sumberdaya dan manajemen sumberdaya
TRANSCRIPT
MATERI I
SUMBER DAYA DAN MANAJEMEN SUMBER DAYA
1.1 Kebutuhan Manusia
1.1.1 Pengertian Kebutuhan
Kebutuhan hidup tiap manusia tidak sama. Kebutuhan tersebut tergantung pada
tingkat pendapatan, lingkungan hidup, pendidikan, adat istiadat, dan agama. Kebutuhan
adalah keinginan manusia yang harus dipenuhi. Kebutuhan manusia atau masyarakat
selalu bertambah. Ada beberapa faktor pendorong bertambahnya kebutuhan masyarakat,
antaralain:
a. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
b. pertambahan penduduk,
c. dinamika kebudayaan, dan
d. peningkatan iman dan takwa.
1.1.2 Macam-Macam Kebutuhan Manusia
Pada dasarnya kebutuhan manusia dapat digolongkan sebagai berikut.
a. Kebutuhan Menurut Tingkat Kepentingannya (Intensitas)
Menurut intensitasnya, kebutuhan dibedakan menjadi kebutuhan primer, sekunder,
dan tersier.
1) Kebutuhan Primer (Kebutuhan Pokok)
Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar kelangsungan
hidup manusia tidak terganggu. Contohnya: sandang, pangan, dan papan.
2) Kebutuhan Sekunder (Kebutuhan Pelengkap)
Kebutuhan sekunder merupakan kebutuhan yang pemenuhannya dilakukan setelah
kebutuhan primer terpenuhi. Contohnya: sepeda motor, radio, dan TV bagi
masyarakat yang penghasilannya tergolong rendah.
3) Kebutuhan Tersier (Kebutuhan Mewah)
Kebutuhan tersier merupakan kebutuhan yang pemenuhannya dilakukan setelah
pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder. Contohnya: kulkas, perhiasan, mobil,
parabola, dan komputer, bagi orang yang berpenghasilan rendah, merupakan barang
mewah.
b. Kebutuhan Menurut Waktunya
Berdasarkan waktu pemenuhannya, kebutuhan manusia dapat dibedakan menjadi
kebutuhan sekarang dan kebutuhan masa datang.
1) Kebutuhan Sekarang
Kebutuhan sekarang merupakan kebutuhan yang harus segera di penuhi. Contoh:
kebutuhan obat pada waktu sakit, kebutuhan makan pada waktu kita lapar, dan
kebutuhan seragam sekolah bagi siswa di tahun ajaran baru.
2) Kebutuhan Masa Datang
Kebutuhan masa datang adalah kebutuhan yang pemenuhannya dilakukan pada
waktu yang akan datang. Contoh: kebutuhan untuk naik haji, kebutuhan rumah
sendiri bagi anak SMP.
c. Kebutuhan Menurut Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, kebutuhan manusia dibedakan menjadi kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani.
1) Kebutuhan Jasmani
Kebutuhan yang sifatnya fisik atau material merupakan kebutuhan jasmani.
Contoh: kebutuhan makan, minum, pakaian, dan rumah
2) Kebutuhan Rohani
Kebutuhan yang erat hubungannya dengan rohani dan sifatnya tidak berwujud
merupakan kebutuhan rohani. Contoh: kebutuhan belajar agama, hiburan, dan
pendidikan.
d. Kebutuhan Menurut Subjeknya
Berdasarkan subjek yang membutuhkan, kebutuhan dibedakan menjadi kebutuhan
individu dan kebutuhan sosial.
1) Kebutuhan Individu (Perorangan)
Kebutuhan yang hanya diperlukan oleh individu (perorangan) merupakan kebutuhan
individu. Contoh: kebutuhan cangkul bagi seorang petani, dan stetoskop bagi seorang
dokter.
2) Kebutuhan Sosial (Masyarakat)
Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan kelompok yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan sosial masyarakat.
Contoh: kebutuhan masyarakat terhadap jalan, pasar, sekolah, rumah sakit dan
tempat ibadah.
1.1.3 Alat Pemuas Kebutuhan Manusia
Alat pemuas kebutuhan manusia berupa barang dan jasa.
a. Berdasarkan Kelangkaannya
Berdasarkan cara memperolehnya (kelangkaannya), barang dibedakan menjadi
sebagai berikut.
1) Barang Ekonomi
Barang ekonomi merupakan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas dan
untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan biaya. Contoh: buku tulis, pensil,
sepatu, baju, rumah, dan kendaraan.
2) Barang Bebas
Barang bebas merupakan alat pemuas kebutuhan yang tersedia secara berlimpah dan
setiap orang dapat memperolehnya dengan bebas, sehingga untuk memperolehnya
tidak memerlukan pengorbanan (biaya). Contoh: air pada daerah tertentu yang dapat
dimiliki secara gratis, pasir di padang pasir, udara di alam terbuka, dan sinar
matahari.
3) Barang Illith
Barang illith adalah barang yang jumlahnya berlebihan, sehingga dapat merugikan
manusia dan harus dikurangi jumlahnya. Contoh: api pada waktu kebakaran, air pada
waktu banjir, angin pada waktu angin ribut.
b. Berdasarkan Fungsi Hubungan Pemakaian dengan Barang Lain
Menurut fungsi hubungan pemakaian dengan barang lain, barang dibedakan sebagai
berikut.
1) Barang Substitusi
Barang substitusi merupakan barang yang penggunaannya dapat saling
menggantikan dengan barang lain. Contoh: sepatu menggantikan sandal, minyak
tanah menggantikan kayu, pensil menggantikan bolpoin.
2) Barang Komplementer
Barang komplementer merupakan barang yang penggunaannya saling melengkapi.
Contoh: jarum dan benang, gula dan kopi, kaos kaki dan sepatu, pensil dan buku
gambar.
c. Berdasarkan Tujuan Penggunaannya
Menurut tujuan penggunaannya, barang dibedakan sebagai berikut.
1) Barang Konsumsi
Barang konsumsi merupakan barang yang dapat digunakan secara langsung untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Barang konsumsi disebut juga barang siap pakai,
barang jadi, atau barang akhir. Contoh: nasi, pakaian, almari yang dimiliki konsumen
2) Barang Produksi
Barang produksi merupakan barang yang memerlukan proses produksi lebih lanjut
untuk dapat digunakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan manusia.
Contoh: kayu, benang, pasir, dan batu yang dimiliki produsen
d. Berdasarkan Proses Pembuatannya
Berdasarkan proses pembuatannya, barang digolongkan sebagai berikut.
1) Barang Mentah
Barang mentah merupakan barang yang perlu diolah lebih lanjut agar dapat menjadi
barang setengah jadi. Contoh: kapas untuk dibuat benang, beras untuk dibuat tepung,
tebu untuk dibuat gula.
2) Barang Setengah Jadi
Barang setengah jadi merupakan barang yang sudah melalui proses produksi, tetapi
untuk dapat dikonsumsi harus melalui proses produksi selanjutnya. Contoh: kain
untuk baju, tepung beras untuk dibuat menjadi bubur, dan gula untuk pelengkap
pembuatan kue.
3) Barang Jadi
Barang jadi merupakan barang yang sudah siap untuk dikonsumsi. Contoh: almari,
mobil, dan baju bagi konsumen.
e. Berdasarkan Kegunaannya untuk Jaminan Kredit
Berdasarkan kegunaannya untuk jaminan kredit, barang digolongkan menjadi
sebagai berikut.
1) Barang Bergerak
Barang bergerak merupakan barang yang dapat dijadikan jaminan untuk
mendapatkan kredit dalam jangka pendek. Contoh: BPKB mobil, perhiasan, dan
komputer.
2) Barang Tidak Bergerak
Barang tidak bergerak merupakan barang yang dapat dijadikan jaminan untuk
mendapatkan kredit dalam jangka panjang.
1.1.4 Skala Prioritas Kebutuhan Manusia
Skala prioritas kebutuhan adalah urutan kebutuhan yang disusun berdasarkan
tingkat kepentingan kebutuhan. Dengan menyusun skala prioritas kebutuhan, manusia
dapat mengetahui kebutuhan mana yang harus didahulukan dan kebutuhan mana yang
dapat ditunda. Hal-hal yang memengaruhi prioritas kebutuhan manusia sebagai berikut.
a. Tingkat pendapatan
Alternatif pilihan bagi seseorang yang berpenghasilan tinggi, berbeda dengan orang
yang berpenghasilan menengah atau rendah.
b. Status sosial (kedudukan dalam masyarakat)
Alternatif yang diprioritaskan bagi seorang guru berbeda dengan pedagang kaki lima.
c. Lingkungan
Lingkungan orang-orang kaya mempunyai alternatif pilihan yang berbeda dengan
lingkungan orang-orang biasa. Dalam memenuhi kebutuhan, manusia mendahulukan
kebutuhan yang dianggap penting, mendesak, dan pokok. Setelah kebutuhan-
kebutuhan tersebut dipenuhi, manusia akan memenuhi kebutuhan pada prioritas
berikutnya, agar mencapai kepuasan yang maksimal.
1.2 Sumberdaya
1.2.1 Definisi Sumberdaya
Sumber daya alam merupakan benda hidup dan mati yang terdapat di bumi dan
dapat dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Sumber daya alam
merupakan istilah yang berhubungan dengan materi-materi dan potensi alam yang
terdapat di planet bumi yang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Materi
alam tersebut dapat berupa benda hidup (unsur-unsur hayati), yaitu hewan dan
tumbuhan. Terdapat pula benda mati (nonhayati), seperti tanah, udara, air, bahan galian
atau barang tambang. Selain itu terdapat pula kekuatan-kekuatan alam menghasilkan
tenaga atau energi. Misalnya, panas bumi (geothermal), energi matahari, kekuatan air,
dan tenaga angin. Segala sesuatu yang berada di alam (di luar manusia) yang dinilai
memiliki daya guna untuk memenuhi kebutuhan sehingga tercipta kesejahteraan hidup
manusia tersebut dinamakan sumber daya alam (natural resources). Dalam pengertian
lain sumber daya alam adalah semua kekayaan alam yang terdapat di lingkungan sekitar
manusia yang dapat dimanfaatkan bagi pemenuhan kebutuhan manusia.
1.2.2 Jenis Sumber Daya
Sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal merupakan
sumber daya ekonomi. Pemanfaatan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan manusia
harus dilakukan secara rasional.
a. Sumber Daya Alam
Semua potensi lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia merupakan
sumber daya alam. Sumber daya alam dapat dibagi sebagai berikut.
1) Tanah
Tanah yang subur dapat ditanami dengan berbagai macam tanaman untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia.
2) Tambang
Berbagai macam mineral dan bahan mentah dapat diambil dari tambang, seperti:
emas, perak, intan, timah, minyak bumi, gas alam, dan batubara.
3) Air
Air dapat digunakan untuk minum, pengairan sawah, perikanan, dan pembangkit
tenaga listrik.
4) Hutan
Kekayaan alam yang terdapat dalam hutan seperti kayu, berbagai tumbuhan dan
hewan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
b. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia dapat mendatangkan manfaat besar bagi masyarakat, apabila
kemampuannya dapat dimanfaatkan secara optimal. Unsur-unsur pembentuk sumber
daya manusia yang berkualitas, antara lain sebagai berikut.
1) Keahlian
Dengan keahlian, manusia dapat mengolah semua sumber daya yang tersedia.
2) Kejujuran dan Keadilan
Kejujuran dan keadilan merupakan bagian dari sumber daya manusia yang tak
ternilai harganya.
3) Kekuatan Fisik
Orang yang kuat secara fisik akan dapat bekerja dengan lebih baik untuk pekerjaan
yang bersifat fisik. Misalnya, kuli angkut di pasar dan pengemudi becak.
c. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal meliputi teknologi, peralatan, informasi, dan fasilitas fisik. Sumber
daya modal merupakan hasil karya manusia. Modal dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
1) Menurut wujudnya, modal dikelompokkan sebagai berikut.
(a) Uang, merupakan dana yang dapat dipergunakan untuk membeli sarana, alat, dan
bahan yang dipergunakan dalam produksi.
(b) Barang, merupakan alat yang digunakan untuk proses produksi. Contoh: tanah,
gedung, mesin, dan alat transportasi.
2) Menurut sifatnya, modal dikelompokkan sebagai berikut.
(a) Modal tetap, adalah modal yang dapat digunakan lebih dari satu kali masa
produksi, contoh: gedung dan mesin.
(b) Modal lancar, adalah modal yang hanya sekali dipakai dalam proses produksi
langsung habis, contoh: bahan baku seperti kapas untuk membuat kain, gandum
untuk membuat kue, dan sebagainya
3) Menurut subjeknya, modal dikelompokkan sebagai berikut.
(a) Modal perorangan, merupakan modal yang dimiliki satu orang. Contoh: sewa
tanah, upah, dan bunga deposito.
(b) Modal kemasyarakatan, merupakan modal yang berasal dari banyak orang dan
untuk kepentingan orang banyak. Contoh: jalan, jembatan, dan sekolah.
4) Menurut bentuknya, modal dikelompokkan sebagai berikut.
(a) Konkret (nyata), merupakan modal yang terlihat jelas dalam proses produksi.
Contoh: mesin, peralatan, dan uang.
(b) Abstrak, merupakan modal yang tidak terlihat, namun kegunaannya dapat
dirasakan. Contoh: keahlian dan kepercayaan masyarakat.
5) Menurut sumbernya, modal dikelompokkan sebagai berikut.
(a) Modal sendiri, merupakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Contoh:
saham, cadangan, dan laba yang tidak dibagi.
(b) Modal pinjaman, merupakan modal yang diperoleh dari pihak lain. Contoh:
pinjaman dari lembaga keuangan atau perorangan
1.2.3 Klasifikasi Sumberdaya
a. Menurut sifatnya
1) Sumber daya alam yang senantiasa tersedia di alam (sustainab resources),
senantiasa ada dan tidak akan pernah habis. Hal in terjadi karena mengalami
siklus sepanjang masa, seperti energ sinar matahari, udara, energi pasang-surut air
laut, dan sumbe daya air.
2) Sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable resources ) yaitu jenis
sumber daya alam yang jika persediaan nya habis dalam waktu tidak terlalu lama
dan relatif mudah dapat tersedia kembali melalui reproduksi atau pengem bang
biakan. Termasuk ke dalam jenis ini adalah semua hewan dan tumbuhan.
3) Sumber daya alam yang tidak dapat pulih atau diperbarui (non renewable
resources), yaitu jenis sumber daya alam yang jika persediaannya habis, sangat
sulit bahkan tidak mungkin untuk menyediakannya kembali, karena
membutuhkan waktu yang sangat lama (ribuan bahkan jutaan tahun), itupun jika
kondisi lingkungannya memungkinkan. Semua barang-barang tambang termasuk
ke dalam jenis sumber daya alam ini.
b. Menurut jenisnya
1) Sumber daya alam hayati/biotik.
Selain benda-benda yang dapat dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan hidup,
makhluk hidup itu sendiri juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya.
Tumbuhan misalnya, dibutuhkan manusia untuk menunjang hidupnya. Inilah yang
disebut sumber daya alam hayati/biotik. Contoh lainnya yaitu hewan dan
mikroorganisme.
2) Sumber daya alam nonhayati/abiotik.
Berkebalikan dengan sumber daya alam hayati, sumber daya alam nonhayati
diperoleh dari benda mati seperti bahan tambang, batuan, tanah, air, dan masih
banyak lagi.
c. Menurut kegunaan atau penggunaannya
1) Sumber daya alam penghasil bahan baku.
bahan baku adalah benda yang dapat digunakan untuk menghasilkan benda atau
barang lain yang nilai gunanya lebih tinggi. Sebut saja hasil hutan yang diolah
untuk menghasilkan berbagai jenis barang. Nah, coba sebutkan sumber daya alam
yang tergolong jenis ini.
2) Sumber daya alam penghasil energi.
Sumber daya alam ini merupakan penghasil energi yang sangat dibutuhkan oleh
manusia. Salah satunya sinar matahari. Matahari memancarkan energi yang
dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Begitu juga dengan arus air sungai yang
menghasilkan energi, misalnya sebagai penggerak turbin pembangkit listrik. Coba
buatlah daftar sumber daya alam yang termasuk kelompok ini.
1.2.4 Persebaran Sumberdaya di Indonesia
a. Sumberdaya Pesisir
Kawasan pesisir meliputi kawasan daratan dan wilayah perairan. Kawasan darat
mencakup kawasan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi di laut.
Meliputi bagian lahan yang kering serta lahan yang terendam oleh air laut pada waktu
pasang surut dan juga dipengaruhi oleh gelombang. Wilayah ini sering ditandai dengan
adanya intrusi air laut. Wilayah pesisir juga terdiri atas wilayah perairan sejauh 4
sampai dengan 12 mil dari garis pantai dan masih dipengaruhi oleh hasil proses yang
terjadi di daratan seperti pengendapan hasil erosi di darat, pembuangan air limbah, serta
aliran sungai. Potensi kawasan ini antara lain :
a) Terumbu Karang
Potensinya terumbu karang besar, namun sering kita mengabaikan keberadaannya
yang dekat dengan permukiman penduduk. Terumbu karang banyak terdapat di pinggir
pantai, hanya di kedalaman sampai dengan 40 m. Namun, kita hampir tidak pernah
menyadari dari kedalamannya yang dangkal tersebut, terumbu karang justru mudah
rusak oleh aktivitas yang telah dilakukan manusia. Keberadaannya dipengaruhi oleh
kejernihan air. Sehingga ketika kita melakukan aktivitas yang meng-hasilkan endapan,
akhirnya berakibat terhadap keberada-an terumbu karang. Seperti kasus yang terjadi di
Kepulauan Seribu, karena terlalu banyaknya endapan yang harus ditampung oleh Teluk
Jakarta, kini membuat terumbu karang pada kedalaman 15 meter habis. Jika kerusakan
terumbu karang terjadi secara terus-menerus, akibatnya berbagai biota yang hidup di
dalamnya akan musnah. Seperti bunga karang, penyu, udang barong, kima, teripang,
rumput laut serta ikan terumbu karang lainnya. Dari keanekaragaman hayati itulah
terumbu karang berpotensi sebagai sumber makanan, perikanan, obat-obatan, wisata,
komoditas ekspor, pelindung pantai dari gempuran ombak, hingga sebagai laboratorium
alam untuk penelitian dan pendidikan.
Terumbu karang merupakan kekayaan khas wilayah perairan tropik pada posisi 30°
LU sampai 30°LS. Keberadaannya terdapat di perairan dangkal, hangat, dan umumnya
dekat pantai. Tidak hanya itu, untuk dapat berkembang, terumbu karang memerlukan
perairan yang jernih dengan temperatur 15–30°C. Terumbu karang juga memerlukan
penetrasi cahaya yang cukup dan kedalaman yang sesuai, yaitu antara 1–30 meter
dengan gelombang yang tidak terlalu besar dan perbedaan pasang surut tidak terlalu
besar pula
b) Mangrove dan Padang Lamun
Keunikan yang sekaligus menjadi kekayaan lain yang terdapat di pesisir yaitu
mangrove dan padang lamun. Keberadaan hutan mangrove secara alami dipengaruhi
oleh pasang surut. Sumber daya alam ini mempunyai manfaat ganda, secara ekonomis
dan ekologis. Secara ekologis, keberadaan mangrove menjadi habitat berbagai jenis
fauna, pengendali intrusi air laut, pembangun lahan melalui proses sedimentasi,
memelihara kualitas laut, penyerap CO2 dan penghasil O2 yang relatif lebih tinggi
dibanding hutan lain, serta pengontrol penyakit malaria. Ketika ada abrasi mangrove
pun menjadi pelindung. Sekarang, cobalah temukan alasan mengapa mangrove
mempunyai peranan seperti yang telah disebutkan.
Luas mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara,
atau sekitar 27% dari luas mangrove dunia. Sebaran mangrove di Indonesia terutama di
wilayah pesisir Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Sayangnya kian hari luas mangrove
semakin berkurang. Kecenderungan penurunan ini akibat degradasi hutan yang cukup
nyata, yaitu sekitar 200 ribu hektare/tahun banyak disebab-kan oleh konversi menjadi
tambak, penebangan liar, dan sebagainya.
Peran mangrove adalah :
1. Menjadi habitat berbagai jenis fauna.
2. Pengendali intrusi air laut.
3. Pembangun lahan melalui proses sedimentasi.
4. Memelihara kualitas laut.
5. Penyerap CO2 dan penghasil O2.
6. Pengontrol penyakit malaria.
Satu lagi sumber daya alam laut yang bermanfaat dan berkaitan erat dengan
terumbu karang dan mangrove yaitu padang lamun. Di Indonesia, padang lamun
ditemukan dekat dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang, sehingga interaksi
ketiganya sangat erat Padang lamun (seagrass beds) merupakan salah satu ekosistem
yang terletak di perairan dangkal, dengan ekosistem berupa tumbuhan berbiji tunggal
(monokotil) dari kelas angiospermae. Satu yang unik dari tumbuhan lamun, yaitu
adanya perakaran dengan sistem rhizoma yang ekstensif. Persebaran padang lamun
mencakup batas terendah pasang surut sampai kedalaman tertentu di mana matahari
masih dapat menembusnya. Melihat dari ekosistem yang ada, padang lamun menjadi
sumber makanan langsung bagi hewan laut bahkan menjadi habitat bagi beberapa jenis
hewan laut. Selain itu padang lamun berfungsi memerangkap sedimen, menstabilkan
substrat dasar, dan menjernihkan air.
b. Sumberdaya Bahan Galian dan Energi
Adapun yang dimaksud dengan bahan galian adalah semua bentukan alam yang
terkandung di dalam perut bumi atau di permukaan bumi dalam bentuk hablur (kristal)
maupun cair yang memiliki susunan kimia tersendiri. Bahan galian yang terdapat di
Indonesia dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu sebagai berikut:
1. Bahan Galian A (bahan galian strategis)
Semua jenis barang tambang yang sangat penting bagi pertahanan dan keamanan
negara, serta sangat potensial bagi stabilitas perekonomian negara. Contoh
bahan galian A antara lain minyak bumi, gas alam, batu bara, aspal, timah, nikel,
bauksit, tembaga, dan bahan-bahan radioaktif.
2. Bahan Galian B (bahan galian vital)
Semua jenis barang tambang yang menguasai hajat hidup orang banyak.
Contohnya emas, perak, platina, dan wolfram.
3. Bahan Galian C
Barang-barang tambang yang diperlukan untuk kegiatan industri. Contohnya
sebagian besar mineral non- logam, seperti batu pasir, belerang, batu-batu
permata, batu granit, dan batu gamping (kapur, kalsit, dan marmer).
Beberapa jenis bahan galian dan energi adalah:
1. Minyak dan Gas Bumi
Minyak dan gas bumi merupakan bahan tambang yang sangat bernilai ekonomis
sebagai salah satu sumber devisa negara. Jenis barang tambang sumber energi dan
bahan bakar ini berasal dari mikro-organisme plankton, seperti radiolaria, poraminifera,
globigerina,dan diatomeayang hidup di wilayah perairan laut dangkal berjuta-juta tahun
yang lalu. Minyak bumi Indonesia terletak di lapisan-lapisan batuan sedimen yang
terbentuk pada zaman tertier, sekitar 600 ribu–70 juta tahun yang lalu. Plankton
merupakan jenis hewan yang pendek sekali umurnya, setiap hari terjadi penumpukan
bangkai-bangkai plankton di wilayah laut dangkal. Lama kelamaan tumpukan bangkai
plankton ini semakin tebal dan bercampur dengan materi dasar laut berupa lumpur dan
sebagainya. Karena pengaruh tekanan dan suhu yang tinggi di lingkungan tumpukan
bangkai plankton tersebut, lama kelamaan terjadi proses metamorfosis atau perubahan
wujud menjadi butiran-butiran protein, dan pada akhirnya menjadi lumpur minyak
bumi. Secara umum lokasi cebakan minyak bumi terdapat di empat kawasan, yaitu:
1) morfologi geantiklin (puncak lipatan);
2) morfologi patahan (fault);
3) lapisan kubah garam (saltdome); dan
4) lapisan perangkap (stratigraphic trap).
Daerah persebaran minyak bumi dunia terutama terletak di kawasan yang dulunya
merupakan jalur Laut Tethys, di sekitar Timur Tengah (Jazirah Arab dan sekitarnya),
dan Afrika Utara. Laut Tethys merupakan wilayah laut dangkal yang memisahkan
benua purba, yaitu Laurasia dan Gondwana. Selain itu, terdapat juga di Alaska, Kanada,
beberapa negara Amerika Tengah dan Selatan, Indonesia, dan Brunei Darussalam.
antara lain terdapat di daerah sebagai berikut :
1) Pulau Jawa tersebar di wilayah-wilayah lepas pantai utara Jawa, Cirebon
(Jatibarang dan Bongas), Cepu, Blora, Wonokromo, dan delta Kali Brantas.
2) Sumatra terdapat di Perlak, Langkat, Pangkalan Brandan, Plaju (Palembang),
Dumai, Duri, Rengat, dan Pendopo.
3) Kalimantan tersebar di pantai timur terutama di Kutai, Bunyu, Tarakan, dan
Balikpapan.
4) Maluku tersebar di sekitar Bula (P. Seram).
5) Sekitar kepala burung Papua, Kaimana, dan Waisan.
Selain minyak dan gas bumi, juga dikenal gas alam (Liquefied Natural Gas= LNG)
yang tersebar di wilayah-wilayah Arun (Aceh), Kepulauan Natuna, Plaju dan Sungai
Gerong (Sumatra Selatan), serta Bontang (Kalimantan Timur). Perbedaan antara LNG
dengan gas bumi (Liquefied Petroleum Gas= LPG) adalah jika LPG merupakan gas
yang keluar bersama-sama dengan minyak bumi, sedangkan LNG hanya bersifat gas
2. Batu Bara
Barang tambang sumber energi yang kedua selain minyak dan gas bumi adalah batu
bara, yang terbentuk dari sisa-sisa batang dan ranting sejenis pohon pakis yang hidup
sekitar zaman karbon. Sisa-sisa batang pohon tersebut tertimbun dalam lapisan-lapisan
batuan sedimen dalam waktu yang sangat lama. Dalam pengaruh tekanan yang tinggi,
sisa tumbuhan tersebut mengalami proses metamorfosis dinamo dan terjadi perubahan
wujud, dari batang tanaman menjadi gambut (veen), batu bara muda (lignit), batu bara
pertengahan (bitumin), batu bara tua (antrasit), dan grafit. Semakin tinggi kadar karbon
yang terkandung dalam massa batu bara, semakin baik kualitasnya. Batu bara banyak
dimanfaatkan sebagai sumber energi pada industri-industri berat, seperti PT Krakatau
Steel. Selain itu, juga digunakan untuk keperluan bahan bakar rumah tangga. Daerah
persebaran tambang batu bara Indonesia antara lain Bukit Asam, Tanjung Enim
(Sumatra Selatan merupakan tambang terbuka), Ombilin (Sumatra Barat merupakan
jenis pertambangan tertutup), Pulau Laut (Kalimantan Selatan), sekitar Sungai Berau
(Kalimantan Timur), Pegunungan Meratus (Kalimantan Selatan), dan Gowa (Sulawesi
Selatan).
3. Timah Putih
Timah putih merupakan mineral logam yang banyak terkandung dalam batuan
granit. Oleh karena proses pengikisan batuan oleh aliran air sungai, terjadi pemilahan
antara massa batu granit dengan bijih timah putih. Mineral logam itu pada akhirnya
diendapkan di dasar sungai. Jenis barang tambang ini umumnya dimanfaatkan dalam
industri elektronik untuk menyambung atau mematri kabel, pelapis besi agar tidak
berkarat, dan dalam industri obat-obatan untuk pelapis kemasan obat.Daerah persebaran
timah di Indonesia, antara lain Pulau Bangka, Belitung, Singkep, dan Kepulauan
Karimun.
4. Bauksit
Bauksit atau bijih aluminium banyak terkandung dalam batuan yang mengalami
pencucian. Aluminium merupakan jenis logam yang sifatnya ringan dan tidak mudah
berkarat. Oleh karena itu, banyak dimanfaatkan sebagai pelapis badan pesawat terbang.
Daerah persebaran bijih aluminium di Indonesia antara lain Pulau Bintan, Bangka,
Belitung dan Kalimantan Barat.
5. Nikel
Nikel merupakan jenis mineral logam yang banyak terkandung di wilayah laut dalam,
seperti di dasar lempengan samudra. Akibat proses endogen berupa pengangkatan,
wilayah laut tersebut naik ke permukaan darat. Daerah sebaran nikel Indonesia terdapat
di Danau Matana dan Soroako (Sulawesi).
c. Sumberdaya Air
Sumberdaya air terdiridari air permukaan dan airtanah
1. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir atau berada di atas permukaan bumi,
seperti sungai, danau, dan rawa.
a) Sungai
Sungai merupakan sumber daya air yang sangat penting bagi manusia. Manfaat
keberadaan sungai bagi manusia di antaranya adalah:
(1) sarana transportasi,
(2) sumber energi, dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik,
(3) sumber ikan air tawar,
(4) pemenuhan kebutuhan MCK,
(5) irigasi,
(6) objek wisata, dan
(7) sumber bahan tambang seperti pasir dan batu.
Berdasarkan letak sungai dalam daerah aliran sungai, maka sungai dapat dibagi menjadi
3, sebagai berikut :
(1) Sungai Bagian Hulu
Sungai-sungai yang berada di bagian hulu suatu DAS biasanya relatif jernih.
Masyarakat banyak memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan MCK dan
irigasi. Beberapa sungai yang mempunyai aliran yang deras banyak dimanfaatkan
penduduk sebagai pembangkit listrik secara lokal.
(2) Sungai Bagian Tengah
Kualitas sungai bagian tengah biasanya telah menurun dibandingkan dengan
sungai bagian hulu. Selain kegiatan MCK, sungai bagian ini bahkan dijadikan
tempat pembuangan limbah baik limbah industri maupun domestik.
(3) Sungai Bagian Hilir
Sungai bagian hilir merupakan sungai yang hampir mendekati muara. Kualitas
sungai di bagian hilir biasanya sangat rendah karena merupakan akumulasi dari
sungai-sungai bagian atasnya. Berbagai pemanfaatan sudah dilaku-kan manusia
terhadap sungai bagian ini. Pemanfaatan terhadap sungai bagian hilir yang tidak
terdapat pada bagian-bagian lain adalah pemanfaatan air sungai sebagai sumber
air pada tambak udang dan bandeng.
Sungai berdasarkan debitnya, dapat dibagi menjadi tiga.
(1) Sungai Permanen
Sungai yang debit airnya relatif besar sepanjang tahun, pemanfaatan sungi jenis
ini adalah sebagai sarana transporatasi, MCK, dan sumber ikan tawar. Sungai-
sungai jenis ini antara lain di Sungai Mahakam, Sungai Kapuas, dan Sungai
Barito.
(2) Sungai Periodik
Sungai jenis ini debit airnya besar di saat hujan dan sangat kecil di saat kemarau.
Pemanfaatan sungai jenis ini selain sebagai pemenuhan kebutuhan MCK, sumber
ikan tawar juga sebagai lahan pertanian. Pemanfaatan sungai sebagai lahan
pertanian dilakukan masyarakat di saat air surut pada musim kemarau. Sungai-
sungai jenis ini terdapat pada sungai-sungai di Jawa.
(3) Sungai Episodik
Debit sungai ini sangat banyak di saat hujan dan kering sama sekali di saat musim
kemarau. Peman-faatan sungai dilakukan pada waktu sungai dialiri air saja.
Sungai-sungai jenis ini terdapat di NTT.
b) Danau
Macam-macam danau dapat dibedakan menjadi 4, yaitu sebagai berikut.
(1) Danau Tektonik
Danau tektonik terjadi akibat tenaga endogen di antaranya adalah Danau
Singkarak, Danau Tempe, dan Danau Poso. Pemanfaatan danau jenis ini di
antaranya sebagai budi daya ikan air tawar baik penangkapan ikan maupun budi
daya karamba, pembangkit tenaga listrik, MCK, irigasi pertanian, dan tempat
objek wisata.
(2) Danau Vulkanik
Pemanfaatan danau vulkanik selama ini masih terbatas sebagai objek wisata.
Lokasinya yang berada di pegunungan menyebabkan pemanfaatan danau ini yang
kurang maksimal. Danau ini di antaranya Danau Telaga Warna, Danau Batur, dan
Danau Kawah Ijen.
(3) Danau Karst
Danau karst merupakan danau yang berada di daerah kapur terjadi akibat proses
pelarutan. Danau jenis ini akn terisi air hanya pada saat musim penghujan,
sedangkan musim kemarau danau kering. Pemanfaatan danau ini dilakukan pada
saat musim hujan sebagi pusat kegiatan MCK. Danau jenis ini terdapat di
Pegunungan Sewu Gunung Kidul Yogyakarta.
c) Rawa
Berikut ini adalah jenis-jenis rawa
(1) Rawa Mangrove
Rawa jenis ini berada di daerah pantai yang dipengaruhi oleh aktivitas pasang
surut air laut. Pemanfaatkan rawa ini bagi manusia di antaranya sebagai
penghalang terjadinya abrasi pantai, sebagai filter sedimen yang berasal dari
daratan menuju ke pantai, sebagai habitat ikan dan bandeng. Rawa mangrove
banyak terdapat di Indonesia, di antaranya di Jakarta, Jepara, Cilacap, sepanjang
pantai timur Sumatra, pantai di Kalimantan, dan Papua.
(2) Gambut
Pemanfaatan gambut di antaranya sebagai lahan pertanian. Pemanfaatan gambut
sebagai lahan pertanian ini memerlukan perlakuan khusus yakni dengan
menambahkan kapur untuk menetralkan kondisi pH tanah gambut yang sangat
masam. Pada gambut yang sudah mengalami proses lebih lanjut akan terbentuk
batu bara. Pemanfaatan batu bara digunakan sebagai sumber energi.
2. Air Tanah
Air tanah adalah air yang tersimpan di dalam lapisan tanah. Pemanfaatan air tanah
digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan MCK dengan cara mengebor ke dalam tanah
dan menjadikannya sumur.
1) Air Tanah Dangkal
Sumur-sumur yang berada di perumahan penduduk di sekitar Anda merupakan air tanah
dangkal.
2) Air Tanah Dalam
Air tanah dalam memiliki kualitas yang lebih baik dibanding air tanah dangkal, namun
untuk mendapatkannya manusia harus melakukan pengeboran sampai berpuluh-puluh
meter. Saat ini air tanah dalam sebenarnya merupakan sumber daya alam yang
dilindungi. Pemanfaatannya diatur oleh UU, untuk menghindari eksploitasi yang
berlebihan. Air tanah jenis ini banyak dimanfaatkan untuk kegiatan industri, hotel, mall,
dan perkantoran.
d. Sumberdaya Biotik
1. Sumberdaya hutan
Hutan adalah suatu wilayah yang secara alamiah ditumbuhi berbagai jenis
tumbuhan, baik yang sifatnya homogen, yaitu yang didominasi oleh satu jenis flora,
seperti hutan mangrove, muson, atau konifer, maupun yang sifatnya heterogen dengan
beraneka jenis spesies, seperti hutan hujan tropis.Pada dasarnya hutan memiliki
beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut.
a. Fungsi ekonomis, dalam arti hutan bisa dimanfaatkan potensi yang terkandung di
dalamnya, misalnya berbagai macam kayu, seperti meranti, kayu jati, albizia, agathis,
kamper, rotan, atau disadap getahnya, seperti getah damar, getah perca, dan pinus
mercussi.
b. Fungsi klimatologis, dalam arti menjaga kestabilan pola iklim dunia seperti suhu,
kelembapan, dan curah hujan.
c. Fungsi edafik, yaitu menjaga kesuburan tanah. Daun-daun dan ranting tanaman yang
jatuh ke tanah di kawasan hutan dapat membentuk serasah dan menjadi humus
penyubur tanah.
d. Fungsi hidrologis, yaitu menjaga kestabilan air tanah melalui penyerapan air hujan
oleh akar tumbuhan dan menjadi persediaan air tanah.
e. Fungsi konservasi, dalam arti menjaga kelestarian alam. Jika hutan banyak ditebangi
mengakibatkan meluasnya lahan kritis yang sangat tidak subur dan sulit untuk
diolah.
Berdasarkan fungsi atau manfaatnya seperti dijelaskan di atas, hutan dapat dibedakan
menjadi lima, yaitu sebagai berikut.
a) Hutan produksi, yaitu hutan yang secara alamiah atau sengaja ditanami untuk
diambil dan dimanfaatkan hasilnya, seperti produksi kayu, dan getah.
b) Hutan lindung, yaitu kawasan hutan yang sengaja dijaga kelestariannya untuk
mencegah erosi, banjir, pengaturan air tanah, serta pemeliharaan kesuburan tanah.
c) Hutan penyangga, yaitu kawasan hutan yang menjadi wilayah peralihan antara
hutan lindung dan hutan produksi. Kawasan ini hendaknya dijaga kelestariannya,
jangan sampai para pengelola hutan produksi terus mengeksploitasi sumber daya
hutan sampai ke wilayah hutan lindung.
d) Hutan suaka alam, yaitu hutan yang berfungsi untuk menjaga kelestarian berbagai
jenis flora dan fauna. Hutan suaka terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1) cagar alam,
yaitu kawasan hutan yang dilindungi oleh undang-undang sebagai wilayah
untuk menjaga kelestarian beberapa jenis flora langka atau yang hampir punah.
Contoh cagar alam atau taman nasional, antara lain Taman Nasional Hutan
Gunung Leuser yang menjaga kelestarian hutan tropis, Taman Nasional di
Bengkulu yang menjaga kelestarian flora Bunga Rafflesia, dan Taman
Nasional Gunung Gede-Pangrango untuk menjaga kelestarian Bunga
Edelweiss.
2) suaka marga satwa,
yaitu kawasan hutan yang dilindungi oleh undang-undang sebagai wilayah
untuk menjaga kelestarian beberapa jenis fauna langka atau yang hampir punah.
e) Hutan wisata, yaitu hutan yang secara khusus diperuntukan bagi sektor pariwisata
(wana wisata), seperti perburuan dan offroad rally.
Berdasarkan faktor-faktor iklim yang mempengaruhi, hutan dapat dibedakanmenjadi.
a) Stepa, yaitu padang rumput yang kering dan tidak ditumbuhi semak-semak.
b) Sabana, yaitu padang rumput yang kering dan ditumbuhi semak belukar.
c) Hutan musim, yaitu hutan yang mempunyai ciri khusus yakni menggugurkan
daunnya saat musim kemarau (meranggas).
d) Hutan hujan tropis, yaitu hutan yang tumbuhannya lebat, intensitas sinar matahari
kecil, ditumbuhi lumut, udaranya lembap, dan curah hujan besar.
Sebagaimana dalam sektor-sektor lainnya, dalam bidang kehutanan pun banyak terdapat
kendala yang mengganggu kelestarian areal hutan. Beberapa kendala tersebut, antara
lain sebagai berikut.
a) Semakin menurunnya luas areal hutan akibat perubahan fungsi lahan, seperti untuk
areal permukiman, pertanian, perkebunan.
b) Penebangan liar.
c) Kerusakan hutan oleh para peladang berpindah yang menebang dan membakar
hutan.
d) Kerusakan hutan oleh tenaga alam, seperti letusan gunungapi dan tanah longsor.
Hutan alam ada yang disebut dengan hutan primer dan sekunder. Hutan primer
adalah hutan alam yang belum dijamah sama sekali oleh manusia seperti para perambah
hutan atau para petani ladang berpindah. Sedang yang disebut dengan hutan sekunder
adalah hutan yang tumbuh kembali setelah ditinggalkan oleh para nomaden, yaitu para
pengembara perambah hutan atau petani ladang berpindah.
Beberapa hasil hutan saat ini yang kemudian dijadikan komoditas ekspor adalah
sebagai berikut :
• kayu meranti, banyak dihasilkan di kalimantan.
• kayu albasiah, banyak dihasilkan di beberapa tempat di pulau jawa.
• rotan, banyak dihasilkan di sumatra, kalimantan, dan sulawesi.
• getah damar
• getah kopal, banyak terdapat di maluku dan sulawesi.
• kayu jelutung, banyak terdapat di kalimantan.
• kayu kamper
• kayu cendana
2. Sumberdaya Perikanan
Sebagai negara maritim, Indonesia mempunyai perairan yang sangat luas. Di dalam
laut yang luas itu, terkandung sumber daya alam yang tidak ternilai harganya.
1) Perikanan
Kegiatan perikanan tidak dapat dipisahkan dengan sumberdaya air. Tanpa air,
tidak ada ikan yang dapat ditangkap maupun dipelihara. Maka betapa beruntungnya
negara yang mempunyai perairan yang sangat luas. Salah satu negara beruntung tersebut
adalah Indonesia. Sekitar 75% luas wilayahnya adalah lautan. Menurut data dari
Departemen Kelautan dan Perikanan, potensi perikanan luat Indonesia terdiri atas
perikanan pelagis dan demersal yang tersebar hampir di semua bagian laut Indonesia.
Seperti di perairan teritorial, laut Nusantara, dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
(ZEEI). Luas perairan laut Indonesia diperkirakan 5,8 juta km2, memiliki potensi yang
diperkirakan sebanyak 6,26 juta ton per tahun yang dapat dikelola, dari jumlah tersebut
sebanyak 4,4 juta ton dapat ditangkap. Bentuk usaha seperti ini disebut perikanan
tangkap. Bisa jadi terdapat kesalahan sistem maupun kesalahan strategi nelayan dalam
menangkap dan mengelola hasil tangkapan. Kesalahan strategi bisa terjadi ketika
nelayan tidak mengenali wilayah perairan yang sumber daya ikannya melimpah.
Suatu kawasan perairan laut akan mempunyai daya tarik bagi ikan, asalkan
memenuhi beberapa syarat. Syarat-syarat tersebut antara lain adalah suhu. Air yang
terlampau hangat tidak dapat ditumbuhi plankton yang menjadi makanan banyak ikan.
Namun, air laut yang terlampau dingin pun tidak disukai. Tempat hidup ikan yang
paling sesuai adalah perairan tempat pertemuan arus hangat dan arus dingin. Pertemuan
arus hangat dan arus dingin ini disebut upwelling.
Secara umum sistem penangkapan ikan laut dibedakan menjadi dua, yaitu perikanan
pantai dan laut dalam.
1) Perikanan Pantai
Perikanan pantai dilakukan di kawasan laut dangkal dengan jarak tempuh kurang dari
60 mil dari pantai. Jenis penangkapan ikan ini biasa dilakukan oleh nelayan
tradisional yang menggunakan perahu dayung atau kapal motor tempel. Oleh karena
peralatan yang digunakan sangat terbatas, hasil tangkapannyapun kurang
memuaskan. Jenis ikan yang sering ditangkap, antara lain kembung, teri, petek,
lemuru, dan beberapa jenis moluska, seperti cumi dan ubur-ubur.
2) Perikanan Laut Dalam
Perikanan laut dalam merupakan jenis penangkapan ikan di laut lepas atau samudra
yang biasa dilakukan oleh nelayan modern atau perusahaan perikanan dengan
peralatan canggih. Mereka biasa pergi menangkap ikan dengan kapal trawl serta alat
penangkap ikan berupa pukat harimau. Jala ikan jenis ini mampu menjaring ikan
dalam jumlah yang banyak, mulai dari ikan-ikan besar sampai yang ukurannya kecil.
Komoditas yang menjadi andalan tangkapan adalah tuna dan cakalang.Beberapa
wilayah di Indonesia yang merupakan kawasan perikanan laut yang potensial antara
lain sebagai berikut.
a) Sekitar Selat Malaka dengan pusat di daerah Bagansiapiapi. Di wilayah ini
banyak mengandung ikan terumbuk.
b) Sekitar perairan pantai utara Jawa, dan Segara Anakan (Cilacap). Selain ikan di
wilayah ini banyak terdapat rumput laut dan agar-agar.
c) Sekitar Air Tembaga, Bitung, dan Sulawesi Utara yang banyak meng hasilkan
jenis ikan tuna dan cakalang.
d) Perairan Maluku (sekitar Ambon) yang merupakan salah satu zona up welling
curentsehingga menjadi kawasan yang kaya dengan ikan. Di wilayah ini banyak
terdapat jenis ikan cakalang, rumput laut, dan beberapa jenis ikan hias.
e) Di daerah Dobo (sekitar Kepulauan Aru) dan Kepulauan Kei banyak
mengandung mutiara, udang laut, tripang, bunga karang dan rumput laut.
f) Perairan sekitar Pulau Solor dan Alor.
3) Perikanan Darat
Selain perikanan laut juga mengenal perikanan darat yang dilakukan di air
tawar dan air payau. Bentang perairan darat yang biasa dijadikan wilayah
penangkapan atau pembudidayaan ikan antara lain sungai, danau, empang atau
kolam, sawah, dan bendungan (waduk atau danau buatan). Budidaya ikan di sungai
biasanya dilakukan dengan sistem arus deras (water running system) yang
memanfaatkan aliran sungai. Dengan pola ini pertumbuhan ikan relatif cepat, sebab
ikan senantiasa bergerak untuk menahan aliran air dan selalu terjadi pergantian air.
Bentang perairan darat yang juga potensial sebagai kawasan penangkapan ikan
adalah danau, seperti Danau Poso dan Tempe di Sulawesi. Di wilayah danau dapat
juga diupayakan budidaya perikanan dengan sistem jala terapung atau keramba. Pola
budidaya ikan jala terapung telah dilakukan oleh penduduk yang tinggal di sekitar
Bendungan Jatiluhur, Saguling, dan Ci Rata (Jawa Barat). Jenis ikan yang biasa
diusahakan antara lain ikan mas dan nila.Bentuk pembudidayaan ikan di sawah
dikenal dengan istilah minapadi, yang merupakan bentuk tumpang sari antara ikan
dengan padi sawah.
Pada saat lahan pertanian sawah telah dibajak dan bibit padi mulai
disemaikan, benih ikan juga mulai ditebar, dengan harapan sebelum tanaman padi
besar, ikan sudah dipanen. Jenis ikan yang biasa diupayakan adalah ikan mas atau
nila. Sistem minapadi ini memberikan keuntungan ganda bagi para petani. Di daerah
sekitar pantai dan dataran rendah sering kita jumpai budidaya ikan di air payau,
berupa perikanan tambak. Jenis ikan yang sering diupayakan, antara lain ikan
bandeng, gurame atau udang. Budidaya ikan air payau agak berbeda dengan air
tawar. Ada beberapa persyaratan fisik yang harus dipenuhi, antara lain sebagai
berikut.
a) Perbedaan tinggi muka air saat laut pasang naik dan pasang surut harus
jelas, mengingat ikan bandeng biasanya bertelur di air laut dan nantinya
dijaring untuk dibudidayakan lebih lanjut di air payau.
b) Daerah di sekitarnya harus subur bagi tumbuhnya berbagai jenis rumput-
rumputan yang berfungsi sebagai makanan utama ikan bandeng.
3. Sumberdaya Pertanian
Secara umum sistem pertanian yang biasa diupayakan penduduk di negara
Indonesia terdiri atas tiga kelompok besar, yaitu sebagai berikut.
1) Pertanian Lahan Basah
Sistem pertanian lahan basah sering dinamakan pula pertanian sawah. Pertanian ini
merupakan salah satu jenis pengusahaan sumberdaya tanah yang paling banyak
diupayakan penduduk di Indonesia. Pola budidaya pertanian sawah paling optimal jika
dikembangkan di wilayah dataran rendah, dengan ketinggian kurang dari 300 meter di
atas permukaan laut, di mana persediaan air terutama air permukaan untuk irigasi cukup
banyak sepanjang tahun. Sebagai contoh kawasan dataran rendah sepanjang jalur pantai
utara Pulau Jawa (jalur Pantura), seperti Karawang, Purwakarta, Bekasi, Subang, dan
Indramayu merupakan ladang padi bagi Jawa Barat, karena daerah-daerah tersebut
sangat memenuhi persyaratan bagi pertanian sawah. Wilayah pesawahan jalur Pantai
Utara (Pantura) ini terus menyambung dengan wilayah pesawahan di daerah Jawa
Tengah. Pertanian sawah juga banyak diupayakan penduduk yang tinggal di sebagian
Sumatra dan Kalimantan. Pada ketinggian antara 300–500 meter di atas permukaan laut,
tanaman padi masih dapat diupayakan, namun hasilnya tidak sebaik jika dibudidayakan
di kawasan dataran rendah sekitar ketinggian kurang dari 300 meter. Selain itu bentuk
morfologi wilayahnya sudah mulai bergelombang dan terdapat beberapa wilayah
perbukitan, sehingga sistem pertanian sudah mulai menggunakan sistem terasering
(sengkedan tanah) untuk mengurangi laju erosi.
Pada ketinggian di atas 500 meter, pertanian sawah dinilai tidak optimal lagi karena
suhu udara mulai sejuk dan persediaan air sudah berkurang. Pada beberapa wilayah
yang cadangan air tanah dan air permukaannya sangat kurang, budidaya tanaman padi
biasa diupayakan penduduk dalam bentuk huma(ladang) dengan jenis padi gogo.
Beberapa jenis budidaya tanaman padi sawah yang umumnya diupayakan penduduk
antara lain sebagai berikut.
(1) Sawah Irigasi
Sawah irigasi adalah sawah yang paling tinggi tingkat produktivitasnya, di mana
keperluan airnya disuplai oleh irigasi teknis sehingga setiap saat kebutuhan air
terpenuhi. Tingkat kesuburan tanah nya pun sangat tinggi sehingga panen bisa
dilakukan sampai tiga kali dalam satu tahun. Sawah jenis ini banyak ditemukan di
Pulau Jawa.
2) Sawah Tadah Hujan
Sawah tadah hujan adalah sawah yang sistem pengairannya sangat mengandalkan
curah hujan. Jenis sawah ini hanya dapat diolah jika ada air hujan. Hanya pada saat
musim hujan sawah ini dapat menghasilkan dan pada musim kemarau sawah ini
dibiarkan tidak diolah karena air sulit didapat atau bahkan tidak ada sama sekali.
Pertanian sawah tadah hujan sangat cocok dikembangkan pada wilayah yang
memiliki curah hujan tinggi.
3) Sawah Bencah atau Pasang Surut
Sawah pasang surut adalah sawah yang terdapat di sekitar muara-muara sungai atau
rawa-rawa sekitar pantai. Jenis padi pasang surut biasa diupayakan penduduk di
sekitar kawasan tanah aluvial di muara sungai, sebagai hasil sedimentasi lumpur
karena luapan air sungai saat air laut pasang. Sawah ini diolah hanya satu kali dalam
setahun. Keperluan air untuk tanaman padi dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Daerah persebaran sistem pertanian sawah pasang surut antara lain di Kepulauan
Riau, Jambi, Sumatra Selatan, dan beberapa wilayah Pulau Jawa, serta Kalimantan.
Di wilayah Kalimantan Selatan sawah pasang-surut dikenal dengan sistem pertanian
sawah banjar.
4) Sawah Kambang
Padi kambang adalah jenis tanaman padi yang panjang batangnya dapat disesuaikan
dengan tinggi muka air pada lahan sawah. Hal yang perlu diperhatikan dalam sistem
padi kambang, yaitu petani hendaknya mengerti benar perilaku air di daerahnya.
Hasil pertanian padi kambang ini kurang baik, biasanya hanya sekitar 0,5 kali dari
hasil sistem pertanian irigasi.
5) Sawah Padi Gogo-Rancah
Padi gogo rancah yaitu sistem pertanian dengan mengupayakan jenis padi yang pada
saat pengairan cukup baik (musim hujan) menjadi padi sawah biasa, tetapi jika tidak
ada air sawah ini berubah menjadi padi gogo (huma).
2) Pertanian Lahan Kering
Pada wilayah-wilayah yang memiliki ketinggian sekitar 500 - 1.500 meter di atas
permukaan laut, dengan rata-rata kondisi suhu udara sedang sampai sejuk, bentuk
pertanian yang biasa dijumpai adalah pertanian lahan kering dan hortikultur. Beberapa
ahli pertanian ada yang membedakan istilah jenis pertanian lahan kering dan hortikultur.
Perbedaan antara jenis pertanian lahan kering murni dan hortikultur terletak pada jenis
tanaman yang biasa dibudidayakan. Pertanian lahan kering murni pada umumnya
mengupayakan jenis tanaman palawija, sedangkan hortikultur lebih menekankan pada
sayuran, buah-buahan, dan bunga-bungaan. Hampir semua jenis tanaman sayuran dan
buah-buahan banyak diupayakan oleh penduduk di wilayah ini. Beberapa contoh jenis
tanaman palawija yang biasa dibudidayakan pada lahan kering antara lain sebagai
berikut :
(1) Jagung
Jagung merupakan makanan pokok sebagian penduduk yang tinggal di Madura, Nusa
Tenggara Timur, dan Minahasa. Tanaman ini berasal dari Amerika, dapat tumbuh di
daerah tropis maupun subtropis pada ketinggian sekitar 0 - 1.500 meter di atas
permukaan laut. Jenis tanaman ini dapat ditanam di ladang, tegalan, dan sawah pada
musim kemarau. Daerah persebaran tanaman jagung di Indonesia antara lain
Lampung, Sumatra Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
(2) Kedelai
Kedelai sangat baik ditanam di atas lahan pada ketinggian antara 0 - 1.000 meter di
atas permukaan laut. Sumber daya alam ini sangat bermanfaat sebagai konsumsi
makanan berkadar protein tinggi. Daerah persebaran kedelai yang cukup potensial
antara lain Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
(3) Kacang tanah
Kacang tanah merupakan jenis sumber daya alam hayati yang berasal dari negara
Brazil. Jenis tanaman pertanian lahan kering banyak diupayakan penduduk di sekitar
Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
3) Pertanian Ladang
Pertanian ladang adalah jenis usaha pertanian yang memanfaatkan lahan kering,
artinya dalam pengolahan pertanian tidak banyak memerlukan air. Tanaman yang biasa
diusahakan adalah padi dan beberapa jenis tanaman palawija.
(1) Pertanian Ladang Berpindah
Jenis usaha pertanian ini pada umumnya dilakukan oleh para petani perambah hutan.
Petani membuat lahan pertanian ladang dengan cara membuka hutan lalu membakar
kayu-kayunya, kemudian ditanami dengan tanaman huma dan palawija. Setelah
lahan garapannya dirasakan tidak subur lagi, mereka berpindah tempat untuk mencari
dan membuka lahan hutan yang baru. Jenis usaha pertanian ladang banyak
ditemukan pada daerah-daerah yang masih luas lahan pertaniannya, seperti di
Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Sistem ladang berpindah merupakan salah satu
aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam yang kurang
memperhatikan aspek-aspek kelestarian alam. Hal ini mengakibatkan meluasnya
lahan kritis, kerusakan hutan, atau kebakaran akibat ulah dan tangan para petani
perambah hutan.
(2) Pertanian Ladang Tetap
Jenis usaha ladang tetap ini dilakukan oleh para petani yang terdapat di Pulau Jawa,
sebab lahan pertanian di Pulau Jawa sudah terbatas luasnya sehingga tidak mungkin
untuk melakukan sistem ladang berpindah-pindah. Cara perlakuan dalam pengolahan
ladang tetap ini sedikit berbeda dengan ladang berpindah. Pada ladang tetap ini
biasanya tidak terdapat langkah pengolahan babat bakar kemudian tanam, akan tetapi
babat, cangkul, dan kemudian tanam.
(3) Pertanian Tegalan
Pertanian tegalan adalah usaha pertanian yang mengolah lahan-lahan kering menjadi
lebih produktif. Budidaya pertanian tegalan ini tidak banyak memerlukan air. Jenis
tanaman yang biasa diusahakan adalah sejenis palawija.
4. Sumberdaya Perkebunan
Bentuk optimalisasi dan pemanfaatan lainnya dari sumber daya lahan yaitu melalui
kegiatan perkebunan. Selain faktor tanah dan ketersediaan air, faktor alam lain yang
sangat diperhatikan dalam budidaya perkebunan adalah unsur iklim. Anda tentu
mengetahui pembagian zona iklim menurut Junghun. Menurut Junghun budidaya
tanaman perkebunan biasa dikelompok kan berdasarkan garis ketinggian yang
berhubungan dengan zona iklimnya, yaitu sebagai berikut.
a) Di daerah zona panas (dataran rendah), biasa dibudidayakan tanaman kelapa, tebu,
dan jagung.
b) Batas pantai sampai sekitar ketinggian 700 meter diatas permukaan laut sangat
cocok untuk dikembangkan tanaman tebu, karet, dan kopi.
c) Ketinggian sekitar 700–1.500 meter di atas permukaan laut, jenis tanaman
perkebunan yang biasa diupayakan penduduk antara lain teh, kina, dan hortikultur.
Dilihat dari jenis komoditas yang dibudidayakan, tanaman perkebunan dibedakan
menjadi dua, yaitu tanaman keras, seperti teh, kopi, karet, kelapa, kelapa sawit, cokelat,
cengkeh, dan pala, serta tanaman musiman seperti tembakau, dan tebu.
Adapun berdasarkan bentuk pengusahaannya, kegiatan perkebunan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu perkebunan rakyat dan perkebunan besar.
a. Perkebunan Rakyat
Ciri-ciri perkebunan rakyat, antara lain sebagai berikut.
1) Luas lahan yang digunakan tidak begitu luas.
2) Dikelola oleh perorangan atau pihak swasta dalam skala kecil.
3) Modal atau investasi yang dikeluarkan tidak begitu besar.
4) Tingkat teknologi yang digunakan berkisar antara sederhana sampai madya.
5) Jumlah tenaga kerja yang terlibat tidak begitu banyak.
6) Sistem pengairan relatif sederhana.
7) Pemasaran produk biasanya didistribusikan bagi memenuhi kebutuhan domestik.
b. Perkebunan Besar
Jenis perkebunan besar memiliki ciri-ciri,antara lain sebagai berikut.
1) Lahan yang digunakan sangat luas.
2) Biaya atau modal sangat besar.
3) Dikelola oleh pemerintah atau swasta nasional.
4) Tenaga kerja yang terlibat banyak, menggunakan teknologi madya sampai maju.
5) Pemasaran produksi diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan
ekspor. Misalnya, PT Perkebunan Kelapa Sawit, Teh, dan Kina.
Sebagai salah satu komoditas non migas, usaha perkebunan memegang peranan yang
cukup penting dalam perekonomian negara. Seiring dengan menipisnya sumber daya
alam minyak dan gas bumi, serta gejolak harga minyak di pasaran dunia yang tidak
menentu, peran sektor perkebunan sangat penting. Oleh karena itu, sektor perkebunan
harus terus dikem bangkan dan ditingkatkan baik dalam segi kuantitas dan kualitas
produk maupun sistem pengelolaan serta pemasaran hasil produksi. Beberapa upaya
untuk meningkatkan perkebunan di negara Indonesia antara lain melalui program-
program sebagai berikut :
1) Penyelenggaraan Program Rehabilitasi dan Peremajaan Tanaman Ekspor
(PRPTE), serta sistem Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang dikaitkan dengan
program transmigrasi.
2) Menerapkan program intensifikasi, ekstensifikasi lahan perkebunan, dan
rehabilitasi tanah-tanah perkebunan yang kurang atau tidak produktif lagi.
3) Memberikan bantuan modal, misalnya melalui kredit.
4) Mendorong perkebunan besar yang dikelola oleh negara dan swasta sebagai
pelopor untuk meningkatkan produksi dan kualitas seluruh komoditas
perkebunan.
5. Sumberdaya Peternakan
Kegiatan sektor ekonomi jenis sumber daya alam hayati lainnya adalah sektor
peternakan, dengan memanfaatkan salah satu jenis sumber daya alam biotik, yaitu
hewan. Sistem peternakan yang diupayakan penduduk di Indonesia umumnya
merupakan usaha sampingan, selain mata pencarian utama, yaitu pertanian. Kegiatan
peternakan dilakukan secara kecil-kecilan dan sebagai usaha rumah tangga dengan cara
yang sederhana. Oleh karena cara pengusahaannya yang masih tradisional dan
merupakan usaha sampingan, hasilnya pun masih bersifat subsistens, yaitu hanya untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Sebagian kecil sisanya baru dijual untuk menambah
penghasilan. Di samping untuk menambah kesejahteraan keluarga, pemeliharaan hewan
ternak dimanfaatkan untuk membantu kelancaran aktivitas mata pencaharian, misalnya
sapi atau kerbau untuk mengolah lahan pertanian.Sebetulnya, kegiatan ternak di
Indonesia harus dapat dikembangkan secara maksimal. Hal ini dikarenakan beberapa
faktor alam dan sosial yang mendukung kegiatan pemanfaatan sumberdaya hewani
tersebut, yaitu sebagai berikut :
a) Negara Indonesia memiliki padang rumput yang relatif luas, seperti di Nusa
Tenggara Timur, Maluku, dan Sulawesi.
b) Faktor iklim, seperti suhu udara dan curah hujan sangat me mungkin kan bagi
budidaya peternakan.
c) Kebutuhan akan daging serta hal lain dari ternak, seperti kulit, bulu, dan kotorannya
untuk dijadikan pupuk kompos buatan cenderung meningkat.
Jenis dan persebaran hewan ternak di indonesia berdasarkan jenis sumber daya
hewan yang dibudidayakan, peternakan dibedakan menjadi tiga, yaitu peternakan hewan
besar, kecil, dan unggas. Jenis hewan yang termasuk ke dalam kelompok ternak besar,
antara lain sapi, kerbau, kelinci, dan kuda. Ternak kecil meliputi domba, kambing, biri-
biri, dan babi. Adapun yang termasuk ke dalam kelompok ternak unggas adalah semua
jenis burung, ayam, puyuh, dan itik.
1) Ternak Besar
Hewan ternak besar yang sangat potensial untuk dibudi dayakan adalah sapi. Jenis sapi
yang biasa diupayakan penduduk terdiri atas dua jenis, yaitu sapi potong dan sapi perah.
Sapi
Peternakan sapi banyak terdapat di Jawa, Madura, Bali. Sapi selain diambil
dagingnya,juga diambil susu dan tenaganya untuk membajak areal pertanian.
Kerbau
Peternakan kerbau banyak terdapat di Pulau Jawa, Sumatra Barat, Nanggroe Aceh
Darussalam, Sulawesi Selatan, dan Flores. Kerbau selain diambil dagingnya juga
diambil tenaganya. Banyak pekerjaan manusia yang diserahkan kepada hewan ini,
seperti membajak sawah atau menarik barang yang berat.
Kuda
Binatang ini kebanyakan hanya diambil tenaganya, jarang yang diambil
dagingnya. Beberapa daerah yang menjadi kawasan persebaran peternakan kuda
ini adalah Tapanuli (Batak), Sulawesi yang terkenal dengan kuda Makasarnya,
Sumba, Sumbawa, Sawu, dan Roti.
2) Ternak hewan kecil
Ternak yang diklasifikasikan pada hewan kecil adalah kambing, babi, domba.
Persebaran hewan-hewan itu hampir di setiap wilayah Indonesia bisa dijumpai, kecuali
babi yang hanya di tempat-tempat tertentu bisa dijumpai. Ternak babi banyak
diupayakan penduduk di daerah Bali, Nusa Tenggara Timur, Papua, Tapanuli,
Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Adapun hewan kelinci biasa
diupayakan penduduk yang tinggal di wilayah dataran tinggi, karena hewan ini sangat
cocok hidup di wilayah sejuk.
3) Unggas
Hewan yang termasuk kategori unggas adalah itik, ayam, angsa, dan sejenisnya.
Hewan unggas adalah hewan peliharaan keluarga, sehingga di pedesaan hampir setiap
rumah memiliki hewan unggas peliharaan. Beberapa jenis komoditas peternakan
unggulan antara lain:
a) itik alabio yang berasal dari Kalimantan Selatan yang berkualitas baik;
b) ayam ras broiler, dipelihara sebagai ayam pedaging;
c) ayam ras leghorn, dipelihara sebagai ayam petelor; dan
d) ayam buras (bukan ras) atau ayam kampung.
Secara khusus kendala dan permasalahan yang paling umum dijumpai dalam sektor
peternakan khususnya di negara Indonesia antara lain sebagai berikut :
a) Usaha peternakan di Indonesia masih dilakukan sebagai usaha sampingan sehingga
hasilnya hanya diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
b) Pengetahuan penduduk tentang cara beternak yang baik masih kurang.
c) Masalah kekurangan permodalan.
d) Kurang tersedianya bibit unggul atau yang memiliki kualitas baik.
e) Teknologi peternakan yang digunakan penduduk masih relatif sederhana.
f) Masih kurangnya tenaga ahli di bidang peternakan.
g) Adanya wabah penyakit yang sering melanda hewan ternak, seperti antrax, tetelo,
dan flu burung.
h) Kurangnya industri sarana pengawetan hasil ternak.
Untuk mengatasi kendala-kendala dalam bidang peternakan, pemerintah dalam hal ini
dinas peternakan bersama-sama masyarakat, lembaga pendidikan, dan instansi terkait
mengupayakan beberapa program, yaitu sebagai berikut.
a) Memberikan bantuan modal untuk mengembangkan usaha ternak, baik melalui
koperasi, bank pemerintah, atau lembaga-lembaga lainnya.
b) Memberikan penyuluhan secara berkala kepada para peternak.
c) Mendatangkan jenis ternak yang berkualitas tinggi, seperti sapi daging (onggole)
dan etawa (kambing India), sapi perah dari Australia dan Belanda, serta ayam
leghorndari Amerika Serikat yang kemudian disilangkan dengan hewan lokal.
d) Menyediakan makan ternak bermutu, contohnya mendatangkan rumput bengala
dari India.
e) Memberantas wabah penyakit unggas, melalui program pemberian vaksin, ataupun
dengan cara memusnah kan hewan yang telah terjangkit wabah penyakit.
f) Meningkatkan kualitas dan kuantitas hewan ternak, seperti dengan cara kawin
silang dan inseminasi buatan.
g) Mendatangkan mesin pengawet (untuk pengawetan daging atau susu), alat
pasteurisasi, dan alat penetasan telur yang lebih efektif.
h) Mendirikan lembaga penelitian, contohnya di Surabaya dibangun Badan
Penyelidikan Penyakit Mulut dan Kuku, serta Lembaga Penye lidikan Hewan di
Bogor dan Makassar.
i) Menyelenggarakan pendidikan yang berkaitan dengan sektor peternakan, seperti
fakultas peternakan dan kedokteran hewan, sebagai tempat mempersiapkan tenaga
ahli di bidang peternakan
A. Pemanfaatan Sumber Daya yang Langka dalam Memenuhi Kebutuhan
Pada setiap sektor kehidupan pasti terjadi kelangkaan. Mengapa terjadi kelangkaan?
Kelangkaan timbul sebagai akibat dari hal-hal berikut.
1. Peningkatan kebutuhan manusia yang lebih cepat dibandingkan dengan
kemampuan penyediaan sarana pemenuhan kebutuhan.
2. Banyaknya sumber daya alam yang rusak akibat keserakahan manusia.
3. Keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah sumber daya yang ada.
Kelangkaan sumber daya menurut ilmu ekonomi dapat dirumuskan dengan cara
yang berbeda sebagai berikut.
1. Langka dalam arti tidak cukup dibandingkan dengan banyaknya kebutuhan
manusia, sedangkan benda-benda yang tersedia jumlahnya terbatas. Akibatnya,
terjadilah kelangkaan.
2. Langka dalam arti manusia harus melakukan pengorbanan untuk
memperolehnya. Keterbatasan alat pemuas kebutuhan disebabkan oleh
keterbatasan atau kelangkaan sumber daya ekonomi.
1.3 Kelangkaan Sumber Daya
Sekarang ini, di berbagai media massa, baik media elektronik maupun media cetak
banyak diberitakan tentang menipisnya persediaan minyak bumi. Banyak pihak
berusaha menemukan bahan pengganti minyak bumi. Misalnya, dengan minyak
tumbuhan atau bio energi. Pemerintah juga sedang berusaha melakukan perubahan atau
konversi penggunaan bahan bakar minyak tanah menjadi gas. Oleh karena itu,
masyarakat dianjurkan sudah mengganti minyak tanah menjadi gas untuk keperluan
bahan bakar sehari-harinya. Hal ini sebagai salah satu cara untuk menghemat cadangan
minyak bumi yang sudah mulai menipis.
Keadaan tersebut merupakan salah satu contoh bahwa sumber daya alam
jumlahnya terbatas, jika penggunaannya terus-menerus akan mengakibatkan terjadinya
kelangkaan. Kelangkaan ini tidak hanya terjadi pada sumber daya alam saja, tetapi
terjadi juga pada semua sumber daya produksi yang meliputi sumber daya alam, sumber
daya manusia, sumber daya modal, dan sumber daya kewirausahaan.
1. Kelangkaan Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang terkandung atau terdapat di alam.
Misalnya, tanah, hutan, air, barang tambang, air, dan hasil laut.
a. Tanah
Tanah merupakan sumber daya alam yang pemanfaatannya relatif meningkat,
khususnya di kota-kota besar. Urbanisasi penduduk desa ke kota menyebabkan
kebutuhan masyarakat terhadap tanah meningkat, baik untuk lahan perumahan
maupun industri. Terbatasnya tanah menyebabkan terjadinya kelangkaan yang
mengakibatkan harga tanah menjadi mahal.
b. Hutan
Hasil hutan merupakan sumber daya alam yang persediaannya terbatas. Jika
dieksploitasi secara terus menerus, persediaannya akan semakin menipis. Apalagi
sekarang ini marak terjadinya pembalakan hutan ( illegal logging) yang
menyebabkan hasil hutan cepat terkuras habis. Oleh karena itu, eksploitasi hasil
hutan harus diimbangi dengan penanaman kembali (reboisasi) atau dengan cara
tebang pilih. Dengan demikian, hasil hutan akan tersedia secara terus-menerus dan
keseimbangan alam juga akan tetap terjaga.
c. Barang Tambang
Barang tambang yang terkandung di alam sangat beragam dan memiliki nilai
ekonomis yang tinggi sehingga menjadi sumber pendapatan yang besar bagi sebuah
negara. Misalnya, bahan bakar minyak (BBM), emas, perak, besi, tembaga, dan gas
alam.
d. Air
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari
manusia. Sekarang, kelangkaan persediaan air sangat terasa oleh masyarakat,
khususnya yang tinggal di kota-kota besar seperti kota Jakarta. Untuk memenuhi
kebutuhan air bersih, masyarakat harus membeli. Oleh karena itu, penggunaan air
harus dilakukan secara hemat. Selain itu, masyarakat juga harus menjaga
keseimbangan alam agar sumber air bersih tetap terjaga. Misalnya, tidak membuang
sampah ke sungai, tidak membangun rumah atau bangunan di daerah resapan air, dan
tidak menebang hutan secara liar.
e. Hasil Laut
Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya berupa laut, Indonesia
memiliki hasil laut yang beragam. Misalnya, ikan, rumput laut, garam, dan mineral
laut. Namun, masih adanya pihak yang mengambil keuntungan yang sebesar-
besarnya
tanpa memerhatikan kesinambungan kelestarian laut untuk jangka panjang.
Misalnya, penangkapan ikan menggunakan bahan peledak. Cara tersebut akan
menghancurkan ekosistem yang ada di sekitarnya. Ikan-ikan kecil akan mati dan
terumbu karang juga akan rusak. Mungkin ketika itu para penangkap ikan akan
memperoleh keuntungan yang besar, tetapi itu hanya sesaat karena jika
keseimbangan laut tidak terjaga ikan juga akan punah sehingga hasil laut menjadi
langka.
2. Kelangkaan Sumber Daya Manusia
Manusia merupakan pelaku utama kegiatan produksi. Sumber daya alam yang
tersedia akan berubah menjadi alat pemuas kebutuhan karena diolah oleh manusia.
Tentunya, tidak semua manusia dapat berperan aktif dalam kegiatan produksi. Hanya
manusia yang berkualitas yang mampu melakukannya sedangkan manusia yang
berkualitas jumlahnya relatif terbatas. Oleh karena itu, agar menjadi manusia yang
berkualitas, setiap orang dituntut untuk meningkatkan pendidikan, keahlian, dan
penguasaan teknologi.
3. Kelangkaan Sumber Daya Modal
Modal merupakan segala sesuatu hasil buatan manusia, baik berupa uang
maupun barang yang digunakan untuk mempermudah atau memperlancar kegiatan
produksi. Sumber daya modal jumlahnya relatif terbatas. Oleh karena itu, diperlukan
pengorbanan tertentu untuk mendapatkannya. Misalnya, modal berupa uang dapat
diperoleh dengan meminjam uang ke bank. Kemudian, dengan modal yang ada,
kegiatan produksi dapat dilakukan dan alat pemuas kebutuhan manusia dapat
disediakan.
4. Kelangkaan Sumber Daya Kewirausahaan
Sumber daya kewirausahaan berguna untuk menyatukan sumber daya ekonomi
yang ada. Tujuannya untuk menghasilkan barang atau jasa sebagai alat pemuas
kebutuhan manusia. Alat pemuas kebutuhan manusia tidak hanya berupa barang dan
jasa yang asal jadi, tetapi barang dan jasa yang memiliki kualitas bagus. Untuk
menghasilkan barang yang berkualitas, diperlukan pengusaha yang memiliki
kemampuan dan keterampilan kreatif dan inovatif dalam menyatukan sumber daya
ekonomi untuk menghasilkan produk berkualitas. Oleh karena itu, pengusaha yang
memiliki jiwa kewirausahaan sangat diperlukan dan jumlahnya terbatas. Hanya orang-
orang yang tekun, rajin, kreatif, inovatif, dan berwawasan luas mampu menjadi
pengusaha yang memiliki jiwa kewirausahaan.
1.4 Hubungan Kebutuhan Manusia dengan Kelangkaan Sumber Daya
Manusia akan terus berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam dan
tidak terbatas. Di sisi lain, sumber daya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia ketersediaannya terbatas sehingga menimbulkan kelangkaan. Penyebab
terjadinya kelangkaan tersebut, di antaranya sebagai berikut.
1. Terbatasnya jumlah benda pemuas kebutuhan yang ada di alam. Banyak benda yang
terdapat di alam dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun,
jumlah benda-benda tersebut terbatas dan jika digunakan secara terus-menerus akan
habis. Bahkan, untuk sumber daya alam berupa minyak bumi diperlukan waktu
ribuan tahun untuk memperbaruinya.
2. Terjadinya kerusakan alam akibat ulah manusia. Membuang sampah sembarangan ke
sungai atau pembalakan hutan merupakan contoh tindakan perusakan manusia
terhadap alam. Akibatnya, air sungai menjadi tercemar, hutan gundul, tanah longsor,
dan terjadi banjir. Akhirnya, persediaan air bersih menjadi berkurang dan hasil hutan
habis terkuras.
3. Terbatasnya kemampuan manusia dalam mengolah sumber daya. Kemampuan
manusia mengolah sumber daya yang ada dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya
penguasaan terhadap ilmu pengetahuan serta ketersediaan modal. Oleh karena itu,
jika penguasaan manusia terhadap faktor tersebut kurang, kemampuan manusia
untuk mengolah sumber daya yang ada juga akan kurang.
4. Tidak sebandingnya peningkatan kebutuhan manusia dengan kemampuan penyediaan
alat pemuas kebutuhan.
Dengan demikian, untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beragam dengan
kelangkaan alat pemuas kebutuhan diperlukan cara yang tepat dan cermat dalam
memenuhi kebutuhan. Caranya, yaitu dengan menyusun skala prioritas kebutuhan.
Kebutuhan yang harus dipenuhi disusun sesuai urutan tingkat kepentingannya. Dengan
demikian, dapat diketahui kebutuhan mana yang harus segera dipenuhi atau
didahulukan dan kebutuhan mana yang harus dipenuhi berikutnya. Akhirnya, sumber
daya yang terbatas dapat dialokasikan secara tepat sesuai skala prioritas sehingga
dengan sumber daya yang terbatas dapat diperoleh kepuasan yang optimal.