pengaruh analisis kredit tehadap mpl.docx

31
ANALISIS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP NOL PERFORMING LOAN (STUDI PADA BANK JABAR BANTEN PERIODE 2009-2013) Disusun oleh : Nama : Puri Purnamayasa Nim : 02110009 Prodi : Manajemen SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN

Upload: john-white

Post on 01-Jan-2016

394 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

ANALISIS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP

NOL PERFORMING LOAN

(STUDI PADA BANK JABAR BANTEN PERIODE 2009-2013)

Disusun oleh :

Nama : Puri Purnamayasa

Nim : 02110009

Prodi : Manajemen

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN

( STIE INABA )

2013

Page 2: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

I. Judul Usulan Penelitian : Analisis Kebijakan Pemberian Kredit Terhadap NPL

( Nol Performing Loan )Pada Bank Jabar Banten

II. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan dunia perbankan yang telah terlihat semakin

kompleks, dengan berbagai produk dan sistem usaha dalam berbagai

keunggulan kompetitif. Keadaaan yang kompleks ini telah menciptakan

suatu sistem dan pesaing baru dalam dunia perbankan, bukan hanya

persaingan antar bank tetapi juga antara bank dengan lembaga

keuangan. Sektor perbankan menjadi salah satu factor yang memegang

peranan karena berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana melalui

penciptaan produk yang beraneka ragam untuk ditawarkan kepada

masyarakat yang ingin menggunakan jasa perbankan.

Penyediaan berbagai jasa keuangan yang diselenggarakan oleh perbankan saat ini

sangat diatur dengan regulasi yang sangat ketat dan hati – hati. Hal ini terjdi karena berkaitan

dengan banyak aspek yang penyangkut kepentingan perekonomian nasional serta nasabah

yang jumlahnya sangat banyak dengan karakter yang berbeda – beda. Mengingat hal tersebut

penyaluran kredit harus dilakukan melalui proses analisis untuk menyakinkan kriteria

pemberian kredit telah terpenuhi.

Bank adalah lembaga keuangan (financial institution) yang

berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara

pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dan pihak yang kekurangan

dana (deficit unit). Melalui bank kelebihan dana tersebut dapat disalurkan

kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat bagi

Page 3: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

kedua belah pihak. Bank menerima simpanan uang dari masyarakat (dana

pihak ketiga) dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Dari

aktivitas bank tersebut tersalurlah berbagai produk bank sesuai dengan

kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan.

Kredit merupakan aktiva produktif yang memberikan pendapatan

utama. Semakin besar tingkat atau proporsi penjualan kredit dari

keseluruhan penjualan, maka semakin besar pula jumlah investasi kredit

yang dimiliki perusahaan. Dengan besarnya volume penjualan kredit

setiap tahunnya, berarti perusahaan tersebut harus menyediakan

investasi yang lebih besar lagi. Adanya penjualan kredit yang dilakukan,

dapat mengurangi kemungkinan risiko seperti munculnya biaya

penambahan pegawai dan pengurusan administrasi. Saat semua masalah

ini bermunculan, secara langsung akan menghambat kelancaran

operasional yang harus dicapai perusahaan. Oleh karena itu, sebelum

melakukan pemberian kredit perusahaan harus memperhatikan kriteria –

kriteria pemberian kredit didasarkan pada analisis 5 C ( character, capacity,

capital, collateral and condition ) dan 7p ( Personality, Party / segmen, Perpose, Prospect,

Payment dan Profitability ).

Pendapatan terbesar dalam bank yang dapat mempengaruhi modal

adalah pendapatan bunga dan penyaluran kredit. Karena dari peningkatan

penyaluran kredit maka perolehan pendapatan bunga meningkat,

meningkatnya perolehan pendapatan ini dapat menutupi seluruh beban

termasuk NPL. Setelah pendapatan dikurangi beban dan NPL baru didapat

laba dimana peningkatan laba ini akan mempengaruhi pertumbuhan

Page 4: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

modal. Karena penyaluran kredit memberikan pemasukan yang sangat

besar maka masing-masing bank dalam membuat penyaluran kredit yang

berbeda-beda. Dengan tujuan menambah jumlah modal, walaupun ada

pendapatan bank yang diperoleh selain dari bunga misal : biaya

administrasi tabungan dan jasa transfer.

Tingginya NPL perbankan akan lebih berhati-hati dalam

menyalurkan kredit, hal ini dikarenakan adanya potensi kredit yang tidak

tertagih, tingginya NPL akan meningkatkan premi risiko yang berdampak

pada tingginya suku bunga kredit, suku bunga kredit yang terlampau

tinggi akan mengurangi permintaan masyarakat akan kredit dan akan

mengurangi pencadangan yang sangat besar sehingga pada akhirnya

modal bank ikut terkikis. Batas maksimum persentase kredit bermasalah

pada setiap perbankan di Indonesia harus mengacu pada peraturan yang

di buat oleh Bank Indonesia tentang batas kewajaran tingkat non

performing loan yaitu sebesar 5%.

Kesalahan dalam penyaluran dana lebih merugikan lagi jika tidak

diproses dengan baik. Hal itu dapat menyebabkan banyaknya jumlah

kredit yang macet. Jika hal ini dialami oleh bank maka tingkat

profitabilitas bank tersebut akan mengalami penurunan dan ini akan

berdampak pada citra perbankan itu sendiri dikalangan masyarakat.

Banyaknya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan laba

yang diperoleh. Namun, tidak berarti jumlah kredit yang disalurkan akan

memberikan laba yang besar pula, karena dalam penyaluran kredit

kemungkinan timbul risiko kredit bermasalah dan hal ini akan berdampak

pada tingkat Non Performing Loan perbankan. Untuk itulah perlu adanya

Page 5: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

kebijakan pemberian kredit yang tepat dan efektif yang diterapkan

perbankan agar tingkat kredit bermasalah dapat berkurang.

Posisi dana yang dimiliki oleh Bank BJB lima tahun terakhir adalah

sebagai berikut :

Tabel 1.1Posisi Dana Bank Jabar Banten

Tahun 2008 - 2012(Dalam Jutaan Rupiah)

Uraian 2012 2011 2010 2009 2008

Giro 14.828.83

0

11.168.24

1

7.610.327 8.272.288 7.405.205

Tabungan 9.050.286 6.270.783 4.876.716 3.802.574 3.139.323

Deposito 26.728.80

9

21.603.75

3

19.466.41

9

11.644.05

0

7.802.522

Jumlah 47.632.86

3

39.042.27

7

31.953.46

7

23.718.91

2

18.347.05

0

Sumber : Bank Jabar Banten Bandung

Berdasarkan data di atas, posisi dana Bank Jabar Banten selama lima tahun terakhir

terus mengalami peningkatan. Tahun 2012 posisi dana bank Bjb meningkat sebesar 29.62%

dari Tahun 2011. Begitu pun simpanan nasabah dalam bentuk tabungan sebesar Rp 9.050.286

juta atau meningkat sebesar Rp 2.779.503 juta atau 44,32% dibandingkan per 31 Desember

2011. Dan Per 31 Desember 2012, bank bjb dan anak perusahaan berhasil menghimpun dana

masyarakat dalam bentuk deposito berjangka sebesar Rp 26.758.809 juta, meningkat sebesar

Rp 5.125.056 juta atau naik 23,72% dibandingkan per 31 Desember 2011 Rp 21.603.753 juta.

Dengan meningkatnya posisi dana yang dimilki oleh PT Bank tabungan Negara Cab.

Makassar maka hal ini kan berdampak pada jumlah kredit yang disalurkan kepada

masyarakat.

Berikut ini adalah realisasi kredit PT Bank Tabungan Cabang Makassar dari

tahun 2008 – 2012.

Tabel I.2

Page 6: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

Realisasi Kredit yang diberikan Bank bjb dan anak perusahaanTahun 2008-2012

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

Kredit yang di berikan - Gross

38.332.712 28.764.701 23.669.719 19.631.968 16.429.069

Dikurangi penyisihan kerugian

( 683.511) 541.344 (599.516) (408.433) (305.823)

Kredit yang diberikan -Bersih

37.649.201 28.223.357 23.070.203 19.223.535 16.123.246

Sumber : Bank Jabar Banten Bandung

Data di atas menunjukkan realisasi kredit bank bjb dari Tahun 2009-2012 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan. Posisi kredit yang diberikan bank bjb dan anak

perusahaan (Bersih) pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 37.649.201 juta yang

terdiri dari kredit yang diberikan – gross sebesar Rp 38.332.712 juta dan penyisihan kerugian

sebesar Rp 683.511 juta. Posisi kredit yang diberikan bank bjb dan anak perusahaan (Bersih)

per 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp 9.425.844 juta atau 33,40% dibandingkan per

31 Desember 2011 sebesar Rp 28.223.357 juta. Peningkatan kredit yang diberikan terutama

disebabkan oleh tetap tumbuhnya kredit konsumsi serta semakin fokusnya bank bjb dalam

menyalurkan Kredit Mikro Utama melalui jangkauan jaringan waroeng bjb yang terdapat di

kantor cabang, kantor cabang pembantu maupun lokasi strategis lainnya.

Sementara data perkembangan Non Performing Loan pada Bank bjb Bandung pada

Tahun 2008-2012 :

Tabel 1.3Perkembangan NPL

PT Bank bjb BandungTahun 2009-2012

Uraian Tahun

2012 2011 2010 2009 2008NPL – Gross 791.773 350.683 439.540 369.701 369.701Rasio NPL - Gross

2, 07 % 1,21 % 1, 86 % 1, 96 % 1,96%

NPL – Netto 187.072 117.935 68.642 145.683 145.683

Page 7: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

Rasio NPL – Netto

0,50% 0,41% 0,29% 0,77% 0,77 %

Dari data penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari tahun 2008-20012

terjadi penurunan dan kenaikan NPL. Tahun 2008 dan 2009 NPL bank bjb yaitu 0,77% hal

ini tentu dibawah batas maksimum tingkat NPL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dan

berkat prinsip kehati-hatian dan kebijakan dari Bank bjb terkait dengan pemberian kredit dan

penyelesaian kredit bermasalah sehingga pada tahun 2010 terjadi penurunan yang drastis.

Namun, pada tahun 2011 terjadi kenaikan sebesar 0,12%. Dan pada tahun 2012 terjadi

kenaikan NPL yaitu 0,50% tetapi kenaikan ini masih dalam dibawah dari standar tingkas

NPL yang ditetapkan oleh BI.

Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan suatu penelitian tentang kebijakan pemberian kredit pada

Bank Jabang Banten dengan judul penelitian: “Analisis Kebijakan Pemberian

Kredit terhadap Non Performing Loan pada Bank Jabar Banten”

III. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi

masalah pokok dalam penelitian ini, adalah

1. Bagaimana Pelaksanaan analisis kredit di Bank Jabar Banten ?

2. Bagaimana keadaan Non Performing Loan di bank Jabar Banten ?

3. Sejauh manakan pengaruhi analisis kebijakan pemberian kredit terhadap Non Performing

Loan di Bank Jabar Banten ?

IV. Maksud dan Tujuan Penelitian

Page 8: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan data serta

informasi mengenai pelaksanaan analisis kredit dan NPL. Selanjutnya diolah dianalisis

kemudian diinterprestasikan sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Adapun Tujuan dan Penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana plaksanaan analisis kredit di Bank Jabar Banten

2. Untuk mengetahui Non Performing Loan yang terjadi pada Bank Jabar Banten.

3. Untuk mengetahui sejauh manakan pengaruh analisis kebijakan pemberian kredit

mempengaruhi Non Performing Loan pada Bank Jabar Banten

V. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, diharapkan dapat dipergunakan dan

memberikan manfaat bagi :

1. Bagi Penulis

Melatih ketajaman analisis dan menambah wawasan serta ilmu pengetahuan

terhadap kondisi riil dilapangan yang terkait dengan disiplin ilmu manajemen.

2. Bagi Perusahaan

Hasil Penelitian diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi dan dapat

dijadikan bahan masukan baik langsung maupun tidak langsung bagi pimpinan

perusahaan atau bank dalam rangka pengambilan langkah-langkah kebijakan untuk

Page 9: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

mempertahankan dan meningkatkan tingkat likuiditas pada masa sekarang dan

yang akan datang.

3. Perkembangan ilmu pengetahuan, Khusus rekan mahasiswa dan masyarakat atau

pembaca untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

VI. Kerangka Pemikiran

Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan

debitur untuk membayar kembali kewajibannya. Setelah kredit diberikan, bank wajib

melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur

dalam memenuhi kewajibannya. Bank melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan

terhadap agunan untuk memperkecil risiko kredit.

Menurut Undang – undang No 10/1998 ( pasal 21 ayat 11 ) menyatakan bahwa : Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Menurut Kasmir (2010:72) mengemukakan bahwa : “Kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit maka berarti mereka memperoleh kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali”.

“Menurut Rivai (2005:97) ketentuan kebijakan kredit perlu ditetapkan agar setiap

bank memiliki dan menerapkan kebijakan kredit yang baik”.

Hal ini disebabkan kredit yang diberikan oleh bank mengandung risiko. Salah satu

upaya untuk lebih mengarahkan agar perkreditan bank telah didasarkan pada prinsip yang

sehat, yaitu melalui kebijakan perkreditan yang sehat. Dengan adanya kebijakan pemberian

Page 10: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

kredit yang diterapkan akan menjadi tolak ukur terhadap penyaluran kredit kepada

masyarakat. Selain itu, kebijakan perkreditan diterapkan untuk mengatasi kemungkinan risiko

kredit yang bermasalah dan memperoleh tingkat Non Performing Loan yang rendah di masa

yang akan datang.

Menurut Kasmir (2010 : 92) Salah satu kebijakan pemberian kredit yang harus ada

pada setiap bank yaitu prinsip kebijakan dalam pemberian kredit yang didasarkan pada

analisis 5C yaitu character, capacity, capital, collateral, dan condition tetapi bukan hanya

prinsip 5C itu saja tetapi bisa juga menggunakan prinsip 7p dimana prinsip ini lebih luas.

Adapun penjelasan singkat dari ketujuh prinsip kebijakan pemberian kredit (7P) tersebut

adalah sebagai berikut :

“1) Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun

masa lalunya. Personality hampir sama dengan Character dari 5C.

2) Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan

tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya.

3) Perpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit

yang diinginkan nasabah.

4) Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang pakah menguntungkan atau

tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.

5) Payment

Page 11: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau

dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. Semakin

banyak sumber penghasilan debitur akan semakin baik jika salah satu usahanya merugi

akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.

6) Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability

diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat,

apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank.

7) Protection

perlindungan jmainan, ansuransi, setiap kredit yang dibiayai, Bank harus mempunyai

jaminan dari debiturnya yaitu kekayaan yang dapat diikat sebagai jaminan, guna kepastian

perlunasan hutangnya, kalau penerima kredit tidak memenuhi kewajibannya. Jaminan bisa

berupa jaminan pribadi atau jaminan kebendaan.

Kebijakan ini perlu dalam suatu bank karena hal ini akan berdampak pada seluruh

aspek pada suatu bank. Kebijakan ini diterapkan untuk mengatasi kemungkinan risiko kredit

yang bermasalah dan memperoleh tingkat Nol Performing Loan yang rendah di masa yang

akan datang.

Setiap penanaman dana bank dalam aktiva produktif dinilai kualitasnya dengan

menentukan tingkat kolektibilitasnya. Kolektibilitas dapat diartikan sebagai keadaan

pembayaran kembali pokok, angsuran pokok atau bunga kredit oleh nasabah serta tingkat

kemungkinan diterima kembali dana yang ditanamkan dalam surat berharga atau penanaman

lainnya. Sedangkan tingkat kolektibilitas kredit menurut BI dapat dibedakan menjadi empat

tingkat, yaitu apakah lancar, kurang lancar, dalam perhatian khusus, atau diragukan.

Page 12: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

Pembedaan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya suatu kerugian yang

diakibatkan oleh adanya kredit yang tidak terbayarkan atau kredit bermasalah.

NPL adalah rasio yang membandingkan antara total kredit bermasalah terhadap total

kredit yang disalurkan dalam bentuk persentase.

Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam meng-cover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh

debitur (Darmawan, 2004).

Non Performing Loan adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup

membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah

diperjanjikannya, pembayaran yang dilakukan tersendat-sendat, sulit untuk memperoleh

pelunasan, bahkan tidak dapat ditagih.

“NPL ini dapat juga diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan

baik akibat faktor kesengajaan yang dilakukan oleh debitur maupun factor

ketidaksengajaan yang berasal dari faktor luar (Meydianawathi, 2006)”.

NPL mencerminkan risiko kredit, semakin tinggi tingkat NPL maka semakin besar

pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Akibat tingginya NPL perbankan harus

menyediakan pencadangan yang lebih besar, sehingga pada akhirnya modal bank ikut

terkikis. Padahal besaran modal sangat mempengaruhi besarnya ekspansi kredit. Besarnya

NPL menjadi salah satu penyebab sulitnya perbankan dalam menyalurkan kredit.

Non Performing Loan (NPL) dapat diketahui dengan membandingkan jumlah

pengembalian dana dari nasabah dengan jumlah dana yang disalurkan oleh bank kepada

nasabah. Kredit bermasalah yang tinggi dapat menimbulkan keengganan bank untuk

Page 13: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

menyalurkan kredit karena bank harus membentuk cadangan penghapusan (piutang tak

tertagih) dana atau modal bank yang besar.

Pengelolaan kredit bermasalah (non performing loan) menjadi sangat

penting karena hal ini berdampak pada kinerja perusahaan. NPL ini

menunjukkan seberapa besar kolektibilitas bank dalam mengumpulkan

kembali kredit yang telah disalurkannya.

Untuk mempermudah dalam pembahasan pada bab – bab selanjutnya, maka penulis

sajikan skema atau alur yang menjadi pembahasan, adapaun kerangka pemikiran dari

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar : Bagan Paradigma Penelitian

6.2 Hipotesi Penelitian

Berdasarkan pada uraian kerangka pemikiran di atas, maka akan dirumuskan suatu

hipotesis penelitian yang menyatakan “Diduga bahwa Analisis Kebijakan Pemberian

Kredit pada Bank BJB memiliki pengaruh yang signifikakan terhadap Non Performing

Loan”

Kebijakan Pemberian Kredit Bank Jabar Banten (

X )

X 1 Personality

X 2 Party

X3 Perpose

X4 Prospect

X5 Payment

X6 Profitability

X7 Protection

Nol Performing Loan

( Y )

Kurang lancar

Dalam Perhatian khusus

Diragukan

Page 14: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

VII. Metode Penelitian

7.1 Metode Penelitian Yang Digunakan

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan mempergunakan

metode penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang memberikan gambaran atau

lukisan secara sistemitik, faktual dan akurat mengenai fakta – fakta, serta hubungan dengan

fenomena secara variabel yang kemudian dianalisis hubungan diantara keduanya sehingga

pada akhirnya akan di ambil kesimpulan.

7.2 Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua variabel, yaitu :

1. Variabel yang mempengaruhi dalam penelitian ini adalah Analisis kebijakan pemberian

kredit (Variabel X) .

2. Variabel yang dipengaruhi adalah Nol Performing Loan (Variabel Y).

Untuk mempermudah pembahasan, variabel yang menjadi objek penelitian penulis

jabarkan kedalam tabel berikut :

Tabel 1 Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala Ukur

Page 15: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

Analisis

kebijakan

pemberian

Kredit

( Variabel X )

NPL

( Variabel Y )

Menurut Kasmir (2010:72)

mengemukakan bahwa : “Kredit

berasal dari kata credere yang

artinya adalah kepercayaan,

maksudnya adalah apabila

seseorang memperoleh kredit

maka berarti mereka memperoleh

kepercayaan kepada seseorang

bahwa uang yang dipinjamkan

pasti kembali”.

Non Performing Loan (NPL)

merupakan rasio yang

dipergunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam meng-

cover risiko kegagalan

pengembalian kredit oleh debitur

(Darmawan, 2004).

Personality

Party

Perpose

Prospect

Payment

Profitability

Protection

Kurang lancar

Dalam Perhatian khusus

Diragukan

O

R

D

I

N

A

L

R

A

S

I

O

7.3 Jenis dan Sumber Data

Guna mendukung penulisan, maka jenis data yang digunakan sebagai berikut :

1. Data Kuantitatif

Data yang dapat dihitung atau data berupa angka-angka, dalam hal ini data yang

merupakan laporan keuanagan Bank Jabar Banten cabang Soreang

2. Data Kualitatif

Data yang bersifat kualitatif, atau non angka antara lain, perkembangan

perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan aktivitas perusahaan

Page 16: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

Sedangkan sumber data dikumpulkan dalam kegiatan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Data Primer

Jenis data yang digunakan dari kegiatan-kegiatan penelitian lapangan yang

dilakukan melalui obervasi langsung di Bank bjb Cabang Soreang dan sebagai

hasil wawancara langsung pada perusahaan dan pihak-pihak lainnya yang

mengetahui tentang informasi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

b. Data Sekunder

Jenis data ini diperoleh dari penelitian kepustakaan sebagai hasil membaca

referensi hasil-hasil penelitian sebelumnya, serta dokumen-dokumen perusahaan

yang relevan dengan masalah yang dikaji dalam kegiatan penelitian ini.

7.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah melalui:

1. Kuesioner, merupakan pengajuan pertanyaan dalam hal ini yang berhubungan

dengan masalah penelitian dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang

mempunyai makna dalam menguji hipotesis.

2. Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan Tanya Jawab dengan

pihak – pikah yang dianggap memiliki informasi yang diperlukan. Dalam

penellitian ini akan dilakukan wawancara dengan pihak yang dapat membantu

dalam kegiatan pengumpulan data

3. Dokumentasi

Page 17: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan

objek yang diteliti

7.5 Teknik Penarikan Sampel

Penelitian dilakukan pada Bank Jabar Banten Bandung sehingga yang menjadi

sampel dalam penelitian ini adalah pegawai dari bank bjb Bandung, dimana populasinya

adalah sebesar 30 sampel. Menurut Arikunto dalam Ating Somantri (2005:69) bahwa :

“Subjek yang kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua.”Oleh karena itu, penarikan

sampel dilakukan secara sensus, yaitu seluruh populasi penelitian dijadikan sampel.

7.6 Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk dapat menentukan bahwa suatu data terjamin dan dapat dipercaya, maka

diperlukan pengujian terhadap kuesioner agar didapat data yang valid dan reliabel.

7.6.1 Pengujian Validitas

Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya

dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. (Mudrajad Kuncoro, 2003:151). Untuk

mengetahui valid atau tidaknya dari item kuesioner digunakan metode koefisien korelasi

Product Moment Pearson yaitu dengan mengkorelasikan skor total yang dihasilkan oleh

masing-masing responden (Y) dengan masing-masing item (X) dengan rumus (Sugiyono,

2004:275) berikut :

r=n∑ XY−∑ X∑ Y

√{n∑ X 2−(∑ X ) ¿ 2 } {n∑Y 2−(∑ Y )2 }n = Jumlah sampel

Page 18: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

Y = Jumlah skor dari masing-masing responden.

X = Skor per item pertanyaan

Kemudian dibandingkan, jika hasil uji validitas koesioner X dan Y menunjukkan semua item

memiliki r-hitung lebih besar dari r-tabel (kritis) antara 0,30-0,40 (Sugiyono, 2003:114) maka

dinyatakan valid.

7.6.2 Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu

skor (skala pengukuran), (Mudrajad Kuncoro, 2003:154). Teknik perhitungan reliabilitas atas

kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan persamaan Spearman

Brown dengan teknik Split Half Method (Sugiono, 2003:278). Adapun langkah-langkahnya

sebagai berikut :

1. Item variabel dibagi menjadi dua, kolom 1 kolom pertanyaan ganjil, kolom 2 kolom

pertanyaan genap.

2. Tiap-tiap kolom dijumlahkan dan dikelompokkan menjadi 2 kolom, total kolom ganjil

dan total kolom genap.

3. Korelasikan skor total kolom 1 dan skor total kolom 2, dengan rumus (Sugiyono,

2004:275) berikut :

r=n∑ XY−∑ X∑ Y

√{n∑ X 2−(∑ X ) ¿ 2 } {n∑Y 2−(∑ Y )2 }n = Jumlah sampel

Y = Jumlah skor pertanyaan genap..

X = Jumlah skor pertanyaan ganjil.

Page 19: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

Kemudian hasil uji reliabilitas yang menunjukkan semua variabel X dan Y memiliki r-hitung

lebih besar dari r-tabel (kritis) antara 0,30-0,40 (Sugiyono, 2003:114) maka kuesioner yang

disusun untuk variabel-variabel tersebut reliabel.

7.7 Rancangan Analisis Data

Analisis data dari hasil penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Untuk variabel Analisis Kredit (variabel X) dengan pemberian nilai terhadap kuesioner

yang disebarkan kepada responden dengan memberikan bobot skala Likert. Pada

penelitian ini penulis menggunakan skala likert yang berurutan pada setiap variabel yang

berbeda dengan skala sebagai berikut :

1 = Tidak baik

2 = Kurang baik

3 = Cukup baik

4 = Baik

5 = Sangat baik

Data ini berskala ordinal, selanjutnya pemberian nilai atas jawaban pertanyaan setiap

variabel penelitian.

2. Untuk menjawab identifikasi masalah yang kedua yaitu perkembangan Nol Performing

Loan menggunakan rumus perkembangan sebagai berikut :

Y=Y n−Y n−1

Y n−1

x 100%

Dimana :

Y n = Merupakan jumlah tahun n

Page 20: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

Y n−1 = Merupakan jumlah n-1

Selanjutnya langkah-langkah untuk menjawab identifikasi masalah yang telah

ditetapkan adalah :

1. Untuk menjawab identifikasi masalah yang pertama yaitu pelaksanaan Analisis Kredit

( X1,X2,X3,X4,X5,X6,X7) penulis menggunakan analisis deskriptif dengan menentukan

kategori interval terhadap hasil tabulasi kuesioner.

a. Untuk seluruh pertanyaan :

{( Skor Tertinggi ) x (∑ Pertanyaan ) x (∑ n)}−{ (Skor Terendah ) x (∑ Pertanyaan ) x (∑ n )}∑ Kriteria

(5x 29 x30 )−(1 x 29 x 30 )5

=696

b. Untuk setiap pertanyaan :

(5x 1x 30 )− (1 x1 x30 )5

=24

Interpretasi hasil perhitungan kategori menjadi sebagai berikut :

a. Untuk seluruh pertanyaan :

870 - 1566 = Tidak baik

1567 - 2263 = Kurang baik

2264 - 2960 = Cukup baik

2961 - 3657 = Baik

3658 - 4354 = Sangat baik

b. Untuk setiap pertanyaan :

30 - 54 = Tidak baik

55 - 109 = Kurang baik

110 - 164 = Cukup baik

Page 21: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

165 - 219 = Baik

220 - 274 = Sangat baik

2. Untuk menjawab identifikasi masalah yang kedua yaitu NPL, penulis menggunakan

analisis perkembangan dengan rumus menurut Sugiyono (2004:189) sebagai berikut :

Perkembangan Y =(Y n )−(Y n−1 )

Y n−1

x 100%

Kemudian rumus di atas penulis terjemahkan ke dalam variabel sebagai berikut :

( Hasil Perkembangan Tahun Ke_n )− ( Hasil Perkembangan Tahun Ke_n−1)Hasil Perkembangan Tahun Ke_n−1

X 100%

3. Untuk menjawab identifikasi masalah yang ketiga, pengaruh Analisis kredit terhadap

NPL, penulis menggunakan analisis varian (anova). Namun sebelumnya, karena data

pada penelitian ini berskala ordinal sedangkan analisis varian (anova) sekurang-

kurangnya berskala interval, sehingga perlu merubah skala ordinal menjadi interval

dengan menggunakan Succesive Interval Method dengan rumus sebagai berikut :

Scale Value= (Density At Lower Limit )−( Density At Upper Limit )( Area Below Upper Limit )−( Area Below Under LImit )

VIII. Tempat dan waktu Penelitian

Page 22: PENGARUH ANALISIS KREDIT TEHADAP MPL.docx

Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten Bandung . Adapun waktu penelitian ini

berlangsung selama 3 bulan yang telah dimulai dari sejak Novenber 2013 dan berakhir bulan

Januari 2013 Adapun rencana penelitian sebagai berikut :

No Keterangan

Jadwal Kegiatan

Nov-13 Des-13 Jan-14

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan Penelitian                      

2 Penyusunan UP                    

3 Pengumpulan Data                    

4 Pengelolaan data                      

5 Penulisan Skripsi                      

6 Sidang Skripsi