penerapan metode karya wisata dalam …
TRANSCRIPT
PENERAPAN METODE KARYA WISATA DALAM MENINGKATKAN HASILBELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI SMA NEGERI I PASIMASUNGGU TIMURKABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu peryaratan guna memperolehgelar sarjana pendidikan islam (S.Pd.i) pada prodiPendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
JUBAIR105 190 1458 11
FAKULTAS AGAMA ISLAMUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1437 H / 2015 M
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran, penulis/ peniliti yang bertanda tangan di
bawa ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis/
peneliti sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat,
tiruan, plagiat di buat atau dibantu secara langsung orang lain baik
keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi
hukum.
Makassar, 22 Dzulkaiddah1436 H08 September 2015 M
Peneliti
JUBAIR
PRAKATA
الرحمن الرحیم بسم ا
لوة رب العلمین، والص لام على ا الحمد ف والس الأنبیآء شر
...والمرسلین وعلى اله وصحبه اجمعین، امابعد Tak ada kata yang pantas peneliti ucapkan kecuali kata syukur
kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Inayah-Nya, sehingga
penulisan Skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Karya Wisata Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di SMA Negeri I Pasimasunggu Timur Kabupaten
Kepulauan Selayar ” dapat penulis tuntaskan. Dan saya yakin bahwa
dalam penulisan Skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan. Namun kesemuanya itu tidak dapat mengurangi rasa syukur
saya kepada-Nya. Begitu pula salam dan taslim semoga tercurah kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, Nabi pembawa risalah dan
rahmat bagi seluruh alam semesta.
Banyak kendala yang dihadapi oleh peneliti dalam rangka
penyusunan skripsi ini, tetapi berkat bantuan berbagai pihak maka skripsi
ini dapat peneliti selesaikan pada waktunya. Dalam kesempatan ini
peneliti menyampaikan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada yang
terhormat:
1. Kedua orangtua tercinta Ayah Maduara dan Ibu DaengTallasa yang
telah mendidik dan mendoakan setiap langka saya dalam menempuh
pendidikan hingga selesai.
2. Dr.Abd.Aziz Muslimin S.Ag, M.Pd.i, M.Pd, pembimbing I dan Dra.Hj,
Nurhaeni DS,M.Pd, pembimbing II yang senantiasa meluangkan
waktunya bagi peneliti dalam memberikan arahan dan bimbingan demi
penyempurnaan skripsi ini.
3. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Bapak DR.H. Irwan Akib,
M.Pd. serta jajaran pembantu rektor yang senantiasa membina
Perguruan Tinggi Muhammadiyah ke arah yang lebih baik.
4. Dekan Fakultas Agama Islam Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I
beserta jajaran pembantu dekan yang senantiasa meningkatkan
sistem pelayanan kepada mahasiswa dan perbaikan sistem
pengajaran yang lebih tertib.
5. Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam Ibu Amirah Mawardi,
S.Ag, M.Si,yang senantiasa melayani dan mengarahkan para
mahasiswa terhadap disiplin keilmuan yang ditekuni.
6. Bapak dan ibu dosen Fakultas Agama Islam yang telah memberikan
ilmunya kepada peneliti selama duduk di bangku perkuliahan di
Universitas Muhammadiyah Makassar.
7. Bapak Bahtiar, S.Pd, MM selaku Kepala sekolah dan Guru- guru SMA
Negeri 1 Passimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar yang
telah memberikan Informasi guna penyelesaian skripsi ini.
8. Adinda Kurnia S.Pd.I yang telah banyak memberikan dukungan,
motivasi, dan bantuan secara langsung maupun tidak langsung demi
selesainya penyusunan skripsi ini.
9. Kepada saudara-saudarku, sakkarang, patta Bali, Ruga, Tanri, Pati,
Lu’mu,Bau Siang,dan Muliati yang senantiasa menjawab pertanyaan
setiap peneliti menghadapi kesulitan dalam penyusunan skripsi ini dan
sangat membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
10.Rekan-rekan seperjuangan, Pendidikan Agama Islam Angkatan
2011, yang telah memberikan kebersamaan dan keceriaan kepada
penulis selama di bangku perkuliahan.
11.Seluruh pihak yang tak dapat saya sebutkan satu persatu yang turut
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian skripsi ini.
Semoga keberadaan skripsi ini dapat menjadi kontribusi
pemikiran bagi semua pihak. Akhirnya kepada Allah SWT sajalah kita
semua memohon Ridho-Nya, agar semua yang terkait dengan studi dan
keberadaan skripsi ini, langsung atau tidak langsung mendapat hidayah,
rahmat, dan ridho Allah SWT, baik kehidupan di dunia maupun
kehidupan akhirat kelak, Jazakumullah Khairan Katsiran.
Makassar, 02 Shafar 1437 H13 November 2015 M
Penulis
JUBAIR
ABSTRAK
Jubair,105 190 145 811. ‘’Penerapan Metode KaryaWisata DalamMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PendidikanAgama Islam Di SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur KabupatenKepulauan Selayar’’ ( di bimbing oleh Abd.Aziz Muslimin pembimbing Idan Hj.Nurhaeni Ds, pembimbing II.
Adapun tujuan penelitian adalah,untuk mengetahui penerapanmetode karya Wisata dalam pembelajaran pendidikan agama islam diSMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar,untukmengetahui peningkatkan hasil belajar peserta didik di SMA Negeri 1pasimasunggu timur Kabupaten Kepulauan Selayar setelah diterapkanmetode karya wisata,untuk mengetahui apakah dengan penerapanmetode karya wisata dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Survey dan merupakanpenelitian kuantitatif dengan melakukan analisis deskriktif dengan caramengeksplorasi data dilapangan dengan metode analisis deskriktif.penelitian mengambil lokasi penelitian di SMA Negeri 1 PassimasungguTimur kabupaten kepulauan selayar karena letaknya strategis, mudah dijangkau dan tidak memerlukan banyak biaya, Populasi dalam penelitian iniadalah seluruh peserta didik di SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timurdimana jumlah keseluruhannya berjumlah 329 peserta didik sedangkansampelnya adalah kelas XI dengan jumlah 26 orang, teknik pengambilansampel yaitu dengan Purposive Sampling. Penulis menggunakaninstrumen memilih kuensioner / angket, wawancara, observasi, dandokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang dibutuhkan.Pengelolaan penyajian dalam bentuk tabel, teknik pengelolaan data yangdipakai adalah analisis data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode karyawisata sangat membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapanmetode ini sangat cocok untuk diterapkan karena siswa lebih senangbelajar diluar kelas atau di tempat yang terbuka dan lebih cepatmemahami pelajaran ketika melihat langsung contoh dari materi pelajaranyang sedang dijelaskan. Hal ini terbukti dari 26 orang responden yangditeliti tentang apakah metode karya wisata dapat meningkatkan hasilbelajar peserta didik 19 orang atau 73% menjawab ya,dan dari 26 orangrespinden diteliti tetang penerapan metode karya wisata dapatmeningkatkan hasil belajar peserta didik dari 24 orang atau 92% yangmenjawab ya.Artinya ini penerapan metode karya wisata dapatmeningkatkan hasil belajar peserta didik sehingga sangat cocookditerapkan di SMA Negeri I Pasimasunggu Timur Kabupaten KepulauanSelayar.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………….. i
BERITA ACARA………………………………………………………………………….. ii
PENGESAHANSKRIPSI………………………………………………………………… iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………………….. iv
PERNYATAN KEASLIAN SKRIPSI.…………………………………………………… v
PRAKATA………………………………………………………………………………… vi
ABSTRA…………………………………………………………………………………...vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………... viii
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………. 8
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Metode karyawisata……………………………….……………………..11
B. Hasil Belajar.............………………………………………………………22
C. Pendidikan Agama Islam...……………………………………………… 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian................................................................................ 28
B. Lokasi dan objek Penelitian .............................................................. 28
C. Varialbel Penelitian .......................................................................... 29
D. Definisi Oprasional Variabel ......................................................... 29
E. Populasi dan Sampel.................................................................... 31
F. Instrumen Penelitian .................................................................... 34
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 35
H. Teknik Analisis Data ................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 38
B. Penerapan Metode Karyawisata di SMA Negeri 1
Pasimasunggu Timur.................................................................. 44
C. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik di SMA Negeri 1
Pasimasunggu Timur................................................................. 48
D. Penerapan Metode Karya Wisata Dapat Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta didik ................................................................ 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................. 54
B. Saran ...................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bidang pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan
kemajuan suatu negara karena pada dasarnya tingkat kemajuan tersebut
tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia sebagai produk dari
pendidikan. Oleh sebab itu, perubahan pendidikan perlu mendapat
perhatian dari pemerintah khususnya oleh Departemen Pendidikan
Nasional. Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun.
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan
kualitas manusia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, dan olah rasa
agar memiliki daya saing dalam memasuki tantangan global. Peningkatan
relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang
sesuai dengan tuntunan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam
Indonesia. Kualitas dalam pendidikan sangat menunjang untuk
menghasilkan lulusan yang profesional dan bermutu. Dengan demikian,
pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa.
2
Sudirman N, dkk (1989:3) Pendidikan bersifat mutlak dalam
kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang dan keluarga, maupun
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga pendidikan sangat
penting dan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan karena kemajuan
suatu bangsa dan negara banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan
bangsa atau negara tersebut. Mengingat sangat pentingnya dalam
kehidupan, sehingga pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya agar
memperoleh hasil sesuai yang diharapkan.
Zakiah Daradjat (2006: 34) Pendidikan sebagai suatu proses
pemindahan nilai berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam
lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat, sehingga tanggung
jawab pendidikan diselenggarakan dengan kewajiban mendidik.
Sehubungan dengan itu, maka pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama antara orang tua, guru, dan masyarakat.
Muhmmad Daud Ali dan Habibah (1995:137) Pendidikan adalah
usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan potensi
manusia lain atau memindahkan nilai-nilai yang dimilikinya kepada orang
lain dalam masyarakat. Proses pemindahan nilai tersebut dapat dilakukan
melalui pengajaran, pelatihan, dan indoktrinasi (bimbingan).
Sesuai dengan Undang-Undang pendidikan nasional nomor 20
tahun 2003 tentang tujuan pendidikan nasional bahwa pendidikan
nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang
3
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Undang-undang Republik
Indonesia,Nomor 20 Tahun 2003.
Pelaksanaan pendidikan yang diharapkan dapat membawa hasil
yang sebaik-baiknya, tentu saja tidak terpisahkan dengan kualitas tenaga
pendidik sebagai aktor utamanya. Guru yang profesional pastinya
mengetahui berbagai macam strategi dan metode dalam pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas. Keberhasilan guru menyampaikan materi
kepada peserta didiknya sangat tergantung pada metode yang digunakan.
Minimnya metode yang digunakan membawa akibat terhadap pesan yang
diberikan oleh guru.
Secara umum, metode pendidikan adalah cara yang dapat
ditempuh dalam memudahkan pencapaian tujuan pendidikan. Dalam
pembelajaran terdapat berbagai macam metode yang perlu untuk
diterapkan oleh seorang pendidik.
Dari sekian banyak metode pendidikan yang ditawarkan oleh
beberapa pakar pendidikan, tidak semuanya dapat diaplikasikan pada
setiap pelajaran. Oleh karena itu, hendaknya setiap pendidik terlebih
dahulu dapat mempertimbangkan metode apa yang tepat untuk
digunakan, yang dapat mempengaruhi hasil belajar ke arah yang lebih
baik dan relevan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
4
Disamping itu, penggunaan metode yang bervariasi juga harus menjadi
pertimbangan bagi setiap guru, untuk meningkatkan minat belajar anak.
Perkembangan metode pendidikan diukur dari seberapa modern
media yang digunakan oleh setiap pendidik dalam mengaplikasikan
metode yang ada. Pada dasarnya metode-metode tersebut tidak ada yang
tertinggal pada setiap periode karena banyak metode yang lahir sesuai
dengan perkembangan pemikiran dan kebutuhan kemajuan zaman.
Dengan begitu, untuk memudahkan pencapaian tujuan pendidikan maka
guru perlu mengetahui, memahami, dan mengaplikasikan berbagai
metode dalam proses pembelajaran.
Penggunaan metode yang tepat sangat berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan yang telah dirancang. Metode yang harus digunakan
oleh pendidik seharusnya adalah metode yang bisa membuat para
peserta didik merasakan ketenangan dan kesenangan dalam
pembelajaran. Dengan demikian, para peserta didik akan mendapatkan
dorongan dari dalam dirinya untuk senantiasa mengembangkan
kreativitasnya. Mereka akan berusaha mencari sendiri materi ajar yang
sudah ditentukan oleh pendidik.
Peng Kheng Sun.(2011:1-2), Belajar sebenarnya bisa
menimbulkan kenikmatan, kegembiraan dan kepuasan hati kalau disiasati
secara kreatif dan cerdik. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan gairah belajar. Pelajar akan semakin bergairahbelajar jika
5
sudah merasakan kenikmatan belajar. Itulah sebabnya pendidik perlu
menerapkan bergbagai cara kreatif untuk menambah kenikmatan belajar.
Sahabuddin (2007:73) Salah satu metode yang bisa membuat
peserta didik merasakan ketenangan dan kesenangan dalam
melaksanakan pembelajaran adalah metode karya wisata. Metode
karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa
peserta didik mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, dapat merangsang
kreativitas peserta didik, informasi dapat lebih luas dan aktual, serta
peserta didik dapat mencari dan mengolah sendiri informasi
Syaiful Sagala (2006:168-169), Metode ini merupakan suatu cara
pengajaran yang dilaksanakan dengan jalan mengajak peserta didik ke
luar kelas untuk dapat memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang ada
hubungannya dengan bahan pelajaran. Metode ini juga lebih menekankan
pembinaan pada aspek psikomotorik karena dalam metode ini peserta
didik lebih banyak dituntut keaktifannya dalam setiap kegiatan, sedangkan
untuk pembinaan aspek yang lain (kognitif dan afektif) merupakan
pendorong untuk tercapainya elaborasi dari teori-teori yang telah
didapatkan oleh anak didik.
Sebagaimana diketahui, Pasimasunggu Timur mempunyai obyek
wisata yang sangat indah dan cocok digunakan untuk penerapan metode
karya wisata. Di Pasimasunggu Timur terdapat hamparan pasir putih yang
melintang sepanjang bibir pantai. Para peserta didik akan merasa senang
6
dalam melaksanakan pembelajaran jika belajar di suasana yang bebas
serta udara yang sejuk. Membawa peserta didik ke tempat yang seperti
itu, akan membuat mereka sadar akan kebesaran Allah Swt. Mereka akan
membuka cakrawala berpikirnya sebagai makhluk Allah Swt.
Sebagaimana firman Allah Swt. Sebagai QS.As-Shaad (38:27):
Terjemahnya:
Dan Kami tidak menciftakan langit dan bumi dan apa yang adadiantara keduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir,maka celakalah orang-orang yang kafir itu karena akan masukneraka.
Dari ayat tersebut di atas, Allah SWT menjelaskan bahwa Dia
menjadikan langit, bumi dan makhluk apa saja yang berada diantaranya
tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi, matahari
yang memancarkan sinarnya di waktu siang, dan bulan yang
menampakkan bentuknya yang berubah-ubah dari malam kemalam serta
bumi tempat tinggal manusia, baik yang tampak di permukaannya maupun
yang tersimpan di dalamnya, sangat besar artinya bagi kehidupan
manusia. Kesemuanya itu diciptakan Allah atas kekuasaan dan ke-
hendaknya sebagai rahmat yang tidak ternilai harganya. Allah
menciptakan makhluknya dengan berbagai bentuk, ukuran dan fungsinya
7
masing-masing di muka bumi agar manusia memahami dan mengambil
hikmah dari ciptaan Allah tersebut.
Metode karya wisata ini masih jarang diterapkan oleh para
pendidik di sekolah-sekolah. SMA Negeri I Pasimasunggu Timur adalah
salah satu sekolah yang terletak di Pulau Jampea kecamatan
Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar. Sekolah ini sangat
strategis karena terletak di daerah yang mempunyai banyak obyek wisata.
Sayangnya para pendidik jarang atau bahkan tidak pernah menerapkan
metode karya wisata dalam proses pembelajaran.
Peserta didik selama ini selalu mengeluh karena mereka merasa
jenuh dengan kondisi di lingkungan belajarnya. Mereka selalu dibatasi
ruang geraknya karena belajar di dalam ruangan yang tidak semuanya
mempunyai fasilitas yang bisa membuat nyaman di dalamnya. Mungkin
saja yang membuat mereka tidak nyaman adalah suasana ruangan yang
pengap karena tidak ada fasilitas seperti kipas angin atau AC. Hal inilah
yang biasanya membuat sebagian peserta didik memilih untuk bolos atau
bahkan tidak ke sekolah sama sekali.
Fenomena inilah yang menjadi landasan sehingga dianggap perlu
untuk meneliti lebih jauh penerapan metode karya wisata dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama
islam di SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan
Selayar. Metode ini bisa membuat peserta didik lebih nyaman dalam
8
pelaksanaan pembelajaran. Apalagi ditunjang oleh berbagai macam
obyek wisata yang ada di Pasimasunggu Timur itu sendiri.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas,
maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode karya wisata dalam pembelajaran
pendidikan agama islam di SMA Negeri Pasimasunggu Timur
Kabupaten selayar ?
2. Bagaimana peningkatkan hasil belajar peserta didik di SMA Negeri 1
Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar setelah diterapkan
metode karya wisata?
3. Apakah penerapan metode karya wisata dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik di SMA Negeri I Pasimasunggu Timur Kabupaten
Kepulauan Selayar?
C.Tujuan Penelitian
Dari tinjauan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis
merumuskan tujuan dari penelitian ini:
1. Untuk mengetahui penerapan metode karya wisata dalam
pembelajaran pendidikan agama islam di SMA Negeri 1 Pasimasunggu
Timur Kabupaten selayar.
9
2. Untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar peserta didik di SMA
Negeri 1 Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar setelah
diterapkan metode karya wisata.
3. Untuk mengetahui Apakah penerapan metode karya wisata dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik di SMA Negeri I
Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar.
D.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peserta didik
a. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pada peserta didik agar
dapat belajar dengan cara yang menyenangkan.
b. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pada diri peserta didik
dapat secara terbuka untuk berpartisipasi aktif saat proses
pembelajaran berlangsung.
c. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pada diri peserta didik bisa
muncul berbagai kreativitas sehingga peserta didik bisa keluar dari
berbagai permasalahan dalam pembelajaran.
2. Bagi pihak sekolah
a. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pada pihak sekolah agar
dapat secara terbuka dan penuh tanggung jawab dalam
merencanakan pola pembelajaran yang dapat meningkatkan
kreativitas bagi peserta didik.
10
b. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pada pihak sekolah agar
dapat meminimalisir faktor penyebab kesulitan dan kemalasan
belajar peserta didik dan mampu melakukan pembelajaran yang bisa
meningkatkan kreativitas peserta didiknya.
c. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pada pihak sekolah agar
dapat melakukan upaya-upaya untuk senantiasa melakukan evaluasi
dalam pelaksanaan metode pengajaran maupun model pembelajar-
an sehingga metode yang digunakan betul-betul sesuai dengan yang
diinginkan peserta didik.
3. Bagi peneliti
a. Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan pengetahuan baru
bagi peneliti tentang pentingnya perencanaan pembelajaran yang
matang agar tercapainya peningkatan prestasi belajar pada peserta
didik.
b. Dengan adanya penelitian ini, ketika peneliti mengabdikan diri
sebagai guru di kemudian hari, maka akan menerapkan pem-
belajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik mampu
menikmati pembelajaran dan meminimalisir peserta didik yang bolos
di sekolah karena salah satu penyebab peserta didik yang bolos
karena tidak mendapatkan ketenangan dan kesenangan dalam
pembelajaran.
c. Dengan adanya penelitian ini, peneliti akan senantiasa memiliki rasa
kepekaan dan berupaya melaksanakan perencanaan pembelajaran
11
yang inovatif dan kreatif demi tercapainya pengembangan kreativitas
dalam diri peserta didik.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Metode Karyawisata
1. Pengertian Metode
Jamil Suprihatimingrum, (2013:281) metode secara harfiah berasal
dari bahasa Yunani methodos, yang artinya jalan/cara. Metode
pembelajaran diartikan sebagai cara yang berisi prosedur baku untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran, khususnya kegiatan penyajian
materi pelajaran kepada peserta didik. Metode dalam mengajar berperan
sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran antara peserta didik
dengan pendidik dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran
merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan materi
pembelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan zain, (2002:53) Dalam
kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan
penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak dapat melaksanakan
tugasnya bila ia tidak menguasai satupun metode mengajar yang telah
dirumuskan dan dikemukakan oleh para ahli psikologi dan pendidikan.
Sahabuddin, (2007:67) Suatu metode mengajar tentu tidak dapat
serba guna, karena mungkin hanya cocok untuk suatu kegiatan tertentu.
Pemilihan metode mengajar ditentukan oleh hasil atau tujuan yang
hendak dicapai. Jadi, sebelum menentukan metode yang akan digunakan
12
dalam pembelajaran pendidik harus memperhatikan tujuan yang telah
dirumuskan dan ditentukan oleh kurikulum. Sehingga metode yang
digunakan selaras dengan tujuan pembelajaran dan kearifan lokal suatu
daerah. Dengan demikian, tujuan pembelajaran akan mudah tercapai.
Jamil Suprihatiningrum, (2013:48) Pembelajaran yang baik
meliputi mengajarkan siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat,
bagaimana berpikir, dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri. Jadi,
mengajarkan siswa bagaimana belajar merupakan suatu tujuan
pendidikan yang sangat penting dan menjadi tujuan utama. Selanjutnya
dikatakan bahwa pentingnya mengajarkan siswa bagaimana belajar atau
disebut pengajaran strategi berlandaskan pada dalil bahwa keberhasilan
siswa sebagian besar tergantung pada kemahiran untuk belajar secara
mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri sehingga strategi belajar
mutlak diajarkan kepada siswa. Ciri-ciri metode yang baik
Semua metode pembelajaran adalah baik, selama sesuai dengan
karakteristik materi dan karakteristik peserta didik. Peserta didik yang aktif
tidak akan cocok jika diajar dengan metode ceramah, karena mereka akan
bosan dan jemu. Guru juga dapat menggunakan beberapa metode
pembelajaran dalam mengoperasionalkan strategi pembelajaran. Jamil
Suprihatinigrum, (2013:282-283) Metode pembelajaran dikatakan baik,
jika memenuhi ciri-ciri di bawah ini:
a. Kesesuaian dengan tujuan, karakteristik materi, dan karakteristik
peserta didik.
13
b. Bersifat luwes, fleksibel, artinya dapat dipadupadankan dengan
metode-metode lain untuk mewujudkan tujuan pembelajaran.
c. Memiliki fungsi untuk menyatukan teori dengan praktik sehingga
mampu mengantarkan peserta didik pada pemahaman materi dan
kemampuan praktis.
d. Penggunaannya dapat mengembangkan materi.
e. Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk ikut aktif di
dalam kelas.
Jika kelima ciri tersebut telah dimiliki oleh suatu metode
pembelajaran, tugas pendidk selanjutnya adalah memilih metode
pembelajaran. Pemilihan metode harus didasari oleh need assesment
(analisis kebutuhan) dan analisis situasi di kelas dan tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan breakdown dari standar kompetensi dan
kompetensi dasar sehingga tujuan pembelajaran biasanya lebih dari satu.
Oleh karena itu,guru dapat saja menggunakan lebih dari satu metode
dalam satu kali pertemuan.
Sumiati, dkk, (2008: 92-96) Pemilihan metode harus sesuai
dengan: (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pembelajaran, (3)
kemampuan guru, (4) kondisi peserta didik, (5) sumber dan fasilitas yang
tersedia, (6) situasi kondisi belajar dan mengajar, (7) waktu yang tersedia,
(8) dan tempat belajar.
Hal-hal tersebut harus menjadi pertimbangan pendidik sebelum
menentukan sebuah metode dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
14
pendidik harus professional dan pandai-pandai membaca dan
menganalisis kondisi peserta didik dan keadaan tempat belajarny.
2. Metode Karyawisata
Salah satu metode mengajar adalah karyawisata. Karyawisata
dalam arti metode mengajar mempunyai arti sendiri yang berbeda dengan
karyawisata dalam arti umum. Berikut ini beberapa pengertian metode
karyawisata menurut pakar:
a. Zahara Idris, (1984), karyawisata ialah “suatu metode dalam
mengajar yaitu anak didik di bawah bimbingan pendidik dengan
perumusan tujuan yang tegas dan rencana yang konkrit pergi ke
suatu tempat atau daerah untuk mempelajari atau menyelidiki
sesuatu”.
b. Oemar Hamalik, (1982) “karyawisata adalah suatu kunjungan ke
suatu tempat di luar kelas yang dilaksanakan sebagai bagian
integral dari pada seluruh kegiatan akademis dan terutama dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan”.
c. S. Nasution, (1982) “Karyawisata bukan piknik, melainkan
memindahkan kelas untuk sementara keluar”.
d. Sudarwan Danim, (1989) “karyawisata sebagai suatu strategi belajar
mengajar, di mana guru dan muridnya mengunjungi suatu tempat
tertentu yang relevan untuk memperoleh sejumlah pengalaman
empiris”.
15
e. Rochman Natadwijaya, (1999), Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, “metode karyawisata tidak lain adalah membawa
murid ke luar kelas untuk mempelajari sesuatu (kunjungan keluar
kelas dalam rangka belajar mengajar)”. Syaiful Bahri Djamarah,
(2000), “Metode karyawisata ialah suatu cara pengusaan bahan
pelajaran oleh para anak didik dengan jalan membawa mereka
langsung ke objek yang terdapat di luar kelas atau di lingkungan
kehidupan nyata, agar mereka dapat mengamati atau mengalami
secara langsung.”
f. Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, (1991:292) “Karyawisata ialah
pesiar (ekskursi) yang dilakukan oleh para peserta didik untuk
melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian
integral dari kurikulum sekolah.”
g. Cee Wijaya dan A.Tabrani Rusyan, (1991:293), Metode karyawisata
dilakukan dengan cara mengajak anak-anak ke luar kelas untuk
dapat memperlihatkan hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang ada
hubungannya dengan materi pelajaran. Ada yang menyebut metode
ini sebagai metode study wisata (Study tour), namun bukan piknik
atau tamasya. Peserta didik tidak hanya bersenang-senang
mengunjungi suatu tempat, namun juga ada upaya untuk
mempelajari sesuatu dari tempat yang dikunjunginya tersebut.
Metode karyawisata menuntut peserta didikuntuk membuat laporan
16
mengenai apa yang dilihat, didengar, dan dialami di tempat wisata.
.”
Dari pengertian metode karyawisata menurut pakar tersebut,
disimpulkan bahwa metode karyawisata ialah kegiatan belajar mengajar
yang dilaksanakan di luar kelas dalam rangka mempelajari sesuatu, di
mana anak didik dapat mengamati suatu obyek secara langsung. Selama
karyawisata selain anak didik mempelajari suatu obyek mereka juga
sekaligus rekreasi di tempat yang bisa menghibur dan menenangkan
pikirannya.
Karyawisata/Fieldtrip, dapat berupa perjalanan keliling sekolah
atau ke tempat yang lebih jauh. Misalnya pergi ke pabrik, ke kebun
binatang, ke museum, ke hotel-hotel, ke sanggar kegiatan belajar,ke panti
asuhan dan ke pantai atau tempat-tempat lain yang memiliki
pemandangan yang indah dan memiliki udara segar. Dari kegiatan
tersebut, anak didik akan mendapatkan pengalaman langsung yang dapat
membuat mereka lebih tertarik kepada pelajaran yang disajikan sehingga
anak didik lebih ingin mendalami ikhwal yang diminati dengan mencari
informasi dari buku-buku sumber lainnya serta menumbuhkan rasa cinta
kepada alam sekitar sebagai ciptaan Allah swt.
Dengan metode karyawisata, peserta didik akan menyadari dan
meyakini bahwa Allah adalah Sang Maha Pencipta yang menciptakan
segala sesuatu tanpa sia-sia. Dari ciptaan-Nya kita sebagai hamba bisa
17
mengambil pelajaran dan manfaat untuk digunakan beribadah dan
menyembah kepada-Nya. Sebagaimana Allah Swt. Qs.Ali-imran (190:75):
Terjemahnya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silihbergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Dari ayat di atas kita dapat mengambil pelajaran bahwa salah satu
cara mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan
membaca dan merenungkan ayat-ayat-Nya yang terbentang di alam
semesta. Dalam ayat ini, Allah menyuruh manusia untuk merenungkan
alam, langit dan bumi. Langit yang melindungi dan bumi yang terhampar
tempat manusia hidup. Juga memperhatikan pergantian siang dan malam.
Semuanya itu penuh dengan ayat-ayat, tanda-tanda kebesaran Allah swt.
Langit adalah yang di atas yang menaungi kita. Hanya Allah yang
tahu berapa lapisnya, yang dikatakan kepada kita hanya tujuh.
Menakjubkan pada siang hari dengan berbagai awan, mengharukan
malam harinya dengan berbagai bintang.
Bumi adalah tempat kita berdiam, penuh dengan aneka keganjilan.
Makin diselidiki makin mengandung rahasia ilmu yang belum terurai.
Langit dan bumi dijadikan oleh Al-Khaliq (Sang Pencipta) tersusun dengan
18
sangat tertib. Bukan hanya semata dijadikan, tetapi setiap saat nampak
hidup. Semua bergerak menurut aturan.
Silih bergantinya malam dan siang, besar pengaruhnya atas hidup
kita dan segala yang bernyawa. Kadang-kadang malam terasa panjang
dan sebaliknya. Musim pun silih berganti. Musim dingin, panas,gugur, dan
semi. Demikian juga hujan dan panas. Semua ini menjadi tanda-tanda
kebesaran dan keagungan Allah bagi orang yang berpikir. Bahwa tidaklah
semuanya terjadi dengan sendirinya. Pasti ada yang menciptakan yaitu
Allah swt.
Orang yang melihat dan memikirkan hal itu, akan meninjau
menurut bakat pikirannya masing-masing. Apakah dia seorang ahli ilmu
alam, ahli ilmu bintang, ahli ilmu tanaman, ahli ilmu pertambangan,
seorang filosofis, ataupun penyair dan seniman. Semuanya akan
terpesona oleh susunan tabir alam yang luar biasa. Terasa kecil diri di
hadapan kebesaran alam, terasa kecil alam di hadapan kebesaran
penciptanya. Akhirnya tak ada arti diri, tak ada arti alam, yang ada
hanyalah Dia, Yang Maha Pencipta. Di akhir ayat 190, manusia yang
mampu melihat alam sebagai tanda-tanda kebesaran dan keagungan-
Nya, Allah sebut sebagai Ulil Albab (orang-orang yang berpikir).
Metode karyawisata ini mampu membuat peserta didik lebih
berpikir pada kekuasaan Allah swt dengan melalui ciptaannya. Saat
karyawisata berlangsung, peserta didik dapat melakukan berbagai
kegiatan seperti; mempelajari proses sosial, mempelajari masalah sosial
19
yang berguna bagi lapangan akademik. Kegiatan karyawisata pada
umumnya didorong oleh motivasi mencari keterangan tentang hal-hal
tertentu, melatih sikap anak, membangkitkan minat, mengembangkan
apresiasi, menikmati pengalaman-pengalaman baru. Lamanya kegiatan
karyawisata tergantung pada tujuan dan jarak tempat yang menjadi obyek.
Karyawisata memungkinkan peserta didik dapat melihat suatu
peristiwa yang terjadi secara langsung dan tentu saja akan menambah
pengalaman. Pengalaman tersebut tidak akan mereka dapatkan apabila
mereka hanya belajar dalam kelas. Kehidupan di antara keempat dinding
kelas sangat terbatas. Sementara di luar kelas mereka dihadapkan
dengan kehidupan yang kaya akan hal-hal yang dapat mereka pelajari.
Menurut Sahabuddin (2007: 72) dalam bukunya belajar dan
mengajar dua aspek dari suatu proses yang disebut pendidikan
menyatakan bahwa metode karyawisata dapat berhasil dengan baik jika:
1) Guru menyelidiki apakah objek karyawisata itu cocok untuk mencapai
tujuan
2) Semua peserta didik dapat mengunjungi objek karyawisata serta
kembali dengan mudah
3) Memperhitungkan waktu yang tersedia
4) Sebelum karyawisata, peserta didik-peserta didik diberitahukan pokok-
pokok yang akan/perlu diperhatikan
5) Pembiayaan karyawisata tidak dibebankan kepada peserta didik.
a. Kelebihan dari metode karyawisata
20
Metode ini memiliki kelebihan di antaranya:
a) Pengalaman langsung dapat diperoleh peserta didik.
b) Peserta didik dapat ikut aktif mencoba sesuatu dalam kegiatan
di objek wisata.
c) Memungkinkan peserta didik melakukan wawancara kepada
pemandu wisata atau masyarakat di sekitar objek
wisata.Membuat suasana pembelajaran rileks dan
menyenangkan.
b. Langkah-langkah metode karya wisata
a) Meramu tujuan dengan jelas sehingga tampak wajar tidaknya
metode ini digunakan.
b) Menyelidiki objek yang akan ditinjau dan memperhatikan hal-
hal yang mungkin akan menjadi hambatan seperti
kendaraan,logistik, dan sebagainya.
c) Meminta izin kepada penguasa objek yang akan ditinjau.
d) Jika keluar kota, mintakan izin peserta didik pada orang tua
mereka.
e) Memeriksa perlengkapan mereka masing-masing sebelum
berangkat.
f) Jelaskan tujuan karyawisata pada peserta didik dan siapkan
pertanyaan-pertanyaan yang harus mereka jawab.
g) Tentukan tata tertib selama karyawisata.
21
h) Bila peserta banyak, bagilah peserta didik-peserta didik ke
dalam kelompok-kelompok dengan ketua serta tugasnya
masing-masing.
i) Setelah sampai di tempat yang tinjau berikan waktu untuk
menyelesaikan tugasnya.
j) Bawalah peserta didik semua kembali ke sekolah.
k) Hasil karyawisata berupa laporan didiskusikan pada
kesempatan lain.
l) Hasil karyawisata berupa benda-benda yang dikumpulkan oleh
peserta didik akan dipamerkan.
Namun demikian metode karyawisata juga mempunyai beberapa
kelemahan di antaranya:
a) Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak,
b) Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang,
c) Dalam karyawisata sering unsur rekreasi yang menjadi prioritas
daripada tujuan utama,
d) Memerlukan biaya yang mahal jika dilakukan pada tempat yang
jauh,
e) Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap
gerak-geriknya anak didik di lapangan,
f) Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran
karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata
yang jauh dan lama.
22
Walaupun metode karyawisata ini memiliki kekurangan, namun
metode ini sangat cocok digunakan untuk mengembangkan kreativitas
pada peserta didik sebab kreativitas hanya bisa dikembangkan dengan
pengalaman secara langsung.
B. Hasil Belajar
Blom dalam Agus Suprijono (2014:6) hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik’’. Hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, dan
apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne dalam Agus
Suprijono, (2004:5) hasil belajar berupa:
a. Informasi Verbal yaitu kapasitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan
mengategorisasi, kemampuan analisis-sintesis fakta-konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dan urusan koordinasi, sehingga terwujud atomatisme gerak
jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian objek tersebut.
23
Menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno ( 2010: 103)
menyatakan bahwa belajar dikatakan berhasil apabila diikuti ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Daya serap terhadap materi pengajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus (TPK) telah
dicapai oleh siswa baik secara individu maupun kelompok.
c. Terjadinya proses penguasaan materi pelajaran yang secara sekuersial
(seguential) mengantar materi tahap beriktnya.
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Abdul Majid dan Dian Andayani, (2004: 130) mengatakan bahwa
‘’Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani ajaran Agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk
menghormati penganut Agama lainnya dalam hubungannya dengan
kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan
bangsa’’.
Sedangkan A. Tafsir dalam Abdul Majid dan Dian Andayani,
(2004:130) mengatakan bahwa ‘’Pendidikan Agama Islam adalah
bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia
berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam’’.
24
Dari pengertian pendapat diatas maka penulis dapat disimpulkan
bahwa pengertian Pendidikan Agama Islam itu merupakan suatu usahan
sadar atau terencana untuk membentuk suatu kepribdian pendidikan
untuk mengeni, memahami dan menghayati serta bertakwa dan
berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran islam agar dapat membentuk
suatu kepribadian muslim, sehingga ajaran cara berpikir, merasa, dan
bersikap sesuai dengan ajaran islam sehingga dapat mencapai
kebahagiaan didunia dan berakhlak.
2. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam
Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tempat tegarnya
sesuatu dalam hubungannya dengan pendidikan agama islam, dasar itu
merupakan tegang untuk memperkokok nilai-nilai yang terkandung
didalamnya. Adapun menjadi dasar pendidikan agama islam adalah:
a. Al-Quran
Merupakan kitab suci bagi umat islam yang tentunya terpelihara
keaslianya dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab dan tidak
ada keraguan.
Al-quran sebagai kitab suci telah dipelihara dijaga kemurniannya
oleh Allah SWT dari segala sesuatu yang dapat merusaknya sepanjang
masa dan sejak diturunkan sampai hari kiamat kelak.
b. Al-Hadits
Merupakan perkataan atau perbuatan Nabi Muhammad SAW yang
memberikan gambaran tentang segala sesuatu hal, yang juga dijadikan
25
dasar dan pedoman dalam islam, dan sebagai umat islam kita harus
mentaati apa yang telah disunnahkan rasulullah SAW.
Dari kedua uraian tersebut diatas penulis dapat simpulkan bahwa
dasar pendidikan yang pertama (Al-quran) adalah, kitab Allah yang
diturunkan kepada rasul terakhir nabi Muhammad SAW yang merupakan
pedoman hidup umat islam, dan menjadi sumber hukum yang utama dan
berlaku untuk sepanjang maa. Sedangkan uraian yang kedua penulis
dapat disimpulkan bahwa dasar pendidikan Agama Islam yang kedua
adalah, As-sunnah yang merupakan perkataan, perbuatan, dan ketetapan
yang perlu diteladani sebagai pandang hidup umat islam.
3. Fungsi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Ramayulis (2001: 103) mengemukakan fungsi Pendidikan Agama
Islam di sekolah yaitu sebagai berikut:
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta
didik kepada Allah Swt, yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga.
b. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus dibidang Agama agar bakat tersebut dapat berkembang secara
optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan dapat
pula bermanfaat bagi orang lain.
c. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
26
pemahaman dan pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan sehari-
hari.
d. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dalam
menghambat perkembanaganya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
e. Penyesuaian, yaitu penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.
f. Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
4. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Muhaimin (2014:123) mengemukakan 8 karakteristik mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan Agama Islam berusaha untuk menjaga akidah peserta didik
agar tetap kokoh dalam situasi dan kondisi apapun.
b. Pendidikan Agama Islam berusaha menjaga dan memelihara ajaran
dan nilai-nilai yang tertuang dan yang terkandung dalam Al-Qur’an dan
hadis serta otentisitas keduanya sebagai sumber ajaran utama agama
islam.
c. Pendidikan Agama Islam menonjolkan kesatuan iman, ilmu dan amal
dalam kehidupan keseharian.
27
d. Pendidikan Agama Islam berusaha membentuk dan mengembangkan
kesalehan individu dan sekaligus kesalehan sosial.
e. Pendidikan Agama Islam menjadi landasan moral dan etika dalam
pengembanagan iptek dan budaya serta aspek-aspek kehidupan
lainnya.
f. Subtansi Pendidikan Agama Islam mengandung entitas-entitas yang
bersifat rasional dan supra rasional.
g. Pendidikan Agama Islam berusaha menggali, mengembangkan dan
mengambil ibrah dari sejarah dan kebudayaan (peradaban) islam.
h. Dalam beberapa hal, Pendidkan Agama Islam mengndung pemahaman
dan penafsiran yang beragam, sehingga memerlukan sikap terbuka dan
toleran atau semagat islamiyah.
Dari pengertian pendapat diatas maka penulis dapat disimpulkan
bahwa pengertian Pendidikan Agama Islam itu merupakan suatu usahan
sadar atau terencana untuk membentuk suatu kepribdian pendidikan
untuk mengeni, memahami dan menghayati serta bertakwa dan berakhlak
mulia dalam mengamalkan ajaran islam agar dapat membentuk suatu
kepribadian muslim, sehingga ajaran cara berpikir, merasa, dan bersikap
sesuai dengan ajaran islam sehingga dapat mencapai kebahagiaan
didunia dan berakhlak.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JenisPenelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian survey
dan merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan analisis kualitatif
yakni dengan mengeksplorasi data di lapangan dengan metode analisis
deskriktif yang bertujuan memberikan gambaran secara cepat tepat Tentang
Penerapan metode karya wisata dalam meningkatkan hasilbelajar peserta
didikpadamatapelajaranpendidikan agama islamdi SMA Negeri 1
PasimasungguTimur Kabupaten Kepulauan Selayar.
MenurutSugiono,(2010:140): “Metode penelitian kualitatif juga
merupakan metode penelitian yang lebih menekankan pada aspek
pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat
permasalahan untuk penelitian generalisasi”. Metode penelitian ini lebih suka
menggunakan teknik analisis mendalam, yaitu mengkaji masalah secara
kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah
satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Negeri 1PassimasungguTimur
KabupatenKepulauanSelayar oleh karena itu penelitian ini di golongkan
28
29
dalam penelitian lapangan. Adapun objek yang akan penulis teliti pada
penelitian kali ini adalah guru,dan siswa.
C. Variabel Penelitian
Suatu penelitiandilaksanakanuntuk menemukanjawabanmasalah
yang dirumuskan,identifikasi variable penelitian merupakanhal yang sangat
pentingdilakukanoleh penelitiuntuk memastikanvariabel-variabel apasaja
yang dilibatkan dalam penelitian ini. Variable penelitian pada dasarnyaadalah
segala sesuatu yang berbentukapasaja yang ditetapkanoleh penelitiuntuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentanghal tersebut,kemudianditarik
kesimpulan.
Berdasarkan teori di atas, maka dalam penelitian ini mengunakan dua
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalahpenerapan metode karyawisata dalam pembelajaran pen
didikan agama islam, sedangkan variabel terikat adalah peningkatan hasil
belajar peserta didik.
D. DefinisiOperasionalVariabel
Definisi operasional variabel yang sesuai dengan judul “Penerapan
metode karya wisata dalam meningkatkan hasilbelajar peserta
didikpadamatapelajarandi SMA Negeri 1 PasimasungguTimur Kabupaten
Kepulauan Selayar” diperoleh dua variabel pokok yaitu metode karya wisata
30
dan meningkatkanhasilbelajar peserta didik. Batasan variabel yang jadi
acuan dalam penelitian ini yaitu:
1. Metode Karya Wisata
Kamsina, (1980: 53)Metode karya wisata merupakan suatu cara
pengajaran yang dilaksanakan dengan jalan mengajak anak didik keluar
kelas untuk dapat memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang ada
hubungannya dengan bahan pelajaran. Metode ini lebih menekankan
pembinaan pada aspek psikomotorik karena metode ini peserta didik lebih
banyak dituntut keaktifannya dalam setiap kegiatan, sedangkan untuk
pembinaan aspek yang lain (kognitif dan afektif) merupakan pendorong untuk
tercapainya elaborasi dari teori-teori yang telah didapatkan oleh anak didik.
2. Peningkatan Hasil Belajar siswa
Blom dalam Agus Suprijono, (2014: 6) hasil belajar mencakup’’
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik’’. Hasil belajar adalah pola-
pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, dan
apresiasidanketerampilan. Menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry
Sutikno ( 2010: 103) menyatakan bahwa belajar dikatakan berhasil apabila
diikuti ciri-ciri sebagai berikut:
a. Daya serap terhadap materi pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus (TPK) telah
dicapai oleh siswa baik secara individu maupun kelompok.
31
c. Terjadinya proses penguasaan materi pelajaran yang secara sekuersial
(seguential) mengantar materi tahap beriktnya.
Sedangkan menurut peneliti sendiri, karya wisata adalah
memaksimalkan potensi belajar dari peserta didik dengan membawa
peserta didik keluar kelas ke tempat yang lebih mendukung keaktifan dari
peserta didik tersebut dengan memanfaatkan keindahan alam yang ada
dan dapat meningkatkan hasil belajar pada peserta didik dan dapat meng
hasilkan pola- pola perbuatan, pemikiran, nilainilai, sikap dan aspresiasi
serta keterampilan dengan diterapkannya metode karya wisata di
Pasimasunggu Timur.
Maka dapat di simpulkan dari dua variabel di atas bahwa
penerapan metode karya wisata dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran pendidikan agama islam, sehingga metode inilah
yang akan diterapkan pada kelas XI IPS di sma negeri 1 pasimasunggu
timur kabupaten kepulauan selayar.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Suharnirikanto (2002:08)Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian.Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1992:45) bahwa populasi
adalah keseluruhan penduduk yang dimaksud untuk diselidiki atau diteliti.
32
Jadi populasi adalah keseluruhan objek/subjek yang menjadi perhatian
penelitian yang dapat memberikan informasi bagi permasalahan yang
akanditeliti.
Sugiyono (2005:90), Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpula
nnya. Adapun yang menjadipopulasidalampenelitianiniadalahseluruhpesertad
idik di SMA Negeri I PasimasungguTimurKabupatenKepulauanSelayar yang
berjumlah 329 orang.
Tabel 1.
Keadaan Populasi
NO. Populasi
Jenis Kelamin
JumlahL P
1. SiswaKelas X.1 14 18 32
2. Siswa Kelas X.2 16 17 33
3. Siswa Kelas X.3 15 20 35
4. SiswaKelas XI IPA 27 34 61
5. Siswa Kelas XI IPS 28 34 62
6. SiswaKelas XII IPA 22 30 62
7. Siswa Kelas XII IPS 22 32 52
Total 144 185 329
33
Sumber Data: SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur. Kab. Kepulauan selayar.
2. Sampel
Sugiyono, (2005:91)Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut.Sedangkan menurut Suharsismi Arikunto
(117), sampel adalah sebahagian atau wakil populasi yang akan diteliti.
Penulis berpedoman kepada teori yang dikemukakan oleh Suharsimi
Arikunto bahwa:
Jika Jumlah Subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika
jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih,
tergantung dari kemampuan peneliti.Sugiyono (2005:112).
Sampel dalam penelitian ini diambil melalui teknik purposive
(pengambilan sampling dengan pertimbangan tertentu) dengan mengambil
kelas XI IPS yang terdiri dari I kelas). Adapun jumlah peserta didik kelas XI
IPS yang dijadikan sampel sebanyak 26 orang Jadi, sampel secara keseluru
han sebanyak 26 orang sebagai objek yang akan diteliti.
34
Tabel II
Keadaan Sampel
NO Siswadan Guru
Jenis Kelamin
SampelL P
1. Guru - 1 1
2. SiswaKelas XI IPS 13 13 26
Jumlah 14 14 27
F. InstrumenPenelitian
Untuk memudahkan peneliti dalam pengumpulan data, maka penulis
menggunakan beberapa instrumen pengumpulan data yang terdiri dari:
1. Pedoman observasi yang akan digunakan peneliti dalam hal ini adalah
catatan observasi.
2. Pedoman wawancara dipergunakan untuk mendapatkan informasi
berupa pendapat dari Kepala Sekolah dan Guru-guru.
3. Angket yang akan peneliti berikan pada responden dalam hal ini adalah
berbentuk cheklis.
4. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data berdasarkan dokumen,
dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dijadikan
sebagai sebagai bahan penelitian.
35
G.TeknikPengumpulan data
Untuk mengola data menjadi sebuah pembahasan,maka peneliti aka
n menganalisis data dengan teknik analisis deskriftif yaitu berusaha
memberikan gambaran dari data yang diperoleh dengan menggunakan
rumus persentase dari hasil angket.
Dalam pengumpulan data yang diperlukan, maka peneliti melakukan
hal-hal sebagai berikut :
a.Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara seksama dan sistematis mengenai gejala-
gejala yang akan diteliti. Jadi yang dilakukan adalah pengamatan langsung
untuk mendapat data.
b. Wawancara, yaitu suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari sumber data yang diwawancarai atau
melakukan wawancara secara langsung kepada sekolah atau pihak yang
berkepentingan dalam peneliti ini.
c. Angket, yaitu Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang berupa pilihan jawaban
kepada responden
d. Dokumentasi, yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-
dokumen atau sumber-sumber yang berkaitan dengan objek peneliti yang
ada dilokasi penelitian.
36
H. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil instrument pengumpulandata perlu
segera dianalisis baik kuantitatif maupun kualitatif. Adapun data yang bersifat
kualitati peneliti menggunakan metode kuantitatif, induktif dan deduktif.
1.Analisis kualitatif yaitu analisis data yang dijabarkan melalui
pengamatannya berupa angka-angka, maksudnya dilakukan dengan cara
menguraikan dalam bentuk kalimat kemudian direlevansikan dengan ruang
teori yang mendukung.
2.Metode induktif yaitu menganalisis data dengan data-data atau faktor-faktor
khusus kemudian menarik kesimpulan secara umum dengan kata lain dari
kondisi nyata kemudian diambil kesimpulan yang bersifat umum.
3.Metode deduktif yaitu menganalisis data yang bertitik tolak dari beberapa
hal bersifat umum, kemudian menarik kesimpulan bersifat khusus .
4.Selain itu data yang diperoleh dari hasil angket diolah dari rumus
presentase rumus tersebut:
%100N
FP
Keterangan :
F : Frekuensi yang sedang dicari persentase
N : Jumlah frekuensi/ banyaknya responden
P : Angka persentase
37
Hasil dari perhitungan tersebut, kemudian peneliti tabulasikan dalam
bentuk tabel frekuensi dan diberikan interpretasi terhadap hasil tabulasi untuk
menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Kabupaten
Kepulauan Selayar
1. Sejarah Berdirinya
Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi dan studi
dokumentasi resmi dari pihak sekolah, maka diperoleh profil dari sekolah
yang diteliti yaitu SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Kabupaten
Kepulauan Selayar.
SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur kabupaten Kepulauan Selayar
terletak dikecamatan pasimasunggu Timur pulau Jampea. Disekitar
lingkungan sekolah dikelilingi oleh tanah pesawahan yang sangat kondusif
untuk berlangsungnya proses pembelajaran.
Tanah sekolah sepenuhnya milik negara, luas areal 15.107 m2,
sekitar sekolah dikelilingi pagar tembok dan luas bangunan 2.830 m2, luas
pekarangan 5.316 m2, lapangan olahraga 890 m2, dan lain-lain 6069 m2.
SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur didirikan pada tahun
1996.Secara resmi mulai menerima siswa pada tahun ajaran 1996/1997.
Diresmikan pembukaannya berdasarkan keputusan mentri pendidikan dan
kebudayaan Nomor : 13a/0/1998 tanggal 29 Januari 1998.
Visi dan Misi SMA Negeri 1 pasimasunggu Timur Kabupaten
Kepulauan Selayar :
38
39
a. Visi: Menghasilkan lulusan bermutu dan berakhlak mulia, dengan
indicator pencapaiannya adalah unggul dalam disiplin, unggul dalam
pencapaian nilai UANAS, unggul dalam kepedulian social, unggul
dalam pengembamgan potensi diri dan mampu bersaing melanjutkan
ke jenjang yang lebih tinggi
b. Misi:
1) Mengaktifkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar plus
pengayaan dan remedial, penyelenggaraan MGMP.
2) Mengaktifkan kegiatan keagamaan.
3) Mengaktifkan kegiatan ekstrakurikuler ( olahraga, seni, dan
pramuka )
4) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut
dan kultur budaya, sehingga menjadi kearifan dalam bertindak.
5) Menumbuhkan semangat keunggulan olahraga dan seni kepada
seluruh warga sekolah dan menumbuhkembangkan budaya mutu.
Sumber Data : SMA Negeri 1Pasimasunggu Timur Tahun 2013.
2. Keadaan Guru, Siswa dan Lingkungan Sekolah SMA Negeri 1
Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar.
Guru, siswa dan lingkungan sekolah adalah suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan, karena ketiganya merupakan faktor utama
berlangsungnya proses belajar mengajar, serta mempunyai peranan yang
40
paling utama. Kapan salah satu dari ketiganya bermasalah maka aktivitas
sekolah akan terganggu.
Untuk mengetahui dengan jelas uraian ketiga poin di atas maka
peneneliti mengolompokkan beberapa bagian sebagai berikut :
a. Keadaan Guru
Guru adalah salah satu hal yang perlu dipenuhi oleh setiap
lembaga pendidikan, termasuk didalam lingkungan SMA Negeri 1
Pasimasunggu Timur sebagai lembaga pendidikan formal. Ini berarti
bahwa pelaksanaan pengajaran tidak berhasil dengan baik bila faktor guru
tidak terpenuhi sebagaimana mestinya.
Berdasarkan penjelasan singkat di atas, dapat dipahami bahwa
menjadi guru tidaklah mudah, karena guru mempunyai tugas dan
tanggung jawabyang kompleks dalam mengantar anak ke jenjangyang
dicita-citakan. SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur sebagai lembaga yang
jauh dari kota dengan sarana dan prasarana yang sangat terbatas
menuntut guru sebagai pendidik untuk lebih aktif dalam memberikan
pelajaran kepada siswanya.
Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan guru SMA Negeri 1
Pasimasunggu Timur, maka dapat dilahat pada tabel berikut:
41
Tabel IIIKeadaan guru SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur
Tahun Pelajaran 2014/2015
No Nama Guru TTL Jabatan
1. Bahtiar,S.Pd.MM Tile-tile,09-01-1968 Kepala Sekolah
2. Firdaus,S.Pd. Ujung,23-06-1981 WK Sekolah
3. Norma,S.Pd Bonelambere,30-03-1971 Bhs. Indonesia
4. Hj.St.Rusmia,S.Pd Mare,10-11-1972 Kimia
5. Dra.Rosmiati Mare,13-09-1968 Biologi
6. Drs.Daeng Pagauk Buhung,18-03-1968 Kimia
7. Madawati,S.S Pasaraya,22-08-1968 Bahasa Inggris
8. Nurbaeti,S.Pd Batangmata,01-11-1976 Ekonomi/ AK
9. Asliana, Ujung,10-06-1979 Matematika
10. Adia,S.Pd Mare,15-05-1980 Matematika
11. Drs.Andi Aziz Selayar,15-09-1965 Sejarah
12. Arni.S.Pd Ujung Jmpea,15-08-1979 pKn
13. Sarini,S.Pd Ujung Pdang,01-07-1984 Sosiologi
14. Ridwan,S.Ag Kampala,12-08-1975 Pendais
15. St.Maryam,S.Pd Selayar,12-08-1966 pKn
16. Winarti,S.Pd Biring Balang,20-10-1981 Bhs. Indonesia
17. Muh.Basrah Ujung Pdang,29-10-1981 Bhs. Indonesia
18. Iffah Fuadah,S.Pdi Ujung,22-01-1984 Bhs. Inggris
19. Aswanti,S.Pdi Ujung,12-07-1982 Bhs. Arab
20. Nurhayati,S.Pdi Ujung,18-09-1984 Fisika
21. Andi. Suryadi,SE Ujung Pdang,17-12-1972 Ekonomi
22. Irna Santriati,S.Pd Ujung Jmpea,24-04-1989 Pendais
23. Nur Ardiasyh,S.Pd Pulo Bembe,14-08-1989 Penjas
24. Ratnawati,S.Pd Garassi,05-09-1987 Sosiologi
Sumber Data : SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Tahun 2015
42
Pimpinan Sekolah yang pernah bertugas di SMA Negeri 1 Pasimasunggu
Timur sejak awal berdirinya adalah sebagai berikut :
Tahun Menjabat Nama
1966-2005 Drs.H. Muh.Rusdi
2005-2010 Drs. Abdul Rahman
2010-Sekarang Bahtiar, S.Pd.MM
Sumber Data : Kantor SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Tahun 2015
b. Keadaan Siswa
Siswa atau peserta didik adalah orang yang belum dewasa dan
sedang berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan baik secara
fisik maupun rohaninya menuju kedewasaan. Siswa adalah unsur penting
dalam sebuah lembaga pendidikan, tanpa siswa tidak mungkin terjadi
proses belajar mengajar dan tidak mungkin ada sekolah.
Untuk mengetahui secara lengkap data mengenai jumlah siswa di
SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur, dapat dilihat pada table berikut :
Tabel IVKeadaan Siswa SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur
No. Siswa Jenis Kelamin JumlahLaki-Laki Perempuan
1. X 62 67 1292. XI 40 63 103
Jumlah 102 130 232Sumber Data: SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Tahun 2015
c. Keadaan Lingkungan Sekolah Serta Sarana dan Prasarananya
Lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Pasimasungng Timur dikelilingi
oleh tanah persawahan sangat kondusif untuk berlangsungnya proses
43
belajar mengajar, selain jauh dari keramaian lalu lintas juga sangat sejuk
ketika matahari terik karena banyak tumbuh popohonan disekitarnya.
Selain itu pekarangan sekolah sangat luas sehingga mendukung kegiatan
ekstrakurikuler siswa.
Namun disamping letak yang strategis tersebut ada beberapa
kendala yang menjadi penghambat maksimalnya proses belajar mengajar,
diantaranya keterbatasan sarana dan prasarana sekolah serta minimnya
media informasi karena listrik belum menyala pada siang hari.
Untuk mengetahui sarana dan prasarana yang terdapat di SMA
Negeri 1 Pasimasunggu Timur dapat dilihat pada table berikut:
Tabel V
Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 PasimasungguTimur Tahun Ajaran 2014/2015
No. Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan
1. Ruang Kelas 7 Baik2. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik3. Ruang Wakil kepala Sekolah 1 Baik4. Ruang guru 1 Baik5. Ruang tata Usaha 1 Baik6. Ruang BP 1 Baik7. Perpustakaan 1 Baik8. Laboratorium IPA 1 Baik9. Lapangan Olahraga 3 Baik
10. Musollah 1 Baik11. Tempat Parkir 1 Baik12. Gudang 1 Baik13. Asrama Sekolah 3 Baik14. Kursi 174 Baik15. Kantin 2 Baik16. Toilet 4 Baik
Sumber Data: Kantor SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Tahun 2015
44
B. Penerapan Metode Karya Wisata pada Pembelajaran PendidikanAgama Islam di SMANegeri I Pasimasunggu Timur
Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat
untuk mencapai tujuan. Makin baik metode yang di gunakan makin efektif
pula pencapaian tujuan.Jika berbicara tentang metode pembelajaran
maka tujuan yang di maksudkan adalah tujuan pembelajaran.
Dalam penerapan metode karya wisata maka tujuan di ataslah
yang harus menjadi alasan penggunaan metode ini.Setiap guru harus
menyadari betul dan tau alasan penggunaan setiap metode
pelajaran.Penerapan metode karya wisata bukan bertujuan untuk
refreshing atau sekedar jalan- jalan melihat situasi di luar sekolah.Namun
lebih dari itu bahwa penerapan metode ini di maksudkan agar
pemahaman peserta didik lebih mendalam kaitannya dengan materi
pelajaran yang menggunakan metode karya wisata.
Antusias belajar siswa terlihat dengan penerapan metode ini.Siswa
merasa sangat senang dan bersemangat untuk belajar ketika berada di
luar kelas. Hal ini dapat dibuktikan dari table berikut:
Tabel VI
Penerapan metode karya wisata dan antusias siswa dalam belajar
No. Kategori jawaban Frekuensi Presentase
1. Sangat antusias 19 73
2. Antusias 1 4
3. Biasa saja 6 23
4. Tidak - -
JUMLAH 26 100
Hasil Angket No.1
Berdasarkan data di atas dapat terlihat bahwa pada penerapan
metode ini membuat antusias siswa meningkat dalam belajar karena dari
26 orang responden yang diteliti, terdapat 19 orang atau 73% menjawab
45
sangat antusias, karena metode karya wisata ini membuat siswa antusias
belajar dan lebih senang belajar di alam terbuka dibanding belajar di
sekolah. Di samping itu pula dengan belajar menggunakan metode karya
wisata,siswa mempunyai pengalaman tersendiri dan dapat melihat secara
langsung contoh dari materi yang sedang di pelajari.
Dari 26 orang responden yang diteliti 6 orang atau atau 23%
menjawab kurang, karena siswa menganggap bahwa karya wisata itu
sudah hal yang biasa dan tidak terlalu menarik bagi siswa serta berfikir
bahwa memerlukan biaya yang mahal jika di lakukan pada tempat yang
jauh. 1 orang atau 4% menjawab antusias, karena mungkin siswa berfikir
bahwa tentang selesai dilaksanakan karya wisata akan mendapatkan
tugas besar seperti laporan dan benda-benda yang dikumpulkan oleh
peserta didik yang akan dilaporkan.
Penerapan metode karya wisata mampu membuat siswa sedikit
merefresh otak mereka sehingga materi pelajaran dapat diserap dengan
baik,jika ini dilakukan dengan baik maka akan ikut berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa itu sendiri.
Berdasarkan hal ini,sebagaimana dikemukakan oleh bapak
Ridwan,S.Ag bahwa:“Metode yang digunakan dalam pembelajaran di sekolah ini sedikit
kurang variatif, hal ini karena kurangnya kompotensi guru dalammemilih dan menerapkan metode pembelajaran. Namun denganpenerapan metode karya wisata ini membawa kabar gembira bagikami di sini karena metode ini menurut saya baik diterapkan agarsemua elemen yang terkait dapat bekerja sama dengan baik danmengoptimalkan sumber daya yang ada. Metode ini saya anggapcocok digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama islam danmembuat siswa antuasias dalam belajar, karena umumnya siswa
46
lebih senang belajar sambil rekreasi.(wawancara, tgl.10 agustus2015)
Penggunaan metode karya wisata ini termasuk baru untuk
diterapkan.Namun beliau sangat mendukung penerapan metode ini
karena dirasa cocok untuk digunakan dalam pembelajaran asalkan semua
elemen yang terkait bekerja sama dengan baik, maka metode ini akan
menghasilkan sesuatu yang baik sesuai tujuan pembelajaran yang
direncanakan.
Kejenuhan dan ketegangan belajar dapat terjadi jika metode yang
digunakan guru sangat monoton, ditambah lagi suasana sekolah yang
kurang kondusif membuat para guru harus memutar otak mencari cara
agar kejenuhan belajar yang dialami oleh peserta didik dapat diatasi.
Penerapan metode karya wisata mampu membuat siswa sedikit merefresh
otak mereka sehingga materi pelajaran dapat diserap dengan baik. Jika ini
dilakukan dengan baik maka akan ikut berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa itu sendiri.
Berikut tabel yang menggambarkan apakah siswa merasa tegang
saat proses pembelajaran pendidikan agama islam dengan menggunakan
metode karya wisata atau malah mereka lebih senang jika metode karya
wisata ini diterapkan dalam proses belajar mengajar:
47
Tabel VII
Apakah Siswa merasa tegang saat penerapan metode karya wisata
No. Kategori jawaban Frekuensi Presentase
1. Sangat tegang - -
2. Tidak tegang 20 77
3. Biasa saja 6 23
4. Tidak - -
JUMLAH 26 100
Hasil angket no.2
Berdasarkan data dari table di atas, terlihat bahwa siswa tidak
merasakan ketegangan ataupun kejenuhan saat penerapan metode ini,
karena dari 26 orang responden yang diteliti, terdapat 20 orang atau 77%
menjawab tidak tegangan, karena peserta didik dapat melakukan berbagai
kegiatan seperti, mempelajari social, mempelajari masalah social yang
berguna bagi lapangan akademik dan member motifasi mencari
keterangan tentang hal-hal tertentu, melatih sikap anak,membangkitkan
minat, mengembankan apresiasi, menikmati pengalaman-pengalaman
baru. 6 orang atau 23% yang menjawab biasa saja, karena siswa sudah
biasa menghadapi namanya rekreasi maka dari itu siswa menganggap
bahwa biasa saja.
48
C.Peningkatan hasil belajar peserta didik di SMA Negeri 1Passimasunggu Timur setelah Penerapan Metode Karya Wisata.
Tabel VIIIMetode karya wisata dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMA
Negeri 1 Passimasunggu TimurNo. Kategori jawaban Frekuensi Presentase
1. Meningkat 19 73
2. Tidak - -
3. Biasa saja 6 23
4. Cukup 1 4
JUMLAH 26 100
Hasil angket No.3
Berdasarkan data di atas, dapat terlihat bahwa metode karya
wisata menurut para responden dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik karena dari 26 responden yang diteliti, terdapat 19 orang atau 73%
menjawab meningkat,karena adanya metode karya wisata siswa dapat
meningkat hasil belajar sehingga siswa bisa mendapatkan pengettahuian
yang luas sehingga sikap dan apresiasi serta keterampilanya meningkat.
Dari 26 responden yang di teliti, terdapat 6 orang atau 23%
menjawab biasa saja,karena siswa lebih banyak mau santai-santai saja
dan tidak terlalu memikirkan tentang apa yang diperoleh dari hasil yang
didapatkan diluar yaitu hasil karya wisata. serta 1 orang atau 4%
menjawab cukup, karena siswa tidak mau bergerak dan tidak mau
terkuras tenaganya maka.
49
Berdasarkan hal ini,sebagaimana dikemukakan oleh bapak
Ridwan,S.Ag bahwa:
“Metode karya wisata adalah metode yang terbilang sangat baru diterapkan di sekolah ini, karena adanya pertimbangan guru untukmenerapkan metode ini misalnya ketakutan guru akan tanggungjawab terhadap siswa yang di bawah keluar sekolah untukbelajar.Namun setelah penerapan metode ini membuktikan bahwapenerapan metode karya wisata meningkatkan hasil belajar pesertadidik dibandingkan dengan penggunaan metode ceramah dandiskusi yang selama ini diterapkan oleh guru pendidikan agamaislam di SMA Negeri 1 Passimasunggu Timur”(wawancara,tgl 03agustus 2015 di sekolah)
Peningkatan hasil belajar peserta didik sangat ditentukan
bagaimana guru mampu mengelolah pembelajaran, menggunakan
metode yang baik, menggunakan metode dengan memperhatikan kondisi
dan situasi peserta didik. Sehingga dapat di simpulkan bahwa peran guru
di kelas dalam mengolah pembelajaran dan situasi lingkungan sekolah
yang mendukung akan membuat siswa antusias belajar dan secara
otomatis akan mempengaruhi peningkatan hasil belajar peserta didik itu
sendiri.
Keberhasilan sebuah metode sangat tergantung pada bagaimana
guru mampu memilih metode yang akan di gunakan dan mampu
mengaplikasikan metode yang elah dipilih tersebut. Sebaik apapun
metode yang telah dipilih oleh guru tidak akan bekerja maksimal jika guru
tidak mampu memainkan metode tersebut di kelas, semua metode baik,
akan tetapi kembali kepada bagaimana guru mampu menerapkan dan
mengoptimalkan metode yang ada agar tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
50
D. Penerapan metode karya wisata dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik.
Pada bagian ini, peneliti akan menjawab rumusan masalah
terakhir. Jika melihat kembali pada bagian sebelumnya, maka dapat
dikatakan bahwa keberhasilan sebuah metode terlihat pada respon
peserta didik saat proses berlangsung, pemahaman peserta didik
terhadap materi pelajaran, yang kesemuanya itu tergambar pada hasil
akhir atau evaluasi terhadap peserta didik.
Hasil evaluasi yang biasa kita kenal dengan nilai akhir akan
menggambarkan apakah metode yang kita gunakan sudah cocok
diterapkan pada mata pelajaran tertentu atau tidak. Setelah melihat
perbandingan nilai peserta didik sebelum dan setelah penerapan metode
ini, maka tergambar dengan jelas bahwa metode ini cocok digunakan
dalam pembelajaran pendidikan agama islam. Terbukti bahwa
peningkatan hasil belajar atau hasil evaluasi peserta didik meningkat
drastis dari nilai sebelumnya.
Table IXMetode karya wisata cocok digunakan dalam pembelajaran
PAI di SMA Negeri 1 Passimasunggu TimurNo. Kategori jawaban Frekuensi Presentase
1. Sangat cocok 24 92
2. Cocok - -
3. Kurang cocok 2 8
4. Tidak cocok - -
JUMLAH 26 100
51
Hasil angket no. 4
Berdasarkan dari data di atas, dapat dilihat bahwa metode karya
wisata cocok digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama islam,hal
ini karena dari 26 orang responden yang diteliti, terdapat 24 orang
responden atau 92% yang menjawab sangat cocok, karena karya wisata
sehingga peserta didik terbuka wawasanya dan antusias untuk
menambah pengetahuan sehingga peserta didik akan menyadari dan
meyakini bahwa Allah adalah Sang Maha Pencipta yang menciptakan
segala sesuatu tanpa sia-sia,serta 2 orang atau 8% menjawab kurang
cocok, karena siswa menganggap karya wisat itu memerlukan biaya yang
banyak maka siswa mengatakan biasa saja.
Berdasarkan hal ini,sebagaimana dikemukakan oleh bapak
Ridwan,S.Ag bahwa:
“Menurut saya, penerapan metode karya wisata ini sangat baikdan membantu peserta didik memahami pelajaran dengan cepat,hal ini dikarenakan dengan metode ini siswa dapat melihatlangsung contoh dari materi yang di ajarkan sehingga pengalamanmereka akan berbeda jika materi diterima dengan hanyamenjelaskan saja deskripsi dari materi yang di ajarkan tanpamelihat dan merasakan secara langsung seperti apa yang dimaksudkan. Hal inilah yang menyebabkan sehingga metode karyawisata ini mampu untuk meningkatkan hasil belajar siswa disekolah ini.”(wawancara tgl,03 agustus 2015 di sekolah).
Metode karya wisata ini juga sangat cocok oleh para siswa untuk
digunakan dalam proses pembelajaran. Berikut data yang
menggambarkan tentang apakah metode karya wisata ini cocok
diterapkan dalam pembelajaran pendidikan agama islam di SMA Negeri 1
Passimasunggu Timur.
52
Data di atas menggambarkan bagaimana kecocokan metode
karya wisata menurut para siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan
adanya data di atas menggambarkan kepada kita semua bahwa metode
karya wisata disenangi oleh siswa dan akan berdampak pada peningkatan
hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya. Berikut adalah data yang
menggambarkan tentang perasaan siswa dengan penerapan metode
karya wisata dari pada metode yang lain.
Tabel XSiswa merasa senang belajar pendidikan agama islam ketika
penerapan metode karya wisata dibandingkan metode lainNo. Kategori jawaban Frekuensi Presentase
1. Sangat senang 15 58
2. cukup 3 11
3. Senang 8 31
4. Kurang senang - -
JUMLAH 26 100
Hasil angket No.5
Berdasarkan data di atas maka dapat memberikan gambaran
bahwa siswa lebih senang belajar dengan menggunakan metode karya
wisata dari pada penggunaan metode lain.karena dari 26 responden yang
diteliti,terdapat 15 orang atau 58% menjawab sangat senang, karena
karya wisata bukan hanya untuk refreshing atau sekedar jalan-jalan
melihat situasi sekolah,namun lebih dari itu bahwa metode ini di
maksudkan agar pemahaman peserta didik lebih mendalam sehingga
melatih sikap anak, membangkitkan minat,mengembangkan apresiasi dan
mendapatkan pengalaman baru di bandingkan dengan mata pelajaran
53
yang lain.dari 26 responden 8 orang atau 31% menjawab senang,karena
siswa kurang semangat dengan adanya penerapan karya wisata melalui
pelajaran agama islam. serta 26 responden 3 orang atau 11% menjawab
cukup, karena siswa kurang minat dengan adanya karya wisata atau tidak
pernah merasakan alam bebas maka menganggap cukup.
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan penelitian tentang Penerapan Metode
Karya Wisata dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Passimasunggu Timur Kabupaten
Kepulauan Selayar baik melalui kajian pustaka maupun penelitian lapangan
maka dibagian ini peneliti akan mengemukakan kesimpulan pokok dari
semua apa yang telah diuraikan yaitu sebagai berikut:
1. Penerapan Metode Karya Wisata dalam pembelajaran pendidikan Agama
Islam dimulai dengan menganalisis silabus SMA Negeri 1Passimasunggu
Timur kemudian mengenalkan pada peserta didik tentang metode karya
wisata dan kemudian selanjutnya mengajak peserta didik untuk belajar
di luar sekolah dengan terlebih dahulu melakukan persiapan.Penerapan
metode ini di rasa sangat membantu menghilangkan rasa jenuh siswa
dalam belajar dan membuat siswa sangat antusias untuk mengikuti pelajar
an karena pada umumnya anak-anak lebih senang belajar di ruangan
yang terbuka.
2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 1 Passimasunggu Timur
kabupaten Kepulauan Selayar terbilang meningkat setelah penerapan
metode ini terbukti sebelum penerapan metode ini, nilai siswa yang
dulunya banyak yang tidak memenuhi standar mengalami peningkatan
yang cukup memuaskan. 54
55
3. Penerapan metode karya wisata dalam pembelajaran pendidikan agama
islam dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B.SARAN
Dengan tidak bermaksud mengurangi, peneneliti mencoba memberik
an saran yang mudah - mudahan bersifat membangun yang disarankanpada
hasilpenelitianyaitu:
1. Guru sebagai pendidik hendaknya meguasai materi yang diajarkannya
dan mampu meningkatkan cara pembelajarannya dengan metode yang
lebih variatif. Dalam hal ini guru diharapkan lebih intensef menggunakan
metode karya wisata sebagai salah satu metode pembelajaran.
2. Metode karya wisata juga hendaknya dimaknai sebagai metode pembela
jaran yang efektif dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru
hendaknya biasa memanfaatkan lingkungan sekolah atau tempat-tempat
lain yang represantatif sebagai tempat atau sumber belajar.
56
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan terjemahan
Ali, Mohammad DauddanHabibahDaud. 1995.Lembaga-lembaga Islam diIndonesia. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.
Arikunto, Suharsimi. 2007.ManajemenPenelitian.Jakarta: RinekaCipta.
Arikunto, Suharsimi. 2002.Prosedur Penelitian (Suatu PendekatanPraktek). Jakarta: Rineka Cipta.
Daradjat, Zakiahdkk. 2006. IlmuPendidikan Islam. Jakarta: PT.BumiAksara.
Danim, Sudarwan. 1989.MediaKomunikasiPendidikan. Jakarta:BumiAksara.
Departemen Agama RI. 2008.Al-Quran danTerjemahnya. Bandung:Diponegoro.
Djamarah,Syaiful Bahri.2000.Guru danAnakDidikDalamInteraksiEdukatif.Jakarta: RinekaCipta.
Djamarah, Syaiful bahri dan Aswan zain. 2002.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cifta.
Hadi, Sutrisno.1992. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offest.
Hajar, Ibnu. 1999. Dasar-dasarPenelitianKualitatifDalamPendidikan.Jakarta: Raja GrafindoPersada.
Hamalik, Oemar. 1982.MediaPendidikan. Bandung: Alumni.
http://id.menumbuhkembangkan-kreatifitas/wordpress.com.
http://id.menumbuhkembangkan-kreatifitas/wordpress.com.
http://id.menumbuhkembangkan-kreatifitas/wordpress.com.
Idris, Zahara. 1984.Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: Angkasa.
Kamsinah.1980.Metode Dalam Proses Pembelajaran: Studi tentangRagam dan Implementasinya. Bandung: Hasta.
56
57
Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.Jakarta: Rineka Cipta.
Nasution, S. 1982.Didaktik Asas-asasMengajar. Bandung: Jemmars.
Natadwijaya, Rochman.1979.(ed), DidaktikdanMetodikUmum. Jakarta:DepartemenPendidikandanKebudayaan.
Peng Kheng Sun. 2011.Menikmati Belajar secara kreatif. Yogyakarta:Samudra Biru.
Prihatin, Eka. 2008. Guru sebagai Fasilitator. Bandung: PT Karsa MandiriPersada.
Sahabuddin. 2007. Mengajar dan Belajar. Makassar: UNM.
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran: untukMembantu Memecahkan ProblematikaBelajar dan Mengajar.Bandung: CV. AFABETA.
Satiadarma, Monty P. 2006.Mendidik Kecerdasan. Jakarta: Rineka Cipta.
Shaleh, Abdul Rahman. 2004.PsikologiSuatuPengantarDalamPerspektifIslam. Jakarta: Kencana.
Slameto. 2008.BelajardanFaktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:CerdasPustaka.
Sudirman N., dkk. 1989. IlmuPendidikan, Bandung: RemadjaKarya.
Sudijono,Anas. 2005.PengantarStatistikPendidikan. Jakarta: RajaGrafindoPersada.
Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2005.Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung : Al Fabeta.
Sumiati, dkk. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV wacana Prima.
Suprihatiningrum, Jamil. Strategi Pembelajaran Teori Dan Aplikasi,Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003,TentangTujuan Pendidikan Nasional.
58
Wijaya, Cecedan A. TabraniRusyan.1991.KemampuanDasar Guru DalamProses BelajarMengajar.Bandung: RemajaRosdakarya.
L
A
M
P
I
R
A
n
KUESIONER PENELITIAN
A. Mukaddimah1. Penelitian adalah Mahasiswa Fakultas Agama Islam Jurusan
Pendidikan Agama Islam Unismuh Makassar
2. Angket ini dibuat dalam rangkap penyusunan skripsi sebagai
(S.Pd.I)
3. Judul skripsi ini adalah‘‘ PENERAPAN METODE KARYAWISATA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWAPADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DISMA NEGERI I PASIMASUNGGU TIMUR KABUPATENKEPULAUAN SELAYAR’’Demi kesempurnaan penulisan skripsi ini,maka anda di harapka
n memberikan jawaban sesuai keadaan yang sebenarnya.
B. PetunjukKegiatan1. Pililah Salah satujawaban yang telahtersediadanberilahtandasila
ng (X) padapilihansaudara.
2. Pililahan anda di harapkan jujur dan objektif( sesuaikenyataan )
tanpa ada pengaruh orang lain.
3. Periksalah kembali kuesioner ini sebulum anda kembalikan
jangan sampaiada yang tidak terjawab.
4. Kerahasiaan data akan kami jaga.
C. PertanyaanKuesioner1. Apakah dengan adanya penerapan Metode Karya Wisata dapat
meningkatkan hasil belajar anda meningkat dibandingkan
dengan metode belajar lainya?
A.meningkat B.Tidak
C.cukup D.Biasa saja
2. Apakah penerapan Metode Karya Wisata dalam proses
belajar mebuat anda antusias dalam belajar?
A.Sangat antusias B.Tidak
C.Kurang D.Antusias
3. Apakah metode karya wisata cocok diterapkan dalam mata
pelajaran pendidikan agama islam?
A.Sangat cocok B.Tidak cocok
C.cocok D.Kurang cocok
4. Apakah Anda merasa lebih senang Pelajaran pendidikan agama
Islam yang diterapkan oleh Guru dibandingkan dengan metode
pelajaran yang lain?
A.meningkat B.Tidak
C.cukup D.Biasa saja
5. Apakah Anda merasa tegang dan tertekan selama pembelajara
n pendidikan Agama Islam berlangsung?
A.Sangat tegang B.Tidak tegang
C.cukup D.Biasa saja
.
SOAL WAWANCARA1. Menurut anda bagaimana penerapan metode karya wisata dalam pembelajaran
pendidikan agama islam di SMA Negeri 1 Passimasunggu Timur Kabupaten
Kepulauan Selayar?
Jawaban:…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..
2. Menurut anda bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik setelah
penerapan metode karya wisata di SMA Negeri 1 Passimasunggu Timur
Kabupaten Kepulauan Selayar?
Jawaban:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
3. Menurut anda apakah penerapan metode karya wisata ini dapat meningkatakan
hasil belajar peserta didik di di SMA Negeri 1 Passimasunggu Timur Kabupaten
Kepulauan Selayar?
Jawaban:…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..
RIWAYAT HIDUP
JUBAIR, lahir di Garassi, 10 Oktober 1990, Kabupaten
Kepulauan Selayar. Peneliti anak keduabelas dari
duabelas bersaudara. Buah kasih sayang dari pasangan
Madduara dengan Daeng Tallasa. Peneliti memasuki
jenjang pendidikan dasar di SD Inpres Garassi pada tahun
1998 dan tamat pada tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan di SLTP Negeri II Pasimasunggu Timur dan tamat pada tahun 2008.
Pada tahun yang sama pula, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri I
Pasimasunggu Timur dan tamat pada tahun 2011. Pada tahun yang sama, penulis
terdaftar sebagai mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Makassar, Program Studi Strata I.
Kerja keras, pengorbanan serta kesabaran dan atas izin Allah Swt Pada tahun 2015
penulis mengakhiri masa perkuliahan dengan menyusun karya ilmiah yang
berjudul “Penerapan Metode Karya Wisata Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sma Negeri 1 Pasimasunggu Timur
Kabupaten Kepulauan Selayar”.