pendidikan guru madrasah ibtidaiyah...

112
PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN MEDIA KAMUS PADA SISWA KELAS IV MI PERGURUAN ISLAM NUR KASYAF (PINK) 03 TAMBUN SELATAN BEKASI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd. I) Disusun oleh FAJAR INDRIAWATI NIM 1812018300102 PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Upload: lehanh

Post on 28-Apr-2018

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN MEDIA KAMUS

PADA SISWA KELAS IV MI PERGURUAN ISLAM NUR KASYAF (PINK) 03

TAMBUN SELATAN BEKASI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd. I)

Disusun oleh

FAJAR INDRIAWATI

NIM 1812018300102

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam
Page 3: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam
Page 4: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam
Page 5: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam
Page 6: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam
Page 7: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

vi

ABSTRAK

Fajar Indriawati, NIM 1812018300102, Peningkatan Penguasaan Kosakata

Dengan Media Kamus Pada Siswa Kelas IV MI Perguruan Islam Nur

Kasyaf (PINK) 03 Tambun Selatan, Bekasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang

pemanfaatan media kamus dalam meningkatkan penguasaan kosakata dengan

menggunakan teknik membaca memindai dan strategi bermain scrabble dalam

aktivitas membuka kamus. Jumlah siswa yang dijadikan subyek penelitian 35

siswa madrasah ibtidaiyah.

Penelitian ini berlatar belakang dengan rendahnya minat siswa dalam

membaca sehingga mempengaruhi kosakata dan hasil belajar siswa , selain itu

siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

mengutarakan pendapat atau melaporkan hasil karyanya di depan kelas. Selain itu

guru pun menyampaikan materi pembelajaran tidak variatif hanya sebatas diskusi

dan ceramah sehingga pembelajaran terkesan membosankan bagi siswa.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan masing- masing

siklus terdiri dari perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting),

pengamatan (observing) dan refleksi (Reflecting). Setiap siklus dilaksanakan dua

kali pertemuan. Adapun teknik pengumpulan data melalui wawancara,

pengamatan dan test.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terlihat pada

persentase ketuntasan pada hasil tes siswa. Pada tes awal, nilai rata-rata siswa

hanya sebesar 20% dari jumlah siswa yang mencapai KKM, kemudian pada siklus

pertama nilai rata-rata siswa sebesar 57% dari jumlah siswa yang mencapai nilai

KKM. Terlihat adanya peningkatan sebesar 37%. Pada siklus kedua nilai rata-rata

siswa sebesar 85%, peningkatan terlihat sebesar 28%. Selain meningkatkan

penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca, penggunaan media kamus

dapat meningkatkan kegiatan aktivitas siswa pada kerja kelompok, terlihat pada

siklus pertama persentase hasil observasi kegiatan siswa sebesar 71,25% dan pada

siklus kedua persentase hasil observasi kegiatan siswa sebesar 86,66% dengan

demikian aktivitas siswa dalam kelompok mengalami peningkatan sebesar

15,41%.

Kata Kunci: Kosakata, Media Kamus

Page 8: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

vii

ABSTRACT

Fajar Indriawati, NIM 1812018300102, Mastery of Vocabulary Using Media

Dictionary In Class IV of MI Perguruan Islam Nur Kasyaf (PINK)

03 South Tambun, Bekasi.

This study aimed to get an overview of the use of media in increasing

vocabulary dictionary with reading scanning techniques and strategies to play

scrabble in the activity open dictionary. The research involve student of class IV

of MI PINK 03, with 35 students as subject.

This research background with the low interest of students in reading

and affect to student learning outcomes and mastery of vocabulary, than did

students also have the low confidence for expressing their opinions or reporting

their task in front of the class. In addition, teachers also not expressed varied

learning materials, only discussions and lectures that seem boring for students

learning.

The research used a classroom action research method. It was done in

two cycles and each cycle consiste of four phases such us : planning,

implemetation, observation and reflection. Each cycle consisted of two meeting.

The data of the research were gathered thourgh interview, observation and test

Based on the results of this study concluded that looks at the percentage

of students' mastery on the test results. In preliminary tests, the average value of

students is only 20% of the number of students who reach target contains with

(The minimum of criteria compliment) KKM, then on the first cycle students'

average score was 57% of the number of students who reach the KKM. Saw an

increase of 37%. In the second cycle students' average score of 85%, an increase

of 28% visible. In addition to improving vocabulary skills in reading, scrabble

media use could increase the activity of students in group work, seen in the first

cycle of the percentage of the observation of the student activities amounted to

71.25% and in the second cycle the percentage of the observation of the student

activities thus amounted to 86.66% activity of students in the group increased by

15.41%.

Keywords: Vocabulary, Media Dictionary

Page 9: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

viii

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحيم

Tiada kata yang pantas selain mengucapkan beribu-ribu puji syukur

panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga seluruh

proses penelitian sampai penulisan skripsi perkuliahan S1 ini dapat terselesaikan

dengan tepat waktu.

Penelitian ini dapat terlaksana berkat dukungan banyak pihak, di antaranya

keluarga, stake holder MI.PINK.03, rekan-rekan kuliah, serta bantuan dan kerja

sama dari berbagai pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini. Skripsi

ini berjudul “Peningkatan Penguasaan Kosakata Dengan Media Scrabble dalam

Keterampilan Membaca Pada Siswa Kelas IV MI Perguruan Islam Nur Kasyaf

(PINK) 03 Tambun Selatan, Bekasi”. Penulis menyadari bahwa penyusunan

skripsi ini tidak terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan motivasi dari

berbagai pihak terkait. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada

kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya. MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Khalimi,M.Ag.,Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dindin Ridwanudin,M.Pd., Dosen Pengelola dan Pembimbing mahasiswa

Program Dual Mode System yang telah banyak memberikan arahan,

bimbingan dan motivasi selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi

ini.

4. Dra. Mahmudah Fitriyah,M.Pd., Dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak meluangkan waktu serta memberikan arahan bimbingan dan

motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing dan membina kami selama

belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

ix

6. Teruntuk orang tuaku tercinta Bapak-Ibu Ku, Sumanto dan Heri Sri

Sulistyowati, yang selalu mendoakanku, menyemangatiku, menguatkanku

dalam menyelesaikan karya ini.

7. Teruntuk Adik-adikku tersayang Alma Oktafiani dan Ahmad Alhafiz

yang selalu memberikan motivasi, perhatiannya dan terima kasih atas

Scrabble terbaiknya.

8. Bapak Kepala Sekolah Yayasan PINK 03 H. Muadji Haromain,S.Pd.I

9. Rekan kerja sekaligus keluarga keduaku:Guru dan Staff MI PINK 03

Terima kasih atas dukungan, doa dan motivasinya.

10. Seluruh murid-murid MI PINK 03 yang telah membantu dalam

pelaksanaan penelitian dengan selalu memberikan senyuman dan

semangat setiap harinya: “Terima kasih nak!”

11. Teman-temanku seperjuangan sekaligus Keluarga ketigaku di kelas B

PGMI angkatan 2012 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas kenangan

indahnya selama 3 tahun lebih ini. Senang bisa mengenal kalian semua

dan tetap semangat “Hwaiting!”

12. “Team Skripsweet” (Bu Nina, Bu Desi, Bu Eka, Bu Kiki, Bu Shoha dan

Bu Novi) Terima kasih selalu memberikan ide, saran, masukan, dukungan

dan motivasi.

13. Dan terima kasih untuk para asatidz dan ustadzaat serta teman-teman

alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Putri “VIX D’PATTERN”

Terima kasih atas doa dan dukungannya

14. Serta sahabat-sahabatku semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Terima kasih banyak atas bantuan, dukungan, dan motivasinya.

Jakarta,19 Februari 2016

Penulis

Fajar Indriawati

NIM 1812018300102

Page 11: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................ ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................................. iv

UJI REFERENSI ........................................................................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xiii

DAFTAR GRAFIK ...................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ................................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 5

C. Fokus dan Pembatasan Masalah ...................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5

F. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN INTERVENSI

TINDAKAN

A. Kajian Teoretik

1. Penguasaan Kosakata ............................................................................... 7

a. Pengertian Kosakata ............................................................................ 7

b. Pemerolehan Kosakata ......................................................................... 8

c. Faktor dalam pemerolehan Kosakata ................................................... 9

2. Media Kamus .......................................................................................... 10

a. Pengertian Media ................................................................................ 11

b. Kegunaan media ................................................................................. 11

c. Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia .................................. 12

d. Pemilihan Media ................................................................................ 13

Page 12: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

xi

e. Pengertian Kamus ............................................................................... 14

f. Fungsi Kamus ..................................................................................... 16

g. Jenis- jenis Kamus .............................................................................. 17

B. Penelitian Relevan .......................................................................................... 18

C. Kerangka Berfikir ........................................................................................... 20

D. Hipotesis Tindakan ......................................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ..................................................................... 22

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .................................... 22

C. Subyek Penelitian ........................................................................................... 25

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam penelitian .................................................... 25

E. Tahap Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 27

F. Data dan Sumber Data .................................................................................... 28

G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 28

H. Instrumen-instrumen Penelitian ...................................................................... 29

I. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi ........................................................ 29

J. Teknik Analisis Data dan Interpretasi hasil Analisis...................................... 30

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan .......................................................... 32

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan

1. Penelitian Pendahuluan ........................................................................... 33

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I.............................................................. 35

3. Tindakan Pembelajaran Siklus II ............................................................ 50

B. Analisis Data

1. Data hasil Tes dari Setiap Akhir siklus ................................................... 58

2. Hasil Wawancara .................................................................................... 60

C. Pembahasan Temuan ..................................................................................... 61

Page 13: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

xii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan................................................................................................... 63

B. Saran ............................................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 64

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Skema Kerangka Berfikir ....................................................................... 27

Gambar 3.1 : Desain Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart ............ 24

Gambar 4.1 : Foto Aktivitas Guru ................................................................................ 38

Gambar 4.2 : Foto Aktivitas Siswa dalam Mencari Kosakata ...................................... 39

Gambar 4.3 : Foto Aktivitas Siswa dalam Mencari Kosakata ...................................... 40

Gambar 4.4 : Foto Aktivitas Siswa dalam Mempresentasikan Hasil Kerja ................. 42

Gambar 4.5 : Media Kamus dan Scrabble .................................................................... 43

Gambar 4.6 : Foto Aktivitas Siswa dalam Penggunaan Scrabble ................................ 43

Gambar 4.7 : Foto Aktivitas Siswa dalam Penggunaan Scrabble ................................ 43

Gambar 4.8 : Foto Aktivitas Siswa dalam Mencari Kosakata ...................................... 43

Page 15: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

xiv

DAFTAR GRAFIK

Gambar 4.1 : Grafik Hasil Tes Siklus I ....................................................................... 48

Gambar 4.2 : Grafik Hasil Tes Siklus II ...................................................................... 57

Gambar 4.3 : Grafik Tingkat Penguasaan Kosakata dalam Permainan Scrabble ........ 59

Gambar 4.4 : Grafik Persentase Ketuntasan Belajar siswa .......................................... 59

Page 16: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Rancangan Pelaksanaan Tindakan penelitian ........................................... 29

Tabel 3.2 : Kriteria Penilaian Rubrik .......................................................................... 37

Tabel 3.3 : Rumus Persentase Skor ............................................................................ 37

Tabel 4.1 : Hasil Tes Awal Siswa ............................................................................... 34

Tabel 4.2 : Hsil Observasi Aktifitas Kegiatan Guru Siklus I ..................................... 45

Tabel 4.3 : Hasil Observasi Aktivitas Kegiatan Kelompok Siswa Siklus I ................ 46

Tabel 4.4 : Hasil Tes Siklus I ...................................................................................... 47

Tabel 4.5 : Refleksi Kegiatan Tindakan Siklus I ........................................................ 48

Tabel 4.6 : Hasil Observasi Aktivitas Kegiatan Guru Siklus II .................................. 54

Tabel 4.7 : Hasil Observasi Aktifitas Kegiatan Kelompok Siswa Siklus II ............... 55

Tabel 4.8 : Hasil Tes Siklus II .................................................................................... 56

Tabel 4.9 : Rekapitulasi Tingkat Penguasaan Kosakata Dari Setiap Siklus ............... 58

Tabel 4.10 : Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Guru ........................................... 60

Tabel 4.11 : Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Kelompok ............ 60

Page 17: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan membelajarkan siswa.

Proses membelajarkan siswa dari siswa yang tidak tahu menjadi tahu, dari siswa

tidak bisa menjadi bisa. Proses pembelajaran itu merupakan rangkaian kegiatan

yang melibatkan empat komponen utama. yaitu murid, “guru”, lingkungan belajar

(media) dan materi pelajaran. Keempat komponen ini mempengaruhi murid

dalam mencapai tujuan belajarnya.

Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membelajarkan siswa

untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Komunikasi ini dapat dilakukan baik

secara lisan maupun tulisan, maka bahasa Indonesia menjadi salah satu mata

pelajaran yang harus diajarkan di sekolah dasar. Sesuai dengan kenyataan yang

terjadi pada saat ini, mata pelajaran bahasa Indonesia sering diremehkan oleh

sebagian besar siswa, bahkan dianggap sebagai mata pelajaran yang

membosankan, siswa merasa bahasa Indonesia adalah bahasa yang selalu

digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan dianggap terlalu mudah. Namun

hakikatnya sebagian banyak siswa masih belum memahami betul akan kaidah-

kaidah dalam pembelajaran bahasa indonesia dari segi penulisan, cara berbicara

dan lain-lain.

Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan yang

meliputi: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu keterampilan

berbahasa tersebut tidak bisa berdiri sendiri dan saling berkaitan satu sama lain,

oleh karena itu empat keterampilan berbahasa tidak bisa dipisahkan.

Dari semua keterampilan yang ada hal yang paling mendasar dan berkaitan

dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah pengetahuan kosakata. Kosakata

merupakan unsur bahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar untuk dapat

memperoleh kemahiran dalam berkomunikasi dengan bahasa tersebut. Namun

demikian kosakata merupakan bagian yang pokok dalam mempelajari bahasa,

karena hakikat bahasa adalah sekumpulan kosakata. Menurut Tarigan kualitas

Page 18: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

2

keterampilan seseorang bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang

dimilikinya1. Jadi seorang yang pandai dalam berkomunikasi dilihat dari

kemahirannya dalam perbendaharaan kosakatanya.

Dalam pengamatan penulis di sekolah MI PINK 03 kelas IV pembelajaran

bahasa Indonesia siswa mengalami kurangnya minat baca siswa, pada umumnya

membaca kurang disenangi siswa, lebih-lebih, jika topiknya tidak menarik minat

siswa. Hal ini terlihat pada saat siswa mengerjakan ulangan. Mereka cenderung

mengerjakan soal-soal yang lain terlebih dahulu ketimbang soal-soal mengenai

pemahaman isi wacana sebab ada banyak siswa yang tidak memiliki penguasaan

kosakata yang cukup untuk memahami isi wacana tersebut dan ada sebagian siswa

malas untuk membaca wacananya sehingga siswa mendapatkan nilai yang kurang

memuaskan. Hasil nilai rata-rata kelas pada pelajaran bahasa Indonesia siswa

kelas IV D sebelum melakukan penelitian sebesar 5,25. Selain itu dalam proses

pembelajaran terlihat juga siswa sulit dalam menuangkan idenya dalam menulis

karangan jadi pada saat penulisan siswa seringkali menggunakan kata non baku,

ataupun menuliskan kata gabung secara berulang kali dan sebagian siswa masih

bingung perbedaan antara sinonim, antonim, dan akronim.

Dalam buku “The Book of Learning and Forgetting” yang dikembangkan

oleh Frank Smith dimaparkan :

“Where he posist that children’s vocabulary expands at a terific rate during their

school years, quite aside from(or despite) the vocabulary and spelling lists their

teachers impose on them. His research shows that children are likely to add up to

twenty five new words per day (few or none from their teachers’ vocabulary lists)

during their late elementary school years, as a result of their natural interaction

with society and culture; higher levels of word growth occur for children who

engage in independent reading.”2

Pada penelitiannya diduga kecepatan kosakata anak akan didapatkan pada

saat duduk dalam bangku sekolah meskipun pembelajarannya dalam kosakata dan

pengucapannya harus dipaksakan oleh gurunya. Namun dalam penelitiannya

terlihat bahwa anak akan mendapatkan 25 kata per-harinya, baik yang didapatkan

saat pembelajaran, dari interaksi sosialnya atau membaca buku sendiri. Bisa

disimpulkan seorang anak akan mendapatkan kosakata baru dari hasil ia

1 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosakata, (Angkasa: Bandung , 2015), h.2

2 Fried Robert, The game of school, ( Jossey Bass: USA, 2005),h.65

Page 19: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

3

bersosialisasi dengan temannya di sekolah dan mendapatkannya dari apa yang ia

pelajari atau ia baca di buku. Dengan cara membaca dan berkomunikasi dengan

temannya, siswa akan mendapatkan kata-kata yang baru sebagai perbendaharaan

kosakata yang dimiliki. Pada kenyataannya siswa kelas IV MI PINK 03 sangat

kurang dalam minat membaca, sehingga berpengaruh pada perbendaharaan

kosakata dan pada hasil belajar siswa.

Selain pengamatan dari aspek kognitif siswa, penulis pun mengamati dari

aspek afektif siswa karena penulis berharap selain siswa dapat memahami materi

yang diajarkan oleh guru, siswa dapat menerapkan apa yang telah mereka

dapatkan dari pembelajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari sebagian siswa

masih belum memiliki rasa percaya diri untuk mengemukakan pendapat mereka

dan membacakan hasil karya mereka di hadapan teman-teman sekelasnya.

Selain permasalahan dari siswa, adapun kemampuan mengajar guru pun

kurang dalam memenuhi tuntutan siswa, sistem mengajar guru sering kali kurang

inovasi dalam menggunakan strategi dan metode yang digunakan untuk

membantu dan mempermudah siswa dalam pembelajaran, sehingga guru

cenderung monoton dalam mengajar. Guru hanya mengajar dengan metode

ceramah dan diskusi, sehingga siswa merasa bosan.

Melihat kesulitan yang dialami oleh siswa kelas IV MI PINK 03 serta

permasalahan yang lain, oleh karena itu, penulis mencoba untuk memilih

penelitian bahasa Indonesia khususnya dalam penguasaan kosakata. Serta penulis

pun menggunakan metode permainan dengan tujuan untuk memberikan stimulus

siswa dari segi aspek afektifnya untuk mempunyai rasa percaya diri serta bisa

bersosialisasi dan bekerja sama dengan teman sekelasnya.

Seperti kita ketahui bahwa anak usia SD adalah masa di mana anak-anak

masih menyukai permainan dan di situlah tugas seorang guru untuk mencari

strategi yang tepat dalam menarik perhatian dan rasa antusias siswa untuk belajar.

Oleh karena itu metode permainan adalah salah satu solusi yang digunakan

penulis untuk melakukan penelitian, penulis mengutip pernyataan dari Chris

dalam buku Fried Robert yang memaparkan:

Page 20: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

4

“Basically, the game of school is con game that you play against the

education system-everything a students does to do well in school while doing as

little work as possible.3

Secara umum metode permainan adalah salah satu gabungan permainan

yang menghubungkan imajinasi siswa dengan sistem pembelajaran di kelas.

melakukan kegiatan seperti mengerjakan tugas atau mendengar penjelasan materi

dari guru. Dengan metode permainan, pembelajaran dapat di aplikasikan secara

singkat dan detail di kelas. Sehingga siswa semakin tinggi keinginannya dalam

mempelajari materi tersebut.

Peranan media pun tidak kalah pentingnya dengan metode pembelajaran di

mana hubungan antara pemahaman guru dan siswa akan berjalan lancar dengan

hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu atau yang sering disebut

media.

Oleh karena itu, penulis memilih salah satu media dalam menunjang

penelitian ini dengan menggunakan media kamus dan akan dikolaborasikan

dengan metode permainan scrabble. Penulis memilih media kamus dalam

penelitian ini karena penulis merasa media kamus adalah salah satu media yang

yang dapat menunjang siswa dalam mendapatkan kosakata baru.

Harapan peneliti, dengan memanfaatkan media kamus siswa diharapkan

dapat menumbuhkan minatnya dalam membaca, terutama dalam menemukan

informasi baru dan makna baru dalam sebuah buku.

B. Identifikasi Masalah

1. Kurangnya siswa dalam penguasaan kosakata

2. Siswa belum bisa menemukan informasi dalam wacana yang mereka

baca.

3. Siswa kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan hasil

karyanya di depan kelas.

4. Rendahnya minat siswa dalam membaca

5. Kurangnya penggunaan media oleh guru dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia

3 Ibid ,h.23-24

Page 21: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

5

6. Kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan strategi dan metode

yang sesuai dengan materi

C. Fokus dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dijelaskan, dari

beberapa identifikasi yang telah dipaparkan penulis mengangkat salah satu

permasalahan untuk penelitian tindakan kelas dan menjadi sebuah judul

“PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN MEDIA

KAMUS PADA SISWA KELAS IV MI PINK 03 TAMBUN, BEKASI.”

D. Rumusan Masalah

Bagaimana pemanfaatan media kamus dalam meningkatkan penguasaan

kosakata pada siswa Kelas IV MI. PINK. 03 Kecamatan Tambun Selatan

Kabupaten Bekasi?

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pemanfaatan media kamus dalam meningkatkan

penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca pada siswa Kelas IV

MI. PINK. 03 Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

F. Manfaat penelitian

1. Bagi Siswa

Pembelajaran dengan media kamus dapat digunakan sebagai sumber

pembelajaran/rujukan dalam menguasai kosakata baru sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa yang selanjutnya dapat

meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa terutama dalam

penguasaan kosakata.

Page 22: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

6

2. Bagi guru

Penelitian ini dapat membantu memudahkan proses pengajaran dan

pembelajaran di dalam kelas dan juga dapat mengurangi beban guru.

Oleh karena itu, pembelajaran dengan menggunakan media kamus

dapat menjadi sumber rujukan bagi peneliti/guru untuk membuat

inovasi agar proses pembelajaran lebih dipahami dan diikuti oleh

siswa.

3. Bagi Madrasah

Untuk Sekolah, penelitian ini paling tidak dapat dijadikan masukan

untuk mengoptimalkan penggunaan kamus sebagai salah satu media

dan dikolaborasikan dengan metode pembelajaran tertentu yang

inovatif dan menyenangkan dan pada gilirannya akan dapat

meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah pada khususnya dan

mutu pendidikan pada umumnya.

Page 23: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

7

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN INTERVENSI TINDAKAN

A. Kajian Teoretik

1. Penguasaan Kosakata

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, hal yang paling mendasar dan

penting dalam pembelajaran bahasa yaitu kata dan kosakata, seseorang akan

lebih menguasai jenis ilmu bahasa dengan cara memahami kosakata yang

cukup.

a. Pengertian Kosakata

Kosakata merupakan fondasi yang diperlukan untuk

keterampilan literasi yang kuat, dari beberapa riset yang ada salah

satunya yang dilakukan oleh Heather Lee M. Baron dari Universitas

Union city telah menujukan bahwa kosakata sangatlah penting untuk

keberhasilan membaca dengan begitu seperti kutipan dari Tarigan

semakin banyak kata yang dimiliki seorang murid semakin banyak pula

kata-kata yang akan dipahami pada saat membaca, hal ini dapat

membantu siswa dalam kefasihan membaca dan mengasah wawasan

yang didapatkan1.

Adapun riset yang dilakukan oleh Heather adalah membuat riset

inovatif dengan menggunakan aktivitas metode kerja kelompok ataupun

metode permainan, dan hal yang terpenting dari pembelajaran kosakata

adalah pembelajaran yang relevan dengan pembelajaran siswa saat itu

dan penggunaan kosakata yang dilakukan secara berulang kali.

Pembelajaran kosakata bisa didapatkan dari berbagai konteks sehingga

siswa dapat membuat kata sendiri dengan pengetahuan yang

dimilikinya.

Kosakata yang sering didapatkan siswa kelas tingkat dasar

adalah kosakata dasar (basic vocabulary) adalah kata- kata yang tidak

mudah berubah atau sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari

bahasa lain. Menurut Tarigan kosakata dasar terdiri dari atas nama-

1 Randi Stone, Cara-cara terbaik untuk mengajar “Reading”, (Jakarta : Indeks,2013),

h.128

Page 24: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

8

nama bagian tubuh, kata kerja pokok, kata keadaan pokok, benda-

benda universal.2

Untuk memiliki kosakata yang efektif tentunya harus membuat

suatu upaya tertentu dalam memperoleh kata-kata yang baru. Jadi

kosakata dasar pada dasarnya didapatkan secara tidak sadar, didapatkan

dalam kehidupan sehari-hari. Kosakata dasar bisa terdiri dari kata

benda, kata kerja, kata keterangan, kata bilangan dan sebagainya.

Adapun cara yang digunakan oleh anak-anak ketika mempelajari

kata-kata tersebut3:

a) mereka mendengar kata-kata tersebut dari orang-orang sekitar,

bisa dari orang tua, teman, dsb.

b) mereka mengalaminya sendiri dengan menggunakan panca

inderanya, bisa itu apa yang dilihat, didengar atau yang

dirasakan.

c) Menumbuhkan minat dalam membaca karena dengan membaca

seseorang dapat menemukan kosakata baru dengan membaca

seseorang dapat memperoleh kata-kata baru melalui bacaan4.

Apabila anak-anak tumbuh, berkembang dan menjadi dewasa

dalam lingkungan hidup yang berkecukupan, yang memberikan lebih

banyak kesempatan untuk memasuki taman kanak-kanak, menemani

orang tua mereka berbelanja ke toko atau ke pasar, dan mendapatkan

kesempatan yang lebih banyak menghadiri pertunjukan, pameran,

kebun binatang, taman, teater anak-anak, maka kosakata mereka akan

mencerminkan aneka pengalaman yang lebih luas cakrawalanya.

b. Pemerolehan Kosakata

Dalam bidang psikolinguistik, aktivitas pemerolehan kosakata

diartikan sebagai akuisasi bahasa atau pemerolehan bahasa. Dalam hal ini

ada beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai pemerolehan bahasa

khususnya pada pemerolehan kosakata. Pemerolehan bahasa atau akuisisi

2 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosakata, (Bandung: Angkasa, 2015), h.3

3 Ibid, h.4

4 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:

Angkasa, 2008) h.126

Page 25: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

9

bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika

dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya.

Dalam pemerolehan bahasa seorang anak akan mendapatkan dua

kemampuan yang pertama kemampuan untuk menghasilkan tuturan secara

spontan, dan kedua kemampuan untuk mendapatkan tuturan yang ia dapat

dari orang lain. Menurut Dardjiwidjojo dalam jurnal Nur Abidah Idrus

mengatakan bahwa kegiatan pemerolehan bahasa ditandai oleh hal-hal

sebagai berikut5:

1. Berlangsungnya dalam situasi informal, tanpa beban, dan di luar sekolah.

2.Pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran formal dari lembagalembaga

pendidikan seperti sekolah atau kursus.

3. Dilakukan tanpa sadar.

4. Dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang

bermakna.

Bisa disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa khususnya

pemerolehan kosakata didapatkan dari beberapa macam aspek secara formal

maupun informal serta bisa didapatkan secara langsung maupun tidak

langsung.

c. Faktor dalam Pemerolehan Kosakata

Pada dasarnya pemerolehan kosakata tidaklah didapatkan secara tiba-

tiba ataupun dengan sendirinya namun adanya tahapan-tahapan tertentu

dalam perkembangan fisik, mental, intelektual mereka seiring dengan

berjalannya waktu. Menurut Cahyono dalam jurnal publikasi milik Nur

Abidah Idrus memaparkan adapun unsur-unsur yang mempengaruhi

seseorang dalam memperoleh kosakata yaitu dengan sebagai berikut6 :

1). Faktor Biologis

Menurut Chomsky dalam Cahyono memaparkan “Setiap anak yang

lahir telah dilengkapi dengan kemampuan, kodrati atau alami yang

memungkinkannnya menguasai bahasa Potensi alami itu bekerja secara

otomatis” menyebut potensi yang terkandung dalam perangkat biologis anak

5 Nur Abidah Idrus, Peranan Pemerolehan Bahasa Terhadap Karakter Anak Bangsa,

Jurnal Edukasi, Vol.3, No.1, 2013, h. 50 6ibid, h. 51

Page 26: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

10

dengan istilah piranti pemerolehan bahasa (language acquisition devices),

dengan piranti itu, anak dapat mencerap system suatu bahasa yang terdiri

dari subsistem fonologis, tata bahasa, kosakata, dan gramatik, serta

menggunakan dalam berbahasa.

2). Faktor Lingkungan Sosial

Untuk memperoleh kemampuan berbahasa, seorang anak memerlukan

interaksi terhadap lingkungan sekitarnya mulai dari keluarga, teman serta

orang lain. Sehingga akan berkaitan dengan perangkat biologis yang telah

dimiliki anak sejak lahir sehingga menjadi suatu kesatuan yang saling

melengkapi.

3). Faktor Intelegensi

Intelegensi adalah daya atau kemampuan anak dalam berpikir atau bernalar,

mendefinisikannya sebagai kemampuan seseorang dalam memecahkan

masalah intelegensi ini bersifat bersifat abstrak dan tak dapat diamati secara

langsung.

4). Faktor Motivasi

Motivasi sendiri adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan

ketekunan seorang individu untuk mencapai tugasnya.

Kekuatan motivasi dapat menjelaskan” mengapa seorang anak yang normal

sukses mempelajari bahasa ibunya”. Sumber motivasi itu ada dua, yaitu dari

dalam dan luar. Dalam belajar bahasa, seorang anak tidak terdorong demi

bahasa sendiri.. Dia belajar bahasa karena kebutuhan dasar yang bersifat

lapar, haus serta perlu perhatian dan kasih sayang. Oleh karena itu motivasi

bagi anak dalam memperoleh bahasa sangatlah penting, sehingga adanya

dorongan untuk anak dalam memperoleh bahasa lebih banyak.

2. Media Kamus

Dalam penelitian ini terkait dengan penguasaan kosakata penulis

menggunakan salah satu media cetak yang berkaitan dengan kosakata yaitu

media kamus.

Untuk memahami pentingnya media bagi pembelajaran seorang

tenaga pendidik harus bisa mengklasifikasi jenis-jenis media yang ada,

Page 27: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

11

mengetahui fungsi dan tujuan serta kekurangan dan kelebihan dari setiap

media, sehingga tenaga pendidik atau guru dapat memilih jenis media yang

sesuai dengan keadaan peserta didik dan materi yang akan diajarkan.

a. Pengertian Media

“Kata media secara bahasa berasal dari bahasa Latin yang secara

harfiah berarti „tengah‟,‟pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah

perantara (wasaa-il) atau pengantar pesan dari pengirim kepada

penerima pesan”.7

Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran untuk

menyampikan suatu pesan atau informasi dari sumber kepada

penerimanya. Media juga sebagai komponen dalam strategi

pembelajaran yang berupa manusia, alat maupun bahan yang mengaju

kepada kegiatan pembelajaran.8

Sedangkan menurut Suparno media merupakan alat pelajaran yang

dipakai untuk menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar.9

Dapat disimpulkan bahwa media adalah ibarat jembatan

pemahaman antara guru dan siswa. Dengan penggunaan media siswa

lebih memahami secara detail apa pesan atau informasi yang

disampaikan oleh guru.

b. Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia

Adapun fungsi media dalam pembelajaran bahasa Indonesia secara

keseluruhan yang meliputi empat aspek keterampilan bahasa yaitu10

:

1) Memotivasi siswa

Motivasi adalah salah satu penunjang dalam kebrhasilan seorang guru

dalam mendidik seorang siswa. oleh karena itu motivasi sangatlah

berperan penting dalam memberikan stimulus dalam pembelajaran.

2) Memberikan petunjuk tentang makna detil

7 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2011), h.3

8 Dindin Ridwanuddin, Bahasa Indonesia, (Jakarta :UIN Press 2015), h 134

9Jauharoti Alfin dkk, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI,( Jakarta : LAPIS, 2009) h.7-7

10

Dindin Ridwanuddin, Op.cit h. 135

Page 28: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

12

Seperti yang disampaikan pada pembahasan selanjutnya dengan

adanya media siswa mendapatkan informasi serta petunjuk secara

detil.

3) Memberikan informasi tambahan yang berkenaan dengan isi teks,

berita dsb.

Hakikatnya media memiliki sebuah informasi yang mengantarkan

pemahaman kepada siswa didik. Sehingga siswa dapat menemukan

informasi terbaru dalam pembelajaran sehingga siswa dapat

mengembangkan informasinya menjadi informasi terbaru.

4) Mengembangkan konteks dalam wicaranya maupun konteks dalam

tulisan.

c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Adapun jenis media pembelajaran bahasa Indonesia dibedakan atas

beberapa macam yaitu sebagai berikut:

1) Media visual ( media pandang)

Media yang visualisasi pesan,informasi atau konsep yang akan

disampaikan kepada siswa berupa papan scrabble, flash card huruf

atau gambar, poster gambar berseri, boneka tangan, wayang. Yang

hampir menyamai kenyataan suatu objek atau situasi dan dapat

menyampaikan pesan secara efektif.

2) Media audio ( media dengar)

Media yang dapat memberikan pesan, informasi maupun konsep yang

berupa suara. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia lebih sering

digunakan untuk meningkatkan keteranpilan menyimak dan

mendengarkan.

3) Media audio visual (media pandang dengar)

Media yang dapat memberikan pesan, informaasi maupun konsep

yang berupa suara dan dilengkapi dengan gambar. Dalam penggunaan

media ini dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa.

Page 29: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

13

4) Media cetak

Media cetak dapat menggunakan sumber informasi yang ada seperti

buku, kamus, modul, komik, fabel, dongeng dsb.

5) Objek fisik nyata

Media ini dapat menunjuk salah satu siswa ataupun guru itu sendiri,

sehingga terlihat benar-benar nyata.

6) Media komputer11

Media ini adalah media yang sudah menggunakan teknologi canggih.

Teknologi komputer sendiri diperkenalkan pada tahun 1950 hingga

1960. Media pembelajaran ini dikenal sebagai computer assisted

Instruction atau Computer assited Learning.

d. Pemilihan Media

Perlunya seorang tenaga pendidik dalam mempertimbangkan pemilihan

media karena melihat dari beberapa aspek yang mendukung dalam

penggunaan media tersebut, adapun beberapa hal yang dapat mendukung

keberhasilan dalam penggunaan media tersebut adalah situasi kelas,

materi, peserta didik dan guru itu sendiri. Dick dan Carey menyebutkan

bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya

setidaknya masih ada beberapa faktor dalam mempertimbangkan dalam

pemilihan media yaitu :12

1) Ketersediaan sumber setempat

Media yang hendak digunakan dapat dipastikan bisa didapatkan dimana

saja, jika memang media yang diinginkan sangat sulit ditemukan, bisa

dengan cara membuat media yang serupa dengan sumber yang ada.

2) Ketersediaan dana, tenaga dan fasilitasnya

Media pembelajaran pada saat ini bisa didapatkan dimana saja, namun

bukan berarti media yang didapatkan harus dengan membeli. Jika dana

yang ada tidak memungkinkan untuk membeli bisa dengan cara

11 Azhar Arsyad op.cit, h.157

12

Arief Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatannya, (Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2010) h.85

Page 30: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

14

membuat sendiri. Hal ini menunjukan bahwa media bisa didapatkan

dengan menyesuaikan situasi atau kondisinya.

3) Media yang praktis dan tahan lama

Penggunaan media tidak hanya digunakan satu kali saja maka

diharapkan media yang kita punya atau kita buat dapat bertahan lama

sehingga dapat digunakan untuk materi yang terkait dengan media

tersebut dan juga media yang digunakan juga praktis dan tidak

menyusahkan dalam penggunaannya.

4) Efektivitas biayanya dalam waktu jangka panjang

Dalam pemilihan media perlu diperhatikan bagaimana prospek untuk

jangka waktu yang lama, jangan sampai penggunaan media tersebut

akan terganggu karena beberapa hal salah satunya adalah dana yang

perlu dikeluarkan cukup besar padahal ada media lain yang serupa

jenisnya yang lebih memungkinkan.

e. Pengertian Kamus

Dalam keterampilan membaca khususnya dalam menguasai

perbendaharaan kosakata, guru diharapkan dapat memilih bahan ajar

dalam penguasaan kosakata.

Banyak strategi yang digunakan dalam mengasah keterampilan

siswa dalam mengenal kosakata seperti : memanfaatkan konteks untuk

memakai kata, SAS untuk makna, bertanya kepada seseorang tentang

makna suatu kata dan juga memanfaatkan kamus13

. Adapun penulis

menggunakan salah satu strategi yang digunakan yaitu memanfaatkan

kamus.

Pada umumnya penggunaan kamus sangatlah rumit bagi siswa

yang belum mengetahui cara penggunaan kamus, akan tetapi jika siswa

sudah mengetahui cara penggunaannya siswa dapat menemukan

informasi makna dari kamus tersebut.

Kata yang terdapat dalam kamus memiliki definisi lebih dari

satu makna oleh karena itu untuk menyesuaikan makna sesuai dengan

13 Isah Cahyani, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung: UPI PRESS,

2007) h.102

Page 31: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

15

konteks bacaan biasanya menggunakan makna yang umum atau sering

digunakan.

Dalam Webster’s New Collegiate Dictionary dalam Tarigan

menjelaskan “Kamus adalah karya acuan yang memuat kata-kata suatu

bahasa, sistem atau bidang pengetahuan yang dimuat secara alfabetis

dan diberi batasan; leksikon14

Sedangkan dalam The American Collage Dictionary dalam

Tarigan menyatakan bahwa :”Kamus adalah buku yang berisi pilihan

kata-kata suatu bahasa, atau suatu kelas khusus, biasanya disusun

secara alfabetis, dengan penjelasan-penjelasan mengenai maknanya

serta diekspresikan dalam bahasa yang sama atau dalam bahasa yang

lain15

”.

Sedangkan menurut Chaer dalam Dwi Mawanti dipaparkan 16

,

secara etimologi kamus berasal dari kata qamus yang merupakan serapan

dari bahasa Arab yang berarti „bergerak mencari‟ atau „menyelami„.

„Lautan‟ yang identik denganlaut yang sangat luas dan dalam

terkandungdalam kata kamus yaitu merupakan penggambaran dari wadah

ilmu pengetahuan yang tak terbatas jumlahnya.

Jadi pengertian kamus menurut beberapa ahli bisa didefinisikan

sebagai buku yang berisi himpunan banyak kata-kata dalam suatu

bahasa yang berisikan makna informasi atau cara pengucapan pada kata

tersebut yang disusun secara alfabetis dan dituangkan dalam bahasa

yang sama atau bahasa yang lain, bahasa lain di sini disebut juga

leksikon atau glosari.

14 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosakata, (Bandung: Angkasa, 2015), h.3

15

Ibid

16

Dwi Mawanti, Pengembangan Kamus Visual Multi Bahasa (Arab-Inggris-Indonesia

jawa) Untuk Paud (Pendidikan Anak Usia Dini) Berbasis Kearifan Lokal) Jurnal

Penelitian 2014 h. 17

Page 32: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

16

g. Fungsi Kamus

Menurut Chaer dalam jurnal milik Dwi Mawanti17

dijelaskan, fungsi

kamus dapat dibedakan dari segi tinjauan praktis dan toeretis. Dari

tinjauan praktis, fungsi kamus antara lain .

1) Mengetahui pelafalan suatu kata.

Dengan mencari informasi kata dengan kamus, seseorang akan menemukan

cara pelafalan kata tersebut terutama pada kamus bahasa asing. Sehingga

tidak menimbulkan perbedaan dalam arti.

2) Mengetahui makna suatu kata.

Terkadang dalam suatu kata memiliki makna lebih dari satu, dengan

adanya kamus seseorang dapat menemukan berbagai makna dalam satu

kata.

3) Memberi petunjuk Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Dengan menggunakan kamus seseorang dapat mengetahui bagaimana ejaan

kata yang benar pada setiap kata. Sehingga menghindari penulisan yang

salah.

Selain itu adapun pengaruh pada penggunaan kamus yaitu dapat

melatih perkembangan keterampilan seseorang18

. Terutama pada siswa

sekolah dasar yang baru memahami huruf abjad dan beberapa kata. Semakin

tinggi tingkatan belajar siswa otomatis semakin banyak juga siswa akan

menemukan kosakata baru dari segala arah bisa dari buku pelajaran mereka

ataupun informasi yang didengar ataupun dilihat, dengan menggunakan

kamus siswa diharapkan dapat menemukan kata baru, makna serta cara

pengucapannya.

Pada awalnya siswa akan merasa kesulitan dalam penggunaan

kamus namun jika siswa sudah terampil dalam menggunakan kamus. Siswa

pun akan terbiasa untuk mencari apa yang ia temukan di kamus.

17

Ibid h. 18 18

John R. Beech, Using Dictionary : Its Influence on Children’s Reading, Spelling,

Phonology. ( University of Leicester, UK : 2004) h. 20

Page 33: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

17

h. Jenis- jenis kamus

Penentuan jenis kamus atau pengklasifikasian kamus bergantung

pada sudut pandang orang yang mengadakannya. Walaupun terdapat

persamaan umum, namun di antara para ahli kamus terdapat perbedaan yang

disebabkan oleh sudut pandangan dalam pengklasifikasian jenis atau tipe

kamus. Seperti menurut Zgusta dalam Tarigan memamparkan bahwa dalam

membuat klasifiksi kamus, kamus terbagi menjadi beberapa bagian sesuai

dengan aspek-aspek tertentu seperti : dari segi waktu, jangkauan, jumlah

bahasa hingga isi dari kamus tersebut19

. Berikut ini adalah pembahasan dari

jenis- jenis kamus yang akan dipaparkan sebagai berikut :

1) Kamus ensiklopedia

Kamus ensiklopedia atau biasa disebut sebagai ensiklopedia adalah kamus

yang paling besar atau umum yang memberikan informasi ekstra linguistik,

baik fisik maupun non fisik, dan disusun dalam urutan-urutan kata atau

kesatuan-kesatuan leksikal sebagai acuan bagian-bagian dari ekstra

linguistik yang sedang dibicarakan itu.

2) Kamus diakronik

Kamus ini lebih berisikan tentang sejarah, dengan perkembangan kata-kata,

baik yang berkaitan dengan bentuk maupun makna.

3) Kamus Sinkronik

Dalam kamus sinkronik berisikan pada persediaan leksikal suatu bahasa

pada suatu masa tertentu atau satu tahap perkembangannya.

4) Kamus Umum

Kamus umum berisikan segala kata dalam suatu bahasa beserta maknanya,

misalnya : Kamus Umum Bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta.

5) Kamus Khusus

Jika kamus umum adalah kamus yang berisikan segala kata melainkan

kamus khusus hanya berisikan kata–kata yang berhubungan pada suatu

bidang tertentu.

6) Kamus Ekabahasa

19

Tarigan, Penguasaan kosakata, op.cit h.206

Page 34: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

18

Kamus ini hanya menggunakan satu bahasa. Kata-kata(entri) yang

dijelaskan dan penjelasannya adalah terdiri daripada bahasa yang sama.

Kamus ini mempunyai perbedaan yang jelas dengan kamus dwibahasa

karena penyusunan dibuat berdasarkan pembuktian data korpus. Ini

bermaksud definisi makna ke atas kata-kata adalah berdasarkan makna yang

diberikan dalam contoh kalimat yang mengandung kata-kata berhubungan.

Contoh bagi kamus ekabahasa ialah Kamus Besar Bahasa Indonesia (di

Indonesia) dan Kamus Dewan di (Malaysia).

7) Kamus Dwibahasa

Kamus ini menggunakan dua bahasa, yakni kata masukan daripada bahasa

yang dikamuskan diberi padanan atau pemerian takrifnya dengan

menggunakan bahasa yang lain. Contohnya: Kamus Inggris-Indonesia.

8) Kamus Multilingual

Kamus ini adalah kamus yang menyajikan lebih dari tiga atau empat bahasa.

9) Kamus Besar

Kamus ini adalah kamus yang memuat lebih dari 200.000 kata kepala atau

entri. Kamus ini memuatkan segala leksikal yang terdapat dalam satu

bahsaa. Setiap perkataannya dijelaskan maksud secara lengkap.Biasanya

ukurannya besar dan tidak sesuai untuk dibawa ke sana sini.

10) Kamus Sedang

Kamus ini adalah kamus yang memuat lebih dari 40.000 kata kepala atau

entri.

11) Kamus Kecil

Kamus ini adalah kamus yang memuat lebih dari 10.000 kata kepala atau

entri. Ia juga dikenali sebagai kamus saku karena ia dapat disimpan dalam

saku. Tebalnya kurang daripada 2 cm.

B. Penelitian Relevan

Penggunaan media kamus diadopsi dari sebuah penelitian yang

dilakukan oleh:

Dalam jurnal publikasi milik Eka Nur Asifa tentang Penggunaan media

kamus tematik sebagai penunjang buku ajar “Lowe 2” untuk keterampilan

Page 35: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

19

menulis bahasa Jerman di SMA Negeri 1 Krian Surabaya. Persamaan

penulis dengan referensi penelitian yaitu terletak pada media yang digunakan

oleh penulis.

Masalah yang melatar belakangi penulis pada jurnal ini adalah

pembelajaran siswa masih didominasi oleh guru, model dan media yang

digunakan kurang bervariasi, serta siswa kesulitan dalam menulis yang benar

tatabahasa dengan menggunakan kosakata serta ungkapan yang tepat. Jenis

Penelitian yang digunakan yaitu penelitian pengembangan dengan

pendekatan deskriptif kualitatif

Pada hasil penelitiannya terlihat adanya peningkatan pertama, hasil

rata-rata validasi ahli media 90% dengan kriteria sangat kuat dan rata-rata

validasi ahli materi sebesar 92,5% dengan kriteria sangat kuat. Sedangkan

respon siswa terhadap media kamus yang digunakan pada saat penelitian

sebesar 87,5% dengan kriteria sangat kuat.

Jurnal penelitian milik Ni Wayan Sri Damayanti, tentang penggunaan

media kamus dalam pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam memahami makna kata dalam bacaan di kelas VII D

SMPN 3 Gianyar.

Persamaan penulis dengan referensi penelitian kedua yaitu terletak pada

media dan pemahaman makna kata. Adapun masalah yang melatarbelakangi

adalah dalam memahami makna kata khususnya makna leksikal dengan

makna gramatikal yang masih rendah, serta pemahaman siswa dalam istilah

makna. Adapun penlitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas.

Dalam penelitian hasil tes tertulis dan ketuntasan minimal mengalami

peningkatan, hal itu terbukti dari nilai awal sebelum melakukan penelitian

sebesar 65 kemudian rata-rata pada siklus pertama 72,36 Pada siklus kedua

nilai rata-rata meningkat menjadi 81,09.

Selanjutnya Jurnal penelitian dalam bentuk tesis milik Mohammad

Faried Wajdi tentang penggunaan media pembelajaran kamus Interaktif

Bahasa Indonesia untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa kelas VII

B SMPN 1 Ringinrejo Kab. Kediri pada tahun 2011

Page 36: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

20

Persamaan penulis dengan referensi penelitian terakhir yaitu terletak

pada media yang digunakan. Permasalahan yang melatarbelakangi adalah

dimana saat pembelajaran guru kurang kreatif dan inovatif, belum

menggunakan media dan metode yang sesuai dengan materi, selain itu siswa

malas mengeja, minat membaca yang kurang sehingga berpengaruh pada

prestasi dan motivasi belajar yang rendah. Jenis penelitian yang digunakan

adalah Penelitian Tindakan Kelas.

Adapun tujuan penelitian adalah.mengetahui seberapa besar

peningkatan motivasi belajar siswa dengan penggunaan media kamus, serta

peningkatan prestasi belajar siswa. Penelitan dilakukan dengan tiga siklus,

adapun hasil penelitiannya menunjukan adanya peningkatan rata-rata pada

hasil membaca lancar. Pada awal siklus mendapatkan rata-rata hasil aktivitas

dalam pembelajaran 65% dan pada siklus I mendapatkan hasil sebesar 82 %

dan pada siklus II mendapatkan hasil sebesar 83.58 %.

Dari beberapa rujukan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penulis

mengembangkan hal tersebut menjadi penelitian tindakan kelas.

C. Kerangka Berpikir

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sering digunakan dalam

kehidupan sehari-hari sehingga pelajaran bahasa Indonesia sering dianggap

remeh oleh siswa. Pada kenyataannya masih banyak siswa yang masih sulit

dalam mengungkapkan idenya dalam bentuk lisan maupun tulisan dan terlihat

siswa cenderung pasif di kelas dan malu untuk mengutarakan pendapat atau

hasil kerjanya. Metode yang digunakan cenderung monoton dan tidak variatif

sehingga siswa cenderung bosan apalagi kurangnya alat peraga maupun

media yang digunakan dalam pembelajaran sehingga siswa kurang

mendapatkan informasi. Informasi tersebut padahal dapat menciptakan atau

melahirkan perbendaharaan kosakata yang baru diketahui oleh siswa. semakin

siswa mendapatkan informasi, semakin banyak juga perbedaharaan kosakata

yang didapatkan. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media cetak

yang memiliki banyak sumber kata-kata salah satunya adalah kamus

Page 37: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

21

Pada intinya apapun metode dan media yang digunakan selalu ada

keunggulan maupun kelemahannya masing-masing, tinggal bagaimana guru

dapat mengaplikasikan metode dan media tersebut kedalam proses

pembelajaran serta menuju sasaran indikator apa yang akan dicapai. Media

tidaklah harus mahal dan tidak harus mengeluarkan biaya yang banyak.

Dengan kreatif guru, guru dapat menciptakan sebuah media dari barang-

barang yang ada menjadi serupa dengan yang aslinya

Dari uraian pemikiran di atas, maka dapat divisualisasikan dalam

bentuk kerangka pemikiran sebagai berikut

Gambar 2.2 : Skema Kerangka berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Dari kerangka pemikiran di atas, maka penulis menyampaikan

Hipotesis Tindakan sebagai berikut :

“Bila kamus dimanfaatkan sebagai sumber bahan pembelajaran pada

penguasaan kosakata siswa, maka hasil belajarnya akan meningkat “

Kondisi Awal Guru Belum

Menggunakan

kamus

Menggunakan

kamus dalam

Pembelajaran

Kemampuan penguasaan

kosakata rendah

Kondisi Akhir

SIKLUS II

70% dari jumlah siswa

harus mencapai KKM

SIKLUS I

Diharapkan persentase

ketuntasan mencapai 70 %

Jika belum mencapai akan

diadakan siklus kedua

Diduga Melalui penguasaan

kosakata Siswa Meningkat

Tindakan

Page 38: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan Tindakan penelitian akan dilakukan di Madarasah

Ibtidaiyah PINK 03 yang berlokasi jl. Madrasah Rt.04 Rw.013 Desa

Mangun Jaya, Tambun, Bekasi. Pada bulan Juli 2015 hingga Desember 2015

tahun ajaran 2015-2016.

Alasan pemilihan tempat adalah karena sekolah ini sebagai tempat

mengajar peneliti dengan pertimbangan bahwa data-data yang diperlukan

mudah didapatkan dan guru juga memerlukan inovasi pembelajaran.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Supardi dalam buku

Arikunto memaparkan penelitian tindakan kelas mampu menawarkan cara

dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme

pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat kondisi

siswa.1 Sedangkan menurut McNiff dalam bukunya yang berjudul Action

Research Principle and Practice memandang PTK sebagai bentuk penelitian

reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum,

pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan

keahlian mengajar, dan sebagainya.2

Penelitian tindakan kelas ini mempunyai tujuan untuk memperdalam

pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran

dan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran

tersebut.

1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta :Bumi Aksara, 2007) h. 102

2 Ibid

Page 39: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

23

Dalam setiap siklus akan dilakukan langkah-langkah penelitian dengan

merujuk pada langkah-langkah Hopkins, yaitu perencanaan, pelaksanaan

tindakan dan observasi, dan refleksi3.

a. Perencanaan (planing)

Pada tahap ini akan dilaksanakan kegiatan-kegiatan seperti:

1) Membuat skenario pembelajaran, termasuk alat evaluasi yang

diperlukan.

2) Menyiapkan sarana prasarana penunjang terlaksananya tindakan

3) Menyusun Instrumen, baik instrumen proses maupun instrumen hasil

4) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan

b. Pelaksanaan dan Tindakan (action and obsevation)

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah

mengimplementasikan skenario pembelajaran yang telah dibuat.

Sekaligus diamati dan dicermati pelaksanaannya menggunakan lembar

observasi yang telah disiapkan dan dilakukan secara bersamaan

Pelaksanaan Tindakan penelitian dimulai dari tanggal

7 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 1 Desember 2015 . Adapun

tahap pelaksanaan penelitian meliputi :

Tabel 3.1

Rancangan Pelaksanaan Tindakan Penelitian

NO Kegiatan

Agustus September Oktober Nopember

Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A Tahap Persiapan

1. Studi Eksplorasi

2. Identifikasi dan

Rumusan Masalah

3. Instrumen Penelitian

B Tahap Pelaksanaan

SIKLUS I

1. Perencanaan tindakan

3Samsu Sumadayo, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2013) h.44

Page 40: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

24

2. Pelaksanaan dan

Observasi Tindakan

3. Refleksi

C SIKLUS II

1. Perencanaan tindakan

2. Pelaksanaa dan

Observasi Tindakan

3. Refleksi

D Tahap Penyelesaian

1. Penyusunan Draft

Laporan

2. Laporan Akhir

Jadi siklus-siklus dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini

secara lengkap dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1

Desain model Kemmis dan Taggart 4

4 Ibid

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

REFLECTIVE

OBSERVATION

Pelaksanaan

Pelaksanaan SIKLUS I

SIKLUS II

?

Masalah

Page 41: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

25

c. Analisis dan Refleksi (reflection)

Analisis dan refleksi diartikan sebagai mengamati makna hasil

temuan pada pelaksanaan tindakan dan menentukan tingkat keberhasilan

tindakan dengan cara menyimpulkan dan mengkaji apa yang belum

terjadi dan apa yang harus ditindak lanjut.

C. Subyek Penelitian

Sasaran Penelitian adalah siswa kelas IV D MI. PINK. 03 Kecamatan

Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi dengan jumlah 35 siswa, terdiri dari 17

siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Pertimbangan pemilihan kelas

berdasarkan dengan hasil tes kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata

melalui kemapuan membaca.

D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Dalam hal ini, peneliti sebagai pelaksana penelitian, dengan tugas

merencanakan tindakan penelitian, melaksanakan penelitian, menganalisis

hasil penelitian bersama kolaboran dan ahli, serta menyusun laporan hasil

penelitian.

E. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Tahapan tindakan penelitian diawali dengan kegiatan pendahuluan,

tahap perancanaan, pelaksanaan, observasi, analisis dan refleksi, setelah

melakukan analisis dan refleksi pada tindakan penelitian pertama akan

melanjutkan penelitian II jika data yang diperoleh dirasa masih

membutuhkan penyempurnaan akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

Berikut ini adalah tahap pada proses tindakan penelitian yang akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Kegiatan Pendahuluan

a) Observasi awal proses KBM

b) Wawancara terhadap guru

c) Tes diagnosa awal maka ditemukanlah masalah

Page 42: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

26

d) Mendiskusikan rencana penelitian tindakan kelas sebagai upaya

meningkatkan kemampuan membaca siswa dalam mencari

informasi atau kosakata yang dianggap sulit serta dapat

menggunakan media kamus dan permainan scrabble.

e) Merancang dan menyusun rencana tindakan pembelajaran yang

akan dilaksanakan menjadi dua siklus tindakan pembelajaran.

Setiap tindakan yang dilakukan mencakup empat strategi

pembelajaran yaitu membaca memindai, menemukan kosakata

sulit, mencari kosakata yang sulit di dalam kamus, serta melakukan

simulasi permainan scrabble dengan materi yang sudah diajarkan.

Adapun tindakan pada siklus pertama siswa mencari dan

menemukan kosakata dan informasi terkait dengan kesenian,

sedangkan di siklus kedua kosakata dan informasi terkait dengan

lingkungan.

2. Tahap Perencanaan

a) Menyiapkan RPP yang meliputi pemilihan metode, media dan

strategi yang sesuai dengan materi yang diajarkan).

b) Menyiapkan instrumen penelitian serta instrumen penilaian

c) Menyiapkan media yang terkait serta sumber belajar yang relevan

3. Tahap Tindakan Penelitian (Siklus I)

a) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dengan penerapan media scrabble

pada peningkatan kosakata melalui keterampilan membaca dengan

tujuan siswa dapat menemukan informasi dan makna dari kamus

ataupun ensiklopedia.

Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 6 atau 5 siswa

dan pembagian kelompok disesuaikan dengan kemampuan siswa

secara merata.

Guru akan menjelaskan terlebih dahulu penggunaan kamus

dan cara bermain dengan menggunakan media scrabble. Setelah

memberikan penjelasan siswa akan memulai permainan dengan

media scrabble

Page 43: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

27

b) Observasi dan Evaluasi

Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan dan

evaluasi proses dalam pembelajaran.

c) Tahap analisis dan refleksi

Menganalisis pengamatan serta evaluasi pelaksanaan

tindakan yang masih belum sempurna dan akan ditindak lanjuti di

siklus kedua.

4. Tahap Tindakan Penelitian (Siklus II)

a) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dengan penerapan media scrabble pada

peningkatan kosakata melalui keterampilan membaca dengan

tujuan siswa dapat menemukan informasi dan makna dari kamus

ataupun ensiklopedia.

b) Observasi dan Evaluasi

Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan dan

evaluasi proses dalam pembelajaran.

c) Tahap Analisis dan Refleksi

Menganalisis hasil pengamatan dan evaluasi pembelajaran

pada pembelajaran di siklus kedua.

F. Data Dan Sumber Data

Variabel yang menjadi sasaran dalam rangka penelitian tindakan kelas

adalah pembelajaran membaca dalam penguasaan kosakata dengan

menggunakan media scrabble pada siswa kelas IV D MI. PINK. 03

Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

1. Input : sarana pembelajaran, lingkungan belajar, bahan ajar, guru, siswa

dan prosedur evaluasi.

2. Proses pembelajaran: interaksi belajar, gaya guru mengajar, implementasi

sesuai jadwal.

3. Output : hasil belajar siswa yang berupa peningkatan hasil pembelajaran

penguasaan kosakata dalam kemampuan membaca memindai.

Page 44: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

28

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data

kuantitatif.

1. Data kualitatif: hasil observasi proses pembelajaran, catatan lapangan,

wawancara terhadap guru, dan hasil dokumentasi.

2. Data kuantatif: hasil tes berupa pre test dan post test pada setiap

pertemuan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

mengamati setiap aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan

menggunakan media kamus dan permainan Scrabble di setiap siklus dan

mencatat setiap kejadian pada saat pembelajaran berlangsung. Disetiap akhir

siklus, peneliti memberikan soal tes, dan lembar observasi mengenai kegiatan

guru dan siswa selama aktivitas kegiatan belajar mengajar berlangsung serta

dokumentasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dilakukan pada

setiap siklus.

H. Instrumen-Instrumen Penelitian

Instrumen-instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Data dikumpulkan melalui observasi pengamatan langsung,

Aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Berlangsung. Data

ini digunakan untuk melihat pelaksanaan pembelajaran di kelas dan akan

digunakan sebagai dasar penelitian pada segi perencanaan kegiatan.

2. Tes

Pengambilan data dengan metode tes karena yang dikumpulkan

berkaitan dengan ranah kognitif.

3. Dokumentasi

Seluruh kegiatan didokumentasikan, untuk digunakan sebagai

dokumen penelitian.

4. Pedoman wawancara

Wawancara dilakukan kepada guru pada awal penelitian dan akhir

penelitian. Wawancara di awal penelitian dilakukan dilakukan untuk

Page 45: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

29

mengetahui kesulitan belajar Bahasa Indonesia siswa dan metode belajar

yang digunakan guru. Sedangkan wawancara di akhir penelitian dilakukan

untuk mengetahu tanggapan penelitian yang telah dilaksanakan.

5. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk merekam kejadian-kejadian

selama proses pembelajaran langsung yang tidak dapat teramati oleh

lembar observasi.

I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi

Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang objektif, sahih dan

handal dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi dan naturasi, di

antaranya:

1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara

yang berbeda. Untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa

dilakukan dengan mengobservasi siswa, dan memeriksa catatan siswa.

2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh informasi

tentang hal yang sama. Untuk memperoleh tentang pemahaman siswa

dilakukan dengan memeriksa hasil tes siswa, mengadakan wawancara

dengan guru dan melihat hasil observasi guru mitra.

3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul, baik tentang

kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya.

4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.

Agar diperoleh data yang valid, instrumen angket motivasi belajar

siswa diujicobakan untuk mengetahui dan mengukur validitas dan

reliabilitasnya.

Page 46: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

30

J. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

interaktif. Model ini menurut Miles dan Huberman5, langkah-langkah analisis

yaitu :

1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup,

maka dapat dikumpulkan, dan dalam penelitian bisa disampaikan

melalui kata-kata atau deskripsi tebal.

2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding

dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjut, adapun tujuannya

adalah untuk menyederhanakan sejumlah besar data yang terkandung

dalam catatan lapangan, hasil observasi dan materi dokumen.

Sedangkan tujuan dari membuat matrik adalah membantu penulis untuk

mengerti dan memahami seberapa besarnya sahih dan validnya

pemahaman itu.

3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar

kasus.

4. Melakukan verifikasi, pengayaan, dan pendalaman data apabila dalam

persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau

kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data secara terfokus.

5. Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian data bagi

susunan laporan.

6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian

7. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai pengembangan saran dalam

laporan akhir penelitian.

Adapun data-data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa:

a. Jawaban-jawaban siswa terhadap tipe soal uraian di analis dengan

berpatokan pada sistem rubrics. Adapun rentang skor yang digunakan

adalah dengan kriteria seperti dijelaskan pada tabel berikut:

5 Ruswandi Hermawan dkk, Metode Penelitian Pendidikan SD,(Bandung:UPI PRESS,

2007)h.187-191

Page 47: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

31

Tabel 3. 2

Tabel kriteria penilaian rubrik

SOAL SKOR KRITERIA

A

Menjawab pertanyaan

seputar pemahaman dalam

wacana

5

Untuk setiap jawaban benar

Jadi maksimum soal dikalikan 1

B

Menuliskan sinonim atau

definisi kata dari kata

10

Untuk setiap jawaban benar

Jadi maksimum soal dikalikan 2

C

Menuliskan padanan kata

Yang sesuai

10

Untuk setiap jawaban benar

Jadi maksimum soal dikalikan 1

Total 25

b. Menganalisis hasil observasi proses pembelajaran yaitu observasi

tindakan pembelajaran peneliti dan hasil observasi terhadap proses

aktivitas siswa dalam kelompok. Setiap kategori pengamatan

diinterprestasikan dengan sangat baik (poin 4), baik (poin 3), sedang

(poin 2), dan kurang (1). Kemudian dari hasil pengamatan tersebut

dihitung presentase total skornya menggunakan rumus sebagai berikut :

Tabel 3.3

Rumus presentase skor

Presentase total skor = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒌𝒐𝒓

𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎𝒙 𝟏𝟎𝟎

Page 48: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

32

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan

belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu adanya peningkatan penguasaan

kosakata dalam kemampuan membaca siswa, maka akan dilakukan tindakan

selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Penelitian ini berakhir

apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil mengujia

penerapan penggunaan media kamus terhadap penguasaan kosakata siswa

sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan pada pokok

pembahasan yang menguasai kosakata dalam kemampuan membaca, yaitu

dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 70% dari jumlah siswa.

Page 49: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

33

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan

1. Penelitian pendahuluan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dimulai dengan melakukan

penelitian awal di MI PINK 03, Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten

Bekasi. Observasi dilakukan pertama kali pada hari Jumat tanggal 7

Agustus 2015 adalah untuk menemui guru kelas IV D yang mengajar

Bahasa Indonesia yaitu: Ibu Siti Sya’diyah. Observasi yang dilakukan

peneliti adalah untuk mengetahui silabus Bahasa Indonesia dan program

semester serta mencocokan materi yang akan disampaikan sebagai hasil

pertimbangan dalam pelaksanaan penelitian. Selain itu peneliti juga

melakukan wawancara terhadap guru kelas tentang kondisi, kendala,

masalah yang dihadapi guru dan gambaran siswa kelas IV D dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia.

Kemudian observasi kedua kalinya pada hari Senin tanggal 24

Agustus 2015 adalah peneliti memberikan soal yang terkait dengan

membaca memindai dan penguasaan kosakata. Adapun judul wacana yang

terkait dengan tes ini adalah “SENI WAYANG”. Tes ini dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sekaligus sebagai

perbandingan dengan hasil evaluasi yang akan dilakukan pada setiap akhir

siklus penelitian.

Adapun hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti,

diantaranya:

a. Siswa belum pernah menggunakan kamus terutama dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia

b. Kegiatan pembelajaran bersifat monoton hanya menggunakan

metode ceramah dan metode diskusi saja

c. Kurangnya motivasi yang dilakukan oleh guru sehingga siswa pun

kurang semangat dalam belajar

Page 50: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

34

d. Siswa sulit untuk berani membaca dan mengutarakan hasil kerjanya

di depan kelas, sehingga karakter percaya diri siswa masih kurang.

e. Tingkat keterampilan membaca memindai siswa rendah.

f. Pengetahuan akan kosakata yang sulit rendah.

g. Siswa masih bingung dalam pemilihan kata yang sesuai dalam

melengkapi kalimat dalam cerita sehingga terlihat masih banyak

siswa yang menggunakan bahasa tidak baku.

Dalam penelitian ini peneliti memilih materi membaca memindai

dalam menemukan arti atau makna dalam kamus atau ensiklopedia.

Peneliti menyesuaikan materi yang akan disampaikan dengan program

semester di antaranya menemukan arti kosakata yang berkaitan dengan

kesenian serta lingkungan. Selama penelitian peneliti meminta kerjasama

dengan guru kelas IV yang mengajar bahasa Indonesia agar bertindak

selaku observer yang mengamati proses pembelajaran siswa.

Dari hasil tes awal yang dilakukan oleh peneliti dalam materi

membaca memindai dalam menemukan arti atau makna dalam kamus atau

ensiklopedia terlihat rata-rata nilai siswa yang didapatkan yaitu sebesar

50,00 dengan nilai terkecil 20 dan yang terbesar dengan nilai 80, Yaitu

sebagai berikut :

Tabel 4.1

Hasil Tes Awal Siswa

NO NILAI JUMLAH

SISWA N x Σ Siswa KET

1 80 2 160 Tuntas

2 75 2 150 Tuntas

3 70 3 210 Tuntas

4 65 - 0 Tidak Tuntas

5 60 4 240 Tidak Tuntas

6 55 1 55 Tidak Tuntas

7 50 6 300 Tidak Tuntas

8 45 4 180 Tidak Tuntas

9 40 8 320 Tidak Tuntas

10 35 1 35 Tidak Tuntas

11 30 2 60 Tidak Tuntas

12 20 2 40 Tidak Tuntas

Page 51: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

35

Jumlah 35 1750

Rata-rata

50,00

Persentase Ketuntasan 20%

Berdasarkan hasil test diatas dapat dilihat bahwa keterampilan

membaca terutama pada membaca memindai serta pengetahuan kosakata

siswa masih rendah. Hal ini yang mendorong peneliti untuk melakukan

suatu tindakan untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa terutama

dalam hal membaca memindai dan penguasaan makna kosakata dengan

metode permainan yang akan melibatkan penggunaan media yaitu media

kamus dan permainan “scrabble” sebagai salah satu teknik pada aktivitas

membuka kamus.

Kegiatan selanjutnya peneliti menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa dan melakukan

konsultasi terhadap guru kelas. Kemudian peneliti mensosialisasikarn

kepada siswa kelas IV D tentang materi membaca memindai dalam

menemukan makna di kamus dan ensiklopedia dan tidak lupa peneliti

meminta kepada siswa untuk membawa kamus atau ensiklopedia yang

mereka miliki pada pembelajaran bahasa Indonesia.

Adapun indikator pencapaian yang diharapkan di antaranya :

a. Siswa dapat menggunakan kamus dengan benar

b. Dapat mencari kata yang sulit dalam wacana dan mencari artinya di

kamus

c. Memahami isi wacana dan menjawab pertanyaan yang sesuai dengan

wacana tersebut.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I

Setelah melakukan tes awal, peneliti memulai mempersiapkan untuk

tindakan pembelajaran siklus pertama. Kegiatan penelitian pada siklus

pertama ini dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap pertemuan selama 2 X

35 menit (dua jam pelajaran). Adapun tahapan pada siklus I adalah :

a) Tahap perencanaan

Pada tahap ini dilakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia. Penyusunan Rencana

Page 52: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

36

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia didahului dengan

penyesuaian standar kompetensi dan kompetensi dasar, kemudian

diturunkan ke dalam indikator sebagai standar pencapaian keberhasilan

siswa dalam pembelajaran materi tersebut. Penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini berdasarkan atas konsultasi

dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan tujuan agar

rencana pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan

kurikulum yang ditetapkan di sekolah.

Setelah penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

peneliti membuat instrumen penelitian. Instrumen penelitian terdiri dari

lembar observasi siswa, lembar observasi guru, catatan lapangan,

pedoman wawancara, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal tes.

Lembar observasi guru dibuat untuk mencatat hasil pengamatan

dari pengamat peneliti perilaku guru selama pembelajaran. Lembar

observasi siswa dibuat untuk mencatatat hasil pengamatan perilaku

siswa dalam mengikuti pembelajaran. Catatan lapangan dibuat untuk

mencatat semua kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran dari

guru maupun siswa, selain itu catatan ini berguna untuk melihat

keefektifan dalam pembelajaran menggunakan kamus dan penggunaan

scrabble. Lembar kerja siswa dibuat untuk pegangan siswa yang

berisikan pedoman cara membuka kamus, materi pembelajaran serta

lembar kerja siswa. Sedangkan tes soal akhir siklus dibuat untuk

mengetahui perkembangan siswa dalam keterampilan membaca

memindai serta penggunaan kamus dalam menemukan makna.

Kemudian perangkat lain yang dipersiapkan untuk menunjang

pembelajaran siswa yaitu kamus bahasa Indonesia, dan scrabble.

Adapun scrabble yang digunakan untuk pembelajaran berupa kertas

bufalo yang dibagi menjadi beberapa buah dan di setiap potongan

kertas tersebut tercantun huruf dan bobot angka dari huruf tersebut.

Papan scrabble yang akan digunakan peneliti hanya dengan lantai kelas

yang pembatasnya akan diberi tanda dengan tali rafia.

Page 53: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

37

Adapun penjabaran standar kompetensi, kompetensi dasar serta

indikator yang dituangkan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1) Standar Kompetensi :

Memahami teks agak panjang (150-200 kata)

2) Kompetensi Dasar :

Menemukan makna dan informasi secara tepat dalam

kamus/ensiklopedia melalui membaca memindai.

3) Indikator :

a) Membaca teks wacana

b) Menjelaskan cara menggunakan kamus

c) Membuat daftar kata sukar dan menemukan artinya dalam kamus

d) Menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan

b) Tahap Pelaksanaan

Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam 2

pertemuan dengan alokasi waktu (2 x 35 menit) tiap pertemuannya.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada

lampiran 1.

1) Pertemuan Pertama ( Senin, 19 Oktober 2015)

Pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 35 menit ( dua

jam pelajaran) yang dimulai pada jam 13.00 hingga 14.10 BBWI.

Pokok bahasan yang akan disampaikan adalah pengenalan kamus

bahasa Indonesia, dari segi kegunaan, manfaat hingga cara

penggunaannya. Selain itu adalah cara mencari kata yang sulit dan

mencari maknanya di kamus.

Kegiatan awal yang dilakukan adalah dengan

mengkondisikan siswa terlebih dahulu dimulai dari kebersihan

kelas dan kerapihan siswa terlebih dahulu. Selanjutnya membaca

salam dan doa terlebih Setelah itu guru melakukan absensi siswa

terlebih dahulu untuk pertemuan pertama ini siswa yang tidak hadir

sebanyak 2 orang dikarenakan sakit. Kemudian dilanjutkan dengan

apersepsi melakukan ice breaking dan bermain games. Sebagai

pemanasan sebelum siswa belajar dan juga membentuk kelompok

Page 54: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

38

untuk pembelajaran inti. Setelah melakukan ice breaking dan

bermain games (mix and match) dengan cara menyesuaikan

susunan kata dan huruf yang sama kemudian guru memberikan

motivasi dan juga menjelaskan tujuan pembelajaran pada

pembelajaran di hari itu.

Memasuki kegiatan inti siswa sudah duduk sesuai dengan

kelompoknya. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang

terdiri dari 5 orang dan 6 orang. Kemudian guru menjelaskan

terlebih dahulu tentang kamus bahasa, mulai dari kegunaan kamus

bahasa hingga cara penggunaannya. Seperti gambar berikut ini:

Gambar 4.1

Guru menjelaskan kegunaan kamus dan cara menggunakannya

Siswa pun diberi kesempatan untuk bertanya jika ada

penjelasan yang belum dipahami. Setelah penjelasan oleh guru,

selanjutnya guru membagikan Lembar kerja siswa. Guru menunjuk

salah satu siswa untuk membacakan materi yang berjudul “SENI

PAHAT DARI DESA MAS” . dan siswa yang lain menyimak apa

yang dibaca oleh temannya. Setelah kegiatan membaca ini siswa

diminta untuk mencari kosakata yang dianggap sulit dan belum

pernah didengar oleh siswa dan dilanjutkan untuk mencari artinya

di kamus bahasa Indonesia. Sebelum mereka mengerjakan guru

Page 55: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

39

memberikan simulasi dengan menunjuk salah satu siswa untuk

mencari kata di kamus dengan bantuan guru. Setelah semuanya

melihat simulasi tersebut, siswa memulai untuk mencari kosakata

tersebut secara berkelompok. Seperti gambar berikut ini :

Gambar 4.2 dan 4.3

Siswa memulai mencari kosakata yang sulit melalui membaca memindai

Selama siswa mencari kosakata yang sulit, guru berkeliling

dan membantu siswa yang masih sulit dalam menggunakan kamus,

selain itu guru memberikan pengarahan dalam mengerjakan LKS.

Terlihat pada saat siswa mengikuti pembelajaran dari awal

pembelajaran hingga siswa mengerjakan tugas kelompok mereka

siswa terlihat bekejasama untuk menyelesaikan tugasnya, namun

masih ada beberapa siswa yang masih tidak mengerjakan dan

mengganggu teman dari kelompok yang lain. Setelah ditanya

ternyata mereka beralasan tidak membawa kamus sehingga mereka

tidak bisa membantu. Guru pun memberikan pinjaman beberapa

kamus yang dimiliki sehingga mereka bisa mengerjakan tugas tanpa

mengganggu temannya. Lebih kurang 20 menit sebelum jam

pelajaran habis, salah satu perwakilan dari kelompok yang telah

menyelesaikan tugasnya mempresentasikan hasil kosakata dan

artinya yang telah mereka cari dan guru pun menuliskan hasilnya di

papan tulis seperti gambar berikut ini :

Page 56: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

40

Gambar 4.4

Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas

Dalam kegiatan akhir, 10 menit sebelum pergantian

pelajaran guru dan siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran

dalam pertemuan ini dan sebelum mengakhiri kegiatan

pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait

materi pertemuan ini. Dan diakhiri dengan membaca hamdalah.

1) Pertemuan kedua (Senin, 26 Oktober 2015)

Pertemuan kedua sama waktunya dengan pertemuan

sebelumnya berlangsung selama 2 x 35 menit ( 2 jam pelajaran)

yang dimulai 13.00 sampai 14.10 BBWI.

Kegiatan awal yang dilakukan adalah dengan

mengkondisikan siswa terlebih dahulu dimulai dari kebersihan

kelas dan kerapihan siswa terlebih dahulu. Selanjutnya membaca

salam dan doa terlebih Setelah itu guru melakukan absensi siswa

terlebih dahulu untuk pertemuan kedua ini seluruh siswa yang

berjumlah 35 orang hadir semua. Kemudian dilanjutkan dengan

apersepsi melakukan ice breaking dan bermain games talking stick

Sebagai pemanasan. Sebelum siswa belajar juga dibentuk

kelompok untuk pembelajaran inti. Setelah melakukan ice breaking

Page 57: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

41

dan bermain games, guru memberikan motivasi dan juga

menjelaskan tujuan pembelajaran pada pembelajaran dihari itu.

Berlanjut kegiatan inti guru terlebih dahulu bertanya kepada

siswa tentang pengalaman siswa bermain permainan menggunakan

kata-kata seperti : scrabble, teka-teki silang. Sebagian siswa ada

yang pernah melakukan permainan teka-teki silang, namun untuk

permainan scrabble masih terdengar asing bagi mereka. Setelah

melakukan tanya jawab tentang permainan scrabble. Guru mulai

menjelaskan apa permainan scrabble tersebut dan juga cara

permainan scrabble yang akan dilakukan siswa. Adapun cara

bermain scrabble yaitu : a). Kelompok pertama yang memulai

diminta untuk menyusun kata yang berkaitan dengan tema

pertemuan ini yaitu tentang kesenian bisa dengan arah vertikal

maupun horizontal. b). Selanjutnya kelompok lain pun akan

menyusun kata baru di papan scrabble sehingga terbentuk kata

baru.c). Kata yang telah disusun bisa ditambahkan huruf dengan

syarat dapat mengubah arti dari kata sebelumnya. d). Diusahakan

kata yang disusun tidak mengubah susunan kata sebelumnya yang

tidak mengandung arti. e).waktu yang diberikan setiap kelompok

adalah 10 menit. f). Kelompok yang paling banyak menyusun kata

dengan skor yang banyak maka kelompok tersebut menjadi

pemenangnya.

Siswa berkumpul menjadi kelompok yang sudah di

tentukan pada pertemuan pertama dan guru membagikan Lembar

Kerja Siswa (Terlampir). Kemudian guru pun memulai permainan

dengan menentukan kelompok siapa yang akan maju untuk

bermain dan kelompok yang mencari kosakata di kamus untuk

dimainkan di papan scrabble. Berikut ini adalah bentuk media

yang akan digunakan siswa sebagai berikut :

Page 58: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

42

Gambar 4.5

Kartu scrabble dan kamus sebagai media pembelajaran

Pada putaran pertama kelompok yang bermain adalah

kelompok Cendrawasih dan kelompok Rajawali, dilanjutkan

putaran kedua yaitu kelompok Elang dan Kenari dan putaran ketiga

yaitu kelompok Kakatua dan Merak. Setelah bermain guru

mengumumkan skor yang didapatkan setiap kelompok dan untuk

permainan scrabble pada siklus pertama ini dimenangkan oleh

kelompok Kakatua.

Selama permainan siswa sangat antusias dengan permainan

scrabble dikarenakan hal ini adalah pertama kalinya bagi siswa,

masih banyak siswa yang belum memahami betul cara

permainannya sehingga guru harus membantu siswa dalam

penyusunan kata di papan scrabble. Seperti gambar berikut ini :

Page 59: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

43

Gambar 4.5 dan 4.6

Salah satu kelompok sedang menyusun kata di papan scrabble.

Terlihat kelompok yang belum bermain scrabble mencari

kata yang berkaitan dengan tema di kamus dan mencari maknanya.

Seperti gambar berikut ini :

Gambar 4.7 dan 4.8

Kelompok lain sedang mencari kata yang berkaitan dengan kesenian dan mencari

maknanya di kamus

Dalam kegiatan akhir, 10 menit sebelum pergantian pembelajaran

guru dan siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran dalam

pertemuan ini dan sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran siswa

diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi pertemuan ini. Dan

diakhir dengan membaca hamdalah. Untuk tes akhir siklus dilakukan di

Page 60: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

44

pertemuan selanjutnya pada tanggal hari Senin 2 November 2015. Tes

akhir siklus ini terdiri dari uraian singkat tentang pokok bahasan

wacana dan mencari makna kosakata yang sulit dalam kamus Bahasa

Indonesia.

c) Tahap Observasi

Tahap ini adalah tahap dimana berlangsung bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan, selain itu pengamatan dilakukan oleh para

pengamat yang tidak lain adalah guru kolaborator. Tugas pengamat

adalah mencatat segala kegiatan dan hal yang terjadi yang dilakukan

oleh guru dan murid.

Lembar pengamatan aktivitas yang dilakukan guru terdiri dari 12

aspek yang diukur dengan menggunakan skala likert, dengan skor

penilaian 4 (baik sekali), 3 (baik), 2 (cukup), dan 1 (kurang). Adapun

rentang nilai dalam pengamatan aktivitas guru bisa dijabarkan sebagai

berikut : a). Dari nilai 80 hingga 96 dengan predikat sangat baik; b). Dari

nilai 58 hingga 79 dengan predikat baik; c). Dari nilai 36 hingga 57

dengan predikat cukup dan d). Dari nilai 12 hingga 35 dengan predikat

kurang. Adapun hasil pengamatan aktivitas guru dapat disajikan dengan

tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2

Hasil Observasi Aktivitas Kegiatan Guru Pembelajaran Siklus I

Page 61: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

45

Untuk penilaian aktivitas guru yang didapatkan dari pertemuan

pertama dan kedua mendapatkan sebesar 76 (79%) dengan predikat baik.

Lembar pengamatan aktivitas siswa terdiri dari 10 aspek yang

diukur dengan penilaian 4 (baik sekali), 3 (baik), 2 (cukup), dan 1

(kurang). Hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa melalui lembar

observasi dapat dilihat pada tabel berikut :

NO

Aspek yang diamati

Pertemuan

Pertama

Pertemuan

Kedua

1. Menjelaskan tujuan pembelajaran 3 3

2. Melakukan Apersepsi 4 3

3. Guru membentuk kelompok 4 3

4. Guru memberikan LKS untuk

didiskusikan siswa

3 3

5. Penguasaan materi 4 3

6. Kualitas Pengelolaan kelas 3 2

7. Kualitas penggunaan metode 4 3

8. Kualitas penggunaan media/ sumber

belajar

4 3

9. Keterampilan bertanya 3 3

10. Memberi penguatan kepada siswa 3 2

11. Guru membuat kesimpulan bersama

siswa

3 3

12. Melakukan tes secara tertulis sesuai

tujuan pembelajaran

4 3

JUMLAH 42 34

RATA-RATA 76

Page 62: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

46

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus 1

No

Nama Kelompok

Jumlah Skor

Persentase

Keterangan

1. Kakatua 31 77,5% Tercapai

2. Merak 24 60% Tidak tercapai

3. Kenari 30 75% Tercapai

4. Elang 31 77,5% Tercapai

5. Cendrawasih 22 55% Tidak tercapai

6. Rajawali 35 82,5% Tercapai

Rata-rata 171 71,25 % Tercapai

Keterangan :

1. Skor aktivitas siswa :

a. Skor maksimum : 40

b. Skor minimum : 10

2. Skor rata-rata : 70% dijadikan sebagai patokan ketercapaian.

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat aktivitas dari kelompok

Cendrawasih masih cukup jauh dari standar ketercapaian. Hal ini dilihat

dari persentase yang didapatkan kurang dari 70% yaitu 55% sehingga

banyak beberapa aspek yang perlu ditingkatkan lagi. Untuk kelompok

Merak jauh lebih baik dari kelompok Cendrawasih meskipun kelompok

Merak masih di bawah standar ketercapaian. Hal ini terlihat dari

presentase yang diperoleh kelompok Merak sebesar 60%, masih ada

beberapa aspek yang harus ditingkatkan seperti hal kesiapan dalam

belajar, pembagian tugas saat belajar kelompok dan keaktifan dalam

bertanya.

Untuk kelompok Kenari sudah cukup baik dari kelompok

Cendrawasih dan Merak, hal ini terlihat dari presentase yang diperoleh

oleh kelompok Kenari sebesar 75%, namun masih ada aspek yang harus

ditingkatkan seperti hal keaktifan dalam menjawab.

Page 63: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

47

Untuk kelompok Kakatua dan Elang sama-sama memperoleh

persentase sebesar 77.5% dan perolehan terbesar untuk siklus pertama ini

diperoleh kelompok Rajawali yaitu 82.5%, terlihat pada kelompok

Rajawali sangat bekerjasama dalam kelompok, mulai dari pembagian

tugas pada saat tugas kelompok, aktif dalam bertanya dan aktif dalam

menjawab hasil kerja yang diberikan. Namun masih ada aspek yang

harus ditingkatkan yaitu aspek dalam melakukan permainan scrabble

saja.

Berdasarkan hasil observasi dari seluruh kelompok sebagian besar

kelompok telah mencapai standar ketercapaian namun beberapa aspek

yang perlu ditingkatkan adalah keaktifan bertanya dan keaktifan dalam

menjawab. Siswa masih malu dan tidak merasa percaya diri untuk

mengemukakan hasil kerjanya di depan kelas, selain itu dalam kegiatan

permainan scrabble seluruh kelompok sangat antusias dalam mengikuti

permainan, dikarenakan permaianan ini adalah hal yang baru bagi siswa

sehingga siswa belum banyak memahami teknik permainan scrabble ini,

sehingga terlihat banyak memakan waktu dalam menyusun kata di papan

scrabble atau mencari kosakata yang tepat untuk menyusunnya di papan

scrabble.

Adapun hasil Tes Akhir Siklus pertama ini yang dilaksanakan

pada pertemuan ketiga dapat disajikan dalam tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil Tes Siklus I

NO NILAI JUMLAH

SISWA N x Σ Siswa KET

1 100 - Tuntas

2 90 7 630 Tuntas

3 80 6 480 Tuntas

4 70 6 420 Tuntas

5 60 7 420 Tidak Tuntas

6 50 3 150 Tidak Tuntas

7 40 3 120 Tidak Tuntas

8 30 2 60 Tidak Tuntas

9 20 - Tidak Tuntas

Jumlah 35 2350

Page 64: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

48

Rata-rata

67,14

Persentase Ketuntasan 57%

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil tes akhir siklus

pertama sebesar 67,14 dengan nilai rendah 30 dan nilai tertinggi 90 atau

22 siswa tuntas dan 13 siswa yang tidak tuntas Hasil tes akhir siklus I ini

disajikan ke dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Grafik 4.1

Grafik Hasil Tes Siklus I

d) Tahap Refleksi

Adapun catatan kegiatan refleksi yang didapatkan berdasarkan

catatan lapangan, lembar observasi siswa, dan guru dijabarkan dalam

tabel sebagai berikut :

Tabel 4.5

Refleksi Kegiatan Tindakan Siklus I

No Aspek Temuan Rencana Perbaikan

Guru Siswa

1. Penjelasan

terkait

dengan cara

penggunaan

kamus.

1. Penjelasan

guru yang

disampaikan

terlalu cepat

1. Terdapat

beberapa

siswa yang

tidak

membawa

kamus

1. Menjelaskan

kembali dengan

perlahan.

2. Mensosialisasik

an untuk

membawa

Page 65: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

49

kamus pada

pembelajaran

2. Aktivitas

Pembelajaran

saat diskusi

1. Kesulitan

pengelolaan

kelas

dikarenakan

kesulitan

membimbing

siswa dalam

diskusi

kelompok

2. Pengamatan

kurang

merata

1. Ada beberapa

siswa yang

mengganggu

temannya pada

saat diskusi

2. Siswa masih

kurang aktif

dalam

bertanya dan

masih malu

untuk

mempresentasi

kan hasil

kerjanya

didepan kelas

1. Sebaiknya guru

menjelaskan ke

setiap kelompok

secara bergiliran

2. Menciptakan

suasana kelas

yang santai

sehingga siswa

berani untuk

mengemukakan

hasil kerjanya di

depan kelas

3. Sebaiknya

memberikan

penghargaan

bagi siswa yang

aktif dalam

diskusi

3. Aktivitas

dalam

permaianan

scrabble

1. Penjelasan

dalam

permaianan

scrabble

terlalu

singkat

2. Pengaturan

waktu yang

belum

sesuai

1. Terlihat ada

siswa yang

kurang

berpartisipasi

dalam

permainan

2. Siswa masih

bingung dalam

penggunaan

media

scrabble

1. Sebaiknya

pengaturan

waktu

dioptimalkan

2. Menjelaskan

cara bermain

scrabble

sekaligus

dengan

simulasinya

Page 66: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

50

3. Tindakan Pembelajaran Siklus II

a) Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan siklus II ini dimulai dengan menyiapkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan materi ajar,

menyiapkan lembar observasi peneliti dan siswa, lembar catatan

lapangan, media kamus dan papan scrabble dan keperluan pembelajaran

lainnya.

Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini proses

pembelajaran dapat lebih terarah dan terencana lebih matang. Salah satu

contohnya guru akan menciptakan suasana pembelajaran lebih

menyenangkan dan teratur, guru juga akan memberikan penghargaan

(reward) terhadap kelompok terbaik dalam pembelajaran dan guru akan

mengulang kembali pembahasan terutama terkait dengan cara

penggunaan permainan scrabble secara perlahan-lahan agar siswa dapat

mengikuti permainan secara efisien.

Adapun materi yang akan digunakan dalam pembelajaran siklus

II tidak jauh berbeda dengan pembelajaran sebelumnya yaitu mencari

makna dari kosakata yang sulit di kamus. Adapun materi kosakata dalam

pembelajaran ini adalah kosakata yang berkaitan dengan lingkungan

dengan judul “AYO RAMAH LINGKUNGAN”. Target pada siklus II ini

siswa semakin baik dalam mengikuti pembelajaran terutama dalam

penggunaan media scrabble ini dan hasil tes keterampilan membaca

memindai semaikn meningkat dibandingkan dengan siklus I sesuai

dengan target pencapaian penelitian ini minimal nilai siswa adalah 70%

mencapai KKM dan dari hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa

melalui lembar observasi >70%.

b) Tahap Pelaksanaan

Tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit tiap pertemuannya.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II dilihat pada lampiran.

1) Pertemuan Ketiga (Senin, 9 November 2015)

Page 67: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

51

Pertemuan ketiga di siklus II berlangsung selama 2 x 35 menit

(2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul 13.00 sampai dengan 14.10

BBWI.

Kegiatan awal yang dilakukan adalah dengan mengkondisikan

siswa terlebih dahulu dimulai dari kebersihan kelas dan kerapihan

siswa terlebih dahulu. Selanjutnya membaca salam dan doa terlebih

Setelah itu guru melakukan absensi siswa terlebih dahulu untuk

pertemuan pertama ini seluruh siswa masuk. Kemudian dilanjutkan

dengan apersepsi melakukan ice breaking dan bermain games (talking

stick) dengan cara siswa diminta untuk mencari lawan kata dari

sebuah kata yang ditentukan oleh guru Sebagai pemanasan sebelum

siswa belajar. Setelah melakukan ice breaking dan bermain kemudian

Guru memberikan motivasi dan juga menjelaskan tujuan pembelajaran

pada pembelajaran di hari itu.

Memasuki kegiatan inti guru tidak lupa memastikan siswa

apakah mereka membawa kamus, dan seluruh siswa pun sudah

membawanya selanjutnya guru memberikan stimulus kepada siswa

untuk menyebutkan kata-kata yang berkaitan dengan lingkungan,

siswa pun mulai menjawab dengan macam-macam kata-kata yang

mereka ketahui. Setelah mereka diberi kesempatan untuk menjawab

guru pun mulai menjelaskan materi yang akan dipelajari berkaitan

dengan lingkungan. Sebelum siswa diminta untuk membaca wacana,

guru bertanya kepada siswa apakah mereka masih ingat cara

menggunakan kamus, guru mengulang sedikit penjelasan cara

menggunakan kamus untuk mengingatkan siswa.

Kemudian guru mmbagikan LKS pada setiap kelompok dan

meminta salah satu siswa untuk membacanya dan siswa lainnya

mendengarkan. Setelah membaca siswa pun mulai mengerjakan

lembar kerja dan mencari makna kosakata sulit di kamus. Selagi siswa

sedang mengerjakan tugasnya guru pun berkeliling memastikan siswa

mengerjakan tugas dengan baik tanpa mengganggu siswa yang lain,

selain itu guru berkeliling memberikan penjelasan singkat bagi siswa

Page 68: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

52

yang kesulitan. Dapat dilihat siswa sudah mulai terbiasa untuk

mengerjakan Lembar Kerjanya dan terbiasa mencari kosakata sulit di

kamus sehingga terlihat siswa dapat membagi tugas kepada anggota

kelompoknya dengan baik dan waktu yang diperlukan tidak terlalu

lama seperti halnya di siklus sebelumnya.

Setelah semua kelompok sudah menyelesaikan tugasnya,

setiap kelompok mulai mempresentasikan hasil kerjanya di depan

kelas secara bergantian terlihat pada pertemuan siklus pertama siswa

masih malu-malu untuk maju mempresentasikan hasil kerjanya namun

pada pembelajaran kali ini siswa mulai aktif dan percaya diri untuk

maju ke depannya.

Dalam pembelajaran ini siswa mulai paham dengan cara

membuka kamus dan membaca secara memindai meskipun ada salah

satu kelompok salah menjawab arti dari salah satu kosakata yang

dicari. Namun secara keseluruhan hal ini lebih baik dari pada

pertemuan sebelumnya dan ini merupakan kemajuan bahwa siswa

lebih terampil membaca memindai dari pertemuan sebelumnya.

Pada kegiatan penutup guru memberikan kesimpulan dan

mengumumkan kelompok terbaik pada pertemuan ini, dan diraih oleh

kelompok Kakatua.

2) Pertemuan Keempat (Senin, 16 November 2015)

Pertemuan keempat sama halnya dengan pertemuan

sebelumnya berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) yang

dimulai dari pukul 13.00 sampai dengan 14.10 BBWI. Pada kegiatan

pembuka diawali dengan mengkondisikan siswa di kelas, membaca

doa bersama dan mengabsen kehadiran siswa, untuk pertemuan kali

ini seluruh siswa masuk.

Memasuki kegiatan inti guru mengajak siswa untuk

menyebutkan kembali kata-kata yang berhubungan dengan lingkungan

sebelum bermain scrabble dan guru pun menjelaskan evaluasi

permainan pada pertemuan sebelumnya sekaligus memberikan sedikit

penjelasan terkait permainan scrabble secara perlahan-lahan.

Page 69: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

53

Kemudian barulah dimulai permainan scrabble secara bergiliran,

sebagian kelompok yang belum bermain akan ditugaskan untuk

mencari makna kosakata yang berkaitan dengan lingkungan. Waktu

yang diberikan setiap kelompok hanya 10 menit namun terlihat siswa

sudah biasa untuk menyusun kartu huruf di papan scrabble secara

cepat. Jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya siswa hanya

dapat kesempatan menyusun dua kata atau tiga kata dalam setiap

permainan sedangkan pada pertemuan ini siswa dapat menyusun tiga

kata atau empat kata pada setiap permainan sehingga skor yang di

dapatkan pun meningkat.

10 menit sebelum pergantian pelajaran siswa di minta untuk

memberikan resume dari hasil permainan dan guru membacakan hasil

skor permainan scrabble dan kelompok yang mendapakan skor

tertinggi diraih oleh kelompok Merak dan Kakak tua.

Dalam pelaksanaan tes akhir siklus kedua dilaksanakan pada

pertemuan selanjutnya pada hari Senin 23 November 2015.

c) Tahap Observasi

Proses pembelajaran siklus II ini dapat dikatakan sudah baik,

karena dari kegiatan pembelajaran siswa terlihat siswa mulai aktif dalam

hal bertanya, menjawab dan percaya diri dalam mengemukakan

pendapatnya serta terlihat sudah mulai tertib dan disiplin meski ada

beberapa siswa yang belum fokus akan tetapi dengan memberikan

teguran kepada siswa tersebut, bisa teratasi. Dalam hal kerja kelompok

siswa pun sudah terlihat kerja sama dan ketelitian siswa dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

Jika dibandingkan dengan pembelajaran siklus sebelumnya, siswa

sudah terbiasa dengan kerja kelompok, terlihat siswa saling

mengingatkan dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas ataupun

permainan scrabble. Meskipun scrabble adalah metode permainan baru

bagi siswa akan tetapi sebagian besar siswa sudah mulai memahami

aturan permainannya.

Page 70: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

54

Untuk penilaian aktivitas guru yang didapatkan dari pertemuan

pertama dan kedua dapat dijelaskan melalui tabel sebagai berikut :

Tabel 4.6

Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam

Untuk penilaian aktivitas guru yang didapatkan dari pertemuan

pertama dan kedua mendapatkan jumlah sebesar 84 (88%) dengan

predikat sangat baik. Dengan berarti terdapat peningkatan dibandingkan

dengan siklus sebelumnya.

NO

Aspek yang diamati

Pertemuan

Pertama

Pertemuan

Kedua

1. Menjelaskan tujuan pembelajaran 4 4

2. Melakukan Apersepsi 4 4

3. Guru membentuk kelompok 4 4

4. Guru memberikan LKS untuk

didiskusikan siswa

3 3

5. Penguasaan materi 4 4

6. Kualitas Pengelolaan kelas 4 3

7. Kualitas penggunaan metode 4 4

8. Kualitas penggunaan media/ sumber

belajar

3 4

9. Keterampilan bertanya 3 4

10. Memberi penguatan kepada siswa 4 4

11. Guru membuat kesimpulan bersama

siswa

3 3

12. Melakukan tes secara tertulis sesuai

tujuan pembelajaran

3 4

JUMLAH 43 41

RATA-RATA 84

Page 71: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

55

Hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa dalam pembelajaran

siklus II ini akan disajikan berupa tabel sebagai berikut :

Tabel 4.7

Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus II

No

Nama Kelompok

Jumlah

Skor

Persentase

Keterangan

1. Kakatua 36 90% Tercapai

2. Merak 35 88% Tercapai

3. Kenari 34 85% Tercapai

4. Elang 34 85% Tercapai

5. Cendrawasih 32 80% Tercapai

6. Rajawali 37 92% Tercapai

Rata-rata 208 86,66% Tercapai

Keterangan:

a. Skor aktivitas siswa :

a. Skor maksimum =40

b. Skor minimum=10

c. Skor rata-rata= 28 atau 70%

b. Skor rata-rata 28 atau 70% dijadikan sebagai patokan ketercapaian.

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dilihat bahwa aktivitas kelompok

Cendrawasih mengalami peningkatan sebesar 25% apabila dibandingkan

dengan siklus sebelumnya sebesar 55% pada siklus II sebesar 80%,

Aktivitas kelompok Kenari dan Elang mengalami peningkatan sebesar

10% . sedangkan aktivitas kelompok merak sangat baik karena

mengalami peningkatan sebesar 28% jika dibandingkan dengan

kelompok lain kelompok merak mengalami peningkatan yang cukup

signifikan. Kemudian kelompok Rajawali tetap memimpin dalam

aktivitas kelompok terbaik dan juga mengalami peningkatan sebesar 8%.

Secara umum dari hasil observasi bisa disimpulkan bahwa setiap

kelompok mengalami peningkatan dari setiap petemuan dimulai siklus I

Page 72: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

56

dan siklus II, dan juga semua kelompok mendapatkan skor di atas skor

rata-rata. Hal ini menunjukan bahwa dengan penggunaan media scrabble

siswa dapat menumbuhkan karakter bekerjasama, saling membantu

dalam pembelajaran secara berkelompok dengan baik. Pada

pembelajaran siswa pun sudah mulai terbiasa untuk mengikuti aturan

permainan seperti : dalam hal kerjasama, membagikan tugas kepada

anggotanya, berani mengutarakan pendapat dan aktif dalam mengikuti

pembelajaran.

Pada pertemuan keenam dilaksanakan tes yang berhubungan

penguasaan kosakata dengan keterampilan membaca khususnya

membaca memindai serta mencari makna kosakata di dalam kamus, dan

berikut ini adalah sajian hasil tes siswa siklus II sebagai berikut :

Tabel 4.8

Hasil Tes Akhir Siklus II

NO NILAI JUMLAH

SISWA N x Σ Siswa KET

1 100 5 500 Tuntas

2 90 10 900 Tuntas

3 80 9 720 Tuntas

4 70 6 420 Tuntas

5 60 2 120 Tidak Tuntas

6 50 2 100 Tidak Tuntas

7 40 1 40 Tidak Tuntas

8 30 0 0 Tidak Tuntas

9 20 0 0 Tidak Tuntas

Jumlah 35 2800

Rata-rata

80

Persentase Ketuntasan 85%

Dari tabel 9 diperoleh rata-rata hasil tes sebesar 80 dengan nilai

terendahnya adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 100, dan persesntase

ketuntasan sebesar 85% atau 30 siswa tuntas dan 5 siswa tidak tuntas.

Adapun hasil tes akhir siklus II ini dapat disajikan dalam bentuk grafik

sebagai berikut:

Page 73: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

57

Grafik 4.2

Grafik Hasil Tes Akhir Siklus II

d) Tahap Refleksi

Pelakasanaan pembelajaran menggunakan media scrabble serta

penggunaan kamus yang digunakan guru dalam proses pembelajaran

sudah sesuai walaupun dalam pelaksanaanya masih ada kekurangan

namun dengan adanya refleksi dari siklus sebelumnya, guru sudah

mencari solusi dan kiat yang dapat mengatasi permasalahan tersebut

sehingga pada siklus selanjutnya guru dapat mengatasi permasalahan itu

dengan baik.

Berdasarkan hasil pengamatan penggunaan media scrabble dan

penggunaan kamus dalam meningkatkan penguasaan kosakata selama

proses pembelajaran dilaksanakan sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan

hasil tes yang sudah menunjukan adanya peningkatan dari setiap

siklusnya dan prosentasi keteracapaian ketuntasan siswa. Terlihat nilai

rata-rata tes siswa pada siklus pertama sebesar 67,14 dan pada siklus

kedua sebesar 80 dengan besar peningkatan sebesar 12,86 sedangkan

prosentase ketuntasan pada siklus pertama sebesar 57% dan pada siklus

kedua sebesar 85% dengan besar peningkatan sebesar 28%.

Page 74: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

58

B. Analisis Data

Tahap analisis dimulai dari membaca keseluruhan data yang ada selama

pembelajaran dari setiap siklus, adapun hasil analisis yang akan dijelaskan

berupa analisis hasil tes, hasil observasi kegiatan guru, observasi kegiatan

siswa dan hasil wawancara.

1. Data hasil tes dari setiap akhir siklus.

Dari hasil tes penguasaan kosakata pada setiap akhir siklus dari

tingkat tertinggi, terendah rata-rata nilai dan prosentasi ketuntasan akan

dirangkum pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.9

Rekapitulasi Tingkat Penguasaan Kosakata dengan membaca memindai

di kamus

Tingkat penguasaan

kosakata melalui

membaca memindai

Hasil Tes

Tes Awal

Siklus I

Siklus II

Nilai Tertinggi 80 90 100

Nilai Terendah 20 30 40

Rata-rata nilai 50,00 67,14 80

Persentase Ketuntasan 20% 57% 85%

Adapun indikator ketercapaian dalam penguasaan kosakata dalam

penelitian ini adalah 70% siswa mendapatkan nilai diatas standar

minimum yaitu 73, jika telah mencapai 70% siswa tuntas, penelitian

dihentikan. Persentase ketuntasan terlihat ada peningkatan mulai dari test

awal ke siklus I sebesar 37% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 28%.

Peningkatan nilai dalam pengusaan kosakata dapat dikonversikan dalam

grafik sebagai berikut:

Page 75: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

59

Grafik 4.3

Grafik Tingkat penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca dengan

penggunaan media scrabble dan kamus.

Grafik 4.4

Grafik persentase ketuntasan siswa dalam pembelajaran

2. Lembar observasi

Pada saat pelaksanaan tindakan pembelajaran, peneliti di

dampingi oleh observer yang tidak lain adalah guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia di kelas IV. Observer akan mengisi lembar

pengamatan untuk mengamati seluruh kegiatan pembelajaran baik dari

Page 76: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

60

siswa maupun peneliti. Selain itu observer mengisi catatan lapangan

yang berfungsi sebagai catatan kejadian atau kegiatan yang dilakukan

Peneliti selama pembelajaran sekaligus sebagai tahap refleksi peneliti

untuk memperbaiki pada pembelajaran selanjutnya. Adapun hasil dari

aktivitas guru dan siswa akan dilihat pada tabel 11 dan 12 sebagai

berikut :

Tabel 4.10

Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama Pembelajaran

SIKLUS I SIKLUS II

Pertemuan

pertama

Pertemuan

kedua

Pertemuan

pertama

Pertemuan

kedua

42 34 43 41

Jumlah 76 Jumlah 84

Tabel 4.11

Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Kelompok

No

Nama

Kelompok

Siklus I Siklus II

Presentase

Keterangan

Presentase

Keterangan

1. Kakatua 77,5% Tercapai 90% Tercapai

2. Merak 60% Tidak tercapai 88% Tercapai

3. Kenari 75% Tercapai 85% Tercapai

4. Elang 77,5% Tercapai 85% Tercapai

5. Cendrawasih 55% Tidak tercapai 80% Tercapai

6. Rajawali 82,5% Tercapai 92% Tercapai

Rata-rata 71,25 % 86,66% Tercapai

3. Hasil Wawancara

Selain data yang diperoleh melalui data pengamatan kegiatan dan

hasil tes, dilengkapi dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

sebelum pelaksanaan dan sesudah pelaksanaan penelitian terhadap guru

bahasa Indonesia kelas IV. Adapun hasil wawancara terkait penggunaan

Page 77: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

61

media kamus dan scrabble dalam penguasaan kosakata dan

keterampilan membaca adalah sebagai berikut :

a. Minat membaca siswa sangat kurang sehingga siswa malas dalam

mengerjakan soal yang mengharuskan siswa untuk membaca

wacana terlebih dahulu.

b. Siswa masih sering melakukan kesalahan dalam penulisan kosakata

bisa dengan menggunakan bahasa daerah atau non baku. Terutama

dalam menulis karangan.

c. Persentase ketuntasan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia

masih di bawah KKM

d. Metode yang digunakan guru masih bersifat monoton, hanya

dengan metode ceramah, diskusi, dan penugasan saja.

e. Tanggapan dari guru yang bersangkutan dengan penggunaan

metode permainan scrabble siswa lebih terpacu untuk mengikuti

pelajaran dan siswa mulai mengenal kamus bahasa Indonesia dan

cara penggunaan

f. Komentar guru saat setelah pembelajaran penggunaan kamus siswa

mulai memahami persamaan kata (sinonim) atau lawan kata

(antomim).

Berdasarkan dari hasil tes, hasil pengamatan, catatan lapangan dan

diperkuat adanya dokumentasi pada saat pembelajaran dapat

disimpulkan bahwa penggunaan media kamus dengan teknik permainan

scrabble dapat meningkatkan penguasaan kosakata dalam keterampilan

membaca.

C. Pembahasan Temuan Penelitian

Penggunaan media scrabble dalam proses keterampilan membaca

memindai di kamus atau ensiklopedia dapat meningkatkan penguasaan

kosakata pada siswa. Merupakan salah satu strategi peneliti dalam

meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa membuka kamus.

Dengan adanya media scrabble dalam kegiatan pembelajaran dapat

memberikan pengalaman baru terhadap siswa, sehingga siswa dapat

mengikuti pembelajaran dengan aktif dan tidak merasa bosan, pembelajaran

Page 78: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

62

menggunakan metode permainan adalah siasat guru untuk menarik

perhatian siswa untuk belajar dikemas dengan permainan yang sering

dilakukan oleh siswa. Selain itu dilihat dari aspek afektif, secara tidak

langsung belajar kelompok dapat menumbuhkan karakter siswa yang

bekerja sama dengan anggotanya, teliti dalam mencari kata-kata di kamus,

belajar untuk bertanggung jawab akan tugas yang mereka selesaikan dan

berani untuk mengutarakan hasil kerja kelompoknya.

Penggunaan media scrabble ini berpengaruh terhadap siswa dalam

menggunakan kamus dalam proses keterampilan membaca memindai. Hal

ini dimaksudkan pada saat permainan scrabble siswa diminta untuk mencari

kosakata yang berhubungan dengan materi pembelajaran hari ini. Dengan

begitu siswa mulai terbiasa untuk menggunakan kamus untuk mencari

kosakata sulit serta siswa dapat memahami sinonim kata dan antonim.

Hal ini terlihat pada hasil tes siswa pada setiap siklusnya selalu

meningkat, dimulai dari tes awal mendapatkan rata-rata sebesar 50,00

kemudian pada siklus I mendapatkan rata-rata sebesar 67,14 dan pada siklus

II mendapatkan rata-rata sebesar 80. Peningkatan nilai rata-rata sangat

berpengaruh dengan persentase ketuntasan siswa dalam nilai KKM terlihat

persentase ketuntasan nilai KKM pada awal tes hanya sebesar 20% dan

pada siklus I meningkat menjadi 57% kemudian pada siklus II sebesar 85%.

Sehingga terdapat 30 siswa mencapai nilai KKM, dan 5 siswa yang belum

mencapai nilai KKM.

Penggunaan media kamus dengan teknik bermain scrabble juga

dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam kelompok, hal ini terbukti dari

presentase hasil pengamatan lembar observasi pada siklus I sebesar 71,25%

sedangkan pada siklus II mendapatkan persentase sebesar 86.66%. ini

artinya aktivitas siswa dalam kelompok mengalami peningkatan sebesar

15,41 %.

Dengan demikian media kamus dapat dipelajari dengan berbagai

cara strategi salah satunya adalah dengan metode permainan scrabble bisa

menjadi salah satu solusi bagi guru dalam meningkatkan pembelajaran

penguasaan kosakata melalui membaca memindai.

Page 79: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan,

maka penulis menyimpulkan bahwa:

Penggunaan media kamus dapat meningkatkan penguasaan kosakat di

kelas IV MI PINK 03. Terlihat pada prosentase ketuntasan pada hasil tes

siswa. Pada tes awal, nilai rata-rata siswa hanya sebesar 20% dari jumlah

siswa yang mencapai KKM, kemudian pada siklus pertama nilai rata-rata

siswa sebesar 57% dari jumlah siswa yang mencapai nilai KKM. Terlihat

adanya peningkatan sebesar 37% . Pada siklus kedua nilai rata-rata siswa

sebesar 85%, peningkatan terlihat sebesar 28% . Selain meningkatkan

penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca, penggunaan media

scrabble dapat meningkatkan kegiatan aktifitas siswa pada kerja

kelompok, terlihat pada siklus pertama prosentase hasil observasi kegiatan

siswa sebesar 71,25% dan pada siklus kedua prosentase hasil observasi

kegiatan siswa sebesar 86,66% dengan demikian aktivitas siswa dalam

kelompok mengalami peningkatan sebesar 15,41 %.

B. Saran

1. Bagi Guru

a. Pada umumnya siswa belum mengetahui tujuan pembelajaran yang

akan dipelajari, Oleh karena itu, apabila guru akan mengajar sebaiknya

diberikan dahulu tujuan dari pembelajaran yang akan dicapai sehingga

siswa termotivasi dan mempersiapkan diri untuk mencapai tujuan

pembelajaran tersebut.

b. Mengenal siswa secara baik dapat menghindari peran aktif siswa yang

“itu-itu saja” sehingga semua siswa dapat memperoleh kesempatan

yang sama. Oleh karena itu guru harus mengenali siswa untuk

membantu memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif dan

pengajaran pun jadi merata.

Page 80: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

64

c. Aktivitas membuka kamus dapat dilakukan dengan kolaborasi teknik

permainan yang sesuai dengan materi sehingga meningkatkan aktivitas

dan semangat siswa.

d. Siswa pada dasarnya memiliki kesulitan dalam membudayakan

membaca buku oleh karena itu diharapkan guru dapat memberikan

siasat atau trik tersendiri untuk mengajak siswa untuk membaca buku

dan mencari informasi dengan cara menggunakan metode permainan

edukatif atau media edukatif.

e. Dalam proses pengevaluasian diusahakan guru bersikap objektif dan

transparan, sehingga siswa mengetahui dimana keunggulan dan

kelemahan mereka. Dan pada waktu yang akan datang siswa dapat

mempertahankan bagian keunggulan dan memperbaiki kelemahan

mereka.

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dalam penelitian ini terungkap bahwa penggunaan media kamus

dapat meningkatkan penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca.

suasana yang diciptakan saat proses pembelajaran dapat mendukung

proses belajar mengajar yang menitikberatkan pada aktivitas siswa pada

saat diskusi dan kegiatan individu.

3. Bagi Siswa

Sebaiknya siswa jangan hanya diberikan metode pembelajaran

yang konvesional atau monoton saja, tetapi siswa diberi metode

pembelajaran yang variatif disertai dengan media yang variatif juga.

4. Bagi Sekolah

Reward dari sekolah dapat menjadikan guru semakin kreatif dan

inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas.

Menyediakan ruang khusus untuk mengembangkan kreatifitas guru serta

ruang penyimpanan hasil karya guru juga hal mutlak yang harus disiapkan

sekolah, agar sekolah memiliki nilai plus agar diminati masyarakat,

terutama madrasah yang masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat.

Page 81: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara, 2007.

Abidah Idrus, Nur. Peranan Pemerolehan Bahasa Terhadap Karakter Bahasa Anak.

Jurnal Publikasi. 2013

Alfin Jauharoti, dkk. Pembelajaran Bahasa Indonesia MI. LIPIS, 2009

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011.

Beech, John R. Using Dictionary : Its Influence on Children’s Reading, Spelling,

Phonology. United Kingdom. University of Leicester, 2004

Cahyani, Isah. Kemampuan Berbahasa Indonesia. Bandung : UPI PRESS, 2007.

Daryanto. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya : Apollo. 1997.

Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: Bumi Angkasa. 2009.

Hermawan, Ruswandi dkk. Metode Penelitian Pendidikan SD, Bandung : UPI

PRESS. 2007.

Hornby, A.S. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. UK : Oxford University Press.

Fifth Edition. 1995.

Mawanti Dwi, Pengembangan Kamus Visual Multi Bahasa untuk Paud. Artikel

Jurnal Penelitian 2014

Page 82: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

Rasmini, Rini & Dadan Juanda. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas

Tinggi. Bandung :UPI PRESS. 2007.

Ridwanuddin, Dindin. Bahasa Indonesia. Jakarta :UIN Press, 2015.

Robert, Fried. The game of school. USA . Jossey Bass, 2005.

Sadiman, Arief dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta : Rajagrfindo Persada, 2010.

Scrivencer, Jim. Learning Teaching. United Kingdom. Macmillan Education. 2005.

Stone, Randi. Cara-cara Terbaik untuk Mengajar “Reading”. Jakarta. Indeks. 2013.

Sumadayo, Samsu. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. Graha Ilmu. 2013.

Tambupolon. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung.

Angkasa. 2015

Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa, 2015.

-----, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2015.

Page 83: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam
Page 84: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS PERTAMA

Nama Sekolah : MI PINK 03

Kelas / semester : IV/I

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Alokasi waktu : (4 x 35 menit)

A. STANDAR KOMPETENSI

3. Membaca

Memahami teks agak panjang (150-200 kata)

B. KOMPETENSI DASAR

3.3 Menemukan makna dan informasi secara tepat dalam kamus/ensiklopedia melalui

membaca memindai.

C. KARAKTER YANG DIHARAPKAN

1. Terampil Berbahasa

2. Percaya diri

3. Kerjasama

D. INDIKATOR

3.3.1 Membaca teks wacana

3.3.2 Menjelaskan cara menggunakan kamus

3.3.3 Membuat daftar kata sukar dan menemukan artinya dalam kamus

3.3.4 Menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan

E. TUJUAN

1. Siswa dapat memahami cara menggunakan kamus

2. Siswa dapat menemukan arti kosakata yang dianggap sulit.

F. MATERI

SENI ITU INDAH

Bacalah wacana berikut ini!

SENI PAHAT DARI DESA MAS

Seni pahat adalah salah satu seni yang terkenal di Pulau Dewata. Uniknya para

pemahat itu berasal dari Desa Mas di daerah Ubud. Desa Mas adalah sebuah desa di

Kabupaten Gianyar Bali.

Berabad-abad kemudian, seni pahat kayu di Bali menjadi sangat terkenal dengan

lahirnya seniman-seniman patung, seperti Ida Bagus Nyana dan putranya, Ida Bagus

Page 85: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

Tilem. Karya kedua maha guru seni pahat itu masih disaksikan beberapa pura disekitar

daerah Mas.

Siapa yang akan meneruskan seni pahat Desa Mas? Teman-teman kita, anak-anak

Bali tertarik dan kembali menekuni seni pahat maka Pak I Made Sudiana mengumpulkan

karya-karya terbaik pemahat desa Mas.

Dengan melihat karya-karya terbaik dari seniman pahat Desa Mas, diharapkan

teman-teman kita itu menjadi tertarik. Kita pun berharap seni pahat akan semakin

berkembang di Desa Mas.

Setelah membaca Wacana tersebut, sekarang cobalah untuk mencari 7 kata yang belum

pernah kamu ketahui artinya, dan cobalah mencari di kamus!

G. PENDEKATAN & METODE

Pendekatan : Keterampilan proses

Model Pembelajaran : Cooperative Learning

Metode : Permainan scrabble, permainan acak kata

dan permainan mix and match

H. MEDIA PEMBELAJARAN

Scrabble

I. SUMBER BELAJAR

1. Buku Sumber “ Bahasa Indonesia Kelas IV” Erlangga

2. Buku LKS, “Bahasa Indonesia Kelas IV”

3. Kamus Bahasa Indonesia

J. KEGIATAN PEMBELAJARAN (PERTEMUAN PERTAMA)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Orientasi

a. Guru mengkondisi kelas pada situasi belajar

b. Guru mengajak siswa utnuk berdoa sebelum

memulai pelajaran

c. Guru melakukan Absensi

2. Apersepsi :

Guru mengajak siswa untuk bermain game sebagai

pemanasan dan ice breaking

10 menit

Page 86: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

3. Motivasi

Guru memberikan Motivasi kepada siswa agar

minat untuk pembelajaran hari ini meningkat.

4. Tujuan

Menginformasikan materi yang akan diajarkan

pada hari ini

Inti 1. Eksplorasi

a. Guru menggali pertanyaan kepada siswa

apakah pernah menggunakan kamus dan cara

menggunakan kamus

b. Guru menggali pertanyaan tentang macam-

macam kesenian

c. Setelah siswa menjawab, guru akan

menjelaskan manfaat kamus dan cara

menggunakan kamus yang benar

2. Elaborasi

a. Guru akan membagi siswa menjadi beberapa

kelompok

b. Guru memberikan LKS secara berkelompok untuk

membaca teks wacana dan mencari makna

kosakata yang sulit di kamus bersama-sama

(diharapkan pada kegiatan ini siswa dapat

menerapkan karakter terampil dalam berbahasa)

c. Guru berkeliling mengamati kelompok yang

sedang berdiskusi sambil mengarahkan kelompok

yang mendapat kesulitan (Diharapkan pada

kegiatan ini siswa dapat menerapkan karakter

kerjasama)

3. konfirmasi

a. membahas hasil kerja siswa secara bersama-

sama

b. menguji keterampilan siswa dengan cara

menunjukan beberapa siswa untuk mencari

kosakata dalam kamus dan mengemukakan

50 menit

Page 87: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

pendapat atau jawabannya di depan kelas

(Diharapkan pada kegiatan ini siswa dapat

menerapkan karakter percaya diri)

c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya

Penutup Guru mereview kembali materi yang telah Didiskusikan

memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi

yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya

10 menit

KEGIATAN PEMBELAJARAN (PERTEMUAN KEDUA)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Orientasi

a. Guru mengkondisi kelas pada situasi belajar

b. Guru mengajak siswa utnuk berdoa sebelum

memulai pelajaran

c. Guru melakukan Absensi

2. Apersepsi :

Guru akan mengajak siswa untuk bermain game

sebagai pemanasan dan ice breaking

3. Motivasi

Guru memberikan Motivasi kepada siswa agar

minat untuk pembelajaran hari ini meningkat.

4. Tujuan

Menginformasikan materi yang akan diajarkan

pada hari ini

10 menit

Page 88: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Inti 1. Eksplorasi

a. Guru menggali pertanyaan tentang permainan scrabble

b. Guru akan membagi siswa menjadi beberapa kelompok

c. Guru akan menjelaskan cara permainan scrabble pada

siswa serta mensimulasikannya

2. Elaborasi

a. Setiap kelompok akan mendapatkan LKS dan diminta

untuk mencari kosakata beserta maknanya dikamus yang

berkaitan dengan kesenian (Di harapkan dalam kegiatan

ini siswa dapat menerapkan karakter kerja sama dan

terampil dalam berbahasa)

b. Sebagian kelompok akan maju untuk bermain scrabble

dan sebagiannya lagi akan mempersiapkan kata yang

akan dimainkan di papan scrabble dan guru akan

mengamati permainan siswa

3. Konfirmasi

a. membahas hasil kerja siswa secara bersama-sama

b. menguji keterampilan siswa dengan cara mengamati

siswa untuk memberikan kosakata pada papan scrabble

(Diharapkan dalam kegiatan ini siswa dapat menerapkan

karakter percaya diri)

c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya

10 menit

40 menit

Penutup Guru mereview kembali materi yang telah Di diskusikan

memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan

materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya

10 menit

K. PENILAIAN

1. Prosedur Penilaian

a. Penilaian Proses

Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran

sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir

b. Penilaian Hasil Belajar

Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis (terlampir)

Page 89: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

2. Jenis Penilaian : Tertulis

3. Bentuk tes

Bagian A : Uraian singkatan

Bagian B :Uraian dalam menuliskan makna kosakata

Bagian C : Isian menuliskan persamaan kata

4. Alat Tes : LKS dan lembar evaluasi

5. Kunci Jawaban : Terlampir

6. Rumus Penilaian :

Presentase total skor =jumlah total skor dibagi jumlah skor maksimum x 100

L. LEMBAR EVALUASI

Bacalah bacaan ini dengan seksama dan secara memindai!

SENI TARI

Ketika mendengar musik,orang sering mengetuk-ngetukkan kaki dan

bertepuk tangan, menari itu kegiatan alami. Sejak zaman purba, gerakan tari

selalu berirama. Irama berasal dari tepuk tangan dan ketukan kaki. Di kemudian

hari, gerakan teri mengikuti langkah yang lebih formal.

Hampir semua suku bangsa Indonesia memiliki tari daerah masing-

masing. Tari mereka beraneka ragam. Ada tari untuk upacara keagamaan,

pergaulan, dan musuh. Tari Cakalele dari Maluku, misalnya, menggambarkan

orang-orang yang hendak berangkat ke medan Peendak berangkat ke medan

perang.

Gerak tari dan perlengkapan tari dipengaruhi oleh lingkungannya. Gerak

tari suku dayak Bahau di kalimantan Timur meniru gerak burung. Kostumnya

pun dilengkapi dengan bulu burung serta rerumputan yang tmbuh di daerah itu.

A. Jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Apa judul dari bacaan di atas?

2. Apa yang diceritakan pada bacaan “SENI TARI” tersebut?

3. Hitunglah jumlah kata tari dalam bacaan di atas!

4. Ada berapakah paragraf pada bacaan diatas?

5. Dalam paragraf ke berapakah kata kostum muncul?

B. Tulislah arti dari kata berikut!

1. Menyerupai :

2. Alami :

3. Formal :

4. Ragam :

Page 90: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

5. Kostum :

C. Tuliskan Padanan Kata, sesuai dengan makna kalimat berikut ini :

1. Kata lain dari penyanyi :

2. Alat musik yang dipetik :

3. Ragam suara yang berirama:

4. Wisatawan atau pelancong :

5. Nyanyian yang di nyanyikan oleh 2 orang :

6. Penyanyi wanita :

7. gerak perbuatan yang menggambarkan kehidupan dan watak seseorang

melalui tingkah laku/dialog yang diperankan :

8. orkes melayu :

9. kesenian yang berasal dari kota ponorogo :

10. pemimpin paduan suara :

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

H.MUADJI HAROMAIN, S.Pd.I FAJAR INDRIAWATI

Page 91: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS KEDUA

Nama Sekolah : MI PINK 03

Kelas / semester : IV/I

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Alokasi waktu : (4 x 35 menit)

A. STANDAR KOMPETENSI

3. Membaca

Memahami teks agak panjang (150-200 kata)

B. KOMPETENSI DASAR

3.3 Menemukan makna dan informasi secara tepat dalam kamus/ensiklopedia melalui

membaca memindai.

C. KARAKTER YANG DIHARAPKAN

1. Terampil Berbahasa

2. Percaya diri

3. Kerjasama

D. INDIKATOR

3.3.1 Membaca teks wacana

3.3.2 Menjelaskan cara menggunakan kamus

3.3.3 Membuat daftar kata sukar dan menemukan artinya dalam kamus

3.3.4 Menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan

E. TUJUAN

1. Siswa dapat memahami cara menggunakan kamus

2. Siswa dapat menemukan arti kosakata yang dianggap sulit.

F. MATERI

LINGKUNGAN

Bacalah wacana berikut ini!

AYO RAMAH LINGKUNGAN

Ramah lingkungan berarti :

1. Tidak membuang sampah sembarangan

2. Menggunakan kantong plastik atau wadah plastik berkali-kali

Page 92: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

3. Menggunakan deterjen yang ramah lingkungan, yaitu mengandung komposisi

ABS atau LAS. Akan tetapi, LAS lebih mudah diurai ingat pula, detergen yang

baik hanya menghasilkan sedikit busa

4. Menggunakan detejen sesuai dengan petunjuk di kemasan dan tidak berlebihan

5. Menggunakan kulkas atau AC yang tidak mengandung CFC

6. Menggunakan alat-alat elektronik yang hemat energi

7. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor

8. Menggunakan sepeda sebagai kendaraan alternatif

9. Lebih sering menggunakan sarana transportasi umum massal

10. Menggunakan kendaraan irit bahan bakar

11. Menggunakan bahan bakar bebas timbal

12. Tidak mencemari, tidak merusak dan tidak mengganggu ekosistem yang ada.

Setelah membaca Wacana tersebut, sekarang cobalah untuk mencari 5 kata yang

belum pernah kamu ketahui arti nya, dan cobalah mencari di kamus!

G. PENDEKATAN & METODE

Pendekatan : Keterampilan proses

Model Pembelajaran : Cooperative Learning

Metode : Permainan Scrabble, Poster session, talking stick

H. MEDIA PEMBELAJARAN

Scrabble

I. SUMBER BELAJAR

1. Buku Sumber “ Bahasa Indonesia Kelas IV” Erlangga

2. Buku LKS, “Bahasa Indonesia Kelas IV”

3. Kamus Bahasa Indonesia

4. KEGIATAN PEMBELAJARAN (PERTEMUAN PERTAMA)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Orientasi

a. Guru mengkondisi kelas pada situasi

belajar

b. Guru mengajak siswa utnuk berdoa

sebelum memulai pelajaran

c. Guru melakukan Absensi

2.Apersepsi :

15 menit

Page 93: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Guru mengajak siswa untuk bermain

games sebagai pemanasan dan ice

breaking

3. Motivasi

Guru memberikan Motivasi kepada

siswa agar minat untuk pembelajaran

hari ini meningkat.

4. Tujuan

Menginformasikan materi yang akan

diajarkan pada hari ini

Inti 1. Eksplorasi

Guru menggali pertanyaan kepada

siswa tentang lingkungan sekitar dan

siswa diminta untuk memberi contoh

kosakata yang terkait dengan

lingkungan

2. Elaborasi

a. Guru akan membagi siswa menjadi

beberapa kelompok

b. Guru memberikan LKS secara

berkelompok untuk membaca teks

wacana dan mencari makna kosakata

yang sulit di kamus bersama-

sama(Diharapkan dalam kegiatan ini

siswa dapat menerapkan karakter kerja

sama dan terampil dalam berbahasa)

c. Guru berkeliling mengamati kelompok

yang sedang berdiskusi sambil

mengarahkan kelompok yang

mendapat kesulitan

3. konfirmasi

a. membahas hasil kerja siswa secara

bersama-sama

b. menguji keterampilan siswa dengan cara

menunjukan beberapa siswa untuk

60 menit

Page 94: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

mencari kosakata dalam kamus

(Diharapkan pada kegiatan ini siswa

dapat menerapkan karakter percaya diri)

c. Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

Penutup Guru mereview kembali materi yang telah

Didiskusikan memberikan pekerjaan rumah dan

menginformasikan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya

15 menit

KEGIATAN PEMBELAJARAN (PERTEMUAN KEDUA)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Orientasi

a. Guru mengkondisi kelas pada situasi belajar

b. Guru mengajak siswa utnuk berdoa

sebelum memulai pelajaran

c. Guru melakukan Absensi

1. Apersepsi :

Guru menanyakan kepada siswa mengenai

kerapihan seragam,dan kebersihan di kelas

2. Motivasi

Guru memberikan Motivasi kepada siswa agar

minat untuk pembelajaran hari ini meningkat.

3. Tujuan

Menginformasikan materi yang akan

diajarkan pada hari ini

15 menit

Inti 1. Eksplorasi

Guru menggali pertanyaan kepada siswa tentang

lingkungan sekitar dan siswa diminta untuk memberi

contoh kosakata yang terkait dengan lingkungan

2. Elaborasi

a. Guru akan menjelaskan kembali sebagai pengingat

60 menit

Page 95: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

aturan mainnya scrabble pada siswa

b. Setiap kelompok akan mendapatkan LKS dan

diminta untuk mencari kosakata beserta maknanya

dikamus yang berkaitan dengan lingkungan

c. Sebagian kelompok akan maju untuk bermain

scrabble dan sebagiannya lagi akan mempersiapkan

kata yang akan dimainkan di papan scrabble dan guru

akan mengamati permainan siswa (Diharapkan pada

kegiatan ini siswa dpat menerapkan karakter kerja

sama)

3. konfirmasi

a. membahas hasil kerja siswa secara bersama-sama

b. menguji keterampilan siswa dengan cara menunjuk

siswa untuk mencari kosakata dalam kamus dan

memainkannya di papan srabble (Diharapkan pada

kegiatan ini siswa dapat menerapkan karakter

percaya diri)

c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya

Penutup Guru mereview kembali materi yang telah Di diskusikan

memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi

yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya

15 menit

5. PENILAIAN

1. Prosedur Penilaian

a. Penilaian Proses

Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran

sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir

b. Penilaian Hasil Belajar

Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis (terlampir)

2. Jenis Penilaian : Tertulis

3. Bentuk tes

Bagian A : Uraian singkat

Bagian B :Uraian dalam menuliskan makna kosakata

Bagian C : Isian menuliskan persamaan kata

Page 96: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

4. Alat Tes : LKS dan lembar evaluasi

5. Kunci Jawaban : Terlampir

6. Rumus Penilaian :

Presentase total skor =jumlah total skor dibagi jumlah skor maksimum x 100

6. LEMBAR EVALUASI

Bacalah bacaan ini dengan seksama dan secara memindai!

BANJIR

Bila musim hujan tiba, umumnya penduduk maupun pemerintah di

beberapa daerah menjadi khawatir, mengapa? Karena seiring musim hujan, maka

banjir pun akan datang. Apa sebenarnya yang menyebabkan setiap musim hujan

tiba selalu terjadi banjir?

Banjir sering terjadi sebagian besar disebabkan oleh tangan-tangan

manusia juga, diantaranya karena banyaknya sampah yang dibuang sembarangan

kedalam saluran air (selokan) dan sungai menjadi dangkal sehingga aliran air

terhambat dan menjadi tergenang.

Yang kedua dikarenakan tidak adanya saluran air di beberapa jalan raya,

sehingga air yang tidak mengalir dan hanya menggenang dijalan lama-kelamaan

akan menghancurkan aspal jalan.

Selain dua faktor sebelumnya, faktor lainnya karena tanah sudah tidak

mampu menampung dan menyerap air lagi disebabkan banyak lahan yang

gundul sehingga daerah resapan air sudah sangat sedikit.

A. Jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Apa judul dari bacaan di atas?

2. Apa yang diceritakan pada bacaan “BANJIR” tersebut?

3. Hitunglah jumlah kata “banjir” dalam bacaan di atas!

4. Ada berapakah paragraf pada bacaan diatas?

5. Dalam paragraf ke berapakah kata saluran air muncul?

B. Tulislah arti dari kata berikut!

1. Disebabkan :

2. Dangkal :

3. Lahan :

4. Penduduk :

5. Khawatir :

Page 97: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

C. Tuliskan Padanan Kata, sesuai dengan makna kalimat berikut ini :

1. Penghargaan yang diberikan suatu kota karena kebersihannya :

2. Perumahan asri yang ada di bukit gunung :

3. Kata lain dari lombok :

4. pembentukan zat makanan pada tumbuhan di dalam bantuan sinar

matahari :

5. Tempat wadah bunga hiasan :

6. Hewan yang sering digunakan untuk membajak sawah :

7. Penanaman kembali pada tanah yang gundul :

8. Pengairan pada pesawahan :

9. Seseorang atau suatu kelompok yang tinggal disuatu tempat :

10. Obat pengusir hama tanaman yang digunakan oleh petani :

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

H.MUADJI HAROMAIN, S.Pd.I FAJAR INDRIAWATI

Page 98: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

Lembar Kerja Siswa

(LKS)

Nama Kelompok :________________________________

Petunjuk kerja

1. Bacalah basmalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan

2. Bacalah wacana berikut dengan seksama

3. Carilah dan diskusikanlah kosakata yang dianggap kalian sulit dan belum

diketahui maknanya di kamus

4. Selamat mengerjakan

Bagaimana menggunakan kamus?

1. Lihatlah huruf awal kata atau istilah yang dicari

2. Kata di dalam kamus sudah urut berdasarkan alfabet. Untuk menemukannya

dengan cepat kata yang dimaksud lihatlah kata yang terdapat di pojok atas

kanan dan kiri kamus

3. Jika huruf pertama sudah ditemukan, lihatlah huruf kedua, huruf ketiga, dan

seterusnya

4. Setelah kata ditemukan bacalah makna yang ada makna itu biasanya lebih

dari satu. Makna manakah yang akan diambil, sesuaikan dengan konteks

kalimatnya

SENI PAHAT DARI DESA MAS

Seni pahat adalah salah satu seni yang terkenal di Pulau Dewata.

Uniknya para pemahat itu berasal dari Desa Mas di daerah Ubud. Desa Mas

adalah sebuah desa di Kabupaten Gianyar Bali.

Berabad-abad kemudian, seni pahat kayu di Bali menjadi sangat terkenal

dengan lahirnya seniman-seniman patung, seperti Ida Bagus Nyana dan

putranya, Ida Bagus Tilem. Karya kedua mha guru seni pahat itu masih

disaksikan beberapa pura disekitar daerah Mas.

Siapa yang akan meneruskan seni pahat Desa Mas? Teman-teman kita,

anak-anak Bali tertarik dan kembali menekuni seni pahat maka Pak I Made

Sudiana mengumpulkan karya-karya terbaik pemahat desa Mas.

Dengan melihat karya-karya terbaik dari seniman pahat Desa Mas,

diharapkan teman-teman kita itu menjadi tertarik. Kita pun berharap seni pahat

akan semakin berkembang di Desa Mas.

Page 99: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

No Kata Makna

1.

Seniman

Page 100: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

Lembar Evaluasi Siklus 1

Nama :________________________

Kelas : IV _____________________

Bacalah bacaan ini dengan seksama dan secara memindai!

SENI TARI

Ketika mendengar musik,orang sering mengetuk-ngetukkan kaki dan bertepuk

tangan, menari itu kegiatan alami. Sejak zaman purba, gerakan tari selalu berirama. Irama

berasal dari tepuk tangan dan ketukan kaki. Di kemudian hari, gerakan teri mengikuti

langkah yang lebih formal.

Hampir semua suku bangsa Indonesia memiliki tari daerah masing-masing. Tari

mereka beraneka ragam. Ada tari untuk upacara keagamaan, pergaulan, dan musuh. Tari

Cakalele dari Maluku, misalnya, menggambarkan orang-orang yang hendak berangkat ke

medan Peendak berangkat ke medan perang.

Gerak tari dan perlengkapan tari dipengaruhi oleh lingkungannya. Gerak tari

suku dayak Bahau di kalimantan Timur meniru gerak burung. Kostumnya pun dilengkapi

dengan bulu burung serta rerumputan yang tmbuh di daerah itu.

A. Jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Apa judul dari bacaan di atas?

2. Apa yang diceritakan pada bacaan “SENI TARI” tersebut?

1. Hitunglah jumlah kata tari dalam bacaan di atas!

2. Ada berapakah paragraf pada bacaan diatas?

3. Dalam paragraf ke berapakah kata kostum muncul?

B. Tulislah arti dari kata berikut!

1. Menyerupai :

2. Alami :

3. Formal :

4. Ragam :

5. Kostum :

C. Tuliskan Padanan Kata, sesuai dengan makna berikut ini :

1. Kata lain dari penyanyi :

2. Alat musik yang dipetik :

3. Ragam suara yang berirama:

4. Wisatawan atau pelancong :

5. Nyanyian yang di nyanyikan oleh 2 orang :

6. Penyanyi wanita :

7. gerak perbuatan yang menggambarkan kehidupan dan watak seseorang melalui

tingkah laku/dialog yang diperankan :

8. orkes melayu :

9. kesenian yang berasal dari kota ponorogo :

10. pemimpin paduan suara :

Page 101: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

Lembar Evaluasi Siklus 2

Nama :________________________

Kelas : IV _____________________

Bacalah bacaan ini dengan seksama dan secara memindai!

BANJIR

Bila musim hujan tiba, umumnya penduduk maupun pemerintah di beberapa

daerah menjadi khawatir, mengapa? Karena seiring musim hujan, maka banjir pun akan

datang. Apa sebenarnya yang menyebabkan setiap musim hujan tiba selalu terjadi banjir?

Banjir sering terjadi sebagian besar disebabkan oleh tangan-tangan manusia

juga, diantaranya karena banyaknya sampah yang dibuang sembarangan kedalam saluran

air (selokan) dan sungai menjadi dangkal sehingga aliran air terhambat dan menjadi

tergenang.

Yang kedua dikarenakan tidak adanya saluran air di beberapa jalan raya, sehingga air

yang tidak mengalir dan hanya menggenang dijalan lama-kelamaan akan menghancurkan

aspal jalan.

Selain dua faktor sebelumnya, faktor lainnya karena tanah sudah tidak mampu

menampung dan menyerap air lagi disebabkan banyak lahan yang gundul sehingga

daerah resapan air sudah sangat sedikit.

A. Jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Apa judul dari bacaan di atas?

2. Apa yang diceritakan pada bacaan “BANJIR” tersebut?

3. Hitunglah jumlah kata “banjir” dalam bacaan di atas!

4. Ada berapakah paragraf pada bacaan diatas?

5. Dalam paragraf ke berapakah kata saluran air muncul?

B. Tulislah arti dari kata berikut!

1. Dangkal :

2. Tiba :

3. Lahan :

4. Penduduk :

5. Khawatir :

C. Tuliskan Padanan Kata, sesuai dengan makna berikut ini :

1. Penghargaan yang diberikan suatu kota karena kebersihannya :

2. Perumahan asri yang ada di bukit gunung :

3. Kata lain dari lombok :

4. pembentukan zat makanan pada tumbuhan di dalam bantuan sinar matahari :

5. Tempat wadah bunga hiasan :

6. Hewan yang sering digunakn untuk membajak sawah :

7. Penanaman kembali pada tanah yang gundul :

8. Pengairan pada pesawahan :

9. Seseorang atau suatu kelompok yang tinggal disuatu tempat :

10. Obat pengusir hama tanaman yang digunakan oleh petani

Page 102: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

Lembar Kerja Siswa

(LKS)

Nama Kelompok :________________________________

Petunjuk kerja

1. Bacalah basmalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan

2. Bacalah wacana berikut dengan seksama

3. Carilah dan diskusikanlah kosakata yang dianggap kalian sulit dan belum

diketahui maknanya di kamus

4. Selamat mengerjakan

Bagaimana menggunakan kamus?

1. Lihatlah huruf awal kata atau istilah yang dicari

2. Kata di dalam kamus sudah urut berdasarkan alfabet. Untuk menemukannya

dengan cepat kata yang dimaksud lihatlah kata yang terdapat di pojok atas

kanan dan kiri kamus

3. Jika huruf pertama sudah ditemukan, lihatlah huruf kedua, huruf ketiga, dan

seterusnya

4. Setelah kata ditemukan bacalah makna yang ada makna itu biasanya lebih

dari satu. Makna manakah yang akan diambil, sesuaikan dengan konteks

kalimatnya

AYO RAMAH LINGKUNGAN

Ramah lingkungan berarti :

1. Tidak membuang sampah sembarangan

2. Menggunakan kantong plastik atau wadah plastik berkali-kali

3. Menggunakan deterjen yang ramah lingkungan, yaitu mengandung komposisi

ABS atau LAS. Akan tetapi, LAS lebih mudah diurai ingat pula, detergen yang

baik hanya menghasilkan sedikit busa

4. Menggunakan detejen sesuai dengan petunjuk di kemasan dan tidak berlebihan

5. Menggunakan kulkas atau AC yang tidak mengandung CFC

6. Menggunakan alat-alat elektronik yang hemat energi

7. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor

8. Menggunakan sepeda sebagai kendaraan alternatif

9. Lebih sering menggunakan sarana transportasi umum massal

10. Menggunakan kendaraan irit bahan bakar

11. Menggunakan bahan bakar bebas timbal

12. Tidak mencemari, tidak merusak dan tidak mengganggu ekosistem yang ada.

Page 103: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

Setelah membaca Wacana tersebut, sekarang cobalah untuk mencari 5 kata yang

belum pernah kamu ketahui arti nya, dan cobalah mencari di kamus!

No Kata Makna

1.

sampah

Page 104: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

DAFTAR NILAI SISWA PRA SIKLUS

NO KODE SISWA NILAI

1. A 30

2. B 70

3. C 40

4. D 70

5. E 60

6. F 60

7. G 30

8. H 70

9. I 40

10. J 50

11. K 40

12. L 80

13. M 40

14. N 20

15. O 45

16. P 60

17. Q 60

18. R 75

19. S 55

20. T 20

21. U 75

22. V 50

23. W 40

24. X 50

25. Y 45

26. Z 40

27. AA 50

28. AB 50

29. AC 40

30. AD 50

31. AE 45

32. AF 70

33. AG 45

34. AH 35

35. AI 40

Rata-rata Kelas : 50,00

Persentase Kelulusan :20%

Page 105: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS I

NO KODE SISWA NILAI

1. A 70

2. B 40

3. C 40

4. D 90

5. E 60

6. F 90

7. G 30

8. H 90

9. I 60

10. J 70

11. K 80

12. L 60

13. M 70

14. N 40

15. O 30

16. P 70

17. Q 60

18. R 80

19. S 80

20. T 70

21. U 50

22. V 90

23. W 60

24. X 90

25. Y 70

26. Z 60

27. AA 80

28. AB 80

29. AC 90

30. AD 50

31. AE 60

32. AF 90

33. AG 80

34. AH 50

35. AI 70

Rata-rata Kelas : 67,14

Persentase Kelulusan : 57%

Page 106: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS II

NO KODE SISWA NILAI

1. A 70

2. B 70

3. C 80

4. D 90

5. E 70

6. F 90

7. G 40

8. H 100

9. I 80

10. J 90

11. K 100

12. L 90

13. M 60

14. N 50

15. O 50

16. P 70

17. Q 90

18. R 100

19. S 90

20. T 80

21. U 100

22. V 100

23. W 70

24. X 90

25. Y 80

26. Z 80

27. AA 80

28. AB 80

29. AC 90

30. AD 60

31. AE 50

32. AF 90

33. AG 80

34. AH 70

35. AI 90

Rata-rata Kelas : 80

Persentase Kelulusan : 85%

Page 107: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

Lembar Evaluasi Pra - Siklus

Nama :________________________

Kelas : IV _____________________

Bacalah bacaan ini dengan seksama dan secara memindai!

SENI WAYANG

Seni wayang merupakan salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang

paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Wayang adalah drama

tradisional yang disajikan oleh seorang dalang dengan menggunakan wayang sebagai alat

pertunjukan.

Wayang dibedakan atas wayang beber, wayang golek, wayang kulit dan wayang

wong. Wayang beber adalah wayang yang terbuat dari lembaran kain yang ditulis.

Adegan gerak wayang dilakukan dengan menggunakan dua tiang sebagai alat penggerak.

Wayang golek adalah wayang menggunakan golek (patung dari kayu) sebagai

alat peragaan cerita yang disampaikan oleh dalang. Wayang kulit adalah wayang yang

terbuat dari kulit sedangkan wayang wong adalah wayang yang diperankan oleh

manusia.

A. Jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Apa judul dari bacaan di atas?

2. Apa yang diceritakan pada bacaan “SENI WAYANG” tersebut?

3. Hitunglah jumlah kata “wayang” dalam bacaan di atas!

4. Ada berapakah paragraf pada bacaan diatas?

5. Dalam paragraf ke berapakah kata budaya muncul?

B. Tulislah arti dari kata berikut!

1. Peran :

2. Budaya :

3. Peragaan :

4. Menononjol :

5. Menggunakan :

C. Tuliskan Padanan Kata, sesuai dengan makna berikut ini :

1. Seseorang yang memainkan wayang saat pertujukan:

2. Suatu unsur yang memiliki kemiripan atau serupa antara satu wilayah :

3. Kata lain dari “wong” :

4. Sesuatu yang dijadikan tontonan :

5. Gambar yang berwarna warni dalam kain :

Page 108: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

BIODATA OBSERVER

Nama : Siti Sya’diyah, S.Pd.I

NIP : -

Tempat tanggal lahir : Bekasi, 30 Desember 1982

Alamat : Desa Mangun Jaya, Tambun Selatan

Jabatan : Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV

Page 109: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

BIODATA OBSERVER

Nama : Kokom Komariah, S.Pd.I

NIP : -

Tempat tanggal lahir : Bekasi, 24 Juni 1987

Alamat : Kp.Utan Wanasari, Cibitung

Jabatan : Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas V

Page 110: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam
Page 111: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam
Page 112: PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31458/3/FAJAR... · siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Fajar Indriawati, lahir di kota Ngawi

Propinsi Jawa Timur pada tanggal 10 Februari 1993

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, lahir dari

pasangan Bapak Sumanto dan Ibu Heri Sri Sulistyowati.

Penulis sekarang bertempat tinggal di Perumahan Tridaya

Indah Estate IV Jl. Kurma Raya blok D 5 no 18 RT 02 RW

011 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di MI (PINK)

Perguruan Islam Nur Kasyaf 03 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada tahun 2004,

pendidikan menengah dan atas di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1

Sambirejo Mantingan Ngawi lulus pada tahun 2010, dan mulai tahun 2012 sampai

dengan penulisan skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswi Program S1

PGMI (UIN) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.