pendekata konseling eklektik
TRANSCRIPT
Pendekatan Konseling Eklektik
KELOMPOK 7
1. IIS NURUL FITRIYANI2.NANDITO OVER BEEKE3.PRADITA ANGGI AYUNINGTIYAS4.SYAHRUL AJI PP
Pendekatan dan Tokoh
• Konseling eklektik dikembangkan oleh Frederick Thorne pada tahun 1940-an
• mengembangkan kemampuan berpikir efektif dari konseli agar konseli mahir dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya.
• Thorne lebih banyak mengguanakan konseling verbal yang disesuaikan dengan keadaan konseli.
• Thorne menjelaskan bahwa konseling ini dianggap sesuai untuk diterapkan terhadap orang-orang yang tergolong normal.
• Thorne menekankan perlunya dikumpulkan data sebanyak mungkin tentang konseli.
• Menurut Thorne seseorang dikatakan telah berhasil dalam menjalani proses konseling bila dia mampu memandang dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya secara lebih realistik.
Lanjutan...
Konsep Dasar• berpegang pada pandangan teoritis dan pendekatan, yang
merupakan perpaduan dari berbagai unsur yang diambil atau dipilih dari beberapa konsepsi serta pendekatan.
• Apabila hanya mengikuti satu orientasi teoritis serta menerapkan satu pendekatan terlalu membatasi ruang gerak konselor.
• konselor dapat menggunakan variasi teori konseling, prosedur dan teknik sehingga dapat melayani masing-masing konseli sesuai dengan kebutuhannya dan sesuai dengan ciri khas masalah-masalah yang dihadapi.
Asumsi Perilaku Bermasalah
• Dalam pendekatan konseling eklektik perilaku bermasalah merupakan perilaku yang terlalu kompulsif dan emosional.
Tujuan Konseling
• Tujuan konseling menurut eklektik adalah membantu klien mengembangkan integritasnya pada level tertinggi,
Peran Konselor
• Konselor dalam mencapai tujuan ini dapat berperan secara bervariasi, misalnya sebagai konselor, psikiater, guru, konsultan, fasilitator, mentor, advisor, atau pelatih.
Deskripsi Proses Konseling
• Fase Pembukaan (menciptakan relasi hubungan antarpribadi yang baik).
• Fase Penjelasan Masalah (konseli mengutarakan masalah atau persoalan yang dihadapi)
• Fase Penggalian Masalah (konselor dan konseli bersama-sama menggali latar belakang masalah)
• Fase Penyelesaian Masalah (konselor dan konseli membahas persoalan sampai tuntas sesuai)
• Fase Penutup (konselor mengakhiri proses konseling)
Teknik Konseling Eklektik
Teknik konseling harus berpusat pada klien dengan menggunakan :– Teknik pasif (digunakan pada tahap awal) – Hukum parsimoni– Teknik aktif (digunakan bila konseli tidak mampu
memecahkan masalahnya)– Teknik pemecahan masalah yang flaksibel
Kelebihan dan Keterbatasan
Kelebihan• Menghindari
posisi dogmatik dan kaku
• Proses konseling bersifat efektif
• Konselor dianggap lebih fleksibel
Keterbatasan• konseling elektik
tidak memiliki teori atau prinsip khusus tentang kepribadian.
• Dibutuhkan konselor yang benar-benar profesional
• Konseli dapat merasa bingung
Contoh Kasus• Seorang siswa SMA bernama XY menaruh minat pada
bidang kedokteran. Namun terjadi konflik dalam diri XY, dia ingin menjadi dokter tapi dia bingung dengan kemampuannya. Kemudian XY datang ke konselor sekolah yang telah profesional. Selama proses konseling, konseli bercerita tentang konflik dalam dirinya yaitu tentang bakat dan minat dibidang kedokteran. Dari analisis, XY ternyata juga fobia terhadap darah dan ia tidak berani mengungkapkan keinginannya pada orang tuanya karena orang tua menginginkan XY melanjutkan usaha keluarga dibidang perdagangan.
• Untuk memecahkan masalah tersebut konselor menggunakan pendekatan Trait and Factor, Behavioristik dan Konseling Keluarga.
TERIMA KASIH