pendidikan kewarganegaraan.docx
TRANSCRIPT
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
BAB I : KEWARGANEGARAAN
Nama : Muh Januar arifin
Npm : 15213682
Kelas : 2EA33
Dosen : Sri Waluyo
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
BAB I
KEWARGANEGARAAN
A. Pendahuluan
Pendidikan kewarganegaraan sangatlah penting untuk dipelajari oleh semua kalangan.
Oleh sebab itu, pendidikan Nasional Indonesia menjadikan pendidikan kewarganegaraan
sebagai pelajaran pokok dalam lima status. Pertama, sebagai mata pelajaran di sekolah.
Kedua, sebagai mata kuliah di perguruan tinggi. Ketiga, sebagai salah satu cabang pendidikan
disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam kerangka program pendidikan guru. Keempat, sebagai
program pendidikan politik yang dikemas dalam bentuk Penataran Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (Penataran P4) atau sejenisnya yang pernah dikelola oleh Pemerintah
sebagai sutuan crash program. Kelima, sebagai kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran
individual dan kelompok pakar terkait Serta kewarganegaraan merupakan hal yang sangat
penting di dalam suatu negara. Tanpa status kewarganegaraan seorang warga negara tidak
akan diakui oleh sebuah negara. Dan dalam makalah ini kami akan sedikit menjelaskan
tentang masalah kewarganegaraan, agar warga negara Indonesia paham dan mengerti apa itu
kewarganegaraan. Hal ini disebabkan karena di-era sekarang ini banyak warga negara yang
tidak mengetahui dan memahami.
B. Pengertian Kewarganegaraan
Kewarganegaraan Istilah kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang
menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dan warga negara. Kewarganegaraan
diartikan segala jenis hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban
negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan.
Adapun menurut Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia,
kewarganegaraan adalah segala ikhwal yang berhubungan dengan negara. Pengertian
kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosiologis - Kewarganegaraan dalam arti
yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum anatara orang-orang dengan negara. -
Kewarganegaraan dalam arti sosiologis, tidak ditandai dengan ikatan hukum, tetapi
ikatan emosionak, seperti ikartan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan
sejarah, dan ikatan tanah air.
b. b. Kewarganegaraan dalam arti formil dan materil. - Kewarganegaraan dalam arti
formil menunjukkan pada tempat kewarganegaraan. Dalam sistematika hukum,
masalah kewarganegaraan berada pada hukum publik. - Kewarganegaraan dalam arti
materil menunjukkan pada akibat hukum dari status kewarganegaraan, yaitu adanya
hak dan kewajiban warga negara.
C. Pendidikan Kewarganegaraan
Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral
bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi
kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Tujuan pendidikan
kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar bela negara berlandaskan
pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri dan moral bangsa
dalam perikehidupan bangsa.
Standar isi pendidikan kewarganegaraan adalah pengembangan :
- Nilai-nilai cinta tanah air
- Kesadaran berbangsa dan bernegara
- Keyakinan terhadap Pancasila sebagai ideologi Negara
- Nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia dan lingkungan hidup
- Kerelaan berkorban untuk masyarakat, bangsa, dan negara, serta
- Kemampuan awal bela negara.
Pengembangan standar isi pendidikan kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dijabarkan dalam rambu-rambu materi pendidikan kewarganegaraan.
Rambu-rambu materi pendidikan kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meliputi materi dan kegiatan bersifat fisik dan nonfisik.
Pengembangan rambu-rambu materi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diatur dengan Peraturan Menteri sesuai lingkup penyelenggara pendidikan
kewarganegaraan.
Kewarganegaraan menunjuk pada seperangkat karakteristik seorang warga. Krakteristik atau atribut
kewarganegaraan itu mencakup :
- Perasaan akan identitas
- Pemilikkan hak-hak tertentu
- Pemenuhan kewajiban-kewajiban yang sesuai
- Tingkat ketertarikan dan keterlibatan dalam masalah publik
- Penerimaan terhadap nilai-nilai sosial dasar
Memiliki kewarganegaraan berarti seseorang itu memiliki identitas atau status dalam lingkup
nasional. Memiliki kewargnegaraan berarti didapatkannya sejumlah hak dan kewajiban yang berlaku timbal
balik dengan negara. Ia berhak dan berkewajiban atas negara, sebaliknya negara memilki hak dan kewajiban
atas orang tersebut. Terkait dengan hak dan kewajiban ini sahabat, maka seseorang menjadikan ia turut terlibat
atau berpartisipasi dalam kehidupan negaranya. Kewarganegaraan seseorang juga menjadikan orang tersebut
berpartisipasi dengan warga negara lainnya sehingga tumbuh penerimaan atas nilai-nilai sosial bersama yang
ada di negara tersebut.
Pendapat lain menyatakan kewarganegaraan adalah bentuk identias yang memungkinkan individu-
individu merasakan makna kepemilikan, hak dan kewajiban sosial dalam komunitas politik(negara). Dalam
kamus maya Wikipedia juga diutarakan bahwa Kewarganegaraan merupakan keanggotaan dalam komunitas
politik (yang dalam sejarah perkembangannya diawali pada negara kota, namun sekarang ini telah
berkembang pada keanggotaan suatu negara) yang membawa implikasi pada kepemilikan hak untuk
berpartisipasi dalam politik.
Pengertian Kewarganegaraan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosilogis
- Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara orang-orang
dengan negara atau kewarganegaraan sebagai status legal. Dengan adanya ikatan hukum itu
menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu, bahwa orang tersebut berada di bawah kekuasaan negara
yang bersangkutan. Tanda dari adanya ikatan hukum seperti akte kelahiran, surat pernyataan,
bukti kewarganegaraan, dan lain-lain.
- Kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak ditandai dengan adanya ikatan hukum, tetapi ikatan
emosional seperti ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, dan lain-lain. Dengan kata lain
ikatan ini lahir dari penghayatan orang yang bersangkutan.
b. Kewarganegaran dalam arti formal dan material
- Kewarganegaraan dalam arti formal menunjuk pada tempat kewarganegaraan dalam sistematika
hukum. Masalah kewarganegaraan atau ha ikhwat mengenai warga negara berada pada hukum
publik. Hal ini karena kaidah-kaidah mengenai negara dan warga negara semata-mata
bersifat publik.
- Kewarganegaraan dalam arti material menujuk pada akibat dari status kewarganegaraan, yaitu
adanya hak dan kewajiban serta partisipasi warga negara. Kedudukan seseorang sebagai warga
negara akan berbeda dengan kedudukan seseorag sebagai orang asing.
Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki pertalian hukum serta tunduk
pada hukum negara yang bersangutan Orang yang sudah memiiki kewarganegaraan tidak jatuh pada
kekuasaan atau kewenangan negara lain. Negara lain tidak berhak memperlakukan kaidah-kaidah hukum
pada orang yang bukan warga negaranya.
D. Kedudukan Warga Negara Dalam Negara
Hubungan dan kedudukan warga negara ini bersifat khusus sebab hanya mereka yang menjadi
warga negaralah yang memiliki hubungan timbale balik dengan negaranya. Orang-orang yang tinggal di
wiayah negara, tetapi bukan warga negara dari negara itu tidak memiliki hubungan timbale balik dengan
negara tersebut.
Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang, suatu negara tidak boleh melanggar prinsip-prinsip
internasional dalam hal penentuan kewarganegaraan. Asas-asas tersebut adalah :
- Suatu negara tidak boleh memasukkan orang-orang yang tidak ada hubungannya sedikitpun dengan
negaranya, misalnya Indonesia tidak bias mengangkat orang-orang yang tinggal di kutub selatan
sebagai warga negaranya.
- Suatu negara tidak boleh menentukan kewarganegaraan berdasarkan unsur-unsur primordial yang
dirasakan bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum umum. Misalnya, Indonesia tidak dapat
menyatakan bahwa yang dapat menjadi warga negara Indonesia adalah orang-orang yang
beragama islam saja, atau orang dari suku jawa saja.
Penentuan kewarganegaraan didasarkan pada sisi kelahiran dikenal dengan dua asas :
- Asas Ius Soli yaitu asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang di tentukan dari
tmpat di mana orang tersebut dilahirkan.
- Asas Ius Sangunis yaitu asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan
berdasar keturunan dari orang tersebut. (kewarganegaraan orang tua).
Selain dari sisi kelahiran, penentuan kewarganegaraan dapat didasarkan pada aspek perkawinan yang
mencakup asas kesatuan hokum dan asas persamaan derajat.
- Asas Persamaan Hukum didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah suatu ikatan yang tidak
terpecah sebagai inti dari masyarakat. Berdasarkan asas ini diusahakan status kewarganegaraan suami
dan istri adalah sama dan Satu.
- Asas persamaan derajat berasumsi bahwa suatu perkawian tidak menybabkan perubahan status
kewarganegaan suami atau istri. Keduanya memiliki hak yang sama untuk menentukn sendiri
kewarganegaraan, jadi mereka dapat berbeda kewarganegaraan, seperti hanya ketika belum
berkeluarga.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kita mempelajari makalah ini dapat kita simpulkan bahwa kewarganegaraan
merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap warga negara.Ini dikarenakan bahwa
dengan pemahaman kewarganegaraan yang baik maka kehidupan berbangsa dan bernegara
akan menjadi tentram dan jelas.Dan kita sebagai warga negara yang bertanggung jawab
terhadap masyarakat, bangsa dan negara hendaknya kita berusaha untuk meningkatkan
pengamalan prinsip serta nilai-nilai luhur bangsa terutama memahami manusia yang pada
dasarnya memiliki harkat dan martabat yang sama sebagai mahluk ciptaan Tuhan,agar
tercipta suatu keadilan dalam kehidupan bernegara.
B. Daftar Pustaka
- Winarno. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. 2013. Jakarta : Bumi
Aksara.
- Armawi, Armaeidi. 2006. Geostrategi Indonesia. Makalah Pelatihan Dosen
Kewarganegaraan. Pustaka Pelajar. Kaelan. 2007.
- Achmadi, H. Abu, dkk. 1994. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Solo :
TigaSerangkai.
- Rini Ningsih. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan 5. Jakarta: Yudistira
- https://www.academia.edu/8345413/Pengertian_Kewarganegaraan