penerapan model arima - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. metode kuadrat terkecil metode ini...

52

Click here to load reader

Upload: vanhanh

Post on 23-Mar-2019

289 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Penerapan Model ARIMA

(Bagian I)

Dr. Kusman Sadik, M.Si

Sekolah Pascasarjana Departemen Statistika IPB

Semester Genap 2017/2018

1

Page 2: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Ada tiga tahapan iteratif dalam pemodelan data deret waktu

yang berbasis model ARIMA, yaitu:

1. Penentuan model tentatif (spesifikasi model)

berdasarkan data contoh untuk mengidentifikasi nilai

p, d, dan q.

2. Pendugaan parameter model ARIMA(p, d, q) yang

diidentifikasi, yaitu penduga nilai , , dan σ𝑒2.

3. Analisis diagnostik untuk melihat kelayakan model.

2

Page 3: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Prosedur iterasi ini sering disebut ”Metode Box-Jenkins”.

Untuk model ARIMA(p, d, q), spesifikasi dilakukan untuk

menentukan nilai p, d, dan q.

Alat yang digunakan pada tahap identifikasi ini adalah fungsi

autokorelasi.

Fungsi autokorelasi ini diduga dari data contoh atau disebut

fungsi autokorelasi contoh (sample of autocorrelation function

atau SACF atau ACF saja).

Disamping itu ada pula fungsi autokorelasi parsial (sample of

partial autocorrelation function atau SPACF atau PACF saja)

3

Page 4: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

a. ACF

.... ,2 ,1 ,

)(

))((

1

2

1

k

YY

YYYY

rn

t

t

kn

t

ktt

k

n

Y

Y

n

t

t 1

rk merupakan penduga bagi k

4

Page 5: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

a. PACF

PACF : kk = Corr(Yt, Yt-k | Yt-1, Yt-2, …, Yt-k+1)

Berdasarkan persamaan Yule-Walker:

j = k1j-1 + k2j-2 + ... + kkj-k

j = 1, 2, ..., k; Catatan: j = -j dan 0 = 1

k ACF; kk PACF

kk̂ penduga bagi kk

5

Page 6: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Contoh:

Misal diketahui data : 4, 2, 5, 1. Tentukan ACF (r1, r2) dan

PACF (𝜙 11 , 𝜙 22)

Melalui persamaan .... ,2 ,1 ,

)(

))((

1

2

1

k

YY

YYYY

rn

t

t

kn

t

ktt

k

Dapat diperoleh penduga ACF : r1 = -0.7 dan r2 = 0.4

6

Page 7: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Berdasarkan persamaan Yule-Walker dapat diperoleh

penduga PACF kk:

j = k1j-1 + k2j-2 + ... + kkj-k

Untuk k =1 j = 1

1 = 110 1 = 11(1) r1 = 𝜙 11 = -0.7

Untuk k = 2 j = 1, 2

1 = 210 + 221 1 = 21 + 221

2 = 211 + 220 2 = 211 + 22

7

Page 8: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

1 = 210 + 221 1 = 21 + 221

2 = 211 + 220 2 = 211 + 22

(1)2 = 211 + 22(1)2 ...... Pers(1)

2 = 211 + 22 …….. Pers(2)

Berdasarkan Pers(1) dan Pers(2) diperoleh:

(1)2 - 2 = 22(1)2 - 22

22 = {(1)2 - 2}/{(1)2 - 1}

𝜙 22= {(r1)2 - r2}/{(r1)2 - 1} = 0.09/(-0.51) = -0.176

8

Page 9: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Implementasi dalam Program R

> data <- c(4, 2, 5, 1)

> acf(data, lag.max = 3, plot = FALSE)

Autocorrelations of series ‘data’, by lag

0 1 2 3

1.0 -0.7 0.4 -0.2

> pacf(data, lag.max = 3, plot = FALSE)

Partial autocorrelations of series ‘data’, by lag

1 2 3

-0.700 -0.176 0.012

9

Page 10: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1 2 3 4 5

ACF

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1 2 3 4 5 6

Sample of ACF

kkr

k k

Pengidentifikasian Model

Model MA: Misal MA(1) : Yt = et - et-1

ACF :

1 ; 0

1 ;1 2

k

k

k

10

Page 11: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Karena rk berasal dari data contoh maka diperlukan

galat baku bagi rk yaitu Srk.

Sebagai nilai pendekatan : Srk = n/1 , dimana n

adalah banyaknya data.

Sehingga hipotesis H0 : k = 0 ditolak jika | rk | > 2Srk

atau | rk | > n/2 .

Misalnya, jika | r1 | > n/2 dan | rk | < n/2 untuk

k = 2, 3, …, maka model tentatifnya adalah MA(1).

11

Page 12: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Model AR : Misalkan AR(1) : Yt = Yt-1 + et

ACF : k = k ; k = 1, 2, …

Untuk model AR, ACF merupakan fungsi eksponensial

sehingga ACF tidak dapat digunakan untuk menentukan

nilai p dalam AR(p).

PACF : j = k1j-1 + k2j-2 + ... + kkj-k (Yule-Walker)

untuk k = 1 1 = 11

untuk k = 2 1 = 21 + 221 .... (1)

2 = 211 + 22 .... (2)

12

Page 13: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1 2 3 4 5

PACF

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1 2 3 4 5 6

Sample of PACF

kkkk̂

Berdasarkan persamaan (1) dan (2) 22 = 0.

Demikian juga 33 = 44 = ... = 0.

Sehingga PACF AR(1):

1 ; 0

1 ; 1

k

k

kk

Dengan demikian PACF dapat digunakan sebagai

penentu nilai p dalam model AR(p).

Hipotesis H0 : kk = 0 ditolak jika nkk /2 |ˆ| .

13

Page 14: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sample of ACF

off tails

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sample of ACF

q lagafter off cuts

Pengidentifikasian nilai p dan q

14

Page 15: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

15

Page 16: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Contoh (1)

16

Page 17: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Contoh (2)

17

Page 18: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Contoh (3)

d = 1

d = 1

18

Page 19: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Pengidentifikasian ARMA(p, q) Melalui EACF

Nilai ACF dan PACF dapat digunakan untuk menentukan

nilai q pada model MA(q) dan nilai p pada model AR(p).

Namun tidak bisa digunakan untuk menentukan nilai p dan

q pada model campuran ARMA(p, q).

Karena itu dikembangkan metode extended autocorrelation

function (EACF) untuk pengidentifikasian model campuran

ARMA(p, q).

Pada Tabel EACF, secara teoritis model ARMA(p, q)

mempunyai pola segitiga-nol (triangle of zeroes), dimana

nilai pada pojok kiri atas bersesuaian dengan ordo ARMA.

19

Page 20: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Pengidentifikasian ARMA(p, q) Melalui EACF

20

Page 21: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Pendugaan Parameter Model

Apabila nilai p, d, dan q sudah dapat diidentifikasi, maka

selanjutnya dilakukan pendugaan terhadap parameter model,

yaitu 1, 2, ..., p untuk model AR(p) dan 1, 2, ..., q untuk

model MA(q) berdasarkan data terobservasi Y1, Y2, ..., Yn.

Metode pendugaan parameter :

Metode momen,

Metode kuadrat terkecil (least-square),

Metode kemungkinan maksimum (maximum likelihood).

21

Page 22: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

1. Metode Momen

Metode ini didasarkan pada persamaan momen contoh dan

momen teoritis, kemudian memecahkan persamaan-persamaan

tersebut untuk mendapatkan penduga bagi parameter model.

Misalnya, menduga rataan populasi (teoritis) dengan rataan

contoh Y .

Model AR

a. AR(1) : Yt = Yt-1 + et

k = k ; k = 1, 2, …

1 = ˆˆ1 r1 = ̂

Jadi pada AR(1) penduga bagi parameter model, ,

adalah r1 yang dapat dihitung dari data.

22

Page 23: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

b. AR(1) : Yt = + Yt-1 + et

Bagaimana menduga ?

Perhatikan model : (Yt - 𝑌 )= (Yt-1 - 𝑌 ) + et

↔ (Yt - 𝑌 )= (Yt-1 - 𝑌 ) + et

↔ Yt = (1 - )𝑌 + Yt-1 + et

↔ Yt = + Yt-1 + et

Sehingga : = (1 - )𝑌

23

Page 24: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

c. AR(2) : Yt = 1Yt-1 + 2Yt-2 + et

Berdasarkan persamaan Yule-Walker :

k = 1k-1 + 2k-2 + ... + pk-p

maka diperoleh

1 = 1 + 21 dan 2 = 11 + 2

dengan metode momen diperoleh:

r1 = 1̂ +

2̂ r1 dan r2 = r1 1̂ + 2̂

penyelesaian terhadap dua persamaan ini diperoleh:

2

1

211

1

)1(ˆr

rr

dan

2

1

2

122

r

rr

24

Page 25: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Model MA

MA(1) : Yt = et - et-1

211

21 ˆ1

ˆ

r

sehingga diperoleh : 1

2

1

2

411ˆr

r

Sebagai catatan untuk persamaan ini, apabila | r1 | > 0.5

maka metode momen gagal untuk menduga parameter .

Untuk MA(2), MA(3), dst, metode momen menjadi

sangat kompleks, sehingga harus menggunakan metode

pendugaan lainnya.

25

Page 26: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Model ARMA

ARMA(1, 1) : Yt = Yt-1 - et-1 + et

1

221

))(1(

k

k

1

2 sehingga penduga bagi adalah : 1

2ˆr

r

Untuk menduga dapat digunakan persamaan pertama

dengan cara mengganti 1 dengan r1 dan dengan ̂ , yaitu

21 ˆˆˆ21

)ˆˆ)(ˆˆ1(

r

26

Page 27: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Contoh Kasus (Latihan):

Misalnya diketahui model AR(2) : Yt = + 1Yt-1 + 2Yt-2 + et.

Berdasarkan data diketahui bahwa r1 = 0.75, r2 = 0.61, dan

Y = 4.5. Tentukan ̂ , 1̂ , dan

2̂ dengan metode momen.

27

Page 28: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

2. Metode Kuadrat Terkecil

Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen

pada galat, yaitu

n

t

te1

2.

AR(1) : Yt = Yt-1 + et et = Yt - Yt-1

S() =

n

t

te1

2=

n

t

tt YY1

2

1)(

Penduga bagi parameter model, , dapat diperoleh

dengan cara meminimumkan S().

28

Page 29: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

MA(1) : Yt = et - et-1 et = Yt + et-1

et = Yt + ( Yt-1 + et-2)

et = Yt + Yt-1 + 2Yt-2 +

3Yt-3 + ….

S() =

n

t

te1

2

Meminimumkan S() tidak dapat dilakukan secara

analitik / kalkulus karena bersifat non-linear, sehingga

harus diselesaikan secara numerik / iteratif, salah

satunya melalui algoritma Gauss-Newton atau

Newton-Raphson.

29

Page 30: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

3. Metode Kemungkinan Maksimum

Metode ini dilakukan dengan cara memaksimumkan fungsi

kemungkinan (likelihood), berdasarkan fungsi sebaran galat (et).

AR(1) : Yt = Yt-1 + et, misal et bsi

~ N(0, e2)

f(e1, e2, …., en) = )2

1exp(.)2(

1

2

2

2/)1(2

n

t

t

e

n

e e

L(, e2) = ))(

2

1exp(.)2( 2

12

2/)1(2

n

t

tt

e

n

e YY

Penduga dan e2 dapat diperoleh dengan cara

memaksimumkan fungsi kemungkinan L(, e2).

30

Page 31: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

MA(1) : Yt = et - et-1

Fungsi kemungkinannya, L(, e2), bersifat non-linear

sehingga pemaksimumannya harus dilakukan secara

numerik / iteratif.

Catatan : Program R menggunakan metode iterasi Newton-

Raphson untuk menduga parameter AR(p), MA(q),

dan ARIMA(p, d, q).

31

Page 32: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

# Pemodelan ARIMA(1,1,1)

library("forecast")

library("TTR")

library("TSA")

library("graphics")

# Membangkitkan y, ARIMA(1,1,1): mu = 0.15, phi = 0.55, tetha = -0.75

set.seed(1001)

e <- rnorm(150,0,1)

n <- length(e)

mu <- 0.15

phi <- 0.55

tetha <- -0.75

# package arima di R, tetha bertanda positif, kebalikan dari Cryer

# misal di R, MA(1) : y = mu + e[i] + tetha*e[i-1]

# akibatnya hasil pendugaan parameter tetha tandanya berkebalikan

y <- c(1:n)

for (i in 3:n)

{ y[i] <- mu + (1+phi)*y[i-1] - phi*y[i-2] + e[i] - tetha*e[i-1]} #Cryer

32

Page 33: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

y <- y[-c(1:50)] # membuang 50 data pertama

plot.ts(y, lty=1, xlab="Waktu", ylab="Data Asal (y)")

points(y)

acf(y, lag.max=20) # cek kestasioneran

y.dif1 <- diff(y, difference=1) # differencing ordo 1

plot.ts(y.dif1, lty=1, xlab="Waktu", ylab="Data Y.Diff Ordo 1")

points(y.dif1)

# Pengidentifikasian Model

acf(y.dif1, lag.max=20)

pacf(y.dif1, lag.max=20)

eacf(y.dif1)

# Pendugaan Parameter dan Penentuan Model Terbaik

# Berdasarkan Kandidat Model Hasil Identifikasi

arima(y.dif1, order=c(0,0,2),method="ML") # ARIMA(0,1,2)

arima(y.dif1, order=c(3,0,0),method="ML") # ARIMA(3,1,0)

arima(y.dif1, order=c(1,0,1),method="ML") # ARIMA(1,1,1)

33

Page 34: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

# Plot dan Nilai Dugaan Berdasarkan Model Terbaik

model <- arima(y.dif1, order=c(1,0,1),method="ML") # ARIMA(1,1,1)

dugaan <- fitted(model)

cbind(y.dif1,dugaan)

plot.ts(y.dif1, xlab="Waktu", ylab="Data Diff.Y Ordo 1")

points(y.dif1)

par(col="red")

lines(dugaan)

par(col="black")

34

Page 35: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

35

Page 36: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

36

Page 37: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

37

Page 38: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

38

Page 39: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

39

Page 40: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

> eacf(y.dif1)

AR/MA

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

0 x x o o o o o o o o x x x x

1 x o o o o o o o o o o x o o

2 x x o o o o o o o o o x o o

3 x x o o o o o o o o o x o o

4 x x o x o o o o o o o x o o

5 x o o o o o o o o o o x o o

6 x o o o o o o o o o o x o o

7 x o o o o o o o o o o o o o

40

Page 41: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

> arima(y.dif1, order=c(0,0,2),method="ML") # ARIMA(0,1,2)

Call:

arima(x = y.dif1, order = c(0, 0, 2), method = "ML")

Coefficients:

ma1 ma2 intercept

1.2345 0.3810 0.3195

s.e. 0.0910 0.0936 0.2525

sigma^2 estimated as 0.9365: log likelihood = -138.18,

aic = 282.37

41

Page 42: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

> arima(y.dif1, order=c(3,0,0),method="ML") # ARIMA(3,1,0)

Call:

arima(x = y.dif1, order = c(3, 0, 0), method = "ML")

Coefficients:

ar1 ar2 ar3 intercept

1.2249 -0.7571 0.2688 0.3249

s.e. 0.0987 0.1438 0.1016 0.3662

sigma^2 estimated as 0.9572: log likelihood = -139.08,

aic = 286.16

42

Page 43: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

> arima(y.dif1, order=c(1,0,1),method="ML") # ARIMA(1,1,1)

Call:

arima(x = y.dif1, order = c(1, 0, 1), method = "ML")

Coefficients:

ar1 ma1 intercept

0.5423 0.7580 0.3183

s.e. 0.0894 0.0668 0.3585

sigma^2 estimated as 0.8906: log likelihood = -135.69,

aic = 277.37

43

Page 44: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

> cbind(y.dif1,dugaan)

Time Series:

Start = 1

End = 99

Frequency = 1

y.dif1 dugaan

1 -0.301500868 0.03487535

2 -2.989745815 -0.59954250

3 -1.798462592 -2.91505510

.

.

97 2.664318123 2.84607363

98 0.354648756 1.45281261

99 -0.463277448 -0.49441754

44

Page 45: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Garis Merah : Plot Nilai Dugaan Berdasarkan Model Terbaik

45

Page 46: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

> arima(y.dif1, order=c(1,0,1),method="ML") # ARIMA(1,1,1)

Call:

arima(x = y.dif1, order = c(1, 0, 1), method = "ML")

Coefficients:

ar1 ma1 intercept

0.5423 0.7580 0.3183

s.e. 0.0894 0.0668 0.3585

sigma^2 estimated as 0.8906: log likelihood = -135.69,

aic = 277.37

Penduga parameter : 𝜇 = 0.3183, 𝜙 = 0.5423, 𝜃 = −0.7580,

Bandingkan dengan data y yang dibangkitkan:

ARIMA(1,1,1) dengan parameter μ = 0.15, ϕ = 0.55, θ = −0.75

“sigma^2 estimated as 0.8906” adalah nilai dugaan bagi σe2

Model terbaik tersebut selanjutnya bisa digunakan untuk peramalan

46

package arima di R, tetha bertanda positif, kebalikan dari Cryer

Page 47: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

1. Melalui Program R, bangkitkan data yt, (n = 125), berupa model

ARIMA(1, 2, 0) dengan = 0.25, Φ = 0.65 serta et ~ Normal(0,1).

Gunakan 100 data terakhir dan lakukan proses berikut:

a. Identifikasilah kestasioneran data, serta lakukan proses

differencing jika data tidak stasioner.

b. Selanjutnya, berdasarkan ACF, PACF, dan EACF, identifikasilah

kandidat model yang sesuai.

c. Berdasarkan kandidat model tersebut, tentukan model terbaik

berdasarkan nilai AIC-nya.

d. Bandingkan penduga parameter yang diperoleh untuk model

terbaik pada poin (c) tersebut dengan nilai parameter yang

sesungguhnya. Apa kesimpulan Anda?

47

Page 48: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

2. Melalui Program R, bangkitkan data yt, (n = 125), berupa model

ARIMA(1, 2, 2) dengan = 0.20, Φ = 0.85, θ1 = - 0.65, dan θ2 = 0.40

serta et ~ Normal(0,1). Gunakan 100 data terakhir dan lakukan

proses berikut:

a. Identifikasilah kestasioneran data, serta lakukan proses

differencing jika data tidak stasioner.

b. Selanjutnya, berdasarkan ACF, PACF, dan EACF, identifikasilah

kandidat model yang sesuai.

c. Berdasarkan kandidat model tersebut, tentukan model terbaik

berdasarkan nilai AIC-nya.

d. Bandingkan penduga parameter yang diperoleh untuk model

terbaik pada poin (c) tersebut dengan nilai parameter yang

sesungguhnya. Apa kesimpulan Anda?

48

Page 49: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

3. Melalui Program R, kerjakan : Exercise 5.11 (Montgomery, hlm. 290):

49

Page 50: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Montgomery, D.C., et.al. 2008. Forecasting Time Series Analysis

2nd. John Wiley.

Cryer, J.D. and Chan, K.S. 2008. Time Series Analysis with

Application in R. Springer.

Cowpertwait, P.S.P. and Metcalfe, A.V. 2009. Introductory Time

Series with R. Springer New York.

Wei, William, W.S. 1990. Time Series Analysis, Univariate and

Multivariate Methods. Adison-Wesley Publishing Company Inc,

Canada.

50

Page 51: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

Bisa di-download di

kusmansadik.wordpress.com

51

Page 52: Penerapan Model ARIMA - kusmansadik.files.wordpress.com · 2. Metode Kuadrat Terkecil Metode ini dilakukan dengan cara meminimumkan komponen pada galat, yaitu

52 52