputusan hipotesis sebagai berikut :

    - Jika signifikansi t > α (0,05), maka H0 : diterima, H1: ditolak yang artinya

    variabel independen tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

    - Jika signifikansi t

  • 37

    1.6 Jadwal Penelitian

    Tabel 3. 3 Jadwal Penelitian

    Sumber : Data diolah

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Identifikasi Masalah

    2 Studi Literatur

    3 Penyusunan Proposal TA

    4 Pendaftaran Judul Prposal TA

    5 Sidang Proposal TA

    6 Revisi Proposal TA

    7 Pengumpulan Data

    8 Analisis Pembahasan

    9 Progres TA

    10 Kesimpulan dan Saran

    11 Penyusunan Laporan TA

    12 Sidang TA

    13 Pengumpulan Laporan TA

    Maret April Mei Juni Juli AgustusKegiatanNo Desember Januari Februari

    Periode

  • 38

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • 39

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

    Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan sektor transportasi,

    infrastruktur dan utilitas. Dengan seubsektor perusahaan-perusahaan yang

    bergerak pada bidang energi, konstruksi bukan gedung, telekomunikasi, jalan tol,

    bandara, pelabuhan, dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    periode 2013-2017. Berdasarkan data pada Bursa Efek Indonesia, total perusahaan

    subsector energi, konstruksi bukan gedung, telekomunikasi, jalan tol, bandara,

    pelabuhan dan transportasi yang terdaftar sampai dengan 31 Desember 2018

    adalah 72 perusahaan, namun berdasarkan kriteria pemilihan menggunakan

    metode purposive sampling yang mengacu pada pada batasan-batasan yang telah

    dijelaskan pada bab 3, diperoleh sampel sebanyak 44 perusahaan dengan jumlah

    observasi sebesar 220 observasi. Dalam penelitian ini, dilakukan outlier terlebih

    dahulu sebelum melakukan teknik analisis, sehingga data bebas dari bias dan

    masalah normalitas karena adanya outlier, sehingga diperoleh jumlah observasi

    sebesar 181 observasi. Adapun gambaran umum perusahaan yang diamati dalam

    penelitian ini adalah :

    Tabel 4. 1 Sampel Perusahaan

    No Emiten Subsektor Tahun

    Berdiri

    Tahun

    Pertama

    Pencatatan

    Kegiatan

    1 TLKM Telekomunikasi 1984 1995 Perencanaan, pengembangan,

    penyediaan, pemasaran, dan

    peningkatan layanan jasa

    telekomunikasi dan informatika.

  • 40

    No Emiten Subsektor Tahun

    Berdiri

    Tahun

    Pertama

    Pencatatan

    Kegiatan

    2 FREN Telekomunikasi 2002 2006 Menyediakan berbagai produk

    multimedia dan jasa terkait lainnya,

    pada penjualan secara langsung,

    maupun tidak langsung

    3 EXCL Telekomunikasi 1989 2005 Pelayanan kegiatan

    penyelenggaraan jasa

    telekomunikasi atau multimedia.

    4 ISAT Telekomunikasi 1967 1994 Menyelenggarakan jaringan & jasa

    telekomunikasi serta teknologi

    informasi atau layanan konvergensi

    teknologi.

    5 BTEL Telekomunikasi 1993 2006 Penyediaan jaringan &

    penyelenggaraan jasa

    telekomunikasi nasional.

    6 PGAS Energi 1965 2003 Distribusi & transmisi gas bumi

    kepelanggan industri, komersial&

    rumah tangga.

    7 RAJA Energi 1993 2006 Menyediakan jasa-jasa penunjang

    pertambangan minyak dan gas

    bumi, penyediaan tenaga listrik,

    konsultasi bidang pertambangan,

    pengelolaan kepelabuhanan dan

    bongkar muat peti kemas.

    8 LAPD Energi 2005 2001 Penyalur bahan bakar minyak

    tanah, solar dan gas, pengelolaan

    sumber daya alam untuk ketenaga

    listrikan.

    9 JSMR Jalan Tol,

    Bandara,

    Pelabuhan

    1978 2007 Melaksanakan dan menunjang

    kebijaksanaan dan program

    pemerintah di bidang ekonomi dan

    pembangunan nasional pada

    umumnya, dan pembangunan di