pengantar p - badan litbang pertanian filelaporan tahunan badan penelitian dan pengembangan...

126
Laporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang makin berat seiring dengan terjadinya perubahan iklim, selain alih fungsi lahan pertanian subur untuk kawasan industri dan permukiman di beberapa daerah masih terjadi. Di sisi lain, pertanian dituntut mampu menyediakan pangan bagi penduduk yang terus bertambah dan meningkatkan pendapatan jutaan petani yang menggantungkan sumber pendapatan keluarganya pada usaha pertanian. Pada era perdagangan bebas, produk pertanian Pengantar Indonesia juga harus mampu bersaing dengan produk serupa dari negara lain yang akhir- akhir ini mulai mewarnai pasar dalam negeri. Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, Badan Litbang Pertanian terus berupaya meningkatkan kemampuan dan memberdayakan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan inovasi teknologi dan kelembagaan, serta membuat terobosan diseminasi inovasi teknologi untuk mempercepat pemanfaatan dan memudahkan pengguna mengakses inovasi teknologi yang dihasilkan. Sebagian dari inovasi teknologi dan kegiatan Badan Litbang Pertanian pada tahun 2010 disajikan pada Laporan Tahunan ini. Terima kasih saya sampaikan kepada seluruh jajaran Badan Litbang Pertanian yang telah berupaya keras menghasilkan inovasi teknologi bagi pembangunan pertanian dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam penerbitan Laporan Tahunan ini. Jakarta, Maret 2011 Kepala Badan, Haryono Pengantar

Upload: lekhanh

Post on 28-Apr-2019

277 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Laporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1Inovasi Teknologi 2010

Pembangunan pertanian menghadapi tantangan yang makin

berat seiring dengan terjadinya perubahan iklim, selain alih

fungsi lahan pertanian subur untuk kawasan industri dan

permukiman di beberapa daerah masih terjadi. Di sisi lain,

pertanian dituntut mampu menyediakan pangan bagi penduduk yang

terus bertambah dan meningkatkan pendapatan jutaan petani yang

menggantungkan sumber pendapatan keluarganya pada usaha

pertanian. Pada era perdagangan bebas, produk pertanian

Pengantar

Indonesia juga harus mampu bersaing dengan produk serupa dari negara lain yang akhir-

akhir ini mulai mewarnai pasar dalam negeri.

Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, Badan Litbang Pertanian terus

berupaya meningkatkan kemampuan dan memberdayakan sumber daya yang dimiliki untuk

menghasilkan inovasi teknologi dan kelembagaan, serta membuat terobosan diseminasi

inovasi teknologi untuk mempercepat pemanfaatan dan memudahkan pengguna

mengakses inovasi teknologi yang dihasilkan. Sebagian dari inovasi teknologi dan kegiatan

Badan Litbang Pertanian pada tahun 2010 disajikan pada Laporan Tahunan ini.

Terima kasih saya sampaikan kepada seluruh jajaran Badan Litbang Pertanian yang

telah berupaya keras menghasilkan inovasi teknologi bagi pembangunan pertanian dan

semua pihak yang telah berkontribusi dalam penerbitan Laporan Tahunan ini.

Jakarta, Maret 2011

Kepala Badan,

Haryono

Pengantar

Page 2: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Laporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20102 Inovasi Teknologi 2010

Sebagai penghasil devisa negara, sektor pertanian memberikan kontribusi cukup besar terhadap produk

domestik bruto. Sektor pertanian pun hampir tidak terpengaruh oleh krisis ekonomi yang terjadi

beberapa waktu yang lalu dan menjadi tumpuan sumber pendapatan bagi jutaan masyarakat pedesaan.

Di satu sisi, sektor pertanian dituntut untuk mampu menyediakan produk pertanian bagi penduduk yang

terus bertambah. Di sisi lain, usaha pertanian dihadapkan pada kendala dan masalah yang makin kompleks.

Perubahan iklim, misalnya, berdampak luas terhadap upaya peningkatan produksi dan pendapatan petani.

Meningkatnya suhu dan frekuensi kemarau panjang yang menyebabkan pertanaman didera kekeringan,

serta tingginya curah hujan, panjangnya periode musim hujan, dan naiknya permukaan air laut yang

merendam areal pertanian, terutama di kawasan pesisir, merupakan dampak dari perubahan iklim yang

patut diwaspadai dan diantisipasi dengan inovasi teknologi.

Selain perubahan iklim, masalah konversi lahan juga belum dapat dibendung sepenuhnya. Di beberapa

daerah masih terjadi penggunaan lahan produktif untuk keperluan nonpertanian sehingga menjadi

tantangan serius dalam peningkatan produksi pertanian.

Produk pertanian nasional juga dituntut mampu bersaing dengan produk sejenis dari negara lain. Agar

kompetitif, usaha pertanian perlu mengedepankan aspek efisiensi, mutu, dan nilai tambah.

Pengalaman membuktikan bahwa sebagian dari kendala dan masalah yang dihadapi dalam berproduksi

dapat diatasi dan diantisipasi dengan penerapan inovasi teknologi. Oleh karena itu, Badan Litbang Pertanian

senantiasa berupaya menghasilkan inovasi yang diharapkan dapat diimplementasikan untuk menekan

dampak perubahan iklim, meningkatkan daya saing dan nilai tambah, di samping menggali peluang ekspor

bagi produk pertanian.

Inovasi Teknologi 2010

Page 3: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Laporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 3Inovasi Teknologi 2010

Dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan pertanian tersebut, Badan Litbang Pertanian

yang didukung oleh lebih dari 8.200 orang tenaga, terus berupaya membenahi organisasi, meningkatkan

kemampuan sumber daya manusia, mengembangkan sarana dan prasarana, serta menjalin kerja sama

dengan mitra untuk menghasilkan inovasi teknologi dan kelembagaan serta mendorong pemanfaatannya

oleh pengguna. Pada tahun 2010, penelitian sumber daya lahan telah menghasilkan inovasi teknologi

mitigasi gas rumah kaca dari lahan pertanian, atlas zona agroekologi, peta kesesuaian lahan untuk

pengembangan pertanian, pengelolaan lahan kering, serta peningkatan produktivitas lahan rawa untuk

pengembangan pertanian.

Berbagai varietas unggul padi dan jagung serta galur-galur harapan kedelai, kacang tanah, kacang

hijau, dan ubi jalar, serta klon unggul ubi kayu juga telah dihasilkan untuk mendukung upaya peningkatan

produksi maupun diversifikasi pangan. Teknologi pengendalian hama dan penyakit serta budi daya juga

berperan penting dalam mengatasi berbagai masalah dalam berproduksi. Untuk komoditas hortikultura,

telah dihasilkan berbagai varietas unggul, teknologi produksi, dan benih bermutu yang sangat diperlukan

untuk mendukung pengembangan agribisnis hortikultura yang tangguh.

Sektor perkebunan sebagai penghasil devisa terus pula diupayakan mendongkrak produktivitas dan

menciptakan peluang peningkatan nilai tambah. Berkaitan dengan itu, telah dihasilkan inovasi teknologi yang

terkait dengan penyiapan bahan tanaman, benih, budi daya, dan pascapanen serta inovasi kebijakan dalam

rangka mengembangkan agribisnis perkebunan yang berdaya saing.

Upaya mencapai swasembada daging sapi pada tahun 2014 memerlukan dukungan berbagai pihak.

Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan inovasi bibit unggul ternak, pengendalian penyakit,

pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan, serta pengembangan tanaman pakan toleran kekeringan

sehingga dapat menjamin ketersediaan pakan sepanjang waktu.

Page 4: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Laporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20104 Inovasi Teknologi 2010

Bioteknologi dikembangkan untuk mengatasi berbagai masalah dalam pengembangan pertanian,

termasuk mengantisipasi dampak perubahan iklim. Pemanfaatan teknik kultur jaringan, aplikasi marka

molekuler, kloning gen, dan rekayasa genetik lainnya berperan penting dalam menghasilkan tanaman mutan

atau klonal yang memiliki ketahanan terhadap hama penyakit, atau toleran terhadap cekaman biotik dan

abiotik. Pengelolaan plasma nutfah tanaman juga mendapat perhatian dalam upaya menyediakan sumber

keragaman genetik yang sangat diperlukan dalam perakitan varietas unggul.

Teknologi pascapanen berperan penting dalam meningkatkan mutu, daya saing, dan nilai tambah

produk pertanian, selain membuka peluang ekspor produk pertanian. Dengan memerhatikan kebutuhan

teknologi bagi pelaku agribisnis, Badan Litbang Pertanian berupaya menghasilkan teknologi pascapanen

yang mudah diaplikasikan petani/kelompok tani. Teknologi pengemasan untuk mendukung eskpor buah-

buahan, peningkatan efisiensi produksi tepung kasava, dan pengolahan tepung dari sumber karbohidrat

lokal, misalnya, penting artinya bagi upaya peningkatan nilai tambah, diversifikasi pangan, dan

kesejahteraan petani.

Mekanisasi juga memiliki peran penting dalam pengembangan usaha tani menuju pertanian tangguh

melalui peningkatan produktivitas, efisiensi sumber daya, dan nilai tambah. Badan Litbang Pertanian telah

merekayasa, melakukan uji adaptasi, dan mengembangkan alat mesin yang sesuai dengan kebutuhan

pengguna, baik alat mesin prapanen, panen maupun pascapanen. Sebagian dari alat mesin tersebut telah

dimanfaatkan oleh pengguna.

Aspek sosial-ekonomi dan kelembagaan ikut menentukan keberhasilan pembangunan pertanian

bersama dengan penerapan inovasi teknologi. Oleh karena itu, pemahaman terhadap kedua aspek tersebut

sangat penting dalam upaya merumuskan kebijakan yang tepat. Pada tahun 2010, analisis difokuskan pada

penganekaragaman pangan dan gizi, kebijakan investasi dan subsidi di sektor pertanian, serta indikator

pembangunan pertanian dan pedesaan.

Page 5: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Laporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 5Inovasi Teknologi 2010

Pengkajian dan pengembangan teknologi spesifik lokasi juga mendapat perhatian dalam upaya

merakit inovasi teknologi spesifik lokasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Sebagian

dari inovasi teknologi tersebut telah dikembangkan di berbagai pelosok tanah air dalam upaya mendukung

kemandirian pangan, pengembangan agribisnis, dan kesejahteraan petani.

Badan Litbang Pertanian menekankan pula pentingnya diseminasi hasil penelitian sebagaimana halnya

penelitian itu sendiri. Pada tahun 2010, Badan Litbang Pertanian menyelenggarakan, menginisiasi, dan

mengikuti berbagai kegiatan yang berkaitan dengan diseminasi hasil penelitian, seperti ekspose dan

pameran, gelar teknologi, jumpa pers, open house, seminar dan lokakarya, pemanfaatan media cetak dan

elektronis, serta pengembangan perpustakaan digital untuk mendiseminasikan inovasi teknologi yang

dihasilkan dan memudahkan pengguna dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan.

Page 6: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Sumber Daya LahanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20106

Lahan dan iklim tidak dapat dipisahkan dari usaha pertanian. Tanpa pengelolaan yangbaik, lahan tidak akan memberikan manfaat yang optimal bagi manusia dalammemenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan dapat merusak kelestarian alam. Selain itu,perubahan iklim perlu pula diantisipasi karena berdampak terhadap upaya peningkatanproduksi pertanian. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya LahanPertanian (BBSDLP) bersama Balai-Balai Penelitian di bawah naungannya telahmelakukan penelitian dan menghasilkan inovasi teknologi, seperti pengelolaan lahan,perpupukan, antisipasi perubahan iklim global, pengendalian pencemaran lingkungandan degradasi lahan, data potensi sumber daya lahan untuk pengembangan pertanian,serta pemanfaatan lahan rawa sebagai lahan pertanian.

Sumber Daya Lahan

Page 7: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Sumber Daya LahanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 7

Mitigasi Emisi Gas Rumah Kaca padaLahan Sawah

Lahan sawah merupakan salah satu sumber emisigas rumah kaca (GRK) yang berkontribusi terhadappemanasan global. Emisi metana (CH4) dari lahansawah beririgasi umumnya lebih tinggidibandingkan dengan lahan sawah tadah hujan danlahan rawa. Pengelolaan sawah denganmenambahkan bahan organik merupakanpenyumbang CH4 terbesar (40%) terhadappemanasan global. Di sisi lain, lahan sawahmempunyai peluang dalam upaya mitigasi GRK.Penerapan inovasi pengelolaan tanaman padisecara terpadu (PTT) dengan indeks pertanaman400 (IP 400) diharapkan mampu menjadi solusibagi mitigasi GRK tanpa menurunkan produksi padi.

Penelitian selama empat musim (MH dan MK2009, MH dan MK 2010) di Jakenan, Patimenunjukkan bahwa nilai potensi pemanasanglobal (GWP) pada perlakuan non-PTT dan PTTmempunyai pola yang sama, meningkat dari MT Ihingga MT IV, sedangkan pada perlakuan SRI (SRIdan semi-SRI) mempunyai pola tersendiri. GWPtertinggi dihasilkan oleh perlakuan non-PTTtergenang, diikuti oleh PTT tergenang, masing-masing 24.487,3 CO2-C dan 21.230,3 CO2-C/ha/

tahun. Perlakuan penggenangan berselang(intermittent) menghasilkan GWP cukup rendah.Pada kondisi tergenang, redoks potensial tanahmenurun sehingga ketersediaan O2 terlarutberkurang. Hal ini menyebabkan kondisi tanahmenjadi reduktif sehingga memicu aktivitas bakterimetanogen untuk membentuk CH4.

Kandungan C-organik terbanyak terdapat padaperlakuan SRI penggenangan berselang, yaitu21.333,5 kg C/ha/tahun. Tingginya kandungan C-organik pada perlakuan tersebut kemungkinankarena tanaman efektif menyerap karbon yangdigunakan untuk fotosintesis. Kandungan C-organikmenurun dari MT I hingga MT IV.

Perlakuan penggenangan berselang mampumenyerap kembali karbon yang diemisikan.Serapan karbon tertinggi terdapat pada perlakuanSRI penggenangan berselang, yaitu -9.732 kg C/ha, diikuti oleh perlakuan PTT penggenanganberselang (-6.003,3 kg C/ha). Perlakuanpenggenangan menghasilkan net karbon positif.Perlakuan penggenangan mengemisi karbon 7.624kg C/ha (non-PTT) dan 3.632 kg C/ha (PTT).Meskipun menghasilkan serapan karbon tertinggi,perlakuan SRI penggenangan berselangmenghasilkan gabah paling rendah (12,10 t/ha).Dilihat dari hasil gabah dan indeks GWP/hasil

Penerapan pengelolaan tanaman terpadu padi sawah dikombinasikan dengan irigasiberselang berpeluang untuk mitigasi gas rumah kaca.

Page 8: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Sumber Daya LahanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20108

Tabel 1. Serapan karbon dari lahan sawah pada penerapan IP 400, Jakenan, 2010.

Perlakuan Jumlah kandungan Jumlah GWP Net karbonC-organik (kg C/ha/tahun) (kg CO2-C/ha) (kg C/ha)

Non-PTT tergenang 16.863,2 24.487,3 7.624,1Non-PTT penggenangan berselang 17.527,4 14.756,6 -2.770,8PTT tergenang 17.598,3 21.230,3 3.631,9PTT penggenangan berselang 19.320,7 13.317,4 -6.003,3SRI penggenangan berselang 21.333,5 11.600,5 -9.732,9Semi-SRI penggenangan berselang 18.775,9 17.815,9 -959,9

Tabel 2. Potensi pemanasan global (GWP), hasil gabah, dan indeks GWP/hasil selama penerapan IP400, Jakenan, 2010.

Perlakuan Jumlah GKG Jumlah GWP Indeks GWP/(t/ha/tahun) (t CO2-eq/ha) hasil

Non-PTT tergenang 18,81 38,35 2,04Non-PTT penggenangan berselang 20,70 25,79 1,25PTT tergenang 20,41 34,36 1,68PTT penggenangan berselang 20,79 22,36 1,08SRI penggenangan berselang 12,10 20,44 1,69Semi-SRI penggenangan berselang 16,87 28,90 1,71

gabah, perlakuan PTT penggenangan berselangmempunyai peluang untuk mitigasi GRK dari lahansawah tanpa menurunkan hasil gabah (Tabel 1).

Perlakuan penggenangan baik pada non-PTTmaupun PTT, menghasilkan potensi pemanasanglobal tertinggi, masing-masing 38,4 dan 34,4 tCO2-eq/ha. Penggenangan berselang padaperlakuan non-PTT, PTT, dan SRI menurunkan nilaiGWP (Tabel 2 ). Teknik pengelolaan airmemengaruhi emisi CH4 dari lahan sawah. Irigasisetengah teknis yang dikombinasikan dengan irigasiberselang menghasilkan emisi CH4 yang lebih kecildibanding teknik pengelolaan air lainnya.

Hasil gabah tertinggi secara kumulatif selamapenerapan IP 400 dihasilkan oleh perlakuan PTTpenggenangan berselang (20,79 t/ha/tahun) danterendah pada perlakuan SRI penggenanganberselang (12,10 t/ha/tahun). Indeks GWP/hasilgabah menunjukkan perlakuan PTT penggenangan

berselang memberikan kontribusi yang paling kecildalam mengemisikan GRK ke atmosfer.Menerapkan PTT penggenangan berselang padaluasan 1 ha lahan mengemisi 1,08 t GRK keatmosfer (Tabel 2).

Atlas Zona Agroekologi IndonesiaSkala 1:250.000

Agar mencapai produktivitas yang tinggi,penetapan komoditas pertanian di suatu wilayahharus didasarkan pada sifat dan karakteristik lahanyang tersedia. Wilayah dengan karakteristik biofisikyang sama berpotensi dikembangkan menjadi arealpertanian dengan komoditas yang sejenis. Denganmengidentifikasi dan mendelineasi wilayah dengankarakteristik biofisik yang sama maka komoditaspertanian yang dapat dikembangkan bisa diarahkandan direkomendasikan.

Page 9: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Sumber Daya LahanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 9

Pengelompokan suatu wilayah berdasarkankeadaan fisik lingkungan yang hampir sama disebutkonsep agroekologi. Peta zona agroekologi, selaindapat memberikan arahan untuk sistem produksidan pilihan komoditas pada masing-masing sistemproduksi, juga dapat menjadi petunjuk di manasuatu komoditas pertanian dapat tumbuh baik.Selain itu, pertimbangan informasi lain sepertiprasarana, pasar, dan ketersediaan tenaga kerjajuga perlu diperhatikan agar komoditas yang akandiusahakan dapat lebih menguntungkan.

BBSDLP telah melakukan bimbingan kepadaBalai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)seluruh provinsi Indonesia dalam menyusun petazona agroekologi (ZAE) berbasis batas wilayahprovinsi yang masih bersifat parsial. Penyusunanpeta ZAE memanfaatkan berbagai informasisumber daya lahan untuk mendelineasi seluruhwilayah Indonesia dalam skala 1:250.000.Informasi ZAE bermanfaat apabila dirangkumdalam satu atlas yang mencakup wilayah yanglebih luas, meliputi provinsi-provinsi bertetanggadalam suatu kawasan pembangunan. Dengandemikian, perencanaan pembangunan dapatdilaksanakan secara terpadu dan meningkatkankerja sama antarprovinsi. Dengan pertimbangantersebut, integrasi nasional melalui peningkatanperdagangan antarprovinsi dapat diwujudkan. Hasilanalisis/karakterisasi zona agroekologi diharapkandapat dimanfaatkan pemerintah daerah sebagailandasan dalam mengoptimalkan pemanfaatansumber daya lahan dan menyusun pengembanganwilayah atau penentuan komoditas unggulan.

Berdasarkan hasil perhitungan, dataranKalimantan seluas 53.922.159 ha terdiri atas 19ZAE yang tersebar di wilayah I, II, III, IV, V, VI, danVII. Zona I adalah zona dengan lereng > 40%,pemanfaatan lahan untuk kehutanan (hutanproduksi dan hutan lindung) dengan luas 5.527.366ha. Zona II adalah zona dengan lereng 15-40%,pemanfaatan lahan untuk perkebunan/tanamantahunan seluas 19.007.275 ha. Zona III adalahzona dengan lereng 8-< 15%, pemanfaatan lahanuntuk wanatani dengan luas 7.305.948 ha. Zona IVadalah zona dengan lereng < 8%, pemanfaatan

lahan untuk tanaman pangan yang meliputi12.735.980 ha. Zona V adalah zona dengan lereng< 3%, jenis tanah gambut dengan ketebalan < 1,5m untuk tanaman hortikultura, dan ketebalangambut >1,5 m untuk kehutanan, seluas 2.681.380ha. Zona VI adalah zona dengan lereng < 3%,tanah mempunyai kandungan pirit sangat tinggi(tanah sulfat masam), pemanfaatan lahan untukkehutanan (mangrove) dan perikanan pantai. ZonaVII adalah zona dengan lereng < 8%, jenis tanahberkembang dari pasir kuarsa (Spodosols danQuartzipsamments), pemanfaatan lahan untukkehutanan dan pastura dengan luas 3.206.781 ha.

Dataran Papua seluas 41.312.818 ha terdiriatas 16 ZAE yang tersebar di wilayah I, II, III, IV, V,dan VI. Zona I yaitu zona dengan lereng >40%,pemanfaatan lahan untuk kehutanan (hutanproduksi dan hutan lindung) dengan luas18.651.924 ha. Zona II yaitu zona dengan lereng15-40%, pemanfaatan lahan untuk perkebunan/tanaman tahunan seluas 3.460.954 ha. Zona IIIyaitu zona dengan lereng 8-< 15%, pemanfaatanlahan untuk wanatani. Zona IV yaitu zona denganlereng < 8%, pemanfaatan lahan untuk tanamanpangan seluas 12.862.656 ha. Zona V yaitu zonadengan lereng < 3% dengan jenis tanah gambutketebalan < 1,5 m untuk tanaman hortikultura, dangambut ketebalan > 1,5 m untuk kehutanan, seluas2.681.380 ha. Zona VI yaitu zona dengan lereng< 3%, tanah mempunyai kandungan pirit sangattinggi (tanah sulfat masam), pemanfaatan lahanuntuk kehutanan (mangrove) dan perikanan pantaiyang meliputi 1.571.957 ha.

Teknologi Pengelolaan LahanKering Beriklim Kering

Faktor utama yang menjadi pembatas dalampertanian lahan kering di daerah beriklim keringadalah ketersediaan air yang terbatas, statusbahan organik yang rendah akibat tingginya lajudekomposisi, erosi yang intensif, keterbatasankemampuan SDM, status kepemilikan lahan, kondisisosial-ekonomi, dan budaya. Teknologi pengelolaan

Page 10: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Sumber Daya LahanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201010

lahan kering telah tersedia, namun masih perludiintegrasikan, dikemas, dan dikaji secara praktis dilapangan pada skala usaha yang memadai untukmenghasilkan model/sistem pengembanganpertanian terpadu lahan kering beriklim keringberbasis lokal, inovatif, terpadu, dan berkelanjutanpada skala yang luas.

Hasil penelitian di beberapa lokasi lahankering beriklim kering menunjukkan bahwa adopsiteknologi oleh petani masih bersifat parsial.Misalnya penerapan teknologi budi daya lorongdengan menggunakan jambu mete sebagaitanaman pagar. Saat ini tanaman jambu meterelatif berkembang, namun sistem penanamanmengarah ke monokultur. Tanaman pangan yangtadinya ditanam sebagai tanaman lorong kembaliditanam di areal lain dengan sistem perladanganberpindah. Teknologi pemangkasan danpemupukan jambu mete juga tidak diterapkan,sesuai dengan kebiasaan petani akibatketerbatasan tenaga kerja. Sebagian besar petanimenyatakan bahwa mereka baru akan mengadopsiteknologi jika ada contoh konkret yang bisalangsung dilihat. Oleh karena itu, pilot pengelolaanlahan kering beriklim kering yang dibangun olehKonsorsium Sistem Pertanian Terpadu LahanKering Iklim Kering (SPT-LKIK) di Naibonat, NusaTenggara Timur dapat dijadikan show windowsistem pengelolaan lahan kering beriklim kering.

Hasil studi di Naibonat menunjukkan bahwakebutuhan pakan dan pupuk organik dapat dipenuhisecara in situ. Defisit bahan organik bisa terjadi

jika mulsa diberikan setiap musim tanam.Kebutuhan mulsa dapat dikurangi jika mulsadiberikan secara vertikal. Hasil pengujiansuperimpose menunjukkan pengaruh positifpenggunaan mulsa vertikal terhadap hasil jagung(Tabel 3). Penggunaan pupuk dengan dosisrekomendasi dapat meningkatkan produktivitastanaman. Pengurangan pupuk 25% dan 50% daridosis rekomendasi menurunkan produksi tanaman,meskipun disertai dengan penggunaan pupukorganik maupun pupuk hayati. Selain meningkatkanproduksi tongkol dan pipilan, penggunaan pupukdengan dosis yang tepat juga meningkatkanproduksi hijauan sehingga menambah daya dukunglahan dalam penyediaan pakan.

Tabel 3. Berbagai pengaruh penggunaan mulsa dan pembenah tanah terhadap hasil tanaman jagung, Naibonat, NusaTenggara Timur.

PerlakuanBobot basah (t/ha) Bobot kering (t/ha)

Biomassa Tongkol Biomassa Tongkol Pipilan

Kontrol (cara petani) 16,12 12,89 6,10 7,99 6,37Mulsa permukaan 16,23 13,84 5,69 8,58 7,01Mulsa permukaan + pembenah tanah 17,94 14,51 6,37 8,79 6,85Slot mulsa 24,96 15,78 7,04 8,98 7,14Slot mulsa + pembenah tanah 23,95 16,91 7,29 10,12 8,08

Pemanfaatan mulsa jerami dalampertanian lahan kering.

Page 11: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Sumber Daya LahanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 11

Potensi Sumber Daya LahanSulawesi Bagian Utara untukPengembangan Pertanian

Pada tahun 2010 telah dilaksanakan karakterisasidan identifikasi potensi sumber daya lahan diSulawesi Utara pada areal 1,5 juta ha,menggunakan teknologi citra penginderaan jauhyang diintegrasikan dengan data elevasi digital,peta geologi, dan peta topografi/RBI. Kegiatantersebut bertujuan untuk mengetahui potensisumber daya lahan di wilayah tersebut dengancara mengevaluasi kesesuaian lahan untukkomoditas pertanian dataran rendah maupundataran tinggi beriklim basah. Kelompok komoditasmencakup: (1) tanaman pangan lahan basah (padisawah); (2) tanaman serealia (padi gogo, jagung,sorgum); (3) tanaman kacang-kacangan (kedelai,kacang tanah, kacang hijau); (4) tanaman umbi-umbian (ubi jalar, ubi kayu, talas); (5) tanamansayuran dataran rendah (cabai, terung, tomat,sawi); (6) tanaman sayuran dataran tinggi (kubis,kentang, bawang daun, wortel); dan (7) tanamantahunan dan buah-buahan dataran rendah (karet,kelapa sawit, lada, kopi robusta, kakao, cengkih,durian, jeruk, rambutan, manggis, salak, dll).

Karakterisasi dan inventarisasi menghasilkanberbagai data spasial berupa Peta Landform, PetaPenggunaan Lahan, Peta Bentuk Wilayah, dan PetaTanah. Berbagai peta tersebut dapat dijadikan datadasar dalam menyusun arahan penggunaan lahanuntuk pengembangan pertanian.

Penilaian/evaluasi kesesuaian lahan untukkelompok komoditas pertanian didasarkan atasparameter biofisik yaitu: (1) iklim (suhu, curahhujan tahunan); (2) tanah (kedalaman tanah,drainase, tekstur, bahan kasar, KTK-liat,keracunan); dan (3) terrain (bentuk wilayah/lereng,bahaya banjir, singkapan batuan). Berdasarkanparameter tersebut, selanjutnya disusun petaarahan penggunaan lahan untuk pengembanganpertanian dengan memerhatikan rencana umumtata ruang provinsi atau status kawasan hutan danpenggunaan lahan saat ini (existing landuse)

melalui teknik tumpang tepat (overlay ) peta-petayang dihasilkan dari kegiatan karakterisasi daninventarisasi.

Dari hasil overlay diperoleh data potensisumber daya lahan Sulawesi Bagian Utara denganarahan sebagai berikut:

1. Areal yang diarahkan untuk intensifikasitanaman pangan lahan basah/padi sawahseluas 18.842 ha (1,2%) serta tanamanpangan lahan basah/padi sawah dan tanamanpangan lahan kering intensifikasi seluas 54.485ha (3,6%). Lahan tersebut merupakan lahansawah irigasi dan tadah hujan yang ada saatini (existing), yang tersebar di dataran sekitarDanau Tondano, Kotamobagu, Dumoga, dan disepanjang pantai utara dan selatan.Pengelolaan lahan sawah sudah cukup baik,seperti di Dumoga sudah menggunakanfasilitas bendungan/irigasi, pupuk, dan bibitunggul, dengan indeks pertanaman 200. Untukmeningkatkan indeks pertanaman padi perludigunakan varietas unggul, pengolahan tanahintensif, pengendalian hama penyakit,pemupukan berimbang, dan perbaikan tata air.Selain padi sawah juga dapat dikembangkan

Sumber daya lahan Sulawesi bagianutara yang berpotensi untukpengembangan pertanian.

Page 12: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Sumber Daya LahanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201012

tanaman palawija dan sayuran (caisin, kacangpanjang, cabai, terung, tomat, dan bayam)dengan menerapkan teknologi pengelolaan air.

2. Areal yang diarahkan untuk intensifikasitanaman pangan lahan kering, termasuksayuran dataran rendah, seluas 235.926 ha(15,5%). Lahan tersebut merupakan lahanexisting kebun campuran dan tegalan, yangdidominasi oleh tanaman pangan lahan kering.Tanaman yang diusahakan adalah jagung,kacang-kacangan, ubi jalar, ubi kayu, dansayuran seperti cabai, terung, sawi, dan tomat.Sejauh ini tanaman pangan lahan kering yangpaling banyak diusahakan adalah jagungdengan hasil rata-rata 3,5 t/ha, kacang tanah1,3 t/ha, dan kedelai 1,4 t/ha. Hasil ini masihbisa ditingkatkan antara lain denganpenggunaan varietas unggul, pengolahantanah, pemupukan, dan perbaikan pascapanen.Untuk intensifikasi tanaman pangan lahankering/sayuran dataran tinggi, terdapat arealseluas 27.177 ha (1,8%). Lahan ini merupakan

kebun campuran dan tegalan, dengan tanamandominan adalah tanaman pangan/sayurandataran tinggi. Tanaman yang diusahakanadalah jagung, kacang-kacangan, dan sayuranseperti kubis, kentang, wortel, tomat, danbawang daun. Areal untuk sayuran datarantinggi terdapat di sekitar Tondano/Tomohondan Modoinding (Pinasungkulan).

3. Areal yang diarahkan untuk intensifikasitanaman tahunan/perkebunan dan buah-buahan dataran rendah (kelapa, kopi, cengkih,lada, durian, rambutan) meliputi 90.514 ha(5,9%), yang dapat disisipkan tanaman panganlahan kering. Selain tanaman perkebunan,pada lahan tersebut dapat dikombinasikantanaman buah-buahan seperti durian,rambutan, duku, manggis, dan jeruk. Arealuntuk intensifikasi tanaman tahunan/perkebunan dan buah-buahan dataran tinggi(kopi arabika, cengkih, vanili, kayu manis,kakao, jeruk, lengkeng, alpokat) seluas 50.138ha (3,3%). Tanaman perkebunan andalan

Sumber daya lahan Sulawesi bagian utara yang berpotensi untuk pengembangantanaman pangan lahan basah atau sayuran dataran tinggi.

Page 13: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Sumber Daya LahanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 13

wilayah ini adalah kelapa, cengkih, dan vanili.Kebun kelapa menyebar di seluruh wilayahSulawesi Utara, sedangkan cengkih dan vaniliumumnya di Minahasa.

Pupuk Mikroba “Biotara”Meningkatkan Efisiensi Pemupukandan Hasil Padi di Lahan SulfatMasam

Pengembangan lahan rawa, baik rawa pasangsurut maupun lebak, masih menghadapi berbagaikendala. Masalah yang dominan adalah adanyalahan sulfat masam yang luasnya mencapai 6,71juta ha. Lahan sulfat masam adalah lahan yangtanahnya mengandung senyawa pirit (FeS2). Padakondisi tergenang, senyawa tersebut bersifat stabil,namun bila teroksidasi akan memunculkanmasalah, seperti kahat hara dan keracunantanaman oleh Al dan Fe.

Pertanian di lahan sulfat masam sampai saatini masih mengandalkan masukan teknologitradisional sehingga lahan belum dapatmemberikan hasil yang optimal. Berdasarkankondisi dan sifat lahannya, pembangunan pertaniandi lahan rawa membutuhkan masukan teknologiyang memadai agar tanaman mampu berproduksioptimal, kelestarian lingkungan terjaga, danmencegah degradasi lahan. Pemanfaatan pupukmikroba yang sesuai dengan kondisi tanahmerupakan alternatif untuk meningkatkankesuburan tanah, efisiensi pemupukan,produktivitas tanaman, dan mengurangi bahayapencemaran lingkungan.

Pada tahun 2010, Balittra telah melakukanpenelitian dan pengembangan teknologi pupukmikroba “Biotara” untuk meningkatkan efisiensipemupukan dan hasil padi di lahan sulfat masam.Sebanyak 15 isolat Trichoderma diketahui mampumenghidrolisis selulosa dalam bentuk Avicel (MMC)dan CMC. Di samping itu, terdapat tujuh isolatyang mempunyai kemampuan tinggi dalammensintesis polifenol oksidasi.

Dari delapan isolat bakteri yang diuji, isolat 28menunjukkan kemampuan tertinggi dalammelarutkan fosfat, yaitu 616 ppm. Bakteri pelarutfosfat yang diuji dapat melarutkan trikalsium fosfatdan aluminium fosfat. Inokulasi bakteri pelarutfosfat meningkatkan jumlah P-terlarut dalammedium Pikovskaya sebesar 309-616 ppm untuksumber P trikalsium fosfat dan 28-127 ppm untuksumber P aluminium fosfat. Dua isolat bakteripenambat N mempunyai aktivitas reduksi asetilenmasing-masing 0,18 ppm dan 0,14 ppm/2 jam.

Penggunaan Biotara dapat meningkatkanefisiensi pupuk anorganik > 30%. Biotarameningkatkan hasil padi dari 27,1 g menjadi 32,8-36,5 g/pot atau 20,8-34,4% untuk bahan pembawagambut, jerami padi, dan eceng gondok.

Formulasi pupuk hayati Biotara (atas)dan penampilan tanaman padi yangdiberi pupuk hayati Biotara (bawah).

Page 14: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Tanaman PanganLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201014

Perubahan iklim global merupakan ancaman bagi keselamatan produksi pangan dunia.Dampak dari fenomena alam ini antara lain adalah panjangnya periode musim kemarauyang menyebabkan tanaman kekeringan atau panjangnya periode musim hujan dannaiknya permukaan air laut yang akan merendam pertanaman, serta berkembangnyabiotipe dan strain baru hama penyakit tanaman. Masalah ini perlu diantisipasi agar tidakmengancam ketahanan pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan(Puslitbangtan) yang didukung oleh balai-balai penelitian di bawah naungannya terusberupaya menghasilkan inovasi teknologi yang mampu mengatasi kendala dan masalahyang dihadapi petani dalam berproduksi. Sebagian dari inovasi teknologi yangdihasilkan pada tahun 2010 diharapkan dapat mengantisipasi dampak perubahan iklimterhadap pengadaan pangan nasional.

Tanaman Pangan

Page 15: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Tanaman PanganLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 15

Varietas Unggul

Varietas unggul merupakan komponen teknologiyang terbukti andal dalam meningkatkan produksi.Daya hasil yang tinggi, tahan terhadap hamapenyakit utama, dan toleran terhadap kondisilingkungan tertentu adalah sifat penting yangdimiliki oleh umumnya varietas unggul. Pada tahun2010, Puslitbangtan telah merakit 10 varietasunggul padi dan lima varietas unggul jagung.

Enam di antara 10 varietas unggul padi yangdilepas cocok dikembangkan pada lahan sawahirigasi, tiga pada lahan kering (gogo), dan satupada lahan rawa pasang surut (Tabel 1). VarietasInpari 13 toleran terhadap kekeringan danpengembangannya diharapkan dapat meredamserangan hama wereng coklat yang akhir-akhir initelah merusak sebagian pertanaman padi dibeberapa daerah. Dibandingkan dengan IR64 danCiherang yang masih mewarnai areal pertanamanpadi di sentra produksi, varietas Inpari 13 lebihgenjah 12 hari, sama dengan varietas Inpari 12.Varietas Inpari 11 berpotensi hasil lebih tinggi dantahan terhadap penyakit hawar daun bakteri (HDB).Hipa 9, Hipa 10, dan Hipa 11 adalah varietas

unggul hibrida dengan potensi hasil lebih dari 10 t/ha dan agak tahan terhadap HDB.

Varietas Inpago 4, Inpago 5, dan Inpago 6diharapkan dapat mendukung upaya peningkatanproduksi padi di lahan kering dengan pendekatanPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi gogo.Ketiga varietas unggul padi gogo ini tahan terhadappenyakit blas, dengan potensi hasil 5,8-6,2 t/ha.

Inpara 6 yang merupakan varietas unggul padilahan rawa toleran terhadap keracunan besi,dengan potensi hasil 6 t/ha. Sebelumnya,Puslitbangtan melalui Balai Besar PenelitianTanaman Padi (BB Padi) telah merakit dua varietastoleran rendaman selama 14 hari pada fasevegetatif. Dilepas masing-masing dengan namaInpara 4 dan Inpara 5, kedua varietas ini sesuaidikembangkan pada lahan rawa.

Lima varietas jagung yang dilepas masing-masing diberi nama Bima 7, Bima 8, Bima 9, Bima10, dan Bima 11 (Tabel 2). Berbeda dengan jagunghibrida yang sudah berkembang di petani, jagunghibrida rakitan Balai Penelitian Tanaman Serealia(Balitsereal) ini juga mampu berproduksi relatiftinggi pada lahan yang kurang subur (suboptimal),umur genjah (88-100 hari), agak tahan dan tahan

Tabel 1. Varietas unggul padi yang dilepas pada tahun 2010.

VarietasUmur Potensi hasil

Sifat penting lainnyaAgroekosistem

(hari) (t/ha) pengembangan

Inpari 11 108 8,80 Tahan HDB III Lahan sawah irigasiInpari 12 103 8,00 Agak tahan WBC 1 dan 2 Lahan sawah irigasiInpari 13 103 8,00 Tahan WBC 1, 2, dan 3 Lahan sawah irigasiHipa 9 115 10,37 Peka WBC Lahan sawah irigasiHipa 10 114 10,44 Agak tahan HDB VIII Lahan sawah irigasiHipa 11 114 10,62 Agak tahan HDB III Lahan sawah irigasiInpago 4 124 6,08 Tahan blas, toleran Al Lahan keringInpago 5 118 6,18 Tahan blas, toleran kekeringan, Lahan kering

agak toleran AlInpago 6 113 5,81 Tahan blas, agak toleran Al Lahan keringInpara 6 117 5,98 Tahan blas, agak tahan HDB IV, Lahan rawa pasang surut

toleran Fe

HDB III, VIII: hawar daun bakteri strain III dan VIIIWBC 1, 2, 3: wereng batang coklat biotipe 1, 2, dan 3Al: aluminium; Fe: besi

Page 16: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Tanaman PanganLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201016

bulai serta penyakit karat dan bercak daun, dandaunnya masih hijau pada saat tanaman dipanensehingga bermanfaat sebagai pakan ternakruminansia.

Galur Harapan

Pada lahan sawah di kawasan pantai atau lahanrawa pasang surut, terutama yang seringterendam air laut pada saat pasang, diperlukanpadi toleran salinitas. Penelitian menunjukkan galur

IR82809-237, IR84194-139, IR84194-23-9,IR82810-407, IR84193-36, IR85264-141, IR66876-11-NDR-1-1-1-1, IR57514-PMI 5-B-1-2, IR49830-7-1-2-3, IR82355-5-1-3, IR73571-3B-14-2, IR72048-B-R-16-2-3-3, IR77644-B-9-3-3-2-1-17-4-AJY4,IR84649-82-6-1-B, IR81159-45-2-3-7, IR85264-141, dan IR66946-3R-178-1-1 berindikasi toleranterhadap salinitas.

Jagung QPM (Quality Protein Maize) ataujagung protein tinggi yang telah dihasilkan adalahSrikandi Kuning 1 (warna biji kuning) dan SrikandiPutih 1 (warna biji putih), keduanya jenis bersaribebas. Varietas ini telah berkembang di beberapadaerah, antara lain Jawa Timur dan NusaTenggara. Akhir-akhir ini dirakit pula jagung hibridaQPM. Dibandingkan dengan jagung hibrida biasa,jagung hibrida QPM memiliki kadar lisin dantriptofan masing-masing lebih tinggi 58,6-79,3%dan 80-120% (Tabel 3). Pengujian di beberapasentra produksi menunjukkan hasil jagung hibridaQPM ini rata-rata 8,0-8,8 t/ha dengan potensi hasildapat mencapai 9,3-10,1 t/ha.

Beberapa galur harapan kedelai yang diujipada lahan subur (optimal) di Sragen, Madiun, danCianjur memberi hasil rata-rata 1,84-2,45 t bijikering/ha, lebih rendah dibandingkan denganvarietas pembanding Burangrang yang mampuberproduksi 2,6 t biji kering/ha. Meski demikian,galur harapan Aochi/W.C.6.60 tampaknya memberiharapan untuk diteliti lebih lanjut karena dayahasilnya cukup tinggi, setara dengan varietas

Varietas unggul jagung hibrida Bima11, potensi hasil tinggi, umurgenjah, dan daun tetap hijau padasaat dipanen.

Tabel 2. Varietas unggul jagung yang dilepas pada tahun 2010.

PotensiUmur

ReaksiReaksi terhadap karatVarietas hasil

(hari)terhadap

dan bercak daunKeunggulan lainnya

(t/ha) bulai

Bima 7 12,1 89 AT T Stay greenBima 8 11,7 88 T T Toleran kekeringanBima 9 13,4 95 T AT Potensi hasil tinggiBima 10 13,1 100 AT T Bobot biomassa tinggi, stay greenBima 11 13,2 94 AP AT Bobot biomassa tinggi, stay green

Page 17: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Tanaman PanganLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 17

Burangrang, dan berbiji besar dengan bobot bijiyang setara dengan varietas Anjasmoro. Galurharapan lain yang memberi hasil di atas 2 t/haadalah Shr.W.60/IAC.100-39-5-48-19 danShr.W.60/G.100 H-154-131-36-78 (Tabel 4).

Pengujian di Blitar, Pasuruan, Jombang, danProbolinggo pada MT 2010 menunjukkan galurG100H/9305//G100H-452 bereaksi tahan terhadaphama pengisap polong Riptortus linearis. Denganintensitas serangan 5,8% pada saat tanamanberumur 84 HST, galur ini mampu berproduksi 2,56t biji kering/ha. Galur-galur tahan lainnya adalahG100H/9305//IAC-100-195, MITRA-6/IAC-100-626,G100H/9305//IAC-100-146, G100H/9305//IAC-100-

399, G100H/9305//IAC-100-224, G100H/9305//IAC-100-333, G100H/9305//IAC-100-262, dan G100H/9305//IAC-100-291 dengan intensitas seranganhama pengisap polong 6-15%, lebih rendah darivarietas pembanding rentan Argomulyo denganintensitas serangan mencapai 31%.

Uji adaptasi terhadap 13 galur kedelai genjahtoleran kekeringan selama fase reproduktifdilakukan di Pasuruan, Kepanjen, Ngawi, danMalang, Jawa Timur, pada MK II 2010 denganvarietas pembanding Tidar dan Wilis. Berdasarkanpenilaian terhadap indeks toleransi cekaman,terpilih galur DV/2984-330-1-16-1 dengan potensihasil 2,84 t/ha dan rata-rata 1,91 t/ha.

Tabel 3. Kandungan lisin, triptofan, dan protein calon jagung hibridaQPM biji kuning.

Calon QPM hibrida Lisin Triptofan Protein(%) (%) (%)

Mr4Q x Mr14Q (Bima-1Q) 0,52 0,11 11,1MSQ.K1C0.14-4-2-1xMr14Q 0,51 0,12 11,8CML161 x CML165 0,46 0,09 9,9Bima 1 (hibrida, pembanding) 0,29 0,05 12,3Bisi-2 (hibrida, pembanding) 0,35 0,08 11,8

Tabel 4. Sifat penting beberapa galur harapan kedelai di lahan optimal.

Umur Bobot HasilGalur masak 100 biji biji

(hari) (g) (t/ha)

Shr.W.60/G.100 H-21-16-33-9 77 11,8 1,93Shr.W.60/IAC.100-36-47-45-16 77 12,1 1,99Shr.W.60/IAC.100-37-4-46-17 77 11,8 1,98Shr.W.60/IAC.100-37-4-47-18 77 12,5 1,84Shr.W.60/IAC.100-39-5-48-19 77 11,8 2,11Shr.W.60/G.100 H-154-131-36-78 80 12,9 2,27Shr.W.60/G.100 H-136-42-160-33 79 11,9 1,91Shr.W.60/G.100 H-154-131-36-78 80 13,5 1,98Aochi/W.C.6.60 80 16,3 2,22Aochi/W.C.6.62 80 11,9 2,45Burangrang (pembanding) 77 15,5 2,60Anjasmoro (pembanding) 76 16,6 2,30

Galur harapan jagunghibrida protein tinggi.

Page 18: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Tanaman PanganLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201018

Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangandan Umbi-umbian (Balitkabi) telah merakit empatklon unggul ubi kayu dan sudah diuji di beberapalokasi, yaitu CMM 9908-4, MLG 10.311, CMM99008-3, dan CMM 02048-6. Dalam pengujianmultilokasi diketahui hasil klon CMM 9908-4 lebihtinggi 18% dan 15% masing-masing dari varietaspembanding Adira 4 dan UJ5. Angka konversi ubisegar menjadi etanol 96% dari klon CMM 9908-4lebih rendah 4% dibanding Adira 4. Artinya klonCMM 9908-4 lebih efisien dibandingkan denganAdira 4 apabila digunakan sebagai bahan bakuetanol.

Hasil klon CMM 99008-3 setara dengan Adira 4dan UJ5, dan nilai konversi ubi segar menjadietanol 96%, lebih rendah masing-masing 10% dan6% dibanding Adira 4 dan UJ5. Artinya, biladigunakan sebagai bahan baku etanol, klon CMM99008-3 lebih efisien. Rata-rata hasil klon CMM02048-6 pada umur 6-7 bulan masing-masing 70%dan 20% lebih tinggi dari Adira 1 dan Malang 1dengan kandungan pati 78% dan 14% lebih tinggimasing-masing dari Adira 1 dan Malang 1.Keempat klon ubi kayu ini telah diusulkan untukdilepas sebagai varietas unggul baru.

Perakitan varietas unggul ubi jalar kayaantosianin yang ditandai oleh daging umbiberwarna ungu sudah memasuki tahap ujimultilokasi di Malang (Jawa Timur), Kuningan(Jawa Barat), dan Bukittinggi (Sumatera Barat).

Uji multilokasi galur harapan kacang tanahdilaksanakan di Pati dan Wonogiri, Jawa Tengah.Dalam pengujian ini terdapat lima galur yangkonsisten memberikan hasil lebih tinggi daripadavarietas Singa sebagai pembanding. Hasil tertinggidiberikan oleh galur Mc/GH7-04C-135-111, baik diPati maupun di Wonogiri (Tabel 5).

Perakitan varietas unggul kacang hijau umurgenjah dan toleran cekaman biotik telah memasukitahap uji multilokasi. Pengujian dilaksanakan diGenteng, Ngawi, dan Madura pada MT 2010.Terdapat lima galur yang berdaya hasil lebih tinggidibandingkan dengan varietas pembanding danhanya satu galur yang umur masaknya setaradengan varietas Vima 1 (56 hari), yaitu MMC 342d-KP-3-4 (Tabel 6).

Galur harapan kedelai Aochi/W.C.6.60, daya hasil cukup tinggi danberbiji besar.

Tabel 5. Hasil lima galur harapan kacang tanah di Patidan Wonogiri, MT 2010.

GalurHasil polong kering (t/ha)

Pati Wonogiri

Mc/GH7-04C-66-57 3,74 3,06Mc/GH7-04C-140-69 3,24 3,13Mc/GH7-04C-29-17 4,06 3,21Mc/GH7-04C-135-111 4,25 3,56Mc/GH7-04C-20-101 3,18 3,30Singa 3,12 2,64Lokal 1,86 2,89

Page 19: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Tanaman PanganLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 19

Hasil umbi beragam antarklon. Dari 10 klonharapan yang diuji, terdapat lima klon kayaantosianin yang mampu berproduksi lebih tinggidaripada varietas pembanding Ayamurasaki (19,8t/ha). Kelima klon harapan tersebut adalah MSU06044-05 (29,0 t/ha), MSU 06014-51 (26,1 t/ha),MSU 06028-71 (22,7 t/ha), MIS 0614-02 (21,7 t/ha), dan MIS 0601-179 (21,4 t/ha). Kelima klonmemiliki bahan kering di atas 30%, juga lebih

tinggi daripada varietas pembanding Ayamurasaki(28,3%), kecuali MSU 06028-71 (28,1%).

Hasil tertinggi (21,6 dan 21,7 t/ha) di Malangditunjukkan oleh klon MSU 06044-05 dan MIS0601-179, di Kuningan klon MSU 06044-05 (29 t/ha), dan di Bukittinggi juga klon MSU 06044-05(36,3 t/ha). Berdasarkan tingkat keunguan dagingumbi, lima klon termasuk berwarna ungu gelap,kecuali klon MSU 06044-05 dengan warna dagingumbi perpaduan antara kuning pucat dan ungupucat.

Uji multilokasi klon harapan ubi jalar kayabetakaroten, yang ditandai oleh daging umbiberwarna oranye, juga dilaksanakan di Malang(Jawa Timur), Kuningan (Jawa Barat), danBukittinggi (Sumatera Barat). Klon MSU 06039-07memberikan hasil dan kadar bahan kering lebihtinggi (27,3 t/ha dan 28,2%) dari varietaspembanding Beta 2 yang dilepas pada tahun 2008.Di samping itu juga terdapat dua klon harapanyang memiliki warna daging umbi oranye lebihgelap (kadar betakaroten tinggi) dan sangat gelap(kadar betakaroten lebih tinggi), yaitu MSU 05036-17 dan MSU 05036-23. Kedua klon harapan ini jugamasing-masing mempunyai kadar bahan kering28,2% dan 26,7%, jauh lebih tinggi dibanding Beta2 dengan kadar bahan kering hanya 5,3%.

Tabel 6. Umur masak dan hasil biji galur-galur harapan kacang hijau di tiga lokasi, MT 2010.

GalurUmur masak Hasil biji (t/ha)

(hari)Madura Ngale Genteng Rata-rata

MMC 120d-KP-5 59 0,38 1,10 0,56 0,68MMC 331d-KP-3-4 59 0,35 1,23 0,91 0,83MMC 342d-KP-3-3 57 0,38 0,95 0,92 0,75MMC 342d-KP-3-4 56 0,25 0,98 0,75 0,66MMC 307e-GT-3 59 0,51 0,81 0,83 0,72Kutilang 56 0,44 0,93 0,59 0,65Vima 1 56 0,38 0,70 0,45 0,51Lokal 69 0,19 0,73 0,12 0,35

Rata-rata 59 0,36 0,93 0,64 0,64

Pengujian multilokasi galur harapankacang tanah di Pati, Jawa Tengah.

Page 20: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Tanaman PanganLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201020

Pengaturan Pengairan dan PopulasiTanaman Padi

Pertumbuhan tanaman padi (tinggi tanaman,jumlah anakan, dan luas daun) dipengaruhi olehvarietas dan populasi. Cara tanam model tegelmenghasilkan anakan rata-rata 22 per rumpun,lebih banyak dibanding cara tanam legowo yang

menghasil anakan rata-rata 17 per rumpun.Varietas hibrida Rokan mempunyai jumlah anakanlebih banyak (25 per rumpun) dibandingkan denganvarietas inbrida Ciherang (18 per rumpun) dangalur padi tipe baru (PTB) BP360 (15 per rumpun).

Pertumbuhan gulma tertinggi terjadi padalahan yang tidak digenang. Penjenuhan airmeningkatkan bobot kering gulma (5,2 g/0,5 m2

Empat klon ubi kayu yang diusulkan untuk dilepas sebagai varietas unggul.

Galur harapan ubi jalar kayaantosianin.

Galur harapan ubi jalar kayabetakaroten.

Page 21: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Tanaman PanganLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 21

sebelum penyiangan pertama dan 3,0 g/0,5 m2

sebelum penyiangan kedua) dibandingkan denganyang digenang (masing-masing 3,7 g/0,5 m2 dan1,7 g/0,5 m2). Varietas dan pengaturan populasitanaman memengaruhi hasil padi, tetapi kebutuhanair pengairan tidak berbeda (Tabel 7).

Efektivitas Multi-isolat Rhizobiumpada Tanaman Kedelai di LahanMasam

Tanah Ultisol Lampung Timur memiliki pH tanahrendah (3,65), kejenuhan Al tinggi (44,50%), dankandungan bahan organik sangat rendah. Setelah

Pembentukan bintil akar kedelai varietas Anjasmoro dengan inokulasi rhizobiumIletrisoy-2, Iletrisoy-4, dan tanpa inokulasi, Lampung Timur, MH 2010.

Tabel 7. Pengaruh pengelolaan air, pengaturan populasi, dan varietas padi terhadaphasil padi, konsumsi dan efisiensi penggunaan air, Jawa Tengah, MK 2010.

PerlakuanHasil Konsumsi air Efisiensi

(t GKG/ha) (m3/ha) (kg/m3)

Pengaturan airTergenang 6,82 6.694 1,03Penjenuhan 6,65 6.867 0,98

Populasi tanaman160.000 6,38 6.711 0,96160.400 7,10 6.851 1,05

VarietasRokan (hibrida) 6,90 6.613 1,05BP360 (PTB) 6,25 6.722 0,94Ciherang (inbrida) 7,06 7.006 1,02

Page 22: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Tanaman PanganLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201022

kejenuhan Al diturunkan menjadi 10-20% danditambah pupuk kandang (kotoran ayam) 5 t/ha,inokulasi multi-isolat rhizobium Iletrisoy-2 danIletrisoy-4 yang dihasilkan oleh Balitkabi dapatmemacu pembentukan bintil akar tanaman kedelaivarietas Anjasmoro, baik pada kondisi tanpapemupukan urea maupun dengan pemupukan urea100-200 kg/ha.

Pada tanah dengan kejenuhan Al 10%, isolatIletrisoy-2 lebih efektif dalam pembentukan bintilakar (42 bintil/tanaman) apabila tidak disertaidengan penambahan pupuk urea, sementara isolatIletrisoy-4 lebih efektif membentuk bintil akar (40bintil/tanaman) apabila disertai denganpenambahan 200 kg urea/ha. Isolat komersial lebihefektif membentuk bintil akar apabila disertaidengan penambahan urea 100 kg/ha. Pada tanahdengan kejenuhan Al 20%, isolat Iletrisoy-4 lebihefektif dalam pembentukan bintil akar (32 bintil/tanaman) jika pupuk urea tidak diberikan,sedangkan isolat Iletrisoy-2 lebih efektifmembentuk bintil akar (30 bintil/tanaman) apabiladisertai dengan penambahan urea 200 kg/ha.

Pada tanah dengan kejenuhan Al 20%, tanpapemupukan urea, aplikasi rhizobium Iletrisoy-2 danIletrisoy-4 masing-masing meningkatkan hasilkedelai dari 1,43 t/ha menjadi 1,73 t/ha dan 1,71 t/ha, atau masing masing meningkat 21% dan 20%dibanding tanpa inokulasi. Pada tanah dengankejenuhan Al lebih rendah (10%), inokulasi denganIletrisoy-2 dan Iletrisoy-4 pada perlakuan tanpaurea meningkatkan hasil kedelai dari 1,10 t/hamenjadi 2,14 t/ha dan 1,82 t/ha atau masing-masing meningkat 94% dan 56%. Inokulasi denganinokulan Iletrisoy-2 dan Iletrisoy-4 mampumemberikan hasil lebih tinggi dibanding pemberianurea 100-200 kg/ha tanpa inokulasi rhizobium(Tabel 8).

Efektivitas Pupuk Organik KayaHara pada Kacang Tanah di LahanMasam

Pada MH 2010, Balitkabi telah membuat duaformula pupuk organik kaya hara (Formula A danFormula B). Tingkat kemasaman (pH) pupuk

Tabel 8. Hasil kedelai varietas Anjasmoro pada pemupukan urea, kejenuhan Al, dan inokulasirhizobium berbeda, Lampung Timur, MH 2010.

UreaHasil biji (t/ha)

(kg/ha)Kejenuhan KejenuhanInokulan

Al tanah 20% Al tanah 10%

0 Tanpa inokulasi 1,43 1,100 Iletrisoy-2 1,73 2,140 Iletrisoy-4 1,71 1,820 Inokulan komersial 1,76 1,94

100 Tanpa inokulasi 1,28 1,51100 Iletrisoy-2 2,10 1,90100 Iletrisoy-4 1,81 1,37100 Inokulan komersial 1,50 1,35

200 Tanpa inokulasi 1,35 1,23200 Iletrisoy-2 1,62 1,80200 Iletrisoy-4 1,64 1,90200 Inokulan komersial 1,71 1,49

Page 23: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Tanaman PanganLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 23

organik Formula A dan Formula B tergolong netral,kandungan C-organik 18,1% dan 21,3%, N 0,85%dan 0,82%, dan C/N-ratio 21,3 dan 26,0.Dibandingkan dengan pupuk kandang kotoran sapi,kandungan hara Formula A maupun Formula Blebih baik dalam hal kandungan N, P2O5, K2O, danMgO. Dibandingkan dengan pupuk kandang kotoranayam, Formula A dan Formula B lebih baik dalamhal kandungan hara K2O.

Pada tanah Ultisol Lampung Timur (pH 4,35,kandungan bahan organik 1,98%, N 0,09%, P 3,5ppm, K 0,11 me/100 g, dan kejenuhan Al 41,8%),pemberian Formula A 1.500 kg/ha meningkatkanhasil kacang tanah varietas Jerapah. Tanpa pupuk,pemberian Formula A 1.500 kg/ha meningkatkanhasil polong kering sebesar 59%. EfektivitasFormula A 1.500 kg/ha lebih baik dibandingkandengan kotoran sapi 5.000 kg/ha atau kotoranayam 3.000 kg/ha.

Pertumbuhan kacang tanah pada lahan masam Ultisol LampungTimur tanpa pemupukan (a), dipupuk Ponska 300 kg/ha (b),kotoran sapi 5.000 kg/ha (c), kotoran ayam 3.000 kg/ha (d),Santap 1,5 t/ha (e), dan Petroganik 2.500 kg/ha (f).

Page 24: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Tanaman PanganLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201024

Pengendalian Hama Wereng BatangCoklat pada Padi

Wereng coklat Nilaparvata lugens Stal menjadisalah satu hama yang menakutkan sejakpertengahan 1970-an. Akhir-akhir ini hama werengcoklat kembali mengganas di beberapa daerah.Intensitas serangan tinggi terjadi di KabupatenSubang, Karawang, Purwakarta (Jawa Barat) danKabupaten Pati, Kudus, Demak, dan Jepara (JawaTengah). Kerugian yang ditimbulkan cukup besar. DiSukamandi Jawa Barat, misalnya, lebih dari 350 hapertanaman padi berumur 15-30 hari harusdieradikasi dan ditanam ulang dengan nilaikerugian 1,5 miliar rupiah.

Hama ini memiliki kemampuan berkembangbiak yang sangat tinggi. Selama hidupnya, seekorwereng betina mampu memproduksi 900 butirtelur. Siklus hidup hama wereng coklat relatifpendek, sekitar 28 hari, sehingga lajuperkembangannya pada varietas peka padalingkungan optimum dapat mencapai 2.000 kalidalam satu musim. Penanaman varietas pekadalam pola tanam tidak teratur merupakan pemicuperkembangan dan penyebaran hama ini.

Tanaman padi yang terserang hama werengcoklat menyebabkan warna daun dan batangmenjadi menguning, kemudian berubah menjadicoklat, dan akhirnya seluruh tanaman mengeringseolah tersiram air panas (hopperburn). Werengcoklat juga merupakan serangga penular (vektor)virus kerdil hampa dan kerdil rumput yang dapatmenginfeksi tanaman padi hingga 100%. Tanamanyang tertular virus kerdil hampa pertumbuhannyakerdil, daun melilit, bergerigi dan memendek,anakan bercabang, malai tidak keluar sempurna,dan gabah hampa. Tanaman padi yang tertularvirus kerdil rumput juga tumbuh kerdil, anakanbanyak, daun memendek, dan tidak bermalai.

Untuk mengatasi dan mencegah meluasnyaserangan hama wereng coklat, disarankanbeberapa langkah sebagai berikut:

1. Menghimbau petani untuk sementara tidakmenanam varietas padi rentan seperti ketan,

Cilamaya Muncul, IR42, dan IR64. Varietas padiyang disarankan untuk ditanam adalah Inpari 1hingga Inpari 13, khususnya Inpari 2, Inpari 3,Inpari 6, dan Inpari 13.

2. Padi hibrida disarankan ditanam di daerah yangbukan endemis hama wereng coklat.Penanaman padi hibrida perlu mendapatpengawasan ketat agar wereng coklat dapatdikendalikan sedini mungkin. Sampai saat initidak satu pun varietas padi hibrida yang tahanterhadap hama wereng coklat biotipe 3.

3. Perlu dilakukan monitoring terhadap hamawereng coklat, seminggu sekali atau palinglambat dua minggu sekali. Khusus di daerahyang sudah terserang wereng coklat,monitoring harus lebih intensif. Pengendaliansegera dilakukan jika populasi wereng telahmencapai ambang ekonomi (empat ekor perrumpun pada fase vegetatif dan tujuh ekor perrumpun pada fase generatif).

4. Meningkatkan kewaspadaan terhadap viruskerdil hampa dan penyakit virus kerdil rumputyang ditularkan oleh wereng coklat. Satu ekorwereng coklat yang mengandung virus dapatmenulari satu atau lebih tanaman padi dipembibitan atau di lapangan yang berumurkurang dari satu bulan setelah tanam. Jikasudah terlihat gejala serangan maka tanamanperlu dieradikasi karena tidak ada pestisidayang dapat mengendalikan penyakit virus.

5. Untuk menghindari resurgensi dan resistensi,disarankan untuk tidak menggunakaninsektisida yang mengandung bahan aktifsipermetrin dalam mengendalikan hamawereng coklat.

Pengendalian Hama PenggerekTongkol Jagung

Penggerek tongkol termasuk hama utama tanamanjagung. Tanpa pengendalian, hama ini dapatmenurunkan produksi, bahkan menyebabkantanaman puso. Balitsereal telah menghasilkan

Page 25: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Tanaman PanganLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 25

formulasi pestisida ramah lingkungan yang efektifdan selektif mengendalikan hama penggerektongkol. Pestisida ini mudah diperbanyak danmudah diaplikasikan dengan cara menyemprotkanke tanaman jagung pada di hari, dengankonsentrasi 108 PIB/ml.

Pengendalian Hama Kutu Kebulpada Kedelai

Hama kutu kebul (Bemisia tabaci gennadius) selainmerusak tanaman kedelai, juga sebagai seranggavektor virus cowpea mild mottle virus (CMMV).Gejala penularan CMMV pada tanaman kedelaiditandai oleh daun klorosis, belang, mosaik, dankeriput. Dalam kondisi serangan yang parah,pertumbuhan tanaman kerdil, daun keriput, danhasil turun hingga 80% dan bahkan puso.

Efektivitas pengendalian hama kutu kebuldapat ditingkatkan dengan menanam varietastahan yang dikombinasikan dengan aplikasiinsektisida. Hasil penelitian di Kebun Percobaan(KP) Muneng, Probolinggo, menunjukkan varietasAnjasmoro dan Argomulyo masing-masing sangatpeka dan agak peka dengan intensitas seranganberturut-turut 70% dan 60%, sedangkan varietasWilis, Kaba, Gepak Kuning, dan Gepak Ijo bereaksitahan dengan intensitas serangan di bawah 30%pada 63 HST. Aplikasi insektisida profenofos padasaat tanaman berumur 7 dan 14 HST, diikuti olehaplikasi lamdasihalotrin 106 g/l + tiametoksam 141g/l pada 21, 28, 35, dan 42 HST, dan diafentiuron500 g/l pada 59, 66, dan 73 HST mampumencegah kehilangan hasil 40-60% akibatserangan kutu kebul, kecuali pada varietasAnjasmoro yang tampaknya rentan (Gambar 1).

Gambar 1. Hasil beberapa varietas unggul kedelai dengan dan tanpapengendalian kutu kebul, KP Muneng, Probolinggo, 2010.

Hasil biji kering(t/ha)

0

0,40

0,80

1,20

1,60

2,00

Gepak Kuning Gepak Ijo Wilis Kaba Anjasmoro Argomulyo

Dengan pestisida Tanpa pestisida

Page 26: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

HortikulturaLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201026

Untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing, dan ekspor komoditas hortikultura, PusatPenelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbanghorti) yang didukung oleh BalaiPenelitian di bawah naungannya terus berupaya menghasilkan inovasi teknologi. Melaluiberbagai penelitian, pada tahun 2010 Puslitbanghorti menghasilkan berbagai varietasunggul baru yang adaptif di daerah tropis dan inovasi teknologi berbasis sumber dayalokal yang diharapkan dapat mengantisipasi dampak perubahan iklim. Pengembanganinovasi teknologi tersebut diharapkan mempunyai dampak yang besar terhadappenyediaan benih berkualitas dan berdaya saing tinggi untuk memenuhi kebutuhanpasar lokal/nasional, peningkatan daya saing produk, pengembangan agribisnishortikultura, peningkatan ekspor produk, dan perbaikan pendapatan pelaku agribisnishortikultura.

Hortikultura

Page 27: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

HortikulturaLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 27

Varietas Unggul

Akhir-akhir ini berkembang dua isu penting yangdapat dikaitkan dengan pengembangan komoditashortikultura. Pertama, perdagangan bebas yangmemungkinkan komoditas yang sama dari negaralain masuk ke Indonesia. Hal ini menuntut adanyaperbaikan mutu dan produktivitas agar mampubersaing dengan produk luar negeri. Kedua, secaranasional, daerah didorong untuk mengelola asetnyasendiri secara otonom. Konsekuensi logis dari haltersebut adalah perlunya penerapan inovasiteknologi, di antaranya varietas unggul baru, baikunggul lokal maupun unggul nasional.

Pada tahun 2010, Badan Litbang Pertanianmelepas varietas unggul salak, pepaya, dantanaman hias (krisan, anggrek, anyelir, gladiol, lili,mawar, dan anthurium). Selain itu, dihasilkan pulaklon cabai merah, bawang merah, dan jeruk tanpabiji (seedless).

Salak

Kerja sama penelitian Balai Penelitian TanamanBuah Tropika (Balitbu Tropika) dengan BalaiPengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau danBadan Penelitian dan Pengembangan DaerahKabupaten Kampar menghasilkan varietas unggulsalak dengan nama Sari Kampar. Keistimewaanvarietas unggul ini antara lain adalah daging buahtebal (0,7-1,4 cm), rasa manis dengan totalpadatan terlarut (TSS) 20-22°Brix, tidak sepet(walaupun buah masih muda), aroma harum, dandapat tumbuh baik di antara tanaman karetdewasa.

Pepaya

Balitbu Tropika juga menghasilkan varietas unggulpepaya dengan nama Merah Delima. Keunggulanvarietas ini antara lain adalah buah berbentukhermafrodit silindris memanjang, warna dagingbuah oranye kemerahan, produktivitas 64-70 buah/pohon/musim dengan bobot buah 800-1.900 g,

Pepaya Merah Delima.

panjang buah 21-30 cm, lingkar buah 30-40 cm,ketebalan daging buah 2,5-4,5 cm dengan TSS 11-14,5ºBrix, dan tekstur daging buah kenyal.

Krisan

Pada tahun 2010, Balai Penelitian Tanaman Hias(Balithi) telah menghasilkan enam varietas krisanyang masing-masing dilepas dengan namaRatnahapsari, Kusumapatri, Cintamani,Kusumasakti, Sasikirana, dan Kusumaswati.Masing-masing varietas tersebut memilikikeunggulan karakter.

Keragaan tanaman, duri, dan buahsalak Sari Kampar.

Page 28: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

HortikulturaLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201028

Varietas Ratnahapsari memiliki bunga tunggal.Bunga pita berwarna merah, diameter kuntumbunga 7,1-7,8 cm, memiliki 17-20 kuntum bungaper tangkai, dan masa segar dalam vas 13-16 hari.Tinggi tanaman berkisar antara 98-104 cm.

Varietas Kusumapatri memiliki bunga denganbentuk dekoratif. Bunga pita berwarna putih,diameter kuntum bunga 6,8-7,5 cm, jumlah bungaper tangkai 15-22 kuntum, dan masa segar dalamvas 12-14 hari. Tinggi tanaman berkisar antara107-114 cm.

Varietas Cintamani menghasilkan bungadengan tipe standar dan dekoratif. Diameter bunga9,3-10 cm, satu kuntum per tangkai, dengan masasegar 12-14 hari dalam vas. Tanaman relatifpendek dengan tinggi 91-99 cm.

Varietas Kusumasakti mempunyai bungadengan tipe standar dan dekoratif. Diameter bunga9,3-10,8 cm, satu kuntum per tangkai denganmasa segar dalam vas 12-14 hari. Tinggi tanamanberkisar antara 103-114 cm.

Varietas Sasikirana dengan tinggi tanaman 98-104 cm memiliki bunga tunggal. Bunga pitaberwarna merah, diameter bunga 7,1-7,8 cm, 17-20 kuntum per tangkai dengan masa segar dalamvas 13-16 hari.

Varietas Kusumaswati menghasilkan bungadengan bentuk dekoratif. Bunga pita berwarnaputih, diameter bunga 6,8-7,5 cm, 15-22 kuntumper tangkai, dengan masa segar dalam vas 12-14hari. Tinggi tanaman berkisar antara 107-114 cm.

Varietas unggul krisan: (a) Ratnahapsari, (b) Kusumapatri, (c) Cintamani,(d) Kusumasakti, (e) Sasikirana, dan (f) Kusumaswati.

Page 29: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

HortikulturaLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 29

Anggrek

Agribisnis anggrek di Indonesia berjalan lambatantara lain karena masih sedikitnya jumlah kultivarbaru hasil persilangan maupun produk bioteknologi.Balithi telah menghasilkan tiga varietas anggrekyang masing-masing dilepas dengan nama SriMulyani, Sri Rahayu, dan Rahayuni. Ketiganyaberadaptasi baik di lokasi dengan ketinggian 600-1.400 m dpl.

Varietas Sri Mulyani memiliki panjang tangkaibunga 34-40 cm, lebar bunga 9-11 cm, jumlahbunga 7-23 kuntum/tangkai, dan lama masa segar3-4 bulan. Panjang tangkai bunga varietas SriRahayu 24-31 cm, lebar bunga 8-10 cm, jumlahbunga 11-12 kuntum/tangkai, dan lama masasegar 3-4 bulan. Varietas Rahayuni memilikipanjang tangkai bunga 22-25 cm, lebar bunga 9cm, jumlah bunga 5-15 kuntum/tangkai, dan lamamasa segar bunga 3-4 bulan. Bunga ketiga varietastersebut menghadap ke tiga arah.

Anyelir

Salah satu kendala dalam usaha tani anyelir(Dianthus caryophyllus L.) adalah ketergantunganpada bibit impor. Untuk mengatasi masalahtersebut telah diupayakan merakit varietas unggulyang memiliki daya saing tinggi di pasaran. Padatahun 2010, Balithi menghasilkan dua varietasanyelir yang dilepas dengan nama Laura danBrenda, beradaptasi dengan baik pada lokasidengan ketinggian 700-1.500 m dpl.

Varietas Laura merupakan hasil persilanganantara D. caryophyllus cv. Rendezvous dengan D.caryophyllus cv. Orange Triumph. Keunggulanvarietas ini adalah tanaman tegar, bunga beraromawangi, berwarna ungu yang sangat unik, dan tepipetal bunga rata sehingga petal tidak mudah rusak/koyak. Daya tahan bunga varietas Laura berkisarantara 8-10 hari, umur mulai berbunga 5-6 bulandari penanaman setek berakar, tipe bunga standar,dan jumlah bunga 10-15 tangkai per tahun. Tinggitanaman berkisar antara 88-104 cm.

Varietas Brenda adalah hasil persilanganantara D. caryophyllus cv. Liberty dengan D.caryophyllus cv. Rendezvous. Varietas ini memilikicorak bunga seperti tetua jantan, yaitu putihdengan pinggiran ungu muda dan batangnyakokoh. Lama kesegaran bunga berkisar antara 9-11hari, umur mulai berbunga 5-6 bulan daripenanaman setek berakar, tipe bunga standar,bentuk bunga ganda, aroma bunga wangi, hasil

Tampilan anggrek var. Sri Mulyani(atas), Rahayuni (kiri bawah), dan SriRahayu (kanan bawah).

Tampilan bunga anyelir var. Laura(kiri) dan Brenda (kanan).

Page 30: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

HortikulturaLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201030

bunga 8-10 tangkai per tahun, dan lama kesegaran9-11 hari. Tinggi tanaman berkisar antara 99-106cm.

Gladiol

Kultivar gladiol yang dibudidayakan di Indonesiamasih terbatas. Varietas introduksi sulitberkembang pada lingkungan tropis dan pekaterhadap penyakit layu fusarium yang merupakanpenyakit utama gladiol di dalam negeri. Duavarietas gladiol (Gladiolus hybridus) telah dilepas

pada tahun 2010 dengan nama Nurlaila danNurfitri, beradaptasi baik pada lokasi denganketinggian 600-1.400 m dpl.

Umur mulai berbunga varietas Nurfitri 45-60hari, diameter bunga 8,5-10,7 cm, dan tinggitanaman 86-138 cm. Varietas Nurlaila mulaiberbunga pada umur 45-60 hari, diameter bunga9-11 cm, dan tinggi tanaman 101-146 cm. Hasilbunga kedua varietas masing-masing 1-2 tangkaiper tanaman per musim dengan lama masa segarsetelah dipotong 3-4 hari.

Lili

Pada tahun 2010 telah dilepas lima varietas lilidengan nama Renita, Liani, Renito, Liana, danReniti. Varietas Renita mempunyai tinggi tanaman88-115 cm, umur mulai berbunga 80-90 hari jikamenggunakan umbi sebagai bibit, diameter bungamekar 11-13 cm, aroma bunga agak wangi, jumlahbunga 3-5 kuntum/tangkai, jumlah anakan 25-40bulbil/tanaman, periode segar bunga setelahtangkai dipotong 6-7 hari, dan hasil bunga 3-5tangkai/tanaman/tahun.

Berbeda dengan varietas Renita, varietas Lianimemiliki tinggi tanaman 150-155 cm. Umurberbunga 75-90 hari, tipe tumbuh perenial, aromabunga wangi, produksi bunga 6-7 tangkai/tahun,jumlah bunga 3-5 kuntum/tangkai, jumlah anakan3-4 bulbil/tanaman, dan periode segar bungasetelah dipotong 7-9 hari.

Tampilan bunga gladiol var. Nurfitri(kiri) dan Nurlaila (kanan).

Tampilan bunga varietas unggul lili, dari kiri ke kanan, Renita, Liani, Renito, Liana,dan Reniti.

Page 31: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

HortikulturaLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 31

Varietas Renito mulai berbunga pada umur 80-90 hari. Diameter bunga 18-20 cm, aroma bungatidak wangi, jumlah bunga 5-6 kuntum/tangkai,jumlah anakan 5-8 bulbil/tanaman, periode segarbunga setelah tangkai dipotong 6-7 hari, dan hasilbunga 3-4 tangkai/tanaman/tahun. Varietas iniberadaptasi dengan baik pada lokasi denganketinggian 300-1.200 m dpl.

Varietas Liana berbunga pada umur 75-90hari. Tinggi tanaman 110-125 cm, aroma bungasangat wangi, jumlah anakan 3-4 bulbil/tanaman,dan periode masa segar bunga 8-10 hari.

Varietas Reniti mulai berbunga pada umur 80-90 hari. Diameter bunga mekar 18-20 cm, aromabunga agak wangi, jumlah bunga 3-5 kuntum/tangkai, jumlah anakan 5-8 bulbil/tanaman, masamekar bunga setelah tangkai dipotong 6-7 haridengan hasil bunga 3-4 tangkai/tanaman/tahun.

Anthurium

Anthurium merupakan salah satu tanaman hiasyang bernilai ekonomi relatif tinggi dan diminatibanyak orang. Balithi telah merakit dua varietasanthurium yang dilepas dengan nama Jamrud danRed Saphire. Kedua varietas memiliki tipe tumbuhcukup tinggi, lebih dari 50 cm. Tipe ini ideal untukanthurium bunga potong karena dapat menopangpertumbuhan bunga dengan tangkai yang panjangdan ukuran spathe yang besar, yaitu panjang 19,2cm dan lebar 14,8 cm. Masa segar varietas Jamruddalam pot cukup lama, rata-rata 27 hari, denganproduksi bunga rata-rata 8 tangkai per tahun.

Varietas Jamrud merupakan hasil persilanganantara cv. Angel sebagai tetua betina dan cv. Midorisebagai tetua jantan. Tinggi tanaman 78-86 cm,lebar tajuk 90-97 cm, panjang tangkai bunga 66-74cm, panjang spadik 10-13,5 cm, dan lebar bagianspadik yang terlebar 0,8-10 cm.

Varietas Red Saphire merupakan hasilpersilangan antara cv. Lady Jane Ungu dan cv.Amigo. Tinggi tanaman 87-96 cm, lebar tajuk 79-86 cm, panjang tangkai bunga 87-93 cm, panjang

spadik 8,8-9,3 cm, dan lebar bagian spadik yangterlebar 0,55-0,65 cm.

Mawar

Pada tahun 2010, Balithi telah merakit dua varietasmawar yang dilepas dengan nama Pracita danSiska. Kedua varietas ini beradaptasi baik padalokasi dengan ketinggian 1.100-1.400 m dpl.

Varietas Pracita mulai berbunga pada umur 3-4 bulan setelah tanam. Bunga bertipe ganda,aroma bunga wangi, panjang tangkai bunga 5,5-6,7 cm, dan lama masa segar bunga dalam vas 7-9hari. Tanaman agak tahan terhadap hama tungaudan penyakit embun tepung,

Tampilan bunga anthurium var. RedSaphire (kiri) dan Jamrud (kanan).

Tampilan bunga mawar var. Pracita(kiri) dan Siska (kanan).

Page 32: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

HortikulturaLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201032

Varietas Siska mulai berbunga pada umur 8-9minggu setelah okulasi. Tipe bunga ganda, aromabunga lemah, panjang tangkai bunga 9,6-11,5 cm,dan lama kesegaran bunga dalam vas 7-9 hari.Tanaman agak tahan terhadap hama tungau danpenyakit embun tepung.

Cabai

Uji adaptasi dan evaluasi klon harapan cabai besardan cabai keriting dilaksanakan di tiga lokasi

berbeda pada tiga musim tanam. Dari pengujian initerpilih klon cabai keriting K.06 dan kolon cabaibesar B.02 dengan produktivitas di atas 10 t/ha,buah seragam, dan warna buah merah tua. Keduaklon dapat diusulkan menjadi varietas unggul.

Bawang Merah

Pada tahun 2010 telah dilakukan uji multilokasi tigaklon bawang merah, yaitu klon no. 5, no. 6, danno. 7. Ketiga klon tersebut berumur genjah (52hari) dengan produktivitas di atas 20 t/ha.

Jeruk

Konsumen umumnya menyukai jeruk tanpa biji(seedless), warna kulit menarik, ukuran buahseragam, dan cita rasa enak. Karakter buahpenting lainnya adalah keharuman, tekstur, dankualitas jus. Sebagian besar jeruk lokal yang adasaat ini belum memenuhi kriteria yang diinginkankonsumen, terutama jumlah biji. Jeruk keprokumumnya memiliki 10-15 biji/buah, jeruk siam 15-20 biji/buah, dan pamelo 30-50 biji/buah.

Pada tahun 2010, Balai Penelitian TanamanJeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) telahmelakukan perbaikan jeruk lokal yang potensialsebagai jeruk tanpa biji. Sebelas aksesi yang telahdipanen tiga kali menunjukkan kestabilannyasebagai jeruk tanpa biji, yaitu aksesi MT17, MT18,MT19, MT29, MT38, MT43, MT53, MT56, MT67,MT95, dan MT96. Selain itu, aksesi pamelo tanpabiji M1V2 telah ditanam di KP Kraton, Pasuruan,untuk menyesuaikan habitat aslinya, yaitu didataran rendah.

Produksi Benih Sumber

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) telahmemproduksi benih penjenis berbagai komoditassayuran. Pada tahun 2010, benih bawang merahyang dihasilkan mencapai 5,1 ton, dan benihkentang (dengan melibatkan mitra) sebanyak satujuta G0. Selain itu, telah dihasilkan pula 93.890 g

Calon varietas cabai keriting K.06(atas) dan cabai besar B.02 (bawah).

Page 33: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

HortikulturaLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 33

benih cabai, tomat, mentimun, buncis rambat, dankangkung. Unit Produksi Benih Sumber (UPBS)Balitsa telah mendistribusikan benih tersebut untukmemenuhi permintaan konsumen.

Untuk komoditas buah tropika, telah diproduksibenih empat varietas durian (Otong, Kani, Sunan,dan Matahari) sebanyak 8.000 batang dan duavarietas manggis (Ratu Kamang dan RatuTembilahan) sebanyak 4.000 batang. Selain itu,telah diterapkan dan disempurnakan DOKSISTUSMM-UPBS berbasis ISO 9001:2008 untuk varietasmanggis, alpokat, dan durian yang telah siapdidaftarkan di Lembaga Sertifikasi danStandardisasi Mutu. UPBS Balitbu Tropika telahmendistribusikan benih alpokat sebanyak 465batang, mangga 1.026 batang, manggis 100batang, durian 907 batang, dan jeruk 1.660 batang

ke pelanggan di Sumatera Barat, Riau, Jakarta,Kalimantan Selatan, dan Jawa Barat.

Pada tahun 2010 telah dipersiapkan benihsumber pesanan Direktorat Perbenihan, dinas, danswasta, yang meliputi 533 batang bibit BF jeruk,3.207 batang bibit BPMT jeruk, 50 batang bibit BFapel, 400 batang bibit BPMT apel, 50 batang bibitBF lengkeng, 200 batang bibit BPMT lengkeng, 500batang BF anggur, dan 250 batang bibit BPMTanggur. Untuk komoditas stroberi, telah dihasilkan250 bibit hasil kultur jaringan dari induk stroberivarietas Dorit dan California.

Untuk menindaklanjuti pesanan bibit jeruk,pada tahun 2010 dilakukan okulasi pada BF danBPMT jeruk. Sebanyak 2.357 bibit telah dikirim kepemesan, yang terdiri atas 297 batang bibit BF dan2.060 batang bibit BPMT.

Calon varietas unggul bawang merah, dari kiri ke kanan, Rintik 1, Rintik 2, danRintik 3.

Potensi ketiadaan biji (seedless) pada aksesi jeruk MT53, MT67, MT95, dan MT96.

Page 34: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

HortikulturaLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201034

Untuk memenuhi permintaan konsumen, padatahun 2010 Balithi memproduksi benih krisan hasilkultur jaringan yang terdiri atas 11.195 botol dan659.690 setek dan mendistribusikannya sebanyak1.077 botol. Selain itu, didistribusikan pula benihanggrek 156 botol, benih anthurium 409 botol,

benih pilodendron 36 botol, benih mawar 10 botol,bibit mawar potong 2.099 bibit, bibit mawar mini2.099 bibit, benih lili 17.095 botol dan 2.219 umbidan telah didistribusikan 1.179 botol, bibitSpathologtis 314 tanaman, dan bibit gladiol111.319 subang.

Produksi benih tomat dan buah tomat var. Ratna.

Produksi benih sumber durian dan manggis berdasarkan standar operasionalprosedur SMM.

Page 35: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

HortikulturaLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 35

Teknologi Produksi

Pengendalian Lalat Buah pada Mangga

Balitbu Tropika pada tahun 2010 menghasilkanteknologi pengendalian lalat buah pada manggadengan menggunakan minyak atsiri serai wangi.Aplikasi minyak serai wangi dengan dosis 6 cc/ldapat menurunkan tingkat serangan lalat buahpada mangga gedong gincu. Hasil analisismenunjukkan bahwa penggunaan minyak seraiwangi untuk mengendalikan lalat buah padamangga memberikan keuntungan 70-80% lebihbesar dibandingkan dengan aplikasi pestisida kimia(Tabel 1).

Tampilan buah mangga gedong gincu setelah aplikasi serai wangi (kiri)dan tanpa serai wangi (kanan).

Peningkatan Mutu dan Produksi Pisang Kepok

Balitbu Tropika telah menghasilkan formula fungimikoriza arbuskula (FMA). Pemberian FMA padabibit pisang kepok meningkatkan tinggi tanaman,jumlah daun, dan lingkar batang. Aplikasi pupukkalium juga berpengaruh positif terhadappertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, danlingkar batang pisang kepok.

Optimalisasi Mata Tunas Bonggol Pisangmelalui Perbanyakan Semikonvensional

Teknologi perbanyakan pisang dengan belahanbonggol (bit) atau dengan mematikan titik tumbuh

Tabel 1. Analisis biaya penggunaan minyak serai wangi dibanding pestisida untuk 18 tanaman mangga.

Perlakuan

Kebutuhan bahan/harga Asumsi Produksi selamatKeuntunganproduksi

(Rp)Bahan Harga 18 tanaman Jumlah Harga(ml) (Rp) (kg) (kg) (Rp)

Serai wangi2 cc/l 504 50.400 720 504 5.040.000 4.989.6004 cc/l 1.008 100.800 720 504 5.040.000 4.939.2006 cc/l 1.512 151.200 720 576 5.760.000 5.608.800

Pestisida 252 75.600 720 216 2.160.000 2.084.400

Page 36: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

HortikulturaLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201036

bonggol dapat diterapkan oleh penangkar benihkonvensional. Perbanyakan dengan caramematikan titik tumbuh bonggol (semi-konvensional) dilakukan dengan cara membongkarbonggol dan memprosesnya pada tempat khususatau pada kebun produksi benih.

Bonggol pisang kepok dan barangan (diameter20-25 cm) diambil dari tanaman yang belummenghasilkan buah. Bonggol lalu dibuangkelopaknya selapis demi selapis dengan pisautajam hingga habis. Bagian titik tumbuh dilubangikira-kira sedalam 5 cm dengan diameter 3 cm, laluzat pengatur tumbuh BAP diberikan pada lubangyang telah dibuat. Empat tunas yang terbentukdipelihara tanpa dipisah dari bonggolnya,sedangkan tunas lainnya dipisahkan dari bonggoldan ditanam dalam polibeg yang berisi mediatanam.

Setiap varietas mempunyai kemampuan yangberbeda dalam menghasilkan tunas. Varietasbarangan menghasilkan jumlah tunas yang lebihbanyak dibanding varietas kepok. Aplikasi BAPbelum menunjukkan pengaruh yang nyata.

Tunas pisang umur 3 bulan dipotong,lalu bonggol dikupas dan titiktumbuhnya dimatikan.

Pengelolaan Blok Pohon Induk Pisang diKalimantan Timur

Seluas 1 hektar blok pohon induk pisang diKalimantan Timur sudah terbangun dan terawatdengan baik. Blok pohon induk dibangun padalahan petani di Desa Muara Badak dan di kebunBalai Benih Induk (BBI) hortikultura KalimantanTimur. Varietas pisang yang ditanam yaitu ketan,kepok tanjung, raja kinalun, dan barangan.Sebagian dari tanaman pisang yang ada telahmemasuki fase generatif atau dipanen. Bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kalimantan Timur,varietas pisang tersebut mulai diperkenalkan keberbagai pihak, terutama varietas ketan yangrelatif belum diketahui petani. Sebagian bibitvarietas ini telah ditanam pada demplot DinasPertanian Kalimantan Timur di Kabupaten KutaiTimur.

Perbanyakan Bawang Merah dengan TeknikSomatik Embriogenesis

Penggunaan teknik somatik embriogenesis (SE)untuk menyediakan benih bawang merah dalamjumlah banyak dapat meningkatkan jumlah kalusyang terbentuk, memperpendek waktuperbanyakan kalus embriogenik, dan menghasilkan

Pertanaman pisang kepok tanjungpada blok pohon induk di kebun BBI.

Page 37: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

HortikulturaLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 37

kalus embriogenik yang beregenerasi menjadiplanlet sekitar 60%. Kultur in vitro dimulai denganpenjaringan eksplan dari tunas umbi bawangmerah varietas Bima dan Sumenep agar bebasbakteri endofit. Induksi kalus dilakukan pada mediaBDS ditambah 2,4D atau pikloram 0,1, 0,5, dan 1,0mg/l dalam dua subkultur dengan interval empatminggu. Kalus selanjutnya dipelihara dalam mediaBDS ditambah 2,4D atau pikloram 1,0 mg/l. Untukkalus embriogenik, inisiasi kultur pada medium cairmemerlukan eksplan kalus yang relatif banyak dancenderung tidak bertambah sehingga inisiasi kalusembriogenik dilakukan pada medium padat.Regenerasi kalus diambil dari kultur setelahsubkultur ketiga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kalusembriogenik bawang merah varietas Bima danSumenep dapat diinduksi pada medium BDS yangditambah 2,4D atau pikloram 1 mg/l. Kalusembriogenik dapat dipelihara dan diperbanyakpada medium yang sama dengan interval subkulturdan rasio perbanyakan masing masing 8 (Bima)dan 12 (Sumenep).

Teknik Inisiasi dan Proliferasi Sel Embriogenikpada Durian

Permintaan benih durian cukup tinggi. Perbanyakanbenih melalui teknik kultur jaringan dengan sistemregenerasi SE menghasilkan benih yang seragamdan bermutu dalam skala massal. Keberhasilanteknologi SE dipengaruhi antara lain oleh jeniseksplan dan komposisi media yang digunakan.

Kalus dari eksplan daun, mahkota bunga, dantangkai sari durian dapat diinduksi pada mediayang mengandung 2,4D 3 ppm + kinetin 0,1 ppmatau BAP 0,1 ppm. Waktu inisiasi kalus padaeksplan tangkai sari, mahkota bunga, dan daunberturut-turut adalah 4 minggu, 2 minggu, dan 3minggu setelah kultur. Jumlah kalus terbanyak padaeksplan tangkai sari diperoleh pada media MS +2,4D 3 mg/l + kasein hidrolisat 100 mg/l. Untukeksplan daun, jumlah kalus terbanyak diperolehpada media MS + 2,4D 3 mg/l + kinetin 0,1 mg/l +air kelapa 100 ml/l, sedangkan untuk eksplanmahkota bunga, jumlah kalus terbanyak didapatpada media MS + 2,4D 3 mg/l + BAP 0,1 mg/l + air

Regenerasi daun dan tunas bawang merah dengangejala vitrifikasi (kiri), setelah dipindah ke tabung ujidengan perkembangan yang sama (tengah), dan tunasyang normal (kanan).

Page 38: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

HortikulturaLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201038

Proliferasi kalus pada eksplan mahkota bunga durian (kiri) dan kalus yang sudahmengarah ke embriogenik (kanan).

kelapa 100 ml/l. Media yang cocok untuk proliferasikalus dari eksplan tangkai sari dan mahkota bungadurian adalah MS + 2,4D 5 ppm + 0,1 ppm kinetin+ vit. B5.

Pada tahun 2010 telah dihasilkan 400 botolkalus noduler, dengan bobot kalus per botol 0,9 gatau setara dengan bobot kalus 364 g. Jika bobotsatu nodul rata-rata 0,7 mg maka jumlah nodulyang dihasilkan sebanyak 514.285 nodul yangmerupakan calon embrio somatik.

Produksi Benih Anggrek Phalaenopsis danDendrobium secara Massal

Produksi benih anggrek Phalaenopsis danDendrobium secara massal dalam waktu cepat danmurah dapat diupayakan dengan menggunakanteknologi SE pada kon-klon harapan hasilpemuliaan. Inisiasi dan proliferasi tunas 43 klonharapan Phalaenopsis dan empat klon Dendrobiumberhasil dilakukan dengan menggunakan mediumTBN-2. Induksi kalus Phalaenopsis (kultivar PuspaTiara Kencana, klon E 2160 dan KD 69) danDendrobium (klon NS 001/28 dan NS 022/58)dilakukan pada media PC-1, Pro-D3, Pro-D4, dan

Pro-D5, serta media D1 dan D7. Media D1, D7, danPCB potensial untuk memperbanyak kalus secaracepat dengan kualitas kalus cukup baik (remah danberwarna hijau segar). Kepadatan inokulum terbaikadalah 2 g/25 ml.

Proliferasi kalus embriogenik pada dua klon/kultivar Phalaenopsis (Puspa Tiara Kencana dan KD69) dan tiga klon Dendrobium (NS 001/31, NS 022/21, dan NS 022/61) berhasil dilakukan pada mediaPC-1, MDS-B1, PC.T-2. Kepadatan inokulum terbaikadalah 2-3 g/25 ml media. Embrio somatikterbentuk secara tidak langsung melaluipembentukan kalus pada medium dengan TDZtinggi, diikuti subkultur berulang 7-12 kali danpenurunan konsentrasi hormon secara bertahaphingga media tanpa hormon.

Produksi Massal Benih Jeruk Bebas Virus (HLBdan CTV)

Kebutuhan benih berbagai varietas jeruk padatahun 2010 mencapai 15 juta benih. Hal inimenuntut ketersediaan semaian batang bawahbermutu dalam jumlah banyak untuk kemudiandiokulasi dengan varietas komersial. Teknologi SE

Page 39: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

HortikulturaLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 39

Metode sambung pucuk dini pada jeruk; dari kiri ke kanan, embrio batang atas,planlet, hasil sambungan batang bawah + planlet, dan hasil sambungan batangbawah + embrio.

terbukti mampu menghasilkan materi perbanyakanjeruk dalam jumlah banyak, baik pada batangbawah maupun entresnya, sehingga bisa dilakukanmikropropagasi. Penyambungan semaian batangbawah dan entres hasil SE dapat menjadi alternatifsistem pembenihan jeruk bebas penyakit. Denganmenerapkan teknologi ini dapat dihasilkan 94.000embrio dan planlet batang bawah dan batang atasjeruk.

Uji kompatibilitas batang atas dan batangbawah hasil perbanyakan SE dengan metodesambung pucuk dini menunjukkan bahwapenggunaan batang bawah hasil semaian biji umur8 bulan setelah tebar menghasilkan persentasetumbuh yang tertinggi. Penggunaan planlet sebagaibatang atas juga menghasilkan persentase tumbuhyang lebih baik dibandingkan dengan batang atasfase embrio.

Inisiasi tunas dari nodus tangkai bunga Phalaenopsis; dari kiri ke kanan, mata tunasmulai bengkak pada 1-2 minggu setelah tanam (mst), inisiasi planlet pada 5-6 mst,dan proliferasi tunas dari nodus tangkai bunga.

Page 40: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PerkebunanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201040

PerkebunanSubsektor perkebunan memiliki peran strategis dalam meningkatkan kesejahteraanmasyarakat maupun perolehan devisa. Untuk mendongkrak produktivitas komoditasperkebunan serta meningkatkan nilai tambah, peran inovasi teknologi menjadi sangatpenting. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) beserta balaipenelitian yang bernaung di bawahnya terus berupaya menghasilkan inovasi teknologiyang terkait dengan penyiapan bahan tanaman, benih, budi daya tanaman, danpascapanen serta melakukan analisis kebijakan dalam rangka mengembangkanagribisnis perkebunan yang berdaya saing.

Page 41: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PerkebunanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 41

Strategi Peningkatan ProduksiKapas

Kebutuhan serat kapas nasional mencapai 700 ributon/tahun atau setara dengan 2 juta ton kapasberbiji. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,pemerintah melakukan perluasan areal tanamkapas seluas 350.000 ha dan mengintensifkanpenerapan teknologi budi daya untuk mencapaiproduktivitas optimum. Upaya tersebut memerlukandukungan ketersediaan benih unggul, lahan irigasi,serta input usaha tani yang mencukupi.

Saat ini telah tersedia benih kapas unggulKanesia 8-15 yang memiliki potensi produktivitas 3ton kapas berbiji per ha, dengan harga benihRp37.500/kg. Varietas ini dapat digunakan padaawal Gernas Kapas dan penelitian kapastransgenik. Balai Penelitian Tanaman Tembakaudan Serat (Balittas) sudah mulai meneliti kapastransgenik dan diperkirakan akan menghasilkankapas transgenik nasional pada tahun 2018 denganpotensi produktivitas 6 ton kapas berbiji per ha danharga benih Rp100 ribu/kg. Mulai tahun 2019,pemakaian benih kapas Kanesia 8-15 secarabertahap dapat diganti dengan kapas transgenik.Dengan menggunakan benih kapas unggul Kanesia8-15 dan input usaha tani sesuai SOP, pada lahanirigasi, produksi kapas berbiji mencapai 1,1 jutaton atau setara dengan 386 ribu ton serat kapas.Jumlah ini dapat mencukupi 52% kebutuhan seratkapas nasional. Jika menggunakan benih kapastransgenik, produksi kapas berbiji mencapai 2 jutaton setara dengan 700 ribu ton serat kapas, ataudapat memasok 100% kebutuhan serat kapasnasional.

Untuk memudahkan penyediaan benih,pengembangan areal kapas 350.000 ha dapatdilakukan selama tiga tahun. Bila rata-ratakebutuhan benih kapas 6 kg/ha maka kebutuhanbenih untuk areal 350.000 ha mencapai 2.100 ton.Dengan asumsi produktivitas kebun benih sebar500 kg/ha maka dibutuhkan sekitar 4.200 ha kebunbenih sebar. Untuk memenuhi kebutuhan benih bagikebun benih sebar tersebut diperlukan kebun benih

sebar seluas 105 ha dan kebun benih dasar 2 ha.Pengembangan benih dasar dapat dikerjasamakandengan lembaga penelitian, sedangkan penyediaanbenih sebar dapat dilakukan pemerintah daerahbekerja sama dengan penangkar benih swasta.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, langkahyang diperlukan dalam upaya pengembangankapas nasional adalah:

1. Penentuan areal pengembangan pertanamankapas yang sesuai. Saat ini telah dipetakanlahan-lahan yang sesuai secara agroklimatuntuk pertanaman kapas seluas 940.500 hayang tersebar di 8 provinsi.

2. Persiapan calon petani dan calon lokasi danpembangunan sarana irigasi pada 350.000 halahan terpilih dengan memerlukan biayainvestasi sekitar Rp525 miliar.

3. Bantuan benih unggul kapas. Pengembangan350.000 ha areal baru kapas memerlukanbenih sekitar 2.100 ton benih. Dengan harga

Varietas unggul kapas Kanesia 11.

Page 42: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PerkebunanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201042

benih kapas unggul Kanesia Rp37.500/kg,dibutuhkan dana sekitar Rp78,75 miliar sebagaibantuan benih awal bagi petani padapertanaman tahun pertama. Pada pertanamantahun kedua dan ketiga, petani sudahmendapat keuntungan dari produksi kapassehingga dapat menyediakan benih sendiri.Pada tahun keempat, benih kapas transgenikdiharapkan telah tersedia dengan harga Rp100ribu/kg.

4. Bantuan input produksi bagi petani. Agarproduktivitas kapas optimum, petani pesertaGernas perlu mendapat bantuan input produksipada tahun pertama sekitar Rp700 ribu/ha atauRp245 miliar untuk 350.000 ha. Pada tahunkedua dan seterusnya, petani tentunya sudahmampu menyediakan input produksi sendiri.

5. Pembangunan kebun benih sebar dan kebunbenih dasar. Untuk memenuhi kebutuhan benihbagi 350.000 ha areal pengembangan kapas,perlu dibangun kebun benih dasar seluas 2 hadan kebun benih sebar 105 ha dengan biayasekitar Rp1,1 miliar.

6. Penelitian kapas transgenik. Agar tersediakapas transgenik dengan harga yang murahpada tahun keempat Gernas, perlu dilakukanpenelitian kapas transgenik yang diperkirakanmemerlukan dana sekitar Rp1,2 miliar

7. Berdasarkan perhitungan di atas, dana yangdibutuhkan untuk Gernas Kapas mencapaiRp851,05 miliar, terdiri atas biaya investasiirigasi Rp525 miliar, pembuatan kebun indukbenih dasar dan benih sebar Rp1,1 miliar,penelitian kapas transgenik nasional Rp1,2miliar, bantuan benih Rp78,75 miliar, danbantuan input produksi Rp245 miliar. Berbagaiupaya tersebut diharapkan dapat memenuhikebutuhan kapas nasional sehinggamenghemat devisa sekitar Rp12 triliun/tahun,selain memperkuat daya saing industri tekstildan produk tekstil nasional dan meningkatkanpendapatan petani.

Varietas Unggul

Bahan Tanam Kopi Unggul Tahan Nematoda

Lima genotipe harapan calon penyusun kopi unggulkomposit tahan nematoda adalah bastar P 88 xHdT, BP 426 A x P 88, BP 542 A x BP 426 A, BP 542A x P 88, dan BP 542 A x HdT. Sementara itu,seleksi dan pengujian untuk memperoleh varietaskapas tahan penyakit karat daun denganproduktivitas 2,75 ton kopi biji/ha/tahun dilakukandengan memilih kopi arabika tipe kate yangdikembangkan dengan populasi 2.000 pohon/ha.Dengan tetap mempertimbangkan cita rasa,diperoleh dua nomor seleksi K 34 dan K 99.

Kemampuan kopi arabika menghasilkan tunasair untuk perbanyakan secara klonal cukup rendah.Oleh karena itu, diterapkan teknik perbanyakanklonal dengan somatik embriogenesis (SE).Protokol pembuatan SE kopi arabika varietas danklon anjuran telah diperoleh, yaitu untuk klon/varietas AS1, AS2K, S-795, dan Sigararutang.

Pada kopi robusta, untuk mempercepatadopsi, bahan tanaman dirancang dalam bentukhibrida biklonal yang dapat diperbanyak denganbiji, dan mampu beradaptasi pada kondisi iklimbasah. Pada lahan endemis nematoda Pratylenchus

Klon unggul kopi tahan nematoda.

Page 43: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PerkebunanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 43

coffeae, tersedia hibrida biklonal yang tahannematoda tersebut. Hasil penelitian menunjukkanbahwa hibrida biklonal BP 936 x BP 534 dan BP 936x BP 939 masing-masing mempunyai potensiproduksi 3,42 kg dan 5,51 kg/pohon. Bastarbiklonal yang tahan terhadap nematoda P. coffeaeadalah SA 13 x BP 534 dan BP 308 x BP 42.

Bahan Tanaman Kakao Unggul TahanPenggerek Buah, VSD, dan Busuk Buah

Produksi kakao Indonesia menghadapi masalahserangan hama penggerek buah kakao (PBK),penyakit vascular-streak dieback (VSD), danpenyakit busuk buah kakao (BBK). Ketiga hama danpenyakit tersebut menimbulkan kerugian yangcukup besar sehingga mengganggu kelangsunganproduksi kakao nasional. Bahan tanaman tahanmerupakan pilihan terbaik untuk mengatasi

masalah tersebut karena bersifat efektif dan ramahlingkungan. Berdasarkan respons ketahananterhadap PBK, telah dihasilkan klon-klon kakao yangtermasuk kategori tahan, yaitu KW 264, KW 570,KW 396, KW 397, dan KW 514. Klon-klon yangtermasuk kategori agak tahan adalah KW 163, KW571, KW 524, KW 525, KW 527, ICCRI 03, KW 216,KW 529, KW 528, KW 422, KW 566, KW 572, danKW 215, sedangkan yang termasuk kategori kurangtahan adalah KW 516, KW 564, KW 265, ICCRI 04,KW 162, KW 403, dan KW 165. Klon-klon tersebutmerupakan materi genetik rintisan untuk pemuliaanketahanan terhadap PBK karena sampai saat inibelum tersedia klon kakao tahan PBK.

Pemuliaan ketahanan terhadap penyakit VSDdilakukan dengan mengevaluasi respons ketahananbeberapa koleksi plasma nutfah kakao di KPKaliwining, Jember. Evaluasi terhadap 22 klonharapan kakao tahan VSD memperoleh dua klonyang memiliki tingkat ketahanan 50% lebih tinggidibandingkan klon ICCRI 03, yaitu klon Sulawesi 1dan Sca 6. Kedua klon tahan VSD tersebut telahdilepas sebagai klon unggul kakao tahan VSD.

Pemuliaan ketahanan kakao terhadap penyakitBBK dilakukan dengan menyeleksi populasi hibridaF1 dan koleksi plasma nutfah kakao. Seleksimemperoleh 15 klon harapan tahan BBK dengantingkat ketahanan sebanding atau 40% lebih tinggidibandingkan ICCRI 03, yaitu JANO/I/9/16, KWN/I/9/2, KWN/I/4/9, KWN/I/6/16, KWN/III/11/5, KWN/II/10/7, KWN/II/10/16, KWN/IV/3/1, KWN/IV/12/4,KWN/II/10/6, KWN/II/4/3, KWN/IV/12/7, KWN/IV/1/15, KWN/IV/12/14, dan KWN/IV/10/4.

Klon Unggul Karet Tahan Penyakit DaunOidium, Colletotrichum, Corynespora danAdaptif Iklim Basah dan Kering

Perakitan klon unggul melalui persilangan atauseleksi bertujuan menghasilkan klon-klon unggulbaru yang lebih produktif. Seleksi awal dimulaipada populasi tanaman F1 untuk menghasilkangenotipe terbaik. Selanjutnya, genotipe terpilihtersebut diuji secara bertahap sehinggaKakao unggul tahan penggerek buah.

Page 44: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PerkebunanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201044

menghasilkan beberapa klon unggul harapan yangdapat dikembangkan pada berbagai wilayahpengembangan karet.

Seleksi pada populasi F1 menghasilkan 50genotipe terpilih yang memiliki potensi produksi2.034-4.990 kg/ha/tahun dengan pertumbuhan lilitbatang 21,8-78,0 cm dan tebal kulit 3,0-10,0 mm.Dari 50 genotipe tersebut, lima genotipe memilikipotensi produksi karet kering paling tinggi (4,1-4,9t/ha/tahun), yaitu genotipe No. 200, 430, 651, 725,dan 1118. Sepuluh genotipe memperlihatkanproduktivitas 3,0-3,8 t/ha/tahun, yaitu genotipe No.387, 403, 484, 584, 695, 809, 1540, 1583, 1819,dan 2081. Produktivitas 35 genotipe lainnyaberkisar antara 2,0-2,9 t/ha/tahun. Umumnya 50genotipe terpilih memiliki ketahanan yang baik(moderat hingga resisten) terhadap penyakit gugurdaun Oidium dan Colletotrichum serta resistenterhadap penyakit gugur daun Corynespora. Tidaksatupun genotipe yang tergolong peka (rentan).

Dari pengujian di lapangan, terpilih lima klonunggul harapan yang memiliki produktivitas 2.034-2.195 kg/ha/tahun, yaitu klon IRR 105 (2.195 kg),IRR 212 (2.043 kg), IRR 111 (2.040 kg), IRR 119(2.038 kg), dan IRR 200 (2.034 kg). Klon yangpertumbuhannya paling jagur adalah IRR 200 (lilitbatang 50,4 cm), sedangkan klon lainnya memiliki

lilit batang bervariasi antara 45,6-48,5 cm. Volumekayu bebas cabang tertinggi dihasilkan klon IRR119 (0,86 m3/pohon), sedangkan klon-klon lainhasilnya bervariasi antara 0,76-0,80 m3/pohon.Klon IRR 105, IRR 111, dan IRR 200 tergolongresisten terhadap penyakit gugur daun Oidium,Colletotrichum, dan Corynespora, sedangkan klonIRR 119 moderat terhadap Oidium, agak resistenterhadap Colletotrichum dan resisten terhadapCorynespora. IRR 212 tergolong agak resistenterhadap Colletotrichum dan resisten terhadapOidium dan Corynespora. Klon IRR 105, IRR 111,IRR 200, dan IRR 212 adaptif dikembangkan didaerah basah (curah hujan > 2.000 mm/tahun)dan kering (curah hujan < 2.000 mm/tahun),sedangkan klon IRR 119 adaptif dikembangkan didaerah kering.

Pembangunan Kebun Koleksi Plasma Nutfah,Calon Varietas, dan Varietas Unggul Tebu

Pemuliaan tebu bertujuan memperoleh varietasunggul baru berdaya hasil tinggi, tolerankekeringan, dan tahan penyakit penting. Upayatersebut perlu didukung ketersediaan plasmanutfah tebu sebagai sumber keragaman genetikuntuk tetua persilangan. Pada tahun 2010,Puslitbangbun membangun kebun koleksi tebu yang

Pembangunan kebunkoleksi plasma nutfahtebu di Ngemplak,Pati, Jawa Tengah.

Page 45: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PerkebunanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 45

berisi 330 klon calon varietas unggul dan 20varietas unggul di KP Ngemplak, Pati, Jawa Tengah.

Selain itu, untuk keperluan pemuliaan telahdisusun pangkalan data agronomi dan sidik jariDNA dari 25 galur unggul tebu serta datakarakterisasi preferensi hama penggerek danpenyakit luka api dan blendok dari 100 aksesi.Untuk menyediakan bahan tanaman tebu, telahdihasilkan protokol dan planlet hasil perbanyakanmassal dengan teknik SE.

Klon Unggul Harapan Teh Assamica

Perakitan klon unggul harapan teh assamicamenghasilkan satu klon unggul harapan II.32.15dengan potensi produktivitas 26.000 kg pucuksegar/ha/tahun, beradaptasi baik pada dataransedang (800-1.200 m dpl) dengan kadar katekin16,44%. Empat klon unggul harapan teh assamicalainnya, yaitu II.6.10, III.28.4, III.35.3, danIII.36.15 memiliki potensi produktivitas 26.000 kgpucuk segar/ha/tahun, beradaptasi baik padadataran tinggi (> 1.200 m dpl) dengan kadarkatekin masing-masing 15,35%, 16,13%, 16,03%,dan 13,14%.

Klon unggul harapan teh assamicaII.32.15 yang beradaptasi baik padadataran medium (800-1.200 m dpl).

Varietas Unggul Mentha

Mentha arvensis merupakan tanaman herbaaromatik penghasil minyak mentha (cormint) yangbanyak digunakan dalam industri makanan,minuman, dan farmasi. Mentha merupakantanaman herba menahun dan dapat diperbanyakdengan biji. Namun, tanaman mentha di Indonesiajarang berbiji sehingga umumnya diperbanyaksecara vegetatif melalui setek pucuk.

Untuk memperoleh varietas unggul mentha,sejak tahun 2008 telah dilakukan uji adaptasiempat nomor harapan mentha (K1, K2, K3, dan K4)di tiga lokasi dataran rendah dan tiga lokasidataran medium. Berdasarkan karakter produksiterna basah dan terna kering angin, produksiminyak, kadar minyak, dan kadar total menthol,diperoleh satu nomor harapan K3 yang beradaptasipada semua lingkungan dengan produksi terna

Klon-klon unggul harapan tehassamica yang beradaptasi baik padadataran tinggi (> 1.200 m dpl).

III.35.3 III.36.15

II.6.10 III.28.4

Page 46: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PerkebunanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201046

yang kurang subur dengan input rendah. Olehkarena itu, varietas ini sesuai bagi petani yangkurang mampu melaksanakan budi daya denganinput tinggi. Varietas ini cocok sebagai bahan bakuminuman kesehatan, obat tradisional, danfitofarmaka.

Castica 3 memiliki potensi produksi herbasegar 2,31 t/ha dan potensi herba kering 370 kg/ha. Kategori adaptabilitas di atas rata-ratasehingga potensi produksi tetap dapat dicapaimeskipun ditanam pada lahan yang kurang suburatau pada sistem budi daya hemat pupuk. Varietasini dapat menghasilkan simplisia dengan kadarasiatikosida tinggi (1,43%), lebih tinggi dari standaryang ditetapkan Kementerian Kesehatan yaitu1,2%. Varietas ini cocok sebagai bahan bakuminuman kesehatan, obat tradisional, danfitofarmaka.

Teknologi PeningkatanProduktivitas dan Pascapanen

Regenerasi Tanaman Lada dan Tebu melaluiOrganogenesis dan SE

Program swasembada gula melalui perluasan arealtanam dan penggunaan varietas unggul tebu

basah 10,57 t/ha/tahun, produksi terna keringangin 3,64 t/ha/tahun, produksi minyak 80,72 kg/ha/tahun, kadar minyak 2,77%, dan kadar totalmenthol 64,26%. K3 berpotensi sebagai calonvarietas unggul berdaya hasil tinggi, dan diusulkanuntuk dilepas sebagai varietas unggul menthadengan nama Mearsia 1 (singkatan dari Menthaarvensis Indonesia 1).

Varietas Unggul Pegagan

Tiga nomor harapan pegagan telah dihasilkan BalaiPenelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro)pada tahun 2010 dengan keunggulan masing-masing. Castica1 memiliki potensi produksi herbasegar 2,63 t/ha dan herba kering 420 kg/ha. Kadarasiatikosidanya stabil dan beradaptasi baik padaberbagai lokasi. Oleh karena itu, varietas inidirekomendasikan untuk petani dan industri yangakan mengembangkan budi daya sendiri. Varietasini cocok sebagai bahan baku minuman kesehatan,obat tradisional, dan fitofarmaka.

Castica 2 memiliki potensi produksi herbasegar 2,1 t/ha dengan produksi simplisia 340 kg/hadan kadar asiatikosida 1,49%. Kadar asiatikosidavarietas ini masuk dalam kategori adaptabilitas diatas rata-rata sehingga dapat ditanam pada lahan

Penampilan tanaman, batang, daun, dan bunga calon varietas unggul mentha K3.

Page 47: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PerkebunanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 47

membutuhkan bibit dalam jumlah banyak.Teknologi kultur in vitro merupakan salah satualternatif untuk menyediakan bibit yang berkualitassecara massal. Penelitian telah dilakukan untukmemperoleh protokol perbanyakan bibit lada dantebu yang efisien melalui kultur jaringan.

Formulasi media terbaik untuk perkecambahanbiji lada adalah MS + BA 0,3 mg/l + PVP 100 mg/l.Penggunaan eksplan tunas terminal dan batangsatu buku tidak berpengaruh terhadappertumbuhan biakan. Penggunaan BA 0,3, 0,5, dan1 mg/l dikombinasikan dengan tidiazuron 0,1 dan0,5 mg/l menghambat multiplikasi tunas.Pertunasan paling tinggi diperoleh pada media MS+ BA 0,3 atau 0,5 mg/l dengan jumlah bukusebanyak 4. Sampai saat ini telah diperoleh 500biakan steril tunas 3-4 buku. Formulasi mediaterbaik untuk menginduksi perakaran lada adalah1/2 MS + IBA 1 mg/l.

Proliferasi tunas tanaman tebu dalam mediaMS + BA 6 mg/l menghasilkan tunas paling banyak,tetapi pertumbuhannya lambat, tunas pendek dandaunnya sempit. Untuk organogenesis tidaklangsung, media MS + 2,4-D 3 mg/l menghasilkankalus dengan struktur yang lebih baik. Untukregenerasinya, MS + BA 1 mg/l menghasilkan

Hasil perbanyakan tebu melaluisomatik embriogenesis.

tunas yang banyak dan visual biakan yang baik.Untuk perbanyakan dengan SE, media MS + 2,4-D3 mg/l menghasilkan kalus yang lebih baik. Strukturembriosomatik dapat terbentuk langsung setelahkalus berumur 2–3 bulan. Tunas in vitro danembrio somatik disubkultur berulang untukmemperoleh biakan yang banyak. Sampai saat initelah diperoleh 2.500 biakan tebu.

Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit danKadar Minyak melalui Pemuliaan Molekuler

Pengembangan kelapa sawit membutuhkan bibitunggul berproduksi tinggi dan sistem perbanyakanbenih yang dapat menghasilkan bahan tanamanbermutu tinggi, seragam, dalam jumlah banyak,dan harga relatif murah. Penggunaan teknik kulturjaringan merupakan salah satu solusi untukmengatasi masalah tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responseksplan daun muda bervariasi, bergantung padaformula media dan suhu lingkungan kultur. Suhuruang kultur yang tinggi (30-32°C) dapatmemperlambat munculnya warna kecoklatan padaeksplan dibandingkan suhu yang lebih rendah (22-25°C). Pembentukan kalus terjadi pada saat biakanberumur 4 bulan setelah tanam. Dari semuaeksplan daun yang dapat membentuk kalus,formulasi media MS modifikasi + NAA 50 g/l + pic25 mg/l + arang aktif 2 g/l memberikan persentasepembentukan kalus yang lebih tinggi, yaitu 66,7%.

Untuk keperluan pemuliaan, telah dikoleksi 100aksesi kelapa sawit dari berbagai daerah diIndonesia. Dari 103 aksesi asal Kamerun, 90adalah genotipe Dura dan 13 aksesi adalahgenotipe Tenera. Pertumbuhan aksesi asalKamerun beragam. Sepuluh dari 100 aksesi yangditanam di Sijunjung berbunga pada umur 18bulan. Keragaman genetik aksesi kelapa sawit asalKamerun berkisar antara 10-82%, dan aksesinyaterbagi dalam 15 kelompok.

Page 48: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PerkebunanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201048

Pembibitan 15 jenis silangan kelapaDalam komposit hibrida intervarietasdi KP Mapanget, Sulawesi Utara.

Perakitan Aren Super Genjah danProduktivitas Tinggi

Program pengembangan aren dan keberlanjutanproduksinya perlu ditunjang dengan teknologipenyediaan bahan tanaman berpotensi hasil tinggi,seragam, jumlah banyak dalam waktu relatifsingkat dan berkesinambungan. Perbanyakan arenumumnya dilakukan secara konvensional. Teknikkultur jaringan dapat menghasilkan bibit arensecara massal, seragam, bersifat klonal (samadengan induknya), dan juvenil (vigor) seperti yangberasal dari biji.

Dalam perbanyakan aren dengan kulturjaringan, viabilitas polen dipengaruhi olehintensitas sinar gama. Makin tinggi intensitas sinargama, makin rendah viabilitas polen. Padaintensitas sinar gama 50 G-ray, viabilitas polen36,2%, 100 G-ray viabilitas 23,3%, 150 G-rayviabilitas 21,1%, dan pada intensitas 200-300 G-raytidak ada polen yang berkecambah. Persilanganmenggunakan polen yang diiradiasi dengan sinargama 50 G-ray menghasilkan 90,3% buah jadiumur dua bulan, dan pada intensitas sinar gama100 G-ray diperoleh 85,8% buah jadi umur duabulan. Benih yang tidak diiradiasi lebih cepatberkecambah dibandingkan dengan benih yangdiiradiasi pada intensitas 50 G-ray, dengankecepatan berkecambah berturut-turut 1 dan 4bulan.

Perakitan Kelapa Dalam Komposit HibridaIntervarietas

Varietas kelapa Dalam komposit dibuat melaluiperkawinan acak enam jenis kelapa, yaitu DalamTenga, Dalam Palu, Dalam Bali, Dalam Mapanget,Dalam Sawarna, dan Dalam Rennel. Kelapa hibridaintervarietas diperoleh dengan saling menyilangkanenam kultivar kelapa Dalam terpilih, yaitu DalamTenga, Dalam Mapanget, Dalam Palu, Dalam Bali,Dalam Sawarna, dan Dalam Rennel. Penanamandi lapang mengikuti model “sarang lebah” denganjarak tanam 9 m x 9 m. Desain seperti ini dapat

Kalus kelapa sawit pada tahap struktur globuler.

Page 49: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PerkebunanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 49

Proses simulasi pembentukansenyawa 3-MCPD ester dengan alatdistilasi vakum.

mencegah persilangan antarkultivar yang samakarena satu kultivar dikelilingi oleh enam kultivarlain.

Populasi ini disebut kelapa Dalam kompositgenerasi 0. Perkawinan acaknya akanmenghasilkan kelapa Dalam komposit generasi Iyang diharapkan memiliki efek heterosis tinggi,keragaman genetik yang lebih besar daripada tetuamereka, sehingga dapat beradaptasi padalingkungan yang beragam dan lebih stabil secaragenetik. Pertumbuhan kelapa Dalam komposithibrida intervarietas di Jawa Timur umur 5 tahundan di Sulawesi Utara umur 4 tahun cukupseragam. Silangan DBI X DSA berbunga awal padaumur 38 bulan setelah tanam di KP Kima Atas,Sulawesi Utara. Penampilan bibit 15 jenis silanganyang ditanam di KP Pandu, Sulawesi Utara,seragam dan vigornya baik.

Diversifikasi Tandan Kosong dan Hasil KelapaSawit untuk Biofuel

Limbah biomassa pertanian dan perkebunanseperti tandan kosong kelapa sawit memilikikandungan lignoselulosa cukup tinggi yang dapatdidegradasi menjadi glukosa sebagai bahan baku

bioetanol. Tandan kosong kelapa sawit dapatdimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif,baik diproses menjadi bioetanol maupun menjadigas. Isu lain dalam industri kelapa sawit yang perludiperhatikan adalah tingginya tingkat kesadarankonsumen terhadap kesehatan. Penelitianmenemukan senyawa 3-monokhlor-propana-1,2-diol (3-MCPD) ester dalam minyak kelapa sawitpada kisaran 0,04-0,05 ppm. Senyawa inimerupakan salah satu kontaminan yang termasukgenotoxin carcinogen.

Desain utama model gasifier untuk membuatgas bakar dari tandan kosong kelapa sawit dapatbekerja sesuai rancangan, yaitu panjang bagianreduksi 200 mm yang menghasilkan suhu 365-440°C dengan laju bahan 5,64 kg/jam danmenghasilkan gas metana. Berdasarkan capaianbesaran suhu gas yang diproduksi, prototipe yangdikembangkan dan dikonstruksi telah memenuhipersyaratan proses gasifikasi standar dan masihberpeluang diperbaiki dengan menyempurnakanmekanisme isolasi panas.

Perlakuan pendahuluan terbaik sebelumhidrolisis enzimatis adalah perlakuan denganNaOH. Gula reduksi tertinggi untuk pelarut H2SO4

dan NaOH dicapai pada hari ke-10, yaitu berturut-

Prototipe gasifier untukgasifikasi tandan kosongkelapa sawit.

Page 50: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PerkebunanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201050

turut 20,3% dan 23,8%. Hidrolisis dengan carasimultan menghasilkan gula reduksi lebih tinggidibanding cara bertahap pada hari keenam, yaitumasing-masing 14,6% dan 7,4%. Perbaikanperlakuan pendahuluan yaitu autoklaf danmicrowave serta penambahan enzim secarasimultan menghasilkan gula reduksi tertinggi(20,6%) dan waktu lebih singkat, dari 10 harimenjadi 6 hari.

Hasil simulasi pembentukan senyawa 3-MCPDester menunjukkan kandungan mono-asil gliserol,di-asil gliserol, dan tri-asil gliserol dalam minyaksawit memengaruhi 3-MCPD ester yang terbentuk.Hasil simulasi juga menunjukkan reaksi gliserolmenjadi 3-MCPD terjadi karena adanya HCl bebasyang terdapat dalam air sehingga gliserol dan HClmengalami reaksi substitusi. Dengan demikian,untuk mereduksinya dapat dilakukan denganmemanipulasi reaksi substitusi tersebut.

Nata de Cacao

Untuk meningkatkan nilai tambah komoditas kakao,pulpa kakao dapat diolah menjadi nata de cacao.Nata de cacao merupakan produk minuman yanglezat dan menyegarkan serta bermanfaat bagikesehatan karena mengandung bioselulosa yang

berfungsi sebagai serat pangan untuk melancarkanpencernaan. Juga mengandung senyawa gula 12-15% serta asam-asam organik dan asam amino.Produk nata de cacao yang lezat dan berkualitasdapat diperoleh dengan menerapkan standarproses dan penilaian kualitas produksi nata decacao.

Isolasi dan Ekstraksi Teaflavin dan Tearubiginserta Formulasi Suplemen KesehatanBerbasis Teh

Meningkatnya perhatian masyarakat akan manfaatteh untuk kesehatan mendorong pelaku industrihilir untuk menjadikan teh sebagai salah satukomponen utama produk pangan, farmasi maupunproduk perawatan tubuh. Hal ini karena tehmengandung bahan aktif seperti katekin, teaflavin,tearubigin, dan teanin yang bermanfaat bagikesehatan.

Indonesia merupakan salah satu produsen tehterbesar di dunia di samping India, Sri Lanka, danKenya, namun masih jauh tertinggal dalampengembangan produk hilirnya. Indonesia masihmengandalkan teh curah sebagai produk akhirnya,padahal permintaan ready to drink tea demikiantinggi, seperti di Amerika Serikat. Hal ini membukapeluang untuk mengembangkan produk hilir tehsehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi tehhitam Indonesia. Salah satunya adalahmengembangkan produk berbasis teaflavin dantearubigin. Teknologi ekstraksi dan separasimenggunakan mikrofiltrasi 5 µm, 3 µm, dan 1 µmpada tahap awal dan dilanjutkan dengan UF 0,01µm dan RO yang dikombinasi dengan ekstraksicair-cair mampu menghasilkan katekin dengankemurnian 59,2%.

Senyawa aktif katekin dari teh hijau dapatdigunakan sebagai bahan pengawet produkmakanan seperti ikan. Formula yang mengandung6.000 ppm ekstrak katekin dengan kemurnian 50%dapat mengurangi kandungan bakteri 187 kali padapenyimpanan 12 jam tanpa mengurangi nilaisensoris terhadap ikan.Skema proses produksi nata de cacao.

Pemotongandan penetralan

Pulpa biji kakao SterilisasiHasil

fermentasi

Hasilnata de cacao

Pengemasan

Page 51: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PerkebunanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 51

Diversifikasi Virgin Coconut Oil (VCO) untukAlternatif ASI

Salah satu upaya meningkatkan pemanfaatan VCOadalah melakukan pengolahan lanjut menjadiberbagai produk pangan, antara lain sebagai ASIalternatif. VCO mengandung asam lemak rantaimedium total 61,5% dan asam laurat 48,2%.Kandungan asam palmitat paling tinggi pada palmstearin, yaitu 63,7%, diikuti asam oleat 29,2%.

Sintesis metil ester VCO memperoleh asamlaurat 48,8% dan sintesis monogliserida palmstearin menghasilkan asam palmitat 65,3%.Selanjutnya, metil ester VCO dan monogliseridapalm stearin disintesis secara enzimatis denganenzim lipase dari Rhizomucor miehei, danmenghasilkan asam lemak baru yang profilnyamirip ASI, di mana kandungan asam oleat, asamlaurat, dan asam palmitat paling dominan.Kandungan asam lemak palmitat pada posisi sn-2dari ASI alternatif sebesar 32,4%, sedangkan totalasam lemak rantai medium dari asam lemak baru/ASI alternatif berkisar antara 32,9-33,8%.

Formulasi Pestisida Berbahan Aktif Jamur,Bakteri, Ekstrak Tembakau, dan Kalsium-Polisulfida

Para ahli menyadari pentingnya biopestisida dalammengendalikan hama dan penyakit tanaman sejak

diketahui dampak negatif pestisida kimia terhadaplingkungan. Berkaitan dengan itu, Balittas telahmembuat dan mengevaluasi efektivitas beberapacalon produk biopestisida sejak tahun 2009. Hasilevaluasi menunjukkan penambahan dua isolatbakteri dan dua isolat jamur ke dalam formulasiserta penambahan khitin untuk meningkatkankemampuan antagonis dan merangsangpertumbuhan dapat memperbaiki kemampuanbiopestisida dalam mengendalikan penyakit,meskipun belum stabil. Teknologi pembuatanpestisida kalsium polisulfida yang efisien juga telahdiketahui. Demikian pula pengaruh paparan udaradan cahaya terhadap kandungan bahan aktifnya.

Pengujian formulasi pestisida berbahan aktifjamur, bakteri, ekstrak tembakau, dan kalsiumpolisulfida menunjukkan bahwa semakin lamaformulasi disimpan semakin turun efektivitasnyadalam mengendalikan penyakit busuk batangberlubang yang disebabkan oleh Erwiniacarotovora, meskipun secara in vitro penyimpananMABA pada suhu ruang selama 12 bulan masihmampu menghambat pertumbuhan bakteri.Formulasi yang disimpan selama 36 bulan sudahtidak mampu lagi menurunkan serangan maupunmenghambat pertumbuhan bakteri. Jamur B.bassiana yang diformulasi dalam bahan pembawakaolin meningkatkan persentase mortalitas ulat H.armigera (65,3%) dibanding yang diformulasibahan pembawa lainnya (25,354,7%).

Page 52: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PeternakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201052

Dalam mewujudkan swasembada daging sapi pada tahun 2014, Pusat Penelitian danPengembangan Peternakan beserta Unit Pelaksana Teknisnya berupaya menghasilkaninovasi teknologi bibit unggul ternak serta deteksi penyakit dan pengendaliannya.Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahun 2010 meliputi analisis kebijakan imporbibit sapi potong dari negara tertular penyakit mulut dan kuku, penelitian progesterondari bahan aktif nabati sebagai penyerentak berahi ternak domba dan kambing,formulasi ransum berbahan dasar ubi kayu untuk sapi dan kulit buah kopi untukkambing, pengembangan tanaman pakan yang toleran terhadap kekeringan, dan ujilapang terbatas vaksin Infectious Bovine Rhinotracheitis.

Peternakan

Page 53: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PeternakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 53

Analisis Kebijakan Peternakan danVeteriner

Kajian Teknis dan Analisis Kebijakan ImporBibit Sapi Potong dari Negara Tertular PMK

Berdasarkan Resolusi OIE No. 19 bulan Mei 2009,sampai saat ini Indonesia dinyatakan bebas daripenyakit mulut dan kuku (PMK). Di dunia terdapat64 negara yang dinyatakan bebas PMK. Karena itu,Indonesia dapat mengimpor bibit sapi dari negara-negara bebas PMK tersebut. Namun, jenis sapiyang tersedia di negara-negara bebas PMKkebanyakan adalah Bos taurus, yang tidak sesuaidengan kondisi tropis Indonesia. Jenis sapi yangdiinginkan adalah Bos indicus, yang hanya terdapatdi beberapa negara, seperti India, Brasil, danArgentina, yang belum bebas PMK. Namun, denganperkembangan teknologi veteriner yang sangatpesat dan dukungan peraturan serta perundang-undangan, impor sapi bibit dapat dilakukan darinegara tertular PMK. Prinsip kehati-hatian denganpendekatan independen dan terintegrasi lintassektoral menjadi dasar pertimbangan dalam hal ini.

Impor sapi potong dari negara tertular PMKperlu memerhatikan: (1) persyaratan teknisinternasional OIE; (2) memanfaatkan pulau-pulau

kecil dan terluar sebagai “pulau karantina” atauprotection zone dan pulau pengembangan sapibibit; (3) penguatan otoritas veteriner; (4)peninjauan kembali Kepmentan No. 3238/2009tentang penggolongan jenis hama penyakit hewankarantina dan media pembawa; dan (5) penguatanperaturan dan perundang-undangan.

Dalam impor sapi bibit dari negara tertularPMK, diperlukan penguatan dan revitalisasi PusatKarantina Hewan dalam melakukan tindakankarantina yang didukung oleh kesiapaninfrastruktur. Impor sapi hidup dari negara yangbelum bebas PMK masih terkendala olehketerbatasan sarana dan prasarana karantina,yaitu masih menggunakan Instalasi KarantinaHewan Sementara (IKHS) yang tersebar sertalokasinya berada “di dalam”. Impor sapi potongdari negara tertular PMK perlu mengikuti UU No. 182009 serta melakukan analisis risiko, yang saat inimasih menjadi wewenang Direktorat KesehatanHewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Penajaman Program Pengembangan SapiBetina Produktif Mendukung PSDS - 2014

Peternak umumnya memelihara sapi betinaproduktif (SBP) bukan berdasarkan siklus produksi,sehingga sewaktu-waktu peternak membutuhkanuang tunai, SBP akan dijual. Sebagian besar sapijantan dari daerah sumber bibit seperti NusaTenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, JawaTimur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta,dan Sulawesi Selatan dipasarkan ke Surabaya,Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Kalimantan. Halini mengakibatkan rumah potong hewan (RPH) diwilayah sumber ternak sulit memperoleh sapi siappotong sehingga banyak SBP dipotong untukmemenuhi kebutuhan daging penduduk setempat.Namun, adanya larangan pemotongan SBP danpengantarpulauan sapi bibit menyebabkan SBPtidak laku dijual sehingga harga SBP lebih rendahdibandingkan dengan sapi jantan. Kondisi inimenyebabkan jumlah SBP yang dipotong di wilayahsumber bibit atau gudang ternak sangat besar,

Sapi bibit.

Page 54: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PeternakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201054

diperkirakan secara nasional telah mencapai 150-200 ribu ekor per tahun.

Pemotongan SBP sejak lama telah dilarang,dan berdasarkan UU No. 18/2009 dapat dikenakansanksi administrasi (denda) maupun hukumankurungan, namun sampai saat ini sanksi tersebutbelum diterapkan. Pemotongan SBP banyakdilakukan di RPH resmi, atau kalau tidak dipotong,ternak dilukai agar tidak layak dikembangbiakkan.Pemahaman dan kesadaran seluruh pemangkukepentingan tentang upaya pengembangan SBPmasih sangat beragam sehingga perlu tindakankonkret yang lebih operasional.

Pengembangan SBP harus dilakukan secarakomprehensif dan terintegrasi lintas subsektormaupun sektoral, baik di tingkat pusat maupundaerah. Guna menyelamatkan SBP, perlu adanyalembaga keuangan yang mampu memberi kreditmaupun dana talangan kepada peternak yangmemerlukan uang atau akan menjual SBP.Penjaringan SBP perlu dilakukan sejak awal dipeternak dengan memberdayakan kelembagaanyang ada (kelompok ternak, koperasi) danmengintensifkan penyuluhan. Perlu pula dilakukanpemindahan SBP sebagai calon bibit dari wilayahpadat ke wilayah kurang ternak.

Peningkatan Kinerja Sapi BX dalam UsahaPerbibitan (cow calf operation/CCO)

Pada tahun 2005, Ditjen Peternakan dan KesehatanHewan mengembangkan sapi Brahman Cross (BX)di BPTU Sembawa dan UPTD-DIY di Kulon Progo.Sebagian besar (>90%) sapi dapat beranak danbanyak yang telah melahirkan dua kali. Oleh karenaitu, pada tahun 2006-2008 dilaksanakan programaksi pembibitan sapi BX di Sumatera, Jawa,Kalimantan, dan Sulawesi. Namun, hasil evaluasimenunjukkan terdapat beberapa masalah dalampengembangan perbibitan sapi BX.

Sapi BX yang diusahakan oleh kelompokpeternak untuk perbibitan tidak semuanya mampubereproduksi dengan baik karena: (1) tingkat

kelahiran dan kebuntingan kembali yang rendah;(2) sebagian sapi yang diberikan adalah sapi tuaatau tidak layak dikembangbiakkan, dan (3) tingkatkematian atau kejadian abnormalitas (dystocia,keguguran) masih sangat tinggi. Kondisi ini terjadikarena: (1) peternak tidak mampu menyediakanpakan murah sepanjang tahun untuk menjaminbody condition score sapi tetap terjaga; (2)pengadaan ternak belum sesuai dengan rencanadan harga yang harus ditanggung peternak terlalutinggi; (3) pendampingan oleh instansi terkaitsangat terbatas; serta (4) perencanaan danpedoman yang ada mungkin belum dikaji secaramendalam, termasuk dalam menetapkan kelompokpeternak maupun lokasinya.

Berkaitan dengan permasalahan tersebut perludilakukan suatu kajian pengembangan sapi BXsebelum program usaha CCO diperluas. Pengkajianmeliputi: (1) mekanisme pengadaan sapi, termasukharga yang harus ditanggung peternak; (2)jaminan purna jual atau asuransi bila ternak sakit,majir atau mati yang bukan karena kesalahanpeternak; (3) jaminan pemasaran bagi pedet atausapi hasil penggemukan; dan (4) bentuk bantuan,berupa pendampingan, sistem pemeliharaan,sistem perkawinan, dan penerapan good farmingpractices.

Buklet hasil kajian analisis kebijakanyang terkait dengan sapi potong.

Page 55: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PeternakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 55

Dengan melihat permasalahan tersebut,pengembangan sapi BX untuk CCO perlu dikajiulang dengan perencanaan yang matang,transparan, serta memerhatikan kelayakan teknismaupun ekonominya. Ternak yang sudah terlanjurdisebarkan perlu dievaluasi secara menyeluruh.Kajian ini sangat tepat bila sejak awal melibatkanswasta atau koperasi yang berpengalaman, sertamelakukan pendampingan yang memadai.

Penyediaan Progesteron dariTanaman Solanum khasianum

Tanaman Solanum khasianum (terung liar) diIndonesia adalah hasil introduksi dari daerahAssam, India pada tahun 1977. Tanaman inidigunakan sebagai bahan baku obat-obatankortikosteroid, yakni kelompok hormon steroid yangdiproduksi oleh adrenal korteks, seperti hormonseks dan obat kontrasepsi oral.

Untuk menghasilkan progesteron dari buah S.khasianum diperlukan proses yang panjang.Ekstraksi 5.000 g buah S. khasianum segar denganpelarut etanol 70% menghasilkan glikoalkaloida639 g dan 57 g dengan pelarut air. Dari sintesisglikoalkaloida diperoleh solasodin kasar masing-

masing 13 g dan 12 g dengan kandungan solasodinmurni dengan pelarut etanol lebih tinggi (86%)daripada dengan pelarut air (85%).

Hasil sintesis solasodin menjadi 16-dehidropregnenolon asetat memperoleh 8,18 gdengan pelarut etanol dan 7,48 g dengan pelarutair. Sintesis lanjutan dari 16-dehidropregnenolonasetat menghasilkan progesteron 5,96 g denganpelarut etanol dan 5,24 g dengan pelarut air.

Progesteron yang diperoleh telah diuji cobasebagai hormon penyerentak berahi pada kambingbetina dengan perlakuan: (1) P0 = kontrol (sponsproduk impor); (2) P1 = spons diberi 45 mgprogesteron hasil ekstraksi; dan (3) P2 = sponsdiberi 35 mg progesteron hasil ekstraksi. Hasilpengamatan menunjukkan bahwa penggunaanhormon progesteron impor maupun hasil ekstraksisecara intravaginal dapat menyebabkan 70%ternak kambing betina berahi. Untuk kontrol, 90%ternak dapat berahi, sedangkan perlakuan hormonhasil ekstraksi 45 mg/spons (P1) ternak yangberahi hanya 55%, dan perlakuan hormon 35 mg/spons, ternak yang berahi lebih banyak yaitu 70%.

Rata-rata berahi terlihat sekitar 54,8 jam (36-84 jam) dengan lama berahi rata-rata 20,4 jam(12-39 jam). Timbulnya berahi terpanjang (84

Buah terung liar (Solanum khasianum) sebagai bahan baku obat-obatan kortikosteroid.

Page 56: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PeternakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201056

jam) terjadi dengan pemberian hormon 35 mg/spons, sedangkan lama berahi terpanjang (39 jam)terjadi pada ternak kontrol. Hasil USG menunjukkan82,6% dari seluruh ternak berahi dan dikawinkandapat bunting. Kambing betina yang berahi denganperlakuan hormon penyerentak berahi nabatisebesar 62,5%, lama berahi 20,4 jam, dan tingkatkebuntingan 82,6%.

Formulasi Ransum Berbasis UbiKayu

Biaya pakan merupakan komponen terbesar (70%)dalam usaha ternak. Untuk mengatasipermasalahan pakan maka pengembangan usahasapi potong sudah seharusnya dilakukan melaluipola integrasi dengan tanaman pangan atauperkebunan. Pemanfaatan secara optimal bahanpakan lokal asal biomassa tanaman dan menekanpenggunaan bahan pakan dari luar, dikenal dengankonsep low external input sustainable agriculture(LEISA).

Loka Penelitian Sapi Potong telah melakukanpenelitian penggunaan biomassa ubi kayu sebagai

pakan dalam upaya efisiensi pemeliharaan sapipedet lepas sapih. Ubi kayu merupakan sumberpakan yang potensial untuk sapi potong karenahampir semua bagian tanaman maupun hasilsamping agroindustrinya dapat dimanfaatkan.Onggok, kulit, ataupun ubi kayu afkir mengandungbahan kering (BK) 88,65-94,35% dan energi (TDN)56,91-64,75% BK.

Pada sapi jantan lepas sapih, pemberianpakan penguat yang mengandung tepung ubi kayuafkir 50% dan 60%, mampu menghasilkanpertumbuhan bobot badan harian (PBBH) masing-masing 0,76 kg dan 0,81 kg/ekor/hari. Pakandiberikan 3,5% dari bobot badan dengan imbangan20% jerami kering dan 80% pakan penguat. Bahanpakan penyusun pakan penguat lainnya adalahdedak padi, bungkil kopra, bungkil inti sawit, danmineral. Hasil analisis ekonomi menunjukkanbahwa penggunaan ubi kayu afkir sebesar 50%dalam pakan penguat mempunyai nilai R/C 1,83dan ubi kayu afkir 60% mempunyai nilai R/C yanglebih tinggi, yakni 2,20. Oleh karena itu, teknologiini layak untuk diterapkan karena secara ekonomismenguntungkan.

Bahan pakan dariubi kayu afkir.

Page 57: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PeternakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 57

Pada sapi betina lepas sapih, pakan diberikanuntuk mencapai target PBBH ≥ 0,54 kg/ekor/hariagar dapat mencapai bobot badan ≥ 225 kg padaumur pubertas (<18 bulan). Pencapaian umurpubertas sesuai target akan dapat dicapai jikaumur beranak pertama ≤ 27 bulan. Pemberianpakan dengan kandungan ubi kayu afkir 50% dalampakan penguat mampu menghasilkan PBBH 0,54kg/ekor/hari (sesuai target), sedangkan pemberianubi kayu afkir 60% menghasilkan PBBH 0,36 kg/ekor/hari (lebih kecil dari target 0,5 kg/ekor/hari).

Hasil analisis ekonomi menunjukkan bahwapemberian ubi kayu afkir 60% mempunyai R/C1,40, lebih tinggi dibanding pemberian 50% denganR/C 1,02. Namun, penggunaan ubi kayu afkir 50%dalam pakan penguat lebih layak diterapkandibanding 60% karena pada pemberian pakandengan kandungan ubi kayu afkir 60%, target PBBHyang dicapai lebih rendah sehingga target beratbadan saat pubertas tidak dapat dipenuhi. Hal inimengakibatkan target umur beranak pertama < 27bulan tidak dapat tercapai.

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan pakanpenguat yang mengandung ubi kayu afkir 60%pada sapi jantan lepas sapih menghasilkan PBBH0,81 kg/ekor/hari, lebih besar dari yang ditargetkanyaitu 0,7 kg/ekor/hari, dengan nilai R/C 2,20.Penggunaan ubi kayu afkir 50% dalam pakanpenguat sapi betina lepas sapih menghasilkan PBBH0,54 kg/ekor/hari, sesuai dengan target sehinggadiperoleh berat badan 225 kg pada umur 18 bulandan mencapai umur beranak pertama pada 27bulan. R/C yang dicapai sebesar 1,02 sehinggasecara ekonomis layak diterapkan.

Kulit Buah Kopi yang Difermentasisebagai Pakan Kambing

Produksi kopi nasional mencapai 687 ribu ton pertahun. Sekitar 40-45% dari buah kopi berupa kulityang berpotensi sebagai pakan ternak kambing.Kadar air kulit buah kopi cukup tinggi (53%)sehingga mudah rusak, sedangkan bila diberikandalam bentuk segar kurang disukai ternak.

Teknologi fermentasi yang dikombinasikan denganteknologi pakan komplit dapat mengatasi masalahtersebut sehingga meningkatkan manfaat kulit buahkopi sebagai pakan ternak.

Kandungan protein kulit buah kopi tergolongrendah (10,6%), namun masih mampu memenuhikebutuhan mikroba rumen untuk mencerna seratkarbohidrat, sedangkan kandungan energinyatinggi (3.748 kkal/kg bahan kering). Palatabilitaskulit buah kopi yang difermentasi menjadi silasetergolong tinggi, yaitu 800-1.000 g/ekor/hari. Padamusim kemarau, kulit buah kopi dapatmenggantikan rumput 10-30% dan menghasilkanPBBH 80 g/hari dengan efisiensi penggunaanransum 0,10-0,12.

Kulit buah kopi dan prosespenjemurannya.

Page 58: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PeternakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201058

Indigofera spicata: Tanaman PakanToleran Kekeringan dan BerproteinTinggi

Indigofera spicata adalah tanaman legum pohonyang berpotensi sebagai pakan ternak.Produktivitas tanaman ini tergolong tinggi,mencapai 30 ton bahan kering per ha per tahundengan interval pemotongan 60 hari danpemotongan 1,5 m di atas permukaan tanah.Kandungan proteinnya tinggi (21-24%), kandunganserat relatif rendah, dan tingkat kecernaan tinggi(77%). Oleh karena itu, tanaman ini sangat baiksebagai sumber hijauan, baik sebagai pakan dasarmaupun sumber protein dan energi, terutamauntuk ternak dalam status produksi tinggi (laktasi,ternak muda pascasapih).

Indigofera spicata toleran kekeringan sehinggadapat dikembangkan di wilayah dengan iklim keringuntuk mengatasi terbatasnya ketersediaan hijauanpada musim kemarau. Keunggulan lain tanaman iniadalah kandungan taninnya sangat rendah, antara0,6-1,4 ppm, jauh di bawah taraf yang dapatmenimbulkan sifat antinutrisi. Rendahnyakandungan tanin berdampak positif terhadappalatabilitasnya (disukai ternak).

Pembuatan silase kulit buah kopi dan produk silase kulit buah kopi.

Tanaman legum pohon Indigoferaspicata sebagai pakan kambing.

Page 59: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PeternakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 59

Hasil penelitian menunjukkan, panen yangoptimal ditinjau dari aspek produktivitas dankualitas nutrisi adalah panen pertama pada umur 8bulan dengan frekuensi panen setiap 60 haridengan tinggi pemotongan 1,5 m di ataspermukaan tanah. Produksi hijauan yang melimpahpada musim hujan dapat diawetkan denganfermentasi (silase) untuk dimanfaatkan padamusim kemarau.

Pengembangan Tanaman PakanTernak

Introduksi Tanaman Pakan dalam SistemPertanaman Lorong

Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Jaya Giri,Lembang, Jawa Barat bekerja sama dengan KPSBULembang dan Kelompok Tani Lembah Harapan.Tujuannya adalah mengintroduksi sistem budi dayatanaman pakan ternak (TPT) yang berkelanjutandan ramah lingkungan sehingga dapatmenyediakan hijauan pakan yang berkualitassepanjang tahun.

Sebelumnya, petani mengelola kebun rumputseadanya, tanpa memberikan pupuk padahal pupukkandang banyak tersedia. Pemotongan rumputtidak memerhatikan umur potong yang tepatsehingga produksi rumput makin menurun.

Penerapan budi daya yang tepat dapatmeningkatkan produksi hijauan. Pada tahunpertama (2009), produksi hijauan berfluktuasi daripanen ke-1 hingga panen ke-4. Fluktuasi produksiberkaitan dengan musim panen. Panen ke-1 jatuhpada akhir musim kemarau (awal musim hujan)sehingga produksi hijauan kurang dari 1 t/ha.Panen ke-2 dan ke-3 bersamaan dengan musimhujan dengan produksi hijauan segar masing-masing 11 dan 15 t/ha. Panen ke-4 pada akhirmusim kemarau dengan produksi hijauan segar 5t/ha. Produksi hijauan tertinggi diperoleh padapanen ke-3, lebih besar 2-3 kali lipat dibandingbudi daya yang diterapkan petani. Pada tahunkedua (2010), fluktuasi produksi tidak jauh berbedadengan tahun 2009, yaitu produksi menurun padamusim kemarau (Tabel 1).

Penanaman rumput juga dapat menurunkanerosi tanah. Pada pertanaman yang berumur 2tahun, antara bulan Januari-Mei 2010 erosi tanahhanya terjadi pada bulan Maret sebesar 14,8 kg/ha, lebih kecil dibanding pada pertanaman yangberumur 1 tahun yaitu 85 kg/ha. Hal ini disebabkanjumlah rumput dan perakaran lebih banyak padapertanaman umur 2 tahun dibanding umur 1 tahun.

Mulai tahun 2010, atas kesepakatan kelompok,setiap anggota kelompok yang mengambil rumputharus membayar Rp100/kg untuk kas kelompok.Saat kegiatan ini dimulai, rumput diberikan kepadapetani secara gratis dan kelompok tidakmempunyai kas. Kebun rumput akan diserahkan kekelompok pada tahun 2011. Satu hal yang perludilakukan adalah melakukan analisis post anteuntuk mengetahui dampak kegiatan ini terhadappetani dan juga tingkat adopsinya.

Pengembangan TPT di Desa Conto, Subang,Jawa Barat

Desa Conto berada pada ketinggian 75 m dpl,berupa lahan kering beriklim kering dengan curahhujan 1.250 mm/tahun. Petani di daerah ini adalahpetani rumput, tetapi tidak mempunyai ternak.

Tabel 1. Hasil rumput dalam sistem pertanamanlorong selama tiga kali panen.

Waktu panenHasil (t/1,2 ha)

JumlahUmur Umur

2 tahun 1 tahun

Maret 2010 11.410 6.209 17.619Juni 2010 14.813 6.083 20.896September 2010 4.600 2.764 7.364

Jumlah 30.823 15.056 45.879

Page 60: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PeternakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201060

Pada tahun 2010 diintroduksikan sistempertanaman lorong pada kebun rumput denganmenyisipkan tanaman leguminosa pohon sebagaitanaman pagar yang membatasi tanaman rumputsehingga membentuk lorong. Sekitar 2,5 ha kebunrumput telah disisipi tanaman pagar Gliricidiasepium dan 2,5 ha dengan tanaman pagarLeucaena leucocephala cv. Tarramba (tahankekeringan dan tahan kutu loncat).

Pengembangan TPT di BPTU Baturaden,Jawa Tengah

Pakan konsentrat adalah sumber protein danmineral yang dibutuhkan ternak, namun harganyamahal. Salah satu upaya mengurangi biayakonsentrat tanpa menurunkan kualitas pakanadalah suplementasi pakan rumput dengan hijauanyang berasal dari tanaman leguminosa. Duaspesies TPT telah dibudidayakan di BPTUBaturaden, yaitu Arachis pintoii (kacang pinto) danMedicago sativa (alfalfa). Pada bulan Juni 2010,telah ditanam 2.200 setek bibit A. pintoii dan padabulan Desember 2010 ditanam 3.000 bibit alfalfa.

Pada umur 4 bulan, produksi hijauan segar A.pintoii sebanyak 468 g/0,5 m larikan, produksi

hijauan kering 65 g/0,5 m larikan, panjang stolon66,46 cm/tanaman, dan ketebalan 12,08 cm.Dilihat dari ketebalannya, A. pintoii cocok sebagaitanaman penutup tanah untuk menekan erosi. Disamping produksi hijauannya, perlu dipelajarikemampuan tanaman leguminosa mensubstitusikonsentrat sehingga akan mengurangi biaya pakantanpa menurunkan produksi susu.

Keragaan tanaman Arachis pintoii diBaturaden, Jawa Tengah.

Kebun rumput di Desa Conto, Subang, Jawa Barat, dengan pipa irigasi danpenampung air.

Page 61: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PeternakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 61

Uji Lapang Skala Terbatas VaksinIBR Inaktif Isolat Lokal

Salah satu penyakit menular yang mengganggusistem reproduksi ternak sapi adalah InfectiousBovine Rhinotracheitis (IBR). Di Indonesia, penyakitIBR tersebar luas di Jawa Barat, Jawa Tengah,Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, KalimantanBarat, dan Nusa Tenggara Barat.

Salah satu upaya pengendalian penyakit IBRyaitu dengan menyediakan vaksin IBR inaktif isolatlokal dalam jumlah yang cukup. Vaksin IBRkomersial berasal dari impor dan harganya mahal.Balai Besar Penelitian Veteriner (Bbalitvet) telahberhasil mengembangkan vaksin IBR inaktif isolatlokal untuk mendukung program PSDS 2014.

Pembuatan vaksin IBR inaktif isolat lokaldimulai pada tahun 2009 dengan melakukan ujilaboratorium dan efikasi vaksin. Hasil uji keamanandan potensi menunjukkan bahwa vaksin IBR inaktifisolat lokal aman digunakan untuk ternak sapidengan tingkat proteksi mencapai 100%.

Uji lapang terbatas vaksin IBR inaktif isolatlokal dilakukan pada tahun 2010 terhadap 64 ekorsapi peranakan onggole (PO) di daerah Cianjur,Jawa Barat. Selain itu, untuk mengetahui bahwavaksin IBR inaktif isolat lokal aman bagi sapibunting, dilakukan uji coba vaksin terhadap sapibunting di Bbalitvet.

Vaksin IBR inaktif isolat lokal yang diaplikasikanpada sapi PO menghasilkan titer antibodi tertinggisetelah bulan ke-7 (kelompok I) atau 5 bulan(kelompok II) setelah diulang, yaitu berturut-turut530 dan 431 (GMT). Pada sapi kelompok kontrol(kelompok I) tidak terdeteksi adanya antiboditerhadap penyakit IBR.

Pengkoleksian sampel terakhir untuk kelompokII pada bulan ke-10 menghasilkan titer antibodi 95(GMT). Untuk kelompok III, pada bulan ke-11 rata-rata titer antibodi mencapai 58 (GMT). Untukkelompok IV (sapi bunting), hingga bulan ke-12rata-rata titer antibodi mencapai 38 (GMT). Rata-rata titer antibodi 38 (GMT) sudah cukup protektif

Multiplikasi tunas alfalfa untukpembentukan perakaran.

Teknologi Mikropropagasi TanamanMedicago sativa (Alfalfa)

Tanaman alfalfa yang dibudidayakan di Indonesiaumumnya tidak dapat menghasilkan biji walaupunberbunga sehingga kebutuhan biji masih diimpor.Padahal tanaman ini mempunyai nilai nutrisi yangtinggi dan disukai ternak. Perbanyakan tanamandengan teknik kultur jaringan merupakan salahsatu alternatif memperbanyak tanaman dalamskala besar dalam waktu cepat dan menghasilkanbibit yang bebas penyakit dan terjagakemurniannya.

Media yang cocok untuk perbanyakan alfalfaadalah Murashige & Skoog (MS) denganpenambahan zat pengatur tumbuh 2iP 0,5 mg/lyang dikombinasikan dengan Tdz 0,1 mg/L; MSdikombinasikan dengan BA 0,5 mg/l ditambah Tdz0,1 m g/l. Penggunaan media Woody Plant Medium(WPM) yang dikombinasikan dengan zat pengaturtumbuh BA dan Tdz tidak menghasilkan tunas.Media untuk perakaran yang cocok adalah WPMdikombinasikan dengan IAA 3 mg/l.

Page 62: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PeternakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201062

sebagaimana hasil uji tantang pada sapi FH yangdilakukan pada tahun 2009.

Vaksin IBR inaktif isolat lokal aman untuk sapibunting. Vaksinasi sapi PO pada umur kebuntingan3 bulan tidak menyebabkan keguguran dan sapimelahirkan anak yang sehat. Demikian pula padakelompok III, vaksinasi IBR pada sapi PO denganumur kebuntingan 3 bulan tidak menyebabkankeguguran. Untuk mengetahui bahwa fetus tidakterpapar virus, setelah anak sapi berumur 1 bulandilakukan pengujian serologik dan hasilnyamenunjukkan bahwa anak sapi tersebutseronegatif.

Berdasarkan hasil uji lapang skala terbatasterhadap vaksin IBR inaktif isolat lokal, aplikasivaksin IBR inaktif harus dilakukan dua kali, yaitusetelah satu bulan vaksinasi pertama dilanjutkandengan ulangan masing-masing dengan dosis 5 ml.Vaksinasi selanjutnya disarankan setiap tahunsekali, mengingat rata-rata titer antibodi padabulan ke-12 mencapai 38 (GMT) dan titer inimampu melindungi sapi dari infeksi virus di lapang.

Deteksi virus BHV-1 pada usap mukosa hidungsapi PO sebelum dan pascavaksinasi menunjukkantidak terdeteksi adanya virus BHV-1 pada usap

mukosa hidung sapi sebelum dilakukan vaksinasiuntuk kelompok I, II, dan IV (sapi bunting). Padakelompok III, sebelum dilakukan vaksinasi telahterdeteksi adanya virus BHV-1 pada 5 ekor dari 20ekor sapi yang diteliti. Namun, setelah dilakukanvaksinasi, kelima ekor sapi tersebut tidak terdeteksiadanya virus BHV-1 pada usap mukosanya. Haltersebut menunjukkan bahwa pemakaian vaksininaktif isolat lokal dapat menghambat re-ekskresivirus pada saat terjadinya reaktivasi dari infeksilaten.

Hasil pengamatan terhadap dampak vaksinasimenunjukkan tidak ditemukan adanya peradangandan pembengkakan di lokasi penyuntikan. Demikianpula gejala klinis lainnya seperti leleran ingus padahidung yang merupakan ciri khas penyakit IBR tidakditemukan. Hasil tersebut sama dengan hasil ujicoba di laboratorium Bbalitvet pada tahun 2009.Dengan hasil yang konsisten tersebut maka vaksinIBR inaktif isolat lokal yang dikembangkan Bbalitvetlayak diaplikasikan pada ternak sapi perah maupunsapi potong.

Hasil uji lapang terbatas vaksin IBR inaktifisolat lokal (N60521T/Jabar/07) menunjukkanvaksin dapat memberikan respons tanggap kebal

Vaksin IBR inaktif isolat lokal “RhinoVet” (kiri) dan aplikasinya pada sapi (kanan).

Page 63: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PeternakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 63

yang cukup tinggi dengan rata-rata titer berkisarantara 426-530 (GMT) pada bulan ke-7. Rata-ratatiter antibodi terendah pada bulan ke-12 mencapai38 (GMT). Hasil uji PCR menunjukkan bahwa padahewan yang divaksinasi tidak terdeteksi adanyavirus yang disekresikan melalui hidung sehinggavaksin ini aman untuk lingkungan peternakan.

Vaksinasi dengan vaksinIBR inaktif isolat lokalpada sapi PO denganumur kebuntingan 3bulan melahirkan anakyang sehat.

Vaksin IBR inaktif isolat lokal diaplikasikan duakali dan vaksinasi kedua (booster) dilakukan 1bulan setelah vaksinasi pertama. Vaksin amanuntuk sapi bunting dan fetus. Vaksinasi ulang dapatdilakukan setiap tahun sekali. Vaksin IBR inaktifisolat lokal perlu dikomersialisasikan dan dilakukanalih teknologi kepada produsen vaksin.

Page 64: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Bioteknologi dan Sumber Daya GenetikLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201064

Bioteknologi diharapkan dapat mendukung upaya penemuan inovasi teknologi. Teknikkultur jaringan, misalnya, dapat digunakan untuk menghasilkan mutan atau klonal yangmemiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit, atau toleran terhadap cekaman salinitas,kekeringan, dan genangan. Aplikasi marka molekuler, kloning gen, dan rekayasa genetikdapat membantu mendapatkan varietas unggul tahan cekaman biotik dan abiotik secaracepat dan terarah. Plasma nutfah tanaman berperan penting dalam perakitan varietasunggul sehingga perlu dikelola dengan baik. Balai Besar Penelitian dan PengembanganBioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen) telah menghasilkan teknologiuntuk mengantisipasi dampak perubahan iklim terhadap pengadaan pangan nasional.

Bioteknologi dan Sumber DayaGenetik

Page 65: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Bioteknologi dan Sumber Daya GenetikLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 65

Perakitan Padi Ciherang TransgenikToleran Salinitas Tinggi

Salinitas merupakan salah satu kendala abiotikdalam produksi tanaman padi di Indonesia,terutama di wilayah pesisir karena adanya intrusiair laut ke wilayah daratan akibat terjadinyapemanasan global. Salinitas tinggi menyebabkantanaman menjadi kering. Oleh karena itu, dalamrangka mendukung program ketahanan pangandan antisipasi perubahan iklim, perakitan varietaspadi toleran salinitas tinggi perlu dilakukan.

Beberapa penelitian berhasil memperbaikitoleransi tanaman padi terhadap salinitas denganmenggunakan teknik transformasi. Gen ethyleneresponsive factor (ERF) memiliki peran pentingdalam pengaturan respons tanaman terhadapcekaman biotik dan abiotik dan menunjukkanadanya interaksi yang positif dengan gendehydration-responsive element binding (DREB).

Gen DREB juga sangat berperan dalammenginduksi gen-gen lain yang berhubungandengan cekaman abiotik, termasuk salinitas.Mengingat pentingnya peran gen ERF1 danDREB1A, kedua gen tersebut telah diisolasi dari

tanaman padi dan diintroduksikan kembali (over-expression) ke genom tanaman padi varietasNipponbare menggunakan teknik transformasimelalui vektor Agrobacterium tumefaciens.Tanaman-tanaman padi Nipponbare transgenikgenerasi T1 yang masing-masing membawa genOsERF1 dan OsDREB1A disilangkan dengan varietaspadi unggul Ciherang sehingga diperoleh tanamanF1 Ciherang-OsERF1 dan F1 Ciherang-OsDREB1A.Tanaman F1 Ciherang-OsERF1 dan F1 Ciherang-OsDREB1A kemudian disilang-gandakan dandiperoleh tanaman F1 Ciherang-OsERF1-OsDREB1A. Untuk mengembalikan latar belakanggenetik dari Ciherang maka dilakukan silang-balik(backcross) beberapa generasi. Penggabungan duagen faktor transkripsi ini diharapkan akanmenghasilkan sinergi ekspresi yang positif untukmeningkatkan toleransi terhadap salinitas.

Tanaman F1 Ciherang-OsERF1 dan F1Ciherang-OsDREB1A menunjukkan toleransi yangtinggi terhadap salinitas. Benih F1-IC hasilpersilangan antara F1 Ciherang-OsERF1 dan F1Ciherang-OsDREB1A yang mempunyai toleransiterhadap salinitas tinggi juga berhasil diperoleh.Tanaman-tanaman F1-SG-Ciherang/Nipponbare-OsDREB1A//Ciherang/Nipponbare-OsERF1 toleran

Hasil PCR galur F1 padi transgenik (kiri) dan hasil uji toleransi terhadap salinitassecara hidroponik (kanan).

Page 66: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Bioteknologi dan Sumber Daya GenetikLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201066

salinitas tinggi dan membawa dua gen targetOsDREB1A dan OsERF1. Ekspresi gen targetmelalui analisis RT-PCR pada tanaman F1-SG-Ciherang/Nipponbare-OsDREB1A//Ciherang/Nipponbare-OsERF1 lebih tinggi dibandingkandengan tanaman F1-OsDREB1A atau F1-OsERF1saja. Galur-galur padi transgenik ini siap diuji lebihlanjut.

Galur Harapan Padi Gogo TahanBlas dan Hasil Tinggi

Penyakit blas menjadi salah satu kendala utamadalam peningkatan produksi padi di lahan kering,seperti padi gogo. Penyakit ini menyebabkanpenurunan produksi beras dunia sekitar 30-50%.Program pemuliaan padi gogo tahan blasmerupakan prioritas dalam upaya menanggulangipenyakit tersebut. Penyakit blas bersifat dinamisatau mudah membentuk ras baru. Oleh karena itu,program pemuliaan diarahkan untuk menghasilkangalur harapan yang ketahanannya bertahan lama(durable) melalui perakitan galur multigenik tahanblas.

Dalam rangka mendukung program tersebut,dilakukan pembentukan populasi haploid ganda(HG) multigen (Pi1, Pi2, Pi33, Pi9, Pir4, dan Pir7 )yang berasal dari persilangan CT13234 (japonica)dengan galur haploid ganda hasil kultur anteraturunan IR64 (indica)/Oryza rufipogon (spesiespadi liar, aksesi IRGC 105491), yaitu Bio46.Penelitian awal memperoleh beberapa galur daripopulasi CT13234/Bio46 yang mempunyai karakteragronomi seperti galur harapan padi gogo danmempunyai 5-6 gen ketahanan terhadap penyakitblas berdasarkan uji secara molekuler.

Hasil uji lapang di Sukabumi, Jawa Barat dandi Lampung menunjukkan, galur no. 189menghasilkan gabah kering panen (GKP) tertinggi,masing-masing 3,44 t dan 2,58 t/ha, dengan rata-rata 3,01 t/ha, lebih tinggi dari rata-rata hasilvarietas CT13432 (2,62 t/ha). Tiga galur lainnyayaitu galur no. 80, 82, dan 136 menghasilkan GKPmasing-masing 1,97 t, 2,13 t, dan 2,18 t/ha lebih

tinggi dari rata-rata GKP IR64 (1,40 t/ha) dan SituBagendit (1,57 t/ha). Pada fase vegetatif (umur 1,5bulan), pertumbuhan galur/varietas yang diujicukup baik dan bersifat tahan terhadap blas.Varietas Kencana Bali yang peka terhadap penyakitblas memperlihatkan serangan yang berat (skor 9).Tetua CT13432 dan Bio46 bersifat tahan,sedangkan IR64 dan Situ Bagendit bersifat pekadengan skor 6 dan 4. Pada fase generatif, terdapattiga galur yang bereaksi peka, yaitu nomor 136,208, dan 211, dengan skor masing-masing 4, 5,dan 5.

Tingkat ketahanan 31 galur haploid gandaterpilih yang diuji terhadap patogen blas Ras 173,Ras 063, dan Ras 101 menunjukkan beberapakelompok sesuai dengan introgresi latar belakang

Pengujian galur-galur haploid gandapadi gogo (semaian umur 17 hari) diCianjur, Jawa Barat.

Page 67: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Bioteknologi dan Sumber Daya GenetikLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 67

material genetik tetua galur-galur tersebut. Tipekelompok tersebut adalah: tipe introgresi CT13432(subspesies japonica), tipe introgresi Bio46 (O.rufipogon), tipe introgresi CT13432-Bio46(japonica-O. rufipogon), tipe introgresi IR64(indica), dan tipe CT13432-Bio46-IR64 (japonica-O.rufipogon -IR64). Variasi sekuen basa nukleotida31 galur haploid ganda terpilih yang diuji untuk genPi1, Pi2, Pi33, dan Pir4 lebih didominasi oleh variasibasa nukleotida tipe introgresi genom japonica danO. rufipogon. Variasi basa nukleotida untuk gen Pi9lebih didominasi tipe introgresi genom indica danjaponica. Untuk gen Pir7, variasi basanukleotidanya lebih didominasi tipe introgresiantara ketiga genom indica, japonica, dan Orufipogon.

Uji adaptasi galur-galur haploid gandaterseleksi di lahan sawah di Cianjur, Jawa Barat,memperoleh sembilan galur yang menghasilkanGKP 5 t/ha, yaitu galur no. 29 atau H-2-3 (5 t/ha),no. 35 atau I-2-1 (5 t/ha), no. 79 atau 1-8 (5 t/ha),no. 88 atau 2-7-1 (5 t/ha), no. 105 atau 3-12-1(5,1 t/ha), no. 106 atau 3-12-2 (5,4 t/ha), no. 107atau 3-12-3 (5,3 t/ha), no. 136 atau 5-1-1 (5,2 t/ha), dan no. 189 atau 12-3 (5 t/ha). IR64 sebagaikontrol menghasilkan 4 t GKP/ha.

Klon Nilam Harapan ToleranKekeringan Hasil Kultur Jaringan

Nilam merupakan tanaman penghasil minyak atsiriatau minyak nilam (patchouly oil) yang banyakdigunakan dalam industri kosmetik, parfum, sabun,antiseptik, dan insektisida. Beberapa klon nilamunggul toleran kekeringan dan mempunyai kadarminyak tinggi (3,2%) telah dihasilkan melaluiinduksi mutasi dan variasi somaklonal. Pada tahun2008, klon-klon tersebut diuji di rumah kaca danbeberapa klon di antaranya tahan kekeringan,seperti klon Bio 6.

Jumlah bibit suatu varietas unggul hasilpemuliaan umumnya sangat terbatas. Untukmemperbanyak bibit tersebut dapat digunakan

teknik kultur jaringan yang dapat memproduksibibit dalam waktu singkat dalam jumlah banyak,seragam, dan bebas penyakit, sehingga varietasunggul dapat segera dikembangkan. Penelitiankultur jaringan nilam telah memperoleh formulasimedia padat yang efisien dengan laju multiplikasibiakan yang tinggi. Klon nilam tersebut selanjutnyadiinduksi perakarannya dengan menggunakanauksin alami yang daya aktivitasnya rendah (IAA)maupun dengan auksin sintetis yang mempunyaiaktivitas lebih tinggi. Klon kemudian diaklimatisasidi rumah kaca untuk mengetahui daya tumbuhnyadan pengaruh formulasi media yang digunakanterhadap karakter morfologi bibit.

Klon nilam Bio 6 hasil kultur jaringanmenunjukkan karakter morfologi yang terbaik(tinggi tanaman, jumlah buku, jumlah daun, jumlahtunas, dan jumlah cabang). Hasil uji lanjutanterhadap klon tersebut menunjukkan tinggi

Aklimatisasi bibit nilam hasil kulturjaringan umur 1-2 bulan.

Page 68: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Bioteknologi dan Sumber Daya GenetikLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201068

tanaman mencapai 20,4 cm pada umur 2 bulansetelah aklimatisasi, jumlah daun 90, jumlah tunas4, jumlah cabang rata-rata 2,3, dan jumlah bukurata-rata 58,8.

Perakitan Kedelai GenjahProduktivitas Tinggi melalui KulturIn Vitro dan Rekayasa Genetik

Varietas kedelai umumnya berumur 80-95 hari.Penelitian untuk memperoleh varietas kedelaiberumur genjah merupakan salah satu upaya untukmeningkatkan produksi nasional kedelai.

Waktu pembungaan merupakan salah satukarakter penting tanaman untuk beradaptasi

terhadap pola tanam dan musim yang berbeda.Beberapa gen yang mengontrol fotoperiodisitastelah diidentifikasi dan diisolasi dari Arabidopsis.Salah satu gen yang berperan dalam mengontrolfotoperiodisitas adalah gen CONSTANS (CO).Pemanfaatan gen tersebut untuk merakit tanamankedelai dengan umur berbunga yang lebih pendekberpeluang memperpendek umur tanaman kedelai.

Nodulasi dan fiksasi nitrogen berperan pentingdalam menentukan produktivitas kedelai. Isolasigen yang berkaitan dengan nodulasi dan fiksasinitrogen dari tanaman kedelai kemudianmengekspresikan kembali gen tersebut berpeluangmeningkatkan produktivitas kedelai. Salah satu genyang berkaitan dengan nodulasi dan fiksasinitrogen adalah gen GmNFR1a.

Hasil aklimatisasi tanaman nilam no. 4, 7, 12, 17, 18, dan 19.

Page 69: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Bioteknologi dan Sumber Daya GenetikLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 69

Hasil penelitian tahun 2010 menunjukkan, dari244 embrio somatik hasil kombinasi keragamansomaklonal dengan EMS yang dikecambahkan,diperoleh 100 benih somatik dan menghasilkan 81planlet. Untuk kombinasi dengan radiasi, dari 169benih somatik yang dikecambahkan, diperoleh 81planlet. Persentase perolehan planlet tertinggiadalah pada kontrol (84%) diikuti radiasi (49%)dan paling rendah dari EMS (33%). Setelahaklimatisasi, keberhasilan paling tinggi yaitu bibitsomaklon di rumah kaca dikombinasikan denganradiasi, yaitu 35 bibit (43%), diikuti kontrol 16(30%) dan terakhir dari kombinasi dengan EMS,sebanyak 24 bibit (29%). Jumlah biji paling banyakdihasilkan somaklon M1, yaitu 1.044 dari radiasidan 496 dari EMS. Jumlah biji paling sedikitdiperoleh dari kontrol, yaitu 288.

Mutan somaklon M1 yang ditanam di lapanganmemiliki pertumbuhan sangat baik dan sudahmasuk stadium pengisian polong. Di antara empatpopulasi M1 asal mutasi kalus varietas Wilis,

Baluran, Burangrang dan Grobogan, baik mutasiiradiasi ataupun mutasi kimia, mutan M1 Groboganmemiliki umur berbunga lebih genjah, yaitu 29-34hari pada M1 asal iradiasi, dan 30-33 hari pada M1asal mutasi kimia. Hal tersebut lebih disebabkankarena tetua (varietas asalnya) berumur lebihgenjah. Secara umum, keragaman tanamangenerasi M1 sebagai akibat dari mutasi belumnyata terlihat. Keragaman tanaman seperti umurdan karakter agronomis lainnya akan terlihat padagenerasi M3. Oleh karena itu, peluangmendapatkan mutan berumur genjah dengan sifatagronomis lain yang diinginkan akan lebih besarpada generasi M3.

Transformasi genetik pada 700 eksplan pucukembrionik (embryonic tip) kedelai varietas Wilis,Tidar, dan Anjasmoro menggunakan vektor A.tumefaciens dengan gen GmNFR menghasilkantunas-tunas transforman pada media seleksi II.Jumlah tunas transforman dari eksplan Wilissebanyak 92 tunas, Tidar 57 tunas, dan Anjasmoro

Pertanaman somaklon kedelai M1 di rumah kawatumur 6 minggu.

Page 70: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Bioteknologi dan Sumber Daya GenetikLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201070

9 tunas. Wilis merupakan varietas yang palingresponsif karena menghasilkan tunas palingbanyak.

Rejuvenasi dan KarakterisasiPlasma Nutfah Tanaman Pangan

Berbagai varietas unggul baru tanaman panganberdaya hasil tinggi telah dihasilkan selama 30tahun terakhir dan telah digunakan secara luasoleh petani. Dalam perakitan varietas unggul,plasma nutfah memiliki peran penting sebagaibahan dasar atau tetua persilangan. Oleh karenaitu, plasma nutfah perlu disimpan dan dikelola ataudikonservasi.

Pada tahun 2010, Bank Plasma Nutfah BBBiogen mengoleksi 10.710 aksesi plasma nutfahtanaman pangan, yang terdiri atas 4.274 aksesipadi, 754 aksesi jagung, 216 aksesi sorgum, 800aksesi kedelai, 65 aksesi gandum, 648 aksesikacang tanah, 1.036 aksesi kacang hijau, 137aksesi kacang potensial, 560 aksesi ubi kayu, 1.802aksesi ubi jalar, dan 451 aksesi ubi potensial.Plasma nutfah tersebut dilestarikan melaluiperemajaan (rejuvenasi), karakterisasi sifatmorfologi, penyimpanan, pengelolaan data, dandokumentasi dalam pangkalan data untukmengefektifkan dan mengefisienkanpemanfaatannya.

Untuk plasma nutfah tanaman yangperbanyakannya melalui biji, rejuvenasi benihdilakukan secara bertahap di lapang. Aksesi yangdirejuvenasi diutamakan yang daya kecambahnya< 80%, jumlahnya sedikit (< 50-100 g/aksesi),atau sering dimanfaatkan dalam programpenelitian. Plasma nutfah ubi-ubian yangperbanyakannya secara vegetatif, konservasinyadilakukan di pot dan di lapangan, serta secara invitro di laboratorium dengan menggunakan mediapertumbuhan lambat. Data pengelolaan benih(hasil pengujian viabilitas benih, tata letak benihdalam bank gen, kondisi alat penyimpan benih, danpengguna benih) disimpan dalam pangkalan datadan dijadikan dasar pengelolaan benih.

Padi dan Kerabat Liarnya

Hasil rejuvenasi dan karakterisasi plasma nutfahpadi budi daya menunjukkan beberapa aksesiberpenampilan baik, seperti malai panjang (> 30cm) dan jumlah butir per malai banyak (>250 biji).Varietas yang memiliki malai panjang (> 30 cm),bulir lebat (jumlah gabah isi >250 butir/malai),jumlah anakan masing-masing 11 dan 12, danpostur tanaman sangat tinggi (>175 cm) yaituLalantik Bamban dan Mantare. Sebelas varietaslokal mempunyai persentase gabah hampa rendah(< 6%), namun postur tanamannya tinggi (>130cm) dan umur agak dalam (> 150 hari). Lalantik

Tahapan transformasi genetik kedelai dengan vektor Agrobacterium tumefaciensmenggunakan eksplan pucuk embrionik (embryonic tip).

Page 71: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Bioteknologi dan Sumber Daya GenetikLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 71

Bamban dan Mantare memiliki sifat agronomi baik,seperti jumlah anakan, panjang malai, dan jumlahgabah isi banyak.

Beberapa aksesi kerabat liar padi O.glaberrima (3 aksesi), O. nivara (3 aksesi), O.minuta (2 aksesi), O. punctata (2 aksesi), O.rhizomatis (1 aksesi), dan O. australiensis (5aksesi) berbunga pada umur 50 hari dan dapatdipanen pada umur 80 hari setelah tanam. Spesiesyang berbunga lambat (80-120 hari) adalah O.glumaepatula, O. barthii, O. longiglumis, dan O.ridleyi. Hasil benih yang diperoleh relatif sedikit(sekitar 50 g) karena spesies padi liar memilikikarakter kerontokan yang tinggi. Spesies padi liaryang posturnya tergolong pendek adalah O.glaberrima, O. minuta, O. ridleyi, O. longiglumis,dan O. eichingeri dengan kisaran tinggi tanaman90-140 cm. Spesies padi liar yang tergolong palingtinggi adalah O. alta, O. grandiglumis, dan O.latifolia dengan kisaran tinggi tanaman 180-300cm. Jumlah anakan padi liar berkisar antara 7-49anakan, jumlah anakan terbanyak terdapat pada O.barthii (49), O. minuta (40), O. punctata (50), danO. officinalis (46), sedangkan jumlah anakan palingsedikit terdapat pada O. glaberrima (13).

Jagung, Sorgum, dan Terigu

Karakterisasi sifat kualitatif plasma nutfah jagungseperti warna daun, warna batang, warna uratpusat, warna sekam, warna rambut, tongkol,susunan malai, dan warna biji diprioritaskan padaaksesi yang belum ada dalam pangkalan data. Hasilkarakterisasi menunjukkan, aksesi lama (Reg.3543) memiliki jumlah daun terbanyak (5,6), Var.2113 (Reg. 3453) mempunyai daun terpanjang(67,1 cm), dan L. Sumut (Reg. 3580) memiliki daunterlebar (17,31 cm). Bobot 300 butir biji terberatditemukan pada J. Ungu (Reg. 3610), yaitu 78,9 g.Rejuvenasi 200 aksesi plasma nutfah jagung diKebun Percobaan Cikeumeuh, Bogor, memperolehbenih baru hasil sibbling antara 75-1.837 g. AksesiLaga-Ligo (Reg. 2615) menghasilkan biji palingberat (1.837 g).

Sebanyak 228 aksesi plasma nutfah sorgumtelah direjuvenasi dan menghasilkan benih barudengan viabilitas tinggi. Bobot kering benihbervariasi antara 50-2.048 g. Karakter kualitatifdikarakterisasi menggunakan deskriptor baru dariICRISAT, yaitu sifat malai, sifat sekam, warnasekam, warna biji, umur berbunga, umur panen,ketebalan biji, kilau biji, dan bentuk biji. Untukkarakter warna sekam, hanya tiga warna yangteramati, yaitu coklat (115 aksesi), merah (72aksesi), dan hitam (41 aksesi). Untuk karakterwarna biji, mayoritas aksesi berwarna gading,hanya satu aksesi yang berwarna hitam, yaitu 296-B (Reg 747) yang merupakan plasma nutfahintroduksi dari India. Rata-rata umur berbungakoleksi sorgum adalah 63 hari. Aksesi sorgum yangberbunga paling cepat (46 hari) adalah Keris (Reg730), CK.5 (Reg 725), ICSB 11 (Reg 862), dan ICSB67 (Reg 865). Untuk umur panen, aksesi ICSV93038 (Reg 811) dari India berumur paling genjah(81 hari).

Aksesi yang direjuvenasi menunjukkankarakter agronomis yang bervariasi. Beberapaaksesi memiliki potensi untuk dikembangkan atausebagai sumber genetik dalam perakitan varietasunggul. Aksesi gandum yang memiliki jumlahanakan produktif tinggi, umur panen pendek, danbobot biji per petak tinggi disajikan pada Tabel 1.

Kacang-kacangan

Hasil karakterisasi terhadap 161 aksesi kedelaimenunjukkan adanya keragaman semua sifat yangdiamati. Tidak semua karakter komponen hasilsecara langsung memengaruhi hasil. Karakterjumlah polong per tanaman secara langsungmemengaruhi hasil biji kedelai. Oleh karena itu,karakter jumlah polong per tanaman dapatdigunakan sebagai kriteria seleksi untukmemperoleh genotipe kedelai berdaya hasil tinggi.Hasil karakterisasi pada 161 aksesi kedelaimenunjukkan adanya keragaman yang cukup tinggipada karakter komponen hasil yang diamati.

Page 72: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Bioteknologi dan Sumber Daya GenetikLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201072

Dari 43 plasma nutfah edamame yangdirejuvenasi dan dikarakterisasi, bobot biji berkisarantara 16-38 g/100 biji. Sebelas aksesi memilikibobot 100 biji >30 g. Di antara aksesi tersebut,aksesi G 10428 dan kedelai China memiliki bobotbiji tertinggi, yaitu masing-masing 70 g dan 47 g/5tanaman. Keragaman genetik plasma nutfahedamame tergolong tinggi (81-53722), sehinggamembuka peluang yang cukup besar untukmendapatkan sumber-sumber gen dalamperbaikan varietas.

Dua ratus aksesi plasma nutfah kacang tanahyang ditanam memperlihatkan keragaman warnabunga dan ginofor. Umur berbunga berkisar antara24-26 hari setelah tanam, tinggi tanaman 15-60cm, jumlah cabang 2-6, jumlah polong isi 4-23polong/tanaman, bobot kering polong 18-156 g/tanaman, dan bobot kering polong 80-1.025 g/plot. Dari hasil karakterisasi plasma nutfah kacanghijau, diidentifikasi aksesi VR176 berbunga lebihawal, VR264 berumur genjah (52 hari), VR184memiliki polong panjang, dan VR422 berdaya hasiltinggi.

Plasma nutfah kacang tunggak yang berumurgenjah (69 hari) adalah TVX 4667-01D-A, TVX2939-09, dan kacang nasi. Jumlah kluster tiaptanaman merupakan komponen hasil kacangtunggak. Kluster terbanyak ditemukan pada KT 84A

(11,7), jumlah polong terbanyak pada aksesiRenyam (45 buah), dan polong terpanjang (33,3cm) ditemukan pada aksesi kacang nasi/danib.Jumlah biji terbanyak dimiliki oleh lokal Lombok(17,7 buah), dan bobot 100 butir biji terberatdimiliki varietas kacang tunggak hitam. Hasil biji(benih) plasma nutfah kacang tunggak yangdiperoleh berkisar antara 25-854 g, tertinggi (854g) pada aksesi (varietas) ICV-2B-1.

Plasma nutfah kacang bogor kurangmenunjukkan variasi dalam umur berbunga danumur panen. Umur mulai berbunga berkisar antara28-30 hari dan umur panen 109-111 hari. Jumlahtangkai daun per batang bervariasi antara 48-68buah. Aksesi yang memiliki jumlah tangkaiterbanyak adalah VS09. Namun jumlah tangkaiyang banyak tidak berkorelasi dengan jumlahpolong. Aksesi yang memiliki jumlah polongterbanyak adalah VS01 (45 polong/tanaman).Bobot biji kacang bogor bervariasi antara 74-92 g.Rejuvenasi plasma nutfah kacang bogormemperoleh benih 876-1.166 g/aksesi.

Umbi-umbian

Plasma nutfah ubi kayu menunjukkan keragamanyang cukup tinggi pada sifat morfologi. Helai daunubi kayu didominasi warna hijau, sedangkan

Tabel 1. Aksesi gandum yang memiliki karakter agronomi baik.

Karakter agronomi Aksesi

Jumlah anakan produktif > 15 anakan V.234, CBD 23, V196, CBD 17, Sweta, Nias, V 235, V 236Umur berbunga pendek V.234, Naxos We, R, V.259, H.113, H.012, Perdix, Tieros W, Dewata, Sweta,

V.167, dan NiasUmur masak pendek V.003, V.231, V.009, H.012, V.167, V.234, Nias, Fasan, H018, Dewata,

CPN-01Umur panen pendek SW Triso, V.234, H.012, V.167, H.113, Tieros We, Dewata, V.010, Perdix,

V.009, NiasBobot biji/petak tinggi Signa, Sit Notrend, CBD01, Perdix, Selayar, Combi, Kauz/Wea, Sdh Plaming,

V.262, H.085, MonkDaya tumbuh > 90% Sweta, CPN01, Sdh Plaming, V.003, V.170, H.087, CPN-02, Casa/Kau, V.262,

H.113

Page 73: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Bioteknologi dan Sumber Daya GenetikLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 73

batang bawah didominasi warna abu-abu. Panjangtangkai daun bervariasi antara 21,1-33,3 cm,panjang lobus daun 14,3-30,2 cm, variasi lobusdaun 1,9-6,6 cm, dan tinggi tanaman 140-380 cm.

Sebanyak 35 aksesi plasma nutfah gembili, 23aksesi gadung, 48 aksesi ubi kelapa, dan 26 aksesisuweg telah dikonservasi di lapangan. Satu aksesiubi kelapa, yaitu aksesi 631 mempunyai bobot umbipaling berat (860 g/umbi). Umur bertunas ubikelapa bervariasi antara kurang dari 1 bulansampai lebih dari 8 bulan.

Dari konservasi 67 aksesi plasma nutfahganyong, koleksi ganyong merah meliputi 38 aksesi(56,7%) dan ganyong hijau 29 aksesi (43,3%). Dari

sembilan aksesi kentang hitam, empat aksesimempunyai bobot umbi 79-152 g yaitu nomor 719,746, 800, dan 801. Aksesi talas yang memilikibobot cormus terbesar yaitu varietas GettekSesaren. Cormus yang memiliki bobot tinggi adalahyang berbentuk 1 (kerucut).

Sebanyak 200 aksesi plasma nutfah ubi kayu,ubi jalar, dan talas koleksi in vitro dipertahankandengan cara subkultur. Untuk menambah koleksi,pada tahun 2010 dilakukan sterilisasi eksplan danmemperoleh eksplan steril 33 aksesi ubi jalar, 22aksesi talas, dan 30 aksesi ubi kayu. Diharapkandari aksesi steril tersebut akan diperoleh kultur invitro baru sebanyak 30-50 aksesi.

Page 74: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PascapanenLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201074

Teknologi pascapanen diperlukan untuk meningkatkan mutu, daya saing, nilai tambah,dan keragaman pangan, serta membuka peluang ekspor yang lebih luas bagi produkpertanian. Pemanfaatan pangan lokal seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, dan sukundiharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada beras. Balai Besar Penelitian danPengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) terus berupaya menghasilkanteknologi pascapanen yang mudah diaplikasikan pengguna.

Pascapanen

Page 75: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PascapanenLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 75

Teknologi Pengemasan Buah Salakdengan Sistem AtmosferTermodifikasi

Buah salak mudah rusak bila tertundapemanfaatannya karena setelah dipanen, buahmasih terus melangsungkan aktivitas fisiologisseperti respirasi dan transpirasi. Dengan adanyaaktivitas fisiologis tersebut, secara berangsur mutubuah akan menurun, kulit buah menjadi kering,daging buah mulai layu, muncul gejala infeksipatogen, hingga akhirnya buah menjadi busuk.

Penyimpanan dengan sistem atmosfertermodifikasi telah banyak dilakukan dalamdistribusi buah-buahan dengan tujuan untukmemperpanjang umur simpan dan menundapembusukan. Faktor yang menentukankeberhasilan penyimpanan dengan sistem atmosfertermodifikasi adalah kemampuan komoditas untuk

beradaptasi dengan perubahan atmosfer.Konsentrasi karbondioksida (CO2) yang terlalutinggi (lebih dari 5%) dalam penyimpanan buahtropis dengan sistem atmosfer termodifikasi dapatmenyebabkan buah mengalami kerusakanfisiologis, yaitu buah matang tidak sempurna. Padabeberapa jenis buah yang disimpan dengan sistemmodifikasi atmosfer, infeksi mikroorganismemenjadi masalah utama karena menyebabkankerusakan buah.

BB Pascapanen bersama dengan PT TulipSekawan telah melakukan uji coba ekspor salak keMalaysia dengan kapasitas 10 ton. Dalam uji cobatersebut, penggunaan antimikroba alami berupaekstrak lengkuas 5% dan pengemasan dengansistem modifikasi atmosfer menggunakan PE 0,04dengan perforasi mikro 32 lubang (kapasitas 1 kg/plastik), dapat mempertahankan kesegaran buahsalak pada reefer container 12-15°C denganmenggunakan transportasi laut selama 6 hari.Tingkat kerusakan buah cukup rendah, yaitu kurangdari 2%. Namun, penanganan distribusi buah salakdari gudang pelabuhan Malaysia (PuchongGateway) ke tempat pemasaran di Klang ValleyArea dan Ipoh Area masih perlu diperbaiki karenapihak eksportir belum memiliki fasilitas rantaidingin.

Dengan bertambahnya daya simpan buahsalak hingga 21 hari dan berhasilnya uji coba

Uji coba ekspor buah salak ke Malaysia dengan pengemasan atmosfer termodifikasi.

Page 76: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PascapanenLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201076

ekspor ke Malaysia dengan kapasitas 10 ton makapasar yang dijangkau, baik dalam negeri, maupunluar negeri, akan lebih luas. Selain itu, daya saingbuah salak Indonesia di pasar luar negeri akansemakin tinggi.

Peningkatan Efisiensi ProduksiTepung Kasava Termodifikasi SkalaUKM

Program peningkatan ketahanan pangan perludidukung dengan upaya pengembangandiversifikasi konsumsi yang bertumpu padakeanekaragaman sumber daya pangan,kelembagaan, dan budaya lokal. Upayameningkatkan diversifikasi pangan denganmenggali sumber karbohidrat lokal antara lainbertujuan mengurangi ketergantungan pada berasdan menekan impor terigu.

Salah satu bahan pangan lokal dari ubi kayuyaitu tepung kasava fermentasi (tepung Mocaf dantepung kasava Bimo). Kedua jenis tepung inimemiliki karakteristik seperti tepung terigusehingga berpotensi mengganti atau mensubstitusiterigu dalam pembuatan berbagai produk pangan.Tepung Mocaf telah berkembang di KabupatenTrenggalek, Jawa Timur, dan Pati, Jawa Tengah,sedangkan tepung kasava Bimo dikembangkan diLampung dan Sukabumi, Jawa Barat.

Agar harga tepung kasava Bimo lebihkompetitif maka proses produksinya harus efisien.Efisiensi produksi tepung kasava Bimo dapatdilakukan dengan memperbaiki teknik proses(pengupasan, perajangan, pemerasan) sertamenggunakan alat produksi otomatis berkapasitasbesar, menggunakan starter Bimo-CF dosis rendah,dan memanfaatkan hasil samping berupa limbahcair perasan untuk pembuatan nata de cassava.

Berdasarkan hasil optimalisasi proses,teknologi proses yang efisien yaitu teknologi tanpapengupasan, dilanjutkan dengan pencucian,perajangan/penyawutan, perendaman dalam airyang menggunakan starter Bimo-CF dengan dosis

0,5 kg/ton, pengepresan, pengeringan, danpenepungan. Pada uji coba produksi tepung kasavaBimo skala 10 ton ubi kayu per hari, rendemensawut kering dan tepung pada perlakuan tanpadikupas dan dipres masing-masing adalah 33% dan27%, lebih tinggi dibanding kontrol yaitu 30% dan22%. Derajat putih tepung yang dihasilkan tanpapengepresan adalah 75%, tanpa dikupas 70%,sedangkan tepung Mocaf derajat putihnya 76%.Pengupasan memberikan nilai kecerahan (L) antara3.310-3.777, lebih cerah dibanding tanpapengupasan dengan nilai L 2.457-3.453. Untuktingkat kehalusan pada ukuran mesh 80, tingkatkehalusan tepung Mocaf (56,5%) lebih rendahdibanding tepung yang dihasilkan dengan perlakuandikupas (58%) maupun tanpa dikupas (59,25%).

Teknologi optimasi produksi tepung kasavatermodifikasi skala UKM 10 t/hari beserta produkturunannya dapat meningkatkan efisiensi produksisampai 20%. Selain itu, waktu proses lebih cepatkarena pengeringan menjadi lebih pendek denganadanya perlakuan pengepresan irisan ubi kayu.Kerja sama produksi tepung kasava dengan mitrabinaan telah dilakukan di Desa Bangunsari,Kecamatan Negeri Katon/Tegineneng, KabupatenPasawaran, Lampung dan dengan mitra pabriktapioka Gunung Salak di Desa Cibadak, Sukabumi,Jawa Barat.

Tepung kasava Bimo.

Page 77: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PascapanenLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 77

Pelilinan dan Pengemasan BuahManggis untuk Meningkatkan DayaSimpan

Manggis merupakan salah satu komoditas eksporandalan Indonesia. Ekspor buah manggismeningkat tiap tahun. Pada 2007 volume ekspormencapai 9.093 ton dengan nilai USD 4,95 juta,dan meningkat menjadi 9.466 ton dengan nilai USD5,83 juta pada tahun 2008. Ekspor buah manggismemberikan sumbangan lebih dari 34% terhadaptotal ekspor buah-buahan. Negara tujuan ekspormanggis antara lain adalah Taiwan, Hongkong,Malaysia, Uni Emirat Arab, Singapura, Belanda,China, dan Jerman.

Kendala dalam ekspor manggis adalah mutubuah umumnya rendah karena kulit buah keras,bergetah, dan sepal buah tidak utuh. Waktutransportasi yang lama juga menyebabkan buahmenjadi rusak saat tiba di negara tujuan ekspor.

Untuk mengatasi masalah tersebut, padatahun 2009 dilakukan penelitian untukmeningkatkan daya simpan buah manggis denganmetode pelilinan dan pengemasan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pelilinan dan pengemasanpada skala bangsal 8 x 8 x 8 tumpukan boks karton(kapasitas 2,5-3 kg) dapat mengurangi tingkatkerusakan buah hingga kurang dari 20%, sepaltetap segar, warna buah dapat diterima konsumen,dan memperpanjang daya simpan segar buah 3-4minggu.

Pada tahun 2010, hasil penelitian tersebutdivalidasi pada skala yang lebih besar dan sesuaidengan kondisi di lapang, yaitu skala ekspordengan kapasitas kontainer 15-18 ton. Verifikasi/validasi teknologi dilakukan BB Pascapanen bekerjasama dengan PT Alamanda Sejati Utama denganmelakukan uji coba ekspor ke Hongkong/China.Hasilnya menunjukkan bahwa pelilinan danpengemasan dengan mencelupkan buah ke dalamformulasi emulsi lilin (lilin 6% + hormon 10 ppm +pestisida 1.000 ppm), kemudian buahdikeringanginkan dan dikemas dengan net foamdapat mempertahankan kesegaran buah hingga 3-

4 minggu pada suhu 9°C. Tingkat kerusakan buahtergolong rendah, yaitu kurang dari 10%. Olehkarena itu, teknologi pelilinan dan pengemasandirekomendasikan untuk mempertahankankesegaran buah manggis dalam pengiriman jarakjauh atau ekspor.

Hingga minggu keempat, buah manggis yangdiekspor dengan menggunakan teknologi pelilinandan pengemasan masih “aman” dan dapat diterimakonsumen di Hongkong/China dengan tingkatkerusakan buah 5-10%. Kekerasan buah relatifstabil atau sama dengan buah saat dipanen. Tanpaperlakuan, kekerasan buah manggis meningkatdrastis, begitu pula halnya pada perlakuan yangdigunakan eksportir. Kulit buah dengan pelilinandan pengemasan berwarna merah muda ataumerah keunguan (skor 2,75 dan 2,95). Kulit buah

Pelilinan dan pengemasan buahmanggis.

Page 78: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PascapanenLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201078

manggis tanpa perlakuan atau perlakuan eksportirberwarna unggu sampai hitam (skor 4,30-4,0).Dengan demikian, pelilinan dan pengemasan dapatmempertahankan warna kulit buah manggis hinggaminggu keempat. Kandungan kimia buah manggisselama penyimpanan tidak berbeda antara yangdiberi perlakuan dan tanpa perlakuan. Perubahankomposisi kimia buah dengan perlakuan pelilinandan pengemasan relatif stabil.

Dengan daya simpan buah yang lebih panjangmaka peluang pasar pun lebih luas, termasukpasar ekspor. Upaya ini sekaligus akanmeningkatkan daya saing buah manggis di pasarinternasional.

Tepung Sorgum Rendah Tanin untukNasi dan Bubur Instan

Sorgum merupakan serealia yang belum banyakdikonsumsi masyarakat Indonesia, padahal nilai gizisorgum tidak kalah dengan beras. Namun, sorgummengandung tanin dengan kadar cukup tinggisehingga memengaruhi rasa (pahit/sepet), selainbersifat antigizi.

Sejalan dengan pola hidup masyarakatmoderen yang menghendaki produk yang praktis,produk olahan sorgum yang memiliki prospek untukdikembangkan adalah produk olahan instan, sepertinasi instan, bubur instan, dan sereal siap saji untuksarapan. Selain cepat saji, produk olahan sorgumtersebut bermanfaat bagi manula karena indeksglikemiknya rendah dan kandungan seratpangannya tinggi.

BB Pascapanen telah menghasilkan teknologiproduksi tepung sorgum rendah tanin serta nasidan bubur sorgum instan. Penggandaan produksitepung sorgum 100 kg/hari membutuhkan bahanbaku biji sorgum 200-500 kg dan menghasilkanrendemen tepung rata-rata 95%. Analisis ekonomimenunjukkan produksi tepung sorgum 100 kg/harisecara ekonomi menguntungkan dengan nilai R/C1,15 dan harga jual tepung Rp7.000/kg atau lebihmurah dari tepung terigu.

Teknologi produksi nasi sorgum instan skala10 kg/hari menghasilkan produk dengan kadartanin kurang dari 1%, rendemen 60-61%, dengankebutuhan bahan baku 16-20 kg/hari. Komposisikimiawi (bk) nasi sorgum instan adalah air 6,0%,abu 0,4%, protein 6,3%, lemak 0,6%, karbohidrat88,4%, dan energi 403 kkal per 100 g. Nilaifungsional nasi sorgum instan adalah daya cernapati 67%, serat pangan larut 2,5%, serat pangantidak larut 5,2%, indeks glikemik 29,2% (termasukIG rendah), dan tanin kurang dari 1%.

Teknologi produksi bubur sorgum instan skala10 kg/hari membutuhkan bahan baku biji sorgum14,3 kg/hari atau setara 3,4 kg tepung sorgum.Komposisi kimiawi (bk) bubur sorgum instan adalahair 4,4%, abu 1,5%, protein 10%, lemak 2,5%,karbohidrat 81,6%, dan energi 429 kkal per 100 g.Bubur sorgum instan mengandung serat panganlarut 3,1%, serat pangan tidak larut 6,0%, dayacerna pati 78,0%, indeks glikemik 50,7% (termasukIG rendah), dan kadar tanin kurang dari 1%.

Nasi sorgum instan tahan disimpan sampai 15bulan dalam kemasan plastik PP. Untuk bubursorgum instan, daya simpannya sampai 13 bulandalam kemasan yang sama.

Produk olahan sorgum dapat mendukungupaya diversifikasi pangan dan sesuai untukkelompok usia anak-anak, dewasa maupun usialanjut. Untuk pengembangan produk sorgum, BBPascapanen menjalin kerja sama dengan KoperasiWanita Kusuma, Jakarta.

Teknologi Produksi Tepung SukunPremium dan PengembanganProduk Olahannya

Komoditas sumber karbohidrat nonserealia (anekaumbi dan buah, termasuk sukun) umumnya mudahrusak antara lain karena kadar airnya cukup tinggi(60-80%). Selain itu, komoditas sumberkarbohidrat selain beras dan terigu juga memilikicitra rendah (inferior) di masyarakat. Dalam upayamenggali sumber daya pangan lokal dan mengubah

Page 79: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

PascapanenLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 79

citra inferior menjadi superior, maka pengolahanmenjadi produk setengah jadi (tepung) menjadipilihan yang tepat. Salah satu cara meningkatkancitra tepung dari bahan pangan lokal adalahmengurangi atau menghilangkan komponenpenyebab rendahnya palatabilitas atau flavor (rasadan aroma).

Pada tahun 2009, peneliti BB Pascapanenberhasil mengurangi komponen penyebab rasapahit pada tepung sukun, yaitu tanin dan asamsianida, lebih dari 80%. Untuk mempercepat adopsiteknologi tersebut oleh pengguna, model produksitepung sukun diterapkan di salah satu sentraproduksi sukun, yaitu Kabupaten Cilacap, JawaTengah. Selain itu, untuk meningkatkan konsumsisukun dikembangkan berbagai produk olahanberbasis tepung sukun.

Model pengembangan penerapan teknologiproduksi 1 ton tepung sukun dilakukan denganpendekatan pola inti-plasma. Pemilik pohon sukunatau pengrajin kecil dirancang menjadi plasmayang akan memasok bahan baku (buah sukun atausawut kering) kepada pengusaha tepung yangberperan sebagai inti.

Mutu tepung sukun ditentukan oleh sifat fisikdan sifat kimianya. Sifat fisik tepung sukun meliputiderajat putih dan kehalusan. Penggunaan larutansodium bisulfit 0,02% dapat meningkatkan derajatputih tepung. Rendemen tepung sukun ditentukan

oleh kadar karbohidrat bahan bakunya, berkisarantara 10-14%. Kadar tanin terendah terdapatpada perlakuan perendaman dengan air,sedangkan kadar HCN terendah diperoleh denganperendaman dalam larutan Na2SO4.

Beberapa jenis olahan sukun yang mulaidikembangkan adalah flake, rusk, kerupuk, energybar, dan bihun. Berdasarkan hasil uji hedonik,olahan flake yang paling disukai panelis adalahyang dibuat dari tepung sukun dan tepung sagudengan perbandingan 80:20. Campuran tepungsukun dan tepung terigu 20:80 yangdikombinasikan dengan mentega menghasilkanproduk roti kering yang masih disukai panelis.Olahan kerupuk sukun terbaik ditinjau dari segivolume mengembang kerupuk dan penerimaanpanelis adalah kerupuk yang dibuat dari tepungtapioka 87,5% ditambah tepung sukun 12,5%. Padaproduk olahan energi bar, kadar pati dari formulamenunjukkan perbedaan dibandingkan dengankontrol. Penambahan tepung sukun menurunkankadar pati karena sukun tidak mempunyai gluten.Kadar amilosa berkisar antara 3,7-5,0%, dayacerna pati 42,6-57,9%, dan gula total 12,4-13,1%.Energy bar dikonsumsi sebagai sumber energisehingga kandungan karbohidrat atau lemaknyamesti tinggi.

Pada produk bihun, tingkat substitusi tepungberas terbaik adalah 15% dan tepung sukun 85%.Pemakaian guar gum menghasilkan bihun yangkarakteristiknya lebih baik dibandingkan iles-iles.Penambahan garam kalsium memengaruhi beratrehidrasi produk bihun, tetapi tidak terlaluberpengaruh terhadap nilai kehilangan padatanakibat pengolahan (KPAP). Berdasarkan hasiltersebut, disimpulkan bahwa produk bihun terbaikdiperoleh dari kombinasi tepung sukun 100%, guargum 1%, dan garam kalsium 2%.

Pengembangan model penerapan teknologiproduksi tepung sukun dilaksanakan bersama mitrabinaan yaitu Kelompok Wanita Tani (KWT) SumberPatedhan, Desa Lo Manis Kabupaten Cilacap.Peluang kerja sama dengan PT Pertamina jugaterbuka untuk pemasaran produk.

Pembuatan tepung sukun.

Page 80: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

MekanisasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201080

Mekanisasi pertanian berperan penting dalam pengembangan usaha tani maju menujupertanian tangguh. Penerapan mekanisasi pertanian bertujuan untuk meningkatkanefisiensi dan daya saing produksi, mempercepat proses produksi, menekan tingkatkejerihan kerja petani, dan mengatasi kelangkaan tenaga kerja pertanian di perdesaan.Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBPMP) telah merekayasa teknologimekanisasi pertanian yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Beberapaalat dan mesin pertanian yang dihasilkan telah dikembangkan di beberapa daerah danmendapat respons yang baik dari pengguna.

Mekanisasi

Page 81: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

MekanisasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 81

Mesin Pengering Hybrid BenihBiji-bijian

Masalah yang sering dihadapi dalam produksi benihbiji-bijian seperti gabah, jagung, dan kedelaiadalah proses pengeringan pada musim hujan danmahalnya biaya pengeringan dengan mesin. Hargabahan bakar minyak yang tidak menentu dancenderung naik serta kelangkaan di beberapadaerah akan berimbas pada penerapan alat mesinberbahan bakar minyak, seperti mesin pengering.Di sisi lain, pemanfaatan sumber energiterbarukan, seperti energi matahari belum optimaluntuk menunjang penerapan alat mesin pertanian,khususnya mesin pengering.

Untuk membantu memecahkan masalahtersebut, BBPMP telah merancang mesin pengeringhybrid kapasitas 5 ton dengan menggunakan energimatahari dan bahan bakar biomassa. Keunggulanmesin ini adalah menghemat bahan bakar minyaksampai dengan 50% dan menurunkan biayaoperasional pengeringan.

Mesin pengering ini menggunakan dua sumberpanas, yaitu panas sinar matahari dan biomassauntuk tungku pemanas. Prototipe mesin pengeringbenih ini telah diuji coba untuk mengeringkan benihbiji-bijian. Laju penurunan kadar air benih selamapengeringan sebesar 0,6-0,9% dan telahmemenuhi standar SNI pengeringan gabah untukbenih, yaitu laju penurunan kadar air di bawah 1%.Laju penurunan kadar air dapat diatur, yaitu lajupenurunan rendah pada awal pengeringan denganmenggunakan panas matahari dari efek rumahkaca (ERK), dilanjutkan dengan laju pengeringantinggi dari ERK hybrid dengan tungku biomassaatau tungku biomassa saja.

Pada pengujian pengeringan 4 ton gabah darikadar air awal 25,7% menjadi 11,6%, dibutuhkanwaktu 17 jam dengan laju pengeringan 0,95%.Mesin pengering hybrid ini telah diaplikasikan olehpenangkar benih Sri Mulyo di Kabupaten Jombang,Jawa Timur. Mesin pengering hybrid untuk benih

biji-bijian.

Page 82: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

MekanisasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201082

Hasil analisis usaha tani menunjukkan bahwadengan biaya investasi mesin Rp30 juta, biayasewa Rp200/kg, dan rata-rata hasil padi 5.000 kg/ha, biaya operasional mesin sebesar Rp125/kg.Penerimaan dari sewa mesin sebesar Rp1 juta/hasehingga diperoleh nilai titik impas (BEP) 15,61 ha/tahun dan B/C 1,63. Perhitungan tersebutdidasarkan pada asumsi bahwa dalam satu tahundilakukan empat kali tanam, yang berarti terdapat3 bulan kerja/tahun dengan jumlah hari kerja perbulan 25 hari dan waktu kerja 7 jam/hari. Luasgarapan 38 ha/tahun dan kapasitas kerja mesin 14jam/ha.

Paket Teknologi PengolahanTepung Komposit Aneka Umbi

Teknologi pembuatan tepung secara tradisionaltelah banyak diketahui masyarakat. Namun padaskala komersial, tingkat produksi harus lebih besaragar efisien dan tepung yang dihasilkan berkualitasbaik dan seragam.

Pada tahun 2009, BBPMP telahmengembangkan unit pengolahan pati dari umbi-umbian, yang meliputi pengering, pemeras,penyawut, dan penepung dan digunakan untukpengolahan tepung tunggal. Alsin tersebut telahditerapkan Kelompok Tani Mekar Muda, DesaCiparigi, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ciamis.Pada tahun 2010 dirancang unit pencampur tepungtunggal menjadi tepung komposit serta merancangalat pengupas umbi. Unit mesin pengolah tepungkomposit berupa pencampur yang dilengkapidengan unit pengumpan. Desain mesin pencampuryaitu double helix, sistem pengumpanmenggunakan screw conveyor, dan mesinpengupas kulit umbi tipe rol. Kapasitas mesinpencampur 500 kg/proses, motor penggerak 1,5HP yang mampu mencampur empat jenis tepung.Kapasitas mesin pengumpan 1.250 kg/jam. Hasiluji kinerja menunjukkan efisiensi pencampuransebesar 99% dan waktu optimal pencampuran 20menit. Kapasitas mesin pengupas kulit umbi 1 t/jam.

Prototipe mesin pemanen padikombinasi tipe jalan.

Pengembangan Mesin Panen PadiTipe Jalan Kombinasi

Pemanenan padi pada umumnya dilakukan secaramanual dengan ani-ani atau sabit, kemudian gabahdirontokkan dengan digebot atau diiles (diinjak).Panen dapat pula dilakukan secara mekanismenggunakan sabit atau mesin reaper danperontokan gabah dengan mesin perontok(thresher). Selain secara manual dan mekanis,panen secara modern dapat menggunakancombine harvester. Namun, pengembangan alatpemanen ini di lapangan banyak mengalamihambatan yang terkait dengan kondisi lahansawah, luas kepemilikan, dan topografi yangberbeda, selain harga mesin yang mahal danjaminan purna jual yang belum memadai, sepertiketersediaan suku cadang.

BBPMP telah merancang mesin pemanen padikombinasi tipe jalan berukuran kecil atau mini.Bentuk konstruksi dasarnya berupa traktor tanganyang dirancang dan dimodifikasi sedemikian rupasehingga memiliki fungsi memotong, merontok,dan membersihkan padi. Kapasitas kerja mesin 14jam/ha.

Page 83: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

MekanisasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 83

Pengolahan tepung komposit dilakukan untukmengurangi ketergantungan pada tepung terigudengan mensubstitusi sebagian tepung terigudengan tepung berbahan baku lokal, seperti ubijalar, ubi kayu, iles-iles, serelia (sorgum), danbuah-buahan sumber karbohidrat seperti sukundan pisang. Pengolahan tepung komposit jugameningkatkan nilai tambah bahan pangan lokal.

Paket Teknologi Alsin Budi DayaPadi IP 400

Penggunaan alat mesin pertanian untukmeningkatkan kapasitas dan efisiensi kerja dalambudi daya padi IP 400 sangat diperlukan di sentra-sentra produksi padi. BBPMP telahmengembangkan paket teknologi alat mesin untukIP 400, yang terdiri atas mesin pemanen padi tipegendong (paddy mower), mesin perontok padi(power thresher), dan alat pencacah bahan pupukorganik (APPO). Alsin tersebut telah diuji padaskala demplot di beberapa wilayah pengembangan.

Hasil analisis teknis menunjukkan bahwakinerja mesin pemanen padi dipengaruhi olehbeberapa faktor, antara lain kondisi lahan, jaraktanam padi (sistem tanam), dan keterampilanoperator. Kondisi lahan yang becek dengan foot

sinkage lebih dari 10 cm dan sistem tanam legowodengan jarak 10 cm x 20 cm memengaruhikecepatan kerja operator mesin pemanen.Kapasitas kerja mesin pemanen padi rata-rata 27,6jam/ha atau berkisar antara 22-35 jam/ha,bergantung pada kondisi lahan dan sistempenanaman padi. Kebutuhan bahan bakar (bensin)berkisar antara 0,65-1,36 liter/jam. Susut hasilmaksimal akibat pemotongan dan perebahantanaman padi berkisar antara 0,2-1,6%.

Kapasitas kerja mesin perontok rata-rata222,4 kg/jam atau berkisar antara 200-276 kg/jam,dengan konsumsi bahan bakar 1,2-2,2, liter/jam.Kapasitas kerja mesin perontok sangat bergantungpada nisbah gabah, panjang jerami, danketerampilan operator dalam mengumpankanbahan. Penerapan paket alsin pemanen danperontok secara teknis layak dikembangkan karenadapat meningkatkan kapasitas dan efisiensi kerjadalam budi daya padi sehingga mempercepatwaktu pemanenan.

Kapasitas kerja mesin pencacah jerami padi(APPO) rata-rata 413,5 kg/jam atau berkisarantara 279-547 kg/jam. Konsumsi bahan bakar3,1-3,9 liter/jam.

Hasil analisis ekonomi menunjukkan bahwapeluang penerapan mesin pemanen dan perontok

Mesin pengupas dan pencuci umbi. Mesin pencampur tepung komposit.

Page 84: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

MekanisasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201084

berbasis nir limbah (zero waste ). Terdapat tigasubsistem dalam model SITT, yaitu subsistempakan, subsistem pupuk organik, dan subsistemenergi. Pelaku dan pengelola model ini adalahkelompok tani. Mekanisasi pertanian berperandalam setiap subsistem tersebut dan memberikankontribusi positif.

Pada tahun 2009 telah dikembangkan modelSITT padi-ternak dengan menerapkan penggunaanmesin pemanen padi (mower), mesin pencacah(chopper), dan APPO. Pada tahun 2010, modeltersebut dimodifikasi dan dikembangkan menjadimodel SITT sawit-ternak dengan menambahkanunit pengolah pakan, pupuk organik, dan biogas.Model tersebut dikembangkan di tiga lokasi, yaitu(1) Desa Fajar, Kecamatan Gunung Megang,Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan; (2)Desa Perkebunan Sei Lala, Kecamatan Sungai Lala,Kabupaten Indragiri Hulu, Riau; dan (3) DesaSoaloam, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser,Kalimantan Timur. Hasil pengkajian menunjukkanpenerapan model SITT dapat memanfaatkanlimbah sawit sekaligus meningkatkan pendapatanpetani. Model SITT yang dikembangkan di DesaPerkebunan Sei Lala, Riau telah memberikankontribusi finansial. Berdasarkan analisis ekonomi,biaya operasional pembuatan pakan adalahRp279,14/kg, sedangkan biaya operasionalpembuatan pupuk granul Rp200,32/kg. Sampaiakhir 2010 sudah dapat diproduksi beberapa ton

padi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan tenagakerja dan besarnya upah bagi hasil. Mesinpemanen dan perontok padi secara ekonomi layakdikembangkan pada daerah dengan upah bagi hasilpanen di atas 1:8 (1 bagian untuk pemanen dan 8bagian untuk pemilik lahan) atau di atas 12,5%,dengan sistem pemanenan padi potong bawah dandirontok dengan gebot atau perontok pedal. Biayaoperasional penggunaan APPO adalah Rp109/kgpupuk organik atau Rp436.000/ha. Pupuk organikyang dihasilkan dapat menggantikan 50% pupukanorganik yang digunakan sehingga mengurangibiaya pemupukan 50%.

Berdasarkan hasil evaluasi teknis terhadapkapasitas kerja alsin selama uji validasi danadaptasi di lokasi pengembangan padi IP 400,kebutuhan masing-masing alsin untuk luasan 2 hayang dihitung dengan menggunakan model simulasiyang dikembangkan sebelumnya adalah 7 unitmesin pemanen, 5 unit mesin perontok, dan 3 unitAPPO.

Model Mekanisasi Pertanian untukSITT Sawit-Ternak

Sistem integrasi tanaman ternak (SITT) sawit-ternak merupakan sistem usaha tani yangmengintegrasikan budi daya kelapa sawit danternak besar (sapi) dalam suatu sistem yang

Alat pencacah bahan pupuk organik (kiri), mesin pemanen padi (tengah), dan mesinperontok (kanan).

Page 85: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

MekanisasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 85

pupuk organik dengan harga jual Rp550-Rp650/kg.Petani juga dapat menularkan keahlian merekadalam membuat digester biogas ke petani dikabupaten lain. Model SITT yang dikembangkan di

Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur belummemberikan kontribusi finansial karena baru akanmemasuki tahap pengembangan pada tahun 2011.

Model pengembangan SITT sawit-ternak dan komponennya.

Mixer

Hammer mill

Pakan ternak

Chopper/shredder

Kelapa sawit Biogas Pupuk cair

Pupuk granul

Pupuk curah

Granulator

APPO

Kotoran

Page 86: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Sosial Ekonomi dan KebijakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201086

Aspek sosial-ekonomi perlu menjadi acuan dalam implementasi program danpengembangan inovasi teknologi pertanian. Adakalanya inovasi teknologi hasilpenelitian tidak berkembang di suatu wilayah karena kurang memerhatikan kondisisosial ekonomi masyarakat pertanian setempat. Di samping itu, dalam berbagai haldiperlukan desain kebijakan untuk mendorong masyarakat dalam menerapkanteknologi. Oleh karena itu, Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian melakukanpenelitian dan analisis dalam upaya menghasilkan alternatif kebijakan yang diharapkanmampu menciptakan iklim yang kondusif untuk pengembangan inovasi teknologipertanian.

Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Page 87: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Sosial Ekonomi dan KebijakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 87

Keterkaitan Produksi, Perdagangan,dan Konsumsi Ubi Jalar dalamPenganekaragaman Pangan danGizi

Peran sektor pertanian dalam perekonomiannasional dapat ditingkatkan melalui programdiversifikasi produksi komoditas, pengembanganproduk, diversifikasi konsumsi, dan kemampuandalam meningkatkan nilai tambah dan pendapatanpetani. Ubi jalar berpotensi dikembangkan untukmendukung program percepatanpenganekaragaman konsumsi pangan berbasissumber daya lokal, karena: (1) merupakan sumberkarbohidrat; (2) produktivitas tinggi; (3) potensi

diversifikasi produk beragam; (4) zat gizi beragam;dan (5) potensi permintaan pasar lokal, regional,dan ekspor terus meningkat. Permasalahanketerkaitan produksi, perdagangan, dan konsumsiubi jalar secara umum adalah belum terciptanyasinergi yang harmonis antarpelaku usaha dalamsistem jaringan rantai pasok sehingga partisipasidan konsumsi ubi jalar di Indonesia relatif rendah.Untuk meningkatkan partisipasi konsumsi ubi jalardiperlukan pemahaman tentang keterkaitanproduksi, perdagangan, dan konsumsi ubi jalar.

Kebijakan yang perlu ditempuh dalampengembangan ubi jalar adalah pengembanganwilayah produksi. Masing-masing pimpinan daerahhendaknya menindaklanjuti kebijakanpenganekaragaman konsumsi pangan berbasis

Ubi jalar berpotensi mendukung diversifikasi konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal.

Page 88: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Sosial Ekonomi dan KebijakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201088

sumber daya lokal yang dituangkan dalam PerpresNomor 22 Tahun 2009. Upaya tersebut dapatdiwujudkan dengan meningkatkan koordinasi dansinergisme program pemerintah pusat dan daerah.Selain itu, potensi sumber daya lokal spesifikwilayah perlu digali dan dikembangkan untukmeningkatkan ketersediaan dan ketahanan pangandi masing-masing wilayah serta melaksanakankebijakan secara konsisten dan berkesinambungan.

Berkaitan dengan aspek pascapanen danindustri pengolahan, kebijakan pengembangantersebut perlu difasilitasi sesuai dengan kebutuhanstakeholder. Bagi pengusaha industri skala rumahtangga, hal yang mendesak adalah penyediaan danfasilitasi sumber permodalan yang mudah diaksesdengan biaya atau tingkat suku bunga yangmemadai dan fasilitasi rintisan pasar produk. Bagiusaha industri skala kecil, perlu fasilitasi bantuanperalatan/sarana pengolahan. Industri skalamenengah/IKM perlu didorong dengan penyediaansarana pemasaran dan infrastruktur yangmemperlancar arus pasokan bahan baku.

Di bidang pemasaran dan perdagangan, perludiintensifkan pengawasan arus distribusi melaluipenghapusan pungutan-pungutan yang tidak resmiyang kadangkala jumlahnya justru melebihipungutan resmi yang telah ditetapkan daerah.Dukungan perbaikan dan pembangunaninfrastruktur jalan dan sarana transportasi jugamenjadi kunci lancarnya arus pasokan input-outputdari produsen ke konsumen, dan sebaliknya.

Faktor kunci yang diduga dapat mendorongpeningkatan partisipasi konsumsi ubi jalar adalahpromosi yang lebih gencar, edukasi, dan advokasitentang keunggulan-keunggulan pangan lokal,khususnya ubi jalar. Sosialisasi bahwamengonsumsi ubi jalar tidak identik dengankemiskinan atau kerawanan pangan merupakan isumenarik yang perlu dimasyarakatkan secara luas.Informasi kandungan zat gizi dan manfaat ubi jalarbagi kesehatan merupakan hal penting untukmengangkat citra ubi jalar sebagai pangan lokalyang layak dikembangkan.

Indikator Pembangunan Pertaniandan Pedesaan: Karakteristik SosialEkonomi dan Usaha Tani Padi

Padi atau beras merupakan komoditas strategisnasional. Selama ini pemerintah telah meluncurkanberbagai kebijakan dan program peningkatanproduksi dan produktivitas padi, namun ketahananpangan dan kesejahteraan petani/masyarakatpedesaan masih menyisakan permasalahan. Usahatani padi rawan terhadap dampak negatifperubahan iklim, konversi lahan, dan keterbatasaninfrastruktur pertanian terutama irigasi sehinggaberpotensi melemahkan daya saing usaha tani paditerhadap usaha tani pangan lainnya. Usaha tanipadi juga sarat dengan intervensi pemerintah yangdiduga berpengaruh terhadap efisiensi usaha tani.

Penelitian di lima provinsi sentra produksi padi(Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, SumateraUtara, dan Sulawesi Selatan) yang mencakup 14kabupaten menunjukkan bahwa selama periode2007-2010 terjadi penurunan luas pemilikan lahandi desa-desa Jawa, dan sebaliknya di luar Jawa.Tingkat pemerataan penguasaan lahan pertanianumumnya tergolong merata sampai agakmengelompok atau timpang.

Tingkat partisipasi angkatan kerja yangbekerja jauh lebih tinggi dibanding anggota rumahtangga (ART) bukan angkatan kerja, baik padatahun 2007 maupun 2010. Sementara itu,kesempatan kerja yang merupakan proporsi darijumlah angkatan kerja terhadap jumlah ARTcenderung meningkat, namun tidak diimbangi olehpenurunan tingkat pengangguran.

Dinamika pendapatan rumah tangga setaraberas mengalami peningkatan, namun distribusipendapatan pertanian (ditunjukkan oleh indeksGini) cenderung mengarah pada kesenjangan yangsemakin lebar. Secara umum, pendapatan rumahtangga meningkat seiring dengan bertambahnyaluas penguasaan lahan. Pangsa pengeluarancenderung meningkat dan ada indikasi tingkatkesejahteraan menurun, yang terlihat dari

Page 89: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Sosial Ekonomi dan KebijakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 89

penurunan tingkat konsumsi energi dan proteinrumah tangga.

Tidak ada korelasi antara tingkat kemiskinandan penyakapan. Korelasi antara kemiskinan dankepemilikan lahan sawah menunjukkan bahwa bilakepemilikan sawah makin sempit maka jumlahpenduduk miskin makin banyak. Salah satukebijakan yang dapat dilakukan untuk mengurangijumlah penduduk miskin adalah meningkatkanpemilikan lahan oleh petani.

Nilai Tukar Sektoral (NTS) padi di semua desakurang dari 100, yang berarti penerimaan dariusaha tani padi belum dapat memenuhi kebutuhanrumah tangga. Ada perubahan pola tanam di lahansawah dalam periode 2007-2010 karena adanyapenurunan atau peningkatan harga komoditas.Secara umum tidak ada perubahan nyata dalampenerapan teknologi, baik dalam budi daya maupunpascapanen.

Kebutuhan sarana produksi umumnya sudahmencukupi, namun modal masih kurang sehinggapetani meminjam modal ke pihak lain untukmemenuhi kebutuhan modal usaha tani. Rumahtangga petani menjadikan sektor nonpertaniansebagai sumber pendapatan tambahan, di manarumah tangga buruh tani memberikan kontribusipaling besar.

Produktivitas yang dicapai petani rata-rata92% dari produktivitas maksimal yang dapatdicapai dengan sistem pengelolaan terbaik.Pengusahaan padi di Jawa dan luar Jawamenguntungkan, baik secara individu maupunsosial.

Implikasi kebijakan yang dapat ditempuhadalah: (1) untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di pedesaan diperlukan programpeningkatan keterampilan dan pengetahuan,penguasaan teknologi, dan kapasitas manajemen

Selama periode 2007-2010, tingkat penguasaan lahan di desa-desa di Jawacenderung menurun, dan sebaliknya di luar Jawa.

Page 90: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Sosial Ekonomi dan KebijakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201090

sehingga dapat bersaing di pasar tenaga kerja; (2)perbaikan distribusi lahan perlu didukung olehberbagai kebijakan, seperti kebijakan reformaagraria, kebijakan lahan abadi, dan kebijakan laindalam rangka mencegah pengurangan lahansawah; (3) agar terjadi diversifikasi pendapatandan mengurangi ketimpangan pendapatan rumahtangga perlu memperbesar kesempatan kerja disektor luar pertanian, misalnya denganmengembangkan industri pedesaan; (4) dengantelah dicapainya efisiensi usaha tani padi sawahyang relatif tinggi, guna lebih meningkatkanproduktivitas dan produksi padi serta pendapatanpetani, dibutuhkan terobosan teknologi, khususnyadalam penemuan varietas unggul baru danperluasan areal sawah. Untuk itu kebijakan danprogram yang terkait dengan upaya peningkatanakses petani terhadap lahan dan perbaikandistribusi lahan perlu terus didorong; (5) perluupaya perbaikan kualitas panen untukmeningkatkan peluang beberapa komoditaspesaing padi sebagai komoditas ekspor. Komoditaspesaing padi yang mempunyai keunggulankomparatif perlu didukung pengembangannyatanpa harus menggeser peran padi sebagaikomoditas pangan utama.

Analisis Dampak InvestasiPertanian terhadap Kinerja SektorPertanian

Investasi mempunyai peran sangat penting dalampembangunan ekonomi nasional, termasuk sektorpertanian. Peningkatan investasi di bidangpertanian diharapkan mempunyai dampak positifterhadap kinerja sektor pertanian, antara lainproduksi pertanian. Dengan meningkatnya produksipertanian maka ketahanan pangan nasional akanmenjadi semakin kuat, pendapatan petanimeningkat, kesempatan kerja di perdesaan makinluas, jumlah penduduk miskin di perdesaanberkurang, devisa negara makin besar, dan ProdukDomestik Bruto (PDB) pertanian juga akan tumbuhcepat.

Penelitian di Jawa Barat, Jawa Timur, danSumatera Utara menunjukkan bahwa investasiPenanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) danPenanaman Modal Asing (PMA) di sektor pertanianmenempati urutan kedua setelah sektormanufaktur. Hal ini berarti investasi di sektorpertanian cukup menarik bagi investor.

Pada subsektor tanaman pangan danperkebunan, investasi PMDN lebih besar dibandingPMA, sedangkan pada subsektor peternakan,investasi PMA lebih besar daripada PMDN. Investasitersebut dipengaruhi oleh beberapa faktorpendorong utama, antara lain prospek pasarkomoditas perkebunan yang semakin baik,bimbingan dan penyuluhan kepada kelompok tani,dan ketersediaan pakan bagi pembibitan sapipotong. Faktor penghambat utama investasi adalahketerbatasan modal serta meningkatnya hargainput dan upah tenaga kerja. Kondisi lingkungandan iklim yang kurang kondusif juga menghambatperkembangan usaha.

Investasi pertanian oleh PMDN dan PMAmemberikan dampak positif terhadap PDBpertanian dan penyerapan tenaga kerja. Secaraagregat nasional, investasi PMDN memberikankontribusi lebih besar dalam meningkatkan PDBsektor pertanian. Demikian pula investasi pertanianoleh petani juga memberikan dampak positifterhadap pendapatan mereka. Pendapatan petaniakan lebih besar jika nilai internal rate of return(IRR) investasi lebih besar dari suku bunga yangdisubsidi pemerintah.

Rancangan Kebijakan Subsidi PupukLangsung kepada Petani

Pemerintah telah memberikan berbagai subsidikepada petani, dan salah satu yang menonjoladalah subsidi pupuk. Model subsidi pupuk yangditerapkan saat ini adalah subsidi tidak langsung,yaitu subsidi diberikan kepada produsen pupuk.Walaupun tidak diberikan secara langsung, petanimemperoleh manfaat dari subsidi tersebut, yaitu

Page 91: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Sosial Ekonomi dan KebijakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 91

harga pupuk lebih murah. Dibandingkan denganmodel-model sebelumnya, model subsidi pupuksaat ini sudah lebih baik, tetapi masih adabeberapa kelemahan. Pertama, manfaat subsiditidak dirasakan secara langsung oleh petanisebagai kelompok sasaran. Kedua, terjadiperbedaan harga antara pupuk bersubsidi danpupuk nonsubsidi sehingga terjadi aliran pupuk darisektor yang mendapatkan subsidi ke sektor yangtidak disubsidi yang kemudian menimbulkankelangkaan pasokan di sektor yang mendapatkansubsidi. Masalah kelangkaan pasokan pupuk akanselalu ada selama terjadi perbedaan harga.

Pemerintah merencanakan untuk mengubahmodel subsidi tidak langsung menjadi modelsubsidi langsung. Subsidi langsung pupuk kepadapetani adalah sistem subsidi di mana petanimenerima dana subsidi harga langsung daripemerintah. Dalam transaksi pembelian pupuk,petani dikenakan harga pasar, tetapi hanyamembayar harga neto sebesar harga pasardikurangi dengan subsidi harga. Keuntungansubsidi langsung adalah: (1) menghapusperbedaan harga antara pupuk bersubsidi danpupuk nonsubsidi sehingga aliran pupuk dari sektoryang mendapatkan subsidi ke sektor yang tidakmendapatkan subsidi tidak terjadi lagi; (2)petani dapat merasakan manfaat subsidi secaralangsung; dan (3) penggunaan anggaran subsidilebih transparan dan jumlah dana yang diperlukanbisa lebih rendah.

Pada tahun 2010, model subsidi pupuk secaralangsung diuji coba di Kecamatan Karawang Baratdan Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.Jumlah desa lokasi uji coba subsidi pupuk langsungke petani adalah 15 desa, yang terdiri atas tujuhdesa di Kecamatan Karawang Barat dan delapandesa di Kecamatan Cikampek. Kelompok tani didaerah ini berjumlah 77 kelompok yang dilayanioleh 18 kios pupuk (Lini IV). Petugas pelaksanalapangan berjumah 12 orang, yang terdiri atas duakepala unit pelaksana teknis daerah (UPTD), duakoordinator penyuluh, dan delapan penyuluh.

Pemberian subsidi pupuk langsung kepetani menjamin kios pupukmenyalurkan pupuk sesuaipermintaan petani.

Hingga pertengahan Desember 2010,penyaluran dana subsidi pupuk ke rekeningkelompok tani telah mencapai 100%, tetapirealisasi pemanfaatan dana subsidi pupuk diKecamatan Karawang Barat baru mencapai 31,5%dan penebusan pupuk 30,2% dari rencanakebutuhan. Di Kecamatan Cikampek, pemanfaatandana subsidi lebih rendah, baru mencapai 18,8%dan penebusan pupuk 17,8% karena adanyapergeseran waktu tanam akibat anomali iklim.

Beberapa permasalahan pelaksanaan uji cobasubsidi pupuk langsung ke petani adalah: (1)mekanisme penganggaran subsidi pupuk langsungke petani yang semula direncanakan berasal daripengalihan dana subsidi pupuk tidak dapatdilakukan sehingga Kementerian Pertanianmengusulkan anggaran melalui APBN-P 2010; (2)waktu pelaksanaan relatif singkat, sementarasosialisasi dan penyiapan dokumen serta

Page 92: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Sosial Ekonomi dan KebijakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201092

penyempurnaan rencana definitif kebutuhankelompok (RDKK) memerlukan waktu cukup lama,sehingga penyaluran subsidi langsung ke petanibaru terealisasi pada akhir Oktober 2010; (3)dalam pelaksanaan uji coba, jumlah penebusanpupuk masih kecil karena terjadinya anomali iklimyang mengakibatkan mundurnya masa tanam danwaktu pemupukan; (4) masih beredarnya pupukbersubsidi di beberapa kios di wilayah uji cobakarena belum semua jenis tanaman masuk kedalam RDKK; dan (5) pelaksanaan uji cobamemerlukan kerja ekstra kelompok tani, distributor,dan kios.

Di sisi lain, penerapan subsidi pupuk langsungmemberikan dampak positif ke petani, yaitu: (1)harga pupuk di tingkat petani sesuai denganketentuan harga yang berlaku; (2) kebutuhanpupuk petani tercukupi karena penyediaan pupuk

didasarkan pada RDKK, bukan alokasi pupuk sepertipada skim subsidi di luar uji coba; (3) bagi kios,jumlah penebusan pupuk sudah hampir pastisehingga tidak ada kekhawatiran penyerapanpupuk lebih rendah dari penyediaan; dan (4)memberdayakan kelompok tani, gapoktan, danpenyuluh.

Pelaksanaan uji coba pengalihan subsidi pupuklangsung ke petani akan dilanjutkan pada tahun2011 dengan lokasi uji coba delapan kabupaten didelapan provinsi, yaitu Karawang (Jawa Barat),Sragen (Jawa Tengah), Nganjuk (Jawa Timur),Gianyar (Bali), Lombok Tengah (Nusa TenggaraBarat), Simalungun (Sumatera Utara), Hulu SungaiTengah (Kalimantan Selatan), dan SidenrengRappang (Sulawesi Selatan).

Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan darikegiatan ini adalah rancang-bangun mekanisme

Tabel 1. Realisasi luas tanam padi sawah, penebusan pupuk, dan pembayaran dana subsidi pupuk per 15 Desember2010.

Realisasi pembayaranRealisasi Realisasi penebusan pupuk (kg) dana subsidi pupuk

Kecamatan/desa luas tanam(ha) Urea SP36 NPK NPK Nilai %

kujang phonska (Rp’000)

Karawang Barat 2.264,00 235.933 53.795 5.000 161.150 802.807 41,76Adiarsa Barat 17,00 2.750 1.150 0 1.150 8.004 62,55Nagasari 213,50 17.150 700 0 25.560 86.233 40,85Tanjungpura 356,00 32.939 8.835 0 21.540 109.244 36,38Tanjungmekar 145,50 5.500 1.565 0 1.925 14.496 13,24Karangpawitan 504,50 62.795 0 0 76.095 273.423 54,05Mekarjati 658,50 85.643 31.915 5.000 25.540 235.356 46,58Tunggakjati 369,00 29.156 9.630 0 9.340 76.051 27,38

Cikampek 725,00 34.000 21.500 0 13.000 264.919 48,54Kamojing 40,25 1.000 500 0 500 0 0Cikampek Pusaka 117,50 2.500 1.000 0 500 50.000 56,53Cikampek Sel/Timur 35,50 1.000 500 0 500 16.000 59,88Cikampek Barat 21,00 0 0 0 0 0 0Dawuhan Timur 130,50 14.000 8.000 0 5.000 41.000 41,74Dawuhan Tengah 113,75 2.000 2.000 0 2.000 54.000 63,07Dawuhan Barat 194,00 7.000 3.500 0 3.500 86.000 58,89Kalihurip 72,50 6.500 6.000 0 1.000 17.919 32,83

Jumlah 2.989,00 269.933 75.295 5.000 174.150 1.067.726 43,26

Page 93: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Sosial Ekonomi dan KebijakanLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 93

subsidi pupuk langsung ke petani yang diujicobakandi Kabupaten Karawang dapat diterapkan didaerah-daerah lain pada tahun 2011 denganbeberapa catatan, antara lain: (1) penyempurnaanRDKK menjadi syarat utama bagi pelaksanaan ujicoba; (2) ada jaminan dari pemerintah bahwadana subsidi dapat disediakan sebelum musimtanam; (3) wilayah uji coba sebaiknya mencakupseluruh wilayah kabupaten agar tidak terjadipenyimpangan dalam penyaluran pupuk; (4) pupukuntuk uji coba, yang dana subsidinya termasuk kedalam kategori bantuan sosial, sebaiknyadimasukkan ke dalam cadangan pupuk nasionalsehingga bisa disalurkan secara cepat ke kios-kios

di wilayah uji coba pada saat diperlukan; (5) perludiwaspadai kemungkinan penyalahgunaan danasubsidi pupuk oleh pihak-pihak yang tidakbertanggung jawab; (6) pelaksanaan uji coba perlupengawalan secara terus-menerus; dan (7) perlumengeliminasi kepentingan politik pada kegiatan ujicoba.

Uji coba subsidi pupuk langsung ke petanimasih perlu dikaji dan ditelaah lebih dalam denganmemperbanyak perlakuan-perlakuan untukmemperoleh desain mekanisme penyaluran subsidipupuk terbaik. Di samping itu juga perlu adanyasinkronisasi program-program pemerintah dilapangan terkait dengan bantuan pupuk.

Page 94: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Inovasi Spesifik LokasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201094

Pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi merupakan tugasutama Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BB Pengkajian).Fungsi tersebut oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang tersebar di 31provinsi di Indonesia, diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan pengkajian danpengembangan teknologi spesifik lokasi di masing-masing wilayah. Komponen teknologiyang dihasilkan oleh Balai-balai Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian diuji lebihlanjut dan dikaji kesesuaiannya dari berbagai aspek, termasuk sosial-ekonomi danbudaya setempat agar teknologi yang dihasilkan dapat diadopsi petani secara luas. Hasilpengkajian dan pengembangan teknologi telah dimanfaatkan oleh pengguna di masing-masing wilayah dalam upaya meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.

Inovasi Spesifik Lokasi

Page 95: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Inovasi Spesifik LokasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 95

Uji Adaptasi Varietas Unggul Barumelalui SLPTT Padi

Pelaksanaan program Sekolah Lapang PengelolaanTanaman Terpadu (SLPTT) untuk meningkatkanproduktivitas padi dikawal dan didampingi olehBPTP. Pendampingan yang dilakukan meliputipelatihan PTT bagi petani dan penyuluhpendamping, penyelenggaraan laboratorium lapangsebagai media pembelajaran, dan pengujianadaptasi beberapa varietas unggul baru.

Di Lampung, pendampingan SL PTTdilaksanakan di 12 kabupaten, yaitu LampungTengah, Lampung Timur, Lampung Selatan,Lampung Utara, Lampung Barat, Tanggamus,Pringsewu, Pesawaran, Way Kanan, TulangBawang, Tulang Bawang Barat, dan Mesuji dengantotal SLPTT 2.160 unit. Kegiatan menguji adaptasibeberapa VUB, yaitu Inpari 1, Inpari 3, Inpari 4,Inpari 6, Inpari 7, Inpari 9, Cigeulis, Sarinah,Mekongga, Cibogo, dan Dodokan. Hasilnyamenunjukkan, tingkat adaptasi dan produktivitasmasing-masing varietas beragam di setiap lokasi.Di Lampung Tengah, varietas yang tingkatadaptasinya tinggi adalah Inpari 9 dan Sarinahdengan produktivitas 5-7 t/ha. Di Lampung Timur,Inpari 4 dan Inpari 9 menunjukkan tingkat adaptasitertinggi dengan produktivitas 5-7 t/ha. Di Tulang

Bawang Barat, varietas dengan kemampuanadaptasi tertinggi adalah Cigeulis denganproduktivitas 6,3 t/ha. Di Way Kanan, Situ Bagenditadaptasinya paling tinggi dan produktivitasnyamencapai 5-7 t/ha. Secara keseluruhan, varietasyang dapat dikembangkan di Lampung adalahInpari 9, Cigeulis, Sarinah, Cibogo, dan SituBagendit karena lebih tahan terhadap penyakit,produktivitas tinggi, dan disukai petani. Beberapademplot penerapan teknologi PTT dapatmeningkatkan produktivitas 10-20% danpendapatan petani 15-20%.

Pengkajian Sistem Perbenihan PadiSawah

Pengkajian sistem perbenihan padi sawahdilaksanakan di Desa Bali I Kecamatan Dompu,Kabupaten Dompu. Desa Bali I memiliki potensilahan sawah irigasi teknis seluas 65 ha dan petanilainnya mengusahakan tanaman padi secarasederhana sehingga produktivitasnya rendah,berkisar antara 2,5-3,5 t/ha. Pengkajian melibatkankelompok tani Ndano Ndaja mulai dariperencanaan, pelaksanaan, hingga pengamatanterhadap teknologi yang diterapkan. Dalampengkajian tersebut, diperkenalkan beberapavarietas padi dan teknologi PTT.

Pengujian adaptasi beberapa varietas unggul baru padi di lapangan.

Page 96: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Inovasi Spesifik LokasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201096

Untuk meningkatkan produktivitas, paketteknologi anjuran PTT padi sawah yang dikaji dandidiseminasikan adalah (1) penggunaan benihberlabel putih sebanyak 15 kg/ha; (2) pesemaian;(3) penanaman bibit muda umur 15-20 hari; (4)penggunaan jarak tanam teratur 25 cm x 25 cmatau sistem legowo; (5) tanam menggunakancaplak; (6) jumlah bibit 1-2 bibit/rumpun; (7)pemupukan berimbang menggunakan alat BWD;(8) pengendalian OPT; dan (9) panen.

Penerapan teknologi anjuran oleh petanidilakukan melalui proses sosialisasi, penyuluhan,temu lapang, dan praktek langsung di lahan petani.Dalam kegiatan tersebut, BPTP dan penyuluhbertindak sebagai fasilitator. Uji coba/demonstrasiyang dibangun di tengah sentra produksi berfungsisebagai percontohan sekaligus tempat pelatihan,penyuluhan, dan praktek langsung. Pertemuankelompok dan praktek langsung di lapanganbermanfaat mempercepat proses alih teknologi.Begitu pula kerja sama dan komunikasi yang baikantara peneliti, penyuluh, dan petani sangatpenting untuk mempercepat transfer teknologi ditingkat petani kooperator.

Dengan menerapkan teknologi anjuran, usahatani padi varietas Mekongga memberikankeuntungan Rp21.385.000/ha, sedangkankeuntungan petani non-kooperator sebesarRp3.301.000/ha. Keuntungan petani kooperatoryang cukup besar tersebut karena gabah yangdihasilkan merupakan calon benih (label ungu)sehingga keuntungan lebih tinggi dibandingkandengan gabah produksi petani non-kooperator.Gabah calon benih dibeli langsung oleh DinasPertanian setempat untuk disertifikasi.

Dukungan Kelembagaan dalamProgram Swasembada Daging Sapi

Program swasembada daging sapi memerlukandukungan sumber daya manusia dan kelembagaan,serta potensi sumber daya alam, baik berupaternak potong maupun pakan (hijauan, limbahpertanian, dan limbah industri). Untuk mendukungprogram swasembada daging sapi, BPTP SulawesiTengah melakukan pendampingan berupapenyusunan dan penyebarluasan petunjuk teknis,

Penggunaanbenih bermutumeningkatkanhasil padi.

Page 97: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Inovasi Spesifik LokasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 97

penyediaan narasumber teknologi, sertapembuatan instalasi biogas melaluipenyelenggaraan demplot di Kabupaten ParigiMoutong dan Donggala. Hasil pengkajianmenunjukkan bahwa persentase kebuntingan indukdan dara di Desa Malonas, Kecamatan Damsol,Kabupaten Donggala sebesar 35,4%, sedangkan diDesa Boyantongo, Kecamatan Parigi Selatan,Kabupaten Parigi Moutong sebesar 18%. Hasil inimemberikan gambaran bahwa denganmengoptimalkan sumber daya manusia dankelembagaan di tingkat desa, program peningkatanswasembada daging sapi dapat tercapai 27% ataumelampaui target yang telah ditetapkan yaitu13,5% dari total populasi sapi di Sulawesi Tengah.

Pembibitan Sapi Terintegrasidengan Tanaman

Sapi merupakan salah satu komoditas andalanKabupaten Buleleng. Dalam upaya mengoptimalkanpenyebarluasan inovasi teknologi sapi potong, BPTPBali melakukan demplot pembibitan sapi

Dukungan kelembagaan dan sumber pakan berperan penting dalam upayapencapaian swasembada daging sapi.

terintegrasi dengan tanaman. Kegiatan inimelibatkan tiga kelompok tani dengan jumlahanggota 60 orang. Hasilnya menunjukkan bahwainovasi sistem pembibitan sapi terintegrasi dengantanaman dapat meningkatkan pemanfaatan sumberdaya secara optimal. Pemberian pakan tambahanberupa dedak berbahan baku limbah kacang tanahmenaikkan bobot lahir pedet rata-rata 19,20 kg,atau meningkat 10,15% dibandingkan pedet tanpatambahan pakan.

Selain meningkatkan bobot lahir pedet, inovasiyang diintroduksikan juga meningkatkan nilaitambah dan efisiensi usaha tani denganmemanfaatkan limbah tanaman dan ternak.Kotoran ternak diolah menjadi komposmenggunakan Bacillus, sedangkan urinenyadimanfaatkan menjadi biourine denganmenggunakan Azotobacter dan Ruminno bacillus.Produksi kompos mencapai lebih dari 80 ton danbiourine + 35.000 liter. Hasil pengolahan limbahternak tersebut dimanfaatkan untuk mendukungusaha tani sehingga menghemat biaya pembelianpupuk kimia. Sebagian kompos dan biourine dijualdengan harga Rp500/kg. Limbah tanaman pangan

Page 98: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Inovasi Spesifik LokasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 201098

(jagung) dimanfaatkan untuk pakan sapi denganinovasi pengawetan pakan menggunakan Bio Cas.

Pemanfaatan Limbah Pasar sebagaiPakan Sapi Potong

Limbah pasar yang berupa limbah sayur sangatpotensial sebagai pakan ternak karenamengandung protein relatif tinggi, yaitu 24,8%untuk limbah sawi, 20,3% untuk limbah kol, dan14,4% untuk kepala tauge. Namun, limbah tersebutmudah busuk sehingga perlu diawetkan. Salah satualternatif mengawetkan limbah pasar adalahdengan teknologi fermentasi atau silase. Teknologitersebut mudah diterapkan, murah, dan dapatmengawetkan limbah pasar dalam bentuk segar.

Formulasi yang menghasilkan silase limbahpasar berkualitas paling baik adalah 60% limbahpasar (terdiri atas kepala tauge, petsai, dan caisindengan perbandingan 3:1:1), 20% onggok, dan20% dedak. Tepung ubi kayu dapat dipakai untukmenggantikan onggok, tetapi tidak ekonomiskarena harganya jauh lebih tinggi dibandingkanharga onggok. Komposisi ini dapat menghasilkansilase dengan kadar air 44,2%, kadar protein

16,3%, berat susut 456 g, pH 3,8, dan skor kualitas90.

Dengan menerapkan teknologi pembuatansilase dari limbah pasar dan mengetahui formularansum yang tepat untuk sapi potong, parapeternak dapat meningkatkan pendapatannya,selain dapat mengatasi kekurangan ketersediaanpakan hijauan. Dengan metode pembuatan danformulasi yang tepat, silase limbah pasar tahandisimpan sampai 1,5 bulan. Silase limbah pasardisukai ternak kambing dan sapi potong sehinggamendorong peternak untuk terus membuat silaseuntuk mengatasi kelangkaan hijauan pada musimkemarau.

Serbuk Gergaji sebagai MediaJamur

Jamur tiram merupakan salah satu komoditassayuran yang dikembangkan di Provinsi SumateraSelatan melalui program FEATI. Komoditas inibanyak dibudidayakan karena mudah, tidakmembutuhkan lahan yang luas, dan prospekpasarnya cukup menjanjikan. Di KabupatenBanyuasin, jamur tiram mulai dikembangkan pada

Pembibitan sapi secara terintegrasi dengan tanaman meningkatkan bobot lahirpedet dan pemanfaatan sumber daya secara optimal.

Page 99: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Inovasi Spesifik LokasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 99

tahun 2009. Dukungan inovasi teknologi budi dayajamur tiram spesifik lokasi yang diperlukan antaralain adalah pemanfaatan serbuk gergaji yangbanyak terdapat di daerah ini sebagai mediatanam.

Pengkajian pemanfaatan serbuk gergajisebagai media jamur merang dilaksanakan di DesaStereo, Kecamatan Banyuasin III, KabupatenBanyuasin. Lokasi tersebut berdekatan denganibukota kabupaten/provinsi, pasar, denganagroekosistem lahan kering, serta didukungketersediaan bahan baku media jamur tiram.Kegiatan ini melibatkan lima petani kooperatordengan skala usaha 100 log per petani. Mediajamur tiram yang digunakan berupa serbuk gergajikayu karet, meranti, seru, dan racuk sebanyak 100kg ditambah dedak padi 10 kg, dedak jagung 2 kg,dan kapur pertanian 2 kg. Hasil pengkajianmenunjukkan bahwa media tumbuh yang palingbaik adalah serbuk kayu meranti karenamengandung selulosa cukup tinggi yang sangatdiperlukan dalam pertumbuhan jamur.

Introduksi inovasi juga dibarengi denganpendampingan melalui pertemuan. Pendampinganyang dilakukan oleh BPTP dapat meningkatkankemampuan petani dalam budi daya jamur tiramdan meningkatkan pendapatan. Skala usaha petanikooperator saat ini rata-rata 300 log (kumbung)dan produksi 0,4-0,5 kg/log/satu siklus tanam atau

masa produksi 4-6 bulan. Dengan harga rata-ratajamur tiram di tingkat petani Rp25.000/kg,diperoleh nilai R/C 2,14 sehingga usaha jamurtiram layak untuk dikembangkan.

Inovasi tersebut sudah mulai berkembang danmenyebar ke luar desa. Dua petani di luarkelompok dan lima petani dari luar desa telahmengadopsi teknologi yang diperkenalkan BPTP.Peluang pasar jamur tiram masih terbuka karenatingginya permintaan sehingga jamur tiram dapatmenjadi salah satu komoditas agribisnis diperdesaan.

Penumbuhan dan PengembanganPenangkar Benih Kentang

Salah satu input usaha tani kentang yang pentingadalah benih berkualitas. Namun, penyediaan benihberkualitas tinggi sering terhambat karenaterbatasnya benih sumber dan kurangberkembangnya unit penangkaran benih. Untukmengatasi masalah tersebut, BPTP melakukanpengkajian penumbuhan dan pengembanganpenangkar benih kentang berkualitas.

Penumbuhan kelompok tani penangkar benihkentang di Sumatera Utara antara lain dilakukan diDesa Partungko Naginjang, Kecamatan Harian,Kabupaten Samosir. Kegiatan melibatkan 30 petanikooperator dari empat kelompok tani. Varietaskentang yang digunakan adalah Granola kelas G1dengan jarak tanam 25 cm x 70 cm. Inovasiteknologi yang diintroduksikan adalah pemupukandengan pupuk kandang 20 t/ha, urea 400 kg/ha,SP36 250 kg/ha, KCl 300 kg/ha, serta pengendalianhama dan penyakit secara intensif (tiga kaliseminggu). Pada umur 70 hari setelah tanam (hst),tanaman dimatikan agar penyakit daun tidakmenyebar ke umbi sehingga diperoleh umbi kelasbibit (< 60 g/knol) yang lebih banyak. Panendilakukan pada umur 100 hst untuk mencegahterkupasnya kulit umbi. Kegiatan ini mampumemproduksi benih 2.620 kg, masing-masing untukkelas bibit 1.800 kg, kelas konsumsi 700 kg, dan

Serbuk gergaji sebagai media tanamjamur tiram.

Page 100: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Inovasi Spesifik LokasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010100

kelas kriel 120 kg. Bibit yang diberi label sebanyak1.800 kg dengan nilai R/C 1,47 sehinggamenguntungkan.

Pengkajian KelembagaanMendukung Program UtamaKementerian Pertanian

Keberhasilan pelaksanaan SLPTT ditentukan olehberbagai faktor, termasuk komitmen dankesungguhan berbagai kelembagaan yang terlibat,mulai dari kelembagaan pelaksana tingkatkabupaten, tingkat kecamatan, kelompok tani,kelembagaan penyedia benih dan saprodi lainnya,serta kelembagaan pendamping dan pendukung(BPTP). Kelembagaan terkait erat dengan sumberdaya manusia, organisasi/sistem/mekanisme/

hubungan kerja antarkelembagaan, sarana danprasarana, dan anggaran. Beban kerja suatukelembagaan/individu harus sesuai atau seimbangdengan kapasitasnya. Beban kerja yang terlalutinggi dapat menyebabkan hasil yang dicapai tidakoptimal. Demikian pula, bila sarana/biaya kurangmemadai, sukar mencapai hasil yang optimal.

Hasil pengkajian implementasi SLPTTmenunjukkan bahwa kelembagaan yang berperansangat penting adalah kelembagaan pelaksanatingkat kecamatan. Kelembagaan inilah yangsecara langsung mengkoordinasikan,memberdayakan, dan mendinamiskan kelompoktani. Oleh karena itu, jumlah unit SLPTT yangdibina dan dikawal harus seimbang dengankapasitas mereka.

Permasalahan yang ditemui di lapangan dalamkegiatan ini antara lain adalah: (1) prosespenetapan calon penerima dan calon lokasi (CPCL)membutuhkan waktu cukup lama; (2) jumlahkelompok tani pelaksana SLPTT tidak sesuaidengan jumlah unit SLPTT sehingga satu kelompoktani ada yang menangani lebih dari satu unitSLPTT; (3) distribusi unit SLPTT di suatu kabupatentidak merata antarkecamatan, mulai dari satu unithingga lebih dari 30 unit; (4) pembinaan danpendampingan kegiatan tidak optimal karenaterbatasnya SDM, beban kerja cukup tinggi, atauadanya kegiatan dari program lainnya; (5)penggunaan dana bantuan saprodi perludipertimbangkan kembali, apakah sebaiknya dalambentuk natura; (6) Bantuan Langsung Benih Unggul(BLBU) masih menggunakan varietas-varietaslama; dan (7) varietas yang digunakan dalam ujiadaptasi sama untuk seluruh lokasi SLPTT, belumberdasarkan kesesuaian/anjuran varietas, sehinggakeragaan varietas unggul baru (VUB) tidakoptimal.

Permasalahan teknis yang dihadapi antara lainadalah: (1) perubahan iklim yang sulit diprediksiyang mengakibatkan perubahan waktu tanam, yangselanjutnya berimplikasi kepada sempitnyatenggang waktu yang tersedia sejak benih diterimasampai waktu kedaluwarsa; (2) penerimaan benih

Penumbuhan dan pengembanganpenangkar benih kentang dapatmenyediakan benih kentangberkualitas.

Page 101: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Inovasi Spesifik LokasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 101

terlambat sehingga mengganggu jadwal tanamyang telah direncanakan; (3) pergantian jenisvarietas setelah pengajuan kebutuhan benih dikirimke dinas sehingga benih yang diterima tidak sesuaidengan yang diinginkan petani. Perubahan inibiasanya terjadi karena preferensi petani berubahsetelah melihat pertanaman di lahan petani lain;(4) di beberapa lokasi, ketersediaan saprodi dikios/kelompok tani tidak lengkap, misalnyadistributor pupuk hanya menyediakan pupuk ureanamun tidak menyediakan pupuk ZA; (5) pasokanpupuk kandang kurang karena meningkatnyakesadaran petani untuk menggunakan pupukkandang; (6) tata kelola air kurang baik sehinggahasil tidak optimal; dan (7) dana bantuan sosial(anggaran untuk kegiatan SL) terlambat diterima,penyusunan laporan (administrasi) masih banyak

kekurangannya, dan tidak adanya pembinaan SDMmelalui pelatihan.

Dalam upaya menjaga keberlanjutan SLPTT,strategi untuk mengatasi permasalahan tersebutmencakup: (1) melakukan sosialisasi mengenaiperubahan iklim secara rutin; (2) mengusahakanpenerimaan bantuan benih tepat waktu sesuaidengan jadwal tanam; (3) mengupayakan hargapupuk sesuai dengan kemampuan petani; (4)memberikan bantuan permodalan; (5)menyediakan informasi inovasi teknologi pertanianyang dapat diakses dengan mudah oleh petani, dan(6) memperbanyak demplot pengujian varietassehingga petani dapat menentukan pilihan bantuanbenih yang akan diterima.

Page 102: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Diseminasi InovasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010102

Inovasi teknologi terbukti andal dalam mengatasi masalah yang dihadapi dalampembangunan pertanian serta meningkatkan produksi pertanian dan pendapatan petani.Oleh karena itu, Badan Litbang Pertanian menekankan pentingnya diseminasi hasilpenelitian sebagaimana halnya penelitian itu sendiri. Pada tahun 2010, Badan LitbangPertanian menyelenggarakan, menginisiasi, dan mengikuti berbagai kegiatan yangberkaitan dengan diseminasi hasil penelitian, antara lain ekspose dan pameran, gelarteknologi, open house, jumpa pers, seminar, lokakarya, penyebarluasan informasimelalui media cetak dan elektronis, serta pengembangan perpustakaan digital dalamupaya mendiseminasikan inovasi teknologi kepada pengguna.

Diseminasi Inovasi

Page 103: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Diseminasi InovasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 103

Tabel 1. Pameran yang diikuti/diselenggarakan Badan Litbang Pertanian, 2010.

Nama pameran Lokasi dan tanggal Tema

Pangan Nasional Jakarta, 28-31 Januari 2010 Feed the WorldAGRINEX International Expo 2010 Jakarta, 12-14 Maret 2010 Agribussines for Local and Global

MarketAgro & Food Expo Jakarta, 27-30 Mei 2010 Go OrganicIndustri Berbasis HKI Jakarta, 27-29 Mei 2010 Inovasi, Kreasi, Siap BerkompetisiInternational Oil Palm Conference Yogyakarta, 1-3 Juni 2010 Transforming Oil Palm IndustryPekan Lingkungan Indonesia Jakarta, 3-6 Juni 2010 Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

dan Ramah LingkunganPekan Kedelai Nasional Malang, 28-30 Juni 2010 Inovasi Teknologi Kedelai Menuju

Swasembada Tahun 2014Flori Flora Batam, 15-22 Juli 2010 Go GreenPekan Serealia Nasional Maros, Sulawesi Selatan, Inovasi Teknologi Serealia

26-30 Juli 2010 Mengantisipasi Perubahan Iklim GlobalMenuju Kemandirian Pangan

Citrus Spectacular Day Malang, Jawa Timur, 5-7 Agustus 2010 Kebangkitan Jeruk Nasional SiapMenggilas Jeruk Impor

Hakteknas Jakarta, 9-12 Agustus 2010 Revitalisasi Sistem Inovasi NasionalGelar Tenologi Tepat Guna Yogyakarta, 22-26 September 2010 Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna

untuk Mewujudkan KesejahteraanRakyat

Field Day Inovasi Teknologi Krisan Malang, Jawa Timur, 1-2 Oktober 2010 Membangun Agribisnis Krisan yangBerdaya Saing melalui PenerapanInovasi Teknologi Berbasis SumberDaya Nasional

ILPE Jakarta, 2-10 Oktober 2010 Menguak Cakrawala Bumi ParahyanganISNFF Denpasari, Bali, 11-15 Oktober 2010 -Hari Pangan Sedunia Desa Puyung, Lombok Tengah, Kemandirian Pangan untuk Memerangi

Nusa Tenggara Barat, 19-22 Oktober 2010 KelaparanInternational Public Services Jakarta, 27-29 Oktober 2010 Public Service ExcellenceExpo Buah Nusantara Solok, Sumatera Barat, 9-11 -

November 2010Konservasi Hutan Pantai dan Jakarta, 23-25 November 2010 Eksplorasi Komoditas Pertanian di PesisirPeningkatan KesejahteraanMasyarakat PesisirOne Meal No Rice Bogor, Jawa Barat, 7 Desember 2010 Kemitraan Penelitian Pertanian dalam

rangka Meningkatkan Inovasi TeknologiPascapanen

Pameran dan Gelar Teknologi

Badan Litbang Pertanian menyelenggarakan/mengikuti berbagai pameran dan gelar teknologiuntuk mendiseminasikan inovasi teknologi yangdihasilkan. Melalui pameran dan gelar teknologi,pengguna dapat melihat keragaan suatu teknologi

dan berdiskusi dengan peneliti/pemandu pameranuntuk memperoleh informasi secara detail. Melaluikegiatan ini pula umpan balik dari pengguna dapatdiperoleh secara langsung. Pada tahun 2010,Badan Litbang Pertanian menyelenggarakan/mengikuti 20 pameran dan gelar teknologi (Tabel1) yang dilaksanakan di berbagai tempat.

Page 104: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Diseminasi InovasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010104

Informasi teknologi yang disajikan padapameran/gelar teknologi terutama ditujukan untukmendukung empat sukses pembangunan pertanianserta tujuh gema revitalisasi pertanian yangdicanangkan oleh Kementerian Pertanian. Informasidisajikan dalam bentuk produk dan prototipemaupun media cetak dan elektronis, seperti buku,liflet, poster, dan CD/VCD/DVD. Demo yangdiselenggarakan saat pameran juga memungkinkanpengguna melihat secara langsung teknologi yangdisampaikan. Peluncuran produk dan forum bisnisyang menyertai beberapa pameran merupakanajang promosi untuk mempercepat alih teknologike pengguna.

Materi yang dipromosikan mengundang cukupbanyak perhatian dari pengunjung. Transaksi dankeinginan pengunjung untuk dapat berkomunikasidengan UK/UPT penghasil inovasi teknologi jugamerupakan bukti bahwa inovasi teknologi BadanLitbang Pertanian diminati swasta atau duniausaha.

Pekan Serealia Nasional

Mengandalkan beras sebagai satu-satunya bahanpangan pokok cukup riskan mengingat perubahaniklim global telah mengancam produksi padi karenatanaman didera kekeringan dan banjir, di sampingkonversi lahan sawah irigasi yang hingga saat inibelum sepenuhnya dapat dibendung. Diversifikasipangan berbasis jagung merupakan salah satusolusi dalam mewujudkan kemandirian pangan. Halini juga penting artinya untuk menekan importerigu yang terus meningkat. Sampai saat ini,seluruh kebutuhan terigu di dalam negeri berasaldari impor.

Secara teknis, upaya peningkatan produksijagung dapat ditempuh melalui perluasan arealtanam dan peningkatan produktivitas. Dalam halini, penerapan inovasi teknologi memegangperanan penting. Badan Litbang Pertanian telahmenghasilkan berbagai inovasi teknologi jagung,berupa varietas unggul serta teknik budi daya dan

Presiden dan Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono menyimak penjelasan dariMenteri Pertanian saat meninjau stan Badan Litbang Pertanian (kiri) dan suasanastan pameran (kanan).

Page 105: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Diseminasi InovasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 105

pascapanen. Untuk meningkatkan produktivitasjagung dan pendapatan petani, Badan LitbangPertanian juga menghasilkan inovasi PengelolaanTanaman Terpadu (PTT) jagung yang telah mulaiberkembang di beberapa sentra produksi. Selainjagung, sorgum juga potensial untuk dijadikanbahan pangan, pakan, dan bioenergi. Di beberapadaerah telah lama berkembang penggunaanjagung dan sorgum sebagai bahan pangan.

Agar dapat diketahui dan dimanfaatkan olehmasyarakat luas, inovasi teknologi yang telahdihasilkan tentu perlu dipromosikan. Dalam kaitanitu, Badan Litbang Pertanian bekerja sama denganPemerintah Provinsi Sulawesi Selatanmenyelenggarakan Pekan Serealia Nasional (PSN)di Balitsereal, Maros, Sulawesi Selatan, pada 26-30Juli 2010.

PSN dibuka oleh Menteri Pertanian dan dihadirioleh Gubernur Sulawesi Selatan, bupati, petani,kelompok tani, penyuluh pertanian, pengusahaagribisnis, pengajar, dan peneliti dari berbagaidaerah di Indonesia. Menteri Pertanianmenekankan pentingnya inovasi teknologi bagi

kemajuan pertanian dan memberikan manfaatyang sebesar-besarnya bagi upaya peningkatanproduksi dan pendapatan petani. Inovasi teknologiyang digelar dalam PSN antara lain varietas unggulbaru jagung serta teknologi budi daya danpascapanen, termasuk produk pangan dari jagung.

Pekan Kedelai Nasional

Produksi kedelai dalam negeri hingga kini barumampu memenuhi 35-40% kebutuhan nasionalsehingga kekurangannya harus diimpor. Ditinjaudari ketersediaan inovasi teknologi dan sumberdaya lahan, peluang peningkatan produksi kedelaitampaknya masih terbuka lebar, baik melaluipeningkatan produktivitas maupun perluasan arealtanam. Dari segi peningkatan produktivitas,misalnya, hasil kedelai di tingkat nasional barumencapai rata-rata 1,3 t/ha dengan kisaran 0,6-2,0t/ha, sementara di tingkat penelitian sudahmencapai 1,7-2,0 t/ha. Hal ini menunjukkanpenerapan inovasi teknologi memegang perananpenting dalam meningkatkan produksi kedelai.

Puslitbangtan melalui Balitkabi telahmenghasilkan berbagai inovasi teknologi kedelaiyang siap diimplementasikan untuk mendukungupaya peningkatan produksi, di antaranya varietas

Menteri Pertanian, Suswono, danGubernur Sulawesi Selatan SyahrulYasin Limpo, pada Pekan SerealiaNasional di Maros, 26-30 Juli 2010.

Berbagai produk pangan dari jagungdigelar pada Pekan Serealia Nasionalpada 26-30 Juli 2010 di BalaiPenelitian Tanaman Serealia, Maros,Sulawesi Selatan.

Page 106: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Diseminasi InovasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010106

unggul, benih sumber, serta teknologi budi dayadan pascapanen. Agar inovasi teknologi tersebutdapat berkembang luas dan dimanfaatkan petani,Badan Litbang Pertanian menyelenggarakan PekanKedelai Nasional (PKN) di Malang, Jawa Timur,pada 28-30 Juni 2010. Acara tersebut dihadiri oleh2.000-an orang dari berbagai lapisan, termasukpetani dan kelompok tani.

Inovasi teknologi kedelai yang digelar padaPKN adalah: (1) proses produksi benih kedelai,mulai dari tanam hingga panen dan pengelolaanhasil; (2) koleksi plasma nutfah kedelai dari dalamdan luar negeri dengan berbagai sifat penting,antara lain potensi hasil tinggi, umur gejah, toleranterhadap kekeringan, genangan, naungan,salinitas, kemasaman tanah, dan tahan hamapenyakit utama; (3) kedelai toleran naungan yangdapat dikembangkan pada areal perkebunan kelapasawit, karet, dan hutan rakyat; (4) kedelai toleranjenuh air yang dapat mengatasi kelebihan air padalahan sawah pada musim kemarau; (5) galurharapan kedelai SHR/W-60 berumur genjah (73hari), biji berukuran sedang (10,7 g/100 biji), danpotensi hasil 2,74 t/ha; dan (6) beberapa varietasunggul kedelai yang dapat dipilih petani sesuaidengan keinginan mereka. Selain itu digelar pula(1) pupuk organik kaya hara yang mampu

Pembukaan Pekan Kedelai Nasional diMalang, 28-30 Juni 2010.

meningkatkan kesuburan tanah dan produksikedelai; (2) insektisida nabati serbuk nimba yangmampu menekan intensitas serangan dan populasihama daun; dan (3) Sistem Integrasi Ternak-Tanaman-Ikan (SITTI).

Menteri Pertanian dalam laporan tertulisnyasaat pembukaan PKN mengharapkan swasembadakedelai dapat terwujud pada tahun 2014. Olehkarena itu, produksi nasional harus ditingkatkanrata-rata 20%/tahun, dari sekitar 1 juta ton padatahun 2009 menjadi 2,7 juta ton pada tahun 2014.Pada tahun 2010, produksi kedelai ditargetkan 1,3juta ton. Strategi untuk mencapai swasembadakedelai adalah (1) meningkatkan produktivitas; (2)memperluas areal tanam melalui upaya khusus(Upsus); (3) mengamankan produksi; dan (4)menguatkan kelembagaan dan pembiayaan.Kebijakan insentif dan subsidi perlu terusditingkatkan, seperti subsidi pupuk, subsidi danbantuan langsung benih unggul, kredit permodalan,kebijakan harga dan tata niaga kedelai. Analisisekonomi menunjukkan, harga kedelai yangmenguntungkan petani dan mendorong merekauntuk meningkatkan produksi berkisar antaraRp6.100-6.700/kg. Dalam acara pembukaan PKNdiserahkan bantuan benih kedelai (benih sumber)kepada perwakilan dari sembilan provinsi sentrakedelai, yaitu Nangroe Aceh Darussalam, SumateraUtara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, JawaTimur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, danKalimantan Timur.

Citrus Spectacular Day

Citrus Spectacular Day dengan tema “KebangkitanJeruk Nasional Siap ‘Menggilas‘ Jeruk Impor”digelar di Balitjestro di Tlekung, Malang, pada 5-7Agustus 2010. Pada acara tersebut ditampilkanacara yang paling spektakuler dan ditunggu pesertayang hadir, yaitu pemecahan rekor MURI melaluikegiatan Gerakan Makan Buah Jeruk Nusantara.Badan Litbang Pertanian dan Balitjestro mendapatdua rekor MURI, yaitu rekor gerakan massal makanjeruk nasional dengan jumlah peserta terbanyak,

Page 107: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Diseminasi InovasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 107

yaitu 3.352 orang dari TK, SD, SMP, SMA,mahasiswa, dan peserta umum. Rekor MURI keduadiberikan kepada Balitjestro sebagai institusi yangmemiliki koleksi plasma nutfah jeruk terbanyak,yaitu 211 aksesi.

Selain penciptaan rekor MURI, jugaditampilkan berbagai kegiatan transfer inovasiteknologi dan promosi kepada pengguna, sepertiopen house laboratorium terpadu, pameran,Workshop “Pemanfaatan Teknologi Modern untukPerbaikan Kualitas Buah Jeruk dalam MendukungKesiapan Bersaing dengan Buah Impor”, kontesbuah jeruk nasional, kursus gratis pembuatanagens hayati dan nabati tanaman jeruk, lombamenggambar dan mewarnai, lomba membuatminuman berbahan jeruk, serta bursa bibit danbuah jeruk, apel, dan anggur.

Field Day Inovasi Teknologi Krisan

Field Day Inovasi Teknologi Krisan dengan tema“Membangun Agribisnis Krisan yang Berdaya Saingmelalui Penerapan Inovasi Teknologi BerbasisSumber Daya Nasional” digelar Balithi diPoncokusumo, Malang, pada 1-2 Oktober 2010.Pada acara tersebut berhasil diperoleh dua rekorMURI untuk kategori perangkaian bunga krisanterbanyak, yaitu 600 perangkai bunga, dan pelepasvarietas tanaman dalam 1 tahun terbanyak, yaitu25 varietas pada tahun 2009.

Field Day Inovasi Teknologi Krisandiselenggarakan Badan Litbang Pertanian bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Malang danKelompok Tani Seruni Kusuma Agro Area (SKAAR)Poncokusumo. Penyelenggaraan Field Day InovasiTeknologi Krisan 2010 di Poncokusumo didasarkanatas pertimbangan bahwa lokasi ini merupakansalah satu sentra produksi krisan terbesar di JawaTimur, meskipun krisan baru dikembangkanbeberapa tahun terakhir.

Kegiatan yang diselenggarakan pada Field Daytersebut meliputi sarasehan yang menghasilkankomitmen dukungan pengembangan kawasanagribisnis tanaman hias, khususnya krisan yang

Rangkaian kegiatan Citrus SpectacularDay 2010, dari atas ke bawah, kontesbuah jeruk, display inovasi teknologi,dan penerimaan sertifikat rekorMURI.

Page 108: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Diseminasi InovasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010108

hasil penelitian buah-buahan, WorkshopPengembangan Buah di Sumatera Barat, Pelatihandan Temu Teknologi Budidaya Buah Tropika, demomemasak berbahan baku buah tropika, lombakarya tulis ilmiah, lomba buah unggul, bazar/pasarmurah, dan lomba menggambar dan mewarnai.

akan ditindaklanjuti dengan penyusunan programdan rencana aksi 5 tahun ke depan. Jugadilaksanakan penandatanganan nota kesepahamankerja sama antara Badan Litbang Pertanian danBupati Malang, penyerahan SK pelepasan varietasdan sertifikat pendaftaran varietas, penyerahanbibit krisan kepada kelompok tani penangkar diseluruh Indonesia yang diwakili Dinas Pertanianterkait, serta pameran, festival kuliner, dankunjungan ke visitor plot.

Expo Buah Nusantara

Expo Buah Nusantara dilaksanakan Balitbu Tropikadi KP Sumani, Solok, pada 9-11 November 2010.Dua kategori rekor MURI berhasil dipecahkan, yaitukoleksi plasma nutfah pisang terbanyak (157aksesi) dan gerakan makan nasi goreng pisangterbanyak, yang diikuti 3.560 peserta dari anak-anak TK, SD, SMP, SMA, mahasiswa, dan pesertaumum.

Selain pemecahan rekor MURI, Expo BuahNusantara menggelar pameran teknologi danproduk buah tropika, gelar teknologi semangka,melon, pepaya, dan pisang, seminar nasional hasil-

Penyerahan sertifikat pemecahan rekor MURI untuk kategori perangkai bunga krisandan pelepas varietas terbanyak (kiri) dan panen bunga krisan di visitor plot (kanan).

Bupati Solok dan Wakil WalikotaSolok saat meninjau lokasi pameran.

Page 109: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Diseminasi InovasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 109

informasi yang dibutuhkan bagi pengambilkebijakan dan kalangan menengah ke atas.

Inovasi teknologi untuk mengantisipasiperubahan iklim mendapat perhatian khusus untukdisebarluaskan secara terus-menerus agarmasyarakat mewaspadai dampak perubahan iklimterhadap kehidupan dan upaya mengantisipasinya.Informasi lain yang disebarluaskan adalah inovasiteknologi hortikultura untuk meningkatkan dayasaing dan gizi masyarakat serta rencanapenyelenggaraan The Fourth Session of GoverningBody of International Treaty on Plant GeneticResources for Food and Agriculture.

Siaran radio juga dimanfaatkan sebagai mediapenyebaran informasi. Secara rutin, Badan LitbangPertanian mengisi salah satu program pada RadioPertanian Ciawi. Acara yang disiarkan mendapattanggapan positif dari pendengar, antara lainditunjukkan melalui pertanyaan yang disampaikanke UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian.

CD/VCD/CD interaktif yang memuat informasihasil litbang juga diproduksi untuk melengkapimedia diseminasi yang telah ada. Media ini

Pemanfaatan Media Massa

Media massa memiliki peran penting dalamdiseminasi inovasi teknologi, antara lain karenadapat menjangkau pengguna yang tersebar luas.Oleh karena itu, Badan Litbang Pertanianmendayagunakan media massa cetak danelektronis untuk menyebarluaskan informasi yangdihasilkan. Media elektronis seperti siaran televisidan radio maupun CD/VCD/DVD, serta media cetaksurat kabar, tabloid, majalah ilmiah dan populer,petunjuk teknis informasi teknologi, liflet, danfolder didayagunakan untuk menyebarkaninformasi teknologi pertanian.

Media Elektronis

Pada tahun 2010, Badan Litbang Pertanianmemanfaatkan stasiun televisi TVRI, Metro TV, danTV One untuk menyebarluaskan informasi teknologikepada pemirsa. TVRI dipilih karena dapatmenjangkau seluruh pelosok Indonesia.Sementara Metro TV dan TV One dikenal sebagaistasiun TV yang mengetengahkan berita dan

Penyerahan sertifikat pemecahan rekor MURI untuk kategori gerakan makan nasigoreng berbahan baku pisang dan koleksi aksesi buah terbanyak (kiri) dan outletTanaman Buah Tropika (kanan).

Page 110: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Diseminasi InovasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010110

Pengembangan PerpustakaanDigital

Perpustakaan merupakan salah satu sumberinformasi penting bagi pengguna. Untukmemudahkan pengguna memperoleh informasisecara cepat, tepat, mudah, murah, dan baru,sejak tahun 2006 Badan Litbang Pertanian melaluiPusat Perpustakaan dan Penyebaran TeknologiPertanian (PUSTAKA) mengembangkanperpustakaan berbasis TI (perpustakaan digital),yang mencakup pengadaan bahan-bahaninformasi, pengolahan, digitasi, dan layananpenemuan kembali informasi (informationretrieval). Sampai dengan tahun 2010, seluruhperpustakaan UK/UPT lingkup Badan LitbangPertanian telah mengaplikasi pengelolaanperpustakaan berbasis TI untuk pengelolaaninformasi. Kapasitas SDM dalam pengelolaanperpustakaan dan pemanfaatan TI jugaditingkatkan melalui pelatihan, magang, sertalokakarya maupun seminar. PUSTAKA jugamelakukan pendampingan dan menyiapkanberbagai pedoman pengelolaan perpustakaandalam upaya memberikan pelayanan prima kepadapengguna.

Koleksi perpustakaan ditingkatkan denganmelanggan jurnal internasional tercetak, pangkalandata on-line Pro-Quest dan Science Direct, serta

terutama bermanfaat bagi penyuluh untukmenunjang kegiatan mereka.

Media Cetak

Badan Litbang Pertanian memanfaatkan suratkabar nasional dan tabloid Sinar Tani untukmenyebarluaskan informasi. Sejak tahun 2007,Badan Litbang Pertanian mengelola rubrik AgroInovasi pada tabloid Sinar Tani untukmenyampaikan informasi praktis hasil litbangkepada masyarakat, terutama penyuluh. Konferensipers dan kunjungan wartawan juga dimanfaatkan,dan biasanya dikaitkan dengan topik, masalah atauperistiwa penting yang perlu segera diketahuimasyarakat luas.

Badan Litbang Pertanian juga menerbitkanmajalah ilmiah dan populer, buku, prosiding, liflet,folder, petunjuk teknis, dan sejenisnya untukmenyebarluaskan informasi hasil litbang pertanian.Semua majalah ilmiah Badan Litbang Pertaniantelah terakreditasi oleh LIPI. Majalah ilmiahberperan penting sebagai media komunikasi bagipeneliti/ilmuwan, selain sarana untuk memperolehnilai kredit bagi kepentingan jabatan fungsional.Penerbitan artikel pada majalah ilmiahinternasional penting pula sebagai salah satu upayameningkatkan citra Badan Litbang Pertanian ditingkat internasional.

Badan Litbang Pertanianmenerbitkan berbagaiterbitan tercetak untukmenyebarluaskaninformasi teknologi yangdihasilkan.

Page 111: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Diseminasi InovasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 111

pangkalan data off-line (CD-ROM) TEEAL danAgricola. Selain itu, juga diadakan bahan referensidan bahan pustaka lain terbitan dalam dan luarnegeri. Untuk memanfaatkan secara optimalinformasi dalam pangkalan data, Badan LitbangPertanian melalui PUSTAKA membuka akses bagiperpustakaan UK/UPT untuk memanfaatkan jurnalilmiah teks lengkap yang dimuat dalam Pro-Quest,Science Direct, dan TEEAL.

Perpustakaan juga menyelenggarakan layanansirkulasi melalui penelusuran, penyediaandokumen, referensi/rujukan, dan penyebaraninformasi terbaru dan terseleksi. Pelayananinformasi dilakukan melalui berbagai mediakomunikasi untuk memudahkan penggunamemperoleh informasi yang dibutuhkan.

Ruang baca dan akses informasi melalui on-line public access catalogue.

Page 112: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Pengembangan OrganisasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010

112

Seiring dengan kemajuan zaman, Badan Litbang Pertanian terus berupaya membenahiorganisasi, tidak hanya dari aspek kelembagaan, tetapi juga sumber daya manusia,fasilitas, dan kerja sama penelitian. Kemampuan sumber daya manusia terusditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan. Begitu pula sarana dan prasarana,terutama peralatan, laboratorium, dan kebun percobaan, terus dikembangkan sesuaidengan prioritas penelitian dan pengembangan. Hal ini berperan penting dalammenghasilkan inovasi teknologi yang diperlukan oleh masyarakat pertanian.

Pengembangan Organisasi

Page 113: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Pengembangan OrganisasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 113

Pengembangan Kelembagaan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI No.61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasidan Tata Kerja Kementerian Pertanian, BadanLitbang Pertanian mempunyai tugas melaksanakanpenelitian dan pengembangan pertanian. Untuk itu,Badan Litbang Pertanian menyelenggarakan fungsi:(1) penyusunan kebijakan teknis, rencana, danprogram penelitian dan pengembangan pertanian;(2) pelaksanaan penelitian dan pengembanganpertanian; (3) pemantauan, evaluasi, danpelaporan pelaksanaan penelitian danpengembangan pertanian; dan (4) pelaksanaanadministrasi.

Memenuhi tuntutan perubahan lingkunganstrategis, Badan Litbang Pertanian terus melakukanpenataan organisasi Unit Kerja/Unit PelaksanaTeknis (UK/UPT). Pada tahun 2010, organisasiBadan Litbang Pertanian terdiri atas SekretariatBadan, empat Puslitbang, dua Pusat, tujuh BalaiBesar, 15 Balit, satu Balai PATP, 31 BPTP, dan tigaLolit.

Pada tahun 2010, Badan Litbang Pertanianmengusulkan penataan dan penyempurnaanorganisasi, yang meliputi perubahan nomenklatur,penambahan mandat, peningkatan status, danpembentukan UPT baru. Di lingkup Pusat Penelitiandan Pengembangan Perkebunan diusulkanperubahan mandat UPT, yaitu:

1. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik(Balittro), Bogor, Jawa Barat, dengan mandatpenelitian teh, kina, tanaman obat danaromatika.

2. Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Sawit(Balitka), Manado, Sulawesi Utara, denganmandat penelitian kelapa, kelapa sawit, aren,dan sagu.

3. Balai Penelitian Tanaman Tebu dan Serat(Balittas), Malang, Jawa Timur, dengan mandatpenelitian kapas, kapuk, rami, tebu, jarakpagar, bit, dan stevia.

4. Balai Penelitian Tanaman Penyegar dan Industri(Balittri), Pakuwon, Sukabumi, Jawa Barat,dengan mandat penelitian kemiri sunan, karet,jambu mete, kopi, dan kakao.

Di lingkup Pusat Penelitian dan PengembanganPeternakan, dua loka penelitian (eselon IVa)diusulkan meningkat statusnya menjadi balaipenelitian (eselon IIIa), yaitu:

1. Loka Penelitian Sapi Potong di Grati, Pasuruan,Jawa Timur, menjadi Balai Penelitian SapiPotong dengan tugas dan fungsi melakukanpenelitian sapi potong.

2. Loka Penelitian Kambing Potong di SungeiPutih, Sumatera Utara, menjadi Balai PenelitianRuminansia Kecil dengan tugas dan fungsimelakukan penelitian kambing potong.

Sementara itu, Loka Penelitian PenyakitTungro yang berada di bawah Pusat Penelitian danPengembangan Tanaman Pangan, diusulkanmeningkat statusnya menjadi Balai PenelitianPenyakit Virus Padi. Balai ini diharapkan dapatmenghasilkan paket teknologi yang berkaitandengan pengendalian penyakit tungro.

Di lingkup Balai Besar Pengkajian danPengembangan Teknologi Pertanian, diusulkanpembentukan BPTP baru dan perubahan fungsi,yaitu:

1. Pembentukan BPTP Sulawesi Barat dan BPTPKepulauan Riau dengan mandat pengkajianspesifik lokasi.

2. Perubahan fungsi BB Pengkajian dengan tugasdan fungsi melakukan pembinaan ke 31 BPTPdan diharapkan terbentuk satu eselon III baruagar penanganan SDM dan keuangan lebihoptimal.

Selain itu, guna meningkatkan citra danmemberikan ciri khas pada terbitan Badan LitbangPertanian, telah diusulkan penambahan fungsisebagai publishing house dan production house(IAARD Press) kepada Pusat Perpustakaan danPenyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA).

Page 114: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Pengembangan OrganisasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010

114

Sumber Daya Manusia

Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh8.202 orang tenaga. Dari jumlah tersebut, sekitar3.415 orang (41,6%) adalah tenaga fungsionalkhusus yang terdiri atas peneliti, pustakawan,perekayasa, pranata komputer, arsiparis, teknisilitkayasa, statistisi, penyuluh, analis kepegawaian,perencana, dan pranata humas.

Berdasarkan tingkat pendidikan, komposisipegawai Badan Litbang Pertanian adalah 376 orangS3, 1.098 orang S2, 1.910 orang S1, dan 4.818orang di bawah S1. Perkembangan pegawaimenurut tingkat pendidikan selama lima tahunterakhir disajikan pada Tabel 1.

Pengembangan SDM melalui programpendidikan jangka panjang terus dilakukansehingga jumlah pegawai berpendidikan S2 dan S3yang merupakan penggerak penelitian mendekatijumlah yang ideal. Selama lima tahun terakhir(2006-2010), Badan Litbang Pertanian mengirimkan226 petugas belajar ke program S3, 222 orang keprogram S2, 10 orang ke program S1, satu orangke program D4, delapan orang ke program D3.

Berdasarkan sebaran usia, sebagian besarpegawai Badan Litbang Pertanian berusia 46-55tahun (Tabel 2). Dalam 5 tahun ke depan cukupbanyak pegawai yang akan memasuki usia pensiun.Upaya menggantikan pegawai yang pensiundilakukan melalui rekruitmen pegawai baru.

Struktur organisasi Badan Litbang Pertanian, 2010.

Puslitbangtan Puslitbanghorti Puslitbangbun Puslitbangnak

BB Padi Bbalitvet BBSDLPBB

Pengkajian BB BiogenBB

PascapanenBBPMP

Badan LitbangPertanian

Sekretariat

LolitTungro

Balitkabi

BalitSereal

Balitsa

BalitbuTropika

Balithi

Balitjestro

Balittro

Balittas

Balitka

Balittri

Balitnak

Lolit Sapi

LolitKambing

Balittra

Balittanah

Balingtan

Balitklimat

Balai PATP

31 BPTP

PSEKP PUSTAKA

Page 115: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Pengembangan OrganisasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 115

Peneliti merupakan penggerak utama dalammenghasilkan inovasi teknologi. Badan LitbangPertanian kini didukung oleh 1.689 peneliti.Komposisi peneliti menurut jenjang fungsionalpeneliti adalah Peneliti Pertama 372 orang, PenelitiMuda 459 orang, Peneliti Madya 577 orang, danPeneliti Utama 281 orang. Perkembangan peneliti(tidak termasuk peneliti nonkelas) dalam 5 tahunterakhir disajikan pada Tabel 3. Upaya memenuhi

jumlah peneliti, selain melalui rekruitmen tenagabaru, juga melalui pendidikan dan pelatihan bagipeneliti yang diselenggarakan oleh LIPI. Pada tahun2010, Badan Litbang Pertanian mengirim 84 penelitijunior untuk mengikuti diklat peneliti.

Profesor Riset adalah gelar tertinggi yangdiberikan kepada peneliti yang sudah mencapaijenjang kepangkatan Peneliti Utama danmenyampaikan orasi ilmiah di hadapan Majelis

Tabel 1. Perkembangan pegawai Badan Litbang Pertanian menurut tingkatpendidikan, 2006-2010.

Pendidikan 2006 2007 2008 2009 2010

< S1 4.398 4.557 4.964 4.864 4.818Sarjana (S1) 1.846 1.786 1.797 1.789 1.910Master (S2) 1.077 1.104 1.093 1.099 1.098Doktor (S3) 322 365 375 372 376

Jumlah 7.643 7.812 8.229 8.124 8.202

Tabel 2. Pegawai Badan Litbang Pertanian menurut pendidikan dan usia, 2010.

PendidikanUsia (tahun)

Jumlah< 25 26-35 36-45 46-55 >55

< S1 30 537 1.633 2.455 163 4.818Sarjana (S1) 42 460 423 870 115 1.910Master (S2) 0 110 339 501 148 1.098Doktor (S3) 0 0 60 183 133 376

Jumlah 72 1.107 2.455 4.009 559 8.202

Tabel 3. Tenaga peneliti Badan Litbang Pertanian, 2006-2010.

Jenjang peneliti 2006 2007 2008 2009 2010

Peneliti Pertama 355 356 319 400 372Peneliti Muda 478 459 456 457 459Peneliti Madya 541 470 524 517 577Peneliti Utama 243 237 243 260 281

Jumlah 1.617 1.522 1.542 1.634 1.689

Page 116: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Pengembangan OrganisasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010

116

Profesor Riset. Pada tahun 2010, Badan LitbangPertanian mempunyai 86 Profesor Riset, 15 diantaranya telah pensiun.

Anggaran

Reformasi dalam bidang pengelolaan keuangannegara sebagaimana diatur dalam Undang-UndangNomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara,membawa perubahan yang mendasar dalamsistem penganggaran. Salah satunya adalahpenerapan pendekatan penganggaran terpadu(unified budget), kerangka pengeluaran jangkamenengah (medium-term expenditure framework), dan penganggaran berbasis kinerja(performance-based budget).

Pada tahun 2010, Badan Litbang Pertanianmengelola anggaran Rp944,59 miliar, yang terdiriatas rupiah murni Rp930,69 miliar (termasuk PNBPRp6,11 miliar dan rupiah murni pendamping loanFEATI Rp2,43 miliar), dan loan Rp13,90 miliar (loanFEATI 42600-IND). Alokasi anggaran Badan LitbangPertanian pada TA 2010 (termasuk APBN-P 2010berdasarkan Surat Edaran Menteri Keuangan No.SE-224/MK.02/2010 tanggal 1 Juni 2010) sekitar11% dari total pagu anggaran KementerianPertanian (Rp8.574,98 miliar). Alokasi anggaran2010 naik Rp70,51 miliar (total pagu anggaran)atau 8,07% dari tahun 2009.

Alokasi anggaran untuk mendukung programdan kegiatan litbang pertanian diklasifikasikan kedalam tiga jenis belanja, yaitu belanja pegawai,barang, dan modal. Belanja pegawai sebesarRp374,52 miliar (39,6%) digunakan untuk gaji,tunjangan, uang makan, honor, lembur, dantunjangan kompensasi pelaksanaan kegiatan tugaspokok. Belanja barang sebesar Rp418,15 miliar(44,3%) difokuskan untuk pembelian barang danjasa yang habis pakai dalam penelitian, diseminasi,dan operasional serta pemeliharaan alat dansarana prasarana. Belanja modal sebesarRp151,91 miliar (16,1%) dimanfaatkan untukmembiayai pembangunan/renovasi gedung kantordan laboratorium (civil work ), pengadaan

perlengkapan sarana gedung kantor, pengadaanalat laboratorium dan sarana pendukungnya, jurnaldan buku-buku ilmiah, serta peningkatan kapasitaslitbang pertanian. Anggaran Badan LitbangPertanian terdistribusi ke 14 Unit Kerja Eselon IIdan 51 Unit Pelaksana Teknis.

Sarana dan Prasarana

Laboratorium penelitian merupakan sarana pentingdalam menghasilkan inovasi teknologi. Jenis dankemampuan laboratorium UK/UPT lingkup BadanLitbang Pertanian sangat beragam, begitu pulakemampuan sumber daya pengelolanya.

Harga peralatan laboratorium yang mahalmenuntut pemanfaatan yang lebih optimal. Seiringdengan meningkatnya kerja sama penelitian,diperlukan pula informasi mengenai keragaanlaboratorium di UK/UPT lingkup Badan LitbangPertanian. Informasi ini akan membuka peluangkerja sama dengan institusi penelitian lain.

Akreditasi Laboratorium

Pengelolaan laboratorium mengikuti StandarNasional Indonesia (SNI) 19-17025-2000 yangmerupakan adopsi dari ISO/IEC 17025:1999 danSNI 19-9001:2001 untuk penerapan sistemmanajemen mutu. Laboratorium yang dikelolasesuai dengan standar tersebut diharapkanmemiliki daya saing yang tinggi.

Akreditasi laboratorium penelitian UK/UPTlingkup Badan Litbang Pertanian telah dilaksanakansejak tahun 2002. Laboratorium pada 17 UK/UPTtelah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasionalberdasarkan SNI 19-1725-2000 dengan ruanglingkup uji disajikan pada Tabel 4.

Kebun Percobaan

Badan Litbang Pertanian mempunyai 118 kebunpercobaan dengan total luas 5.726,52 ha. Kondisikebun sangat bervariasi, baik luas, status lahan,

Page 117: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Pengembangan OrganisasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 117

maupun penggunaan dan pemanfaatannya. Kebunpercobaan tersebut tersebar di berbagai wilayahpada kondisi agroklimat berbeda.

Berbagai permasalahan yang dihadapi dalampengelolaan kebun percobaan, baik yang terkaitdengan statusnya sebagai bagian dari UPT maupunketersediaan sumber daya manusia, sarana danprasarana, dan anggaran pengelolaan,menyebabkan beragamnya kondisi kebunpercobaan. Untuk itu perlu dilakukan upayapeningkatan kinerja kebun percobaan sehinggadapat berperan optimal dalam mendukungpelaksanaan penelitian.

Kerja Sama

Kerja sama penelitian pada dasarnya bertujuanuntuk: (1) mempercepat pematangan teknologimelalui uji verifikasi, uji multilokasi, uji adaptasi,uji kelayakan, dan lain-lain; (2) mempercepatdiseminasi dan adopsi teknologi; (3) mempercepat

pencapaian tujuan pembangunan pertanian; (4)meningkatkan capacity building UK/UPT lingkupBadan Litbang Pertanian; (5) mendapat umpanbalik untuk penyempurnaan teknologi; dan (6)menciptakan alternatif sumber pembiayaanpenelitian. Prinsip dasar yang melandasi kerjasama penelitian dan pengembangan antara lainadalah: (1) saling membutuhkan, saling mengisi,saling melengkapi, dan saling memperkuat; (2)menghindari tumpang-tindih kegiatan danpendanaan; (3) azas kesetaraan, keadilan, dankebersamaan; dan (4) memperhatikan etikaprofesionalisme dan azas saling membantu.

Kerja Sama Dalam Negeri

Kerja sama meliputi penelitian, pengembangan,pengkajian, perekayasaan, pemetaan, bimbinganteknologi, evaluasi/karakterisasi sumber dayapertanian, serta pertukaran dan pemanfaataninformasi. Kerja sama dalam negeri dilakukansecara formal institusional yang dituangkan ke

Tabel 4. Laboratorium UK/UPT Badan Litbang Pertanian yang sudah memperoleh akreditasi SNI19-1725-2000.

Laboratorium Ruang lingkup uji

BBPMP Traktor, pompa air, dan alsin pascapanen biji-bijianBB Padi Proksimat dan mutu benih UPBS ISO 9001:2008BBSDLP/Balittanah Tanah, pupuk, dan airBB Biogen GMO kualitatif dan RAPDBbalitvet Penyakit hewan, keamanan pangan, dan BSL3BB Pascapanen Karakterisasi tepungBalitbu Tropika Mutu benihBalitsa Virus, tanah, tanaman, dan pupukBalittro Fisiologi dan ekofisiologiBalithi Mutu benihBalitnak Proksimat pakanBPTP Sumatera Utara Tanah dan pupukBPTP Sumatera Barat Tanah dan pupukBPTP Yogyakarta Tanah dan pupukBPTP Jawa Timur Tanah dan pupukBPTP Nusa Tenggara Barat Tanah dan pupukBPTP Sulawesi Selatan Tanah dan pupuk

Page 118: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Pengembangan OrganisasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010

118

tinggi dengan dana Rp15,178 miliar dan rata-ratabiaya per proposal Rp101.475.676. Dari 167proposal penelitian yang disetujui, 76 proposalmerupakan proposal lanjutan dan 91 proposaladalah proposal baru. Bidang penelitian, jumlahproposal, dan dana kerja sama yang disetujuiuntuk masing-masing bidang disajikan pada Tabel6. Jumlah proposal KKP3T yang masuk meningkatsetiap tahun. Pada tahun 2010 jumlah proposalyang disetujui menurun dibandingkan dengan tahun2009 (Tabel 7).

Kerja Sama Luar Negeri

Kerja sama luar negeri diarahkan untukmeningkatkan akses terhadap metode danteknologi yang relevan yang dihasilkan Pusat-PusatPenelitian Internasional untuk mendukungpenelitian dan meningkatkan kompetensi peneliti/perekayasa Badan Litbang Pertanian di duniainternasional. Kerja sama dilaksanakan melaluikelembagaan formal yang didasarkan ataspersamaan kedudukan, saling menguntungkan, dandengan pengendalian yang ketat.

Kerja sama luar negeri dilaksanakan melaluiskema bilateral, regional, dan multilateral. Kerja

dalam dokumen yang bersifat kontraktual (notakesepahaman) maupun nonkontraktual (suratkesepakatan).

Pada tahun 2010, Badan Litbang Pertanianmengelola 582 kerja sama dalam negeri, terdiriatas kerja sama dengan Kementerian Ristekmelalui program insentif (315 kerja sama),Kerjasama Kemitraan Penelitian Pertanian denganPerguruan Tinggi (KKP3T) 167 kerja sama,pemerintah provinsi dan kabupaten 83 kerja sama,dan swasta 17 kerja sama (Tabel 5). ProgramKKP3T pada tahun 2010 melibatkan 29 perguruan

Tabel 6. Bidang penelitian, jumlah proposal Kerja Sama Kemitraan Penelitian Pertanian denganPerguruan Tinggi (KKP3T), dan dana yang disetujui, 2010.

Bidang penelitianJumlah Dana disetujui Dana rata-rata/proposal

proposal (Rp) (Rp)

Tanaman pangan 26 2.177.971.000 83.768.115Tanaman hortikultura 10 909.628.000 90.962.800Tanaman perkebunan 17 1.455.038.000 85.590.471Tanaman obat dan biofarmaka 11 1.064.137.000 96.739.727Peternakan dan veteriner 12 1.170.718.000 97.559.833Bioteknologi dan sumber daya genetik 8 807.818.000 100.977.250Pascapanen 23 2.064.932.000 89.779.652Mekanisasi pertanian 8 772.159.000 96.519.875Sumber daya lahan dan lingkungan 20 1.835.902.000 91.795.100Sosiologi dan ekonomi pertanian 28 2.532.342.000 90.440.786Aplikasi teknologi informasi 4 387.566.000 96.891.500

Jumlah 167 15.178.211.000 1.025.025.109

Tabel 5. Jumlah kerja sama penelitian Badan LitbangPertanian, 2006-2010.

TahunJumlah kerja sama

Dalam negeri Luar negeri

2006 213 722007 2591) 482008 2051) 772009 8882) 452010 5822) 41

1)Termasuk KKP3T2)Termasuk KKP3T dan SINTA/insentif

Page 119: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Pengembangan OrganisasiLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 119

Tabel 7. Perkembangan program kerja sama Kemitraan Penelitian Pertanian dengan PerguruanTinggi (KKP3T), 2007-2010.

Uraian 2007 2008 2009 2010

Jumlah proposal masuk 342 444 572 698Jumlah perguruan tinggi pengusul 32 36 70 70Usulan biaya (miliar rupiah) 48 75 88,8 97,70Jumlah proposal disetujui 150 158 185 167Biaya disetujui (miliar rupiah) 15,507 18,511 18,773 15,178Jumlah perguruan tinggi yang lolos 21 24 28 29

sama bilateral merupakan kerja sama yangdilaksanakan oleh dua negara melalui governmentto government (G to G) maupun private to private(P to P). Kerja sama regional dilakukan olehbeberapa negara yang berada dalam satu kawasanuntuk kepentingan tertentu, seperti ASEAN danAPEC. Kerja sama multilateral dilaksanakan olehbanyak negara, misalnya FAO, WHO, dan CGIAR.

Pada tahun 2010, Badan Litbang Pertanianmengelola 41 kerja sama luar negeri, terdiri atas32 kerja sama bilateral dan 9 kerja samamultilateral (Tabel 5). ACIAR memberikankontribusi terbesar dalam kerja sama bilateral,diikuti oleh CIRAD, JICA, dan ICRAF. SementaraIRRI dan FAO memberikan kontribusi terbanyakuntuk kerja sama multilateral.

Page 120: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Unit Kerja Lingkup Badan Litbang PertanianLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 121

Unit Kerja Lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Sekretariat Badan Penelitian danPengembangan Pertanian (Sekretariat Badan)Jalan Ragunan No. 29, PasarmingguJakarta 12540Telp. (021) 7505395, 7806202Faks. (021) 7800644E-mail : [email protected] : http://litbang.deptan.go.id

Pusat Penelitian dan Pengembangan TanamanPangan (Puslitbangtan)Jalan Merdeka No. 147, Bogor 16111Telp. (0251) 334089, 331718Faks. (0251) 312755E-mail : [email protected] : http://puslittan.bogor.net

Pusat Penelitian dan PengembanganHortikultura (Puslitbanghorti)Jalan Ragunan No. 29A, PasarmingguJakarta 12540Telp. (021) 7805768, 7892205Faks. (021) 7805135E-mail : [email protected] : http://litbanghortikultura.go.id

Pusat Penelitian dan PengembanganPerkebunan (Puslitbangbun)Jalan Tentara Pelajar No. 1Bogor 16111Telp. (0251) 8313083, 836194, 8329305Faks. (0251) 8336194E-mail : [email protected] : http://perkebunan.litbang.deptan.go.id

Pusat Penelitian dan PengembanganPeternakan (Puslitbangnak)Jalan Raya Pajajaran Kav. E-59, Bogor 16143Telp. (0251) 8322185, 8328383, 8322138Faks. (0251) 8328382E-mail : [email protected] : http://peternakan.litbang.deptan.go.id

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian(PSE-KP)Jalan Ahmad Yani No. 70, Bogor 16161Telp. (0251) 8333964Faks. (0251) 8314496E-mail : [email protected] : http://pse.litbang.deptan.go.id

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran TeknologiPertanian (PUSTAKA)Jalan Ir. H. Juanda No. 20, Bogor 16122Telp. (0251) 8321746Faks. (0251) 8326561E-mail : [email protected] : http://pustaka-deptan.go.id

Balai Besar Pengembangan MekanisasiPertanian (BBPMP)Situgadung, Legok, Tangerang, Kotak Pos 2,Serpong 15310Telp. (021) 5376787, 70936787Faks. (021) 71695497E-mail : [email protected] : http://mekanisasi.litbang.deptan.go.id

Balai Besar Penelitian dan PengembanganBioteknologi dan Sumberdaya GenetikPertanian (BB Biogen)Jalan Tentara Pelajar No. 3 A, Bogor 16111Telp. (0251) 8337975, 8339793Faks. (0251) 8338820E-mail : [email protected] : http://biogen.litbang.deptan.go.id

Balai Besar Penelitian dan PengembanganPascapanen Pertanian (BB Pascapanen)Jalan Tentara Pelajar No. 12, Bogor 16114Telp. (0251) 8321762, 8350920Faks. (0251) 8321762E-mail : [email protected] : http://pascapanen.litbang.deptan.go.id

Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan Pertanian(BB SDLP)Jalan Ir. H. Juanda No. 98, Bogor 16123Telp. (0251) 8323012, 8327215Faks. (0251) 8311256E-mail : [email protected] : http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Jalan Raya No. 9, Sukamandi, Subang 41172Telp. (0260) 520157Faks. (0260) 520158E-mail : [email protected] : http://bbpadi.litbang.deptan.go.id

Page 121: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Unit Kerja Lingkup Badan Litbang PertanianLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010

122

Balai Besar Penelitian Veteriner (Bbalitvet)Jalan R.E. Martadinata No. 30, Kotak Pos 52Bogor 16164Telp. (0251) 331048, 334456Faks. (0251) 336425E-mail : [email protected] : http://balitvet.litbang.deptan.go.id

Balai Besar Pengkajian dan PengembanganTeknologi Pertanian (BB Pengkajian)Jalan Tentara Pelajar No. 10, Bogor 16114Telp. (0251) 8351277Faks. (0251) 8350928E-mail : [email protected] : http://bbp2tp.litbang.deptan.go.id

Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian(Balai PATP)Jalan Salak No. 22, Bogor 16151Telp. (0251) 8382563, 8382567Faks. (025) 8382567E-mail : [email protected] : http://bpatp.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan danUmbi-umbian (Balitkabi)Jalan Raya Kendal Payak, Kotak Pos 66Malang 65101Telp. (0341) 801468Faks. (0341) 801496E-mail : [email protected] : http://balitkabi.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal)Jalan Dr. Ratulangi, Kotak Pos 173 Maros 90514Telp. (0411) 371529Faks. (0411) 371961E-mail : [email protected] : http://balitsereal.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa)Jalan Tangkuban Perahu 517 LembangBandung 40391Telp. (022) 2786245Faks. (022) 2786416E-mail : [email protected] : http://balitsa.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi)Jalan Raya Ciherang, Kotak Pos 8 SDLSegunung Pacet, Cianjur 43252Telp. (0263) 517056, 514138Faks. (0263) 514138E-mail : [email protected] : http://balithi.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika(Balitbu Tropika)Jalan Raya Solok Aripan km 8, Kotak Pos 5Solok 27301Telp. (0755) 20137Faks. (0755) 20592E-mail : [email protected] : http://balitbu.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan BuahSubtropika (Balitjestro)Jalan Raya Tlekung No. 1, Junrejo, Kota Batu 65301Telp. (0341) 592683Faks. (0341) 593047E-mail : [email protected] : http://balitjestro.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik(Balittro)Jalan Tentara Pelajar No. 3, Bogor 16111Telp. (0251) 8321879Faks. (0251) 8327010E-mail : balittro@@litbang.deptan.go.idWebsite : http://balittro.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan AnekaTanaman Industri (Balittri)Jalan Raya Pakuwon km. 2, ParungkudaSukabumi 43357Telp. (0266) 7070941Faks. (0266) 6542087E-mail : [email protected]

[email protected] : http://balittri.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma lain(Balitka)Jalan Bethesda II, Mapanget, Kotak Pos 1004Manado 95001Telp. (0431) 812430Faks. (0431) 812017E-mail : [email protected] : http://balitka.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat(Balittas)Jalan Raya Karangploso km 4, Kotak Pos 199Malang 65152Telp. (0341) 491447Faks. (0341) 485121E-mail : [email protected] : http://balittas.litbang.deptan.go.id

Page 122: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Unit Kerja Lingkup Badan Litbang PertanianLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 123

Balai Penelitian Ternak (Balitnak)Jalan Banjarwaru, CiawiKotak Pos 221Bogor 16002Telp. (0251) 8240752Faks. (0251) 8240754E-mail : [email protected]

[email protected] : http://balitnak.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Tanah (Balittanah)Jalan Ir. H. Juanda No. 98Bogor 16123Telp. (0251) 8336757Faks. (0251) 8321608E-mail : [email protected] : http://balittanah.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi(Balitklimat)Jalan Tentara Pelajar No.1 A, Bogor 16111Telp. (0251) 8312760Faks. (0251) 8312760E-mail : [email protected] : http://balitklimat.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Lahan Rawa (Balittra)Jalan Kebun Karet Lok Tabat Utara, Kotak Pos 31Banjarbaru 70712Telp. (0511) 4772534Faks. (0511) 4773034E-mail : [email protected] : http://balittra.litbang.deptan.go.id

Balai Penelitian Lingkungan Pertanian(Balingtan)Jalan Raya Jakenan, Jaken km 5, Kotak Pos 5, JakenPati 59182Telp. (0295) 883927Faks. (0295) 883927E-mail : [email protected] : http://balingtan.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Nanggroe Aceh DarussalamJalan P. Nyak Makam No. 27, Kotak Pos 41,LampineungBanda Aceh 23125Telp. (0651) 7551811Faks. (0651) 7552077E-mail : [email protected]

[email protected] : http://nad.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Sumatera UtaraJalan Jend. A.H. Nasution No.1B,Kotak Pos 7 MDGJMedan 20143Telp. (061) 7870710Faks. (061) 7861020E-mail : [email protected] : http://sumut.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Sumatera BaratJalan Raya Padang-Solok, km 40, SukaramiSolok 27366Telp. (0755) 31122, 31564Faks. (0755) 731138E-mail : [email protected] : http://sumbar.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)RiauJalan Kaharudin Nasution Km. 40Padang MarpoyanKotak Pos 1020PekanbaruTelp. (0761) 674206Faks. (0761) 674206E-mail : [email protected]

[email protected] : http://riau.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)JambiJalan Samarinda KotabaruKotak Pos 118, Kotabaru 36128Jalan Jambi-Palembang km 16, Desa Pondok Meja,Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro JambiTelp. (0741) 7053525, 40174Faks. (0741) 40413E-mail : [email protected]

[email protected] : http://jambi.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Sumatera SelatanJalan Kolonel H. Barlian km 6Kotak Pos 1265, Palembang 30153Telp. (0711) 410155Faks. (0711) 411845E-mail : [email protected] : http://sumsel.litbang.deptan.go.id

Page 123: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Unit Kerja Lingkup Badan Litbang PertanianLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010

124

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Bangka BelitungJalan Mentok km 4, Pangkalpinang 33134Telp. (0717) 421797, 422858Faks. (0717) 421797E-mail : [email protected] : http://babel.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)BengkuluJalan Irian km 6,5Kotak Pos 1010, Bengkulu 38119Telp. (0736) 23030Faks. (0736) 23030E-mail : [email protected] : http://bengkulu.litbang.dptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)LampungJalan Z.A. Pagar Alam No. 1A RajabasaBandar Lampung 35145Telp. (0721) 781776, 701328Faks. (0721) 705273E-mail : [email protected] : http://lampung.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)BantenJalan Raya Ciptayasa km 01, CiruasSerang 42182, BantenTelp. (0254) 280093, 281055Faks. (0254) 282507E-mail : [email protected]

[email protected] : http://banten.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Jawa BaratJalan Kayuambon No. 80, Kotak Pos 8495, LembangBandung 40391Telp. (022) 2786238Faks. (022) 2789846E-mail : [email protected]

[email protected] : http://jabar.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)DKI JakartaJalan Ragunan No.30, PasarmingguKotak Pos 7321/JKSPMJakarta 12540Telp. (021) 78839949, 7815020Faks. (021) 7815020E-mail : [email protected]

[email protected] : http://jakarta.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Jawa TengahBukit Tegalepek, Sidomulyo,Kotak Pos 101 Ungaran 50501Telp. (024) 6924965, 6924967Faks. (024) 6924966E-mail : [email protected] : http://jateng.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)YogyakartaRingroad Utara Jalan Karangsari Wedomartani,Ngemplak, Sleman, Kotak Pos 1013Yogyakarta 55010Telp. (0274) 884662Faks. (0274) 562935E-mail : [email protected]

[email protected] : http://yogya.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Jawa TimurJalan Raya Karangploso km 4, Kotak Pos 188Malang 65101Telp. (0341) 494052Faks. (0341) 471255E-mail : [email protected]

[email protected] : http://jatim.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)BaliJalan By Pass Ngurah Rai, PasanggaranKotak Pos 3480, Denpasar 80222Telp. (0361) 720498Faks. (0361) 720498Email : [email protected]

[email protected] : http://bali.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Nusa Tenggara BaratJalan Raya Paninjauan NarmadaKotak Pos 1017Mataram 83010Telp. (0370) 671312Faks. (0370) 671620E-mail : [email protected] : http://ntb.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Nusa Tenggara TimurJalan Timor Raya km 32, Kotak Pos 1022 Naibonat,Kupang 85362Telp. (0380) 833766Faks. (0380) 829537E-mail : [email protected] : http://ntt.litbang.deptan.go.id

Page 124: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Unit Kerja Lingkup Badan Litbang PertanianLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 125

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Kalimantan BaratJalan Budi Utomo No. 45 Siantan Hulu,Kotak Pos 6150, Pontianak 78061Telp. (0561) 882069Faks. (0561) 883883E-mail : [email protected]

[email protected] : http://kalbar.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Kalimantan TengahJalan G. Obos km 5, Kotak Pos 122Palangkaraya 73111,Telp. (0536) 3329662Faks. (0536) 3331416E-mail : [email protected]

[email protected] : http://[email protected]

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Kalimantan TimurJalan P.M. Noor, Sempaja,Kotak Pos 1237, Samarinda 75119Telp. (0541) 220857Faks. (0541) 220857E-mail : [email protected] : http://kaltim.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Kalimantan SelatanJalan Panglima Batur Barat No. 4Kotak Pos 1018 & 1032 Banjarbaru 70711Telp. (0511) 4772346Faks. (0511) 4781810E-mail : [email protected]

[email protected]@yahoo.com

Website : http://kalsel.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Sulawesi UtaraJalan Kampus Pertanian Kalasey, Kotak Pos 1345Manado 95013Telp. (0431) 836637Faks. (0431) 838808E-mail : [email protected]

[email protected] : http://sulut.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Sulawesi TengahJalan Lasoso No. 62, BiromaruKotak Pos 51 PaluTelp. (0451) 482546Faks. (0451) 482549E-mail : [email protected]

[email protected] : http://sulteng.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Sulawesi SelatanJalan Perintis Kemerdekaan km 17,5Kotak Pos 1234, MakassarTelp. (0411) 556449Faks. (0411) 554522E-mail : [email protected] : http://sulsel.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Sulawesi TenggaraJalan Prof. Muh. Yamin No. 89, Kotak Pos 55Kendari 93114Telp. (0401) 312571Faks. (0401) 313180E-mail : [email protected] : http://sultra.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)GorontaloJalan Kopi No. 270, Desa Iloheluma, KecamatanTilongkabilaKabupaten Bone Bolango, Gorontalo 96183Telp. (0435) 827627Faks. (0435) 827627E-mail : [email protected] : http://gorontalo.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)MalukuJalan Laksdya Leo Wattimena-WaiheruKotak Pos 204 PassoAmbon 97232Telp. (0911) 3303865Faks. (0911) 322542E-mail : bptp-maluku@litbang. deptan.go.idWebsite : http://maluku.litbang. deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Maluku UtaraKomplek Pertanian Kusu, Kecamatan Oba UtaraKota Tidore Kepulauan 97000Telp. (0921) 326350Faks. (0921) 326350E-mail : [email protected]

[email protected] : http://malut.litbang.deptan.go.id

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)PapuaJalan Yahim No. 49, Sentani, Kotak Pos 256, SentaniJayapura 99352Telp. (0967) 592179Faks. (0967) 591235E-mail : [email protected] : http://papua.litbang.deptan.go.id

Page 125: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Unit Kerja Lingkup Badan Litbang PertanianLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010

126

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Papua BaratJalan Amban Pantai WaidemaKotak Pos 254Manokwari 98314Telp. (0986) 213182, 211377Faks. (0986) 212052E-mail : [email protected] : http://papuabarat.litbang.deptan.go.id

Satker Pengkajian Teknologi PertanianKepulauan RiauJalan Pelabuhan Sungai Jang No. 38Tanjung PinangTelp. (0771) 22153Faks. (0771) 313299E-mail : [email protected] : -

Satker Pengkajian Teknologi Pertanian SulawesiBaratJalan Martadinata No. 4MamujuTelp. 0813142692046Faks. (0426) 22547E-mail : [email protected] : http://sulbar.litbang.deptan.go.id

Page 126: Pengantar P - Badan Litbang Pertanian fileLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 1 Inovasi Teknologi 2010 P embangunan pertanian menghadapi tantangan yang

Unit Kerja Lingkup Badan Litbang PertanianLaporan Tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 127

Pejabat Eselon I dan II Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianTahun 2010

Kepala Badan Penelitian dan PengembanganPertanianDr. Haryono

Sekretaris Badan Penelitian dan PengembanganPertanianDr. Ir. Mappaona, MS.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan TanamanPanganDr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc.

Kepala Pusat Penelitian dan PengembanganHortikulturaDr. Ir. Yusdar Hilman, MS.

Kepala Pusat Penelitian dan PengembanganPerkebunanDr. Ir. Muhammad Syakir, MS.

Kepala Pusat Penelitian dan PengembanganPeternakanDr. Ir. Bess Tiesnamurti, M.Si.

Kepala Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan KebijakanPertanianDr. Ir. Handewi Purwati Saliem, MS.

Kepala Pusat Perpustakaan dan PenyebaranTeknologi PertanianIr. Farid Hasan Baktir, M.Ec.

Kepala Balai Besar Pengembangan MekanisasiPertanianDr. Ir. Astu Unadi, M.Eng.

Kepala Balai Besar Penelitian dan PengembanganBioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianDr. Karden Mulya

Kepala Balai Besar Penelitian dan PengembanganPascapanen PertanianDr. Ir. Rudy Tjahjohutomo, MT.

Kepala Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan PertanianDr. Ir. Muhrizal Sarwani, M.Sc.

Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman PadiDr. Ir. I Made Jana Mejaya, M.Sc.

Kepala Balai Besar Penelitian VeterinerDr. Drh. Hardiman, MM.

Kepala Balai Besar Pengkajian dan PengembanganTeknologi Pertanian (BB Pengkajian)Dr. Ir. Kasdi Subagyono, M.Sc.