penemuan makna hidup pasien gagal ginjal kronik...

48
61 BAB III HASIL PENELITIAN DESKRIPSI DATA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG HIDUP LEBIH LAMA DARI PROGNOSIS MEDIS. Bab ini dimulai dengan deskripsi temuan di lapangan, berupa hasil wawancara langsung dan observasi partisipatif. Deskripsi bertujuan untuk menjelaskan dan memaparkan data sedemikian rupa sehingga mudah dipahami. Sesuai dengan sampel yang telah dipaparkan dalam Bab I, penulis membatasi diri dengan hanya meneliti 6 (enam) subjek pasien gagal ginjal kronik. Subjek adalah laki-laki dan perempuan dengan latar belakang yang berbeda, yang telah melakukan hemodialisa empat tahun ke atas. Untuk memberikan data subjek, penulis dalam hal ini memakai nama samaran sesuai dengan kode etik pelayanan pastoral dan identitas lengkap subjek ada pada data penulis. 3.1. SEKILAS TENTANG RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL, Ny.R.A. HABIBIE BANDUNG. Rumah Sakit Khusus Gagal Ginjal, Ny. R. A. Habibie-Bandung terletak di jalan Tubagus Ismail no. 46 B. Rumah Sakit ini berdiri pada tanggal 8 Agustus 1988. Ketua Yayasan adalah Ny. Sri Sudarsono Habibie. Pendiri Rumah Sakit Khusus Ginjal ini adalah Prof. dr. Rully Roesli SpPD-KGH.

Upload: hoangnguyet

Post on 26-Apr-2018

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

61

BAB III

HASIL PENELITIAN

DESKRIPSI DATA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG

HIDUP LEBIH LAMA DARI PROGNOSIS MEDIS.

Bab ini dimulai dengan deskripsi temuan di lapangan, berupa hasil

wawancara langsung dan observasi partisipatif. Deskripsi bertujuan untuk

menjelaskan dan memaparkan data sedemikian rupa sehingga mudah dipahami.

Sesuai dengan sampel yang telah dipaparkan dalam Bab I, penulis membatasi diri

dengan hanya meneliti 6 (enam) subjek pasien gagal ginjal kronik. Subjek adalah

laki-laki dan perempuan dengan latar belakang yang berbeda, yang telah

melakukan hemodialisa empat tahun ke atas. Untuk memberikan data subjek,

penulis dalam hal ini memakai nama samaran sesuai dengan kode etik pelayanan

pastoral dan identitas lengkap subjek ada pada data penulis.

3.1. SEKILAS TENTANG RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL, Ny.R.A.

HABIBIE BANDUNG.

Rumah Sakit Khusus Gagal Ginjal, Ny. R. A. Habibie-Bandung terletak di

jalan Tubagus Ismail no. 46 B. Rumah Sakit ini berdiri pada tanggal 8 Agustus

1988. Ketua Yayasan adalah Ny. Sri Sudarsono Habibie. Pendiri Rumah Sakit

Khusus Ginjal ini adalah Prof. dr. Rully Roesli SpPD-KGH.

Page 2: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

62

Motto Rumah Sakit ini adalah “Feeling at Home.” Pelayanan yang di

laksanakan adalah hemodialisa pada penderita gagal ginjal kronik, rawat inap

pada penderita yang melaksanakan Hemodialisa, Poly Umum, Poly Spesialis Gigi.

Jumlah pasien yang cuci darah setiap hari rata-rata 60 orang. Rumah Sakit

ini juga melayani Askes dan jaminan kesehatan warga miskin. Hemodialisa

dilaksanakan 2-3 kali dalam satu minggu yaitu pada hari Selasa dan Kamis.

Dalam satu hari waktu yang dijadwalkan untuk hemodialisa (cuci darah) ada 2

(dua) jadwal, yaitu jadwal pagi yang dimulai pada pukul 07.00-11.00 Wib dan

jadwal siang dimulai pukul 11.00-16.00 Wib. Lama waktu dalam menjalani

hemodialisa (cuci darah) 5 (lima) jam.

Rumah Sakit ini memiliki 80 buah mesin hemodialisa (cuci darah). Pasien

yang cuci darah di Rumah Sakit ini tidak hanya dari Bandung atau Jawa Barat,

tetapi juga dari propinsi lain, seperti Sumatera Utara dan Riau.

3.2. PENEMUAN MAKNA HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL YANG

HIDUP LEBIH LAMA DARI PROGNOSIS DOKTER.

3.2.1. Kebebasan Berkehendak (The Freedom of Will).

Kebebasan berkehendak adalah merupakan karakteristik unik dari

keberadaan dan pengalaman eksistensial manusia. Kebebasan yang dimaksudkan

bukan “bebas dari apa” tetapi “bebas untuk apa”. Kebebasan manusia adalah

kebebasan yang terbatas. Manusia tidaklah bebas dari kondisi-kondisi biologis,

psikologis, dan sosiologis akan tetapi manusia berkebebasan untuk mengambil

Page 3: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

63

sikap terhadap kondisi-kondisi tersebut. Manusia tidak dapat bebas dari keadaan

tetapi bebas mengambil sikap terhadap keadaan.

Subjek G mempunyai kebebasan untuk berkehendak. Bebas melaksanakan

kehendak untuk beraktivitas, namun kebebasan itu dibatasi karena tergantung

dengan mesin pencuci darah. Demikian juga dalam hal makanan mempunyai

kebebasan untuk makan dan minum namun kebebasan itu dibatasi oleh ukuran

yang telah ditentukan para medis. Namun dalam hal memahami penderitaan

penyakit gagal ginjal kronik yang sedang dialami, subjek G memiliki kebebasan

berkehendak untuk bersikap. Sebelumnya subjek G tidak dapat menerima

keadaannya sebagai seorang penderita gagal ginjal kronik, hal itu dirasakan

bagaikan disambar petir di siang bolong, namun dua tahun kemudian subjek G

dapat menerima keadaannya.

Sebelum menderita gagal ginjal kronik, Subjek G pernah menderita

gangguan di kepala karena mengalami kecelakan. Dalam proses pengobatan

penyakit tersebut subjek G terlalu banyak makan dan minum obat-obatan. Selain

obat-obatan tersebut subjek G juga tidak menjaga pola makan yang sehat. Obat-

obatan dan pola makan yang tidak sehat akhirnya berdampak negatif terhadap

kesehatan tubuh subjek G.

Menurut subjek G, penyakit gagal ginjal kronik adalah ujian dari Tuhan.

Alasan subjek G mengatakan hal tersebut karena subjek G belum memberikan

segala kemampuan (talenta) yang dimiliki selama ini kepada jemaat yang dia

layani. Demikian penuturan subjek G: Saya tetap bekerja, melayani, pergi ke

Siantar untuk memeriksa keuangan gereja walaupun saya sudah menderita gagal

ginjal. Namun saya tidak dapat berlama-lama di satu tempat karena tergantung

Page 4: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

64

kepada mesin pencuci darah. Makanan dan minuman bebas tetapi dibatasi

ukurannya sesuai aturan medis. Penyakit gagal ginjal ini merupakan ujian dari

Tuhan, karena selama ini saya belum menyampaikan semua parbinotoakku tu ruas

(kemampuan/talenta kepada jemaat). Karena itu Tuhan menguji saya sekarang.

Maka dengan demikian kesempatan ini saya akan pakai untuk melayani lebih baik

dari sebelumnya.1

Subjek T, mempunyai kekebasan berkehendak untuk melakukan apa yang

dia kehendaki, namun kebebasan itu dibatasi karena tergantung dengan mesin

pencuci darah. Demikian juga makanan dan minuman mempunyai kebebasan

untuk memakan dan meminumnya namun kebebasan itu dibatasi sesuai dengan

aturan diet kesehatan pada penderita gagal ginjal kronik. Namun dalam hal

bersikap terhadap penderitaan yang dia alami subjek T mempunyai kebebasan

berkehendak untuk mengambil sikap terhadap keadaannya sebagai penderita gagal

ginjal selama 5 (lima) tahun dan cuci darah selama 5 (lima) tahun. Menurut subjek

T sakit ginjal kronik merupakan ujian dari Allah.

Memang pada awalnya subjek T, tidak dapat menerima keadaannya

sebagai penderita gagal ginjal kronik. Subjek T kabur karena kurang pengetahuan

dan pemahaman tentang cuci darah. Subjek T memahami bahwa cuci darah itu

berarti dimasukkan ke dalam mesin, namun setelah mendapat penjelasan dari

dokter akhirnya subjek T bersedia cuci darah dan ikhlas menerima keadaannya.

Sebelum mengalami gagal ginjal kronik subjek T mempunyai kebiasaan buruk

seperti kurang tidur, banyak merokok, minum kopi, dan teh botol. Demikian

penuturan subjek T: Saya tetap bekerja, mengajar anak TK namun tidak dapat

1 Wawancara hari Senin, tanggal 14 April 2012, pukul 08.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung

Page 5: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

65

mengerjakan pekerjaan yang terlalu berat karena daya tahan tubuh saya menurun.

Penyakit gagal ginjal kronik yang saya alami merupakan ujian dari Allah, supaya

saya dapat mengubah pola hidup dan menghargai kesehatan.2

Subjek U, mempunyai kebebasan untuk berkehendak dalam melaksanakan

aktivitasnya.Demikian juga dalam hal makanan dan minuman, Subjek U

mempunyai kebebasan untuk makan dan minum sesuai dengan ukuran yang telah

ditetapkan medis, namun dalam hal bersikap terhadap penderitaan penyakit gagal

ginjal kronik subjek U mempunyai kebebasan untuk berkehendak. Penyakit gagal

ginjal kronik merupakan peringatan dan ultimatum dari Tuhan supaya dia

bertobat.

Pada awalnya subjek U, tidak dapat menerima keadaannya sebagai

penderita gagal ginjal kronik, namun seiring berjalannya waktu subjek U dapat

menerima keadaannya setelah menjalani cuci darah 2 (dua) tahun. Sebelum

menderita gagal ginjal kronik, subjek U mempunyai kebiasaan buruk seperti

sering keluar malam dan pulang subuh, banyak minum alkohol dan pola makan

yang tidak sehat. Demikian penuturan subjek U: Saya tetap bekerja seperti

biasanya namun saya memakai jaket supaya benjolan di tangan bekas suntikan

tidak kelihatan. Saya bebas makan dan minum namun dibatasi sesuai dengan

ukuran yang telah ditentukan medis. Penyakit gagal ginjal ini karena perbuatan

saya maka penderitaan ini merupakan peringatan dan lebih jelasnya ultimatum

dari Allah supaya saya dapat bertobat dari sikap negatip kepada yang positif.3

2 Wawancara, hari Selasa, tanggal 15 April 2012, pukul 10.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung. 3 Wawancara hari Senin, tanggal 14 April 2012, pukul 10.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung.

Page 6: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

66

Subjek C, mempunyai kebebasan untuk berkehendak. Bebas melakukan

aktivitas namun tidak dapat mengerjakan pekerjaan yang terlalu berat. Demikian

juga makanan dan minuman, subjek C mempunyai kebebasan untuk makan dan

minum sesuai ukuran yang telah ditetapkan medis. Dalam hal memahami

penderitaannya Subjek C mempunyai kebebasan untuk berkehendak. Menurut

subjek C penyakit gagal ginjal kronik merupakan takdir dari Allah. Pada awalnya

subjek C, tidak dapat menerima keadaannya sebagai penderita gagal ginjal kronik,

akhirnya subjek C down. Namun seiring berjalannya waktu, dua tahun kemudian

sunjek C dapat menerima keadaannya, karena melihat teman-teman yang lebih

muda dari subjek C menjalani cuci darah, hal ini turut memotivasi untuk cepat

menerima keadaannya.

Sebelum mengalami gagal ginjal, subjek C mempunyai kebiasaan buruk

seperti kurang tidur yang mengakibatkan pusing dan hipertensi. Demikian

penuturan subjek C: Saya bebas melakukan aktivitas tetapi tidak sebebas

sebelumnya karena tergantung pada mesin pencuci darah. Saya bebas makan dan

minum tetapi dibatasi ukurannya sesuai dengan aturan medis. Pada awalnya saya

mengalami hipertensi, mual-mual seperti sakit maag. Dokter mendiagnosa saya

sakit jantung, dan gejala-gejala tadi terus tidak berhenti akhirnya saya bolak balik

masuk Rumah Sakit. Kemudian pindah ke dokter yang lain akhirnya ditemukan

bahwa saya bukan menderita penyakit maag dan jantung tetapi gagal ginjal

kronik. Hal ini membuat saya shock dan down karena tidak dapat menerima vonis

dokter tersebut. Tetapi seiring berjalannya waktu 2 (dua) tahun kemudian saya

Page 7: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

67

dapat menerima dan penyakit ini adalah takdir dari Allah, karena itu saya jalani

saja hidup ini.4

Subjek S, mempunyai kebebasan untuk melakukan aktivitas namun tidak

sebebas yang sebelumnya karena tergantung dengan mesin pencuci darah. Dalam

hal menyikapi keadaannya subjek S mempunyai kebebasan untuk

berkehendak.Subjek S memahami penyakit gagal ginjal kronik merupakan cobaan

dari Allah. Subjek S, mengalami gagal ginjal sejak berumur 14 tahun, karena pola

hidup yang tidak sehat, makan mie instan 1 (satu) dooze dalam 2 (dua) hari dan

terlalu banyak minum teh botol. Subjek S telah menjalani cuci darah selama 12

tahun 6 bulan. Demikian penuturan subjek S: Saya tetap bekerja, mau pergi ya

pergi saja. Saatnya cuci darah saya pergi ke rumah sakit sendirian tanpa orang

lain. Sudah saja penyakit gagal ginjal ini cobaan dari Allah, kalau Allah kasih

cobaan pasti Allah juga kasih jalan keluar. Tidak perlu terlalu dipikikan, karena

dipikirkan atau tidak dipikirkan toh tetap sakit, karena itu masa lalu tidak perlu

disesali yang penting yang keadaan sekarang, jalani saja hidup ini dengan

semangat.5

Subjek H, memiliki kebebasan untuk berkehendak seperti subjek lainnya.

Bebas beraktivitas namun tidak sebebas sebelumnya karena tergantung dengan

mesin pencuci darah. Dalam hal mengambil sikap terhadap keadaannnya, subjek

H mempunyai kebebasan untuk berkehendak. Menurut Subjek H, penyakit gagal

ginjal kronik merupakan cambuk dari Allah. Subjek H telah mengalami gagal

ginjal 6 (enam) tahun dan menjalani cuci darah 6 (enam) tahun. Subjek H berbeda

4 Wawancara hari Selasa, tanggal 15 April 2012, pukul 13.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung. 5 Wawancara hari Kamis, tanggal 17 April 2012, pukul 12.00. Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung.

Page 8: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

68

dengan subjek yang lain karena dia dapat menerima langsung keadaan nya, dia

menyadari semua itu terjadi akibat dari perbuatannya yang buruk (keluar malam

kurang tidur, pulang subuh, memakai narkoba, bermain perempuan, pola makan

yang tidak sehat, tidak pernah sholat bahkan melecehkan orang-orang yang pergi

sholat).

Demikian subjek H menuturkannya: sebelumnya hidupku terlalu capek,

sering keluar malam bersama teman sekampus akibatnya saya kurang tidur. Play

boy, dan memakai narkoba, pola makan yang tidak sehat. Makanan dan minuman

yang saya senangi adalah nasi goreng dan botol. Hal ini membuat saya sering

pusing, mual, lemas, dan sakit. Akhirnya saya pergi ke Rumah Sakit untuk cek up

untuk mengetahui apa penyakit saya. Hasil pemeriksaan dokter menyatakan saya

menderita gagal ginjal kronik dan harus cuci darah. Pada awalnya saya berpikir

cuci darah hanya satu kali atau dua kali. Untuk mengetahui kebenarannya saya

kemudian informasi di internet, dan ternyata cuci darah itu seumur hidup. Saya

kaget namun semua itu saya jalani karena saya sadar itu akibat perbuatan saya,

tidak mungkin jagung yang di tanam lalu padi yang dituai. Maka saya pahami

gagal ginjal ini sebagai cambuk dari Allah, supaya saya bertobat dan

menghentikan segala yang jahat. Walaupun sudah gagal ginjal saya masih tetap

pergi kemana saya suka hanya tidak bisa jauh-jauh karena tergantung dengan

mesin pencuci darah. Demikian makanan dan minuman saya bebas memakannya

tetapi ukurannya telah ditentukan oleh medis.6

6 Wawancara hari Kamis, tanggal 17 April 2012, pukul, 15.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung.

Page 9: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

69

3.2.2. Kehendak Untuk Bermakna (The Will to Meaning).

Setiap manusia menginginkan dirinya untuk menjadi manusia yang

bermartabat dan berguna untuk dirinya, keluarga, lingkungan kerja, masyarakat

sekitar, dan berharga di mata Tuhan. Keinginan untuk hidup bermakna merupakan

motivasi utama manusia. Makna dalam diri manusia merupakan kekuatan dan

motivasi dalam diri manusia.

Subjek G mempunyai kehendak untuk bermakna dalam hidupnya

walaupun menderita penyakit gagal ginjal kronik. Subjek G, berkehendak

bermakna untuk gereja. Hal ini dia buktikan lewat semangat yang luar biasa untuk

melakukan tugas di kebaktian minggu, persekutuan rumah tangga, aktif dalam

pelayanan rutin gereja (rapat jemaat, sinode, pemeriksaan keuangan, dll.). Bahkan

masih ikut serta menjadi calon ketua jemaat (guru huria) ketika ada periode

pemilihan ketua jemaat. Demikian Subjek G menuturkannya: Selama ini saya

belum menyampaikan semua parbinotoanku (kemampuan/talenta) yang saya

miliki dalam pelayanan di gereja. Kesempatan yang diberikan Tuhan kepada saya

sekarang, akan saya pergunakan untuk pelayanan di gereja. Setiap minggu saya

masih aktif melayani seperti memimpin liturgi (liturgos), melaksanakan tugas

kotbah sesuai jadwal, sermon rutin di gereja bahkan saya masih ikut pemeriksaan

keuangan ke Sumatera Utara dalam rangka sidang Sinode Majelis se Indonesia.

Saya tidak merasakan penyakit saya ketika melayani di gereja.7

Subjek T, mempunyai kehendak untuk bermakna walaupun menderita

penyakit gagal ginjal kronik selama 5 (lima) tahun dan melakukan cuci darah

selama 5 (lima) tahun. Subjek T, berkehendak untuk bermakna untuk suami, anak,

7 Wawancara hari Senin, tanggal 14 April 2012, pukul 08.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung.

Page 10: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

70

dan orang lain. Demikian penuturan subjek T: Saya ingin bermakna bagi, suami

dan anak-anak yang selalu mengatakan bahwa “mama harus sehat dan tetap

semangat”. Saya juga mengajar TK, karena di sana saya enjoy, ada bawang putih

bawang merah, asyik dan lucu-lucu. Saya juga ikut bermain, berlari dan senam

dengan mereka. Saya lupa akan penyakitku jika bersama dengan mereka.8

Subjek U, mempunyai kehendak untuk bermakna walaupun menderita

gagal ginjal kronik. Subjek U telah mengalami gagal ginjal 4 (empat) tahun dan

cuci darah selama 4 (empat) tahun. Subjek U berkehendak untuk bermakna

kepada orang tua dan saudara-saudaranya. Demikian penuturan subjek U: Saya

ingin bermakna bagi orang tua dan saudara-saudara saya yang mencintai saya

dengan tulus, mereka masih menerima keadaan saya walaupun sebelumnya saya

telah menjauhi dan meninggalkan mereka. Ternyata selama ini saya salah

memahami bahwa teman-teman hanya teman ketika senang saja,tetapi ketika saya

sakit mereka menjauh.9

Subjek C, memiliki kehendak untuk bermakna walaupun menderita gagal

ginjal kronik selama 10 (sepuluh) tahun dan telah menjalani cuci darah 10

(sepuluh) tahun. Subjek C ingin bermakna bagi isteri dan orang tuanya. Demikian

penuturan subjek C: Saya tidak mau membebani keluarga dalam kondisi dan

situasi saya seperti ini. Artinya saya harus semangat hidup dan menerima

kenyataan ini. Saya pergi cuci darah sendiri dan kadang kami rombongan sesama

penderita gagal ginjal kronik. Dengan demikian saya akan sehat maka isteri, orang

tua, dan keluarga lainnya menjadi senang. Saya harus disiplin dalam hal makanan

8 Wawancara, hari Selasa, tanggal 15 April 2012, pukul 10.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung.

9 Wawancara hari Senin, tanggal 14 April 2012, pukul 09.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung.

Page 11: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

71

dan minuman sesuai aturan medis supaya sehat. Saya juga memberi semangat dan

dorongan kepada orang yang baru menjalani cuci darah khususnya yang masih

muda. Saya selalu bilang, kalau yang tua saja mempunyai semangat dan masih

dapat bekerja seperti biasanya apalagi kita yang masih muda, karena itu tetap

semangat. 10

Subjek S, memiliki kehendak untuk mbermakna walaupun menderita

gagal ginjal kronik. Subjek S telah menderita gagal ginjal kronik selama 13 (tiga

belas) tahun dan telah menjalani cuci darah 12 (dua belas) tahun 6 (enam) bulan.

Subjek S berkehendak untuk bermakna untuk Allah. Demikian Subjek S

menuturkan: Saya tidak mau menyusahi keluarga dan tergantung kepada orang

lain. Saya semangat untuk hidup dan cuci darah sendiri dengan naik angkot ke

walau Rumah Sakit itu sangat jauh. Saya ingin bermakna untuk Allah dengan

berbuat amal kepada orang lain, sabar, sholat, dan baca Alquran setiap hari,

artinya nantinya kalau saya mati saya masuk penghuni sorga.11

Subjek H, mempunyai kehendak untuk bermakna walaupun menderita

gagal ginjal kronik. Subjek H telah mengalami gagal ginjal kronik selama 5 (lima)

tahun dan telah menjalani cuci darah selama 5 (lima) tahun. Subjek H ingin

bermakna bagi orang tua dan saudaranya. Subjek H menyadari masa lalunya yang

tidak baik. Subjek H sudah melakukan hubungan seksual dengan banyak

perempuan.12

Demikian penuturan subjek H: Ketika saya menyadari semua

perbuatan saya sebelumnya, membohongi orang tua, memaksa minta uang, keluar

malam setiap malam (begadang), bermain perempuan, memakai narkoba, tidak

10

Wawancara hari Selasa, tanggal 15 April 2012, pukul 07.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

11 Wawancara hari Kamis, tanggal 17 April 2012, pukul 12.00, Lantai 2, Rumah Sakit

khusus Ginjal, Bandung. 12

Wawancara dengan informan kunci, 16 April 2012, pukul 14.00, di Bandung.

Page 12: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

72

pernah sholat, bolos kuliah, senang dengan dunia malam, saya ingin

meninggalkan itu semua. Stop semua yang jahat. Saya ingin bermakna kepada

orang tua dan saudara, dan keluarga yang tulus mencintai saya. Merekalah yang

merawat dan mendoakan saya ketika saya seperti ini, bukan teman-teman

sepermainanku. Mereka tetap mengasihi walau pun saya telah menyakiti mereka

sebelumnya.13

3.2.3. Makna Hidup (The Meaning of Life).

Makna hidup selalu tersedia bagi semua orang. Hidup selalu mengandung

makna dalam setiap situasi, dalam setiap ekspresi hidup, dalam tindakan bahkan

dalam keputusasaan terhadap masa depan dan ancaman kematian sekali pun hidup

tetap bermakna. Ungkapan-ungkapan seperti segala sesuatu ada hikmahnya,

menunjukkan bahwa segala peristiwa berpotensi melahirkan makna bagi setiap

orang. Makna hidup ada dalam kehidupan itu sendiri dan dapat ditemukan dalam

setiap keadaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, keadaan bahagia

dan penderitaan. Dengan demikian manusia (individu) memahami dan

melaksanakan kehidupan bermakna melalui apa yang diberikan kepada hidup

dengan memberikan nilai-nilai kreatif, melalui apa yang diambil dari hidup,

menemukan keindahan, kebenaran maupun cinta, dengan memberikan nilai-nilai

ekspresi dan melalui sikap yang kita berikan terhadap ketentuan mengikat yang

tidak bisa diubah dengan memberikan nilai-nilai bersikap.

Subjek G menemukan makna hidup dalam penderitaannya sebagai

penderita gagal ginjal kronik yang hidup lebih lama dari prognosis medis. Gagal

13

Wawancara hari Kamis, tanggal 17 April 2012, pukul 15.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

Page 13: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

73

ginjal kronik tidak menutup jalan bagi subjek G untuk menemukan makna

hidupnya. Sebagaimana dikatakan Frankl bahwa dalam situasi menderita sekali

pun makna hidup tetap dapat ditemukan. Subjek G menemukan makna hidupnya

pada cucunya. Demikian subjek G menuturkannya: Makna hidupku sekarang ada

pada cucu saya. Ketika saya melihatnya saya semangat dan dalam hatiku, saya

lebih dahulu mempunyai cucu dan sudah di panggil oppung dibanding kawanku

yang lebih tua dari saya. Mereka belum mempunyai cucu dan belum dipanggil

oppung padahal jauh lebih tua dari saya. Kalau saya mati saya sudah dapat

diadatkan. Itulah makna hidupku. Maka saya ingin melihat cucuku bertambah

selama aku masih hidup. Saya senang sekali melihat cucuku, maka kalau cucuku

datang saya selalu memangku dan menggendongnya.14

Subjek T, menemukan makna hidup setelah hidup lebih lama dari

prognosis medis. Penyakit yang dia derita tidak membuat subjek T mengalami

kehampaan eksistensial dalam hidupnya. Subjek T menemukan makna hidupnya

pada saat suami dan anak-anaknya semakin mencintai dan mengasihi dia.

Demikian subjek T menuturkannya: Ketika saya mengalami penyakit gagal ginjal

kronik, suamiku semakin sayang kepada saya. Dia setia mengantar ke Rumah

Sakit 2 kali dalam seminggu selama 5 jam setiap cuci darah. Suami juga

menunggu di Rumah Sakit sampai cuci darah selesai dan kami bersama-sama

pulang ke rumah. Anak-anak juga semakin mencintai dan menyayangi saya.

Mereka selalu mengatakan kepada saya: ”Ibu harus sehat dan tetap semangat”.15

14

Wawancara hari Senin, tanggal 14 April 2012, pukul 08.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

15 Wawancara, hari Selasa, tanggal 15 April 2012, pukul 10.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal Bandung.

Page 14: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

74

Subjek U, menemukan makna hidup setelah hidup lebih lama dari

prognosis medis. Penyakit gagal ginjal kronik tidak membuat subjek U

mengalami kehampaan eksistensial. Subjek U menemukan makna hidupnya ketika

dia merasakan kasih sayang yang tulus ikhlas dari orang tua dan saudara-

saudaranya walaupun sebelumnya dia telah menyakiti dan menjauhi orang tua dan

saudaranya. Demikian subjek U menuturkannya: Sebelumnya saya adalah orang

yang tidak pernah mendengarkan orang tua. Saya tidak pernah pulang ke rumah

tepat pada waktunya. Saya pulang ke rumah pada waktu dini hari. Saya hidup

dalam dunia malam bersama dengan teman-teman dan juga pacar saya. Namun

ketika saya jatuh sakit dan divonnis dokter gagal ginjal kronik, orang tua dan

saudara tetap mengasihi dan memperdulikan saya. Sebelumnya mereka telah saya

sakiti,tidak pernah mendengarkan dan menghiraukan nasihat mereka. Namun

mereka masih menerima keadaanku seperti ini dan mengampuni saya. Saya

menemukan makna hidup ketika orang tua dan saudara saya masih mengasihi dan

menerima saya dengan tulus ikhlas.16

Subjek C, menemukan makna hidup setelah hidup lebih lama dari

prognosis medis. Penderitaaan tidak membuat subjek C mengalami kehampaan

eksistensial. Subjek C telah menderita gagal ginjal kronik sejak umur 22 tahun.

Subjek C menemukan makna hidupnya ketika isteri dan keluarga menopang dan

mengasihinya. Demikian subjek C menuturkannya: Isteriku selalu mengasihi saya

demikian juga keluarga. Isteriku selalu mendukung saya dan memberi semangat

16

Wawancara hari Senin, tanggal 14 April 2012, pukul 09.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

Page 15: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

75

walaupun saya sudah seperti ini. Kami belum mempunyai anak namun isteri tetap

mengasihi saya.17

Subjek S, menemukan makna hidupnya setelah hidup lebih lama dari

prognosis medis. Sejak umur 14 tahun subjek S sudah menderita gagal ginjal

kronik. Subjek S menemukan makna hidup di tempat dia bekerja. Menurut subjek

S bahwa dokter pemilik klinik tempat dia bekerja sangat mengasihi dan

memahami keadaannya dan memotivasi supaya tetap semangat hidup. Demikian

subjek S menuturkannya: Saya sangat senang sekali, saat saya dikasihi dan

dimengerti oleh dokter pemilik klinik tempat saya bekerja. Dokter selalu memberi

ijin kepada saya untuk melakukan cuci darah ke Rumah Sakit. Saya tidak bekerja

2 kali dalam seminggu karena menjalani rutinitas cuci darah. Dokter selalu

memberi semangat kepadaku. Dia selalu memberi nasihat dan wejangan

spiritualitas. Dokter bilang hanya 4 resep hidup, dan itu menjadi motto hidupku

sekarang. 4 S, Semangat, Sholat, Sabar, Sehat. Membaca Alquran tiap hari dan

artikan dalam hidup setiap hari. Dokter itu juga mengatakan bahwa kesehatan

seseorang tidak ditentukan oleh dokter tetapi diri kita sendiri. Dokter juga

manusia biasa. Apa pun kata dokter kalau kita sendiri tidak disiplin kita tidak bisa

sehat. Jadi dokter yang sebenarnya adalah diri sendiri. Kasih sayang dokter

membuat hidupku bermakna dan juga tidak terlepas dari keluarga dan saudara-

saudara juga.18

17

Wawancara hari Selasa, tanggal 15 April 2012, pukul 13.00, Lantai 2, Rumah sakit Khusus Ginjal, Bandung.

18 Wawancara hari Kamis, tanggal 17 April 2012, pukul 12.00. Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung.

Page 16: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

76

Subjek H, yang mempunyai latar belakang hidup yang buruk, penuh dusta,

kenajisan, tidak pernah sholat, dan pemakai narkoba. Menemukan makna

hidupnya setelah hidup lebih lama dari prognosis medis. Makna hidup dia

temukan saat orang tua dan sanak saudara masih menerima, mengasihi dan

mendoakannya dengan tulus ikhlas.

Subjek H menjadi motivator bagi teman-temannya untuk tetap semangat

dalam menjalani hidup. Mereka mempunyai group di Face book sesama penderita

gagal ginjal sebagai tempat sharing atau berbagi pengalaman hidup. Demikian

subjek H menuturkannya: Wah…kalau aku ingat masa lalu saya, benar benar

suram. Ketika saya masih SMA saya sudah sering membohongi orang tua dan

memaksa orang tua untuk memberi uang supaya ada biaya untuk jalan-jalan

bersama teman. Alasan saya untuk biaya sekolah dan membeli buku. Kalau saya

pulang ke rumah hanya mengantar baju kotor dan meminta uang. Saya tidak

menghiraukan apa yang dinasehatkan orang tua. Saya benar-benar bebas.

Kenakalan saya itu juga terus berlanjut sampai saya kuliah. Saya tetap memaksa

orang tua untuk memberi uang kepada saya dengan alasan biaya kuliah, padahal

saya jalan-jalan bersama teman dan menikmati dunia malam. Saya mengkonsumsi

narkoba, main perempuan, keluar setiap malam dan menikmati dunia malam.

Makanan dan minuman paporitku adalah nasi goreng dan teh botol. Pokoknya

makanan yang tidak sehat. Masa lalu saya benar-benar suram. Namun ketika saya

sakit dan divonnis gagal ginjal kronik, saya dapat menerimanya, bukan seperti

yang lain karena saya sadar semua itu akibat perbuatan saya. Tidak mungkin

jagung yang ditanam malah padi yang tumbuh dan dituai. Awalnya saya tidak

mengerti apa itu cuci darah, lalu saya mengambil inisiatif untuk mencari informasi

Page 17: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

77

di internet. Saya temukan penjelasannya bahwa cuci darah itu seumur hidup.Saya

dapat menerimanya. Dalam kondisi seperti ini saya menemukan makna hidupku.

Saya bersyukur karena Tuhan karena masih diberi kesempatan untuk hidup,

supaya saya dapat bertobat dan menghentikan segala yang jahat. Saya mohon

ampun kepada Tuhan. Saya bersyukur karena masih makanan dan minuman yang

dibatasi dari pada umur dibatasi. Saya bersyukur keluarga saya masih menerima

dan mengasihi saya. Ketika saya sakit yang datang mendoakanku semua keluarga

bukan teman-temanku. Sejak itu saya mulai sadar, dan menemukan makna hidup

betapa luar biasanya kasih sayang orang tua, saudara dan keluarga semua. Saya

sangat berharga dimata mereka.19

3.2.3.1. Memaknai Penderitaan (Meaning in Suffering)

Makna hidup dapat ditemukan dalam setiap keadaan, baik menyenangkan

maupun tidak menyenangkan, dalam keadaan bahagia maupun derita, karena

hidup manusia tidak selamanya menyenangkan. Penderitaan merupakan bagian

integral dari kehidupan manusia, karena eksistensi manusia senantiasa berkisar

antara senang dan susah, tertawa dan menangis, menderita dan bahagia. Dalam

pemahaman Frankl bahwa makna hidup selalu ada dalam semua situasi, bahkan

dalam kehidupan terburuk sekali pun. Menurut Frankl makna dalam sebuah

penderitaan merupakan sebuah kekuatan utama dalam kehidupan manusia dalam

menghadapi/menyikapi penderitaan, diperlukan satu sikap yang tepat. Suatu sikap

nilai yang menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran, keberanian, segala

19

Wawancara hari Kamis, tanggal 17 April 2012, pukul 15.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

Page 18: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

78

bentuk penderitaan yang tidak mungkin dihindarkan lagi. Itu berarti jika kita tidak

dapat merubah keadaan yang tragis yang kita hadapi, ubahlah sikap kita terhadap

keadaan tersebut supaya tidak jatuh ke dalam keputusasaan.

Subjek G, memaknai penderitaan sebagai ujian dari Tuhan. Dengan

demikian dia dapat hidup lebih baik. Lebih baik melayani, pola makan, dan

menjaga kesehatan. Demikian subjek G menuturkannya: Ketika saya sakit gagal

ginjal kronik saya dapat menahan nafsu untuk tidak makan daging babi

(mangorom mangallang jagal babi) dan lebih banyak makan vegetarian supaya

tubuh sehat. Sekarang saya bertambah semangat untuk hidup dan lebih baik

melayani di jemaat, karena masih banyak kemampuan/talenta yang belum saya

sampaikan kepada jemaat selama ini. Saya bersyukur dan berterimakasih kepada

Tuhan karena masih memberi kesempatan untuk hidup.20

Subjek T, memaknai penderitaan setelah hidup lebih lama dari prognosis

medis. Subjek T penderitaan yang dia alami membuat dia bertobat, dan

mengubah, segala yang negatif ke positif. Sebelumnya subjek T tidak perduli

kepada semua orang, tetapi setelah menderita gagal ginjal kronik berubah

menjadi orang yang perduli, rajin sholat, hidup disiplin, dan dapat menahan hawa

nafsu. Demikian subjek T menuturkannya: Dulu saya orangnya cuek bangat,

sekarang sudah perduli kepada orang lain, dulu saya jarang sholat, sekarang

menjadi rajin sholat, dapat menahan nafsu terhadap makanan yang dapat

mengganggu kesehatan saya. Mematuhi aturan diet dari dokter, karena saya tidak

20

Wawancara hari Senin, tanggal 14 April 2012, pukul 08.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

Page 19: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

79

dapat buang air kecil secara normal. Bersyukur pada Allah karena masih diberi

kesempatan untuk hidup dan kesehatan sampai hari ini. 21

Subjek U telah mengalami gagal ginjal kronik selama empat tahun dan

menjalani cuci darah selama empat tahun memaknai penderitaan untuk semakin

dekat kepada orang tua dan saudaranya. Tuhan masih memberi kesempatan untuk

hidup. Menurut subjek U, kesempatan yang diberikan Tuhan kepadanya

dipergunakan untuk memperbaiki segala yang tidak baik. Demikian subjek U

menuturkannya: Hikmah dari penderitaan ini kepada saya sangat banyak. Saya

sadar bahwa ternyata teman saya selama ini hanya teman untuk senang saja tetapi

ketika menderita mereka tidak ada yang perduli. Saya baru menyadari bahwa cinta

yang tulus adalah cinta orang tua kepada saya bukan teman-teman. Ketika saya

sakit merekalah yang merawat saya. Hal ini membuat saya semakin dekat dengan

orang tua dan saudara. Saya bersyukur kepada Tuhan yang masih memberi

kesempatan untuk hidup dan kesempatan ini saya pergunakan untuk merubah

sikap negatif menjadi positif. Maka Saya jalani saja hidup ini seperti air

mengalir.22

Subjek C, yang hidup lebih lama dari prognosis medis dapat memaknai

penderitaan dalam hidupnya. Penderitaan yang dia alami tidak menghalanginya

untuk memaknai hidup. Walaupun subjek C menderita tetapi dia tetap semangat

untuk hidup dan sudah siap kapan pun dipanggil Tuhan. Disamping itu Subjek C

juga mampu memberi motivasi kepada orang-orang yang baru menjalani cuci

darah supaya tetap semangat. Demikian subjek C menuturkannya: Banyak hikmah

21

Wawancara, hari Selasa, tanggal 15 April 2012, pukul 10.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

22 Wawancara hari Senin, tanggal 14 April 2012, pukul 09.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal , Bandung.

Page 20: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

80

yang dapat dipelajari dari penderitaan ini. Penderitaan ini membuat saya

bertambah semangat untuk hidup ketika melihat orang tua yang sedang menjalani

cuci darah di Rumah Sakit ini penuh semangat dalam menjalani hidup. Apalagi

saya yang masih muda dibandingkan dengan mereka. Mereka saja kuat, mengapa

saya tidak. Saya cuci darah ke Rumah Sakit ini tidak diantar keluarga tetapi

berangkat bersama teman-teman atau rombongan sesama penderita gagal ginjal.

Syukur pada Allah masih memberi kesempatan kepada saya untuk hidup. Karena

itu waktu dan kesempatan ini, saya pergunakan untuk yang baik. Sekarang Saya

mempunyai tujuan hidup yang jelas, sebelumnya tidak. Saya dapat mensyukuri

semua ini karena Tuhan telah menentukan jalan hidup setiap orang. Soal kematian

bukan manusia atau dokter yang menentukan tetapi Tuhan. Itu terbukti banyak

orang yang sehat meninggal secara tiba-tiba. 23

Subjek S yang telah menjalani cuci darah selama 12 tahun 6 bulan, dapat

memaknai penderitaan dalam hidupnya. Ketika dia masih kecil orang tuanya

bercerai, kemudian saat dia berumur 14 tahun dia mengalami gagal ginjal kronik.

Namun hal itu tidak menghalangi subjek S memaknai penderitaan setelah hidup

lebih lama dari prognosis medis. Makna penderitaan bagi subjek S adalah bahwa

hidup ini ada ditangan Tuhan bukan ditangan dokter atau manusia. Penderitaan

ini membuat subjek S dewasa, bertambah semangat untuk hidup, rajin sholat dan

berbuat baik. Demikian subjek S menuturkannya: Banyak hikmah yang ditemukan

dari penderitaan ini. Hidup ini di tangan Tuhan bukan ditangan manusia apalagi di

tangan dokter. Dokter juga manusia sama seperti saya, dia bukan Tuhan. Dulu

saya telah divonnis mati setelah menjalani cuci darah 2 tahun, ternyata saya sudah

23

Wawancara hari Selasa, tanggal 15 April 2012, pukul 13.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

Page 21: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

81

menjalani cuci darah selama 12 tahun 6 bulan saya belum mati. Bahkan saya

melihat banyak juga yang sehat meninggal secara tiba-tiba. Penderitaan ini

membuat saya menjadi mandiri, menjadi dokter atas diri sendiri, dan saya

mempunyai motto hidup 4 S yaitu Semangat, Sholat, Sabar, Sehat. Saya

bersyukur kepada Tuhan karena masih diberi kesempatan untuk hidup, karena itu

hidup ini saya pergunakan untuk Tuhan. Masa lalu tidak perlu disesali yang

penting masa sekarang, karena itu saya jalani saja hidup ini.24

Subjek H, yang telah menjalani cuci darah selama 5 tahun dapat memaknai

penderitaan setelah hidup lebih lama dari prognosis medis. Penderitaan tidak

menghalangi subjek H menemukan makna hidup. Subjek H menemukan banyak

makna dalam penderitaannya. Penderitaan membuatnya semakin dekat dengan

orang tua, keluarga, dan saudara-saudaranya, mempunyai tujuan hidup yang jelas,

berubah ke arah yang positif, rajin sholat, dan mampu menahan diri. Demikian

subjek H menuturkannya: Penderitaan yang terjadi dalam hidup saya dapat saya

terima karena semua ini saya sadari karena perbuatanku sendiri. Banyak hikmat

yang saya dapat. Saya menjadi dekat dengan orang tua dan saudaraku. Sekarang

saya takut berbuat jahat. Sekarang sudah rajin sholat apa lagi mendengar Azhan

Magrib saya berkata “Ya Allah” kalau dulu dengar Azhan Magrib eh..hare-hare

(hare-hare bahasa sunda yang artinya bodoh amat). Saya mau berubah ke arah

positif dan meninggalkan semua yang negatif. Bersyukur kepada Tuhan karena

masih diberi kesempatan untuk hidup. Kesempatan ini saya pergunakan untuk

merubah hidup saya kepada yang lebih baik. Sekarang tujuan hidup saya menjadi

jelas dan saya berkomitmen untuk menyelesaikan kuliah. Di Rumah Sakit saya

24

Wawancara hari Kamis, tanggal 17 April 2012, pukul 12.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

Page 22: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

82

dapat memberi support kepada teman-teman yang masih muda yang baru

menjalani cuci darah, supaya mereka tetap semangat menjalani hidup.25

3.2.3.2. Memaknai Cinta.

Dalam cinta terjadi sebuah penerimaan akan keberadaan yang dicintai.

Frankl mengatakan mencintai melambangkan masuknya ke dalam hubungan

dengan orang lain sebagai makhluk spiritualitas. Hubungan yang dekat dengan

aspek-aspek spiritual seorang teman merupakan bentuk persekutuan puncak yang

dapat dicapai. Orang yang dicintai tidak lagi menggerakkan dalam fisiknya dan

tidak juga dikemudikan oleh emosinya tetapi bergerak dalam inti spiritualnya.

Cinta merupakan masuknya dalam hubungan langsung dengan kepribadian yang

dicintai dengan keunikan dan kesatuan orang yang dicintai. Dicintai dan diterima

adalah jalan menuju perasaan yang sehat dan berharga, sebaliknya tanpa cinta

menimbulkan kesia-siaan, kekosongan, dan kemarahan. Selanjutnya Carl Rogers

mengatakan bahwa cinta adalah “keadaan dimengerti secara mendalam dan

diterima dengan sepenuh hati.”

Subjek G memaknai cinta sebagai pendorong untuk semangat menjalani

kehidupan. Cinta isteri, warga jemaat, dan perkumpulan marga sangat berarti bagi

subjek G. Demikian subjek G menuturkannya: Cinta isteri yang selalu setia

mengantarkan dan menunggu selama menjalani cuci darah di Rumah Sakit, doa-

doa jemaat, dan punguan marga (perkumpulan marga), membuat saya merasa

dihargai dan semangat hidup karena mereka memperdulikan dan mengasihi saya.

Jemaat dan punguan marga selalu datang ke rumah untuk melihat keadaan saya,

25

Wawancara hari Kamis, tanggal 17 April 2012, pukul 15.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

Page 23: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

83

berbeda dengan majelis jemaat yang selalu merendahkan saya karena saya sudah

gagal ginjal dan menjalani cuci darah, mereka (majelis) tidak perduli dengan

saya.26

Subjek T, memaknai cinta sebagai pendorong semangat untuk hidup dan

menambah kesehatan kepada dirinya. Demikian subjek T menuturkannya: Suami

semakin sayang kepada saya selama sakit gagal ginjal kronik ini. Dia sangat

mengerti keadaan saya, dia mengantar dan menunggu saya di Rumah Sakit. Dia

tidak bekerja saat saya menjalani cuci darah 2 kali seminggu selama 5 jam setiap

cuci darah. Cinta anak-anak saya membuat saya semakin bertambah sehat dan

semangat untuk hidup. Mereka sangat perhatian kepada saya.27

Subjek U, memaknai makna cinta sebagai pendorong dan semangat untuk

hidup. Cinta yang tulus dari orang tua dan saudara subjek U, membuat dia merasa

dihargai dan tidak merasa dihukum. Demikian subjek U menuturkannya: Cinta

yang tulus dari orang tua dan saudara membuat hidup saya berarti. Mereka

menerima saya walaupun telah melukai dan menyakiti mereka sebelumnya.

Mereka tidak menghakimi saya, hal ini membuat saya semangat untuk menjalani

hidup ini.28

Subjek C, memaknai cinta sebagai pemberi semangat untuk hidup. Cinta

isteri memberi makna bagi hidupnya, sehingga subjek C berusaha menyenangkan

isterinya melalui tidak mau merepotkan isteri, misalnya mengantar ke Rumah

Sakit, patuh pada aturan dokter supaya tetap sehat. Demikian subjek C

26

Wawancara hari Senin, tanggal 14 April 2012, pukul 08.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

27 Wawancara, hari Selasa, tanggal 15 April 2012, pukul 10.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung. 28

Wawancara hari Senin, tanggal 14 April 2012, pukul 10.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

Page 24: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

84

menuturkannya: Isteri saya sangat mencintai, menyayangi, dan mendukung saya,

Dia sabar dan memahami saya. Cinta kasih isteri dan orang tua memberi support

bagi saya dalam menjalani hidup ini. 29

Subjek S, memaknai makna cinta sebagai pemberi semangat dalam

hidupnya. Cinta dari keluarga khususnya tempat dia bekerja membuat hidupnya

dihargai dan berharga. Demikian subjek S menuturkannya: Cinta keluarga dan

dokter pemilik klinik tempat saya bekerja membuat saya semangat untuk hidup.

Khususnya tempat klinik dimana saya bekerja sangat mengasihi, memperhatikan

dan mengerti situasi dan kondisi saya. Dokter pemilik klinik tempat saya bekerja

banyak memberi nasihat kepada saya bagaimana kita menjalani hidup ini. Maka

saya mampu menjalani hidup ini apa adanya, dan yang penting tetap semangat.30

Subjek H, memaknai cintai sebagai kekuatan dalam hidupnya. Cinta orang

tua, saudara, keluarga membuat subjek H dapat bertahan hidup dan selalu

semangat. Orang tua dan keluarga masih mencintainya walaupun selama ini

subjek H telah menyakiti mereka. Demikian subjek H menuturkannya: Cinta

orang tua dan keluarga sangat berarti bagi saya, mereka tulus mencintai saya

bukan seperti teman-teman saya yang menerima saya ketika mempunyai banyak

uang dan sehat. Orang tua dan keluarga tetap menerima saya, walaupun mereka

telah saya bohongi, sakiti, tidak menghiraukan, tetapi mereka tetap menerima saya

tanpa menghakimi saya. Saya merasa berharga. Hal itu membuat saya semangat

29

Wawancara hari Selasa, tanggal 15 April 2012, pukul 13.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

30 Wawancara hari Kamis, tanggal 17 April 2012, pukul 12.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung.

Page 25: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

85

hidup dan berusaha untuk berubah dari yang negatif ke positif, dan saya semakin

sayang kepada mereka.31

3.2.3.3. Memaknai Kerja.

Makna hidup bukanlah untuk dipertanyakan tetapi untuk dijawab. Jawaban

tidak hanya diberikan lewat kata-kata tetapi yang utama adalah yang dapat

memberikan makna kepada kehidupan seseorang biasanya terkandung dalam

pekerjaan seseorang.

Subjek G, memaknai pekerjaan sebagai tanggungjawab dalam hidupnya.

Walaupun telah menderita gagal ginjal kronik, subjek G tetap bekerja. Demikian

subjek G menuturkannya: Awal-awal saya sakit ginjal, masih tetap mengajar

mahasiswa, tetapi karena jaraknya sangat jauh akhirnya saya tidak rutin lagi.

Namun pekerjaan di gereja saya terus kerjakan, sermon, rapat majelis,

persekutuan rumah tangga, kotbah, dan pemeriksaan keuangan. Saya menemukan

makna hidup saya di dalam tugas pelayanan ini, dapat memberikan segala talenta

yang saya miliki pada saat ini yang sebelumnya saya tidak pernah berikan.32

Subjek T, memaknai kerja sebagai makna hidup. Dengan bekerja dia

bahagia, dan tidak merasakan penyakitnya. Demikian subjek T, menuturkannya:

Enak sekali mengajar anak TK ada bawang putih dan bawang merah. Mereka

semua lucu-lucu. Saya sangat senang bersama mereka. Saya lupa dan tidak

31

Wawancara hari Kamis, tanggal 17 April 2012, pukul 15.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

32

Wawancara hari Senin, tanggal 14 April 2012, pukul 08.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

Page 26: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

86

merasakan penyakit saya. Ketika mereka lari dan senam saya ikut juga seperti

mereka. Saya sangat senang dengan pekerjaan ini dan menemukan makna hidup.33

Subjek U, memaknai pekerjaan sebagai tanggungjawab. Dia tetap bekerja

walaupun menderita gagal ginjal kronik. Ketika tiba saat untuk cuci darah subjek

U tidak bekerja seperti biasanya. Demikian subjek U menuturkannya: Saya tetap

bekerja seperti sebelum saya mengalami gagal ginjal kronik.. Bekerja untuk

kebutuhan hidup. Bekerja merupakan makna hidup bagi saya, karena walaupun

saya sakit tetapi saya masih tetap bekerja.34

Subjek C, memaknai pekerjaan sebagai tanggungjawab. Dia tetap bekerja

walaupun tidak seperti sebelumnya. Sejak mengalami sakit gagal ginjal kronik,

Subjek C tidak dapat bekerja sesempurna sebelumnya. Subjek C bekerja untuk

membantu orang tua. Demikian subjek C menuturkannya: Saya tidak dapat

bekerja seperti yang dulu khususnya pekerjaan yang berat, namun saya tetap

bekerja untuk menolong orang tua saya.35

Subjek S, memaknai kerja sebagai makna hidup. Walaupun sakit dia tetap

bekerja. Penyakit tidak menghalanginya untuk bekerja namun tidak sesempurna

sebelumnya. Demikian subjek S menuturkannya: walaupun saya sudah menjalani

cuci darah selama 12 tahun 6 bulan, saya tetap bekerja sebagai karyawan di salah

satu klinik dokter. Dalam pekerjaan juga saya temukan makna hidup. Pemilik

klinik bager bangat (baik sekali), dan menerima saya apa adanya, dan ya

33

Wawancara, hari Selasa, tanggal 15 April 2012, pukul 10.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

34 Wawancara hari Senin, tanggal 14 April 2012, pukul 10.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung. 35

Wawancara hari Selasa, tanggal 15 April 2012, pukul 07.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

Page 27: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

87

mengerjakan apa yang dapat saya kerjakan. Saya sangat senang bekerja di klinik

itu36

.

Subjek H, memaknai pekerjaan sebagai tanggungjawab. Dia mempunyai

tanggungjawab untuk menyelesaikan perkuliahannya. Demikian subjek H

menuturkannya: Saya tetap meneruskan perkuliahan yang telah tertunda selama

ini. Saya akan menyelesaikan perkuliahan sampai selesai sebagai tanggung jawab

kepada orang tua. 37

3.3. Faktor-faktor Yang Memengaruhi Penemuan Makna Hidup Pasien

Gagal Ginjal Kronik Yang Hidup Lebih Lama Dari Prognosis Medis.

Dari hasil penelitian dan observasi langsung di lapangan ada beberapa

faktor yang memengaruhi penemuan makna hidup pasien yang gagal ginjal kronik

yang hidup lebih lama dari prognosis medis.

3.3.1. Faktor Sosial (Keluarga)

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga

terhadap yang sakit/penderita. Orang sakit memandang bahwa orang yang

mendukung selalu siap memberi pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

Menurut Bondan bahwa dukungan keluarga merupakan suatu bentuk hubungan

interpersonal yang diberikan oleh keluarga kepada pasien berupa perhatian

36

Wawancara hari Kamis, tanggal 17 April 2012, pukul 12.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung

37 Wawancara hari Kamis, tanggal 17 April 2012, pukul 15.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung.

Page 28: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

88

(perasaan suka, cinta, dan empati), bantuan instrumental (barang dan jasa),

informasi dan penilaian (informasi yang berhubungan dengan self evaluation).38

Dukungan keluarga terhadap pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

terapi hemodialisa (cuci darah) akan menimbulkan pengaruh positif bagi

kesejahteraan fisik maupun psikis. Seseorang yang mendapat dukungan akan

merasa diperhatikan, disayangi, merasa berharga dapat berbagi beban, percaya

diri, dan menumbuhkan harapan sehingga mampu mencegah atau mengurangi

stress, yang pada akhirnya akan mengurangi depresi.

Dukungan keluarga terhadap pasien gagal ginjal yang sedang menjalani

terapi hemodialisa lebih tahan terhadap pengaruh psikologis dari stressor

lingkungan dari pada individu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga.

Sumber dukungan keluarga dapat berupa dukungan keluarga internal seperti

dukungan dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan

keluarga eksternal bagi keluarga inti.

Subjek G, faktor pertama yang memengaruhi penemuan makna hidup

dipengaruhi oleh dukungan keluarga (isteri, suami, anak, cucu, warga jemaat, dan

perkumpulan semarga/punguan marga), kumpulan marga (punguan marga).

Demikian subjek G menuturkannya: Kasih sayang isteri, yang tidak pernah bosan

mengantar ke Rumah Sakit, menunggu sampai selesai cuci darah selama 5 jam,

dia berada di sampingku, dan membawa pulang ke rumah setelah cuci darah,

anak-anak yang memberi dukungan, doa dan perhatian warga gereja dan punguan

marga (kumpulan marga) membuat saya semangat untuk hidup dan menemukan

38

Bondan,(2006). Penerapan Komunikasi Terapeutik Untuk Mengoreksi Perilaku klien. http://bondan.komunitas.blogspot.com diakses 28-07-2012.

Page 29: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

89

makna hidup. Punguan marga (perkumpulan semarga) dan warga jemaat selalu

datang membesuk dan mengunjungi saya.39

Subjek T, faktor pertama yang memengaruhi penemuan makna hidupnya

dipengaruhi oleh faktor keluarga (suami dan anak-anak) nya. Demikian subjek T

menuturkannya: Suamiku yang semakin mencintaiku dan memahami saya,

mengantar ke Rumah Sakit, menunggu sampai selesai cuci darah selama 5 jam,

berusaha untuk selalu membuat saya senang, mengingatkan saya dalam pola

makan dan minum karena harus diet, karena kalau kelebihan minum tidak baik

karena saya tidak dapat buang air kecil lagi. Anak-anakku yang selalu mengasihi

dan memberi semangat dengan mengatakan mama harus semangat dan sehat,

membuat saya semangat hidup dan menemukan makna hidup.40

Subjek U, faktor pertama yang memengaruhi penemuan makna hidup

dipengaruhi oleh faktor keluarga (orang tua dan saudara) nya yang menerima dia

apa adanya. Demikian subjek U menuturkannya: Ternyata kasih sayang orang tua

dan saudara saya yang benar-benar tulus bukan orang lain. Kasih sayang yang

tulus membuat saya semangat hidup dan menemukan makna hidup.41

Subjek C, faktor pertama yang memengaruhi dalam penemuan makna

hidup dipengaruhi oleh faktor keluarga (isteri, orang tua dan saudara). Demikian

subjek C menuturkannya: Isteriku sangat mendukung saya dan mencintai saya

walaupun saya begini. Disamping itu juga orang tua dan saudara turut juga

39

Wawancara hari Senin, tanggal 14 April 2012, pukul 08.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

40 Wawancara, hari Selasa, tanggal 15 April 2012, pukul 10.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung. 41

Wawancara hari Senin, tanggal 14 April 2012, pukul 09.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

Page 30: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

90

memberi dukungan kepada saya supaya saya semangat. Kasih sayang dan cinta

mereka membuat saya semangat dan menemukan makna hidup.42

Subjek S, faktor petama yang memengaruhi menemukan makna hidupnya

dipengaruhi oleh faktor keluarga (orang tua, dokter pemilik klinik tempat dia

bekerja). Demikian subjek S menuturkannya: Perhatian orang tua dan juga dokter

pemilik klinik tempat bekerja membuat saya semangat hidup dan menemukan

makna hidup. Dokter pemilik klinik selalu memperhatikan dan memahami

keadaan saya. Dia selalu memberi wejangan-wejangan, bagaimana kita menjalani

hidup dan tetap memakai rumus hidup 4S Sholat, semangat, Sehat dan Sabar.

Ketika tiba waktu jadwal cuci darah ke Rumah Sakit dia selalu memberi ijin

dengan tulus kepada saya.43

Subjek H, faktor pertama dan utama yang memengaruhi penemuan makna

hidup dipengaruhi oleh faktor keluarga (orang tua dan saudara kandung).

Demikian subjek H menuturkannya: walaupun saya sudah menyakiti,

membohongi, dan tidak menghiraukan orang tua beserta saudara saya sejak SMA

sampai kuliah, tetapi mereka masih menerima dan mengasihi saya. Orang tua dan

keluarga selalu memberi semangat kepada saya. Orang tua, saudara, paman,

kakek, nenek, semua perhatian dan selalu mendoakan, saya merasa berharga dan

menemukan makna hidup di dunia ini.44

42

Wawancara hari Selasa, tanggal 15 April 2012, pukul 13.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

43 Wawancara hari Kamis, tanggal 17 April 2012, pukul 12.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung. 44

Wawancara hari Kamis, tanggal 17 April 2012, pukul, 15.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

Page 31: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

91

3.3.2. Faktor Religiusitas.

Religiusitas adalah kualitas penghayatan, sikap dan kecenderungan

perilaku beragama berdasarkan nilai-nilai agama yang diyakini. Religiusitas

sangat penting dimiliki semua orang karena dengan menjadi manusia yang

religius seseorang memiliki pandangan yang positif dalam hidup. Religiusitas juga

sangat diperlukan oleh pasien gagal ginjal kronik karena dapat memotivasi

mereka dalam menjalani hidup. Religiusitas memegang peranan penting untuk

mempertahankan hidupnya, karena pasien gagal ginjal kronik harus bergantung

pada terapi medis seperti hemodialisa (cuci darah), rutinitas yang membosankan,

biaya yang tinggi, dan risiko kematian yang cukup tinggi turut berdampak pada

masalah-masalah psikologis seperti stres, cemas, depresi dan putus asa. Frankl

mengatakan bahwa orang yang berhasil mengatasi penderitaan adalah murni hasil

batin dan kebebasan batin ini disebut sebagai kebebasan spiritual yang tidak dapat

dibuang, dan membuat hidup lebih bermakna dan bertujuan.45

Kondisi sulit yang tidak dapat dihindari lagi oleh pasien menuntut

kearifan dalam menyikapi secara positif penderitaan yang dialaminya. Frankl

mengatakan jika kita tidak dapat mengubah situasi kehidupan kita maka kita dapat

mengubah cara pandang kita terhadap situasi hidup kita.46

Untuk itu penting bagi

pasien memaknai hidup agar tetap dapat mewujudkan diri menjadi manusia yang

memiliki tujuan hidup dan penuh arti, sehingga tetap merasakan adanya

kebahagiaan dalam penderitaan yang dialaminya. Pasien gagal ginjal yang

memiliki religiusitas yang baik cenderung bisa menerima keadaan yang terjadi

45

Viktor,E. Frankl, Logoterapi Terapi Psikologi Melalui Pemaknaan Eksistensi, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2006), 75.

46 H. D, Bastaman, LOGOTERAPI Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih

Hidup Yang Bemakna, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 39.

Page 32: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

92

pada dirinya. Menurut pasien hemodialisa di Rumah Sakit Khusus Ginjal R. A.

Habibie, yang hidup lebih lama dari prognosis medis, dengan kondisi yang sulit

karena harus bergantung pada terapi rutin yang harus mereka jalani dan penuh

dengan resiko kematian yang cukup tinggi membuat mereka lebih mendekatkan

diri kepada Tuhan, sehingga mereka mempunyai motivasi untuk hidup dan

memandang hidup lebih berarti/bermakna.

Mereka memandang semua yang terjadi pada dirinya adalah ujian yang

harus mereka jalani dengan demikian hidup mereka lebih bermakna karena

mampu mensyukuri semua yang terjadi. Sejauh mana individu memaknai secara

positif kehidupannya sangat terkait dengan nilai-nilai religius yang dijadikan

pedoman hidup olehnya. Individu yang berserah diri kepada penciptanya

cenderung lebih menerima keadaan diri. Individu yang mensyukuri segala hal

yang terjadi pada dirinya akan dapat merasakan kesenangan dalam penderitaan,

keyakinannya terhadap derita yang dialaminya merupakan kehendak sang

pencipta memungkinkan dirinya untuk memanjatkan doa-doa untuk meringankan

deritanya.

Bastaman mengemukakan bahwa ibadah merupakan salah satu metode

untuk menemukan makna hidup.47

Ibadah juga dapat digunakan sebagai terapi

bagi seseorang dalam menemukan makna hidup. Ibadah disini bukan hanya

berbentuk ritualitas yang rutin dilakukan, melainkan juga hal-hal kecil yang dapat

memberi sugesti pada seseorang akan nilai-nilai kehidupan. Religiusitas memiliki

kekuatan memotivasi diri dalam segi pemikiran dan emosi dalam menghadapi

makna dan tujuan hidup.

47

H. D, Bastaman, Ibid. 69

Page 33: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

93

Selain faktor keluarga, faktor religiusitas juga turut memengaruhi subjek G

dalam penemuan makna hidup. Subjek G adalah seorang sintua di salah satu

gereja di kota Bandung. Kondisi hidupnya membuat subjek G semakin bersandar

kepada Tuhan dan memanjatkan doa-doa untuk kekuatan dan kesehatannya.

Menurut subjek G, penyakit yang dia alami merupakan ujian dari Tuhan, karena

itu bersyukur kepada Tuhan karena masih diberi kesempatan untuk hidup.

Demikian subjek G menuturkannya: Penyakit gagal ginjal ini merupakan

ujian dari Tuhan, karena itu saya bersyukur kepada Tuhan karena masih memberi

kesempatan untuk hidup. Saya berdoa supaya saya dikuatkan dan diberi hahipason

(kesehatan) oleh Tuhan. Tanpa Tuhan saya tidak mampu hidup, karena

penderitaanku berton-ton. Selain penyakit gagal ginjal ini, masih banyak

pergumulan yang lain. Anakku juga meninggal karena sakit gagal ginjal, pernah

tabrakan, sudah 5 kali mengalami krisis (hampir mati) tetapi Tuhan masih sayang

kepada maka saya masih hidup sampai sekarang.Maka saya bersyukur dan inang

pendeta juga doakan saya.48

Subjek T, menemukan makna hidup selain karena dorongan keluarga juga

dipengaruhi faktor religiusitas. Sebelumnya Subjek T, kurang beribadah kepada

Tuhan dan jarang sholat. Tetapi setelah hidup lebih lama dari prognosis dokter

subjek T meningkatkan keimanannya kepada Tuhan. Hemodialisa (cuci darah)

seumur hidup membuat subjek T semakin bersandar kepada Tuhan. Subjek T,

memahami bahwa penyakit gagal ginjal merupakan ujian dari Tuhan, karena itu

subjek T bersyukur pada Tuhan karena masih memberi kesempatan untuk hidup.

48

Wawancara hari Senin, tanggal 14 April 2012, pukul 08.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

Page 34: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

94

Demikian subjek T menuturkannya: Saya bersyukur pada Allah yang

masih memberi kesempatan untuk hidup. Segalanya saya serahkan kepadaNya.

Penyakit gagal ginjal adalah ujian dari Allah karena itu jalani saja. Soal kematian

ada di tangan Allah bukan di tangan manusia. Karena itu sekarang saya sudah

rajin sholat, dan menerima keadaan ini.49

Subjek U menemukan makna hidup selain dipengaruhi oleh faktor

keluarga juga dipengaruhi faktor religiusitas. Sebelumnya Subjek U, kurang

beribadah kepada Tuhan dan sangat jarang menjalankan sholat. Tetapi setelah

gagal ginjal kronik subjek U mengalami perubahan dan semakin mendekatkan diri

kepada Tuhan. Hemodialisa (cuci darah) membuat subjek U semakin bersandar

kepada Tuhan. Penyakit gagal ginjal dia pahami sebagai peringatan dan

Ultimatum dari Tuhan untuk bertobat. Demikian subjek U menuturkannya: Saya

masih bersyukur pada Tuhan karena masih memberi kesempatan untuk hidup.

Kesempatan ini saya pakai memperbaiki diri. Saya bersyukur karena masih

makanan dan minuman yang dibatasi, bukan umur saya. Hemodialisa (cuci darah)

saya anggap saja seperti wisata dan Rumah Sakit ini sudah saya anggap rumah

kedua. Penyakit gagal ginjal ini adalah peringatan dan ultimatum dari Tuhan

supaya saya bertobat. Saya semakin bersandar kepada Tuhan dan menyerahkan

hidup kepadaNya. Sekarang saya sudah mempunyai tujuan hidup yang jelas. Saya

jalani hidup ini sebagaimana mestinya. Saya sudah dapat menerima dengan tulus

ikhlas keadaan ini.50

49

Wawancara hari Selasa, tanggal 15 April 2012, pukul 10.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

50 Wawancara hari Senin, tanggal 14 April 2012, pukul 10.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung.

Page 35: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

95

Subjek C, menemukan makna hidup selain dipengaruhi oleh faktor

keluarga, juga dipengaruhi faktor religiusitas. Sebelumnya Subjek C, jarang

beribadah atau sholat, namun setelah menderita gagal ginjal kronik subjek C

semakin rajin sholat dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Hemodialisa (cuci

darah) seumur hidup membuat subjek C semakin dekat dengan Tuhan. Subjek C

menerima keadaannya sebagai takdir dari Allah. Tuhan telah menentukan jalan

hidup setiap orang. Semakin bersandar pada Tuhan semakin termotivasi berbuat

baik. Subjek C menerima keadaannya dengan tulus ikhlas dan bersedia kapan pun

dipanggil oleh Tuhan. Demikian subjek C menuturkannya: Saya bersyukur kepada

Tuhan karena masih memberi kesempatan untuk hidup. Saya sudah dapat

menerima keadaan saya seperti ini. Semakin saya bersyukur penderitaan semakin

ringan. Kapan pun saya sudah bersedia dipanggil Tuhan.Kesempatan ini membuat

saya semakin termotivasi untuk berbuat baik dan tujuan hidup semakin jelas,

karena kematian sudah semakin dekat.51

Subjek S menemukan makna hidup selain faktor keluarga juga

dipengaruhi faktor religiusitas. Subjek S semakin dekat dengan Tuhan dan

menyerahkan hidupnya secara total kepada Tuhan. Gagal ginjal kronik dipahami

sebagai cobaan dari Tuhan. Demikian subjek S menuturkannya: Bersyukur

kepada Allah karena masih memberi kesempatan untuk hidup. Karena itu jalani

saja hidup ini. Jika Allah memberi coban pasti Allah memberi jalan keluar. Soal

kematian mutlak urusanTuhan bukan manusia atau dokter. Karena itu tidak perlu

dipikirkan, dan jalani saja hidup ini. Berbuat baik, sabar, semangat, dan membaca

51

Wawancara hari Selasa, tanggal 15 April 2012, pukul 13.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung

Page 36: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

96

Alquran dan praktikkan artinya, akhirnya kita menjadi ahli waris sorga, yang

penting lihat ke depan bukan ke belakang.52

Subjek H, menemukan makna hidupnya selain faktor keluarga juga

dipengaruhi faktor religiusitas. Sebelumnya subjek H tidak pernah sholat bahkan

membenci kegiatan sholat. Namun setelah mengalami gagal ginjal kronik subjek

H, semakin takut kepada Tuhan dan mendekatkan diri dan bersandar pada Tuhan.

Demikian subjek H menuturkannya: Saya bersyukur kepada Tuhan yang masih

memberi kesempatan untuk hidup. Penyakit gagal ginjal ini adalah cambuk dari

Tuhan, maka saya mengaku dosa kepada Tuhan dan mohon ampun. Masa lalu

saya semuanya hitam. Allah saja yang dapat membersihkan semua yang hitam itu.

Kalau saya dibatasi makan dan minum karena penyakit ini, itu tidak apa-apa, yang

penting Tuhan tidak membatasi umur saya. Buktinya saya masih hidup sampai

sekarang, teman saya yang sehat ada yang sudah meninggal lebih dahulu dari

saya. Saya bersyukur karena saya hanya cuci darah daripada saya buta? Maka

sekarang saya harus hidup benar dan berkata tidak pada semua yang tidak baik.

Lebih baik mantan penjahat dari pada mantan orang baik.53

3.3.3. Faktor Motivasi Diri (Semangat Untuk Hidup)

Selain faktor sosial (keluarga) dan religiusitas, faktor motivasi diri juga

turut memengaruhi penemuan makna hidup pasien gagal ginjal kronik yang hidup

lebih lama dari prognosis medis. Ketiga faktor ini saling kait mengkait dalam

52

Wawancara hari Kamis, tanggal 17 April 2012, pukul 12.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

53 Wawancara hari Kamis, tanggal 17 April 2012, pukul 15.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung.

Page 37: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

97

penemuan makna hidup. Sebagaimana dikatakan oleh Nietzche” He who knows a

“why” for living, will surmount almost every “how”.54

Subjek G menemukan makna hidup selain dipengaruhi oleh faktor

keluarga, religiusitas, semangat dari dalam diri juga turut memengaruhi penemuan

makna hidupnya. Demikian subjek G menuturkannya: Kita harus semangat untuk

hidup. Apa pun kata orang yang penting diri kita sendiri dan saya harus buktikan

saya bisa dengan tetap semangat untuk hidup.55

Subjek T, menemukan makna hidupnya selain faktor keluarga dan

religiusitas, faktor motivasi diri (semangat hidup) turut juga memengaruhinya.

Demikian subjek T menuturkannya: Yang penting kita harus semangat untuk

hidup. Kalau kita mempunyai semangat untuk tetap hidup kita akan sehat. Jadi

motivasi dari dalam diri itu penting bukan hanya dorongan orang lain. 56

Subjek U, menemukan makna hidupnya selain faktor keluarga dan

religiusitas, faktor motivasi diri (semangat untuk hidup) turut juga memengaruhi.

Demikian subjek U menuturkannya: Dalam menjalani hidup ini perlu motivasi

dari diri sendiri, yaitu adanya keinginan untuk hidup. Karena itu harus semangat

menjalani hidup ini, maka kita akan tambah sehat.57

Subjek C, menemukan makna hidup selain faktor keluarga dan religiusitas

juga dipengaruhi oleh faktor motivasi diri (semangat hidup) yaitu adanya

keinginan untuk tetap hidup. Demikian subjek C menuturkannya: Intinya kita

54

H.D.Bastaman, LOGOTERAPI, Psikologi untuk menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup bermakna, (Jakarta: Grapindo Persada, 2007), 87.

55 Wawancara hari Senin, tanggal 14 April 2012, pukul 08.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung. 56

Wawancara, hari selasa, tanggal 15 April 2012, pukul 10.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

57 Wawancara hari Senin, tanggal 14 April 2012, pukul 09.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung.

Page 38: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

98

harus mempunyai keinginan untuk hidup, dengan keinginan untuk hidup maka

kita semangat menjalani hidup ini. Cuci darah tidak ada artinya kalau kita

menggerutu tetapi kalau kita bersyukur dan semangat untuk hidup maka

semuanya terasa ringan. Maka saya selalu memotivasi teman-teman yang baru

cuci darah supaya tetap semangat dengan demikian kita menemukan makna

hidup.58

Subjek S, menemukan makna hidupnya selain faktor dukungan keluarga

dan religiusitas juga dipengaruhi oleh faktor motivasi diri (semangat untuk hidup).

Keinginan untuk hidup membuat semangat untuk hidup. Demikian subjek S

menuturkannya: Selain dukungan orang tua, kita harus mempunyai semangat

hidup, apa pun dikatakan orang jika kita tidak mempunyai motivasi dari diri

sendiri semua itu sia-sia. Semangat itu perlu dalam menjalani hidup. Dokter yang

sebenarnya adalah diri kita sendiri. 59

Subjek H, menemukan makna hidupnya bukan hanya dipengaruhi oleh

keluarga dan religiusitas tetapi juga faktor motivasi diri (semangat untuk hidup).

Demikian subjek H menuturkannya: Motivasi diri untuk tetap semangat hidup

sangat penting. Keinginan untuk hidup membuat kita semangat menjalani hidup.

Maka saya selalu mengatakan kepada perawat di Rumah Sakit ini kalau ada yang

baru menjalani cuci darah silakan tempat tidurnya berdekatan dengan saya.60

58

Wawancara hari Selasa, tanggal 15 April 2012, pukul 13.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

59 Wawancara hari Kamis, tanggal 17 April 2012, pukul 12.00, Lantai 2, Rumah Sakit

Khusus Ginjal, Bandung. 60

Wawancara hari Kamis, tanggal 17 April 2012, pukul, 15.00, Lantai 2, Rumah Sakit Khusus Ginjal, Bandung.

Page 39: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

99

Dari uraian di atas dapat dilsimpulkan bahwa penemuan makna hidup

pasien gagal ginjal kronik faktor utama yang memengaruhi penemuan makna

hidup adalah faktor sosial (keluarga dekat) kemudian faktor religiusitas dan

motivasi diri (semangat untuk hidup). Ketiga hal ini saling kait-mengkait dan

tidak dapat dipisahkan namun dapat dibedakan.

Page 40: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

100

Tabel.

PRINSIP DASAR LOGOTERAPI MENURUT VIKTOR, E. FRANKL

No Subjek Sex Status Umur Pekerjaan

Lama

Hemodialisa /

Tahun

Kebebasan

berkehendak

Kehendak untuk

bermakna

Makna

hidup

1 G Lk M 56 Dosen 5

Bebas tetapi

terikat, gagal

ginjal kronik

adalah ujian dari

Tuhan, sehingga

diperlukan

pertobatan.

Ingin bermakna

bagi gereja

Makna hidup

ada pada cucu.

2 T Pr M 44 Guru TK

5

Bebas tetapi

terikat, gagal

ginjal kronik

adalah ujian dari

Allah, sehingga

perlu ada

perubahan/pertob

atan.

Ingin bermakna

bagi suami, anak

dan orang lain

Semakin

dicintai dan

disayangi

suami dan

anak-anaknya.

Page 41: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

101

3 U Lk BM 25 Karyawan 4

Bebas tetapi

terikat, gagal

ginjal adalah

peringatan dan

Ultimatum dari

Tuhan, maka

perlu adanya

pertobatan dan

menghentikan

segala yang jahat.

Ingin bermakna

bagi orang tua dan

saudara

Dicintai,

disayangi dan

diterima oleh

orang tua dan

keluarga denga

tulus ikhlas

sebagaimana

dia ada.

4 C Lk M 32 Wiraswasta 10

Bebas tetapi

terikat, gagal

ginjal kronik

adalah takdir dari

Allah

Ingin bermakna

bagi isteri.

Dicintai dan

didukung oleh

isteri dan orang

tua juga

saudara.

5 S Pr BM 27 Karyawan 12,6

Bebas tetapi

terikat, gagal

ginjal adalah

cobaan dari

Allah, sekarang

perlu hidup yang

benar.

Ingin bermakna

bagi Allah

Disayangi dan

dimengerti oleh

keluarga

khususnya

dokter pemilik

klinik tempat

bekerja

Page 42: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

102

Keterangan :Lk = Laki-laki, Pr = Perempuan, M= Menikah, BM= Belum Menikah

6 H Lk BM 25 Mahasiswa 5

Bebas tetapi

terikat gagal

ginjal adalah

cambuk dari

Allah, maka

harus bertobat.

Ingin bermakna

bagi orang tua dan

saudara juga

keluarga

Dicintai, dan

diterima oleh

orang tua dan

saudara apa

adanya.

Page 43: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

103

M A K N A H I D U P

No Subjek Sex Status Umur Pekerjaan

Lama

Hemodialisa

/ Tahun

Makna

Penderitaan

Makna

Cinta

Makna

Kerja

1 G Lk M 56 Dosen 5

Penderitaan

menghasilkan

pertobatan

(introspeksi diri)

untuk melayani

lebih sungguh

lagi, menjaga pola

hidup sehat,

bersyukur pada

Tuhan masih

memberi

kesempatan untuk

hidup.

Cinta membuat

semangat untuk

hidup dan merasa

dihargai.

Menemukan

makna hidup.

2 T Pr M 44 Guru TK 5

Penderitaan

menghasilkan

pertobatan

Cinta membuat

semangat untuk

hidup dan

Bahagia dan

senang.

Page 44: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

104

(introspeksi diri),

perduli pada

orang lain, rajin

sholat, menjaga

pola hidup sehat

karena Tuhan

masih memberi

kesempatan untuk

hidup.

bertambah sehat.

3 U Lk BM 25 Karyawan 4

Penderitaan

membuat sadar

dan introspeksi

diri, menjadi

dekat dengan

orang tua dan

saudara,

bersyukur Tuhan

masih memberi

kesempatan untuk

hidup.

Hidup jadi berarti

dan diterima

dengan tulus.

Menemukan

makna hidup

dan memenuhi

kebutuhan

hidup.

Page 45: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

105

4 C Lk M 32 Wiraswasta 10

Penderitaan

menimbulkan

introspeksi diri,

membuat tujuan

hidup semakin

jelas, berusaha

berbuat baik

/memperbaiki

hidup ketika

Tuhan masih

memberi

kesempatan untuk

hidup, semakin

bersyukur

penderitaan

semakin ringan,

Jalan hidup

seseorang telah

ditentukan oleh

Tuhan karena itu

dijalani saja.

Support/mendu

kung untuk hidup.

Biasa saja.

Page 46: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

106

5 S Pr BM 27 Karyawan 12,6

Tuhan adalah

penentu hidup

bukan dokter

(manusia),

dapat mengatur

hidup sendiri dan

dokter buat diri

sendiri, menjadi

sabar dan tambah

semangat untuk

hidup, bersyukur

Tuhan masih

memberi

kesempatan untuk

hidup.

Cinta membuat

semangat untuk

hidup.

Menemukan

makna hidup.

6 H Lk BM 25 Mahasiswa 5

Penderitaan

menimbulkan

pertobatan

(introspeksi diri),

menjadi dekat dan

bertambah sayang

kepada orang tua,

Cinta membuat

bertahan dan

semangat untuk

hidup.

Menemukan

makna hidup

dan tanggung

jawab.

Page 47: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

107

Keterangan : Lk= Laki-laki, Pr= Perempuan, M=Menikah, BM= Belum Menikah

saudara dan

keluarga, Sadar

dan introspeksi

diri, takut berbuat

jahat, mempunyai

tujuan hidup yang

jelas, kesempatan

memperbaiki

hidup, bersyukur

pada Allah karena

masih diberi

kesempatan hidup.

Page 48: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2481/4/T2...Manusia tidak dapat bebas dari keadaan tetapi bebas mengambil sikap terhadap

108