aliran filsafat pendidikan progresivisme

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai hasil dari pemikiran para filsuf, filsafat telah melahirkan berbagai macam pandangan dan aliran yang berbeda-beda. Pandangan-pandangan filsuf itu ada kalanya saling menguatkan dan ada juga yang saling berlawanan. Hal ini antara lain disebabkan oleh pendekatan yang mereka pakai juga berbeda-beda walaupun untuk objek dan masalah yang sama. Karena perbedaan dalam pendekatan itu, maka kesimpulan yang didapat juga akan berbeda. Perbedaan pandangan filsafat tersebut juga terjadi dalam pemikiran filsafat pendidikan, sehingga muncul aliran-aliran filsafat pendidikan. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis, harmonis, dinamis guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. 1

Upload: faisal-pakpahan

Post on 02-Aug-2015

165 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

            Sebagai hasil dari pemikiran para filsuf, filsafat telah melahirkan berbagai macam

pandangan dan aliran yang berbeda-beda. Pandangan-pandangan filsuf itu ada kalanya saling

menguatkan dan ada juga yang saling berlawanan. Hal ini antara lain disebabkan oleh

pendekatan yang mereka pakai juga berbeda-beda walaupun untuk objek dan masalah yang

sama. Karena perbedaan dalam pendekatan itu, maka kesimpulan yang didapat juga akan

berbeda. Perbedaan pandangan filsafat tersebut juga terjadi dalam pemikiran filsafat

pendidikan, sehingga muncul aliran-aliran filsafat pendidikan.

            Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan

konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu

sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam

dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Pendidikan

adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik

potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi

dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal.

Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis, harmonis,

dinamis guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.

            Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-

masalah pendidikan. Ada beberapa aliran filsafat pendidikan, dan yang akan penulis uraikan

di sini adalah filsafat pendidikan progresivisme. Dalam pandangannya progresivisme

berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat

dinamis dan temporal, menyela tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta

pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-

pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kebudayaan.

Belajar berfungsi untuk mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks.

Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap

waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

1

Page 2: Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme

B. Rumusan Masalah

            Ada beberapa masalah yang akan penyusun uraikan di dalam makalah ini, antara lain :

1. Pengertian  filsafat pendidikan progresivisme.

2. Latar  belakang munculnya filsafat progresivisme.

3. Tokoh-tokoh aliran filsafat progresivisme.

4. Pandangan filsafat progresivisme tentang pendidikan.

C. Tujuan Penulisan

            Dalam penyusunan makalah ini, ada beberapa persoalan yang bertujuan untuk :

1. Mahasiswa mampu memahami filsafat pendidikan progresivisme.

2. Mahasiswa mengetahui latar belakang timbul dan munculnya aliran filsafat pendidikan

progresivisme.

3. Agar mahasiswa mengetahui tokoh-tokoh aliran filsafat pendidikan progresivisme.

4. Masiswa mampu mengetahui pandangan-pandangan progresivisme tentang pendidikan.

2

Page 3: Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sejarah munculnya Filsafat Progresivisme

            Progresivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun

1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak

benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada

guru atau bidang muatan. Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan

dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan

dapat menghadapi dan mengatasi maslah- masalah yang bersifat menekan atau mengancam

adanya manusia itu sendiri.

            Oleh karena kemajuan atau progres ini menjadi suatu statement progrevisme, maka

beberapa ilmu pengetahuan yang mampu menumbuhkan kemajuan dipandang merupakan

bagian utama dari kebudayaan yang meliputi ilmu-ilmu hayat, antropologi, psikologi dan

ilmu alam. Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman

menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal, tidak pernah sampai pada yang paling

ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya

pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam

kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat

kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang

setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

            Progresivisme merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi

penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar “naturalistik”, hasil belajar “dunia

nyata” dan juga pengalaman teman sebaya. Aliran progesivisme telah memberikan

sumbangan yang besar di dunia pendidikan saat ini. Aliran ini telah meletakkan dasar-dasar

kemerdekaan dan kebebasan kepada anak didik. Anak didik diberikan kebaikan, baik secara

fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam

dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain. Oleh karena itu,

filsafat progesivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter.

              Progresivisme bukan merupakan suatu bangunan filsafat atau aliran filsafat yang

berdiri sendiri, malainkan meruakpan aliran suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan

tahun 1918. Selama 20 tahun menjadi gerakan yang sangat kuat di Amerika Serikat banyak

guru yang ragu-ragu terhadap gerakan ini. Gerakan progeresik terkenal luas karena reaksinya

terhadap formalisme dan sekolah tradisional yang membosankan, yang menekankan disiplin

3

Page 4: Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme

keras belajar pisik dan banyak hal-hal kecil yang tidak bermanfaat dalam

pendidikan. Pengaruh progresivisme terasa di seluruh dunia, terlebih-lebih di Amerika

Serikat. Usaha pembaharuan di dalam lapangan pendidikan pada umumnya terdorong oleh

aliran progresivisme ini.

            John Dewey memandang bahwa pendidikan sebagai proses dan

sosialisasi Maksudnya sebagai proses pertumbuhan anak didik dapat mengambil kejadian-

kejadian dari pengalaman lingkungan sekitarnya. Maka dari itu, dinding pemisah antara

sekolah dan masyarakat perlu dihapuskan, sebab belajar yang baik tidak cukup di sekolah

saja. Dengan demikian, sekolah yang ideal adalah sekolah yang isi pendidikannya

berintegrasi dengan lingkungan sekitar. Karena sekolah adalah bagian dari masyarakat. Dan

untuk itu, sekolah harus dapat mengupayakan pelestarian karakteristik atau kekhasan

lingkungan sekolah sekitar atau daerah di mana sekolah itu berada. Untuk dapat melestarikan

usaha ini, sekolah harus menyajikan program pendidikan yang dapat memberikan wawasan

kepada anak didik tentang apa yang menjadi karakteristik atau kekhususan daerah itu. Untuk

itulah, fisafat progesivisme menghendaki sistem pendidikan dengan bentuk belajar “sekolah

sambil berbuat” atau learning by doing.

            Progresivisme menghendaki pendidikan yang pada hakikatnya progresif. Tujuan

pendidikan hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus-menerus, agar

peserta didik dapat berbuat sesuatu yang inteligen dan mampu mengadakan penyesuaian dan

penyesuaian kembali sesuai dengan tuntutan dari lingkungan. Biasanya aliran progresivisme

ini di hubungkan dengan pandangan hidup liberal (the liberal road to), dan culture.

Maksudnya adalah pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: fleksibel

(tidak kaku, tidak menolak perubahan, tidak terikat oleh suatu doktrin tertentu), curios (ingin

mengetahui, ingin menyelidiki), toleran dan open-minded (mempunyai hati terbuka).

            Sejarah mengatakan perkembangan aliran progresivisme dianggap sebagai aliran

pikiran yang baru muncul dengan jelas pada pertengahan abad ke-19, akan tetapi garis

perkembangannya dapat ditarik jauh kebelakang sampai pada zaman Yunani purba. Misalnya

Hiraclitus (544), Socrates (469), Protagoras (480) dan Aristoteles. Mereka pernah

mengemukakan pendapat yang dapat dianggap sebagai unsur-unsur yang ikut menyebabkan

sikap jiwa yang disebut pragmatisme-Progresivisme.

            Heraclitus mengemukakan bahwa sifat yang utama dari realita ialah perubahan. Tidak

ada sesuatu yang tetap didunia ini, semuanya berubah-ubah, kecuali asa perubahan itu

sendiri. Socrates berusaha mempersatukan epsitemologi dan aksiologi. Ia mengajarkan bahwa

pengetahuan adalah kunci untuk kebajikan. Yang baik dapat dipelajari dengan kekuatan

4

Page 5: Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme

intelek, dan pengetahuan yang baik menjadi pedoman bagi manusia untuk melakukan

kebajikan. Ia percaya bahwa manusia sanggup melakukan baik. Protagoras mengajarkan

bahwa kebenaran dan norma atau nilai tidak bersifat mutlak, melainkan relatif, yaitu

bergantung pada waktu dan tempat. Sedangkan Aristoteles menyarankan moderasi dan

kompromi (jalan tengah bukan jalan ekstrim) dalam kehidupan.

            Kemudian sejak abad ke-16, Francis Bacon, John Locke, Rousseau, Kant, dan Hegel

dapat disebut sebagai penyumbang pikiran-pikiran munculnya aliran Progresivisme. Francis

Bacon memberikna sumbangan dengaan usahanya memperbaiki dan memperhalus metode

ilmiah dalam pengetahuan alam. Locke dengan ajarannya tentang kebebasan politik.

Rousseau dengan keyakinannya bahwa kebaikan berada didalam manusia karena kodrat yang

baik dari para manusia. Kant memuliakan manusia, menjunjung tinggi akan kepribadian

manusia, memberi martabat manusia suatu kedudukan yang tinggi. Hegel mengajarkan

bahwa alam dan masyarakat bersifat dinamis, selamanya berada dalam keadaan bergerak,

dalam proses perubahan dan penyesuaian yang tak ada hentinya.

            Dalam abad ke- 19 dan ke-20, tokoh-tokoh Progresivisme banyak terdapat di Amerika

Serikat. Thomas Paine dan Thomas Jefferson memberikan sumbangan pada Progresivisme

karena kepercayaan mereka pada demokrasi dan penolakan terhadap sikap yang dogmatis,

terutama dalam agama. Charles S. Peirce mengemukakan teori tentang pikiran dan hal

berfikir itu hanya berguna bagi manusia apabila pikiran itu bekerja yaitu memberikan

pengalaman (hasil) baginya. Fungsi berfikir adalah membiasakan manusia untuk berbuat.

Perasaan dan gerak jasmaniah adalah manifestasi dari aktifitas manusia dan keduanya itu

tidak dapat dipisahkan dari kegiatan berfikir.

B. Tokoh-tokoh aliran Filsafat Progresivisme

            Ada beberapa tokoh progresivisme yang berperan penting dalam mengembangkan

aliran ini, antara lain :

1.      William James (1842 –1910)

            William James seorang psychologist dan seorang filsuf Amerika yang sangat terkenal.

Paham dan ajarannya demikian pula kepribadiannya sangat berpengaruh diberbagai negara

Eropa dan Amerika. Meskipun demikian dia sangat pandai berceramah dibidang filsafat, juga

terkenal sebagai pendiri Pragmatisme. James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti

juga aspek dari eksistensi organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan

hidup. Dan dia menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari

mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk membebaskan

5

Page 6: Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme

ilmu jiwa dari prakonsepsi teologis, dan menempatkannya di atas dasar ilmu perilaku. Buku

karangannya yang berjudul Principles of Psychology yang terbit tahun 1890 yang membahas

dan mengembangkan ide-ide tersebut, dengan cepat menjadi buku klasik dalam bidang itu,

hal inilah yang mengantar William James terkenal sebagai ahli filsafat Pragmatisme dan

Empirisme radikal.

            Demikian pula kepribadiannya sangat berpengaruh diberbagai negara Eropa dan

Amerika. Meskipun demikian dia sangat terkenal dikalangan umum Amerika sebagai penulis

yang sangat brilian, dosen serta penceramah dibidang filsafat, juga terkenal sebagai pendiri

Pragmatisme. James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi

organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia menegaskan

agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu

pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari prakonsepsi

teologis, dan menempatkannya di atas dasar ilmu perilaku.

2.      John Dewey (1859 - 1952)

            John Dewey adalah seorang profesor di universitas Chicago dan Columbia (Amerika).

Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih menekankan pada anak

didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Child Centered

Curiculum", dan "Child Centered School". Progresivisme mempersiapkan anak masa kini

dibanding masa depan yang belum jelas, seperti yang diungkapkan Dewey dalam bukunya

"My Pedagogical Creed", bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan

persiapan masa yang akan datang. Dewey mengembangkan pragmatisme dalam bentuknya

yang orisinil, tapi meskipun demikian, namanya sering pula dihubungkan terutama sekali

dengan versi pemikiran yang disebut instrumentalisme. Adapun ide filsafatnya yang utama,

berkisar dalam hubungan dengan problema pendidikan yang konkret, baik teori maupun

praktik. reputasi (nama baik) internasionalnya terletak dalam sumbangan pikirannya terhadap

filsafat pendidikan Progressivisme Amerika.

            Dewey tidak hanya berpengaruh dalam kalangan ahli filsafat profesional, akan tetapi

juga karena perkembangan idenya yang fundamental dalam bidang ekonomi, hukum,

antropologi, teori politik dan ilmu jiwa. Dia adalah juru bicara yang sangat terkenal di

Amerika Serikat dari cara-cara kehidupan demokratis. Diantara karya-karya Dewey yang

dianggap penting adalah Freedom and Cultural, Art and Experience, The Quest of Certainty

Human Nature and Conduct (1922), Experience and Nature (1925), dan yang paling

fenomenal adalah Democracy and Education(1916).

6

Page 7: Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme

3.      Hans Vaihinger (1852-1933)

            Hans Vaihinger berpendapat bahwa tahu itu hanya mempunyai arti praktis.

Persesuaian dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan; satu-satunya ukuran bagi berpikir

ialah gunanya (dalam bahasa Yunani Pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di

dunia. Segala pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata; jika pengertian itu berguna.

untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tahu saja bahwa kebenaran ini

tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.

C. Pandangan Filsafat Progresivisme tentang Pendidikan

            Dasar filosofis dari aliran progresivisme adalah realisme spiritualistik dan humanisme

baru. Realisme spiritualistik berkeyakinan bahwa gerakan pendidikan progresif bersumber

dari prinsip-prinsip spiritualistik dan kreatif dari Froebel dan Montessori serta ilmu baru

tentang perkembangan anak. Sedangkan Humanisme baru menekankan pada penghargaan

terhadap harkat dan martabat manusia sebagai individu. Dengan demikian orientasinya

individualistik.

            Ada beberapa pandanagan filsafat progresivisme, antara lain :

1.      Tujuan Pendidikan

            Tujuan pendidikan menurut pandangan aliran ini adalah pendidikan harus

memberikan keterampilan dan alat-alat yang bermanfaat untuk berintraksi dengan lingkungan

yang berada dalam proses perubahan secara terus menerus. Yang dimaksud dengan alat-alat

adalah keterampilan pemecahan masalah yang dapat digunakkan individu untuk menentukan,

menganalisis, dan memecahkan masalah. Pendidikan bertujuan agar peserta didik memilki

kemampuan memecahkan berbagai masalah baru dalam kehidupan pribadi maupun

kehidupan sosial, atau dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang berada dalam

proses perubahan. Selain itu, pendidikan juga bertujuan membantu peserta didik untuk

menjadi warga negara yang demokratis.

            Proses belajar mengajar terpusatkan pada prilaku dan disiplin diri. Tujuan

keseluruhan pendidikan sendiri adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara

sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan

tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap

anak. Agar dapat bekerja siswa diharapkan memiliki keterampilan, alat dan pengalaman

sosial, dan memiliki pengalaman problem solving.

7

Page 8: Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme

2.      Kurikulum Pendidikan

            Kalangan progresif menempatkan subjek didik pada titik sumbu sekolah (student-

centered). Mereka lalu berupaya mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang

berpangkal pada kebutuhan, kepentingan, dan inisiatif subjek didik. Jadi, ketertarikan anak

adalah titik tolak bagi pengalaman belajar. Imam Barnadib menyatakan bahwa kurikulum

progresivisme adalah kurikulum yang tidak beku dan dapat direvisi, sehingga yang cocok

adalah kurikulum yang berpusat pada pengalaman.

            Sains sosial sering dijadikan pusat pelajaran yang digunakan dalam pengalaman-

pengalaman siswa, dalam pemecahan masalah serta dalam kegiatan proyek. Disini guru

menggunakan ketertarikan alamiah anak untuk membantunya belajar berbagai keterampilan

yang akan mendukung anak menemukan kebutuhan dan keinginan terbarunya. Akhirnya, ini

akan membantu anak (subjek didik) mengembangkan keterampilan-keterampilan pemecahan

masalah dan membangun informasi yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan

sosial. Kurikulum disusun dengan pengalaman siswa, baik pengalaman pribadi maupun

pengalaman sosial, selain sosial sering dijadikan pusat pelajaran yang digunakan dalam

pengalaman-pengalaman siswa dan dalam pemecahan masalah serta dalam kegiatan proyek.

            Sekolah yang baik itu adalah sekolah yang dapat memberi jaminan para siswanya

selama belajar, maksudnya yaitu sekolah harus mampu membantu dan menolong siswanya

untuk tumbuh dan berkembang serta memberi keleluasaan tempat untuk para siswanya dalam

mengembangkan bakat dan minatnya melalui bimbingan guru dan tanggung jawab kepala

sekolah. Kurikulum dikatakan baik apabila bersifat fleksibel dan eksperimental (pengalaman)

dan memiliki keuntungan-keuntungan untuk diperiksa setiap saat. Sikap progressvisme,

memandang segala sesuatu berasaskan fleksibilitas, dinamika dan sifat-sifat yang sejenis,

tercermin dalam pandangannya mengenai kurikulum sebagai pengalaman yang edukatif,

bersifat eksperimental dan adanya rencana dan susunan yang teratur. Menurut Progresivisme,

Kurikulum hendaknya : (a) tidak universal melainkan berbeda-beda sesuai dengan kondisi

yang ada, (b) disesuaikan dengan sifat-sifat peserta didik (minat, bakat, dan kebutuhan setiap

peserta didik), (c) berbasis pada masyarakat, dan (c) bersifat fleksibel dan dapat berubah atau

direvisi.

8

Page 9: Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme

3.      Metode Pendidikan

            Metode pendidikan yang biasanya dipergunakan oleh aliran progresivisme

diantaranya adalah :

Metode Pendidikan Aktif, pendidikan progresif lebih berupa penyediaan lingkungan dan

fasilitas yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara bebas pada setiap

anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya.

Metode Memonitor Kegiatan Belajar, mengikuti proses kegiatan anak belajar sendiri,

sambil memberikan bantuan-bantuan apabila diperlukan yang sifatnya memperlancar

berlangsung kegiatan belajar tersebut.

Metode Penelitian Ilmiah, pendidikan progresif merintis digunakannya metode penelitian

ilmiah yang tertuju pada penyusunan konsep.

Pemerintahan Pelajar, pendidikan progresif memperkenalkan pemerintahan pelejar dalam

kehidupan sekolah dalam rangka demokratisasi dalam kehidupan sekolah.

Kerjasama Sekolah Dengan Keluarga, pendidikan progresif mengupayakan adanya

kerjasama antara sekolah dengan keluarga dalam rangka menciptakan kesempatan yang

seluas-luasnya bagi anak untuk mengekspresikan secara alamiah semua minat dan

kegiatan yang diperlukan anak.

Sekolah Sebagai Laboratorium Pembaharuan Pendidikan, sekolah tidak hanya tempat

untuk belajar, tetapi berperanan pula sebagai laboratoriun dan pengembangan gagasan

baru pendidikan.

4.      Pendidikan

            Progrisivisme di dasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan harus terpusat pada anak

bukanlah memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Menurut progresivisme, pendidikan

selalu dalam proses perkembangan dan sebagai suatu rekonstruksi pengalaman yang terus-

menerus. Progresivisme menekankan enam prinsip mengenai pendidikan dan belajar, yaitu :

Pendidikan seharusnya adalah hidup itu sendiri, bukan persiapan untuk kehidupan.

Belajar harus langsung berhubungan dengan minat anak.

Belajar melalui pemecahan masalah hendaknya diutamakan daripada pemberian bahan

pelajaran.

Guru berperan sebagai pemberi advise, bukan untuk mengarahkan.

Sekolah harus menggerakkan kerjasama daripada kompetensi.

9

Page 10: Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme

Demokrasilah satu-satunya yang memberi tempat dan menggerakkan pribadi-pribadi

saling tukar menukar ide secara bebas, yang diperlukan untuk pertumbuhan

sesungguhnya.

           

5.      Pelajar

            Kaum progresif menganggap subjek-subjek didik adalah aktif, bukan pasif, sekolah

adalah dunia kecil (miniatur) masyarakat besar, aktifitas ruang kelas difokuskan pada praktik

pemecahan masalah, serta atmosfer sekolah diarahkan pada situasi yang kooperatif dan

demokratis. Mereka menganut prinsip pendidikan perpusat pada anak (child-centered).

Mereka menganggap bahwa anak itu unik. Anak adalah anak yang sangat berbeda dengan

orang dewasa. Anak mempunyai alur pemikiran sendiri, mempunyai keinginan sendiri,

mempunyai harapan-harapan dan kecemasan sendiri yang berbeda dengan orang dewasa.

6. Pengajar (guru)

            Guru dalam melakukan tugasnya mempunyai peranan sebagai :

Fasilitator, orang yang menyediakan diri untuk memberikna jalan kelancaran proses

belajar sendiri siswa.

Motivator, orang yang mampu membangkitkan minat siswa untuk terus giat belajar

sendiri.

Konselor, orang yang membantu siswa menemukan dan mengatasi sendiri masalah-

masalah yang dihadapi oleh setiap siswa. Dengan demikian guru perlu mempunyai

pemahaman yang baik tentang karakteristik siswa, dan teknik-teknik memimpin

perkembangan siswa, serta kecintaan pada anak agar dapat menjalankan peranannya

dengan baik.

D. Pandangan Umum Filsafat Progresivisme

1.      Pandangan secara Ontologi

            Asal Hereby atau asal keduniawian, adanya kehidupan realita yang amat luas tidak

terbatas, sebab kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia.

Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu, pengalaman manusia

tentang penderitaan, kesedihan, kegembiraan, keindahan dan lain-lain adalah realita manusia

hidup sampai mati. Pengalaman adalah suatu sumber evolusi yang berarti perkembangan,

maju setapak demi setapak mulai dari yang mudah-mudah menerobos kepada yang sulit-sulit

(proses perkembangan yang lama).

10

Page 11: Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme

            Pengalaman adalah perjuangan, sebab hidup adalah tindakan dan perubahan-

perubahan. Manusia akan tetap hidup berkembang, jika ia mampu mengatasi perjuangan,

perubahan dan berani bertindak. Ontology progresivisme mengandung pengertian dan

kualitas evolusionistis yang kuat, Pengalaman diartikan sebagai ciri dinamika hidup, dan

hidup adalah perjuangan tindakan dan perbuatan. Sifat-sifat pengalaman :

Pengalaman itu dinamis adalah dalam kehidupan terjadi perubahan yang terjadi terus

menerus.

Pengalaman itu temporal adalah terjadi perubahan dan perbedaan pengalaman dari waktu

kewaktu.

Pengalaman itu spatial adalah terjadi disuatu tempat dalam lingkungan manusia.

Pengalaman itu pluralistis yaitu pengalaman itu terjadi seluas adanya interaksi sedalam

individu terlibat.

2.      Pandangan secara Epistemologi

            Pengetahuan adalah informasi, fakta, hukum prinsip, proses, kekuasaan yang

terakumulasi dalam pribadi sebagai hasil proses interaksi pengalaman. Pengetahuan diperoleh

manusia baik seeara langsung melalui pengalaman dan kontak dengan segala realita dalam

lingkun hidupnya, ataupun pengetahuan diperoleh langsung melalui catatan (buku-buku,

kepustakaan). Pengetahuan adalah hasil aktivitas tertentu. Epistimologi mengkaji tentang

teori-teori pengetahuan, menangani persoalan tentang sifat dasar pengetahuan manusi. Makin

sering kita menghadapi tuntutan lingkungan dan makin banyak pengalaman kita dalam

praktek, maka makin besar persiapan menghadapi tuntutan masa depan. Pengetahuan harus

disesuaikan dimodifikasi dengan realita baru di dalam lingkungan. Kebenaran dan

kemampuan suatu ide memecahkan masalah, kebenaran adalah (sekuen dan pada sesuatu ide,

realita pengetahuan dan daya guna.

            Ada tiga hal yang dibicarakan dalam Epistimologi Filsafat yaitu :

a. Objek Filsafat

            Tujuan berfilsafat adalah menemukan kebenaran yang sebenarnya, yang terdalam.

Susunan hasil pemikiran disebut sistematika filsafat atau struktur filsafat yang terdiri atas

ontologi, epistimologi, dan aksiologi.  Isi setiap cabang filsafat ditentukan oleh objek apa

yang diteliti (dipikirkan). Jika memikirkan pendidikan, jadilah filsafat pendidikan, dan

seterusnya. Objek penelitian filsafat lebih luas dari objek penelitian sain sebab filsafat

meneliti objek yang ada dan mungkin ada.

11

Page 12: Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme

b. Cara Memperoleh Pengetahuan Filsafat

            Berfilsafat ialah berfirkir, dan berfikir itu menggunakan akal. Dari sini

timbul masalah apa itu“akal“. Akal ini diperdebatkan oleh ahli akal (Locke,Voltaire, Will

Durant, David Hume,dan sebagainya dan orang –orang yang secara intesif mengunakan

akalnya.Untuk itu mereka menerima bahwa “bahwa akal itu ada”, dan ia bekerja berdasarkan

suatu cara yang tidak begitu kita kenal. Aturan kerjanyadisebut “ logika “. Sejauh akal itu

bekerja menurut aturan logika, agaknya kita dapat menerima kebenarannya. Kerja akal yaitu

berfikir mendalam, menghasilkan filsafat.

c. Ukuran Kebenaran Pengetahuan Filsafat

            Pengetahuan filsafat merupakan  pengetahuan yang logis. Ukuran kebenaran filsafat

ialah logis tidaknya pengetahuan itu. Bila logis benar, bila tidak logis, salah. Ukuran logis

tidaknya terlihat pada argumen yang menghasilkan kesimpulan (teori). Argumen  menjadi

kesatuan dengan konklusi, dan konklusi ini disebut teori filsafat. Bobot teori filsa fat terletak

pada kekuatan argumen, maka diterima pendapat yang mengatakan bahwa filsafat itu

argumen. Kebenaran konklusi ditentukan 100% oleh argumen.

3.      Pandangan secara Aksiologi

            Nilai timbul karena manusia mempunyai bahasa, dengan demikian adanya pergaulan.

Masyarakat menjadi wadah timbulnya nilai-nilai. Bahasa adalah sarana ekspresi yang berasal

dari dorongan, kehendak, perasaan, kecerdasan dari individu-individu. Nilai itu benar atau

salah, baik atau buruk dapat dikatakan adalah menunjukkan kecocokan dengan hasil

pengujian yang dialami manusia dalam pergaulan manusia.

4.      Pandangan dari Sudut Budaya

            Kebudayaan sebagai hasil budi manusia, dalam berbagai bentuk dan manifestasinya,

dikenal sepanjang sejarah sebagai milik manusia yang tidak kaku, melainkan selalu

berkembang dan berubah. Filsafat progresivisme menganggap bahwa pendidikan telah

mampu merubah dan membina manusia untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-

perubahan kultural dan tantangan zaman, sekaligus menolong manusia menghadapi transisi

antara zaman tradisional untuk memasuki zaman modern (progresif).

            Manusia sebagai makhluk berakal dan berbudaya selalu berupaya untuk mengadakan

perubahan-perubahan. Dengan sifatnya yang kreatif dan dinamis manusia terus berevolusi

meningkatkan kualitas hidup yang semakin terus maju. Kenyataan menunjukkan bahwa pada

12

Page 13: Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme

zaman purbakala manusia hidup di pohon-pohon atau gua-gua. Hidupnya hanya bergantung

dengan alam. Alamlah yang mengendalikan manusia. Dengan sifatnya yang tidak iddle

curiousity (rasa keingintahuan yang terus berkembang) makin lama daya rasa, cipta dan

karsanya telah dapat mengubah alam menjadi sesuatu yang berguna. Alamlah yang

dikendalikan oleh manusia. Hidup manusia tidak lagi di pohon-pohon atau gua-gua, akan

tetapi dengan potensi akalnya manusia telah membangun gedung-gedung yang menjulang

tinggi, rumah-rumah mewah.

            Filsafat progresivisme yang memiliki konsep manusia memiliki kemampuan-

kemampuan yang dapat memecahkan problematika hidupnya, telah mempengaruhi

pendidikan, di mana dengan pembaharuan-pembaharuan pendidikan telah dapat

mempengaruhi manusia untuk maju (progress). Sehingga semakin tinggi tingkat berpikirnya

manusia maka semakin tinggi pula tingkat budaya dan peradaban manusia. Akibatnya anak-

anak tumbuh menjadi dewasa, masyarakat yang sederhana dan terbelakang menjadi

masyarakat yang komplek dan maju.

BAB III

PENUTUP

13

Page 14: Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme

A.    Kesimpulan

Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan

pendidikan disekolah berpusat pada anak (student-centered), sebagai reaksi terhadap

pelaksanaan pendidikan yang berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran

(subject-centered). Progresivisme menghendaki pendidikan yang pada hakikatnya progresif.

Tujuan pendidikan hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus-

menerus, agar peserta didik dapat berbuat sesuatu yang inteligen dan mampu mengadakan

penyesuaian dan pennyesuaian kembali sesuai dengan tuntutan dari lingkungan.

Meskipun Progresivisme dianggap sebagai aliran pikiran yang baru muncul dengan

jelas pada pertengahan abad ke-19, akan tetapi garis perkembangannya dapat ditarik jauh

kebelakang sampai pada zaman Yunani purba yaitu melalui pemikiran-pemikiran Hiraclitus,

Socrates, Protagoras, dan Aristoteles. Kemudian sejak abad ke-16, Francis Bacon, John

Locke, Rousseau, Kant, dan Hegel dapat disebut sebagai penyumbang pikiran-pikiran

munculnya aliran Progresivisme. Sedangkan pada abad ke- 19 dan ke-20, tokoh-tokoh

Progresivisme banyak terdapat di Amerika Serikat diantaranya adalah Thomas Paine,

Thomas Jefferson, Charles S. Peirce.

Progresivisme berpandangan bahwa tujuan keseluruhan pendidikan adalah melatih

anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan

otak dan hati. Mereka berupaya mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang

berpangkal pada kebutuhan, kepentingan, dan inisiatif subjek didik. Metode pendidikan yang

biasa mereka pergunakan diantaranya adalah metode pendidikan aktif, metode memonitor

kegiatan belajar, metode penelitian ilmiah, pemerintahan pelajar, kerjasama sekolah dengan

keluarga, sekolah sebagai laboratorium pembaharuan.

B.     Saran

            Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita

semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya

dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak

kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harafkan saran dan kritik nya yang bersifat

membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Imam, Barnadib. 1988. Filsafat Pendidikan, Sistem Dan Metode. Yogyakarta : Andi Offset.

14

Page 15: Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme

Redja, Mudyahardjo. 2006. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

TIM Pengajar UNIMED. 2011. Filsafat Pendidikan. Medan.

Usiono. 2006. Pengantar filsafat pendidika., Jakarta : Hijri Pustaka Utama,.

Uyoh, Sadulloh. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

15