progresivisme in education

16
Progresivisme dalam Pendidikan Dr. Khoe Yao Tung, M.Sc.Ed, M.Ed

Upload: ipeka-christian-school-indonesia

Post on 28-Nov-2014

176 views

Category:

Education


6 download

DESCRIPTION

progresivisme dan kekristenan dalam pendidikan, keduanya bertentangan dalam praksis pendidikan.

TRANSCRIPT

Page 1: Progresivisme in education

Progresivisme dalam Pendidikan

Dr. Khoe Yao Tung, M.Sc.Ed, M.Ed

Page 2: Progresivisme in education

Munculnya Progresivisme Kelanjutan dari Pragmatisme Pengaruh pemikiran John Dewey (1859-1952) dalam

dunia pendidikan, khususnya pengaruhya dalam dunia pendidikan modern.

John Dewey dikenal sebagai bapak dari gerakan progresivisme.

Aliran ini muncul sebagai reaksi penolakan terhadap pendidikan yang ada (pendidikan menekankan metode formal, pembelajaran instruksional dan teacher oriented).

Page 3: Progresivisme in education

Keyakinan utama, Nilai, Praktek Penekanan pada learning by doing

Penekanan pada pemecahan masalah dan berpikir kritis

Mengutamakan Kerja kelompok Penilaian kelompok dengan evaluasi proyek dan

produksi anak. Kurikulum terpadu difokuskan pada unit tematik

Page 4: Progresivisme in education

Progresivisme (menurut Dewey, Kilpatrick) Pendidikan harus hidup itu sendiri, bukan persiapan untuk

hidup Peran guru bukan untuk mengarahkan tetapi untuk

menyarankan Belajar harus langsung berhubungan dengan kepentingan

anak Sekolah harus mendorong kerjasama dibanding kompetisi

Page 5: Progresivisme in education

Doktrin DeweyDoktrin Dewey dalam berbagai teori dan program instruksional yang dikembangkan di sekolah seperti child centered school, activity school, the project method, cooperative learning, self-esteem, problem solving, social context dengan spesifikasi dalam proses pembelajaran berupa:Menolak teori dualistik manusia terdiri dari roh dan fisik,

dengan menganggap manusia sebagai organisme biologi yang keseluruhan perkembangannya ditentukan dengan stimulus eksternal.

Menolak konsep-konsep tradisional, progresif menganggap kebenaran, etika dan moral adalah relatif dan situasional.

Merupakan kesia-siaan bagi manusia untuk mencari dasar keyakinan dalam standard of conduct, etika dan kebenaran, karena akan berubah menurut situasi kondisi

Page 6: Progresivisme in education

John Dewey (1859 – 1952) • John Dewey adalah ahli filsafat, ahli pendidikan

dan bapak aliran progresivisme. Dewey juga mengajar para pendidik yang belajar di Chicago University dan Columbia University. Pada tahun 1894 John Dewey menjadi kepala departemen filsafat, psikologi, dan pedagogi pada University of Chicago dan membuka laboratorium sekolah dengan nama Lincoln School.

• Tahun 1904 Dewey mengabungkan pedagogi pada filsafat dan pemikiran sosial di University of Colombia. Tahun 1905 John Dewey menjadi presiden American Philosophical Association, mengembangkan filsafat instrumentalisme dengan pragmatisme dengan doktrin-doktrin materialistik.

• Dewey menulis buku sebanyak 36 judul seperti The School and Society, Democracy and Education, Experience and Education. Dia juga menulis 815 artikel filsafat dan pendidikan selama pengajarannya.

Page 7: Progresivisme in education

• Dewey adalah pelopor dari teori progresivisme, dengan posisi lainnya dalam aliran pragmatisme, instrumentalisme, fungsionalisme, dan eksperimentalisme.

• Dalam bukunya How We Think (1910) Dewey mengunakan metode epistemologis pragmatis, pencarian pengetahuan dari interaksi dan pengalaman. Pengaruh progresivisme pada pendidikan dipengaruhi oleh dua doktrin yang besar yaitu doktrin evolusi dan doktrin materialistik.

• Untuk menentukan “bagaimana bekerjanya sebuah sekolah”, Dewey membangun Sekolah laboratorium di University of Chicago, pola belajar murid berperan aktif dalam proses pembelajaran, sekolah menyediakan proyek-proyek yang mengintegrasikan kemampuan akademik dalam pengalaman bekerja sama (cooperative learning). Murid saling berkolaborasi dan bekerja sama untuk membuat keputusan dan menyelesaikan permasalahan dengan situasi yang membandingkan kejadian di luar kelas.

Page 8: Progresivisme in education

Prinsip progresif dalam pendidikanBerpusat pada murid (child centered)Siswa yang aktif, murid adalah anak yang aktif

belajar. Peran guru sebagai fasilitator, penasihat dan

pemanduSekolah kelas sosial dari yang lebih besarBerfokus pada pemecahan masalah.

Label-label dalam proses pembelajaran kaum progresif learning by doing, problem solving, active learning, problem solving, critical thinking

Konstruksi sosial sekolah yang kooperatif dan demokratis.

Page 9: Progresivisme in education

Landasan yang bertentanganPengaruh dari evolusi dan pragmatisme mengilhami kaum progresif

untuk tidak menyentuh natur manusia sebagai ciptaan terdiri dari roh dan fisik yang telah jatuh ke dalam dosa dan ditebus oleh kasih Allah.

Dalam pemikiran Dewey, aplikasi dari teori natural selection Darwin diimplimentasikan dalam proses pembelajaran dalam bentuk experience-oriented learning.

John Dewey telah meletakkan dasar-dasar pendidikan yang tidak lagi mengakui kedaulatan Allah dalam proses pendidikan “There is no God and there is no soul. Hence, there are no needs for the propos of traditional religion. With dogma and creed excluded, then immutable truth is also dead and buried, there is no room for fixed natural law and moral absolute” .

Menurut Alkitab, natur manusia telah jatuh dalam dosa, menurut romantisme (Rousseau) natur manusia adalah baik adanya, menurut behaviorisme natur manusia adalan netral (Blankslate – dipelopori oleh John Locke). Menurut Dewey berasal dari bagian evolusi.

Page 10: Progresivisme in education

Mazmur 58:3 Sejak lahir orang-orang fasik telah menyimpang, sejak dari kandungan pendusta-pendusta telah sesat.

The Christian educator asserts that God is the center of education because “in Him are found all the treasures of wisdom and knowledge.” the Christian rejects both content-centered education and child-centered education as non-Christian styles that deify the creation and not the Creator. Yet, Dewey, writing in 1915 and advocating his new progressive education, says that in the ideal school, “…the child becomes the sun about which the appliances of education revolve; he is the center about which they are organized.” Thus Dewey reveals his strongly atheistic secular humanistic world view that is the very heart of his educational philosophy and which has been so influential in directing modern public education. For the Christian, children are not the sun about which the educational process revolves. Neither is the content material our focus or central point. God is! If our educational endeavors do not place God at the center and as the touchstone for educational decision-making and practice, then these endeavors are non-Christian. Education is not religiously neutral. It never has been, and it never will be. Education is always the expression of the beliefs about life and living that are held by those who determine the educational process. The myth of religious neutrality in education is dead. Richard J. Edlin, The

Cause of Christian Education

Page 11: Progresivisme in education

Jean Jacques Rousseau (1712-1778)

Rousseau adalah seorang ahli filsafat dan pemikir Perancis pada era pencerahan yang idenya banyak dipengaruhi revolusi Perancis, perkembangan teori-teori liberal dan sosialis. Karya novelnya, Emile atau On Education (1762) yang dinilai merupakan karyanya yang terpenting bagi filsafat pendidikan seorang anak. Pada tahun yang sama juga menerbitkan Du Contract sosial yang menekankan kebebasan manusia, namun terkungkung ketika berada dalam lingkungan sosial. Pandangan pendidikan terkenal dengan aliran romantisisme yaitu bersumber pada natur seorang anak pada dasarnyanya baik, dan membiarkan anak hidup dalam lingkungannya secara alamiah.

Page 12: Progresivisme in education

romantismePendidikan dan buku sebaiknya tidak diberikan sampai usia

dua belas tahun. Pengajaran pada anak yang sifatnya menekankan nilai-nilai

mutlak sebaiknya dihindarkan. Pemikiran romantisme menganjurkan lingkungan alamiah

agar anak dapat tumbuh sesuai naturnya dalam lingkungannya.

Dalam pandangan pendidikan Kristiani seorang anak lahir dalam kondisi yang berdosa dan mereka harus diajarkan nilai, moral, dan kebenaran mutlak berdasarkan firman Tuhan yang harus disampaikan oleh para orang tua dan guru.

Page 13: Progresivisme in education

William Heard Kilpatrick (1871–1965)

William Kilpatrick adalah pendidik progresif Amerika, menyelesaikan doktornya tahun 1912 di teacher college, Columbia University. Teori pembelajaran Kilpatrick menekankan "purposeful activity" melibatkan murid-murid untuk berkolaborasi dalam berbagai proyek. Pandangan metodologis pembelajaran Kilpatrcik berasal dari penelitian "The Project Method", esainya dikembangkan menjadi buku “The Foundations of Method” (1925). Kilpatrick berkolaborasi dengan Dewey mengembangkan kurikulum yang merefleksikan minat, keinginan, tujuan, dan menempatkan problem solving sebagai inti dari proses pendidikannya. Fokus perhatian Kilpatrick adalah corporate learning agar tidak menimbulkan nilai individu yang berlebihan. Kilpatrick berhasil menjembatani kesenjangan pemahaman antara child-centered dan the society-centered bagi pendidikan progresif.

Page 14: Progresivisme in education

Warisan progresifPatricia A. Graham guru besar emeritus

pendidikan dari Universitas Harvard (lahir tahun 1935) dalam tulisannya Progressive education: from Arcady to Academe: A History of Progressive Education Association menyatakan bahwa

Pendidikan progresif bergerak dan berproses dari suatu anugerah menjadi suatu kutukan. Dari tahun 1919 semua pendidikan publik yang ada sepertinya berjalan dengan baik, namun setelah tiga puluh lima tahun berselang. Pendidikan di Amerika Serikat mengalami kesakitan dan keterpurukkan, dan hampir semuanya disalahkan karena sistem pendidikan dengan filsafat progresif.

Page 15: Progresivisme in education

Aspek Paradigma Tradisionaldalam perspektif Kristen

Paradigma Progresif

Pengajar Guru , berotoritas Rekan pembelajar, fasilitator

Murid Pembelajar Konstruktor, penemu, tranformasi pengetahuan

Pengetahuan objektif, disampaikan pada siswa, fakta sesuai dengan konsep

Subjektif, opini atau nilai bersama-sama dibentuk bersama antara fasilitator dengan siswa

Konteks Kompetititif, penilaian individualistik

Kooperatif, Penilaian kelompok

Penilaian Akuntabilitas personal,berstandar

Penilaian alternatif – catatan yang tidak jelas, portofolio dari master learning.

Perbandingan paradigma tradisional dan paradigma progresif

Page 16: Progresivisme in education

Tuhan memberkati