penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas...

155
PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN KEPADA STAKEHOLDERS DI SD ISLAM BINAKHEIR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Fierda Shafratunnisa NIM. 1111018200028 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Upload: lekhanh

Post on 18-Mar-2019

251 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN

AKUNTABILITAS DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN

KEPADA STAKEHOLDERS DI SD ISLAM BINAKHEIR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Fierda Shafratunnisa

NIM. 1111018200028

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,
Page 3: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,
Page 4: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,
Page 5: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,
Page 6: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,
Page 7: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

ABSTRAK

Fierda Shafratunnisa, NIM. 1111018200028. Penerapan Prinsip

Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Keuangan kepada

Stakeholders di SD Islam Binakheir.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip transparansi

dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan kepada stakeholders di SD Islam

Binakheir.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif

deskriptif dimana pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan studi

dokumen. Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai beberapa narasumber

diantaranya: Direktur, Kepala Keuangan, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, dan Ketua Komite

SD Islam Binakheir.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan prinsip transparansi dan

akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan SD Islam Binakheir kepada

stakeholders sudah berjalan cukup baik, yaitu adanya keterlibatan semua

pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah, guru, karyawan,

dan komite dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi anggaran. Fakta ini

menunjukkan bahwa sekolah telah melakukan proses pembahasan anggaran

secara terbuka sesuai dengan standar operasional prosedur SD Islam Binakheir.

Kata kunci: Transparansi, Akuntabilitas, Pengelolaan Keuangan.

Page 8: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

ABSTRACT

Fierda Shafratunnisa, NIM. 1111018200028. The Application of

Transparency and Accountability of Financial Management to Stakeholers in

SD Islam Binakheir.

The goal of this research is to acknowledge the application of transparency

and accountability of financial management to stakeholders in SD Islam

Binakheir.

We use qualitative descriptive method by using interviews and documents

study for data gathering. We conduct interviews to informans: Director, Head of

Financial, Head Master, Vice of Head Master for Curriculum, Vice Head Master

for Students Affair, and Head of Committee of SD Islam Binakheir.

The results of this research shows that the application of transparency and

accountability of financial management of SD Islam Binakheir to stakeholders is

going fairly well where there is good involvement of the foundation, school

management team, teachers, officials and committee in planning, executing and

evaluating the financial plan. This fact shows that the school has committed their

efforts to create an open financial plan according procedur operational standar of

SD Islam Binakheir.

Keywords: Transparency, Accountability, and Financial Management

Page 9: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta

keluarga, sahabat, dan pengikutnya.

Merupakan kebanggaan tersendiri, penulis telah berhasil menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Penulis sangat menyadari banyak hambatan yang terdapat

dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan yang dimiliki

penulis. Skripsi ini selesai, tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai

pihak. Dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy‟ari, M. Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Takiddin, M. Pd, Sekretaris Program Studi Manajemen Pendidikan Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. Rusydy Zakaria, M. Ed, M. Phil, Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah membimbing, mendidik, memberikan saran dan motivasi, serta

mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Umiyati, S. EI, M. Si, Dosen Pembimbing Skripsi atas segenap waktu,

arahan, dan kesabaran dalam membimbing penulis.

6. Dr. Fauzan, MA, dosen pembimbing akademik yang telah memberikan

dorongan dan saran.

7. Seluruh dosen Manajemen Pendidikan yang senantiasa memberikan ilmu

pengetahuan dan bimbingan selama perkuliahan.

8. Ali Badrudin, M. Pd, Direktur SD Islam Binakheir yang telah memberikan

izin penelitian dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

9. Ade Maria Ulfah, SE, Kepala Keuangan SD Islam Binakheir yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

10. Ferri Veronika, SE, Kepala SD Islam Binakheir. Melindra, S. Pd, Wakil

Kepala Sekolah bidang Kesiswaan. Abdullah Zahir, SH, Wakil Kepala

Sekolah bidang Kurikulum. Cindy Arifianti, Ketua Komite SD Islam

Binakheir, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

11. Seluruh guru dan karyawan SD Islam Binakheir yang telah membantu

penulis untuk melakukan penelitian.

12. Kedua orang tuaku tercinta, Drs. Yayat Juhayat, MM dan E. Nur‟aini yang

telah memberikan kasih sayang, semangat, dan doa dalam mendidik

penulis sehingga dapat menyelesaikan studi Strata 1 (S1).

13. Kakak-kakakku tersayang Suci Indah Nirwani, S. Psi, H. Ary

Rachmansyah, Ridhatul Dewifartina, S. Pd, dan Reza Filson Appono yang

telah memberikan doa dan dukungannya. Adik-adikku tersayang Gisse

Lailatulfath dan Fadhel J. Muhammad yang telah memberikan doa dan

semangat. Serta kedua ponakanku, Fardeen M. Zafir dan Fareez M. Zain

yang selalu memberikan kegembiraan.

14. Sahabat-sahabat tercinta Fauzia Hayatun Nufus, S. Pd.I, Desi Wulansari,

A. Md. Keb , Ismayanti Hajard, S. Farm , Anisa Tastia Astuti, Nur Farida

A. Md yang telah memberikan semangat dan doa.

15. Sahabat perjuangan kuliah Nurdiana, Maratus Sholiha, Rohmawati, S. Pd,

Citra Septiani, S. Pd, Widya Ningsih, Nur Aini Infar yang telah

memberikan kegembiraan, waktu, pengalaman berharga semasa kuliah,

dan doa. Semoga kita meraih kesuksesan.

16. Sahabat kosan Meliana Ningrum, S. Si dan Alfindah Rusanti yang telah

memberikan pengalaman hidup dan nasihat kepada penulis.

17. Teman-teman tercinta Manajemen Pendidikan angkatan 2011, Madyana

Nur Azizah, S. Pd, Nurull Aini, Try Maulita Mulia, Puspa Tresna Hana

Yuga, Anis Novi Setia Dewi, Siti Achbarillah, S. Pd, Siti Syukrotul

Amalia, Dian Octaviani, Miskah Khairani, Siti Nur Hasanah, Uswatun

Khasana, Ari Handiningsih, Ita Farijah, Rizky Kurnia Sari, Bahrul Alam,

S. Pd, Mufasirul Alam, Rudini Irawan, Gilang Putra Prasetyo, Saiful

Page 11: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Bahri, Mochammad Nurwansyah, Zulfahmi, Fiqri Firmansyah, Rahmat

Syahputra, Saefulloh, S. Pd, Agustian Saifuddin, S. Pd, Indra Feriandhika,

Abdurrahman Yusuf, Muhammad Yusuf Badrulael, S. Pd, Dede Syukrillah

Ri‟fa, MR Nawawee Maeroh, Affan Setiadi, S.Pd, Ogy Ubadillah,

Muhammad Zahri, Sastria Dewantara Putra, Arief Setyoko. Atas

kebersamaan yang tidak akan pernah saya lupakan. Semoga kita menjadi

orang-orang sukses.

18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, namun tidak

mengurangi sedikitpun rasa terima kasih dan penghargaan penulis.

Tentunya kesalahan tidak luput dalam penulisan skripsi ini, semoga kritik dan

saran menjadi masukan yang berarti bagi penulis. Semoga skripsi ini dapat

memberi manfaat kepada penulis dan pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 14 Desember 2015

Fierda Shafratunnisa

Page 12: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................. i

ABSTRACT ................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .............................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .................................................................................... ix

DAFTAR BAGAN ..................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 5

D. Perumusan Masalah .................................................................................... 5

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................ 5

BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................... 7

A. Transparansi ................................................................................................ 7

1. Pengertian Transparansi ........................................................................ 7

2. Asas-asas Transparansi ......................................................................... 9

3. Tujuan Transparansi ............................................................................. 10

4. Manfaat Transparansi ........................................................................... 12

5. Indikator Tercapainya Transparansi ..................................................... 12

B. Akuntabilitas .............................................................................................. 14

1. Pengertian Akuntabilitas ...................................................................... 14

2. Asas-asas Akuntabilitas ....................................................................... 16

3. Tujuan Akuntabilitas ............................................................................ 17

4. Manfaat Akuntabilitas .......................................................................... 17

Page 13: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

5. Macam-macam Akuntabilitas .............................................................. 18

6. Indikator Tercapainya Akuntabilitas .................................................... 19

C. Pengelolaan Keuangan ............................................................................... 20

1. Pengertian Pengelolaan Keuangan ....................................................... 21

2. Prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan ................................................ 22

3. Tujuan Pengelolaan Keuangan ............................................................. 25

4. Fungsi Pengelolaan Keuangan ............................................................. 26

5. Strategi Pengelolaan Keuangan............................................................ 27

a. Perencanaan Keuangan .................................................................. 28

b. Pelaksanaan Keuangan ................................................................... 30

c. Evaluasi Keuangan ......................................................................... 33

D. Stakeholder ................................................................................................. 34

1. Pengertian Stakeholder......................................................................... 34

2. Tujuan Stakeholder .............................................................................. 35

3. Peran dan Fungsi Stakeholder .............................................................. 35

4. Kategori Stakeholder ............................................................................ 36

E. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 36

F. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 42

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 42

B. Metode Penelitian....................................................................................... 43

C. Sumber Data ............................................................................................... 43

D. Tehnik Pengumpulan Data ......................................................................... 43

E. Tehnik Pengolahan Data dan Analisis Data ............................................... 47

BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................... 48

A. Gambaran Umum SD Islam Binakheir ...................................................... 48

1. Sejarah Singkat SD Islam Binakheir .................................................... 48

2. Struktur Organisasi .............................................................................. 49

3. Visi dan Misi SD Islam Binakheir ....................................................... 49

4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ............................................ 50

Page 14: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

5. Data Rombongan Belajar (Rombel) ..................................................... 51

6. Data Orang Tua Peserta Didik ............................................................. 51

B. Deskripsi Data ............................................................................................ 53

1. Program Sekolah .................................................................................. 53

2. Penerimaan Dana ................................................................................. 58

3. Pengeluaran Dana/Belanja ................................................................... 59

C. Pembahasan ................................................................................................ 65

1. Penerapan Prinsip Transparansi ........................................................... 65

a. Perencanaan Keuangan Sekolah .................................................... 71

b. Pelaksanaan Keuangan Sekolah ..................................................... 73

2. Penerapan Prinsip Akuntabilitas .......................................................... 78

a. Evaluasi Keuangan Sekolah ........................................................... 82

D. Hasil Temuan Penelitian ............................................................................ 83

BAB V PENUTUP .................................................................................... 86

A. Kesimpulan ................................................................................................ 86

B. Saran ........................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Buku Pos ................................................................................................ 30

Tabel 2.2 Faktur Pembayaran ................................................................................ 31

Tabel 2.3 Buku Kas ................................................................................................ 31

Tabel 2.4 Lembar Cek ............................................................................................ 32

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian.................................................................................... 36

Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara .............................................................. 39

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Studi Dokumen ...................................................... 40

Tabel 4.1 Penghasilan Orang Tua .......................................................................... 45

Tabel 4.2 Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua .................................................... 45

Tabel 4.3 Jadwal Kegiatan ..................................................................................... 50

Tabel 4.4 RKAS Penerimaan Dana ........................................................................ 51

Tabel 4.5 RKAS Pengeluaran Dana ....................................................................... 53

Tabel 4.6 Buku Kas/Bank ...................................................................................... 74

Tabel 4.7 Realisasi Pengeluaran Dana SD Islam Binakheir TA 2014/2015 .......... 74

Page 16: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ..................................................................... 41

Bagan 3.1 Struktur Organisasi ................................................................... 49

Bagan 4.1 Alur Perencanaan Anggaran ..................................................... 72

Bagan 4.2 Alur Permintaan Dana............................................................... 77

Page 17: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Instrumen Pertanyaan Wawancara

Lampiran 2:Hasil Wawancara

Lampiran 3:Data Tenaga Pendidik Tahun Ajaran 2014/2015

Lampiran 4:Data Tenaga Kependidikan Tahun Ajaran 2014/2015

Lampiran 5:Data Rombongan Belajar 2014/2015

Lampiran 6:Data Sarana SD Islam Binakheir

Lampiran 7:Data Prasarana SD Islam Binakheir

Lampiran 8: Sasaran dan Tujuan SD Islam Binakheir

Lampiran 9: Renovasi Lantai 3 dan 4

Lampiran 10: Tugas dan Tanggung Jawab Staff Keuangan

Lampiran 11:Format Laporan Keuangan Sekolah

Lampiran 12:Form Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

Lampiran 13: Permohonan Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 14: Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 15: Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 16: Daftar Uji Referensi

Lampiran 17: Biodata Penulis

Page 18: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak masa reformasi dan diberlakukannya otonomi daerah di

Indonesia, memberikan peluang bagi tiap daerah untuk mengelola dan

mengatur kepentingannya. Hal tersebut telah dipaparkan dalam UU No. 23

Tahun 2004 Pasal 1 tentang Pemerintah Daerah, bahwa otonomi daerah

adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.1

Namun dengan adanya pemberian otonomi daerah tidak menjamin

semua permasalahan bangsa akan teratasi, oleh sebab itu harus diikuti

dengan serangkaian reformasi sektor publik. Dimensi reformasi sektor

publik merubah format lembaga dengan memperbaharui alat-alat yang

mendukung untuk berjalannya lembaga-lembaga publik secara ekonomis,

efesien, efektif, transparan, dan akuntabel sehingga sesuai dengan cita-cita

reformasi yaitu menciptakan good governance.2

Dalam konteks tersebut, penyelenggaraan pemerintah daerah akan

lebih optimal apabila diikuti dengan pemberian sumber-sumber

penerimaan yang cukup. Namun hal tersebut harus berlandaskan undang-

undang tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan

daerah yang besarnya disesuaikan dengan kewenangannya. Hak daerah

adalah mendapat sumber keuangan, antara lain berupa kepastian

tersedianya pendanaan dari pemerintah, kewenangan untuk memungut dan

mendayagunakan pajak dan restribusi daerah, mendapatkan hasil kekayaan

daerah, dan mengelola kekayaan daerah dan mendapatkan sumber-sumber

pembiayaan.

1UU Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004 tetang Pemerintah Daerah, h, 3.

2Sony Yuwono, dkk. Penganggaran Sektor Publik: Pedoman Praktis

Penyususnan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban APBD (Berbasis Kinerja),

(Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h. 53.

Page 19: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Dalam undang-undang tentang keuangan Negara, terdapat penegasan

di bidang pengelolaan keuangan, yaitu :

Kekuasaan pengelolaan keuangan Negara merupakan bagian

dari kekuasaan pemerintahan dan kekuasaan pengelolaan keuangan

Negara dari presiden sebagian diserahkan kepada

gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk

mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah

dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Ketentuan

tersebut berimplikasi pada pengaturan pengelolaan keuangan

daerah, yaitu bahwa gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab

atas pengelolaan keuangan daerah sebagai bagian dari kekuasaan

pemerintah daerah. Dengan demikian, pengaturan pengelolaan

keuangan dan pertanggungjawaban keuangan daerah melekat dan

menjadi satu dengan pengaturan keuangan pemerintah daerah, hal

tersebut tercantum dalam UU mengenai pemerintah daerah.3

Pelimpahan wewenang yang terjadi di daerah memberikan dampak

yang besar dalam pengelolaan keuangan khususnya dalam bidang publik.

Lembaga pendidikan yang merupakan lembaga sektor publik memiliki

masalah tentang pengelolaan keuangan ataupun pembiayaan pendidikan

yang dituntut untuk melibatkan peran para pemangku kepentingan yaitu

orang tua siswa, warga sekolah, masyarakat dan pemerintah dalam

merencanakan dan merealisasikan anggaran.

Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pada BAB XIII

mengenai Pendanaan Pendidikan, bagian ketiga tentang Pengelolaan Dana

Pendidikan Pasal 48 ayat (1) berbunyi bahwa pengelolaan dana pendidikan

berdasarkan pada prinsip keadilan, efesiensi, transparansi dan akuntabilitas

publik.4 Artinya pengelolaan dana dalam pendidikan yang berasal dari

pemerintah maupun masyarakat harus dilandasi dengan prinsip

transparansi dan akuntabilitas. Dengan penyelenggaraan dan pengelolaan

dana yang transparan, masyarakat akan mengetahui kemana sajakah dana

sekolah itu dibelanjakan.

Fakta yang terjadi di lapangan mengenai pola pembiayaan

pendidikan setelah diberlakukannya otonomi daerah, yaitu:

3Ibid, hal. 53.

4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV.

Mini Jaya Abadi, 2003), h. 33.

Page 20: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

1. Pelimpahan keuangan dari Pusat ke Daerah dalam rangka

pengelolaan sektor pendidikan baru mencapai taraf pemenuhan

kebutuhan operasional, khususnya gaji pegawai.

2. Secara relatif, kemampuan Pemda untuk membiayai sektor

pendidikan tidak mengalami perbaikan dengan diberlakukannya

otonomi daerah, bahkan tidak sedikit daerah yang justru

mengalami penurunan.

3. Masalah utama pembiayaan pendidikan di era otonomi daerah

adalah rendahnya akuntabilitas publik, baik di level Pusat dan

Daerah.5

Masih menurut Indra Bastian, bahwa selama ini, sekolah-

sekolah hanya memiliki laporan-laporan dan surat-surat

pertanggungjawaban sebagai bentuk transparansi pengelolaan

keuangan sekolah. Diharapkan sekolah memiliki laporan

pertanggungjawaban sekolah mengenai pengelolaan keuangan

sekolah yang terdiri dari neraca, laporan surplus, defisit, laporan

arus kas, serta perhitungan biaya yang dihabiskan oleh tiap siswa.

Jadi, pemerintah maupun masyarakat dapat mengetahui dengan

lebih mudah berapa besar kebutuhan tiap siswa dalam setiap

semester, bulan dan tahunnya.6

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti,

mengenai penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam

pengelolaan keuangan kepada stakeholders di SD Islam Binakheir Depok

terdapat kekurangan dalam penerapan prinsip transparansi, yaitu di SD

Islam Binakheir dalam penyusunan keuangan baru melibatkan tim

manajemen sekolah (Direktur, Kepala sekolah, wakil kepala sekolah,

kepala keuangan, dan kepala bagian umum), namun dalam penyusunan

kebutuhan anggaran kegiatan belajar mengajar dan operasional sekolah,

pihak guru dan karyawan membuat usulan anggaran yang akan

dimasukkan ke RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah).

Dalam pelaksanaan anggaran sekolah pihak guru, karyawan, dan

komite hanya mengetahui anggaran kegiatan sekolah yang akan

dilaksanakan selama satu tahun ajaran. Dalam evaluasi anggaran secara

umum, sekolah tidak melibatkan guru, karyawan, dan orang tua, tetapi

mereka hanya mengetahui hasil evaluasi anggaran kegiatan sekolah dan

laporan pengeluaran dana POMG. Proses perencanaan anggaran keuangan

5Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2007), h.160.

6Ibid, h.52.

Page 21: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

sekolah hanya dilakukan oleh pihak internal sekolah. Guru, karyawan, dan

orang tua tidak mengetahui secara jelas mengenai sumber pendapatan dana

yang diterima dan dikeluarkan oleh sekolah.

Pihak sekolah belum memiliki media atau papan informasi mengenai

penggunaan dana sekolah dan dana BOS kepada stakeholders, serta dalam

penerapan prinsip akuntabilitas, yaitu kurangnya keterlibatan dan

pengetahuan stakeholders dalam pengelolaan keuangan sekolah dan

laporan keuangan hanya diberikan kepada stakeholders internal yaitu,

yayasan dan tim manajemen sekolah serta sekolah tidak memberikan

laporan keuangan sekolah kepada pihak orang tua.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,

masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan

anggaran sekolah kepada stakeholders.

2. Sekolah kurang transparan dan akuntabel dalam

pelaksanaan anggaran sekolah kepada stakeholders.

3. Sekolah kurang transparan dan akuntabel dalam evaluasi

anggaran sekolah kepada stakeholders.

4. Pihak sekolah kurang melibatkan stakeholders dalam

perencanaan anggaran sekolah.

5. Kurangnya transparansi sekolah untuk memberikan informasi

mengenai sumber dana yang didapatkan kepada stakeholders.

6. Kurangnya akuntabilitas kepala sekolah untuk melaporkan

laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan sekolah

kepada stakeholders.

7. Belum adanya media sebagai alat informasi mengenai

pelaporan keuangan sekolah kepada stakeholders.

8. Kurangnya pengetahuan stakeholders mengenai pengelolaan

keuangan sekolah.

Page 22: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan tentang penerapan prinsip

transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan sekolah

kepada stakeholders, dan berdasarkan dari identifikasi masalah di atas,

maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti, yaitu:

1. Pihak sekolah kurang melibatkan stakeholders dalam perencanaan

anggaran sekolah.

2. Sekolah kurang transparan dan akuntabel dalam pelaksanaan

anggaran sekolah kepada stakeholders.

3. Kurangnya akuntabilitas kepala sekolah untuk melaporkan laporan

pertanggungjawaban pengelolaan keuangan sekolah kepada

stakeholders.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan yang telah dijabarkan, masalah yang akan

dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah penerapan

prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan

sekolah kepada stakeholders?”.

E. Tujuan dan Kegunaan penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan memiliki tujuan untuk dapat

menjelaskan penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam

pengelolaan keuangan sekolah kepada stakeholders.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan memiliki kegunaan sebagai

berikut:

a. Teoritis

Bahan kajian untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut

tentang penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam

pengelolaan keuangan sekolah kepada stakeholders.

Page 23: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

b. Praktis

1) Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan yang berhubungan dengan prinsip

transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan

keuangan sekolah, sehingga penulis dapat

mengaplikasikan ilmu dan teori yang telah dipelajari.

2) Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan

bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan dan

kebijakan untuk memberikan pembinaan tentang penerapan

prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan

keuangan sekolah.

Page 24: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Transparansi

1. Pengertian Transparansi

Dengan diterapkannya manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam

meningkatkan kualitas mutu pendidikan khususnya dalam bidang

pengelolaan keuangan, pihak sekolah harus menerapkan prinsip-prinsip

manajemen keuangan. Menurut Mardiasmo, prinsip-prinsip yang

mendasari pengelolaan keuangan daerah adalah transparansi, akuntabilitas,

dan value for money.7 Sama halnya dengan prinsip pengelolaan keuangan

daerah, sekolah juga harus menjalankan pengelolaan keuangannya dengan

memakai prinsip transparansi, akuntabilitas, efektifitas, dan efisiensi.

Menurut Sony Yuwono, Transparansi sendiri memiliki arti

keterbukaan dalam proses perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan

anggaran.8 Senada dengan Mardiasmo, transparansi adalah “Keterbukaan

dalam proses perencanaan, penyusunan, pelaksanaan anggaran daerah.”9

Lebih lanjut Edah Jubaedah menyatakan bahwa, “Transparansi atau

keterbukaan adalah prinsip untuk membuka diri terhadap hak masyarakat

untuk memperoleh akses informasi yang benar, jujur, dan tidak

diskriminatif tentang penyelenggaraan organisasi dengan memperhatikan

perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia Negara.”10

Transparasi pengelolaan keuangan sekolah pada akhirnya akan

menciptakan pertanggungjawaban horizontal (horizontal accountability)

antara lembaga pendidikan dengan masyarakat sehingga tercipta lembaga

7Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, (Yogyakarta: Andi,

2002)h. 105. 8Sony Yuwono, Penganggaran Sektor Publik: Pedoman Praktis Penyususnan,

Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban APBD (Berbasis Kinerja), (Malang: Bayumedia

Publishing, 2005), h. 58. 9Opcit,. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, h. 105

10Edah Jubaedah, Nugraha Lili, dan Hariz Faozan, Model Pengukuran

Pelaksanaan Good Governance di Pemerintah Daerah Kabupaten/kota, (Bandung:

PKP2AI LAN, 2008), h.57-58.

Page 25: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

pendidikan yang bersih, efektif, efisien, akuntabel, dan responsif terhadap

aspirasi dan kepentingan bersama.11

Holzner menjelaskan bahwa, “Transparency is a value likely to

change the relation between citizens and authorities, between

professionals and their clients or patiens, and between corporation and

theirs workers, customers, investors, and communities.”12

Dapat diartikan

bahwa transparansi adalah nilai yang dapat mengubah hubungan antara

warga Negara dan pemerintah, antara professional dan pelanggan mereka,

dan juga antara perusahaan dengan pelanggan, investor, dan

masyarakatnya.

Sedangkan Nico Adrianto menyatakan bahwa, “Transparansi adalah

suatu keterbukaan secara sungguh-sungguh, menyeluruh, dan memberi

tempat bagi partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam proses

pengelolaan sumber daya publik.”13

Lebih lanjut Sutedi mendefinisikan,

“Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi

setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan

pemerintah, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan

pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai.14

Selanjutnya Sri Minarti menyatakan bahwa, “Transparansi dalam

manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber

keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan

pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-

pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.”15

Lebih lanjut Nico Adrianto menjelaskan bahwa, “Transparansi

anggaran didefinisikan sebagai keterbukaan kepada masyarakat dalam hal

11

Indra Bastian, Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik, (Jakarta: Erlangga,

2006) h. 4. 12

Holzner, Transparency in global change: the vanguard of the open society,

(USA: Pittsburgh Press, 2006), h.114. 13

Nico Adrianto, Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik

Melalui e-Government, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h. 20. 14

Adrian Sutedi, Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam

Kerangka Otonomi Daerah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 399. 15

Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan

Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 224.

Page 26: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

fungsi dan struktur pemerintahan, tujuan kebijakan fiskal, sektor keuangan

publik, dan proyeksi-proyeksinya.”16

Lebih lanjut menurut Albert van Zyl dalam Nico, “… Transparansi

anggaran mengacu pada sejauh mana publik dapat memperoleh informasi

atas aktivitas keuangan pemerintah dan implikasinya secara komprehensif,

akurat, dan tepat waktu.”17

Dari beberapa pemaparan para tokoh mengenai definisi transparansi,

maka dapat disimpulkan bahwa transparansi adalah keterbukaan antara

para pemegang keputusan dengan para pemegang kepentingan untuk

mendapatkan akses yang sama mengenai informasi sumber daya dan dana

yang didapatkan dan digunakan oleh suatu organisasi; sedangkan definisi

transparansi keuangan menurut beberapa para ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa transparansi keuangan sekolah adalah keterbukaan

yang dilakukan oleh pihak sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan

pemerintah khususnya dalam manajemen keuangan yang sumber dananya

dapat diketahui dan dimanfaatkan sebagai informasi keuangan.

Transparansi dalam pengelolaan keuangan sekolah memberikan makna

bahwa para pemangku kepentingan (stakeholders) sekolah memiliki hak

dan akses yang sama untuk mengetahui proses penganggaran karena

melibatkan aspirasi dan kepentingan bersama, terutama untuk pemenuhan

kebutuhan peserta didik.

2. Asas-asas Transparansi

Dalam peraturan daerah kabupaten Bandung Nomor 01 tahun 2004

BAB II tentang asas, tujuan, dan ruang lingkup transparansi Bagian

Pertama asas dan tujuan transparansi Pasal 2, menyatakan bahwa

transparansi berasaskan kepada:

a. Keterbukaan, melalui informasi publik yang benar, jujur

dan tidak diskriminatif.

b. Kepatuhan, dilaksanakan dengan memperhatikan

perlindungan hak azasi, pribadi, golongan, dan rahasia

Negara.

16

Opcit,. Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui e-

Government, h. 20. 17

Ibid,. h. 21.

Page 27: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

c. Fasilitasi, dengan memberikan informasi yang cepat, tepat

waktu, murah, dan sederhana kecuali informasi yang

bersifat rahasia sesuai dengan ketentuan peraturan yang

berlaku.18

Selain itu dalam peraturan daerah kabupaten Lebak Nomor 6 tahun

2004 tentang transparansi dan partisipasi dalam penyelenggaraan

pemerintah dan pengelolaan pembangunan di kabupaten Lebak, BAB II

asas dan tujuan transparansi dan partisipasi, Bagian Kesatu Asas Pasal 2,

menyatakan asas transparansi meliputi:

a. Setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses

oleh publik dengan cepat, tepat waktu, biaya ringan, dan

dengan cara sederhana.

b. Informasi publik yang dikecualikan bersifat ketat dan

terbatas.

c. Informasi yang dikecualikan sebagaimana diatur dalam

huruf (b) adalah informasi yang apabila dibuka akan

menimbulkan kerugian terhadap kepentingan publik.19

Sedangkan dalam peraturan daerah kabupaten Garut nomor 17 tahun

2008 tentang transparansi dan partisipasi publik, menyatakan bahwa

pemanfaatan transparansi dan partisipasi publik dilaksanakan berdasarkan

asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian, itikad baik, dan kebebasan

yang berdasarkan prinsip-prinsip demokratis serta tidak bertentangan

dengan hak-hak jabatan publik dan hak perseorangan.20

Dari ketiga peraturan daerah di atas mengenai asas-asas transparansi,

maka dapat disimpulkan bahwa asas-asas transparansi meliputi

keterbukaan akan informasi yang disampaikan kepada publik,

pemanfaatan informasi yang diberikan kepada publik, dan hasil yang

disampaikan secara tepat waktu.

3. Tujuan Transparansi

Adapun tujuan transparansi terhadap pengelolaan keuangan yang dapat

dirasakan oleh stakeholders dan lembaga adalah:

18

Modul 1: Transparansi dan Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, (Jakarta:

BEC-TF, 2010). 19

Modul 1: Transparansi dan Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, (Jakarta:

BEC-TF, 2010). 20

Ibid,.

Page 28: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

a. Mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan-

peyimpangan melalui kesadaran masyarakat dengan adanya

kontrol sosial.

b. Menghindari kesalahan komunikasi dan perbedaan

persepsi.

c. Mendorong masyarakat untuk belajar bertanggung jawab

dan bertanggung gugat terhadap pilihan keputusan dan

pelaksanaan kegiatan.

d. Membangun kepercayaan semua pihak dari kegiatan yang

dilaksanakan.

e. Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan ketentuan,

prinsip, dan nilai-nilai universal.21

Dalam modul komunitas mengenai transparansi akuntabilitas,

dijelaskan bahwa penerapan transparansi & akuntabilitas bertujuan agar

masyarakat belajar dan melembagakan sikap bertanggung jawab serta

tanggung gugat terhadap pilihan keputusan dan kegiatan yang

dilaksanakan.22

Warren Bennis mengemukakan bahwa tujuan transparansi, yaitu

menciptakan keterbukaan kepada masyarakat dalam setiap program atau

kegiatan yang dilaksanakan, mengakses informasi, meningkatkan

kepercayaan dan kerja sama antara pengelolaan dan pemangku

kepentingan.23

Mardiasmo dalam Simsom Werinom mengemukakan, bahwa tujuan

transparansi dalam menyusun anggaran terdapat 5 kriteria, yaitu:

a. Tersedianya pengumuman kebijakan anggaran.

b. Tersedianya dokumen anggaran dan mudah diakses.

c. Tersedianya laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu.

d. Terakomodasinya usulan/suara rakyat.

e. Tersedianya sistem pemberian informasi kepada publik.24

.

Dari adanya uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

transparansi dapat meminimalisir penyimpangan-penyimpangan

21

Modul Khusus Komunitas: Transparansi Akuntabilitas, h. 8 (www.p2kp.org),

diakses tanggal 07 Juni 2015, Pukul 13.25 WIB. 22

Ibid,. 23

Warren Bennis, dkk, Bagaimana Pemimpin Menciptakan Budaya

Keterbukaan, Terj. Irene Yovita, (Jakarta: Libri, 2009) h.103. 24

Simsom Werinom, dkk, Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi

Kebijakan Publik terhadap Hubungan antara Pengetahuan Dewan tentang Anggaran

dengan Pengawasan Keuangan, (Makasar: Simposium Nasional Akuntansi X, 2007), h.

8.

Page 29: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

penggunaan dana, mencegah ketidakpercayaan publik, dan tercapainya

tujuan.

4. Manfaat Transparansi

Menurut Sri Minarti, “Manfaat dari adanya transparansi dapat

menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat,

orang tua siswa, dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan

menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan

memadai.”25

Sedangkan Nico berpendapat bahwa, beberapa manfaat penting adanya

transparansi anggaran adalah sebagai berikut:

a. Mencegah korupsi.

b. Lebih mudah mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan

kebijakan.

c. Meningkatkan akuntabilitas sehingga masyarakat akan lebih

mampu „mengukur‟ kinerja lembaga.

d. Meningkatnya kepercayaan terhadap komitmen lembaga untuk

memutuskan kebijakan tertentu.

e. Menguatnya kohesi sosial, karena kepercayaan masyarakat

terhadap lembaga.

f. Menciptakan iklim investasi yang baik dan meningkatkan

kepastian usaha.26

Dari pendapat para ahli mengenai manfaat transparansi, maka dapat

disimpulkan bahwa manfaat dari adanya transparansi merupakan suatu

penerapan kebijakan yang dapat diawasi dan mencegah terjadinya tindak

kecurangan.

5. Indikator Tercapainya Transparansi

Menurut IDASA yang dikutip oleh Nico bahwa keberhasilan

transparansi suatu lembaga ditunjukkan oleh indikator sebagai berikut:

a. Ada tidaknya kerangka kerja hukum bagi transparansi.

1) Adanya peraturan perundangan yang mengatur

persoalan transparansi.

2) Adanya kerangka kerja hukum yang memberi definisi

yang jelas tentang peran dan tanggung jawab bagi

semua aspek kunci dari manajemen fiskal.

25

Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan

Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 224. 26

Nico Adrianto, Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik

Melalui e-Government, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h. 21.

Page 30: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

3) Adanya basis legal untuk pajak.

4) Adanya basis legal untuk pertanggungjawaban belanja

dan kekuasaan memungut pajak dari pemerintah daerah.

5) Adanya pembagian peran dan tanggung jawab yang

jelas dari masing-masing tingkatan pemerintah.

b. Adanya akses masyarakat terhadap transparansi anggaran.

1) Adanya keterbukaan dalam kerangka kerja anggaran

(proses anggaran).

2) Diumumkannya setiap kebijakan anggaran.

3) Dipublikasikannya setiap hasil laporan anggaran (yang

telah diaudit oleh lembaga yang berwenang).

4) Adanya dokumentasi anggaran yang baik yang

menggandung beberapa indikasi fiskal.

5) Terbukanya informasi tentang pembelanjaan aktual.

c. Adanya audit yang independen dan efektif.

1) Adanya lembaga audit yang independen dan efektif.

2) Adanya kantor statistik yang akurasi datanya

berkualitas.

3) Adanya sistem peringatan dini (early warning system)

dalam kasus buruknya eksekusi atau keputusan

anggaran.

d. Adanya keterlibatan masyarakat dalam pembuatan

keputusan anggaran.

1) Adanya keterbukaan informasi selama proses

penyusunan anggaran.

2) Adanya kesempatan bagi masyarakat sipil untuk

berpartisipasi dalam proses penganggaran.27

Sedangkan menurut Sutedi, indikator tercapainya transparansi secara

ringkas dapat diukur melalui:

a. Mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan dan

standarisasi dari semua proses pelayanan publik.

b. Mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan publik

tentang berbagai kebijakan dan pelayanan publik, maupun

proses-proses di dalam sektor publik.

c. Mekanisme yang memfasilitasi pelaporan maupun penyebaran

informasi maupun penyimpangan tindakan aparat publik di

dalam melayani kegiatan.28

Sedangkan indikator transparansi dalam model pengukuran

pelaksanaan Good Governance, yaitu:

a) ketersediaan payung hukum bagi akses informasi publik, b)

ketersediaan mekanisme bagi publik untuk mengakses informasi,

27

Ibid,. h. 21-22. 28

Adrian Sutedi, Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam

Kerangka Otonomi Daerah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 400.

Page 31: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

c) ketersediaan sarana dan prasarana untuk mengakses infromasi

publik, d) ketersediaan informasi untuk dipublikasikan kepada

publik, dan e) kecepatan dan kemudahan mendapatkan informasi

publik.29

Menurut Direktorat Pembinaan SMP, keberhasilan transpransi

ditunjukkan oleh beberapa indikator, yaitu:

a) meningkatnya kepercayaan publik kepada sekolah, b)

meningkatnya partisipasi publik terhadap penyelenggaraan

sekolah, c) bertambahnya wawasan dan pengetahuan publik

terhadap penyelenggaraan sekolah, dan d) berkurangnya

pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku

di sekolah.30

Dari pendapat para ahli mengenai indikator pencapain transparansi di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa indikator pencapaian transparansi

lembaga pendidikan (sekolah) dapat melakukan keterbukaan atas berbagai

aspek pelayanan, melibatkan semua stakeholders dalam proses anggaran

maupun kegiatan yang dilaksanakan sekolah, memiliki sarana untuk

menyumbangkan aspirasi stakeholders, dan memiliki aturan dalam

melaksanakan kegiatan.

B. Akuntabilitas

1. Pengertian Akuntabilitas

Dengan adanya transparansi dalam pengelolaan keuangan sekolah,

maka pihak sekolah perlu mempertanggungjawabkan pemakaian sumber

dana yang telah dikelolanya. Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk

memberikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan

kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu

organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berwenang untuk

meminta keterangan atau pertanggungjawaban.31

29

Edah Jubaedah, Nugraha Lili, dan Hariz Faozan, Model Pengukuran

Pelaksanaan Good Governance di Pemerintah Daerah Kabupaten/kota, (Bandung:

PKP2AI LAN, 2008), h. 66. 30

Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Pada Era Otonomi Daerah (Jakarta:

Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar, Kementerian

Pendidikan Nasional, 2011), h. 45. 31

Edi Sukarsno, Sistem Pengendlian Manajemen: Suatu Pendekatan Praktis,

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), h. 131.

Page 32: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Menurut Sony Yuwono dkk, “Akuntabilitas adalah

pertanggungjawaban publik yang memiliki makna bahwasannya proses

penganggaran mulai dari perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan harus

benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD

dan masyarakat.”32

Lebih lanjut Finner dalam Nico menjelaskan

“Akuntabilitas sebagai konsep yang berkenaan dengan standar eksternal

yang menentukan kebenaran suatu tindakan birokrasi.”33

Sedangkan menurut Mckinsey dan Howard dalam Akdon menyatakan

bahwa “Akuntabilitas merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang

memiliki dan menggunakan kewenangan tertentu yang dapat dikendalikan,

dan pada kenyataannya memang terbatasi oleh ruang lingkup penggunaan

kekuasaan oleh instrumen pengendalian eksternal, termasuk sistem nilai

internal yang berlaku dalam institusi yang bersangkutan.”34

Lebih lanjut Sri Minarti menjelaskan bahwa, “Akuntabilitas adalah

kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas

performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang

menjadi tanggung jawabnya.”35

Miriam Budiarjo dalam Sutedi menjelaskan bahwa, ”Akuntabilitas

sebagai pertanggungjawaban pihak yang diberi mandat untuk memerintah

kepada mereka yang memberi mandat itu.”36

Mahmudi mengatakan,

“Akuntabilitas finansial, yaitu setiap rupiah yang dibelanjakan harus dapat

dipertanggungjawabkan dan dilaporkan dalam laporan keuangan

pemerintah daerah.”37

E. Mulyasa mengemukakan akuntabilitas adalah,

“pertanggungjawaban pengelolaan keuangan sekolah dalam

32

Sony Yuwono, dkk., Penganggaran Sektor Publik: Pedoman Praktis

Penyususnan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban APBD (Berbasis Kinerja),

(Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h. 59. 33

Nico Adrianto, Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik

Melalui e-Government, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h. 23. 34

Akdon, Strategic Management For Educational Management, (Bandung:

Alfabeta, 2006) h. 208. 35

Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan

Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 225. 36

Adrian Sutedi, Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam

Kerangka Otonomi Daerah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 397. 37

Mahmudi, Manajemen Keuangan Daerah, (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 81

Page 33: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

implementasi manajemen berbasis sekolah dituntut untuk

memberikan pertanggungjawaban pada setiap akhir anggaran

sekolah dengan dikeluarkannya dana selama tahun anggaran.

Pertanggungjawaban tersebut dilaksanakan dalam rapat dewan

sekolah, yang diikuti oleh komponen sekolah, masyarakat, dan

pemerintah daerah.”38

Dari beberapa pemaparan ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang

sekolah yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan rencana yang

telah dibuat dan dilaporkan kepada pemerintah, orang tua, dan masyarakat.

2. Asas-asas Akuntabilitas

Sedarmayanti mengatakan bahwa pelaksanaan akuntabilitas perlu

memperhatikan asas-asas sebagai berikut:

a. Komitmen pimpinan dan seluruh staf instansi untuk

melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.

b. Beberapa sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber

daya secara konsisten dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

c. Menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang

ditetapkan.

d. Berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan

manfaat yang diperoleh.

e. Jujur, obyektif, transparan, dan inovatif sebagai katalisator

perubahan manajemen instansi pemerintah.39

Dalam buku kajian kebijakan good local governance, dijelaskan

bahwa asas akuntabilitas merupakan asas yang menentukan bahwa setiap

kegiatan yang dilakukan dan hasil akhirnya harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang

kedaulatan tertinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.40

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa asas-asas

akuntabilitas merupakan asas pertanggungjawaban yang harus dibuat oleh

38

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2003), h. 177-178. 39

Sedarmayanti, Good Governance “Kepemerintahan yang Baik”, (Bandung:

Mandar Maju, 2012) h. 70-71. 40

Kajian Kebijakan Good Local Governance Dalam Optimalisasi Pelayanan

Publik: Suatu Evaluasi Implementasi Pelayanan Terpadu di Kabupaten/Kota di Indonesia,

(Bandung: PKP2AI-LAN, 2007) h. 17.

Page 34: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

pemegang keputusan sehingga hasil yang diharapkan akan tercapai dan

dapat dilaporkan kepada stakeholders.

3. Tujuan Akuntabilitas

Dalam buku MBS di SMP pada era otonomi daerah, dikemukakan

bahwa tujuan utama akuntabilitas adalah mendorong terciptanya

tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja sekolah.41

Menurut Herbert,

Killough, dan Stretss dalam Waluyo, manajemen suatu organisasi harus

“accountable” untuk:

a. Menentukan tujuan yang tepat.

b. Mengembangkan standar yang diperlukan untuk

pencapaian tujuan yang ditetapkan.

c. Secara efektif mempromosikan penerapan pemakaian

standar.

d. Mengembangkan standar organisasi dan operasi secara

ekonomis dan efisien.42

Dari adanya uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

akuntabilitas menciptakan kepercayaan stakeholders dalam pengelolaan

keuangan, menetapkan tujuan dan sasaran yang tepat, dan menggunakan

standar dalam proses dan tujuan kegiatan.

4. Manfaat Akuntabilitas

Upaya perwujudan sistem akuntabilitas pada organisasi dimaksudkan

untuk:

a. Memulihkan dan memelihara kepercayaan masyarakat

terhadap organisasi.

b. Mendorong terciptanya transparansi dan responsiveness

organisasi.

c. Mendorong partisipasi masyarakat.

d. Menjadikan organisasi lebih dapat beroperasi secara efisien,

efektif, ekonomis dan responsive terhadap aspirasi

masyarakat dan lingkungannya.

e. Mendorong pengembangan sistem penilaian yang wajar

melalui pengembangan pengukuran kinerja.

f. Mendorong terciptanya iklim kerja yang sehat dan kondusif

serta peningkatan disiplin.

41

Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Pada Era Otonomi Daerah (Jakarta:

Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar, Kementerian

Pendidikan Nasional, 2011), h. 45. 42

Waluyo, Manajemen Publik, (Bandung: Mandar Maju, 2007), h. 197.

Page 35: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

g. Mendorong peningkatan kualitas pelayanan kepada

masyarakat.43

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat akuntabilitas

dapat menjamin kepercayaan publik, terciptanya keterbukaan informasi,

dan meningkatkan suasana kerja yang kondusif.

5. Macam-macam Akuntabilitas

Dari sudut pandang fungsional, J.D Stewart mengidentifikasikan

bahwa akuntabilitas publik terdiri dari lima jenis, yaitu:

a. Policy Accountability, yakni akuntabilitas atas pilihan-

pilihan kebijakan yang dibuat.

b. Program Accountability, yakni akuntabilitas atas

pencapaian tujuan/hasil dan efektivitas yang dicapai.

c. Performance accountability, yakni akuntabilitas atas

pencapaian-pencapaian kegiatan yang efisien.

d. Process Accountability, yakni akuntabilitas atas

penggunaan proses, prosedur, atau ukuran yang layak

dalam melaksanakan tindakan-tindakan yang ditetapkan.

e. Probity and Legality Accountability, yakni akuntabilitas

atas legalitas dan kejujuran penggunaan dan sesuai

anggaran yang disetujui atau ketaatan terhadap undang-

undang yang berlaku.44

Sedangkan dari sudut pandang akuntansi, American Accounting

menyatakan bahwa akuntabilitas dapat dibagi dalam empat kelompok,

yaitu akuntabilitas terhadap:

a. Sumber daya finansial.

b. Kepatuhan terhadap aturan hukum dan kebijaksanaan

administratif.

c. Efisiensi dan ekonomisnya suatu kegiatan.

d. Hasil program dan kegiatan pemerintah yang tercermin

dalam pencapaian tujuan, manfaat, dan efektivitas.45

Namun dalam bidang pendidikan, akuntabilitas pendidikan secara

umum dibagi dua, yaitu akuntabilitas manajemen pendidikan dan

akuntabilitas pengelolaan dana.

a. Akuntabilitas manajemen pendidikan termaktub dalam

dalam pasal 54, yaitu adanya kesempatan bagi masyarakat

43

Ibid,. h. 182. 44

Nico Adrianto, Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik

Melalui e-Government, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h. 23-24. 45

Arja Sadjiarto, “Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja Pemerintah”, Jurnal

Akuntansi dan Keuangan, Vol. 2 No. 2, Nopember 2003, h. 140.

Page 36: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

untuk berperan serta dalam pendidikan. Peran serta tersebut

mencakup penyelenggaraan dan pengendalian mutu

pelayanan pendidikan.

b. Akuntabilitas dana tertuang dalam Pasal 46-48. Pasal 46

disebutkan bahwa pendanaan pendidikan adalah tanggung

jawab bersama pemerintah, pemerintah daerah, dan

masyarakat. Sementara itu, dalam pasal 47 disebutkan

bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada

prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas

publik. Kedua pasal tersebut secara tegas memaksa

pengelola sekolah agar mampu menyusun laporan

akuntabilitas kinerja yang menyatakan bahwa dana

pendidikan telah dikelola secara efisien dan adil, serta

dilaporkan secara transparan.46

Dari pendapat para ahli mengenai macam-macam akuntabilitas, maka

dapat disimpulkan bahwa macam-macam akuntabilitas terdiri dari

akuntabilitas terhadap kebijakan, pertanggungjawaban keuangan, dan

pencapaian atas hasil program/kegiatan.

6. Indikator Tercapainya Akuntabilitas

Terdapat beberapa tahapan untuk menjaminnya akuntabilitas

terlaksana, yaitu:

a. Pada tahap proses pembuatan keputusan, beberapa indikator

untuk menjamin akuntabilitas adalah:

1) Pembuatan sebuah keputusan harus dibuat secara tertulis

dan tersedia bagi setiap warga yang membutuhkan.

2) Pembuatan keputusan sudah memenuhi standar etika dan

nilai-nilai yang berlaku, artinya sesuai dengan prinsip-

prinsip administrasi yang benar maupun nilai-nilai yang

berlaku di stakeholders.

3) Adanya kejelasan dari sasaran kebijakan yang diambil, dan

sudah sesuai dengan visi, misi organisasi, serta standar

yang berlaku.

4) Adanya mekanisme untuk menjamin bahwa standar telah

terpenuhi, dengan konsekuensi pertanggungjawaban jika

standar tersebut tidak terpenuhi.

46

Ratna Wulaningrum, “Partisipasi Pegawai dalam Penyusunan Anggaran

Sekolah – Studi Kasus Pada SMP Negeri 10 Samarinda”, Jurnal Eksis, Vol. 7, No.2,

Agustus 2011.

Page 37: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

5) Konsistensi maupun kelayakan dari target operasional yang

telah ditetapkan maupun prioritas dalam mencapai target

tersebut.47

b. Pada tahap sosialisasi kebijakan, beberapa indikator untuk

menjamin akuntabilitas adalah:

1) Penyebarluasan informasi mengenai suatu keputusan,

melalui media massa, media nirmassa, maupun media

komunikasi personal.

2) Akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan

dengan cara-cara mencapai sasaran suatu program.

3) Akses publik pada informasi atau suatu keputusan setelah

keputusan dibuat dan mekanisme pengaduan masyarakat.

4) Ketersediaan sistem informasi manajemen dan monitoring

hasil yang telah dicapai oleh pemerintah.48

Sedangkan indikator akuntabilitas dalam model pengukuran

pelaksanaan Good Governance yaitu, a) akuntabel pengelolaan anggaran

yang dikeluarkan, b) pertanggungjawaban kinerja, c) intensitas

penyimpangan, dan d) upaya tindak lanjut penyimpangan.49

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa indikator

akuntabilitas merupakan ukuran yang dapat digunakan sekolah untuk

menentukan tingkat kinerja dan membuat masyarakat sekolah puas dengan

hasil kerja yang dicapai oleh sekolah.

C. Pengelolaan Keuangan Sekolah

Salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas

dan efisiensi pengelolaan pendidikan adalah keuangan dan pembiayaan.

Karena tanpa adanya sumber dana organisasi tidak akan mampu

menjalankan tugas dalam mencapai tujuan dan sasarannya.

Menurut E. Mulyasa, otonomi sekolah yang diterapkan melalui

manajemen berbasis sekolah, menuntut kemampuan sekolah untuk

merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, serta

47

Adrian Sutedi, Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam

Kerangka Otonomi Daerah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 398-399. 48

Ibid. 49

Edah Jubaedah, Nugraha Lili, dan Hariz Faozan, Model Pengukuran

Pelaksanaan Good Governance di Pemerintah Daerah Kabupaten/kota, (Bandung:

PKP2AI LAN, 2008), h. 66.

Page 38: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan

kepada pemerintah dan masyarakat..50

1. Pengertian Pengelolaan Keuangan

Dalam dunia bisnis, masalah mengelola keuangan sangat penting,

seperti halnya masalah produksi dan pemasaran dalam mencapai tujuan

organisasi. Kegagalan dalam memperoleh dana dapat mempengaruhi

kegiatan operasional sehingga berdampak buruk bagi kelangsungan hidup

organisasi. Dari pengambaran tersebut, tampak bahwa pengelolaan

keuangan memberi pengaruh yang besar terhadap pencapaian tujuan

organisasi.

Menurut Sri Minarti, “Pengelolaan ataupun manajemen

keuangan dapat diartikan sebagai suatu proses melakukan

kegiatan mengatur keuangan dengan menggerakan tenaga orang

lain, dengan mempertimbangkan aspek efektivitas dan efisiensi

yang berkaitan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan

aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh dimulai dari

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai dengan

pengawasan.”51

Lebih lanjut H.M. Levin sebagaimana dikutip oleh Uhar Suharsaputra

menyatakan bahwa, “school finance refers to the process by which tax

revenues and other resources are derived for the formation and operation

of elementary and secondary schools as well as the process by which those

resources are allocated to school in different geographical areas and to

types and levels of education”.52

Dapat diartikan bahwa keuangan sekolah mengacu dari pendapatan

dan penerimaaan pajak mereka untuk pembentukan dan pengoperasian

sekolah dasar dan menengah serta proses sumber daya yang dialokasikan

sekolah menurut letak geografis, dan jenis serta tingkat yang berbeda.

Menurut Suad Husnan dalam Suryadi, “Manajemen Keuangan adalah

manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan; sedangkan fungsi keuangan

50

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2003), h. 171. 51

Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan

Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 213. 52

Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama,

2010), h. 270.

Page 39: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang

bertanggung jawab dalam bidang tertentu.53

James C. Van Horne dalam

Kasmir menyatakan bahwa, “Manajemen Keuangan adalah segala

aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan

pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.”54

Sutrisno berpendapat bahwa, “ Manajemen Keuangan adalah semua

aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan

dana dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan

mengalokasikan dana tersebut secara efisien.”55

Darsono mengatakan bahwa, “Manajemen Keuangan adalah kegiatan

memperoleh sumber dana dengan biaya yang semurah-murahnya dan

menggunakan dana seefektif dan seefisien mungkin untuk menciptakan

laba dan nilai tambah ekonomi.”56

Lebih lanjut Mulyono mendefinisikan

bahwa manajemen keuangan sekolah adalah seluruh proses kegiatan yang

direncanakan dan dilaksanakan/diusahakan secara sengaja dan sungguh-

sungguh, serta pembinaan secara kontinyu terhadap biaya operasional

sekolah sehingga kegiatan pendidikan lebih efektif dan efisien serta

membantu pencapaian tujuan pendidikan.57

Dari pendapat beberapa tokoh di atas mengenai pengertian manajemen

keuangan, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan sekolah

adalah proses mendayagunakan sumber dana yang didapatkan untuk

pencapaian tujuan sekolah.

2. Prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan Manajemen atau pengelolaan keuangan sekolah harus memperhatikan

beberapa prinsip, yaitu:

a. Transparansi berarti keterbukaan, yaitu dalam bidang manajemen

keterbukaan terhadap melakukan suatu program atau kegiatan. Dalam

53

Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah: Konsep dan Aplikasi, (Bandung:

PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009), h. 117. 54

Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. II, h.

5. 55

Sutrisno, Manajemen Keuangan: Toeri, Konsep, & Aplikasi, (Yogyakarta:

Ekonisia, 2013), h. 1. 56

Darsono, Manajemen Keuangan, (Jakarta: Nusantara Consulting, 2009)h. 1 57

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta:

Ar Ruzz Media, 2010), h. 181.

Page 40: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

lembaga pendidikan sangat diperlukan keterbukaan dalam manajemen

keuangan untuk mengetahui sumber pendapat, penggunaan dana, dan

pertanggungjawabannya.

b. Akuntabilitas merupakan kondisi seseorang yang dapat dinilai oleh

orang lain karena hasil kerjanya untuk menyelesaikan tugas dan

tanggung jawabnya. Ada tiga pilar utama dalam menciptakan

akuntabilitas, yaitu adanya transparansi para penyelenggara sekolah

dengan menerima masukan dan mengikutsertakan komponen sekolah

dalam mengelola kegiatan, standar kerja yang dapat diukur dalam

menjalankan tugas, fungsi, dan wewenangnya.

c. Efektifitas adalah penyacapaian tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Dalam manajemen keuangan dikatakan efektif jika

kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiaya

aktivitas sesuai tujuan lembaga dengan keluaran yang diharapkan.

d. Efisiensi berkaitan dengan kuantitas dari hasil kegiatan yang

dilaksanakan. Efisiensi merupakan perbandingan antara masukan dan

keluaran yang meliputi dana, daya, dan waktu. Perbandingan tersebut

dapat dilihat dari dua hal, yaitu segi penggunaan waktu, tenaga, dan

biaya, dan hasil.58

Di dalam UU No. 17 Tahun 2003, menjabarkan prinsip-prinsip

pengelolaan keuangan Negara ke dalam asas-asas umum yang telah

dikenal dalam pengelolaan kekayaan Negara, seperti:

Prinsip tahunan, prinsip universalitas, prinsip kesatuan dan

prinsip spesialitas; maupun prinsip-prinsip baru sebagai

pencerminan penerapan kaidah yang baik dalam pengelolaan

keuangan antara lain: akuntabilitas berorientasi pada hasil,

profesionalitas, proposionalitas, keterbukaan dalam pengelolaan

keuangan Negara, dan pemerikasaan oleh badan pemeriksa yang

bebas dan mandiri.59

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 48, tentang pengelolaan

dana pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan

58

Jamal Asmani Ma‟mur, Tips Aplikasi Manajemen Sekolah, (Jogyakarta: Diva

Press, 2012), h. 218-222. 59

Sonny Sumarsono, Manajemen Keuangan Pemerintah, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2010), h. 43-44.

Page 41: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

akuntabilitas publik.60

Sedangkan Wijaya menyatakan bahwa, prinsip-

prinsip pengelolaan dana pendidikan terdiri dari prinsip-prinsip umum dan

prinsip-prinsip khusus. Prinsip-prinsip umum pengelolaan meliputi

keadilan, efisien, transparansi, dan akuntabilitas.

a. Keadilan berarti besarnya dana pendidikan disesuaikan

dengan kemampuan masing-masing.

b. Efisiensi merupakan perbandingan antara input dan output

atau antara daya (tenaga, pikiran, waktu, biaya) dengan

hasil.

c. Transparansi berarti adanya keterbukaan dalam manajemen

keuangan sekolah.

d. Akuntabilitas berarti penggunaan dana dapat

dipertanggungjawabkan sesuai dengan rencana sekolah

yang ditetapkan.61

Lebih lanjut Wijaya menjelaskan prinsip-prinsip khusus pengelolaan

keuangan meliputi efektivitas, kecukupan, dan berkelanjutan.

a. Efektivitas diterapkan pada kepala sekolah untuk dapat

mengatur keuangan dan membiaya aktivitas sekolah dalam

rangka mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan.

b. Kecukupan berarti pendanaan pendidikan mencukupi biaya

penyelenggaraan pendidikan berdasarkan Standar

Nasional Pendidikan.

c. Berkelanjutan berarti pendanaan pendidikan dapat

digunakan secara berkelanjutan untuk memberikan

pelayanan pendidikan yang memenuhi Standar Nasional

Pendidikan.62

Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip-

prinsip pengelolaan keuangan meliputi prinsip keadilan, efisiensi,

efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas publik. Keadilan merupakan

dana yang ada disesuaikan dengan tujuan pencapaian kegiatan pendidikan,

efisiensi merupakan penetapan masukan dan keluaran sumber dana

ataupun sumber daya yang telah dikorbankan, efektivitas merupakan

penggunaan dana telah sesuai dengan tujuan dan sasaran kegiatan,

transparansi merupakan keterbukaan sumber dana yang telah diperoleh,

60

UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV.

Mini Jaya Abadi, 2003), h. 33. 61

David Wijaya, Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah terhadap Kualitas

pendidikan, Jurnal Pendidikan Penabur, No. 13, 2009, h. 86. 62

Ibid,. h. 87.

Page 42: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

dan akuntabilitas merupakan wujud pertanggungjawaban melalui laporan

keuangan yang dibuat oleh sekolah.

3. Tujuan Pengelolaan Keuangan

Tujuan pengelolaan keuangan sebenarnya tercermin dari kegiatan

sehari-hari yang dilakukan oleh manajemen keuangan. Dalam hal tersebut

kegiatan manajemen keuangan terbatas pada kegiatan terhadap

pengelolaan keuangan yang meliputi perencanaan sumber keuangan,

perencanaan alokasi keuangan, serta penentuan struktur aktiva, keuangan

dan modal perusahaan. Dengan demikian, maka tugas pokok manajemen

keuangan adalah merencanakan perolehan dan penggunaan dana tersebut

untuk memaksimalkan nilai perusahaan.63

Harmono berpendapat bahwa tujuan pengelolaan keuangan adalah

memaksimalkan kekayaan stakeholders, yang berarti meningkatkan nilai

organisasi yang merupakan ukuran nilai objektif oleh publik dan orientasi

pada kelangsungan hidup organisasi.64

Hermino menyatakan bahwa tujuan manajemen keuangan sekolah

yaitu:

a. Menjamin agar dana yang tersedia digunakan untuk kegiatan

harian sekolah dan kelebihan dana yang ada diinvestasikan

kembali.

b. Memelihara barang-barang (asset) sekolah.

c. Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan,

pencatatan, dan pengeluaran uang diketahui dan

dilaksanakan.65

Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

pengelolaan keuangan sekolah adalah memberikan nilai tambah

keuntungan sekolah dalam mendapatkan sumber keuangan, melakukan

kegiatan sekolah dengan dana yang tersedia, dan menjamin segala proses

pencatatan laporan keuangan.

63

Moeljadi, Manajemen Keuangan: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif,

(Malang: Bayumedia, 2006) h.10. 64

Harmono, Manajemen Keuangan, (Bandung: Bumi Aksara, 2009), h. 1. 65

Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan, (Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama, 2013) h. 183.

Page 43: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

4. Fungsi Pengelolaan Keuangan

Pada setiap organisasi tentunya mempunyai elemen di bidang

keuangan. Bagian tersebut merupakan titik puncak dalam pengambilan

keputusan dalam manajemen puncak. Sehingga bagian keuangan sangat

bertanggung jawab dalam formulasi kebijakan organisasi.

Di sekolah, orang yang bertugas dalam bidang keuangan di sebut

manajer/bagian keuangan. Bagian keuangan biasanya dibantu oleh seorang

bendaharawan dan bagian akuntansi. Dengan demikian fungsi bagian

keuangan dipisahkan menjadi dua jabatan, yaitu:

a. Bendaharawan (treasurer)

Bendaharawan bertanggung jawab atas perolehan (akuisisi)

dana dan pengamanannya disamping itu juga bertanggung

jawab dalam hal:

1) Pengadaan uang tunai;

2) Membuat laporan posisi kas dan modal kerja;

3) Menyusun anggaran kas;

4) Manajemen kredit, asuransi, dan urusan pensiun.66

b. Akuntansi (controller)

Bagian akuntansi mempunyai tugas mencatat dan membuat

laporan tentang informasi keuangan organisasi. Tanggung

jawabnya adalah:

1) Menyusun anggaran dan laporan keuangan;

2) Urusan penggajian;

3) Menghitung pajak;

4) Memeriksa internal Inside Corp.67

Sutrisno berpendapat bahwa, fungsi manajemen keuangan terdiri dari

tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu organisasi, yaitu

keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan deviden.

a. Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer

keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-

bentuk investasi yang akan mendapatkan keuntungan

di masa akan datang.

b. Keputusan pendanaan, pada keputusan ini manajer

keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan

menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang

ekonomis bagi organisasi guna membelanjai kebutuhan-

kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya.

66

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta:

AR Ruzz Media, 2010), h. 182. 67

Ibid,. h. 182.

Page 44: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

c. Keputusan deviden merupakan keputusan manajemen

keuangan untuk menentukan keuntungan.68

Bafadal dalam Hermino menyatakan bahwa fungsi manajemen

keuangan meliputi a) perencanaan anggaran tahunan, b) pengadaan

anggaran, c) pendistribusian anggaran, d) pelaksanaan anggaran, e)

pembukuan keuangan, dan f) pengawasan dan pertanggungjawaban

keuangan.69

Dari pendapat para ahli mengenai fungsi manajemen keuangan, maka

dapat disimpulkan bahwa fungsi pengelolaan keuangan sekolah meliputi

tahap perencanaan anggaran, pengalokasian anggaran, dan

pertanggungjawaban anggaran.

5. Strategi Pengelolaan Keuangan

Ketersediaan dana merupakan salah satu syarat untuk dapat

melaksanakan kegiatan pendidikan. Bersama dengan unsur administrasi

lainnya seperti manusia, fasilitas, teknologi pendidikan, dan dana dapat

berfungsi untuk menghasilkan output yang akan menunjang keberhasilan

pendidikan. Di Indonesia pemenuhan kebutuhan dana pendidikan

dipandang sebagai hal yang diperhatikan secara serius oleh pemerintah

pusat dan daerah.70

Blocher dalam Idochi Anwar menyatakan, bahwa

strategi anggaran merupakan titik awal dalam penyiapan dan pembuatan

rencana anggaran suatu institusi.71

Pengelolaan dana pendidikan yang bersumber dari masyarakat, baik

langsung atau tidak langsung perlu dilakukan dengan baik dengan

langkah-langkah sistematis sesuai dengan prinsip manajemen. Hal ini akan

terjadi jika pengelolaan berjalan baik serta akuntabel akan menimbulkan

berbagai manfaat yang dikemukakan oleh Mintarsih dalam Suharsaputra:

a. Memungkinkan penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara

efektif dan efisien;

68

Sutrisno, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Ekonisia, 2013), h. 5. 69

Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan, (Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), h. 186. 70

Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama,

2010), h. 272. 71

Mochammad Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya

Pendidikan, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2013), h. 214.

Page 45: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

b. Tercapainya kelangsungan hidup lembaga pendidikan sebagai

salah satu tujuan didirikannya lembaga tersebut (lembaga

pendidikan swasta);

c. Mencegah adanya kekeliruan, kebocoran, ataupun

penyimpangan dana dari rencana semula;

d. Penyimpangan dapat dikendalikan apabila pengelolaan berjalan

baik sesuai yang diharapkan; apabila kebocoran ini terjadi,

maka akan berakibat buruk, baik pada pengelola keuangan

atasan langsung dan bendaharawan maupun kepada lembaga

pendidikan itu sendiri.72

Berdasarkan hal tersebut, pengelolaan keuangan pendidikan harus

difokuskan dalam proses merencanakan alokasi secara teliti dan penuh

perhitungan, mengawasi pelaksanaan dana, disertai bukti secara

administratif dan fisik sesuai dengan dana yang dikeluarkan.

Dalam mengelola keuangan di sekolah tentunya ada tahapan yang

harus dilakukan. Adapun tahap-tahap dalam pengelolaan keuangan sebagai

berikut:

a. Perencanaan Anggaran

Dalam pengelolaan keuangan, perencanaan merupakan kegiatan

merencanakan sumber dana dalam mencapai kegiatan dan tujuan

pendidikan di sekolah. Gordon dalam E. Mulyasa mengemukakan bahwa

perencanan penyusunan anggaran pendidikan dalam dua pendekatan yang

umum digunakan, yaitu pendekatan tradisional dan Planning

Programming Budgeting System (PPBS).73

Lebih lanjut E. Mulyasa

menjelaskan:

Bahwa dalam tahap pendekatan tradisional, guru dengan pasti

mengetahui kebutuhan yang terjadi seperti persediaan sumber

belajar, serta guru dapat menentukan permintaan anggaran

berdasarkan manfaat atas kebutuhan yang diperlukan, dan dapat

memperkirakan kategori biaya kebutuhan, misalnya persediaan

instruksi, buku, dan lain-lain. Pada tahap PPBS sebaiknya pihak

sekolah dapat menilai kebutuhan pendidikan, menentukan kriteria,

tujuan, dan metode yang akan dipakai dalam proses evaluasi tujuan

pendidikan, menentukan program sesuai dengan perkiraan biaya

72

Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama,

2010), h. 273. 73

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2003), h. 173.

Page 46: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

yang akan dikeluarkan dan mempersiapkan sumber daya yang akan

dibutuhkan dalam pelaksanaan program.74

Menurut Sri Minarti, perencanaan anggaran sekolah harus disesuaikan

dengan rencana pengembangan sekolah secara keseluruhan, baik

pengembangan jangka pendek maupun jangka panjang.75

Edy

menjelaskan, Anggaran merupakan rencana yang terorganisasi dan

menyeluruh, dinyatakan dalam unit moneter untuk operasi dan sumber

daya suatu lembaga selama periode tertentu di masa yang akan datang.76

Dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan faktor penting dalam

menetapkan tujuan yang telah direncanakan sehingga pihak manajemen

dapat merealisasikan harapan-harapannya.

Dalam proses penganggaran harus dilakukan secara jujur dan terbuka

serta dilaporkan dalam struktur yang dapat dipahami serta terorganisir

secara rapi, jelas, rinci, dan menyeluruh. Pada tahap penyusunan anggaran

sebaiknya lembaga/organisasi mengembangkan dahulu perencanaan

strategis. Dengan adanya perencanaan strategis, maka anggaran menjadi

bermakna sebagai alokasi sumber daya (keuangan) untuk mendanai

berbagai program dan kegiatan (strategis). Indra Bastian Menjelaskan :

Bahwa suatu rencana anggaran lembaga harus dipublikasikan

kepada masyarakat secara terbuka untuk dikritisi dan

dipublikasikan. Anggaran yang direncanakan merupakan suatu

instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik serta

pelaksanaan program-program yang dibiayai oleh dana publik.

Dalam bentuk sederhana, anggaran merupakan suatu dokumen

yang menggambarkan kondisi keuangan yang meliputi informasi

mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas.77

Perencanaan anggaran pada dasarnya merupakan perkiraan mengenai

apa yang akan dilakukan oleh suatu lembaga pada masa yang akan datang,

dan setiap anggaran yang ditentukan memberikan informasi mengenai apa

yang hendak dilakukan dalam beberapa periode mendatang. Dengan

74

Ibid,. 75

Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan

Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 229. 76

Edy Sukarno, Sistem Pengendalian Manajemen: Suatu Pendekatan Praktis,

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), h. 169. 77

Indra Bastian, Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik, (Jakarta: Erlangga,

2007), h. 6.

Page 47: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

adanya anggaran, lembaga akan mempertanggungjawabkannya melalui

pelaksanaan program-program.

Dapat disimpulkan bahwa adanya perencanaan anggaran sekolah dapat

menentukan tujuan yang hendak dicapai sekolah dengan efektif dan

efisien.

b. Pelaksanaan Anggaran

Setelah perencanaan anggaran telah dibuat, selanjutnya adalah realisasi

anggaran tersebut dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan keuangan

merupakan penatausahaan keuangan yang mencakup pengurusan

operasional dan administrasi, tata cara pembukuan dan pelaporan

(pertanggungjawaban) keuangan. Pengelolaan keuangan sekolah memiliki

tujuan untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan penggunaan dana

sekolah, mengetahui penyebab utama biaya yang terjadi di sekolah,

memberikan informasi yang akurat, serta memberikan jaminan

akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana serta pelaporannya.78

Adapun akuntansi atau pembukuan yang ada di sekolah bertujuan

untuk memahami dan menjelaskan fungsi-fungsi dari adanya sistem

pembukuan. Berikut beberapa contoh pembukuan yang biasanya terdapat

di sekolah-sekolah:

1) Buku Pos (Vate Book)

Buku pos memuat informasi dana yang masih tersisa untuk tiap

anggaran pos. Buku pos mencatat peristiwa-peristiwa pembelanjaan

uang harian.

Tabel 2.1

Buku Pos

Pos:

Pemeliharaan

Anggaran:

Laboraturium IPA

8.250.000

Tanggal Pembeliaan Jumlah Sisa (Rp)

26-02-2009 Mikroskop 3.000.000,00 5.250.000,00

05-03-2009 Alat Pengukur Suhu 100.000,00 5.190.000,00

10-04-2009 Gelas Ukur 550.000,00 2.500.000,00

Dst.

78

Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2007), h.136.

Page 48: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

2) Faktur

Faktur berupa lembaran kertas yang dapat diarsipkan. Faktur berisi

rinciang tentang (1) maksud pembelian, (2) tanggal pembelian, (3)

jenis-jenis pembelian, (4) rincian barang yang dibeli, (5) jumlah

pembayaran, (6) tanda tangan pemberi kuasa.

Tabel 2.2

Faktur Pembayaran

Sumber: Data diolah dari SD Islam Binakheir

3) Buku Kas

Buku kas mencatat rincian tentang penerimaan dan pengeluaran uang

tersisa dan saldo secara harian. Contoh buku kas dapat di lihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 2.3

Buku Kas

Nama Sekolah :

Kecamatan :

Kota :

Kegiatan : Bulan: Maret

Sumber: Data diolah dari SD Islam Binakheir

No.

Urut

Tanggal Uraian Penerimaan

Rp.

Pengeluaran

Rp.

Saldo

01-Mar-14 Saldo Feb 2014 Rp. 10.254.988

791 05-Mar-14 Biaya FC LKS Rp. 48.750 Rp. 10.206.238

792 05-Mar-14 Iuaran O2SN Rp. 892.000 Rp. 9.314.238

Mengetahui, Sukmajaya,

Kepala Sekolah Bendahara

Nama Sekolah: No:

Alamat Sekolah: Tanggal:

Dibayarkan Kepada :

Bagian :

Jumlah : Rp.

Terbilang :

Keperluan :

Direktur Kasir Yang Menerima

_________ _______ _______________

Page 49: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

4) Lembar Cek

Lembar cek merupakan alat bukti bahwa pembayaran yang

dikeluarkan adalah sah. Lembar cek dikeluarkan bila menyangkut

tagihan atas pelaksanaan suatu transaksi.

Tabel 2.4

Lembar Cek

Sumber: Data diolah dari SD Islam Binakheir

5) Jurnal

Jurnal merupakan pencatatan seluruh transaksi keuangan yang

dilakukan setiap hari.

6) Buku Besar

Data keuangan yang terdiri dari informasi dan jurnal dipindahkan ke

buku besar atau buku kas induk pada akhir bulan. Buku besar mencatat

kapan terjadinya transaksi pembelian, keluar masuknya uang, dan

neraca saldonya.

7) Buku Kas Pembayaran Uang Sekolah

Buku kas pembayaran berisi pembayaran tentang pembayaran uang

sekolah siswa menurut tanggal pembayaran, jumlah, dan sisa

tunggakan atau kelebihan pembayaran sebelumnya.

8) Buku Kas Piutang

Buku ini berisi daftar/catatan orang yang berhutang kepada sekolah

menurut jumlah uang yang terutang, tanggal pelunasan, dan sisa uang

yang belum dilunasi.

9) Neraca Percobaan

Tujuan diadakanya neraca percobaan adalah untuk mengetahui secara

tepat keadaan neraca pertanggungjawaban keuangan secara tepat.79

79

Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media,

2010), h. 178-181.

Nama Sekolah : No. BKM:

Alamat : Tanggal :

Telepon :

TANDA TERIMA

Telah diterima dari :

Jumlah :

Terbilang :

Keperluan :

Diserahkan Oleh: Penerima:

…………………… ………….

Page 50: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Dapat disimpulkan bahwa mengelola pelaksanaan anggaran artinya

mempersiapkan pembukuan, melakukan pembelanjaan dan membuat

transaksi, perhitungan, mengawasi pelaksanaan sesuai dengan prosedur

kerja, serta dapat membuat laporan dan pertanggungjawaban keuangan.

c. Evaluasi Anggaran

Setelah melaksanakan rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan dan

pelaksanaan, selanjutnya sekolah harus dapat mengevaluasi dan

mempertanggungjawabkan terhadap apa yang telah dicapai dengan hasil

yang telah dilakukan sesuai tujuan yang telah ditetapkan kepada pihak-

pihak yang berkepentingan (pemerintah, masyarakat, dan wali murid).

Pertanggungjawaban merupakan suatu pembuktian dan penentuan

bahwa apa yang dimaksud sesuai dengan yang telah dilaksanakan.

Evaluasi manajemen keuangan bertujuan untuk terselenggaranya

pembiayaan sekolah secara efektif.80

Oleh karena itu, manajemen sekolah

akan berjalan baik dengan ditunjang oleh kesiapan seluruh komponen-

komponen yang ada di sekolah.

Menurut Sri Minarti, adapun faktor-faktor yang harus dimasukkan

dalam fungsi evaluasi manajemen keuangan adalah sebagai berikut:

1) Mengusahakan suatu struktur yang terorganisasi dengan baik

dan sederhana untuk menghilangkan salah pengertian antara

komponen dalam manajemen sekolah.

2) Mengusahakan supervisi yang kuat untuk menghilangkan gap

yang terjadi dalam keseluruhan pogram sekolah yang

menyangkut penganggaran.

3) Mengusahakan informasi yang akurat dalam rangka pembuatan

keputusan dan penilaian terhadap pelaksanaan kerja yang ada

korelasinya dengan keuangan sekolah.81

Dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses penilaian dalam

pencapaian tujuan, artinya menilai pelaksanaan proses pengelolaan

keuangan yang terjadi di sekolah, menilai pencapaian sasaran program,

dan membuat rekomendasi untuk perbaikan anggaran yang akan datang.

80

Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan

Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 245. 81

Ibid, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 245-246.

Page 51: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

D. Stakeholder

1. Pengertian Stakeholder

Istilah stakeholder berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua

suku kata, yaitu stake (kepentingan) dan holder (pemegang/pemangku).

Stakeholder merupakan setiap kelompok atau individu yang

mempengaruhi atau terpengaruhi oleh kegiatannya. Setiap kelompok atau

individu yang dapat membantu memberikan nilai awal pada sebuah

organisasi.82

Nanang Fattah mendefinisikan, “stakeholders adalah pihak-

pihak (perseorangan atau lembaga) yang mempunyai kaitan kepentingan

dengan sekolah, seperti orang tua siswa, pemerintah, perusahaan,

masyarakat lainnya.”83

Welsh dan McGinn mendefinisikan, “stakeholder adalah orang-orang

atau golongan yang memiliki kepentingan bersama dalam suatu tindakan

tertentu, dan konsekuensinya, serta yang dipengaruhi olehnya.”84

Selanjutnya Freeman mendefiniskan, “stakeholder atau berkepentingan

adalah tiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau

dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi.”85

Dari pendapat tokoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

stakeholders adalah individu/lembaga yang berkepentingan dalam setiap

kegiatan dan pengambilan keputusan, sedangkan di dalam dunia

pendidikan stakeholders atau pemangku kepentinganya adalah merupakan

pihak-pihak yang terkait dalam pendidikan, seperti kepala sekolah, guru,

karyawan, komite, orang tua, masyarakat, dan pemerintah yang memiliki

keterlibatan langsung dalam memberikan dukungan dan pengawasan

terhadap program-program yang dijalankan sekolah untuk menunjang

kebutuhan peserta didik dan kegiatan operasional sekolah.

82

Budiyono, dkk, “Posisi Stakeholders Strategi Advokasi KIBBLA

Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah,” Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 13,

no. 3 (September 2010), h. 129. 83

Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), h. 164. 84

N. McGinn dan T. Welsh, Desentralisasi Pendidikan, Terj. Achmad Syahid

(Ciputat: Logos, 2003), h. 86. 85

R. Edward Freeman, Buku Manajemen Strategik: Pendekatan terhadap Pihak-

pihak Berkepentingan Terj. Dari Strategic Management: A Stakeholder Approach oleh

Rochmulyati Hamzah, (Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo, 1995), Cet. III, h. 60.

Page 52: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

2. Tujuan Stakeholder

Format kelembagaan dewan sekolah/komite sekolah yang merupakan

bagian dari stakeholders dapat diarahkan kepada hal-hal seperti berikut:

a. Merumuskan dan menetapkan berbagai kebijakan pengelolaan

sekolah, pengembangan program, monitoring pelaksanaan, dan

pertanggungjawaban mutu pendidikan sekolah secara demokratis

dan transparan.

b. Membantu memecahkan masalah-masalah pendidikan yang

dihadapi sekolah, dan membantu pemerintah memonitoring

pengelolaan pendidikan di sekolah.

c. Memfasilitasi upaya peningkatan kinerja dan profesionalisme

kepala sekolah, guru, dan staf lain yang terlibat dalam proses

pendidikan anak sekolah sesuai dengan visi, misi, dan tujuan yang

hendak dicapai.

d. Menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan sekolah dalam

upaya meningkatkan proses belajar mengajar.

e. Mengembangkan dan menetapkan program kurikulum yang efektif

sesuai dengan kebutuhan anak dan masyarakat.

f. Memfasilitasi dan mengontrol penerapan sistem manajemen

sekolah yang transparan dan demokratis dalam pendayagunaan

berbagai sumber daya yang tersedia.86

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan stakeholders

sekolah adalah berpartisipasi atas kebijakan sekolah, memberikan masukan

atas masalah-masalah yang dihadapi sekolah, dan ikut mengawasi kegiatan

yang dilakukan oleh sekolah.

3. Peran dan Fungsi Stakeholder

Dalam lampiran II Kepmendiknas No. 044 tahun 2002 peran dan tugas

komite sekolah (bagian stakeholders) adalah:

a. Pemberian pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan

pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.

b. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial,

pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan dan keluaran

pendidikan di satuan pendidikan.

c. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka partisipasi dan

akuntabilitas penyelengaraan dan keluaran pendidikan di satuan

pendidikan.87

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peran dan fungsi

stakeholders adalah sebagai pendukung dalam meyelenggrakan kebijakan,

86

Engkoswara, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 298 87

Ibid,. h. 299.

Page 53: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

pemberi saran ataupun kritik, dan pemyumbang materi maupun

gagasan/ide dalam terlaksananya kegiatan/program di sekolah.

4. Kategori Stakeholder

Menurut Crosby dalam Sekar Utama, kategori stakeholder

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

a. Stakeholder utama, yaitu pihak yang menerima dampak positif

ataupun negatif dari suatu kegiatan.

b. Stakeholder pendukung, yaitu pihak yang berperan sebagai

perantara dalam proses penyampaian kegiatan.

c. Stakeholder kepentingan kunci, yaitu pihak yang memiliki

pengaruh yang kuat atau penting.88

Dapat disimpulkan bahwa stakeholder dalam bidang pendidikan

terdari dari 2 (dua) kategori yaitu, stakeholder internal terdiri dari guru-

guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik, dan stakeholder eksternal

terdiri dari orang tua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah.

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian sebelumnya yang telah membahas mengenai transparansi

dan akuntabilitas pengelolaan keuangan di lembaga sekolah telah penulis

telusuri dan amati. Penulis menemukan terdapat karya tulis dan hasil

penelitian yang relevan dengan judul yang diangkat oleh penulis, seperti:

Penelitian yang dilakukan Giyanto dengan judul “Akuntabilitas

Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Sekolah Dasar

Negeri Belah 1 Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan,” hasil

penelitiannya adalah perencanaan dana BOS telah dilaksanakan secara

transparan dilihat dari aspek orientasi tujuan, proses penyusunan dan

keterlibatan para guru, dan partisipasi komite sekolah. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan

pendekatan etnografi.89

88

Sekar Utama, Tubagus Furqon Sofhani, Proses Pembentukan Kampung Kreatif

(Studi kasus: Kampung Dago Pojok dan Cikujang, Kota Bandung), Jurnal Perencanaan

dan Wilayah dan kota Vol. 3, hal. 151. 89

Giyanto, “Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) di Sekolah Dasar Negeri Belah 1 Kecamatan Donorojo Kabupaten

Pacitan,”Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.

Page 54: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Penelitian yang dilakukan oleh Ristya Dwi Anggraini dengan judul

“Transparansi, Partisipasi, Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Dana

BOS dalam Program RKAS di SDN Pacarkeling VIII Surabaya,” hasil

penelitiannya adalah transparansi pengelolaan anggaran dana BOS dalam

program RKAS di SDN Pacarkeling VII sangat transparan. Hal tersebut

dilihat dari terbukanya informasi mengenai penerimaan dana BOS serta

informasi yang disediakan mengenai anggaran dana BOS dalam Program

RKAS. Dalam akuntabilitas dilihat dengan laporan pertanggungjawaban

penggunaan dana BOS berupa lampiran formulir BOS. Metode yang

digunakan dalam penelitian adalah tipe penelitian deskriptif.90

Penelitian yang dilakukan oleh Diah Parwita Desi dengan judul

“Evaluasi Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Banyumas,”

hasil penelitiannya adalah secara keseluruhan, evaluasi atas akuntabilitas

dan transparansi pengelolaan keuangan SMP Negeri di Kabupaten

Banyumas telah diselenggarakan secara akutabel dan transparan. Metode

yang digunakan dalam penelitian adalah studi kasus.91

Penelitian yang dilakukan oleh Denny Boy dan Hotniar Siringoringo,

“Analisis Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) terhadap Partisipasi

Orang Tua Murid,” hasil penelitiannya adalah Sikap akuntabel dan

transparan satuan pendidikan dalam Pengelolaan APBS jika dilakukan

baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap partisipasi orang tua murid dalam pembiayaan

pendidikan. Jika dibandingkan antara sikap akuntabilitas dan transparansi,

pengaruh akuntabilitas lebih kuat dibandingkan pengaruh transparansi

terhadap partisipasi orang tua murid. Semakin akurat dan tepat waktu

pelaporan penggunaan dana yang dikumpulkan dari orang tua murid, maka

90

Ristya Dwi Anggraini, “Transparansi, Partisipasi, Akuntabilitas Pengelolaan

Anggaran Dana BOS dalam Program RKAS di SDN Pacarkeling VIII Surabaya,” Jurnal

Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol. 1, No. 2, Mei-Agustus 2013. 91

Diah Parwita Desi, “Evaluasi Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan

Keuangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Banyumas,” Tesis

Universitas Indonesia, Jakarta, 2008.

Page 55: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

akan semakin tinggi partisipasi orang tua murid dalam pembiayaan

penyelenggaraan pendidikan. Metode penelitian yang digunakan

pendekatan kuantitatif.92

Dan Penelitian yang dilakukan oleh Rediana Setiyani dengan judul

“Pengaruh Prinsip Keadilan, Efisiensi, Transparansi, dan Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan terhadap Produktivitas SMK (Kajian Persepsi

Guru SMK Se-Kabupaten Kendal),” hasil penelitiannya adalah

transparansi pengelolaan keuangan tidak berpengaruh secara signifikan.

Hal ini dikarenakan akses informasi terkait pengelolaan keuangan sekolah

tidak mudah untuk didapatkan. Tingkat transparansi ini dapat dilihat

bahwa kepala sekolah telah mensosialisasikan dan mempublikasikan

program serta kebijakan sekolah kepada orang tua dan anggota komite.

Sedangkan pengaruh akuntabilitas pengelolaan keuangan terhadap

produktivitas SMK , yaitu memberikan kepercayaan kepada stakeholders

untuk berpartisipasi dalam pendidikan di SMK. Akuntabilitas pengelolaan

keuangan di SMK didukung oleh beberapa indikator, meliputi keterlibatan

semua pihak dalam penetapan APBS, kesesuaian antara pelaksanaan

dengan standar prosedur atau rencana pelaksanaan yang telah disepakati,

adanya output atau outcome yang terukur, laporan keuangan periodik, dan

pertanggungjawaban tahunan. Keterlibatan guru dalam penetapan APBS

berada pada katagori sering terlibat, yaitu guru dalam satu kompetensi

keahlian merencanakan kebutuhan kompetensi keahlian yang merupakan

aktualisasi dari program yang akan dilakukan. Metode penelitiannya, yaitu

uji pengaruh dengan pendekatan kuantitatif.93

Dari kelima penelitian terdahulu seperti pemaparan di atas, terdapat

kesamaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu transparansi

dan akuntabilitas pengelolaan keuangan. Akan tetapi dari kelima penelitian

tersebut tidak ada yang benar-benar sama dengan masalah yang akan

92

Denny Boy dan Hotniar Siringoringo, “Analisis Pengaruh Akuntabilitas dan

Transparansi Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) terhadap

Partisipasi Orang Tua Murid”, Jurnal Ekonomi Bisnis No. 12 Vol. 14, Agustus 2009. 93

Rediana Setiyani, “Pengaruh Prinsip Keadilan, Efisiensi, Transparansi, dan

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan terhadap Produktivitas SMK (Kajian Persepsi

Guru SMK Se-Kabupaten Kendal)”, Jurnal Ekonomi, September 2014, diakses melalui

www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id pada pukul 21.00 WIB, tanggal 04 Januari 2016.

Page 56: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

diteliti. Dari penelitian di atas yang dilakukan oleh Diah Parwita Desi,

Giyanto, dan Ristya Dwi Anggraini merupakan penelitian mengenai

transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan dana BOS di sekolah

negeri, sedangkan Denny Boy dan Hotniar Siringoringo merupakan

analisis pengaruh akuntabilitas dan transparansi pengelolaan APBS, serta

Rediana Setyani meneliti di tingkat SMK (Sekolah Menengah Kejuruan),

yaitu tentang pengaruh prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan terhadap produktivitas SMK.

Dari hasil yang peneliti dapatkan bahwa perbedaan yang terdapat dari

penelitian sebelumnya khusus mengenai penerapan prinsip transparansi

dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan di sekolah yang dilakukan

oleh Diah, Giyanto, Ristya, Denny, Hotniar, dan Rediana bahwa objek

penelitiannya terfokus pada anggaran dana APBD, APBS dan dana BOS

karena objek yang diteliti merupakan sekolah negeri. Sedangkan penelitian

yang akan dilakukan peneliti merupakan sekolah swasta yang

mendapatkan dana tidak hanya dari pemerintah (dana BOS) melainkan

dana yang sebagian besar berasal dari orang tua peserta didik dan

masyarakat sehingga proses penganggaran yang dilakukan sekolah swasta

tersebut berbeda dengan sekolah negeri.

F. Kerangka Berpikir

Sekolah yang maju biasanya ditentukan oleh berbagai macam aspek

mulai dari mutu masukan dan lulusan yang unggul, sarana dan prasaran

yang lengkap dan memadai, tenaga pendidik dan kependidikan yang

handal, dan tentunya manajemen/pengelolaan keuangan yang baik.

Masalah yang dirasakan oleh stakeholders di setiap sekolah mengenai

pengelolaan keuangan sekolah timbul akibat kurangnya keterbukaan dan

tanggung jawab pihak sekolah dalam mengelola sumber keuangan,

kurangnya keterlibatan stakeholders dalam perencanaan anggaran,

kurangnya pengetahuan stakeholders dalam pengelolaan anggaran, dan

belum adanya media sebagai alat informasi mengenai laporan keuangan.

Hal tersebut menunjukkan pihak sekolah belum menerapkan prinsip

manajemen keuangan, yaitu prinsip transparansi dan akuntabilitas.

Page 57: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Namun, untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya tujuan yang

berkaitan dengan pengelolaan keuangan sekolah agar dapat memberikan

keterbukaan dan tanggungjawab kepada para pemegang kepentingan atas

akses informasi mengenai sumber dan penggunaan anggaran sekolah

sehingga terciptanya penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas

dalam pengelolaan keuangan sekolah kepada stakeholders.

Dalam kenyataan yang terjadi dilapangan bahwasannya terdapat

masalah yang timbul akibat lemahnya penerapan prinsip transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan sekolah kepada stakeholders, maka

dari itu dengan adanya masalah tersebut dibutuhkan strategi-strategi yang

dapat menciptakan penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam

pengelolaan keuangan sekolah yaitu dengan adanya pendidikan dan

pelatihan kepada staff atau tenaga kependidikan di bidang keuangan, perlu

adanya audit keuangan di sekolah, perlu adanya supervisi yang dilakukan

secara langsung oleh ketua yayasan/kepala sekolah dan adanya studi

banding ke sekolah yang telah menerapkan prinsip pengelolaan keuangan

dengan baik.

Jika penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

keuangan dilaksanakan dengan baik, maka akan menciptakan kepercayaan

para pemangku kepentingan terhadap kinerja sekolah dalam bidang

keuangan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar kerangka berpikir sebagai

berikut:

Page 58: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Bagan 2.1

Kerangka Berpikir

INPUT PROSES OUTPUT

Kondisi Nyata m Masalah Strategi Hasil

1. Kurangnya

transparansi dan

akuntabilitas

dalam

penyusunan,

pelaksanaan, dan

evaluasi

anggaran.

2. Kurang

melibatkan

stakeholders

dalam

perencanaan

anggaran.

3. Kurangnya

pengetahuan

stakeholders

mengenai

pengelolaan

keuangan sekolah.

4. Belum adanya

media sebagai alat

informasi

mengenai laporan

keuangan.

Lemahnya

penerapan prinsip

transparansi dan

akuntabilitas dalam

pengelolaan

keuangan sekolah

kepada

stakeholders.

1. Perlunya

pendidikan

dan pelatihan

dalam bidang

keuangan

sekolah.

2. Perlu adanya

audit

keuangan

sekolah.

3. Perlunya

kegiatan studi

banding ke

lembaga/se-

kolah yang

bagus dalam

pengelolaan

keuangan.

4. Perlu adanya

peningkatan

wawasan staf

keuangan

dalam

menjalankan

tugasnya.

5. Perlunya

supervisi

ketua yayasan/

kepala

sekolah.

Terlaksananya

penerapan prinsip

transparansi dan

akuntabilitas

dalam pengelolaan

keuangan sekolah

kepada

stakeholders.

Feedback

Page 59: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Islam Binakheir yang berlokasi di

Jalan Raden Saleh, Setu Baru Studio Alam TVRI Sukmajaya-Depok

16412.

Waktu penelitian:

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

No Hari/tanggal Waktu Keterangan

1. Juni 2014 - Pembuatan Proposal

2. Rabu, 24 September 2014 11.00 WIB Seminar Proposal

3. Oktober 2014 – Desember 2015 - Bimbingan Skripsi

4. 17 September 2015 - Permohonan Izin

Penelitian

5. September – November 2015 - Pelaksanaan

Penelitian

6. November - Desember 2015 - Pengolahan Data

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan

metode analisis deskriptif, yaitu penelitian yang memaparkan apa yang

terjadi dalam sebuah kancah, lapangan atau wilayah tertentu.94

Penelitian

deskriptif ini digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai

“Penerapan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan

Keuangan kepada Stakeholders di SD Islam Binakheir.”

94

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 2010), h. 198

Page 60: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Adapun tujuan penelitian kualitatif deskriptif adalah untuk membuat

gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang

sedang/telah diteliti.95

C. Sumber Data

Penentuan sumber data dalam penelitian ini dilakukan dengan

pertimbangan bahwa orang tersebut dianggap paling mengetahui tentang

masalah yang akan diteliti atau secara purposive sampling.96

Kriteria yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menduduki jabatan sebagai pengelola sekolah.

2. Individu yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran.

3. Telah menduduki jabatan minimal 1 (satu) tahun.

Sumber data dalam penelitian ini merupakan unsur-unsur penting

yang terkait dengan masalah penelitian, yakni Ali Badrudin, M. Pd sebagai

Direktur SD Islam Binakheir, Ade Maria Ulfah, SE sebagai Kepala

Keuangan sekaligus Bendahara SD Islam Binakheir, Ferry Veronika, SE

sebagai Kepala SD Islam Binakheir, Melindra, S. Si sebagai Wakil Kepala

Sekolah bidang Kesiswaan, Abdullah Zahir, SH sebagai Wakil Kepala

Sekolah bidang Kurikulum dan Cindy Arifianti sebagai Ketua Komite SD

Islam Binakheir.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang cukup dan sesuai dengan pokok

permasalahan yang diteliti, maka penulis menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data dimana satu sama lain saling terkait dan melengkapi,

yaitu :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mendatangi langsung ke

objek penelitian, yaitu SD Islam Binakheir untuk mendapatkan data

dilapangan penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

95

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1997), h. 18. 96

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2009), h. 218.

Page 61: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

a. Wawancara

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara sebagai

teknik pengumpulan data dan melakukan wawancara kepada informan

yang dilakukan secara purposive, yakni pihak informan yang dipilih

merupakan pihak yang dianggap paling mengetahui dan memahami

tentang masalah dalam penelitian ini, yaitu Ali Badrudin, M. Pd sebagai

Direktur SD Islam Binakheir, Ade Maria Ulfah, SE sebagai Kepala

Keuangan sekaligus Bendahara SD Islam Binakheir, Ferry Veronika, SE

sebagai Kepala SD Islam Binakheir, Melindra, S. Si sebagai Wakil Kepala

Sekolah bidang Kesiswaan, Abdullah Zahir, SH sebagai Wakil Kepala

Sekolah bidang Kurikulum dan Cindy Arifianti sebagai Ketua Komite SD

Islam Binakheir untuk menjelaskan mengenai penerapan prinsip

transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan sekolah

kepada stakeholders. Peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa

pertanyaan-pertanyaan tertulis. Instrumen yang dibawa merupakan

pedoman wawancara, maka pengumpulan data juga dapat menggunakan

alat bantu seperti tape recorder, lembar kerja, dan buku catatan.

b. Studi Dokumen

Studi dokumen yang dilakukan peneliti bertujuan untuk

memperoleh data yang berkaitan dengan data penelitian yang diperlukan

dan penting untuk mengetahui penerapan prinsip transparansi dan

akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan sekolah kepada stakeholders

mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Studi

dokumentasi dapat diperoleh dari laporan pertanggungjawaban

sekolah, bukti RKAS (Rencana dan Kegiatan Anggaran Sekolah),

laporan pajak ke pemerintah, dan Standar Operasional Prosedur (SOP)

keuangan sekolah.

2. Data Kepustakaan (Library Research)

Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau teori mengenai

transparansi, akuntabilitas, pengelolaan keuangan, dan stakeholders dari

berbagai sumber, yaitu buku, jurnal, dan hasil penelitian (skripsi dan

tesis).

Page 62: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Dalam membuat kisi-kisi pedoman wawancara, peneliti menggunakan

teori dari buku Nico Adrianto yang berjudul “Good e-Government:

Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui e-Government” dan buku

Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Pada Era Otonomi Daerah

mengenai indikator tercapainya transparansi, sedangkan dalam membuat

indikator tercapainya akuntabilitas menggunakan teori dari buku Adrian

Sutedi yang berjudul “Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah

dalam Kerangka Otonomi Daerah”.

Adapun penjelasan kisi-kisi instrumen wawancara dan studi

dokumentasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Pedoman Wawancara

No.

Variabel

Aspek Masalah

Butir

Soal/Pertanyaan

1. Prinsip Transparansi

dalam Pengelolaan

Keuangan Sekolah.

1. Kerangka kerja

2. Akses masyarakat

3. Audit yang independen

dan efektif

4. Keterlibatan masyarakat

dalam pembuatan

keputusan anggaran

5. Bertambahnya wawasan

dan pengetahuan

stakeholders

6. Meningkatnya

kepercayaan stakeholders

7. Meningkatnya partisipasi

stakeholders

8. Berkurangnya

pelanggaran

1,2,3,4

5,6,7,8,9,10,11

13

14,15,16

17

18

19

20

2. Prinsip Akuntabilitas

dalam Pengelolaan

Keuangan Sekolah.

1. Dokumentasi dan

informasi

21,22

Page 63: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

2. Sesuai standar etika dan

nilai-nilai yang berlaku

3. Adanya sasaran kebijakan

4. Tolak ukur

5. Penyebaran informasi

6. Mekanisme pengaduan

masyarakat

7. Ketersediaan sistem

informasi manajemen dan

monitoring

23,24

25

26,27

28

29

30,31

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Studi Dokumen

No. Dimensi Sumber Dokumen

1. Organisasi Profil sekolah

Sejarah berdirinya sekolah

Visi, misi, tujuan, dan sasaran Sekolah

Struktur organisasi sekolah

Sarana dan prasarana

2. Ketenagaan Data tenaga kependidikan

Data tenaga pendidik

Data peserta didik

3. Keuangan Laporan Keuangan dan SPJ dana BOS

RKAS

Tugas dan Tanggung Jawab Staff Keuangan

Surat Keputusan Kebijakan Anggaran

Surat Setoran Pajak

Proposal dan laporan pertangunggjawaban kegiatan

Page 64: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif berbeda

dengan metode kuantitatif. Ada berbagai macam cara pengujian

keabsahan data dan salah satunya adalah triangulasi. Dalam penelitian

kualitatif, triangulasi menjadi sangat penting untuk membantu pengamatan

menjadi lebih jelas dan terang sehingga informasi yang didapatkan

menjadi lebih jernih. Triangulasi merupakan proses validasi yang harus

dilakukan dalam riset untuk menguji keabsahan data dengan sumber data

yang lainnya.

Untuk analisis data, peneliti akan melakukan analisis data yang

bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data, seperti

wawancara, dokumentasi, serta sumber data yang telah ada untuk dapat

disimpulkan. Serta teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian

ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Adapun penjelasan mengenai reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan, sebagai berikut:

1. Reduksi data adalah membuat kategori berdasarkan macam

atau jenis yang sama, membuang data yang tidak

diperlukan. Dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data.

2. Penyajian data adalah melakukan penyajian dengan

memisahkan pola yang berbeda sesuai dengan jenis dan

macamnya sehingga strukturnya mudah dipahami.

3. Penarikan kesimpulan adalah kesimpulan dalam penelitian

kualitatif yang merupakan jawaban rumusan masalah yang

dirumuskan sejak awal.97

97

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, R & D, (Bandung:

Alfabeta, 2009), h. 247-253.

Page 65: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah Dasar (SD) Islam Binakheir

1. Sejarah Singkat SD Islam Binakheir

Sekolah Dasar Islam Binakheir didirikan pada tahun 2006, berlokasi di Jl.

Raden Saleh, Setu Baru Studio Alam TVRI Sukmajaya-Depok 16412. Pada

tanggal 02 Januari 2006 memperoleh SK pendirian serta pada tanggal 01 Juni

2015 SD Islam Binakheir mendapatkan surat izin operasional dari Dinas

Pendidikan Kota Depok. SD Islam Binakheir merupakan sekolah yang berada

di naungan Yayasan Jamiat Kheir yang telah berdiri dari satu abad lalu,

berpusat di Tanah Abang, Jakarta Pusat.

SD Islam Binakheir memadukan unsur terbaik kurikulum nasional terbaru

serta kurikulum internasional dari lembaga pendidikan yang berpengalaman

dan berprestasi, yaitu SD Islam Lazuardi GIS yang dijadikan acuan. SD Islam

Binakheir menerapkan sistem tritunggal, yaitu bahasa Indonesia, Inggris, dan

Arab. Sekolah ini memadukan antara agama dan sains serta didukung oleh

guru-guru berpengalaman dan bereputasi di dunia pendidikan. Dalam

menyelenggarakan kegiatannya SD Islam Binakheir memanfaatkan semua

temuan mutakhir di bidang pendidikan, antara lain contextual learning,

quantum learning, acceralated learning, dan multiple intellegences.

SD Islam Binakheir telah mengalami perubahan kepemimpinan kepala

sekolah, dimana pada awalnya SD Islam Binakheir dipimpin oleh Ibu Fauziah

Shahab (2006), Bapak Ali Badrudin, M. Pd (2006-2014), dan sekarang

dipimpin oleh Ibu Ferry Veronika, S.E (2015). Sumber: WEB SD Islam

Binakheir, diakses pada tanggal 07 Oktober 2015.

Page 66: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

2. Struktur Organisasi

Bagan 4.1

Struktur Organisasi

(Sumber: Pofil Sekolah, Tahun 2015)

3. Visi dan Misi SD Islam Binakheir

Visi : “Mencapai Sekolah Berkarakter Islami, Cerdas dan Berakhlak,

Berwawasan Internasional.”

Misi : “Berupaya membentuk siswa-siswi yang memiliki IQ, EQ, dan

SQ yang seimbang, yakni insan yang berwawasan Islam, berakhlak mulia,

Kepala SDI Binakheir

Ferry Veronika, SE

Kepala SMP

Ali B, M. Pd

Finance Affair

Ade M. Ulfah, SE

Dewan

Guru

General

Affair

Dadang M.

Wakasek

Bidang

Kurikulum

Wakasek

Bidang

Kesiswaan

Staff TU

SDI

Binakheir

Dewan

Guru

Wakil Kepala

Sekolah

Staff TU

SMP

Sekretaris

Ketua Yayasan

Jamiat Kheir

Kazim Salim Al Hiyed

Direktur SDI Binakheir

Ali Badrudin, M. Pd

Page 67: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

mencintai ilmu dan pengembangannya, serta kreatif dan berinisiatif.” Sumber:

Profil Sekolah, Tahun 2010.

Dapat dilihat bahwa visi dan misi SD Islam Binakheir bertujuan untuk

membangun siswa berkarakter Islami dengan membentuk akhlak yang baik

sesuai dengan ajaran agama Islam, mampu mengembangkan kecerdasan

kognitif, spiritual, dan emosional siswa serta dapat mengembangkan minat

dan bakatnya.

4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Guru di SD Islam Binakheir berjumlah 21 orang yang terdiri dari 7 orang

berjenis kelamin laki-laki dan 14 orang berjenis kelamin perempuan. Saat ini

tenaga pendidik yang memiliki NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga

Kependidikan) berjumlah 17 orang. Guru tetap yayasan berjumlah 14 orang

dan guru honor berjumlah 7 orang. Guru yang memiliki pendidikan terakhir

S2 berjumlah 2 orang, pendidikan terakhir S1 berjumlah 18 orang dan

pendidikan D3 berjumlah 1 orang. Karyawan di SD Islam Binakheir

berjumlah 22 orang terdiri dari 14 orang berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang

berjenis kelamin perempuan. Tenaga kependidikan yang memiliki NUPTK

berjumlah 7 orang. Rincian data pendidik dan tenaga kependidikan untuk lebih

jelasnya terdapat pada lampiran no. 3 dan 4. Sumber: Laporan Sekolah, Tahun

2014.

Data Pegawai19

20

21

22

23

24

Data Pegawai

Page 68: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

5. Data Rombongan Belajar (Rombel)

SD Islam Binakheir memiliki 15 rombongan belajar, yang terdiri dari 4

rombongan belajar kelas 1, 4 rombongan belajar kelas 2, 1 rombongan belajar

kelas 3, 2 rombongan belajar kelas 4, 2 rombongan belajar kelas 5, dan 2

rombongan belajar kelas 6. Jumlah seluruh siswa sebanyak 255 anak, yang

terdiri dari 139 siswa laki-laki dan 116 siswa perempuan. Rincian data

rombongan belajar untuk lebih jelasnya terdapat pada lampiran no. 5. Sumber:

Laporan Sekolah, Tahun 2014.

6. Data Orang Tua Peserta Didik

a. Penghasilan Orang Tua

Tabel 4.1

Penghasilan Orang Tua

Penghasilan L P Total

≤ Rp. 500.000 38 44 57

Rp. 500.000 – Rp. 999.999 0 0 0

Rp. 1.000.000 – Rp. 1.999.999 1 1 2

Rp. 2.000.000 – Rp. 4.999.999 47 40 87

Rp. 5.000.000 – Rp. 20.000.000 58 51 109

≥ Rp. 20.000.000 0 0 0

Total 144 136 255

(Sumber: Laporan Sekolah, Tahun 2014)

0

5

10

15

20

25

30

Jumlah Siswa

Jumlah Siswa

Page 69: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Dapat dilihat dari data di atas bahwa penghasilan orang tua siswa SD

Islam Binakheir pada posisi atas berpenghasilan menengah ke atas yaitu Rp.

5.000.000 – Rp. 20.000.000 per bulan dengan jumlah 109 orang, posisi kedua

berpenghasilan Rp. 2.000.000 – Rp. 4. 999.999 per bulan dengan jumlah 87

orang, posisi ketiga berpenghasilan ≤ Rp. 500.000 per bulan dengan jumlah 57

orang, dan posisi keempat Rp. 1.000.000 – Rp. 1.999.999 per bulan dengan

jumlah 2 orang.

b. Jenjang Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Orang Tua

Tabel 4.2

Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua

Jenjang Pendidikan Total Jenis Pekerjaan Total

SMA/Sederajat 20 Karyawan Swasta 178

Diploma 1 5 PNS/TNI/Polri 36

Diploma 2 2 Wiraswasta 23

Diploma 3 24 Wirausaha 5

Strata 1 146 Buruh 1

Strata 2 54 Lainnya 12

Strata 3 4

Total 255 Total 255

(Sumber: Laporan Sekolah, Tahun 2014)

Dapat dilihat bahwa pendidikan terakhir orang tua siswa SD Islam

Binakheir yang paling tinggi tingkat pendidikan terakhir yaitu, Strata 1 (S1)

berjumlah 146 orang, Strata 2 (S2) berjumlah 54 orang, SMA/Sederajat

berjumlah 20 orang, Diploma 3 (D3) berjumlah 24 orang, Diploma 1 (D1)

berjumlah 5 orang, Strata 3 (S3) berjumlah 4 orang, dan Diploma 2 (D2)

berjumlah 2 orang. Sedangkan pekerjaan orang tua siswa SD Islam Binakheir

paling banyak sebagai karyawan swasta dengan jumlah 178 orang,

PNS/TNI/Polri berjumlah 36 orang, wiraswasta 23 orang, wirausaha

berjumlah 5 orang, dan buruh berjumlah 1 orang.

Page 70: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

B. Deskripsi Data

1. Program Sekolah

Program kegiatan sekolah yang terdapat di SD Islam Binakheir pada tahun

ajaran 2014/2015 berjumlah 24 kegiatan yang terdiri dari:

Masa orientasi siswa grade 1 merupakan kegiatan masa pengenalan siswa

baru terhadap lingkungan sekolah Binakheir, dan mengetahui karakter siswa

lebih mendalam kaitannya dengan pembagian kelas. Jumlah siswa kelas 1

sebanyak 62 orang. Masa orientasi seluruh siswa merupakan kegiatan dalam

rangka menjalankan visi dan misi SD Islam Binakheir. Kegiatan tersebut

dihadiri oleh 194 siswa dan anggaran dana tersebut berasal dari uang kegiatan

tahunan.

Ramadhan camp (pesantren kilat) merupakan kegiatan yang bertujuan

untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT melalui

penanaman nilai-nilai kemuliaan yang terkandung di dalam bulan suci

Ramadhan. Kegiatan pesantren ramadhan tersebut diikuti oleh kelas 4, 5, dan

6 dengan jumlah siswa 104 siswa. Anggaran dana kegiatan tersebut berasal

dari uang kegiatan tahunan. Buka puasa bersama merupakan kegiatan yang

bertujuan untuk mempererat tali silahturahmi. Kegiatan tersebut melibatkan

guru, karyawan, dan komite sekolah. Anggaran dana kegiatan berasal dari

uang kegiatan tahunan.

Halal Bi Halal merupakan kegiatan silahturahmi yang dilakukan oleh

seluruh warga SD Islam Binakheir, setelah Idhul Fitri dan memasuki hari

pertama sekolah. Kegiatan HUT RI 2014, merupakan perayaan hari

kemerdekaan Indonesia. SD Islam Binakheir melalukan perayaan tersebut

dengan mengadakan lomba. Kegiatan tersebut melibatkan siswa kelas 1-6

dengan jumlah 255 orang. Assembly merupakan wadah penyaluran kreatifitas

dan bakat siswa dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan. Kegiatan tersebut

diikuti oleh kelas 1-5 dengan jumlah siswa sebanyak 225 orang.

Manasik Haji merupakan kegiatan dalam rangka memberikan pengalaman

kepada siswa untuk belajar melakukan ibadah haji dan menyambut datangnya

hari raya Idhul Adha 1435 H. Kegiatan manasik haji diikuti oleh siswa kelas

2-6 dengan jumlah 196 orang. Pemotongan hewan qurban merupakan bentuk

Page 71: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

kegiatan siswa untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan

berbagi kepada sesama melalui penyembelihan dan pembagian daging hewan

qurban. Peserta kegiatan terdiri dari seluruh siswa SD Islam Binakheir, guru

dan karyawan.

Peringatan sumpah pemuda merupakan kegiatan lomba yang dilakukan

oleh seluruh kelas 1-6. HKSN merupakan Hari Kesetiakawanan Sosial

Nasional, siswa kelas 1-6 mengikuti acara tersebut dengan berbagi kepada

sesama di lingkungan SD Islam Binakheir. Renang merupakan kegiatan

olahraga yang dilakukan oleh siswa SD Islam Binakheir mulai dari kelas 1

sampai kelas 6 dengan jumlah siswa 255 orang. Tujuan kegiatan renang

adalah siswa mampu melakukan tehnik dasar meluncur, pengambilan nafas,

dan gaya bebas secara tepat. pemasukan atau anggaran dana untuk kegiatan

renang berasal dari uang kegiatan tahunan.

Field Trip merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengenal tempat

umum dan aktivitas yang ada di dalamnya. Kelas 1 dengan jumlah siswa 62

orang, mengunjungi Rumah Sakit HGA, dan Pasar Agung Depok 2. Kelas 2

mengunjungi Istana Lebah Cibubur, siswa yang mengikuti kegiatan tersebut

berjumlah 65 orang. Kelas 3 mengunjungi peternakan sapi perah Hj. Nunung

di Kukusan, Beji-Depok. Dengan jumlah siswa 25 orang. Kelas 4 mengadakan

kunjungan ke percetakan Gema Insani Press, dengan jumlah siswa 33 orang.

Kelas 5 mengunjungi PT. YKK Zipper, dengan jumlah siswa 36 orang. Dana

kegiatan Field Trip seluruhnya bersumber dari uang kegiatan tahunan.

Class meeting merupakan wadah untuk memberikan pengalaman terhadap

siswa tentang cara bagaimana bekerjasama dalam kelompok, kerja keras,

menghargai kemenangan dan belajar dari setiap kekalahan. SD Islam

Binakheir mengadakan kegiatan lomba pada setiap akhir semester genap.

Peserta lomba terdiri dari kelas 1-6 dengan jumlah 255 orang. Cooking day

merupakan kegiatan siswa yang bertujuan untuk melakukan praktek memasak

secara langsung, dan mengetahui proses memasak, mengenal berbagai menu

masakan dan minuman. Kegiatan tersebut melibatkan siswa kelas 2-6 dengan

jumlah 194 orang. Anggaran dana kegiatan cooking day berasal dari uang

kegiatan tahunan.

Page 72: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Mini farming merupakan kegiatan mengenal lingkungan yang diajarkan

kepada seluruh siswa di SD Islam Binakheir, tujuan kegiatan tersebut adalah

siswa diharapkan mampu menanam tumbuhan dan memelihara lingkungan.

Science fair merupakan kegiatan lomba yang diikuti oleh siswa SD Islam

Binakheir. Perjusa (Perkemahan Jumat Sabtu) merupakan kegiatan

kepramukaan siswa yang bertujuan untuk memperdalam rasa memiliki dan

cinta terhadap sekolah dan gugus depan, menjalankan SK KWARNAS No.

107 tahun 1999, melatih kemandirian siswa, dan melatih sikap kerja sama

yang baik. Kegiatan tersebut diikuti oleh kelas 4 dan 5 dengan jumlah siswa

69 orang.

Pekan maulid nabi Muhammad SAW merupakan kegiatan dalam rangka

mengenang kelahiran nabi Muhammad. Tujuan kegiatan tersebut adalah

menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW, meneladani akhlak

rasulullah, dan mengetahui sejarah kehidupan nabi Muhammad. Dana

kegiatan tersebut berasal dari uang kegiatan tahunan. Seluruh siswa kelas 1-6

terlibat dalam kegiatan tersebut dengan jumlah 255 orang. Foto kelas

merupakan kegiatan yang diadakan setiap satu tahun sekali untuk

mengabadikan kebersamaan siswa-siswi beserta guru dan pengambilan pas

foto untuk kelengkapan administrasi siswa kelas 1-6. Jumlah siswa kelas 1-6

adalah 255 orang. Anggaran dana kegiatan tersebut berasal dari uang kegiatan

tahunan.

Karyawisata merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif bagi

peserta didik dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa tentang

materi pelajaran yang sedang dipelajari. Kelas 1 mengunjungi Kidzania,

Jakarta dengan jumlah siswa 63 orang. Kelas 2 mengunjungi Taman Mini

Indonesia Indah dengan jumlah siswa 63 orang. Kelas 3 mengunjungi sarana

edukasi outbound yang berlokasi di Ciseeng-Bogor dengan jumlah siswa 25

orang. Kelas 4 mengunjungi Taman Safari Indonesia, Cisarua-Bogor dengan

jumlah siswa 33 orang. Kelas 5 mengunjungi museum Bank Indonesia,

museum sejarah Jakarta, dan Planetarium. Kegiatan tersebut bertujuan untuk

mengenalkan sejarah kegiatan ekonomi Indonesia, perjuangan bangsa

Indonesia, dan planet tata surya. Siswa kelas 5 berjumlah 36 orang. Kelas 6

Page 73: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

mengunjungi Lembang, Bandung. Kegiatan tersebut diikuti oleh siswa kelas 6

dengan jumlah 32 orang. Anggaran dana karyawisata mulai dari kelas 1

sampai kelas 6 berasal dari uang kegiatan tahunan.

Peran profesi merupakan kegiatan untuk menjalankan program menuju

sekolah adiwiyata. Kegiatan ini melibatkan seluruh siswa kelas 1, 2, 3, 4, dan

5. Siswa akan menyimak presentasi dari relawan peduli lingkungan tentang

pemilihan dan pengolahan sampah. Siswa terjun langsung ke masyarakat

dalam mensosialisasikan tentang pemilahan sampah, dana kegiatan tersebut

berasal dari uang kegiatan tahunan. PAT (Pentas Akhir Tahun) merupakan

kegiatan untuk memberikan sarana bagi peserta didik dalam menunjukkan

kemampuannya dalam bidang kesenian. Seperti menari, menyanyi, dan

bermain musik.

Graduation merupakan bentuk kegiatan penghargaan sekolah kepada

seluruh siswa kelas 6 yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan

selanjutnya. Kegiatan tersebut melibatkan seluruh siswa kelas 6 yang

berjumlah 34 orang dan mengundang orang tua siswa kelas 6. Anggaran dana

graduation berasal dari uang kegiatan tahunan.

Program/kegiatan SD Islam Binakheir, diklasifikasikan menjadi 3

kelompok, yaitu:

1. Akademik, terdiri dari kegiatan MOS Grade I dan All Grade, Renang,

Peringatan Sumpah Pemuda, Fieldtrip, Science Fair, Perjusa (Perkemahan

jumat-sabtu), Peran profesi, mini farming, karyawisata dan graduation.

2. Sosial keagamaan, terdiri dari kegiatan Ramadhan Camp, Buka puasa

bersama, Halal Bi Halal, Idhul Adha (Manasik Haji), Pemotongan hewan

qurban, HKSN (Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional), dan Maulid Nabi.

3. Olahraga, kesenian, dan hobi, terdiri dari kegiatan Lomba peringatan HUT

RI, Assembly, Class meeting, Cooking day, Foto kelas, dan Pentas akhir

tahun.

Jadwal pelaksanaan kegiatan dijelaskan pada tabel di bawah ini:

Page 74: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Tabel 4.3

Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan Tanggal Pelaksanaan

1. MOS (Masa Orientasi Siswa) Grade 1 25-26 Juni 2014

2. MOS All Grade 14 Juli 2014

3. Ramadhan Camp 17-18 Juli 2014

4. Buka Puasa Bersama 19 Juli 2014

5. Halal Bihalal 16 Agustus 2014

6. HUT RI 18 Agustus 2014

7. Assembly 22 - 26 September 2014

8. Idhul Adha (Manasik Haji) 03 Oktober 2014

9. Pemotongan Hewan Qurban 06 Oktober 2014

10. Peringatah Sumpah Pemuda:

a. Bulan Bahasa

b. Launching Sekolah Hijau

(Adiwiyata)

28-31 Oktober 2014

11. HKSN (Hari Kesetiakawanan Sosial

Nasional)

a. 10 November 2014

b. 16-19 Desember 2014

12. Renang 15-19 Desember 2014

13. Fieldtrip 15-19 Desember 2014

14. Class meeting 15-16 Desember 2014

15. Cooking day a. 20-23 Januari 2015

b. 27-28 Januari 2015

16. Mini Farming 02-06 Februari 2015

17. Science Fair 28 Februari 2015

18. Perjusa (Perkemahan Jumat Sabtu) 29 Februari 2015

19. Maulid Nabi -

20. Foto Kelas 11-12 Maret 2015

21. Karyawisata a. 16-19 Maret 2015

b. 23 Maret 2015

22. Hardiknas – Peran Profesi 04-09 Mei 2015

Page 75: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

23. Pentas Akhir Tahun

24. Graduation 13 Juni 2015

(Sumber: Program Kegiatan tahun 2014-2015 SD Islam Binakheir)

2. Penerimaan Dana

2.1. RKAS Penerimaan Dana

Tabel 4.4

RKAS Penerimaan Dana

No.

Urut

No.

Kode

Uraian Jumlah

1 2 3 4

I 1 Sisa tahun lalu 47.005.000,00

II 2

2.1

2.2

2.3

Pendapatan Rutin

SPP Siswa

POMG

UKT

1.778.640.000,00

77.400.000,00

360.250.000,00

III 3

3.1

3.2

3.3

Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

BOS Pusat

BOS Provinsi

BOS Kabupaten/Kota

178.310.000,00

6.475.000,00

28.500.000,00

IV 4

4.1

4.2

4.3

4.4

Sumber Pendapatan Lainnya

Uang Pangkal

Formulir dan Observasi

Sumbangan Alumni

Pendapatan Asli Sekolah

740.000.000,00

15.000.000,00

890.280.000,00

Jumlah Penerimaan 4.121.860.000,00

(Sumber: RKAS TA 2014/2015 SD Islam Binakheir)

Penerimaan dana SD Islam Binakheir pada tahun ajaran 2014/2015 terdiri

dari 4 (empat) sumber dana, yaitu (a) Dana sisa tahun ajaran 2013/2014,

berjumlah Rp. 47.005.000, (b) Pendapatan rutin yang terdiri dari: SPP Siswa,

dibayarkan perbulan sebesar Rp. 600.000 per siswa, POMG (Persatuan Orang

tua Murid dan Guru) atau disebut dana komite, dibayarkan perbulan sebesar

Page 76: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Rp. 25.000 per siswa, dan UKT (Uang Kegiatan Tahunan), dibayarkan satu

kali setiap tahun ajaran baru. Kisaran biaya Rp 1.000.000 – Rp 1.200.000 per

siswa. (c) Bantuan Operasional Sekolah yang terdiri dari: BOS Pusat, besaran

dana yang diterima Rp. 580.000 per tahun per siswa, BOS Provinsi, besaran

dana yang diterima Rp. 25.000 per tahun per siswa, dan BOS Kabupaten/Kota,

besaran dana yang diterima Rp. 10.000 per bulan per siswa. (d) Sumber

pendapatan lainnya yang terdiri dari: Uang pangkal, yaitu uang bangunan yang

dibayar siswa pada awal tahun masuk sekolah sebesar Rp. 10.000.000 – Rp.

11.000.000, formulir dan observasi, sebesar Rp. 250.000 per siswa,

Pendapatan asli sekolah, yaitu usaha sekolah berupa jemputan siswa, catering,

penjualan buku dan seragam. Untuk keterangan biaya dapat dijelaskan, bahwa

jemputan, dibayar setiap bulan sebesar Rp 280.000 – Rp. 700.000 per siswa.

Siswa membayar tarif jemputan sesuai dengan jarak rumah ke sekolah.

catering, per siswa Rp. 12.000/porsi/hari, penjualan buku yaitu, buku yang

digunakan adalah myPals terbitan Singapura, per siswa Rp. 1.000.000/tahun.

Buku myPals hanya untuk matapelajaran bahasa Inggris, matematika, dan

ilmu pengetahuan (science), dan seragam siswa, sebesar Rp. 700.000 – Rp.

1.000.000. Seragam siswa laki-laki dan perempuan berjumlah 5 (lima) stel.

3. Pengeluaran Dana/Belanja

3.1. RKAS (Pengeluaran dana/belanja)

Tabel 4.5

RKAS Pengeluaran Dana

No.

Urut

No.

Kode

Uraian Jumlah

5 6 7 8

I 1

1.1

1.2

1.3

1.4

Program Sekolah

Pengembangan Kompetensi Lulusan

Pengembangan Standar Isi

Pengembangan Standar Proses

Pengembangan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan

15.840.000,00

19.000.000,00

401.438.000,00

14.500.000,00

Page 77: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

1.5

1.6

1.7

1.8

Pengembangan Sarana dan

Prasarana

Pengembangan Standar Pengelolaan

Pengembangan Standar Biaya

Pengembangan dan Implementasi

Sistem Penilaian

68.070.000,00

24.524.000,00

141.727.000,00

21.312.000,00

II 2

2.1

2.2

2.3

Belanja Lainnya

Belanja Pegawai

Belanja Barang dan Jasa

Belanja Modal

1.520.000.000,00

944.550.000,00

617.550.000,00

Jumlah Pengeluaran 378.851.100,00

III 3 Saldo Akhir Tahun Ajaran 333.349.000,00

Jumlah 4.121.860.000,00

(Sumber: RKAS TA 2014/2015 SD Islam Binakheir)

Pengeluaran dana SD Islam Binakheir pada tahun ajaran 2014/2015 terdiri

dari 2 kelompok pengeluaran, yaitu program sekolah (pengembangan

kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, pendidik dan tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana, pengembangan standar pengelolaan,

standar biaya, serta pengembangan dan implementasi sistem penilaian) dan

belanja (pegawai, barang dan jasa, serta modal).

Program pengembangan kompetensi lulusan terdiri dari sub program

pencapaian akademis peserta didik, yaitu pelaksanaan uji coba UASBN/UN

tingkat kecamatan dan kota, ujian sekolah dan ujian nasional dengan rencana

pengeluaran sebesar Rp. 15.840.000. Program pengembangan standar isi

terdiri dari sub program relevansi dan kesesuaian kurikulum, yaitu

penyusunan program tahunan dan semester dengan rencana pengeluaran

sebesar Rp. 19.000.000.

Program pengembangan standar proses terdiri dari sub program rencana

pelaksanaan pembelajaran efektif, yaitu konsultasi pendidikan (psikolog),

workshop peningkatan kompetensi semua guru, pelaksanaan pendaftaran

peserta didik baru (PPDB), lomba, ekstrakulikuler, peringatan hari besar

agama dan nasional, assembly, ramadhan, halal bi halal, cooking day, field

Page 78: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

trip, mini farming, science fair, HKSN, karyawisata, peran profesi, foto kelas,

pentas akhir tahun, asuransi, unit activity, renang, ramadhan camp, home visit,

perjusa, dokter kecil, kepramukaan, doa bersama, motivasi training, dan

perpisahan. Sub program penyediaan sumber belajar terdiri dari pengadaan

sarana penunjang kegiatan belajar mengajar, alat pembelajaran, media

pembelajaran, dan buku perpustakaan. Sub program penggunaan sumber

belajar secara tepat terdiri dari pemberdayaan perpustakaan (bulan bahasa).

Rencana pengeluaran program pengembangan standar proses sebesar Rp.

401.438.000.

Program pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan terdiri dari 2

sub program, yaitu sub program kecukupan pendidik dan tenaga kependidikan

(peningkatan kualitas guru kelas, matapelajaran, dan kompetensi kepala

sekolah), dan sub program peningkatan kompetensi pendidikan dan tenaga

kependidikan (workshop tenaga pendidik dan kependidikan dan

penyelenggaraan kursus bahasa Inggris guru) dengan rencana pengeluaran

sebesar Rp. 14.500.000.

Program pengembangan sarana dan prasarana sekolah terdiri dari 2 sub

program, yaitu sub program kecukupan sarana sekolah (pengadaan printer dan

adaptor keyboard, meja dan kursi kelas, handy talky, karet tangga, AC, TV,

gas pemadam kebakaran, karpet kelas, amplifier, mic wairless, grinda duduk,

spiker, kaca film, dan pembuatan tempat wudhu) dan sub program

pemeliharaan sekolah (ruang kelas, pengecatan gedung, dan pemeliharaan

tanaman) dengan rencana pengeluaran sebesar Rp. 68.070.000.

Program pengembangan standar pengelolaan terdiri dari 3 sub program,

yaitu sub program pengelolaan berbasis kerja tim dan kemitraan (pelaksanaan

rapat kerja kepala sekolah, dan lokakarya kepala sekolah), sub program

pengumpulan dan penggunaan data sekolah (workshop dapodik, updating data

kesiswaan, guru dan karyawan, penyusunan laporan, dan sub program peran

serta masyarakat) rapat koordinator komite sekolah, sosialisasi kebijakan

(class meeting) dengan rencana pengeluaran sebesar Rp. 24.524.000.

Program pengembangan standar pembiayaan terdiri dari sub program

pengelolaan keuangan, yaitu snack guru dan karyawan, operasional, petty

Page 79: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

cash, pembayaran rekening listrik, telepon, internet, dan pengadaan

kebersihan dengan rencana pengeluaran sebesar Rp. 141.727.000. Program

pengembangan dan implementasi sistem penilaian terdiri dari sub program

ketersediaan penilaian bidang akademik dan non akademik, yaitu sertifikat,

UAS dan kediknasan, rapot, dan ijazah dengan rencana pengeluaran sebesar

Rp. 21.312.000.

Sub program belanja lainnya terdiri dari gaji guru dan karyawan, kegiatan

komite, kegiatan guru dan karyawan, jemputan, catering, seragam, promosi,

buku, leasing mobil, pembangunan kantin sekolah, renovasi lantai 3 dan 4

dengan rencana pengeluaran sebesar Rp. 3.082.100.000.

3.2. Rencana Pengeluaran Dana/Belanja

Rencana pengeluaran dana SD Islam Binakheir pada tahun ajaran

2014/2015 terdapat 86 (delapan puluh enam) jenis pengeluaran anggaran. 15

anggaran terbesar terdapat pada post pengeluaran (a) gaji guru dan karyawan,

(b) renovasi lantai 3 dan lantai 4, (c) kegiatan guru dan karyawan, (d)

pembayaran rekening listrik, telepon, dan internet, (e) ekstrakulikuler, (f)

karyawisata, (g) gaji konsultan psikolog, (h) unit activity, (i) pentas akhir

tahun, (j) sarana KBM, (k) perpisahan, (l) snack guru dan karyawan, (m)

program semsester, (n) pengadaan media pembelajaran, dan (o) operasional.

Rencana pengeluaran gaji guru dan karyawan di SD Islam Binakheir pada

TA 2014/2015 membutuhkan dana sebesar Rp. 1.520.000.000. Rencana

pengeluaran dana renovasi lantai 3 untuk ruang kelas dan lantai 4 untuk sarana

olah raga. Pembagunan renovasi lantai 3 dan lantai 4 masih berjalan sampai

sekarang. Untuk melihat gambar renovasi lantai 3 dan lantai 4 terdapat di

lampiran no. 9. Dana yang dikeluarakan untuk renovasi pada TA 2014/2015

sebesar Rp. 400.000.000.

Kegiatan guru dan karyawan berupa workshop yang diselenggarakan di

sekolah setiap 2 bulan sekali, afternoon tea, buka puasa bersama, family

gathering, media ajar guru. Pada TA 2014/2015 rencana pengeluaran tersebut

membutuhkan dana sebesar Rp. 148.150.000. Biaya pembayaran rekening

listrik, telepon, dan internet pada TA 2014/2015 sebesar Rp 96.000.000.

Page 80: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Setiap ruangan di SD Islam Binakheir memiliki AC (Air Conditioner) tiap

bulan membayar tagihan sebesar Rp. 7.500.000 - Rp. 8.500.000.

Pelaksanaan ekstrakulikuler pada TA 2014/2015 membutuhkan dana

sebesar Rp. 82.650.000. Penggunaan dana ekstrakurikuler dikeluarkan untuk

pendaftaran, membayar jasa pelatih, tempat renang, serta pembelian bahan dan

alat yang digunakan untuk kegiatan ekstrakulikuler. Pengeluaran dana

operasional sebesar Rp. 65.087.000. Penggunaan dana tersebut dikeluarkan

untuk transport guru dan karyawan, pembelian bensin, biaya PSB (Penerimaan

Siswa Baru), dan promosi.

Rencana pengeluaran dana karyawisata pada TA 2014/2015 sebesar Rp.

37.708.000. Kegiatan dilakukan setiap 1 kali dalam setahun dan dilaksanakan

di luar kota seperti Jakarta, Bandung, Bogor. Destinasi kegiatan karyawisata

adalah KidZania, Taman Mini Indonesia Indah, outbound pelita desa -

Ciseeng, Taman Safari Indonesia – Bogor, Wisata Kota Tua, Planetarium, dan

Saung Mang Ujo - Bandung.

Rencana pengeluaran dana konsultasi pendidikan (psikolog) pada TA

2014/2015 sebesar Rp. 36.000.000, konsultasi psikolog di SD Islam Binakheir

dilakukan oleh team yang terdiri dari 2-3 psikolog dari luar sekolah. Psikolog

datang ke sekolah 1-2 hari seminggu. Gaji yang dibayar untuk psikolog Rp.

3.000.000 per bulan. Rencana pengeluaran dana Unit Activity (UA) pada TA

2014/2015 sebesar Rp. 31.400.000, Kegiatan UA bertujuan untuk memberikan

sarana kepada siswa untuk mengasah bakat dan kemampuannya. UA

merupakan kegiatan tahunan yang terdiri dari kegiatan menari, flannel,

meronce, clay, kreasi daur ulang, theater, futsal, kokoru, menari, komputer,

pianika, story telling, angklung, vocal, catur, tahfidzh, pramuka, mading,

melukis, dan scrab book.

Pentas Akhir Tahun (PAT) yaitu kegiatan yang dilaksanakan pada tiap

kenaikan kelas. Dana (PAT) bersumber dari dana UKT (Unit Kegiatan

Tahunan), sponsor dan dana komite (POMG), besarnya dana yang dibutuhkan

pada TA 2014/2015 sebesar Rp. 30.240.000. Pengadaan sarana penunjang

KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), yaitu potokopi LKS (Lembar Kerja

Siswa) dalam 1 bulan menghabiskan dana Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000.

Page 81: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Pembelian ATK (Alat Tulis Kantor) dalam 1 bulan rata-rata menghabiskan

dana Rp. 1.000.000. Dana pengadaan sarana penunjang KBM TA 2014/2015

sebesar Rp. 29.000.000.

Rencana pengeluaran dana untuk snack guru dan karyawan, setiap hari

kerja mulai hari senin sampai dengan hari jum‟at. Membutuhkan dana pada

TA 2014/2015 sebesar Rp. 25.440.000. Pengeluaran dana untuk 67 orang guru

dan karyawan sebesar Rp. 2.000 per hari atau sebulannya lebih dari Rp.

2.000.000. Perpisahan merupakan kegiatan siswa kelas VI (enam), dana yang

digunakan dari dana UKT, pada TA 2014/2015 dana yang dibutuhkan sebesar

Rp. 21.600.000.

Rencana pengeluaran dana untuk penyusunan program semester sebesar

Rp. 13.000.000. Penyusunan program tersebut dilaksanakan pada rapat kerja

di luar sekolah pada setiap semester dengan menggunakan dana sekolah dan

BOS. Rencana pengeluaran dana pengadaan media pembelajaran dilakukan

perencanaan pada awal tahun ajaran, pada anggaran TA 2014/2015

membutuhkan dana Rp. 12.000.000. Rencana pengeluaran biaya operasional

sebesar Rp. 65.087.000.

3.3. Realisasi Pengeluaran Dana Tahun Ajaran 2014/2015

Realisasi pengeluaran dana TA 2014/2015 pada post pengeluaran 15

terbesar, yaitu: (a) gaji guru dan karyawan sebesar Rp. 1.316.320.000 (b)

Pengeluaran anggaran renovasi sebesar Rp. 400.000.000. (c) Pengeluaran

kegiatan guru dan karyawan sebesar Rp. 130.789.000 (d) Pembayaran

rekening listrik, telepon, internet Rp. 95.500.000. (e) Ekstrakulikuler sebesar

Rp. 82.560.000. (f) Karyawisata menghabiskan dana sebesar Rp. 49.000.000.

(g) Gaji konsultasi psikolog tidak mengalami perubahan yaitu sebesar Rp.

36.000.000. (h) Unit activity menghabiskan dana Rp. 35.000.000. (i) Pentas

Akhir Tahun (PAT) menghabiskan dana Rp. 65.000.000. (j) Sarana KBM

menghabiskan dana Rp. 26.000.000. (k) Perpisahan menghabiskan dana Rp.

19.567.000. (l) Snack guru dan karyawan menghabiskan dana sebesar Rp.

36.000.000. (m) Kegiatan program semester menghabiskan dana Rp.

16.000.000. (n) Pengadaan media pembelajaran menghabiskan dana Rp.

13.500.000. (0) Operasional menghabiskan dana Rp. 70.500.000.

Page 82: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Realisasi pengeluaran dana/belanja SD Islam Binakheir pada tahun ajaran

2014/2015 lebih besar 20-30% dari realisasi pengeluaran dana/belanja dalam 3

tahun terakhir.

C. Pembahasan

1. Penerapan Prinsip Transparansi

Transparansi merupakan prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi

setiap orang untuk memperoleh informasi. Informasi mengenai keterbukaan

dalam pengelolaan keuangan sekolah, merupakan salah satu prinsip yang

harus dilakukan oleh pihak sekolah dalam menjalankan undang-undang sistem

pendidikan nasional tentang pengelolaan dana pendidikan. Pengelolaan dana

pendidikan dilaksankan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi

dan akuntabilitas publik. Transparansi dalam pengelolaan keuangan di sekolah

sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kepercayaan orang tua siswa,

masyarakat, dan pemerintah.

Untuk mengetahui penerapan prinsip transparansi dalam pengelolaan

keuangan di SD Islam Binakheir, peneliti melakukan metode wawancara dan

studi dokumen dalam menggali informasi yang berkaitan. Informasi ini

didapatkan dari informan yang terlibat langsung dalam pengelolaan keuangan

sekolah, yaitu Direktur Pendidikan SD Islam Binakheir, Kepala Keuangan

sekaligus Bendahara SD Islam Binakheir, Kepala SD Islam Binakheir.

Wawancara juga dilakukan dengan Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum,

Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, dan Komite Sekolah untuk

mengkonfirmasi dengan program/kegiatan sekolah dalam merencanakan dan

melaksanakan.

Dalam melaksanakan prinsip transparansi dalam pengelolaan keuangan di

SD Islam Binakheir telah memiliki SOP tentang pengelolaan keuangan,

namun SOP pengelolaan keuangan tersebut masih bersifat internal. Dari studi

dokumen mengenai SOP, peneliti hanya dapat meringkas tentang sub bab

SOP, yaitu a) sistem penganggaran, b) sistem penerimaan, c) sistem

pengelolaan bon sementara, d) prosedur pengelolaan hutang dan piutang, e)

sistem pembayaran biaya personil, f) prosedur pengadaan barang dan jasa, g)

sistem pengelolaan kas kecil (petty cash). Di dalam SOP tersebut juga terdapat

Page 83: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

tabel yang menjelaskan uraian prosedur, pelaksana, dan dokumen yang

digunakan dalam melaksanakan kegiatan anggaran.

Penerapan prinsip transparansi bertujuan untuk membangun kepercayaan

semua pihak dari rencana anggaran kegiatan yang dilaksanakan. SD Islam

Binakheir membangun kepercayaan stakeholders dengan memberikan

keterbukaan informasi dalam proses perencanaan kegiatan siswa setiap

tahunnya, tentunya dengan memberikan informasi anggaran yang harus

dibayarkan siswa pertahun. Hal tersebut sesuai dengan penuturan Direktur SD

Islam Binakheir, bahwa keterbukaan dalam proses perencanaan anggaran

sekolah, yaitu:

“Iya, kita terbuka terhadap stakeholders yang

berkepentingan, yaitu melibatkan Tim manajemen dan yayasan

dalam merencanakan biaya pendidikan peserta didik dalam satu

tahun ajaran, guru dan karyawan mengajukan kebutuhan selama

satu tahun dan membuat daftar usulan anggaran kegiatan, dan

komite sekolah dalam merencanakan anggaran dana komite sesuai

dengan kebutuhan kegiatan siswa. Kalau stakeholders eksternal,

yaitu pemerintah (UPT Kecamatan Sukmajaya) hanya sebatas dana

BOS yang perencanaannya dilakukan dalam 3 bulan sekali.”98

Sedangkan keterbukaan dalam proses pelaksanaan anggaran di SD Islam

Binakheir, dijelaskan oleh kepala Keuangan bahwa:

“Iya, secara langsung melibatkan guru, karyawan dan

komite sekolah. Mereka melaksanakan anggaran kegiatan yang

telah diusulkan kepada atasan, membelanjakan anggaran tersebut

sesuai dengan kebutuhan program kegiatan sekolah, dan membuat

laporan pertanggungjawaban disertai kuitansi atau bukti fisik.”99

Keterbukaan yang dilakukan oleh SD Islam Binakheir dalam proses

perencanaan dan pelaksanaan dimaksudkan, untuk memberikan informasi

anggaran dana yang akan dilaksanakan selama satu tahun ajaran. Sehingga

memberikan pemahaman kepada guru, karyawan, dan orang tua siswa serta

saling bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan sekolah sesuai dengan

tujuan yang telah ditentukan. SD Islam Binakheir hanya mempunyai auditor

internal, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Ali Badrudin, bahwa SD Islam

98

Hasil Wawancara dengan Ali Badrudin sebagai Direktur SD Islam Binakheir.

Pada Hari Senin, 29 September 2015. 99

Hasil Wawancara dengan Ade Maria Ulfah sebagai Kepala Keuangan. Pada

Hari Jumat, 02 Oktober 2015.

Page 84: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

memiliki audit internal, biasanya audit dilakukan pada bulan Maret, proses

dalam mengaudit laporan keuangan, yaitu Tim audit melihat laporan keuangan

dan mewawancarai pihak yang terlibat dalam pengelolaan keuangan, yaitu

direktur dan kepala keuangan dan pihak yang menerima hasil audit keuangan

adalah yayasan.

Manfaat penting dari adanya transparansi anggaran yaitu meningkatnya

kepercayaan terhadap komitmen lembaga untuk memutuskan kebijakan

tertentu. Di SD Islam Binakheir kebijakan anggaran yang dikeluarkan adalah

biaya kenaikan gaji guru dan karyawan serta kenaikan SPP (Sumbangan

Pembinaan Pendidikan). Hal tersebut sesuai dengan penuturan kepala sekolah

bahwa kebijakan anggaran sekolah yang diumumkan kepada stakeholders

mengenai:

“kenaikan gaji dan SPP. Dalam rapat rutin guru dan

karyawan terkait pengajian atau keuangan. Sedangkan SPP pada

tahun ajaran baru melalui surat.”100

Kebijakan mengenai kenaikan gaji di SD Islam Binakheir, dikarenakan

adanya keputusan kenaikan gaji setiap tahunnya dari sekolah atau pengajuan

kenaikan gaji yang dilakukan oleh guru dan karyawan dengan pertimbangan

beban pekerjaan, inflasi dan kondisi kebutuhan ekonomi, sedangkan kebijakan

kenaikan SPP siswa setiap 2-3 tahun sekali, naik sebesar Rp. 50.000,-. Hal

tersebut senada dengan Ketua Komite, beliau mengatakan bahwa biasanya 2-3

tahun tentang kenaikan SPP dan POMG.”101

Pihak sekolah melibatkan tim

manajemen dan komite sekolah dalam rapat untuk membahas kenaikan SPP

dan dana POMG.

Kenaikan SPP dan dana POMG diberitahukan kepada orang tua murid

melalui surat edaran. Kenaikan tersebut dilakukan karena setiap tahun

kebutuhan kegiatan siswa bertambah dan perubahan harga pasar. Tentunya

dengan kebijakan kenaikan SPP, SD Islam Binakheir berusaha memberikan

output yang berkualitas dan meningkatkan pelayanan pendidikan kepada

seluruh siswa.

100

Hasil Wawancara dengan Ferry Veronika sebagai Kepala SD Islam Binakheir.

Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015. 101

Hasil Wawancara dengan Cindy Arifianti sebagai Ketua Komite SD Islam

Binakheir. Pada Hari Jumat, 06 November 2015.

Page 85: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Dalam proses penganggaran, keterlibatan stakeholders sangat diperlukan

untuk belajar bertanggung jawab terhadap pilihan keputusan dan pelaksanaan

kegiatan. SD Islam Binakheir memberikan kesempatan kepada stakeholders

untuk berpartisipasi dalam proses penganggaran, terkait dengan bentuk

partisipasi stakeholders, Ibu Ade Maria Ulfah selaku Kepala Keuangan

mengatakan:

“Partisipasi dalam proses penganggaran bisa berbentuk

keterlibatan langsung dalam proses penganggaran, usulan kegiatan,

saran dan kritik yang membangun, dukungan moral dan materi.”102

Pemberian kesempatan kepada stakeholders untuk berpartisipasi dalam

proses penganggaran disepakati oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum

yang berpendapat bahwa bentuk partisipasi stakeholders berupa usulan dan

saran yang disampaikan ke sekolah baik dari guru dan orang tua mengenai

kegiatan sekolah.”103

Senada dengan pendapat Ibu Ferry Veronika selaku Kepala SD Islam

Binakheir, bahwa pemberian partisipasi stakeholders dalam proses

penganggaran. Beliau mengatakan:

“…, partisipasi guru dan karyawan, komite dalam bentuk

pengajuan kebutuhan media/sumber belajar, operasional sekolah,

dan kebutuhan kegiatan siswa. Mereka mengajukan kebutuhan

tersebut ke atasan dengan dana/anggaran yang dicantumkan.

Setelah itu, mereka membuat proposal atau bon sementara untuk

melakukan pembelian barang/jasa serta membuat laporan

pertanggungjawaban atau menyerahkan struk pembayaran ke

bagian keuangan.”104

Dari adanya pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa SD Islam

Binakheir telah memberikan kesempatan kepada stakeholders dalam proses

anggaran dengan adanya keterlibatan guru, karyawan, dan orang tua dalam

kebutuhan proses belajar mengajar dan kegiatan yang akan dilakukan sekolah.

102

Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfah sebagai Kepala Keuangan. Pada

Hari Jumat, 02 Oktober 2015. 103

Hasil Wawancara dengan Abdullah Zahir sebagai Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kurikulum. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015. 104

Hasil wawancara dengan Ferry Veronika sebagai Kepala SD Islam Binakheir.

Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.

Page 86: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Dengan adanya partisipasi stakeholders dapat meningkatkan wawasan dan

pengetahuan mereka dalam proses penganggaran serta meningkatkan

kepercayaan stakeholders kepada sekolah. Wawasan dan pengetahuan yang

didapat oleh stakeholders dijelaskan oleh Kepala Keuangan, bahwa:

“…, mereka belajar mengenai peraturan keuangan,

bagaimana cara membuat proposal yang dibutuhkan, kegiatan yang

dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.”105

Namun penjelasan kepala sekolah, mengatakan bahwa dengan adanya

partisipasi stakeholders dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan

terhadap pengelolaan keuangan, dengan:

“…, misalnya dengan pengalaman guru-guru dalam

kegiatan fieldtrip, mereka tau bahwa dana yang dibutuhkan besar,

sehingga mereka dapat menyesuaikan anggaran dengan paket

kegiatan yang akan dipilih.”106

Hal tersebut dapat diartikan bahwa, peningkatan wawasan dan

pengetahuan dengan adanya keterlibatan stakeholders dalam proses

penganggaran, yaitu guru, karyawan, dan komite dapat menentukan anggaran

sesuai dengan kebutuhan kegiatan.

Serta meningkatkan kepercayaan stakeholders dengan adanya keterbukaan

dalam proses anggaran dikemukakan oleh Wakil Kepala Sekolah bidang

Kesiswaan, beliau mengatakan bahwa:

“…, misalkan saja adanya dukungan dan kepercayaan dari

orang tua dalam membantu dana yang kurang dalam suatu kegiatan

yang dilaksanakan sekolah.”107

Lebih lanjut Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, beliau mengatakan

bahwa dengan adanya kepercayaan stakeholders dalam proses penganggaran:

“…, khususnya internal yaitu direktur, guru dapat

mengetahui keadaan keuangan yang terealisasi sesuai dengan

105

Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfah sebagai Kepala Keuangan.Pada

Hari Jumat, 02 Oktober 2015. 106

Hasil Wawancara dengan Ferry Veronika sebagai Kepala SD Islam Binakheir.

Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015. 107

Hasil Wawancara dengan Melindra sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kesiswaan. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.

Page 87: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

budget sekolah. Orang tua terkait dana UKT dan POMG dapat

mengetahui dana yang dikeluarkan untuk kegiatan apa saja.”108

Kepercayaan tersebut tentunya sangat dibutuhkan oleh sekolah maupun

stakeholders. Dari adanya kepercayaan satkeholders, sekolah dapat bekerja

sama dan dapat meminimalisir tindak penyimpangan atau korupsi yang

dilakukan oleh sekolah.

Penerapan prisip transparansi di SD Islam Binakheir kepada pemerintah

dapat dilihat dengan adanya pembayaran pajak. SD Islam Binakheir memiliki

kewajiban membayar pajak kepada pemerintah, yaitu jenis pajak penghasilan

atau PPh Pasal 21. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Keuangan SD

Islam Binakheir bahwa:

“Pajak yang dibayarkan atau dipotong hanya untuk guru

dan karyawan yang pendapatan atau gajinya di atas Rp. 3.000.000

di SDI Binakheir membayar pajak tersebut melalui bank atau

kantor POS paling lambat tanggal 10 dan melaporkan SPT (surat

pemberitahuan) paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya ke

kantor pajak pratama Depok.”109

Hal tersebut senada dengan informasi yang diberikan oleh Bapak Ali

Badrudin selaku Direktur SD Islam Binakheir, beliau mengatakan pajak yang

dibayarkan oleh sekolah adalah jenis pajak PPh 21, yaitu pajak penghasilan

dari gaji guru dan karyawan, di sekolah tidak semua guru dan karyawan

membayar pajak. Menurut aturan pemerintah hanya penghasilan Rp.

3.000.000 dapat dikenakan pajak.110

Dengan adanya pembayaran pajak PPh 21 penghasilan, merupakan wujud

keterbukaan sekolah kepada pemerintah mengenai pengelolaan keuangan yang

dilaksanakan oleh sekolah.

Penerapan prinsip transparansi dalam perencanaan dan pelaksanaan di SD

Islam Binakheir sudah berjalan cukup baik, dengan adanya kerangka kerja

yang menjelaskan tugas dan tanggung jawab dari setiap penanggungjawab

108

Hasil Wawancara dengan Adbullah Zahir sebagai Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kurikulum. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015. 109

Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfah sebagai Kepala Keuangan. Pada

Hari Jumat, 02 Oktober 2015. 110

Hasil wawancara dengan Ali Badrudin sebagai Direktur SDIslam Binakheri.

Pada Hari Senin, 28 september 2015.

Page 88: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

kegiatan. Dalam perencanaan dan pelaksanaan SD Islam Binakheir

memberikan informasi anggaran dana kegiatan yang akan dilaksanakan

selama satu tahun ajaran, untuk memberikan kepercayaan kepada para

pemangku kepentingan khususnya pihak internal yaitu yayasan, SD Islam

Binakheir telah memiliki audit internal. Keputusan anggaran untuk kenaikan

gaji guru dan karyawan dan SPP merupakan bentuk keterbukaan sekolah

kepada stakeholders.

a. Perencanaan Keuangan Sekolah

Perencanaan penyusunan keuangan atau anggaran pendidikan di SD Islam

Binakheir menggunakan pendekatan PPBS (Planning Programming

Budgeting System). PPBS merupakan perencanaan anggaran yang disesuaikan

dengan kebutuhan program/kegiatan dari masing-masing unit yang ada di

sekolah. SD Islam Binakheir menggunakan pendekatan PPBS yang dapat

dilihat dari adanya rapat kerja yang dilakukan sekolah setiap awal tahun

ajaran. Dalam rapat tersebut membahas program/kegiatan sekolah yang akan

dilaksanakan selama satu tahun ajaran dan menentukan anggaran. Hal tersebut

sesuai dengan penuturan Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan bahwa

dalam rapat, menyusun program dan anggaran selama satu tahun ajaran.111

Keterbukaan dalam perencanaan keuangan dilakukan SD Islam Binakheir,

yaitu dengan membuat RKAS (Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah) yang

dibuat pada tahun ajaran baru, proses pembuatan RKAS menggunakan sistem

bottom up, yaitu usulan anggaran kegiatan dari bawah (guru dan karyawan)

dan disetujui oleh atasan yaitu Kepala Sekolah, Direktur Pendidikan, dan

Kepala Keuangan. Sesuai dengan penuturan Direktur Pendidikan SD Islam

Binakheir:

“RKAS dibuat sebelum tahun ajaran, membuat draft pada

bulan April, dan final-nya pada bulan Mei-Juni. Dalam pembuatan

RKAS yang terlibat adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah,

bagian umum, bagian keuangan, dan guru. Proses pembuatan

RKAS yaitu mengidentifkasi kebutuhan, prioritas

111

Hasil wawancara dengan Melindra sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kesiswaan. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.

Page 89: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

kegiatan/program, mencari kisaran dana yang dibutuhkan, dan

disetujui oleh atasan, serta melakukan pengawasan.”112

Penyusunan RKAS memperhatikan estimasi pengeluaran anggaran dan

kebutuhan program/kegiatan di sekolah. Dalam proses pembuatan RKAS

menerapkan prinsip transparansi untuk memberikan kepercayaan stakeholders

(guru dan karyawan) dalam pengelolaan anggaran. RKAS disusun sesuai

dengan delapan standar nasional pendidikan, yaitu pengembangan kompetensi

lulusan, pengembangan standar isi, pengembangan standar proses,

pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan, pengembangan sarana dan

prasarana, pengembangan standar pengelolaan, pengembangan standar biaya,

dan pengembangan dan implementasi sistem penilaian.

Pembuatan RKAS di SD Islam Binakheir merupakan bentuk transparansi

dalam proses perencanaan anggaran sekolah kepada stakeholders. Dalam

perencanaan anggaran pihak yang terlibat adalah kepala sekolah, guru,

karyawan, dan komite yang membuat rencana anggaran sesuai dengan

kegiatan dan kebutuhan sekolah. Adapun alur perencanaan anggaran dapat

dilihat di bawah ini:

Bagan 4.2

Alur Perencanaan Anggaran

Pihak manajemen (Kepala Sekolah dan Direktur) melakukan analisis

SWOT (Strenghts, Weaknees, Opportunities, Threats) untuk menaksir biaya

pendidikan yang akan dikeluarkan selama satu tahun ajaran. Setelah

melakukan analisis, pihak guru dan karyawan melakukan rencana biaya dan

kegiatan/program yang akan dilaksanakan selama satu tahun ajaran. Setelah

112

Hasil wawancara dengan Ali Badrudin sebagai Direktur Pendidikan SDIslam

Binakhier. Pada Hari Senin, 28 September 2015.

Melakukan

analisis SWOT

Persetujuan

Atasan

Menyusun

rencana biaya

dan program

Page 90: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

itu, pengajuan rencana dana kebutuhan dan kegiatan nantinya disetujui oleh

atasan yaitu Direktur, Kepala Sekolah, dan Kepala Keuangan.

Dalam perencanaan keuangan sekolah membahas seluruh

program/kegiatan dan kebutuhan sekolah. Program/kegiatan dilaksanakan

untuk meningkatkan mutu siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan

menyokong kebutuhan operasional sekolah.

Dari hasil penelitian mengenai penerapan prinsip transparansi pada

perencanaan keuangan di SD Islam Binakeir dapat disesuaikan dengan teori

yang ada di bab sebelumnya, dimana keterbukaan secara sungguh-sungguh,

menyeluruh dan memberi tempat bagi stakeholders dalam proses perencanaan

keuangan. Keterlibatan stakeholders dalam membuat RKAS merupakan

bentuk partisipasi yang mencerminkan transparansi pengelolaan keuangan

sekolah. Proses pembuatan RKAS merupakan usulan dari bawah atau bersifat

bottom up, proses tersebut memberikan kesempatan kepada guru dan

karyawan untuk terlibat langsung dalam proses pembuatan rencana anggaran.

Dapat disimpulkan bahwa penerapan prinsip transparansi dalam

perencanaan keuangan di SD Islam Binakheir sudah cukup baik, yaitu adanya

keterlibatan tim manajemen, yayasan, guru, karyawan, dan komite dalam

perencanaan dan pelaksanaan anggaran kegiatan yang diusulkan kepada

atasan, serta sesuai dengan standar operasional prosedur sekolah.

b. Pelaksanaan Keuangan Sekolah

Pengelolaan pelaksanaan keuangan atau anggaran di SD Islam

Binakheir terdiri dari mempersiapkan pembukuan, melakukan pembelanjaan

dan membuat transaksi perhitungan, mengawasi pelaksanaan sesuai dengan

prosedur kerja serta dapat membuat laporan pertanggungjawaban keuangan.

SD Islam Binakheir menginput data keuangan menggunakan software

akuntansi yang bernama Peachtree dan memiliki dua bentuk pembukuan,

yaitu buku kas dan buku bank. Buku kas merupakan pembukuan untuk

mencatat pemasukan dana dan pengeluaran dana yang dilakukan dalam setiap

kegiatan dan pencairan dana, sedangkan buku bank merupakan pembukuan

sekolah untuk merekonsiliasikan catatan keuangan di sekolah dengan di bank.

Page 91: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Adapun bentuk buku kas dan buku bank di SD Islam Binakheir, dapat dilihat

pada tabel di bawah:

Tabel 4.6

BUKU KAS/BANK

Tanggal No.

Kode

No.

Bukti

Uraian Penerimaan

(Debet)

Pengeluaran

(Kredit)

Saldo

1 2 3 4 5 6 7

Mengetahui,

Kepala Sekolah Bendahara

(…………...) (…………….)

Anggaran pembelanjaan SD Islam Binakheir terdiri atas pengeluaran

berbagai program sekolah, belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan

belanja modal. Belanja pegawai terdiri atas pengeluaran gaji guru dan

karyawan. Belanja barang dan jasa terdiri atas pengeluaran buku siswa,

seragam, promosi, kegiatan guru dan karyawan. Belanja modal terdiri atas

inventaris gedung, AC, Furnitur, peralatan umum, dan mobil operasional

sekolah, sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ade Maria Ulfah selaku kepala

keuangan SD Islam Binakheir.

Tabel 4.7

Realisasi Pengeluaran Dana SD Islam Binakheir TA 2014/2015

No. Uraian Rencana Realisasi

1. Gaji guru dan karyawan 1.520.000.000 1.316.320.000

2. Renovasi lantai 3 dan 4 400.000.000 400.000.000

3. Kegiatan guru dan karyawan 148.150.000 130.789.000

4. Pembayaran Rek. Listrik, tlp, internet 96.000.000 95.500.000

Page 92: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

5. Ekstrakulikuler 82.650.000 82.560.000

6. Karyawisata 65.087.000 49.000.000

7. Gaji konsultan psikolog 36.000.000 36.000.000

8. Unit activity 31.400.000 35.000.000

9. Pentas akhir tahun 30.240.000 65.000.000

10. Sarana KBM 29.000.000 26.000.000

11. Perpisahan 21.600.000 19.567.000

12. Snack guru dan karyawan 25.440.000 36.000.000

13. Program semester 13.000.000 16.000.000

14. Pengadaan media pembelajaran 12.000.000 13.500.000

15. Operasional 65.087.000 70.500.000

Jumlah 2.575.654.000 2.391.736.000

Realisasi pengeluaran dana tahun ajaran 2014/2015 pada post pengeluaran

15 terbesar, yaitu: (a) gaji guru dan karyawan sebesar Rp. 1.316.320.000

dengan realisasi pembayaran gaji guru perbulan berkisar antara Rp. 2.300.000

– Rp. 4.000.000 dengan jumlah guru sebanyak 21 orang, sedangkan untuk gaji

karyawan Rp 1.500.000 – Rp. 2.500.000 dengan jumlah karyawan sebanyak

22 orang. Apabila dibandingkan dengan rencana pengeluarannya, sekolah

menganggarkan sebesar Rp. 1.520.000.000 berbeda lebih besar dari pada

realisasinya. Sumber dana tersebut berasal dari SPP (Sumbangan Pembinaan

Pendidikan) (b) Pengeluaran anggaran renovasi sebesar Rp. 400.000.000.

Jumlah pengeluaran tersebut tidak mengalami perubahan dengan yang

direncanakan. Pengeluaran dana renovasi merupakan dana kontribusi sekolah

dan selebihnya memakai dana yayasan. (c) Pengeluaran kegiatan guru dan

karyawan sebesar Rp. 130.789.000, sumber dana kegiatan guru dan karyawan

berasal dari sekolah. (d) Pembayaran rekening listrik, telepon, internet Rp.

95.500.000.

Apabila dibandingkan dengan rencana anggaran sebelumnya sebesar Rp.

96.000.000, terdapat perbedaan lebih kecil dari yang direncanakan. Sumber

dana tersebut berasal dari dana BOS dan sekolah. (e) Ekstrakulikuler berasal

dari uang siswa, pengeluarannya sesuai dengan perencanaannya yaitu sebesar

Page 93: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Rp. 82.560.000. (f) Karyawisata menghabiskan dana sebesar Rp. 49.000.000.

Dana tersebut lebih besar dari rencananya yaitu sebesar Rp. 36.000.000.

Dana tersebut berasal dari dana UKT (Uang Kegiatan Tahunan). Realisasi

lebih besar dikarenakan kondisi harga di lapangan yang mengalami perubahan

diluar perencanaan. (g) Gaji konsultasi psikolog tidak mengalami perubahan

yaitu sebesar Rp. 36.000.000. Dana tersebut berasal dari dana sekolah. (h)

Unit activity menghabiskan dana Rp. 35.000.000. Dana tersebut lebih besar

dari yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 31.400.000. Dana tersebut berasal

dari dana UKT. (i) Pentas Akhir Tahun (PAT) menghabiskan dana Rp.

65.000.000. Dana tersebut lebih besar dari yang direncanakan yaitu sebesar

Rp. 30.240.000. Dana tersebut berasal dari UKT, POMG, dan sponsor. (j)

Sarana KBM menghabiskan dana Rp. 26.000.000. Dana tersebut lebih kecil

dari yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 29.000.000. Dana tersebut berasal

dari dana UKT. (k) Perpisahan menghabiskan dana Rp. 19.567.000. Dana

tersebut lebih kecil dari yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 21.600.000.

Dana tersebut berasal dari dana UKT. (l) Snack guru dan karyawan

menghabiskan dana sebesar Rp. 36.000.000. Dana tersebut lebih besar dari

yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 25.440.000. Dana yang digunakan

berasal dari dana sekolah. (m) Kegiatan program semester menghabiskan dana

Rp. 16.000.000. Dana tersebut lebih besar dari yang direncanakan yaitu

sebesar Rp. 13.000.000. Dana tersebut berasal dari dana sekolah. (n)

Pengadaan media pembelajaran menghabiskan dana Rp. 13.500.000. Dana

tersebut lebih besar dari yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 12.000.000.

Dana tersebut berasal dari dana sekolah. (0) Operasional menghabiskan dana

Rp. 70.500.000. Dana tersebut lebih besar dari yang direncanakan yaitu

sebesar Rp. 65.087.000. Dana tersebut berasal dari dana sekolah. Perencanaan

pengeluaran dana lebih besar dari realisasi dengan selisih Rp. 183.918.000.

Selisih dana tersebut dipindahkan pada post pengeluaran yang realisasinya

lebih besar.

Pada tahap pelaksanaan anggaran, keterbukaan atau transparansi yang

diterapkan di sekolah adalah dengan adanya keterlibatan guru, karyawan, dan

komite sekolah dalam pembuatan proposal dan membuat laporan

Page 94: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

pertanggungjawaban anggaran kegiatan/program sekolah. SD Islam Binakheir

yang merupakan sekolah swasta yang memiliki sumber pendapatan dari orang

tua dan pemerintah (dana BOS), memiliki kewajiban untuk melaporkan

laporan keuangan kepada orang tua dan pemerintah terkait dana BOS. Laporan

keuangan kepada orang tua berbentuk surat edaran mengenai pengeluaran

dana komite (POMG) Seperti yang diutarakan oleh Ketua Komite SD Islam

Binakheir, beliau mengatakan …, jadi, laporan keuangan dari dana komite

tersebut diberikan kepada seluruh orang tua siswa.113

Sedangkan penuturan dari Ibu Ade Maria Ulfah sebagai Kepala Keuangan

SD Islam Binakeir, bahwa laporan keuangan disampaikan kepada pihak

internal sekolah:

“melalui laporan keuangan dan LPJ (laporan

pertanggungjawaban) keuangan yang disampaikan ke yayasan dan

komite, serta ke pemerintah terkait dana BOS.”114

Dalam mengajukan anggaran, setiap pelaksana kegiatan (guru dan

karyawan) harus membuat proposal kegiatan dan mengisi lembar permintaan

dana kegiatan, barang/jasa (bukti transaksi sementara). Lembar permintaan

dana harus diotorisasi oleh Kepala Sekolah dan disetujui oleh Kepala

Keuangan. Adapun alur permintaan dana, yaitu:

Bagan 4.3

Alur Permintaan Dana

(Sumber: Diolah dari Standar Operasional Prosedur SD Islam Binakheir)

113

Hasil Wawancara dengan Cindy Arifianti selaku Ketua Komite SDIslam

Binakheir. Pada Hari Jumat, 06 November 2015. 114

Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfa selaku Kepala Keuangan. Pada Hari

Jumat, 02 Oktober 2015.

Pengajuan

proposal

Mengajukan

bukti

transaksi

sementara

Otorisasi kepala

sekolah dan

kepala keuangan.

Pencairan

Dana

Control/pengawasan LPJ

Page 95: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Dalam alur permintaan dana di atas, menjelaskan bahwa untuk

melaksanakan kegiatan yang sudah tertera di RKAS, para penanggung jawab

kegiatan harus membuat proposal kegiatan, beserta dana yang dibutuhkan

pada bukti transaksi sementara. Proposal dan dana pada bukti transaksi

sementara diajukan kepada Kepala Keuangan sekaligus Bendahara sekolah,

setelah dana keluar pihak atasan melakukan pengawasan dalam terlaksananya

kegiatan sesuai tujuan. Setelah kegiatan terlaksana para penanggung jawab

harus membuat laporan pertanggungjawaban dalam kurun waktu 1 minggu.

Adapun format proposal yang digunakan dimulai dari latar belakang, bentuk

kegiatan, tujuan kegiatan, waktu dan tempat, deskripsi kegiatan, susunan

panitia, anggaran dana. Sedangkan laporan pertanggungjawaban kegiatan

terdiri dari evaluasi kegiatan, saran, penutup, rencana anggaran dana, dan

bukti transaksi serta kuitansi.

Dapat disimpulkan bahwa penerapan prinsip transparansi dalam

pelaksanaan keuangan di SD Islam Binakheir, yaitu dengan adanya pengajuan

proposal dan laporan pertanggungjawaban kegiatan.

2. Penerapan Prinsip Akuntabilitas dalam Pengelolaan

Keuangan Sekolah

Prinsip akuntabilitas sangat penting dalam pengelolaan keuangan di

sekolah. Akuntabilitas dibutuhkan untuk menjadikan laporan pengelolaan

keuangan sekolah menjadi berkualitas dan dapat dipercaya. Penerapan prinsip

akuntabilitas di dalam penelitian ini berarti pertanggungjawaban terhadap

penggunaan dana sekolah baik dari orang tua, masyarakat, dan pemerintah.

Sumber dana yang didapatkan oleh SD Islam Binakheir terdiri dari pendapatan

rutin dan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), sumber dana tersebut

digunakan oleh pihak sekolah dalam melaksanakan program/kegiatan dan

kebutuhan operasional sekolah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Sekolah dalam menjalankan prinsip akuntabilitas harus mencapai tujuan

dan sasaran yang ditetapkan serta berorientasi terhadap pencapaian visi dan

misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh. SD Islam Binakheir dalam

menentukan sasaran yang ditetapkan dijelaskan oleh Kepala Keuangan bahwa

pihak sekolah melakukan analisis SWOT dan analisis pendidikan saat ini dan

Page 96: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

satu tahun ke depan.115

Hal tersebut dilakukan sekolah untuk menentukan

skala prioritas program/kegiatan sehingga perencanaan sesuai dengan hasil

pelaksanaan dan sebagai bahan evaluasi yang dapat dijadikan acuan dalam

pengambilan keputusan.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi dilakukan dalam

rapat bersama kepala sekolah, guru, dan bagian keuangan. Hasil evaluasi

merupakan bahan pertimbangan untuk analisis kebutuhan yang diperlukan

dalam pembuatan program/kegiatan yang akan datang sehingga

program/kegiatan tersebut menjadi lebih efektif dan efisien.

Dalam teori sebelumnya dipaparkan bahwa tujuan akuntabilitas adalah

dapat menentukan tujuan yang tepat. Hal yang dimaksud dengan tujuan yang

tepat di sini adalah memanfaatkan pengelolaan dana seefektif mungkin dan

dapat dipertanggungjawabkan atas tujuan dari program tersebut. Di SD Islam

Binakheir dalam menentukan anggaran disesuaikan dengan tujuan kegiatan

yang akan dilaksanakan. Hal tersebut diungkap oleh Wakil Kepala Sekolah

bidang Kesiswaan bahwa penggunaan anggaran sekolah sesuai dengan

rencana (RKAS) yang telah dibuat sebelumnya.116

Rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS) dibuat sesuai dengan

visi, dan misi sekolah yang ada. Terkait dengan pembuatan anggaran yang

disesuaikan dengan visi, misi sekolah Ibu Ferry Veronika selaku kepala

sekolah mengatakan bahwa:

“… misi mengembangkan kecerdasan spiritual, maka

adanya anggaran untuk meningkatkan kualitas baca al-quran

siswa, anggaran pelatihan al-quran untuk guru. Dan menciptakan

siswa berwawasan internasional, dengan adanya anggaran untuk

pembelajaran bahasa Inggris, pelatihan, penggunaan buku, dan

media yang mendukung.”117

115

Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfa selaku Kepala Keuangan.Pada Hari

Jumat, 02 Oktober 2015. 116

Hasil wawancara dengan Melindra sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kesiswaan. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015. 117

Hasil wawancara dengan Ferry Veronika sebagai Kepala sekolah SDIslam

Binakhier. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.

Page 97: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Senada dengan pendapat Bapak Abdullah Zahir selaku Wakil kepala

sekolah bidang kurikulum terkait dengan pembuatan anggaran yang

disesuaikan dengan visi, misi sekolah. Beliau mengatakan:

“… contohnya, membentuk akhlak yang baik, anggaran

yang dikeluarkan harus mendukung sesuai dengan kebutuhan

pembelajaran dan media belajarnya”.118

Pembuatan anggaran yang disesuaikan dengan visi, misi sekolah yang

dilakukan di SD Islam Binakheir dijelaskan pula oleh Ibu Melindra sebagai

Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, beliau mengatakan bahwa:

“…, setiap kegiatan mengacu pada visi, misi sekolah.

Contohnya saja, visi cerdas dan berakhlak mulia, maka dari itu

dibuatlah kegiatan keagamaan seperti maulid nabi, ramadhan

camp.”119

Dari pemaparan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, dapat

disimpulkan bahwa SD Islam Binakheir membuat rencana kegiatan

berdasarkan visi dan misi yang telah dibuat oleh sekolah. SD Islam Binakheir

telah menerapkan prinsip akuntabilitas dalam mengelola keuangan. Hal

tersebut dapat dilihat dari setiap program kegiatan sekolah yang dilaksanakan,

selalu mengarah kepada visi dan misi sekolah. Sehingga setiap program yang

dilaksanakan, memiliki manfaat untuk siswa dan anggaran yang dikeluarkan

dapat efektif dan efisien.

Dokumentasi dan informasi dalam pengelolaan anggaran di sekolah sudah

diterapkan oleh SD Islam Binakheir, yaitu dengan adanya pembuatan RKAS

dalam perencanaan anggaran sekolah, pembuatan proposal anggaran kegiatan,

laporan pertanggungjawaban kegiatan yang disertai dengan bukti fisik. SD

Islam Binakheir memiliki standar pengelolaan keuangan sesuai dengan 8

Standar Nasional Pendidikan, sesuai dengan penuturan Direktur Pendidikan

bahwa sekolah membuat anggaran sesuai dengan 8 standar pendidikan, yaitu

118

Hasil wawancara dengan Abdullah Zahir sebagai Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kurikulum. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015. 119

Hasil wawancara dengan Melindra sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kesiswaan. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.

Page 98: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

standar isi, sarana prasarana, pengelolaan, kompetensi lulusan, proses, PTK,

pembiayaan, penilaian pendidikan.120

Sasaran kebijakan dalam pengelolaan keuangan di sekolah sangat penting,

yaitu untuk menetapkan tujuan dan hal yang paling penting untuk

dilaksanakan. Setelah penetapan sasaran kebijakan tercapai, maka sekolah

harus menilai kebijakan tersebut apakah sudah sesuai dengan hasil yang

diharapkan. Tolak ukur dalam menilai sasaran kebijakan anggaran di SD Islam

Binakheir, yaitu dengan melihat anggaran yang direncanakan sesuai dengan

anggaran yang dikeluarkan. Hal tersebut disampaika oleh Kepala SD Islam

Binakheir.

Prinsip akuntabilitas memberikan pertanggungjawaban yang harus

disampaikan oleh para pemangku kepentingan. Segala kebijakan dan

informasi dalam kebijakan pengelolaan keuangan sekolah, SD Islam Binakheir

melakukan penyebaran informasi tersebut melalui rapat internal, baik yang

dilakukan dengan yayasan, guru, dan karyawan, rapat komite dan penyebaran

informasi melalui surat yang diberikan kepada orang tua siswa.

Dari hasil informasi mengenai kebijakan pengelolaan keuangan di sekolah,

tentunya ada saja hal yang menjadi keluhan atau permasalahan yang dirasakan

oleh para pemangku kepentingan, sekolah harus dapat menampung dan

memberikan solusi dari setiap permasalahan yang terjadi. Di SD Islam

Binakheir mekanisme pengaduan masyarakat dilakukan dengan cara

disampaikan ke Kepala Sekolah melalui rapat. Hal tersebut dijelaskan oleh

Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, bahwa adanya pengaduan dari guru

ataupun orang tua siswa disampaikan dan diselesaikan dalam rapat serta

mencari solusi.121

Dapat disimpulkan bahwa penerapan prinsip akuntabilitas dalam

pengelolaan keuangan kepada stakeholders di SD Islam Binakheir sudah

cukup baik, yaitu dengan adanya pembuatn dokumentasi dari setiap hasil

anggaran kegiatan, pemberian informasi kepada para pemangku kepentingan

120

Hasil wawancara dengan Ali Badrudin sebagai Direktur Pendidikan SDIslam

Binakhier. Pada Hari Senin, 28 September 2015. 121

Hasil wawancara dengan Melindra sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kesiswaan. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.

Page 99: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

mengenai informasi kebijakan anggaran sekolah, adanya sasaran kebijakan

yang telah dijalankan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah serta

penilain atau evaluasi dari setiap anggaran kegiatan yang dilakukan sebagai

bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan.

a. Evaluasi Keuangan Sekolah

Evaluasi merupakan proses penilaian dalam pencapaian tujuan, artinya

menilai pelaksanaan proses pengelolaan keuangan yang terjadi di sekolah,

menilai pencapaian sasaran program, dan membuat rekomendasi untuk

perbaikan anggaran yang akan datang.

Pada tahap evaluasi anggaran, sekolah membuat laporan keuangan untuk

dinilai dan dipertanggungjawabkan kepada pihak yang berkepentingan. Hal

tersebut sesuai dengan penuturan Kepala Keuangan bahwa laporan keuangan

disampaikan ke yayasan.122

Dengan adanya laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban sekolah

kepada yayasan, pihak sekolah harus memiliki sistem informasi manajemen

dan memonitoring hasil yang telah dicapai. Sistem informasi manajemen

tersebut berupa laporan keuangan dalam memberikan hasil evaluasi anggaran.

Hal tersebut senada dengan penjelasan Kepala Keuangan, beliau mengatakan

bahwa … dengan adanya SOP, proses mendapatkan dana, penggunaan dana, di

situ menjadi bahan pengambilan keputusan.123

Senada dengan pendapat Kepala Sekolah, beliau mengatakan bahwa

sistem informasi manajemen dalam memberikan hasil evaluasi anggaran,

beliau mengatakan bahwa:

“…, dengan adanya laporan keuangan sebagai bahan

evaluasi anggaran sekolah yang diketahui oleh pihak internal saja

dan sebagai bahan pengambilan keputusan.”124

Sedangkan monitoring terhadap hasil pengelolaan anggaran dilakukan oleh

pihak yayasan dan manajemen sekolah terhadap laporan keuangan setiap satu

122

Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfa selaku Kepala Keuangan. Pada Hari

Jumat, 02 Oktober 2015. 123

Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfa selaku Kepala Keuangan.Pada Hari

Jumat, 02 Oktober 2015. 124

Hasil wawancara dengan Ferry Veronika sebagai Kepala Sekolah SDIslam

Binakhier. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.

Page 100: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

tahun. Laporan keuangan sekolah terdiri dari neraca, laba rugi, perubahan

equitas, perubahan arus kas, analisa laporan keuangan, catatan atas laporan

keuangan, dan daftar aktiva tetap. Laporan keuangan sekolah dapat dilihat

pada lampiran no.11. Serta laporan pertanggungjawaban sekolah yang

dilakukan setiap bulan. Dan monitoring penggunaan dana BOS disampaikan

setiap triwulan untuk dana BOS Pusat dan BOS Kabupaten/Kota, serta dana

BOS Provinsi dilaporkan per semester. Pihak sekolah mengirimkan laporan

berupa Form BOS K-1, K-2, K-3, K-7 dan K-7 a kepada TIM Manajemen

BOS Kapubaten/Kota yaitu, UPT (Unit Pelaksana Teknis) TK/SD Kecamatan

Sukmajaya Depok.

D. Temuan Hasil Penelitian

Hasil temuan yang didapatkan oleh peneliti setelah kegiatan penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Penerapan prinsip transparansi dalam perencanaan keuangan sekolah di

SD Islam Binakheir, telah menggunakan standar operasional prosedur. SD

Islam Binakheir menggunakan penyusunan anggaran pendidikan dengan

pendekatan PPBS (Planning Programming Budgeting System). PPBS

merupakan perencanaan anggaran yang disesuaikan dengan kebutuhan

program/kegiatan dari masing-masing unit di sekolah. SD Islam Binakheir

menggunakan pendekatan PPBS, yaitu dengan adanya rapat kerja yang

dilakukan sekolah setiap awal tahun ajaran untuk membahas

program/kegiatan sekolah yang akan dilaksanakan selama satu tahun

ajaran. Keterbukaan dalam perencanaan keuangan dilakukan SD Islam

Binakheir, yaitu dengan membuat RKAS (rencana kegiatan anggaran

sekolah) pada tahun ajaran baru. Proses pembuatan RKAS menggunakan

sistem bottom up, yaitu usulan anggaran kegiatan dari bawah (guru dan

karyawan, komite) dan disetujui oleh atasan yaitu kepala sekolah, direktur

pendidikan, dan kepala keuangan. Dalam perencanaan anggaran sekolah

pihak yang terlibat adalah kepala sekolah, guru, karyawan, dan komite

yang membuat rencana anggaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuan

sekolah serta 8 standar pendidikan nasional.

Page 101: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

2. Penerapan prinsip transparansi dalam pelaksanaan keuangan di SD Islam

Binakheir diterapkan dengan adanya keterlibatan guru, karyawan, dan

komite sekolah dalam membuat anggaran kegiatan dan laporan

pertanggungjawaban serta adanya bukti fisik (struk pembelanjaan

barang/jasa). Dalam mengajukan anggaran, setiap pelaksana kegiatan

(guru dan karyawan, komite) harus membuat proposal kegiatan dan

mengisi lembar permintaan dana kegiatan, barang/jasa (bukti transaksi

sementara). Lembar permintaan dana harus diotorisasi oleh Kepala

Sekolah dan disetujui oleh Kepala Keuangan. Para penanggung jawab

kegiatan harus membuat proposal kegiatan, beserta dana yang dibutuhkan

pada bukti transaksi sementara. Proposal dan bukti transaksi sementara

diajukan kepada Kepala Keuangan sekaligus Bendahara sekolah setelah

dana keluar pihak atasan melakukan pengawasan dalam terlaksananya

kegiatan sesuai tujuan, dan setelah kegiatan terlaksana para penanggung

jawab harus membuat laporan pertanggungjawaban dalam kurun waktu 1

minggu.

3. Penerapan prinsip akuntabilitas dalam evaluasi keuangan, SD Islam

Binakheir membuat laporan keuangan untuk dinilai dan

dipertanggungjawabkan kepada pihak yang berkepentingan yaitu yayasan,

orang tua, dan pemerintah. Sedangkan monitoring terhadap hasil evaluasi

anggaran dilakukan oleh pihak yayasan dan manajemen yang dilakukan

setiap bulan dan penggunaan dana BOS disampaikan setiap triwulan untuk

dana BOS Pusat dan BOS Kabupaten/Kota, serta dana BOS Provinsi

dilaporkan per semester.

Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Ristya, bahwa

transparansi dalam pengelolaan anggaran dana BOS dalam program RKAS,

sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan partisipasi pemerintah dan

masyarakat, yang dalam hal ini kaitannya dengan komite sekolah dan wali

murid. Partisipasi masyarakat berupa dukungan yang diberikan oleh komite

sekolah, wali murid, dan pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan

program sekolah yang telah direncanakan dan tercantum dalam program

RKAS. Hal tersebut memiliki kesamaan yang dilakukan oleh SD Islam

Page 102: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Binakheir, bahwa sekolah memberikan kesempatan kepada guru, karyawan,

dan komite sekolah untuk terlibat langsung dalam perencanaan dan

pelaksanaan anggaran kegiatan/program sekolah.

Partisipasi guru dan karyawan SD Islam Binakheir, yaitu dengan membuat

daftar usulan kebutuhan yang akan menjadi pertimbangan dalam pembuatan

RKAS untuk satu tahun ajaran, sedangkan komite sekolah berpartisipasi untuk

membantu pelaksanaan kegiatan siswa, dengan membantu dari segi materi

berupa uang POMG. Dengan menyumbangkan makanan kepada para siswa

dalam setiap kegiatan dan membantu kekurangan anggaran kegiatan sekolah.

Sedangkan hasil penelitian Rediana mengemukakan bahwa keterlibatan guru

dalam pembuatan RAPBS/APBS di sekolah negeri dilakukan pada saat rapat

komite dan pelaksanaan program disesuaikan dengan anggaran yang telah

disahkan. Namun di SD Islam Binakheir, komite sekolah tidak dilibatkan

dalam pembuatan RKAS, hanya Tim Manajemen yang membuat RKAS pada

saat rapat internal Tim Manajemen.

SD Islam Binakheir yang merupakan sekolah swasta telah melakukan

pembukuan keuangan dengan baik. Sumber penerimaan dana SD Islam

Binakheir yang berasal dari orang tua dan dana BOS di buat laporan

keuangannya secara terperinci. SD Islam Binakheir membuat laporan bulanan,

tahunan, dan laporan pertanggungjawaban dana BOS kepada yayasan dan

pemerintah sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas sekolah kepada

stakeholders. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Giyanto, bahwa sekolah dikatakan transparan jika pelaporan dilakukan

secara intern dan ekstern mulai dari laporan triwulan, semester, dan tahunan.

Page 103: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa

penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan

SD Islam Binakheir kepada stakeholders sudah berjalan cukup baik, yaitu

adanya keterlibatan semua pemangku kepentingan mulai yayasan, tim

manajemen sekolah, guru, karyawan, dan komite dalam perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi anggaran. Fakta ini menunjukkan bahwa sekolah

telah melakukan proses pembahasan anggaran secara terbuka sesuai dengan

standar operasional prosedur SD Islam Binakheir.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka penulis dapat

memberikan saran, sebaiknya sekolah:

1. Memberikan informasi kepada seluruh guru dan karyawan serta komite

sekolah mengenai rencana anggaran kegiatan sekolah secara

menyeluruh, realisasi anggaran, dan evaluasi anggaran melalui

rapat/musyawarah kerja.

2. Bekerjasama dengan pihak audit eksternal atau independen dalam

mengaudit laporan keuangan SD Islam Binakheir untuk lebih

meningkatkan trust (kepercayaan) stakeholders.

3. Memiliki pembukuan yang lebih lengkap mulai dari Buku Pos, Jurnal,

Buku Besar, Buku Kas Piutang, dan Neraca Percobaan.

4. Melibatkan pihak komite dalam pengelolaan keuangan sekolah secara

menyeluruh bukan hanya pada dana POMG.

5. Memiliki media seperti papan pengumuman untuk memberikan

informasi mengenai penggunaan anggaran sekolah kepada

stakeholders terkait dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Page 104: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Daftar Pustaka

Adrianto, Nico. Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik

Melalui e-Government. Malang: Bayumedia Publishing 2007.

Bastian, Indra. Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga. 2007.

_______, Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Jakarta: Erlangga. 2007.

Budiyono, dkk, “Posisi Stakeholders Strategi Advokasi KIBBLA Kabupaten/Kota

Di Jawa Tengah,” Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 13,

no. 3 September 2010.

Darsono. Manajemen Keuangan. Jakarta: Nusantara Consulting. 2009.

Dwi, Anggraini Ristya. “Transparansi, Partisipasi, Akuntabilitas Pengelolaan

Anggaran Dana BOS dalam Program RKAS di SDN Pacarkeling VIII

Surabaya,” Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol. 1, No. 2, Mei-

Agustus 2013.

Edward, R Freeman. Buku Manajemen Strategik: Pendekatan terhadap Pihak-

pihak Berkepentingan Terj. Dari Strategic Management: A Stakeholder

Approach oleh Rochmulyati Hamzah. Jakarta: PT Pustaka Binaman

Pressindo. 1995.

Engkoswara. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2012.

Fattah, Nanang. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2009.

_______, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2012.

FITK. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: FITK. 2003.

Giyanto. “Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

di Sekolah Dasar Negeri Belah 1 Kecamatan Donorojo Kabupaten

Pacitan,”Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2013.

Harmono. Manajemen Keuangan. Bandung: Bumi Aksara. 2009.

Hermino, Agustinus. Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama. 2013.

Holzner. Transparency in global change: the vanguard of the open society.

USA: Pittsburgh Press. 2006.

Page 105: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Idochi, Anwar Mochammad. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya

Pendidikan. Depok: PT Rajagrafindo Persada. 2013.

Jubaedah, Edah, Nugraha Lili, dan Hariz Faozan. Model Pengukuran Pelaksanaan

Good Governance di Pemerintah Daerah Kabupaten/kota. Bandung:

PKP2AI LAN. 2008.

Kajian Kebijakan Good Local Governance Dalam Optimalisasi Pelayanan Publik:

Suatu Evaluasi Implementasi Pelayanan Terpadu di Kabupaten/Kota di

Indonesia. Bandung: PKP2AI-LAN. 2007.

Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana, 2010.

Mahmudi. Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: Erlangga. 2010.

Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Pada Era Otonomi Daerah. Jakarta:

Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar,

Kementerian Pendidikan Nasional. 2011.

Mardiasmo. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi.

2002.

McGinn, N. dan T. Welsh, Desentralisasi Pendidikan, Terj. Achmad Syahid.

Ciputat: Logos. 2003.

Minarti, Sri. Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan

Secara Mandiri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011.

Modul Khusus Komunitas: Transparansi Akuntabilitas. Diakses melalui

www.p2kp.org pada tanggal 07 Juni 2015, Pukul 13.25 WIB

Modul 1: Transparansi dan Akuntabilitas Manajemen Pendidikan.Jakarta: BEC-

TF. 2010.

Moeljadi. Manajemen Keuangan: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Malang:

Bayumedia. 2006.

Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya. 2003.

Mulyono. Konsep Pembiayaan pendidikan. Jogjakarta: AR Ruzz Media. 2010.

_______. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: AR

Ruzz Media. 2010.

Page 106: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press. 2012.

Parwita, Desi Diah, “Evaluasi Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan

Keuangan Sekolah Menengah Pertama (SMp) Negeri di Kabupaten

Banyumas,” Tesis Universitas Indonesia, Jakarta. 2008.

Petunjuk Teknis, Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan

Operasional. Direktorat Pendidikan Dasar. Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. 2015. Sadjiarto, Arja. “Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja Pemerintah”, Jurnal

Akuntansi dan Keuangan. Vol. 2 No. 2. Nopember 2003.

Sedarmayanti. Good Governance “Kepemerintahan yang Baik”. Bandung:

Mandar Maju. 2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta. 2009.

Suharsaputra, Uhar. Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama. 2010.

Sukarno, Edi. Sistem Pengendalian Manajemen: Suatu Pendekatan Praktis

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2002.

Sumarsono, Sonny. Manajemen Keuangan Pemerintah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

2010.

Suryadi. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT

Sarana Panca Karya Nusa. 2009.

Sutedi, Adrian. Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam

Kerangka Otonomi Daerah. Jakarta: Sinar Grafika. 2009.

Sutedjo. “Persepsi Stakeholders Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas

Keuangan Sekolah”, Tesis Pada Pascasarjana Universitas Diponogoro,

Semarang: 2009.

Sutrisno. Manajemen Keuangan: Toeri, Konsep, & Aplikasi. Yogyakarta:

Ekonisia. 2013.

Ubaedillah, A. dan Abdul Razak. “Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat

Madani”. Jakarta: Kencana. 2013.

Umaedi, dkk. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka Press.

2009.

Page 107: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Utama, Sekar. Tubagus Furqon Sofhani, Proses Pembentukan Kampung Kreatif

(Studi kasus: Kampung Dago Pojok dan Cikujang, Kota Bandung), Jurnal

Perencanaan dan Wilayah dan kota Vol. 3.

UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV.

Mini Jaya Abadi. 2003.

UU Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004 tetang Pemerintah Daerah.

Waluyo. Manajemen Publik. Bandung: Mandar Maju. 2007.

Wijaya, David. Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah terhadap Kualitas

pendidikan, Jurnal Pendidikan Penabur, No. 13, 2009.

Wulaningrum, Ratna. “Partisipasi Pegawai dalam Penyusunan Anggaran

Sekolah – Studi Kasus Pada SMP Negeri 10 Samarinda”. Jurnal Eksis.

Vol. 7, No.2, Agustus 2011.

Yuwono, Sony, dkk. Penganggaran Sektor Publik: Pedoman Praktis

Penyususnan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban APBD (Berbasis

Kinerja). Malang: Bayumedia Publishing. 2005.

Page 108: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Lampiran 1

Instrumen Pertanyaan Wawancara

=====================================================

=====

1. Apakah sekolah mempunyai SOP (Standar Operasional

Prosedur)/peraturan/pedoman dalam melaksanakan pengelolaan keuangan

di sekolah?

2. Apakah sekolah membuat RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran

Sekolah)?

a. Kapan RKAS dibuat?

b. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan RKAS?

c. Bagaimana proses pembuatan RKAS?

3. Apa saja tugas dan tanggung jawab dari setiap staff keuangan di sekolah?

4. Apakah pihak sekolah mempunyai kewajiban membayar pajak?

a. Apa saja jenis pajak yang dibayarkan sekolah?

b. Seberapa besar pajak yang dibayarkan sekolah?

c. Kemana sekolah membayar pajak tersebut?

d. Bagaimana proses dalam membayar pajak tersebut?

e. Siapa yang bertugas membayarkan pajak tersebut?

5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan anggaran

sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan

eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?

6. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan anggaran

sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan

eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?

7. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran

sekolah kepada stakeholders (Ketua yayasan, guru, dan staff) internal dan

eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?

8. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran sekolah

kepada stakeholders internal dan eksternal, dan seperti apa contoh

kebijakan anggaran sekolah?

a. Kapan pengumuman tersebut diberikan?

b. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan?

9. Apakah pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran

sekolah yang telah di audit (evaluasi) kepada stakeholders internal dan

eksternal?

10. Bagaimana cara pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan

anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?

11. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap

penggunaan anggaran sekolah?

Page 109: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

12. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan

anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?

13. Apakah pihak sekolah memiliki lembaga audit/auditor?

a. Kapan audit keuangan dilaksanakan?

b. Bagaimana proses dalam mengaudit keuangan di sekolah?

c. Siapa yang berhak menerima hasil audit keuangan sekolah?

14. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders internal dan eksternal

dalam pembuatan keputusan anggaran sekolah?

15. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders

internal dan eksternal untuk berpartisispasi dalam proses penganggaran

sekolah?

16. Apasaja bentuk partisipasi stakeholders internal dan eksternal dalam

proses penganggaran?

17. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat menambah wawasan

dan pengetahuan stakeholders internal dan eksternal terhadap

penyelenggaraan program/kegiatan sekolah, contohnya?

18. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan

kepercayaan stakeholders internal dan eksternal kepada sekolah,

contohnya?

19. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan

partisipasi stakeholders internal dan eksternal terhadap penyelenggaraan

program/kegiatan sekolah, contohnya?

20. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat mengurangi

pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah?

21. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan setiap keputusan/kebijakan

dalam proses penganggaran sekolah?

22. Apakah hasil dari setiap keputusan/kebijakan dalam proses anggaran

sekolah tersedia bagi stakeholders internal dan eksternal?

23. Apakah pihak sekolah telah bekerja dalam pengelolaan keuangan sekolah

sesuai dengan SOP/pedoman/peraturan kea\uangan sekolah yang berlaku?

24. Apakah pihak sekolah telah menggunakan anggaran sekolah sesuai dengan

RKAS yang berlaku?

25. Apakah pihak sekolah membuat anggaran sekolah sesuai dengan sasaran

kebijakan/sesuai dengan visi, misi sekolah?

26. Bagaimana pihak sekolah menilai setiap kebijakan dalam proses anggaran

sekolah sesuai dengan target/sasaran yang telah ditetapkan?

Page 110: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

27. Bagaimana pihak sekolah menentukan skala prioritas program/kegiatan

dalam penggunaan anggaran sekolah?

28. Apasaja media yang digunakan pihak sekolah dalam menyebarluaskan

informasi laporan keuangan sekolah kepada stakeholders internal dan

eksternal?

29. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari stakeholders

internal dan eksternal mengenai proses dan hasil penganggaran di sekolah?

30. Apakah pihak sekolah mempunyai SIM (Sistem Informasi Manajemen)

yang baik dalam memberikan hasil evaluasi anggaran sekolah kepada

stakeholders?

31. Siapakah yang melaksanakan monitoring (pengawasan) terhadap

pengelolaan (perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi) anggaran di sekolah?

a. Kapan monitoring tersebut dilaksanakan?

b. Bagaimanakah proses monitoring tersebut dilaksanakan?

Page 111: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Lampiran 2

Hasil Wawancara

Informan : Ali Badrudin, M. Pd

Jabatan : Direktur SDI Binakheir School

Hari/tanggal : Senin, 28 September 2015

Waktu : 07.05 – 08.15 WIB

Tempat : Ruang Direktur SDI Binakheir School

Prinsip Transparansi :

1. Apakah sekolah mempunyai SOP (Standar Operasional

Prosedur/peraturan/pedoman) dalam melaksanakan pengelolaan

keuangan di sekolah?

Iya, di sini mempunyai SOP, peraturan, tetapi hanya untuk

bagian internal.

2. Apakah sekolah membuat RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran

Sekolah)?

Iya.

a. Kapan RKAS dibuat?

Sebelum tahun ajaran, membuat draft pada bulan April, dan

pembuatan akhir RKAS pada bulan Mei-Juni.

b. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan RKAS?

TIM Manajemen yaitu, Kepala Sekolah, Wakil Kepala

Sekolah, Bagian Umum, Bagian Keuangan, dan guru.

c. Bagaimana proses pembuatan RKAS?

Identifikasi kebutuhan, prioritas kegiatan/program, mencari

kisaran dana yang dibutuhkan, pengajuan, dan disetujui oleh

atasan (direktur), dan melakukan control/pengawasan dana.

3. Apa saja tugas dan tanggung jawab dari setiap staff keuangan di

sekolah?

1. Kepala keuangan

o Mengurusi pembukuan

o Pengeluaran uang

2. Kasir

o Penerimaan uang

Page 112: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

4. Apakah pihak sekolah mempunyai kewajiban membayar pajak?

Iya.

a. Apa saja jenis pajak yang dibayarkan sekolah?

PPh 21 untuk pajak penghasilan/gaji guru dan karyawan.

b. Seberapa besar pajak yang dibayarkan sekolah?

Tidak semua guru/karyawan membayar pajak. Karena ada

aturan dari pemerintah hanya penghasilan Rp. 3.000.000,-

dikenakan pajak. Di sini ada sekitar guru tetap 7-10 orang yang

dikenakan pajak Pph 21.

c. Kemana sekolah membayar pajak tersebut?

KPP Pratama Depok

d. Bagaimana proses dalam membayar pajak tersebut?

Dipotong gaji, disetorkan, dan dilaporkan.

e. Siapa yang bertugas membayarkan pajak tersebut?

Ada, yang mengantarkan kurir, tetapi yang bertanggung

jawab untuk mengurusi pajak bendahara keuangan

5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan

anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru,

dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat),

seperti apa?

Iya, kita terbuka terhadap stakeholders yang berkepentingan, yaitu

melibatkan Tim manajemen dan yayasan dalam merencanakan biaya

pendidikan peserta didik dalam satu tahun ajaran, guru dan karyawan

mengajukan kebutuhan selama satu tahun dan membuat daftar usulan

anggaran kegiatan, dan komite sekolah dalam merencanakan anggarab

dana komite sesuai dengan kebutuhan kegiatan siswa. Kalau stakeholders

eksternal, yaitu pemerintah (UPT kecamatan sukmajaya) hanya sebatas

dana BOS yang perencanaannya dilakukan dalam 3 bulan sekali.

6. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan

anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru,

dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat),

seperti apa?

Iya, setiap ada kegiatan di sekolah melibatkan orang tua, mereka

mengetahui kegiatan selama 1 tahun ke depan, dan guru serta staff

mengajukan kebutuhannya.

7. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran

sekolah kepada stakeholders (Ketua yayasan, guru, dan staff) internal

dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?

Page 113: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Iya, biasanya dilakukan oleh pihak internal (Tim manajemen)

melakukan evaluasi anggaran tahun lalu.

8. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran

sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal, dan seperti apa

contoh kebijakan anggaran sekolah?

Internal saja, tentu kita sampaikan ke ketua yayasan, melaporkan

keuangan setiap 6 bulan sekali. Dan penggunaan dana orang tua yang

disampaikan oleh komite.

a. Kapan pengumuman tersebut diberikan?

Biasa diawal, pertengahan, atau diakhir tahun.

b. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan?

Hanya surat pemberitahuan.

9. Apakah pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran

sekolah yang telah di audit (evaluasi) kepada stakeholders internal dan

eksternal?

Iya, tetapi hanya kepada yayasan saja. Kalau ke pemerintah hanya

laporan penggunaan dana BOS yang mekanismenya sudah jelas.

10. Bagaimana cara pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan

anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?

Melalui rapat pengurus, yaitu Tim Yayasan (4 Orang).

11. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap

penggunaan anggaran sekolah?

Iya, sudah pasti. Setiap kegiatan harus tertulis dan mengajukan

proposal.

12. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan

anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?

Iya, dana sekolah ke yayasan. BOS ke pemerintah, dan dana orang

tua untuk kegiatan peserta didik selama setahun disampaikan oleh ketua

komite sekolah.

13. Apakah pihak sekolah memiliki lembaga audit/auditor?

Iya, audit internal.

a. Kapan audit keuangan dilaksanakan?

Biasanya bulan maret.

b. Bagaimana proses dalam mengaudit keuangan di sekolah?

Page 114: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Tim audit melihat laporan keuangan dan mewawancari

pihak yang terlibat dalam pengelolaan keuangan, yaitu direktur dan

kepala keuangan.

c. Siapa yang berhak menerima hasil audit keuangan sekolah?

Yayasan saja.

14. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders internal dan eksternal

dalam pembuatan keputusan anggaran sekolah?

Iya, misalnya untuk guru, mereka memerlukan media

pembelajaran, kertas dan ATK. Di sini kita siapkan anggaran sesuai

kebutuhan per guru. Contoh lainnya, satpam membutuhakan HT, seragam,

mereka mengajukannya di awal tahun. Ke orang tua hanya

memberitahukan kegiatan tahunan sekolah yang akan dilaksanakan.

15. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders

internal dan eksternal untuk berpartisispasi dalam proses penganggaran

sekolah?

Iya, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing

bidang. Karena di sini anggaran dari bawah/sistem bottom up.

16. Apasaja bentuk partisipasi stakeholders internal dan eksternal dalam

proses penganggaran?

Mengusulkan anggaran yang dibutuhkan melalui diskusi/rapat

kerja guru paralel untuk mengidentifikasi kebutuhan kelas selama 1 tahun.

Dan untuk bagaian umum mengidentifikasi alat pel/pembersih/kertas yang

dibutuhkan.

17. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat menambah

wawasan dan pengetahuan stakeholders internal dan eksternal terhadap

penyelenggaraan program/kegiatan sekolah, contohnya?

Iya, tentunya guru/karyawan memahami tentang sistem, proses

pengelolaaan keuangan yang baik, dan kesulitan keuangan jika mereka

mengusulkan tetapi dananya tidak mencukupi.

18. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan

kepercayaan stakeholders internal dan eksternal kepada sekolah,

contohnya?

Iya, tentunya. Hingga saat ini dari November tahun 2009, pihak

stakeholders baik yayasan dan orang tua mempercayai pengelolaan

keuangan di sekolah.

Page 115: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

19. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan

partisipasi stakeholders internal dan eksternal terhadap

penyelenggaraan program/kegiatan sekolah, contohnya?

Iya, contohnya orang tua yang mengusulkan kegiatan terkait kelas

6 mereka menabung untuk kebutuhannya yang lebih banyak.

20. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat mengurangi

pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah?

Iya, sudah pasti. Mudah-mudahan tidak ada korupsi. Dari kepala

sekolah tidak menggunakan dana di luar anggaran.

Prinsip Akuntabilitas :

21. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan setiap keputusan/kebijakan

dalam proses penganggaran sekolah?

Iya, pasti.

22. Apakah hasil dari setiap keputusan/kebijakan dalam proses anggaran

sekolah tersedia bagi stakeholders internal dan eksternal?

Iya, internal pengajuan kebutuhan masing-masing bidang dan guru

dan pihak eksternal hanya kegiatan tahunan.

23. Apakah pihak sekolah telah bekerja dalam pengelolaan keuangan

sekolah sesuai dengan SOP/pedoman/peraturan keuangan sekolah yang

berlaku?

Selama ini, iya.

24. Apakah pihak sekolah telah menggunakan anggaran sekolah sesuai

dengan RKAS yang berlaku?

Iya, hampir 95-100%.

25. Apakah pihak sekolah membuat anggaran sekolah sesuai dengan

sasaran kebijakan/sesuai dengan visi, misi sekolah?

Iya, sesuai dengan 8 standar pendidikan, yaitu standar isi, sarana

prasarana, pengelolaan, kompetensi lulusan, proses, PTK, pembiayaan,

penilaian pendidikan.

26. Bagaimana pihak sekolah menilai setiap kebijakan dalam proses

anggaran sekolah sesuai dengan target/sasaran yang telah ditetapkan?

Page 116: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Dengan setiap hasil evaluasi kegiatan dinilai apakah efektif dan

efesien.

27. Bagaimana pihak sekolah menentukan skala prioritas

program/kegiatan dalam penggunaan anggaran sekolah?

Tentunya disesuaikan dengan prioritas anggaran yang ada di

RKAS.

28. Apasaja media yang digunakan pihak sekolah dalam menyebarluaskan

informasi laporan keuangan sekolah kepada stakeholders internal dan

eksternal?

Surat saja, pemberitahuan resmi tentang realisasi anggaran dan

melampirkan laporan keuangan kepada pihak yayasan.

29. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari

stakeholders internal dan eksternal mengenai proses dan hasil

penganggaran di sekolah?

Didiskusikan melalui rapat.

30. Apakah pihak sekolah mempunyai SIM (Sistem Informasi

Manajemen) yang baik dalam memberikan hasil evaluasi anggaran

sekolah kepada stakeholders?

Iya, termasuk pengelolaan dana, sistem control, yang berhak meng-

approval anggaran dan siapa saja yang terlibat.

31. Siapakah yang melaksanakan monitoring (pengawasan) terhadap

pengelolaan (perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi) anggaran di

sekolah?

Yayasan (Tim Keuangan, 4 orang)

a. Kapan monitoring tersebut dilaksanakan?

1-6 bulan sekali.

b. Bagaimanakah proses monitoring tersebut dilaksanakan?

Datang ke sekolah, ke bagian keuangan, melihat laporan

keuangan.

Depok, 30 September 2015

( Ali Badrudin, M. Pd)

Page 117: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Hasil Wawancara

Informan : Ade Maria Ulfah, SE

Jabatan : Kepala Keuangan SDI Binakheir

Hari/tanggal : Jum‟at, 02 Oktober 2015

Waktu : 13.05 – 14.15 WIB

Tempat : Ruang Kepala Keuangan SDI Binakheir

Prinsip Transparansi :

1. Apakah sekolah mempunyai SOP (Standar Operasional

Prosedur/peraturan/pedoman) dalam melaksanakan pengelolaan

keuangan di sekolah?

Iya, ada.

2. Apakah sekolah membuat RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran

Sekolah)?

Iya.

a. Kapan RKAS dibuat?

Awal tahun ajaran, melalui rapat/musyawarah kerja.

b. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan RKAS?

Kepala sekolah, guru dan karyawan, komite sekolah.

c. Bagaimana proses pembuatan RKAS?

Membahas kebutuhan sekolah (program yang akan

direncanakan), melakukan analisis SWOT, menyusun rencana

biaya, rencana pelaksanaan program, dan penanggung jawab

kegiatan/program.

3. Apa saja tugas dan tanggung jawab dari setiap staff keuangan di

sekolah?

Bagian pembukuan untuk membuat laporan keuangan dan kasir

sebagai pencatatan uang masuk dan uang keluar.

4. Apakah pihak sekolah mempunyai kewajiban membayar pajak?

Iya.

a. Apa saja jenis pajak yang dibayarkan sekolah?

PPh Pasal 21.

b. Seberapa besar pajak yang dibayarkan sekolah?

Pajak yang dibayarkan atau dipotong hanya untuk guru dan

karyawan yang pendapatan atau gaji di atas Rp. 3.000.000,-

besaran yang dibayarkan sekitar Rp. 260.000,-.

Page 118: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

c. Kemana sekolah membayar pajak tersebut?

Kantor Pajak Pratama Depok.

d. Bagaimana proses dalam membayar pajak tersebut?

Bagian keuangan menghitung gaji guru dan karyawan

setiap bulan dan melakukan pemotongan PPh Pasal 21.

Menyetorkan ke bank atau kantor POS paling lambat tanggal 10

bulan berikutnya dan melaporkan SPT, masa PPh Pasal 21 paling

lama tanggal 20 bulan berikutnya.

e. Siapa yang bertugas membayarkan pajak tersebut?

Staff bagian keuangan atau OB.

5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan

anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru,

dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat),

seperti apa?

Iya, sekolah bersama guru dan karyawan serta komite bersama-

sama merencanakan kegiatan sesuai dengan tujuan (visi, misi) sekolah

kemudian dimasukkan ke dalam RKAS.

6. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan

anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru,

dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat),

seperti apa?

Iya, secara langsung melibatkan guru, karyawan dan komite

sekolah. Mereka melaksanakan anggaran kegiatan yang telah diusulkan

kepada atasan, membelanjakan anggaran tersebut sesuai dengan kebutuhan

program kegiatan sekolah, dan membuat laporan pertanggungjawaban

disertai kuitansi atau bukti fisik.

7. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran

sekolah kepada stakeholders (Ketua yayasan, guru, dan staff) internal

dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?

Iya, dengan melakukan laporan pertanggungjawaban keuangan.

8. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran

sekolah kepada stakeholdersinternal (Ketua yayasan, guru, dan

staff)dan eksternal, dan seperti apa contoh kebijakan anggaran

sekolah?

Kalau misalkan di internal itu, kita akan ngasih semacam RKAS/data

anggaran untuk ke bagian masing-masing.Kalau ke eksternal untuk

kenaikan SPP, informasi catering dan jemputan.

c. Kapan pengumuman tersebut diberikan?

Pada awal tahun.

Page 119: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

d. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan?Melalui surat.

9. Apakah pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran

sekolah yang telah di audit (evaluasi) kepada stakeholders internal

(Ketua yayasan, guru, dan staff)dan eksternal? Iya.

10. Bagaimana cara pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan

anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru,

dan staff)dan eksternal?

Melalui laporan keuangan dan LPJ (Laporan Pertanggungjawaban)

keuangan yang disampaikan ke yayasan, komite, dan pemerintah (terkait

Dana BOS).

11. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap

penggunaan anggaran sekolah?

Iya, buku kas, buku bank, dan software Peachtree.

12. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan

anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru,

dan staff) dan eksternal?

Iya, melalui laporan keuangan.

13. Apakah pihak sekolah memiliki lembaga audit/auditor?

Iya, yaitu audit internal yang dilakukan oleh pihak yayasan.

a. Kapan audit keuangan dilaksanakan?

Setiap tahun.

b. Bagaimana proses dalam mengaudit keuangan di sekolah?

Melihat laporan keuangan dan memeriksa bukti kas masuk

dan keluar.

c. Siapa yang berhak menerima hasil audit keuangan sekolah?

Manajemen, yayasan, komite, pemerintah (dana BOS).

14. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders internal (Ketua

yayasan, guru, dan staff) dan eksternal dalam pembuatan keputusan

anggaran sekolah?

Iya.

15. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders

internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal untuk

berpartisispasi dalam proses penganggaran sekolah?

Iya.

Page 120: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

16. Apasaja bentuk partisipasi stakeholders internal (Ketua yayasan, guru,

dan staff) dan eksternal dalam proses penganggaran?

Partisipasi dalam proses penganggaran bisa berbentuk keterlibatan

secara langsung dalam proses penganggaran , usulan kegiatan, saran dan

kritik yang membangun, dukungan moral dan materi.

17. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat menambah

wawasan dan pengetahuan stakeholders internal(Ketua yayasan, guru,

dan staff) dan eksternal terhadap penyelenggaraan program/kegiatan

sekolah, contohnya?

Iya, mereka belajar menganai peraturan keuangan, bagaimana cara

membuat proposal yang dibutuhkan, kegiatan yang dilakukan sesuai

dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

18. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan

kepercayaan stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff)dan

eksternal kepada sekolah, contohnya?

Iya,sekolah memberikan kesempatan kepada orang tua atau komite

untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan anggaran, pelaksanaan

kegiatan dan evaluasi mengenai anggaran kegiatan yang digunakan apakah

efektif dan efesien. Misalnya pentas akhir tahun secara langsung komite

bisa melakukan kontrol dengan laporan pertanggungjawaban.

19. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan

partisipasi stakeholders internalv(Ketua yayasan, guru, dan staff) dan

eksternal terhadap penyelenggaraan program/kegiatan sekolah,

contohnya?

Iya, dengan melibatkan stakeholders dalam kegiatan/program yang

dilaksanakan sekolah, sebenarnya secara langsung dapat meningkatkan

partisipasi melalui saran dan kritik terhadap penyelenggaraan program

sekolah.

20. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat mengurangi

pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah?

Iya, misalnya saja tadi dari adanya pengajuan anggaran dengan

pembuatan proposal, guru dan karyawan yang melaksanakan kegiatan dan

harus membuat LPJ (laporan pertanggungjawaban) keuangan, sehingga

memudahkan dalam kontrolnya.

Page 121: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Prinsip Akuntabilitas :

21. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan setiap keputusan/kebijakan

dalam proses penganggaran sekolah?

Iya.

22. Apakah hasil dari setiap keputusan/kebijakan dalam proses anggaran

sekolah tersedia bagi stakeholders internal(Ketua yayasan, guru, dan

staff) dan eksternal?

Iya.

23. Apakah pihak sekolah telah bekerja dalam pengelolaan keuangan

sekolah sesuai dengan SOP/pedoman/peraturan keuangan sekolah yang

berlaku?

Iya.

24. Apakah pihak sekolah telah menggunakan anggaran sekolah sesuai

dengan RKAS yang berlaku?

Iya.

25. Apakah pihak sekolah membuat anggaran sekolah sesuai dengan

sasaran kebijakan/sesuai dengan visi, misi sekolah?

Iya.

26. Bagaimana pihak sekolah menilai setiap kebijakan dalam proses

anggaran sekolah sesuai dengan target/sasaran yang telah ditetapkan?

Melakuakan analisis SWOT dan analisis pendidikan sekolah saat

ini dan satu tahun ke depan.

27. Bagaimana pihak sekolah menentukan skala prioritas

program/kegiatan dalam penggunaan anggaran sekolah?

Iya, disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan sekolah (visi dan

misi).

28. Apasaja media yang digunakan pihak sekolah dalam menyebarluaskan

informasi laporan keuangan sekolah kepada stakeholders internal

(Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal?

Laporan keuangan disampaikan ke yayasan, dan kebijakan

keuangan melalui surat yang disampaikan kepada orang tua.

Page 122: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

29. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari

stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal

mengenai proses dan hasil penganggaran di sekolah?

Dibahas melalui rapat.

30. Apakah pihak sekolah mempunyai SIM (Sistem Informasi

Manajemen) yang baik dalam memberikan hasil evaluasi anggaran

sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff)

dan eksternal?

Iya. Dengan adanya SOP, proses mendapatkan dana, penggunaan

dana, di situ menjadi bahan pengambilan keputusan.

31. Siapakah yang melaksanakan monitoring (pengawasan) terhadap

pengelolaan (perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi) anggaran di

sekolah?

Kepala keuangan, direktur, yayasan dan pemerintah (dana

BOS).

a. Kapan monitoring tersebut dilaksanakan?

Setiap bulan melalui laporan keuangan yang disampaikan

ke manajemen dan yayasan, melalui RKAS/RAPBS ke pemerintah

(dana BOS).

b. Bagaimanakah proses monitoring tersebut dilaksanakan?

Setiap bulan maksimal tanggal 10, kepala keuangan

melaporkan ke manajemen atau direktur, setelah itu ke yayasan

atau pihak yayasan datang ke sekolah untuk memeriksa laporan

keuangan serta kurikulum termasuk juga bagian umum. Pemerintah

(dana BOS) melalui laporan pertanggungjawaban keuangan yang

disampaikan triwulan, semester, dan tahunan dengan melakukan

pengecekan langsung terhadap pengelolaan yang dialokasikan

dalam anggaran.

Depok, 19 Oktober 2015

(Ade Maria Ulfah, SE)

Page 123: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Hasil Wawancara

Informan : Ferry Veronika, SE

Jabatan : Kepala SDI Binakheir

Hari/tanggal : Kamis, 29 Oktober 2015

Waktu : 08.15 - 09.00 WIB

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Prinsip Transparansi :

1. Apakah sekolah mempunyai SOP (Standar Operasional

Prosedur/peraturan/pedoman) dalam melaksanakan pengelolaan keuangan

di sekolah?

Iya.

2. Apakah sekolah membuat RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran

Sekolah)?

Iya.

f. Kapan RKAS dibuat?

Di awal tahun ajaran, biasanya bulan juli-agustus.

g. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan RKAS?

Perwakilan guru, kepala sekolah, bagian keuangan.

h. Bagaimana proses pembuatan RKAS?

Dari tiap divisi (kesiswaan, kurikulum, kepegawaian, dan

sarana prasarana) menginventarisir kebutuhan selama satu

tahun ajaran, setelah itu menyusun kegiatan berserta dana

dalam bentuk RKAS.

3. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan anggaran

sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan

eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?

Iya, misalnya keterbukaan ke orang tua dalam kegiatan siswa

setiap tahun dengan adanya UKT (uang kegiatan tahunan).

4. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan anggaran

sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan

eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?

Iya, dalam kegiatan yang dilaksanakan di sekolah selalu

berkoordinasi dengan komite sekolah mengenai dana yang akan

digunakan.

Page 124: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran

sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan

eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?

Iya, misalnya pada kegiatan fieldtrip yang dilaksankan tahun lalu

anggarannya kurang, itu sebagai bahan evaluasi untuk tahun depan agar

anggarannya ditambahkan.

6. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran sekolah

kepada stakeholders internal dan eksternal, dan seperti apa contoh

kebijakan anggaran sekolah?

Iya, untuk kenaikan gaji dan SPP.

a. Kapan pengumuman tersebut diberikan?

Dalam rapat rutin guru dan karyawan terkait pengajian atau

keuangan. Sedangkan SPP pada tahun ajaran baru.

b. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan?

Surat.

7. Apakah pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran

sekolah yang telah di audit (evaluasi) kepada stakeholders internal dan

eksternal?

Hanya ke yayasan saja untuk hasil laporan anggaran, ke guru tidak

sedangkan ke pemerintah terkait dana BOS.

8. Bagaimana cara pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan

anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?

Biasanya pertemuan sekolah dengan yayasan secara tertulis

laporannya atau laporannya dikirimkan lewat email.

9. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap

penggunaan anggaran sekolah?

Iya, pertahun kita membuat laporan , LPJ keuangan, termasuk form

pembelian.

10. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan

anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?

Iya, hanya ke yayasan menyampaikan melalui laporan keuangan

secara rutin.

11. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders internal dan eksternal

dalam pembuatan keputusan anggaran sekolah?

Page 125: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Iya, misalnya keputusan anggaran untuk intensif dalam

pengawasan ujian semester untuk guru tahun lalu tidak ada karena adanya

masukan dari guru, maka intensif tersebut diberikan. Kalau ke eksternal

meminta pendapat dan konsultasi program ke komite.

12. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders

internal dan eksternal untuk berpartisispasi dalam proses penganggaran

sekolah?

Iya, misalnya partisipasi guru dalam bentuk pengajuan

media/sumber belajar.

13. Apa saja bentuk partisipasi stakeholders internal dan eksternal dalam

proses penganggaran?

Iya, partisipasi guru dan karyawan, komite dalam bentuk

pengajuan kebutuhan media/sumber belajara, operasional sekolah, dan

kebutuhan kegiatan siswa. Mereka mengajukan kebutuhan tersebut ke

atasan dengan dana/anggaran yang dicantumkan. Setelah itu, mereka

membuat proposal atau bon sementara untuk melakukan pembelian

barang/jasa serta membuat laporan pertanggungjawaban atau menyerahkan

struk pembayaran ke bagian keuangan.

14. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat menambah wawasan

dan pengetahuan stakeholders internal dan eksternal terhadap

penyelenggaraan program/kegiatan sekolah?

Iya, misalnya dengan pengalaman guru-guru dalam kegiatan

fieldtrip, mereka tau bahwa dana yang dibutuhkan besar, sehingga mereka

dapat menyesuaikan anggaran dengan paket kegiatan yang akan dipilih.

Untuk kegiatan maulid nabi juga menggunakan anggaran yang besar,

budgetnya dapat disesuaikan dengan kreativitas masing-masing.

15. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan

kepercayaan stakeholders internal dan eksternal kepada sekolah?

Iya, sekolah selalu memberikan informasi kegiatan kepada orang

tua tentunya kegiatan sekolah yang terkait dengan anggaran. Misalnya,

tahun depan rencananya akan ada program pengelolaan air minum, karena

dalam sebulan saja air gallon dapat menghabiskan dana dua juta-an rupiah.

Sekolah meminta bantuan melalui komite untuk berdiskusi dengan pihak

orang tua. Dan pihak orang tua yang diwakili komite menyerahkan dana

POMG (dana orang tua) ke sekolah untuk anggaran air minum tersebut.

Page 126: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

16. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan

partisipasi stakeholders internal dan eksternal terhadap penyelenggaraan

program/kegiatan sekolah?

Iya, baik guru dan orang tua berpatisipasi dalam kegiatan/program

sekolah yang dilaksanakan.

17. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat mengurangi

pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah?

Iya, pastinya.

Prinsip Akuntabilitas :

18. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan setiap keputusan/kebijakan

dalam proses penganggaran sekolah?

Iya, mendokumentasikan.

19. Apakah hasil dari setiap keputusan/kebijakan dalam proses anggaran

sekolah tersedia bagi stakeholders internal dan eksternal?

Iya, ke internal.

20. Apakah pihak sekolah telah bekerja dalam pengelolaan keuangan sekolah

sesuai dengan SOP/pedoman/peraturan keuangan sekolah yang berlaku?

Iya, contohnya dalam pengajuan kegiatan harus membuat proposal

seminggu sebelum kegiatan atau sesuai dengan jadwal bagian keuangan

dalam pengambilan dana ke bank.

21. Apakah pihak sekolah telah menggunakan anggaran sekolah sesuai dengan

RKAS yang berlaku?

Iya, misalkan di dalam RKAS ada program pelatihan internal untuk

guru yang akan dilakukan 3 kali setahun, kita hanya dapat melakuakan

program pelatihan tersebut 3 kali dan sesuai dengan anggaran dalam

RKAS yang telah dibuat.

22. Apakah pihak sekolah membuat anggaran sekolah sesuai dengan sasaran

kebijakan/sesuai dengan visi, misi sekolah?

Iya, misalnya salah satu misi mengembangkan kecerdasan

spiritual, maka adanya anggaran untuk meningkatkan kualitas baca al-

quran siswa, anggaran pelatihan al-quran untuk guru. Dan menciptakan

siswa berwawasan internasional, dengan adanya anggaran untuk

Page 127: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

pembelajaran bahasa inggris, pelatihan, penggunaan buku, dan media yang

mendukung.

23. Bagaimana pihak sekolah menilai setiap kebijakan dalam proses anggaran

sekolah sesuai dengan target/sasaran yang telah ditetapkan?

Dengan melihat anggaran yang direncanakan sesuai dengan

anggaran yang dikeluarkan.

24. Bagaimana pihak sekolah menentukan skala prioritas program/kegiatan

dalam penggunaan anggaran sekolah?

Biasanya di awal tahun menetapkan sasaran, mendukung tujuan

yang sudah ditetapkan. Prioritas program dalam penggunaan angggarn

pertama untuk sarana dan prasaran yang terkait dengan peningkatan mutu

belajar siswa, dan operasional sekolah.

25. Apasaja media yang digunakan pihak sekolah dalam menyebarluaskan

informasi laporan keuangan sekolah kepada stakeholders internal dan

eksternal?

Surat saja.

26. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari stakeholders

internal dan eksternal mengenai proses dan hasil penganggaran di sekolah?

Keluhan dari pihak eksternal ditampung melalui komite kemudian

didiskusikan di rapat rutin.

27. Apakah pihak sekolah mempunyai SIM (Sistem Informasi Manajemen)

yang baik dalam memberikan hasil evaluasi anggaran sekolah kepada

stakeholders?

Iya, dengan adanya laporan keuangan sebagai bahan evaluasi

anggaran sekolah yang diketahui oleh pihak internal saja dan sebagai

bahan pengambilan keputusan.

28. Siapakah yang melaksanakan monitoring (pengawasan) terhadap

pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) anggaran di

sekolah?

Yayasan.

a. Kapan monitoring tersebut dilaksanakan?

2-3 bulan sekali.

b. Bagaimanakah proses monitoring tersebut dilaksanakan?

Pihak sekolah yang menyampaikan laporan keuangan ke

yayasan.

Depok, 30 Oktober 2015

(Ferry Veronika, SE)

Page 128: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Hasil Wawancara

Informan : Melindra, S. Si

Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

Hari/tanggal : Kamis, 29 Oktober 2015

Waktu : 09.30 – 10.05 WIB

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Prinsip Transparansi :

1. Apakah sekolah mempunyai SOP (Standar Operasional

Prosedur/peraturan/pedoman) dalam melaksanakan pengelolaan keuangan

di sekolah?

Iya.

2. Apakah sekolah membuat RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran

Sekolah)?

Iya.

i. Kapan RKAS dibuat?

Di awal tahun ajaran sekitar bulan juni.

j. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan RKAS?

Manajemen sekolah yang terdiri dari direktur kepala

sekolah, wakil kepala sekolah, bagian umum dan bagian

kurikulum.

k. Bagaimana proses pembuatan RKAS?

Dalam rapat, menyusun program dan anggaran selama satu

tahun ajaran.

3. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan anggaran

sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan

eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?

Rencana anggaran kegiatan tahun depan yang diberikan orang tua

melalui komite.

4. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan anggaran

sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan

eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?

Iya, misalnya dalam suatu kegiatan, adanya panitia. Panitia tersebut

memiliki keleluasaan dalam pengelolaan anggaran yang akan dipakai dan

harus sesuai dengan tujuan.

5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran

sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan

eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?

Page 129: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Iya, misalnya ada anggaran dana yang tidak cukup di tahun

sekarang sebagai bahan evalusi di tahun depan.

6. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran sekolah

kepada stakeholders internal dan eksternal, dan seperti apa contoh

kebijakan anggaran sekolah?

Tidak semua kebijakan anggaran disampaikan ke pihak ekternal,

biasanya hanya anggaran yang terkait kegiatan siswa saja.

a. Kapan pengumuman tersebut diberikan?

Di awal tahun ajaran.

b. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan?

Rapat.

7. Apakah pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran

sekolah yang telah di audit (evaluasi) kepada stakeholders internal dan

eksternal?

Tidak setiap laporan keuangan diberikan ke stakeholders, hanya ke

internal saja yaitu pihak manajemen dan yayasan.

8. Bagaimana cara pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan

anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?

Biasanya dalam rapat.

9. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap

penggunaan anggaran sekolah?

Iya, membukukan dalam bentuk proposal dan laporan kegiatan.

10. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan

anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?

Iya, misalkan ke komite terkait anggaran kegiatan siswa mengenai

pentas akhir tahun.

11. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders internal dan eksternal

dalam pembuatan keputusan anggaran sekolah?

Iya, melibatkan guru dan komite dalam usulan kegiatan, kalau

keputusan anggaran sekolah pihak manajemen dan yayasan.

12. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders

internal dan eksternal untuk berpartisispasi dalam proses penganggaran

sekolah? Iya.

13. Apa saja bentuk partisipasi stakeholders internal dan eksternal dalam

proses penganggaran?

Dalam bentuk saran dan evaluasi kegiatan tahun lalu.

14. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat menambah wawasan

dan pengetahuan stakeholders internal dan eksternal terhadap

penyelenggaraan program/kegiatan sekolah?

Page 130: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Iya, misalnya dalam kegiatan siswa, orang tua membayar UKT

(uang kegiatan tahunan), orang tua tau dan paham betul dana UKT untuk

kegiatan apasaja.

15. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan

kepercayaan stakeholders internal dan eksternal kepada sekolah?

Iya, misalkan saja adanya dukungan dan kepercayaan dari orang

tua dalam membantu dana yang kurang dalam suatu kegiatan yang

dilaksanakan sekolah.

16. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan

partisipasi stakeholders internal dan eksternal terhadap penyelenggaraan

program/kegiatan sekolah?

Iya, dukungan komite (orang tua siswa) dalam setiap kegiatan

kesiswaan dengan adanya pemberian snack.

17. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat mengurangi

pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah? Iya.

Prinsip Akuntabilitas :

18. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan setiap keputusan/kebijakan

dalam proses penganggaran sekolah? Iya, dalam bentuk notulen rapat.

19. Apakah hasil dari setiap keputusan/kebijakan dalam proses anggaran

sekolah tersedia bagi stakeholders internal dan eksternal?

Iya, hanya untuk yayasan dalam bentuk laporan keuangan.

20. Apakah pihak sekolah telah bekerja dalam pengelolaan keuangan sekolah

sesuai dengan SOP/pedoman/peraturan keuangan sekolah yang berlaku?

Iya, pihak sekolah bekerja sesuai dengan perencanaan keuangan

yang telah disepakati.

21. Apakah pihak sekolah telah menggunakan anggaran sekolah sesuai dengan

RKAS yang berlaku?

Iya, pihak sekolah selalu menggunakan anggaran sesuai dengan

rencana (RKAS) yang telah dbuat sebelumnya.

22. Apakah pihak sekolah membuat anggaran sekolah sesuai dengan sasaran

kebijakan/sesuai dengan visi, misi sekolah?

Iya, setiap kegiatan mengacu pada visi, misi sekolah. Contohnya

saja, visi, cerdas dan berakhlak mulia, maka dari itu dibuatlah kegiatan

keagamaan seperti maulid nabi, ramadhan camp.

23. Bagaimana pihak sekolah menilai setiap kebijakan dalam proses anggaran

sekolah sesuai dengan target/sasaran yang telah ditetapkan?

Page 131: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Dalam kegiatan minifarming, ada tujuan atau target yang dicapai

yaitu diharapkan siswa dalam bercocok tanam dan mencintai lingkungan.

24. Bagaimana pihak sekolah menentukan skala prioritas program/kegiatan

dalam penggunaan anggaran sekolah?

Skala prioritas program, yaitu utamanya untuk pengembangan

peserta didik, dan selanjutnya sarana dan prasarana serta operasional

sekolah.

25. Apasaja media yang digunakan pihak sekolah dalam menyebarluaskan

informasi laporan keuangan sekolah kepada stakeholders internal dan

eksternal?

Hanya ke pihak internal melalui rapat.

26. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari stakeholders

internal dan eksternal mengenai proses dan hasil penganggaran di sekolah?

Disampaikan dan diselesaikan dalam rapat serta mencari solusi.

27. Apakah pihak sekolah mempunyai SIM (Sistem Informasi Manajemen)

yang baik dalam memberikan hasil evaluasi anggaran sekolah kepada

stakeholders? Iya.

28. Siapakah yang melaksanakan monitoring (pengawasan) terhadap

pengelolaan (perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi) anggaran di sekolah?

Iya, internal yaitu direktur dan yayasan. Eksternal yaitu pemerintah

terkait dana BOS.

a. Kapan monitoring tersebut dilaksanakan?

Setiap semester.

b. Bagaimanakah proses monitoring tersebut dilaksanakan?

Direktur memeriksa laporan keuangan, rencana kegiatan

dan pelaksanaan program di sekolah.

Depok, 29 Oktober 2015

(Melindra, S. Si)

Page 132: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Hasil Wawancara

Informan : Abdullah Zahir, SH

Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

Hari/tanggal : Kamis, 29 Oktober 2015

Waktu : 09.00 – 09.30 WIB

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Prinsip Transparansi :

1. Apakah sekolah mempunyai SOP (Standar Operasional

Prosedur/peraturan/pedoman) dalam melaksanakan pengelolaan

keuangan di sekolah?

Iya.

2. Apakah sekolah membuat RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran

Sekolah)?

Iya.

a. Kapan RKAS dibuat?

Di awal tahun pelajaran, biasanya bulan mei-juni.

b. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan RKAS?

Direktur, kepala sekolah, dan bagian keuangan.

c. Bagaimana proses pembuatan RKAS?

Melihat evaluasi anggaran tahun kemarin dari, tahun

berikutnya diberikan usulan ke direktur melalui kepala unit

(kepala sekolah).

3. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan

anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru,

dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat)?

Iya, ke ketua yayasan mengenai seluruh perencanaan anggaran

sekolah, sedangkan ke guru dan karyawan terbatas hanya untuk kegiatan

siswa dan kebutuhan yang mereka butuhkan dalam satu tahun ajaran yang

diusulkan. Untuk komite mengenai perencanaan anggaran (dana UKT),

sedangkan pemerintah terkait dana BOS.

4. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan

anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru,

dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat)?

Iya, pelaksanaan anggaran oleh guru dan karyawan dalam bentuk

pengajuan proposal kegiatan atau kebutuhan.

Page 133: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran

sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff)

dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat)?

Iya, pastinya ke pihak yayasan dalam memberikan evaluasi

anggaran sekolah setiap bulannya, sedangkan guru dan karyawan terkait

evaluasi anggaran kegiatan.

6. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran

sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal, dan seperti apa

contoh kebijakan anggaran sekolah?

Melalui komite jika ada kenaikan biaya kegiatan siswa.

l. Kapan pengumuman tersebut diberikan?

Tahun ajaran baru.

m. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan?

Surat edaran.

7. Apakah pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran

sekolah yang telah di audit (evaluasi) kepada stakeholders internal dan

eksternal?

Iya, ke yayasan.

8. Bagaimana cara pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan

anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?

Direktur setiap akhir tahun (desember) memberikan laporan

anggaran ke yayasan melalui rapat khusus atau mengirimkan softcopy

laporan anggaran.

9. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap

penggunaan anggaran sekolah?

Iya, pasti.

10. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan

anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal?

Iya, ke yayasan, ke guru dengan adanya pengajuan proposal baru

akan disetujui oleh kepala sekolah dan bagian keuangan. Kalau eksternal

hanya dana BOS.

11. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders internal dan eksternal

dalam pembuatan keputusan anggaran sekolah?

Iya, hanya pihak yayasan dan manajemen.

Page 134: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

12. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders

internal dan eksternal untuk berpartisispasi dalam proses penganggaran

sekolah?

Iya, yaitu pihak internal (guru) dengan adanya usulan, kontribusi

dalam kegiatan di sekolah. Dan komite juga dengan adanya usulan dan

saran.

13. Apa saja bentuk partisipasi stakeholders internal dan eksternal dalam

proses penganggaran?

Usulan dan saran yang disampikan ke sekolah baik dari guru dan

orang tua mengenai kegiatan sekolah.

14. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat menambah

wawasan dan pengetahuan stakeholders internal dan eksternal terhadap

penyelenggaraan program/kegiatan sekolah?

Iya, internal memberikan arahan dalam kegiatan sekolah.

15. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan

kepercayaan stakeholders internal dan eksternal kepada sekolah?

Iya, khususnya internal yaitu direktur, guru dapat mengetahui

keadaan keuangan yang terealisasi sesuai dengan budget sekolah. Orang

tua terkait dana UKT dan PMOG dapat mengetahui dana yang dikeluarkan

untuk kegiatan apa saja.

16. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan

partisipasi stakeholders internal dan eksternal terhadap

penyelenggaraan program/kegiatan sekolah?

Iya, misalnya saja kegiatan tali kasih (kegiatan menjelang hari

raya) adanya sumbangan baik uang/barang yang diberikan orang tua untuk

guru dan karyawan.

17. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat mengurangi

pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah? Iya.

Prinsip Akuntabilitas :

Page 135: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

18. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan setiap keputusan/kebijakan

dalam proses penganggaran sekolah?

Iya, dalam bentuk paper.

19. Apakah hasil dari setiap keputusan/kebijakan dalam proses anggaran

sekolah tersedia bagi stakeholders internal dan eksternal?

Iya, internal kebijakan gaji, UKT. Eksternal kenaikan SPP, biaya

siswa baru.

20. Apakah pihak sekolah telah bekerja dalam pengelolaan keuangan

sekolah sesuai dengan SOP/pedoman/peraturan keuangan sekolah yang

berlaku?

Iya.

21. Apakah pihak sekolah telah menggunakan anggaransekolah sesuai

dengan RKAS yang berlaku?

Iya.

22. Apakah pihak sekolah membuat anggaran sekolah sesuai dengan

sasaran kebijakan/sesuai dengan visi, misi sekolah?

Iya, contohnya membentuk akhlak yang baik, anggaran yang

dikeluarkan harus mendukung sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan

media belajarnya.

23. Bagaimana pihak sekolah menilai setiap kebijakan dalam proses

anggaran sekolah sesuai dengan target/sasaran yang telah ditetapkan?

Melihat kebijakan anggaran apakah telah sesuai dengan kebutuhan.

24. Bagaimana pihak sekolah menentukan skala prioritas

program/kegiatan dalam penggunaan anggaran sekolah?

Dalam evaluasi melalui rapat menentukan penggunaan anggaran

untuk kebutuhan siswa dalam peningkatan mutu pembelajaran.

25. Apasaja media yang digunakan pihak sekolah dalam menyebarluaskan

informasi laporan keuangan sekolah kepada stakeholders internal dan

eksternal?

Ke yayasan pembukuan (LPJ), dan surat edaran terkait dana komite

untuk orang tua siswa melalui komite.

Page 136: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

26. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari

stakeholders internal dan eksternal mengenai proses dan hasil

penganggaran di sekolah?

Kalau ada complain tentang anggaran ditampung oleh komite. Jika

dari guru, dapat menyampaikan ke kepala unit, lalu kepala unit

menyampaikannnya ke direktur.

27. Apakah pihak sekolah mempunyai SIM (Sistem Informasi

Manajemen) yang baik dalam memberikan hasil evaluasi anggaran

sekolah kepada stakeholders?

Iya.

28. Siapakah yang melaksanakan monitoring (pengawasan) terhadap

pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) anggaran di

sekolah?

Yayasan terkait anggaran sekolah, sedangkan pemerintah dana BOS.

a. Kapan monitoring tersebut dilaksanakan?

Tentatif. Untuk rutinnya diakhir tahun oleh yayasan.

b. Bagaimanakah proses monitoring tersebut dilaksanakan?

Pihak sekolah (direktur) memberikan laporan

pertanggungjawaban ke yayasan.

Depok, 30 Oktober 2015

(Abdullah Zahir, SH)

Page 137: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Hasil Wawancara

Informan : Cindy Arifianti

Jabatan : Ketua Komite SDI Binakhier

Hari/tanggal : Jum‟at, 06 November 2015

Waktu : 08.00 – 08.34 WIB

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

1. Apakah pihak sekolah telah mengelola keuangan sekolah sesuai dengan

SOP/Peraturan/pedoman pengelolaan keuangan sekolah yang berlaku? Iya

2. Apakah pihak komite sekolah terlibat dalam pembuatan RKAS?

Kalau untuk rencana anggaran sekolah secara menyeluruh pihak

komite tidak terlibat secara langsung. Tetapi pihak komite membuat

anggaran kegiatan siswa saja yang setiap tahunnya selalu sama dengan

mengelola dana POMG.

a. Kapan RKAS dibuat?

Tahun ajaran baru, yaitu bulan Juli.

b. Bagaimana proses dalam pembutan RKAS?

Ketua komite, sekretaris, bendahara, dan koordinator kelas

berkumpul pada awal ajaran baru untuk membahas rencana

kegiatan yang melibatkan anggota komite, pihak komite membuat

estimasi rencana anggaran kegiatan. Kegiatan sekolah yang

melibatkan komite seperti, fieldtrip, karyawisata, PAT, assembly

(mini performance), renang.

3. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan anggaran

sekolah kepada stakeholders ekternal (orang tua siswa)?

Iya, khususnya untuk dana komite, sekolah memberikan

keleluasaan kepada pengurus komite untuk mengelola dana POMG dalam

membantu kegiatan sekolah.

4. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan anggaran

sekolah kepada stakeholders eksternal (orang tua siswa)?

Iya, untuk dana komite, selalu berdiskusi tentang pengeluaran dana

yang akan kita lakukan.

5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran

sekolah kepada stakeholders eksternal (orang tua siswa)?

Iya, mengenai evaluasi tentang dana yang telah dikeluarkan.

Evaluasi tersebut biasanya disampaikan ke orang tua siswa melalui

koordinator kelas disetiap akhir kegiatan. Dan biasanya laporan anggaran

Page 138: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

komite yang telah dilaksanakan dibagikan setiap akhir semester atau per 6

bulan.

6. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran sekolah

kepada stakeholders eksternal?

Iya, biasanya 2-3 tahun tentang kenaikan SPP dan POMG

a. Kapan pengumuman tersebut diberikan?

Awal tahun ajaran.

b. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan?

Surat edaran ke orang tua siswa

7. Apakah pihak stakeholders ekternal (orang tua siswa) menerima laporan

keuangan sekolah yang telah diaudit (evaluasi)?

Iya, tetapi komite hanya mengelola dana POMG (dana Komite). Jadi,

laporan keuangan dari pengeluaran dana komite yang diberikan kepada

seluruh orang tua siswa.

a. Dalam bentuk apa laporan keuangan diterima?

Hardcopy (paper)

b. Kapan laporan keuangan tersebut disampaikan?

Setiap akhir semester.

8. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap

penggunaan anggaran sekolah?

Iya, pastinya. Buku catatan keluar-masuk uang (buku kas).

9. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan

anggaran sekolah kepada stakeholders eksternal?

Iya, hanya untuk dana POMG kepada orang tua.

10. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders eksternal dalam pembuatan

keputusan anggaran sekolah?

Untuk keputusan anggaran sekolah, pihak komite tidak dilibatkan.

11. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders

eksternal untuk berpartisispasi dalam proses penganggaran di sekolah? Iya.

a. Apasaja bentuk partisipasi stakeholders eksternal dalam proses

penganggaran?

Berupa masukan atau saran, kontribusi pihak komite

kepada kegiatan sekolah dengan adanya pemberian snack.

Page 139: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

12. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan keuangan sekolah dapat

menambah wawasan dan pengetahuan stakeholders eksternal terhadap

penyelenggaraan program/kegiatan sekolah? Iya, pasti.

13. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan keuangan sekolah dapat

meningkatkan kepercayaan stakeholders eksternal kepada sekolah? Iya.

14. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan keuangan sekolah dapat

meningkatkan partisipasi stakeholders eksternal terhadap penyelenggaraan

program/kegiatan di sekolah? Iya, kita membantu sekolah dalam kegiatan

siswa dengan adanya kontribusi untuk snack.

15. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan keuangan sekolah dapat

mengurangi pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah? Iya, pastinya.

16. Apakah stakeholder eksternal menerima hasil keputusan anggaran yang

disampaikan oleh sekolah?

Untuk keputusan anggaran sekolah secara menyeluruh seperti

penetapan spp, uang pangkal tidak, tetapi hanya untuk dana POMG yang

diketahui bahwa perbulannya sebesar Rp 25.000 yang harus dibayar oleh

orang tua siswa.

17. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari stakeholders

eksternal mengenai proses dan hasil penganggaran di sekolah?

Iya, misalkan dengan adanya masukan atau masalah dari orang tua,

kita tampung dan akan dibahas melalui rapat anggota komite.

18. Apakah pihak stakeholders ekstrenal terlibat dalam evaluasi anggaran

sekolah?

Untuk anggaran sekolah tidak, tetapi untuk dana komite saja, anggota

komite melaksanakan evaluasi dari pelaksanaan anggaran yang telah

dikeluarkan.

19. Bagaimanakah pihak stakeholders melakukan pengawasan terhadap

pengelolaan keuangan sekolah?

Kalau keuangan di sekolah secara menyeluruh tidak. Tetapi untuk

pengawasan penggunaan dana komite saja. Misalnya, setiap bulan pasti

ada kegiatan keluar sekolah, kita memberikan post-post dana kegiatan

sebagai kontrol untuk melihat pengeluaran selanjutnya. Apabila ada

kegiatan yang memakai dana besar kita melakukan sharing dana dengan

sekolah.

Depok, 10 November 2015

(Cindy Arifianti)

Page 140: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Lampiran 3

Data Tenaga Pendidik Tahun Ajaran 2014/2015

NO. Nama Pendidikan

Terakhir

Jenis

Kelamin

Jabatan

1. Abdullah Zahir S1 Laki-laki Guru

2. Agus Firdaus S1 Laki-laki Guru

3. Ali Badrudin S2 Laki-laki Guru

4. Amiril Mujahidin S1 Laki-laki Guru

5. Arifin S1 Laki-laki Guru

6. Fatimah Husein Assegaf S2 Perempuan Guru

7. Lidya Nurmalasari S1 Perempuan Guru

8. Eli Alawiyah Wijayanti S1 Perempuan Guru

9. Ferry Veronika S1 Perempuan Kepala sekolah

10. Novi Prima D3 Perempuan Guru

11. Jati Hadi Prakoso S1 Laki-laki Guru

12. Melindra S1 Perempuan Guru

13. Misrawati S1 Perempuan Guru

14. Nenden Wulansari S1 Perempuan Guru

15. Pratika S1 Perempuan Guru

16. Ridhatul Dewifartina S1 Perempuan Guru

17. Rina Fitria Nasution S1 Perempuan Guru

18. Ulin Dian Paramita S1 Perempuan Guru

19. Yayuk Sulistriorini S1 Perempuan Guru

20. Yunita wulansari S1 Perempuan Guru

21. Zakariyal Anshori S1 Laki-laki Guru

Page 141: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Lampiran 4

Data Tenaga Kependidikan Tahun Ajaran 2014/2015

No. Nama Pendidikan

Terakhir

Jenis

Kelamin

Jabatan

1. Ade Maria Ulfah S1 Perempuan Ka. Keuangan

2. Adi Wira Praja D3 Laki-laki Administrasi

3. Dadang Muhtar SMA Laki-laki Administrasi

4. Kiki Putri H. S1 Perempuan Administrasi

5. Lutfi STM Laki-laki Administrasi

6. Pitri Aropah MA Perempuan Administrasi

7. Eko Suharianto SLTA Laki-laki Satpam

8. Hariyanto STM Laki-laki Satpam

9. Murtanih SMA Laki-laki Satpam

10. Yopi Firmansyah STM Laki-laki Satpam

11. Anton Surya Ningrat SLTP Laki-laki Office Boy

12. Dayat Hidayat SMA Laki-laki Office Boy

13. Dedi Haryadi SMK Laki-laki Office Boy

14. Haryati Yuliah SMEA Perempuan Office Girl

15. Herdiaji SMK Laki-laki Teknisi

16. Kurniawan SLTP Laki-laki Office Boy

17. Muhadi SLTP Laki-laki Office Boy

18. Nuraini MA Perempuan Office Girl

19. Pinastika Dewanti SMA Perempuan Asisten Guru

20. Bono Nurochim SMA Laki-laki Guru Ummi

21. Desi Mulyana SMA Perempuan Guru Ummi

22. R. Rina Ruswiana S1 Perempuan Guru Ummi

Page 142: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Lampiran 5

Data Rombongan Belajar 2014/2015

No. Kelas Nama Rombel Jenis kelamin

L P Total

1. 1 Saron 13 9 22

2. 1 Kolintang 10 8 18

3. 1 Saluang 6 4 10

4. 1 Tambo 6 6 12

5. 2 Talempong 11 9 20

6. 2 Gendang 10 9 19

7. 2 Calung 13 3 16

8. 2 Tifa 8 1 9

9. 3 Rebana 12 14 26

10. 4 Gambang 8 8 16

11. 4 Ukulele 8 9 17

12. 5 Rebab 9 12 21

13. 5 Sasando 9 6 15

14. 6 Kecapi 9 8 17

15. 6 Kerinding 7 10 17

Total 139 116 255

Page 143: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Lampiran 6

Data Sarana SD Islam Binakheir

No. Jenis Sarana Jumlah Letak Keterangan

1. Komputer TU 5 Ruang Tata Usaha Laik

2. Bell Sekolah 1 Ruang Tata Usaha Laik

3. Meja TU 7 Ruang Tata Usaha Laik

4. Tape Recorder 1 Ruang Tata Usaha Laik

5. Mesin potokopi 1 Ruang Tata Usaha Laik

6. Kursi dan meja tamu 1 Ruang Tata Usaha Laik

7. Rak buku 4 Ruang Tata Usaha Laik

8. Lemari/filling cabinet 9 Ruang Tata Usaha Laik

9. Tempat sampah 2 Ruang Tata Usaha Laik

10. Kursi TU 7 Ruang Tata Usaha Laik

11. Printer TU 2 Ruang Tata Usaha Laik

12. Jam dinding 2 Ruang Tata Usaha Laik

13. Proyektor 2 Ruang Tata Usaha Laik

14. Simbol kenegaraan 46 Kelas 1-6 Laik

15. Tempat sampah 15 Kelas1-6 Laik

16. Meja dan kursi siswa 459 Kelas1-6 Laik

17. Meja dan kursi guru 30 Kelas1-6 Laik

18. Lemari/filling cabinet 5 Kelas1-6 Laik

19. Papan tulis 5 Kelas1-6 Laik

20. Jam dinding 15 Kelas1-6 Laik

21. Perlengkapan Ibadah 5 Musolah Laik

22. Meja dan kursi pimpinan 2 Ruang Kepala Sekolah Laik

23. Lemari/filling cabinet 2 Ruang Kepala Sekolah Laik

24. Meja multimedia 14 Lab. Komputer Laik

25. Komputer 46 Lab. Komputer Laik

26. Meja dan kursi guru 4 Lab. Komputer Laik

27. Meja dan kursi siswa 46 Lab. Komputer Laik

28. Papan tulis 2 Lab. Komputer Laik

29. Jam dinding 2 Lab. Komputer Laik

30. Simbol kenegaraan 3 Lab. Komputer Laik

Page 144: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Lampiran 7

Data Prasarana SD Islam Binakheir

No. Nama Prasarana Panjang

(m)

Lebar

(m)

Rata-rata

Kondisi

Kerusakan

Status

Kepemilikan

1. Aula 16 2 0,56 Milik

2. Kelas 1 8 6 0,00 Milik

3. Kelas 1 8 6 0,00 Milik

4. Kelas 1 8 6 0,00 Milik

5. Kelas 2 8 6 0,00 Milik

6. Kelas 2 8 6 0,00 Milik

7. Kelas 2 8 6 0,00 Milik

8. Kelas 3 8 6 0,00 Milik

9. Kelas 3 8 6 0,00 Milik

10. Kelas 3 8 6 0,00 Milik

11. Kelas 4 8 6 0,00 Milik

12. Kelas 4 8 6 0,00 Milik

13. Kelas 5 8 6 0,00 Milik

14. Kelas 5 8 6 1,11 Milik

15. Kelas 6 8 6 1,39 Milik

16. Kelas 6 8 6 1,28 Milik

17. Lab. Komputer 8 6 0,00 Milik

18. Laboraturium Komputer 8 6 1,22 Milik

19. Lapangan 23 9 0,00 Milik

20. Mushola 5 4 0,56 Milik

21. Mushola 5 3 0,17 Milik

22. Ruang Kepala Sekolah 5 4 0,00 Milik

23. Ruang Perpustakaan 16 12 0,00 Milik

24. Ruang Tata Usaha 8 6 0,28 Milik

25. Ruang Tata Usaha 8 6 0,39 Milik

26. Ruang UKS 8 6 0,00 Milik

27. Toilet Laki-laki 3 2 0,11 Milik

28. Toilet Perempuan 3 2 0,00 Milik

Page 145: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Lampiran 8

Sasaran dan Tujuan SD Islam Binakheir

a. Sasaran Jangka Menengah (4 Tahun)

1) Tersosialisasinya Islamic Character Building (school values)

2) Tersusunnya program pengembangan sumber daya manusia (SDM)

yang baku

3) Tersusunnya sistem keuangan yang akuntabel

4) Tercapainya akreditasi sekolah dengan predikat unggul “A”

5) Terwujudnya pusat sumber belajar (PSB) yang mapan

6) Tersusunnya standar administrasi sekolah yang lengkap dan

memadai

b. Sasaran Jangka Panjang (8 Tahun)

1) Terbentuknya 75% Islamic Character Building

2) Tersusunnya 100% BKS dengan penyempurnaan

3) Terumuskannya sistem evaluasi yang baku di BKS

4) Terbentuknya forum komunikasi peduli pendidikan di tingkat

regional

c. Tujuan Institusional

Setelah menjalani pendidikan di Binakheir School, siswa

ditargetkan memiliki sikap perilaku yang mendukung pemilikan

keterampilan hidup (life skills), sebagai berikut:

1) Beriman dan memiliki dorongan kuat untuk beramal-saleh, baik

secara individual maupun sosial.

2) Berakhlak terpuji. Yakni, memiliki kecerdasan emosional, sosial,

moral, dan spiritual, memiliki Adversity Quotient (keuletan,

kesabaran, dan ketabahan) yang tinggi, serta cinta lingkungan-

hidup.

3) Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi pilihan

spesialisasinya;

4) Cinta dan terampil dalam belajar dan pengembangan ilmu.

5) Kreatif, inovatif, komunikatif, dan penuh percaya diri (self-

confident).

Page 146: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Lampiran 9

Renovasi lantai 3 dan 4

Page 147: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Lampiran 10

Tugas dan Tanggung Jawab Staff Keuangan

1. Kasir (Pemegang Uang)

a. Meyiapkan bukti penerimaan kas untuk penerimaan dana secara tunai.

b. Menyiapkan bukti pengeluaran kas untuk pembayaran secara tunai.

c. Menyiapkan bukti penerimaan bank untuk penerimaan dana masuk ke

rekening bank lembaga.

d. Menyiapkan cek, bilyet giro, dan bukti pengeluaran bank untuk

pembayaran atau pengeluaran dana dari rekening bank lembaga.

e. Meminta tandatangan pada cek atau bilyet giro kepada yang berwenan,

memberikan otorisasi pengeluaran dana dari bank.

f. Meminta tandatangan bukti penerimaan kas, bukti pengeluaran kas,

bukti penerimaan bank, dan bukti pengeluaran bank dari pihak yang

berwenang dan pihak-pihak yang berhubungan dengan transaksi yang

terjadi.

g. Mencatat bukti penerimaan kas dan bukti pengeluaran kas pada buku

kas.

h. Mencatat bukti penerimaan bank dan bukti pengeluaran bank pada

buku bank.

i. Memverifikasi kesesuaian antara bukti pendukung dengan

pertanggungjawaban penggunaan bon sementara oleh pengguna.

j. Merapikan bukti pendukung disesuaikan dengan bukti internal.

k. Meyerahkan bukti internal (pengeluaran kas/bank dan penerimaan

kas/bank) beserta bukti pendukung pada staf akunting.

l. Menyiapkan permohonan dana pengisian kas dilampiri bukti

pendukung eksternal.

m. Meyiapkan slip gaji untuk setiap karyawan.

n. Mempotokopi cek dan menguangkan cek ke bank.

o. Menyetorkan gaji bersih ke rekening karyawan atau menyerahkan gaji

bersih kepada karyawan secara tunai.

p. Memotong dan meyerahkan biaya-biaya kesejahteraan karyawan dan

gaji kepada pihak yang berkepentingan berdasarkan kesepakatan

karyawan yang bersangkutan.

q. Bertanggung jawab terhadap kegiatan administrasi.

2. Pembukuan

a. Menerima bukti internal (pengeluaran kas/bank dan penerimaan

kas/bank).

b. Memverifikasi kesesuaian antara bukti internal (pengeluaran kas/bank

dan penerimaan kas/bank) beserta bukti pendukung dan

kelengkapannya.

Page 148: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

c. Memeriksa kelengkapan tandatangan pada setiap bukti internal

(pengeluaran kas/bank dan penerimaan kas/bank).

d. Membukukan transaksi (pengeluaran kas/bank dan penerimaan

kas/bank) pada software akuntansi berupa jurnal.

e. Mengarsipkan bukti internal (pengeluaran kas/bank dan penerimaan

kas/bank) beserta bukti pendukung dan kelengkapannya.

f. Memproses jurnal transaksi menggunakan software akuntansi.

g. Menyajikan laporan keuangan sesuai standar PSAK no. 45.

h. Menyajikan informasi keuangan kepada manajemen dan yayasan.

i. Menganalisa laporan keuangan.

Page 149: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Lampiran 11

LAPORAN KEUANGAN

SD ISLAM BINAKHEIR

TAHUN 2014

Sekolah Binakheir

Working Trial Balance

Per 31 Desember 2014

NERACA Per Ledger

30/12/2014

Jumlah Aktiva Lancar

Nilai Buku Aktiva Tetap

Total Aktiva

Jumlah Ekuitas

Laporan Laba Rugi Per Ledger

30/12/2014

Jumlah Beban Usaha

Laba Bersih

Laporan Perubahan Ekuitas Per Ledger

30/12/2014

Saldo Per 1 Januari 2014

Laba (Rugi) Desember 2014

Saldo Per 31 Desember 2014

Laporan Arus Kas Per Ledger

30/12/2014

Kas dan Setara Kas pada Saat Akhir Periode

Analisa laporan Keuangan

Catatan Atas Laporan Keuangan

Page 150: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Lampiran 12

Page 151: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Lampiran 13

Page 152: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Lampiran 14

Page 153: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Lampiran 15

Page 154: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Lampiran 16

Page 155: PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29717/1/FIERDA... · pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah,

Lampiran 17

BIODATA PENULIS

Fierda Shafratunnisa, NIM. 1111018200028,

Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2015.

Penulis lahir di Bogor, 15 Agustus 1992. Bertempat

tinggal di Jl. Setu Baru Rt. 02/01 No. 9 Kec./Kel.

Sukmajaya Kota Depok 16412. Penulis merupakan anak

ketiga dari lima bersaudara. Orang tua penulis ialah Drs. Yayat Juhayat, MM dan

E. Nuraini.

Riwayat pendidikan di SD Negeri Sukamaju III Depok tahun 1998-2004,

SMP Negeri 6 Depok tahun 2004-2007, MA Negeri Cibinong tahun 2007-2010,

dan Perguruan Tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011-2015.

Organisasi yang pernah diikuti selama di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

adalah FORSA (Forum Olah Raga Mahasiswa) dan HMJ (Himpunan Mahasiswa

Jurusan) Manajemen Pendidikan. Alamat Email: [email protected].