pendidikan akhlak dan moral

5
Oleh: Z.S. Nainggolan Pendahuluan Era globalisasi dan multimedia dewasa ini, pengaruh negatif dan positifnya sudah pasti ada dan tidak dapat dipungkiri. Pada satu sisi globalisasi telah ikut mempengaruhi terjadinya krisis (keadaan genting) akibat multimedia. Sedang pada sisi lain globalisasi harus dihadapi agar negara ini dapat bertahan sebagai negara yang berdaulat, tidak menjadi negara yang dikendalikan oleh kekuatan global yaitu kapitalisme. Untuk itu bangsa Indonesia harus berjuang dengan segenap daya dan upaya yang sistematis, dengan menumbuh kembangkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi. Salah satu perjuangan yang sangat tepat dan yang harus menjadi pusat perhatian kita adalah melalui pendidikan. Dalam hal ini pendidikan yang berbasis akhlak mulia. Pendidikan yang berbasis akhlak mulia yang bagaimana atau pendidikan yang memiliki unsur-unsur asasi pendidikan (dasar pendidikan, tujuan pendidikan, subjek pendidikan, objek pendidikan, materi pendidikan, metode pendidikan, alat pendidikan, waktu pendidikan, dan evaluasi pendidikan) yang bagaimana yang dapat menumbuh kembangkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, yang sesuai dengan Undang-undang System Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Terusik dari pertanyaan inilah penulis mencoba untuk menjawabnya dengan menggunakan dalil-dalil (bukti dan alasan) yang ilmiah, yang sesuai dengan logika dan falsafat serta tidak bertentangan dengan Firman Tuhan dan Sunnah Rasul. Bahkan Firman Tuhan dan Sunnah Rasul itu memperkuat dan menjadi sumber dari bukti dan alasan yang ilmiah itu. Posted in Karakter | Leave a comment

Upload: bambang-joko-utomo

Post on 29-Sep-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pendidikan ahlak

TRANSCRIPT

Oleh:Z.S. NainggolanPendahuluanEra globalisasi dan multimedia dewasa ini, pengaruh negatif dan positifnya sudah pasti ada dan tidak dapat dipungkiri. Pada satu sisi globalisasi telah ikut mempengaruhi terjadinya krisis (keadaan genting) akibat multimedia. Sedang pada sisi lain globalisasi harus dihadapi agar negara ini dapat bertahan sebagai negara yang berdaulat, tidak menjadi negara yang dikendalikan oleh kekuatan global yaitu kapitalisme.Untuk itu bangsa Indonesia harus berjuang dengan segenap daya dan upaya yang sistematis, dengan menumbuh kembangkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi. Salah satu perjuangan yang sangat tepat dan yang harus menjadi pusat perhatian kita adalah melalui pendidikan. Dalam hal ini pendidikan yang berbasis akhlak mulia.Pendidikan yang berbasis akhlak mulia yang bagaimana atau pendidikan yang memiliki unsur-unsur asasi pendidikan (dasar pendidikan, tujuan pendidikan, subjek pendidikan, objek pendidikan, materi pendidikan, metode pendidikan, alat pendidikan, waktu pendidikan, dan evaluasi pendidikan) yang bagaimana yang dapat menumbuh kembangkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, yang sesuai dengan Undang-undang System Pendidikan Nasional (SISDIKNAS).Terusik dari pertanyaan inilah penulis mencoba untuk menjawabnya dengan menggunakan dalil-dalil (bukti dan alasan) yang ilmiah, yang sesuai dengan logika dan falsafat serta tidak bertentangan dengan Firman Tuhan dan Sunnah Rasul. Bahkan Firman Tuhan dan Sunnah Rasul itu memperkuat dan menjadi sumber dari bukti dan alasan yang ilmiah itu.Posted inKarakter |Leave a commentPEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) BERBASIS TEMATIK DALAMUPAYAMENGEMBANGKAN KECERDASAN MORALPosted onAugust 14, 2014byadminOleh:Nina NurhasanahAbstrakPembelajaran PKnberbasistematikdalamupayamengembangkankecerdasanmoralkhususnyarasahormat danempatisiswa dikelas 1 SD Laboratorium PGSD FIP UNJ.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, wawancara, dan analisis dokumen. Data dianalisis dengan pengamatan terfokus, analisis taksonomi, pengamatan terpilih, analisis komponen, dan analisis tema. Keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi.Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) siswa kelas 1SD telah mampu mengembangkan kecerdasan moral khususnya rasa hormat dan empati, namun masih ada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan rasa hormat; (2) faktor-faktor yang mempengaruhi rasa hormat dan empati terdiri dari faktor penunjang berupa kurikulum; guru; buku; dan siswa. Sedangkan faktor penghambat berupa kurikulum, buku, siswa, media; dan (3) strategi yang dilakukan guru dalam mengembangkan rasa hormat dan empati yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir pembelajaran. Dengan dilaksanakan pembelajaran PKn berbasis tematik di SD Laboratorium PGSD FIP UNJ ternyata dapat mengembangkan kecerdasan moral siswa khususnya rasa hormat dan empati.Kata kunci:Kecerdasan Moral, PKn, dan Pembelajaran Tematik, TriangulasiPosted inPend. Pancasila & Kewarganegaraan |Leave a commentPOLITIK PENDIDIKAN MENUJU ARAH BARU PENDIDIKAN INDONESIAPosted onAugust 14, 2014byadminOleh:Ubedilah Badrun & Hartini NaraPendahuluanFakta pendidikan di Indonesia dari era kolonial sampai era neokolonial saat ini membuktikan keterkaitan yang sangat erat antara politik dan pendidikan. Perubahan arah politik kolonial pada 1910 yang kemudiam disebut kebijakan politik etis sedikit memberi perhatian pada pendidikan adalah fakta relasi politik dan pendidikan yang tak terelakan. Faktanya kemudian politik etis kolonial Belanda ternyata tidak menghapus diskriminasi pendidikan. Diskriminasi pendidikan adalah juga fakta politik pendidikan. Diskriminasi akses pendidikan pada era kolonial pada perjalanannya memicu munculnya perlawanan dari para penggagas pendidikan alternatif di Indonesia era kolonial seperti yang dilakukan Ki Hajar Dewantara dengan Taman Siswa (1922), dan Muhammad Sjafei dengan INS kayutanam (1926). Pada era kolonial, kehadiran sekolah alternatif selain sebagai respon terhadap realitas diskriminasi dunia pendidikan (politik pendidikan) juga sebagai tuntutan kebutuhan negeri terjajah pada zamannya.Persinggungan politik dan pendidikan terus berlangsung pasca kemerdekaan hingga saat ini, sebagaimana terlihat dalam dinamika perubahan undang-undang sistim pendidikan nasional maupun perubahan kurikulum yang terjadi sejak tahun 1945, dimana kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, sejak tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 hingga kurikulum 2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan politik, sosial budaya, ekonomi, dan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi terutama dinamika pemikiran pendidikan. Fakta di Indonesia tersebut menunjukkan bahwa perubahan politik, khususnya perubahan rezim politik jauh lebih besar pengaruhnya terhadap perubahan kurikulum pendidikan yang secara otomatis dengan kekuasaan politik telah merubah arah pendidikan di Indonesia.Fakta fakta diatas sayangnya tidak membuat para ahli pendidikan berminat untuk melakukan studi tentang politik pendidikan, hal ini terjadi juga pada ilmuwan politik. Rendahnya perhatian para ilmuwan pendidikan dan ilmuwan politik pada studi politik pendidikan mengakibatkan arah pendidikan di Indonesia berjalan secara sporadis, liberalistik dan liar. Fakta betapa kuatnya relasi politik dan pendidikan atau sebaliknya sesungguhnya telah membantah persepsi ilmuwan pendidikan dan ilmuwan politik yang mengatakaneducation is outside politicsataueducation should be taken out of politics altogether.Sebab faktanya di Indonesia politik selalu merubah arah pendidikan seperti yang terjadi pada orde lama, orde baru dan reformasi seperti yang terjadi saat ini. Sebaliknya relasi pendidikan dan politik juga begitu kuat karena besarnya kontribusi investasi pendidikan bagi lahirnya para politisi terbaik dan generasi terbaik disebuah negara. Studi G.Harman (1980) dalamReassessing Research in the politics of education; in Education Research and Perspective (the governance of education)membuktikan bahwa politik dan pendidikan atau sebaliknya adalah dua hal yang saling terkait dan mempengaruhi. Harman (1980) melukiskan situasi tersebut dalam satu kalimat pendekeducation is certainly not outside politics(Pendidikan sungguh tidak berada di luar politik). Studi literatur dan empirik ini juga dikutip M.Sirozi dalam Politik Pendidikan (2010).Posted inPolitik, Pemerintahan |Leave a commentEVALUASI PROGRAM: GAMBARAN PERKEMBANGAN SEJARAH EVALUASIPosted onAugust 13, 2014byadminOleh:Burhanuddin Tola AbstrakTulisan ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan disiplin ilmu evaluasi program, dan seperti apa evaluasi di masa mendatang. Terdapat 8 (delapan)periode perjalanan reformasi perkembanganevaluasi program saat ini:(1)periode sebelum tahun 1900, yang kita sebut erareformasi (the age of reform). (2) periodedari tahun 1900 sampai 1930, kita sebut eraefisiensi dan pengujian (the age of efficiency and testing). (3) periode1930-1945, kiasebut eraTylerian (the Tylerian age). (4) periode1946-1957,kita sebut era kemurnian (the age of innocence): (5) periode1958-1972, kita sebut era pengembangan (the age of deveopment). (6) periode1973-1983, kita sebut eraprofesionalisasi (the age of professionalization), dan (7) periode1983-2000, kita sebuteraekspansi dan integrasi (the age of expansion and integration). Periode ke delapan adalah era evaluasi program mendatang dengan menggun