pendidikan geografi universitas negeri padang bahan ajar ...€¦ · ruang wilayah nasional,...

61
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1 BAHAN AJAR KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Geografi Kelas / Semester : XII / I Materi Pokok : Konsep Wilayah dan Tata Ruang A. Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agam yang dianutnya. 2. Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, meganalisis, pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar : 3.2 Memahami konsep wilayah dan pewilayahan dalam perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah kabupaten/kota/provinsi berdasarkan data wilayah setempat. C. Indikator : 1. Mengklasifikasikan jenis-jenis wilayah 2. Menjelaskan konsep wilayah dan pewilayahan 3. Menganalisis metode perwilayahan dan regionalisasi 4. Menganalisis dinamika dan tahapan perkembangan wilayah 5. Menganalisis strategi dalam pengembangan wilayah 6. Menjelaskan konsep ruang dan penataan ruang 7. Mengklasifikasikan penataan ruang

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

24 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1

BAHAN AJAR

KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Geografi

Kelas / Semester : XII / I

Materi Pokok : Konsep Wilayah dan Tata Ruang

A. Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agam yang dianutnya.

2. Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif,

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, meganalisis, pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah

keilmuan.

B. Kompetensi Dasar :

3.2 Memahami konsep wilayah dan pewilayahan dalam perencanaan tata

ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.

4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

kabupaten/kota/provinsi berdasarkan data wilayah setempat.

C. Indikator :

1. Mengklasifikasikan jenis-jenis wilayah

2. Menjelaskan konsep wilayah dan pewilayahan

3. Menganalisis metode perwilayahan dan regionalisasi

4. Menganalisis dinamika dan tahapan perkembangan wilayah

5. Menganalisis strategi dalam pengembangan wilayah

6. Menjelaskan konsep ruang dan penataan ruang

7. Mengklasifikasikan penataan ruang

Page 2: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 2

8. Mengidentifikasi struktur penataan ruang

9. Mengidentifikasi konsep pembangunan

10. Mengidentifikasi indikator pembangunan suatu wilayah

11. Mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan wilayah yang ada di

Indonesia

12. Menganalisis teori-teori pertumbuhan wilayah menurut para ahli

13. Menganalisis pengaruh dari pusat-pusat pertumbuhan bagi wilayah

14. Menjelaskan lingkup dan kegiatan dalam penataan ruang wilayah

15. Menjelaskan hirarki dalam penataan ruang di Indonesia

16. Menjelaskan kebijakan dalam pembangunan wilayah

17. Menganalisis peluang dan tantangan dalam pengembangan wilayah

18. Menganalisis permasalahan dalam penataan ruang wilayah di Indonesia

19. Menjelaskan perencanaan pembangunan di Indonesia

Page 3: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 3

Anda mungkin pernah naik ke suatu tempat yang lebih tinggi, misalnya

puncak gunung, perbukitan, gedung bertingkat, atau naik menara, semacam tugu

monumen nasional (Monas). Pada ketinggian tempat tersebut, anda mungkin

melihat sebuah hamparan permukaan bumi yang indah dan berkesan.

Pada hamparan tersebut tampak suatu tata penggunaan lahan, ada yang

digunakan untuk bangunan gedung, jalan-jalan, pertokoan, bahkan ada yang

tampak kosong beluk dimanfaatkan. Hal tersebut merupakan gambaran tentang

wilayah kota sebagai pusat pertumbuhan. Dalam bab ini, akan dibahas mengengai

suatu bentuk wilayah dan pewilayahan serta pusat-pusat pertumbuhannya dan

batas wilayah pembangunan di Indonesia.

Gambar. 1. Wilayah pedesaan dan perkotaan

Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia

Perhatikan gambar-gambar di atas! Itulah bukti adanya proses

perkembangan suatu wilayah. Dari wilayah kecil yang sepi dan terpencil

kemudian ada sebuah kota megapolitan yang luas dan ramai serta penuh sesak

dengan hiruk pikuk kehidupan penghuninya. Suatu wilayah dapat tumbuh dan

berkembang apabila didukung oleh potensi sumber daya alam dan sumber daya

manusia yang cukup. Selain itu, pengaruh wilayah lain yang lebih dahulu menjadi

pusat pertumbuhan ikut mendorong cepatnya pertumbuhan dan perkembangan

suatu wilayah. Mengapa demikian? Kegiatan ekonomi yang beragam dan interaksi

antarwilayah dalam rangka pemenuhan kebutuhan wilayah memainkan peran

penting dalam proses ini. Nah, untuk memahami lebih jauh apa dan bagaimana

suatu wilayah bisa berkembang menjadi pusat pertumbuhan, ikuti pembahasan

materi berikut ini.

Suatu wilayah mempunyai karakteristik tertentu sehingga berbeda

dengan wilayah yang lain. Pusat pertumbuhan yang muncul di suatu wilayah akan

memengaruhi wilayah sekitarnya. Wilayah yang tumbuh dan berkembang

diharapkan memberi keuntungan ekonomi serta peningkatan kesejahteraan

penduduknya. Mengapa suatu wilayah dapat tumbuh dan berkembang?

Bagaimana mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan yang akan menjadi kota?

Bagaimana fenomena geografis dapat dijadikan dasar dalam pengembangan

Page 4: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 4

wilayah? Bagaimana menentukan batas-batas wilayah pertumbuhan? Ingin segera

mengetahuinya? Anda penasaran? Ikuti pembahasannya berikut.

A. Konsep Wilayah dan Tata Ruang

1. Wilayah dan Pewilayahan

a. Klasifikasi Wilayah

Rustiadi dalam Mutaali (2014) mengklasifikasi wilayah spatial ada dua tipe

wilayah : (1) wilayah formal, merupakan tempat-tempat yang memiliki kesamaan-

kesamaan karakteristik, dan (2) wilayah fungsional atau nodal, merupakan kosep

wilayah dengan menekankan kesamaan keterkaitan antar komponen atau

lokasi/tempat. Dengan demikian terdapat tiga konsep wilayah yang dikenal

selama ini adalah : (1) wilayah homogen, (2) wilayah fungsional/sistem, (3)

wilayah perencanaan/pengelolaan.

Beberapa pengertian dasar tentang jenis-jenis wilayah adalah sebagai

berikut :

1) Wilayah Homogen/Formal

Konsep wilayah homogen lebih menekankan aspek homogenitas

(kesamaan) dalam kelompok dan memaksimumkan perbedaan antar

kelompok tanpa memperhatikan bentuk hubungan fungsional (interaksi)

antar wilayah-wilayahnya di dalamnya. Dengan demikian, wilayah

homogen tidak lain adalah wilayah yang diidentifikasikan berdasarkan

adanya sumber-sumber kesamaan atau faktor pencirinya yang menonjol di

wilayah tersebut. Pada awalnya kriteria yang digunakan adalah kondisi fisik,

misalnya topografi, iklim, atau jenis vegetasi. Kemudian, kriteria

berkembang menjadi kriteria ekonomi, seperti industri atau tipe pertanian.

Bahkan juga digunakan kriteria sosial poilitik, seperti pengaruh partai

politik.

Gambar. 2. Wilayah pertanian merupakan suatu bentuk wilayah homogen

Sumber : http://assets-a2.kompasiana.com/statics

2) Wilayah fungsional / nodal

Wilayah fungsional adalah suatu kawasan geografis yang difungsikan

menurut jenis dan kekhususan, suatu wilayah yang saling berhubungan

antara bagian yang satu dengan bagian yang lain.

Page 5: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 5

Gambar. 3. Aktivitas masyarakat pusat pemukiman dengan lereng

pegunungan

Sumber : https://dynardbam2007.files.wordpress.com

Contoh wilayah fungsional, misalnya suatu wilayah lereng pegunungan

mulai dari lereng atas sampai dengan lereng kaki, disambung dengan daerah

dataran rendang sehingga akhirnya tepi pantai. Penduduk lereng atas hidup

dari hasil kebun, penduduk lereng kaki hidup dari hasil pertanian. Adapun

penduduk yang berada di dataran hidup darui usaha pelayanan dan jasa.

Perbedaan wilayah formal dan fungsional dapat kita lihat pada tabel berikut

ini.

Tabel. 1. Perbedaan wilayah formal dan fungsional

Wilayah Formal

(statis, formal

region/homogeneous

region/uniform

region)

1. Menunjukkan kesamaan fisik alam, kesamaan iklim,

kesamaan morfologi atau juga kesamaan budaya antara

kesatuan alam dan kesatuan manusia

2. Contoh wilayah formal berupa wilayah pesisir barat sumatera,

wilayah pesisir barat sumatera, dataran tinggi dieng

Wilayah Fungsional

(dinamis, functional

region/nodal region)

1. Menunjukkan hubungan atau interaksi diantara wilayah-wilayah

yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan masyarakat

2. Contoh :

a) wilayah pegunungan akan menghasilkan aneka sayur dan buah-

buahan

b) Dataran rendah menghasilkan padi

c) Wilayah pesisir menghasilkan ikan

Dalam hal memenuhi kebutuhan hidup ini maka akan terjadi

hubungan yang saling melengkapi/mengisi dalam aktivitas

masyarakatnya

3) Wilayah administratif –politis

Wilayah administratif adalah wilayah perencanaan atau pengelolaan yang

memiliki landasan yuridis-politis yang paling kuat.Di Indonesia disebut

Page 6: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 6

dengan daerah otonom, seperti negara, provinsi, kabupaten, kota,

kecamatan, dan desa atau kelurahan.

4) Wilayah perencanaan / pengelolaan

Wilayah perencanaan dapat berwujud wilayah administratif dan non

administratif baik homogen maupun fungsional, seperti batas ekologi dan

fungsional lain. Penatapan batas wilayah perencanaan berdasarkan tujuan

atau kepentingan perencanaan program. Secara sederhana konsep wilayah

perencanaan didefinisikan sebagai wilayah yang dibatasi berdasarkan

kenyataan sifat-sifat tertentu pada wilayah tersebut yang bisa bersifat

alamiah maupun non alamiah yang sedemikian rupa sehingga perlu

direncanakan dalam kesatuan wilayah perencanaan.

Oleh karena penggunaan istilah wilayah mempunyai kecendrungan meluas

menyangkut berbagai aspek dan disiplin maka perlu untuk merumuskan konsepsi

wilayah secara sistematis. Konsepsi wilayah dapat dibagi atas tiga golongan besar

yaitu:

1) Konsepsi wilayah ditinjau dari hierarkinya

Konsepsi wilayah ditinjau dari hierarkinya didasarkan atas segi :

1. Ukuran (size)

2. Bentuk (Form)

3. Fungsi (function)

4. Faktor lainnya

Konsepsi wilayah dapat berupa gabungan dari berbagai factor

tersebut

2) Konsepsi wilayah ditinjau dari kategorinya

Wilayah

Berdasarkan Tipenya

Formal

Fungsional

Berdasarkan Hierarkinya

Ukuran (Size)

Bentuk (Form)

Fungsi (Function)

Berdasarkan Kategorinya

Wilayah bertopik tunggal

Wilayah bertopik banyak

Wilayah Total

Wilayah Pengelolaan Pembangunan

Page 7: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 7

Konsepsi wilayah ditinjau dari kategorinya terdiri atas beberapa jenis

wilayah, yaitu

a) Wilayah bertopik tunggal (single topic region)

Penetapan region atau wilayah yang didasarkan pada salah satu aspek

geografi. Contoh kemiringan lereng dapat menunjukkan ketampakan

dari suatu daerah, apakah termasuk daerah yang datar, landai, atau

terjal.

b) Wilayah bertopik gabungan (Combined topic region)

Penetapan wilayah yang mendasarkan pada beberapa topik yang

berbeda satu sama lain. Contohnya wilayah pertanian, wilayah ekonomi

dan lainnya

c) Wilayah bertopik banyak (multiple topic region)

Penetapan wilayah yang didasarkan pada beberapa faktor geografi.

Oleh karena wilayah ini merupakan gabungan beberapa topic yang

berbeda maka disebut juga dengan wilayah berciri banyak (multiple

feature region)

Contoh penetapan wilayah berdasarkan iklim yaitu iklim tropik,

subtropik, sedang, dan dingin. Di katakan berciri majemuk karena iklim

terbentuk dari beberapa unsur seperti suhu, curah hujan, dan angin.

d) Wilayah total (total region)

Penetapan wilayah yang didasarkan pada banyak faktor menyangkut

lingkungan alam, lingkungan biotik, maupun manusia.

Contoh ekosistem mangrove, dikatakan bercirikan keseluruhan karena

melibatkan faktor alam, biotik, dan manusia di sekitarnya.

e) Wilayah pengelolaan pembangunan (compage region)

Penetapan wilayah yang didasarkan aktifitas pembangunan yang

dilakukan untuk melestarikan dan mengembangkan sumber daya.

Page 8: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 8

Tabel. 2. Wilayah berdasarkan kategorinya

Wilayah berdasarkan Kategorinya

Jenis Definisi Contoh

1. Single topic

region (Wilayah

bertopik

gabungan)

Wilayah yang eksistensinya

didasarkan pada satu kriteria

geografi

kemiringan lereng dapat menunjukkan

ketampakan dari suatu daerah, apakah

termasuk daerah yang datar, landai,

atau terjal

2. Combined topic

region (Wilayah

bertopik

gabungan)

Wilayah yang eksistensinya

didasarkan pada gabungan (lebih

dari satu) macam kriteria (topik

yang sama)

Wilayah iklim gabungan dari curah

hujan dan temperatur, tekanan udara

serta angina

3. Multiple topic

region (Wilayah

bertopik

banyak)

Wilayah yang eksistensinya

mendasarkan pada beberapa topik

yang berbeda satu sama lain

Wilayah pertanian (gabungan dari

topik fisik atau tanah, hidrologi dan

topik tanaman)

4. Total Region

(Wilayah total)

Delineasi wilayah yang

menggunakan semua unsur

wilayah. Kesatuan politik

(administrasi) sebagai dasar

Wilayah administrasi desa, kecamatan,

kabupaten, provinsi

5. Compage

region (Wilayah

Pengelolaan

Pembangunan)

Tidak mendasarkan pada banyak

sedikitnya topik, tetapi aktivitas

manusia yang menonjol

Semacam wilayah perencanaan.

Misalnya wilayah miskin dan wilayah

bencana

b. Konsep Wilayah dan Pewilayahan

1) Konsep Wilayah

Wilayah secara umum dapat diartikan sebagai bagian permukaan bumi yang

dapat dibedakan dalam hal-hal tertentu dari daerah sekitarnya. Defenisi tentang

wilayah dapat dibuat berdasarkan gejala kemanusian (human phenomena), gejala

alamiah (natural phenomena) dan berdasarkan gejala-gejala geografis

(geographical phenomena).

“wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap

unsur terkait padanya, yang dibatasi oleh lingkup pengamatan tertentu”.

“Kawasan adalah wilayah yang teritorialnya didasarkan pada pengertian dan

batasan fungsional (fungsi spesifik), misalnya kawasan pusat kota, kawasan

perdagangan, kawasan hutan, kawasan rawan bencana, pertambangan dan

sebagainya”.

Page 9: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 9

“Daerah adalah suatu teritorial dimana makna dan batasan serta perwatakannya

didasarkan pada kewenangan administrasi pemerintah (Propinsi, Kabupaten,

Kota, Kecamatan, dan Desa)”.

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap

unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya dutentukan berdasarkan aspek

administratif dan aspek fungsional. (Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 dan

PP Nomor 26 Tahun 2008).

Berdasarkan batasan tersebut terdapat beberapa kata kunci diantaranya :

a) Ruang yaitu wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang

udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk hidup

lainnya hidup dan melaukan kegiatan serta memelihara kelangsungan

hidupnya. Unsur ruang meliputi lokasi, jarak, bentuk dan ukuran.

b) Kesatuan geografis yaitu dimensi geometri dan referensi geografis

mengacu kepada wujud fisik wilayah.

c) Unsur wilayah, meliputi komponen alam fisik dan biotik, komponen

manusia (soial ekonomi dan budaya), komponen buatan hasil cipta

manusia, teknologi.

d) Dibatasi lingkup pengematan tertentu, baik yang berdimensi homogenitas,

fungsional, maupun admintratif.

Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah merupakan

suatu kesatuan area di permukaan bumi yang mempunyai ciri dan sifat tertentu

yang terjadi karena hubungan yang kompleks antara unsure tanah, air, tanaman,

binatang dan manusia.

2) Konsep Perwilayahan

Perwilayahan atau regionalisasi diartikan sebagai upaya mengelompokkan

bagian-bagian permukaan Bumi untuk tujuan tertentu. Misalnya pembagian

wilayah menurut iklim, ketinggian tempat, topografi wilayah, dan lain sebagainya.

Tujuan perwilayahan sebagai berikut.

a) Untuk meratakan pembangunan di semua wilayah sehingga dapat mengurangi

kesenjangan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain.

b) Memudahkan koordinasi berbagai program pembangunan pada tiap daerah.

c) Mensosialisasikan berbagai program pembangunan kepada aparatur

pemerintah dan masyarakat serta para pengusaha.

c. Analisis Perwilayahan, Dinamika dan Strategi Pengembangan Wilayah

1) Metode Perwilayahan dan regionalisasi

Metode perwilayahan digolongkan menjadi dua, yaitu:

a) Penyamarataan Wilayah (regional generalization)

Penyamarataan wilayah adalah suatu proses untuk usaha membagi

permukaan bumi atau membagi permukaan bumi tertentu menjadi

beberapa bagian dengan cara mengubah atau menghilangkan faktor-faktor

tertentu dalam populasi yang dianggab kurang penting atau kurang

relevan, dengan maksud untuk menonjolkan karakter tertentu.

Page 10: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 10

b) Klasifikasi Wilayah (Regional Classification)

Klasifikasi adalah metode untuk mengatur data secara sistematis

menjadi golongan-golongan atau beberapa bagian yang dalam hal ini dapat

berupa grup, kelas, atau keluarga. Klasifikasi wilayah adalah usaha untuk

mengadakan penggolongan wilayah secara sistematis kedalam bagian-

bagian tertentu berdasarkan properti tertentu. Penggolongan tersebut

haruslah memperhatikan keragaman sifat dan semua unit (wilayah).

2) Faktor Dinamika Perkembangan Wilayah

Muta′ali (2008) menjelaskan tentang dinamika perkembangan wilayah

dengan mengilutrasikan elemen faktor dari dinamika wilayah tersaji dalam

gambar berikut:

Berdasarkan gambar tersebut, dinamika wilayah dari dimensi tahun 0 ke

tahun n secara keruangan ditandai dengan perkembangan fisik spasial dan non

spasial. Perkembangan fisik wilayah terjadi dalam bentuk ekstensifikasi

(perluasan wilayah) dan intensifikasi (Pemadatan pemanfaatan ruang). Sedangkan

perkembangan non spasial dicirikan oleh perbaikan dan kenaikan idikator, sosial,

ekonomi, budaya dan administrasi, seprti pertumbuhan ekonomi, kenaikan

pendapatan, perbaikan pendidikan dan kesehatan masyarakat termasuk angka

kualitas manusia dan juga perbaikan admistrasi wilayah.

Dinamika perkembangan wilayah dipengaruhi faktor internal, ekstenal,,

politis atau kebijakan, dan faktor historis.

a) Faktor internal

Faktor internal dalam perkembangan suatu wilayah minimal dipengaruhi oleh

lima faktor dan berperan terhadap optimalisasi sumberdaya suatu wilayah,

yaitu sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya buatan,

sumberdana, dan sumberdaya teknologi.

b) Faktor eksternal

Dinamika

wilayah

Faktor managemen

Faktor eksternal (iInteraksi

interpedency)

Faktor internal (Sumber daya

wilayah)

Faktor historis (Sejarah, sosial,

ekonomi dan budaya)

Faktor geografis (Posisi

dan letak geografi)

Bagan 1. Keterkaitan elemen faktor dalam dinamika wilayah

Page 11: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 11

Faktor eksternal berhubungan dengan dua faktor yakni:

(1) Faktor interaksi, interelasi, interpedensi, dengan wilayah lain

(2) Faktor aksesibilitas (keterjangkauan). Semakin tinggi kedua faktor

eksternal bekerja maka proses dinamika wilayah akan semakin tinggi

dan sebaliknya

c) Faktor geografis

Berhubungan erat dengan konsep posisi dan jarak wilayah terhadap wilayah

lain. Jarak mempengaruhi biaya transportasi dan pada akhirnya berpengaruh

terhadap biaya produksi dan berdampak pada naiknya daya saing wilayah

dikarenakan output regional memilki harga rendah dan efisien. Selain itu,

posisi absolut dan relatif wilayah terhadap pusat pertumbuhan ekonomi

(growth center) dan wilayah perkotaan memberikan peluang berusaha dan

berkembang lebih cepat dibandingkan wilayah yang jauh.

d) Faktor managemen wiayah

Berkaitan dengan aspek leadership, politik, kelembagaan dan kebijakan.

e) Faktor historis

Maisng-masing wilayah dalam perkembangannya memiliki sejarah tersendiri,

baik yang bersifat sosial budaya maupun ekonomi

3) Tahapan Perkembangan Wilayah

a) Tahapan perkembangan wilayah dalam tinjauan sosial ekonomi

(1) Teori pentahapan perpektif klasik

James Stuart dan Adam Smith menjelaskan 3 tahapan, yaitu (1) tahap

dominasi pertanian, yang menetukan perkembangan dan distribusi

penduduk, memunculkan sektor pendukung, (2) kegiatan ekonomi

beragam, khususnya jasa dan perdagangan, yang mendukung pertanian

dan, (3) industrialisasi, untuk peningkatan produktivitas dan memenuhi

kebutuhan.

Friederich List (1844), mengungkan lima tahap perkembangan wilayah

yaitu , (1) kehidupan masyakat primitif, (2) pekebunan, (3) pertanian, (4)

manufaktur dan (5) perdagangan

(2) Teori tahap tinggal landas

WW Rostow (1960) mengelompokan tahapan pembangunan dalam lima

tahapan, yaitu (1) masyarakat tradisional, berciri statis dan mendominasi

kegiatan pertanian, ilmu pengetahuan dan teknolodi belum maju.

Masyarakatnya konservatif dan sulit berubah. Produksi sangat terbatas,

masyarakat statis, produksi hanya dipakai untuk konsumsi. Tidak ada

investasi. (2) Pra kondisi untuk tinggal landas, ditandai dengan

perubahan revolusioner dalam masyarakat (terjadi akibat campur tangan

dari luar). Tabungan masyarakat mulai ada dan berkemabang.

Investasipun terjadi, termasuk juga dalam pendidikan dan kesehatan. (3)

Masa tinggal landas, hambatan ekonomi sudah tidak ada. Investasi

berjalan efektif hingga mencapai 5-10% dari pendapatan nasional. (4)

Page 12: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 12

Masa pendewasaan, masyarakat terus bergerak maju. Investasi 10-20%

dari pendapatan nasional. Industri berkemang pesat. Pertumbuhan

ekonomi meluas kesemua sektor ekonomi yang ada. Keadaan ini dapat

dicapai sekitar 40-60 tahun dari tahap lepas landas. (5) Konsumsi

masyarakat tinggi. Pada periode ini, investasi untuk meningkatkan tidak

lagi menjadi tujuan yang paling utama. Seseudah taraf kedewasaan

dicapai, surplus ekonomi akibat proses politik yang terjadi dialokasikan

untuk kesejahteraan sosial dan penambahan dana sosial.

b) Tahapan perkembangan wilayah dalam tinjauan geografis

Tahapan perkembangan secara geografis diawali dari (1) pusat kota

sebagai pusat pemikman yang terus berkembang dan jika mencapai titik jenuh

berkembang ke arah (2) pinggiran kota dan selanjutnya menjadi perkotaan

yang besar dan luas. Selanjutnya perkmbangan mengarah ke area (3) koridor

transpotasi yang menghubungkan antar kota satu dengan kota yang lain, dan

secara alamiah juga berdampak pada perkembangan wilayah (4) pedesaan.

4) Strategi Pengembangan Wilayah

Dari berbagai kajian literatur telah banyak strategi yang dilakukan dalam

pengembangan wilayah dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-

masing wilayah dan negara. Di bawah ini akan disampaikan bentuk strategi yang

bersifat klasik yang masih digunakan sebagai dasar dalam penyusunan strategi

kebijakan pengembangan wilayah, diantaranya disampaikan Rondinelli (1985),

ada tiga konsep strategi dalam pengembangan wilayah, yaitu : ada tiga konsep

strategi dalam pengembangan wilayah yaitu : (1) kutub-kutub pertumbuhan

(growth pole), (2) integrasi fungsi (functional integration), dan (3) pendekatan

pendesentralisasian wilayah (decentralized territorial approches). Selain itu

ditambahkan strategi rural urban linkages dan strategi regional networking.

Secara singkat strategi-strategi tersebut diuraikan sebagai berikut :

a) Kutub-Kutub Pertumbuhan (growth pole)

Growth Pole atau kutub pertumbuhan pertama kali dipergunakan oleh

Francois Perroux (1950). Dengan tesisnya :

“pertumbuhan tidak terjadi disembarang tempat dan juga tidak terjadi secara

serentak, tetapi pertumbuhan terjadi pada titik-titik atau kutub-kutub

pertumbuhan dengan intensitas yang berubah-ubah, lalu pertumbuhan itu

menyebar sepanjang saluran yang beraneka ragam dan dengan pengaruh

yang dinamis terhadap perekonomian wilayah”.

Dalam konteks pertumbuhan, Francois Perroux menyatakan bahwa yang

menjadi medan magnet adalah kegiatan industri. Industri-industri dan kegiatan-

kegiatan yang akan berkembang dan membentuk kutub pertumbuhan tersebut

memilki beberapa ciri-ciri sebagai Leading Industries dan Propulsive

Industries, antara lain :

Karakteristik Leading Industries.

Page 13: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 13

(1) Relatif baru, dinamis, dan mempunyai teknologi yang maju yang

menginjeksikan iklim pertumbuhan ke dalam suatu daerah.

(2) Permintaan terhadap produknya memilki elastisitas pendapatan yang

tinggi, produk tersebut biasanya dijual ke pasar-pasar nasional.

(3) Mempunyai berbagai kaitan antar industri yang kuat dengan sektor-

sektor lainnya.

Karakteristik Propulsive Industries.

(1) Relatif besar.

(2) Tingkat dominasinya tinggi, yaitu kebalikan dari tingkat

ketergantungan industri lain terhadap industri tersebut.

(3) Menimbulkan dorongan yang nyata terhadap linkungan.

(4) Mempunyai kemampuan berinovasi yang tinggi.

Friedman memperkaya konsep growth pole dengan mengemukakan konsep

Center-Periphery (pusat-pinggiran). Pengembangan wilayah menurut Friedman

akan melahirkan kota utama dan wilayah sekitarnya yang menjadi inti (core), dari

sistem kota-kota nasional dan pinggiran (periphery) yang berada diluar dan

bergantung pada inti.

Dampak positif strategi growth pole

Konsep kutub pertumbuhan memberikan peluang untuk mendekatkan dua

cabang penting dalam analisis regional, yaitu analisis mengenai pertumbuhan

ekonomi regiaonal dan analisis stuktur ruang regional.

(1) Konsep kutub pertumbuhan memberikan kemungkinan pemakaian

dan pengembangan teknik-teknik analisis input-output, aglomerasi,

dsb.

(2) Konsep kutub pertumbuhan ini dapat digunakan sebagai alat strategi

intervensi oleh pemerintah dalam menetapkan kebijaksanaan-

kebijaksanaan investasi bagi pembangunan daerah.

Dampak negatif strategi growth pole

(1) Kerangka permasalahan sering dikembangkan dalam setting

masyarakat industri dan cendrung tidak melihat problem spesifik

wilayah.

(2) Dalam hubungan pusat-pinggiran, efek balik sering bekerja lebih

cepat dari efek pemancaran.

b) Strategi Disentralisasi Teritorial

Pendekatan disentralisasi teritorial merupakan strategi pembangunan

dari bawah (development from below). Staregi dari bawah ini memberikan

alternatif bagi elemen-elemen dalam pembangunan seperti alokasi faktor

produksi, sistem pertukaran, pembentukan organisasi sosial ekonomi yang

Page 14: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 14

spesifik, dan perubahan konsep dasar pembangunan yang hanya menekankan

konsep ekonomi.

Menurut Stohr (1981) teori pembangunan disentralisasi ini didasarkan

pada beberapa hipotesa, yaitu:

(1) Kegagalan strategi devolopment from above di banyak negara dalam

menciptakan integrasi ekonomi wilayah, yang berakibat pada pada

ketimpangan wilayah. hal ini diakibatkan tidak terjadinya integrasi

ekonomi dari program-program pembangunan yang dikembangkan

dalam skala besar.

(2) Kondisi fisik dan sosial ekonomi internal merupakan kunci sukses

penerapan strategi pembangunan.

(3) Dorongan bagi pengembangan suatu konsep pembangunan hendaknya

berasal dari masyarakat dengan mempertimbangkan sumber daya lokal.

(4) Sistem ekonomi lokal berperan dalam membentuk pola interkasi

ekonomi antar wilayah untuk meningkatkan nilai tukar barang produksi

lokal sehingga tidak hanya memiliki nilai guna namun juga memeliki

nilai tukar.

Berbeda dengan strategi pembangunan dari atas, strategi pembangunan

dari bawah ini tidak didukung oleh teori-teori ekonomi yang berstuktur jelas.

Hanya terdapat beberapa konsep pengembangan wilayah yang dikembangkan

berdasarkan strategi ini seperti konsep Agropolitan Development

(dikembangkan oleh Fredman dan Douglass).

c) Strategi Agropolitan

Strategi ini pembangunan tidak hanya kemajuan ekonomi yang

sentralistik, tetapi memberikan kesempatan bagi individu-individu,

kelompok-kelompok sosial dan organisasi masyarakat untuk memobilisasi

kemampuan dan sumberdaya lokal bagi kemajuannya. Pendekatan ini menitik

beratkan pada upaya untuk menciptakan dorongan bagi pembangunan

dinamis di wilayah-wilayah pedesaan yang relatif terbelakang.

Alasan munculnya strategi agropolitan atau tipe-tipe pembangunan dari

bawah antara lain:

(1) Kegagalan strategi devolopment from above, yang berakibat pada

ketimpangan wilayah, karena konsentrasi pada program pembangunan

skala besar (large scale).

(2) Kondisi fisik dan sosial ekonomi internal merupakan kunci sukses

penerapan strategi pembangunan.

(3) Konsep pembangunan hendaknya berasal dari masyarakat itu sendiri

dengan mempertimbangkan sumberdaya lokal dan partisipasi.

(4) Sistem ekonomi lokal harus berperan dalam membentuk pola interaksi

ekonomi antar wilayah.

Page 15: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 15

d) Strategi Integrasi Spasial (Functional Spatial Integration)

Strategi integrasi spasial merupakan jalan tengah antar pendekatan

sentralisasi yang menekankan pertumbuhan pada wilayah perkotaan

(metropolitan) dan desentralisasi yang menekankan penyebaran investasi dan

sumberdaya pembangunan pad kota-kota kecil dan pedesaan. Hali ini

dilakukan dengan menciptakan suatu jaringan produksi, distribusi, dan

pertukaran yang mantap mulai dari desa – kota kecil - kota menegah - kota

besar (metropolitan).

Pendekatan altrnatif ini didasari pemikiran bahwa dengan adanya

integrasi sistem pusat-pusat pertumbuhan yang berjenjang dan berbeda

karakteristik fungsionalnya, maka pusat-pusat tersebut akan memacu

penyebaran pembangunan wilayah. Pendekatannya adalah memacu

perkembangan sektor pertanian yang diintegrasikan dengan sektor industri

pendukungnya. Dengan begitu sasaran strategi ini adalah meningkatkan

produksi pertanian, memperluas lapangan kerja, dan meningkatkan

pendapatan bagi sebagian besar penduduk.

e) Strategi Pengembangan Kota-Kota Kecil Menengah.

Dengan semakin berkembangnya kota-kota besar dengan

permasalahannya, maka sejak dua dekade terakhir ini berbagai pihak mulai

menyadari pentingnya strategi pengembangan peranan kota kecil dan kota

menengah sebagi bagian dari upaya penyelesaian permasalahan yang terjadi

di kota besar dan metropolis.(Peter Hall, 1975).

Beberapa alasan yang mendasari potensi strategis pembangunan kota

kecil dan menengah, diantaranya adalah dekonsentrasi perkotaan, khususnya

akibat over-population di perkotaan besar (metropolitan) yang

mengakibatkan peningkatan harga dan nilai lahan dan kebutuhan sosial

ekonomi serta penurunan kualitas lingkungan perkotaan.

Berikut peranan yang harus dilakukan oleh kota-kota kecil menengah

dalam mendorong pembangunan wilayah pedesaan adalah sebagai berikut:

(1) Pusat untuk menyediakan barang-barang tahan lama dan tidak tahan

lama.

(2) Pusat jasa publik dan jasa privat.

(3) Sebagai penghubung kepasar yang lebih besar bagi produk-produk

pedesaan.

(4) Pusat suplai faktor-faktor produksi.

(5) Pusat agro-processing dan resource-processing.

(6) Pusat pengetahuan dan informasi.

f) Strategi Rural Urban Lingkages

Strategi growth pole telah mengakibatkan polarisasi atau kesenjangan

spasial wilayah, khususnya wilayah pedesaan dan perkotaan. Karena

Page 16: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 16

kebijakan lebih menguntungkan kawasan perkotaan, pada saat yang sama

memperlemah daerah pedesaan. Pada tahun 1980 strategi keterkaitan desa-

kota muncul. Bappenas, UNDP dan UNHCR melakukan joint program

tentang keterkaitan desa-kota pada tahun 1998 yang diberi nama PARUL

(poverty Alleviation Through Rural-Urban Linkages) yang dilksanakan di

Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara serta Kota Sorong.

Sebelumnya UNHCRD juga melakukan pilot project di Daerah Istimewa

Yogyakarta tentang keterkaitan desa-kota.

Keterkaitan (linkages) diartikan sebagai hubungan atau interaksi antar

wilayah yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, dan saling

komplementaritas dan take and give. Prandhan (2003) mengemukakan bahwa

dalam system interaksi antar wilayah terdapat tiga komponen utama, yaitu :

(1) Wilayah perkotaan adalah tempat produksi barang (industri), pelayanan,

teknologi, ide-ide, dan kesempatan kerja dan upah yang tinggi.

(2) Wilayah pedesaan merupakan tempat dihasilkannya bahan mentah,

produksi pertanian, kerajinan dan industri kecil rumah tangga, tenaga

kerja dan modal.

(3) Saran dan prasarana serta kelembagaan yang memungkinkan terjadinya

interaksi antar wilayah perkotaan dan pedesaan, khususnya tranportasi

dan komunikasi.

g) Strategi Regional Networking

Model ini merupakan respon kegagalan konsep growth poles yang

justru memberikan efek balik backwash effect yang merugikan pembangunan

pedesaan dan menimbulkan kesenjangan yang semakin melebar antar

pedesaan dan perkotaan. Perbedaan antara konsep growth poles dengan

regional networking meliputi lima aspek, yaitu :

(1) Aspek pengembangan sektor basis, dalam regional networking model

semua sektor dapat dijadikan sebagai leading sector dalam pengembangan

ekonomi wilayah tergantung potensi masing-masing wilayah. Sedangkan

growth poles model lebih fokus pada ekonomi perkotaan.

(2) Aspek sistem perkotaan, pada model growth poles pengembangan sistem

perkotaan berdasrkan system center place dengan menerapkan hubungan

pusat dan hinterland. Sedangkan model regional networking selain model

hubungan pusat dengan hinterland juga memperhatikan hubungan yang

sifatnya horizontal.

(3) Aspek keterkaitan desa-kota (Urban-Rural Linkages).

growth poles : menekankan hubungan desa-kota yang besifat satu arah.

regional networking : memberikan posisi yang seimbang dan dua arah

antara perkotaan dan pedesaan.

Page 17: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 17

(4) Aspek Perencanaan (Style of Planning),

growth poles : bersifat top-down yang mengandalkan pada perencanaan

sektoral melalui kantor pemerintahan dan bawahannya.

regional networking : bersifat bottom-up dengan prinsip

desentralisasi,dimana daerah dan masyarakat ikut terlibat lebih aktif.

(5) Aspek Kebijakan (Major Policy Areas)

growth poles: berorentasi pada tujuan menarikpelaku ekonomi dan

investasi sebesar-besarnya dipusat pertumbuhan,sehingga kebijakan

intensif, perpajakan, tax holiday menjadi pilihan utama.

regional networking: tipe kebijakan yang diambil mengarah pada

perluasan infrastuktur pedesaan, yang lebih menekankan kepada

pembangunan jalan lokal dan jaringan transportasi diantara pedesaan dan

perkotaan.

2. Tata Ruang dan Penataan Ruang

a. Pengertian Ruang dan Penataan Ruang

Penataan ruang mengandung makna proses menata ruang. UU No. 26 Tahun

2007 memberikan pemahaman tentang tata ruang sebagai wujud struktur ruang

dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan

sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan

sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional,

sedangkan pola ruang merupakan distribusi peruntukan ruang untuk fungsi

lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

Ruang sebagai wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang

udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat

manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara

kelangsungan hidupnya. Wadah mengandung makna sebagai tempat dari adanya

kegiatan-kegiatan sosial ekonomi yang memiliki keterbatasan serta kesempatan

ekonomi (economic opportunities) yang berbeda. Ruang juga dimaknai sebagai

sebuah sumberdaya dan media pendukung perikehidupan dalam ekosistem,

sehingga setiap aktivitas penggunaan ruang dapat menimbulkan dampak positif

maupun negatif terhadap kegiatan lain (externalities), atau dengan kata lain ruang

memiliki potensi untuk menimbulkan ketidaksepahaman (konflik) antara kegiatan

satu dengan lainnya.

Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik

direncanakan maupun tidak. Tata ruang yang dituju dengan penataan ruang adalah

tata ruang yang direncanakan. Sedangkan tata ruang yang tidak direncanakan

adalah tata ruang yang terbentuk secara alamiah seperti wilayah aliran sungai,

danau, suaka alam, gua, gunung, dan sebagainya

Pengertian ruang dan penataan ruang berdasarkan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah

sebagai berikut:

Page 18: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 18

1) Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,

termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia

dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan

hidupnya.

2) Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

3) Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan

prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial

ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

4) Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang

meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk

fungsi budi daya.

5) Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,

pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

6) Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,

pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.

Penataan ruang dilaksanakan berdasarkan beberapa azas. Undang-Undang

No. 26 tahun 2007 menetapkan azas penataan ruang yang akan berfungsi sebagai

titik tumpu kajian proses penataan ruang diselenggarakan dengan berdasarkan

kepada:

1) Keterpaduan, yaitu dengan mengintegrasikan berbagai kepentingan yang

bersifat lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan yaitu

pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat

2) Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan

Yaitu keserasian antara struktur ruang dan pola ruang, keselarasan antara

kehidupan manusia dengan lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan dan

perkembangan antardaerah serta antara kawasan perkotaan dan kawasan

perdesaan

3) Keberlanjutan, dengan menjamin kelestarian dan kelangsungan daya dukung

dan daya tampung lingkungan dengan memperhatikan kepentingan generasi

mendatang

4) Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan dengan mengoptimalkan manfaat

ruang dan sumberdaya yang terkandung di dalamnya serta menjamin

terwujudnya tata ruang yang berkualitas

5) Keterbukaan, dengan memberikan akses yang seluas-luasnya kepada

masyarakat untuk mendapatkan informal yang berkaitan dengan penataan

ruang

6) Kebersamaan dan kemitraan dengan diselenggarakan dengan melibatkn

seluruh pemangku kepentingan.

7) Perlindungan kepentingan umum dengan mengutamakan kepentingan

masyarakat

8) Kepastian hukum dan keadilan, dengan berlandaskan hukum/ketentuan

peraturan perundang-undangan dan bahwa penataan ruang dilaksanakan

Page 19: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 19

dengan mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat serta melindungi hak

dan kewajiban semua pihak secara adil dengan jaminan kepastian hokum

9) Akuntabilitas yaitu dapat dipertanggungjawabkan, baik prosesnya,

pembiayaannya, maupun hasilnya.

Penyelenggaraan penataan ruang harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Kondisi fisik wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang rentan

terhadap bencana.

2) Potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan,

kondisi ekeonomi, sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan,

lingkungan hidup, serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai satu

kesatuan.

3) Geostrategi, geopolitik, dan geoekonomi.

Tujuan penataan ruang sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 26

Tahun 2007 untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman,

produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan

Nasional dengan:

1) Terwujudnya keharmonisan antar lingkungan alam dan lingkungan buatan

2) Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam dan

sumberdaya buatan dengan memperhatikan sumberdaya manusia

Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif

terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

b. Klasfisikasi Penataan Ruang

Berdasarkan UU nomor 26 tahun 2007, penataan ruang diklasifikasikan

berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan

kawasan, dan nilai strategis kawasan.

1) Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri atas sistem wilayah dan sistem

internal perkotaan.

a) Sistem wilayah, yaitu struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai

jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah

b) Sistem perkotaan, yaitu struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai

jangkauan pelayanan pada tingkat internal perkotaan.

2) Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri atas kawasan

lingung dan kawasan budi daya.

a) Kawasan Lindung, yaitu wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian hidup yang mencakup sumber daya alam dan

sumber daya buatan.

b) Kawasan Budidaya, yaitu wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama

untuk dibudidayakan atas dasar kondisi da potensi sumber daya alam,

sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

Page 20: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 20

3) Penataan ruang berdasarkan Wilayah administratif, yaitu kegiatan penataan

ruang berdasarkan hirarki sistem administratif yang terdiri atas penataan

ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang

wilayah kabupaten/kota.

4) Penataan ruang berdasarkan Kegiatan kawasan terdiri atas penataan ruang

kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan pedesaan.

a) Penataan ruang kawasan perkotaan, yaitu wilayah yang mempunyai

kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai

tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan pusat distribusi pelayanan

jasa pemeritahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

b) Penataan ruang kawasan pedesaaan wilayah yang mempunyai kegiatan

utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam.

5) Penataan ruang berdasarkan Nilai strategis kawasan terdiri atas penataan

ruang kawasan strategis nasional, penataan ruang kawasan strategis provinsi,

dan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota.

Jenis kawasan strategis, antara lain, adalah kawasan strategis dari sudut

kepentingan pertahanan dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial,

budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, serta

fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

c. Struktur Penataan Ruang

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan

prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi

masyarakat yang secara hierarki memiliki hubungan fungsional. Seperti

diamanatkan dalam UU no 26 tahun 2007,terdapat tiga batasan struktur ruang

menurut hirarkinya khususnya dari provinsi, kabupaten, dan kota.

Page 21: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 21

Struktur ruang menurut hierarki RTR

Defenisi dan arah Struktur ruang

Tabel. 4. Struktur penataan ruang

Provinsi Kabupaten Kota

Permen pu 15/2009 Permen pu 16/2009 Permen pu 17/2009

Rencana yang

mencakup rencana

sistem perkotaan dalam

wilayah provinsi yang

berkaitan dengan

kawasan perdesaan

dalam wilayah

pelayanannya, dan

rencana sistem

prasarana wilayah

provinsi yang

mengintegrasi kan

wilayah provinsi serta

melayani kegiatan skala

provinsi, yang akan

dituju sampai dengan

akhir masa perencanaan

Rencana yang mencakup sistem

perkotaan wilayah kabupaten

yang berkaitan dengan kawasan

perdesaan dalam wilayah

pelayanannya dan jaringan

prasarana wilayah kabupaten

yang dikembangkan untuk

mengintegrasikan wilayah

kabupaten selain untuk melayani

kegiatan skala kabupaten yang

meliputi sistem jaringan

transportasi, sistem jaringan

energi, dan kelistrikan, sistem

jaringan telekomunikasi, sistem

jaringan sumber daya air

termasuk seluruh daerah hulu

bendungan atau waduk dari

daerah aliran sungai, dan sistem

jaringan prasarana lain

Rencana yang mencakup

rencana sistem perkotaaan

wilayah kota dalam

wilayah pelayanannya dan

jaringan prasarana wilayah

kota yang dikembangkan

untuk mengintegrasi

wilayah kota selain untuk

melayani kegiatan skala

kota, meliputi sistem

jaringan transportasi,

sistem jaringan energi dan

kelistrikan, sistem jaringan

telekomunikasi, sistem

jaringan sumber daya air ,

dan sistem jaringan

lainnya.

Sumber : Muta’ali 2014

Adapun elemen-elemen yang membentuk struktur ruang kota (Sinulingga,

2005: 97, yaitu

1) Kumpulan dari pelayanan jasa termasuk di dalamnya perdagangan,

pemerintahan, keuangan yang cenderung terdistribusi secara berkelompok

dalam pusat pelayanan.

2) Kumpulan dari industri sekunder (manufaktur) pergudangan dan perdagangan

grosir yang cenderung untuk berkumpul pada suatu tempat.

3) Lingkungan permukiman sebagai tempat tinggal dari manusia dan ruang

terbuka hijau.

4) Jaringan transportasi yang menghubungkan ketiga tempat di atas.

1) Defenisi dan arah struktur ruang provinsi

Menurut permen tahun 15 tahun 2009 adalah rencana yang mencakup rencana

sistem perkotaan dalam wilayah provinsi yang berkaitan dengan kawasan

Page 22: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 22

perdesaan dalam wilayah pelayanannya, dan rencana sistem prasarana

wilayah provinsi yang mengintegrasi kan wilayah provinsi serta melayani

kegiatan skala provinsi, yang akan dituju sampai dengan akhir masa

perencanaan

2) Defenisi dan arah struktur ruang kabupaten

Menurut permen pu 16 tahun 2009 adalah rencana yang mencakup sistem

perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan

dalam wilayah pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kabupaten yang

dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten selain untuk

melayani kegiatan skala kabupaten yang meliputi sistem jaringan transportasi,

sistem jaringan energi, dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem

jaringan sumber daya air termasuk seluruh daerah hulu bendungan atau

waduk dari daerah aliran sungai, dan sistem jaringan prasarana lain.

3) Defenisi dan arah struktur ruang kota

Menurut Permen pu 17 tahun 2009 adalah Rencana yang mencakup rencana

sistem perkotaaan wilayah kota dalam wilayah pelayanannya dan jaringan

prasarana wilayah kota yang dikembangkan untuk mengintegrasi wilayah

kota selain untuk melayani kegiatan skala kota, meliputi sistem jaringan

transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan

telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air , dan sistem jaringan lainnya.

B. Pembangunan dan Pertumbuhan Wilayah

1. Pembangunan Wilayah

a. Konsep Pembangunan

1) Secara etimologik : Berasal dari kata bangun, diberi awalan pem- dan akhiran

–an guna menunjukkan perihal pembangun kata bangun mengandung arti,

aspek fisiologi bangun dalam arti sadar atau siuman, aspek perilaku bangun

dalam arti bangkit atau berdiri, aspek anatomi bangun dalam arti bentuk,

gabungan aspek fisiologi, aspek perilaku dan aspek bentuk bangun dalam arti

kata membuat.

2) Secara ensiklopedik : kata pembangunan telah menjadi bahasa dan konsep

dunia. Konsep itu antara lain, pertumbuhan (growth), rekontruksi

(recontruktion), modernisasi (modernization), westernisasi (westernization),

perubahan social (social change), pembebasan (liberation), pembaharuan

(innovation), pembangunan bangsa (nation building), pembangunan nasional

(national development), pembangunan (development), pengembangan

(progress/developing), pembinaan (contruction ).

Pembangunan biasanya didefenisikan sebagai “rangkaian usaha mewujudkan

pertumbuhan dan pembangunan secara terencana dan sadar yang ditempuh

oleh suatu Negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaanb

bangsa / nation-building.

Page 23: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 23

Dari berbagai macam pengertian dari pembangunan maka dapat

disimpulkan bahwa pembangunan merupakan suatu upaya yang melibatkan

masyarakat untuk melakukan proses perubahan dan sebuah transformasi yang

dilakukan dalam rangka menunjang kesejahteraan masyarakat baik dalam bidang

ekonomi maupun sosial yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan tanpa

merusak lingkungan atau kehidupan sosial dan memiliki kehidupan yang layak.

b. Indikator Pembangunan

Penggunaan indikator dan variable pembangunan bisa berbeda untuk setiap

negara. di negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan

mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa,

layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah. Sebaliknya,

di negara-negara yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut, indikator

pembangunan akan bergeser kepada faktor-faktor sekunder dan tersier

(Tikson, 2005).

1) Indikator Kuantitatif

a) Faktor Ekonomi, meliputi GNP (Gross National Product) per kapita,

GDP (Gross Domestic Product), tingkat pengangguran, konsumsi energi.

GNP (Gross National Product) perkapita merupakan ukuran yang paling

umum dipakai. GNP merupakan total nilai pendapatan dari barang dan

jasa yang dihasilkan oleh suatu Negara dibagi dengan jumlah penduduk.

b) Faktor politik, meliputi tingkat korupsi, peran pemerintah

c) Faktor social, ketersediaan jasa pendidikan seperti pendidikan dan

kesehatan, meliputi akses air bersih dan sanitasi (mengindikasikan

tingkat pembangunan infrastruktur pada suatu Negara), tingkat melek

huruf orang dewasa.

d) Faktor demografis, meliputi tingkat kelahiran, tingkat kematian, tingkat

fertilitas, persentase tenaga kerja dibidang pertanian.

e) Indikator lingkungan, berbicara mengenai prilaku atau sikap suatu

Negara dalam menjaga klestarian lingkungan.

2) Indikator Kualitatif

Indikator kualitatif meliputi gambaran kondisi kehidupan dan kualitas hidup

masyarakat. Indikator kualitatif digunakan untuk menganalisa komponen

yang tidak mudah dihitung atau diukur dengan sebuah angka, seperti

kebebasan, korupsi atau keamanan.

3) Ukuran Alternatif Dalam Pembangunan

(Goulet, 1971 dalam Chant, 2009) menyebutkan bahwa ada 3 komponen

utama untuk mengartikan dan mengukur sebuah pembangunan :

a) Life sustenance dalam konteks kebutuhan dasar

b) Self-esteem yang berhubungan dengan self-respect dan kebebasan

c) Kebebasan yang berhubungan dengan kemampuan masyarakat untuk

memilih pilihan mereka

Page 24: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 24

Pengukran alternative yang sering digunakan adalah Human

Development Index (HDI)yang dibuat oleh UNDP pada akhir 1980an .

Human Development Index (HDI), didasari oleh :

a) GDP perkapita yang mengindikasikanstandarhidupdanpenurunan level

minium

b) Tingkat melek huruf orang tua yang mengindikasikan tingkat pengetahuan

haran hidup pada saat kelahiran untuk mecerminkan tingkat kesehatan.

2. Pertumbuhan Wilayah

a. Pusat Pertumbuhan Wilayah di Indonesia

Gambar 4. Jalan di Jakarta dulu dan sekarang

Jakarta adalah adalah satu wilayah di indonesia yang mengalami

perkembangan yang pesat, begitu juga kota kota lainnya di Indonesis sehingga

setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan yang menjadi daya tarik bagi tenaga

buruh dari pinggiran, mempunyai daya tarik terhadap tenaga terampil, modal, dan

barang-barang dagangan yang menunjang pertumbuhan suatu lokasi.

Pusat pertumbuhan akan berpengaruh terhadap daerah di sekitarnya.

Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif dan negative yang dikemukakan

oleh Myrdall (1957)

1) Pengaruh Menguntungkan (Spread effect)

a) Terbukanya kesempatan kerja

b) Banyaknya investasi yang masuk

c) Upah buruk semakin tinggi

d) Penduduk dapat memasarkan bahan mentah.

2) Pengaruh Merugikan (Backwash Effect)

a) Ketimpangan regional

b) Ketimpangan Internasional

Page 25: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 25

c) menurunnya tingkat kesejahteraan petani

d) besarnya ketergantungan masyarakat desa terhadap wilayh pusat

pertumbuhan

e) Lingkaran setan kemiskinan.

1) Perkembangan wilayah di Indonesia zaman orde baru dan zaman

sekarang

a) Zaman orde baru

Pada REPELITA II tahun 1974-1978, sistem pembangunan Indonesia

telah dicanangkan. Pembangunan nasional dilaksanakan melalui sistem

regionalisasi atau pewilayahan, dengan kota-kota utama sebagai kutub atau

pusat pertumbuhan. Kota-kota sebagai pusat pertumbuhan nasional ini adalah

Medan, Jakarta, Surabaya, dan Makasar. Bersamaan dengan pengembangan

kota-kota pusat pertumbuhan nasional, wilayah pembangunan utama di

Indonesia dibagi menjadi empat region utama yaitu:

(1) Wilayah Pembangunan Utama A, dengan pusat pertumbuhan utama kota

Medan terdiri atas:

(a) Wilayah Pembangunan I, meliputi daerah-daerah Aceh dan Sumatera

Utara.

(b) Wilayah Pembangunan II, meliputi daerah-daerah di Sumatera Barat

dan Riau, dengan pusatnya di Pakanbaru

(2) Wilayah Pembangunan Utama B, dengan pusat pertumbuhan utama

Jakarta. Wilayah ini terdiri atas:

(a) Wilayah Pembangunan III, meliputi daerah-daerah Jambi, Sumsel dan

Bengkulu, dengan pusatnya di Palembang.

(b) Wilayah Pembangunan IV, meliputi daerah-daerah Lampung, Jakarta,

Jawa Barat, Jawa tengah, dan DI Yogyakarta yang pusatnya di Jakarta

(c) Wilayah Pembangunan VI, meliputi daerah-daerah di Kalimantan

Barat, yang pusatnya di Pontianak.

(3) Wilayah Pembangunan Utama C, dengan pusat pertumbuhan utama

Surabaya, wilayah ini terdiri atas:

(a) Wilayah Pembangunan V, meliputi daerah-daerah di Jawa Timur, dan

Bali yang pusatnya di Surabaya.

(b) Wilayah Pembangunan VII, meliputi daerah-daerah di Kalimantan

Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan yang pusatnya di

Balikpapan dan Samarinda.

(4) Wilayah Pembangunan Utama D, dengan pusat pertumbuhan utama

Ujung Pandang atau Makasar, wilayah ini terdiri atas:

(a) Wilayah Pembangunan VIII, meliputi daerah-daerah di Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi

Tenggara, yang pusatnya di Makasar

Page 26: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 26

(b) Wilayah Pembangunan IX, meliputi daerah-daerah Sulawesi Utara,

Sulawesi Tengah, yang pusatnya di Menado.

(c) Wilayah Pembangunan X, meliputi daerah-daerah di Maluku

(termasuk Maluku Utara dan Irian Jaya (Papua) yang pusatnya di Kota

Sorong. Bisa dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 5. Pusat-pusat wilayah pembangunan di Indonesia

No Regional

Pusat

pertumbu

han (kota

Utama)

Wilayah Provinsi/daerah

1 A Medan I Aceh dan sumatera Utara berpusat di medan

II Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau

berpusat di Pekanbaru

2 B Jakarta III Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan

Bangka Belitung berpusat di Palembang

IV Lampung, Banten, Jawa Barat, Jakarta, Jawa

Tengah, Dan Yogyakarta Berpusat di Jakarta

V Kalimantan Barat berpusat di Pontianak

3 C Surabaya VI Jawa Timur berpusat di Surabaya

VII Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, serta

Kalimantan Selatan berpusat di Balikpapan dan

Samarinda

4 D Makassar VIII Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,

Sulawesi Selatan, dan Sulawesi tenggara

berpusat di Makassar

IX Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan

Gorontalo berpusat di Manado

X Maluku, Maluku Utara, dan Irian Jaya (Papua)

berpusat di Sorong

b) Zaman sekarang

Pendekatan perwilayahan fungsional di Indonesia zaman sekarang

tercantum dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia(MP3EI) tahun 2011-2025.

MP3EI dilaksanakan untuk mempercepat dan memperkuat

pembangunan ekonomi sesuai dengan keunggulan dan potensi strategis

wilayah dalam enam koridor.Percepatan dan perluasan pembangunan

dilakukan melalui pengembangan delapan program utama yang terdiri atas 22

kegiatan ekonomi utama. Strategi pelaksanaan MP3EI adalah dengan

mengintregasikan tiga elemen utama, yaitu

(1) Mengembangkan potensi ekonomi wilayah di enam Koridor Ekonomi

(KE) Indonesia, yaitu :

Page 27: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 27

(a) Koridor Ekonomi Sumatera

(b) Koridor Ekonomi Jawa

(c) Koridor Ekonomi Kalimantan

(d) Koridor Ekonomi Sulawesi

(e) Koridor Ekonomi Bali–Nusa Tenggara

(f) Koridor Ekonomi Papua–Kepulauan Maluku

(2) Memperkuat konektivitas nasional yang terintregasi secara lokal dan

terhubung secara global (locally integrated, globally connected)

(3) memperkuat kemampuan sumber daya manusia (SDM) dan iptek

nasional

(4) Untuk mendukung pengembangan program utama di setiap koridor

ekonomi

b. Pusat Pertumbuhan Pulau Di Indonesia

Wilayah Indonesiayang luas dan terdiri dari banyak pulau berpengaruh

terhadap kelancaran pelaksanaan pembagunan. Pembangunan nasional akan

lancar apabila pelaksanaannya tidak terpusat dalam satu wilayah, misalnya Jawa

tetapi menyebar dan menjangkau ke seluruh wilayah Indonesia.

Pusat-pusat pertumbuhan dan pengembangan wilayah antar pulau di

Indonesia berbeda-beda. Disebabkanoleh karakteristik atau ciri khas tersendiri

yang dimiliki masing-masing pulau di Indonesia.

1) Pulau Sumatera

Pulau Sumatera kaya akan sumber daya alam yang bernilai ekonomi

tinggi, seperti: batu bara, nikel,timah,dan minyak bumi. Luas wilayahnya

adalah 480.793 km2

, jumlah penduduk sebanyak 50,6 juta jiwa tahun 2010.

Dijuluki sebagai pulau minyak karena 55,1 % produksi minyak nasional

dihasilkan di Pulau Sumatera pulau-pulau kecil disekitar Pulau Sumatera

memiliki potensi yang besar seperti Pulau Bintan dengan endapan bauksitnya,

Pulau Bangka, Balitung, Lingga dan singkep dengan timahnya.

Gambar 6. Peta Sumatera

Page 28: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 28

Gmabar 7. Penambangan bauksit di Pulau Bintan, Riau

2) Pulau Jawa

Luas pulau Jawa 129,438 km2 atau 7% dari luas daratan Indonesia dan

jumlah penduduk 136.610.590 jiwa (statistik BPS tahun 2010). Jawa terkenal

memiliki sawah yang subur, memiliki banyak hutan dan sungai serta

kemampuan atau daya dukungnya untuk menghidupi penduduk yang cukup

banyak.sehingga ketimpangan lingkungan hidup terjadi terus menerus hingga

saat ini.

Pengembangan wilayah di Pulau Jawa perlu dioptimalkan dengan cara

intensifikasi pertanian, pengelolaan sumber daya seoptimal mungkin,

memperhatikan kelestarian lingkungan, mengurangi arus urbanisasi,

meningkatkan trasmigrasi ke luar jawa dll

Hutan di pulau jawa sudah semakin sedikit dikarenakan penebangan hutan

Gambar 8. Kerusahan hutan di Jawa Barat

3) Pulau Kalimantan

Sebagian besar tutupan lahan di Pulau Kalimantan berupa hutan rimba

dengan luas daratan 544.150 km2 dengan jumlah penduduk 13,8 juta jiwa

pada tahun 2010. Di Pulau Kalimantan sungai merupakan transportasi utama

juga sebagai pusat aktifitas ekonomi

Page 29: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 29

Pengembangan wilayah di Pulau Kalimantandengan ekstensifikasi

pertanian dan pengelolaan sumber daya alam seoptimal mungkin, misalnya

penolahan kayu (penebangan hutan harus mempertimbangkan kelestarian

lingkungan), peningkatan industri kecil,besar,peningkatan perekonomian

rakyat dll

Gambar 9. Pasar apung di Kalimantan

4) Pulau Sulawesi

Jumlah penduduk 17,4 juta jiwa pada tahun 2010 dan tersebar tidak

merata pada daerah seluas 188.522 km2. Kondisi fisik pulau ini bergunung-

gunung dan berteluk-teluk. Usaha pengembangan wilayah dilaksanakan

dengan peningkatan pembangunan pertanian, peningkatan industri kecil dan

besar serta peningkatan perekonomian laut

Gambar 10. Wisata Bunaken

Page 30: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 30

Gambar 11. Kuburan Toraja

5) Pulau Bali

Luas pulau Bali 5.780 km2 dan jumlah penduduk sekitar 3,8 juta jiwa,

dengan ciri khas yang menonjol adalah keindahan alam dan kekayaan budaya.

Usaha pengembangan wilayah yang utama meningkatkan sektor pariwisata,

intensifikasi pertanian, peningkatan industri kecil, peningkatan perikanan laut

dan lain-lain.

Gambar 12. Pulau dewata

Page 31: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 31

Banyaknya Wisatawan Mancanegara yang Datang Langsung ke Bali per

Bulan Tahun 2010 – 2014

Tabel 6. Banyaknya Wisatawan Mancanegara yang Datang Langsung ke Bali per

Bulan Tahun 2010 - 2014

B u l a n T a h u n

2010 2011 2012 2013 2014

(1) (3) (4) (5) (6) (6)

1 Januari 179 273 209 093 253 286 232 935 279 257

2. Pebruari 191 926 207 195 225 993 241 868 275 795

3. M a r e t 192 579 207 907 230 957 252 210 276 573

4. A p r i l 184 907 224 704 225 488 242 369 280 096

5. M e i 203 388 209 058 220 700 247 972 286 033

6. J u n i 228 045 245 652 244 080 275 667 330 396

7. J u l i 254 907 283 524 271 512 297 878 361 066

8. Agustus 243 154 258 377 254 079 309 219 336 763

9. September 240 947 258 440 257 363 305 629 354 762

10. Oktober 229 904 247 565 255 021 266 562 341 651

11. Nopember 199 861 221 603 242 781 307 276 296 876

12. Desember 227 251 253 591 268 072 299 013 347 370

J u m l ah : 2 385 122 2 576 142 2 826 709 3 278 598 3 766 638

Pertumbuhan

(%) 8.01 9.73 4.34 11.16 14.89

Sumber: BPS Provinsi Bali

6) Pulau Papua

Pulau papua memiliki luas 416.060 km2 dengan jumlah penduduk 3,6

juta jiwa. Potensi utama pulau ini adalah emas, tembaga, minyak bumi, kayu,

pariwisata dan budaya suku asmat yang sangat terkenal. Usaha

pengembangan Papua adalah pembukaan jalur darat, pemekaran wilayah

provinsi dan kecamatan,pembangunan pertanian, perikanan, pertambangan,

pengolahan kayu,peningkatan industri kecil dan wisata alam.

Page 32: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 32

Gmabar 13. Raja ampat

Gambar 14. Freeport Di Papua

b. Teori-teori Pertumbuhan Wilayah

1) Teori Pusat Pertumbuhan (Perroux, Friedman, dan Hircsman, Rostow)

a) Teori Kutub Pertumbuhan

Gambar 15. Francois Perroux

Sumber : wiki/Fran%C3%A7ois_Perroux

Teori ini dikembangkan oleh ahli ekonomi Perancis Francois Perroux pada

tahun 1955. Inti dari teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di tiap

daerah tidak terjadi di sembarang tempat melainkan, muncul di lokasi tertentu

Page 33: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 33

dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda satu sama lain, lokasi inilah yang

disebut kutub pertumbuhan.

(Muta’ali : 2014)

Adapun ciri-ciri industri yang dapat membangun sebuah pusat pertumbuhan

antara lain :

(1) Tingkat konsentrasi tinggi

(2) Tingkat Teknologi Maju

(3) Mendorong perkembangan industri di sekitarnya

(4) Manajemen yang professional dan modern

(5) Sarana dan prasarana yang sudah lengkap

Gambar 16 . Ilustrasi teori kutub pertumbuhan menurut Perroux

Sumber : https://agnazgeograph.wordpress.com

Contoh wilayah pusat pertumbuhan adalah Jakarta sebagai kutub

pertumbuhan bagi perkembangan daerah sekitarnya (Jabodetabek)

Gambar 17: Kota Jakarta

Sumber: https://agnazgeograph.wordpress.com

b) Teori Pusat Pertumbuhan Friedman

Page 34: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 34

Gambar 18. John Friedman

Sumber : https://en.wikipedia.org/

John Friedman (1964) mengemukakan konsep Center- Periphery (Pusat-

Pinggiran). Pengembangan wilayah akan melahirkan kota utama dan wilayah

sekitarnya yang menjadi inti (Core) dari sistem kota-kota nasional dan pinggiran

(periphery) yang berada di luar serta bergantung pada inti. Perkembangan

disebarkan dari inti ke pinggiran melalui pertukaran penduduk, barang, dan jasa.

Kota sebagai inti berpengaruh atas wilayah pinggirannya. (menurut konsep

menganalisa aspek-aspek tata ruang, lokasi dan persoalan-persoalan

kebijaksanaan dan perencanaan pengembangan wilayah dalam ruang lingkup yang

lebih general).

Gambar 19 : Daerah inti dan daerah pinggiran

Sumber :www.wikepedia.com

Berdasarkan gambar diatas, dapat diambil simpulan sebagai berikut :

(1) Daerah Inti, pusat-pusat besar pada umumnya berbentuk kota-kota besar,

metropolis dan megapolis,

(2) Daerah Pinggiran, daerah-daerah yang relatif statis berupa daerah-daerah

pinggiran

Friedman dan Alonso mengembangkan klasifikasi daerah inti dan daerah

pinggiran menjadi :

Page 35: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 35

(1) Daerah metropolitan (metropolitan region)

(2) Poros pembangunan (development axes)

(3) Daerah perbatasan (frontier region)

(4) Daerah tertekan (depressed region)

c) Teori Pusat Pertumbuhan Hirschman

Gambar 20. Albert O Hirschman

Sumber http://www.nytimes.com

Hirschman (1958) (Mutaa’li: 2014) mengungkapkan pertumbuhan ekonomi

pada pusat pertumbuhan ekonomi pada pusat pertumbuhan akan berpengaruh pada

daerah belakangnya melalui efek polarisasi atau Polization Effect dan efek

penetasan ke bawah (Trickling Down Effect).

Polarization effect tersebut diperkuat dengan adanya pemusatan investasi

pada pusat pertumbuhan, sedangkan Trickling Down Effect dapat tumbuh dengan

cara meningkatnya daya tarik wilayah sekitarnya. Hirschman lebih optimis,

sehingga Trickling Down Effect lebih besar dibanding Polization Effect. Kuncinya

adalah komplementaritas. Hal ini berarti perkembangan suatu wilayah tidak

terjadi secara bersamaan, akan tetapi terdapat sistem polarisasi perkembangan

suatu wilayah yang kemudian akan memberikan efek ke wilayah lainnya, atau

dengan kata lain, suatu wilayah yang berkembang akan membuat wilayah di

sekitarnya akan ikut berkembang.

d) Teori Pusat Pertumbuhan Rostow

Page 36: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 36

Gambar 21 : Walt Rostow

Sumber : http://www.economist.com

Menurut Rostow (Muta’ali : 2014) terdapat lima fase pembangunan yang

didasarkan kepada ciri-ciri umum perubahan keadaan: ekonomi, politik, dan sosial

yang berlaku. Pembangunan ekonomi atau transformasi suatu masyarakat

tradisional menjadi suatu masyarakat modern merupakan suatu proses yang

mempunyai dimensi banyak, tidak sekedar ditandai dengan menurunnya peranan

faktor pertanian dan meningkatnya peranan faktor industri dan jasa. Secara garis

besar kelima fase pembangunan ekonomi Rostow adalah sebagai berikut:

(1) Masyarakat Tradisional (The Traditional Community)

Pada fase ini fungsi produksi terbatas dimana cara produksi yang

digunakan masih relatif primitif dan cara hidup masyarakat masih

dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional dan bersifat turun temurun.

(2) Prasyarat untuk Lepas Landas (The Preconditions for Take Off)

Pada fase ini masyarakat sudah mulai mempersiapkan diri atau

dipersiapkan dari luar, untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai

kekuatan untuk terus berkembang (self sustained growth). Pada fase ini pula

dan seterusnya pertumbuhan ekonomi akan berlaku secara otomatis.

(3) Lepas Landas (The Take Off)

Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat,

seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau

terbukanya pasar-pasar baru. Hambatan-hambatan yang berupa unsur-unsur

tradisional mulai menghilang, modernisasi dan pertumbuhan ekonomi

merupakan gejala umum dimana-mana. Tingkat pendapatan perkapita

semakin besar sebagai akibat adanya pertumbuhan pendapatan nasional yang

melaju melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Kalau pada fase pertama dan

Page 37: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 37

kedua biasanya berlangsung lama, maka pada fase lepas landas ini

berlangsung dalam waktu yang relatif pendek, yaitu 40 s.d. 60 tahun

(Wheeler, 1981:49)

(4) Gerakan ke Arah Kedewasaan (The Drive to Maturity)

Pada masa ini masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi

modern pada sebagian besar faktor-faktor produksi dan kekayaan alamnya. Di

samping itu struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan, dan

peranan sektor industri semakin penting, dilain pihak sektor pertanian

mengalami penurunan.

(5) Masa Konsumsi Tinggi (The Age Off Hight Mass Consumption)

Pada fase ini orientasi tidak lagi pada masalah produksi, akan tetapi lebih

difokuskan kepada masalah-masalah yang berkaitan dengan peningkatan

kualitas konsumsi dan kesejahteraan masyarakat. Adapun tujuan masyarakat

pada fase ini antara lain adalah: memperbesar pertumbuhan dan kekuasaan

terhadap wilayah lain: menciptakan welfare state, sehingga kemakmuran

menjadi lebih merata, dan berusaha mempertinggi konsumsi masyarakat di

atas keperluan pokok (sandang, pangan, perumahan) menjadi barang-barang

berkualitas tinggi, tahan lama, dan barang-barang mewah. Berdasarkan teori

Rostow dapat dikatakan bahwa dewasa ini negara-negara berkembang

termasuk di antara fase pertama sampai fase ketiga, sedang negara-negara

maju termasuk dalam fase keempat dan kelima.

Teori dari W.W. Rostow tersebut mempunyai cukup banyak kelemahan

antara lain: tidak ada perbedaan yang pasti antara fase yang satu dengan yang

lain (masih kabur); ciri-ciri dalam setiap tahap kurang dapat diuji secara

empiris; teori tersebut belum tentu dapat menunjukkan tahap pembangunan di

negara-negara berkembang, di samping itu perlu diingat bahwa proses

pembangunan tidak hanya bersifat self-sustained growth, melainkan juga

bersifat self limiting effect, dan laju pembangunan suatu wilayah sangat

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menciptakan masing-masing kekuatan.

2) Teori Polarisasi Ekonomi (Myrdal)

Page 38: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 38

Gambar 22 : Karl Gunnar Myrdal

Sumber : www.mainotes.com

Myrdal (Mutaa’li : 2014) merupakan ilmuwan yang melihat keterkaitan antara

konsep kutub pertumbuhan dengan persebaran keruangan dan proses

pembangunan. Menurut Myrdal, jika di suatu lokasi terdapat penanaman modal

untuk mendirikan industri atau kegiatan ekonomi lainnya, tempat tersebut akan

lebih maju dan berkembang dibandingkan wilayah lain.

Pengertian ”backwash effects” dan ”spread effects” terdapat dalam teori

“inter” dan “intra” wilayah. Backwash effects contohnya adalah makin

bertambahnya permintaan masyarakat suatu wilayah kaya atas hasil-hasil dari

masyarakat miskin berupa bahan makanan pokok seperti beras yang sumbernya

dari pertanian masyarakat wilayah miskin. Sementara Spread effects contohnya

adalah makin berkurangnya kualitas pertanian masyarakat miskin akibat dampak

negatif dari polusi yang disebabkan oleh masyarakat wilayah kaya.

Proses pembentukan pusat pertumbuhan mengikuti fase-fase sebagai

berikut:

a) Fase I, yaitu fase praindustri

b) Fase II, yaitu fase industri awal

c) Fase III, yaitu fase transisi

d) Fase IV, yaitu integrasi spasial.

Jadi dapat disimpulkan bahwa daerah yang memiliki pusat pertumbuhan

akan sangat menarik bagi para pemodal, tenaga kerja, tenaga terampil dan barang-

barang dagangan sehingga dalam waktu yang lama akan memunculkan dua

dampak yaitu postif dan negatif. Dampak positifnya antara lain membuka

lowongan pekerjaan, menaiknya upah buruh, masuknya investasi dan sebagainya.

Sedangkan dampak negatifnya yaitu adanya ketimpangan wilayah di sekitarnya

sehingga memunculkan kriminalitas, kesenjangan sosial, kerusakan alam dan

sebagainya. Daerah yang mendapatkan dampak negatif ini merupakan daerah-

daerah pinggiran.

3) Teori Pusat Pelayanan Pemukiman (Christaller)

Gambar 23. Walter Christaller

Sumber: www.wikipedia.com

Page 39: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 39

Walter Christaller seorang geograf jerman tahun 1933 (Tarigan : 2010)

mengemukakan teori lokasi yang dikenal sebagai teori tempat sentral (central

place theory). Christaller memperkenalkan teori ini tahun 1933 dalam tulisannya

yang berjudul ”Die Zentralen Orte la Suddeutschland”. Tempat yang sentral

diasumsikan sebagai tempat yang memberikan peluang kepada manusia yang

jumlahnya maksimum untuk berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan, baik

sebagai pelayannya maupun sebagai pihak yang dilayani.

Sesuai dengan luas kawasan pengaruhnya, hierarki tempat sentral dapat

dibedakan sebagai K=3, K=4 dan K=7. Untuk melihat tempat-tempat sentral

berdasarkan hierarkinya, ikutilah gambar-gambar berikut :

a) Tempat Sentral yang Berhierarki 3 (K=3)

Tempat sentral yang berhierarki 3 adalah pusat pelayanan berupa pasar

yang senantiasa menyediakan barang-barang konsumsi bagi penduduk yang

tinggal di daerah sekitarnya. Hierarki 3 sering disebut sebagai kasus pasar

optimal yang memiliki pengaruh 1/3 bagian dari wilayah tetangga di

sekitarnya yang berbentuk heksagonal, selain memengaruhi wilayahnya itu

sendiri.

K = 3

= 6 (1/3 + 1) = 3

Teori Christaller

” Jika persebaran penduduk dan daya belinya sama baiknya dengan bentang alam,

sumber dayanya, dan fasilitas tranportasinya, semuanya sama/seragam, lalu pusat-

pusat pemukiman mennyediakan layanan yang sama, menunjukkan fungsi yang

serupa, dan melayani area yang sama besar, maka hal tersebut akan membentuk

kesamaan jarak antara satu pusat pemukiman dengan pusat pemukiman lainnya”

Konsep Teori Christaller

Range (Jangkauan) dinyatakan dalam biaya dan waktu

Jarak yang perlu ditempuh untuk mendapatkan kebutuhannya

Threshold (ambang penduduk) Jumlah minimal penduduk untuk dapat

mendukung suatu penawaran jasa

Page 40: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 40

Gambar 24. Tempat Sentral Berhierarki 3 dengan kekuatan pengaruh

sepertiga wilayah sekitarnya, yang disebut Kasus pasar optimum

Sumber : www.wikipedia.com

b) Tempat Sentral yang Berhierarki 4 (K=4)

Tempat sentral yang berhierarki 4 dinamakan situasi lalu lintas yang

optimum, artinya di daerah tersebut dan daerah-daerah di sekitarnya yang

terpengaruh tempat sentral itu senantiasa memberikan kemungkinan rute lalu

lintas yang paling efisien. Situasi lalu lintas optimum ini memiliki pengaruh

½ bagian dari wilayah-wilayah lain di sekitarnya yang berbentuk segi enam

selain mempengaruhi wilayah itu sendiri

K = 4

= 6 (1/2 + 1) = 4

Gambar 25. Berhierarki 4 dengan kekuatan pengaruh setengah wilayah

sekitarnya, yang disebut Situasi lalu lintas yang optimum

Sumber : www.wikipedia.com

c) Tempat Sentral yang Berhierarki 7 (K=7)

Tempat sentral yang berhierarki 7 dinamakan situasi administratif yang

optimum. Tempat sentral ini memengaruhi seluruh bagian (satu bagian)

wilayah-wilayah tetangganya, selain memengaruhi wilayah itu sendiri.

Contoh tempat sentral berhierarki 7 antara lain kota yang berfungsi sebagai

pusat pemerintahan.

K = 7

= 6 (1) + 1 = 7

Gambar 26. Berhierarki 7 dengan kekuatan pengaruh seluruh

wilayah, yang disebut juga Situasi administrasi yang optimum

Page 41: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 41

Sumber : www.wikipedia.com

Perbedaan dasar kutub dan pusat pertumbuhan suatu wilayah

Dalam Geografi terdapat dua istilah yang hampir sama, yaitu Kutub

Pertumbuhan dan Pusat pertumbuhan. Kutub pertumbuhan merupakan

konsep ekonomi, sedangkan pusat pertumbuhan berkaitan dengan keruangan.

Tabel 7. Perbedaan Kutub dan Pusat Pertumbuhan

Perbedaan Kutub dan Pusat Pertumbuhan

Growth Pole Growth Centre

Konsep ekonomi : suatu perusahaan,

kegiatan ekonomi atau sector

ekonomi

Pengaruh yang distimulir suatu

kegiatan ekonomi yang penting di

dalam suatu ekonomi : kekuatan

sentrifugal dan sentripetal yang

menambah dan makin memantapkan

hubungan intra dan inter sector

Berfungsi sebagai penyebab

perubahan structural dan

pembangunan structural seluruh

ekonomi

Konsep territorial : suatu pusat kota

dengan “propulsive industry”

Pengaruh yang distimulir oleh “propulsive

industry” yang secara geografis terpusat di

dalam pembangunan ekonomi suatu

wilayah : dengan adanya “forward,

backward dan lateral linkages” saling

hubungan dan integrasi wilayah makin

mantap

Berfungsi sebagai “mesin pertumbuhan

wilayah” dan menyebabkan perubahan

dan pembangunan structural

(pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan

social di wilayah sekitarnya

C. Perencanaan Tata Ruang Wilayah

Sasaran dalam proses perancanaan tata ruang yang telah tersusun dengan

berbagai aspek pertimbangan normatif maupun teknis adalah dalam rangka

mewujudkan konsep pengembangan wilayah yang didalamnya memuat tujuan dan

sasaran yang bersifat kewilayahan Indonesia, oleh karena itu ditempuh melalui

upaya penataan ruang yang terdiri dari 3 proses utama, yakni:

1) Proses perencanaan tata ruang wilayah, yang menghasilkan rencana tata

ruang wilayah (RTRW). Disamping sebagai “guidance of future actions”

RTRW pada dasarnya merupakan bentuk intervensi yang dilakukan agar

interaksi manusia/makhluk hidup dengan lingkunganya dapat berjalan serasi,

selaras, seimbang untuk tercapainya kesejahteraan manusia/makhluk hidup

serta kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan (development

sustainibility).

2) Peroses pemanfaatan ruang, merupakan wujud operasionalisasi rencana tata

ruang atau pelaksanaan pembangunan itu sendiri.

Page 42: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 42

3) Proses pengendalian pemanfaatan ruang yang terdiri atas mekanisme

perizinan dan penertiban terhadap pelaksanaan pembangunan agar tetap

sesuai dengan RTRW dan tujuan penataan ruang wilayahnya.

Dengan kata lain, terdapat 3 konsep yang mendasari RTR, yaitu: (1)

pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, (2) pemenuhan kebutuhan dasar, dan

(3) konservasi lingkungan.

1. Lingkup Tahapan Penataan Ruang Wilayah

Lingkup penataan ruang mencakup penyelanggaraan penataan raung yang

meliputi kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan

pengawasan penataan ruang atau disingkat TURBINLAKWAS yang tahapnya

terbagi atas :

1) Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum

pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang yang

dilakukan melalui penetapan peraturan perundang-undangan termasuk

pedoman bidang penataan ruang sebagai acuan penyelenggaraan penataan

ruang.

2) Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan

ruang yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan

masyarkat dengan fokus kegiatan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan

penataan ruang.

3) Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang

yang mencakup perencanaan tata ruang. Pemanfaatan ruang, dan pengendalian

pemanfaatan ruang pada semua tingkat pemerintahan:

a) Perencanaan tata ruang wilayah adalah suatu proses yang menentukan

struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan

rencana tata ruang.

b) Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola

ruang sesuai dengan renacana ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan

program beserta pembiayaannya.

c) Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib

tata ruang.

4) Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan

ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang mencakup pengawasan terhadap kinerja pengaturan,

pembinaan, pelaksanaan penataan ruang, termasuk pengawasan terhadap

kinerja pemenuhan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang melalui

kegiatan pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

Pemanfaatan Rencana Tata Ruang Wilayah

1) Lingkup pemanfaatan ruang

Page 43: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 43

a) Pemanfaatan ruang dilakukan melalui pelaksanaan program

pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya dengan memperhatikan

SPM dalam penyediaan sarana dan prasarana.

b) Dilaksanakan baik pemanfaatan ruang secara vertikal maupun

pemanfaatan ruang didalam bumi.

c) Program pemanfaatan runag beserta pembiayaannya termasuk jabaran

dari indikasi program utama yang termuat di dalam RTRW.

d) Diselenggarakan secara bertahap sesuai dengan jangka waktu indikasi

program utama pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam RTR.

e) Pelaksanaan pemanfaatan ruang di wilayah disinkrosnisasikan

2) Acuan pemanfaatan ruang

a) Pemanfaatan ruang mengacu pada fungsi ruang yang ditetapkan dalam

rencana tata ruang dilaksanakan dengan mengembangkan penatagunaan

tanah, air, udaradan sumberdaya alam lainnya.

b) Penataan ruang pada ruang yang direncanakan untuk pembangunan

prasarana dan sarana bagi kepentingan umum memberikan hak prioritas

pertama Pemerintah dan Pemda untuk menerima hak atas tanah dari

pemegang hak atas tanah.

c) Dalam pemanfaatan ruang pada ruang yang berfungsi lindung,

diberikan prioritas pertama bagi Pemerintah dan Pemda untuk

menerima pengalihan hak atas tanah dari dari pemegang hak atas tanah.

3) Kebijakan dan Program

Dalam pemanfaatn ruang wilayah nasional, provinsi, dan

kabupaten/kota dilakukan

a) Perumusan kebijakan trategis opersionalisasi rencana tata runag

wilayah dan rencana tata ruang kawasan strategis menurut peruntukan

kawasan.

b) Perumusan program sektoral dalam rangka perwujudan struktur runag

dan pola ruang wilayah dan kawasan strategis

c) Pelasanaan pembangunan sesuai dengan program pemanfaatan ruang

wilayah dan kawasan strategis

4) Prinsip Pemanfaatan Ruang

Dilaksanakan dengan mempertimbangkan:

a) Kawasan budi daya yang dikendalikan dan kawasan budidaya yang

didorong pengembangannya.

b) Standar pelayanan minimal bidang penataan runag.

c) Standar kualitas lingkungan.

d) Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Pengendalian Pelaksanaan Rencana Tata Ruang

1) pengawasan, usaha untuk menjaga kesesuain pemanfaatan ruang dengan

fungsi ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang.

1) pelaporan pelaksanaan

Page 44: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 44

2) pemantauan dan monitoring

3) peninjauan kembali (evaluasi) dan revisi

2) Penertiban tata ruang, usaha untuk mengambil tindakan dan sangsi agar

pemanfaatan ruang yang direncanakan dapat terwujud.

3) Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan

zonasi. Perizinan, pemberian insentif dan disentif, serta pengenaan sanksi.

2. Hirarki dalam Penataan Ruang di Indonesia

Penataan ruang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan rencana, dan

pengendalian pelaksanaan rencana tata ruang. Dalam kaitannya dengan tingkatan

wilayah, kegiatan penataan ruang diselenggarakan pada tingkat nasional, propinsi,

kabupaten, kota dan wilayah kecil di bawahnya, hal ini menunjukkan bahwa

wilayah perencanaan sangat terkait dengan wilayah administrasi. Selain itu juga

terdapat rencana tata ruang menggunakan wilayah fungsional, seperti tata ruang

kawasan tumbuh cepat, kawasan pariwisata, kawasan industri, pertambangan, dan

lain-lain. Meskipun demikian harus tetap mengacu kepada pembangunan wilayah

administratif.

Perencanaan tata ruang hakikatnya adalah dilakukan untuk menghasilkan:

a. Rencana Umum Tata Ruang

1) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang selanjutnya disingkat RTRWN

adalah strategi dan arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang wilayah nasional

sampai dengan 100 meter di bawah permukaan bumi, satu kilometer diatas

permukaan bumi dan batas luar zona ekonomi eksklusif.

Muatan isi dari RTRWN menurut UU Tata Ruang No. 26 tahun 2007:

a) Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional

b) Rencana struktur ruang wilayah nasional yang meliputi sistem perkotaan

nasional yang terkait dengan kawasan perdesaan dalam wilayah

pelayanannya dan sistem jaringan prasarana utama

c) Rencana pola ruang wilayah nasional yang meliputi kawasan lindung

nasional dan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategi nasional

d) Penetapan kawasan strategis nasional

e) Arahan pemanfaatan ruang yang berisi indikasi program utama jangka

menengah lima tahunan

f) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional yang berisi

indikasi arahan pengaturan zonasi sistem nasional, arahan perizinan, arahan

insentif dan disentif, serta arahan sanksi.

Jangka waktu rencana tata ruang wilayah nasional adalah dua puluh tahun

dan dapat ditinjau kembali satu kali dalam lima tahun. Pengesahan Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan disahkan

DPR. Penetapan rencana tata ruang menjadi produk hukum sehingga mengikat

Page 45: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 45

semua pihak untuk melaksanakannya adalah sebuah tahap dari tahap penyusunan

“Perencanaan Pembangunan” yang terdiri dari empat tahapan yaitu:

a) Penyusunan rencana

b) Penetapan rencana

c) Pengendalian pelaksanaan rencana

d) Evaluasi pelaksanaan rencana

2) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi yang selanjutnya disingkat RTRWP

adalah hasil perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran strategi dan

arahan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional dan pulau/ kepulauan ke

dalam struktur dan pola ruang wilayah Provinsi.

Muatan isi dari RTRWP memuat:

a) Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi

b) Rencana struktur ruang wilayah provinsi meliputi sistem perkotaan dalam

wilayahnya yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah

pelayanannya dan sistem jaringan prasarana wilayah provinsi

c) Rencana pola ruang wilayah provinsi yang meliputi kawasan lindung dan

kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis provinsi

d) Penetapan kawasan strategis provinsi

e) Arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi program

utama jangka menegah lima tahunan

f) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi

arahan peraturan zonasi system provinsi, arahan perizinan, arahan insentif dan

disentif, serta arahan sanksi.

3) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK/K)

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang selanjutnya disingkat

RTRWK/K adalah hasil perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran

RTRWP ke dalam struktur dan pola ruang wilayah kabupaten/kota. Muatan isi

dari RTRW Kabupaten adalah:

a) Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten

b) Rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi sistem perkotaan di

wilayahnya yang terkait dengan kawasan perdesaan dan system jaringan

prasarana wilayah kabupaten

c) Rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan lindung

kabupaten dan kawasan budi daya kabupaten

d) Penetapan kawasan strategis kabupaten

e) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi indikasi program

utama jangka menegah lima tahunan

f) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi

ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan

disentif, serta arahan sanksi.

Page 46: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 46

b. Rencana Rinci Tata Ruang

Rencana rinci tata ruang merupakan hasil dari perencanaan tata ruang.

Rencana rinci tata ruang merupakan operasionalisasi rencana umum tata ruang

yang dalam pelaksanaanya tetap memperhatikan aspirasi masyarakat sehingga

muatan rencana masih dapat disempurnakan dengan tetap mematuhi batasan yang

telah diatur dalam rencana rinci dan peraturan zonasi. Rencana rinci tata ruang

disusun berdasarkan nilai strategis kawasan atau kegiatan kawasan dengan muatan

substansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan subblok peruntukan.

D. Permasalahan Dalam Penerapan Tata Ruang Wilayah

1. Pemerataan pembangunan di Indonesia

Kunci dari pembangunan adalah kemakmuran bersama. Pemerataan hasil

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan tujuan

pembangunan yang ingin dicapai. Tingkat pertumbuhan yang tinggi tanpa disertai

pemerataan pembangunan hanyalah menciptakan perekonomian yang lemah dan

eksploitasi sumber daya manusia. Hipotesis Kusnets (1963) yang menyatakan

bahwa sejalan dengan waktu ketidakmerataan (inequality) akan meningkat akan

tetapi kemudian akan menurun karena adanya penetesan ke bawah (trickle down

effect), sehingga kurva akan berbentuk seperti huruf U terbalik (Inverted U). Akan

tetapi pada kenyataannya penetesan ke bawah (trickle down effect) tidak selalu

terjadi, sehingga kesenjangan antara kaya dan miskin semakin besar.

Gambar 27. Kurva Kusnets

Sumber : Yohanli.com

Pemerataan hasil pembangunan di Indonesia masih sangat memprihatinkan.

Ketidakmerataan juga menjadi masalah dunia. Menurut data World Development

Report 2006, 15,7% penduduk Indonesia pada tahun 1996 berada di bawah garis

kemiskinan. Jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan meningkat

Page 47: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 47

menjadi 27,1 % pada tahun 1999. Gini Index untuk pemerataan penghasilan

Indonesia adalah 0,34, hal ini menunjukkan adanya ketidakmerataan penghasilan

yang cukup besar di Indonesia. Gini index merupakan ukuran tingkat

penyimpangan distribusi penghasilan, Gini index diukur dengan menghitung area

antara kurva Lorenz dengan garis hipotesis pemerataan absolut. Gini Index untuk

pemerataan kepemilikan tanah di Indonesia mencapai 0,46, nilai ini menunjukkan

adanya ketidakmerataan kepemilikan tanah yang cukup besar.

Gambar 28. Lingkaran Setan (Vicious Circle)

berikut usaha-usaha pemerintah dalam pemerataan pembangunan Indonesia.

1) MDGs (Millenium Development Goal)

Pada tahun 2000, para pemimpin dunia bertemu di New York

mendeklarasikan Millenium Development Goals (MDGs). Pertemuan ini

bertujuan untuk mewujudkan percepatan pencapaian tujuan pembangunan

manusia yang lebih terarah dan diterjemahkan ke dalam sejumlah target dan

tenggat waktu yang diukur dalam kuat. Melalui prestasi patokan MDGs,

pemerintah Indonesia berhasil mencapai masyarakat yang adil, sejahtera dan

bermartabat dan bebas dari lingkaran kemiskinan. Ini adalah bagian dari

komitmen global untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh bangsa di dunia.

Sebagai tujuan pembangunan milenium , MDGs berisi delapan ( 8 )

target dan tolok ukur sebagai referensi internasional dalam mencapai target

pemberantasan kemiskinan dan kelaparan yang diharapkan akan diterapkan

pada tahun 2015 . Delapan target MDGs meliputi :

a) Memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem

b) Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua

c) Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

d) Menurunkan angka kematian anak

e) Meningkatkan kesehatan ibu

f) Memerangi HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya

g) Memastikan kelestarian lingkungan

h) Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

2) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

Page 48: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 48

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) adalah

dokumen perencanaan pembangunan nasional yang merupakan jabaran dari

tujuan dibentuknya Pemenrintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Repuplik Indonesia tahun 1945

dalam bentuk visi, misi dan arah pembangunan nasional untuk masa 20 tahun

ke depan yang mencakupi kurun waktu mulai dari tahun 2005-2025.

Visi Pembangunan Nasional tahun 2005-2025

“Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur”

Misi Pembangunan Nasional tahun 2005-2025

Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut ditempuh melalui 8

(delapan) misi pembangunan nasional sebagai berikut:

a) Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,

berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila

b) Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing

c) Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum.

d) Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu

e) Mewujudkan pemerataan pembangunan dan

f) Mewujudkan Indonesia asri dan lestari

g) Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju,

kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional

h) Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia

internasional

Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut , pemerintah

merancang strategi pembangunan yang terdiri dari empat elemen,

sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2010-2014, yaitu :

a) Pro growth (Pro Pertumbuhan)

dilakukan melalui pengutamaan ekspor dan investasi. Selain itu, strategi

ini juga difokuskan pada sektor-sektor mikro ekonomi yang menjadi

bidang usaha masyarakat kelompok bawah, seperti usaha kecil, mikro,

dan usaha informal.

b) Pro job (Pro penciptaan lapangan pekerjaan)

mencakup peningkatan kapasitas tenaga kerja, perlindungan tenaga

kerja, dan program sektor riil didukung dengan perbaikan iklim

investasi dan kerangka regulasi, kerangka anggaran, dan kerja sama

dengan pihak swasta.

c) Pro-poor (Pro pengurangan kemiskinan)

meliputi dikelompokkan menjadi tiga cluster, yakni (1) Program

bantuan sosial berbasis keluarga; (2) Program-program pemberdayaan

masyarakat, dan (3) Program-program pemberdayaan usaha mikro dan

kecil

d) Pro environment (pro lingkungan)

Page 49: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 49

strategi pembangunan pro environment untuk mengantisipasi dampak

perubahan iklim (climate change)

sumber:www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/7691/1306

3) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

a) PNPM merupakan Salah satu kebijakan pemerintah yang melibatkan

masyarakat di bidang ekonomi, pembangunan, infrastruktur.

b) PNPM bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan mengembangkan

sistem di masyarakat pedesaan melalui investasi berjangka untuk

mendukung produktivitas dalam membangun komunitas dengan

melibatkan partisipasi masyarakat dalam desain .

c) Pada tahun 2011 , pendapatan per kapita masyarakat pedesaan yang

menerima program PNPM meningkat 9,1 % .

2. MP3EI (Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia

MP3EI dilaksanakan untuk mempercepat dan memperkuat

pembangunan ekonomi sesuai dengan keunggulan dan potensi strategis

wilayah dalam enam koridor. Percepatan dan perluasan pembangunan

dilakukan melalui pengembangan delapan program utama yang terdiri atas 22

kegiatan ekonomi utama. Strategi pelaksanaan MP3EI adalah dengan

mengintregasikan tiga elemen utama, yaitu

Mengembangkan potensi ekonomi wilayah di enam Koridor Ekonomi (KE)

Indonesia, yaitu :

a) Koridor Ekonomi Sumatera

b) Koridor Ekonomi Jawa

c) Koridor Ekonomi Kalimantan

d) Koridor Ekonomi Sulawesi

e) Koridor Ekonomi Bali–Nusa Tenggara

f) Koridor Ekonomi Papua–Kepulauan Maluku

g) Memperkuat konektivitas nasional yang terintregasi secara lokal

dan terhubung secara global (locally integrated, globally

connected)

h) Memperkuat kemampuan sumber daya manusia (SDM) dan iptek

nasional untuk mendukung pengembangan program utama di

setiap koridor ekonomi.

Page 50: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 50

Gambar 29 . Enam Koridor MP3EI

3. NAWACITA

Nawa Cita atau Nawacita adalah istilah umum yang diserap dari

bahasa Sanskerta, nawa (sembilan) dan cita (harapan, agenda, keinginan).

Dalam konteks perpolitikan Indonesia menjelang Pemilu Presiden 2014,

istilah ini merujuk kepada visi-misi yang dipakai oleh pasangan calon

presiden/calon wakil presiden Joko Widodo/Jusuf Kalla berisi agenda

pemerintahan pasangan itu. Dalam visi-misi tersebut dipaparkan sembilan

agenda pokok untuk melanjutkan semangat perjuangan dan cita-cita Soekarno

yang dikenal dengan istilah Trisakti, yakni berdaulat secara politik, mandiri

dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Berikut inti dari sembilan program tersebut.

1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar

negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan

pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi

kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim

2) Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan

memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada

institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi

melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.

3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-

daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4) Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan

penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

Page 51: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 51

5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan

kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar";

serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia

Kerja" dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan

program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung

deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk

rakyat di tahun 2019.

6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama

bangsa-bangsa Asia lainnya.

7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-

sektor strategis ekonomi domestik.

8) Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan

kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek

pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional

aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa,

nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan

budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.

9) Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia

melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan

menciptakan ruang-ruang dialog antar warga.

Prinsip-prinsip pengembangan wilayah adalah sebagai berikut:

a) Pengembangan wilayah harus berbasispada sektor unggulan

Dimana sektor ini akan mengarahkan sumberdaya kepada sektor yang

diunggulkan melalui pemetaan antara sektor unggulan dengan sektor yang

menjadi pendukungnya.

b) Pengembangan wilayah dilakukan atas dasar karakteristik daerah yang

bersangkutan, baik aspek ekonomi, sosial, budaya, dan politik

c) Penegmbangan wilayah harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu

d) Pengembangan wilayah mutlak harus mempunyai keterkaitan kedepan dan

kebelakang (forward and back ward linkage) secara kuat atau

pengembangan kawasan prokdutif di hinterland harus dikaitkan dengan

penegmbangan kawasan industri pengolahan di perkotaan, untuk

memberikan nilai tambah yang lebih tinggi terhadap pertumbuhan

perekonomian suatu wilayah.

e) Pengembangan wilayah dilaksanakan sesuai dengan prinsip otonomi dan

desentralisasi. Pemerintah daerah memiliki wewenang penuh untuk

mengembangkan sumber daya manusia, menciptakan iklim usaha untuk

dapat menarik modal dan investasi.

Page 52: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 52

Dengan demikian, pengembangan suatu wilayah atau kawasan harus

didekati berdasarkan pengamatan terhadap kondisi internal dan sekaligus

mengantisipasi perkembangan eksternal. Faktor-faktor kunci dari sisi internal

adalah pola-pola pengembangan sumber daya manusia, informasi, sumber-sumber

daya modal, dan investasi, kebijakan dalam investasi, pengembangan

infrastruktur, pengembangan kemampuan kelembagaan lokal, dan

kepemerintahan, serta berbagai kerja sama dan kemitraan yang harus digalang

untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Faktor eksternal adalah perhatian pada

masalah kesenjangan wilayah dan pengembang kapasitas otonomi daerah,

perdagangan bebas terutama pengembangan produk dalam pasar bebas untuk

meningkatkan daya saing.

4. Tantangan Penataan Ruang

Untuk menciptakan ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan

dirasakan masih menghadapi tantangan berat. Tantangan berasal dari kondisi

lingkungan fisik, implementasi penataan ruang dan perubahan faktor eksternal.

Beberapa tantangan penataan ruang diantaranya:

a. Posisi indonesia di kawasan yang sangat cepat berkembang yaitu Pasific

ocean rim Indian ocean rim yang berimplikasi pada perlunya mendorong

daya saing perekonomian khusus dalam rangka pertumbuhan ekonomi

wilayah. Disisi lain penyediaan prasarana dan sarana dalam mendukung

pengembangan wilayah terutama wilayah timur Indonesia masih harus

terus ditingkatkan

b. Ketersediaan sumberdaya alam yang semakin terbatas di Pulau Jawa dan

Sumatera, dan sebaliknya lebih melimpah di kawasan Timur Indonesia

namun belum dimanfaatkan secara optimal. Adaoun peningkatan intensitas

kegiatan pemanfaatan ruang terutama yang terkait dengan eksploitasi

sumber daya alam yang terjadi dihampir seluruh wilayah Indonesia telah

sangat mengancam kelestarian lingkungan

c. Letak Indonesia pada kawasan pertemuan tiga lempeng tektonik, yang

mengakibatkan rawan bencana geologi geologi seperti gempa bumi,

tsunami, dan gunung berapi, menuntut prioritisasi pertimbangan aspek

mitigasi bencana dalam penataan ruang yang berbasis pada pengurangan

resiko bencana

d. Keberadaan pulau-pulau kecil terluar pada kawasan perbatasan negara

yang memerlukan perhatian khusus demi menjaga kedaulatan negara

Kesatuan Republik Indonesia

e. Kesenjangan pembangunan antar wilayah perlu dieleminir tidak hanya

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diseluruh wilayah

Indonesia, tetapi juga untuk menjaga stabilitas dan kesatuan nasional.

f. Ekspansi pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup saat ini,

apabila tidak diantisipasi dengan kebijakan dan tindakan yang tepat akan

Page 53: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 53

dihadapkan pada tiga ancaman, yaitu krisi pangan, krisi air, dan krisi

energi. Ketiga krisis itu menjadi tantangan nasional jangka panjang yang

perlu diwaspadai dan direspon oleh penataan ruang agar tidak

menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat dan bangsa, yaitu

teramcamnya persatuan bangsa, meningkatnya semangat separatisme, dan

menurunnya kesehatan masyarakat. Krisis pangan diakibatkan

ketidakmampuan tata ruang melindungi lahan pertanian produktif (sawah),

serta krisis energi dalam penataan tata ruang untuk mengurangi

ketergantungan terhadap minyak dan meningkatkan kontribusi gas,

batubara, serta energi terbarukan seperti biogas, biomassa, panas

(geothermal) energi matahari, arus laut, dan tenaga angin serta tenaga

nuklir yang tepat lokasi

g. Selain faktor-faktor tersebut, tantangan penataan ruang berasal dari faktor

eksternal khususnya respon dinamika persaingan global yang semakin kuat

berpengaruh pada pembangunan nasional pada masa yang akan datang.

Perekonomian nasional menjadi lebih terbuka dan akan berpengaruh

perkembangan dan pertumbuhan daerah-daerah di Indonesia. Selanjutnya

akan diikuti dengan peningkatan investasi pemanfaatan sumber daya dan

kebutuhan ruang yang meningkat dan harus direspon secara baik oleh

perangkat penataan ruang untuk memberikan kepastian hukum dalam

berinvestasi

h. Tantangan-tantangan baru penataan ruang muncul perubahan ragam

paradigma perencanaan, yang ditandai dengan globalisasi dan pasar

bebas/kapitalisme, demokratisasi dan desentralisasi, pluralisme, good

gove-nance, partisipatif, gender, kerusakan lingkungan, kemiskinan dan

ketidakadilan sosial, konsepsi peran negara, dan sebagainya. Selain itu

perubahan nilai-nilai perencanaan, seperti:

1) Orientasi oada asoek fisik-estetissemata mulai ditinggalkan

2) Lebih fokus pada kepentingan publik dan lingkungan

3) Tidak lagi berasumsi dan berorientasi pembuatan cetak biru

4) Mengakui pentingnya proses

5) Menyadari aspek politis perencanaan

6) Proses perencanaan adalah proses pembentukan kesepakatan dan

negoisasi

7) Keharusan untuk melibatkan masyarakat dan seluruh stakeholder

8) Model kerjasama regional

Ratna (2013) menambahkan bahwa sekarang yang menjadi bagian terberat

dari penataan ruang adalah pengendalian perizinannya. Metode perizinan harus

diteliti agar penataan ruang dapat dilakukan dengan baik. Penataan ruang yang

baik nantinya akan menjadikan suatu daerah nyaman, aman, lancar, produktif, dan

membantu pembangunan berkelanjutan. Sedangkan Triyana (2012)

Page 54: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 54

menggarisbawahi bahwa terdapat dua masalah atau tantangan besar terkait

pengelolaan ruang yaitu efektifitas pelaksanaan tugas dan wewenang dalam

koordinasi dan pengelolaan rung diantara institusi-institusi di daerah.

Secara ringkas beberapa tantangan dan kendala penataan ruang secara

umum sering ditemui diantaranya:

a. Kebijakan dalam RTRW masih dirasakan bersifat makro dan tidak

operasional, sehingga sehingga perlu diterjemahkan dalam langkah-

langkah detil mulai dari tahap perencanaan, tahap pemanfaatan dan

tahap pengendalian pemanfaatan tat ruang

b. Belum ada instrumen atau peraturan perundang-undangan yang dapat

dijadikan dasar dalam penyelesaian permasalahan sengketa runag

c. Belum terintegrasinya peraturan perundang-undangan terkait penataan

ruang serta ego sektoral masih nampak pada masing-masing instansi

d. Perencanaan ruang relatif lebih jelas, sehingga perlu ada proses yang

lebih detil operasional dengan RDTR

e. Banyak kasus pemanfaatan ruang/pembangunan yang terjadi diluar

perencanaan

f. Pemanfaatan ruang lebih dinamis dan komples, termasuk yang

dilakukan oleh pihak swasta dan masyarakat sendiri

g. Masyarakat harus tetap waspada mengamati dan mengontrol proses-

proses pemanfaatan ruang

5. Permasalahan dan Strategi Penataan Ruang dan Wilayah

a. Problem penataan ruang

Penataan ruang sebagai pendekatan dalam pelaksanaan pembangunan

telah memiliki landasan hukum sejak pemberlakuan Undang-Udang Nomor

24 Tahun 1992 tentang penataan ruang (diperbaharui melalui UU Nomor 26

Tahun 2007). Dengan penataan ruang di harapkan dapat terwujud ruang

kehidupan yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Tetapi hingga

saat ini kondisi yang tercipta masih belum sesuai dengan harapan.

Hal ini terlihat dari tantangan yang terjadi terutama semakin

meningkatnya permasalahan bencana banjir dan longsor. semakin

meningkatnya kemacetan lalu lintas di kawasan perkotaan belum

terselesaikannya masalah permukiman kumuh. semakin berkurangnya ruang

publik dan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan; serta belum

terpecahkannya masalah ketidakseimbangan perkembangan antarwilayah.

Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan penataan ruang secara

umum dapat di kelompokkan menjadi dua yaitu : permasalahan lingkungan

dan wilayah dan permasalahan manajemen tata ruang.

Page 55: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 55

b. Permasalah Lingkungan

1) Menurunnya kualitas lingkungan hidup yang dipicu oleh inkonsistensi

pemanfaatan ruang. Konversi lahan dari kawasan lindung menjadi

kawasan budidaya guna adalah praktek pembangunan yang kerap terjadi.

2) Penurunan luas hutan tropis (deferestasi) akibat pembalakan liar,

meluasnya perambahan dan konversi hutan alam, atau untuk

pengembangan kepentingan budidaya seperti perkebunan dan

pertambangan.

3) Penurunan luas dan fungsi kawasan resapan air mislokasi pemanfaatan

ruang untuk kepentingan pemukiman, budidaya pertanian dan pariwisata

telah mempercepat kerusakan Daerah Aliran Sungai.

4) Meningkatnya fenomena bencana yang di akibatkan miss manajemen

relasi alam dan manusia seperti banjir, longsor dan kekeringan yang

terjadi secara merata di berbagai wilayah di indonesia.

5) Degradasi kualitas lingkungan pada kawasan pesisir yang di tandai

semakin rusak dan menurunnya luas hutan mangrove.

6) Ancaman dampak global warming semakin memperparah kondisi resiko

kerusakan lingkungan khususnya pada sebagian besar perkotaan pesisir

di Indonesia.

7) Meningkatnya urbanisasi dan aglomerasi perkotaan akibat imigrasi desa-

kota yang berimplikasi pada terjadinya alih fungsi lahan pertanian

produktif menjadi lahan pertanian produktif menjadi lahan permukiman

secara signifikan.

8) Pengembangan struktur ruang dan sistem perkotaan yang terpusat pada

pertumbuhan kota-kota besar dan metropolitan saat ini masih sangat

terpusat di pulau Jawa-Bali, sedangklan pertumbuhan kota-kota

menengah dan kecil, terutama di luar jawa, berjalan lambat dan

tertinggal.

9) Masih tingginya kesenjangan antar dan di dalam wilayah, seperti antara

Indonesia bagian barat (Sumatera, Jawa-Bali) dengan indonesia bagian

timur, antara kawasan pedesaan dan kawasan perkotaan, dan kawasan di

wilayah perbatasan kawasan terpencil, terluar dan tertinggal.

10) Desentralisasi pembangunan dan otonomi daerah telah mengakibatkan

meningkatnya konflik pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam

dan konflik peruntukan ruang, baik antarwilayah, antar pusat dan daerah,

serta antar penggunaan.

c. Permasalahan Pengelolaan Penataan Ruang

Rencana tata ruang wilayah belum sepenuhnya efektif menjadi acuan

dalam penataan ruang, sehingga menjadi inkonsistensi pelaksanaan

pembangunan terhadap rencana tata ruang serta lemahnya pengendalian dan

penegakan hukum terhadap pemanfaatan ruang. Hal ini juga di sebabkan

permasalahan internal penataan ruang khususnya terkait dengan aspek

Page 56: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 56

kelembagaan manajemen. Beberapa permasalahan pengelolaan lingkungan

adalah sebagai berikut:

1) Belum tepatnya kompetensi sumberdaya manusia dalam bidang

pengelolaan penataan ruang, karena banyak menajemen tata ruang di

daerah tidak memiliki kompetensi (pendidikan, keterampilan, dan

pengalaman) yang memadai untuk merencanakan, melaksanakan,

memantau atau mengawasi penyelenggaraan tata ruang;

2) Rendahnya kualitas hasil rencana tata ruang baik disebabkan sulitnya

memperoleh data dan peta dasar, kompetensi penyusun yang rendah

maupun proses penyusunan tata ruang yang tidak partisipatif dan

memperhatikan dinamika wilayah dan masyarakat-nya.

3) Belum diacukan perundangan penataan ruang sebagai payung

kebijakan pemanfaatan ruang bagi semua sektor, yang mengakibatkan

semakin menguatnya konflik kepentingan sektoral seperti

pertambangan, perkebunan, lingkungan hidup, kehutanan, prasarana

wilayah, dan sebaginya. Konflik kepentingan regional juga terjadi

khususnya antar daerah hulu dengan hilir dan serta antara kotan dan

pinggiran kota atau desa;

4) Belum berfungsinya secara optimal penataan ruang dalam rangka

menyelaraskan, mensinkronkan, dan memadukan berbagai rencana

dan program sektoral dan wilayah;

5) Ego sektoral dan regional yang ditandai dengan kurangnya

kemampuan menahan diri dari keinginan membela kepentingan

masing-masing secara berlebihan;

6) Dukungan terhadap pengembangan wilayah belum optimal, seperti

diindikasikan dari minimnya dukungan kebijakan sektor terhadap

pengembangan kawasan-kawasan strategis nasional dalam RTRWN

seperti kawasan perbatasan negara, kawasan andalan, dan kawasan

lainnya. Hasil serupa juga terjadi di tingkat Provinsi, Kabupaten, dan

Kota.

7) Terjadinya penyimpangan pemanfaatan ruang dari ketentuan dan

norma yang seharusnya ditegakkan.

8) Masih belum lengkapnya alokasi fungsi-fungsi ruang pada skala detil

dan operasional yang secara langsung dapat digunakan untuk

pemberian ijin pemanfaatan ruang;

9) Masih lemahnya pemenuhan hak dan kewajiban serta peran serta

masyarakat dalam penataan ruang.

10) Lemahnya dukungan teknologi informasi dalam proses pengambilan

keputusan (decision support system) atau intervesnsi kebijakan

penataan ruang sehingga belum optiman pemanfaatannya, walaupun

komplesitas permasalahan perkembangan wilayah dan pemanfaatan

ruang semakin kompleks dan nyata;

Page 57: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 57

11) Masih terbatasnya kompatibilitas dan kesesuaian standar peta yang

digunakan dalam perencanaan tata ruang wilayah pada berbagai

macam skala (ketelitian peta), khususnya peta dasar;

12) Problem teknis materi dari peraturan tentang penataan ruang yang

meliputi :

a) Pembagian kewenangan secara tegas antara pemerintahan,

pemerintah provinsi dan pemerintahan Kabupaten/Kota;

b) Penegasan muatan rencana tata ruang;

c) Sifat komplementer antara RTRWN, RTRWP, dan RTRWK;

d) Penerapan standar pelayanan minimal dalam penyelenggaraan

penataan ruang

e) Perhatian yang lebih besar terhadap kelestarian lingkungan hidup;

f) Keterkaitan antara rencana tata ruang dengan program

pembangunan;

g) Penegasan mengenai hak masyarakat

h) Penegasan kawajiban dan larangan serta ketentuan sanksi.

i) Batas waktu penyesuaian rencana tata ruang dengan ketentuan

undang-undang penataan ruang (Ernawi 2009).

13) Lemahnya penerapan hukum berkenaan dengan pemanfaatan ruang

dan penegakan hukum terhadap pelanggaran berkenaan dengan

pemanfaatan ruang.

d. Strategi Penataan Ruang dan Wilayah Di Indonesia

1) Strategi Kutub Pertumbuhan (Growth Poles)

Pengertian Growth Poles yang terkait dengan ruang sebagai suatu

kumpulan kekuatan ekonomi, yang didefinisi oleh Perroux sebagai pusat memiliki

gaya sentrifugal dengan kekuatan untuk mendorong, dan gaya sentripetal dengan

kekuatan untuk menarik. Setiap pusat mempunyai daya tarik dan daya tolak dalam

suatu medan bersama dengan pusat lainnya. Dalam kutub pertumbuhan terdapat

kecenderungan terkonsentrasinya kegiatan ekonomi pada titik tertentu karena

adanya faktor saling keterkaitan dan ketergantungan aglomerasi (munir, 1984)

Dari hirarki kota ini diharapkan dapat terjadi proses penyebaran kemajuan

antar kota di wilayah yang pada dasarnya berlangsung dalam beberapa cara

(munir, 1984) yaitu sebagai berikut:

a) Perluasan kegiatan ekonomi kewilayah pasar yang baru yaitu dari pusat

terbesar epada yang kecil.

b) Perpindahan kegiatan berupah rendah dari pusat yang besar kepusat yang lebih

kecil karena meningkatnya upah dikota (pusat) yang lebih besar

c) Memberikan alternative lokasi yang lebih baik untuk kegiatan industri yang

mempunyai wilayah pasar dan kebutuhan prasarana yang berbeda sehingga

operasinya lebih efisien

d) Dorongan investasi dari kewirausahaan yang disebarkan melalui hirarki

Page 58: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 58

Dampak positif : Growth Pole

Konsep kutub pertumbuhan memberikan peluang untuk mendekatkan dua

cabang penting dalam analisis regionalyaitu analisis mengenai pertumbuhan

ekonomi regional dan analisis struktur ruang regional.

a) Konsep kutub pertumbuhan memberikan kemungkinan pemakaian dan

pengembangan teknik-teknik analisis seperti analisis input-auput, analisis

aglomerasi

b) Konsep kutub pertumbuhan ini dapat digunakan sebagai alat strategi

intervensi oleh pemerintah dalam menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan

investasi bagi pembangunan daerah

Dampak negative (Growth Pole)

a) Kerangka permasalahan dikembangkan dalam setting masyarakat industry

dan cenderung tidak melihat problem spesifik wilayah, khususnya wilayah

pedesaan yang di dominasi sector pertanian

b) Dalam hubungan pusat pinggiran, efek balik, sering bekerja lebih cepat dari

efek pemancaran, sehingga kesenjangan wilayah semakin melebar. Kondisi

ini terjadi karena kurang jelasnya hirarki kota-kota dan wilayah pinggiran

tidak memiliki kekuasaan untuk mengendalikan sumber dayanya (Firman

1989)

2) Strategi Desentralisasi Teritorial

Pendekatan desentralisasi territorial merupakan strategi pembangunan dari

bawah (development from bellow). Strategi dari bawah ini memberikan alternative

bagi elemen-elemen dalam pembangunan seperti alokasi faktor produksi, sistem

pertukaran, pembentukan organisasi soaial ekonomi yang spesifik, dan perubahan

konsep dasar pembangunan yang hanya menekankan aspek ekonomi.

Menurut Stohr 1981 strategi pembangunan disentralisasi ini didasarkan

pada hipotesa yaitu:

a) Kegagalan strategi development from above di banyak Negara (terutama

Negara berkembang) dalam menciptakan integrasi ekonomi wilayah, yang

berakibat pada ketimpangan wilayah.

b) Kondisi fisik dan sosial ekonomi internal merupakan kunci sukses penerapan

strategi pembangunan. Oleh kerena itu banyak factor internal yang harus

dipertimbangkan dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu onsep

pembangunan

c) Dorongan bagi pengembangan suatu konsep pembangunan hendaknya berasal

dari masyarakat dengan mempertimbangkan sumber daya lokal.

d) Sistem ekonomi lokal berperan dalam membentuk pola interaksi ekonomi

antar wilayah untuk meningkatkan nilai tukar barang-barang produksi lokal

sehingga tidak hanya memiliki nilai guna, namun juga memiliki nilai tukar

dan meningkatkan nilai tambah.

Page 59: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 59

3) Strategi Agropolitan

Strategi ini muncul sebagai respon kegagalan development from above,

seperti kutub pertumbuahan. Menurut strategi ini pengertian pembangunan tidak

hanya kemajuan ekonomi yang sentralistik, tetapi memberikan kesempatan bagi

individu-individu, kelompok-kelompok sosial dan organisasi masyarakat untuk

memobilitasi kemampuan dan sumber daya lokal bagi kemajuannya. Pendekatan

ini menitik beratkan pada upaya untuk menciptakan dorongan bagi pembangunan

dinamis di wilyah-wilayah (pedesaan) yang relative terbelakang.

Agropolitan merupakan pendekatan pengembangan wilayah yang menitik

bertkan pada upaya untuk menciptakan dorongan bagi pembangunan dinamis di

wilayah-wilayah pedesaan dan wilayah yang relatif terbelakang.

4) Strategi Integrasi Spasial

Strategi ini merupakan jalan tengah antara pendekatan sentralisasi yang

menekankan pertumbuhan pada wilayah perkotaan (metropolitan) dan

desentralisasi yang menekankan penyebaran investasi dan sumber daya

pembangunan pada kota-kota kecil dan pedesaan.

5) Strategi Pengembangan Kota Kecil Menengah

Menurut Anwar (2001) pembangunan kota kecil menengah sangat

diperlukan untuk mendorong kegiatan sektor pertanian dan sector komplemennya

di wilayah pedesaan. Sedangkan menurut Rondinelli (1985) kota kecil menengah

dapat menunjang berbagai fungsi sosial, ekonomi, dan jasa yang sangat penting

bagi proses pengembangan wilayah baik secara regional maupun nasional,

meskipun tidak semua kota-kota itu bisa menyediakan berbagai fungsi dengan

baik.

Peranan yang harus dilakuksn oleh kota-kota kecil menengah dalam

mendorong pembangunan wilayah pedesaan sebagai berikut (Rondinelli, 1979, De

Jong, 1998) :

a) Pusat untuk menyediakan barang-barang tahan lama dan tidak tahan lama

b) Pusat jasa public dan jasa privat

c) Sebagai penghubung ke pasar yang lebih besar bagi produk-produk pedesaan

d) Pusat suplai factor-faktor prouksi

e) Pusat agro-prosesing dan resource-prosesing

f) Pusat pengetahuan dan informasi

6) Strategi Rural Urban Lingkages

Pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi dan

penerapan strategi kutub-kutub pertumbuhan telah mengakibatkan polarisasi atau

kesenjangan spasial antar wilayah khususnya wilayah pedesaan dan perkotaan.

Strategi growth poles mengakibatkan munculnya primate city yang berupa

dominasi kota-kota besar dalam distribusi penduduk dan perekonomian wilayah.

Page 60: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 60

Model interaksi dwesa-kota dalam konteks ekonomi pembangunan,

khususnya ketenaga kerjaan dikemukakan oleh Lewis. Dalam bukunya Economic

Development With Unlimited Suplies of Labour, mengemukakan model perubahan

struktur ekonomi dan sektor secara implisit mensyaratkan proses perpindahan

tenaga kerja dari desa ke kota.

Pradhan (2003) mengemukakan bahwa dalam sistem interaksi antar

wilayah khususnya perdesaan dan perkotaan terdapat tiga komponen utama, yaitu:

a) Wilayah perkotaan, adalah tempat produksi barang (industri), pelayanan,

teknologi, ide-ide dan kesempatan kerja dan upah yang tinggi

b) Wilayah pedesaan merupakan tempat dihasilkannya bahan mentah, produksi

pertanian, kerajinan dan industri kecil rumah tangga, tenaga kerja dan modal

c) Sarana dan prasarana serta kelembagaan yang memungkinkan terjadinya

interaksi antara wilayah perkotaan dan pedesaan khususnya transportasi

(darat, laut, dan udara) dan komunikasi.

7) Strategi Regional Networking

Model strategi ini merupakan respon kegagalan konsep growth poles yang

justru memberikan efek balik yang merugikan pembanguna pedesaan dan

menimbulkan kesenjangan yang semakin melebar antara pedesaan dan perkotaan.

Selain itu konsep ini juga memberikan koreksi dari model hubungan desa kota,

dari yang sifatnya hubungan satu arah baik desa ke kota mauypun dari kota ke

desa menjadi hubungan yang lebih melebardalam bentuk jejaring yang lebih

kompleks dan berdampak signifikan bagi pengembangan wilayah secara

keseluruhan.

Douglas (1998) menyajikan perbandingan perbedaan antara konsep growth

poles dengan regional network, yang terdiri dari lima aspek :

a) Aspek pengembangan sektor basis, dalam regional network semua sektor

dapat dijadikan sebagai leading sector dalam pengembangan ekonomi

wilayah tergantung potensi masing-masing wilayah khususnya berbasis pada

wilayah dengan ukuran kecil menengah. Sedangkan growth poles lebih

terfokus pada industry perkotaan di kota besar sebagai leading sector dalam

pembanguna regional, terutama penekanannya pada leading orpropulsive

industries yang berskala besar dan footloose production

b) Aspek sistim perkotaan

Pada model growth pole pengembangan sistem perkotaan berdasarkan sistem

center place dengan menerapkan hubungan pusat dan hinterland yang lebih

bersifat hirarki top-down, dengan pengandalkan pusat kota besar yang

memiliki peran dominan yang dicirikan oleh konsentrasi jumlah penduduk

dan pusat pelayanan terpusat..

c) Aspek keterkaiatan desa kota (urban-rural lingkages)

d) Aspek perencanaan

e) Aspek kebijakan

Page 61: Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang BAHAN AJAR ...€¦ · ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah

Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA

Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang

Konsep Wilayah dan Tata Ruang 61

DAFTAR PUSTAKA

Djamaluddin, H. M. Arief. 2006. Diktat Kuliah Perencanaan Pembangunan.

Universitas Borobudur: Jakarta.

Endarto, Danang.,dkk. 2006. Geografi untuk Kelas XII SMA/MA. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional

Huki, Luci. 2016. Pengaruh Pusat Pertumbuhan terhadap Perubahan

Lingkungan.

K. Wardiyatmoko, 2013. Geografi untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.

Krugman, Paul R., dan Obstfeld, Maurice. 2004. Ekonomi Internasional, Teori

dan Kebijakan, Edisi Kelima, Jilid 1. PT Indeks Kelompok

Gramedia:Jakarta.

Lembaga Olimpiade Pendidikan Indonesia. 2014. Suplemen Sumber Belajar

Olimpiade Geografi. Jakarta : Bian Prestasi Insani.

Mulyono Ssdyohutomo, 2008. Manajemen Kota dan Wilayah. Jakarta : Bumi

Aksara.

Muta’ali. 2013. Penataan Ruang Wilayah dan Kota. Badan Penerbit Fakultas

Geografi: Yogyakarta

Suwastono, Andik dan Mustofa. 2016. Modul Pelatihan Geografi. Jakarta :

Kemendikbud

Tarigan, Robinson. 2010. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : PT.

Bumi Aksara

Utoyo, Bambang. 2006. Geografi untuk Kelas XII SMA/MA. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional

Wardiyatmoko. 2012. Geografi SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga

Wirasasmita, Yuyun. 2006. Catatan Kuliah Ekonomi Pembangunan. Universitas

Borobudur: Jakarta.