pendekatan green productivity untuk pengurangan scrap kayu

5
PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY UNTUK PENGURANGAN SCRAP KAYU Irwan Budiman, Dini wahyuni, Mangara M. Tambunan Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA Telepon/Fax.: +62-61- 8212050 E-mail: [email protected] , [email protected] , [email protected] Abstrak Penelitian dilakukan di perusahaan yang bergerak di bidang produksi mebel. Perusahaan ini berada di daerah Tanjung Morawa, Sumatera Utara. Dari pengamatan yang dilakukan, terlihat bahwa banyaknya tumpukan scrap potongan kayu dari sisa produksi yang menumpuk. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengurangi scrap kayu yang ditimbulkan dengan pendekatan green productivity sehingga dapat diperoleh usulan pengurangan scrap kayu yang lebih ekonomis dan produktif. Pendekatan green productivity yang digunakan pada pengurangan scrap kayu pada bagian produksi dengan tahapan-tahapan identifikasi permasalahan, penentuan target yang ingin dicapai, dan usulan alternatif-alternatif. Pada tahapan selanjutnya, alternatif-alternatif yang diusulkan dihitung perbandingannya dari aspek ekonomis (dengan menghitung Green Productivity Index dan finansial), lingkungan (dengan menghitung emisi karbon), dan sosial (dengan meninjau aspek manfaat terhadap masyarakat). Hasil identifikasi yang dilakukan menunjukkan bahwa salah satu masalah yang terjadi di perusahaan adalah scrap kayu yang menumpuk. Berdasarkan pertimbangan aspek ekonomis, lingkungan, dan sosial, ada 3 alternatif yang diusulkan, yaitu: (1) Tidak melakukan tindakan pengubahan apapun; (2) Scrap kayu dihaluskan dan dipress menjadi kayu press sebagai “isi” dari pintu, scrap kayu yang biasanya dipakai sebagai bahan bakar dalam boiler diganti dengan ampas kelapa sawit; dan (3) Pembelian kayu-kayu dengan ukuran yang sesuai dan menghasilkan scrap seminimal mungkin. Dengan perhitungan yang dilakukan, diperoleh alternatif 2 sebagai alternatif terbaik dengan hasil Green Productivity Index (GPI) Human sebesar 1, GPI Material 1.13, GPI Modal masing-masing 1.06, GPI Energy sebesar 1.16, dan GPI Waste sebesar 0. Pendapatan masyarakat untuk alternatif 2 tersebut sebesar Rp 50,400,000.-. Dengan usulan alternatif 2 tersebut, diperoleh bahwa aspek ekonomis, aspek lingkungan, dan aspek manfaat sosial akan diperoleh hasil sebaik mungkin sehingga scrap dapat digunakan secara ekonomis dan produktif. Kata Kunci: Green productivity, analisis finansial, emisi karbon, manfaat untuk masyarakat 1. Pendahuluan Penelitian ini dilakukan di perusahaan mebel kayu yang menghasilkan berbagai produk seperti pintu, laci meja, dan kursi. Fokus penelitian dilakukan untuk produk pintu yang merupakan produk utama. Dalam melaksanakan produksinya, perusahaan menggunakan kayu sebagai material utama dalam membuat produknya. Bahan kayu diperoleh dari perkebunan-perkebunan yang ada di wilayah Sumatera maupun dari luar Sumatera. Dari pengamatan di lapangan, terjadi penumpukan scrap kayu sebesar 3,5 ton per bulan. Dari jumlah tersebut, 45% scrap kayu tersebut dipakai untuk pemanas di boiler sehingga jumlah scrap yang menumpuk masih sekitar 55% setiap bulannya. Bahan kayu merupakan salah satu bahan yang sulit diperoleh. Karena itu, hasil penelitian diharapkan dapat memperoleh cara efektif penurunan scrap dengan menggunakan pendekatan green productivity, dan merancang implementasi yang dibutuhkan untuk dapat mengaplikasikan green productivity terkait penerapan usulan yang diberikan.

Upload: engineering

Post on 12-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penelitian dilakukan di perusahaan yang bergerak di bidang produksi mebel. Perusahaan ini berada di daerah Tanjung Morawa, Sumatera Utara. Dari pengamatan yang dilakukan, terlihat bahwa banyaknya tumpukan scrap potongan kayu dari sisa produksi yang menumpuk. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengurangi scrap kayu yang ditimbulkan dengan pendekatan green productivity sehingga dapat diperoleh usulan pengurangan scrap kayu yang lebih ekonomis dan produktif.Pendekatan green productivity yang digunakan pada pengurangan scrap kayu pada bagian produksi dengan tahapan-tahapan identifikasi permasalahan, penentuan target yang ingin dicapai, dan usulan alternatif-alternatif. Pada tahapan selanjutnya, alternatif-alternatif yang diusulkan dihitung perbandingannya dari aspek ekonomis (dengan menghitung Green Productivity Index dan finansial), lingkungan (dengan menghitung emisi karbon), dan sosial (dengan meninjau aspek manfaat terhadap masyarakat). Hasil identifikasi yang dilakukan menunjukkan bahwa salah satu masalah yang terjadi di perusahaan adalah scrap kayu yang menumpuk. Berdasarkan pertimbangan aspek ekonomis, lingkungan, dan sosial, ada 3 alternatif yang diusulkan, yaitu: (1) Tidak melakukan tindakan pengubahan apapun; (2) Scrap kayu dihaluskan dan dipress menjadi kayu press sebagai “isi” dari pintu, scrap kayu yang biasanya dipakai sebagai bahan bakar dalam boiler diganti dengan ampas kelapa sawit; dan (3) Pembelian kayu-kayu dengan ukuran yang sesuai dan menghasilkan scrap seminimal mungkin. Dengan perhitungan yang dilakukan, diperoleh alternatif 2 sebagai alternatif terbaik dengan hasil Green Productivity Index (GPI) Human sebesar 1, GPI Material 1.13, GPI Modal masing-masing 1.06, GPI Energy sebesar 1.16, dan GPI Waste sebesar 0. Pendapatan masyarakat untuk alternatif 2 tersebut sebesar Rp 50,400,000.-. Dengan usulan alternatif 2 tersebut, diperoleh bahwa aspek ekonomis, aspek lingkungan, dan aspek manfaat sosial akan diperoleh hasil sebaik mungkin sehingga scrap dapat digunakan secara ekonomis dan produktif

TRANSCRIPT

Page 1: PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY UNTUK PENGURANGAN SCRAP KAYU

PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY UNTUK

PENGURANGAN SCRAP KAYU

Irwan Budiman, Dini wahyuni, Mangara M. Tambunan

Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara (USU)

Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA

Telepon/Fax.: +62-61- 8212050

E-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Penelitian dilakukan di perusahaan yang bergerak di bidang produksi mebel. Perusahaan ini berada di

daerah Tanjung Morawa, Sumatera Utara. Dari pengamatan yang dilakukan, terlihat bahwa banyaknya

tumpukan scrap potongan kayu dari sisa produksi yang menumpuk. Tujuan dilakukannya penelitian ini

untuk mengurangi scrap kayu yang ditimbulkan dengan pendekatan green productivity sehingga dapat

diperoleh usulan pengurangan scrap kayu yang lebih ekonomis dan produktif.

Pendekatan green productivity yang digunakan pada pengurangan scrap kayu pada bagian produksi

dengan tahapan-tahapan identifikasi permasalahan, penentuan target yang ingin dicapai, dan usulan

alternatif-alternatif. Pada tahapan selanjutnya, alternatif-alternatif yang diusulkan dihitung

perbandingannya dari aspek ekonomis (dengan menghitung Green Productivity Index dan finansial),

lingkungan (dengan menghitung emisi karbon), dan sosial (dengan meninjau aspek manfaat terhadap

masyarakat).

Hasil identifikasi yang dilakukan menunjukkan bahwa salah satu masalah yang terjadi di perusahaan

adalah scrap kayu yang menumpuk. Berdasarkan pertimbangan aspek ekonomis, lingkungan, dan sosial,

ada 3 alternatif yang diusulkan, yaitu: (1) Tidak melakukan tindakan pengubahan apapun; (2) Scrap kayu

dihaluskan dan dipress menjadi kayu press sebagai “isi” dari pintu, scrap kayu yang biasanya dipakai

sebagai bahan bakar dalam boiler diganti dengan ampas kelapa sawit; dan (3) Pembelian kayu-kayu

dengan ukuran yang sesuai dan menghasilkan scrap seminimal mungkin. Dengan perhitungan yang

dilakukan, diperoleh alternatif 2 sebagai alternatif terbaik dengan hasil Green Productivity Index (GPI)

Human sebesar 1, GPI Material 1.13, GPI Modal masing-masing 1.06, GPI Energy sebesar 1.16, dan

GPI Waste sebesar 0. Pendapatan masyarakat untuk alternatif 2 tersebut sebesar Rp 50,400,000.-.

Dengan usulan alternatif 2 tersebut, diperoleh bahwa aspek ekonomis, aspek lingkungan, dan aspek

manfaat sosial akan diperoleh hasil sebaik mungkin sehingga scrap dapat digunakan secara ekonomis dan

produktif.

Kata Kunci: Green productivity, analisis finansial, emisi karbon, manfaat untuk

masyarakat

1. Pendahuluan

Penelitian ini dilakukan di perusahaan

mebel kayu yang menghasilkan berbagai produk

seperti pintu, laci meja, dan kursi. Fokus

penelitian dilakukan untuk produk pintu yang

merupakan produk utama. Dalam melaksanakan

produksinya, perusahaan menggunakan kayu

sebagai material utama dalam membuat

produknya. Bahan kayu diperoleh dari

perkebunan-perkebunan yang ada di wilayah

Sumatera maupun dari luar Sumatera. Dari

pengamatan di lapangan, terjadi penumpukan

scrap kayu sebesar 3,5 ton per bulan. Dari

jumlah tersebut, 45% scrap kayu tersebut

dipakai untuk pemanas di boiler sehingga

jumlah scrap yang menumpuk masih sekitar

55% setiap bulannya. Bahan kayu merupakan

salah satu bahan yang sulit diperoleh.

Karena itu, hasil penelitian diharapkan dapat

memperoleh cara efektif penurunan scrap

dengan menggunakan pendekatan green

productivity, dan merancang implementasi yang

dibutuhkan untuk dapat mengaplikasikan green

productivity terkait penerapan usulan yang

diberikan.

Page 2: PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY UNTUK PENGURANGAN SCRAP KAYU

2. Landasan Teori

1. Green Productivity Green Productivity memberikan kebutuhan

dasar bisnis untuk dapat menggabungkan fokus

lingkungan juga kinerja secara ekonomi dalam

proses perbaikan. Green Productivity

mengembangkan proses pengubahan untuk

membantu pelaku bisnis memahami kebutuhan

pelanggan akan produk yang lebih ramah

lingkungan.

Green Engineering atau Green

productivity mempunyai empat tujuan umum

dalam rangka meningkatkan kualitas

lingkungan dan nilai ekonomis ketika

diimplementasikan pada lantai produksi, yaitu:

1. Waste Reduction

2. Material Management

3. Pollution Prevention

4. Product Enhancement

2. Ecomapping Ecomapping adalah suatu alat visual,

sederhana, dan praktis untuk analisis,

pengaturan, dan informasi terhadap kinerja

lingkungan dari perusahaan.

3. Material Balance Material balance adalah tool persediaan

paling dasar, yang memberikan penilaian

kuantitatif pada input dan output material.

Pengembangan material balance untuk program

manajemen lingkungan berdasar pada proses

yaitu Process Flow Diagram.

Input dalam suatu proses atau unit operasi

dapat termasuk bahan baku, kimia, air, udara,

dan energi. Output termasuk produk primer, by-

product, reject, waste cair, waste gas. Limbah

perlu disimpan dalam pembuangan atau untuk

penggunaan kembali. Material dan energy

balance sejalan, karena itu material balance

yang dipakai untuk mengkaji energi disebut

energy balance.

4. IRR (Internal Rate of Return) IRR adalah tingkat diskonto dimana present

value untuk cash inflow sebanding dengan

present value untuk cash outflow; atau suatu

tingkat dimana present value penerima proyek

sama dengan present value investasi sehingga

net present valuenya bernilai nol. IRR

merepresentasikan keuntungan pasti dari proyek.

�� = �� +��(� − ��)

�� + ��

Dimana �� adalah IRR, PV adalah NPV (positif)

pada discount rate yang rendah dari ��, dan NV adalah NPV (negatif) pada discount rate yang

tinggi dari �.

3. Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Identifikasi masalah Berdasarkan identifikasi visual yang

dilakukan, diperoleh informasi masalah di

pabrik. Lalu, dilakukan eco-mapping dan terlihat

adanya penumpukan waste kayu yang cukup

banyak dan Diagram Ishikawa untuk mencari

penyebab timbulnya scrap. Kemudian dengan

menggunakan flow process chart dan material

balance, dapat diketahui bagian mana saja scrap

dihasilkan.

2. Penentuan Target yang Ingin Dicapai Setelah mempertimbangkan faktor waste

reduction, material management, pollution

prevention, dan product enhancement, target

lalu difokuskan pada pemrosesan dan

penggunaan ulang scrap, serta perancangan

metode kerja untuk mengurangi timbulnya

scrap.

3. Usulan Alternatif Penyelesaian Masalah Usulan untuk dapat menyelesaikan masalah

pada perusahaan ini dapat dilihat pada Tabel 1.

4. Hasil Perhitungan Green Productivity Faktor perhitungan produktivitas dapat

dilihat pada Tabel 2 dan Green Productivity

index (GPI) dapat dilihat pada Tabel 3. Dalam

Tabel 4 juga dipertimbangkan pajak karbon

yang harus dibayarkan perusahaan untuk

mengurangi dampak emisi.

5. Perhitungan IRR Dilihat dari segi Indeks Produktivitasnya,

maka alternatif usulan 2 merupakan alternatif

yang dipilih untuk dijalankan. Untuk dapat

menerapkan alternatif 2, diperlukan analisis

finansial untuk melihat return rate modal yang

dikucurkan dengan metode IRR. Berdasarkan

hasil perhitungan, diperoleh IRR sebesar

40.34%. Karena IRR nilainya lebih besar dari

6% (Bunga Bank Indonesia), maka alternatif 2

layak untuk dijalankan.

Page 3: PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY UNTUK PENGURANGAN SCRAP KAYU

Tabel 1. Usulan Alternatif Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

• Tidak melakukan

pengubahan.

(kondisi sekarang)

• Pemanfaatan scrap kembali dengan cara

membentuk scrap menjadi papan kayu yang

dapat dipotong dan digunakan dalam produksi.

• Pembelian mesin wood crusher (mesin pemotong

dan penghancur kayu) untuk menghancurkan

scrap sehingga mudah diproses

• Pembelian mesin press untuk membentuk serbuk

kayu menjadi papan kayu yang akan digunakan

untuk material dalam produksi

• Mengganti kayu yang biasa dipakai untuk

pemanasan dengan menggunakan ampas kelapa

sawit.

• Pada mesin potong, ukuran-ukuran untuk setiap

panel telah ditandai agar memudahkan karyawan

dalam proses produksi

• Melakukan pembelian kayu

yang ukurannya lebih

sesuai dengan ukuran

desain produk

• Mengganti kayu yang

digunakan dalam

pemanasan dengan

menggunakan ampas kelapa

sawit

• Pada mesin potong, ukuran-

ukuran untuk setiap panel

telah ditandai agar

memudahkan karyawan

dalam proses produksi

Tabel 2. Rekapitulasi Biaya Masing-masing Alternatif Output Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Produk Jadi

Jumlah 6.362 7.138 6.521

Harga/unit 450.000 450.000 450.000

Total Output 2.862.900.000 3.212.100.000 2.934.450.000

Input

1. Input Manusia

Jumlah 32 36 33

Gaji/orang (IDR) 1.400.000 1.400.000 1.400.000

H 44.800.000 50.400.000 46.200.000

2. Input Material

Jumlah (ton) 50.9 50.9 50.9

Harga/ton 50.000.000 50.000.000 50.000.000

M 2.545.000.000 2.545.000.000 2.545.000.000

3. Input Modal

Jumlah modal 15.000.000 15.907.000 15.000.000

C 15.000.000 15.907.000 15.000.000

4. Input Energi

a. Jumlah scrap (kg) 2.794 2.947 2.947

Harga/kg 1.100 75 75

b. kWh listrik 54.000 55.872 54.000

Harga kWh 800 800 800

E 46.273.400 44.918.625 43.421.025

5. Waste

Jumlah (kg) 3.415 5 5.090

Harga/kg 1.100 1.100 1.100

W 3.756.500 5.500 5.599.000

Tabel 3. Indeks Produktivitas Parsial GREEN

PRODUCTIVITY

INDICATORS

Base

Scenario

GP Ratio

Base

Scenario

GP Index

Alt 2

Scenario

GP Ratio

Alt 2

Scenario

GP Index

Alt 3

Scenario

GP Ratio

Alt 3

Scenario

GP Index

GP Human Ratio 63.9 1 63.73 1 63.52 0.99

GP Material Ratio 1.12 1 1.26 1.13 1.15 1.03

GP Modal Ratio 190.86 1 201.93 1.06 195.63 1.02

GP Energy Ratio 61.87 1 71.51 1.16 67.58 1.09

GP Waste Ratio 0.07 1 0 0 0.1 1.43

Page 4: PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY UNTUK PENGURANGAN SCRAP KAYU

Tabel 4. Pajak Karbon Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Emisi��� 2.53 2.66 2.66

Jumlah produk 5015 5626 5140

Harga Emisi CO2 (Rp)* 80,000.- 80,000.- 80,000.-

Biaya Emisi CO2 (Rp) 202,400.- 212,800.- 212,800.-

Biaya Emisi CO2/ produk (Rp) 31.81 29.81 32.63

4. Pembahasan

Peneliti mempertimbangkan 3 alternatif

yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan

masalah, yaitu alternatif 1 dimana tidak

dilakukan pengubahan apapun. Alternatif 2

dimana fokus penyelesaian masalah tersebut

dilakukan dengan pengolahan kembali scrap

(reuse dan recycle) menjadi bahan yang dapat

dipakai untuk proses produksi. Sedangkan

alternatif 3 lebih berfokus pada pencegahan dini

terjadinya scrap tersebut (reduce).

Pemilihan alternatif didasarkan pada

aspek Economic Value Added, Environment

Value Added, dan Social Value Added.

Seperti terlihat pada Tabel 3, untuk faktor-

faktor Human, Material, Modal, Energy,

dan Waste; terlihat bahwa Alternatif 2

merupakan alternatif yang paling baik

karena GPI lebih baik dari alternatif lainnya

(kecuali GPI waste yang semakin kecil

nilainya maka akan semakin baik). Setelah itu, untuk implementasi alternatif 2,

maka perlu disusun metode kerja sebagai

berikut:

a. Operator mengoperasikan mesin wood

crusher dan press setiap seminggu sekali.

Hal tersebut guna memberikan waktu dalam

mengumpulkan scrap kayu.

b. Mesin dijalankan hingga semua scrap yang

menumpuk telah diproses. Setelah itu,

operator mesin wood crusher dan mesin

press dapat membantu operator lain dalam

memproduksi pintu.

c. Setelah, dipres, sisipan pintu dimasukkan

dalam ruang pemanasan untuk mengurangi

kelembaban yang terkandung di dalamnya.

d. Setelah melalui pemanasan, sisipan dapat

dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan

pintu.

Setelah itu, tahapan yang diperlukan dalam

implementasi usulan alternatif tersebut yaitu:

1. Trial and small scale implementation

2. Regular meetings and trouble shooting

session

3. Follow-up and accountability

4. Allocate resources

5. Management support needed

6. Review and refinement of option

7. Capture information “before” and “after”

implemented option

Perencanaan lokasi penempatan juga

dipertimbangkan, sehingga penempatan mesin

seperti terlihat pada Gambar 1.

5. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan dan analisis,

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Identifikasi masalah yang dilakukan

menghasilkan masalah yang akan diteliti

berupa pengurangan scrap kayu.

2. Cara efektif untuk menurunkan scrap

adalah dengan alternatif 2, dimana

diusulkan adanya tambahan mesin wood

crusher dan mesin press untuk mengolah

scrap yang ada di pabrik yaitu dengan

menghancurkan scrap tersebut menjadi

serbuk kayu, setelah itu, dilakukan pressing

untuk membentuk balok dengan ukuran

tertentu. Balok tersebut yang akan dipakai

untuk membentuk bagian tengah (inti) dari

pintu kayu. Dengan demikian, penggunaan

kayu menjadi lebih efektif. Pengadaan

mesin baru tidak memerlukan tambahan

luas lahan karena dapat ditempatkan di area

penumpukan bahan.

3. Hasil yang diperoleh terhadap tinjauan

alternatif 2 diperoleh bahwa Green

Productivity Index (GPI) untuk Human

sebesar 1 yang tidak menunjukkan adanya

perubahan berarti dengan implementasi

alternatif tersebut pada tenaga kerja, GPI

Material sebesar 1.13 menunjukkan adanya

perbaikan produktivitas dalam penggunaan

bahan, GPI Modal sebesar 1.06 juga

menunjukkan adanya perbaikan

produktivitas yang dapat diperoleh dari segi

modal, GPI Energy sebesar 1.16 yang

menunjukkan penggunaan energi yang lebih

produktif dibandingkan keadaan aktual, dan

GPI Waste mendekati 0 yang menunjukkan

bahwa waste yang dihasilkan berkurang.

Dari segi penilaian pajak karbon yang

Page 5: PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY UNTUK PENGURANGAN SCRAP KAYU

dibebankan, diperoleh pajak yang harus

dibayarkan sebesar Rp 29.81 per produk

dan merupakan pajak karbon paling rendah

dibandingkan alternatif lainnya. Sedangkan

dari segi pendapatan masyarakat, alternatif

2 memberikan kontribusi paling besar pada

masyarakat dengan pendapatan Rp

50,400,000.- per bulan.

Gambar 1. Lokasi Penempatan Mesin Usulan

4. Untuk mengimplementasikan dan

sosialisasi alternatif dengan pendekatan

green productivity, diperlukan urutan

pengerjaan berikut: Trial and small scale

implementation, Regular meetings and

trouble shooting session, Follow-up and

accountability, Allocate resources,

Management support needed, Review and

refinement of option, dan Capture

information “before” and “after”

implemented option.

Daftar Pustaka [1] Alarilla, Maria dan Jilla Decena. 2009.

Green Productivity Initiatives: Intel

Malaysia’s Experience and Perspectives.

Corporate Social Responsibility in Asia.

[2] Aritonang, Robert, dan Dian Anggraini.

2011. Upaya Pengelolaan Limbah

Industri PT TEL Pulp and Paper. Jurnal

Internet.

[3] Asian Productivity Organization. 2006.

Handbook on Green Productivity.

Canada.

[4] Ginting, Rosnani. 2007. Sistem

Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[5] Graedel, Thomas E. dan Jennifer A.

Howard-Grenville. 2004. Greening the

Industrial Facility. USA: Springer.

[6] Heinz Werner Engel. 2002.

Ecomapping. International Network for

Environmental Management (INEM).

[7] Kementerian Negara Lingkungan Hidup

Republik Indonesia. 2009. Emisi Gas

Rumah Kaca dalam Angka.

[8] Khane, Abd-El Rahman. TT. Manual for

the Preparation of Industrial Feasibility

Studies. UNIDO.

[9] Ridiawan, Hari dan I Made Purna. 1991.

Dampak Pariwisata Terhadap

Masyarakat Sekitarnya. Direktorat

Jenderal Kebudayaan. Jurnal Internet.

[10] Singgih, Moses L, Mokh Suef, dan

Chandra Adi Putra. 2010. Waste

Reduction with Green Productivity

Approach for Increasing Productivity.

Jurnal Internet.

[11] Singgih, Moses L. 2011. Penerapan

Green Productivity pada Pabrik

Pengolahan dan Pendinginan Ikan.

Jurnal Internet.

[12] Sutalaksana, Iftikar Z, Ruhana

Anggawisastra, dan Jann H.

Tjakraatmadja. 1979. Teknik Tata Cara

Kerja. Bandung: ITB.