pengelompokkan bahan
TRANSCRIPT
PENGELOMPOKKAN BAHAN
1. LOGAM
Ilmu logam adalah suatu pengetahuan tentang logam-logam yang menjelaskan tentang
sifat-sifat, struktur, pembuatan, pengerjaan dan penggunaan dari logam dan paduannya.
Bahan teknik dapat digolongkan dalam kelompok logam dan bukan logam. Selain dua
kelompok tersebut ada kelompok lain yang dikenal dengan nama metaloid (menyerupai
logam) yang sebenarnya termasuk bahan bukan logam. Logam dapat digolongkan dalam
kelompok logam ferro yaitu logam yang mengandung besi dan logam non ferro atau logam
bukan besi. Dari semua jenis logam dapat digolongkan menjadi logam murni dan logam
paduan. Logam paduan artinya logam yang dicampur dengan logam lain atau bahkan
dicampur dengan bukan logam. Dari semua golongan logam dapat dibedakan menjadi lima
bagian yaitu:
Logam berat adalah apabila berat jenisnya lebih besar dari 5 kg/dm3.
Misalnya : nikel, kromium, tembaga, timah, seng, dan besi.
Logam ringan adalah apabila berat jenisnya lebih besar dari 5 kg/dm3.
Misalnya : aluminium, magnesium, natrium, titanium, dan lain-lain.
Logam mulia adalah logam yang tidak dicampur dengan logam lain atau unsur lain
sehinggah sudah dapat digunakan sebagai bahan teknik, misalnya: emas, perak, dan
platina.
Logam refraktori yaitu logam tahan api, misalnya: wolfram, molebdenum, titanium,
zirconium.
Logam radioaktif, misalnya: uranium dan radium.
Dalam penggunaan dan pemakaian pada umumnya, logam tidak merupakan logam murni
melainkan logam paduan. Logam murni dalam pengertian ini adalah logam yang tidak
dicampur dengan unsur lainnya atau pengertian lain yaitu yang diperoleh dari alam (hasil
tambang) dalam keadaan murni dengan kadar kemurnian 99,99%. Dengan memadukan dua
logam atau lebih dapat diperoleh sifat-sifat yang lebih baik dari pada logam aslinya.
Memadukan dua logam yang lemah dapat diperoleh logam paduan yang kuat dan keras,
misalnya tembaga dan timah, keduanya adalah logam yang lunak, bila dipadukan menjadi
logam yang keras dan kuat dengan nama perunggu. Besi murni adalah bahan yang lunak,
sedangkan zatarang (bukan logam) adalah bahan yang rapuh, paduan besi dengan zatarang
menjadi baja yang keras dan liat. Logam pada umumnya terdapat di alam (tambang) dalam
bentuk bijih-bijih berupa batuan atau mineral. Bijih logam tersebut masih terikat dengan
unsur-unsur lain sebagai oksida, sulfide atau karbonat.
a) Logam Ferro
Logam ferro adalah adalah logam besi. Besi merupakan logam yang penting dalam
bidang teknik, tetapi besi murni terlalu lunak dan rapuh sebagai bahan kerja, konstruksi
atau pesawat. Oleh karena itu besi selalu bercampur dengan unsur lain, terutama zat
arang/karbon. Sebutan besi dapat berarti:
1. Besi murni dengan simbol kimia Fe yang hanya dapat diperoleh dengan jalan reaksi
kimia.
2. Besi teknik adalah besi yang sudah atau selalu bercampur dengan unsur lain.
Besi teknik terbagi atas tiga macam, yaitu:
1. Besi mentah atau besi kasar yang kadar karbonya lebih besar dari 3,7%.
2. Besi tuang yang kadar karbonnya antara 2,3 sampai 3,6% dan tidak dapat ditempa.
Disebut besi tuang kelabu karena karbon tidak bersenyawa secara kimia dengan besi
melainkan sebagai karbon yang memberikan warna abu-abu kehitaman, dan disebut
besi tuang putih karena karbon mampu bersenyawa dengan besi.
3. Baja atau besi tempa yaitu kadar karbonnya kurang dari 1,7% dan dapat ditempa.
Logam ferro juga disebut besi karbon atau baja karbon. Bahan dasarnya adalah unsur
besi (Fe) dan karbon (C), tetapi sebenarnya juga mengandung unsur lain, seperti :
silisium, mangan, fosfor, belerang dan sebagainya yang kadarnya relatif rendah. Unsur-
unsur dalam campuran itulah yang mempengaruhi sifat-sifat besi atau baja pada
umumnya, tetapi unsure zatarang (karbon) yang paling besar pengaruhnya terhadap besi
atau baja terutama kekerasannya.
Pembuatan besi atau baja dilakukan dengan mengolah bijih besi di dalam dapur tinggi
yang akan menghasilkan besi kasar atau besi mentah. Besi kasar belum dapat digunakan
untuk membuat benda jadi maupun setengah jadi. Oleh karena itu besi kasar itu masih
harus diolah kembali di dalam dapur-dapur baja. Logam yang dihasilkan oleh dapur
baja itulah yang dikatakan sebagai besi atau baja karbon, yaitu bahan untuk membuat
benda jadi, maupun setengah jadi.
b) Logam Non Ferro dan Paduannya
Logam non ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak mengandung unsur
besi (Fe). Logam non ferro murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja tanpa
dipadukan dengan logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya belum memenuhi syarat
yang diinginkan. Kecuali logam non ferro murni, platina, emas dan perak tidak
dipadukan karena sudah memiliki sifat yang baik, misalnya ketahanan kimia dan daya
hantar listrik yang baik serta cukup kuat, sehingga dapat digunakan dalam keadaan
murni. Tetapi karena harganya mahal, ketiga jenis logam ini hanya digunakan untuk
keperluan khusus. Misalnya dalam teknik proses dan laboratorium di samping keperluan
tertentu seperti perhiasan dan sejenisnya.
Logam non ferro juga digunakan untuk campuran besi atau baja dengan tujuan
memperbaiki sifat-sifat baja. Dari jenis logam non ferro berat yang sering digunakan
uintuk paduan baja antara lain, nikel, kromium,molebdenum, wolfram dan sebagainya.
Sedangkan dari logam non ferro ringan antara lain: magnesium, titanium, kalsium dan
sebagainya.
2. POLIMER
Polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari pengikat yang
berupa molekul identik yang disebut monomer. Sekalipun biasanya merupakan organik
(memiliki rantai karbon), ada juga banyak polimer inorganik. Contoh terkenal dari polimer
adalah plastik dan DNA.
Penggolongan polimer terdiri dari:
Berdasarkan asal polimer:
Polimer alam: polimer yang tersedia secara alami di alam. Contoh: karet alam (dari
monomer-monomer 2-metil-1,3-butadiena/isoprene), selulosa (dari monomer-
monomer glukosa), protein (dari monomer-monomer asam amino), amilum.
Polimer sintetik: polimer buatan hasil sintetis indukstri/pabrikan. Contoh: nilon (dari
asam adipatdengan heksametilena), PVC (dari vinil klorida), polietilena, poliester
(dari diasil klorida dengan alkanadiol)
Berdasarkan jenis monomer:
Homopolimer: terbentuk dari monomer-monomer sejenis. Contoh: polisterina,
polipropilenam selulosa, PVC, Teflon.
Kopolimer: terbentuk dari monomer-monomer yang tak sejenis. Contoh: nilon 66,
tetoron, dakron,protein (dari berbagai macam asam amino), DNA (dari pentosa, basa
nitrogen, dan asam fosfat),bakelit (dari fenol dan formaldehida), melamin (dari urea
dan formaldehida).
Berdasarkan penggunaan polimer:
Serat: polimer yang dimanfaatkan sebagai serat, misalnya untuk kain dan benang.
Contoh: polyester, nilon, dan dakron.
Plastik: polimer yang dimanfaatkan untuk plastik. Contoh: bakelit, polietilena, PVC,
polisterina, dan polipropilena.
Berdasarkan sifatnya terhadap panas:
Polimer termoplas/termoplastis: polimer yang melunak ketika dipanaskan dan dapat
kembali ke bentuk semula. Contoh: PVC, polietilena, polipropilena.
Polimer thermosetting: polimer yang tidak melunak ketika dipanaskan dan tidak
dapat kembali ke bentuk semula. Contoh: melamin dan selulosa.
Tabel perbedaan antara termoplas dan thermosetting
TermoplasTermosetting
Mudah diregangkan Keras dan rigid
Fleksibel Tidak fleksibel
Melunak jika dipanaskan Mengeras jika dipanaskan
Titik leleh rendah Tidak meleleh jikan dipanaskan
Dapat dibentuk ulang Tidak dapat dibentuk ulang
Berdasarkan reaksi pembentukannya:
Polimerisasi merupakan suatu jenis reaksi kimia dimana monomer-monomer bereaksi
untuk membentuk rantai yang besar.
Polimer adisi
Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama seperti monomer dalam unit ulangnya.
Reaksi pembentukan teflon dari monomer-monomernya tetrafluoroetilen, disebut
reaksi adisi. Menurut jenis reaksi adisi ini, monomer-monomer yang mengandung
ikatan rangkap dua saling bergabung, satu monomer masuk ke monomer yang lain,
membentuk rantai panjang. Produk yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi adisi
mengandung semua atom dari monomer awal. Jadi, polimerisasi adisi adalah polimer
yang terbentuk dari reaksi polimerisasi disertai dengan pemutusan ikatan rangkap
diikuti oleh adisi dari monomer- monomernya yang membentuk ikatan tunggal.
Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi mengandung atom-atom yang lebih sedikit karena terbentuknya
produk sampingan selama berlangsungnya proses polimerisasi. Polimer kondensasi
terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama atau monomer yang
berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai dengan
terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl. Di dalam jenis reaksi
polimerisasi yang kedua ini, monomer- monomer bereaksi secara adisi untuk
membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk akan
bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil – biasanya air – dari atom-atom
monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunyai dua gugus
fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke unit lainnya dari rantai
tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi.
3. KERAMIK
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk
dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiklopedia tahun
1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk
menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar. Sifat keramik sangat ditentukan oleh
struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik
juga tergantung pada lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara umum
strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas.
a. Karakteristik Struktur Keramik
Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral
bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi
dimana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit
elektron-elektron bebas.
b. Sifat-Sifat Keramik
Sifat Mekanik
Keramik merupakan material yang kuat, keras dan juga tahan korosi. Selain itu
keramik memiliki kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi.
Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah
tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Kekuatan tekan keramik biasanya
lebih besar dari kekuatan tariknya.
Sifat Termal
Sifat termal bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansi termal, dan
konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk
mengabsorbsi panas dari lingkungan. Sebagian besar keramik memiliki titik leleh
yang tinggi, artinya walaupun pada temperatur yang tinggi material ini dapat
bertahan dari deformasi dan dapat bertahan dibawah tekanan tinggi. Akan tetapi
perubahan temperatur yang besar dan tiba-tiba dapat melemahkan keramik.
Sifat Elektrik
Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat baik sebagai
isolator. Tahun 1986, keramik jenis baru, yakni superkonduktor temperatur kritis
tinggi ditemukan.
Sifat Kimia
Salah satu sifat khas dari keramik adalah kestabilan kimia.
Sifat Fisik
Sebagian besar keramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen dengan
material lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini menyebabkan keramik
biasanya memiliki densitas yang kecil. Sebagian keramik yang ringan mungkin dapat
sekeras logam yang berat. Keramik yang keras juga tahan terhadap gesekan.
Sifat Optik
Banyak aplikasi memanfaatkan sifat optik bahan keramik ini. Transparansi gelas
membuatnya bermanfaat untuk jendela, lensa, filter, alat masak, alat lab, dan objek-
objek seni.
c. Klasifikasi Keramik
Keramik Tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam,
seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah
(dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
Keramik Halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced
ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan
menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2,
MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan
pada bidang medis.
d. Keunggulan Keramik
Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
Tahan korosi
Sifat listriknya dapat isolator, semikonduktor, konduktor, bahkan superkonduktor.
Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik
Keras dan kuat, namun rapuh
4. KOMPOSIT
Kata komposit dalam pengertian bahan komposit berarti dua atau lebih material / bahan
yang digabung atau dicampur secara makroskopis untuk mendapatkan kekuatan yang
spesifik. Dimana pengertian makroskopis ini yaitu penggabungan material dimana masih
dapat dilihat sifat-sifat unsur-unsur pembentuknya.
Perbedaan yang mendasar antara material komposit dengan material alloy yaitu kalau pada
material alloy penggabungan materialnya dilakukan secara mikroskopis, sehingga tidak
bisa dilihat sifat-sifat dasar dari unsur-unsur pembentuknya.
a. Struktur dan Unsur Utama pada Bahan Komposit
Pada umumnya bahan material komposit terdiri dari dua bahan utama, yaitu :
Serat (fiber )
o Sebagai unsur utama pada komposit
o Menentukan karakteristik bahan komposit, seperti kekuatan, kekakuan, dan sifat
mekanik lainnya.
o Menahan sebagian besar gaya yang bekerja pada material komposit.
o Bahan yang dipilih harus kuat dan getas, seperti carbon, glass, boron, dll.
Matrik (resin)
o Melindungi dan mengikat serat agar dapat bekerja dengan baik.
o Bahan yang dipilih bahan yang lunak.
Dari pengertian di atas dan unsur-unsur utamanya, maka dapat diamati bahwa sebagian
besar struktur alami yang terdapat di alam adalah dalam bentuk komposit, contohnya :
Daun padi, terdiri dari serat daun yang dibungkus oleh matrik yaitu lychin
Batang bamboo, batangnya terdiri dari serat yang diikat dengan matrik dengan kuat
sehingga kaku dan ringan.
b. Kelebihan Bahan Komposit
Bahan komposit mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan bahan
konvensional seperti logam. Kelebihan tersebut pada umumnya dapat dilihat dari
beberapa sudut yang penting seperti sifat-sifat mekanikal dan fisikal, keupayaan
(reliability), kebolehprosesan dan biaya. Seperti yang diuraikan dibawah ini :
1. Sifat-sifat mekanikal dan fisikal
Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan peranan penting
dalam menentukan sifat-sifat mekanik dan sifat komposit. Gabungan matriks dan
serta dapat menghasilkan komposit yang mempunyai kekuatan dan kekakuan yang
lebih tinggi dari bahan konvensional seperti keluli.
Bahan komposit mempunyai density yang jauh lebih rendah berbanding dengan
bahan konvensional. Ini memberikan implikasi yang penting dalam konteks
penggunaan karena komposit akan mempunyai kekuatan dan kekakuan spesifik
yang lebih tinggi dari bahan konvensional. Implikasi kedua ialah produk komposit
yang dihasilkan akan mempunyai kerut yang lebih rendah dari logam.
Pengurangan berat adalah satu aspek yang penting dalam industri pembuatan
seperti automobile dan angkasa lepas. Ini karena berhubungan dengan
penghematan bahan bakar.
Dalam industri angkasa lepas terdapat kecenderungan untuk menggantikan
komponen yang diperbuat dari logam dengan komposit karena telah terbukti
komposit mempunyai rintangan terhadap fatigue yang baik terutama komposit
yang menggunakan serat karbon.
Kelemahan logam yang agak terlihat jelas ialah rintangan terhadap kakisa yang
lemah terutama produk yang kebutuhan sehari-hari. Kecenderungan komponen
logam untuk mengalami kakisa menyebabkan biaya pembuatan yang tinggi.
Bahan komposit juga mempunyai kelebihan dari segi versatility (berdaya guna)
yaitu produk yang mempunyai gabungan sifat-sifat yang menarik yang dapat
dihasilkan dengan mengubah sesuai jenis matriks dan serat yang digunakan.
Contoh dengan menggabungkan lebih dari satu serat dengan matriks untuk
menghasilkan komposit hibrid.
2. Keboleh prosesan
Keboleh prosesan merupakan suatu kriteria yang penting dalam penggunaan suatu
bahan untuk menghasilkan produk. Ini karena dikaitkan dengan produktivitas dan
mutu suatu produk. Perbandingan antara produktiviti dan kualiti adalah penting
dalam konteks pemasaran produk yang dipabrikasi. Selain dari itu kebolehprosesan
juga dikaitkan dengan keberbagai teknik fabrikasi yang dapat digunakan untuk
memproses suatu produk.
Adalah jelas bahwa bahan komposit diboleh prosesan dengan berbagai teknik
fabrikasi yang merupakan daya tarik yang dapat membuka ruang luas bagi
penggunaan bahan komposit. Contohnya untuk komposit termoplastik yang
mempunyai kelebihan dari segi pemrosesan yaitu ianya dapat diproses dengan
berbagai teknik fabrikasi yang umum yang biasadigunakan untuk memproses
termoplastik tanpa serat.
3. Biaya
Faktor biaya juga memainkan peranan yang sangat penting dalam membantu
perkembangan industry komposit. Biaya yang berkaitan erat dengan penghasilan
suatu produk yang seharusnya memperhitungkan beberapa aspek, seperti biaya bahan
mentah, pemrosesan, tenaga manusia dan sebagainya.
c. Kegunaan Bahan Komposit
Penggunaan bahan komposit sangat luas, yaitu untuk :
Angkasa luar
Komponen kapal terbang
Komponen Helikopter
Komponen satelit
Automobile
Komponen mesin
Komponen kereta
Olahraga dan rekreasi
Sepeda
Stick golf
Raket tenis
Sepatu olah raga
Industri pertahanan
Komponen jet tempur
Peluru
Komponen kapal selam
Industri pembinaan
Jembatan
Terowongan
Rumah
Kesehatan
Kaki palsu
Sambungan sendi pada pinggang
Kelautan
Kapal layar
5. ELEKTRONIK
Bahan Elektronika adalah alat yang berupa benda dan sangat menjadi bagian paling
penting dalam suatu rangkaian elektronika yang dapat bekerja sesuai dengan kegunaannya
masing masing. Kegunaan bahan ini mulai dari yang menempel langsung pada papan PCB,
CCB, Protoboard maupun papan Veroboard dengan cara di solder atau ada bahan yang
tidak menempel langsung pada papan rangkaian, misalnya alat penghubung atau kabel.
Bahan elektronika biasanya terdiri dari satu atau lebih bahan elektronika, yang terdiri dari
satu atau beberapa unsur materi dan jika bahan elektronika ini di satukan untuk di gunakan
sebagai desain rangkaian yang di inginkan dapat berfungsi sesuai dengan fungsi dari
masing masing bahan, ada yang di gunakan untuk mengatur arus dan tegangan, meratakan
arus, menyekat arus, memperkuat sinyal dan masih banyak fungsi dari bahan lainnya.
Daftar bahan elektronika yang sering dijumpai:
Kapasitor
Kapasitor atau yang biasa kita sebut dengan kondensator adalah alat yang dapat
menyimpan energi dalam medan listrik. Cara kerja kapasitor adalah dengan
mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Satuan dalam
kondensator di sebut dengan Farad, farad sendiri di ambil dari nama penemu kapasitor
yaitu Michael Faraday. Kondensator memiliki dua kaki dan dua kutub yaitu kutub
positif dan kutub negatif serta cairan elektrolit yang biasanya berbentuk tabung.
Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang di desain untuk menahan arus listrik dengan
mengambil tegangan listrik di antara kedua kutub, nilai tegangan resistansi berbanding
dengan arus yang mengalir berdasarkan hukum ohm. Resistor banyak di gunakan
sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik. Komponen resistor di buat
dari bermacam macam bahan kawat resistansi. Karakteristik dari resistor adalah
resistansi dan daya listrik yang dapat di hantarkan.
Transistor
Transistor adalah alat yang di pakai sebagai penguat, modulasi sinyal dan fungsi
lainnya. Transistor berfungsi sebagai kran listrik, di mana arus inputnya (BJT) atau
(FET), ini di gunakan agar pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya. Transistor merupakan komponen elektronika yang sangat penting dalam
dunia elektronik, contoh dari penggunaan transistor adalah dalam rangkaian analog,
rangkaian amplifier (penguat) dan rangkaian digital. Beberapa transistor juga dapat di
rangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate dan memory.
Transformator
Transformator atau trafo adalah bahan elektro magnet yang dapat mengubah arus suatu
tegangan menjadi tegangan AC.
Dioda
Dioda adalah bahan aktif yang bersaluran dua. Dioda memiliki dua elektroda aktif di
mana arus listrik dapat mengalir. Dioda Varikab di gunakan sebagai kondensator
pengendali tegangan. Fungsi dioda adalah untuk memudahkan arus mengalir dalam
suatu arah dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya. Dioda juga dapat di sebut
sebagai elektronik dari katub pada transmisi cairan.
6. BIOMATERIAL
Istilah biomaterial adalah dimaksudkan bagi semua material sintetik maupun alami yang
digunakan dalam praktek klinik yang bertujuan sebagai pengganti, penyetabil, ataupun
penguat jaringan tubuh yang rusak. Dalam bidang bedah orthopedi, berbagai biomaterial
digunakan untuk mendapatkan berbagai peralatan guna fiksasi fraktur, osteotomi dan
arthrodesis, penutupan luka, penggantian jaringan, dan penggantian sendi total. Guna
memastikan bahwa tingkat keamanan dan fungsi mereka di bawah kondisi yang bervariasi
adalah baik, maka biomaterial orthopedi haruslah bersifat biokompatibel (mampu
berfungsi dalam in vivo tanpa menimbulkan respon buruk lokal maupun sistemik dalam
tubuh), tahan terhadap korosi dan degradasi (mampu bertahan tidak merapuh dalam
lingkungan in vivo tanpa memberikan reaksi buruk), dan memiliki property wear dan
mekanikal yang adekuat. Kriteria terrsebut menjadi penting khususnya pada keadaan
penggantian atau pengutan dalam penahanan beban struktur tulang seperti tulang panjang
dan sendi. Tambahannya, biomaterial harus memperlihatkan standar kualitas yang tinggi
dengan harga yang rasional. Mengerti akan hubungan antara struktur dan komposisi
biomaterial orthopedi (metal, polimer, keramik) yang sering digunakan dan kemampuan
mereka dalam memenuhi berbagai kriteria di atas adalah sangat utama guna memahami
efikasinya dalam praktik klinis.
a. Biokompabilitas
Sebagai benda asing dalam lingkungan in vivo, biomaterial orthopedi memicu satu
rangkaian kejadian yang bilamana diimplantasikan dapat membahayakan dalam hal ini
meracuni jaringan tubuh. Biokompatibilitas, dengan demikian, didefinisikan
berdasarkan tingkatan reaksi buruk yang ditimbulkan saat diimplantasikan. Sebagai
contoh, biomaterial yang hanya menimbulkan sedikit atau tidak samasekali respon
inang (seperti cobalt chromium metallic alloy) dapat disebut sebagai inert. Biomaterial
interaktif, di lain pihak, didisain untuk menimbulkan berbagai respon khusus yang
menguntungkan seperti pertumbuhan jaringan (misalnya porous tantalum). Biomaterial
yang berikatan atau merangsang sel yang kemudian diserap atau remodel (misalnya,
pemakaian polimer yang dapat hancur dalam jaringan yang digunakan dalam
pelipatgandaan jaringan fungsional). Akhirnya, material replant, terdiri dari jaringan
asli yang telah dikultur secara in vitro dari sel-sel yang didapat dari seorang pasien
khusus (contoh, khondroplasti untuk pengobatan defek kartilago fokal). Material yang
menimbulkan reaksi biologis yang lebih parah dari apa yang tercakup dalam definisi
tersebut di atas harus dipertimbangkan sebagai yang bersifat tidak biokompatibel.
Satu tingkat penerimaan biokompatibilitas telah ditetapkan bagi sebagian besar
biomaterial orthopedi yang biasa dipakai. Namun biokompatibilitas menjadi isu penting,
khususnya bagi peralatan multikomponen seperti satu kombinasi plat tulang atau
peralatan dengan artikulasi sebagaimana dalam arthroplasti sendi. Berbagai peralatan
tersebut mudah melepaskan partikel-partikel debris yang telah diketahui dapat
berakumulasi baik secara lokal maupun sistemik. Meskipun biomaterial yang dalam
bentuk utuhnya adalah bersifat biokompatibel (seperti ultra high molecular weight
polyethylene/UHMWPE), namun dalam bentuk partikelnya dapat menimbulkan reaksi
jaringan yang merusak seperti osteolisis yang mengawali destruksi jaringan dan
gagalnya pengobatan.
b. Ketahanan terhadap Korosi dan Degradasi
Lingkungan in vivo tubuh manusia dapat sangat korosif. Korosi menimbulkan dua
masalah yaitu meninggalkan bagian rusak pada daerah yang bersinggungan dengan
implan orthopedi yang nantinya sebagai sumber penimbul stress yang dengan jelas akan
menurunkan kekuatan implan, dan melepaskan produk korosi ke dalam lingkungan
sekitar yang dapat berefek buruk dari segi biokompatibilitas, menimbulkan nyeri,
pembengkakan, dan kerusakan jaringan sekitar. Berbagai implan orthopedi dapat
terpapar terhadap beberapa modus korosi bergantung dari geometri dan riwayat
pembuatannya, kondisi in vivo di mana ia diperuntukkan, dan adanya defek-defek
permukaan.
Korosi galvanik terjadi sebagai satu hasil dari potensial elektrokimia yang ditimbulkan
antara dua metal yang berkontak fisik dan immersed dalam satu medium konduktif
seperti misalnya serum atau cairan interstisil. Korosi galvanik adalah secara khas
diperlihatkan pada fraktur yang difiksasi dengan plat pada lokasi antarmuka plat dan
screw yang menahannya ke tulang. Meskipun plat dan screw tersebut pembuatannya
dari campuran metal yang sama, namun perbedaan dalam metode pembuatan antara
kedua komponen tersebut dapat menimbulkan beberapa variasi lokal dalam struktur
mikro dan komposisi kimianya, yang merangsang satu respon galvanik selama kontak
keduanya. Korosi galvanik juga dapat disebabkan oleh impurities dalam satu implan
(juga disebut korosi intergranuler). Meski jarang, korosi intergranuler telah pernah
dijumpai pada prostesis panggul yang diambil dari pasien di mana adanya cracks yang
dipropagasi antara beberapa pits, mengarahkan ke fraktur katastrofik. Korosi galvanik
paling baik dihindarkan melalui penggunaan bahan mentah dengan tingkat kemurnian
setinggi-tingginya, pengurangan tambahan impurities yang dapat masuk ke dalam
material selama pembuatannya, dan keyakinan bahwa digunakannya prosedur-prosedur
pemanasan yang konsisten pada berbagai komponen yang berbeda dari peralatan jenis
multikomponen.
Korosi fretting timbul pada lokasi kontak antarmaterial dengan terdapatnya gerakan
mikro relatif di antara keduanya ketika menerima beban. Diperkenalkannya teknik
modularitas pada peralatan arthroplasti sendi telah meningkatkan kejadian korosi
fretting oleh pemakaian tapered junction, sebagai contoh penggantian kaput femur dan
stem leher femur. Korosi fretting dapat juga menjadi masalah dalam sistim plat-screw
stainless melalui satu kombinasi kerusakan mekanis yang ditimbulkan oleh pemasangan
screw dan gerakan mikro tambahan dalam pengimplantasiannya, di mana keduanya
tersebut menyebabkan destruksi mekanis bagi lapis pelindung oksidanya. Cara korosi
ini dapat dihindarkan melalui pemasangan screw yang tidak terlalu tight,
mempertahankan alur taper tulang bebas dari debris, dan optimalisasi disain taper yang
mengurangi gerakan mikro relatif.
Korosi crevice timbul oleh karena perbedaan tekanan oksigen di dalam dan di luar satu
crevice dengan satu ikutan perubahan-perubahan dalam konsentrasi elektrolit dan pH.
Beberapa crevice dan, dengan demikian, potensial timbulnya korosi crevice adalah
sering terjadi dalam implan orthopedi, terbanyak dijumpai antar lokasi countersunk
lobang-lobang screw dalam peralatan seperti plat, dan komponen acetabuler tanpa
semen dan kepala screw yang digunakan untuk menahan peralatan ke tulang di
dekatnya. Sebagai contoh, korosi crevice dan fretting dijumpai pada sedikitnya 90% plat
tulang berbahan stainless steel yang diambil dari pasien-pasien. Korosi crevice dapat
dihindarkan melalui pengurangan defek permukaan yang dapat timbul saat
pembuatannya dan selama dalam masa pemasangannya saat operasi.
Degradasi biomaterial orthopedi seperti misalnya polimer adalah juga merupakan satu
bentuk korosi sebagai hasil dari paparan lingkungan yang merusak. Dalam beberapa
situasi, degradasi diprogramkan ke dalam material, seperti polimer yang dapat
didegradasi (biodegradable) yang ditujukan untuk menurunkan kekuatannya ataupun
untuk melepaskan obat-obatan tertentu dalam satu waktu tertentu. Pada situasi tertentu,
bagaimanapun, degradasi dapat detrimental terhadap sifat-sifat implan. Mungkin
komplikasi yang palaing dikenal luas yang dikaitkan dengan degradasi dalam implan-
implan orthopedi adalah degradasi oksidatif dari komponen UHMWPE untuk ganti
sendi total. Paparan terhadap radiasi dalam satu lingkungan ambient menyebabkan
scission dari rantai polimer dan mengkreasi adanya radikal bebas yang sebaliknya akan
berreaksi dengan oksigen. Sebagai hasilnya, akan menimbulkan satu penurunan berat
molekul dan satu peningkatan dalam kristalinitas dan densitas. Berbagai perubahan ini,
sebaliknya menyebabkan satu penurunan kekerasan polietilen tersebut dan resisten
terhadap propagasi crack dan peningkatan dalam modulus elastisitasnya. Dengan
demikian, implan polietilen yang terdegradasi
c. Sifat-sifat Mekanik Biomaterial
Menciptakan satu peralatan (device) untuk satu kebutuhan orthopedi memerlukan
kemampuan memerkirakan bagaimana sifat-sifat mekanik yang dimilikinya melalui
pertimbangan geometri dan sumber/bahan material yang akan digunakannya.
Memperkirakan sifat-sifat mekanik yang dimiliki satu jenis peralatan adalah bergantung
pada beberapa faktor: gaya-gaya yang nantinya akan bekerja padanya, burdens mekanik
pada mana gaya-gaya tadi akan bekerja secara internal dalam material tersebut, dan
kemampuan yang dimiliki material untuk menahan burdens tersebut dalam rentang
waktu usia yang dimiliki peralatan tersebut.