pengantar%20filsafat-1[1].doc

2
FILSAFAT UNTUK KEMANUSIAAN Oleh : Husain Heriyanto Filsafat berasal dari perkataan Yunani : philos (cinta) dan sophia (kebijaksanaan), yang berarti cinta kepada kebijaksanaan. Tentu suatu definisi filsafat perlu diberikan secara lebih spesifik untuk memperoleh pemahaman yang tidak kabur dan dangkal, tapi tepat dan tajam. Banyak definisi filsafat yang dirumuskan oleh para filosof. Setiap definisi menggunakan pendekatan tertentu dan menggambarkan watak dan fungsi tertentu pula. Agaknya definisi filsafat sebagai “upaya menjawab pertanyaan tentang segala yang ada, manusia dan keseluruhannya, secara sistematis yang radikal, integral, kritis dan spekulatif/reflektif (seperti yang diutarakan Bu Toeti Herati pada Kuliah Perdana Orientasi Filsafat 5 Okt. ’98) telah cukup lengkap, karena telah menyebutkan objek material dan objek formal filsafat. Kata-kata kunci objek material filsafat adalah “segala yang ada” ; kata-kata kunci objek formal filsafat adalah : menyeluruh (integral), mendasar (radikal) dan spekulatif (reflektif). Saya tertarik dengan salah satu cara kerja filsafat, yaitu menyeluruh. Karena itu, saya mengutip sebuah definisi yang disebutkan oleh Harold H. Titus dalam bukunya “Persoalan- persoalan Filsafat” (diterjemahkan H.M. Rasyidi). Salah satu definisi filsafat menurut Harold H. Titus adalah upaya untuk mendapatkan gambaran keseluruhan”. Menyusul perkembangan sains, alam dan sosial, yang sejak abad ke-17 satu per satu melepaskan diri dari filsafat, muncul problema besar kemanusiaan, yaitu kurangnya kesatuan (unifikasi) pengalaman hidup. Pandangan manusia modern terpilah dan terfragmentasikan akibat spesialisasi ilmu-ilmu. Dalam hal ini, filsafat dapat mengatasi spesialisasi dengan memformulasikan suatu pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusiaan yang luas. Filsafat berusaha untuk mengkombinasikan hasil bermacam- macam sains dan pengalaman kamanusiaan sehingga menjadi pandangan yang konsisten tentang alam. Seorang filosof ingin melihat kehidupan, tidak dengan pandangan seorang saintis, seorang pengusaha atau seorang seniman, akan tetapi dengan pandangan yang menyeluruh dari seorang yang memahami hidup sebagai keseluruhan. Ketika membicarakan filsafat spekulatif , C.D. Broad dalam “Scientific Thought” (New York,1983) berkata “maksud dari filsafat spekulatif adalah untuk mengambil alih

Upload: muhammad-irvan

Post on 26-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pengantar filsafat kemanusiaan

TRANSCRIPT

FILSAFAT UNTUK KEMANUSIAAN

FILSAFAT UNTUK KEMANUSIAAN

Oleh : Husain Heriyanto

Filsafat berasal dari perkataan Yunani : philos (cinta) dan sophia (kebijaksanaan), yang berarti cinta kepada kebijaksanaan. Tentu suatu definisi filsafat perlu diberikan secara lebih spesifik untuk memperoleh pemahaman yang tidak kabur dan dangkal, tapi tepat dan tajam. Banyak definisi filsafat yang dirumuskan oleh para filosof. Setiap definisi menggunakan pendekatan tertentu dan menggambarkan watak dan fungsi tertentu pula.

Agaknya definisi filsafat sebagai upaya menjawab pertanyaan tentang segala yang ada, manusia dan keseluruhannya, secara sistematis yang radikal, integral, kritis dan spekulatif/reflektif (seperti yang diutarakan Bu Toeti Herati pada Kuliah Perdana Orientasi Filsafat 5 Okt. 98) telah cukup lengkap, karena telah menyebutkan objek material dan objek formal filsafat. Kata-kata kunci objek material filsafat adalah segala yang ada ; kata-kata kunci objek formal filsafat adalah : menyeluruh (integral), mendasar (radikal) dan spekulatif (reflektif).

Saya tertarik dengan salah satu cara kerja filsafat, yaitu menyeluruh. Karena itu, saya mengutip sebuah definisi yang disebutkan oleh Harold H. Titus dalam bukunya Persoalan-persoalan Filsafat (diterjemahkan H.M. Rasyidi). Salah satu definisi filsafat menurut Harold H. Titus adalah upaya untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. Menyusul perkembangan sains, alam dan sosial, yang sejak abad ke-17 satu per satu melepaskan diri dari filsafat, muncul problema besar kemanusiaan, yaitu kurangnya kesatuan (unifikasi) pengalaman hidup. Pandangan manusia modern terpilah dan terfragmentasikan akibat spesialisasi ilmu-ilmu. Dalam hal ini, filsafat dapat mengatasi spesialisasi dengan memformulasikan suatu pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusiaan yang luas.

Filsafat berusaha untuk mengkombinasikan hasil bermacam-macam sains dan pengalaman kamanusiaan sehingga menjadi pandangan yang konsisten tentang alam. Seorang filosof ingin melihat kehidupan, tidak dengan pandangan seorang saintis, seorang pengusaha atau seorang seniman, akan tetapi dengan pandangan yang menyeluruh dari seorang yang memahami hidup sebagai keseluruhan. Ketika membicarakan filsafat spekulatif , C.D. Broad dalam Scientific Thought (New York,1983) berkata maksud dari filsafat spekulatif adalah untuk mengambil alih hasil-hasil sains yang bermacam-macam, dan menambahnya dengan hasil pengalaman keagamaan dan budi pekerti, sehingga kita dapat sampai kepada suatu kesimpulan tentang watak alam ini serta kedudukan dan prospek kita di dalamnya.

Berlawanan dengan anggapan sebagian orang bahwa tugas pokok filsafat adalah analisis logis-linguistik yang mengabdi kepada sains, tugas filsafat menurut Harold H. Titus adalah untuk memberikan pandangan keseluruhan tentang kehidupan dan alam, dan untuk mengintegrasikan pengetahuan sains dengan pengetahuan disiplin-disiplin lain agar mendapatkan suatu keseluruhan yang konsisten. Menurut pandangan ini, filsafat berusaha untuk membawa hasil penyelidikan manusia - keagamaan, sejarah, keilmuan kepada suatu pandangan yang terpadu sehingga dapat memberi pengetahuan dan pandangan mendalam bagi kehidupan manusia. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa peran filsafat dalam hubungannya dengan berbagai disiplin ilmu adalah melakukan dialog antar disiplin ilmu dan antar pengalaman kemanusiaan agar dapat mengabdi kepada nilai-nilai kemanusiaan secara utuh.