pendekatan konstruktivistik melalui metode learning … · 2019. 10. 27. · pendekatan...

21
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA PADA MATAKULIAH ASTROFISIKA Mislan Sasono 1) , Pujianto 2) 1 Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP PGRI Madiun Email: [email protected] 2 Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendapatkan langkah-langkah penerapan pendekatan konstruktivistik melalui metode learning cycle yang dapat mengaktifkan mahasiswa dalam proses belajar mengajar dan 2) mengetahui apakah pendekatan konstruktivistik melalui metode learning cycle dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan penguasaan konsep fisika pada matakuliah astrofisika . Penelitian ini dilakukan berdasarkan observasi dan permasalahan yang terjadi pada mahasiswa fisika IKIP PGRI Madiun yang mengikuti matakuliah astrofisika. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian mahasiswa semester III yang mengikuti matakuliah astrofisika. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus dan setiap siklus terdiri dari rencana, tindakan, observasi, serta refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siklus ketiga adalah tindakan paling efektif jika dibandingkan dengan siklus yang lain. Tahap-tahap metode learning cycle pada siklus ketiga dapat mengaktifkan mahasiswa dalam proses pembelajaran fisika. Penerapan pendekatan konstruktivistik melalui metode learning cycle dapat meningkatkan penguasaan konsep fisika pada mahasiswa. Kata Kunci: Pendekatan Konstruktivistik, Metode Learning Cycle, Penguasaan Konsep Fisika. PENDAHULUAN Seiring perkembangan zaman, kebutuhan manusia semakin meningkat pula. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, para ilmuwan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Setiap negara berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan IPTEK bangsanya. Tingkat penguasaan IPTEK yang dicapai oleh suatu bangsa biasanya dipakai sebagai tolak ukur kemajuan bangsa itu. Seperti diketahui, dalam bidang IPTEK negara kita masih jauh ketinggalan dengan negara- negara yang telah maju. Salah satu cara untuk menyiapkan para calon pakar IPTEK, yaitu pendidikan fisika harus dibenahi dan ditangani secara serius, sehingga banyak mahasiswa merasa tertarik pada mata pelajaran fisika, untuk kemudian menekuni dan menguasainya secara tuntas. Untuk menuju kesana pemerintah telah melakukan berbagai upaya, salah satunya membenahi Kurikulum. Kenyataan yang terjadi di lapangan, dosen cenderung dominan dalam mengajarkan konsep atau materi perkuliahan di kelas, mahasiswa semakin tergantung pada inisiatif dosen (Munjid Nur Alamsyah, 2003: 1). Semua kegiatan kelas berpusat pada dosen. Jika keadaan ini berlangsung dari hari ke hari, maka upaya peningkatan kualitas pembelajaran terasa tidak mengalami pergeseran. Dalam situasi pembelajaran yang berlangsung secara monoton, mahasiswa merasa bosan dan bahkan seperti di penjara, dan pada akhirnya suasana pembelajaran akan semakin menyiksa. Di dalam Kurikulum, mahasiswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan belajar

Upload: others

Post on 15-Mar-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODELEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN

KONSEP FISIKA PADA MATAKULIAH ASTROFISIKA

Mislan Sasono1), Pujianto2)

1 Pendidikan Fisika FPMIPAIKIP PGRI Madiun

Email: [email protected]

2 Pendidikan Fisika FMIPAUniversitas Negeri YogyakartaEmail: [email protected]

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk: 1) mendapatkan langkah-langkah penerapan pendekatan

konstruktivistik melalui metode learning cycle yang dapat mengaktifkan mahasiswa dalamproses belajar mengajar dan 2) mengetahui apakah pendekatan konstruktivistik melalui metodelearning cycle dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan penguasaan konsep fisika padamatakuliah astrofisika . Penelitian ini dilakukan berdasarkan observasi dan permasalahan yangterjadi pada mahasiswa fisika IKIP PGRI Madiun yang mengikuti matakuliah astrofisika.

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)dengan subjek penelitian mahasiswa semester III yang mengikuti matakuliah astrofisika.Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus dan setiap siklus terdiri dari rencana, tindakan,observasi, serta refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siklus ketiga adalah tindakan paling efektif jikadibandingkan dengan siklus yang lain. Tahap-tahap metode learning cycle pada siklus ketigadapat mengaktifkan mahasiswa dalam proses pembelajaran fisika. Penerapan pendekatankonstruktivistik melalui metode learning cycle dapat meningkatkan penguasaan konsep fisikapada mahasiswa.

Kata Kunci: Pendekatan Konstruktivistik, Metode Learning Cycle, Penguasaan Konsep Fisika.

PENDAHULUANSeiring perkembangan zaman,

kebutuhan manusia semakin meningkatpula. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,para ilmuwan memajukan ilmupengetahuan dan teknologi (IPTEK). Setiapnegara berusaha semaksimal mungkinuntuk meningkatkan IPTEK bangsanya.Tingkat penguasaan IPTEK yang dicapaioleh suatu bangsa biasanya dipakai sebagaitolak ukur kemajuan bangsa itu. Sepertidiketahui, dalam bidang IPTEK negara kitamasih jauh ketinggalan dengan negara-negara yang telah maju.

Salah satu cara untuk menyiapkan paracalon pakar IPTEK, yaitu pendidikan fisikaharus dibenahi dan ditangani secara serius,sehingga banyak mahasiswa merasa tertarikpada mata pelajaran fisika, untuk kemudianmenekuni dan menguasainya secara tuntas.

Untuk menuju kesana pemerintah telahmelakukan berbagai upaya, salah satunyamembenahi Kurikulum.

Kenyataan yang terjadi di lapangan,dosen cenderung dominan dalammengajarkan konsep atau materiperkuliahan di kelas, mahasiswa semakintergantung pada inisiatif dosen (Munjid NurAlamsyah, 2003: 1). Semua kegiatan kelasberpusat pada dosen. Jika keadaan iniberlangsung dari hari ke hari, maka upayapeningkatan kualitas pembelajaran terasatidak mengalami pergeseran. Dalam situasipembelajaran yang berlangsung secaramonoton, mahasiswa merasa bosan danbahkan seperti di penjara, dan padaakhirnya suasana pembelajaran akansemakin menyiksa.

Di dalam Kurikulum, mahasiswadituntut untuk aktif dalam kegiatan belajar

Page 2: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35– 53

34 | Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ...

mengajar. Namun berdasarkan observasiawal dapat diungkapkan bahwa kegiatanbelajar mengajar astrofisika di IKIP PGRIMadiun, secara umum berlangsung klasikaldengan kegiatan yang bersifat informatif.dosen menggunakan metode ceramah yanglebih menekankan pada komunikasi satuarah. Metode pembelajaran yang digunakandosen untuk merangsang siswa aktif dalamproses pembelajaran seperti demonstrasi,diskusi, dan eksperimen jarang dilakukan.Selain itu dosen juga jarang menggunakanmedia pembelajaran untuk membantumahasiswa menemukan konsep fisika yangsedang dipelajari, seperti LKM.Penyampaian materi yang bersifatinformatif, menyebabkan siswa kurang aktifdalam mengembangkan ide-ide yangmereka miliki sehingga menimbulkankejenuhan mahasiswa ketika mengikutiproses pembelajaran fisika. Situasimahasiswa di kelas pada saat prosespembelajaran astrofisika ditemukan adanyapermasalahan mengenai kurangnyaaktivitas mahasiswa. mahaiswa lebihbanyak mendengar, mencatat, danmemperhatikan dosen sehingga aktivitasmahasiswa tergantung pada guru.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktorantara lain:1. Tuntutan target kurikulum yang harus

dipenuhi, sedangkan waktu hanyacukup untuk penyampaian materisecara informatif.

2. Pembelajaran fisika dengan praktikumatau diskusi-diskusi memerlukanwaktu yang sangat lama, mulai daripersiapan sampai pelaksanaan.Dari hal tersebut di atas, kegiatan

pembelajaran, khususnya astrofisika,hendaknya lebih diarahkan pada kegiatanyang mendorong mahasiswa belajar aktif,baik secara fisik, sosial, maupun psikis.Proses pembelajaran perlu dilakukandengan tenang dan menyenangkan, haltersebut tentu saja menuntut aktivitas dankreativitas dosen dalam menciptakanlingkungan yang kondusif. Metode danstrategi belajar-mengajar yang kondusifuntuk hal tersebut perlu dikembangkan.Untuk mempelajari konsep digunakanpendekatan, metode dan evaluasi yang

tepat, sehingga proses menjadi bermaknabagi mahasiswa.

Sebuah solusi yang bisa ditawarkanatas masalah di atas, yaitu denganmenyiapkan mahasiswa menjadi anak yangadaptif. Hal ini menekankan padakemampuan mahasiswa untuk menerapkanapa yang telah mereka pelajari pada situasilain yang beragam dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Vernon A. Magnesensebagaimana yang disebutkan oleh Gordondan Jeannette (2000: 100), hakikatnya kitabelajar 10% dari apa yang kita baca, 20%dari apa yang kita dengar, 30% dari apayang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihatdan dengar, 70% apa yang kita katakan, dan90% dari apa yang kita katakan danlakukan. Oleh karena itu, kelas yang semulaberpusat pada dosen harus diubah menjadikelas yang berpusat pada mahasiswa danalternatif yang banyak ditemukan akhir-akhir ini adalah melalui pendekatankonstruktivistik.

Kegiatan pembelajaran denganpendekatan konstruktivistik, mengajarbukanlah kegiatan memindahkanpengetahuan dari dosen ke mahasiswa,melainkan suatu kegiatan yangmemungkinkan membangun sendiripengetahuannya. Mengajar berartipartisipasi dengan pelajar dalammembentuk pengetahuan membuatbermakna, mencari kejelasan, bersikapkritis dan mengadakan justifikasi. Padasituasi itu dosen tidak akan bersikapmenggurui, dosen hanya sebagai fasilitator.Aktivitas kelas akan berpusat padamahasiswa. Mahasiswa cenderung akanmengajukan banyak pertanyaan, melakukaneksperimen, membuat analogi-analogi barusampai pada membuat kesimpulan ataugeneralisasi sendiri.

Learning cycle atau daur belajarpengalaman yaitu sebuah metodepembelajaran yang mendasarkan padapendekatan konstruktivistik. Learning cyclemerupakan sebuah metode pembelajaranyang menuntut mahasiswa untuk terlibatsecara langsung dan aktif dalam prosespembelajaran. Siswa diberi kesempatanseluas-luasnya untuk mengungkapkanperasaan dan hasil pemilihannya tanpa ada

Page 3: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35 – 53

Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ... 35 |

rasa tertekan, sehingga diharapkan dapatmenciptakan pembelajaran yang produktifdan bermakna, tanpa mengubah tatananyang ada.

Metode pembelajaran learning cycledalam pelaksanaannya dapatdikombinasikan dengan metode lain.Kombinasi ini diharapkan dapat lebihmengaktifkan mahasiswa untukmenemukan sendiri pemahaman konsep,maupun sikap yang mahasiswa butuhkan.Bertolak dari hal tersebut, maka penelitiingin mengetahui optimalisasi pembelajaranastrofisika dengan pendekatankonstruktivistik melalui metode learningcycle yang dikombinasikan dengan metodelain.METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untukmenerapkan pendekatan konstruktivistikmelalui metode learning cycle dalamrangka meningkatkan penguasaan konsep

fisika khususnya pokok astrofisika, padasiswa kelas IIIA IKIP PGRI Madiun. Padapenelitian ini digunakan desain penelitiantindakan kelas (classrom action research).

Menurut Elliot, seperti dikutipSuwarsih Madya (1994: 1), yang dimaksuddengan penelitian tindakan adalah kajiantentang situasi sosial dengan maksud untukmeningkatkan kualitas tindakan didalamnya. Seluruh prosesnya (telaah,diagnosis, perencanaan, pelaksaanaan,pemantauan, dan pengaruh) menciptakanhubungan yang diperlukan antara eveluasidiri dan perkembangan profesional.

Penelitian tindakan kelas ini agartercapai tujuan-tujuannya, makadilaksanakan dengan proses pengkajianberdaur yang terdiri dari 4 tahap,sebagaimana ditunjukkan padaGambar 1.

Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas.

Setelah dilakukan refleksi yang mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasilpengamatan serta hasil tindakan yang telah dilakukan biasanya muncul permasalahan yang perlumendapat perhatian sehingga pada gilirannya perlu dilakukan perencanaan ulang. Demikianlahtahap-tahap kegiatan ini terus berulang sampai sesuatu permasalahan dianggap teratasi. Prosespenelitian tindakan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas.

HASIL DAN PEMBAHASANPenelitian ini diawali dengan

melakukan observasi awal. Lembarobservasi dan setelah mengetahuipermasalahan yang berkaitan dengan proses

Merencanakan Melakukan tindakan

Mereleksi Mengamati

Page 4: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35– 53

36 | Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ...

belajar mengajar yang menuntut keaktifanmahasiswa. Maka pendekatan yangdigunakan adalah pendekatankonstruktivistik melalui metode learningcycle yang dikombinasi dengan metodediskusi dan praktikum. Proses belajarmengajar ini memanfaatkan alat-alatlaboratoruim. Pembelajaran yang dilakukandalam penelitian ini melibatkan aktivitasmahasiswa, daya pikir kritis, keterampilan,dan kemandirian mahasiswa.

Proses pengumpulan dan penggaliandata dalam penelitian ini dilakukan denganmenyelenggarakan beberapa proses belajarmengajar. Hal ini dilakukan dengan harapantindakan, mencapai hasil yang maksimal.Berdasarkan observasi yang telah dilakukanmaka pembelajaran menggunakan metodelearning cycle, menggunakan instrumenyang telah disusun oleh peneliti. Instrumenyang digunakan sebagai perangkatpembelajaran terdiri dari Satuan AcaraPerkuliahan (SAP), Lembar KegiatanMahasiswa (LKM), lembar soal danpenyelesaian, lembar evaluasi yang berupapretest, posttest, lembar observasi, sertaangket.

Perangkat pembelajaran sebelumnyatelah dikonsultasikan dengan pakarsehingga sudah layak untuk pengambilandata. Pembelajaran yang dilaksanakanberpedoman pada SAP yang telah tersusun.Dalam SAP terdapat rambu-rambu yangakan dilaksanakan oleh peneliti dalamproses belajar mengajar yang akandilaksanakan sesuai dengan rencana. Prosesbelajar mengajar dilaksanakan dengan caramembagi mahasiswa dalam tujuh kelompokdengan setiap kelompoknya rata-rata terdiridari lima orang siswa secara acak.Pengelompokkan ini terjadi karena jumlahperalatan praktikum terbatas sehingga tidakbisa semua mahasiswa mendapatkan alatsatu-satu. LKM yang digunakan disusunsedemikian rupa sehingga menuntutmahasiswa untuk menemukan konsepmaupun masalah yang berkaitan denganmateri yang mahasiswa pelajari. Selain ituLKM benar-benar menuntut mahasiswauntuk menggambar desain percobaannyasendiri. LKM yang digunakan pada tiap

siklus merupakan perbaikan dari LKMsiklus sebelumnya.

Lembar soal dan penyelesaianmerupakan lembar yang digunakanmahasiswa untuk membuat soal secaramandiri ataupun kelompok. Pada lembar inijuga mahasiswa menjawab soal yangmereka buat sendiri. Contoh lembar soaldan penyelesaian setiap siklusnya.

Penerapan metode learning cycle padatiap siklusnya melalui beberapa siklus.Adapun rancangan dalam tiap siklus adalahsebagai berikut:1. Siklus pertama, sub pokok bahasanpengamatan benda langit. Pada siklus iniaktivitas mahasiswa meliputi, tahapmelibatkan (engage), yaitu dosenmenumbuhkan minat dan rasa ingin tahusiswa terhadap materi yang akan dipelajaridengan cara dosen memberikan soal pretest,menyampaikan Standar Kompetensi (SK),Kompetensi Dasar (KD), dan indikatormateri yang akan dipelajari danmemberikan apersepsi, sedangkanmahasiswa memberi contoh pengukuransuhu dalam kegiatan sehari-hari, dan gurumemberikan permasalahan ke mahasiswa.Tahap mengungkapkan (explore),mahasiswa diberi kesempatan untukmemecahkan permasalahan yaitu denganmelakukan praktikum, dan pengambilandata. Data tersebut digunakan untukmenjawab permasalahan yang dihadapiyaitu pertanyaan dan tugas yang ada diLKM. Dalam praktikum mahasiswa diberikesempatan untuk mendesain percobaan.Tahap menjelaskan (explain), yaitumahasiswa melakukan diskusi di dalamkelompok dan diskusi kelas. Tahapmengembangkan (extend), mahasiswasecara berkelompok membuat soal denganmengembangkan hasil diskusi, danmengerjakan posttest. Tahap evaluasi(evaluate), merupakan evaluasi prosespembelajaran yang diperoleh dari hasilpekerjaan mahasiswa dari LKM, lembarsoal dan penyelesaiannya serta pretest danposttest. Selain dari hasil pekerjaanmahasiswa, angket yang diisi olehmahasiswa juga menjadi bahanpertimbangan untuk evaluasi prosespembelajaran.

Page 5: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35 – 53

Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ... 37 |

2. Siklus kedua, dengan sub pokok bahasanPenentuan Bintang Mati dan Hidup. Siklusini dikembangkan dengan refleksi sikluspertama hanya saja aktivitas mahasiswapada tahap mengungkapkan (explore) setiapmahasiswa sebelum melakukan praktikummemunculkan masalah atau membuat soalserta penyelesaiannya sesuai dengan konsepyang mereka miliki, berdasarkan dari tujuanpercobaan. Pada tahap ini siswa jugamelakukan praktikum, sehinggamemperoleh data hasil percobaan. Denganmemanfaatkan data hasil percobaan yangada, mahasiswa mengaitkannya denganpermasalahan atau soal yang merekahadapi, sehingga mahasiswa mendapatkankebenaran jawabannya. Mahasiswa jugamemunculkan permasalahan atau soal yangbaru berdasarkan data hasil percobaan. Padatahap menjelaskan (explain), mahasiswamelakukan diskusi kelas, sehinggamahasiswa dapat menjawab (memperolehkebenaran jawaban) masalah yang ada ataupertanyaan-pertanyaan yang muncul padatahap sebelumnya dan memahami materiyang sedang dipelajari. Pada tahapmengembangkan (extend) siswamelengkapi pernyataan yang dibuat olehdosen.3. Siklus ketiga, dikembangkan denganrefleksi siklus kedua, materi adalah tentangsub pokok bahasan penentuan magnitudevisual aktivitas mahasiswa pada tahapmengungkapkan (explore), jumlah soaltidak dibatasi, tetapi tidak menyimpang daritopik yang telah ditentukan dan pada tahapmenjelaskan (explain) dalam mengerjakansoal dan diskusi kelompok siswamenggunakan hand out (ringkasan materi).Untuk mendapatkan gambaran hasilpenelitian yang telah dilaksanakan, makadisajikan deskripsi data dari proses awalsampai diperoleh data sebagai berikut:1. Tindakan Siklus I

Sebelum melaksanakan tindakan padasiklus I, peneliti memberitahukan padamahasiswa bahwa proses belajar mengajarastrofisika yang akan datang dilaksanakanpada pertemuan berikutnya adalahpraktikum di observasi di luar.

Kegiatan selanjutnya peneliti membagisiswa dalam kelompok-kelompok kecil

yang terdiri dari lima orang secara acak.Kegiatan selanjutnya penelitimenginformasikan materi yang akandilaksanakan.

Proses belajar mengajar pada tindakansiklus I ini dipandu peneliti yang berperansebagai dosen dengan mengambil pokokbahasan yang diajarkan. Proses belajarmengajar dimulai setelah semua mahasiswamenempatkan diri pada masing-masingkelompoknya, kemudian guru membukadengan salam, dilanjutkan berdoa, danmelakukan presensi siswa.a. Tahap-tahap Learning Cycle Siklus I1) Tahap melibatkan (engange)

Pada tahap melibatkan (engange) ini,dosen merangsang pengetahuan awalmahasiswa tentang materi danmenumbuhkan minat dan rasa ingin tahuterhadap materi. Kegiatan untuk tahap inidiawali dengan guru membagi pretest.Pretest ini berfungsi untuk memberikangambaran awal tentang materi yang akandipelajari dan merangsang mahasiswa untukbelajar lebih lanjut. Setelah selesaimengerjakan pretest siswa mengumpulkanpekerjaannya kepada dosen. Kegiatanberikutnya dosen menyampaikan StandarKompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD)dan indikator untuk materi, dilanjutkandengan apersepsi, yaitu tentang pengamatanbenda langit. dosen memberikan contohyang berkaitan dengan materi. Kemudiandosen memberikan pertanyaan kemahasiswa, untuk menyebutkan contohdalam kehidupan sehari-hari, beberapamahasiswa menjawab. dosen melanjutkandengan memberikan permasalahan kemahasiswa.2) Tahap mengungkapkan (explore)

Untuk mengetahui kebenaran jawabanmahasiswa, dan mengetahui jawaban yangbenar siswa melakukan praktikum. dosenmenyuruh mahasiswa untuk mengambilalat-alat percobaan dan LKM yang telahdisediakan. Setiap mahasiswa mendapatkansatu LKM. Setelah semua siswa menerimaalat-alat percobaan dan LKM, siswa disuruhmemahami LKM dan mengerjakan langkahkerja yang pertama, yaitu mengambardesain percobaan. Pada saat membuatdesain percobaan ini, tampak sekali siswa

Page 6: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35– 53

38 | Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ...

kebingungan, banyak siswa yang bertanyapada dosen. Hal ini terjadi karenamahasiswa tidak terbiasa untuk mendesainpercobaan, selama ini mereka terbiasauntuk langsung melaksanakan langkah-langkah percobaan yang siap saji. Bagimahasiswa yang telah selesai mendesainpercobaan, dosen menyuruh mereka untuklangsung melakukan langkah-langkahselanjutnya, yaitu memulai percobaan.

Selama proses praktikum (datadiperoleh sebelumnya), ada beberapamahasiswa yang bertanya kepada dosententang keterangan-keterangan yang belumjelas dalam percobaan. dosen jugamengontrol percobaan dari tiap kelompok,secara keseluruhan semua data percobaanyang siswa peroleh sesuai dengan konsep.Pada praktikum ini, percobaan hanyadilakukan oleh beberapa orang, sedangkananggota kelompok yang lain hanya melihattemannya berpratikum. Jadi sebaranaktivitas berkisar antara 37,03% dan92,59%. Dari data tersebut dapatdiungkapkan rata-rata aktivitas mahasiswaselama praktikum sebesar 59,92%.

Selesai melakukan praktikum, siswamencatat data hasil praktikum danmengisikan pada LKM yang telahdisediakan. Selesai mengisi tabel, dosenmenyuruh siswa untuk mengisi tugas dariLKM. Kebanyakan mahasiswa tidakmenggunakan buku referensi, sehinggadalam menyelesaikan tugas masih banyakmahasiswa yang bertanya-tanya dan bekerjasama dengan teman yang lainnya.3) Tahap menjelaskan (explain)

Pada tahap menjelaskan (explain),mahasiswa melakukan diskusi klasikal,dimana mahasiswa menghubungkanpemahaman baru dengan pengetahuan awalmereka. Diskusi klasikal dilakukan setelahmahasiswa selesai menyelesaikan tugasLKM. Dalam diskusi mahasiswa diajakuntuk membahas tentang pertanyaan dosensebelum praktikum dengan mengaitkan datahasil praktikum yang telah dilakukan, sertatugas-tugas LKM. dosen menyuruh setiapkelompok untuk mempresentasikan hasilpraktikumnya dan kelompok lain yangmenanggapinya. Selama proses diskusihanya beberapa mahasiswa yang aktif, itu

pun karena ditunjuk oleh dosen. Setelahselesai diskusi hasil praktikum dilanjutkandengan diskusi LKM. Tampak siswa masihterlihat pasif, mereka tidak langsungmengungkapakan jawaban LKM. Akhirnyadosen menunjuk mahasiswa untukmengerjakaan tugas-tugas dari LKM didepan kelas dengan menuliskan jawabannyadi papan tulis, namun mahasiswa masihbelum ada yang mau maju ke depan kelas,mereka merasa takut kalau hasilpekerjaannya salah, mahasiswa masihmerasa belum merasa bebas. Akhirnyadosen menyuruh perwakilan kelompoknyauntuk maju ke depan dan menuliskanpekerjaan tugasnya dari LKM di papantulis. Dosen yang menentukan nomor soaluntuk setiap kelompoknya. Jawaban yangditulis di papan tulis, dicocokkan bersama-sama. Pada proses diskusi, dosen bertindaksebagai fasilitator, dosen berperanmengevaluasi dan meluruskan pemahamanmahasiswa. Dari rekaman diskusi ini dapatterungkap bahwa selama diskusi klasikal iniada 9 orang mahasiswa yang memberikanpendapat dan 5 orang mahasiswa yangbertanya.

Setelah selesai diskusi, dosenmembimbing mahasiswa untuk membuatkesimpulan dari hasil kegiatannya yangmengarah pada konsep fisisnya danmenyuruh siswa untuk mencatatnya.Kegiatan belajar mengajar dilanjutkandengan dosen memberikan penegasan ataupenguatan tentang konsep-konsep yangtelah didapatkan dari proses diskusi dandosen merangkumnya di papan tulis danmahasiswa mencatat.4) Tahap mengembangkan (extend)

Tahap mengembangkan (extend), tahapmahasiswa mengembangkan pemahamanyang telah dimiliki dengan menerapkanpemahamannya. Karena sudah tidak adapertanyaan dari mahasiswa, dosenmenyuruh setiap kelompok untuk membuatsoal beserta penyelesainnya sesuai denganpemahaman (konsep) yang telahdidapatnya. Ternyata mahasiswakebingungan merumuskan soal, karenaselama ini mereka tidak pernah membuatsoal beserta penyelesainnya sendiri,mahasiswa terbiasa menjawab soal yang

Page 7: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35 – 53

Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ... 39 |

diberikan oleh dosen. Selama membuat soaldan penyelesainnya, setiap anggotakelompok bekerja sama, mereka bersama-sama berdiskusi dalam membuat soal danpenyelesaiannya, namun selama prosestersebut hanya beberapa mahasiswa sajayang aktif terlibat di dalamnya. Dalam satukelompok ada anggota kelompok lain yanghanya melihat dan diam saja. Setiapkelompok membuat soal besertapenyelesaiannya pada lembar yang berbeda.Dari rekaman analisis membuat soal danpenyelesainnya terdapat 21 mahasiswa yangterlibat dalam membuat soal dan 23mahasiswa yang terlibat dalampenyelesainnya.

Selesai membuat soal besertajawabannya, guru menyuruh supaya lembarsoal yang telah dibuat untuk ditukar dengankelompok lain. Setelah setiap kelompokmenerima soal dari kelompok lain, dosenmenyuruh untuk menyelesaikan soal yangditerima dari kelompok lain, pada lembarkertas yang sama. Ketika penyelesaian soalhanya dilakukan oleh beberapa mahasiswa,sedangkan anggota kelompok yang lainhanya melihat dan diam. Selesaimeyelesaikan soal, dosen menyuruhmahasiswa untuk mengembalikan lembarsoal yang telah diselesaikan kepadakelompok asal yang membuat soal. Setelahsoal kembali, dosen menyuruh setiapkelompok untuk mencocokkan hasilpekerjaan kelompok lain, dengan jawabanyang telah mereka buat. Selesaidicocokkkan lembar tersebut diberikankepada kelompok yang menyelesaikaannya,dengan tujuan supaya mengetahui letakkesalahannya. Jika masih ada yang salahdosen menyuruh perwakilan kelompokyang membuat soal untuk menjawabjawaban yang benar di papan tulis, sesuaidengan kunci yang dibuatnya, pada tahapini dosen mengevaluasi dan meluruskanjawaban mahasiswa jika masih salah. Rata-rata jawaban mahasiswa adalah benar.

Setelah setiap kelompok mengetahuihasil pekerjaannya, dan tidak adapertanyaan dari mahasiswa, dosenmembagikan soal posttest untukmengetahui tingkat penguasaan konsepmahasiswa dan mengembangkan konsep

yang dimilikinya untuk diterapkan padasituasi yang berbeda.5) Tahap evaluasi (evaluate)

Hasil pretest, jawaban LKM, soal danpenyelesaian mahasiswa serta posttestmahasiswa, menjadi bahan evaluasi prosespembelajaran. Selain dari hasil pekerjaanmahasiswa, jawaban angket olehmahasiswa juga menjadi bahanpertimbangan untuk proses pembelajaran.a) LKM I

Bagian-bagian LKM ini terdiri dariStandar Kompetensi, Kompetensi Dasar,indikator, alat dan bahan, langkah kerja,tabel percobaan, dan tugas, sertakesimpulan. Pada LKM I terdapat 3kegiatan percobaan yang harus dilakukansiswa untuk menemukan konsep mengenaipengamatan benda langit.

Pada LKM ini tidak disediakan gambardesain percobaan yang akan dilakukan,tetapi desain diserahkan kepada mahasiswa.Pada tahap ini tampak mahasiswakebingungan, karena selama ini mahasiswaterbiasa dilayani, tapi setelah dijelaskanakhirnya berjalan dengan lancar, meskipunmemakan waktu yang lama. Untuk langkahpercobaan selanjutnya berjalan denganbaik.

Kekurangan yang terdapat pada LKM Iini adalah langkah percobaan yangmenyuruh mahasiswa untuk menggambardesain percobaan, mahasiswa tidakmempunyai acuan bila tidak dijelaskan olehdosen, sehingga pada langkah ini memakanwaktu yang lama. Seharusnya mahasiswamengacu pada langkah percobaanselanjutnya. Dengan demikian mahasiswamempunyai arahan untuk mendesainpercobaan, yaitu dengan mendiskripsikankalimat-kalimat dalam langkah-langkahpercobaan ke dalam desain gambar. DalamLKM I, setiap percobaan tidak ada tujuanpercobaan. Nilai LKM untuk siklus I rata-rata nilai LKM adalah 7,51. Berdasarkandata tersebut rata-rata persentase jawabanLKM untuk siklus I yang benar 76,29% danyang salah 23,71%b) Lembar Soal dan Penyelesainnya

Lembar soal dan penyelesainnyamerupakan lembar kertas yang digunakanoleh mahasiswa untuk membuat dan

Page 8: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35– 53

40 | Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ...

menyelesaikan soal. Pada siklus I ini dalammembuat dan menyelesaikan soal dilakukansecara berkelompok. Pada awalnya dosenmenyuruh setiap kelompok untukmenemukan masalah dan merumuskannyadalam bentuk soal berdasarkan konsep yangtelah mereka peroleh selama belajarmengajar sebelumnya, namun mahasiswakebingungan tentang soal apa yang akandibuat. Hal ini disebabkan mahasiswa tidakterbiasa membuat soal, biasanya mahasiswatinggal mengerjakan soal yang telah dibuatoleh dosen. Akhirnya dosen memutuskanuntuk menyuruh mahasiswa membuat soaltentang pengamatan benda langit. Selesaimembuat soal, maka soal tersebut merekaselesaikan pada lembar kertas yangberbeda. Berdasarkan data tersebut soalyang sesuai 84,6% dan soal yang tidaksesuai 15,4% dan jawaban yang sesuaidengan konsep 82,9% dan yang tidaksesuai dengan konsep 17,1%.c) Pretest dan posttest

Salah satu untuk mementukan indikatorkeberhasilan produk pembelajaran yaitumelalui hasil evaluasi mahasiswa daripretest dan posttest. Hasil evaluasimahasiswa ini mencerminkan penguasaankonsep fisika. Pada siklus I materiastrofisika yang disajikan jumlahnya masihrelatif sedikit.

Tabel 1. Hasil Rekaman pretest dan posttest Siklus IPretest Posttest Kenaikan

pretest keposttest

Rata-rata 6,79 8,50 1,71Nilai lebih

dari 668,40 % 97,40 % 29 %

Lembar rekaman pretest dan posttestsiklus I ini terdapat pada Lampiran 6. Skornilai yang dicapai mahasiswa berkisarantara 5 dan 10, dengan kenaikan nilai rata-rat pretest ke nilai rata-rata posttest sebesar1,71. Jumlah mahasiswa yang mendapatkannilai 6 atau lebih, dari kegiatan pretest keposttest mengalami kenaikan sebanyak29%.d) Angket

Setelah mengerjakan posttest,mahasiswa mengisi angket mengenai prosesbelajar mengajar yang telah mereka ikuti.Angket tersebut mengevaluasi tentang

semua perangkat pembelajaran dan kegiatanyang mahasiswa lakukan. Berdasarkan hasildistribusi jawaban angket yang diperolehmenunjukkan bahwa 8 (20,51%) mahasiswasenang sekali, 22 (56,41%) mahasiswasenang, 7 (17,95%) mahasiswa kurangsenang dan 2 (5,13%) mahasiswa tidaksenang mengikuti proses belajar mengajarselama siklus I. Berdasarkan angket itupula mahasiswa menyarankan agar prosesbelajar mengajar berikutnya supaya alat-alatpercobaan disediakan, dan soal pretest danposttest ditambah. Selama proses belajarmengajar juga teramati beberapa kejadianyang tercatat dalam jurnal harian.Berdasarkan wawancara dan diskusi sertahasil lembar pengamatan oleh observer,menunujukkan bahwa proses belajarmengajar astrofisika menggunakanpraktikum sangat membantu mahasiswadalam mempelajari astrofisika. Oleh karenaitu dosen menyetujui seandainya praktikumdigunakan pada proses belajar mengajaruntuk pokok bahasan lain. Saran dariobserver adalah agar format LKM langkahpertama diperbaiki sehingga mahasiswalebih mudah memahaminya, selain itu jugadosen menjelaskan langkah-langkahpercobaan yang akan dilakukan agar makinjelas.b. Refleksi Siklus I

Adapun hasil refleksi pada tindakansiklus I adalah:1) Kekurangan siklus I

a) Dosen tidak menjelaskan bagian-bagian LKM, terutama langkah-langkah percobaan sehinggamahasiswa kebingungan dalammenggambar desain percobaan.

b) Setiap percobaan tidak dicantumkamtujuan percobaan.

c) Kerjasama antarmahasiswa dalampraktikum masih kurang, sehinggapraktikum hanya didominasi olehbeberapa mahasiswa.

d) Mahasiswa kesulitan untukmerumuskan masalah/pertanyaansoal, sebab selama ini mahasiswaterbiasa menunggu sajian materidosen.

e) Peran mahasiswa dalam diskusimasih kurang, mahasiswa masih

Page 9: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35 – 53

Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ... 41 |

perlu ditunjuk untuk dapatmengungkapkan pendapatnya.

f) Dosen kurang tegas sehingga masihbanyak mahasiswa yang bekerjasama dalam mengerjakan pretest danposttest.

2) Rencana Perbaikana) Dosen menjelaskan langkah-langkah

percobaan, selain itu juga dengancara memperjelas kalimat langkahpecobaan nomor 1, yaitu agar dalammenggambar desain percobaan,mahasiswa mengacu pada langkah-langkah percobaan 2 sampai selesai.

b) Mencantumkan tujuan percobaansetiap percobaan.

c) Dosen memotivasi mahasiswa untukbekerjasama dalam mengerjakanpraktikum.

d) Dosen menjelaskan bagian-bagianLKM terutama tujuan percobaan,agar mahasiswa mempunyai arahandalam membuat soal.

e) Dosen memberikan bonus nilai danpujian bagi mahasiswa yang beranimengungkapkan pendapatnya.

f) Dosen tegas dalam menghadapimahasiswa, agar mahasiswamelaksanakan pekerjaannya secaramandiri.

g) Berdasarkan hasil diskusi denganpengamat bahwa dalam membuatsoal dan penyelesaiannya dilakukanoleh setiap mahasiswa, denganharapan semua mahasiswa fahamdengan konsep fisikanya.

2. Tindakan Siklus IIPelasanaan siklus II didasarkan pada

refleksi siklus I. Pada siklus II inimengalami perbaikan tindakan yaitumeliputi cara pelaksanaan proses belajarmengajar serta LKM yang digunakan dalampraktikum. Materi yang disajikan dalamsiklus II yaitu tentang sub pokok konseppenentuan bintang hidup dan bintang mati.

Proses belajar mengajar dimulai setelahsemua mahasiswa menempatkan diri padakelompoknya masing-masing. Kemudiandosen membuka dengan salam, selanjutnyadosen memimpin doa. Untuk selanjutnyadosen melakukan presensi siswa. Semuamahasiswa masuk, tidak ada yang absen.

a. Tahap-tahap Learning Cycle Siklus II1) Tahap melibatkan (engange)

Tahap ini diawali dengan dosenmemberikan pretest. Pretest berfungsiuntuk memberikan gambaran awal tentangmateri yang akan dipelajari dan mengetahuikemampuan awal mahasiswa terhadapmateri yang akan dipelajari dan merangsangmahasiswa untuk belajar lebih jauh lagitentang materi yang akan dipelajari. Setelahsemua mahasiswa selesai mengerjakanpretest, mahasiswa mengumpulkanpekerjaannya pada dosen. Kegitan prosesbelajar mengajar selanjutnya, gurumemberikan penjelasan SK, KD danindikator untuk pelajaran yang akandipelajari, dan dilanjutkan denganpengarahan dan gambaran tentang prosesbelajar mengajar yang akan dilakukan.Proses belajar mengajar dilanjutkan dengandosen memberikan apersepsi pada siswayaitu dengan mengaitkan pembelajaransebelumnya dan memberikan contoh dalamkehidupan sehari-hari. Misalnya, saatmenyetrika kita akan merasa panas.2) Tahap mengungkapkan (explore)

Pada tahap mengungkapkan (explore)terdapat aktivitas mahasiswa untukmemecahkan persolannya sendiri. dosenmenyuruh mahasiswa untuk mengambilalat-alat percobaan dan LKM yang telahdisediakan. Setelah semua mahasiswamendapatkan LKM, dosen menyuruhmahasiswa untuk membaca dan mencermatiLKM. Sebelum melakukan setiappercobaan dosen menyuruh mahasiswauntuk membuat rumusan masalah (soal)berdasarkan tujuan setiap percobaannya,minimal satu soal. Mahasiswa jugamencoba menjawab soal sesuaikemampuannya. Setelah itu mahasiswalangsung melakukan langkah kerja pertama,yaitu mendesain percobaan. Pada saatmendesain percobaan ini mahasiswa sudahmulai lancar, mahasiswa langsung mengacupada langkah percobaan kedua sampaiselesai. Tanpa petunjuk dari dosen,mahasiswa langsung melakukan praktikum.

Selama praktikum, mahasiswa sudahterbiasa dengan kegiatan praktikum, danmahasiswa tidak banyak bertanya dosen.Dosen memberikan arahan jika diperlukan.

Page 10: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35– 53

42 | Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ...

Selain itu terlihat kerja sama antarmahasiswa dalam kelompok mengalamipeningkatan. Hal ini terlihat dari distribusikerja mahasiswa yang dilakukan selamapraktikum yaitu berkisar antara 43,30% dan85,00%. Dari rekaman tersebut pula dapatdiungkapkan pula bahwa rata-rata aktivitasmahasiswa selama praktikum 67,90%

Setelah setiap percobaan selesai,mahasiswa melakukan analisis dalamdiskusi kelompok. Kemudian mahasiswamencocokkan jawaban dari soal yangdibuat sebelum mereka melakukanpercobaan. Para mahasiswa berdiskusi dikelompoknya sendiri dan memecahkanpermasalahan bersama. Dengan demikianmahasiswa tahu kebenaran darijawabannya.

Setelah itu dosen menyuruh mahasiswauntuk membuat soal besertapenyelesaiannya, minimal satu berdasarkaninformasi (konsep) yang mereka dapatkanselama praktikum dan diskusi kelompok.Variasi soal yang dibuat tidak banyak,karena antarmahasiswa dalam satukelompok masih bekerja sama denganteman yang lain dalam satu kelompok,sehingga rata-rata dalam satu kelompokhampir sama.3) Tahap menjelaskan (explain)

Untuk menyamakan pemahamanantarmahasiswa dalam kelas, makadiadakan diskusi klasikal. Setiap kelompokdiberi kesempatan untuk melakukanpresentasi, yaitu dengan cara perwakilankelompoknya menyampaikan hasil dankesimpulan praktikumnya. Selain itu jugasetiap kelompok menyampaikanpermasalahan (soal) yang dibuatnya besertapenyelesaiannya. Kelompok lainmenanggapi dan mengkritisi dari setiapkelompok yang presentasi. Mahasiswa lainberkesempatan untuk menanyakan kepadakelompok penyaji apabila tidak ada yangjelas dari paparan mereka. Untukmenumbuhkan keberanian mengungkapkanpendapatnya, dosen memberikan skor ataunilai tambah bagi mahasiswa yang beraniberpendapat dan pujian. Beberapa siswamengikuti jalannya diskusi, namun masihada juga mahasiswa yang ramai sendiritidak memperhatikan, sehingga kadang-

kadang dosen memberikan pertanyaan kemahasiswa tersebut atau disuruh untukmengulang penjelasan dari presentasikelompok sebelumnya. Sebagai fasilitator,dosen berperan untuk mengevaluasi danmeluruskan pemahaman mahasiswa ataumemberikan jawaban alternatif. Setelahsemua kelompok mempresentasikan hasilpraktikumnya, dosen mengarahkan siswauntuk menyimpulkan hasil diskusi yangmengarah pada konsep fisis, yaitu dengancara memancing mahasiswa denganpertanyaan-pertanyaan yang mengarah kekonsep fisisnya dan mahasiswa yangmenjawabnya. Kegiatan selanjutnya,mahasiswa membuat kesimpulanberdasarkan hasil diskusi. Dari rekamandiskusi ini dapat terungkap bahwa selamadiskusi klasikal ini, ada 9 orang siswa yangbertanya dan 13 siswa yangmengungkapkan jawabannya.4) Tahap mengembangkan (extend)

Pada tahap mengembangkan (extend),siswa mengembangkan dan menerapkanpengetahuan yang telah mereka miliki padasituasi yang berbeda. Proses belajarmengajar selanjutnya yaitu mahasiswamelengkapi pernyataan yang belumlengkap, yang mengacu dari setiappercobaannya. Setelah semua mahasiswaselesai mengerjakan tugas, mahasiswakemudian mengumpulkan hasil pekerjaantugasnya kepada dosen. Kemudian dosenbertanya kepada mahasiswa, apa adakesulitan. Beberapa mahasiswa menjawabada. Untuk membahas soal yang tidak bisadikerjakan, maka diadakan diskusi klasikalkembali, yaitu dengan cara dosen bertanyakesulitan pada masalah apa, dan menyuruhmahasiswa yang bisa menjawab untukmenjelaskan kepada teman yang lainnya.dosen mengevaluasi dan meluruskanjawaban mahasiswa.

Setelah tidak ada pertanyaan lagi,dosen membagikan soal posttest untukmengetahui tingkat penguasaan konsepmahasiswa. Mahasiswa yang mengerjakanposttest sebanyak 37 mahasiswa, ada 2mahasiswa yang tidak mengerjakan posttestsebab tidak masuk. Secara lengkap soalposttest pada siklus II terdapat padaLampiran 12. Dalam pelaksanaan evaluasi

Page 11: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35 – 53

Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ... 43 |

ini, dosen tidak lupa untuk menegaskanbahwa soal dikerjakan mandiri.

Selain mengerjakan soal evaluasi,mahasiswa juga mengisi angket mengenaiproses belajar mengajar yang telahdilakukan. Angket tersebut mengevaluasitentang semua perangkat pembelajaran dankegiatan yang mahasiswa lakukan.Berdasarkan distribusi jawaban angket yangdiperoleh menunjukkan bahwa 11 (29,73%)mahasiswa senang sekali, 22 (59,46%)mahasiswa yang senang, 4 (10,81%)mahasiswa yang kurang senang dan tidakada mahasiswa yang tidak senangmengikuti proses belajar mengajar selamasiklus II.5) Tahap evaluasi (evaluate)

Hasil pretest, jawaban LKM, soal danpenyelesaian mahasiswa, tugas posttestmahasiswa, menjadi bahan evaluasi prosespembelajaran. Selain dari hasil pekerjaanmahasiswa, jawaban angket olehmahasiswa juga menjadi bahanpertimbangan untuk proses pembelajaran.a) LKM II

LKM II merupakan penyempurnaandari LKM I. Dalam LKM II ada perubahanformat dari langkah percobaan nomor satu,tujuan setiap percobaan dicantumkan dantidak ada tugas, dengan tujuan mahasiswasendiri yang merumuskanpermasalahannya. Di dalam LKM IIterdapat 3 kegiatan percobaan yang harusdilakukan untuk menemukan konsepmengenai penetuan bintang mati danbintang hidup .

Tujuan percobaan LKM II merupakanpenjabaran dari indikator SAP II. Daritujuan percobaan, mahasiswa diharapkandapat menemukan sendiri masalah yangharus diselesaikan. Alat-alat percobaanyang digunakan dalam tiap percobaan padaLKM II telah tersedia di laboratorium.Langkah-langkah percobaan pada LKM IIini hampir sama dengan LKM I, hanya sajaada perbaikan pada langkah kerja I.

LKM II terdiri dari empat percobaan.Percobaan I untuk menemukan pengamatanbenda langit. Percobaan II untukmenentukan hubungan antara kalor denganperubahan suhu padabintang mati danbintang hidup. Percobaan III untuk mencari

intensitas dan luminusitas benda langit.Percobaan IV untuk mencari hubunganmgnitudo visual.

Pada semua percobaan hampir semuamahasiswa tidak mengalami kesulitan,praktikum berjalan lancar. Semuakelompok mendapatkan data sesuai dengankonsep yang ada.

Hasil pekerjaan mahasiswa dalamLKM digunakan sebagai indikatorkeberhasilan produk, sedangkan aktivitas-aktivitas mahasiswa yang dilakukan selamapraktikum merupakan indikatorkeberhasilan proses. Berdasarkan datatersebut rata-rata nilai LKM untuk siklus II7,83, sedangkan untuk rata-rata persentasejawaban LKM siklus II tersaji dalamLampiran 10. Berdasarkan data tersebutrata-rata persentase jawaban LKM untuksiklus II yang benar 88,47% dan yang salah11,53%.b) Lembar Soal dan Penyelesaiannya.

Pada siklus II, soal yang dibuatmahasiswa dikerjakan oleh mahasiswasendiri. Setiap mahasiswa wajib membuatsoal dengan jawabannya sesuai dengankonsep yang dimilikinya, dengan harapansemua mahasiswa bekerja dan tahuseberapa jauh konsep yang dimilikinya.Setiap mahasiswa membuat satu soalsebelum melakukan percobaan berdasarkantujuan percobaan dan satu soal sesudahpercobaan berdasarkan konsep danpengetahuan yang dimilikinya. Variasi soalyang dibuat mahasiswa masih sedikit, sebabmahasiswa yang satu mencontek mahasiswayang lain dalam satu kelompok. Denganmelakukan praktikum mahasiswa dapatmenjawab permasalahan yang dihadapinya.

Berdasarkan data tersebut rata-ratapertanyaan/soal yang sesuai sebesar 58,66%dan yang tidak sesuai 41,34% dan untukjawaban yang sesuai 58,34% dan yang tidaksesuai 41,66%.c) Tugas

Tugas yang dikerjakan oleh mahasiswamerupakan bagian dari tahapmengembangkan (extend). Tugas inisebagai upaya untuk mengembangkanpemahaman yang telah dimiliki mahasiswadengan menerapkannya pada situasi yangberbeda. Mahasiswa meyelesaikan tugas

Page 12: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35– 53

44 | Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ...

yang di dalamnya merupakan permasalahanyang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.Dari kegitan ini, mahasiswa diharapkandapat menyimpulkan kembali apa yangtelah mereka pelajari.

Berdasarkan data tersebut, mahasiswayang menjawab benar semua untuk tugas Isebesar 46,2%, untuk tugas II sebesar 59%,untuk tugas III sebesar 100%, dan untuktugas IV sebesar 69,1%. Berdasarkan datatersebut, nilai rata-rata tugas untuk siklus II91,82.d) Pretest dan posttest

Pada siklus II materi fisika yangdisajikan jumlahnya lebih banyakdibandingkan siklus I. Hasil evaluasidiberitahukan ke mahasiswa, sebagaiumpan balik ke mahasiswa. Analisis hasilpretest dan post tes terdapat pada Tabel 2di bawah ini.

Tabel 2. Hasil Rekaman pretest dan posttest Siklus II

Pretest PosttestKenaikanPretest ke

PostestRata-rata 6,32 9,37 3,05Nilai lebih dari 6 56,4% 100% 43,6%

Setelah dianalisis didapatkan dataseperti pada tabel di atas. Skor pretest yangdicapai mahasiswa berkisar antara 2 dan 9,dan untuk skor posttest berkisar antara 7dan 10, dengan kenaikan nilai rata-ratapretest ke nilai rata-rata posttest sebesar3,05. Jumlah mahasiswa yang mendapatkannilai 6 atau lebih, dari kegiatan pretest keposttest mengalami kenaikan 43,6 %.b. Refleksi

Adapun refleksi pada siklus II adalah:1) Kekurangan siklus II

a) Dalam diskusi kelompok,mahasiswa tidak membawa bukupaket maupun buku referensi yanglain, sehingga mahasiswamembutuhkan waktu yang lamauntuk menemukan konsepfisisnya.

b) Variasi soal masih sedikit, dalamsatu kelompok soal yang dibuatsama.

2) Rencana Perbaikana) Setiap kelompok diberi ringkasan

materi, dengan demikianmahasiswa dapat memecahkan

permasalahan yang dihadapinyadan mendapatkan konsep yangjelas dan mantap.

b) Setiap mahasiswa tidak dibatasijumlah soal yang dibuat, asaltidak keluar dari materi yangdibahas.

3. Tindakan Siklus IIIPelaksanaan tindakan siklus III

didasarkan pada refleksi siklus II. Padakegiatan siklus II ini mengalami perbaikantindakan yaitu meliputi cara pelaksanaanproses belajar mengajar. Materi yangdisajikan dalam siklus ini adalah tentangsub pokok bahasan perubahan wujud.Dosen membuka proses belajar mengajardengan salam, dilanjutkan dengan berdoadan melakukan presensi mahasiswa.Ternyata ada mahasiswa yang tidak masuksebanyak 2 mahasiswa, dikarenakan sakitdan izin.a. Tahap-tahap Learning Cycle Siklus III1) Tahap melibatkan (engange)

Kegiatan berikutnya, dosenmembagikan pretest. Hal tersebut tetapdilakukan karena dapat memberikangambaran yang jelas mengenai konsep yangakan ditemukan mahasiswa, selain itu jugauntuk mengetahui kemampuan awalmahasiswa tentang konsep atau materi yangakan dipelajari dan merangsang siswa untukbelajar lebih jauh materi yang akandipelajari. Tampak bahwa mahasiswa sudahterbiasa dengan kegiatan ini. Hal ini terlihatbahwa mahasiswa tanpa menunggu perintahdari dosen, mahasiswa langsungmengerjakan soal-soal yang ada padalembar pretest. Pada tahap melibatkan(engange), mahasiswa mulai menumbuhkanminatnya terhadap materi yang akandipelajari dan mahasiswa mengaksespengetahuan awal mereka. Tahap inidiawali dengan dosen menyampaikan SK,KD, dan indikator untuk pelajaran yangakan dipelajari. Hal ini dilakukan supayamahasiswa tahu apa tujuan dari kegitanbelajar mengajar hari ini. Kegiatanselanjutnya, dosen memberikan pengantar,yaitu memancing ingatan mahasiswamengenai materi yang telah didapatkanmahasiswa pada pelajaran sebelumnya.Dosen memberikan pertanyaan-pertanyaan

Page 13: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35 – 53

Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ... 45 |

ke mahasiswa untuk menyebutkan contohperubahan benda yang dapat diamati secaravisual dalam kehidupan sehari-hari.Tanggapan yang diberikan mahasiswasiswa cukup baik. Hal ini dibuktikandengan banyaknya mahasiswa yangmenjawab pada saat dosen mengemukakanpertanyaan. Jawaban disampaikanmahasiswa secara beramai-ramai.2) Tahap mengungkapkan (explore)

Proses belajar mengajar selanjutnya,mahasiswa melakukan praktikum.Sebelumnya dosen menyuruh siswa untukmengambil LKM dan alat-alat percobaanyang telah disiapkan. Setiap Maha sebelummelakukan diwajibkan untuk membuat soalberdasarkan tujuan dari percobaan yangakan dilakukan. Hal ini tetap dilakukansupaya mahasiswa mempunyai tujuandengan praktikum yang akan dilakukannya.mahasiswa sendiri yang membuatsoal/rumusan masalah dan mahasiswa jugayang menyelesaikannya. Jumlah soal yangdibuat tidak dibatasi, namum materinyadibatasi pada masalah magnitude visual.Tampak bahwa mahasiswa membuat soallebih dari dua.

Setelah selesai membuat soal danjawabannya, tanpa perintah dari dosenmahasiswa langsung membaca LKM yangada di depannya, dan melakukan langkahpercobaan yang pertama, yaitu mendesainpercobaan, dan dilanjutkan dengan langkah-langkah berikutnya. Saat mahasiswamelakukan percobaan, dosen berkelilingdari kelompok satu ke kelompok yang lainuntuk mengontrol kegiatan percobaanmahasiswa. Jika diperlukan dosenmemberikan penjelasan ke mahasiswa.Selama kegiatan praktikum, mahasiswabekerjasama dengan mahasiswa yanglainnya dalam satu kelompok. Setiapkelompok terfokus pada LKM dan kegiatanpercobaannya, ini menunjukkan bahwamahasiswa sudah terbiasa dengan kegitanpraktikum. Hal ini terlihat dari distribusikerja mahasiswa yang dilakukan selamapraktikum yaitu berkisar dari 56,30%sampai 87,50%. Dari rekaman tersebut puladapat diungkapkan pula bahwa rata-rataaktivitas mahasiswa selama praktikum70,80%.

Sebelum melakukan praktikum, dosenmembagikan ringkasan materi, dimanasetiap kelompok mendapatkan satu.Berdasarkan data hasil percobaan danringkasan materi, mahasiswa melakukandiskusi kelompok untuk menjawabpertanyaan yang belum terjawab pada tahapsebelumnya dan mendapatkan kebenaranjawabannya sesuai dengan pengetahuanyang dibentuknya dari praktikum daninformasi yang diperolehnya. Rata-rata datahasil percobaan setiap kelompok, belumsempurna mendekati konsep yangdiharapkan. Dikarenakan dengan ringkasanmateri yang telah diberikan membantumahasiswa untuk menemukan konsep yangbenar. Pada kegiatan ini yang membacaringkasan materi hanya beberapa siswa saja.Mahasiswa yang lainnya hanya bertanyadengan teman. Aktivitas mahasiswamembuat soal, melakukan praktikumsampai memperoleh data.3) Tahap menjelaskan (explain)

Untuk menyamakan dan membahaskonsep hasil percobaan, kemudiandilaksanakan diskusi kelas. Ringkasanmateri (hand out) menjadi pendampingdiskusi. Pelaksanaan diskusi kelas didahuluidengan presentasi hasil percobaan beberapakelompok. Dosen memancing keaktifanmahasiswa dalam berpendapat denganmemberikan pertanyaan-pertanyaanmengenai hasil percobaanya dan bagi yangberani berpendapat mendapatkan nilai plus.Selain membahas hasil percobaan, jugamembahas tentang soal-soal atau masalah-masalah yang telah mereka buat. Secaraacak dosen menyuruh perwakilankelompoknya untuk menyampaikan soaldan jawabannya dengan menuliskannya dipapan tulis. Kelompok yang lain jugamelakukan hal yang sama namun berbedauntuk soalnya, sehingga tidak ada yangsama. Setelah semua kelompok menuliskansoal dan jawabannya di papan tulis,kegiatan berikutnya yaitu membahastentang soal dan jawaban tersebut, dengancara mencocokkan jawaban tersebut, sesuaidengan konsep yang diperolehnya dari datahasil percobaan, ringkasan materi, dandiskusi. Setiap mahasiswa berhak untukbertanya, jika belum jelas. Kelompok yang

Page 14: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35– 53

46 | Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ...

bersangkutan akan memberikanpenjelaskan. Disini dosen bertindak sebagaifasilitator, yaitu berperan untukmengevaluasi dan meluruskan pemahamanmahasiswa atau memberikan jawabanalternatif. Pada diskusi klasikal ini hampirsemua mahasiswa berperan aktif. Hal initerbukti dengan mahasiswa menjawabpertanyaan dari guru, meskipun merekamenjawabnya secara lisan dan beramai-ramai. Selain itu beberapa mahasiswamengeluarkan pendapatnya secara bebas,tanpa dipaksa oleh dosen. Hal inimenunjukkan bahwa siswa sudah terbiasadengan kegitan diskusi. Diskusi klasikaldilaksanakan sampai menghasilkankesimpulan-kesimpulan yang berhubungandengan konsep. Dari rekaman diskusi initerungkap bahwa selama diskusi klasikalini, ada 14 orang mahasiswa yang bertanyadan 15 orang mahasiswa mengemukakanpendapatnya.

Setelah diskusi selesai, dosenmemberikan penegasan atau penguatantentang konsep-konsep yang telahmahasiswa dapatkan dari proses diskusiyaitu dengan menuliskannya di papan tulis,dan mahasiswa mencatatnya.4) Tahap mengembangkan (extend)

Karena tidak ada lagi pertanyaan darimahasiswa, dosen membagikan tugas kesetiap kelompok yaitu soal yang berbentukpernyataan yang belum lengkap. Tugasmahasiswa untuk melengkapi pernyataantersebut, sehingga membentuk pernyataanyang benar. Pada kegiatan ini anggotakelompok bekerjasama untukmenyelesaikannya sesuai dengan konsepyang diperolehnya dari tahap sebelumnya.

Wakil dari kelompok mengumpulkantugasnya jika sudah selesai kepada dosen.Selanjutnya guru bertanya ke siswa apakahada yang sulit atau tidak bisa menjawabdari tugas tersebut. Kebanyakan mahasiswamenjawab yang tidak bisa yaitu tentangperhitungan. Mahasiswa berdiskusi klasikalkembali untuk membahas soal yangmenjadi hambatan selama mengerjakantugas. Dosen memberi kesempatan kepadasiapa yang bisa menerangkannya, yaitudengan menuliskannya di papan tulis dandosen yang mengevaluasi serta meluruskan

dari jawaban mahasiswa tersebut.Mahasiswa menyimpulkan kembali apayang telah mahasiswa miliki. Berdasarkandata tersebut rata-rata nilai untuk siklus IIIsebesar 89,16.

Setelah tidak ada pertanyaan lagi,dosen membagikan soal posttest. Kegiatanposttest mengenai pemahaman mahasiswaterhadap konsep yang diperoleh tetapdiadakan. Meskipun dosen sudahmemberitahukan untuk mengerjakan soalposttest sendiri, akan tetapi masih adamahasiswa yang berdiskusi dengantemannya. Hal ini dilakukan mahasiswaketika mengalami kesulitan dalammengerjakan soal-soal perhitungan. Jikadilihat dari frekuensi mahasiswa yangberdiskusi dalam mengerjakan soal posttest,maka jumlah mahasiswa yang melakukandiskusi siklus III paling kecil.5) Tahap evaluasi (evaluate)

Hasil pretest, jawaban LKM, soal danpenyelesaian mahasiswa, tugas sertaposttest mahasiswa, menjadi bahan evaluasiproses pembelajaran. Selain dari hasilpekerjaan mahasiswa, jawaban angket olehmahasiswa juga menjadi bahanpertimbangan evaluasi untuk prosespembelajaran.a) LKM III

Format LKM III sama dengan formatLKM II. Di dalam LKM III terdapat 1kegiatan percobaan yang harus dilakukanuntuk menemukan konsep mengenaipenentuan magnitude visual.

Tujuan percobaan LKM III merupakanpenjabaran dari indikator SAP III. Daritujuan percobaan, mahasiswa diharapkandapat menemukan sendiri masalah yangharus didelesaikan. Alat-alat percobaanyang digunakan dalam tiap percobaan padaLKM III telah tersedia di laboratorium.LKM III terdiri dari satu percobaan.

Berdasarkan data tersebut rata-rata nilaiLKM untuk siklus III 7,30. Berdasarkandata tersebut rata-rata persentase jawabanLKM untuk siklus III yang benar 75,40%dan yang salah 24,60%.b) Lembar Soal dan Penyelesaiannya

Pada siklus III, soal yang dibuatmahasiswa dikerjakan oleh mahasiswasendiri. Setiap mahasiswa wajib membuat

Page 15: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35 – 53

Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ... 47 |

soal dengan jawabannya sesuai denganpengetahuan yang dimilikinya, denganharapan semua mahasiswa bekerja dan tahuseberapa jauh pengetahuan yangdimilikinya. Setiap mahasiswa membuatsoal sebelum melakukan percobaanberdasarkan tujuan percobaan berdasarkankonsep yang dimilikinya. Variasi soal yangdibuat mahasiswa meningkat darisebelumnya, sebab setiap mahasiswamembuat soal lebih dari satu dan dikerjakansendiri, meskipun masih ada mahasiswayang mencontek. Siklus III pada tahapmembuat soal frekuensi mencontek lebihkecil dibandingkan dengan siklus II.Dengan melakukan praktikum mahasiswadapat menjawab permasalahan yangdihadapinya.

Berdasarkan data tersebut soal yangtentang pengamatan magnitude visualberkisar sebesar 71,4% dan ada 28,6% yangtidak sesuai. Untuk jawaban yang sesuaisebesar 62,8%, dan yang tidak sesuai37,2%.c) Tugas

Tugas ini sebagai upaya untukmengembangkan pemahaman yang telahdimiliki mahasiswa dengan menerapkannyapada situasi yang berbeda. Mahasiswameyelesaikan tugas yang dibuat oleh dosen.Dari kegitan ini, mahasiswa diharapkandapat menyimpulkan kembali apa yangtelah mereka pelajari.

Berdasarkan data tersebut, rata-ratanilai mahasiswa yang menjawab benarsebesar 89,16 dan rata-rata nilai jawabanyang salah 10,84.d) Pretest dan Posttest

Pada siklus III materi yang disajikanjumlahnya lebih banyak dibandingkansiklus II. Hasil evaluasi diberitahukan kemahasiswa, sebagai umpan balik kemahasiswa. Analisis hasil pretest danposttest terdapat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Rekaman Pretest dan Posttest Siklus III

Pretest PosttestKenaikanPretest ke

PostestRata-rata 5,23 6,66 1,27Nilai lebih dari 6 40,1 % 63 % 22,9 %

Setelah dianalisis didapatkan dataseperti pada tabel di atas. Skor pretest yang

dicapai mahasiswa berkisar dari 2 sampai 8,dan untuk skor posttest berkisar antara 3dan 10, dengan kenaikan nilai rata-ratapretest ke nilai rata-rata posttest sebesar1,27. Sedangkan jumlah mahasiswa yangmendapatkan nilai 6 atau lebih, darikegiatan pretest ke posttest mengalamikenaikan 22,9%.e) Lembar angket

Selain mengerjakan posttest,mahasiswa juga mengisi angket prosesbelajar mengajar yang telah mahasiswaikuti. Berdasarkan hasil distribusi jawabanangket yang diperoleh menunjukkan bahwamahasiswa yang senang sekali 9 (23,68%)mahasiswa, mahasiswa yang senang 27(71,06%) mahasiswa, mahasiswa yangkurang senang 2 (5,26%) mahasiswa, dantidak ada (0%) mahasiswa yang tidaksenang.

Selama proses belajar mengajar jugateramati beberapa kejadian yang tercatatdalam jurnal harian. Berdasarkanwawancara dan diskusi dengan observer,mengatakan bahwa proses belajar mengajarpada siklus III sudah lebih baik, karenamahasiswa sudah terbiasa dengan prosesbelajar mengajar dengan learning cycle(daur belajar). Hal ini terlihat denganaktivitas mahasiswa setiap tahapnyamengikuti dengan bebas, tidak merasabeban, hal ini nampak pada aktivitaspraktikum, membuat soal besertapenyelesaiannya dan berdiskusi. Dariwawancara dengan mahasiswa, siswamerasa lebih senang belajar mengajardengan praktikum dari pada mendengarkanceramah dosen.

Permasalahan inti dalam prosespembelajaran adalah aktivitas belajarmahasiswa di kelas kurang aktif, akibatjarangnya penggunaan metode eksperimen.Adapun tujuan dari penelitian ini adalahmengembangkan format pembelajaranmenggunakan pendekatan konstruktivistikmelalui metode learning cycle untukmengaktifkan mahasiswa danmeningkatkan penguasaan konsep. Sesuaidengan tujuan tersebut, maka penelitian inimerupakan penelitian tindakan yang terdiridari tiga siklus tindakan. Adapun untuksetiap siklusnya, yaitu dengan memvariasi

Page 16: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35– 53

48 | Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ...

tahap-tahap dalam metode learning cycle.Pemberian variasi ini didasarkan pada hasilrefleksi tindakan sebelumnya dan untukmemperbaiki proses belajar mengajsar.

Materi yang digunakan pada penelitianini adalah pokok bahasan pengamatanbenda langit, untuk siklus II dengan subpokok bahasan penentuan bintang mati danhidup , dan untuk siklus III dengan subpokok bahasan magnitude visual.

Instrumen yang digunakan dalampenelitian ini adalah Satuan AcaraPerkuliahan (SAP), lembar evaluasi, lembarsoal dan penyelesaiannya, Lembar KerjaMahasiswa (LKM), lembar observasi,angket, dan data pendukung lainnya sepertijurnal harian. Data yang dihasilkan dariinstrumen tersebut dianalisis. Dari analisisdata yang ada dapat dilihat dua keberhasilanproses belajar mengajar, yaitu keberhasilanproses dan keberhasilan produk.1. Keberhasilan Proses

Keberhasilan roses dapat dilihat darirespon mahasiswa terhadap pelaksanaanproses belajar mengajar. Rekaman aktivitassiswa selama praktikum dan diskusi darisiklus I, II, dan III, dapat dilihat pada Tabel4.Tabel 4. Rekaman Aktivitas Siswa Siklus

I, II, dan III

Rekaman SiklusI

SiklusII

SiklusIII

AktivitasPraktikum 59,92% 67,90% 70,80%

Bertanya 5 9 14Berpendapat 9 13 15

Dari tabel di atas bahwa dalam prosesbelajar mengajar ada peningkatanaktivitasm mahasiswa dari siklus I sampaiIII.a. Pada tindakan siklus I, diawali dengantahap melibatkan (engange) dosen berusahamenumbuhkan minat dan rasa ingin tahumahasiswa dengan memberikan pretest kemahasiswa dan menyampaikan StandarKompetensi, Kompetensi Dasar, danindikator untuk materi pelajaran yang akandipelajari serta memberikan pengantar(apersepsi) yaitu dengan memberikancontoh dan pertanyaan secara lisan.

Adapun tahap mengungkapkan(explore), mahasiswa diberi kesempatanuntuk memecahkan persoalan, yaitu melaluikegiatan praktikum. Sebelum melakukanpraktikum, mahasiswa diberi kesempatanuntuk mendesain percobaannya sendiri.Dengan data hasil percobaan mahasiswamenganalisis data tersebut dan berdiskusikelompok, mahasiswa mengaitkan denganmasalah yang dihadapinya. Praktikum yangterlaksana pada tindakan I ini masih banyakmengalami kesulitan. Mahasiswa kurangberpengalaman dalam melakukanpraktikum, sehingga masih banyakmemerlukan bantuan dosen. Secarakeseluruhan mahasiswa masih tergantungdari dosen, belum bisa menentukan sendiri,karena kerjasama antarmahasiswa masihkurang, sehingga hanya beberapamahasiswa saja yang melaksanakan,sedangkan mahasiswa lainnya hanyamenonton. Rekaman analisi lembarpengamatan aktivitas mahasiswa yaituaktivitas mahasiswa selama praktikumberkisar dari 37,03% sampai 92,59% danrata-rata aktivitas mahasiswa selamapraktikum sebesar 59,92%

Pada tahap menjelaskan (explain),mahasiswa melakukan diskusi klasikal.Kegiatan diskusi klasikal pada siklus I inihanya diikuti oleh beberapa mahasiswasaja, bahkan untuk mengeluarkanpendapatnya, dosen menunjuk mahasiswa.Kebanyakan dari siswa masih bersifat pasifmendengarkan, sehingga dosen harus aktifmemancing dan mengarahkan mahasiswauntuk aktif berdiskusi. Setelah diskusi,mahasiswa mendapatkan kebenaranjawaban atas permasalahan yang dihadapipada tahap sebelumnya. Ketika diskusiklasikal siswa yang bertanya sebanyak 5mahasiswa dan yangberpendapat/menjawab pertanyaansebanyak 9 mahasiswa.

Untuk tahap mengembangkan(extend), mahasiswa secara berkelompokmembuat soal dan yang menyelesaikannyamahasiswa, dimaksudkan agar mahasiswaberpikir kritis berdasarkan konsep yangtelah diperolehnya. Pada tahapmengembangkan (extend) siklus I ini, dosenyang menentukan materi untuk soal yang

Page 17: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35 – 53

Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ... 49 |

akan dibuat. Hal ini dikarenakan mahasiswakebingungan tentang merumuskan soalyang akan dibuat. Kejadian tersebut terjadikarena selama ini mahasiswa tidak terbiasauntuk membuat soal/mengungkapkanmasalah-masalah yang ada disekitarnya.Pada kegiatan ini, sebagian mahasiswaterlihat hanya menonton saja. Selainmembuat soal dan penyelesaiannya,mahasiswa juga mengerjakan posttest padatahap mengembangkan (extend).Keterlaksanaan dari hasil pengamatanaktivitas mahasiswa dan lembar observasipada tindakan I, menunujukkan bahwaproses belajar mengajar belum bisaterlaksana dengan baik. Pelaksanaannyabelum merata, mahasiswa masih sulit untukbekerjasama, sehingga aktivitas selamaproses belajar mengajar didominasi olehbeberapa mahasiswa tertentu danmahasiswa masih bergantung pada dosen.

Pada tahap evaluasi (evaluate), datadiperoleh dari hasil pekerjaan mahasiswayaitu pretest, jawaban LKM, soal danpenyelesaian mahasiswa serta posttest danjawaban angket yang diisi oleh mahasiswauntuk evaluasi proses pembelajaran.b. Pada tindakan siklus II, kegiatan untuktahap melibatkan (engange), dosenberusaha menumbuhkan minat danmembantu mahasiswa untuk mengaksespengetahuan awal mereka, yaitu denganmemberikan pretest dan menyampaikanStandar Kompetensi, Kompetensi Dasar,indikator untuk materi pelajaran yang akandipelajari dan memberikan pengantar(apersepsi) dengan memberikan contoh dansetiap mahasiswa memunculkanpermasalahan (membuat soal) berdasarkantujuan setiap percobaan dan mahasiswajuga yang menjawabnya sesuai denganpengetahuan awal yang dimilikinya. Padatahap ini siswa mulai dapat merumuskanpermasalahan, tidak bergantung pada dosen.

Adapun tahap mengungkapkan(explore), mahasiswa melakukanpraktikum, tetapi sebelumnya mahasiswamendesain percobaan terlebih dahulu.Mahasiswa sudah mulai lancar dan terbiasadengan kegiatan praktikum. Hal ini terbuktimahasiswa tanpa menunggu perintah daridosen langsung mengerjakan langkah yang

pertama, yaitu mendesain percobaan.Selama mengikuti praktikum kerjasamaantar mahasiswa dalam kelompokmeningkat dibandingkan dengan siklus I.Hal ini terlihat dari distribusi kerjamahasiswa yang dilakukan selamapraktikum yaitu berkisar dari 46,7% sampai86,7%. Dari rekaman tersebut pula dapatdiungkapkan pula bahwa rata-rata aktivitasmahasiswa selama praktikum 69,53%. Datahasil percobaan dianalisis kemudiandidiskusikan secara kelompok untukmendapatkan jawaban yang benar daripermasalahan yang dihadapinya.

Pada tahap menjelaskan (explain),mahasiswa melakukan diskusi klasikal.Untuk mengaktifkan mahasiswa dosenmemberikan reward yaitu nilai plus bagimahasiswa yang berani mengeluarkanpendapatnya. Beberapa mahasiswamengikuti diskusi, mahasiswa bertanya danmengeluarkan pendapatnya. Ketika dosenmemberikan pertanyan-pertanyaanpancingan untuk mengarahkan mahasiswamembuat kesimpulan, mahasiswamenjawab bersahutan. Ketika diskusiklasikal mahasiswa yang bertanya sebanyak9 mahasiswa dan yang berpendapatsebanyak 13 mahasiswa.Tahap mengembangkan (extend),mahasiswa mengerjakan tugas dari dosenyaitu melengkapi pernyataan yang belumlengkap dan mahasiswa mengerjakanposttest

Tahap evaluasi (evaluate), merupakantahap untuk mengevaluasi prosespembelajaran yang telah dilakukan, dimanadatanya dari hasil pekerjaan mahasiswayaitu pretest, jawaban LKM, soal danpenyelesaian, tugas serta posttest. Selainhasil pekerjaan mahasiswa juga dari angketyang telah diisi oleh mahasiswa.

Keterlaksanaan dari hasil pengamatanaktivitas mahasiswa dan lembar observasipada tindakan II menunjukkan bahwaproses belajar mengajar sudah mulaiterlaksana dengan baik. Mahasiswa sudahmulai aktif baik dalam praktikum maupundiskusi.c. Pada tindakan III, tahap melibatkan(engange), yaitu dosen memberikan pretestdan menyampaikan Standar Kompetensi,

Page 18: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35– 53

50 | Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ...

Kompetensi dasar, indikator untuk materipelajaran yang akan dipelajari danmemberikan pengantar dan mengaitkannyadengan pembelajaran sebelumnya. Tanpamenunggu perintah dosen, mahasiswalangsung membuat soal berdasarkan tujuanpercobaan dan mahasiswa juga yangmenjawabnya. Jumlah soal yang dibuatmeningkat dibandingkan dengan siklus II.Adapun tahap mengungkapkan (explore),diawali dengan mahasiswa mendesainpercobaan. Kegiatan ini bagi mahasiswa,nampak sudah terbiasa. Hal ini terbuktitanpa menunggu perintah dari dosenlangsung mengerjakan begitu setelahmendapat LKM. Dengan data hasilpercobaan dan ringkasan materi (hand out),mahasiswa berdiskusi untuk menemukanjawaban yang benar atau memecahkanmasalah yang dihadapi dari tahapsebelumnya. Selama kegiatan praktikum,kerjasama antar mahasiswa dalamkelompoknya meningkat dan mahasiswasudah terbiasa dengan kegiatan praktikum.Dari rekaman tersebut distribusi kerjamahasiswa yang dilakukan selamapraktikum yaitu berkisar dari 56,30%sampai 87,50%. dan dapat diungkapkanpula bahwa rata-rata aktivitas mahasiswaselama praktikum 67,90%.

Pada tahap menjelaskan (explain),mahasiswa melakukan diskusi klasikaldengan ringkasan materi (hand out) sebagaipendamping diskusi (acuan). Selamadiskusi mahasiswa mengikuti jalannyadiskusi. Hal ini terbukti denganmeningkatnya mahasiswa yangberpendapat. Mahasiswa banyak yangmengacungkan jari mereka, sebagai tandabahwa mahasiswa tersebut menginginkanuntuk diberi kesempatan mengeluarkanpendapatnya maupun bertanya. Darirekaman diskusi ini terungkap bahwaselama diskusi klasikal ini, ada 14 orangmahasiswa yang bertanya dan 15 orangmahasiswa mengemukakan pendapatnya.

Sedangkan untuk tahapmengembangkan (extend), mahasiswasecara kelompok berdiskusi untukmenyelesaikan tugas dari dosen. Setelahselesai mengerjakan tugas mahasiswamelakukan diskusi klasikal kembali untuk

membahas lebih dalam dan menyimpulkankembali apa yang telah dimilikinya.Kerjasama kelompok semakin meningkatdalam tahap ini, tidak ada mahasiswa yangngobrol sendiri. Kegiatan akhir untuk tahapmengembangkan, yaitu mahasiswamengerjakan posttest.

Tahap evaluasi (evaluate), merupakantahap untuk mengevaluasi prosespembelajaran yang telah dilakukan.Keterlaksanaan dari hasil pengamatanaktivitas mahasiswa dan lembar observasipada siklus III menunjukkan proses belajarmengajar sudah terlaksana dengan baik.Mahasiswa sudah terbiasa dengan kegiatanbelajar mengajar dengan metode learningcycle. Hal ini terbukti dengan keaktifanmahasiswa mulai dari tahap engange(melibatkan) sampai tahap evaluate(evaluasi). Hal itu dapat terlihat darirekaman aktivitas mahasiswa danpeningkatan jumlah soal yang dibuatnya,sedangkan hasil posttest mengalamipenurunan, ini terkait dengan semakinkompleksnya materi yang dipelajari.

Dari siklus I, II, dan III dapat dilihatbahwa pada siklus III aktivitas mahasiswadan respon mahasiswa lebih aktif. Hal initerlihat dari rekaman aktivitas mahasiswayang meningkat dan merata hampir padasemua siswa.

Langkah proses belajar mengajar padasiklus III, ini antara lain:a. Tahap melibatkan (engange)

1) Dosen memberikan pretest kemahasiswa.

2) Dosen menyampaikan StandarKompetensi, Kompetensi Dasar, danindikator untuk materi pelajaran yangakan dipelajari.

3) Dosen memberikan pengantar yaitudengan memberikan contoh danmengaitkannya dengan pembelajaransebelumnya.

4) Mahasiswa merumuskanmasalah/membuat soal berdasarkantujuan percobaan danmenyelesaikannya sesuai denganpengetahuan awal yang dimilikinya.

b. Tahap mengungkapkan (explore)1) Mahasiswa melakukan praktikum

dimana desain praktikum dibuat oleh

Page 19: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35 – 53

Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ... 51 |

mahasiswa sendiri pada LKM yangtelah disediakan.

2) Dengan data hasil percobaan danmembaca ringkasan materi (handout), mahasiswa berdiskusi secarakelompok untuk mendapatkankebenaran jawaban atas masalahyang dihadapi pada tahapsebelumnya.

c. Tahap menjelaskan (explain)Diskusi klasikal dengan didampingi

(acuan) ringkasan materi (hand out), untukmenyamakan pemahaman antarmahasiswadan untuk merumuskan kesimpulan.d. Tahap mengembangkan (extend)

1) Mahasiswa mengerjakan tugas daridosen secara berkelompok, sebagaiusaha untuk mengembangkanpemahaman yang telah dimilikimahasiswa.

2) Diskusi klasikal untuk membahaslebih mendalam materi yang telahdipelajari dan siswa menyimpulkankembali apa yang telah mahasiswamiliki.

3) Siswa mengerjakan posttest.e. Tahap evaluasi (evaluate)

Evaluasi keseluruhan prosespembelajaran mengacu pada hasilpekerjaan mahasiswa yitu pretest, jawabanLKM, soal dan penyelesaian, tugas sertaposttest. Selain hasil pekerjaan mahasiswajuga dari angket yang telah diisi olehmahasiswa.2. Keberhasilan Produk

Keberhasilan produk diperoleh darihasil evaluasi mahasiswa. Evaluasi produkdapat dilihat dari LKM, lembar soal danpenyelesaiannya, tugas, pretest, danposttest. Hasil pekerjaan mahasiswa dariLKM, lembar soal dan penyelesaiannya,tugas, pretest, dan posttest digunakan olehdosen untuk menilai pembelajaran secarakeseluruhan. Evaluasi ini menjadi umpanbalik bagi dosen dalam memperbaiki prosesbelajar mengajar.Berdasarkan hasil penelitian, persentasehasil rekaman LKM terdapat pada Tabel 5berikut ini.

Tabel 5. Rata-rata Persentase Jawaban LKMRATA-RATA PERSENTASE JAWABAN

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

Benar Salah Benar Salah Benar Salah76,29% 23,71% 88,47% 11,53% 75,4% 24,6%

Pada siklus I ada 3 macam kegiatanpraktikum dengan materi yang sedikit,menghasilkan persentase keberhasilan 76,9%.Siklus II menyajikan 4 kegiatan praktikum dankeberhasilan LKM 88,47%. Pada siklus IIIkeberhasilan LKMnya turun menjadi 75,4%.Penurunan hasil LKM disebabkan oleh sulitnyapengkondisian praktikum yang sesuai denganteori. Pada siklus III ini mahasiswa sudahmenginterpretasikan grafik hasil praktikum.Data lembar soal dan penyelesaiannya pada tiapsiklus terdapat pada Tabel 6 di bawah ini.Tabel 6. Rata-rata Persentase soal dan Penyelesaiannya

JENIS SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS IIIPertanyaan/soal Sesuai Tidak

sesuai Sesuai Tidaksesuai Sesuai Tidak

sesuai

Jawaban 84,6% 15,4% 58,66% 41,34% 71,4% 28,6%82,9% 17,1% 58,34% 41,66% 62,8% 37,2%

Berdasarkan data diatas dapat dilihatbahwa lembar soal dan penyelesaiannyauntuk siklus I paling tinggi, hal ini karenamateri soal ditentukan oleh dosen danmahasiswa sudah mempelajarinya. Untuksiklus II persentase rata-rata dari soal danpenyelesaian sebelum praktikum dansesudah praktikum, yang diperoleh ternyatalebih rendah daripada siklus I, hal inikarena mahasiswa sudah mulai mentukansoalnya sendiri, tidak bergantung padadosen dan mahasiswa sudah mulai pekaterhadap masalah-masalah di sekitarnya.Pada siklus III, prosentase soal lebih tinggidibandingkan siklus II, ini menunjukkanbahwa mahasiswa semakin peka denganmasalah-masalah yang ada dilingkungannya. Mahaiswa semakin kritisdalam membuat pertanyaan, jumlah soalyang dibuat semakin meningkat.Sedangkan data tugas pada tahapmengembangkan (extend), untuk siklus Idan II setelah dirata-rata, terdapat padaTabel 7 dibawah ini :

Tabel 7. Rata-rata Nilai tugasSIKLUS RATA-RATA NILAI

II 91,82III 89,16

Untuk pencapaian nilai dalampenguasaan konsep fisika terlihat dari nilaiyang diperoleh mahasiswa dalam tiap

Page 20: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35– 53

52 | Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ...

siklusnya. Rangkuman pencapaian nilaisiswa tersaji dalam Tabel 8 .

Tabel 8. Rangkuman Pencapaian Nilai Mahasiswa padaSiklus I, II, dan III

SIKLUS

Rata-rata Nilai lebih dari 6 (%)

Pretest

Posttest Kenaikan Pre

testPosttest Kenaikan

I 6,79 8,50 1,71 68,40 97,40 29II 6,32 9,37 3,05 56,4 100 43,6III 5,23 6,66 1,27 40,1 63 22,9

Tabel di atas menunjukkan bahwasetiap siklus terjadi kenaikan nilai rata-ratadari pretest ke posttest. Pada siklus Idengan kenaikan nilai rata-rata 1,71 dankenaikan jumlah mahasiswa yangmendapatkan nilai lebih dari 6 sebanyak29%, hal ini berarti pada pembelajaransiklus I cocok untuk mahasiswa yangmempunyai kemampuan sedang. Padasiklus II dengan nilai rata-rata 3,05 dankenaikan jumlah mahasiswa yangmendapatkan mendapatkan nilai lebih dari6 sebanyak 43,6%, hal ini berarti padapembelajaran siklus II cocok untuk siswayang mempunyai kemampuan di bawahrata-rata. Untuk siklus III dengan nilai rata-rata 1,27 dan kenaikan jumlah mahasiswayang mendapatkan mendapatkan nilai lebihdari 6 sebanyak 22,9%, hal ini berarti padapembelajaran siklus III cocok untukmahasiswa yang mempunyai kemampuan diatas rata-rata.KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan penelitian, hasilpenelitian, dan pembahasan, makapenelitian ini dapat disimpulkan sebagaiberikut:1. Langkah-langkah penerapan pendekatan

konstruktivistik melalui metode learningcycle, menunjukkan bahwapembelajaran pada siklus ketiga palingefektif untuk mengaktifkan mahasiswadalam proses belajar mengajarastrofisika. Langkah-langkah adalahsebagai berikut :a. Tahap melibatkan (engange)

1) Dosen memberikan pretest kemahasiswa.

2) Dosen menyampaikan StandarKompetensi, Kompetensi Dasar,dan indikator untuk materipelajaran yang akan dipelajari.

3) Dosen memberikan pengantar(apersepsi) yaitu denganmemberikan contoh danmengaitkannya denganpembelajaran sebelumnya.

4) Mahasiswa merumuskanmasalah/membuat soalberdasarkan tujuan percobaan danmenyelesaikannya sesuai dengankonsep fisika yang dimilikinya.

b. Tahap mengungkapkan (explore)1) Mahasiswa melakukan praktikum,

dengan desain praktikumnyadibuat oleh mahasiswa sendiripada LKM yang telah disediakan.

2) Dengan data hasil percobaan danmembaca ringkasan materi (handout), mahasiswa berdiskusi secarakelompok untuk mendapatkankonsep yang benar atas masalahyang dihadapi pada tahapsebelumnya.

c. Tahap menjelaskan (explain)Diskusi klasikal dengan

didampingi (acuan) ringkasan materi(hand out), untuk menyamakanpemahaman antar mahasiswa danuntuk merumuskan kesimpulan.

d. Tahap mengembangkan (extend)1) Mahasiswa mengerjakan tugas

dari dosen secara berkelompok,sebagai usaha untukmengembangkan pemahamanyang telah dimiliki mahasiswa.

2) Diskusi klasikal untuk membahaslebih mendalam materi yang telahdipelajari dan mahasiswamenyimpulkan kembali apa yangtelah mahasiswa miliki.

3) Mahasiswa mengerjakan posttest.e. Tahap evaluasi (evaluate)

Evaluasi keseluruhan prosespembelajaran mengacu pada hasilpekerjaan mahasiswa yaitu pretest,jawaban LKM, soal danpenyelesaian, tugas serta posttest.Selain hasil pekerjaan mahasiswajuga dari angket yang telah diisi olehmahasiswa.

2. Pendekatan konstruktivistik melaluimetode learning cycle dapatmeningkatkan penguasaan konsep fisika

Page 21: PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING … · 2019. 10. 27. · PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA

JPFK, Volume 1, Nomor 1, Maret 2015 : 35 – 53

Mislan, Pujianto, Pendekatan Konstruktivisme Melalui ... 53 |

pada mahasiswa. Pada siklus Imenunjukkan peningkatan nilai rata-ratadari pretest 6,79 ke posttest 8,50 sebesar1,71. Pada siklus II menunjukkanpeningkatan nilai rata-rata dari pretest6,32 ke posttest 9,37 sebesar 3,05. Padasiklus III menunjukkan peningkatannilai rata-rata dari pretest 5,23 keposttest 6,66 sebesar 1,27.

DAFTAR RUJUKANDryden. Gordon dan Jeanette Vos. (2000).

Revolusi Cara Belajar (The LearningRevolution): Belajar akan Efektif

kalau Anda dalam Keadaan “Fun”Bagian I: Keajaiban Pikiran.Bandung: Kaifa.

Munjid Nur Alamsyah. (2003).Permasalahan yang Dihadapi Gurudalam Upaya Meningkatkan KualitasPembelajaran IPA di SMU.Yogyakarta: UNY.

Suwarsih Madya, dkk. (1994). PanduanLembaga Penelitian Tindakan.Yogyakarta: Lembaga PenelitianIKIP Yogyakarta.