pengantar pendidikan 5

6
A. LANDASAN PSIKOLOGIS Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada pemahaman manusia, khusus tentang proses perkembangan dan proses belajar. Terdapat beberapa pandangan tentang hakikat manusia ditinjau dari segi psikologis dalam kaitannya dengan pendidikan, yakni strategi disposisional, strategi behavioral, dan strategi phenomenologist/humanistic. a.Pengertian tentang Landasan Psikologis Pemahaman peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan, umpamanya pengetahuan tantang aspek-aspek pribadi, urutan, dan ciri-ciri pertumbuhan setiap aspek, dan konsep tentang cara-cara paling tepat untuk mengembangkannya. Perbedaan individual terjadi karena adanya perbedaan berbagai aspek kejiwaan antarpeserta didik, bukan hanya yang berkaitan dengan kecerdasan dan bakat, tetapi juga perbedaan pengalaman dan tingkat perkembangan, perbedaan aspirasi dan cita-cita, bahkan perbedaan kepribadian secara keseluruhan. A, Maslow mengemukakan katehorisasi kebutuhan-kebutuhan menjadi enam kelompok, mulai dari yang paling sedrhana dan mendasar meliputi: Kebutuhan fisiologis Kebutuhan rasa aman Kebutuhan akan cinta dan pengakuan Kebutuhan harga diri (esteem needs)

Upload: anonymous-lbo2eli

Post on 27-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: pengantar pendidikan 5

A. LANDASAN PSIKOLOGIS

Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada pemahaman manusia, khusus tentang proses perkembangan dan proses belajar. Terdapat beberapa pandangan tentang hakikat manusia ditinjau dari segi psikologis dalam kaitannya dengan pendidikan, yakni strategi disposisional, strategi behavioral, dan strategi phenomenologist/humanistic.

a. Pengertian tentang Landasan Psikologis

Pemahaman peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan, umpamanya pengetahuan tantang aspek-aspek pribadi, urutan, dan ciri-ciri pertumbuhan setiap aspek, dan konsep tentang cara-cara paling tepat untuk mengembangkannya.

Perbedaan individual terjadi karena adanya perbedaan berbagai aspek kejiwaan antarpeserta didik, bukan hanya yang berkaitan dengan kecerdasan dan bakat, tetapi juga perbedaan pengalaman dan tingkat perkembangan, perbedaan aspirasi dan cita-cita, bahkan perbedaan kepribadian secara keseluruhan. A, Maslow mengemukakan katehorisasi kebutuhan-kebutuhan menjadi enam kelompok, mulai dari yang paling sedrhana dan mendasar meliputi:

Kebutuhan fisiologisKebutuhan rasa amanKebutuhan akan cinta dan pengakuan Kebutuhan harga diri (esteem needs)Kebutuhan untuk aktualisasi diriKebutuhan untuk mengetahui dan memahami

Dewey (1910, dari Wayan Ardhana 1986: Modil 1/47) mengajukkan lima langkah pokok untuk memecahkan maslah:

Menyadari dan merumuskan suatu kesulitanMengumpulkan informasi yang relevanMerakit dan mengklasifikasi data serta merumuskan hipotesis-hipotesisMenerima atau menolak hipotesis tentativeMerumuskan kesimpulan dan mengadakan evaluasi

Sedangkan James Conant (1952, dari Wayan Ardhana 1986: Modul 1/47)mengajukkan enam langkah dalam pemecahan masalah:

Menyadari dan merumuskan sesuatu

Page 2: pengantar pendidikan 5

Mengumpulkan informasi yang relevanMerumuskan hipotesisMengadakan proses deduksi dan hipotesisMenguji hipotesis dalam situasi actualMenerima, mengubah dan menolak hipotesis

b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis

Peserta didik selalu berada dalam proses perubahan, baik karena pertumbuhan maupun karena perkembangan.pertumbuhan terutama karena pengaruh faktor internal sebagai akibat kematangan dan proses pendewasaan, sedangkan perkembangan terutama karena pengaruh lingkungan.

Alexander dengan tegas mengemukakan tiga faktor utama yang bekerja dalam menentukan pola kepribadian sesorang yakni:

Bekal hereditas individuPengalaman awal di keluargaPeristiwa penting dalam hidupnya di luar lingkungan keluarga (Hurlock, 1974: 19).

Terdapat dua hal tentang kepribadian yang penting ditinjau dari konteks perkembangan kepribadian, yakni:

Terintegrasinya seluruh komponen kepribadian ke dalam struktur yang terorganisir secara sistemik.Terjadinya pola-pola tingkah laku yang konsisten dalam menghadapi lingkungannya.

Perbedaan posisi antara keluarga (yakni orang tua) dengan sekolah (khususnya guru) terhadap perkembangan kepribadian anak, yakni sekolah tidak dari awal tetapi hanya melanjutkan apa yang telah dimulai di keluarga. Disamping itu pada saat anak memasuki sekolah berarti telah terdapat dua lembaga yang besar peranannya terhadap perkembangan kepribadian anak yakni keluarga dan sekolah.

B. Landasan Ilmiah dan Teknologis

Pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mempunyai kaitan yang sangat erat. Seperti diketahui iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran;dengan kata lain, pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek.

Page 3: pengantar pendidikan 5

Dengan perkembangan iptek dan kebutuhan masyarakat yang makin kompleks maka pendidikan dalam segala aspeknya mau tak mau harus mengakomodasi perkembangan itu, baik perkembangan iptek maupun perkembangan masyarakat.

a. Penertian tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Terdapat beberapa istilah yang perlu dikaji agar jelas makna dan kedudukan masing-masing, yakni pengetahuan, teknologi serta istilah lain yang terkait dengannya. Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran (rasio), intuisi dan wahyu. Pengetahuan yang memiliki criteria dari segi ontologism, epistemologis dan akseolgis secara konsekuen dan penuh disiplin biasa disebut ilmu ataupun ilmu pengetahuan (science); kata sifatnya adalah ilmiah atau keilmuan, sedangkan ahlinya disebut ilmuwan.

b. Perkembangan Iptek sebagai Landasan Ilmiah

Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Bukti historis menunjukkan bahwa usaha mula bidang keilmuan yang tercatat oleh bangsa Mesir purba dimana banjir tahunan Sungai Nil menyebabkan berkembangnya sistem almanac, geometri, dan kegiatan survei.

Lembaga pendidikan, utamanya jalur sekolah, haruslah mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek, bahan ajaran seyogianya hasil perkembangan iptek mutakhir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi, maupun cara memperoleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat.

C. Asas-Asas Pokok Pendidikan

Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut bersumber baik dari kecenderungan umum pendidikan di dunia maupun yang bersumber dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia.

1. Asas Tut Wuri Handayani

Asas Tut Wuri Handayani, yang kini menjadi semboyan Depdikbud, pada awalnya merupakan salah satu dari “Asas 1922” yakni tujuh buah asas dari Perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 juli 1922).

Page 4: pengantar pendidikan 5

Tiga semboyan yang telah menjadi kesatuan asan yakni:

Ing ngarsa sung tulada ( jika di depan, menjadi contoh)Ing madya mangun karsa (jika ditengah-tengah, membakitkan kehendak, hasrat atau motivasi)danTut wuri handayani (jika di belakang, mengikuti dengan awas)

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat

Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidika seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat mendukung terwujudnya belajar sepanjang hayat harus dirancang dan diimplementasi dengan memperhatikan dua dimensi (Hameyer, 1979: 67-81; Sulo Lipu La Sulo, 1990: 28-30) sebagai berikut:

Dimensi vertical dari kurikulum sekolahDimensi horizontal dari kurikulum sekolah

3. Asas Kemandirian dalam Belajar

Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator, di samping peran-peran lain: informator, organisator, dan sebagainya. Sebagai fasilitator, guru diharapkan menyediakan dan mengatur sebagai sumber belajar sedemikian sehingga memudahkan peserta bidik berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut.