bab ii kajian pustaka a. kajian teori...

21
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Pada kajian teori ini, peneliti akan menjelaskan tentang teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun kajian teori dalam penelitian ini meliputi: 1. Pembelajaran Tematik Peneliti ini menjelaskan beberapa pembahasan tentang pembelajaran tematik meliputi pengertian pembelajaran tematik, prinsip dasar pembelajaran tematik, landasan pembelajaran tematik. a. Pengertian pembelajaran tematik “Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapat mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik” (Trianto, 2011: 139). Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Jadi pembelajarn tematik dirancang berdasarkan tema. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Trianto (2010: 86) menarik kesimpulan sebagai berikut, sebagai model pembelajaran yang memiliki arti penting dalam membangun kompetensi peserta didik, antara lain: Pertama, pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk menemukan sendiri berbagai

Upload: others

Post on 03-Sep-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Pada kajian teori ini, peneliti akan menjelaskan tentang teori-teori yang

berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun kajian teori dalam

penelitian ini meliputi:

1. Pembelajaran Tematik

Peneliti ini menjelaskan beberapa pembahasan tentang pembelajaran tematik

meliputi pengertian pembelajaran tematik, prinsip dasar pembelajaran tematik,

landasan pembelajaran tematik.

a. Pengertian pembelajaran tematik

“Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan

tema untuk mengaitkan beberapat mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik” (Trianto, 2011: 139).

Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok

pembicaraan. Jadi pembelajarn tematik dirancang berdasarkan tema. Dalam

pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Trianto (2010: 86)

menarik kesimpulan sebagai berikut, sebagai model pembelajaran yang memiliki

arti penting dalam membangun kompetensi peserta didik, antara lain: Pertama,

pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses

belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh

pengalaman langsung dan terlatih untuk menemukan sendiri berbagai

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

10

pengetahuan yang dipelajarinya. Kedua, pembelajaran tematik lebih menekankan

pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing).

Dengan demikian pembelajaran tematik akan memfalisitasi siswa untuk

aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan mendorong siswa untuk memahami

konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung yang telah

dipelajarinya. Pembelajaran tematik juga menjadi sarana siswa untuk

mengembangkan kreatifitas.

b. Karakteristik Pembelajaran tematik

Menerapkan pendekatan pembelajaran merupakan hal yang mutlak

dilakukan oleh guru untuk memperbaiki kualitas dalam pendidikan. Dalam hal ini

membutuhkan karakteristik-karakteristik dalam mendukung keberhasilan dalam

pembelajaran tematik. Adapun karakteristik menurut (Majid, 2014: 89) sebagai

berikut :

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik

memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut.

a) Berpusat pada siswa .

Hal ini memberi ruang bagi siswa untuk belajar menurut ketertarikannya,

kemampuan pribadinya dan gaya belajarnya. Berpusat pada siswa dapat

menghasilkan kepribadian yang cerdas, mandiri dan memiliki komunikasi

yang lebih baik lagi

b) Memberikan pengalaman langsung

Pentingnya melibatkan siswa dalam kegiatan secara langsung memberikan

pengalaman secara nyata. Pengalaman langsung sangat efektif dijadikan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

11

sebagai media pembelajaran dalam belajar karena dengan adanya

pengalaman langsung dapat mempermudah siswa dalam memahami sesuatu

yang abstrak menjadi lebih konkrit dan secara langsung kemungkinan

kesalahan persepsi akan dapat dihindari

c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Fokus pembelajaran diarahkan pada tema-tema yang paling dekat berkaitan

dengan kehidupan langsung siswa

d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata

pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu

memahami konsep-konsep tersebut secara utuh.

e) Bersifat fleksibel

Pembelajaran yang bersifat luwes, dimana guru dapat menyambungkan

pembelajaran satu dan pembelajaran yang lainnya. Dan guru dapat

mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan siswa.

f) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Dengan menggunakan prinsip ini pembelajaran tidak akan membosankan,

dan pembelajaran dapat berjalan sesuai apa yang diharapkan.

Berdasarkan uraian diatas, karakteristik pembelajaran tematik harus ada

dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini dikarenakan dalam kurikulum tematik

terdapat karakteristik tertentu. Oleh sebab itu jika karakteristik tidak diterapkan

maka pembelajaran tersebut tidak dapat dikatakan pembelajaran tematik

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

12

c. Prinsip dasar pembelajaran tematik

Sebagai bagian dari pembelajaran terpadu, maka pembelajaran tematik

memiliki prinsip dasar bagimana halnya pembelajaran terpadu. Pembelajaran

terpadu ini memiliki tema dan tema ini diambil dari kehidupan sehari-hari siswa.

Pembelajaran tematik perlu memilih materi yang mengambil beberapa mata

pelajaran. Dengan demikian materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema

secara bermakna. Pengambilan tema tersebut harus menggunakan prinsip dasar

pembelajaran tematik. Menurut Trianto (2010: 85) secara umum prinsip-prinsip

pembelajaran tematik dapat diklarifikasikan menjadi: (1) prinsip penggalian tema;

(2) prinsip pengelolaan pembelajaran; (3) prinsip evaluasi; dan prinsip reaksi.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan pembelajaran tematik

merupakan pembelajaran yang saling berkaitan antara beberapa mata pelajaran

dalam satu tema tertentu. Setiap mata pelajaran masih mempunyai hubungan yang

saling berkaitan terhadap materi yang akan disampaikan. Pembelajaran tematik

juga dapat dikatakan sebagai model pembelajaran terpadu yang menggunakan

pendekatan tematik karena menggabungkan beberapa mata pelajaran yang akan

memberikan pengalaman kepada siswa. Pembelajaran tematik juga mempunyai

prinsip-prinsip yang mendukung untuk keberhasilan kegiatan pembelajaran

tersebut.

d. Landasan Pembelajaran Tematik

Pelaksanaan pembelajaran tematik merupakan implementasi dari kurikulum

yang berlaku. Dalam pembelajaran tematik mempunyai landasan-landasan yang

digunakan untuk menjalankan ataupun melaksanakan sebuah pembelajaran

tersebut agar berjalan sesuai dengan tujua pembelajaran. Pada saat

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

13

mempertimbangkan pelaksanaan pembelajaran ini harus didasari pada landasan

fisolofis, landasan pikologis dan landasan yuridis.

Menurut Abdul Majid (2014: 87) Landasan pembelajaran tematik mencakup:

a) Landasan Filosofis

Dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga

aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan

humanism.

b) Landasan Psikologis

Pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi

perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi

perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan

isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa

agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap

perkembangan peserta didik.

c) Landasan Yuridis

Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai

kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan

pembelajaran tematik di sekolah dasar.

e. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Tahap kegiatan pembelajaran berupa alur yang terbagi menjadi tiga bagian

yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Adapun uraan

dari masing-masing kegitan tersebut antara lain sebagai berikut.

1) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal yang harus ditempuh guru

dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran tematik. Fungsinya

terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif, yang

memunginkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Menurut Trianto (2011: 216) kegiatan utama yang dilaksanakan dalam

pendahuluan pembelajaran ini diantaraya untuk menciptakan kondisi-kondisi

awal pembelajaran yang kondusif, melaksanakan kegiatan apersepsi

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

14

(apperception), dan penilaian awal (pre-test). Penciptaan kondisi awal

pembelajaran dilakukan dengan cara: mengecek atau memeriksa kehadiran

peserta didik (precence, attendance), menumbuhkan kesiapan belajar peserta

didik (readiness), menciptakan suasana belajar yang demokratis,

membangkitkan motivasi belajar peserta didik, dan membangkitkan perhatian

peserta didik.

Melaksanakan apersepsi (apperception) dilakukan dengan cara:

mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari

sebelumnya dan memberikan komentar terhadap jawaban peserta didik,

dilanjutkan dengan mengulas materi pelajaran yang akan dibahas. Melaksanakan

penilaian awal dapat dilakukan dengan lisan pada beberapa peserta didik yang

dianggap mewakili seluruh peserta didik, bisa juga penilaian awal ini dalam

prosesnya dipadukan dengan kegiatan apersepsi.

Menurut Rusman (2012: 268) kegiatan yang dilaksanakan dalam pen-

dahuluan pembelajaran ini diantaranya, yaitu: (1) melakukan apersepsi, yaitu

mengaitkan materi yang telah diberikan dengan materi yang akan dipelajari,

sehingga pemahaman siswa menjadi utuh, (2) menginformasikan tujuan atau

kompetensi yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dilakukan

agar siswa mengetahui arah dan capaian yang akan diperoleh dalam kegiatan

yang akan dilakukannya, (3) melakukan present atau kuis, yaitu untuk

mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi yang kan dipelajari.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan

pendahuluan terdiri dari berbagai macam kegiatan. Diantaranya terdiri dari

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

15

apersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, menyiapkan

siswa dengan memberikan motivasi dan suasana kegiatan pembelajaran yang

menyenangkan.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dalam pembelajaran tematik bersifat situasional, dalam arti

perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi dimana proses pembelajaran itu

berlangsung. Kegiatan awal yang perlu dilakukan guru adalah memberitahukan

tentang tema yang akan dibahas dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh

siswa beserta materi pokok atau bahan pembelajaran yang akan dipelajari. Hal ini

perlu dilakukan agar sejak awal siswa mengetahui kemampuan apa saja yang

dapat dikuasainya setelah kegiatan pembelajaran berakhir. Kegiatan inti

merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator

yang telah ditetapkan.

Penyampaian kompetensi dapat dilakukan dalam tulisan maupun lisan, atau

dapat dilakukan dengan kedua cara tersebut, menuliskan kompetensi dipapan tulis

kemudian dilanjutkan dengan penjelasan secara lisan kompetensi yang akan

dikuasai siswa. Menurut Rusman (2012: 268) kegiatan pembelajaran harus di

lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa

untuk berpartisipasi aktif, serta memeberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis siswa. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik

melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

16

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup adalah kegiatan menutup pelajaran, namun kegiatan

penutup juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar dan tindak lanjut yang

diberikan guru kepada peserta didik. Menurut Rusman (2012: 270) kegiatan

penutup secara umum diantaranya sebagai berikut:

a) Siswa menyimpulkan kegiatan belajar megajar (KBM) dibawah arahan

guru.

b) Melaksanakan post test atau penilaian akhir.

c) Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran melalui kegiatan pemberian tugas

atau latihan yang harus dikerjakan dirumah.

d) Menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa.

e) Menginformasikan topik atau tema yang akan dibahas pada pertemuan yang

akan datang.

f) Menutup kegiatan pembelajaran.

Sifat dari kegiatan penutup adalah penenang dalam mengakhiri

pembelajaran. Rangkaian dari kegiatan yaitu: dilakukan dengan menyimpulkan

pembelajaran, tindak lanjut setelah melakukan tes formatif berupa tugas atau

latihan dirumah dan mendapatkan umpan balik berupa penjelasan kembali hal

yang dianggap sulit serta pemberian motivasi untuk terus belajar dan

penyampaian topik yang akan dipelajari selanjutnya.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

17

f. Pembelajaran Saintifik

Tahapan-tahapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik

harus diperhatikan oleh guru. Tapi perlu diingat tidak semua materi harus

dipaksakan menggunakan pendekatan saintifik secara lengkap. Semua

disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. Sebelum penerapan

pembelajaran saintifik, alangkah baiknya guru menyiapkan anak didik secara

psikis maupun fisik. Unsur persiapan memeranankan hal yang penting untuk

keberhasilan tujuan pembelajaran. Guru harus menjelaskan tujuan pembelajaran

atau kompetensi dasar yang akan dicapai dan menyampaikan garis besar cakupan

materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh anak didik.

Berikut ini adalah aplikatif dari pendekatan saintifik.

1) Mengamati. Tahap pertama proses pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan saintifik yang dilakukan oleh siswa adalah mengamati.

Pengamatan bisa melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar dan

membaca. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan, melatih

mereka untuk memperhatikan hal yang penting dari suatu objek.

2) Menanya. Setelah siswa mengamati, guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya. Tahap kedua adalah menanya perlu dipahami yang

bertanya disini bukanlah guru melainkan siswa. Guru harus benar-benar

membuka kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya. Dalam hal ini

adalah melatih keaktifan siswa. Selain itu juga untuk menggetahui sejauh

mana pengetahuan dan rasa ingin tahu dari anak didik. Guru yang dianggap

berhasil dalam pembelajaran adalah guru yang mampu membuat siswa yang

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

18

awalnya tidak tertarik terhadap materi kemudian menjadi tertarik dan

kemudian menyenangi pelajaran tersebut.

3) Menalar. Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan

pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk

menggambarkan bahwa guru dan siswa merupakan pelaku aktif. Titik

tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi siswa harus lebih aktif dari

pada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas

fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan

berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah,

meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

4) Mencoba/mengeksplorasi. Eksplorasi adalah upaya awal membangun

pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi

yang digunakan adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang

menerapkan strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang

berkembang saat ini telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar.

Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat anak didik temukan, namun

sampai pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan.

5) Mengkomunikasikan. Mengkomunikasikan adalah melatih siswa

mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir

sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan

mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara

akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu

pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Peranan guru

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

19

dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai fasilitator dan motivator. Guru

memberikan fasilatas bagi siswa untuk mampu merekonstruksi kemampuan yang

telah dimiliki. Selain itu guru juga harus mampu memotivasi siswa untuk selalu

aktif meraih prestasi. Pendekatan saintifik diharapkan membuat siswa memiliki

kemandirian dalam belajar. Ketergantungan pada guru harus semakin dikurangi.

Karena siswa belajar bukan untuk memintarkan guru, malainkan untuk diri

mereka sendiri.

2. Model Pembelajaran

Peneliti menjelaskan beberapa teori yang berkaitan dengan model

pembelajaran antara lain pengertian model pembelajaran dan ciri-ciri model

pembelajaran yang baik.

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan faktor penting dalam menentukan prestasi

belajar siswa. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran merupakan suatu

cara atau strategi yang teratur dan terencana yang digunakan dalam proses belajar-

mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah direncakan. Oleh karena

itu model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan kegiatan pembelajara (Fathurrohman, 2015: 29). Jadi

model pembelajaran adalah kesatuan dari metode, teknik dan taktik yang

menggambarkan kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran.

Kurikulum 2013 menuntut siswa agar berperan aktif dalam pembelajaran.

Terdapat beberapa model pembelajaran yang mendukung pelaksanaan kurikulum

2013 yaitu salah satunya model Direct Intruction.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

20

b. Ciri-ciri model pembelajaran

Penggunaan model haruslah sesuai dengan materi pelajaran supaya dapat

menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Dengan menciptakan suasana yang

efektif dalam penerapan model pembelajaran tersebut harusnya memilih ciri-ciri

model yang baik. Adapun ciri –ciri model pembelajaran menurut Rusman (2012:

136) adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu,

2. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat

tercapai,

3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar

dikelas,

4. Memiliki bagian – bagian model yang dinamakan: a) urutan langkah –

langkah pembelajaran; b) interaksi sosial (guru dengan siswa); dan c) sistem

pendukung yang berupa sarana pendukung yang diperlukan dalam proses

belajar mengajar. Ketiga bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila

guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran,

5. Memiliki dampak sebagai akibat menerapkan model pembelajaran,

6. Membuat persiapan mengajar dengan pedoman model pembelajaran yang

dipilihnya.

Pembelajaran efektif peserta didik dilibatkan secara aktif, karena peserta

didik pusat dari kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran sangat erat kaitannya

dengan gaya belajar siswa dan gaya guru mengajar. Usaha guru dalam

pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai

keberhasilan.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

21

c. Karakteristik Model Pembelajaran

Model pembelajaran dalam dunia pendidikan banyak ragamnya. Akan tetapi

tidak semua model dalam pembelajaran cocok untuk semua mata pelajaran,

maupun semua siswa. Model pembelajaran atau metode pembelajaran merupakan

komponen penting dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Arends (dalam Prastowo, 2015: 260)

menunjukkan beberapa karakteristik model pembelajaran yang mungkin dapat

menjadi acuan dalam menentukan model pembelajaran sebagai berikut:

1. Pengajaran presentasi efektif untuk membantu siswa memperoleh dan

memproses pengetahuan deklaratif

2. Pengajaran langsung bertujuan membantu siswa mempelajari ketrampilan

penting procedural

3. Model pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah.

4. Model pengajaran langsung (latihan dan praktik seluruh kelas)

5. Pendekatan langsung dan induktif

6. Diskusi kelompok kecil maupun seluruh merupakan cara efektif untuk

mendorong siswa berbagai gagasan dengan siswa lain.

Masing-masing mempunyai karakteristik secara berbeda-beda tergantung pada

jenis tujuan pembelajaran, maka dalam memilih model pembelajaran harus benar-

benar sesuai dengan karakter siswa dan karakter materi itu tersebut.

3. Model Pembelajaran Langsung (Direct Intruction)

Peneliti menjelaskan beberapa teori yang berkaitan dengan model

pembelajaran langsung (Direct Intruction) antara lain pengertian pembelajaran

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

22

langsung, ciri-ciri model pembelajaran langsung, tema 9 Kayanya Negeriku

subtema 2 Pemanfaatan Kekayaan Alam di Indonesia

a. Pengertian pembelajaran langsung (Direct Intruction)

Tugas utama guru adalah mengkondisikan siswa agar siswa dapat belajar

dengan aktif sehingga potensi dalam diri siswa dapat berkembang secara

maksimal. Oleh karena itu dalam memilih model pembelajaran yang tepat

haruslah memperhatikan kondisi siswa, fasilitas yang tersedia dan kondisi guru itu

sendiri sehingga akan tercipta suasana belajar yang nyaman dan tidak

membosankan.

Model yang cocok untuk meciptakan pembelajaran yang terstruktur adalah

model Direct Intructon. Menurut Prastowo (2013: 104) model pembelajaran

langsung adalah bentuk pembelajaran dimana guru banyak menjelaskan konsep

atau ketrampilan kepada sejumlah kelompok siswa. Selain itu model pembelajaran

langsung ditunjukkan untuk membantu siswa mempelajari ketrampilan dasar dan

memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.Sedangkan

menurut Hamka & Arsyad (2015: 59) Direct Intruction atau pembelajaran

langsung adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa

mempelajari ketrampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan

selangkah demi selangkah.

Tujuan utama pembelajaran ini adalah untuk memaksimalkan penggunaan

waktu belajar siswa yang dihubungkan dengan waktu yang digunakan siswa

dalam belajar atau tugas dan kecepatan siswa untuk berhasil dalam mengerjakan

tugas sangat positif (Prastowo, 2009: 105). Maka dalam pelaksanaan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

23

pembelajaran harus melihat keefektifan waktu yang digunakan agar sesuai dengan

tujuan awal pembelajaran.

b. Ciri-ciri model pembelajaran langsung (Direct Intruction)

Ciri-ciri model pembelajaran langsung (Direct Intruction) menurut Trianto

(dalam, Fathurrohman, 2015: 168) antara lain:

1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk

prosedur penilaian belajar

2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran

3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar

kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil

Sintaks model pembelajaran langsung menurut Fathurrohman (2015: 170)

disajikan dalam lima tahap, seperti ditunjukkan pada tabel berikut :

Fase Peran Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan

siswa

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

informasi latar belakang pelajaran, pentingnya

pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar

Fase 2

Mendemonstasikan pengetahuan dan

ketrampilan

Guru mendemonstrasikan ketrampilan dengan

benar atau menyajikan informs tahap demi

tahap

Fase 3

Membimbing pelatihan

Guru merencanakan dan memberi bimbingan

pelatihan awal

Fase 4

Mengecek pemahaman dan memberikan

umpan balik

Mengecek apakah siswa telah berhasil

melakukan tugas dengan baik, memberi umpan

balik

Fase 5

Memeberikan kesempatan untuk pelatihan

lanjutan dan penerapan

Guru mempersiapkan kesempatan melakukan

pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus

pada penerpan kepada situasi lebih kompleks

dan kehidupan sehari-hari

Gambar 2.1Sintaks model pembelajaran langsung

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

24

c. Metode-metode dalam model Direct Intruction

Pembelajaran langsung mempunyai metode-metode pembelajaran yang

harus guru lakukan. Adapun metode-metode pada model Direct Intruction

sebagai berikut:

1) Metode ceramah. Metode ceramah merupakan metode tradisional/

konvensional yang sudah dilakukan dari sejak dulu. Metode ceramah

menurut (Ratnaningsih, 2012: 79) Metode ceramah adalah penjelasan secara

lisan yang dilakukan seorang guru kepada siswanya. Fakta bahwa metode

ceramah itu sangat dipengaruhi oleh pribadi guru yang bersangkutan tidak

bisa disingkirkan begitu saja. Seorang guru harus memiliki keterampilan

yang cukup untuk menggunakan metode ceramah dalam proses belajar di

kelas

2) Metode resitasi. Metode resitasi merupakan suatu metode dalam

pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk mengerjakan tugas-tugas

yang diberikan oleh guru setelah menjelaskan suatu materi, pemberian tugas

kepada siswa baik dikerjakan di sekolah maupun diluar sekolah yang mana,

setelah selesai mengerjakan tugas tersebut siswa harus melaporkan untuk

dipertanggungjawakan. Resitasi lebih luas daripada pekerjaan rumah.

3) Metode Praktik dan Drill. Metode praktik dilakukan setelah materi

dipelajari atau guru memberikan demonstrasi. Sedangkan, metode drill

digunakan ketika peserta didik diminta mengulang informasi pada topik-

topik khusus sampai dapat menguasai topik-topik yang diajarkan.

Metode drill menurut (Ratnaningsih, 2012: 83) Metode drill adalah metode

yang digunakan dengan cara memberikan latihan-latihan keterampilan yang

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

25

dilakukan secara berulang-ulang untuk mencapai suatu ketangkasan atau

keterampilan dalam melakukan sesuatu

4) Metode TGT (Team-Game-Tournament). Metode TGT yaitu metode yang

tidak memandang status, metode ini melibatkan semua aktivitas seluruh

siswa dengan cara menggunakan permainan sebagai media pembelajaran.

Menurut (Pritiya dan Heri, 2012: 52) Pembelajaran Kooperatif tipe TGT

sangat cocok untuk mengajar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan

tajam dengan satu jawaban yang benar dan terdapat permainan sehingga

membuat siswa lebih aktif aktif dan tidak cepat bosan pada saat pelajaran.

d. Tema 9 (Kayanya Negeriku), dan Subtema 1 (Pemanfaatan Kekayaan

Alam di Indonesia)

Kata tema berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti “menempatkan”

atau “meletakkan” dan kemudian kata itu mengalami perkembangan sehingga kata

tithenai berubah menjadi tema (Majid, 2014: 86). Tema adalah konsep atau

prinsip yang menjadi fokus pengikat untuk mempersatukan bahasan materi belajar

dari beberapa mata pelajaran (Kurniawan, 2014: 101). Pengertian secara luas,

tema merupakan alat atau wadah untuk mengenal berbagai konsep kepada anak

didik secara utuh. Tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum

dalam satu kesatuan yang utuh dan membuat pembelajaran lebih bermakna.

Model Direct Intruction cocok digunakan untuk membantu siswa dalam

proses belajar mengajar di dalam kelas 4, semester 2 tema 9 (Kayanya Negeriku)

subtema 2 (Pemanfaatan Kekayaan Alam di Indonesia). Model Direct Intruction

digunakan dalam tema 9 ini karena sesuai dengan karakteristik siswa yang masih

dalam fase perkembangan, sehingga siswa kelas 4 masih membutuhkan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

26

pembelajaran yang konkrit atau nyata untuk menunjang proses pembelajaran yang

efektif.

Ciri-ciri model Direct Intruction yang cocok dengan tema kayanya

Negeriku adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran dilakukan denga cara menyampaikan materi pelajaran secara

verbal yaitu dengan secara lisan merupakan tujuan utama, oleh karena itu

sering disebut dengan ceramah

2. Pembelajaran menyajikan materi pelajaran yang sudah diajarkan, seperti

data atau fakta, dan konsep-konsep tertentu yang harus dihafal atau

dipahami sehingga tidakmenuntut siswa untuk berfikir ulang

3. Tujuan utama pembelajaran dalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri,

artinya setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat

memahaminya dan dapat mengungkapkan kembali materi yang telah

diuraikan dengan benar

4. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang diperlukan, contohnya

dengan belajar kealam sekitar, guna untuk menciptakan suasana yang nyata.

5. Pengetahuan yang dikuasai siswa termasuk pengetahuan deklaratif dan

prosedural. Yang dimaksud deklaratif adalah pengetahuan konsep-konsep

atau definisi. Pengetahuan prosedural adalah mengetahui sesuatu tentang

tahapan atau mekanisme suatu proses.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

27

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan merupakan penelitian yang sudah dilakukan

sebelumnya, penelitian sebelumnya akan digunakan sebagai pembanding dengan

penelitian yang akan dilakukan. Adapun paparan penelitian sebelumnya, sebagai

berikut :

Diana (2014) dalam penelitian dengan judul “Penerapan Model

Pembelajaran Langsung Menggunakan Garis Bilangan Untuk Meningkatkan

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat dikelas VII SMP Negeri 3 Banawa”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penerapan model pembelajaran langsung menggunakan garis bilangan

yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat mengikuti fase-fase yaitu: (1)

pengantar/pengenalan; (2) penyajian; (3) latihan terbimbing; dan (4) latihan

mandiri.

Septi Fajarwati (2010) dalam penelitian dengan judul “Model Pembelajaran

Langsung Dengan Menggunakan Alat Peraga Pita Garis Bilangan Untuk

Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa SD”. Hasil Penelitian ini menunjukan

penerapan model pembelajaran langsung dengan menggunakan alat peraga pita

garis bilangan dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam kegiatan belajar

mengajar khususnya pada pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat. Dalam

proses pembeajaran yang didukung dengan penggunaan alat peraga akan dapat

menumbuhkan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran matematika, sehingga

siswa akan lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

28

Persamaan dari kedua peneliti yang relevan diatas adalah sama-sama

menggunakan model pembelajaran langsung atau Direct Intruction dan sama-

sama menggunakan materi matematika. Perbedaan dari kedua peneliti ini adalah

subjeknya, pada penelitian pertama tidak menggunakan media dan ruang

lingkupnya pada siswa SMP dan peneliti kedua menggunakan alat peraga pita

garis bilangan dan ruang lingkupnya pada siswa SD.

C. Kerangka Pikir

Kurikulum yang berlaku saat ini adalah kurikulum 2013 dengan

menggunakan pembelajaran tematik. Penelitian ini berfokus pada pembelajaran

tematik tema 9 subtema 2 dikelas 4. Pembelajaran tematik merupakan

pembelajaran yang memadukan kompetensi dasar dari berbagai pelajaran

menjadi satu tema tertentu. Pada penelitian ini menggunakan model pembelajaran

Direct Intruction. Model pembelajaran memegang peranan penting dalam proses

belajar mengajar. Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola

yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas

atau pembelajaran dalam tutorial. (Trianto, 2012: 51). Model Direct Intruction

sendiri memiliki arti yaitu pembelajaran yang menekankan pada pengetahuan

prosedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu.

Sesuai dengan rumusan masalah, analisis dimulai dari menganalisis

pelaksanaan, kendala dan solusi pada pembelajaran tematik melalui model Direct

Intruction. Pada tahap terakhir yaitu kesimpulan dari hasil penelitian. Adapun

kerangka berfikir dari penjelasan diatas dapat digambarkan sebagai berikut.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.eprints.umm.ac.id/37254/3/jiptummpp-gdl-ivorilinta-51153... · 2018. 8. 14. · aliran filsafat yaitu: progresivisme, konstruktivisme dan humanism

29

Hasil Hasil

Kondisi ideal yang diharapkan

Gambar. 2.2 Kerangka Pikir

Konvensional Inovatif

1. Pemanfaatan Lingkungan

2. Menggunakan langkah

prosedural

Model Pembelajaran

Teacher center Student Center

1. Siswa lebih fokus

2. Pembelajaran lebih efektif

3. Siswa lebih berfikir kritis

1. Siswa kurang fokus

2. Pembelajaran berpusat pada guru

3. Siswa mengerti pembelajaran

prosedural

1. Siswa mendapat informasi selangkah demi

selangkah

2. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran

3. Siswa lebih fokus dalam pembelajaran

4. Siswa paham yang disampaikan guru

“Analisis Pembelajaran Tematik Kelas 4 Tema 9 (Kayanya Negeriku)

Melalui Model pembelajaran Direct Intruction SDN Wonokerso 1 Pakisaji.

Pembelajaran Tematik

Tema 9 Kayanya Negeriku

Sub tema 2 pemanfaatan Alam di Indonesia