pengantar evaluasi

42
Pengantar Evaluasi TOT Konsultan Individu Evaluasi - 2015

Upload: sauman

Post on 25-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Evaluasi

TRANSCRIPT

Page 1: Pengantar Evaluasi

Pengantar Evaluasi

TOT Konsultan Individu Evaluasi - 2015

Page 2: Pengantar Evaluasi

EVALUASI?

2

Evaluasi : analisis untuk menghitung akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi dari sebuah program

“Efektivitas”

Seberapa besar pengaruh sebuah aktivitas terhadap pencapaian tujuan awal program

TUJUAN PROGRAM AKTIVITAS Meningkatkan Akses Air Minum Membangun IPA Mengurangi Kumuh Membangun Rusunawa Mengurangi Sampah Membangun Fasilitas 3R, dll

Tujuan Evaluasi : Peningkatan / Perbaikan pada pelaksanaan berikutnya Penghentian/ Penggantian program Kunci Utama Evaluasi: Permasalahan apa yang terjadi

Bagaimana memperbaikinya?

Page 3: Pengantar Evaluasi

3

JENIS EVALUASI Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat

merencanakan suatu program dengan tujuan menghasilkan informasi yang akan dipergunakan untuk mengembangkan program agar program sesuai dengan masalah atau kebutuhan masyarakat

Input Perencanaan (Dok RPIJM, RISPAM dll)

Evaluasi proses adalah proses yang memberikan gambaran tentang apa yang sedang berlangsung dalam suatu program

Output Tujuan Aktivitas (Infrastruktur terbangun)

Evaluasi sumatif yaitu memberikan pernyataan efektif suatu program selama kurun waktu tertentu dan dimulai setelah program berjalan.

Outcome Tujuan Program (Lt/det, SR, Rusun terhuni, akses air limbah, jumlah sampah diolah, dll)

Page 4: Pengantar Evaluasi

4

Evaluasi dampak program yaitu menilai keseluruhan efektifitas program dalam menghasilkan target sasaran.

Dampak Tujuan Kebijakan (kemudahan akses air minum, akses jalan, akses tempat

tinggal, akses pengelolaan sampah dll) Evaluasi hasil yaitu menilai perubahan-perubahan atau

perbaikan dalam hal status perekonomian, kesehatan lainnya untuk sekelompok penduduk tertentu.

Benefit peningkatan kesejahteraan perekonomian,

kesehatan, dll

Page 5: Pengantar Evaluasi

5

EVALUASI YANG DILAKUKAN OLEH KONSULTAN INDIVIDUAL EVALUASI

EVALUASI SUMATIF UNTUK MELAKUKAN EVALUASI INI KONSULTAN INDIVIDUAL DAPAT MELIHAT HASIL REKAP KAB/KOTA DI PROVINSINYA, SEBAGAI BERIKUT:

Kapasitas produksi 1 l/det = 80 SR atau 400 jiwa terlayani

Evaluasi output air minum per kab/kota dilakukan dengan membandingkan kapasitas produksi dengan jumlah SR. Jika jumlah SR kurang dari (kapasitas produksi x 80), maka perlu dilihat output yang belum optimal dan dapat dijadikan prioritas untuk dilakukan kunjungan lapangan untuk melihat mengapa output tersebut belum optimal pemanfaatannya.

SEKTOR AIR MINUM

Page 6: Pengantar Evaluasi

6

SEKTOR PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

Kapasitas unit pengolahan 1 m3/hari = 5 – 6 jiwa terlayaniKapasitas TPA/TPST 3R 1 m3/hari = 0,25 jiwa terlayani

Evaluasi output air limbah per kab/kota dilakukan dengan membandingkan kapasitas unit pengolahan dengan jiwa. Jika jumlah jiwa terlayani kurang dari (kapasitas unit x 5 – 6), maka perlu dilihat output yang mana dan menjadi catatan sebagai prioritas ketika dilakukan kunjungan lapangan untuk melihat mengapa output tersebut belum optimal pemanfaatannya.

Evaluasi output TPA dan TPST 3 R dilakukan dengan membandingkan jumlah kapasitas TPA/TPST 3R dengan jiwa terlayani. Jika jumlah jiwa terlayani kurang dari (kapasitas TPA/TPST x 0,25), maka harus dilihat output yang mana sehingga dapat dijadikan prioritas ketika dilakukan kunjungan lapangan untuk melihat mengapa output tersebut belum optimal pemanfaatannya.

Page 7: Pengantar Evaluasi

7

SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Volume 1 m = 0,2 – 0,4 m2 (luas terlayani)(Luas terlayani x kepadatan penduduk kab/kota)

Evaluasi output selain rusunawa per kab/kota dilakukan dengan membandingkan volume jalan (meter) terbangun dengan jumlah jiwa terlayani. Jika jumlah jiwa terlayani kurang dari (kepadatan penduduk x 0,2 – 0,4) maka perlu dicek lokasinya dan menjadi catatan sebagai prioritas ketika dilakukan kunjungan lapangan untuk melihat mengapa output tersebut belum optimal pemanfaatannya.

Evaluasi output rusunawa per kab/kota dilakukan dengan membandingkan kapasitas rusunawa terbangun dengan jumlah penghuni rusunawa. Jika jumlah penghuni kurang dari kapasitas rusunawa terbangun maka harus dicek nama rusunawanya sehingga dapat dijadikan prioritas ketika dilakukan kunjungan lapangan untuk melihat mengapa rusunawa tersebut belum optimal pemanfaatannya.

Page 8: Pengantar Evaluasi

8

SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Evaluasi output PBL per kab/kota dilakukan dengan membandingkan luas daerah terlayani dengan jiwa terlayani. Jika jiwa terlayani kurang dari (luas x kepadatan penduduk kab/kota) maka perlu dicek lokasinya dan menjadi catatan sebagai prioritas ketika dilakukan kunjungan lapangan untuk melihat mengapa output tersebut belum optimal pemanfaatannya.

Page 9: Pengantar Evaluasi

PELAKSANAAN EVALUASI

9

Membandingkan Rencana dengan Realisasi (Input, Output, Outcome, Dampak, Benefit)

Jika berbeda antara target dengan realisasi Faktor apa saja penyebabnya?Siapa yang paling berperan pada faktor

tersebut?Adakah langkah perbaikan yang mungkin

dilakukan?

Page 10: Pengantar Evaluasi

PERMASALAHAN UMUM

10

Permasalahan di pencapaian Output, misalnya: Lahan belum siap DIPA terlambat Penunjukan Satker terlambat Proses Lelang Proses Konstruksi tidak sesuai jadwal, dll.

Permasalahan di pencapaian Outcome, misalnya: Belum ada serah terima dengan Pemda Pemda belum melakukan kewajibannya (listrik, air,

SR, dll.) Infrastruktur tidak bisa beroperasi/rusak Lokasi tidak sesuai Belum ada organisasi pengelola, dll.

Page 11: Pengantar Evaluasi

PERMASALAHAN UMUM

11

Permasalahan di pencapaian Dampak/Benefit, misalnya: Lokasi tidak sesuai Salah sasaran pengguna Kurangnya proses penyiapan masyarakat Kurangnya koordinasi dengan pemda, dll.

Page 12: Pengantar Evaluasi

12

TANTANGAN KONSULTAN EVALUASI

2015

Page 13: Pengantar Evaluasi

INDIKATOR INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

13

DJCK memiliki target 100-0-100 Indikator target bukan hanya hasil pembangunan

DJCK, tetapi kondisi infrastruktur pemukiman kabupaten/kota

Diperlukan pendataan dan evaluasi terhadap kondisi aktual infrastruktur pemukiman kabupaten/kota

Mengukur peran DJCK dalam pencapaian kondisi infrastruktur pemukiman kabupaten/kota tersebut Mengukur outcome hasil pembangunan DJCK

2010-2014 Membandingkan angka hasil pembangunan

DJCK dengan Kondisi Infrastruktur Kabupaten/Kota

Mendata permasalahan yang ada dalam pencapaian target 100-0-100

Page 14: Pengantar Evaluasi

AIR MINUM Total Akses Air Minum (%) Akses Air Minum Perpipaan (%) (PDAM/

BLUD/UPTD) Akses Air Minum Non Perpipaan (%) Non

PDAM Akses Air Minum Perkotaan (%) BPS Akses Air Minum Perdesaan (%) BPS Idle Capacity (l/det) Tingkat Kebocoran (%) DDUB (Rp) Kesehatan PDAM

14

Page 15: Pengantar Evaluasi

AIR LIMBAH Total Akses Air Limbah (%) Akses Air Limbah Perkotaan (SPAL Terpusat,

SPAL setempat, Kawasan/Komunal) dan Individual (%)

Akses Air Limbah Perdesaan (individual) (%) Kapasitas SPAL Terpusat (m3/hari) DDUB (Rp)

15

Page 16: Pengantar Evaluasi

PERSAMPAHAN Total Kinerja Persampahan (%)

Produksi sampah 0,025 m3/orang/hari Pengolahan dari Sumber

Kota (m3/hari) Desa (m3/hari)

Pengolahan Akhir Kota (m3/hari) Desa (m3/hari)

DDUB (Rp)

16

Page 17: Pengantar Evaluasi

PEMUKIMAN KUMUH Prosentase Kawasan Kumuh (%) Data Kawasan Kumuh

Jumlah Kawasan Luas Kawasan Kumuh (Ha) Penduduk (KK) Jumlah Rumah Tidak Layak Huni (unit)

Kawasan Kumuh Sedang Ditangani APBN (Jumlah Kawasan, HA, KK, RTLH)

Kawasan Kumuh Sedang Ditangani APBD (Jumlah Kawasan, HA, KK, RTLH)

DDUB (Rp)

17

Page 18: Pengantar Evaluasi

PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

18

Status Perda Bangunan Gedung (Ada/Tidak) Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)

Perangkat IMB di Kab/Kota (Ada/Tidak) Prosentase Bangunan Ber-IMB (%)

Sertifikat Layak Fungsi (SLF) Perangkat SLF di Kab/Kota (Ada/Tidak) Jumlah Bangunan ber-SLF (unit) Prosentase Bangunan ber-SLF (%)

Pendataan Bangunan Gedung (BG) Perangkat Pendataan BG (Ada/Tidak) Persentase Pendataan BG (%)

Page 19: Pengantar Evaluasi

PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

19

Tim Ahli Bangunan Gedung (Ada/Tidak) Jumlah Bangunan Gedung Hijau (unit) Prosentase Ruang Terbuka Hijau (%) Bangunan/Kawasan Pusaka

Pusaka Dunia Status Bangunan Pusaka (Unit) Status Kawasan Pusaka (Kawasan)

Pusaka Nasional Status Bangunan Pusaka (Unit) Status Kawasan Pusaka (Kawasan)

DDUB(Rp)

Page 20: Pengantar Evaluasi

Panduan ini berisi Petunjuk Pengisian Baseline Data Kinerja 2015 (per Kab/Kota)

untuk kebutuhan pelaporan infrastruktur Kementerian PUPR.

Pada dokumen ini dijelaskan 40 indikator pencapaian Kinerja, sumber data yang

dapat digunakan, dan cara pengukuran besaran indikator yang meliputi langkah-

langkah dalam menghitung besaran pencapaian Kinerja.

PANDUAN PENGISIAN BASELINE DATA KINERKA KAB/KOTA

Page 21: Pengantar Evaluasi

40 INDIKATOR KINERJA BASELINE KAB/KOTA (1)Terkait Air Minum

1. Data Air Minum Aman/Total Akses Air Minum Aman ( satuan %)

2. Cakupan Pelayanan Perpipaan

No. 1 dan 2 dapat diakses langsung dari data dari BPS 2013 atau Triwulan I tahun 2014 (Sumber Data : Susenas, BPS 2013 atau Triwulan I 2014)

3. Cakupan Pelayanan Bukan Jaringan Perpipaan (%)

4. Cakupan Pelayanan Perkotaan (%) dapat diakses langsung dari data BPS 2013 atau Triwulan I tahun 2014

No. 3 dan 4 dapat diakses langsung dari data BPS 2013 atau Triwulan I tahun 2014, untuk pelayanan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan

5. Cakupan Pelayanan Perdesaan (%) dapat diakses langsung dari data BPS 2013 atau Triwulan I tahun 2014, untuk pelayanan air minum bukan jaringan perpipaan2014

6. Idle Capacity (L/dt)

Kapasitas (l/dt) air minum yang diproduksi oleh PDAM/BLU/UPTD dikurangi kapasitas (l/dt) air minum yang terjual oleh PDAM/BLUD/UPTD, sumber data : PDAM/BLUD/UPTD

7. Tingkat Kebocoran (NRW) (%)

(Jumlah Kapasitas (l/dt) air minum mendatangkan revenue/terjual oleh Pengelola PDAM/BLUD/UPTD dibagi Jumlah Kapasitas (l/dt) yang diproduksi) x 100%, sumber data : Buku Kinerja PDAM 2014

8. DDUB (Rp.)

Total Dana (Rp) pada DIPDA APBD II (mendukung jaringan pipa, SR, dan OM), yang digunakan untuk mendampingi kegiatan Air Minum Stimulan APBN pada tahun terukur (2014), sumber data : DIPDA APBD II Kab/Kota tahun 2014

9. Kesehatan PDAM (satuan PDAM)

Jumlah PDAM yang Sehat, Kurang Sehat dan Sakit pada tahun terukur, sumber data : Buku Kinerja PDAM 2014

 

Page 22: Pengantar Evaluasi

40 INDIKATOR KINERJA BASELINE KAB/KOTA (2)

Terkait Air Limbah

1. Total Akses Air limbah (satuan %)

2. Cakupan Air Limbah Perkotaan (satuan %)

3. Cakupan Air Limbah Perdesaan (satuan %)

 no. 1, 2,3 dapat diakses langsung dari data dari BPS 2013 atau Triwulan I tahun 2014

 4. SPAL terpusat (satuan m3/hari)

Kapasitas air limbah di wilayah perkotaan Kab/Kota yang dikelola oleh PD.PAL/BLUD/PDAM (jika bersatu dengan pengelolaan air limbah)/UPTD Kab/Kota, sumber data : Pengelola Air Limbah Kab/Kota 2014 

5. DDUB (satuan Rp.)

Total Dana (Rp) pada DIPDA APBD II (mendukung jaringan pipa dan SR, serta OM) yang digunakan untuk mendampingi kegiatan stimulant air Limbah Pusat pada tahun terukur, sumber data : DIPDA APBD II Kab/Kota tahun 2014

Page 23: Pengantar Evaluasi

40 INDIKATOR KINERJA BASELINE KAB/KOTA (3)Terkait Persampahan

1. Total Kinerja Persampahan (%)

Kapasitas sampah masuk ke TPA Kab/Kota (m3/tahun) dibagi total timbulan sampah Kab/Kota (m3/tahun) x 100%, sumber data : Laporan Kinerja SKPD terkait Persampahan di Kab/Kota

2. Pengolahan dari Sumber (Kota) (satuan m3/hari)

(Jumlah timbulan sampah (m3/hari) di perkotaan dikurangi jumlah sampah terangkut di perkotaan (m3/hari), sumber data : Laporan Kinerja SKPD terkait Persampahan di Kab/Kota

3. Pengelolaan dari Sumber (Desa) (satuan m3/hari)

Jumlah sampah yang diolah dengan cara dibakar di perdesaan (m3/hari), sumber data : Susenas, BPS 2013

4. Pengolahan Akhir (Kota) (satuan m3/hari)

Jumlah sampah terolah di TPA (Kota) dalam m3/hari, sumber data : Laporan Kinerja SKPD terkait Persampahan di Kab/Kota

5. Pengolahan Akhir (Desa) (satuan m3/hari)

Jumlah sampah terolah di desa dalam (m3/hari), sumber data : Susenas BPS, 2013 atau Triwulan 1, 2014

6. DDUB (satuan Rp.)

Total Dana (Rp) pada DIPDA APBD II (mendukung jaringan pipa, SR, dan OM), yang digunakan untuk mendampingi kegiatan Persampahan Stimulan APBN pada

tahun terukur (2014)

Page 24: Pengantar Evaluasi

40 INDIKATOR KINERJA BASELINE KAB/KOTA (4)Terkait Penataan Bangunan

1. Status Perda BG

- (Satuan Belum memiliki/Sedang Penyusunan Baru/Sedang Penyusunan Kembali/Sudah Ranperda/Sudah Prolegda/Sudah Perda BG)

- merupakan status Perda BG yang dimiliki oleh setiap Kab/Kota

2. Prosentase Bangunan Ber-IMB (%)

Jumlah Bangunan Gedung Ber-IMB/ Jumlah Total Bangunan Gedung di Kab/Kota) x100%

3. Prosentase Pendataan Bangunan Gedung (satuan %)

- (Jumlah Bangunan Gedung terdata dibagi Total Bangunan Gedung se-Kab/Kota) x 100%.

- Minimal bangunan gedung terdata adalah bangunan gedung yang telah terdata pada IMB

4. Status Tim Ahli Bangunan Gedung (satuan sudah/belum)

Diisi dengan kata sudah ada atau belum

5. Jumlah Bangunan Gedung Hijau (satuan Unit)

Merupakan penjumlahan antara poin jumlah Bangunan Gedung Negara yang berstatus Hijau ditambah Jumlah Bangunan Gedung Swasta yang berstatus Hijau

6. Prosentase Ruang Terbuka Hijau (satuan %)

(Luas Total RTH dibagi Luas Wilayah Kab/Kota) dikali 100%.

No 1 s/d 6 Sumber Data: Dinas Tata Kota/PU/Permukiman

7. DDUB (satuan Rp.)

Total Dana (Rp) pada DIPDA APBD II (berupa sarana pendukung dan OM) yang digunakan untuk mendampingi kegiatan Penataan Bangunan yang diberikan Pusat, sumber data : DIPDA APBD II

Page 25: Pengantar Evaluasi

40 INDIKATOR KINERJA BASELINE KAB/KOTA (5)Terkait Kumuh

1. Jumlah Kawasan Kumuh Yang Sedang Ditangani (satuan Kawasan)

Merupakan penjumlahan antara Jumlah Kawasan Kumuh Yang Sedang Ditangani APBN dengan Jumlah Kawasan Kumuh Yang Sedang Ditangani APBD, sumber data Luas Kawasan Kumuh: SK Bupati/Walikota sedangkan luas kawasan kumuh yang sedang ditangani oleh APBD sumber data : Dinas Cipta Karya/Permukiman/Tata Kota/PU

2. Luas Kawasan Kumuh Yang Sedang Ditangani (satuan Ha)

Merupakan penjumlahan antara Luas Kawasan Kumuh Yang Sedang Ditangani APBN ditambah Luas Kawasan Kumuh Yang Sedang Ditangani APBD dengan satuan (Ha) bukan kawasan, sumber data Luas Kawasan Kumuh: SK Bupati/Walikota, sedangkan luas kawasan kumuh yang sedang ditangani oleh APBD sumber data : Dinas Cipta Karya/Permukiman/Tata Kota/PU

3. Jumlah KK Kawasan Kumuh Yang Sedang Ditangani (satuan KK)

Merupakan penjumlahan antara Jumlah KK Kawasan Kumuh Yang Sedang Ditangani APBN dengan Jumlah KK Kawasan Kumuh Yang Sedang Ditangani APBD, sumber data : Kawasan Kumuh sesuai SK Bupati/Walikota

4. DDUB (satuan Rp.)

Merupakan Total Dana (Rp) pada DIPDA APBD II (berupa sarana pendukung dan OM) yang digunakan untuk mendampingi kegiatan Kumuh yang diberikan Pusat, sumber data: DIPDA APBD II

5. Jumlah RTLH Kawasan Kumuh Sedang Ditangani (satuan RTLH)

Merupakan penjumlahan antara Jumlah RTLH Kawasan Kumuh Sedang Ditangani APBN dengan Jumlah RTLH Kawasan Kumuh Sedang Ditangani APBD, sumber data Kawasan Kumuh: SK Bupati/Walikota

Page 26: Pengantar Evaluasi

PENGUKURAN 40 INDIKATOR

26

Satuan Pengukuran Keterangan1 Cakupan Pelayanan

Air Minum/Total Akses AM

% Akses masyarakat terhadap pemenuhan air minum yang aman melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang dihitung berdasarkan : jumlah masyarakat yang telayani air minum aman dari sistem perpipaan maupun bukan perpipaan dibagi jumlah penduduk total administrasi Kab/Kota x 100%

Sumber Data : PDAM/BLUD/UPTD

2 Cakupan Pelayanan Perpipaan

% Akses masyarakat terhadap pemenuhan air minum yang aman melalui jaringan perpipaan yang dikelola PDAM/BLUD/UPTD yang dihitung berdasarkan : jumlah penduduk yang mendapatkan sistem perpipaan / jumlah penduduk administrasi Kab/Kota x 100%

Sumber Data: Data Kinerja seluruh PDAM/ BLUD/UPTD Kab/Kota

3 Cakupan Pelayanan Bukan J aringan Perpipaan

% Akses masyarakat terhadap pemenuhan air minum yang aman melalui bukan jaringan perpipaan yang dihitung berdasarkan : jumlah penduduk yang mendapatkan air minum dari bukan jaringan perpipaan / jumlah penduduk administrasi Kab/Kota x 100%

AM yang non perpipaan (non PDAM) misalnya melalui program PAMSIMAS dan DAK

Indikator

Sektor : Air Minum

Page 27: Pengantar Evaluasi

Sektor : Air Minum

Satuan Pengukuran Keterangan4 Cakupan

Pelayanan Perkotaan

% Akses air minum aman di wilayah perkotaan suatu kab/Kota yang dihitung berdasarkan : J umlah Rumah Tangga di wilayah Perkotaan pada suatu Kab/Kota yang terlayani air minum aman melalui sistem perpipaan oleh PDAM/BLUD/UPTD dan non perpipaan terlindungi / total jumlah penduduk wilayah perkotaan suatu Kab/Kota x 100%

Sumber Data: BPS

5 Cakupan Pelayanan Perdesaan

% Akses air minum aman di wilayah perdesaan suatu Kab/Kota yang dihitung berdasarkan: J umlah Rumah Tangga di wilayah Perdesaan pada suatu Kab/Kota yang terlayani air minum aman melalui sistem perpipaan PDAM/BLUD/UPTD dan non perpipaan terlindungi /total jumlah penduduk perdesaan di Kab/Kota * 100%

Sumber Data: BPS

6 Idle Capacity l/det Kapasitas (l/dt) air minum yang diproduksi oleh PDAM/BLU/UPTD -Kapasitas (l/dt) air minum yang terjual oleh PDAM/BLUD/UPTD

Sumber Data : PDAM/BLUD/UPTD

Indikator

Home

Page 28: Pengantar Evaluasi

Sektor : Air Minum

Satuan Pengukuran Keterangan7 Tingkat Kebocoran

(NRW)% Persentase tingkat kebocoran air minum yang

dihitung berdasarkan : J umlah Kapasitas (l/dt) air minum yang terjual oleh PDAM/BLUD/UPTD / J umlah Kapasitas (L/dt) yang diproduksi x 100%

Sumber Data: PDAM

8 DDUB Rp Total Dana (Rp) pada DIPDA APBD II (mendukung jaringan dan SR serta OM), yang digunakan untuk mendampingi kegiatan AM dari Pusat.

DIPDA APBD II, PDAM

9 Kesehatan PDAM Sehat/ Kurang Sehat/ Tidak Sehat

J umlah PDAM yang Sehat, Kurang Sehat dan Sakit pada tahun terukur

Sumber Data: Laporan Audit Kinerja PDAM

Indikator

Home

Page 29: Pengantar Evaluasi

Sektor : Air Limbah

Satuan Pengukuran Keterangan1 Total Akses Air

Limbah% Persentase akses masyarakat terhadap

pelayanan air limbah secara layak melalui sistem air limbah terpusat, sistem kawasan/komunal, serta individual RT di Kab/Kota yang dihitung berdasarkan : J umlah penduduk yang terakses pembuangan air limbahnya secara layak ke dalam sistem pengelolaan air limbah terpusat, komunal/kawasan, serta inividual / jumlah penduduk Kab/Kota x 100%

Sumber Data : BPS, Buku Putih sanitasi, Data Adipura-KLH Lampiran II C.3

2 Perkotaan (SPAL Terpusat, SPAL setempat (Kawasan/Komunal) dan Individual

% Akses masyarakat terhadap pelayanan air limbah secara layak melalui sistem terpusat, sistem kawasan/komunal, serta individual di wilayah perkotaan suatu Kab/Kota yang dihitung berdasarkan : J umlah penduduk yang terakses pembuangan air limbahnya secara layak melalui sistem pengelolaan air limbah terpusat,komunal/kawasan, serta inividual dibagi jumlah penduduk perkotaan suatu Kab/Kota x 100%

Sumber Data : BPS. Buku Putih sanitasi, Data Adipura-KLH Lampiran II C.3, Pokja AMPL, Dinas PU Daerah

Indikator

Home

Page 30: Pengantar Evaluasi

Sektor : Air Limbah

Satuan Pengukuran Keterangan3 Perdesaan

(individual)% Persentase akses masyarakat terhadap

pelayanan air limbah secara individual RT di wilayah perdesaan dalam suatu Kab/Kota yang dihitung berdasarkan : J umlah penduduk yang terkases pembuangan air limbahnya secara individu oleh RT ke dalam septik tank dibagi jumlah penduduk perdesaan suatu Kab/Kota x 100%

Sumber Data : BPS. Buku Putih sanitasi, Data Adipura-KLH Lampiran II C.3

4 SPAL Terpusat m3/hari Kapasitas air limbah (domestik/RT) dalam m3/hari yang ditimbulkan dari air limbah masyarakat yang dikelola secara sistem perpipaan oleh PD.PAL/BLU/PDAM/UPTD Kab/Kota

Sumber Data : PD.PAL atau PDAM jika sekaligus mengelola Air Limbah

5 DDUB Rp Total Dana (Rp) pada DIPDA APBD II (mendukung jaringan dan SR, serta OM) yang digunakan untuk mendampingi kegiatan Air Limbah yang diberikan Pusat.

DIPDA APBD II, PD PAL/PDAM jika satu dengan air limbah

Indikator

Home

Page 31: Pengantar Evaluasi

Sektor : Persampahan

Satuan Pengukuran Keterangan1 Total Kinerja

Persampahan% Cakupan pelayanan persampahan pada

suatu Kab/Kota yang dihitung berdasarkan: jumlah sampah terangkut ke TPA dan diolah (m3/hari) dibagi jumlah sampah yang ditimbulkan oleh masyarakat (m3/hari = jumlah penduduk x 2,5 L/org/hari atau 0,025 m3/orang/hari sebagai asumsi timbulan sampah per orang/hari) x 100%

Dinas Kebersihan Kab/Kota, Buku Putih Sanitasi, Master Plan Persampahan, Pokja AMPL, Dinas kebersihan, Dinas PU

2 Pengolahan dari Sumber (Kota)

m3/hari J umlah sampah yang ditimbulkan (m3/hari) = jumlah penduduk administrasi Kab/Kota x 2,5

L/org/hari atau 0,025 m3/orang/hari sebagai asumsi timbulan per orang per hari lalu

terangkut ke TPA (m3/hari) adalah merupakan sampah tereduce (di 3R dan TPST-3R) dalam satuan m3/hari

Sumber: Dinas PU/Cipta Karya/Tata Kota/Permukiman/Dinas Kebersihan, Data Adipura – KLH – Lampiran I C.1.a.1 , D.3.a - D.3.b, E.1

Indikator

Home

Page 32: Pengantar Evaluasi

Sektor : Persampahan

Satuan Pengukuran Keterangan3 Pengolahan dari

Sumber (Desa)m3/hari J umlah sampah penduduk perdesaan yang

terolah secara individu dengan cara dibakar,

dll (m3/hari)

Sumber Data: BPS

4 Pengolahan Akhir (Kota)

m3/hari J umlah timbulan sampah penduduk perkotaan yang diolah di TPA Kab/Kota tersebut (m3/hari)

Sumber Data: BPS

5 Pengolahan Akhir (Desa)

m3/hari J umlah timbulan sampah penduduk perdesaan yang diolah secara individu RT

(m3/hari)

Sumber Data: BPS

6 DDUB Rp Total Dana (Rp) pada DIPDA APBD II (berupa sarana pendukung dan OM) yang digunakan untuk mendampingi kegiatan Persampahan yang diberikan Pusat.

DIPDA APBD II

Indikator

Home

Page 33: Pengantar Evaluasi

Sektor : Permukiman Kumuh

Satuan Pengukuran Keterangan1 Prosentase Kawasan

Kumuh% Luas kawasan kumuh / Total luas Kab/Kota

*100%Sumber data Kawasan Kumuh: SK Bupati/Walikota, sumber data luas kab/kota : BPS

2 J umlah Kawasan Kumuh

Kawasan J umlah kawasan yang dinyatakan sebagai kawasan kumuh dalam satu kab/kota

Sumber data Kawasan Kumuh: SK Bupati/Walikota

3 J umlah Kawasan Kumuh Yang Sedang Ditangani

Kawasan J umlah kawasan kumuh yang sedang ditangani baik oleh APBN maupun APBD pada tahun terukur

Sumber data Kawasan Kumuh: SK Bupati/Walikota, sumber data kawasan kumuh yang sedang ditangani oleh APBD: Dnas Cipta Karya/Permukiman/Tata Kota/PU

Indikator

Home

Page 34: Pengantar Evaluasi

Sektor : Permukiman Kumuh

Satuan Pengukuran Keterangana. J umlah Kawasan Kumuh Yang Sedang Ditangani APBN

Kawasan J umlah kawasan kumuh yang sedang ditangani oleh APBN pada tahun terukur

Sumber data Kawasan Kumuh: SK Bupati/Walikota

b. J umlah Kawasan Kumuh Yang Sedang Ditangani APBD

Kawasan J umlah kawasan kumuh yang sedang ditangani oleh APBD pada tahun terukur

Sumber data Kawasan Kumuh: SK Bupati/Walikota, sumber data kawasan kumuh yang sedang ditangani oleh APBD: Dnas Cipta Karya/Permukiman/ Tata Kota/PU

4 Luas Kawasan Kumuh Ha Luasan kawasan kumuh Sumber data Kawasan Kumuh: SK Bupati/Walikota

Indikator

Home

Page 35: Pengantar Evaluasi

Sektor : Permukiman Kumuh

Satuan Pengukuran Keterangan5 Luas Kawasan Kumuh

Yang Sedang Ditangani

Ha Luas kawasan kumuh yang sedang ditangani baik oleh APBN maupun APBD pada tahun terukur

Sumber data Luas Kawasan Kumuh: SK Bupati/Walikota, sumber data Luas kawasan kumuh yang sedang ditangani oleh APBD: Dnas Cipta Karya/Permukiman/Tata Kota/PU

a. Luas Kawasan Kumuh Yang Sedang Ditangani APBN

Ha Luas kawasan kumuh yang sedang ditangani oleh APBN pada tahun terukur

Sumber data Luas Kawasan Kumuh: SK Bupati/Walikota

b. Luas Kawasan Kumuh Yang Sedang Ditangani APBD

Ha Luas kawasan kumuh yang sedang ditangani oleh APBD pada tahun terukur

Sumber data Luas Kawasan Kumuh: SK Bupati/Walikota, sumber data Luas kawasan kumuh yang sedang ditangani oleh APBD: Dnas Cipta Karya/Permukiman/Tata Kota/PU

Indikator

Home

Page 36: Pengantar Evaluasi

Sektor : Permukiman Kumuh

Satuan Pengukuran Keterangan6 J umlah KK Kawasan

KumuhKK J umlah KK yang tinggal di kawasan kumuh Sumber data Kawasan

Kumuh: SK Bupati/Walikota

7 J umlah KK Kawasan Kumuh Yang Sedang Ditangani

KK J umlah KK yang tinggal di kawasan kumuh yang sedang ditangani baik oleh APBN maupun oleh APBD pada tahun terukur

Sumber data Kawasan Kumuh: SK Bupati/Walikotaa. J umlah KK

Kawasan Kumuh Yang Sedang Ditangani oleh APBN

J umlah KK yang tinggal di kawasan kumuh yang sedang ditangani oleh APBN pada tahun terukur

Sumber data Kawasan Kumuh: SK Bupati/Walikota

b. J umlah KK Kawasan Kumuh Yang Sedang Ditangani oleh APBD

J umlah KK yang tinggal di kawasan kumuh yang sedang ditangani oleh APBD pada tahun terukur

Sumber data Kawasan Kumuh: SK Bupati/Walikota

8 DDUB Rp Total Dana (Rp) pada DIPDA APBD II (berupa sarana pendukung dan OM) yang digunakan untuk mendampingi kegiatan Kumuh yang diberikan Pusat. Dalam ribu rupiah.

Sumber Data: DIPDA APBD II

Indikator

Home

Page 37: Pengantar Evaluasi

Sektor : Permukiman Kumuh

Satuan Pengukuran Keterangan9 J umlah RTLH

Kawasan KumuhRTLH J umlah Rumah Tidak Layah Huni yang berada

di kawasan kumuhSumber data Kawasan Kumuh: SK Bupati/Walikota

10 J umlah RTLH Kawasan Kumuh Sedang Ditangani

RTLH J umlah Rumah Tidak Layak Huni di kawasan kumuh yang sedang ditangani baik oleh APBN maupun oleh APBD

Sumber data Kawasan Kumuh: SK Bupati/Walikota

a. J umlah RTLH Kawasan Kumuh Sedang Ditangani oleh APBN

J umlah Rumah Tidak Layak Huni di kawasan kumuh yang sedang ditangani oleh APBN

Sumber data Kawasan Kumuh: SK Bupati/Walikota

b. J umlah RTLH Kawasan Kumuh Sedang Ditangani oleh APBD

J umlah Rumah Tidak Layak Huni di kawasan kumuh yang sedang ditangani oleh APBD

Sumber data Kawasan Kumuh: SK Bupati/Walikota

Indikator

Home

Page 38: Pengantar Evaluasi

Sektor : Penataan Bangunan

Satuan Pengukuran Keterangan1 Status Perda BG Belum

memiliki/ Sedang

Penyusunan Baru/

Sedang Penyusunan

Kembali/ Sudah

Ranperda/ Sudah

Prolegda/ Sudah

Perda BG

Status Perda BG yang dimiliki oleh setiap kab/kota

Sumber: Dinas Tata Kota/PU/ Permukiman

2 Prosentase Bangunan Ber-IMB

% (J umlah Bangunan Gedung Ber-IMB/ J umlah Total Bangunan Gedung di Kab/Kota) * 100%

Sumber: Dinas Tata Kota/PU/ Permukiman

Status Kab/Kota dalam memiliki perangkat IMB

Sudah Ada/Belum

Apakah sudah terdapat peraturan mengenai perangkat IMB di kab/kota tersebut

Sumber: Dinas Tata Kota/PU/ Permukiman

Indikator

Home

Page 39: Pengantar Evaluasi

Sektor : Penataan Bangunan

Satuan Pengukuran Keterangan3 Prosentase Bangunan

Gedung ber-SLF% (J umlah Bangunan Gedung Telah SLF/Total

Bangunan Gedung ber-IMB)*100%. Minimal data bangunan gedung yang SLF adalah bangunan gedung yang berada di kawasan niaga/pemerintahan

Sumber: Dinas Tata Kota/PU/Permukiman

Status Kab/Kota dalam memiliki perangkat SLF

Sudah Ada/belum

Apakah sudah terdapat peraturan mengenai SLF di Kab/Kota tersebut

Sumber: Dinas Tata Kota/PU/Permukiman

4 Prosentase Pendataan Bangunan Gedung

% (J umlah Bangunan Gedung terdata/Total Bangunan Gedung se-kab/kota)*100%. Minimal bangunan gedung terdata adalah bangunan gedung yang telah terdata pada IMB

Sumber: Dinas Tata Kota/PU/Permukiman

Status Kab/Kota melakukan pendataan BG

Sudah Ada/Belum

Apakah sudah terdapat peraturan terkait pendataan BG di kab/kota tersebut

Sumber: Dinas Tata Kota/PU/Permukiman

5 Status Tim Ahli Bangunan Gedung

Sudah ada/belum

Apakah sudah terdapat Tim Ahli Bangunan Gedung di Kab/Kota tersebut

Sumber: Dinas Tata Kota/PU/Permukiman

Indikator

Home

Page 40: Pengantar Evaluasi

Sektor : Penataan Bangunan

Satuan Pengukuran Keterangan6 J umlah Bangunan

Gedung Hijauunit J umlah bangunan gedung yang berstatus

Gedung HijauSumber: Dinas Tata Kota/PU/Permukiman

a. J umlah Bangunan Gedung Negara yang berstatus Hijau

unit J umlah bangunan gedung negara yang berstatus Gedung Hijau

Sumber: Dinas Tata Kota/PU/Permukiman

b. J umlah Bangunan Gedung Swasta yang berstatus Hijau

unit J umlah bangunan gedung swasta yang berstatus Gedung Hijau

Sumber: Dinas Tata Kota/PU/Permukiman, Green Building Council

7 Prosentase Ruang Terbuka Hijau

% (Luas Total RTH /Total Luas Wilayah Kab/Kota)*100

Sumber: Dinas Tata Kota/PU/Permukiman

8 Status Bangunan Pusaka/Dilestarikan (Dunia)

Unit J umlah bangunan pusaka dunia/dilestarikan Sumber: Daftar Pusaka Dunia UNESCO

Status Kawasan Pusaka/Dilestarikan (Dunia)

Kawasan J umlah kawasan pusaka dunia/dilestarikan Sumber: Dinas Tata Kota/PU/Permukiman

Indikator

Home

Page 41: Pengantar Evaluasi

Sektor : Penataan Bangunan

Satuan Pengukuran Keterangan9 Status Bangunan

Pusaka/Dilestarikan (Nasional)

Unit J umlah bangunan pusaka nasional (memiliki nomor penetapan)

Sumber: Dinas Kebudayaan

Status Kawasan Pusaka/Dilestarikan (Nasional)

Kawasan J umlah kawasan pusaka nasional (memiliki nomor penetapan)

Sumber: Dinas Tata Kota/PU/Permukiman

10 DDUB Rp Total Dana (Rp) pada DIPDA APBD II (berupa sarana pendukung dan OM) yang digunakan untuk mendampingi kegiatan Penataan Bangunan yang diberikan Pusat. Dalam ribu rupiah.

Sumber Data: DIPDA APBD II

Indikator

Home

Page 42: Pengantar Evaluasi

42

Terima Kasih