pendidikan humanism dalam upaya peningkatan sumberdaya manusia

8

Click here to load reader

Upload: k-conk-azis

Post on 29-Jun-2015

251 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: pendidikan humanism dalam upaya peningkatan sumberdaya manusia

Abdul Azis, M.Pd

Manajemen Pendidikan

Program Pascasarjana

Universitas Negeri Yogyakarta

[email protected] Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang cukup mendasar dan memprihatinkan yang dihadapi bangsa

Indonesia saat ini adalah rendahnya kualitas sumberdaya manusia (SDM), hingga saat ini

Indonesia belum mampu bersaing dengan dalam percaturan kancah global. Dalam

persaingan dengan Negara-negara ASEAN saja, Indonesia terpuruk di urutan buncit,

belum lagi jika di lingkup Asia apalagi international.

Menurut Human Development Index (HDI) yang merupakan indicator kualitas hidup

bangsa melaporkan bahwa rangking Indonesia pada tahun 2008 berada di urutan ke 111

dari 156 negara dan Indonesia masuk kategori medium human development. Dari penilaian

ini dapat dilihat bahwa kualitas manusia Indonesia masih berada jauh di bawah Negara-

negara Asia Tenggara seperti Vietnam (105), Filipina (90), Thailand (78). Apalagi jika

diandingkan dengan Negara Malaysia rangking 68 dan Singapura rangking 25 dan kedua

negaraa ini sudah masuh kategori jajaran negara dengan high human development.

Ketika berbicara tentang kualitas SDM, maka tidak bisa dilepaskan dengan masalah

pendidikan, rendahnya SDM Indonesia menunjukan rendahnya kualitas pendidikan

Indonesia. Tantangan terberat saat ini yang dihadapi dunia pendidikan adalah

mengantisipasi era global diunia, pendidikan dituntut menyiapkan sumberdaya manusia

yang kempeten sehingga mampu bersaing dalam pasar dunia global.

Namun penyelenggaraan pendidikan di Indonesia belum mencerminkan pendidikan

yang humanis, sehingga output yang dihasilkan oleh pendidikan Indonesia tidak

berkualitas karena telah mengabaikan potensi-potensi yang terpendam dalam diri peserta

didik, dan cenderung memaksakan kehendak, atau dengan kata lain ruang berkreasi dan

berimajinasi untuk menunjukkan eksistensi sangat dibatasi. Padahal kreatifitas dan

berpikir kritis merupakan bekal untuk anak agar mampu menghadapi tantangan yang lebih

kompetitif dimasa yang akan datang.

B. Rumusan Masalah.

Dari latar belakang masalah diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

bagaimana peningkatan sumberdaya manusia Indonesia?

Page 2: pendidikan humanism dalam upaya peningkatan sumberdaya manusia

Abdul Azis, M.Pd

Manajemen Pendidikan

Program Pascasarjana

Universitas Negeri Yogyakarta

[email protected] Page 2

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pendidikan Humanis

Humanism merupakan perkembangan ide-ide progresif, para humanis mengadopsi

sebagian besar prinsi-prinsip progresif (child centered, guru non otoratif, siswa aktif dan

guru kooperatif dan demokratis), namun progresivisme bukanlah satu-satunya sumber

humanism, eksistensialisme juga berperan sebagai stimulus lahirnya pendidikan humanism

hal itu terlihat dari prinsip pendidikan humanism yang menekankan pada keunikan

masing-masing anak.

Humanism merupakan filsafat hidup yang pada intinya adalah memanusiakan

manusia, yaitu yang mempunyai kometment untuk mewujudkan manusia sseutuhnya,

meliputi semua aspek perkembangan positif pribadi seperti cinta, kretifitas, makna dan

sebagainya. Setiap individu mempunyai kemampuan dan tanggungjawab atas

kehidupannya yang mengarah kepada kepentingan kemanusian.

Menurut Antonio. 2003, pendidikan humanistic memiliki nilai yang senada dengan

pendidikan demokratis, lebih lanju menurutnya pendidikan yang manusiawi ini perlu

dilakukan kepada siswa agar tumbuh sense of moral judgment dan tanggung jawab

sosialnya menjadi lebih besar. Menurut Huitt. 2003, pendidikan humanistic menekankan

yang utama pada kebutuhan dan minat manusia. Pendidikan humanistic juga menekankan

kajian pada manusia scara keseluruhan sebagai individu yang berkembang di sepanjang

hidupnya. Dengan kata lain, pendidikan humanistic tidak memaksakan kehendak kepada

orang lain.

B. Prinsip Pendidikan Humanis.

Pendidikan humanis menginginkan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran

dimana anak akan bebas dari peersaingan yang sengit, disiplin yang keras, ketakutan

terhadap kegagalan, humanism berusaha menjahui hubungan yang merugikan antara siswa

dan guru, dan igin menciptakan hubungan pendidikan yang penuh dengan kepercayaan

dan rasa anam. Keyakinan demikian akan membebaskan siswa dari ketakutan yang

Page 3: pendidikan humanism dalam upaya peningkatan sumberdaya manusia

Abdul Azis, M.Pd

Manajemen Pendidikan

Program Pascasarjana

Universitas Negeri Yogyakarta

[email protected] Page 3

merusak dan menghabiskan energy, dan mencurahkan perhatiannya pada pertumbuhan

individu dan perkembangan kreatifitas.

Singkatnya, pendidikan humanis berusaha bergerak diluar mentalitas penjara

disebagian besar seekolah dalam usaha memberikan lingkungan pembelajaran yang akan

menghasilkan pertumbuhan individu. Dngan demikian tujuan fundamental pendidikan

humanis yaitu berpusat pada aktualisasi diri, bukan pada penguasaan pengetahuan sebagai

tujuan. Para pakar pendidikan humanis berpendapat bahwa agar guru dapat dengan mudah

mencapai tujuannya dengan cara bekerja sama dengan individu dan kelompok kecil yang

berakar pada eksistensialnya. Pendidikan humanis berusaha menghindari kelompok

masyarakat modern.

C. Kelebihan dan Kekurang Pendidikan Humanis.

1. Kelebihan pendidikan humanism.

a. Humaanisme memberikan banyak perhatian kepada keunikan siswa.

b. Suasana pembelajaran lebih kooperatif dan demokratis.

c. Berusaha menciptakan hubungan pendidikan antara guru dan siswa dengan

kepercayaan, memberikan pertumbuhan individu untuk mengembangkan

kreatifitasnya dalam mengaktualisasikan diri, dan menjahui hubungan yang

merugikan seperti disiplin yang keras, ketakutan akan kegagalan serta lingkungan

yang mengamcam.

2. Kekurangan pendidikan humanism.

a. Humanisme terlalu memfokuskan diri pada siswa sehingga lingkungan social

terabaikan.

b. Pendidik sangat pasif sehingga dalam praktek pembelajaran sehingga kreatifitas dan

novasi guru mati.

c. Siswa terlalu diberikan kebebasan dalam berkretifitas sehingga akan muncul dalam

diri siswa sikap egois dan tidak disiplin.

D. Pendidikan dan Persekolahan

Dalam masyarakat tradisional, pendidikan terjadi dan berjalan secara informal dan

tersirat dalam kebiasaan-kebiasaan sehari-hari, pendidikan terjadi bias dilingkungan

masyarakat secara umum, lingkungan keluarga maupun komunitas lainnya.

Page 4: pendidikan humanism dalam upaya peningkatan sumberdaya manusia

Abdul Azis, M.Pd

Manajemen Pendidikan

Program Pascasarjana

Universitas Negeri Yogyakarta

[email protected] Page 4

Seiring dengan perkembangan zaman, dari zaman tradisional ke zaman modern, maka

pendidikan dalam masyarakat modern telah berdiferensiasi, tugas-tugas masyarakat yang

sebelumnya ditata tanpa aturan dan dilaksanakan secara adat, maka dalam masyarakat

modern, tugas-tugas masyarakat sudah ditata dengan aturan dan dilaksanakan oleh

lembaga-lembaga tertentu. Pendidikan informal secara adat diganti dengan pendidikan

formal yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga sekolah formal. Dari sini lahirlah

lembaga pendidikan formal dengan sistemnya yang tertentu, yang lebih kita kenal dengan

persekolahan.

BAB III

PEMBAHASAN

Pendidikan humanis menitikberatkan tujuan pendidikan pada pengembangan manusia

otentik yang memiliki kemampuan untuk menghadapi kerumitan dan masalah hidup

modern. Untuk mencapai tujuan itu, pendidikan humanistik harus bersifat manusiawi,

dengan memperhatikan aspek kebutuhan dan minat peserta didik. Tema-tema utama

pendidikan menurut pandangan humanistik adalah pendidikan yang berpusat pada subjek

didik, proses belajar aktif dan mandiri, serta fungsi guru sebagai fasilitator.

Pendidikan humanistik atau pendidikan yang manusiawi memposisikan peserta

didik/siswa sebagai manusia, mereka memiliki hak dan kewajiban sebagai manusia,

mereka mempunyai hak untuk di hormati dan dihargai. Pendidikan humanis menekankan

pada kebutuhan serta minat dari manusia itu sendiri, dengan kata lain pendidikan humanis

tidak akan memaksakan kehendak orang lain kepada anak.

Melihat realitas system pendidikan yang terjadi di sekolah-sekolah selama ini,

sama sekali tidak memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan

kreativitas dan kemampuan berpikir kritis-analitis mereka. Peserta didik masih saja

menjadi objek. Mereka diposisikan sebagai orang yang tertindas, orang yang tidak tahu apa-

apa, orang yang harus dikasihani, oleh karenanya harus dijejali dan disuapi bahkan dilakukan

indoktrinasi-indoktrinasi.

Menciptakan konsep pendidikan yang disebut dehumanisasi di negara kita

tidaklah mudah membalikkan telapak tangan, karna sistem pendidika kits yang to

pernah konsisten dan cenderung berubah ubah.

Page 5: pendidikan humanism dalam upaya peningkatan sumberdaya manusia

Abdul Azis, M.Pd

Manajemen Pendidikan

Program Pascasarjana

Universitas Negeri Yogyakarta

[email protected] Page 5

Uraian ini, menggugah kita semua untuk turut serta ambil bagian mengatasi

kondisi krisis sosiologi dunia pendidikan kontemporer. Sebagai praktisi pendidikan di

Indonesia, Pendidikan Humanistik (Konsep, Teori dan Aplikasi Praksis dalam Dunia

Pendidikan), layak kita jadikan rujukan awal mengatasi problem-problem di atas.

Setidaknya teori pendidikan humanisme ini memberikan solusi yang tepat untuk

kembali memanusiakan manusia dalam proses pendidikan dan juga berbagai

perangkat pendidikan lainnya. Dimana, segala konsep, teori dan aplikasi praksisnya

dijelaskan secara sistematis dan komprehensif.

Dengan metode teori humanisme yang diterapkan diharapkan mampu

mengantarkan anak didik menjadi sebuah generasi yang dapat diandalkan sekaligus

membanggakan. Uraian ini kiranya memberikan angin segar yang patut kita telaah

bersama di tengah-tengah sahara pendidikan negeri ini yang gersang dan tandus.

Perbaikan dan pembenahan pada dunia pendidikan memang adalah suatu hal

yang harus terus dan selalu mendesak untuk segera dilakukan. Apalagi mengingat

pendidikan adalah sebuah investasi yang sangat penting bagi masa depan bangsa ini.

Dimana, anak bangsa nantinya dituntut untuk siap sedia agar dapat meneruskan gerak

langkah ke depan. Menjadi sebuah bangsa yang maju dan berpendidikan serta

bermoral. Arah pendidikan saat inilah yang harus mampu mencetak manusia-manusia

(insan) pendidikan secara manusiawi dan juga berintelektual tinggi. Sebuah mimpi kita

sernua tentunya dan tidak sekedar kita jadikan utopia kita belaka.

Oleh sebab itulah, model sistem pendidikan yang dibutuhkan adalah pendidikan

yang selalu mengedepankan akan hal-hal yang bernuansa demokratis, partisipatif-

dialogis dan humanis. Suasana pembelajaran yang paling menghargai, adanya

kebebasan berpendapat, kebebasan mengungkapkan gagasan, adanya keterlibatan

peserta didik dalam berbagai aktivitas di sekolah, dan lebih-lebih adalah kemampuan

hidup bersama (komunal bermasyarakat) diantara peserta didik yang tentunya

mempunyai pandangan yang berbeda-beda. Perbaikan dan pembenahan pada dunia

pendidikan memang adalah suatu hal yang harus terus dan selalu mendesak untuk

segera dilakukan. Apalagi mengingat pendidikan adalah sebuah investasi yang

sangat penting bagi masa depan bangsa ini. Dimana, anak bangsa nantinya dituntut

untuk siap sedia agar dapat meneruskan gerak langkah ke depan. Menjadi sebuah

Page 6: pendidikan humanism dalam upaya peningkatan sumberdaya manusia

Abdul Azis, M.Pd

Manajemen Pendidikan

Program Pascasarjana

Universitas Negeri Yogyakarta

[email protected] Page 6

bangsa yang maju dan berpendidikan serta bermoral. Arah pendidikan saat inilah

yang harus mampu mencetak manusia-manusia (insan) pendidikan secara manusiawi

dan juga berintelektual tinggi. Sebuah mimpi kita semua tentunya dan tidak sekedar

kita jadikan utopia kita belaka.

Menurut Djohar, 2003: 41, bentuk pembelengguan terciptanya pendidikan yang

manusiawi diantaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, ulangan umum bersama menyebabkan orientasi guru mengajar berfokus

pada ulanga umum bersama tersebut, guru kehilangan kemandirian dan kretifitasnya,

serta kehilangan cara pembelajaran yang ia pandang lebih baik, para guru akan lebih

memilih kebersamaan tersebut demi menjaga nama baik, walaupun ia bertindak salah.

Kedua, ujian bersama juga senada dengan ulangan umum bersama, padahal

keuntungannya diperoleh oleh mereka yang terlibat dalam penggandaan soal serta

mereka yang terlibat dalam penyusunan soal, dengan resiko bilaterjadi kebocoran akan

timbul pemborosan besar-besaran, dengan cara ini akan berakibat pada hilangnya

makna pembelajaran bagi anak. Saat ini ujian bersama lebih kita kenal dengan sebutan

UAN yang baru-baru ini telah selesai kita laksanakan untuk tingkat SLTP/SLTA.

Ketiga, standarisasi yang tanpa batas mengakibatkan kecenderungan terjadinya

penipuan dalam pendidikan. Bila ada standarisasi maka pencapaian standard tersebut

seharusnya tergantung pada keadaan sekolah atau keadaan daerah. Kemerdekaaan ini

sepenuhnya harus diberikan kepada daerah, apabila kita mau konsekuen melaksanakan

Manajemen Berbasis Sekolah.

Keempat, rangking kelas memiliki dampak yang negative , karena sekolah akan

dijadikan panggung pentas oleh orang tua. Akibatya pendidikan tidak manusiawi.

Terjadinya rangking kelas terkait dengan cara penilaian pendidikan kita. Rangking

kelas terjadi apabila cara penilaian pendidikannya menggunakan ukuran kuantitatif.

Kelima, kesatuan kurikulum menjadikan guru mengejar target krikulum tersebut,

sehingga fleksibelitas pendidikan dikorbankan.

Pancasila sebagai asas Negara bias juga dijadikan asas dalam pelaksanaan

pendidikan di Indonesia, pancasila adalah ideology Negara yang humanis tetapi dan

sekaligus universal. Dikatakan humanis karena pancasila hanya bias diaplikasikan

kepada manusia sedangkan dikatakan universal karena pancasila bias di aplikasikan

Page 7: pendidikan humanism dalam upaya peningkatan sumberdaya manusia

Abdul Azis, M.Pd

Manajemen Pendidikan

Program Pascasarjana

Universitas Negeri Yogyakarta

[email protected] Page 7

pada semua manusia tanpa ada perbedaan ras, suku, warna kulit, agama dll. Sehingga

akan dihasilkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa,

menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi,

peka terhadap lingkungan sekita. Dengan kata lain akan tercipta manusia Indonesia

yang seutuhnya, manusia Indonesia yang memiliki sikap wawasan keimana, dan ahlak

tnggi dan mulia, kemerdekaan dan demokrasi, toleransidan menjunjung tinggi HAM,

saing pengertian dan berwawasan global.

BAB IV

K E S I M P U L A N

1. Sumberdaya manusia Indonesia berada pada posisi yang memprihatinkan, posisi

Indonesia berada di urutan 111 dari 156 negara yang diteliti oleh Human

Development Index (HDI).

2. Keterpurukan Indonesia menunjukkan buruknya pendidikan di Indonesia.

3. Pendidikan humanism merupakan salah satu alternative dalam peningkatan

kwalitas manusia Indonesia.

4. Pendidikan humanism memposisikan peserta didik/siswa sebagai manusia, yang

memiliki hak dan kewajiban sebagai manusia,

5. Bentuk pembelengguan terciptanya pendidikan yang manusiawi diantaranya

adalah sebagai berikut:

a. Ulangan umum bersama

b. Ujian bersama

c. Standarisasi yang tanpa batas

d. Rangking kelas

Page 8: pendidikan humanism dalam upaya peningkatan sumberdaya manusia

Abdul Azis, M.Pd

Manajemen Pendidikan

Program Pascasarjana

Universitas Negeri Yogyakarta

[email protected] Page 8

e. Kesatuan kurikulum

6. Nilai-nilai humanism tercantum dalam ideologi Negara yaitu pancasila, pendidikan

yang berasaskan pada nilai-nilai pancasila akan menghasilkan menusia Indonesia

yang seutuhnya, manusia Indonesia yang memiliki sikap wawasan keimana, dan

ahlak tnggi dan mulia, kemerdekaan dan demokrasi, toleransidan menjunjung

tinggi HAM, saling pengertian dan berwawasan global.

DAFTAAR PUSTAKA

Antonio. 2003. The Centre of Humanistic Education.

http://english.gifh.org.il/humanistic/center.htm

Baharudin, 2007. Pendidikan Humanistik, Konsep, Teori dan Aplikasi Dalam Dunia

Pendidikan Yogyakarta: Ar-Ruzz media.

Djohar. 2003. Pemudaran Paradigm Pendidikan Humanistik. Jurnal Demokrasi Volume I.

No 2 Mei

Huitt. W. 2003. Humanism and Open Education.

http://chiton.valdosta.edu/whuitt/col/affsys/hurned.htm

Knight. G.R. Issues and Alternatives in Educational Philosophy, Michigan: Andrews

University Press.

Sugihartono, dkk. 2006. Psikologi Pendidikan. Yoyakarta: FIP UNY.