penentuan biaya per unit joint cost

19
Penentuan Biaya per Unit (Biaya Departemen Penunjang & Alokasi Joint Cost) 1 Penentuan Biaya per Unit ( Biaya Departemen Penunjang & Alokasi Joint Cost ) Alokasi biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntansi manajemen. Bagaimana biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti produk, kelompok pelanggan, aktivitas, dan divisi. Perusahaan biasanya membedakan antara departemen operasi atau produksi (operating departement) dan departemen pendukung (supporting departemen). Departemen operasi merupakan departemen yang secara langsung memberikan nilai tambah kepada produk atau jasa. Sementara departemen jasa merupakan departemen yang memberikan jasa yang membantu departemen internal lainnya, baik departemen operasi maupun departemen jasa yang lain. Dalam alokasi biaya, akan menentukan cara dalam mengalokasikan biaya-biaya yang terjadi di departemen pendukung (supporting department) ke departemen produksi dan akhirnya dialokasikan ke produk atau jasa yang dihasilkan. Proses alokasi biaya ini memerlukan pemilihan dasar alokasi biaya (cost driver) yang tepat. A. GAMBARAN UMUM ALOKASI BIAYA 1. Sekilas Tentang Alokasi Biaya Merupakan biaya-biaya yang memberikan manfaat bersama, yang terjadi ketika sumber daya yang sama digunakan dalam keluaran Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 3

Upload: sayrosul

Post on 27-Nov-2015

317 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penentuan Biaya Per Unit Joint Cost

Penentuan Biaya per Unit (Biaya Departemen Penunjang & Alokasi Joint Cost)

1

Penentuan Biaya per Unit

( Biaya Departemen Penunjang & Alokasi Joint Cost )

Alokasi biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntansi manajemen.

Bagaimana biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti produk,

kelompok pelanggan, aktivitas, dan divisi.

Perusahaan biasanya membedakan antara departemen operasi atau produksi (operating

departement) dan departemen pendukung (supporting departemen). Departemen operasi

merupakan departemen yang secara langsung memberikan nilai tambah kepada produk atau

jasa. Sementara departemen jasa merupakan departemen yang memberikan jasa yang

membantu departemen internal lainnya, baik departemen operasi maupun departemen jasa

yang lain.

Dalam alokasi biaya, akan menentukan cara dalam mengalokasikan biaya-biaya yang

terjadi di departemen pendukung (supporting department) ke departemen produksi dan

akhirnya dialokasikan ke produk atau jasa yang dihasilkan. Proses alokasi biaya ini

memerlukan pemilihan dasar alokasi biaya (cost driver) yang tepat.

A. GAMBARAN UMUM ALOKASI BIAYA

1. Sekilas Tentang Alokasi Biaya

Merupakan biaya-biaya yang memberikan manfaat bersama, yang terjadi ketika sumber

daya yang sama digunakan dalam keluaran dua atau lebih jasa atau produk, disebut sebagai

biaya bersama (commont cost).

2. Jenis Jenis Departemen

Dalam model fungsi diperusahaan, obyek biaya adalah departemen. Terdapat dua

kategori departemen yaitu: Departemen produksi dan departemen pendukung. Departemen

produksi secara langsung bertanggung jawab pada pembuatan produk atau jasa yang dijual

pada pelanggan.

Departemen produksi adalah departemen secara langsung mengerjakan produksi yang

diproduksi.Departemen pendukung menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan

Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 3

Page 2: Penentuan Biaya Per Unit Joint Cost

Penentuan Biaya per Unit (Biaya Departemen Penunjang & Alokasi Joint Cost)

2

oleh departemen produksi. Departemen ini berhubungan secara tidak langsung dengan suatu

jasa atau produk organisasi tersebut.

3. Langkah – langkah dalam pengalokasian biaya departemen pendukung ke

departemen produksi dan mengalokasikannya ke biaya produk:

a. Membagi perusahaan ke dalam departemen-departemen.

b. Mengklasifikasikan tiap departemen sebagai departemen pendukung atau

departemen produksi.

c. Menelsuri semua biaya overhead perusahaan di departemen pendukung atau

departemen produksi.

d. Mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen produksi.

e. Menghitung tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu untuk departemen

produksi.

f. Mengalokasikan biaya overhead ke tiap unit produk melalui tarif overhead yang

ditentukan terlebih dahulu.

4. Jenis Jenis Dasar Alokasi

Departemen produksi membutuhkan jasa pendukung. oleh sebab itu, biaya departemen

pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen produksi. Faktor-faktor penyebabnya

adalah variabel atau aktivitas dalam departemen produksi, yang menyebabkan munculnya

biaya jasa pendukung. Dalam memilih dasar pengalokasian biaya departemen pendukung,

berbagai usaha harus dilakukan untuk mengidentivikasi faktor penyebab yang sesuai

(penggerak biaya). Menggunakan faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk yang

lebih akurat. Selanjutnya, jika faktor penyebab diketahui, para manajer dapat mengontrol

konsumsi jasa pendukung dengan lebih baik.

5. Tujuan Alokasi

Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen pendukung ke

departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu:

a. Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan

b. Untuk menghitung profibilitas lini produk

c. Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian

d. Untuk meniai persedian

e. Untuk memotivasi para manajer

Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 3

Page 3: Penentuan Biaya Per Unit Joint Cost

Penentuan Biaya per Unit (Biaya Departemen Penunjang & Alokasi Joint Cost)

3

Jika biaya tidak dialokasikan denga akurat, biaya beberapa jasa dapat terlalu tinggi,

hingga mengakibatkan penawaran yang terlalu tinggi dan hilangnya potensi

bisnis, sebaliknya, jika biaya terlalu rendah dan mengakibatkan kerugian pada jasa ini. Hal

yang berhubungan dekat dengan penentuan harga adalah laba. Dengan menilai laba

berbagai jasa, seseorang manajer dapat mengevaluasi bauran jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan. Tentu saja biaya yang akurat adalah hal yang penting untuk menentukan laba.

Alokasi dapat digunakan untuk memotivasi para manajer. Jika biaya departemen

pendukung tidak di alokasikan ke departemen produksi, para menejer dapat memperlakukan

jasa ini seakan-akan jasa tersebut gratis. Tentu saja, pada kenyataanya, biaya marginal

sebuah jasa lebih besar dari nol. Dengan mengalokasikan biaya dan meminta para manejer

departemen produksi bertanggung jawab atas kinerja ekonomi unit mereka, suatu organisasi

dapat memastikan bahwa para manejer akan menggunakan suatu jasa hingga manfaat

marginal suatu jasa sama dengan biaya marginalnya. Jadi, mengalokasikan biaya jasa

membantu tiap departemen produksi memilih tingkat konsumsi yang benar.

B. PENGALOKASIAN BIAYA SATU DEPARTEMEN KE DEPARTEMEN LAINNYA

1. Tarif Pembebanan Tunggal

Misal bahwa perusahaan mengembangkan departemen foto copy sendiri untuk melayani tiga

departemen produksinya (audit, pajak, dan konsultan menajemen sistem atau MAS). Biaya

departemen foto copy meliputi biaya tetap sebesar $26.190 (upah sewa da mesin fotocopy) dan

biaya variabel $0,023 (kertas dan tinta) per lembar foto copy. Estimasi penggunaan (dalam jumlah

halaman) oleh ketiga departemen produksi adalah sebagai berikut ;

Departemen audit 94.500

Departemen pajak 67.500

Departemen MAS 108.000

       Total 270.00

0

Jika tarif pembebanan tunggal di gunakan, biaya tetap sebesar $26.190 akan

digabungkan dengan estimasi biaya variabel sebesar $6.210 (270.000 x $0,023). total biaya

sebesar $32.400 (biaya tetap + viaya variabel) dibagi dengan estimasi jumlah lembar yang

di foto copy sebanyak 270.000 yang akan menghasilkan tarif per lembar sebesar $0,12.

Jumlah yang di bebankan ke departemen produksi merupakan fungsi jumlah lembar yang di

foto copy. Anggaplah bahwa penggunaan aktual adalah ssebagai berikut; departemen audit

sejumlah 92.000 halaman; departemen pajak 65.000 halaman dan departemen MAS 115.000

Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 3

Page 4: Penentuan Biaya Per Unit Joint Cost

Penentuan Biaya per Unit (Biaya Departemen Penunjang & Alokasi Joint Cost)

4

halaman. Total biaya foto copy yang dibebankan pada masing-masing departemen dapat

diperlihatkan sebagai berikut ;

Jumlah X Pembebana

n

= Total

Halaman per

Halaman

Pembebanan

Audit 92.000 $0,12 $11.040

Pajak 65.000 0,12 7.800

MAS

115.000

0,12

13.800

    Total 272.000 $32.640

Penggunaan tarif tunggal mengakibatkan biaya tetap diperlakukan seakan-akan biaya

tersebut merupakan biaya variabel.Departemen foto copy tidak membutuhkan $32.640

untuk memfotokopi 272.000 lembar tetapi, departemen foto copy hanya membutuhkan

$32.446 [$26.190 + (272.000 x $0,023)].

2. Tarif Bembebanan Ganda

Walaupun penggunaan tarif tunggal adalah sederhana, namun hal ini mengabaikan

dampak diferensial dari perubahan penggunaan biaya. Biaya variabel departemen

pendukung naik sesuai tingkat kenaikan jasa.

Biaya jasa tetap dapat di anggap sebagai biaya kapasitas, mereka di keluarkan guna

menyediakan kapasitas yang diperlukan untuk mengirm unit jasa yang dibutuhkan oleh

departemen produksi. Ketika departemen pendukung dibentuk, kemampuan mengirimnya

dirancang untuk melayani kebutuhan jangka panjang departemen produksi. Karena

kebutuhan jasa pada awalnya menyebabkan penciptaan kemampuan pelayanan, maka

adalah beralasan untuk mengalokasikan biaya jasa tetap berdasarkan kebutuhan tersebut.

Pengalokasian biaya tetap mengikuti prosedur tiga langkah ;

a. Penetapan biaya tetap yang di anggarkan.

b. Perhitungan rasio proporsi, dengan rumus;

Rasio proporsi = Jumlah masing-masing depatemen : total 

c. Pengalokasian, dengan rumus;

Alokasi = Rasio proporsi x Biaya tetap yang di anggarkan

Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 3

Page 5: Penentuan Biaya Per Unit Joint Cost

Penentuan Biaya per Unit (Biaya Departemen Penunjang & Alokasi Joint Cost)

5

Yang dapat kita asumsikan sebagai berikut;

Jumlah

Halaman

Tertinggi

Proporsi x Biaya

Tetap

= Bagian

Departemen

atas Biaya Tetap

Audit 7.875 0,20 $26.190 $5.328

Pajak 22.500 0,57 26.190 14.928

MAS 9.000 0.23 26.190 6.024

      Total 39.375 100 $26.190

Aktual Pembebeanan Biaya; Departemen Audit 92.000 halaman, Departemen Pajak 65.0000,

dan Departemen MAS 115.000 Halaman, maka perhitungan pembebanannya adalah

Jumlah Halaman

x $0,023

+ Alokasi Biaya

Tetap

= Total

Pembebanan

Audit $2.116 $ 5.238 $ 7.354

Pajak 1.495 14.928 16.423

MAS 2.645 6.024 8.669

   Total $6.256 $ 26.190 $32.446

3. Penggunaan yang dianggarkan versus penggunaan aktual

Ketika mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen produksi, kita

mengalokasikan biaya yang dianggarkan. Terdapat dua alasan dasar pengalokasian biaya

departemen pendukung, yaitu: 1) untuk menghitung biaya produk yang diproduksi, dan 2)

untuk evaluasi kinerja departemen. Biaya Aktual digunakan untuk evaluasi kinerja.

Sedangkan Biaya Dianggarkan digunakan untuk penetapan biaya.

Prinsip umum dari evalusai kerja adalah bahwa manajer tidak boleh di bebani tanggung

jawab atas biaya atau aktivitas yang berada di laur kendalinya. Karena para manajer

departemen produksi  memiliki input yang signifikan berkaitan dengan tingkat jasa yang di

konsumsi, mereka harus di bebani tanggung jawab atas bagian biaya jasa mereka. Namun,

pernyataan ini, mempunyai kualifikasi penting; evaluasi departemen tidak boleh

dipengaruhi oleh tingkat efisiensi yang di capai oleh departemen lain.

C. MEMILIH METODE ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG

Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 3

Page 6: Penentuan Biaya Per Unit Joint Cost

Penentuan Biaya per Unit (Biaya Departemen Penunjang & Alokasi Joint Cost)

6

Dalam menentukan metode alokasi biaya departemen pendukung yang digunakan,

perusahaan hatus menetapkan batasan ineraksi departemen pendukung. Selain itu, mereka

harus menimbang biaya dan manfaat yang berhubungan dengan ketiga metode

pengalokasian biaya, yakni ;

1. Metode Alokasi langsung

Adalah metode paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan biaya departemen

pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan langsung ke departemen produksi secara

proporsional terhadap masing-masing departemen pengguna jasa. Biaya tetap juga

dialokasikan langsung kepada departemen produksi, tetapi berdasarkan proporsi pada

kapasitas normal atau praktis departemen produksi.

Data Untuk Mengilustrasikan Metode Alokasi:

Departemen Pendukung Departemen Produksi

Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Peraktitan

Biaya lngsung $250.000 $160.000 $100.000 $60.000

Aktivitas normal :

       Killowat-jam - 200.000 600.000 200.000

       Jam pemeliharaan 1.000 - 4.500 4.500

Contoh Perhitungan Metode Alokasi Langsung:

Langkah 1 Menghitung Rasio Alokasi

Penggerindaan Peraktitan

Listrik : 600.000 0,75 -

(600.000 + 200.000)

200.000 - 0,25

(600.000 + 200.000)

Pemeliharaan

:

4.500 0,50 -

(4.500 + 4.500)

4.500 - 0,50

(4.500 + 4.500)

Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung Dengan

Menggunakan Rasio AlokasiAkuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 3

Page 7: Penentuan Biaya Per Unit Joint Cost

Penentuan Biaya per Unit (Biaya Departemen Penunjang & Alokasi Joint Cost)

7

Departemen Pendukung Departemen Produksi

Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan

Biaya

Langsung

$250.000 $160.000 $100.000 $60.000

     Listrik (250.000)       - 187.500 62.500

     Pemelihar

aan

- (160.000) 80.000 80.000

$0$ 0

$367.500 $202.500

2. Metode Berurutan

Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara Departemen pendukung telah terjadi.

Akan tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi departemen

pendukung. Alokasi biaya dilakukan secara tahap demi setahap mengikuti prosedur

penetapan peringkat yang ditentukan terlebih dahulu. Biasanya urutanya ditentukan dengan

menyusun peringkat departemen pendukung dalam suatu tatanan jumlah jasa yang

diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil. Tingkat jasa biasanya di ukur dengan biaya

langsung dari setiap departemen pendukung; departemen dengan biaya tertinggi dinilai

sebagai pemberi dana terbesar.

Alokasi yang di dapatkan dengan metode berurutan . di dapatkan dengan langkah

pertama adalah menghitung rasio alokasi. Perhatikan bahwa rasio alokasi untuk departemen

pemeliharaan mengabaikan penggunaan oleh departemen listrik karena biayanya tidak dapat

dialokasikan ke departemen pendukung. Langkah kedua adalah mengalokasikan biaya

departemen pendukung dengan menggunakan rasio alokasi yang dihitung pada langkah

pertama. Perhatikan bahwa $50.000 dari biaya departemen listrik dialokasikan ke

departemen pemeliharaan. Hal ini mencerminkan kenyataan bahwa departemen

pemeliharaan menggunakan 20 persen output departemen listrik. Sebagai akibatnya, biaya

oporasi departemen pemeliharaan naik dari $160.00 jadi $210.000.

Langkah 1 Menghitung Rasio Alokasi

Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan

Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 3

Page 8: Penentuan Biaya Per Unit Joint Cost

Penentuan Biaya per Unit (Biaya Departemen Penunjang & Alokasi Joint Cost)

8

Listrik : 200.000 0,20 - -

(200.000 + 600.000 + 200.000)

600.000 - 0,60 -

(200.000 + 600.000 + 200.000)

200.000 - - 0,20

(200.000 + 600.000 + 200.000)

Pemeliharaan

:

4.500 - 0,50 -

(4.500 + 4.500)

4.500 - - 0,50

(4.500 + 4.500)

Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung Dengan

Menggunakan Rasio Alokasi

Departemen Pendukung Departemen Produksi

Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan

Biaya Langsung $250.000 $160.000 $100.000 $60.000

     Listrik (250.000) 50.000 150.000 50.000

     Pemeliharaan - (210.000) 105.000 105.000

$ 0 $ 0

$355.000

215.000

3. Metode timbal balik

Metode ini mengakui semua interaksi di antara deprtemen pendukung. Menurut metode

ini salah satu departemen pendukung menggunakan angka departemen lain dalam

menentukan total biaya setiap departemen pendukung dimana total biaya mencerminkan

interksi antara departemen pendukung. Jadi, total biaya yang baru dari departemen

pendukung dialokasikan ke departemen produksi.

Total biaya departemen pendukung. Total biaya pendukung adalah jumlah dari biaya

langsung ditambah proposisi biaya yang diterima dari departemen pendukung lainnya.

Persamaan biaya untuk setiap departemen pendukung dapat diperlihatkan sebagai berikut

P = Biaya langsung + Bagian dari biaya pemeliharaan

     = $250.000 + 0,10M (persamaan biaya listrik) (7.1)

M = Biaya langsung + Biaya dari baya listrik

= $160.000 + 0,20P (persamaan biaya pemeliharaan)           (7.2)

Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 3

Page 9: Penentuan Biaya Per Unit Joint Cost

Penentuan Biaya per Unit (Biaya Departemen Penunjang & Alokasi Joint Cost)

9

Data untuk mengilustrasikan metode timbal balik

Departemen Pendukung Departemen Produksi

Listrik Pemeliharaan Penggerindaan Perakitan

Biaya Langsung:

   Tetap $200.000 $100.000 $80.000 $50.000

   Varabel 50.000 60.000 20.000 10.000

       Total $250.000 $160.000 $100.000 $60.000

Aktivitas Normal

   Kilowatt-jam - 200.000 600.000 200.000

   Jam pemeliharaan 1.000 - 4.500 4.500

Proporsi Output yang Digunakan oleh Departemen

Listrik Pemeliharaan Penggerindaan   Perakitan

Rasio Alokasi:

    Listrik - 0,20 0,60 0,20

    Pemeliharaan 0,10 - 0,45 0,45

Persamaan biaya listrk (7.1) dan persamaan biaya pemeliharaan (7.2) dapat diselesaikan

secara simultan untuk menghasilkan total biaya setiap departemen pendukung. Dengan

persamaan ;

M = $160.000 + 0,20 ($250.000 + 0,10M)

M  = $160.000 + $50.000 + 0,02 M

0,98M = $210.000

M = $214.286

Dengan mensubsidikan niai untuk M ini kepersamaan 7.1 dihasilkan total biaya untuk

listrik.

P  = $250.000 + 0.10 ($214.286)

= $250.000 + $21.429

= $271.429

Alokasi Departemen Produksi. Setelah total biaya setiap departemen pendukung diketahui,

alokasi kedepartemen produksi dapat diketahui. Alokasi ini, berdasarkan proporsi output yang

digunakan oleh setiap departemen produksi. Total biaya yang dialokasikan kedepartemen produksi

(dari listrik dan pemeliharaan) sama dengan $410.000, yaitu total biaya langsung dari dua

depatemen pendukung ($250.000 + $160.000).

Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 3

Page 10: Penentuan Biaya Per Unit Joint Cost

Penentuan Biaya per Unit (Biaya Departemen Penunjang & Alokasi Joint Cost)

10

Departemen Pendukung Departemen Produksi

Listrik Pemeliharaan Pengasahan Perakitan

Biaya Langsung $250.000 $160.000 $100.000 $60.000

Listrik (271.429) 54.286 162.857 54.286

Pemeliharaan 21.429 (21.429) 96.429 96.429

   Total $ 

0

$ 0

$359.286 $210.715

D. TARIF OVERHEAD DEPARTEMEN DAN PERHITUNGAN BIAYA PRODUK

Tarif biaya overhead dihitung dengan menembahkan biaya pendukung yang dialokasikan ke

biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri pada departemen produksi dan membaginya

dengan beberapa ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin. Misalnya dari

contoh alokasi berurutan total biaya overhead departemen pengesahan adalah $355.000, dan

asumsikan bahwa jam mesin adalah dasar untuk pembebanan overhead ke produk dengan

aktivitas normal sebesar 71.000 jam mesin, maka tarif biaya overhead departemen pengesahan

adalah:

Tarif overhead

pengesahaan

= $355.000

71.000  jam Mesin

= $ 5 per jam mesin

Dengan cara yang sama, total biaya overhead departemen perakitan sebesar $ 215.000, dan

diasumsikan tingkat aktivitas normal sebesar 107.500 jam tenaga kerja, maka tarif biaya overhead

di departement perakitan adalah:

Tarif overhead perakitan = $215.000

107.500 jam tenaga kerja

= $ 2 per jam tenaga kerja

Dengan menggunakan tarif – tarif ini, biaya produk per unit dapat ditentukan. Sebagai

gambaran, anggaplah bahwa suatu produk membutuhkan dua jam mesin pengasahan dan

satu jam perakitan untuk satu unit yang diproduksi. Biaya overhead yang dibebankan ke

satu unit produk ini menjadi $12 [(2 X $ 5) + (1X $ 2)]. Jika produk yang sama

menggunakan bahan baku senilai $ 15 dan tenaga kerja sebesar $ 6 (ditotal dari Pengesahan

dan Perakitan), maka biaya total per unit adalah $ 33 ($ 12 + $ 15 + $ 6).

E. PENTINGNYA ALOKASI JOINT COST

Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 3

Page 11: Penentuan Biaya Per Unit Joint Cost

Penentuan Biaya per Unit (Biaya Departemen Penunjang & Alokasi Joint Cost)

11

1) Biaya bersama dapat digunakan untuk menentukan nilai persediaan dan perhitungan harga pokok

produk untuk pelaporan eksternal menurut standar akuntansi keuangan.

2) Biaya bersama bermanfaat dalam penentuan nilai persediaan untuk keperluan asuransi.

MASALAH YANG DIHADAPI DALAM ALOKASI JOINT COST

Masalah pokok yang dihadapi dalam mengalokasikan biaya produk bersama adalah karena sifatnya yang

indivisible artinya biaya produk bersama tidak dapat diidentifikasikan secara spesifik dengan setiap jenis

produk yang dihasilkan secara simultan melalui proses produksinya. Oleh karena itu metode alokasi

yang tepat harus dipakai sebagai dasar dalam mengalokasikan biaya bersama (joint cost) kepada masing-

masing produk.

Terdapat tiga alternatif pendekatan yang dipakai sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya bersama

kepada setiap jenis produk yang dihasilkan yaitu:

A. Pendekatan harga jual/harga pasar

B. Pendekatan Satuan atau Unit Produksi

C. Pendekatan Harga Pokok per Unit.

A. PENDEKATAN HARGA JUAL

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling populer. Asumsi dari pendekatan ini bahwa ada

korelasi positif antara harga jual setiap produk dengan harga pokoknya. Metode ini dikenal juga sebagai

nilai bersih yang dapat direalisasi. Nilai bersih yang dapat direalisasi ini merupakan estimasi nilai jual

setiap produk pada titik pisah (split off). Menurut pendekatan ini pengalokasian biaya bersama dapat

menimbulkan situasi:

1. Harga jual sudah diketahui saat spilt off.

2. Harga jual belum diketahui saat spilt off.

(1) Harga Jual sudah diketahui saat split off

Menurut pendekatan ini biaya bersama dialokasikan ke tiap-tiap produk dengan cara membagi total nilai

harga jual setiap produk dengan total nilai harga jual produk yang diproduksi, kemudian hasilnya

dikalikan dengan total biaya bersama.

(2) Harga Jual tidak diketahui pada saat split off

Harga jual produk bersama pada saat split off sangat mungkin tidak diketahui terutama sekali bila

produk

tersebut masih memerlukan proses lebih lanjut. Dalam keadaan ini harga jual produk pada saat menjadi

produk

selesai (setelah diproses lebih lanjut) tetap harus diketahui. Harga jual produk bersama dalam hal iniAkuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 3

Page 12: Penentuan Biaya Per Unit Joint Cost

Penentuan Biaya per Unit (Biaya Departemen Penunjang & Alokasi Joint Cost)

12

disebut harga jual hipotetis.Harga jual hipotetis adalah harga jual produk selesai setelah diproses lebih

lanjut

dikurangi biaya yang dikeluarkan untuk memproses lebih lanjut produk bersama yang telah terpisah

(split off).

B. PENDEKATAN SATUAN ATAU UNIT FISIK

Menurut pendekatan ini dasar alokasi dari biaya bersama adalah jumlah kuantitas yang diproduksi untuk

masing-masing produk. Persyaratan dalam pendekatan ini satuan unit kuantitas harus sama seperti unit,

ton, kilogram, meter, dsb.

Metode ini digunakan bila harga produk keluaran sangat cepat berubah atau banyak pemrosesan yang

terjadi antara titik pisah dan titik terawal suatu produk dapat dijual atau bila harga produk tidak tersedia

di pasar. Cara perhitungan alokasi biaya bersama yaitu dengan membagi jumlah kuantitas masing-

masing produk dengan jumlah total kuantitas produk dan hasilnya dikalikan dengan total biaya bersama.

Bila produk yang dihasilkan tidak diproses lebih lanjut, maka perhitungan harga pokok per unit akan

diperoleh hasil yang sama.

C. PENDEKATAN HARGA POKOK PER UNIT

Ada dua cara untuk menghitung harga pokok per unit yaitu:

1. Rata-rata Sederhana

2. Rata-rata Tertimbang

(1) Rata-rata sederhana

Harga pokok per unit dihitung dengan membagi total biaya bersama dengan total kuantitas yang

diproduksi. Alokasi biaya bersama diperoleh dari harga pokok per unit dikalikan jumlah kuantitas

masing-masing produk.

(2) Rata-rata tertimbang

Metode rata-rata tertimbang dipakai untuk produksi bersama yang memiliki nilai yang berbeda dari

masing-masing jenis produksinya. Dasar perhitungan dalam metode ini adalh jumlah kuantitas dari

masing-masing produk dikalikan dengan faktor penimbangnya.

KEPUTUSAN MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT

Banyak perusahaan mempunyai peluang untuk menjual produk yang baru diproses sebagian pada

berbagai tahap

produksi. Atas dasar inilah, manajemen harus memutuskan apakah lebih menguntungkan jika menjual

keluaran pada suatu pertengahan atau memprosesnya lebih lanjut.

Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 3

Page 13: Penentuan Biaya Per Unit Joint Cost

Penentuan Biaya per Unit (Biaya Departemen Penunjang & Alokasi Joint Cost)

13

Keputusan untuk menjual atau memproses produk lebih lanjut membutuhkan informasi diferensial yaitu

pendapatan diferensial setelah pemrosesan lebih lanjut dan biaya tambahan untuk memproses lebih

lanjut. Apabila pendapatan diferensial memproses lebih lanjut melebihi biaya diferensialnya, maka

manajemen memilih alternatif memproses produknya lebih lanjut dan sebaliknya apabila pendapatan

diferensial memproses lebih lanjut lebih rendah dari biaya diferensialnya, maka manajemen langsung

menjual produknya.

Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 3