wisata karya iii

67
WISATA KARYA III Strategi Pengembangan Puncak Caretenz sebagai Daya Tarik Wisata Adventure di kabupaten Puncak Papua OLEH : Panus Kogoya NIM : 091 204 1035 FAKULTAS PARIWISATA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010

Upload: panus-kogoya

Post on 29-Jun-2015

951 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: WISATA KARYA III

WISATA KARYA III

Strategi Pengembangan Puncak Caretenz sebagai Daya Tarik Wisata Adventure di kabupaten Puncak Papua

OLEH :Panus Kogoya

NIM : 091 204 1035

FAKULTAS PARIWISATAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2010

Page 2: WISATA KARYA III

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini pariwisata telah berkembang menjadi suatu penomena global,dan

telah menjadi suatu kebutuan dasar yang melibatkan ratusan juataan

manusia,melibatkan pelaku- pelaku dalam kegiatan wisata,baik kalangan

pemerinta,industri pariwisata maupun kalangan masyarakat.hampir semua Negara

modern,baik Negara maju maupun Negara berkembang di dunia pada abab ke 21

ini telah menetapkan pariwisata sebagai salah satu sector pada pembagunan

ekonomi dan social dan budayanya.di predisksikan bahwa posisi starategis peran

pariwisata akan semakin kuku,mengigat gejolak arga minyak di pasaran

internasional masih terjadi serta kemauan politik bangsa untuk melepaskan diri

dari kertegantungan terhadap sumber daya alam dan hutang luar negeri untuk

membiayai proses pembagunanan negaranya masih tetap tinggi namun yang telah

menjadi permasalaan dan sekaligus tantangan bagi pengembangan pariwisata

Indonesia adalah semakin ketatnya persaingan yang terjadi di antara Negara di

kawasan asia tenggara dalam merebut pangsa pasar dunia dan berlombah

menjadikan wilayahnya menjadi tujuan wisata .

Page 3: WISATA KARYA III

Provinsi Papua memiliki berbagai potensi yang belum dapat di sentu dan belum dapat di

kembangkan secara berkelanjutan baik oleh Stakeolder regional maupun Nasional,

provinsi maupun kabupaten, yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan

masyarakat Indonesia secara umumnya dan secara khusunya masyarakat papua Hal ini

tidak dapat pungkiri bahwa kabupaten Puncak papua memiliki keanekaragaman Hayati

(Flora, Fauna,Georafis dan social budaya yang bervariasi.dan Kabupaten puncak papua

merupakan salah satu kabupaten yang baru di mekarkan dari kabupaten induk puncak

jaya,dengan ibu kota mulia berdasarkan Undang- undang otonomi daerah nomor 21

tahun 2001 tentang pemerintah Daerah dan undang –undang nomor 7 tahun 2008 tentang

pembentukan kabupaten Puncak Papua dengan pertimbangan keanekaragaman social

budaya dan alam di kawasan puncak kartenz. Dan kabupaten puncak jaya sebelumnya

telah di dahului oleh berbagai riset guna mendukung manajemen Plann,kawsan Puncak

(cartenz pyramid).upayah pengelolahan tersebut bagian penting yang perluh di

prioritaskan dan peratikan namun sadar dan tidak sadar intraksi masyarakat terhadap

Potensi Sumber Daya Alam dalam suatu wilayah akan memberi peluangnya

meningkatnya kerusakan dan ancaman kepunyaan dan keaslian sumber daya

Alam(Puncak Cartenz) yang memiliki (Species langka,yang dimana Memudar sehingga

upayah pengembangan alam dan Budaya lebih di titik beratkan kepada Daya tarik

wisata Adventure Puncak cartenz supayah melalui itu pemerintah bisa dapat membagun

kerja sama antara masyarakat dan pemerintah untuk memamfaatkan sumber daya Alam

dan Budaya masyarakat local untuk aktifkan konsep Pengembangan Daya tarik wisata

Kawasan puncak cartenz karena potensi yang di milikinya sangat besar peluang untuk

Page 4: WISATA KARYA III

dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah dan masyarakat indonesia dan secara

khusunya masyarakat yang berada di kabupaten puncak papua.

Dilihat dari daerahnya kabupaten puncak papua sangat strategis dijadikan sebagai

Daerah Tujuan Wisata adventure karena terletak jantung pulau Papua disebelah barat

Daerah ekploitasi pengembangan Emas PT.Freport Indonesia dan di sebelah Timur

Kawasan Puncak Cartenz dengan budaya dan alamnya yang indah serta menjadi Daerah

tujuan wisata dan juga secara tidak langsung bisa merasakan keunikan alam dan budaya

di sekitar kawasan Puncak Papua dan memiliki luas 3.850.000 m² (385 Ha) sebagian

terdiri dari pegunungan dan bukit dengan dataran tinggi dan dataran rendah yang

terbentang dari Ampenan dibagian kawasan puncak salju abadi dan juga Puncak Cartens

merupakan salah satu puncak tertinggi dari 7 Puncak tertinggi di dunia. Hingga kini

Cartens selalu di selimuti salju. Hal ini menyebabkan Cartens selain di kenal sebagai

puncak tertinggi di Indonesia, Cartens juga di kenal dengan sebutan  puncak salju abadi. 

Selain itu, Cartens merupakan satu – satunya wilayah di Indonesia yang memiliki ciri dan

krakter serta keunikan yang menyamai daerah – daerah tertua pada benua - benua lain di

permukaan bumi yang ada di papua.

Kabupaten Puncak sebagai Darah Tujuan wisata Di papua terus berusaha

mengembangkan keparwisataannya dengan cara mengali potensi –potensi yang di

milikinya baik potensi alam amaupun potensi budaya untuk di jadikan objek dan daya

tarik wisata,adapun objek dan daya tarik wisata yang berada di kabupaten puncak papua

yang sudah dalam pengelolaan maupun yang belum kekelola di kabupaten puncak papua

pada table 1.1Berikut :

Page 5: WISATA KARYA III

Tabel 1.1

Daya Tarik Wisata

No Nama objek Janis Lokasi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Puncak Cartenz

Air panas Mineral

Danau Toburu

Goa

Sugai Ila

Musik Tradisional (Dani)

Pestival koteka dan Tali

Tradisi Bakar Batu

Tradisi Perang –perangan

Tradisi perkawinan

Tarian Taradisional

Musium masyarak

pengunungan

Taman Nasional Laorenz

puncak

Wisata adventure

Wisata kesehatan

Wisata alam

Wisata alam

Wisata arung jerang

Wisata Budaya

Wisata budaya

Wisata budaya

Wisata budaya

Wisata budaya

Wisata Budaya

Wisata budaya

Wisata alam

Grasbag Cartenz

Kampung majuberi

Kampung Paluga

Kampung Tegelobal

Distrik Ilaga

Distrik Ilaga

Distrik Ilaga

Distrik Ilaga

Distrik Ilaga

Distrik Ilaga

Distrik Ilaga

Distrik Ilaga

Distrik Ilaga

Sumber :Disparbud puncak jaya,2002

1.2. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang diatas, kita dapat memberikan rumusan masalah

sebagai berikut : Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dapat di rumuskan

permasalahan sebagai berikut:

Page 6: WISATA KARYA III

1. Apa potensi puncak Cartenz yang dapat di kembangkan sebagai Daya tarik

wisata adventure?

2. Bagimanakah persepsi masyarakat dan wisatawan terhadap pengembangan

puncak Cartenz sebagai daya tarik wisata adventure.

3. Bagimana strategi pengembangan Puncak Cartenz sebagai daya tarik wisata

adventure?

1.2. Tujuan Wisata Karya III

Sesuai dengan acuan rumusan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk Menetapkan strategi pengembagan wisata adventure Puncak Cartenz

yang tepat.

2. Untuk membagun kesamaan persepsi antara stakeolder yang berkepentingan

dengan masyarakat local.

3. Untuk memahami berbagai potensi wisata yang ada di Kawasan puncak

Cartenz Kabupaten Puncak Papua

4. Untuk memahami sejauh mana usaha pegembangan Daya Tarik wisata

adventure .

1.4. Manfaat Wisata Karya III

Ada beberapa manfaat penelitian yang kami lakukan yaitu :

Dalam penelitian,nantinya akan menjadi mamfaat kepada pemandu kepentingan dalam

usaha pengembangan potensi wisata Puncak Cartenz Papua serta para akademisi dalam

menyelesaikan studinya.dan penulisan ini akan menjadi :

1.4.1 Mamfaat akademis

Page 7: WISATA KARYA III

Dengan penelitian ini diharapkan Mahasiswa bisa menerapkan konsep yang sudah

diserap dari kampus khusunya mengenai konsep pengembangan potensi wisata

sehingga dapat menambah wawasan dalam menganalisa dan memecahkan

beberapa permasalahan yang terjadi dalam masing masing daerah , khusunya

dalam penngembangan potensi wisata yang di miliki masing –masing daerah.

1.4.2 Manfaat Praktis

Sebagaimana hasil dari penelitian ini nantinya, diharapkan menjadi bahan

masukan dan tambahan bagi Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam rangka

pengembangan dan pengelolahan potensi wisata Puncak Cartenz Kabupaten

Puncak provinsi papua.yaitu

1. Memberikan pemahaman terhadap berbagai kebijakan lintas sektorall

terkait baik teknis maupun nonteknis dalam upayah mendorong

menyusunan profil Taman Nasional Lourenz secara khususnya

puncakCartenz,dalam rangka penyusunan Rencangan tata Wilayah.

(RTW) kabupaten puncak

2. Melalui penelitian ini nantinya memberikan pandangan untuk

membangun kesamaan persepsi antara mayarakat dengan Stakeolder

yang berkepentingan di Kawasan Puncak Cartenz

3. Teridentifikasinya Potensi wisata Cartenz dan permasalahan yang di

hadapi dalam pengembangan Puncak Cartenz kabupaten Punca

Page 8: WISATA KARYA III

BAB II

1.5. Metode Penelitian

1.5.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di kawasan Puncak Cartenz di kabupaten Puncak Papua

propinsi papua . Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena merupakan Tempat

wilayah administrasi kabupaten puncak papua dan lokasi kawasan Puncak cartenz

berada pada ketinggian diatas permukaan laut 1.000 sampai 1.500 Mdpl meter diatas

permukaan laut dan berada pada (RTRW) kabupaten Puncak papua dengan luas wilayah

8.055 km2 dan jumlah penduduk sekitar 60.294 dengan 80 kampung serta 8

(distrik/kecematan.yang ada di lokasi penelitian .

1.5.2. Definisi Operasional Variabel

Untuk memperjelas dan membatasi permasalahan yang akan diteliti di lapangan

maka penelitian ini mengambil variabel sebagai berikut :

BAB IV

METODE PENELITIAN

3.1. 1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Puncak Provinsi Papua,di Kawasan

Puncak Cartenz merupakan salah satu pulah yang termasuk Taman Nasional

Louranz yang memiliki Keaneka ragaman Nilai yang berupa keaneka ragaman alam

dan Budaya serta yang bisa dapat di jadikan Daya tarik wisata altermatif dimana

Page 9: WISATA KARYA III

sambil mengunjungi Taman Nasional louranz Papua,dan jarak lokasi pengembangan

letak antara Wilayah pengembagan Tambang Emas PT.Freport indonesia dan di

wilayah administratif Kabupaten Puncak Dan intan jaya danTimika sehingga mau

mengunjunggi di Puncak Cartenz Lewat beberapa daerah tesebut tadi dari dari

Timika ke Puncak Ilaga jarak tempu dengan pesawat Jenis Twin Oter waktu sekitar

30 menit dari Bandara Moses Klagin Timika , sedangkan dari pusat Ibu Kota Ilaga

sekitar 3 hari 2 malam perjalan sehingga jumlah waktu yang di gunakan untuk

akses ke destinasi wisata sekitar 3 hari kemudian dari Puncak Cartenz balik ke Ibu

kota Ilaga 2 hari perjalanan jadi jumlah hari dalam perjalan sekitar 1 minggu .

3.2.2 Definisi Operasional Variabel (DOV)

Untuk memperjelas dan membatas variabel penelitian serta memudahkan penelusuran

aspek data,maka masing-masing variabel permasalahan perlu didefinisikan.

1. Potensi Daya Tarik Wisata

Potensi adalah segala sesuatu yang terdapat di pulau Ahe baik potensi fisik maupun potensi non fisik yang dapat dikembangkan menjadi wisata Bahari atau pariwisata alternatif.Adapun potensi wisata;

1. Potensi fisik yaitu wisata Alam(Bahari,Flora,Fauna,Yang langka,

Pemandangan Alam,yang terdiri dari berbagai jenis pohon seperti pohon

dan potensi wisik lainnya.

2. Potensi non-fisik yaitu potensi berupa kegiatan masyarakat lokal yang erat hubungannya dengan kegiatan-kegiatan wisata,seperti pola hidup dan kerja,organisasi masyarakat lokal (lembaga adat setempat) dan kearifan masyarakat lokal. misalnya wisata Budaya(Adat-istiadatadat,Corak kebudayaan,Tari-tarian,,lagu-lagu Daerah,busana,Tugu-tugu dan sebagainya

2. Persepsi Masyarakat/Tanggapan Masyarakat kabupaten Puncak Papua.

Anggapan Masyarakat bahwa terhadap pengembangan Puncak Cartenz sangat

beragam diantaranya:

Page 10: WISATA KARYA III

a. Ada yang setuju, karena akan melibatkan masyarakat setempat dengan

masyarakat yang lebih luas.

b. Mempererat hubungan antar personal dengan masyarakat

c. Mempererat hubungan lembaga sosial dengan masyarakat

d. Meningkatkan mobilitas sosial ekonomi pada masyarakat

e. Tidak peduli dan tidak setuju, karena mereka tidak memahami pentingnya

pengembangan potensi yang mempuh memberikan kontribusi kepada

masyarakat

f. adanya gejolak –gejolak politik

g. Berpengaruh pada distribusi kekuasaan

h. Meningkatnya penyimpangan-penyimpangan sosial

Namun yang akan di angkat dalam penelitian ini adalah persepsi masyarakat kapupaten

Puncak yang berada pada kawasan trategis puncak Cartenz yang akan memberikan

tanggapan dan persepsi mengenai pengembangan Puncak Cartenz sebagai Daya Tarik

Wisata Adventure .

3.2.2 Faktor Internal dan Faktor Eksternal

1. Faktor Internal

Faktor internal yang dimaksudkan adalah faktor-fator yang menjadi kekuatan

dan kelemahan dalam pengembangan wisata adventure Faktor-faktor

kekuatan dan kelemahan tersebut berupa faktor lingkungan yang berupa

produk-produk seperti keindahan dan keunikan alam,aksesibilitas,fasilitas

pariwisata,sumber daya manusia,dan faktor sosial budaya masyarakat di

sekitar Kawasan puncak Cartenz

2. Faktor Eksternal

Page 11: WISATA KARYA III

Faktor eksternal yang dimaksudkan adalah faktor-faktor yang menjadi

peluang dan ancamandi Kawasan puncak cartens .Faktor-faktor tersebut

adalah faktor ekonomi,faktor keamanan.

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

3.2.1 Jenis data

Berdasarkan jenisnya,data yang akan digunakan dalam penelitian ini

dibedakan menjadi dua,sebagai berikut :

1) Data Kualitatif

Untuk mendeskripsikan fenomena mendalam maka penelitian yang saya

lakukan mengunakan dengan pendekatan ini diharapkan temuan –temuan

empiris dapat di deskripsikan secara lebih rinci,lebih jelas dan

akurat,perkembagan Puncak Kartenz secara khusunya kedaan Puncak

dan kebijakan structural dalam mengelolah kawasan maka untuk itu saya

mengunakan Pendekatan Penomenologi yg diharapkan membantu

penelitian mendalam maka melalu:

1. pengamatan,Imajinasi,berpikir secara absrack serta dapat

merasakan Penomena di lapangan.

2) Data Kuantitatif

Data berupa angka-angka yang dapat diolah dengan menggunakan

tabulasi perhitungan,pembobotan,rating,(memberikan peringkat),atau

skoring (pemberian nilai) terhadap indikator internal maupun eksternal

untuk pengembangan puncak Cartenz .

3.3.2 Sumber Data

1.Data Primer

Page 12: WISATA KARYA III

Sumber data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui

observasi ke lapangan dan wawancara langsung dengan informan untuk

mendapatkan informasi yang diinginkan.

2.Data Sekunder

Data yang bukan diperoleh dari pihak pertama melainkan data yang

diperoleh dari pihak-pihak tertentu yang terkait dengan penelitian

ini ,maupun dokumen-dokumen dan arsip resmi tentang kunjungan

wisatawan,data demografi dan etnografi serta informasi-informasi lainnya

yang didapat dari lembaga-lemabaga terkait mengenai penelitian ini.

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung

ke lapangan /lokasi penelitian untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang

Puncak Cartenz di kembangkan menjadi wisata adventure berbasiskan

masyarakat.

2.Wawancara

Wawancara yaitu proses tanya jawab antara peneliti dengan subyek penelitian

untuk memperoleh data atau keterangan serta pandangan yang

relevan.Wawancara yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam (indepth interview).Pihak-pihak terkait akan diwawancarai adalah

pihak-pihak yang berkompeten yang dapat memberikan gambaran dan

informasi yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada di dalam

peneliti

3.4 Analisis Matriks SWOT

Analisis matriks SWOT adalah analisis situasi Internal dan

Eksternal,diamana faktor-faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan

dikombinasikan dengan faktor eksternal berupa faktor-faktor peluang dan

ancaman,kombinasi ini akan menghasilkan startegi umum (general strategy)

Page 13: WISATA KARYA III

pengembangan wisata Puncak CARTENZ sebagai Wisata adventure kabupaten

puncak Untuk merumuskan strategi berupa strategi pengembangan Puncak Cartenz

dalam hal ini mengunakan Analisis matriks SWOT adalah sebagai berikut :

a) Membuat daftar kekuatan internal objek;

b) Membuat daftar kelemahan internal objek;

c) Membuat daftar peluang eksternal objek;

d) Membuat daftar ancaman eksternal objek;

e) Meletakkan daftar kelemahan,kekuatan,peluang dan ancaman di sel masing-

masing pada matriks SWOT

f) Menginterpretasikan dari kombinasi kekuatan-kekuatan dan peluang kemudian

dicatat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths opportunities);

g) Menginterpretasikan dari kombinasi kelemahan-kelemahan dan

peluangkemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi WO (weaknesses

opportunities)

h) Menginterpretasikan dari kombinasi kekuatan-kekuatan dan ancaman-ancaman

kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi ST (stengths threaths);

i) Menginterpretasikan dari kombinasi kelemahan-kelemahan dan ancaman kemudian

dicatat hasilnyadalam sel startegi WT (weaknesses thr

Page 14: WISATA KARYA III

IFAS

EFAS

Strengths (S)

Tentukan faktor kekuatan

Internal

Weaknesses(W)

Tentukanfactor

kelemahan internalnya

Opportunities (O)

Tentukan faktor peluang

Eksternal

Strategi SO

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang

Strategi WO

Cipatakan strategi

yang meminilmalkan

kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

Threats (T)

Tentukan faktor ancaman

eksternal

Strategi ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman

Gambar Matriks Analisis SWOT

Sumber : Diadaptasi dari Rangkuti,2005

Matriks SWOT analisis di atas dapat dijabarkan sebagai berikut :

a) Strategi SO

Page 15: WISATA KARYA III

Strategi ini dibuat didasarkan pada pemanfaatan seluruh kekuatan untuk

merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b) Strategi ST

Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh daya tarik wisata

untuk

. mengatasi ancaman.

c) Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada.

d) Strategi WT

Strategi ini didasarkan kepada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha

menghindari ancaman

Page 16: WISATA KARYA III

1.5.2.1. Potensi Alam Puncak Cartenz

Potensi adalah daya tarik atau kekuatan yang di miliki oleh objek wisata Puncak

cartenz untuk di kembangkan sebagai Daya Tarik wisata Adventure atau pendakian

di puncak cartenz bagi wisatawan minat khusus yang tertarik untuk mengadapi

tantangan.

1.5.7. Teknik Analisis Data

1.5.7.1 Analisis Deskriptif Kualitatif

Untuk menganalisa kendalah –kendalah dan dan hambatan –hambatan yang

terjadi di Puncak Cartenz dengan cara menguraikan, mengambarkan dan menjelaskan

secara sistematis data yang diperoleh dilapangan dan dijelaskan dalam bentuk tulisan

agar mudah dipahami dalam pembahasan ini dijabarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu

mengenai pengemabangan Puncak Cartenz secara secara efektif.

1.5.7.2. Analisis Skala Sikap

Untuk menganalisa persepsi masyarakat tentang pengembangan puncak

cartenz dan sosial budaya masyarakat digunakan summated ratening yaitu dengan

pemberian skor pada pengukuran skala likhert untuk jawaban pertanyaan yang diajukan

dengan memberikan skor tertinggi sebesar 5 (lima) dan jawaban yang tidak diharapkan

Page 17: WISATA KARYA III

yaitu terendah diberikan skor 1 (satu). Sedangkan untuk mencari tentang interval

digunakan cara sebagai berikut :

Nilai Tertinggi – Nilai Terendah = Selisih Nilai/IntervalJumlah Kategori

5-1 = 0,8 5

Metode ini juga menggunakan sejumlah kategori/klasisfikasi data. Data yang

digunakan adalah memberikan pertanyaan yang menunjukkan tingkat nilai seperti pada

tabel I.2 berikut ini :

Tabel I.2.Skala Sikap Masyarakat

No Skala Sikap MasyarakatSikap Skor Kategori

12345

Sangat baikBaik

CukupKurang

Sangat Kurang Baik

54321

4,6-5,43,7-4,52,8-3,61,9-2,71-1,8

Sumber : Hasil Modifikasi Skala Likhert ( Slamet, 1993-19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya

Page 18: WISATA KARYA III

Ada beberapa hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini,

diantaranya adalah :

Azhary Purnama pada tahun 2009 yang berjudul ” Proses Pembangunan Bandara

Internasional Lombok (BIL) Dampaknya Terhadap Perubahan Perilaku Sosial Ekonomi

Masyarakat Desa Tanaq Awu Kecamatan Pujut kabupaten Lombok Tengah” Penelitian

ini memaparkan tentang proses Pembangunan Bandara Internasional Lombok mulai dari

pembebasan tanah lahan bandara, nilai jual hingga konflik yang terjadi akibat

perselisihan masalah harga jual tanah kepada masyarakat Desa Tanaq Awu hingga

konflik yang pernah terjadi antara warga Desa Tanaq Awu dengan pihak angkasa Pura 1.

Proses pembangunan Bandara Internasional Lombok berdampak pada perubahan perilaku

masyarakat Desa Tanaq awu, mulai dari meningkatnya tarap hidup masyarakat,

kurangnya jiwa Gotong royong, menurunnya interaksi sosial antara warga setempat

hingga berkurangnya simbol-simbol kekerabatan pada Masyarakat Desa Tanaq awu. Ini

berarti bahwa faktor pembangunan Bandara Internasional Lombok sangat berdampak

pada perubahan sosial-masyarakat Desa Tanaq Awu. Adapun perbedaan dalam penelitian

ini adalah dimensi kajian materi pembahasan yang diteliti sedangkan persamaannya

adalah lokasi penelitian dan membahas masalah dampak sosial secara umum kepada

Masyarakat setempat.

Drs. Helmi Aswan pada tahun (1994) yang berjudul ” Dampak Pembangunan

Industri Terhadap Kehidupan Budaya Masyarakat Setempat di Jawa Timur” Penelitian ini

memaparkan dampak pembangunan Industri terhadap masyarakat Jawa Timur.

Berdasarkan hasil persamaannya bahwa rata-rata sebagian besar dari masyarakat Jawa

Timur bekerja sebagai tenaga kerja pada perusahaan industri yang sedang dibangun di

Page 19: WISATA KARYA III

sebagian jawa timur, begitu juga dengan pembangunan Bandara Internasional lombok

sangat berdampak pada sosial budaya masyarakat Desa Tanaq Awu, rata-rata sebagian

besar masyarakat di Desa Tanaq Awu beralih menjadi tenaga kerja pada proyek

pembangunan Bandara tersebut yang sangat berdampak pada sosial budaya masyarakat

itu sendiri. Ini berearti bahwa pembangunan suatu proyek pada suatu daerah sangat

berdampak terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat, sedangkan perbedaannya yaitu

lokasi penelitian, dimensi waktu dan variabel penelitian.

2.2. Deskripsi Konsep

2.2.1. Pengertian Masyarakat

Kata sosiologi berasal dar bahasa latin (socious) yang berarti teman atau kawan

dan dari bahasa yunani (logos) yaitu berbicara, jadi sosiologi adalah ilmu yang

mempelajari tentang kemasyarakatan dalam arti yang luas. Dan ilmu sosiologi dibentuk

berdasarkan pengamatam-pengamatan dan tidak dibentuk atas dasar spekulasi perihal

keadaan masyarakat, karena ilmu sosiologi ini mempunyai obyek penelitian yang sangat

berbeda dengan ilmu yang lainnya yang mana obyek penelitiannya adalah manusia itu

sendiri. Sehingga semua cakupan mengenai materi dan pembelajaran ilmu

kemasyarakatan tidak lepas dari keadaan dan dinamika kehidupan sosial masa lalu, saat

ini dan akan datang karena manusia atau masyarakat itu merupakan bagian dari satu-

kesatuan yang secara langsung memulai,memikirkan,menciptakan,melakukan dan

mentradisikan penemuan-penemuan dalam kehidupan yang berorientasi pada hubungan

kemasyarakatan itu sendiri.

Page 20: WISATA KARYA III

”Kingsley Davis dan Wilbert Moore mengemukakan pendapat bahwa: Dalam

masyarakat terdapat status yang harus ditempati oleh oleh masyarakat itu sendiri

sehingga perlu diberikan rangsangan sampai masyarakat tersebut mau menempati dan

menjalankan peran sesuai dengan keadaannya (Siti Ngadiati ,Ilmu Sosiologi. 2004)

(Budi Santoso, 2004) Menjelaskan Perubahan Sosial merupakan salah satu

keadaan dimana terjadi ketidak sesuaian diantara unsur yang saling berbeda dalam

kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan suatu pola hidup yang tidak sesuai dan

tidak serasi dengan keadaan masyarakat itu sendiri. Perubahan Budaya adalah keadaan

budaya yang tidak sesuai dengan unsur-unsur budaya yang sebenarnya dan saling

berbeda sehingga terjadi keadaan budaya yang tidak serasi bagi tradisi dan budaya

masyarakat.

Masyarakat atau penduduk yang berasal dari mahluk individu (Indiiduum,Latin)

yang artinya terbagi dan dari bahasa inggris Individu berasal dari kata in dan divided jadi

individu artinya tidak terbagi atau satu kesatuan. Manusia sebagai mahluk individu

memiliki unsur jasmani dan rohani unsur fisik dan psikis unsur raga dan jiwa seseorang

dikatakan sebagai manusia individu manakala ada unsur-unsur tersebut yang menyatu

dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut

lagi sebagai individu, untuk lebih jelasnya bahwa individu itu merupakan satu kesatuan

antara unsur rohani,jasmani atau pisik dan psikis yang menyatu dalam satu raga yang

namanya manusia (orang) atau masyarakat.

Dampak Sosial Budaya secara teori antara dampak sosial dan dampak budaya

tidak dapat dibedakan yaitu : Mathieson and wall (1982)menyebutkan bahwa there ia no

clear distinction between social and culture penomena, sehingga sebagian besar ahli

Page 21: WISATA KARYA III

menggabungkan dampak sosial dan dampak budaya didalam masyarakat dijadikan

dampak sosial – budaya. Menilai dampak sosial-budaya terhadap masyarakat lokal

merupakan aktifitas yang agak sulit, terutama dari metode penelitian diakibatkan karena

ilmu sosial tersebut merupakan ilmu yang sangat luas pembahasan dan permasalahannya

selain itu masyarakat juga harus diperlakukan selayaknya manusia dalam proses

penelitian tidak seperti specimen dalam satu penelitian di labolatorium, Dimana berbagai

faktor dapat dikontrol sesuai dengan keinginan penelitinya. Judul penelitian ini hampir

sama dengan dengan dampak perubahan sosial-budaya akibat industri pariwisata, namun

memiliki banyak perbedaan dalam devinisi operaional variabelnya.

Dari masa ke masa seiring dengan perjalanan hidup manusia selalu mengalami

perubahan atau dinamika. Dinamika kebudayaan terjadi bersama-sama dengan semakin

kompleknya kebutuhan manusia dan kehidupan masyarakat. Manusia selalu berusaha

untuk terus berubah dan memperbaiki kualitas hidupnya sehingga terjadilah dinamika

kebudayaan, mengapa ? karena antara budaya dan manusia (masyarakat) merupakan

suatu sistem, jika manusianya berkembang maka secara otomatis kebudayaannya pun

akan mengalami perkembangan. Hal ini terjadi karena kebudayaan itu sendiri diciptakan

oleh masyarakat dan masyarakat itulah yang menggunakan kebudayaan itu sendiri.

Kata budaya merupakan bentuk gabungan dari budi-daya yang berarti cipta,karsa

dan rasa. Sebenarnya kata budaya dipakai suatu singkatan kata kebudayaan yang berasal

dari bahasa sansekerta buddhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi dan

akal. Budaya atau kebudayaan dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata Cultuur

dalam bahasa inggris , kata budaya berasal dari kata culture, sedangkan dalam bahasa

latin berasal dari kata colere. Colere diartikan dengan

Page 22: WISATA KARYA III

mengolah,mengerjakan,menyuburkan dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian

pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas

manusia atau masyarakat untuk mengolah dan merubah alam. Dalam antropologi budaya

tidak ada perbedaan antara budaya dan kebudayaan, keduanya sama saja. Menurut .A.L.

Kroeber dan Ckluckohn dalam bukunya yang berjudul ”Culture: A Critical of concept

and definitons”

Budaya atau kebudayaan merupakan suatu konsep dasar dalam menjalankan

keseluruhan aspek kehidupan manusia, baik yang materi maupun non materi, yang

didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian,moral,keilmuan,adat

istiadat dan kemampuan yang lainnya serta kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat itu

sendiri. Cara memandang kebudayaan sebagai sistem gagasan serta membedakannya

dengan sistem prilaku dan hasil perilaku, secara operasional dapat digunakan dalam

pengkajian secara masuk akal.

2.2.2. Pengertian Antara Masyarakat Desa dan Kota

2.2.2.2. Masyarakat Desa

Masyarakat Desa ( Rural Community ) adalah masyarakat yang terdiri dari

satu unsur latar belakang kehidupan dan tinggal dalam satu wilayah tertentu dan

memiliki pola kehidupan kekeluargaan dan gotong royong yang masih kental,

mata pencaharian masyarakat desa lebih banyak bertani, berkebun, mengembala

dan lainnya. Masyarakat desa lebih dekat dengan jiwa sosial antar anggota

masyarakat karena hampir diseluruh Desa yang ada mempunyai latar belakang

yang sama yaitu berasal dari satu keluarga, satu suku dan keyakinan yang sama.

Page 23: WISATA KARYA III

Masyarakat desa memiliki pola hidup yang berbeda dengan masyarakat kota di

desa lebih kental dengan sistem kekeluargaan dan di kota lebih kental dengan

sistem kemajemukannya.

2.2.2.1. Masyarakat Kota

Masyarakat Kota ( Urban Community ) adalah masyarakat yang terdiri

dari berbagai macam unsur dan latar belakang kehidupan dan tertentu jumlahnya

dan berkumpul dalam satu wilayah yang memiliki pola kehidupan modern.

Masyarakat kota lebih dekat dengan berbagai macam fasilitas dan akses informasi

dan transformasi sehingga masyarakat kota lebih condong ke arah kehidupan yang

sendiri tanpa menghiraukan kehidupan lingkungan sekitarnya dan masyarakat

kota lebih cepat arus perubahan dibandingkan dengan masyarakat kota.

2.2.3. Pengertian Masyarakat Modern

Modernisasi dan aspirasi yang modern adalah merupakan persoalan yang

menarik. Kebanyakan masyarakat saat ini terkait dengan jaringan modernisasi yang ada.

Modernisasi merupakan suatu proses perubahan yang menuju pada type sistem-sistem

sosial, ekonomi, politik, komunikasi, budaya yang telah berkembang dengan pesat

diberbagai belahan dunia saat ini. Masyarakat moderen ataupun yang sedang menjalani

berkembang mulai dari masyarakat tradisional ataupun dari masyaraat pra moderen

sehingga mencapai predikat masyarakat moderen jika sudah mencapai suatu perubahan –

perubahan yang sudah direncanakan seperti masyarakat yang sudah melakukan sistem

sosial, politik,komunikasi, sistem trans budaya, akulturasi budaya dan yang lainnya.

Page 24: WISATA KARYA III

Modernisasi pada masyarakat dapat juga diartikan sebagai sifat pemikiran yang memiliki

kecenderungan untuk mendahulukan suatu yang moderen dari pada yang bersifat

tradisional.

2.2.4. Pengertian Dampak Sosial –Budaya Pariwisata

Secara teoretikal-idealistis, antara dampak sosial dan dampak kebudayaan dapat

dibedakan. Namun (Mathieson and wall. 1982:37) menyebutkan bahwa there no clear

distinction between soaial and culture phenomena. Sehingga sebagian besar ahli

menggabungkan dampak sosial-budaya didalam pariwisata ke dalam dampak sosial-

budaya.

Menilai dampak sosial-budaya terhadap kehidupan masyarakat lokal merupakan

suatu kegiatan yang sangat sulit, terutama dari segi metodologis, salah satu kendala yang

tidak dapat diatasi adalah banyaknya faktor terkontaminasi yang ikut berperan didalam

mempengaruhi masalah sosial-budaya tersebut. Dalam kaitannya dengan dampak

pariwisata terhadap sosial-budaya masyarakat harus dilihat bahwa ada banyak faktor lain

yang ikut berperan dalam mengubah kondisi sosial –budaya tersebut, seperti Cohen

(1984) mengkaji dampak sosial-budaya kedalam sepuluh faktor yaitu : 1. Dampak

terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat setempat dengan masyarakat

luas. 2. Dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat. 3. Dampak

terhadap dasar-dasar organisasi/ kelembagaan sosial. 4. Dampak terhadap migrasi dari

dan ke daerah pariwisata. 5. Dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat. 6.

Dampak terhadap pola pembagian kerja. 7. Dampak terhadap stratifikasi dan mobilitas

sosial. 8. Dampak terhadap distribusi pengaruh kekuasaan. 9. Dampak terhadap

Page 25: WISATA KARYA III

meningkatnya penyimpangan-penyimpangan sosial. 10. dampak terhadap adat istiadat.

Pembangunan sektor lainnya yang menjadi wahana dalam perubahan sosial-budaya serta

dinamika internal masyarakat itu sendiri. Perlu juga diketahui bahwa dalam melihat

dampak sosial-budaya terhadap masyarakat setempat, masyarakat tidak dapat dipandang

sebagai sesuatu yang total integrated, melainkan harus juga dilihat segmen-segmen yang

ada atau melihat berbagai interest group, karena dampak terhadap kelompok sosial yang

satu belum tentu sama bahkan bisa bertolak belakang dengan dampak yang dialami

kelompok lainnya.

2.2.5. Pembangunan Pelabuhan Udara

Pembangunan suatu akses transportasi baik udara laut maupun darat Merupakan

salah satu kegiatan yang sifatnya pengadaan fisik baik yang fisik bangunan besar dan

kecil sehingga dapat memepengaruhi dampak positif dan negatif bagi daerah sekitarnya

baik berupa dampak sosial dan budaya. Pembangunan bandara juga merupakan usaha

jangka panjang untuk merubah struktur ekonomi,sosial ke arah yang lebih modern yang

membawa kesejahteraan bagi masyarakat itu sendiri. Pembangunan dapat dilakukan

karena beberapa hal diantaranya : karena kebutuhan keluarga seperti rumah tinggal,

kebutuhan pemerintah seperti kantor gubernur dll, dan kebutuhan pengembangan suatu

daerah agar daerah tersebut memiliki akses yang sama dengan daerah lain seperti

pembangunan bandara internasional di Lombok tengah.

Pembangunan Bandara Internasional Lombok disatu sisi memberikan lapangan

kerja baik bagi masyarakat Desa Tanaq Awu, maupun desa sekitarnya, baik sebelum

dimulainya pembangunan maupun pada proses pembangunan bandara itu sendiri. Di sisi

Page 26: WISATA KARYA III

lain kegiatan pembangunan bandara inetrnasional yang dekat dengan suatu desa selain

akan memberikan nilai daya tawar pada desa tersebut juga akan memberikan pergeseran

sosial dan budaya bagi anggota masyarakat sekitar dan dapat merubah acuan pola hidup,

sikap dan tingkah laku masyarakatnya.

2.2.6. Pelabuhan Udara (Bandara Udara /Air port)

Air port atau lebih sering disebut bandara merupakan salah satu wadah

transportasi udara yang berupa tempat beroperasinya berbagai macam jenis pesawat yang

akan menghubungkan suatu daerah dengan daerah lain atau negara ke negara lain dengan

waktu yang relatif cepat sehingga dapat menjadi akses transportasi udara agar dapat

mempercepat perkembangan suatu daerah dan negara dan sangat bermanfaat bagi daerah

dan negara tersebut.

Page 27: WISATA KARYA III

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum Desa Tanaq Awu

Desa Tanaq Awu terletak di kabupaten Lombok Tengah bagian selatan Propinsi

Nusa Tenggara Barat. Merupakan salah satu desa yang paling dekat dengan areal

pembangunan bandara internasional atau lebih disebut dengan jantungnya pembangunan

bandara internasional Lombok. Desa ini berbatasan dengan desa lainnya dikecamatan

pujut. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Ketara, sebelah utara dengan desa pujut,

sebelah barat dengan desa praya dan timur dengan desa bonder. Desa Tanaq awu sendiri

berada di tengah-tengah yang memiliki area atau lahan untuk pembangunan Bandara

internasional tersebut, jalan penghubung menuju ke tanaq awu yang dulunya hanya satu

jalur namun setelah dimulainya pembangunan bandara ini dibuatkan jalur-jalur besar

yang bisa menghubungkan aksesnya dengan kota-kota yang ada diseputaran lombok dan

sarana prasarana sudah mulai dibangun yang dulunya hanya berupa tanah lapang yang

tidak tergarap sehingga dapat berdampak pada pola pencari kerja bagi masyarakat

setempat, namun dapat pula memberikan nilai daya tawar yang tinggi bagi masyarakat

sekitar karena nilai jual atau sewa dari tanah yang dimiliki warga tidak seperti dulu lagi.

Untuk mencapai lokasi pembangunan Bandara Internasional Lombok dapat dilalui

melalui terminal Mandalika yang terletak di Pinggiran kota Mataram kemudian

Page 28: WISATA KARYA III

menggunakan angkutan umum menuju kota Praya dan naik angkot lagi yang menuju ke

arah kuta lombok tengah.

Dalam ruang lingkup letak geografis desa Tanaq Awu kecamatan Pujut wilayahnya

termasuk tanah yang tidak produktif namun area wilayahnya termasuk area desa dan

tanah yang paling luas, besar dan lapang sehingga dapat dijadikan atau dimanfaatkan

sebagai lokasi pembangunan bandara internasional seperti yang dilakukan saat ini.

Pemukiman penduduk di desa Tanaq awu dapat digolongkan menjadi 2 dua golongan

yaitu : pemukiman lama dan baru, pemukiman lama adalah dusun asli dari masyarakat

tanaq awu yang berada pada satu lokasi atau satu area dan pemukiman baru adalah bagian

dari pemekaran penduduk yang sudah merasakan dampak dari pembangunan bandara ini,

sehingga mereka merasa harus membangun sebuah wadah atau tempat untuk dijadikan

sarana dan prasarana usaha ataupun untuk keperluan usaha lainnya. Dan sampai saat ini

sudah banyak ditemukan rumah-rumah baru yang mencerminkan dampak dan kemajuan

ekonomi dari pembangunan bandara Internasional tersebut, Selain banyak dilihat rumah-

rumah baru, banyak juga ditemukan berbagai macam jenis kendaraan bermotor yang

dulunya hanya dapat menyaksikan kerbau-kerbau yang di ternakkan di lahan lapang

tersebut bahkan sampai ke jalan raya, namun semua itu tergantikan dengan suasana yang

berbeda antara tanaq awu masa lalu dan tanaq awu saat ini dan masa depan. Namun untuk

menghindari shock culture dialami oleh masyarakat pemda setempat bekerjasama dengan

berbagai macam organisasi pendidikan, sosial, LSM, kemasyarakatan memberikan

pendidikan gratis lewat beasiswa, kegiatan-kegiatan sosial lainnya yang bermanfaat,

kegiatan keaksaraan fungsional, usha mandiri dan kegiatan lainnya semua itu diadakan

Page 29: WISATA KARYA III

agar dapat menghindari shock culture bagi masyarakat desa tanaq awu khusunya dan

masyarakat lombok tengah pada umumnya.

3.1.1. Skenario Pembangunan Bandara Internasional Lombok

3.1.1.1. Dasar Pembangunan

1. Keputusan Pemerintah Untuk Segera Membangun Bandar Udara

Internasional Lombok

2. Keberadaan Bandara yang dapat di darati pesawat berbadan lebar dapat

memacu pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat

( Menjangkau jarak menengah : Timur tengah, Australia, Jepang,Taiwan,

Korea)

3. Bandara Selaparang tidak dapat dikembangkan karena berbagai

pertimbangan aspek teknis dan operasional

4. PT. Angkasa Pura 1 sudah membebaskan lahan pada tahun 1995 di

Lombok Tenga dengan luas 538,8 Ha untuk mengganti bandara

selaparang.

3.1.3. Sumber Pendanaan

1. Nilai Proyek sebesar Rp. 665 Miliar (Termasuk PPN)

2. Sumber dana

a. PT. AP 1 : Rp. 515 Miliar

- Dana Internal : Rp. 115 Miliar

- Pinjaman/penerbitan Obligasi : Rp. 400 Miliar

Page 30: WISATA KARYA III

b. Pemerintah Daerah NTB

- Pemprov NTB : Rp. 110 Miliar

( MOU-17 Okt 2006)

- Pemkab Lombok Tengah : Rp. 40 Miliar

( MOU-28 Des 2006)

3.1.4. Tahapan Pembangunan Bandara Internasional Lombok

TABEL 3.1

URAIAN SELAPARANGPHASE I

PHASE IISTAGE 12006-2009

SATAGE 22013-2015

RUN WAY09-272.100 M X 40 M

13-312.500 M X 45 M

13-312.750 M X 45 M

13- 313.500 M X 45 M

APRON 28.181 M² 52.074 M² 63.294 M² 74.514 M²

TAXIWAYEXIT :2Rapid Exit :-parallel

EXIT: 2Rapid Exit:-Paralel

EXIT :2Rapid Exit:-Paralel

EXIT :2Rapid Exit:2Paralel

TERMINAL 4.796 m2800.000 pax

12.000 m22.000.000 pax

16.500 m22.400.000 pax

28.750 m23.250.000 pax

CAR PARK 7.334 m2 17.500 m2 29.100 m2 29. 100 m2

3.1.5. Skenario Pembangunan

3.1.5.1. Dasar

1. Pembangunan selesai tahun 2009

2. Pembiayaan :

- PT. AP I : Rp. 515 M

Page 31: WISATA KARYA III

- PEMDA : Rp. 150 M -------- : Pemprov : Rp. 110 M

Pekab : Rp. 40 M

3. Infrastructure pendukung menjadi tanggung jawab PEMDA

3.1.5.2. Pelaksanaan Pembangunan

1. Perencanaan

a. Perencanaan dilaksanakan oleh PT. AP 1

Pekerjaan PEMDA Menggunakan Spesifikasi Teknis PT.AP1

b. Pembangunan tidak menggunakan satu ” Main Contractor”

c. Pekerjaan dibagi dalam beberapa paket yang bersifat “ Individual

paket” yang dilaksanakan secara bertahap.

d. Prosedur Lelang : - Untuk pekerjaan PT. AP I

Menggunakan Skep Dir PT AP I

- Untuk pekerjaan PEMDA

- Ditentukan oleh PEMDA

e. Aanwijzer : Konsultan Perencana/PT AP I/PEMDA

f. Pengawas Pekerjaan: Satker Proyek AP I + Konsultan + PEMDA

2. Jadwal Pelaksanaan

a. Pembangunan : 2006- 2009

Commisioning : Awal 2010

b. Tahap Pembangunan diatur sesuai prioritas paket pekerjaan

didukung oleh alokasi dana sesuai jadwal pekerjaan tersebut.

Page 32: WISATA KARYA III

c. Jadwal pelaksanaan disiapkan oleh PT. AP 1. paket pekerjaan

pemda dilaksanakan sesuai jadwal tersebut.

3. Pengawasan Pekerjaan

a. Pengawasan dan pengendalian kegiatan proyek dilaksanakan oleh

Satker Pembangunan Bandara Internasional Lombok yang dipimpin

oleh Koordinator proyek PT. AP I

b. Organisasi satuan kerja didampingi oleh Expert/ Tenaga Ahli

c. Masing-masing paket pekerjaan diawasi oleh konsultan pengawas

d. Bila PEMDA menunjuk pengawasnya sendiri, maka pengawas

tersebut secara teknis di bawah Satker Proyek PT. AP I

4. Infra Struktur Pendukung

a. Pekerjaan Infrastruktur pendukung di bawah tanggung jawab

PEMDA

b. Penyelesaian pekerjaan Infrastruktur pendudkung harus sesuai

dengan jadwal Pembangunan Bandara Internasional Lombok.

c. Pekerjaan Infrastruktur yang dimaksud dalah :

1. Jalan Akses Menuju Bandara

Proyek bandara hanya menyediakan jalan mulai pintu gerbang

Bandara hingga Terminal bandara.

2. Jaringan dan Daya listrik

Kebutuhan listrik sebesar 7 M Watt. Daya dimaksud harus

tersedia dan ditempatkan pada gardu listrik yang berlokasi di

Page 33: WISATA KARYA III

kawasan bandara dan disambungkan hingga Main Power House

PT.AP I

3. Jaringan Telephone

Diperlukan minimum 200 SST. Tersambung hinga MDF PT. AP

I

4. Jaringan Air Bersih

Diperlukan 350 m3 bersih per hari, sampai ke reservoir PT.AP I.

Pembangunan Saluran Drainase Bandara dan saluran drainase di

luar Bandara

5. Dukungan PEMDA Selama Pembangunan

a. Dukungan Pengamanan yang bersifat gangguan

kemasyarakatan

b. Memfasilitasi hal-hal yang memerlukan koordinasi dan

perizinan dari instansi Pemda, melalui koordinator PEMDA

yang ditunjuk oleh PEMDA.

c. Kelancaran proses pekerjaan yang menjadi tanggung jawab

PEMDA

d. Mendampingi Satuan Kerja Pembangunan Bandara

Internasional Lombok

6. Koordinasi

Pertemuan berkala antara PT AP I dan PEMDA tentang

progres kemajuan pekerjaan dan hahal yang terkeait

pembangunan

Page 34: WISATA KARYA III

3.2. Pembahasan

3.2.1. Dampak Sosial-Budaya Sebelum dan Sesudah Pembangunan Bandara

Internasional Lombok.

1. Dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat setempat

dengan masyarakat luas. Sebelum pembangunan Bandara, keterlibatan

masyarakat desa Tanaq awu dengan masyarakat luas sangatlah kurang

dikarenakan masyarakat desa tanaq awu sebagian besar tergolong masyarakat

feodal yang masih kental dengan aturan tradisi desa setempat. Sesudah

pembangunan Bandara, saat ini hampir seluruh masyarakat desa Tanaq Awu

berlomba-lomba mempersiapkan diri dan ikut serta dalam pembangunan

Bandara tersebut sehingga dapat dilihat betapa terbukanya semua masyarakat

dengan masyarakat luar yang mulai berdatangan ke lokasi pembangunan

bandara maupun ke desa mereka.

2. Dampak terhadap hubungan personal antara anggota masyarakat. Sebelum

pembangunan Bandara, hubungan personal antara anggota masyarakat sangatlah

erat karena sebagian besar anggota masyarakat Tanaq Awu berasal dari satu

sistem kekeluargaan dan memiliki jiwa gotong royong masih tinggi, namun

setelah pembangunan bandara sudah terlihat hubungan antara anggota

masyarakat yang dulunya sangat erat mulai terkikis diakibatkan aktivitas dan

pekerjaan sangat padat dan rutin pada proyek pembangunan bandara tersebut.

3. Dampak terhadap organisasi/ kelembagaan sosial. Sebelum pembangunan

bandara, organisasi sosial kemasyarakatan di desa Tanaq Awu sangat kurang

Page 35: WISATA KARYA III

karena kesadaran masyarakat terhadap organisasi tidak seperti masyarakat luas

lainnya. Setelah pembangunan bandara, organisasi sosial kemasyarakatan mulai

di galakkan lagi untuk mengantisipasi dan mengakomodir kegiatan dan aktifitas

lainnya yang melibatkan masyarakat setempat.

4. Dampak terhadap migrasi dari dan ke daerah wisata. Sebelum pembangunan

bandara, kunjungan masyarakat luar menuju desa tanaq awu hampir tidak

pernah terjadi karena yang akan dikunjungi di desa tersebut belum ada daya

tariknya hanya sebagian masyarakat desa yang saja yang keluar untuk

melakukan aktifitas rutinnya. Setelah pembangunan bandara, saat ini kunjungan

masyarakat luar sangatlah padat dengan berbagai maksud dan tujuan

mengunjungi desa Tanaq Awu khusunya di area bandara tersebut.

5. Dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat. Sebelum pembangunan

bandara, ritme kehidupan sosial masyarakat desa setempat sangatlah lamban

disebabkan karena daya dukung dan akses yang memicu ritme kehidupan sosial

tersebut sangat kurang. Setelah pembangunan bandara, dengan dibangunnya

bandara internasional Lombok ritme kehidupan sosial masyarakat setempat

menjadi cepat dan pesat.

6. Dampak terhadap pola pembagian kerja. Sebelum pembangunan bandara,

sebagian besar anggota masyrakat desa Tanaq Awu bekerja sebagai petani,

pengembala kerbau dan buruh kasar. Setelah pembangunan bandara, sebagian

besar masyarakat berpindah di desa Tanaq Awu direkrut untuk bekerja pada

proyek pembangunan bandara tersebut, baik sebagai tenaga kasar sampai

dengan menjadi mandor.

Page 36: WISATA KARYA III

7. Dampak terhadap stratifikasi sosial dan mobilitas sosial. Sebelum pembangunan

bandara, seperti masyarakat desa lainnya dengan sangat mudah bisa di lihat

perbedaan antara orang kaya dengan miskin, pelajar dengan bukan pelajar dan

kehidupan sosial masyarakat masih sangat kental. Setelah pembangunan

bandara, saat ini hampir sebagian besar masyarakat hidup diatas rata-rata dapat

dilihat dari taraf hidup masyarakat saat ini dan mobilitas sosial masyarakat

sudah mulai menurun karena kegiatan dan aktifitas masyarakat yang tidak

seperti dulu lagi.

8. Dampak terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan. Sebelum pembangunan

bandara, pengaruh dan kekuasaan banyak didominasi oleh tokoh adat,

masyarakat dan agama. Setelah pembangunan bandara, pengaruh dan kekuasaan

dari tokoh masyarakat, adat sudah mulai berpindah kepada para pemuda yang

memiliki pendidikan lebih tinggi terutama bagi mereka yang sarjana.

9. Dampak terhadap penyimpangan sosial. Sebelum pembangunan bandara,

penyimpangan sosial hampir jarang terjadi pada masyarakat karena masih

kuatnya sistem control kekeluargaan di desa tersebut. Setelah pembangunan

bandara, penyimpangan sosial sudah mulai terlihat pada anggota masyarakat

terutama kenakalan remaja yang berdampak pada keributan antar warga.

10. Dampak terhadap kesenian dan adat istiadat. Sebelum pembangunan bandara

kesenian dan adat istiadat masyarakat setempat masih kental dengan kesenian

dan adat asli suku sasak namun setelah pembangunan bandara kesenian dan adat

masyarakat mulai terkontaminasi dengan seni modern dan tradisi adat pun

sudah mulai ditinggalkan.

Page 37: WISATA KARYA III

3.2.2. Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Tanaq awu dan Bandara

Internasional Lombok dapat diketahui gambaran tentang karakteristik responden. Uraian

tentang karakteristik responden menyangkut 2 (Duaa ) aspek yaitu unsur : umur, tingkat

pendidikan.

1. Umur Responden

Distribusi responden menurut umur dapat dilihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2

Distribusi Responden Menurut Umur Tahun 2009

N0 Umur JumlahOrang % (persen)

1 14 Th 28 35,02 31-40 Th 48 60,03 41-50 Th 4 5,0

Jumlah 80 100 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2010

Berdasarkan tabel 3.2. dapat diketahui bahwa responden sebagian besar berumur

antara 31-40 tahun yaitu 60,0 persen dari total responden. Sedangkan responden pada

kelompok umur 41-50 tahun persentasinya paling rendah yaitu 5,0 persen.

2. Tingkat Pendidikan Responden

Distribusi responden menurut tingkat pendidikan dapat dilihat dalam tabel 3.3.

Tabel 3.3

Distribusi Responden Menurut Pendidikan Tahun 2009

Page 38: WISATA KARYA III

N0 Jenis Kelamin Jumlah

Orang % (persen)

2 SLTP 18 22,5

3 SLTA 50 62,5

SARJANA 12 15,0

Jumlah 80 100

Sumber: Hasil Penelitian, Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 3.3. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden tingkat

pendidikan SLTA yaitu 62,5 persen. Sedangkan tingkat pendidikan responden Sarjana

persentasinya paling kecil yaitu 15,0 persen.

3.2.3. Persepsi Masyarakat Desa Tanaq Awu Terhadap Pembangunan Bandara

Internasional Lombok.

Apabila suatu akses transportasi berupa Bandara Internasional dibangun

maka akan dapat memberikan dampak sosial terhadap masyarakat melalui

keterlibatan masyarakat secara langsung terhadap pembangunan Bandara tersebut.

Tabel 3.4 berikut menggambarkan persepsi masyarakat terhadap pembangunan

Bandara Internasional Lombok.

Tabel 3.4

Persepsi Masyarakat Desa Tanaq Awu Terhadap Pembangunan Bandara Internasional Lombok

No Kategori Sikap Jumlah (orang)

Persentase(%)

1 Sangat Setuju 41 53,25

2 Setuju 30 40,5

Page 39: WISATA KARYA III

3 Ragu-Ragu 4 5,20

4 Tidak Setuju 2 2,20

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 77 100

Sumber :Data Diolah Dari Hasil Penelitian, 2010

Tabel 3.4. menunjukkan bahwa 41 orang atau 53,25 persen menyatakan Sangat

setuju terhadap pembangunan Bandara internasional Lombok, 30 orang atau 40,5

persen menyatakan setuju terhadap pembangunan Bandara internasional Lombok.

Dan 4 orang menyatakan ragu-ragu sisanya hanya 2 orang yang tidak setuju. Jadi

sikap Masyarakat Desa Tanaq Awu terhadap Pembangunan Bandara Internasional

Lombok adalah setuju.

3.2.4. Persepsi Masyarakat Desa Tanaq Awu Terhadap Dampak Sosial Budaya

Akibat Pembangunan Bandara Internasional Lombok.

Pembangunan Bandara Internasional Lombok akan memberikan dampak

Sosial Budaya terhadap Masyarakat Desa Tanaq Awu. Tabel 3.5. Berikut

menggambarkan persepsi masyarakat terhadap dampak sosial budaya akibat

pembangunan Bandara Internasional Lombok.

Tabel 3.5Persepsi Masyarakat Terhadap Dampak Sosial Budaya Akibat Pembangunan

Bandara Internasional Lombok

No Kategori Sikap Jumlah (orang)

Persentase(%)

Page 40: WISATA KARYA III

1 Sangat Setuju 45 55,25

2 Setuju 27 29,5

3 Ragu-Ragu 3 5,20

4 Tidak Setuju 2 2,20

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 77 100

Sumber: Data Diolah Dari Hasil Penelitian. 2010

Tabel 3.5. menunjukkan bahwa 45 orang atau 55 persen menyatakan sangat setuju,

27 orang atau 29,5 persen menyatakan setuju dan sisanya menyatakan ragu-ragu

dan tidak setuju. Jadi Pembangunan Bandara Internasional Lombok Berdampak

Pada kehidupan sosial budaya masyarakat Desa Tanaq Awu Kecamatan Pujut

Kabupaten Lombok Tengah.

Page 41: WISATA KARYA III

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya penulis dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Persepsi masyarakat terhadap dampak perubahan sosial –budaya akibat

pembangunan bandara internasional dari 77 orang yang menjadi sampel 72 orang

menyatakan setuju terhadap perubahan yang dirasakan, artinya dapat disimpulkan

bahwa dampak pembangunan bandara internasional terhadap sosial-budaya

masyarakat dirasakan oleh sebagian besar anngota masyarakat Desa Tanaq Awu.

3. Pembangunan Bandara Internasional lombok akan mengarahkan dan merubah

pola hidup Masyarakat desa Tanaq Awu dari pola hidup Masyarakat Desa menuju

Masyarakat Perkotaan dan modern.

4.2. Saran

Page 42: WISATA KARYA III

Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa hal yang peneliti sarankan, yaitu :

1. Memperketat dan mengontrol secara berkala ke arah mana Dampak sosial

budaya yang dirasakan Masyarakat Desa tanaq Awu.

2. Terus memberikan perhatian dan pemahaman terbaik kepada Masyarakat

Desa Tanaq Awu khususnya dan Masyarakat lain pada umumnya tentang

pentingnya pembangunan dan keberadaan Bandara Internasional.

3. Menyiapkan dan mengusahakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Desa

Tanaq Awu agar terus merasakan dampak positif terhadap pembangunan

Bandara Internasional Lombok.

Page 43: WISATA KARYA III

DAFTAR PUSTAKA

Widiada Gunakaya 1987. Sosiologi Dan Antropologi. Bandung : Ganeksa.

Ayat Suryatna. 1996. Ilmu Antropologi. Jakarta : Grafindo Persada.

Elly M. Setiadi 2005. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta : Widyatama.

Kama A. Hakam. 2004. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta : Widayatama.

Ridwan Effendi. 2004 .Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta : Widyatama.

Gerungan,W.A.2002. Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama.

Soimun. 2004. Dampak Pembangunan Industri Terhadap Kehidupan Budaya Masrakat

Setempat di Jawa Timur. Jakarta : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Wayan Geriya 2000. Pariwisata dan dinamika kebudayaan lokal,nasional,global.

Denpasar : Upadata Sastra.

Gde Pitana. 2006. Sosiologi pariwisata (Kajian Sosilogo terhadap struktur,sistem dan

dampak-dampak pariwisata ). Yogyakarta : Andi.

Soerjono Soekanto. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Azhari Purnama 2009. ” Proses Pembangunan Bandara Internasional Lombok

Dampaknya Terhadap Perubahan Perilaku Sosial dan Ekonomi Masyarakat

Desa Tanaq Awu”. Malang : Skripsi. UMM

Page 44: WISATA KARYA III

Angkasa Pura 1. Skenario Pembangunan Bandara Internasional Lombok. Mataram, 20

April 2007.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena hanya dengan

izinnya dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan Wisata Karya III dengan

judul ” Dampak Pembangunan Bandara Internasional Terhadap Sosial Budaya

Masyarakat Desa Tanaq Awu Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah” Laporan

ini akan menjadi syarat untuk menyelesaikan tugas akhir pada semester IV di Program

Study Pariwisata Universitas Udayana. Oleh sebab itu, melalui pengantar ini penulis

menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Ayahanda dan ibunda H. Mayadi dan Hj. Siti Rahmah dengan segala upaya

dan keringatnya mencari rizki untuk study ananda.

2. Istriku, anakku. Faridah dan Adifa farih Rabbani dengan wajahmu dan

perhatianmu bapak menyelesaikan tulisan ini.

3. Bapak Ngurah Widiatmajaya,M.Par. Selaku Dosen pembimbing yang banyak

memberikan saran dan masukan pada penulis.

4. Bapak Ida Bagus Ketut Astina, M.Si. Selaku ketua Program Study kelas

paralel dengan hati dan senyummu kami melangkah menuju mahasiswa yang

terampil.

Page 45: WISATA KARYA III

5. Para sahabatku: Ariel, panus, Try sutaguna dan spesial thank buat pakargent

young anak rantauan.

Penulis menyadari bahwa laporan Wisata Karya III ini sangatlah jauh dari

harapan sempurna, oleh karena itu kriti dan saran yang membangun akan

membantu penulis dalam merevisi hasil Wiasata Karya III ini. Harapan terakhir

semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan generasi berikutnya

yang peduli kapada kemajuan pariwisata Indonesia dan khusunya Pariwisata

Lombok dalam menyiapkan Visit Lombok Sumbawa.

Terima Kasih

Denpasar, Juni 2010

Penulis

Page 46: WISATA KARYA III

Dampak Pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL ) Terhadap SosialBudaya Masyarakat Di Desa

Tanaq Awu Kecmatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah.

KertajadiFakultas Pariwisata Universitas Udayana

ABSTRAK

Pulau Lombok memiliki luas 4.738,70 km sebagian terdiri dari pegununungan dan

perbukitan dengan dataran rendah dan tinggi yang terbentang dari ampenan dibagian

barat pulau Lombok dan Kayangan yang berada di sebelah timur.

Pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL) di pulau Lombok akan

memberikan dampak sosial budaya yang signifikan terhadap masyarakat khususnya

masyarakat Desa Tanaq Awu, sehingga akan terjadi proses penyesuaian diri secara

berlahan dari pola sosial budaya pedesaan menuju sosial budaya perkotaan yang akan

mengandalkan lapangan pekerjaan modern untuk pencarian nafkah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan bandara Internasional

Lombok (BIL) memiliki dampak sosial budaya terhadap sosial budaya masyarakat desa

Tanaq Awu kecamatan pujut kabupaten Lombok Tengah dan semoga penelitian ini bisa

menjadi masukan bagi pihak yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap

pebangunan Bandara tersebut.

Kata Kunci : Pembangunan BIL, Dampak Sosial Budaya

Page 47: WISATA KARYA III