pengaruh aktivitas belajar siswa dalam model …lib.unnes.ac.id/31742/1/3201412161.pdfi halaman...
TRANSCRIPT
i
HALAMAN JUDUL
PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR
GEOGRAFI KELAS XI IPS DI SMA N 1 PEJAGOAN KEBUMEN TAHUN 2016/2017
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Eka Maftukhatul Khoeryah
3201412161
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 20 Maret 2017
Eka Maftukhatul Khoeryah
NIM. 3201412161
iv
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 31 Mei 2017
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi
orang lain” (HR. Bukhari Muslim).
2. Yakinlah Alloh SWT tidak akan memberikan hambanya beban melebihi batas
kemampuannya.
PERSEMBAHAN
Tanpa mengurangi rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi
ini saya persembahkan untuk:
� Bapak Hartoto dan Ibu Apri Suryani, orang tuaku
tercinta yang selalu mengiringi setiap langkahku dengan
kasih sayang dan doa
� Adikku tersayang, Ryan Jafar Sodiq dan Asyka Nuril
Mahmudah
� Bapak dan Ibu Dosen Geografi
� Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan dukungan,
pengalaman hidup dan yang selalu menguatkan
� Teman-teman seperjuangan pendidikan geografi
angkatan 2012
� Teman-teman yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu,
terimakasih atas dukungan dan doa dari kalian
� Almamater Universitas Negeri Semarang
vi
PRAKATA
Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Aktivitas Belajar Siswa dalam Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar
Geografi Kelas XI IPS di SMA N 1 Pejagoan Kebumen Tahun 2016/2017”.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan,
bantuan, dan sumbang saran dari segala pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada Drs. Suroso, M.Si., selaku dosen
pembimbing I, dan Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si., selaku pembimbing II
yang telah memberikan pengarahan dan arahan dengan sabar selama proses
penelitian berlangsung hingga akhir penulisan skripsi. Ucapan terimakasih penulis
sampaikan pula kepada :
1. Prof. Dr. Fatur Rokhman M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang atas
kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan studi
di Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES,
yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan
penelitian.
3. Dr. Tjaturahono Budi Sajoto, M.Si., Ketua Jurusan Geografi FIS Unnes yang
telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi.
4. Sunarto, S.Pd. M.Pd., Kepala SMA N 1 Pejagoan Kebumen yang telah
memberikan ijin penelitian.
vii
5. Surati, S.Pd., guru geografi kelas XI IPS SMA N 1 Pejagoan Kebumen yang
telah membantu dalam melaksanakan penelitian.
6. Segenap guru dan karyawan SMA N 1 Pejagoan Kebumen atas segala
bantuan yang diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia pada umumnya dan bermanfaat bagi para pembaca pada
khususnya.
Semarang, 20 Maret 2017
Penulis
viii
SARI
Eka Maftukhatul Khoeryah. 2017. Pengaruh Aktivitas Belajar Siswa dalam Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar Geografi Kelas XI IPS di SMA N 1 Pejagoan Kebumen Tahun 2016/2017. Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Suroso, M.Si.,
Pembimbing II: Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si.
Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Pembelajaran Inkuiri, Hasil Belajar Penggunaan model pembelajaran inkuiri di SMA N 1 Pejagoan pada mata
pelajaran geografi kelas XI terlihat pada RPP yang digunakan guru, menghasilkan
rata-rata hasil belajar 77, sedangkan pembelajaran geografi menggunakan model
konvensional didapatkan rata-rata 76. Persentase jumlah siswa tuntas dalam
penggunaan model pembelajaran inkuiri yaitu sebesar 72,6%, sedangkan pada
model konvensional yaitu sebesar 69,5%. Terjadi perbedaan sebesar 3,1%.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah seberapa besar tingkat
aktivitas belajar siswa dalam model pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran
geografi kelas XI? dan apakah ada pengaruh aktivitas belajar dalam model
pembelajaran inkuiri pada pembelajaran geografi kelas XI terhadap hasil belajar?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar dalam
model pembelajaran inkuiri pada pembelajaran geografi kelas XI dan untuk
mengetahui pengaruh aktivitas belajar dalam model pembelajaran inkuiri pada
pembelajaran geografi kelas XI terhadap hasil belajar.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPS SMA N 1
Pejagoan sebanyak 176 siswa dan diambil sampel sebanyak 35 siswa dengan teknik
proportional random sampling. Variabel yang diteliti yaitu aktivitas belajar siswa
dalam model pembelajaran inkuiri dan hasil belajar siswa dari ulangan harian.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi.
Metode analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan korelasi product moment.
Hasil penelitian menunjukkan aktivitas belajar siswa dalam model
pembelajaran inkuiri dapat diketahui rata-rata aktivitas siswa menyadari masalah
sebesar 4,54, merumuskan hipotesis sebesar 4,84, dan mengumpulkan data sebesar
7,10. Ketiga aktivitas tersebut masuk dalam kategori rendah. Sedangkan, rata-rata
aktivitas merumuskan masalah sebesar 6,18, menguji hipotesis sebesar 8,83,
menyusun dan mempresentasikan laporan sebesar 5,90. Ketiga aktivitas tersebut
masuk dalam kategori tinggi. Secara umum tingkat aktivitas belajar siswa dalam
model pembelajaran inkuiri menunjukkan rata-rata sebesar 37,40, termasuk dalam
kategori tinggi. Hasil korelasi antara aktivitas belajar siswa dengan hasil belajar
diperoleh rhitung sebesar 0,592 masuk dalam kategori sedang. Hasil perhitungan
rumus t menghasilkan thitung sebesar 4,22, kemudian dibandingkan dengan ttabel =
2,750, jadi thitung > ttabel dengan demikian ada korelasi yang signifikan.
Simpulan dari penelitian ini adalah aktivitas siswa dalam model pembelajaran inkuiri berkategori tinggi dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa memiliki
kategori sedang, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara aktivitas
siswa dalam model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa karena tidak
ix
semua siswa yang melakukan aktivitas tinggi mendapatkan hasil belajar yang tinggi
pula. Saran yang diajukan adalah aktivitas siswa harus ditingkatkan lagi, terutama
pada aktivitas menyadari masalah, merumuskan hipotesis dan mengumpulkan data.
Dalam memberikan ulangan harian, guru hendaknya memastikan kondisi peserta
didik dan membuat variasi soal yang menarik dan meminimalisir adanya
bekerjasama antar siswa.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN ..................................................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
PRAKATA ............................................................................................................. vi
SARI ..................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan ....................................................................................................... 5
D. Manfaat ..................................................................................................... 5
E. Batasan Istilah ........................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR ........................ 7
A. Kajian Pustaka .......................................................................................... 7
1. Model Pembelajaran inkuiri ................................................................. 7
2. Hasil Belajar ....................................................................................... 18
3. Pembelajaran Geografi ....................................................................... 22
4. Pengaruh Aktivitas Belajar Siswa Pada Model Pembelajaran inkuiri
Terhadap Hasil Belajar ....................................................................... 26
B. Kerangka Berfikir ................................................................................... 30
C. Hipotesis ................................................................................................. 30
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 31
A. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 31
B. Populasi Penelitian .................................................................................. 31
C. Sampel dan Teknik Sampling ................................................................. 31
xi
D. Variabel Penelitian .................................................................................. 32
1. Variabel bebas (X) ............................................................................. 32
2. Variabel terikat (Y) ............................................................................ 34
E. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 34
1. Observasi ............................................................................................ 34
2. Dokumentasi....................................................................................... 35
F. Teknik Analisis Data............................................................................... 35
1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................... 35
2. Analisis Korelasi Product Moment .................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 41
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 41
B. Letak Lokasi Penelitian........................................................................... 41
C. Gambaran Umum Pelaksanaan Pembelajaran Model Pembelajaran inkuiri
di SMA N 1 Pejagoan ............................................................................. 43
D. Aktivitas Belajar Siswa dalam Model Pembelajaran inkuiri pada
Pembelajaran Geografi............................................................................ 48
1. Aktivitas Menyadari Masalah ............................................................ 49
2. Aktivitas Merumuskan Masalah......................................................... 50
3. Aktivitas Merumuskan Hipotesis ....................................................... 51
4. Aktivitas Mengumpulkan Data .......................................................... 52
5. Aktivitas Menguji Hipotesis............................................................... 53
6. Aktivitas Menyusun dan Mempresentasikan Laporan ....................... 54
E. Hasil Belajar Siswa ................................................................................. 55
F. Pengaruh Aktivitas Belajar dengan Model Pembelajaran inkuiri terhadap
Hasil Belajar Siswa ................................................................................. 56
G. Pembahasan............................................................................................. 57
H. Pengaruh Aktivitas Belajar Siswa delam Model Pembelajaran inkuiri
terhadap Hasil Belajar ............................................................................. 62
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 65
A. Simpulan ................................................................................................. 65
B. Saran ....................................................................................................... 66
xii
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 69
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................32
3.2. Frekuensi Aktivitas Belajar Siswa ..............................................................37
3.3. Interpretasi Koefisien Korelasi ...................................................................40
4.1. Aktivitas Belajar Siswa dalam Model Pembelajaran inkuiri ......................49
4.2. Aktivitas Menyadari Masalah .....................................................................50
4.3. Aktivitas Merumuskan Masalah .................................................................51
4.4. Aktivitas Merumuskan Hipotesis ................................................................52
4.5. Aktivitas Mengumpulkan Data ...................................................................53
4.6. Aktivitas Menguji Hipotesis .......................................................................54
4.7. Aktivitas Menyusun dan Mempresentasikan Laporan ................................55
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Kerangka Berpikir .......................................................................................30
4.1. Peta Daerah Penelitian .................................................................................42
4.2. Aktivitas siswa membentuk kelompok .......................................................44
4.3. Aktivitas siswa berdiskusi latar belakang ...................................................45
4.4. Aktivitas siswa menentukan variabel dan indikator
dengan bantuan guru .....................................................................................45
4.5. Aktivitas siswa menganalisis data ...............................................................46
4.6. Aktivitas siswa mempresentasikan laporan ................................................47
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Intrumen .......................................................................................70
2. Lembar Penilaian ........................................................................................71
3. Rubrik Lembar Penilaian ............................................................................72
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...........................................................76
5. Data Nama Siswa ........................................................................................91
6. Data Observasi 1 .........................................................................................92
7. Data Observasi 2 .........................................................................................94
8. Data Observasi 3 .........................................................................................96
9. Data Hasil Aktivitas Belajar Siswa .............................................................98
10. Data Hasil Aktivitas Menyadari Masalah ...................................................100
11. Data Hasil Aktivitas Merumuskan Masalah ...............................................102
12. Data Hasil Aktivitas Merumuskan Hipotesis ..............................................104
13. Data Hasil Aktivitas Mengumpulkan Data .................................................106
14. Data Hasil Aktivitas Menguji Hipotesis .....................................................108
15. Data Hasil Aktivitas Menyusun dan
Mempresentasikan Laporan ........................................................................110
16. Data Rata-rata Hasil Belajar Siswa ............................................................. 112
17. Data Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa ......................................... 114
18. Data Uji Normalitas Aktivitas Belajar ........................................................ 115
19. Data Analisis Korelasi Product Moment .................................................... 116
20. Surat Keterangan Penelitian ........................................................................ 118
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU
RI Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Usaha tersebut dapat
dilakukan dengan menerapkan berbagai model pembelajaran yang aktif dan
interaktif.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan
dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar
meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan
kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran. Sedangkan
kemampuan mengelola proses pembelajaran merupakan kesanggupan atau
kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif
antara guru dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, efektif, dan
psikomotor, sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan
sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan
pengajaran.
2
Belajar geografi tidak hanya membaca, menulis dan menghafal saja
tetapi belajar geografi memerlukan pengamatan, pemahaman dan melakukan
praktek langsung karena geografi merupakan disiplin ilmu yang erat
kaitannya dengan kehidupan siswa sehari-hari. Geografi mempelajari semua
yang ada dibumi beserta isinya yang dekat dengan kehidupan siswa sehingga
membuat guru geografi dituntut tidak hanya sekedar memberikan materi saja
namun guru juga harus mampu membangkitkan potensi siswa dalam
menggunakan kemampuan berpikirnya untuk tanggap dalam menghadapi
fenomena disekitar. Selain itu guru juga harus membekali siswa dengan
kemampuan-kemampuan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
yang ada disekitar. Kemampuan tersebut dapat dikembangkan melalui
pembelajaran dimana masalah dihadirkan di kelas dan siswa diminta untuk
menyelesaikannya dengan segala pengetahuan dan keterampilan yang mereka
miliki. Dengan dihadirkannya masalah dalam kelas diharapkan siswa tidak
hanya mempunyai kemampuan menyelesaikan masalah yang diberikan guru
saja namun juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang
mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam
kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Lebih jauh
lagi bahkan siswa kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya.
Berbicara mengenai proses pembelajaran dan pengajaran yang sering
membuat kita kecewa, apalagi dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap
materi ajar. Sebagian besar siswa kurang mampu menghubungkan antara apa
3
yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan
dimanfaatkan/diaplikasikan pada situasi baru (Trianto 2007:66).
Persoalan sekarang bagaimana menemukan cara yang terbaik untuk
menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan sehingga siswa dapat
menggunakan dan mengingat lebih lama konsep tersebut. Menurut Bruner
(dalam Trianto 2007:67), bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan
masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan
yang benar-benar bermakna. Suatu konsekuensi logis, karena dengan
berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri akan
memberikan suatu pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut dapat
digunakan pula memecahkan masalah-masalah serupa, karena pengalaman
itu memberikan makna tersendiri bagi peserta didik.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA N 1 Pejagoan, bahwa di
sekolah tersebut guru geografi khususnya kelas XI IPS sudah menggunakan
model pembelajaran inkuiri yang dapat dilihat dalam RPP ( Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran ) tahun ajaran 2015/2016. Dalam penerapan model
pembelajaran inkuiri pada pembelajaran geografi didapatkan rata-rata hasil
belajar siswa yaitu 77, sedangkan pembelajaran geografi yang menggunakan
model konvensional didapatkan rata-rata hasil belajar siswa yaitu 76.
Persentase jumlah siswa tuntas dalam penggunaan model konvensional
sebesar 69,5 % sedangkan pada model pembelajaran inkuiri sebesar 72,6 %
terjadi perbedaan sebesar 3,1 %. Pada setiap pembelajaran geografi yang
menggunakan model pembelajaran inkuiri siswa diberi tugas untuk membuat
4
laporan berupa kliping dan makalah mengenai pemecahan masalah secara
berkelompok yang nantinya akan dipresentasikan didepan kelas. Sehingga
dapat dikatakan bahwa model pembelajaran inkuiri sudah pernah
dilaksanakan oleh guru geografi di SMA N 1 Pejagoan.
Hal ini menunjukan gejala bahwa penggunaan model pembelajaran
inkuiri lebih baik daripada model konvensional yang dibuktikan dengan
adanya perbedaan hasil belajar dan jumlah siswa tuntas pada mata pelajaran
geografi kelas XI. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
berjudul “Pengaruh Aktivitas Belajar Siswa dalam Model Pembelajaran
Inkuiri terhadap Hasil Belajar Geografi Kelas XI IPS di SMA N 1
Pejagoan Kebumen Tahun 2016/2017”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang akan diteliti adalah :
1. Seberapa besar tingkat aktivitas belajar siswa dalam Model
pembelajaran inkuiri pada Pembelajaran Geografi kelas XI di SMA N
1 Pejagoan Kebumen?
2. Apakah ada pengaruh aktivitas belajar dalam model pembelajaran
inkuiri pada pembelajaran geografi kelas XI terhadap hasil belajar?
5
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar dalam model pembelajaran
inkuiri pada pembelajaran geografi kelas XI.
2. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas belajar dalam model
pembelajaran inkuiri pada pembelajarn geografi kelas XI terhadap hasil
belajar.
D. Manfaat
Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka
adapun manfaatnya sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
kemampuan masing-masing.
b. Meningkatkan kerjasama dan kemampuan bersosialisasi siswa.
2. Bagi guru
Memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan pemilihan
model dalam kegiatan belajar mengajar di kelas sehingga guru dapat
menggunakan model yang lebih baik dalam kegiatan belajar mengajar
guna mencapai berbagai tujuan yang diinginkan.
3. Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman langsung tentang aktivitas belajar siswa
dalam model pembelajaran inkuiri pada pembelajaran geografi
6
sehingga kelak saat terjun ke lapangan mempunyai pengetahuan dan
pengalaman dalam memilih model yang tepat untuk pembelajaran.
E. Batasan Istilah
Berdasarkan pemilihan judul di atas, untuk menghindari salah tafsir
terhadap istilah – istilah yang digunakan maka perlu diberi batasan istilah
sebagai berikut :
1. Aktivitas Belajar
Aktivitas yang dimaksud dalam penilitian ini adalah aktivitas
siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri
adalah aktivitas menyadari masalah, aktivitas merumuskan masalah,
aktivitas merumuskan hipotesis, aktivitas mengumpulkan data,
aktivitas menguji hipotesis, aktivitas membuat laporan dan
mempresentasikannya.
2. Model Pembelajaran inkuiri
Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analisis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah
yang dipertanyakan (Sanjaya, 2011:196).
3. Hasil belajar
Hasil belajar adalah suatu yang diperoleh, dikuasai atau
merupakan hasil dari adanya proses belajar. Hasil belajar yang di teliti
dalam penelitian ini adalah ranah kognitif yang diwujudkan dalam nilai
ulangan harian.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan pedoman dalam pemecahan masalah, teori-
teori yang akan diuji dapat diperoleh melalui kegiatan penelaahan
kepustakaan. Adanya relevansi dengan bidang yang telah diteliti perlu
diperhatikan dalam penelaahan kepustakaan, sehingga tidak menyimpang
dari masalah dan tujuan penelitian serta ada teori yang digunakan sebagai alat
penelitian secara ilmiah.
1. Model Pembelajaran inkuiri
a. Pengertian
Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan
analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2011:196).
Inkuiri menurut Triyanto (2007:135) menyatakan bahwa
discovery merupakan inkuiri, atau inkuiri merupakan perluasan
proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Inkuiri yang
dalam bahasa Inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau
pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum
yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami
informasi.
8
Menurut Hamalik (2001) menyatakan bahwa pengajaran
berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada
siswa dimana kelompok-kelompok siswa dalam suatu persoalan
atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam
suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara
jelas (Amri dan Ahmadi, 2010:102).
Sedangkan menurut Gulo, inkuiri berarti suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri
(Trianto, 2011:166).
Menurut Sund and Trowbridge (Mulyasa,2006:109) jenis-
jenis model inkuiri adalah sebagai berikut:
1) Inkuiri terpimpin (Guide inquiry)
Inkuiri terpimpin digunakan terutama bagi siswa
yang belum mempunyai pengalaman belajar dengan
metode inkuiri. Dalam hal ini guru memberikan bimbingan
dan pengarahan yang cukup luas. Dalam
pelaksanaannya, sebagian besar perencanaan dibuat
oleh guru dan para siswa tidak merumuskan
permasalahan.
9
2) Inkuiri bebas (Free inkuiry).
Pada inkuiri bebas siswa melakukan penelitian
sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Pada pengajaran ini,
siswa harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan
berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki.
Modelnya adalah inquiry role approach yang melibatkan
siswa dalam kelompok tertentu, setiap anggota kelmpok
tugas memiliki tugas sebagai, misalnya koordinator
kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data, dan
pengevaluasi proses.
3) Inkuiri bebas yang dimodifikasi (Modified free inquiry)
Pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau
problem dan kemudian siswa diminta untuk memecahkan
permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi,
dan prosedur penelitian.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran
dimana siswa menemukan informasi-informasi yang diperlukan
dalam pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran dengan
melibatkan secara maksimal kemampuan siswa untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis.
10
b. Karakteristik Model Pembelajaran inkuiri
Setiap model pembelajaran, memiliki karakteristik yang
membedakan model yang satu dengan yang lain. Menurut
Sanjaya (2011:197), karakteristik model pembelajaran inkuiri
yaitu :
1) Model inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan. Siswa tidak
hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui
penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk
menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan
untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari
sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Model
pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai
sumber belajar akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator
belajar siswa.
3) Tujuan dari penggunaan model inkuiri dalam pembelajaran
adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara
sistematis, logis dan kritis atau mngembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Dengan demikian, dalam model inkuiri siswa tidak hanya
dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi
11
bagaimana mereka dapat menggunakan kemampuan yang
dimilikinya secara optimal.
c. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri memiliki beberapa prinsip.
Prinsip tersebut sebagai berikut (Sanjaya,Wina 2011:201) :
1) Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah
pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian ,
strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil
belajar juga berorientasi pada proses belajar. Kriteria
keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunkan
strategi inquiri bukan ditentukan sejauh mana siswa dapat
menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa
beraktivitas mencari dan menemukan.
2) Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses
interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi
siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan.
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan
guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur
lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
12
3) Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam
menggunkaan model inkuiri adalah guru sebagai penanya.
Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap
pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari
proses berpikir.
4) Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan
tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think)
yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik
otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir
adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal
5) Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran
yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai
hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.Tugas guru
adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan
kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
d. Aktivitas Belajar Siswa dalam Model Pembelajaran inkuiri
Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-
nilai, sikap dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang
13
dilaksanakan secara sengaja (Sardiman, 2011:96). Montessori
dalam Sardiman (2011) juga menegaskan bahwa anak-anak
memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk
sendiri dan pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan
mengamati perkembangan siswanya. Hal ini memberikan
petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas dalam
pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedangkan pendidikan
memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang
akan diperbuat oleh anak didik.
Aktivitas siswa dalam model pembelajaran inkuiri
berdasarkan langkah-langkah dalam model pembelajaran inkuiri
adalah sebagai berikut (Sanjaya,Wina 2008:218).
1) Aktivitas Menyadari Masalah
Pada model pembelajaran inkuiri dimulai dengan
kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan.
Langkah-langkah yang dilakukan siswa dalam menyadari
masalah adalah
a) Siswa memunculkan pengalaman. Dalam
kemampuan ini siswa memberikan keterangan
mengenai pengalaman yang terjadi baik di
lingkungan sekitar tempat tinggal mereka maupun
fenomena yang ada di berbagai tempat.
14
b) Siswa menentukan permasalahan. Kemampuan yang
harus dicapai siswa dalam menentukan masalah
adalah siswa dapat menangkap kesenjangan sesuai
pengalaman maupun fenomena yang ada.
2) Aktivitas Merumuskan Masalah
Rumusan masalah sangat penting sebab selanjutnya
akan berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan presepsi
tentang masalah dan berkaitan dengan data-data apa yang
harus dikumpulkan untuk menyelesaikannya. Langkah-
langkah yang dilakukan siswa dalam merumuskan masalah
adalah
a) Siswa menjelaskan latar belakang masalah. Dalam
kemampuan ini siswa menjelaskan latar belakang dari
informasi atau data yang ada untuk mendukung
permasalahan yang diangkat.
b) Siswa merumuskan masalah. Dalam kemampuan ini
siswa menjabarkan rumusan masalah yang sesuai
dengan latar belakang permasalahan yang hendak
dipecahkan dalam sebuah pertanyaan atau
pernyataan.
3) Aktivitas Merumuskan Hipotesis
Sebagai proses berpikir ilmiah yang merupakan
perpaduan dari berpikir deduktif dan induktif, maka
15
merumuskan hipotesis merupakan langkah penting yang
tidak boleh ditinggalkan. Hipotesis merupakan jawaban
sementara dari permasalahan yang ingin diteliti
berdasarkan teori-teori yang sudah ada. Langkah-langkah
yang dilakukan siswa pada tahap ini adalah
a) Siswa memilih sumber untuk merumuskan hipotesis.
Dalam kemampuan ini siswa dapat memilih sumber
atau teori untuk merumuskan hipotesis dengan cara
membaca,mereview,dan menelaah ulang teori,konsep
maupun penelitian terdahulu yang relevan dengan
rumusan masalah yang hendak dipecahkan.
Kelengkapan sumber pustaka yang sesuai menjadi
perhatian untuk penulisan dasar teori dan selanjutnya
merumuskan hipotesis.
b) Siswa menuliskan hipotesis. Dalam kemampuan ini
siswa dapat menuliskan hipotesis yang terkait antara
rumusan masalah, dasar teori dan hipotesis yang telah
dibuat.
4) Aktivitas Mengumpulkan Data
Sebagai proses berpikir empiris, keberadaan data
dalam proses berpikir ilmiah merupakan hal yang sangat
penting. Sebab, menentukan cara penyelesaian masalah
sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan
16
data yang ada. Proses berpikir ilmiah bukan proses
berimajinasi akan tetapi proses yang didasarkan pada
pengalaman. Oleh karena itu, dalam tahapan ini siswa
didorong untuk mengumpulkan data yang relevan.
Langkah-langkah yang dilakukan siswa dalam
mengumpulkan data adalah :
a) Siswa menentukan variabel dan indikator.
Kemampuan yang dimaksud adalah siswa dapat
menentukan variabel dari permasalahan sebelum
siswa mencari data yang dibutuhkan agar
mendapatkan informasi atau data yang diinginkan.
b) Siswa menyusun instrumen. Kemampuan yang
dimaksud adalah siswa dapat menentukan dan
menyusun instrumen untuk panduan dalam
pengumpulan data dengan memilih teknik
pengumpul data seperti observasi, kuisoner (angket),
wawancara, dokumentasi dan lain-lain.
c) Siswa mengumpulkan data. Kemampuan siswa yang
dimaksud adalah siswa dapat menerapkan alat
pengumpul data dan mengumpulkan data sesuai
dengan intrumen yang telah disusun.
17
5) Aktivitas Menguji Hipotesis
Berdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa
menentukan hipotesis mana yang diterima dan mana yang
ditolak. Langkah-langkah yang dilakukan siswa dalam
menguji hipotesis adalah :
a) Siswa mengolah data-data yang didapat (tabulasi
data). Dalam kemampuan ini siswa dituntut untuk
mengolah data-data yang diperoleh apakah data
tersebut valid atau tidak sesuai dengan pemecahan
masalah.
b) Siswa menganalisis data. Dalam kemampuan ini
siswa dapat menganalisis data yang sudah dibedakan
mana yang mana valid untuk mengambil kesimpulan
dalam penyelesaiannya.
c) Siswa menentukan keputusan untuk menyelesaikan
masalah. Dalam kemampuan ini diharapkan siswa
memiliki kecakapan memilih alternatif penyelesaian
yang memungkinkan dapat dilakukan sesuai dengan
data yang sudah diperoleh.
6) Aktivitas Menyusun dan Mempresentasikan Laporan
Menentukan pilihan penyelesaian masalah dan
menyimpulkan merupakan tahapan akhir dari proses model
pembelajaran inkuiri. Langkah-langkah yang dilakukan
18
siswa dalam menyusun dan mempresentasikan laporan
adalah
a) Siswa menyusun laporan. Kemampuan siswa yang
diharapkan adalah siswa dapat menyusun laporan dari
tahap awal sampai menentukan keputusan atau
alternatif berkaitan dengan penyelesaian masalah
yang telah diteliti.
b) Siswa mempresentasikan laporan. Kemampuan siswa
yang diharapkan adalah siswa dapat
mempresentasikan penyelesaian masalah didepan
kelas.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Hamzah 2009:22).
Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a)
keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap
dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan
yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Sedangkan Gagne
mengemukakan lima katagori tipe hasil belajar, yakni (a) verbal
information, (b) intelektual skill, (c) cognitive strategy, (d) attitude, dan
(e) motor skill (Sudjana 1989:45).
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan,
baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan
19
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotor (Hamzah 2009:22).
a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima
aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi, dan internalisasi. Beberapa ahli mengatakan, bahwa
sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang
telah menguasai bidang ranah kognitif tingkat tinggi. Hasil
belajar bidang afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para
guru lebih banyak memberi tekanan pada ranah kognitif saja.
Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai
tingkah laku seperti atensi/perhatian terhadap pelajaran, disiplin,
motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan
belajar dan lain-lain.
c. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris,
yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan sadar, (c)
kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e)
gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan
interpretatif.
20
Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan
perkembangan dan kemajuan zaman serta teknologi. Salam seorang
murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi
Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun
2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi tersebut
menyebutkan adanya perubahan kata kunci, pada kategori dari kata
benda menjadi kata kerja pada ranah kognitif namun pada ranah afektif
dan psikomotoris tidak mengalami perubahan. Masing-masing kategori
masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih
tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis
diintegrasikan menjadi analisis saja. Enam kategori pada konsep
terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Lorin memasukan kategori
baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada (Krathworl, 2002)
Setiap kategori dalam Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari sub
kategori yang memiliki kata kunci berupa kata yang berasosiasi dengan
kategori tersebut. Kata-kata kunci itu seperti terurai dibawah ini :
a. Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan
dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja
didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan.
b. Memahami berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari
berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi.
Memahami berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan dan
membandingkan.
21
c. Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau
mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan
atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan
dimensi pengetahuan prosedural.
d. Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan
dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan
mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari
tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan
permasalahan.
e. Mengevaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan
penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada.
f. Mencipta mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur
secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren
dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru
dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau
pola yang berbeda dari sebelumnya.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa
hasil belajar merupakan bentuk perolehan belajar siswa yang dinilai
setelah siswa melakukan proses pembelajaran pada suatu pokok
bahasan atau sub pokok bahasan tertentu.
22
3. Pembelajaran Geografi
a. Hakikat Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal
berbagai gejala dan peristiwa yang terjadi di muka bumi, baik fisik
maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya
melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan regional. Hasil kajian
geografi diarahkan untuk kepentingan program, proses, dan
keberhasilan pembangunan. Dalam mendeskripsikan, memahami,
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi masalah, geografi
dibantu oleh teknologi seperti penginderaan jauh, peta, dan Sistem
Informasi Geografis (SIG) dalam Permendikbud No 59 Tahun 2016.
Hasil Seminar dan Lokarya Peningkatan Kualitas Pengajaran
Geografi di Semarang pada tahun 1988 dalam (Wardiyatmoko, 2013:7).
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayan
dalam konteks keruangan. Berdasarkan penegertian tersebut, dapat
diketahui bahwa objek studi Geografi adalah geosfer, yaitu permukaan
bumi yang hakikatnya merupakan bagian dari bumi yang terdiri atas
atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan batuan, kulit bumi), hidrosfer
(lapisan air, perairan), dan biosfer (lapisan kehidupan).
Pembelajaran geografi pada hakikatnya adalah pengajaran
tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan
keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi
23
kewilayahannya. Oleh karena itu, pembelajaran geografi merupakan
pembelajaran tentang hakikat geografi yang diajarkan disekolah dan
disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang
pendidikan maning-masing.
b. Tujuan Mata Pelajran Geografi
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013:2) Mata pelajaran
Geografi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut.
1) Memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan, serta
proses yang berkaitan dengan gejala geosfera dalam konteks
nasional global.
2) Menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh data dan
informasi, menerapkan pengetahuan geografi dalam kehidupan
sehari-hari, dan mengkomunikasikannya untuk kepentingan
kemajuan bangsa Indonesia.
3) Menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan
memanfaatkan sumber daya alam secara arif serta memiliki
toleransi terhadap keragaman budaya bangsa.
4) Menampilkan perilaku cinta tanah air, bangga sebagai bangsa
Indonesia, dan bertanggung jawab terhadap keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan pada
Pancasila.
24
c. Ruang Lingkup Materi Geografi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013:3) ruang
lingkup mata pelajaran Geografi meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1) Pengetahuan dasar geografi dan langkah-langkah penelitian
geografi terhadap fenomena geosfera.
2) Hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari
dinamika geosfera.
3) Kondisi geografis Indonesia untuk ketahanan pangan nasional,
penyediaan bahan industri, dan energi alternatif.
4) Sebaran barang tambang di Indonesia berdasarkan nilai
strategisnya.
5) Mitigasi dan adaptasi bencana alam dengan kajian geografi.
6) Dinamika dan masalah kependudukan serta sumber daya manusia
di Indonesia untuk pembangunan.
7) Keragaman budaya bangsa sebagai identitas rasional dalam
konteks interaksi global.
8) Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam bidang
pertanian, pertambangan, industri, dan pariwisata.
9) Pelestarian lingkungan hidup kaitannya dengan pembangunan
yang berkelanjutan.
10) Pengetahuan dan pemanfaatan citra penginderaan jauh, peta,
Sistem Informasi Gegrafis (SIG) untuk kajian pembangunan.
25
11) Pola persebaran, interaksi spasial, dan perwilayahan dalam
perencanaan pembangunan.
12) Kajian kondisi geografis negara maju dan negara berkembang
untuk terjadinya hubungan yang saling menguntungkan.
d. Pembelajaran Geografi
Sumaatmadja (1996) menjelaskan bahwa geografi berfungsi
mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis terhadap
masalah kehidupan yang terjadi di sekitarnya,dan melatih mereka untuk
tanggap terhadap kondisi lingkungan serta kehidupan di permukaan
bumi pada umumnya. Selain itu, geografi sebagai bidang ilmu serta
bidang studi mempunyai tugas dalam menerapkan teori, konsep, dan
prinsipnya untuk mencari alternatif pemecahan masalah kehidupan
yang sangat kompleks. Melalui pembelajaran geografi siswa diajarkan
pokok-pokok bahasan yang mampu mengembangkan dorongan ingin
tahu,minat, kognitif, afektif, dan keterampilan siswa. Pokok-pokok
bahasan tersebut terkait dengan kehidupan manusia di berbagai wilayah
permukaan bumi, yang mendorong rasa ingin tahu, membuka minat,
dan meningkatkan kognisi anak didik untuk melihat kenyataan dan
menemukan sendiri masalah-masalah kehidupan dilingkungan tempat
mereka.
Dapat disimpulkan bahwa geografi dapat menumbuhkan
kemampuan berpikir kritis terhadap kondisi permasalahan disekitar
sehingga siswa dapat menanggapi permasalahan yang ada dengan bijak.
26
Untuk itu, dalam pembelajaran geografi dibutuhkan model
pembelajaran yang cocok untuk menjawab dan memecahkan masalah
yang terjadi di kehidupan nyata, salah satunya adalah melalui model
pembelajaran inkuiri.
4. Pengaruh Aktivitas Belajar Siswa Pada Model Pembelajaran inkuiri
Terhadap Hasil Belajar
Menurut Hartono (2014 : 115) pembelajaran inkuiri berstandar
pada psikologi kognitif. Belajar bagi psikologi kognitif merupakan
perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Belajar tidak hanya
menguyah fakta dan informasi, melainkan suatu proses interaksi antara
siswa dengan lingkungannya. Pengetahuan siswa yang dibangun
melalui proses pengalaman ini berbeda dengan kadar mendengarkan.
Belajar dengan pengalaman akan melibatkan proses perkembangan
mental secara lebih utuh, mulai dari kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Keenam aktivitas siswa dengan model pembelajaran inkuiri yaitu :
menyadari masalah, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data, menguji hipotesis, serta menyusun dan
mempresentasikan laporan dapat membentuk kompetensi kognitif,
terutama pada aktivitas sebagai berikut :
a. Menyadari masalah, yaitu kegiatan siswa dalam mengeksplore
pengalaman membentuk kompetensi pengetahuan yang dapat
menunjukan pengalaman yang ada dan kegiatan siswa dalam
membatasi permasalahan membentuk kompetensi pemahaman
27
dalam menentukan suatu permasalahan dari pengalaman yang
ada.
b. Merumuskan masalah, yaitu kegiatan siswa dalam menjelaskan
latar belakang masalah membentuk kompetensi pengetahuan
dalam menjelaskan latar belakang masalah yang diuraikan dalam
bentuk tulisan dan kegiatan siswa dalam merumuskan masalah
membentuk kompetensi pemahaman tentang merumuskan
permaslahan dari latar belakang masalah yang sudah dijelaskan.
c. Merumuskan hipotesis, yaitu kegiatan siswa dalam menerapkan
dan menggunakan konsep atau teori membentuk kompetensi
kemampuan yang digunakan sebagai sumber untuk merumuskan
hipotesis dan kegiatan siswa dalam menulis hipotesis membentuk
kompetensi kemampuan dalam merumuskan hipotesis atau
dugaan sementara dari konsep atau teori yang berasal dari
jawaban rumusan masalah.
d. Mengumpulkan data, yaitu kegiatan siswa dalam menentukan
variabel dan indikator membentuk kompetensi pengetahuan
dalam menetapkan variabel dan indikator, kegiatan siswa dalam
menentukan teknik pengum[ul data membentuk kompetensi
kemampuan cara menyusun instrumen pengumpul data, dan
kegiatan mengumpulkan data membentuk kompetensi
kemampuan dalam cara penerapan instrumen dilapangan.
28
e. Menguji hipotesis, yaitu kegiatan siswa dalam mengolah data
membentuk kemampuan dalam memilih data yang diperlukan,
kegiatan siswa dalam menganalisis data membentuk kemampuan
pengetahuan dalam menganalisis data yang sudah diolah, dan
kegiatan siswa dalam menentukan keputusan untuk
menyelesaikan masalah dapat membentuk kemampuan menilai
dalam memutuskan suatu permasalahan.
f. Menyusun dan mempresentasikan laporan, yaitu kegiatan siswa
dalam menyusun laporan membentuk kemampuan penerapan
dalam menyusun laporan akhir dan kegiatan siswa dalam
mempresentasikan laporan membentuk kompetensi penerapan
dalam mengemukakan hasil laporan akhir.
Selain itu, aktivitas siswa dengan model pembelajaran inkuiri
juga dapat membentuk kompetensi afektif yang diperoleh dari aktivitas
siswa sebagai berikut:
a. Menyusun dan mempresentasikan laporan, yaitu kegiatan siswa
menyusun dan mempresentasikan laporan dapat melatih sikap
tanggung jawab dan percaya diri dalam melaporkan
permasalahan serta merespon atau menanggapi pertanyaan.
Selanjutnya aktivitas siswa dengan model pembelajaran inkuiri
juga dapat membentuk kompetensi psikomotorik melalui keterampilan
sebagai berikut :
29
a. Menyusun dan mempresentasikan laporan, yaitu kegiatan
mempresetasikan laporan didepan kelas meliputi : penggunaan
bahasa yang baik dan benar serta keterampilan menghidupkan
suasana atau komunikatif.
Berdasarkan aktivitas siswa dengan model pembelajaran inkuiri
yang dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
inkuiri dapat mempengaruhi siswa dalam aspek kognitif yaitu siswa
mampu menemukan masalah dan memecahkan masalah, aspek afektif
yaitu melatih tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya dan
percaya diri dalam mengemukakan pendapat, dan aspek psikomotorik
yaitu melatih siswa terampil berbicara dalam mempresentasikan
laporan.
Aktivitas siswa dengan model pembelajaran inkuiri yang
dikemukakan diatas dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Semakin tinggi aktifitas belajar siswa, semakin tinggi pula hasil
belajar siswa.
30
B. Kerangka Berfikir
Gambar 2.1 Kerangka berpikir
C. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh yang positif dari
aktivitas belajar siswa dalam Model pembelajaran inkuiri terhadap hasil
belajar Geografi kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Pejagoan Kebumen.
Aktivitas siswa dalam
Model Pembelajaran inkuiri
Menyadari masalah
Merumuskan masalah
Menyusun dan mempresentasikan
laporan
Merumuskan hipotesis
Mengumpulkan data
Menguji hipotesis
Kognitif � Kemampuan menemukan
masalah � Kemampuan memecahkan
masalah
65
65
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Secara umum dapat diketahui rata-rata aktivitas belajar siswa dalam
model pembelajaran inkuiri yaitu sebesar 37,40, yang masuk dalam
kategori tinggi. Aktivitas siswa yang masuk dalam kategori tinggi yaitu
aktivitas merumuskan masalah, menguji hipotesis, menyusun dan
mempresentasikan laporan. Kategori tersebut menunjukkan siswa
sudah mengerti dan memerlukan sedikit bantuan dari guru dalam
melakukan tahapan tersebut. Namun,masih terdapat aktivitas yang
masuk dalam kategori rendah yaitu aktivitas siswa menyadari masalah,
merumuskan hipotesis, dan mengumpulkan data. Kategori tersebut
menunjukkan siswa belum sepenuhnya mengerti dan memerlukan
banyak bantuan dari guru dalam melakukan tahap tersebut.
2. Pengaruh antara aktivitas belajar siswa dalam model pembelajaran
inkuiri terhadap hasil belajar geografi kelas XI IPS di SMA N 1
Pejagoan memiliki kategori sedang. Hal ini dikarenakan tidak semua
siswa yang aktif dalam pembelajaran memperoleh hasil belajar yang
tinggi.
66
B. Saran
Saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Siswa hendaknya lebih meningkatkan aktivitas belajar khususnya pada
aktivitas menyadari masalah, merumuskan hipotesis, dan
mengumpulkan data.
2. Siswa hendaknya lebih teliti dalam memilih dan mencantumkan
sumber fakta/data yang diperoleh.
3. Siswa diharapkan lebih mendengarkan pengarahan guru supaya paham
dalam setiap tahapan pada model pembelajaran inkuiri.
4. Bagi guru hendaknya lebih banyak memberikan latihan pemecahan
masalah agar siswa lebih peka terhadap masalah yang ada disekitar.
5. Dalam memberikan ulangan harian, guru hendaknya memastikan
kondisi peserta didik dan membuat variasi soal yang menarik agar
siswa tertarik dan meminimalisir adanya bekerjasama antar siswa.
67
Daftar Pustaka
Amri, Sofan dan Lif Khoiru Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam kelas. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Depdiknas. 2003. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Hartono, Rudi. 2014. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid.
Yogjakarta : DIVA Press.
Hisyam Zaini, dkk. Pembelajaran Aktif. Jakarta: CTSD, 2011, hlm. XVI
Kawuwung, F. 2011.”Profil Guru, Pemahaman Kooperatif NHT, dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Di SMP Kabupaten Minahasa Utara”. Jurnal El-hayah Vol. 1,No.4 Maret 2012
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar Geografi SMA/MA. Jakarta : Kemendikbud.
Krathwohl, D. R. 2002. A revision of Bloom's Taxonomy: an overview – Theory Into Practice,College of Education, The Ohio State University Learning Domains or Bloom's Taxonomy: The Three Types of Learning, tersedia di www.nwlink.com/~donclark/hrd/bloom.html. (diakses pada
tanggal 24 Agustus 2016).
Mulyasa.2008.kurikulum tingkat satu pendidikan (KTSP). Jakarta : Bumi
Aksara
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia.
Riadi, Edi. 2016. Statistika Penelitian Analisis Manual dan IMB SPSS.
Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.
Saleh, Samsubar. 2006. Statistik Deskriptif. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
68
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. 1991. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Sinar Baru.
----- 2003. Metoda Statistik. Bandung. Penerbit Tarsito Bandung.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT RINEKA
CIPTA.
Sumaatmadja, Nursid. 1996. Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Pustaka Publisher.
----- 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-Progresif. Jakarta :
Kenaca Prenada Media Group.
Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Wena, Made. 2011. Startegi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta :
Bumi Aksara.