penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel...

16
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 LUBUKLINGGAU ARTIKEL ILMIAH oleh: HERI SUSANTO NPM. 4009143 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU 2016

Upload: others

Post on 06-Jan-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL HERI SUSANTO 4009143.pdf · table ( 1,70 ), While was higher than t table with

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI 12 LUBUKLINGGAU

ARTIKEL ILMIAH

oleh:

HERI SUSANTO NPM. 4009143

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU 2016

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL HERI SUSANTO 4009143.pdf · table ( 1,70 ), While was higher than t table with

APPLYING OF MODEL COOPERATIF TYPEINSIDE OUTSIDECIRCLE IN TEACHING MATHEMATICS TO THE EIGHT GRADE

STUDENTS OF SMP NEGERI 12 LUBUKLINGGAU

By Heri Susanto1, Fadli2, Idul Adha3

ABSTRACT

The title of this study was applying of theModel Cooperatif Type Inside Outside Circle In Teaching Mathematics To The Seven Grade Students Of SMP Negeri 12 Lubuklinggau. The problem of this study was is it the result in learning mathematics to the eight students of SMP Negeri 12 Lubuklinggau after the applied of the Model Cooperatif Type Inside Outside Circle is signifikan complete? The purpose of this study was to find out the result in learning mathematic to the seven grade students of SMP Negeri 12 Lubuklinggau after the applied of the Model Cooperatif Type Inside Outside Circle. In this study, the writer used the quasi experimental method because did’nt compare the groups. The population of this study was all of the sevengrade students of SMP Negeri 12, consisten 156 students and the sample was taken through simple random sampling consisting of 29 students of class VIII1. The data was done by using the test. Based on the result of the test, the average scores of pre-test was 45,06 and the post-test was 78,06. After the data was collected, based on the result of tobtaine ( 2,11 ) > ttable ( 1,70 ), While was higher than ttable with significance level 훼 = 0,05. Therefore, itf could be concluded that is is the result of learning mathematics to the eight grade students of SMP Negeri 12 Lubuklinggau after applying of the Model Cooperatif Type Inside Outside Circleis signifikan complete. With the average scores of students was 82,75%. Keywords: Inside Outside Circle.

A. Pendahuluan

Pendidikan pada dasarnya mengubah sikap individu seseorang yang

memberikan perubahan positif pada individu yang bersangkutan dan akan menjadi

bekal seseorang untuk dapat mendayagunakan keunggulan diri serta mampu

mengembangkan kemampuan, perasaan dan sikap. Pendidikan hendaknya melihat

jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang

akan datang (Trianto, 2007:1).

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 12

Lubuklinggau, bahwa kelas VIII yang berjumlah 156 siswa diperoleh nilai ulangan

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL HERI SUSANTO 4009143.pdf · table ( 1,70 ), While was higher than t table with

harian matematika siswa dengan rata-rata nilai sebesar 62,6,dengan siswa yang

tuntas sebanyak 77 siswa (49,35%) dan yang belum tuntas sebanyak 79 siswa

(50,65%) dan KKM yang ditetapkan di sekolah tersebut yaitu 75.

Rendahnya hasil belajar matematika siswa tersebut mendorong peneliti

untuk mengadakan perbaikan terhadap proses pembelajaran. Salah satu cara yang

dapat dilakukan adalah mengubah alur proses pembelajaran, dimana alur belajar

tidak harus selalu berasal dari guru menuju siswa. Siswa juga dapat saling

berdiskusi atau bertukar pikiran dengan siswa yang lain. Salah satu alur

pembelajaran untuk mengatasi masalah tersebut, misalnya dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif.

Ada beberapa macam tipe pembelajaran yang bersifat kooperatif salah

satunya tipe Inside Outside Circle. Salah satu keunggulan model pembelajaran

kooperatif tipe Inside Outside Circle menurut Lie (2010:65) adalah siswa berkerja

dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak

kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan

berkomunukasi.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model pembelajaran Kooperatif

Tipe Inside Outside Circle Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 12 Lubuklinggau”.

B. Landasan Teori

1. Model Inside Outside Circle

Menurut Suyatno (2009:69) menyatakan bahwa Inside Outside Circle

adalah model pembelajaran dengan sistem lingkaran kecil dan lingkaran besar

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL HERI SUSANTO 4009143.pdf · table ( 1,70 ), While was higher than t table with

dimana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan

pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Inside Outside Circle

dikembangkan Spencer Kagan untuk memberikan kesempatan kepada siswa

agar saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan (Isjoni, 2007:79).

Kemudian Suprijono (2009:97) menyatakan pembelajaran dengan model

Inside Outside Circle diawali dengan pembentukan kelompok. Jika kelas terdiri

dari 40 orang bagilah menjadi 2 kelompok besar. Tiap-tiap kelompok besar

terdiri dari dua kelompok lingkaran dalam dengan jumlah anggota 10 dan

kelompok lingkaran luar terdiri dari 10 orang. Pendekatan ini bisa digunakan

dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan sosial, agama,

matematika dan bahasa (Lie, 2010:65).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

kooperatif tipe Inside Outside Circle adalah suatu model pembelajaran

kooperatif dengan pembentukan kelompok besar yang membentuk sistem

lingkaran kecil dan lingkaran besar dimana siswa saling membagi informasi

dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.

langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Inside Outside

Circle yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Membentuk dua kelompok besar dalam kelas (misalkan kelompok A dan

Kelompok B).

2. Untuk kelompok A dan B membentuk kelompok kecil yang berada di

dalam kelompok besar A begitupun kelompok B.

3. Setelah itu, untuk kelompok besar A dan B masing-masing membentuk

lingkaran sehingga pada lingkaran tersebut saling berhadapan membentuk

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL HERI SUSANTO 4009143.pdf · table ( 1,70 ), While was higher than t table with

pasangan.

4. Berikan tugas dan waktu pada tiap-tiap pasangan yang berhadapan

untukbertukar informasi, dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang

bersamaan.

5. Setelah siswa berdiskusi, peserta didik berada di lingkaran kecil diam di

tempat, sementara peserta didik yang berada di lingkaran besar bergeser

satu langkah searah jarum jam. Setiap pergerakan itu akan terbentuk

pasangan-pasangan baru yang wajib memberikan informasi berdasarkan

hasil diskusi dengan pasangan pertama, demikian seterusnya.

6. Pergerakan diberhentikan jika anggota kelompok lingkaran dalam dan luar

sebagai pasangan pertama bertemu kembali.

7. Hasil diskusi tiap-tiap kelompok besar tersebut, kemudian dipaparkan

sehingga terjadilah diskusi antar kelompok besar.

8. Guru dapat memberikan ulasan maupun mengevaluasi hal-hal yang telah

didiskusikan dan menyimpulkannya.

2. Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif Tipe Inside Outside

Circle

Adapun Kelebihan dan Kekurangan model kooperatif tipe Inside

Outside Circleadalah1):

a. Kelebihan Inside Outside Circle menurut Lie (2010:65) adalah:

1) Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi

dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL HERI SUSANTO 4009143.pdf · table ( 1,70 ), While was higher than t table with

2) Siswa berkerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan

mempunyai banyak kesempatan untuk mengelola informasi dan

meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

3) Lingkaran kecil lingkaran besar bisa digunakan untuk semua tingkat

usia anak didik dan sangat disukai, terutama oleh anak-anak.

b. Kelemahan model Inside Outside Circle adalah:

1) Membutuhkan ruang kelas yang besar.

2) Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalah gunakan untuk

bergurau juga rumit untuk dilakukan.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakanpada tanggal pada tanggal 8 Maret sampai

dengan 8 April 2016 di SMP Negeri 12 Lubuklinggau, dengan judul “Penerapan

Model pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle Pada Pembelajaran

Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Lubuklinggau”. Adapun jumlah

seluruh siswa kelas VIII yaitu sebanyak 156 siswa dari 5 kelas yang ada.

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara undian. Masing-masing kelas

diberi nomor yang berbeda, kemudian memilih salah satu nomor secara acak.

Setelah dilakukan pengundian maka kelas VIII.1 dengan jumlah siswa sebanyak

29 orang terpilih sebagai kelas sampel dimana kelas tersebut diberi perlakuan

menggunakan model kooperatif tipe Inside Outside Circle.

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan

dengan rincian satu kali pre-test pada awal penelitian dengan tujuan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran dengan menggunakan

model kooperatif tipe Inside Outside Circle. Kemudian setelah kemampuan awal

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL HERI SUSANTO 4009143.pdf · table ( 1,70 ), While was higher than t table with

diketahui, dilakukan penerapan pembelajaran dengan menggunakan model

kooperatif tipe Inside Outside Circle, yang dilaksanakan sebanyak 3 kali

pertemuan.

Pada akhir penelitian dilakukan post-test untuk mengetahui hasil belajar

siswa. Analisis data kuantitatif berupa: uji normalitas data, pengujian hipotesis

dengan menggunakan uji t.Karena datanya normal maka rumuspengujianhipotesis

menggunakan stastistik parametris yaitu:

t= ̅

Dimana:

t= nilai t yang dihitung

x = Rata-rata xi

0 = Nilai yang dihipotesiskan

s = Simpangan baku

n= Jumlah anggota sampel

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil penelitian

a) Data kemampuan awal siswa (pre-test)

Kemampuan awal siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan awal (pre-test) yang dimiliki siswa sebelum diberi perlakuan.

Pelaksanaan pre-test dilakukan pada pertemuan pertama yang diikuti oleh

seluruh siswa kelas VIII.1 dengan jumlah 29 siswa. Soal yang diberikan dalam

bentuk uraian sebanyak 7 soal, dimana soal tersebut sudah diketahui validitas,

reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.Rakapitulasi rata-rata dan

simpangan baku dari pre-test dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL HERI SUSANTO 4009143.pdf · table ( 1,70 ), While was higher than t table with

Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Awal (pre-test)

Data Pre-test Nilai Rata-rata

(풙) SimpanganBaku

(s) Nilai

Tertinggi Nilai

Terendah 45,06 13,12 70 23

Berdasarkan pengolahan data hasil belajar pre-test siswa diperoleh nilai

rata-rata (푥̅) sebesar 45,06. Nilai tertinggi 70 dan nilai terendah adalah 23. Tidak

ada siswa yang mendapat nilai lebih dari 75 (KKM), sedangkan siswa yang

mendapat nilai kurang dari 75 adalah 29 siswa.

b) Data kemampuan akhir siswa (post-test)

Pelaksanaan post-test dilakukan diakhir pembelajaran diikuti oleh

siswa kelas VIII.1 dengan jumlah 29 siswa. Pemberian post-test berfungsi untuk

mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan

model kooperatif tipe Inside Outside Circle. Jumlah soal yang akan diberikan

sebagai soal post-test sebanyak 7 soal uraian.Rakapitulasi rata-rata dan

simpangan baku dari pre-test dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Akhir(post-test)

Data Post-test

Nilai Rata-rata (풙)

SimpanganBaku (s)

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

78,06 7,85 91 59

Berdasarkan rekapitulasi hasil tes akhir siswa dapat diketahui bahwa nilai

yang tertinggi adalah 91 dan yang terendah 59. Rata-rata nilai secara keseluruhan

sebesar 78,06 dengan simpangan baku 7,85. Jadi secara deskriptif dapat

dikatakan bahwa hasil post-test siswa setelah penerapan model kooperatif tipe

Inside Outside Circle termasuk kategori tuntas.

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL HERI SUSANTO 4009143.pdf · table ( 1,70 ), While was higher than t table with

0

20

40

60

80

100

Rata-rata Nilai Ketuntasan Belajar

Peningkatan Rata-rata Nilai dan Ketuntasan Belajar

Pre test

Post test

Hal ini menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti

pembelajaran matematika menggunakan model kooperatif Inside Outside Circle.

Peningkatan rata-rata nilai dan ketuntasan belajar dapat dilihat pada grafik 4.1.

Grafik 4.1. Peningkatan Rata-rata Nilai dan Persentase Ketuntasan Belajar

Berdasarkan grafik 4.1 di atas terlihat bahwa selisih nilai rata-rata pre-test

dengan post-test adalah 33. Pada pre-test semua siswa tidak ada yang tuntas hal

ini disebabkan siswa belum pernah mempelajari materi yang diberikan dan pada

hasil post-test siswa mengalami peningkatan hasil belajar hal ini terlihat bahwa

siswa yang tuntas setelah penerapan model kooperatif Inside Outside Circle

sebanyak 24 siswa dan 5 orang diantaranya tidak tuntas.

c) Analisis data

1) Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan data.

Rumus yang digunakan adalah uji kecocokan chi-kuadrat. Rekapitulasi uji

normalitas dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Post-test

Data 흌ퟐ풉풊풕풖풏품 Dk 흌ퟐ풕풂풃풆풍 Kesimpulan

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL HERI SUSANTO 4009143.pdf · table ( 1,70 ), While was higher than t table with

Post-test 5,0792 6 11,07 Normal

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa nilai 휒 hitung kurang

dari 휒 tabel. Hal ini berarti kelompok tes akhir berdistribusi normal.

2) Uji hipotesis

Karena simpangan baku populasi belum diketahui maka dalam penelitian

ini pengujian hipotesis menggunakan uji-t. selanjutnya thitung dibandingkan

dengan ttabel dengan dk = n – 1 dan taraf kepercayaan yang digunakan adalah α =

0,05 dengan ketentuan, jika thitung ≥ ttabel maka terima Ha dan tolak Ho.

Rekapitulasi hasil uji hipotesis post-test dapat dilihat pada tabel 4.4

(selanjutnya dapat dilihat pada lampiran C).

Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis Post-Test

Data 풕풉풊풕풖풏품 Dk 풕풕풂풃풆풍 Kesimpulan

Post-test 2,11 28 1,70 푡 > 푡 maka 퐻 diterima

Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis data tes akhir didapatkan nilai

푡 =2,11 . Dimana kriteria pengujiannya adalah jika 푡 ≥ 푡 maka

퐻 diterima dan 퐻 ditolak dan dengan taraf signifikan yaitu 훼 = 0,05 dan dk =

(n–1). Pada daftar distribusi t dengan dk = 29– 1 = 28 dan 훼 = 0,05

diperoleh 푡 = 1,70, ternyata 푡 > 푡 yaitu 2,11> 1,70 sehingga

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya. Hal

ini berarti “Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12

Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016 Setelah Penerapan Model Kooperatif

Tipe Inside Outside Circle secara signifikan Tuntas”.

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL HERI SUSANTO 4009143.pdf · table ( 1,70 ), While was higher than t table with

2. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, bahwa penggunaan model

kooperatif Tipe Inside Outside Circle dapat dijadikan alternatif dalam proses

belajar-mengajar yaitu untuk untuk mengolah informasi dan meningkatkan

keterampilan berkomunukasi, membangkitkan keberanian siswa dalam

mengemukakan pertanyaan, dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya

karena pertanyaan diselesaikan dengan antar teman berdasarkan pasangan –

pasanganya disaat proses pembelajaran.

Pada kemampuan awal siswa menunjukkan bahwa persentase siswa

yang tuntas adalah 0% dan tidak ada nilai siswa yang mencapai KKM, dan rata-

rata (푥̅) nilai siswa secara keseluruhan adalah 45,06. Jadi dapat disimpulkan

kemampuan awal siswa setelah diterapkan Model Kooperatif Tipe Inside

Outside Circle siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2015/2016 secara signifikan belum tuntas.

Pada pertemuan pertama pada hari Kamis 17 Maret 2016 dalam

penggunaan model kooperatif tipe Inside Outside Circle guru mensosialisasikan

kepada siswa tentang pelaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif tipe

Inside Outside Circle. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok yaitu

kelompok lingkaran besar A dan kelompok lingkaran besar B. Kemudian

anggota kelompok lingkaran besar A dan lingkaran besar B masing –masing

membentuk kelompok kecil dan setelah itu masing-masing lingkaran besar

membentuk lingkaran dalam dan lingkaran luar sehingga mereka saling

berpasangan.

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL HERI SUSANTO 4009143.pdf · table ( 1,70 ), While was higher than t table with

Guru memberikan tugas pada tiap pasangan-pasangan yang berhadapan

dan memberikan waktu secukupnya untuk berdiskusi. Setelah berdiskusi,

anggota kelompok lingkaran dalam bergerak berlawanan arah dengan anggota

kelompok lingkaran luar, sehingga terbentuk pasangan-pasangan baru. Guru

memberikan waktu 3 menit kepada tiap-tiap pasangan baru untuk berdiskusi.

Demikian seterusnya, pergerakan diberhentikan jika anggota kelompok

lingkaran dalam dan luar sebagai pasangan asal bertemu kembali. Hasil diskusi

di tiap-tiap kelompok besar dipaparkan sehingga terjadilah diskusi antar

kelompok besar. Guru memberikan ulasan maupun mengevaluasi hal-hal yang

telah didiskusikan.

Penggunaan model kooperatif tipe Inside Outside Circle pada

pertemuan pertama peneliti mengalami kesulitan dan menemukan beberapa

hambatan-hambatan. Adanya perubahan cara mengajar guru dirasakan siswa

sebagai hal yang baru karena penggunaan model kooperatif tipe Inside Outside

Circle yang belum pernah diterapkan pada pembelajaran sebelumnya, sehingga

siswa belum terbiasa dan perlu penyesuaian penggunaan model kooperatif tipe

Inside Outside Circle.

Pada pertemuan pertama peneliti membuat tugas sebanyak 7 soal untuk

diselesaikan pada masing-masing kelompok. Dari 7 soal tersebut masing-

masing kelompok mengerjakan seluruhnya, tetapi yang mampu dikerjakan

dengan baik hanya 4 soal dan 3 soal lainya dikerjakan tidak sesuai dengan yang

diharapkan.

Pada pertemuan kedua pada hari selasa 22 Maret 2016 pelaksanaan

pembelajaran matematika dengan menggunakan model kooperatif tipe Inside

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL HERI SUSANTO 4009143.pdf · table ( 1,70 ), While was higher than t table with

Outside Circle dilakukan dengan cara yang sama dengan pertemuan pertama.

Pada pertemuan ini ada sedikit perbedaan, keadaan siswa disaat pelaksanaan

pembelajaran dengan model Inside Outside Circle sudah cukup baik. Hal ini

terlihat dari awal pembelajaran ketika pembagian kelompok yang biasanya pada

pertemuan sebelumnya memakan waktu cukup lama, tetapi pada pertemuan ini

ketika peneliti menyebutkan kelompok siswa secara spontan bergabung dengan

kelompoknya dan semua siswa cukup aktif sudah membentuk lingkaran dan

berpasangan sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

Pada pertemuan ketiga pada hari selasa 29 Maret 2016 pelaksanaan

pembelajaran matematika dengan menggunakan model kooperatif tipe Inside

Outside Circle peneliti sudah tidak mengalami kesulitan menerapkan model

tersebut. Hal ini terlihat bahwa antusias keaktifan siswa ketika pembelajaran

dilaksanakan, lingkaran dan pasangan mereka sudah terbentuk.

Pada saat guru memberikan pertanyaan-pertanyaan mereka lebih cepat

menjawab pertanyaan dari waktu yang ditetapkan, ini berarti kesiapan dan

kemauan siswa dalam mengikuti pembelajaran lebih tinggi dibandingkan pada

pertemuan sebelumnya. Setelah penerapan model kooperatif Inside Outside

Circle terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 33,00

dengan siswa yang tuntas sebanyak 24 siswa.

Pada saat pelaksanaan penelitian dengan menggunakan Model

Kooperatif Tipe Inside Outside Circle (IOC), peneliti juga menemukan

hambatan. Hambatan yang ditemui pada pertemuan pertama yaitu:

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL HERI SUSANTO 4009143.pdf · table ( 1,70 ), While was higher than t table with

1. Pembentukan kelompok besar baik A maupun B dan pengaturan pasangan

tiap kelompok membuat kondisi kelas menjadi gaduh sehingga menyita

waktu lama.

2. Keterbatasan waktu yang tersedia membuat pertanyaan yang diajukan

oleh tiap-tiap kelompok ada yang belum selesai dibahas.

Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut peneliti melakukan usaha

sebagai berikut:

1. Pembentukan kelompok lingkaran besar A dan B pada pertemuan

pertamadibuat secara permanen atau tetap, sehingga pada pertemuan

selanjutnya pada saat pembelajaran dimulai, siswa sudah siap

berada dikelompoknyamembentuk lingkaran masing-masing.

2. Pertanyaan-pertanyaan yang belum dibahas tersebut dijadikan sebagai

tugas rumah yang kemudian dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

Selain hambatan yang ditemui peneliti juga menemukan kemudahan

dalam menerapkan model kooperatif tipe Inside Outside Circle yaitu adanya

struktur yang jelas dan memungkinkan peserta didik untuk berbagi dengan

pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur, siswa bekerja dengan sesama

siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk

mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi, serta siswa

dapat melatih kedisiplinan dan belajar mandiri.

Sebelum pembelajaran matematika menggunakan model kooperatif tipe

Inside Outside Circle, banyak siswa yang tidak dapat mengerjakan tes awal.

siswa yang mengikuti pre-test mendapatkan nilai tertinggi masih banyak tidak

dapat menjawab soal dengan benar, sehingga tidak diperoleh skor maksimal. Hal

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL HERI SUSANTO 4009143.pdf · table ( 1,70 ), While was higher than t table with

ini berbanding terbalik dengan jawaban siswa setelah diberikan pembelajaran

matematika dengan menggunakan model kooperatif tipe Inside Outside Circle.

Hampir semua siswa mengerjakan soal berdasarkan langkah-langkah yang sesuai

dengan konsep yang diberikan oleh guru.

Dengan diterapkannya model kooperatif tipe Inside Outside Circle, siswa

mulai merasa senang dan gembira dengan berdiskusi membentuk lingkaran dan

berpasang-pasangan dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Siswa

juga merasa bersemangat saat belajar, lebih berani dalam mengemukakan

pendapat mereka. Mereka saling berdiskusi, saling menjelaskan dan saling

membantu dalam memecahkan soal yang disajikan guru. Sehingga suasana

belajar terlihat aktif danmenyenangkan.Sehingga dapat disimpulkan “Hasil

Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Lubuklinggau Tahun

Pelajaran 2015/2016 Setelah Penerapan Model Kooperatif Tipe Inside Outside

Circle secara signifikan Tuntas”.

E. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Lubuklinggau Tahun

Pelajaran 2015/2016 Setelah Penerapan Model Kooperatif Tipe Inside Outside

Circle secara signifikan Tuntas. Rata-rata nilai akhir siswa setelah diberi

pembelajaran dengan Model Kooperatif Tipe Inside Outside Circle sebesar

78,06dengan persentase jumlah siswa yang tuntas sebesar 82,75%.

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL HERI SUSANTO 4009143.pdf · table ( 1,70 ), While was higher than t table with

DAFTAR PUSTAKA

Isjoni, 2007. Cooperatif Learning. Bandung: Alfabeta.

Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning Mempraktekkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta:Grasindo.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: PT. Prestasi Pustaka.