peng dan robinson1

2
Peng dan Robinson1) melakukan studi untuk mengevaluasi persamaan keadaan SRK-EOS untuk memperkirakan kelakuan fasa yang terjadi dalam sistem hidrokarbon. Peng dan Robinson menunjukkan bahwa diperlukan perbaikan kemampuan persamaan keadaan untuk memperkirakan densitas cairan dan sifat fluida lainnya di sekitar daerah kritis Persamaan ini dinyatakan sebagai P= RT Vb a T V ( V +b )b( Vb) dimana V adalah volume, dengan : a T =a c a dimana adalah konstanta persamaan keadaan Soave-Redlich-Kwong (SRK- EOS) dan Peng–Robinson, sedangkan α adalah koefisien yang bergantung pada temperatur untuk SRK-EOS dan PR-EOS. Peng dan Robinson mengadopsi pendekatan Soave untuk menentukan parameter α, yaitu α 1 2 =1+M ( 1T r 1 2 ) m=0,3746+ 1,5423 ω0,2699 ω 2 Parameter dan diperoleh dari keadaan kritis, yaitu : a C = Ω a R 2 T C 2 P C a b = Ω b RT C 2 P C dimana Ω a =0,45724 Ω b =0,0778 Jika disubstitusikan faktor volume V=ZRT/P ke dalam persamaan, akan diperoleh persamaan kubik, yaitu:

Upload: hasanuddin-ritonga

Post on 28-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KULIAH

TRANSCRIPT

Page 1: Peng Dan Robinson1

Peng dan Robinson1) melakukan studi untuk mengevaluasi persamaan keadaan SRK-EOS untuk memperkirakan kelakuan fasa yang terjadi dalam sistem hidrokarbon. Peng dan Robinson menunjukkan bahwa diperlukan perbaikan kemampuan persamaan keadaan untuk memperkirakan densitas cairan dan sifat fluida lainnya di sekitar daerah kritis Persamaan ini dinyatakan sebagai

P= RTV−b

−aT

V (V +b )−b (V−b)

dimana V adalah volume, dengan :

aT=ac a

dimana adalah konstanta persamaan keadaan Soave-Redlich-Kwong (SRK-EOS) dan Peng–Robinson, sedangkan α adalah koefisien yang bergantung pada temperatur untuk SRK-EOS dan PR-EOS. Peng dan Robinson mengadopsi pendekatan Soave untuk menentukan parameter α, yaitu

α12=1+M (1−T r

12 )

m=0,3746+1,5423ω−0,2699ω2

Parameter dan diperoleh dari keadaan kritis,

yaitu :

aC=ΩaR

2T C2

PC

ab=ΩbRT C

2

PC

dimana Ωa=0,45724

Ωb=0,0778

Jika disubstitusikan faktor volume V=ZRT/P ke dalam persamaan, akan diperoleh persamaan kubik, yaitu:

Z3−(1−B )Z2+( A+3 B2−2B )Z−( AB−B❑−B❑)=0

Dimana:

A=(aT ) PR2T 2

danB= bPRT

Page 2: Peng Dan Robinson1

Dalam persamaan (9), Z adalah faktor kompresibilitas.

Pada sistem gas kondensat digunakan aturan percampuran yang dirumuskan sebagai :

Dalam persamaan (11), adalah koefisien interaksi biner, yaitu faktor korelasi interaksi antar molekul yang ditentukan secara empiris. Faktor ini digunakan untuk memodelkan interaksi antar molekul-molekul gas kondensat. Peng–Robinson menemukan bahwa koefisien interaksi biner bergantung kepada perbedaan berat molekul dalam sistem hidrokarbonijδ8,9). Sifat-sifat koefisien interaksi biner antara molekul gas kondensat adalah :

1. Interaksi antar dua komponen hidrokarbon bertambah dengan meningkatnya perbedaan antara berat molekul : )1(+δ<δjiij

2. Komponen-komponen hidrokarbon yang berat molekulnya sama akan mempunyai koefisien interaksi biner nol : 0=δij

3. Matriks koefisien interaksi biner adalah simetris : ji