penetapan tujuan untuk organisasi yang efektif

11
Makalah: Penetapan Tujuan untuk Organisasi yang Efektif Sebagai tugas mata kuliah Organization Development Disusun Oleh: Rahma Al Qomaria 125020200111038 Mufrodatul Halimah 125020201111007 Kurniawuri Wimaflora 125020200111056 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

Upload: maria-r-queen

Post on 13-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

menjelaskan bagaimana organisasi dapat menetapkan tujuannya secara efektif dengan tekhnik MBO (management by objective)

TRANSCRIPT

  • Makalah: Penetapan Tujuan untuk Organisasi yang Efektif

    Sebagai tugas mata kuliah Organization Development

    Disusun Oleh:

    Rahma Al Qomaria 125020200111038

    Mufrodatul Halimah 125020201111007

    Kurniawuri Wimaflora 125020200111056

    JURUSAN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2015

  • KONSEP PENENTUAN TUJUAN

    Tujuan seseorang, atau satu kelompok atau satu organisasi sangat penting

    dalam memberikan arah yang hendak ditempuh. Akan sulit dibayangkan jika

    sebuah organisasi yang dikelola oleh manajemen yang tangguh tidak menentukan

    tujuan yang ingin dicapainya terlebih dahulu. Tujuan Organisasi merupakan

    pernyataan tentang keadaaan atau situasi yang tidak terdapat sekarang tetapi untuk

    dicapai diwaktu yang akan datang melalui kegiatan kegiatan organisasi.

    Berbagai penelitian menunjukkan bahwa para manajer yang berhasil adalah

    mereka yang sering menggunakan teknik tersebut dalam mengelola organisasi yang

    dipimpinnya. Bahkan merupakan hal yang diakui bahwa mpenentuan tujuan

    penting bukan hanya bagi organisasi yang sudah mapan atau besar-misalnya degan

    menggunakan pendekatan formal dalam bentuk pembuatan suatu model organisasi

    yang dipandangnya ideal atau menggunakan teknik Management By Objective

    (MBO), tetapi juga untuk organisasi baru yang bentuknya mungkin hanya

    merupakan suatu bayangan pemikiran tentang profil organisasi yang bersangkutan

    di masa depan.

    Program pengembagan organisasi banyak memanfaatkan konsep-konspe

    yang terdapat dalam proses penentuan tujuan. Dikatakan demikian, karena pada

    tahap awal kegiatan pelaksanaan OD, manajemen bersama para karyawan dengan

    bantuan konsultan OD mengembangkan pemikiran tentang profil organisasi di

    masa depan. Dengan perkataan lain, mereka menentukan tujuan yang ingin dicapai.

    Jika tujuan telah ditetapkan, langkah-langkah yang diambil selanjutnya ditujukan

    pada pencapaian tujuan tersebut.

    TEORI PENENTUAN TUJUAN

    Dari berbagai hasil pemikiran para pakar dapat dikemukakan bahwa prinsip-

    prinsip yang terkandung dalam teori penentuan tujuan antara lain :

    1. Makin sulit suatu tujuan dicapai, makin baik pula kinerja untuk

    mencapainya. Pada umunya diakui bahwa tujuan harus cukup sulit dan

    menantang agar mendatangkan efek yang diharapkan.

  • 2. Tujuan yang sulit tetapi spesifik akan lebih baik untuk suatu organisasi.

    Tidak cukup bila suatu tujuan organisasi hanya bersifat sulit dicapai dan

    menantang bagi yang ingin mencapainya, tujuan harus pula bersifat

    spesifik. Sifat tujuan yang spesifik sangat penting karena dengan

    demikian tujuan secara pasti menunjukkan apakah kinerja pelaksana

    kegiatan pencapaian tujuan itu memuaskan atau tidak. Tujuan spesifik

    mengandung sifat-sifat :

    a) Dinyatakan secara kuantitatif

    b) Berupa suatu peristiwa tertentu

    c) Berisikan kerangka waktu yang jelas

    d) Kejelasan standar hasil yang harus tercapai

    e) Kuota

    f) Dana yang diperlukan

    3. Tujuan jangan sampai begitu sulit, karena jika hal ini sudah dirasa tidak

    mampu dilakukan sejak awal, individu maupun kelompok akan

    merasajika hal ini tidak akan berhasil.

    4. Sebagaimana halnya dengan berbagai aspek kehidupan organisasional

    lainnya, penentuan tujuan sebaiknya dilakukan dengan pendekatan

    partisipatif. Alasan utamanya ialah bahwa jika seseorang turut serta

    memutuskan sesuatu, ia akan membuat komitmen terhadap keberhasilan

    pelaksanaan keputusan tersebut.

    5. Umpan balik dan tujuan meningkatkan kinerja. Menurut pengalaman

    banyak individu menunjukkan bahwa adanya suatu sistem umpan balik

    dan tujuan yang spesifik mempunyai dampak positif terhadap kinerja.

    6. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa perbedaan-perbedaan individual

    tidak terlalu berpengaruh pada penentuan tujuan. Penting untuk

    diperhatikan bahwa penentuan tujuan tidak hanya penting bagi mereka

    yang menduduki jabatan manajerial, akan tetapi juga untuk mereka yang

    menduduki posisi teknikal dan operasional.

    7. Dukungan manajemen sangat penting. Dalam suatu program penetapan

    tujuan, dukungan semua tingkat manajemen sangat penting, bahkan

  • dapat dikatakan kritikal. Para penyelia, misalnya, perlu memberikan

    dorongan kepada para bawahannya untuk menerima tujuan yang telah

    ditetapkan, menyediakan bantuan dalam peningkatan ketrampilan dan

    menggunakan sistem umpan balik yang faktual, segera dan teratur

    tentang hasil upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

    MODEL PENENTUAN TUJUAN

    Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan Latham dan Locke yang telah

    dikembangkan terdapat model yang berguna untuk menentukan tujuan seperti

    gambar yang diatas. Penentuan tujuan dapat berhasil jika tujuan dikembangan

    dengan baik dan individu berusaha untuk mecncapai tujuan sesuai dengan

    komitmen yang telah dibuat. Program penetapan tujuan organisasi membutuhkan

    perencanaan yang baik, yaitu :

    1. Proses menentukan tujuan, mencapai komitmen, mengatasi resistensi

    terhadap penerimaan tujuan

    Tujuan dapat dibentuk dengan berbagai cara. Waktu dan pembelajaran dari

    perubahan gerak dapat memberikan dasar keterlibatan dalam menentukan tujuan

  • dan sesuaai dengan standart tugas. Penentuan tujuan dalam organisasi dapat

    dilakukan dan diatur bersama sama antara karyawan dan supervisor. Metode ini

    sering menyebabkan karyawan menjadi berkomitmen dan merupakan salah satu

    penetapan tujuan yang efektif. Mencapai tujuan yang berkomitmen dapat dicapai

    dengan berbagai cara juga. Kepercayaan dalam manajemen atas, dukungan oleh

    manajemen, dan penghargaan dan insentif merupakan sistem yang efektif adalah

    semua membantu dalam mendapatkan sebuah hasil pekerjaan sesuai dengan

    komitmennya. OD harus memiliki program dimana untuk membangun saling

    percaya antara karyawan di semua tingkatan organisasi. Misalnya, kompetisi pada

    karyawan dapat dilakukan namun manajer harus berhati hati dalam membuat

    kompetisi tersebut sehingga karyawan tidak jadi saling tergantung karena saling

    percaya dan terkadang bisa jadi persaingan yang tidak baik yang membuat

    melupakan tujuan organisasi. Resistensi terhadap penerimaan tujuan dapat diatasi

    dengan beberapa metode sehingga akan menghasilkan program penetepan tujuan

    yang sukses. Misalnya, menyediakan pelatihan khusus bagi karyawan dengan cara

    dan teknik yang baru dan memberikan penghargaan dan insentif sehingga

    mendorong penerimaan tujuan. Partisipasi karyawan dalam menetapkan tujuan

    dapat membuat karyawan dapat menerima tujuan organisasi.

    2. Tujuan

    Tujuan sebaiknya disesuaikan dengan atribut dan karakteristik organisasi.

    Tujuan sebaiknya menantang, jelas, dan mudah dipahami. Karyawan perlu tahu apa

    yang diharapkan organisasi dalam mencapai sehingga dapat mengetahui bagaimana

    caranya mencapai tujuan tersebut.

    3. Periode Kinerja

    Dalam jangka waktu atau periode kinerja karyawan, manajer harus

    memberikan perhatian yang sukses sehingga dapat mencapai tujuan organisasi.

    Manager lebih support sehingga mengetahui karyawan mungkin memerlukan

    pelatihan, sumber daya tambahan seperti peralatan baru atau informasi. Manjer

    harus memberikan umpan balik ke karyawan ketika tujuan selesai sesuai dengan

    periode kinerja.

  • 4. Hasil

    Hasil kinerja karyawan dapat menghasilkan sesuatu yang positif dan negatif.

    Ketika hasil positif dapat dikatakan bermanfaat akan menjadi dampak baik bagi

    individu dan organisasi. Dimana berhasil memenuhi tujuan, karyawan akan menjadi

    lebih mendapatkan peran penting dari organisasi dan menjadi karyawan yang

    berkompeten. Sedangkan, hasil yang negatif atau tidak berhasil akan menjadi

    masalah bagi organisasi bisa saja kurangnya memberikan tujuan yang spesifik.

    Hasil Menentukan Tujuan

    Dari penelitian studi ditemukan bahwa hasil menetapkan tujuan akan

    berdampak posotif dari individu dan organisasi. Dari 90 persen tersebut

    menjelaskan tujuan yang menantang menyebabkan kinerja yang lebih baik daripada

    tujuan yang mudah. Dari studi yang sama menyebutkan lebih dari 40 persen

    kombinasi metode dan insentif meningkat kinerja karyawan mencapai tujuan.

    Kekuatan kinerja perusahaan terkait dengan jumlah penetapan tujuan dan

    perencanaan kegiatan guna mencapai tujuan organisasi.

    MANAGEMENT BY OBJECTIVES (MBO)

    Manajemen berdasarkan sasaran (MBO) adalah teknik yang digunakan oleh

    organisasi untuk menetapkan tujuan. Ini merupakan suatu proses yang ditujukan

    untuk mengintegrasi tujuan individu dan organisasi. MBO dapat didefinisikan

    sebagai suatu sistem manajemen yang dibentuk untuk membantu dalam

    perencanaan, pengorganisasian, pemecahan masalah, memotivasi, dan kegiatan

    manajerial penting lainnya. Ini melibatkan partisipasi bawahan dan manajer mereka

    dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan untuk bawahan. George Odiorne

    (konsultan MBO terkemuka) mendefinisikan MBO sebagai "suatu proses dimana

    atasan dan bawahan dalam organisasi bersama-sama mengidentifikasi tujuan

    bersamanya, kemudian menentukan hasil-hasil yang nantinya diharapkan akan

    dicapai, dan menggunakannya sebagai panduan untuk operasi unit dan menilai

    kontribusi dari masing-masing anggotanya." Tujuan dari pendekatan ini ialah

  • peningkatan kinerja, komunikasi, partisipasi, moral, kepuasan kerja, dan

    pemahaman yang lebih baik tentang tujuan organisasi di semua tingkatan.

    Pendekatan MBO mengasumsikan bahwa orang memiliki kebutuhan untuk

    meningkatkan kompetensi dan prestasi mereka. Selain itu, orang-orang akan

    bekerja lebih keras dan melakukan yang lebih baik jika mereka berpartisipasi dalam

    menentukan tujuan yang hendak mereka capai. Sejalan dengan hal ini, manajemen

    harus menciptakan iklim yang mendorong pengembangan diri oleh individu.

    Tujuan Program MBO

    Ada dua alasan yang mendasari untuk menerapkan MBO dalam suatu

    organisasi. Salah satunya adalah untuk memperjelas tujuan dan rencana organisasi

    di semua tingkatan, yang lain adalah untuk mendapatkan motivasi yang lebih baik

    dan partisipasi dari para anggota organisasi. MBO adalah cara untuk meningkatkan

    kejelasan perencanaan organisasi dan memberikan bawahan lebih banyak

    pengetahuan dan pemahaman tentang pekerjaan mereka. MBO dapat digunakan

    untuk mengidentifikasi tujuan organisasi di semua tingkatan dan untuk mendorong

    partisipasi dalam menetapkan standar yang akan digunakan untuk mengevaluasi

    kinerja bawahan. Partisipasi dalam proses penetapan tujuan memungkinkan

    manajer untuk mengendalikan dan memantau kinerja dengan mengukur kinerja dan

    hasil terhadap tujuan bawahan membantu untuk mengatur.

    Douglas McGregor menyarankan modifikasi pada pendekatan MBO

    "Manajemen yang terintegrasi dan pengendalian diri." Menurut McGregor, konsep

    MBO dapat digunakan untuk memberikan kesempatan bagi manajer dan bawahan

    untuk menentukan dan menyepakati bidang tanggung jawab, tujuan kinerja spesifik,

    dan syarat-syarat hasil yang diharapkan. Dia menyarankan bahwa manajer harus

    menetapkan tujuan kinerja setelah mencapai kesepakatan dengan atasan mereka

    tentang tanggung jawab pekerjaan utama. Maka prestasi akan dinilai setelah periode

    pendek, biasanya enam bulan. Dalam aplikasi MBO, peran pengawas adalah salah

    satu dari konseling, pelatihan, atau konsultasi proses.

  • Proses MBO

    Meskipun praktisi memiliki cara yang berbeda menerapkan MBO,

    kebanyakan dari mereka menekankan perlunya komitmen dari manajemen puncak.

    Seperti dengan program OD keseluruhan, MBO dimulai di bagian atas organisasi

    dan bekerja jalan ke bawah. MBO program pabrik ban Bridgestone Corporation di

    Tennessee dimulai dengan presiden mengusulkan pernyataan kebijakan awal untuk

    komite eksekutif. Panitia menyusun pernyataan kebijakan presiden akhir yang

    disajikan kepada manajer departemen. Para manajer departemen, bekerja dengan

    atasan mereka, menyusun rencana implementasi yang rinci untuk departemen

    mereka berdasarkan pernyataan kebijakan presiden.

    Sebagai contoh Bridgestone, proses MBO dimulai dengan tim manajemen

    puncak mempelajari sistem operasi. Dari penelitian ini, tim menyiapkan langkah-

    langkah luas kinerja organisasi. Sesi penetapan tujuan kemudian diadakan di

    berbagai tingkatan organisasi, satu per satu, bergerak dari atas ke bawah. Dalam

    divisi dan pada setiap tingkat berturut-turut, tujuan yang lebih khusus didefinisikan.

    Manajemen berdasarkan sasaran dapat digambarkan sebagai suatu proses yang

    terdiri dari serangkaian lima langkah yang saling terkait:

    Langkah 1. Bawahan mengusulkan kepada manajer serangkaian tujuan untuk

    jangka waktu yang akan datang yang kongruen dengan tujuan yang

    ditetapkan pada tingkat berikutnya yang lebih tinggi. Proposal

    menetapkan tujuan spesifik beserta ukuran kinerjanya.

    Langkah 2. Bawahan dan manajer bersama-sama mengembangkan tujuan dan

    sasaran tertentu. Ini harus, tujuan yang terukur spesifik untuk setiap

    bidang tanggung jawab. Bawahan dan manajer harus saling

    menyepakati tujuan. Tanggung jawab utama, tentu saja, terletak pada

    bawahan. Tujuan harus mencakup tujuan kinerja dan tujuan karir

    pribadi.

    Langkah 3. Ada saat-saat di mana kinerja usaha individu ditujukan untuk

    mencapai tujuan individu.

    Langkah 4. Manajer memberi umpan balik terhadap hasil kinerja para bawahan

    dan memberikan imbalan yang sesuai. Penilaian kinerja individu

  • melibatkan penilaian prestasi dan variasi lain dalam kinerja

    keseluruhan dibandingkan dengan target.

    Langkah 5. Hasil dari tinjauan kinerja adalah dasar untuk menetapkan tujuan

    kinerja baru dan mengulangi proses penetapan tujuan baru.

    MBO merupakan proses pembaruan yang berkelanjutan. Berapa lama siklus

    lengkap dibutuhkan tergantung pada program MBO, tapi kebanyakan program

    memiliki ulasan triwulanan tujuan dengan tinjauan utama dan tujuan baru

    ditetapkan setiap tahun. Ulasan kuartalan memfasilitasi solusi cepat masalah dan

    memungkinkan untuk mempertimbangkan perubahan situasi. Fokus utama dari

    program MBO adalah pengembangan dari kesepakatan antara atasan dan bawahan

    tentang tujuan dan sasaran.

    Banyak pedoman yang digunakan untuk menetapkan tujuan yang sama

    seperti yang digunakan di jenis-jenis program penetapan tujuan. Bawahan dan

    manajer harus membuat gol tepat dan spesifik mungkin. Harus ada kesepakatan dan

    penerimaan tujuan baik oleh individu dan manajer. Interaksi antara manajer dan

    bawahan juga memberikan kesempatan konseling dan pembinaan dan dengan cara

    ini memberikan pengembangan manajemen. Langkah-langkah spesifik dalam

    proses MBO mungkin berbeda antara organisasi dan praktisi OD, tetapi tujuan yang

    sama. Mereka termasuk kinerja yang lebih baik dan pemahaman yang lebih baik

    tentang tujuan organisasi di setiap tingkatan organisasi. Untuk contoh bagaimana

    satu perusahaan, Boehringer Mannheim Corporation, dipasang MBO, lihat OD

    berikut dalam Praktek.

    Kritik terhadap MBO

    Menerapkan MBO mahal dan memakan waktu, dan biasanya memerlukan

    upaya besar. Karena faktor-faktor ini, penggunaan MBO secara tradisional terbatas

    pada karyawan manajerial dan profesional. Manfaat Mendapatkan yang nilainya

    melebihi biaya lebih sulit dengan karyawan melakukan pekerjaan rutin di tingkat

    yang lebih rendah dari sebuah organisasi.

  • Beberapa program MBO menghadapi kesulitan karena manajemen tidak

    mengakui bahwa implementasi yang tepat dari MBO membutuhkan peningkatan

    keterampilan manajerial dan kompetensi. Kritik mempertanyakan apakah

    penetapan tujuan bersama dalam perbedaan-perbedaaan yang ada mungkin

    dilakukan, dan apakah bawahan pada tingkat yang lebih rendah bebas untuk

    memilih tujuan mereka. Dalam beberapa aplikasi, MBO mungkin terlalu kuantitatif,

    dan menetapkan tujuan secara eksplisit mungkin mungkin tidak fungsional. Dalam

    program lain MBO, komunikasi dapat berasal dari mendikte atas ke bawah, bukan

    komunikasi yang terbuka. Dimana tujuan bersama juga merupakan bahaya bahwa

    MBO akan hanya fokus pada aspek-aspek tertentu dari pekerjaan (seperti

    penjualan) dan mengabaikan daerah lain (misalnya, kepuasan pelanggan.)

    Teknik MBO meliputi banyak jenis program, dan banyak praktisi OD tidak

    yakin apakah itu harus dianggap sebagai intervensi OD. Beberapa kritikus merasa

    bahwa MBO adalah pendekatan manipulatif dan, oleh karena itu, tidak harus

    diklasifikasikan sebagai intervensi OD, sedangkan yang lain merasa bahwa OD dan

    MBO saling kompatibel. Beberapa otoritas OD merasa tidak hanya itu OD dan

    MBO cocok bersama-sama, tapi itu tidak mungkin untuk memiliki satu tanpa yang

    lain. Mereka berpendapat bahwa kebutuhan untuk memiliki pengaturan gol di

    semua tingkatan adalah salah satu asumsi utama pengembangan organisasi, dan

    karena itu MBO adalah intervensi OD yang sah.

    Beberapa praktisi percaya bahwa benar dirancang program MBO,

    berdasarkan ide-ide McGregor, dapat memiliki hasil positif. Lainnya percaya

    bahwa MBO dapat ditingkatkan dengan lebih menekankan pada tujuan individu dan

    memeriksa asumsi yang mendasari motivasi dalam program ini. Ada juga harus

    menjadi penekanan pada pengaturan saling tujuan, dan umpan balik sering dan

    interaksi antara atasan dan bawahan. Bukti penelitian menunjukkan bahwa

    program-program MBO dapat dibuat lebih efektif dengan menebang pada dokumen.

    Singkatnya, program MBO, ketika diterapkan dengan benar, dapat secara sistematis

    melibatkan individu dalam target pengaturan dan peningkatan kinerja.

  • Hasil dari MBO

    Banyak jenis organisasi telah mencoba MBO. Kesulitan dalam menilai

    pendekatan mereka adalah bahwa MBO telah menjadi istilah semua tujuan

    menyiratkan banyak hal yang berbeda dalam banyak pengaturan yang berbeda.

    Dalam sebuah studi dari 87 organisasi yang menggunakan MBO, para peneliti

    menyimpulkan bahwa setidaknya ada 10 pendekatan yang berbeda untuk MBO,

    mulai dari motivasi untuk koersif.

    Kebanyakan penelitian tentang program-program MBO telah melaporkan

    hasil yang beragam. Beberapa studi menunjukkan bahwa MBO telah meningkatkan

    kinerja organisasi, sedangkan yang lain menunjukkan inefisiensi dan kelemahan

    dalam aplikasi. Meskipun penelitian tentang MBO tidak konklusif, temuan

    umumnya menguntungkan. Beberapa studi telah menyimpulkan bahwa penetapan

    tujuan menghasilkan peningkatan kinerja dan motivasi. Selain itu, "manajer yang

    bekerja di bawah program MBO lebih mungkin untuk mengambil tindakan khusus

    untuk meningkatkan kinerja dari orang-orang yang dilanjutkan dengan pendekatan

    penilaian kinerja tradisional." Bukti lain menunjukkan bahwa MBO dikaitkan

    dengan sikap positif terhadap situasi kerja, dan partisipasi bawahan dalam

    pengambilan keputusan dapat meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja.

    Dalam sebuah studi dua bagian di Purex Corporation, MBO membalikkan

    tingkat penurunan produksi 0,4 persen per bulan menjadi peningkatan 0,3 persen

    per bulan. Dalam sebuah studi tindak lanjut, bagaimanapun, para peserta merasa

    bahwa program ditekankan produksi, digunakan sebagai cambuk, dan tidak

    melibatkan semua tingkatan manajemen.