pengaruh enam variabel terhadap perilaku...metode analisis yang digunakan adalah structural equation...

13
1 PENGARUH ENAM VARIABEL TERHADAP PERILAKU UNMET NEED KB PADA WUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMANDALA TAHUN 2019 Ike Yunita, S.SiT, M.Kes Akademi Kebidanan Annisa Jaya Jl. Karanggan No. 30 Desa Puspasari Citeureup-Bogor ABSTRAK Masih tingginya angka unmet need dari target RPJMN merupakan fenomena kependudukan yang menjadi satu aspek yang penting dan perlu diperhatikan. Tujuan penelitian ini untuk mengatahui pengaruh langsung dan tidak langsung serta besarannya peran tenaga kesehatan, dukungan suami, pengetahuan, persepsi, keyakinan, sikap terhadap perilaku unmet need KB pada WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Cimandala Tahun 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang menggunakan cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 60 WUS sebagai responden. Metode analisis yang digunakan adalah structural equation model (SEM) menggunakan SmartPLS dan SPPS. Hasil pengujian hipotesis temuan penelitian yaitu diketahui bahwa variabel peran petugas kesehatan (29,79%), dukungan suami (12,06%), pengetahuan (6,35%), persepsi (14,61%), keyakinan (6,30%), sikap (15,93%)memberi pengaruh langsung perilaku unmet need KB pada WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Cimandala Tahun 2019 (85%) sedangkan pengaruh tidak langsung sebesar (0,5%) serta pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung sebesar (85,6%). Sikap merupakan faktor yang mendominasi mempengaruhi perilaku unmet need KB. Sikap positif cenderung diikuti oleh tindakan yang mencerminkan sikap tersebut. sikap positif merupakan kesediaan seseorang untuk bertindak sesuai dengan penilaiannya terhadap konsep KB. Semakin baik sikap seseorang terhadap KB, maka dapat diperkirakan bahwa partisipasinya akan tingg. Saran penelitian ini bagi bidan wilayah kerja Puskesmas Cimandala, terutama peran petugas kesehatan, agar meningkatkan komunikasi, informasi, edukasi secara lebih intensif terlebih terkait pelayanan KB agar dapat merubah sikap yang positif pada wanita usia subur. Kata Kunci : Pengaruh, Peran Petugas Kesehatan, Dukungan Suami, Pengetahuan, Persepsi, Keyakinan, Sikap, Unmet need

Upload: others

Post on 20-Mar-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH ENAM VARIABEL TERHADAP PERILAKU...Metode analisis yang digunakan adalah structural equation model (SEM) menggunakan SmartPLS dan SPPS. Hasil pengujian hipotesis temuan penelitian

1

PENGARUH ENAM VARIABEL TERHADAP PERILAKU

UNMET NEED KB PADA WUS DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS CIMANDALA TAHUN 2019

Ike Yunita, S.SiT, M.Kes

Akademi Kebidanan Annisa Jaya

Jl. Karanggan No. 30 Desa Puspasari Citeureup-Bogor

ABSTRAK

Masih tingginya angka unmet need dari target RPJMN merupakan fenomena kependudukan yang

menjadi satu aspek yang penting dan perlu diperhatikan. Tujuan penelitian ini untuk mengatahui

pengaruh langsung dan tidak langsung serta besarannya peran tenaga kesehatan, dukungan suami, pengetahuan, persepsi, keyakinan, sikap terhadap perilaku unmet need KB pada WUS di Wilayah Kerja

Puskesmas Cimandala Tahun 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif yang menggunakan cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 60 WUS sebagai responden. Metode analisis yang digunakan adalah structural equation model (SEM) menggunakan

SmartPLS dan SPPS. Hasil pengujian hipotesis temuan penelitian yaitu diketahui bahwa variabel peran

petugas kesehatan (29,79%), dukungan suami (12,06%), pengetahuan (6,35%), persepsi (14,61%),

keyakinan (6,30%), sikap (15,93%)memberi pengaruh langsung perilaku unmet need KB pada WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Cimandala Tahun 2019 (85%) sedangkan pengaruh tidak langsung sebesar

(0,5%) serta pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung sebesar (85,6%). Sikap merupakan faktor

yang mendominasi mempengaruhi perilaku unmet need KB. Sikap positif cenderung diikuti oleh tindakan yang mencerminkan sikap tersebut. sikap positif merupakan kesediaan seseorang untuk

bertindak sesuai dengan penilaiannya terhadap konsep KB. Semakin baik sikap seseorang terhadap KB,

maka dapat diperkirakan bahwa partisipasinya akan tingg. Saran penelitian ini bagi bidan wilayah kerja

Puskesmas Cimandala, terutama peran petugas kesehatan, agar meningkatkan komunikasi, informasi, edukasi secara lebih intensif terlebih terkait pelayanan KB agar dapat merubah sikap yang positif pada

wanita usia subur.

Kata Kunci : Pengaruh, Peran Petugas Kesehatan, Dukungan Suami, Pengetahuan, Persepsi, Keyakinan, Sikap, Unmet need

Page 2: PENGARUH ENAM VARIABEL TERHADAP PERILAKU...Metode analisis yang digunakan adalah structural equation model (SEM) menggunakan SmartPLS dan SPPS. Hasil pengujian hipotesis temuan penelitian

2

ABSTRACT

The high number of unmet needs of the RPJMN target is a population phenomenon that becomes an

important aspect and needs attention. The purpose of this study was to find out the direct and indirect effects and the magnitude of the role of health workers, husband support, knowledge, perceptions,

beliefs, attitudes towards the behavior of family planning unmet need at WUS in Cimandala Community

Health Center Work Area in 2019. The method used in this study was a quantitative approach using cross sectional. The sample used was 60 WUS as respondents. The analytical method used is structural

equation model (SEM) using SmartPLS and SPPS. The results of testing the hypothesis of the research

findings are known that the role of health workers (29.79%), husband support (12.06%), knowledge

(6.35%), perception (14.61%), confidence (6.30%) ), attitude (15.93%) directly influences the behavior of unmet need for family planning in WUS in the working area of Cimandala Health Center in 2019

(85%) while the indirect effect was (0.5%) and direct influence and indirect influence amounted to

(85.6%) . Attitude is a dominating factor affecting the behavior of unmet need for family planning. A positive attitude tends to be followed by actions that reflect that attitude. a positive attitude is a person’s

willingness to act according to his or her judgment on the concept of family planning. The better a

person’s attitude towards family planning, it can be estimated that his participation will be high. The suggestion of this research is for midwives in the Cimandala Community Health Center work area,

especially the role of health workers, to improve communication, information, and education more

intensively especially related to family planning services in order to be able to change positive attitudes

in women of childbearing age

Keywords: : Influence, Role of Health Officers, Husband Support, Knowledge, Perception, Belief,

Attitude, Unmet Need

Pendahuluan Unmet need (kebutuhan Keluarga

Berencana (KB) yang tidak terpenuhi) adalah

persentase wanita usia subur (WUS) yang tidak

ingin mempunyai anak lagi atau ingin menunda kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat

atau obat kontrasepsi. 1 Menurut Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) estimasi ukuran dan komposisi dari populasi wanita yang kebutuhan

kontrasepsinya tidak terpenuhi menjadi tolak

ukur untuk menilai sejauh mana keberhasilan program kependudukan, keluarga berencana

dan pembangunan keluarga belum memenuhi

kebutuhan masyarakat. Tingginya angka unmet need dari

target Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) merupakan

fenomena kependudukan yang menjadi satu aspek yang penting dan perlu diperhatikan

dalam pembangunan gerakan KB pada masa

mendatang, Unmet need bukan hanya menjadi masalah dalam program KB di Indonesia, akan

tetapi juga dihadapi di tiap belahan dunia,

sehingga menyebabkan jumlah kelahiran yang

semakin besar tak terkendali dan menjadi salah

satu meningkatnya Angka Kematian Ibu (AKI).

Dari data yang diambil oleh Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan tahun

2013 mengkaji situasi pelayanan program KB

di Indonesia dan melihat indikator-indikator pelayanan KB dengan membandingkan dengan

negara-negara di Association Of South East

Asia Nations (ASEAN), dalam upaya peningkatan pelayanan program KB di ASEAN

serta meningkatkan kesehatan ibu dan bayi

terlihat bahwa Indonesia termasuk lima terbesar

unmet need di ASEAN. Indonesia mencapai urutan ke empat unmet need di ASEAN yaitu

negara Timor Leste sebesar (32%), negara Laos

sebesar (27%), negara Filipina sebesar (22%), negara Indonesia sebesar (13%), dan negara

Kamboja sebesar (8%).

Wanita usia subur menjadi sasaran utama program keluarga berencana salah

satunya untuk meningkatkan pelayanan

persediaan pelayanan kontrasepsi dan untuk

menurunkan angka unmet need. Dari hasil data Profil Kesehatan Indonesia angka unmet need

di Indonesia yaitu (18,63%), angka ini masih

Page 3: PENGARUH ENAM VARIABEL TERHADAP PERILAKU...Metode analisis yang digunakan adalah structural equation model (SEM) menggunakan SmartPLS dan SPPS. Hasil pengujian hipotesis temuan penelitian

3

terbilang tinggi dari yang ditargetkan oleh RPJMN 2015-2019 yaitu (9,91%).

Menurut data Profil Kesehatan

Indonesia Tahun 2017, provinsi Jawa Barat

merupakan jumlah unmet need tertinggi dengan jumlah peduduk sebesar 1.038.129 jiwa

(13,94%).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di

Puskesmas Cimandala, peneliti melakukan

wawancara langsung terhadap responden dari 10 wanita usia subur, 1 dari 10 WUS

mengatakan bahwa mereka tidak menggunakan

kontrasepsi dengan beralasan kurangnya peran

petugas kesehatan dalam penyuluhan tentang kontrasepsi sehingga WUS enggan

menggunakan kontrasepsi dan lebih memilih

unmet need KB (tidak menggunakan KB). Dari 10 WUS, 3 dari 10 WUS mengatakan bahwa

mereka tidak menggunakan kontrasepsi dengan

beralasan suaminya melarang menggunakan kontrasepsi. Dari 10 WUS 2 dari 10 WUS

mengatakan bahwa mereka tidak menggunakan

kontrasepsi dengan beralasan kurang paham

dan kurang mengerti fungsi (pengetahuan). Dari 10 WUS, 3 dari 10 WUS mengatakan

bahwa mereka tidak menggunakan kontrasepsi

menimbulkan presepsi negatif terhadap pelayanan kontrasepsi (persepsi) sehingga

WUS memilih tidak menggunakan KB. Dari 10

WUS 2 dari 10 WUS mengatakan bahwa

mereka tidak menggunakan kontrasepsi dengan beralasan kurang yakin menggunakan alat

kontrasepsi (keyakinan). Dari 10 WUS 2 dari

10 WUS mengatakan bahwa mereka tidak menggunakan kontrasepsi dengan beralasan

faktor internal seperti efek samping yang akan

dirasakan setelah menggunakan kontrasepsi, sehingga kurang nyaman seperti kegemukkan

dalam penggunaan kontrasepsi sehingga

memilih untuk bersikap tidak mengggunakan

kontrasepsi. Berdasarkan data masalah diatas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah belum diketahuinya pengaruh tenaga kesehatan, dukungan suami, pengetahuan,

persepsi, keyakinan, sikap terhadap perilaku

unmet need KB pada WUS di wilayah kerja Puskesmas Cimandala Tahun 2019.

Metode Jenis penelitian ini adalah kuantitatif

menggunakan metode deskriptif analitik

dengan pendekatan cross sectional. Penelitian

ini menggunakan desain tersebut dengan alasan

bahwa penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu yang bersamaan untuk mengetahui

pengaruh peran tenaga kesehatan, dukungan

suami, pengetahuan, persepsi, keyakinan, sikap

terhadap perilaku unmet need KB pada WUS. Populasi dalam penelitian ini adalah

semua WUS yang berpasangan atau hidup

bersama dalam ikatan pernikahan dan aktif secara seksual tapi tidak menggunakan

kontrasepsi pada bulan September sampai

Oktober di wilayah kerja Puskesmas Cimandala Tahun 2019 dengan jumlah 194 orang. Jumlah

sampel tersebut diambil sesuai

dengan kaidah jumlah sampel pada pedoman Partial Least Square (PLS) kelipatan dari

jumlah indikator yang akan diteliti. Sehingga di

dalam penelitian ini besaran sampel yang digunakan dan diambil masih berada dalam

kisaran 50- 100. Berdasarkan hal tersebut maka

ukuran sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 60 responden. Kriteria inklusi dalam

penelitian ini adalah bersedia menjadi

responden, sedang dalam keadaan sehat secara

lahir maupun secara batin, WUS yang berusia 15-49 tahun dan tidak menggunakan

kontrasepsi, WUS merupakan wanita yang

berpasangan atau hidup bersama dalam ikatan pernikahan dan masih aktif secara seksual pada

saat wawancara dilaksanakan, tidak dalam

keadaan hamil pada saat wawancara

dilaksanakan, WUS yang berkunjung atau melakukan pemeriksaan kesehatan di wilayah

kerja Puksemas Cimandala. Kriteria

Eksklusinya adalah WUS yang tidak bersedia menjadi responden dan responden yang sedang

menggunakan alat kontrasepsi dan WUS yang

sedang hamil. Dalam penelitian ini analisis data

menggunakan pendekatan PLS dengan

menggunakan software smart PLS. Diagram

jalur Structural Equaton Modeling (SEM) berfungsi untuk menunjukkan pola hubungan

antar variabel yang akan diteliti. Dalam SEM

pola hubungan antar varaibel akan diisi dengan variabel yang diobservasi, variabel laten dan

indikator.

Data penelitian dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada 60 WUS sebagai

responden yang memenuhi kriteria untuk

menjawab pertanyaan. Penyajian hasil

penelitian disusun berdasarkan sistematika yang dimulai dari gambaran analisis univariat

yang bertujuan untuk melihat distribusi

frekuensi variabel dependen dan independen.

Page 4: PENGARUH ENAM VARIABEL TERHADAP PERILAKU...Metode analisis yang digunakan adalah structural equation model (SEM) menggunakan SmartPLS dan SPPS. Hasil pengujian hipotesis temuan penelitian

4

Sedangkan analisa bivariat untuk melihat pengaruh antara variabel eksogen dengan

variabel endogen. Kemudian diakhir penelitian

ini diberikan gambaran análisis SEM. SEM

untuk menjelaskan hubungan yang komplek dari beberapa variabel yang diuji dalam

penelitian ini.

Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan

(1) Inner Model yang spesifikasinya hubungan

antara variabel laten (structural model), diukur dengan menggunakan Q-square predictive

relevance dengan rumus Q 2 = 1-(1-R 1 2 ) (1-

R p 2 ). (2) Outer Model yang

menspesifikasikan hubungan antara variabel laten dengan indikatornya satau

variabel manifestnya (measurement model),

diukur dengan melihat convergent validity dan discriminant validity. Convergent validity

dengan nilai loading 0,5 dianggap cukup, untuk

jumlah indikator dari variabel laten berkisar 3 sampai 7, sedangkan discriminant validity

direkomendasikan nilai Average Variance

Extracted (AVE) lebih besar dari 0,5 dan juga

dengan melihat. Nilai cronbach’s alpha sebagian besar memiliki nilai lebih besar dari

0,7 sehingga dapat dikatakan bahwa konstruk

memiliki reliabilitas yang baik . Data penelitian disajikan dalam bentuk

penyajian komposisi dan frekuensi dari sampel.

Data yang disajikan pada awal hasil analisa

adalah berupa gambaran atau deskripsi mengenai sampel, dimana penjelasan disertai

ringkasan dari deskripsi yang utama. Hal ini

dilakukan untuk membantu pembaca lebih mengenal karakteristik dari responden dimana

data penelitian tersebut diperoleh analisa.

Hasil Sebanyak 60 responden yang diteliti

paling banyak berusia 15-30 tahun yaitu sebanyak 46 orang (76,6%). Sementara yang

berusia >30-49 tahun sebanyak 14 orang

(23,3%). Kemudian untuk pendidikan SD sebanyak 29 orang sebanyak (48,3%),

pendidikan SMP sebanyak 19 orang sebanyak

(31,7%), pendidikan SMA sebanyak 7 orang

sebanyak (11,7%), pendidikan Perguruan Tinggi (PT) sebanyak 5 orang sebanyak (8,3%).

Untuk tingkat pekerjaan responden sebagian

besar responden Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu

44 orang (73,3%) sedangkan karyawan swasta sebanyak 12 orang sebesar

(20%) dan responden yang Pegawai Negeri

Sipil (PNS) sebanyak 4 orang (6,7%).

Gambar 1, menerangkan bahwa semua

variabel bersifat refleksif, dimana indikator

merupakan representasi dari masing-masing

variabel, hal ini tercermin dari arah panah yang

terbentuk. Untuk variabel peran tenaga

kesehatan indikatornya advokasi, fasilitator

dan konselor. Untuk indikator dari variabel

dukungan suami adalah emosional,

instrumental, informasional. Gambar 1

menunjukkan semua indikator memiliki

loading factor > 0.5, artinya semua indikator

merupakan indikator yang valid untuk

mengukur kosntruknya, dengan demikian

semua indikator atas variabel laten lolos uji

validitas. Standar suatu variabel teruji Reliabel

adalah nilai, Composite Reliability harus

diatas uji > 0,7. Terlihat bahwa composite

reliability masing-masing konstruk sudah lebih

dari 0,70, artinta semua konstruk penelitian

sudah reliabel. untuk nilai AVE untuk semua

konstrak lebih besar dari 0,5 sehingga dapat

disimpulkan bahwa evaluasi pengukuran

model memiliki diskriminan validity yang

baik atau valid dalam mengukur konstruk.

Nilai Cronbach’s Alpha sebagian

besar memiliki nilai lebih besar dari 0,7

sehingga dapat dikatakan bahwa konstruk

memiliki reliabilitas yang baik. Nilai LV

Correlation peran tenaga kesehatan terhadap

perilaku unmet need KB pada WUS adalah

0,852 dukungan suami terhadap terhadap

perilaku unmet need KB pada WUS adalah

0,761, pengetahuan terhadap terhadap perilaku

unmet need KB pada WUS adalah -0,83,

persepsi terhadap terhadap perilaku unmet

need KB pada WUS adalah 0,875, keyakinan

terhadap terhadap perilaku unmet need KB

pada WUS adalah 0,858 dan sikap terhadap

terhadap perilaku unmet need KB pada WUS

adalah 0.182.

Page 5: PENGARUH ENAM VARIABEL TERHADAP PERILAKU...Metode analisis yang digunakan adalah structural equation model (SEM) menggunakan SmartPLS dan SPPS. Hasil pengujian hipotesis temuan penelitian

5

Hasil pemodelan pada inner

model ini dapat dilihat pada gambar 2 yang

diolah dengan menggunakan software

smartPLS dengan melakukan bootstrapping

Gambar 2 dapat dilihat nilai T-Statistik

semua jalur sudah memenuhi angka signifikan

pada CI 95% > (1,96), apabila nilai t statistik

lebih besar dari nilai α = 0,05 (1,96), maka

konstruk laten tersebut signifikan terhadap

konstruknya. Inner Model merupakan model

struktural yang dapat dievaluasi dengan melihat

Nilai R Square, Uji Hipotesis T- Statistik,

Pengaruh variabel langsung dan tidak langsung

dan Predictive Relavance (Nilai Q Square).

Berdasarkan output smartPLS nilai R square

dari perilaku unmet need KB pada WUS

sebesar 0,850, artinya bahwa peran tenaga

kesehatan, dukungan suami, pengetahuan,

persepsi, keyakinan dan sikap mempengaruhi

perilaku unmet need KB pada WUS sebesar

85%.

Hasil evaluasi inner model

menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan

berpengaruhi negatif dan signifikan terhadap

perilaku unmet need KB pada WUS, hasil

inimenunjukkan ada pengaruh -0,349,

sedangkan nilai T-Statistiknya sebesar 15,00.

Dukungan suami berpengaruhi negatif

dan signifikan terhadap perilaku unmet need

KB pada WUS, hasil ini menunjukkan ada

pengaruh negatif 0,158, sedangkan nilai T-

Statistiknya sebesar 7,21. Pengetahuan

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

perilaku unmet need KB pada WUS, hasil ini

menunjukkan ada pengaruh negatif -0,07,

sedangkan nilai T- Statistiknya sebesar 2,367.

Persepsi berpengaruhi negatif dan signifikan

terhadap perilaku unmet need KB pada WUS,

hasil ini menunjukkan ada pengaruh negatif -

0,166, sedangkan nilai T-Statistiknya sebesar

4,477. Keyakinan berpengaruhi negatif dan

signifikan terhadap perilaku unmet need KB

pada WUS, hasil ini menunjukkan ada

pengaruh negatif - 0,0734, sedangkan nilai T-

Statistiknya sebesar 42,556. Dan sikap

berpengaruhi negatif dan signifikan terhadap

perilaku unmet need KB pada WUS, hasil ini

menunjukkan ada pengaruh negatif -0,182,

sedangkan nilai T- Statistiknya sebesar 3,994.

Nilai dari masing-masing pengaruh

langsung variabel laten independen tersebut

apabila secara bersama-sama menunjukkan

kesesuaian dengan nilai R-Square atau dengan

kata lain hal ini menyatakan bahwa variabel

peran tenaga kesehatan, dukungan suami,

pengetahuan, persepsi, keyakinan, sikap

mampu menjelaskan variabel perilaku unmet

need KB sebesar

(29,79+12,06+6,35+14,61+6,30+15,93)=85%.

Sedangkan pengaruh tidak langsung dari

variabel peran tenaga kesehatan, dukungan

suami, pengetahuan, persepsi, keyakinan, sikap

mampu menjelaskan variabel perilaku unmet

need KB sebesar

Page 6: PENGARUH ENAM VARIABEL TERHADAP PERILAKU...Metode analisis yang digunakan adalah structural equation model (SEM) menggunakan SmartPLS dan SPPS. Hasil pengujian hipotesis temuan penelitian

6

(0,33+0,09+0,09+0,03+0,004)=0,5%.Hasil

perhitungan nilai predictive relevance (Q-

Square) adalah 99,5%, hal ini dapat

disimpulkan bahwa model mampu menjelaskan

variabilitas data sebesar 99,5% sedangkan 0,5%

nya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

diteliti.

Pembahasan

Pengaruh Langsung antara Peran

Tenaga Kesehatan terhadap Perilaku

Unmet Need KB pada WUS.

Hasil pengujian Peran Tenaga

Kesehatan berpengaruh positif terhadap

perilaku unmet need, hasil uji menunjukkan ada pengaruh negatif 0.349545, sedangkan

nilai T-Statistik sebesar 15.004329 dan

signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori

bahwa perilaku tenaga kesehatan

mempengaruhi perilaku. Menurut teori Lawrence Green didalam Notoatmodjo yang

menyatakan bahwa yang menyebabkan

seseorang untuk berperilaku berasal dari sikap atau peran petugas kesehatan. Dukungan

petugas kesehatan sebagai salah satu faktor

reinforcing dapat memperkuat terjadinya

perilaku seseorang. Peneliti menganalisis bahwa peran

tenaga kesehatan pengaruh paling besar

diantara variabel yang lainnya yaitu (29%), dan indikator terbesar berdasarkan faktor

loadingnya yaitu indikator konselor sebesar

0,881. Peran petugas kesehatan yang aktif khususnya bidan dalam memberikan informasi

komunikasi dan edukasi secara kontunitas dan

mengajak suami untuk turut serta berperan

aktif dalam memotivasi ibu dalam pemilihan

penggunaan KB dan pentingnya menggunakan

KB.

Pengaruh Langsung antara

Dukungan Suami terhadap Perilaku

Unmet Need KB pada WUS Hasil pengujian dukungan suami

berpengaruh positif terhadap perilaku unmet

need, hasil uji menunjukkan ada pengaruh positif -0.158583, sedangkan nilai T-Statistik

sebesar 7.218683 dan signifikan pada α=5%,

nilai T-Statistik tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori

bahwa dukungan suami mempengaruhi

perilaku. Menurut teori Lawrence Green

didalam Notoatmodjo yang manyatakan bahwa

yang menyebabkan seseorang untuk berperilaku berasal dari sikap atau peran

petugas kesehatan. Dan support system

(dukungan suami) sebagai salah satu faktor reinforcing dapat memperkuat terjadinya

perilaku seseorang.

Peneliti menganalisis bahwa dukungan

yang diberikan suami terhadap istri, seperti pada saat pengambilan keputusan

menggunakan KB, pemberian informasi,

pemberian motivasi dan mengantarkan ketempat pelayanan kesehatan. Sebelum

menggunakan KB terdapat inform concent

Page 7: PENGARUH ENAM VARIABEL TERHADAP PERILAKU...Metode analisis yang digunakan adalah structural equation model (SEM) menggunakan SmartPLS dan SPPS. Hasil pengujian hipotesis temuan penelitian

7

terhadap suami yang menyatakan persetujuan untuk menggunakan KB tersebut, baru

dipasang alat/obat yang berfungsi untuk

menunda kehamilan. Jadi semakin suami

mendukung menggunakan KB maka semakin meningkatkan pelayanan KB sehingga perilaku

unmet need KB semakin menurun di Wilayah

Kerja Puskesmas Cimandala.

Pengaruh Langsung antara Keyakinan

terhadap Perilaku Unmet Need KB pada

WUS

Hasil pengujian keyakinan

berpengaruh negatif terhadap perilaku unmet

need, hasil uji menunjukkan ada pengaruh negatif -0.073434, sedangkan nilai T-Statistik

sebesar 2.556100 dan signifikan pada α=5%,

nilai T-Statistik tersebut berada di atas nilai

kritis (1,96). Menurut teori Lawrence Green

didalam Notoatmodjo yang manyatakan bahwa

yang menyebabkan seseorang untuk berperilaku berasal dari pengetahuan, persepsi,

nilai, keyakinan dan sikap sebagai salah satu

faktor predisposisi dapat memperkuat terjadinya perilaku seseorang.

Peneliti berasumsi bahwa tidak

terdapat perbedaan hasil penelitian dengan teori

sebelumnya. Terdapat pengaruh antara keyakinan dengan perilaku unmet need. WUS

yang memahami kontrasepsi dan mengerti

tujuan dan fungsi kontrasepsi akan sangat yakin untuk menggunakan kontrasepsi untuk

mengatur jarak kehamilan atau menghentikkan

kehamilan seusai rencana mereka sehingga

tidak menimbulkan kehamilan yang tidak diinginkan. Keyakinan merupakan salah satu

acuan seseorang menentukkan setiap individu.

Keyakinan yang kuat yang dimiliki WUS menimbulkan meningkatnya penggunaan KB

dan menurunkan angka unmet need KB

diwilayah Kerja Puskesmas Cimandala.

Pengaruh Langsung antara Sikap

terhadap Perilaku Unmet Need KB

pada WUS Hasil pengujian sikap berpengaruh

negatif terhadap perilaku unmet need, hasil uji

menunjukkan ada pengaruh negatif -0.18234,

sedangkan nilai T-Statistik sebesar 3.994129 dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik

tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori

Titik Lestari mengatakan bahwa sikap

merupakan bentuk respon evaluasi atau reaksi perasaan seseorang untuk mendukung atau

memilih (Favorable) ataupun tidak mendukung

(Unfavorable). Pasangan suami istri yang

mempunyai sikap positif terhadap penggunaan KB, cenderung akan menggunakan kontrasepsi,

namun yang bersikap negative cenderung

mengurungkan niatnya untuk tidak menggunakan KB.

Peneliti berasumsi bahwa tidak

terdapat perbedaan hasil penelitian dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh antara sikap

dengan perilaku unmet need. Sikap

menunjukkan tingkah laku yang akan dilakukan

setiap individu. Sikap untuk menggunakan kontrasepsi atau dikarenakan cukupnya

informasi dan pengetahuan yang dimiliki

sehingga menimbulkan sikap berkorelasi positif dengan menggunakan alat kontrasepsi.

Sikap positif cenderung diikuti oleh tindakan

yang mencerminkan sikap tersebut. sikap positif merupakan kesediaan seseorang untuk

bertindak sesuai dengan penilaiannya terhadap

konsep KB. Semakin baik sikap seseorang

terhadap KB, maka dapat diperkirakan bahwa sikap dalam partisipasinya akan tinggi. Sikap

positif menimbulkan meningkatnya

penggunaan KB dan menurunkan angka unmet need KB diwilayah kerja Puskesmas

Cimandala.

Pengaruh Tidak Langsung antara Peran

Tenaga Kesehatan terhadap Dukungan

Suami Mengenai Unmet Need KB Pada

WUS Hasil pengujian peran tenaga kesehatan berpengaruh positif terhadap dukungan suami,

hasil uji menunjukkan ada pengaruh positif

0.636901, sedangkan nilai T- Statistik sebesar 30.436932 dan signifikan pada α=5%, nilai T-

Statistik tersebut berada di atas nilai kritis

(1,96). Hal ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Oktaliona

yang menyatakan bahwa peran tenaga

kesehatan mempengaruhi dukungan suami.Petugas kesehatan harus memberikan

konseling dan penyuluhan secara

berkesinambungan. Untuk itu, petugas kesehatan harus memiliki keterampilan dalam

konseling, baik dalam hal berkomunikasi,

pengetahuan tentang pemberian ASI secara medis/teknis, sosial budaya dan agama, serta

memahami program yang dilakukan

Page 8: PENGARUH ENAM VARIABEL TERHADAP PERILAKU...Metode analisis yang digunakan adalah structural equation model (SEM) menggunakan SmartPLS dan SPPS. Hasil pengujian hipotesis temuan penelitian

8

pemerintah dan masyarakat. Pekerjaan suami juga menjadi pendorong dalam pemberian

penyuluhan dan konseling, dimana kesibukan

suami dalam mencari nafkah menjadi salah satu

hambatan untuk lebih terlibat dalam keluarga. Menurut asumsi peneliti berpendapat

bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian

dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh antara peran tenaga kesehatan terhadap

dukungan suami mengenai unmet need KB

pada WUS. Peran tenaga kesehatan sangat berpengaruh terhadap dukungan suami karna

kurangnya konseling yang diberikan tenaga

kesehatan terhadap suami. Pelayanan KB tidak

akan berjalan lancar jika tidak didukung oleh suami, pentingnya peran suami dalam

mengambil keputusan untuk menggunakan KB

serta dalam dukungan instrumental, sehingga peran tenaga kesehatan berperan untuk

memberikan konseling dan penyuluhan secara

kontunitas dan secara berulang pada suami untuk menambah informasi suami sehingga

memudahkan untuk pemilihan kontrasepsi dan

keputusan untuk berkotrasepsi. Dan keputusan

suami sangat berperan penting terhadap penggunaan KB dan pemilihan KB, tanpa ada

keputusan suami, KB pun tidak dapat berjalan.

Dengan begitu, dapat menurunkan angka unmet need KB karena bertambahnya partisipasi KB

pada WUS sehingga dapat meningkatkan

penggunaan KB serta meningkatkan pelayanan

KB di Wilayah Kerja Puskesmas Cimandala.

Pengaruh Tidak Langsung antara Peran

Tenaga Kesehatan terhadap

Pengetahuan Mengenai Unmet Need KB

Pada WUS Hasil pengujian peran tenaga kesehatan

berpengaruh positif terhadap pengetahuan, hasil uji menunjukkan ada pengaruh positif

0.572197, sedangkan nilai T- Statistik sebesar

27.448907 dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik tersebut berada di atas nilai kritis

(1,96).

Hal ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Linadi yang menyatakan bahwa pemberian informasi

ataupun pengetahuan dapat dilakukan oleh

tenaga–tenaga kesehatan di masing-masing tempat pelayanan kesehatan. kurang aktifnya

peran petugas kesehatan dalam konseling dan

penyuluhan sehingga membuat kurang baiknya perilaku.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berpendapat bahwa tidak terdapat perbedaan

hasil penelitian dengan teori sebelumnya.

Terdapat pengaruh antara peran tenaga

kesehatan terhadap pengetahuan mengenai unmet need KB pada WUS. Pengetahuan

sangat berpengaruh terhadap peran tenaga

kesehatan, aktifnya peran tenaga kesehatan dimasyarakat sehingga meningkatkan

pengetahuan WUS terhadap pelayanan KB

sehingga WUS lebih memilih menggunakan KB sehingga menurunkan angka unmet need

KB di Wilayah Kerja Puskesmas Cimandala.

Pengaruh Tidak Langsung antara Peran

Tenaga Kesehatan terhadap Persepsi

Mengenai Unmet Need KB Pada WUS Hasil pengujian peran tenaga kesehatan

berpengaruh positif terhadap persepsi, hasil uji menunjukkan ada pengaruh positif 0.260154,

sedangkan nilai T-Statistik sebesar 12.875953

dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik

tersebut berada di atas nilai kritis (1,96). Berdasarkan penelitian sebelumnya

Meiyana menyatakan bahwa peran tenaga

kesehatan mempengaruhi persepsi seseorang. Tingkat pengetahuan responden akan

menentukan persepsi, sikap dan tindakannya

dalam menghadapi masalah, khususnya masalah kesehatan. Ibu yang sering mengikuti

penyuluhan maka banyak pengetahuan akan

semakin mudah menyerap informasi tentang

kesehatan sehingga dapat menimbulkan respon positif terhadap informasi yang diperoleh dan

berpersepsi positif dan diharapkan mampu

menerapkan informasi yang sudah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut asumsi peneliti berpendapat

bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian

dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh antara peran tenaga kesehatan terhadap persepsi

mengenai unmet need KB pada WUS. Dimana

semakin sering ibu mengikuti penyuluhan, konseling maupun ikut pelayanan yang

disediakan pemerintah maka semakin

meningkat pengetahuan WUS sehingga menimbulkan pandangan pemikiran ibu secara

positif dan semakin banyak yang mengikuti

pelayanan KB sehingga menurunkan angka

unmet need KB di Wilayah Kerja Puskesmas Cmandala.

Page 9: PENGARUH ENAM VARIABEL TERHADAP PERILAKU...Metode analisis yang digunakan adalah structural equation model (SEM) menggunakan SmartPLS dan SPPS. Hasil pengujian hipotesis temuan penelitian

9

Pengaruh Tidak Langsung antara Peran

Tenaga Kesehatan terhadap Keyakinan

Mengenai Unmet Need KB Pada WUS

Hasil pengujian peran tenaga

kesehatan berpengaruh positif terhadap keyakinan, hasil uji menunjukkan ada pengaruh

positif 0.123019, sedangkan nilai T- Statistik

sebesar 4.949975 dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik tersebut berada di atas nilai

kritis (1,96).

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah diteliti oleh Meiyana menyatakan

bahwa pada umumnya seseorang mencari

persetujuan dan dukungan dari kelompok sosialnya (tenaga kesehatan, teman, tetangga

atau rekan kerja) dan persetujuan serta

dukungan yang diberikan akan mempengaruhikeyakinan terhadap individu.

Dengan seperti itu membuat individu semakin

yakin untuk bertindak dan berperilaku.

Menurut asumsi peneliti berpendapat bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian

dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh

antara peran tenaga kesehatan terhadap keyakinan mengenai unmet need KB pada

WUS. Peran tenaga kesehatan mempengaruhi

keyakinan WUS. Puskesmas Cimandala, tenaga kesehatan tidak hanya memberikan

penyuluhan dan memberikan konseling kepada

ibu, tetapi juga memberikan edukasi terhadap

ibu dan memberikan informasi yang akurat serta yang ter up todate sehingga meyakinkan

ibu untuk menggunakan KB dan menurunkan

angka unmet need KB di Wilayah Kerja Puskesmas Cimandala.

Pengaruh Tidak Langsung antara Peran

Tenaga Kesehatan terhadap Sikap

Mengenai Unmet Need KB Pada WUS Hasil pengujian peran tenaga kesehatan

berpengaruh positif terhadap sikap, hasil uji

menunjukkan ada pengaruh positif 0.060569, sedangkan nilai T-Statistik sebesar 3.310895

dan signifikan pada α=5%, nilai T- Statistik

tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).

Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meiyana

mengatakan bahwa peran petugas kesehatan

mempengaruhi sikap. Peran petugas kesehatan berperan dalam pemberian informasi melalui

penyuluhan dan konseling. Dan dipercaya

nasehatnya untuk kesehatan adalah petugas

kesehatan. Jadi, petugas kesehatan memegang peranan kunci dalam hal ini. Peran petugas

kesehatan dapat mempengaruhi sikap ibu dalam

menjaga kesehatan, dan dapat merubah perilaku

ibu menjadi lebih baik. Menurut asumsi peneliti berpendapat

bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian

dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh antara peran tenaga kesehatan terhadap sikap

mengenai unmet need KB pada WUS. Dimana

peran petugas kesehatan sangat penting dalam mengubah sikap WUS terhadap unmet need

KB, semakin meningkat pengetahuan WUS

semakin positif respon WUS dan semakin sadar

pentingnya KB. Sehingga semakin banyak yang

menggunakan KB,dan menurunkan angka

unmet need KB di Wilayah Kerja Puskesmas Cimandala.

Pengaruh Tidak Langsung antara

Dukungan Suami terhadap Pengetahuan

Mengenai Unmet Need KB Pada WUS

Hasil pengujian dukungan suami

berpengaruh positif terhadap pengetahuan, hasil uji menunjukkan ada pengaruh positif

0.332738, sedangkan nilai T-Statistik sebesar

12.624367 dan signifikan pada α=5%, nilai T-

Statistik tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).

Hal ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya menurut Budiman yang menyatakan bahwa lingkungan adalah segala

sesuatu yang ada disekitar individu, baik

lingkungan, secara fisik secara biologis maupun

secara sosial (suami, teman sebaya, orang tua). Lingkungan berpengaruh terhadap proses

masuknya pengetahuan kedalam individu yang

berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik

ataupun tidak yang akan direspon sebagai

pengetahuan oleh setiap individu. Menurut asumsi peneliti berpendapat

bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian

dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh

antara dukungan suami terhadap pengetahuan mengenai unmet need KB pada WUS. Jadi

dukungan suami mempengaruhi pengetahuan

dimana salah satu masuknya pengetahuan dari lingkungan terdekat yaitu

suami. Banyak suami di Indonesia kurang

mendapatkan informasi tentang alat kontrasepsi. Ada beberapa anggapan atau isu

yang terjadi di masyarakat diantaranya

Page 10: PENGARUH ENAM VARIABEL TERHADAP PERILAKU...Metode analisis yang digunakan adalah structural equation model (SEM) menggunakan SmartPLS dan SPPS. Hasil pengujian hipotesis temuan penelitian

10

ketidaknyamanan saat berhubungan, dirasakan mengganggu atau menyebabkan rasa tidak

enak, cara pemasangan yang dianggap tabu.

Sehingga hal ini menyebabkan rendahnya

dukungan dari suami dalam pemilihan alat kontrasepsi. Suami sebagai kepala rumah

tangga dapat berperan dalam pengambilan

keputusan inti dalam ber-KB. Bentuk peran serta tersebut dapat berupa pemberian ijin dan

dukungan serta perhatian terhadap KB. Faktor

ini menyebabkan pelayanan KB turun dari tahun ke tahun, dikarenakan suami memiliki

pengetahuan yang cukup mengenai KB yang

berarti menunjukkan bahwa suami ikut

menyarankan ibu untuk tidak menggunakan KB, sehingga meningkatkan penggunaan KB

dan meningkatkan unmet need KB di wilayah

kerja Puskesmas Cimandala.

Pengaruh Tidak Langsung antara

Dukungan Suami terhadap Persepsi

Mengenai Unmet Need KB Pada WUS Hasil pengujian dukungan suami

berpengaruh positif terhadap persepsi, hasil uji

menunjukkan ada pengaruh positif 0.159571, sedangkan nilai T-Statistik sebesar 9.366747

dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik

tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).

Menurut teori Speroff, L yang menyatakan bahwa dukungan suami adalah

salah satu bentuk interaksi yang didalamnya

terdapat hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan yang bersifat nyata yang

dilakukan oleh suami terhadap istrinya.

Dukungan sosial (suami, teman sebaya,

keluarga) diperoleh orang terdekat melalui persepsi. Adapun persepsi dukungan sosial

adalah proses penilaian dan pemaknaan

terhadap perhatian, kasih sayang, dan penghargaan yang diterima individu dari

individu lain.

Menurut asumsi peneliti berpendapat bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian

dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh

antara dukungan suami terhadap persepsi

mengenai unmet need KB pada WUS. Suami merupakan orang terdekat dalam rumah tangga,

perlakuan suami akan mempengaruhi perilaku

istri. Di dalam dukungan suami terdapat berbagai bagian dukungan salah satunya adalah

seperti dukungan informasional dimana ibu

merasa didukung persepsinya dan dihargai untuk menggunakan menggunakan KB

sehingga menyebabkan meningkatkan

penggunaan KB dan dapat menurunkan angka unmet need KB di Puskesmas Cimandala.

Pengaruh Tidak Langsung antara

Dukungan Suami terhadap Keyakinan

Mengenai Unmet Need KB Pada WUS

Hasil pengujian dukungan suami

berpengaruh positif terhadap pengetahuan, hasil uji menunjukkan ada pengaruh positif

0.192523, sedangkan nilai T-Statistik sebesar

8.264841 dan signifikan pada α=5%, nilai T-

Statistik tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).

Menurut Bandura di dalam teori

Komaruddin Hidayat yang menyatakan bahwa faktor lain yang dapat mempengaruhi self

efficacy individu adalah intensif yang

diperolehnya. Bandura menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan self

efficacy adalah competent continges incentive,

yaitu intensif yang diberikan orang lain(suami,

orang tua, teman sebaya, teman kerja) yang merefleksikan keberhasilan seseorang.

Menurut asumsi peneliti berpendapat

bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh

antara dukungan suami terhadap keyakinan

mengenai unmet need KB pada WUS. Meningkatnya dukungan suami dan partisipasi

suami dalam pelayanan KB sehingga

bertambahnya peminatan pelayanan KB di

wilayah kerja Puskesmas Cimandala yang dapat menurunkan angka unmet need KB di

Puskesmas Cimandala.

Pengaruh Tidak Langsung antara

Dukungan Suami terhadap Sikap

Mengenai Unmet Need KB Pada WUS Hasil pengujian dukungan suami

berpengaruh positif terhadap sikap, hasil uji menunjukkan ada pengaruh positif 0.2393,

sedangkan nilai T-Statistik sebesar 12.811795

dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).

Menurut teori yang disampaikan oleh

Titik Lestari mengatakan bahwa orang lain

yang berada disekitar kita merupakan salah satu bagian dari sosial yang ikut mempengaruhi

sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting,

seseorang yang telah kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku

dan persepsi kita seseorang yang tidak ingin

mengecewakan atau seseorang yang berarti

Page 11: PENGARUH ENAM VARIABEL TERHADAP PERILAKU...Metode analisis yang digunakan adalah structural equation model (SEM) menggunakan SmartPLS dan SPPS. Hasil pengujian hipotesis temuan penelitian

11

khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi membentuknya terhadap sesuatu. Diantara

orang yang biasanya dianggap penting bagi

individu adalah orang tua atapun orang yang

berstatus sosialnya lebihtinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami.

Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh

keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

Menurut asumsi peneliti berpendapat

bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh

antara dukungan suami terhadap sikap

mengenai unmet need KB pada WUS. Kuatnya

faktor kekerabatan sosial masyarakat dimana pengaruh orang lain seperti keluarga, orang tua,

suami, teman sebaya yang menyebabkan

menurunkan angka unmet need. Karena penggunaan KB didukung oleh suami sehingga

ibu memilih bersikap untuk menggunakan KB

karena faktor pengaruh dari suami yang mendukung istrinya untuk ber KB.

Sehingga dapat meningkatkan pelayanan KB

yang tersedia di Puskesmas Cimandala.

Pengaruh Tidak Langsung antara

Pengetahuan terhadap Persepsi

Mengenai Unmet Need KB Pada WUS

Hasil pengujian Pengetahuan berpengaruh positif terhadap persepsi, hasil uji

menunjukkan ada pengaruh positif 0.593085,

sedangkan nilai T-Statistik sebesar 31.559877 dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik

tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).

Menurut teori Rismalinda menyatakan

bahwa pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki setiap orang merupakan faktor yang

sangat berperan dalam menginterpretasikan

stimulus kita yang kita peroleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang pernah kita pelajari

akan menyebabkan terjadinya perbedaan

interpretasi. Menurut asumsi peneliti berpendapat

bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian

dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh

antara pengetahuan terhadap persepsi mengenai unmet need KB pada WUS. Semakin tinggi

pengetahuan seseorang, maka ia akan mudah

menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal baru tersebut.Ibu

yang berpengetahuan tinggi maka akan

semakin mudah menyerap informasi tentang kesehatan sehingga dapat menimbulkan respon

positif terhadap informasi yang diperoleh dan

diharapkan mampu menerapkan informasi yang sudah diperoleh dalam kehidupan sehari- hari,

termasuk menerapkan informasi. Pengetahuan

yang cukup yang dimiliki WUS di Wilayah

Kerja Puskesmas Cimandala sehingga menimbulkan persepsi yang positif dan berfikir

pentingnya menggunakan KB sehingga

meningkatkan penggunaan KB dan menurunkan angka unmet need KB di Wilayah

Kerja Puskesmas Cimandala.

Pengaruh Tidak Langsung antara

Pengetahuan terhadap Keyakinan

Mengenai Unmet Need KB Pada WUS

Hasil pengujian Pengetahuan

berpengaruh positif terhadap keyakinan hasil uji menunjukkan ada pengaruh positif

0.255811, sedangkan nilai T-Statistik sebesar

11.045429 dan signifikan pada α=5%, nilai T- Statistik tersebut berada di atas nilai kritis

(1,96).

Menurut teori Jess Feist mengatakan

bahwa individu yang memiliki self efficacy tinggi, jika ia memperoleh informasi positif

mengenai dirinya, sementara individu akan

memiliki self efficacy yang rendah, jika ia memperoleh informasi negatif mengenai

dirinya. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat

disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi self efficacy adalah budaya,

gender, sifat dari tugas yang dihadapi, intensif

eksternal, status dan peran individu dalam

lingkungan, serta pengetahuan dan kemampuan dirinya.

Menurut asumsi peneliti berpendapat

bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh

antara pengetahuan terhadap keyakinan

mengenai unmet need KB pada WUS. Semakin

meningkatnya pengetahuan WUS maka semakin yakin atas tindakan yang akan

dilakukan. Aktifnya WUS mengikuti

penyuluhan dan aktifnya untuk berkonsultasi dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan

sehingga semakin yakin dalam penggunaan KB

karena banyak pengetahuan dan wawasan yang dimiliki.

Pengaruh Tidak Langsung antara

Pengetahuan terhadap Sikap Mengenai

Unmet Need KB Pada WUS

Hasil pengujian Pengetahuan

berpengaruh positif terhadap sikap, hasil uji

menunjukkan ada pengaruh positif 0.229454,

Page 12: PENGARUH ENAM VARIABEL TERHADAP PERILAKU...Metode analisis yang digunakan adalah structural equation model (SEM) menggunakan SmartPLS dan SPPS. Hasil pengujian hipotesis temuan penelitian

12

sedangkan nilai T-Statistik sebesar 9.069981 dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik

tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).

Menurut teori Titik Lestari yang

mengatakan bahwa pengetahuan mempunyai pengaruh yang dominan dalam pembentukkan

sikap dan keyakinan seseorang. Pengetahuan

membawa informasi yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan persepsi seseorang. Pesan-

pesan sugesti yang dibawa oleh informasi

tersebut, apabila cukup kuat akan memberi dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga

terbentuklah arah sikap tertentu.

Menurut asumsi peneliti berpendapat

bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh

antara pengetahuan terhadap sikap mengenai

unmet need KB pada WUS. WUS di Wilayah kerja Puskesmas Cimandala sangat aktif dan

antusias dalam penyuluhan dan menerima

untuk diberikan informasi-informasi tentang pelayanan KB sehingga dapat mempengaruhi

sikapnya dan memilih menggunakan KB.

Pengaruh Tidak Langsung antara

Persepsi terhadap Keyakinan Mengenai

Unmet Need KB Pada WUS Hasil pengujian persepsi berpengaruh

positif terhadap keyakinan, hasil uji menunjukkan ada pengaruh positif 0.43357,

sedangkan nilai T-Statistik sebesar 11.395266

dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang

diteliti oleh Kusnandi yang menyatakan bahwa

dengan memahami berbagai pengaruh faktor- faktor yang dipersepsikan individu

mempengaruhi keyakinan (belief). Apabila

individu banyak pengetahuannya maka menghasilkan respon dan interpretasi yang

positif maka akan semakin yakin setiap

individu akan bertindak. Menurut asumsi peneliti berpendapat

bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian

dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh

antara persepsi terhadap keyakinan mengenai unmet need KB pada WUS.

Pengaruh Tidak Langsung antara

Persepsi terhadap Sikap Mengenai

Unmet Need KB Pada WUS Hasil pengujian persepsi berpengaruh

positif terhadap sikap, hasil uji menunjukkan

ada pengaruh positif 0.356333, sedangkan nilai

T-Statistik sebesar 10.381330 dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik tersebut berada di

atas nilai kritis (1,96).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang

diteliti oleh Kusnandi yang menyatakan bahwa sikap menurut berbagai penelitian terdahulu

dipengaruhi oleh persepsi yang berkembang.

Jika respon positif maka akan merubah bersikap positif, persepsi terhadap sikap dikarenakan

dalam menginterpretasikan

stimulus yang diperoleh secara berulang dan sangat kuat sehingga merubah pola pikir

individu dan merubah sikap.

Menurut asumsi peneliti berpendapat

bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh

antara persepsi terhadap sikap mengenai unmet

need KB pada WUS.

Pengaruh Tidak Langsung antara

Keyakinan terhadap Sikap Mengenai

Unmet Need KB Pada WUS Hasil pengujian keyakinan

berpengaruh positif terhadap sikap, hasil uji

menunjukkan ada pengaruh positif 0.134959, sedangkan nilai T-Statistik sebesar 4.464960

dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik

tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).

Menurut teori yang dikatakan oleh Titik Lestari menyatakan bahwa pengaruh

dalam pembentukkan keyakinan terhadap sikap

seseorang adalah keyakinan yang dimiliki seseorang dengan landasan pengetahuan

yangbaik akan memberi dasar afektif dalam

menilai suatu hal sehingga terbentuklah arah

sikap tertentu. Menurut asumsi peneliti berpendapat

bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian

dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh antara keyakinan erhadap sikap mengenai

unmet need KB pada WUS.

Kesimpulan

Penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa pengaruh peran faktor dominan tenaga kesehatan atau pengaruh terbesar yang

mempengaruhi perilaku unmet need KB pada

WUS di wilayah kerja Puskesmas Cimandala Tahun 2019. Peran tenaga tenaga kesehatan

diharapkan dapat memberikan konseling

ataupun pendidikan kesehatan tentang

pelayanan KB secara lebih merata, mengingat pelayanan KB sebagai langkah awal

mengurangi angka perilaku unmet need KB.

Page 13: PENGARUH ENAM VARIABEL TERHADAP PERILAKU...Metode analisis yang digunakan adalah structural equation model (SEM) menggunakan SmartPLS dan SPPS. Hasil pengujian hipotesis temuan penelitian

13

Diharapkan masyarakat khususnya WUS di Wilayah Pusekmas Cimandala, diharapkan

meningkatkan pengetahuannya tentang KB

dengan cara mencari informasi atau bertanya

kepada petugas kesehatan, media elektronik maupun media cetak, dan juga berpartisipasi

dalam upaya penggunaan KB. Mengikuti

kegiatan penyuluhan dan sosialisasi pelayanan KB dengan cara melakukan penggunaan KB

dan mengajak teman atau keluarga.

Daftar Pustaka RAN Pelayanan KB. Rencana Aksi Nasional

Pelayanan Keluarga Berencana.

Jakarta;2014.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Jakarta;

2017.

Buletin Jendela Data dan Informasi. Buletin Jendela Data dan Informasi, Jurnal

Populasi. Jakarta; 2013.

Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Jakarta; 2017.

Hair F, J., dkk. A Primer On Partial Least

Square Structural Equation Modelling

(PLS- SEM). America:SAGE Publications

Inc; 2014.

Notoatmodjo. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Cetakan Ketiga. Diedit oleh

Soekidjo Notoatmodjo. Jakarta: PT

Rineka Cipta; 2018.

Titik Lestari. Kumpulan Teori Untuk Kajian

Pustaka Penelitian Kesehatan. Cetakan

Pertama. Yogyakarta: Nuha Medika; 2015.

Oktalina, O., Muniroh, L. dan Adiningsih, S.

Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Anggota Kelompok Pendukung Asi

( Kp-Asi). Media Gizi Indonesia; 2015.

Linadi, K. E. Dukungan Suami Mendorong

Keikutsertaan Pap Smear Pasangan Usia Subur Di Perumahan Pucang

Gading Semarang Husband’s Suport to

Encourage Pap Smear Participation of Fertile Couples in Pucang Gading

Residence Semarang; 2016.

Meiyana Dianning Rahmawati . Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI;

2015.

Budiman. Kapita Selekta Kuesioner. Diedit oleh Aklia Suslia. Jakarta: Salemba

Medika; 2013.

Speroff, L. Page Female infertility. Diedit oleh

L. W. & Wilkins. USA; 2010. Komaruddin Hidayat. Psikologis Sosial. Diedit

oleh O. M. Dwiasri. Jakarta: Erlangga;

2016. Titik Lestari. Kumpulan Teori Untuk Kajian

Pustaka Penelitian Kesehatan. Cetakan

Pertama.Yogyakarta: Nuha Medika; 2015.

Rismalinda. Psikologi Kesehatan. Edisi

Pertama. Diedit oleh A. M. Jakarta:

Trans Info Media; 2016. Jess Feist. Teori Kepribadian Theories Of

Personality. Jakarta : Salemba

Humanika;2013