pengaruh edukasi postpartum dengan media …digilib.unisayogya.ac.id/2387/1/publikasi_domas...

24
PENGARUH EDUKASI POSTPARTUM DENGAN MEDIA BOOKLET PADA IBU PASCA SECTIO CAESAREA TERHADAP PARENTING SELF- EFFICACY PADA PERIODE AWAL MASA NIFAS DI RUMAH SAKIT WILAYAH KLATEN NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Magister Kebidanan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta DOMAS NURCHANDRA PRAMUDIANTI 201420102007 PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2017

Upload: vuongthu

Post on 02-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH EDUKASI POSTPARTUM DENGAN MEDIA BOOKLET

PADA IBU PASCA SECTIO CAESAREA TERHADAP PARENTING SELF-

EFFICACY PADA PERIODE AWAL MASA NIFAS DI RUMAH SAKIT

WILAYAH KLATEN

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Magister Kebidanan

Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

DOMAS NURCHANDRA PRAMUDIANTI

201420102007

PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2017

PENGARUH EDUKASI POSTPARTUM DENGAN MEDIA BOOKLET

PADA IBU PASCA SECTIO CAESAREA TERHADAP PARENTING SELF-

EFFICACY PADA PERIODE AWAL MASA NIFAS DI RUMAH SAKIT

WILAYAH KLATEN

(THE EFFECT OF POSTPARTUM EDUCATION WITH A BOOKLET ON

POST SECTIO CAESAREA MOTHER ON THE PARENTING SELF-

EFFICACY IN THE EARLY POSTNATAL PERIOD IN THE HOSPITAL

AREA KLATEN)

Domas Nurchandra Pramudianti*, Abkar Raden**, Endang Koni

Suryaningsih***

*Master of Midwifery Student ‘Aisyiyah University of Yogyakarta

**Lecturer of ‘Aisyiyah University of Yogyakarta

***Lecturer of ‘Aisyiyah University of Yogyakarta

Korespondensi:

Domas Nurchandra Pramudianti, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta

Email: [email protected]

ABSTRAK:

Pendahulan: Parenting self-efficacy (PSE) merupakan keyakinan orang tua

terhadap kemampuannya dalam mengatur dan melakukan tugas yang berhubungan

dengan perawatan bayi baru lahir. Rasa nyeri setelah persalinan SC dapat

mengurangi kemampuan dan menurunkan keyakinan ibu dalam merawat bayinya.

Edukasi postpartum merupakan upaya untuk meningkatkan parenting self-efficacy

ibu pada periode awal masa nifas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menguji

pengaruh edukasi postpartum terhadap parenting self-efficacy ibu. Metode:

Rancangan penelitian kuasi ekperimen pre-test and post-test with control group

design. Penelitian ini dilakukan di RSIA ‘Aisyiyah Klaten dan RS PKU

Muhammadiyah Delanggu. Sampel penelitian adalah ibu post SC sebanyak 66

responden dimana 33 responden pada kelompok intervensi diberi edukasi

postpartum dan booklet sedangkan 33 responden pada kelompok non intervensi

hanya diberi booklet saja. Uji statistik yang digunakan adalah paired t-test,

independent t-test dan analisis regresi linear. Hasil: Peningkatan skor parenting

self-efficacy yang bermakna setelah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi

dan kelompok non intervensi (4.5±0.83 Vs 8.5±1.38, P=0.000; 4.4±0.85 Vs 5.1

±0.76, P=0.000). Perubahan skor setelah intervensi secara bermakna lebih tinggi

pada kelompok intervensi dibanding kelompok non intervensi (4.03±0.95, P=0.000;

0.72±0.40, P=0.000). Kesimpulan: edukasi postpartum dengan media booklet

berpengaruh terhadap parenting self-efficacy pada ibu pasca sectio caesarea pada

periode awal masa nifas.

Kata Kunci: edukasi postpartum, parenting self-efficacy, sectio caesarea

ABSTRACT:

Introduction: Parenting self-efficacy (PSE) is the conviction of parents for their

ability to manage and perform tasks related to newborn care. SC pain after

childbirth can reduce the ability and lower confidence in caring for the baby's

mother. Postpartum education is an effort to improve maternal parenting self-

efficacy in the early postnatal period. This study wa aimed to test the effect of

postpartum education on parenting self-efficacy Method: Quasi-experimental

research design of pre-test and post-test with control group design. This research

was conducted in RSIA 'Aisyiyah Klaten and RS PKU Muhammadiyah Delanggu.

Samples were post SC mother as much as 66 respondents where 33 respondents in

the intervention group were given education postpartum and booklets, while 33

respondents in the non-intervention group were given a booklet only. The statistical

test used was paired t-test, independent t-test and linear regression analysis. Result:

Improved parenting self-efficacy scores were significantly after the intervention in

the intervention and non-intervention group (4.5 ± 0.83 vs 8.5 ± 1:38, P = 0.000;

4.4 ± 0.85 vs 5.1 ± 0.76, P = 0.000). Changes in scores after the intervention were

significantly higher in the intervention group compared to the non-intervention

group (4:03 ± 0.95, P = 0.000; 0:40 ± 0.72, P = 0.000). Conclusion: postpartum

education with a booklet affect the parenting self-efficacy in women after sectio

caesarea in the early postnatal period

Kata Kunci: postpartum education, parenting self-efficacy, sectio caesarea

PENDAHULUAN

Periode postpartum merupakan situasi krisis bagi ibu, pasangan, dan

keluarga akibat berbagai perubahan yang terjadi baik secara fisik, psikologis,

maupun struktur keluarga yang memerlukan proses penyesuaian. Adaptasi secara

fisik dimulai sejak bayi dilahirkan sampai kembalinya kondisi tubuh ibu pada

kondisi seperti sebelum hamil, yaitu dalam kurun waktu enam sampai delapan

minggu (Pilliteri, 2007; Murray & Mc Kinney, 2007). Persalinan melalui

pembedahan atau seksio sesaria dapat menimbulkan masalah yang berbeda dengan

ibu yang melahirkan normal. Selain mengalami perubahan secara fisiologis pada

masa nifas, pada ibu dengan tindakan seksio sesarea (SC) ketika efek anastesi

hilang maka akan timbul rasa nyeri di sekitar luka sayatan operasi (Danuatmaja &

Meiliasari, 2007). Nyeri yang timbul dapat menyebabkan berbagai masalah

misalnya ibu menjadi malas untuk mobilisasi dini, apabila nyeri muncul maka ibu

akan fokus pada dirinya sendiri tanpa memperdulikan bayinya dan juga akan

menimbulkan kecemasan dan kepercayaan diri dalam merawat bayi menjadi

rendah. Parenting self-efficacy merupakan keyakinan orang tua terhadap

kemampuannya dalam mengatur dan melakukan tugas yang berhubungan dengan

mengasuh bayi dalam kondisi tertentu. Keyakinan ibu terhadap kemampuannya

melakukan peran sebagai seorang ibu akan mempengaruhi praktek pengasuhan

bayi, dan menjadi salah satu kunci dasar pertumbuhan dan perkembangan anak

selanjutnya (Bandura, 1997; de Montigny & Lacharite, 2005). penelitian Porter &

Hui-Chin (2003) menemukan bahwa ibu yang memiliki parenting self-efficacy

tinggi memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan tugas sebagai orang

tua, lebih tanggap dalam merespon setiap isyarat dan kebutuhan bayi, serta

memiliki hubungan interaksi yang lebih baik dengan anak. Hal ini akan

meningkatkan tanggung jawab ibu dalam merawat bayi dan menurunkan kejadian

kekerasan pada bayi/ anak.

Edukasi merupakan bagian dari pendidikan kesehatan adalah serangkaian

upaya untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, keluarga, kelompok atau

masyarakat agar terlaksana perilaku hidup sehat sesuai dengan harapan pendidik

(Notoatmodjo, 2007). Edukasi postpartum menjadi bagian dari pemeliharaan dan

promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan komplikasi, pemulihan kesehatan

selama periode postpartum sehingga dapat beradaptasi terhadap semua perubahan

yang terjadi dan mampu menjalankan peran sebagai orang tua dengan baik (Perry,

Hockenberry, Lowdermilk, & Wilson, 2010). Berdasarkan beberapa hasil

penelitian merekomendasikan bidan untuk bisa memberikan edukasi postpartum

secara individu kepada pasien dan disesuaikan dengan kebutuhan belajar masing-

masing pasien (Bowman & Ruchala, 2006). Dengan menyediakan edukasi

postpartum secara individu (Dias et al, 2005), adanya informasi tertulis (Dias et al,

2005; McKellar, Pincombe, & Henderson, 2002, 2009) dan waktu yang lebih

dengan bidan (Mantha et al, 2008) akan memudahkan ibu-ibu baru untuk

memahami dan mengingat materi yang penting penting terkait perawatan diri dan

bayinya.

METODE PENELITIAN

DESAIN

Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment atau eksperimen semu

dengan menggunakan rancangan pre-test and post-test with control group design.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah edukasi pospartum, variabel terikat adalah

parenting self-efficacy dan variabel confounding adalah usia, tingkat pendidikan,

paritas dan dukungan sosial.

SAMPEL PENELITIAN

Populasi penelitian ini adalah semua ibu postpartum yang melahirkan secara

seksio sesaria di RS PKU Muhammadiyah Delanggu dan RSIA ‘Aisyiyah Klaten.

Sampel dalam penelitian ini bagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi

dan eksklusi. Kriteria inklusi: ibu postpartum dengan persalinan SC, ibu dengan

usia 20-35 tahun, dirawat di ruang nifas setelah 12 jam persalinan, ibu yang

melahirkan bayi dengan gestasi 38-42 minggu, bersedia menjadi responden.

Kriteria eksklusi: ibu postpartum dengan komplikasi misalnya perdarahan primer/

sekunder, pre eklamsia berat/ eklamsi, sepsis/infeksi, ibu postpartum yang memiliki

bayi dengan cacat kongenital, tidak berprofesi sebagai tenaga kesehatan (dokter,

bidan, perawat).

Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan non probability

sampling dengan consecutive sampling

Jumlah sampel 66 ibu bersalin yang terbagi dalam dua kelompok, kelompok

intervensi yang diberikan edukasi postpartum (n=33) dan kelompok non intervensi

yang tidak diberi edukasi postpartum tetapi tetap mendapatkan perawatan rutin dari

rumah sakit (n=33).

INTERVENSI

Sampel penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: Kelompok 1: kelompok non

intervensi, dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Delanggu, mendapatkan

perawatan postpartum sesuai dengan standar rumah sakit. Kelompok 2: kelompok

intervensi, dilakukan di RSIA ‘Aisyiyah Klaten, mendapatkan perawatan

postpartum sesuai dengan standar rumah sakit, ditambah dengan pemberian edukasi

postpartum dan booklet oleh peneliti. Responden yang bersedia mengikuti

penelitian dan telah menandatangani informed consent dibagi menjadi 2 kelompok

yaitu kelompok non intervensi dan kelompok intervensi. Adapun alur pelaksanaan

penelitian dijelaskan sebagai berikut:

a. Kuesioner diberikan untuk mengukur skala parenting self-efficacy

sebelum intervensi. Responden non intervensi mendapatkan

perawatan postpartum sesuai dengan prosedur tetap (protab) RS

PKU Muhammadiyah Delanggu dan ketika pasien akan pulang,

pasien diminta untuk melakukan kunjungan ulang di Poliklinik

Kebidanan sekaligus mengisi kuesioner parenting self-efficacy.

Sebagai ucapan terimakasih atas partisipasinya dalam penelitian dan

untuk memenuhi prinsip keadilan, maka responden diberikan

booklet dan edukasi pada saat kunjungan ulang ke rumah sakit.

b. Setelah mengisi kuesioner sebelum intervensi, kelompok intervensi

yaitu ibu post SC di RSIA ‘Aisyiyah Klaten diberikan pendidikan

kesehatan seperti yang sudah direncanakan, interaksi dengan ibu

dimulai sejak 12 jam setelah melahirkan sampai ibu diperbolehkan

pulang oleh dokter. Sistematika edukasi yang akan diberikan adalah

sebagai berikut:

1. Pertemuan pertama: membina hubungan saling percaya,

memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian. Setiap responden yang bersedia berpartisipasi

diminta untuk menandatangani informed consent yang telah

disediakan dan mengisi kuesioner sebelum intervensi diberikan.

Peneliti menginformasikan kepada ibu bahwa pemberian

edukasi masing-masing sesi dilakukan selama 30 menit.

Selanjutnya setiap responden diberi booklet sebagai bahan

bacaan sebelum intervensi dimulai.

2. Pertemuan kedua: mengkaji kebutuhan dan kesiapan belajar ibu

postpartum sehingga materi yang diberikan peneliti sesuai

dengan kebutuhan ibu. Kemudian dilanjutkan memberikan

materi sesi pertama pada ibu postpartum tentang materi

pengenalan karakteristik bayi baru lahir, pola tidur dan terjaga,

serta materi tentang ASI eksklusif.

3. Pertemuan ketiga: memberikan materi sesi kedua tentang

perawatan dasar bayi baru lahir: memandikan, merawat tali

pusat, mengganti pakaian dan membedong, serta stimulasi

tumbuh kembang bayi.

4. Ketika ibu sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, setiap ibu

diingatkan untuk melakukan kunjungan ulang di poliklinik

kebidanan sekaligus mengisi kuesioner parenting self-efficacy

sesudah intervensi pada hari ke-7 sampai hari ke-14 postpartum.

Selama rentang waktu tersebut, peneliti juga melakukan

komunikasi melalui telepon untuk memantau kondisi dan

perkembangan pengetahuan ibu.

ANALISIS STATISTIK

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat, analisis

bivariat menggunakan perhitungan statistik dengan rumus paired t-test dan

independent t-test, serta analisis multivariat menggunakan analisis regresi linear

(Creswell, 2016)

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi karakteristik responden di RSIA ‘Aisyiyah Klaten

dan RS PKU Muhammadiyah Delanggu bulan November-Desember

2016

No Variabel

Kelompok Total

Non intervensi

(n=33)

Intervensi

(n=33)

1 Umur

Median

Min-Max

CI 95%

26

20-32

-1.202-1.990

26

20-32

-1.202-1.990

-

-

-

2 Pendidikan

Rendah

Tinggi

Total

10 (30.3%)

23 (69.7%)

33 (100%)

9 (27.3%)

24 (72.7%)

33 (100%)

19 (28.2%)

47(71.8%)

66 (100%)

3 Paritas

Primipara

Multipara

Total

20 (60.6%)

13 (39.4%)

33 (100%)

21 (63.6%)

12 (36.4%)

33 (100%)

41 (62.1%)

25 (37.9%)

66 (100%)

4 Dukungan sosial

Dukungan kurang

Dukungan baik

Total

10 (30.3%)

23 (69.7%)

33 (100%)

14 (42.4%)

19 (57.6%)

33 (100%)

24 (36.4%)

42 (63.6%)

66 (100%)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur responden pada

kedua kelompok berdistribusi secara normal. Lima puluh persen

responden kelompok non intervensi dan kelompok intervensi berumur

dibawah 26 tahun dan 50% berumur diatas 26 tahun. Rentang umur pada

kedua kelompok antara 20 sampai 32 tahun.

Mayoritas responden memiliki latar belakang pendidikan tinggi

yaitu SLTA dan perguruan tinggi. Distribusi tingkat pendidikan tinggi

pada responden kelompok non intervensi adalah 23 orang (69.7%) dan

pada kelompok intervensi berjumlah 24 orang (72.7%).

Mayoritas responden merupakan ibu primipara yaitu sebanyak

41 orang (62.1%) sedangkan jumlah ibu multipara sebanyak 25 orang

(37.9%). Distribusi ibu primipara pada kelompok non intervensi yaitu

sebanyak 20 orang (60.6%) sedangkan pada kelompok intervensi

sebanyak 21 orang (63.6%). Distribusi ibu multipara pada kelompok

non intervensi yaitu sebanyak 13 orang (39.4) sedangkan pada

kelompok intervensi sebanyak 12 orang (36.4%).

Mayoritas responden mendapatkan dukungan sosial yang baik

yaitu sebanyak 42 orang (63.6%) sedangkan responden yang mendapat

dukungan sosial kurang sebanyak 24 orang (36.4%).

Tabel 2. Perbedaan skala parenting self-efficacy responden sebelum

dan sesudah intervensi di RSIA ‘Aisyiyah Klaten dan RS PKU

Muhammadiyah Delanggu bulan November-Desember 2016

(n=66)

Variabel/

Kelompok

Skala Parenting Self-efficacy P value

perubahan

setiap

kelompok

P value

selisih

perubahan

antara

kelompok

Sebelum

intervensi (A)

mean (SD)

Sesudah

intervensi (B)

mean (SD)

Selisih

(B-A)

Mean

(SD)

Skala PSE

Non intervensi

Intervensi

4.4 (0.85)

4.5 (0.83)

5.1 (0.76)

8.5 (1.38)

0.72

(0.40)

4.03

(0.95)

0.000*

0.000*

0.000**

Aspek Kognitif

Non intervensi

Intervensi

4.5 (0.79)

4.8 (0.81)

5.1 (0.79)

8.5 (1.36)

0.68

(0.50)

3.7 (1)

0.000*

0.000*

0.000**

Aspek Afektif

Non intervensi

Intervensi

4.3 (0.91)

4.4 (0.91)

5.0 (0.74)

8.3 (1.44)

0.7

(0.43)

3.9

(0.93)

0.000*

0.000*

0.000**

Aspek

Psikomotorik

Non Intervensi

Intervensi

4.4 (0.90)

4.1 (0.90)

5.2 (0.87)

8.7 (1.37)

0.8

(0.58)

4.6 (1)

0.000*

0.000*

0.000**

Selisih peningkatan rerata skala parenting self-efficacy

responden sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi

lebih tinggi dibandingkan kelompok non intervensi yaitu sebesar 3.31

poin. Rerata selisih skala PSE pada kelompok non intervensi 0.72 (SD

0.40) sedangkan pada kelompok intervensi 4.03 (SD 0.95). Pada

kelompok intervensi peningkatan tertinggi pada aspek psikomotorik 4.6

(SD 1), sedangkan pada kelompok non intervensi peningkatan tertinggi

juga pada aspek psikomotorik 0.8 (SD 0.58). Hasil analisis lebih lanjut

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata selisih skala PSE yang

bermakna antara kelompok non intervensi dan kelompok intervensi

sesudah diberikan edukasi postpartum (p<α, p=0.000 pada α= 0.05).

Tabel 3. Hasil analisis multivariat variabel PSE dengan variabel luar (usia,

pendidikan, paritas dan dukungan sosial)

Langkah

Variabel luar B Beta p-value R square

Langkah 1 Edukasi

Usia

Pendidikan

Paritas

Dukungan sosial

-3.157

0.048

-0.612

-0.003

0.822

-0.873

0.084

-0.164

-0.001

0.181

0.000

0.206

0.013

0.987

0.000

0.882

Langkah 2 Edukasi

Usia

Paritas

Dukungan sosial

-3.157

0.048

-0.612

0.821

-0.873

0.084

-0.164

0.180

0.000

0.195

0.012

0.000

0.882

Langkah 3 Edukasi

Paritas

Dukungan sosial

3.175

0.397

0.869

-0.878

-0.106

0.191

0.000

0.023

0.000

0.878*

*uji regresi linear

Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

pemberian edukasi, paritas dan dukungan sosial dengan parenting self-

efficacy bermakna yang ditunjukkan dengan nilai p value sebesar <0.05.

Sedangkan variabel lain yakni usia, pendidikan tidak berhubungan secara

signifikan dengan PSE. Setiap pemberian edukasi postpartum akan

meningkatkan skor PSE sebesar 3.175 setelah dikontrol oleh variabel paritas

dan dukungan sosial. Variabel pemberian edukasi postpartum, paritas dan

dukungan sosial mampu menjelaskan variabel PSE sebesar 87.8%

sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

PEMBAHASAN

1. Pengaruh edukasi postpartum dengan media booklet pada ibu pasca

sectio caesarea terhadap parenting self-efficacy pada periode awal

masa nifas.

Hasil penelitian ini menjawab hipotesis bahwa edukasi

postpartum efektif meningkatkan skala parenting self-efficacy ibu post

SC pada periode awal masa nifas. Hasil pengukuran PSE satu minggu

setelah intervensi edukasi postpartum menunjukkan bahwa skala

parenting self-efficacy mengalami peningkatan secara bermakna, baik

pada kelompok non intervensi maupun kelompok intervensi (nilai p<α,

pada α=0.05). Hasil penelitian ini mendukung temuan sebelumnya

bahwa parenting self-efficacy ibu, terutama ibu primipara akan

mengalami peningkatan sampai 4 bulan postpartum (Hudson et al, 2001;

Porter & Hui-Chin, 2003; Leahy-Warren & McCarthy, 2011). Hal ini

dihubungkan dengan peningkatan pengalaman dan proses belajar yang

dilalui ibu dalam proses pencapaian identitas dan peran sebagai orang

tua.

Meskipun kedua kelompok mengalami peningkatan skala

parenting self-efficacy pada satu minggu postpartum, namun kelompok

ibu yang mendapat intervensi edukasi postpartum memiliki skor PSE

yang lebih tinggi. Secara statistik penelitian ini menunjukkan bahwa

intervensi edukasi postpartum efektif meningkatan rerata skala

parenting self-efficacy sebesar 4.03 poin (rentang skala 1-10). Hasil ini

lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok non intervensi. Temuan ini

didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa

dukungan dan informasi efektif meningkatkan parenting self-efficacy

(Hudson et al, 2001; Bloomfield & Kendall, 2007; Salonen et al, 2008,

2011). Dukungan sosial selama intervensi meningkatkan rasa percaya

diri ibu dalam melaksanakan tugas perawatan bayi.

Edukasi postpartum merupakan salah satu upaya menyediakan

dukungan dan informasi bagi ibu guna meningkatkan kepercayaan diri

dan kemampuan ibu dalam melakukan tugas dan tanggung jawab

sebagai seorang ibu (Leahy-Warren, 2005). Sesuai dengan beberapa

penelitian terdahulu, intervensi edukasi postpartum dalam penelitian ini

dikembangkan mengacu pada teori belajar sosial kognitif oleh Bandura.

Edukasi dikemas dalam satu paket dengan penekanan pada 4 sumber

informasi yang dapat meningkatkan parenting self-efficacy (Bandura,

1997), yaitu enactive mastery experience (pengalaman penguasaan

tindakan), vicarious experience (pengalaman pemodelan/ kinerja orang

lain), persuasi verbal, serta pemulihan kondisi fisik dan psikologi.

Bandura mengungkapkan bahwa teori sosial kognitif sangat tepat

digunakan pada intervensi-intervensi yang bertujuan untuk merubah

perilaku dan promosi kesehatan, misalnya edukasi kesehatan.

Menurut teori self-efficacy oleh Bandura (1997), pengalaman

merawat anak sebelumnya merupakan sumber informasi utama yang

mempengaruhi parenting self-efficacy. Hasil studi ini menunjukkan

bahwa mayoritas responden, baik kelompok non intervensi maupun

kelompok intervensi merupakan paritas primipara, yang tentu saja

belum memiliki pengalaman merawat anak sebelumnya. Kurangnya

pengalaman ibu menurunkan keyakinan ibu terhadap kemampuannya

melakukan tugas-tugas pengasuhan yang spesifik, seperti menyusui,

mengganti popok, menidurkan dan menenangkan bayi. Semua tugas-

tugas yang berkaitan dengan pengasuhan bayi baru lahir memerlukan

pemahaman dan penguasaan ibu dalam 3 aspek, yaitu kognitif, afektif

dan keterampilan. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa

ditinjau dari 3 aspek tersebut, peningkatan skala parenting self-efficacy

yang tertinggi pada kelompok non intervensi dan kelompok intervensi

adalah aspek keterampilan.

2. Perubahan PSE pada aspek kognitif

Pada aspek kognitif Bandura (1977) menegaskan bahwa dalam

melakukan suatu tindakan dengan tepat, individu dipengaruhi oleh

proses kognitif sebab semua perilaku manusia sudah diatur didalam

pemikiran sebelumnya. Pengetahuan merupakan pedoman bagi

seseorang dalam membentuk sebuah tindakan. Pengetahuan tentang

tugas pengasuhan bayi dapat dipengaruhi oleh pengalaman merawat

anak sebelumnya. Disamping itu, seringkali ibu mendapat informasi

yang bersifat informal terutama dari ibu, mertua, atau kerabat ketika

mereka datang berkunjung. Informasi yang mereka sampaikan

didasarkan pada pengalaman sebelumnya, yang sudah tentu berbeda

pada setiap kondisi dan individu (Sercekus & Mete, 2009). Kurang

pengalaman pada ibu primipara juga menjadi penyebab pembatasan

berlebihan dari diri ibu sendiri, suami, orang tua atau bahkan tenaga

kesehatan. Dengan alasan keamanan dan kenyamanan bayi, tugas

perawatan diambil alih oleh orang lain yang dianggap lebih

berpengalaman. Tanpa disadari, pembatasan inilah yang dapat

menurunkan kepercayaan diri ibu dalam melakukan tugas perawatan

bayi secara mandiri.

Pada penelitian ini intervensi edukasi postpartum dengan media

booklet dan demonstrasi yang dilakukan pada kelompok intervensi

berpengaruh signifikan terhadap peningkatan skor PSE pada aspek

kognitif. Pemberian edukasi dengan media booklet menjadi faktor yang

mempengaruhi peningkatan tersebut. Selama proses edukasi ibu

mendapat kesempatan untuk mendengarkan informasi yang diberikan

oleh peneliti, bertanya secara langsung, terlibat dalam diskusi maupun

praktek secara langsung dengan menggunakan alat peraga sehingga

semakin banyak indera yang digunakan dalam menangkap materi akan

semakin baik penyerapannya. Berdasarkan The Learning Pyramid oleh

Edgar Dale bahwa penyerapan materi pada metode melihat demonstrasi

sebesar 30%, terlibat dalam diskusi 50%, dan mempraktekkan kembali

cara merawat bayi sebesar 75%. Fokus perawatan postpartum

menempatkan ibu sebagai individu yang sehat dan memiliki

kemampuan namun memerlukan dukungan baik dari keluarga maupun

tenaga kesehatan untuk dapat melakukan aktivitas secara mandiri.

Dukungan dan nasehat dari orang yang tepat dan dapat dipercaya akan

meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam melakukan tugas dan

tanggung jawabnya. Bidan dapat membantu pasien membentuk suatu

riwayat perilaku yang positif bagi masa depan dengan memfokuskan

pada manfaat perilaku tersebut dan membantu pasien dalam mengatasi

rintangan dalam melaksanakan perilaku tersebut, meningkatkan level

efficacy dan pengaruh positif melalui pengalaman yang sukses dan

feedback yang positif (Pender, 2002).

3. Perubahan PSE pada aspek afektif

Adanya perubahan skala parenting self-efficacy pada aspek

afektif membuktikan bahwa dukungan dan informasi yang diberikan

sesuai prioritas kebutuhan belajar ibu sehingga dapat meningkatkan

reaksi emosional. Sebelum pemberian intervensi, ibu memiliki

keyakinan yang kurang dalam merespon setiap isyarat yang ditunjukkan

bayi baru lahir. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kurangnya respon ibu

terhadap bayi karena ibu masih berfokus pada kondisi dan kebutuhan

dirinya sendiri. Temuan yang sama diperoleh Salonen et al (2011)

bahwa ibu memiliki kemampuan afektif yang rendah dalam merespon

setiap isyarat yang ditunjukkan bayi. Hal ini menunjukkan bahwa ibu

memerlukan waktu untuk mengenali karakteristik dan isyarat yang

ditunjukkan bayi agar dapat merespon kebutuhan bayi dengan segera.

Jenis persalinan seksio sesarea akan turut mempengaruhi

parenting self-efficacy ibu. Kurangnya persiapan terhadap proses

persalinan menjadi trauma psikologis bagi ibu primipara. Proses

penyembuhan luka dan fungsi tubuh yang lebih lama melengkapi

ketidaknyamanan ibu secara fisik dan psikologis. Hal ini senada dengan

pernyataan Bandura (1977) bahwa kondisi psikologis dan emosional

yang tidak stabil, seperti stress dan cemas akan mengancam kemampuan

diri seseorang. Temuan ini didukung oleh hasil penelitian Salonen et al

(2008) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan

informasi berbasis internet adalah jenis persalinan. Ibu dengan

persalinan seksio sesarea memiliki ketidaknyamanan fisik yang lebih

besar sehingga ibu malas bergerak dan melakukan aktivitas. Senada

dengan hasil penelitian Silalahi (2014) menunjukkan bahwa ibu yang

melahirkan secara seksio sesarea memiliki parenting self-efficacy yang

lebih rendah dibandingkan ibu yang melahirkan secara normal.

Disamping itu, kesiapan dan kebutuhan belajar ibu menjadi

perhatian sebelum memberikan edukasi. Edukasi pada penelitian ini

mulai diberikan setelah kondisi fisik dan psikologis ibu stabil yaitu pada

hari kedua dan ketiga postpartum. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Rubin dalam Pilliteri (2003) bahwa dalam proses adaptasi maternal, hari

kedua dan ketiga merupakan fase taking hold, dimana ibu mulai fokus

pada bayinya, belajar melakukan perawatan diri dan bayinya sehingga

merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk memberikan edukasi

kesehatan. Sercekus & Mete (2009) juga menyatakan bahwa edukasi

yang diberikan ketika individu sudah fokus pada stimulus akan

memberikan pengaruh yang positif.

Kesiapan belajar dan kondisi emosional ibu yang stabil menjadi

faktor penentu keberhasilan suatu edukasi. Pendampingan selama

proses persalinan merupakan kesempatan bagi bidan untuk menilai

kebutuhan dan kemampuan belajar setiap ibu, baik secara fisik maupun

psikologis. Mercer da Walker (2006) menegaskan bahwa kualitas

interaksi dan dukungan sosial bidan secara langsung mempengaruhi

self-efficacy ibu. Interaksi positif yang telah terbina menjadi hal penting

bagi ibu untuk bersedia mendengar dan mengikuti apa yang

disampaikan oleh bidan, sebab bagi pasien bidan adalah role model yang

layak untuk ditiru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bandura (1977)

bahwa seseorang akan cenderung mengikuti dan meniru orang yang

dianggap sebagai model. Dalam penelitian sebelumnya (Salonen et al,

2011) juga ditemukan perubahan aspek afektif yang signifikan.

Perubahan ini terjadi karena adanya penambahan topik yang dibutuhkan

oleh ibu dan tersedianya media interaktif dalam website sehingga ibu

mendapatkan dukungan yang cukup setelah kelahiran bayinya.

4. Perubahan PSE pada aspek psikomotorik

Pada Aspek psikomotorik: keterampilan merupakan aspek nyata

dari perubahan perilaku. Menurut Bloom dalam Maulana (2009),

kemampuan seseorang dalam melakukan tindakan tertentu biasanya

terbentuk dari pengetahuan dan sikap sebelumnya. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa keyakinan ibu kurang dalam melakukan tindakan

yang berhubungan dengan perawatan dasar bayi baru lahir seperti

memandikan, merawat tali pusat, dan mengganti pakaian bayi. Kegiatan

ini memerlukan keberanian dan pengalaman terkait kondisi bayi yang

relatif kecil dan lemah dalam pandangan orang dewasa. Berbeda dengan

temuan Salonen et al (2009) yang menunjukkan bahwa ibu memiliki

keterampilan yang rendah dalam menenangkan dan memberikan

kenyamanan bagi bayi. Kurang pengalaman merawat anak sebelumnya

menjadi salah satu faktor penyebab karena keterampilan ini dapat

ditingkatkan dengan latihan dan mencoba melakukan tindakan rersebut.

Aktivitas perawatan dasar bayi baru lahir merupakan suatu

keterampilan sehingga ibu perlu latihan dan pendampingan sehingga

memiliki pengalaman melakukan tindakan tersebut. Intervensi edukasi

dengan metode demonstrasi dan redemonstrasi merupakan interaksi

antara pendidik dan peserta didik. Metode ini sangat tepat digunakan

dan terbukti dapat meningkatkan keyakinan dalam melakukan

perawatan dasar bayi baru lahir. Demonstrasi dilakukan untuk

memperagakan tindakan yang membutuhkan keterampilan dan

kecakapan. Alat bantu peraga dibutuhkan sebagai perumpamaan objek

yang dicontohkan. Sesuai dengan pernyataan Setiawati dan Dermawan

(2008) bahwa metode demonstrasi melibatkan banyak indera yaitu

indera penglihatan, penciuman, dan peraba sehingga mempermudah

penerimaan informasi.

Metode redemonstrasi juga dilakukan sebagai upaya melatih ibu

untuk melakukan tindakan dengan pengawasan dan pendampingan

bidan. Penilaian dan koreksi dapat diberikan saat ibu menunjukkan

tindakan yang kurang tepat. Metode ini bermanfaat dalam menurunkan

kecemasan dan kekhawatiran ibu terhadap kesalahan yang mungkin

terjadi. Redemonstrasi juga terbukti efektif untuk melihat dan menilai

keterampilan ibu dalam melakukan tindakan tertentu. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa sesudah intervensi edukasi, kemampuan dan

keterampilam ibu mengalami peningkatan yang bermakna, yaitu 4.6

poin. Hasil ini sesuai dengan temuan Wagner, Bear dan Davidson

(2011) bahwa metode demonstrasi dan redemonstrasi meningkatkan

kepuasan ibu terhadap edukasi yang diberikan. Lebih lanjut ditegaskan

bahwa kepuasan terhadap pelayanan meningkatkan motivasi dan

keterampilan ibu.

Secara umum, pengaruh intervensi edukasi postpartum terhadap

parenting self-efficacy ibu post SC pada periode awal masa nifas dalam

penelitian ini ditentukan oleh waktu, meteri, metode, dan media atau alat

bantu edukasi yang sesuai. Semua komponen tersebut menentukan

kualitas edukasi yang diberikan (Weiss & Lokken, 2009) dan

mempengaruhi kepuasan ibu terhadap perawatan yang diterimanya.

Sesuai dengan temuan Wagner, Bear, dan Davidson (2011) bahwa ibu

yang mendapatkan edukasi postpartum berkualitas memiliki kepuasan

yang lebih besar terhadap perawatan yang diterimanya. Beberapa

penelitian lain membuktikan bahwa edukasi postpartum dapat

meningkatkan pengetahuan, sikap dan kemampuan ibu dalam

melakukan perawatan diri dan bayi (Mutmainnah dkk, 2006; Aisyah

dkk, 2010). Pengetahuan, sikap, dan kemampuan ibu akan berpengaruh

terhadap kesiapan, kepercayaan diri dan kemampuan ibu menjalankan

peran sebagai orang tua (Weiss & Lokken, 2009).

Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa edukasi

postpartum merupakan salah satu intervensi yang efektif untuk

mempersiapkan ibu menjadi orang tua, yaitu masa transisi yang sangat

penting bagi kehidupan seorang wanita (Mercer, 2006). Dalam masa ini

kehadiran dan dukungan oleh bidan sangat dibutuhkan oleh ibu

postpartum khususnya pada ibu post SC mengingat jumlah bidan di

ruang perawatan postpartum lebih banyak dibandingkan dengan

perawat, sehingga bidan harus mampu memberikan asuhan kebidanan

yang maksimal. Bidan harus memberikan waktu yang lebih lama saat

berinteraksi dengan pasien, supaya bidan mampu menggali apa saja

masalah dan kesulitan yang ibu alami khususnya dalam hal perawatan

bayi baru lahir. Proses transisi menjadi orang tua dikatakan sehat dan

berhasil apabila ibu mampu beradaptasi dan melaksanakan peran baru,

mempertahankan hubungan dengan pasangan, dan mampu membentuk

kepuasan hubungan dengan anak (Elek, Hudson, & Flek, 2002).

Persiapan fisik dan psikologis menjadi hal penting dalam mencapai

keberhasilan transisi peran bagi seorang ibu terutama yang baru pertama

kali melahirkan.

Dengan demikian, fokus asuhan kebidanan postpartum tidak

hanya pemulihan kondisi fisik saja tetapi bidan juga harus

mempersiapkan ibu secara psikologis dan emosional agar ibu

postpartum dengan persalinan SC mampu menjalankan tugas perawatan

dan pengasuhan bayi baru lahir. Salah satu cara bidan untuk

mempersiapkan ibu secara psikologis dan emosional adalah dengan

memberikan informasi yang berhubungan dengan perawatan dan

pengasuhan bayi baru lahir. Pemberian edukasi yang berkualitas dan

adekuat oleh bidan, akan membantu ibu post SC dalam meningkatkan

parenting self-efficacy yang pada akhirnya akan berpengaruh pada

kualitas kesehatan ibu dan anak.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Edukasi postpartum dengan menggunakan media booklet berpengaruh

terhadap peningkatan parenting self-efficacy pada ibu pasca sectio caesarea pada

periode awal masa nifas.

Saran

Unit pelayanan kesehatan perlu meningkatkan mutu pelayanan pada ibu

postpartum dengan melatih bidan untuk dapat melakukan edukasi postpartum

secara berkualitas sebelum pasien dipulangkan agar dapat membantu ibu

meningkatkan keyakinan diri dalam merawat bayi baru lahir, melakukan discharge

planning dengan pengkajian menggunakan instrumen parenting self-efficacy scale

untuk mengetahui keyakinan ibu dalam menjalankan peran baru nya sebagai orang

tua, melakukan pengkajian kebutuhan belajar pasien dan menyediakan media

informasi yang berkualitas tentang perawatan bayi dalam bentuk booklet yang dapat

dipelajari ibu setelah pulang dari rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Ansara, D., Cohen, M.M., Gallop, R, Kung, R, & Schei, B. (2005). Predictors of

women’s physical health problems after childbirth. Journal of

Psychosomatic Obstetrics & Gynecology

Bandura, A. (1997). Social learning theory. New Jersey. Prentice Hall, Englewood.

. (1997). Self-Efficacy: the exercise of control. New York: W.H.

Freeman and Company.

. (2004). Health Promotion by Social Cognitive Means. Helath

Education and Behavior.

. (2005). Social Learning Theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Billek-Sawhney, B., & Reicherter, A. (2004). Social Cognitive Theory use by

Physical Therapist in education of The Older Adult Client. Topic in Geriatric

Rehabilitation

BKKBN. (2007). Survey Demografi Kesehatan Indonesia, Jakarta

Bloomfiled, L., & Kendall, S. (2007). Testing a parenting programme evaluation

tool as a pre and post course measure of parenting self-efficacy. Journal of

advance nursing

Bobak, IM., Lowdermilk, DL., Jensen, MD., Perry, SE. (2005). Buku Ajar

Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Alih bahasa: Maria & Peter. Jakarta:

EGC

Bowman, K.G., & Ruchala, P.L. (2006). A Comparison of The Postpartum

Learning Needs of Adolescent Mothers and Their Mothers. Journal of

Obstetric, Gynecologic, and Neonatal Nursing, 35 (2): 250-256.

http://dx.doi.org/10.1111/J.1552-6909.2006.00032.x

Buchko, B., Gutshall, C., Jordan, E. (2012). Improving Quality and Efficiency

of Postpartum Hospital Education. The Journal of Perinatal Education.

Chapman, L., Durham, R. (2010). Maternal-Newborn Nursing. The Critical

Components of Nursing Care. Philadelphia: Davis Company

Dahlan, S., (2008). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba

Medika

Dharma, K, (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan

Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta:Trans Info

Media.

Danuatmaja, B., (2003). 40 Hari Persalinan. Cetakan Pertama. Jakarta. Puspa

Swara

De Montigny F. & Lacharite C. (2005). Perceived Parental Self-efficacy: concept

analysis. Journal of Advance Nursing 49: 387-396

Dias, M.S., Smith, K., deGuehery, K., Mazur, P., Li, V., & Shaffer, M. L. (2005).

Preventing Abusive Head Trauma among Infants and Young Children: A

Hospital based, Parent education program. Pediatrics, 115(4): e470-e477.

http://dx.doi.org/10.1542/peds.2004-1896

Elek, S. M., Hudson, D. B., & Fleck, M. (2002). Couple’s experiences with fatigue

during the transition to parenthood. Journal of family nursing

Elek, S. M., Hudson, D.B., & Boufard, C. (2003). Marital and Parenting

Satisfaction and infant Care Self-Efficacy During the Transition to

Parenthood: The Effect of Infant Sex. Issue in Comprehensive Pediatric

Nursing

Emmanuel, E., Creedy, D., St.John, W., Brown, C. (2008). Maternal Role

Development Following Childbirth Among Australian Women. Journal of

Advance Nursing

Hudson, D.B., Campbell-grossman, C., Fleck, M., Shipman, A. (2003). Effect of

The New Fathers Network on First Time Fathers Parenting Self Efficacy and

Parenting Satisfaction during the Transtition to Parenthood. Issue in

Comprehensive Pediatric Nursing.

Jones, T., & Prinz, R., (2005). Potential roles of parental self-efficacy in parent and

child adjustment: A review. Clinical Physichology review

Kesehatan RI, K. (2013). Hasil Riskesdas 2013.pdf. Retrieved June 5, 2016, from

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/HasilRiskesdas

2013.pdf

Leahy-Warren, P., (2005). First time mothers: Social Support and Confidence in

Infant Care. Journal of Advance Nursing

Leahy-Warren, P. & McCarthy, G. (2011). Maternal Parental Self-efficacy in The

Postpartum Period. Midwifery, 27 (6):802-10.

Leahy-Warren, P., McCarthy, G. & Corcoran, P. (2012). First Time Mothers: social

support, maternal parental self-efficacy and postnatal depression. J Clin

Nurs, 21 (3-4): 388-97

Logsdon, M.C., Wisner, K.L. & Pinto-Foltz. M.D. (2006). The Impact of

Postpartum Depression on Mothering. JOGNN

Mantha, S., Davies, B., Moyer, A., & Crowe, K. (2008). Providing Responsive

Nursing Care to New Mothers with High and Low Confidence. MCN: The

American Journal of Maternal Child Nursing, 33(5): 307-314.

http://dx.doi.org/10.1097/01.NMC.0000334899.14592.32

McKellar, L., Pincombe, J., & Henderson, A. (2002). Congratulations You’re a

Mother: A Strategy for Enhancing Postnatal Education for First-Time

Mothers Investigated Through an Action Research Cycle. Australian Journal

of Midwifery, 15(3): 24-31. http://dx.doi.org/10.1016/S1031-

170X(02)80005-8

. (2009). “Coming ready or not!” Preparing Parents for Parenthood.

British Journal of Midwifery, 17(3): 160-167.

McQueen, K.A., Dennis, C.L., Stremler, R, & Norman, C.D. (2011). A Pilot

Randomized Controlled Trial of a Breastfeeding Self-efficacy Intervention

with Primiparous Mothers. JOGNN, 40: 35-46

Mercer, R, T. (2006). Nursing Support of The process of Becoming a Mother.

JOGNN

Murray, S.S & Mc Kinney, E.S. (2007). Foundations of Maternal-Newborn

Nursing. Vol 1 (4). Philipines: Elsevier

Mutmainah, M. Rustinah, Y. & Besral. (2006). Efektivitas Pendidikan Kesehatan

pada Periode Awal Postpartum dengan metode CPDL terhadap

Kemampuan Ibu Primipara Merawat Bayi di Provinsi Jambi. Program

Pascasarjana UI. Tesis

Notoatmojo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta:

Rineka Cipta

Nurjanah, Siti Nunung., Maemunah, Ade Siti., & Badriah, Dwi Laelatul. (2013).

Asuhan Kebidanan Postpartum. Bandung : PT Rafika Utama.

Perry, S.E., Hockenberry, M. J., Lowdermilk, D.L., & Wilson, D. (2010). Maternal

and Child Nursing Care. Vol 1. 4 ed. Missoury: Mosby Elsvier.

Perry, SE. (2012). Nursing Care of the Family During Postpartum Period.

Maternity & Women's Health Care; Vol 10:486-506

. (2012). Postpartum physiology. Maternity & Women's Health Care;

Vol 10:478-85

Pillitteri, A. (2007). Maternal and Child Health Nursing. Philadelphia: Lippincott

Williams and Wilkins

Porter, C.H., & Hui-Chin. (2003). First-time Mothers Perceptions of Efficacy

During the Transition to Motherhood: links to infant temperament.

Journal of Family Psychology

Potter, P.A., & Perry, A.G., (2009). Fundamental Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika

Rahmawati., Allenidekania., & Wijarini. (2001). Identifikasi Kebutuhan

Perawatan Mandiri Ibu Nifas. Journal Keperawatan Indonesia. Fakultas

Ilmu Keperawatan UI.

Redman, B.K. (2007). The Practice Patient Education. 10 th ed. St. Louis:

Mosby

Reeder, S.J. Martin, L, L. & Koniak-Griffin, D. (2011). Keperawatan

Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga (terjemahan) edisi

18. Jakarta: EGC

Runiarti, N., Hamid, A.Y.S., & Sabri, L., (2005). Persepsi Perawat, Ibu

Postpartum dan Keluarga tentang materi yang Prioritas dan Metode

Pemberian Edukasi Ibu Postpartum di RSUP Fatmawati tahun 2005.

Program Pascasarjana FIK UI. Tesis

Saifuddin. (2006). Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta : Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saleha, Siti (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika

Salonen, A., Kaunonen, M., Astedt-kurki, P., Jarvenpaa, A-L., Isoaho, H., &

Tarkka, M. (2008). Development of an Internet-based Intervention For

Parents Infants. Journal Of Advance Nursing, 64, 1: 60-72

. (2009). Parenting Self-efficacy After Childbirth. Journal of

Advance Nursing, 65: 2324-2336

. (2011). Effectiveness of an Internet Base Intervention Enhancing

Finnish Parents Parenting Satisfaction and Parenting Self-efficacy

During the Postpartum Period. Midwifery, 27: 832-842

Sastroasmoro, S dan Ismael, S. (2011). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.

Edisi 4. Jakarta: Sagung Seto

Sarason, Irwin, G., Levine Henry, M., Basham, Robert B., Sarason, Barbara R.

(1983). Assessing Social Support: The Social Suppory Questionnaire.

Journal of Personality and Social Psychology.

Saurel-Cubizolles, M., Romito P., Lelong N., Ancel, P. (2000). Women’s Health

After Childbirth: a Longitudinal Study in France and Italy. British Journal

of Obstetrics and Gynaecology, 107: 1202-1209

Setiawati, S. & Dermawan, A.C., (2008). Proses Pembelajaran Dalam

Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media

Silalahi, Y. F. (2012). Efektivitas Intervensi Edukasi Postpartum terhadap

Perubahan Parenting Self-efficacy pada Periode Awal Postpartum.

Program Pascasarjana FIK UI. Tesis

Suliha, U., Herawani, Sumiyati., Restayati. (2001). Metode Pendidikan

Kesehatan, Jakarta:EGC

Wagner, D.L., Bear, M., & Davidson, N.S. (2011). Measuring Patient Satisfaction

with Poatpartum Teaching Methods Use by Nurses Within the Interaction

Model of Client Health Behavior. Research and Theory for Nursing

Practice: An International Journal, 25, no.3

Weiss, M.S., & Lokken, L., (2009). Predictors and Outcomes of Postpartum

Mothers Perceptions of Readiness for Discharge after Birth. Journal of

Obstetric, Gynecologic and Neonatal Nursing, 38(4), 406-417.

http://dx.doi.org/10.1111/j.1552-6909.2009.01040.x